topik 2 kebijakan mutu dan fraud di era jaminan kesehatan...
TRANSCRIPT
Topik 2Kebijakan Mutu dan Fraud di Era Jaminan
Kesehatan NasionalApakah berpindah dari Pencegahan ke
Penindakan?
Topik 2Kebijakan Mutu dan Fraud di Era Jaminan
Kesehatan NasionalApakah berpindah dari Pencegahan ke
Penindakan?
Prof. dr. Laksono Trisnantoro MSc, PhD
Mutu Pelayanan Kesehatan:
• Tidak hanya urusanKementerianKesehatan/DinasKesehatan
• Sampai ke urusanPenegak Hukum
• Bagaimanabisa terjadi?
• Sampai ke urusanPenegak Hukum
• Bagaimanabisa terjadi?
Isi:
• Pemahaman mengenai fraud• Letak fraud dalam pembiayaan kesehatan• Strategic Purchasing dan Fraud• Perkembangan situasi pencegahan dan
penindakan fraud saat ini.• Diskusi akhir: Bagaimana sikap kita terhadap
fraud?
• Pemahaman mengenai fraud• Letak fraud dalam pembiayaan kesehatan• Strategic Purchasing dan Fraud• Perkembangan situasi pencegahan dan
penindakan fraud saat ini.• Diskusi akhir: Bagaimana sikap kita terhadap
fraud?
Definisi Umum Fraud• Fraud secara umum didefinisikan sebagai (Black Law
Dictionary):– Kesengajaan melakukan kesalahan terhadap kebenaran
untuk tujuan mendapatkan sesuatu yang bernilai ataskerugian orang lain
– Upaya penipuan untuk memperoleh keuntungan pribadi– Definisi fraud bervariasi tergantung legal jurisdiction
setiap negara
• Fraud secara umum didefinisikan sebagai (Black LawDictionary):– Kesengajaan melakukan kesalahan terhadap kebenaran
untuk tujuan mendapatkan sesuatu yang bernilai ataskerugian orang lain
– Upaya penipuan untuk memperoleh keuntungan pribadi– Definisi fraud bervariasi tergantung legal jurisdiction
setiap negara
BATASAN FRAUD“Perbuatan yang disengaja atau diniatkan untukmendapatkan keuntungan dari posisi kepercayaan atauwewenang yang dimiliki atau menghilangkan uangatau harta dengan cara akal bulus, penipuan atau caralain yang tidak wajar”-Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK)
-PERNYATAAN PALSU ATAU MEMALSUKAN FAKTA UNTUK MEMPEROLEH KEUNTUNGAN ATAUPEMBAYARAN-
“Perbuatan yang disengaja atau diniatkan untukmendapatkan keuntungan dari posisi kepercayaan atauwewenang yang dimiliki atau menghilangkan uangatau harta dengan cara akal bulus, penipuan atau caralain yang tidak wajar”-Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK)
-PERNYATAAN PALSU ATAU MEMALSUKAN FAKTA UNTUK MEMPEROLEH KEUNTUNGAN ATAUPEMBAYARAN-
DEFINISI FRAUDULENT ACTIVITIES
“Aktivitas yang berpotensiuntuk menjadi fraud”- Rebecca Busch
-KESALAHAN DAN PEMBOROSAN YANG BERPOTENSI MENJADIPENYALAHGUNAAN HINGGA PEMALSUAN FAKTA-
“Aktivitas yang berpotensiuntuk menjadi fraud”- Rebecca Busch
-KESALAHAN DAN PEMBOROSAN YANG BERPOTENSI MENJADIPENYALAHGUNAAN HINGGA PEMALSUAN FAKTA-
Aspek Hukum fraud di bidangkesehatan/jaminan kesehatan
• Belum ada UU Khusus tentangfraud di bidang kesehatan
• Merupakan delik pidana yangdiatur oleh KUHP
…barang siapa dengan sengaja….
• Belum ada UU Khusus tentangfraud di bidang kesehatan
• Merupakan delik pidana yangdiatur oleh KUHP
…barang siapa dengan sengaja….
