t_por_080856_chapter1.pdf

Upload: fajarrudin-maulana-lingga

Post on 29-Oct-2015

120 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Fungsi kognitif

TRANSCRIPT

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Tinjauan Tentang Usia Lanjut

    1. Pengertian Usia Lanjut

    Istilah untuk manusia yang usianya sudah lanjut belum ada yang baku. Orang

    sering menyebutnya berbeda-beda. Ada yang menyebutnya manusia usia lanjut

    (Manula), lanjut usia (Lansia), ada yang menyebutnya golongan lanjut umur (Glamur),

    usia lanjut (Usila), bahkan kalau di Inggris orang biasa menyebutnya dengan istilah

    warga negara senior.8)

    Usia lanjut adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindarkan.

    Umur manusia sebagai makhluk hidup terbatas oleh suatu peraturan alam,

    maksimal sekitar 6 (enam) kali masa bayi sampai dewasa atau 6 x 20 tahun

    sama dengan 120 tahun. Proses menjadi tua disebabkan oleh faktor biologik yang

    terdiri dari 3 fase yaitu fase progesif, fase stabil dan fase regresif. Dalam fase

    regresif mekanisme lebih ke arah kemunduran yang dimulai dalam sel, komponen

    terkecil dari tubuh manusia. Sel-sel menjadi aus karena lama berfungsi sehingga

    mengakibatkan kemunduran yang dominan dibandingkan terjadinya

    pemulihan. Di dalam struktur anatomik proses menjadi tua terlihat sebagai

    kemunduran di dalam sel. Proses ini berlangsung secara alamiah, terus-menerus dan

    berkesinambungan, yang selanjutnya akan menyebabkan perubahan anatomis,

    fisiologis, biokemis pada jaringan tubuh, akhirnya akan mempengaruhi

    fungsi dan kemampuan badan secara keseluruhan.9)

    Lanjut usia adalah golongan penduduk yang telah mencapai usia lanjut. Para

    lanjut usia akan nampak berbeda sekali dalam keadaan fisik, mental

    maupun sosial. Bila seorang telah berusia lanjut pada umumnya ketiga variabel tadi

    mengalami suatu penurunan. Walaupun demikian pada umur berapa hal tersebut

    akan nampak pada seorang secara individual tidak selalu sama.2)

  • 2. Batasan Umur

    Umur kronologis yaitu berapa tahun/ bulan yang telah lalu sejak seseorang

    dilahirkan. Umur biologis memberikan taksiran dari posisi individu saat ini

    sehubungan potensi jangka hidupnya. Bagaimana kondisi biologis seseorang pada

    masa dewasa dapat dilihat dari fungsi-fungsi berbagai sistem organnya. Umur

    psikologis menunjukkan kapasitas adaptif individu. Kemampuan belajar, intelegensi,

    ingatan, emosi, motivasi dan sebagainya dapat diukur untuk memprediksikan

    sejauhmana seseorang mampu

    menyesuaikan diri terhadap perubahan. Umur fungsional mengatur tingkat kemampuan

    individu untuk berfungsi di dalam masyarakat, apakah ia masih hidup mandiri, apakah ia

    masih dapat mengikuti pendidikan tertentu atau melakukan pekerjaan-pekerjaan

    tertentu. Umur sosial menunjukkan sejauh mana seseorang dapat berpartisipasi sosial,

    melakukan peran-peran sosial dibandingkan dengan

    anggota masyarakat lainnya pada umur kronologis yang sama.2)

    Perkembangan manusia pada umumnya dapat dibagi dalam

    periode: 0-1 tahun masa bayi, 1-4 tahun masa anak balita, 5-6 tahun masa pra

    sekolah, 7-21 tahun masa usia sekolah, 10-19 tahun masa remaja, 40- 59 tahun masa

    setengah umur (masa pra senium) dan 60 tahun masa usia lanjut.9)

