trend isue

Upload: ella-as

Post on 10-Jan-2016

26 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tren dan issue

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangKeperawatan Keluarga merupakan bidang kekhususan spesialisasi yang terdiri dari keterampilan berbagai bidang keparawatan. Praktik keperawatan keluarga didefinisikan sebagai pemberian perawatan yang menggunakan proses keperawatan kepada keluarga dan anggota anggotanya dalam situasi sehat dan sakit.Penekanan praktik keperawatan keluarga adalah berorientasi kepada kesehatan, bersifat holistik, sistemik dan interaksional, menggunakan kekuatan keluarga. Salah satu aspek terpenting dari perawatan adalah penekanannya pada unit keluarg Keluarga, bersama dengan individu, kelompok dan komunitas adalah klien atau resipien keperawatan.Pelayanan keperawatan yang berkualitas mempunyai arti bahwa pelayanan yang diberikan kepada individu, keluarga ataupun masyarakat haruslah baik (bersifat etis) dan benar (berdasarkan ilmu dan hukum yang berlaku). Hukum yang mengatur praktik keperawatan telah tersedia dengan lengkap, baik dalam bentuk undang-undang kesehatan, maupun surat keputusan Menkes tentang praktik keperawatan. Dengan demikian melakukan praktik keperawatan bagi perawat di Indonesia adalah merupakan hak sekaligus kewajiban profesi untuk mencapai visi Indonesia sehat tahun 2010.Implementasi praktik keperawatan yang dilakukan oleh perawat sebenarnya tidak harus dilakukan di rumah sakit, klinik, ataupun di gedung puskesmas tetapi dapat juga dilaksanakan dimasyarakat maupun dirumah pasien. Pelayanan keperawatan yang dilkukan dirumah pasien disebut Home Care.

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Konsep Keluarga 2.1.1 Definisi Definisi keluarga sangat bermacam-macam tergantung dari dimensi (sudut pandang) mana seseorang membuat definisi, perbedaan ini dapat terjadi karena dilihat dari dimensi sosial, interaksional, formalitas, tradisional atau yang lainnya. Definisi yang berorientasi pada formalitas atau legalitas Keluarga berkumpulnya dua orang atau lebih dan saling berinteraksi yang ada suatu ikatan perkawinan ataupun adopsi.Definisi keluarga saat ini harus menggambarkan bentuk-bentuk keluarga yang ada sekarang di masyarakat.Burgess dkk. (1963) membuat definisi yang berorientasi pada tradisi dan digunakan sebagai referensi secara luas :1. Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan-ikatan perkawinan, darah dan ikatan adopsi.2. Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga sebagai rumah mereka.3. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peran-peran sosial seperti suami-istri, ayah dan ibu, anak laki dan perempuan, saudara dan saudari.4. Keluarga sama-sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri (Friedman, 1998).Definisi-definisi tambahan tentang keluarga berikut ini mengkonotasikan tipe- tipe keluarga secara umum yang dikemukakan untuk mempermudah pemahaman terhadap literatur tentang keluarga:1. Keluarga inti (konjugal) yaitu keluarga yang menikah, sebagai orang tua atau pemberi nafkah. Keluarga inti terdiri dari suami, istri dan anak-anak kandung mereka, anak adopsi atau keduanya2. Keluarga orientasi (keluarga asal) yaitu unit keluarga yang didalamnya seseorang dilahirkan.3. Keluarga besar yaitu keluarga inti dan orang-orang yang berhubungan (oleh darah), yang paling lazim menjadi anggota keluarga orientasi yaitu salah satu teman keluarga inti. Berikut ini termasuk sanak keluarga, kakek/nenek, tante, paman dan sepupu (Hariyanto, 2005).

2.2 Trend dan Isu Keperawatan KeluargaKeperawatan keluarga adalah serangkaian kegiatan yang diberi via praktek keperawatan kepada keluarga untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga tersebut dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.. Keberhasilan keperawatan di R.S dapat menjadi sia sia jika dilanjutkan oleh keluarga di rumah. Keluarga sebagai titik sentral pelayanan kesehatan. Keluarga yang sehat akan mempunyai anggota yang sehat dan mewujudkan masyarakat yang sehat. Askep yang diberikan berdasarkan pada masalah kesehatan dari setiap anggota keluarga. Agar Pelayanan Kesehatan Yang Diberikan Dapat Diterima Oleh Keluargaa. harus mengerti dan memahami tipe dan struktur keluargab. tahu tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan fungsinyac. perlu pemahaman setiap tahap perkembangan dan tugas perkembangan