Ada masalah dalampurchasing oleh
BPJS, termasuk potensifraud
APBN
TaxIncome
Non-taxIncome
Contributionfrom Workers
(67,5 T)
BPJSSelf Funding
PrimaryCare
ReferralCare
MoH
Out of pocket
OtherMinistries
PBI
Pemda
10Local Gov
PrivateInsurance
Public Providers: CompulsoryPrivate Providers: by contract
Apakahmenggunakan prinsip-prinsipkontrak
Definisi Kontrak
• Kontrak adalah mekanismepembelian yang mencakupberbagai sifat sebagai berikut:▫ Dari pemberi pelayanan yang
spesifik▫ pelayanan yang spesifik▫ jumlah yang dinyatakan secara
eksplisit▫ Mutu pelayanan yang jelas▫ Dengan harga yang disepakati▫ Untuk waktu tertentu yang
disepakati
• Kegiatan kontrakmerupakan hubunganyang berkelanjutan
• Didukung olehperjanjian kontraktual
• Kontrak adalah mekanismepembelian yang mencakupberbagai sifat sebagai berikut:▫ Dari pemberi pelayanan yang
spesifik▫ pelayanan yang spesifik▫ jumlah yang dinyatakan secara
eksplisit▫ Mutu pelayanan yang jelas▫ Dengan harga yang disepakati▫ Untuk waktu tertentu yang
disepakati
• Kegiatan kontrakmerupakan hubunganyang berkelanjutan
• Didukung olehperjanjian kontraktual
11Ricardo Bitran and Ursula Giedion
Hubungan BPJS dengan barbagaipihak
Pemerintah:Kemenkes, DJSN
Pemerintah Daerah
Warganegara/masyarakat
Yang menjadipengguna
BPJS sebagaiPurchaser
12Di McIntyre and VirojTangcharoensathienet al. 2015
BPJS sebagaiPurchaser
Pemberi PelayananKesehatan: Pemerintah
dan Swasta
Hubungan BPJSdengan berbagailembaga adalahhubungankontraktual
• Pemerataan dalamdistribusi pelayanan JKN
• Efisiensi dalam penggunaan
• Akses dan utilisasi dalampenggunaan berbasis need
• Mutu pelayanan kesehaan
• Proteksi keuangan
Hubungankontraktualsecara strategis(strategicpurchasing)bertujuan untuk
• Pemerataan dalamdistribusi pelayanan JKN
• Efisiensi dalam penggunaan
• Akses dan utilisasi dalampenggunaan berbasis need
• Mutu pelayanan kesehaan
• Proteksi keuangan
• Pemerataan dalamdistribusi pelayanan JKN
• Efisiensi dalam penggunaan
• Akses dan utilisasi dalampenggunaan berbasis need
• Mutu pelayanan kesehatan
• Proteksi keuangan
Jika tidakdilakukandengan baik
Fraud akanmengancam:
• Pemerataan dalamdistribusi pelayanan JKN
• Efisiensi dalam penggunaan
• Akses dan utilisasi dalampenggunaan berbasis need
• Mutu pelayanan kesehatan
• Proteksi keuangan
Kegiatan Strategic Purchasing perlu dilakukan secaramenyeluruh dan berdampak pada pengurangan fraud
Pemerintah:Kemenkes, DJSN
Pemerintah Daerah
Warganegara/masyarakat
Yang menjadipengguna
BPJS sebagaiPurchaser
15Di McIntyre and VirojTangcharoensathienet al. 2015
BPJS sebagaiPurchaser
Pemberi PelayananKesehatan: Pemerintah
dan Swasta
Pemerintah:Kemenkes, DJSN
Pemerintah Daerah
Warganegara/masyarakat
Yang menjadipengguna
BPJS sebagaiPurchaser
• Masyarakat kurangbersuara
• Pembatasan hakpengguna
• Perananstakeholders dipemerintah yangtidak jelas
• Tidak adanyamonitoring dandata tidakterpakai
• Tidak adaupdating
• Kekuranganinvestasi
Berbagai Kelemahan yang ada saat ini:
17Di McIntyre and VirojTangcharoensathienet al. 2015
BPJS sebagaiPurchaser
Pemberi PelayananKesehatan: Pemerintah
dan Swasta
• Masyarakat kurangbersuara
• Pembatasan hakpengguna
• Perananstakeholders dipemerintah yangtidak jelas
• Tidak adanyamonitoring dandata tidakterpakai
• Tidak adaupdating
• Kekuranganinvestasi
• Kapitasi tidak efektif• Tarif INA-CBG tidak pas• Distibusi pemberi
pelayanan yang buruk• Kontrol Mutu buruk• Pencegahan fraud
belum ada
Pemerintah:Kemenkes, DJSN
Pemerintah Daerah
Warganegara/masyarakat
Yang menjadipengguna
BPJS sebagaiPurchaser
• Masyarakat kurangbersuara
• Pembatasan hakpengguna
• Perananstakeholders dipemerintah yangtidak je;as
• Tidak adanyamonitoring dandata tidakterpakai
• Tidak adaupdating
• Kekuranganinvestasi
18Di McIntyre and VirojTangcharoensathienet al. 2015
BPJS sebagaiPurchaser
Pemberi PelayananKesehatan: Pemerintah
dan Swasta
• Masyarakat kurangbersuara
• Pembatasan hakpengguna
• Perananstakeholders dipemerintah yangtidak je;as
• Tidak adanyamonitoring dandata tidakterpakai
• Tidak adaupdating
• Kekuranganinvestasi
• Kapitasi tidak efektif• Tarif INA-CBG tidak pas• Distibusi pemberi
pelayanan yang buruk• Kontrol Mutu buruk• Pencegahan fraud
belum ada
Apa akibat tidak terkendalinya fraud?
