tuan guru syeikh abdul wahhab rokan chapter ii

48
BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE Arsitektur Kontekstual EINSTEINIA - 070406003 BAB II TINJAUAN PROYEK 2.1. PENGERTIAN JUDUL Adapun judul pada kasus proyek ini adalah “Babussalam Langkat Islamic Centre”. Secara etimologis pengertian dari adalah “Babussalam Langkat Islamic Centre” adalah sebagai berikut : a. Babussalam : Pintu Kesejahteraan b. Langkat : Kabupaten di Sumatera Utara c. Islamic Centre : Suatu wadah yang difungsikan untuk menjadi pusat dari penyebaran dan pembelajaran agama islam tersebut, yang pada akhirnya diharapkan dapat menjadi salah satu elemen pemersatu di dalam umat. Babussalam Langkat Islamic Centre adalah Kampung Babussalam/Bessilam yang berada di Kabupaten Langkat yang menjadi suatu pusat penyebaran dan pembelajaran agama islam yang memiliki nilai historis,menjadi suatu pemersatu di dalam umat islam. 2.2. TINJAUAN UMUM 2.2.1. Sejarah Babussalam Babussalam berada di daerah langkat Sumatera Utara. Daerah yang bernama "Babussalam" atau "Besilam" ini di bangun pada 12 Syawal 1300 H (1883 M) yang merupakan wakaf muridnya sendiri Sultan Musa al-Muazzamsyah, Raja Langkat pada masa itu.Babussalam Langkat merupakan pusat penyebaran Thariqat Naqsyabandiyah Khalidiyah yang terbesar di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. Penghuninya adalah para sufi yang menjalankan tarekat Naqsabandi Qadiriyah. Mereka datang untuk mencari “jalan” menuju Sang Khalik. Sebuah “jalan” atau tarekat yang dipercaya akan memupuk cinta manusia pada Allah yang Maha Esa dengan serangkaian didikan agama yang taat dalam pengasingan terhadap kehidupan duniawi. Basilam atau Babussalam (artinya: pintu kesejahteraan) merupakan sebuah perkampungan terpencil dan terisolasi ditengah hutan sekunder, diujung Tanjung Pura, Langkat, Sumut. Di sela-sela kesibukannya sebagai pimpinan Tarekat Naqsyabandiyah, Syekh Abdul Wahab masih menyempatkan diri untuk menuliskan pemikiran sufistiknya, baik

Upload: aljabar-trisatria

Post on 24-Jul-2015

376 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan Chapter II

BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE Arsitektur Kontekstual

EINSTEINIA - 070406003

BAB II

TINJAUAN PROYEK 2.1. PENGERTIAN JUDUL

Adapun judul pada kasus proyek ini adalah “Babussalam Langkat Islamic Centre”.

Secara etimologis pengertian dari adalah “Babussalam Langkat Islamic Centre”

adalah sebagai berikut :

a. Babussalam : Pintu Kesejahteraan

b. Langkat : Kabupaten di Sumatera Utara

c. Islamic Centre : Suatu wadah yang difungsikan untuk menjadi pusat dari

penyebaran dan pembelajaran agama islam tersebut, yang pada akhirnya diharapkan

dapat menjadi salah satu elemen pemersatu di dalam umat.

Babussalam Langkat Islamic Centre adalah Kampung Babussalam/Bessilam yang berada di

Kabupaten Langkat yang menjadi suatu pusat penyebaran dan pembelajaran agama islam

yang memiliki nilai historis,menjadi suatu pemersatu di dalam umat islam.

2.2. TINJAUAN UMUM

2.2.1. Sejarah Babussalam Babussalam berada di daerah langkat Sumatera Utara. Daerah yang bernama

"Babussalam" atau "Besilam" ini di bangun pada 12 Syawal 1300 H (1883 M) yang

merupakan wakaf muridnya sendiri Sultan Musa al-Muazzamsyah, Raja Langkat pada

masa itu.Babussalam Langkat merupakan pusat penyebaran Thariqat Naqsyabandiyah

Khalidiyah yang terbesar di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. Penghuninya adalah para

sufi yang menjalankan tarekat Naqsabandi Qadiriyah. Mereka datang untuk mencari

“jalan” menuju Sang Khalik. Sebuah “jalan” atau tarekat yang dipercaya akan memupuk

cinta manusia pada Allah yang Maha Esa dengan serangkaian didikan agama yang taat

dalam pengasingan terhadap kehidupan duniawi. Basilam atau Babussalam (artinya: pintu

kesejahteraan) merupakan sebuah perkampungan terpencil dan terisolasi ditengah hutan

sekunder, diujung Tanjung Pura, Langkat, Sumut.

Di sela-sela kesibukannya sebagai pimpinan Tarekat Naqsyabandiyah, Syekh

Abdul Wahab masih menyempatkan diri untuk menuliskan pemikiran sufistiknya, baik

Page 2: Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan Chapter II

BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE Arsitektur Kontekstual

EINSTEINIA - 070406003

dalam bentuk khutbah-khutbah, wasiat, maupun syair-syair yang ditulis dalam aksara Arab

Melayu. Tercatat ada dua belas khutbah yang ia tulis dan masih terus diajarkan pada

jamaah di Babussalam. Sebagian khutbah-khutbah tersebut -enam buah diantaranya- diberi

judul dengan nama-nama bulan dalam tahun Hijriyah yakni Khutbah Muharram, Khutbah

Rajab, Khutbah Sya'ban, Khutbah Ramadhan, Khutbah Syawal, dan Khutbah Dzulqa'dah.

Dua khutbah lain tentang dua hari raya yakni Khutbah Idul Fitri dan Khutbah Idul

Adha. Sedangkan empat khutbah lagi masing-masing berjudul Khutbah Kelebihan Jumat,

Khutbah Nabi Sulaiman, Khutbah Ular Hitam, dan Khutbah Dosa Sosial. Karya tulis

Syekh Abdul Wahab dalam bentuk syair, terbagi pada tiga bagian yakni Munajat, Syair

Burung Garuda dan Syair Sindiran. Syair Munajat yang berisi pujian dan doa kepada

Allah, sampai hari ini masih terus dilantunkan di Madrasah Besar Babussalam oleh setiap

muazzin sebelum azan dikumandangkan.

Walaupun Tuan Syekh Abdul Wahab Rokan bukanlah sosok yang terkenal dalam

pergerakan melawan imperialisme Belanda, tapi ia aktif dalam mengarahkan strategi

perjuangan non fisik sebagai upaya melawan sistem kolonialisme. Ia mengirim utusan ke

Jakarta untuk bertemu dengan H.O.S. Tjokroaminoto dan mendirikan cabang Syarikat

Islam di Babussalam di bawah pimpinan H. Idris Kelantan.

Nama Tuan Syekh Abdul Wahab Rokan sendiri tercantum sebagai penasihat

organisasi. Beliau juga pernah ikut terlibat langsung dalam peperangan melawan Belanda

di Aceh pada tahun 1308 H. Menurut cerita dari pihak Belanda yang pada saat itu sempat

mengambil fotonya, Tuan Syekh Abdul Wahab Rokan mampu terbang di angkasa,

menyerang dengan gagah perkasa, dan tidak dapat ditembak dengan senapan atau meriam.

Sebagai seorang yang sangat dipuja pengikutnya, Tuan Syekh Abdul Wahab Rokan cukup

dikeramatkan oleh penduduk setempat. Sejumlah cerita keramat tentang beliau yang cukup

populer di kalangan masyarakat Langkat diantaranya : pada suatu masa pihak Belanda

merasa curiga karena ia tidak pernah kekurangan uang. Lantas mereka menuduhnya telah

membuat uang palsu. Ia merasa sangat tersinggung, sehingga ia meninggalkan Kampung

Babussalam dan pindah ke Sumujung, Malaysia. Sebagai informasi, pada saat itulah

kesempatan beliau mengembangkan tarekat Naqsabandiyah di Malaysia, di mana sebagian

pengikutnya adalah rombongan tour yang sedang kami handle saat ini. Nah, selama

kepergiannya itu, konon sumber-sumber minyak BPM Batavsche Petroleum Matschapij

(sekarang Pertamina) di Langkat menjadi kering. Kepah dan ikan di lautan sekitar Langkat

juga menghilang sehingga menimbulkan kecemasan kepada para penguasa Langkat.

Page 3: Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan Chapter II

BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE Arsitektur Kontekstual

EINSTEINIA - 070406003

Akhirnya ia dijemput dan dimohon untuk menetap kembali di Babussalam. Setelah itu,

sumber minyak pun mengalir dan ikan-ikan bertambah banyak di lautan. Kaum buruh dan

nelayan senang sekali.

Kampung Basilam mirip dengan sebuah pesantren yang terpencil, teduh, asri,dan

damai. Terlihat ada Mesjid utama dan sebuah bangunan berkubah lengkung disebelah

masjid, sebuah bagunan utama dari kayu hitam yang besar dengan gaya rumah panggung,

serta beberapa bangunan tambahan lainnya.

Selain terdapat makam beliau, dikampung ini juga merupakan pusat penyebaran

Tharikat Naqsybandiah Babussalam yang sekarang dipimpin oleh tuan Guru Syekh H.

Hasyim Al-Syarwani, atau lebih dikenal Tuan Guru Hasyim. Nama lengkap Syeikh Abdul

Wahhab bin `Abdul Manaf bin Muhammad Yasin bin Maulana Tuanku Haji Abdullah

Tembusai. Lahir 19 Rabiulakhir 1230 H/28 September 1811 M). Wafat di Babussalam,

Langkat, pada hari Jumaat, 21 Jamadilawal 1345 H/27 Desember 1926 M. Ayahnya

bernama Abdul Manaf bin Muhammad Yasin bin Maulana Tuanku Haji Abdullah

Tambusei, seorang ulama besar yang 'abid dan cukup terkemuka pada saat itu. Sedangkan

ibunya bernama Arbaiyah binti Datuk Dagi bin Tengku Perdana Menteri bin Sultan

Ibrahim yang memiliki pertalian darah dengan Sultan Langkat. Syekh Abdul Wahab

meninggal pada usia 115 tahun pada 21 Jumadil Awal 1345 H atau 27 Desember 1926 M.

