tugas agama

Upload: dodi-nofria

Post on 06-Oct-2015

73 views

Category:

Documents


30 download

DESCRIPTION

agama

TRANSCRIPT

A. Ilmu pengetahuan dalam lintasan sejarah peradaban dan kebudayaan islam1. Ilmu pengetahuan menurut perspektif islam

Kata ilmu berasal dari bahasa Arab ilm (alima-yalamu-ilm), yang berarti pengetahuan (al-marifah),1 kemudian berkembang menjadi pengetahuan tentang hakikat sesuatu yang dipahami secara mendalam.2 Dari asal kata ilm ini selanjutnya di-Indonesia-kan menjadi ilmu atau ilmu pengetahuan. Dalam perspektif Islam, ilmu merupakan pengetahuan mendalam hasil usaha yang sungguh-sungguh (ijtihd) dari para ilmuwan muslim (ulam/mujtahd) atas persoalan- persoalan duniaw dan ukhrw dengan bersumber kepada wahyu Allah.3Ilmu dalam Islam merupakan pengetahuan mendalam hasil usaha yang sungguh-sungguh dari para ilmuwan muslim atas persoalan- persoalan duniaw dan ukhrw dengan berlandaskan kepada wahyu Allah. Pengetahuan ilmiah diperoleh melalui indra, akal, dan hati/intuitif yang bersumber dari alam fisik dan alam metafisik. Hal ini berbeda dengan epistemologi ilmu di Barat yang hanya bertumpu pada indra dan akal serta alam fisik.

2. Ilmu pengetahuan pada masa keemasan islam (pada masa Abbasiyah abad 17-12M)

Dinasti Abbasiyah adalah suatu dinasti (Bani Abbas) yang menguasai daulat (negara) Islamiah pada masa klasik dan pertengahan Islam. Daulat Islamiah ketika berada di bawah kekuasaan dinasti ini disebut juga dengan Daulat Abbasiyah. Daulat Abbasiyah adalah daulat (negara) yang melanjutkan kekuasaan Daulat Umayyah. Dinamakan Dinasti Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa dinasti ini adalah keturunan Abbas (Bani Abbas), paman Nabi Muhammad saw. Pendiri dinasti ini adalah Abu Abbas as-Saffah, nama lengkapnya yaitu Abdullah as-Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn al-Abbas.

Selama dinasti ini berkuasa, pola pemerintahan yang diterapkan berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, sosial , dan budaya.

Berdasarkan perubahan pola pemerintahan dan pola politik itu, para sejarawan biasanya membagi masa pemerintahan Bani Abbas menjadi lima periode:

1. Periode Pertama (132 H/750 M 232 H/847 M), disebut periode pengaruh Persia Pertama.

2. Periode Kedua (232 H/847 M 234 H/945 M), disebut masa pengaruh Turki Pertama.

3. Periode Ketiga (334 H/945 M 447 H/1055 M, masa kekuasaan Dinasti Buwaih dalam pemerintahan Khilafah Abbasiyah. Periode ini disebut juga masa pengaruh Persia Kedua.

4. Periode Keempat (447 H/1055 M/ - 590 H/1194 M), masa kekuasaan Dinasti Saljuk dalam pemerintahan Khilafah Abbasiyah; biasanya disebut juga dengan masa pengaruh Turki Kedua.

5. Periode Kelima (590 H/1194 M 656 H/1258 M), masa Khalifah bebas dari pengaruh dinasti lain, tetapi kekuasaannya hanya efektif di sekitar kota Bagdad.

Dalam zaman Daulah Abbasiyah, masa meranumlah kesusasteraan dan ilmu pengetahuan, disalin ke dalam bahasa Arab, ilmu-ilmu purbakala. Lahirlah pada masa itu sekian banyak penyair, pujangga, ahli bahasa, ahli sejarah, ahli hukum, ahli tafsir, ahli hadits, ahli filsafat, thib, ahli bangunan dan sebagainya.

Zaman ini adalah zaman keemasan Islam, demikian Jarji Zaidan memulai lukisannya tentang Bani Abbasiyah. Dalam zaman ini, kedaulatan kaum muslimin telah sampai ke puncak kemuliaan, baik kekayaan, kemajuan, ataupun kekuasaan. Dalam zaman ini telah lahir berbagai ilmu Islam, dan berbagai ilmu penting telah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Masa Daulah Abbasiyah adalah masa di mana umat Islam mengembangkan ilmu pengetahuan, suatu kehausan akan ilmu pengetahuan yang belum pernah ada dalam sejarah.

Kesadaran akan pentingnya ilmu pengetahuan merefleksikan terciptanya beberapa karya ilmiah seperti terlihat pada alam pemikiran Islam pada abad ke-8 M. yaitu gerakan penerjemahan buku peninggalan kebudayaan Yunani dan Persia.

Permulaan yang disebut serius dari penerjemahan tersebut adalah sejak abad ke-8 M, pada masa pemerintahan Al-Makmun (813 833 M) yang membangun sebuah lembaga khusus untuk tujuan itu, The House of Wisdom / Bay al-Hikmah. Dr. Mx Meyerhof yang dikutip oleh Oemar Amin Hoesin mengungkapkan tentang kejayaan Islam ini sebagai berikut: Kedokteran Islam dan ilmu pengetahuan umumnya, menyinari matahari Hellenisme hingga pudar cahayanya. Kemudian ilmu Islam menjadi bulan di malam gelap gulita Eropa, mengantarkan Eropa ke jalan renaissance. Karena itulah Islam menjadi biang gerak besar, yang dipunyai Eropa sekarang. Dengan demikian, pantas kita menyatakan, Islam harus tetap bersama kita. (Oemar Amin Hoesin)

Adapun kebijaksanaan para penguasa Daulah Abbasiyah periode 1 dalam menjalankan tugasnya lebih mengutamakan kepada pembangunan wilayah seperti: Khalifah tetap keturunan Arab, sedangkan menteri, gubernur, dan panglima perang diangkat dari keturunan bangsa Persia. Kota Bagdad sebagai ibukota, dijadikan kota internasional untuk segala kegiatan ekonomi dan sosial serta politik segala bangsa yang menganut berbagai keyakinan diizinkan bermukim di dalamnya, ada bangsa Arab, Turki, Persia, Romawi, Hindi dan sebagainya.

