ttki rudi

19
PENGOLAHAN BIJIH TIMAH DALAM PEMANFAATANNYA SEBAGAI MINERAL LOGAM JARANG UNTUK MENINGKATKAN NILAI EKSPOR NEGARA Oleh : Rudi Intan (10070113100) Mahasiswa Teknik Pertambangan Universitas Islam Bandung Jl. Taman Sari 1 (40616) [email protected] ABSTRAK Timah dalam bahasa Inggris disebut sebagai Tin dengan simbol kimia Sn. Nama latin dari timah adalah “Stannum” dimana kata ini berhubungan dengan kata “stagnum” yang dalam bahasa inggris bersinonim dengan kata “dripping” yang artinya menjadi cair/basah. Penggunaan kata ini dihubungkan dengan logam timah yang artinya mudah mencair. Timah merupakan logam putih keperakan, logam yang mudah ditempa dan bersifat fleksibel, memiliki struktur kristalin, akan tetapi bersifat mudah patah jika didinginkan. Timah tidak ditemukan dalam unsur bebasnya dibumi, akan tetapi diperoleh dari senyawaannya. Kata Kunci : pengolahan, timah, manfaat, kegunaan, ketahanan nasional I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia kaya akan berbagai sumber daya mineral yang harus dioptimalkan dan dimaksimalkan pemanfaatannya. Salah

Upload: ginanjar-abdul-aziz

Post on 07-Dec-2015

228 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

aa

TRANSCRIPT

Page 1: TTKI Rudi

PENGOLAHAN BIJIH TIMAH DALAM PEMANFAATANNYA SEBAGAI MINERAL LOGAM JARANG UNTUK

MENINGKATKAN NILAI EKSPOR NEGARA

Oleh : Rudi Intan (10070113100)Mahasiswa Teknik Pertambangan

Universitas Islam BandungJl. Taman Sari 1 (40616)

[email protected]

ABSTRAK

Timah dalam bahasa Inggris disebut sebagai Tin dengan simbol kimia Sn.

Nama latin dari timah adalah “Stannum” dimana kata ini berhubungan dengan

kata “stagnum” yang dalam bahasa inggris bersinonim dengan kata “dripping”

yang artinya menjadi cair/basah. Penggunaan kata ini dihubungkan dengan

logam timah yang artinya mudah mencair. Timah merupakan logam putih

keperakan, logam yang mudah ditempa dan bersifat fleksibel, memiliki struktur

kristalin, akan tetapi bersifat mudah patah jika didinginkan. Timah tidak

ditemukan dalam unsur bebasnya dibumi, akan tetapi diperoleh dari

senyawaannya.

Kata Kunci : pengolahan, timah, manfaat, kegunaan, ketahanan nasional

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia kaya akan berbagai sumber daya mineral yang harus

dioptimalkan dan dimaksimalkan pemanfaatannya. Salah satunya yang dimiliki

Indonesia adalah bijih timah dengan kandungan stanium (Sn). Menurut Noer

(1998), kasiterit (SnO₂) adalah mineral utama pembentuk timah dengan batuan

pembawanya adalah granit, sementara Sujitno (2007) menjelaskan kegunaan

timah antara lain untuk bahan pencampur pembuatan alat - alat musik (gong,

gamelan, dan lonceng), bahan pembuat kemasan kaleng, bahan solder, senjata

(peluru / amunisi), bahan pelapis anti karat dan kerajinan cindera mata (pewter).

Untuk itu diperlukan penjelasan dan pembahasan mengenai pengolahan timah

Page 2: TTKI Rudi

yang baik dan benar di PT Timah Indonesia yang bertempat di Jl. Jenderal

Sudirman 51 Pangkal Pinang 33121, Bangka, Indonesia.

1.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah untuk karya tulis ini dilakukan untuk mengetahui

cara pengolahan timah di PT Timah Indonesia. Rumusan masalahnya antara lain

sebagai berikut.

1. Apa saja alat yang digunakan dalam pengolahan timah ?

2. Bagaimana cara pengolahan timah, dari mineral awalnya yakni kasiterit

menjadi produk akhirnya yakni cetakan timah ?

