pengaruh suhu dan waktu penyimpanan terhadap …

61
PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP KADAR VITAMIN C SERTA UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA INFUSED WATER BUAH KIWI (Actinidia deliciosa (A. Chev) C.F Liang & A.R Ferguson) MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis SKRIPSI diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Al-Ghifari Oleh: SANDRA AMALIA PONTOH D1A130839 JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS AL-GHIFARI BANDUNG 2017

Upload: others

Post on 18-Oct-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN

TERHADAP KADAR VITAMIN C SERTA UJI AKTIVITAS

ANTIOKSIDAN PADA INFUSED WATER BUAH KIWI

(Actinidia deliciosa (A. Chev) C.F Liang & A.R Ferguson)

MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis

SKRIPSI

diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Jurusan Farmasi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Al-Ghifari

Oleh:

SANDRA AMALIA PONTOH

D1A130839

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS AL-GHIFARI

BANDUNG

2017

Page 2: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN

TERHADAP KADAR VITAMIN C SERTA UJI

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA INFUSED

WATER BUAH KIWI (Actinidia deliciosa (A.Chev) C.F

Liang & A.R Ferguson) MENGGUNAKAN METODE

SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis

PENYUSUN : SANDRA AMALIA PONTOH

NIM : D1A130839

Setelah membaca skripsi ini dengan seksama, menurut pertimbangan kami telah memenuhi

persyaratan ilmiah sebagai suatu skripsi

Bandung, September 2017

Pembimbing I Pembimbing II

Ginayanti Hadisoebroto M.Si., Apt. Endah Kartikawati, S.Pd., M.Sc

Page 3: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat

dan anugerah-Nya sehingga penulis akhirnya dapat menyelesaikan penulisan

skripsi yang berjudul “PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN

TERHADAP KADAR VITAMIN C SERTA UJI AKTIVITAS

ANTIOKSIDAN PADA INFUSED WATER BUAH KIWI (Actinidia Deliciosa

(A.Chev) C.F LIANG & A.R FERGUSON) MENGGUNAKAN METODE

SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS”.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi

Program Sarjana pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan

Farmasi Universitas Al-Ghifari Bandung.

Dalam mempersiapkan, menyusun dan menulis skripsi penulis mendapat

bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini

penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Didin Muhafidin, S.I.P., M.Si., selaku Rektor Universitas Al-

Ghifari.

2. Bapak Ardian Baitariza, M. Si., Apt selaku Dekan FMIPA Universitas Al-

Ghifari.

3. Ibu Ginayanti Hadisoebroto, M. Si., Apt selaku Ketua Jurusan Farmasi

Universitas Al-Ghifari.

Page 4: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

ii

4. Ibu Ginayanti Hadisoebroto, M. Si., Apt dan Ibu Endah Kartikawati, SPd.,

M.Sc selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu serta

memberikan arahan, bimbingan dan masukan bagi penulis dalam

penyelesaian skripsi ini.

5. Segenap dosen pengajar, staf sekretariatan serta rekan-rekan laboran

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Universitas Al-Ghifari atas

bantuannya dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Orangtua, adik-adik dan suami tercinta, terima kasih atas doa, kasih sayang,

semangat serta dukungan moril maupun materil yang telah kalian berikan

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Seluruh teman-teman Farmasi Universitas Al-Ghifari, atas kebersamaan

yang telah dilalui bersama.

Akhir kata semoga Allah SWT memberikan rahmat-Nya kepada semua

pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis

menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca yang diharapkan

dapat memperbaiki skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangsih

yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Bandung, September 2017

Penulis

Page 5: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

iii

ABSTRAK

Berbagai efek buruk bagi kesehatan yang ditimbulkan oleh minuman instan

seperti minuman bersoda dan minuman kaleng berperasa telah menjadikan infused

water sebagai alternatif minuman yang ramah bagi kesehatan sehingga aman

untuk dikonsumsi sehari-hari. Infused water dengan tambahan potongan buah

yang kaya vitamin C dan antioksidan salah satunya adalah infused water buah

kiwi (Actinidia deliciosa (A.Chev) C.F Liang & A.R Ferguson). Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu dan suhu yang berbeda terhadap

kadar vitamin C pada infused water buah kiwi serta mengetahui aktivitas

antioksidan dari ekstrak buah kiwi. Aktivitas antioksidan diperoleh dengan

menggunakan metode penangkal radikal bebas DPPH (1,1 difenil-1-pikrilhidrazil)

dan penetapan kadar vitamin C dilakukan menggunakan metode spektrofotometri

UV-Vis pada panjang gelombang 264 nm. Uji aktivitas antioksidan dan

penetapan kadar vitamin C pada infused water buah kiwi menggunakan vitamin C

sebagai pembanding. Hasil penetapan kadar vitamin C dalam infused water buah

kiwi menunjukan bahwa kadar vitamin C yang tertinggi pada suhu 24-270C

adalah pada jam ke 12 yaitu 61 mg, dan pada suhu 2-50C adalah pada jam ke 6

yaitu 44 mg. Hasil uji aktivitas antioksidan larutan ekstrak diperoleh IC50 sebesar

217,41 ppm dan nilai IC50 vitamin C sebesar 7,8 ppm.

Kata Kunci : Infused Water Buah Kiwi, Vitamin C, 2,2 difenil-1-pikrilhidrazil,

Spektrofotometer UV-Vis, Antioksidan

Page 6: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

iv

ABSTRACT

Various adverse effects to health caused by instant drinks such as soft drinks and

canned beverages can make infused water as an alternative health-friendly

beverage so it is safe for everyday consumption. Infused water with additional

pieces of fruit rich in vitamin C and antioxidants one of them is infused water kiwi

fruit (Actinidia deliciosa (A.Chev) C.F Liang & A.R Ferguson). This study aims to

determine the effect of time and temperature different to levels of vitamin C in

kiwi fruit infused water and to know the antioxidant activity of kiwi fruit extract.

Antioxidant activity was obtained by using the DPPH free radical retardant

method (1,1 diphenyl-1-picrylhydrazyl) and the determination of vitamin C

content was performed using UV-Vis spectrophotometric method at 264 nm

wavelength. Test the antioxidant activity and the determination of vitamin C levels

in the infused water of kiwi fruit using vitamin C as a comparison. The result of

determination of vitamin C content in infused water of kiwi fruit showed that the

highest vitamin C level at 24-27 0C was at 12

th time that is 61 mg, and at

temperature of 2-5 0C was at 6

th time that was 44 mg. Result of antioxidant

activity test of extract that obtained IC50 equal to 217,41 ppm and IC50 vitamin C

value equal to 7,8 ppm.

Keywords: Infused Water Kiwifruit, Vitamin C, 2,2 diphenyl-1-picrilhidrazil, UV-

Vis Spectrophotometer, Antioxidant

Page 7: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

ABSTRAK ......................................................................................................... iii

ABSTRACT ........................................................................................................ iv

DAFTAR ISI ....................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... x

BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1

1.2 Identifikasi Masalah ........................................................................ 3

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 3

1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................... 3

1.5 Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 5

2.1 Infused Water .................................................................................. 5

2.2 Buah Kiwi ....................................................................................... 6

2.2.1 Klasifikasi .............................................................................. 7

2.2.2.Morfologi ............................................................................... 8

2.2.3 Kandungan ............................................................................. 8

2.2.4 Manfaat .................................................................................. 8

2.3 Vitamin C ........................................................................................ 9

2.3.1 Fungsi Vitamin C ................................................................... 9

2.3.2 Analisis Kadar Vitamin C .................................................... 10

2.4 Radikal Bebas ............................................................................... 12

2.5 Antioksidan ................................................................................... 13

Page 8: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

vi

2.5.1 Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode DPPH ............... 13

2.5.2 IC50 ....................................................................................... 15

2.6 Spektrofotometri UV-Vis .............................................................. 15

2.6.1 Teori Spektrofotometri UV-Vis ........................................... 15

2.6.2 Komponen Spektrofotometri UV-Vis .................................. 16

2.6.3 Penggunaan Spektrofotometri UV-Vis ................................ 17

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 19

3.1 Bahan Penelitian ........................................................................... 19

3.2 Alat Penelitian ............................................................................... 19

3.3 Metode Penelitian ......................................................................... 19

3.3.1 Pengumpulan Tanaman ........................................................ 19

3.3.2 Determinasi Tanaman .......................................................... 20

3.3.3 Proses Pengolahan Sampel................................................... 20

3.3.4 Penyiapan Larutan Iodin 0,1 N ............................................ 21

3.3.5 Analisis Kualitatif Vitamin C .............................................. 22

3.3.6 Analisis Kuantitatif Vitamin C ............................................ 22

3.3.6.1 Pembuatan Larutan Induk Vitamin C 100ppm ........ 22

3.3.6.2 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Vitamin C

................................................................................ 22