Ilmu pengetahuan dipandang sebagai suatu hal yang sangat mulia dan berharga. Para khalifah dan para pembesar lainnya membuka kemungkinan seluas-luasnya untuk kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan. Pada umumnya khalifah adalah para ulama yang mencintai ilmu, menghormati sarjana dan memuliakan pujangga.

Kebebasan berpikir sebagai hak asasi manusia diakui sepenuhnya. Pada waktu itu akal dan pikiran dibebaskan benar-benar dari belenggu taklid, hal mana menyebabkan orang sangat leluasa mengeluarkan pendapat dalam segala bidang, termasuk bidang aqidah, falsafah, ibadah dan sebagainya.

Para menteri keturunan Persia diberi hak penuh untuk menjalankan pemerintahan, sehingga mereka memegang peranan penting dalam membina tamadun/peradaban Islam. Mereka sangat mencintai ilmu dan mengorbankan kekayaannya untuk memajukan kecerdasan rakyat dan meningkatkan ilmu pengetahuan, sehingga karena banyaknya keturunan Malawy yang memberikan tenaga dan jasanya untuk kemajuan Islam.

3. Prestasi ilmuwan dalam bidang ilmu kedokteran dan kesehatanBerikut ilmuwan Muslim yang berjasa mengembangkan farmakologi:1.Ibnu Al-BaitarLewat risalahnya yang berjudulAl-Jami fi Al-Tibb(Kumpulan Makanan dan Obat-obatan yang Sederhana), Ibnu Al-Baitar turut memberi kontribusi dalam farmakologi dan farmasi. Dalam kitabnya itu, Al-Baitar mengupas beragam tumbuhan berkhasiat obat yang berhasil dikumpulkannya di sepanjang pantai Mediterania antara Spanyol dan Suriah.Tak kurang dari seribu tanaman obat dipaparkannya dalam kitab itu. Seribu lebih tanaman obat yang ditemukannya pada abad ke-13 M itu berbeda dengan tanaman yang telah ditemukan ratusan ilmuwan sebelumnya. Tak heran bila kemudian //Al-Jami fi Al-Tibb// menjadi teks berbahasa Arab terbaik yang berkaitan dengan botani pengobatan. Capaian yang berhasil ditorehkan Al-Baitar sungguh mampu melampaui prestasi Dioscorides. Kitabnya masih tetap digunakan sampai masa Renaisans di Eropa.2.Abu Ar-Rayhan Al-Biruni (973-1051)Al-Biruni mengenyam pendidikan di Khwarizm. Beragam ilmu pengetahuan dikuasainya sepertiastronomi, matematika, filsafat dan ilmu alam. Ia memulai melakukan eksperimen ilmiah sejak remaja. Ilmuwan Muslim yang hidup di zaman keemasan Dinasti Samaniyaah dan Ghaznawiyyah itu turut memberi kontribusi yang sangat penting dalam farmakologi dan farmasi.Melalui kitabAs-Sydanah fit-Tibb, Al-Biruni mengupas secara lugas dan jelas mengenai seluk-beluk ilmu farmasi. Kitab penting bagi perkembangan farmakologi dan farmasi itu diselesaikannya pada tahun 1050 setahun sebelum Al-Biruni tutup usia. Dalam kitab itu, Al-Biruni tak hanya mengupas dasar-dasar farmasi, namun juga meneguhkan peran farmasi serta tugas dan fungsi yang diemban seorang famakolog.

3.Abu Jafar Al-Ghafiqi(wafat 1165 M)

Ilmuwan Muslim yang satu ini juga turut memberi kontribusi dalam pengembangan farmakologi dan farmasi. Sumbangan Al-Ghafiqi untuk memajukan ilmu tentang komposisi, dosis, meracik dan menyimpan obat-obatan dituliskannya dalam kitabAl-Jami' Al-Adwiyyah Al-Mufradah. Risalah itu memeparkan tentang pendekatan dalam metodelogi, eksperimen serta observasi dalam farmakologi dan farmasi.Setiap penyakit pasti ada obatnya. Sabda Rasulullah SAW yang begitu populer di kalangan umat Islam itu tampaknya telah memicu para ilmuwan dan sarjana di era kekhalifahan untuk berlomba meracik dan menciptakan beragam obat-obatan.1. Ibnu Rushd, dengan karyanya meliputi bidang filsafat, kedokteran dan fikih dalam bentuk karangan, ulasan, essai dan resume. Antara lain adalah Bidayat Al-mujtahid (kitab ilmu fiqih), Kulliyaat fi at-tib (buku kedokteran), Fasl al-maqal fi ma bain al- hikmat wa Asy-syariat (filsafat dalam Islam dan menolak segala paham yang bertentangan dengan filsafat).

2. Ibnu Sina, adalah seorang filosof, ilmuwan, dokter dan penulis. Sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi dan pengobatan. Dikenal sebagai Bapak Pengobatan Modern. Karyanya yang sangat terkenal adalah The Book of Healing dan The Canon of Medicine (Al-Qanun fi At Tibb) yang merupakan rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad. Kemasyuran fisikawan muda menyebar dengan cepat, dan dia merawat banyak pasien tanpa meminta bayaran. Karya keduanya adalah ensiklopedi yang monumental Kitab As-Syifa (The Book ofRecovery or The Book of Remedy) atau buku tentang penemuan, atau tentang penyembuhan) yang merupakan titik puncak filsafat paripatetik dalam Islam. Kaya lain Ibnu Sina adalah Sanatio atau Sufficienta, Sadidiyya (buku ilmu kedokteran), Al-Musiqa (buku tentang musik), Al-Mantiq, Qamus el Arabi, Danesh Nameh (buku filsafat), Uyun-ul Hikmah (buku filsafat), Mujiz, kabir wa Shaghir (buku tentang dasar-dasar ilmu logika), Hikmah el Masyriqiyyin (Britanica Encyclopedia), Al- Inshaf (buku tentang keadilan sejati), Al-Hudud (istilah-istilah dan pengertian- pengertian dalam ilmu filsafat, Al-Isyarat wat Tanbiehat (buku ini lebih banyak membicarakan dalil-dalil dan peringatan-peringatan mengenai prinsip ketuhanan dan keagamaan, An-Najah (buku tentang kebahagiaan jiwa).3. Al-Biruni, meneliti garis lintang bagi Kath, Khwarazm, dengan menggunakan altitude maksima matahari. Menulis beberapa hasil kerja ringkas, termasuk kajian proyeksi peta "Kartografi", termasuk metodologi untuk membuat proyeksi belahan bumi pada bidang datar. Menulis buku berjudul "Kronologi" yang merujuk hasil kerja lain yang dihasilkan, buku tentang astrolab, sistem desimal, pengkajian bintang, dan tentang sejarah. Membuat penelitian radius Bumi kepada 6.339,6 kilometer (hasil ini diulang di Barat pada abad ke 16). Sumbangannya terhadap matematika termasuk aritmatika teoritis and praktis, penjumlahan seri, analisis kombinatorial, kaidah angka 3, bilangan irasional, teori perbandingan, definisi aljabar, metode pemecahan penjumlahan aljabar, geometri, teorema Archimedes dan tentang sudut segitiga.