Salah satu kekhasan Syekh Abdul Wahab dibanding dengan sufi-sufi lainnya adalah bahwa

ia telah meninggalkan lokasi perkampungan bagi anak cucu dan murid-muridnya.

Page 4: Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan Chapter II

BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE Arsitektur Kontekstual

EINSTEINIA - 070406003

2.3 LOKASI 2.3.1 Tinjauan Pemilihan Kecamatan Padang Tualang, Besilam

A. Alasan pemilihan Kecamatan Padang Tualang, Besilam sebagai lokasi

proyek:

Pemilihan Kecamatan Padang Tualang, Besilam sebagai lokasi untuk “Babussalam

Langkat Islamic Centre” didasarkan pada:

a. Besilam adalah sebuah perkampungan yang terlatak di Bumi Sumatra Utara lebih

tepatnya di daerah Kabupaten Langkat, Kecamatan Padang Tualang,

b. Kampung Basilam mirip dengan sebuah pesantren yang terpencil, teduh, asri,dan

damai.

c. Kampung ini pertama sekali dibangun oleh Almarhum Tuan Guru Syekh Abdul

Wahab Rokan atau yang lebih dikenal dengan sebutan Tuan Guru Babussalam. Ia

adalah seorang Ulama dan pemimpin Tarekat Naqsabandiyah.

d. Kampung besilam merupakan objek wisata religi di kecamatan padang tualang

kabupaten langkat.

B. Kondisi fisik kecamatan padang tualang kabupaten langkat.

Letak dan Geografis

Terletak antara :

Lintang utara : 03041’28” – 030 54’48”

Bujur timur : 980 14’ 00” – 980 25’ 30”

Letak diatas permukaan laut : 11 meter

Berbatasan dengan :

Sebelah Utara : Kecamatan Tj.Pura dan Gebang

Sebelah Selatan : Kecamatan Batang Serangan

Sebelah Barat : Kecamatan Sawit Sebrang

Sebelah Timur : Kecamatan Wampu dan Hinai

Page 5: Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan Chapter II

BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE Arsitektur Kontekstual

EINSTEINIA - 070406003

Gambar.2.1. Peta Indonesia Sumber: Google earth

Gambar.2.2. Peta Sumatera Sumber: Google earth

Gambar.2.3. Peta Lokasi Tanjung Pura Sumber: Google earth

Gambar.2.4. Peta Lokasi Babussalam Sumber: Google earth

Page 6: Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan Chapter II

BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE Arsitektur Kontekstual

EINSTEINIA - 070406003

2.3.2 Tinjauan Wilayah Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat

A. Kriteria-kriteria Pemilihan Lokasi

Pemilihan lokasi site untuk proyek ”Babussalam Langkat Islamic Centre” didasarkan pada

beberapa kriteria, seperti:

1. Berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Kabupaten Langkat (RUTRK) 2005,

lokasi site harus sesuai dengan peraturan pemerintah yang telah ditetapkan sebagai

objek wisata religi.

2. Lingkungan tapak berada di lokasi yang strategis, lingkungan teduh, asri,dan

damai, bagus dan nyaman sesuai fungsinya dengan lingkungan sekitarnya yang

dapat mendukung fungsi bangunan yang akan dibangun.

3. Aksesibilitas lokasi tapak yang mudah dicapai;

Adanya sarana transportasi umum yang melewati lokasi site seperti bis umum, ojek

dan becak motor.

4. Lokasi harus memiliki lahan yang cukup luas agar dapat menampung seluruh

kebutuhan ruang dan kebutuhan parkir yang tidak mengganggu lalu lintas sekitar.

5. Berada pada daerah yang memiliki penduduk beragama Islam yang banyak dengan

aktivitas ke- Islaman yang cukup tinggi.

6. Terletak pada daerah yang tenang, jauh dari kebisingan dan polusi udara.

7. Kondisi lingkungan sehat dan segar.

8. Tersedia sarana air bersih.

9. Tersedianya jaringan lstrik.

10. Terjangkau jaringan telepon.

11. Topografi jalan rata.

12. Area lokasi dapat memberikan ruang gerak yang leluasa.

13. Lokasi tapak tidak rawan bencana, bebas banjir dan sebagainya.

14. Tidak menyalahi peraturan pemerintah yang berlaku

Nama-nama kecamatan dan luas kecamatan di kabupaten langkat

NO KECAMATAN LUAS (HA)

% LUAS JARAK KE IK KAB (KM)

1. Bohorok 95.510 15,25 73

2. Salapian 46.990 7,50 55

Page 7: Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan Chapter II

BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE Arsitektur Kontekstual

EINSTEINIA - 070406003

Sumber : Kabupaten Langkat Dalam Angka Tahun 2005, BPS Kabupaten Langkat

Obyek Wisata di Kabupaten Langkat

3. Sei Bingei 33.845 5,40 45

4. Kuala 19.476 3,11 40

5. Selesai 15.208 2,43 30

6. Binjai 4.955 0,79 23

7. Stabat 9.064 1,45 0

8. Wampu 19.375 3,09 5

9. Batang Serangan 93.490 14,93 31

10. Sawit Seberang 43.507 6,95 28

11. Padang Tualang 27.491 4,39 36 12. Hinai 11.428 1,82 14

13. Secanggang 24.873 3,97 23

14. Tanjung Pura 16.578 2,65 18

15. Gebang 16.299 2,60 32

16. Babalan 10.180 1,63 40

17. Sei Lapan 30.681 4,90 40

18. Brandan Barat 9.200 1,47 45

19. Besitang 71.048 11,34 61

20. Pangkalan Susu 27.131 4,33 63

JUMLAH 626.329 100,00 151

NO OBYEK WISATA LOKASI/KECAMATAN

1. Pemandian dan Rehabilitasi Orang Utan Bukit Lawang

Bahorok

2. Gua Batu Rizal Bahorok

Tabel 2.1 Nama-nama kecamatan dan luas kecamatan di kabupaten langkat

Page 8: Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan Chapter II

BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE Arsitektur Kontekstual

EINSTEINIA - 070406003

Sumber : Kabupaten Langkat Dalam Angka Tahun 2005, BPS Kabupaten Langkat

3. Gua Batu Kapal Bahorok

4. Gua dan Air Terjun Marike Bahorok

5. Pemandian Alam Namu Relok Salapian

6. Pemandian Alam Reh Meriana Salapian

7. Pemandian Alam Pangkal Sei Bingei

8. Air Terjun Lau Berteh Sei Bingei

9. Pemandian Alam Namu Ukur Utara Sei Bingei

10. Parnah Semelir Sei Bingei

11. Mesjid Azizi Tanjung Pura

12. Pantai Kuala Serapuh Tanjung Pura

13. Sumber Air Panas Padang Tualang

14. Permandian Kuala Buluh Padang Tualang

15. HOL TUAN GURU BESILAM PADANG TUALANG

16. Pemandian Tangkahan Padang Tualang

17. Pantai Tanjung Karang Pangkalan Susu

18. Pantai Pulau Sembilan Pangkalan Susu

19. Istana Batu Taman Gunung Leuser (TNGL) Besitang

20. Dusun Pantai Buaya Besitang

21. Dusun Aras Nepal Besitang

No. Desa/keurahan Islam Katholik Kristen

Lainnya

Hindu Budha Jumlah

1. Sukaramai 98,01 0,00 1,73 0,00 0,26 100,00

2. Tebing Tj.Selamat 87,29 1,31 11,31 0,00 0,09 100,00

3. Tanjung Putus 95,94 0,14 3,03 0,08 0,00 100,00

4. Tanjung Selamat 98,82 0,14 0,65 0,04 0,34 100,00

5. Besilam 99,76 0,00 0,24 0,00 0,00 100,00

6. Padang Tualang 100,00 0,00 0,00 0,00 0,00 100,00

7. Serapuh ABC 100,00 0,00 0,00 0,00 0,00 100,00

Tabel 2.2 Presentase Penduduk Menurut Agama yang Dianut dan Desa/Kelurahan

Page 9: Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan Chapter II

BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE Arsitektur Kontekstual

EINSTEINIA - 070406003

Sumber : BPS Kabupaten Langkat

8. Kwala Besilam 92,49 0,00 7,51 0,00 0,00 100,00

9. Buluh Telang 96,90 0,00 3,07 0,04 0,00 100,00

10. Jati Sari 98,85 0,12 0,64 0,04 0,36 100,00

11. Banjaran Raya 87,29 1,31 11,31 0,00 0,09 100,00

12. Bukit Sari 96,90 0,00 3,07 0,04 0,00 100,00

JUMLAH 96,64 0,54 4,68 0,02 0,11 100,00

No. Desa/keurahan Melayu Karo Simalungun Madina Jawa Lain Jumlah

1. Sukaramai 0,00 1,52 0,99 1,26 92,94 3,29 100,00

2. Tebing

Tj.Selamat

0,67 3,72 7,95 0,98 81,09 5,58 100,00

3. Tanjung Putus 1,84 1,71 5,75 6,27 80,37 4,06 100,00

4. Tanjung

Selamat

8,11 1,15 1,45 3,67 83,23 2,38 100,00

5. Besilam 58,55 0,18 0,42 8,30 29,85 2,70 100,00

6. Padang

Tualang

45,08 1,22 1,12 8,34 31,30 12,93 100,00

7. Serapuh ABC 28,83 0,37 1,30 1,43 65,41 2,67 100,00

8. Kwala

Besilam

1,98 0,03 8,04 2,36 82,13 5,46 100,00

9. Buluh Telang 11,11 3,93 0,37 2,09 77,56 4,94 100,00

10. Jati Sari 8,10 1,15 1,47 3,65 83,28 2,34 100,00

11. Banjaran

Raya

0,67 3,72 7,95 0,98 81,09 5,58 100,00

12. Bukit Sari 11,11 3,93 0,37 2,09 77,56 4,94 100,00

JUMLAH 11,49 1,97 4,22 3,50 74,30 4,52 100,00

Presentase Penduduk Menurut Suku Bangsa dan Desa/Kelurahan Tahun 2009

Tabel 2.3 Objek wisata di Kabupaten Langkat

Tabel 2.4 Presentase Penduduk Menurut Suku Bangsa dan Desa/Kelurahan Tahun2009

Sumber : BPS Kabupaten Langkat

Page 10: Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan Chapter II

BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE Arsitektur Kontekstual

EINSTEINIA - 070406003

B. Analisis Pemilihan Lokasi

Dari hasil pengamatan bahwa Besilam merupakan lokasi yang tepat untuk dijadikan

Islamic centre, dimana memiliki banyak historis keislaman yang kuat. Sehingga besilam

ini menjadi pemilihan lokasi yang tepat.

