total bakteri, aktivitas antioksidan dan … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... pemanasan...

70
i TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN FISIKOKIMIA TELUR KONSUMSI DENGAN SUHU DAN LAMA PASTEURISASI YANG BERBEDA SKRIPSI Oleh: RIFADHA HAFID I 111 13 347 PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017

Upload: nguyenhanh

Post on 26-Feb-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

i

TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN

FISIKOKIMIA TELUR KONSUMSI DENGAN SUHU DAN

LAMA PASTEURISASI YANG BERBEDA

SKRIPSI

Oleh:

RIFADHA HAFID

I 111 13 347

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

Page 2: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

ii

TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN

FISIKOKIMIA TELUR KONSUMSI DENGAN SUHU DAN

LAMA PASTEURISASI YANG BERBEDA

SKRIPSI

Oleh:

RIFADHA HAFID

I111 13 347

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Fakultas

Peternakan Universitas Hasanuddin

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

Page 3: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

iii

Page 4: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

iv

Page 5: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis senantiasa panjatkan rahmat dan karunia Allah

SWT yang senantiasa memberikan nikmat kesehatan jasmani dan rohani sehingga

penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir/ Skripsi yang berjudul “Total Bakteri,

Aktivitas Antioksidan dan Fisikokimia Telur Konsumsi dengan Suhu dan Lama

Pasteurisasi yang Berbeda” sebagai Salah Satu Syarat untuk memperoleh Gelar

Sarjana pada Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar.

Ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya penulis

haturkan kepada :

1. Ibu Dr. Nahariah, S.Pt, M.P selaku Pembimbing utama dan ibu

drh. Hj. Farida Nur Yuliati. M.Si selaku pembimbing Anggota, atas

keikhlasannya dalam memberikan bimbingan, motivasi, nasehat dan

saransaran sejak awal penelitian sampai selesainya penulisan skripsi ini.

2. Kedua orang tua, ayahanda Abd. Hafid Mendeng dan ibunda

Suriyati Gadu atas segala doa, motivasi, pengetahuan dan dukungan serta

kasih sayang yang tak terbatas sehingga penulis selalu berusaha. Kepada kakak

penulis Firwandy Hafid. S.Kom yang selalu memberikan motivasi dan

dukungan. Adik penulis Faisyah Tul Husnah Hafid yang telah banyak

memberikan semangat bagi penulis dalam menjalankan aktivitasnya.

3. Ibu Dr. Wahniyathi Hatta, S.Pt, M.Si, Bapak Dr. Muhammad Irfan Said,

S.Pt.,MP dan bapak Dr. Ir. Wempie Pakiding, M.Sc yang telah memberikan

banyak masukan, arahan-arahan serta motivasi kepada penulis.

Page 6: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

vi

4. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Sudirman Baco, M,Sc selaku Dekan Fakultas

Peternakan dan Ibu Prof. drh. Hj. Ratmawati Malaka, M. Sc selaku Ketua

Program Studi beserta seluruh Staf Pegawai Fakultas Peternakan, terima kasih

atas segala bantuan kepada penulis selama menjadi mahasiswa di Fakultas

Peternakan.

5. Bapak Dr. Syahdar Baba, S.Pt, M.Si selaku Penasehat Akademik.

6. Ibu dan Bapak Dosen tanpa terkecuali yang telah membimbing saya selama

kuliah di Fakultas Peternakan dan Pegawai Fakultas Peternakan terima kasih

atas bantuan yang diberikan kepada penulis selama ini.

7. Ibu Dr. Nahariah S.Pt, MP dan ibu Endah Murphi Ningrum S.Pt, M.Si

selaku Pembimbing Praktek Kerja Lapang (PKL) yang telah membimbing

penulis. Terima kasih kepada pegawai Teaching Industry Universitas

Hasanuddin yang telah banyak membantu penulis selama pelaksanaan PKL.

8. Teman-teman satu tim kakanda Azmi Mangalisu dan Rafikah Zahra Umar

dan juga kak Tri, terima kasih atas kerjasama dan bantuannya selama

penelitian.

9. Saudara-saudaraku terkhususnya grup “Sayang Kalian Semua” dan “Cewets”

Tri Wahyuni M, Rafikah Zahrah Umar, Ainun Raudya, Eka Wahyuni,

Laode Rahman Musawa, Muh. Syafi’iy Yusuf, Abd. Rahman, Asyhadi

Umar, Alim Rais, dan Arham atas segala semangat dan motivasi selama ini.

10. Teman Kelas C, Larfa 2013 terimakasih telah berbagi ilmu pengetahuan

dengan penulis dan terima kasih atas kebersamaannya.

Page 7: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

vii

11. Teman-teman HIMATEHATE_UH (2010, 2011, 2012, 2013, 2014,

2015 dan 2016), yang telah menjadi wadah bagi penulis untuk belajar.

12. Kakanda Syamsuddin, S.Pt., kakanda Azmi Mangalisu S.Pt., kakanda

Syahriana Sabil S.Pt., kakanda Haikal S.Pt., Kakanda Nurul Ilmi Harun,

S.Pt kakanda Kiki Reski Muchlis S.Pt, kakanda Kartina S.pt kakanda A.

Darmawan Wicaksono, kakanda Nur Ichwan Husain S.Pt dan kakanda

Iwan Herdiyadi S.Pt yang telah banyak membantu dan memberikan

pengetahuan selama penelitian.

13. Sahabat-sahabatku Mutmainnah, Mirnatul Qinayah, Andi Nurainun

Fajriati, Jisril Palayukan, Wiwin Elviyanti, Edi Tompo, Muh. Alfian,

Midiawati Sukma, dan Zhazadillah terima kasih telah menjadi sahabat yang

baik dari awal kuliah hingga saat ini.

14. Sahabat terspesial Risman Sudarmaji yang telah setia menemani dan

membantu setiap masalah yang penulis lalui. Terima kasih atas segala bantuan

dan kasih sayang yang diberikan selama ini.

15. Saudara-saudaraku St. Salma Syukri, Hasna Ali K, Kristina Sampeakung,

Husnul Alfiani (kk ipar), Brenda, Cahya, dan LASUT yang ada setiap saat

dan mendukung penulis dari awal sampai akhir perjuangan.

16. Terima kasih rekan-rekan Asisten Pengawasan Mutu Industri Peternakan

dan Manajemen Ternak Perah atas bantuan, pengalaman dan ilmu yang

diberikan selama penulis kuliah di Fakultas Peternakan.

Page 8: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

viii

17. Kepada yang terspesial Muhammad Rizaldi atas segala doa, motivasi, kasih

sayang dan dukungan serta pengertiannya yang tak terbatas sehingga penulis

selalu berusaha menyelesaikan skripsi ini.

18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, Terima Kasih atas

segala bantuan yang diberikan kepada penulis selama menyelesaikan studi.

Semoga Allah SWT membalas kebaikan dengan limpahan berkah, rahmat,

karunia dan hidayah-Nya. Amin. Melalui kesempatan ini penulis mengharapkan

kritik dan saran yang sifatnya mendidik, apabila dalam penyusunan skripsi ini

terdapat kekurangan dan kesalahan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis maupun pembaca Amin. Wassalam.

Makassar, Maret 2017

Penulis

Page 9: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

ix

ABSTRAK

RIFADHA HAFID (I111 13 347) Total Bakteri, Aktivitas Antioksidan dan

Fisikokimia Telur Konsumsi Terhadap Suhu dan Waktu Pasteurisasi yang

Berbeda. Dibimbing Oleh NAHARIAH dan FARIDAH NUR YULIATI.

Telur pasteurisasi merupakan proses yang dapat menginaktifkan mikroba

patogen yang terdapat pada telur. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi

pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi terhadap karakteristik fisikokimia dan

aktivitas antioksidan telur konsumsi dalam keadaan utuh. Perlakuan pemanasan

dilakukan pada suhu 450C, 55

0C dan 65

0C dengan waktu 3, 6, dan 9. Parameter

yang diukur pada penelitian ini yaitu total bakteri, aktivitas antioksidan, pH,

kadar asam dan kadar air. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap

(RAL) (faktor 1 : suhu, faktor 2 : waktu) dengan 27 unit perlakuan. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa suhu dan waktu pasteurisasi sangat berpengaruh

nyata (P<0,01) menurunkan total bakteri dan aktivitas antioksidan. Suhu dan

waktu berpengaruh nyata (P<0,05) meningkatkan kadar asam, menurunkan pH

dan kadar air. Kesimpulan penelitian yaitu semakin tinggi suhu dan waktu

pasteurisasi maka meningkatkan karakteristik fisikokimia telur dan sebaliknya

menurunkan aktivitas antioksidan pada telur.

Kata kunci : Telur Konsumsi, Pasteurisasi, Aktivitas Antioksidan, Karakteristik

Fisikokimia

Page 10: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

x

ABSTRACT

RIFADHA HAFID (I111 13 347) Total Bacteria, Antioxidant Activity and

Physicochemical Egg Consumption at the different Temperature and

Pasteurization Time. Guided by NAHARIAH and FARIDAH NUR YULIATI

Egg pasteurization was a process that can inactivate microbial pathogens found in

eggs. The objective of this research was to evaluated the temperature and time of

pasteurization on the physicochemical characteristics and antioxidant activity in

the intact egg consumption. Heat treatmeant was carried out at a temperature of

450C, 55

0C and 65

0C with the time of 3, 6 and 9 minutes. The parameters

measured in this research was the total bacterial, antioxidant activity, pH, acidity

and moisture content. Design of research using completely randomized design

(CRD) factorial (1st factor : temperature, 2

nd factors: time) with 27 treatment

units. The results showed that the temperature and time of pasteurization highly

significant (P <0.01) reduced total bacterial and antioxidant activity. Temperature

and time significant (P <0.05) increase levels of acid, lowering the pH and

moisture content. The conclusion of research that the higher the temperature and

time of pasteurization then increased of the physicochemical characteristics of the

eggs and otherwise reduces the activity of antioxidants in eggs.

Keywords : Egg Consumption, Pasteurization, Antiokxidant activity,

Physicochemical Characteristics.

Page 11: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................... i

HALAMAN JUDUL .................................................................................. ii

PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................ v

ABSTRAK .................................................................................................. ix

ABSTRACT ................................................................................................ x

DAFTAR ISI ............................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xv

PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 4

Telur Ayam Ras .................................................................................. 4

Telur Pasteurisasi ................................................................................ 7

Aktivitas Antioksidan ......................................................................... 9

Total Bakteri ....................................................................................... 14

Nilai pH dan Kadar Air ....................................................................... 16

METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 18

Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................ 18

Materi Penelitian ................................................................................ 18

Rancangan Penelitian ......................................................................... 18

Prosedur Penelitian ............................................................................. 29

Parameter yang Diukur ....................................................................... 19

Page 12: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

xii

Analisis Data ...................................................................................... 21

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Total Bakteri ................................................................................. 23

Aktivitas Antioksidan ......................................................................... 26

Kadar Asam ........................................................................................ 29

Nilai pH .............................................................................................. 33

Kadar Air ............................................................................................ 34

KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 39

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 38

LAMPIRAN ................................................................................................ 43

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................. 55

Page 13: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

xiii

DAFTAR TABEL

No. Halaman

Teks

1. Komposisi Kimia Telur Ayam Ras ....................................................... 6

2. Jumlah Antioksidan yang Terdapat dalam Telur Utuh ......................... 10

3. Persyaratan Pencemaran Mikroba pada Telur ....................................... 16

4. Total Bakteri Telur Konsumsi dengan Suhu dan Waktu Pasteurisasi

yang Berbeda (log CFU/ml) .................................................................. 23

5. Aktivitas Antioksidan Telur Konsumsi dengan Suhu dan Waktu

Pasteurisasi yang Berbeda (%) .............................................................. 26

6. Kadar Asam Telur Konsumsi dengan Suhu dan Waktu Pasteurisasi

yang Berbeda ......................................................................................... 29

7. Nilai pH Telur Konsumsi dengan Suhu dan Waktu Pasteurisasi yang

Berbeda.................................................................................................. 33

8. Kadar Air Telur konsumsi dengan suhu dan waktu pasteurisasi yang

bebrda .................................................................................................... 35

Page 14: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

xiv

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

Teks

1. Diagram Alir Penelitian ....................................................................... 22

2. Interaksi antara Suhu dan Waktu Pasteurisasi yang Berbeda Telur

Konsumsi terhadap Nilai Total Bakteri ......................................................... 25

3. Interaksi antara Suhu dan Waktu Pasteurisasi yang Berbeda Telur

Konsumsi terhadap Aktivitas Antioksidan .................................................... 28

4. Interaksi antara Suhu dan Waktu Pasteurisasi yang Berbeda Telur

Konsumsi terhadap Kadar Asam ................................................................... 32

Page 15: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

xv

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

Teks

1. Analisis Ragam Telur Konsumsi dengan Suhu dan Waktu

Pasteurisasi yang Berbeda Terhadap Total Bakteri ........................... 45

2. Analisis Ragam Telur Konsumsi dengan Suhu dan Waktu

Pasteurisasi yang Berbeda Terhadap Aktivitas Antioksidan ............ 47

3. Analisis Ragam Telur Konsumsi dengan Suhu dan Waktu

Pasteurisasi yang Berbeda Terhadap Kadar Asam.......................... 49

4. Analisis Ragam Telur Konsumsi dengan Suhu dan Waktu

Pasteurisasi yang Berbeda Terhadap Derajat Keasaman ................ 51

5. Analisis Ragam Telur Konsumsi dengan Suhu dan Waktu

Pasteurisasi yang Berbeda Terhadap Kadar Air.............................. 53

6. Dokumentasi Penelitian .................................................................. 55

Page 16: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

1

PENDAHULUAN

Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang dibutuhkan tubuh

manusia karena memiliki kandungan asam-asam amino yang lengkap dan

seimbang, vitamin, serta daya cerna yang tinggi. Konsumsi masyarakat terhadap

telur ayam relatif tinggi dan sering digunakan dalam pengolahan bahan pangan

seperti pembuatan roti dan kue.

