tugas 1 - 15511039 - idfi ashari ramadhan.pdf

Upload: idfiashariramadhan

Post on 06-Jul-2018

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Tugas 1 - 15511039 - Idfi Ashari Ramadhan.pdf

    1/15

    Tugas 01

    KL –  4211 Operasi dan Manajemen Pelabuhan

    Dosen: Andojo Wurjanto, Ph.D.

    Idfi Ashari Ramadhan

    15511039

    PROGRAM STUDI TEKNIK KELAUTANFAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

    INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    2015

  • 8/18/2019 Tugas 1 - 15511039 - Idfi Ashari Ramadhan.pdf

    2/15

  • 8/18/2019 Tugas 1 - 15511039 - Idfi Ashari Ramadhan.pdf

    3/15

     

    b.  Struktur

    Figure 2. Struktur Konstruksi Peti Kemas

  • 8/18/2019 Tugas 1 - 15511039 - Idfi Ashari Ramadhan.pdf

    4/15

  • 8/18/2019 Tugas 1 - 15511039 - Idfi Ashari Ramadhan.pdf

    5/15

     

    c.  Jenis

    Figure 3. Jenis-Jenis Kontainer 

    1. 

    Closed Container  (General Purposes Container )

    yang dimaksud dengan closed containers adalah :

    Peti kemas standard dengan tinggi 8 feet, lebar 4 feet, dan panjang bervariasi antara

    10,20,30 dan 40 feet. Seluruh dinding peti kemas tertutup dan hanya mempunyai satu

     pintu di salah satu ujungnya. Peti kemas ini biasanya untuk mengangkut general cargo

    yang tidak memerlukan pengaturan temperatur,ventilasi, dan kondisi khusus lainnya.

    Petikemas ini biasa juga disebut dry cargo container, yaitu petikemas yang diisi bukan

    dengan barang cair (liquid) atau curah (bulk cargo). Peti kemas jenis inilah yang paling

     banyak dipakai dalam perdagangan internasional.

    2. 

    Open Top (Soft Top) Container  

    Yang dimaksud dengan open top container adalah : container dengan bagian atasnya

    terbuka, dan ditutup dengan terpal sebagai pengganti metal. Peti kemas ini dipakai untuk

    memuat barang yang tidak bisa dimasukan melewati pintu container, sehingga

    dimasukan dari atasnya. Penggunaan peti kemas ini biasanya dikenakan tambahan

    ongkos angkut (additional freight rate)

    3. 

    Peti kemas Setengah Tinggi ( Half Height Container )

    Peti kemas ini memiliki panjang dan lebar yang standar, namun hanya mempunyaitinggi setengah dari ukuran standar (1,3 m) petikemas jenis ini biasanya buat

  • 8/18/2019 Tugas 1 - 15511039 - Idfi Ashari Ramadhan.pdf

    6/15

    mengangkut barang-barang berat seperti besi, plat baja,pipa besi, batu marmer dan

     benda berat lainnya. Oleh karena peti kemas memiliki pembatasan dalam berat, (weight

    limitations  ) maka benda berat ini jika dimuat, cukup dengan separuh dari container

    standar. Atau sering disebut yang artinya dua peti kemas, cukup menempati satu

    ruangan untuk peti kemas standar, sehingga sangat menghemat ruangan di kapal.

    Terdapat dua jenis half height container , yaitu:

    a.   Half Height Container, Solid Removable Top.

    Yaitu peti kemas setengah tinggi dengan tutup metal yang dapat dibuka atau

    dipindahkan, agar memudahkan untuk pemuatan dari atas.

    b.   Half Height Container, Soft Removable Top.

    Yaitu petikemas setengah tinggi yang mempunyai tutup dari terpal yang dapat

    dibuka atau dipindahkan, agar mudah untuk memasukan barang dari atasnya.

