(trust) e-security seals terhadap minat pembelian konsumen
TRANSCRIPT
1
Pengaruh Kepercayaan (Trust) dan E-Security Seals Terhadap Minat Pembelian
Konsumen Secara Online: Studi Pada Konsumen Kaspay.com Di Indonesia.
Oleh :
Ferriyal Rosita
Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya
Jl. MT Haryono 165 Malang
Dosen Pembimbing :
Ainur Rofiq, S.Kom.,SE.,MM.,Ph.D
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang
Jl. MT Haryono 165 Malang
Abstrak
Transaksi melalui e-commerce memiliki resiko yang cukup tinggi. Karena transaksi
tidak dilakukan melalui tatap muka langsung antara penjual dan pembeli. Oleh sebab itu
kepercayaan konsumen terhadap penjual dan penjamin keamanan, merupakan faktor
penting yang mendorong terjadinya transaksi e-commerce.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Kepercayaan dan E-Security Seals
terhadap minat pembelian konsumen secara online. Populasi dalam penelitian ini yaitu
pengguna situs Kaspay.com. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive
sampling. Kuesioner dikirim ke responden melalui mailing list dan media social dengan
jumlah responden yang diperoleh sebanyak 150 orang. Teknik analisis data yang
digunakan adalah regresi linier berganda.
Hasil analisis menunjukkan bahwa kepercayaan memiliki pengaruh yang kuat
terhadap minat pembelian secara online. Selain itu, e-security seal juga merupakan faktor
penting yang berpengaruh terhadap minat pembelian konsumen online.
Kata kunci: E-commerce, Kepercayaan (trust), E-security seals, Minat pembelian,
Kaspay.com
PENDAHULUAN
Dewasa ini perkembangan teknologi
yang semakin cepat mempengaruhi
banyak aspek dalam kehidupan sosial
(Kemkominfo, 2014). Perkembangan
teknologi tersebut memberikan suatu
manfaat dan kemudahan dalam berbagai
aktivitas sehari-hari khususnya pada
aktivitas bisnis. Pemanfaatan Teknologi
untuk aktivitas bisnis salah satunya
adalah melalui media Internet. Internet
merupakan sarana interaksi yang
memudahkan komunikasi antar pelaku
bisnis untuk memasarkan dan
mengembangkan bisnisnya (Zarrella,
2010). Hanya organisasi bisnis yang
kompetitif di bidang informasi dan
komunikasi yang akan menjadi
pemenang di pasar (McGee dan Prusak,
1993). Hal tersebut yang menjadi salah
satu pemicu gencarnya e-commerce
sebagai media penyampai informasi dan
transaksi bisnis.
Pemanfaatan internet dalam aktivitas
bisnis sering dikenal dengan istilah
Electronic Commerce (E-Commerce)
(McLeod dan Schell, 2004). Pada
sebagian perusahaan raksasa, e-
commerce menjadi sarana dalam
pemasaran, pengembangan, pengiriman,
penjualan, pelayanan serta transaksi
pembayaran pelanggan. Kemkominfo
2
(2014) melaporkan bahwa pengguna
internet di Indonesia mencapai 82 juta
orang. Hal ini yang menjadikan
Indonesia berada pada peringkat ke-8 di
dunia untuk penggunaan akses internet.
Kemkominfo (2014) juga menyebutkan
bahwa Indonesia diprediksi akan
mengalami pertumbuhan e-commerce
lebih besar dibandingkan dengan
negara-negara lainnya. Penjualan online
di Indonesia diprediksikan akan
mengalami kenaikan 71,3% dengan nilai
sebesar US$1,8 miliar. Sementara itu
Cina dengan pasar e-commerce-nya
yang 100 kali lebih besar dari Indonesia,
diperkirakan akan mengalami
pertumbuhan tercepat kedua di dunia.
Penjualan secara online akan meningkat
61,1% dengan nilai sebesar US$ 181
miliar. Hal ini menunjukkan bisnis e-
commerce memilii peluang pertumbuhan
yang baik di masa depan (E-Marketer,
2011).
Menurut Suhaili (2013) persaingan e-
commerce di Indonesia semakin
meningkat dengan hadirnya situs-situs
seperti listing, B2C (bussines to
Costumers), dan C2C (Costumer to
Costumer) besar seperti Kaskus,
Kaspay, Berniaga, Tokobagus,
Tokopedia, Rakuten, Blibli, dan Rocket
Internet. Selain iyu juga ada vertical
commerce seperti Bilna, Saqina, dan
BerryBenka. Pasar E-commerce juga
diramaikan oleh perbankan yang
menyediakan situs jual beli online.
Contohnya adalah Citibank
(Belibarang.com), BNI (Blandja.com),
Kemudian Bank Mandiri
(Tokone.com). PT Pos Indonesia juga
membuat terobosan baru dengan
meluncurkan Plaza Pos Indonesia di
tahun. PT Pos memanfatkan jaringan
distribusinya dengan 3.217 kantor
cabang dan jaringan pos Internatisional
ke lebih dari 200 negara menawarkan
pembelian melalui offline (datang
langsung ke kantor) atau online
(Sharingvision.com).
Di balik populernya penjualan secara
online, banyak pengguna internet yang
masih takut dalam melakukan transaksi
online (aktifitas E-commerce) baik
untuk membeli atau menjual barang di
toko-toko Virtual. McLeod dan Schell
(2004) berpendapat bahwa Potensi
kejahatan berupa penipuan, pembajakan
kartu kredit (carding), pentransferan
dana illegal dari rekening tertentu dan
sejenisnya sangatlah besar apabila
sistem keamanan (security) infrastruktur
e-commerce masih lemah. Oleh karena
itu, keamanan infrastruktur e-commerce
menjadi kajian penting dan serius bagi
ahli komputer dan informatika.
Terkait permasalahan penggunaan e-
commerce didunia menurut Thembekile
& Issac (2013) dirangkum menjadi 6
kasus yang pertama kasus perusahaan
Sony terkait keamanan dan privasi,
dimana Website Sony dihack hingga
terjadi manipulasi terhadap database
konsumen. Berakibat pada
terpengaruhnya pelanggan terhadap
berita hoax dari Website dengan total
kerugian ditaksir sebesar $171 million .
Kedua yaitu kasus Citygroup (USA)
tentang keamanan pelanggan dan privasi
terkait Website perusahaan dihack dan
Informasi akun konsumen dicuri, dengan
total kerugian berkisar sebesar $2.7
million. Ketiga kasus yang dialami oleh
perusahaan AT&T (USA) tentang
keamanan pelanggan dimana Uang dari
akun bisnis dicuri, Kerugiatan ditaksir
sebesar $2 million. Keempat yaitu kasus
yang dialami oleh Stratfor Global
Intelligence tentang kemanan pelanggan
terkait Informasi rahasia konsumen
seperti Alamat rumah dan informasi
kartu kredit diterbitkan oleh hacker.
kelima yaitu kasus Postbank (South
Africa) tentang Hacker masuk kedalam
sistem perbankkan untuk melakukan
transfer dana ilegal, dengan kerugian
berkisar $462,000. Terakhir adalah
Alibaba (China) hacker Lolos dalam
pemeriksaan verifikasi regular, hacker
melakukan aktifitas penipuan terhadap
2.236 yang orang yang menjadi korban.
Dimana kosumen melakukan order
3
pembelian dan barang tidak sampai
ditangan konsumen. Kerugian untuk
kasus Alibaba ditaksir sebesar $1.94
million.