Telur merupakan bahan pangan sempurna karena mengandung zat-zat gizi

yang lengkap bagi pertumbuhan manusia. Namun telur mudah mengalami

kerusakan yang disebabkan oleh lingkungan yaitu kelembaban, suhu dan

penyimpanan. Cara menanggulangi kelemahan tersebut salah satu cara adalah

dengan pasteurisasi. Telur pasteurisasi yang merupakan salah satu cara untuk

inaktifkan mikroba pathogen yang terdapat pada cangkang telur tanpa mengurangi

sifat fungsionalnya. Tan et al. (2012) menyatakan bahwa kualitas telur dapat

berubah karena adanya perlakuan yang diberikan seperti pemanasan dan

penyimpanan. Pemanasan pada telur dapat dilakukan dengan cara pasteurisasi.

Penelitian sebelumnya menemukan bahwa telur melalui prinsip

pemanasan mampu meningkatkan aktivitas antioksidan telur. Telur melalui

mekanisme pemanasan dengan suhu tertentu dapat mendegradasi protein

membentuk ikatan-ikatan peptida yang mengubah struktur protein menjadi lebih

sederhana seperti polipeptida. Beberapa rantai peptida mampu menghambat reaksi

oksidatif dan bersifat sebagai antioksidan. Pemanasan terhadap isi telur dengan

suhu 45ºC dalam waktu 3 menit lebih baik dan lebih efisien terhadap nilai

Page 17: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

2

aktivitas anioksidan telur. Namun dengan aktivitas antioksidan yang tinggi tidak

menutup kemungkinan bertumbuhnya bakteri patogen pada telur konsumsi.

Pasteurisasi merupakan proses pemanasan yang dilakukan untuk

menginaktifkan mikroba patogen. Kondisi pasteurisasi sangat penting untuk

meningkatkan kualitas, nutrisi dan sifat mikrobiologis telur seperti total bakteri,

asam laktat, pH dan kadar air.

Yang et al. (2002) menjelaskan bahwa antioksidan, seperti vitamin E,

asam askorbat dan karotenoid, dapat ditemukan pada konsentrasi tinggi pada otot

dari hewan yang diberi rumput daripada otot dari hewan yang dibesarkan dengan

pakan konsentrat. Kandungan antioksidan diindikasikan ada pada telur karena

sifat unggas sebagai bio convert yang mengubah komponen pakan menjadi telur

yang baik untuk kesehatan.

Penelitian mengenai aktivitas antioksidan juga dilakukan oleh Evo (2014)

menemukan bahwa penggunaaan suhu dan waktu pengeraman yang sesuai pada

telur infertil dapat meningkatkan aktivitas antioksidan. Pengeraman dengan suhu

380C pada telur infertil menghasilkan aktivitas antioksidan yang tinggi, yakni

sebesar 77,99%.

Suhu pasteurisasi yang terlalu tinggi dan waktu pemanasan yang terlalu

lama dapat mengakibatkan kandungan nutrisi dan antioksidan pada telur dapat

berkurang. Di sisi lain, jika suhu pemanasan terlalu rendah atau waktu pemanasan

yang terlalu singkat, dikhawatirkan jumlah mikroba yang terdapat pada telur

masih cukup tinggi.Tujuan utama telur pasteurisasi untuk menginaktifkan

mikroba tanpa menurunkan kualitas sifat-sifat telur antara lain antioksidan.

Page 18: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

3

Metode pasteurisasi atau pemanasan juga berpengaruh terhadap aktivitas

antioksidan pada telur konsumsi. Namun belum diketahui suhu dan waktu

optimum berapa yang baik untuk melakukan pasteurisasi pada telur konsumsi

sehingga dapat meningkatkan karakteristik fisikokimia dan aktivitas antioksidan

telur konsumsi yang telah dipasteurisasi.

Pasteurisasi pada suatu produk dapat memberikan pengaruh terhadap

karakteristik fisikokimia dan aktivitas antioksidan telur konsumsi dalam keadaan

utuh namun belum banyak penelitian yang mengkaji pengaruh suhu dan waktu

pasteurisasi khususnya pada telur konsumsi terhadap aktivitas antioksidan, total

bakteri, kadar asam, kadar air dan pH sehingga penelitian ini penting untuk

dilakukan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi suhu dan waktu yang

tepat pada proses pasteurisasi terhadap aktivitas antioksidan, total bakteri, kadar

asam, pH, dan kadar air.

Kegunaan penelitian ini adalah memberikan informasi baik kepada

akademis, dan masyarakat dalam hal pengolahan telur dengan metode pasteurisasi

pada suhu dan waktu yang tepat.

Page 19: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

4

TINJAUAN PUSTAKA

Telur Ayam Ras

Telur merupakan protein hewani yang memiliki kandungan asam-asam

amino yang lengkap dan seimbang. Telur adalah sumber protein hewani yang

dapat dijangkau bagi seluruh lapisan masyarakat. Telur merupakan bahan utama

yang sering digunakan pada proses pembuatan kue, danroti. Zat-zat makanan yang

terdapat pada telur sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia seperti protein, mineral,

vitamin, lemak, serta memiliki daya cerna yang tinggi (Sirait, 1986).

Telur adalah salah satu bahan makanan hewani dari jenis unggas seperti

ayam, bebek dan unggas lainnya. Telur mengandung zat-zat lengkap bagi

pertumbuhan makhluk hidup baru. Kandungan protein pada telur terdistribusi di

dalam putih dan kuning telur secara merata dengan unsur asam amino yang

seimbang. Susunan asam amino esensial yang lengkap menjadi standar dalam

penentuan protein dari bahan lain (Yuwanta, 2004).

Telur secara fisik dibagi menjadi tiga komponen yaitu kerabang telur (egg

shell) 12,3%, putih telur (egg white) 55,8%, dan kuning telur (egg yolk) 31,9%

(Stadelman dan Cotterril, 1995). Kerabang telur merupakan bagian paling keras

dan kaku. Kerabang memiliki fungsi utama sebagai pelindung isi telur terhadap

kontaminasi mikroorganisme (Sirait, 1986). Kerabang telur sebagian besar terdiri

dari kalsium karbonat. Kerabang telur memiliki banyak pori-pori. Jumlah pori-

pori pada kerabang bervariasi antara 100-200 buah per cm2 (Winarno dan

Sutrisno, 2002).

Page 20: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

5

Telur dikelilingi oleh kulit setebal 0,2–0,4 mm yang berkapur dan berpori–

pori. Bagian sebelah dalam kulit telur, ditutupi oleh dua lapisan yang menempel

satu dengan yang lain, tetapi keduanya akan terpisah pada ujung telur yang

tumpul membentuk kantung udara. Putih telur atau albumen merupakan bagian

telur yang berbentuk seperti gel, mengandung air dan terdiri atas empat fraksi

yang berbeda–beda kekentalannya. Bagian putih telur yang terletak dekat kuning

telur lebih kental dan membentuk lapisan yang disebut kalaza (kalazaferous).

Kalaza ini berbentuk tali yang bergulung dan yang satu menjulur ke arah ujung

tumpul, dan yang lain ke arah ujung lancip dari telur. Kalaza ini dapat

mempertahankan kuning telur pada telur segar berada di tengah–tengah telur

(Winarno, 2002).

Kuning telur berbentuk bulat dengan warna kuning atau oranye dan

terletak pada pusat telur dan bersifat elastis. Warna kuning pada kuning telur

disebabkan oleh kandungan pigmen karotenoid yang berasal dari pakan. Posisi

kuning telur akan bergeser bila telur mengalami penurunan kualitas (Buckle et al.,

1987).

Menurut Zayas (1997) komponen terbesar dalam putih telur mengandung

protein dan air. Komponen penyusun putih telur sebagian besar tersusun oleh air.

Air akan mempengaruhi daya simpan suatu bahan pangan. Air sangat berpengaruh

dalam pengolahan dan pengawetan bahan pangan. Perbedaan tingkat kekentalan

putih telur dipengaruhi oleh kandungan air yang menyusunnya (Romanoff and

Romanoff, 1963). Telur mengandung komponen-komponen lain selain air dan

Page 21: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

6

protein seperti lemak, karbohidrat, kalsium, pospor, besi, vitamin A. Komposisi

kimia yang terdapat dalam telur ayam dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Komposisi Kimia Telur Ayam Ras (100 g).

Komposisi Telur Utuh Kuning Telur Putih Telur

Kalori

Air

Protein

Lemak

Karbohidrat

Kalsium

Pospor

Vitamin A

(Kal)

(g)

(g)

(g)

(g)

(mg)

(mg)

(SI)

148,0

74,0

12,8

11,5

0,7

54,0

180,0

900,0

361,0

49,4

16,3

31,9

0,7

147,0

586,0

200,0

50,0

87,8

10,8

0,0

0,8

6,0

17,0

0,0

Sumber : Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI (1979).

Kualitas telur segar bagian dalam tidak bisa dipertahankan tanpa perlakuan

khusus terutama penyimpanan di ruang terbuka (suhu kamar). Semakin lama

disimpan, kualitas dan kesegaran telur semakin menurun. Penyimpanan telur

konsumsi akan mengalami kerusakan setelah disimpan lebih dari dua minggu.

Kerusakan tersebut terjadi karena telur mengalami evaporasi air dan

mengeluarkan CO2dalam jumlah tertentu sehingga kesegaran telur semakin

menurun pada penyimpanan yang lama (Winarno dan Koswara, 2002).

Kerusakan telur biasanya ditandai dengan bercampurnya isi telur, yakni

putihtelurdan kuning telur dan bila dipecah isinya menjadi encer (Haryoto, 1996).

Page 22: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

7

Telur Pasteurisasi

Telur mudah mengalami kerusakan yang diakibatkan oleh lingkungan

berupa kelembaban, suhu dan lama penyimpanan. Salah satu cara untuk

menanggulangi hal tersebut adalah dengan melakukan pengawetan dengan

pasteurisasi. Pasteurisasi telur merupakan salah satu cara untuk membunuh

mikroba patogen yang terdapat pada cangkang telur tanpa mengurangi sifat

fungsionalnya. Selain itu, pasteurisasi juga bertujuan untuk membunuh mikroba

patogen yang berbahaya karena dapat menimbulkan penyakit, memperpanjang

umur simpan produk, dan menginaktivasi enzim dalam bahan dengan

mempertimbangkan mutunya (Sukasih, 2009).

Pasteurisasi pada produk pangan terutama telur telah lama digunakan.

Tujuan dari perlakuan pasteurisasi adalah untuk membunuh beberapa bakteri

patogen yang terdapat didalam produk yang berasal dari telur. Bakteri patogen

utama yang difokuskan adalah Salmonella, karena bakteri ini secara umum

berasosiasi dengan telur dan produk telur (Stadelman dan Cotterill, 1995).

