tradisi pasola masyarakat kodi kabupaten sumba barat …

88
i TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA (2007-2014) SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora Program Studi Sejarah Oleh: Maria Anjelina Talu NIM: 164314021 PROGRAM STUDI SEJARAH JURUSAN SEJARAH FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 20-Oct-2021

71 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

i

TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI

KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA (2007-2014)

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora

Program Studi Sejarah

Oleh:

Maria Anjelina Talu

NIM: 164314021

PROGRAM STUDI SEJARAH

JURUSAN SEJARAH FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2020

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

vi

MOTTO

Jangan melupakan budaya dan tradisi yang diwariskan atau diturunkan oleh para

leluhur kepada anak cucu atau generasi-generasi berikutnya.

(Anjelina, 2020)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

vii

PERSEMBAHAN SKRIPSI

Skripsi ini saya persembahkan untuk orang tua, keluarga besar, sahabat dan orang-

orang terdekat yang mendukung saya selama menempuh pendidikan di

Universitas Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

viii

ABSTRAK

Maria Anjelina Talu, Tradisi Pasola Masyarakat Kodi Kabupaten Sumba

Barat Daya (2007-2014). Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Sejarah, Fakultas

Sastra, Universitas Sanata Dharma, 2020.

Skripsi berjudul Tradisi Pasola Masyarakat Kodi Kabupaten Sumba Barat

Daya 2007-2014 bertujuan memaparkan tentang pelaksanaan Tradisi Pasola

masyarakat Kodi, Sumba Barat Daya setelah mengalami pemekaran. Penelitian ini

akan menjawab tiga pertanyaaan. Pertama, Mengapa orang Kodi, Sumba Barat

Daya melaksanakan Tradisi Pasola? Kedua, Nilai-nilai apa saja yang terdapat

dalam Tradisi Pasola? Ketiga, Bagaimana peran Pemerintah Kabupaten Sumba

Barat Daya pada pelaksanaan Tradisi Pasola?

Penelitian ini menggunakan metode sejarah yakni tahap persiapan,

pengumpulan data, verifikasi, interpretasi dan penyusunan laporan akhir. Sumber-

sumber yang digunakan dalam penelitian ini yakni sumber tertulis dan lisan.

Sumber tertulis berupa buku-buku, jurnal, skripsi, artikel, tesis, katalog, dan

website. Sedangkan sumber lisan berupa wawancara dengan masyarakat Kodi dan

pemerintah Dinas Pariwisata Sumba Barat Daya. Penelitian ini juga menggunakan

teori Kebudayaan oleh Raymond Williams.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan Tradisi Pasola

merupakan warisan dari para leluhur yang masih dilaksanakan oleh masyarakat

Kodi. Dalam pelaksanaan Tradisi Pasola ada beberapa nilai, yakni nilai religius,

simbolik, persaudaraan, sosial budaya, dan nilai ekonomi. Pelaksanaan Tradisi

Pasola juga tidak terlepas dari peran atau keterlibatan pemerintah yakni Dinas

Pariwisata Sumba Barat Daya yang bertindak sebagai fasilitator.

Kata kunci: Tradisi Pasola, Nilai-nilai Pasola, Peran Pemerintah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

ix

ABSTRACT

Maria Anjelina Talu, Tradisi Pasola Masyarakat Kodi Kabupaten Sumba

Barat Daya (2007-2014). Thesis. Yogyakarta. History Department, Literature

Faculty, Sanata Dharma University, 2020.

The thesis entitled Pasola Tradition for Kodi People at South West Sumba

in 2007 – 2014 aims to explore about the implementation of Pasola Tradition for

Kodi people, at South west Sumba before the development of the region. The

research answers three questions which are 1) Why do Kodi people at South West

Sumba do the pasola tradition? 2) what are values integrated in Pasola tradition?

3) how does the government play role at the implementation of the pasola

tradition?

This research uses history method which are preparation, data collecting,

verification, interpretation and composing the final report. The sources used in

this research are written and oral sources. Written sources are books, journals,

thesis, articles, dissertation, catalog, and website. While the oral sources are

interviews with Kodi People and Government from Tourism Division at South

West Sumba. This research also uses cultural theory by Raymond Williams.

The result of the research shows that the implementation of Pasola

tradition is the of the ancients that kept been doing by Kodi people. There are

some values integrated in Pasola tradition which are religious, symbolic,

brotherhood, social culture and economic. The government from tourism division

at south west Sumba splays important role in the implementation of Pasola by

being the facilitator.

Keyword: Pasola Tradition, Pasola Values, Government Role.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

x

PRAKATA

Puji dan syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

dan penyertaannya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Skripsi yang berjudul “Tradisi Pasola Masyarakat Kodi, Kabupaten Sumba Barat

Daya (2007-2014)” disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Humaniora di Universitas Sanata Dharma.

Saya sadar bahwa tanpa bantuan, dukungan, motivasi, doa serta bantuan

material dari berbagai pihak, maka saya belum tentu dapat menyelesaikan skripsi

ini. Oleh karena itu, izinkan saya untuk menyampaikan terima kasih kepada

berbagi pihak yang telah membantu saya dalam penulisan skripsi ini. Berbagai

pihak diantaranya:

1. Seluruh jajaran dosen Sejarah, Drs. Heribertus Hery Santosa M.Hum

(Alm), Dr. Lucia Juningsih M.Hum (Alm), Drs. Silverio R.L. Aji

Sampurno M.Hum., selaku pembimbing skripsi, Heri Priyatmoko M.A.,

selaku dosen pembimbing akademik, Dr. FX. Baskara Tulus Wardaya,

S.J., dan Heri Setyawan, S.J. S.S. M.A.

2. Mas Doni Indarto sebagai sekretaris program studi sejarah yang selama ini

membantu saya dalam mengurus berkas-berkas kuliah.

3. Kedua orang tua saya bapak Samuel B. Talu dan Ibu Theresia Dairo yang

tiada henti-hentinya memberikan saya dukungan, motivasi, semangat

dalam penyusunan skripsi ini dan juga membiayai saya selama berkuliah

di Universitas Sanata Dharma. Adik-adik saya (Desi, Dini, Lusi, Otrin dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

xi

Vina) dan seluruh keluarga yang selalu memberikan dukungan dan

motivasi.

4. Pater Kimi dan Kakek Yosep Lede Nani yang memberikan dukungan dan

doa selama berkuliah Universitas Sanata Dharma.

5. Sahabat saya Elma yang selalu selalu memberikan motivasi dan bantuan

kepada saya selama berkuliah di Universitas Sanata Dharma.

6. Teman-teman sejarah angkatan 2016, Nia, Veren, Fatin, Yasti, Yemima,

Darren, David Jul, udin, Bayu, Naldo, Bang Bogar, Azzam, Alvin dan

Aranggi.

7. Teman-teman dekat saya selama berada di Yogyakarta, Marde, Kakak Tia,

Kakak Arlin yang sudah seperti saudari saya yang selalu memberikan

motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Sepupu-sepupu saya yang sama-sama berada di Kota Yogyakarta Kakak

Helmy, kakak Ange, Kakak Thomas, Adik Lissi, Rian Lole, Kakak Mensy

dan Riko.

9. Teman-teman kos saya Alexa, Mbak Anna serta ibu kos Mbak Erni yang

telah bersama saya selama berada di Yogyakarta.

10. Para narasumber yang bersedia untuk diwawancarai.

11. Kepada teman-teman dan saudara-saudara yang tidak bisa saya sebutkan

satu persatu, yang telah membantu memberikan dukungan, doa, dan

motivasi dalam penyusunan skrispi ini.

Saya sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini.

Saya berharap semoga skripsi ini dapat memberikan dorongan kepada orang-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

xii

orang agar lebih memperhatikan budaya dan tradisi mereka agar lebih dikenal

oleh kalangan umum.

Yogyakarta, 17 September 2020

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................................... iii

PERYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................................. iv

LEMBAR PERYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......................................................................... v

HALAMAN MOTTO ...................................................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................................... vii

ABSTRAK ..................................................................................................................... viii

ABSTRACT ..................................................................................................................... ix

PRAKATA ........................................................................................................................ x

DAFTAR ISI .................................................................................................................. xiii

DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1

1.2. Identifikasi dan Pembatasan Masalah ............................................................ 4

1.3. Rumusan Masalah .......................................................................................... 5

1.4. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 5

1.5. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 5

1.6. Kajian Pustaka ................................................................................................ 6

1.7. Landasan Teori ............................................................................................... 8

1.8. Metode Penelitian......................................................................................... 10

1.9. Sistematika Penulisan .................................................................................. 11

BAB II GAMBARAN KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA ................................. 13

2.1. Kondisi Geografis dan Batas Wilayah ......................................................... 13

2.2. Penduduk ...................................................................................................... 17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

xiv

2.3. Iklim ............................................................................................................. 19

2.4. Pendidikan .................................................................................................... 19

2.5. Mata Pencaharian dan Perekonomian Masyarakat ...................................... 22

2.6. Sosisal Budaya ............................................................................................. 23

2.7. Pariwisata ..................................................................................................... 24

BAB III PASOLA BAGI MASYARAKAT KODI ........................................................ 25

3.1. Sejarah Pasola .......................................................................................................... 25

3.1.1. Arti Kata Pasola ........................................................................................ 29

3.1.2. Ritus Nyale ................................................................................................ 29

3.1.3. Persiapan yang Dilakukan Sebelum Pelaksanaan Pasola.......................... 32

3.1.4. Pelaksanaan Tradisi Pasola ....................................................................... 36

3.1.5. Penutupan Pasola ...................................................................................... 39

3.2. Nilai-nilai yang terdapat dalam Tradisi Pasola ........................................................ 40

3.2.1. Nilai Religius ............................................................................................ 40

3.2.2. Nilai Simbolik ........................................................................................... 41

3.2.3. Nilai Persaudaraan .................................................................................... 41

3.2.4. Nilai Sosial Budaya ................................................................................... 41

3.2.5. Nilai ekonomi ............................................................................................ 42

BAB IV PERAN PEMERINTAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA

PADA PELAKSANAAN TRADISI PASOLA .............................................................. 43

4.1. Pengantar ...................................................................................................... 43

4.2. Agenda tahunan Pemerintah Dinas Pariwisata Sumba Barat Daya dari

tahun 2010-2014 .......................................................................................... 44

4.3. Keterlibatan dan peran pemerintah sebelum, selama dan sesudah

pelaksanaan Tradisi Pasola .......................................................................... 47

4.4. Anggaran tahunan pemerintah Dinas Pariwisata Kabupaten Sumba

Barat Daya untuk pelaksanaan Tradisi Pasola tahun 2010-2014 ................ 52

4.5. Dampak pelaksanaan Tradisi Pasola di mata pemerintah Dinas

Pariwisata Sumba Barat Daya ..................................................................... 54

BAB V PENUTUP ......................................................................................................... 60

5.1. Kesimpulan .................................................................................................. 60

5.2. Saran ............................................................................................................. 62

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 63

LAMPIRAN .................................................................................................................... 69

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Nama kecamatan, luas wilayah, jumlah desa dan nama-nama desa di

Kabupaten Sumba Barat Daya ......................................................................... 15

Tabel 2. Jumlah penduduk kabupaten Sumba Barat Daya tahun 2007-2014 ................. 18

Tabel 3. Jumlah sekolah, murid dan guru di Kabupaten Sumba Barat Daya tahun

2007-2013 ........................................................................................................ 21

Tabel 4. Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kabupaten Sumba Barat Daya ........... 22

Tabel 5. Agenda tahunan Pemerintah Dinas Pariwisata Sumba Barat Daya tahun

2010. . ............................................................................................................... 44

Tabel 6. Agenda tahunan Pemerintah Dinas Pariwisata Sumba Barat Daya tahun

2011 .................................................................................................................. 44

Tabel 7. Agenda tahunan Pemerintah Dinas Pariwisata Sumba Barat Daya tahun

2012 .................................................................................................................. 45

Tabel 8. Agenda tahunan Pemerintah Dinas Pariwisata Sumba Barat Daya tahun

2013 .................................................................................................................. 45

Tabel 9. Agenda tahunan Pemerintah Dinas Pariwisata Sumba Barat Daya tahun

2014 .................................................................................................................. 46

Tabel 10. Anggaran dana untuk pelaksanaan Tradisi Pasola dari tahun 2010-2014 ...... 53

Tabel 11. Banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Sumba Barat

Daya pada saat pelaksanaan Tradisi Pasola dari tahun 2010-2014 .................. 56

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Masyarakat setempat mencari dan memungut Nyale di sekitar pesisir

pantai .......................................................................................................... 69

Lampiran 2. Nyale cacing laut yang dipungut dan dapat dimakan oleh masyarakat

setempat ..................................................................................................... 69

Lampiran 3. Foto bersama dengan salah satu peserta yang mengikuti pelaksanaan

Tradisi Pasola ............................................................................................. 70

Lampiran 4. Foto salah satu kubu dari kedua kubu yang sedang bersiap–siap

untuk melakukan perlawanan terhadap kubu lawan .................................. 70

Lampiran 5. Seorang peserta yang sedang mengaju kudanya dengan memegang

sebuah lembing .......................................................................................... 71

Lampiran 6. Seorang peserta yang terkena lemparan lembing dari kubu lawan ............ 71

Lampiran 7. Para peserta dari kedua belah kubu saling melempar lembing satu

sama lainnya ............................................................................................... 72

Lampiran 8. Para penonton yang berdiri di sekeliling lapangan untuk menyaksikan

pelaksanaan Tradisi Pasola ........................................................................ 72

Lampiran 9. Pertemuan para Rato Adat dan pemerintah sebelum pelaksanaan

Tradisi Pasola ............................................................................................. 73

Lampiran 10. Wawancara dengan bapak Daniel Data Dawa selaku masyarakat

Kodi ............................................................................................................ 73

Lampiran 11. Wawancara dengan ibu Rahel Ranggalota selaku masyarakat Kodi ........ 74

Lampiran 12. Foto Rofinus D Kaleka selaku pengamat kebudayaan ............................. 74

Lampiran 13. Wawancara dengan Christofel Horo selaku kepala Dinas Pariwisata

Kabupaten Sumba Barat Daya ................................................................... 75

Lampiran 14. Contoh poster jadwal pelaksanaan Tradisi Pasola .................................... 75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah negara yang terdiri dari ribuan pulau, itu sebabnya

Indonesia disebut juga sebagai negara kepulauan.1 Salah satu pulau yang ada di

Indonesia adalah Pulau Sumba. Pulau Sumba merupakan salah satu dari beberapa

pulau yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pulau Sumba memiliki empat

Kabupaten yakni Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat, dan Sumba Barat

Daya.

Sebelum tahun 2007 Pulau Sumba hanya dibagi menjadi dua kabupaten

yakni Kabupaten Sumba Timur dan Sumba Barat. Namun pada tahun 2007,

Kabupaten Sumba Barat dibagi menjadi tiga kabupaten yakni Sumba Barat,

Sumba Tengah dan Sumba Barat Daya. Dua kabupaten (Sumba Tengah dan

Sumba Barat Daya) yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Sumba Barat dan

disahkan pada tanggal 2 Januari 2007.2

Pulau Sumba juga dikenal memiliki begitu banyak tradisi, budaya, bahasa

dan adat-istiadat. Salah satu budaya atau tradisi yang menarik untuk dibahas ialah

budaya dan tradisi Pasola di Pulau Sumba. Pasola dalam bahasa setempat dikenal

1 Mello.ID. “Mengapa Indonesia Disebut sebagai Negara Kepulauan”,

https://mello.id/mengapa-indonesia-disebut-negara-kepulauan/ (diunduh pada 4 Oktober

2019, pukul 9:43)

2 Rofinus D. Kaleka. 2018. "Selayang Pandang Kabupaten Sumba Barat Daya”

diakses dari https://www.kompasiana.com/rofinusdkaleka/5a77df88cf01b437973d2592/selayang-pandang-

kabupaten-sumba-barat-daya?page=all (diunduh pada tanggal 18 Maret 2020, pukul 13:03)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

2

dengan sebutan Pahola yang berasal dari kata “sola” dan “hola” yaitu

sejenis lembing kayu yang digunakan untuk saling melempar lembing dari kuda

yang sedang dipacu kencang oleh dua kelompok yang berlawanan.3 Setelah

mendapat imbuhan „pa‟ (pa-sola atau pa-hola), artinya menjadi permainan. Pasola

atau Pahola berarti permainan ketangkasan saling melempar lembing kayu dari

atas punggung kuda yang sedang dipacu kencang antara dua kelompok yang

berlawanan di sebuah padang rumput yang luas. Pasola dimaknai orang Sumba

sebagai perang damai dalam sebuah ritual adat dan bukan perang-perangan.

Meskipun seringkali kali memakan korban, pasola tetap dilakukan di tanah Sumba

sebagai permainan penawar duka, duka seorang leluhur atas hilangnya belahan

jiwa.4

Dalam tulisan lain yang, berjudul “tradisi Pasola antara kekerasan dan

kearifan lokal”,5 dikemukakan bahwa kekerasan dalam tradisi ini seperti pada

perang sungguhan, para pelaku menunggang kuda dengan saling melempar

lembing kayu. Saat saling lempar lembing, tidak sedikit pelaku pasola yang

terkena lembing sehingga terluka dengan tetesan dan ceceran darah, bahkan

ancaman kematian. Namun demikian, di antara pelaku tidak menimbulkan

3 Chaterina Inya Mone Rambadeta. “Pasola (Studi Sosio-Teologi Terhadap Ritus

Pasola Menurut Gereja Kristen Sumba, Sumba Barat)”, Skripsi, (Salatiga: Universitas

Kristen Satya Wacana, 2017), hlm. 1.

4 Andryan Goodlife Irsan Konda. 2018. “Perancangan Buku Cerita Bergambar

Sebagai Media Pembelajaran Sejarah Asal-usul Tradisi Pasola”, Naskah Publikasi,

(Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana), hlm 5- 6.

