tor tenaga ahli procurement3 final

14
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENGADAAN TENAGA AHLI PROCUREMENT (PENGADAAN BARANG DAN JASA) # 3 UNTUK KEGIATAN OPERASIONAL KANTOR KOMITE PERCEPATAN PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR PRIORITAS (KPPIP) Agustus 2014

Upload: muslem

Post on 17-Nov-2015

21 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

1

TRANSCRIPT

  • KERANGKA ACUAN KERJA(KAK)

    PENGADAAN TENAGA AHLI PROCUREMENT(PENGADAAN BARANG DAN JASA) # 3

    UNTUK KEGIATAN OPERASIONAL KANTORKOMITE PERCEPATAN PENYEDIAAN

    INFRASTRUKTUR PRIORITAS(KPPIP)

    Agustus 2014

  • KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)PENGADAAN KONSULTAN PERORANGAN

    TENAGA AHLI PROCUREMENT (PENGADAAN BARANG DAN JASA) # 3UNTUK KEGIATAN OPERASIONAL KANTOR

    KOMITE PERCEPATAN PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR PRIORITAS(KPPIP)

    1. PENDAHULUAN

    Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) bermaksud merekrut beberapakonsultan perorangan untuk membantu KPPIP dalam melaksanakan fungsi-fungsi koordinasi,prioritasi, pengkajian Pra Studi Kelayakan dan debottlenecking, monitoring dan evaluasi,peningkatan kemampuan staf serta sosialisasi program bagi penyediaan infrastruktur prioritasdi Indonesia. Untuk kegiatan pengadaan, KPPIP bermaksud merekrut 3 (tiga) orang TenagaAhli Procurement (Pengadaan Barang dan Jasa), selanjutnya disebut Tenaga Ahli Pengadaan,dengan masing-masing pembagian tugas sebagai berikut:

    1) Tenaga Ahli Pengadaan # 1 bertanggung jawab dalam proses pengadaan yangberkaitan dengan kegiatan revisi/review atau pengulangan/re-do Pra StudiKelayakan yang akan dilaksanakan di bawah KPPIP;

    2) Tenaga Ahli Pengadaan # 2 bertanggung jawab dalam proses pengadaankonsultan perorangan dan kegiatan peningkatan kemampuan SDM dansosialisasi program KPPIP;

    3) Tenaga Ahli Pengadaan # 3 bertanggung jawab dalam proses pengadaanbarang dan jasa yang berkaitan dengan kegiatan operasional kantor harianKPPIP;

    Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini untuk Tenaga Ahli Pengadaan # 3 tersebut diatas yangmenguraikan tentang pendahuluan, latar belakang KPPIP, tujuan dan sasaran kegiatan,lingkup pekerjaan, output dan dokumen yang dihasilkan, kualifikasi yang dibutuhkan, jangkawaktu pelaksanaan, alih pengetahuan, manajemen pelaksanaan kegiatan, fasilitas dariKonsultan dan Pemberi Tugas dan pembiayaan untuk kegiatan ini. Konsultan perlu bekerjasecara penuh waktu (full time) untuk menunjang kegiatan pengadaan KPPIP secaraberkelanjutan.

    2. LATAR BELAKANG

    2.1 Perkembangan Penyediaan Infrastruktur di Indonesia

    2.1.1 Kondisi yang ada

    Indonesia merupakan ekonomi terbesar ke 16 di dunia dengan total produk domestik bruto(PDB) hampir mencapai USD 1 trilyun. Pendapatan per kapita Indonesia diprediksi akanmeningkat menjadi sebesar US$ 14,900 pada tahun 2025 (peringkat 12 dunia) serta US$46,900 pada tahun 2045 (peringkat 7 atau 8 dunia). Jika sesuai dengan rencana Pemerintah,maka Indonesia akan masuk ke dalam negara kategori high income country pada tahun 2025,

  • namun hal ini akan sangat tergantung kepada perkembangan penyediaan infrastruktur diIndonesia.

    Indonesia memiliki semua hal-hal fundamental yang diperlukan untuk mencapai targettersebut berupa sumber daya alam yang berlimpah, lokasi yang strategis, jumlah pendudukyang besar (tenaga kerja dan pasar yang besar), dan lain lain. Namun perlu disadari bahwapotensi yang dimiliki Indonesia untuk menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia tidak sertamerta bisa terwujud. Terdapat tantangan-tantangan yang perlu dihadapi, yaitu sebagaiberikut:

    1) Saat ini Indonesia sedang dilanda fase krisis infrastruktur yang terindikasidari beberapa indikator competitiveness index serta biaya logistik sebagaiberikut:a. Biaya logistik di Indonesia mencapai 17% dari total biaya yang

    dikeluarkan oleh pengusaha. Angka itu tergolong paling boros dibandingbiaya logistik di Malaysia yang hanya 8%, Filipina 7% dan Singapura 6%;

    b. Biaya logistik di Indonesia mencapai 24% dari total Produk DomestikBruto (PDB) dan merupakan biaya logistik paling tinggi di dunia.