Departemen pertanian Amerika Serikat (USDA) mengharuskan

pemanasan selama 3,5 menit pada suhu 56,700C atau 6,2 menit pada suhu 55,50

0C

untuk putih telur atau 6,2 menit pada suhu 600C untuk telur utuh (campuran putih

telur dan kuning telur). USDA (1980) menyatakan bahwa persyaratan telur

pemanasan untuk negara Polandia adalah suhu 660C menjadi 68

0C; 63,3

0C selama

2,5 menit untuk China; 620C selama 2,5 menit untuk Australia; dan 65

0C selama

90 detik di Denmark (Cunningham, 1995).

Page 23: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

8

Pemanasan cairan telur utuh dan cairan kuning telur pertama kali

dilakukan oleh industri pada tahun 1930. Tahap yang dilakukan pada proses

pemanasan telur sama dengan pemanasan susu yaitu dengan menggunakan

metode Hight Temperature Short Time (HTST). United States Departemen of

Agriculture menyatakan bahwa suhu pemanasan yang sesuai pada proses

pemanasan telur adalah 600C selama 3,5 menit. Pentingnya kombinasi yang tepat

antara suhu dan waktu pemanasan adalah agar didapat hasil yang baik pada

produk tersebut (Cunningham, 1995). Stadelman dan Cotterill (1995) menjelaskan

bahwa perlakuan pemanasan pada putih telur mentah (tanpa fermentasi dan tanpa

penambahan bahan lain) dengan kisaran suhu pemanasan dapat merusak sifat

fungsional cairan putih telur.

Pasteurisasi adalah salah satu cara desinfeksi bakteri dengan pemanasan.

Metode ini diperkenalkan oleh Louis Pasteur. Pasteurisasi pada dasarnya

memanaskan suatu bahan organik dengan suhu pemanasan yang relatif rendah (di

bawah 100°C) yang dapat membunuh mikroba penyebab penyakit. Cara ini

ternyata dapat dipakai pada berbagai bahan makanan, misalnya susu dan telur,

karena Membuktikan bahwa bakteri patogen yang mungkin terdapat dalam

makanan, seperti TBC, Salmonella, Shigella sp, Difteri, dan lain sebagainya dapat

dimatikan. Sedangkan kandungan gizi bahan makanan tidak akan rusak, begitu

pun dengan cita rasanya (Triwahyu, 2014).

Pasteurisasi telur merupakan pemanasan pada telur cair yang telah

dikeluarkan dari cangkangnya, untuk membunuh bakteri patogen yang terkandung

di dalam telur tersebut. Telur yang dipasteurisasi dapat berupa kunig telurnya saja,

Page 24: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

9

putih telur saja, atau telur utuh (whole egg) yaitu campuran kuning dan putih telur.

Proses pasteurisasi ini kurang lebih sama dengan pasteurisasi susu tetapi telur

lebih sensitif terhadap suhu dibanding dengan susu. Temperatur pasteurisasi yang

tepat untuk telur adalah 550C sampai dengan 65

0C, maksimal adalah 70

0C. Jika

lebih dari suhu tersebut, telur akan matang dan akan timbul kerak pada mesin

pasteurisasinya, sedangkan apabila terlalu rendah bakteri patogen tidak akan mati.

Oleh karena itu kontrol temperatur menjadi sangat penting dalam proses

pasteurisasi telur ini (Triwahyu, 2014).

Pemanasan telur dapat mempertahankan kualitas dan daya simpan telur.

Penelitian Rihastuti (1994) menyatakan bahwa telur melalui proses pemanasan

dapat mempertahankan mutu telur sampai hari ke-22 pada penyimpanan suhu

kamar. Hasil yang lebih baik ditemukan pada perlakuan kombinasi pemanasan

dengan penyimpanan suhu refrigerator dengan masa simpan yang lebih lama,

mencapai hari ke- 31. Stadelmen dan Cotteril (1995) menyatakan bahwa telur

tanpa pemanasan hanya dapat dipertahankan sampai hari ke-7 pada penyimpanan

suhu kamar.

Aktivitas Antioksidan

Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat atau mencegah

terjadinya proses oksidasi senyawa lain yang diakibatkan oleh adanya radikal

bebas (Winarsi, 2007). Radikal bebas adalah molekul yang sangat reaktif karena

memiliki elektron tidak berpasangan pada orbital luarnya sehingga dapat bereaksi

dengan molekul sel tubuh. Radikal bebas mengikat elektron sel dan

Page 25: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

10

mengakibatkan reaksi berantai yang menghasilkan radikal bebas baru (Ketaren,

1986).

Keberadaan antioksidan sebagai substansi dapat menunda, mencegah,

menghilangkan kerusakan oksidatif pada molekul target, seperti lemak, protein,

dan DNA (Halliwel dan Gutteridge, 2000) akibat adanya radikal bebas (Winarsi,

2007). Antioksidan juga dapat merupakan suatu inhibitor dari proses oksidasi

bahkan pada konsentrasi yang relatif kecil, dan memiliki peran fisiologis yang

beragam dalam tubuh (Kumar, 2011). Antioksidan yang digunakan dalam sistem

biologis berfungsi untuk mengatur kadar radikal bebas agar kerusakan pada

molekul penting dari tubuh tidak terjadi dan tercipta sistem perbaikan yang

diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dari sel (Milbury dan

Richer, 2011).

Banyak senyawa dari putih dan kuning telur berperan sebagai antioksidan.

Telur dapat lebih diperkaya dengan antioksidan (misalnya karotenoid, vitamin E,

selenium dan yodium) melalui manipulasi pakan ternak (Ngo et al., 2011). Kadar

antioksidan dalam telur disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Antioksidan yang Terdapat dalam Telur Utuh.

No. Nama Senyawa Jumlah dalam Telur (%)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Ovalbumin

Ovotransferrin

Ovomucin

Lysozyme

Cystatin

Phosvitin

Phospholipids

54

12

3,5

3,4

0,05

4

10

Total 86,95

Sumber : Nirmalaratne dan Wu (2015).

Page 26: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

11

Chamila Nimalaratne dan Daise Lopes-Lutz dari UA Departemen Pertanian dan

Ilmu Pangan Gizi telah memeriksa antioksidan pada telur cukup tinggi..

kandungan antioksidan dalam telur diberi pakan gandum dan jagung dua kali

besar dibanding antioksidan apel. Bahkan dua butir telur mentah kkadar

antioksidannya setara dengan 25 gram cranberries. Antioksidan kuat didalam telur

bersumber dari asam aminonya antara lain triptofan dan tirosin. Bagian kuning

pada telur juga mengandung lutein, xeaxanthin dan karotenoid yang memberikan

pigmen warna kuning pada telur. Penelitian Nahariah et al (2014) menunjukkan

bahwa aktivitas antioksidan dan antihipertensi tepung telur pada proses

pengertingan dengan suhu 500C selama 48 jam sebesar 75,06%. Protein pada telur

diubah oleh enzim-enzim diperut dan usus halus menjadi peptida yang berfungsi

seperti ACE inhibitor yang berfungsi untuk menurunkan tekanan darah.

Antioksidan bereaksi dengan radikal bebas dengan cara mengurangi

konsentrasi oksigen, mencegah pembentukan singlet oksigen yang relatif,

mencegah inisiasi rantai pertama dengan menangkap radikal primer seperti radikal

hidroksil, mengikat katalis ion logam, mendekomposisi produk-produk primer

radikal menjadi senyawa non-radikal dan memutus rantai hidroperoksida

(Kahkonen et al., 2003).

Antioksidan berdasarkan mekanisme kerjanya dikelompokkan menjadi

Pomeranz, 1978) :

1. Antioksidan primer yaitu antioksidan yang bereaksi dengan radikal lipid

berenergi tinggi untuk menghasilkan produk yang memiliki kestabilan

Page 27: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

12

termodinamis lebih baik. Contohnya antioksidan golongan fenol

(isoflavon).

2. Antioksidan sekunder (preventive antioxidant) memperlambat reaksi

inisiasi dengan memutus rantai hiperoksidasi. Contohnya dilauril

thiodipropionate dan asam thiodipropionic.

Senyawa antioksidan memberikan atom hidrogen secara cepat ke radikal

lipida dan mengubahnya menjadi bentuk yang lebih stabil. Sementara

turunan radikal antioksidan yang dihasilkan lebih stabil dibandingkan radikal

lipida karenaakan terjadi delokalisasi perbaikan elektron dari ikatan rangkap

pada cincin benzen sebagai indikasi oleh ikatan isomer valensi (Voight, 1994).

Karadag et al. (2009) menjelaskan bahwa mekanisme kerja

antioksidan sebagai berikut :

a) Hambatan fisik untuk mencegah akses Reactive Oxigent Species (ROS) ke

bagian penting biologis, misalnya filter UV, membran sel;

b) Perangkap kimia (menyerap energi dan elektron), menghambat kerja ROS

seperti karotenoid, antosianidin;

c) Katalisator yang menetralisir atau mengalihkan ROS, misalnya

antioksidan enzim superoxide dismutase (SOD), katalase, dan glutathione

peroxidase;

d) Mengikat/inaktivasi ion logam untuk mencegah generasi ROS,

misalnya ferritin, ceruloplasmin, katekin; dan

Page 28: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

13

e) antioksidan rantai pemecah yang menangkap dan menghancurkan

ROS, seperti asam askorbat (vitamin C), tokoferol (vitamin E), asam

urat, glutathione dan flavonoid.

Fungsi aktivitas antioksidan dipengaruhi oleh jumlah antioksidan yang

terkandung dalam suatu bahan dan kemampuan senyawa antioksidan tersebut

dalam menangkap radikal bebas. Penelitian yang telah dilakukan oleh Nahariah et

al. (2014) menyatakan bahwa putih telur bebek memiliki konsentrasi

flavonoid dan asam fenolat yang tinggi, tetapi tingkat aktivitas

antioksidannya rendah. Cook dan Samman (1996) menyatakan bahwa

flavonoid merupakan antioksidan yang potensial, penangkap radikal bebas,

pengkelat logam dan penghambat oksidasi lemak. Flavonoid memiliki fungsi

sebagai antioksidan dan penangkap radikal bebas karena memiliki struktur

yang terdiri dari grup hidroksil pada karbon ketiga, memiliki ikatan ganda

antara karbon kedua dan ketiga, posisi karbon keempat terdapat grup karbonil

serta polihidroksilasi pada cincin aromatik A dan B.

Antioksidan digolongkan menjadi 2 berdasarkan sumbernya, yaitu

antioksidan sintetik dan antioksidan alami. Antioksidan sintetik sangat

efektif dalam menghambat reaksi oksidasi lemak. Akan tetapi penggunaan

antioksidan sintetik menimbulkan kekhawatiran akan efek sampingnya yang

ditimbulkannya (Pratt, 1992). Antioksidan alami merupakan jenis antioksidan

yang berasal dari tumbuhan dan hewan. Contoh dari antioksidan alami

seperti tokoferol, asam askorbat, komponen fenolik, turunan senyawa

hidroksinat dan kuramin (Kumar, 2011).

Page 29: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

14

Antioksidan alami yang terdapat dalam bahan pangan antara lain vitamin

C, vitamin E, antosionin, klorofil dan senyawa flavonoid. Antioksidan alami pada

umumnya berbentuk cairan pekat dan sensitif terhadap pemanasan (DeMan,

1997). Penelitian Estiasih dan Sofia (2009) menemukan bahwa panas yang

dihasilkan saat perebusan mempengaruhi kestabilan senyawa antioksidan

dalam bubuk keluwak. Menurut Pokorny (2001), tokoferol, karoten flavonoid

dan senyawa antioksidan fenolik lainnya dapat rusak oleh pemanasan, karena

itu waktu kontak dengan panas perlu diminimumkan.

Penelitian Evo (2014) menyatakan bahwa telur infertil yang digunakan

adalah telur infertil pengeraman 9 hari untuk memperoleh kandungan antioksidan

yang lebih baik.Peningkatan lama pengeraman yangberbeda pada telur infertil

hasil seleksi dapat meningkatkan konsentrasi antioksidan dan nilai TBA namun

menurunkan aktivitas antioksidanHal ini disebabkan oleh lemak yang teroksidasi

pada telur infertil. Oksidasi lemak dapat disebabkan pengaruh waktu pengeraman

(pemanasan) yang lebih lama.

Total Bakteri

Jumlah mikroba dalam telur akan meningkat sejalan dengan lamanya

penyimpanan. Mikroorganisme akan mendegradasi atau menghancurkan

senyawa-senyawa yang ada di dalam telur menjadi senyawa berbau khas yang

mencirikan kerusakan telur (Winarno dan Koswara, 2002). Perhitungan total

bakteri pada telur menggunakan metode Total Plate Count (TPC) untuk

mengetahui jumlah koloni mikroba. Metode yang digunakan dalam hitungan

cawan adalah metode tuang (Pour plate) yaitu dengan menggunakan sebanyak 1

Page 30: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

15

ml sampel ke dalam cawan petri kemudian menuangkan medium Nutrient Agar

(NA) yang bersuhu 45-500C. Diatas sampel lalu menginkubasi dalam inkubator

dengan posisi terbalik setelah medium NA menjadi padat. Setelah inkubasi selesai

koloni dihitung dengan menggunakan Colony counter (Fardiaz, 1989).

