topologi ekosistem dan kerawanannya
TRANSCRIPT
![Page 1: Topologi Ekosistem Dan Kerawanannya](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081414/55cf9904550346d0339b0c62/html5/thumbnails/1.jpg)
TIPOLOGI EKOSISTEM dan KERAWANANNYA
Kelompok I :
BAYU SAPUTRA
RUDI
STIKES PRIMA JAMBI
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT (JK)
TA. 2012/2013
![Page 2: Topologi Ekosistem Dan Kerawanannya](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081414/55cf9904550346d0339b0c62/html5/thumbnails/2.jpg)
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik
serta hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“TIPOLOGI EKOSISTEM dan KERAWANANNYA ini.
Dengan adanya makalah ini kami bisa saling bertukar pikiran antara satu pengalaman
dengan pengalaman yang lain agar bisa saling melengkapi. Meskipun kami menyadari bahwa ibarat
pepatah “Tiada gading yang tak retak”. Untuk itu mungkin dalam penyusunan makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan, dan kami selaku pembuat makalah ini mengharapkan kritik dan saran
untuk menyempurnakannya.
Akhirnya hanya kepada Allah kami mohon hidayah dan taufik-Nya agar selalu dalam
lindungan-Nya dan semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin..!!
Jambi, 18 JANUARI 2014
Penulis
![Page 3: Topologi Ekosistem Dan Kerawanannya](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081414/55cf9904550346d0339b0c62/html5/thumbnails/3.jpg)
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makhluk hidup di alam ini menempati tempat-tempat tertentu sesuai dengan
habitatnya. Ada yang hidup di air, di tanah/darat, maupun di udara. Tempat hidup di dunia ini
tidak bertambah luas, sementara pertambahan jumlah makhluk hidup relatif bertambah. Hal
ini menyebabkan makin banyaknya makhluk hidup yang menempati permukaan bumi
sehingga ekosistem di muka bumi ini semakin sempit.
Makhluk hidup akan menjalin hubungan saling ketergantungan antar makhluk hidup
di dalam komunitas. Selain itu, makhluk hidup juga akan menjalin hubungan dengan
lingkungannya. Makhluk hidup sangat bergantung kepada lingkungan. Hubungan antara
makhluk hidup dengan lingkungannya akan membentuk ekosistem. Ekosistem merupakan
tempat berlangsungnya hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Oleh karena
itu, sangat perlu memahami konsep tentang ekosistem, komponennya dan cara untuk menjaga
dan melestarikannya agar makhluk hidup dan lingkungannya dapat tetap melangsungkan
hidupnya.
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak
terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga
suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup
yang saling memengaruhi.
Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan
interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju
kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan
anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada.
![Page 4: Topologi Ekosistem Dan Kerawanannya](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081414/55cf9904550346d0339b0c62/html5/thumbnails/4.jpg)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ekosistem
Ekosistem merupakan satuan fungsional dasar dalam ekologi, mengingat didalamnya
tercakup organisme dan lingkungan abiotik yang satu terhadap lainnya saling mempengaruhi
(Soedjiran Resosoedarmo, 1984).
Pengertian ekosistem yang lain adalah hubungan timbal balik antara unsur-unsur
hayati dengan nonhayati yang membentuk sistem ekolog. Ekosistem merupakan suatu
interaksi yang kompleks dan memiliki penyusun yang beragam. Di bumi ada bermacam-
macam ekosistem.
Menurut Undang-Undang RI No. 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup, bahwa ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan
utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan
produktivitas lingkungan hidup.
Lingkungan hidup yaitu kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan
makhluk hidup, termasuk didalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi.
Kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia beserta makhluk hidup lainnya (M.
Djirimu, dkk. 2007).
Menurut Soemarwoto (1997), manusia bersama tumbuhan, hewan dan jasad renik
menempati suatu ruang tertentu. Kecuali makhluk hidup, dalam ruang itu terdapat juga benda
tak hidup, seperti misalnya udara yang terdiri atas bermacam-macam gas, air dalam bentuk
uap, cair dan padat, tanah dan batu. Ruang yang ditempati suatu makhluk hidup bersama
dengan benda hidup dan tak hidup didalamnya disebut lingkungan hidup makhluk hidup.
Tanah dan air merupakan sumber alam yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Apabila kedua sumber tersebut terganggu atau tidak berfungsi sebagaimana
mestinya, akan timbul suatu goncangan. Sebenarnya terjadinya erosi sebagai akibat oleh ulah
manusia. Aktifitas manusia yang demikian ini, mencerminkan ketidakserasian ini antara
manusia dengan lingkungan alamnya. Secara alami proses erosi memang terjadi hampir di
semua daerah aliran sungai. Pada bagian-bagian wilayah tertentu dalam aliran sungai terdapat
erosi yang masih dapat ditoleransi. Erosi yang masih dapat ditoleransi terjadi pada daerah
yang pembentukan tanah dan hilangnya tanah karena erosi terjadi secara seimbang dan
![Page 5: Topologi Ekosistem Dan Kerawanannya](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081414/55cf9904550346d0339b0c62/html5/thumbnails/5.jpg)
kemungkinan besarnya tingkat pembentukan tanah bagian atas jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan tingkat hilangnya solum tanah bagian atas (Chafid fandeli,1992).
