transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar ... · t transmisi harga kopi antara pasar...

81
T TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR TUJUAN EKSPOR UTAMA KHUMAIRA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

Upload: ngobao

Post on 17-Mar-2019

271 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

T

TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA

DAN PASAR TUJUAN EKSPOR UTAMA

KHUMAIRA

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2016

Page 2: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian
Page 3: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Transmisi Harga Kopi

Antara Indonesia Dengan Pasar Tujuan Ekspor Utama Kopi adalah benar karya

saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk

apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau

dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain

telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian

akhir tesis ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada

Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Maret 2016

Khumaira

NRP : H453130201

Page 4: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian
Page 5: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

RINGKASAN

KHUMAIRA. Transmisi Harga Kopi di Pasar Indonesia terhadap Pasar Tujuan

Ekspor Utama Kopi. Dibimbing oleh DEDI BUDIMAN HAKIM dan SAHARA.

Indonesia merupakan pasar produsen sekaligus pengekspor kopi keempat

di dunia dengan rata-rata pangsa pasar dari tahun 2009-2014 adalah sebesar 7.3

persen. Pangsa pasar ekspor kopi di pasar Indonesia masih kecil apabila

dibandingkan dengan pasar eksportir utama kopi lainnya yaitu pasar Brazil dan

Vietnam. Hal ini menyebabkan Indonesia tidak bisa menjadi penentu harga kopi

di pasar dunia, Indonesia hanya bertindak sebagai price taker (penerima harga).

Perubahan harga kopi umumnya dipengaruhi oleh jumlah permintaan kopi di

pasar importir dan jumlah yang ditawarkan oleh pasar eksportir. Pasar tujuan

ekspor utama kopi di pasar Indonesia adalah Amerika Serikat, Jerman, dan Jepang.

Integrasi pasar yang terjadi antara pasar eksportir dan pasar importir terjadi

apabila perubahan harga yang terjadi di pasar importir mampu ditransmisikan

secara simetri ke pasar eksportir dari segi waktu atau dari segi besaran. Akan

tetapi hal tersebut sulit karena perubahan harga antara pasar importir maupun

pasar eksportir sering ditransmisikan secara tidak simetri. Hal ini disebabkan

karena pada perdagangan kopi di pasar internasional lebih dikendalikan oleh pasar

impor kopi di pasar importir utama yang memiliki pangsa pasar yang besar

sehingga mempunyai kekuatan pasar (market power) dalam mengendalikan harga

pasar.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis : (1) transmisi harga antara

harga ekspor kopi di pasar Indonesia dengan pasar tujuan ekspor utama kopi

(Amerika Serikat, Jepang, dan Jerman), (2) faktor-faktor yang mempengaruhi

pembentukan harga ekspor kopi di Indonesia. Data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data time series bulanan dari Januari 2005-Desember 2014.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah AECM (Asymmetric Error

Correction Model) untuk menganalisis transmisi harga ekspor kopi di pasar

Indonesia dengan pasar tujuan ekspor utama kopi. Selain itu untuk menganalisis

tujuan kedua menggunakan model Error Correction Model (ECM).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi hubungan kointegrasi

(integrasi harga pada jangka panjang) antara pasar ekspor kopi di Indonesia

dengan pasar importir utama kopi yaitu (Amerika Serikat, Jerman dan Jepang).

Berdasarkan pengujian kausalitas menunjukkan bahwasanya terjadi hubungan

searah antara Indonesia dengan pasar importir utama (Amerika Serikat, Jerman,

dan Jepang) yaitu pasar importir mampu mempengaruhi harga di pasar Indonesia,

sedangkan pasar ekspor kopi di Indonesia tidak mampu mempengaruhi harga kopi

di pasar -pasar importir. Hal ini disebabkan karena pangsa pasar ekspor kopi

Indonesia ke pasar importir masih kecil. Berdasarkan analisis transmisi harga

dapat disimpulkan bahwasanya pada jangka pendek terjadi asimetri harga dari

segi waktu penyesuaian antara Indonesia dengan pasar Amerika Serikat dan

Jepang. Hal ini disebabkan karena adanya adjustment cost atau akibat adanya

biaya penyesuaian. Berdasarkan analisis asimetri harga pada jangka panjang

terjadi hubungan simetri antara pasar ekspor kopi di Indonesia dengan pasar

tujuan ekspor utama kopi Indonesia yaitu (Amerika Serikat, Jerman, dan Jepang).

Page 6: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

Faktor-faktor yang mempengaruhi harga ekspor kopi di pasar Indonesia

pada jangka pendek yaitu harga ekspor kopi di pasar Indonesia 1 bulan

sebelumnya, harga impor kopi di pasar impor (Amerika Serikat, Jerman, dan

Jepang), harga ekspor kopi di pasar Brazil, nilai tukar dan volume ekspor kopi

Indonesia. Pada jangka panjang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap harga

ekspor kopi di pasar Indonesia adalah harga ekspor kopi di pasar Vietnam, harga

ekspor kopi di pasar Indonesia periode t-1, nilai tukar dan volume ekspor kopi di

pasar Indonesia.

Kata kunci: AECM, kopi, asimetri harga, transmisi harga

Page 7: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

SUMMARY

KHUMAIRA. Price Transmission of coffee price in the Indonesia dan export

destination Indonesia market. Supervised by Dedi Budiman Hakim and Sahara.

Indonesia is the fourth coffee exporting market in the world with 7.3

percent of market share. Coffee is one of the export commodities that caused

Indonesia’s coffee price is determined by coffee price in the world market.

Indonesia’s coffee price is influenced not only Indonesia’s coffee production and

consumption but also is determined by coffee price in the importing countries

(United State, Germany, and Japan). Market integration occured when coffee

price between Indonesia and importing market is symmetry in terms of time or in

terms of the magnitude. However, the fact price efficiency in coffee market is

difficult to occur because prices change between the importing and the exporting

is often transmitted asymmetris, That is because the international coffee trade is

controlled by the main importing countries which have a large market share.

Importing market have bargaining power to control the market price.

The study aimed to analyze (1) price transmission between Indonesia

coffee price to importing market (United State, German dan Japan) (2) the factors

determined the export coffee price in Indonesia. The data used in this study a

monthly time series data from January 2005 to Desember 2014. The research

method to analyze coffee price transmission was Asymmetric Error Correction

Model (AECM) and Error Correction Model used to analyze that the factors

determine Indonesia export coffee price.

The research results showed that there was co-integration (integration in

the long term) between Indonesia dan importing countries (United State, German

dan Japan). The granger causality showed that unidirectional relationship between

Indonesia and the importing country (United State, Germany dan Japan).

importing country was able to affect the Indonesia coffee price but Indonesia

coffee price was not able to affect the price of coffee importing countries. Based

on Asymmetric price transmwassion showed in the long term price

transmwassion between Indonesia dan importing countries (United State, German

dan Japan) occured symmetric, because no abuse of market power that carried by

the importing countries (United State, Germany dan Japan), but in the short term

price transmission between Indonesia dan importing countries (Jepang dan United

States) was Asymmetric because adjustment cost.

The factors to influence Indonesia exported coffee price in the short term

were Indonesia export coffee price in the previous period, Brazil export coffee

price, United State and German market import coffee price, exchange rate and

export volume of Indonesia. Meanwhile Indonesia export coffee price in the long

term were Indonesia export coffee price in the previous period, Brazil export

coffee price, Vietnam export coffee price, exchange rate and export volume of

Indonesia.

Keywords : AECM, Assymetric price, Coffee , Price Transmission,

NSMISI HARGA KOPI DI PASAR INDONESIA DAN

Page 8: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

© Hak Cipta Milik Institut Pertanian Bogor, Tahun 2016

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan

atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,

penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis

ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.

Page 9: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA

DAN PASAR TUJUAN EKSPOR UTAMA

KHUMAIRA

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains

pada

Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2016

Page 10: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr Ir Ratna Winardi Asmarantaka, MS.

Page 11: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian
Page 12: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian
Page 13: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas

rahmat dan bimbingan-Nya sehingga penulis memperoleh kemampuan untuk

dapat menyelesaikan usulan penelitian yang berjudul ”Transmisi harga antara

Indonesia dengan pasar tujuan ekspor utama” sebagai salah satu syarat

memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian di

Institut Pertanian Bogor. Penulis menyadari bahwa tesis ini dapat diselesaikan

dengan baik karena bimbingan, arahan, curahan ilmu, masukan, dan dorongan dari

komisi pembimbing dan bantuan serta masukan dari berbagai pihak. Oleh karena

itu, pada kesempatan ini, penulis menghaturkan terima kasih dan penghargaan

setinggi-tingginya kepada:

1. Dr Ir Dedi Budiman Hakim, MAEc selaku ketua komisi pembimbing, dan Dr

Sahara, SP, MSi selaku anggota komisi pembimbing yang selalu meluangkan

waktunya untuk memberikan koreksi dan masukan serta sebagai sumber

inspirasi bagi penulis dalam penyusunan tesis.

2. Dr Ir Ratna Winandi Asmarantaka, M.S. selaku penguji Luar Komisi dan Dr.

Alla Asmara, S.Pt, M.Si selaku penguji Wakil Komisi Program Studi atas

semua pertanyaan, masukan dan saran untuk perbaikan yang diberikan

kepada penulis.

3. Prof Dr Ir Hartoyo, MS., selaku koordinator mayor ilmu ekonomi pertanian

yang telah banyak memberikan bantuan selama penulis menempuh

pendidikan.

4. Seluruh dosen program studi ilmu ekonomi pertanian atas segala ilmu yang

telah diberikan selama masa perkuliahan.

5. Bapak Johan, Ibu Ina, Bapak Widi, Ibu Kokom, Bapak Erwin, Bapak Khusein,

selaku staf administrasi di Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian yang telah

banyak membantu selama penulis menempuh pendidikan.

6. Seluruh anggota keluarga penulis, khususnya Ibu dan Ayah tercinta Bapak

Bukhari dan Ibu Nasriah terima kasih atas doa dan dorongan moril serta

semangat yang diberikan selama studi. Adik-adikku tercinta Qurratun Aina,

Siti Zakia dan Furqan Zurrahmat yang telah memberikan semangat dan

dorongan selama kuliah.

7. Sahabatku tercinta Nurul Iski, Noratun Juliaviani, Ulfira Ashari, Dinda Julia,

Elvina, Nurlela, Nurqomariah, Zakiah, Dea Amanda, Dewi Asrini Fazariah,

Dewi Masyithoh, Romi Seroja, Devi dan Ibu Iffah terima kasih sebesar-

besarnya yang sudah menjadi sahabat, memberikan dukungan serta semangat

dan sudah menjadi keluarga di Bogor.

8. Teman-teman di Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian Angkatan 2013 yang

telah berbagi ilmu, berdiskusi dan belajar bersama selama mengikuti kuliah.

Terima kasih sebesar-besarnya kepada mentor sekaligus teman diskusi Ari

Ruslan telah membantu selama pengerjaan tesis ini, semoga bisa menjadi

dosen yang baik dikemudian hari.

Bogor, Maret 2016

Khumaira

Page 14: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian
Page 15: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

1 PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 5 Tujuan Penelitian 7 Manfaat Penelitian 7 Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian 7

2 TINJAUAN PUSTAKA 9 Kerangka Teoritis 9

Integrasi Pasar dan Transmisi Harga 9

Asimetri Harga 9

Penyebab Asimetri harga 12

Kekuatan Pasar dan Struktur Pasar Persaingan Tidak Sempurna 12

Biaya Penyesuaian 13

Penelitian terdahulu 14

Transmisi Harga dan Integrasi Pasar 14

Analisis Transmisi Harga 15

Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Harga 16

Kerangka Konseptual 17

Hipotesis 20

3 METODOLOGI PENELITIAN 21 Jenis dan Sumber Data 21 Metode Analisis 21

Analisis Transmisi Harga 21

Uji Stasioneritas Data 22

Pengujian Lag Optimum 23

Uji Kointegrasi 23

Uji Kausalitas 24

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Harga Ekspor

Kopi di Indonesia 25

4 GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN KOPI 26 Kelembagaan Kopi di Pasar Internasional 26

Tata Cara Ekspor Kopi di Indonesia 26 Perdagangan Kopi di Dunia 27 Ekspor Kopi ke Pasar Jerman 29 Ekspor Kopi ke Pasar Amerika Serikat 30 Ekspor Kopi ke Pasar Jepang 30

Page 16: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 32

Transmisi harga kopi Indonesia-Importir Utama 32 Analisa Data Deskriptif 32

Analisis Transmisi Harga 33

Uji Stasioner data 33

Penentuan Lag Optimal 33

Uji Kointegrasi 34

Uji Kausalitas 35

Uji Transmisi Harga 36

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Harga Ekspor

Kopi Indonesia 41

Uji Stasioner Data 41

Pengujian Kointegrasi 41

Model Jangka Pendek dan Model Jangka Panjang 42

5 KESIMPULAN DAN SARAN 46 Kesimpulan 46 Saran Kebijakan 46

Saran Penelitian Lanjutan 47

DAFTAR PUSTAKA 48

LAMPIRAN 51

RIWAYAT HIDUP 634

Page 17: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

DAFTAR TABEL

1 Perkembangan neraca perdagangan komoditas unggulan utama

perkebunan tahun 2009-2013 1 2 Produksi, volume dan nilai ekspor kopi Indonesia tahun 2009-2013 2 3 Pangsa pasar ekspor kopi di pasar-pasar eksportir utama, tahun 2009-

2014

4 Konsumsi kopi di pasar produsen utama (60 Kilogram Bags) tahun

2009-2014 3 5 Perkembangan volume dan nilai ekspor kopi Indonesia menurut pasar

tujuan ekspor tahun 2012-2014 4 6 Pangsa pasar importir utama kopi di dunia (%), tahun 2007- 2012 28

7 Pangsa pasar pasar eksportir ke pasar importir Jerman (%), tahun

2010-2014 29

8 Pangsa pasar pasar eksportir utama ke pasar Amerika Serikat (%),

tahun 2010-2014 30 9 Pangsa pasar pasar eksportir utama ke pasar Jepang (%), tahun 2010-

2014 31

10 Rata-rata harga kopi dan nilai pertumbuhan di pasar Indonesia dan

importir utama tahun 2005-2014 32 11 Deskripsi statistik dari harga kopi di pasar eksportir Indonesia dan

importir utama 32 12 Hasil pengujian akar unit dengan intersept tanpa tren 33

13 Kriteria lag optimal Indonesia terhadap Amerika Serikat 34 14 Kriteria lag optimal Indonesia terhadap Jerman 34 15 Kriteria lag optimal Indonesia terhadap Jepang 34

16 Hasil pengujian kointegrasi 35

17 Pengujian kausalitas antara Indonesia dengan pasar importir utama 35 18 Hasil estimasi asimetri harga Amerika Serikat, Jerman dan Jepang

terhadap Indonesia 37

19 Uji wald test harga kopi di pasar importir Amerika Serikat, Jerman

dan Jepang terhadap Indonesia bulan Januari sampai Desember 2014 39

20 Hasil uji akar unit faktor-faktor pembentukan harga ekspor kopi di

Indonesia 41 21 Hasil uji kointegrasi faktor-faktor pembentukan harga ekspor kopi di

Indonesia 42 22 Faktor-faktor pembentukan harga ekspor kopi Indonesia pada jangka

pendek 424

23 Faktor-faktor pembentukan harga ekspor kopi Indonesia jangka

panjang 445

Page 18: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

DAFTAR GAMBAR

1. Pergerakan harga kopi di pasar tujuan ekspor utama dan harga kopi di

Indonesia Januari 2005 - Desember 2014 6

2 Transmisi harga tidak simetri dari sisi kecepatan dan besaran 10 3 Kerangka pemikiran konseptual 19 4 Produksi kopi pasar eksportir utama kopi tahun 1990-2014 28 5 Saluran distribusi kopi dari Indonesia ke pasar importir Jerman 29

kepada teman-teman EPN dan semua pihak yang telah mebantu dan

memberikan saran masukan demi kesempurnaan rencana penelitian penulis. Akhir kata, penulis

DAFTAR LAMPIRAN

1 Pengujian kointegrasi 54

2 Pengujian kausalitas 55

3 Hasil estimasi model ECM Amerika Serikat dan Indonesia 56

4 Uji waldtest Amerika dan Indonesia 57

5 Hasil estimasi model ECM Jerman dan Indonesia 58

6 Uji waldtest Jerman dan Indonesia 59

7 Hasil estimasi model ECM Jepang dan Indonesia 60

8 Pengujian waldtest Jepang dan Indonesia 61

9 Faktor-faktor pembentukan harga ekspor kopi Indonesia

jangka panjang

62

10 Faktor-faktor pembentukan harga ekspor kopi Indonesia

jangka pendek

63

Page 19: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki peran

penting terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini karena kopi merupakan salah

satu komoditas unggulan perkebunan Indonesia yang berkontribusi ke 4 terhadap

neraca perdagangan Indonesia. Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwasanya pada tahun

2009-2010 nilai perdagangan kopi berada diurutan keempat. Akan tetapi pada

tahun 2011-2012 terjadi peningkatan nilai perdagangan komoditas kelapa

sehingga komoditas kopi turun diurutan 5. Pada tahun 2013 nilai perdagangan

kopi kembali berada diurutan ke 4. Hal ini disebabkan karena nilai perdagangan

komoditas kelapa kembali mengalami penurunan. Secara umum terjadi kenaikan

kontribusi nilai perdagangan kopi di pasar dunia.

Tabel 1 Perkembangan neraca perdagangan komoditas unggulan utama

perkebunan Indonesia tahun 2009-2013 (US$ juta)

Komoditas Nilai Perdagangan

2009 2010 2011 2012 2013

Kelapa sawit 10 351.20 13 431.20 17 236.30 17 601.30 15 791.90

Karet 3 222.60 7 289.00 11 077.10 7 792.10 6 855.10

Kakao 1 294.20 1 479.10 996.40 876.50 876.50

Kopi 799.00 779.50 914.20 1 132.30 1 135.20

Kelapa 492.20 700.80 1 059.50 1 242.20 812.20 Sumber: Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) 2014

Berdasarkan Tabel 2 produksi kopi Indonesia pada beberapa tahun terakhir

berfluktuasi dengan kecenderungan mengalami penurunan, terutama pada tahun

2009-2011. Akan tetapi pada tahun 2012 terjadi peningkatan produksi Indonesia

yang disebabkan karena cuaca yang mendukung untuk pembungaan dan

pembentukan buah kopi. Pengaruh cuaca merupakan faktor yang dominan dalam

mempengaruhi tingkat produksi kopi nasional. Hal yang sama juga terjadi pada

volume ekspor kopi di Indonesia, volume ekspor kopi di Indonesia pada tahun

2009 sampai 2011 juga mengalami penurunan. Pada tahun 2011 terjadi penurunan

volume ekspor kopi terendah yaitu sebesar -24 persen. Menurunnya volume

ekspor kopi Indonesia disebabkan karena menurunnya produksi kopi di Indonesia.

Selain itu juga disebabkan karena adanya persaingan yang ketat antara pasar-pasar

produsen kopi terutama persaingan Indonesia dengan pasar-pasar pengekspor

utama kopi yaitu Brazil, Vietnam, dan Kolombia. Pada tahun 2012 terjadi

peningkatan volume ekspor tertinggi yaitu sebesar 22.36 persen yang disebabkan

karena meningkatnya produksi kopi Indonesia.

Nilai ekspor kopi Indonesia berfluktuasi dengan kecenderungan

mengalami penurunan terutama pada tahun 2009-2010. Akan tetapi pada tahun

2011-2012 terjadi peningkatan nilai ekspor kopi Indonesia. Hal ini terjadi karena

terjadi peningkatan harga kopi dunia. Kenaikan harga kopi di dunia terjadi karena

berkurang penawaran kopi dari pasar Brazil. Disebabkan karena kekeringan yang

terjadi di pasar Brazil sehingga menyebabkan kenaikan harga kopi di pasar dunia.

Page 20: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

2

Selain itu kenaikan nilai ekspor kopi Indonesia juga terjadi karena adanya

perbaikan harga kopi arabika yang menjadi specialty coffee di pasar dunia.

Tabel 2 Produksi, volume dan nilai ekspor kopi di Indonesia tahun 2009-2013

Tahun Produksi (Ton)

Volume

Ekspor

(ton)

Nilai

Ekspor

(000 US$)

Petumbuhan

produksi

(%)

Pertumbuhan

Volume

Ekspor (%)

Pertumbuhan

Nilai Ekspor

(%)

2009 682 780.19 510 187 835 999

2010 547 764.12 432 780 812 531 -24.65 -17.89 -2.89

2011 437 253.22 347 091 1 034 814 -25.27 -24.69 21.48

2012 782 852.28 447 064 1 244 146 44.15 22.36 16.83

2013 700 011.34 500 675 1 101 525 -11.83 10.71 -12.95

Sumber: Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) 2014

Sejak tahun 1984 pangsa ekspor kopi Indonesia di pasar dunia menduduki

nomor tiga tertinggi setelah Brasil dan Kolombia, bahkan untuk kopi robusta

ekspor Indonesia menduduki peringkat pertama di dunia. Sebagian besar ekspor

kopi Indonesia adalah jenis kopi robusta 93 persen, sisanya adalah jenis arabika.

Sejak tahun 1997 posisi Indonesia tergeser oleh Vietnam yang menjadi pasar

pengekspor kopi terbesar keempat sesudah Brazil, dan Kolombia (Kustriari 2007).

