tugas agama

11
1. Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam Pada Masa Rasulullah SAW. 1.1 Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan islam pada masa Rasulullah SAW. Pertumbuhan ilmu pengetahuan telah terjadi sejak Rasulullah mendakwahkan agama islam, wahyu pertamanya yaitu surat Al – alaq ayat 1 - 5 bercerita tentang dasar – dasar ilmu pengetahuan, didalam wahyu tersebut terdapat perintah untuk membaca, Allah pun menegaskan bahwa hakikat ilmu datangnya dari Allah dan awalnya manusia tidak mengetahui apa – apa. Kata Iqra’ pada ayat ke-1 surat Al- alaq memiliki makna yang beragam, seperti menelaah, mendalami, meneliti, mengetahui ciri sesuatu, membaca baik teks maupun bukan teks. Pada masa rasulullah, ilmu pengetahuan lebih banyak berkembang dibidang ilmu-ilmu pokok tentang agama (ushuluddin), dan ilmu akhlak (moral). Akan tetapi ilmu – ilmu lainnya tetap berkembang walaupun tidak sepesat ilmu agama dan akhlak. Saat itu pun mulai terjadi proses pengkajian ilmu yang lebih sistematis, diantaranya dasar – dasar ilmu tafsir yang dikembangkan oleh para sahabat rasulullah. Diantara ahli tafsir dimasa Rasulullah yaitu khalifah yang empat (Abu Bakar, Umar,

Upload: vya-vayza

Post on 11-Dec-2015

219 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Agama

1. Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam Pada Masa

Rasulullah SAW.

1.1 Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan islam pada masa

Rasulullah SAW.

Pertumbuhan ilmu pengetahuan telah terjadi sejak Rasulullah

mendakwahkan agama islam, wahyu pertamanya yaitu surat Al – alaq ayat 1 -

5 bercerita tentang dasar – dasar ilmu pengetahuan, didalam wahyu tersebut

terdapat perintah untuk membaca, Allah pun menegaskan bahwa hakikat ilmu

datangnya

dari Allah dan awalnya manusia tidak mengetahui apa – apa. Kata Iqra’

pada ayat ke-1 surat Al- alaq memiliki makna yang beragam, seperti menelaah,

mendalami,

meneliti, mengetahui ciri sesuatu, membaca baik teks maupun bukan teks.

Pada masa rasulullah, ilmu pengetahuan lebih banyak berkembang dibidang

ilmu-ilmu pokok tentang agama (ushuluddin), dan ilmu akhlak (moral). Akan

tetapi ilmu – ilmu

lainnya tetap berkembang walaupun tidak sepesat ilmu agama dan akhlak. Saat

itu

pun mulai terjadi proses pengkajian ilmu yang lebih sistematis, diantaranya dasar

– dasar ilmu tafsir yang dikembangkan oleh para sahabat rasulullah.

Diantara ahli tafsir dimasa Rasulullah yaitu  khalifah yang empat (Abu Bakar,

Umar,

Utsman dan Ali), Ibnu Mas’ud, Ibnu Abbas, Ubay Ibnu Ka’ab, Zaid Ibnu Tsabit, Abu

Musa Al-’Asy’ari dan Abdullah bin Zubair. Dan dari kalangan khalifah empat yang

paling banyak dikenal riwayatnya tentang tafsir adalah Ali bin Abi Thalib r.a.

Ibnu Abbas adalah anak paman Rasulullah SAW, sekaligus murid

dari Rasulullah. Ia dikenal sebagai ahli bahasa/penterjemah Al-Qur’an. Dia adalah

sahabat yang paling pandai/tahu tentang tafsir Al-Qur’an. Dia mempunyai biografi

yang menunjukkan kebolehan ilmunya dan kedudukannya yang tinggi dalam hal

penggalian

secara mendalam tentang rahasia-rahasia Al-Qur’an.

Page 2: Tugas Agama

1

Selain Ibnu Abbas, sahabat nabi yang termasuk ahli tafsir ialah Ibnu Mas’ud

r.a.

Ia adalah salah seorang yang pertama masuk Islam pada usia 6 tahun. Dari segi

hubungan

kenabian ia adalah seorang yang sangat baik dan terdidik. Karena pertimbangan

itulah

sahabat lain memandangnya sebagai seorang sahabat yang lebih banyak

mengetahui bidang Kitabullah Al-Qur’an, mengetahui tentang muhkam dan

mutasyabih, halal dan haram.