Penyalagunaan e-commerce juga terjadi
di Indonesia, Raharjo (2002)
mengemukakan bahwa di Indonesia
pernah terjadi kasus cybercrime yang
berkaitan dengan kejahatan bisnis, tahun
2000 beberapa situs atau web Indonesia
diacak-acak oleh cracker yang
menamakan dirinya Fabianclone . Situs
yang menjadi sasaran antara lain milik
BCA, Bursa Efek Jakarta dan
Indosatnet. Selanjutnya pada bulan
September dan Oktober 2000,
seorang craker dengan
julukan fabianclone berhasil menjebol
web milik Bank Bali. Bank ini
memberikan layanan internet banking
pada nasabahnya. Kerugian yang
ditimbulkan sangat besar dan
mengakibatkan terputusnya layanan
nasabah, (Raharjo, 2002).
Pendapat lain mengenai kejahatan di e-
commerce menurut Sjahputra (2002)
yaitu Cyber Squalling, yang dapat
diartikan sebagai mendapatkan,
memperjualbelikan, atau menggunakan
suatu nama domain dengan itikad tidak
baik atau jelek. Di Indonesia kasus ini
pernah terjadi antara PT. Mustika Ratu
dan Tjandra, pihak yang mendaftarkan
nama domain tersebut. Kejahatan
lainnya yang dikategorikan sebagai
cybercrime dalam kejahatan bisnis
adalah Cyber Fraud, yaitu kejahatan
yang dilakukan dengan melakukan
penipuan lewat internet, salah satu
diantaranya adalah dengan melakukan
kejahatan terlebih dahulu yaitu mencuri
nomor kartu kredit orang lain dengan
meng-hack atau membobol situs pada
internet. Menurut riset yang dilakukan
perusahaan Security Clear Commerce
yang berbasis di Texas, menyatakan
Indonesia berada di urutan kedua setelah
Ukraina menurut ClearCommerce.com
(2001). Menunjukkan bahwa sekitar
20% dari total transaksi kartu kredit dari
Indonesia di Internet adalah fraud. Riset
tersebut mensurvei 1.137 toko online, 6
juta transaksi, dan 40 ribu pelanggan.
Hal tersebut yang menjadikan
kepercayaan serta resiko dalam
melakukan transaksi di Internet sangat
tinggi, karena selain beragamnya tujuan
pengguna Internet, perangkat hukum
yang menaungi keamanan dalam
bertransaksi di internet belum memadai.
Adanya permasalahan yang dihadapi
dalam aktifitas E-commerce, menjadikan
sebuah peluang bisnis dalam
menghadapi kelemahan penggunaan E-
commerce. Hal ini yang dilakukan oleh
Kaskus untuk mencoba menanggulangi
permasalahan tersebut, dengan
meluncurkan tiga rencana besar salah
satunya Payment system, E-commerce,
dan Mobile Kaskus (Kaspay.com, 2011).
Dalam hal ini Payment system yang
coba dibuat untuk menanggulangi
permasalahan transaksi melalui E-
commerce, dengan diluncurkannya
sistem pembayaran Kaspay.
KasPay merupakan salah satu system
payment dengan metode pembayaran
online yang dibuat oleh Kaskus untuk
memudahkan proses transaksi. Layanan
transaksi ini dapat digunakan di Kaskus
dan situs-situs lain yang berafiliasi
dengan KasPay. Seluruh proses
transaksi KasPay dilakukan melalui
transfer (Top Up), sehingga aman dari
modus penipuan dan pemalsuan kartu
kredit. Kaspay memberikan
perlindungan kepada konsumen serta
kemudahan dalam melakukan aktifitas
pembayaran online yang aman tanpa
mencantumkan nomor kartu kredit, akan
tetapi hanya menggunakan sistem
pembayaran Top Up. Dalam mendukung
keamanan transaksi, Kaspay selalu
memastikam dengan konfirmasi
melalui e-mail dan catatan transaksi
yang dikirimkan kepada konsumen.
Kaspay dibangun untuk memberikan
kepercayaan kepada konsumen serta
memberikan keamanan dalam proses
transaksi online (Kaspay.com, 2011).
4
Adanya permasalahan yang menyangkut
kepercayaan konsumen online dan
keamanan bertransaksi, Djahantighi dan
Fakar (2010) menyatakan bahwa
kepercayaan online merupakan salah
satu hambatan utama untuk vendor
berhasil pada media internet. Kurangnya
kepercayaan kemungkinan untuk
mencegah konsumen online untuk andil
dalam e-commerce. Bagi konsumen,
belanja online akan meningkat jika
mereka merasa puas akan kualitas jasa
dari sistem penjualan online dari situs
tersebut. Hal itu berdasarkan penelitian
yang dilakukan (Jiang dan Rosenbloom,
2005). Untuk kepercayaan konsumen
pada internet, sebagian konsumen online
takut melaksanakan transaksi secara
online karena berbagai pertimbangan,
yaitu : (1) Kejahatan komputer yang
tinggi, yaitu maraknya pembobolan
kartu kredit; (2) Penipuan yang
dilakukan secara online sebagai
mestinya yang sudah dijelaskan diatas.
Mukherjee dan Nath (2003) juga
mengemukakan bahwa komitmen
konsumen dalam menggunakan e-
commerce berkaitan langsung dengan
shared value diantaranta terdapat etika,
keamanan, dan privacy serta
kepercayaan. Resiko dalam e-commerce,
menurut Tan dan Thoen (2000) dapat
tanggulangi dengan menjalin
komunikasi yang baik antara dua belah
pihak yang bertransaksi, yaitu melalui
penyajian informasi yang relevan.
Penyajian informasi yang baik akan
menghindari terjadinya information
asymmetry yang seringkali dimanfaatkan
pihak lain untuk melakukan kejahatan di
internet (cybercrime). Dengan adanya
komunikasi yang baik, konsumen
merasa mendapat jaminan keamanan
dalam bertransaksi melalui informasi
yang disajikan. Sehingga melakasanakan
transaksi dapat didefinisikan sebagai
kemauan untuk pertukaran dengan suatu
mitra yang dapat dipercaya, handal, dan
memiliki integritas (Morgan dan Hunt,
1994; Moorman et al., 1992). Sesuai
dengan pendapat sebelumnya sehingga
objek dalam penelitian ini yaitu Kaspay.
Kaspay sendiri mencoba menjadi mitra
konsumen yang dapat diandalkan
dengan memberikan cara pembayaran
yang aman dengan system payment yang
aman (Kaspay.com, 2011)
Permasalahan kepercayaan dan atribut
E-security Seals dalam E-commerce.
Terkait yang di uraikan sebelumnya,
menarik untuk diteliti lebih lanjut karena
fenomena yang terjadi. Oleh karena itu,
penelitian ini bertujuan untuk menguji
pengaruh Kepercayan dan Pengunaan
Security seals pada E-commerce
terhadap minat pembelian secara online
.Dimana Keamanan penjualan melalui
E-commerce berdampak pada
kepercayaan konsumen dan kemudian
konsumen dapat melakukan transaksi
atau melakukan pembelian.
Berdasarkan pandangan ini maka
penelitian ini berjudul: ”Pengaruh
Kepercayaan (Trust) dan E-Security
Seals Terhadap Minat Pembelian
Konsumen Secara Online. (Studi Pada
Konsumen Kaspay.com Di
Indonesia)”.Berdasarkan pandangan ini
maka ada beberapa reaseacrh question
yaitu :
1. Apakah kepercayaan berpengaruh
terhadap minat pembelian konsumen
secara online di Kaspay.com?
2. Apakah E-security seals berpengaruh
terhadap minat pembelian konsumen
secara online di Kaspay.com?
