tugas akhir analisa pengaruh an rumput laut (euchema cottoni) dan sodium tri poli phosphat (stpp)...

Upload: tulus

Post on 07-Apr-2018

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/4/2019 TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh an Rumput Laut (Euchema Cottoni) Dan Sodium Tri Poli Phosphat (STPP) Terhadap

    1/53

    1

    Analisa Pengaruh Penambahan Rumput Laut

    (Euchema cottoni) dan Sodium Tri Poli Phosphat (STPP)

    Terhadap Sifat Fisik dan Kimia Sosis Ikan Tengiri

    (Acanthocybium solandri)

    TUGAS AKHIR

    Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan diBidang Konsentrasi Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan, Program StudiD-IV Manajemen Agroindustri, Jurusan Manajemen Agribisnis

    Oleh :

    Fitria Anggraeni

    K4120707

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

    POLITEKNIK NEGERI JEMBER

    2010

  • 8/4/2019 TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh an Rumput Laut (Euchema Cottoni) Dan Sodium Tri Poli Phosphat (STPP) Terhadap

    2/53

    2

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi maka

    pengolahan hasil perikanan juga semakin berkembang, tidak saja pada proses

    pengolahan yang ada, tetapi sudah disesuaikan dengan keinginan dan selera

    konsumen. Menganekaragamkan produk olahan hasil perikanan perlu

    dikembangkan dan dapat dijadikan alternatif cara menumbuhkan kebiasaan

    mengkonsumsi ikan bagi masyarakat Indonesia. Mengkonsumsi produk olahan

    ikan atau produk yang mengandung ikan, juga merupakan upaya untuk

    meningkatkan nilai gizi masyarakat melalui protein ikan.

    Ikan memiliki kandungan protein yang tinggi, jaringan pengikatnya

    sedikit, umumnya berdaging tebal dan putih sehingga memungkinkan untuk

    dijadikan berbagai macam olahan. Ikan yang dimanfaatkan secara komersia l pada

    umumnya ikan yang mempunyai nilai ekonomis, sedangkan sebagian besar belum

    dimanfaatkan secara optimal. Contohnya ikan belut, karena bentuknya yang

    menyerupai ular atau daging ikan cucut dan ikan hiu yang kandungan ureanya

    tinggi sehingga dalam kondisi segar tidak disukai konsumen dan belum

    dimanfaatkan menjadi berbagai produk olahan. (Adawyah R, 2006)

    Saat sekarang produk sosis sudah dikenal dan diminati oleh masyarakat

    luas dari seluruh lapisan masyarakat. Bentuk sosis seperti silinder berukuran

    seragam dengan menggunakan bungkus khusus, yaitu casing. Sosis dibuat

    menurut selera lokal, sehingga komposisi dan jenis bumbu yang digunakan

    bervariasi sesuai dengan daerah masing- masing. Jenis sosis yang umum beredar

    di pasaran adalah sosis sapi dan sosis ayam. Pada umumnya sosis dibuat dari

    daging sapi, tetapi sosis juga bisa dibuat dari daging ikan. Jenis ikan yang sering

    digunakan untuk pembuatan sosis adalah ikan tengiri. Pada dasarnya, hampir

    semua jenis ikan dapat dimanfaatkan untuk membuat sosis, seperti ikan tuna, ikan

    lemuru, ikan tongkol dan ikan remang. Sosis ikan yang bermutu tinggi dapat

  • 8/4/2019 TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh an Rumput Laut (Euchema Cottoni) Dan Sodium Tri Poli Phosphat (STPP) Terhadap

    3/53

    3

    diperoleh dari penanganan bahan baku yang baik hingga ke pemasaran, dengan

    menerapkan prinsip-prinsip kendali mutu selama proses pengolahan.

    Ikan tenggiri memiliki tingkat ekonomis yang tinggi. Ikan ini termasuk ke

    dalam famili Scombridae, sub famili Scomberomorinae, genus Scomberomorus

    dan spesies Scomberomorus commersoni. Ikan ini bermulut lebar, rahang atas dan

    bawah bergigi tajam yang kuat. Bagian yang dapat dimakan dari ikan tenggiri

    adalah 66 persen. Dari 100 gram bagian yang dapat dimakan, terdapat 18,5 gram

    protein, 2,7 gram lemak, 77,4 gram air dan 1,4 gram bahan mineral (Ramadhan,

    2010). Berdasarkan keterangan yang tersebut maka cocok sekali apabila ikan

    tenggiri diolah menjadi sosis. Selain memberikan nilai tambah (added value),

    usaha diversifikasi produk akan meningkatkan masa simpannya.

    Sosis segar dibuat dari daging segar yang tidak dikuring. Penguringan

    adalah suatu cara pengolahan daging dengan menambahkan beberapa bahan

    seperti garam natrium klorida (NaCl), natrium-nitrit, natrium-nitrat, gula, serta

    bumbu-bumbu. Sosis segar tidak dimasak sebelumnya dan biasanya tak diasapi,

    sehingga sebelum dikonsumsi, sosis segar harus dimasak dibuat dari daging yang

    telah dikuring sebelum digiling. Sosis jenis ini dimasak dan biasanya diasapi

    Komponen utama sosis terdiri dari daging, lemak, dan air. Selain itu, pada

    sosis juga ditambahkan bahan tambahan seperti garam, fosfat, pengawet (biasanya

    nitrit/nitrat), pewarna, asam askorbat, isolat protein, dan karbohidrat.(Made

    astawan,2008).

    Hal yang berpengaruh dalam pembuatan sosis ikan selain bahan baku

    adalah bahan tambahan yang pada saat ini perlu diwaspadai dikarenakan

    banyaknya penggunaan bahan tambahan pangan yang dilarang oleh sejumlah

    kalangan masyarakat, misalkan saja borax yang digunakan sebagai penyenyal dan

    formalin digunakan sebagai pengawet.

    Dalam upaya mencegah penggunaan bahan tambahan yang dilarang maka

    digunakan alternative bahan tambahan pangan misalnya STPP (Sodium Tri

    Polyphospat) yang aman tetapi penggunaan masih dibatasi, menurut Nuri

    Andarwulan (2006) ,STPP merupakan bahan kimia yang aman berfungsi sebagai

    pengemulsi sehingga dihasilkan adonan yang lebih rata.

  • 8/4/2019 TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh an Rumput Laut (Euchema Cottoni) Dan Sodium Tri Poli Phosphat (STPP) Terhadap

    4/53

    4

    Bahan tambahan yang bersifat alami dan salah satunya adalah karagenan.

    Karagenan adalah bahan alami pembentuk gel yang dapat digunakan untuk

    mengenyalkan bakso sebagai bahan alternatif yang aman pengganti borax,

    menurut Linawati Hardjito yang dikutip dalam bahan tambahan pangan (2006)

    Karagenan dihasilkan dari rumput laut Eucheuma cottonii yang telah

    dibudidayakan di seluruh periran Indonesia. (Wisnu Cahyadi,2006).

    Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yasin Probo Darusidi

    (2008) berjudul pengaruh pemakaian karagenan terhadap WHC, kekenyalan dan

    tingkat kesukaan daging sapi, didapatkan hasil bahwa penambahan karagenan

    tidak berpengaruh terhadap kekenyalan sosis namun berpengaruh terhadap WHC

    (Water Holding Capasity) dan tingkat kesukaan. Penelitian yang serupa dilakukan

    oleh Candra Novarianto Pradana (2008) dengan judul pengaruh pemakaian

    karagenan terhadap daya ikat air, kekenyalan dan tingkat kesukaan sosis dengan

    bahan dasar daging ayam, didapatkan hasil bahwa pemakaian karagenan

    berpengaruh terhadap daya ikat air dan tidak berpengaruh terhadap tingkat

    kekenyalan dan tingkat kesukaan, semakin besar presentase pemakaian karagenan

    (sampai dengan 4%) nilai daya ikat air semakin turun.

    Rumput laut berfungsi sebagai penyeimbang asupan dietary fiber. Adapun

    fungsi serat yaitu dapat melancarkan pencernaan yang merupakan faktor penting

    bagi kesehatan tubuh. Seperti yang telah kita ketahui trend gaya hidup sehat

    dengan pola makan tinggi serat semakin membudaya di masyarakat kita,

    karenanya rumput laut sebagai ratu serat juga semakin menanjak popularitasnya.

    Bukan hanya itu, khasiatnya yang beragam semakin menambah daya tarik

    tanaman dari dasar samudra ini.

    Pada penelitian sosis ikan (Acanthocybium solandri) diharapkan rumput

    laut dapat menunjang kerja dari STPP dan tidak mengesampingkan kandungan

    gizi yang sosis, sehingga analisa penambahan rumput laut dan STPP terhadap

    kualitas sosis ikan tengiri khususnya pada kualitas fisik dan kimia perlu

    dilakukan untuk mengetahui secara jelas pengaruh penambahan dietary fiber dan

    bahan pengenyal terhadap sifat fisik dan kimia sosis ikan tengiri (Acanthocybium

    solandri).

  • 8/4/2019 TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh an Rumput Laut (Euchema Cottoni) Dan Sodium Tri Poli Phosphat (STPP) Terhadap

    5/53

    5

    1.2 Rumusan masalah

    Berdasarkan hal yang telah diuraikan diatas maka dapat dirumuskan

    permasalahan sebagai berikut:

    a. Pengaruh penambahan rumput laut pada sosis ikan

    b. Pengaruh penambahan STPP pada sosis ikan

    c. Konsentrasi penambahan STPP (Sodium Tri Poliphosphat) dan

    rumput laut Eucheuma cottonii menentukan kualitas sosis ikan

    tenggiri (Acanthocybium solandri)

    1.3 Tujuan Penelitian

    Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan

    diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

    a. Mengetahui pengaruh penambahan STPP pada sosis ikan tenggiri

    b. Mengetahui pengaruh penambahan rumput laut (Eucheuma cottonii)

    pada sosis ikan tenggiri

    c. Mengetahui pengaruh kombinasi penambahan STPP dan rumput laut

    pada pembuatan sosis ikan tenggiri

    1.4 Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat dari penelitian tentang pengaruh penambahan rumput

    laut (Eucheuma cottonii) dan Sodium Tri Poli Phosphat (STPP) terhadap kualitas

    sosis ikan tengiri (Acanthocybium solandri ) yaitu:

    a. Bagi peneliti

    Untuk menambah pengetahuan dan mengaplikasikan ilmu yang telah

    diperoleh pada bangku kuliah khususnya tentang pengolahan hasil

    perikanan, pengembangan ilmu dan teknologi pangan, khususnya

    teknologi pengolahan hasil perikanan

    b. Pihak lain

    Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi dan sebagai

    literatur bagi penelitian yang selanjutnya tentang sosis ikan

  • 8/4/2019 TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh an Rumput Laut (Euchema Cottoni) Dan Sodium Tri Poli Phosphat (STPP) Terhadap

    6/53

    6

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Sosis

    Sosis merupakan produk daging giling yang bersifat kenyal dan berbetuk

    silinder, dengan pembungkus khusus (casing). Pada masa sekarang produk ini

    sangat populer dan disukai oleh semua dipasarkan dalam kemasan plastik atau

    kaleng.

    Komponen utama sosis terdiri dari daging, lemak, dan air. Selain itu, pada

    sosis juga ditambahkan bahan tambahan seperti garam, fosfat, pengawet (biasanya

    nitrit/nitrat), pewarna, asam askorbat, isolat protein, dan karbohidrat. Lemak

    sering ditambahkan pada pembuatan sosis sebagai pembentuk permukaan aktif,

    mencegah pengerutan protein, mengatur konsistensi produk, meningkatkan cita

    rasa, dan mencegah denaturasi protein.

    Penambahan garam pada pembuatan sosis bertujuan untuk meningkatkan

    cita rasa, pengembang protein daging, pelarut protein daging, meningkatkan

    kapasitas pengikatan air (water holding capacity = WHC), serta sebagai

    pengawet. Penambahan fosfat akan bersinergi dengan garam untuk meningkatkan

    WHC pada sosis. Tanpa garam dan fosfat, sosis akan sulit untuk dibuat. Asam

    askorbat sering ditambahkan dalam bentuk asam askorbat maupun natrium

    askorbat untuk membantu pemerahan daging. Selain itu, asam askorbat juga

    berfungsi sebagai antioksidan agar produk tidak mudah tengik.

    Untuk mensubtitusi daging, pada pembuatan sosis sering juga ditambahkan isolat

    protein. Selain itu, pada pembuatan sosis juga ditambahkan karbohidrat sebagai

    bahan pengisi sosis.