    Sasaran langsung pembinaan kesehatan usia lanjut meliputi

    beberapa kelompok yaitu: kelompok usia Virilitas/ Pra senilis (usia 45-59 tahun),

    kelompok usia lanjut (usia 60-69 tahun) dan kelompok usia lanjut risiko tinggi (usia

    lebih dari 70 tahun atau usia lanjut berumur 60 tahun dengan masalah

    kesehatan).1)

    3. Perubahan dan Keluhan karena Proses Lanjut Usia

    Proses menjadi tua (aging) merupakan suatu perpaduan dari proses biologik,

    psikologik dan sosial. Proses menua biologik telah dimulai sejak awal

    kehidupan dengan pertumbuhan dan kematian sel-sel silih berganti. Dengan

    tambahnya usia, kehidupan biologik susut secara perlahan.2)

    Menjadi tua ditandai oleh: 1) Kemunduran kemunduran biologis yang terlihat

    sebagai gejala-gejala kemunduran fisik antara lain: kulit mengendur

    dan pada wajah timbul keriput serta garis-garis yang menetap, rambut mulai beruban

  • dan menjadi putih, gigi mulai ompong, penglihatan dan pendengaran berkurang,

    mudah lelah, gerakan menjadi lamban dan kurang lincah, kerampingan tubuh

    menghilang, terjadi timbunan lemak terutama di bagian perut dan pinggul; dan 2)

    Kemunduran kemampuan- kemampuan kognitif antara lain: suka lupa, ingatan tidak

    berfungsi, ingatan kepada hal-hal di masa muda lebih baik dari pada kepada hal-hal

    yang baru terjadi, yang pertama dilupakan adalah nama-nama, orientasi umur dan

    persepsi terhadap waktu dan ruang/ tempat juga mundur, erat hubungannya

    dengan daya ingat yang sudah mundur dan juga karena pandangan biasanya

    sudah menyempit, meskipun telah mempunyai banyak pengalaman namun skor

    dalam test-test intelegensi menjadi lebih rendah, tidak mudah menerima hal-hal atau

    ide-ide baru.9)

    B. Fungsi Kognitif Usia Lanjut

    1. Kecerdasan pada Usia Lanjut

    Perubahan yang terjadi di otak lanjut usia adalah: 1) Otak menjadi atrofis,

    beratnya berkurang 5-10%, ukurannya mengecil, terutama di bagian parasagital,

    frontal dan parietal; 2) Jumlah neuron berkurang dan tak dapat diganti baru; 3)

    Terjadi pengurangan neurotransmitter; 4) Terbentuknya struktur abnormal di otak

    dan terakumulasi pikmen organik- mineral seperti lipofuscin, amyloid, plak dan

    neurofibrilliary tangle; 5) Perubahan biologis lainnya yang mempengaruhi otak

    seperti gangguan indera telinga, mata, gangguan kardiovaskular, gangguan kelenjar

    thyroid dan kortikosteroid.4)

    Berat otak menurun dengan melanjutnya usia. Berat otak pada usia

    90 tahun berkurang 10% dari waktu masih muda. Jumlah sel syaraf berkurang

    sebanyak kira-kira 100.000 sel sehari. Pada usia dasawarsa ke delapan, 30-50% sel-

    sel syaraf sudah hilang pada bagian tertentu dari otak, namun ada daerah lain

    yang hilangnya berbeda, misalnya batang otak biasanya tetap utuh.2)

    Bila dibandingkan dengan usia 25 tahun, usia 75 tahun menunjukkan

    kemunduran sebesar 20-40% dalam kecepatan menulis tangan, memasang kancing dan

    memotong dengan pisau.2)

  • Umumnya usia lanjut mempunyai energi yang menurun dan

    inisiatifnya berkurang. Mereka cenderung bersikap lebih hati-hati, biasanya

    mereka mengalami kesulitan bila menyelesaikan masalah baru yang rumit dan

    kompleks.2)