LANDASAN TEORI
Pengaruh Kepercayaan Terhadap
Minat Pembelian Konsumen Secara
Online. Sirdesmukh et al., (2002) kepercayaan
merupakan suatu keyakinan satu pihak
mengenai maksud dan perilaku pihak
yang lainnya. Sehingga kepercayaan
konsumen didefinisikan sebagai harapan
konsumen bahwa penyedia jasa dapat
dipercaya atau diandalkan dalam
memenuhi janjinya melalui informasi
5
yang tersedia. Sedangkan pendapat lain
mengenai kepercayaan menurut Gefen
(2002) merupakan suatu kesediaan
untuk membuat dirinya peka ke dalam
tindakan yang diambil oleh pihak yang
dipercaya yang didasarkan pada
keyakinan. Kepercayaan dianggap faktor
penting dan merupakan salah satu faktor
utama dalam stimulant minat pembelian
online.
Sedangkan Artha (2011) berpendapat
kepercayaan adalah keyakinan pihak
tertentu terhadap yang lain dalam
melakukan hubungan transaksi
berdasarkan suatu keyakinan bahwa
orang yang dipercayainya akan
memenuhi segala kewajibannya secara
baik dan sesuai dengan yang diharapkan.
Faktor kepercayaan ini erat kaitannya
dengan persepsi risiko, karena seseorang
tidak akan mempercayai suatu hal
apabila merasa bahwa risiko yang masih
mungkin terjadi cukup besar.
Berdasarkan penelitian para ahli yang
disimpulkan oleh Kim et al., (2007)
mengatakan bahwa minat digunakannya
sistem E-Commerce didorong oleh
kepercayaan yang mempunyai peran
penting dalam meningkatkan kegunaan
dalam E-Commerce. Dalam transaksi
online, masalah yang terkait dengan
kepercayaan menjadi lebih kompleks
apabila dibandingkan dengan transaksi
offline. Hal ini dikarenakan dalam
transaksi online melibatkan pertukaran
informasi yang sifatnya sensitif dan
dapat diakses oleh pihak yang terlibat
dalam transaksi keuangan melalui
internet. Widyarini dan Putro (2008)
menambahkan bahwa konsep
kepercayaan disini adalah kepercayaan
pada penyelenggaran transaksi online
dan kepercayaan pada mekanisme
operasional dari transaksi yang
dilakukan. Upaya tinggi harus dilakukan
oleh penyelenggara agar kepercayaan
konsumen semakin tinggi. Pavlou dan
Geffen (2004) menyatakan bahwa
keberhasilan transaksi di internet besar
dipengaruhi oleh kepercayaan (Trust).
Tingkat keamanan serta kerahasiaan
menjadi kunci utama dalam melakukan
transaksi di internet. Tetapi tidak hanya
itu, reputasi dan ukuran besar kecilnya
suatu elemen mempengaruhi variabel
kepercayaan (Trust) konsumen menjadi
lebih loyal.
Beberapa penelitian sebelumnya
menunjukkan bahwa faktor kepercayaan
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap minat konsumen untuk
pembelian pada sistem ecommerce,
diataranya penelitian yang dilakukan
oleh Corbitt et al. (2003), D.J. Kim et al.
(2007), Sam et al. (2009), dan Delafrooz
et al. (2011). Hal tersebut juga didukung
oleh Jia-Shen (2008) di dalam
penelitiannya mendapati bahwa
kepercayaan (Trust) memiliki pengaruh
untuk melakukan pembelian suatu
produk di internet. Tidak hanya itu
Rifon et al. (2005) juga menemukan
bahwa konsumen lebih yakin bahwa
web belanja Situs Web akan
memberitahu mereka informasi apa yang
dikumpulkan, dengan siapa akan
dibagikan, dan bagaimana informasi
yang dikumpulkan digunakan ketika
segel privasi disajikan. Hal ini akan
membantu meningkatkan minat
pembelian online.
Grazioli dan Jarvenpaa (2000)
menyarankan bahwa kepercayaan
menentukan pengaruh langsung atau
tidak langsung terhadap minat beli
pengguna internet di bawah lingkungan
e-commerce. Untuk mempelajari
penyebab dan efek mempengaruhi
kepercayaan pelanggan dalam sebuah
situs web dan menemukan bahwa
interaksi antara pelanggan dan situs web
mempengaruhi kepercayaan pelanggan
melalui keyakinan situs web terkait
6
Pengaruh E-Security Seals Terhadap
Minat Pembelian Konsumen Secara
Online
E-Security Seals / Segel keamanan
elektronik merupakan sinyal, simbol
atau logo yang ditetapkan oleh pihak
ketiga sebagai representasi jaminan yang
kredibel untuk mendukung konsumen
(Kimmery dan McCord, 2002).
Sedangkan E-Security Seal menurut
Mauldin dan Arunachalam (2002)
adalah simbol-simbol atau logo yang
memberikan kredibilitas terhadap
jaminan Website kepada konsumen dan
dampaknya terhadap niat beli online.
Dalam berbagai penelitian pada topik
E-Security Seals atau segel keamanan
online dipandang sebagai jaminan pihak
ketiga dengan adanya dukungan
organisasi pihak ketiga atau pihak ketiga
sebagai privasi atau segel keamanan
dalam suatu website.
Dengan adanya E-Security Seals
konsumen online bisa memiliki
kesempatan untuk memeriksa informasi
website untuk menguji keamanan dan
keselamatan informasi pribadi (seperti
nomor kartu kredit, nomor ID, dll) yang
dikirim melalui internet (Lee dan
Turban, 2001) juga berpendapat bahwa:
“Tanpa adanya standar Jaminan
keamanan melalui Segel keamanan
website yang terlihat bagi konsumen
untuk membedakan legitimasi dan
kredibilitas Website. Konsumen online
juga dapat mengklik logo segel
keamanan, yang menyediakan hyperlink
ke situs website mendukung pihak
ketiga tersebut. Dengan mengklik logo
secara online konsumen dapat
memeriksa keabsahan dan kredibilitas
dari website tersebut untuk mengurangi
resiko dalam bertransaksi apapun yang
dapat mengurangi ketidakpercayaan
padakonsumen. Selain itu, konsumen
dapat memperoleh informasi tentang
peraturan atau kebijakan yang berkaitan
dengan segel Keamanan Elektronik dan
tanggal kadaluwarsa e-vendor pada
penggunaan segel Keamanan
Elektronik.” Berbicara tentang
kekhawatiran konsumen terhadap
berbelanja online akan terus menerus
berulang (Kimmery dan McCor, 2002).
Untuk alasan tersebut menurut Odom et
al,. (2002) program E-Security Seals
atau segel keamanan telah dibuat dan
dengan demikian standar atau prinsip-
prinsip yang ditetapkan agar
memungkinkan konsumen untuk
membedakan kredibel Website dari
lainnnya. McKnight et al. (2002) telah
menyarankan bahwa konsumen yang
serius dalam melakukan transaksi. Harus
mempertimbangkan suatu hal pada saat
melakukan transaksi virtual dengan e-
vendor karena ketidakpastian dan risiko
yang dirasakan ada dalam lingkungan
virtual. Selain itu, menurut Jarvis
(2000), 92 persen dari internet marketer
percaya bahwa konsumen akan
melakukan transaksi lebih banyak jika
mereka memiliki lebih percaya privasi
peraturan yang mengatur tentang situs
web. Maka untuk dapat
mengklasifikasikannya Kimmery dan
McCord (2002) mengidentifikasi dan
didefinisikan E-Security Seals menjadi
tiga klasifikasi umum yaitu:
(1) Privacy E-Security Seals. Segel
Keamanan Elektronik memastikan
bahwa vendor mengungkapkan dan
sesuai dengan peraturan privasi
(misalnya TRUSTe dan BBB
online).