• Inefisiensi• Ketidak adilan• Budaya mutu yang menghilang• Moral di sektor kesehatan akan
memburuk• Menjadi “penyakit” yang dapat
menular dalam sistemkesehatan
• Membengkaknya biayakesehatan dan sebagianoleh fraud.
• Pemerataan yang buruk
• Inefisiensi• Ketidak adilan• Budaya mutu yang menghilang• Moral di sektor kesehatan akan
memburuk• Menjadi “penyakit” yang dapat
menular dalam sistemkesehatan
• Membengkaknya biayakesehatan dan sebagianoleh fraud.
• Pemerataan yang buruk
Mengundang pihak penegakhukum untuk melakukan
penindakan
Keterlibatan Penegak Hukum
Pemerintah:Kemenkes, DJSN
Pemerintah Daerah
Warganegara/masyarakat
Yang menjadipengguna
BPJS sebagaiPurchaserPenegak
Hukum
20Di McIntyre and VirojTangcharoensathienet al. 2015
BPJS sebagaiPurchaser
Pemberi PelayananKesehatan: Pemerintah
dan Swasta
PenegakHukum
• Masih belum terkeloladengan baik
• Sistem dalam hubunganBPJS dengan seluruh pihakbelum tertata dengan baik
Passive (Passive (belumbelum terkelolaterkelola)) StrategicStrategic
Apa yang terjadi saat ini diIndonesia?
• Masih belum terkeloladengan baik
• Sistem dalam hubunganBPJS dengan seluruh pihakbelum tertata dengan baik
Adapted from Cashin: WHO Advanced course on health financing for UHC, Tunisia, June 2014
Memperbaiki secara komprehensif disemua pelaku kegiatan
Pemerintah:Kemenkes, DJSN
Pemerintah Daerah
Warganegara/masyarakat
Yang menjadipengguna
BPJS sebagaiPurchaser
23
BPJS sebagaiPurchaser
Pemberi PelayananKesehatan: Pemerintah
dan Swasta
1. Membangun Sistem PencegahanKecurangan JKN
• Sistem pencegahan Kecurangan JKN dibentukmelalui:
• a. penyusunan kebijakan dan pedoman pencegahanKecurangan JKN penyusunan fraud control planuntuk mendorong semua SDM untuk bekerja sesuaietika, standar profesi, dan standar pelayanan
• b. pengembangan pelayanan kesehatan yangberorientasi kepada kendali mutu dan kendali biayamanajemen yang efektif dan efisien
• Sistem pencegahan Kecurangan JKN dibentukmelalui:
• a. penyusunan kebijakan dan pedoman pencegahanKecurangan JKN penyusunan fraud control planuntuk mendorong semua SDM untuk bekerja sesuaietika, standar profesi, dan standar pelayanan
• b. pengembangan pelayanan kesehatan yangberorientasi kepada kendali mutu dan kendali biayamanajemen yang efektif dan efisien
• c. pengembangan budaya pencegahan KecuranganJKN sebagai bagian dari tata kelola organisasi dan tatakelola klinis yang berorientasi kepada kendali mutu dankendali biayatransparan, akuntabel, rensponsibel, independen, danwajar
• Situasi saat ini:– Pembentukan fraud control plan sudah umum
dilakukan di berbagai institusi yang berpotensimenjadi aktor fraud (BPJS Kesehatan, Faskes, danIndustri Farmasi maupun Alkes)
• c. pengembangan budaya pencegahan KecuranganJKN sebagai bagian dari tata kelola organisasi dan tatakelola klinis yang berorientasi kepada kendali mutu dankendali biayatransparan, akuntabel, rensponsibel, independen, danwajar
