top 10 ekosantri...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. berkah kemandi-rian dapat dirasakan...

210
TOP 10 EKOSANTRI Pionir Kemandirian Pesantren LITBANGDIKLAT PRESS Muhamad Murtadlo, dkk

Upload: others

Post on 02-Mar-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

i

TOP 10 EKOSANTRIPionir Kemandirian Pesantren

LITBANGDIKLAT PRESS

Muhamad Murtadlo, dkk

Page 2: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

ii

TOP 10 EKOSANTRIPionir Kemandirian Pesantren

Hak cipta dilindungi Undang-UndangAll Rights Reserved

Penulis:Muhamad Murtadlo, dkk

Editor :Husen Hasan Basri

Desain Cover & Layout :BataviArt

Diterbitkan oleh:LITBANGDIKLAT PRESS

Jl. M. H. Thamrin No. 6 Lantai 2 Jakarta PusatTelepon: 021-3920688

Fax: 021-3920688Website: balitbangdiklat.kemenag.go.id

Anggota IKAPI No. 545/Anggota Luar Biasa/DKI/2017

Cetakan :Pertama November 2017

ISBN : 978-602-51270-2-1

Page 3: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

iii

KATA PENGANTAR PENERBIT

Selamat, Litbangdiklat Press, disingkat LD Press, sebuah sebuah lembaga penerbitan di lingkungan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama telah hadir secara resmi masuk dalam keanggotaan Ikatan Penerbit Indonesia/IKAPI pada 1 Juni 2017. Patut disyukuri, karena keinginan ini sudah lama terpendam, dan baru bisa terwujud pada tahun 2017 ini.

Kehadiran lembaga penerbitan di lingkungan lembaga pe-nelitian yang “diakui” oleh IKAPI sangatlah penting, sebagai wadah publikasi hasil-hasil kelitbangan. Publikasi menyasar pada dua hal, pertama memberikan informasi terbaru terkait sebuah isu yang menjadi objek studi. Dengan demikian ha-sil studi yang terpublikasikan dapat berkontribusi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan.

Kedua, hasil penelitian yang dipublikasikan dapat mem-pengaruhi atau memberi kontribusi pada proses pembuatan kebijakan publik. Caroll Weiss (1979), misalnya, membeda-kan penggunaan hasil penelitian ke dalam tiga jenis, yakni penggunaan instrumental, penggunaan konseptual, dan peng-gunaan simbolik. Penggunaan ‘instrumental’ mengacu pada pengaruh penelitian yang bersifat langsung dan dapat diukur (measurable) terhadap proses pembuatan kebijakan publik.

Page 4: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

iv

Penggunaan ‘konseptual’ mengacu pada kondisi di mana ha-sil riset hanyalah salah satu jenis informasi yang dipertim-bangkan para pembuat kebijakan ketika hendak membuat atau mengambil keputusan kebijakan. Sedangkan penggu-naan ‘simbolik’ mengacu pada situasi ketika hasil penelitian digunakan para pembuat kebijakan untuk mendukung posisi tertentu mereka terhadap suatu isu kebijakan, khususnya ke-tika para pembuat kebijakan berhadapan dengan para stake-holder yang lain, seperti kalangan legislatif. Ketiga tipe jenis penggunaan penelitian tentu sangat terbantu jikalau publikasi atas hasil tersebut bersifat melembaga.

Memulai kerja perdananya, LD Press menerbitkan 4 buku yang seluruhnya merupakan hasil penelitian. Pemilihan keempat buku ini merupakan hasil seleksi yang dilakukan oleh Dewan Editor yang dibentuk berdasarkan Surat Keputu-san Kepala Badan Litbang dan Diklat.

Dinamika Kehidupan Relijius Era Kasunanan Surakarta, sebuah buku yang merupakan hasil kajian sejarah, dilakukan oleh Puslitbang Lektur Khazanah Keagamaan bekerjasama dengan tenaga ahli serta sejarahwan perguruan tinggi umum di berbagai daerah. Penulisan historiografi kesultanan men-jadi kekayaan ilmu pengetahuan yang sangat berarti.

Kajian historiografi memberikan informasi tentang ke-kayaan khazanah budaya keagamaan, sehingga dapat men-jadi pijakan bagi proses pembuatan kebijakan publik tentang strtategi kebudayaan. Kebijakan ini penting terutama bagi generasi muda saat ini dalam mengenal khazanah budaya keagamaan pada masa lalu yang kaya dan penuh makna.

Pionir Kemandirian Pesantran, buku berikutnya yang diterbitkan oleh LD Press pada edisi perdana ini. Buku yang

Page 5: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

v

merupakan hasil penelitian ini diapresiasi oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, dalam kalimatnya “ Membedakan santri dengan orang lain ada dua hal, pertama memiliki jiwa kemandirian dan kedua memiliki nilai keikhlasan pada di-rinya, inilah yang menjadi jati diri seorang santri”

Buku ini menampilkan potret kemandirian pesantren yang sudah teruji. Sejak dahulu pesantren mampu berdiri ter-pisah dari negara. Pesantren bisa menghidupi dirinya sendiri, meskipun tanpa dukungan biaya dari pihak luar sekalipun.

Ada 10 potret pesantren dalam studi ini, dengan var-ian kemandirian yang berbeda beda, tidak hanya mandiri dari sisi ekonomi tetapi menjelajah pada aspek lainnya, terutama kultur, di tengah gempuran modernisasi. Pesantren memiliki strategi khas dalam mempertahankan kemandirian dengan teguh memeluk erat-erat tradisi.

Melalui beragam karakter kemandirian, 10 pesantren ini hendak menularkan virusnya bagi lembaga pendidikan yang lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi.

Inskripsi Keagamaan Nusantara, buku terpilih berikut-nya. Inskripsi adalah tulisan-tulisan Arab yang berbahasa Arab atau Jawa/Sunda yang terdapat di masjid, kuburan dan keraton. Tentu tulisan di benda-benda purbakala tersebut mengandung muatan sejarah dan pesan keagamaan yang san-gat penting untuk dilestarikan.

Penelitian inskripsi pada sejumlah artefak dapat mem-bantu mengungkapkan kehidupan keagamaan nenek moy-ang kita pada masa itu melalui makna tulisan yang dibubuh-kan pada benda-benda tersebut. Menjadi kebiasaan nenek

Page 6: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

vi

moyang kita untuk menuangkan rasa keagamaannya dalam bentuk tulisan Arab atau Pegon pada tempat-tempat tertentu, seperti masjid, nisan, dan keraton.

Informasi tentang inskripsi dan maknanya disinyalir belum banyak diketahui masyarakat, baik dari sisi titik ke-beradaan, jumlah atau makna tulisan yang dibubuhkan. Dengan terpublikasinya temuan penelitian dapat membantu berbagai pihak terutama Pemerintah dalam melestarikan kha-zanah keagamaan tersebut sekaligus melacak peranan umat Islam dan pengaruhnya pada kehidupan sosial keagamaan masa lalu.

Secara terminologi, pengertian muadalah adalah proses penyetaraan antara institusi pendidikan, di pesantren mau-pun di luar pesantren dengan menggunakan kriteria baku dan mutu yang telah ditetapkan secara adil dan terbuka. Selanjut-nya hasil penyetaraan ini dapat dijadikan dasar dalam pen-ingkatan pelayanan dan penyelenggaraan pendidikan pondok pesantren. Pada konteks ini, penyetaraan ini didasarkan pada Peraturan Menteri Agama/PMA Nomor 18 tahun 2014, me-liputi aspek kelembagaan, kurikulum, pendidik dan tenaga kependidikan, santri, kelulusan, pembiayaan, dan akreditasi.

Terkait penyelenggaraan satuan pendidikan muadalah pada pondok pesantren, dibutuhkan kajian kebutuhan (needs assesment) yang mampu memetakan kondisi obyektif dan analisis kebutuhan pada satuan pendidikan tersebut.

Temuan penelitian memperlihatkan, bahwa realitas obyektif 9 (sembilan pondok pesantren) yang dikaji, secara relatif dapat memenuhi standar yang dimaksud, yakni PMA Nomor 18 Tahun 2014, kecuali pembiayaan dan akreditasi, meski belum berada dalam derajat yang paling baik. Anali-

Page 7: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

vii

sis kebutuhan yang perlu menjadi prioritas, adalah kurikulum pendidikan umum, kompetensi pendidik pendidikan umum, tenaga kependidikan pustakawan, pembiayaan dan akredi-tasi.

Temuan menarik lainnya adalah, pondok pesantren memi-liki karakter khas dalam memenuhi standarisasi pendidikan keagamaan, oleh karenanya tidaklah arif jika Pemerintah me-maksakan standarisasi tersebut. Yang bisa dilakukan adalah mendorong pesantren untuk mengembangkan dan memper-tahankan secara mandiri sesuai ciri khas masing-masing satu-an pendidikan muadalah. Seluruh temuan tersebut terangkum dalam hasil penelitian yang dibukukan dan diterbitkan oleh LD Press dalam judul Needs Assesment Satuan Pendidikan Muadalah Pesantren.

Dengan terbitnya 4 (empat) buku ini tentu melibatkan se-jumlah pihak, mulai dari penetapan indikator seleksi, seleksi naskah, editing, proff reading, dan proses pra cetak lainnya. Oleh karena itu, rasa terimakasih yang tidak terhingga di-haturkan kepada Kepala Badan Litbang dan Diklat dan Sek-retaris Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, atas dukungan dan kepercayaan serta arahan dalam seluruh proses penerbitan pada Dewan Editor Litbang Diklat Press sehingga dapat bekerja memenuhi target waktu, ditengah kesibukan yang mendera akhir tahun ini.

Tak lupa, kepada seluruh pihak, terutama para peneliti yang terlibat dalam penelitian yang terbit dalam edisi kali ini, penghargaan yang setinggi tingginya dan rasa terimakasih kami ucapkan. Terimakasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penerbitan ini.

Akhirnya, hanya kepada Allah SWT semata kami memo-

Page 8: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

viii

hon agar ikhtiar ini dapat menambah dan memperluas cakrawala ilmu pengetahuan bagi para pembaca serta dapat digunakan dalam proses perumusan kebijakan keagamaan di Indonesia.

Jakarta, 12 Desember 2017

Penerbit

Page 9: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

ix

Daftar Isi

Kata Pengantar Penerbit ................................................. iiiDaftar Isi ........................................................................ ixProlog ........................................................................... xi

Pesantren Ar-Risalah; Menyulap Kampung Santri Menjadi Desa Wisata Muhamad Murtadlo ....................................................... 1

Pesantren Al-Amin; Lahirnya Pesantren dari Pabrik BordirHusen Hasan Basri ........................................................ 19

Pesantren Riyadhul Jannah; Menjadi Mandiri Lewat Sentu-han Bisnis Sang KiaiHj Faiqah ....................................................................... 39

Memberdayakan Ekonomi Masyarakat MiskinAbdul Muin M ................................................................ 57

Gagahnya Santri Menjadi PetaniNunu Ahmad An-Nahidl .............................................. 77

Page 10: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

x

Pondok Pesantren al-Ishlah; Menggali Potensi Batu AlamTarif .............................................................................. 101

Pondok Pesantren Ma’hadul ‘Ulum Asy Syar’iyyah (MUS); Mengelola Pabrik Es Hingga Warung ApungAchmad Dudin .............................................................. 121

Pondok Pesantren Al-Basyariyah; Segarnya Air Mina Tum-buhkan Ekonomi PondokMunawiroh .................................................................... 137

Pondok Pesantren Ath-Thohariyyah; Mendidik Santri Terampil dan MandiriNunu Ahmad An-Nahidhl ............................................. 153

Pondok Pesantren Qudsiyyah; Menggagas Jejaring Pusat Grosir Pesantren NusantaraAbdul Jalil .................................................................... 169

Dewan Editor Penerbit .................................................. 195

Page 11: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

xi

Prolog

Kisah pesantren sama tuanya dengan cerita masuknya Islam ke Indonesia. Meski belum memiliki sistem yang per-manen, pendidikan Islam dipercaya dimulai pada masa Maul-ana Malik Ibrahim di abad ke-14. Sang penghulu Walisongo, diyakini merupakan peletak dasar-dasar pesantren pertama di Tanah Air. Lembaga itu berfungsi sebagai pusat pendidi-kan dan penyiaran agama Islam. Di tangan putranya, Raden Rahmat alias Sunan Ampel, konsepnya berkembang menjadi satu institusi pendidikan Islam yang kita sebut pesantren. Ke-mandirian pesantren pun sudah teruji. Sejak dulu, pesantren mampu berdiri terpisah dari negara. Pesantren bisa membi-ayai diri sendiri. Tak jarang, banyak pesantren justru memun-gut biaya pendidikan yang amat kecil dari para santri.

Cendikiawan Muslim Azzumardi Azra bahkan sempat mengungkap bahwa pesantren merupakan lembaga pendidi-kan alternatif terbaik bagi masyarakat miskin desa di Jawa pada masa sulit di tahun 50an-60an. Ketika itu, para santri dibebani biaya amat murah. Kiai sebagai pemilik pesantren kerap menanggung hidup santri-santrinya dengan skema pem-berdayaan. Kemandirian ekonomi pesantren coba ditularkan kepada lingkungan sekitar. Sejak zaman Walisongo hingga

Page 12: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

xii

sekarang, pesantren telah bergumul dengan masyarakat luas. Pesantren telah berpengalaman menghadapi berbagai corak masyarakat selama ratusan tahun. Tidak kurang, Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Husni Rahim, me-nilai pesantren berdiri didorong permintaan dan kebutuhan masyarakat.

Pesantren pun tak bisa dilepaskan dengan keberadaan masyarakat sebagai habitatnya. Terlebih, nilai dakwah yang menjadi salah satu prinsip penting pesantren mengharus-kan lembaga ini melakukan interaksi sosial. Peran agent of change coba diperankan pesantren. Berbagai peneliti lantas merekam perjalanan hidup entitas pendidikan ini. Dari pe-santren tradisional dengan prinsip-prinsip salafiyah hingga pesantren modern yang kini mengadopsi ilmu pengetahuan umum dan teknologi. Mereka hendak mencari tahu bagaima-na pesantren bisa bertahan dengan tradisi yang masih dipeluk erat-erat. Terlebih pada masa serba modern sekarang. Demi mempertahankan kemandirian, pesantren pun mesti berino-vasi. Apakah pesantren itu salafiyah yang hanya berkutat pada ilmu agama atau pondok modern yang sudah meng-gabungkan ilmu agama dengan ilmu pengetahuan umum. Dengan semangat kemandirian pula, santri-santri kini ikut diajari berbagai macam ketrampilan. Tidak kurang, penulis buku Pesantren dalam Perubahan Sosial Manfred Ziemek mengungkapkan, para santri sudah belajar teknik pertanian, perkebunan, perunggasan, perikanan kolam, dan sebagainya.

Sepuluh monografi yang disusun sembilan peneliti Ba-litbangdiklat Kementerian Agama ini merupakan upaya un-tuk memotret kemandirian dalam pesantren. Sepuluh objek yang ditulis memiliki masing-masing karakter ekonomi khas yang tidak terlepas dari latar belakang lingkungannya. Di Yo-

Page 13: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

xiii

gyakarta misalnya. pesantren-pesantren yang ada di Dusun Mlangi, Bantul, khususnya Pesantren Ar-Risalah, mampu menggali potensi dusun. Makam Mbah Nur Iman yang memi-liki sejarah dakwah panjang di bumi Yogyakarta, mampu menarik para peziarah datang. Para santri pun membangun wisata religi di sana. Dampak ekonomi tidak hanya dirasakan santri, tetapi juga masyarakat.

Di Bogor, Jawa Barat, Pesantren Darul Falah mendidik santri untuk berwirausaha di bidang pertanian. Bukan sekadar mendidik santri menjadi mandiri, Darul Falah hendak mem-bangun interaksi antara santri dengan masyarakat. Lewat pro-gram magang, santri-santri Darul Falah membangun hubun-gan mutualisme dengan lingkungan sekitarnya. Pengelola pesantren berharap santri belajar dari usaha mikro di bidang agrikultur. Sebaliknya, para pengusaha kecil mendapatkan tenaga gratis yang memiliki ide-ide segar dari pesantren.

Pesantren Darul I’tisham Embo di Jeneponto memiliki kisah pemberdayaan yang sama. Pesantren yang berada di salah satu kabupaten tertinggal di Sulawesi Selatan ini mampu memberdayakan masyarakat setempat lewat ternak kambing. Wabilkhusus, para orang tua santri yang berada pada level ekonomi menengah ke bawah. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ada 56 ribu kepala keluarga yang tergolong miskin di kabupaten ini. Di Desa Turutea, tempat dimana pe-santren berdiri, mayoritas warganya juga tergolong miskin. Sebagian besar diantaranya bekerja sebagai buruh tani. Kon-disi demografis seperti ini membuat pesantren melakukan terobosan lewat ternak kambing. Polanya, pesantren meni-tipkan kambing kepada warga untuk dipelihara. Jika sudah melahirkan keturunan, maka akan dibagi. Kambing-kambing ini bisa dijual warga di pasar atau dijadikan peluang bisnis

Page 14: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

xiv

seperti akikah. Warga pun mendapat penghasilan lumayan dari ternak ini.

Berbeda dengan sembilan objek lainnya, Pesantren Al-Amin di Tasikmalaya, Jawa Barat, justru didirikan oleh sebuah perusahaan swasta. Berawal dari upaya untuk memenuhi ke-butuhan spiritual para karyawan, Tjiwulan Bordir memben-tuk Yayasan Pendidikan Islam Tjiwulan sebagai cikal bakal Pesantren Al-Amin. Tak pelak, nilai-nilai wirausaha perusa-haan ikut menjadi budaya dalam pesantren. Santri mendapat ketrampilan bordir dan pengetahuan bisnis dari perusahaan. Sebaliknya, perusahaan mendapat asupan sumber daya ma-nusia berkualitas dari pesantren.

Lima pesantren lainnya punya kisah tak kalah unik dan menarik. Dengan caranya masing-masing, mereka berupaya untuk menjadi pionir kemandirian di lingkungannya. Lewat beragam karakter, pesantren-pesantren ini hendak menelur-kan virus kemandirian dan menularkannya kepada lingkun-gan dimana mereka tinggal. Hanya, patut menjadi catatan bahwa segenap kegiatan kewirausahaan ini jangan mening-galkan khittah pesantren sebagai lembaga yang kaya nilai re-ligi, moral dan budaya.