Saat ini volume ekspor kopi Indonesia rata-rata berkisar 350 ribu ton per tahun

meliputi kopi robusta 85 persen dan arabika 15 persen. Dari total produksi sekitar

67 persen kopinya diekspor ke pasar dunia, sedangkan sisanya 33% untuk

memenuhi kebutuhan dalam negeri yang sebagian besar kopi di proses menjadi

kopi bubuk, kopi instan, dan mixed coffe. Pangsa pasar ekspor pasar-pasar

eksportir utama kopi dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.

Tabel 3 Pangsa pasar ekspor kopi di pasar-pasar eksportir utama tahun 2009-

2014 (%)

Pasar Tahun

2009 2010 2011 2012 2013 2014

Brazil 31.60 34.10 32.20 25.60 28.10 32.00

Vietnam 17.70 14.70 17.00 20.70 19.30 22.20

Kolombia 8.20 8.10 7.40 6.50 8.60 9.60

Indonesia 8.20 5.70 5.90 9.70 9.10 5.20

Sumber : International Coffee Organization (ICO) (diolah) 2015

Brazil merupakan eksportir utama kopi di dunia dengan pangsa pasar

ekspor terbesar. Sebagian besar kopi yang diproduksi oleh Brazil adalah kopi jenis

arabika. Akan tetapi selain memproduksi kopi arabika Brazil juga merupakan

salah satu eksportir utama kopi robusta. Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat pada

tahun 2009-2014 pangsa pasar ekspor kopi di pasar Brazil berfluktuasi dengan

kecenderungan mengalami peningkatan, sedangkan pangsa pasar ekspor kopi

Kolombia ke pasar dunia cenderung berfluktuasi dengan kecenderungan

mengalami penurunan. Saat ini sebagian besar jenis kopi yang diproduksi oleh

Kolombia adalah kopi jenis arabika. Pangsa ekspor kopi Vietnam dari tahun 2009-

2014 cenderung berfluktuasi dengan kecenderungan mengalami peningkatan,

Page 21: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

3

sebagian besar jenis kopi yang diproduksi di pasar Vietnam adalah kopi jenis

robusta.

Pangsa ekspor kopi Indonesia di pasar dunia cenderung berfluktuasi

dengan kecenderungan mengalami penurunan. Penurunan ekspor kopi Indonesia

disebabkan karena penurunan produksi kopi dalam negeri. Selain itu penurunan

ekspor juga disebabkan karena persaingan ekspor kopi Indonesia dengan pasar

eksportir utama yang semakin ketat, terutama persaingan Indonesia dengan pasar

Vietnam. Pangsa pasar kopi robusta di Vietnam mengalami peningkatan dari

tahun ke tahun, peningkatan pangsa pasar Vietnam mempengaruhi penurunan

pangsa pasar kopi robusta Indonesia. Vietnam merupakan pesaing utama ekspor

kopi Indonesia ke pasar dunia. Hal ini disebabkan karena Vietnam dan Indonesia

merupakan eksportir utama kopi robusta di pasar dunia. Pada tahun 1986-1989

pangsa ekspor kopi Vietnam hanya 0.7 persen, namun dalam periode 2000-2004

naik menjadi 13.92 persen. Pada tahun 2009-2014 rata-rata pangsa pasar ekspor

kopi Vietnam meningkat menjadi 18.6 persen.

Permintaan dunia terhadap komoditas kopi terus meningkat, sejalan

dengan peningkatan konsumsi pasar-pasar importir utama kopi. Kenaikan

konsumsi kopi dunia juga disebabkan karena pertumbuhan konsumsi kopi yang

terjadi di pasar-pasar produsen utama.

Tabel 4 Konsumsi kopi di pasar produsen kopi utama (000 Bags (60 kilogram)

tahun 2009-2014

Pasar Tahun

2009 2010 2011 2012 2013 2014

Brazil 18 390 19 132 19 720 20 330 20 085 21 000

Indonesia 3 333 3 333 3 333 3 667 4 167 4 167

Kolombia 1 270 1 308 1 439 1 441 1 558 1 570

Vietnam 1 208 1 583 1 650 1 825 2 000 2 100

Sumber: International Coffee Organization (ICO) 2015

Pada tahun 2009-2014 konsumsi kopi di pasar produsen utama mengalami

peningkatan (Tabel 4). Pasar produsen dengan konsumsi kopi terbesar adalah

Brazil, sedangkan konsumsi kopi di pasar Indonesia berada diurutan kedua setelah

Brazil. Pada tahun 2009-2014 konsumsi kopi Indonesia mengalami peningkatan,

hal yang sama juga terjadi pada pasar-pasar produsen utama kopi lainnya yaitu

Brazil, Vietnam, dan Kolombia. Akan tetapi peningkatan konsumsi pasar-pasar

produsen masih lebih kecil daripada kenaikan produksi kopi di pasar-pasar

produsen, terutama konsumsi kopi di pasar Vietnam. Pertumbuhan konsumsi kopi

di Vietnam sebesar 6.8 persen dari total produksi, Brazil sebesar 46.3 persen,

Kolombia sebesar 12.6 persen dan Indonesia adalah sebesar 44.6 persen dari total

produksi (ICO 2015 (diolah)).

Sebagian besar produksi pasar-pasar produsen utama kopi di ekspor ke

pasar dunia. Meningkatnya ekspor yang dilakukan oleh pasar-pasar eksportir

utama menyebabkan meningkatnya penawaran kopi dunia, sehingga

menyebabkan harga kopi dunia menurun, seperti halnya yang terjadi pada tahun

2002 terjadi penurunan drastis harga kopi dunia yang disebabkan karena

meningkatnya ekspor kopi di pasar Brazil dan Vietnam. Harga kopi terendah

Page 22: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

4

terjadi pada tahun 2002 yaitu seharga US$ 1.14/kg kemudian sedikit meningkat

menjadi US$ 1.34/kg tahun 2003. Penurunan harga kopi yang drastis juga diduga

sebagai akibat dari permainan pembeli-pembeli kelas dunia (roasters dan

pengimpor) atau perusahaan multinasional yang melakukan pembelian melalui

perwakilan yang tersebar di sentra-sentra produksi kopi pasar produsen, seperti

Nestlé di Lampung (Kustriari 2007).

Harga kopi di Indonesia selain dipengaruhi oleh produksi dan harga kopi

domestik juga sangat dipengaruhi oleh harga yang terbentuk di pasar dunia

terutama harga kopi di pasar tujuan ekspor kopi Indonesia. Pasar tujuan ekspor

kopi Indonesia terbesar yaitu Amerika Serikat, Jerman, Jepang seperti yang

terdapat pada Tabel 5.

Tabel 5 Perkembangan volume dan nilai ekspor kopi Indonesia menurut pasar

tujuan ekspor tahun 2012-2014

Sumber: International Trade Center (ITC) 2015

Berdasarkan Tabel 5 pasar tujuan ekspor terbesar merupakan Amerika

Serikat. Tingginya ekspor kopi di Amerika Serikat sejalan dengan peningkatan

permintaan Amerika Serikat terhadap kopi dari pasar dunia. Konsumsi total

Amerika Serikat sangat dipengaruhi oleh tingkat pendapatan dan permintaan

industri pengolahan kopi di Amerika Serikat. Nilai ekspor kopi di Indonesia ke

pasar Jepang meningkat pada tahun 2012 yang disebabkan karena meningkatnya

volume ekspor kopi Indonesia ke pasar Jepang. Selain itu meningkatnya nilai

ekspor kopi di Jepang disebabkan karena meningkatnya harga kopi di pasar dunia.

Pada tahun 2013 nilai ekspor kembali turun yang disebabkan karena berkurang

volume ekspor kopi Indonesia. Selain itu juga disebabkan oleh turunnya harga

kopi dunia. Permintaan kopi di pasar Jepang relatif meningkat dari tahun-tahun.

Hal ini disebabkan karena meningkatnya industri pengolahan kopi di Jepang.

Sebagian besar biji kopi yang diekspor dari pasar eksportir ke Jepang dilakukan

pengolahan kembali oleh pabrik kopi instant, pabrik kopi reguler dan lain-lain

(Kemendag 2009)

Volume dan nilai ekspor kopi Indonesia ke pasar Jerman meningkat pada

tahun 2013. Akan tetapi pada tahun 2014 volume ekspor kopi Indonesia ke pasar

Jerman mengalami sedikit penurunan. Permintaan biji kopi di Jerman sebagian

besar didominasi oleh industri pengolahan yang melakukan pengolahan biji kopi

mentah menjadi bahan setengah jadi yang kemudian diproduksi menjadi kopi

kualitas tinggi. Industri pengolahan terbesar yang terdapat di Jerman yaitu Kraft

Foods dengan berbagai merk kopi antara lain Jacobs, Tassimo, Cafe HAG dan

Onko (Kemendag 2013).

Pasar

Nilai Ekspor

(000 US$)

Volume

Ekspor

(Ton)

Nilai

Ekspor

(000 US$)

Volume

Ekspor

(Ton)

Nilai

Ekspor

(000 US$)

Volume

Ekspor

(Ton)

2012 2013 2014

Amerika

Serikat 330 815 69 652 320 912 66 138 295 903 58 309

Jerman 116 879 50 978 122 103 60 419 84 459 37 977

Jepang 145 734 51 438 102 909 41 920 101 350 41 230

Page 23: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

5

Perumusan Masalah

Masalah yang dihadapi industri kopi Indonesia adalah produksi kopi

dalam negeri yang berfluktuasi dengan kecenderungan mengalami penurunan.

Selain itu masalah yang dihadapi juga disebabkan karena konsumsi kopi domestik

masih sangat rendah rata-rata yaitu sebesar 1 065 kg/tahun/kapital (Ditjenbun

2014). Rendahnya konsumsi domestik menyebabkan sebagian besar produksi kopi

di Indonesia diekspor ke pasar tujuan ekspor. Hal ini menyebabkan

ketergantungan terhadap pasar dunia terutama pasar tujuan ekspor utama semakin

besar. Pada tahun 2007-2014 produksi kopi Indonesia 55.4 persen diekspor ke luar

negeri dan hanya sekitar 44.6 persen yang digunakan untuk konsumsi domestik

( ICO 2015). Komoditas pertanian yang sangat tergantung pada pasar ekspor

umumnya lebih rentan dan berisiko lebih buruk dibandingkan dengan komoditas

yang mampu memiliki pangsa alternatif pasar domestik yang lebih besar (Arifin

2013).

Saat ini sebagian besar bentuk produk kopi yang mendominasi ekspor oleh

Indonesia ke pasar importir utama masih dalam bentuk mentah, yaitu kopi biji.

Kondisi ini mengakibatkan keunggulan berupa nilai tambah produk akhir dimiliki

oleh pasar importir dan seringkali pasar diimportir utama mampu menjadi penentu

harga seperti halnya yang terjadi di Indonesia. Hal ini menyebabkan

perkembangan perdagangan komoditas primer di Indonesia cenderung tidak stabil

dan sangat bergantung pada pasar-pasar konsumen. Fittner dan Kaplinsky (2001)

menyatakan bahwa pada perdagangan biji kopi sebesar 40 persen dikuasai

perusahaan-perusahaan multinasional. Kekuatan agen disetiap titik rantai

pemasaran kopi bersifat asimetri. Selain itu di pasar pengimpor terbentuk tiga

kekuatan yaitu pengimpor, pengolah dan pengecer yang bersaing untuk

mendapatkan keuntungan yang besar dalam rantai pemasaran dan berusaha

memberikan pendapatan tersebut sekecil mungkin kepada petani dan pedagangan

perantara atau pasar penghasil kopi.

Harga menjadi salah satu indikator untuk melihat tingkat efisiensi dari

rantai pemasaran pada suatu komoditi. Lebih jelasnya mengenai perkembangan

harga kopi di pasar Indonesia dan harga kopi di pasar tujuan ekspor utama yaitu

Amerika Serikat, Jepang, dan Jerman dapat dilihat pada Gambar 1. Berdasarkan

Gambar 1 terjadi disparitas harga antara harga ekspor kopi Indonesia dengan

harga impor kopi di pasar-pasar importir. Pada tahun 2005 rata-rata harga kopi di

pasar Amerika Serikat adalah sebesar $ 2.2/kg, di pasar Jerman sebesar $1.96/kg

dan di pasar Jepang sebesar $2.24/kg. Pada tahun 2011 terjadi peningkatan harga

kopi di pasar importir dengan rata-rata harga kopi $ 4.6/kg di pasar Amerika

Serikat, $ 4.18/kg di pasar Jerman dan $ 4.7/kg di pasar Jepang, sedangkan harga

kopi di pasar Indonesia pada tahun 2005 adalah sebesar $ 1.37/kg meningkat

pada tahun 2011 sebesar $ 2.46/kg. Peningkatan harga kopi di pasar importir lebih

tinggi daripada harga yang terbentuk di pasar Indonesia yaitu peningkatan harga

sebesar 106 persen di pasar Amerika, 113 persen di pasar Jerman, 112 persen di

pasar Jepang dari tahun 2005 sampai 2014, sedangkan di Indonesia terjadi

peningkatan harga sebesar 79 persen.

Berdasarkan pergerakan harga antara harga kopi di pasar importir

(Amerika Serikat, Jerman, dan Jepang) terhadap harga ekspor kopi di Indonesia

memiliki pola yang relatif sama. Akan tetapi terdapat beberapa bulan terjadi

Page 24: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

6

perbedaan pergerakan harga, seperti halnya yang terjadi pada bulan Januari

sampai Agustus 2014 yaitu harga impor kopi di pasar Importir cenderung

mengalami peningkatan, sedangkan pasar Indonesia harga cenderung mengalami

penurunan. Pada bulan April-September 2011, ketika terjadi kenaikan harga kopi

yang terjadi di pasar importir yaitu Amerika Serikat, Jerman, dan Jepang, harga

ekspor kopi di Indonesia lebih lambat merespon kenaikan harga tersebut. Harga

ekspor kopi di Indonesia mengalami harga tertinggi pada bulan Januari 2012. Hal

ini diduga terjadi perbedaan kecepatan penyesuaian harga (speed adjustment)

antara harga kopi di pasar importir terhadap harga kopi di Indonesia.

Sumber: International Trade Center (ITC) (diolah) 2015

Gambar 1 Pergerakan harga impor kopi di pasar tujuan ekspor utama dan harga

ekspor kopi di pasar Indonesia Januari 2005 - Desember 2014

Mengenai disparitas harga Conforti (2004) menjelaskan bahwa besarnya

disparitas harga dalam rantai pemasaran disebabkan oleh dua hal yaitu jalur

pemasaran yang panjang dan adanya penyalahgunaan kekuatan pasar (market

power). Keduanya akan menyebabkan margin yang terbentuk dari adanya

perdagangan kopi menjadi sangat besar dan tidak efisien. Semakin kecil tingkat

margin distribusi yang dihasilkan mengindikasikan bahwa para pelaku di jalur

distribusi tidak memiliki kekuatan pasar (market power) yang cukup untuk

membentuk harga (price maker), dengan kata lain pasar yang tercipta mengarah

pada model pasar persaingan sempurna. Sebaliknya semakin tinggi margin

distribusi mengindikasikan bahwa para pelaku di jalur distribusi memiliki market

power yang cukup untuk menetapkan harga di atas biaya marginalnya atau biaya

marginal ditambah dengan nilai keuntungan yang konstan. Hal ini menunjukkan

bahwa mereka berada pada pasar yang cukup terkonsentrasi.

Pergerakan harga mencerminkan kondisi perkembangan permintaan dan

penawaran, kekuatan dari sisi penawaran maupun permintaan memiliki pengaruh

terhadap perubahan dan fluktuasi harga di pasar dunia baik pasar eksportir maupun

0

1

2

3

4

5

6

Jan

-05

Jun

-05

No

p-0

5

Ap

r-0

6

Sep

-06

Feb

-07

Jul-

07

De

s-0

7

Me

i-0

8

Okt

-08

Mar

-09

Agu

st-0

9

Jan

-10

Jun

-10

No

p-1

0

Ap

r-1

1

Sep

-11

Feb

-12

Jul-

12

De

s-1

2

Me

i-1

3

Okt

-13

Mar

-14

Agu

st-1

4

US

$/k

g

Tahun USA Jerman Jepang Indonesia

Page 25: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

7

pasar importir. Dua pasar yang saling berhubungan akan terintegrasi secara

sempurna dan transmisi harga terjadi secara simetri. Apabila transmisi harga antar

kedua pasar tersebut tidak simetri maka dapat dapat indikasi adanya penyalahan

kekuatan pasar (market power). Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan

permasalahan dalam penelitian ini secara spesifik adalah

1. Bagaimana analisis transmisi harga antara harga ekspor kopi Indonesia dengan

pasar pasar tujuan ekspor utama kopi Indonesia (Amerika Serikat, Jerman dan

Jepang)?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pembentukan harga ekspor kopi di

tingkat eksportir Indonesia ?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang diuraikan, maka

tujuan penelitian ini adalah untuk

1. Menganalisis transmisi harga antara harga ekspor kopi di Indonesia dengan

pasar tujuan ekspor utama yaitu Amerika Serikat, Jerman dan Jepang.

2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan harga ekspor

kopi di Indonesia.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak.

1. Bagi penulis diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan serta pemahaman

tentang perdagangan kopi di pasar dunia.

2. Bagi akademisi penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk

penelitian selanjutnya.

3. Bagi pemerintah dan eksportir diharapkan penelitian menjadi informasi untuk

memajukan industri kopi dalam negeri.

Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini difokuskan untuk mengkaji transmisi harga kopi antara pasar

Indonesia dengan pasar tujuan ekspor utama (Amerika Serikat, Jerman dan

Jepang). Jenis data yang digunakan adalah data deret waktu atau time series

dengan rentang waktu dari Januari 2005 hingga Desember 2014, data yang

dianalisis dalam bentuk bulanan (Monthly). Asimetri harga yang dianalisis adalah

asimetri dari segi kecepatan penyesuaian (speed adjustment). Metode yang

digunakan untuk menganalisis transmisi harga adalah dengan menggunakan

Asymmetric Error Correction Model (AECM). Selain itu juga menggunakan

Error Correction Model (ECM) untuk menganalisis faktor-faktor pembentukan

harga ekspor kopi di pasar Indonesia.

Page 26: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

8

Keterbatasan penelitian ini mencakup :

1. Jenis kopi yang dianalisis adalah HS 090111 yaitu kopi biji mentah, tidak

menganalisis jenis kopi olahan seperti roaster, soluble dan lain-lain.

2. Pengamatan ini menggunakan kopi secara agregat tidak membedakan jenis

kopi yaitu robusta dan arabika. Selain itu tidak dibedakan jenis kopi

berdasarkan kualitasnya atau mutunya.

3. Penelitian ini tidak menganalisis asimetri harga berdasarkan magnitude atau

besaran.

4. Data harga kopi yaitu harga ekspor kopi di pasar Indonesia dan harga kopi

pasar-pasar pasar tujuan ekspor utama (Amerika Serikat, Jerman dan Jepang)

yang digunakan adalah rasio antara nilai ekspor dengan volume ekspor.

Page 27: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

9

2 TINJAUAN PUSTAKA

Kerangka Teoritis

Integrasi Pasar dan Transmisi Harga

Harga merupakan indikator utama yang dapat mencerminkan tingkat

efisiensi suatu pasar. Beberapa analisis kuantitatif dapat digunakan untuk melihat

efisiensi penetapan harga adalah (1) integrasi pasar, (2) transmisi harga, dan (3)

marjin pemasaran (Bressler dan King 1970). Analisis integrasi pasar dan transmisi

harga merupakan salah satu indikator untuk mengetahui efisiensi pasar.

Pengetahuan tentang integrasi pasar akan dapat bermanfaat untuk mengetahui

kecepatan respon pelaku pasar terhadap perubahan harga sehingga dapat

dilakukan pengambilan keputusan secara tepat. Dua buah pasar yang terintegrasi

akan membentuk harga keseimbangan yang berkaitan secara langsung.

Asmarantaka (2009) menyatakan bahwa integrasi pasar merupakan suatu

ukuran yang menunjukkan seberapa besar perubahan harga yang terjadi di pasar

acuan akan menyebabkan terjadinya perubahan pada pasar pengikutnya. Dua

tingkatan pasar dikatakan terpadu atau terintegrasi jika perubahan harga pada

salah satu tingkat pasar disalurkan atau ditransfer ke pasar lain. Dalam struktur

pasar persaingan sempurna, perubahan harga pada pasar acuan akan ditransfer

secara sempurna ke pasar pengikut. Integrasi pasar akan tercapai jika terdapat

informasi pasar yang memadai dan disalurkan dengan cepat ke pasar lain.

Pada dasarnya analisis integrasi pasar dapat dibedakan menjadi dua

integrasi yaitu integrasi vertikal dan integrasi spasial. Menurut Goodwin (2006)

tingkat transmisi harga pada satu rantai pemasaran dapat menjadi petunjuk kinerja

dari setiap level/lembaga pemasaran yang berada dalam rantai pemasaran tersebut.

Suatu rantai pemasaran dikatakan efisien dan terintegrasi secara vertikal apabila

pola interaksi harga antara level hanya tergantung pada biaya produksinya.

Dengan kata lain, perubahan harga pada suatu level pemasaran akan

ditransformasikan kepada level pemasaran lainnya secara sama.

Transmisi harga spasial yaitu bagaimana harga di pasar domestik

melakukan penyesuaian dengan harga pasar yang terpisah secara spasial yaitu

terpisah secara dengan wilayah atau pasar melakukan penyesuaian dengan harga

dunia. Selain itu jika terjadi perdagangan antara dua wilayah, kemudian harga di

wilayah yang mengimpor komoditi sama dengan harga di wilayah yang

mengekspor komoditi, ditambah dengan biaya transportasi yang timbul karena

perpindahan diantara keduanya maka dapat dikatakan keduanya terjadi integrasi

spasial (Ravalion, 1986).