4. Al-Khawarizmi. Pengetahuan dan keahliannya bukan hanya bidang syariat, tapi juga bidang falsafah, logika, aritmatika, geometri, musik, ilmu hitung, sejarah Islam dan kimia. Sumbangsihnya, antara lain Al-Jabr wal Muqabalah (trigonometri dan astronomi), Hisab al-Jabr wa al-Muqabalah (matematika), konsep sifat dan sistem nomor, tentang Cos, Sin dan Tan dalam penyelesaian persamaan trigonometri, teorema segitiga sama kaki dan perhitungan luas segitiga, segi empat dan lingkaran dalam geometri, bidang astronomi (ilmu falaq).5. Jabir Ibnu Hayyan. Dijuluki sebagai Bapak Kimia Modern. Teori Jabir dan risalah- risalah bidang ilmu kimia (Kitab Al-Kimya dan Kitab Al Sab'een). Karya lain yang telah diterbitkan adalah Kitab al Rahmah, Kitab al Tajmi, Al Zilaq al Sharqi, Book of The Kingdom, Book of Eastern Mercury, dan Book of Balance.6. Ibnu Ismail Al Jazari. Penemu Konsep Robotika Modern, mendapat julukan sebagai Bapak Modern Engineering berkat temuan-temuannya yang banyak mempengaruhi rancangan mesin-mesin modern saat ini, diantaranya combustion engine, crankshaft, suction pump, programmable automation, buku al-Jami Bain al-Ilm Wal Aml al- Nafi Fi Sinat at al-Hiyal (The Book of Knowledge of Ingenious Mechanical Devices), membuat jam gajah yang bekerja dengan tenaga air dan berat benda untuk menggerakkan secara otomatis sistem mekanis serta pompa air.7. Abu Al Zahrawi. Penemu gips era Islam, seorang dokter, ahli bedah serta seorang muslim yang taat. Penemu pertama dari teknik pengobatan patah tulang dengan menggunakan gips sebagaimana yang dilakukan pada era modern ini. Karya fenomenal Al Zahrawi merupakan Kitab Al-Tasrif yang berisi penyiapan aneka obat-obatan yang diperlukan untuk penyembuhan setelah dilakukannya proses operasi. Dalam penyiapan obat-obatan itu, dikenalkan mengenai teknik sublimasi. Al Zahrawi menjadi pakar kedokteran termasyhur di zamannya. Prinsip-prinsip ilmu pengetahuan kedokterannya masuk ke dalam kurikulum jurusan kedokteran di seluruh Eropa8. Ibnu Haitham merupakan ilmuwan Optik. Belajar yang dilakukan secara otodidak membuatnya mahir dalam bidang ilmu pengetahuan, ilmu falak, matematika, geometri, pengobatan, dan filsafat. Tulisannya mengenai mata telah menjadi salah satu rujukan penting dalam bidang penelitian sains di barat. Kajiannya mengenai pengobatan mata menjadi dasar pengobatan mata modern. Banyak buku yang dihasilkan dan masih menjadi rujukan hingga saat ini. Di antaranya adalah AlJami fi Usul alHisab yang mengandung teori-teori ilmu matemetika dan matematika penganalisaan; Kitab al-Tahlil wa alTarkib mengenai ilmu geometri; Kitab Tahlil aimasail al Adadiyah tentang aljabar; Maqalah fi Istikhraj Simat alQiblah yang mengupas tentang arah kiblat; Maqalah fima Tadu llaih mengenai penggunaan geometri dalam urusan hukum syarak; dan Risalah fi Sinaat al-Syir mengenai teknik penulisan puisi.9. Al-Jahiz, ahli zoologi terkemuka dan merupakan ilmuwan muslim pertama pencetus teori evolusi, mengungkap dampak lingkungan terhadap kemungkinan seekor binatang untuk tetap bertahan hidup. Al-Jahiz sebagai ahli biologi pertama yang mengungkapkan teori berjuang untuk tetap hidup (struggle for existence). Al-Jahiz mempelajari banyak hal, seperti puisi Arab, filsafat Arab, sejarah Arab dan Persia sebelum Islam, serta Al-Quran dan hadist. Berkat teorinya yang cemerlang, Al- Jahiz dikenal sebagai ahli biologi terbesar yang pernah lahir di dunia Islam, dan berhasil menuliskan kitab Ritab Al-Haywan (Buku tentang Binatang). Dalam kitab itu ditulis tentang kuman, teori evolusi, adaptasi, dan psikologi binatang. Al-Jahiz tercatat sebagai ahli biologi pertama yang mencatat perubahan hidup burung melalui migrasi, mampu menjelaskan metode memperoleh ammonia dari kotoran binatang melalui penyulingan. Al-Jahiz menulis kitab al-Bukhala (Book of Misers or Avarice

& the Avaricious), Kitab al-Bayan wa al-Tabyin (The Book of eloquence and demonstration), Kitab Moufakharat al Jawari wal Ghilman (The book of dithyramb of concubines and ephebes), dan Risalat mufakharat al-sudan ala al-bidan (Superiority Of The Blacks To The Whites).10. Ar-Razi. Sejak muda telah mempelajari filsafat, kimia, matematika dan kesastraan.