Pendekatan ekonomi untuk pengembangan pesantren jangan justru mengalahkan nilai-nilai adiluhung tersebut. Pe-santren bukanlah institusi untuk menciptakan lulusan yang hanya menghasilkan uang. Lebih dari itu, uang yang dihasil-kan harus bisa menjadi alat ideologi pesantren demi melem-bagakan nilai-nilai mulia pesantren. Dengan begitu, pesant-ren pun mampu menjadi pionir dari terbentuknya masyarakat madani.

Page 15: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

1

Pesantren Ar-RisalahMenyulap Kampung Santri Menjadi

Desa Wisata

Muhamad Murtadlo

Keberadaan 16 pesantren dan makam KH. Nurul Iman benar-benar membuat Mlangi layak disebut sebagai

kampung santri.

Teriknya matahari di Dusun Mlangi, Nogotirto, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, tidak menyurutkan ratusan langkah jamaah untuk berziarah. Usai salat Jumat, mereka memenuhi Kompleks Makam Kiai Nur Iman. Makam keramat yang berlokasi di belakang masjid ini berada di dalam rumah berbentuk pendopo. Jumat itu, setidaknya ada 70-an orang pengunjung makam. Pendopo yang tak begitu luas membuat sebagian harus duduk di teras. Sambil bersila, mereka menunggu pemimpin doa datang.

Mereka bukan hanya jamaah masjid setempat. Banyak jamaah dari masjid luar desa hendak menyempatkan waktu sejenak untuk berziarah. Doa pun dimulai seiring datangnya

Page 16: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

2

kiai. Mereka larut dalam tahlil dan zikir mengagungkan nama Ilahi. Penulis yang kebetulan salat Jumat di situ pun akhirnya bergabung dengan para jamaah. Bersama mereka, penulis merapal doa untuk dipanjatkan bagi keselamatan penghuni makam.

Makam ini bukan kuburan sembarang. Sosok Kiai Nur Iman, penghuni makam, memegang peranan penting dari sejarah Mlangi. Desa yang berada di Kelurahan Nogotirto, Gamping, Sleman Yogyakarta, ini adalah tanah perdikan dari Sri Sultan Hamengkubuwono I. Tanah ini diberikan sebagai bentuk penghormatan kepada Kiai Nur Iman, Putra Amangkurat IV. Hubungan mereka masih satu darah. Sang kiai masih merupakan saudara tua Sultan yang lebih memilih untuk mengabdikan hidupnya bagi pengembangan agama Islam.

Di desa yang terletak beberapa kilometer dari barat Tugu Yogyakarta, Mbah Nur Iman memilih tinggal. Kata ‘Mlangi’ pun tak lepas dari aktivitas sang kiai. Konon, kata itu dihubungkan dengan kata ‘mulangi,’ yang berarti mengajarkan. Sejak itu, Kai Nur Iman dan keturunannya mengembangkan Islam di tempat itu.

Kiai ini adalah seorang pewaris sah Kesultanan Mataram sepeninggal Amangkurat IV. Dia lebih memilih menjadi penyiar agama daripada menjadi sultan. Pilihan itu dilakukan untuk menghindari perebutan kekuasaan dengan saudara-saudaranya. Peristiwa itu terjadi saat Mataram terbelah menjadi Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta.

Potensi Mlangi yang kaya dengan catatan sejarah itu membuat Pemerintah Kabupaten Sleman menetapkan Mlangi sebagai destinasi desa wisata religi. Tak hanya itu, banyaknya pesantren dan lokasi yang strategis ikut menjadi alasan

Page 17: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

3

mengapa Mlangi menjadi desa wisata. Untuk menuju lokasi Mlangi, dari Bandara Adi Sucipto atau Stasiun Kereta Api Tugu kita bisa naik taksi menyusuri jalan lingkar Yogyakarta (Ring Road) Kota Yogyakarta di bagian Barat. Lokasi desa wisata Mlangi mempunyai jalan akses langsung dari jalan Ring Road. Jarak dari Mlangi ke jalan lingkar hanya berkisar 500 meter. Jalan utama dusun Mlangi akan langsung menuntun kita menuju lokasi Masjid Mlangi sebagai episentrum. Sebelah kanan jalan disebut Dusun Mlangi sedangkan di sebelah kiri jalan disebut Dusun Sawahan. Secara kultural kedua dusun itu sama-sama sebagai penyangga satu budaya. Baik warga Dusun Sawahan dan Mlangi sama-sama melaksanakan salat Jum’at di Masjid Jami’ Mlangi.

Berkeliling ke Dusun Mlangi, Anda akan menjumpai setidaknya 16 pesantren. Di selatan, ada Pesantren As-Salafiyah, sebelah timur Al-Huda, dan sebelah utara Al-Falakiyah. Pesantren As-Salafiyah merupakan pondok paling tua. As-Salafiyah dibangun sejak 5 Juli 1921 oleh KH. Masduki. Pada mulanya, As-Salafiyah bukanlah pesantren. Tempat ini hanya nama komunitas yang belajar agama di sebuah mushola kecil. Komunitas itu lantas berkembang menjadi pesantren karena banyak warga yang juga berminat belajar agama. Meski bangunannya tak begitu besar, pesantren ini memiliki 300-an santri. Pengelola pondok menggunakan metode mengajar yang tak kalah maju dengan sekolah umum.

Di Desa Mlangi, ada sekitar 16 pesantren yang ada di daerah ini. Pesantren-pesantren itu antara lain Pondok Pesantren (PP) Al-Miftah yang diasuh oleh KH. Siruddin diteruskan oleh KH. Munahar; PP As-Salafiyyah yang diasuh oleh KH. Masduqi diteruskan oleh KH. Suja’i Masduqi; PP

Page 18: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

4

Al-Falahiyyah yang diasuh oleh KH. Zamrudin diteruskan oleh Ny. Hj. Zamrudin; PP Al-Huda yang diasuh oleh KH. Muchtar Dawam diteruskan oleh KH. Mufrod Muhtar; PP Mlangi Timur yang diasuh oleh KH. Wafirudin diteruskan oleh Ny. Hj. Wafirudin; PP Hujjatul Islam yang diasuh oleh KH. Qothrul Aziz; PP As-Salimiyyah yang diasuh oleh KH. Salimi; PP An-Nasyath yang diasuh oleh KH. Sami’an; PP. Ar-Risalah yang diasuh KH. Abdullah; PP Darussalam yang diasuh oleh K. Wirdanuddin; PP Al-Qur’an asuhan KH. Abdul Karim yang diteruskan oleh Ny. Jamhanah; PP Aswaja Nusantara yang diasuh oleh KH. Mustafid; PP Al-Mahbubiyah yang diasuh oleh KH. Halimi dan PP Hidayatul Mubtadiin.

Memasuki wilayah Mlangi, kita menemukan dusun ini dengan tingkat kepadatan rumah penduduk sedemikian rupa. Warung-warung biasanya buka sore hari setelah Ashar sampai Maghrib. Buka lagi setelah salat Isya’, bahkan ada warung makanan yang buka setelah jam 23.00 WIB. Jam malam lebih terasa hidup dibanding siang hari. Pesantren-pesantren yang kebanyakan salafiyah dalam melaksanakan aktifitas lebih banyak malam hari. Pada pagi hari, saat jam-jam sekolah formal, Dusun Mlangi terasa lengang. Waktu wawancara yang seharusnya dijadwalkan pada pagi pun harus digeser menjadi malam hari. Penulis bahkan diminta bertamu pada jam 21.00 WIB. Malam Jum’at akan lebih ramai lagi karena hampir masing-masing pondok mengadakan acara pembacaan barzanji dengan memakai alat musik terbang.

Identitas keislaman penduduk bukan sesuatu yang dibuat-buat. Buktinya dapat dilihat dari cara berpakaian penduduk. Di Mlangi, para lelaki biasa memakai sarung, baju Muslim, dan peci meski tidak hendak pergi ke masjid. Sementara

Page 19: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

5

hampir semua perempuan di dusun ini mengenakan jilbab di dalam maupun di luar rumah. Pengamalan ajaran Islam seolah menjadi prioritas bagi warga Mlangi. Konon, warga rela menjual harta bendanya agar bisa naik haji.

Setiap Ramadhan, dusun ini selalu ramai dengan ritual ibadah yang dijalankan warganya. Mulai tadarus, pengajian anak-anak, dan sebagainya. Tak sedikit masyarakat dari luar Mlangi yang atang untuk ‘wisata’ agama, semacam pesantren kilat. Nah, bila Anda ingin berkunjung ke Mlangi, inilah saat yang tepat. Sepanjang siang selama bulan Ramadhan, anda juga akan melihat betapa akrab anak-anak bermain petasan.

Mlangi saat ini telah ditetapkan sebagai salah satu desa wisata oleh Pemerintah Kabupaten Sleman di bidang religi. Sebagai gambaran sosio-kultural, desa Wisata Religi Mlangi didukung oleh keberadaan lima modal sosial dan budaya yang dimiliki masyarakat setempat — Lima modal ini masih di luar makam KH. Nurul Iman.

1. Masjid Pathok NegoroMlangi merupakan salah satu masjid di Yogyakarta yang

disebut-sebut sebagai pathok negoro bersama-sama empat masjid yang lainnya. Berturut-turut kelima masjid pathok negoro di Yogyakarta adalah : Masjid Jami’ di Mlangi, Masjid Sultoni di Ploso Kuning, Masjid Ad-Darojah di Babadan Baru, Masjid Nurul Huda di Dongkelan dan Masjid Taqwa di Wonokromo Bantul.

Keberadaan masjid pathok negoro di Mlangi menjadi ikon utama desa wisata religi Mlangi. Arsitektur masjid Jami’ Mlangi pada awalnya sama dengan masjid Kraton lainnya. Masjid ini mengikuti gaya arsitektur Jawa dengan banyak

Page 20: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

6

penyangga kayu. Dahulu, soko guru masjid ini berjumlah 16 buah termasuk soko utama di ruang utama masjid. Pawestri menjadi tempat khusus salat untuk kaum putri. Sementara, bagian sisi depan, kanan dan kiri masjid terdapat blumbang (sejenis kolam kecil) yang berfungsi sebagai tempat membersihkan kaki jamaah sebelum memasuki masjid.

Seiring dengan perkembangan zaman, Masjid Jami’ Mlangi pun mengalami banyak perubahan. Setelah mendapatkan izin dari Kraton, masjid Jami’ mengalami beberapa proses renovasi tanpa menghilangkan keaslian bentuk bangunan dari Masjid Jami’ sebelumnya yakni dengan menjadikannya gedung bertingkat. Konstruksi bangunannya pun diganti dengan pilar-pilar beton. Sekalipun demikian, mimbar yang ada di masjid ini juga termasuk yang masih asli. Beduknya juga menyerupai replika aslinya. Hingga saat ini, masjid Jami’ mempunyai pesona tersendiri yang dapat memikat banyak orang untuk datang baik yang bertujuan salat maupun berziarah.

2. Ekonomi KreatifDi desa wisata Mlangi, masyarakat secara dinamis dan

turun temurun mengembangkan ekonomi mereka berbasis industri rumah tangga. Hampir 90 % penduduk desa Mlangi adalah wiraswasta. Mereka berusaha mulai dari usaha konveksi, kerajinan, kuliner, jamu-jamuan, maupun bidang-bidang yang lain. Banyak produk tercipta dari rumah-rumah produksi di Mlangi. Di antaranya konveksi. Beberapa usaha konveksi bisa disebutkan seperti: Celana londo, Baju – celana endul, Jumput mlangi, Kaos oblong, celana turis, rukuh, mukena, kerudung lukis, hingga kerajinan. Beberapa hasil

Page 21: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

7

kerajinan rakyat yang pernah dihasilkan di Mlangi meliputi: net voli, net bulu tangkis, Jaring gawang, tas raket, bola voli plastik.

3. Tradisi BudayaDari daftar inventariasi tradisi dan budaya masyarakat

Mlangi hingga sekarang, Mlangi memiliki beraneka ragam upacara tradisi. Tradisi dan budaya itu telah dijiwai semangat keislaman.

Tradisi itu mewarnai masyarakat Mlangi sejak ada dalam janin hingga wafat. Warga umumnya akan melakukan semacam upacara saat istri-istri mereka hamil, melahirkan, hingga ada anggota masyarakat yang meninggal dunia. Tradisi slametan/syukuran pun terjadi saat pernikahan, dolanan anak hingga tradisi sunatan dan perkawinan. Adat kebiasaan yang mereka jalankan merupakan kolaborasi tentang keislaman dengan tradisi Jawa yang memang sudah dari nenek moyang. Tradisi itu kemudian ditafsirkan dari perspektif Islam sebagai upaya untuk menjawab kekinian.

4. KesenianKetua tim pengembangan Desa Wisata Mlangi, Ihsan,

menyebutkan bahwa di desa wisata Mlangi ini terdapat berbagai macam kesenian rakyat. Hingga sekarang, kesenian ini masih dibudayakan oleh masyarakat setempat.

Beragam jenis kesenian tersebut yakni Slawatan jowo, Kojan, Seni rodad, Rengeng-rengeng, Berjanjen, Hadroh – Ngarak, Simthud duror dan sebagainya. Pada saat pengkaji datang, bertepatan dengan malam Jum’at, peneliti mendapati beberapa grup santri di masing-masing pesantren melakukan

Page 22: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

8

pembacaan berjanji dengan diiringi musik rebana. Suara bersahut-sahutan antara kelompok satu dengan yang lainnya. Hentakan musik pukul itu terdengar ingar bingar karena datang dari berbagai arah.

5. Kuliner KhasTidak lengkap kiranya di dalam wisata tidak ada kuliner.

Di sini bisa ditemukan beraneka macam lauk pauk yang bisa menjamu para wisatawan ketika lapar. Jika ingin mencicipi makanan yang khas, banyak panganan tradisional diproduksi dari olahan tangan santri maupun masyarakat Mlangi. Salah satu kuliner paling khas adalah opor bebek. Penulis sempat membeli opor bebek khas Mlangi yang konon menjadi makanan kegemaran Sultan Hamengkubuwono IX kalau berkunjung ke tempat itu.

Selain opor bebek, ada beberapa menu santapan yang bisa didapat di desa ini. Hidangan berbentuk lauk pauk: Jangan bobor, Sego tumpeng sambel pitu, Jangan kelontoko, Jangan urip-urip, Jangan kothok, Jangan besengek, Uyah salam, Brambang salam. Selain itu, tersedia makanan ringan, yakni Janagel, Trasikan, Legondo, Lemper, Mendut, Jadah, Wajik, Jenang Mlangi, Rambak, Tetel gedang, Carang gesing, Krekes, Klepon – Puthu.

Kampung santriSuasana religi di Mlangi benar-benar membuat desa ini

layak disebut sebegai kampung santri. Enam belas pesantren dan santri-santrinya mampu mewarnai kampung dengan kekhasannya. Tidak heran jika Mlangi ditetapkan sebagai desa wisata berbasis pesantren.

Page 23: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

9

Sebenarnya banyak tempat di Indonesia yang berlatar belakang pesantren bisa menjadi alternatif destinasi wisata, khususnya wisata religi. Bila potensi itu dikelola dengan baik, maka wisata religi ini bisa menjadi sumber kesejahteraan bagi warga sekitar.

Sebut saja Babakan Ciwaringin, Cirebon, Jawa Barat; Kajen Pati Jawa Tengah, hingga Tebuireng Jombang Jawa Timur. Daerah seperti itu biasanya tingkat mobilitas manusia datang dan pergi relatif tinggi. Keadaan itu menjadi modal utama pesantren untuk menjadikan lingkungan pesantren sebagai destinasi wisata. Sayangnya kondisi demikian secara fungsi ekonomi lebih banyak berjalan alamiah. Potensinya pun belum tergarap dengan maksimal.

Untuk pemberdayaan ekonomi di pesantren, salah satu gagasan yang perlu dieksplorasi adalah pengembangan pariwisata berbasis pesantren. Kalau usaha ini bisa dilakukan, maka potensi wisata pesantren yang terkesan masih jauh dari profesional dan belum memberikan keuntungan banyak bagi masyarakat sekitar bisa dilakukan. Salah satu gagasan yang berkembang belakangan ini adalah pengembangan desa wisata religi di lingkungan pesantren.

Pengembangan desa wisata, sebagai perwujudan pariwisata telah menjadi alternatif ekonomi berbasis masyarakat yang semarak berkembang akhir-akhir ini. Di Yogyakarta bermunculan destinasi desa wisata di berbagai lokasi. Dilansir dari pikiranrakyat.com, jumlah desa wisata di Yogyakarta yang telah terdaftar di lima kabupaten/kota telah mencapai jumlah 122 tempat, dengan sebaran 38 desa wisata di Sleman, 14 desa wisata di Gunung Kidul, 27 di Kota Yogyakarta, 33 di Bantul, dan 10 di Kulon Progo.

Page 24: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

10

Desa wisata merupakan suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi, dan fasilitas pendukung. Keberadaannya disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku. Untuk mewujudkan sebuah desa disebut desa wisata, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam penetapan suatu desa wisata.

Pertama, aksesbilitasnya baik, sehingga mudah untuk dikunjungi wisatawan dengan menggunakan berbagai jenis alat transportasi. Berikutnya, memiliki obyek-obyek menarik berupa alam, seni budaya, legenda, makanan lokal, dan sebagainya untuk dikembangkan sebagai obyek wisata. Masyarakat dan aparat desanya pun menerima dan memberikan dukungan yang tinggi terhadap desa wisata serta para wisatawan yang datang ke desanya. Kemudian, keamanan di desa tersebut terjamin. Desa tersebut juga menyediakan akomodasi, telekomunikasi, dan tenaga kerja yang memadai. Adanya iklim sejuk di wilayah tersebut. Terakhir, desa berhubungan dengan obyek wisata lain yang sudah dikenal oleh masyarakat luas.

Salah satu desa wisata di Kabupaten Sleman adalah desa wisata religi yang berlokasi di dusun Mlangi, Gamping Sleman Yogyakarta. Salah satu keistimewaan Desa Mlangi yakni daerah ini merupakan wilayah konsentrasi pesantren yang berada dalam satu dusun. Berdasarkan keterangan Ihsan, Ketua Panitia Pengembangan desa Wisata Mlangi, jumlah pengunjung ke desa Mlangi dari luar daerah rata-rata perhari tidak kurang dari dua bus. Hal ini menunjukkan pontesi yang dimiliki desa Mlangi sebagai desa berbasis pesantren.

