tugas agama

9
BAB I PENDAHULUAN Kajian tentang manusia telah banyak dilakukan para ahli yang selanjutnya dikaitkan dengan berbagai kegiatan, seperti politik, ekonomi, social, budaya, pendidikan, agama dan lain sebagainya. Hal tersebut dilakukan karena manusia selain sebagai subjek (pelaku), juga sebagai objek (sasaran) dari berbagai kegiatan tersebut. Termasuk dalam kajian Ilmu Pendidikan Islam. Pemahaman terhadap manusia menjadi penting agar proses pendidikan tersebut dapat beerjalan dengan efektif dan efisien. Pengetahuan tentang asal kejadian manusia adalah amat penting dalam merumuskan tujuan pendidikan bagi manusia. Asal kejadian ini justru harus dijadikan pangkal tolak dalam menetapkan pandangan hidup bagi orang Islam. Pandangan tentang kemakhlukan manusia cukup menggambarkan hakikat manusia. Manusia adalah makhluk (ciptaan) Allah adalah salah satu hakikat wujud manusia. Hakikat-hakikat ilmiah yang disinggung Al Quran, dikemukakan dengan redaksi yang singkat dan sarat makna, sekaligus tidak terlepas dari ciri umum redaksinya yakni memuaskan orang kebanyakan dan para pemikir. Orang kebanyakan memahami redaksi tersebut ala kadarnya, sedangkan para pemikir melalui renungan

Upload: dayatpettasiri

Post on 14-Dec-2015

214 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

tugas agama iskam

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Agama

BAB I

PENDAHULUAN

Kajian tentang manusia telah banyak dilakukan para ahli yang selanjutnya dikaitkan dengan

berbagai kegiatan, seperti politik, ekonomi, social, budaya, pendidikan, agama dan lain

sebagainya. Hal tersebut dilakukan karena manusia selain sebagai subjek (pelaku), juga sebagai

objek (sasaran) dari berbagai kegiatan tersebut. Termasuk dalam kajian Ilmu Pendidikan Islam.

Pemahaman terhadap manusia menjadi penting agar proses pendidikan tersebut dapat

beerjalan dengan efektif dan efisien.

Pengetahuan tentang asal kejadian manusia adalah amat penting dalam merumuskan

tujuan pendidikan bagi manusia. Asal kejadian ini justru harus dijadikan pangkal tolak dalam

menetapkan pandangan hidup bagi orang Islam. Pandangan tentang kemakhlukan manusia

cukup menggambarkan hakikat manusia. Manusia adalah makhluk (ciptaan) Allah adalah salah

satu hakikat wujud manusia.

Hakikat-hakikat ilmiah yang disinggung Al Quran, dikemukakan dengan redaksi yang singkat

dan sarat makna, sekaligus tidak terlepas dari ciri umum redaksinya yakni memuaskan orang

kebanyakan dan para pemikir. Orang kebanyakan memahami redaksi tersebut ala kadarnya,

sedangkan para pemikir melalui renungan dan analisis untuk mendapatkan makna-makna yang

tidak terjangkau oleh kebanyakan orang.

Salah satunya adalah proses penciptaan manusia. Al Quran berbicara panjang lebar tentang manusia

dan salah satu yang diuraikan adalah reproduksi manusia serta tahapan-tahapan yang dilalui hingga

terciptalah manusia yang sungguh sempurna. Terdapat beberapa ayat yang menjelaskan bagaiman

proses terciptanya manusia dari awal (sari pati) hingga berbentuk masuia sempurna. Yang disampaikan

Al Quran tidak berbeda dengan apa sudah diteliti oleh ahli dalam idang tersebut. Hal ini menunjukan

bahwa kebenaran Al Quran yang turun 14 abad yang lalu sesuai dengan perkembangan ilmu

pengetahuan, khususnya ilmu Biologi.

Page 2: Tugas Agama

Quraish Syihab dalam bukunya Wawasan Al-Qur‟an mengungkapkan pendapat Alexis

Carrel tentang kesukaran yang dihadapi untuk mengetahui hakikat manusia bahwa Sebenarnya

manusia telah mencurahkan perhatian dan usaha yang sangat besar untuk mengetahui dirinya,

kendatipun kita memiliki perbendaharaan yang cukup banyak dari hasil penelitian para ilmuwan,

filosof, sastrawan dan para ahli bidang keruhanian sepanjang masa ini. Tapi kita (manusia) hanya

mampu mengetahui beberapa segi tertentu dari diri kita. Kita tidak mengetahui manusia secara

utuh. Yang kita ketahui hanyalah bahwa manusia terdiri dari bagian-bagian tertentu, dan ini pun

pada hakikatnya dibagi lagi menurut tata cara kita sendiri. Pada hakikatnya, kebanyakan

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh mereka yang mempelajari manusia -kepada diri

mereka- hingga kini masih tetap tanpa jawaban.”