    2) Keterbatasan infrastruktur: Berdasarkan Global Competitiveness Report 2010,infrastruktur Indonesia berada pada rangking 82 dari 139 negara danmembaiknya pada tahun 2012 menjadi rangking 76 dari 142 negara, namunpada tahun 2012 memburuk menjadi rangking 78 dari 144 negara.

    3) Keterbatasan ketersediaan anggaran pembiayaan infrastruktur: Anggaraninfrastruktur di Indonesia hanya 3% dari PDB Indonesia, sementara misalnyaPemerintah China menganggarkan setidaknya 8-10% dari PDB.

    Peringkat daya saing infrastruktur di Indonesia meningkat lebih tajam dari posisi 78 di tahun2012 menjadi posisi ke-61 ditahun 2013. Namun nilai investasi di Indonesia pada laporanBank Dunia untuk kuartal kedua tahun 2013 mengalami penurunan yang disebabkan olehpelemahan investasi dalam sektor transportasi serta mesin-mesin dan peralatan asing.Peningkatan daya saing suatu negara berbanding sejajar dengan prospek pertumbuhannya,sedangkan infrastruktur sebagai konektivitas antar pusat pertumbuhan merupakan pendorongadanya pertumbuhan ekonomi. Kondisi pembangunan infrastruktur di Indonesia saat ini tidaksejalan dengan kondisi perekonomian Indonesia. Indeks GCI tersebut diatas menunjukkanbahwa peningkatan daya saing infrastruktur Indonesia masih tidak dapat mengimbangipotensi daya saing Indonesia secara keseluruhan

    Selain itu, defisit enerji dan ketenagalistrikan, khususnya di daerah luar pulau Jawa,menyebabkan Indonesia menjadi kurang menarik bagi para investor untuk mengembangkanbisnis di Indonesia1. Permasalahan ini tentu akan mengganggu kemajuan perusahaan yangakan berinvestasi di Indonesia. Kondisi penyediaan infrastruktur yang kurang memadai saatini merupakan salah satu penyebab utama mengapa ekonomi di Indonesia saat ini kurangkompetitif2.

    Dengan angka-angka tersebut, masih banyak kebutuhan infrastruktur yang belumteranggarkan. Pada skema pembiayaan infrastruktur konvensional, Pemerintah Indonesia

    1Berdasarkan survey yang dikerjakan oleh The Asian Foundation, hampir 50% dari 13.000 perusahaan mengalami

    pemadaman listrik 3 kali dalam seminggu selama tahun 2010-2012.2

    Global Competitiveness Report

  • biasa memenuhi kekurangan anggaran ini dari pinjaman luar negeri. Melihat kondisiperekonomian dunia dan potensi Indonesia, skema pinjaman luar negeri untuk infrastrukturtidak lagi selalu diterapkan oleh Pemerintah dan skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta(KPS) diharapkan dapat menjadi solusi dalam meningkatkan pembiayaan infrastruktur.

    Secara umum, penyediaan infrastruktur di Indonesia terhambat oleh 3 pokok permasalahan,yaitu: (1) Peraturan dan perundangan di bidang infrastruktur yang tidak sinkron dan salingtumpang tindih menghalangi investasi swasta di bidang infrastruktur; (2) Perencanaanpersiapan proyek infrastruktur tidak melibatkan semua stake holder terkait; (3) Pelaksanaanproyek yang buruk karena kurangnya pengawasan terhadap proyek-proyek infrastruktur yangsedang dilaksanakan dan pengambilan keputusan yang tidak efektif terhadap proyek-proyekyang sedang terhambat (bottleneck).

    2.1.2 Usaha-usaha Yang Telah Dilakukan oleh Pemerintah

    Pemerintah Indonesia telah merancang paket-paket peraturan perundang-undangan untukmempercepat penyediaan infrastruktur di Indonesia, diantaranya: (1) Peraturan terkait skemapembiayaan infrastruktur melalui KPS pada Peraturan Presiden No 67 Tahun 2005 yangdirevisi Peraturan Presiden No 56 Tahun 2011; (2) Peraturan untuk percepatan penyediaanlahan untuk kebutuhan publik yang dipayungi oleh Undang-Undang No 2 Tahun 2012 yangmemastikan terselesaikannya pembebasan lahan dalam jangka waktu maksimum 583 hari; (3)Revisi dan perbaikan peraturan infrastruktur secara sektoral untuk mendukung PeraturanPresiden terkait KPS; (4) Pembentukan institusi baru untuk mendukung penyediaaninfrastruktur, seperti: PT. PII sebagai BUMN penjamin risiko KPS dan PT. SMI dan PT. IIFsebagai BUMN pendukung pembiayaan KPS; (5) Beragam dukungan pembiayaan bagiaplikasi skema KPS, seperti: land capping, land revolving fund, Viability Gap Funding,Government Guarantee, dan lain sebagainya. Namun demikian, dalam praktiknya usahapenyediaan infrastruktur masih menemui hambatan/bottlenecks dari tumpang tindihnyakebijakan dan kewenangan yang ada di Indonesia.

    Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 6,8% dan juga bersaing dengan negara lain,pembangunan infrastruktur di Indonesia memerlukan percepatan baik dalam tahap persiapanmaupun konstruksi. Namun yang dibutuhkan bukan hanya percepatan, namun jugapembangunan infrastruktur yang memiliki kualitas baik dan memenuhi standar internasional.Untuk meningkatkan penyediaan infrastruktur di Indonesia tersebut diatas, Pemerintah telahmemutuskan untuk menyusun proyek-proyek infrastruktur prioritas yang mempunyai dampaksecara nasional maupun lokal. Proyek-proyek infrastruktur prioritas yang dipilih akandiberikan perlakuan khusus, misalnya prioritas mendapatkan ijin, alokasi anggaran danbantuan teknis lainnya. Dalam hal ini, diperlukan sebuah kebijakan percepatan penyediaaninfrastruktur yang tepat sasaran dengan menggunakan standar prioritasi dan perencanaanyang matang sehingga Indonesia dapat memanfaatkan momentum untuk bergabung ke dalamnegara-negara emerging market.

    2.1.3 Awal Pembentukan KPPIP

    Pada tahun 2005, pemerintah Indonesia telah membentuk Komite Kebijakan PercepatanPenyediaan Infrastruktur (KKPPI) yang memiliki tugas untuk merumuskan strategi dankoordinasi pelaksanaan percepatan penyediaan infrastruktur. Dalam perjalanannya, KKPPImemerlukan revitalisasi guna menciptakan momentum dalam rangka usaha menyelesaikanisu-isu strategis infrastruktur melalui pengambilan keputusan yang cepat dan memberikan

  • solusi atas akar permasalahan yang ada. Dalam revitalisasi ini, diperlukan fungsi koordinasidalam penyusunan rencana percepatan dan standar kriteria untuk prioritasi dan penyiapanproyek infrastruktur serta pengembangan skema pendanaan KPS. Sebagai revitalisasi dariKKPPI, maka Pemerintah berencana membentuk Komite Percepatan PenyediaanInfrastruktur Prioritas (KPPIP) yang diharapkan dapat terwujud pada tahun 2014 ini. KPPIPakan memiliki fungsi-fungsi koordinasi, prioritasi, pengkajian Pra Studi Kelayakan dandebottlenecking, monitoring dan evaluasi, peningkatan kemampuan staf dan sosialisasiprogram bagi penyediaan infrastruktur prioritas di Indonesia, dimana pengambilan keputusanakan dilaksanakan secara kolektif oleh anggota KPPIP. Sedangkan fungsi-fungsi penyiapanproyek, implementasi proyek, dukungan fiskal dan lainnya akan tetap dijalankan olehKementerian dan Lembaga (K//L) atau instansi terkait.

    Pengambilan keputusan yang cepat dapat dimungkinkan dengan melakukan perampinganstruktur organisasi. Belajar dari pengalaman KPPIP sebelumnya, terdapat 3 komponen kuncipendukung suksesnya implementasi program KPPIP:

    1) Mandat dan fungsi yang spesifik dan jelas:KPPIP hanya akan melaksanakan fungsi prioritasi, Pra Studi Kelayakan(identifikasi awal skema pembiayaan), koordinasi, monitoring,debottlenecking, serta pengambilan keputusan kolektif. Fungsi-fungsipenyiapan proyek, implementasi, dukungan fiskal dan lainnya akan tetapdijalankan oleh K/L atau institusi terkait;

    2) Dukungan regulasi, kewenangan, administratif, dan finansial:KPPIP memiliki mandat yang besar sehingga diperlukan penguatankelembagaan yang mutlak;

    3) Dukungan SDM yang mumpuni:Pelaksana Harian yang diisi oleh PNS maupun non-PNS dengan pengalamanyang relevan di bidangnya merupakan faktor penting terutama dalam upayamempercepat pengambilan keputusan. Pool of experts juga dibutuhkan untukkeahlian spesifik di sektor-sektor infrastruktur (jalan, pelabuhan, bandara,energi, air dan kereta) dan penyusunan standar kriteria prioritasi sertamelaksanakan Pra Studi Kelayakan.

    Dengan terbentuknya KPPIP diharapkan penyediaan infrastruktur strategis dapat dipercepatdengan keterlibatan Pemerintah dari tahap perencanaan, tahap Pra Studi Kelayakan, hinggatahap pembangunan infrastruktur. Dengan demikian diharapkan seluruh proses penyediaanproyek infrastruktur strategis tidak terkendala oleh persoalan-persoalan yang kini ditemuiseperti pengadaan tanah, tata ruang, dan sebagainya. Percepatan penyediaan infrastrukturmelalui KPPIP diharapkan dapat memanfaatkan dengan baik potensi peningkatanperekonomian Indonesia dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Revitalisasi KKPPIdiperlukan untuk menjadi signal positif kepada pasar dan KPPIP perlu melakukan fungsi-fungsi yang belum menjadi fungsi kelembagaan/komite yang sudah ada dan sedapat mungkinmenghindari tumpang-tindih peran dan wewenang dengan kelembagaan/komite yang telahada.