2.3.3 Deskripsi Kondisi Lokasi Proyek A. Deskripsi lokasi proyek

Adapun penjelasan deskripsi proyek secara umum adalah:

1. Kasus Proyek : Babussalam Langkat Islamic Centre

2. Tema : Arsitektur Kontekstual

3. Status Proyek : Fiktif

4. Fungsi : Pusat kegiatan Islam Babussalam

sarana publik dan pendidikan non-formal

5. Luas Lahan : ± 2,00 Ha

6. Pemilik Proyek : Tuan Guru Besilam

7. Kedudukan administratif tapak perencanaan

• Wilayah Kota : Tanjung Pura

• Kecamatan : Padang Tualang

• Kelurahan : Babussalam

• Dusun I : Tambusai

8. Lokasi Tapak Perencanaan : Jl. Syekh Abdul Wahab Rokan

Dusun I Kecamatan Padang Tualang.

9. Batas Tapak perencanaan

• Utara :

• Selatan :

• Barat :

• Timur :

10. Peraturan Pemerintah

• Kontur : Relatif datar

• KDB : 60 %

• KLB : 1-3 lantai

Page 11: Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan Chapter II

BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE Arsitektur Kontekstual

EINSTEINIA - 070406003

• Luas Tapak : ± 2,00 Ha

• Bangunan eksisting : Rumah Penduduk

• Status Tanah : Tanah Wakaf

11. Potensi Lahan :

• Terletak dekat jalan Medan-Aceh

• Berada pada kawasan perkebunan, permukiman

• Transportasi lancar dan baik

• Luas site mendukung ± 2,00 Ha

• Memiliki jalur utilitas yang baik.

• Mudah diakses dari berbagai daerah.

B. Deskripsi Kondisi Eksisting Adapun penjelasan deskripsi proyek secara umum adalah:

1. Bangunan Eksisting : Makam Syekh Abdul Wahab Rokan

2. Fungsi Bangunan : Sebagai tempat makam Syekh Abdul Wahab Rokan

Dan keluarga.

3. Status Bangunan : Nyata

4. Pemilik Bangunan : Syekh Abdul Wahab Rokan

5. Lokasi Tapak Eksisting : Jl. Syekh Abdul Wahab Rokan

Dusun I Kecamatan Padang Tualang.

Adapun penjelasan deskripsi proyek secara umum adalah:

1. Bangunan Eksisting : Rumah Tuan Guru

2. Fungsi Bangunan : Sebagai tempat tinggal Tuan Guru

3. Status Bangunan : Nyata

4. Pemilik Bangunan : Syekh Abdul Wahab Rokan

5. Lokasi Tapak Eksisting : Jl. Syekh Abdul Wahab Rokan Dusun I Kecamatan

Padang Tualang

Adapun penjelasan deskripsi proyek secara umum adalah:

1. Bangunan Eksisting : Mandrasyah

2. Fungsi Bangunan : Sebagai tempat Sholat berjamaah dan bersuluk

3. Status Bangunan : Nyata

Page 12: Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan Chapter II

BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE Arsitektur Kontekstual

EINSTEINIA - 070406003

4. Pemilik Bangunan : Syekh Abdul Wahab Rokan

5. Lokasi Tapak Eksisting : Jl. Syekh Abdul Wahab Rokan Dusun I

Kecamatan Padang Tualang.

C. Kondisi Lokasi Proyek

D. Kondisi Lokasi Eksisting ( Yang Dipertahankan)

Gambar.2.5. Foto Site dilihat dari Satelit Sumber: Google earth

SITE PERANCANGAN

U

Gambar.2.6. Foto Eksisting dilihat dari Satelit Sumber: Google earth

Keterangan : Madrasah Rumah Tuan Guru Makam Tuan Guru U

Page 13: Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan Chapter II

BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE Arsitektur Kontekstual

EINSTEINIA - 070406003

2.4. KEGIATAN DAN PEMAKAI 2.4.1 Berkhalawat (Suluk)

Sejarah Berkhalawat ( Suluk )

Penganut thariqat melakukan khalawat atau suluk, dengan mengasingkan diri ke

sebuah tempat, dibawah pimpinan Musyrid.

Menurut penelitian Syekh Ahmad Khatib yang mengutip isi kitab “Jami’ul Ushul”,

bahwa orang yang mula-mula memasukkan khalawat atau suluk kedalam thariqat ialah

Syekh Khalid Kurdi. Dan yang mula – mula mengadakan system dzikir latha-if adalah

imam Robbani. Dan yang memasukkan khatam khawajakan adalah Syekh Abdul Khaliq

al-Fajduwani.

Imam Robbani ialah Syekh Faruqi Sarhindi, seorang ahli thariqat di India, lahir

pada tahun 971 H(Silsilah ke-24) dari Nabi saw, berarti dimulai pada abad ke X atau XI H.

Syekh Khalid Kurdi, seorang ahli thariqat Kurdistan, lahir pada tahun 1193 H. (silsilah 30).

Jadi, khalawat suluk dimulai abad ke XII H.

Tujuan Berklalawat

Dimaksudkan supaya hati bulat tertuju kepada Allah SWT semata – mata.

Untuk ibadah, guna mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Para penganut thariqat menganggap termasuk amal saleh.

Dalam hadis diterangkan bahwa salah seorang yang akan mendapat naungan Allah

nanti pada hari kiamat, adalah orang berdzikir kepada Allah dengan berkhalawat.

Massa Berkhalawat ( Suluk ):

Massa berkhalawat itu 10 hari, 20 hari dan 40 hari

Sekurang-kurangnya berkhalawat itu 3 hari.

Syarat Berkhalawat :

Adapun syarat berkhalawat atau bersuluk itu menurut “Tanwirul Qulub”,20 perkara yaitu :

1. Berniat ikhlas, tidak ria dan sum’ah (kemegahan) lahir dan batin.

2. Meminta idzin doa dari Syekh, tidak boleh memasuki rumah suluk tanpa idzinnya

selama ia dalam pengawasan dan pendidikan.

3. “Uzlah”(mengasingkan diri), membiasakan jaga (kurang tidur) dan membiasakan

lapar, dan berdzikir ,menjelang suluk.

Page 14: Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan Chapter II

BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE Arsitektur Kontekstual

EINSTEINIA - 070406003

4. Memasuki tempat khalawat dengan melangkahkan kaki kanan, seraya mohon

perlindungan kepada Allah dari godaan setan, dan membaca bismillah dan Surat

An-Nas tifa kali. Kemudian melangkahkan kaki kiri seraya membaca :

5. Senantiasa berwudhuk.

6. Jangan cita-citanya untuk memperoleh keramat.

7. Jangan menyandarkan belakang ke dinding.

8. Terus – menerus ruap guru terbayang dimatanya.

9. Berpuasa

10. Diam, kecuali dzikirullah, dan sesuatu yang tekait dengan itu menurut Syara’

karena hal itu akan menyia-nyiakan khalawat dan melenyapkan cahaya hati.

11. Tetap waspada menghadapi musuh yang empat, yakni setan, dunia, hawa nafsu dan

syahwat dengan menyebutkan sesautu yang dilihat kepada gurunya.

12. Hendaknya jauh dari gangguan suara0suara.

13. Tetap menjaga shalat Juma’at dan shalat Jama’ah karena tujuan pokok dari

khalawat ialah mengikuti Nabi saw.

14. Jika terpaksa keluar, haruslah menutupi kepala sampai keleher, dengan memandang

ke tanah.

15. Jangan tidur, kecuali sudah sangat menganutk dan harus bersuci (berwudhuk).

Jangan tidur karena hendak istirahat, bahkan jika sanggup, jangan meletakkan

rusuk ke lantai, dan tidurlah dalam keadaan duduk.

16. Menjaga pertengahan antara lapar dan kenyang.

17. Jangan membuka pintu kepada orang yang meminta berkat kepadanya, kecuali

Syekh.

18. Semua nikmat yang diperolehnya harus dianggapnya berasal dari Syekh, sedang

Syekh beroleh dari Nabi saw.

19. Menafikan getaran dan lintasan dalam hati, baik buruk maupun baik, karena

lintasan-lintasan itu akan memecahkan belah hati dari kesatuan hasil dzikir.

20. Selama dalam suluk, seseorang tidak boleh memakan sesuatu yang bernyawa

seperti daging, ikan, telur dan sebagainya.

21. Dilarang banyak bercakap-cakap.

Page 15: Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan Chapter II

BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE Arsitektur Kontekstual

EINSTEINIA - 070406003

Khalawat suluk dimulai pada abad ke XII H. Penganut thariqat melakukan

khalawat atau suluk, dengan mengasingkan diri ke sebuah tempat, dibawah pimpinan

seorang Musyrid. Masa berkhalawat itu 10 hari, 20 hari dan 40 hari.

Menurut Najmuddin Amin Al-Kurdi dalam kitabnya “ Tanwirul Qulub”, sekurang-

kurangnya suluk itu 3 hari. Selama dalam suluk, seseorang tidak boleh memakan sesuatu

yang bernyawa seperti daging, ikan, telur dan sebagainya. Senantiasa berkekalan wudhuk

dan dilarang banyak bercakap-cakap. Semuanya itu dimaksudkan supaya hati bulat tertuju

kepada Allah semata-mata.