3. Apa saja kegunaan produk akhir timah di masyarakat luas ?

4. Apa saja pengaruh timah dalam tingkatan global (dunia) dan peranannya

dalam ketahanan nasional ?

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah cangkupan pembahasan

yang diteliti, yakni meliputi pencucian bahan galian dengan menggunakan alat

ore bin, pemisahan mineral kasiterit dengan mineral ikutannya dengan

menggunakan alat jig Harz, proses pengeringan dengan menggunakan alat

rotary dryer, peleburan, pemurnian dan pencetakan.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui alat yang digunakan dalam pengolahan timah.

2. Untuk mengetahui cara pengolahan timah.

3. Untuk mengetahui kegunaan timah di masyarakat luas.

4. Untuk mengetahui peranan timah dalam ketahanan nasional.

II. METODOLOGI PENELITIAN

Dalam melakukan penelitian ini diperlukan tahapan-tahapan agar

penelitian berjalan dengan prosedural dan menghasilkan hasil yang sesuai

dengan tujuan penelitian. Tahapan-tahapan tersebut dijelaskan seperti berikut.

Page 3: TTKI Rudi

1. Persiapan

Persiapan ini meliputi persiapan diri dan perbekalan yang akan

dibutuhkan selama kegiatan penelitian berlangsung. Tahap ini sangat

penting karena merupakan akar dari tahapan penelitian dan akan

merusak penelitian jika kurangnya persiapan.

2. Pengambilan Data

Tahapan ini merupakan pengumpulan data yang dilakukan langsung di

lapangan. Pengumpulan data ini dilakukan dengan beberapa metode

seperti wawancara, survey lapangan, dll.

3. Pengolahan Data

Tahapan pengolahan data ini dilakukan di lapangan langsung atau

dirumah/ mess, dan dilakukan agar data yang diperoleh di lapangan

dapat disajikan dalam bentuk yang diinginkan.

4. Analisis dan Konklusi Data

Tahapan ini berisi analisa dan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan

beserta data yang diperoleh berdasarkan tujuan dari penelitian tersebut.

5. Penyajian Data

Penyajian data yang dimaksud adalah bentuk penyajian data agar dapat

dibaca oleh orang banyak dan dapat dimengerti oleh orang lain selain

peneliti.

III. TINJAUAN UMUM

3.1 Sejarah Perusahaan

PT Timah (Persero) Tbk mewarisi sejarah panjang usaha pertambangan

timah di Indonesia yang sudah berlangsung lebih dari 200 tahun. Sumber daya

mineral timah di Indonesia ditemukan tersebar di daratan dan perairan sekitar

pulau-pulau Bangka, Belitung, Singkep, Karimun dan Kundur. Di masa kolonial,

pertambangan timah di Bangka dikelola oleh badan usaha pemerintah kolonial

"Banka Tin Winning Bedrijf" (BTW). Di Belitung dan Singkep dilakukan oleh

perusahaan swasta Belanda, masing-masing Gemeeenschappelijke Mijnbouw

Maatschappij Biliton (GMB) dan NV Singkep Tin Exploitatie Maatschappij (NV

SITEM).

Setelah kemerdekaan R.I., ketiga perusahaan Belanda tersebut

dinasionalisasikan antara tahun 1953-1958 menjadi tiga Perusahaan Negara

Page 4: TTKI Rudi

yang terpisah. Pada tahun 1961 dibentuk Badan Pimpinan Umum Perusahaan

Tambang-tambang Timah Negara (BPU PN Tambang Timah) untuk

mengkoordinasikan ketiga perusahaan negara tersebut, pada tahun 1968, ketiga

perusahaan negara dan BPU tersebut digabung menjadi satu perusahaan yaitu

Perusahaan Negara (PN) Tambang Timah.