    Perubahan intelek, memori dan variabel psikologi lainnya sudah banyak diteliti

    pada usia lanjut yang normal. Berbagai penelitian yang telah dilakukan didapatkan

    beberapa hal: 1) Kinerja intelektual sebagaimana yang diukur dengan tes kemampuan

    verbal dalam bidang vokabular (kosa kata), informasi dan komprehensi mencapai

    puncaknya pada usia 20-30 tahun dan kemudian menetap sepanjang hidup,

    setidak- tidaknya sampai usia pertengahan 80-an tahun, bila tidak ada penyakit;

    dan 2) Kemampuan melaksanakan tugas yang diberi batas waktu, yang

    terkait waktu, yang membutuhkan kecepatan, misalnya kecepatan mengolah

    informasi, mencapai puncaknya pada usia sekitar 20 tahun, kemudian menurun

    lambat laun sepanjang hidup. Walaupun sebagian dari penurunan kecepatan ini

    diakibatkan oleh perubahan dalam bidang motorik dan kemampuan persepsi,

    didapat bukti bahwa kecepatan pemrosesan di pusat saraf menurun dengan

    meningkatnya usia. Perubahan ini dialami oleh hampir semua orang yang mencapai usia

    70-an. Namun didapatkan juga penyimpangan, yaitu beberapa orang usia 70 tahun

    melaksanakannya lebih baik daripada yang berusia 20 tahun.2)

    Bertambahnya atau melanjutnya usia terjadi kelambanan dalam banyak segi.

    Perlambatan terjadi pada tugas motorik yang sederhana seperti: lari dan

    mengetuk jari, pada persepsi sensorik, pada tugas kompleks yang

    membutuhkan pemrosesan sentral, kecepatan menyalin kata-kata, kecepatan

    menambah hitungan. Namun, pada beberapa tes terlihat bahwa usia lanjut bersikap

    lebih hati-hati dan membuat lebih sedikit kesalahan.2)

    2. Daya Ingat Usia Lanjut

    Pelupa merupakan keluhan yang sering dikemukakan oleh usia lanjut. Keluhan

    ini dianggap lumrah dan biasa oleh masyarakat sekitarnya.2)

    Daya ingatan atau

    memori dari segi waktu dibedakan menjadi: memori seketika jangka pendek,

    baru dan jangka panjang.

  • Pada memori seketika (immediate) subyek memanggil kembali stimulus yang

    diberikan padanya beberapa menit sebelumnya. Memori jangka pendek (short term)

    mencakup kejadian selama 30 menit terakhir. Memori baru (recent) mencakup

    kejadian antara 30 menit sebelumnya sampai beberapa minggu. Memori jangka

    panjang (remote) mencakup kejadian yang lebih lama dari beberapa minggu lalu.2)

    Kemampuan memori seketika dan jangka pendek dapat dites dengan

    menyuruh penderita mengingat sesuatu (misalnya: kata, nomor atau nama) dan

    menyuruh mengemukakannya kembali setelah beberapa saat (misalnya setelah 1-5

    menit, setelah 10-30 menit). Memori baru dapat dites dengan menanyakan

    pertanyaan: dimana anda tinggal?, telah berapa lama anda disini?, apa yang anda

    makan waktu sarapan? Memori jangka panjang dapat dites melalui pertanyaan:

    dimana anda sekolah SD, SLTP, SLTA? Siapa nama kepala sekolah waktu itu? Siapa

    nama majikan anda yang pertama?.2)

    Kuesioner Status Mental (Mental Status Questionare/ MSQ) terdiri dari 10

    pertanyaan yang mencakup orientasi waktu, tempat, orang, memori baru dan jangka

    panjang. Tes ini diskor atas jawaban yang salah. Banyaknya

    jumlah kesalahan merupakan indikator terhadap tingkat gangguan otak organik.

