topik-5: perkembangan pjj di indonesia · pdf file(sumber: naskah akademik peraturan menteri:...

18
BAHAN AJAR Kompetensi Dasar Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) TOPIK-5: Perkembangan PJJ di Indonesia SEAMEO SEAMOLEC Jakarta - INDONESIA 2012

Upload: tranbao

Post on 04-Feb-2018

247 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: TOPIK-5: Perkembangan PJJ di Indonesia · PDF file(sumber: Naskah Akademik Peraturan Menteri: Pembelajaran Berbasis TIK, Belamawa, DIKTI, 2012) 2 A. Perkembangan PJJ Sistem PJJ pertama

BAHAN AJAR Kompetensi Dasar Pendidikan Jarak Jauh (PJJ)

TOPIK-5: Perkembangan PJJ di Indonesia

SEAMEO SEAMOLEC Jakarta - INDONESIA

2012

Page 2: TOPIK-5: Perkembangan PJJ di Indonesia · PDF file(sumber: Naskah Akademik Peraturan Menteri: Pembelajaran Berbasis TIK, Belamawa, DIKTI, 2012) 2 A. Perkembangan PJJ Sistem PJJ pertama

(sumber: Naskah Akademik Peraturan Menteri: Pembelajaran Berbasis TIK, Belamawa, DIKTI, 2012)

1

Pendahuluan Sampai dengan tahun 2010, Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah melakukan beragam upaya untuk meningkatkan dan memeratakan akses terhadap pendidikan berkualitas, salah satunya melalui PJJ. Sistem PJJ, yang dipersepsikan sebagai inovasi abad 21, merupakan sistem pendidikan yang memiliki daya jangkau luas lintas ruang, waktu, dan sosio-ekonomi. Sistem PJJ membuka akses terhadap pendidikan bagi siapa saja, di mana saja, dan kapan saja. Dengan karakteristik tersebut, sistem PJJ seringkali dianggap sebagai solusi terhadap berbagai masalah pendidikan, terutama yang berkaitan dengan pemerataan dan demokratisasi pendidikan, serta perluasan akses terhadap pendidikan berkualitas kepada seluruh lapisan masyarakat lintas ruang dan waktu. Melalui berbagai perangkat hukum yang telah dikeluarkan pemerintah, yaitu SK Mendiknas No. 107/U/2001, UU Sisdiknas No. 20/2003, PP 17/2010, PP 66/2010, dan juga Permendikbud No/24/2012, sistem PJJ sudah menjadi bagian yang menyatu dalam dunia pendidikan di Indonesia, dan menjadi pilihan bagi masyarakat untuk memperoleh akses terhadap pendidikan, termasuk pendidikan guru dan tenaga kependidikan. Situasi ini mendorong berbagai institusi pendidikan, terutama pendidikan tinggi, untuk berpartisipasi aktif dalam pendidikan jarak jauh.

Page 3: TOPIK-5: Perkembangan PJJ di Indonesia · PDF file(sumber: Naskah Akademik Peraturan Menteri: Pembelajaran Berbasis TIK, Belamawa, DIKTI, 2012) 2 A. Perkembangan PJJ Sistem PJJ pertama

(sumber: Naskah Akademik Peraturan Menteri: Pembelajaran Berbasis TIK, Belamawa, DIKTI, 2012)

2

A. Perkembangan PJJ Sistem PJJ pertama kali diterapkan dalam sistem pendidikan di Indonesia melalui sistem pendidikan koresponden yaitu pendidikan guru tertulis pada akhir tahun 1950an. Pendidikan Guru Tertulis terus berkembang dan berjalan, sampai didirikannya Pusat Pendidikan Guru Tertulis di Bandung sekitar awal tahun 1970an. Bentuk sistem PJJ di Indonesia kemudian diterapkan di Universitas Terbuka (UT), sebagai universitas penyelenggara sistem PJJ dengan modus tunggal, yang didirikan pada pertengahan tahun 1980an. Walaupun UT mengandalkan bahan ajar cetak (modul) sebagai bahan ajar utama, perkembangan UT juga didukung oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang memungkinkan UT menggunakan bahan ajar multimedia berbasis teknologi informasi dan komunikasi secara luas. Secara umum, perkembangan PJJ sampai dengan awal tahun 2000an dapat digambarkan sebagai berikut.