Dengan diberlakukannya Undang-undang No. 9 Tahun 1969 dan

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1969, pada tahun 1976 status PN Tambang

Timah dan Proyek Peleburan Timah Mentok diubah menjadi bentuk Perusahaan

Perseroan (Persero) yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Negara Republik

Indonesia dan namanya diubah menjadi PT Tambang Timah (Persero). Krisis

industri timah dunia akibat hancurnya the International Tin Council (ITC) sejak

tahun 1985 memicu perusahaan untuk melakukan perubahan mendasar untuk

mempertahankan kelangsungan hidupnya. Restrukturisasi perusahaan yang

dilakukan dalam kurun 1991-1995, yang meliputi program-program reorganisasi,

relokasi Kantor Pusat ke Pangkalpinang, rekonstruksi peralatan pokok dan

penunjang produksi, serta penglepasan aset dan fungsi yang tidak berkaitan

dengan usaha pokok perusahaan.

Restrukturisasi perusahaan berhasil memulihkan kesehatan dan daya

saing perusahaan, menjadikan PT Timah (Persero) Tbk layak untuk

diprivatisasikan sebagian. PT Timah (Persero) Tbk melakukan penawaran umum

perdana di pasar modal Indonesia dan internasional, dan mencatatkan

sahamnya di Bursa Efek Jakarta, Bursa Efek Surabaya, dan the London Stock

Exchange pada tanggal 19 Oktober 1995. Sejak itu, 35% saham perusahaan

dimiliki oleh masyarakat dalam dan luar negeri, dan 65% sahamnya masih

dimiliki oleh Negara Republik Indonesia.

Untuk memfasilitasi strategi pertumbuhan melalui diversifikasi usaha,

pada tahun 1998 PT Timah (Persero) Tbk melakukan reorganisasi kelompok

usaha dengan memisahkan operasi perusahaan ke dalam 3 (tiga) anak

perusahaan, yang secara praktis menempatkan PT Timah (Persero) Tbk menjadi

induk perusahaan (holding company) dan memperluas cakupan usahanya ke

bidang pertambangan, industri, keteknikan, dan perdagangan. Saat ini PT Timah

(Persero) Tbk dikenal sebagai perusahaan penghasil logam timah terbesar di

dunia dan sedang dalam proses mengembangkan usahanya di luar

Page 5: TTKI Rudi

penambangan timah dengan tetap berpijak pada kompetensi yang dimiliki dan

dikembangkan.

3.2 Kesampaian Daerah

Daerah penelitian ini berada di kantor pusat PT Timah yakni di Jl.

Jenderal Sudirman 51 Pangkal Pinang 33121, Bangka, Indonesia. Perjalanan

yang dilakukan oleh peneliti adalah dari Bandung menuju Bangka. Perjalanan

dilakukan dengan melewati jalur darat ke Jakarta (3 jam), dilanjutkan dengan

menaiki pesawat ke Provinsi Bangka Belitung tepatnya ke pulau Bangka (55

menit). Lalu perjalanan akan dilanjutkan dengan menggunakan mobil dari

bandara menuju kantor pusat PT Timah yakni lokasi penelitian (20 menit). Jarak

yang ditempuh dari rumah peneliti menuju lokasi penelitian adalah 555 km

dengan menggunakan alat transportasi darat yakni mobil dan alat transportasi

udara yakni pesawat.