    Berikut ini tabel Kuesioner dan Skor Status Mental.2)

    Tabel 2.4

    Kuesioner Status Mental (Mental Status Questionnare / MSQ)

    1. Dimana kita sekarang Orientasi tempat 2. Dimana tempat ini berada Orientasi tempat 3. Tanggal berapa sekarang Orientasi waktu 4. Bulan apa sekarang Orientasi waktu 5. Tahun berapa sekarang Orientasi waktu 6. Berapa umur anda Memori, baru dan lama 7. Kapan hari ulang tahun anda Memori, baru dan lama 8. Tahun berapaanda dilahirkan Memori, baru dan lama 9. Siapa Presiden Republik Indonesia Pengetahuan ,umum, memori 10 Siapa Presiden sebelum beliau Pengetahuan ,umum, memori

    Sumber: Kris Pranarka, Masalah Kesehatan Serta Pola Penyakit Pada Lanjut Usia, Semarang, 2005

    Tabel 2.5

    Skor Kuesioner Status Mental

  • Jumlah Kesalahan Sindrom Otak Organik

    0 - 2 Tidak ada atau Ringan 3 - 5 Ringan - Sedang 6 - 8 Sedang - Berat

    9 - 10 Berat Sumber: Kris Pranarka, Masalah Kesehatan Serta Pola Penyakit Pada Lanjut

    Usia, Semarang, 2005

    Berdasarkan penelitian diketahui bahwa hidup maksimal yang dapat

    dicapai manusia ialah 116 120 tahun. Tiap kemunduran intelektual sebelum usia 50

    tahun adalah abnormal.2)

    Hasil penelitian yang di lakukan oleh H. Darmojo (2000), tentang

    fungsi kognitif dengan kecemasan pada lansia di Panti Wredha menyatakan penurunan

    fungsi kognitif berpengaruh terhadap kecemasan, jadi semakin tinggi fungsi kognitif maka

    maka kecemasan semakin rendah, sebaliknya semakin rendah fungsi kognitif maka

    kecemasan semakin tinggi.

    C. Upaya upaya Mempertahankan Fungsi Kognitif

    Kemampuan mental menurun dengan melanjutnya usia, misalnya jangka pendek

    dan kecepatan melakukan tugas-tugas tertentu. Usia lanjut umumnya masih dapat

    melakukan lebih banyak kegiatan daripada yang biasanya diharapkan dari mereka.

    Bila mereka ingin memelihara kemampuannya, kemampuan ini harus selalu

    digunakan. Sering tugas yang dilakukan belum menggunakan kemampuannya

    secara optimal. Latihan-latihan dapat membantu keadaan ini. Menua secara

    normal bukanlah berarti terjadinya degenerasi kepribadian. Namun, inaktivitas dan

    menganggur terus menerus mengandung bahaya yang dapat mengakibatkan

    desintegrasi kepribadian. Upaya upaya yang dapat dilakukan untuk

    menetralisir keadaan ini dan meningkatkan kemampuan memori melalui latihan,

    misalnya: 1) Konsentrasi; 2) Mencari kata-kata (misalnya yang mulai dengan

    huruf k, kata yang mulai dengan huruf l memuat 4 huruf dan sebagainya); 3)

    Melatih memori jangka pendek; 4) Mereproduksi; 5) Memformulasi; 6) Asosiasi; 7)

    Mengenal; 8) Mengisi teka-teki silang; 9) Mengikuti kuis yang ditayangkan di televisi;

    dan 10) Menyediakan waktu untuk melakukan latihan-latihan otak lainnya.2)

  • 77

    D. Panti Wredha

    Pada saat ini Departemen Sosial sudah membangun 46 model panti wredha tersebar

    diseluruh negara pada 20 dari 27 propinsi yang ada. Selain Panti Wredha (rumah

    perawatan orang-orang lanjut usia) yang diselenggarakan oleh Departemen Sosial,

    ternyata sekarang banyak panti-panti yang dikelola oleh badan-badan sosial swasta.