Tabel 1: Perkembangan PJJ sampai awal tahun 2000an

Model Sistem PJJ Karakteristik Teknologi Penyampaian

Fleksibilitas Bahan Ajar yang Dirancang Secara

Sistematis

Interaksi Dengan Siswa

Waktu Tempat Kecepatan

Generasi Pertama The Correspondence Model

Print (cetak)

Generasi Kedua The Multimedia Model

Print

Audiotape

Videotape

Computer based learning (CAI/CAL)

Interactive video

√ √ √ √

√ √ √ √

√ √ √ √

√ √ √ √

– – – √

Generasi Ketiga The Telelearning Model

Audioteleconferencing

Videoconferencing

Audigraphic Communication

Broadcast TV/Radio and audioteleconferencing

– – – –

– – – –

– – – –

– – √ √

√ √ √ √

Page 4: TOPIK-5: Perkembangan PJJ di Indonesia · PDF file(sumber: Naskah Akademik Peraturan Menteri: Pembelajaran Berbasis TIK, Belamawa, DIKTI, 2012) 2 A. Perkembangan PJJ Sistem PJJ pertama

(sumber: Naskah Akademik Peraturan Menteri: Pembelajaran Berbasis TIK, Belamawa, DIKTI, 2012)

3

Model Sistem PJJ Karakteristik Teknologi Penyampaian

Fleksibilitas Bahan Ajar yang Dirancang Secara

Sistematis

Interaksi Dengan Siswa

Waktu Tempat Kecepatan

Generasi Keempat The Flexible Learning Model

Interactive multimedia (IMM) online

Internet based access to WWW resources

Computer mediated communication (CMC)

Generasi Kelima The Intelligent Flexible Learning Model

Interactive multimedia (IMM) online

Internet based access to WWW resources

Computer mediated communication (CMC) using automated response systems

Campus portal access to institutional processes and resources

Dalam perkembangannya, sistem PJJ mengambil manfaat besar dari perkembangan media dan teknologi pembelajaran yang dapat menjembatani kebutuhan akan pendidikan secara massal dan luas. Perkembangan teknologi yang pesat memunculkan model PJJ yang fleksibel dan cerdas, mampu membuka akses pendidikan bagi siapa saja melintasi batas ruang dan waktu, serta mengatasi berbagai kendala sosio-ekonomi. Karakteristik sistem PJJ yang fleksibel lintas ruang, waktu, dan sosioekonomi dalam membuka akses terhadap pendidikan menyebabkan sistem PJJ menarik bagi banyak kalangan. Melalui sistem PJJ, setiap orang dapat memperoleh akses terhadap pendidikan berkualitas tanpa harus meninggalkan keluarga, rumah, pekerjaan, dan tidak kehilangan kesempatan berkarir. Di samping akses, sistem PJJ juga meningkatkan pemerataan kualitas pendidikan bagi setiap orang. Sifat massal sistem PTJJ dalam mendistribusikan pendidikan berkualitas yang terstandar, standarisasi kurikulum, materi pembelajaran, proses pembelajaran, layanan belajar, dan evaluasi pembelajaran, menjadikan pendidikan berkualitas dapat dinikmati oleh berbagai kalangan lintas ruang dan waktu. Keluwesan yang dijanjikan oleh sistem PJJ juga telah memicu pemikiran yang lebih luas tentang PJJ. Bila pada era masyarakat industri sistem PJJ hanya merupakan jalan untuk memecahkan masalah pemenuhan kebutuhan tenaga kerja terampil, maka pada era pasca industrialisasi (post-industrial society), sistem PJJ telah jauh berkembang ke arah peningkatan kualitas

Page 5: TOPIK-5: Perkembangan PJJ di Indonesia · PDF file(sumber: Naskah Akademik Peraturan Menteri: Pembelajaran Berbasis TIK, Belamawa, DIKTI, 2012) 2 A. Perkembangan PJJ Sistem PJJ pertama

(sumber: Naskah Akademik Peraturan Menteri: Pembelajaran Berbasis TIK, Belamawa, DIKTI, 2012)

4

hidup manusia, seperti berorientasi pada self-realization (pencarian diri) dan pemenuhan kebutuhan personal untuk meningkatkan kebahagiaan dan kenikmatan hidup (Peters, 1993). Kebutuhan akan pendidikan tidak lagi hanya pada saat usia tertentu, atau kelompok tertentu, tetapi menjadi kebutuhan semua orang secara berkelanjutan tanpa terbatas pada individu usia ‘sekolah’. Di samping itu, pesatnya perkembangan teknologi dan industri jasa juga mengakibatkan perubahan jenis dan bentuk keterampilan yang dibutuhkan oleh dunia kerja (Peters, 2000). Hal ini mengakibatkan timbulnya kebutuhan akan pendidikan profesional yang berkelanjutan yang akhirnya mengubah persepsi tentang konsep PJJ dari sekedar distance training menjadi pendidikan berkelanjutan terbuka (open continuing education). Secara umum, sistem PJJ dengan keunikannya serta perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang mendukungnya, telah berkembang menjadi sistem pendidikan yang banyak diperhitungkan dalam upaya menjawab beragam tantangan, terutama pada jenjang pendidikan tinggi.