Pertumbuhan mikroorganisme yang membentuk koloni dapat dianggap

bahwa setiap koloni yang tumbuh berasal dari satu sel, maka dengan menghitung

jumlah koloni dapat diketahui penyebaran bakteri yang ada pada bahan. Jumlah

mikroba pada suatu bahan dapat dihitung dengan berbagai macam cara,

tergantung pada bahan dan jenis mikrobanya. Ada 2 macam cara perhitungan

jumlah mikroba/bakteri, yaitu perhitungan secara langsung dan tidak langsung

(Darwis et al., 1989).

Perhitungan jumlah mikroba secara langsung yaitu jumlah mikroba

dihitung secara keseluruhan, baik yang mati atau yang hidup sedangkan

perhitungan jumlah miroba secara tidak langsung yaitu jumlah mikroba dihitung

secara keseluruhan baik yang mati atau yang hidup atau hanya untuk menentukan

jumlah mikroba yang hidup saja, ini tergantung cara-cara yang digunakan. Untuk

menentukan jumlah miroba yang hidup dapat dilakukan setelah larutan bahan atau

biakan mikroba diencerkan dengan factor pengenceran tertentu dan ditumbuhkan

dalam media dengan cara-cara tertentu tergantung dari macam dan sifat-sifat

mikroba (Darwis et al., 1989).

Standar mikrobiologis merupakan persyaratan kandungan bakteri pada

bahan pangan. Persyaratan mikroba pada telur oleh Departemen Pertanian sesuai

dengan SNI. 2897:2008 disajikan pada Tabel 2.

Page 31: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

16

Tabel 3. Persyaratan Pencemaran Mikroba Pada Telur.

No Jenis Cemaran Mikroba Batas Maksimum Cemaran Mikroba

Telur Segar

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Jumlah Total Bakteri

Colliform

Escherichia colli (*)

Enteroccoci

Staphylococcus aureus

Closridium sp

Salmonella sp (**)

Camphylobacter sp

Listeria sp

1 x 105

1 x 102

5 x 101

1 x 102

1 x 102

0

Negatif

0

0

Sumber : Deptan Pertanian (2009).

Nilai pH dan Kadar air

Nilai pH sangat mempengaruhi jenis jasad renik yang dapat tumbuh pada

kisaran pH 3-6. Nilai pH dibedakan menjadi 3 golongan yaitu (Muchtadi, 1989) :

a. Mikroba acidofilik, yaitu jasad yang dapat tumbuh pada pH antara 2,0-5,0

b. Mikroba meosofilik yaitu jasad yang dapat tumbuh pada pH diantara 5,5-8,0

c. Mikroba alkalifilik yaitu jasad yang dapat tumbuh pada pH 8,4-9,5

Pasteurisasi memberikan pengaruh sangat nyata terhadap nilai pH putih

telur. Telur yang dipasteurisasi mengalami penggumpalan atau koagulasi pada

protein putih telur dan membran kulit telur, sehingga pori-pori cangkang tertutup

dan tidak terjadi penguapan (Agustina et al., 2013). Menurut Rizal et al. (2012),

pori-pori cangkang yang tertutup akibat koagulasi pada protein putih telur dan

membran kulitnya mengakibatkan CO2 tidak dapat keluar, sehingga pH putih telur

tidak berbeda antara telur pasteurisasi dan telur tanpa pasteurisasi.

Page 32: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

17

Protein telur mudah mengalami perubahan alamiah berupa denaturasi yang

disebabkan oleh asam, basa, pelarut organik, pH, garam maupun sinar radiasi

radioaktif. Degradasi protein oleh panas membentuk ikatan-ikatan peptida dan

asam amino yang merubah struktur protein telur menjadi oligopeptida.

Oligopeptida yang dihasilkan memiliki kemampuan menghambat reaksi oksidatif

dan kemampuan menghambat radikal bebas sebagai antioksidan (Sudarmadji et

al., 1989).

Pasteurisasi pada telur tidak berpengaruh terhadap nilai kadar air putih

telur. Adanya pasteurisasi memicu terjadinya koagulasi pada protein putih telur

dan membran kulit telur yang membuat pori-pori kerabang tertutup,

mengakibatkan CO2 pada telur tidak menguap. Penguapan CO2 merupakan salah

satu faktor dari menurunnya kadar air putih telur (Agustina et al., 2013).

Membran kulit telur terdiri dari 2 lapisan, yaitu membran kulit telur dalam dan

membran kulit telur luar yang tersusun oleh serabut protein yang tidak teratur

(Hintono, 1995).

Pemanasan menyebabkan perubahan komponen telur dari cair (sol)

menjadi semi padat (gel) yang disebut dengan koagulasi (Stadelmen dan Cotteril,

1995). Koagulasi terjadi akibat pengurangan kadar air dalam telur setelah

mengalami pemanasan. Li dan Wu (2009) menyatakan bahwa mucin berperan

dalam proses koagulasi. Kalaza mempunyai kandungan mucin yang tinggi dan

mempunyai daya tahan terhadap penggumpalan. Putih telur dilakukan perebusan

kemudian berubah bentuk menjadi gumpalan. Gumpalan-gumpalan tersebut

terbentuk pada suhu sekitar 600C dalam waktu kurang lebih 30 menit.

Page 33: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

18

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2016 sampai Desember

2016, bertempat di Laboratorium Terpadu dan Laboratorium Ilmu dan Teknologi

Daging dan Telur Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar.

Materi Penelitian

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tabung reaksi, cawan

petri, erlenmeyer, micropipet, tip, spoit, timbangan analitik, gelas kimia,

inkubator, biuret, spatula, autoclave,colony counter, vortex, pH meter, magnetic

stirrer, PCR Hood, rak tabung, dan waterbath.

Bahan yang digunakan adalah telur ayam ras, Nutrient Agar (NA),

aluminium foil, akuades, parafin, NaCl 0,89 %, fenolpthalein (PP), Diphenyl

Picryl Hdrazyl (DPPH), larutan buffer pH 4 dan pH 7, NaOH.

Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dengan menggunakan

Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan faktorial 3 x 3 dengan masing-masing

tiga kali ulangan sehingga terdapat 9 unit perlakuan. Setiap ulangan menggunakan

3 butir telur. Jumlah telur yang digunakan adalah 27 butir dengan susunan sebagai

berikut :

Faktor A: Suhu Pasteurisasi

P1 :450C P2 : 55

0C P3 : 65

0C

Page 34: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

19

Faktor B : Lama Pasteurisasi

W1 : 3 menit W2 :5menit W3 :7 menit

Prosedur Penelitian

Memilih telur yang baik dan segar yang diperoleh dari suatu peternakan.

Telur yang digunakan adalah telur berumur 3 hari. Telur kemudian ditimbang

untuk mendapatkan berat telur yang relatif sama dan seragam. Telur selanjutnya

dibersihkan dengan menggunakan lap basah, air hangat dan larutan klorin. Telur

yang telah dibersihkan selanjutnya dihomogenkan untuk mencampur albumen dan

yolk telur menggunakan spoit dengan melubangi bagian kantung udara telur,

setelah itu telur dibalut menggunakan alminium foil. Telur yang telah

dihomogenkan kemudian dipanaskan kedalam waterbath untuk dilakukan

pasteurisasi. Masing-masing telur diberikan perlakuan yaitu suhu 450C dengan

waktu masing-masing 3, 5 dan 7 menit. Selanjutnya suhu 550Cdengan waktu

masing-masing 3,5 dan 7 menit dan suhu 650C dengan waktu masing-masing 3, 5

dan 7 menit.

Parameter yang Diukur

Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode DPPH (Gasic et al., 2014).

Sampel ditimbang sebanyak 10 mg kemudian dilarutkan pada labu ukur yang

berisi metanol sebanyak 10 ml, maka diperoleh sampel dengan konsentrasi

1mg/ml, dilakukan pengenceran dengan menambah metanol sehingga diperoleh

sampel dengan konsentrasi 10, 30, 50, 70 dan 90 μg/ml. Masing-masing

konsentrasi dipipet sebanyak 0,2 ml larutan sampel dengan pipet mikro dan

dimasukkan ke vial kemudian ditambahkan larutan 5,8 μm DPPH (3,8 ml) dan

Page 35: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

20

larutan metanol 0,2 ml. Campuran sampel dikocok dan dibiarkan selama 30 menit

ditempat gelap, selanjutnya serapan larutan diukur dengan spektrofotometer UV-

Vis pada panjang gelombang 515 nm. Besarnya aktivitas antioksidan dihitung

dengan rumus :

DPPH Radical Scavenging Effect (%) =( A kontrol−A sampel)

A kontrolx 100

Keterangan : A kontrol : Absorbansi DPPH

A Sampel : Absorbansi sampel

Perhitungan Total bakteri (Nahariah et al., 2013) yang dimodifikasi.

Perhitungan total mikroba yang tumbuh pada telur. Pengujian jumlah bakteri

dilakukan dengan metode cawan tuang. Sampel telur sebanyak 1 ml yang akan

diuji diencerkan dalam larutan 9 ml NaCl 0,86% dan dihomogenkan

menggunakan vortex. Pengenceran dilakukan dari 10-1

sampai 10-8

. Selanjutmya,

setiap pengenceran dipupuk pada cawan petri yang berisi medium Nutrient agar

dan diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam. Cawan yang memberikan hitungan

koloni 30 – 300 dipakai sebagai perhitungan koloni. Pengujian dilakukan

sebanyak 3 kali ulangan.

Pengukuran pH (Apriyantono et al., 1989). pH meter dinyalakan dan

dinetralkan selama 15-30 menit dan distandarisasi dengan larutan buffer pH 4 dan

pH 7. Elektroda pH meter kemudian dibilas dengan akuades lalu dikeringkan

dengan kertas tissu. Sampel dapat diukur setelah pH meter dikalibrasi. pH meter

dicelup pada sampel lalu dibiarkan sampai angka pH meter stabil.Nilaiyang

terterapadalayar monitor pH meterdicatat. Setelah dilakukan pengukuran, pH

meter kemudian dibilas dengan akuades dan dikeringkan dengan tissu.

Page 36: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

21

Pengujian Kandungan Asam (metode titrasi). Keasaman dapat

dianalisis dengan metode titrasi dengan cara 10 ml suspensi ditambah tiga tetes

fenolpthalein, kemudian dititrasi dengan larutan NaOH 0,1N (AOAC, 2005).

Rumus yang digunakan adalah:

Ml NaOH x N NaOH x 0,09

% asam = x 100 %

Berat sampel

Analisa Kadar Air (AOAC, 2003). Kadar air ditentukan dengan

mengeringkan sampel sebanyak 20 gr ke dalam oven pada suhu 1020C kemudian

didinginkan di dalam desikator dan ditimbang. Pengeringan dilakukan selama 24

jam. Kadar air dihitung dengan rumus:

W1 – W2

% Kadar air = x 100 %

W1

Keterangan :

W1 : Berat awal sampel

W2 : Berat setelah kering

Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Analisis Sidik

Ragam berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) (3x3) dengan 3 kali

ulangan pola faktorial (Gasperz, 1991) dengan model matematika sebagai berikut:

Yijk = μ + αi +βj + (αβ)ij + €ijk i = 1,2,3

j = 1,2,3

k = 1,2,3,4,5 (ulangan)

Page 37: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

22

Keterangan

Yijk = Nilai pengamatan pada unit perlakuan ke-k yang diperoleh dari suhu

pasteurisasi berbedake-i dan waktu ke-j.

μ = Nilai tengah sampel/rata-rata perlakuan.

αi = Pengaruh perlakuan suhu pasteurisasi ke-i

βj = Pengaruh waktu pasteurisasi ke-j.

(αβ)ij = Pengaruh suhu pasteurisasi ke-i dan waktu ke-j.

€ijk = Pengaruh galat yang timbul perlakuan ke-k yang diperoleh dari suhu

pasteurisasi ke-i dan perlakuan waktu ke-j.

Apabila perlakuan menunjukkan pengaruh yang nyata, maka dilanjutkan

dengan uji Duncan.