    Namun berapa banyakpun panti wredha tersebut, tentu tidak cukup untuk menampung

    orang-orang lanjut usia yang memerlukannya. 6)

    Sudah sewajarnya sejak sekarang ini pemerintah mulai mengatur perundang-

    undangan dan peraturan-peraturan yang mengatur hal-ikhwal penanganan masalah

    sosial orang lanjut usia dan yang paling penting ialah pelaksanaan peraturan-peraturan

    tersebut dengan baik dan tertib. Peraturan-peraturan yang dimaksud disini ialah

    pengaturan bantuan-bantuan baik dari luar maupun dari dalam negeri, besarnya subsidi

    dari pemerintah, siapa yang berhak tinggal di panti,kewajiban keluarga orang lanjut usia

    yang menempati panti dan sebagainya. Sebetulnya pada tahun 1965 telah dikeluarkan

    Undang-undang Nomor 4 tahun 1965 tentang Pemberian Bantuan Penghidupan Orang

    Jompo. Peraturan pelaksanaan dari undang-undang inilah yang Perlu dilengkapkan.6)

    E. Kecemasan

    1. Pengertian Kecemasan

    Pada dasarnya, kecemasan merupakan hal wajar yang pernah dialami oleh

    setiap manusia. Kecemasan sudah dianggap sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.

    Kecemasan adalah suatu perasaan yang sifatnya umum, dimana seseorang merasa

    ketakutan atau kehilangan kepercayaan diri yang tidak jelas asal maupun wujudnya

    (Sutardjo Wiramihardja, 2005:66).

    Kecemasan adalah sesuatu yang menimpa hampir setiap orang pada waktu

    tertentu dalam kehidupannya. Kecemasan merupakan reaksi normal terhadap situasi

    yang sangat menekan kehidupan seseorang. Kecemasan bisa muncul sendiri atau

    bergabung dengan gejala-gejala lain dari berbagai gangguan emosi (Savitri Ramaiah,

    2003:10).

  • 88

    Namora Lumongga Lubis (2009:14) menjelaskan bahwa kecemasan adalah

    tanggapan dari sebuah ancaman nyata ataupun khayal. Individu mengalami kecemasan

    karena adanya ketidakpastian dimasa mendatang. Kecemasan dialami ketika berfikir

    tentang sesuatu tidak menyenangkan yang akan terjadi. Sedangkan Siti Sundari

    (2004:62) memahami kecemasan sebagai suatu keadaan yang menggoncangkan karena

    adanya ancaman terhadap kesehatan.

    Nevid Jeffrey S, Rathus Spencer A, & Greene Beverly (2005:163) memberikan

    pengertian tentang kecemasan sebagai suatu keadaan emosional yang mempunyai ciri

    keterangsangan fisiologis, perasaan tegang yang tidak menyenangkan, dan kekhawatiran

    bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi.

    Kecemasan adalah rasa khawatir , takut yang tidak jelas sebabnya. Kecemasan

    juga merupakan kekuatan yang besar dalam menggerakkan tingkah laku, baik tingkah

    laku yang menyimpang ataupun yang terganggu. Kedua- duanya merupakan pernyataan,

    penampilan, penjelmaan dari pertahanan terhadap kecemasan tersebut (Singgih D.

    Gunarsa, 2008:27).

    Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa pendapat diatas bahwa kecemasan

    adalah rasa takut atau khawatir pada situasi tertentu yang sangat mengancam yang

    dapat menyebabkan kegelisahan karena adanya

    Ketidakpastian dimasa mendatang serta ketakutan bahwa yang buruk akan terjadi.

  • 99

    2. Gejala-gejala Kecemasan

    Kecemasan adalah suatu keadaan yang menggoncangkan karena adanya ancaman

    terhadap kesehatan. Individu-individu yang tergolong normal kadang kala mengalami

    kecemasan yang menampak, sehingga dapat disaksikan pada penampilan yang berupa

    gejala-gejala fisik maupun mental. Gejala tersebut lebih jelas pada individu yang

    mengalami gangguan mental. Lebih jelas lagi bagi individu yang mengidap penyakit

    mental yang parah.

    Gejala-gejala yang bersifat fisik diantaranya adalah : jari tangan dingin, detak

    jantung makin cepat, berkeringat dingin, kepala pusing, nafsu makan berkurang, tidur

    tidak nyenyak, dada sesak.Gejala yang bersifat mental adalah : ketakutan merasa akan

    ditimpa bahaya, tidak dapat memusatkan perhatian, tidak tenteram, ingin lari dari

    kenyataan (Siti Sundari, 2004:62).