    Saat ini Pemerintah telah memilih 56 proyek infrastruktur prioritas yang ditargetkan untukdirealisasikan hingga tahun 2017 dan akan menjadi fokus pertama dari KPPIP. Pemilihanproyek prioritas ini melibatkan instansi-instansi terkait pembangunan infrastruktur, mulaitingkat kementerian pusat, pemerintah daerah, dunia usaha, hingga masyarakat. Selain itu,

  • pemilihan juga dilakukan secara terintegrasi dengan mempertimbangkan berbagai data ataudokumen infrastruktur yang ada di Indonesia, seperti Sislognas, Blue Book, PPP Book, sertalist-list rencana pembangunan infrastruktur strategis lainnya dari berbagai instansi terkait. Ke56 proyek infrastruktur prioritas ini masuk kedalam prioritas MP3EI, dimana 17 proyekdiantaranya merupakan proyek yang telah siap dan akan didorong oleh KPPIP untukterealisasi pada tahun 2014, sehingga dibutuhkan perencanaan debottlenecking yang matang.Identifikasi detail tentang kebutuhan bantuan dalam rangka penyiapan proyek-proyekinfrastruktur prioritas ini juga menjadi tugas dan fungsi utama dari KPPIP. KedepannyaKPPIP juga memiliki tugas untuk memastikan skema-skema pembiayaan infrastruktur non-konvesional seperti KPS menjadi skema pembiayaan infrastruktur reguler dan menjadi opsi-opsi utama pembiayaan penyediaan infrastruktur.

    2.2 Maksud dan Tujuan KPPIP

    2.2.1 Maksud:

    Pada dasarnya pelaksanaan kegiatan KPPIP dimaksudkan untuk memastikan berjalannyakebijakan percepatan penyediaan infrastruktur melalui koordinasi, prioritasi, evaluasi dandebottlenecking serta knowledge management terhadap setiap kegiatan yang dicanangkandalam proses revitalisasi KPPIP, yaitu meliputi:

    1) Mengkoordinasikan perencanaan dan penyiapan proyek infrastruktur prioritasdengan melibatkan semua stake holder terkait, serta menfasilitasi danmengawasi pelaksanaannya;

    2) Memilih proyek infrastruktur prioritas, mengkaji Pra Studi Kelayakan yangada dan menentukan apakah akan dilakukan revisi (review) atau pengulangan(re-do) Pra Studi Kelayakan, serta menentukan skema pendanaan yangterbaik;

    3) Menyediakan bantuan teknis untuk proyek infrastruktur prioritas yang sedangterhambat (bottleneck) dan bantuan teknis lainnya;

    4) Menyusun formulasi pengembangan strategi, kebijakan, regulasi dan peraturanperundangan di bidang infrastruktur untuk mempercepat penyediaaninfrastruktur prioritas; dan

    5) Menfasilitasi peningkatan kemampuan aparatur negara dan penguatan institusipemerintah yang berhubungan dengan penyediaan infrastruktur prioritas.

    2.2.2 Tujuan Pokok KPPIP Tahun 2014

    Adapun tujuan kegiatan KPPIP pada TA 2014 lebih difokuskan pada:

    1) Menyusun rekomendasi penyempurnaan regulasi dan peraturan perundang-undangan untuk mendukung kegiatan percepatan penyediaan infrastruktur,termasuk restrukturisasi dan penguatan kewenangan KPPIP;

    2) Menyusun prosedur operasi standar (Standard Operation Procedures - SOP)dan standar kualitas persiapan proyek berdasarkan best practice;

    3) Menyusun daftar proyek prioritas;4) Menyusun Rencana Aksi percepatan infrastruktur prioritas dan memastikan

    terlaksananya Rencana Aksi oleh pemangku kepentingan;

  • 5) Mengalokasikan dana kajian hasil Pra Studi Kelayakan (Pre-FS fund) sebagaibentuk dukungan kepada Kementerian/Lembaga dalam persiapan proyekinfrastruktur yang sesuai standar;

    6) Melaksanakan revisi/pengulangan kajian Pra Studi Kelayakan berdasarkanstandar kualitas kajian Pra Studi Kelayakan bersama dengan K/L;

    7) Menyusun rekomendasi kebijakan pembiayaan infrastruktur dengan skemapendanaan alternatif di luar APBN;

    8) Melaksanakan monitoring, evaluasi, dan penyelesaian masalah dari proyekinfrastruktur prioritas;

    9) Menyediakan bantuan teknis untuk proyek infrastruktur prioritas yang sedangterhambat (bottleneck);

    10) Melaksanakan kegiatan sosialisasi dan capacity building tentang standarprosedur dan kualitas kajian persiapan proyek untuk semua proyekinfrastruktur; dan

    11) Memberikan dukungan administrasi, fasilitasi rapat dan konsinyering,perjalanan dinas serta sarana prasarana untuk mendukung pelaksanaan TimPelaksana, Tim Kerja dan Sekretariat KPPIP.