Berikut diagram alir prosedur penelitian :

HASIL DAN PEMBAHASAN

Telur utuh

Penimbangan

Pembersihan

Homogenisasi

Pemanasan

Suhu (45, 55 dan 650C) Waktu (3, 5 dan 7 menit)

Parameter ( Karakteristik mikrobilogis dan

aktivitas antioksidan)

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian

Page 38: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

23

Uji Total Bakteri

Total bakteri pada telur konsumsi dengan suhu dan waktu pasteurisasi

yang berbeda disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Total bakteri telur konsumsi dengan suhu dan waktu pasteurisasi yang

berbeda (log CFU/ml).

Keterangan : Superskrip yang berbeda pada baris dan kolom yang sama menunjukkan

perbedaan yang sangat nyata (P<0,01).

Hasil analisisa ragam menunjukkan bahwa suhu dan waktu pasteurisasi

berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap total bakteri telur konsumsi. Interaksi

antara suhu dan waktu pasteurisasi yang berbeda memberikan pengaruh sangat

nyata (P<0,01) terhadap total bakteri telur konsumsi.

Hasil uji Duncan suhu pasteurisasi menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) terhadap total bakteri pada setiap

perlakuan. Antara suhu pasteurisasi terhadap total bakteri telur konsumsi. Nilai

rataan total bakteri telur konsumsi yang telah dipasteurisasi mengalami

peningkatan seiring bertambah suhu pasteurisasi. Hal ini disebabkan oleh proses

pemanasan dengan suhu dibawah 1000C pada telur konsumsi dapat

menginaktifkan enzim dan menghambat pertumbuhan mikroba pada telur.

Stadelman dan Cotterill (1995) menjelaskan bahwa pasteurisasi pada produk

pangan terutama telur bertujuan untuk membunuh beberapa bakteri patogen yang

terdapat didalam produk yang berasal dari telur. Harmayani et al. (1996)

Suhu

Pasteurisasi

(0C)

Waktu Pasteurisasi (menit) Rata-rata

3 5 7

45

55

65

7,3 ± 0,009

7,0 ± 0,008

6,3 ± 0,100

7,2 ± 0,017

6,9 ± 0,010

6,1 ± 0,067

7,2 ± 0,006

6,6 ± 0,058

6,0 ± 0,063

7,2 ± 0,036 a

6,8 ± 0,182 b

6,2 ± 0,156 c

Rata-rata 6,9 ± 0,421a

6,7 ± 0,498b

6,6 ± 0,509 c

Page 39: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

24

menyatakan pemanasan dapat menurunkan total bakteri menjadi 1 x 106

CFU/ml.

Suhu pasteurisasi yang tepat untuk telur adalah 550C sampai dengan 65

0C,

maksimal adalah 700C. Jika lebih dari suhu tersebut, telur akan matang dan akan

timbul kerak pada mesin pasteurisasinya, sedangkan apabila terlalu rendah bakteri

patogen tidak akan mati. Oleh karena itu kontrol temperatur menjadi sangat

penting dalam proses pasteuriasasi telur ini (Triwahyu, 2014).

Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa waktu pasteurisasi juga terdapat

perbedaan sangat nyata (P<0,01) terhadap total bakteri pada setiap perlakuan.

Seiring dengan penambahan waktu pasteurisasi jumlah bakteri telur semakin

menurun. Menurunnya jumlah bakteri pada telur diakibatkan lama pasteurisasi

atau lama pemanasan semakin lama pemanasan yang dilakukan maka semakin

lama pula penghambatan pertumbuhan bakteri yang terjadi. Tan et al, (2012)

menyatakan bahwa kualitas telur dapat berubah karena adanya perlakuan yang

diberikan seperti pemanasan. Pemanasan pada telur terbaik dengan cara

pasteurisasi yakni suatu cara pemanasan dengan suhu 600C dengan kisaran waktu

selama 3,5 sampai 7 menit untuk menghambat pertumbuhan total bakteri yang

terdapat pada telur. Total mikroba pada putih telur fermentasi menggunakan L.

plantarum mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya lama fermentasi

(Nahariah et al., 2015b). Persyaratan mikroba pada telur oleh Departemen

Pertanian sesuai dengan SNI. 2897:2008 yaitu 1 x 105 CFU/ml.

Berdasarkan (Tabel 3) menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara suhu

dan waktu pasteurisasi yang berbeda pada telur konsumsi terhadap total bakteri

yang disajikan pada Gambar 2.

Page 40: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

25

0

1

2

3

4

5

6

7

8

45 55 65

Tota

l B

ak

teri

(Log

10 C

FU

/ml)

Suhu Pasteurisasi (0)

3 menit

5 menit

7 menit

Gambar 2. Interaksi antara Suhu dan Waktu Pasteurisasi yang Berbeda Telur Konsumsi

terhadap Nilai Total Bakteri.

Berdasarkan hasil analisis ragam, interaksi antara suhu dan waktu

pasteurisasi sangat berpengaruh nyata (P<0,01) terhadap telur konsumsi.

Peningkatan suhu dan waktu pasteurisasi berbanding terbalik dengan

bertambahnya total bakteri pada telur konsumsi. Semakin tinggi suhu pasteurisasi

dan semakin lama waktu pasteurisasi maka jumlah total bakteri pada telur

konsumsi semakin menurun. Hal ini di disebabkan karena pasteurisasi dapat

menurunkan jumlah bakteri serta menginaktifkan bakteri patogen pada telur

konsumsi. Departemen pertanian amerika serikat (USDA) melakukan pemanasan

selama 3,5 menit pada suhu 56.70C atau 6,2 menit pada suhu 55,5

0C untuk putih

telur atau 6,2 menit pada suhu 600C untuk telur utuh (campuran putih telur dan

kuning telur). Pemanasan telur dapat mempertahankan kualitas dan daya simpan

telur. Penelitian Rihastuti (1994) bahwa telur melalui proses pemanasan dapat

mempertahankan mutu telur sampai hari ke-22 pada penyimpanan suhu kamar.

Page 41: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

26

Aktivitas Antioksidan

Aktivitas antioksidan pada telur konsumsi dengan suhu dan waktu

pasteurisasi yang berbeda dapat disajikan pada tabel 5.

Tabel 5. Aktivitas antioksidan telur konsumsi dengan suhu dan waktu pasteurisasi

yang berbeda (%).

Keterangan : Superskrip yang berbeda pada baris dan kolom yang sama

menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01).

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa suhu dan waktu pasteurisasi

berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap aktivitas antioksidan telur konsumsi.

Pada interaksi antara suhu dan waktu pasteurisasi yang berbeda memberikan

pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap aktivitas antioksidan telur konsumsi.

Hasil uji Duncan menunjukkan terdapat perbedaan yang sangat nyata

(P<0,01) terhadap suhu pasteurisasi pada aktivitas antioksidan telur konsumsi.

Rata-rata nilai sangat berbeda nyata pada setiap perlakuan. Pada aktivitas

antioksidan seiring dengan penambahan suhu pasteurisasi akan semakin menurun.

Menurunnya aktivitas antioksidan telur kemungkinan diakibatkan oleh adanya

perubahan struktur protein pada suatu bahan serta sifat antioksidan yang mudah

teroksidasi. Hal ini sesuai dengan Miryanti et al. (2011) bahwa antioksidan dapat

rusak karena suhu tinggi dan mudah teroksidasi.

Pokorny et al. (2001) menyebutkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi

antioksidan adalah pengeringan bahan, pemanasan maupun radiasi menyebabkan

Suhu

Pasteurisasi

(0C)

Waktu Pasteurisasi (menit) Rata-rata

3 5 7

45

55

65

.............

63,68 ± 2,51

49,23 ± 2,51

32,31 ± 1,96

(%)

61,36 ± 0,70

41,82 ± 1,21

28,46 ± 4,47

............

58,38 ± 0,43

38,56 ± 0,65

9,150 ± 2,84

61,14 ± 2,65a

43,20 ± 4,94 b

23,31 ±11,11c

Rata-rata 48,41±13,74 a

43,88 ± 14,5b

35,36 ±21,50c

Page 42: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

27

terjadinya peningkatan rantai inisiasi dan propagasi dari reaksi oksidasi dan

menurunkan aktivitas yang ditambahkan dalam bahan. Kadar antioksidan dalam

telur utuh yaitu 86,95% (Nirmalaratne dan Wu, 2015).

Salunkhe dan Kadam (1990) menambahkan bahwa proses pemanasan

menyebabkan beberapa perubahan kualitas baik secara fisik, biokimia, maupun

komponen gizinya. Perlakuan pemanasan dapat mempercepat oksidasi terhadap

antioksidan yang terkandung dalam sistem bahan alam dan mengakibatkan

penurunan aktivitas antioksidan dengan tingkat yang berbeda dan sangat

dipengaruhi oleh jenis komponen yang berperan dalam proses antioksidasi

Oksidasi bahan alam mengakibatkan penurunan aktivitas antioksidan dengan

tingkat yang berbeda dan sangat dipengaruhi oleh jenis komponen yang berperan

dalam proses antioksidasi dan kandungan dalam bahan tersebut. Proses

pemanasan dapat menurunkan kandungan fenol (Kusuma, 2006).

Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa waktu pasteurisasi berbeda sangat

nyata setiap perlakuan (P<0,01) terhadap aktivitas antioksidan pada telur

konsumsi. Nilai pada menit ke 3 berbeda pada menit ke 5 dan berbeda pula pada

menit ke 7. Semakin lama waktu pemanasan yang diberikan pada telur konsumsi,

semakin rendah pula aktivitas antioksidan yang dihasilkan. Hal ini disebabkan

perlakuan pemanasan dengan waktu yang relatif lama mengurangi kandungan

nutrisi pada telur. Nutrisi yang berkurang tersebut dapat mempengaruhi aktivitas

antioksidan. Nutrisi pada telur yang mengalami kerusakan akibat pemanasan

adalah karotenoid yang terdapat pada kuning telur. Karotenoid merupakan pigmen

antioksidan yang diperoleh dari pakan dan tidak diproduksi oleh tubuh ternak

Page 43: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

28

0

10

20

30

40

50

60

70

45 55 65

Akt

ivit

as A

nti

oks

idan

(%

)

Suhu Pasteurisasi (0)

3 menit

5 menit

7 menit

(Betrand et al., 2011). Pemanasan telur konsumsi dengan suhu pemanasan 450C

dalam waktu 3 menit memiliki aktivitas antioksidan terbaik dibandingkan dengan

suhu dan waktu pemanasan lainnya yaitu sebesar 63,68%.

Berdasarkan (Tabel 4) menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara suhu

dan waktu pasteurisasi yang berbeda pada telur konsumsi terhadap aktivitas

antioksidan yang disajikan pada Gambar 3.

Gambar 3. Interaksi antara Suhu dan Waktu Pasteurisasi yang Berbeda Telur Konsumsi

terhadap Aktivitas Antioksidan

Bedasarkan hasil analisis ragam, interaksi antara suhu dan waktu

pasteurisasi sangat berpengaruh nyata (P<0,01) terhahap aktivitas antioksidan

pada telur konsumsi. Semakin tinggi suhu dan lama pasteurisasi maka aktivitas

antioksidan mengalami penurunan yang signifikan. Hal tersebut berarti bahwa

pemanasan dengan suhu 450C dalam waktu 3 menit lebih baik dan lebih efisien

dibandingkan dengan lama pasteurisasi lainnya terhadap nilai aktivitas

antioksidan telur. Salah satu sumber antioksidan pada telur berasal dari pakan

yang diberikan.Telur yang digunakan sebagai sampel berasal dari ayam yang

diberi pakan jagung.

Page 44: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

29

Biard et al., (2006) menyatakan bahwa pemanasan yang dilakukan dalam

waktu yang lama megakibatkan kandungan nutrisi pada telur semakin berkurang.

Nutrisi yang berkurang tersebut dapat mempengaruhi aktivitas antioksidan. Salah

satu nutrisi pada telur yang mengalami kerusakan adalah karotenoid yang terdapat

pada kuning telur. Kuning telur ayam ras mengandung senyawa antioksidan

berupa karetonoid yang tinggi yang memberikan warna kuning pada telur.

Karetonid merupakan pigmen antioksidan yang diperoleh dari pakan dan tidak

diproduksi oleh tubuh ternak. Hal tersebut didukung pula oleh Nahariah et al.

(2014) menyatakan bahwa pakan jagung mengandung banyak antioksidan

phenolat yang diberikan kepada ayam petelur sehingga sifat bio convert ayam

petelur yang dapat merubah pakan menjadi telur baik bagi kesehatan.