    Kecemasan juga memiliki karakteristik berupa munculnya perasaan takut dan

    kehati-hatian atau kewaspadaan yang tidak jelas dantidak menyenangkan. Gejala-gejala

    kecemasan yang muncul dapat berbeda pada masing-masing orang. Kaplan, Sadock, &

    Grebb (Fitri Fauziah & Julianti Widury, 2007:74) menyebutkan bahwa takut dan cemas

    merupakan dua emosi yang berfungsi sebagai tanda akan adanya suatu bahaya. Rasa

    takut muncul jika terdapat ancaman yang jelas atau nyata, berasal dari

    lingkungan, dan tidak menimbulkan konflik bagi individu. Sedangkan kecemasan

    muncul jika bahaya berasal dari dalam diri, tidak jelas, atau menyebabkan konflik bagi

    individu.

  • 1010

    Kecemasan berasal dari perasaan tidak sadar yang berada didalam kepribadian

    sendiri, dan tidak berhubungan dengan objek yang nyata atau keadaan yang benar-benar

    ada. Kholil Lur Rochman, (2010:103) mengemukakan beberapa gejala-gejala dari

    kecemasan antara lain :

    a. Ada saja hal-hal yang sangat mencemaskan hati, hampir setiap kejadian

    menimbulkan rasa takut dan cemas. Kecemasan tersebut merupakan

    bentuk ketidakberanian terhadap hal-hal yang tidak jelas.

    b. Adanya emosi-emosi yang kuat dan sangat tidak stabil. Suka marah dan

    sering dalam keadaan exited (heboh) yang memuncak, sangat irritable,

    akan tetapi sering juga dihinggapi depresi.

    c. Diikuti oleh bermacam-macam fantasi, delusi, ilusi, dan delusion of

    persecution (delusi yang dikejar-kejar).

    d. Sering merasa mual dan muntah-muntah, badan terasa sangat lelah, banyak

    berkeringat, gemetar, dan seringkali menderita diare.

    e. Muncul ketegangan dan ketakutan yang kronis yang menyebabkan tekanan

    jantung menjadi sangat cepat atau tekanan darah tinggi.

    Nevid Jeffrey S, Spencer A, & Greene Beverly (2005:164) mengklasifikasikan

    gejala-gejala kecemasan dalam tiga jenis gejala, diantaranya yaitu :

    a. Gejala fisik dari kecemasan yaitu : kegelisahan, anggota tubuh bergetar,

    banyak berkeringat, sulit bernafas, jantung berdetak kencang, merasa

    lemas, panas dingin, mudah marah atau tersinggung.

  • 1111

    b. Gejala behavioral dari kecemasan yaitu : berperilaku menghindar,

    terguncang, melekat dan dependen

    c. Gejala kognitif dari kecemasan yaitu : khawatir tentang sesuatu, perasaan

    terganggu akan ketakutan terhadap sesuatu yang terjadi dimasa depan,

    keyakinan bahwa sesuatu yang menakutkan akan segera terjadi, ketakutan

    akan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah, pikiran terasa bercampur

    aduk atau kebingungan, sulit berkonsentrasi.

    3. Faktor-faktor Penyebab Kecemasan

    Kecemasan sering kali berkembang selama jangka waktu dan sebagian besar

    tergantunga pada seluruh pengalaman hidup seseorang. Peristiwa- peristiwa atau situasi

    khusus dapat mempercepat munculnya serangan kecemasan. Menurut Savitri Ramaiah

    (2003:11) ada beberapa faktor yang menunujukkan reaksi kecemasan, diantaranya yaitu :

    a. Lingkungan

    Lingkungan atau sekitar tempat tinggal mempengaruhi cara berfikir

    individu tentang diri sendiri maupun orang lain. Hal ini disebabkan karena

    adanya pengalaman yang tidak menyenangkan pada individu dengan

    keluarga, sahabat, ataupun dengan rekan kerja. Sehingga individu tersebut

    merasa tidak aman terhadap lingkungannya.