Bukan hanya kaya sejarah budaya dan religi, Mlangi dihidupkan oleh kegiatan ekonomi. Mlangi pernah mencatat

Page 25: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

11

menjadi salah satu pusat industri batik berbasis masyarakat pada era 70-an hingga 80-an. Batik yang dihasilkan adalah batik lukis. Tradisi ini kemudian meredup dengan adanya industrialisasi batik melalui batik stempel yang diproduksi secara massal oleh pabrik. Meredupnya batik tidak membuat mati ekonomi di dusun ini. Mlangi bangkit lagi menjadi salah satu pusat industri konveksi pada era 90-an.

Berbagai komoditi untuk pemenuhan pasar rakyat Malioboro dihasilkan dari industri santri Mlangi. Mlangi saat itu menjadi pemasok utama dagangan konveksi di sepanjang Malioboro. Bahkan saat itu, konveksi produksi Mlangi telah menjadi pemasok ke Borobudur, Prambanan hingga ke Pangandaran di Jawa Barat.

Menurut pengakuan Siti Umiyah, salah satu pelaku industri konveksi, dia berhasil memperkerjakan 35 orang dalam mengelola industri konveksi ini pada 90-an. Dia juga berkeliling Indonesia memasarkan hasil produksinya. Selain menyuplai produk ke tempat-tempat wisata seperti Malioboro, Prambanan, dan borobudur, dia juga memasarkan barang ke Medan, Padang, Lampung, Palembang, Jakarta. Dia pun ikut pameran di Manado, Lombok dan Bali.

Industri konveksi Mlangi kembali dihantam pengusaha konveksi khususnya dari Pekalongan, Klaten, dan Solo. Saat ini usaha konveksi masih bertahan dalam batas-batas tertentu. Usaha pengembangan ekonomi di Mlangi secara perlahan mendapatkan momentumnya kembali dengan ditetapkannya Mlangi sebagai Desa Wisata. Pemerintah Kabupaten Sleman telah menetapkan 38 desa wisata di wilayahnya, dan Mlangi menjadi salah satunya. Mlangi disebut sebagai desa wisata religi, dengan salah satu modal pendukungnya adalah industri kreatif masyarakat.

Page 26: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

12

Kawasan Mlangi sebagai kawasan desa wisata yang berbasis pesantren merupakan modal sosial dan budaya yang tidak terpungkiri. Dengan keberadaan beberapa aset wisata seperti masjid pathok negoro, makam Mbah Nur Iman, keberadaan 16 pesantren, keberadaan masyarakat yang aktif dalam industri kreatif menjadi kekayaan desa Mlangi yang saling melengkapi untuk menjadikan kawasan Mlangi layak sebagai daerah tujuan wisata. Mlangi akan menjadi daerah wisata yang lengkap dan inspiratif dengan sentuhan-sentuhan tertentu.

Sekalipun Mlangi sudah ditetapkan menjadi desa wisata religi, namun diakui bahwa Mlangi masih jauh dari ideal sebagai destinasi wisata. Masih banyak hal yang harus dilakukan, baik masyarakat maupun pemerintah untuk membuat Mlangi menjadi tempat ramai dan nyaman bagi pengunjungnya. Beberapa fakta yang ditemukan penulis menjadi catatan kekurangan untuk bisa dievaluasi. Antara lain akses jalan yang sempit, taman dan penghijauan yang belum tertata, gerai toko yang kurang tertata. Tidak adanya home stay bagi pengunjung yang ingin menikmati suasana malam di kampung santri ini, penerangan dan lampu hias yang masih terbatas.

Pesantren Ar-Risalah dengan kepemimpinan KH. Abdullah telah menjadi pelopor dalam menjadikan kawasan Mlangi sebagai tujuan wisata (ziarah). Beberapa langkah telah dilakukan KH. Abdullah untuk mendorong Mlangi menjadi yang semakin ramai dikunjungi para peziarah, seperti pembangunan Makam Mbah Nur Iman, pendiri desa Mlangi, acara Haul Tahunan yang melibatkan semua warga Mlangi dalam menghormati tokoh pendahulu mereka. Tak lupa usaha ekonomi yang memfasilitasi kebutuhan para peziarah.

Page 27: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

13

Kawasan desa wisata Mlangi, memang belum optimal menjadi daerah wisata yang memadai. Dalam mengembangkan wisata berbasis pesantren, diakui masih muncul beberapa permasalahan yang masih menghinggapi masyarakat pesantren. Warga Pesantren di Mlangi mempunyai permasalahan dari berbagai aspek. Bisa dipetakan terjadi dalam internal satuan pesantren, dan komunikasi antar pesantren yang ada di kawasan tersebut.

Dari dalam internal satuan pesantren, seperti yang terjadi dalam Pesantren Ar-Risalah, permasalahan yang muncul yakni, pesantren akan lebih mengutamakan misi utamanya dalam mengembangkan tafaquh fiddin kepada santri-santrinya dari pada menggagas ekonomi, apalagi pariwisata. Terhadap gagasan pengembangan pariwisata berbasis pesantren, lembaga hanya bisa menyediakan dan berpartisipasi dengan memelihara keunikan pesantren sebagai salah satu daya tarik pesantren, tanpa terlalu larut dengan perubahan yang kadang menggerus keunikan yang dimiliki pesantren.

Ekonomi yang bukan menjadi bisnis inti pesantren membuat pendidikan enterpreuner di pesantren hanyalah ketrampilan tambahan yang hanya menjangkau sebagian kecil warga pesantren. Wawasan kepariwisataan masih sangat sedikit dipahami warga pesantren, hal ini menyebabkan pengembangan pariwisata belum bisa berjalan optimal.

Secara eksternal, pengembangan pariwisata di lingkungan pesantren dan masyarakat dari kasus desa wisata Mlangi. Ada beberapa permasalahan yang sering menyandera daerah itu menjadi daerah tujuan wisata secara maksimal. Di antaranya: pemahaman bahwa turisme lebih mendatangkan banyak madharat daripada manfaat yang masih banyak dipahami para kiai dan santri; perbedaan pendapat ini masih banyak

Page 28: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

14

terjadi di kalangan pesantren itu menyebabkan koordinasi lintas sektoral terhadap pihak-pihak yang bisa diharapkan dapat turut memajukan desa wisata menjadi terhambat; kegagalan komunikasi lintas sektoral menyebabkan pembangunan fasilitas wisata berbasis pesantren menjadi kurang berkembang.

Dampak dari permasalahan-permasalahan baik yang terjadi di dalam satuan pesantren, antar pesantren dan masayarakat menyebabkan kelambanan kawasan desa Mlangi dalam pembangunan daya dukung pariwisata di daerah itu. Kelambanan ini menyebabkan lalu lintas manusia yang hadir yang sebenarnya sangat banyak di pesantren kurang dioptimalkan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Selain permasalahan antar masyarakat dan antar pesantren, menyebabkan pengembangan wisata berbasis pesantren tidak cukup dilakukan oleh pemerintah desa. Kondisi faktual di Mlangi terjadi tarik menarik pengembangan wisata di desa tersebut. Satu sisi, masyarakat pesantren Mlangi merasa bahwa mereka cukup mengelola sendiri pengembangan desa wisata Mlangi. Di sisi lain, pemerintah desa ingin terlibat dalam pengelolaan pengembangan desa wisata Mlangi.

Adanya dua interest ini menyebabkan adanya kepengurusan ganda dalam perencanaan pengembangan desa wisata di Mlangi ini. Adanya unsur konflik internal menjadikan kurang masif dan muculnya kepengurusan ganda menjadikan saling tuding satu sama lain atau saling “pengakuan”. Dengan kondisi seperti itu, desa wisata jadi kurang terperhatikan dan perawatan desa kualitasnya mulai menurun. Padahal yang seharusnya makin lama makin tambah maju.

Page 29: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

15

Obyek wisata desa religi Mlangi memiliki keunggulan dan Unique Selling Point sumber daya lokal yang berbeda dari desa wisata lain. Sejarah dan religi yang dimiliki oleh Kabupaten Sleman menjadi pembeda. Hanya saja dibutuhkan kerjasama antar stake holder dan kesadaran warga setempat untuk bersama-sama menjaga, melestarikan, dan juga mempromosikan desa wisata Mlangi ini sebagai wisata religi yang baik dan layak.

Peningkatan fasilitas umum seperti mandi cuci kakus (MCK), warung makan, toko suvenir khas setempat, hingga petunjuk jalan menjadi kebutuhan yang seharusnya diperhatikan. Narasi yang menginformasikan tentang obyek desa wisata religi Mlangi pun harus lebih dimaksimalkan agar wisatawan puas. Mengingat pasarnya adalah wisatawan dengan minat khusus.

Sejauh ini, berbagai permasalahan yang melingkupi pengembangan wisata di Mlangi tersebut tidak mengurungkan niat para pengunjung untuk mengunjungi kawasan ini. Melihat potensi besar seperti ini, tentunya pengembangan wisata berbasis pesantren hanya memerlukan sentuhan-sentuhan yang lebih canggih agar penataan kawasan bisa terlaksana. Beberapa harapan yang muncul dalam konteks pengembangan ke arah itu antara lain munculnya generasi muda baru. Mereka terpelajar dalam pendidikan modern yang berpotensi menjadi kekuatan dinamis dari dalam masyarakat pesantren.

Beberapa putra atau keluarga kiai telah menempuh pendidikan S2 dan S3 yang mempunyai wawasan lebih terbuka dibandingkan para pendahulunya. Di samping itu, masyarakat Mlangi telah melalui berbagai pembicaraan. Dengan demikian, mulai ada titik temu masyarakat dalam

Page 30: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

16

mencoba mengarahkan pengembangan kawasan wisata melalui yayasan yang dimiliki masyarakat melalui divisi pengembangan kebudayaan.

Adanya dua potensi saja, menurut pengkaji belumlah cukup untuk mempercepat usaha pengembangan desa wisata. Dari pihak pemerintah, melalui berbagai unit yang terkait seperti dinas pariwisata, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) serta Kementerian Agama (Kemenag) bisa melakukan pendampingan yang terencana untuk kemajuan pengembangan wisata berbasis pesantren.

Terobosan juga bisa dilakukan dengan mengundang para investor atau lembaga-lembaga pemasang iklan layanan masyarakat untuk terlibat dalam pengembangan desa wisata berbasis pesantren. Ini pun membutuhkan kerja sama dengan Dinas Pekerja Umum untuk membantu pengembangan tata ruang yang menarik, lembaga keuangan untuk memasang akses keuangan seperti ajungan tunai mandiri (ATM) yang diminta hadir di wilayah seperti itu.

Catatan akhir dari penulisan tentang usaha perintisan pengembangan pariwisata berbasis di pesantren, belajar dari kasus desa wisata Mlangi Sleman Yogyakarta, dapat disebutkan bahwa potensi pariwisata di lingkungan pesantren sesungguhnya mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan. Lokasi pesantren dan beberapa hal yang mendukung seperti tokoh awal pendiri pesantren, kreatifitas di bidang ekonomi telah mengundang peziarah untuk datang. Apalagi kalau sarana dan fasilitas yang mendukung pariwisata dapat dioptimalkan seperti taman, lahan parkir, penerangan, warung-warung tempat penjualan, layanan ATM, dan penginapan.

Page 31: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

17

Beberapa permasalahan yang masih dihadapi pengembang dalam mengembangkan wisata berbasis pesantren adalah adanya pemahaman yang belum padu antar para pengelola pesantren. Pun antara pesantren dan masyarakat dan antara masyarakat pesantren dengan pemerintah desa. Hal ini menimbulkan usaha penguatan pariwisata di lingkungan pesantren sering terasa lamban. Dari kasus Mlangi keadaan demikian mulai terbantu dengan hadirnya generasi muda terpelajar dari putra-putri kiai. Mereka mulai terbuka menerima pemahaman tentang perlu wawasan kewirausahaan untuk santri mereka.

Kajian ini merekomendasikan perlunya pendampingan pemerintah terhadap kampung-kampung santri yang potensial dikembangkan sebagai daerah tujuan wisata. Selain itu dari internal masyarakat perlu muncul kesadaran untuk membuat langkah-langkah terobosan untuk mencari sponsor yang mau berinvestasi di daerah mereka. Kerja sama berbagai pihak akan mendorong terwujudnya pengembangan pariwisata berbasis pesantren tanpa harus mengorbankan kekhasan pesantren sebagai lembaga tafaquh fiddin. Semoga bermanfaat.

Page 32: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

18

Page 33: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

19

Pesantren Al-AminLahirnya Pesantren dari Pabrik Bordir

Husen Hasan Basri

Usaha kerajinan bordir menjadi penopang pengembangan pesantren. Sedangkan pendidikan bordir menjadi salah satu

“isi kurikulum”pendidikan bagi para santri.

“Ini bagus sekali, kualitasnya ekspor, Bu. Ada warna-warna Eropa juga ini. Saya terkesan pesantren inim selain mendidik putra Indonesia yang religious, berkarakter, juga membuat mereka lebih mandiri nanti ketika masuk di kehidupan nyata. Ini akan membangun jiwa kewirausahaan,” ujar Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono pada 2016 lalu seperti dilansir dari laman detik.com. Kekaguman SBY terhadap Al-Noor Garment Factory bukan isapan jempol. Banyak tokoh yang menunjukkan apresiasi serupa pada industri konveksi yang masih ada di dalam Komplek Pesantren Al-Amin. Sebut saja mantan menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan dan Syekh Hashimuddin Al-Gayni, cucu Syekh Abdul Qadir Jaelani yang sempat mengunjungi industri ini pada 2012 lalu.

Page 34: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

20

Di komplek seluas tiga hektar ini, geliat aktivitas usaha Tjiwulan Bordir dan Al-Noor Garment Factory terasa. Tangan-tangan terampil tampak sibuk dengan beragam kegiatan konveksi. Mereka tak henti menggunting dan menggambar pola. Tenaga kerja lainnya juga sibuk memantau kerja mesin. Iman salah satunya. Lulusan Diklat Bordir Lembaga Pendidikan Bordir (LPB) Tjiwulan ini sedang fokus untuk menggambar motif tumbuhan, bunga, dan geometris. Pensil di tangannya meliuk-liuk untuk mendapatkan motif yang diinginkan. “Saya membuat motif sendiri sesuai keinginan perusahaan dan harus disukai konsumen,” ungkap dia saat berbincang dengan penulis beberapa waktu lalu.

Pola yang selesai dibuat kemudian berlanjut ke mesin bordir. Mesin itu digerakkan tenaga listrik dan opal. Kedua alat itu yang dipakai untuk membordir. Bentuk opal menyerupai alat yang digunakan untuk menyulam. Sejenis kayu yang diletakkan berpasangan berbentuk lingkaran. Alat itu digunakan untuk menjepit bagian kain yang akan dibordir. Kain yang terjepit di tengah opal akan terentang secara merata, sehingga mudah untuk dibordir. Benang-benang warna dimasukkan ke dalam jarum mesin bordir. Fungsinya untuk mengisi bordiran. Setiap kali bagian yang dibordir harus diganti warnanya, perajin harus mengganti benang dengan warna yang diinginkan.

Setelah pembuatan desain bordir, dilanjutkan ke tahap pembordiran. H. Amir Zarkasyi, pimpinan Tjiwulan Bordir, menuturkan, “Sebagian besar pembordiran dilakukan di rumah masing-masing perajin, walaupun ada pula yang dilakukan di perusahaan Tjiwulan Bordir. Mereka yang membordir di perusahaan pada umumnya masih dalam taraf berlatih dari tingkat dasar ke tingkat trampil, tetapi belum masuk tingkat mahir”.

Page 35: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

21

Di Tjiwulan Bordir terlihat mesin berpenggerak tenaga listrik dan opal. Kedua alat itu dipakai untuk membordir. Opal menyerupai alat yang digunakan untuk menyulam. Alat itu adalah sepasang kayu berbentuk lingkaran. Gunanya untuk menjepit bagian kain yang akan dibordir. Kain yang terjepit di tengah opal akan terentang secara merata, sehingga mudah untuk dibordir. Benang-benang warna dimasukkan ke dalam jarum mesin bordir berfungsi untuk mengisi bordiran. “Para pekerja melakukan pembordiran berdasarkan desain yang sudah digambarkan pada kain. Namun terkadang mereka juga melakukan improvisasi-improvisasi dari desain yang dibuat oleh para desainer,” tutur Hj. Ai Lina, pengurus Tjiwulan Bordir sekaligus bendahara II Yayasan Al-Amin.

Hj. Ai Lina menjelaskan bahwa kain-kain yang sudah dibordir kemudian dijahit untuk dibentuk menjadi bermacam-macam pakaian atau kain jadi. Di pabrik itu, bordir dibentuk di atas mukena, baju koko, busana Muslimah, taplak meja, dan kebaya. Bahan dasar kain bordir di samping diperoleh dari Tasikmalaya

Sebagian besar justru diperoleh dari kota-kota lain, seperti Bandung, Jepara, dan Pekalongan. Untuk memperoleh kain dasar dan benang warna yang diinginkan, biasanya pihak pengusaha yang datang sendiri ke kota-kota tersebut.

Hal yang menarik adalah sebagian besar tenaga pembordir justru kaum laki-laki, terutama para pemuda. Penyebabnya, kerajinan kain bordir merupakan lapangan kerja yang cukup menjanjikan. Banyak kaum laki-laki yang tidak terserap di lapangan pekerjaan lain memilih bekerja sebagai pembordir. Sedangkan kaum wanita sudah banyak terserap ke industri kerajinan lainnya, seperti anyaman mendong, kelom geulis, payung kertas, dan lain-lain.

Page 36: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

22

Selain Tjiwulan Bordir, terdapat aktivitas Al-Noor Garment Factory yang dikembangkan empat tahun yang lalu. Al-Noor berada di bawah PT Tjiwulan Putra Mandiri (TPM). Perusahaan ini mempekerjakan sekitar 300 karyawan. “Al-Noor Garmen Factory sebagai bentuk perluasan usaha dari Tjiwulan Bordir yang sudah lama berdiri,” ungkap Hamzah, salah satu pimpinan perusahaan.