Asimetri Harga

Transmisi harga dikatakan tidak simetri apabila terdapat perbedaan

respon harga antara shock harga positif (pada saat kenaikan harga) dengan shock

harga negatif (saat terjadi penurunan harga). Beberapa faktor yang menyebabkan

asimetri harga, (1) terjadi karena adanya kompetisi yang tidak sempurna,

Page 28: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

10

misalnya adanya lag informasi, promosi dan konsentrasi pasar (Henderson dan

Quant 1980), dan (2) adanya respon kekuatan pasar pada pasar persaingan tidak

sempurna yang dicirikan oleh peranan price leadership oleh pembeli utama

maupun penjual utama (Von Cramon dan Taubadel 1997).

Menurut Meyer dan Taubadel (2004) yang menyebabkan asimetri pada

kasus transmisi harga dapat diklasifikasikan dengan 3 kriteria

a b

c

Sumber : Meyer dan Von Cramond Taubadel (2004)

Gambar 2 Transmisi harga tidak simetri dari sisi kecepatan dan besaran

(1) Asimetri harga vertikal dan spasial

Kriteria yang pertama transmisi harga tidak simetri yang terjadi secara

vertikal atau spasial.Transmisi harga vertikal terjadi antar level pemasaran dalam

satu rantai, sedangkan transmisi harga spasial terjadi antar pasar yang berbeda

lokasi geografisnya.Transmisi harga spasial yang tidak simetri dapat dicontohkan

melalui perbedaan respon harga domestik terhadap perubahan harga kopi di pasar

dunia yaitu dimana kenaikan harga dunia lebih cepat dan lebih sempurna diadopsi

oleh harga domestik dibandingkan saaat terjadi penurunan harga dunia.

(2) Asimetri harga berdasarkan kecepatan (speed) dan besaran (magnitude)

Asimetri harga kriteria yang kedua kondisi transmisi harga yang tidak

simetri dari sisi kecepatan waktu dan besaran penyesuaian harga. Fenomena

asimetri terjadi apabila shock harga disalah satu pasar tidak dengan segera

ditransmisikan oleh pasar lainnya. Sementara dari sisi besaran fenomena asimetri

terjadi pada saat shock harga disuatu pasar tidak ditransmisikan secara penuh oleh

pasar lainnya. Kondisi transmisi harga tidak simetri dari sisi kecepatan waktu dan

besaran dapat dilihat pada Gambar 2

Berdasarkan Gambar 2 simbol Pout

adalah harga output dan Pin

adalah

harga input, diasumsikan Pout

tergantung pada Pin

. Gambar 2a diasumsikan

sumber shock harga pada Pin

terjadi perbedaan respon dari sisi besaran

penyesuaian harga pada pout

antara shock positif dengan shock negatif yang terjadi

di Pin

. Pada saat terjadi shock positif atau kenaikan harga di pin

, maka harga

Page 29: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

11

output atau Pout

akan mentransmisikan shock tersebut secara sempurna dimana

kenaikan harga yang terjadi di Pout

sama dengan kenaikan harga yang terjadi di Pin

.

Pada saat terjadi shock negatif di Pin

, penurunan harga yang terjadi di Pout

tidak

terjadi sempurna yaitu hanya setengah dari shock negatif di Pin

yang

ditransmisikan oleh Pout

. Gambar 2b menjelaskan transmisi yang tidak simetri dari

sisi kecepatan waktu penyesuaian. Saat terjadi kenaikan harga di Pin

pada waktu t1,

Pout

akan segera melakukan penyesuaian pada waktu yang sama. Pada saat Pin

terjadi penurunan harga Pout

tidak dengan segera merespon penurunan harga

tersebut melainkan terdapat lag selama n, sehingga shock negatif di Pin

baru akan

ditransmisikan di P out

pada waktu t 1+n.

Gambar 2c menjelaskan transmisi yang tidak simetri dari sisi kecepatan

waktu dan besaran. Kenaikan harga yang terjadi di Pin

pada waktu t1 tidak

ditransmisikan seluruhnya pada waktu yang sama, melainkan hanya setengahnya.

Pada waktu t2 barulah seluruh shock positif di pin

ditransmisikan secara sempurna.

Pada saat terjadi penurunan harga pada waktu yang sama di Pin

proses transmisi

dilakukan pada waktu yang lebih lama dibandingkan saat terjadi shock positif,

yaitu pada waktu t3. Respon penurunan harga yang terjadi di Pout

pun tidak sebesar

penurunan harga yang terjadi di Pin

. Hal ini mengambarkan bahwa terjadi

transmisi yang tidak sempurna dari sisi kecepatan waktu dan besaran penyesuaian

yang ditunjukan oleh Pout

saat terjadi shock negatif di Pin

.

(3) Asimetri harga positif dan negatif

Transmisi tidak simetri yang positif adalah kondisi dimana shock positif

atau ketika terjadi kenaikan harga akan direspon secara lebih cepat dan lebih

sempurna dibandingkan pada saat terjadi shock negatif yaitu ketika terjadi

penurunan harga. Sebaliknya transmisi tidak simetri yang negatif adalah situasi

dimana shock negatif akan lebih cepat atau lebih sempurna direspon dibandingkan

shock positif. Gambar 3a menjelaskan bahwa ketika Pin

naik maka Pout

akan

merespon dengan kecepatan dan besaran yang sama. Akan tetapi ketika Pin

turun

maka Pout

tidak akan merespon dengan kecepatan dan besaran yang sama maka

disebut asimetri positif. Sebaliknya ketika Pin

turun, maka Pout

akan merespon

dengan kecepatan dan besaran yang sama. Sebaliknya jika Pout

merespon dengan

kecepatan dan besaran yang sama ketika Pin

turun dibandingkan ketika Pin

naik

maka disebut asimetri negatif (Gambar 3b)

a b

Sumber : Meyer dan Von Cramond Taubadel (2004)

Gambar 3 Asimetri harga berdasarkan kriteria positif dan negatif

Page 30: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

12

Penyebab Asimetri harga

Fenomena transmisi harga tidak simetri sebagian besar disebabkan oleh

karena adanya penyalahgunaan kekuatan pasar (market power) (Von Cramon-

Taubadel 1997; McCorriston 2002; Vavra dan Goodwin 2005). Selain itu adanya

asimetri harga disebabkan adanya biaya transaksi yang akan menyebabkan

transmisi harga antar pasar menjadi tidak simetri, meskipun pasar tersebut berada

pada persaingan sempurna (Zachariasse dan Bunte 2003)

Von Cramon-Taubadel (1997) menyatakan beberapa faktor yang

menyebabkan asimetri harga, (1) perusahaan menghadapi perbedaan biaya

penyesuaian (adjustment cost) yaitu baik itu ketika harga naik maupun ketika

harga turun (Bailey dan Brorsen 1989), contohnya persaingan harga antara

lembaga pemasaran harga meningkat lebih cepat ketika terjadi peningkatan

permintaan. Akan tetapi ketika permintaan turun respon harga turun lebih lambat ,

dan (2) terjadi hubungan asimetri karena adanya penyalahgunaan kekuatan pasar

(market power)

Asimetri harga secara teoritis dalam hubungannya dengan karakteristik

kompetisi yang tidak sempurna, misalnya adanya lag informasi, promosi dan

konsentrasi pasar (Henderson dan Quant 1980). Beberapa faktor lainnya yaitu, (1)

masing-masing perusahaan akan menyikapi secara berbeda dalam penyesuaian

biaya tergantung apakah sedang naik atau sedang turun, (2) pelaku pemasaran

menahan barangnya pada saat naik karena takut kehabisan stok, (3) respon

kekuatan pasar pada pada pasar persaingan tidak sempurna yang dicirikan oleh

peranan price leadership baik oleh pembeli utama maupun penjual utama (Von

Cramon-Taubadel 1997), dan (4) Adanya intervensi pemerintah, misalnya adanya

subsidi harga (Kinnucan dan Forker 1987 ).

Meyer dan Von Cramon-Taubadel (2004), menyatakan bahwa tidak

terjadinya transmisi harga antara dua level pasar yang berbeda dalam satu rantai

pemasaran disebabkan oleh pasar yang tidak kompetitif. Untuk komoditas

pertanian persaingan yang tidak sempurna di rantai pemasaran (marketing chain)

membuka ruang bagi middleman untuk melakukan penyalahgunaan kekuatan

pasar yang dimilikinya (abuse of market power).

Kekuatan Pasar dan Struktur Pasar Persaingan Tidak Sempurna

Sebagian besar literatur ekonomi menyebutkan bahwa struktur pasar

persaingan yang tidak sempurna menjadi faktor utama penyebab transmisi harga

yang tidak simetri (McCoriston 2002). Menurut Zachariasse dan Bunte (2003),

menyebutkan bahwa dalam pasar oligopoli atau oligopsoni terdapat

interdependence atau pelaku usaha yang dapat menyebabkan lag pada proses

penyesuaian harga. Sebagai contoh apabila terjadi kenaikan harga input maka

seluruh pelaku usaha akan dengan segera menyesuaikan harga sebagai sinyal

bahwa tidak ada perjanjian yang dilanggar, sementara pada saat terjadi penurunan

harga input, pelaku usaha akan saling menunggu reaksi pesaingnya untuk

menghindari sanksi yang diterapkan pesaingnya dalam bentuk perang harga.

Fenomena ini lebih cenderung terjadi apabila penyalahgunaan kekuatan pasar

(market power) antar pelaku usaha dalam suatu pasar tidak sama atau biasa

Page 31: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

13

disebut dengan pola price leadership-price follower (Meyer dan Von-Cramon

Taubadel 2004)

Bailey dan Brorsen (1989) menambahkan bahwa transmisi harga tidak

simetri akan berjalan secara positif atau negatif tergantung dari reaksi dari

persaingnya, apabila suatu perusahaan percaya bahwa tidak ada satu pun

persaingnya akan dengan cepat merespon, maka yang terjadi adalah transmisi

harga tidak simetri yang negatif. Apabila perusahaan percaya bahwa pesaingnya

akan lebih bereaksi terhadap kenaikan harga dibandingkan penurunan harga maka

transmisi harga tidak simetri yang terjadi adalah positif.

Meyer dan Von-Cramon Taubadel (2004) menambahkan bahwa pada

struktur pasar oligopoli, transmisi harga tidak simetri dapat terjadi secara positif

maupun negatif, tergantung pada struktur dan perilaku pasar, sementara pada

pasar monopoli transmisi harga tidak simetri yang terjadi lebih akan mengarah

pada bentuk positif daripada negatif.

Biaya Penyesuaian

Kekakuan dalam proses penyesuaian harga antara pasar Indonesia dan pasar

dunia dapat juga disebabkan adanya sejumlah tambahan biaya yang harus

dikeluarkan oleh pelaku usaha untuk menyesuaikan harganya. Dalam ilmu

ekonomi biaya tersebut dikenal dengan adjustment cost atau biaya penyesuaian

yaitu biaya yang digunakan untuk melakukan perubahan label dan katalog, biaya

periklanan serta biaya lain yang harus dikeluarkan untuk menyampaikan

perubahan harga kepada para kilen (Meyer dan Von-Cramon Taubadel 2004)

Menurut Bailey dan Brorsen (1989) sebuah pasar/perusahaan akan

menghadapi adjustment cost yang berbeda ketika harga naik maupun ketika harga

turun, contoh ketika terjadi peningkatan harga komoditas akan lebih cepat

direspon daripada ketika terjadi penurunan harga atau disebut juga negative

asymmetric. Menurut Ball dan Mankiw (1994); Buckle dan Carlson (1996)

menyatakan bahwa asimetri harga terjadi akibat biaya penyesuaian juga dapat

terjadi akibat adanya inflasi.

` Menurut McCorristos (2000) menyatakan bahwa perbedaan mendasar

antara transmisi harga yang disebabkan oleh kekuatan pasar (Market Power)

dibandingkan dengan adjustment cost adalah hal waktu. Biaya penyesuaian

(adjustment cost) yang besar hanya akan terjadi dalam jangka pendek, sehingga

sifatnya hanya menunda proses transmisi atau penyesuaian harga. Pada jangka

panjang akan terjadi penyesuaian harga yang sempurna atau harga kembali simetri

(McCorriston 2000). Sementara asimetri yang disebabkan oleh penyalahgunaan

kekuatan pasar (market power) dapat bertahan dalam waktu yang lama, karena

tidak hanya berpengaruh dari sisi time of adjustment atau waktu penyesuaian

tetapi juga mempengaruhi magnitude of adjustment (penyesuaian dari segi arah)

(Meyer dan von Cramon Taubadel 2004).

Page 32: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

14

Penelitian terdahulu

Transmisi Harga dan Integrasi Pasar

Penelitian yang membahas mengenai transmisi harga kopi telah banyak

dilakukan baik di tingkat nasional maupun international. Kirnovos (2004) dalam

penelitian tentang transmisi harga dan integrasi pasar kopi di dunia ke pasar lokal

di pasar-pasar eksportir kopi (Brazil, Ethiopia, Kenya, Kolombia dan Mexico)

sebelum dan sesudah reformasi perdagangan menggunakan analisis kointegrasi

dan Error Correction Model (ECM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pangsa harga eksportir di pasar dunia meningkat setelah adanya liberalisasi

perdagangan. Terdapat integrasi yang kuat antara pasar domestik dan pasar dunia

setelah adanya liberalisasi perdagangan dibandingkan sebelum adanya liberalisasi

perdagangan. Hasil analisis menggunakan model ECM menyimpulkan bahwa

pada jangka pendek terjadi peningkatan transmisi harga antara pasar dunia

terhadap pasar eksportir, sehingga harga domestik lebih cepat menyesuaikan

fluktuasi harga dunia setelah adanya liberalisasi perdagangan dibandingkan

sebelum adanya reformasi.

Penelitian serupa juga dilakukan oleh Mohan dan Russel (2008) yaitu

meneliti tentang perdagangan kopi di pasar Brazil, Guatemala dan India setelah

dan sebelum liberalisasi perdagangan. Pada penelitian tersebut jenis kopi yang

dianalisis adalah jenis kopi arabika. Hasil penelitian menyimpulkan pada jangka

panjang terdapat kointegrasi atau hubungan jangka panjang antara harga kopi

arabika di pasar produsen dengan harga yang terbentuk di pasar dunia. Setelah

terjadi liberalisasi perdagangan kopi pada 1980-an, akibat bubarnya International

Coffee Agreement (ICA) menyebabkan pangsa pasar (share) pasar produsen

(Brazil, Guatemala dan India) meningkat di pasar dunia.

Penelitian Kustiari (2007) tentang integrasi kopi Indonesia terhadap kopi

di pasar dunia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga kopi di tingkat petani

baik robusta dan arabika terintegrasi dengan harga di pasar dunia perubahan harga

yang terjadi di pasar dunia ditransmisikan ke harga di tingkat petani secara simetri.

Harga kopi robusta menyesuaikan keseimbangan jangka panjang relatif lebih

lambat karena harga kopi robusta lebih fluktuatif dibandingkan harga kopi arabika,

sehingga resiko perubahan perdagangan kopi robusta lebih tinggi dibandingkan

kopi arabika.

Penelitian serupa juga dilakukan oleh Hutabarat (2006) meneliti tentang

analisis saling pengaruh harga kopi Indonesia dan pasar dunia. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa harga eceran kopi di Jepang cenderung lebih tinggi

dibandingkan harga-harga di pasar konsumen, seperti Amerika Serikat, Jerman,

Italia dan Belanda. Harga eceran di AS dan Belanda cenderung memiliki pola

yang sama, sedangkan harga eceran kopi di Jerman memiliki pola yang hampir

sama dengan di Belanda dan harga eksportir Indonesia. Hasil kointegrasi

menunjukkan bahwa pada jangka panjang harga ditingkat petani di Lampung,

Jawa Timur maupun harga ekspor kopi di Indonesia keseluruhan berkointegrasi

dengan harga konsumen di Jepang, AS, Jerman, Italia, dan Belanda.

Muzendi (2014) meneliti tentang integrasi pasar dan dampak kebijakan

non tarif terhadap permintaan ekspor dan daya saing kopi Indonesia di pasar

dunia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola perubahan harga ekspor kopi

Page 33: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

15

Indonesia mengikuti perubahan di pasar dunia yaitu pengaruh dari pasar-pasar

pengeskpor maupun pengimpor. Pengujian kointegrasi menunjukkan bahwa pada

jangka panjang harga kopi Indonesia terintegrasi dengan pasar importir dan

eksportir utamanya. Variabel yang memberikan pengaruh signifikan pada jangka

panjang adalah harga impor kopi (Amerika Serikat dan Malaysia) serta harga

ekspor kopi Brazil dan Vietnam. Analisis hubungan jangka pendek dengan ECM

menunjukkan harga ekspor kopi Indonesia terintegrasi dengan pasar importir

maupun eksportir utama, dimana kecepatan penyesuaian ke keseimbangan 87.33

persen pada pasar importir dan 65.33 persen pasar pasar eksportir. Variabel yang

signifikan mempengaruhi harga ekspor kopi Indonesia pada jangka pendek adalah

harga impor kopi di (Amerika Serikat, Malaysia, dan Singapura) serta harga

ekspor kopi Brazil dan Vietnam.

Hasil penelitian Purwadi (2006) menunjukkan bahwa harga kopi robusta

Indonesia berperan sebagai price leader pergerakan harga kopi di pasar dunia baik

pergerakan harga di pasar eksportir utama Brasil dan Vietnam maupun pergerakan

harga di pasar importir utama USA, Jerman dan Jepang. Pada keseimbangan

jangka panjang harga kopi di Indonesia menjadi acuan pergerakan harga di pasar

dunia. Namun kondisi ini tidak berarti Indonesia mampu mendikte dan

menetapkan harga kopi di pasar dunia.

Penelitian asimetri harga telah dilakukan oleh beberapa peneliti Gomez

dan Koerner (2009) meneliti tentang asimetri harga kopi di pasar Perancis, Jerman

dan Amerika Serikat terhadap harga kopi dunia dengan menggunakan model

AECM (Asymmetric Error Correction Model) yang dikembangkan oleh Von

Cramond-Taubadel dan Loy (1996). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada

jangka panjang tidak terjadi asimetri harga antara harga kopi dunia dan harga kopi

ditingkat retail yaitu di Amerika Serikat, Perancis dan Jerman. Akan tetapi pada

jangka pendek terjadi asimetri harga antara pasar-pasar tersebut, contoh di Jerman

menurunnya harga dunia ditransmisikan dengan cepat oleh harga kopi retail di

Jerman daripada penurunan harga kopi. Berbeda halnya dengan USA dimana

kenaikan harga dunia ditransmisikan dengan cepat oleh harga kopi retail di

Amerika Serikat daripada harga kopi naik.

Analisis Transmisi Harga

Analisis asimetri harga untuk produk pertanian pertama kali dilakukan oleh

Tweeten dan Quance (1967) dalam ( Meyer dan Von Cramon-Taubadel 2004)

yang menggunakan teknik variabel dummy. Kemudian model tersebut

dimodifikasi oleh Houck (1977) yaitu dengan mengeluarkan observasi awal

karena level observasi yang pertama dinilai tidak memiliki kekuatan penjelasan

bebas. Penelitian dengan menggunakan metode Houck dalam (Meyer dan Von

Cramon-Taubadel 2004) telah dilakukan oleh beberapa peneliti yaitu Kinnucan

dan Forker (1987) yaitu menganalisis asimetri harga pada industri susu di

Amerika Serikat. Aguiar dan Santana (2005) yaitu meneliti tentang transmisi

harga asimetri untuk tomat, buncis , bawang, susu bubu, beras, dan kopi di Brazil.

Metode Houck dianggap tidak sesuai apabila terdapat hubungan

kointegrasi antara dua series data harga. Von Cramon-Taubadel dan Loy (1996)

dalam Meyer dan Von Cramond-Taubadel mengusulkan pendekatan ECM lebih

valid untuk digunakan untuk pengujian asimetri harga. Von Cramon-Taubadel dan

Page 34: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

16

Loy (1996) merupakan yang pertama mengenalkan konsep kointegrasi dalam

model transmisi harga tidak simetri dengan menggunakan konsep Error

Correction Model (ECM). Prinsip utama model ini adalah dengan melihat

signifikansi penyimpangan (error) dari model keseimbangan jangka panjangnya.

Pada konsep kointegrasi dua series harga dikatakan terkointegrasi apabila

pergerakan di salah satu series harga diikuti dengan pergerakan harga di series

lainnya secara sempurna, apabila terdapat pergerakan harga yang menyimpang

maka akan dimasukkan sebagai bentuk Error Correction Term/ ECT.

Pada analisa transmisi harga dengan metode ECM dipisahkan ECT antara

bentuk positif dengan bentuk negatif. ECT positif menunjukkan kondisi

penyimpangan di atas garis keseimbangan jangka panjang. Sementara ECT

negatif menunjukkan kondisi penyimpangan di bawah garis keseimbangan jangka

panjangnya. Acquah dan Onumah (2010) menyebutkan bahwa penggunaan

metode ECM lebih disarankan dibandingkan metode Houck yang konvensional.

Meskipun demikian (Meyer dan Von Cramon-Taubadel 2004) menyebutkan

bahwa analisa transmisi harga dengan menggunakan ECM hanya dapat

menggambarkan pola asimetri dari sisi waktu penyesuaian. Hal ini disebabkan

analisa kointegrasi dan ECM merupakan bentuk keseimbangan jangka panjang,

sehingga apabila transmisi harga tidak simetri terjadi dari sisi besaran penyesuaian

maka data tidak akan saling terkointegrasi.