    b. Emosi yang ditekan

    Kecemasan bisa terjadi jika individu tidak mampu menemukan jalan

    keluar untuk perasaannya sendiri dalam hubungan personal ini, terutama

  • 1212

    jika dirinya menekan rasa marah atau frustasi dalam jangka waktu yang

    sangat lama.

    c. Sebab-sebab fisik

    Pikiran dan tubuh senantiasa saling berinteraksi dan dapat menyebabkan

    timbulnya kecemasan. Hal ini terlihat dalam kondisi seperti misalnya

    kehamilan, semasa remaja dan sewaktu pulih dari suatu penyakit. Selama

    ditimpa kondisi-kondisi ini, perubahan-perubahan perasaan lazim muncul,

    dan ini dapat menyebabkan timbulnya kecemasan.

    Zakiah Daradjat (Kholil Lur Rochman, 2010:167) mengemukakan

    beberapa penyebab dari kecemasan yaitu :

    a. Rasa cemas yang timbul akibat melihat adanya bahaya yang mengancam

    dirinya. Kecemasan ini lebih dekat dengan rasa takut, karena sumbernya

    terlihat jelas didalam pikiran

    b. Cemas karena merasa berdosa atau bersalah, karena melakukan hal-hal

    yang berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani. Kecemasan ini sering

    pula menyertai gejala-gejala gangguan mental, yang kadang-kadang

    terlihat dalam bentuk yang umum.

    c. Kecemasan yang berupa penyakit dan terlihat dalam beberapa bentuk.

    Kecemasan ini disebabkan oleh hal yang tidak jelas dan tidak berhubungan

    dengan apapun yang terkadang disertai dengan perasaan takut yang

    mempengaruhi keseluruhan kepribadian penderitanya.

    Kecemasan hadir karena adanya suatu emosi yang berlebihan. Selain itu,

    keduanya mampu hadir karena lingkungan yang menyertainya, baik

  • 1313

    lingkungan keluarga, sekolah, maupun penyebabnya. Musfir Az-Zahrani

    (2005:511) menyebutkan faktor yang memepengaruhi adanya kecemasan yaitu

    a. Lingkungan keluarga

    Keadaan rumah dengan kondisi yang penuh dengan pertengkaran atau

    penuh dengan kesalahpahaman serta adanya ketidakpedulian orangtua

    terhadap anak-anaknya, dapat menyebabkan ketidaknyamanan serta

    kecemasan pada anak saat berada didalam rumah

    b. Lingkungan Sosial

    Lingkungan sosial adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

    kecemasan individu. Jika individu tersebut berada pada lingkungan yang

    tidak baik, dan individu tersebut menimbulkan suatu perilaku yang buruk,

    maka akan menimbulkan adanya berbagai penilaian buruk dimata

    masyarakat. Sehingga dapat menyebabkan munculnya kecemasan.

    Kecemasan timbul karena adanya ancaman atau bahaya yang tidak nyata dan

    sewaktu-waktu terjadi pada diri individu serta adanya penolakan dari masyarakat

    menyebabkan kecemasan berada di lingkungan yang baru dihadapi (Patotisuro Lumban

    Gaol, 2004: 24). Sedangkan Page (Elina Raharisti Rufaidah, 2009: 31) menyatakan

    bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan adalah :

    a. Faktor fisik

    Kelemahan fisik dapat melemahkan kondisi mental individu sehingga

    memudahkan timbulnya kecemasan.

  • 1414

    b. Trauma atau konflik

    Munculnya gejala kecemasan sangat bergantung pada kondisi individu,

    dalam arti bahwa pengalaman-pengalaman emosional atau konflik mental

    yang terjadi pada individu akan memudahkan timbulnya gejala-gejala

    kecemasan.

    c. Lingkungan awal yang tidak baik.

    Lingkungan adalah faktor-faktor utama yang dapat mempengaruhi

    kecemasan individu, jika faktor tersebut kurang baik maka akan

    menghalangi pembentukan kepribadian sehingga muncul gejala-gejala

    kecemasan.