• Situasi saat ini:– Pembentukan fraud control plan sudah umum
dilakukan di berbagai institusi yang berpotensimenjadi aktor fraud (BPJS Kesehatan, Faskes, danIndustri Farmasi maupun Alkes)
– Pelaksanaannya belum optimal– Minim pengawasan internal– Pelaksanaannya belum optimal– Minim pengawasan internal
2. Pembentukan Tim PencegahanKecurangan JKN
• Dalam Permenkes No. 36/ 2015 terdapat Tim PencegahanKecurangan JKN yang dibentuk oleh Menteri Kesehatan(anggota tim dapat dilihat dalam Keputusan MenteriKesehatan No. HK. 02.02/ MENKES/72/ 2015), DinkesKabupaten/ Kota, maupun oleh internal institusi (FKRTL)diperkuat PerPres.
• Secara garis besar tugas tim adalah sebagai berikut:– a. melakukan deteksi dini Kecurangan JKN– b. menyosialisasikan kebijakan, regulasi, dan budaya
baru yang berorientasi pada kendali mutu dan kendalibiaya;
– c. mendorong pelaksanaan tata kelola organisasi dan tatakelola klinik yang baik;
• Dalam Permenkes No. 36/ 2015 terdapat Tim PencegahanKecurangan JKN yang dibentuk oleh Menteri Kesehatan(anggota tim dapat dilihat dalam Keputusan MenteriKesehatan No. HK. 02.02/ MENKES/72/ 2015), DinkesKabupaten/ Kota, maupun oleh internal institusi (FKRTL)diperkuat PerPres.
• Secara garis besar tugas tim adalah sebagai berikut:– a. melakukan deteksi dini Kecurangan JKN– b. menyosialisasikan kebijakan, regulasi, dan budaya
baru yang berorientasi pada kendali mutu dan kendalibiaya;
– c. mendorong pelaksanaan tata kelola organisasi dan tatakelola klinik yang baik;
– d. meningkatkan kemampuan SDM sesuaitupoksi terkait pelaksanaan program JKN
– e. melakukan upaya pencegahan, deteksi danpenindakan Kecurangan JKN;
– f. monitoring dan evaluasi; dan– g. Pelaporan
• Tim pencegahan yang dibentuk Menkesbertugas menangani perselisihan dugaankecurangan di tingkat bawahnya
– d. meningkatkan kemampuan SDM sesuaitupoksi terkait pelaksanaan program JKN
– e. melakukan upaya pencegahan, deteksi danpenindakan Kecurangan JKN;
– f. monitoring dan evaluasi; dan– g. Pelaporan
• Tim pencegahan yang dibentuk Menkesbertugas menangani perselisihan dugaankecurangan di tingkat bawahnya
• Situasi saat ini:– Belum ada data mengenai berapa Persen RS yang
sudah membentuk tim anti Fraud;– Tim sudah terbentuk (baik yang dibentuk Menkes
maupun di internal institusi), namun belumberfungsi optimal
• Situasi saat ini:– Belum ada data mengenai berapa Persen RS yang
sudah membentuk tim anti Fraud;– Tim sudah terbentuk (baik yang dibentuk Menkes
maupun di internal institusi), namun belumberfungsi optimal
3. Melakukan Upaya-Upaya PencegahanKecurangan
• Bentuk-bentuk upaya pencegahan kecurangansebagai berikut:– a. Meningkatkan kemampuan SDM sesuai
tupoksi terkait pelaksanaan program JKN– b. peningkatan manajemen dalam upaya deteksi
dini Kecurangan JKN analisis dataklaim, investigasi, dan pelaporan hasil analisisdata klaim dan investigasi.