Produksi Tjiwulan bordir berbeda dengan perusahaan bordir lainnya di Tasikmalaya. “Tjiwulan bordir ini lebih eksklusif, hanya melayani pesanan aja,” ujar salah seorang karyawan. Walaupun tidak sesering industri bordir lainnya, pasarnya berbobot. Produk Tjiwulan tidak akan ditemukan di pasar Tanah Abang, Pasar Baru, dan pasar tujuan pengusaha bordir lainnya. Sementara, produksi Garmen Al-Noor dibuat lebih eksklusif. “Kunci sukses usaha adalah bagaimana bisa menjaga kepercayaan buyer yang terwujud melalui kualitas produk, keunikan produk, serta ketepatan waktu dalam memenuhi permintaan buyer,” ujar Hamzah.

Eksistensi Tjiwulan di Kota BordirKota Tasikmalaya merupakan salah satu daerah sentra

industri hiasan bordir unggulan. Kain bordir Tasik diserap dari kebudayaan Cina. Berkat tangan terampil dan ulet warga Tasik, tercipta beragam pakaian dan aksesori berhias bordir. Dari kerudung, kebaya, hingga kopiah haji. Dengan adanya dukungan Pemerintah Kota Tasikmalaya, para pengusaha bordir mendapatkan lokasi di Pasar Tanah Abang Jakarta.

Pasar ini menjadi pusat penjualan bordir khas Tasikmalaya. Kain bordir Tasik dipasarkan ke Pasar Baru Bandung, Pasar Tegal Gubug Cirebon, Pasar Turi Surabaya,

Page 37: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

23

Pasar Klewer Solo, Yogyakarta, Bali, Lombok, Manado, Ujung Pandang, Banjarmasin, Balikpapan, Medan, Riau, Pulau Batam, Makassar, Pontianak, dan sentra-sentra perdagangan lain di nusantara. Selain menjadi pemain utama di pasar nasional, bordir Tasikmalaya juga telah menembus pasar internasional. Bordir-bordir khas Tasik sudah diekspor ke Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Saudi Arabia, negara-negara Timur Tengah, Mesir, dan Afrika.

Terkenalnya bordir Tasikmalaya membuat warga berlomba-lomba untuk menggeluti usaha bordir. Atas ketekunan mereka, lahir jutawan-jutawan Tasikmalaya. Nama-nama seperti H. Wawan, Asep Darsono, Ega R. Haryati, Drs. Fatuh Ahandi, H. Muslim, Komalasari, H. Edi, H. Uus Usman, H. Epul dan lainnya menjadi bukti betapa bordir bisa menjadi lahan menambang pundi. Saat krisis moneter berkepanjangan terjadi pada 97-98, mereka tetap saja bisa bertahan. Tidak heran jika bordir sering disebut sebagai jenis usaha kecil berkeuntungan besar.

Tjiwulan menjadi salah satu produsen bordir kenamaan asal Tasik. CV Tjiwulan Bordir dan PT Tjiwulan Putra Mandiri dimiliki keluarga besar Yayasan Al-Amin. Manajemen Tjiwulan Bordir tidak seluas dan sebesar Tjiwulan Putra Mandiri. Selain direktur dan manajer berada di posisi hirarki yang tertinggi, dalam struktur Tjiwulan Bordir terdapat pembuat desain, pembordir, dan penjahit. Di struktur Tjiwulan Putra Mandiri, ada komisaris, manajer, wakil manajer, supervisor pemotongan, supervisor menjahit, dan supervisor packing.

Usaha kerajinan dan pendidikan bordir H. Zarkasyi beserta perusahaan Tjiwulan dan LPB Tjiwulan diteruskan oleh anak dan menantunya. Sementara itu, Yayasan Al-Amin

Page 38: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

24

meluaskan usahanya dalam bidang industri garmen yang baru berjalan empat tahun ke belakang. Industri garmen ini berada di bawah nama perusahaan PT Tjiwulan Putra Mandiri. Salah satu andalan produksinya diberi label atau merek Al-Noor.

H. Amir duduk sebagai pimpinan Tjiwulan Bordir. Istri H. Amir, Hj. Ai Lina, duduk sebagai bendaharanya. Sedangkan pimpinan PT Tjiwulan Putra Mandiri dijabat oleh H. Undang Zarkasyi. Isterinya, Ibu Ina memegang jabatan sebagai manajer. Hamzah, salah satu putra H. Undang, duduk sebagai wakil manajer. Sementara itu, Haji Amir juga menjadi pengawas PT Tjiwulan Mandiri. Selain sebagai pengasuh, pengurus yayasan, dan pimpinan KBIH, KH. Wawan Setiawan ikut mengembangkan urusan luar negeri usaha ekonomi, baik Tjiwulan bordir maupun PT Tjiwulan Putra Mandiri.

Posisi pembuat desain, pembordir, dan penjahit dalam manajemen Tjiwulan Bordir diisi oleh orang-orang yang ahli dalam bidangnya. Mereka umumnya berasal dari masyarakat ring satu dan alumni Pesantren Al-Amin. Dalam struktur di bawah manajer manajemen PT Tjiwulan Mandiri terdapat staf administrasi, staf keuangan hingga supervisor. Mereka semua adalah orang di luar keluarga besar pemilik perusahaan. Selain posisi tersebut, terdapat desainer yang didatangkan dari India. Desainer ini pun berasal dari luar keluarga. Begitu juga posisi leader-leader yang berada di bawah supervisor yang diambil dari luar keluarga besar Al-Amin.

Pekerja ring satu berasal dari masyarakat sekitar pesantren. Mereka menjadi karyawan PT Tjiwulan Putra Mandiri dan CV Tjiwulan Bordir. Umumnya para pekerja berasal dari tamatan Madrasah Aliyah Al-Amin yang tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi. Mereka akan direkrut menjadi karyawan perusahaan. “Saat ini, jumlah tenaga kerja

Page 39: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

25

di Tjiwulan Bordir sebanyak 100 orang yang terdiri dari 25 laki-laki dan 75 perempuan. Syarat untuk menjadi karyawan boleh dikatakan sederhana yaitu bisa membordir dan salat lima waktu”, ujar H. Amir. Sedangkan jumlah pekerja di PT Tjiwulan Putra Mandiri sebanyak 300 orang. Meski sudah menggunakan teknologi dan mesin-mesin yang canggih, industri garmen masih menggunakan tenaga manusia untuk menghasilkan suatu produk. Teknologi dan mesin tersebut hanya untuk membantu manusia menghasilkan produk yang lebih banyak.

Tenaga pembordir mendapat upah rata-rata Rp 50 ribu per hari, dengan jam kerja dari pukul 7.00 WIB s.d. 16.00 WIB. Dahulu ketika masih menggunakan mesin bordir manual, mesin digerakkan dengan tenaga kaki. Para pembordir pun didominasi oleh kaum perempuan. “Ketika masih menggunakan mesin bordir manual hasil produksinya memang sangat terbatas, tetapi kualitasnya sangat baik. Sebaliknya, ketika sudah menggunakan mesin bordir listrik, produksinya sangat banyak, tetapi kualitasnya menjadi kurang baik”, tutur H. Amir Zarkasyi.

Pembordir lepas digaji dengan sistem borongan. Seberapa banyak bordiran yang ia dapatkan, sejumlah itu pula yang dibayar oleh perusahaan. Jumlah tenaga pembordir juga bersifat musiman. Pada musim ramai order tenaga pembordir meningkat. Namun, berkurang pada musim sepi order. Musim ramai order bagi pembordir terjadi menjelang Bulan Ramadhan, Hari Raya Idul Fitri, dan Hari Raya Idul Adha.

Aset perusahaan mencapai sekitar Rp 50 miliar. Terdiri dari bangunan industri, mesin, dan bahan. Aset ini diperoleh keluarga besar H. Zarkasyi dari hasil usaha sejak 1961. Menurut pengakuan H. Amir, perusahaan pernah mendapat

Page 40: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

26

pembinaan dari Pemda Kota Tasikmalaya dan pernah ada pinjaman dari bank. Namun, untuk saat ini tidak ada lagi pinjaman bank dan tidak ada donasi dari luar.

Tjiwulan Bordir memiliki beragam mesin dari mulai mesin bordir kejek, mesin bordir semi otomatis sampai mesin bordir otomatis. Selain itu, terdapat mesin bordir yang sudah dititipkan kepada masyarakat yang jumlahnya sekitar 50 buah. Di pasaran, harga mesin bordir antara 1 juta sampai 10 juta.

Bangunan PT Tjiwulan Putra Mandiri lebih besar dari Tjiwulan Bordir. Bangunannya seluas 1000 meter. Mesin-mesin yang dimiliki Tjiwulan Putra Mandiri beragam, yaitu: mesin jahit dari manual, semi otomatis, semi dry head (otomatis), sampai needle dry head (otomatis). Perusahaan juga memiliki mesin obras, mesin bartacking, dan mesin pasang kancing. Untuk mengembangkan bisnis, PT Tjiwulan Putra Mandiri membuat anak perusahaan di Probolinggo. Mereka sudah menerima karyawan sejak 2015. Tjiwulan Putra Mandiri juga mnemiliki kantor di Jakarta. Alamatnya Jalan Aipda Ks. Tubun Raya Kota Bambu Selatan Palmerah Jakarta Pusat. Kantor ini difungsikan untuk menampung bahan dan hasil produksi yang akan diekspor.

Di Tjiwulan Bordir, baik pembuat desain, pembordir, maupun penjahit pada umumnya adalah pekerja lepas. Mereka tidak bekerja di bengkel kerja pengusaha, tetapi mengambil sejumlah kain untuk dikerjakan di rumah dan setelah selesai diserahkan kepada pengusaha bordir. Skema ini disebut dengan “maklun”. Upah yang diterima adalah upah borongan, yaitu dihitung berdasarkan panjang kain yang dihasilkan. Pihak Tjiwulan Bordir hanya meminjamkan perangkat mesin bordir kepada para pembordir dan mesin

Page 41: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

27

jahit kepada penjahit. Dalam upaya memasarkan hasil produksinya, para

pengusaha bordir dapat mendistribusikan sendiri. Kebanyakan di antara mereka menjualnya ke sentra-sentra kain di Jakarta, seperti Pasar Tanah Abang dan Cipulir. Penjualan dilakukan setidak-tidaknya setiap Senin dan Kamis. Hanya, Tjiwulan Bordir tidak perlu memasarkan sendiri ke kota-kota lain karena pemesan datang dengan sendirinya.

Tjiwulan Bordir sejak lama bermain di pasar domestik. Namun, saat pasar domestik lesu, pihak perusahaan sejak tahun 1991 merintis pasar luar negeri. Jenis produk yang dihasilkan adalah mukena, kebaya, dan tudung yang berasal dari bahan kain sutera. Ekspor pertama kali dilakukan ke Arab Saudi. Saat ini, selain Saudi, terdapat negara tujuan ekspor seperti Mesir, Pakistan, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, dan Afrika Selatan. Al-Noor yang merupakan merek PT Tjiwulan Putra Mandiri dipasarkan juga ke negara-negara tujuan ekspor di atas. Pasar yang sedang dibidik oleh perusahaan ini, baik Tjiwulan Bordir maupun Tjiwulan Putra Mandiri, yakni negara-negara seperti Aljazair, Libya, Inggris Raya, Australia, dan Prancis.

“Kapasitas produksi Tjiwulan Bordir untuk skala ekspor perbulan sekitar 125 potong dengan harga bervariatif tergantung jenis produksinya. Misalnya, mukena dengan harga Rp 800.000,- dan baju koko dengan harga Rp 1.000.000,-” ujar H. Amir. Sementara itu, kapasitas produksi merek Al-Noor perbulan sebanyak 25 ribu potong pakaian dengan harga perpotong pakaian sebesar 15 dolar AS. Merek Al-Noor diekspor sekitar 1000 potong atau 1 kontainer per bulannya.

Penjualan bordir di masa depan menghadapi persaingan

Page 42: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

28

yang cukup ketat. Sejak adanya ASEAN-China Free Trade Agrement (ACFTA), produk bordir kerap digempur oleh bordir-bordir Cina yang pada umumnya memiliki harga yang lebih murah. Pengaruh bordir dari Cina itu sudah mulai dirasakan oleh para pengusaha bordir. “Buktinya, kalau kita membeli bahan baku dari mereka itu harganya mahal sekali, bila dibandingkan dengan membeli bahan jadi, yang harganya lebih murah dari bahan baku tadi. Padahal kita sebagai pengrajin sangat memerlukan sekali bahan baku berupa bahan dari kain. Aneh kan, bahan baku lebih mahal harganya dari bahan jadi,” kilah salah seorang pengusaha bordir di Kota Tasikmalaya.

Selain digempur oleh bordir Cina, sejumlah perajin bordir di Kota Tasik dan Kabupaten Tasikmalaya merasa was-was karena mereka takut kalah bersaing dengan negara tetangga Malaysia. Sebenarnya, hasil produksi bordir itu kebanyakan dihasilkan para pengrajin bordir asal Tasikmalaya, yang kemudian diekspor ke negara tetangga untuk diekspor kembali ke Timur Tengah.

Saat ini, para pengusaha negara tetangga bukan hanya membeli produk bordir dalam jumlah banyak dari Tasikmalaya. Mereka juga sudah berani memberikan atau menitipkan merek dan bahan khusus kepada para pengrajin untuk dibuat di Tasikmalaya. Selanjutnya negara tetangga menerima bahan jadi.

Menurut Kiai Wawan yang juga menjabat sebagai pimpinan di Tjiwulan Bordir, kondisi tersebut bukan menjadi halangan untuk mengembangkan kerajian bordir. Ini bahkan akan menjadi suatu peluang bagi semua stakeholder—pemerintah, pengusaha, pengrajin, para desainer dan juga masyarakat. Dengan demikian, akan muncul kreatifitas kerajinan bordir

Page 43: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

29

yang lebih unggul dan dapat bersaing dengan produk luar. Pengasuh Pondok Pesantren Al-Amin itu juga mengatakan, pihaknya optimistis dengan adanya niat ikhlas, tulus, rajin, ulet, tekun, berpikir ke depan, berpikir maslahat, dunia, dan akhirat. Dia berharap Tasikmalaya bisa mempunyai andalan terbaru dengan bordirnya. Terhadap persoalan ini, dia berkata, “Selanjutnya dari sisi personal, ada yang jadi tukang bordir, jadi pekerja, ada yang jadi sebagai pengepul, maklun, ada juga sebagai ya maklun dan ya nyetok (menyimpan stock) sebagai pengusaha. Tapi, hal itu perlu pembenahan.”

Lebih lanjut , dia mengatakan, pasar luar negeri seperti Australia, Amerika Serikat, dan Jepang sudah menunggu. Tinggal bagaimana kerja sama pengusaha dan pekerjanya supaya berjalan dengan baik dan berkah. Tak ketinggalan dengan pemasarannya. “Sektor pemasaran itu kalau digeluti oleh yayasan, bordir itu Insya Allah akan barokah,” kata dia. Haji Zarkasyi dan Pesantren Al-Amin

Di rumah tua itu, ibu Nyai tinggal. Banyak kenangan dirasakan Hj. Maryam, nama Ibu Nyai, di rumah berusia hampir setengah abad itu. Terlebih memorinya bersama sang suami, Haji Zarkasyi yang tidak pernah lekang dari ingatan. Perlahan, dia pun kembali membuka album kenangan mengenai sosok pengusaha ulet itu. “Bapak dulu belajar bordir ke Jakarta,” ujar dia.

Hj. Maryam memang sempat menemani H. Zarkasyi saat berangkat ke Jakarta pada 1952. Bersama beberapa kawan seperti H. Sabeni, H. Sarhasih, mereka memutuskan untuk mengadu nasib di ibu kota. Mereka bukan orang sembarang. Dalam kesejarahan bordir, merekalah penerus Hj. Umayah

Page 44: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

30

binti H. Musa, seorang perajin bordir pertama sekitar tahun 1925-an di Tasikmalaya. Ia adalah seorang puteri keluarga Bupati (menak) yang mendapat keterampilan seni bordir dari orang Belanda pada awal abad ke-20. Ia pernah bekerja di perusahaan kebangsaan Amerika, Singer. Di Jakarta, H. Zarkasyi bekerja kepada orang Cina sebagai penjaga toko pada siang hari dan pada malam harinya belajar bordir kepada orang Belanda.

Setelah sembilan tahun bekerja sebagai penjaga toko dan belajar bordir, H. Zarkasyi membuka usaha kerajinan bordir di kampung halamannya, Kampung Cukang, Kelurahan Tanjung, Tasikmalaya pada 1961. Salah satu menantunya, HAsep, menuturkan bahwa H. Zarkasyi diminta oleh majikannya seorang Tionghoa untuk membuka usaha kerajinan bordir . H. Zarkasyi pun mengecap pengalamannya berwirausaha untuk pertama kalinya. Besarnya potensi dalam diri H. Zarkasyi tampak di pandangan majikannya.

Selama empat tahun, kegiatan H. Zarkasyi lebih sering dihabiskan di Tasikmalaya. Dia berupaya untuk merintis usaha kerajinan bordir dan merekrut tenaga bordir dari warga sekitar. Mereka pun dididik menguasai ilmu perbordiran. Munculnya gerombolan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Tasikmalaya membuat kota itu masuk sebagai daerah genting. H. Zarkasyi terpaksa berangkat lagi ke Jakarta pada 1965. Setelah dianggap aman, ia diminta pulang oleh orang tuanya ke Tasikmalaya setahun kemudian. Bersama isteri, dia mulai kembali menetap di Tasikmalaya. H. Zarkasyi lantas melanjutkan perekrutan tenaga bordir yang sudah dimulainya sebelum 1965. Perekrutan tersebut dimaksudkan untuk mengerjakan pesanan bordir dari bosnya yang di Jakarta. Dia merekrut tenaga kerja hingga 1974.

Page 45: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

31

Untuk mengantisipasi kekurangan sumber daya yang berkualitas dan siap pakai, keluarga H. Zarkasyi mendirikan Lembaga Pendidikan Bordir yang lebih dikenal dengan Lembaga Pendidikan Bordir (LPB) Tjiwulan pada 1978. Sampai saat ini, LPB Tjiwulan diperankan oleh unit Pusdiklat Tata Busana Berbasis Pesantren. Unit ini sekarang sudah memiliki gedung sendiri seluas 400 m2. Perkembangan berikutnya, ternyata masih juga ada tuntutan lain untuk melegalisasikan seluruh aktivitas tersebut. Tuntutan itu tidak lain adalah keharusan mendirikan sebuah yayasan yang dapat memayungi kegiatan di luar perusahaan. Pada tahun 1985 berdirilah Yayasan Pendidikan Islam Tjiwulan (YPI Tjiwulan). Agar perajin bordir memiliki ikatan pemersatu dalam pengembangan usahanya, keluarga H. Zarkasyi mendirikan Koperasi Tjiwulan pada 1987.