Selain para ahli tafsir, kaum yang berjasa dalam perkembangan ilmu

pengetahuan pada zaman rasulullah yaitu kaum sufi (ahli ilmu). Kaum sufi yaitu

kaum yang menyebarkan ajaran islam ke berbagai belahan dunia. Pada zaman

rasulullah, mereka mempelajari al-Quran secara langsung dengan Rasulullah

s.a.w. mereka adalah orang-orang yang menyediakan dirinya semata-mata untuk

Allah s.w.t dan Rasul-Nya.

1.2 Al-Quran pada jaman Rasulullah SAW.

Pengumpulan Al-Qur’an pada zaman Rasulullah SAW ditempuh dengan dua

cara:

Pertama : al Jam’u fis Sudur yaitu Para sahabat langsung menghafalnya diluar

kepala setiap kali Rasulullah SAW menerima

wahyu.

Kedua : al Jam’u fis Suthur yaitu menyuruh para sahabat untuk menuliskannya

kembali setelah dibacakan oleh Rasulullah.

Biasanya sahabat menuliskan Al-Qur’an pada ar-Riqa’ (kulit binatang), al-

Likhaf

(lempengan batu), al-Aktaf (tulang binatang), al-`Usbu ( pelepah kurma).

Sedangkan

jumlah sahabat yang menulis Al-Qur’an waktu itu mencapai 40 orang.

Page 3: Tugas Agama

2

Pada zaman Rasulullah hadits tidak dituliskan sebab:

a) Nabi sendiri pernah melarangnya, kecuali bagi sahabat-sahabat tertentu yang

diizinkan

beliau sebagai catatan pribadi.

b) Rasulullah berada di tengah-tengah ummat Islam sehingga dirasa tidak sangat

perlu

untuk dituliskan pada waktu itu.

c) Kemampuan tulis baca di kalangan sahabat sangat terbatas.

d) Umat Islam sedang dikonsentrasikan kepada al-Qur’an.

e) Kesibukan-kesibukan ummat Islam yang luar biasa dalam menghadapi

perjuangan da’wah yang sangat penting.

Perkembangan ilmu pengetahuan pada masa Rasulullah terus berkembang

sampai sekarang, khususnya dalam bidang ekonomi. Banyak teori tentang ilmu

pengetahuan yang sudah ada sejak jaman Rasulullah dan digunakan didalam

zaman yang modern seperti sekarang ini, diantaranya teori invisible hands yang

berasal dari Nabi Saw dan sangat populer di kalangan ulama. Teori ini berasal dari

hadits Nabi Saw. sebagaimana disampaikan oleh Anas RA, sehubungan dengan

adanya kenaikan harga-harga barang di kota Madinah. Dalam hadits tersebut

diriwayatkan sebagai berikut :

“Harga melambung pada zaman Rasulullah SAW. Orang-orang ketika itu

mengajukan saran kepada Rasulullah dengan berkata: “ya Rasulullah hendaklah

engkau menetukan harga”.

Rasulullah SAW. berkata:”Sesungguhnya Allah-lah yang menetukan harga,

yang

menahan dan melapangkan dan memberi rezeki. Sangat aku harapkan bahwa

Page 4: Tugas Agama

kelak aku

menemui Allah dalam keadaan tidak seorang pun dari kamu menuntutku tentang

kezaliman

dalam darah maupun harta.” ucapan Nabi Saw itu mengandung pengertian

bahwa harga pasar itu sesuai dengan kehendak Allah yang sunnatullah.

3

2.Sejarah Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan Islam sampai Masa

Abbasiyah

2.1 Sejarah Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan Islam sampai Masa

Abbasiyah

Untuk melihat sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan tentu perlu diawali

dari perintah Allah untuk belajar. Allah menurunkan wahyunya yang pertama

tentang perintah membaca dan belajar melalui qalam (pena).

Rasulullah adalah orang pertama yang memenuhi ajakan Al-Qur’an untuk

membaca dan belajar. Beliau sangat intens dalam berdakwah dengan dua aspek,

yaitu agama dan ilmu pengetahuan. Rasulullah terus menyerukan kepada

umatnya untuk belajar membaca dan menulis.