B. Susunan Ekosistem
Suatu ekosistem berdasarkan susunan dan fungsinya tersusun dari beberapa
komponen sebagai berikut.
1. Komponen autotrof
Autotrof berasal dari kata Auto yang berarti sendiri, dan trophikos yang berarti
“menyediakan makan” pengertian dari Autotrof adalah organisme yang mampu
menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan
anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia. Komponen autotrof
berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau.
2. Komponen heterotrof
Heterotrof berasal dari kata “Heteros” yang berarti berbeda, dan trophikos yang berarti
makanan). Pengertian dari Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-
bahan organik sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain.
Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.
3. Bahan tak hidup (abiotik)
Bahan tak hidup yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri dari tanah, air, udara, sinar
matahari. Bahan tak hidup merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya
kehidupan, atau lingkungan tempat hidup.
4. Pengurai (dekomposer)
Pengertian dari Pengurai adalah organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik
yang berasal dari organisme mati (bahan organik kompleks). Organisme pengurai
menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang
sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Termasuk pengurai ini adalah
bakteri dan jamur.
Dalam penjelasan yang lain, suatu ekosistem terjadi interaksi atau hubungan antara
makhluk hidup dengan makhluk hidup sejenisnya, dengan makhluk hidup lain jenis, maupun
interaksi dengan lingkungannya berupa makhluk tak hidup, seperti: air, udara, tanah, cahaya
matahari, suhu, angin, dan kelembapan. Komponen ekosistem dibagi menjadi dua macam,
yaitu komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah komponen yang berupa
![Page 6: Topologi Ekosistem Dan Kerawanannya](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081414/55cf9904550346d0339b0c62/html5/thumbnails/6.jpg)
makhluk tak hidup. Sedangkan, komponen biotik adalah komponen yang berupa makhluk
hidup.
1. Komponen Abiotik
Komponen abiotik merupakan komponen ekosistem berupa benda tak hidup yang
terdapat di sekitar makhluk hidup. Komponen abiotik yang berpengaruh pada ekosistem,
antara lain:
a. Cahaya Matahari
Cahaya matahari merupakan faktor abiotik yang terpenting untuk menunjang kehidupan
di bumi. Cahaya matahari merupakan sumber energi bagi tumbuhan yang diperlukan
dalam proses fotosintesis. Cahaya matahari juga memberikan rasa hangat untuk semua
makhluk.
b. Udara
Udara merupakan komponen abiotik yang sangat diperlukan makhluk hidup. Hewan dan
manusia menggunakan oksigen yang terdapat di udara untuk bernapas dan mengeluarkan
karbon dioksida ke udara. Sedangkan, tumbuhan mengambil karbon dioksida dari udara
untuk proses fotosintesis dan menghasilkan oksigen sebagai produk sampingan. Oksigen
ini dilepaskan ke udara untuk digunakan oleh semua makhluk hidup. Dengan demikian,
terjadilah perputaran zat yang berlangsung terus menerus. Peristiwa ini menunjukkan
adanya saling keter-gantungan dan saling membutuhkan antara makhluk hidup dan
lingkungannya.
c. Suhu
Suhu sangat mem pengaruhi lingkungan dan kehidupan makhluk hidup di lingkungan
tersebut. Ada makhluk hidup yang mampu hidup di lingkungan dengan suhu rendah, ada
pula makhluk hidup yang mampu hidup di lingkungan dengan suhu tinggi.
d. Air
Air merupakan faktor abiotik yang sangat penting untuk menunjang suatu kehidupan.
Semua sel dan jaringan terdiri atas air. Air merupakan media pelarut zat-zat yang
dibutuhkan dan media pengangkut dalam tubuh hewan dan tumbuhan. Air juga
merupakan suatu bentuk habitat bagi makhluk hidup, seperti: danau, sungai, dan laut. Air
sangat mempengaruhi proses kehidupan.
e. Tanah
Tanah berfungsi sebagai tempat hidup berbagai makhluk hidup dalam suatu ekosistem.
Di dalam tanah terdapat zat hara yang merupakan mineral penting untuk mempertahankan
![Page 7: Topologi Ekosistem Dan Kerawanannya](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081414/55cf9904550346d0339b0c62/html5/thumbnails/7.jpg)
2. Komponen Biotik
Komponen biotik adalah komponen ekosistem berupa proses di dalam tubuh,
terutama bagi tumbuhan. Jenis tanah yang berbeda menyebabkan organisme yang hidup
di dalamnya berbeda.
Berbagai makhluk hidup yang ada di dalam suatu ekosistem. Tiap komponen
memiliki peranan masing-masing yang erat kaitannya dalam pemenuhan kebutuhan akan
makanan. Hal ini menyebabkan terjadinya keseimbangan di dalam ekosistem Berdasarkan
peranannya di dalam ekosistem, komponen biotik dikelompokkan menjadi tiga macam,
yaitu:
a. Produsen
Di dalam ekosistem semua tumbuhan hijau adalah produsen. Tumbuhan dapat
membuat makanannya sendiri dengan melakukan fotosintesis. Di dalam ekosistem air
yang berperan sebagai produsen adalah fitoplankton, yang merupakan tumbuhan hijau
yang amat kecil yang melayang-layang di dalam air. Fitoplankton selalu
menghasilkan berton-ton makanan yang menjadi sumber makanan bagi hewan-hewan
air yang lain.
b. Konsumen
Manusia dan hewan tidak dapat membuat makanan sendiri. Oleh karena itu, manusia
dan hewan memperoleh makanan dari tumbuhan sehingga disebut konsumen.