Menurut penelitian Syekh Ahmad Khatib yang mengutip isi “Jami’ul Ushul”,

bahwa orang yang mula-mula memasukkan khalawat atau suluk kedalam thariqat ialah

Syekh Khalid Kurdi. Dan yang mula-mula mengadakan system dzikir latha-if adalah Imam

Robban. Dan yang memasukkan khatam khawajakan adalah Syekh Abdul Khaliq al-

Fajduwani.

Adab Suluk

Adapun adab-adab suluk menurut syekh Abdul Wahab Rokan Al-Khalidi Naqsyabandiyah

(1811-1926) yang terkenal dengan Tuan Guru Babussalam Langkat, terbagi yaitu :

1. Adab sebelum suluk

2. Adab didalam suluk

3. Adab sesudah suluk

Adab sebelum suluk itu 7 perkara, yaitu :

1. Cari guru yang mursyid, yakni sudah terkenal dan ia memperoleh ilmu dari

seseorang Syekh yang tidak tercela ajarannya.

2. Hendaklah guru itu tidak sangat kasih kepada dunia dan tidak pula kasih kepada

pekerjaan yang halal.

3. Selesaikan segala sesuatu yang dapat membimbingkan suluk, baik urusan dunia

maupun urusan akhirat.

4. Perbekalan dalam suluk itu hendaklah berasal dari sesuatu yang halal dan

suci(bersih).

5. Hendaklah di’tikadkan diri pergi mati dan masuk kubur, dan melakukan perbuatan

orang yang hendak mati, seperti tobat dan minta izin kepada bapak-ibu dan kaum

keluarga.

6. Hendaklah mengaku dan bersikap sebagai orang yang memikul dosa yang tak

Page 16: Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan Chapter II

BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE Arsitektur Kontekstual

EINSTEINIA - 070406003

terhingga banyaknya dan mengaharapkan ampunan dan pertolongan Allah yang

sangat sayang kepada hamba-Nya yang tobat.

7. Bila bertemu dengan guru hendaklah merendahkan diri, dengan mengatakan

“Wahai Tuan hamba”, saya ini dating dari laut dosa dan taqshir dan dari kelam –

jahil, saya serahkan diriku kepada Tuan. Harapanku, supaya Tuan memelihara

diriku sesudah Allah dan Rasul, supaya Tuan memelihara diriku sesudah Allah dan

Rasul, supaya saya jangan terus-menerus karam dalam lautan dosa dan taqshir dan

supaya saya keluar dari kelam kejahilan ke terang ilmu di dalam tangan Tuan”.

Adab dalam Suluk

Adapun adab selam dalam suluk itu,21 perkara :

1. Mensucikan niat dari semua karena dan kehendak, seperti jangan karena takut

kepada sesuatu, atau karena hendak dipuji orang supaya dikatakan orang ia ahli

bersuluk dan sebagainya. Dan jangan berkehendak (bertujuan) menjadi khalifah,

tetap hendaklah niat beramal ibadah semata-mata, sesuai dengan perintah Allah.

2. Tobat dari sekalian dosa lahir dan batin dengan mandi tobat.

Selama dalam suluk, hendaklah memperbanyak wirid-wirid yang baik, dan doa-doa

yang sesuai dengan orang suluk.

Diniatakn bersuluk sepuluh hari atau lebih, pada permulaan berkhatam tawajuh

selesai shalat Ashar. Sesudah berniat, hendaklah batasi makan, terurtama jangan

memakan sesautu yang bernyawa sebab memakan sesautu yang bernyawa itu

seperti ikan, akan mengeraskan hati dan menggelapkan cahayanya. Jangan tidur

mengunjur ( meluruskan kaki ), tetapi hendaklah membungkukkan tubuh, supaya

teringat kepada keadaannya di dalam perut ibunya, sangat lemah tidak berdaya,

semuanya hanya daya upaya ibunya.

3. Mengekalkan berwudhu supaya jauh setan dan iblis dan dekat Malaikat dan roh-

roh.

4. Terus menerus berdzikir, terutama dzikir yang diajarkan guru.

5. Berbekalan wuquf qalbi ( menghilangkan pikiran dari pada perasaan )

6. Membersihkan hati dari semua cita-cita, meskipun cita-cita yang menyangkut

dengan akhirat.

7. Apabila mengalami perubahan pada badan atau menyaksikan sesuatu pada waktu

berdzikir, hendaklah dilaporkan kepada guru atau wakilnya. Jangan diberitahukan

Page 17: Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan Chapter II

BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE Arsitektur Kontekstual

EINSTEINIA - 070406003

kepada orang lain. Jika sudah dilaporkan kepada guru, jangan ditafsirkan dengan

sesautu, sebab menafsirkan sesautu perasaan atau penglihatan itu, menyalahi adab.

8. Apabila mengalami perubahan perasaan atau melihat sesautu dalam berdzikir itu,

maka hendaklah dinafikan (ditolak) kuat-kuat, tetapi dzikir jangan diputuskan. Dan

jangan lengah atau lalai karena mengalami perasaan atau penglihatan itu, semuanya

itu adalah cobaan dan hijab (tabir pendinding) bagi murid. Tetapi hendaklah

memperbanyak dzikir dan wuquf qalbi. Sesudah itu, menghadirkan rabithah.

9. Terus – menerus mengekalkan ingatan kepada guru, tidak terpisah dalam tilikan

untuk selama-lamanya.

10. Mengekalkan shalat berjamaah. Barang siapa shalat sendirian di dalam suluk

mudah menjadi gila.

11. Hadir lebih dahulu di tempat dzikir, sebelum guru tiba dan yang paling baik, murid

orang pertama hadir dari semua jama’ah.

12. Jangan bangkit lebih dahulu daripada guru pada suatu (upaya cara) berkhatam atau

bertawajjuh. Paling baik, ia orang terakhir meninggalkan majlis dari semua jamaah.

13. Jangan bersandar kepada sesuatu kerika berdzikir baik berdzikir seorang diri

maupun secara berjamaah, terutama berdzikir waktu berkhatam atau tawajjuh.

14. Jaga lidah dari banyak berkata-kata, walau sesama jamaah, kecuali karena udzur.

Dibolekan bercakap-cakap dengan seorang yang tidak suluk, sebanyak tujuh

kalimat dan bercakap-cakap sesame jamaah suluk, sebanyak 14 kalimat.

15. Tetap duduk ditempat, jangan keluar melainkan karena udzur.

16. Apabila keluar dari tempat hendaklah selubungi tubuh, supaya jangan kena panas

matahari dan tiupan angin, karena hal itu dapat menimbulkan penyakit.

17. Mengekalkan memohon rahmat Allah, pada semua tingkah laku dan keadaan.

18. Hendaklah banyak berbuat baik kepada teman-teman yang fakir miskin, supaya

dapat doa mereka.

19. Hendaklah beadab kepada khalifah bawahan guru, seperi beradab kepad guru

sendiri.

20. Hendaklah memperbanyak sedekah selama suluk, disbanding dengan sebelum

suluk, supaya segera terbuka hijab.

21. Hendaklah meninggalkan wirid yang sunnat, karena memperbanyak dzikir.

Page 18: Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan Chapter II

BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE Arsitektur Kontekstual

EINSTEINIA - 070406003

Adab sesudah suluk. Adapun adabs sesudah suluk itu,9 perkara yaitu :

1. Hendaklah rajin dan banyak berszikir pada waktu – waktu senggang, seperti

menjelang maghrib, antara Maghrib dan Isya menjelang tidur. Dan paling baik

berdzikir itu waktu sahur. Dan sesudah shalat subuh.

Jika tidak selalu berdzikir di luar suluk, mata hati mudah kembali gelap, jika ahli

kasyaf, maka akan meleset atau mungkir yang dikasyafinya. Sedang kasyaf itu

adalah sebaik-baik yang harus dijaga oleh ahlinya terutama Khalifah – khalifah.

Jika kasyafnya tidak baik, maka akan sukarlah ia menjaga dan mengendalikan

jamaah.

2. Hendaklah tetap ikut berkhatam setiap ahri, pada waktu “Ashar dan lainnya, dan

bertawajjuh sesuadh shalat Dzuhur setiap hari selasa dan jum’at.

3. Hendaklah menyayangi sesautu perolehan dalam suluk, melebihi dari menjaga mas

dan perak, sebab mas dan perak itu akan tinggal apabila ia mati dan siksanya akan

ditanggungnya dalam kubur. Sedang hal-hal yang diperolehnya dalam suluk itu

akan dibawanya mati dan memeliharnya dari siksa kubur.

4. Hendaklah beramal ibadah dan jangan kembali kepada pekerjaan dunia dahulu,

(sebelu suluk). Jika kembali juga, maka suluk tidak akan makbul atau tidak berhati.

5. Jangan bersahabat dengan orang – orang yang mencela pekerjaan sukuk, karena

mencela suluk, dapat meninggalkan iman ketika mati, sebab suluk itu adalah

kelakuan Nabi-nabi dan ulama pilhan.

6. Hendaklah rajin dan kuat-kuat mebujuk dan membawa orang su[aya bersuluk, guna

memperoleh pertolongan akibat dari perbuatan baik itu.

7. Hendaklah berkelakuan dan ber’itikad seperti kelakuan dan I’tikadnya selama

suluk.

8. Hendaklah tetap selalu bersama guru dengam tekad tidak akan berpisah sampai

akhir hayat di depan guru.

9. Hendaklah dii’itikadkan guru sebagai khalifah (pengganti) Rasulullah saw, dialam

ini, tiada yang menyamainya, meskipun ia budak kecil dan sedikit ilmunya. Dan

yakin gurunya (seakan – akan) memberi bekas, lahir dan batin dalam menjaganya.

Keyakinan seperti itu akan membukaakan hijab dan menyampaikan kepada ilmu

ma’arifat yang besar. Walaupun dicari beberapa ribu guru, namun tidak sama

dengan guruku ini, demikianlah I’tikadnya lahir dan batin. Jika sudah sampai

kesitu, maka barulah adab terhadap guru sempurna.