Penelitian dengan menggunakan metode AECM telah dilakukan oleh

beberapa peneliti Rezity dan Panagopoulos (2006) meneliti tentang transmisi

harga tanaman pertanian di Yunani. Pada penelitian ini menggunakan metode

analisis ECM dan GETS (LSE-Hendry General to Specific Model) untuk

menganalisis asimetri harga. Gomez dan Koerner (2009) menganalisis tentang

asimetri harga antara harga kopi di pasar importir utama (Perancis, Jerman dan

Amerika Serikat) terhadap harga kopi dunia. Model analisis yang digunakan pada

penelitian tersebut yaitu dengan menggunakan metode analisis AECM

(Asymmetric Error Correction Model). Vavra dan Goodwin (2005) meneliti

tentang transmisi harga industri pertanian. Pada penelitian ini menggunakan ECM

yang dikembangkan oleh Von Cramon Taubadel dan Loy (1996) untuk

menganalisis asimetri harga.

Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Harga

Harga yang terbentuk untuk suatu komoditas merupakan hasil interaksi

antara penjual dan pembeli. Harga yang terjadi sangat dipengaruhi oleh kuantitas

barang yang ditransaksikan. Sisi pembeli (demand) semakin banyak barang yang

ingin dibeli akan meningkatkan harga. Sementara dari sisi penjual (supply)

semakin banyak barang yang akan dijual akan menurunkan harga. Banyak faktor

yang dapat mempengaruhi perilaku permintaan maupun penawaran dalam

interaksi pembentukan harga. Namun untuk komoditas pangan atau pertanian

pembentukan harga disinyalir lebih dipengaruhi oleh sisi penawaran (supply

shock) dibandingkan sisi permintaan (demand shock). Sisi penawaran lebih

berpengaruh karena sisi permintaan cenderung lebih stabil dibandingkan sisi

penawaran yaitu mengikuti perkembangan trennya. Faktor-faktor yang

mempengaruhi sisi penawaran komoditas pangan atau pertanian cenderung sulit

untuk dikontrol (Pratowo 2008)

Page 35: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

17

Firmansyah (2006) menyatakan bahwasanya faktor-faktor fundamental

yang menentukan harga kopi antara lain produksi, konsumsi, dan stok. Menurut

Gilbert dan Morgan (2010) harga pangan meningkat disebabkan oleh produksi

dan konsumsi. Sisi permintaan berpotensi meningkatkan harga komoditas

pertanian walaupun derajatnya relatif rendah dibandingkan tekanan dari sisi

penawaran. Sumber utama peningkatan permintaan komoditas pangan adalah

peningkatan jumlah penduduk dan pendapatan. Namun untuk pasar maju income

effect terhadap permintaan komoditas pertanian relatif kecil bila dibandingkan

dengan pasar berkembang yang mempunyai income elasticity lebih tinggi. Faktor-

faktor yang mempengaruhi sisi penawaran komoditas pangan/pertanian cenderung

sulit untuk dikontrol (Tomek 2000).

Dewi (2011) analisis kontrak berjangka OLEIN di bursa berjangka Jakarta.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

pergerakan harga OLEIN di pasar berjangka adalah tingkat suku bunga Indonesia,

return nilai tukar USD/Rp, dan return CPO sebesar 66 persen. Sisanya sebesar 34

persen dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak digunakan didalam model.

Variabel tersebut diindikasikan yaitu faktor musim, faktor makro ekonomi luar

negeri, dan faktor psikologis investor.

Fitrianti (2009) menyimpulkan bahwa kenaikan harga minyak mentah

berpengaruh terhadap pembentukan harga karet terutama pada bursa SICOM,

TOCOM dan AFET. Karet merupakan bahan baku ban yang juga dapat

diproduksi dari minyak mentah. Selain itu faktor nilai tukar juga menjadi faktor

yang ikut mempengaruhi harga karena perdagangan dunia karet alam biasanya

dilakukan dalam dolar Amerika. Aklimawati (2013) menyatakan bahwa harga

terbentuk sebagai akibat interaksi secara simultan antara kekuatan permintaan dan

penawaran. Faktor-faktor yang menentukan pembentukan harga ekspor kakao

adalah produksi, stok, dan nilai tukar mata uang.

Berdasarkan studi-studi terdahulu yang sebagian besar menganalisis

integrasi pasar dengan menggunakan metode VECM atau ECM. Pada penelitian

menganalisis transmisi harga yang tidak simetri (asimetri) dari segi kecepatan

penyesuaian waktu dengan menggunakan metode AECM (Assymmetric Error

Correction Model) yaitu dengan cara memisahkan antara ketika harga naik

maupun ketika harga turun, sehingga dapat diketahui asimetri harga baik pada

jangka panjang maupun pada jangka pendek. Selain itu pada penelitian juga

menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan harga ekspor kopi

di Indonesia.

Kerangka Konseptual

Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang sebagian besar di

ekspor ke pasar dunia. Hal ini menyebabkan ketergantungan harga ekspor kopi di

Indonesia terhadap pasar tujuan ekspor semakin tinggi. Ketergantungan terhadap

pasar dunia mengakibatkan harga kopi Indonesia akan berfluktuasi akibat

fluktuasi harga yang terjadi di pasar dunia.

Sebagian besar ekspor kopi Indonesia ke pasar tujuan ekspor masih dalam

bentuk biji mentah. Hal ini menyebabkan nilai tambah yang produk akhir dimiliki

oleh pasar importir dan seringkali pasar importir utama mampu menjadi penentu

Page 36: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

18

harga, sehingga menyebabkan perkembangan perdagangan komoditas primer di

Indonesia cenderung tidak stabil dan sangat tergantung terhadap pasar-pasar

konsumen. Selain itu berdasarkan pangsa pasar ekspor Indonesia ke pasar tujuan

ekspor utama yaitu Amerika Serikat, Jepang dan Jerman masih kecil apabila

dibandingkan dengan pasar-pasar eksportir utama lainnya contohnya Brazil dan

Vietnam. Hal ini menyebabkan posisi Indonesia sebagai small country

menyebabkan pasar kopi di Indonesia berperan sebagai price taker terhadap

perubahan harga yang terjadi di pasar importir.

Pasar-pasar importir utama mempunyai kekuatan pasar untuk menjadi

penentu harga. Hal ini menyebabkan transmisi harga yang terjadi diduga terjadi

secara asimetri karena pasar-pasar importir mempunyai kekuatan pasar (market

power) untuk dapat menekan dan mendikte harga ekspor kopi di Indonesia. Selain

itu terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi harga ekspor kopi di Indonesia

meliputi harga kopi di pasar eksportir utama kopi (Brazil dan Vietnam), harga

kopi di pasar importir utama (Amerika Serikat, Jerman dan Jepang), nilai tukar

dan volume ekspor kopi di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan

untuk menganalisis transmisi harga antara harga ekspor kopi di Indonesia dengan

harga impor kopi di pasar tujuan ekspor utama yaitu (Amerika Serikat, Jerman,

dan Jepang) dengan menggunakan Asymmetric Error Correction Model (AECM).

Selain itu penelitian juga menganalisis faktor-faktor pembentukan harga ekspor

kopi di Indonesia dengan menggunakan model Error Correction Model (ECM).

Page 37: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

19

Gambar 3 Kerangka Pemikiran

ekspor kopi Indonesia impor kopi pasar

(Amerika Serikat,

Jepang dan Jerman

analisis faktor-faktor

yang menentukan

pembentukan harga

analisis transmisi harga

menggunakan analisis

AECM

menggunakan

analisis ECM

harga ekspor kopi

Indonesia harga impor kopi

pasar importir

Fakta dan masalah penelitian:

1. ketergantungan yang tinggi terhadap pasar tujuan ekspor karena

konsumsi kopi Indonesia kecil.

2. pangsa pasar ekspor kopi Indonesia ke pasar tujuan ekspor kecil,

sehingga menyebabkan Indonesia bertindak sebagai price taker

(penerima harga)

3. pasar-pasar pasar tujuan ekspor utama mempunyai kekuatan pasar

(Market Power) dalam menekan dan mendikte harga ekspor kopi di

Indonesia

Page 38: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

20

Hipotesis

1. Terjadi asimetri harga antara harga ekspor kopi di Indonesia dengan harga

impor kopi di pasar tujuan ekspor utama yaitu (Amerika Serikat, Jerman dan

Jepang)

2. Faktor yang mempengaruhi pembentukan harga ekspor kopi di Indonesia

a. Harga kopi di pasar importir utama Amerika Serikat, Jepang, dan Jerman

diduga berpengaruh positif terhadap harga kopi Indonesia, artinya kenaikan

harga impor kopi di Amerika Serikat akan menyebabkan kenaikan harga

ekspor kopi di Indonesia.

b. Harga kopi di pasar eksportir utama kopi yaitu Brazil dan Vietnam

berpengaruh positif terhadap harga ekspor kopi di Indonesia, artinya ketika

terjadi kenaikan harga kopi di pasar Brazil dan Vietnam akan menyebabkan

kenaikan harga ekspor kopi di Indonesia.

c. Nilai tukar riil berkorelasi positif terhadap harga ekspor kopi Indonesia,

kenaikan nilai tukar riil akan menyebabkan kenaikan harga kopi domestik.

Meningkatnya harga kopi domestik akan menyebabkan meningkatnya

harga ekspor kopi di Indonesia.

d. Volume ekspor kopi pasar Indonesia diduga berpengaruh negatif terhadap

harga kopi di pasar eksportir Indonesia, yaitu meningkatnya volume ekspor

kopi di Indonesia akan menyebabkan kelebihan penawaran kopi di pasar

dunia, sehingga menyebabkan harga kopi di pasar dunia akan turun,

menurunnya harga kopi di pasar dunia menyebabkan harga kopi di pasar

Indonesia juga akan turun.

Page 39: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

21

3 METODOLOGI PENELITIAN

Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini berdasarkan data sekunder yang bersumber dari laporan,

jurnal, website dan dokumen yang dipublikasikan oleh lembaga dalam dan luar

negeri. Data yang digunakan merupakan data time series harga biji kopi dengan

HS 090111. Periode data yang digunakan adalah selama 120 bulan atau selama 10

tahun, yaitu dari bulan Januari 2005-Desember 2014. Data yang dianalisis berupa

data volume dan nilai ekspor kopi eksportir utama (Indonesia, Brazil, dan

Vietnam), volume dan nilai impor kopi di pasar importir utama kopi (Amerika

Serikat, Jerman dan Jepang), nilai tukar rupiah. Sumber data diperoleh dari Trade

Map/ITC, Trading Economic, Kementrian Perdagangan, Bank Indonesia, dan

instansi lainnya. Akan tetapi mengingat data harga kopi di negara eksportir

maupun negara importir yang tidak tersedia, maka penentuan harga dihitung dari

pembagian antara nilai dan volume ekspor kopi yang diperoleh dari Internasional

Trade Center (Trade Map).

Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Analisis transmisi harga yaitu dengan menggunakan Asymmetric Error

Correction Model (AECM)

2. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan harga ekspor kopi di

Indonesia menggunakan model Error Correction Model (ECM)

Analisis Transmisi Harga

Metode ini mengacu pada fenomena harga yang terjadi ketika harga di

pasar Indonesia bereaksi terhadap perubahan (shock) di pasar tujuan ekspor utama

kopi. Kondisi transmisi harga spasial yang tidak simetri terjadi apabila terdapat

perbedaan respon harga di pasar Indonesia antara shock kenaikan dan shock

penurunan yang terjadi pada harga di pasar tujuan ekspor kopi, begitu juga

sebaliknya. Kondisi transmisi harga yang tidak simetri juga dapat dilihat dari sisi

besaran harga, sebagai contoh pada saat terjadi kenaikan harga di pasar dunia

maka harga di pasar Indonesia akan mengalami kenaikan pada besaran yang sama.

Pada saat terjadi penurunan harga di pasar dunia maka penurunan harga yang

ditransmisikan di pasar Indonesia tidak sebesar penurunan yang terjadi di pasar

dunia yaitu pasar eksportir maupun pasar importir utama. Akan tetapi analisis

dengan menggunakan AECM hanya bisa menganalisis transmisi harga dari segi

waktu.

Menganalisis tujuan utama asimetri harga adalah dengan menggunakan

AECM yang dikembangkan oleh Von Cramon Taubadel dan Loy (1996). Pada

model ini dipisahkan antara periode jangka panjang dan jangka pendek. Melalui

analisis AECM asimetri harga dapat dipisahkan antara pola jangka pendek dan

pola jangka panjang. Apabila asimetri harga terjadi hanya pada jangka pendek,

Page 40: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

22

sementara pada jangka panjang proses transmisinya menunjukkan pola simetri.

Maka dapat disimpulkan bahwa penyebab transmisi harga lebih disebabkan oleh

biaya penyesuaian. Faktor penyalahgunaan kekuatan pasar (market power) hanya

akan berpengaruh terhadap asimetri harga pada jangka panjang signifikan. Maka

dapat dipastikan asimetri harga tersebut disebabkan oleh adanya penyalahgunaan

kekuatan pasar (market power ) yang dilakukan oleh pasar importir.

t

n

i

n

i

titit

n

i

n

oi

itititt ECTPIPEIECTPIPEIaPEI

1 0

122221

1

112110

t

n

i

n

i

titit

n

i

n

oi

tititt ECTPEIPIECTPEIPIaPI

1 0

122221

1

1112110

ECT yaitu bentuk penyimpangan dari keseimbangan jangka panjang

(keseimbangan kointegrasi) dari ∆PEIt-i dan ∆PIt-i , yang kemudian dipisahkan

dalam bentuk positif (ECT+) dan negatif (ECT

-). ECT

+ atau menggambarkan

kondisi saat penyimpangan berada di atas garis keseimbangan jangka panjang,

sedangkan ECT- menggambarkan kondisi saat penyimpangan berada dibawah

garis keseimbangan jangka panjang.

Melihat dugaan asimetri dalam transmisi harga maka dapat digunakan

waldtest, yaitu dengan membandingkan signifikansi antara koefisien positif

dengan koefisien negatif. Dugaan adanya penyalahan kekuatan pasar (market

power) dapat dilihat dari koefisien jangka panjangnya (1 =

2 ). Apabila koefisien

tersebut signifikan, artinya dalam jangka panjang terjadi transmisi harga yang

tidak simetri pada jangka panjang yang diakibatkan adanya penyalahgunaan

kekuatan pasar (market power), sementara koefisien (β11- dan β21

+, β12

- dan β22

+)

dapat mengambarkan pola transmisi harga jangka pendek. Apabila β11- ≠ β21

+ ,

β12- ≠ β22

+, artinya terjadi transmisi harga tidak simetri yang disebabkan karena

adanya biaya penyesuaian (adjustment cost). Sebelum menganalisis transmisi

harga dengan menggunakan model AECM (Asymmetric Error Correction Model)

perlu dilakukan dalam beberapa tahapan pengujian.

Uji Stasioneritas Data

Data yang stasioner terjadi jika mean, variance, dan covariance bersifat

konstan sepanjang waktu, sedangkan data non stasioner ditunjukkan dengan

adanya perubahan mean, variance, dan covariance sejalan dengan perubahan

waktu. Data time series yang tidak stasioner (mengandung unit root)

menyebabkan masalah spurious regression. Oleh karena itu, uji stasioneritas

digunakan untuk mengetahui kestasioneran data dan menghindari masalah

spurious regression.

Langkah pertama dalam analisa ini adalah memeriksa stasioneritas data

deret waktu dapat digunakan Augmented Dickey Fuller (ADF) test. Adapun

formulasi model uji ADF adalah.

Page 41: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

23

p

i

tittt PEIaiPEItaPE1

1110

p

i

tittt PIiPItaPI1

110

Dimana :

PEIt = Harga ekspor kopi Indonesia pada periode ke-t (US$/kg)

PEIt-1 = Harga ekspor kopi Indonesia 1 bulan sebelumnya (US$/kg)

PIt = Harga impor kopi di pasar importir Amerika Serikat,

Jerman dan Jepang pada periode ke-t (US$/kg)

PIt-1 = Harga impor kopi di pasar importir Amerika Serikat,

Jerman dan Jepang 1 bulan sebelumnya (US$/kg)

α0, α1, γ, βi = Koefisien

= Error persamaan

P = Panjang lag yang digunakan dalam model

t = Trend waktu

Data yang tidak stasioner selanjutnya distasionerkan melalui proses

pendiferensi, yang dapat dilakukan beberapa kali (d kali) hingga diperoleh pola

data yang stasioner.

Pengujian Lag Optimum

Salah satu permasalahan yang terjadi dalam uji stasioneritas adalah

penentuan lag optimal. Jika lag yang digunakan dalam uji stasioner terlalu sedikit,

maka residual dari regresi tidak dapat menampilkan proses white noise, sehingga

model tidak dapat mengestimasi actual error secara tepat. Penentuan jumlah lag

yang digunakan dalam model dapat memanfaatkan beberapa informasi yaitu

dengan Akaike Information Criterion (AIC), Schwarz Information Criterion (SIC),

dan Hannan-Quinn Criterion (HQ).

Uji Kointegrasi

Kointegrasi merupakan pengujian model stasioner pada nilai residual yang

dihasilkan dari persamaan yang menggunakan data tidak stasioner. Dengan kata

lain, dua data time series yang tidak stasioner dapat terkointegrasi apabila tingkat

penyimpangan dari masing-masing data tetap memiliki karakteristik yang

stasioner dan menunjukkan pola keseimbangan jangka panjang (terkointegrasi).

Pergerakan data antara dua variabel dikatakan terkointegrasi apabila kedua

data tersebut bergerak secara bersama-sama dalam jangka panjang. Dengan

demikian, analisis kointegrasi merupakan metode yang valid digunakan untuk

mengestimasi hubungan ekonomi jangka panjang antar variabel yang terintegrasi,

meskipun variabel tersebut tidak stasioner. Analisis kointegrasi terkait dengan

adanya hubungan yang stabil antara harga antara lokasi yang berbeda. Harga

bergerak dari waktu ke waktu dan marginnya dipengaruhi oleh berbagai

guncangan. Jika dalam jangka panjang terdapat hubungan linear, maka dapat

dikatakan kointegrasi. Uji kointegrasi bertujuan untuk menentukan apakah

Page 42: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

24

variabel-variabel yang tidak stasioner mengalami kointegrasi atau tidak, uji

kointegrasi dapat dilakukan jika variabel-variabel memiliki derajat integrasi sama,

Uji kointegrasi Engle dan Granger dapat dijelaskan dengan memisalkan

variabel dan masing-masing mempunyai derajat integrasi 1, atau dapat

dinotasikan dengan yt~I(1) dan xt ~I(1) model persamaan regresi.

PEIt = β0 + β1 PI

PIt = β0 + β1 PEIt

Estimasi kesalahan ketidakseimbangan dari model regresi

et = PEIt - β0 - β1PIt

et = PIt - β0 - β1PEIt

Jika residual kesalahan ketidakseimbangan (et) stasioner, dapat dikatakan

bahwa variabel-variabel pada persamaan regresi yang dimaksud membentuk

hubungan kointegrasi, sedangkan himpunan variabel dikatakan tidak membentuk

hubungan kointegrasi jika residualnya tidak stasioner (Engle dan Granger 1987).

Uji Kausalitas

Pengujian kausalitas dalam analisa transmisi harga bertujuan untuk

memastikan arah hubungan sebab akibat antara variabel-variabel yang diuji.

Dalam analisis transmisi harga pada penelitian ini uji kausalitas digunakan untuk

melihat apakah sumber transmisi harga berasal dari hulu atau berasal dari hilir.

Konsep kointegrasi selain konsisten dengan model koreksi kesalahan juga

mampu menjelaskan hubungan kausalitas Granger. Uji kausalitas standar

memiliki kelemahan diantaranya sering terjadi autokorelasi. Model kausalitas

standar selanjutnya dikembangkan lebih lanjut oleh Engle dan Granger (1987)

yaitu dengan menggunakan pendekatan koreksi kesalahan. Dalam uji kausalitas

Engle dan Granger (1987) dilakukan terhadap variabel-variabel yang

berkointegrasi.

111

1

1

1

10 tt

n

i

tPI

n

i

tPEIt eECTPIPEIaPEI

111

1

1

1

10 tt

n

i

tPI

n

i

tPEIt eECTPEIPIaPI

Kesimpulan

A. Apabila 1 ≠ 0 dan 2 ≠0 terdapat hubungan kausalitas jangka panjang 2 arah.

(PEI↔PI)

B. Apabila 1 ≠ 0 dan

2 = 0 terdapat hubungan kausalitas jangka panjang 1

(PEI→PI)

C. Apabila 1 = 0 dan 2 ≠0 terdapat hubungan kausalitas jangka panjang 1 arah

(PI→PEI)

Model tersebut menggambarkan model kausalitas. Dalam penerapannya

metode granger causality dipergunakan untuk membuktikan apakah benar

pergerakan harga dari sektor hulu merupakan penentu utama pergerakan harga di

hilir ataukah pergerakan harga disektor hulu lebih ditentukan oleh transaksi yang

terjadi antar pelaku usaha di tingkat hilir. Uji kausalitas dilakukan dengan

Page 43: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

25

membandingkan nilai probabilitas dengan taraf nyata yang digunakan. Jika nilai

probabilitas lebih kecil dari taraf nyata yang digunakan maka tolak H0, demikian

sebaliknya jika nilai probabilitas lebih besar maka terima H0.

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Harga Ekspor

Kopi di Indonesia

Pengujian tujuan kedua yaitu faktor-faktor pembentukan harga kopi ekspor

di Indonesia menggunakan model ECM. Adapun model jangka pendek ECM

sebagai berikut.