Jenuhnya pasar Tanah Abang Jakarta karena semakin menyebarnya bordir di Indonesia membuat Tjiwulan berkeinginan mencari pasar baru. Pada 1989, H. Zarkasyi merintis pangsa pasar luar negeri (ekspor), di antara negara tujuannya Mesir dan Arab Saudi. Rintisan tersebut atas perantara salah seorang putranya, Wawan Setiawan, yang secara kebetulan sedang kuliah di Universitas Al-Azhar Kairo.

Pada 1991, usaha kerajinan bordir atau perusahaan Tjiwulan Bordir secara resmi melakukan ekspor perdana ke Timur Tengah. Pada 1998, keluarga H. Zarkasyi mendirikan bimbingan Ibadah Haji & Umroh Al-Amin. Pada 1998, keluarga pun mendirikan Majelis Taklim untuk masyarakat umum yang menjadi cikal bakal berdirinya pesantren. Pada tahun 2000 YPI Tjiwulan berganti nama menjadi Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Al-Amin. Di tahun yang sama, H.

Page 46: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

32

Zarkasyi dengan keluarganya mendirikan Pesantren Al-Amin.

H. Zarkasyi wafat pada 2007. Dia meninggalkan isteri Hj. Maryam dan lima anak. Tiga putra lainnya putri serta menantu-menantunya. Menurut Hj. Maryam, H. Zarkasyi sejak awal sudah mempersiapkan putra-putrinya dalam rangka meneruskan cita-cita keluarga besar H. Zarkasyi. Dua anak laki-lakinya dimasukan ke jurusan ekonomi, dua anak perempuannya ke jurusan pendidikan, dan satu putra dimasukkan ke pesantren sambil menempuh pendidikan formal. Kondisi ini yang menjadi modal untuk melanjutkan cita-cita perjuangan saat H. Zarkasyi wafat. Karena itu, putra-putri H. Zarkasyi juga tercatat duduk di kepengurusan YPI Al-Amin.

Sejak berdiri pada 2000 sampai saat ini, pesantren diasuh oleh KH. Wawan Setiawan. Dia merupakan putra ke-empat H. Zarkasyi. Kiai Wawan lahir pada 1968 di kampung Cukang Kelurahan Tanjung Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya. Sebelum berdirinya pesantren, Wawan Setiawan belajar di Pesantren Cipasung Tasikmalaya. Di pesantren ini, dia menjadi santri kesayangan KH. Ilyas Ruhiyat. Hidup dalam suasana mapan secara ekonomi tidak membuatnya untuk bermalas-malasan. Di dalam tubuhnya, mengalir darah seorang perajin dan pengusaha bordir. Jika pulang dari Pesantren Cipasung ke rumahnya, Kiai Wawan kerap menyempatkan diri untuk melihat-lihat dan ikut terlibat dalam usaha kerajinan bordir yang sudah berdiri di kompleks rumahnya.

Setelah lulus dari Pesantren Cipasung, Kiai Wawan dimasukkan oleh kedua orangtuanya ke Universitas Al-Azhar Kairo. Tujuan dimasukan ke Universitas Al-Azhar adalah untuk dipersiapkan menjadi kader dalam melanjutkan

Page 47: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

33

cita-cita kedua orang tuanya. Selama awal kuliah di Mesir, ia sudah berdagang produk Tjiwulan Bordir. Pintu ekspor perdana ke Timur Tengah produk kerajinan bordir Tjiwulan pada 1991 terbuka berkat upaya KH. Wawan Setiawan.

Pada 1995, ia kembali ke Indonesia setelah lulus dari Universitas Al-Azhar. Di Tanah Air, ia mulai mengabdikan diri untuk pendidikan dan wirausaha. Atas prakarsa Kiai Wawanuntuk memajukan pendidikan Islam, didirikan majelis taklim untuk masyarakat pada 1998. Majelis taklim itu pun memiliki bidang wirausaha sendiri yakni bimbingan Ibadah Haji & Umroh. Atas prakarsanya juga, YPI Tjiwulan diganti namanya menjadi Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Al-Amin sekaligus didirikan Pondok Pesantren Al-Amin pada 2000. Kiai Wawan pun dipercaya keluarga untuk menjadi pengasuh pesantren. Pada saat Madrasah Aliyah Al-Amin dibuka pada 2001, KH. Wawan Setiawan menempati posisi sebagai Kepala MA. Selain memimpin Pesantren Al-Amin dan Madrasah Aliyah Al-Amin, KH. Wawan Setiawan berperan dalam pendirian SMP Terpadu Al-Amin pada 2009. Mendidik Santri Membordir

Sebagai bagian dari Tjiwulan, Yayasan Pendidikan Al-Amin tidak bisa dilepaskan dari usaha bordir. Pendidikan ini tetap diselenggarakan sebelum maupun setelah pesantren berdiri. Tidak main-main, pihak yayasan membentuk Lembaga Pendidikan Bordir (LPB) Tjiwulan. Model pendidikan ini lebih dekat dengan pendidikan luar sekolah seperti kursus dan pelatihan. Menurut catatan yang ada, sejak berdiri pada 1978, LPB Tjiwulan telah mendidik sekitar 1500 orang perajin yang tersebar di seluruh Nusantara.

Page 48: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

34

Pada 2010, misalnya, Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Balitbang Diklat Kementerian Agama pernah bekerjasama dengan LPB Tjiwulan dalam rangka riset aksi pemberdayaan santriwati di pesantren. Dalam program tersebut, sebanyak 24 santriwati dari 12 pesantren yang tersebar di Sumatra Barat, Riau, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Nusa Tenggara Barat (NTB) dikirim ke LBP Tjiwulan. Mereka dilatih untuk menguasai keterampilan bordir selama 15 hari.

Santri Al-Amin berjumlah 794 orang. Mereka terdiri dari santri mukim dan santri tidak mukim. Santri mukim adalah santri yang tinggal atau mondok di Al-Amin. Mereka mengaji kitab kuning secara rutin setiap hari. Selain mengaji, mereka belajar di SMPT dan MA. Dari 794 orang, sebanyak 557 santri mukim yang terdiri dari 417 siswa SMP dan 140 siswa MA. Berikutnya yakni penyebutan santri tidak mukim. Santri model ini adalah santri yang belajar di SMPT atau MA pada pagi hari. Setelah selesai kegiatan belajar mengajar, mereka pulang ke rumahnya masing-masing. Jumlah santri model ini sebanyak 237 orang yang terdiri dari: 110 dari SMPT Al-Amin dan 127 MA Al-Amin. Pada umumnya, rumah mereka berjarak lima kilometer dari pesantren. Meski tidak tinggal di dalam pondok, sekitar 10 santri model ini ikut mengaji pada malam hari di Al-Amin.

Selain dua model tersebut, terdapat penyebutan santri model ketiga yaitu santri karyawan. Penyebutan santri untuk karyawan ini karena mereka adalah para karyawan yang bekerja di perusahaan Tjiwulan Bordir dan Industri Garment al-Noor PT Tjiwulan Putra Mandiri. Ada 300 santri karyawan di Industri Garment al-Noor. Sementara seratus santri lain di perusahaan Tjiwulam Bordir. Sekitar 30-40 persen karyawan

Page 49: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

35

di industri garmen merupakan alumni Madrasah Aliyah Al-Amin. Mereka dituntut untuk melaksanakan salat Zhuhur dan salat Ashar. Mereka juga diberi pendidikan agama Islam dalam bentuk pengajian umum.

Santri Pesantren Al-Amin umumnya diarahkan setelah menyelesaikan pendidikan di Al-Amin kepada tiga tipe. Apakah mau melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi dalam negeri, tidak untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, atau mau melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi di luar negeri. Bagi tipe pertama, pihak pesantren menyalurkan alumninya ke jalur-jalur beasiswa seperti program beasiswa santri berprestasi (PBSB) yang dibuat Kementerian Agama.

Untuk alumni tipe kedua, ketrampilan mereka diberdayakan. Mereka diharapkan bisa bekerja (berwirausaha) atau mengabdi di Pesantren Al-Amin sebagai karyawan perusahaan bordir atau garmen. Adapun untuk tipe ketiga, santri diberikan bimbingan intensif untuk mewujudkan keinginannya. Misalnya, harus menghafal Al-Qur’an sesuai dengan syarat masuk perguruan tinggi yang diinginkan.

Pendidikan di Al-Amin dapat dipahami dalam dua hal. Pertama, dari segi isi dan kegiatannya. Di Al-Amin, isi dan kegiatannya tidak hanya mencakup mata pelajaran yang diberikan di dalam kelas. Namun, mencakup seluruh kegiatan yang dapat mempengaruhi pengertian, penghayatan, pengamalan, dan keterampilan anak didik dalam segala bidang. Kedua, dari segi proses. Proses pendidikan di Al-Amin tidak hanya mencakup kegiatan yang diberikan kepada peserta didik, melainkan kegiatan tertentu dan terarah yang dilakukan oleh peserta didik. Kegiatan di Al-Amin tidak hanya mencakup bentuk yang ditetapkan secara formal

Page 50: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

36

di dalam dokumen kurikulum, melainkan bentuk kegiatan lainnya yang bersifat nonformal.

Pendidikan bordir diberikan kepada seluruh siswa SMPT dan MA. Mata pelajaran pendidikan bordir termasuk prakarya dalam struktur kurikulum Sekolah Menengah Pertama dan atau Madrasah Tsanawiyah. Setiap rombongan belajar dari kelas 7 sampai kelas 9 mendapat dua jam pelajaran. Di SMP Al-Amin, mulai Senin sampai dengan Jumat dilaksanakan pendidikan bordir bagi siswa-siswanya. Setiap rombongan belajar diberikan dua jam pelajaran. Sama seperti di SMP, siswa Madrasah Aliyah diberikan layanan pendidikan bordir selama dua jam per pekan. Namun, di tingkat MA, pendidikan bordir hanya diberikan di kelas 10 dan 11. Untuk kelas 12 tidak diberikan mata pelajaran bordir.

Materi pendidikan bordir diadopsi dari bahan latihan LPB Tjiwulan. Dalam bahan tersebut memuat: manajemen wirausaha, kewirausahaan, pengetahuan agama Islam, bahasa Indonesia, komunikasi, falsafah Pancasila, modul latihan bordir tingkat dasar, modul latihan bordir tingkat trampil, dan modul latihan bordir tingkat mahir. Target dari pendidikan bordir yang diajarkan di SMP dan MA adalah untuk menjadi perajin bordir tingkat dasar. Bagi siswa atau santri yang ingin meningkatkan keterampilan bordir ke tingkat trampil dan tingkat mahir, pihak Al-Amin menyelenggarakan ekstrakulikuler pendidikan bordir yang biasanya dilaksanakan setelah salat Ashar.

Bagi masyarakat yang ingin belajar bordir, Al-Amin memiliki program pendidikan dan latihan seperti latihan teknis produksi bordir kelas pemula, diklat desain bordir, dan pelatihan kewirausahaan santri. Pada 2009, Al-Amin menyelenggarakan pelatihan manajemen pengembangan

Page 51: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

37

kualitas keluarga berbasis perajin bordir di Kelurahan Tanjung, Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya. Tujuan dari program ini adalah untuk menumbuhkan kemandirian dan peran serta aktif perempuan pada pengambilan keputusan di dalam pengembangan kualitas keluarga dan masyarakat. Peserta program ini perempuan usia produktif dari keluarga perajin bordir. Hasil yang diharapkan yaitu meningkatnya semangat kerjasama anggota keluarga dan masyarakat atas hak-hak dasar dan kewajiban perempuan yang berbasis kesetaraan dan keadilan gender. Jadwal pelatihannya meliputi tatap muka 2x60 menit perminggu selama tiga bulan. Integrasi Bordir dan Pendidikan

Usaha bordir dan pendidikan bordir lebih dulu ada jauh sebelum Pesantren Al-Amin didirikan. Bordir tidak sekadar menjadi usaha kerajinan tetapi ditransmisikan menjadi Lembaga Pendidikan Bordir pada 1978. Artinya, orientasi usaha bordir memang sudah berbasis sistem pendidikan. Orang dididik untuk menguasai bordir. Setelah menguasai bordir, mereka pun memiliki kebutuhan akan pengetahuan agama. Atas dasar itu, dididirikan Yayasan Pendidikan Islam Tjiwulan pada 1987 dengan fokus kepada sistem pendidikan majelis taklim. Pendidikan majelis taklim berorientasi kepada pendidikan bordir dengan teori dan praktik usaha kerajinan bordir yang integratif. Dalam konteks seperti itulah pesantren Al-Amin berdiri.

Empat puluh tahun sudah usaha bordir Tjiwulan maupun lembaga pendidikannya berdiri. Dua komponen itu masih menjadi fondasi berdirinya Pesantren Al-Amin khususnya dan Yayasan Al-Amin pada umumnya. Usaha kerajinan bordir menjadi “penopang” pengembangan pesantren. Sedangkan

Page 52: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

38

pendidikan bordir menjadi salah satu “isi kurikulum” pendidikan bagi para santri.

Pendirian gedung-gedung pendidikan seperti gedung asrama pesantren, Madrasah Aliyah, Sekolah Menengah Pertama Terpadu, dan Pusdiklat Tata Busana seluruhnya didanai dari hasil usaha ekonomi Al-Amin. Sarana prasarana lainnya, seperti gedung masjid, gedung majelis taklim, alat-alat pendidikan, lapangan olahraga bersumber dari Yayasan Al-Amin. Sebelum ada program Biaya Operasional Sekolah (BOS), para guru bahkan diberikan honor dari usaha ekonomi bordir tersebut.

Pengembangan usaha kerajinan bordir dan pengembangan industri garmen yang berintegrasi dengan pendidikan pesantren telah memberikan kemandirian Al-Amin. Tak hanya soal kemandirian pendidikan tetapi juga kemandirian ekonomi. Pesantren dibangun atas landasan ekonomi yang kuat bukan pesantren mendasari pengembangan ekonomi. Namun demikian, lambat laun telah terjadi interaksi antara pesantren dengan ekonomi yakni usaha bordir. Ekonomi membawa nilai manfaat untuk aktivitas pendidikan Islam. Sebaliknya aktivitas pendidikan Islam memberi manfaat bagi perusahaan yang telah diwarnai oleh kultur dan tradisi keislaman dan kepesantrenan. Dengan kuatnya ekonomi yayasan menjadikan kemandirian pesantren tercipta. Pesantren pun bisa berperan sebagai pemberi bukan penerima. Wallahu A’lam Bishawab

Page 53: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

39

Pesantren Riyadhul JannahMenjadi Mandiri Lewat Sentuhan

Bisnis Sang Kiai

Hj. Faiqah

Taiching: PT RDS yang dimiliki pesantren sudah memiliki jejaring bisnis dari kuliner, travel hingga properti

KUTIPAN: Jangan cetak guru yang harus disantuni terus. Tetapi bagaimana menjadikan guru sekaligus sebagai

majikan.

Puluhan meja kayu berjejer rapi. Meja-meja cokelat untuk ukuran empat orang itu berdiri di atas karpet merah yang digelar panjang. Di atasnya, aneka hidangan khas seafood sudah tersaji. Gurame asam manis, bawal goreng, ikan bakar hingga cah kangkung siap dilahap para pengunjung yang memilih lesehan.

Dapur Mriah, nama restoran seafood itu, berdiri megah di Jalan Bhayangkara 108-109, Mojokerto. Dengan andalan menu seafood berbumbu khas Nusantara, resto ini siap

Page 54: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

40

berkompetisi dengan rumah makan lainnya. Dapur M’riah bukan resto sembarang. Rumah makan ini merupakan bagian dari unit usaha PT Rjan Dinamis Selaras (RDS). Sebuah perusahaan besar yang didirikan oleh santri.

Nama Dapur Mriah pun diambil dari gabungan nama kiai dan pesantrennya. M menjadi representasi dari Kiai Mahfudz Saubari sedangkan Riah merupakan singkatan dari Riyadhul Jannah. Sudah ada enam unit Dapur Mriah yang beroperasi. Empat berada di Sidoarjo, satu di Mojokerto lainnya ada di Pontianak, Kalimantan Barat.

Ada beberapa prinsip Dapur M’riah yang dijadikan fondasi pengelola saat ini. Pertama, resto ini menyeimbangkan sosial, material, dan spiritual. Tak heran jika Dapur Mriah punya tiga orientasi yakni bisnis, sosial dan edukasi.

Visi sosial perusahaan terlihat dari kebijakan manajemen Dapur M’riah menyumbangkan sepuluh persen dari laba untuk aktivitas mikro sosial. Sementara, ada sepuluh persen lainnya diambil dari omzet untuk makro sosial. Aspek pendidikan pun diperhatikan. Buktinya, pengelola manajemen hingga pegawai Dapur M’riah khususnya di Jawa merupakan santri-santri Pondok Pesantren Riyadhul Jannah. Bahan baku produksi pun diambil dari produk pesantren. Termasuk ikan, sayuran, dan bumbu-bumbu.

Meski demikian, pengelola resto juga memperhatikan pengembangan usaha. Tak hanya mempertahankan kualitas produk, pihak manajemen juga mengembangkan bisnis dengan mengundang para investor untuk memperluas cabangnya. Reputasi Dapur M’riah sebagai bagian dari grup besar dengan background pesantren tak membuat investor ragu untuk menanamkan modalnya. Dengan tingkat

Page 55: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

41

pengembalian modal sampai lima tahun, banyak penanam modal yang hendak bermitra bersama Dapur M’riah.

Padahal, investor harus mengeluarkan kocek senilai lima miliar rupiah untuk ikut memiliki rumah makan itu. Investasi ini digunakan untuk peralatan rumah makan, kitchen set, branding iklan, infrastruktur, seragam karyawan, hingga bahan baku dan grand opening. Terus berkembangnya Dapur Mriah di enam lokasi pun menjadi bukti investor percaya kepada pengelolaan bisnis rumah makan ini.

Dapur M’riah hanya satu dari unit usaha PT RDS. Di bawah tangan dingin Kiai Mahfudz, perusahaan ini mengembangkan berbagai usaha dari kuliner. Resto cepat saji M2M menjadi unit usaha bisnis lain PT RDS di bidang kuliner. Hanya, sang kiai menggandeng profesional yang sudah berpengalaman puluhan tahun di bisnis fastfood dengan brand internasional. Ali Mustofa namanya.