Page 6: TOPIK-5: Perkembangan PJJ di Indonesia · PDF file(sumber: Naskah Akademik Peraturan Menteri: Pembelajaran Berbasis TIK, Belamawa, DIKTI, 2012) 2 A. Perkembangan PJJ Sistem PJJ pertama

(sumber: Naskah Akademik Peraturan Menteri: Pembelajaran Berbasis TIK, Belamawa, DIKTI, 2012)

5

B. Perkembangan TIK dalam Pembelajaran Sejak tahun 2001, TIK telah ditetapkan sebagai salah satu strategi untuk peningkatan kualitas pendidikan, terutama di jenjang pendidikan tinggi. Dalam Renstra Diknas (tahun 2006, maupun tahun 2010) telah dinyatakan bahwa penguatan dan perluasan pemanfaatan TIK merupakan salah satu arah kebijakan pendidikan nasional. Pemanfaatan TIK di Indonesia menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Di tahun 2000, jumlah pengguna internet di Indonesia sebanyak 2 juta. Tahun 2005, Departemen Komunikasi dan Informatika mencatat survey pengguna internet meningkat sebesar 16 juta.

Berdasarkan data-data statistik dunia (www.internetworldstats.com), jumlah pengguna internet di Indonesia pada tahun 2010 mencapai sekitar 30 juta pengguna. Diperkirakan pada tahun 2011 akan mencapai 39,6 juta pengguna. Pertumbuhan pengguna internet yang sangat cepat ini sangat mendukung perkembangan PJJ di Indonesia. Di samping itu, situasi ekonomi nasional dan global menyebabkan harga komputer semakin dan biaya akses internet juga semakin terjangkau oleh berbagai pihak. Dalam dunia pendidikan di Indonesia, pemanfaatan TIK ditandai dengan dikembangkannya Jejaring Pendidikan Nasional – Jardiknas, yang diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia pada tahun 2006. Di dalam Jardiknas terdapat berbagai zona layanan, termasuk zona sekolah dan zona perguruan tinggi. Sampai tahun 2011, sudah lebih dari 350 perguruan tinggi tergabung dalam zona perguruan tinggi, yang dikenal dengan nama INHERENT – Indonesian Higher Education Research Network.

Page 7: TOPIK-5: Perkembangan PJJ di Indonesia · PDF file(sumber: Naskah Akademik Peraturan Menteri: Pembelajaran Berbasis TIK, Belamawa, DIKTI, 2012) 2 A. Perkembangan PJJ Sistem PJJ pertama

(sumber: Naskah Akademik Peraturan Menteri: Pembelajaran Berbasis TIK, Belamawa, DIKTI, 2012)

6

Pada awalnya, pemanfaatan TIK dalam dunia pendidikan di Indonesia lebih banyak berfokus pada administrasi dan pengelolaan pendidikan. Namun demikian, dalam dasawarsa terakhir, pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran telah menjadi semakin luas dan marak di berbagai jenjang pendidikan. Di jenjang persekolah, Pusat Telekomunikasi dan Informasi, Kemdiknas, telah menjadi pelopor penyediaan beragam materi persekolahan dalam bentuk elektronik yang disimpan dalam repositori edukasi.net maupun ditayangkan dalam program TV Edukasi. Di tingkat pendidikan tinggi, upaya-upaya pemanfaatan TIK dalam pembelajaran telah menjadikan banyaknya perguruan tinggi di Indonesia dan juga Ditjen Dikti menginisiasi program yang dikenal dengan nama e-learning. Berdasarkan pemetaan pemanfaatan TIK dalam pembelajaran, kemudian lahir istilah “blended learning” sebagai proses belajar dan mengajar yang menggabungkan pemanfaatan e-learning dan pembelajaran tatap muka konvensional.

Gambar Peta Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran (Sumber: Sloan C, 2007)

Proporsi Materi yang disampaikan

secara online

Kategori Deskripsi

0% Traditional - tradisional

Pembelajaran tatap muka – tanpa memanfaatkan TIK atau teknologi jaringan, pembelajaran disampaikan melalui tatap muka lisan maupun dengan memanfaatkan bahan cetak.

1-29% ICT/Web Facilitated – difasilitasi

TIK/Jaringan

Pembelajaran yang sudah memanfaatkan TIK atau teknologi jaringan untuk mempermudah dan memfasilitasi pembelajaran tatap muka. Menggunakan internet sebagai sumber belajar, blog sebagai tempat untuk menayangkan silabus dan materi perkuliahan, menggunakan email untuk komunikasi, dan semua diarahkan untuk memperkaya pembelajaran tatap muka.

30-79% Blended/ Hybrid

Pembelajaran yang meramu pemanfaatan TIK/teknologi online dan pembelajaran tatap muka. Pembelajaran disampaikan lebih banyak secara online, menggunakan repository bahan ajar online, menggunakan diskusi online, tapi tetap diperkaya dengan pembelajaran tatap muka.

80+% Online/ e-learning

Pembelajaran yang sangat mengandalkan pemanfaatan TIK/teknologi online: hamper semua materi disajikan dan disampaikan secara online, interaksi dilakukan secara virtual. Biasanya tidak memiliki pembelajaran tatap muka atau hanya memiliki pada tingkat minimal.