5 Harry Waluyo, 2011, Buku Kearifan Lokal di Tengah Modernisasi, (Jakarta:

Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan Badan Pengembangan Sumber Daya

Kebudayaan dan Pariwisata Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik

Indonesia), hlm. xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

3

dendam. Mereka percaya setiap tetesan dan ceceran darah di tanah akan

mendatangkan kesuburan dan berkah yang melimpah saat panen tiba. Itu artinya,

tradisi ini mengesankan kekerasan di satu sisi, sedang di sisi lainnya mengandung

kearifan. Dalam pengertian ini, tradisi pasola dimaknai sebagai kearifan lokal

yang mampu meredam kekerasan yang kerap terjadi di masyarakat.

Pasola biasanya diadakan antara bulan Februari dan Maret di beberapa

tempat yakni di Lamboya, Gaura, dan Wanukaka (Sumba Barat) serta di Kodi

(Sumba Barat Daya). Pembahasan tentang Pasola ini, akan difokuskan pada tradisi

Pasola yang dilaksanakan di Kodi, Sumba Barat Daya.

Seperti yang telah ditulis di atas, sebelum tahun 2007 kabupaten Sumba

Barat Daya masih termasuk Kabupaten Sumba Barat. Pada tahun 2007,

Kabupaten Sumba Barat mengalami pemekaran menjadi tiga kabupaten yakni

Sumba Barat, Sumba Tengah, dan Sumba Barat Daya. Sebelum mengalami

pemekaran, tradisi Pasola telah dilakukan di keempat tempat tersebut. Setelah

Kabupaten Sumba Barat mengalami pemekaran, tradisi Pasola juga masih

dilakukan di keempat tempat tersebut. Meskipun wilayah Kodi sudah masuk

dalam wilayah Kabupaten Sumba Barat Daya, Tradisi Pasola di Kodi masih tetap

dilaksanakan oleh masyarakat Kodi..

Pasola sangat diminati oleh kalangan umum, arena permainan Pasola tidak

ditemukan di tempat lain selain di Pulau Sumba. Masyarakat Sumba Barat Daya

sangat antusias untuk menyaksikan permainan Pasola yang dilakukan pada bulan

Februari dan Maret setiap tahunnya. Hal itu dapat dilihat dari banyaknya

masyarakat yang datang menyaksikan permainan tersebut. Selain masyarakat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

4

Sumba Barat Daya, ada juga masyarakat yang berasal dari ketiga kabupaten

lainnya. Selain itu ada juga wisatawan asing yang berasal dari dalam negeri

maupun luar negeri yang datang menyaksikan permainan tersebut.

Masyarakat Sumba Barat Daya terus menjaga dan melestarikan budaya

dan tradisi Pasola dengan melaksanakan atau mengadakan setiap tahunnya. Selain

masyarakat, Pemerintah juga ikut andil dalam pelaksanaan budaya dan tradisi

Pasola di Sumba Barat Daya. Hal inilah yang akan dibahas pada pembahasan

topik seperti yang tertera diatas.

1.2 Identifikasi dan Pembatasan Masalah.

Tradisi Pasola di Pulau Sumba telah ada sejak zaman dulu. Pasola

biasanya dilakukan setiap tahunnya. Sebelum tahun 2007, Pasola biasanya

dilaksanakan di keempat tempat yakni di Lamboya, Gaura, Wanukaka serta di

Kodi yang semuanya termasuk dalam wilayah Kabupaten Sumba Barat. Setelah

tahun 2007, Kabupaten Sumba Barat mengalami pemekaran. Kabupaten Sumba

Barat dibagi menjadi tiga kabupaten yakni Sumba Barat, Sumba Tengah dan

Sumba Barat Daya. Meskipun Kabupaten Sumba Barat telah mengalami

pemekaran, Pasola tetap dilaksanakan di keempat tempat tersebut. Hanya saja

wilayah Kodi telah termasuk dalam Kabupaten Sumba Barat Daya. Penelitian ini

akan difokuskan pada pelaksanaan Pasola di wilayah Kodi, Sumba Barat Daya

yakni setelah mengalami pemekaran dari tahun 2007-2014.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

5

1.3. Rumusan Masalah

1.3.1. Mengapa orang Kodi, Sumba Barat Daya melaksanakan Tradisi

Pasola?

1.3.2. Nilai-nilai apa saja yang terdapat dalam Tradisi Pasola?

1.3.3. Bagaimana peran Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya pada

pelaksanaan Tradisi Pasola?

1.4. Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut:

1.4.1. Mengetahui alasan orang Kodi, Sumba Barat Daya melaksanakan

Tradisi Pasola.

1.4.2. Mengetahui nilai-nilai apa saja yang terdapat dalam Tradisi Pasola.

1.4.3. Untuk menjelaskan peran Pemerintah Kabupaten Sumba Barat

Daya pada pelaksanaan Tradisi Pasola.

1.5. Manfaat Penelitian

Tradisi Pasola dilaksanakan setiap tahun. Namun demikian, meski

dilaksanakan setiap tahun, masih ada orang atau kalangan umum yang belum

mengetahui bagaimana pelaksanaan Pasola itu dilaksanakan, dan apa saja dampak

dari pelaksanaan Tradisi Pasola. Jika dilihat dari tujuan penelitian, penelitian ini

juga diharapkan ada manfaatnya bagi masyarakat atau kalangan umum yang

belum mengetahui tentang mengapa masyarakat Kodi, Sumba Barat Daya

melaksanakan Tradisi Pasola, nilai-nilai apa saja yang terdapat dalam Tradisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

6

Pasola serta peran Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya pada pelaksanaan

Tradisi Pasola agar dapat mengetahuinya.

1.6. Kajian Pustaka

Kajian mengenai “Tradisi Pasola Bagi Masyarakat Kodi Kabupaten

Sumba Barat Daya (2007-2014)” terdapat beberapa buku, skripsi, tesis, jurnal

beberapa situs web yang yang mengkaji tentang tradisi Pasola.

Dalam Buku Kearifan Lokal di Tengah Modernisasi yang ditulis oleh Hary

Waluyo disampaikan bahwa kearifan lokal yang berada di Nusa tenggara Timur

salah satunya adalah Pasola. Dalam buku ini, dikatakan bahwa Pasola berasal dari

dua kata yakni “Sola” dan “Hola” yang berarti lembing yang dalam bahasa Kodi

berarti “Kejar”. Dengan demikian Pasola ialah saling mengejar dengan

menggunakan lembing. Selain itu penulis juga menjelaskan latarbelakang

terjadinya Pasola yang berasal dari mitos seorang janda yang bernama Rabu

Kaba.6

Konon, tiga bersaudara Ngongo Tau Masusu, Yagi Waikareri dan Umbu

Dula pergi meninggalkan desa Waiwuang untuk melaut. Lama tak kunjung

kembali, warga kampung Waiwuang dan Rabu Kaba yang merupakan istri Umbu

Dula mengira bahwa ketiga orang itu telah meninggal dan Rabu Kaba

memutuskan untuk menikah lagi dengan Teda Gaiparona yang berasal dari

kampung Kodi. Tanpa sepengetahuan warga Waiwuang dan Rabu Kaba, Umbu

Dula dan kedua saudaranya kembali ke kampung Waiwuang. Meskipun demikian

6 Ibid., hlm. 84

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

7

Rabu Kaba tetap ingin menikah dengan Teda Gaiparona. Untuk menghilangkan

kesedihan Umbu Dula dan warga Waiwuang, Teda Gaiparona memerintahkan

untuk melakukan Pasola.

Jurnal tentang Peranan Adat Pasola sebagai Alat Pemersatu Antar

Daerah di Kabupaten Sumba Barat Daya Provinsi Nusa Tenggara Timur karya

Yulita Tamo Inna dijelaskan bagaimana peranan adat Pasola sebagai alat

pemersatu antar daerah, selain itu dalam jurnal ini dijelaskan tentang arti dari

Pasola sendiri, juga tentang pelaksanaan Pasola.

Dalam jurnal Makna Nyale Dalam Upacara Adat Pasola Sebagai Upaya

Pelestarian Budaya Di Sumba Barat Nusa Tenggara Timur, karya Wilhelmus

Kuara Jangga Uma menjelaskan tentang makna tradisi Nyale dalam prosesi

Upacara Pasola di Sumba Barat Nusa Tenggara Timur.

Skripsi tentang Pasola (Studi-Teologi Terhadap Ritus Pasola Menurut

Gereja Kristen Sumba, Sumba Barat), karya Chaterina Inya Mone Rambadeta,

juga menjelaskan tentang arti dari Pasola dan mengapa masyarakat Kristen masih

melaksanakan ritus Pasola.

Dalam Tesis “Identitas Penganut Agama Marapu Berhadapan dengan

Gereja dan Program Pariwisata di Sumba Barat” karya Yendri A.H. Yetti Leyloh

menjelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan Pasola yakni mitos tentang

Pasola, pelaksanaan Pasola, dan juga kuda yang dihiasi untuk digunakan pada

saat upacara Pasola. Selain itu, dalam tesis ini juga berbicara tentang pemekaran

Kabupaten Sumba Barat Daya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

8

Selain buku, jurnal, skripsi, tesis, dilakukan juga wawancara dengan

masyarakat setempat yakni masyarakat yang berada di Kodi, Sumba Barat Daya.

Persamaan dari penulisan ini dengan pembahasan-pembahasan dari buku,

jurnal, skripsi serta tesis yang sudah ada sebelumnya adalah tradisi pasola yang

menjadi objek. Selain persamaan ada juga perbedaan dari penulisan ini yakni

penulisan ini akan berbeda sedikit dari pembahasan-pembahasan dari buku, jurnal,

skripsi serta tesis yang sudah ada sebelumnya. Jika dilihat dari pembahasan

sebelumnya, banyak yang menjelaskan bahwa tradisi Pasola yang dilaksanakan di

Kodi, Sumba Barat Daya masih termasuk dalam lingkup wilayah Sumba Barat.

Penulisannya ini akan difokuskan pada tradisi Pasola yang dilakukan oleh

masyarakat Sumba Barat Daya setelah mengalami pemekaran yakni dari tahun

2007-2014. Tahun ini dipilih karena merupakan periode pertama dimana dalam

lima tahun kabupaten Sumba Barat Daya berdiri di bawah pemerintahan sendiri.

1.7. Landasan Teori

Penulisan ini berbicara mengenai Tradisi Pasola dari masyarakat Kodi,

Sumba Barat Daya. Tradisi sendiri merupakan sesuatu yang telah dilakukan sejak

lama dan menjadi bagian dari kehidupan seseorang atau sekelompok masyarakat

yang diwariskan secara turun temurun dari nenek moyang dan masih terus

dilaksanakan.7 Pasola juga merupakan tradisi yang diwariskan oleh nenek moyang

secara turun temurun dan masih dilaksanakan hingga saat ini. Pada penulisan ini,

7 Eka Yuliyani. “Makna Tradisi “Selamatan Petik Pari” Sebagai Wujud Nilai-

nilai Religius Masyarakat Desa Petungsewu Kecamatan Wagir Kabupaten Malang”,

Skripsi, (Malang: Universitas Negeri Malang), hlm. 8.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

9

teori yang digunakan adalah teori Kebudayaan. Di dalam buku yang berjudul

Teori-teori Kebudayaan dikatakan bahwa Raymond Williams, pengamat dan

kritikus kebudayaan berpendapat bahwa kebudayaan atau culture dekat pengertian

dengan kata “kultivasi”, yaitu pemeliharaan ternak, hasil bumi dan upacara-

upacara religius, dari situlah diturunkan istilah kultus atau “cult”. Salah satu

pendapat dari Raymond Williams mengenai budaya adalah menggambarkan

keseluruhan cara hidup, berkegiatan, keyakinan-keyakinan, dan adat kebiasaan

sejumlah orang, kelompok atau masyarakat.8 Pemahaman mengenai kebudayaan

disampaikan juga oleh dua antropolog yaitu Kroeber dan Kluckhohn. Salah

satunya ialah dilihat dari definisi historis. Definisi historis cenderung melihat

budaya sebagai warisan yang dialih-turunkan dari generasi satu ke generasi

berikutnya.9 Selain itu, Rene Char juga menyampaikan pendapatnya mengenai

kebudayaan. Rene Char sendiri merupakan seorang penyair dan penulis puisi

kenamaan dari Perancis. Rene Char menyatakan bahwa kebudayaan adalah

warisan kita yang diturunkan tanpa surat wasiat.10

Jika dilihat dari pendapat tokoh-tokoh di atas, Pasola dapat berkaitan

dengan apa yang disampaikan oleh tokoh-tokoh tersebut. Pasola merupakan salah

satu tradisi dan kebudayaan turun temurun masyarakat Kodi, Sumba Barat Daya

yang masih dilaksanakan hingga saat ini. Tradisi Pasola juga akan dibahas lebih

8 Muji Sutrisno dan Hendar Putranto. 2005. Teori-teori Kebudayaan. Yogyakarta:

Kanisius, hlm. 7-8.

9 Ibid., hlm. 8-9

10 Ibid., hlm. 19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

10

jauh dalam penulisan ini yakni pada bab III. Pada bab III akan menjelaskan

mengenai Tradisi Pasola dari orang Kodi, Sumba Barat Daya.

1.8. Metode Penelitian

Pada bagian penelitian ini dilakukan beberapa tahap yakni tahap persiapan,

tahap pengumpulan data, verifikasi, interpretasi dan penyusunan laporan akhir.

Tahap persiapan merupakan tahap dimana pembuatan proposal, pengumpulan

bahan pustaka yang mendukung misalnya dari jurnal, skripsi, majalah dan buku-

buku yang berkaitan dengan Tradisi Pasola, memilih dan mensurvei tempat yang

akan menjadi tempat penelitian serta memilih informan yang akan diwawancarai

mengenai Tradisi Pasola.

Tahap pengumpulan data merupakan tahap dimana penulis mengumpulkan

sumber-sumber dari buku, koran, artikel, jurnal, skripsi, dan juga tesis. Selain itu,

penulis juga melakukan wawancara terhadap informan yang berkaitan dengan

topik. Informan yang akan diwawancarai ialah Masyarakat, budayawan, peserta

Pasola dan Pemerintah Sumba Barat Daya yang mengetahui tentang Tradisi

Pasola. Tempat wawancara yang dipilih ialah di wilayah Kodi dan juga di Kantor

Bupati Sumba Barat Daya yang merupakan tempat kerja dari pemerintah Sumba

Barat Daya.

Setelah data-data terkumpulkan, penulis akan melakukan verifikasi atau

kritik sumber dengan melihat, memeriksa dan menilai keaslian data-data yang

diperoleh dari buku, koran, artikel, jurnal, skripsi, tesis dan juga dari hasil

wawancara. Setelah melakukan verifikasi, penulis juga akan melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

11

interpretasi yakni menyatukan data-data yang telah diuji kebenaran dan

keasliannya.

Tahap yang terakhir ialah penyusunan laporan akhir. Data-data yang

diperoleh, dipilah, dianalisa dan telah dikaji, akan disusun untuk laporan akhir

sesuai dengan topik yakni Tradisi Pasola Masyarakat Kodi, Kabupaten Sumba

Barat Daya (2007-2014).

1.9. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dari penelitian ini akan terdiri dari Bab I

pendahuluan, akan berisi tentang latarbelakang dari Pasola, rumusan masalah

(mengapa orang Kodi, Sumba Barat Daya melaksanakan Tradisi Pasola, nilai-nilai

apa saja yang terdapat dalam Tradisi Pasola, bagaimana peran Pemerintah

Kabupaten Sumba Barat Daya pada pelaksanaan Tradisi Pasola), tujuan

penelitian, mamfaat penelitian, kajian pustaka, dan juga landasan teori yang

digunakan.

Bab II akan mendeskripsikan tentang gambaran Kabupaten Sumba Barat

Daya, Bab III akan menjelaskan tentang rumusan masalah dari pembahasan

tentang Pasola yakni mengapa orang Kodi, Sumba Barat Daya melaksanakan

Tradisi Pasola, dan nilai-nilai apa saja yang terdapat dalam Tradisi Pasola.

Bab IV dalam sistematika penulisan akan menjelaskan tentang peran

pemerintah dalam pelaksanaan Tradisi Pasola.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

12

Terakhir, bab V penutup, berisi kesimpulan dan saran. Pada bab ini akan

menyimpulkan apa yang diperoleh dari penelitian yang sesuai dengan topik diatas

dan saran untuk kemajuan yang akan datang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

13

BAB II

GAMBARAN KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA

Pulau Sumba merupakan salah satu dari sekian pulau yang ada di

Indonesia. Pulau Sumba termasuk dalam wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Pulau Sumba memiliki empat kabupaten, salah satunya ialah Kabupaten Sumba

Barat Daya. Kabupaten Sumba Barat Daya memiliki kondisi geografis dan batas

wilayah, penduduk, iklim, pendidikan, mata pencaharian dan perekonomian

masyarakat, sosial budaya dan pariwisata yang akan dibahas pada pembahasan

berikutnya.

2.1. Kondisi Geografis dan Batas Wilayah

Setiap wilayah dari suatu tempat pasti memiliki kondisi gografis dan

batas-batas wilayah yang telah ditentukan. Begitu halnya dengan wilayah

Kabupaten Sumba Barat Daya. Kabupaten Sumba Barat Daya memiliki luas

daratan mencapai 1.445,32 km2 dengan batas wilayahnya:

a. Sebelah utara berbatasan dengan Selat Sumba

b. Sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia

c. Sebelah barat berbatasan dengan Samudera Pasifik dan Sumba Barat.

d. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Sumba Barat.11

11 Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumba Barat Daya. 2019. “Sumba Barat

Daya dalam Angka 2019”, Katalog”, Sumba Barat Daya: BPS Kabupaten Sumba Barat

Daya, hlm. 3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

14

Kabupaten Sumba Barat Daya merupakan daerah hasil pemekaran dari

Kabupaten Sumba Barat. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa

SumbaBarat Daya mekar dan disahkan pada tahun 2007 dengan ibukota

Tambolaka. Sebelum pemekaran Pulau Sumba sendiri hanya terdiri dari 2

Kabupaten yakni Sumba Timur dan Sumba Barat. Kabupaten Sumba Barat mekar

menjadi tiga Kabupaten yakni Sumba Barat, Sumba Tengah dan Sumba Barat

Daya.