Konsumen sangat tergantung pada produsen, begitu juga sebaliknya, konsumen
mempengaruhi kelangsungan hidup produsen. Karbon dioksida dari sisa pernapasan
hewan dan manusia dibutuhkan tumbuhan untuk proses fotosintesis (membuat
makanan). Berdasarkan jenis makanannya, konsumen dibagi menjadi tiga macam,
yaitu herbivora, karnivora, dan omnivora.
1) Herbivora
Herbivora adalah hewan pemakan tumbuhan. Hidupnya sangat bergantung
pada tumbuhan secara langsung. Makhluk hidup yang memakan langsung
tumbuhan disebut juga sebagai konsumen tingkat pertama. Contoh hewan-
hewan pemakan tumbuhan adalah kerbau, domba, kambing, kelinci, sapi, dan
lain sebagainya.
2) Carnivora
Carnivora adalah makhluk hidup yang memakan daging makhluk hidup yang
lain. Biasanya, carnivora memakan makhluk hidup herbivora. Dengan kata
![Page 8: Topologi Ekosistem Dan Kerawanannya](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081414/55cf9904550346d0339b0c62/html5/thumbnails/8.jpg)
lain, carnivora adalah konsumen tingkat kedua. Contoh hewan yang termasuk
carnivora adalah singa, harimau, dan buaya.
3) Omnivora
Makhluk hidup yang memakan tumbuhan dan daging makhluk hidup lain
disebut omnivora. Hewan omnivora merupakan pemakan segalanya
(tumbuhan dan hewan). Contohnya adalah babi dan itik.
c. Pengurai
Pengurai atau dekomposer adalah organisme atau makhluk hidup yang berfungsi
menguraikan sampah atau sisa-sisa makhuk hidup yang mati. Pengurai berfungsi
sebagai penghubung peredaran zat dari konsumen ke produsen. Zat yang telah diambil
oleh konsumen dari produsen akan kembali lagi ke produsen melalui proses
penguraian oleh pengurai. Dengan peristiwa pembusukan ini, zat-zat yang dulu
menjadi bagian dari tumbuhan dan hewan diuraikan dan dirombak. Hasilnya
digunakan oleh tumbuhan untuk membuat makanan. Pengurai terdiri atas makhluk
hidup berukuran kecil yang hidup di tanah, air, maupun di udara. Contohnya bakteri
dan jamur-jamur saprofit.
C. Topologi Ekosistem
Berdasarkan proses terjadinya, ekosistem dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
ekosistem alami dan ekosistem buatan :
a. Ekosistem alami, adalah jenis ekosistem yang terjadi secara alami tanpa campur
tangan manusia. Contoh dari ekosistem alami antara lain ekosistem sungai,
danau, laut, gurun, padang lumut, padang rumput, dan lain-lain.
b. Ekosistem buatan, adalah ekosistem yang sengaja dibuat oleh manusia untuk
keperluan tertentu. Contoh ekosistem buatan antara lain ekosistem sawah,
bendungan, waduk, kebun, hutan produksi, dan lain-lain.
EKOSISTEM ALAMI
Secara garis besar ekosistem alami dibedakan menjadi ekosistem darat dan
ekosistem perairan. Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan
ekosistem air laut.
1. Ekosistem darat
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan.
Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi
beberapa bioma, yaitu sebagai berikut.
![Page 9: Topologi Ekosistem Dan Kerawanannya](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081414/55cf9904550346d0339b0c62/html5/thumbnails/9.jpg)
a. Bioma gurun
Beberapa Bioma gurun terdapat di daerah tropika (sepanjang garis balik) yang
berbatasan dengan padang rumput. Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang dan
curah hujan rendah (25 cm/tahun). Suhu slang hari tinggi (bisa mendapai 45°C)
sehingga penguapan juga tinggi, sedangkan malam hari suhu sangat rendah (bisa
mencapai 0°C). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan
semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai
pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun
dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air.
Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, ular, kadal, katak, dan
kalajengking.
b. Bioma padang rumput
Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik.
Ciri-cirinya adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan hujan turun
tidak teratur. Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat.
Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang
keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra,
singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular.
c. Bioma hutan basah
Bioma Hutan Basah terdapat di daerah tropika dan subtropik. Ciri-cirinya adalah,
curah hujan 200-225 cm per tahun. Species pepohonan relatif banyak, jenisnya
berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi
pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinngi dan berdaun lebat
hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim
mikro (iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme). Daerah tudung cukup
mendapat sinar matahari. Variasi suhu dan kelembapan tinggi/besar; suhu
sepanjang hari sekitar 25°C. Dalam hutan basah tropika sering terdapat tumbuhan
khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara
lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.
d. Bioma hutan gugur
Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang, Ciri-cirinya adalah curah
hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami empat musim
(dingin, semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu
![Page 10: Topologi Ekosistem Dan Kerawanannya](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081414/55cf9904550346d0339b0c62/html5/thumbnails/10.jpg)
rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan
rakoon (sebangsa luwak).
e. Bioma taiga
Bioma taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah
tropik. Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga
merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dap
sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali. Hewannya antara lain
moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada
musim gugur.
f. Bioma tundra
Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub
utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di
daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum,
liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Pada
umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.