    4. Jenis-jenis Kecemasan

    Kecemasan merupakan suatu perubahan suasana hati, perubahan didalam dirinya

    sendiri yang timbul dari dalam tanpa adanya rangsangan dari luar. Mustamir Pedak

    (2009:30) membagi kecemasan menjadi tiga jenis kecemasan yaitu :

    a. Kecemasan Rasional

    Merupakan suatu ketakutan akibat adanya objek yang memang

    mengancam, misalnya ketika menunggu hasil ujian.Ketakutan ini dianggap

    sebagai suatu unsur pokok normal dari mekanisme pertahanan dasariah

    kita.

    b. Kecemasan Irrasional

    Yang berarti bahwa mereka mengalami emosi ini dibawah keadaan-

    keadaan spesifik yang biasanya tidak dipandang mengancam.

  • 1515

    c. Kecemasan Fundamental

    Kecemasan fundamental merupakan suatu pertanyaan tentang siapa

    dirinya, untuk apa hidupnya, dan akan kemanakah kelak hidupnya

    berlanjut. Kecemasan ini disebut sebagai kecemasan eksistensial yang

    mempunyai peran fundamental bagi kehidupan manusia.

    Sedangkan Kartono Kartini (2006: 45) membagi kecemasan menjadi dua jenis

    kecemasan, yaitu :

    a. Kecemasan Ringan

    Kecemasan ringan dibagi menjadi dua kategori yaitu ringan sebentar dan

    ringan lama.Kecemasan ini sangat bermanfaat bagi perkembangan

    kepribadian seseorang, karenakecemasan ini dapat menjadi suatu

    tantangan bagi seorang individu untuk mengatasinya.Kecemasan ringan

    yang muncul sebentar adalah suatu kecemasan yang wajar terjadi

    padaindividu akibat situasi-situasi yang mengancam dan individu tersebut

    tidak dapat mengatasinya, sehingga timbul kecemasan. Kecemasan ini

    akan bermanfaat bagi individu untuk lebihberhati-hati dalam menghadapi

    situasi-situasi yang sama di kemudian hari.Kecemasan ringan yang lama

    adalah kecemasan yang dapat diatasi tetapi karena individu tersebut tidak

    segera mengatasi penyebab munculnya kecemasan, maka kecemasan

    tersebutakan mengendap lama dalam diri individu.

    b. Kecemasan Berat

    Kecemasan berat adalah kecemasan yang terlalu berat dan berakar secara

    mendalam dalam diriseseorang. Apabila seseorang mengalami kecemasan

  • 1616

    semacam ini maka biasanya ia tidakdapat mengatasinya. Kecemasan ini

    mempunyai akibat menghambat atau merugikanperkembangan

    kepribadian seseorang. Kecemasan ini dibagi menjadi dua yaitu

    kecemasanberat yang sebentar dan lama.Kecemasan yang berat tetapi

    munculnya sebentar dapat menimbulkan traumatis padaindividu jika

    menghadapi situasi yang sama dengan situasi penyebab munculnya

    kecemasan.Sedangakan kecemasan yang berat tetapi munculnya lama akan

    merusak kepribadian individu. Halini akan berlangsung terus menerus

    bertahun-tahun dan dapat meruak proses kognisiindividu. Kecemasan yang

    berat dan lama akan menimbulkan berbagai macam penyakitseperti darah

    tinggi, tachycardia (percepatan darah), excited (heboh, gempar).

  • 1717

    F.Kerangka konsep

    Sumber: Rachmi Untoro (2001); Kris Pranarka (2005); Hardywinoto dan Tony Setiabudhi (1999);Hadi Martono (2000); MartinaWiwie S Nasrun(2000); Rachmi Untoro (1998); Mahmud Fauzi (2003);Czeresna Heriawan Soejono (2000); Dep.Kes.R.I. (1995). Kartono (2006)

    Fungsi Kognitif

    Kecemasan

    1. Kecerdasan pada Usia

    Lanjut

    2. Daya ingat Usia Lanjut