2.2.1 Tindakan Pengkajian yang Dilakukana. Tindakan promosi : Jika keluarga belum memenuhi seluruh tugas perkembangannya.b. Tindakan prefentif : Agar keluarga mampu mencegah munculnya masalahpada perkembangan berikutnya.c. Tugas Perkembangan Keluarga Membina hubungan intim yang memuaskan.d. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.e. Mendiskusikan rencana memiliki anak / KB.2.2.2 Beberapa trend dan Isu dalam keperawatan Keluarga A. Trend dan isu Global :1. Dunia tanpa batas (global village) mempengaruhi sikap dan pola perilaku kekuarga.2. Kemajuan dan pertukaran iptek yang semakin global sehingga penyebarannya semakin meluas3. Kemajuan teknologi di bidang transportasi sehingga tingkat mobilisasi penduduk yang tinggi seperti migrasi yang besar-besaran yang berpengaruh terhadap interaksi keluarga yang berubah4. Standar kualitas yang semakin diperhatikan menimbulkan persaingan yang ketak serta menumbuhkan munculnya sekolah-sekolah yang mengutamakan kualitas pendidikan.5. Kompetisi global dibidang penyediaan sarana dan prasarana serta pelayanan kesehatan menuntut standar profesionalitas keperawatan yang tinggi.B. Trend dan Isu Nasional :1. Semakin tingginya tuntutan profesionalitas pelayanan kesehatan2. Penerapan desentralisasi yang juga melibatkan bidang kesehatan3. Peran serta masyarakat yang semakin tinggi dalam bidang kesehatan4. Munculnya perhatian dari pihak pemerintah mengenai masalah kesehatan masyarakat seperti diberikannya bantuan bagi keluarga miskin serta asuransi kesehatan lainnya bagi keluarga yang tidak mampu.Beberapa permasalahan mengenai trend dan isu keperawatan keluarga yang muncul di indonesia :1. Sumberdaya tenaga kesehatan yang belum dapat bersaing secara global serta belum adanya perawat keluarga secara khusus di negara kita Penghargaan dan reward yang dirasakan masih kurang bagi para tenaga kesehatan2. Pelayanan kesehatan yang diberikan sebagian besar masih bersifat pasif3. Masih tingginya biaya pengobatan khususnya di sarana-sarana pelayanan kesehatan yang memiliki kualitas baik4. Pengetahuan dan ketrapilan perawat yang masih perlu ditingkatka5. Rendahnya minat perawat untuk bekerja dengan keluarga akibat sistem yang belum berkembang.6. Pelayanan keperawatan keluarga yang belum berkembang meskipun telah disusun7. telh disusun pedoman pelayanan keluarga namun belum disosialisaikan secara umum8. Geografis Indonesia yang sangat luas namun belum di tunjang dengan fasilitas transfortasi yang cukup9. Kerjasama program lintas sektoral belum memadai10. Model pelayanan belum mendukung peran aktif semua profesi.11. Lahan praktek yang terbatas12. Sarana dan prasarana pendidikan juga terbatas13. Rasio pengajar dan mahasiswa yang tidak seimbang14. Keterlibatan berbagai profesi selama menjalani pendidikan juga kurang15. Pelayanan keperawatan keluarga yang belum berkembang meskipun telah16. disusun telh disusun pedoman pelayanan keluarga namun belum disosialisaikan secara umum17. Geografis Indonesia yang sangat luas namun belum di tunjang dengan fasilitas transfortasi yang cukup18. Kerjasama program lintas sektoral belum memadai19. Model pelayanan belum mendukung peran aktif semua profesi.20. Lahan praktek yang terbatas21. Sarana dan prasarana pendidikan juga terbatas22. Rasio pengajar dan mahasiswa yang tidak seimbang23. Keterlibatan berbagai profesi selama menjalani pendidikan juga kurang2.3 Konsep Home Care2.3.1 Definisi Home Care (HC) menurut Habbs dan Perrin, 1985 adalah merupakan layanan kesehatan yang dilakukan di rumah pasien (Lerman D. & Eric B.L, 1993), Sehingga home care dalam keperawatan merupakan layanan keperawatan di rumah pasien yang telah melalui sejarah yang panjang.2.3.2 Sejarah Perkembangan Home CareDi Amerika, Home Care (HC) yang terorganisasikan dimulai sejak sekitar tahun 1880- an, dimana saat itu banyak sekali penderita penyakit infeksi