3.3 Keadaan Topografi dan Morfologi

Kondisi topografi wilayah Kota Pangkapinang pada umumnya

bergelombang dan berbukit dengan ketinggian 20-50 m dari permukaan laut dan

kemiringan 0-25%. Secara morfologi daerahnya berbentuk cekung dimana

bagian pusat kota berada didaerah rendah. Daerah-daerah yang berbukit

mengelompok dibagian barat dan selatan kota Pangkalpinang. Beberapa bukit

yang utama adalah Bukit Girimaya yang berada di ketinggian 50 m dpl dan Bukit

Menara. Sedangkan hutan kota seluas 290 ha berada di Kelurahan Tua Tunu

Indah Berdasarkan luas wilayah Kota Pangkalpinang dapat dirinci penggunaan

tanahnya; luas lahan kering yang diusahakan untuk pertanian (tanaman bahan

makanan, perkebunan rakyat, perikanan dan kehutanan) adalah seluas 1.562

Ha, lahan yang sementara tidak diusahakan seluas 1.163 Ha dan lahan kering

yang dimanfaatkan untuk pemukiman seluas 4.130 Ha. Sedangkan sisanya

2.085 Ha adalah berupa rawa-rawa, hutan negara dan lainnya.

Tanah di daerah Kota Pangkalpinang mempunyai pH rata-rata di bawah 5

dengan jenis tanah podzolik merah kuning, regosol, gleisol dan organosol yang

merupakan pelapukan dari batuan induk. Sedangkan pada sebagian kecil daerah

rawa jenis tanahnya asosiasi Alluvial-Hydromorf dan Glayhumus serta regosol

kelabu muda yang berasal dari endapan pasir dan tanah liat. Keadaan tanah

Page 6: TTKI Rudi

yang demikian kurang cocok untuk ditanami padi, tetapi masih memungkinkan

untuk ditanami palawija. Pada daerah pinggiran, yaitu Desa Tuatunu dan Desa

Air Itam cukup potensial menghasilkan lada dan karet. Kondisi geologi umum di

daerah ini; formasi yang tertua adalah batu kapur berumur Permo Karbon,

menyusul Slate berumur Trias Atas dan terakhir Intrusi Granit berumur setelah

Trias Jura. Susunan batuan granit bervariasi dari granit sampai dioditik dengan

inklusi mineral berwarna gelap yaitu Biotit dan ada kalanya Amfibol Hijau.

Di wilayah Kota Pangkalpinang terdapat beberapa sungai, pada

umumnya sungai-sungai kecil yang ada di wilayah ini bermuara ke Sungai

Rangkui. Di samping Sungai Rangkui terdapat juga Sungai Pedindang di bagian

selatan. Kedua sungai ini berfungsi sebagai saluran utama pembuangan air

hujan kota yang kemudian mengalir ke Sungai Baturusa dan berakhir di Laut

Cina Selatan. Sungai-sungai ini selain berfungsi sebagai saluran utama

pembuangan air hujan kota, juga befungsi sebagai prasarana transportasi sungai

dari pasar ke Sungai Baturusa dan terus ke laut. Anak Sungai Rangkui

merupakan kanal pengairan dari pintu air kolong kacang Pedang ke Sungai

Rangkui yang dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1930-an.

Sumber air untuk air bersih pada umumnya dari air tanah disamping Kolong

Kacang Pedang dan Kolong Kace. Pada dasarnya wilayah kota Pangkalpinang

kalau dilihat morfologinya berbentuk cekung dimana bagian pusat kota lebih

rendah, sehingga keadaan ini memberikan dampak negatif, yaitu rawan banjir

terutama pada musim hujan atau pengaruh pasang surut air laut melalui Sungai

Rangkui yang membelah Kota Pangkalpinang. Adapun daerah yang tidak pernah

tergenang terletak di sebelah Utara, Barat dan Selatan kota. Sedangkan daerah

Timur yang berbatasan dengan Sungai Rangkui dan Laut Cina Selatan dan

bagian tengah kota yang dilalui oleh sungai Rangkui sering tergenang oleh air

pasang (rob), daerah yang tergenang tersebut terutama Kecamatan Rangkui,

Pangkal Balam dan Taman Sari.

Iklim daerah Kota Pangkalpinang tergolong tropis basah type A dengan

variasi hujan antara 56,2-337,9 mm per bulan selama tahun 2003, dengan

jumlah hari hujan rata-rata 16 hari setaip bulannya. Bulan yang terkering adalah

bulan Agustus. Hawa di daerah ini dipengaruhi oleh laut, baik angin maupun

kelembabannya. Suhu udara selama tahun 2003, misalnya bervariasi antara 23,3

- 32,4 derajat Celcius, sedangkan kelembabannya berkisar antara 76 - 88

Page 7: TTKI Rudi

persen. Angin bergerak setiap hari dengan arah dari Timur pada siang hari dan

dari Barat pada malam hari. Rata-rata kecepatan angin cukup bervariasi setiap

bulannya yaitu 3 knot pada bulan Pebruari dan yang tertinggi terjadi tercatat

pada bulan Juli, Agustus dan September, yaitu 5 knot.