    Sebagai pusat koordinasi dalam penyelenggaraan infrastruktur, KPPIP diharapkan dapatmeningkatkan koordinasi dan kinerja dari K/L atau instansi terkait serta memberikan arahandemi menyelesaikan konflik antar instansi. Kurangnya kapasitas dan pemahaman padakebijakan pemerintah pusat mengenai KPS, mengakibatkan sebagian besar proyek yangditawarkan ke pihak swasta tidak layak finansial dan/atau tidak layak ditawarkan ke pihakswasta. KPPIP dapat menjadi solusi untuk memastikan kelayakan proyek secara finansialdengan melaksanakan Pra Studi Kelayakan yang berkualitas. KPPIP juga diharapkan dapatmemastikan bahwa persiapan proyek oleh K/L atau instansi terkait setelah Pra-StudiKelayakan memenuhi standar kualitas dan membantu K/L atau instansi terkait dalammencapai standar kualitas tersebut dengan mengalokasikan/mendanai konsultan dalam danluar negeri untuk membantu usaha K/L atau instansi terkait jika diperlukan.

    2.2.3 Struktur Organisasi KPPIP

    KPPIP merupakan komite lintas kementerian/lembaga/departemen pemerintah dengansusunan organisasi sebagai berikut:

    1) Komite (Tingkat Menteri): diketuai oleh Menteri Koordinator BidangPerekonomian dengan anggota Ketua Bappenas, Menteri Keuangan danKepala Badan Pertanahan Nasional (BPN);

    2) Tim Pelaksana (Tingkat Wakil Menteri): terdiri dari pembuat keputusandari tingkat Wakil Menteri hingga tingkat Eselon 2. Di tingkat Wakil Menteriterdapat Tim Penanggung Jawab yang terdiri dari Wakil Menteri BAPPENAS,Wakil Menteri Keuangan, Deputi Infrastruktur dan Pengembangan WilayahMenko Perekonomian, dan Deputi Bidang Hak dan Pendaftaran Tanah;

    3) Tim Pelaksana Harian (Eselon 1): akan diketuai oleh Deputi Infrastrukturdan Pengembangan Wilayah Menko Perekonomian dan mempunyai anggotayang terdiri dari Deputi Sarana dan Prasarana Bappenas, Deputi PendanaanPembangunan Bappenas, Kepala BKF,Direktur Jenderal Anggaran, DeputiPengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum, dan Deputi PerencanaanInvestasi BKPM;

  • 4) Tim Teknis (Eselon 2): akan membantu Tim Pelaksana Harian dan diketuaioleh Staf Ahli Menteri Bidang Pengembangan Daerah/Asisten Deputi BidangPerumahan, Pertanahan, dan KPS - Komenko, dan beranggotakan DirekturKPS Bappenas, Direktur Alokasi Dana Pembangunan Bappenas, KepalaPPRF, Direktur Anggaran I sampai III, Kepala Biro Hukum KemenkoPerekonomian, Direktur Pengaturan dan Pengadaan Tanah Pemerintah, danDirektur Perencanaan Infrastrukturyang dalam tugasnya dibantu tenaga ahli;

    5) Sekretariat: diketuai oleh Staf Ahli Menteri Bidang PengembanganDaerah/Asisten Deputi Bidang Perumahan, Pertanahan dan KPS Komenkodan terdiri dari Pejabat Pembuat Komitmen (P2K), Pemegang Uang Muka(PUM) dan Petugas Administrasi (PA) yang bertanggung jawab dalampengelolaan dana APBN dan penandatangan kontrak, serta Unit LayananPegadaan (ULP) dan Pejabat/Unit Penerima Hasil Pekerjaan (UPH) yangbertanggung jawab dalam pelaksanaan proses pengadaan KPPIP; ULP danUPH masing-masing terdiri dari 3 sampai dengan 5 orang staf (termasuk 1orang Ketua);

    6) Tim Konsultan, terdiri dari:

    a. Direktur Program (Team Leader): sebagai pimpinan Tim Konsultanyang melapor kepada Ketua Tim Teknis/ Sekretaris KPPIP untuk hal-halyang berhubungan dengan teknis pelaksanaan pekerjaan dan kepada P2Kuntuk hal-hal yang berhubungan dengan administrasi dan keuangan;;

    b. Tim Pengembangan Kebijakan: terdiri dari 1 orang Tenaga Ahli SeniorKeuangan/Ekonomi, 1 orang Tenaga Ahli Senior PengembanganKebijakan dan Regulasi, 1 orang Tenaga Ahli Senior PengembanganKapasitas, 1 orang Tenaga Ahli Informasi Teknologi (IT) dan 1 orangTenaga Ahli Sumber Daya Manusia (SDM)/Kepegawaian;

    c. Tim Sektoral: terdiri dari 1 orang Tenaga Ahli Senior Sektor Transportasi(Pelabuhan, Airport, Jalan dan Kereta Api) dan 1 orang Tenaga AhliSenior Sektor Listrik, Energi, Telekomunikasi dan Teknologi Informasiatau 1 orang Tenaga Ahli Senior Sektor Air Bersih, Irigasi, PengelolaanLimbah dan Sanitasi;

    d. Tenaga Ahli Muda/Analis, terdiri dari 2 orang Tenaga Ahli Muda/AnalisSektoral, 1 orang Tenaga Ahli Muda/Analis SDM/Kepegawaian dan 1orang Tenaga Ahli Muda/Analis IT dan 1 orang Tenaga AhliKeuangan/Akuntan dan 1 orang Office Manager;

    e. Tim Pengadaan: terdiri dari 1 orang Tenaga Ahli Procurement(Pengadaan Barang dan Jasa) Senior dan 3 (tiga) orang Tenaga AhliProcurement (Pengadaan Barang dan Jasa);

    f. Staf Penunjang: terdiri dari 1 orang Eksekutif Sekretaris, 3 orangBilingual Secretaries, dan 15 orang pegawai tidak tetap (10 orang supirdan 5 orang petugas fotocopy/penjilidan dan pramusaji).