Kabupaten Sumba Barat Daya sendiri terdiri atas 11 kecamatan, yaitu

yaitu Kodi Bangedo, Kodi Balaghar, Kodi, Kodi Utara, Wewewa Selatan,

Wewewa Barat, Wewewa Timur, Wewewa Tengah, Wewewa Utara, Loura, dan

Kota Tambolaka.12

Kabupaten Sumba Barat Daya juga terdiri dari 173 desa dan 2 kelurahan.

Nama kecamatan dan luas wilayah dari masing-masing kecamatan berdasarkan

data Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumba Barat Daya 2019.13

Sedangkan

jumlah desa dan nama-nama desa dari masing-masing kecamatan, berdasarkan

data Badan Pusat Statistik dari masing-masing kecamatan di tahun 2019. Berikut

tabel nama kecamatan, luas wilayah masing-masing kecamatan, jumlah desa dan

nama-nama desa.

12 Ibid.

13 Ibid., hlm 9.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

15

Tabel 1.

Nama kecamatan, luas wilayah, jumlah desa dan nama-nama desa di Kabupaten Sumba Barat Daya

No Nama Kecamatan Luas

Wilayah Jumlah Desa Nama-nama Desa

1 Kodi Bangedo 73.22 km 15 Umbu Ngedo, Walla Ndimu, Mata Kapore, Wai Kadada, Lete Loko,

Dinjo, Rada Loko, Waipadadi, Delu Depa, Merakehe, Waikaninyo,

Ana Gogka, Maliti Bondo Ate, Ana Lewe, Bondo Balla.

2 Kodi Balaghar 144.67 km 14 Kahale, Panenggo Ede, Wai Karara, Walangira, Wai Ha, Wainyapu,

Karang Indah, Rada Malando, Waimaringi, Tana Mete, Waimakaha,

Manu Toghi, Loko Tali, Waipakolo.

3 Kodi 86 km 19 Kapaka Madeta, Koki, Hamonggo Lele, Bondo Kodi, Pero Batang,

Wura Homba, Ate Dalo, Homba Rande, Kawango Hari, Mali Iha,

Onggol, Pero Konda, Tanjung Karoso, Watu Wona, Ana Engge,

Kadoki Horo, Homba Rica, Ana Kaka, Ole Ate.

4 Kodi Utara 243.82 km 21 Hoha Wungo, Homba Karipit, Wailabubur, Noha, Wai Holo, Kori,

Kalena Rongo, Mangga Nipi, Kendu Wela, Billa Cenge,

Bukambero, Waitaru, Homba Pare, Kadaghu Tana, Hameli Ate,

Kadu Eta, Magho Linyo, Wee Wella, Nangga Mutu, Limbu Kembe,

Moro Manduyo.

5 Wewewa Selatan 174.14 km 14 Buru Kaghu, Denduka, Bondo Bela, Delo, Tena Teke, Bondo Ukka,

Buru Deilo, Weri Lolo, Milla Ate, Rita Baru, Mandungo, Umbu

Wangu, Wee Baghe, Wee Wulla.

6 Wewewa Barat 147.34 km 20 Raba Engge, Kalimbu Tillu, Wee Kombaka, Mene Ate, Wali Ate,

Kalembu Weri, Kabali Dana, Watu Labara, Waimangura, Reda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

16

No Nama Kecamatan Luas

Wilayah Jumlah Desa Nama-nama Desa

Pada, Marokota, Kalembu Kanaika, Wee Kura, Laga Lete, Tawo

Rara, Lua Koba, Kalaki Kambe, Sangu Ate, Pero, Lolo Ole.

7 Wewewa Timur 139.88 km 19 Dangga Mango, Dikira, Pada Eweta, Mareda Kalada, Tema Tana,

Kalembu Ndara Mane, Wee Limbu, Lete Kamouna, Mata Pyawu,

Wee Lima, Kadi Wone, Maliti Dari, Dede Pada, Kadi Wanno,

Nyura Lele, Mawo Dana, Mainda Ole, Lele Maya, Mata Wee Lima.

8 Wewewa Tengah 109.67 km 20 Omba Rade, Eka Pata, Wee Rame, Wee Kokora, Kali Ngara,

Lombu, Kanelu, Tanggaba, Wee Patando, Bolora, Kadi Roma,

Bondo Delo, Tarra Mata, Mata Wee Karoro, Gollu Sapi, Mata

Lombu, Limbu Watu, Mareda Wuni, Lete Wungana, Kiku Boko.

9 Wewewa Utara 63.26 km 12 Wanno Talla, Wee Paboba, Mata Loko, Puu Potto, Wee Namba,

Mali Mada, Bonda Ponda, Reda Wanno, Odi Paurata, Pandua Tana,

Djela Manu, Mawo Maliti.

10 Loura 138.51 km 11 Rama Dana, Karuni, Totok, Wee Manada, Lete Konda, Bondo

Boghila, Wee Kambala, Payola Umbu, Pogo Tena, Loko Kalada,

Lete Konda Selatan.

11 Kota Tambolaka 98.95 km 10 Desa Wee Londa, Desa Kalena Wanno, Desa Rada Mata, Desa Wee

Pangali, Desa Kalembu Kaha, Desa Wee Rena, Desa Watu Kawula,

Desa Kadi Pada, Kelurahan Langgalero, Kelurahan Waitabula.

Sumber : Diolah oleh Peneliti berdasarkan Kabupaten Sumba Barat Daya Dalam Angka Tahun 2008-2015.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

17

Tabel di atas menunjukkan nama kecamatan, luasan wilayah, jumlah desa

dan nama-nama desa yang ada di Kabupaten Sumba Barat Daya.

2.2. Penduduk

Berdasarkan hasil registrasi kependudukan selama periode penelitian

2007-2014 jumlah penduduk Kabupaten Sumba Barat Daya tercatat sebanyak

2.470.418orang, dengan jumlah laki-laki 1.179.362 orang dan perempuan

1.291.056 orang. Rincian pertahun dapat dilihat pada tabel berikut ini :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

18

Tabel 2.

Jumlah Penduduk Kabupaten Sumba Barat Daya Tahun 2007-2014

Sumber: diolah oleh Peneliti berdasarkan Kabupaten Sumba Barat Daya Angka Tahun 2008-2015.

L P L P L P L P L P L P L P L P

1 Kodi 14.265 13.810 14.518 14.151 14.772 14.406 15.946 15.277 16.177 15.504 16.539 15.111 16.671 15.586 17.037 16.058

2 Kodi Utara 20.460 19.695 20.557 19.794 24.335 25.405 26.419 24.445 27.204 25.175 26.374 24.627 26.560 24.857 27.122 25.292

3 Kodi Bangedo 17.266 16.383 18.010 17.053 18.984 17.927 18.588 17.469 19.054 17.904 9.358 8.944 9.496 9.053 9.627 9.226

4 Wewewa Barat 22.139 21.743 22.378 22.013 22.427 22.070 23.428 22.054 23.784 22.387 20.520 19.637 20.723 19.926 21.179 20.149

5 Wewewa Selatan 10.577 10.279 10.636 10.360 10.703 10.564 11.165 10.526 11.324 10.676 11.556 11.011 11.822 11.146 12.024 11.323

6 Wewewa Timur 25.521 25.557 26.385 26.475 27.072 26.911 27.749 26.162 28.079 26.404 13.882 13.529 14.008 13.387 14.180 13.532

7 Wewewa Utara 5.287 5.346 5.883 5.993 5.799 5.921 5.926 5.712 5.956 5.745 6.032 5.877 6.229 6.052 6.337 6.154

8 Loura 14.113 13.330 15.261 14.198 15.693 15.966 17.501 16.536 18.047 17.062 7.521 7.117 7.792 7.179 7.931 7.458

9 Kodi Balaghar 10.341 9.766 10.409 9.849 10.556 10.062

10 Wewewa Tengah 15.062 14.269 15.141 14.333 15.336 14.521

11 Kota Tambolaka 18.191 17.307 18.455 17.521 19.171 18.215

129.628 126.143 133.628 130.037 139.785 139.170 146.722 138.181 149.625 140.857 155.376 147.195 157.306 148.889 160.500 151.990

2014

Jumlah Total L/P

Total Keseluruhan 263.665 278.955 284.903 290.482 302.571 306.195 312.490

NoNama

Kecamatan

2007

255.771

2008 2009 2010 2011 2012 2013

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

19

Tabel di atas menunjukkan peningkatan jumlah Penduduk Kabupaten

Sumba Barat Daya Tahun 2007-2014, yang jika diamati di setiap wilayah

mengalami peningkatan jumlah penduduk rata-rata sebesar 9137.13 orang

atau 1,03%.

2.3. Iklim

Kabupaten Sumba Barat Daya memiliki iklim tropis, seperti halnya iklim

di Indonesia. Kabupaten Sumba Barat Daya dan Propinsi Nusa Tenggara Timur

hanya dikenal 2 (dua) musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Pada bulan

Juni sampai dengan September, Kabupaten Sumba Barat Daya mengalami

kekeringan bahkan kemarau yang sangat panjang. Curah hujan sangatlah minim.

Sebaliknya, pada bulan Desember sampai Maret curah hujan boleh dikatakan

mengalami kenaikan sehingga pada bulan-bulan itu dikatakan musim hujan.

2.4. Pendidikan

Bagi masyarakat Sumba Barat Daya pendidikan merupakan suatu hal

yang harus diterapkan kepada seseorang sejak usia dini. Walaupun tidak semua

masyarakat yang berada di wilayah Sumba Barat Daya mengenyam pendidikan,

namun pendidikan masih diperhatikan oleh masyarakat setempat. Banyak anak-

anak yang mulai mengenyam pendidikan sejak berada di bangku Sekolah Dasar

(SD), kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP)

dan ke Sekolah Menengah Atas (SMA). Setelah menyelesaikan pendidikan di

bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), ada beberapa siswa yang melanjutkan

pendidikan ke perguruan tinggi dan banyak juga yang harus rela untuk tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

20

melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Berdasarkan data dari Sumba Barat

Daya Dalam Angka 2010, Kabupaten Sumba Barat Daya memiliki beberapa

Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah

Atas (SMA). Berikut jumlah sekolah dan guru yang ada di Kabupaten Sumba

Barat Daya tahun 2007-2013.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

21

Tabel 3.

Jumlah sekolah, murid dan guru di Kabupaten Sumba Barat Daya tahun 2007-2013

No

Tahun

Jumlah Sekolah Jumlah Murid Jumlah Guru

SD SMP SMA/SMK SD SMP SMA SD SMP SMA/SMK

1 2007 191 38 9 54.073 10.058 3.105 1.193 601 226

2 2008 191 48 9 59.046 11.949 3.198 1.704 689 212

3 2009 191 48 9 62.227 462 3.667 1.153 462 269

4 2010 191 49 9 62.329 11.330 3.364 1.999 694 242

5 2011 195 55 13 68.460 15.721 7.949 1.108 496 283

6 2012 204 67 9 71.715 17.883 8.227 1.129 489 274

7 2013 333 72 22 72.822 17.907 11.350 1.674 510 515

Sumber: diolah oleh Peneliti berdasarkan Kecamatan Dalam Angka 2008-2015 dan Kabupaten Sumba Barat Daya Dalam Angka Tahun 2008-

2015.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

22

Tabel diatas menunjukkan jumlah sekolah, murid dan guru di Kabupaten

Sumba Barat Daya, guna untuk mengetahui berapa saja jumlah sekolah, murid dan

guru yang ada di Kabupaten Sumba Barat Daya tahun 2007-2013.

2.5. Mata Pencaharian dan Perekonomian Masyarakat

Penduduk yang berada di wilayah ini sebagian besar bermata pencaharian

dengan bertani dan beternak, karena sebagian besar penduduk di Sumba pada

umumnya bekerja sebagai petani dan peternak. Kabupaten Sumba Barat Daya

tergolong wilayah yang sangat subur. Banyak tanaman pangan yang bisa ditanami

dan juga dapat dihasilkan di wilayah Kabupaten Sumba Barat Daya seperti padi,

jagung, kacang-kacangan, dan lain sebagainya. Selain hasil tanaman pangan,

Kabupaten Sumba Barat Daya juga menghasilkan berbagai macam hasil

perkebunan seperti jambu mente, kelapa, kemiri, kopi dan lain sebagainya. Hasil

hutan juga dapat ditemui di wilayah Sumba Barat Daya seperti kayu jati (Tectona

Grandis L.f)14

dan mahoni (Swietenia Macrophylla King)15

. Kayu jati dan mahoni

sangat dibutuhkan oleh masyarakat setempat, karena manfaat dari kayu jati dan

mahoni sangatlah banyak, di antaranya ialah dapat digunakan sebagai bahan untuk

membuat rumah atau bangunan. Jika dilihat dari segi ekonomi lainnya,

masyarakat setempat juga mendapatkan hasil dari beternak. Hewan-hewan yang

14 Veronika Murtina, dkk. Pertumbuhan Hutan Tanaman Jati (Tectona Grandis

L.f) di Kalimantan Timur. Jurnal: AGRIFOR. Vol: XIV. No. 2 (2015), hlm. 287.

15 Mashudi, dkk. Potensi Hutan Tanaman Mahoni (Swietenia Macrophylla King)

Dalam Pengendalian Limpasan dan Erosi. Jurnal: Manusia dan Lingkungan Hidup. Vol.

23. No. 2 (2016), hlm. 259.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

23

biasa dipelihara antara lain, sapi, kerbau, babi dan juga Kuda. Hewan-hewan

peliharaan ini mempunyai nilai jual yang sangat tinggi.

Selain bekerja sebagai petani dan peternak, sebagian penduduk Sumba

Barat Daya bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Berikut jumlah Pegawai

Negeri Sipil (PNS) yang ada di Kabupaten Sumba Barat Daya.

Tabel 4.

Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kabupaten Sumba Barat Daya

No Tahun Jumlah

1 2007 2.097 orang

2 2008 3.344 orang

3 2009 2.909 orang

4 2010 3.579 orang

5 2011 3.542 orang

6 2012 3.542 orang

7 2013 3.469 orang

8 2014 3.620 orang

Sumber: Diolah oleh Peneliti berdasarkan Kabupaten Sumba Barat Daya Dalam

AngkaTahun 2008-2015.

Tabel diatas menunjukkan jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di

Kabupaten Sumba Barat Daya, dilampirkan guna untuk mengetahui jumlah

Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kabupaten Sumba Barat Daya dari tahun 2007-

2014.

2.6. Sosial Budaya

Setiap wilayah yang ada di Indonesia mempunyai budaya masing-masing

dan juga memiliki perbedaan satu sama lainnya. Begitu halnya dengan Pulau

Sumba. Berbicara tentang Pulau Sumba, bagi orang-orang yang mengetahui

tentang Pulau Sumba, akan terlintas beberapa hal dalam benak mereka mengenai

Pulau Sumba. Pulau Sumba sendiri mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda

disetiap kabupaten. Sumba Barat Daya adalah salah satu kabupaten yang masih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

24

menjunjung tinggi nilai kebudayaan. Banyak kebudayaan yang dapat ditemui,

dilihat dan masih dirasakan oleh orang-orang seperti rumah adat (Uma Kalada),

kepercayaan Marapu (kepercayaan akan arwah nenek moyang atau leluhur), cara

menerima tamu dengan cara bercium hidung (ciuman khas orang Sumba),

perkawinan adat, dan memberikan sirih pinang sebagai makanan khas yang

melambangkan penyambutan (sirih pinang wajib ada di setiap tradisi apapun di

Pulau Sumba).

2.7. Pariwisata

Kabupaten Sumba Barat Daya boleh dikatakan salah satu kabupaten di

Pulau Sumba yang memiliki berbagai macam objek pariwisata baik dari wisata

alam, wisata pantai, dan wisata budaya. Jika dilihat dari objek wisata alam,

Kabupaten Sumba Barat Daya memiliki beberapa objek wisata antara lain:

panorama air terjun di Waikelo Sawah dan danau air asin Weekuri. Kabupaten

Sumba Barat Daya juga memiliki kawasan wisata pantai, diantaranya ialah Pantai

Mananga Aba, Pantai Oro, Pantai Kawona, Pantai Newa, Pantai Tosi, Pantai Pero

dan lain sebagainya. Selain wisata alam dan pantai, objek wisata budaya juga

dapat ditemui di wilayah ini diantaranya ialah kampung adat dan kuburan

megalitik yang hampir terdapat diseluruh wilayah Kabupaten Sumba Barat Daya,

rumah adat dan juga tradisi Pasola. Tradisi Pasola sendiri merupakan salah satu

kegiatan tahunan masyarakat Kodi yang sering dilaksanakan setiap tahunnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

25

BAB III

PASOLA BAGI MASYARAKAT KODI

3.1. Sejarah Pasola

Pasola merupakan salah satu tradisi yang dimiliki oleh masyarakat Sumba

Barat Daya dan masih dipertahankan hingga saat ini. Tradisi ini sangat minati oleh

kalangan umum baik warga setempat, masyarakat yang berasal dari kabupaten

lain yang ada di Pulau Sumba, wisatawan domestik maupun mancanegara.

Berbicara mengenai Pasola, tidak terlepas dari mitos yang dikenal oleh

masyarakat Kodi. Menurut kepercayaan masyarakat Sumba pada umumnya, asal-

usul Pasola berawal dari tiga bersaudara yakni Ngongo Tau Masusu, Yagi

Waikareri dan Umbu Dulla yang berasal dari kampung Waiwuang.

Awalnya ketiga bersaudara itu, mengatakan kepada warga Waiwuang,

bahwa mereka hendak melaut. Namun kenyataannya, ketiga saudara itu, tidak

pergi untuk melaut, tetapi mereka ke pantai Selatan Sumba Timur untuk mencari

padi. Setelah beberapa hari, berminggu-minggu hingga berbulan-bulan, ketiga

saudara tersebut tidak kembali ke kampung Waiwuang. Warga Waiwuang mulai

gelisah dan mulai melakukan pencarian di sekitar pantai. Namun semua itu sia-sia,

tidak ada tanda-tanda kehidupan di sekitar pesisir pantai. Warga Waiwuang mulai

gelisah dan kesedihan pun melanda warga Waiwuang dan juga Rabu Kaba.

Hingga suatu hari munculnya seorang pria yang bernama Teda Gaiparona

di kampung Waiwuang yang berasal dari wilayah Kodi. Sejak saat itu, Teda

Gaiparona dan Rabu Kaba menjalin hubungan satu sama lainnya. Sayangnya,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

26

pihak dari keluarga dari Teda Gaiparona maupun Rabu Kaba tidak merestui

hubungan mereka. Hal itu membuat Teda dan Rabu Kaba memutuskan untuk

melakukan kawin lari.