Page 8: TOPIK-5: Perkembangan PJJ di Indonesia · PDF file(sumber: Naskah Akademik Peraturan Menteri: Pembelajaran Berbasis TIK, Belamawa, DIKTI, 2012) 2 A. Perkembangan PJJ Sistem PJJ pertama

(sumber: Naskah Akademik Peraturan Menteri: Pembelajaran Berbasis TIK, Belamawa, DIKTI, 2012)

7

Inisiasi pembelajaran blended learning dilakukan oleh ITB, UI, UGM di akhir tahun 1990an kemudian oleh perguruan tinggi yang tergabung dalam proyek GDLN (Global Development Learning Network) (UI, ITB, UGM, Unud, Unhas, Unri) pada awal tahun 200an, terutama dengan memanfaatkan beragam kapasitas TIK dalam pembelajaran, termasuk telekonferensi, email, e-learning program, dll. Inisiasi pemerintah secara luas untuk memanfaatkan pembelajaran blended learning diwujudkan melalui rintisan program Pendidikan Jarak Jauh untuk Guru SD di 23 LPTK, yang dikenal dengan nama HYLITE (Hybrid Learning for Indonesian Teachers) yang diresmikan pada tahun 2007.

Gambar Konsorsium HYLITE

2

1 3

4

6

7

8

9

10

11

12

13 14

15 1116

17

18 19

20

21

22

23

5

Page 9: TOPIK-5: Perkembangan PJJ di Indonesia · PDF file(sumber: Naskah Akademik Peraturan Menteri: Pembelajaran Berbasis TIK, Belamawa, DIKTI, 2012) 2 A. Perkembangan PJJ Sistem PJJ pertama

(sumber: Naskah Akademik Peraturan Menteri: Pembelajaran Berbasis TIK, Belamawa, DIKTI, 2012)

8

C. Tantangan bagi Pendidikan Tinggi Pada saat ini, pendidikan tinggi di Indonesia sedang menghadapi berbagai tantangan, antara lain: 1. Daya saing bangsa masih belum terlalu tinggi, ditunjukkan dengan indikator yang berlaku

internasional. Angka partisipasi kasar pendidikan tinggi di Indonesia pada tahun 2010 baru

mencapai 26,34%. dan diharapkan sampai tahun 2015 APK PT di Indonesia adalah 33%, dan pada tahun 2025 APK PT di Indonesia sudah mencapai 53%.

P erbandingan P DB /K apita (1000-20000) vs AP K P T (S umber: WE F , G C I R eport 2010-2011, Worl d B ank, B P S , K emdiknas , K emkeu)

Indones ia 2010

2015

2025

Secara khusus, berdasarkan Unesco dan DIKTI 2011, di peroleh data perbandingan lulusan PT dalam bidang pertanian, teknik dan sains, serta target Indonesia untuk tahun 2011 dan 2025 adalah sebagai berikut:

Page 10: TOPIK-5: Perkembangan PJJ di Indonesia · PDF file(sumber: Naskah Akademik Peraturan Menteri: Pembelajaran Berbasis TIK, Belamawa, DIKTI, 2012) 2 A. Perkembangan PJJ Sistem PJJ pertama

(sumber: Naskah Akademik Peraturan Menteri: Pembelajaran Berbasis TIK, Belamawa, DIKTI, 2012)

9

P erbandingan L ulus anP ertanian, T eknik, danS ainsS erta T arget Indonesia Untuk T ahun 2015 dan 2025

(S umber: Unes codan DIK T I, 2011)

Indonesia

P ortugal

Malays ia

K uantitas

K ualitas

Sementara itu, penelitian menunjukkan bahwa biaya kuliah di pendidikan tinggi di Indonesia masih relative mahal, padahal ada keterkaitan yang erat antara faktor status ekonomi sosial dengan angka partisipasi di pendidikan tinggi. Dinyatakan bahwa, faktor yang berpengaruh bukan hanya biaya kuliah yang mahal, tetapi juga karena mahasiswa miskin pada umumnya berasal dari lingkungan keluarga dan sekolah yang kurang mempersiapkan transisi bagi mereka untuk berhasil di perguruan tinggi. Dari lulusan SMA peringkat 25% teratas, hanya 29% siswa dari keluarga miskin yang sanggup menyelesaikan pendidikan sarjana, sementara 75% siswa dari keluarga mampu sanggup.

Mutu pendidikan di Indonesia masih belum cukup tinggi ditunjukkan dengan indikator eksternal yang berlaku internasional dan indikator internal yang berlaku nacional, walaupun sudah beberapa perguruan tinggi negeri yang mampu menembus peringkat atas Asia dan dunia dalam Webometrics.