dengan angka kematian yang tinggi.Di UK, Home Care berkembang secara professional selama pertengahan abad 19, dengan mulai berkembangnya District Nursing, yang pada awalnya dimulai oleh para Biarawati yang merawat orang miskin yang sakit dirumah. Kemudian merek mulai melatih wanita dari kalangan menengah ke bawah untuk merawat orang miskin yang sakit, dibawah pengawasan Biarawati tersebut (Walliamson, 1996 dalam Lawwton, Cantrell & Harris, 2000). Kondisi ini terus berkembang sehingga pada tahun 1992 ditetapkan peran District Nurse (DN) adalah :a. merawat orang sakit dirumah, sampai klien mampu mandirib. merawat orang sakaratul maut dirumah agar meninggal dengan nyaman dan damaic. mengajarkan ketrampilan keperawatan dasar kepada klien dan keluarga, agar dapat digunakan pada saat kunjungan perawat telah berlalu.Selain District Nurse (DN), di UK juga muncul perawat Health Visitor (HV) yang berperan sebagai District Nurse (DN) ditambah dengan peran lain ialah :a. melakukan penyuluhan dan konseling pada klien, keluarga maupun masyarakat luas dalam upaya pencegahan penyakit dan promosi kesehatanb. memberikan saran dan pandangan bagaimana mengelola kesehatan dan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi setempat.Di dalam NegeriDi Indonesia, layanan Home Care (HC) sebenarnya bukan merupakan hal yang baru. RS Budi Kemulyaan di Jakarta yang merupakan RS pendidikan Bidan tertua di Indonesia, sejak berdirinya sampai sekitar tahun 1975 telah melakukan program Home Care (HC) yang disebut dengan Partus Luar.2.3.3 Manfaat Home Care1. Bagi Klien dan Keluargaa. Program Home Care (HC) dapat membantu meringankan biaya rawat inap yang makin mahal, karena dapat mengurangi biaya akomodasi pasien, transportasi dan konsumsi keluargab. Mempererat ikatan keluarga, karena dapat selalu berdekatan pada saat anggoa keluarga ada yang sakitc. Merasa lebih nyaman karena berada dirumah sendirid. Makin banyaknya wanita yang bekerja diluar rumah, sehingga tugas merawat orang sakit yang biasanya dilakukan ibu terhambat oleh karena itu kehadiran perawat untuk menggantikannya2. Bagi Perawata. Memberikan variasi lingkungan kerja, sehingga tidak jenuh dengan lingkungan yang tetap samab. Dapat mengenal klien dan lingkungannya dengan baik, sehingga pendidikan kesehatan yang diberikan sesuai dengan situasi dan kondisi rumah klien, dengan begitu kepuasan kerja perawat akan meningkat.2.3.4 Jenis Institusi Pemberi Layanan Home Care (HC)1. Institusi PemerintahDi Indonesia pelayanan Home Care (HC) yang telah lama berlangsung dilakukan adalah dalam bentuk perawatan kasus/keluarga resiko tinggi (baik ibu, bayi, balita maupun lansia) yang akan dilaksanakan oleh tenaga keperawatan puskesmas (digaji oleh pemerintah). Klien yang dilayani oleh puskesmas biasanya adalah kalangan menengah ke bawah. 2. Institusi SosialInstitusi ini melaksanakan pelayanan Home Care (HC) dengan sukarela dan tidak memungut biaya. Biasanya di lakukan oleh LSM atau organisasi keagamaan dengan penyandang dananya dari donatur, misalnya Bala Keselamatan yang melakukan kunjungan rumah kepada keluarga yang membutuhkan sebagai wujud pangabdian kepadan Tuhan.3. Institusi SwastaInstitusi ini melaksanakan pelayanan Home Care (HC) dalam bentuk praktik mandiri baik perorangan maupun kelompok yang menyelenggarakan pelayanan HC dengan menerima imbalan jasa baik secara langsung dari klien maupun pembayaran melalui pihak ke tiga (asuransi). Sebagaimana layaknya layanan kesehatan swasta, tentu tidak berorientasi not for profit service4. Home Care (HC) Berbasis Rumah Sakit (Hospital Home Care)Merupakan perawatan lanjutan pada klien yang telah dirawat dirumah sakit, karena masih memerlukan bantuan layanan keperawatan, maka dilanjutkan dirumah. Alasan munculnya jenis program ini selain apa yang telah dikemukakan dalam alasan Home Care (HC) diatas, adalah :a. Ambulasi dini