(2) Proces. E-Security Seals atau Segel
Keamanan Elektronik memastikan
bahwa vendor setuju dan sesuai
dengan standar assuror untuk
proses bisnis internal (misalnya
BBB secara online dan BizRate)
(3) Teknologi (keamanan). E-Security
Seals atau Segel Keamanan
Elektronik menandakan bahwa
penggunaan teknologi pihak ketiga
untuk menciptakan keamanan dan
menciptakan tatanan yang handal
pada penanganan pembayaran
(VeriSign/ Norton Secured)
Jiang et al., (2008) berpendapat
keamanan dapat dijamin dengan
memberikan pernyataan privasi dan
7
informasi tentang keamanan mekanisme
belanja dan dengan menampilkan logo
dari pihak ketiga yang terpercaya.
Misalnya, menampilkan logo pihak
ketiga yang telah terbukti dapat
menjamin perlindungan keamanan dan
serta telah terbukti secara signifikan
dapat mempengaruhi bagaimana
nasabah menganggap kepercayaan dari
sebuah vendor.
Dengan mengklik segel jaminan (E-
security Seals), konsumen dapat
membaca yang menyediakan laporan
jaminan dan informasi tentang prinsip-
prinsip (E-security Seals), kriteria, dan
pengungkapan terkait dengan praktik
bisnis perusahaan. Pengungkapan (E-
security Seals)menawarkan peluang
tambahan kepada konsumen untuk
berpikir tentang bagaimana prinsip-
prinsip dan kriteria (E-security Seals)
meningkatkan keamanan transaksi
online dan kemudian mempengaruhi
transaksi online konsumen harapan
(Kovar et al., 2000a). Hui et al., (2007)
menemukan bahwa kehadiran
pernyataan privasi membuat konsumen
secara sukarela mengungkapkan lebih
informasi pribadi mereka.
Taman et al., (2010) mengemukakan
bahwa ketika website online
menyediakan segel jaminan privasi yang
dikeluarkan oleh pihak ketiga, secara
online konsumen memiliki kepuasan
yang lebih tinggi dan berniat melakukan
pembelian ulang. Studi Taman et al.,
(2010) menunjukkan bahwa E-Security
Seals memiliki kemampuan untuk
mengurangi keragu-raguan konsumen
atau kekhawatiran tentang transaksi
online. Dengan demikian dapat
meningkatkan niat pembelian secara
online. Berbeda jika situs web tidak
memenuhi persyaratan transaksi,
konsumen online akan melihat risiko
yang lebih besar terhadap web tersebut
sehingga mengurangi harapan pembelian
mereka dan niat. menurunkan membeli
harapan dan niat mungkin sehingga
mengakibatkan penurunan pembelian
pula.
Hal tersebut juga didukung oleh
penelitian yang dilakukan Kovar et al.
(2000) menemukan bahwa ekspektasi
transaksi konsumen online dan niat
meningkat ketika mereka melihat segel
jaminan di situs web perusahaan. Kaplan
dan Nieschwietz (2003) menemukan
bahwa jaminan E-security seals tidak
bisa hanya meningkatkan niat
pembelian konsumen di situs web yang
tidak dikenal, tetapi juga di web situs
dikenal . Mai et al. (2010) berpendapat
bahwa konsumen bersedia membayar
harga premium jika situs web memiliki
segel jaminan informasi.Sehingga
Hipotesis dalam penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1
Kerangka Hipotesis
H1: Kepercayaan (Trust) berpengaruh
terhadap minat pembelian konsumen
secara online.
H2: E-Security Seals berpengaruh
terhadap minat pembelian konsumen
secara online
.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian
penjelasan (explanatory research)
karena tujuannya adalah menjelaskan
hubungan kausalitas antara variabel
independen dengan dependen melalui
pengujian hipotesis. Menurut Cooper
8
dan Schindler (2008) penelitian
explanatory adalah penelitian yang
menjelaskan hubungan diantara dua
variabel dimana satu variabel memberi
pengaruh kepada variabel lainnya. Dari
definisi tersebut, sehingga penelitian ini
menguji pengaruh Kepercayaan dan E-
security Seals terhadap minat pembelian
secara online, maka diperlukan
pengujian secara statistik. Jenis
penelitian ini dilakukan dengan
memperhatikan indikator bagaimana
Kepercayaan dan E-security Seals
mempengaruhi Minat pembelian online.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada pengguna
situs Kaspay di Indonesia yang telah
melakukan transaksi pembelian
barang/jasa online. Penelitian dilakukan
dalam kurun waktu empat bulan, yaitu
dari Januari 2015 sampai dengan April
2015.
Populasi dan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah
pengguna / konsumen pada situs Kaspay
yang melakukan kegiatan E-commerce
dengan menggunakan system payment
tersebut. Sedangkan Sampel dari
penelitian ini yaitu pengguna kaspay
dalam 4 bulan terakhir terhitung dari
bulan Januari – April 2015.
Pemilihan sampel dilakukan dengan
metode Non Probability Sampling
karena Sejauh ini belum ada data akurat
yang dapat menyebutkan jumlah
pengguna e-commerce di Indonesia.
Oleh karena besarnya populasi dalam
penelitian ini tidak diketahui, sehingga
teknik pengambilan sampel yang
digunakan masuk dalam kategori non-
probability. Penentuan sampelnya
menggunakan Purposive Sampling,
yaitu teknik penentuan sampel
berdasarkan pertimbangan tertentu
(Sugiyono, 2014).
.
Sesuai dengan karakteristik sampel
tertentu yang dibutuhkan, yaitu
pengguna e-commerce di Indonesia yang
telah melakukan transaksi online dalam
empat bulan terakhir, maka teknik
pengambilan sampel non-probabilitas
yang dipilih adalah teknik judgemental
(purposive). Teknik ini dipilih untuk
memastikan bahwa hanya sampel yang
memiliki unsur tertentu yang telah
ditetapkan oleh peneliti yang akan
diambil sebagai sampel (Black dan
Champion, 2001:264). Oleh kerena
jumlah populasi ini tersebar dan sulit
untuk diketahui secara pasti, maka
penentuan jumlah sample yang akan
digunakan dalam penelitian ini sebanyak
150 Responden yang memenuhi kriteria
yang diharapkan.
Jenis Data dan Sumber Data
Data yang digunkan dalam penelitian ini
yaitu data primer dan data sekunder.
Dalam penelitian ini, data primer
diperoleh dari jawaban responden
melalui penyebaran kueisioner dalam
hal ini yang menjadi objek penelitian
adalah konsumen/pengguna situs
Kaspay pada 4 bulan terakhir.
Data sekunder didapat dari informasi
yang diperlukan sebagai pelengkap dan
penjunjung penelitian (Sekaran, 2006).
Dalam hal ini data sekunder berasal dari
jurnal, literatur, artikel ilmiah yang
mendukung penelitian
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan kuesioner
dan kepustakaan. Dimana dalam
penelitian ini Kuesioner dikirimkan ke
beberapa mailing-list (kelompok diskusi
di Internet) dengan link
http://goo.gl/forms/H2KGWPiZB7.
Setelah responden mengisi kuesioner
tersebut, responden mengirimkan
kembali ke e-mail peneliti. Sedangkan
kepustakaan dengan pencarian data
pelengkap yang ada pada literatur seperti
buku, jurnal, dan karya ilmiah.
9
Definisi Operasional Variabel
1. Minat Pembelian Online
Minat beli adalah individu yang
mengetahui informasi tentang situs
online dapat membuatnya tertarik untuk
untuk melakukan sesuatu yang
berhubungan dengan online tersebut
yang menimbulkan rasa ketertarikannya,
itulah yang disebut sebagai niat
pembelian secara online. Konsumen
yang mempunyai niat pembelian secara
online dalam lingkungan situs
berbelanja akan menentukan kekuatan
niat seorang konsumen untuk melakukan
pembelian yang ditentukan perilaku
melalui internet hal tersebut
dikemukakan oleh Salisbury et al.,
dalam Kwek et al., (2010)
2. Kepercayaan (Trust)
Kepercayaan menurut McKnight et
al., (2002) merupakan suatu kesediaan
untuk membuat dirinya peka ke dalam
tindakan yang diambil oleh pihak yang
dipercaya yang didasarkan pada
keyakinan.Konsumen akan semakin
percaya jika transaksi virtual
menggunakan E-vendor yang kredible.
