trauma maxilofasial pptx

31
TRAUMA MAXILOFASIAL Andy Rangan, Jessica Meilani, Anita Fatie.

Upload: sharon-mesepy

Post on 07-Sep-2015

230 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

THT

TRANSCRIPT

TRAUMA MAXILOFASIAL

TRAUMA MAXILOFASIALAndy Rangan, Jessica Meilani, Anita Fatie.Pendahuluan Trauma maksilofasial merupakan trauma fisik yang dapat mengenai jaringan keras dan lunak pada wajah. Wajah tersusun dari beragam tulang, yang terdiri dari tulang mandibula, maksila, zigoma, nasal dan otot-ototnya. Trauma pada wajah sering mengakibatkan terjadinya gangguan saluan pernafasan, perdarahan, luka jaringan lunak. Trauma maksilofasial terjadi sekitar 6% dari seluruh traumaKecelakaan lalu lintas adalah penyebab utama trauma maksilofasial (40-45%)Kematian dan kecacatan pada orang dewasa dibawah usia 50 tahun.Kejadian trauma mandibula dan maksila terbanyak 29,85%, disusul oleh fraktur zigoma 27,64% dan fraktur nasal 12,66%.Anatomi

Definisi Suatu cedera yang mengenai daerah wajah atau rahang yang paling sering disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas.

Etiologi Kecelakaan lalu lintas, kekerasan fisik, terjatuh, olahraga dan trauma akibat dari senjata api. Kecelakaan lalu lintas adalah penyebab utama trauma maksilofasial yang dapat membawa kematian dan kecacatan pada orang dewasa secara umum.Klasifikasi Trauma maksilofasial dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu:

Trauma jaringan lunak pada wajah.Trauma jaringan keras pada wajah. Trauma Jaringan LunakTrauma pada jaringan lunak wajah dapat diklasifikasikan berdasarkan:Berdasarkan jenis luka dan penyebabBerdasarkan ada atau tidaknya kehilangan jaringan.Berdasarkan derajat kontaminasi.

Trauma Jaringan Keras

Dibedakan berdasarkan lokasi anatomi dan estetik :Berdiri sendiri : fraktur frontal, orbita, nasal, zigomatikum, maxilla, mandibulla, gigi dan alveolus.Bersifat multiple : fraktur kompleks zigoma, fronto nasal dan fraktur kompleks mandibula.

Gejala Umum Fraktur MaksilofasialPerdarahan dari lubang hidung atau mulutMakoklusi (kecuali fr. Nasal)Deformitas Krepitasi, berupa suara pada saat pemeriksaan akibat pergeseran dari ujung tulang fraktur.

Fraktur Maksilofasial

Fraktur Nasal Merupakan insiden terbesar yang terjadi pada fraktur-fraktur tulang wajah. Hal ini dikarenakan pada tulang nasal tidak terlindungi dari luar dan merupakan bagian yang menonjol dari tulang wajah. Ditandai oleh adanya pembengkakan mukosa hidung, terdapatnya bekuan dan kemungkinan ada robekan pada mukosa septum, hematoma septum, dislokasi atau deviasi septum.Dapat mengenai : Tulang / Os. Nasal, tulang rawan, septum.Bila terjadi hematom pada septum, harus dievaluasi, untuk menghindari fibrosis -> saddle nose atau deviasi septum.Fraktur Nasal

Fraktur Orbita Trauma pada wajah bisa menyebabkan fraktur pada tulang-tulang yang membentuk orbita. Ada beberapa fraktur tulang orbita yang bisa menyebabkan gangguan penglihatan.

Fraktur Tulang Zygomatikum :Tulang zigoma dibentuk oleh bagian-bagian yang dibentuk oleh tulang temporal, frontal, tulang sphenoid dan tulang maksilla. Fraktur zigoma merupakan salah satu fraktur midfasial yang paling sering terjadi, ini disebabkan karena letak tulang zigoma yang lebih menonjol.Gejala-gejala :Periorbital hematomeDiplopia : akibat fraktur zigoma disertai dengan fraktur dasar orbita. (blow out fracture).Enophthalmus Mulut sukar dibuka/trismus, bila ada frakt.arcus zigoma. Arus menekan processus coronoideus.Fraktur zigomatikum

Fraktur Tulang Maksilaris (Mid-Facial) :Tulang maksilaris memiliki beberapa fungsi diantaranya sebagai tempat melekatnya gigi, membentuk atap dari rongga mulut, merupakan dasar dan melekatnya pada dinding lateral dan atap dari rongga hidung, merupakan dasar dari sinus maksilaris, juga berperan pada rima orbita inferior dan merupakan dasar dari orbita. Gejala Klinis : hematom periorbita, perdarahan aktif nasofaring, nyeri, laserasi intra oral, makloklusi, mobilitas dari arkus dentalis maxilla (floating maxilla).Sering terjadi edema faring : perlu trakeostomi

Klasifikasi Fraktur MaksillaFraktur maksilla Le Fort ILe Fort I (transversal) : Patah tulang horizontal dibawah septum nasi dengan segmen yang tidak stabil dari palatum, processus alveolaris sebagian sinus maxillaris, bagian bawah dari pterygoideus os sphenoidalis.

Fraktur maksila Le Fort IILe Fort II (Pyramidal):Menunjukkan fraktur bentuk pyramid, garis fraktur melintang pada pangkal hidung ke latero distal melewati satura zygomaticomaxillaris.

Fraktur maksila Le Fort IIILe Fort III (Craniofacial Dysjunction) :Garis fraktur paralel dengan dasar tengkorak sehingga tulang wajah terlepas dari dasar tengkorak melewati sutura zygomatico-frontal, sutura maxilla-frontal, sutura naso-frontal, dan dasar orbita.

Fraktur Mandibula :Fraktur mandibula merupakan fraktur tulang wajah yang paling sering terjadi. Hal ini disebabkan oleh kondisi mandibula yang terpisah dari cranium.

Dihubungkan dengan adanya otot yang bekerja dan beorigo atau berinsersio. Otot tersebut adalah otot elevator, otot depressor dan otot protusor.Gejala Klinis : adanya nyeri, bengkak, robekan mukosa intra oral, krepitasi, makloklusi, bleeding, open bite, trismus.

Klasifikasi Fraktur MandibulaClass I : garis fraktur berada diantara dua fragmen yang bergigi.Class II : salah satu fragmen tidak bergigi.Class III : kedua fragmen tidak bergigi (edentolous).

Penatalaksanaan Pada Cedera WajahPrimary survey :A. AirwayB. BreathingC. CirculationD. DisabillityE. Exposure Secondary survey :pemeriksaan menyeluruh termasuk associated injury, berupa : cedera kepala, fraktur cervical/spine, trauma thorax, trauma abdomen, fraktur ekstremitas.Pemeriksaan dilakukan dengan :inspeksi, palpasi-gerakan, pemeriksaan penunjang.Terima Kasih..