Hewan yang hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada yang datang pada
musim panas, semuanya berdarah panas. Hewan yang menetap memiliki rambut
atau bulu yang tebal, contohnya muscox, rusa kutub, beruang kutub, dan insekta
terutama nyamuk dan lalat hitam.
2. Ekosistem Air Tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi
cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang
terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua
filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada
umumnya telah beradaptasi. Adaptasi organisme air tawar adalah sebagai berikut.
a. Adaptasi tumbuhan
Tumbuhan yang hidup di air tawar biasanya bersel satu dan dinding selnya kuat
seperti beberapa alga biru dan alga hijau. Air masuk ke dalam sel hingga
maksimum dan akan berhenti sendiri. Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai
(Nymphaea gigantea), mempunyai akar jangkar (akar sulur). Hewan dan
tumbuhan rendah yang hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan
tekanan osmosis lingkungan atau isotonis.
![Page 11: Topologi Ekosistem Dan Kerawanannya](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081414/55cf9904550346d0339b0c62/html5/thumbnails/11.jpg)
b. Adaptasi hewan
Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang bergerak
aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang hidup di
ekosistem air tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis
melakukan osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya
melalui sistem ekskresi, insang, dan pencernaan.
Habitat air tawar merupakan perantara habitat laut dan habitat darat. Penggolongan
organisme dalam air dapat berdasarkan aliran energi dan kebiasaan hidup.
a. Berdasarkan aliran energi, organisme dibagi menjadi autotrof (tumbuhan), dan fagotrof
(makrokonsumen), yaitu karnivora predator, parasit, dan saprotrof atau organisme yang
hidup pada substrat sisa-sisa organisme.
b. Berdasarkan kebiasaan hidup, organisme dibedakan sebagai berikut.
1) Plankton; terdiri atas fitoplankton dan zooplankton; biasanya melayang-layang
(bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air.
2) Nekton; hewan yang aktif berenang dalam air, misalnya ikan.
3) Neuston; organisme yang mengapung atau berenang di permukaan air atau bertempat
pada permukaan air, misalnya serangga air.
4) Perifiton; merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat/bergantung pada tumbuhan
atau benda lain, misalnya keong.
5) Bentos; hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada endapan. Bentos
dapat sessil (melekat) atau bergerak bebas, misalnya cacing dan remis.
Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir. Termasuk
ekosistem air tenang adalah danau dan rawa, termasuk ekosistem air mengalir adalah sungai.
a. Danau
Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luasnya mulai dari
beberapa meter persegi hingga ratusan meter persegi. Di danau terdapat pembagian
daerah berdasarkan penetrasi cahaya matahari. Daerah yang dapat ditembus cahaya
matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut daerah fotik. Daerah yang tidak tertembus
cahaya matahari disebut daerah afotik. Di danau juga terdapat daerah perubahan
temperatur yang drastis atau termoklin. Termoklin memisahkan daerah yang hangat di
atas dengan daerah dingin di dasar.
![Page 12: Topologi Ekosistem Dan Kerawanannya](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081414/55cf9904550346d0339b0c62/html5/thumbnails/12.jpg)
Komunitas tumbuhan dan hewan tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan
jaraknya dari tepi. Berdasarkan hal tersebut danau dibagi menjadi 4 daerah sebagai
berikut.
1) Daerah litoral
Daerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan optimal.
Air yang hangat berdekatan dengan tepi. Tumbuhannya merupakan tumbuhan air
yang berakar dan daunnya ada yang mencuat ke atas permukaan air. Komunitas
organisme sangat beragam termasuk jenis-jenis ganggang yang melekat (khususnya
diatom), berbagai siput dan remis, serangga, krustacea, ikan, amfibi, reptilia air dan
semi air seperti kura-kura dan ular, itik dan angsa, dan beberapa mamalia yang sering
mencari makan di danau.
2) Daerah limnetik
Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat ditembus
sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai fitoplankton, termasuk ganggang dan
sianobakteri. Ganggang berfotosintesis dan bereproduksi dengan kecepatan tinggi
selama musim panas dan musim semi.
Zooplankton yang sebagian besar termasuk Rotifera dan udang- udangan kecil
memangsa fitoplankton. Zooplankton dimakan oleh ikan-ikan kecil. Ikan kecil
dimangsa oleh ikan yang lebih besar, kemudian ikan besar dimangsa ular, kura-kura,
dan burung pemakan ikan.
3) Daerah profundal
Daerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau. Mikroba dan
organisme lain menggunakan oksigen untuk respirasi seluler setelah mendekomposisi
detritus yang jatuh dari daerah limnetik. Daerah ini dihuni oleh cacing dan mikroba.
4) Daerah bentik
Daerah ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos dan sisa-sisa
organisme mati.