Page 19: Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan Chapter II

BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE Arsitektur Kontekstual

EINSTEINIA - 070406003

Meninggalkan makanan daging

Selama dalam menjalani suluk, murid – murid dilarang memakan sesuatu yang

bernyawa, seperti daging, ikan, telur dan sebagainya. Larangan itu dimaksudkan supaya

hati bulat tertuju kepada Allah. Sebab memakan sesuatu yang bernyawa di massa suluk itu

dapat menutup pintu hati memberatkan tubuh untuk berdzikir dan menguatkan nafsu.

Pada dasarnya tidak ada larangan memakan daging dan sesuatu yang enak dan halal

itu. Dan ahli-ahli thariqatpun tidak melarang orang memakan daging dan yang baik – baik,

karena memakan yang baik – baik itu disuruh Allah dan Rasul. Cuma selama orang

berkhalawat atau bersuluk, 10 hari atau 20 hari atau 40 hari, dilarang memakan daging,

adanya larangan memakan daging selama bersuluk itu, bukan berarti orang – orang thariqat

telah mengharamkan apa yang di halalkan Allah. Sebab larangan itu hanya berlaku selama

beberapa hari, yaitu selama dalam suluk atau selama belum sampai ke tingkat yang

menurut tilikan Syekh, sudah boleh memakannya.

Orang – orang yang bersuluk itu, adalah orang – orang yang menderita penyakit

batin, perlu di opname atau dirawat selama beberapa hari dirumah latihan rohani, yakni

rumah suluk. Selama dalam perawatan itu, menurut tiliksn Syekh, ia dilarang memakan

daging, jika ingin penyakitnya segera sembuh.

Sama halnya dengan seorang penderita penyakit kencing manis, di opname si

rumah sakit. Menurut dokter yang merawatnya, ia dilarang memakan gula selama dalam

perawatan. Apabila sesudah di opname itu, penyakitnya sudah sembuh, maka larangan

memakan gula tadi tidak berlaku lagi.

Jelaslah sangatlah keliru kalangan yang menganggap bahwa ahli-ahli thariqat telah

mengharamkan apa yang dihalalkan Allah, sebab mengharamkan apa yang dihalalkan

Allah, sebab mengharamkan apa yang dihalalkan Allah, dapat menjadi kafir. Lagi pula,

seorang yang sudah mencapai tingkat khalifah dalam studinya, sama sekali ia tidak

dilarang memakan daging, baik sedang suluk maupun tidak.

Yang dimaksud dengan “ada penyakit dalam hatinya” ialah orang yang mempunyai

niat berbuat tidak senonoh kepada wanita, seperti berzina ataupun yang sejenisnya.

Dalam hatinya timbul nafsu berahi hendak menyentuhnya, orang yang dilanda

nafsu berahi sedemikian, disebut ada penyakit dalam hatinya.

Salah satu usaha mencegah bertambahnya penyakit dalam hati itu, ialah dilarang

memakan daging selama bersuluk atau selama studi belum sampai ke suatu tingkat

tertentu.

Page 20: Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan Chapter II

BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE Arsitektur Kontekstual

EINSTEINIA - 070406003

A. PENZONINGAN

1. Tempat Bersuluk Pria

2. Tempat Bersuluk Wanita

Entrance (IN)

Hall Penerima Rg.tamu

& Rg.tunggu

Rg.piket

Tempat penyimpanan

barang

Area km/wc &

Tempat wudhu

Tempat bersuluk

Entrance (OUT)

Rg.Makan Bersama

Rg.Makan Bersama

Entrance (IN-OUT)

Hall Penerima

Rg.piket Rg.tamu

& Rg.tunggu

Tempat penyimpanan

barang

Tempat bersuluk

Rg.Makan Bersama

Area km/wc &

Tempat wudhu

Hall Penerima Entrance

dr Madrasah

Page 21: Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan Chapter II

BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE Arsitektur Kontekstual

EINSTEINIA - 070406003

3. Skematis Bersuluk

4. Kegiatan Awal Bersuluk

5. Alur Bersuluk

DATANG Menjadi pengikut thariqat

Membawa jeruk perut,lalu diberikan kpd Tuan Guru, dan

didoakan.

Mandi Taubat

Sholat

Tawajuh

BERSULUK

MASUK Dalam Keadaan

berwudhu BERSULUK

Orang yang bersuluk selalu dalam keadaan berwudhu, tidak

boleh batal dari wudhu

KEBUTUHAN RUANG

BERSULUK yaitu :

Tempat untuk bersuluk

Rg. Makan bersama

Kamar Mandi

Tempat berwudhu

Tempat penyimpanan

PENGANUT THARIQAT

MELAKUKAN KHALAWAT

(SULUK)

DIBAWAH PIMPINAN

SEORANG MUSYRID

Page 22: Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan Chapter II

BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE Arsitektur Kontekstual

EINSTEINIA - 070406003

Tawajuh

Sholat Dzuhur Tawajuh Bersuluk Makan Siang

Sholat Ashar Tawajuh Bersuluk Sholat Maghrib

Bersuluk Sholat Isya Tawajuh Bersuluk

Tidur Bersuluk

Sholat Subuh Bersuluk Sarapan Pagi

Jadwal mandi bisa kapan saja, tergantung dengan masing-masing orang

Jadwal makan juga kapan saja, tergantung dengan masing-masing orang,kapan dia

mau makan.

Selama dalam menjalani suluk, murid-murid dilarang memakan sesuatu yang

bernyawa, seperti daging, ikan, telor dan sebagainya.

Bertujuan supaya hati bulat tertuju kepada Allah. Sebab memakan sesuatu yang

bernyawa di masa suluk itu dapat menutup pintu hati memberatkan tubuh untuk

berdzikir dan menguatkan nafsu.

Makanan berasal dari rantangan, dengan biaya Rp 150.000/10 hari. Sehingga para

pengurus rantang, sudah mengetahui menu apa saja yang baik untuk dikonsumsi.

Page 23: Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan Chapter II

BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE Arsitektur Kontekstual

EINSTEINIA - 070406003

Pengelompokkan Kegiatan

1. Bersuluk

NO. KELOMPOK

KEGIATAN

PELAKU URAIAN KEGIATAN KEBUTUHAN RUANG

1. Penghuni

(Pesuluk)

Orang yang

bersuluk

(penganut ajaran

tareqat

naqsyabandiyah)

• Sembahyang

• Bertawajjuh

• Bersuluk

(berdzikir)

• Mandi, Buang air

besar/kecil

• Berwudhu

• Makan

• Menyimpan

barang

• Madrasyah

• Madrasyah

• Rg.Bersuluk

• Kamar Mandi

• Tmpt Berwudhu

• Rg.Makan

Bersama

• Rg.Penyimpanan

barang

2. Pengunjung Keluarga/Teman • Bertemu dgn

pesuluk

• Ngobrol-ngobrol

• Rg.Tamu

3. Pengelola Kholifah/Sarifah • Mengawasi para

pesuluk

• Menerima

tamu/kunjungan

keluarga pesuluk

• Rg.Piket

Tabel 2.5 Pengelompokkan Kegiatan Bersuluk

Sumber : Hasil Olah Data Primer

Page 24: Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan Chapter II

BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE Arsitektur Kontekstual

EINSTEINIA - 070406003

2.4.2 Panti Jompo Babussalam

Analisa kegiatan panti jompo dan kebutuhan ruang

Penzoningan

1. Program Ruang secara Makro

2. Program Ruang secara Hunian 3. Program Ruang Kantor Pengelola

4.Program Ruang Fasilitas Kesehatan

Entrance (IN)

Parkir Fasilitas

Kesehatan Pengelola

Hall Hunian Hunian

Taman Area Berkebun

Teras

Rg.Tamu Kamar tidur

Dapur

KM/WC

Rg.Jemur

Teras

Resepsionis

Rg.Pengelola Rg.Administrasi

Teras Resepsionis Rg.Pengobatan

Page 25: Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan Chapter II

BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE Arsitektur Kontekstual

EINSTEINIA - 070406003

1. Pengguna Panti Jompo

NO. SUBJEK KETERANGAN 1. PENGHUNI Penghuni adalah warga lanjut usia yang

masih aktif, yang menjadi pengikut tarekat

naqsyabandiyah, yang tujuan hidupnya ingin

lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt

2. PARAMEDIS Tim para medis bertindak mengawasi dan

menangani masalah kesehatan para lansia.

3. PENGELOLA Pengelola adalah orang yang mengelola panti

jompo yang terdiri dari pengelola dan bagian

administrasinya.

4. PENGUNJUNG Pengunjung terdiri dari keluarga, rekan lansi

dan masyarakat yang ingin berkunjung ke

panti jompo.

2. Program Kegiatan

a. Penghuni

NO. KELOMPOK

KEGIATAN

PELAKU URAIAN KEGIATAN KEBUTUHAN RUANG

1. Penghuni Para Lansia Ibadah :

Sholat 5 waktu

Bertawajjuh

Bersuluk

Mengaji

Madrasyah

Rg.Solat Bersama

Madrasyah

Rumah Bersuluk

Madrasyah/

Dikamar

Tabel 2.6 Pengelompokkan Pengguna Panti Jompo

Sumber : Hasil Olah Data Primer

Page 26: Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan Chapter II

BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE Arsitektur Kontekstual

EINSTEINIA - 070406003

Mandi, Buang air

besar/kecil

Tidur

Makan

Kamar Mandi

Kamar Tidur

Rg.Makan

• Kunjungan Keluarga

• Berolahraga Bersama

• Berkebun/Menanam

• Rg.Tamu

• Fas.Olahraga

• Fas.Outdoor

(Berkebun)

b. Penunjang

NO. KELOMPOK

KEGIATAN

PELAKU URAIAN KEGIATAN KEBUTUHAN RUANG

1. Penunjang Pengelola Persiapan kerja

Mengontrol penghuni

Ibadah

Makan siang

Persiapan pulang

Kantor pengelola

Pengawasan hunian

Madrasyah

R.Makan bersama

Kantor pengeloal

2. Administrasi Persiapan kerja

Melakukan pekerjaan

Ibadah

Makan siang

Persiapan pulang

Kantor administrasi

Kantor administrasi

Madrasyah

R.Makan bersama

Kantor Administras

3. Kesehatan Kunjungan Keluarga

Berolahraga Bersama

Berkebun/Menanam

Rg.Tamu

Fas.Olahraga

Fas.Outdoor

(Berkebun)

Tabel 2.7 Pengelompokkan kegiatan penghuni panti jompo

Sumber : Hasil Olah Data Primer

Page 27: Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan Chapter II

BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE Arsitektur Kontekstual

EINSTEINIA - 070406003

4.