Syahdan, Ali Mustofa dan temannya, Muhammad Ali (eks manajer Wong Solo) menggandeng Kiai Mahfudz untuk merealisasikan resto cepat saji M2M. Melihat peluang pasar yang besar, Kiai Mahfudz pun sepakat untuk menanamkan modalnya di M2M. Dengan catatan, visi dasar PT RDS yakni keuntungan, pendidikan, dan sosial harus ikut diadopsi M2M.

Resto cepat saji dengan bumbu khas Indonesia ini pun kian berkembang. Pada 2015, M2M sudah memiliki gerai di lima kota di Jawa Timur. Satu outlet di Jakarta, satu di Kudus, Jawa Tengah. Hingga 2017, setidaknya ada 40 outlet M2M yang berdiri dengan skema frenchise.

Tak puas dengan bisnis kuliner, PT RDS mulai merambah bisnis properti. Pihak RDS bekerjasama dengan developer

Page 56: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

42

properti syariah, D’Ahsana, untuk mengembangkan hunian di Mojokerto. Pengembang ini bernaung di bawah kontrol Developer Property Syariah Indonesia (DPSI) yang berpusat di Makassar. PT RDS tertarik dengan visi D’Ahsana untuk menciptakan arus properti syariah di Indonesia. Tanpa keterlibatan bank, tidak ada riba dan terjaga dari akad bermasalah.

Tangan Dingin Sang KiaiKH. Mahfudz Saubari lahir di Demak, Jawa Tengah, 20

November 1954. Mahfudz harus lahir ke bumi tanpa ditemani ayahnya yang telah tiada. Tak lama kemudian, ibunya juga wafat saat Mahfudz masih belia. Mahfudz kecil mendapat pendidikan dari neneknya yang menerapkan kedisiplinan tingkat tinggi. Setiap hari, Mahfudz harus melakukan tiga pekerjaan sekaligus. Saat berangkat sekolah, dia membawa kitab untuk belajar sambil menggembala kambing. Tak cukup di situ, Mahfudz masih harus membawa alat untuk menangkap ikan terbuat dari bambu yang disebut bronjong.

Ketika Mahfudz masuk sekolah, dia meninggalkan kambingnya untuk diikat di pekarangan sekolah. Sementara itu, bronjong yang sudah dipasang umpan dipasang di sungai. Saat dia pulang ke rumah, Mahfudz sudah membawa kambing yang kenyang. Dia pun mendapatkan ikan yang banyak.

Ketika beranjak remaja, Kiai Mahfudz belajar di pesantren. Terakhir, dia menjadi santri di Pondok Pesantren Al-Falah Ploso Kediri Jawa Timur sebelum mendalami ilmu dari Dr Assayyid Muhammad bin Alawy Al-Malik Makkah.Kiai Mahfudz juga menuntut ilmu di Mesir. Di negeri Firaun itu, dia mendapatkan inspirasi dari Universitas Al-Azhar sebagai kampus tertua di dunia.

Page 57: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

43

Al-Azhar ketika itu memanggil Badan Negara Mesir. Al-Azhar pun mempertanyakan kenapa tidak ada sikap melawan para zionis. Padahal, Israel telah berulangkali memerangi umat Islam seperti mencaplok Libanon Salatan, Yordania. Pemerintah beralasan tidak ada dana. Lantas, Al-Azhar menjadi pemrakarsa melawan zionis dari anggaran sendiri. Itulah yang menjadi inspirasi KH. Mahfudl Saubari. Dengan semangatnya, dia bercita-cita bahwa lembaga pendidikan harus menjadi lembaga yang mandiri.

Sepulang dari Tanah Air, Kiai Mahfudz pun membina keluarga. Dia memilih hidup berpoligami. Dia memiliki empat istri, masing masing bernama Hj. Faikhah, Hj. Khusnuwiyah, Hj. Shofiyah, dan Hj. Endang. Empat istrinya hidup rukun dalam satu rumah. Kiai Mahfudz pun mendapat tiga tambahan istri dari hasil pencarian Ibu Hj. Nyai Faikhah. Istri-istri Kiai Mahfudz sampai sekarang masih belajar kepadanya dan Hj. Nyai Faikhah. Keluarga ini tampak harmonis. Mereka selalu tampak makan bersama.

Dalam suatu kontestasi yang diadakan “Ayam Bakar Wong Solo”, Kiai Mahfudz diberikan penghargaan “Poligami Award”. Penghargaan ini didapat Kiai Mahfudz karena dinilai sebagai kepala keluarga yang mampu menjalin kehidupan harmonis bersama empat istrinya. Pemilik restoran kemudian mengajak Kiai untuk membangun bisnis bersama. Bisnis restoran ayam pun dibangun. Keterlibatan sang kiai terhadap usaha restoran ini membuat dia memiliki pengetahuan baru tentang dunia bisnis. Hingga dia pun membuka rumah makan sejenis yang diberi nama “Ayam Bakar Sidoarjo”.

Kemudian, Kiai Mahfudz berinisiatif menanam kangkung di lahan pesantren. Bibitnya diambil dari Nusa Tenggara Barat (NTB). Dia berniat akan menggunakan bahan baku

Page 58: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

44

kangkung sebagai salah satu menu di restorannya. Pada 2010, Kiai Mahfudz pun membuka Dapur M’riah.

Perlahan, bisnis Kiai Mahfudz terus berkembang. Dia lalu membangun perusahaan sendiri yang diberi nama PT Rijan Dinamis Selaras(RDS). Di sini, Kiai Mahfudz menjabat sebagai presiden komisaris. Perusahaan ini dikepalai oleh direktur utama yaitu HA. Muzanni Fahmi. Ada enam bagian dalam organisasi ini dari direktur operasional yaitu Haqqul Yaqin. Tugasnya membuat perencanaan teknis setiap kegiatan bisnis yang dilakukan di seluruh PT RDS.

Di bagian sumber daya manusia ada M. Yusuf Misbah.Departemen ini fokus pada pencarian tenaga kerja, evaluasi hasil kinerja, pemberian apresiasi beserta sanksi (reward and punishment). Bersama dengan Departement Development, mereka memberikan pelatihan pekerjaan. Sehingga betul-betul skill yang dibutuhkan untuk mengerjakan pekerjaan sudah dikuasai dengan baik.

Untuk bagian development tidak hanya memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan perusahaan. Departemen ini juga bertanggung jawab dalam pengembangan-pengembangan di level operasional dan juga level manajemen. Termasuk di dalamnya adalah pembuat inovasi produk. Departement development dipimpin oleh HM. Fatchurozi. Untuk mengontrol keluar masuknya dana maka diperlukan bagian keuangan. Bagian ini dipimpin oleh HM. Maimun. Dan untuk mengontrol keakurasian keluar masuknya dana maka ada department auditor yang dipimpin oleh H. Achsanul Milal. Sementara, semua kepentingan administrasi dikelola HM. Ainur Rofiq sebagai sekretaris.

Berbagai jenis usaha sudah dibangun oleh PTRDS. Beberapa di antaranya yakni kuliner, properti, wedding,

Page 59: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

45

traveling, konveksi, rental, organik, air mineral, peternakan, marinasi, dan retail. Meski demikian, bisnis kuliner PT RDS terlihat paling berkembang. Kiai Mahfudz memilih untuk membesarkan bisnis kuliner dengan alasan bisnis kuliner merupakan bisnis abadi. Menurut dia, dari dulu hingga sampai kapanpun bisnis kuliner, baik makanan maupun minuman, tidak akan pernah sepi akan konsumen.

Makanan dan minuman adalah salah satu kebutuhan pokok yang pasti dibutuhkan setiap orang. Inilah penyebabnya mengapa dari tahun ke tahun bisnis kuliner semakin ramai.Apalagi Indonesia termasuk negara dengan tingkat konsumtif tertinggi di dunia yang membuat peluang PT RDS untuk terjun di bisnis kuliner semakin tinggi. Indonesia juga sangat terkenal dengan keaneka ragaman kuliner di setiap daerah. Jika jeli sebenarnya ini bisa dijadikan sebagai bahan dasar “inspirasi” untuk memulai bisnis kuliner.

Di kota-kota besar sudah sangat menjamur aneka ragam bisnis kuliner yang disesuaikan dengan selera anak-anak muda jaman sekarang.Banyak inovasi tumbuh di tengah persaingan bisnis yang sangat ketat. Jika dicermati, para pelaku bisnis kuliner yang sukses, kebanyakan selalu membuat “inovasi”.Mereka tidak ikut-ikutan selera pasar karena selera pasar itu tingkat kejenuhannya tinggi.Artinya, sangat mungkin terjadi pergeseran selera pasar dalam waktu yang sangat singkat.Misalkan, orang jaman dulu tidak terlalu suka keju. Namun, jaman sekarang hampir setiap orang suka. Apalagi anak-anak muda. Ini hanya salah satu contoh saja bahwa selera pasar itu berkembang cepat.

Tidak heran jika PT RDS memilih kuliner sebagai core bisnis. Dengan adanya Dapur M’riah dan M2M, perusahaan berupaya untuk berinovasi di dua segmen pasar berbeda.

Page 60: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

46

Jika Dapur M’riah menyasar keluarga yang masih menyukai menu-menu tradisional, M2M fokus kepada menu yang disukai anak muda. Dengan menu seperti burger dan fried chicken yang tetap menyajikan bumbu khas tradisional, M2M pun bisa bersaing dengan resto cepat saji dengan brand internasional.

Pesantren Riyadhul JannahPondok Pesantren Riyadhul Jannah terletak di salah satu

kecamatan kawasan wisata Segi Tiga Emas yang dicanangkan pemerintah Kabupaten Mojokerto. Tepatnya ada di tepi jalan raya Mojosari – Pacet Km 19 Desa Pacet, Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto. Lokasi pesantren yang berada di kaki gunung Welirang, menyajikan panorama alam yang indah, sejuk dan asri di lingkungan sekitarnya. Ditambah tata ruang dan kondisi fisik pesantren yang bersih, indah, dan teratur membuat orang merasa betah untuk menikmatinya dan sangat representatif untuk mengaji dan mengabdi.

Nama Riyadhul Jannah — bermakna pertamanan surga — yang diberikan tidaklah berlebihan. Pesantren yang berdiri di atas tanah seluas ± 9.000 m² ini memang terlihat indah dan megah dengan bangunan-bangunan bertingkat. Di atasnya, berjejer kolam yang dipenuhi dengan berbagai ikan hias. Perkebunan pesantren membuat suasana pondok semakin asri. Banyaknya tanaman pangan dan sayuran menyejukkan mata yang memandang. Tidak salah jika pondok ini juga disebut laksana villa di sebuah perbukitan.

Pondok ini didirikan atas keinginan tokoh-tokoh masyarakat Desa Pacet untuk membuat lembaga pesantren sebagai wadah pendidikan agama di daerah tersebut. Pesantren

Page 61: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

47

pun dibutuhkan sebagai benteng dari pengaruh-pengaruh negatif wisatawan serta Kristenisasi yang sangat gencar pada waktu itu. Terlebih, Pacet dikenal sebagai salah satu basis umat Kristen. Pada tahun 1985, KH. Mahfudz Syaubari, MA. yang sebelumnya telah mengajar di berbagai pesantren di luar Jawa diminta untuk mendirikan pondok pesantren yang menempati sebuah rumah salah satu tokoh masyarakat Pacet. Pesantrennya diberi nama Darussalam.

Pada awal 1987, dibangunlah dua lokasi baru disekitar Masjid Al-Hidayah Pacet. Lokasinya terletak tiga ratus meter dari lokasi pesantren sekarang. Pada saat itu DR. As sayyid Muhammad bin Alawy Al-Maliki yang merupakan guru dari KH. Mahfudz Syaubari mengadakan kunjungan ke Pacet. Dr. As-Sayyid Muhammad lantas menyarankan kepada Kiai Mahfudz untuk mencari tempat yang lebih representatif bagi sebuah pesantren.

Tiga tahun kemudian, saran dari sang guru bisa terealisasi dengan dibelinya tanah yang menjadi lokasi pesantren saat ini di Jalan Hayam Wuruk 22 Pacet, Mojokerto. Maka dimulailah pembangunan pesantren baru yang diberi nama Riyadhul Jannah. Nama Riyadhul Jannah merupakan pemberian dari Dr. As-Sayyid Muhammad bin Alawy Al-Maliki. Setahap demi setahap pembangunan pesantren baru itupun berjalan. Secara berangsur, para santri berpindah dari dari lokasi pesantren lama ke lokasi pesantren baru. Lokasi pesantren lama pun difungsikan sebagai Panti Asuhan Yatim Piatu dan Dhuafa yang dikelola para santri alumni.

Pondok Pesantren “Riyadhul Jannah” mempunyai visi untuk membentuk manusia yang ber-imtaq, berbudi pekerti luhur, berkarakter, cerdas, mandiri, memiliki etos kerja, kompetitif, peduli, serta bertanggung jawab pada agama,

Page 62: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

48

bangsa, dan negara. Untuk meraih visi itu, Kiai Mahfudz merumus misinya ke dalam lima kelas yaitu menanamkan keimanan, ketaqwaan, serta akhlaqul karimah, mendidik keilmuan dan pengembangan wawasan, mengembangkan bakat, minat, dan kreatifitas, mengembangkan kewirausahaan dan kemandirian, serta menananmkan kepedulian, pelayanan, dan tanggung jawab terhadap agama, bangsa, dan negara.

Kiai Mahfudz menjelaskan, kondisi pesantren saat ini memang masih terbelakang. Menurut dia, ada hasil survey yang menunjukkan jika pertumbuhan pendidikan di Indonesia sebesar 0 persen, maka pesantren tumbuh 0,0 persen. Meski dengan kondisi kecewa dan sedih karena opini publik kerap menghadirkan citra negatif kepada pesantren, Kiai Mahfudz menekankan untuk terus optimistis membangun pesantren. “Kita semangat. Kita berjuang. Maka aplikasi smartphone yang lengkap hadir di pesantren. Adanya koperasi juga jadikan sebagai penggerak. Jangan cetak guru yang harus disantuni terus. Tetapi bagaimana menjadikan guru sekaligus sebagai majikan. Setop pesantren yang mengajukan proposal. Kelak, akan terjadi APBN turun karena kemandirian masyarakatnya,” kata Kiai Mahfudz.

Dari segi kurikulum pendidikan, “Riyadhul Jannah” membagi menjadi dua kategori utama. Pertama pendidikan formal pesantren dan yang kedua adalah pendidikan formal nasional.Terlaksananya kedua program pendidikan tersebut adalah representasi beliau dalam merespon keseimbangan antara ilmu agama dan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Beragam aktivitas di pondok pesantren benar-benar membuat santri sibuk. Dari pukul 03.00 pagi kegiatan sudah dimulai. Kegiatan pendidikan baru berakhir pukul 21.30. Namun, untuk urusan perut tidak perlu khawatir. Dalam

Page 63: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

49

satu hari, tiap santri akan diberikan makan sebanyak tiga kali. “Yah, kalau masih kurang bisa ke kantin,” tambahnya.Tidak hanya kegiatan setiap Senin sampai Jumat, Sabtu dan Ahad pun Pondok Pesantren Riyadhul Jannnah juga penuh dengan aktivitas. Di antaranya, rapat santri. Musyawarah dalam penanganan permasalahan yang sangat dinamis biasanya dilakukan di waktu-waktu ini. Hasil evaluasi dalam musyawarah ini nantinya akan dijadikan perencanaan untuk kedepannya.

Jumlah santri dan santriwati saat ini yang sudah mencapai 512 orang. Sebanyak 194 di antaranya adalah santriwati. Saat ini Riyadhul Jannah sudah menyediakan 34 asatidz dan asatidzah untuk mengurus santri dan santriwatinya. Menurut data yang dilansir, jumlah santri pada Riyadhul Jannah tiap tahunnya pasti bertampah. Rata-rata peningkatan jumlah santri tiap tahunnya adalah 18%.

Pesantren juga menyelenggarakan pendidikan formal dari level Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sementara untuk usia SD masih bersekolah di sekitar Pacet. SMP yang diberi nama SMP Riydlul Jannah ini sudah mulai berjalan dari tahun 2010. Setelah itu, para santri bisa sekolah di SMA Riyadhul Jannah mulai beroperasi dari tahun 2014. Tak cukup hingga tingkat sekolah menengah atas, pihak pondok pesantren mencetuskan pendirian pendidikan tingkat tinggi dengan fokus ekonomi syariah pada 21 Januari 2017 lalu. Dalam pertemuan tersebut juga dibahas mengenai izin operasional perguruan tinggi yang akan diberikan pemerintah. Walaupun pada saat itu masih dalam tahap perencanaan, namun sudah terdapat 200 calon mahasiswa yang siap mendaftar.

Dalam mendidik para santri, Kiai Mahfudz tidak ragu untuk turun tangan sendiri. Dia pun kerap memanfaatkan alam

Page 64: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

50

untuk membangun pondok pesantren. Dia memanfaatkan lahan di belakang pondok untuk dibuatkan rumah bagi para asatiz. Bentuknya berundak dan diselingi dengan kolam-kolam ikan. Ikannya diperuntukkan bagi para tamu yang datang menyambangi pesantren. Kiai Mahfudz juga tidak sungkan untuk bergaul dengan masyarakat sekitar dengan segala usia. Dia kerap bergaul dengan anak-anak yang tinggal di sekitar pondok. Kayu dan kulit jeruk pun dijadikan mobil-mobilan untuk menyenangkan para bocah yang kerap bermain di komplek pondok.

Kiai Mahfud pun kerap mengontrol santri bersama keluarga. Dia rutin menyaksikan pantauan CCTV yang kerap memonitor kegiatan santri-santrinya. Jika ada yang melanggar, ada hukuman yang akan dijatuhkan. Contohnya saja jika santri tertidur saat jam belajar, maka dia akan dikenakan hukuman berupa salat sampai Subuh, atau baca Al-Qur’an sambil berdiri atau posisi rukuk.

Dalam menerapkan ilmu manajemen di perusahaan dan pesantren, Kiai Mahfudz memiliki kiat “Dari santri untuk Pesantren , dari pesantren untuk bangsa”. Keluarga Kyai kerja berat, lalu santri dibuat terampil dan diberdayakan hasilnya untuk pesantren dan bangsa. Kyai menyaring santri untuk bakatnya masing-masing, lalu disiapkan obyek garapannya dan dilangkapi sistem mengurusnya.Walaupun terdapat berbagai jenjang struktur organisasi, namun Kiai benar-benar harus menempatkan santrinya untuk penugasan yang tepat.