Dalam bidang kedokteran, ia berguru kepada Hunayn bin Ishaq. Ar-Razi dipercaya memimpin sebuah rumah sakit di Rayy. Selanjutnya juga memimpin Rumah Sakit Muqtadari di Baghdad. Ar-Razi diketahui sebagai ilmuwan serba bisa dan dianggap sebagai salah satu ilmuwan terbesar dalam Islam. Kontribusi bidang kedokteran tentang cacar dan campak. Sebagai dokter utama di rumah sakit di Baghdad, ar-Razi merupakan orang pertama yang menjelaskan seputar penyakit cacar. "Cacar terjadi ketika darah 'mendidih' dan terinfeksi, dimana kemudian hal ini akan mengakibatkan keluarnya uap. Kemudian darah muda (yang kelihatan seperti ekstrak basah di kulit) berubah menjadi darah yang makin banyak dan warnanya seperti anggur yang matang. Pada tahap ini, cacar diperlihatkan dalam bentuk gelembung pada wine. Penyakit ini dapat terjadi tidak hanya pada masa kanak- kanak, tapi juga masa dewasa. Cara terbaik untuk menghindari penyakit ini adalah mencegah kontak dengan penyakit ini, karena kemungkinan wabah cacar bisa menjadi epidemi." Buku ar-Razi yaitu Al-Judari wal-Hasbah (Cacar dan Campak) adalah buku pertama yang membahas tentang cacar dan campak sebagai dua wabah yang berbeda. Cara penjelasan yang tidak dogmatis dan kepatuhan pada prinsip Hippokrates dalam pengamatan klinis memperlihatkan cara berpikir ar-Razi. Razi menemukan penyakit "alergi asma", dan ilmuwan pertama yang menulis tentang alergi dan imunologi. Pada bidang farmasi, ar-Razi juga berkontribusi membuat