3.3.6.3 Pembuatan Kurva Kalibrasi Vitamin C ................... 22

3.3.6.4 Penentuan Kadar Vitamin C pada Infused Water Buah

Kiwi ........................................................................ 23

3.3.7 Uji Aktivitas Antioksidan .................................................... 23

3.3.7.1 Pembuatan Ekstrak ................................................... 23

3.3.7.2 Pembuatan Larutan Uji ............................................ 24

3.3.7.3 Pembuatan Larutan DPPH 40ppm dan Larutan Baku

Pembanding Vitamin C .......................................... 24

3.3.7.4 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum DPPH

40ppm ..................................................................... 24

3.3.7.5 Pengukuran Absorbansi Vitamin C.......................... 25

Page 9: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

vii

3.3.7.6 Pengukuran Absorbansi % Penghambat Sampel ..... 25

3.3.7.7 Pengukuran IC50 (Inhibition Concentration 50%) ... 26

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 27

4.1 Hasil Determinasi Tanaman ........................................................ 27

4.2 Hasil Uji Kualitatif Vitamin C .................................................... 27

4.3 Hasil Uji Kuantitatif Vitamin C .................................................. 28

4.3.1 Panjang Gelombang Maksimum Vitamin C ........................ 28

4.3.2 Hasil Kurva Kalibrasi Vitamin C ......................................... 29

4.3.3 Hasil Pengukuran Absorban Sampel.................................... 30

4.4 Hasil Uji Aktivitas Antioksidan .................................................. 33

4.4.1 Hasil Pemekatan ................................................................... 33

4.4.2 Hasil Pengukuran Panjang Gelombang Maksimum DPPH . 33

4.4.3 Hasil Pengukuran Absorbansi dan Persentase Penghambatan

Vitamin C terhadap Radikal DPPH ................................... 34

4.4.4 Hasil Pengukuran Absorbansi dan Persentase Penghambatan

Sampel terhadap Radikal DPPH ........................................ 36

4.4.5 Hasil Pengukuran IC50 ........................................................ 36

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 38

5.1 Simpulan ...................................................................................... 38

5.2 Saran ............................................................................................ 38

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 39

LAMPIRAN ...................................................................................................... 42

Page 10: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Infused Water ................................................................................... 6

Gambar 2.2 Buah Kiwi ........................................................................................ 7

Gambar 2.3 Struktur Vitamin C ........................................................................... 9

Gambar 2.4 Reaksi Antara DPPH dan Antioksidan .......................................... 14

Gambar 2.5 Diagram Spektrofotometri UV-Vis ................................................ 16

Gambar 4.1 Reaksi Vitamin C dengan Iodium .................................................. 27

Gambar 4.2 Panjang Gelombang Maksimum Vitamin C .................................. 28

Gambar 4.3 Kurva Kalibrasi Vitamin C ............................................................ 29

Gambar 4.4 Hasil Pemekatan ............................................................................. 33

Gambar 4.4 Panjang Gelombang Maksimum DPPH ......................................... 34

Gambar 4.5 Larutan Vitamin C Pembanding + DPPH ...................................... 35

Gambar 4.5 Kurva Baku Regresi Linier Kadar Vitamin C terhadap Radikal DPPH

........................................................................................................ 35

Gambar 4.6 Kurva Regresi Linier Ekstrak Buah Kiwi terhadap Radikal

DPPH……………… ...................................................................... 36

Page 11: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Rancangan Percobaan Kombinasi Antara Faktor Variasi Suhu (S) dan

Faktor Variasi Waktu (W) ................................................................. 21

Tabel 4.1 Hasil Uji Kualitatif Vitamin C dan Sampel ....................................... 28

Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Absorban Larutan Baku Vitamin C pada Panjang

Gelombang Maksimum 264 nm ........................................................ 29

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Kadar Vitamin C pada Infused Water Buah Kiwi

Suhu 24-27 0C .................................................................................... 30

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Kadar Vitamin C pada Infused Water Buah Kiwi

Suhu 2-5 0C ........................................................................................ 31

Tabel 4.5 Hasil Rendemen Ekstrak .................................................................... 33

Tabel 4.6 Hasil Pengukuran Absorban Vitamin C terhadap Radikal DPPH ..... 35

Tabel 4.7 Hasil Pengukuran Absorban Infused Water Buah Kiwi terhadap Radikal

DPPH ................................................................................................. 36

Tabel 4.8 Persamaan Garis Linier dan Nilai IC50 Sampel ................................. 37

Page 12: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I. Diagram Alur Penelitian ........................................................... 42

Lampiran II. Hasil Determinasi Tanaman ..................................................... 43

Lampiran III. Pemekatan Ekstrak ................................................................... 44

Lampiran IV. Pembuatan Larutan Uji Aktivitas Antioksidan ........................ 45

Lampiran V. Analisis Kualitatif Vitamin C ................................................... 46

Lampiran VI. Perhitungan Kadar Vitamin C ................................................... 47

Lampiran VII. Perhitungan IC50 ........................................................................ 50

Page 13: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Radikal bebas adalah atom atau molekul yang sifatnya sangat tidak stabil

dan sangat reaktif, serta merusak jaringan. Adanya elektron yang tidak

berpasangan menyebabkan senyawa tersebut sangat reaktif untuk mencari

pasangannya, dengan cara menyerang dan mengikat molekul yang ada di

sekitarnya. Radikal bebas berasal dari luar tubuh maupun dihasilkan selama

proses metabolisme dalam tubuh (Hernani dan Rahardjo, 2005). Senyawa radikal

bebas dapat terbentuk akibat proses kimia yang terjadi dalam tubuh, seperti proses

oksidasi, metabolisme sel, olahraga berlebihan, peradangan dan terpapar polusi

(asap kendaraan, asap rokok, makanan, dan radiasi sinar matahari). Radikal bebas

dapat mengganggu kesehatan kita seperti mulai dari kerusakan sel atau jaringan,

kanker, penyakit hati, jantung, penuaan dini, dan kardiovaskuler (Hernani dan

Rahardjo, 2005).

Aktivitas radikal bebas dapat diredam oleh antioksidan. Antioksidan

adalah suatu senyawa yang dapat menghambat terjadinya reaksi oksidasi, dengan

cara mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif (Winarsi, 2007).

Vitamin C stabil dalam suasana asam tetapi mudah rusak oleh oksidasi,

alkali, panas dan logam seperti zat besi dan tembaga. Vitamin C bagi tubuh adalah

sebagai antioksidan yang bekerja menghalangi beberapa kerusakan yang

Page 14: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

2

disebabkan oleh radikal bebas dan menghambat reaksi oksidasi pada tubuh yang

menyebabkan terjadi radikal bebas yang sangat aktif dan dapat merusak struktur

fungsi sel namun reaktivitas radikal bebas dapat dihambat oleh sistem antioksidan

yang melengkapi sistem kekebalan tubuh (Winarsi, 2007).

Berbagai efek buruk bagi kesehatan yang ditimbulkan oleh minuman

instan seperti minuman bersoda dan minuman kaleng berperasa telah menjadikan

infused water sebagai alternatif minuman yang ramah bagi kesehatan sehingga

aman untuk dikonsumsi sehari-hari (Stone, 2014). Infused water adalah air putih

yang diberi tambahan potongan bahan alami seperti buah, sayur, atau herba yang

mengandung antioksidan sehingga memberikan cita rasa alami dan manfaat untuk

kesehatan (Soraya, 2014).

Karakter buah yang cocok untuk dijadikan infused water adalah buah yang

tidak mengandung alkohol. Beberapa jenis buah yang disarankan untuk dijadikan

infused water adalah jeruk, lemon, strawberry, anggur, kiwi, melon dan apel

(Murtie dkk., 2014).

Salah satu alternatif antioksidan alami yang cukup potensial adalah buah

kiwi (Actinidia deliciosa (A.Chev) C.F Liang & A.R Ferguson). Kandungan

nutrisi dalam 100 g buah kiwi adalah air 83%, karbohidrat 15 g, protein 1 g,

Vitamin C 92,7 mg, Vitamin E 1,5 mg, (USDA: 2016). Antioksidan pada buah

kiwi antara lain vitamin C, klorofil a dan b, β karoten, dan beberapa senyawa

fenolik.

Berdasarkan potensi yang dimiliki buah kiwi sebagai antioksidan alami

serta kandungan vitamin C, maka buah kiwi banyak dipilih untuk dijadikan

Page 15: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

3

infused water. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu dan

suhu air terhadap kadar vitamin C pada infused water buah kiwi menggunakan

metode Spektrofotometri UV-Vis dan aktivitas antioksidan buah kiwi dengan

menggunakan pereaksi DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil).

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini

adalah :

1. Apakah pengaruh suhu dan waktu penyimpanan dapat mempengaruhi

kadar vitamin C dan aktivitas antioksidan dalam infused water buah kiwi ?

2. Berapa nilai IC50 ekstrak buah kiwi jika dibandingkan dengan IC50 vitamin

C ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :

1. Mengetahui pengaruh suhu dan waktu penyimpanan dapat mempengaruhi

kadar vitamin C dan aktivitas antioksidan dalam infused water buah kiwi.

2. Mengetahui nilai IC50 ekstrak buah kiwi jika dibandingkan dngan IC50

vitamin C.

Page 16: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

4

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk memberikan informasi ilmiah mengenai

pengaruh suhu dan waktu penyimpanan terhadap kadar vitamin C dan aktivitas

antioksidan yang terkandung di dalam infused water buah kiwi.

1.5 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei hingga Juli 2017 di

Laboratorium Instrumen, Jurusan Farmasi, Fakultas MIPA, Universitas Al-

Ghifari, Bandung.