Lalu bagaimana penjelasan-penjelasan para ahli tafsir terkait dengan ayat-ayat tentang

penciptaan manusia. Apakah informasi yang diberikan oleh Al Quran adalah akurat dan sesuai

dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Di dalam makalah sederhana ini, kami akan sedikit

memaparkan keterangan-keterang terkait dengan persoalan di atas dan kemudian kami simpulkan

dalam bentuk analisis.

Page 3: Tugas Agama

BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Manusia dalam Perspektif Al-Qur’an

Apa Hakikat manusia dalam perspektif Al-Qur‟an? Di dalam Al-Qur‟an, manusia

merupakan salah satu subjek yang dibicarakan, terutama yang menyangkut asal-usul dengan

konsep penciptaannya, kedudukan manusia dan tujuan hidupnya. Hal tersebut merupakan sesuatu

yang wajar karena al-Qur‟an memang diyakini oleh kaum muslimin sebagai firman Allah SWT

yang ditujukan kepada dan untuk manusia.

Ada tiga kata yang digunakan Al-Qur’an untuk menunjuk kepada manusia, yaitu:

a) Menggunakan kata yang terdiri dari huruf alif, nun dan sin semacam insan, ins, nas atau

unas.

b) Menggunakan kata basyar.

c) Menggunakan kata Bani adam dan Dzuriyat Adam.

Walaupun ketiga kata di atas menunjukkan arti pada manusia, tetapi secara khusus memiliki

pengertian yang berbeda:

Al-Insân

Al-Insân terbentuk dari kata – ينَس� .yang berarti lupa نسي Kata insan bila dilihat asal

kata al-nas, berarti melihat, mengetahui, dan minta izin. Atas dasar ini, kata tersebut

mengandung petunjuk adanya kaitan substansial antara manusia dengan kemampuan

penalarannya. Manusia dapat mengambil pelajaran dari hal-hal yang dilihatnya, dapat

mengetahui apa yang benar dan apa yang salah, serta dapat meminta izin ketika akan

menggunakan sesuatu yang bukan miliknya. Kata al-insân dinyatakan dalam al-Qur‟an sebanyak

73 kali yang disebut dalam 43 surat. Penggunaan kata al-insân pada umumnya digunakan pada

keistimewaan manusia penyandang predikat khalifah di muka bumi, sekaligus dihubungkan

dengan proses penciptaannya.. Keistimewaan tersebut karena manusia merupakan makhluk

Page 4: Tugas Agama

psikis disamping makhluk pisik yang memiliki potensi dasar, yaitu fitrah akal dan kalbu. Potensi

ini menempatkan manusia sebagai makhluk Allah SWT yang mulia dan tertinggi dibandingkan

makhluk-Nya yang lain.

Al-nâs

Dalam konsep an-naas pada umumnya dihubungkan dengan fungsi manusia sebagai

makhluk sosial (Jalaluddin, 2003: 24). Tentunya sebagai makhluk sosial manusia harus

mengutamakan keharmonisan bermasyarakat. Kata an-nas digunakan untuk seluruh manusia

secara umum tanpa melihat statusnya apakah beriman atau kafir. Penggunaan kata al-nâs lebih

bersifat umum dalam mendefinisikan hakikat manusia dibanding dengan kata al-insân. Jika kita

kembali ke asal mula terjadinya manusia yang bermula dari pasangan laki-laki dan wanita

(Adam dan Hawa), dan berkembang menjadi masyarakat dengan kata lain adanya pengakuan

terhadap spesis di dunia ini, menunjukkan bahwa manusia harus hidup bersaudara dan tidak

boleh saling menjatuhkan.Secara sederhana, inilah sebenarnya fungsi manusia dalam konsep an-

naas.

Kata al-nâs juga dipakai dalam Al-Qur‟an untuk menunjukkan bahwa karakteristik

manusia senantiasa berada dalam keadaan labil. Meskipun telah dianugerahkan Allah SWT

dengan berbagai potensi yang bisa digunakan manusia untuk mengenal Tuhannya, namun hanya

sebagian manusia saja yang mau mempergunakannya, sementara sebagian yang lain tidak, justru

mempergunakan potensi tersebut untuk menentang ke-Mahakuasa-an Tuhan. Dari sini terlihat

bahwa manusia mempunya dimensi ganda, yaitu sebagai makhluk yang mulia dan yang tercela.

Bani Adam

Adapun kata bani adam dan zurriyat Adam, yang berarti anak Adam atau keturunan

Adam, digunakan untuk menyatakan manusia bila dilihat dari asal keturunannya (Quraish

Shihab, 1996: 278). Dalam Al-Qur’an istilah bani adam disebutkan sebanyak 7 kali dalam

7ayat(AbdulMuktiRo’uf,2008:39).