Hari berganti minggu, ketiga bersaudara itu yakni Ngongo Tau Masusu,

Yagi Waikareri dan Umbu Dulla akhirnya kembali ke kampung Waiwuang.

Warga Waiwuang merasa sangat gembira dan juga sedih. Gembira karena ketiga

saudara itu kembali dengan selamat ke kampung Waiwuang dan merasa sedih

karena istri Umbu Dulla, Rabu Kaba telah meninggalkan kampung Waiwuang dan

menikah dengan Teda Gaiparona.

Saat itu Umbu Dulla tidak mendapati istrinya yakni Rabu Kaba di

kampung Waiwuang. Ketika Umbu Dulla mengetahui bahwa istrinya telah pergi

dari kampung Waiwuang dan pergi bersama pria lain, tidak ada cara lain selain

berusaha untuk pergi mencari istrinya di wilayah Kodi. Bersama dengan warga

Waiwuang, Umbu Dulla pergi mencari istrinya Rabu Kaba di wilayah Kodi.

Sesampainya di Kodi, Rabu Kaba kaget melihat bahwa suaminya Umbu Dulla

ternyata masih hidup. Umbu Dulla meminta Rabu Kaba untuk kembali ke

kampung Waiwuang, tetapi Rabu Kaba menolak permintaan Umbu Dulla. Rabu

Kaba meminta Teda Gaiparona untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Teda Gaiparona menyanggupi permintaan dari Rabu Kaba dan meminta waktu

untuk bermusyawarah dengan keluarganya. Dari hasil musyawarah itu, Teda

Gaiparona harus membayar denda berupa belis (mas kawin) kepada keluarga

Umbu Dulla. Belis yang diberikan kepada keluarga Umbu Dulla dimaksudkan

agar Rabu Kaba secara adat masuk dalam keluarga Gaiparona dan tidak lagi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

27

menjadi istri dari Umbu Dulla melainkan menjadi istri sah dari Teda Gaiparona.

Setelah seluruh belis dilunasi, diadakanlah upacara perkawinan pasangan Rabu

Kaba dengan Teda Gaiparona.

Pada akhir pesta pernikahan, keluarga Teda Gaiparona berpesan kepada

warga Waiwuang agar mengadakan pesta Nyale (cacing laut) dalam wujud Pasola

untuk melupakan kesedihan mereka karena kehilangan Rabu Kaba. Atas dasar

hikayat itu, setiap tahun warga kampung Waiwuang, Kodi dan Wanokaka

mengadakan bulan Nyale (bulan pencarian cacing di laut) dan pesta Pasola.16

Pendapat lain yang mengatakan bahwa Pasola Kodi bermula dari seorang

gadis cantik yang bernama Biri Koni. Biri Koni merupakan anak semata wayang

yang hidup bersama dengan ibunya. Biri Koni sendiri memiliki paras yang cantik,

oleh karena itu banyak pemuda yang ingin menjadikannya seorang istri. Pada saat

itu, Biri Koni hanya tinggal berdua bersama dengan ibunya, hal itu membuat

mereka merasa takut. Setiap pemuda yang datang untuk melamar Biri Koni

diterima oleh Biri Koni dan juga ibunya. Hal itu juga membuat Biri Koni bingung

untuk memilih siapa yang akan dijadikannya pasangan hidup. Karena banyaknya

pemuda-pemuda yang datang untuk melamar, dan Biri Koni tidak ingin seorang

dari mereka tersakiti olehnya, maka ia memutuskan untuk bunuh diri.

Setelah Biri Koni meninggal, ibunya bermimpi dan bertemu dengan Biri

Koni. Biri Koni mengatakan kepada ibunya bahwa di samping kuburnya akan

16 Latarbelakang dari pasola dirangkum oleh peneliti dari Tesis Samuel Bora Lero

“Strategi Pemerintah Daerah Dalam Mengatasi Konflik Budaya Pasola (Studi Tentang

Kebudayaan Pasola di Desa Wainyapu Kecamatan Kodi Balaghar Kabupaten Sumba

Barat Daya Provinsi Nusa Tenggara Timur, (Yogyakarta: Sekolah Tinggi Pembangunan

Masyarakat Desa”Apmd”), hlm. 41-43.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

28

tumbuh sebuah tanaman, dan tanaman itu harus dirawat dan dipelihara. Dan benar

adanya, beberapa hari setelah Biri Koni meninggal, di samping kuburnya,

tumbuhlah sebuah tanaman yang berbentuk seperti padi. Sejak saat itu, tanaman

padi itu dirawat hingga mulai menguning. Setelah padinya siap untuk dipanen, di

sekitar pesisir pantai muncul juga seorang dewi.

Kedatangan seorang dewi membuat masyarakat setempat berbondong-

bondong datang untuk melihatnya dan berebutan untuk mendapatkannya. Namun

dewi itu menolak semua permintaan dari orang-orang yang menginginkannya. Ia

tidak ingin ada perkelahian dan permusuhan di antara mereka, kemudian Ia

memutuskan untuk kembali ke laut dan menjelma menjadi Nyale atau cacing laut.

Sejak saat itu, orang-orang atau masyarakat setempat mulai berpikir

bahwa, dewi itu tidak menginginkan mereka untuk saling bermusuhan satu sama

lain. Mereka merasa bersyukur karena tidak saling membunuh pada saat itu. Rasa

syukur mereka, diwujudkan dengan mengadakan sebuah perang-perangan, tanpa

menggunakan senjata tajam, namun menggunakan lembing, dan itu dinamakan

dengan Pasola.

Hingga saat ini, sebelum masa panen tiba, di sekitar pesisir pantai dengan

sendirinya akan muncul nyale atau cacing laut. Ketika nyale atau cacing laut

bermunculan di sekitar pantai, masyarakat setempat akan mengadakan atau

melaksanakan Tradisi Pasola guna untuk mengingat gadis cantik yang menjelma

menjadi cacing laut atau Nyale.17

17 Wawancara dengan bapak Rofinus D Kaleka tanggal 30 Januari 2020 di Tana

Kombuka, Kaliki Kambe, Wewewa Barat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

29

3.1.1. Arti kata Pasola

Pasola merupakan salah satu atraksi budaya yang dimiliki oleh masyarakat

Sumba khususnya masyarakat Sumba Barat (Wanokaka, Lamboya, Gaura) dan

Sumba Barat Daya (Kodi). Secara terminologi kata Pasola merupakan dialek

Wanokaka, Lamboya, dan dialek Gaura. Sedangkan dalam dialek orang Kodi

ialah “Paholong”. Tetapi orang Kodi menggunakan istilah yang sudah umum

digunakan yakni Pasola, namun kata sesungguhnya ialah Paholong.

Pasola atau Pahola berasal dari kata dasar “sola” atau “hola”, dengan

mendapat awalan “pa” menjadi Pasola atau Pahola. Kata sola atau hola kata benda

yaitu kayu berukuran lembing. Kata sola atau hola mendapat awalan pa menjadi

kata kerja Pasola atau Pahola. Dalam bahasa Kodi dan Loura kata sola atau hola

berarti kejar dan bila ditambah awalan pa menjadi saling kejar atau mengejar.18

Kata Pasola disini dapat diartikan saling melempar lembing diantara dua kubu

dengan menunggang kuda yang sedang berlari di padang rumput yang luas.

3.1.2. Ritus Nyale

Berbicara mengenai Pasola sebagai atraksi, Pasola tidak berdiri sendiri

sebagai sebuah budaya, Pasola merupakan bagian atau salah satu pakem dari

sebuah ritus yang disebut dengan ritus “Nale‟ atau “Nyale”. Pasola tidak bisa

dipisahkan dari ritus tersebut karena inti dari semua itu bukanlah Pasola

melainkan ritus Nale atau Nyale.

18 Yendri A.H. Yetty Leyloh “Identitas Agama Marapu Berhadapan Dengan

Gereja dan Program Pariwisata di Sumba Barat, NTT”, Tesis (Yogyakarta: Universitas

Sanata Dharma, 2007), hlm. 47.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

30

Tradisi ritus Nyale atau Nale tersebut memiliki prosesi yang berstruktur

dan merupakan satu kesatuan yang utuh, semacam pakem adat. Pakem adat itu

meliputi beberapa cara yakni Kabukut (semedi), Kawoking (pantun bersahut-

sahutan), Hangapung (menebar sirih pinang diatas kubur para leluhur), Pico Nale

(panen cacing laut), Tunu Manu Nyale (menyembelih dan membakar ayam

persembahan) dan pelaksanaan Pasola atau Paholong. Dalam prosesi tradisi Nale

atau Nyale, Pasola atau Paholonglah pakem puncak dari semua itu. 19

Masa Kabukkut atau semedi dilakukan oleh Rato adat, yakni Rato adat

tidak boleh keluar dari rumah kediaman atau berjalan-jalan di sekitar kampung

dan tidak boleh berbicara dengan orang-orang sekitar, kecuali orang yang hidup

dan tinggal bersama dengannya yakni istri dan anak-anak dari Rato Nale (Nyale)

serta orang-orang terdekat (Wali Rato). Rato adat harus fokus menghitung waktu

dan mempersiapkan segala sesuatu untuk menentukan kapan waktu yang tepat

dilaksanakannya Pasola.20

Kawoking merupakan pantun yang dilontarkan secara bersahut-sahutan

sebelum pemungutan Nyale atau cacing laut. Hal tersebut dilaksanakan untuk

memanggil dewi nyale atau cacing laut agar bemuncul di permukaan laut.21

Hangapung (menebar sirih pinang di atas kubur para leluhur) merupakan

salah satu cara memohon restu atau berkat dari para leluhur atau roh nenek

19 Rofinus D Kaleka “Mengenal Tradisi Ritus Nale di Kodi Sumba”, Artikel:

Kompasiana, hlm. 2, diunduh pada tanggal 22 Mei 2020 pukul 14: 54.

20 Wawancara dengan bapak Rofinus D Kaleka tanggal 30 Januari 2020 di Tana

Kombuka, Kaliki Kambe, Wewewa Barat.

21 Ibid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

31

moyang agar pelaksanaan pasola dapat berjalan lancar dan juga hasil panen pada

tahun itu melimpah dan juga banyak. 22

Pico Nale (panen cacing laut), sebelum pelaksanaan pasola, biasanya di

pagi hari masyarakat setempat akan berbondong-bondong ke pesisir pantai untuk

memungut atau menangkap nyale atau cacing laut yang bermunculan di sekitar

pesisir pantai. Namun sebelum masyarakat memungut nyale, Rato Adatlah yang

harus pertama memungut nyale yang bermunculan di sekitar pesisir pantai. Jika

Rato Adat berhalangan, maka utusan dari Rato Adatlah yang harus memungut

terlebih dahulu nyale-nyale itu yang kemudian disusul oleh masyarakat lainnya.23

Tunu Manu Nale, maksud dari tunu manu nale atau nyale adalah seekor

ayam yang dijadikan persembahan kepada leluhur disembelih dan dibakar serta

dimakan bersama oleh orang-orang yang ada pada saat itu.24

Pasola atau Paholong, setelah semua kegiatan di atas terlaksana, maka

dengan sendirinya pasola atau paholong juga akan dilaksanakan oleh masyarakat

setempat setelah nyale dipungut atau diambil oleh masyarakat setempat.25

Nyale sendiri merupakan cacing laut yang dapat diolah untuk dijadikan

makanan. Biasanya Nyale atau cacing laut memiliki warna yang berbeda-beda,

ada yang berwarna putih, hitam, hijau, kuning dan coklat. Selain sebagai bahan

makanan, Nyale juga melambangkan kesuburan dan juga hasil panen masyarakat

22 Ibid.

23 Ibid.

24 Ibid.

25Ibid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

32

setempat. Jika Nyale-nyale yang didapatkan berukuran besar maka pertanda

bahwa hasil panen pada tahun itu akan membuahkan hasil yang baik dan juga

banyak, dan sebaliknya jika Nyale-nyale yang didapatkan berukuran kecil, maka

hasil panen pada tahun itu akan sedikit atau kurang baik.

Kemunculan Nyale hanyalah di bulan-bulan tertentu, yakni bulan Februari

dan Maret. Pelaksanan Pasola harus berpatokan dari munculnya Nyale. Jika Nyale

atau cacing laut telah bermunculan di sekitar pesisir pantai, maka Tradisi Pasola

akan dilaksanakan, dan sebaliknya jika Nyale atau cacing laut belum

bermunculan, maka pelaksanaan Pasola tidak akan dilaksanakan. Perhitungan

waktu yang dilakukan oleh para Rato Adat kemungkinan salah sehingga

menyebabkan Nyale atau cacing laut tidak bermunculan di sekitar pesisir pantai.

Namun sejauh ini, perhitungan waktu yang dilakukan oleh para Rato Adat belum

pernah mengalami kesalahan.26

3.1.3. Persiapan yang Dilakukan Sebelum Pelaksanaan Pasola.

Suatu perayaan atau kegiatan yang ingin dirayakan atau dilaksanakan oleh

seseorang atau sekelompok orang harus dipersiapkan dengan sebaik mungkin,

agar perayaan atau kegiatan itu berjalan dengan lancar dan sukses. Begitu halnya

dengan Tradisi Pasola yang dilaksanakan oleh masyarakat Kodi setiap tahunnya.

Sebelum Tradisi Pasola berlangsung segala persiapan dilakukan oleh para Rato

Marapu (Ketua adat), Rato Nale (Nyale) dan juga masyarakat setempat guna

untuk kelancaran acara tersebut. Persiapan yang dilakukan masyarakat antara lain

26 Ibid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

33

ialah kembali ke kampung halaman atau mudik, membersihkan kampung

halaman, kuburan leluhur, arena atau lapangan Pasola, dan membersihkan pesisir

pantai, membawa makanan pokok yang akan digunakan saat perayaan

berlangsung, menyiapkan kuda dan alat-alat yang akan digunakan oleh para

peserta saat pelaksananaan Pasola, dan lain sebagainya.

a. Persiapan Rato Nale (Nyale) dan Rato Marapu

Rato Nale atau Nyale merupakan salah satu Rato yang dapat menentukan

waktu pelaksanaan Pasola. Biasanya, sebulan sebelum pelaksanaan Pasola, Rato

Nale melaksanakan kabukkut atau semedi guna melihat waktu yang tepat untuk

pelaksanaan Pasola. Pada saat melaksanakan kabukkut atau Semedi Rato Nale

(Nyale) tidak boleh melakukan beberapa hal yakni; keluar dari rumah kediaman,

berjalan di sekitar kampung dan tidak boleh berbicara dengan orang-orang sekitar,

kecuali orang yang hidup dan tinggal bersama dengannya yakni istri dan anak-

anak dari Rato Nale (Nyale) serta orang-orang terdekat (Wali Rato).

Wali Rato merupakan salah seorang yang membantu Rato Nale (Nyale)

dan juga melayani Rato Nale setiap harinya. Selain itu, Wali Rato juga sering

diutus oleh Rato Nale (Nyale) untuk mengikuti pertemuan-pertemuan yang

melibatkan Rato Nale (Nyale) jika Rato Nale berhalangan untuk mengikuti

pertemuan.

Kabukkut atau semedi tersebut dimaksudkan agar Rato Nale (Nyale)

benar-benar fokus untuk melihat kapan waktu yang tepat untuk pelaksanaan

Pasola. Biasanya Rato Nale akan melihat perubahan alam, salah satunya ialah

munculnya tunas-tunas baru dari tumbuhan dan menghitung 7 hari 7 malam gelap,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

34

dan di hari ketujuh, masyarakat setempat akan memungut Nyale bersamaan

dengan dilaksanakan Pasola.27

Selain itu, Rato Nale dan Rato Marapu lainnya juga berkumpul dan

mengadakan pertemuan untuk menentukan jadwal pelaksanaan Pasola. Ketua

Rato mulai menyebar undangan kepada seluruh jajaran rumah adat atau

perkampungan dan mengadakan rapat bersama dengan tujuan utama untuk

menetapkan bersama hari apa saja yang tepat untuk melaksanakan Nyale dan

Tradisi Pasola.

Dalam perbincangan tersebut Rato Nale dan para Rato Marapu mulai

berdiskusi dan mencari satu solusi yang tepat jika terjadi perbedaan pendapat

diantara mereka. Setelah menentukan waktu yang tepat dan telah disepakati

bersama maka mereka akan menyembelih ayam dan babi sebanyak mungkin

untuk melihat rahmat, apakah diijinkan atau tidak oleh leluhur jika Pasola itu

dilaksanakan. Para Rato secara bergiliran melihat hati ayam, usus ayam dan hati

babi. Hati ayam, usus ayam dan hati babi yang digunakan oleh para Rato

dipercaya bahwa disitu terdapat petunjuk dari leluhur, dengan sendirinya para

Rato akan mengetahui petunjuk dari para leluhur, karena para Rato telah

memperoleh ilham untuk menafsirkan hati ayam, usus ayam dan hati babi. Jika

27 Wawancara dengan bapak Daniel Deta Dawa tanggal 22 Januari 2020 di

Hombatara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

35

hasil tafsirannya baik maka upacara tersebut siap untuk dilakukan atau

dilaksanakan.28

Bagi orang Sumba pada umumnya yang memiliki kepercayaan marapu

hati ayam, usus ayam, dan hati babi merupakan kitab bagi mereka dalam melihat

hal-hal yang terjadi baik kehidupan masyarakatnya, kematian, tanda-tanda bahaya

dan tanda keberuntungan lewat upacara sesajian.

b. Persiapan yang dilakukan oleh masyarakat setempat.

Selain Rato Nale (Nyale), masyarakat setempat juga ikut andil dalam

menyiapkan segala persiapan agar pelaksanaan Pasola berjalan dengan lancar.