Page 17: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Infused Water

Infused water adalah air putih yang diberi beberapa potongan buah, sayur,

dan herbal sehingga air putih yang tadinya tawar memiliki aroma, rasa dan warna

yang khas sesuai dengan bahan-bahan yang dilarutkan (di infus) pada air putih

tersebut. Beberapa jenis buah yang dapat dijadikan infused water adalah jeruk,

lemon, strawberry, anggur, kiwi, melon dan apel. Buah-buahan ini mengandung

antioksidan dan zat gizi seperti mineral, serat dan vitamin A, B, C, D, E, K dan

polifenol (Hindah, 2014).

Disisi lain jus atau minuman berkarbonasi dalam kemasan memang

memiliki rasa yang nikmat dan warna yang menarik, tetapi dengan pilihan

material organik tertentu, warna dan aroma dari air dalam infused water disulap

menjadi lebih menarik, bercitarasa dan bernutrisi, sehingga infused water

memiliki nilai jauh lebih baik daripada minuman dalam kemasan. Terlebih

minuman kemasan umumnya ditambahkan pengawet dan memiliki kandungan

gula yang relatif tinggi. Kelebihan infused water dibandingkan minuman dalam

kemasan adalah bebas tambahan gula dan pengawet buatan (Feri, 2016).

Beberapa manfaat dari infused water yaitu :

a. Sebagai detoksifikasi

b. Menyegarkan tubuh

c. Mengganti fungsi ion tubuh

Page 18: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

6

d. Sebagai antioksidan

e. Mengoptimalkan metabolisme tubuh

f. Memperlancar pencernaan

g. Meningkatkan daya tahan tubuh

h. Sebagai alternatif bagi yang tidak suka makan buah

i. Menjaga fokus pikiran

Gambar 2.1. Infused Water

2.2. Buah Kiwi

Buah kiwi mulai dibudidayakan pada tahun 1970 dan saat ini Jepang

memproduksi 40.000 ton buah kiwi per tahun. Selandia Baru merupakan negara

eksportir utama buah kiwi. Buah tersebut diberi nama kiwi karena kulitnya

menyerupai bulu burung kiwi, burung nasional Selandia Baru. Buah kiwi

berbentuk oval dengan panjang kira-kira 5-8 cm, diameter 4-6 cm. Kulit buah

kiwi berwarna coklat hijau. Buah kiwi mempunyai tekstur yang lembut dan

memiliki aroma yang unik (Gambar 2.1). Buah kiwi tumbuh di lereng

pegunungan kawasan hutan atau di antara semak-semak pohon yang rendah

Page 19: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

7

(Oryza, 2011), memiliki lebih dari 60 spesies dari genus Actinidia (Ferguson,

1990). Spesies buah kiwi yang paling umum di dunia adalah Actinidia deliciosa

dan Actinidia chinensis (Rassam dan Laing, 2005).

Gambar 2.2. Buah Kiwi

2.2.1. Klasifikasi

Taksonomi tanaman kiwi dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Ferguson,

1990):

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoiopsida

Ordo : Ericales

Keluarga : Actiisiaceae

Genus : Actinidia

Spesies : Actinidia deliciosa (A.Chev) C.F Liang & A.R Ferguson

Page 20: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

8

2.2.2. Morfologi

Buah kiwi pada umumnya berbentuk oval, dengan ukuran panjang 5-8 cm

dan memiliki diameter 4-5 cm. Kulit buah memiliki warna hijau gelap dan

keemasan dengan memiliki daging buah berwarna hijau terang atau kuning emas,

serta memiliki barisan biji berwarna hitam kecil yang bisa di konsumsi. Buah ini

memiliki tekstur lembut dan memiliki aroma bau yang sangat unik. Kiwi juga

memiliki bulu di bagian permukaan kulit dan terkadang tidak memiliki bulu.

2.2.3. Kandungan

Kandungan gizi buah kiwi per 100 gram mengandung energi 255 kj,

gula 8,99 g, serat 3 g, lemak 0,52 g, protein 1,14 g, lutein dan zeaxanthin 122 µg,

thiamin (vitamin B1) 0,027 mg, riboflavin (vitamin B2) 0,025 mg, niasin (vitamin

B3) 0,341 mg, vitamin B6 0,63 mg, folat (vitamin B9) 25 µg, vitamin C 92,7 mg,

vitamin E 1,5 mg, vitamin K 40,3 µg, kalsium 34 mg, besi 0,31 mg, magnesium

17 mg, natrium 3 mg, zinc 0,14 mg, mangan 0,098 mg, air 83,05 g (Shastri, 2012).

2.2.4. Manfaat

Antioksidan pada buah kiwi antara lain vitamin C, β karoten, klorofil a

dan b, dan senyawa flavonoid. Buah kiwi mengandung banyak fitonutrien serta

vitamin dan mineral yang baik untuk kesehatan. Beberapa manfaat mengkonsumsi

buah kiwi adalah serat sebagai pengendali gula darah, mencegah asma,

perlindungan terhadap degenerasi makula, mengurangi kadar lemak darah

(Whofoods, 2012).

Page 21: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

9

2.3. Vitamin C

Vitamin C atau asam askorbat merupakan salah satu vitamin yang larut

dalam air, sedikit larut dalam alkohol dan gliserol, tetapi tidak dapat larut dalam

pelarut non polar seperti eter, benzen, kloroform, dan lain-lain. Vitamin C

berbentuk kristal putih, tidak berbau, bersifat asam dan stabil dalam bentuk

kering. Memiliki berat molekul 176,13 dan struktur yang mirip dengan struktur

monosakarida tetapi mengandung gugus enadiol yang berfungsi dalam sistem

perpindahan hidrogen yang menunjukkan peranan penting dalam vitamin ini.

Rumus molekul C6H8O6 (Zhang, 2013). Vitamin C juga mudah teroksidasi

terutama jika terpapar cahaya, logam seperti zat besi dan tembaga, pemanasan,

suasana alkalis secara reversibel membentuk asam dehidroaskorbat dan

kehilangan 2 atom hidrogen. Selanjutnya secara berurutan akan berdekomposisi

lagi menjadi beberapa molekul asam dalam larutan sampai menjadi asam oksalat

dengan pH di atas 4 (Tjitro, dkk., 2000).

Gambar 2.3. Struktur Vitamin C (Zhang, 2013)

2.2.1. Fungsi Vitamin C

Vitamin C adalah pereduksi kuat bagi tubuh berperan sebagai

antioksidan yang bekerja menghalangi beberapa kerusakan yang disebabkan oleh

radikal bebas dan menghambat reaksi oksidasi dalam tubuh yang merusak struktur

Page 22: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

10

fungsi sel (Winarsi, 2007). Vitamin C dianggap berperan pula untuk memulihkan

radikal tokoferol quinin menjadi tokoferol tereduksi yang mempunyai efek

sebagai pencegat (interceptor) radikal bebas membran sehingga fungsinya

kembali membaik. Re-reduksi radikal askorbat terjadi secara spontan (dengan

jalan bereaksi sesamanya) atau oleh bantuan NADPH sebagai kofaktor pereduksi

(Wardani, 2012).

Sebagai antioksidan, vitamin C bekerja sebagai donor elektron dengan

cara memindahkan satu elektron ke senyawa logam Cu dan vitamin C juga dapat

menyumbangkan satu elektron ke reaksi biokimia intraseluler dan ekstraseluler.

Menurut Levine tahun 1995 vitamin C mampu menghilangkan senyawa oksigen

reaktif di dalam sel neutrofil, monosit, protein lensa dan retina (Susanto dkk.,

2009). Sedangkan pada jaringan dalam organ tubuh seperti ginjal, liver dan lensa

mata, mengandung vitamin C dengan kadar 10-50 kali lebih besar dibandingkan

dengan yang ada di dalam plasma. Jaringan-jaringan ini diketahui berperan untuk

imun dan sistem endokrin. Pada fungsi sistem imun vitamin C berperan untuk

meningkatkan sistem imun dengan menstimulasi produk interferon (Winarsi,

2007).

2.2.2. Analisis Kadar Vitamin C

Terdapat beberapa metode untuk mengetahui kadar vitamin C diantaranya

adalah metode titrasi dan metode spektrofotometri.

1. Metode Titrasi

Metode titrasi terdiri dari :

Page 23: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

11

a. Iodium

Metode ini paling banyak digunakan, karena murah, sederhana, dan

tidak memerlukan peralatan laboratorium yang canggih. Titrasi ini

memakai iodium sebagai oksidator yang mengoksidasi vitamin C

dan memakai amilum sebagai indikatornya (Wijanarko, 2002).

b. Titrasi 2,6 D (dichloroindophenol)

Metode ini menggunakan 2,6 D dan menghasilkan hasil yang lebih

spesifik dari titrasi iodium. Pada titrasi ini, persiapan sampel

ditambahkan asam oksalat atau asam metafosfat, sehingga

mencegah logam katalis lain mengoksidasi vitamin C. Namun,

metode ini jarang dilakukan karena harga dari larutan 2,6 D dan

asam metafosfat sangat mahal (Wijanarko, 2002).

c. Titrasi asam-Basa

Titrasi Asam-Basa merupakan contoh analisis volumetri, yaitu suatu

cara atau metode yang mnggunakan larutan yang disebut titran dan

dilepaskan dari perangkat gelas yang disebut buret. Bila larutan

yang diuji bersifat basa maka titran harus bersifat asam, dan

sebaliknya (Sastrohamidjojo, 2005).