Umat Islam dan para sahabat menyambut sruan Allah dan hadis nabi

tentang ilmu pengetahuan dengan sangat antusias. Mereka belajar membaca dan

belajar menulis agar dapat menyebarluaskan agamanya. Mereka

mempelajari bahasa musuhnya agar terlindung dari kejahatan.

Kemampuan para sahabat pun ternyata tidak hanya pada pemahaman

agama saja, tetapi juga pada ilmu pengetahuam yang lainnya, seperti

pengetahuan dibidang hukum peradilan, ilmu bahasa asing, dan lain-lain.

Sejak Rasulullah dan sahabatnya di Madinah, para sahabat Nabi belajar dan

mengajarkan ilmu didalam masjid. Mulai abad keempat para umara dan pembesar

Islam mulai mendirikan tempat khusus ruang belajar yang menyatu dengan

Page 5: Tugas Agama

masjid. Selain itu, para sahabat juga membangun tempat untuk para pelajar,

seperti pesantren atau asrama.

4

Sesungguhnya umat Islam mendahului umat lainnya dalam berbagai ilmu.

Umat Islam jugalah yang pertama kali menciptakan huruf timbul yang berguna

untuk memudahkan para tunanetra untuk membaca. Penemunya bernama

Zainuddin Alhamidi, pada tahun 712 H ketika ia mengalami kebutaan pada masa

mudanya.

Puncak dari kejayan ilmu pengetahuan Islam adalah pada masa Khalifah

Harun Ar-Rasyid dan putranya Al-Makmun. Pada masa itu bberdirilah Baitul

Hikmah(Lembaga Ilmu Pengetahuan. Tugas utama lembaga tersebut, yaitu

menerjemahkan kitab-kitab dari bahasa asing kedalam bahasa Arab.

2.2 Tokoh Ilmuwan Muslim dan Perannya sampai Masa Abbasiyah

Dari umat Islam munculah beberapa tokoh yang ahli di beberapa bidanga ilmu

pengetahuan, seperti di bidang kedokteran, matematika, biologi, dan sejarah.

a. Kedokteran

(1) Ibnu Sina

Ibnu Sina mempunyai nama lengkap Abu Ali Al-Husaini bin Abdullah bin Sina.

Beliau dibesarkan di lembah Sungai Dajlat dan Furat, di tepi selatan Laut Kaspia.

Ketika masih kecil beliau telah hafal Al-Qur’an, menguasai bahasa Arab, serta

mendalami ilmu fikih. Ia belajar ilmu Mantik pada seorang guru filsafat, bahkan

gurunya terkejut karena kecerdasannya. Pada usia 17 tahun ia telah memahami

ilmu kedokteran melebihi siapa pun. Oleh karena itu, beliau diangkat manjadi

penasihat para dokter pada masa itu.

Page 6: Tugas Agama

5

(2) Ibnu Rusyd

Nama asli Ibnu Rusyd adalah Abdul Walid Muhammad bin Ahmad bin Rusyd.

Beliau lahir diujung barat negeri Islam, yaitu Kordoba, Spanyol. Beliau dibesarkan

dalam keluarga yang teguh menegakkan agama dan berpengetahuan luas. Ketika

beliau muda, beliau belajar matematika, astronomi, filsafat, dan kedokteran. Di

Barat beliau dikenal sebagai ahli dan tokoh dibnidang kedokteran dengan

karyanya Al-Kulliyyat yang telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa. Atas

kepandaiannya inilah maka pada tahun1182 ia diangkat sebagai dokter pribadi

khalifah di Maroko.

(3) Ar-Razi

Ar-Razi bernama lengkap abu Bakar Muhammad bin Zakaria Ar-Razi. Didunia Barat

dikenal dengan nama Rhazes. Beliau Lahir di Ray, dekat Teheran pada tahun 251

H dan wafat apada tahun 320 H. Beliau terkenal sebagai dokter pertama dalam

pengobatan secara ilmu jiwa, yakni pengobatan yang dilakukan dengan memberi

sugesti bagi para penderita psikomatis.

b. Matematika/Geometri

(1) Al-Khawarizmi

Al-Khawarizmi hidup dari tahun 780 – 850 M. Beliau adalah peletak dasar ilmu

matematika dengan karyanya yang terkenal Al-Jabru wal Muqabbala. Dari buku itu

kita mengenal ilmu aljabar yang dikenalkan diseluruh dunia, yang kini diubah

menjadi matematika.