3. E-Security Seals Menurut Kimmery dan McCord
(2002) Segel keamanan elektronik
merupakan sinyal, simbol atau logo
yang ditetapkan oleh pihak ketiga
sebagai representasi jaminan yang
kredibel untuk mendukung dan
membangun kepercayaan dan
memperkuat kepercayaan konsumen
serta keamanan dari Website.
Metode Pengolahan Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah model regresi linier
berganda. Teknik pengolahan data
dilakukan dengan menggunakan
program komputer SPSS 17. Regresi
linier berganda dalam pengujian
hipotesis dilakukan dengan Uji t.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Uji Regresi Linier Berganda Uji
Hipotesis (Uji t) Penelitian ini sebagai
berikut :
Hasil uji statistik Kepercayaan pada uji t
sebesar 5.416 dengan signifikansi
sebesar 0,000. Nilai statistik uji thitung
tersebut lebih besar daripada ttabel (5.416
> 1,976) dan signifikansi lebih kecil
daripada α = 0,05. Pengujian ini
menunjukkan bahwa H0 ditolak sehingga
dapat disimpulkan bahwa Kepercayaan
memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap Minat pembelian secara online.
Dengan demikian kepercayaan memiliki
pengaruh terhadap Minat pembelian
konsumen secara online
Hasil uji t E-Security Seals uji t sebesar
2.970 dengan signifikansi sebesar 0,003.
Nilai statistik uji thitung tersebut lebih
besar daripada ttabel (2.970 >1,976) dan
signifikansi lebih kecil daripada α =
0,05. Pengujian ini menunjukkan bahwa
H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan
bahwa E-security seals memberikan
berpengaruh yang signifikan terhadap
minat pembelian secara online. Dengan
demikian E-security seals memiliki
pengaruh terhadap minat pembelian
konsumen secara online.
Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil analisis yang telah dilakukan
dalam penelitian ini sudah memenuhi uji
persyaratan analisis regresi linear
Tabel 4.1
Coefficients
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B
Std.
Error Beta
1 (Constant) 5.061 2.005 2.525 .013
Kepercayaan .254 .047 0.490 5.416 .000
E_Securityseal .189 .064 0.269 2.970 .003
a. Dependent Variable: Minat
10
berganda. Data yang dikumpulkan
melalui kuesioner yang disebarkan
kepada responden telah diuji validitas
dan reliabilitasnya sehingga dapat
dilanjutkan pada pengujian asumsi
klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji
asumsi non heteroskesdasitas, dan uji
asumsi non multikolenieritas. Setelah uji
asumsi klasik dilakukan, maka
dilanjutkan dengan analisis regresi
berganda yakni untuk mengetahui
pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen dan dilanjutkan
dengan menguji hipotesis dengan
melakukan uji t.
Pengaruh Kepercayaan Terhadap
Minat Pembelian Online
Setelah dilakukan uji hipotesis
menggunakan uji regresi berganda.
Kepercayaan memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap Minat
pembelian secara online. Situasi seperti
ini menandakan bahwa konsumen yang
berbelanja melalui E-commerce,
membutuhkan kepercayaam penuh
terhadap penyedia layanan system
payment yang dalam penelitian ini
adalah Kaspay. Hal ini terjadi karena
dalam hal bertransaksi online memiliki
keterkaitan cukup tinggi terhadap
kepercayaan apabila dibandingkan
dengan transaksi offline dimana penjual
dan pembeli dapat bertatap muka secara
langsung. Dirasa perlu untuk terus
membangun kepercayaan kepada
konsumen dengan meningkatkan
kualitas website tersebut. Keinginan
para pelanggan untuk berbelanja online
dipengaruhi oleh kepercayaan yang coba
dibangun oleh penjual (penyedia system
payment Kaspay) dengan cara
memberikan layanan yang terbaik
kepada konsumen salah satunya dengan
membangun kepercayaan melalui
upgrade Website agar kredibel dimata
konsumen.
Para responden memberikan pernyataan
yang cukup baik terhadap indikator yang
digunakan yaitu : Hal yang tampak pada
website ( Real-Word Feel). Konsumen
merasa apa yang tercantum pada website
memberikan kepercayaan tersendiri
kepada konsumen, Salah satunya
tindakan penyedia layanan untuk
responsive terhadap keluhan serta
memberikan layanan prima kepada
konsumen menyangkut kontak penyedia
layanan. Hal ini dibuktikan oleh
penyedia layanan Kaspay dengan
mencantumkan kontak layanan serta
layanan langsung melalui E-mail
Website KasPay Customer Care atau
telepon 021 - 2922 3622 (Hari kerja,
Senin – Jumat PK.09.00 – 18.00 WIB).
Perhatian yang diberikan penyedia ini
lah yang membuat konsumen merasa
diberikan kenyamanan dan salah satu
bentuk usaha membangun kepercayaan.
Melihat indikator selanjutnya yaitu
Mudah dalam pengoperasian (Easy to
Use). Melihat tujuan berbelanja online
adalah untuk mempersingkat waktu dan
biaya belanja. Jika dalam melakukan
aktivitas e-commerce terkesan rumit, hal
ini dapat membuat konsumen kurang
tertarik karena website tidak
terorganisisir dengan baik, sehingga
kemudahan dalam mengakses website
perlu untuk dipertimbangkan agar
website lebih profesional dan rapi dalam
eksekusi kebutuhan konsumen.
Suatu website juga harus
mempertimbangkan Keahlian
(Expertise) untuk dapat membangun
kepercayaan konsumen dengan
menunjukkan penghargaan apa saja
yang pernah diperoleh oleh website,
sehingga konsumen dapat mempercayai
kinerja dari system payment yang coba
ditawarkan. Hal ini berpengaruh dalam
aktivitas belanja online ketika keragu-
raguan konsumen muncul, dan dengan
ter-publish-nya award menjadi daya
tarik tersendiri untuk menguatkan
kepercayaan konsumen. Kepercayaan
tidak hanya dibangun dari pihak website
sendiri akan tetapi kepercayaan
(Trustwothiness) untuk sebuah website
pada sisi konsumen. Membuat
konsumen merekomendasikan kepada
kerabat terdekat untuk dapat merasakan
11
apa yang konsumen rasakan, sehingga
Word Of Mouth Positif tercipta dan
konsumen lain dapat mempercayai
karena pengalaman dari konsumen
sebelumnya.
Menyangkut Setelan / Pengaturan
(Tailoring), Amateurism bahwa upaya
yang harus dilakukan untuk memasang
dan meningkatkan atribut yang berkaitan
dengan dimensi ini untuk membuat
persepsi konsumen terhadap situs
website semakin kredibel dimata
konsumen. Untuk menyesuaikan
langkah-langkah keamanan pribadi
seperti kebutuhan untuk login dan
mendapatkan email konfirmasi untuk
semua transaksi akan membuat
pengguna merasa lebih terlindungi
terhadap penipuan. Serta, konsumen
cenderung untuk mengunjungi situs web
jika website tersebut selalu meng-update
isi dan bekerja link di situs web e-
commerce yang penting. Serta
memberikan atribut sebagai navigasi
penggunaan sistus website.