    4.  Peti Kemas Barang Curah ( Dry Bulk Container )

    Yang dimaksud dengan dry bulk container adalah:

    Peti kemas yang dirancang untuk mengangkut barang curah.

     bentuknya sama dengan peti kemas tertutup( closed container/general purpose) namun

    dibagian atas (on top) terdapat lubang untuk mengisi barang curah, dan dibagian bawah

    container terdapat lubang/pintu untuk mengucurkan barang curah (hatchways) untuk

    memudahkan pembongkaran di tempat tujuan. Peti kemas jenis ini biasanya dipakai

    untuk memuat barang-barang berbentuk butiran kering, sepertigula,semen,pupuk,kedelai, jagung dan kacang-kacangan kering lainnya.

    5.   Reefer Container  ( Refrigerated Container )

    Yang dimaksud dengan reefer container atau peti kemas berpendingin adalah petikemas

    standar biasa (closed container) yang dilengkapi dengan alat pendingin yang

    dihubungkan dengan tenaga listrik pada kapal atau dengan generator tersendiri

    (demountable generator). Peti kemas ini dipakai untuk mengangkut barang2 yang cepat

    membusuk, sehingga membutuhkan proses pengawetan selama dalam perjalanan.

    Biasanya dipakai untuk mengangkut buah-buah,sayur,daging, susu segar dan lainnya.

    6.   Platform Container  ( Flat Rack Container )

    Yang dimaksud dengan platform container adalah peti kemas yang tak punya dinding

    dan tak punya atap, hanya sekedar pelataran yang rata saja. Ia mempunyai panjang dan

    lebar sesuai dengan ukuran standar kontainer namun tak memiliki tinggi, hanya tebal

    seperti standar tebal kontainer. Biasanya dipakai buat angkat mesin2 besar.

    7.  Petikemas Liquid  (Tank Container )

    Yang dimaksud dengan tank container atau petikemas liquid adalah petikemas yang

    dirancang untuk mengangkut benda benda cair. Dibuat berbentuk tanki bulat

  • 8/18/2019 Tugas 1 - 15511039 - Idfi Ashari Ramadhan.pdf

    7/15

     panjang(Clynder) dari bahan baja tahan karat, dan diberi kerangka besi dengan ukuran

    yang sama dengan container lainnya. Tank tainer ini biasanya dipakai untuk mengangkut

    alkohol, minuman, sampai bahan-bahan kimia berbahaya.

    8. 

    Open Top, Open Sided, Open Ended Skeletal ContainerSelain dari jenis-jenis kontainer diatas, juga terdapat jenis kontainer berpintu samping

    (open sided container), petikemas tanpa dinding dan tanpa atap, hanya memiliki

    kerangka nya saja ( skeletal)

    d.  Identitas (Kode identifikasi)

    Figure 4. Identifikasi Peti Kemas 

    Struktur penomoran peti kemas mengacu pada standar internasional sistem

     penomoran peti kemas (DIN EN ISO 6346). Jumlah digit nomor peti kemas terdiri

    atas 11 digit, dimana angka yang terakhir merupakan kode pengecekan terhadap

    digit-digit sebelumnya. Sebagaimana yang dijelaskan oleh German Marine Insurer

    (GDV, 2009), sistem penomoran peti kemas standar internasional terdiri atas 4

     bagian, yaitu :

    1) Kode Pemilik (Owner Code)

    Kode pemilik kontainer terdiri atas 3 digit huruf kapital. Masing-masing

     pemilik kontainer harus memiliki kode yang bersifat unik dan tidak boleh sama

    dengan pemilik kontainer lainnya. Untuk keperluan tersebut, mereka harus terdaftar

     pada  International Container Bureau (BIC - Bureau International des Containers) 

    yang berkedudukan di Paris.

    2) Kode Produk Barang Yang Dapat Diangkut ( Product Group Code)

    Kode produk terdiri dari salah satu dari 3 alternatif huruf kapital U, J, dan Z.Kode-U, untuk mengidentifikasikan bahwa peti kemas dapat mengangkut semua

  • 8/18/2019 Tugas 1 - 15511039 - Idfi Ashari Ramadhan.pdf

    8/15

     jenis barang. Kode-J, mengidentifikasikan bahwa peti kemas khusus untuk

    mengangkut barang-barang yang berhubungan dengan peralatan. Kode-Z,

    mengidentifikasikan bahwa peti kemas khusus untuk keperluan trailer  dan chassis.