    Penambahan bahan-bahan yang mengandung karbohidrat seperti tepung

    tapioka, tepung terigu, tepung sagu atau tepung beras dapat membentuk tekstur

    sosis yang kompak (padat). Pembungkus sosis (casing ) khususnya pada sosis

    dapat digunakan casing buatan yang terbuat dari selulosa, serat, kalogen atau

    dapat pula digunakan nori (lembaran tipis, kering yang terbuat dari rumput laut)

  • 8/4/2019 TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh an Rumput Laut (Euchema Cottoni) Dan Sodium Tri Poli Phosphat (STPP) Terhadap

    7/53

    7

    sehingga sosis dapat langsung dikonsumsi beserta casingnya tanpa perlu

    membuka casing.

    Bahan tambahan dan bumbu untuk pembuatan sosis adalah tepung tapioka

    10% - 15%, garam halus (penyedap rasa) 2,5 3%, bawang putih 3%, minyak

    goreng 3%, lada halus 0,5%, dan gula halus 1,5% dari berat filet ( Sugiri Elon,

    1997).

    Protein merupakan faktor terpenting dalam pembentukan emulsi daging

    yang stabil, sehingga suhu selama penggilingan harus dikontrol agar tidak lebih

    dari 22 C (Winarno FG, Fardiaz D, 1980). Untuk mempertahankan suhu di

    bawah 22 C selama penggilingan dan pencampuran bahan tambahan perlu

    ditambahan es sekitar 15 30% dari berat filet. Adonan sosis merupakan emulsi

    minyak dalam air. Untuk memperkuat emulsi air dan lemak, dapat ditambahakan

    bahan pengikat seperti susu skim atau konsentrat protein kedelai.

    2.2 Sosis Ikan

    Menurut Adawyah R, 2006 pada dasarnya ikan memiliki beberapa

    kelebihan jika dibandingkan dengan daging sapi ataupun daging ayam, adapun

    kelebihan tersebut diantaranya:

    a) Kandungan protein yang cukup tinggi (20%) dalam tubuh ikan

    tersusun oleh asam-asam amino yang berpola mendekati pola asam amino

    yang mendekati pola asam amino dalam tubuh manusia

    b) Daging ikan mudah dicerna oleh tubuh karena mengandung sedikit

    tenunan pengikat

    c) Daging ikan mengandung asam-asam lemak tak jenuh dengan kadar

    kolesterol sangat rendah yang dibutuhkan oleh tubuh manusia

    d) Daging ikan mengandung sejumlah mineral seperti K, Cl, P, S, Mg,

    Ca, Fe, Ma, Zn, F, Ar dan Cu serta vitamin A dan D dalam jumlah yang

    cukup untuk memenuhi kebutuhan manusia. Disamping yang telah

    disebutkan kelebihan daging ikan yang paling utama adalah harga daging

    ikan jauh lebih murah dibanding sumber protein lain.

  • 8/4/2019 TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh an Rumput Laut (Euchema Cottoni) Dan Sodium Tri Poli Phosphat (STPP) Terhadap

    8/53

    8

    Melihat banyaknya kelebihan yang terdapat pada ikan maka dilakukan

    diversikasi produk yaitu dengan mengolah ikan menjadi sosis ikan. Sosis ikan

    merupakan sosis yang berbahan baku daging ikan. Sehingga diharapkan dengan

    adanya diversifikasi produk mampu memanfaatkan sumber daya perikanan

    menjadi optimal dan meningkatkan minat masyarakat untuk mengkonsumsi ikan.

    Isu yang berkembang akhir-akhir ini adalah penggunaan bahan pengawet

    yang membahayakan kesehatan manusia. Penggunaan sodium tripolifosfat (STPP)

    dalam pembuatan bakso sudah umum dilakukan, namun telah diketahui bahwa

    penggunaan bahan kimia dalam produk makanan sudah dibatasi. Oleh karena itu

    perlu dilakukan usaha untuk mengurangi penggunaan bahan kimia dan

    menggantinya dengan bahan alami. Salah satu bahan tambahan makanan alami

    yang fungsinya hampir sama dengan sodium tripolifosfat yaitu karagenan.

    Karagenan berfungsi sebagai stabilisator (pengatur keseimbangan), thickner

    (bahan pengental) dan pembentuk gel dalam bidang industri pengolahan makanan

    (Winarno 1996).

    Menurut Linawati dalam Cahyadi tahun 1996, karagenan yang berasal dari

    rumput laut Eucheuma cottonii merupakan bahan pengenyal alami yang

    digunakan untuk pembuatan bakso. Sehingga bahan pengenyal pada sosis ikan

    akan dipadukan dengan rumput laut.

    Komposisi gizi sosis berbeda-beda tergantung pada jenis daging yang

    digunakan dan proses pengolahannya. Ketentuan mutu sosis berdasarkan Standar

    Nasional Indonesia (SNI 013820-1995) adalah kadar air maksimal 67 persen,

    abu maksimal 3 persen, protein minimal 13 persen, lemak maksimal 25 persen,

    serta karbohidrat maksimal 8 persen.

    Berikut ini adalah proses yang penting dalam pembuatan sosis ikan

    tenggiri:

    2.2.1 Pemilihan bahan baku ikan

    Semua jenis ikan dapat dimanfaatkan dagingnya untuk membuat sosis

    ikan. Untuk membuat sosis ikan harus menggunakan bahan baku ikan segar, tidak

    cacat fisik dan berkualitas baik. Mutu protein pada ikan segar masih baik karena

    mengandung protein yang larut dalam air (water soluble protein) dan protein yang

  • 8/4/2019 TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh an Rumput Laut (Euchema Cottoni) Dan Sodium Tri Poli Phosphat (STPP) Terhadap

    9/53

    9

    larut dalam garam(salt soluble protein) yang berfungsi sebagai emulsifer dalam

    pembuatan adonan sosis ikan (Sudarisman T dan Elvina. 1996).

    Ikan yang baik adalah ikan yang segar. Ikan segar adalah ikan yang masih

    mempunyai sifat sama seperti ikan hidup, baik rupa, bau, rasa, maupun

    teksturnya. Dengan kata lain ikan segar adalah ikan yang baru saja ditangkap dan

    belum mengalami proses pengawetan maupun pengolahan lebih lanjut atau ikan

    yang belum mengalami perubahan fisika maupu kimia atau yang masih

    mempunyai sifat sama ketika ditangkap

    Kesegaran ikan dapat diketahui dengan cara mengamati penampakan

    fisiknya. Ciri-ciri ikan yang segar dan tidak segar dapat dilihat pada Tabel 2.1

    2.2.2 Pencampuran bahan

    Penyimpanan ikan jangka panjang yang lebih cocok dilakukan

    pembekuan, tetapi bila untuk jangka pendek cukup diberikan es dalam peti

    berinsulasi (cool box) atau blong (Wibowo S. dan Yunizal, 1998). Namun pada

    pengolahan sosis ikan terlebih dahulu dibekukan untuk mempertahankan suhu

    pada saat penggilingan dan pencampuran sehingga tidak terjadi denaturasi prote in.

    Pada tahap pencampuran diharapkan butiran lemak, bahan pengikat dan bahan-

    bahan tambahan lainnya yang ditambahkan sehingga akan terdistribusi secara

    merata. (kramlich, 1971)

    2.2.3 Pemasakan

    Pemasakan sosis dapat dilakukan dengan perebusan atau pengasapan.

    Pemasakan sosis bertujuan untuk menyatukan komponen adonan sosis,

    memantapkan warna, memberikan aroma dan rasa (flavor) yang khas,

    menonaktifkan enzim dan mikroorganisme sehingga dapat memperpanjang masa

    simpan.

    Pemasakan dengan perebusan dapat dilakukan dengan dua tahapan.

    Perebusan pertama menggunakan suhu 60 C selama 15 - 20 menit. Perebusan

    kedua dengan suhu 80 C - 90 C sampai matang selama 15 menit. Sedangkan

    untuk proses pengasapan, dimulai dari suhu rendah (32 38 C dengan

    kelembaban 90%) selama 10-20 menit, kemudian suhu dinaikkan menjadi 74C

    dengan kelembaban 75% - 80% sampai matang (Sugiri Elon, 1997).

  • 8/4/2019 TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh an Rumput Laut (Euchema Cottoni) Dan Sodium Tri Poli Phosphat (STPP) Terhadap

    10/53

    10

    Tabel 2.1 Ciri-ciri ikan segar dan ikan tidak segar

    Parameter Ikan segar Ikan tidak segar

    Kulit - Warna kulit terang dan jernih

    - Kulit masih kuat membungkus

    tubuh, tidak mudah sobek,

    terutama pada bagian perut

    - Warna-warna khusus yang

    masih ada terlihat jelas

    - Kulit berwarna suram,

    pucat dan berlendir banyak

    - Kulit mulai terlihat

    mengendur di beberapa

    bagian tertentu

    - Kulit mudah sobek dan

    warna-warna khusus sudah

    hilang

    Sisik Sisik menempel kuat pada tubuh

    sehingga sulit dilepas

    Sisik mudah terlepas dari

    tubuh

    Mata Mata tampak terang, jernih,

    menonjol dan cembung

    Tampak suram, tenggelam dan

    berkerut

    Insang - Insang berwarna merah sampai

    merah tua, terang dan lamella

    insang terpisah

    - Insang tertutup oleh lender

    berwarna merah terang dan

    berbau segar seperti bau ikan

    - Insang berwarna coklat

    suram atau abu-abu dan

    lamella insang berdempetan

    - Lendir insang keruh dan

    berbau asam, menusuk

    hidungBila

    ditaruh

    dalam air

    Ikan segar akan tenggelam Ikan yang sudah sangat

    membusuk akan mengapung di

    air

    Daging - Daging kenyal menandakan

    rigor mortis masih berlangsung

    Daging dan bagian tubuh lain

    berbau segar

    - Bila daging ditekan dengan jari tidak tampak bekas

    lekukan

    - Daging melekat pada tulang

    - Daging perut utuh dan kenyal

    - Warna daging putih

    - Daging lunak, menandakan

    rigor mortis telah selesai

    - Daging dan bagian tubuh

    lain mulai berbau busuk

    - Bila ditekan dengan jaritampak bekas lekukan

    - Daging mudah lepas dari

    tulang

    - Daging lembek dan isi

    perut sering keluar

    - Daging berwarna kuning

    kemerahan terutama

    disekitar tulang punggung

    Sumber: Adawyah, R. 2006

  • 8/4/2019 TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh an Rumput Laut (Euchema Cottoni) Dan Sodium Tri Poli Phosphat (STPP) Terhadap

    11/53

    11

    2.3 Deskripsi Ikan Tenggiri

    Klasifikasi Ilmiah Ikan tenggiri menurut Richocean (2010):

    Kerajaan :Animalia

    Filum : Chordata

    Kelas :Actinopterygii

    Ordo : Perciformes

    Famili : Scombridae

    Genus :Acanthocybium

    Spesies :A. solandri

    Nama binomial :Acanthocybium solandri

    Tenggiri ( Acanthocybium solandri) adalah ikan dari suku Scombridae

    yang ditemukan di lautan tropis dan subtropis. Memiliki kecepatan dan kualitas

    dagingnya yang tinggi. Tubuhnya tertutupi oleh sisik kecil dan tipis, punggungnya

    berwarna hijau-kebiruan, sisik berwarna perak, dengan pola garis-garis berwarna

    biru gelap, warnanya akan semakin pudar ketika mati. Ikan ini bermulut besar,

    dan taring di bagian bawah dan atas mulutnya terlihat tajam. Gambar ikan tenggiri

    dapat dilihat pada Gambar 2.1

    Gambar 2.1 Ikan tenggiri

    2.4 Penambahan Rumput laut dalam Sosis Ikan

    Rumput laut merupakan tumbuhan laut jenis alga, masyarakat eropa

    mengenalnya dengan sebutan seaweed. Tanaman ini adalah ganggang multiseluler

    golongan divisi thallophyta. Berbeda dengan tanaman sempurna pada umumnya,

    rumput laut tidak memiliki akar, batang dan daun. Jika kita amati jenis rumput

    laut sangat beragam, mulai dari yang berbentuk bulat, pipih, tabung atau seperti

    ranting dahan bercabang-cabang.

  • 8/4/2019 TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh an Rumput Laut (Euchema Cottoni) Dan Sodium Tri Poli Phosphat (STPP) Terhadap

    12/53

    12

    Rumput laut biasanya hidup di dasar samudra yang dapat tertembus

    cahaya matahari. Seperti layaknya tanaman darat pada umumnya, rumput laut

    juga memiliki klorofil atau pigmen warna yang lain. Warna inilah yang

    menggolongkan jenis rumput laut. Winarno (1996) mengelompokkan rumput laut

    menjadi empat kelas yaitu ganggang biru (cyanophyceae), ganggang hijau

    (chlorophyceae), ganggang merah (rhodophyceae) atau ganggang coklat

    (phaeophyceae).