Kadar Asam

Kadar asam dari telur konsumsi dengan suhu dan waktu pasteurisasi yang

berbeda, disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Kadar Asam telur konsumsi dengan suhu dan waktu pasteurisasi yang

berbeda.

Keterangan : Superskrip yang berbeda pada baris dan kolom yang sama menunjukkan

perbedaan yang berpengaruh nyata (P<0,05).

Hasil analisis ragam (Tabel 6) menunjukkan bahwa suhu dan waktu

pasteurisasi berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar asam telur

Suhu

Pasteurisasi

(0C)

Waktu Pasteurisasi (menit) Rata-rata

3 5 7

45

55

65

..........

1,48 ± 2,74

1,87 ± 1,07

2,24 ± 1,31

(%)

1,59 ± 1,19

2,01 ± 1,33

3,23 ± 2,96

.........

1,70 ± 1,10

2,22 ± 1,85

3,46 ± 3,83

1,59 ± 1,86 a

2,03 ± 1,98 b

2,98 ± 6,18 c

Rata-rata 1,86 ± 3,64 a

2,28 ± 7,56b

2,46 ±8,13b

Page 45: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

30

konsumsi. Pada interaksi antara suhu dan waktu pasteurisasi yang berbeda

memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap kadar asam telur konsumsi.

Hasil uji Duncan (Tabel 6) menunjukkan bahwa suhu pasteurisasi berbeda

sangat nyata (P<0,01) pada setiap perlakuan terhadap kadar asam telur konsumsi.

Telur yang telah dipasteurisasi mengalami peningkatan kadar asam dengan

bertambahnya suhu. Hal ini disebabkan karena protein yang ada pada telur

mengalami perubahan fisik yang disebabkan oleh faktor pemanasan. Pemanasan

membuat molekul protein lebih kearah asam. Asam inilah yang menghambat

pertumbuhan mikroba patogen lainnya. Winarno (1992) menyatakan apabila

protein dipanaskan atau ditambahkan alkohol, maka protein akan menggumpal.

Hal ini disebabkan alkohol menarik mantel air yang melingkupi molekul-molekul

protein. Adanya gugus amino dan karboksil bebas pada ujung-ujung rantai

molekul protein, menyebabkan protein mempunyai banyak muatan dan bersifat

amfoter (dapat bereaksi dengan asam maupun basa). Dalam larutan asam (pH

rendah), gugus amino bereaksi dengan H+, sehingga protein bermuatan positif.

Bila pada kondisi ini dilakukan elektrolisis, molekul protein akan bergerak kearah

katoda, sedangkan dalam larutan basa (pH tinggi) molekul protein akan bereaksi

sebagai asam atau bermuatan negatif, sehingga molekul protein akan bergerak

menuju anoda.

Palupi et al. (2007) menyatakan bahwa protein merupakan senyawa reaktif

yang tersusun dari beberapa asam amino yang mempunyai gugus reaktif yang

dapat berikatan dengan komponen lain, misalnya gula pereduksi, polifenol,lemak

dan produk oksidasinya serta bahan tambahan kimia lainnya seperti alkali,

Page 46: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

31

belerang dioksida atau hidrogen peroksida. Perlakuan dengan alkali dapat

menyebabkan terjadinya rasemisasi asam amino, perubahan bentuk L menjadi

bentuk D. Selain itu juga dapat terjadi reaksi antara asam amino yang satu dengan

yang lain, misalnya terbentuknya lisiolalanin dari lisin dan alanin. Hal tersebut

dapat menyebabkan menurunnya nilai gizi protein akibat terjadinya penurunan

daya cerna protein dan ketersediaan atau availabilitas asam-asam amino esensial.

Selain itu reaksi antara protein dengan gula pereduksi yang dikenal dengan reaksi

Maillard, juga merupakan penyebab utama terjadinya kerusakan protein selama

pengolahan.

Hasil uji Duncan (Tabel 5) menunjukkan bahwa lama pasteurisasi berbeda

sangat nyata setiap perlakuan (P<0,01) terhadap kadar asam telur pasteurisasi.

Peningkatan lama pasteurisasi antara 5 hingga 7 menit tidak berbeda sangat nyata

terhadapa kadar asam. Namun jika dilakukan penurunan waktu menjadi 3 menit

akan menurunkan kadar asam telur konsumsi hingga 1,86 %. Hal ini disebabkan

oleh selain kandungan asam amino yang tinggi pada telur, asam lemak juga

diproduksi oleh telur. Lama waktu pasteurisasi berpengaruh terhadap banyak

sedikitnya uap air yang dihasilkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Ariyanto

(2009) menyatakan bahwa efek air terhadap kinetika reaksi hidrolisis sangat

penting karena air dapat menyebabkan proses hidrolisis minyak. Kadar asam

lemak dipengaruhi oleh air yang masuk dalam lemak sehingga terjadi reaksi

hidrolisis yang menyebabkan kerusakan lemak. Semakin lama pemanasan maka

semakin tinggi kadar asam lemak telur, karena lama pemanasan berpengaruh

terhadap banyak sedikitnya uap air yang dihasilkan. Uap air dari pemanasan yang

Page 47: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

32

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45 55 65

Kad

ar A

sam

Lak

ta (

%)

Suhu Pasteurisasi (0 C)

3 menit

5 menit

7 menit

lama lebih banyak daripada uap air yang lebih singkat pemanasan. Semakin

banyak uap air maka semakin banyak pula lemak yang terhidrolisis olehnya,

sehingga kadar asam lemak meningkat.

Berdasarkan (Tabel 5) menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara suhu

dan waktu pasteurisasi yang berbeda pada telur konsumsi terhadap total bakteri

yang disajikan pada Gambar 4.

Gambar 4. Interaksi antara Suhu dan Waktu Pasteurisasi yang Berbeda Telur Konsumsi

terhadap Kadar Asam.

Gambar 4 menunjukkan terdapat interaksi yang berpengaruh nyata

(P<0,05) terdapat suhu dan waktu pasteurisasi yang berbeda. Peningkatan nilai

kadar asam yang berbanding lurus dengan suhu dan waku pasteurisasi yang

berbeda. Hal ini dikarenakan produksi asam selama waktu pemanasan mengalami

peningkatan karena adanya bakteri yang masih tumbuh atau bertahan pada suhu

yang tinggi yang dapat mengurai senyawa karbohidrat dan protein dalam bahan

pangan. Srikandi, (1989) menjelaskan bahwa kelompok bakteri yang tahan

Page 48: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

33

terhadap suhu pasteurisasi dapat dibagi atas 2 kelompok yaitu bakteri termodurik

dan termofilik. Bakteri termodurik adalah bakteri yang tahan terhadap pemanasan

pada suhu relatif tinggi , misalnya pasteurusasi, tetapi tidak harus tumbuh pada

suhu yang tinggi. Bakteri yang tergolong termodurik dan tahan suhu pasteurisasi

susu misalnya adalah bakteri yang tidak hanya tahan terhadap pemanasan pada

suhu suhu relatif tinggi, tetapi juga membutuhkan suhu tinggi untuk

pertumbuhannya.

Nilai pH

Nilai pH dari telur konsumsi dengan suhu dan waktu pasteurisasi yang

berbeda, disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Nilai pH telur konsumsi dengan suhu dan waktu pasteurisasi yang

berbeda.

Keterangan : Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan

yang tidak berpengaruh nyata (P>0,05).

Hasil analisis ragam (Tabel 7) menunjukkan bahwa suhu dan waktu

pasteurisasi berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai pH pada telur

konsumsi namun tidak ada interaksi antara keduanya.

Hasil uji Duncan (Tabel 6) menunjukkan bahwa suhu pasteurisasi sangat

berpengaruh nyata (P<0,01) terhadap nilai pH telur konsumsi. Nilai pH memiliki

nilai yang berbeda pada setiap perlakuan. Semakin meningkat suhu pasteurisasi

maka nilai pH juga akan semakin menurun. Menurunnya nilai pH pada telur

Suhu Pasteurisasi

(0C)

Waktu Pasteurisasi (menit) Rata-rata

3 5 7

45

55

65

8,38 ± 0,25

7,58 ± 0,31

6,86 ± 0,10

8,23 ± 0,48

7,24 ± 0,26

6,72 ± 0,06

7,77 ± 0,25

6,97 ±0,14

6,43 ± 0,27

8,12 ± 0,40 a

7,26 ± 0,34 b

6,67 ± 0,24 c

Rata-rata 7,60 ± 0,69 a

7,39 ± 0,71a

7,05 ± 0,61b

Page 49: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

34

diakibatkan oleh meningkatnya suhu pasteurisasi yang membuat enzim yang

terdapat pada telur menjadi terinaktifasi selain itu juga makin tinggi suhu

pemanasan maka protein telur mengalami denaturasi.

Gaman dan Sherrington (1994) menjelaskan bahwa enzim adalah substansi

yang dihasilkan oleh sel-sel hidup dan berperan sebagai katalisator pada reaksi

kimia yang berlangsung dalam organisme. Katalisator adalah substansi yang

mempercepat reaksi tetapi pada hasil reaksi, substansi tersebut tidak berubah.

Enzim mempunyai ciri dimana kerjanya dipengaruhi oleh lingkungan. Salah satu

lingkungan yang berpengaruh terhadap kerja enzim adalah pH. pH optimal enzim

adalah sekitar pH 7 (netral) dan jika medium menjadi sangat asam atau sangat

alkalis enzim mengalami inaktivasi.

Tranggono dan Sutardi (1990) menambahkan enzim sebagai protein akan

mengalami denaturasi jika suhunya dinaikkan. Akibatnya daya kerja enzim

menurun. Pada suhu 45°C efek predominanya masih memperlihatkan kenaikan

aktivitas sebagaimana dugaan dalam teori kinetik. Tetapi lebih dari 45°C

menyebabkan denaturasi termal lebih menonjol dan menjelang suhu 55°C fungsi

katalitik enzim menjadi inaktif hal ini juga terjadi karena semakin tinggi suhu

semakin naik pula laju reaksi kimia baik yang dikatalisis maupun tidak. Karena

itu pada suhu 40oC, larutan tidak ada gumpalan, begitu juga pada suhu ruang,

sedangkan pada suhu 100oC masih ada gumpalan – gumpalan yang menunjukkan

kalau enzim rusak. Pada suhu ruang, enzim masih dapat bekerja dengan baik

walaupun tidak optimum.

Page 50: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

35

Hasil uji Duncan (Tabel 7) juga menunjukkan bahwa lama pasteurisasi

tidak berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai pH telur konsumsi.

Peningkatan waktu pasteurisasi antara 3 hingga 5 menit tidak berbeda nyata

terhadap nilai pH telur konsumsi. Namun jika dilakukan peningkatan waktu

hingga 7 menit akan menurunan nilai pH. Hal ini diakibatkan oleh telur yang

dipasteurisasi dengan waktu yang lama mengalami penggumpalan atau koagulasi

pada protein putih telur dan membran kulit telur, sehingga pori-pori cangkang

tertutup dan tidak terjadi penguapan. Menurut Rizal et al., (2012) pori-pori

cangkang yang tertutup akibat koagulasi pada protein putih telur dan membran

kulitnya mengakibatkan CO2 tidak dapat keluar, sehingga pH putih telur tidak

berubah secara signifikan dan kadang terjadi penurunan pH. Salah satu faktor

pada pangan yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba adalah pH, yaitu suatu

nilai yang menunjukkan keasaman atau kebasaan.

Kadar air

Kadar air dari telur konsumsi dengan suhu dan waktu pasteurisasi yang

berbeda, disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Kadar air telur konsumsi dengan suhu dan waktu pasteurisasi yang

berbeda.

Keterangan :Superskrip yang berbeda pada baris dan kolom yang sama

menunjukkan perbedaan yang tidak berpengaruh nyata (P>0,05).

Suhu

Pasteurisasi

Waktu Pasteurisasi (menit) Rata-rata

3 5 7

45

55

65

.........

75,51 ± 4,31

67,74 ± 1,56

64,95 ± 0,95

%

72,54 ± 1,26

67,43 ± 1,51

64,25 ± 1,15

.........