    Struktur organisasi KPPIP adalah sebagai berikut:

  • 3. TUJUAN DAN SASARAN KEGIATAN

    a. Tujuan:

    Sehubungan dengan tujuan KPPIP tersebut diatas, tujuan dari pengadaan Tenaga AhliPengadaan # 3 adalah untuk membantu dan mendukung KPPIP dalam penyiapan danpelaksanaan pengadaan barang dan jasa yang berkaitan dengan kegiatan operasionalkantor KPPIP agar kelancaran usaha pencapaian target kegiatan KKPPI dapat dicapai,meliputi:

    1) Memberi input dalam pembuatan Rencana Pengadaan Barang dan Jasa KPPIP,Jadwal Pengadaan Barang dan Jasa KPPIP, Standar Dokumen Pengadaan(SDP) dan dokumen pengadaan lainnya yang telah disusun oleh Tenaga AhliPengadaan Senior dan akan dilaksanakan oleh pihak ketiga (lelang, maupunmetode pengadaan lainnya), serta membuat revisi terhadap rencana dan jadwalpengadaan, SDP dan dokumen pengadaan lainnya tersebut diatas sesuaidengan kebutuhan dan kemajuan proses pengadaan yang ada;

    2) Memonitor pelaksanaan pengadaan barang dan jasa agar sesuai dengan skema,metode dan jadwal yang telah ditetapkan dan tidak menyalahi peraturan yangberlaku;

    3) Membantu dan memberi input terhadap Laporan Hasil Kajian PengadaanBarang dan Jasa yang akan dikeluarkan secara periodik (tahunan, triwulanandan bulanan) sesuai kebutuhan KPPIP;

    4) Membantu dan memberi input dalam pembuatan pedoman-pedomanpengadaan barang dan jasa untuk mendukung kegiatan operasionalpengelolaan proyek infrastruktur prioritas; dan

  • 5) Membantu mengkaji Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk kegiatanoperasional dan administrasi harian KPPIP.

    b. Sasaran:

    Berkaitan dengan tujuan tersebut diatas, maka sasaran pengadaan Tenaga AhliPengadaan Barang dan Jasa # 3 ini, adalah:

    1) Tersusunnya Rencana Pengadaan Barang dan Jasa KPPIP, Jadwal PengadaanBarang dan Jasa KPPIP, Standar Dokumen Pengadaan dan dokumen pengadaanlainnya yang akan menjadi acuan kerja para tenaga ahli senior dan tenaga ahlimuda sektoral;

    2) Terlaksananya Rencana Pengadaan Barang dan Jasa KPPIP dan JadwalPengadaan Barang dan Jasa KPPIP sesuai dengan SDP yang telah disusun untukmendukung terciptanya kinerja KPPIP dalam pelaksanaan proyek infrastrukturprioritas.

    3) Terlaksananya skema, metode, SDP dan jadwal pengadaan barang dan jasaKPPIP yang telah disusun sesuai dengan peraturan yang berlaku;

    4) Tersusunnya Laporan Hasil Kajian Pengadaan Barang dan Jasa secara periodiksesuai kebutuhan KPPIP;

    5) Terkumpulnya basis data pengadaan barang dan jasa KPPIP sesuai kebutuhanKPPIP dengan up dating terkini.

    6) Tercapainya target-target kegiatan dan kinerja para tenaga ahli senior dan tenagaahli muda sektoral sesuai dengan rencana kerja yang telah ditetapkan.

    4. LINGKUP PEKERJAAN

    Lingkup pekerjaan dari Tenaga Ahli Pengadaan # 3 yang berkaitan dengan kegiatanoperasional kantor KPPIP, secara detail, meliputi:

    1) Memperbaharui (up date) rencana dan jadwal kerja pembuatan pedomansesuai dengan perkembangan terakhir dengan mempertimbangkan arahan danmasukan dari para tenaga ahli senior terkait;

    2) Memonitor pelaksanaan rencana dan jadwal kerja pembuatan pedoman agarmilestone-milestone pada rencana dan jadwal kerja pembuatan pedoman sesuaiwaktu yang dijadwalkan;

    3) Mengumpulkan peraturan-peraturan, pedoman-pedoman dan data-data lainnyasesuai kebutuhan sebagai dasar pemilihan skema dan metode pengadaanbarang dan jasa yang akan dipakai KPPIP;

    4) Membantu menyusun basis data pengadaan barang dan jasa proyek-proyekinfrastruktur prioritas KPPIP untuk menjadi acuan yang sistematis bagi paratenaga ahli senior dalam memilih skema dan metode pengadaan barang danjasa yang sesuai dengan kebutuhan yang ada;