Page 11: TOPIK-5: Perkembangan PJJ di Indonesia · PDF file(sumber: Naskah Akademik Peraturan Menteri: Pembelajaran Berbasis TIK, Belamawa, DIKTI, 2012) 2 A. Perkembangan PJJ Sistem PJJ pertama

(sumber: Naskah Akademik Peraturan Menteri: Pembelajaran Berbasis TIK, Belamawa, DIKTI, 2012)

10

Tabel Top Instituional Repository - Indonesia (Juli 2011)

Sumber: http://repositories.webometrics.info/toprep_inst.asp

WORLD RANKING

REPOSITORY NAME SIZE VISIBILITY SCHOLAR RICH FILES

23 Institut Teknologi Sepuluh Nopember Repository

22 102 4 7

48 Diponegoro University Institutional Repository

35 204 15 5

51 University of Sumatera Utara Repository

123 153 28 6

144 Univ. Muhammadiyah Surakarta Digital Library

98 403 27 243

249 Petra Christian University Scientific Repository

66 214 958 22

323 Gunadarma University Repository 689 81 191 1012

356 Yogyakarta State University Repository

427 609 335 170

388 Digital Library of Institut Teknologi Bandung

43 161 802 997

614 Andalas University Repository 1011 79 843 1012

1040 Universitas Pelita Harapan Inst. Digital Repository

831 821 989 1012

Sementara itu, untuk Webometrics di Asia Tenggara http://www.webometrics.info/top100_continent.asp?cont=SE_Asia, maka diperoleh ranking sebagai berikut:

Universitas Rangking

Universitas Indonesia 12

Institut Teknologi Bandung 16

Universitas Gajah Mada 18

Universitas Gunadarma 19

Institut Pertanian Bogor 31

Uiversitas Negeri Makassar 32

Universitas Petra Surabaya 34

Universitas Muhammadiyah Malang 35

Institut Teknologi Sebelas November 36

Universitas Diponegoro 38

Universitas Andalas 40

Universitas Negeri Sebelas Maret 41

Universitas Airlangga 43

Page 12: TOPIK-5: Perkembangan PJJ di Indonesia · PDF file(sumber: Naskah Akademik Peraturan Menteri: Pembelajaran Berbasis TIK, Belamawa, DIKTI, 2012) 2 A. Perkembangan PJJ Sistem PJJ pertama

(sumber: Naskah Akademik Peraturan Menteri: Pembelajaran Berbasis TIK, Belamawa, DIKTI, 2012)

11

2. Globalisasi dan knowledge-based economy yang menantang manusia Indonesia untuk

berkemampuan menciptakan dan memanfaatkan pengetahuan; memiliki profesionalisme tinggi; sertifikasi profesi; memiliki entrepreneurial spirit, dan menguasai soft skills. Modal sumberdaya manusia yang dimiliki Indonesia sesungguhnya adalah sangat potencial.

Adanya Bonus Demografi..merupakan modaldasarbagipeningkatan produktivitas ekonomi dan pengembanganpasardomestik...

Modal S umber Daya Manus ia(S umber: Menko P erekonomian, 2011)

5

100 tahunkemerdekaan

Dependenc y R atio s emakin kec il (2010-2040):Us ia produktif s emakin bes ar (B onus Demog rafi ~ Demografic Dividen ), kes empatan dan

potens i mening katkan produktivitas s emakin ting g i, s emakin ting g i ting kat kes ejahteraan. Akan tetapi kalau tidak dikelola deng an baik akan menjadi B enc ana

Demog rafi~ Demografic Dis as ter.K ualitas S DM s ebag ai kata kunc i, P endidikan dan K es ehatan s ebag a i peran kunc i.

"B onus Demog rafi"

Namun, secara umum, kualitas sumberdaya manusia Indonesia masih belum mampu bersaing dalam skala global, bahkan Indonesia masih berada pada peringkat yang relatif rendah dalam Human Development Index dunia, yaitu ranking 108 (Human Development Index - 2010 Rankings, Sumber: hdr.undp.org/en/statistics/)

Page 13: TOPIK-5: Perkembangan PJJ di Indonesia · PDF file(sumber: Naskah Akademik Peraturan Menteri: Pembelajaran Berbasis TIK, Belamawa, DIKTI, 2012) 2 A. Perkembangan PJJ Sistem PJJ pertama

(sumber: Naskah Akademik Peraturan Menteri: Pembelajaran Berbasis TIK, Belamawa, DIKTI, 2012)

12

3. Civil society: tuntutan akan kualitas dan peran perguruan tinggi dalam membentuk

masyarakat yang berkarakter dan masyarakat madani. Sebagai lembaga sosial yang secara tradisional bertugas mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, perguruan tinggi adalah lembaga yang paling merasakan tuntutan sosial untuk menghadapi beragam perubahan global tersebut. Dunia usaha, pemerintah dan masyarakat yang memerlukan ilmu pengetahuan baru yang berbasis teknologi informasi, bioteknologi serta ilmu-ilmu multidisiplin lainnya akan menuntut perguruan tinggi untuk memenuhi kebutuhan mereka akan ilmu pengetahuan dan teknologi yang lebih tinggi. Globalisasi ekonomi yang sedang berlangsung dengan cepat pada beberapa dekade ke depan, di satu fihak akan memberikan kesempatan yang amat besar kepada perguruan tinggi untuk memberikan pelayanan ilmu pengetahuan dan teknologi baik kepada pemerintah, masyakarat mau pun kepada dunia usaha. Tetapi kalau perguruan tinggi terlalu terjerumus pada kegiatan tersebut, peranan perguruan tinggi selama ini yang hampir monopolisitik dalam pengembangan ilmu pasti akan mengalami perubahan drastis. Yang tidak kalah pentingnya untuk selalu diperhatikan adalah peranan perguruan tinggi Indonesia sebagai lembaga menghasilkan calon pemimpin bangsa yang bermoral dan berbudaya demokratis. Kalau perguruan tinggi terlalu terjebak dalam arus globalisasi yang merupakan suatu proses yang nir-demokratis, secara pasti perguruan tinggi akan tidak mampu melaksanakan salah satu tugas utamanya tersebut.