peralatan seperti tabung, spatula dan mortar. Ar-razi juga mengembangkan obat- obatan yang berasal dari merkuri. Ar-Razi mengemukakan pendapatnya dalam bidang etika kedokteran. Untuk meningkatkan mutu seorang dokter, ar-Razi menyarankan agar para dokter tetap belajar dan terus mencari informasi baru. Ar- Razi mengatakan bahwa tujuan menjadi dokter adalah untuk berbuat baik, bahkan sekalipun kepada musuh dan juga bermanfaat untuk masyarakat sekitar. Karya ar- Razi pada bidang kedokteran dituliskan dalam buku Hidup yang Luhur (Arab: OPQRRSTU), Petunjuk Kedokteran untuk Masyarakat Umum (Arab:VWRRRRXSY Z [RRRR\]RRRRRR^_`TU), Keraguan pada Galen dan Penyakit pada Anak.4. Ilmu pengetahuan pada masa kebangkitan islam sampai dengan sekarangA. Perkembangan Ajaran Islam, Ilmu Pengetahuan, dan kebudayaan1. Pada bidang AkidahSalah satu pelopor pembaruan dalam dunia Islam Arab adalah suatu aliran yang bernama Wahabiyah yang sangat berpengaruh di abad ke-19. Pelopornya adalah Muhammad Abdul Wahab (1703-1787 M) yang berasal dari nejed, Saudi Arabia. Pemikiran yang dikemukakan oelh Muhammada Abdul Wahab adalah upaya memperbaiki kedudukan umat Islam dan merupakan reaksi terhadap paham tauhid yang terdapat di kalangan umat Islam saat itu. Paham tauhid mereka telah bercampur aduk oleh ajaran-ajaran tarikat yang sejak abad ke-13 tersebar luas di dunia IslamDisetiap negara Islam yang dikunjunginya, Muhammad Abdul Wahab melihat makam-makam syekh tarikat yang bertebaran. Setiap kota bahkan desa-desa mempunyai makam sekh atau walinya masing-masing. Ke makam-makam itulah uamt Islam pergi dan meminta pertolongan dari syekh atau wali yang dimakamkan disana untuk menyelesaikan masalah kehidupan mereka sehari-hari. Ada yang meminta diberi anak, jodoh disembuhkan dari penyakit, dan ada pula yang minta diberi kekayaan. Syekh atau wali yang telah meninggal. Syekh atau wali yang telah meninggal dunia itu dipandang sebagai orang yang berkuasa untuk meyelesaikan segala macam persoalan yang dihadapi manusia di dunia ini. Perbuatan ini menurut pajam Wahabiah termasuk syirik karena permohonan dan doa tidak lagi dipanjatkan kepada Allah SWTMasalah tauhid memang merupakan ajaran yang paling dasar dalam Islam . oleh karena itu, tidak mengherankan apabila Muhammad Abdul Wahab memusatkan perhatiannya pada persoalan ini. Ia memiliki pokok-pokok pemikiran sebagai berikut.a. Yang harus disembah hanyalah Allah SWT dan orang yang menyembah selain dari Nya telah dinyatakan sebagai musyrikb. Kebanyakan orang Islam bukan lagi penganut paham tauhid yang sebenarnya karena mereka meminta pertolongan bukan kepada Allah, melainkan kepada syekh, wali atau kekuatan gaib. Orang Islam yang berperilaku demikian juga dinyatakan sebagai musyrikc. Menyebut nama nabi, syekh atau malaikat sebagai pengantar dalam doa juga dikatakan sebagai syirikd. Meminta syafaat selain kepada Allah juga perbuatan syrike. Bernazar kepada selain Allah juga merupakan sirikf. Memperoleh pengetahuan selain dari Al Quran, hadis, dan qiyas merupakan kekufurang. Tidak percaya kepada Qada dan Qadar Allah merupakan kekufuran.h. Menafsirkan Al Quran dengan takwil atau interpretasi bebas juga termasuk kekufuran.Untuk mengembalikan kemurnian tauhid tersebut, makam-makam yang banyak dikunjungi denngan tujuan mencari syafaat, keberuntungan dan lain-lain sehingga membawa kepada paham syirik, mereka usahakan untuk dihapuskan. Pemikiran-pemikiran Muhammad Abdul Wahab yang mempunyai pengaruh pada perkembangan pemikiran pembaruan di abad ke-19 adalah sebagai berikut.a. Hanya alquran dan hadis yang merupakan sumber asli ajaran-ajaran Islam. Pendapat ulama bukanlah sumberb. Taklid kepada ulama tidak dibenarkanc. Pintu ijtihad senantiasa terbuka dan tidak tertutupMuhammad Abdul Wahab merupakan pemimpin yang aktif berusaha mewujudkan pemikirannya. Ia mendapat dukungan dari Muhammad Ibn Suud dan putranya Abdul Aziz di Nejed. Paham-paham Muhammad Abdul Wahab tersebar luas dan pengikutnya bertambah banyak sehingga di tahun 1773 M mereka dapat menjadi mayoritas di Ryadh. Di tahun 1787, beliau meninggal dunia tetapi ajaran-ajarannya tetap hidup dan mengambil bentuk aliran yang dikenal dengan nama Wahabiyah.2. Pada bidang Ilmu PengetahuanIslam merupakan agama yang sangat mendukung kemajuan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, Islam menghendaki manusia menjalankan kehidupan yang didasarkanpada rasioanlitas atau akal dan iman. Ayat-ayat Al Quran banyak memberi tempat yang lebih tinggi kepada orang yang memiliki ilmu pengetahuan, Islam pun menganjurkan agar manusia jangan pernah merasa puas dengan ilmu yang telah dimilikinya karena berapapun ilmu dan pengetahuan yang dimiliki itu, masih belum cukup untuk dapat menjawab pertanyaan atau masalah yang ada di dunia ini. Firman Allah SWT( lihat Al_quran onlines di google)Artinya :Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepada tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah maha perkasa lagi maha bijaksana.(QS luqman : 27)Ajaran Islam tersebut mendapat respon yang positif dari para pemikir Islam sejak zaman klasik (650-1250 M), zaman pertengahan (1250-1800 M) hingga periode modern (1800 m dan seterusnya). Masa pembaruan merupakan zaman kebangkitan umat Islam. Jatuhnya mesir ke tangan barat menynadarkan umat Islam bahwa di barat telah timbul peradaban baru yang lebih tinggi dan merupakan ancaman bagi Islam. Raja-raja dan pemuka-pemuka Islam mulai memikirkan cara untul meningkatkan mutu dan kekuatan umat Islam. Pemikiran dan usaha pembaruan antara lain sebagai berikut.a. Praperiode modern (1250-1800 M)Sebenarnya pembaruan dan perkembangan ilmu pengetahuan telah dimulai sjak periode pertengahan, terutama pada masa kerajaan usmani. Pada abad ke-17, mulai terjadi kemunduran khusunya ditandai oleh kekalahan-kekalahan yang dialami melalui peperangan melawan negara-negara Eropa. Peristiwa tersebut diawali dengan terpukul mundurnya tentara usmani ketika dikirm untuk menguasai wina pada tahun 1683. kerajaan usmani menyerahkan Hungaria kepada Austria, daerah Podolia kepada Polandia, dan Azov kepada Rusia dengan perjanjian Carlowiz yang ditandatangani tahun 1699Kekalahan yang menyakitkan ini mendorong raja-raja dan pemuka-pemuka kerajaan usmani mengadakan berbagai penelitian untuk menyelidiki sebab-sebab kekalahan mereka dan rahasia keunggulan lawan. Mereka mulai memperhatikan kemajuan Eropa, terutama Prancis sebagai negara yang terkemuka pada waktu itu. Negara Eropa mulai mempunyai arti yang penting bagi cendikiawan atau pemuka-pemuka usmani. Orang-orang Eropa yang selama ini dipandang sebagai kafir dan rendah mulai dihargai. Bahkan, duta-dutapun dikirim ke Eropa untuk mempelajari kemajuan berbagai disiplin ilmu serta suasana dari dekatPada tahun 1720, Celebi Mehmed diangkat subagai duta di Paris dengan tugas khusu mengunjungi pabrik-pabrik, benteng-benteng pertahanan, dan institusi-institusi lainnya serta memberi laporan tentang kemajuan tekhnik, organisasi angkatan perang modern, rumah sakit, observatorium, peraturan, karantina, kebun binatang, adat istiadat dan lain sebagainya seperti ia lihat di Perancis. Di tahun 1741 M anaknya, Said Mehmed dikirim pula ke parisLaporan-laporan kedua duta ini menarik perhatian Sultan Ahmad III (1703-1730 M) untuk memulai pembaruan di kerajaan Usmani. Pada tahun 1717 M, seorang perwira Perancis bernama De Rochefart datang ke Istanbul dengan usul membentuk suatu korps artileri tentara Usmani berdasarkan ilmu-ilmu kemiliteran modern. Di tahun 1729, datang lagi seorang Perancis yakni Comte De Bonneval yang kemudia masuk Islam dengan nama baru Humbaraci Pasya. Ia bertugas melatih tentara usmani untuk memakai alat-alat (meriam) modern. Untuk menjalankan tugas ini, ia dibantu oleh Macarthy dari Irlandia, Ramsay dari Skotlandia dan Mornai dari Perancis. Atas usaha ahli-ahli Eropa inilah, taktik dan teknik militer ,odern pun dimasukkan ke dalam angkatan perang usmani. Maka pada tahun 1734 M, dibuka sekolah teknik militer untuk pertama kalinya.Dalam bidang non militer, pemikiran dan usaha pembaruan dicetuskan oleh Ibrahim Mutafarrika (1670-1754 M). Ia memperkenalkan ilmu-ilmu pengetahuan modern dan kemajuan barat kepada masyarakat turki yang disertai pula oleh usha penerjemahan buku-buku barat ke dalam bahasa turki. Suatu badan penerjemah yang terdiri atas 25 orang anggota dibentuk pada tahun 1717 MSarjana atau filsuf Islam yang termasyur, baik didunia Islam atau barat ialah Ibnu Sina (1031 M) dan Ibnu Rusyd (1198 M). Dalam bidang seni atau syair, penyair persia Umar Khayam (1031 M) dan penyair lirik Hafiz (1389 M) yang dijuluki Lisan Al Gaib atau suara dari dunia gaib, sangat dikenal luas saat itub. Pembaruan pada periode modern (1800 M dan seterusnya)Kaum muslim memiliki banyak sekali tokoh tokoh pembaruan yang pokok pokok pemikirannya maupun jasa-jasanya di berbagai bidang telah memberikan sumbangsih bagi uamt Islam di dunia. Beberapa tokoh yang terkenal dalam dunia ilmu pengetahuan atau pemikiran Islam tersebut antara lain sebagai berikut.1) Jamaludin Al Afgani (Iran 1838 Turki 1897)Salah satu sumbangan terpenting di dunia Islam diberikan oleh sayid Jamaludin Al Afgani. Gagasannya mengilhami kaum muslim di Turki, Iran, mesir dan India. Meskipun sangant anti imperialisme Eropa, ia mengagungkan pencapaian ilmu pengetahuan barat. Ia tidak melihat adanya kontradiksi antara Islam dan ilmu pengetahuan. Namun, gagasannya untuk mendirikan sebuah universitas yang khusus mengajarkan ilmu pengetahuan modern di Turki menghadapi tantangan kuat dari para ulama. Pada akhirnya ia diusir dari negara tersebut.2) Muhammad Abduh (mesir 1849-1905) dan Muhammad Rasyd Rida (Suriah 1865-1935)Guru dan murid tersebut sempat mengunjungi beberapa negara Eropa dan amat terkesan dengan pengalaman mereka disana. Rasyd Rida mendapat pendidikan Islam tradisional dan menguasai bahasa asing (Perancis dan Turki) yang menjadi jalan masuknya untuk mempelajari ilmu pengetahuan secara umum. Oelh karena itu, tidak sulit bagi Rida untuk bergabung dengan gerakan pembaruan Al Afgani dan Muhammad Abduh di antaranya melalui penerbitan jurnal Al Urwah Al Wustha yang diterbitkan di paris dan disebarkan di Mesir. Muhammad Abduh sebagaimana Muhammad Abdul Wahab dan Jamaludin Al Afgani, berpendapat bahwa masuknya bermacam bidah ke dalam ajaran Islam membuat umat Islam lupa akan ajaran-ajaran Islam yang sebenarnya. Bidah itulah yang menjauhkan masyarakat Islam dari jalan yang sebenarnya.3) Toha Husein (Mesir Selatan 1889-1973)Toha husein adalah seorang sejarawan dan filsuf yang amat mendukung gagasan Muhammad Ali Pasya. Ia merupakan pendukung modernisme yang gigih. Pengadopsian terhadap ilmu pengetahuan modern tidak hanya penting dari sudut nilai praktis (kegunan)nya saja, tetapi juga sebagai perwujudan suatu kebudayaan yang amat tinggi. Pandangannya dianggap sekularis karena mengunggulkan ilmu pengetahuan.4) Sayid Qutub (Mesir 1906-1966) dan Yusuf Al Qardawi.Al qardawi menekankan perbedaan modernisasi dan pembaratan. Jika modernisasi yang dimaksud bukan berarti upaya pembaratan dan memiliki batasan pada pemanfaatan ilmu pengetahuan modern serta penerapan tekhnologinya, Islam tidak menolaknya bahkan mendukungnya. Pandangan al qardawi ini cukup mewakili pandangan mayoritas kaum muslimin. Secara umum, dunia Islam relatif terbuka untuk menerima ilmu pengetahuan dan tekhnologi sejauh memperhitungkan manfaat praktisnya. Pandangan ini kelak terbukti dan tetap bertahan hingga kini di kalangan muslim. Akan tetapi, dikalangan pemikir yang mempelajari sejarah dan filsafat ilmu pengetahuan, gagasan seperti ini tidak cukup memuaskan mereka.5) Sir Sayid Ahmad Khan (india 1817-1898)Sir Sayid Ahmad Khan adalah pemikir yang menyerukan saintifikasi masyarakat muslim. Seperti halnya Al Afgani, ia menyerukan kaum muslim untuk meraih ilmu pengetahuan modern. Akan tetapi, berbeda dengan Al Afgani ia melihat adanya kekuatan yang membebaskan dalam ilmu pengetahuan dan tekhnologi modern. Kekuatan pembebas itu antara lain meliputi penjelasan mengenai suatu peristiwa dengan sebab-sebabnya yang bersifat fisik materiil. Di barat, nilai-nilai ini telah membebaskan orang dari tahayuldan cengkeraman kekuasaan gereja. Kini, dengan semangat yang sama, Ahmad Khan merasa wajib membebaskan kaum muslim dengan melenyapkan unsur yang tidak ilmiah dari pemahaman terhadap Al Quran. Ia amat serius dengan upayanya ini antara lain dengan menciptakan sendiri metode baru penafsiran Al Quran. Hasilnya adalah teologi yang memiliki karakter atau sifat ilmiah dalam tafsir Al Quran6) Sir Muhammad Iqbal (Punjab 1873-1938)Generasi awal abad ke-20 adalah Sir Muhammad Iqbal yang merupakan salah seorang muslim pertama di anak benua India yang sempat mendalami pemikiran barat modern dan mempunyai latar belakang pendidikan yang bercorak tradisional Islam. Kedua hal ini muncul dari karya utamanya di tahun 1930 yang berjudulThe Reconstruction of Religious Thought in Islam(Pembangunan Kembali Pemikiran Keagamaan dalam Islam). Melalui penggunaan istilahrecontruction, ia mengungkapkan kembali pemikiran keagamaan Islam dalam bahasa modern untuk dikonsumsi generasi baru muslim yang telah berkenalan dengan perkembangan mutakhir ilmu pengetahuan dan filsafat barat abad ke-20B. Islam dan iptek1. Motivasi alquran dan hadis kearah pengembangan iptek