• Bentuk-bentuk upaya pencegahan kecurangansebagai berikut:– a. Meningkatkan kemampuan SDM sesuai
tupoksi terkait pelaksanaan program JKN– b. peningkatan manajemen dalam upaya deteksi
dini Kecurangan JKN analisis dataklaim, investigasi, dan pelaporan hasil analisisdata klaim dan investigasi.
– c. Investigasi dilakukan oleh tim investigasiyang melibatkan BPJS Kesehatan dan timpencegahan kecurangan JKN di FKTP dan FKRTL
• Situasi saat ini:– Upaya pencegahan masih dijalankan sepotong-
sepotong tanpa tindak lanjut yang jelas.Misal, sudah dilakukan investigasi dan terbuktiada tindakan kecurangan, tapi tidakditindaklanjuti dengan pemberian sanksi tegas
– c. Investigasi dilakukan oleh tim investigasiyang melibatkan BPJS Kesehatan dan timpencegahan kecurangan JKN di FKTP dan FKRTL
• Situasi saat ini:– Upaya pencegahan masih dijalankan sepotong-
sepotong tanpa tindak lanjut yang jelas.Misal, sudah dilakukan investigasi dan terbuktiada tindakan kecurangan, tapi tidakditindaklanjuti dengan pemberian sanksi tegas
4. Pengaduan
• Proses pengaduan potensi fraud:• (1)Setiap orang yang mengetahui adanya tindakan Kecurangan JKN
dapat melakukan pengaduan secara tertulis.• (2)Pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan
kepada pimpinan fasilitas kesehatan, Dinas KesehatanKabupaten/Kota dan/atau Dinas Kesehatan Provinsi.
• (3)Pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memuatpaling sedikit:
• a. identitas pengadu;• b. nama dan alamat instansi yang diduga melakukan tindakan
Kecurangan JKN; dan• c. alasan pengaduan.
• Proses pengaduan potensi fraud:• (1)Setiap orang yang mengetahui adanya tindakan Kecurangan JKN
dapat melakukan pengaduan secara tertulis.• (2)Pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan
kepada pimpinan fasilitas kesehatan, Dinas KesehatanKabupaten/Kota dan/atau Dinas Kesehatan Provinsi.
• (3)Pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memuatpaling sedikit:
• a. identitas pengadu;• b. nama dan alamat instansi yang diduga melakukan tindakan
Kecurangan JKN; dan• c. alasan pengaduan.
• Situasi saat ini:– Belum ada sarana pengaduan terpadu khusus
kecurangan pelaksanaan program JKN baik yangdikelola ditingkat Kemkes, BPJS Kesehatan, DinasKesehatan, maupun internal institusi
– Informasi-informasi terkait potensi fraudseringkali terdengar kuat namun karena tidakterdokumentasi baik dalam sebuah pusatpengaduan, tidak ditindaklanjuti
• Situasi saat ini:– Belum ada sarana pengaduan terpadu khusus
kecurangan pelaksanaan program JKN baik yangdikelola ditingkat Kemkes, BPJS Kesehatan, DinasKesehatan, maupun internal institusi
– Informasi-informasi terkait potensi fraudseringkali terdengar kuat namun karena tidakterdokumentasi baik dalam sebuah pusatpengaduan, tidak ditindaklanjuti
5. Investigasi
• Tindak lanjut pasca pelaporan potensi fraudyaitu dengan investigasi:
• (1) Pimpinan fasilitas kesehatan, DinasKesehatan Kabupaten/Kota dan/atau DinasKesehatan Provinsi harus menindaklanjutipengaduan dengan cara melakukan investigasi.
• (2) Investigasi dilakukan dengan melibatkan BPJSKesehatan, tim pencegahan Kecurangan JKN diFKTRL, atau tim pencegahan Kecurangan JKNFKTP yang dibentuk Dinas KesehatanKabupaten/Kota.
• Tindak lanjut pasca pelaporan potensi fraudyaitu dengan investigasi:
• (1) Pimpinan fasilitas kesehatan, DinasKesehatan Kabupaten/Kota dan/atau DinasKesehatan Provinsi harus menindaklanjutipengaduan dengan cara melakukan investigasi.
• (2) Investigasi dilakukan dengan melibatkan BPJSKesehatan, tim pencegahan Kecurangan JKN diFKTRL, atau tim pencegahan Kecurangan JKNFKTP yang dibentuk Dinas KesehatanKabupaten/Kota.