    KlasifikasiEucheuma cottonii menurut Indriani dan Sumarsih (2001) yaitu

    sebagai berikut:

    Phyllum : Rhodophyta

    Class : Rhodophyceae

    Subclass : Floridae

    Ordo : Gigartinales

    Filum : Solieriaceae

    Genus : Euchema

    Spesies :Eucheuma cottonii

    Rumput laut telah lama di manfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan

    makanan seperti dibuat lalapan, manisan atau asinan. Sebagai sumber gizi, rumput

    laut memiliki kandungan karbohidrat (gula atau vegetable-gum) protein, sedikit

    lemak dan abu yang sebagian besar merupakan senyawa natrium dan kalium.

    Selain itu, rumput laut mengandung vitamin-vitamin, seperti vitamin A, B1, B2,

    B6, B12 dan C; betakaroten; mineral seperti kalium, kalsium, fosfor, natrium, zat

    besi dan yodium (Anggadiredja dkk, 2006). Banyak penelitian yang membuktikan

    bahwa rumput laut adalah bahan pangan berkhasiat, berikut beberapa diantaranya

    antikanker, antioksidan, mencegah kardiovaskular, makanan diet. (www.budiyoga

    blogspot.com)

    Rumput laut Eucheuma cottonii mengandung komposisi kimia seperti

    karbohidrat, air, mineral, sedikit lemak dan protein. Adapun komposisi kimia

    Eucheuma cottonii dapat dilihat pada Tabel 2.2.

  • 8/4/2019 TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh an Rumput Laut (Euchema Cottoni) Dan Sodium Tri Poli Phosphat (STPP) Terhadap

    13/53

    13

    Tabel 2.2 Komposisi Kimia Rumput LautEucheuma cottonii

    Komponen (%) Eucheuma cottonii

    Kadar Air

    Protein

    Lemak

    Karbohidrat

    Serat kasar

    Abu

    16,69

    2,48

    4,30

    63,19

    -

    23,04

    Sumber : Angka dkk (2000)

    Rumput laut sebagai salah satu sumber hayati laut bila diproses akan

    menghasilkan senyawa hidrokoloid yang merupakan produk dasar (dari hasil

    metabolisme primer). Senyawa hidrokoid yang berasal dari rumput laut disebut

    juga senyawa fitokoloid. Senyawa hidrokoloid yang berasal dari rumput laut ini

    merupakan bahan dasar dari 500 jenis produk komersial yang banyak digunakan

    di berbagai industri.

    Senyawa hidrokoloid yang berasal dari rumput laut komersial di Indonesia

    antara lain agar (dihasilkan dari jenis-jenis agarofit), karaginan (dihasilkan dari

    jenis-jenis karaginofit) dan alginat (dihasilkan dari jenis-jenis alginofit). Agar

    tersebut dimanfaatkan dalam preparasi untuk menyatukan bahan-bahan menjadi

    sosis, disamping juga dapat mereduksi lemak dan kolesterol. Agar juga sering

    digunakan dalam pengental dan penstabil makanan kaleng (Anggadiredja,

    Zatnika, Purwoto dan Istini, 2006)

    Penelitian ini menggunakan rumput lautEucheuma cottonii sebagai bahan

    pengenyal, dietary fiber dan diharapkan juga dapat memperbaiki kualitas sosis

    ikan tenggiri. Gambar rumput laut Eucheuma cottonii dapat dilihat pada Gambar

    2.2

  • 8/4/2019 TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh an Rumput Laut (Euchema Cottoni) Dan Sodium Tri Poli Phosphat (STPP) Terhadap

    14/53

    14

    Gambar 2.2 Rumput LautEucheuma CottoniiSumber: www.seavegetables.com

    2.5 Penambahan STPP (Sodium Tri Poliphospat) dalam sosis ikan

    Gambar 2.3 Struktur kimia STPP

    Natrium trifosfat (STPP atau natrium Tripolyphosphat), dengan rumus

    Na5P3O10. STPP adalah natrium garam dari asam tripholipospat (Wikipedia,2010).

    Jenis polifosfat yang digunakan sebagai bahan tambahan makanan antara

    lain adalah dinatrium fosfat, natrium heksametafosfat dan natrium tripolifosfat

    (STPP). Menurut Matsumoto dan Noguchi (1991) fosfat digunakan pertama kali

    oleh Nishiyas Group (industri surimi di Jepang). Pirofosfat dan tripolifosfat

    dilaporkan memiliki efek untuk melindungi protein. Nishiyas Group melaporkan

    bahwa pirofosfat dan tripolifosfat efektif dibandingkan dengan tetrapolifosfat dan

    heksametafosfat.

    Penambahan bahan tambahan makanan menurut Codex Alimentarius

    Abridged Version (1990) diacu dalam Matsumoto dan Noguchi (1991) ditetapkan

    bahwa penggunaan sodium tripoliphospat yang diizinkan penggunaannya adalah 3

    g/kg daging ikan. Sodium tripolifosfat umum digunakan dalam pengolahan

    daging. Alkali fosfat berfungsi antara lain untuk meningkatkan pH daging,

    http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Salt&prev=/search%3Fq%3DSodium%2Btri%2Bpoli%2Bphosphat%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-a%26hs%3DdZy%26sa%3DG%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26channel%3Ds%26prmd%3Do&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhgUJDFrO2ap_QyRdqzoSebRzaDn5ghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Triphosphoric_acid&prev=/search%3Fq%3DSodium%2Btri%2Bpoli%2Bphosphat%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-a%26hs%3DdZy%26sa%3DG%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26channel%3Ds%26prmd%3Do&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhj2oprBnCoegXpCxU5uoFziVMm7owhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Triphosphoric_acid&prev=/search%3Fq%3DSodium%2Btri%2Bpoli%2Bphosphat%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-a%26hs%3DdZy%26sa%3DG%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26channel%3Ds%26prmd%3Do&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhj2oprBnCoegXpCxU5uoFziVMm7owhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Salt&prev=/search%3Fq%3DSodium%2Btri%2Bpoli%2Bphosphat%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-a%26hs%3DdZy%26sa%3DG%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26channel%3Ds%26prmd%3Do&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhgUJDFrO2ap_QyRdqzoSebRzaDn5g
  • 8/4/2019 TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh an Rumput Laut (Euchema Cottoni) Dan Sodium Tri Poli Phosphat (STPP) Terhadap

    15/53

    15

    menurunkan penyusutan selama pemasakan, meningkatkan keempukan dan

    menstabilkan warna (Ockerman, 1983).

    Menurut (Pearson dan Tauber, 1984), alkali fosfat dapat meningkatkan

    emulsi lemak pada protein miofibril sehingga STTP cepat larut dan memecah

    aktomiosin menjadi aktin dan miosin. Apabila ditinjau dari komposisinya ternyata

    sodium tripoliphospat terdiri dari natrium dan fosfat yang keduanya tidak

    mengganggu kesehatan bahkan fosfat dapat digunakan sebagai sumber mineral.

    2.6 Casing

    Terdapat tiga jenis casing yang sering digunakan dalam pembuatan sosis,

    yaitu alami, kolagen, serta selulosa. Casing alami biasanya terbuat dari usus alami

    hewan. Casing ini mempunyai keuntungan dapat dimakan, bergizi tinggi, dan

    melekat pada produk. Kerugian penggunaan casing ini adalah produk tidak awet.

    Casing kolagen biasanya berbahan baku dari kulit hewan besar.

    Keuntungan dari penggunaan casing ini adalah dapat diwarnai, bisa

    dimakan, dan melekat pada produk. Casing selulosa biasanya berbahan baku pulp.

    Keuntungan casing selulosa adalah dapat dicetak atau diwarnai dan murah. Saat

    ini telah dikembangkan poly amid casing, yaitu casing yang terbuat dari plastik.

    Casing jenis ini tidak bisa dimakan, dapat dibuat berpori atau tidak, bentuk dan

    ukurannya dapat diatur, tahan terhadap panas, dan dapat dicetak

    2.7 Bahan Tambahan Sosis Ikan Rumput Laut

    Bahan tambahan adalah bahan yang secara sengaja ditambahkan atau

    diberikan dengan maksud dan tujuan tertentu, misalnya untuk meningkatkan

    konsistensi nilai gizi, cita rasa, mengendalikan keasaman dan kebasaan serta

    bentuk, tekstur, dan rupa (Winarno et al, 1980).

    Bahan-bahan yang ditambahkan dalam pembuatan sosis ikan rumput laut

    adalah tepung tapioca, es batu, minyak atau lemak dan bumbu.

  • 8/4/2019 TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh an Rumput Laut (Euchema Cottoni) Dan Sodium Tri Poli Phosphat (STPP) Terhadap

    16/53

    16

    a) Tepung Tapioka

    Tepung tapioka adalah tepung yang berasal dari ketela pohon. Ketela

    pohon diolah menjadi produk kering dalam bentuk tepung. Tepung tapioka bisa

    digunakan sebagai pengganti beras karena mengandung karbohidrat tinggi. Pada

    pembuatan sosis ikan, selain digunakan sebagai bahan pengisi tepung tapioca juga

    berfungsi untuk pelekat adonan

    b) Es Batu

    Bahan paling penting dalam pembuatan sosis adalah es atau air menurut

    (Kramachi, 1971) tekstur dan keempukan produk akhir dari produksi emulsi

    daging dipengaruhi oleh kandungan air yang ditambahkan. Lebih lanjutnya bahwa

    penambahan es pada pembentukan emulsi daging bertujuan untuk melarutkan

    garam, mendistribusikan secara merata keseluruh bagian masa daging mudah

    ekstraksi protein dan mempertahankan susu adonan tetap rendah.

    c) Minyak atau Lemak

    Lemak sering ditambahkan pada pembuatan sosis sebagai pembentuk

    permukaan aktif, mencegah pengerutan protein, mengatur konsistensi produk,

    meningkatkan cita rasa, dan mencegah denaturasi protein.

    d) Bumbu

    Tujuan utama pemakaian rempah-rempah pada masakan adalah

    meningkatkan cita rasa yang enak dan gurih, sehingga mampu membangkitkan

    selera makan, serta menjadi bahan pengawet, yaitu bersifat sebagai antimikroba

    dan antioksidan (Astawan, 2007). Bumbu yang digunakan dalam pembuatan sosis

    adalah bawang putih dan garam. Konsentrasi bumbu yang digunakan adalah 2%

    dari berat daging (Wibowo, 1995). Bumbu yang digunakan adalah bawang putih,

    garam, merica.

    Penambahan garam pada pembuatan sosis bertujuan untuk meningkatkan

    cita rasa,pengembang protein daging, pelarut protein daging, meningkatkan

    kapasitas pengikatan air (water holding capacity = WHC), serta sebagai pengawet.

    Penambahan fosfat akan bersinergi dengan garam untuk meningkatkan WHC pada

    sosis.

  • 8/4/2019 TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh an Rumput Laut (Euchema Cottoni) Dan Sodium Tri Poli Phosphat (STPP) Terhadap

    17/53

    17

    2.8 Kerangka Konseptual

    Pelaksanaan inovasi produk merupakan suatu program yang dianjurkan

    dalam penanganan dan pengolahan hail perikanan. Inovasi produk adalah

    penganekaragaman jenis atau pengembangan suatu produk dengan tujuan untuk

    pengembangan produk, efisiensi produksi, menekan biaya produksi dan

    menyesuaikan permintaan/ kebutuhan pasar

    Penelitian sosis ikan tenggiri dilakukan dengan menambahkan rumput laut

    segar dan STPP dengan jumlah yang bervariasi . Adanya perbedaan diharapkan

    tersebut akan berpengaruh terhadap kualitas sosis ikan tenggiri ditinjau dari aspek

    fisik, kimia dan organoleptik.

    Analisa kualitas sosis ikan tenggiri sebagai inovasi produk diharapkan

    dapat memberikan gambaran mengenai kadar rumput laut dan STPP yang tepat.

