tradisi kaki lotus di china: sebuah konstruksi sosial tentang indikator kecantikan jasmaniah wanita
TRANSCRIPT
1
Tradisi kaki Lotus di China adalah adalah sebuah tradisi yang erat
kaitannya dengan sebuah trend kecantikan pada zamannya. Seorang wanita dinilai
memiliki kecantikan jasmaniah komplit apabila kakinya tersembunyi di dalam
sepatu dengan ukuran yang sangat kecil dengan hiasan bunga lotus di atas kain
sepatunya. Namun penerapan trend ini sungguh sangat menyiksa secara fisik bagi
wanita China, karena dari umur enam tahun mereka harus memakai sepatu kecil
tersebut seumur hidup mereka tanpa mengubah ukuran sepatu tersebut. Kaki
manusia yang terus tumbuh dan berkembang akan terbonsai oleh sepatu tersebut
sehingga pertumbuhannya terganggu. Pada akhirnya, kaki para bentuk anatomis
dari kaki para wanita tersebut terbentuk secara khas mengikuti ukuran sepatu
lotus.
Konon, tradisi lotus bermula 1000 tahun yang lalu pada saat seorang kaisar
dinasti Tang jatuh cinta pada penari yang menggunakan sepatu berukuran kecil.
Berita tersebut beredar dan memuat masyarakat luas terobsesi untuk meniru
penari tersebut. Sejak itu, kalangan menengah keatas menganggap kaki mungil
sebagai lambang kecantikan jasmaniah. Kalangan kelas bawah juga melakukan
tradisi ini, karena dianggap mampu menaikkan kelas sosial mereka di masyarakat
dan berharap seorang pria kaya raya akan menikahi mereka. Hal tersebut terbukti
Tradisi Kaki Lotus di China:Sebuah Konstruksi Sosial Tentang Indikator Kecantikan Jasmaniah Wanita
By: Darundiyo Pandupitoyo, S. Sos.
2
pada Zhou Guzhen, 86 tahun yang melakukan tradisi kaki lotus semenjak berumur
16 tahun. Ukuran telapak kakinya sekarang adalah 13 sentimeter dan dia
mendapatkan apa yang diidamkan, yaitu dinikahi oleh pria kaya raya.
Namun malangnya, rezim komunis yang ingin membabat habis tradisi asli
tiongkok menganggap tradisi kaki lotus adalah tradisi rendahan dan memaksa para
wanita berkaki kesil tersebut untuk bekerja keras di ladang agar tidak kelaparan,
karena seluruh aset, harta kekayaannya disita oleh pemerintah. Seluruh kekayaan
suaminya diberikan kepada anak-anak mereka dan dia tidak diberi apa-apa.
Sampai saat ini para wanita berkaki kecil ini sering mengadakan
pertemuan dan mempunyai semacam perkumpulan khusus bagi wanita penganut
tradisi kaki lotus yang beranggotakan sekitar 300 wanita. Kisah hidup para wanita
berkaki kecil ini rupanya menarik seorang penulis bernama Yang Yang untuk
membukukan kisah para wanita penganut tradisi kaki lotus dalam dua bukunya
yang terbit di tahun 2001 dan 2004.
Disini kita melihat bahwa sebenarnya tampilan cantik seorang wanita
berubah menurut zamannya. bararti ada semacam unsur konstruksi yang dibangun
oleh masyarakat sendiri pada waktu itu. Konstruksi tersebut hilang atau muncul
kembali bergantung pada kebutuhan dan perkembangan kognisi masyarakat.
Seperti kita tahu bahwa ratu Cleopatra yang terkenal cantik, ternyata setelah
dilakukan penelitian oleh para ilmuwan lewat test DNA tulangnya terbukti
cleopatra adalah wanita dari ras negroid yang gemuk dan pendek.