Kesehatan Bertugas

Ibadah

Makan siang

Persiapan pulang

Unit kesehatan

Madrasyah

R.Makan bersama

Unit kesehatan

c. Pengunjung

NO. KELOMPOK

KEGIATAN

PELAKU URAIAN KEGIATAN KEBUTUHAN RUANG

1. Pengunjung Keluarga Mengunjungi penghuni

Beriteraksi dengan

penghuni.

Unit hunian/taman

Rg.tamu

Unit hunian/taman

Rg.Bersama

2. Kunjungan

Penghuni

Sosialisasi dengan

penghuni

Unit hunian/taman

Rg.Bersama

Tabel 2.8 Pengelompokkan kegiatan penunjang panti jompo

Sumber : Hasil Olah Data Primer

Tabel 2.8 Pengelompokkan kegiatan pengunjung panti jompo

Sumber : Hasil Olah Data Primer

Page 28: Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan Chapter II

BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE Arsitektur Kontekstual

EINSTEINIA - 070406003

2.4.3 Muslimah Centre Babussalam

1. Struktur Organisasi Pengguna

2. Pola Aktivitas Pengguna

Pemilik

Mengawasi dan mengorganisir setiap kegiatan yang ada didalam bangunan.

Pimpinan

Mengawasi dan mengorganisir setiap kegiatan sesuai dengan perintah pemilik.

Mengawasi tiap pelaksanaan tugas dari masing – masing divisi.

Intensif mengajar pada mata pelajaran tertentu.

Staff keuangan dan administrasi

Divisi keuangan dan administrasi

Divisi personalia Divisi pengajar Public relation

SEKRETARIS PIMPINAN

• Staff promosi • Staff pendidikan • Staf

perpustakaan • Staff pameran • Staff Cafe • Staff

pemeliharaan • Receptionist

• Lobby/ hall • R. pameran • Retail Shop • Perawatan • Cafetaria

• Staff Kecantikan

• Staff Tata Busana

Muslimah

PEMILIK

Pengunjung

Page 29: Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan Chapter II

BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE Arsitektur Kontekstual

EINSTEINIA - 070406003

Sekretaris

Membantu pimpinan dan pemilik dalam membuat surat/laporan.

Menerima laporan untuk pemilik atau pemimpin

Mengatur jadwal rapat

Divisi Administrasi dan keuangan serta staff

Membuat analisis biaya

Melaporkan pendapatan dan pengeluaran yang diterima

Mengurus jadwal pelajaran dan event – event tertentu.

Rapat mingguan atau bulanan.

Divisi personalia dan staff

Mengawasi pelaksanaan tugas dari semua karyawan dan memberi nasehat.

Menerima dan menganalisis laporan karyawan setiap hari.

Menyiapkan absensi karyawan.

Rapat mingguan atau bulanan.

Divisi Pengajar dan staff

Memberi materi pengajaran secara teori dan praktek

Membuat laporan perkembangan muslimah

Rapat mingguan atau bulanan.

Public Relation

Memberi informasi terhadap yang membutuhkan

Publikasi

Mencari informasi terhadap yang membutuhkan

Publikasi

Mencari informasi keadaan diluar yang berhubungan dengan kecantikan

Area yang sangat umum untuk pengunjung serta pengelola.

Receptionis

Memberikan pelayanan terhadap pengunjung.

Memberi informasi terhadap yang membutuhkan.

Staff perpustakaan

Mengatur arus masuk dan keluar buku.

Mendata buku dan anggota perpustakaan

Membuat laporan rutin.

Page 30: Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan Chapter II

BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE Arsitektur Kontekstual

EINSTEINIA - 070406003

Staff Cafe

Menyiapkan dan memberi pelayanan kepada pengunjung.

Membersihkan dan merawat kafe.

Memeberikan lapaoran atau pembukuan tentang pemasukan harian.

Peserta didik

Belajar tentang kecantikan dan ketrampilan baik teori maupun praktek.

Menggunakan fasilitas.

Pengunjung

Mencari informasi pusat kegiatan

Mencari tentang kecantikan dan perawatannya.

Konsultasi

Menggunakan fasilitas yang ada.

3. Fasilitas dan Fungsi Ruang Fasilitas Tata Busana

Kegiatan pendidikan dan pelatihan meliputi kegiatan pendidikan (teori) dan

kegiatan pelatihan (praktek). Fasilitas untuk kegiatan tersebut adalah :

Pelatihan menjahit dasar

Pelatihan bordir

Pelatihan sulam

Penunjang fasilitas Tata Busana

Fasilitas penunjang disediakan untuk menunjang secara keseluruhan fasilitas yang

ada terkhusus dibagian ketrampilan yang mana dapat digunkan oleh seluruh

pengunjungnya.

Fasilitas Tata Boga

Pelatihan memasak dasar

Pelatihan industri rumah tangga ( makanan ), seperti: membuat kue, membuat

manisan/asinan, kerupuk, dan lainnya.

Fasilitas Umum

Fasilitas ini merupakan fasilitas yang bersifat public dimana sifatnya terbuka bagi

semua orang yang datang, mengarah kepada fasilitas-fasilitas lain yang lebih

spesifik.

Page 31: Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan Chapter II

BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE Arsitektur Kontekstual

EINSTEINIA - 070406003

Fasilitas pengelola

Fasilitas yang disediakan untuk orang – oran yang mengelola dan menjalankan

kegiatan yang ada didalamnya.

Fasilitas service

Sebagai wadah yang mendukung untuk perawatan fasilitas-fasilitas lainnya.

Analisa kegiatan Muslimah Centre Babussalam

a. Staff karyawan umum

b. Peserta didik

c. Pengunjung

Datang Receptionis R.Personalia R.Kerja

Pulang

Datang Receptionis Lobby/Cafetaria Kelas

Lobby/Cafe

Pulang

Datang Receptionis Lobby

Tempat tujuan

Pulang

Page 32: Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan Chapter II

BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE Arsitektur Kontekstual

EINSTEINIA - 070406003

2.5 STUDI BANDING PROYEK SEJENIS 2.5.1 AL-MARKAZ AL-ISLAMI

Gambar.2.7. Tampak depan Al-Markaz Islami Sumber: Google earth

Gambar.2.8.Suasana malam Al-Markaz Islami Sumber: Google earth

Page 33: Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan Chapter II

BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE Arsitektur Kontekstual

EINSTEINIA - 070406003

Al-Markaz Al-Islami adalah merupakan masjid dan auditorium termegah di Asia

dan terbesar di kawasan timur Indonesia. Selain berfungsi sebagai sarana pendidikan,

kegiatan sosial, dan budaya umum untuk kawasan Timur Indonesia. Al-Markaz Al-Islami

berdiri di atas tanah seluas 10 hektar di tengah kota Makassar(Menempati luas areal 72.229

m2 atau 7,229 ha, ). Pusat ibadah ini tampil dominan dengan ukuran dan bentuk yang

megah, mencerminkan perpaduan nilai-nilai Islam, budaya setempat, dan modernitas yang

menjadi kebanggaan dan identitas masyarakat.

Gagasan untuk mendirikan Masjid Al-Markaz Al-Islami dan fasilitas pendidikan

lainnya, pertama kali dicetuskan oleh Jenderal M Jusuf tahun 1989 di Madinah saat

menunaikan ibadah haji. Gagasan itu disampaikan kepada sejumlah tokoh yang pada waktu

itu sama-sama menunaikan ibadah haji, antara lain Munawir Syadzali, MA (ketika itu

Menteri Agama RI), Prof Dr Sujudi (saat itu masih menjabat Rektor UI) dan pengusaha

Drs M Jusuf Kalla.

Masjid Nabawi yang indah di Madinah memiliki daya tarik tersendiri bagi M Jusuf,

bahkan memberikan motivasi serta menjadi inspirasinya untuk membangun masjid yang

monumental di tanah air, sehingga bisa dikenal pula bukan hanya di Indonesia tapi juga

oleh publik mancanegara. Bukan itu saja, menurut Drs HM Yusuf Kalla, Ketua Yayasan

Islamic Center Al-Markaz Al-Islami, arsitektur masjid yang akan dibangun ketika itu

sedapat mungkin menyamai apa yang ada di Masjid Nabawi.

Makasar sebagai tempat berdirinya masjid dengan arsitektur bergaya Masjid

Nabawi di Madinah, dengan alasan kota ini memiliki kaitan historis dengan Jenderal M

Jusuf. Kecuali itu, daerah ini juga dikenal sebagai salah satu pusat pengembangan Islam di

Indonesia, namun belum memiliki sebuah masjid yang indah dan fasilitas pendidikan

memadai.

Sejalan dengan dibangunnya Masjid Al Markaz Al Islami, didirikan pula :

Yayasan Al-Markaz Al-Islami, dengan maksud dan tujuan yaitu:

Pertama, panitia pembangunan masjid juga melakukan pembinaan dan pemeliharaan masjid, sebagai pusat pendidikan dan kegiatan masyarakat.

Kedua, sebagai pusat pembinaan dan penyebaran (syiar) Islam.

Page 34: Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan Chapter II

BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE Arsitektur Kontekstual

EINSTEINIA - 070406003

Ketiga, membina dan mengembangkan ilmu pengetahuan, sebagai salah satu upaya dalam mencerdaskan kehidupan umat Islam.