Iptek atau Ilmu Pengetahuan dan Teknolgi, merupakan salah satu hal yang tidak dapat kita lepaskan dalam kehidupan kita. Kita membutuhkan ilmu karena pada dasarnya manusia mempunyai suatu anugerah terbesar yang diberikan Allah SWT hanya kepada kita, manusia, tidak untuk makhluk yang lain, yaitu sebuah akal pikiran. Dengan akal pikiran tersebutlah, kita selalu akan berinteraksi dengan ilmu. Akal yang baik dan benar, akan terisi dengan ilmu-ilmu yang baik pula. Sedangkan teknologi, dapat kita gunakan sebagai sarana untuk mendapatkan ilmu pengetahuan itu sendiri.Pendidikan sains dan teknologi seharusnya sudah diberikan dengan mantab saat anak masih kecil. Hal ini dikarenakan, ilmu yang dipelajari tidak jauh jauh dari apa yang kita temukan setiap harinya. Kita dapat menjelaskan kepada mereka (anak kecil) dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami. Tidak perlu bertele tele yang mana bahasa itu hanya bisa dimengerti orang dewasa. Dengan proses pembelajaran yang menyenangkan, insyaallah akan membuat mereka suka pada IPTEK. Dengan begitu, muncullah bibit bibit baru yang lebih unggul yang akan menggantikan para ilmuwan abad ini. Sesungguhnya IPTEK sendiri adalah suatu ilmu pengetahuan yang menarik dan menyenangkan. Apalagi dalam pembelajarannya terdapat banyak sekali hikmah yang kita temukan didalamnya. Yang mana pada saat kita melakukan penelitian/praktek, kita akan menyadari betapa Maha Besar Dia yang menciptakan langit dan bumi serta seisinya. Seperti dalam (Q.S. Az-Zuhruf : 9)