IV. PEMBAHASAN

4.1 Alat yang Digunakan

Alat-alat yang digunakan dalam proses pengolahan timah hingga menjadi

produk akhir cetakan timah yakni sebagai berikut.

1. Ore Bin, alat yang digunakan untuk mencuci bahan galian yang diperoleh.

2. Screening, alat yang digunakan dalam proses penyeragaman ukuran

bahan galian.

3. Jig Harz, alat pemisahan mineral kasiterit dengan mineral ikutannya

dengan memanfaatkan perbedaan berat jenis mineralnya dan juga

memanfaatkan debit air sebagai medianya.

4. Rotary Dryer, alat yang digunakan dalam proses pengeringan mineral

sebelum dilakukan proses peleburan.

5. Melting Kettle, alat yang digunakan dalam pencetakan secara manual

timah yang sudah dileburkan.

6. Casting Machine, alat yang digunakan dalam pencetakan secara otomatis

timah yang sudah dileburkan.

4.2 Pengolahan Timah

4.2.1 Pengolahan Awal

a. Pemisahan berdasarkan ukuran atau screening/sizing dan uji kadar

Bijih yang didapatkan dari hasil pencucian pada ore bin lalu dilakukan

pemisahan berdasarkan ukuran dengan menggunakan alat screen,mesh, setelah

itu dilakukan pengujian untuk mengetahui kadar bijih setelah pencucian.

Prosedur penelitian kadar tersebut adalah mengamatinya dengan mikroskop dan

menghitung jumlah butir dimana butir timah dan pengotornya memiliki

karakteristik yang berbeda sehinga dapat diketahui kadar atau jumlah kandungan

timah pada bijih. Timah diolah dari bijih timah yang didapatkan dari batuan atau

mineral timah ( kasiterit SnO2 ). Proses produksi logam timah dari bijinya

melibatkan serangkaian proses yang terbilang rumit yakni pengolahan mineral

Page 8: TTKI Rudi

( peningkatan kadar timah/proses fisik dan disebut juga upgrading ), persiapan

material yang akan dilebur, proses peleburan, proses refining dan proses

pencetakan logam timah. Pemakaian timah biasanya dalam bentuk paduan timah

yang dikenal dengan nama timah putih yakni campuran 80% timah, 11 %

antimony dan 9% tembaga serta terkadang ditambah timbal. Timah putih ini

terutama dipakai untuk peralatan logam pelindung dan pipa dalam industri kimia,

industri bahan makanan dan untuk menyimpan bahan makanan. Proses

pengolahan timah ini bertujuan sesuai dengan namanya yaitu meningkatkan

kadar kandungan timah dimana Bijih timah diambil dari dalam laut atau lepas

pantai dengan penambangan atau pengerukan setelah itu dilakukan pembilasan

dengan air atau washing dan kemudian diisap dengan pompa. Bijih timah hasil

dari pengerukan biasanya mengandung 20 – 30 % timah. Setelah dilakukan

proses pengolahan mineral maka kadar kandungan timah menjadi lebih dari 70

%, sedangkan bijih timah hasil penambangan darat biasanya mengandung kadar

timah yang sudah cukup tinggi >60%. Adapun Proses pengolahan mineral timah

ini meliputi banyak proses, yaitu :

b. Washing atau Pencucian

Pencucian timah dilakukan dengan memasukkan bijih timah ke dalam ore

bin yang berkapasitas 25 drum per unit dan mampu melakukan pencucian 15 ton

bijh per jam. Di dalam ore bin itu bijih dicuci dengan menggunakan air tekanan

dan debit yang sesuai dengan umpan.