Membangun kepercayaan untuk
melakukan transaksi online yang juga
harus diperhatikan. Perhatian penjual
kepada konsumen pada saat bertransaksi
dan memberikan informasi yang
diberikan penjual sesuai dengan fakta,
membuat kepercayaan konsumen akan
semakin meningkat terhadap
pemanfaatan pihak ketiga yang
merupakan kaspay itu sendiri.
Melakukan transaksi dengan
menggunakan pihak ketika merupakan
jalan terpercaya yang dipilih oleh
pelanggan maupun penjual dalam
melakukan e-commerce melalui Kaspay.
Ini menandakan kaspay sudah menjadi
situs terpercaya oleh para pelanggannya
dalam melakukan transaksi. Penggunaan
token seperti Kaspay juga merupakan
jalan terbaik dalam melakukan transaksi
berbelanja online, dan para responden
memberikan persepsi yang cukup baik
terhadap variabel kepercayaan dalam
minat pembelian online. Pengaruh
tersebut sangat signifikan terhadap
minat pembelian secara online.
Hasil temuan ini mendukung penelitian
yang dilakukan oleh Tung et al. (2001)
di mana trust yang dibangun oleh
vendor memberikan semangat yang
lebih positif bagi anggota komunitas
maya dalam merekomendasikan anggota
komunitas lainnya untuk tidak khawatir
dalam melakukan transaksi melalui e-
commerce. Hal ini ditunjukkan oleh
hasil pengujian statistik bahwa
kepercayaan berpengaruh secara parsial
terhadap variabel dependen Minat
Pembelian Online. Sehingga sesuai pula
dengan penelitian para ahli Kim et al.,
(2007) mengatakan bahwa minat
digunakannya sistem E-Commerce
didorong oleh kepercayaan yang
mempunyai peran penting dalam
meningkatkan kegunaan dalam E-
Commerce. Karena dalam hal
bertransaksi online memiliki keterkaitan
cukup tinggi terhadap kepercayaan
apabila dibandingkan dengan transaksi
offline dimana penjual dan pembeli
dapat bertatap muka secara langsung.
Sehingga dirasa perlu untuk terus
membangun kepercayaan kepada
konsumen dengan meningkatkan
kualitas website tersebut.
Pengaruh E-Security Seals Terhadap
Minat Pembelian Online.
Para responden memberikan pernyataan
yang cukup baik terhadap indikator yang
digunakan yaitu tentang pengetahuan,
lokasi dan fungsi dari E-security seals.
Pengetahuan tentang E-Security Seals
membuat konsumen merasa aman
karena fungsi dari E-Security Seals
tersebut dapat memberikan rasa aman
saat melakukan transaksi online. Rasa
aman akan timbul apabila terdapat
jaminan-jaminan yang dapat dipegang
oleh seseorang. Dalam hal berbelanja
online, jaminan-jaminan ini dapat
berupa, Keamaman akan data pribadi
konsumen kompensasi dari si penjual,
pernyataan bahwa si penjual menjamin
akan keamanannya, bahkan dalam
konteks yang lebih luas keterlibatan
organisasi yang terlibat didalamnya
seperti Norton secured dapat
12
meningkatkan reputasi dan nama baik
oleh si penjual tersebut dalam hal ini
Kaspay
Konsumen mengetahui akan posisi dan
fungsi dari E-Security Seals tersebut
sehingga konsumen dapat melakukan
tindakan preventif untuk menanggulangi
resiko dalam aktifitas e-commerce salah
satunya adalah tindakan pencurian data
pribadi. Pemanfaatan teknologi E-
Security Seals dapat mengurangi
kejahatan pada aktifitas e-commerce,
meskipun demikian konsumen tetap
dirasa waspada terhadap data pribadi
yang dimiliki.
Dengan mengklik segel jaminan
Security Seals (Norton secured,
konsumen dapat membaca E-Security
Seals (Norton secured) yang
melarporkan jaminan dan informasi
tentang prinsip Security Seals (Norton
secure), kriteria, dan informasi yang lain
terkait dengan praktik bisnis perusahaan.
Pemaparan Security Seals (Norton
secured) menawarkan peluang tambahan
untuk berpikir tentang bagaimana
prinsip-prinsip dan kriteria Security
Seals (Norton secured) meningkatkan
keamanan transaksi online dan
kemudian mempengaruhi minat
transaksi online tersebut.
Penelitian ini menunjukkan bahwa
Security Seals (Norton secured)
memiliki kemampuan untuk mengurangi
keragu-raguan konsumen atau tentang
kekhawatiran bertransaksi online dan
dengan demikian meningkatkan minat
pembelian konsumen secara online.
Sebaliknya jika situs web tidak
memenuhi persyaratan transaksi,
konsumen online akan melihat risiko
yang lebih besar dengan website,
sehingga minat pembelian konsumen
akan menurun.
Dari hasil penelitain diatas sesuai
dengan penelitian Mauldin dan
Arunachalam (2002) Mempelajari
simbol-simbol atau Logo yang
memberikan kredibilitas terhadap
jaminan website kepada konsumen dan
dampaknya terhadap niat beli online.
Konsumen merasa bahwa salah satu
bentuk jaminan dapat diberikan melalui
penggunaan segel jaminan web
ditempatkan pada website bisnis online
Hal tersebut juga diperkuat oleh Ta Ho
et al., (2008) yang menyatakan bahwa
bahwa E-security seals dapat
meningkatkan minat konsumen dalam e-
comeerce serta dibutuhkan informasi
dari pihak ketiga untuk memberikan
edukasi terhadap konsumen dalam hal
keamanan dalam bertransaksi di dalam
e.commerce. Hal ini sesuai dengan teori
yang diungkapkan oleh Peterson et al.,
(2007) yang berpendapat bahwa ketika
website online menyediakan segel
jaminan privasi keamanan yang
dikeluarkan oleh pihak ketiga secara
online. Konsumen memiliki
kepercayaan dan kepuasan yang lebih
tinggi untuk melakukan pembelian
hingga akan melakukan pembelian
berulang. (Kimmery dan McCord (2002)
; Yoon (2002) yang menyatakan bahwa
E-security seal sebagai representasi
jaminan yang kredibel untuk
mendukung dan membangun
kepercayaan dan memperkuat
kepercayaan konsumen.
Implikasi Managerial
Kepercayaan merupakan suatu
keyakinan satu pihak mengenai maksud
dan perilaku pihak yang lainnya.
sehingga kepercayaan konsumen
didefinisikan sebagai harapan konsumen
bahwa penyedia jasa dapat dipercaya
atau diandalkan dalam memenuhi
janjinya melalui informasi yang tersedia
(Sirdesmukh dkk, 2002). Hal ini dalam
membangun kepercayaan konsumen
online dapat ditempuh melalui berbagai
cara selain berbicara tentang reputasi
website dimata konsumen, akan tetapi
ada hal penting pula yang harus
diperhatikan terkait keamanan dalam
pembelian online terkait informasi data
konsumen. Hal tersebut dapat
ditanggulangi dengan memberikan
Jaminan kepada konsumen online
13
melalui E-security seals dalam
penelitian ini menggunakan E-security
seals yang dimiliki Nortton Secured
yang dulu bernama Verisign. Sehingga
dengan hubungan yang sangat penting
antara kedua variable kepercayaan dan
E-security seals tersebut dapat
meningkatkan niat pembelian secara
online. Sehingga konsumen tidak merasa
khawatir tehadap resiko yang mungkin
terjadi di dunia maya salah satunya
adalah masalah penipuan dan
pembobolan akun serta data pribadi
yang dimiliki konsumen.