Dan sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka: Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?, niscaya mereka akan menjawab: Semuanya diciptakan oleh yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.motivasi islam dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi sangatlah besar. Hal ini terbukti dari firman Allah dan hadist Rasulullah yang menyatakan bahwa ilmu sangatlah penting dan Allah mencintai hamba-hamba-Nya yang berilmu bahkan akan mengangkat derajatnya. Selain itu juga terbukti dengan banyaknya para ilmuan dan orang muslim yang ahli dalam suatu disiplin ilmu tertentu. Tak hanya itu, perkembangan iptek di masa Khalifah Abbasiyah yang berkembang dengan baik juga merupakan bukti bahwa ilmu pengetahuan sangat penting dalam islam. Namun, perlu diingat pula bahwa kemajuan iptek perlu didukung dengan kemajuan dan perbaikan imtaq. Kedua hal tersebut haruslah selaras dan seimbang. Iptek sesungguhnya sangatlah penting dan teramat berguna dalam meningkatkan taraf hidup manusia. Karena itu perlu ada saringan pengguna iptek. Saringannya adalah agama dan akal budi.2. Kedudukan ilmuan dalam islam dan peringatan sesudah mendapatkan ilmu

Dalam al-Quran Surat AlMujadalah ayat 11 dikemukakan: Alloh akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan beberapa derajat mengilhami kepada kita untuk serius dan konsisten dalam memperdalam dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Beberapa tokoh penting (ilmuwan) dalam sejarah Islam jelas menjadi bukti janji Alloh s.w.t akan terangkatnya derajat mereka baik dihadapan Alloh maupun sesama manusia.Nama-nama besar seperti Abu Hasan Alasyari (873-935), al Jubai (w.303 H) al Maturidi (w.944) dalam lapangan theology Islam; Imam AlBukhari (w.870), Imam Muslim (w.875), al Turmudzi (w.892) dan al NasaI (w.915) dalam lapangan Hadist; AlKhuwarizmi (800-847) ilmuwan Muslim perintis ilmu pasti, al farghani atau farghanus abad 9 seorang ahli astronomi dll.Dalam lapangan kedokteran ilmuwan Muslim yang sangat terkenal, antara lain Abu ali Al Husain bin Abdullah bin Sina (Ibn Sina) atau Avicenna (980-1037) dan diberi julukan sebagai the prince of physician yang juga dikenal sebagai Filsuf besar, termasuk Al Farabi (870-950) yang juga memiliki keahlian dalam lapangan logika, politik dan ilmu jiwa (Abuddin: 150-151) dan masih banyak lainnya, menunjukkan pada umat Islam tingginya kedudukan mereka di kalangan umat Islam hingga menembus umat di luar Islam. Semuanya sebagai konsekwensi logis dari ilm yang mereka miliki.DR Wahbah Zuhaili dalam Tafsir Al Munir nya memaknai kata darajaat (beberapa derajat) dengan beberapa derajar kemuliaan di dunia dan akhirat. Orang alim yang beriman akan memperoleh fahala di akhirat karena ilmunya dan kehormatan serta kemulyaan di sisi manusia yang lain di dunia. Karena itu Alloh s.w.t meninggikan derajat orang mumin diatas selain mumin dan orang-orang alim di atas orang-orang tidak berilmu. (juz 28: 43)Dalam perspektif sosiologis, orang yang mengembangkan ilmu berada dalam puncak piramida kegiatan pendidikan. Banyak orang sekolah/ kuliah tetapi tidak menuntut ilmu. Mereka hanya mencari ijazah, status/gelar. Tidak sedikit pula guru atau dosen yang mengajar tetapi tidak mendidik dan mengembangkan ilmu. Mereka ini berada paling bawah piramida dan tentunya jumlahnya paling banyak. Kelompok kedua adalah mereka yang kuliah untuk emnuntu ilmu tetapi tidak emngembangkan ilmu. Mereka ini ingin memiliki dan menguasai ilmu pengetahuan untuk bekal hidupnya atau untuk dirinya sendiri, tidak mengembangkannya untuk kesejahteraan masyarakat. Kelompok ini berada di tengah piramida kegiatan pendidikan. Sedangkan kelompok yang paling sedikit dan berada di puncak piramida adalah seorang yang kuliah dan secara bersungguh-sungguh mencintai dan mengembangkan ilmu. Salah satunya adalah dosen yang sekaligus juga seorang pendidik dan ilmuwan. (Tobroni:36)Keutamaan orang alim (ilmuwan) dibanding lainnya diperkuat oleh hadist Nabi dari Muadz;" "Keutamaan orang alim atas hamba (lainnya) adalah seperti kelebihan bulan purnama atas bintang-bintang H.R Abu Daud, Turmudzi, Nasai , dan Ibn hibban.

Dan Hadist riwayat Ibnu Majah dari Utsman r.a;" : "

Tiga golongan orang yang ditolong di hari kiamat; yaitu para Nabi kemudian Ulama kemudian syuhada. (Ihya: 17)

Penjelasan al Quran , Hadist maupun fakta di atas memberikan gambaran yang jelas bahwa kedudukan ilmu dan ilmuwan begitu tinggi dan mulya di hadapan Alloh dan hamba-hambaNya. Jika umat Islam menyadari dan memegang teguh ajaran agamanya untuk menjunjung tingi ilmu pengetahuan , maka pasti dapat di raih kembali puncak kejayaan Islam sebagaimana catatan sejarah di abad awal Hijrah hingga abad ke dua belas Hijrah, dimana umat dan Negara- negara Islam menjadi pusat peradaban dunia.