Menurut dia, dengan mengetahui minat dari tiap individu santri yang ada maka akan dapat mengasah bakat dari individu tersebut. Dengan kombinasi ini, maka segala sesuatu akan dapat dikerjakan dengan hasil yang efektif dan usaha yang efisien. Tantangan dari luar juga dirasakan dari awal. Ada

Page 65: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

51

sikap sinisme dari sebagian masyarakat dengan kalimat “apa tidak hubbubiyah”. Namun, dengan semangat memajukan keekonomian pesantrennya, perlahan namun pasti anggapan itupun sirna.

Kemandirian pesantren membuat semakin banyak santri yang bisa merasakan pengalaman magang di berbagai unit usaha pondok. Tidak hanya santri Pesantren Riyadhul Jannah, santri-santri dari luar pesantren Riyadhul Jannah bahkan luar Pulau Jawa melamar untuk magang di pesantren ini. Mereka berasal dari Lampung, Lombok (Nusa Tenggara Barat), Aceh, dan sebagainya. Rata-rata, mereka meneken perjanjian untuk magang selama tiga hingga enam bulan. Setelah selesai mereka pulang dengan semangat dengan ilmu dan dengan keterampilan.

Punya Modal KemandirianPesantren memiliki potensi besar dalam mengembangkan

ekonomi di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Sifat dasar pesantren berupa kemandirian menjadi modal dasar bagi pesantren untuk berkembang menjadi tak sekadar lembaga pendidikan. Namun juga lembaga ekonomi. Berdasarkan data Kementerian Agama (Kemenag) pada 2013, jumlah pesantren di Indonesia sebanyak 27.290. Sebanyak 80,6 persen di antaranya tersebar di Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Banten. Jumlah total santri di seluruh pesantren di Indonesia sebanyak 3.876.696 santri, sedangkan jumlah tenaga pendidik 160.793 jiwa.

Dalam ceramah yang diberikan Prof. Dr. Nur Syam pada Forum Silaturrahmi Ulama dan Umara di Hotel Utami Sumekar Sumenep, beliau menyampaikan tiga pokok materi

Page 66: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

52

dengan tema “Pengembangan Ekonomi Rakyat Berbasis Pesantren”. Pertama, dia menyoroti perekonomian global.Basis ekonomi global yang sedang terjadi sekarang adalah ekonomi liberal. Mazhab ekonomi ini beranak pinak dengan materialisme, kapitalisme, konsumerisme, dan sebagainya.

Dengan berbasis pada prinsip pasar bersaing bebas, ekonomi liberal menjadikan pasar sebagai penguasa ekonomi. Pasarlah yang menentukan semua transaksi di dalam semua aspek kehidupan ekonomi. Melalui prinsip ini, jurang kaum kaya dengan orang miskin menjadi semakin menganga. Ekonomi kelas rendah tidak akan pernah mampu bersaing dengan yang besar dalam banyak hal. Belum lagi materialisme yang kemudian menjadikan dunia hanya digunakan untuk mengejar keuntungan materi dan menihilkan spiritualitas yang menjadi dasar bagi kehidupan yang bahagia.

Tidak heran jika akhir-akhir ini semakin banyak ekonom yang berpikir bahwa tujuan dari seluruh kegiatan ekonomi bukanlah untuk mencari sebesar-besar kesejahteraan berbasis materi akan tetapi untuk memperoleh kebahagiaan. Kebahagiaan ternyata tidak hanya dipengaruhi oleh faktor kekayaan materi, akan tetapi yang lain, yaitu spiritualitas. Ada banyak orang kaya yang tidak bahagia, karena untuk makan saja harus dibatasi karena sakit yang diderita. Apalah artinya kekayaan jika untuk makan saja harus berpantang banyak hal. Islam mengajarkan bahwa kebahagiaan itu bukan hanya di dunia sekarang ini akan tetapi juga di akhirat kelak, saidun fiddaraini, saidun fid dunya wa saidun fil akhirat.

Dunia pun dinilai sedang dalam keadaan “sekarat” dengan sistem ekonomi liberal. Terbukti bahwa dunia Barat sedang berada dalam krisis ekonomi sehingga bisa membawa kepada krisis global. Apalagi jika tidak bisa mengelola perkembangan

Page 67: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

53

ekonomi yang sedang berada dalam nuansa krisis ini. Maka itu, muncul pemikiran untuk mempertahankan sistem kapitalisme sebagai sistem ekonomi yang masih hebat, “How Capitalism Save Us”.

Pada pokok materi yang kedua, dia menyampaikan mengenai tantangan pengembangan ekonomi Indonesia.Sebagaimana diketahui bahwa problem Indonesia terkait dengan ekonomi tentu tidak bisa dipisahkan dengan perkembangan ekonomi global. Artinya, bahwa ada saling ketergantungan. Indonesia dewasa ini juga berkembang lebih jelas ke sistem ekonomi liberal atau mungkin neoliberal. Gerakan privatisasi yang tidak bisa dihentikan adalah salah satu buktinya. Jika di Kuba terjadi nasionalisasi perusahaan asing, maka di Indonesia justru gencar mengembangkan privatisasi. Kemudian impor barang secara bebas. Coba bayangkan bagaimana negara dengan pantai terbesar di dunia dengan hasil garam yang melimpah harus mengimpor garam dari negara lain.

Pada pokok materi terakhir, beliau menyampaikan perkembangan ekonomi pesantren yang memanglah bukan barang baru. Semenjak tahun 1980-an, melalui Pusat Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M), dunia pesantren memperoleh tambahan fungsi baru. Pesantren yang dikenal memiliki fungsi sebagai sumber pengetahuan keislaman dan sumber spiritualitas Islam diperkenalkan dengan dunia pemberdayaan.

Peran ini telah dimainkan semenjak pesantren menjadi institusi sosial yang berpengaruh di negeri ini. Dengan sentuhan baru, yaitu sebagai pusat pemberdayaan masyarakat. Banyak pesantren yang dijadikan sebagai uji coba untuk program pemberdayaan masyarakat. Kita kenal beberapa

Page 68: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

54

pesantren, misalnya Pesantren Darul Fallah, Pesantren Pabelan, Pesantren Kajen, Pesantren Langitan, Pesantren An-Nuqayah, dan sebagainya yang dijadikan sebagai pusat pemberdayaan masyarakat. Hiruk pikuk pemberdayaan masyarakat kemudian menjadi luar biasa di dunia pesantren.

Pada era 2000-an, pesantren memperoleh tambahan fungsi baru lagi yaitu sebagai pusat pengembangan ekonomi kerakyatan. Maka muncullah pesantren dengan ciri khasnya mengembangkan koperasi, seperti Pesantren Sidogiri, dan lainnya.Hal ini menandai bahwa dunia pesantren sesungguhnya tidak sepi dari inovasi yang terus menerus dilakukan. Hal ini juga menandakan bahwa dunia pesantren memiliki respon yang sangat tinggi terhadap perubahan zaman. Jadi, sesungguhnya pesantren adalah lembaga sosial dan pendidikan yang dapat menjadi pilar pemberdayaan masyarakat terutama pada era mendatang.

Pondok pesantren dengan berbagai harapan dan predikat yang dilekatkan padanya, sesungguhnya berujung pada tiga fungsi utama yang senantiasa diemban (Halim, “Manajemen Pesantren”, 2005, hal 233) yaitu: pertama, sebagai pusat pengkaderan pemikir-pemikir agama (center of excellence). Kedua, sebagai lembaga yang mencetak sumber daya manusia (human resource). Ketiga, sebagai lembaga yang mempunyai kekuatan melakukan pemberdayaan pada masyarakat (agent of development). Pondok pesantren juga dipahami sebagai bagian yang terlibat dalam proses perubahan sosial (social change) ditengah perubahan yang terjadi.

Usaha-usaha pendekatan untuk mengembangkan pesantren sebagai pusat pengembangan masyarakat mulai saat itu diidentifikasikan ada tiga pendekatan utama: (1) pendekatan pembaharuan pengajaran oleh beberapa yang

Page 69: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

55

berkembang secara tidak teratur dan tanpa koordinasi dan hanya dikenal dan diikuti secara terbatas. Usaha ini dilakukan oleh para kiai pesantren itu sendiri, dan kebanyakan kiai telah bersentuhan dengan pendidikan modern; (2) pendekatan yang dilakukan oleh pemerintah, khususnya Kementerian Agama melalui paket-paket program bantuan; (3) pendekatan yang berasal dari prakarsa organisasi swasta yang mengembangkan ilmu pengetahuan dengan melakukan kerja sama yang erat dengan pesantren progresif tertentu.

Tak terkecuali yang dilakukan Kiai Haji Mahfudz Syaubari MA. sebagai pengasuh sekaligus pendiri Pondok Pesantren “Riyadhul Jannah”, dia selalu berupaya mengarahkan kemandirian para santri untuk meningkatkan kualitas kehidupan agama, bangsa, dan negara. Bahkan hal ini tertuang dalam visi pondok pesantren yaitu membentuk manusia yang ber-imtaq, berbudi pekerti luhur, berkarakter, cerdas, mandiri, memiliki etos kerja, kompetitif, peduli, serta bertanggungjawab pada agama, bangsa, dan negara.

Page 70: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

56

Page 71: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

57

Memberdayakan Ekonomi Masyarakat Miskin

Abdul Muin M

Lewat sejumlah program pemberdayaan, pihak pondok berupaya untuk membebaskan orang tua para santri dari

kemiskinan.

Di padang rumput nan hijau itu, puluhan kambing sedang menikmati rerumputan liar yang tumbuh tidak beraturan. Tanpa peduli teriknya matahari, mereka tetap makan dengan lahap. Yuddin, sang empunya kambing, baru saja melepas mereka dari kandang untuk mencari makan. Sudah dua tahun ini Yuddin menggembala. Dia mendaftar ikut dalam program Pesantren Darul I’tisham, Embo, Jeneponto. Program ini dibuat sebagai pemberdayaan ekonomi terhadap orang tua santri miskin yang belajar di pondok pesantren.

Yuddin termasuk dalam satu dari dua belas kelompok masyarakat yang bekerja sama dengan Pondok Pesantren I’tisham dalam beternak kambing. Buat Yuddin, beternak kambing bukan pekerjaan berat. Dia hanya memerlukan

Page 72: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

58

ketekunan untuk merawat kambing-kambingnya. Contohnya, setiap pukul tujuh pagi, kambing-kambing itu harus dibawa ke padang rumput untuk diberi makan. Empat jam kemudian, mereka harus dimasukkan kembali ke kandang untuk diberikan minum. Pada pukul dua siang, kambing dilepas kembali ke lapangan. Jam lima sore baru Yuddin memasukkan lagi kambing ke kandang.

Yuddin menjelaskan, kambing-kambing itu cukup dilepaskan di padang rumput. Saat mereka makan, dia akan melanjutkan pekerjaan lain di kebun. Yuddin mengungkapkan, tidak perlu takut kambing-kambing itu akan hilang. Lahan rumput yang luas itu masih termasuk dalam wilayah Pesantren Darul I’tisham. Menjelang siang, dia dan peternak lain pulang ke rumah sambil memasukkan kambing ke kandang. Gembala kambing pun menjadi kerja “sambilan” yang mendatangkan hasil cukup lumayan.

Menurut Yuddin, beternak kambing relatif mudah. Kambing memiliki naluri selalu berkumpul dengan teman-temannya (sekelompoknya), tidak terpisah-pisah (terpencar-pencar) seperti sapi atau hewan lainnya, Selain itu, naluri kambing tidak pergi jauh-jauh cari makan. Hanya jikalau dilepas di suatu tempat, maka akan meninggalkan tempat awalnya sekitar seratus meter. Meski demikian, masih mudah untuk menuntunnya kembali ke kandang.

Kini, Yuddin tampak sedang senang. Anak kambingnya beberapa hari yang lalu dalam keadaan selamat dan sehat bugar. Dengan penuh harapan, anak kambing tersebut segera menjadi kambing dewasa (cukup umur) sehingga memenuhi syarat untuk dijadikan hewan kurban atau akikah dengan harga jual yang mumpuni. Yuddin, yang saat ini menjabat sebagai ketua kelompok III, menjelaskan produktifitas kambing

Page 73: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

59

betina dalam melahirkan tergantung agresifitas kambing jantan. Jika agresif, kambing betina bisa hamil setiap tahun dan melahirkan hingga tiga ekor anak. Dengan masa hamil selama kurang-lebih 6 bulan, setiap kelompok sudah berhasil memelihara kambing antara 20 - 30 ekor setelah dua tahun.

Pimpinan Pondok Pesantren Darul I’tisham Embo menuturkan, peternakan kambing memang menjadi program pemberdayaan pesantren. Pada awal usaha, kandang-kandang kambing terletak dalam lingkungan pondok pesantren ini. Ternyata usaha peternakan kambing mengalami perkembangan pesat. Sebab, kambing-kambing ini berkembang biak dengan cepat. Seekor kambing betina sekali melahirkan bisa tiga ekor. Jangan heran jika jumlah kambing bisa mencapai ratusan ekor dalam jangka waktu hampir dua tahun.

Dipilihnya ternak kambing sebagai program pemberdayaan bukan tanpa alasan. Penuhnya kandang kambing yang terletak di lingkungan pondok membuat bau tidak sedap menyebar. Kondisi ini pun mengganggu warga pesantren. Ustaz-ustazah dan para santri merasa terganggu saat kegiatan belajar mengajar dan kegiatan santri lainnya. Jika ada tamu yang datang ke pondok, dia akan disambut dengan bau kambing.

Selain bau yang tidak sedap, suara-suara kambing semakin berisik. Suaranya mengganggu pengajian kitab kuning, zikir, shalawatan, membaca Al-Qur’an yang dilaksanakan pada malam hari. Untuk mengatasi berbagai masalah ini, para pengurus pesantren pun melakukan musyawarah. Rapat itu menghasilkan rumusan bahwa peternakan kambing merupakan salah satu sumber dana yang besar untuk operasional pondok. Karena itu, peternakan kambing harus diteruskan, bahkan lebih dikembangkan. Dengan suara bulat, pihak pengelola

Page 74: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

60

pesantren menetapkan peternakan kambing itu diserahkan kepada orang tua santri. Namun, pengurus pondok pesantren harus mensurvey dan menginventarisir orangtua santri yang bersedia bekerjasama dan memiliki kompetensi untuk memelihara kambing dengan sehat.

Selanjutnya, beberapa pengurus pondok pesantren bersilaturahim kepada orang tua santri, khususnya mereka yang tinggal di Desa Turatea. Pihak pesantren menawarkan kegiatan peternakan kambing. Banyak orang tua bersedia. Pihak pesantren pun bekerjasama dengan pemerintah. Calon peternak lantas diberi pembekalan oleh Dinas Peternakan Jeneponto tentang cara memelihara kambing yang sehat. Contohnya, makanan dan minuman kambing harus diperiksa jangan sampai ada ulat berbulu atau benda-benda lainnya sehingga dapat mengganggu kesehatan kambing.

Orang tua santri pun diberi modal oleh pondok pesantren untuk membuat kandang yang baik dan sehat. Kandang-kandang itu dibuat di kolong rumah maupun di halaman rumah. Ketika kandang selesai, setiap orang tua santri diberi lima ekor kambing betina dan seekor kambing jantan (seekor jantan idealnya melayani lima ekor kambing betina).

Pada awal penyerahan kambing, mereka dievaluasi oleh fasilitator dari pihak pondok pesantren. Kalau ternyata tidak ada masalah saat pemeliharaan, maka diteruskan. Namun, jika ada masalah, misalnya kambing kurus, sakit-sakitan bahkan kambing mati, kambing tidak hamil, maka pemeliharaan kambing itu diberhentikan dengan hormat. Jika suatu saat ingin mencoba lagi memelihara kambing, orang tua itu dapat dipertimbangkan untuk diberi kesempatan. Proses uji coba ini berlangsung hingga tiga bulan.

Berdasarkan keterangan pihak pesantren, awalnya hanya

Page 75: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

61

ada empat kelompok ternak yang berminat program beternak kambing. Kian hari jumlahnya semakin bertambah. Saat ini terdapat 12 sektor (kelompok) orang tua santri (masyarakat) yang bekerja sama dengan pihak pondok pesantren dalam pemeliharaan kambing, yaitu kelompok Syahruddin (I), Baharuddin (II), Yuddin (III), Yati (IV), Ibrahim (V), Rusdi Tasa (VI), Juandi (VII), Irdus (VIII), Juanda (IX), Satudeng (X), Hanai (XI), dan Rahim Daeng Serang (XII).

Sistem bagi hasil diputuskan dan ditetapkan melalui musyawarah antara ketua-ketua kelompok dengan koordinator peternakan kambing dan pengurus pondok pesantren. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memperkuat tali silaturrahim. Dengan demikian, ketua kelompok khususnya dan umumnya masyarakat merasa dilibatkan dalam kegiatan peternakan kambing. Dengan strategi ini para ketua kelompok memiliki tanggung jawab moril dalam pemeliharaan kambing. Mereka merasa “bukan pekerja” yang mendapat upah. Mereka lebih merasa sebagai pemilik kambing. Anggota kelompok pun benar-benar bekerja bagaikan memelihara kambing sendiri dengan cara yang sehat. Dalam waktu hanya satu-dua tahun, mereka pun sudah dapat merasakan pundi hasil menjual kambing.

Skema bagi hasil yang disepakati yaitu anak kambing dibagi dua. Misalnya selama setahun kambing yang dipelihara oleh masyarakat dapat melahirkan sebanyak sepuluh anak kambing, maka lima ekor untuk pemelihara dan lima ekor untuk pondok pesantren. Namun, menurut Yuddin, sistem pengupahannya yang telah disepakti kenyataan tidak seketat dengan peraturan tersebut.

Pihak pondok pesantren seringkali menolerir saat bagi hasil tiba. Misalnya, di antara masyarakat pemelihara

Page 76: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

62

kambing “sangat membutuhkan” uang karena ada anggota keluarga sakit dan memerlukan pengobatan, maka pihak pondok pesantren pun memberi jatah kambingnya untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Kambing yang dijual itu pun tidak dihitung dalam pembagian. Yuddin melanjutkan ceritanya, bahwa adanya pondok pesantren mempercayakan kepada kami khususnya, dan masyarakat (kelompok) pemelihara kambing umumnya untuk memelihara kambing dengan sistem pengupahan tersebut sangat membantu untuk memenuhi kebutuhan keluarga dalam kehidupan sehari-hari.