Model jangka panjang

LnPEIt = α0 + α1LnPEIt-1 + α2LnPEBt + α3LnPEVt+ α4LnPIAt + α5LnPIGt+

α6LnPIJt+ α7LnVit + α7LnNTt + εt

Mengetahui apakah spesifikasi model dengan menggunakan ECM

merupakan model yang valid maka dilakukan uji terhadap koefisien Error

Correction Term (ECT). Jika hasil pengujian terhadap koefisien ECT signifikan

maka spesifikasi model yang diamati valid. ECT adalah variabel yang dapat

difungsikan sebagai koefisien penyesuaian, yaitu variabel yang dapat mengoreksi

ketidakseimbangan dalam jangka pendek agar menuju kembali ke posisi

keseimbangan jangka panjang. Koefisien penyesuaian ini mencerminkan

kecepatan proses penyesuaian nilai yang diinginkan pelaku ekonomi dengan nilai

aktualnya dalam jangka pendek (Aklimawaty 2013).

Model jangka pendek

∆LnPEIt = α0 + α1∆LnPEIt-1 + α2∆LnPEBt + α3∆LnPEVt+ α4∆LnPIAt+ α5∆LnPIGt

+ α6∆LnPIJt + α7∆LnVit + α8∆ Ln NTt + ECTt-1

Dimana :

PEIt = harga ekspor kopi Indonesia (US$/kg)

PEIt-1 = harga ekspor kopi Indonesia periode 1 bulan sebelumnya (US$/kg)

PEBt = harga ekspor kopi Brazil (US$/kg)

PEVt = harga ekspor kopi Vietnam (US$/kg)

PIAt = harga impor kopi Amerika Serikat (US$/kg)

PIGt = harga impor kopi Jerman (US$/kg)

PIJt = harga impor kopi Jepang (US$/kg)

Vit = volume ekspor kopi di Indonesia (kg)

NTt = nilai tukar rupiah terhadap dolar (Rp/US$)

ECT = Error Correction Term

Page 44: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

26

4 GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN KOPI

Kelembagaan Kopi di Pasar Internasional

ICO (International Coffee Organization) merupakan suatu organisasi yang

anggota terdiri atas 33 pasar produsen dan 16 pasar konsumen, sebelum Juli 1989

sistem perdagangan kopi dunia didasarkan pada basis kouta ekspor negara-negara

produsen kopi dan basis kouta impor negara-negara konsumen salah satu tujuan

dari sistem kouta ekspor yang diterapkan tersebut adalah untuk menciptakan

stabilitas harga kopi di pasaran international dan sekaligus menjamin kepentingan

masing-masing pihak, baik produsen dan konsumen. Akan tetapi pada tahun 1989

terjadi krisis pada perdagangan kopi dunia yang diakibatkan oleh kegagalan

pembagian kuota ekspor global, pada sidang ICO ke 53 pada bulan Juli 1989.

Berdasarkan sidang tersebut maka dalam diputuskan untuk membekukan sistem

kouta. Pembekuan sistem kouta ekspor kopi Internasional yang dilakukan oleh

ICO merupakan penyebab utama ketidakmenentuan kondisi perkopian Indonesia

sehingga pasar produsen terdorong untuk meningkatkan pasokan sehingga pada

akhirnya harga kopi di pasar dunia menjadi tertekan.

Akibat dibekukan sistem kouta yang terjadi pada tahun 1989 menyebabkan

krisis yang terjadi pada perdagangan kopi dunia sehingga mempengaruhi

keseimbangan perdagangan kopi di pasar dunia. Akibatnya pasar-pasar produsen

mulai mengeksplorasi mitra dagang baru. Pembentukan karter dilakukan oleh

pasar-pasar produsen yaitu pasar-pasar di Asia, Afrika dan Amerika Tengah dan

Selatan, yang disebut dengan Asosiasi Pasar Produsen Kopi (Association Coffee

Production Country (ACPC) pada tahun 1993 yang bertujuan untuk

mengembalikan batas keseimbangan tertentu di pasar kopi.

Tujuan dibentuknya ACPC yaitu untuk menstabilkan pasokan dan

permintaan pada keseimbangan pasar dan kontrol kekuasaan. Anggota ACPC

menyepakati kebijakan, dimana mereka menetapkan kouta ekspor untuk

memperkuat pengelolaan pasokan kopi. Pada tahun 1994 terjadi badai Frost dan

kekeringan di Brazil sehingga menurunkan pasokan kopi Brazil. Disisi lain

permintaan pasar dunia dan pasar domestik meningkat sehingga menarik spekulan,

yang pada akhirnya menyebabkan harga kopi meningkat tajam. Kenaikan harga

yang tinggi pada tahun 1997, menyebabkan pasar-pasar anggota seperti Brazil

memisahkan diri dari ACPC. Efektivitas ACPC belum diperkuat sejak pasar-pasar

penghasil kopi utama seperti Vietnam dan Meksiko berada diluar perjanjian

(aggrement). Vietnam merupakan salah satu pasar yang meningkatkan

produktivitas kopi dengan drastis, meningkatnya produksi kopi di Vietnam

mempengaruhi penurunan harga kopi di pasar dunia yang diakibatkan oleh

meningkatnya penawaran kopi dunia, sehingga menyebabkan harga kopi dunia

sampai sangat ini belum stabil.

Tata Cara Ekspor Kopi di Indonesia

Departemen perdagangan mengatur tatacara dan prosedur ekspor kopi

dengan mengeluarkan SK menteri Perdagangan nomor 27/M-DAG/PER/7/2008

menggantikan SK menteri perdagangan Nomor 26/M-DAG/PER/12/2005 tentang

ketentuan ekspor kopi, kemudian diganti dengan Permendag Nomor 27/M-

Page 45: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

27

DAG/PER/7/2008, kemudian diubah lagi menjadi Permendag Nomor 41/M-

DAG/PER/9/2009 dan terakhir mengalami perubahan tahun 2011 dalam

permendag Nomor 10/M-DAG/PER/2011.

Berdasarkan pasal 2 ayat 1 dinyatakan bahwasanya ekspor kopi hanya

dapat dilakukan oleh perusahaan yang telah diakui sebagai eksportir terdaftar kopi

(ET-kopi) oleh kementerian perdagangan. Berdasarkan pasal 3 dinyatakan bahwa

perusahaan untuk mendapatkan pengakuan sebagai Eksportir Terdaftar Kopi (ET-

Kopi ) harus melampirkan syarat-syarat tertulis yang keluarkan oleh kementerian

perdagangan. Ekspor kopi hanya dapat dilaksanakan apabila dilengkapi Surat

Persetujuan Ekspor Kopi (SPEK). SPEK merupakan surat persetujuan

pelaksanaan ekspor kopi ke seluruh pasar tujuan yang dikeluarkan oleh

disperindag setempat. SPEK berlaku selama 30 hari dan dapat mengajukan lagi

jika ingin melakukan ekspor. SPEK dapat juga digunakan untuk pengapalan dari

pelabuhan ekspor di seluruh Indonesia. Berdasarkan pasal 5 dinyatakan SPEK

diterbitkan oleh dinas yang bertanggung jawab dibidang perdagangan di

propinsi/kabupaten/kota.

Pengakuan sebagai eksportir terdaftar kopi (ET-kopi) akan dicabut apabila

eksportir tidak melakukan kegiatan ekspor selama 1 tahun atau melakukan ekspor

kopi tanpa disertai SPEK. Berdasarkan pasal 9 menyatakan bahwasanya kopi yang

diekspor wajib sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan menteri perdagangan

dan harus disertai dengan Surat Keterangan Asal (SKA). Sebagaimana dimaksud

dalam Peraturan Menteri Perdagangan mengenai Surat Keterangan Asal

(Cerfificate of origin) untuk barang ekspor Indonesia. SKA yang berupa form ICO

merupakan SKA non preferensial yang berfungsi sebagai dokumen pengawasan

atau dokumen penyertaan barang ekspor untuk dapat memasuki suatu wilayah

pasar tertentu.

Salah satu asosiasi yang dapat membantu eksportir dalam melakukan ekspor

adalah AEKI (Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia). Peranan Utama Asosiasi

Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) menjadi wadah asosiasi bagi produsen yang

hendak melakukan ekspor. Oleh karena itu AEKI bertugas untuk mempererat

hubungan kerjasama dengan masyarakat perkopian international serta instansi

atau lembaga yang terkait dengan bidang perkopian dalam upaya meningkatkan

kinerja kopi Indonesia.

Perdagangan Kopi di Dunia

Sejak tahun 1999-2014 terjadi peningkatan produksi kopi dunia oleh pasar-

pasar eksportir utama kopi. Pada tahun 1999 produksi kopi dunia yaitu sebesar 93

102 ribu/bags meningkat menjadi 141 732 ribu/bags (ICO 2015). Pada tahun 1980

pasar utama penghasil kopi adalah Brazil, Kolombia, dan Indonesia. Pada tahun

1990-an pasar Vietnam meningkatkan produksi kopi secara drastis maka terjadi

perubahan peta distribusi produksi kopi dunia. Sejak tahun 1999 Vietnam menjadi

pasar penghasil kopi nomor dua sesudah Brazil. Pada tahun 1990 pangsa produksi

biji kopi Brazil sebesar 19.31 persen, Indonesia sebesar 8 persen, Kolombia 15.33

persen sedangkan Vietnam sebesar 1.40 persen. Pada tahun 2014 pangsa produksi

biji kopi di pasar Brazil meningkat sebesar 32 persen, peningkatan produksi juga

terjadi di pasar Vietnam yaitu sebesar 12.35 persen, akan tetapi pangsa produksi

Page 46: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

28

Indonesia dan Kolombia mengalami penurunan. Pangsa produksi Indonesia turun

menjadi 6.60 persen, dan Kolombia turun menjadi 8.82 persen (ICO 2015).

Sumber: International Coffee Organization (ICO) 2015

Gambar 4 Produksi kopi negara-negara eksportir utama kopi tahun 1990-2014

Pada pasar dunia produksi kopi Indonesia berada diurutan keempat

sebagian besar kopi yang diproduksi di Indonesia akan di ekspor ke pasar tujuan

ekspor dan hanya sedikit digunakan untuk konsumsi dalam negeri. Sebagian besar

kopi yang diekspor di Indonesia masih dalam bentuk kopi biji. Kopi biji yang

diimpor oleh pasar konsumen tidak seluruhnya dikonsumsi di pasar yang

bersangkutan, kopi diolah menjadi produk-produk kopi seperti kopi sangrai

(roasted) dan kopi terlarut (soluble) kemudian produk-produk tersebut diekspor

kembali (direekspor) ke pasar-pasar lain, selain itu pasar konsumen melakukan

reekspor kopi biji.

Saat ini pangsa pasar impor terbesar dikuasai oleh pasar-pasar Uni Eropa,

pasar Jerman salah satu pasar yang terdapat di benua Eropa yang merupakan

importir terbesar kopi. Jerman mengkonsumsi 23 persen dari total konsumsi kopi

di Uni Eropa. Amerika Serikat dan Jepang merupakan importir utama kopi yang

pangsa pasarnya terbesar diantara pasar importir lainnya.

Tabel 6 Pangsa pasar impor kopi di negara importir utama kopi (%) tahun 2007-

2012

pasar

Importir

Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

USA 23.23 23.08 24.10 23.75 24.04

Jerman 19.13 19.51 19.33 19.88 18.84

Jepan 6.99 7.01 6.97 6.40 7.46 Sumber: International Coffee Organization (ICO) (diolah) 2015

Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat pangsa pasar pasar Amerika Serikat

tertinggi di antara pasar-pasar lainnya. Pada tahun 2009-2013 pangsa pasar

0

10000

20000

30000

40000

50000

60000

00

0/b

ag

s

Tahun

Indonesia

Brazil

KOlombia

Vietnam

Page 47: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

29

Amerika Serikat ke pasar dunia berfluktuasi dengan kecenderungan mengalami

peningkatan. Pangsa pasar Jerman berada diurutan kedua setelah Amerika Serikat,

pangsa pasar Jerman di pasar dunia pada beberapa tahun terakhir berfluktuasi

dengan kecenderungan mengalami peningkatan pada tahun 2010-2012, akan tetapi

pada tahun 2013 mengalami sedikit penurunan. Pangsa pasar impor pasar Jepang

di pasar dunia lebih rendah daripada pasar-pasar lainnya. Pangsa pasar Jepang ke

pasar dunia berfluktuasi dengan kecenderungan mengalami penurunan terutama

pada tahun 2011-2012, akan tetapi pada tahun 2013 pangsa pasar kembali

mengalami peningkatan.

Ekspor Kopi ke Pasar Jerman

Uni Eropa merupakan pasar importir kopi terbesar di dunia, menyerap

hampir setengah produksi kopi dunia. Jerman merupakan salah satu pasar yang

berada di Uni Eropa dengan konsumsi kopi terbesar, Jerman mengkonsumsi 23

persen dari total konsumsi kopi di Uni Eropa. Konsumsi kopi di Jerman rata-rata

mencapai 9 460 320 bags atau rata-rata konsumsi perkapita mencapai 6.95 kg

(ICO 2015). Volume impor kopi pasar Jerman ke pasar dunia yaitu sebesar

1 081.103 ton pada tahun 2014. Indonesia berada diurutan keempat sebagai

eksportir kopi ke pasar Jerman. Berdasarkan Tabel 7 pangsa ekspor kopi

Indonesia berfluktuasi dengan kecenderungan mengalami penurunan, kecuali pada

tahun 2013 mengalami peningkatan tertinggi.

Tabel 7 Pangsa pasar ekspor kopi di negara eksportir utama ke pasar Jerman (%),

tahun 2010-2014

Pasar Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

Brazil 37.70 37.80 29.40 30.70 37.10

Viet Nam 10.50 10.20 16 15.40 16.50

Peru 10.60 8.80 9.60 8.80 6.40

Honduras 7.50 7.40 10.30 8.60 8.20

Ethiopia 5.90 5.20 5.10 4.40 4.10

Indonesia 3.80 2.60 3.30 5.10 3.10 Sumber: Internasional Trade Center (ITC) (diolah) 2015

Sumber : Kemendag 2013

Gambar 5 Saluran distribusi kopi dari Indonesia ke pasar Jerman

Petani

Kopi

Eksportir di

Indonesia Broker/Agent

Importir/Trader Perusahaan

Pengolahan

kopi (Roaster)

Konsumen/

Retail

Page 48: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

30

Permintaan biji kopi di Jerman sebagian besar didominasi oleh industri

pengolahan yang melakukan pengolahan biji kopi mentah menjadi bahan setengah

jadi yang kemudian diproduksi menjadi kopi kualitas tinggi. Industri pengolahan

terbesar yang terdapat di Jerman yaitu Kraft Foods dengan berbagai merk kopi

antara lain Jacobs, Tassimo, Cafe HAG dan Onko (Kemendag 2013). Berdasarkan

Gambar 5 terlihat bahwasanya broker/agen dan importir/trader menjadi perantara

ekspor kopi dari produsen Indonesia ke konsumen di Jerman, hal ini terlihat

bahwa petani kecil harus melalui saluran distribusi kopi ke koperasi atau asosiasi

yang bertindak sebagai eksportir terlebih dahulu sebelum meneruskan ke broker

atau agen.

Ekspor Kopi ke Pasar Amerika Serikat

Industri kopi AS pada beberapa tahun terakhir mengalami keadaan stabil

dan menunjukkan pertumbuhan pendapatan yang kuat karena kenaikan harga

komoditas sebagai pengimpor kopi terbesar di dunia AS setiap tahunnya

mengimpor lebih dari 26 juta kantong kopi (60 kg). Selama lima tahun terakhir

sampai dengan 2014 impor AS meningkat sebesar 8.5 persen menjadi US$ 2

miliar terdiri dari 17 persen pangsa permintaan dalam negeri (Kemendag 2014).

Tabel 8 Pangsa pasar ekspor kopi di negara eksportir utama ke pasar Amerika

Serikat (%) tahun 2010-2014

Pasar Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

Brazil 28.50 29.40 23.20 23.70 26.50

Kolombia 19.60 18.50 15.20 20.50 22.50

Viet Nam 9.40 7.20 10.60 10.10 9.20

Guatemala 7.70 8.80 10.30 9.20 7.40

Indonesia 6.00 4.70 7.10 6.20 6.30 Sumber: Internasional Trade Center (ITC) (diolah) 2015

Saat ini Indonesia merupakan eksportir utama kopi ke pasar Amerika

Serikat. Indonesia berada diurutan kelima setelah Brazil, Kolombia, Vietnam,

Guatemala (Kemendag 2014). Pangsa pasar ekspor kopi Indonesia ke pasar

Amerika Serikat berfluktuasi dengan kecenderungan mengalami peningkatan.

kecuali pada tahun 2011 mengalami sedikit penurunan.

Ekspor Kopi ke Pasar Jepang

Volume impor kopi Jepang ke pasar dunia berfluktuasi dengan

kecenderungan mengalami peningkatan terutama pada tahun 2013. Pada tahun

2012 volume impor kopi Jepang sebesar 387.37 ton pada tahun 2013 mengalami

peningkatan sebesar 464.49 ton. Pada tahun 2014 mengalami sedikit penurunan

dari tahun 2013 yaitu sebesar 416.84 ton. Indonesia merupakan eksportir kopi

keempat ke pasar Jepang, seperti hal yang dapat dilihat pada Tabel 9.

Page 49: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

31

Tabel 9 Pangsa pasar ekspor kopi di negara eksportir utama ke pasar Jepang

(%) tahun 2010-2014

Pasar Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

Brazil 28.20 31.20 36 36.40 32.80

Kolombia 26.60 21.20 15.20 15 18.50

Guatemala 10.40 11.30 9.60 9.70 8

Indonesia 9.30 9.60 9.10 7.80 7.80 Sumber: Internasional Trade Center (ITC) (diolah) 2015

Sumber : Kemendag 2009

Gambar 6 Saluran distribusi kopi dari Indonesia ke pasar importir Jepang

Permintaan kopi di pasar Jepang relatif meningkat dari tahun-tahun. Hal

ini disebabkan karena meningkatnya industri pengolahan kopi di Jepang.

Sebagian besar biji kopi yang diekspor dari pasar-pasar eksportir ke Jepang

dilakukan pengolahan kembali oleh pabrik kopi instan, pabrik kopi reguler dan

lain-lain (Kemendag 2009). Gambar 6 merupakan proses alur distribusi kopi dari

pasar eksportir Indonesia ke pasar importir Jepang. Produsen kopi di Indonesia

menjual biji kopi mentah melalui eksportir ke importir/agen kopi yang ada di

Jepang. Importir kemudian biji kopi di jual kepada pabrik kopi instant, pabrik

kopi regular dan wholesalers biji kopi mentah.

Petani kopi di

Indonesia

Eksportir

Importir/agen

Perusahaan

kopi Instan

Wholesalers

biji kopi

Restoran/coffee

shop Retailer,contoh

supermaket

Konsumen akhir

Page 50: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

32

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

Transmisi harga kopi Indonesia-Importir Utama

Analisa Data Deskriptif

Tabel 10 Rata-rata dan nilai pertumbuhan ekspor kopi di pasar Indonesia dan

pasar tujuan ekspor utama tahun 2005-2014

Pasar Minimum

(US$/kg)

Maksimum Rata-rata Pertumbuhan

Rata-rata

(persen) (US$/Kg) (US$/kg)

Indonesia 1.11 3.34 2.22 0.57

Amerika Serikat 1.83 5.18 3.50 0.74

Jerman 1.57 4.48 2.91 0.67

Jepang 1.72 5.21 3.48 0.69 Sumber : International Trade Center (ITC) (diolah) 2015

Berdasarkan Tabel 10 dapat dilihat bahwasanya harga kopi di pasar Jepang

merupakan harga kopi tertinggi dibandingkan pasar importir lainnya. Diurutan

kedua harga impor tertinggi yaitu pasar Amerika Serikat, sedangkan harga impor

kopi terendah yaitu harga kopi di pasar impor Jerman. Harga kopi di pasar ekspor

Indonesia merupakan harga terendah dibandingkan dengan harga kopi di pasar-

pasar importir (Amerika Serikat, Jerman dan Jepang). Berdasarkan rata-rata

pertumbuhan harga kopi pada tahun 2005-2014, pertumbuhan harga kopi di pasar-

pasar importir (Amerika Serikat, Jerman dan Jepang) lebih tinggi daripada

pertumbuhan harga kopi di pasar ekspor Indonesia. Hal ini mengindikasikan

bahwa pertumbuhan harga disisi permintaan relatif lebih cepat daripada perubahan

disisi penawaran.

Pergerakan harga mencerminkan kondisi perkembangan permintaan dan

penawaran. Seiring adanya globalisasi menyebabkan perekonomian setiap pasar

semakin terbuka sehingga menyebabkan perkembangan harga kopi di dunia antar

setiap pasar maupun pasar memiliki ketergantungan satu dengan yang lainnya.

Tabel 11 Deskripsi statistik harga kopi di pasar eksportir Indonesia dan pasar

tujuan ekspor utama

Variabel Harga Kopi

Rata-rata Std Dev CV

Indonesia 1.80 0.43 23.76

Amerika Serikat 3.02 0.76 25.33

Jerman 2.75 0.66 24.37

Jepang 3.15 0.80 25.54 Sumber : International Trade Center (ITC) (diolah) 2015

Berdasarkan Tabel 11 dapat dilihat bahwasanya harga impor kopi di pasar

importir utama kopi yaitu Amerika Serikat, Jerman dan Jepang lebih berfluktuasi

daripada harga kopi di pasar Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari nilai CV nya

Page 51: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

33

lebih tinggi daripada Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwasanya perubahan

harga yang terjadi di pasar-pasar importir (Amerika Serikat, Jerman dan Jepang)

lebih cepat daripada Indonesia.

Analisis Transmisi Harga

Sebelum menganalisis asimetri harga kopi antara harga kopi di pasar

Indonesia dengan harga impor kopi di pasar Amerika Serikat, Jerman dan Jepang

harus menganalisis tahapan pengolahan yaitu a. uji stasioner data, b. penentuan

lag optimal, c. pengujian kointegrasi, dan d. pengujian kausalitas.