Page 14: TOPIK-5: Perkembangan PJJ di Indonesia · PDF file(sumber: Naskah Akademik Peraturan Menteri: Pembelajaran Berbasis TIK, Belamawa, DIKTI, 2012) 2 A. Perkembangan PJJ Sistem PJJ pertama

(sumber: Naskah Akademik Peraturan Menteri: Pembelajaran Berbasis TIK, Belamawa, DIKTI, 2012)

13

Secara mikro, tantangan yang dihadapi oleh pendidikan tinggi di Indonesia meliputi:

Digitalisasi proses pembelajaran yang semakin berkembang Kapasitas daya tampung perguruan tinggi Pembinaan kualitas perguruan tinggi Waktu studi di perguruan tinggi yang belum efektif Masa tunggu lulusan perguruan tinggi untuk mendapat pekerjaan masih tinggi Minat mahasiswa terhadap bidang sains dan teknologi yang relatif masih rendah Kualitas tenaga pengajar perguruan tinggi yang belum memadai dan belum

tersebar dengan baik Krisis sumberdaya keuangan perguruan tinggi.

Tantangan-tantangan tersebut masih ditambah dengan perubahan kebutuhan akan pendidikan bagi masyarakat era pasca industri, baik dari segi jenis maupun metode. Hal ini dikarenakan kompetensi yang dituntut oleh dunia kerja juga berubah dengan sangat pesat. Di masa mendatang, kompetensi seorang lulusan pada jenjang pendidikan tinggi diharapkan meliputi penguasaan bidang ilmu secara mumpuni dan beberapa kompetensi lain, yaitu:

Kemampuan untuk belajar secara berkelanjutan secara mandiri dan otonomi. Kemampuan berkomunikasi secara jelas melalui berbagai cara dan medium

dengan berbagai khalayak. Kepekaan sosial (toleransi, ambigu, multibudaya). Kemampuan untuk bertanggung jawab secara sosial. Kemampuan dan kesiapan untuk selalu luwes dalam bertindak.

Pemenuhan tuntutan tersebut menjadikan seorang lulusan pendidikan tinggi yang kreatif, percaya diri, memiliki integritas dan kesungguhan dalam berkarya, mampu berkomunikasi, dan kompeten secara sosial. Tantangan-tantangan tersebut memunculkan beberapa pertanyaan terhadap tradisi pendidikan tinggi yang sekarang masih terus berlangsung di Indonesia.

Apakah tradisi yang berlangsung dalam dunia pendidikan tinggi, sebagaimana yang sekarang berjalan, akan tetap berlangsung terus di masa depan untuk menjawab beragam tantangan yang dihadapi?

Mampukah perguruan tinggi di Indonesia dengan citra klasiknya yang berbasiskan ruang kelas dan dosen, serta strategi pembelajaran yang tradisional untuk menjawab tantangan dan mencapai idealisme yang dicita-citakan?

Dipercaya bahwa dalam menjawab tantangan tersebut, perguruan tinggi akan mengalami transformasi, yaitu memiliki bentuk yang berbeda di masa mendatang, berlandaskan pada paradigma pendidikan yang berbeda, serta menyelenggarakan proses pembelajaran yang berbeda. Perbedaan tersebut ditandai oleh proses pembelajaran lintas ruang dan waktu tanpa terbatas pada dinding kelas, proses pembelajaran yang sistematis berbasis pemanfaatan beragam media dan teknologi, pemanfaatan berbagai jenis sumber belajar, pelaku utama dalam pendidikan adalah mahasiswa; paradigma belajar untuk pemenuhan

Page 15: TOPIK-5: Perkembangan PJJ di Indonesia · PDF file(sumber: Naskah Akademik Peraturan Menteri: Pembelajaran Berbasis TIK, Belamawa, DIKTI, 2012) 2 A. Perkembangan PJJ Sistem PJJ pertama

(sumber: Naskah Akademik Peraturan Menteri: Pembelajaran Berbasis TIK, Belamawa, DIKTI, 2012)

14

kebutuhan dan peningkatan kualitas hidup (bukan cuma sekedar mencari selembar ijasah saja); serta bentuk pendidikan yang sangat fleksibel untuk memenuhi beragam kebutuhan. Salah satu strategi jawaban terhadap tantangan tersebut adalah penerapan P)JJ, yang saat ini telah berkembang sedemikian pesat didukung oleh kemajuan TIK dan lebih dikenal sebagai pembelajaran berbasis TIK.