    Kerangka konseptual yang ditetapkan untuk melakukan penelitian ini dapat dilihat

    pada Gambar 2.4

    2.9 Hipotesis

    Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

    H0 : diduga perbedaan konsentrasi penambahan rumput laut dan STPP tidak

    berpengaruh nyata terhadap kualitas sosis ikan tenggiri

    H1 : diduga perbedaan konsentrasi penambahan rumput laut dan STPP

    berpengaruh nyata terhadap kualitas sosis ikan tenggiri

  • 8/4/2019 TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh an Rumput Laut (Euchema Cottoni) Dan Sodium Tri Poli Phosphat (STPP) Terhadap

    18/53

    18

    Gambar 2.4 Kerangka konseptual pemaparan analisa pengaruh penambahan

    rumput laut (Eucheuma cottonii) dan Sodium Tri Poli Phosphat (STPP)

    terhadap kualitas sosis ikan tengiri (Acanthocybium solandri )

    Sosis ikan

    Alternative bahan tambahan panganselain karagenanPenggunaan STPP yang tidak berlebihanPenambahan dietary fiber pada sosis ikan

    Penambahanrumput laut :

    0 %

    5 %10 %

    Kajian f isik (kadar air,kekenyalan), kimia (kadar

    protein) dan uji kesukaan

    Penambahan

    STPP :

    0,05 %

    0,1 %0,15 %

    Sosis Ikan tenggiri dengantambahan rumput laut dan

    STPP

  • 8/4/2019 TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh an Rumput Laut (Euchema Cottoni) Dan Sodium Tri Poli Phosphat (STPP) Terhadap

    19/53

    19

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

    Penelitian tentang pengaruh penambahan rumput laut(Eeucheuma cottonii)

    terhadap sifat fisik dan kimia sosis ikan tenggiri dilaksanakan selama 4 bulan

    mulai bulan Desember 2010 sampai bulan Maret 2011. Materi penelitian yang

    terdiri dari ikan diambil dari perairan Puger, Jember dan rumput laut dari pasar

    tanjung Jember. Penelitian dilakukan di Laboratoium Analisa Pangan dan

    Laboratorium Pengolahan Pangan Politeknik Negeri Jember.

    3.2 Bahan dan Alat Penelitian

    3.2.1 Bahan Penelitian

    Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu bahan utama

    (bahan baku) dan bahan untuk proses analisis. Bahan utama yang digunakan

    adalah fillet daging ikan tengiri yang dibeli di daerah Puger dan dibawa

    menggunakan box sterofom kemudian di fillet, dicuci bersih dan dibekukan

    selama 24 jam, rumput laut Euchema cottoni yang dibeli di pasar tanjung

    Jember, ketika akan digunakan rumput laut tersebut direndam dahulu dalam air

    tawar selama 12 jam, bawang putih bubuk, merica bubuk, garam, penyedap rasa,

    tepung tapioka, es batu, minyak goreng, casing, benang (pengikat).

    Adapun bahan-bahan kimia yang digunakan selama analisa sosis adalah

    aqua dest, K-Oksalat, indicator PP 1%, NaOH 0,1 N, formaldehid 40%

    3.2.2 Alat penelitian

    Alat-alat yang digunakan dalam proses pembuatan sosis terdiri dari dua

    bagian yaitu alat yang digunakan untuk proses produksi dan alat untuk proses

    analisa. Alat-alat yang digunakan dalam proses produksi adalah lain pisau,

    talenan, panci / baskom, grinder, robotcoupe , kompor, stuffer, timbangan Adapun

    alat-alat yang digunakan untuk analisa adalah sendok, oven, cawan porselin, pipet

    volume, lap tangan, kulkas, jas lab lengkap tutup kepala.

  • 8/4/2019 TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh an Rumput Laut (Euchema Cottoni) Dan Sodium Tri Poli Phosphat (STPP) Terhadap

    20/53

    20

    3.3 Metode Penelitian

    3.3.1 Rancangan Penelitian

    Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pola faktorial, terdiri dari dua factor

    perlakuan, yaitu :

    1. Faktor 1: Konsentrasi Rumput Laut (P), terdiri dari tiga taraf, yaitu:

    P1 = 0 %

    P2 = 5 %

    P3 = 10 %

    2. Faktor 2: Konsentrasi STPP (Q), terdiri dari tiga taraf, yaitu:

    Q1 = 0,05%

    Q2 = 0,1%

    Q3 = 0,15%

    Sehingga terdapat 9 kombinasi faktor (PQ) yaitu

    P1Q1 P1Q2 P1Q3

    P2Q1 P2Q2 P2Q3

    P3Q1 P3Q2 P3Q3

    Dari dua factor diatas yang masing-masing terdiri dari tiga taraf maka kombinasi

    perlakuan dapat dilihat pada Tabel 3.1

    Model matematis untuk RAL factorial adalah :

    Yij = + i + j + ()ij + Eij

    Keterangan :

    Yij : respon atau nilai pengamatan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

    : nilai tengah umumi : pengaruh taraf ke-i factor P

    j : pengaruh taraf ke-j factor Q

    ()ij : pengaruh interaksi taraf ke-i factor P dan taraf ke-j factor Q

    Eij : pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke- i dan ulangan ke-j

  • 8/4/2019 TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh an Rumput Laut (Euchema Cottoni) Dan Sodium Tri Poli Phosphat (STPP) Terhadap

    21/53

    21

    Penelitian ini menggunakan teknik analisis Uji F. Adapun rumus yang

    digunakan yaitu untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap masing-masing

    parameter penelitian digunakan analisis sidik ragam satu arah dengan melakukan

    Uji F dari metode rancangan acak lengkap (RAL) dan juga disajikan dalam regresi

    linier. Jika hasil perhitungan keragaman dari setiap parameter memperlihatkan

    perbedaan yang nyata atau sangat nyata, maka pengujian akan dilanjutkan dengan

    uji lanjutan.

    Tabel 3.1 Denah rancangan penelitian sosis ikan tengiri yang dipengaruhi oleh

    tiga konsentrasi rumput laut yaitu 0% (0 gr), 5% (50 gr), 10% (100 gr) dan tiga

    konsentrasi STPP yaitu 0,05% (0,5 gr); 0,1% (1 gr); 0,15% (1,5 gr).

    No.Konsentrasi RL

    (P)Ulangan

    Konsentrasi STPP (Q)

    0,05% 0,1% 0,15%

    1 0%

    1

    2

    3

    P1Q1

    P1Q1

    P1Q1

    P1Q2

    P1Q2

    P1Q2

    P1Q3

    P1Q3

    P1Q3

    2 5%

    1

    2

    3

    P2Q1

    P2Q1

    P2Q1

    P2Q2

    P2Q2

    P2Q2

    P2Q3

    P2Q2

    P2Q2

    3 10%

    1

    2

    3

    P3Q1

    P3Q1

    P3Q1

    P3Q2

    P3Q2

    P3Q2

    P3Q3

    P3Q3

    P3Q3

    3.3.2 Prosedur Pelaksanaan

    Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari dua tahap penelitian :

    Tahap pertama yaitu penelitian pendahuluan yang terdiri dari tiga kali

    penelitian.

    i. Pada bulan Oktober tahun 2010 penelitian I dilakukan untuk membuat sosis

    dengan formulasi yang tepat, konsentrasi rumput laut dan STPP yang dipakai

    adalah 0%;0%, 20%:0% dan 20% :3% namun didapatkan hasil bahwa sosis

    tidak memiliki tingkat kekenyalan yang tinggi.

    ii. Pada awal bulan November 2010 (penelitian II) dengan menggunakan

    formulasi sosis yang didapat dari Yudi (2010) dengan konsentrasi rumput laut

  • 8/4/2019 TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh an Rumput Laut (Euchema Cottoni) Dan Sodium Tri Poli Phosphat (STPP) Terhadap

    22/53

    22

    dan STPP 0%;3% maka sosis ikan menghasilkan tingkat kekenyalan yang

    tinggi (folding test mencapai 4).

    iii. Akhir bulan November dilakukan penelitian III, formulasi bahan sama

    dengan penelitian tahap kedua akan tetapi penggunaan rumput laut dan STTP

    bervariasi yaitu 5%:0,1, 10%:0.15% dan 15%:0,2%, hasilnya adalah semua

    sosis memiliki nilai folding test mencapai 4 sehingga yang menjadi acuan

    adalah penggunaan rumput laut dan STPP yang terendah yaitu 5%:0,1%.

    Tahap kedua adalah penelitian utama, formulasi yang dipakai adalah

    perbandingan rumput laut 5% dan STPP 0,1%. Penelitian utama memakai tiga

    formulasi bahan yaitu 0%;0,5%, 5%:1% dan 10%:0,15%

    Formulasi yang digunakan

    Daging ikan tengiri : 60 %

    Rumput laut : Sesuai perlakuan

    STPP : Sesuai perlakuan

    Tapioka : 10 %

    Air es : 20 %

    Merica : 0,5 %

    Bawang putih : 2%

    Gula halus : 1,5 %

    Garam : 1,5%

    Minyak/lemak : 3%

    Penyedap rasa : 1,5%

  • 8/4/2019 TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh an Rumput Laut (Euchema Cottoni) Dan Sodium Tri Poli Phosphat (STPP) Terhadap

    23/53

    23

    Proses pembuatan sosis:

    1. Penggilingan filet ikan yang telah bersih menggunakan grinder hingga lumat. Jika

    daging lumat masih mengandung serat dan duri, pisahkan terlebih dahulu

    2. Pengirisan rumput laut menjadi ukuran yang lebih kecil. Masukkan dalam

    robotcoupe, giling hingga rumput laut menjadi halus kemudian masukkan daging

    yang telah dihaluskan tambahkan STPP aduk hingga rata.

    3. Pencampuran daging yang telah lumat sambil ditambahkan minyak goreng,

    tepung tapioka, bumbu dan agar yang telah disiapkan aduk lalu tambahkan air es.

    Pengadukan dilakukan sampai adonan homogen.

    4. Memasukkan adonan yang sudah terbentuk ke dalam stuffer (alat pencetak kue),kemudian dimasukkan ke casing (jangan sampai ada gelembung udara) dan diikat

    dengan ukuran panjang yang dikehendaki.

    5. Setelah pemasukan adonan ke casing selesai, lakukan perebusan/pengukusan

    dengan suhu 60 C selama 1520 menit, dan dilanjutkan dengan suhu 8090 C

    sampai matang.

    6. Mengangkat sosis yang telah matang dan didinginkan, kemudian guntinglah

    ikatan benangnya dan dikemas dengan plastik.

  • 8/4/2019 TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh an Rumput Laut (Euchema Cottoni) Dan Sodium Tri Poli Phosphat (STPP) Terhadap

    24/53

    24

    Flow chart

    suhu 600

    selama 15-20 menit

    suhu 8090 C selama 20 mnit

    Suhu kamar

    Gambar 3.1 Alur proses pembuatan sosis ikan rumput laut

    penambahan es

    Ikan tenggiri

    PEMFILLETAN DAN

    PENCUCIAN

    PENGHALUSAN

    PENDINGINAN

    PENGUKUSAN 2

    PENGUKUSAN 1

    PENCETAKAN

    PENCAMPURAN

    Rumput laut,

    STPP, bawangputih, merica,

    garam, gula dll

    Daging ikan tenggiri

    Sosis ikan rumput

    Laut

  • 8/4/2019 TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh an Rumput Laut (Euchema Cottoni) Dan Sodium Tri Poli Phosphat (STPP) Terhadap

    25/53

    25

    3.3.3 Parameter Pengamatan

    Pengamatan sosis ikan tenggiri dengan penambahan rumput laut dan STPP

    terdiri dari dua bagian yaitu pengamatan utama dan penunjang.

    i. Pengamatan utama meliputi:

    a) Pengujian Kadar Protein Terlarut

    b)Kadar air (AOAC 1995)

    c) Pengukuran kekenyalan menggunakan alat penetrometer

    d)Folding Test / Uji lipat

    Skala uji lipat adalah sebagai berikut:

    1. Ditekan jari pecah

    2. Mudah patah bila dilipat 2

    3. Mudah retak bila dilipat 2

    4. Utuh dilipat 2 dan retak bila dilipat 4

    5. Tidak retak setelah dilipat 4

    ( Nurul Huda dkk, 2005)

    ii. Pengamatan penunjang terdiri dariPengujian Organoleptik

    Pengamatan ini meliputi : uji hedonik dan uji mutu hedonik terhadap sosis

    ikan yang dihasilkan dari tiap-tiap perlakuan dengan menggunakan panelis agak

    terlatih sebanyak 15 orang. Prosedur pengujian dapat dilihat pada lampiran 2 dan

    lampiran 3

    Skala hedonik diamati pada berbagai atribut mutu yaitu warna, rasa,

    aroma, tekstur dan kekenyalan. Masing-masing dengan skor 1 s/d 5 dan kriteria

    sebagai berikut :

    1 = Tidak suka

    2 = Agak tidak suka

    3 = Biasa

    4 = Suka

    5 = Sangat Suka

  • 8/4/2019 TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh an Rumput Laut (Euchema Cottoni) Dan Sodium Tri Poli Phosphat (STPP) Terhadap

    26/53

    26

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Kadar Protein

    Protein merupakan suatu zat makanan yang sangat penting bagi tubuh

    karena zat ini berfungsi sebagai sumber energi dalam tubuh serta sebagai zat

    pembangun dan pengatur. Protein adalah polimer dari asam amino yang

    dihubungkan dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung unsur-unsur C,

    H, O, N, P, S, dan terkadang mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga

    (Winarno, 1992).