Jaminan keamanan yang disediakan oleh
pelaku bisnis di internet berdampak pada
berkurangnya keragura-raguan yang
timbul dari akibat negatif dari aktifitas
e-commerce. Sehingga Perlunya suatu
Website membangun kepercayaan dan
jaminan rasa aman kepada konsumennya
dengan menempelkan E-security seals
yang diterbitkan oleh lembaga yang
telah ditunjuk, serta selalu mengupdate
website agar website kredibel dimata
konsumen online.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan terhadap variable kepercayaan
dan E-security seals terhadap minat
pembelian online pada konsumen
Kaspay.Ada beberapa poin penting dari
kesimpulan penelitian ini, antara lain :
1) Kepercayaan memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap minat beli
konsumen Online. Dengan kata
lain, Kepercayaan memiliki
pengaruh yang cukup kuat terhadap
minat beli konsumen secara online.
Dimana dalam transaksi online
tersebut antara penjual dan pembeli
tidak melakukan tatap muka hanya
didasari atas rasa percaya. Ketika
konsumen mulai percaya dengan
Website. Konsumen tidak lagi takut
untuk melakukan transaksi online
karena dari website sudah
memberikan kepercayaan yang
diharapan oleh konsumen
2) E-security seals memberikan
berpengaruh yang signifikan
terhadap minat beli konsumen
secara online. Dengan kata lain, E-
security seals memiliki pengaruh
terhadap Minat Transaksi Online.
Teknologi e-security-seals tersebut
dapat membuat konsumen semakin
yakin untuk melakukan pembelian
secara online. Dengan adanya
jaminan yang diberikan untuk
melindungi dan memberikan rasa
aman terhadap informasi pribadi
konsumen. Serta konsumen juga
dapat melihat keabsahan dari
website tersebut.
Saran
Dengan adanya kepercayaan dan E-
security seals pada suatu website dapat
memberikan pengaruh yang cukup baik
terhadap minat pembelian kosnumen
online. Dengan adanya teknologi
tersebut dapat diteraplkan pada website
jual beli online sebagai cara untuk
membangun hubungan perusahaan
dengan konsumen.Bagi para peneliti
lainnya, penggunaan variabel penelitian
khususnya Kepercayaan dan E-security
seals perlu disesuaikan dengan sampel
atau objek terkait karakteristik
konsumen yang akan digunakan dalam
penelitian. Hal ini dikarenakan kedua
variabel tersebut dirasa masih terlalu
sederhana oleh karena itu diharapkan
untuk menguji variable lainnya dan lebih
lengkap. Oleh karena itu untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik lagi.
Terdapat beberapa hal yang dapat
mempengaruhi konsumen dalam
melakukan pembelian produk secara
online yaitu kemungkinan postif dan
negatif yang diperoleh konsumen ketika
berbelanja melalui media internet. E-
commerce sebagai media untuk
melakukan pembelian secara online
harus mampu membangun kepercayaan
masyarakat serta perlunya membangun
hubungan dengan kosumen dengan cara
memberikan jaminan E-commerce di
suatu Website online. Hasil ini
14
bertujuan untuk bisa melakukan
pembelian secara online. Kepercayaan
konsumen untuk melakukan pembelian
secara online terbentuk oleh isi dari e-
commerce tersebut, yaitu : informasi
produk jelas, produk yang ditampilkan
benar (sesuai dengan sebenarnya),
berbagai pelayanan melalui e-commerce
tersedia, keberhasilan pembayaran
terjamin, dan barang yang dibeli Sampai
ke alamat pembeli.
DAFTAR PUSTAKA
Artha, U. 2011. Pengaruh Persepsi
Kegunaan, Persepsi Kemudahan,
Persepsi Risiko,Kepercayaan, Inovasi
Pribadi, dan Kesesuaian Terhadap
Sikap Penggunaan E-Commerce.
Skripsi. Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas
Brawijaya.
Corbit, B. J., Thanasankit, T., dan Yi,
H., 2003. Trust and E-commerce: a
Study Of Consumer Perceptions,
Electronic Commerce Research and
Application, 2:203-215.
Corbitt, B.J., Thanasankit, T. and
Han, Y. (2003), “Trust and e-
commerce: a study of consumer
perceptions”, Electronic Commerce
Research & Applications, Vol. 2 No.
3, pp. 203-16. Kim, D.J., Steinfield,
C. and Lai, Y. (2008), “Revisiting the
role of web assurance seals in
business-to-consumer electronic
commerce”, Decision Support
Systems, Vol. 44 No. 4, pp. 1000-
1015.
Chaffin Janice., (2011) “Norton
berupaya terus memberikan
perlindungan kepada pengguna
komputer”. group president,
Consumer Business Unit,
Symantec.http://techno.okezone.com/
read/2011/03/26/325/439160/norton-
360v5-siap-lindungi-pc-di-indonesia
Dwyer, F.R., Schurr, P. and Oh, S.
(1987), “Developing buyer-seller
relationships”, Journal of Marketing,
Vol. 51 No. 2, pp. 11-27.
F. S. Djahantighi and E. Fakar, “Factors Affecting Customer’s
Trends for Reservation Foreign
Hotels via Internet in Iran,”
International Bulletin of Business
Administration, No. 7, 2010, pp. 6-
14.http://www.eurojournals.com/IBB
A_7.htm
Fogg, B.J., Marshall, J., Laraki, O.,
Osipovich, A., Varma, C., Fang, N.,
Paul, J., Rangnekar, A.,Shon, J.,
Swani, P. and Treinen, M. (2001),
“What makes web sites credible? A
report on alarge quantitative study”,
Proceedings of the SIGCHI
Conference on Human Factors
inComputing Systems, New York,
NY, 61-68.
Gefen, David (2002), Customer Loyalty
in E-Commerce, Journal of the
Association For Information Systems
Volume 3d 2002, p. 2 P51.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan program SPSS.
Badan Penerbit Universitas
Diponegoro Semarang.
Handojo, A, Yulia, M,, Gunadi, K
2009. Aplikasi E-Tailing Penjualan
Handphone Online Pada Toko Peace
Cell. Seminar Nasional Aplikasi
Teknologi Informasi. Yogyakarta
Hutagalung, Ahmad Syafril (2010),
Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Keputusan
Konsumen Menggunakan Jasa
Transportasi CV. Sibuluan Indah
Rute Medan-Sibolga,Laporan
Penelitian, Universitas Sumatra
Utara.
Jarvenpaa, S. L., Tractinsky, N.,
Saarinen, L., and Vitale, M. 1999.
Consumer Trust in an internet store:
a cross-cultural validation. Journal of
Computer Mediated Communication.
Vol: 5(2).
15
Jarvenpaa, S.L., Tractinsky, N. and
Saarinen, L. (1999), “Consumer
trust in an internet store: across-
cultural validation”, available
at:http://jcmc.indiana.edu/vol5/issue2
/jarvenpaa.html
Jia, Shen, 2008 Jia, Shen. 2008 “User
Acceptance of Social Shopping Sites:
A Research Proposal.
Jiang dan Rosenbloom Jiang, P.,
Rosenbloom, B. 2005. “Customer
intention to return online: price
perception, attribute-level
performance, and satisfaction
unfolding over time”. European
Journal of Marketing, 39(1/2), 150-
174
Jiang, P., Jones, D. B., & Javie, S.
(2008). How Third-party
Certification Programs Relate to
Consumer Trust in Online
Transactions: An Exploratory Study.
Psychology & Marketing Vol 25,
No.9, 839-85
Jiang, P., Rosenbloom, B. 2005.
“Customer intention to return online:
price perception, attribute-level
performance, and satisfaction
unfolding over time”. European
Journal of Marketing, 39(1/2), 150-
174.
Kavor, S., Gladden-Burke, K. and
Kovar, B.R. (2000), “Consumer
responses to the CPA
WebTrustAssurance”, Journal of
Information Systems, Vol. 14 No. 1,
pp. 17-35.
Kim, D. J., Ferrin, D. L., dan Rao, H.