Uji Stasioner data

Langkah utama yang harus dilakukan dalam estimasi model ekonomi

dengan data time series adalah dengan menguji stasioner pada data atau disebut

juga stationary stochastic process. Pengujian stasioner diperlukan untuk

menghindari adanya spurious regression (regresi palsu).

Tabel 12 Hasil pengujian akar unit dengan intersept tanpa tren

Variabel Level

First

Different

Nilai ADF Keterangan Nilai ADF Keterangan

Harga kopi

Indonesia -2.22 Tidak Stasioner -6.48*** Stasioner

Harga kopi Jerman -2.21 Tidak Stasioner -5.31*** Stasioner

Harga kopi USA -1.91 Tidak Stasioner -4.33** Stasioner

Harga kopi Jepang -1.73 Tidak Stasioner -5.29*** Stasioner

Keterangan: *** signifikan pada taraf nyata 1% , ** signifikan pada taraf nyata 5%.

Berdasarkan Tabel 12 di atas dapat dilihat bahwa semua data yang

digunakan pada penelitian ini tidak stasioner pada level atau orde nol. Hal ini di

sebabkan karena nilai ADF statistik dari masing-masing variabel seperti harga

kopi di pasar Indonesia, harga kopi di pasar Jerman, harga kopi di pasar Amerika

Serikat dan harga kopi di pasar Jepang lebih besar daripada nilai kritis McKinnon.

Berdasarkan Tabel data dapat dilihat bahwa semua data stasioner pada first

different karena nilai ADF lebih kecil dari nilai McKinnon.

Penentuan Lag Optimal

Panjang atau besar lag yang akan dipilih merupakan lag yang menghasilkan

kriteria paling kecil. Penentuan panjang lag optimum dalam penelitian ini dengan

menggunakan kriteris nilai Schwarz Criteria (SC). Adapun hasil pengujian lag

optimal disajikan pada Tabel 13, Tabel 14 dan Tabel 15. Berdasarkan Tabel 13

terlihat bahwa nilai SC terkecil terdapat pada lag 1 dengan nilai sebesar -1.59,

Berdasarkan nilai SC pada Tabel 14 terlihat bahwa lag optimal yaitu berada pada

lag 1 yaitu dengan nilai -2.09, sedangkan berdasarkan Tabel 15 nilai SC adalah

sebesar -1.85 yang merupakan lag optimal yaitu lag 1. Dapat disimpulkan

bahwasanya lag optimal yang digunakan pada penelitian ini adalah lag 1.

Page 52: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

34

Tabel 13 Kriteria lag optimal pasar Indonesia terhadap pasar Amerika Serikat

Lag LogL LR FPE AIC SC HQ

0 -147.82 NA 0.05 2.67 2.72 2.69

1 103.37 488.93 0.00 -1.74 -1.59* -1.68

2 105.72 4.47 0.00 -1.71 -1.46 -1.61*

3 113.41 14.42 0.00 -1.77 -1.43 -1.64

4 121.56 14.98 0.00* -1.85* -1.41 -1.67

Ket . * Lag optimal

Tabel 14 Kriteria lag optimal pasar Indonesia terhadap pasar Jerman

Lag LogL LR FPE AIC SC HQ

0 -133.24 NA 0.04 2.41 2.46 2.43

1 131.01 514.35 0.00 -2.23 -2.09* -2.17*

2 131.48 0.90 0.00 -2.17 -1.93 -2.07

3 139.08 14.24 0.00 -2.23 -1.89 -2.09

4 148.79 17.87* 0.00* -2.33* -1.9 - 2.16

Ket . * Lag optimal

Tabel 15 Kriteria lag optimal pasar Indonesia terhadap pasar Jepang

Lag LogL LR FPE AIC SC HQ

0 -159.4 NA 0.06 2.88 2.93 2.90

1 117.92 539.78 0.00 -1.99 -1.85* -1.94

2 124.83 13.19 0.00 -2.05 -1.81 -1.95

3 132.12 13.67 0.00 -2.11 -1.77 -1.97*

4 136.04 7.21 0.00 -2.11 -1.67 -1.93

Ket . * Lag optimal

Uji Kointegrasi

Sebelum melakukan pengujian asimetri terlebih dahulu dilakukan

pengujian kointegrasi data dengan menggunakan model kointegrasi yang

dikembangkan oleh Engle-Granger (1987). Tahap pertama adalah menghitung

nilai residual dari persamaan regresi awal, tahap kedua adalah melakukan analisis

regresi dengan memasukkan residual dari langkah awal (Firdaus 2012).

Berdasarkan Tabel 16 terlihat bahwa nilai residual antara pasar Indonesia dengan

pasar pasar importir yaitu Amerika Serikat, Jerman dan Jepang stasioner pada

level artinya terdapat hubungan jangka panjang atau mempunyai hubungan

kointegrasi, sehingga pengujian bisa dilanjutkan ke tahap selanjutnya.

Page 53: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

35

Tabel 16 Hasil pengujian kointegrasi antara pasar Indonesia dengan pasar tujuan

ekspor utama kopi

Model t-statistik Probabilitas

Indonesia→ Jepang -3.05 0.03

Indonesia→ Jerman 2.88 0.05

Indonesia→ Amerika -3.07 0.03

Uji Kausalitas

Pengujian kausalitas dilakukan untuk memastikan arah transmisi harga.

Pengujian ini dilakukan untuk melihat arah transmisi harga yaitu shock harga yang

disebabkan oleh perubahan permintaan (transmisi harga dari hilir ke hulu) atau

shock akibat perubahan penawaran (transmisi harga dari hulu ke hilir). Pada

penelitian ini pengujian kausalitas dilakukan dengan menggunakan Granger

Causality Test, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.

Tabel 17 Pengujian kausalitas antara pasar Indonesia dengan pasar tujuan ekspor

utama

Hubungan Jumlah

lag

Hubungan 1 Hubungan 2 Hasil Kausalitas

H0 . 1 = 0 H0 .

2 = 0

USA →Indonesia 1 2.45a 0.40 Hubungan Searah

(USA→ Indonesia)

(0.09)b (0.67)

Jerman→Indonesia 1 3.45 1.46 Hubungan Searah

(Jerman→Indonesia)

(0.04) (0.24)

Jepang→Indonesia 1 4.41 1.22 Hubungan Searah

(Jepang→Indonesia)

(0.04) (0.27)

Keterangan : a = f-statistik, b = nilai probabilitas

Berdasarkan Tabel 17 menunjukkan hasil kausalitas antara pasar Indonesia

dengan pasar importir yaitu Amerika Serikat, Jerman dan Jepang. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa terjadi hubungan searah yaitu harga impor kopi di pasar

Amerika Serikat, Jerman dan Jepang mampu mempengaruhi harga ekspor kopi di

Indonesia. Akan tetapi harga ekspor kopi di Indonesia tidak mampu

mempengaruhi harga impor kopi di pasar Amerika Serikat, Jerman dan Jepang.

Hal ini disebabkan karena pasar-pasar tersebut merupakan pasar tujuan ekspor

utama kopi Indonesia yang dilihat dari pangsa pasar impornya. Pangsa pasar

impor Amerika Serikat ke pasar Indonesia adalah sebesar 28.5 persen, Jerman

sebesar 8.2 persen, sedangkan Jepang adalah sebesar 9.8 persen

Berbeda halnya dengan Indonesia yaitu harga ekspor kopi di Indonesia tidak

mampu mempengaruhi harga kopi di pasar importir. Hal ini disebabkan karena

Indonesia merupakan pasar kecil (Small Country), sehingga harga kopi Indonesia

tidak akan mampu mempengaruhi harga karena pangsa pasar ekspor kopi di

Indonesia ke pasar-pasar tersebut bukan merupakan eksportir kopi yang dominan.

Pangsa pasar ekspor kopi Indonesia ke pasar Jerman adalah sebesar 3.1 persen dan

berada diposisi ke 6, Amerika Serikat sebesar 6.3 persen dan berada diposisi ke 5,

Page 54: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

36

sedangkan Jepang yaitu sebesar 7.8 persen berada diposisi ke 4. Hal ini

membuktikan bahwa Indonesia merupakan pasar kecil (Small Country) karena

proporsi ekspor ke pasar-pasar importir utama kopi kecil dibandingkan dengan

pasar eksportir utama lainnya contohnya Brazil.

Hal ini menunjukkan bahwa pembentukan harga kopi pada perdagangan

internasional lebih ditentukan dari sisi demand atau bersifat searah yaitu hilir ke

hulu. Indonesia merupakan price taker sehingga harga kopi ditentukan oleh pasar-

pasar konsumen utama kopi.

Uji Transmisi Harga

ECT yang mengambarkan kondisi harga di salah satu level tidak sesuai

dengan kondisi keseimbangannya (Yustiningsih 2012). Pergerakan harga

dikatakan berada pada garis keseimbangan apabila kenaikan importir diikuti

dengan kenaikan harga Indonesia begitu juga sebaliknya. ECT+

mengambarkan

kondisi penyimpangan harga saat berada di atas garis keseimbangan jangka

panjang yaitu pada saat penurunan harga kopi di pasar-pasar importir utama kopi

yaitu (Amerika Serikat, Jerman dan Jepang) tidak diikuti dengan penurunan harga

ekspor kopi di Indonesia begitu juga sebaliknya. ECT- menggambarkan kondisi

penyimpangan harga saat berada di bawah garis keseimbangan jangka panjang

yaitu pada saat kenaikan harga kopi di pasar pasar importir tidak diikuti dengan

kenaikan harga ekspor kopi di Indonesia, begitu juga sebaliknya. Apabila kedua

koefisien tersebut identik maka transmisi harga terjadi secara simetri.

Berdasarkan Tabel 18 asimetri harga pada jangka pendek dilihat dari

variabel bebas, yaitu variable PI

t adalah nilai koefisien harga kopi di pasar

importir yaitu (Amerika Serikat, Jerman dan Jepang) ketika harga turun pada

periode t, sedangkan PI

t

adalah nilai koefisien harga kopi di pasar importir

ketika harga naik pada periode t. PI

1tyaitu nilai koefisien harga impor kopi di

pasar importir utama pada periode 1 bulan sebelumnya pada saat harga turun,

sedangkan PI

1t adalah nilai koefisien harga impor kopi di pasar importir

utama pada periode 1 bulan sebelumnya pada saat harga naik.

Page 55: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

37

Tabel 18 Hasil asimetri harga Amerika Serikat, Jerman dan Jepang terhadap

Indonesia

Variabel USA→Indonesia Jerman→Indonesia Jepang→Indonesia

Intercept -0.03a 0.04 -0.01

a

(0.91)

b (0.27) (0.62)

b

PEI

1t 0.07 0.27 0.03

(0.61) (0.75) (0.84)

PEI

1t 0.08 0.09 0.07

(0.64) (0.56) (0.68)

PI

t 0.56 0.71 0.23

(0.00) (0.00) (0.22)

PI

t 0.35 0.13 0.27

(0.00) (0.19) (0.12)

PI

1t -0.38 0.30 -0.32

(0.00) (0.96) (0.09)

PI

1t 0.15 0.01 0.40

(0.24) (0.50) (0.01)

ECT -

0.03 4.68 0.03

(0.58) (0.50) (0.61)

ECT+

0.06 7.83 0.16

(0.37) (0.14) (0.00)

R2 0.37 0.19 0.13

R2-adj 0.32 0.13 0.06

F-Statistik 7.63 3.24 1.99

(0.00) (0.00) (0.05)

DW-Stat 1.86 1.94 1.96 keterangan : a = nilai koefisien, b = nilai probabilitas.

Pada periode t harga ekspor kopi di pasar Amerika Serikat berpengaruh

siginifikan pada taraf 1 persen baik itu ketika harga naik maupun ketika harga

turun. Artinya ketika harga kopi di pasar Amerika Serikat naik maupun turun

pada periode t akan direspon oleh pasar Indonesia. Berdasarkan nilai koefisien

dapat dilihat bahwasanya nilai koefisien bernilai positif. Artinya ketika terjadi

kenaikan maupun penurunan harga kopi di pasar Amerika Serikat pada periode t,

maka pasar ekspor kopi Indonesia akan merespon sama yaitu dengan cara

menaikkan dan menurunkan harga kopi.

Pada periode t penurunan harga impor kopi di pasar Jerman berpengaruh

signifikan pada taraf nyata 1 persen terhadap harga ekspor kopi di pasar Indonesia

dengan nilai koefisien bernilai positif, artinya ketika harga impor Jerman turun

pada periode t pasar ekspor kopi di Indonesia akan merespon sama yaitu dengan

Page 56: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

38

cara menurunkan harga, sedangkan pada saat kenaikan harga impor kopi di pasar

Jerman tidak berpengaruh terhadap harga ekspor kopi di pasar ekspor kopi

Indonesia, artinya ketika harga impor kopi di pasar impor Jerman naik pada

periode t tidak akan direspon oleh pasar ekspor kopi di Indonesia. Pada periode t

harga impor kopi di pasar impor Jepang tidak berpengaruh signifikan baik itu

ketika harga naik maupun ketika harga naik, artinya ketika harga impor kopi di

pasar Jepang naik maupun turun pada periode t tidak akan direspon atau harga

tidak akan berpengaruh terhadap harga ekspor kopi di pasar Indonesia.

Pada periode 1 bulan sebelumnya t-1 harga ekspor kopi di pasar Amerika

Serikat berpengaruh signifikan terhadap harga ekspor kopi di Indonesia pada saat

harga turun. Akan tetapi terjadi perbedaan pergerakan harga antara pasar impor

kopi di Amerika Serikat dan pasar ekspor kopi di Indonesia pada periode t-1, yaitu

ketika harga impor kopi di pasar Jerman turun, maka pasar ekspor kopi di

Indonesia akan merespon dengan menaikkan harga. Pada periode 1 bulan

sebelumnya ketika kenaikan maupun penurunan harga impor kopi di pasar impor

Jepang berpengaruh signifikan terhadap harga ekspor kopi di pasar Indonesia.

Akan tetapi terjadi perbedaan pergerakan harga antara harga impor kopi di pasar

Jepang dengan harga ekspor kopi di pasar Indonesia. Pada saat harga turun, yaitu

saat harga impor kopi di pasar Jepang turun, maka harga ekspor kopi di pasar

Indonesia merespon dengan menaikkan harga, sedangkan ketika harga impor kopi

di pasar Jepang naik, maka pasar ekspor kopi di Indonesia merespon sama yaitu

dengan cara menaikkan harga. Pada periode 1 bulan sebelumnya harga impor kopi

di pasar Jerman tidak berpengaruh signifikan terhadap harga ekspor kopi di pasar

Indonesia. Artinya ketika harga impor kopi di pasar Jerman naik maupun turun,

harga ekspor kopi di pasar ekspor Indonesia tidak akan merespon.

Pada hubungan transmisi harga jangka panjang antara harga kopi di pasar

importir utama terhadap harga ekspor kopi di pasar ekspor Indonesia dilihat nilai

ECT. Berdasarkan nilai ECT di harga impor kopi di pasar Amerika Serikat

terhadap harga ekspor kopi di pasar Indonesia menunjukkan bahwa ECT+ dan

ECT- bernilai positif artinya saat penyimpangan harga berada di atas garis

keseimbangan (saat penurunan harga impor kopi di pasar impor Amerika Serikat

tidak diikuti dengan penurunan harga ekspor kopi di pasar Indonesia) maupun saat

penyimpangan harga berada dibawah garis keseimbangan (saat kenaikan harga

impor kopi di pasar Amerika Serikat tidak diikuti dengan kenaikan harga ekspor

di pasar ekspor Indonesia. Akan tetapi nilai tidak berpengaruh nyata artinya

penyimpangan yang terjadi tidak akan berpengaruh terhadap harga ekspor kopi di

pasar Indonesia. Berdasarkan hubungan jangka panjang antara pasar impor kopi

di Jerman terhadap pasar ekspor kopi Indonesia menunjukkan ECT+ dan ECT

-

tidak berpengaruh siginfikan terhadap harga ekspor kopi di pasar Indonesia.

Artinya penyimpangan jangka panjang pasar impor kopi di Jepang tidak akan

berpengaruh terhadap harga ekspor kopi di pasar Indonesia.

Berdasarkan hubungan jangka panjang antara harga impor kopi di pasar

Jepang terhadap harga ekspor kopi di pasar Indonesia menunjukkan bahwa ECT+

berpengaruh signifikan terhadap harga ekspor kopi di pasar ekspor kopi di

Indonesia dengan taraf nyata 5 persen. Akan tetapi nilai koefisien bernilai positif

artinya saat penyimpangan harga berada di atas garis keseimbangan (saat

penurunan harga impor kopi di pasar Jepang tidak diikuti dengan penurunan

harga ekspor kopi di pasar Indonesia). Akan tetapi untuk memastikan asimetri

Page 57: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

39

harga yang terjadi pada jangka panjang maupun jangka pendek, dapat dilihat

dengan menggunakan pengujian wald test dengan hasil sebagai berikut.

Tabel 19 Uji wald test harga kopi di pasar importir Amerika Serikat, Jerman

dan Jepang terhadap pasar ekspor kopi di Indonesia

Wald test Variabel F-statistis Probabilitas

Jepang →Indonesia Ho. π-t = π

+t 1.83 0.18

H0 .∆ β12-t = ∆ β22

+t 0.84 0.43

H0 .∆ β12-t-1 = ∆ β22

+t-1 6.67 0.01

Berdasarkan nilai ECT pasar impor kopi di Amerika Serikat terhadap

pasar ekspor kopi di Indonesia dapat dilihat nilai probabilitas tidak berpengaruh

nyata, artinya pada jangka panjang terjadi hubungan simetri antara pasar impor

kopi di Amerika Serikat terhadap pasar ekspor kopi di Indonesia. Hal ini

disebabkan karena tidak terdapat penyalahgunaan kekuatan pasar (market power)

yang dilakukan oleh pasar impor kopi di Amerika Serikat terhadap pasar ekspor

kopi di Indonesia. Berdasarkan pengujian waldtest pada jangka pendek dapat

dilihat pada periode t-1 yaitu nilai probabilitas berpengaruh signifikan, artinya

periode 1 bulan sebelumnya atau pada periode t-1 terjadi asimetri harga. Pengujian waldtest antara harga impor kopi di pasar Jerman terhadap pasar

ekspor kopi di Indonesia pada jangka panjang yang dilihat dari nilai ECT. Nilai

ECT tidak berpengaruh nyata, artinya pada jangka panjang terjadi hubungan

simetri antara harga impor kopi di pasar Jerman terhadap harga ekspor kopi di

pasar Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwasanya tidak terjadi penyalahgunaan

kekuatan pasar (market power) yang dilakukan oleh pasar impor Jerman terhadap

pasar ekspor kopi di Indonesia. Nilai probabilitas variabel bebas yaitu pada

periode t maupun pada periode t-1 antara pasar impor kopi di Jerman terhadap

pasar ekspor kopi di Indonesia menunjukkan bahwa nilai tidak berpengaruh

signifikan, artinya pada jangka pendek terjadi hubungan simetri antara harga kopi

di pasar Jerman dengan harga kopi di pasar Indonesia.

Pengujian nilai probabilitas ECT antara pasar impor kopi di Jepang

terhadap pasar ekspor kopi di Indonesia tidak berpengaruh nyata, artinya terjadi

hubungan simetri pada jangka panjang antara pasar Jepang dengan pasar

Indonesia. Artinya tidak terjadi penyalahgunaan kekuatan pasar (market power)

yang dilakukan oleh pasar impor Jepang terhadap harga ekspor kopi di Indonesia.

Nilai probabilitas variabel bebas yaitu pada periode t-1 berpengaruh signifikan,

artinya terjadi hubungan yang asimetri antara pasar impor kopi di Jepang dengan

pasar ekspor kopi di Indonesia pada periode t-1.

Secara keseluruhan dari hasil pengujian koefisien dengan menggunakan

waldtest pada model asimetri menunjukkan bahwa untuk koefisien transmisi

Amerika→ Indonesia Ho. π-t = π

+t 0.06 0.80

Ho. β12-t = β22

+t 1.10 0.30

Ho. β12-t- 1= β22

+t-1 6.91 0.00

Jerman →Indonesia Ho. π-t = π

+t 0.09 0.76

Ho. β12-t = β22

+t 2.65 0.11

Ho. β12-t-1 = β22

+t-1 0.64 0.42

Page 58: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

40

harga pada jangka pendek terjadi hubungan asimetri kecuali pasar impor kopi di

Jerman. Menurut McCorriston (2000) transmisi harga tidak simetri disebabkan

karena adanya biaya penyesuaian (adjustment cost) yang umumnya hanya terjadi

pada jangka pendek. Biaya penyesuaian (adjustment cost) hanya menunda

terjadinya simetri harga. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa asimetri

harga pada jangka pendek disebabkan karena adanya biaya penyesuaian

(adjustment cost) contohnya adanya tambahan biaya akibat penyimpanan. Selain

itu asimetri harga yang terjadi juga dipengaruhi oleh adanya inflasi. Pada

penelitian ini adjustment cost hanya menunda proses transmisi harga, seperti

halnya yang terjadi pada pasar impor kopi Amerika Serikat dan Jepang yaitu

terjadi asimetri harga pada periode t-1 pada periode t harga kembali simetri.