    Tabel 4.1 Rata-rata kadar protein (%) sosis dari berbagai perlakuan penambahanrumput laut dan STPP.

    perlakuan Kadar protein(%) notasi BNJ 5%

    P1Q1 11.52 A 0.825 NS

    P1Q2 11.89 A

    P1Q3 11.71 A

    P2Q1 11.94 A

    P2Q2 12.76 Ab

    P2Q3 12.84 Ab

    P3Q1 11.59 A

    P3Q2 11.86 A

    P3Q3 12.25 Ab

    Keterangan : angka-angka pengamatan yang diikuti oleh notasi yang samaberbeda tidak nyata.

    Berdasarkan hasil analisa sidik ragam terhadap kadar protein sosis

    memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap mutu fisik sosis. Lihat

    lampiran 5 . Hasil pengujian kadar protein sosis tersebut secara umum tidak

    memenuhi standar kadar protein sosis yang telah ditentukan pada SNI 013820-

    1995 yaitu minimal sebesar 13% . Kadar protein yang tertinggi terdapat pada

    perlakuan penambahan rumput laut ( Eucheuma cottonii) dan STPP sebesar

    (5:0.15%). Berdasarkan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5% terhadap faktor

    B pada kadar protein sosis ikan berkisar antara 11,52%-12,84%.

  • 8/4/2019 TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh an Rumput Laut (Euchema Cottoni) Dan Sodium Tri Poli Phosphat (STPP) Terhadap

    27/53

    27

    Gambar 4.1 Pengaruh Penambahan Rumput Laut dan STPP Terhadap Kadar

    Protein.

    Gambar 4.1 menunjukkan bahwa terjadi kenaikan kadar proten yang relatif

    landai. Semakin banyak rumput laut yang ditambahkan maka kadar protein ikan

    juga akan berlangsung akan meningkatkan kadar protein sosis. Dari gambar 4.1

    diatas juga dapat dikatakan hanya 2,9% kadar protein sosis ikan dipengaruhi

    rumput laut sedangkan sisanya yaitu sebesar 97,1% dipengaruhi oleh STPP atau

    factor lainnya. Hasil analisis sosis ikan dengan pengaruh penambahan rumput laut

    (Eucheuma cottonii) dan STPP mempunyai nilai rata-rata 12,04%. Kadar protein

    tertinggi dengan nilai tertinggi 12,84% dan terendah 11,52% (lihat tabe l 4.1).

    4.2 Kadar Air

    Air merupakan komponen penting dalam bahan makanan karena air dapat

    mempengaruhi kenampakan, tekstur serta cita rasa makanan. Kandungan air

    dalam bahan pangan ikut menentukan acceptibility, keragaman dan bahan pangan,

    hal ini merupakan salah satu sebab mengapa didalam pengolahan pangan air

    tersebut perlu dikeluarkan atau dikurangi dengan cara penguapan dan pengeringan

    11.52

    11.89

    11.71

    11.94

    12.7612.84

    11.59

    11.86

    12.25y = 0.019x + 11.94

    R = 0.029

    11.40

    11.60

    11.80

    12.00

    12.20

    12.40

    12.60

    12.80

    13.00

    0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    kadarprotein(%)

    konsentrasi rumput laut

    Pengaruh konsentrasi rumput laut terhadapkadar protein sosis

  • 8/4/2019 TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh an Rumput Laut (Euchema Cottoni) Dan Sodium Tri Poli Phosphat (STPP) Terhadap

    28/53

    28

    (Winarno, 1996). Jika kadar air pada produk ikan terlalu tinggi akan mengurangi

    keawetan produk karena bakteri dan jamur mudah berkembang biak

    (Fardiaz1989).

    Tabel 4.2 Rata-rata kadar air (%) sosis dari berbagai perlakuan penambahan

    rumput laut dan STPP.

    perlakuan Kadar air Notasi BNJ 5%

    P1Q1 66.01 a 9.523**

    P1Q2 65.32 a

    P1Q3 64.09 a

    P2Q1 75.71 abP2Q2 75.28 ab

    P2Q3 76.08 b

    P3Q1 89.40 c

    P3Q2 82.11 c

    P3Q3 82.37 c

    Keterangan : angka-angka pengamatan yang diikuti oleh notasi yang samaberbeda tidak nyata

    Berdasarkan hasil analisa sidik ragam terhadap kadar air sosis memberikan

    pengaruh yang sangat nyata terhadap mutu fisik sosis. Lihat lampiran 5 .Adanya

    perbedaan kadar air sosis dikarenakan komposisi kimia rumput laut Eucheuma

    cottonii sebagian besar terdiri dari air yaitu sebesar 16,69% (Angka,2000)

    sehingga semakin banyak rumput laut yang ditambahkan maka kadar air yang

    terkandung dalam sosis akan semakin besar.

    Phosphat atau yang lebih dikenal dengan sebutan STPP ditambahkan

    untuk meningkatkan kapasitas pengikatan air pada produk sosis. Menurut Barbut

    (2002) cara kerja phosphate dalam mengikat kapasitas pengikatan air adalahmeningkatkan pH dan menyebabkan pengembangan dari protein otot , sehingga

    menyebabkan munculnya banyak tempat yang cocok untuk mengikat air. Jadi

    dapat dikatakan STPP juga memegang peranan yang penting pada kadar air sosis

    karena kadar air pada rumput laut akan memenuhi tempat yang telah disediakan

    STPP.

  • 8/4/2019 TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh an Rumput Laut (Euchema Cottoni) Dan Sodium Tri Poli Phosphat (STPP) Terhadap

    29/53

    29

    Gambar 4.2 Pengaruh Penambahan Rumput Laut dan STPP Terhadap Kadar air.

    Gambar 4.2. menunjukkan bahwa terjadi kenaikan kadar air yang cukup

    tajam. Kandungan kadar air sebanyak 93,7% dipengaruhi rumput laut dan STPP

    sedangkan sisanya dipengaruhi oleh factor lain, semakin banyak kandungan

    rumput laut yang ditambahkan akan meningkatkan kadar air sosis ikan. Hasil

    analisis sosis ikan dengan pengaruh penambahan rumput laut (Eucheuma cottonii)

    dan STPP mempunyai nilai rata-rata 75,15%. Kadar air tertinggi dengan nilai

    tertinggi 84,63% dan terendah 65,14% . Hasil pengujian kadar air sosis tersebut

    secara umum sudah memenuhi standar kadar air sosis yang telah ditentukan, yaitu

    SNI 013820-1995 yaitu maksimal sebesar 67% . kadar air yang memenuhi

    standart terdapat pada perlakuan control (konsentrasi rumput laut sebesar 0%).

    66.0165.32

    64.09

    75.7175.2876.08

    82.1182.37

    y = 1.948x + 65.41

    R = 0.937

    64.0065.0066.0067.0068.0069.0070.00

    71.0072.0073.0074.0075.0076.0077.0078.0079.0080.0081.0082.0083.0084.0085.00

    0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    KadarAir(%)

    Konsentrasi Rumput Laut (%)

    Pengaruh Konsentrasi Rumput Laut TerhadapKadar Air(%)

  • 8/4/2019 TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh an Rumput Laut (Euchema Cottoni) Dan Sodium Tri Poli Phosphat (STPP) Terhadap

    30/53

    30

    4.3 Folding test

    Berdasarkan hasil analisa sidik ragam terhadap folding test sosis

    memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap mutu fisik sosis. Lihat lampiran

    5. Folding test sangat erat kaitannya dengan kadar air karena semakin banyak

    kadar air yang terkandung dalam suatu produk maka nilai folding testnya akan

    semakin rendah karena adonannya akan semakin lembek.

    Tabel 4.3 Rata-rata folding test sosis dari berbagai perlakuan penambahan rumput

    laut dan STPP.perlakuan Folding test notasi BNJ 5%

    P1Q1 4.00 a 0.802**

    P1Q2 3.67 a

    P1Q3 3.67 a

    P2Q1 3.00 c

    P2Q2 3.33 ab

    P2Q3 2.33 c

    P3Q1 2.67 c

    P3Q2 2.00 c

    P3Q3 2.67 c

    Keterangan : angka-angka pengamatan yang diikuti oleh notasi yang samaberbeda tidak nyata.

    Hasil analisis sosis ikan dengan pengaruh penambahan rumput laut

    ( Eucheuma cottonii) dan STPP mempunyai nilai rata-rata folding test 3,04.

    Folding test dengan nilai tertinggi 4 dan terendah 2 (lihat lampiran 3). Nilai

    folding test yang terbaik yaitu mencapai skala 4 yang berarti utuh dilipat 2 atau

    tidak retak bila dilipat 4 terdapat pada perlakuan penambahan rumput laut( Eucheuma cottonii) dan STPP sebesar (0:0,05%). Analisa statistik lanjutan

    menggunakan uji BNJ 5%. Hasil disajikan pada Gambar 4.3.

  • 8/4/2019 TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh an Rumput Laut (Euchema Cottoni) Dan Sodium Tri Poli Phosphat (STPP) Terhadap

    31/53

    31

    Gambar 4.3 Pengaruh Penambahan Rumput Laut dan STPP Terhadap Folding test

    Berdasarkan gambar 4.3 sebesar 72,9% folding test dipengaruhi rumput

    laut dan STPP. Secara umum perlakuan penambahan rumput laut dengan

    konsentrasi yang lebih banyak dapat menurunkan folding test. Dalam penelitian

    dikaitkan dengan tekstur. Semakin baik tekstur sosis maka semakin baik pula

    folding test yang dihasilkan sosis. Pada konsentrasi rumput laut yang rendah (0%)

    nilai folding testnya mencapai 4 sedangkan pada konsentrasi rumput laut 10%

    folding test mengalami penurunan hingga mencapai nilai 2.

    4.4 Kekerasan (Penetrometer)

    Kekerasan adalah sifat benda atau produk pangan dalam hal daya tahan

    untuk pecah akibat gaya tekan yang tidak bersifat deformasi. Besarnya gaya tekan

    untuk memecah produk pangan ini disebut nilai kekerasan (Soekarto, 2008 dalam

    Marpaung, 2001).

    4.00

    3.673.67

    3.00

    3.33

    2.33

    2.67

    2.00

    2.67

    y = -0.133x + 3.703

    R = 0.729

    2.00

    2.20

    2.40

    2.60

    2.80

    3.00

    3.20

    3.40

    3.60

    3.80

    4.00

    0 2 4 6 8 10

    nila

    ifoldingtest

    konsentrasi rumput laut

    Pengaruh Konsentrasi Rumput Laut terhadapFolding Test Sosis

  • 8/4/2019 TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh an Rumput Laut (Euchema Cottoni) Dan Sodium Tri Poli Phosphat (STPP) Terhadap

    32/53

    32

    Tabel 4.4 Rata-rata kekerasan sosis dari berbagai perlakuan penambahan rumput

    laut dan STPP.

    Perlakuan Kekerasan Notasi BNJ 5%P1Q1 10.73 a NS

    P1Q2 11.97 a

    P1Q3 11.80 a

    P2Q1 12.43 a

    P2Q2 10.07 ab

    P2Q3 12.60 ab

    P3Q1 11.53 a

    P3Q2 14.70 a

    P3Q3 14.63 abKeterangan : angka-angka pengamatan yang diikuti oleh notasi yang sama

    berbeda tidak nyata.

    Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan penambahan

    rumput laut dan STPP memberikan pengaruh tidak nyata terhadap nilai

    kekerasannya. Berdasarkan tabel diatas, kekerasan sosis menggunakan

    penetrometer berkisar antara 10,07/ 10 detik sampai dengan 14,70/ 10 detik

    dengan rata-rata 12,27/ 10 detik.

    Gambar 4.4 Pengaruh Penambahan Rumput Laut dan STPP Terhadap Kekenyalan

    10.73

    11.9711.80

    12.4312.60

    11.53

    14.7014.63

    y = 0.212x + 11.21

    R = 0.342

    10.50

    10.80

    11.10

    11.40

    11.70

    12.00

    12.30

    12.60

    12.90

    13.20

    13.50

    13.80

    14.10

    14.40

    14.70

    15.00

    0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    keken

    yalan

    Konsentrasi rumput laut

    Pengaruh penambahan rumput laut dan STPP terhadapKekenyalan Sosis

  • 8/4/2019 TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh an Rumput Laut (Euchema Cottoni) Dan Sodium Tri Poli Phosphat (STPP) Terhadap

    33/53

    33

    Gambar 4.4 menunjukkan bahwa kekenyalan sosis ikan dipengaruhi oleh

    rumput laut sebesar 34,2% dan 65,8% dipengaruhi STPP atau factor lainnya. Dari

    gambar di atas dapat terlihat bahwa terjadi peningkatan kekerasan menggunakan

    penetrometer akan tetapi selisihnya tidak berbeda nyata. Nilai tertinggi diperoleh

    dari perlakuan penambahan rumput laut dan STPP pada konsentrasi(0:0,1%) dan

    nilai terendah diperoleh dari perlakuan penambahan rumput laut dan STPP pada

    konsentrasi(10:0,1%), perlakuan yang yang nilainya semakin tinggi adalah

    perlakuan yang diharapkan (kenyal).