Kompleks Sekolah

Pendidikan yang diselenggarakan Masjid Al-Markaz Al-Islami adalah pendidikan

non formal, tetapi bersifat teratur dan terdaftar serta mempunyai sistem nilai. Untuk tahap

pertama yang sudah berjalan adalah pendidikan agama/pengajian/TP-Al Quran, baik untuk

anak-anak, remaja, mahasiswa dan dewasa.

Ada beberapa kegiatan yang telah dan sedang berjalan baik dalam bentuk pengajian

rutin, Ceramah agama setiap selesai sholat Dzuhur dan Magrib, serta kegiatan lainnya yang

bersifat memperkokoh keislaman. Mesjid Al-markaz Al-Islami juga menjadi sarana untuk

sholat lima waktu, sholat Jum’at, sholat Tarawih dan sholat Hari Raya.

Sedangkan ceramah atau dakwah yang dilakukan untuk mencegah kebosanan

jamaah, maka setiap penceramah diatur secara berkala setiap empat bulan sekali baru

berceramah lagi. Tentunya dengan menggunakan metode yang lebih terencana dan

komunikatif. Dalam artian, dibuka kesempatan diskusi atau jika memungkinkan dengan

peragaan.Siraman rohani yang dilaksanakan di Masjid Al-Markas Al-Islami bukan hanya

untuk kaum pria saja, tapi juga untuk kaum wanita yang rutin diadakan setiap hari Sabtu.

Biasanya dihadiri lebih kurang 300 orang, dengan lebih mengutamakan pengajian dasar

dan pendalaman.

Toko - toko

Suatu masjid yang indah akan lebih indah apabila masyarakat dan jamaahnya bisa

meningkat kehidupan dan kegiatan sosial ekonominya berkat kegiatan-kegiatan bersama

yang dilaksanakan oleh jamaah mesjid itu sendiri. Karena itu, kegiatan jemaah masjid

selain mengikutsertakan jemaah itu sendiri juga melibatkan masyarakat sekitar dan harus

dilakukan secara lebih intensif.Untuk mengembangkan usaha kecil di lingkungan masjid

saat ini telah berjalan kegiatan ekonomi yaitu dibukanya toko-toko buku dengan sistem

pembayaran bagi hasil 60% untuk pemilik toko dan 40% untuk Al-Markaz. Pasar Jumat di

gelar sebelah selatan masjid setiap hari Jumat dengan membayar infak ke masjid sebesar

Rp 2.000, sedangkan kantin Al-Markaz membayar infak Rp 20.000 perminggu. Dana yang

Page 35: Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan Chapter II

BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE Arsitektur Kontekstual

EINSTEINIA - 070406003

terhimpun ini akan menjadi kas masjid, dan digunakan untuk biaya pemeliharaan masjid

dan sebagainya.

ARSITEKTURAL

Bangunan Masjid Al-Markaz ini, terdiri atas tiga lantai dengan luas 10.000 meter.

Seluruh lantai masjid terbuat dari granit. Lantai dasar seluas 4.000 meter persegi untuk

kegiatan perkantoran dan aula. Sedang lantai kedua seluas 4.000 meter persegi untuk ruang

shalat berkapasitas tampung sepuluh ribu jamaah. Lantai tiga didesain berbentuk U seluas

2.000 meter persegi lebar 8 meter untuk ruang shalat wanita. Di kiri dan kanan masjid

terdapat dua bangunan tempat berwudhu seluas 648 meter. Sedang di belakang masjid

terdapat bangunan selasar seluas 2.691 meter persegi untuk plaza terbuka.

Gambar.2.9.Area pertokoan Al-Markaz Al-Islami Sumber: Google earth

Gambar.2.10 .Menara mesjid Al-Markaz Al-Islami Sumber: Google earth

Page 36: Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan Chapter II

BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE Arsitektur Kontekstual

EINSTEINIA - 070406003

Masjid Al-Markaz Al-Islamy memiliki 5 menara yang salah satu di antaranya

menjulang hingga ketinggian 84 meter. Di puncak menara yang diselimuti granit itu

terpasang loudspeaker yang dirancang oleh tenaga ahli dari Jepang untuk dapat terdengar

sampai jauh. Di dalam selubung menara, tersimpan menara air setinggi 17 meter untuk

menyediakan air bersih bagi seluruh kompleks. Tangga utamanya yang terletak di bahagian

depan masjid dilengkapi dengan eskalator, guna memudahkan jamaah lanjut usia yang

datang shalat pada hari jumat atau waktu-waktu tarawih.

Pada seputar dinding-dinding masjid, luar dan dalam dipasangi batu granit

berukuran 60 X 60 cm, berwarna putih dengan noktah coklat, diselingi granit bakar

berbentuk pita horizontal selebar 10 cm. Dinding itu dilengkapi ornamentasi dan kaligrafi

yang memenuhi estetika islami. Tubuh masjid yang berwarna putih keciklatan dengan

mahkota atap hijau turkois memberi kesan bersih alami.

Ruang utama masjid digunakan untuk shalat di lantai dua tidak memiliki tiang

penyanggah sehingga berada di dalamnya ruangan terasa sangat lapang. Penerangannya

dari lampu kristal yang didesain dengan perpaduan artistik seni Islam dan ornamen

Gambar.2.11 Detail menara mesjid Al-Markaz Al-Islami Sumber: Google earth

Page 37: Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan Chapter II

BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE Arsitektur Kontekstual

EINSTEINIA - 070406003

tradisional Sulawsi Selatan. Sistim ventilasi udaranya menggunakan dinding kerawang

berpola Islam, motif arabesk dalam desain khusus. Dinding kerawang ini dibuat kembar,

bahagian luarnya dibuat dari beton agar hujan tidak tiris ke dalam. Sedang bahagian dalam

terbuat dari besi sehingga sirkulasi yang tercipta begitu baik dan membuat hawa terasa

sejuk.

2.5.2 ISLAMIC CENTRE LHOKSEUMAWE

Bangunan ini terletak di jantung kota Lhok Seumawe di Aceh Utara NAD dilokasi

yang dahulunya merupakan stadion kota (yang telah dipindahkan). View yang luas dari

lapangan Hiraq dan kantor DPRD serta merupakan “Point of Interest” yang terlihat jelas

bila anda menggunakan mobil dari jalan raya Medan–Banda Aceh ketika memasuki Lhok

Seumawe.Dilihat dari bentuk kubahnya, bangunan ini terlihat memakai arsitektur Timur

Tengah/ Iran dengan menempatkan 4 gapura di 4 sisinya.

Tingginya elevasi lantai bangunan dibandingkan elevasi jalan raya serta tingginya

struktur bangunan mempunyai manfaat ganda yaitu selain antisipasi banjir akibat pasang

air laut juga memberikan efek psikologi kepada jamaahnya yaitu betapa kecilnya manusia

dibanding sang penciptanya serta tempat itu dapat dijadikan escape zone dari kemungkinan

terjadinya musibah alam.

Gambar.2.12 Tampak depan Islamic Centre Lhokseumawe Sumber: Google earth

Page 38: Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan Chapter II

BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE Arsitektur Kontekstual

EINSTEINIA - 070406003

2.5.3 MESJID CORDOBA ANDALUSIA (SPANYOL)

Gambar.2.13 Ruang dalam Islamic Centre Lhokseumawe Sumber: Google earth

Gambar.2.14 Denah Mesjid Cordoba Andalusia ( Spanyol) Sumber: Google earth

Page 39: Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan Chapter II

BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE Arsitektur Kontekstual

EINSTEINIA - 070406003

Cordova adalah ibukota Andalusia,

yang sejak 525 Masehi menjadi

pusat perkembangan peradaban

kerajaan Islam yang terkenal di

seluruh Eropa. Pada masa Bani

Ummayah, Cordova memiliki 1000

masjid, 800 kamar mandi umum,

dan 70 perpustakaan yang

mendorong ilmu pengetahuan dan

teknologi serta menjadi pusat

ekonomi yang pada

perkembangannya mendorong

kemajuan Eropa dan dunia.

Interior mesjid cordoba

Gambar.2.15 Denah Mesjid Cordoba Andalusia ( Spanyol) Sumber: Google

Gambar.2.16 Interior Mesjid Cordoba Andalusia ( Spanyol) Sumber: Google

Page 40: Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan Chapter II

BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE Arsitektur Kontekstual

EINSTEINIA - 070406003

Eksterior Mesjid Cordoba

Gambar.2.17 Interior Mesjid Cordoba Andalusia ( Spanyol) Sumber: Google

Gambar.2.18 Eksterior Mesjid Cordoba Andalusia ( Spanyol) Sumber: Google

Page 41: Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan Chapter II

BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE Arsitektur Kontekstual

EINSTEINIA - 070406003

2.5.4 ISLAMIC CENTER SAMARINDA

Nama Proyek : Islamic Centre Samarinda

Arsitek : -

Luas Lahan : 12 Ha

Mulai dibangun : -

Masjid Islamic Center Samarinda adalah masjid yang terletak di kelurahan karang

asam, Samarinda ilir, Samarinda Kalimantan Timur, yang merupakan masjid termegah

dan terbesar di Asia Tenggara. Dengan latar depan berupa tepian sungai Mahakam, masjid

ini memiliki menara dan kubah besar yang berdiri tegak.

Gambar.2.19 Eksterior Mesjid Cordoba Andalusia ( Spanyol) Sumber: Google

Page 42: Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan Chapter II

BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE Arsitektur Kontekstual

EINSTEINIA - 070406003

Masjid ini berdiri di atas lahan seluas sekitar 12 hektar dengan luas bangunan

keseluruhan mencapai 50 ribu m2 dimana luas bangunan utama 43.500 m2, luas bangunan

penunjang 7.115 m2 dan luas lantai basement 10.235 m2. Sedangkan luas lantai mezanin

(balkon) adalah 5.290 meter persegi. Lokasi ini sebelumnya merupakan lahan bekas areal

penggergajian kayu milik PT Inhutani I yang kemudian dihibahkan kepada Pemerintah

Provinsi Kalimantan Timur. Bangunan ini memiliki kapasitas 44.000 umat. Lokasi ini

sebelumnya merupakan lahan bekas areal penggergajian kayu milik PT Inhutani I yang

kemudian dihibahkan kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Pembangunan

Islamic Center diharapkan dapat pula membangkitkan semangat kebersamaan dalam upaya

menghadapi era global, selain merupakan tuntutan masyarakat untuk Samarinda memiliki

sebuah sarana tempat ibadah yang memadai.