• Bila ada perselisihan penetapan tindakkecurangan, tim dapat meneruskan kepadatim pencegahan kecurangan yang dibentukMenkes
• Situasi saat ini:– Belum ada auditor fraud dengan keterampilan
khusus untuk program JKN– Belum diketahui kasus-kasus mana saja yang
sudah/ belum ditindaklanjuti
• Bila ada perselisihan penetapan tindakkecurangan, tim dapat meneruskan kepadatim pencegahan kecurangan yang dibentukMenkes
• Situasi saat ini:– Belum ada auditor fraud dengan keterampilan
khusus untuk program JKN– Belum diketahui kasus-kasus mana saja yang
sudah/ belum ditindaklanjuti
6. Sanksi Administrasi• Pemberian sanksi administrasi bagi pelaku fraud
berupa:• (1)Dalam rangka pembinaan dan pengawasan
Menteri, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala DinasKesehatan Kabupaten/Kota dapat memberikan sanksiadministratif bagi fasilitas kesehatan, tenagakesehatan, dan penyedia obat dan alat kesehatan.
• (2)Sanksi administratif berupa:• a. teguran lisan;• b. teguran tertulis; dan/atau• c. perintah pengembalian kerugian akibat Kecurangan
JKN kepada pihak yang dirugikan.
• Pemberian sanksi administrasi bagi pelaku fraudberupa:• (1)Dalam rangka pembinaan dan pengawasan
Menteri, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala DinasKesehatan Kabupaten/Kota dapat memberikan sanksiadministratif bagi fasilitas kesehatan, tenagakesehatan, dan penyedia obat dan alat kesehatan.
• (2)Sanksi administratif berupa:• a. teguran lisan;• b. teguran tertulis; dan/atau• c. perintah pengembalian kerugian akibat Kecurangan
JKN kepada pihak yang dirugikan.
• (3)Dalam hal tindakan Kecurangan JKN dilakukan olehpemberi pelayanan atau penyedia obat dan alatkesehatan, sanksi administrasi dapat ditambah dengandenda paling banyak sebesar 50% dari jumlahpengembalian kerugian akibat tindakan Kecurangan JKN.
• (5)Sanksi administrasi tidak menghapus sanksi pidana• Situasi saat ini:
• Pemberian sanksi bagi pelaku fraud masih belumtegas
• Bentuk sanksi yang sudah dilakukan adalampengembalian dana oleh RS kepada BPJSKesehatan maupun sebaliknya. Bentuk lainnyabelum ada laporan implementasi.
• (3)Dalam hal tindakan Kecurangan JKN dilakukan olehpemberi pelayanan atau penyedia obat dan alatkesehatan, sanksi administrasi dapat ditambah dengandenda paling banyak sebesar 50% dari jumlahpengembalian kerugian akibat tindakan Kecurangan JKN.
• (5)Sanksi administrasi tidak menghapus sanksi pidana• Situasi saat ini:
• Pemberian sanksi bagi pelaku fraud masih belumtegas
• Bentuk sanksi yang sudah dilakukan adalampengembalian dana oleh RS kepada BPJSKesehatan maupun sebaliknya. Bentuk lainnyabelum ada laporan implementasi.