Selain masyarakat setempat, masyarakat Kodi yang tinggal di luar wilayah Kodi

akan kembali ke kampung mereka masing-masing guna untuk melakukan

persiapan. Sebelum pelaksaaan Pasola berlangsung, biasanya masyarakat Kodi

yang tinggal atau berdomisili di luar daerah Kodi, kembali ke Kodi atau pulang

kampung guna untuk mempersiapkan pelaksanaan Pasola. Pulang kampung

dinamakan dengan istilah dengan Ndodo (mudik ke kampung besar). Setiap warga

kampung dimanapun mereka berada, tempat tinggal mereka dikenal dengan istilah

kampung untuk berkebun, namun kampung inti dari mereka ialah Kampung Besar

yang terletak di daerah Kodi yang harus dilihat setiap tahunnya, karena Kampung

besar tersebut merupakan kampung leluhur.

Biasanya yang dilakukan oleh orang-orang atau masyarakat Kodi saat

berkunjung ke Kampung Besar ialah dapat bersilatuhrahmi dengan sesama orang-

28 Wilhelmus Kuara Jangga Uma, dkk. 2018. “Makna Nyale Dalam Upacara

Adat Pasola Sebagai Upaya Pelestarian Budaya di Sumba Barat Nusa Tenggara Timur”.

Jurnal Historia. Volume 6, Nomor 2. hlm. 353-354.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

36

orang yang berada di kampung itu, membersihkan seluruh perkampungan itu dan

juga membersihkan kubur-kubur para leluhur, meletakkan sirih pinang (makanan

khas Sumba) ke kuburan leluhur dan berkomunikasi dengan para leluhurnya.

Kunjungan itu juga dimaksudkan agar orang-orang yang berada di luar Kodi,

tidak lupa akan kampung halamannya, asal-usulnya dan juga leluhurnya. Pada

saat balik kampung atau “Ndodo”, biasanya orang-orang itu membawa ayam,

babi, anjing, buah-buahan, sirih pinang dan lain sebagainya. Semua itu dibawa

untuk dimakan, baik untuk diri sendiri maupun untuk tamu yang datang pada saat

pelaksanaan Pasola.

3.1.4. Pelaksanaan Tradisi Pasola

Pelaksanaan Pasola biasanya diawali oleh Rato Nale atau Nyale yang

menyampaikan beberapa pesan dan kesan yang disampaikan kepada peserta dan

juga para penonton. Rato Nale menyampaikan mengapa Pasola dilaksanakan

setiap tahun, tata cara dalam pelaksanaan Pasola, apa yang boleh dan tidak boleh

dilakukan pada saat Pasola berlangsung. Ketika semua pesan telah tersampaikan,

maka Rato Nale membuka acara Pasola dengan menunggang Kuda Nale dan

masuk ke dalam arena permainan. Kuda yang ditunggangi oleh Rato Nale akan

berlari lurus ke depan dan kembali lagi ke tempat semula tanpa mengelilingi arena

permainan. Setelah itu Rato Nale dan Kuda Nale keluar dari arena permainan atau

lapangan, dia kembali ke rumah adat yang terletak di dalam kampung besar.

Selain membuka pelaksanaan Pasola, Rato Nale beserta Kudanya juga

harus menutup acara Pasola itu. Berbicara mengenai acara pembuka, penutupan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

37

Pasola juga boleh dikatakan sama. Rato Nale dan Kuda Nale kembali masuk ke

dalam arena dan berlari lurus, kemudian akan keluar dari arena permainan dan

kembali ke rumah adat yang berada di dalam kampung besar, dengan demikian

akan berakhir pula pelaksanaan Pasola.

Pasola tidak akan dimulai sebelum Rato Nale dan Kuda Nale masuk ke

dalam arena permainan. Jika permainan sudah dilaksanakan sebelum Rato Nale

dan Kuda Nale masuk ke dalam arena, maka akan banyak musibah yang dialami

oleh para peserta, yakni akan mengalami luka, terjatuh, terkena lembing dan lain

sebagainya.

Pelaksanaan Pasola sendiri dilaksanakan di bulan Februari dan bulan

Maret. Pasola dilaksanakan di kedua tempat yakni di Tosi dan Bukabani.

Pelaksanaan Pasola yang dilakukan di Tosi dinamakan Pasola pertama, sedangkan

yang dilaksanakan di Bukabani dinamakan Pasola kedua dan Pasola kedua ini

merupakan puncak dari pelaksanaan Pasola.

Menurut Rofinus D Kaleka, pada zaman dahulu Pasola yang dilaksanakan

di Tosi hanyalah sebuah latihan sebelum pelaksanaan Pasola benar-benar

dilaksanakan, namun seiring berjalannya waktu, Pasola Tosi juga dilaksanakan

bukan lagi sekedar latihan namun juga sebagai ritus Pasola yang dilaksanakan

setiap tahunnya. Tata cara dan pelaksanaan dari kedua tempat tersebut semuanya

sama dan tidak ada perbedaan satu sama lainnya.

Selama pelaksanaan Pasola berlangsung, para peserta akan saling kejar-

kejaran di dalam lapangan luas. Peserta-peserta itu terdiri dari dua kubu atau dua

kampung yang saling melakukan atraksi dengan melempar lembing satu sama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

38

lainnya dengan menunggang kuda. Atraksi Pasola ini hanya diikuti oleh para

lelaki saja dan tidak ada pembatasan umur dari peserta. Peserta dapat mengikuti

permainan itu jika dapat menunggang kuda, menggunakan lembing dengan baik

dan dapat menguasai permainan tersebut. Selain itu peserta yang mengikuti atraksi

ini, mengenakan busana adat yakni sarung yang dikenakan oleh peserta dan

kapouta (ikat kepala). Biasanya kapouta itu terbuat dari bulu-bulu ayam.

Pelaksanaan Pasola berlangsung setelah Nyale-nyale yang bermunculan di

pesisir pantai telah dipungut oleh masyarakat setempat. Pelaksanaan Pasola

sendiri biasanya berlangsung dari pagi hingga siang hari, juga kadang-kadang

sampai sore hari tergantung dari peserta yang mengikuti atraksi atau permainan

tersebut.

Pada pelaksanaan Pasola, masing-masing kubu akan saling berdiri dan

berkumpul diujung lapangan, jika salah satu kubu telah menantang kubu yang

lain, maka para peserta akan masuk ke dalam lapangan dan akan melakukan

atraksinya yakni saling kejar mengejar dengan melempar lembing satu sama lain.

Jika salah satu peserta terkena lembing, dengan sendirinya para penonton akan

bersorak-sorai, hal ini juga yang membuat peserta semakin bersemangat untuk

melakukan atraksinya.

Terkadang dalam atraksi atau permainan pasola terjadi pertumpahan darah.

Namun hal itu tidak membuat para peserta dari kubu masing-masing menyimpan

dendam satu dengan yang lainnya. Jika hal itu terjadi di dalam arena permainan,

maka itu dianggap sebagai hukuman dari para leluhur bahwa orang atau peserta

yang mengalami luka mempunyai dosa atau kesalahan kepada para leluhur atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

39

arwah nenek moyangnya, atau adanya dosa yang dilakukan oleh kampung tempat

peserta berasal.

Pasola akan disudahi jika para peserta sudah merasa lelah satu sama

lainnya, selain itu jika terjadi perseteruan dari kedua belah kubu dan juga dari para

penonton atau pendukung dari masing-masing kubu. Untuk menghindari

perseteruan panjang, maka atraksi atau permainan itu harus dihentikan atau

disudahi. Setelah atraksi itu disudahi, maka Rato Adat akan masuk kembali ke

dalam arena permainan dan menutup atraksi atau permainan itu.

3.1.5. Penutupan Pasola

Ketika pelaksanaan Pasola berakhir, semua warga kampung kembali ke

kampung adat. Sesampainya di kampung adat, mereka harus terlebih dahulu ke

Rumah Nale (nyale), dan harus melakukan sembahyang guna berkomunikasi

dengan para leluhur. Rumah Nale (nyale) merupakan salah satu rumah yang ada di

dalam kampung yang didiami atau ditinggali oleh Rato Nale (nyale). Setelah Rato

Nale membakar ayam di rumah Nale, maka warga kampung juga kembali ke

rumah adat masing-masing guna untuk memotong ayam.

Pemotongan ayam tidak dilakukan oleh Rato Nale, tetapi oleh Rato Adat

dari setiap rumah adat dari masing-masing warga kampung. Selain itu ayam ada

juga babi dan kerbau yang disembelih. Dalam hal ini kerbau tidak diharuskan ada,

kecuali ada seseorang yang ingin merayakan syukuran, maka kerbau akan dibawa

oleh yang ingin merayakan syukuran. Hewan-hewan yag disembelih itu dimakan

bersama oleh semua warga kampung dan juga para pendatang yang berkunjung ke

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

40

kampung mereka. Penyembelihan hewan-hewan sebagai rasa syukur warga

kampung kepada para leluhur bahwa pelaksanaan Pasola telah terlaksana.29

3.2. Nilai-nilai yang terdapat dalam Tradisi Pasola.

3.2.1. Nilai Religius

Nilai religius berhubungan dengan kepercayaan asli orang Sumba yakni

kepercayaan marapu. Marapu merupakan kepercayaan masyarakat Sumba

terhadap arwah nenek moyang atau para leluhur. Orang Sumba percaya bahwa

roh-roh itu dapat memberi berkat maupun hukuman kepada mereka. Selain itu,

Marapu dipercaya sebagai mediator manusia dengan Tuhan. Bagi masyarakat

Sumba yang menganut kepercayaan Marapu, salah satu cara untuk berdoa atau

menyampaikan permohonan kepada Tuhan ialah melalui roh-roh nenek moyang

atau para leluhur yang telah mendahului mereka. Oleh karena itu, Pasola tidak

dapat dipisahkan dari kepercayaan asli masyarakat Sumba yakni kepercayaan

Marapu. Dikatakan demikian karena dalam pelaksanaan Tradisi Pasola, Rato

Adat dan masyarakat setempat akan memohon restu kepada arwah para leluhur,

agar pelaksanaan Pasola dapat berjalan dengan lancar.

Selain itu, selama pelaksanaan Pasola berlangsung, jika terjadi

pertumpahan darah di arena permainan, melambangkan berkat yang melimpah

dari sang pencipta untuk kesuburan tanah panenan dan yang mereka diami.

29 Wawancara dengan bapak Rofinus D Kaleka tanggal 30 Januari 2020 di Tana

Kombuka, Kaliki Kambe, Wewewa Barat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

41

3.2.2. Nilai Simbolik

Nilai simbolik ini berhubungan dengan Nyale (cacing laut). Nyale bukan

hanya sekadar cacing bagi masyarakat Sumba khususnya masyarakat Kodi,

melainkan sebagai sumber makanan, kesuburan dan juga menggambarkan hasil

panen dari masyarakat setempat. Menurut kepercayaan masyarakat atau

penduduk setempat, panen akan melimpah apabila ditemukan Nyale dalam jumlah

yang banyak di sekitar pesisir pantai. Semakin banyak Nyale yang keluar

menandakan semakin subur dan melimpah pula hasil panen dari masyarakat

setempat. Dan jika ditemukan nyale yang berukuran kecil atau tidak sehat, dapat

menyebabkan hasil panen sedikit dan kurang baik pada tahun itu.

3.2.3. Nilai Persaudaraan

Dalam pelaksanaan Pasola, para peserta boleh dikatakan saling

bermusuhan diantara masing-masing kubu. Pasola atau permainan saling

melempar lembing itu, ibarat permainan sepak bola. Para peserta akan saling

bermusuhan saat berada di dalam lapangan. Selain itu, para peserta akan berusaha

mencari kemenangan satu sama lain. Tetapi tujuan dari pelaksanaan Pasola adalah

rasa persaudaraan, sebab permainan itu dilaksanakan untuk menghargai budaya

leluhur orang Sumba khususnya masyarakat Kodi.

3.2.4. Nilai Sosial Budaya

Dengan adanya Tradisi Pasola, masyarakat setempat dapat bersilahturahmi

satu sama lain dan juga masyarakat Kodi yang berada atau tinggal diluar wilayah

Kodi dapat kembali ke daerah asal mereka. Biasanya sebelum pelaksanaan Pasola,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

42

masyarakat setempat akan bergotong royong dan bekerja sama untuk

mensukseskan kegiatan itu yang dimulai dari persiapan, pelaksanaan hingga

selesainya pelaksanaan Pasola. Pada saat pelaksanaan Pasola para penonton yang

datang, diberi makan oleh masyarakat setempat jika berkunjung atau bertamu ke

rumah adat masyarakat setempat. Masyarakat setempat biasanya menyembelih

ayam, anjing, babi, dan kerbau untuk makan bersama-sama. Hal tersebut dapat

mempererat tali persaudaraan dengan masyarakat yang berasal dari luar wilayah

Kodi.

3.2.5. Nilai ekonomi

Pada saat pelaksanaan Pasola berlangsung, banyak dari masyarakat

setempat yang berjualan di sekitar arena lapangan. Selain masyarakat setempat,

ada juga masyarakat yang berasal dari wilayah Kodi yang berjualan. Biasanya

para pedagang atau penjual menjajahkan makanan dan minuman. Hal tersebut

sangat membantu orang-orang atau para penonton yang datang pada saat

pelaksanaan Pasola. Penonton tidak akan kesusahan untuk mencari makanan dan

minuman jika merasa lapar.

Selain menjual makanan dan minuman, para penjual itu juga dapat

memperkenalkan barang-barang khas masyarakat setempat berupa anyaman

berupa tikar, hasil tenunan (kain dan sarung), dan pernak-pernik khas masyarakat

Sumba. Barang-barang khas yang dijual oleh masyarakat setempat dapat diketahui

oleh kalangan umum dengan cara membeli barang-barang khas tersebut, seperti

anyaman, hasil tenunan, dan pernak-pernik tersebut. Hal ini juga dapat menambah

pariwisata Sumba Barat Daya dikenal luas oleh masyarakat umum.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

43

BAB IV

PERAN PEMERINTAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA DALAM

PELAKSANAAN TRADISI PASOLA

4.1. Pengantar

Pelaksanaan Tradisi Pasola umumnya mendapat dukungan dari pemerintah

Kabupaten Sumba Barat Daya. Bentuk dukungan itu adalah masuknya Tradisi

Pasola dalam agenda tahunan Dinas Pariwisata Sumba Barat Daya. Sejak

pemekaran Kabupaten di tahun 2007, pelaksanaan Tradisi Pasola masih tetap

dilaksanakan di wilayah Kodi. Di awal pemekaran, pemerintah setempat masih

memproses pembentukan lembaga-lembaga salah satunya ialah Dinas Pariwisata.

Dinas Pariwisata Sumba Barat Daya sendiri berdiri sejak tahun 2009. Dan

kegiatan Pasola sendiri masuk dalam agenda tahunan Dinas Pariwisata sejak tahun

2010. Sebelum tahun 2010, yakni di tahun 2007-2009, pelaksanaan Tradisi Pasola

belum mendapat perhatian penuh dari pemerintah setempat karena pada saat itu

belum ada lembaga pemerintahan yang bertanggungjawab untuk memberikan

dukungan dalam pelaksanaan Tradisi Pasola.

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, pelaksanaan Tradisi Pasola tidak

luput dari dukungan dari pemerintah setempat. Hal itu dapat dilihat ketika Tradisi

Pasola dimasukkan dalam agenda tahunan dari Dinas Pariwisata Sumba Barat

Daya. Disini akan ditulis agenda tahunan dari Dinas Pariwisata sejak tahun 2010-

2014, yang salah satu didalamnya terdapat pelaksanaan Tradisi Pasola. Sebelum

membahas tentang keterlibatan pemerintah dalam pelaksanaan Tradisi Pasola, kita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

44

harus mengetahui terlebih dahulu agenda tahunan dari Dinas Pariwisata Sumba

Barat Daya.

4.2. Agenda tahunan Pemerintah Dinas Pariwisata Sumba Barat Daya dari tahun

2010-2014.

4.2.1. Agenda Pemerintah Dinas Pariwisata Sumba Barat Daya (2010)

Tabel 5.

Agenda tahunan dari Pemerintah Dinas Pariwisata Sumba Barat Daya tahun 2010.

4.2.2. Agenda Pemerintah Dinas Pariwisata Sumba Barat Daya (2011)

Tabel 6.

Agenda tahunan dari Pemerintah Dinas Pariwisata Sumba Barat Daya tahun 2011.

No Agenda Tahun 2011

1 Lomba Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) tingkat Nusa Tenggara Timur.

2 Program pengembangan kemitraan pembentukan forum koordinasi

pariwisata Sumba Barat Daya.

3 Program pengembangan kemitraan pembentukan forum koordinasi

pariwisata Sumba Barat Daya.

No Agenda Tahun 2010

1

Program Pengembangan Destinasi Pariwisata (kegiatan pembinaan dan

pelestarian event-event wisata unggulan).

2 Program pengembangan destinasi pariwisata (kegiatan penyelenggaraan

lomba kelompok sadar wisata tingkat kabupaten dan provinsi).

3 Program pengembangan pemasaran pariwisata

4 Program Pengembangan Kemitraan (sosialisasi sadar wisata).

5 Pengelolaan keragaman budaya (penyelenggaraan atraksi budaya daerah).

6

Pengelolaan kekayaan budaya

- Kegiatan penyelenggaraan lomba vocal group Lagu Daerah Nusa

Tenggara Timur.

- Kegiatan pengelolaan pengembangan pelestarian peninggalan sejarah

purbakala, museum peninggalan bawah air.

7 Pengembangan nilai budaya (kegiatan pemberian dukungan, penghargaan

dan kerjasama di bidang budaya).

8 Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur.

9 Kegiatan festival budaya Pasola

10 Program pelayanan administrasi perkantoran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

45

4 Pembuatan RIPPDA (Rencana Induk Pembangunan Parawisata Daerah)

5 Program pengembangan destinasi pariwisata pembinaan dan pelestarian

event - event wisata unggulan.

6 Kegiatan pengembangan promosi pemasaran.

7 Kegiatan jambore pariwisata se Nusa Tenggara Timur.

8 Kegiatan pagelaran budaya Sumba ke XII.

9 Peningkatan sarana dan prasarana aparatur.

10 Program pelayanan administrasi perkantoran.

4.2.3. Agenda Pemerintah Dinas Pariwisata Sumba Barat Daya (2012)

Tabel 7.

Agenda tahunan dari Pemerintah Dinas Pariwisata Sumba Barat Daya tahun 2012.