72.09 ± 6,48

66,38 ± 0,13

63,29 ± 1,97

73,38 ± 4,26 a

67,18 ± 1,25 b

64,16 ± 1,43 c

Rata-rata 69,40 ± 5,28 a

68,07 ± 3,79 a

67,26 ± 5,14 a

Page 51: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

36

Hasil analisis ragam (Tabel 7) menunjukkan bahwa suhu pasteurisasi

sangat berpengaruh nyata (P<0,01) terhadap kadar air telur konsumsi. Namun,

waktu pasteurisasi serta interaksi antara keduanya tidak berpengaruh nyata

(P>0,05) terhadap kadar air. Hasil ini menunjukkan bahwa waktu pasteurisasi

tidak memberikan pengaruh terhadap kadar air telur konsumsi

Hasil uji lanjut Duncan (Tabel 7) menunjukkan bahwa suhu pasteurisasi

berbeda sangat nyata (P<0,01) menurunkan kadar air telur konsumsi pada setiap

perlakuan. Hal ini disebabkan oleh sejalan dengan meningkatnya suhu pasteurisasi

menghasilkan nilai kadar air yang menurun. Penurunan ituterjadi disebabkan

adanya penguapan air pada telur karena proses pemanasan. Menurut Poedjiadi

(1994) air yang terkandung dalam putih telur segar mencapai 87%. Proses

pemanasan yang dilakukan dapat pula mengurangi jumlah air yang terdapat dalam

putih telur. Penelitian Nahariah dkk., (2010) menyatakan bahwa kadar air akibat

penambahan ragi dan sukrosa berhubungan dengan aktivitas fermentasi yang

dapat mengubah glukosa menghasilkan air yang mudah menguap selama

pengeringan.

Berdasarkan (Tabel 7) interaksi antara suhu dan waktu pasteurisasi yang

berbeda tidak memberikan pengaruh yang nyata (P>0,05) terhadap kadar air telur

konsumsi. Hasil ini menunjukkan bahwa bertambahnya waktu pasteurisasi yang

berbeda tidak memberikan pengaruh terhadap persentase kadar air telur konsumsi.

Page 52: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

37

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Telur konsumsi dengan suhu dan waktu pasteurisasi yang berbeda dapat

memperbaiki karakteristik Fisikokimia namun dapat menurunkan aktivitas

antioksidan.

2. Sifat Fisikokimia telur konsumsi yang baik di pasteurisasi pada suhu 650C selama

7 menit.

3. Aktivitas antioksidan telur konsumsi yang baik dipasteurisasi pada suhu 450C

dengan waktu 3 menit.

Saran

Sifat fisikokimia pada telur konsumsi dapat diperbaiki melakukan pasteurisasi

pada suhu 650C dengan waktu 7 menit sedangkan untuk mempertahankan aktivitas

antioksidan sebaiknya melakukan pasteurisasi pada suhu 450C dengan waktu 3 menit.

Page 53: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

38

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, N., I. Thohari, danD. Rosyidi. 2013. Evaluasi sifat putih telur ayam

pasteurisasi ditinjau dari pH, kadar air, sifat emulsi dan daya kembang

angel cake. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 23 (2): 6-13.

Anonimous. 2001. Materi Penyuluhan Bagi Perusahaan Makanan Industri Rumah

Tangga. Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Sleman. Sleman.

Apriyantono, A., S. Fardiaz, N. L. Puspitasari, Sendarwati dan S. Budiyanto.

1989. Analisa Pangan, Petunjuk Laboratorium, Pusat Antar Universitas

Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Ariyanto, Y. 2009. Optimasi Suhu dan Lama Inkubasi Pada Hidrolisis In Situ

Minyak Jarak Pagar untuk Produksi Surfaktan Mono- dan Digliserida.

Skripsi. IPB. Bogor.

Bertrand. P, C.P Ting, Y. Mine, L.R. Juneja, T. Okubo, S. F. Gauthier and Y.

Pouliot. 2011. Comparative composition and antioxidant activity of

peptide fractions obtained by ultrafiltration off egg yolk

proteinmenzymatic hydrolyssates. 1, 149-161;doi:10.3390/membranes

1030149.

Biard, C., C.A. Alvarez, C. Sevevey, B. Faibre, J. Prost and G. Sorci. 2006.

Caretonoids modulate the trade-off between egg production and resistance

to oxidative stress in zebra finches. Oecologia. 147: 576-584.

Buckle, K. A, R. A. Edwards, G. H. Fleet, and M. Wootton. 1987. Ilmu Pangan.

Terjemahan: Hari purnomo dan Adiono. Universitas Indonesia Press.

Jakarta.

Cunningham, F. E. 1995. Egg Product Pasteurization. Dalam: W. J. Stadelmen

and O. J. Cotterill (Editor). Egg Science and Technology. Food Products

Press. An Imprint of The Haworth Press, Inc. New York.

Darwis, A. A. dan E. Sukara. 1989. Teknologi Mikrobial. Pusat antar Universitas

Bioteknologi, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

DeMan, M. Jhon. 1997. Kimia Makanan. Bandung. ITB.

Departemen Pertanian. 2004. Statistik Pertanian. Pusat Data dan Informasi

Pertanian. Jakarta.

Evo. 2015. Potensi antioksidan pada telur infertil Hasil seleksi berdasarkan waktu

Pengeraman yang berbeda. Skripsi. Fakultas Peternakan. Universitas

Hasanuddin. Makassar.

Page 54: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

39

Fardiaz, S. 1989. Teknologi Pengawetan Pangan. Diterjemahkan oleh M.

Murtidjo.Universitas Indonesia (UI Press). Jakarta.

Gaman, P.M & K.B. Sherrington. 1994. Ilmu Pangan, Pengantar Ilmu Pangan,

Nutrisi dan Mikrobiologi. Universitas Gadjah Mada press. Yogyakarta.

Gary, A. 2001. Dasar-dasar ilmu telur. Fakultas Peternakan Universitas

Diponegoro. Semarang.

Gasic, U., S. Keckes, D. Dabic, J. Trifkovic, D. M. Opsenica, M. Natie, and Z.

Tesic 2014. Phenolic profile and antioxidant activity of Serbian

polyforalhoneys. Food Chem. 145:599-607.

Haryoto. 1996. Pengawetan Telur Segar. Kanisius. Yogyakarta.

Kahkonen, P. Marja and M. Heinonen. 2003. Antioksidan Activity of

Anthocyanins and Their Aglicons. Journal Agriculture Food Chemical

51:628-633.

Karadag, A., B. Ozcelik, dan S. Saner. 2009. Reviewof Methods to

Determine Antioxidant Capacities. Food Analytical Methods. Vol. 2:41-

60.

Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Cetakan

Pertama. Jakarta. UI-Press.

Kosikowski, F. 1982. Cheese and fermented milks food. F.V. Kosikowski and

Associates. New York.

Kumar, S. 2011. Free radicals and antioxidants:human and food system. Adv. in

Appl. Sci.Res., 2(1): 129-135.

Kusuma, D. 2006. Identifikasi dan Karakterisasi Antioksidan dari Jus Aloe

chinensis dan Evaluasi Potensi Aloe-Emodin sebagai Antifotooksidan

dalam Sistem Asam Linoleat. Disertasi. Universitas Gadjah Mada.

Yogyakarta.

Li, J dan Wu, E. 2009. Adsorption of hydrogen on porous material of activated

carbon and zeolite nax crossover critical suhue. Journal of supercritical

fluids. 49. P. 196-202.

Miryanti YIP.Sapei L.Budiono K.Indra S. 2011. Ekstraksi Antioksidan dari Kulit

Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Jurnal. Lembaga Penelitian dan

Pengabdian Kepada Masyaratkat Universitas Katolik Parahyangan,

Bandung.

Page 55: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

40

Muchtadi., dan Tien R., 1989, Teknologi Proses Pengolahan Pangan, Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Pusat

Antar Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Nahariah, E. Abustam, dan R. Malaka. 2010. Karakteristik fisikokimia tepung

putih telur hasil fermentasi Saccharomyces cereviceae dan penambahan

sukrosa pada putih telur segar. JITP.1 (1):37-38

Nahariah, A. M. Legowo, E. Abustam, A. Hintono, Y. B. Pramono, dan F. N.

Yuliati. 2013. Kemampuan tumbuh bakteri Lactobacillus plantarum pada

putih telur ayam ras dengan lama fermentasi yang berbeda. Jurnal Ilmu

dan Teknologi Peternakan. 3(1) : 33-39.

Nahariah, A. M. Legowo, E. Abustam, A. Hintono, V. P. Bintoro, dan Y. B.

Pramono. 2014. Endogenous Antioksidant Activity in the Egg Whites of

Various Types of Local Poutry. Eggs in South Sulawesi, Indonesia. 2014.

Int. J. of poultry.sci. 13 (1) : 21-25.

Nahariah, A.M Legowo, E. Abustam dan A. Hintono. 2015a. Aktivitas

Antioksidant dan Antihipertensi Tepung Putih Telur Hasil “pan drying”

pada Suhu dan Waktu Pengeringan yang Berbeda. JITP. 4(1) : 28-34.

Nahariah, A.M Legowo, E. Abustam dan A. Hintono. 2015b. Angiotensin I-

Converting Enzyme Inhibitor Activity on Egg Albumen Fermentation.

Asian Australas. J. Anim. Sci. 28(6) : 855-861.

Nurhamdayani. 2016. Aktivitas Antioksidan, Total Protein dan Protein Terlarut

Telur Konsumsi pada Suhu dan Waktu Pemanasan yang berbeda. Skripsi.

Fakultas Peternakan. Universitas Hasanuddin. Makassar.

Paluppi, N.R, F.R. Zakaria, dan E. Prangdimurti. 2007. Pengaruh Pengolahan

Terhadap Nilai Gizi Pangan.Departemen Ilmu & Teknologi Pangan-

Fateta-IPB. Bogor.

Pratt, D.E. 1992. Natural Antioxidants from Plant Material. In: Huang M.T.,

C.T. Ho, C.Y. Lee (Eds.). Phenolic Compound in Food and Their

Effect on Health. Washington DC. American Society.

Proulx, M. 2011. Researchers at the University of Alberta have discovered eggs

ontain antioxidant properties, which help in the prevention of

cardiovascular disease and cancer. https://uofa.ualberta.ca/news-

andevents/newsarticles/2011/07/getcracking#sthash.sHEnUPh7.dpuf.

Diakses. 9 November 2016.

Poedjiadi, A. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Penerbit UI Press. Jakarta.

Page 56: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

41

Pokorny, J., N. Yanishlieva. and M. Gordon. 2001. Antioxidant in Food.

CRC Press Boca Raton Boston. New York.

Pomeranz. 1978. Wheat, Chemistry and Technology 3rd Edition. American

Association of Cereal Chemists. St. Paul U.S.A.

Rihastuti, R.A. 1994. Pengaruh Cara Pemanasan dan Penyimpanan Terhadap

Kualitas Telur Ayam Konsumsi. Bulletin Peternakan. 18. 1994.

Rizal. B, A. Hintono, dan Nurwantoro. 2012. Pertumbuhan mikroba pada telur

pasca pasteurisasi. Anim Agri J,1 (2): 208- 218.

Romanoff. A. L. and A. J. Romanoff. 1963. 2nd

. Ed. The Avian Egg. John Wiley

and Sons, New york.

Salunkhe D.K and S.S. Kadam . 1990. Handbook of World Food Legumes:

Nutritional Chemistry, Processing Technology And Utilization.Vol.1.CRC

Press.

Sirait, C. H. 1986. Telur dan Pengolahannya. Pusat Penelitian dan Pengembangan

Peternakan, Bogor.

Fardiaz, 1989, Mikrobiologi Pengolahan Pangan, Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan , Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi , Pusat Antar

Universitas Pangan dan Gizi, IPB Bogor.

Sudarmadji, S., B.Haryono dan Suhardi. 1989. Prosedur Analisa Bahan Pangan.

Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sukasih, E., S. Prabawati, dan T. Hidayat. 2009. Optimasi Kecukupan Panas pada

Pemanasan Santan dan Pengaruhnya Terhadap Mutu Santan yang

Dihasilkan. Jurnal Pasca Panen 6 (1) : 34-42.

Stadelman, W. J. and O. J. Cotterill. 1995. Egg Science and Technology. 4th Ed.

Food Products Press. An Imprint of The Haworth Press, Inc. New York.

Tranggono dan Sutardi. 1990. Biokimia dan Teknologi Pasca Panen. Gajah Mada

university Press. Yogyakarta.

Triwahyu, O.P. 2014. Pengendalian Suhu pada Sistem Pasteurisasi Telur Cair

Berbasis PLC (Programmable Logic Controller) Siemens Simatic s7-200

dan HMI (Human Machine Interface) Simatic HMI Panel. Skripsi Fakultas

Teknik. Universitas Brawijaya. Malang.

USDA. 1980. Regulations Governing Inspection of Egg Products. USA.

