traficking, akankah menjadi ancaman

Upload: nena-fatimah

Post on 14-Oct-2015

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Masalah Trafficiking di Indonesia

TRANSCRIPT

Nena Fatimah (6306121105)Trafficking, Akankah Terus Menjadi Ancaman?Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan tingkat perkembangan permasalahan sosial yang begitu besar serta pemerataan ekonomi yang sangat timpang. Di tengah kondisi ekonomi dan tuntutan hidup yang semakin sulit, rakyat harus berjuang keras sekedar mempertahankan hidupnya, termasuk kaum perempuan yang sangat rentan menjadi korban dari trafficking.Trafficking sendiri menurut Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) adalah perekrutan, pengiriman, pemindahan, penampungan, atau penerimaan seseorang dengan ancaman atau penggunaan kekerasan atau bentuk-bentuk pemaksaaan lain, penculikan, penipuan, kecurangan, penyalahgunaan kekuasaan, atau posisi rentan, memberi atau menerima bayaran atau manfaat untuk memperoleh izin dari orang yang mempunyai wewenang atas orang lain, untuk tujuan eksploitasi.(disnakertrans,2013)Jawa barat yang tercatat sebagai provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia, ternyata juga menduduki posisi teratas kasus perdagangan orang atau human trafficking. Menurut Pusat Pemberdayaan Perlindungan Terpadu Perempuan dan Anak (P2TP2A) Jabar, angka trafficking terbesar di Indonesia terdapat di Jawa Barat sementara kedua tertinggi di Kalimantan Barat. (Bisnis,2012)Sedangkan Ketua P2TP2A Jabar Netty Prasetyani Heryawan mengatakan, ada ada 222 kasus human trafficking terjadi di Jawa Barat, dalam kurun waktu empat tahun, terhitung dari 2010 hingga September 2013. Menurutnya, wilayah Bandung memiliki jumlah terbanyak daripada wilayah lainnya yang ada di Jabar. Bandung telah menjadi destinasi favorit bagi mafia trafficking untuk menggaet korban. Beberapa kasus trafficking di wilayah kabupaten Bandung, diantaranya menimpa ibu belia warga Kp Pasung Kec. Katapang, sedangkan 6 orang korban trafficking di Baleendah, yang hendak di bawa ke Jambi dan Palembang dapat digagalkan oleh Kapolsek Baleendah dan berhasil diamankan.Lantas mengapa ini semua bisa terjadi? Setidaknya ada 3 faktor yang menyebabkan semua itu bisa terjadi, yaitu dari faktor ekonomi, pendidikan, dan lemahnya hukum. Faktor ekonomi, yaitu berupa kemiskinan yang berakibat pada rendahnya pendidikan dan tingginya pengangguran. Dengan ekonomi yang sulit, masyarakat pun harus bersusah payah untuk mengenyam pendidikan, biaya yang tidak sedikit harus dikeluarkan meskipun hanya untuk bersekolah sampai SMP/SMA. Dengan pendidikan yang rendah, otomatis masyarakat pun akan sulit untuk melamar pekerjaan, alhasil banyak dari mereka menjadi pengangguran, kemudian terbujuk untuk memutuskan pergi ke luar negri dan menjadi korban trafficking.Dari sisi hukum, yaitu sistem penegakan hukum yang tidak adil, tidak tegas, dan tidak konsisten. Meskipun sudah ada UU No 27/2000 tentang Pemberantasan Perdagangan Manusia, bahkan khusus untuk Provinsi Jabar, diperkuat dengan Perda No 3/2008 tentang Pencegahan dan Penanganan, namun masih sangat lemah dalam penerapannya.Sampai saat ini faktor ekonomi memang masih menjadi faktor utama dalam terjadinya human trafficking, kemiskinan memang mempunyai dampak yang begitu mengerikan, dapat memicu manusia untuk halalkan segala cara demi menyambung hidup. Dari data BPS tahun 2012 lalu menyebutkan ada lebih dari 37 juta perempuan mikin di Indonesia, dan hampir setiap tahun 2,5 juta TKW terpaksa meninggalkan anak dan keluarganya demi keluar dari kemiskinan. (Bisnis,2012) Inilah fakta yang membuktikan bahwa perempuan Indonesia saat ini, hidup dalam kondisi miskin, tidak mampu memenuhi kebutuhan pokoknya dan jauh dari kesejahteraan. Kehidupan yang miskin itulah memaksa kaum perempuan untuk bekerja membanting tulang mencari nafkah keluarga, bahkan tak jarang membuat mereka menjadi korban dari trafficking. Oknum-oknum trafficking memanfaatkan kondisi masyarakat yang miskin ini dengan mengiming-imingi mereka untuk mendapatkan uang banyak dengan menjadi TKW, sehingga akhirnya banyak yang terbujuk dan malah menjadi korban dari human trafficking.Persoalan trafficking memang harus segera di selesaikan, dan tentu saja hal ini menjadi masalah kita bersama, maka kita pula lah yang harus menyelesaikannya. Dimulai dari individu masing-masing yang harus memiliki kesadaran untuk tidak mudah terbujuk orang yang mengiming-imingi kerja mudah ke luar negri untuk mendapatkan banyak uang. Dari pihak keluarga dan masyarakat juga memantau akan adanya oknum-oknum trafficking ini, sesama anggota masyarakat saling mengingatkan dan bersosialisasi tentang bahayanya trafficking. Selain itu, yang terpenting adalah dari Negara yang harus memiliki aturan tegas terkait trafficking, menghukum setiap pelakunya dengan jera dengan sanksi yang di tegakan seadil-adilnya. Selain itu, karena faktor utama penyebab terjadinya trafficking adalah faktor kemisikininan, maka menjadi PR besar untuk kita bersama dalam menyelesaikan kemiskinan yang terjadi di Indonesia ini, sehingga kasus trafficking pun dapat diminimalisir, bahkan ditiadakan.Itulah berbagai upaya untuk mengatasi trafficking di Indonesia, khususnya Jawa Barat. Dengan peran dari keluarga, masyarakat dan Negara untuk bersama-sama menyelesaikan trafficking, masalah ini dapat segera teratasi, dan persoalan trafficking bisa diminimalisir. Semua bisa ketika ada kesadaran dari bersama, maka trafficking pun tak lagi menjadi ancaman.Daftar PustakaBisnis, Bandung. 2012, Juni 20. Bandung Catat Kasus Trafficking Terbanyak. Retrieved April 5, 2014, from Bandung Bisnis: http://bandung.bisnis.com/m/read/20120620/6/200704/bandung-catat-kasus-trafficking-terbanyakDisnakertrans. 2013, April 20. Sosialisasi Pencegahan Perdagangan Manusia. Retrieved April 5, 2014, from disnakertransntb: http://disnakertransntb.wordpress.com/unggulan-dinas/human-trafficking/