Danau juga dapat dikelompokkan berdasarkan produksi materi organik-nya, yaitu sebagai
berikut :
1) Danau Oligotropik
Oligotropik merupakan sebutan untuk danau yang dalam dan kekurangan makanan,
karena fitoplankton di daerah limnetik tidak produktif. Ciricirinya, airnya jernih
![Page 13: Topologi Ekosistem Dan Kerawanannya](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081414/55cf9904550346d0339b0c62/html5/thumbnails/13.jpg)
sekali, dihuni oleh sedikit organisme, dan di dasar air banyak terdapat oksigen
sepanjang tahun.
2) Danau Eutropik
Eutropik merupakan sebutan untuk danau yang dangkal dan kaya akan kandungan
makanan, karena fitoplankton sangat produktif. Ciri-cirinya adalah airnya keruh,
terdapat bermacam-macam organisme, dan oksigen terdapat di daerah profundal.
Danau oligotrofik dapat berkembang menjadi danau eutrofik akibat adanya materi-
materi organik yang masuk dan endapan. Perubahan ini juga dapat dipercepat oleh aktivitas
manusia, misalnya dari sisa-sisa pupuk buatan pertanian dan timbunan sampah kota yang
memperkaya danau dengan buangan sejumlah nitrogen dan fosfor. Akibatnya terjadi
peledakan populasi ganggang atau blooming, sehingga terjadi produksi detritus yang
berlebihan yang akhirnya menghabiskan suplai oksigen di danau tersebut. Pengkayaan danau
seperti ini disebut “eutrofikasi”. Eutrofikasi membuat air tidak dapat digunakan lagi dan
mengurangi nilai keindahan danau.
b. Sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan
jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara
konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan
garis lintang.
Komunitas yang berada di sungai berbeda dengan danau. Air sungai yang mengalir
deras tidak mendukung keberadaan komunitas plankton untuk berdiam diri, karena akan
terbawa arus. Sebagai gantinya terjadi fotosintesis dari ganggang yang melekat dan
tanaman berakar, sehingga dapat mendukung rantai makanan.
Komposisi komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak sungai, dan hilir. Di
anak sungai sering dijumpai Man air tawar. Di hilir sering dijumpai ikan kucing dan
gurame. Beberapa sungai besar dihuni oleh berbagai kura-kura dan ular. Khusus sungai di
daerah tropis, dihuni oleh buaya dan lumba-lumba.
Organisme sungai dapat bertahan tidak terbawa arus karena mengalami adaptasi
evolusioner. Misalnya bertubuh tipis dorsoventral dan dapat melekat pada batu.
Beberapa jenis serangga yang hidup di sisi-sisi hilir menghuni habitat kecil yang bebas
dari pusaran air.
![Page 14: Topologi Ekosistem Dan Kerawanannya](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081414/55cf9904550346d0339b0c62/html5/thumbnails/14.jpg)
3. Ekosistem air laut
Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang.
a. Laut
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion
CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan
penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian
atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air
yang dingin di bagian bawah disebut daerah termoklin. Di daerah dingin, suhu air
laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah permukaan laut tetap subur
dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan air
bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya
rantai makanan yang berlangsung balk. Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan
kedalamannya dan wilayah permukaannya secara horizontal.
Menurut kedalamannya, ekosistem air laut dibagi sebagai berikut :
1) Litoral merupakan daerah yang berbatasan dengan darat.
2) Neretik merupakan daerah yang masih dapat ditembus cahaya matahari sampai
bagian dasar dalamnya ± 300 meter.
3) Batial merupakan daerah yang dalamnya berkisar antara 200-2500 m.
4) Abisal merupakan daerah yang lebih jauh dan lebih dalam dari pantai (1.500-
10.000 m).
Menurut wilayah permukaannya secara horizontal, berturut-turut dari tepi laut semakin
ke tengah, laut dibedakan sebagai berikut.
1) Epipelagik merupakan daerah antara permukaan dengan kedalaman air sekitar
200m.
2) Mesopelagik merupakan daerah dibawah epipelagik dengan kedalam an 200-
1000m. Hewannya misalnya ikan hiu.
3) Batiopelagik merupakan daerah lereng benua dengan kedalaman 200-2.500m.
Hewan yang hidup di daerah ini misalnya gurita.
4) Abisalpelagik merupakan daerah dengan kedalaman mencapai 4.000m; tidak
terdapat tumbuhan tetapi hewan masih ada. Sinar matahari tidak mampu
menembus daerah ini.
5) Hadal pelagik merupakan bagian laut terdalam (dasar). Kedalaman lebih dari
6.000m. Di bagian ini biasanya terdapat lele laut dan ikan Taut yang dapat
![Page 15: Topologi Ekosistem Dan Kerawanannya](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081414/55cf9904550346d0339b0c62/html5/thumbnails/15.jpg)
mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen di tempat ini adalah bakteri yang
bersimbiosis dengan karang tertentu.
Di laut, hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki tekanan osmosis sel yang
hampir sama dengan tekanan osmosis air laut. Hewan tingkat tinggi beradaptasi dengan
cara banyak minum air, pengeluaran urin sedikit, dan pengeluaran air dengan cara
osmosis melalui insang. Garam yang berlebihan diekskresikan melalui insang secara
aktif.
b. Ekosistem pantai
Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah
pasang surut. Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut.
Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat
melekat erat di substrat keras. Daerah paling atas pantai hanya terendam saat
pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis ganggang, moluska, dan
remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting dan burung pantai. Daerah tengah
pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Daerah ini dihuni oleh
ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora dan karnivora,
kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan kecil. Daerah pantai terdalam
terendam saat air pasang maupun surut. Daerah ini dihuni oleh beragam
invertebrata dan ikan serta rumput laut.
Komunitas tumbuhan berturut-turut dari daerah pasang surut ke arah darat
dibedakan sebagai berikut :
1) Formasi pes caprae
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir
adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan
gelombang dan angin; tumbuhan ini menjalar dan berdaun tebal. Tumbuhan
lainnya adalah Spinifex littorius (rumput angin), Vigna, Euphorbia atoto, dan
Canaualia martina. Lebih ke arah darat lagi ditumbuhi Crinum asiaticum
(bakung), Pandanus tectorius (pandan), dan Scaeuola Fruescens (babakoan).
2) Formasi baringtonia
Daerah ini didominasi tumbuhan baringtonia, termasuk di dalamnya Wedelia,
Thespesia, Terminalia, Guettarda, dan Erythrina. Bila tanah di daerah pasang
surut berlumpur, maka kawasan ini berupa hutan bakau yang memiliki akar
![Page 16: Topologi Ekosistem Dan Kerawanannya](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081414/55cf9904550346d0339b0c62/html5/thumbnails/16.jpg)
napas. Akar napas merupakan adaptasi tumbuhan di daerah berlumpur yang
kurang oksigen. Selain berfungsi untuk mengambil oksigen, akar ini juga
dapat digunakan sebagai penahan dari pasang surut gelombang. Yang
termasuk tumbuhan di hutan bakau antara lain Nypa, Acathus, Rhizophora,
dan Cerbera. Jika tanah pasang surut tidak terlalu basah, pohon yang sering
tumbuh adalah: Heriticra, Lumnitzera, Acgicras, dan Cylocarpus.
c. Estuari
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering
dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam.
Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas
ini juga dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang surut aimya. Nutrien dari
sungai memperkaya estuari. Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain
rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain
berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan. Bahkan ada beberapa invertebrata laut
dan ikan laut yang menjadikan estuari sebagai tempat kawin atau bermigrasi untuk
menuju habitat air tawar. Estuari juga merupakan tempat mencari makan bagi
vertebrata semi air, yaitu unggas air.
d. Terumbu karang
Di laut tropis, pada daerah neritik, terdapat suatu komunitas yang khusus yang
terdiri dari karang batu dan organisme-organisme lainnya. Komunitas ini disebut
terumbu karang. Daerah komunitas ini masih dapat ditembus cahaya matahari
sehingga fotosintesis dapat berlangsung. Terumbu karang didominasi oleh karang
(koral) yang merupakan kelompok Cnidaria yang mensekresikan kalsium karbonat.
Rangka dari kalsium karbonat ini bermacammacam bentuknya dan menyusun
substrat tempat hidup karang lain dan ganggang. Hewan-hewan yang hidup di
karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai
invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang.
Herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut,
dan ikan karnivora.
![Page 17: Topologi Ekosistem Dan Kerawanannya](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081414/55cf9904550346d0339b0c62/html5/thumbnails/17.jpg)
Ekosistem Buatan
Secara sederhana, pengertian ekosistem buatan (Man Made-ecosystem) tak lain adalah
suatu ekosistem yang terbentuk berkat rekayasa manusia dalam tujuannya untuk memenugi
pun mencukupi kebutuhan hidup manusia atau penduduk yang semakin hari semakin
meningkat. Ekosistem buatan ini memperoleh subsidi energi dari luar dan baik itu tanaman
maupun hewan akan memperoleh pengaruh besar dari manusia oleh karena itu bisa dikatakan
keanekaragamannya sangat rendah.
Ekosistem buatan ini memiliki ciri khas yaitu komponen ekosistem yang berada di
dalamnya mendapatkan energi dari luar ekosistemnya. contohnya ekosistem aquarium yang
air, oksigen dan makanan berasal dari pemberian si pemilik auqrium. Selain itu, ekosistem
buatan juga memiliki ciri keanekaragaman hayatinya rendah atau kecil, coba lihat saja
ekosistem sawah, kalau tidak padi ya mungkin rumput atau ular dan belalang, sedikit
jenisnya. Sudah gitu, hewan dan tanaman di dalam ekosistem buatan ini biasanya akan
didominasi oleh manusia si pembuat ekosistem tersebut.
Ekosistem buatan memiliki beberapa contoh :
1. Waduk/bendungan
Suatu ekosistem buatan yang berupa bangunan penahan atau penimbun air untuk
berbagai keperluan, misalnya untuk irigasi, pembangkit listrik, tempat rekreasi, dan
sarana olahraga. Selain itu, waduk merupakan ekosistem baru dengan substrat dasar
biasanya berasal dari kebun atau sawah maupun hutan dengan sifat geologi yang
berbeda-beda. Waduk jatiluhur di Jawa Barat contohnya.
2. Hutan Tanaman Produksi
Hutan tanaman merupakan vegetasi yang terdiri atas tanaman budidaya bernilai tinggi
yang dengan sengaja ditanam pada kawasan tertentu. Biasanya jenis tanaman yang
dibudidayakan bernilai tinggi, seperti tanaman jati, mahoni, pinus, dammar, rasamala,
ampupu, manglit, dan puspa.