Page 16: TOPIK-5: Perkembangan PJJ di Indonesia · PDF file(sumber: Naskah Akademik Peraturan Menteri: Pembelajaran Berbasis TIK, Belamawa, DIKTI, 2012) 2 A. Perkembangan PJJ Sistem PJJ pertama

(sumber: Naskah Akademik Peraturan Menteri: Pembelajaran Berbasis TIK, Belamawa, DIKTI, 2012)

15

D. Peran PJJ

1. PJJ untuk Meningkatkan Akses Akses terhadap pendidikan tinggi menjadi sangat penting dalam rangka peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Keinginan untuk meningkatkan akses terhadap pendidikan telah menjadi pemicu utama untuk menyelenggarakan sistem PJJ. Peningkatan daya tampung perguruan tinggi secara fisik untuk meningkatkan akses bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, karena masih dibatasi oleh kendala ruang dan sumber daya keuangan pendidikan tinggi. Dalam situasi dan kondisi seperti ini, peran sistem PJJ menjadi semakin penting. Secara umum, sistem PJJ akan mampu membuka akses terhadap pendidikan bagi siapa saja melintasi ruang dan waktu, serta kendala sosioekonomis. Berdasarkan paradigma akses ini, sistem PJJ menerapkan prinsip industrialisasi yaitu sifat pendidikan yang massal untuk mencapai keuntungan ekonomis (economies of scale). Semakin tinggi tingkat partisipasi, semakin rendah biaya pendidikan. Secara khusus, paradigma akses sangat didukung oleh perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang pesat, sehingga menjadikan sistem PJJ sebagai sistem pendidikan fleksibel yang dapat meningkatkan keterbukaan pendidikan, dapat meminimalkan keterbatasan waktu, tempat, dan kendala ekonomi maupun demografi (seperti usia) seseorang untuk memperoleh pendidikan. Dengan demikian, keterpisahan antara kegiatan mengajar dengan kegiatan belajar yang menimbulkan suatu jarak psikologis dan komunikasi dalam proses pembelajaran dapat diminimalkan, dan akses terhadap pendidikan semakin terbuka bagi siapa saja. Jika pada awalnya, sistem PJJ dianggap sebagai jalan untuk memecahkan masalah pemenuhan kebutuhan tenaga kerja terampil, maka pada era pasca industrialisasi (post-industrial society), sistem PJJ telah jauh berkembang sebagai sistem pendidikan yang dianggap mampu untuk memberikan kesempatan pertama maupun kesempatan kedua (second chance) bagi masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan dengan sistem tatap muka, serta sistem pendidikan yang berperan dalam peningkatan kualitas hidup manusia, seperti berorientasi pada self-realization (pencarian diri) dan pemenuhan kebutuhan personal untuk meningkatkan kebahagiaan dan kenikmatan hidup (Peters, 1993). Kebutuhan akan pendidikan tidak lagi hanya pada saat usia tertentu, atau kelompok tertentu, tetapi menjadi kebutuhan semua orang secara berkelanjutan tanpa terbatas pada individu usia ‘sekolah’. Di samping itu, pesatnya perkembangan teknologi dan industri jasa juga mengakibatkan perubahan jenis dan bentuk keterampilan yang dibutuhkan oleh dunia kerja (Peters, 2000). Hal ini mengakibatkan timbulnya kebutuhan akan pendidikan profesional yang berkelanjutan.

Page 17: TOPIK-5: Perkembangan PJJ di Indonesia · PDF file(sumber: Naskah Akademik Peraturan Menteri: Pembelajaran Berbasis TIK, Belamawa, DIKTI, 2012) 2 A. Perkembangan PJJ Sistem PJJ pertama

(sumber: Naskah Akademik Peraturan Menteri: Pembelajaran Berbasis TIK, Belamawa, DIKTI, 2012)

16

Keluwesan sistem PTJJ telah memungkinkan terjadinya pendidikan berkelanjutan terbuka bagi seluruh masyarakat yang memerlukannya lintas ruang, waktu, dan sosio-ekonomi. (open continuing education). Fenomena-fenomena ini telah menyuburkan perluasan sudut pandang, bahwa sistem PTJJ bukan sekedar suatu alternatif metode belajar-mengajar, tetapi merupakan pilihan sistem pendidikan bagi siapa saja lintas ruang dan waktu.