    3) Kode Registrasi ( Registration Number )

    Kode registrasi terdiri atas enam digit angka yang mencerminkan nomor

     pendaftaran peti kemas tersebut pada BIC. Apabila nomor registrasi kurang darienam digit, maka pada digit terakhir akan didisi dengan angka 0.

    4) Kode Kontrol (Check Digit )

    Kode kontrol harus terdiri atas satu digit dan strukturnya dibuat terpisah

    dalam suatu kotak tersendiri. Kode ini berguna untuk memvalidasi apakah kode

     pemilik, kode kelompok produk dan kode registrasi telah dikirimkan dengan cermat.

    Jika hasil verifikasi sistem tidak sesuai maka sistem akan memberikan kode error.

    http://ossolongor.blogspot.com/2014/09/kemasan-label-dan-peti-kemas.html 

    2.  Kapal Petikemas:

    a.  Kategori

    Kapal petikemas dapat dikelompokkan atas beberapa jenis mulai dari kapal

     pengumpan sampai kapal post panamax yang kemudian dikembangkan lagi menjadi

    kapal Ultra Large Container Vessel yang bisa mengangkut di atas 14.501 petikemas.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Kapal_peti_kemas

    b.  Hubungan antara dimensi-Kapasitas angkut (TEU)- DWT(ton)

    Bobot mati/Deadweight tonnage/Deadweight/Deadload/DWT adalah berat

    dari Muatan, Bahan bakar, Minyak pelumas, Air tawar, ballast, provisi

    (perbekalan), Penumpang dan Anak buah kapal (ABK) atau Berat kapal keseluruhan

    dalam keadaan muatan penuh dan siap untuk berlayar dikurangi berat kapal

    kosong termasuk mesin, permesinan dan perpipaan /Lightweight/Lightmass/LWT.

    http://ossolongor.blogspot.com/2014/09/kemasan-label-dan-peti-kemas.htmlhttp://ossolongor.blogspot.com/2014/09/kemasan-label-dan-peti-kemas.htmlhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kapal_peti_kemashttp://id.wikipedia.org/wiki/Kapal_peti_kemashttp://ossolongor.blogspot.com/2014/09/kemasan-label-dan-peti-kemas.html

  • 8/18/2019 Tugas 1 - 15511039 - Idfi Ashari Ramadhan.pdf

    9/15

    The Twentyfoot Equivalent Unit ( TEU or teu) adalah satuan kapasitas

    Kargo yang digunakan untuk mendiskripsikan kapasitas Kapal Peti

    kemas/Kontainer dan kapasitas Terminal peti kemas berdasarkan volume dari peti

    kemas dengan panjang 20 ft, peti kemas yang terbuat dari logam tsb dapat dengan

    mudah ditransport dengan moda transportasi yang berbeda, seperti Kapal, Trontonatau Kereta api . Satuan kapasitas lain adalah fortyfoot equivalent unit ( FEU or

    feu) yang didefinisikan sebagai 2 TEU. 1 TEU menunjukkan standar kapasitas

    kargo peti kemas dengan ukuran panjang 20 ft, lebar 6 ft dan tinggi 8,5 ft.

    c.  Penempatan Peti Kemas Dalam Kapal

    Figure 5. Tumpukan Peti Kemas dalam Kapal 

    Kapal barang yang membawa kontainer tidak memasukan semua kotak

    kontainer begitu saja, ada pengaturan tertentu. Memasukan kontainer ke dalam kapal

    mengunakan urutan algoritma. Sistem algoritma dan komputer membantu

    merencanakan skema penyimpanan paling efisien dan praktis. Sehingga kapal bisa

    memuat dan menurunkan kotak kontainer lebih cepat. Setiap nomor sebagai

    identifikasi pemilik dan kategori isi barang, ditambah nomor seri dan angka

     pemeriksaan. Kotak kontainer akan ditumpuk, tapi barang paling berat akan ditaruh

    dibagian paling bawah. Tujuannya agar yang berat tidak diatas, untuk menghindari

    kotak kontainer jatuh. Sistem kapal akan membagi secara merata berat kontainer

    yang masuk, sehingga kapal dapat seimbang.