![Page 18: Topologi Ekosistem Dan Kerawanannya](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081414/55cf9904550346d0339b0c62/html5/thumbnails/18.jpg)
3. Agroekosistem
Agroekosistem merupakan ekosistem yang dengan sengaja dibuat untuk keperluan
pertanian, misalnya sawah irigasi, sawah tadah hujan, sawah surjan, sawah rawa,
sawah pasang surut, perkebunan (teh, kopi kelapa sawit, dan karet), kolam tambak,
ladang, dan pekarangan.
4. Pemukiman
Pemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang
berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan
tempat tinggal atau lingkungan hunian dantempat kegiatan yang mendukung
perikehidupan dan penghidupan. Pemukiman di sini termasuk komplek perumahan,
desa, kota, dll.
Jadi, ekosistem buatan jelas memiliki manfaat yang sengaja untuk manusia. Biasanya
ekosistem buatan ini akan semakin berkembang pesat seiring pertambahan jumlah manusia di
muka bumi yang semakin membludak, akibatnya tidak jarang ekosistem alami menjadi
korban atau sengaja dikorbankan.
D. Kerawanan Ekosistem
1. Kerawanan Ekosistem Darat
Dalam menjalankan kehidupannya, manusia membutuhkan tiga hal pokok.
Kebutuhan pokok tersebut ialah sandang, pangan, dan papan. Semua kebutuhan
manusia tersebut tersedia di alam ini. Manusia dengan ilmu yang dimilikinya,
mengembangkan berbagai teknologi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Akan
tetapi, karena sifat dasar manusia yang tidak pernah puas, banyak manusia yang
mengolah alam dengan teknologi yang dibuatnya, secara tidak terkendali. Manusia
sering tidak memikirkan dampak terhadap keseimbangan lingkungan dan apa yang
terjadi di masa depan. Berikut ini adalah beberapa aktivitas manusia yang dapat
mengubah keseimbangan lingkungan.
a. Penebangan hutan dan perburuan liar
Hutan merupakan paru-paru. Hutan merupakan tempat resapan serta cadangan air
tanah bagi kehidupan makhluk hidup di bumi. Selain itu, hutan merupakan tempat
![Page 19: Topologi Ekosistem Dan Kerawanannya](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081414/55cf9904550346d0339b0c62/html5/thumbnails/19.jpg)
tinggal dan tempat berlindung sebagian besar makhluk hidup. Jika pohon-pohon
di hutan ditebang untuk industri dan pembukaan lahan pertanian secara liar dan
berlebihan, akan berpengaruh terhadap kehidupan yang ada sebelumnya. Daerah
resapan air berkurang, dan suplai oksigen berkurang merupakan akibat
penebangan pohon. Selain itu, hewan yang ada di dalam hutan akan kehilangan
tempat tinggal dan sumber makanan. Apalagi dengan perburuan liar terhadap
hewan hewan, akan semakin merusak lingkungan.
b. Kegiatan Pembangunan
Pembangunan jalan yang melewati hutan dapat merusak lingkungan. Pohon-
pohon yang menjadi tempat tinggal dan sumber makanan hewan ditebang
sehingga hewan tersebut terancam keberadaannya. Aktivitas ini sangat
mengganggu keseimbangan lingkungan. Daerah-daerah di sekitar perbukitan
dapat terkena bencana, seperti banjir dan tanah longsor.Pengeboran minyak dan
penambangan mineral secara terbuka pun akan menimbulkan kerusakan
lingkungan. Akibat kegiatan tersebut cukup sulit untuk ditanggulangi dan
menyebabkan suatu daerah menjadi tidak produktif. Pembangunan pabrik atau
industri juga sangat mempengaruhi lingkungan karena limbah pabrik dapat
mencemari air dan tanah di sekitar pabrik.
c. Pembuangan Limbah dan Sampah
Sebagian besar aktivitas yang dilakukan manusia pasti menghasilkan sampah atau
limbah. Mulai dari limbah rumah tangga, pertanian, transportasi, sampai limbah
industri.Plastik yang digunakan sebagai pembungkus merupakan contoh limbah
rumah tangga. Pestisida jika digunakan berlebihan dapat menjadi limbah
pertanian. Asap kendaraan merupakan limbah transportasi. Adapun contoh
limbah industri berupa limbah cair dan asap.Sampah dan limbah tersebut ada
yang mudah diuraikan dan ada pula yang sulit diuraikan. Jika pengolahan sampah
tidak dilakukan dengan benar, yang terjadi adalah kerusakan lingkungan. Apakah
kamu pernah melihat sungai yang kotor dan bau? Hal itu merupakan hasil
pembuangan sampah dan limbah ke sungai. Akibatnya adalah kerusakan
lingkungan sungai dan akan membunuh makhluk hidup yang ada di sungai.
d. Penggunaan pupuk dan pestisida secara belebihan
Pupuk buatan dan pestisida mengandung zat-zat kimia yang berbahaya. Pupuk
ditambahkan pada tanaman untuk menyediakan mineral-mineral yang diperlukan
tanaman. Pestisida digunakan untuk memberantas hama dan penyakit yang
![Page 20: Topologi Ekosistem Dan Kerawanannya](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081414/55cf9904550346d0339b0c62/html5/thumbnails/20.jpg)
menyerang tanaman. Penggunaan pestisida dan pupuk buatan yang berlebihan
menyebabkan pencemaran tanah dan air, akibatnya beberapa makhluk hidup yang
hidup di tanah dan di air akan terbunuh. Bahkan penggunaan insektisida yang
berlebihan juga membuat serangga kebal terhadap isektisida tersebut sehinnga
serangga makin sulit untuk dibasmi.