Bangunan yang berdiri diatas lahan seluas 12 Ha itu cukup ramai dikunjungi warga,

baik sekedar berfoto maupun salat di Masjid Islamic Center. Suasana di Islamic center

samarinda ini tidak jauh berbeda dengan suasana mesjid-mesjid di timur- tengah.

Pemerintah Provinsi samarinda menghabiskan dana ratusan miliar rupiah untuk

membangun Islamic center ini yang mana pada akhirnya berkembang menjadi icon atau

landmark daerah itu. Bahkan memiliki potensi besar sebagai obyek wisata agama yang

menjadi andalan Kalimantan timur.

Bangunan masjid ini

memiliki sebanyak 7

menara dimana menara

utama setinggi 99 meter

yang bermakna asmaul

husna atau nama-nama

Allah yang jumlahnya 99 Menara utama itu terdiri

atas bangunan 15 lantai

masing-masing lantai

setinggi rata-rata 6 meter.

Gambar.2.20 Islamic Centre Samarinda Sumber: Google

Page 43: Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan Chapter II

BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE Arsitektur Kontekstual

EINSTEINIA - 070406003

Gambar.2.21 Islamic Centre Samarinda Sumber: Google

Gambar.2.22 Eksterior Islamic Centre Samarinda Sumber: Google

Page 44: Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan Chapter II

BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE Arsitektur Kontekstual

EINSTEINIA - 070406003

Banyaknya jumlah pengunjung terlihat dari jumlah mobil yang parkir memadati

halaman Masjid. Biasanya, jumlah kenderaan parkir akan banyak bila ada acara di Mesjid.

Terlebih bila pada saat hari-hari kebesaran islam. Islamic center ini dilengkapi berbagai

fasilitas seperti rumah sakit yang dilengkapi unit gawat darurat, gedung sekolah TK dan

SD, bahkan dilengkapi dengan business center berupa hotel, komplek perkantoran, serta

pertokoan.

2.5.5 JAKARTA ISLAMIC CENTRE

Nama Proyek : Jakarta Islamic Center (JIC)

Arsitek : -

Luas Lahan : 109.435 m2

Mulai dibangun : 2002

Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta atau yang lebih dikenal dengan

Jakarta Islamic Centre adalah organisasi Non Struktural di bawah PEMDA Prov. DKI

Jakarta yang berdiri di eks lokalisasi Kramat Tunggak, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Kehadiran Jakarta Islamic Centre (JIC) yang merubah tanah hitam menjadi tanah putih,

Gambar.2.23 Koridor Islamic Centre Samarinda Sumber: Google

Page 45: Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan Chapter II

BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE Arsitektur Kontekstual

EINSTEINIA - 070406003

min al-dzulumaat ila an-nuur, diharapkan mampu menampilkan citra baru yang

memancarkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan yang menyejukkan nurani.

Konsepsi pembangunan JIC merupakan sebuah bentuk fasilitasi fungsi-fungsi

kemakmuran masjid yang difasilitasi secara total oleh Pemda DKI Jakarta dengan cirri

utamanya, terdapat fungsi peribadatan, fungsi pendidikan dan fungsi perdagangan/ bisnis.

Kelengkapan fungsi yang dimiliki JIC serta dengan dukungan bentuk fisik

bangunan yang monumental diharapkan dapat menjadikannya sebagai landmark Jakarta

sekaligus prototype bagi Islamic Centre di Indonesia. Dengan jaringan kerja yang

melingkupi wilayah Indonesia, Asia Tenggara bahkan dunia, peran strategis JIC

diharapkan mampu mewujudkan kebanggaan umat.

Jakarta Islamic Centre diharapkan dapat menjadi salah satu simpul Pusat Peradaban

Islam di Indonesia dan Asia Tenggara yang merupakan wilayah konsentrasi baru

kebangkitan Islam di Dunia, sehingga keberadaannya di ibukota Negara dengan mayoritas

penduduk muslim terbesar dapat menunjukkan peran strategisnya sebagai Pusat

Pembaruan Menuju Tata Nilai Kehidupan yang lebih Islami.

Gambar.2.24 Interior Islamic Centre Samarinda Sumber: Google

Page 46: Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan Chapter II

BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE Arsitektur Kontekstual

EINSTEINIA - 070406003

2.5.6 PUSAT DAKWAH ISLAM JAWA BARAT (PUSDAI JABAR)

Lokasi : Bandung

Luas Lahan : 4,5 Ha

Luas Bangunan : 12.537,72 M

Arsitek : Ir. Slamet Wirasonjaya

2

Pemilik : Yayasan PUSDAI Pemda Propinsi DT.I Jawa Barat

Pusat Dakwah Islam di Jawa Barat merupakan Mesjid yang diperluas dalam

rangka pengabdian Agama Islam bagi kegiatan pembangunan masyarakat, dan juga

merupakan suatu wadah bagi kegiatan sehari-hari yang sesuai dengan ciri-ciri masyarakat

Islam, baik dari masa lampau, sekarang maupun yang akan datang.

Pusat Dakwah ini dimanfaatkan sebagai wadah pemeliharaan dan pengembangan

nilai-nilai budaya Islam,berjalan dengan sarana keislaman yang ada serta kehadirannya

dapat dijadikan tempat berlangsungnya interaksi antar potensi umat islam.

Kompleks Pusdai berada di Jln.

Diponegoro 63 Bandung, tak jauh dari

Gedung Sate dan Lapaangan Gasibu

Bandung, dan Kompleks Pusdai

bersebelahan dengan Gedung RRI

Bandung.

Fungsi Utama

Gambar.2.25 Pusat Dakwah Islam Jawa Barat Sumber: Google

Gambar.2.26 Ruang Luar Islam Jawa Barat Sumber: Google

Page 47: Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan Chapter II

BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE Arsitektur Kontekstual

EINSTEINIA - 070406003

Forum menyepakati pendirian Islamic Center/Pusdai Jabar dengan mengemban dua

fungsi utama, yakni :

Sebagai sarana pengembangan dan penyebaran Islam serta kebudayaan Islam di

Jawa Barat.

Sebagai pusat penggodokan sumber daya manusia umat Islam yang berdaya cipta

dan berdaya pembaharuan yang beriman, bertakwa , serta berilmu pengetahuan.

Dengan stok No. 593.8/SK. 133-Pem/82, Gubernur Jabar H. Aang Kunaefi menetapkan,

Pusat Pengembangan dan Pengkajian Islam (Islamic Center) Jawa Barat itu seyogianya

dibangun sebagai satu kesatuan dengan pembangunan Monumen Perjuangan Rakyat Jawa

Barat, Museum Perjuangan Rakyat Jawa Barat, dan Lapangan Upacara Pemda Jawa

Barat di sekitar Jalan Japati dan Lapangan Gasibu Jalan Dipenonegoro Kota Bandung.

Setelah terbit stok gubernur tersebut, dimulailah pembangunan Islamic Center

yang diawali dengan pembahasan lahan di daerah Cihaurgeulis, Sukamantri, Jalan

Diponegoro, dan Jalan Supratman Kota Bandung. Hampir 10 tahun (1982-1991) Pemda

Jabar melaksanakan pembebasan lahan dan pemindahan (relokasi) penduduk yang ada di

atas lahan. Untuk keperluan pembebasan lahan dan relokasi itu, Pemda Jabar

mengeluarkan biaya sekitar Rp 20 milliar.

Setelah pembebasan lahan serta relokasi penduduk selesai, dimulailah

pembangunan fisik Islamic Center (tahun 1992 berdasarkan izin Pemda Kotamadya

Bandung No. 583/637/II/DTK/92) di atas lahan seluas 4,5 Ha.

Kini komplek Islamic Center atau Pusat Dakwah Islam (Pusdai) Jabar berdiri

megah dan menjadi salah satu kebanggaan umat Islam Jawa Barat. Secara fisik, kompleks

Pusdai terdiri dari:

1. Bangunan masjid (Masjid Pusdai) berkapasitas 4.600 orang

2. Ruang Seminar Besar (Ruang Cendekia C) berkapasitas 100 orang.

3. Ruang Seminar Kecil (Ruang Cendekia D) berkapasitas 40 orang.

4. Gedung Bale Asri (Gedung Serba Guna) berkapasitas 2.000 orang untuk acara

pertemuan, seminar, resepsi, pameran, dan seagainya.

5. Ruang Pameran Mushaf Sundawi.

6. Ruang Perkantoran.

Page 48: Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan Chapter II

BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE Arsitektur Kontekstual

EINSTEINIA - 070406003

7. Tempat Wudhu Pria dan Wanita

8. Perpustakaan dan Lembaga Bahasa

9. Kantin, Wartel, dan Café

10. Area Parkir

11. Ruang Multimedia.

12. Ruang Lumbung Zakat Pusdai.

13. Ruang Galeri Pusdai.

Seluruh bangunan kompleks Pusdai Jawa Barat itu telah menghabiskan biaya sebesar Rp

27 Milliar. Sebagian besar sumber dana diperoleh dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (APBD) Jawa Barat. Secara fisik, pembangunan berlangsung dari Tahun

Anggaran 1991-1992 sampai dengan Tahun Anggaran 1997/1998. Bila dihitung dari

mulai munculnya gagasan pembangunan Islamic Center tahun 1997/1998 sampai dengan

selesai pembangunan tahun 1997/1998, pembangunan Islamic Center (Pusdai) Jabar ini

berlangsung selama 20 tahun dan menghabiskan biaya sekitar Rp 49 Milliar.