    5) Membuat atau memberi input terhadap pengumuman/iklan dan SDP sertamemperbaiki KAK sesuai pengarahan Tenaga Ahli Pengadaan Senior;

    6) Membantu secara aktif dalam persiapan dan pelaksanaan kegiatan-kegiatanpengadaan seperti penjelasan dokumen tender, rapat evaluasi proposal,negosiasi, dan sebagainya;

  • 7) Memperbaharui dari waktu ke waktu rencana dan jadwal kerja pengadaanbarang dan jasa KPPIP sesuai dengan kemajuan yang telah dicapaiberdasarkan masukan dari para tenaga ahli senior sektoral;

    8) Mendukung tercapainya target-target kegiatan dan kinerja KKPPI dalamproses pemilihan pengadaan barang dan jasa;

    9) Membantu dan memberi input terhadap Laporan Hasil Kajian PengadaanBarang dan Jasa yang akan dikeluarkan secara periodik (tahunan, triwulanandan bulanan) sesuai kebutuhan KPPIP;

    10) Mendukung terpenuhinya kelengkapan dan keakuratan data-data pengadaansehingga dapat dilakukan penentuan kebutuhan pengadaan sesuai kebutuhanpencapaian kinerja KPPIP;

    11) Memonitor pelaksanaan rencana dan jadwal kerja pengadaan sesuai denganskema pengadaan barang dan jasa yang telah disusun dan disepakati bersamadengan para tenaga ahli senior;.

    12) Membantu Tenaga Ahli Pengadaan Senior untuk memenuhi kebutuhandata/analisis para pengambil kebijakan guna melaksanakan kegiatan prosespengadaan sesuai dengan rencana aksi percepatan penyediaan infrastruktur.

    Untuk memenuhi hal-hal tersebut Tenaga Ahli Pengadaan # 3 perlu mengumpulkan data-dataprimer yang dibutuhkan dari KPPIP, khususnya tentang kebutuhan barang dan jasa untukpencapaian kinerja KPPIP, data dari asosiasi-asosiasi terkait, serta berbagai pihak swasta daninstansi pemerintah terkait lainnya, termasuk Pemerintah Daerah. Tenaga Ahli Pengadaan # 3dapat mengumpulkan data secara langsung dengan kunjungan lapangan, maupun denganmetode pengumpulan data lainnya sesuai kebutuhan. Sementara untuk data-data sekunderdapat juga diperoleh dari instansi tersebut diatas dan instansi penyedia data lainny, sepertiBPS dan institusi/badan/lembaga internasional terkait lainnya.

    5. OUTPUT DAN DOKUMEN YANG DIHASILKAN

    1) Laporan Substansi/Teknis:

    Laporan kemajuan pelaksanaan proses pengadaan barang dan jasa yang berkaitandengan kegiatan operasional kantor KPPIP, mencakup laporan tentang:

    a. Rencana Pengadaan Barang dan Jasa KPPIP dan Jadwal Pengadaan Barangdan Jasa KPPIP sesuai dengan kemajuan proses pengadaan barang dan jasaKPPIP yang ada;

    b. Pengumuman/iklan, Standar Dokumen Pengadaan (SDP), Berita Acara dandokumen pengadaan lainnya dari kegiatan2 pengadaan barang dan jasa KPPIPyang telah dilakukan;

    c. Laporan Hasil Kajian Pengadaan Barang dan Jasa secara periodik sesuaikebutuhan KPPIP;

    d. Kumpulan basis data pengadaan barang dan jasa KPPIP sebagai acuansistematis bagi pengambil keputusan dalam melakukan pengadaan barang danjasa KPPIP;

    e. Laporan-laporan lainnya sesuai kebutuhan KPPIP.

  • 2) Laporan Bulanan

    Laporan Administrasi Bulanan terkait kegiatan pengadaan barang dan jasayang telah dilakukan yang akan digunakan sebagai lampiran penagihan kepadaPPK.

    6. KUALIFIKASI YANG DIBUTUHKAN

    Kualifikasi yang dibutuhkan untuk Tenaga Ahli Pengadaan # 3, adalah:

    1) Pendidikan minimal S1 atau setara, lebih diutamakan yang berpendidikan S2,berasal dari institusi terakreditasi baik dalam maupun luar negeri pada bidangManajemen Pendidikan, Manajemen Proyek, Manajemen, Manajemen Bisnis,Teknik Industri, Ekonomi, Ilmu Sosial dan bidang sejenis lainnya;2) Pengalaman kerja minimum 5 tahun dengan 2 tahun pengalaman terkaitmanajemen proyek. Pengalaman dalam menangani pengadaan barang dan jasayang berkaitan dengan operasional dan administrasi kantor akan lebihdiutamakan;

    3) Memiliki kemampuan bahasa Inggris yang memadai, baik tertulis maupunverbal, yang dibuktikan dengan sertifikat dan atau tulisan karya ilmiah danatau bukti-bukti lainnya yang relevan;

    4) Tidak pernah melakukan tindak pidana atau tindak kriminal sesuai denganperaturan perundang-undangan yang berlaku;

    5) Memiliki Nomor Pajak Wajib Pajak (NPWP);6) Memiliki bukti pembayaran pajak penghasilan pada institusi sebelumnya.