2. Metode Spektrofotometri

Untuk metode spektrofotometri larutan sampel yang berupa vitamin C

pelarut yang digunakan adalah aquadest dengan panjang gelombang 265

nm diletakkan pada sebuah kuvet yang disinari oleh cahaya UV dengan

panjang gelombang yang sama dengan molekul pada baku pembanding.

Page 24: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

12

Analisis menggunakan metode ini memiliki hasil yang akurat

(Sudarmaji, 2007).

3. HPLC (High Performance Liquid Chromatoraphy)/KCKT

(Kromatograpi Cair Kinerja Tinggi)

Teknik HPLC merupakan suatu metode kromatografi cair-cair yang

dapat digunakan baik untuk keperluan pemisahan maupun analisis

kuantitatif. Analisis kualitatif dengan teknik HPLC didasarkan pada

pengukuran luas area standar. Pada prakteknya, metode pembandingan

area standar dan sampel kurang menghasilkan data yang akurat apabila

hanya melibatkan suatu konsentrasi. Oleh karena itu, dilakukan dengan

menggunakan teknik kurva kalibrasi. Untuk analisis vitamin C

menggunakan HPLC fase gerak yang digunakan adalah methanol pro

HPLC dan aquadest dengan perbandingan 60:40, dengan menunjukkan

peak rata-rata waktu retensi 1,419 menit Setelah itu campuran tersebut

disaring dengan menggunakan filter 0,45 µm yang dibantu dengan

pompa vakum (Wiji, 2010).

2.3. Radikal Bebas

Radikal bebas adalah atom atau molekul yang mengandung satu atau

lebih elektron yang tidak berpasangan pada orbital terluarnya dan bersifat reaktif.

Suatu atom atau molekul akan tetap stabil bila elektronnya berpasangan, untuk

mencapai kondisi stabil tersebut, radikal bebas dapat menyerang bagian tubuh

seperti sel, sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada sel tersebut dan

Page 25: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

13

berimbas pada kinerja sel, jaringan dan akhirnya pada proses metabolisme tubuh.

Radikal bebas dapat berasal dari tubuh makhluk itu sendiri sebagai akibat

aktivitas tubuh seperti aktivitas autooksidasi, oksidasi enzimatik, organel

subseluler, aktivitas ion logam transisi, dan berbagai sistem enzim lainnya

(Darmawan dan Artanti, 2009).

Radikal bebas dalam tubuh pada dasarnya berperan dalam pemeliharaan

kesehatan karena sifatnya yang reaktif untuk mengikat atau bereaksi dengan

molekul asing yang masuk ke dalam tubuh. Ketidakseimbangan antara radikal

bebas dengan antioksidan dalam tubuh dapat menyebabkan terganggunya sistem

metabolisme, hal ini diakibatkan karena sifat radikal bebas yang dapat menyerang

lipid, DNA (Deoxyribo Nucleic Acid), dan protein komponen sel dan jaringan

(Darmawan dan Artanti, 2009).

2.4. Antioksidan

Dalam pengertian kimia, antioksidan adalah senyawa pemberi elektron,

sedangkan dalam pengertian biologis antioksidan merupakan molekul atau

senyawa yang dapat meredam aktivitas radikal bebas dengan mencegah oksidasi

sel (Syahrizal, 2008).

Antioksidan berfungsi sebagai senyawa yang dapat menghambat reaksi

radikal bebas penyebab penyakit karsinogenis, kardiovaskuler, dan penuaan dalam

tubuh manusia. Antioksidan diperlukan karena tubuh manusia tidak memiliki

sistem pertahanan antioksidan yang cukup, sehingga apabila terjadi paparan

Page 26: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

14

radikal berlebihan, maka tubuh membutuhkan antioksidan eksogen (berasal dari

luar) (Apriandi, 2011).

2.4.1. Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode DPPH (1,1-difenil-2-

pikrilhidrazil)

Aktivitas antioksidan suatu senyawa dapat diukur dari kemampuannya

menangkap radikal bebas. Radikal bebas yang biasa digunakan sebagai model

dalam mengukur daya penangkapan radikal bebas adalah DPPH yang merupakan

senyawa radikal bebas yang stabil sehingga apabila digunakan sebagai pereaksi

dalam uji penangkapan radikal bebas cukup dilarutkan. Jika disimpan dalam

keadaan kering dengan kondisi penyimpanan yang baik akan stabil selama

bertahun-tahun (Amelia, 2011).

Metode DPPH adalah metode yang paling sering digunakan untuk

skrining aktivitas antioksidan dari berbagai tanaman obat. Metode peredaman

radikal bebas DPPH didasarkan pada reduksi dari radikal bebas DPPH yang

berwarna oleh penghambat radikal bebas. Prosedur ini melibatkan pengukuran

penurunan serapan DPPH pada panjang gelombang maksimalnya, yang sebanding

terhadap konsentrasi penghambat radikal bebas yang ditambahkan larutan reagen

DPPH. Aktivitas tersebut dinyatakan sebagai konsentrasi efektif (effective

concentration), EC50 atau konsentrasi inhibisi (inhibitory concentration), IC50

(Amelia, 2011).

Page 27: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

15

Gambar 2.4. Reaksi antara DPPH dan Antioksidan

2.4.2. IC50

IC50 adalah bilangan yang menunjukkan konsentrasi ekstrak yang

mampu menghambat aktivitas suatu radikal sebesar 50% (Molyneux, 2004).

Untuk menentukan IC50 diperlukan persamaan kurva standar dari % inhibisi

sebagai sumbu y dan konsentrasi fraksi antioksidan sebagai sumbu x. IC50

dihitung dengan cara memasukkan nilai 50% ke dalam persamaan kurva standar

sebagai sumbu y kemudian dihitung nilai x sebagai konsentrasi IC50. Semakin

kecil nilai IC50 menunjukkan semakin tinggi aktivitas antioksidannya (Molyneux,

2004). Dalam hal ini diharapkan bahwa radikal bebas dapat ditangkap oleh

senyawa antioksidan hanya dengan konsentrasi yang kecil.

2.5. Spektrofotometri UV-Vis

2.5.1. Teori Spektrofotometri UV-Vis

Spektrofotometri UV-Vis adalah pengukuran panjang gelombang dan

intensitas sinar ultraviolet dan cahaya tampak yang diabsorbsi oleh sampel. Sinar

ultraviolet dan cahaya tampak memiliki energi yang cukup untuk mempromosikan

elektron pada kulit terluar ke tingkat energi yang lebih tinggi. Spektrofotometri

Page 28: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

16

UV-Vis mengacu pada hukum Lambert-Beer. Apabila cahaya monokromatik

melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut akan diserap,

sebagian dipantulkan dan sebagian lagi akan dipancarkan (Dachriyanus, 2004).

2.5.2. Komponen Spektrofotonetri UV-Vis

Gambar 2.4. Diagram Spektrofotometri UV-Visible

Komponen-komponen spektrofotometri UV-Vis meliputi :

1. Sumber sinar

Sebagai sumber sinar digunakan lampu deuterium atau lampu hidrogen

untuk pengukuran UV dan lampu tungsten digunakan untuk daerah

visibel.

2. Monokromator

Monokromator digunakan untuk mendispersikan sinar ke dalam

komponen-komponen panjang gelombangnya yang selanjutnya akan

dipilih oleh celah (slit). Monokromator berputar sedemikian rupa

sehingga kisaran panjang gelombang dilewatkan pada sampel sebagai

scan instrumen melewati spektrum.

Page 29: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

17

3. Sistem Optik

Optik-optik dapat didesain untuk mencegah sumber sinar sehingga

sumber sinar melewati 2 kompartemen, suatu larutan blanko dapat

digunakan dalam satu kompartemen untuk mengoreksi pembacaan atau

spektrum sampel. Yang paling sering digunakan sebagai blanko dalam

spektrofotometri adalah semua pelarut yang digunakan untuk melarutkan

sampel atau pereaksi (Rohman, 2007).

2.5.3. Penggunaan Spektrofotometri UV-Visible

2.5.3.1. Analisis Kualitatif

Data spektrum UV-Visibel secara tersendiri tidak dapat dipergunakan

untuk identifikasi kualitatif obat atau metabolitnya. Akan tetapi jika digabung

dengan cara lain seperti spektroskopi infra merah, resonansi atau magnet inti, dan

spektroskopi massa, maka dapat digunakan untuk maksud identifikasi atau

analisis kualitatif suatu senyawa tersebut. Data yang diperoleh dari spektroskopi

UV-Visibel adalah panjang gelombang maksimal, intensitas, efek pH dan pelarut

yang kesemuanya yang dapat diperbandingkan dengan data yang sudah

dipublikasikan (Gandjar dan Rohman, 2007).

2.5.3.2. Analisis Kuantitatif

Dalam aspek kuantitatif, suatu berkas radiasi dikenakan pada cuplikan

(larutan sampel) dan intensitas sinar radiasi diteruskan dan diukur besarannya.

Radiasi yang diserap oleh cuplikan ditentukan dengan membandingkan intensitas

Page 30: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

18

sinar yang diteruskan dengan intensitas sinar yang diserap jika tidak ada spesies

penyerap lainnya. Intensitas atau kekuatan cahaya sebanding dengan jumlah foton

yang melalui suatu satuan luas penampang per detik (Gandjar dan Rohman,

2007).