Menurut Thabathaba’i dalam Samsul Nizar (2001: 52), penggunaan kata bani Adam menunjuk

pada arti manusia secara umum. Dalam hal ini setidaknya ada tiga aspek yang dikaji, yaitu:

Pertama, anjuran untuk berbudaya sesuai dengan ketentuan Allah, di antaranya adalah dengan

berpakaian guna manutup auratnya. Kedua, mengingatkan pada keturunan Adam agar jangan

Page 5: Tugas Agama

terjerumus pada bujuk rayu setan yang mengajak kepada keingkaran. Ketiga, memanfaatkan

semua yang ada di alam semesta dalam rangka ibadah dan mentauhidkanNya. Kesemuanya itu

adalah merupakan anjuran sekaligus peringatan Allah dalam rangka memuliakan keturunan

Adam dibanding makhluk-Nya yang lain. Lebih lanjut Jalaluddin (2003: 27) mengatakan konsep

Bani Adam dalam bentuk menyeluruh adalah mengacu kepada penghormatan kepada nilai-nilai

kemanusian. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia dalam konsep Bani Adam,

adalah sebuah usaha pemersatu (persatuan dan kesatuan) tidak ada perbedaan sesamanya, yang

juga mengacu pada nilai penghormatan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusian serta

mengedepankan HAM. Karena yang membedakan hanyalah ketaqwaannya kepada Pencipta.

B. Penafsiran Para Mufassir Tentang Ayat-Ayat Pencitaan Manusia 

Tafsi Al Qusyairi: 

Falyandhuril….. dari apa tuhannya menciptakannya, perhatikanlah dengan melalui proses

perfikir yang mendalam.

Khuliqa……yang dituangkan, yang dicurahkan dan itu adalah mani, adapun yang di maksud

adalah air dari laki-laki dan air dari perempuan, karena anak adalah makhluk dari keduanya.

Makna Ijmaliy QS Shad 71-72

Dua ayat ini memaparkan tentang keinginan Allah untuk menciptakan manusia pertama, yaitu

Adam. Dan kemudian Allah memerintahkan kepada malaikat untuk tunduk kepada manusia

bilamana penciptaan sudah selesai dan sempurna. Adalah sebuah perintah untuk ta’at, tidak

hasad dan sombong sebagaimana iblis yang tidak mau patuh kepada Allah.

Tafsir Ar Razi:

Ar Razi menjelaskan bahwa ayat ini secara umum mengandung kisah keinginan Allah untuk

menciptakan manusia. Dan larangan untuk berbuat hasad dan sombong sebagaimana dilakukan

oleh Iblis ketika diperintahkan untuk sujud kepada Adam. Dan agar selalu berhati-hati terhadap

kedua sifat ini. Dari ayat diatas, ada dua hal yang menjadi perhatian Ar Razi, yaitu:

QS Az-Zumar ayat 6

Dia menciptakan kamu dari seorang diri Kemudian dia jadikan daripadanya isterinya dan dia

menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak. dia menjadikan

kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan[3]. yang (berbuat)

Page 6: Tugas Agama

demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. tidak ada Tuhan

selain Dia; Maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?

Makna Ijmaly QS Az-Zumar 6

Ayat ini memberikan penjelasan kepada manusia bahwa manusia itu awalnya berasal dari satu

jiwa, yaitu Adam, dari Adam ini diciptakanlah Hawa dan dari keduanyalah lahir manusia-

manusia baru. Proses penciptaan manusia baru ini berlangsung di dalam perut wanita, dengan

melalui beberapa fase yang membutuhkan waktu kurang kebih 9 bulan.

Ayat ini juga berisi tentang anugerah Allah kepada manusia dengan menciptakan delapan hewan

ternak.

Tafsir  Ibnu Katsir

Ibnu Katsir menjelaskan maksud lafadz khalaqakum min an-nafsi al wahidah dalam tafsirnya

bahwa manusia  yang berbeda postur tubuhnya, sidik jari, warna kulit, bahasa yang diucapkan

sebenarnya adalah satu keturunan karena berasal dari satu bapak yaitu adam, dan dari adam ini

Allah menciptakan wanita sebagai istri yaitu hawa.

Maksud lafadz wa anzala lakum minal an’ami tsamaniya azwaj Allah telah menciptakan bagi

kita manusia empat pasang hewan ternak sebagaimana telah Allah jelaskan di dalam surat Al-

An’am ayat 143. Hewan-hewan itu antara lain sepasang kambing, sepasang domba, sepasang

sapi atau lembu dan sepasang unta.Maksud lafadz Fi dhulumatin tsalats yakni kegelapan rahim,

kegelapan mashimah- pelindung dan penguat pada anak- atau air ketuban, kegelapan perut ibu.