dengan resiko memendeknya hari rawat, sehingga kesempatan untuk melakukan pendidikan kesehatan sangat kurang (misalnya ibu post partum normal hanya dirawat 1-3 hari, sehingga untuk mengajarkan bagaimana cara menyusui yang baik, cara merawat tali pusat bayi, memandikan bayi, merawat luka perineum ibu, senam post partum, dll) belum dilaksanakan secara optimum sehingga kemandirian ibu masih kurang.b. Menghindari resiko infeksi nosokomial yang dapat terjadi pada klien yang dirawat dirumah sakit.c. Makin banyaknya penyakit kronis, yang bila dirawat di RS tentu memerlukan biaya yang besard. Perlunya kesinambungan perawatan klien dari rumah sakit ke rumah, sehingga akan meningkatkan kepuasan klien maupun perawat. 2.3.5 Standar Praktik Home Health Nursing (HHN)Asosiasi perawat Amerika (1999) telah menetapkan lingkungan dan standar Home Health Nursing yang meliputi standar asuhan keperawatan dan standar kinerja professional (Allender & Spradley, 2001)1. Standard Asuhan Keperawatan1. Standard I, Perawat mengumpulkan data kesehatan klien2. Standard II, Dalam menetapkan diagnosa keperawatan, perawat melakukan analisa terhadap data yang telah terkumpul3. Standard III, Perawat mengidentifikasi hasil yang diharapkan baik dari klien maupun lingkungannya4. Standard IV, Perawat mengembangkan rencana asuhan keperawatan dengan menetapkan intervensi yang akan dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan5. Standard V, Perawat melaksanakan rencana intervensi yang telah di tetapkan dalam perencanaan6. Standard VI, Perawat melakukan evaluasi terhadap kemajuan klien yang mengarah ke pencapaian hasil yang diharapkan.2. Standard Kinerja Profesional (professional performance)1. Standard I, Kualitas asuhan keperawatan, perawat melakukan evaluasi terhadap kualitas dan efektifitas praktik keperawatan secara sistematis2. Standard II, Performance Appraisal, perawat melakukan evaluasi diri sendiri terhadap praktik keperawatan yang dilakukannya dihubungkan dengan standar praktik professional, hasil penelitian ilmiah dan peraturan yang berlaku3. Standard III, Pendidikan, perawat berupaya untuk selalu meningklatkan pengetahuan dan kemampuan dirinya dalam praktik keperawatan4. Standard IV, Kesejawatan, perawat berinteraksi dan berperan aktif dalam pengembangan professionalism sesama perawat dan praktisi kesehatan lainnya sebagai sejawat5. Standard V, Etika, putusan dan tindakan perawat terhadap klien berdasarkan pada landasan etika profesi6. Standar VI, Kolaborasi, dalam melaksanakan asuhan keperawatan, perawat berkolaborasi dengan klien, keluarga dan praktisi kesehatan lain.7. Standar VII, Penelitian, dalam praktiknya, perawat menerapkan hasil penelitian8. Standard VIII, Pemanfaatan sumber, perawat membantu klien atau keluarga untuk memahami resiko, keuntungan dan biaya perencanaan dan pelaksanaan asuhan keperawatan .Standar praktik keperawatan di Indonesia telah selesai disusun dan disepakati oleh pimpinan PPNI, saat ini sedang menunggu pengesahan dari Depkes RI.

BAB IIIPENUTUPKeperawatan keluarga adalah serangkaian kegiatan yang diberi via praktek keperawatan kepada keluarga untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga tersebut dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Keberhasilan keperawatan di R.S dapat menjadi sia sia jika dilanjutkan oleh keluarga di rumah. Keluarga sebagai titik sentral pelayanan kesehatan. Keluarga yang sehat akan mempunyai anggota yang sehat dan mewujudkan masyarakat yang sehat. Askep yang diberikan berdasarkan pada masalah kesehatan dari setiap anggota keluarga. Agar Pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh keluarga maka diharapkan para perawat harus mengerti dan memahami tipe dan struktur keluarga, tahu tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan fungsinya, perlu pemahaman setiap tahap perkembangan dan tugas perkembangan.

1