    Hal ini disebabkan karena komposisi bahan yang digunakan relatif sama

    sehingga nilai kekerasan tidak jauh beda. Hasil analisis sidik ragam kekerasan

    dapat dilihat pada Lampiran 5.

    4.5 Uji Organoleptik Warna

    Uji organoleptik hedonik yang dilakukan menggunakan 5 skala. Mulai dari

    skala 5 paling baik hingga 1 paling buruk. Pengujian dilakukan oleh 16 orang

    panelis terlatih. Pemilihan panelis didasarkan pada kemampuan untuk

    membedakan citarasa dan aroma dasar, ambang pembedaan, kemampuan

    membedakan derajat konsentrasi, daya ingat terhadap cita rasa dan aroma. Hal ini

    untuk menciptakan kepekaan tertentu didalam menilai sifat organoleptik bahan

    makanan tertentu.

    4.5.1 Uji Organoleptik Warna Skala Mutu Hedonik

    Warna mempunyai arti penting dan peranan penting pada komoditas

    pangan. Peranan ini sangat nyata pada tiga hal yaitu daya tarik, tanda pengenal

    dan atribut mutu. Diantara sifat-sifat produk pangan, warna merupakan faktor

    yang paling menarik perhatian pada konsumen dan paling cepat memberi kesan

    visual atau tidak (Soekarto, 2008 dalam Turyoni, 2007).

  • 8/4/2019 TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh an Rumput Laut (Euchema Cottoni) Dan Sodium Tri Poli Phosphat (STPP) Terhadap

    34/53

    34

    Tabel 4.5 Rata-rata mutu hedonik warna sosis dari berbagai perlakuan

    penambahan rumput laut dan STPP.

    perlakuan Mutu hedonik notasi BNJ 5%P1Q1 3.96 a NS

    P1Q2 3.93 a

    P1Q3 3.93 a

    P2Q1 3.90 a

    P2Q2 4.00 ab

    P2Q3 3.85 ab

    P3Q1 3.96 a

    P3Q2 4.00 a

    P3Q3 3.83 abKeterangan : angka-angka pengamatan yang diikuti oleh notasi yang sama

    berbeda tidak nyata.

    Hasil organoleptik uji mutu hedonik warna sosis dengan perlakuan

    penambahan rumput laut dan STPP mempunyai rata-rata 3,93. Dengan nilai

    tertinggi 4,00 dan nilai terendah 3,83. Hasil analisis sidik ragam pengujian

    organoleptik mutu hedonic warna sosis dengan penambahan rumput laut dan

    STPP, menunjukkan bahwa perlakuan tersebut tidak berbeda nyata. Analisis sidik

    ragam mutu hedonik dapat dilihat pada Lampiran 5.

    Gambar 4.5 Pengaruh Penambahan Rumput Laut dan STPP Terhadap Mutu

    Hedonik Warna.

    3.96

    3.933.93

    3.90

    4.00

    3.85

    3.96

    4.00

    3.83

    y = -0.001x + 3.936

    R = 0.007

    3.82

    3.84

    3.86

    3.88

    3.90

    3.92

    3.94

    3.96

    3.98

    4.00

    4.02

    0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    nilaimutuhe

    donikwarna

    konsentrasi rumput laut

    Pengaruh penambahan rumput laut dan STPP terhadap mutuhedonik warna sosis

  • 8/4/2019 TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh an Rumput Laut (Euchema Cottoni) Dan Sodium Tri Poli Phosphat (STPP) Terhadap

    35/53

    35

    Berdasarkan Gambar 4.5 terlihat bahwa, tidak terjadi perbedaan yang

    signifikan dan warna sosis dapat dikatakan sama hal ini dapat terlihat dari

    prosentase pengaruh rumput laut dan STPP yang sangat rendah terhadap warna

    sosis yaitu sebesar 0,7%. Warna yang dihasilkan dari perlakuan penambahan

    rumput laut dan STPP, hasil tertinggi berdasarkan hasil uji mutu hedonik adalah

    penambahan rumput laut dan STPP sebesar 5:0,1% dan 10%:0,1% dengan kriteria

    putih, sedangkan nilai terendah adalah penambahan rumput laut dan STPP

    (10:0,1%) menghasilkan kriteria agak putih sampai dengan putih. Hal ini

    menunjukkan bahwa penambahan rumput laut dan STPP tidak mempengaruhi

    warna dari sosis.

    4.5.2 Uji Organoleptik Warna Skala Hedonik

    Hasil organoleptik uji hedonik warna sosis dengan penambahan rumput

    laut (Eucheuma cottonii) dan STPP mempunyai rata-rata 3,44, dengan nilai

    tertinggi 3,73 dan nilai terendah 3,21.

    Hasil analisis sidik ragam pengujian organoleptik hedonik warna sosis

    dengan penambahan rumput laut dan STPP, menunjukkan bahwa perlakuan

    tersebut berbeda nyata. Analisis sidik ragam mutu hedonik dapat dilihat pada

    Lampiran 5.

    Tabel 4.6 Rata-rata hedonic warna sosis dari berbagai perlakuan penambahanrumput laut dan STPP.

    perlakuan Warna Notasi BNJ 5%

    P1Q1 3.73 A 0.247*

    P1Q2 3.48 aP1Q3 3.60 a

    P2Q1 3.27 a

    P2Q2 3.58 ab

    P2Q3 3.27 ab

    P3Q1 3.46 a

    P3Q2 3.35 a

    P3Q3 3.21 ab

    Keterangan : angka-angka pengamatan yang diikuti oleh notasi yang sama

    berbeda tidak nyata.

  • 8/4/2019 TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh an Rumput Laut (Euchema Cottoni) Dan Sodium Tri Poli Phosphat (STPP) Terhadap

    36/53

    36

    Analisa statistik lanjutan menggunakan uji BNJ 5%. Hasil disajikan pada

    Gambar 4.6.

    Gambar 4.6 Pengaruh Penambahan Rumput laut dan STPP Terhadap uji hedonikwarna

    Berdasarkan Gambar 4.6 terlihat bahwa, warna yang dihasilkan dari

    perlakuan penambahan rumput laut dan STPP berpengaruh sebesar 41,5%, hasil

    tertinggi berdasarkan hasil uji mutu hedonik adalah penambahan rumput laut dan

    STPP (0:0,05%) dengan kriteria biasa sampai dengan suka, sedangkan nilai

    terendah adalah penambahan rumput laut dan STPP (10:0,15%) menghasilkan

    kriteria biasa. Hal ini menunjukkan bahwa panelis lebih menyukai warna sosis

    laut yang putih agak kecoklatan dengan penambahan rumput laut dan STPP

    (0:0,05%) dari pada warna sosis putih kecoklatan dengan penambahan rumput laut

    dan STPP (10:0,15%).

    Warna pada sosis dapat dipengaruhi oleh bahan utama (daging), bahan

    pengisi dan bahan pengikat serta bahan-bahan lainnya yang ditambahkan dalam

    pembuatan sosis (Buckle et al, 1987). Semakin banyak perlakuan penambahan

    rumput laut tidak mempengaruhi warna sosis yang dihasilkan, hal ini disebabkan

    pada pembuatan sosis ditambahkan rumput laut yang pada dasarnya berwarna

    putih.

    3.73

    3.48

    3.60

    3.27

    3.58

    3.27

    3.46

    3.35

    3.21

    y = -0.026x + 3.571R = 0.415

    3.00

    3.10

    3.20

    3.30

    3.40

    3.50

    3.60

    3.70

    3.80

    3.90

    4.00

    0 2 4 6 8 10

    N

    ilaihedonik

    Konsentrasi Rumput Laut (%)

    Pengaruh konsentrasi rumput laut terhadap hedonikwarna

  • 8/4/2019 TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh an Rumput Laut (Euchema Cottoni) Dan Sodium Tri Poli Phosphat (STPP) Terhadap

    37/53

    37

    4.6 Uji Organoleptik Aroma (Bau)

    4.6.1 Uji Organoleptik Aroma (Bau) Skala Mutu Hedonik

    Aroma merupakan salah satu faktor penting bagi konsumen dalam

    memilih makanan yang disukai Winarno (1991), menyatakan bahwa banyak hal

    kelezatan makanan ditentukan oleh makanan tersebut. Sedangkan menurut deMan

    (1997), aroma atau bau dapat dipaparkan dengan gabungan dengan nilai ambang

    dan kualitas bau. Nilai ambang, konsentrasi terendah yang menimbulkan kesan

    bau, dapat dianggap faktor intensitas, sedangkan kualitas bau memaparkan sifat

    aroma.

    Tabel 4.7 Rata-rata mutu hedonic aroma sosis dari berbagai perlakuanpenambahan rumput laut dan STPP.

    perlakuan Mutu hedonik notasi BNJ 5%

    P1Q1 3.02 a 0.195*

    P1Q2 2.73 a

    P1Q3 3.04 a

    P2Q1 3.02 a

    P2Q2 2.94 ab

    P2Q3 3.04 ab

    P3Q1 2.65 a

    P3Q2 2.79 a

    P3Q3 2.90 ab

    Keterangan : angka-angka pengamatan yang diikuti oleh notasi yang sama

    berbeda tidak nyata.

    Hasil organoleptik uji mutu hedonik aroma (bau) sosis dengan

    penambahan rumput laut (Eucheuma cottonii) dan STPP mempunyai rata-rata 2,9

    dengan nilai tertinggi 3,04 dan nilai terendah 2,65.

    Berdasarkan analisis sidik ragam penambahan rumput laut (Eucheuma

    cottonii) dan STPP berpengaruh nyata terhadap organoleptik uji mutu aroma

    (bau). Hasil analisis sidik ragam uji organoleptik mutu aroma (bau) dapat dilihat

    pada Lampiran 4.

    Analisa statistik lanjutan menggunakan uji BNJ 5%. Hasil disajikan pada

    Gambar 4.7.

  • 8/4/2019 TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh an Rumput Laut (Euchema Cottoni) Dan Sodium Tri Poli Phosphat (STPP) Terhadap

    38/53

    38

    Gambar 4.7 Pengaruh Penambahan Rumput Laut dan STPP Terhadap Mutu

    Hedonik Aroma.

    Pada gambar 4.7 menunjukkan bahwa sebesar 19,8% mutu hedonik aroma

    sosis ikan dipengaruhi rumput laut, kemungkinan disebabkan dengan penambahan

    rumput laut yang banyak dapat mengalahkan aroma daging sehingga aroma

    rumput laut semakin kuat dan aroma amis tertutupi oleh aroma rumput laut

    terdapat pada perlakuan penambahan rumput laut tertinggi yaitu 10%

    menghasilkan aroma tidak amis

    4.6.2 Uji Organoleptik Aroma Skala Hedonik

    Penambahan rumput laut ( Eucheuma cottonii) dan STPP, memberikan

    nilai rata-rata aroma sosis ikan 2,71 - 3,08. Hasil analisa sidik ragam terhadap uji

    sensori aroma sosis untuk skala mutu hedonik memberikan pengaruh sangat

    berbeda nyata terhadap mutu fisik sosis. ( Lampiran 5)

    3.02

    2.73

    3.043.02

    2.94

    3.04

    2.65

    2.79

    2.90

    y = -0.015x + 2.979

    R = 0.198

    2.50

    2.60

    2.70

    2.80

    2.90

    3.00

    3.10

    0 2 4 6 8 10

    aroma

    konsentrasi rumput laut (%)

    Pengaruh konsentrasi rumput laut terhadapmutu hedonik aroma

  • 8/4/2019 TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh an Rumput Laut (Euchema Cottoni) Dan Sodium Tri Poli Phosphat (STPP) Terhadap

    39/53

    39

    Tabel 4.8 Rata-rata hedonic aroma sosis dari berbagai perlakuan penambahan

    rumput laut dan STPP.

    perlakuan aroma notasi BNJ 5%P1Q1 3.08 a 0.196**

    P1Q2 3.04 a

    P1Q3 3.08 a

    P2Q1 2.92 a

    P2Q2 3.08 a

    P2Q3 3.02 ab

    P3Q1 2.71 a

    P3Q2 2.77 a

    P3Q3 2.94 abKeterangan : angka-angka pengamatan yang diikuti oleh notasi yang sama

    berbeda tidak nyata.

    Berdasarkan analisa sidik ragam (ANOVA), pengujian hedonic aroma

    sosis menunjukkan bahwa faktor tunggal P (konsentrasi rumput laut) memberikan

    pengaruh nyata dan faktor tunggal Q (konsentrasi STPP) memberikan pengaruh

    tidak nyata terhadap rendemen yang dihasilkan dan interaksi antara kedua faktor

    berpengaruh tidak nyata terhadap rendemen. Hal ini karena masing-masing

    perlakuan tidak bersifat aditif yaitu konsentrasi rumput laut dan konsentrasi STPP

    memberikan respon tunggal yang masing-masing tidak saling mempengaruhi.