Hukum Lambert-Beer :

A = log 𝑙𝑜

𝑙𝑡 = ε . b . c = a . b . c

Dimana ;

A : serapan

lo : intensitas sinar datang

lt : intensitas sinar yang diteruskan

ε : absorbtivitas molekuler (mol.cm.lt -1

)

a : daya serap (g.cm.lt -1

)

b : tebal larutan / kuvet

c : konsentrasi (g.lt-1

.mg.ml-1

)

Page 31: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

19

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Bahan Penelitian

Bahan utama yang digunakan adalah buah kiwi. Bahan lain yang

digunakan dalam penelitian ini adalah : serbuk vitamin C, serbuk radikal DPPH

(1,1-difenil-2-pikrilhidrazil), kristal KI, Kristal I2, aquadest, etanol 96%. Bahan

habis pakai : alumunium foil, kertas saring, kertas perkamen.

3.2 Alat Penelitian

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah Spektrovotometri UV-Vis

(Shimadzu Corporation Uv-1800), beaker glasss, lemari pendingin, labu ukur,

gelas ukur, tabung reaksi, batang pengaduk, cawan penguap, water bath,

timbangan digital, oven, vial cokelat, mikro pipet, mikro filter.

3.3 Metode Penelitian

3.3.1 Pengumpulan Tanaman

Buah kiwi yang akan digunakan adalah buah kiwi hijau yang diperoleh

dari Pasar Induk Caringin, Bandung.

Page 32: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

20

3.3.2. Determinasi Tanaman

Determinasi tanaman akan dilakukan di Herbarium Jatinangor,

Laboratorium Taksonomi Tumbuhan, Departemen Biologi, Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Padjajaran, Jatinangor, Sumedang.

3.3.3. Proses Pengolahan Sampel

Buah kiwi sebanyak 100 g dibersihkan dari pengotor, dikupas, kemudian

diiris dimasukkan ke dalam beaker glass yang berisi aquadest sebanyak 500 mL.

Kemudian direndam dengan kombinasi suhu lemari es (20-5

0C) dan suhu ruangan

(240-27

0C) dan lama penyimpanan untuk setiap pengambilan sampel adalah 0, 2,

4, 6, 12, dan 24 jam. Sampel yang diuji diperoleh dengan cara filtrasi. Metode

filtrasi dipilih karena memudahkan pada saat pembacaan absorbansi oleh

spektrofotometri (Karinda dkk., 2013)

Tabel 3.1. Rancangan Percobaan Kombinasi Antara Faktor Variasi

Suhu (S) dan Faktor Variasi Waktu (W)

No. Kombinasi

Perlakuan Variasi Suhu (

0C)

Variasi Waktu

(Jam)

1 S1W1 24-27 0

2 S1W2 24-27 2

3 S1W3 24-27 4

4 S1W4 24-27 6

5 S1W5 24-27 12

6 S1W6 2-5 24

7 S2W1 2-5 0

8 S2W2 2-5 2

9 S2W3 2-5 4

10 S2W4 2-5 6

11 S2W5 2-5 12

12 S2W6 2-5 24

Page 33: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

21

3.3.4. Penyiapan Larutan Iodin 0,1 N

Ditimbang 2,5 g kristal KI lalu dilarutkan dalam 25 mL aquadest.

Kemudian ditimbang 12,67 g kristal I2 dan dimasukkan ke dalam larutan KI

sedikit demi sedikit sampai semuanya larut. Campuran dimasukkan ke dalam labu

ukur 1000 mL dan ditambahkan aquadest sampai tanda batas (Karinda dkk.,

2013).

3.3.5. Analisis Kualitatif Vitamin C

Sebanyak 2 mL larutan sampel, 2 mL larutan vitamin C sebagai larutan

standar, masing-masing ditambahkan 1-3 tetes pereaksi iodin. Hasil positif untuk

senyawa vitamin C ditunjukkan dengan hilangnya warna iodin (Aina dan

Suprayogi, 2011).

3.3.6. Analisis Kuantitatif Vitamin C

3.3.6.1. Pembuatan Larutan Induk Vitamin C 100 ppm

Vitamin C ditimbang sebanyak 5 mg kemudian dimasukkan ke dalam

labu ukur 50 mL dan dilarutkan dengan aquadest sampai tanda batas.

3.3.6.2. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Vitamin C

Dipipet 1 mL larutan induk vitamin C 100 ppm dan dimasukkan ke

dalam labu ukur 10 mL ditambahkan dengan aquadest sampai tanda batas dan

dihomogenkan untuk mendapatkan konsentrasi 10 ppm. Kemudian larutan discan

pada panjang gelombang 200-400 nm dengan menggunakan blanko aquadest.

Page 34: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

22

Nilai panjang gelombang maksimum merupakan panjang gelombang yang

memberikan serapan terbesar dan sama pada setiap konsentrasi.

3.3.6.3. Pembuatan Kurva Kalibrasi Vitamin C

Kurva kalibrasi vitamin C diperoleh dengan mengencerkan larutan

standar induk yang dibuat dengan mengambil 0,25; 0,5; 0,75; 1; 1,25; dan 1,5 mL

dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL ditambahkan dengan aquadest hingga

tanda batas untuk mendapatkan konsentrasi 2,5 ppm, 5 ppm, 7,5 ppm, 10 ppm,

12,5 ppm, dan 15 ppm. Kemudian diukur serapan masing-masing pada panjang

gelombang maksimum yang telah diperoleh. Dibuat kurva kalibrasi dan

persamaan linier untuk uji kuantitatif dari sampel yang mengandung vitamin C.

3.3.6.4. Penentuan Kadar Vitamin C pada Infused Water Buah Kiwi

Pengujian sampel berdasarkan pada metode penentuan kadar vitamin C

dengan spektrofotometri (Wardani, 2012). Sampel vitamin C berupa minuman

infused water buah kiwi yang akan dianalisa dan dipersiapkan terlebih dahulu,

selanjutnya sampel disaring agar mempermudah pada proses pembacaan filtrat.

Sampel diambil berdasarkan waktu-waktu yang telah ditetapkan sesuai prosedur

pengambilan dan dilakukan pengenceran dengan mengambil 1 mL filtrat sampel

kemudian diencerkan ke dalam labu ukur 10 mL dan dihomogenkan. Sampel

diambil sebanyak 3 mL kemudian dilakukan pengukuran absorbansi terhadap

sampel dengan spektrofotometer pada panjang gelombang maksimum yang

diperoleh. Lalu tinggi absorbansi yang ditampilkan pada layar dicatat dan dicari

konsentrasi vitamin C pada sampel dengan menggunakan persamaan garis regresi

Page 35: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

23

dari hasil kurva kalibrasi. Pengukuran sampel dilakukan sebanyak tiga kali

ulangan.

3.3.7. Uji Aktivitas Antioksidan

3.3.7.1. Pembuatan Ekstrak

Setelah dilakukan pengukuran kadar vitamin C maka dipilih salah satu

sampel yang memiliki kadar vitamin C paling tinggi untuk dilakukan ekstraksi.

Sebanyak 100 g buah kiwi yang telah direndam selama 24 jam disaring hingga

jernih kemudian dipekatkan dengan menggunakan cawan penguap diatas water

bath dan dihitung rendemen fraksi.

𝑅𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 = 𝐹𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝐾𝑒𝑛𝑡𝑎𝑙

𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑆𝑖𝑚𝑝𝑙𝑖𝑠𝑖𝑎 𝑥 100%

3.3.7.2. Pembuatan Larutan Uji

Ekstrak buah kiwi ditimbang sebanyak 20 mg, 40 mg, 60 mg, 80mg

dan 100mg kemudian dilarutkan dengan aquadest hingga 100 ml sehingga

diperoleh konsentrasi 200 ppm, 400 ppm, 600 ppm, 800 ppm dan 1000 ppm.

3.3.7.3. Pembuatan Larutan DPPH 40 ppm dan Larutan Baku

Pembanding Vitamin C

a. Pembuatan larutan DPPH 40 ppm yaitu sebanyak 4 mg serbuk DPPH

dilarutkan dengan etanol 96% sampai 100 mL. Larutan DPPH

tersebut ditutup dengan alumunium foil agar terlindung dari cahaya

dan segera digunakan (Evi, dkk., 2007).

Page 36: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

24

b. Pembuatan larutan baku pembanding vitamin C yaitu sebanyak 5 mg

asam askorbat dilarutkan dalam aquadest 50 mL sehingga diperoleh

konsentrasi 100 ppm. Kemudian dibuat larutan seri dengan

konsentrasi 2, 4, 6, 8 dan 10 ppm dipipet 0,2 mL, 0,4 mL, 0,6 mL, 0,8

mL dan 1 mL masukkan ke dalam labu ukur 10 mL kemudian

tambahkan aquadest hingga tanda batas.

3.3.7.4. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum DPPH 40 ppm

Sebanyak 2 mL larutan DPPH 40 ppm ditambahkan 1 mL etanol 96%

dimasukkan dalam tabung reaksi homogenkan dan diamkan selama 30 menit

ditempat terlindung cahaya. Sebagai blanko digunakan etanol 96% sebanyak 3 ml.

Kemudian dilakukan pengukuran panjang gelombang maksimum dengan

spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 400-800 nm (Rahayu, dkk.,

2010).