c. Pemisahan berdasarkan berat jenis

Proses pemisahan ini menggunakan alat yang disebut jig Harz.bijih timah

yang mempunyai berat jenis lebih berat akanj mengalir ke bawah yang berarti

kadar timah yang diinginkan sudah tinggi sedangkan sisanya, yang berkadar

rendah yang juga berarti mengandung pengotor atau gangue lainya seperti

quarsa , zircon, rutile, siderit dan sebagainya akan ditampung dan dialirkan ke

dalam trapezium Jig Yuba.

d. Pengolahan tailing

Dahulu tailing timah diolah kembali untuk diambil mineral bernilai yang

mungkin masih tersisa didalam tailing atau buangan. Prosesnya adalah dengan

gaya sentrifugal. Namun saat ini proses tersebut sudah tidak lagi digunakan

karena tidak efisien karena kapasitas dari alat pengolah ini adalah 60 kg/jam.

Page 9: TTKI Rudi

e. Proses Pengeringan

Proses pengeringan dilakukan didalam rotary dryer. Prinsip kerjanya

adalah dengan memanaskan pipa besi yang ada di tengah – tengah rotary dryer

dengan cara mengalirkan api yang didapat dari pembakaran dengan

menggunakan solar.

4.2.2 Peleburan (Smelting)

a. Proses pre-smelting

Setelah dilakukan proses pengolahan mineral dilakukan proses pre-

smelting yaitu proses yang dilakukan sebelum dilakukannya proses peleburan,

misalnya preparasi material,pengontrolan dan penimbangan sehingga untuk

proses pengolahan timah akan efisien.

b. Proses Peleburan ( Smelting )

Ada dua tahap dalam proses peleburan :

Peleburan tahap I yang menghasilkan timah kasar dan slag/terak.

Peleburan tahap II yakni peleburan slag sehingga menghasilkan

hardhead dan slag II.

Proses peleburan berlangsung seharian –24 jam dalam tanur guna

menghindari kerusakan pada tanur/refraktori. Umumnya terdapat tujuh buah

tanur dalam peleburan. Pada tiap tanur terdapat bagian – bagian yang berfungsi

sebagai panel kontrol: single point temperature recorder, fuel oil controller,

pressure recorder, O2 analyzer,multipoint temperature recorder dan combustion

air controller. Udara panas yang dihembuskan ke dalam mfurnace atau tanur

berasal dari udara luar / atmosfer yang dihisap oleh axial fan exhouster yang

selanjutnya dilewatkan ke dalam regenerator yang mengubahnya menjadi

panas.Tahap awal peleburan baik peleburan I dan II adalah proses charging

yakni bahan baku –bijih timah atau slagI dimasukkan kedalam tanur melalui

hopper furnace. Dalam tanur terjadi proses reduksi dengan suhu 1100 –

15000C.unsure – unsure pengotor akan teroksidasi menjadi senyawa oksida

seperti As2O3 yang larut dalam timah cair. Sedangkan SnO tidak larut semua

menjadi logam timah murni namun adapula yang ikut ke dalam slag dan juga

dalam bentuk debu bersamaan dengan gas – gas lainnya. Setelah peleburan

selesai maka hasilnya dimasukkan ke foreheart untuk melakukan proses tapping.

Sn yang berhasil dipisahkan selanjutnya dimasukkan kedalam float untuk

Page 10: TTKI Rudi

dilakukan pendinginan /penurunan temperatur hingga 4000C sebelum

dipindahkan ke dalam ketel.sedangkan hardhead dimasukkan ke dalm flame

oven untuk diambil Sn dan timah besinya.

4.2.3 Pemurnian (Refining)

a. Pyrorefining

Yaitu proses pemurnian dengan menggunakan panas diatas titik lebur

sehingga material yang akan direfining cair, ditambahkan mineral lain yang dapat

mengikat pengotor atau impurities sehingga logam berharga dalam hal ini timah

akan terbebas dari impurities atau hanya memiliki impurities yang amat sedikit,

karena afinitas material yang ditambahkan terhadap pengotor lebih besar

dibanding Sn. Contoh material lain yang ditambahkan untuk mengikat pengotor:

serbuk gergaji untuk mengurangi kadar Fe, Aluminium untuk untuk mengurangi

kadar As sehingga terbentuk AsAl, dan penambahan sulfur untuk mengurangi

kadar Cu dan Ni sehingga terbentuk CuS dan NiS. Hasil proses refining ini

menghasilkan logam timah dengan kadar hingga 99,92% (pada PT.Timah).