    Ada beberapa kriteria lain, seperti bahan berbahaya seperti muatan kimia,

     bahan mudah meledak akan ditempatkan ke tempat khusus. Awak kapal akan terus

    mengawasi muatan mereka, untuk menghindari pencurian. Khususnya ketika kapal

    sedang sandar dalam waktu lama.

    Untuk menghindari muatan yang berada di atas palka bergerak ataupun jatuh

    kelaut pada saat pelayaran, maka muatan yang berada di atas palka diikat ke kapal

    sehingga walaupun kapal melalui badai dengan gelombang yang tinggi selama pelayaran muatan tetap pada tempatnya dan tidak terjatuh ke laut.

  • 8/18/2019 Tugas 1 - 15511039 - Idfi Ashari Ramadhan.pdf

    10/15

    Ada tiga cara yang biasa digunakan untuk mengikat petikemas yaitu:

    1.  System lashing   kebadan kapal dengan menggunakan kabel baja, batang

     pengikat atau rantai yang dapat kekencangkan.

    Figure 6. Sistem Lashing

    2.  System kunci yang biasa disebut twist lock   yang mengunci dua peti

    kemas yang berdampingan atau yang berada di atasnya.

    Figure 7. Sistem Lock

    3. 

    System butress, biasanya digunakan dikapal peti kemas yang besar, yang

    merupakan perangkat penyangga yang menghalangi petikemas bergeser pada

    saat berlayar, penyangga dipasang sebelum berlayar, setelah semua peti kemas

    telah selesai dimuat.

  • 8/18/2019 Tugas 1 - 15511039 - Idfi Ashari Ramadhan.pdf

    11/15

     

    d.  Identifikasi lokasi dalam kapal

    Untuk memudahkan identifikasi lokasi container dalam kapal digunakan

    sistem bay-row-tier yang mengikuti sistem koordinat numerik yang berkaitandengan panjang, lebar dan tinggi. Ruang penyimpanan kontainer di atas kapal ini

     jelas dinyatakan dalam angka dan (hampir selalu) tercatat dalam dokumen

     pengiriman. Hal ini kemudian juga memungkinkan untuk menetapkan di kemudian

    hari di mana lokasi kontainer selama transportasi laut. Contoh penomoran lokasi

    kontainer di dalam kapal adalah 090482 yang menunjukkan angka 09 pada posisi

    bay, 04 pada posisi row, dan 82 adalah posisi pada tier.  Posisi bay-row-tier dapat

    dilihat pada gambar di bawah ini.

    Figure 8. Sistem Bay-Row-Tier  

     Bay  adalah tanda nomor membujur mulai dari depan ke belakang dengan catatan

    nomor ganjil untuk kontainer 20 kaki, genap untuk kontainer 40 kaki.  Row  adalah

    tanda nomor melintang dimulai dari tengah & di lihat dari arah belakang, Tier  adalah

    tanda nomor tegak dimulai dengan angka-angka.

  • 8/18/2019 Tugas 1 - 15511039 - Idfi Ashari Ramadhan.pdf

    12/15

     

    3.  Terminal Peti Kemas:

    a.  Apron

    Figure 9. Apron 

    Apron merupakan daerah diantara dermaga tempat penyandaran kapal

    dengan  Marshaling Yard   atau lapangan penumpukan sementara. Lebar apron ini

     bervariasi antara 15 s/d 50m tergantung dari metoda dan alat bongkar muat, sistem

    truk, crane, serta alat lainnya. Di daerah ini terdapat rel crane yang mempunyai jarak

    antara rek sekitar 15 s/d 35m.

    Variasi dimensi bagian apron pada dermaga yang menggunakan crane

    adalah:a.

     

    Jarak antara ujung dermaga dengan rel crane adalah 2,5m

     b. 

    Jarak antara rel crane bervariasi antara 10m sampai maksimum 35m

    c.  Lebar area lalu lintas dan jalan di sisi darat belakang rel crane dan antara

     batas apron dengan lapangan utama adalah 5m-15m

    d.  Lebar apron bervariasi antara 15-50m yang dipengaruhi oleh kegiatan

     bongkar muat peti kemas dan operasional peralatan yang bekerja di apron.

  • 8/18/2019 Tugas 1 - 15511039 - Idfi Ashari Ramadhan.pdf

    13/15

     

    b.  Lapangan Penumpukan

    Figure 10. Lapangan Penumpukan Peti Kemas 

    Lapangan penumpukan ini merupakan tempat untuk menumpuk peti kemas

    yang berisi muatan FCL ( Full Container Load ), LCL ( Less than Container Load )

    ataupun peti kemas kosong. Lapangan penumpukan ini berada di daratan yang

    tanahnya diberi perkuatan, dan sistem struktur perkerasannya harus kuat dan dapat

    mendukung peralatan pengangkut/pengangkat peti kemas dan beban dari peti kemas

     baik muatan penuh ataupun muatan kosong. Struktur tersebut harus mampu menahan

     beban yang cukup besar terutama bila peti kemas itu ditumpuk yang bisa mencapai

    5-6 tier untuk peti kemas full dan 6-7 tier untuk peti kemas kosong. Lapangan penumpukan harus direncanakan dengan baik, baik perstrukturannya ataupun sistem

     pengaturan penumpukan peti kemas.

    c.  Area Sekunder

    Area sekunder merupakan area yang termasuk didalamnya fasilitas pintu

    masuk terminal (Gate In/Gate Out ), lapangan parkir, bangunan perkantoran, fasilitas

     bea cukai dan instansi pemerintah lainnya, Container Freight Station (CFS) berikut

    daerah  stripping dan  stuffing , areal untuk kontainer kosong, areal

     perbaikan/pemeliharaan container dan lain-lain.

  • 8/18/2019 Tugas 1 - 15511039 - Idfi Ashari Ramadhan.pdf

    14/15

     

    4.  Operasi Terminal Pelabuhan

    Figure 11. Layout Pelabuhan 

    a.  Penanganan Petikemas di Apron

    Figure 12. Kegiatan Bongkar-Muat di Apron 

    Pada dermaga apron dilakukan proses bongkar-muat petikemas

    menggunakan alat Ship To Shore Crane/Container Crane atau crane dermaga yang

    ditempatkan secara permanen di dermaga tetapi bisa bergerak ke kiri dan ke kanan.

    Container Crane ini mengambil petikemas dari kapal, kemudian diturunkan di

    dermaga kemudian dibawa ke lapangan penumpukan menggunakan trailer  atau head

    truck dengan chassis.

  • 8/18/2019 Tugas 1 - 15511039 - Idfi Ashari Ramadhan.pdf

    15/15

    b.  Penanganan Petikemas di Lap Penumpukan

    Peti kemas yang datang dari hasil bongkar kapal ataupun yang akan dimuat

    ke kapal disusun di lapangan penumpukan menggunakan  Rubber Tyre Gantry

    Crane, Top Loader, atau Reach Stacker.

    Figure 13. Penyusunan Peti Kemas di Lapangan Penumpukan 

    c.  Pengangkutan Petikemas Antara Apron-Lap Penumpukan

    Kegiatan pengangkutan peti kemas dari dermaga apron ke lapangan

     penumpukan atau sebaliknya (disebut Haulage/Trucking ) dengan menggunakan

    trailer (head truck dengan chassis). 

    Figure 14. Truk Pengangkut Peti Kemas