3.3.7.5. Pengukuran Absorbansi Vitamin C

Larutan vitamin C sebanyak 2 mL dan larutan DPPH sebanyak 3 mL,

dihomogenkan dan diamkan selama 30 menit. Kemudian ukur absorbansi pada

panjang gelombang maksimum DPPH, sebagai blanko digunakan larutan 3 mL

etanol 96% dan 2 mL vitamin C.

3.3.7.6. Pengukuran Absorbansi % Penghambat Sampel

Sampel filtrat infused water buah kiwi yang telah dipekatkan

dilakukan pengenceran menggunakan aquadest dengan konsentrasi 200 ppm, 400

Page 37: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

25

ppm, 600 ppm, 800 ppm dan 1000 ppm. Sebanyak 2 mL hasil pengenceran

dimasukkan kedalam tabung reaksi tambahkan 3 mL larutan DPPH 40 ppm

homogenkan, kemudian diinkubasi selama 30 menit pada suhu 37°C. Campuran

yang telah diinkubasi dimasukkan dalam kuvet sebanyak 3 ml dan diukur

absorbansinya menggunakan spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang

maksimum DPPH yang diperoleh dengan blanko berupa larutan etanol 96% dan

larutan asam askorbat dengan perbandingan 3:2.

3.3.7.7. Pengukuran IC50 (Inhibition Concentration 50%)

Hasil aktivitas antioksidan ekstrak buah kiwi dibandingkan dengan

aktivitas antioksidan larutan baku pembanding vitamin C. IC50 dihitung dari kurva

regeresi liner antara % inhibisi serapan dengan berbagai konsentrasi ekstrak

larutan uji dengan rumus :

% 𝑝𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡 =A DPPH−𝐴 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

A DPPH𝑥 100%

Page 38: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

26

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Determinasi Tanaman

Hasil determinasi yang dilakukan di Laboratorium Taksonomi

Tumbuhan, Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, Universitas Padjadjaran, menunjukan bahwa tanaman yang digunakan pada

penelitian ini adalah benar buah kiwi (Actinidia deliciosa (A. Chev) C.F Liang &

A.R Ferguson). Hasil dapat dilihat pada Lampiran I.

4.2 Hasil Uji Kualitatif Vitamin C

Analisis kualitatif vitamin C menggunakan iodium karena iodium akan

mengoksidasi senyawa-senyawa yang mempunyai potensial reduksi yang lebih

kecil daripada iodium seperti vitamin C (Gandjar dan Rohman, 2012).

Hasil positif kandungan vitamin C adalah warna iodium menghilang dan

warna sampel memudar. Proses menghilangnya warna iodium terhadap vitamin C

standar dan sampel dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1. Reaksi Vitamin C dengan Iodium (Gandjar dan Rohman, 2012)

Page 39: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

27

Reaksi yang terjadi yaitu reaksi oksidasi dan reduksi. Vitamin C bersifat

reduktor dan dioksidasikan oleh iodium dalam suasana asam dan iodium

tereduksi menjadi ion iodida (Hall, 2014). Perbedaan volume iodium

menunjukkan perbedaan kadar vitamin C dalam sampel. Hasil uji kualitatif

vitamin C dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Hasil Uji Kualitatif Vitamin C dan Sampel

Sampel Volume

Sampel (mL)

Volume

Iodium (mL) Hasil

Vitamin C Standar 2 0,15 +

Infused Water Buah

Kiwi 2 0,1 +

4.3 Hasil Uji Kuantitatif Vitamin C

4.3.1. Panjang Gelombang Maksimum Vitamin C

Tahap penelitian diawali dengan memastikan panjang gelombang

maksimum vitamin C yang diukur dari 200-400 nm dan panjang gelombang

maksimum yang diperoleh adalah 264 nm dengan absorban 0,83 seperti pada

gambar 4.2.

Gambar 4.2. Panjang Gelombang Maksimum Vitamin C

Page 40: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

28

Hasil yang didapat dari pengukuran panjang gelombang larutan baku

yang telah dibuat, menunjukkan bahwa baku yang digunakan mendekati hasil

yang spesifik, sesuai dengan literatur yaitu 265 nm (Wahyu, 2011).

4.3.2. Hasil Kurva Kalibrasi Vitamin C

Konsentrasi larutan sampel dapat ditentukan dengan menggunakan kurva

baku dengan cara mengukur absorban sampel kemudian dihitung dengan

menggunakan persamaan regresi linier.

Tabel 4.2. Hasil Pengukuran Absorban Larutan Baku Vitamin C pada

Panjang Gelombang Maksimum 264 nm

No. Konsentrasi

(ppm) Absorban

1 2,5 0,247

2 5 0,348

3 7,5 0,486

4 10 0,599

5 12,5 0,723

6 15 0,844

Gambar 4.3. Kurva Kalibrasi Vitamin C

Page 41: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

29

Persamaan garis yang dihasilkan setelah dilakukan pengukuran Y =

0,0483x + 0,1189 dan koefisiensi korelasi (R2) yaitu 0,9991.

4.3.3. Hasil Pengukuran Absorban Sampel

Hasil pengukuran absorban sampel yang diukur pada panjang gelombang

maksimum vitamin C yaitu 264 nm dan diperoleh kadar vitamin C sampel dengan

memasukkan nilai absorban pada persamaan garis y = 0,0483x + 0,1189 dapat

dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.3. Hasil Perhitungan Kadar Vitamin C pada Infused Water Buah

Kiwi Suhu 24-27 0C

Waktu

Pengam

bilan

Sampel

Replikasi Abs Kadar

(ppm)

Kadar

Rata-

Rata

(ppm)

Kadar

(mg/100g)

Kadar

Rata-Rata

(mg/100g)

0

I 0,303 38,12

37,84

19

19 II 0,301 37,70 19

II 0,301 37,70 19

2

I 0,426 63,58

64,13

32

32 II 0,429 64,20 32

III 0,431 64,62 32

4

I 0,519 82,84

82,91

41

41,3 II 0,519 82,84 41

III 0,520 83,04 42

6

I 0,605 100,64

100,64

50

50 II 0,605 100,64 50

III 0,605 100,64 50

12

I 0,708 121,97

122,24

61

61 II 0,710 122,38 61

III 0,710 122,38 61

24

I 0,657 111,41

111,13

56

56 II 0,655 110,99 56

III 0,655 110,99 56

Page 42: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

30

Tabel 4.4. Hasil Perhitungan Kadar Vitamin C pada Infused Water Buah

Kiwi Suhu 2–5 °C

Waktu

Pengamb

ilan

Sampel

Replikasi Abs Kadar

(ppm)

Kadar

Rata-Rata

(ppm)

Kadar

(mg/100g)

Kadar

Rata-Rata

(mg/100g)

0

I 0,303 38,12

37,84

19

19 II 0,301 37,70 19

II 0,301 37,70 19

2

I 0,373 52,61

52,75

26

26 II 0,374 52,82 26

III 0,374 52,82 26

4

I 0,450 68,55

68,69

34

34 II 0,451 68,76 34

III 0,451 68,76 34

6

I 0,542 87,60

87,60

44

44 II 0,542 87,60 44

III 0,542 87,60 44

12

I 0,523 83,66

83,94

42

42 II 0,525 84,08 42

III 0,525 84,08 42

24

I 0,496 78,07

77,94

39

39 II 0,495 77,87 39

III 0,495 77,87 39

Penentuan kadar vitamin C pada infused water buah kiwi yang diukur

absorbannya dengan menggunakan spektrofotometri Uv-Vis, dimana infused

water disimpan pada suhu ruangan dan suhu dingin selama 24 jam. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa kadar vitamin C pada penyimpanan suhu ruangan

lebih tinggi dibandingkan dengan penyimpanan pada suhu dingin. Dimana kadar

terbesar pada suhu ruangan ditunjukkan pada jam ke 12 sebesar 61 mg, dan pada

suhu dingin kadar terbesar ditunjukkan pada jam ke 6 sebesar 44 mg. Jika

dibandingkan dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Manna

Wassalwa di dalam jurnal infused water kulit pisang menunjukkan hasil yang

sama dimana penyimpanan pada suhu tinggi (37 0C dengan waktu penyimpanan

Page 43: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

31

120 menit) memperlihatkan kadar vitamin C tertinggi diantara perlakuan sampel

lainnya. Hasil tersebut berarti suhu dan waktu penyimpanan mempengaruhi proses

terlarutnya vitamin C yang terkandung didalam buah kiwi untuk larut ke dalam air

(Manna Wassalwa, 2016).

Pada suhu ruangan jam ke 24 terjadi penurunan kadar vitamin C sebesar

8,2%, hal ini disebabkan oleh suhu dan waktu penyimpanan lama dapat

mempercepat proses reaksi yang dapat menyebabkan kerusakan vitamin C (Mana

Wassalwa, 2016), dan sejalan pula dengan penelitian Rosida (tanpa tahun) bahwa

vitamin C mudah teroksidasi dengan oksigen dan proses oksidasi yang dipercepat

oleh suhu tinggi, namun kondisi panas dalam waktu relatif lama dapat merusak

struktur vitamin C. Pada suhu dingin terjadi penurunan kadar vitamin C pada jam

ke 12 sebesar 4,8%, hal ini sesuai dengan penelitian Safaryani dkk (2007) yang

menjelaskan bahwa stabilitas vitamin C biasanya meningkat dengan penurunan

suhu akan tetapi selama proses penyimpanan pada suhu rendah dapat

menyebabkan kerusakan jaringan oleh sebab jaringan tertutup oleh lapisan es.