Hasil ini sejalan dengan penelitian Durevall (2013) yang menyatakan

bahwa pada jangka pendek terhadap hubungan asimetri yang terjadi pada

transmisi harga kopi dunia terhadap harga retail di Swedia. Akan tetapi asimetri

harga hanya terjadi pada jangka pendek. Pada jangka panjang harga kopi ditingkat

konsumen di pasar Swedia, ditentukan oleh marginal cost yang terjadi. Gomez

dan Koerner (2009) menunjukkan bahwa pada jangka panjang transmisi harga

kopi di pasar Importir kopi utama yaitu Amerika Serikat, Jerman dan Perancis

terhadap harga kopi dunia terjadi secara simetri, sedangkan pada jangka pendek

terjadi asimetri harga. Contoh di pasar impor kopi di Jerman menurunnya harga

dunia ditransmisikan dengan cepat oleh harga kopi retail di pasar Jerman daripada

penurunan harga kopi dunia. Berbeda halnya dengan USA dimana kenaikan harga

dunia ditransmisikan dengan cepat oleh harga kopi retail di pasar impor Amerika

Serikat daripada harga kopi naik.

Secara keseluruhan dari hasil pengujian koefisien dengan menggunakan

wald test pada model asimetri menunjukkan bahwa untuk koefisien transmisi

harga pada jangka panjang fenomena transmisi harga yang tidak simetri ditolak.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada jangka panjang terjadi simetri harga

artinya tidak terdapat penyalahgunaan kekuatan pasar (market power) yang

dilakukan oleh pasar importir utama kopi yaitu Amerika Serikat, Jerman dan

Jepang. Hal ini disebabkan karena setelah liberalisasi perdagangan kopi yang

terjadi pada tahun 1990’s menyebabkan struktur pasar kopi dunia mendekati pasar

persaingan sempurna karena semakin banyak pasar-pasar eksportir maupun pasar-

pasar importir yang masuk pasar. Hal ini sejalan dengan penelitian Krivonos

(2004); Lee dan Gomez (2011); Mohan dan Russel (2008) menyatakan bahwa

akibat terjadi liberalisasi perdagangan kopi menyebabkan pasar kopi dunia

berubah menjadi pasar yang lebih kompetitif.

Setelah terjadinya liberalisasi perdagangan kopi menyebabkan transmisi

harga pasar-pasar produsen utama kopi meningkat, jumlah pasar produsen

semakin bertambah dan keberadaanya di pasar kopi dunia semakin dominan,

seperti bertambahnya Vietnam sebagai salah satu eksportir utama kopi. Kustriari

(2007) rendahnya kekuatan pasar yang dimiliki oleh pengekspor dan pengimpor

mengindikasikan bahwa kondisi pasar kopi dunia mendekati keseimbangan pasar

persaingan sempurna, artinya tidak adanya penyalahgunaan kekuatan pasar

(market power) yang dilakukan oleh pasar pengekspor maupun pasar pengimpor.

Page 59: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

41

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Harga Ekspor

Kopi Indonesia

Uji Stasioner Data

Uji stasioner bertujuan untuk menganalisis pergerakan data time series dan

melihat hubungan antara variabel, maka perlu dilakukan pengujian stasioner data

series tersebut. Pengujian dilakukan untuk melihat konsistensi pergerakan data

time series serta mencegah terjadinya spurious regression, yaitu kondisi dimana

regresi terhadap satu variabel terhadap variabel lainnya menghasilkan nilai R2

yang tinggi namun sebenarnya tidak ada hubungan yang berarti secara teori

ekonomi.

Pengujian stasioner yang dilakukan menunjukkan pada level 1(0) terdapat 5

dari 6 variabel yang digunakan tidak stasioner pada tingkat kepercayaan 1 persen,

5 persen dan 10 persen. Hal ini ditunjukkan oleh nilai Augmented Dickey Fuller

(ADF) t-statistik yang lebih kecil dari nilai McKinnon, akibat tidak stasioner pada

level 1(0) maka variabel akan diuji dengan pengujian derajat integrasi. Suatu

variabel dikatakan stasioner pada first different jika nilai ADF lebih kecil dari

nilai kritis McKinnon. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan semua

variabel tersebut stasioner pada first different. Semua variabel dikatakan stasioner

karena nilai ADF lebih kecil daripada nilai kritis McKinnon, baik pada tingkat

signifikasi 1 persen, 5 persen dan 10 persen.

Tabel 20 Hasil uji akar unit faktor-faktor pembentukan harga ekspor kopi di

pasar Indonesia

Keterangan : *** signifikan pada taraf nyata 1 %

Pengujian Kointegrasi

Pengujian kointegrasi pada penelitian ini menggunakan Johansen Test,

dengan membandingkannilai Trace Statistik (TS) dan Maximal Eigenvalue (ME)

terhadap nilai t-statistik. Apabila nilai TS dan ME melebihi nilai t-statistik, maka

hipotesis nol ditolak dan artinya kedua variabel saling terkointegrasi.

Variabel Level first Different

Nilai ADF Keterangan Nilai ADF Keterangan

PEI -2.21 Tidak Stasioner -6.48*** Stasioner

PEV -2.31 Tidak Stasioner -7.86*** Stasioner

PEB -2.18 Tidak Stasioner -5.44*** Stasioner

PIA -1.90 Tidak Stasioner -4.33** Stasioner

PIG -1.78 Tidak Stasioner -5.27*** Stasioner

PIJ -1.72 Tidak Stasioner -5 .29*** Stasioner

-1.1 Tidak Stasioner -7.89 Stasioner

VI -5.15*** Stasioner

Page 60: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

42

Tabel 21 Hasil uji kointegrasi faktor-faktor pembentukan harga ekspor kopi di

pasar Indonesia

Hypothesized Trace 0.05

No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.**

None * 0.38 136.76 107.35 0.00

At most 1 * 0.31 80.99 79.34 0.04

At most 2 0.13 37.11 55.25 0.66

At most 3 0.09 20.08 35.01 0.70

At most 4 0.04 9.33 18.40 0.55

At most 5 * 0.04 4.51 3.84 0.03

Ket . * Variabel mempunyai hubungan kointegrasi

Berdasarkan Tabel 21 menunjukan bahwa model–model yang digunakan

pada penelitian ini memiliki 3 persamaan kointegrasi. Kondisi ini mengambarkan

adanya hubungan jangka panjang antara harga ekspor kopi di pasar Indonesia

terhadap faktor-faktor pembentukan harga. Persamaan kointegrasi ini

menunjukkan bahwa diantara variabel variabel yang diuji memiliki hubungan

kombinasi liniear yang bersifat stasioner (kointegrasi).

Model Jangka Pendek dan Model Jangka Panjang

Berdasarkan Tabel 22 terlihat bahwa nilai F-statistik sebesar 27.61 dengan

probabilitas 0.00 sehingga dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan variabel

bebas yang dianalisis mempengaruhi harga ekspor kopi di pasarIndonesia. Nilai

R-square sebesar 0.70 menunjukkan bahwa keragaman dari harga ekspor kopi di

pasar Indonesia yang dapat dijelaskan oleh harga kopi di pasar eksportir (Vietnam

dan Brazil), harga kopi di pasar importir (Amerika Serikat, Jerman dan Jepang),

nilai tukar, volume ekspor kopi di pasar Indonesia yaitu sebesar 70 persen dan

sisanya 30 persen dijelaskan oleh faktor lain diluar model. Secara statistik nilai

ECT signifikan ini berarti bahwa model spesifikasi yang digunakan adalah valid,

sehingga perubahan faktor-faktor yang dianalisis akan direspon oleh Indonesia.

Nilai -0.62 menunjukkan bahwa fluktuasi keseimbangan jangka panjang dimana

sekitar 62 persen proses penyesuainya (adjustment) terjadi pada bulan pertama,

sedangkan sebesar 38 persen terjadi pada bulan-bulan berikutnya.

Hasil analisis menunjukkan bahwa pada jangka pendek harga ekspor kopi

di pasar Indonesia pada 1 bulan sebelumnya (t-1) berpengaruh positif terhadap

harga ekspor kopi di pasar Indonesia bulan sekarang atau t dengan nilai koefisien

sebesar 0.18. Artinya kenaikan harga ekspor kopi di Indonesia pada bulan

sebelumnya sebesar 10 persen akan menyebabkan kenaikan harga ekspor kopi di

pasar Indonesia pada periode t sebesar 1.8 persen.

Hasil analisis menunjukkan bahwa harga ekspor kopi di pasar Brazil

berpengaruh positif pada jangka pendek dengan taraf kepercayaan 99 persen. Nilai

koefisien harga ekspor kopi di pasar Brazil adalah sebesar 0.45. Artinya setiap

kenaikan harga kopi di pasar Brazil sebesar 10 persen akan meningkatkan harga

ekspor kopi di pasar Indonesia sebesar 4.5 persen. Hal ini disebabkan karena

Brazil merupakan eksportir utama kopi, selain memproduksi kopi jenis arabika

Page 61: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

43

Brazil juga merupakan salah satu eksportir terbesar kopi jenis robusta. Oleh

karena itu harga ekspor kopi Brazil menentukan pembentukan harga ekspor kopi

di Indonesia. Asmarantaka (2008) menyatakan bahwa pasar kopi di Brazil

merupakan acuan kopi di pasar dunia. Peningkatan maupun penurunan produksi

kopi di pasar Brazil akan dapat mempengaruhi harga kopi di dunia. Oleh sebab itu

harga kopi ekspor (FOB) Indonesia dipengaruhi oleh harga kopi di Brazil.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan harga kopi di pasar

dunia yaitu pasar Brazil sebagai pasar acuan akan ditransmisikan ke perubahan

harga kopi di pasar Indonesia dengan baik.

Variabel harga impor kopi di pasar Amerika Serikat berpengaruh positif

pada taraf kepercayaan 95 persen. Nilai koefisien harga impor kopi pasar Amerika

Serikat adalah sebesar 0.20 persen. Artinya kenaikan harga impor kopi di pasar

pasar Amerika Serikat sebesar 10 persen akan menyebabkan kenaikan harga

ekspor kopi di pasar Indonesia sebesar 2 persen. Terjadi pengaruh yang kuat

antara harga kopi di pasar Amerika Serikat dengan harga ekspor kopi di pasar

Indonesia disebabkan karena pasar Amerika Serikat merupakan pasar tujuan

ekspor utama pasar Indonesia. Hasil penelitian Hutabarat (2006) menemukan

bahwa harga kopi di pasar Indonesia yaitu (Jawa Timur dan Lampung) memiliki

hubungan yang erat dengan harga eceran di pasar Amerika Serikat dibandingkan

pasar Jepang dan Eropa. Muzendi (2014) menemukan bahwa sebesar 7.70 persen

perubahan harga ekspor pasar Indonesia dipengaruhi oleh harga impor pasar

Amerika Serikat. Tingginya ekspor kopi ke pasar Amerika Serikat sejalan dengan

peningkatan permintaan pasar Amerika Serikat terhadap kopi dari pasar dunia

yang disebabkan karena meningkatnya industri pengolahan kopi di pasar Amerika

Serikat. Pada jangka pendek harga impor kopi di pasar Jerman berpengaruh

signifikan terhadap pembentukan harga ekspor kopi pasar Indonesia sebesar 0.27.

Artinya kenaikan harga impor kopi di pasar Jerman sebesar 10 persen akan

menyebabkan peningkatan harga ekspor kopi pasar Indonesia sebesar 2.7 persen.

Nilai tukar berpengaruh positif terhadap harga ekspor kopi di pasar

Indonesia dengan taraf kepercayaan 99 persen. Nilai koefisien adalah sebesar

0.38 artinya kenaikan nilai tukar dolar sebesar 10 persen akan menyebabkan

kenaikan harga ekspor kopi di pasar Indonesia sebesar 3.80 persen. Jika nilai tukar

riil tinggi, harga barang di pasar dunia relatif lebih murah, sedangkan harga

ekspor barang di pasar Indonesia relatif lebih mahal, sedangkan jika nilai tukar

rendah harga barang di pasar dunia relatif mahal dan harga barang di Pasar

Indonesia relatif lebih murah (Mankiw 2006). Aprina (2014) menyatakan bahwa

kenaikan tingkat harga CPO, baik secara langsung maupun melalui sektor moneter

secara nyata terbukti dapat menyebabkan apresiasi nilai tukar riil. Kemudian, hasil

simulasi model menunjukkan bahwa semakin tinggi pertumbuhan harga CPO

dunia semakin tinggi pula inflasi dan semakin besar apresiasi nilai tukar riil.

Volume ekspor kopi pasar Indonesia berpengaruh signifikan terhadap

harga ekspor kopi di pasar Indonesia dengan taraf nyata yaitu sebesar 99 persen.

Nilai koefisien yaitu sebesar -0.18. Artinya kenaikan volume ekspor pasar

Indonesia sebesar 10 persen akan menurunkan harga ekspor kopi pasar Indonesia

sebesar 1.85 persen. Kenaikan volume ekspor kopi di pasar Indonesia akan

menyebabkan penurunan harga ekspor di pasar Indonesia. Hal ini sesuai dengan

hukum penawaran semakin banyak jumlah barang yang ditawar, sedangkan

permintaannya tetap. Maka akan menyebabkan excess supply atau kelebihan

Page 62: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

44

penawaran, sehingga menyebabkan harga kopi dunia menjadi turun. Turunnya

harga kopi di pasar dunia akan menyebabkan harga ekspor kopi pasar Indonesia

juga mengalami penurunan.

Harga ekspor kopi di pasar Vietnam tidak mempengaruhi harga ekspor kopi

di pasar Indonesia. Hal ini disebabkan karena menghadapi persaingan yang ketat

antar pasar-pasar produsen kopi, pemerintah Vietnam menerapkan pemotongan

harga kopi ekspor. Sehingga menyebabkan harga kopi di Vietnam lebih rendah

daripada harga kopi di pasar Indonesia sejak tahun 2000. Hal ini menyebabkan

pada jangka pendek harga kopi di Vietnam tidak mempengaruhi harga kopi di

pasar Indonesia (Kustriari 2007). Selain itu harga impor kopi di Jepang juga tidak

mempengaruhi harga ekspor kopi pasar Indonesia pada jangka pendek. Hal ini

disebabkan karena pangsa pasar impor di pasar Jepang masih kecil dibandingkan

pasar importir utama lainnya yaitu pasar Jerman dan pasar Amerika Serikat,

sehingga Jepang belum mampu menjadi price maker.

Tabel 22 Faktor-faktor pembentukan harga ekspor kopi Indonesia pada jangka

pendek

Variabel Koefisien t-statistik Prob

Konstanta 0.01 -0.30 0.76

Lag harga ekspor kopi Indonesia 0.18 2.49 0.01

Harga ekspor Brazil 0.45 3.22 0.00

Harga ekspor kopi Vietnam 0.04 0.54 0.59

Harga impor kopi Amerika Serikat 0.20 2.00 0.05

Harga impor kopi Jerman 0.27 2.54 0.01

Harga impor kopi Jepang -0.16 -1.35 0.18

Nilai Tukar 0.40 2.82 0.00

Volume ekspor Indonesia -0.18 -11.50 0.00

ECT -0.62 -5.28 0.00

R-squared 0.70

Adjusted R-squared 0.67

F-statistik 27.61

Prob(F-Statistik) 0.00

Durbin-Watson Stat 1.82

Berdasarkan Tabel 23 terlihat bahwa dalam jangka panjang terdapat 6

variabel yang berpengaruh dalam pembentukan harga ekspor kopi di pasar

Indonesia. Hasil berbeda dengan model dalam jangka pendek dimana terdapat 5

variabel yang berpengaruh siginifikan terhadap pembentukan harga ekspor kopi di

pasar Indonesia. Pada jangka panjang harga ekspor kopi di pasar eksportir

Vietnam berpengaruh terhadap harga ekspor kopi di pasar Indonesia dengan taraf

nyata sebesar 99 persen. Nilai koefisien yaitu sebesar 0.18. Artinya kenaikan

harga ekspor kopi di pasar Vietnam sebesar 10 persen akan menyebabkan

kenaikan harga di pasar Indonesia dalam jangka panjang sebesar 1.18 persen.

Pada jangka panjang harga kopi di pasar Vietnam akan mempengaruhi harga

ekspor kopi yang terbentuk di pasar Indonesia. Hal ini disebabkan karena pasar

Page 63: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

45

Indonesia dan pasar Vietnam merupakan pasar pengekspor utama kopi jenis

robusta. Oleh karena harga kopi di pasar Vietnam pada jangka panjang akan

mempengaruhi harga ekspor kopi di pasar Indonesia. Muzendi (2014) menyatakan

bahwa pasar ekspor kopi di Vietnam dan Brazil berpengaruh signifikan terhadap

harga ekspor kopi di pasar Indonesia. Hal ini disebabkan karena pangsa pasar

Brazil di pasar dunia cukup dominan di pasar dunia, sehingga perubahan harga di

Brazil akan berdampak pada harga kopi di pasar dunia dan pasar Indonesia. Selain

itu karena Brazil merupakan salah satu pasar produsen dan eksportir terbesar kopi

jenis robusta, sehingga harga kopi di pasar Indonesia akan di pengaruhi oleh harga

kopi di Brazil.

Tabel 23 Faktor-faktor pembentukan harga ekspor kopi Indonesia jangka

panjang

Variabel Koefisien t-statistik Prob

Konstanta 1.54 -0.03 0.03

Lag harga ekspor kopi Indonesia 0.52 11.17 0.00

Harga ekspor Brazil 0.16 1.51 0.13

Harga ekspor kopi Vietnam 0.17 4.43 0.00

Harga impor kopi Amerika Serikat 0.17 1.58 0.11

Harga impor kopi Jerman 0.08 0.59 0.56

Harga impor kopi Jepang -0.09 -0.84 0.40

Nilai Tukar 0.11 1.80 0.07

Volume ekspor Indonesia -0.15 -11.50 0.00

R-squared 0.94

F-statistik 217.65

Prob(F-Statistik) 0.00

Durbin-Watson Stat 1.76

Page 64: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

46

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian telah dikemukan pada bab sebelumnya,

demikian dapat dirangkumkan beberapa kesimpulan sebagai berikut

1. Pada jangka panjang dari segi kecepatan penyesuaian waktu terjadi hubungan

simetri antara harga ekspor kopi di pasar Indonesia dengan pasar tujuan ekspor

kopi yaitu (Amerika Serikat, Jerman dan Jepang). Hal ini disebabkan karena

tidak terdapat penyalahgunaan kekuatan pasar (market power) yang dilakukan

oleh pasar importir, sedangkan pada jangka pendek terjadi hubungan asimetri

antara harga ekspor kopi di Indonesia dengan harga impor kopi di pasar

Amerika Serikat dan Jepang pada periode t-1.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan harga ekspor kopi di pasar

Indonesia pada jangka pendek yaitu harga ekspor kopi di pasar Indonesia

periode t-1, harga ekspor kopi di pasar Brazil, harga ekspor kopi di pasar

Vietnam, harga impor kopi di pasar Amerika Serikat, harga impor kopi di

pasar Jerman, nilai tukar dan volume ekspor kopi di pasar Indonesia,

sedangkan faktor-faktor yang menentukan pembentukan harga di Indonesia

pada jangka panjang yaitu harga ekspor kopi di pasar Indonesia 1 bulan

sebelumnya atau periode t-1, harga ekspor kopi di pasar Vietnam, nilai tukar

dan volume ekspor kopi di pasar Indonesia

Saran Kebijakan

1. Berdasarkan hasil penelitian pasar kopi di Indonesia memiliki posisi tawar

yang rendah dalam menentukan harga karena pangsa pasarnya rendah. Oleh

karena itu untuk meningkatkan posisi tawar (bargaining position) Indonesia

dalam menentukan harga perlu mencari alternatif pasar tujuan ekspor lainnya

yang memiliki prospek yang potensial lainnya. Hal ini disebabkan karena

ketergantungan terhadap pasar tradisional atau pasar tujuan utama yaitu pasar

kopi di Amerika Serikat, Jerman dan Jepang akan menyebabkan posisi tawar

Indonesia lemah. Hal ini disebabkan karena persaingan yang ketat antar pasar-

pasar eksportir dalam mengekspor kopi ke pasar-pasar tersebut.

2. Variabel harga ekspor kopi periode sebelumnya berpengaruh signifikan

terhadap pembentukan harga ekspor kopi di Indonesia periode sekarang. Oleh

karena itu pemerintah atau organisasi kopi lainnya contoh AEKI perlu

menyediakan akses informasi tentang harga kopi, sehingga tidak terjadi

asimetris informasi tentang harga kopi antar pelaku pasar.

Administrator
Typewritten Text
Administrator
Typewritten Text
6
Administrator
Typewritten Text
Administrator
Typewritten Text
Administrator
Typewritten Text
Page 65: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

47

Saran Penelitian Lanjutan

1. Penelitian ini dilakukan secara agregat tidak membedakan berdasarkan jenis

kopi yaitu kopi arabika dan kopi robusta. Oleh karena itu diperlukan penelitian

lanjutan yaitu dengan cara memisahkan jenis kopi yaitu kopi arabika dan kopi

robusta.

2. Penelitian selanjutnya untuk pasar tujuan ekspor yang dianalisis perlu di

bedakan untuk masing-masing jenis kopi.

3. Penelitian selanjutnya tidak hanya menganalisis transmisi harga dari

kecepatan penyesuaian harga (speed adjustment), atau transmisi asimetri dari

segi waktu. Akan tetapi perlu dianalisis transmisi asimetri dari segi magnitude

(atau dari segi arah).

4. Penelitian selanjutnya seharusnya menggunakan model yang berbeda untuk

menganalisis asimetri harga, karena model AECM yang digunakan pada

penelitian ini tidak bisa menganalisis transmisi harga dari dari segi magnitude

(atau arah).

Page 66: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

48

DAFTAR PUSTAKA

Acguah HG, Onumah. 2010. A Comparison of Different Approaches to Detecting

Asymmetry in Retail-Wholesale Price Transmission. American-Eurasian

Journal of Scientific Research, 5(1) : 60-66.

[AEKI] Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia. 2015. Ekspor dan Impor kopi

Indonesia[internet].[diacu 2 Januari 2015]. Tersedia dari: http://www.aeki-

aice.org/page/realisasi-ekspor-impor-kopi-indonesia-/id.