Analisa kandungan impurities yang tersisa juga diperlukan guina melihat apakah

kadar impurities sesuai keinginan, jika tidak dapat dilakukan proses refining

ulang.

b. Eutectic Refining

Yaitu proses pemurnian dengan menggunakan crystallizer dengan

bantuan agar parameter proses tetap konstan sehingga dapat diperoleh kualitas

produk yang stabil. Proses pemurnian ini bertujuan mengurangi kadar Lead atau

Pb yang terdapat pada timah sebagai pengotor /impuritiesnya. Adapun

prinsipnya adalah berhubungan dengan temperatur eutectic Pb- Sn, pada saat

eutectic temperature lead pada solid solution berkisar 2,6% dan aakan menurun

bersamaan dengan kenaikan temperatur, dimana Sn akan meningkat kadarnya.

Prinsip utamnya adalah dengan mempertahankan temperatur yang mendekati

titik solidifikasi timah.

c. Electrolitic Refining

Yaitu proses pemurnian logam timah sehingga dihasilkan kadar yang

lebih tinggi lagi dari pyrorefining yakni 99,99%( produk PT. Timah: Four Nine ).

Proses ini melakukan prinsip elektrolisis atau dikenal elektrorefining.Proses

elektrorefining menggunakan larutan elektrolit yang menyediakan logam dengan

Page 11: TTKI Rudi

kadar kemurnian yang sangat tinggi dengan dua komponen utama yaitu dua

buah elektroda –anoda dan katoda –yang tercelup ke dalam bak elektrolisis.

Proses elektrorefining yang dilakukan PT.Timah menggunakan bangka four nine

(timah berkadar 99,99% ) yang disebut pula starter sheetsebagai katodanya,

berbentuk plat tipis sedangkan anodanya adalah ingot timah yang beratnya

berkisar 130 kg dan larutan elektrolitnya H2SO4. proses pengendapan timah ke

katoda terjadi karena adanya migrasi dari anoda menuju katoda yang

disebabkan oleh adanya arus listrik yang mengalir dengan voltase tertentu dan

tidak terlalu besar.

4.2.4 Pencetakan

Pencetakan ingot timah dilakukan secara manual dan otomatis. Peralatan

pencetakan secara manual adalah melting kettle dengan kapasitas 50 ton,

pompa cetak and cetakan logam. Proses ini memakan waktu 4 jam /50 ton,

dimana temperatur timah cair adalah 2700C. Sedangkan proses pencetakan

otomatis menggunakan casting machine, pompa cetak, dan melting

kettleberkapasitas 50 ton dengan proses yang memakan waktu hingga 1 jam/60

ton.

Langkah – langkah pencetakan:

1. Timah yang siap dicetak disalurkan menuju cetakan.

2. Ujung pipa penyalur diatur dengan menletakkannya diatas cetakan pertama

pada serinya, aliran timah diatur dengan mengatur klep pada piapa penyalur.

3. Bila cetakan telah penuh maka pipa penyalur digeser ke cetakan berikutnya

dan permukaan timah yang telah dicetak dibersihkan dari drossnya dan segera

dipasang capa pada permukaan timah cair.

4. Kecepatan pencetakan diatur sedemikian rupa sehingga laju pendinginan

akan merata sehingga ingot yang dihasilkan mempunyai kulitas yang bagus atau

sesuai standar.

5. Ingot timah yang telah dingin disusun dan ditimbang.

4.3 Manfaat dan Kegunaan Timah

Penggunaan timah untuk paduan logam telah berlangsung sejak 3.500

tahun sebelum masehi, sebagai logam murni digunakan sejak 600 tahun

sebelum masehi. Kebutuhan timah putih dunia setiap tahun sekitar 360.000 ton.