USDA (2016) menerangkan bahwa dalam 100 g buah kiwi mengandung

vitamin C sebanyak 92,7 mg, maka hanya 65,8 % vitamin C yang diperoleh pada

infused water buah kiwi dengan suhu 24-27 0C dan 47,5 % pada suhu 2-5

0C.

Page 44: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

32

4.4. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan

4.4.1. Hasil Pemekatan

Dari hasil pemekatan 100 g buah kiwi yang direndam dalam 500 mL

aquadest didapatkan sebanyak 13,18 g ekstrak kental dan rendemen sebesar

13,18% yang diperoleh dengan menggunakan rumus :

Rendemen = Ekstrak yang diperoleh

Bobot awal x 100%

= 13,18 g

100 g x 100% = 13,18 %

Tabel 4.5. Hasil Rendemen Ekstrak

Fraksi

Berat

cawan

kosong

(g)

Berat cawan

kosong + Fraksi

kental (g)

Fraksi

kental (g) Rendemen

Air 35,67 48,85 13,18 13,18%

Gambar 4.4. Hasil Pemekatan

4.4.2. Hasil Pengukuran Panjang Gelombang Maksimum DPPH

Larutan DPPH dalam etanol yang berfungsi sebagai kontrol diukur

gelombang dan absorbansinya pada panjang gelombang 400-800 nm dengan

Page 45: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

33

menggunakan alat spektrofotometer UV-Vis. Didapat panjang gelombang DPPH

sebesar 516 nm dengan nilai absorbansi 0,79 untuk konsentrasi 40 ppm.

Gambar 4.5. Panjang Gelombang Maksimum DPPH

4.4.3. Hasil Pengukuran Absorbansi dan Persentase Penghambatan Vitamin

C terhadap Radikal DPPH

Larutan vitamin C yang dibuat dengan konsentrasi 2, 4, 6, 8 dan 10 ppm

masing-masing diambil sebanyak 2 mL ditambah larutan DPPH sebanyak 3 mL

kemudian diukur dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis untuk

mendapatkan absorban. IC50 dihitung dari kurva regresi linier antar %

penghambat serapan dengan berbagai konsentrasi ekstrak larutan uji dengan

rumus :

% 𝑝𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡 =A DPPH − 𝐴 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

A DPPH𝑥 100%

Page 46: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

34

Gambar 4.6. Larutan Vitamin C Pembanding + DPPH

Tabel 4.6. Hasil Pengukuran Absorban Vitamin C terhadap Radikal

DPPH

Konsentrasi

(ppm) Absorbansi

Kontrol Absorbansi

%

Penghambat

Persamaan

( y = bx + a

)

IC50

(ppm)

2

0,79

0,627 20,63

y = 4,671x

+ 13,39 7,8

4 0,512 35,19

6 0,454 42,53

8 0,414 47,59

10 0,307 61,14

Gambar 4.7. Kurva Baku Regresi Linier Kadar Vitamin C terhadap Radikal

DPPH

Page 47: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

35

4.4.4. Hasil Pengukuran Absorbansi Persentase Penghambat Sampel

Sampel berupa filtrat infused water buah kiwi yang telah dipekatkan

diencerkan dengan konsentrasi 200, 400, 600, 800 dan 1000 ppm. Masing-masing

2 mL larutan sampel ditambah dengan 3 mL larutan DPPH 40 ppm yang

dihomogenkan dan diinkubasi selama 30 menit pada suhu 37 0C, kemudian diukur

dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis.

Tabel 4.7. Hasil Pengukuran Absorban Infused Water Buah Kiwi dengan

DPPH

Konsentra

si (ppm) Absorbansi

Kontrol Absorbansi

%

Penghambat

Persamaan (

y = bx + a )

IC50

(ppm)

200

0,79

0,408 48,35

y = 0,0282x

+ 43,869 217, 41

400 0,342 56,71

600 0,311 60,63

800 0,262 66,84

1000 0,225 71,52

Gambar 4.8. Kurva Regresi Linier Ekstrak Buah Kiwi terhadap

Radikal DPPH

4.4.5. Hasil Pengukuran IC50 (Inhibition Concentration 50%)

Dari gambar 4.6, didapat persamaan regresi linier y = 4,671x + 13,39

dengan R2 = 0,9705 sehingga diketahui IC50 = 7,8 ppm. Ini menunjukkan bahwa

Page 48: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

36

untuk menangkap radikal DPPH sebesar 50% diperlukan konsntrasi vitamin C

sebesar 7,8 ppm. Dari gambar 4.7, didapat persamaan regresi linier y = 0,0282x +

43,869 dengan R2 = 0,9868 sehingga diketahui IC50 = 217,41 ppm. Ini

menunjukkan bahwa untuk menangkap radikal DPPH sebesar 50% diperlukan

konsentrasi esktrak sebesar 217,41 ppm. Maka dengan demikian ekstrak infused

water buah kiwi memiliki aktivitas antioksidan kategori sedang, sedangkan untuk

vitamin C memiliki aktivitas antioksidan kategori sangat kuat. Jun et al ( 2003)

dalam penelitiannya, menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan dinyatakan sangat

kuat apabila IC50 < 50 ppm, kuat (IC5050-100 ppm), sedang (IC50 101-250 ppm),

lemah (IC50 251-500 ppm) dan tidak aktif (IC50 > 500 ppm).

Tabel 4.8. Persamaan Garis Linier dan Nilai IC50 Sampel

Sampel Uji Regresi Linier R2

IC50

(ppm)

Vitamin C Y = 4,671x + 13,39 0,9705 7,8

Ekstrak Y = 0,0282x + 43,869 0,9868 217,41

Page 49: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

37

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan ini, disimpulkan bahwa:

1. Kadar vitamin C pada penyimpanan suhu ruangan lebih tinggi dengan

kadar tertinggi ditunjukkan pada jam ke 12 yaitu sebesar 61 mg

dibandingkan dengan penyimpanan pada suhu dingin dengan kadar

tertinggi yang ditunjukkan pada jam ke 6 sebesar 44 mg.

2. Nilai IC50 hasil pemekatan infused water buah kiwi adalah 217,41 ppm

dan nilai IC50 untuk vitamin C adalah 7,8 ppm.

5.2. Saran

Perlu dilakukan penelitian terhadap infused water buah kiwi dengan

metode yang berbeda dan dengan menggunakan buah yang lain sebagai

perbandingan.

Page 50: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

38

DAFTAR PUSTAKA

Aina, M., dan Suprayogi, D., 2011. Uji Kualitatif Vitamin C paga berbagai

Makanan dan Pengaruh Terhadap Pemanasan Volume 3 No 1. “online

–journal.Unja.ac.id., diakses pada 31 Juli 2017.

Amelia, P. 2011. Isolasi Elusidasi Struktur dan Uji Aktivitas Antioksidan

Senyawa dari Daun Garcinia benthami P. Universitas Indonesia. Jakarta.

Apriandi, A. 2011. Aktivitas Antioksidan dan Komponen Bioaktif Keong

Ipong-ipong (Fasciolaria salmo). Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Dachriyanus. 2004. Analisis Struktur Senyawa Organik Secara Spektroskopi.

Universitas Andalas. Padang.

Darmawan, A dan Artanti, N. 2009. Isolasi senyawa Aktif Antioksidan dari

Ekstrak Air Daun Benalu (Dendropothoe pentandra L. Mia.) yang

Tumbuh pada Cemara (Casuarina sp.). Lembaga Ilmu Pengetauan

Indonesia. Jakarta.

Evi Umayah, U., Moch Amrun, H. 2007. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak

Buah Naga (Hylocereus undatus (Haw.) Britt. & Rose). Jurnal Ilmu

Dasar, 8(1): 83-90.

Ferguson, A.R. (ed.). 1990. Kiwifruit: Science and Management. Wellington,

New Zealand: New Zealand Society for Horticultural Science, pp. 415-435.

Feri Sulianta. 2016. Keajaiban Air dan Buah Jadi Satu: Infused Water.

Penerbit Andi. Yogyakarta.

Gandjar, I.G., Rohman, A. 2013. Analisis Obat secara Spektrofotometri dan

Kromatografi. Yogyakarta. Pustaka Pelajar. Hal 473-484.

Gandjar, I.G., Rohman, A. 2012. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta. Pustaka

Pelajar. Hal 153-dan 463.

Hall, J. 2014. Experimental Chemistry. University of Massachuscett. USA. Hal

40.

Hernani dan Raharjo, M., 2005. Tanaman Berkhasiat Antioksidan. Penebar

Swadaya, Jakarta. Hal 9-15

Hindah Muaris. 2014. Infused Water Tren gaya Hidup Minum Air Putih.

Penerbit PT GramediaPustaka Utama. Jakarta.

Page 51: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

39

Jun, M.H.Y., J., Fong, X., Wan, C.S., Yang, C.T., Ho. 2003. Camparison of

Antioxidant Activities of Isoflavones Form Kudzu Root (Puerarua labata

O). Journal Food Science Institute of Technologist. 68: 2117-2122.