2. Kerawanan Ekosistem Air Tawar
Saat ini terlihat ekosistem danau dan sungai tidak dikelola sebagaimana
mestinya. Sebaliknya, untuk memenuhi kepentingan manusia, lingkungan sekitar
danau dan sungai diubah untuk dicocokkan dengan cara hidup dan cara bermukim
manusia, atau bahkan kawasan ini sering dirombak untuk menampung berbagai
bentuk kegiatan manusia seperti permukiman, prasarana jalan, saluran limbah rumah
tangga, tanah pertanian, rekreasi dan sebagainya.
Dengan kondisi tersebut, umumnya permasalahan yang timbul adalah:
a. Tidak jelasnya batas tata ruang pemanfaatan di kawasan danau dan sungai yang
mengakibatkan kerusakan hutan, pendangkalan danau dan sungai secara terus
menerus
b. Tandusnya gunung-gunung di sekitar danau sebagai daerah tangkapan air
mengakibatkan debit air danau dan sungai menurun di musim kemarau dan
banjir di musim hujan.
c. Budidaya perairan danau dan sungai dengan teknik karamba/floating net di
danau dan sungai yang tidak teratur mengakibatkan pencemaran sampah dan
meningkatnya proses penyuburan rumput danau dan sungai yang menyebabkan
tekanan ekologis terhadap habitat beberapa ikan dan biota danau endemik
lainnya, yang terus berlangsung secara intensif.
d. Orientasi komersil masyarakat lokal di kawasan danau dan sungai terhadap
pertanian mengakibatkan monokultur yang tidak ramah lingkungan
e. Tekanan ekonomi secara umum dan kurangnya pemahaman masyarakat lokal
terhadap pelestarian nilai dan potensi sumberdaya alamnya sejak lama
mengakibatkan pengurasan sumberdaya alam dan menurunnya populasi
keanekaragaman hayati endemik di kawasan sekitar danau dan sungai.
![Page 21: Topologi Ekosistem Dan Kerawanannya](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081414/55cf9904550346d0339b0c62/html5/thumbnails/21.jpg)
f. Pengembangan daerah pemukiman, pariwisata, dan pembangunan sarana publik
di kawasan sekitar danau dan sungai yang tidak memperhatikan aspek
lingkungan mengakibatkan perusakan ekosistem daerah aliran sungai (DAS)
secara tidak langsung.
g. Pembuangan limbah industri ke perairan (danau dan sungai).
h. Pembuangan limbah rumah tangga (domestik) ke sungai dan danau, seperti air
cucian, air kamar mandi.
i. Penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan.
j. Terjadinya erosi yang membawa partikel-partikel tanah ke danau dan sungai.
k. Penggunaan racun dan bahan peledak dalam menangkap ikan di danau dan dan
sungai.
3. Kerawanan Ekosistem Air Laut
Di sepanjang garis pantai tersebut terdapat wilayah pesisir yang memiliki potensi
sumber daya kelautan meliputi hayati dan non hayati, sumber daya buatan, serta jasa
lingkungan yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Sumber daya hayati
seperti ; rumput laut (sea-weeds), padang lamun (sea-grass beds), terumbu karang (coral
reefs), hutan bakau (mangrove) dan sumber daya non hayati seperti : estuaria, pantai
pasir, pantai berbatu, pulau- pulau kecil, laut terbuka, energi laut dan harta karun yang
berupa muatan kapal tenggelam (BMKT).
Dengan sumber daya kelautan dan perikanan yang sangat menguntungkan tersebut
ditambah dengan letak Indonesia yang sangat strategis, mengundang banyak pihak untuk
mengeksplorasi secara illegal dan memanfaatkan sumber daya tersebut secara tidak
bertanggung jawab yang dapat merugikan negara dan merusak ekosistem perairan laut yang
ada.
Kerusakan ekosistem perairan laut Indonesia pada umumnya diakibatkan karena
pemanfaatan sumber daya yang tidak terkendali dengan cara illegal seperti :
a. Penangkapan ikan di daerah terumbu karang dengan menggunakan
bahan beracun dan bahan peledak
b. Penebangan bakau untuk bahan baku kertas, arang dan bangunan
c. Konversi lahan pesisir yang dibuka untuk pertambakan, pertanian/perkebunan,
industri dan pemukiman
d. Pencemaran laut akibat tumpahan minyak dan pembuangan zat-zat yang
berbahaya dari kapal-kapal
![Page 22: Topologi Ekosistem Dan Kerawanannya](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081414/55cf9904550346d0339b0c62/html5/thumbnails/22.jpg)
e. Reklamasi pantai dan penambangan pasir laut
f. Penambangan karang untuk bahan bangunan atau kapur dan pengambilan
karang hidup untuk tujuan komersial (perdagangan).