Page 57: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

42

Voight, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Edisi Kelima, Penerbit

Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

Wee, Y. J., Kim, J. N., and Ryu, H. W. 2006. Biotechnological production of

lactic acid and its recent applications. Food Technol.Biol., vol. 44, no. 2,

163-172.

Winarno, F.G. dan B.S.L. jenie. 1982. Kerusakan bahan pangan dan cara

pencegahannya. Ghalia. Jakarta.

Winarno, F. G. 2002. Telur : Komposisi, Penanganan, dan Pengolahannya. M-

Brio Press. Bogor.

Winarno, F.G dan S. Koswara. 2002. Telur, Penanganan dan Pengolahannya. M-

BRIO Press. Bogor.

Winarsi, H. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Kansius. Yogyakarta.

Yuwanta, T. 2010. Telur dan Kualitas Telur. Gadjah Mada University Press,

Yogyakarta.

Zayas, J. F. 1997. Functionality of Protein in Food. Springer. Berlin.

Page 58: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

43

LAMPIRAN

Lampiran 1. Analisis Ragam Telur Konsumsi dengan Suhu dan Waktu

Pasteurisasi yang Berbeda Terhadap Total Bakteri

a. Deskripsi total bakteri

Descriptive Statistics

Dependent Variable:tpc

faktorA faktorB Mean Std. Deviation N

A1 B1 7.26300 .009849 3

B2 7.22367 .017098 3

B3 7.18300 .006245 3

Total 7.22322 .036155 9

A2 B1 7.00833 .008505 3

B2 6.91333 .010504 3

B3 6.61000 .058026 3

Total 6.84389 .182621 9

A3 B1 6.32767 .100620 3

B2 6.11000 .067550 3

B3 6.01100 .063222 3

Total 6.14956 .156055 9

Total B1 6.86633 .421841 9

B2 6.74900 .498978 9

B3 6.60133 .509353 9

Total 6.73889 .472650 27

Page 59: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

44

b. Tabel Anova pengaruh pengaruh perlakuan terhadap total bakteri

Dependent Variable:tpc

Source

Type III Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Corrected Model 5.763a 8 .720 286.087 .000

Intercept 1226.141 1 1226.141 4.869E5 .000

faktorA 5.336 2 2.668 1.060E3 .000

faktorB .317 2 .159 63.024 .000

faktorA * faktorB .109 4 .027 10.859 .000

Error .045 18 .003

Total 1231.949 27

Corrected Total 5.808 26

a. R Squared = ,992 (Adjusted R Squared = ,989)

c. Hasil perhitungan uji duncan

Homogeneous tpc

faktorB N

Subset

1 2 3

Duncana B3 9 6.60133

B2 9 6.74900

B1 9 6.86633

Sig. 1.000 1.000 1.000

Homogeneous tpc

faktorA N

Subset

1 2 3

Duncana A3 9 6.14956

A2 9 6.84389

A1 9 7.22322

Sig. 1.000 1.000 1.000

The error term is Mean Square(Error) = ,003.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 9,000.

Page 60: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

45

Lampiran 2. Analisis Ragam Telur Konsumsi dengan Suhu dan Waktu

Pasteurisasi yang Berbeda Terhadap Aktivitas Antioksidan

a. Deskripsi aktivitas antioksidan

b. Tabel Anova pengaruh pengaruh perlakuan terhadap aktivitas antioksidan

Source Type III Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Corrected Model 7594.229a 8 949.279 181.022 .000

Intercept 48896.759 1 48896.759 9.324E3 .000

faktorA 6447.722 2 3223.861 614.773 .000

faktorB 789.991 2 394.995 75.324 .000

faktorA * faktorB 356.516 4 89.129 16.996 .000

Error 94.392 18 5.244

Total 56585.380 27

Corrected Total 7688.621 26

a. R Squared = ,988 (Adjusted R Squared = ,982)

faktorA faktorB Mean Std. Deviation N

A1 B1 6.36887E1 2.515515 3

B2 6.13647E1 .700202 3

B3 5.83873E1 .435500 3

Total 6.11469E1 2.654834 9

A2 B1 4.92367E1 2.512581 3

B2 4.18293E1 1.213234 3

B3 3.85617E1 .653500 3

Total 4.32092E1 4.948813 9

A3 B1 3.23160E1 1.964517 3

B2 2.84673E1 4.472126 3

B3 9.15000 2.848999 3

Total 2.33111E1 11.116357 9

Total B1 4.84138E1 13.749609 9

B2 4.38871E1 14.518656 9

B3 3.53663E1 21.505480 9

Total 4.25557E1 17.196400 27

Page 61: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

46

c. Hasil perhitungan uji duncan

Homogeneous antioksidan

faktorA N

Subset

1 2 3

Duncana A3 9 2.33111E1

A2 9 4.32092E1

A1 9 6.11469E1

Sig. 1.000 1.000 1.000

The error term is Mean Square(Error) = 5,244.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 9,000.

Homogeneous antioksidan

faktorB N

Subset

1 2 3

Duncana B3 9 3.53663E1

B2 9 4.38871E1

B1 9 4.84138E1

Sig. 1.000 1.000 1.000

The error term is Mean Square(Error) = 5,244.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 9,000.

Page 62: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

47

Lampiran 3. Analisis Ragam Telur Konsumsi dengan Suhu dan Waktu

Pasteurisasi yang Berbeda Terhadap Kadar Asam

a. Deskripsi kadar asam

b. Tabel Anova pengaruh pengaruh perlakuan terhadap kadar asam

Dependent Variable:laktat

Source

Type III Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Corrected Model 1180.534a 8 147.567 31.735 .000

Intercept 13128.350 1 13128.350 2.823E3 .000

faktorA 899.126 2 449.563 96.680 .000

faktorB 170.298 2 85.149 18.312 .000

faktorA * faktorB 111.110 4 27.777 5.974 .003

Error 83.700 18 4.650

Total 14392.584 27

Corrected Total 1264.234 26

a. R Squared = ,934 (Adjusted R Squared = ,904)

Dependent Variable: asam

faktorA faktorB Mean Std. Deviation N

A1 B1 14.8667 2.74970 3

B2 15.9900 1.19553 3

B3 17.0933 1.10573 3

Total 15.9833 1.86624 9

A2 B1 18.7200 1.07852 3

B2 20.1300 1.33593 3

B3 22.2233 1.85031 3

Total 20.3578 1.98074 9

A3 B1 22.4000 1.31053 3

B2 32.3500 2.96774 3

B3 34.6833 3.83938 3

Total 29.8111 6.18323 9

Total B1 18.6622 3.64048 9

B2 22.8233 7.56770 9

B3 24.6667 8.13750 9

Total 22.0507 6.97312 27

Page 63: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

48

c. Hasil perhitungan uji duncan

Homogeneous Asam laktat

faktorA N

Subset

1 2 3

Duncana A1 9 15.9833

A2 9 20.3578

A3 9 29.8111

Sig. 1.000 1.000 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Based on observed means.

The error term is Mean Square(Error) = 4,650.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 9,000.

Homogeneous Asam laktat

faktorB N

Subset

1 2

Duncana B1 9 18.6622

B2 9 22.8233

B3 9 24.6667

Sig. 1.000 .086

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Based on observed means.

The error term is Mean Square(Error) = 4,650.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 9,000.

Page 64: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

49

Lampiran 4. Analisis Ragam Telur Konsumsi dengan Suhu dan Waktu

Pasteurisasi yang Berbeda Terhadap Derajat Keasaman (pH)

a. Deskripsi Derajat Keasaman (pH)

b. Tabel Anova pengaruh pengaruh perlakuan terhadap kadar asam

Dependent Variable:pH

Source

Type III Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Corrected Model 11.082a 8 1.385 19.219 .000

Intercept 1460.813 1 1460.813 2.027E4 .000

faktorA 9.623 2 4.812 66.757 .000

faktorB 1.387 2 .693 9.619 .001

faktorA * faktorB .072 4 .018 .249 .906

Error 1.297 18 .072

Total 1473.193 27

Corrected Total 12.379 26

Descriptive Statistics

Dependent Variable:pH

faktorA faktorB Mean Std. Deviation N

A1 B1 8.3800 .25239 3

B2 8.2300 .48775 3

B3 7.7700 .25515 3

Total 8.1267 .40921 9

A2 B1 7.5867 .31644 3

B2 7.2400 .26963 3

B3 6.9767 .14572 3

Total 7.2678 .34456 9

A3 B1 6.8600 .10149 3

B2 6.7267 .06658 3

B3 6.4300 .27055 3

Total 6.6722 .24149 9

Total B1 7.6089 .69066 9

B2 7.3989 .71883 9

B3 7.0589 .61673 9

Total 7.3556 .69002 27

Page 65: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

50

c. Hasil perhitungan uji duncan

Homogeneous pH

faktorA N

Subset

1 2 3

Duncana A3 9 6.6722

A2 9 7.2678

A1 9 8.1267

Sig. 1.000 1.000 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Based on observed means.

The error term is Mean Square(Error) = ,072.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 9,000.

faktorB N

Subset

1 2

Duncana B3 9 7.0589

B2 9 7.3989

B1 9 7.6089

Sig. 1.000 .114

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Based on observed means.

The error term is Mean Square(Error) = ,072.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 9,000.

Page 66: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

51

Lampiran 5. Analisis Ragam Telur Konsumsi dengan Suhu dan Waktu

Pasteurisasi yang Berbeda Terhadap Kadar Air

a. Deskripsi kadar air

Descriptive Statistics

Dependent Variable:kadar_air

faktorA faktorB Mean Std. Deviation N

A1 B1 75.5100 4.31014 3

B2 72.5467 1.26812 3

B3 72.0967 6.48077 3

Total 73.3844 4.25744 9

A2 B1 67.7400 1.56512 3

B2 67.4333 1.51665 3

B3 66.3867 .13051 3

Total 67.1867 1.25274 9

A3 B1 64.9500 .95504 3

B2 64.2533 1.15006 3

B3 63.2967 1.97338 3

Total 64.1667 1.43143 9

Total B1 69.4000 5.28617 9

B2 68.0778 3.79967 9

B3 67.2600 5.14071 9

Total 68.2459 4.68818 27

Page 67: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

52

b. Tabel Anova pengaruh pengaruh perlakuan terhadap kadar air

Source Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 425.291a 8 53.161 6.547 .000

Intercept 125752.673 1 125752.673 1.549E4 .000

faktorA 397.501 2 198.750 24.476 .000

faktorB 20.990 2 10.495 1.292 .299

faktorA * faktorB 6.800 4 1.700 .209 .930

Error 146.163 18 8.120

Total 126324.127 27

Corrected Total 571.454 26

a. R Squared = .744 (Adjusted R Squared = .631)

c. Hasil perhitungan uji duncan

faktorA N

Subset

1 2 3

Duncana

A3 9 64.1667

A2 9 67.1867

A1 9 73.3844

Sig. 1.000 1.000 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = 8.120.

faktorB N

Subset

1

Duncana B3 9 67.2600

B2 9 68.0778

B1 9 69.4000

Sig. .148

Means for groups in homogeneous subsets are

displayed.

Based on observed means.

The error term is Mean Square(Error) =8.120.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 9.000.

Page 68: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

53

Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian

Pasteurisasi Telur

Perhitungan Total Bakteri

Pengujian Aktvitas Antioksidan

Page 69: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

54

Pengujian Kadar Asam

Pengujian Kadar Air

Page 70: TOTAL BAKTERI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN … · pengaruh suhu dan waktu pasteurisasi ... Pemanasan terhadap isi telur dengan suhu 45ºC dalam waktu 3 menit ... dapat ditemukan pada

55

RIWAYAT HIDUP

Rifadha Hafid, lahir pada tanggal 18 November 1995 di Kota

Parepare Provinsi Sulawesi Selatan. Penulis adalah anak

kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Abd. Hafid

Mendeng dan Ibu Suriyati Gadu. Jenjang pendidikan formal

yang pernah ditempuh penulis Sekolah Dasar di SDN 5

Parepare lulus tahun 2006. Kemudian penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri

1 Parepare lulus pada tahun 2009 kemudian melanjutkan sekolah di SMA Negeri

1 Model Parepare dan lulus pada tahun 2013. Setelah menyelesaikan MA, penulis

diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) melalui Jalur Seleksi Bersama Masuk

Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) di Fakultas Peternakan Universitas

Hasanuddin, Makassar. Selama kuliah, penulis aktif sebagai asisten Laboratorium

Pengawasan Mutu Industri Peternakan dan Managemen Ternak Perah. Penulis

juga aktif sebagai pengurus di Himpunan Mahasiswa Teknologi Hasil Ternak

Universitas Hasanuddin (HIMATEHATE_UH).