Karinda, M., Fatimawali, Gayatri C. 2013. Perbandingan Hasil Penetapan

Kadar Vitamin C Mangga Dodol dengan Menggunakan Metode

Spektrofotometri UV-Vis dan Iodometri. Jurnal Ilmiah Farmasi, 2(1): 86-

89.

Manna Wassalwa, Agustus 2016, “Pengaruh waktu Infusa dan Suhu Air yang

Berbeda Terhadap Aktivitas Antioksidan dan Vitamin C pada Infused

water Kulit Pisang”. Volume 1, hal 107-118, http://PENGARUH SUHU

VIT C pada kulit pisang.pdf, Agustus 2016.

Molyneux, P. 2004. The Use of The Stable Free Radical Diphenylpicrylhydrazil

(DPPH) for Estimating Antioxidant Activity. Songklanakarin Journal of

Science Tchnology. Vol 262 Hal 211-219.

Murtie, A., & Yahya, M. 2014. Cara Asyik Minum Sehat Infused Water.

Penerbit Bhuana Ilmu Populer. Jakarta.

Rahayu, D. S., Kusrini., D., Fachriyah, E., 2010. Penentuan Aktivitas

Antioksidan dari ekstrak Etanol Daun Ketapang (Terminalia catappa

L.,) Dengan Metode DPPH (1,1-difenil-2-pilkrilhidrazil). Semarang.

Jurusan Kimia FMIPA Universitas Dipenogoro. Hal 4.

Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Rosida, D.A.R.A. Tanpa Tahun. Penentuan Aktivitas Antioksidan dan Fenol

Total pada Ekstrak Kulit Buah Pisang (Musa Acuminata Colla).

Makalah Disajikan dalam Seminar Nasional Current Challenge in Drug Use

and Development Tantangan Terkini Perkembangan Obat dan Aplikasi

Klinis.

Safaryani, N., Sri H, Endah D.H. 2007. Pengaruh Suhu dan Lama

Penyimpanan terhadap Penurunan Kadar Vitamin C Brokoli (Brassica

oleracea L). Buletin Anatomi dan Fisiologi, XV(2): 39-45.

Sastrohamidjojo, Hardjono. 2005. Kimia Dasar. Yogyakarta: UGM PRESS.

Syahrizal, D. 2008. Pengaruh Proteksi Vitamin C terhadap Enzim

Transaminas dan Gambaran Hispatologis Hati Mencit yang Dipapar

Plumbum. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Soraya, N. 2014. Infused Water: Minuman Alami Bervitamin & Super Sehat.

Jakarta: Penebar Swadya Grup.

Page 52: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

40

Stone, E.R. 2014. Lose Weight with Infused Water: Easy Recipes for Optimum

Health: How to Boost Energy, Immunity, and Weight Loss with Infused

Water. Speedy Publishing LLC, (Online), (http://bit.ly/1Em7HT7.diakses 5

April 2017 09:45).

Sudarmaji, Slamet dkk. 2007. Prosedur Analisa Untuk Bahan Makanan dan

Pertanian (edisi keempat). Yogyakarta: Liberti.

Susanto, A., Rhona, D., Mardiyani, I. 2009. Vitamin C sebagai Antioksidan.

Surakarta. Universitas Sebelas Maret.

USDA. 2016. The USDA Food Search for Windows. Human Nutrition Research

Center of Agricultural and Service

Wahyu, 2011. Laporan Praktikum Biokimia Vitamin C, tersedia

http://wahyoe-analisiskimia.blogspot.com. 22 November 2012.

Wardani, L.A. 2012. Validasi Metode Analisis dan Penentuan Kadar Vitamin

C pada Minuman Buah Kemasan dengan Spektrofotometri UV-Visible.

Skripsi. Depok: Universitas Indonesia.

Wijanarko, Simon bambang. 2002. Analisa Hasil Pertanian. Malang: Universitas

Brawijaya.

Winarsi, H. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Penerbit Kanisius.

Yogyakarta. Hal 77-81;267-273.

Zhang, yayung. 2013. Ascorbic Acid Plants Biosynthesis, Regulation and

Enchacemeny. Huangzhong Agriculture University. China.

Page 53: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

41

LAMPIRAN I

Diagram Alur Penelitian

Infused

Water

Analisis Kadar

Vitamin C

Pencucian

Perajangan

Perendaman

Spektrofotometer UV-

Vis (Shimadzu

Corporation UV-1800)

Suhu

Dingin (S2)

Suhu

Ruangan (S1)

Filtrat di ambil masing-

masing pada 0, 2, 4, 6,

12, 24 jam

Uji Aktivitas

Antioksidan

Buah Kiwi

Pemekatan

Uji aktivitas antioksidan

dg DPPH

Page 54: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

42

LAMPIRAN II

Hasil Determinasi Tanaman

Page 55: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

43

LAMPIRAN III

Pemekatan Ekstrak

No. Gambar Keterangan

1.

Sampel berupa infused

water buah kiwi suhu

ruangan

2.

Sampel dibagi dalam

beberapa cawan penguap,

kemudian diuapkan di

atas water bath

3.

Diperoleh ekstrak kental

Page 56: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

44

LAMPIRAN IV

Pembuatan Larutan Uji Aktivitas Antioksidan

No. Gambar Keterangan

1.

Larutan DPPH 40 ppm

2.

Larutan vitamin C

ditambah larutan DPPH

40 ppm sebagai

pembanding

3.

Ekstrak kental ditimbang,

lalu dibuat larutan untuk

mendapatkan beberapa

konsentrasi. Kemudian

ditambah larutan DPPH

40 ppm

Page 57: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

45

LAMPIRAN V

Analisis Kualitatif Vitamin C

A. Hasil Uji Kualitatif Larutan Vitamin C + Pereaksi Iodin

B. Hasil Uji Kualitatif Sampel + Pereaksi Iodin

Page 58: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

46

LAMPIRAN VI

Perhitungan Kadar Vitamin C

Persamaan garis : Y = 0,0483x + 0,1189

A. Perhitungan Kadar Vitamin Suhu Ruangan (24-27 0C)

1. Waktu ke-0

I. Absorban : 0,303

a. y = 0,0483x + 0,1189

0,303 = 0,0483x + 0,1189

x = 0,303−0,1189

0,0483 = 3,812

b. Konsentrasi vitamin C dalam sampel = Pengenceran x Konsentrasi

= 10 x 3,812

= 38,12 ppm

c. 500 𝑚𝐿

1000 𝑚𝐿 x 38,12 ppm = 19,06 mg

II. Absorban : 0,301

a. y = 0,0483x + 0,1189

0,301 = 0,0483x + 0,1189

x = 0,301−0,1189

0,0483 = 3,770

b. Konsentrasi vitamin C dalam sampel = Pengenceran x Konsentrasi

= 10 x 3,770

= 37,70 ppm

c. 500 𝑚𝐿

1000 𝑚𝐿 x 37,70 ppm = 18,85 mg

III. Absorban : 0,301

a. y = 0,0483x + 0,1189

0,301 = 0,0483x + 0,1189

x = 0,301−0,1189

0,0483 = 3,770

Page 59: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

47

x = 0,301−0,1189

0,0483 = 3,770

b. Konsentrasi vitamin C dalam sampel = Pengenceran x Konsentrasi

= 10 x 3,770

= 37,70 ppm

c. 500 𝑚𝐿

1000 𝑚𝐿 x 37,70 ppm = 18,85 mg

B. Perhitungan Kadar Vitamin C Suhu Dingin (2-5 0C)

1. Waktu ke-2

I. Absorban : 0,373

a. y = 0,0483x + 0,1189

0,373 = 0,0483x + 0,1189

x = 0,373 − 0,1189

0,0483 = 5,261

b. Konsentrasi vitamin C dalam sampel = Pengenceran x Konsentrasi

= 10 x 5,261

= 52,61 ppm

c. 500 𝑚𝐿

1000 𝑚𝐿 x 52,61 ppm = 26,30 mg

II. Absorban : 0,374

a. y = 0,0483x + 0,1189

0,374= 0,0483x + 0,1189

x = 0,374 − 0,1189

0,0483 = 5,282

b. Konsentrasi vitamin C dalam sampel = Pengenceran x Konsentrasi

= 10 x 5,282

= 52,82 ppm

c. 500 𝑚𝐿

1000 𝑚𝐿 x 52,82 ppm = 26,41 mg

Page 60: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

48

III. Absorban : 0,374

a. y = 0,0483x + 0,1189

0,374 = 0,0483x + 0,1189

x = 0,374 − 0,1189

0,0483 = 5,282

b. Konsentrasi vitamin C dalam sampel = Pengenceran x Konsentrasi

= 10 x 5,282

= 52,82 ppm

c. 500 𝑚𝐿

1000 𝑚𝐿 x 52,82 ppm = 26,41 mg

Page 61: PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP …

49

LAMPIRAN VII

Perhitungan IC50

A. IC50 Vitamin C

y = 4,671x + 13,39

IC5 = Inhibisi 50%

50 = 4,671x + 13,39

x = 50−13,39

4,671

x = 7,8 ppm

B. IC50 Ekstrak

y = 0,0282x + 43,869

IC50 = Inhibisi 50%

50 = 0,0282x + 43,869

x = 50−43,869

0,0282

x = 217,41ppm