4.2.4. Agenda Pemerintah Dinas Pariwisata Sumba Barat Daya (2013)

Tabel 8.

Agenda tahunan dari Pemerintah Dinas Pariwisata Sumba Barat Daya tahun 2013.

No Agenda Tahun 2012

1 Program pengembangan kemitraan (pelaksanaan koordinasi pembangunan

kemitraan pariwisata).

2

Program pengembangan destinasi pariwisata

- Kegiatan festival budaya Pasola.

- Kegiatan pemberian dukungan kegiatan Pasola dan Wulla Podu.

- Peningkatan sarana prasarana MCK (Mandi, Cuci, Kakus).

- Pembangunan sarana dan prasarana pariwisata.

3

Program pengembangan pemasaran pariwisata

- Kegiatan jambore pariwisata.

- Pengembangan promosi pemasaran pariwisata.

4

Program pengelolaan keragaman budaya

- Kegiatan festifal kesenian daerah tingkat provinsi.

- Kegiatan pagelaran budaya Sumba ke XIII.

5

Program pengelolaan kekayaan budaya

- Kegiatan pengelolaan dan pengembangan pelestarian, peninggalan

sejarah purbakala, museum dan peninggalan bawah air.

- Penyelenggaraan lomba vocal group dan pop singer lagu daerah.

6

Peningkatan sarana dan prasarana aparatur

- Pengadaan perlengkapan gedung kantor.

- Pemeliharaan rutin/ berkala kendaraan / operasional.

7 Program pelayanan administrasi perkantoran

No Agenda Tahun 2013

1 Program pelayanan administrasi perkantoran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

46

4.2.4. Agenda Pemerintah Dinas Pariwisata Sumba Barat Daya (2014)

Tabel 9.

Agenda tahunan dari Pemerintah Dinas Pariwisata Sumba Barat Daya tahun 2014.

No Agenda Tahun 2014

1 Program pelayanan administrasi perkantoran.

2 Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur.

3

Program pengembangan pemasaran pariwisata.

- Kegiatan pelaksanaan promosi pariwisata nusantara di dalam dan

di luar negeri.

- Kegiatan jambore pariwisata.

- Kegiatan pengadaan Pusat Informasi Pariwisata (Tourist

Information Center).

4

Program pengelolaan kekayaan budaya

- Kegiatan pengelolaan dan pengembangan pelestarian peninggalan

sejarah purbakala, museum dan peninggalan bawah air.

- Kegiatan lomba Lagu Daerah Nusa Tenggara Timur tingkat

SMA/SMK se-Kabupaten Sumba Barat Daya.

5

Program pengembangan destinasi pariwisata

- Kegiatan festival budaya Pasola

- Kegiatan pemberian dukungan kegiatan Pasola dan Wulla Podu

- Kegiatan pembuatan master plan tempat obyek wisata

6 Program pengelolaan keragaman budaya

Kegiatan pagelaran seni budaya.

2 Peningkatan sarana dan prasarana aparatur (pemeliharaan rutin/ berkala

kendaraan / operasional).

3

Program pengelolaan kekayaan budaya

- Kegiatan pengelolaan dan pengembangan pelestarian, peninggalan

sejarah purbakala, museum dan peninggalan bawah air.

- Penyelenggaraan Lomba Vocal Group Anggur Merah Antar

SMA/SMK tingkat provinsi.

4

Program pengelolaan keragaman budaya

- Kegiatan Festifal kesenian daerah tingkat provinsi.

- Kegiatan Pagelaran Budaya Sumba ke XIII.

5

Program pengembangan pemasaran pariwisata

- Kegiatan jambore pariwisata.

- Pengembangan promosi pemasaran pariwisata.

6

Program Pengembangan Destinasi Pariwisata

- Kegiatan festival budaya Pasola.

- Kegiatan pemberian dukungan kegiatan Pasola dan Wulla Podu.

- Peningkatan sarana prasarana MCK (Mandi, Cuci Kakus).

- Pembangunan sarana dan prasarana pariwisata.

7 Program pengembangan kemitraan (Pelaksanaan Koordinasi

Pembangunan Kemitraan Pariwisata)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

47

Kegiatan penyelenggaraan lomba Duta Wisata.

Kegiatan Pengadaan Peralatan Kesenian Bagi Sanggar -

Sanggar Tari.

7

Program pengembangan kemitraan

- Kegiatan pelaksanaan koordinasi pembangunan kemitraan

pariwisata.

- Kegiatan pengembangan sumber daya manusia dan

profesionalisme bidang pariwisata.

- Kegiatan pelatihan desa wisata.

Jika dilihat dari agenda tahunan Pemerintah Dinas Pariwisata Sumba Barat

Daya dari tahun 2010-2014, dapat ketahui bahwa sejak tahun 2010 Pemerintah

Dinas Pariwisata Sumba Barat Daya sudah mulai memperhatikan pelaksanaan

Tradisi Pasola. Hal tersebut dapat dilihat ketika kegiatan atau pelaksanaan Tradisi

Pasola telah dimasukkan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Sumba Barat Daya

dalam kegiatan atau agenda tahunan lembaga tersebut.

Dengan dimasukkannya pelaksanaan Tradisi Pasola dalam agenda atau

kegiatan tahunan Dinas Pariwisata, pelaksanaan Tradisi Pasola dapat dikatakan

sudah menjadi salah satu kegiatan atau tradisi yang harus terus perhatikan, dijaga,

dan dilestarikan baik oleh masyarakat setempat maupun pemerintah, khususnya

Dinas Pariwisata Sumba Barat Daya.

4.3. Keterlibatan dan peran pemerintah sebelum, selama dan sesudah pelaksanaan

Tradisi Pasola.

Pelaksanaan Tradisi Pasola tidak luput dari peran pemerintah yang sering

ikut andil untuk memperlancar acara tersebut. Kehadiran pemerintah diawali dari

persiapan hingga selesainya pelaksanaan Tradisi Pasola. Keterlibatan pemerintah

dalam hal ini ialah sebagai pemberi dukungan, memberikan masukan atau pikiran,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

48

sebagai fasilitator dalam pelaksanaan Tradisi Pasola serta membantu para Rato

Adat dalam mengevaluasi setelah pelaksanaan Tradisi Pasola. Keterlibatan

pemerintah sebagai pemberi dukungan, memberikan masukan atau pikiran

biasanya dilakukan di awal persiapan Tradisi Pasola. Keterlibatan pemerintah

sebagai fasilitator biasanya dilakukan saat persiapan, pelaksanaan dan penutupan

Tradisi Pasola. Sedangkan keterlibatan pemerintah dalam membantu para Rato

Adat untuk mengoreksi atau menilai acara tersebut biasanya dilakukan setelah

pelaksanaan Tradisi Pasola. Keterlibatan atau peran pemerintah sendiri dibagi

menjadi tiga bagian yakni: keterlibatan atau peran pemerintah sebelum

pelaksanaan Pasola, keterlibatan atau peran pemerintah selama pelaksanaan

Tradisi Pasola dan keterlibatan atau peran pemerintah sesudah pelaksanaan

Tradisi Pasola.

4.3.1. Keterlibatan atau Peran Pemerintah Sebelum Pelaksanaan Tradisi Pasola.

Keterlibatan pemerintah dalam persiapan pelaksanaan Tradisi Pasola

dimaksudkan agar membantu para Rato Adat. Biasanya sebelum pelaksanaan

Tradisi Pasola, para Rato Adat akan mengadakan pertemuan guna untuk

menentukan kapan pelaksanaan Tradisi Pasola. Para Rato Adat biasanya

mengundang pemerintah untuk ikut andil dalam mempersiapkan segala hal untuk

memperlancar pelaksanaan Tradisi Pasola. Para Rato Adat akan menyebarkan

undangan kepada pemerintah pusat maupun daerah untuk menghadiri rapat

bersama yang dilaksanakan oleh para Rato Adat. Selain pemerintah, para Rato

Adat juga mengundang anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

49

Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), dan sektor keamanan lainnya yakni

Pertahanan Sipil (Hansip).

Institusi-institusi itu diundang untuk membicarakan tentang keamanan dan

pelaksanaan Tradisi Pasola. Dalam pertemuan itu, dibahas berbagai hal yang perlu

dipersiapkan sebelum pelaksanaan Tradisi Pasola berlangsung. Setelah

sebelumnya para Rato Adat menentukan jadwal pelaksanaan Tradisi Pasola.

Karena yang berhak menentukan pelaksanaan Pasola adalah para Rato Adat.30

Kegiatan lain yang dibantu oleh pemerintah, sebelum pelaksanaan Pasola

adalah menyebarkan pengumuman kepada masyarakat umum tentang waktu

pelaksanaan Tradisi Pasola. dengan tujuan agar orang di luar wilayah Kodi

mengetahui waktu pelaksanaan Tradisi Pasola. Alat yang dipergunakan untuk

mengumumkan kegiatan ini adalah dengan membuat poster dan

mempromosikannya melalui media cetak yakni dengan memasang baliho atau

spanduk di tempat-tempat umum seperti sekolah, rumah sakit, dan pasar.

Pemerintah juga harus menyiapkan tenda-tenda untuk para tamu

undangan, tribun, dan juga menyiapkan tempat untuk para tim medis. Para tim

medis dapat membantu jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi, misalnya

ada yang terluka terkena tombak, terjatuh dari kuda tunggangan, dan lain-lain, di

situ ada peran kesehatan, ada ambulans yang siap siaga dengan dokter dan

30 Wawancara dengan bapak Christofel Horo tanggal 28 Januari 2020 di Kantor

Dinas Pariwisata Kabupaten Sumba Barat Daya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

50

perawatnya dan berbagai kapasitas P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)

yang memadai.31

4.3.2. Keterlibatan atau Peran Pemerintah Selama Pelaksanaan Tradisi Pasola.

Sesudah penentuan pelaksanaan Tradisi Pasola dan menyiapkankan segala

hal, pelaksanaan Tradisi Pasola dapat dilaksanakan. Selama pelaksanaan Tradisi

Pasola, keterlibatan atau peran pemerintah juga sangat dibutuhkan. Dalam hal ini

pemerintah akan membantu Rato Adat dan masyarakat setempat serta para

penonton dengan cara memfasilitator pelaksanaan Tradisi Pasola. Pemerintah

biasanya akan mempersiapkan makanan dan minuman bagi orang-orang yang

membutuhkan disaat pelaksanaan Tradisi Pasola berlangsung. Pemerintah juga

ikut andil dalam melayani tamu dengan cara memberikan komsumsi kepada

masyarakat yang datang untuk menyaksikan Tradisi Pasola. Selain itu pemerintah

juga memfasilitasi dengan cara membangun tenda-tenda bagi para tamu undangan

dan juga mempersiapkan tim medis yang dapat membantu jika ada dari penonton

yang memerlukan bantuan tim medis.

Selain memfasilitasi, saat pelaksanaan Tradisi Pasola pemerintah juga

melihat apa saja yang kurang dan apa saja yang harus ditindaklanjuti. Pemerintah

juga memposisikan diri secara publik, melihat apa yang berkembang selama

Pasola. Jika penonton setiap tahunnya mengalami kenaikan, maka peran

pemerintah sangat dibutuhkan dengan cara memberikan tambahan fasilitas, baik

31 Ibid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

51

melalui pemerintah daerah maupun kementrian lembaga yang mempunyai

hubungan kerja.

4.3.3. Keterlibatan atau Peran Pemerintah Setelah Pelaksanaan Tradisi Pasola.

Setelah pelaksanaan Tradisi Pasola berlangsung, biasanya para Rato Adat

akan melakukan evaluasi bersama guna untuk melihat dan menilai apa saja yang

kurang atau yang perlu ditambahkan saat pelaksanaan Tradisi Pasola berlangsung.

Menurut penjelasan dari Christofel Horo, saat melakukan evaluasi, para Rato Adat

juga mengundang pemerintah untuk melihat dan menilai bersama apa saja yang

kurang dan yang perlu ditambahkan saat pelaksanaan Tradisi Pasola berlangsung.

Dalam evaluasi bersama, para Rato Adat dan pemerintah akan membahas tentang

keadaan selama Tradisi Pasola berlangsung, apakah selama pelaksanaan Tradisi

Pasola masih ada yang perlu ditambahkan atau tidak guna untuk mempersiapkan

pelaksanaan Tradisi di tahun berikutnya agar lebih baik lagi dari tahun

sebelumnya. Diundangnya pemerintah dalam evaluasi bersama itu agar

pemerintah juga dapat mengetahui apa saja yang perlu ditambahkan sehingga di

tahun berikutnya, pemerintah dapat membantu lebih banyak lagi dalam hal

memfasilitator para penonton dan juga para tamu undangan yang datang untuk

menyaksikan pelaksanaan Tradisi Pasola.32

32 Ibid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

52

4.4. Anggaran tahunan pemerintah Dinas Pariwisata Kabupaten Sumba Barat

Daya untuk pelaksanaan Tradisi Pasola tahun 2010-2014.

Setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh seseorang, kelompok, masyarakat

umum, lembaga dan lain sebagainya setidaknya membutuhkan biaya untuk

digunakan dalam memperlancar acara tersebut. Begitu halnya dengan pelaksanaan

Tradisi Pasola. Pelaksanaan Tradisi Pasola sendiri membutuhkan biaya guna

untuk kelancaran acara tersebut.

Seperti yang telah dikatakan pada pembahasan sebelumnya, pemerintah

benar-benar terlibat dan mulai ikut andil dalam pelaksanaan Tradisi Pasola sejak

tahun 2010. Namun, seiring berjalannya waktu, pemerintah akhirnya mau terlibat

dan ikut andil dalam pelaksanaan Tradisi Pasola. Pemerintah yang ikut andil ialah

Dinas Pariwisata Kabupaten Sumba Barat Daya. Biasanya Dinas Pariwisata

Kabupaten Sumba Barat Daya memfasilitasi pelaksanaan tersebut dengan cara

memberikan honorarium untuk panitia, belanja kebutuhan spanduk atau baliho,

alat dokumentasi, bahan makanan dan minuman, instruktur atau narasumber, dan

juga pakaian seragam. Berikut anggaran dana yang diberikan oleh pemerintah

Dinas Pariwisata dari tahun 2010-2014.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

53

Tabel 10

Anggaran dana untuk pelaksanaan Tradisi Pasola dari tahun 2010-2014

Sumber: Data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sumba Barat Daya

Belanja Dokumentasi /

bahan dokumentasi

1,160,000 * Belanja Spanduk /

Pengadaan Spanduk

2,500,000 * Honorarium panitia

pelaksana kegiatan

19,000,000 * Honorarium panitia pelaksana

kegiatan19,000,000

Honorarium Panitia Pelaksana

Kegiatan

15,900,000

Belanja Spanduk/Bahan

Spanduk

1,500,000 * Belanja Bahan

Dokumentasi

2,300,000 * Honorarium Tenaga Ahli /

Instruktur / Narasumber

15,000,000 * Honorarium Tenaga Ahli /

Instruktur / Narasumber15,000,000

Belanja Spanduk/Baliho/papan

reklame/informasi/Umbul-

12,000,000

* Belanja

spanduk/baliho/dekorasi8,100,000 * Belanja

spanduk/balihodekorasi8,100,000

Belanja Dokumentasi 1,550,000

* Belanja Dokumentasi 2,600,000 * Belanja Dokumentasi 2,600,000 Belanja Makanan & Minuman Rapat 4,650,000

* Belanja Makanan dan

Minuman Rapat 5,625,000

* Belanja Makanan dan

Minuman Rapat5,625,000

Belanja Pakaian Olahraga 7,500,000

* Belanja pakaian seragam

kegiatan 6,000,000

* Belanja pakaian seragam

kegiatan6,000,000

Jumlah Keseluruhan

2014NAMA KEGIATANNO

Pemberian dana untuk

pelaksanaan Tradisi

Pasola

1

2010 2011 2012 2013

4,500,000

2.660.000 4.800.000 63.765.000 63.765.000 46.100.000

* Belanja Makanan dan

Minuman Rapat7,440,000

* Belanja Makanan dan

Minuman Rapat7,440,000

Belanja Makanan & Minuman

Kegiatan

TAHUN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

54

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sejak tahun 2010, Pemerintah

Dinas Pariwisata sudah ikut andil atau terlibat dalam pelaksanaan Tradisi Pasola.

Salah satu bentuk keikutsertaan atau keterlibatan pemerintah Dinas Pariwisata

ialah memberikan dukungan dengan memfasilitasi pelaksanaan Tradisi Pasola

dengan cara memberikan dana atau anggaran untuk pelaksanaan Tradisi Pasola.

Dengan memberikan dana atau anggaran saat pelaksanaan Tradisi Pasola, artinya

dimata pemerintah, Tradisi Pasola adalah salah satu kegiatan yang harus didukung

agar pelaksanaan itu berjalan dengan baik.

4.5. Dampak pelaksanaan Tradisi Pasola di mata pemerintah Dinas Pariwisata

Sumba Barat Daya.

Dalam benak dan pundak pemerintah tidak pernah terpikirkan tentang

kerugian yang diperoleh ketika pelaksanaan Pasola berlangsung. Yang ada

hanyalah spirit menuju masa depan Sumba di atas berbagai potensi, salah satunya

ialah Tradisi Pasola sebagai potensi yang menjanjikan. Menurut Christofel Horo

(Kepala Dinas Pariwisata Sumba Barat Daya) keuntungan yang didapatkan dari

pelaksanaan Pasola ialah masyarakat dapat menikmati sesuatu yang dapat

berdampak bagi masyarakat setempat dan juga untuk pemerintahan.

Pelaksanaan Tradisi Pasola sangat berdampak bagi masyarakat setempat.

Hal itu dapat dilihat ketika pelaksanaan Tradisi Pasola berlangsung banyak

masyarakat yang dapat berinteraksi dengan sesama, baik masyarakat lokal

maupun masyarakat yang datang atau berasal dari luar wilayah Kodi. Interaksi

dalam hal ini ialah Masyarakat Kodi yang tinggal di luar wilayah Kodi dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

55

kembali ke Kodi dan bersilahturami dengan keluarga dan sanak saudara dan juga

para tetangga, masyarakat yang awalnya belum saling mengenal, dapat saling

kenal satu dengan yang lainnya, begitu pula dengan para wisatawan. Para

wisatawan dapat mengenal masyarakat lokal dengan adanya pelaksanaan Tradisi

Pasola.