Aguiar DRD, Santana. 2005. Asymmetry in Farm to Retail Price Transmission

Evidence from Brazil. Journal Agribusiness, 21(2): 273-286.

Aklimawati Lya, Wahyudi Teguh. 2013. Estimasi Volatilitas Return Harga Kakao

Menggunakan Model ARCH dan GARCH. Jurnal Pelita Perkebunan, 29

(2): 240-256.

Aprina H. 2014. Analisis Pengaruh Harga Crude Palm Oil (CPO) Dunia Terhadp

Nilai Tukar Riil Rupiah. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, 16(4):

1-18.

Arifin B. 2013. Fluktuasi Harga Komoditas Pertanian [internet]. [diacu 23

Agustus 2014]. Tersedia dari :

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/01/07/03032863/fluktuasi.ha

rga.komoditas.pertanian.

Asmarantaka RW. 2008. Analisis Rumah Tangga Petani dan Keterpaduan Pasar

Kopi di Indonesia. Jurnal Agribisnis dan Ekonomi, 2 (1): 39-52.

Asmarantaka RW. 2009. Pemasaran Produk-produk Pertanian. Bunga Rampai

Agribisnis: Seri Pemasaran. Bogor (ID): IPB Press.

Asriani PS. 2010. Analisis Integrasi Pasar dan Permintaan Ubikayu Indonesia di

Pasar Dunia. [Disertasi]. Yogyakarta (ID): Program Pascasarjana Fakultas

Pertanian, Universitas Gadjah Mada.

Bailey DV, Brorsen BW. 1989. Price Asymmetry in Spatial Fed Cattle Markets.

Western Journal of Agricultural Economics, 14(2): 246-252.

Ball L, Mankiw NG. 1994. Asymmetric Price Adjustment and Economic

Fluctuations. The Economic Journal, 10(4): 247-261

Bressler RG, King RA. 1970. Market Prices and International Regional Trade.

New York (US). John Wiley dan Sons.

Conforti P. 2004. Price Transmission in Selected Agriculture Market. Working

Paper FAO Commodity dan Trade Policy Research, 7 : 112-125

Dewi A. 2011. Analisis Kontrak Berjangka Olein di Bursa Berjangka Jakarta.

Jurnal Manajemen dan Agribisnis, 8(1): 1-18.

[Ditjenbun] Direktorat Jenderal Perkebunan. 2014. Data Statistik [internet].[diacu

20 Mei 2015]. Tersedia dari: http://ditjenbun.pertanian.go.id/statis-30-

neraca.html.

Dewi Anam. 2011. Analisis Kontrak Berjangka Olein di Bursa Berjangka Jakarta.

Jurnal Manajemen dan Agribisnis, 8(1): 1-18.

Durevall D. 2007. Demand for Coffee in Sweden The Role of Prices Preferences

dan Market Power. Journal Food Policy, 32(5): 566-584.

Granger E. 1987. Co-integration dan Error Correction Representation, Estimation

dan Testing. The Econometric Society, 55(2): 251-276.

Page 67: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

49

Firdaus M. 2011. Aplikasi Ekonometrika Untuk Data Panel dan Time Series.

Bogor (ID). IPB Press.

Fitrianti W. 2009. Analisis Integrasi Pasar Karet Alam Antara Pasar Fisik di

Indonesia dengan Pasar Berjangka Dunia. (Tesis) Bogor (ID). Pascasarjana

Institut Pertanian Bogor.

Firmansyah. 2006. Analisis Volatilitas Harga Kopi Dunia. Jurnal Ekonomi

Industri,7: 44-53.

Fitner R, Kaplinsky R. 2001. Who Gains From the Product Rents as The Coffee

Market Becomes More Differentiated? A Value Chain Analysis. IDB

Bulletin Paper University of Sussex, 32(3): 69-82.

Gomez M, Koerner J, Lee J. 2009. Do Retail Coffee Prices Increase Faster Than

They Fall? Asymmetric Price Transmission in France, Germany dan the

United States. Working Paper Department of Applied Economics dan

Management Cornell University, 29 (1) : 1-34.

Gomez M, Lee J. 2011. Impact of The End of The Coffee Export Quota System in

International to Retile Price Transmision. Working Paper Dysin School of

Applied Economics dan Management, 15 (3): 1-33.

Goodwin BK, Harper. 2006. Spatial and Vertical Price Transmission in Meat

Markets, 32 (1): 543-553.

Gilbert CL, Morgan CW. 2010. Food Price Volatility. Working Paper

Philosophical Transactions of The Royal Society, 61 : 398-425.

Henderson, Quant, RE. 1980. Microeconomic Theory. MC Graw Hill Inc. New

York (US).

Houck, PJ. 1977. An Approach to Specifying and Estimating Non-Reversible

Function. American Journal of Agriculture Economics, 59: 570-572.

Hutabarat B. 2006. Analisis Saling Pengaruh Harga Kopi Indonesia dan Dunia.

Jurnal Agro Ekonomi. 24 (1): 21-40.

[ICO] Internasional Coffee Organization. Historical Data On Global Coffee Trade

[internet]. [diakses 1 November 2015]. Tersedia

dari:http://www.ico.org/new_historical.asp?section=Statistics.

[ITC] Internasional Trade Center. 2015. International trade in goods statistics by

product group [internet]. [diakses 30 Agustus 2015]. Tersedia dari:

http://www.trademap.org/Country_SelProduct_TS.aspx.

[Kemendag] Kementerian Perdaganga .2009. Market Brief Ekspor Kopi ke Pasar

Jerman. ITPC Hamburg

.2012. Market Brief HS 0901. ITPC Osaka.

.2013.Market Brief Kopi ke Pasar Jerman.

ITPC Hamburg.

.2014. Market Brief Ekspor Kopi ke Pasar

Amerika Serikat. ITPC Chicago.

Kirnovos E. 2004. The Impact of Coffee Market Reforms on Producer Prices and

Price Transmission. Policy Research Working Paper. Washington DC

(US): The World Bank Development Reseach Group Trade Team.

Kinnucan HW, Forker OD. 1987. Asymmetry in Farm-Retail Price Transmission

for Major Dairy Product. American Journal of Agricultural Economics, 69

(2): 285-292.

Kustiatri R. 2007. Analisis Ekonomi Tentang Posisi dan Prospek Kopi Indonesia

di Pasar Dunia [Tesis]. Bogor (ID). Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Page 68: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

50

Kustiari R. 2007. Perkembangan Pasar Kopi Dunia dan Implikasinya Bagi

Indonesia. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 25(1) : 43 – 55.

Mankiw G. 2006. Teori Makroekonomi Edisi 6. Jakarta (ID) : Erlangga.

McCorriston S. 2002. Why Should Imperfect Competition Matter to Agriculture

Economics?. European Review of Agricultural Economics, 29(3): 349-

371.

Morgan CW, Rayner AJ. 1994. Price Instability dan Commodity Futures Markets.

Working Paper World Development, 22 (11): 1729-1736.

Mohan S, Russell B. 2010. Modelling Thirty Five Years of Coffee Prices in Brazil,

Guatemala dan India. Dundee Discussion Papers in Economics studies,

Inggris (ENG).

Meyer JS, Von Cramon-Taubadel. 2004. Asymmetric Price Transmission a

Survey. Journal of Agricultural Economics, 55 (3): 581-611.

Muzendi. 2014. Integrasi Pasar dan Dampak Kebijakan Non Tarif Terhadap

Permintaan Ekspor dan Daya Saing Kopi Indonesia di Pasar Dunia.(Tesis)

Bogor (ID). Institute Pertanian Bogor.

Prastowo. 2008. Pengaruh Distribusi dalam Pembentukan Harga Komoditas dan

Implikasi Terhadap Inflasi. Working Paper Bank Indonesia, 7: 1-70

Purwadi. 2006. Perilaku Harga Kopi dan Teh di Pasar Dunia (Disertasi).

Jogjakarta (ID). Pascasarjana Universitas Gajah Mada.

Ravallion. 1986. Testing Market Integration. American Journal of Agricultural

Economics, 68 (1): 102-109.

Rezity I, Panagopoulos Y. 2008. Asymmetric Price Transmission in The Greek

Agri-Food Sector Some Test. Working Paper Agribusiness, 24(1): 16-30.

Tomek W. 2000. Commodity Prices Revisited. Staff Paper Department of Applied

Economics dan Management, Cornell University, New York (US).

Tweeten LG, Quance CL. (1969). Positiv Measures of Aggregate Supply

Elasticities: Some New Approaches. American Journal of Agricultural

Economics, 51: 342-352

Vavra P, Goodwin B. 2005.Analysis of Price Transmission Along Food Chain.

Working paper OECD Food Agriculture dan Fisheries, 5: 1-28.

Von Cramon-Taubadel S, Loy. 1996. Price Asymmetry in the Internasional Wheat

Market Comment Canadian. Journal of Agricultural Economics, 44(3): 311-

317.

Von Cramon-Taubadel S. 1997. Estimating Asymmetric Price Transmission

with Error Corection Representation. An Application to the Jerman Pork

Market. European Review of Agricultural Economics, 25: 1-18.

Yustiningsih F. 2012. Analisa Integrasi Pasar dan Transmisi Harga Beras

Petani-Konsumen di Indonesia [Tesis]. Jakarta (ID). Pascasarjana

Universitas Indonesia.

Zachariasse V, Bunte. 2003. How Are Farmers Faring in the Changing Balance

of Power Along the Food Chain?. Conference on Changing Dimension of

the Food Economy Exploring the policy Issue, Netherland (NL)

Page 69: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

51

LAMPIRAN

Page 70: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

52

Page 71: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

53

Lampiran 1. Pengujian Kointegrasi

a. Amerika Serikat→Indonesia

Null Hypothesis: RESID13 has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=12)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.906049 0.0476

Test critical values: 1% level -3.486064

5% level -2.885863

10% level -2.579818

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

b. Jerman→Indonesia

Null Hypothesis: RESIDJERMAN_IND has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=12)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.858033 0.0534

Test critical values: 1% level -3.486064

5% level -2.885863

10% level -2.579818

*MacKinnon (1996) one-sided p-values

c. Japan→Indonesia

Null Hypothesis: RESID11 has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=12)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.553940 0.1056

Test critical values: 1% level -3.486064

5% level -2.885863

10% level -2.579818

Page 72: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

54

Lampiran 2. Pengujian Kausalitas

a. Amerika→Indonesia

Pairwise Granger Causality Tests

Date: 10/29/15 Time: 22:37

Sample: 2005M01 2014M12

Lags: 1

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob.

PIA does not Granger Cause PEI 118 2.45212 0.0907

PEI does not Granger Cause PIA 0.40184 0.6700

b. Jerman → Indonesia

Pairwise Granger Causality Tests

Date: 10/29/15 Time: 22:39

Sample: 2005M01 2014M12

Lags: 1

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob.

PIG does not Granger Cause PEI 118 3.44635 0.0352

PEI does not Granger Cause PIG 1.46448 0.2356

c. Jepang → Indonesia

Pairwise Granger Causality Tests

Date: 11/20/15 Time: 21:00

Sample: 2005M01 2014M12

Lags: 1

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob.

PIJ does not Granger Cause PEI 118 4.41322 0.0378

PEI does not Granger Cause PIJ 1.22273 0.2711

Page 73: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

55

Lampiran 3 Hasil Model Asimetri Metode ECM Amerika Serikat dan Indonesia

Dependent Variable: DPEI

Method: Least Squares

Date: 10/02/15 Time: 10:52

Sample (adjusted): 2005M03 2014M12

Included observations: 112 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

PIA_MIN 0.560215 0.128848 4.347891 0.0000

PIA_PLUS 0.352340 0.110344 3.193099 0.0019

PIA_MIN(-1) -0.381056 0.128729 -2.960133 0.0038

PIA_PLUS(-1) 0.149767 0.128096 1.169180 0.2450

ECT_MIN(-1) 0.031273 0.055868 0.559770 0.5769

ECT_PLUS(-1) 0.057106 0.062963 0.906981 0.3665

PEI_MIN(-1) 0.072240 0.142095 0.508395 0.6123

PEI_PLUS(-1) -0.078454 0.168344 -0.466036 0.6422

C 0.003056 0.027874 -0.109638 0.9129

R-squared 0.372103 Mean dependent var 0.003679

Adjusted R-squared 0.323335 S.D. dependent var 0.156238

S.E. of regression 0.128521 Akaike info criterion -1.188506

Sum squared resid 1.701315 Schwarz criterion -0.970055

Log likelihood 75.55635 Hannan-Quinn criter. -1.099874

F-statistic 7.629962 Durbin-Watson stat 1.862803

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 74: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

56

Lampiran 4. Uji Wald Test Amerika→Indonesia

ECTMin=ECTplus

Wald Test:

Equation: Untitled

Test Statistic Value df Probability

t-statistic -0.247879 103 0.8047

F-statistic 0.061444 (1, 103) 0.8047

Chi-square 0.061444 1 0.8042

Periode t (PIAMint=PIAPlust)

Wald Test:

Equation: Untitled

Test Statistic Value df Probability

t-statistic 1.048126 103 0.2970

F-statistic 1.098568 (1, 103) 0.2970

Chi-square 1.098568 1 0.2946

Periode t-1 (PIAMint-1=PIAPlust-1)

Wald Test:

Equation: Untitled

Test Statistic Value df Probability

t-statistic -2.629384 103 0.0099

F-statistic 6.913658 (1, 103) 0.0099

Chi-square 6.913658 1 0.0086

Page 75: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

57

Lampiran 5. Hasil Estimasi Model ECM Jerman dan Indonesia

Dependent Variable: DPEI

Method: Least Squares

Date: 10/02/15 Time: 10:56

Sample (adjusted): 2005M03 2014M12

Included observations: 118 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

ECTMIN(-1) 4.68E-08 6.88E-08 0.679714 0.4981

ECTPLUS(-1) 7.83E-08 5.30E-08 1.476573 0.1427

PIGMIN 0.705593 0.216023 3.266283 0.0015

PIGPLUS 0.132220 0.196172 0.673999 0.5017

PIGMIN(-1) 0.298656 0.225370 1.325179 0.1879

PIGPLUS(-1) 0.010576 0.201898 0.052383 0.9583

PEIMIN(-1) -0.111324 0.158750 -0.701252 0.4846

PEIPLUS(-1) -0.091163 0.164468 -0.554291 0.5805

C 0.037307 0.033438 1.115685 0.2670

R-squared 0.192218 Mean dependent var 0.006344

Adjusted R-squared 0.132931 S.D. dependent var 0.153745

S.E. of regression 0.143162 Akaike info criterion -0.976471

Sum squared resid 2.234001 Schwarz criterion -0.765148

Log likelihood 66.61179 Hannan-Quinn criter. -0.890668

F-statistic 3.242168 Durbin-Watson stat 1.941506

Prob(F-statistic) 0.002390

Page 76: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

58

Lampiran 6. Uji Wald Test Jerman →Indonesia

ECTMin=ECTPlus

Wald Test:

Equation: Untitled

Test Statistic Value df Probability

t-statistic -0.304901 109 0.7610

F-statistic 0.092964 (1, 109) 0.7610

Chi-square 0.092964 1 0.7604

Periode t ( PIGMint =PIGPlust)

Wald Test:

Equation: Untitled

Test Statistic Value df Probability

t-statistic 1.627742 109 0.1065

F-statistic 2.649544 (1, 109) 0.1065

Chi-square 2.649544 1 0.1036

Periode t-1 ( PIGMint-1=PIGPlust-1)

Wald Test:

Equation: Untitled

Test Statistic Value df Probability

t-statistic 0.802480 109 0.4240

F-statistic 0.643974 (1, 109) 0.4240

Chi-square 0.643974 1 0.4223

Page 77: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

59

Lampiran 7. Hasil Estimasi Model ECM Jepang dan Indonesia

Dependent Variable: DPEI

Method: Least Squares

Date: 11/10/15 Time: 14:47

Sample (adjusted): 3 120

Included observations: 117 after adjustments

Variablel Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

ECTMIN(-1) 0.030283 0.059538 0.508632 0.6120

ECTPLUS(-1) 0.158851 0.059331 2.677343 0.0086

PIJMIN 0.218734 0.175867 1.243750 0.2163

PIJPLUS 0.275201 0.176452 1.559638 0.1218

PIJMIN(-1) -0.321654 0.186365 -1.725937 0.0872

PIJPLUS(-1) 0.398195 0.165202 2.410347 0.0176

PEIMIN(-1) -0.031626 0.159559 -0.198207 0.8433

PEIPLUS(-1) -0.072358 0.174664 -0.414270 0.6795

C -0.015387 0.031360 -0.490651 0.6247

R-squared 0.127840 Mean dependent var 0.006512

Adjusted R-squared 0.063235 S.D. dependent var 0.154396

S.E. of regression 0.149434 Akaike info criterion -0.890116

Sum squared resid 2.411706 Schwarz criterion -0.677641

Log likelihood 61.07180 Hannan-Quinn criter. -0.803854

F-statistic 1.978805 Durbin-Watson stat 1.956283

Prob(F-statistic) 0.055830

Page 78: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

60

Lampiran 8. Pengujian Waldtest Jepang dan Indonesia

ECTMin=ECTPlus

Wald Test:

Equation: Untitled

Test Statistic Value df Probabilitas

t-statistic -1.353996 108 0.1786

F-statistic 1.833306 (1, 108) 0.1786

Chi-square 1.833306 1 0.1757

Periode t ( PIJMint =PIJPlust)

Wald Test:

Equation: Untitled

Test Statistic Value df Probability

t-statistic -0.207456 108 0.8360

F-statistic 0.043038 (1, 108) 0.8360

Chi-square 0.043038 1 0.8357

Periode t-1 ( PIJMint-1=PIJPlust-1)

Wald Test:

Equation: Untitled

Test Statistic Value df Probability

t-statistic -0.207456 108 0.8360

F-statistic 0.043038 (1, 108) 0.8360

Chi-square 0.043038 1 0.8357

Page 79: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

61

Lampiran 9 Faktor-faktor pembentukan harga ekspor kopi Indonesia jangka

panjang

Dependent Variable: PEI

Method: Least Squares

Date: 02/25/16 Time: 12:32

Sample (adjusted): 2005M02 2014M12

Included observations: 119 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

PEI(-1) 0.520438 0.046608 11.16634 0.0000

PEB 0.162347 0.107170 1.514849 0.1327

PEV 0.168062 0.037898 4.434643 0.0000

VI -0.154324 0.01256 -8.943322 0.0000

PIA 0.171794 0.108198 1.587769 0.1152

PIG 0.082438 0.139669 0.590237 0.5562

PIJ -0.090040 0.106456 -0.845802 0.3995

NILAI_TUKAR 0.115874 0.064377 1.799946 0.0746

C 1.541857 0.707670 2.178781 0.0315

R-squared 0.940580 Mean dependent var 0.567106

Adjusted R-squared 0.936259 S.D. dependent var 0.221131

S.E. of regression 0.055829 Akaike info criterion -2.860432

Sum squared resid 0.342855 Schwarz criterion -2.650246

Log likelihood 179.1957 Hannan-Quinn criter. -2.775082

F-statistic 217.6554 Durbin-Watson stat 1.761485

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 80: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

62

Lampiran 10. Faktor-faktor pembentukan harga jangka pendek

Dependent Variable: D(PEI)

Method: Least Squares

Date: 02/25/16 Time: 12:35

Sample (adjusted): 2005M03 2014M12

Included observations: 118 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

D(PEI(-1)) 0.184255 0.073936 2.492099 0.0142

D(PEB) 0.451996 0.140328 3.220992 0.0017

D(PEV) 0.041137 0.075547 0.544524 0.5872

D(VI) -0.183584 0.015964 -11.49963 0.0000

D(PIA) 0.197633 0.098434 2.007765 0.0472

D(PIG) 0.270822 0.106552 2.541691 0.0125

D(PIJ) -0.161320 0.119145 -1.353977 0.1786

D(NILAI_TUKAR) 0.389763 0.138052 2.823306 0.0057

RESID06(-1) -0.623909 0.118200 -5.278424 0.0000

C -0.001329 0.004439 -0.299384 0.7652

R-squared 0.697046 Mean dependent var 0.004356

Adjusted R-squared 0.671800 S.D. dependent var 0.081317

S.E. of regression 0.046586 Akaike info criterion -3.214113

Sum squared resid 0.234384 Schwarz criterion -2.979309

Log likelihood 199.6326 Hannan-Quinn criter. -3.118775

F-statistic 27.60996 Durbin-Watson stat 1.829184

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 81: TRANSMISI HARGA KOPI ANTARA PASAR INDONESIA DAN PASAR ... · t transmisi harga kopi antara pasar indonesia dan pasar tujuan ekspor utama khumaira sekolah pascasarjana institut pertanian

63

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Desa Lubok Batee, Kecamatan Ingin Jaya, Kabupaten

Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam pada 20 April 1989, sebagai anak

pertama dari pasangan Bukhari dan Nasriah

Pendidikan Sekolah Dasar hingga jenjang sarjana diselesaikan di Aceh.

Lulus sekolah dasar di Madrasah Ibtidayah Lambaro Aceh Besar tahun 2001,

lulus Pondok Pesantren Oemar Diyan tahun 2004 dan Madrasah Aliyah model

Banda Aceh tahun 2007. Selanjutnya pada tahun 2007, penulis melanjutkan

jenjang pendidikan di Program Study Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Syiah Kuala (UNSYIAH), lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2013, penulis

diterima sebagai mahasiswa pascasarjana di Program Studi Ilmu Ekonomi

Pertanian (EPN), IPB dengan beasiswa program pascasarjana dalam negeri

(BPPDN) Dikti tahun 2013.