Page 7: Tugas Agama

6

(2) Jamsyid Giatsuddin Al-Kasyi

Jamsyid hidup pada abad ke-7 di kota Samarkand, salah satu provinsi

diUzbekistan. Jamsyid adalah ulama yang sangat pandai dalam bidang agama dan

ilmu pengetahuan. Beliau seorang profesor dalam bidang matematika dan

astronomi di Universitas Samarkand. Beliaulah peletak dasar aritmatik yang

dilakukan atas dasar slide rule yang dianggap sebagai penemuan ilmiah paling

penting dalam matematika.

(3) Sabit bin Qurrah Al-Hirany

Kitab karangannya yang terkenal adalah:

Hisabul Ahillah

Kitabul ‘Adad

(4) Ibnu Haitsam

Kitab karangannya yang terkenal adalah:

Qaulun fi Halli Masalatil ‘Adadiah

Muqaddimah Dalilul Musaba

Ta’liqun fil Jabr

c. Biologi

(1) As-Simay

As-Simay adalah seoranmg ahli bologi. Salah satu buku hasil karya beliau

yang terkenal adalah Kitabun Nabati wasy Syujjar. Buku ini mengupas masalah

biologi, terutama bidang tumbuh-tumbuhan dan pepohonan.

7

(2) Ibnul Awwan

Page 8: Tugas Agama

Ibnul Awwan adalah seorang yang ahli dalam bidang biologi, khususnya bidang

pertanian. Bukunya yang terkenal adalah Al-Fallah.

(3) Al-Jahiz

Al-Jahiz seorang yang ahli dalam bidang biologi, khususnya bidang ilmu hewan.

Karyanya yang terkenal adalah Al-Hayawan.

d. Sejarah/Sosiologi

(1) Abu Abdillah Al-Qazwaini

Abu Abdillah Al-Qazwaini dilahirkan pada abad ke-7 hijriah. Beliau terkenal

sebagai seorang ulama dan ahli dalam bidang sejarah. Kitab yang dikarangnya

merupakan kitab terbaik pada masanya dengan judul, Asarul Bilad wa Akhbarul

Ibad. Beliau meniliti sesuai dengan judul kitabnya, yaitu tabiat Negara atau

daerah dan apa yang terkenal, disamping menyelidiki keadaan penduduk dan

kehidupannya. Al-Qazwaini juga telah mendahului ilmu modern dalam rincian

ilomiahnya dalam kitabnya itu.

(2) Abu Ar-Raihan Al-Bairuni

Al-Bairuni dilahirkan pada tahun 364 m dan hidup 75 tahun. Beliau telah

menyusun kitab Al-Atsar Al-Baqiah yang merupakan kitab pertama didunia yang

meniliti tentang sejarah, perbedaan bulan, tahun, penanggalan, sebab, dan cara

mengistinbatkannya.

8

(3) Imam Ghozali

Beliau bernama Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad Ath

Thusi, Abu Hamid Al Ghazali (Lihat Adz Dzahabi, Siyar A’lam Nubala’ 19/323 dan

Page 9: Tugas Agama

As Subki, Thabaqat Asy Syafi’iyah 6/191). Para ulama nasab berselisih dalam

penyandaran nama Imam Al Ghazali. Sebagian mengatakan, bahwa penyandaran

nama beliau kepada daerah Ghazalah di Thusi, tempat kelahiran beliau. Ini

dikuatkan oleh Al Fayumi dalam Al Mishbah Al Munir. Penisbatan pendapat ini

kepada salah seorang keturunan Al Ghazali. Yaitu Majdudin Muhammad bin

Muhammad bin Muhyiddin Muhamad bin Abi Thahir Syarwan Syah bin Abul Fadhl

bin Ubaidillah anaknya Situ Al Mana bintu Abu Hamid Al Ghazali yang

mengatakan, bahwa telah salah orang yang menyandarkan nama kakek kami

tersebut dengan ditasydid (Al Ghazzali).

9