3. Fungsi IPTEK dalam memperkuat imtaq

4. Alquran sumber inspirasi untuk menemukan ilmu yang amaliah dan amal yang ilmiah

Ilmu merupakan pijakan dalam beramal, sebagai landasan berbuat dan mengarahkan perbuatan ke arah kebaikan. Dengan ilmu kita mengetahui segalanya. Seorang bijak pernah berkata, "Ilmu tanpa amal; cacat. Dan, amal tanpa ilmu; buta." Maaf kalau perkataan orang bijak ini salah redaksi. Atau, ada istilah bangsa Arab yang tak pernah luput dari ingatan kita, "Al-'ilmu bilaa 'amalin, kasy-syajari bilaa tsamar". Terjemahan bahasa Indonesianya lebih kurang seperti ini: "Ilmu yang tidak diamalkan bagai pohon tak berbuah. Hati-hati, ini bukan hadits, melainkan pepatah alias 'ibarah. Makanya, jika berdakwah, pakailah dalil sesuai sumbernya. Jangan pepatah dianggap hadits.

Amal adalah pendorong untuk tetap menjaga dan memperkokoh ilmu dalam sanubari para penuntut ilmu, dan ketiadaan amal merupakan pendorong hilangnya ilmu dan mewariskan kelupaan. Asy Sya'bi berkata : "Kami dahulu meminta bantuan dalam mencari hadits dengan berpuasa, dan kami dahulu meminta bantuan untuk menghapal hadits dengan mengamalkannya".

As Sulamiy berkata : "Telah memberi kabar kepada kami dari orang-orang yang mengajari Al-Qur'an kepada kami, bahwa mereka (para shahabat Nabi) dahulu belajar Al-Qur'an dari Nabi shollallohu alaihi wa sallam dimana mereka apabila mempelajari sepuluh ayat mereka tidak akan beranjak ke ayat berikutnya sampai mereka mengamalkan kandungannya".

Sesungguhnya orang yang bodoh kelak di hari kiamat akan ditanya kenapa ia tidak belajar (mencari ilmu), sedangkan orang yang berilmu akan ditanya apa yang telah diamalkan dengan ilmunya. Jika ia meninggalkan amal, maka ilmunya akan berbalik menjadi hujjah bagi dirinya. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda : "Pada hari kiamat nanti, seseorang akan digiring kemudian dilemparkan ke dalam api neraka sampai isi perutnya terburai keluar. Kemudian penghuni neraka bertanya kepadanya : Bukankah kamu dahulu menyerukan kebajikan dan melarang kemungkaran?' Ia menjawab : Saya dahulu menganjurkan kebaikan tapi saya sendiri tidak melakukannya, dan saya melarang kemungkaran tapi saya sendiri mengerjakannya'."(HR. Bukhari dan Muslim).

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda : "Perumpamaan seorang alim yang mengajarkan kebaikan kepada manusia dan melupakan dirinya, seperti lilin yang menerangi manusia tetapi membakar dirinya sendiri". (HR. Thabrani).

Yahya bin Muadz Ar Razi berkata : "Orang miskin pada hari kiamat adalah orang yang ilmunya berbalik menjadi hujjah baginya, ucapannya berbalik menjadi musuhnya, dan pemahamannya yang mematahkan udzurnya".

Ibnul Jauzi berkata : "Orang yang benar-benar sangat patut dikasihani adalah orang yang menyia-nyiakan umurnya dalam suatu ilmu yang tidak ia amalkan, sehingga ia kehilangan kesenangan dunia dan kebaikan akhirat, kemudian dia ketika hari kiamat dalam datang dalam keadaan bangkrut dengan kuatnya hujjah atas dirinya". (Shoidul Khatir hal. 144).

DIarsipkan di bawah: Fatwa2 Ulama!, Manhaj!, Salaf! | Ditandai: abdullah bin al mu'taz, abi barzah al aslami, abu darda, abu hurairah, abu qilabah, al-hilyah, amal, as sulamiy, az-zuhri, hr. bukhari muslim, hr. thabrani, ibnul jauzi, ilmu, ilmu menuntut amal, imam tirmidzi, shoidul khatir, sufyan ats-Tsauri, yahya bin muadz ar raziDAFTAR PUSTAKAAl-Ghazali, Muhammad. Al-Ghazali Menjawab 100 Soal Keislaman. PenerjemahAbdullah Abbas. Jakarta: Lentera Hati, 2011.Ali, Yunasril. Buku Induk Rahasia dan Makna Ibadah. Jakarta: Penerbit Zaman, 2012. Bakhtiar, Amsal. Filsafat Agama: Wisata Pemikiran dan Kepercayaan Manusia.Jakarta: Rajawali Pers, 2009Bisri, Mukti dkk. Pendidikan Agama Bernuansa Kesehatan. Modul Guru. Jakarta: PilarMedia, 2007Departemen Pendidikan Nasional, Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. EdisiKeempat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum, 2008Koenig, Harold G. Is Religion Good for Your Health?: The Effects of Religion onPhysical and Mental Health.Hashman, Ade. Rahasia Kesehatan Rasulullah: Meneladani Gaya Hidup Sehat NabiMuhammad SAW. Jakarta: PT. Mizan Republika, 2012. homehttp://danusiri.dosen.unimus.ac.id/2012/01/13/pandangan-islam-tentang

HYPERLINK \h-kesehatan-bag-/http://ki2011-baktihamdani.blogspot.com/2011/06/ilmu-amaliah-dan-amal-ilmiah.htmlhttp://idajamal.blogspot.com/2010/04/keutamaan-menuntut-ilmu-dan-kedudukan.htmlAl ghazali, Abi Hamid Muhammad bin Muhammad. Ihya Ulum Ad-Diin. Jilid I, ttAhmad Al Hasyimiy, Sayyid. Mukhtarul Ahadist An-Nabawiyyah wal Hikam Al Muhammadiyyah, Beirut Libanon: Darul Fikr 1414 H / 1994 MAbdul Baqi, Muhammad Fuad. Al Lulu Wal Marjan (Terj.) juz II. Surabaya : P.T Bina Ilmu. 2006Az-Zuhaili, Wahbah. At-Tafsir Al- Munir Fil Aqidah wal Syariah wal Manhaj .Juz 28. Beirut- Libanon: Darul Fikr. 1411 H/1991 MIbn Rusn, Abidin. Pemikiran Al Ghazali tentang Pendidikan, Yogyakarta.: Pustaka Pelajar . 1998Nata, Abuddin. Tafsir Ayat-ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Al- Tarbawiy. Jakarta: P.T Rajawali Press, 2008Shihab, Quraisy. Tafsir AL Mishbah. Volume 5Tobroni, DR. Pendidikan Islam Paradigma Teologis, Filosofis dan Spiritualitas. Malang : UMM Press. 2008