• Dalam pasal 46 B disebutkan Menteri, KepalaDinas Kesehatan Provinsi/ Kabupaten/ Kotabertanggung jawab melakukan pengawasankecurangan pelaksanaan Program JKN
• Pelaksanaan Pengawasan dapat melibatkanBadan Pengawas RS, Dewan PengawasRS, Perhimpunan/ AsosiasiPerumahsakitan, dan atau Organisasi Profesi
• Dalam pasal 46 B disebutkan Menteri, KepalaDinas Kesehatan Provinsi/ Kabupaten/ Kotabertanggung jawab melakukan pengawasankecurangan pelaksanaan Program JKN
• Pelaksanaan Pengawasan dapat melibatkanBadan Pengawas RS, Dewan PengawasRS, Perhimpunan/ AsosiasiPerumahsakitan, dan atau Organisasi Profesi
• Lebih detil dalam Permenkes No. 36/ 2015pembinaan dan pengawasan ini dilaksanakanmelalui:– Advokasi, sosialisasi, dan bimbingan teknis– Pelatihan dan peningkatan kapasitas SDM– Monitoring dan evaluasi
• Lebih detil dalam Permenkes No. 36/ 2015pembinaan dan pengawasan ini dilaksanakanmelalui:– Advokasi, sosialisasi, dan bimbingan teknis– Pelatihan dan peningkatan kapasitas SDM– Monitoring dan evaluasi
• Situasi saat ini:– Pihak-pihak yang harusnya bertanggungjawab
dalam pembinaan dan pengawasan seringkalitidak dirasakan“kehadirannya” dalammengatasi permasalahan terkait fraud layanankesehatan
– Upaya-upaya pembinaan dan pengawasanseringkali diinisiasi oleh pihak lain sepertiakademisi bahkan oleh BPJS Kesehatan
• Situasi saat ini:– Pihak-pihak yang harusnya bertanggungjawab
dalam pembinaan dan pengawasan seringkalitidak dirasakan“kehadirannya” dalammengatasi permasalahan terkait fraud layanankesehatan
– Upaya-upaya pembinaan dan pengawasanseringkali diinisiasi oleh pihak lain sepertiakademisi bahkan oleh BPJS Kesehatan
Sampai tahunkeempat JKN ini
belum adapenindakan fraud
oleh yangberwenang. Masih
Pencegahan
Apa pilihan sikap kita1. Menganggap fraud
tidak ada2. Menganggap Fraud
sebagai hal yangremeh
3. Tetap memperhatikanpencegahan danberusahamenghentikan fraud
Diskusi:Bagaimana sikap
RS terhadapFraud?
Sampai tahunkeempat JKN ini
belum adapenindakan fraud
oleh yangberwenang. Masih
Pencegahan
Apa pilihan sikap kita1. Menganggap fraud
tidak ada2. Menganggap Fraud
sebagai hal yangremeh
3. Tetap memperhatikanpencegahan danberusahamenghentikan fraud
Berita terbaru: KPK
• 2018:• Menjadi
TahunPenindakan
• 2018:• Menjadi
TahunPenindakan • Apa dampaknya?
Sistem JKN mempunyai 2 skenario:
Skenario 1:Tidak ada penindakan karena tetap berada padafase PencegahanSkenario 2:Ada penindakan karena KPK, Bareskrim danKejaksaan mempunyai tim yang mampu.
Skenario 1:Tidak ada penindakan karena tetap berada padafase PencegahanSkenario 2:Ada penindakan karena KPK, Bareskrim danKejaksaan mempunyai tim yang mampu.
Sistem JKN mempunyai 2 skenario:
Skenario 1:Tidak ada penindakan karena tetap berada padafase PencegahanSkenario 2:Ada penindakan karena KPK, Bareskrim danKejaksaan mempunyai tim yang mampu.
Probabilitas mana yang mungkinterbesar di tahun 2018?
Skenario 1:Tidak ada penindakan karena tetap berada padafase PencegahanSkenario 2:Ada penindakan karena KPK, Bareskrim danKejaksaan mempunyai tim yang mampu.
Probabilitas mana yang mungkinterbesar di tahun 2018?
Catatan akhirPengalaman di Amerika• Fraud kesehatan dianggap masalah
serius. Ada berbagai UU terkait• Kasus fraud yang ditetapkan di
pengadilan berdasarkan data olehpenyidik khusus yang terlatih, termasukdari FBI.
• Data yang diteliti bersifat pola tahunan.Sering kasus yang terjadi sejak lama: adayang sampai 8 tahun yang lalu.
• Tiap tahun data penemuan fraud danuang yang diselamatkan diumumkan olehKemenkes dan Kejaksaan
Apa Maknadaripengalamandi AmerikaSerikatuntukIndonesia?
Pengalaman di Amerika• Fraud kesehatan dianggap masalah
serius. Ada berbagai UU terkait• Kasus fraud yang ditetapkan di
pengadilan berdasarkan data olehpenyidik khusus yang terlatih, termasukdari FBI.
• Data yang diteliti bersifat pola tahunan.Sering kasus yang terjadi sejak lama: adayang sampai 8 tahun yang lalu.
• Tiap tahun data penemuan fraud danuang yang diselamatkan diumumkan olehKemenkes dan Kejaksaan
Apa Maknadaripengalamandi AmerikaSerikatuntukIndonesia?