    Analisa statistik lanjutan menggunakan uji BNJ 1%. Hasil disajikan pada

    Gambar 4.8.

  • 8/4/2019 TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh an Rumput Laut (Euchema Cottoni) Dan Sodium Tri Poli Phosphat (STPP) Terhadap

    40/53

    40

    Gambar 4.8 Pengaruh Penambahan Rumput Laut dan STPP Terhadap Hedonik

    Aroma.

    Berdasarkan gambar 4.8 diketahui bahwa sterjadi penurunan terhadap

    hedonik aroma sosis ikan. Sebesar 66,5% nilai hedonic aroma sosis ikan

    dipengaruhi penambahan rumput laut sehingga dapat dikatakan semakin tinggi

    konsentrasi rumput laut, rata-rata hedonic aroma semakin menurun. untuk aroma

    sosis panelis memilih sosis dengan Penambahan rumput laut (Eucheuma cottonii)

    dan STPP (0:0,05%), (5:0,1%), dengan kriteria biasa dan sosis beraroma ikan.

    Ikan yang banyak mengandung lemak dan mengandung pro-oksidan dapat

    merupakan penyebab utama perubahan aroma/odor daging ikan (Hadiwiyoto,1993

    dan Ilyas, 1993)

    3.08

    3.04

    3.08

    2.92

    3.08

    3.02

    2.71

    2.77

    2.94

    y = -0.026x + 3.093

    R = 0.665

    2.65

    2.70

    2.75

    2.80

    2.85

    2.90

    2.95

    3.00

    3.05

    3.10

    3.15

    0 2 4 6 8 10

    Nilaihedonik

    Konsentrasi rumput laut (%)

    Pengaruh konsentrasi rumput laut terhadaphedonik aroma

  • 8/4/2019 TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh an Rumput Laut (Euchema Cottoni) Dan Sodium Tri Poli Phosphat (STPP) Terhadap

    41/53

    41

    4.7 Uji Organoleptik Kekenyalan

    4.7.1 Uji Organoleptik Kekenyalan Skala Mutu Hedonik

    Hasil organoleptik uji mutu hedonik kekenyalan sosis dengan perlakuan

    penambahan rumput laut dan STPP mempunyai rata-rata 2,60. Dengan nilai

    tertinggi 3,40 dan nilai terendah 1,79.

    Tabel 4.9 Rata-rata mutu hedonic kekenyalan sosis dari berbagai perlakuanpenambahan rumput laut dan STPP.

    Perlakuan Mutu hedonik notasi BNJ 5%

    P1Q1 3.19 a 0.361**

    P1Q2 3.25 a

    P1Q3 3.40 a

    P2Q1 2.69 a

    P2Q2 2.83 ab

    P2Q3 2.38 ab

    P3Q1 2.02 a

    P3Q2 1.85 a

    P3Q3 1.79 ab

    Keterangan : angka-angka pengamatan yang diikuti oleh notasi yang sama

    berbeda tidak nyata.

    Hasil analisis sidik ragam pengujian organoleptik mutu hedonik warna

    sosis dengan penambahan rumput laut dan STPP, menunjukkan bahwa perlakuan

    tersebut sangat berbeda nyata. Analisis sidik ragam mutu hedonik dapat dilihat

    pada lampiran .5 Analisa statistik lanjutan menggunakan uji BNJ 1%. Hasil

    disajikan pada Gambar 4.9.

  • 8/4/2019 TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh an Rumput Laut (Euchema Cottoni) Dan Sodium Tri Poli Phosphat (STPP) Terhadap

    42/53

    42

    Gambar 4.9 Pengaruh Penambahan Rumput Laut dan STPP Terhadap Uji Mutu

    Hedonik Kekenyalan.

    Berdasarkan Gambar 4.9 terlihat bahwa, pengaruh konsentrasi rumput laut

    sebesar 94,6% dan sisanya 5,4% dipengaruhi oleh STPP atau factor lainnya.

    Warna yang dihasilkan dari perlakuan penambahan rumput laut dan STPP, hasil

    tertinggi berdasarkan hasil uji mutu hedonik adalah penambahan rumput laut dan

    STPP sebesar 0:0,15% dengan kriteria kenyal, sedangkan nilai terendah adalah

    penambahan rumput laut dan STPP (10:0,15%) menghasilkan kriteria tidak kenyal

    sampai agak kenyal.

    4.7.2 Uji Organoleptik Kekenyalan Skala Hedonik

    Hasil organoleptik uji hedonik warna sosis dengan penambahan rumput

    laut (Eucheuma cottonii) dan STPP mempunyai rata-rata 2,87, dengan nilai

    tertinggi 3,79 dan nilai terendah 1,81.

    3.193.25

    3.40

    2.69

    2.83

    2.38

    2.02

    1.851.79

    y = -0.138x + 3.294

    R = 0.946

    1.70

    1.90

    2.10

    2.30

    2.50

    2.70

    2.90

    3.10

    3.30

    3.50

    0 2 4 6 8 10

    kekenyalan

    konsentrasi rumput laut (%)

    Pengaruh konsentrasi rumput laut terhadap mutuhedonik kekenyalan

  • 8/4/2019 TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh an Rumput Laut (Euchema Cottoni) Dan Sodium Tri Poli Phosphat (STPP) Terhadap

    43/53

    43

    Tabel 4.10 Rata-rata hedonic kekenyalan sosis dari berbagai perlakuan

    penambahan rumput laut dan STPP.

    perlakuan Kekenyalan notasi BNJ 5%P1Q1 3.67 a 0.377**

    P1Q2 3.77 a

    P1Q3 3.79 a

    P2Q1 2.81 a

    P2Q2 3.15 ab

    P2Q3 2.63 ab

    P3Q1 2.13 b

    P3Q2 2.06 b

    P3Q3 1.81 cKeterangan : angka-angka pengamatan yang diikuti oleh notasi yang sama

    berbeda tidak nyata.

    Hasil analisis sidik ragam pengujian organoleptik hedonik warna sosis

    dengan penambahan rumput laut dan STPP, menunjukkan bahwa perlakuan

    tersebut sangat berbeda nyata. Analisis sidik ragam mutu hedonik dapat dilihat

    pada Lampiran 5.

    Analisa statistik lanjutan menggunakan uji BNJ 5%. Hasil disajikan pada Gambar

    4.10.

    Gambar 4.10 Pengaruh Penambahan Rumput Laut dan STPP Terhadap Uji

    Hedonik Kekenyalan.

    3.673.773.79

    2.81

    3.15

    2.63

    2.132.06

    y = -0.174x + 3.739

    R = 0.9572.00

    2.20

    2.40

    2.60

    2.80

    3.00

    3.20

    3.40

    3.60

    3.80

    4.00

    0 2 4 6 8 10

    Nilaihe

    donik

    Konsentrasi rumput laut (%)

    Pengaruh konsentrasi rumput laut terhadaphedonik kekenyalan

  • 8/4/2019 TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh an Rumput Laut (Euchema Cottoni) Dan Sodium Tri Poli Phosphat (STPP) Terhadap

    44/53

    44

    Berdasarkan Gambar 4.10 terlihat bahwa, kekenyalan yang dihasilkan dari

    perlakuan penambahan rumput laut dan STPP, sebesar 95,7% kekenyalan terebut

    dipengaruhi rumput laut dan sisanya dikarenakan penambahan STPP atau factor

    lainnya. Hasil tertinggi berdasarkan hasil uji mutu hedonik adalah penambahan

    rumput laut dan STPP (0:0,15%) dengan kriteria biasa sampai dengan suka,

    sedangkan nilai terendah adalah penambahan rumput laut dan STPP (10:0,15%)

    menghasilkan kriteria agak tidak disukai panelis. Hal ini menunjukkan bahwa

    panelis lebih menyukai kekenyalan sosis yang kenyal dengan penambahan rumput

    laut dan STPP (0:0,15%) dari pada sosis yang tidak kenyal sampai agak kenyal

    dengan penambahan rumput laut dan STPP (10:0,15%). Menurut Anang (2006),

    penambahan sodium tripolifosfat dengan konsentrasi 0,1 % sampai 0,2 % saja

    sudah cukup bagus untuk meningkatkan kekenyalan.

    4.8 Uji Organoleptik Tekstur

    Organoleptik terhadap tekstur yang dilakukan pada uji sensori mutu

    hedonik adalah tekstur dengan parameter pengamatan mutu hedonik elastis

    sampai sangat tidak elastis. Pada umumnya tekstur makanan ditentukan oleh

    kandungan air, lemak, protein dan karbohidrat (Fellows1992).

    Tekstur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pilihan

    konsumen terhadap suatu produk pangan. Tekstur merupakan sekelompok sifat

    fisik yang ditimbulkan o leh elemen struktual bahan pangan yang dapat dirasa oleh

    perabaan terkait dengan diformasi dan disintegrasi yang diukur secara obyektif

    oleh mata,waktu dan jarak (Purnomo, 1998 dalam Marpaung, 2001). Kosumen

    menilai umumnya menilai tekstur produk dengan cara menekan dengan jari dan

    penekahan selama penggugahan.

  • 8/4/2019 TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh an Rumput Laut (Euchema Cottoni) Dan Sodium Tri Poli Phosphat (STPP) Terhadap

    45/53

    45

    Tabel 4.11 Rata-rata hedonic tekstur sosis dari berbagai perlakuan penambahan

    rumput laut dan STPP.

    perlakuan tekstur Notasi BNJ 5%P1Q1 3.73 a 0.445**

    P1Q2 3.54 a

    P1Q3 3.60 a

    P2Q1 2.92 b

    P2Q2 3.17 ab

    P2Q3 2.85 b

    P3Q1 2.40 c

    P3Q2 2.15 c

    P3Q3 2.10 cKeterangan : angka-angka pengamatan yang diikuti oleh notasi yang sama

    berbeda tidak nyata.

    Hasil analisis sidik ragam pengujian organoleptik mutu hedonik tekstur,

    dengan perlakuan penambahan rumput laut ( Eucheuma cottonii) dan STPP,

    menunjukkan bahwa perlakuan tersebut memberikan berpengaruh sangat berbeda

    nyata.

    Hasil organoleptik tekstur uji hedonik sosis dengan perlakuan penambahan

    rumput laut (Eucheuma cottonii) dan STPP mempunyai rata-rata berkisar antara

    2,22 sampai 3,63. Hasil analisis sidik ragam tekstur mutu hedonik dapat dilihat

    pada Lampiran 5.

    Setelah dilakukan uji lanjut BNJ 1% perlakuan penambahan rumput laut

    ( Eucheuma cottonii) dan STPP terhadap tekstur hedonik memberikan pengaruh

    sangat berbeda nyata, seperti yang terlihat pada Gambar 4.11.

  • 8/4/2019 TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh an Rumput Laut (Euchema Cottoni) Dan Sodium Tri Poli Phosphat (STPP) Terhadap

    46/53

    46

    Gambar 4.11 Pengaruh Penambahan Rumput Laut dan STPP Terhadap Hedoniktekstur.

    Berdasarkan Gambar 4.11 menunjukkan bahwa 95,8% tekstur sosis

    dipengaruhi oleh penambahan rumput laut, semakin tinggi konsentrasi rumput laut

    yang digunakan maka nilai hedonic teksturnya semakin menurun. Tekstur sosis

    dengan kriteria biasa sampai suka oleh panelis adalah penambahan rumput laut

    0% dan STPP 0,05%, sedangkan yang memiliki kriteria yang agak tidak disukai

    panelis adalah perlakuan penambahan rumput laut 10% dan STPP 0,15%. Menurut

    (Kramachi, 1971) tekstur dan keempukan produk akhir dari produksi emulsi daging

    dipengaruhi oleh kandungan air yang ditambahkan, sehingga kadar air sangat

    mempengaruhi mutu sosis yang dihasilkan.

    4.9 Uji Organoleptik Rasa

    4.9.1 Uji Organoleptik Rasa Asin Skala Mutu Hedonik

    Rasa sosis dipengaruhi oleh bahan-bahan penyusunnya, menyebabkan

    adannya perbedaan tingkat penerimaan panelis. Bahan penyusunnya sebagian

    besar adalah ikan dan bahan penyedap lain yang ditambahkan dalam pembuatan

    sosis.