Selain itu dengan adanya pelaksanaan Tradisi Pasola banyak masyarakat

setempat maupun masyarakat yang berasal dari luar wilayah Kodi dapat berjualan,

menjajahkan hasil kerajinan, hasil tanaman, hasil anyaman kepada orang lain

maupun penonton baik yang berasal dari Kodi maupun dari luar wilayah Kodi.

Para pedagang yang menjajahkan hasil kerajinan, hasil tanaman, dan hasil

anyaman setiap tahunnya yakni dari tahun 2010-2014 tidak terhitung jumlahnya

oleh pemerintah, karena menurut Christofel Horo (Kepala Dinas Pariwisata

Sumba Barat Daya), siapapun boleh berjualan disekitar arena pelaksanaan Tradisi

Pasola, sehingga setiap tahunnya pemerintah setempat tidak menghitung jumlah

para pedagang atau penjual yang berjualan di sekitar arena pelaksanaan Tradisi

Pasola.33

Karena tidak terhitung jumlahnya, maka pendapatan dari penjualan hasil

kerajinan, hasil tanaman, dan hasil anyaman setiap tahunnya yakni dari tahun

2010-2014 tidak terhitung oleh Dinas Pariwisata Sumba Barat Daya. Namun

sejauh ini dengan adanya pelaksanaan Tradisi Pasola, masyarakat setempat dapat

33 Wawancara dengan bapak Christofel Horo tanggal 13 Juli 2020 melalui via

telefon.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

56

menjajahkan barang hasil kerajinan, hasil tanaman, dan hasil anyaman tanpa

harus pergi ke pasar tradisional.34

Selain itu, dengan adanya pelaksanaan Tradisi Pasola banyak wisatawan

yang datang berkunjung di wilayah Sumba Barat Daya. Berikut jumlah wisatawan

yang datang berkunjung ke Sumba Barat Daya pada saat pelaksanaan Tradisi

Pasola dari tahun 2010-2014:

Tabel 11.

Banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Sumba Barat Daya pada

saat pelaksanaan Tradisi Pasola dari tahun 2010-2014.

Sumber: data dari Dinas Pariwisata Sumba Barat Daya tahun 2010-2014.

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sejak tahun 2010, ketika

pelaksanaan Tradisi Pasola masuk dalam agenda tahunan Pemerintah Dinas

Pariwisata Sumba Barat Daya, Pemerintah Dinas Pariwisata juga mulai melihat

banyaknya pengunjung atau wisatawan baik yang berasal dari dalam negeri

maupun yang dari luar negeri (wisatawan asing) yang datang untuk menyaksikan

pelaksanaan Tradisi Pasola. Dengan adanya wisatawan yang datang untuk

menyaksikan pelaksanaan Tradisi Pasola, setidaknya Tradisi Pasola Sumba Barat

Daya dapat diketahui oleh wisatawan-wisatawan tersebut, terlebih khusus

34 Ibid.

Dalam

Negeri Asing

Dalam

Negeri Asing

Dalam

Negeri Asing

Dalam

Negeri Asing

Dalam

Negeri Asing

Jumlah 161 77 1.023 104 181 53 469 64 477 116

Jumlah

Keseluruhan

Tahun

238 1.127 234 533 448

2010 2011 2012 2013 2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

57

wisatawan yang belum pernah menyaksikan pelaksanaan Tradisi Pasola

sebelumnya.

Dengan adanya pelaksanaan Tradisi Pasola, dampak lain yang dirasakan

ialah, pemerintah setempat juga dapat memperkenalkan tempat-tempat wisata

lainnya kepada para pendatang atau wisatawan dengan cara memasang baliho

disekitar tempat pelaksanaan Tradisi Pasola agar dapat diketahui oleh pendatang

atau wisatawaan yang berasal dari luar wilayah Sumba Barat Daya. Setelah

menyaksikan pelaksanaan Tradisi Pasola para penonton atau pendatang yang

datang untuk menyaksikan kegiatan itu dapat juga menikmati berbagai ragam

tempat wisata yang ada di wilayah Sumba Barat Daya. Sumba Barat Daya sendiri

dikenal sebagai salah satu wilayah yang mempunyai panorama pantai yang amat

banyak. Para pendatang atau wisatawan dapat memilih bepergian ke pantai-pantai

yang semuanya memiliki panorama yang sulit terlupakan. Pantai-pantai yang

dapat dikunjungi oleh para pendatang dan wisatawan yakni Pantai Watu

Maladong, Pantai Pero, Pantai Mandorak, Pantai Wainyapu, Pantai Ratenggaro,

Pantai Tanjung Karoso, Pantai Bondo Kawango, Pantai Mananga Aba, Pantai oro,

Pantai Newa dan Pantai Waikelo.35

Selain keindahan pantai para pendatang atau wisatawan juga dapat

menikmati keindahan perkampungan tradisional yang telah berdiri kokoh selama

berpuluh-puluh tahun diantaranya Kampung Wainyapu, Kampung Ratenggaro,

Kampung Mbuku Bani, Kampung Tossi, Kampung Paronambaroro, Kampung

35 Siktus Karvin. 2017. “Alasan Kenapa Kamu Harus Menyaksikan Festival

Pasola di Bulan Maret Ini” diakses dari https://phinemo.com/alasan-kenapa-kamu-

sebaiknya-menyaksikan-festival-pasola-di-pulau-sumba/ pada tanggal 14 Juni 2020 pukul

16:24.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

58

Waindimu, Kampung Toda, Kampung Bongu, Kampung Bondo Kapumbu,

Kampung Totok Kalada, Kampung Wee Lewo, Kampung Manola dan Kampung

Umbu Koba.36

Di dalam kampung-kampung tersebut terdapat rumah-rumah adat

yang di halaman depan maupun samping rumah terdapat kuburan batu yang

merupakan kubur-kubur orang-orang yang telah meninggal. Biasanya orang-orang

yang meninggal akan dikubur di halaman depan rumah atau disamping rumah-

rumah adat tersebut. Walaupun sudah memasuki masa modern, masyarakat

setempat masih melakukan hal itu yakni menguburkan mayat didepan atau

disamping rumah. Hal itulah yang menarik wisawatan luar untuk datang melihat

kubur-kubur yang terletak disekitar rumah adat masyarakat setempat.

Menurut Christofel Horo di tahun 2010-2014, tempat-tempat wisata yang

telah disebutkan diatas belum dikenakan biaya bagi para pengunjung atau

wisatawan yang datang ke tempat-tempat tersebut. Pemerintah hanya sebatas

memperkenalkan kepada mereka agar pariwisata yang ada di wilayah Sumba

Barat Daya dikenal oleh kalangan umum, dengan cara memasang baliho ditempat

pelaksanaan Tradisi Pasola agar dapat diketahui oleh masyarakat atau kalangan

umum yang berasal dari luar wilayah Sumba Barat Daya. Jadi jika dilihat

keuntungan yang didapatkan dari segi biaya, pada tahun tersebut yakni di tahun

2010-2014, boleh dikatakan belum ada untuk Dinas Pariwisata Sumba Barat Daya

karena pemerintah hanya memperkenalkan wisata-wisata tersebut kepada

pendatang atau wisatawan. Sampai sekarangpun masih banyak tempat wisata yang

36 Ibid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

59

belum dikenakan biaya bagi para pengunjungnya. Para pengunjung masih bebas

masuk tanpa membayar karcis, parkiran dan lain sebagainya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

60

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Indonesia merupakan salah satu negara yang terdiri dari berbagai pulau-

pulau. Selain itu, Indonesia juga memililiki berbagai macam tradisi dan

kebudayaan dari masing-masing pulau tersebut. Salah satu pulau yang ada di

Indonesia yang memiliki berbagai macam tradisi dan kebudayaan ialah Pulau

Sumba. Pulau Sumba adalah pulau yang ada di wilayah Nusa Tenggara Timur.

Pulau Sumba sendiri dikenal sebagai salah satu pulau yang kaya akan berbagai

macam tradisi dan kebudayaan. Salah satu tradisi yang ada di Pulau Sumba ialah

Tradisi Pasola. Tradisi Pasola merupakan Tradisi yang sudah ada sejak zaman

dahulu dan masih dilaksanakan hingga sekarang. Tradisi Pasola biasanya

dilaksanakan di kedua kabupaten dari empat kabupaten yang ada di Pulau Sumba,

kedua kabupaten tersebut yakni Kabupaten Sumba Barat dan Kabupaten Sumba

Barat Daya.

Sesuai dengan topik, pembahasan ini hanya membahas tentang Tradisi

Pasola yang ada di wilayah Kodi, Kabupaten Sumba Barat Daya. Dalam

pembahasan mengenai pelaksanaan Tradisi Pasola Kodi, dapat ditarik kesimpulan

bahwa pelaksanaan Tradisi Pasola sudah ada sejak zaman dahulu dan terus

diwariskan secara turun temurun kepada anak cucu atau generasi penerusnya,

sehingga sampai saat ini pelaksanaan Tradisi Pasola masih terus dilaksanakan

oleh masyarakat setempat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

61

Tradisi Pasola merupakan permainan yang dilakukan oleh kedua kubu

dengan saling melempar lembing satu sama lain dengan menunggang kuda di

lapangan luas. Biasanya pelaksanaan Pasola akan dilaksanakan di bulan Februari

dan bulan Maret sesuai dengan perhitungan Rato Adat.

Tradisi Pasola sendiri diawali dengan Ritus Nyale yaitu pemungutan

Nyale atau cacing laut di sekitar pesisir pantai. Pemungutan Nyale atau cacing laut

biasanya dilakukan sebelum pelaksanaan Tradisi Pasola. Pelaksanaan Tradisi

Pasola sendiri tidak terlepas dari Ritus Nyale, karena sebelum Nyale atau cacing

laut bermunculan di sekitar pesisir pantai, maka pelaksanaan Tradisi Pasola tidak

akan dilaksanakan.

Menurut kepercayaan orang Kodi, pelaksanaan Tradisi Pasola juga

berhubungan dengan hasil panen setiap tahunnya. Hal itu dapat dilihat ketika

Nyale-nyale yang bermunculan di sekitar pantai berukuran kecil, maka hasil

panen di tahun tersebut akan membuahkan hasil yang sedikit, demikian juga

sebaliknya, jika Nyale-nyale yang bermunculan berukuran besar maka hasil panen

ditahun tersebut akan membuahkan hasil yang banyak.

Pelaksanaan Tradisi Pasola juga tidak terlepas dari peran pemerintah di

dalamnya. Maksudnya ialah ketika pelaksanaan Tradisi Pasola, peran pemerintah

juga sangat dibutuhkan, yakni sebagai fasilitator. Biasanya pemerintah

memfasilitasi dengan cara memberikan bantuan dana, makanan, minuman, dan

perlengkapan lain seperti tribun, spanduk-spanduk, baliho dan lain sebagainya.

Pelaksanaan Tradisi Pasola sejauh ini membawa pengaruh yang positif

baik bagi masyarakat setempat, pemerintah dan juga para pendatang baik yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

62

berasal dari luar wilayah Kabupaten Sumba Barat Daya dan para wisatawan luar

negeri. Dikatakan demikian karena, dengan adanya pelaksanaan Tradisi Pasola

masyarakat setempat dapat menjual hasil tenunan mereka kepada para penonton

dan masyarakat luar, pemerintah juga dapat memperkenalkan wisata-wisata

lainnya kepada masyarakat luar dan wisatawan, dengan begitu wisata-wisata yang

ada di wilayah Sumba Barat Daya lebih dikenal oleh masyarakat luar dan

wisatawan. Selain itu juga masyaarakat luar dan wisatawan dapat mengetahui

berbagai budaya dan tradisi yang dimiliki oleh masyarakat Sumba Barat Daya.

khsususnya masyarakat Kodi.

5.2. Saran

Tradisi Pasola Masyarakat Kodi, Kabupaten Sumba Barat Daya Sejak

Pemekaran Kabupaten Sumba Barat Daya Tahun 2007-2014, adalah salah satu

penelitian mengenai tradisi dan budaya dari sekian tradisi dan kebudayaan yang

ada di wilayah Pulau Sumba. Skripsi ini boleh dikatakan masih jauh dari kata

sempurna, karena dalam penulisan ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena

itu, para pembaca diharapkan untuk menilai dan melihat apa saja yang kurang

dalam penulisan ini dan juga apa saja yang perlu dipertahankan dan yang perlu

ditambahkan. Peneliti-peneliti selanjutnya juga diharapkan lebih mendalami

tentang Tradisi Pasola yang ada di wilayah Kodi agar penulisan tentang Tradisi

Pasola kedepannya semakin baik. Semoga penulisan ini bisa bermanfaat bagi

masyarakat dan kalangan umum yang mau mengetahui tentang Tradisi Pasola

yang ada di wilayah Kodi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

63

Daftar Pustaka

Buku :

Muji Sutrisno, dan Hendar Putranto, 2005, Teori-teori Kebudayaan. Yogyakarta:

Kanisius.

Hary Waluyo, 2011. Buku Kearifan Lokal di Tengah Modernisasi. Jakarta:

Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia.

Jurnal :

Mashudi, dkk. “Potensi Hutan Tanaman Mahoni (Swietenia Macrophylla King)

dalam Pengendalian Limpasan dan Erosi”. Vol. 23. No.2: 259-265.

Murtina, Veronika, dkk. 2015. “Pertumbuhan Hutan Tanaman Jati (Tectona

Grandis L.f) di Kalimantan Timur”. Vol. XIV.2: 287-292.

Kuara Jangga Uma, Wilhelmus., dkk. 2018. “Makna Nyale dalam Upacara Adat

Pasola sebagai Upaya Pelestarian Budaya di Sumba Barat Nusa

Tenggara Timur”. Vol. 6. No. 2: 349.

Skripsi :

Inya Mone Rambadeta, Chaterina. 2017. “Pasola (Studi-Teologi Terhadap Ritus

Pasola Menurut Gereja Kristen Sumba, Sumba Barat)”, Skripsi, Salatiga:

Universitas Kristen Satya Wacana.

Eka Yuliyani,. 2010. “Makna Tradisi “Selamatan Petik Pari” Sebagai Wujud

Nilai- nilai Religius Masyarakat Desa Petungsewu Kecamatan Wagir

Kabupaten Malang”, Skripsi, Malang: Universitas Negeri Malang.

Artikel :

Konda, Andryan Goodlife Irsan. 2018. “Perancangan Buku Cerita Bergambar

Sebagai Media Pembelajaran Sejarah Asal-usul Tradisi Pasola”, Artikel

Ilmiah, Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.

Tesis :

Lero, Samuel Bora. 2018. “Strategi Pemerintah Daerah dalam Mengatasi Konflik

Budaya Pasola (Studi Tentang Kebudayaan Pasola di Desa Wainyapu K

Kecamatan Kodi Balaghar Kabupaten Sumba Barat Daya Provinsi Nusa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

64

Tenggara Timur. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat

Desa “Apmd” Yogyakarta.

Leyloh, Yendri A.H. Yetti. 2007. Identitas Penganut Agama Marapu Berhadapan

dengan Gereja dan Program Pariwisata di Sumba Barat. Yogyakarta:

Universitas Sanata Dharma.

Website :

https://mello.id/mengapa-indonesia-disebut-negara-kepulauan/

http://repository.upy.ac.id/142/1/Jurnal%20%20Yulita%20Tamo%20Inna.pdf

https://staff.blog.ui.ac.id/arif51/2008/11/11/teori-kebudayaan-dan-ilmu- pengetahuan-budaya/ https://www.kompasiana.com/rofinusdkaleka/5a6d8e68cf01b465873c4d22/menge nal-tradisi-ritus-nale-di-kodi-sumba?page=1

Katalog:

Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sumba Barat Daya. 2014. “Registrasi

Penduduk Kabupaten Sumba Barat Daya 2014”, Katalog

BPS2101005.517 diakses

darihttps://sumbabaratdayakab.bps.go.id/publication/download.html?nrbvfeve=ZmE0NjI5ZjIzZDdlZmExZjgzNWZlNDIz&xzmn=aHR0cHM6Ly9zdW1iYWJhcmF0ZGF5YWthYi5icHMuZ28uaWQvcHVibGljYXRpb24vMjAxNC8xMC8xMC9mYTQ2MjlmMjNkN2VmYTFmODM1ZmU0MjMvcmVnaXN0cmFzaS1wZW5kdWR1ay1rYWJ1cGF0ZW4tc3VtYmEtYmFyYXQtZGF5YS0yMDE0Lmh0bWw%3D&twoadfno

arfeauf=MjAyMC0wMy0yMSAxNzo0MTowNQ%3D%3D pada tanggal 21

Maret 2020 pukul 17:44.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sumba Barat Daya. 2019. “Sumba Barat

Daya dalam Angka 2019”, Katalog BPS 1102000.5317 diakses dari http://sbdkab.go.id/sbdku/Kabupaten%20Sumba%20Barat%20Daya%20Dalam

%20Angka%202019%20-%20Kominfo.pdf pada tanggal 10 Maret 2020 pukul

10.51.