2. PJJ untuk Pemerataan Pendidikan Isu pemerataan dilandaskan pada keadilan dan kesamaan hak untuk memperoleh kesempatan berpartisipasi dalam proses pendidikan, bagi siapa saja tanpa batasan kendala apapun. Karakteristik sistem PJJ yang fleksibel lintas ruang, waktu, dan sosioekonomi dalam membuka akses terhadap pendidikan menyebabkan sistem PTJJ menarik bagi banyak kalangan. Melalui sistem PJJ, setiap orang dapat memperoleh pendidikan berkualitas tanpa harus meninggalkan keluarga, rumah, pekerjaan, dan tidak kehilangan kesempatan berkarir. Di UT – sebagai penyelenggara sistem PJJ modus tunggal, kesempatan pendidikan yang dibuka bagi siapa saja lintas ruang dan waktu telah memberi warna tersendiri bagi karakteristik mahasiswa UT, yang terdiri dari 90% mahasiswa bekerja, dan sekarang telah mencapai jumlah mahasiswa sekitar 620.000. Dengan demikian, pendidikan yang ditawarkan oleh UT telah menjadi wahana pemerataan pendidikan bagi mereka yang dulunya tidak berkesempatan untuk berpartisipasi dalam pendidikan tatap muka, tanpa harus kehilangan kesempatan berkarir, dan menjadi mahasiswa sambil bekerja. Selain itu, sistem PJJ juga banyak menarik kalangan perempuan untuk memperoleh pendidikan tinggi. Di UT, mahasiswa perempuan selalu lebih besar jumlahnya daripada mahasiswa laki-laki. Hal ini disebabkan karakteristik PJJ yang relatif sangat menarik bagi perempuan, yaitu akses untuk memperoleh pendidikan tanpa harus meninggalkan rumah/pekerjaan. Dengan demikian, distribusi pendidikan (yang berkualitas) dapat merata sampai ke daerah pelosok – yang masih sulit dijangkau oleh sistem pendidikan lainnya. Keluasan daya jangkau dari sistem PJJ juga sangat didukung oleh pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi yang intensif. Isu pemerataan juga telah memunculkan adanya tuntutan sistem pendidikan tinggi model supermarket, yang sangat terbuka, sangat dipengaruhi oleh kebutuhan pembeli, dan sangat fleksibel untuk memenuhi beragam kebutuhan peserta didik maupun pemangku kepentingan. Kemudahan-kemudahan yang diberikan oleh TIK yang dimanfaatkan secara intensif dalam sistem PJJ, serta konsep keterpisahan fisik antara kegiatan mengajar dengan kegiatan belajar pada sistem PJJ telah membuka kemungkinan pemanfaatan sarana pendidikan secara lebih luas.

Page 18: TOPIK-5: Perkembangan PJJ di Indonesia · PDF file(sumber: Naskah Akademik Peraturan Menteri: Pembelajaran Berbasis TIK, Belamawa, DIKTI, 2012) 2 A. Perkembangan PJJ Sistem PJJ pertama

(sumber: Naskah Akademik Peraturan Menteri: Pembelajaran Berbasis TIK, Belamawa, DIKTI, 2012)

17

Dengan tidak dilakukannya kegiatan mengajar dan belajar dalam waktu yang bersamaan dalam tempat yang sama, maka:

rasio ideal dosen-siswa yang biasanya membatasi kualitas suatu program pendidikan, dan

dinding kelas yang biasanya membatasi daya tampung program pendidikan dapat diabaikan. Kedua hal ini secara drastis mengubah fenomena pendidikan yang tadinya bersifat tertutup menjadi lebih terbuka dalam arti fisik, dan identitas pendidikan berbasis ruang kelas menjadi mengabur. Pendidikan adalah bagi semua orang di mana saja dan kapan saja.

3. PJJ untuk Peningkatan Kualitas Pendidikan Berdasarkan karakteristik proses pembelajaran yang terjadi dalam sistem PJJ, kurikulum, bahan ajar, proses pembelajaran, dan bahan ujian biasanya dikemas dalam bentuk standar untuk didistribusikan lintas ruang dan waktu dengan menggunakan berbagai teknologi informasi dan komunikasi. Untuk mendukung pencapaian kualitas yang standar, sistem PJJ sangat tergantung pada pemanfaatan fasilitas belajar bersama berdasarkan kemitraan antar institusi. Dengan demikian, tenaga pengajar yang berkualitas dapat dikumpulkan menjadi satu dalam bentuk konsorsium untuk menjadi pengembang bahan ajar dan bahan ujian. Bahan ajar dan bahan ujian kemudian dikemas untuk didistribusikan ke berbagai pelosok tanah air. Hal ini menjamin terjadinya pemerataan akses terhadap pendidikan berkualitas lintas ruang, waktu, dan kondisi sosioekonomi. Untuk menjamin kualitas, secara intrinsik, penyelenggaraan sistem PTJ diharapkan memenuhi persyaratan:

didasarkan pada kegiatan perencanaan yang sistemik berkenaan dengan kurrikulum, bahan ajar, proses pembelajaran, alat dan sistem evaluasi;

berbasiskan media dan TIK; memanfaatkan sistem penyampaian yang inovatif dan kreatif; menyelenggarakan proses pembelajaran interaktif berbasiskan TIK tanpa

mengesampingkan kesempatan tatap muka; mengembangkan dan membina tingkat kemandirian siswa; dan menyediakan layanan pendukung yang berkualitas (administrasi akademik,

bantuan belajar siswa, unit sumber belajar untuk layanan administrasi dan siswa, akses, konektivitas, dan infrastruktur).

Berdasarkan hal-hal tersebut, peran sistem PJJ menjadi sangat penting untuk secara massal menawarkan budaya belajar yang berbeda, pengalaman belajar yang bermakna, serta integritas akademik kepada masyarakat luas di Indonesia, yang pada akhirnya dapat berdampak terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat, dan daya saing bangsa.