    3.73

    3.543.60

    2.92

    3.17

    2.85

    2.40

    2.152.10y = -0.141x + 3.644

    R = 0.9582.002.102.202.302.40

    2.502.602.702.802.903.003.103.203.303.403.503.603.703.80

    0 2 4 6 8 10

    tekstur

    konsentrasi Rumput Laut(%)

    Pengaruh konsentrasi rumput laut terhadaphedonik tekstur

  • 8/4/2019 TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh an Rumput Laut (Euchema Cottoni) Dan Sodium Tri Poli Phosphat (STPP) Terhadap

    47/53

    47

    Tabel 4.12 Rata-rata mutu hedonic rasa asin sosis dari berbagai perlakuan

    penambahan rumput laut dan STPP.

    perlakuan rasa asin notasi BNJ 5%P1Q1 2.31 a 0.196**

    P1Q2 2.33 a

    P1Q3 2.44 a

    P2Q1 2.25 a

    P2Q2 2.21 b

    P2Q3 2.23 B

    P3Q1 2.15 ab

    P3Q2 2.00 ab

    P3Q3 1.75 CKeterangan : angka-angka pengamatan yang diikuti oleh notasi yang sama

    berbeda tidak nyata.

    Hasil analisis sidik ragam pengujian organoleptik mutu hedonik rasa asin,

    dengan perlakuan penambahan rumput laut ( Eucheuma cottonii) dan STPP,

    menunjukkan bahwa perlakuan penambahan rumput laut (Eucheuma cottonii) dan

    STPP memberikan berpengaruh sangat berbeda nyata.

    Hasil organoleptik tekstur uji mutu hedonik sosis dengan perlakuan

    penambahan rumput laut (Eucheuma cottonii) dan STPP mempunyai nilai rata-

    rata 2,18 dengan nilai tertinggi 2,44 dan nilai terendah 1,75. Hasil analisis sidik

    ragam mutu hedonik rasa asin dapat dilihat pada Lampiran 5.

    Setelah dilakukan uji lanjut BNJ 1% perlakuan penambahan rumput laut

    ( Eucheuma cottonii) dan STPP terhadap mutu hedonik rasa asin memberikan

    pengaruh sangat berbeda nyata, seperti yang terlihat pada Gambar 4.12

  • 8/4/2019 TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh an Rumput Laut (Euchema Cottoni) Dan Sodium Tri Poli Phosphat (STPP) Terhadap

    48/53

    48

    Gambar 4.12 Pengaruh Penambahan Rumput Laut dan STPP Terhadap Mutu

    Hedonik Rasa Asin.

    Berdasarkan Gambar 4.12 menunjukkan bahwa sebesar 70,4% nilai mutu

    hedonic dipengaruhi rumput laut dan STPP, mutu hedonik rasa asin yang tertinggi

    adalah pada perlakuan penambahan rumput laut (Eucheuma cottonii) dan STPP

    (0:0,15%) dengan kriteria agak asin, dan mutu rasa asin terendah adalah pada

    perlakuan penambahan rumput laut ( Eucheuma cottonii) dan STPP (10:0,15%)

    dengan kriteria tidak asin sampai agak asin.

    Rasa asin pada sosis rumput laut (Eucheuma cottonii) disebabkan karena

    penambahan garam yang ditambahkan dalam pembuatan sosis.

    4.9.2 Uji Organoleptik Rasa Gurih Mutu Hedonik

    Hasil analisis sidik ragam pengujian organoleptik mutu hedonik rasa gurih,

    dengan perlakuan penambahan rumput laut ( Eucheuma cottonii) dan STPP,

    menunjukkan bahwa perlakuan penambahan rumput laut (Eucheuma cottonii) dan

    STPP memberikan berpengaruh sangat berbeda nyata.

    2.312.33

    2.44

    2.252.212.23

    2.15

    2.00

    1.75

    y = -0.039x + 2.383

    R = 0.704

    1.75

    1.85

    1.95

    2.05

    2.15

    2.25

    2.35

    2.45

    0 2 4 6 8 10

    rasaasin

    konsentrasi rumput laut

    Pengaruh konsentrasi rumput laut terhadapmutu hedonik rasa asin

  • 8/4/2019 TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh an Rumput Laut (Euchema Cottoni) Dan Sodium Tri Poli Phosphat (STPP) Terhadap

    49/53

    49

    Tabel 4.13 Rata-rata mutu hedonic rasa gurih sosis dari berbagai perlakuan

    penambahan rumput laut dan STPP.

    perlakuan Rasa gurih Notasi BNJ 1%P1Q1 3.35 a 0.269**

    P1Q2 2.94 b

    P1Q3 3.25 a

    P2Q1 3.04 b

    P2Q2 2.77 c

    P2Q3 2.60 c

    P3Q1 2.63 c

    P3Q2 2.54 c

    P3Q3 2.21 cKeterangan : angka-angka pengamatan yang diikuti oleh notasi yang sama

    berbeda tidak nyata.

    Hasil organoleptik tekstur uji mutu hedonik rasa gurih sosis rumput laut

    ( Eucheuma cottonii) dengan perlakuan penambahan rumput laut (Eucheuma

    cottonii) dan STPP mempunyai rata-rata 2,82 dengan nilai tertinggi 3,35 dan nilai

    terendah 2,21. Hasil analisis sidik ragam mutu hedonik rasa gurih dapat dilihat

    pada Lampiran 5. Setelah dilakukan uji lanjut BNJ 1% perlakuan penambahan

    rumput laut ( Eucheuma cottonii) dan STPP terhadap mutu hedonik rasa gurih

    memberikan pengaruh sangat berbeda nyata, seperti yang terlihat pada Gambar

    4.13.

    Gambar 4.13 Pengaruh Penambahan Rumput Laut dan STPP Terhadap rasa gurih.

    3.35

    2.94

    3.25

    3.04

    2.77

    2.60 2.632.54

    2.21

    y = -0.072x + 3.175

    R = 0.730

    2.00

    2.20

    2.40

    2.60

    2.80

    3.00

    3.20

    3.40

    3.60

    0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    nilaimutuhedonikrasagurih

    konsentrasi rumput laut

    Pengaruh penambahan rumput laut dan STPP terhadapmutu hedonik rasa gurih sosis

  • 8/4/2019 TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh an Rumput Laut (Euchema Cottoni) Dan Sodium Tri Poli Phosphat (STPP) Terhadap

    50/53

    50

    Berdasarkan Gambar 4.13 menunjukkan bahwa 73% rasa gurih sosis

    dipengaruhi rumput laut dan STPP sedangkan 27% dipengaruhi faktor lain. Mutu

    hedonik rasa gurih yang tertinggi adalah pada perlakuan penambahan rumput laut

    ( Eucheuma cottonii) dan STPP (0:0,05%) dengan kriteria gurih, dan mutu rasa

    gurih terendah adalah pada perlakuan penambahan rumput laut (Eucheuma

    cottonii) dan STPP (10:0,15%) dengan kriteria agak gurih.

    Perbedaan tingkat kesukaan panelis pada produk ikan ini diduga karena

    rasa dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu senyawa kimia, konsentrasi dan

    interaksinya dengan komponen yang lain (Winarno 1997).

    Rasa gurih pada sosis disebabkan karena penambahan penyedap rasa yang

    mengandung lemak.

    4.9.3 Uji Organoleptik Rasa Skala Hedonik

    Rasa merupakan faktor yang sangat menentukan pada keputusan akhir

    konsumen untuk menerima atau menolak suatu makanan, walaupun parameter

    yang lain baik, tetapi jika rasanya tidak enak atau tidak disukai maka akan ditolak

    (Soekarto,1995)

    Rasa sosis dipengaruhi oleh bahan-bahan penyusunnya, menyebabkan

    adannya perbedaan tingkat penerimaan panelis. Bahan-bahan penyusunnya antara

    lain daging,tepung tapioca, rumput laut, STPP, garam, gula dan penyedap rasa.

    Tabel 4.14 Rata-rata hedonic rasa sosis dari berbagai perlakuan penambahanrumput laut dan STPP.

    perlakuan rasa notasi BNJ 5%

    P1Q1 3.65 a 0.265**

    P1Q2 3.46 abP1Q3 3.71 a

    P2Q1 3.60 a

    P2Q2 3.06 b

    P2Q3 3.04 b

    P3Q1 2.77 c

    P3Q2 2.67 c

    P3Q3 2.38 C

    Keterangan : angka-angka pengamatan yang diikuti oleh notasi yang samaberbeda tidak nyata.

  • 8/4/2019 TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh an Rumput Laut (Euchema Cottoni) Dan Sodium Tri Poli Phosphat (STPP) Terhadap

    51/53

    51

    Hasil analisa hedonik rasa sosis berkisar antara kriteria biasa-suka (3,71)

    sampai dengan kriteria agak tidak suka (2,38). Berdasarkan hasil analisis sidik

    ragam terhadap uji sensori rasa untuk skala hedonik memberikan pengaruh sangat

    berbeda nyata. hasil analisis sidik ragam rasa hedonik dapat dilihat pada

    Lampiran 4.

    Analisis statistik lanjutan menggunakan uji BNJ 5%. Hasil disajikan pada

    Gambar 4.14.

    Gambar 4.14 Pengaruh Penambahan Rumput Laut dan STPP Terhadap HedonikRasa.

    Gambar 4.14 menunjukkan penurunan terhadap hedonic rasa sosis ikan.

    Semakin tinggi konsentrasi rumput laut yang digunakan maka rasa yang

    dihasilkan tidak disukai panelis begitu pula sebaliknya, semakin rendah

    konsentrasi rumput laut yang digunakan maka nilai hedoniknya semakin menurun.

    Hal ini juga terlihat dari 80,8% nilai hedonic rasa dipengaruhi rumput laut.

    Nilai hedonic yang tertinggi yang disukai panelis mencapai angka 3,61.

    Rasa yang sangat disukai panelis adalah sosis rumput laut (Eucheuma cottonii)

    dari perlakuan penambahan rumput laut dan STPP dengan perbandingan

    (0:0,15%).

    3.65

    3.46

    3.71

    3.60

    3.063.04

    2.77

    2.67

    2.38

    y = -0.1x + 3.648

    R = 0.808

    2.30

    2.40

    2.502.60

    2.70

    2.80

    2.90

    3.00

    3.10

    3.20

    3.30

    3.40

    3.50

    3.60

    3.70

    3.80

    0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    nilaihedonikrasa

    konsentrasi rumput laut

    Pengaruh penambahan konsentrasi rumput laut terhadaphedonik rasa

  • 8/4/2019 TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh an Rumput Laut (Euchema Cottoni) Dan Sodium Tri Poli Phosphat (STPP) Terhadap

    52/53

    52

    Skema interaksi antar pengamatan

    1) Kadar protein NS

    2) Kadar air **

    3) Kekenyalan NS

    4) Folding test **

    5) Uji hedonic

    Warna *

    Aroma **

    Kekenyalan **

    Tekstur **

    Rasa **

    6) Uji mutu hedonic :

    Warna NS

    Aroma *

    Kekenyalan **

    Rasa asin **

    Rasa gurih **

    Keterangan:

    NS : tidak berbeda nyata

    * : berbeda nyata

    ** : sangat berbeda nyata

  • 8/4/2019 TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh an Rumput Laut (Euchema Cottoni) Dan Sodium Tri Poli Phosphat (STPP) Terhadap

    53/53

    53

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik

    beberapa kesimpulan sebagai berikut :

    1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan rumput laut dan STPP

    secara umum dapat mempengaruhi mutu sosis ikan tenggiri yang dihasilkan.

    2. Perlakuan penambahan rumput laut dan STPP memberikan pengaruh yang

    nyata terhadap kadar air, folding test, dan uji hedonic dan mutu hedonik.

    3. Hasil penelitian menunjukan perlakuan terbaik dihasilkan pada Perlakuan

    penambahan rumput laut sebesar 0% dan STPP 0,05% dengan karakteristik

    kadar air sebesar 65,14% dan nilai folding testnya 4.

    4. Hasil uji organoleptik aroma terbaik terdapat pada sosis dengan konsentrasirumput laut: STPP = (0:0,05%) dan (5:0,1%) dengan tingkat kesukaan biasa dan

    kriteria beraroma ikan.

    5. Hasil uji organoleptik kekenyalan terbaik terdapat pada sosis dengankonsentrasi rumput laut 0% dan STPP 0,15% dengan tingkat kesukaan suka dan

    kriteria kekenyalan, kenyal.

    6. Hasil uji hedonic tekstur terbaik terdapat pada sosis dengan konsentrasi rumput

    laut 0% dan STPP 0,05% dengan tingkat kesukaan suka.

    7. Hasil uji organoleptik rasa terbaik terdapat pada sosis dengan konsentrasirumput laut 0% dan STPP 0,15% dengan tingkat kesukaan suka dan kriteria rasa

    agak asin dan gurih.

    5.2Saran

    Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan disarankan :

    1. Perlu kajian lebih lanjut terhadap perhitungan berdasarkan bahan kering

    rumput laut sehingga tidak mempengaruhi formulasi khususnya jumlah air

    dalam bahan.