R., 2007. A trust-based consumer
decision Making model in electronic
commerce: The role of trust,
perceived risk, andtheir antecedents,
Proceedings of Ninth Americas
Conference on Information Systems,
pp157-167.
Kim, D.J., Steinfield, C., & Lai, Y.
(2004).Revisiting the role of Web
assurance seals in consumer trust. In
Proceedings of the 6th International
Conference on Electronic Commerce,
Delft, The Netherlands (pp. 280–
287).
Kimmery, K. and McCord, M. (2002),
“Third-party assurance: mapping the
road to trust ine-retailing”, Journal of
Information Technology Theory and
Application, Vol. 4 No. 2,pp. 63-82.
Kimmery, K. and McCord, M. (2002), “Third-party assurance: mapping the
road to trust in e-retailing”, Journal
of Information Technology Theory
and Application, Vol. 4 No. 2, pp.
63-82.
Kolokotronis C. Et al.,(2002), An
integrated approach for secring
electronic transactions over the Web.
Lee dan Turban, 2001 Lee, S., Illia,
A., & Lim, S. 2009. “Online
Consumers’ Perception on Price
Fairness”.
Maima, Rizka Kh, 2012, Analisis
Pengaruh Kepercayaan Pelanggan
Dan Kualitas Pelayanan Terhadap
Sikap Pelanggan Dan Implikasinya
Terhadap Keputusan Pembelian
Ulang (Studi Kasus Pada Cv. Mukti
Manunggal Semarang), Mahasiswa
Universitas Diponegoro, Laporan
hasil penelitian,Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro.
Mauldin, E. and Arunachalam, V.
(2002), “An experimental
examination of alternative forms of
web assurance of business-to-
consumer e-commerce”, Journal of
Information Systems,Vol. 16 No. 1,
pp. 33-54.
Mauldin, E.G., Nicolaou, A.I. and
Kovar, S.E. (2005), “The influence
of scope and timing ofreliability
assurance in B2B e-commerce”,
International Journal of Accounting
InformationSystems, Vol. 7 No. 2,
pp. 115-129.
16
Mawardi. 2008. Transaksi E-commerce
dan Bai’As-Salam (Suatu
Perbandingan). Hukum Islam
volume VIII No.1 Juni 2008.
McGee, James, and Laurence
Prusak, Managing Information
Strategically Increase Your Company
As Competitiveness by Using
Information as a Strategic Tool,
Hrnst & Young Information
Management Series, (New York :
John Wiley & Son, Inc 1993).
McKnight, D.H., Choudhury, V. and
Kacmar, C. (2002), “The impact of
initial consumer trust onintentions to
transact with a web site: a trust
building model”, Journal of
StrategicInformation System, Vol. 11
Nos 3/4, pp. 297-323.
McLeod, R dan Schell, G. P., 2004.
Management Information Systems.
NinthEdition. Pearson Education
Inc., New Jersey 07458.
Moorman, C., Zaltman, G. and
Deshpande, R. (1992), “Relationships between providers
and usersof market research: the
dynamics of trust within and between
organizations”, Journal ofMarketing
Research, Vol. 29 No. 3, pp. 314-28.
Morgan dan Hunt, 1994; Moorman et
al., Morgan, M.R. and Hunt, D.S.
(1994), “The commitment-trust
theory of relationship marketing”,
Journal of Marketing, Vol. 58 No. 3,
pp. 20-38.
Mukherjee, A. and Nath, P. (2007),
“Role of electronic trust in online
retailing: a re-examination ofthe
commitment-trust theory”, European
Journal of Marketing, Vol. 41 No. 9,
pp. 1173-202.
Mukherjee, A., dan Nath, P., 2003. A
Model of Trust in Online
RelationshipBanking, International
Journal of Bank Marketing , 21 (1):
5-15
Nazar dan Syahran, 2008. Pengaruh
Privasi, Keamanan, Kepercayaan,
dan Pengalaman terhadap Niat untuk
Bertransaksi secara Online. Program
Pasca Sarjana Universitas Gajahmada
Yogyakarta.
Odom, M.D., Kumar, A. and
Saunders, L. (2002), “Web
assurance seals: how and why
theyinfluence consumers’ decisions”,
Journal of Information Systems, Vol.
16 No. 2, pp. 231-50.
Pavlou, P. A. & Gefen, D. (2004). “Building Effective Online
Marketplaces with Institution-based
Trust”. Information Systems
Research. Vol.15, No.1, pp. 37-59.
Peszynski, Konrad J. And Theerasak
Thanasankit. 2002. Exploring Trust
in B2C E-Commerce: An
Exploratory Study of Maori Culture
in New Zealand. Working Paper.
School of Management Information
Systems, Deakin University
Australia.
Raharjo, Agus 2002, Cybercrime, PT
Citra Aditya Bakti, Bandung, hal. 59
relational exchanges", Journal of
Marketing, Vol. 66 No.1, pp.15-37.
Sirdeshmukh, D., Singh, J., Sabol, B.
(2002), "Consumer trust, value, and
loyalty in.
Sugiyono. 2006. Statistik Untuk
Penelitian. Bandung: alfabeta
Suyanto, M. 2003. Strategi Periklanan
pada E‐Commerce Perusahaan Top
Dunia. Yogyakarta
Tan, Y.,dan Thoen,W.,2000.Formal
Aspects of a Generic Model of Trust
for Electronic Commerce,
Proceedings of the 33rd Hawaii
InternationalConference on System
Sciences, pp. 1-8.
17
Turban, Efraim, et al. (2000). Electronic Commerce : A Managerial
Perspective. Prentice-Hall Inc, USA
Turban, et. all. 2004. Electronic
Commerce : A Managerial
Perspective. Pearson Prentice Hall.
New Jersey.
Van-Alstyne, Marshall. 1997. State of
Network Organization: A Survey in
Three Frameworks. Working Paper,
Sloan School of Business, MIT.
Yoestini,dan Eva .2007.Analisis
Pengaruh Kualitas Layanan dan
Citra Merek Terhadap Minat Beli
Dan Dampaknya Pada keputusan
Pembelian.Jurnal pemasaran. vol 6
No. 3.2007.ISSN: 1907 – 235X.
Zarrella,Dan. 2010. “Social media
Marketing Book”. O’REILLY. ISBN:
978-0-596-80660-6.
Zeithaml, V.A.,Berry, L.L. dan
Parasuraman, A.,The Behavioural
Consequences of Service Quality
Journal of Marketing, Vol. 60(2),
1996.
Mengakses Melalui Website
www. KasPay.com diakses pada
17/9/2014 pukul 17:30 WIB.
Tech in Asia Indonesia
http://id.Techinasia.com/ diakses pada
17/9/2014 pukul 17:00 WIB.
Kominfo,2014http://kominfo.go.id/index
.php/content/detail/3980/Kemkominfo%
3A+Pengguna+Internet+di+Indonesia+
Capai+82+Juta/0/berita_satker#.VBlPcp
vWVSo diakses pada 22 September
12.00.
http://www.marketing.co.id/hal-yang-
menurunkan-minat-konsumen-e-
commerce/ diakases pada 22 september
2014 13:34.
http://www.marketing.co.id/kunci-
mengembangkan-bisnis-online/ diakses
pada 22 Sep. 14 13:35.
http://www.marketing.co.id/pertumbuha
n-e-commerce-indonesia-tercepat-di-
dunia/ diakses pada 22 september 2014
pada 13:39.
http://www.marketing.co.id/kunci-
mengembangkan-bisnis-online/ diakses
pada 22 Sep. 14 13:40.
http://techno.okezone.com/read/2011/03
/26/325/439160/norton-360v5-siap-
lindungi-pc-di-indonesia diakses pada
22 februari 2015 pada 13:3.