Page 12: TTKI Rudi

Logam timah putih bersifat mengkilap, mudah dibentuk dan dapat ditempa

(malleable), tidak mudah teroksidasi dalam udara sehingga tahan karat.

Kegunaan timah putih di antaranya untuk melapisi logam lainnya yang berfungsi

mencegah karat, bahan solder, bahan kerajinan untuk cendera mata, bahan

paduan logam, casing telepon genggam.

Selain itu timah digunakan juga pada industri farmasi, gelas, agrokimia,

pelindung kayu, dan penahan kebakaran. Timah merupakan logam ramah

lingkungan, penggunaan untuk kaleng makanan tidak berbahaya terhadap

kesehatan manusia. Kebanyakan penggunaan timah putih untuk

pelapis/pelindung, dan paduan logam dengan logam lainnya seperti timah hitam

dan seng. Konsumsi dunia timah putih untuk pelat menyerap sekitar 34% untuk

solder 31%.

4.4 Pengaruh Penambangan Timah terhadap Ketahanan Nasional

Dalam pengolahan bahan galian khususnya timah, pengaruhnya sangat

besar terhadap ketahanan nasional. Timah merupakan suatu mineral logam yang

termasuk kedalam mineral yang jarang keterdapatannya. Untuk itu mineral ini

merupakan aset pemerintah yang sangat kuat dalam menaikkan ekonomi negara

dan juga berpengaruh dalam devisa negara karena dengan pengolahan timah,

dapat dilakukan transaksi ekspor yang juga akan menaikkan devisa negara

tersebut. Banyak kegunaan logam timah untuk kehidupan dan keperluan sehari-

hari. Sebagai contoh lainnya adalah logam timah yang digunakan sebagai peluru

untuk senjata api militer. Logam timah ini bahkan juga dapat bermanfaat pada

ketahanan nasional dalam hal militer.

V. KESIMPULAN

Berdasarkan tujuan dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa penelitisn

berjalan dengan prosedural dan sesuai dengan tujuan. Seperti tujuan yang telah

dijelaskan sebelumnya, alat yang digunakan dalam pengolahan awal adalah alat

yang memiliki kecocokan terhadap jenis bahan galian yang ditambang. Sehingga

material yang dihasilkan adalah material yang bagus dan memiliki kadar tinggi.

Pengolahan timah juga dilakukan dengan prosedur yang sama dengan

teori mengenai pengolahan mineral kasiterit hingga menjadi timah. Kegunaan

timah di masyarakat luas juga terlihat dari banyak peralatan yang terbuat atau

Page 13: TTKI Rudi

berbahan dasar timah. Peranan timah dalam hal ketahanan nasional sangatlah

besar, mengingat timah merupakan logam yang terbilang jarang dan tidak

banyak ditemukan di daerah lain selain Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Hal

tersebut jadi memiliki pengaruh terhadap nilai devisa negara karena akan banyak

melakukan ekspor ke luar.

UCAPAN TERIMAKASIH

Ucapan terimakasih saya ucapkan kepada dosen pembimbing saya,

Chusarini Chamid, Ir., M. Env., yang telah senantiasa membimbing saya

sehingga karya tulis ini telah dibuat dengan benar dan tepat waktu. Selain itu

saya ucapkan terimakasih kepada para teman-teman saya yang telah membantu

saya dalam pembuatan karya tulis ini. Saya menyadari banyak kekurangan

dalam pembuatan karya tulis ini, maka dari itu kritik dan saran yang bersifat

membangun akan sangat membantu dalam pembuatan karya tulis selanjutnya.

Terimakasih saya ucapkan dan semoga karya tulis ini bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA

Ardraviz. 2013. “Tahap Proses Pengolahan Bijih Timah”. Erlangga : Jakarta

Petrucci, Ralph H. 1987. “Alat Pengolahan Bahan Galian Bijih Timah dan

Paduannya”. Erlangga : Jakarta

Selvifoni, Andriani. 2012. “Mineral Kasiterit dan Manfaat”. Yudhistira : Bangka