Kerja Sama BPS Kabupaten Sumba Barat Daya dan BAPPEDA Kabupaten

Sumba Barat Daya. 2010. “Sumba Barat Daya Dalam Angka, Sumba

Barat Daya In Figures 2010”, Katalog BPS 1403.5317, diakses dari https://sumbabaratdayakab.bps.go.id/publication/download.html?nrbvfeve=M2JkN2RlZjliODc1MzBkNzI5ZWE0YTJj&xzmn=aHR0cHM6Ly9zdW1iYWJhcmF0ZGF5YWthYi5icHMuZ28uaWQvcHVibGljYXRpb24vMjAxMS8wMS8xNy8zYmQ3ZGVmOWI4NzUzMGQ3MjllYTRhMmMva2FidXBhdGVuLXN1bWJhLWJhcmF0LWRheWEtZGFsYW0tYW5na2EtdGFodW4tMjAxMC5odG1s&twoadfnoarfeauf=MjAy

MC0wNC0yMyAxMjoxNjo0MA%3D%3D pada tanggal 19 April 2020 pukul

17.30.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

65

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumba Barat Daya. 2019. “Kecamatan Kodi

dalam Angka 2019”, Katalog BPS 1102001.5317020, diakses dari https://sumbabaratdayakab.bps.go.id/publication/download.html?nrbvfeve=Yzk4YjlmN2IxMzk5ZjlkOGNkYzhlMmFi&xzmn=aHR0cHM6Ly9zdW1iYWJhcmF0ZGF5YWthYi5icHMuZ28uaWQvcHVibGljYXRpb24vMjAxOS8wOS8yNi9jOThiOWY3YjEzOTlmOWQ4Y2RjOGUyYWIva2VjYW1hdGFuLWtvZGktZGFsYW0tYW5na2EtMjAxOS5odG1s&twoadfnoarfe

auf=MjAyMC0wNC0yOCAxMjoyNDo0Ng%3D%3D pada tanggal 28 April 2020

pukul 12:27.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumba Barat Daya. 2019. “Kecamatan Kodi

Balaghar dalam Angka 2019”, Katalog BPS 1102001.5317011, diakses

dari https://sumbabaratdayakab.bps.go.id/publication/download.html?nrbvfeve=OTQyY2M2MTg5OWZmMmU4MTg4MDBhYTky&xzmn=aHR0cHM6Ly9zdW1iYWJhcmF0ZGF5YWthYi5icHMuZ28uaWQvcHVibGljYXRpb24vMjAxOS8wOS8yNi85NDJjYzYxODk5ZmYyZTgxODgwMGFhOTIva2VjYW1hdGFuLWtvZGktYmFsYWdoYXItZGFsYW0tYW5na2EtMjAxOS5odG1s&twoadfnoarfeauf=MjAyMC0wNC0yOCA

xMjoyODo1OQ%3D%3D pada tanggal 28 April 2020 pukul 12:30.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumba Barat Daya. 2019. “Kecamatan Kodi

Bangedo dalam Angka 2019”, Katalog BPS 1102001.5317010, diakses

dari https://sumbabaratdayakab.bps.go.id/publication/download.html?nrbvfeve=OWRmMjc5ODY3MDRlMTA1ZGI4NmI1ZjQ0&xzmn=aHR0cHM6Ly9zdW1iYWJhcmF0ZGF5YWthYi5icHMuZ28uaWQvcHVibGljYXRpb24vMjAxOS8wOS8yNi85ZGYyNzk4NjcwNGUxMDVkYjg2YjVmNDQva2VjYW1hdGFuLWtvZGktYmFuZ2Vkby1kYWxhbS1hbmdrYS0yMDE5Lmh0bWw%3D&twoadfnoarfeauf=MjAyMC0wNC0y

OCAxMjozMjo1MQ%3D%3D pada tanggal 28 April 2020 pukul 12:33.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumba Barat Daya. 2019. “Kecamatan Kodi

Utara dalam Angka 2019”, Katalog BPS 1102001.5317030 diakses dari https://sumbabaratdayakab.bps.go.id/publication/download.html?nrbvfeve=MWEwMTc3N2UwZTQ4MjRjOTg0NzZlZDEy&xzmn=aHR0cHM6Ly9zdW1iYWJhcmF0ZGF5YWthYi5icHMuZ28uaWQvcHVibGljYXRpb24vMjAxOS8wOS8yNi8xYTAxNzc3ZTBlNDgyNGM5ODQ3NmVkMTIva2VjYW1hdGFuLWtvZGktdXRhcmEtZGFsYW0tYW5na2EtMjAxOS5odG1s&twoadfnoarfeauf=MjAyMC0wNC0yOCAxMjo

zNTozMQ%3D%3D pada tanggal 28 April 2020 pukul 12:36.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumba Barat Daya. 2019. “Kecamatan Kota

Tambolaka dalam Angka 2019”, Katalog BPS 1102001.5317081 diakses

dari https://sumbabaratdayakab.bps.go.id/publication/download.html?nrbvfeve=M2JmMDhiZmFiNTliMGMxYmFjYjk4YWVl&xzmn=aHR0cHM6Ly9zdW1iYWJhcmF0ZGF5YWthYi5icHMuZ28uaWQvcHVibGljYXRpb24vMjAxOS8wOS8yNi8zYmYwOGJmYWI1OWIwYzFiYWNiOThhZWUva2VjYW1hdGFuLWtvdGEtdGFtYm9sYWthLWRhbGFtLWFuZ2thLTIwMTkuaHRtbA%3D%3D&twoadfnoarfeauf=MjAyMC0

wNC0yOCAxMjozNzozNQ%3D%3D pada tanggal 28 April 2020 pukul 12:38.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

66

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumba Barat Daya. 2019. “Kecamatan Loura

dalam Angka 2019”, Katalog BPS 1102001.5317080 diakses dari https://sumbabaratdayakab.bps.go.id/publication/download.html?nrbvfeve=ZjA3ODMxNmU3YTgyN2QxOTY3ZjMwY2Q2&xzmn=aHR0cHM6Ly9zdW1iYWJhcmF0ZGF5YWthYi5icHMuZ28uaWQvcHVibGljYXRpb24vMjAxOS8wOS8yNi9mMDc4MzE2ZTdhODI3ZDE5NjdmMzBjZDYva2VjYW1hdGFuLWxvdXJhLWRhbGFtLWFuZ2thLTIwMTkuaHRtbA%3D%3D&twoadfnoarfeauf=MjAyMC0wNC0yOCAxMjo

0MToyMg%3D%3D pada tanggal 28 April 2020 pukul 12:41.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumba Barat Daya. 2019. “Kecamatan Wewewa

Barat dalam Angka 2019”, Katalog BPS 1102001.5317050 diakses dari https://sumbabaratdayakab.bps.go.id/publication/download.html?nrbvfeve=NDc1ZTVhNTk2ZTQyODlmZGQ4YjI0Mjhj&xzmn=aHR0cHM6Ly9zdW1iYWJhcmF0ZGF5YWthYi5icHMuZ28uaWQvcHVibGljYXRpb24vMjAxOS8wOS8yNi80NzVlNWE1OTZlNDI4OWZkZDhiMjQyOGMva2VjYW1hdGFuLXdld2V3YS1iYXJhdC1kYWxhbS1hbmdrYS0yMDE5Lmh0bWw%3D&twoadfnoarfeauf=MjAyMC0wNC0yOCAx

Mjo0Mzo1MQ%3D%3D pada tanggal 28 April 2020 pukul 12:44.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumba Barat Daya. 2019. “Kecamatan Wewewa

Selatan dalam Angka 2019”, Katalog BPS 1102001.5317040 diakses

dari https://sumbabaratdayakab.bps.go.id/publication/download.html?nrbvfeve=ZDAzYTZjMzk3MTljMmZiNWNlMzgwNzA1&xzmn=aHR0cHM6Ly9zdW1iYWJhcmF0ZGF5YWthYi5icHMuZ28uaWQvcHVibGljYXRpb24vMjAxOS8wOS8yNi9kMDNhNmMzOTcxOWMyZmI1Y2UzODA3MDUva2VjYW1hdGFuLXdld2V3YS1zZWxhdGFuLWRhbGFtLWFuZ2thLTIwMTkuaHRtbA%3D%3D&twoadfnoarfeauf=MjAyMC

0wNC0yOCAxMjo0NzowNQ%3D%3D pada tanggal 28 April 2020 pukul

12:47.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumba Barat Daya. 2019. “Kecamatan Wewewa

Tengah dalam Angka 2019”, Katalog BPS 1102001.5317061 diakses

dari https://sumbabaratdayakab.bps.go.id/publication/download.html?nrbvfeve=MjlkYWRlZTk2NWNiOWRlNDJmOTc2NGE4&xzmn=aHR0cHM6Ly9zdW1iYWJhcmF0ZGF5YWthYi5icHMuZ28uaWQvcHVibGljYXRpb24vMjAxOS8wOS8yNi8yOWRhZGVlOTY1Y2I5ZGU0MmY5NzY0YTgva2VjYW1hdGFuLXdld2V3YS10ZW5nYWgtZGFsYW0tYW5na2EtMjAxOS5odG1s&twoadfnoarfeauf=MjAyMC0wNC0yOCAx

Mjo1MToxNA%3D%3D pada tanggal 28 April 2020 pukul 12:51.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumba Barat Daya. 2019. “Kecamatan Wewewa

Timur dalam Angka 2019”, Katalog BPS 1102001.5317060 diakses dari https://sumbabaratdayakab.bps.go.id/publication/download.html?nrbvfeve=Y2I1ZGRiMTUwZmMxNDdiNTJkMmI4N2Uz&xzmn=aHR0cHM6Ly9zdW1iYWJhcmF0ZGF5YWthYi5icHMuZ28uaWQvcHVibGljYXRpb24vMjAxOS8wOS8yNi9jYjVkZGIxNTBmYzE0N2I1MmQyYjg3ZTMva2VjYW1hdGFuLXdld2V3YS10aW11ci1kYWxhbS1hbmdrYS0yMDE5Lmh0bWw%3D&twoadfnoarfeauf=MjAyMC0wNC0yOCAx

Mjo1NTowMA%3D%3D pada tanggal 28 April 2020 pukul 12:55.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

67

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumba Barat Daya. 2019. “Kecamatan Wewewa

Utara dalam Angka 2019”, Katalog BPS 1102001.5317070 diakses dari https://sumbabaratdayakab.bps.go.id/publication/download.html?nrbvfeve=OGEzNDY5OWNkMzg2N2FhZjdkY2U5NzBh&xzmn=aHR0cHM6Ly9zdW1iYWJhcmF0ZGF5YWthYi5icHMuZ28uaWQvcHVibGljYXRpb24vMjAxOS8wOS8yNi84YTM0Njk5Y2QzODY3YWFmN2RjZTk3MGEva2VjYW1hdGFuLXdld2V3YS11dGFyYS1kYWxhbS1hbmdrYS0yMDE5Lmh0bWw%3D&twoadfnoarfeauf=MjAyMC0wNC0y

OCAxMjo1NjoxMQ%3D%3D pada tanggal 28 April 2020 pukul 12:58.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumba Barat Daya. 2008. “Sumba Barat Daya

dalam Angka 2008”, Katalog BPS 1403.5317 diakses dari https://sumbabaratdayakab.bps.go.id/publication/download.html?nrbvfeve=YmY2ZTlkMDE3MTVmOTgwZjYyMmU4OGU4&xzmn=aHR0cHM6Ly9zdW1iYWJhcmF0ZGF5YWthYi5icHMuZ28uaWQvcHVibGljYXRpb24vMjAwOS8wMy8xMC9iZjZlOWQwMTcxNWY5ODBmNjIyZTg4ZTgva2FidXBhdGVuLXN1bWJhLWJhcmF0LWRheWEtZGFsYW0tYW5na2EtdGFodW4tMjAwOC5odG1s&twoadfnoarfeauf=

MjAyMC0wNC0yOCAxMzowMTowOQ%3D%3D pada tanggal 28 April 2020

pukul 13:03.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumba Barat Daya. 2009. “Sumba Barat Daya

dalam Angka 2009, Katalog BPS 1403.5317 diakses dari https://sumbabaratdayakab.bps.go.id/publication/download.html?nrbvfeve=OTU2ZTQ0ZjUwODBkY2Y0ZjY5MzUzNGRj&xzmn=aHR0cHM6Ly9zdW1iYWJhcmF0ZGF5YWthYi5icHMuZ28uaWQvcHVibGljYXRpb24vMjAxMC8wMy8wOC85NTZlNDRmNTA4MGRjZjRmNjkzNTM0ZGMva2FidXBhdGVuLXN1bWJhLWJhcmF0LWRheWEtZGFsYW0tYW5na2EtdGFodW4tMjAwOS5odG1s&twoadfnoarfeauf=Mj

AyMC0wNC0yOCAxMzowNjowMA%3D%3D pada tanggal 28 April 2020

pukul 13:07.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumba Barat Daya. 2011. “Sumba Barat Daya

dalam Angka 2011, Katalog BPS 1403.5317 diakses dari https://sumbabaratdayakab.bps.go.id/publication/download.html?nrbvfeve=OTcyMmYwMDA5OWE0M2IwNmI4MGI5ODJk&xzmn=aHR0cHM6Ly9zdW1iYWJhcmF0ZGF5YWthYi5icHMuZ28uaWQvcHVibGljYXRpb24vMjAwMC8wMS8wMS85NzIyZjAwMDk5YTQzYjA2YjgwYjk4MmQvc3VtYmEtYmFyYXQtZGF5YS1kYWxhbS1hbmdrYS0yMDExLmh0bWw%3D&twoadfnoarfeauf=MjAyMC0wNC0yOCAxM

zoxMToyNA%3D%3D pada tanggal 28 April 2020 pukul 13:12.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumba Barat Daya. 2013. “Registrasi Penduduk

Kabupaten Sumba Barat Daya 2013”, Katalog BPS 1102001.5317

diakses dari https://sumbabaratdayakab.bps.go.id/publication/download.html?nrbvfeve=NjI5YWJkZmE4NTY3NGY5NTNlZDU5YWI3&xzmn=aHR0cHM6Ly9zdW1iYWJhcmF0ZGF5YWthYi5icHMuZ28uaWQvcHVibGljYXRpb24vMjAxMy8wOC8xNi82MjlhYmRmYTg1Njc0Zjk1M2VkNTlhYjcvc3VtYmEtYmFyYXQtZGF5YS1kYWxhbS1hbmdrYS0yMDEzLmh0bWw%3D&twoadfnoarfeauf=MjAyMC0wNC0yOCAxMzoxNDox

NQ%3D%3D pada tanggal 28 April 2020 pukul 13:17.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

68

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumba Barat Daya. 2015. “Sumba Barat Daya

dalam Angka 2015, Katalog BPS 1102001.5317 diakses dari https://sumbabaratdayakab.bps.go.id/publication/download.html?nrbvfeve=MjE1M2FkNjVjZmU2YjUzNTllYjg0N2E5&xzmn=aHR0cHM6Ly9zdW1iYWJhcmF0ZGF5YWthYi5icHMuZ28uaWQvcHVibGljYXRpb24vMjAxNS8xMS8wOS8yMTUzYWQ2NWNmZTZiNTM1OWViODQ3YTkva2FidXBhdGVuLXN1bWJhLWJhcmF0LWRheWEtZGFsYW0tYW5na2EtMjAxNS5odG1s&twoadfnoarfeauf=MjAyMC0wNC

0yOCAxMzoxOTowNw%3D%3D pada tanggal 28 April 2020 pukul 13:20.

Daftar Narasumber

No Nama Usia Pekerjaan Alamat

1 Rofinus D Kaleka 51

tahun

Kepala Bagian Humas

Kabupaten Sumba

Barat Daya.

Tana Kombuka,

Kaliki Kambe,

Wewewa Barat

2 Daniel Deta Dawa 38

tahun

Petani Hombatana

3 Rahel Ranggalota 56

tahun

Petani Kampung Toda,

Kodi, Sumba

Barat Daya.

4 Christofel Horo 52

tahun

Kepala Dinas

Pariwisata Sumba Barat

Daya.

Waikabubak,

Sumba Barat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

69

Lampiran

Lampiran 1. Masyarakat setempat mencari dan memungut Nyale di sekitar pesisir

pantai.

Sumber : Foto dari Dinas Pariwisata Sumba Barat Daya

Lampiran 2: Nyale atau cacing laut yang dipungut dan dapat dimakan oleh

masyarakat setempat.

Sumber: Foto dari Dinas Pariwisata Sumba Barat Daya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

70

Lampiran 3. Foto bersama dengan salah satu peserta yang mengikuti pelaksanaan

Tradisi Pasola.

Sumber: Foto dari peneliti, diambil ketika pelaksanaan Tradisi Pasola pada

tanggal 18 Februari 2020.

Lampiran 4. Gambar diatas menunjukkan salah satu kubu dari kedua kubu yang

yang sedang bersiap-siap untuk melakukan perlawanan terhadap kubu lawannya.

Sumber: Foto dari peneliti, diambil ketika pelaksanaan Tradisi Pasola pada

tanggal 18 Februari 2020.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

71

Lampiran 5. Seorang peserta yang sedang mengaju kudanya dengan memegang

sebuah lembing.

Sumber: Foto dari Dinas Pariwisata Sumba Barat Daya

Lampiran 6. Seorang peserta yang terkena lemparan lembing dari kubu lawan.

Sumber: Foto dari Dinas Pariwisata Sumba Barat Daya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

72

Lampiran 7. Para peserta dari kedua belah kubu saling melempar lembing satu

sama lainnya.

Sumber: Foto dari Dinas Pariwisata Sumba Barat Daya

Lampiran 8. Para penonton yang berdiri di sekeliling lapangan untuk menyaksikan

pelaksanaan Tradisi Pasola.

Sumber: Foto dari peneliti, diambil ketika pelaksanaan Tradisi Pasola pada

tanggal 18 Februari 2020.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

73

Lampiran 9. Pertemuan para Rato Adat dan pemerintah sebelum pelaksanaan

Tradisi Pasola. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sumba Barat Daya (foto

kedua dari kanan) beserta rombongan mengadakan pertemuan dengan para Rato

Adat.

Sumber: Foto dari Dinas Pariwisata Sumba Barat Daya

Lampiran 10. Wawancara dengan bapak Daniel Data Dawa selaku masyarakat

Kodi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

74

Sumber: Foto dari peneliti, diambil ketika melakukan wawancara pada tanggal 22

Januari 2020.

Lampiran 11. Wawancara dengan ibu Rahel Ranggalota selaku masyarakat Kodi.

Sumber: Foto dari peneliti, diambil ketika melakukan wawancara pada tanggal 27

Januari 2020.

Lampiran 12. Bapak Rofinus D Kaleka selaku pengamat kebudayaan.

Sumber: Foto dari Bapak Rofinus D. Kaleka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

75

Lampiran 13. Wawancara dengan Christofel Horo selaku kepala Dinas Pariwisata

Kabupaten Sumba Barat Daya.

Sumber: Foto dari peneliti, diambil ketika melakukan wawancara pada tanggal 28

Januari 2020.

Lampiran 14. Contoh poster jadwal pelaksanaan Tradisi Pasola

Sumber: Foto dari Narasumber Roni Nudu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: TRADISI PASOLA MASYARAKAT KODI KABUPATEN SUMBA BARAT …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI