transformator daya tugas pa wahyo

Upload: natalio-haryogi

Post on 07-Jul-2018

239 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Transformator Daya Tugas Pa Wahyo

    1/19

    Diploma Teknik Elektro - UGM Page 1

    TRANSFORMATOR DAYA

    Dikumpulkan dalam rangka mengerjakan tugas kelompok, mata kuliah “Sistem Transmisi

    dan Gardu Induk.

    Disusun Oleh:

    1.  Arief Nurrahman (02964)

    2.  R. Maulana S.H (04156 )

    3.  Sandi Sulaiman (03508 )

    DIPLOMA TEKNIK ELEKTRO

    SEKOLAH VOKASI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA

    2015

  • 8/18/2019 Transformator Daya Tugas Pa Wahyo

    2/19

  • 8/18/2019 Transformator Daya Tugas Pa Wahyo

    3/19

    Diploma Teknik Elektro - UGM Page 3

    A.1 Sejarah Transformer

      1831, Michael Faraday mendemonstrasikan sebuah koil dapat menghasilkan tegangan

    koil lain.

      1832, Joseph Henry menemukan bahwa perubahan flux yang cepat dapat

    menghasilkan tegangan koil yang cukup tinggi

      1836, Nicholas Callan memodifikasi penemuan Henry dengan dua koil.

      1850 –  1884, era penemuan generator AC dan penggunaan listrik AC

      1885, Georges Westinghouse & William Stanley mengembangkan transformer

     berdasarkan generator AC.

      1889, Mikhail Dolivo-Dobrovolski mengembangkan transformer 3 fasa pertama

    A.2 Prinsip Dasar Transformer

    Prinsip dasar suatu transformator adalah induksi bersama(mutual induction) antara

    dua rangkaian yang dihubungkan oleh fluks magnet. Dalam bentuk yang sederhana,

    transformator terdiri dari dua buah kumparan induksi yang secara listrik terpisah tetapi secara

    magnet dihubungkan oleh suatu path yang mempunyai relaktansi yang rendah. Kedua

    kumparan tersebut mempunyai mutual induction yang tinggi. Jika salah satu kumparan

    dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, fluks bolak-balik timbul di dalam inti besi

    yang dihubungkan dengan kumparan yang lain menyebabkan atau menimbulkan ggl (gaya

    gerak listrik) induksi ( sesuai dengan induksi elektromagnet) dari hukum faraday, Bila arus

     bolak balik mengalir pada induktor, maka akan timbul gaya gerak listrik (ggl).

  • 8/18/2019 Transformator Daya Tugas Pa Wahyo

    4/19

    Diploma Teknik Elektro - UGM Page 4

    A.3. Simbol Transformator

    Daya –  daya nominal pada 50 Hz dalam KVA:

    Untuk transformator-transformator tiga fasa: 5, 10, 20, 30, 50, 75, 100, 125, 160, 200, 250,

    325, 400, 500, 630, 800, 1000, 1250, 1600, 2000, 2500, 3150, 4000, 5000, 6300, 8000, 10000

    dan seterusnya.

    Untuk transformator-transformator satu fasa: 1, 2, 3, 5, 7, 13, 20, 35, 50, 70.

     Normalisasi tegangan: 125 V, 220 V, 380 V, dan 500 V untuk tegangan rendah dan 3 KV, 5

    KV, 6 KV, 10 KV, 15 KV, 20 KV, 25 KV, 30 KV, 60 KV, 110 KV, 220 KV, dan 380 KV

    untuk tegangan tinggi. Data tersebut Merupakan nilai nominal dari Daya, tegangan, frekuensi

     pada Transformator Distribusi menurut VDE.

    Akan tetapi untuk TRANSFORMATOR DAYA, adalah tipe transformator 3 phase

  • 8/18/2019 Transformator Daya Tugas Pa Wahyo

    5/19

    Diploma Teknik Elektro - UGM Page 5

    A.4.Konstruksi Transformator Daya

    Berikut adalah wujud asli dari Transformator Daya yang digunakan pada sistem pembangkit

    di Indonesia.

    Berikut Kontruksi dari Transformator Daya tampak Samping:

    Keterangan Gambar:

    1. Mounting flange

    2. Tangki transformator

    3. Core

    4. Konservator

    5. Sirip radiator (Radiator

    Fin)

    6. Winding

    7. LV Bushing

    8. HV Bushing

    9. Terminal connection

    10. Carriage

    11. Baut pada core

    12. Header

    13. Termometer

    14. Relai Buchholz

    15. Breather

  • 8/18/2019 Transformator Daya Tugas Pa Wahyo

    6/19

    Diploma Teknik Elektro - UGM Page 6

    Selain kapasitas daya, dalam pemilihan transformator distribusi kita juga harus mengetahui:

    a. Bushing

    Bushing merupakan salah satu komponen pada transformator sebagai tempat

     penghubung antara transformator dengan jaringan luar. Bushing terbuat dari porselin, dimana

     porselin ini berfungsi sebagai penyekat antara konduktor (penghantar yang bertegangan)

    dengan tangki transformator.

    b. Sistem Pendinginan

    Dalam memilih transformator kita harus mengetahui system pendinginan yang

    digunakan transformator tersebut.

    c. Peralatan Proteksi

    Transformator Distribusi yang digunakan harus memiliki peralatan proteksi.

    d. Indikator

    Indikator dalam transformator digunakan untuk mengetahui tinggi dari permukaan

    minyak dan temperature / suhu minyak.

    e. Tap Changer

    Tap Changer adalah perubahan tegangan dari satu tegangan ke tegangan lain

    dilakukan dalam keadaan tanpa beban (tegangan off) dan dilakukan secara manual melalui

    sebuah tuas.

    f. Spesifikasi Teknis Transformator

    Untuk pemilihan transformator perlu melihat spesifikasi teknisnya, apakah

    transformator tersebut Step Up atau transformator Step Down

    Dari spesifikasi tersebut kita akan mengetahui :

    1. Type

    2. Standar menurut IEC dan SPLN

    3. Rating

    4. Vektor grup

    5. Sifat kelistrikan

    6. Berat dan dimensi

    Deskripsi kerja transformator step down

    Transformator ini berfungsi untuk menaikkan tegangan misalnya dari 380 V pada sisi

     primer menjadi 20 KV pada sisi sekunder.

    Deskripsi kerja transformator step up

    Transformator ini berfungsi untuk menurunkan tegangan misalnya dari 20 KV pada

    sisi primer menjadi 380 V pada sisi sekunder.  

  • 8/18/2019 Transformator Daya Tugas Pa Wahyo

    7/19

    Diploma Teknik Elektro - UGM Page 7

    B.  HUBUNGAN LILITAN

    Secara umum ada 3 macam jenis hubungan pada transformator tiga phasa yaitu :

    1. Hubungan Bintang (Y)

    Hubungan bintang ialah hubungan transformator tiga fasa, dimana ujung-ujung awal atau

    akhir lilitan disatukan. Titik dimana tempat penyatuan dari ujung-ujung lilitan merupakan

    titik netral. Arus transformator tiga phasa dengan kumparan yang dihubungkan bintang yaitu;

    IA, IB, IC masing-masing berbeda 120°.

    Transformator tiga phasa hubungan bintang.

    2. Hubungan Segitiga/ Delta (Δ)

    Hubungan segitiga adalah suatu hubungan transformator tiga fasa, dimana cara

     penyambungannya ialah ujung akhir lilitan fasa pertama disambung dengan ujung mula

    lilitan fasa kedua, akhir fasa kedua dengan ujung mula fasa ketiga dan akhir fasa ketiga

    dengan ujung mula fasa pertama. Tegangan transformator tiga phasa dengan kumparan yang

    dihubungkan segitiga yaitu; VA, VB, VC masing-masing berbeda 120°.

    Transformator tiga phasa hubungan segitiga/delta.

    3. Hubungan Zigzag

    Transformator zig  –  zag merupakan transformator dengan tujuan khusus. Salah satu

    aplikasinya adalah menyediakan titik netral untuk sistem listrik yang tidak memiliki titik

    netral. Pada transformator zig  –  zag masing – masing lilitan tiga fasa dibagi menjadi dua bagian

    dan masing – masing dihubungkan pada kaki yang berlainan. 

  • 8/18/2019 Transformator Daya Tugas Pa Wahyo

    8/19

    Diploma Teknik Elektro - UGM Page 8

    Transformator tiga phasa hubungan zig-zag.

    Jenis-Jenis Hubungan Transformator Tiga Phasa

    Dalam pelaksanaanya, tiga buah lilitan phasa pada sisi primer dan sisi sekunder dapat

    dihubungkan dalam bermacam-macam hubungan, seperti bintang dan segitiga, dengan

    kombinasi Y-Y, Y-Δ, Δ-Y, Δ-Δ, bahkan untuk kasus tertentu liltan sekunder dapatdihubungakan secara berliku-liku (zig-zag), sehingga diperoleh kombinasi Δ-Z, dan Y-Z.

    Hubungan zig-zag merupakan sambungan bintang istimewa, hubungan ini digunakan untuk

    mengantisipasi kejadian yang mungkin terjadi apabila dihubungkan secara bintang dengan

     beban phasanya tidak seimbang.

    Di bawah ini pembahasan hubungan transformator tiga phasa secara umum :

    1. Hubungan Bintang-Bintang (Y-Y)

    Pada hubungan bintang-bintang, rasio tegangan fasa-fasa (L-L) pada primer dan sekunder

    adalah sama dengan rasio setiap trafo. Sehingga, tejadi pergeseran fasa sebesar 30° antara

    tegangan fasa-netral (L-N) dan tegangan fasa-fasa (L-L) pada sisi primer dan sekundernya.

    Hubungan bintang-bintang ini akan sangat baik hanya jika pada kondisi beban seimbang.

    Karena, pada kondisi beban seimbang menyebabkan arus netral (IN) akan sama dengan nol.

    Dan apabila terjadi kondisi tidak seimbang maka akan ada arus netral yang kemudian dapat

    menyebabkan timbulnya rugi-rugi.

  • 8/18/2019 Transformator Daya Tugas Pa Wahyo

    9/19

    Diploma Teknik Elektro - UGM Page 9

    2. Hubungan Bintang-Delta (Y-Δ)

    Transformator hubungan Y-Δ, digunakan pada saluran transmisi sebagai penaik tegangan.

    Rasio antara sekunder dan primer tegangan fasa-fasa adalah 1/√3 k ali rasio setiap trafo.

    Terjadi sudut 30° antara tegangan fasa-fasa antara primer dan sekunder yang berarti bahwa

    trafo Y-Δ tidak bisa diparalelkan dengan trafo Y-Y atau trafo Δ-Δ. Pada hubungan ini

    tegangan kawat ke kawat primer sebanding dengan tegangan phasa dan tegangan kawat ke

    kawat sekunder sama dengan tegangan phasa.

    3. Hubungan Delta-Bintang (Δ-Y)

    Transformator hubungan Δ-Y, digunakan untuk menurunkan tegangan dari tegangan

    transmisi ke tegangan rendah. Pada hubungan Δ-Y, tegangan kawat ke kawat primer sama

    dengan tegangan phasa primer dan tegangan sisi sekundernya.

  • 8/18/2019 Transformator Daya Tugas Pa Wahyo

    10/19

    Diploma Teknik Elektro - UGM Page 10

    4. Hubungan Delta - delta (Δ-Δ)

    Pada transformator hubungan Δ-Δ, tegangan kawat ke kawat dan tegangan phasa sama untuksisi primer dan sekunder transformator (VRS = VST = VTR = VLN).

  • 8/18/2019 Transformator Daya Tugas Pa Wahyo

    11/19

    Diploma Teknik Elektro - UGM Page 11

    C.  OLTC (On Load Tap Changer )

    OLTC merupakan bagian dari transformaor tenaga yang berfungsi untuk melayani

     pengaturan tegangan tanpa harus memadamkan trafo. Dalam kondisi fluktuasi tegangan dan

     beban sangat tinggi seperti saat ini, peran OLTC menjadi sangat strategis. Ketidaknormalan

    OLTC akan mengakibatkan tidak sempurnanya pelayanan tegangan,bahkan bila terjadi

    gangguan dapat mengakibatkan trafo tidak dapat beroperasi maupun mengakibatkan

    kerusakan trafo yang fatal.

    Oleh sebab itu, perlu dilakukan pemeriksaan dan pemeliharaan yang sesuai jadwal agar

    OLTC dapat bekerja secara baik sesuai dengan fungsinya pada saat beroperasi. Pemeriksaan

    dan pemeliharaan yang baik dapat meminimalisasi gangguan atau kerusakan perlatan serta

    dilakukan pengujian pada alat untuk mengetahui kondisi peralatan yang akan dioperasikan.

    Definisi dan Fungsi Tap changer

    Tap Changer adalah Alat bantu utama dari sebuah transformator yang berfungsi untuk

    mendapatkan ratio yang efektif dengan cara mengurangi atau menambah jumlah

     belitan/winding primer atau sekunder.

    Sebagai sebuah peralatan bantu, tap changer mempunyai fungsi untuk memperbaiki tegangan

    yang disalurkan dari pembangkit ke konsumen. Kestabilan pada tegangan system akan

    memberikan kestabilan pada tegangan yang diterima konsumen. Dalam hal ini tap changer

    digunakan untuk mengatur nilai perbandingan ratio yang efektif.

    Prinsip Kerja Tap changer

    Pengaturan tegangan baik disisi sekunder maupun primer dilakukan dengan cara

    memilih ratio tegangan trafo. Untuk memilih ratio tegangan yang dikehendaki dilakukan

    dengan cara mengurangi atau menambah jumlah kumparan, melalui bantuan tap selector dan

    diverter switch.

    Secara umum tap changer bekerja berdasarkan perbandingan jumlah lilitan dan tegangan

     pada kumparan primer dan sekunder.

    1

    2 =1

    Keterangan:

    V1 = tegangan pada sisi primer

    V2 = tegangan pada sisi sekunder

     N1 = jumlah lilitan pada sisi primer

     N2 = jumlah lilitan pada sisi sekunder

  • 8/18/2019 Transformator Daya Tugas Pa Wahyo

    12/19

    Diploma Teknik Elektro - UGM Page 12

    Dari rumusan perbandingan transformator tersebut, maka dapat diterapkan

     penggunaan dan perancangan tap changer . Dalam hal ini, tap changer digunakan untuk

    mengatur nilai tap atau jumlah belitan yang akan di gunakan pada sisi primer,sehingga nilai

    tegangan pada sisi sekunder mempunyai nilai yang konstan sesuai kebutuhan

    konsumen,sehingga mengacu dari rumus dasar perbandingan kumparan ini, maka kita bisa

    mengatur nilai perubahan tegangan pada masing-masing sisi transformator.

    Operasi Perpindahan Tap

    Operasi perpindahan tap suatu trafo dapat berlangsung dua langkah yang berurutan dengan

    menggunakan konsep bekerjanya peralatan yang dinamakan selector switch dan diverter

     switch.

    Proses perindahan tap melalui selector switch maupun diverter switch, digerakkan oleh

    sebuah mekanik penggerak yang dilengkapi dengan sebuah motor, roda gigi, peralatan

    kontrol dan peralatan pengaman (proteksi).

    Konsep perpindahan tap yang banyak digunakan oleh beberapa merk OLTC :

    a. Konsep kombinasi selector switch dan diverter switch.

     b. Konsep selector switch.

    Weakness Point OLTC ( Titik Kelemahan OLTC)

    Dari hasil semua pembahasan diatas, dan untuk menghindari terjadinya gangguan pada

    OLTC, maka didalam operasi OLTC maupun melakukan pemeliharaan perlu diperhatikan

    titik-titik kelemahan / weakness point pada OLTC, yang sering menimbulkan gangguan, yang

    sangat penting dilakukan apabila kita ingin mengetahui kondisi bagian internal OLTC adalah

    dengan melakukan uji sample minyak dan melakukan analisa kandungan gas yang muncul,

    selanjutnya melakukan diagnosa apa yang terjadi pada OLTC, karena terjadinya arching yang

     berlebihan, overheating, kerusakan isolasi dapat diketahui dari hasil uji sample minyak.

    Dari hasil pengalaman dilapangan telah diperoleh beberapa titk kelemahan pada OLTC dari

     beberapa merk dan type, yang harus mendapat perhatian khusus didalam melakukan

     pemeliharaan.

  • 8/18/2019 Transformator Daya Tugas Pa Wahyo

    13/19

    Diploma Teknik Elektro - UGM Page 13

    Weakness Point 1 –  Minyak Diverter Switch

      Minyak isolasi diverter harus memenuhi syarat yang ditentukan, baik tegangan

    tembus, kandungan air, kandungan asam dan kebersihannya.

     

    Secara periodik harus dilakukan pengujian sample minyak dengan gas chromatografi,untuk mendiagnosa kondisi opersi maupun fisik OLTC.

      Minyak yang sudah berwarna hitam menandakan adanya moisture / deposit karbon,

    oleh sebab itu harus segera dilakukan penggantian, karena karbon dapat

    mengakibatkan hubungan singkat.

    Weakness Point 2 –  Terminal Jumper

      Periksa kondisi baut pengikat sepatu kabel, bila kendor kencangkan, karena dapat

    mengakibatkan hot spot .

      Periksa kondisi sepatu kabel, apabila terjadi perubahan warna agar segera diganti.

    Weakness Point 3 –  Transisi Resistor

      Lakukan pengukuran nilai resistor setiap pemeliharaan diverter switch.

      Periksa terminal / sepatu kabel transisi resistor.

      Deposit karbon yang menempel pada transisi resistor harus segera dibersihkan.

    Weakness Point 4 –  Muka Kontak

      Perhatikan kondisi muka kontak gerak dan kontak diam, bila muka kontak tidak rata

     periksa kekencangan baut pemegang kontak.

    Weakness Point 5 –  Konduktor Jumper / Flexible Copper Braid

      Perhatikan kondisi konduktor jumper yang terbuat dari kabel serabut. Pada OLTC

    Merk UNION, sering ditemukan jumper putus maupun karena gerakan mekanik dan

    stress elektrik.

    Weakness Point 6 –  Bantalan Putar Roller Kontak

      Perhatikan kondisi bantalan putar roller kontak terutama pada OLTC merk MR

    Type-V.

      Karena adanya stress elektrik dan mekanik, dudukan isolator sering pecah.

      Kasus ini telah terjadi pada beberapa OLTC diwilayah kerja PLN

  • 8/18/2019 Transformator Daya Tugas Pa Wahyo

    14/19

    Diploma Teknik Elektro - UGM Page 14

    D.  PENDINGINAN

    Pengoperasian transformator daya tidak terlepas dari adanya daya yang hilang. Daya-

    daya hilang ini terkonversi dalam bentuk panas. Panas timbul pada bagian inti, belitan,

    minyak isolator, dan tangki transformator. Panas yang timbul ini biasanya akan dibuang ke

    atmosfer lingkungan sekitar melalui tangki transformator. Sistem pendingin pada

    transformator digunakan untuk mengurangi panas dan menjaga kenaikan temperatur agar

    tetap berada dibawah batasan tertentu. Temperatur maksimum bahan isolator pada belitan dan

    minyak sangat tergantung dari pembebanan, jenis sistem pendingin, serta temperatur

    lingkungan sekitar (ambient temperature).

    Bahan isolator yang digunakan pada transformator dapat merupakan bahan isolator

    cair ataupun isolator padat. Bahan isolator cair yang digunakan biasanya merupakan minyak

    yang dikenal sebagai minyak trafo. Minyak ini akan mengisi ruang-ruang diantara lilitan-

    lilitan (coil ) pada belitan-belitan (winding ) inti dan ruang-ruang lain didalam tangki

    transformator. Transformator tidak mempunyai bagian yang berputar, oleh karena itu proses

    transfer panas dilakukan dengan cara mensirkulasikan minyak trafo. Transformator yang inti

     besinya dicelupkan terendam minyak disebut dengan Oil Immerset Type Transformer .

    Diketahui beberapa jenis sistem pendingin yang dapat digunakan. Transformator kecil

    cukup meradiasikan semua panas yang timbul pada tangki atau pelindung luar. Seiringdengan meningkatnya ukuran dan rating daya transformator, pertambahan panas juga

    meningkat dengan kecepatan yang tidak bisa diimbangi oleh kemampuan tangki untuk

    menghilangkan panas, maka perlu ditambahkan peralatan lain seperti tabung atau radiator

     pada tangki. Transformator dengan rating daya yang lebih tinggi lagi, sangatlah tidak

    ekonomis jika hanya mengandalkan konveksi secara alami, sehingga perlu dilakukan proses

    konveksi panas dengan cara “dipaksakan” ( forced ). Proses ini dilakukan dengan

    menggunakan peralatan seperti pompa minyak, pompa air, dan kipas angin. Pemilihan

    ataupun penggabungan dari sistem pendingin dipengaruhi oleh rating daya, ukuran

    transformator dan kondisi lingkungan sekitar.

    Oil Natural Cooling Oi Natural Air Forced Oil Forced Air Forced

    450 W/m2 750 W/m2 1000 W/m2

    Gambar 2.12 Tabel Rata-rata Disipasi/Penghilangan Panas

  • 8/18/2019 Transformator Daya Tugas Pa Wahyo

    15/19

    Diploma Teknik Elektro - UGM Page 15

    Terdapat dua jenis pendingin pada transformator, diantaranya adalah:

    1. Tipe Kering

    a. AA : Pendingin udara natural

    Udara disekitar digunakan untuk pendinginan. Metode ini biasanya dipakai

    untuk transformator dengan kapasitas daya sampai dengan 1,5 MVA.

     b. AFA : Pendinginan udara terpompa

    Udara ditiupkan paksa ke permukaan tangki untuk menambah laju disipasi

     panas. Kipas-kipas pendingin dinyalakan saat temperatur pada belitan

    meningkat di atas batas yang diperbolehkan.

    2. Tipe Basah

    a. ONAN : Oil Natural Air Natural

    Pada tipe ini udara dan oli akan bersikulasi dengan alami. Perputaran oli akan

    dipengaruhi oleh suhu dari oli tersebut. Metode ini banyak digunakan oleh transformator

    dengan kapasitas daya sampai dengan 30 MVA. Transformator dipasangi radiator tipe sirip

    untuk sirkulasi minyak secara alami/natural.

    Gambar 2.12.2.1 Pendinginan Tipe ONAN

     b. ONAF : Oil Natural Air Forced

    Pada tipe ini oli akan bersikulasi dengan alami namun saat oli melalui radiator oli akan

    didinginkan dibantu dengan kipas/fan. Metode ini banyak digunakan oleh transformator

    dengan kapasitas daya antara 30 MVA dan 60 MVA. Menggunakan radiator tipe sirip yang

    dilengkapi dengan kipas pendingin. Kipas-kipas dinyalakan saat pembebanan yang berat saja.

  • 8/18/2019 Transformator Daya Tugas Pa Wahyo

    16/19

    Diploma Teknik Elektro - UGM Page 16

    Gambar 2.12.2.2 Pendinginan Tipe ONAF

    c. OFAF : Oil Forced Air Forced

    Pada tipe ini oli akan didinginkan dengan bantuan pompa agar sirkulasi semakin cepat

    dan juga dibantu kipas/fan pada radiatornya.

    Khusus jenis trafo tenaga tipe basah, kumparan-kumparan dan intinya direndam dalam

    minyak trafo, terutama trafo-trafo tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak trafo

    mempunyai sifat sebagai media pemindah panas dan bersifat pula sebagai isolasi (tegangan

    tembus tinggi) sehingga berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi. Untuk itu minyak

    trafo harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

    a. Ketahanan isolasi harus tinggi ( >10kV/mm )

     b. Berat jenis harus kecil, sehingga partikel-partikel inert di dalam minyak dapat

    mengendap dengan cepat.

    c. Viskositas yang rendah agar lebih mudah bersirkulasi dan kemampuan pendinginan

    menjadi lebih baik.

    d. Titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap yang dapat membahayakan.

    e. Tidak merusak bahan isolasi padat ( sifat kimia „y‟ ). 

    Gambar 2.12.2.3 Contoh Konfigurasi Sistem Pendingin OFAF (kiri) dan OFAF

    dengan pendingin terpisah (kanan).

  • 8/18/2019 Transformator Daya Tugas Pa Wahyo

    17/19

  • 8/18/2019 Transformator Daya Tugas Pa Wahyo

    18/19

    Diploma Teknik Elektro - UGM Page 18

    III.  PENUTUP

    A. 

    KESIMPULAN

    Transformator Daya adalah trafo yang biasa digunakan di GI baik itu GI baik itu GI

    Pembangkit dan GI Distribusi dimana trafo tersebut memiliki kapasitas daya yang besar. Di

    GI Pembangkit, trafo digunakan untuk menaikkan tegangan ke tegangan transmisi/tinggi

    (150/500kV).

    Adapun Daya –  daya nominal pada Transformator Daya 50 Hz dalam KVA:

    Untuk transformator-transformator tiga fasa: 5, 10, 20, 30, 50, 75, 100, 125, 160, 200, 250,

    325, 400, 500, 630, 800, 1000, 1250, 1600, 2000, 2500, 3150, 4000, 5000, 6300, 8000, 10000

    dan seterusnya.

    Secara umum terdapat 3 macam jenis hubungan pada transformator tiga phasa yaitu

    1.  Hubungan Bintang (Y)

    2.  Hubungan Segitiga/ Delta (Δ)

    3.  Hubungan Zigzag

    Dengan Jenis-Jenis Hubungan Transformator Tiga Phasa, diantaranya:

    1.  Hubungan Bintang-Bintang (Y-Y)

    2. 

    Hubungan Bintang-Delta (Y-Δ)3.  Hubungan Delta-Bintang (Δ-Y)4.  Hubungan Delta - delta (Δ-Δ)

    OLTC (On Load Tap Changer ) merupakan bagian dari transformaor tenaga yang

     berfungsi untuk melayani pengaturan tegangan tanpa harus memadamkan trafo. Dalam

    kondisi fluktuasi tegangan dan beban sangat tinggi seperti saat ini, peran OLTC menjadi

    sangat strategis. Ketidaknormalan OLTC akan mengakibatkan tidak sempurnanya pelayanan

    tegangan,bahkan bila terjadi gangguan dapat mengakibatkan trafo tidak dapat beroperasi

    maupun mengakibatkan kerusakan trafo yang fatal.

    Pengoperasian transformator daya tidak terlepas dari adanya daya yang hilang. Daya-daya

    hilang ini terkonversi dalam bentuk panas. Panas timbul pada bagian inti, belitan, minyak

    isolator, dan tangki transformator. Panas yang timbul ini biasanya akan dibuang ke atmosfer

    lingkungan sekitar melalui tangki transformator. Sistem pendingin pada transformator

    digunakan untuk mengurangi panas dan menjaga kenaikan temperatur agar tetap berada

    dibawah batasan tertentu. Temperatur maksimum bahan isolator pada belitan dan minyak

    sangat tergantung dari pembebanan, jenis sistem pendingin, serta temperatur lingkungan

    sekitar (ambient temperature).

  • 8/18/2019 Transformator Daya Tugas Pa Wahyo

    19/19

    Diploma Teknik Elektro - UGM Page 19

    Terdapat dua jenis pendingin pada transformator, diantaranya adalah

    1. Tipe Kering

    a)  AA : Pendingin udara natural

     b)  AFA : Pendinginan udara terpompa

    2. Tipe Basah

    a) 

    ONAN : Oil Natural Air Natural

     b)  ONAF : Oil Natural Air Forced

    c)  OFAF : Oil Forced Air Forced

    d) 

    OFWF : Oil Forced Water Forced

    Transformator daya dengan rating daya yang besar dan memiliki rentang penggunaan daya

    yang lebar pada umumnya menggunakan gabungan dari tiga jenis sistem pendingin, yaitu

    ONAN, ONAF, dan OFAF.

    B.  DAFTAR PUSTAKA

    http://digilib.batan.go.id/ppin/katalog/index.php/searchkatalog/downloadDatabyId/1528/1411

    -1349-2012-0891.pdf  

    http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/3915/Riska%20Ayu%20Andriyani%

    20-%20071910201089_1.pdf?sequence=1 

    http://eltek.polinema.ac.id/public/upload/file/Analisis%20terjadinya%20sudden%20pressure

    %20pada%20on%20load%20tap%20changer.pdf  

    http://www.elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F008139_MKP.pdf  

    http://www.elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-

    content/uploads/2012/05/21060111130097_MKP.pdf  

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20976/3/Chapter%20II.pdf  

    http://obrigant.blog.unsoed.ac.id/files/2010/09/04-TRANSMISI-TNG-JILID-1-bab-3-.pdf  

    http://www.elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F607003_MKP.pdf  

    http://staff.ui.ac.id/system/files/users/chairul.hudaya/material/transformerpaper.pdf  

    http://digilib.batan.go.id/ppin/katalog/index.php/searchkatalog/downloadDatabyId/1528/1411-1349-2012-0891.pdfhttp://digilib.batan.go.id/ppin/katalog/index.php/searchkatalog/downloadDatabyId/1528/1411-1349-2012-0891.pdfhttp://digilib.batan.go.id/ppin/katalog/index.php/searchkatalog/downloadDatabyId/1528/1411-1349-2012-0891.pdfhttp://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/3915/Riska%20Ayu%20Andriyani%20-%20071910201089_1.pdf?sequence=1http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/3915/Riska%20Ayu%20Andriyani%20-%20071910201089_1.pdf?sequence=1http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/3915/Riska%20Ayu%20Andriyani%20-%20071910201089_1.pdf?sequence=1http://eltek.polinema.ac.id/public/upload/file/Analisis%20terjadinya%20sudden%20pressure%20pada%20on%20load%20tap%20changer.pdfhttp://eltek.polinema.ac.id/public/upload/file/Analisis%20terjadinya%20sudden%20pressure%20pada%20on%20load%20tap%20changer.pdfhttp://eltek.polinema.ac.id/public/upload/file/Analisis%20terjadinya%20sudden%20pressure%20pada%20on%20load%20tap%20changer.pdfhttp://www.elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F008139_MKP.pdfhttp://www.elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F008139_MKP.pdfhttp://www.elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/21060111130097_MKP.pdfhttp://www.elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/21060111130097_MKP.pdfhttp://www.elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/21060111130097_MKP.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20976/3/Chapter%20II.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20976/3/Chapter%20II.pdfhttp://obrigant.blog.unsoed.ac.id/files/2010/09/04-TRANSMISI-TNG-JILID-1-bab-3-.pdfhttp://obrigant.blog.unsoed.ac.id/files/2010/09/04-TRANSMISI-TNG-JILID-1-bab-3-.pdfhttp://www.elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F607003_MKP.pdfhttp://www.elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F607003_MKP.pdfhttp://staff.ui.ac.id/system/files/users/chairul.hudaya/material/transformerpaper.pdfhttp://staff.ui.ac.id/system/files/users/chairul.hudaya/material/transformerpaper.pdfhttp://staff.ui.ac.id/system/files/users/chairul.hudaya/material/transformerpaper.pdfhttp://www.elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F607003_MKP.pdfhttp://obrigant.blog.unsoed.ac.id/files/2010/09/04-TRANSMISI-TNG-JILID-1-bab-3-.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20976/3/Chapter%20II.pdfhttp://www.elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/21060111130097_MKP.pdfhttp://www.elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/21060111130097_MKP.pdfhttp://www.elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F008139_MKP.pdfhttp://eltek.polinema.ac.id/public/upload/file/Analisis%20terjadinya%20sudden%20pressure%20pada%20on%20load%20tap%20changer.pdfhttp://eltek.polinema.ac.id/public/upload/file/Analisis%20terjadinya%20sudden%20pressure%20pada%20on%20load%20tap%20changer.pdfhttp://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/3915/Riska%20Ayu%20Andriyani%20-%20071910201089_1.pdf?sequence=1http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/3915/Riska%20Ayu%20Andriyani%20-%20071910201089_1.pdf?sequence=1http://digilib.batan.go.id/ppin/katalog/index.php/searchkatalog/downloadDatabyId/1528/1411-1349-2012-0891.pdfhttp://digilib.batan.go.id/ppin/katalog/index.php/searchkatalog/downloadDatabyId/1528/1411-1349-2012-0891.pdf