    7. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

    Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan ini adalah 4 (empat) bulan kalendar.Diharapkan pekerjaan sudah dapat dimulai pada tanggal 1 Agustus dan berakhir pada tanggal30 Nopember 2014.. Konsultan perlu bekerja secara penuh waktu (full time) sekurang-kurangnya 50 jam per minggu dengan perkiraan input sebesar 4 (empat) Orang Bulan(OB)/Person Month.

    Month 2014Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sept Okt Nov Des

    Perlu diketahui bahwa sesuai rencana jangka panjang yang ada, maka program KPPIP akandilaksanakan selama 3 (tiga) tahun mulai tahun 2014 sampai dengan 2017. PenugasanKonsultan bisa diperpanjang sesuai kebutuhan dengan mempertimbangkan kinerja dan hasilpekerjaan Konsultan sebelumnya serta anggaran yang tersedia.

  • 8. ALIH PENGETAHUAN

    Pemerintah memberikan prioritas yang tinggi untuk menjamin terjadinya alih pengetahuan,kemampuan dan keahlian yang efektif dari Konsultan kepada Tim Pendamping daripemerintah maupun pihak swasta lainnya. Berdasarkan kenyataan, transfer hal-hal teknisdengan efektif membutuhkan staf dengan motivasi yang kuat dan kualifikasi yang memadaiuntuk dapat bekerja sama dengan Konsultan. Sebaliknya Konsultan perlu mengusahakansecara maksimal agar Tim Pendamping dapat menyediakan waktu yang cukup untukmengambil manfaat dengan bekerjasama dengan Konsultan. Konsultan diharapkan dalamkegiatannya dapat melibatkan Tim Pendamping secara maksimal dan menyediakan pelatihandan training secara informal untuk menyebarkan dan memdiskusikan kesimpulan danrekomendasi penting yang telah dihasilkan.

    9. MANAJEMEN PELAKSANAAN KEGIATAN

    Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko) akan bertindak sebagai PemberiTugas dan mengangkat Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang akan menandatanganikontrak dengan Konsultan dan mengelola hal-hal yang berhubungan dengan kontrak danpembiayaan, termasuk memproses tagihan dari Konsultan. PPK akan dibantu oleh tenaga ahliadministrasi yang akan direkrut secara terpisah dalam semua hal yang berhubungan denganmanajemen dan keuangan penugasan ini.

    Konsultan sebagai akan melapor kepada PPK dan Tenaga Ahli Pengadaan Senior dalam halyang berhubungan dengan pelaksanaan teknis pekerjaan dan kepada PPK dalam hal yangberhubungan dengan administrasi dan pembayaran sesuai dengan kontrak yang berlaku.

    10. FASILITAS DARI KONSULTAN

    Selain inputs yang perlu disediakan oleh Konsultan seperti tercantum dalam Bab 4, makaKonsultan juga bertanggung jawab untuk menyediakan kendaraan sendiri untuk pergi ke danpulang dari kantor serta mobile phone dalam rangka pelaksanaan pekerjaan ini.

    11. FASILITAS DARI PEMBERI TUGAS

    Kemenko melalui Tim Teknis/Sekretariat KPPIP dan PPK akan menyediakan beberapafasiltas penunjang dalam rangka pelaksanaan pekerjaan, yaitu:

    1) Menyediakan data, informasi, laporan dan dokumen-dokumen yang tepat danlayak diperlukan oleh Konsultan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan yangefisien dan tepat waktu;

    2) Menyiapkan dan mengadakan rapat sesuai kebutuhan dengan K/L pemerintahdan institusi terkait lainnya sesuai kebutuhan;

  • 3) Menyediakan ruang kantor dan AC yang memadai, termasuk perabot kantor,sambungan/pesawat telpon dan internet;

    4) Menyediakan notebook serta software dalam rangka pelaksanaan pekerjaanini;

    5) Menyediakan kendaraan untuk kegiatan dan perjalanan dalam rangkapelaksanaan penugasan ini sesuai kebutuhan yang ada.

    12. PEMBIAYAAN

    Pembiayaan kebutuhan Tenaga Ahli Pengadaan # 3 ini akan dibebankan pada APBN KPPIPTahun Anggaran 2014 dengan anggran biaya sebesar Rp. 50.000.000 (Lima Puluh JutaRupiah), dengan perincian sebagai berikut:

    Deskripsi Jumlah Waktu Harga Satuan Harga Total

    Tenaga AhliPengadaan # 3

    1 Orang 4 bulan Rp.12.500.000,- Rp.50.000.000,-

    Total Harga Rp.50.000.000,-

    Proses pengadaan ini menggunakan APBN KPPIP Tahun Anggaran 2014.

    Jakarta, Agustus 2014.DEPUTI BIDANG KOORDINASIINFRASTRUKTUR DANPENGEMBANGAN WILAYAH

    LUKY EKO WURYANTO