Keterlibatan santri senior dalam pemeliharaan kambing adalah dua kali seminggu. Biasanya setiap Kamis dan Ahad, mereka mengamati (melihat dari dekat) kambing, baik pada saat kambing berada dalam kandang maupun di luar kandang (di lapangan), kemudian hasil pengamatannya, jika ada masalah, misalnya ada kambing sakit-sakitan, atau ada kambing mati dilaporkan kepada koordinator peternakan kambing pondok pesantren ini. Kemudian koordinator mengambil langkah untuk mengatasi masalah tersebut.

Peternakan kambing yang diinisiasi Pondok Pesantren Darul I’tisham merupakan salah satu supplier hewan (kambing) potong. Terutama hewan kurban pada setiap Hari Raya Idul Adha di Sulawesi Selatan. Hal ini menujukkan, bahwa pondok pesantren ini telah meraih sukses dalam mengembangkan peternakan kambing dan diharapkan mampu untuk lebih meningkatkan taraf kehidupan ekonomi masyarakat.

Sebenarnya pekerjaan utama (mata pencaharian) pokok umumnya penduduk Turatea adalah petani tanaman pangan, seperti; padi, jagung, palwija, lombok, dan ubi kayu (singkong) Karena itu, di atas disebutkan oleh masyarakat

Page 77: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

63

bahwa menggembala kambing hanya merupakan kerja “sambilan” yang mendatangkan hasil yang cukup lumayan. Hal ini didukung oleh potensi lahan yang relatif luas, yaitu luas lahan persawahan dapat mencapai sekitar sepuluh hektar dan perkebunan sekitar dua puluh hektara dan lahan perikanan sekitar lima hektar. Lahan-lahan tersebut adalah sumber pendapatan bagi masyarakat desa yang mengaksesnya (Dokumen Desa Turatea Kec. Tamalatea Kab. Jeneponto, 2016-2021).

Oleh karena itu, Pondok Pesantren Darul I’tisham memiliki beberapa hektar lahan persawahan yang digarap oleh masyarakat dan baru saja selesai panen. Selain itu, juga memiliki lahan perkebunan yang digarap oleh masyarakat. Perkebunan tersebut di antaranya ada yang terletak di Desa Turatea, juga ada di Kelurahan Bontotangnga di belakang bangunan/gedung baru yang direncanakan untuk digunakan siswa SMK.

Berkat kegigihan pimpinan pondok, pesantren ini pun mendapat respon positif dari masyarakat. Kini Pondok Pesantren Darul I’tisham tidak hanya mengelola kebun di Desa Turatea dekat pondok pesantren yang lama, tetapi juga mengelola kebun di Kelurahan Bontotangga dekat bangunan pondok pesantren yang baru, baik kebun di Turatea maupun di Bontotangga dapat mencapai sekitar sepuluh hektar lahan dengan puluhan komoditas sayuran organik. Namun, perkebunan yang terletak di belakang bangunan atau gedung pondok pesantren baru umumnya ditanami cabai, bawang merah, kacang ijo, kacang panjang, pisang, jagung, dan lainnya. Selama ini, hasil dari perkebunan itu masih diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari santri. Selebihnya dipasarkan baik di daerah ini maupun di luar

Page 78: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

64

daerah, misalnya ke Takalar, Bantaeng, dan daerah lainnya.Berbagai jenis tanaman, seperti kacang ijo, bawang merah,

cabe merah, jagung yang memenuhi kebun milik pondok pesantren ini tumbuh dengan subur dengan dedaunan yang hijau. Masyarakat yang bekerja di perkebunan ini setiap hari, terutama pada sore hari tampak sibuk dengan memikul ember berisi air berjalan di tengah-tengah kebun untuk menyiram tanaman itu. Salah seorang pekerja kebun menuturkan bahwa tanaman kacang ijo akan tumbuh subur pada musim kemarau, jika setiap sore hari disiram dengan siraman yang sekedar membasahi daun-daunnya.

Sistem pengupahan bagi petani (pekerja sawah dan kebun), adalah sistem bagi hasil, sebagaimana yang diberlakukan pada masyarakat peternakan kambing, yaitu 60 persen untuk pekerja dan 40 persen untuk pondok pesantren setiap panen. Sistem pengupahan ini merupakan hasil kesepakatan antara petani dengan pihak pondok pesantren. Namun, petani lebih sering menyerahkan hasil panen padi atau palawija tidak sampai 40 persen kepada pihak pondok pesantren. Meski demikian, pihak pondok tidak pernah mempersoalkannya. Sebab, hal tersebut, juga merupakan syiar Islam (dakwah) kepada masyarakat yang umumnya secara ekonomi tergolong “ekonomi lemah”. Hal terpenting bagi pihak pondok pesantren, yakni masyarakat tersebut secara “jujur” menyampaikan keadaan sebenarnya.

Jihad Melawan KemiskinanKemiskinan masih menjadi pemandangan yang rutin

disaksikan di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan. Lebih dari 56 ribu kepala keluarga (KK) di kabupaten tertinggal

Page 79: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

65

ini tergolong miskin. Penelitian Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan 2015 pun menunjukkan jika kabupaten ini merupakan daerah dengan pertumbuhan kesejahteraan relatif tertinggal ketimbang kabupaten lain. Dengan Indeks Pembangunan Masyarakat hanya berkisar 59,0, tidak heran jika pemerintah pusat menetapkan kabupaten ini masuk sebagai daerah tertinggal berdasarkan PP No. 131/2015.

Desa Turutea merupakan salah satu daerah miskin di kabupaten ini. Berdasarkan Sensus Penduduk Desa Turatea 2016, mayoritas kepala keluarga (72,7 persen) memiliki pendapatan dan pengeluaran Rp 2 juta sampai dengan tiga juta rupiah per bulan. Mereka pun masih tergolong miskin. Mayoritas penduduknya hanya lulusan sekolah dasar (64 persen). Bahkan, ada ratusan di antaranya tidak pernah mengecap bangku sekolah. Rendahnya tingkat pendidikan membuat mereka sulit untuk mendapatkan pekerjaan dengan penghasilan baik.

Alhasil, sebagian besar di antara mereka bekerja sebagai buruh tani atau berkebun. Mereka terbiasa menanam padi, jagung, palawija, lombok, dan ubi kayu (singkong). Padahal, daerah ini dikenal dengan perbukitan bebatuan yang tandus. Sebagian besar lahan pertanian di daerah ini pun gersang dan kering. Diperparah lagi, Jeneponto memiliki curah hujan yang rendah dan tidak menentu. Keringat para buruh tani di Jeneponto pun sulit dibayar layak karena produksinya tidak maksimal.

Soal agama, mayoritas penduduk Turutea dan Jeneponto merupakan pemeluk agama Islam. Mereka bahkan dicap sebagai Muslim fanatik. Meski demikian, tidak berarti mereka mengamalkan ajaran-ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari. Pemahaman mereka terhadap agama belum berakar dan

Page 80: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

66

tumbuh dengan subur secara kaffah (total). Pada umumnya, warga belum mampu menyelaraskan aspek teologis dengan sosial. Ajaran-ajaran Islam yang rahmatan lil’alamin pun ditenggelamkan oleh badai tradisi.

Tingkat pemahaman dan pengetahuan terhadap ajaran Islam pun sempit. Misalnya, banyak warga yang lebih mengutamakan “tawakal” sebelum disertai dengan “ikhtiar maksimal”. Artinya, banyak warga Jeneponto belum mampu untuk mengimplementasikan ajaran-ajaran Islam ke dalam kehidupan sehari-hari secara profesional, proporsional dan rasional. Hal ini, tentunya memiliki korelasi yang signifikan dengan rendahnya tingkat pendidikan masyarakat di desa ini.

Tidak hanya itu, banyak kasus kekerasan terjadi di daerah ini. Judi dan sabung ayam merupakan tradisi warga yang sulit untuk diubah. Di kedai-kedai, tak jarang ditemukan warga yang asyik mabuk dengan ballo (air pohon lontar yang disimpan berhari-hari). Kebiasaan mabuk-mabukan ini pun berkorelasi dengan tingginya tingkat kekerasan dan kejahatan di daerah ini.

Faktor-faktor tersebut, diduga berkorelasi positif dengan kurangnya motivasi penduduk Jeneponto, khususnya Turutea untuk berjuang melawan dan menaklukkan masalah kemiskinan dan keterbelakangan yang menghantui mereka. Padahal, kemiskinan dan keterbelakangan sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Karena itu, pada hakikatnya ajaran Islam sangat menganjurkan dan menginginkan terwujudnya kemakmuran, kesejahteraan, ketercukupan dan kejayaan ekonomi dalam berbagai aspek kehidupan.

Menurut Ma’arif, kejayaan di alam dunia diperlukan

Page 81: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

67

kejayaan di akhirat. Karena karier hidup di alam dunia, menurut pandangan Al-Qur’an, sangat menentukan corak kehidupan di alam akhirat, (Ma’arif: 1997; 9). Di sinilah letak pentingnya setiap manusia untuk berusaha semaksimal mungkin agar mereka mampu ke luar dari berbagai bentuk kemiskinan dan keterbelakangan.

Pondok Pesantren Darul I’tisham hadir di tengah-tengah kehidupan masyarakat Jeneponto dengan berbagai dinamikanya. Tidak heran, penghuni pondok sempat mendapat perlawanan yang keras dari warga sekitar. Ketika pondok pesantren ini sedang dibangun, hampir setiap malam bangunannya dirusak masyarakat setempat. Meski menghadapi kebencian masyarakat, pimpinan pondok pesantren enggan membuat permusuhan kepada mereka.

Pimpinan pondok pesantren bahkan mengajaknya untuk turut serta membangun pondok pesantren melalui pendekatan persuasif-humanis berlandaskan “ukhuwah Islamiyah”. Pihak pondok justru mencoba memahamkan kepada masyarakat bahwa kehadiran pondok pesantren ini bukan mengubah tradisi dan budaya masyarakat. Namun, untuk membangun dan memperbaiki kehidupan sosial ekonomi melalui berbagai kegiatan pemberdayaan umat. Hal ini dilakukan oleh pimpinan pondok pesantren. Lewat filosofi bahwa sesuatu yang bermanfaat untuk masyarakat luas, lebih utama (afdhal) dari sesuatu yang hanya terbatas manfaatnya.

Pemberdayaan ekonomi dilakukan pihak pesantren dengan tetap berpegang teguh kepada prinsip bahwa pondok pesantren ini harus mampu membumikan ajaran-ajaran Islam yang sesungguhnya kepada masyarakat. Ajaran Islam sangat menganjurkan kepada manusia untuk meraih kesuksesan, baik di dunia maupun di akhirat. Artinya, kekuatan daya juang

Page 82: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

68

masyarakat untuk mempertahankan dan membela agama Islam harus sebanding dengan semangat untuk meninggalkan tradisi dan budaya yang tak sesuai dengan Islam. Justru, pihak pondok mencoba untuk membudayakan ajaran-ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai program ekonomi yang digulirkan pihak pesantren pun terasa tepat untuk mengangkat taraf ekonomi masyarakat. Khususnya bagi penduduk Desa Turutea yang sebagaian besar merupakan petani tradisional dengan tingkat pendidikan yang masih rendah.

Buah Keuletan Sang KiaiBerawal dari sebuah panti asuhan, Pondok Pesantren

Darul I’tisham kini tampil dengan wajah baru yang cantik. Dengan gedung berwarna pink yang dilengkapi dengan beragam fasilitas pendidikan, pesantren ini sudah memiliki ruang belajar dan asrama sendiri.

Pesantren ini merupakan buah dari keuletan dan ketekunan KH. Kamaluddin Sukku, perintis, pendiri, dan pemimpin pertama pondok. Menantu Kiai Marzuki Hasan ini juga cucu dari KH. Hasan, sosok perintis, pendiri, dan pimpinan pertama Pondok Pesantren Darul Istiqamah Maccopa Maros. Setelah KH. Hasan berpulang ke rahmatullah, kepemimpinan Pondok Pesantren Darul Istiqamah dilanjutkan oleh KH. Marzuki Hasan.

Dalam kepemimpinannya, sang kiai berhasil mengantarkan pondok pesantren ini mencapai “puncak kejayaannya”. Tangan dingin sang ayah pun turun kepada Kiai Kamaluddin. Dia dikenal sebagai kiai “kharismatik” yang sudah malang-melintang dalam dunia pondok pesantren. Aktivitasnya di pesantren pun mampu mengasah kepekaan

Page 83: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

69

sosiokultural tentang berbagai fenomena yang merambah dalam masyarakat. Kemudian menjadikannya sebagai ungkapan visual diwujudkan melalui ide-ide gemilang yang mengandung makna dan pesona mendalam.

Kiai Kamaluddin lantas merintis pesantrennya sendiri. Pondok Pesantren Darul I’tisham Embo akhirnya didirikan pada 1999 di bawah naungan Yayasan Pendidikan Al-Mutammim pimpinan KH. Kamaluddin Sukku. Pondok pesantren ini telah terdaftar di Kementerian Agama Kab. Jeneponto dengan Nomor Izin Operasional: 291 Tahun 2015.

Di bawah kendali kepemimpinan KH. Kamaluddin Sukku, Pondok Pesantren Darul I’tisham telah berhasil membangun fondasi tafaqquh fiddin yang kokoh. Penguatan karakter pondok pesantren ini diraih melalui pengajian berbagai kitab kuning yang diselenggarakan setiap sore dan malam hari. Selain itu, sang kiai telah memprogramkan secara sistematis dan konsisten berbagai upaya untuk memberdayakan ekonomi umat, antara lain: melalui pertanian, perkebunan, dan peternakan. Juga, melalui berbagai aktivitas vocational bagi santri.

Hal ini sejalan dengan pendapat cendikiawan Muslim Azyumardi Azra yang mengemukakan, bahwa pesantren diharapkan tidak hanya memainkan fungsi-fungsi tradisionalnya, yakni: pertama, transmisi dan transfer ilmu-ilmu Islam; kedua, pemeliharaan tradisi Islam; dan ketiga, reproduksi ulama. Yang terpenting, menjadi pusat pemberdayaan ekonomi masyarakat di sekitarnya.

Dalam konteks ini, semakin banyak pesantren yang terlibat dalam aktivitas-aktivitas vocational dan ekonomi

Page 84: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

70

seperti dalam usaha-usaha agrobisnis yang mencakup pertanian tanaman pangan, peternakan, perikanan. Banyak juga pesantren yang mengembangkan industri rumah tangga atau industri kecil, seperti; konveksi, kerajinan tangan, pertokoan, koperasi, dan sebagainya (Azra, 2002; 104-105).

Kini almukarram KH. Kamaluddin Sukku memasuki usia 77 tahun. Dengan usia yang uzur, kondisi fisik Kiai Kamaluddin cenderung menurun, baik dari segi penglihatan, pendengaran, dan panca indra lainnya. Namun, semangat dalam mengelola pondok pesantren masih tetap “membara”. Meski begitu, semangat menggebu tidak cukup untuk mengelola pendidikan. Terutama pendidikan keagamaan di pondok pesantren yang berlangsung selama dua puluh empat jam. Dengan berbagai pertimbangan yang matang, kepemimpinan Pondok Pesantren Darul I’tisham Embo dilanjutkan oleh salah seorang putra terbaiknya, yaitu Dr. H. Munawir Kamaluddin Sukku, MA. Namun, Ketua Yayasan Pendidikan Al-Mutammim yang membawahi pondok pesantren ini masih tetap dipegang oleh KH. Kamaluddin Sukku.

Munawir Kamaluddin Sukku pun menggali dan menimba pengetahuan keagamaan di berbagai pondok pesantren. Pengetahuan agamanya diperkuat dengan ilmu pengetahuan umum yang diserap dari berbagai lembaga pendidikan formal. Berbekal pendidikan baik melalui jalur non formal maupun formal, Munawir memulai program-programnya dengan langkah yang mantap untuk melanjutkan kepemimpinan Pondok Pesantren Darul I’tisham. Dia bertekad membawa lembaga ini menuju perubahan dan pembangunan pondok pesantren masa kini. Pondok Darul I’tisham pun ditargetkan untuk menjadi lembaga pendidikan keagamaan, lembaga

Page 85: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

71

dakwah, dan sosial sesuai kebutuhan masyarakat. Munawir tergolong responsif terhadap berbagai persoalan

masyarakat, baik berkaitan dengan kehidupan keagamaan maupun ekonomi yang tengah melanda masyarakat. Menurut dia, butuh perjuangan berat dan keteguhan niat yang tulus-ikhlas untuk melakukan hal tersebut. Di samping itu, Munawir merupakan sosok yang relatif muda dan energik. Dia tertarik kepada ide-ide dan gagasan baru, apapun bentuknya. Namun, ketika dia hendak mengimplementasikannya, baik di lingkungan pondok pesantren maupun di tengah-tengah masyarakat, Munawir terlebih dahulu menganalisisnya tanpa lupa memohon petunjuk kepada Yang Maha Kuasa. Kemudian, dia menerjemahkannya ke dalam bahasa yang mudah dipahami dan diserap oleh masyarakat.

Dalam pergaulan sehari-hari, Munawir dikenal supel dan selalu berupaya menghindari berbagai perbedaan pendapat yang tidak perlu. Dia pun selalu berupaya secara maksimal mencari dukungan dari masyarakat, pemerintah, dan berbagai pihak. Gambaran sosok Munawir ternyata berkorelasi secara signifikan dengan kepemimpinannya terhadap Pondok Pesantren Darul I’tisham. Tangan dinginnya berhasil membawa pesantren bisa menambah infrastruktur baru. Darul I’tisham mengembangkan sayapnya dengan membangun sebuah gedung yang relatif “mewah” di atas lahan seluas tiga hektar. Komplek ini pun dilengkapi berbagai kriteria pondok pesantren, seperti: masjid, rumah kiai, asrama santri, ruang belajar, ruang perpustakaan, aula, tempat perbengkelan, dan las.

Di belakang bangunan, terbentang luas kebun yang ditanami jagung, cabe, dan kacang ijo. Gedung ini berada di Kelurahan Bontotangnga, Kecamatan Tamalatea Jeneponto

Page 86: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

72

yang terletak di pinggir jalan raya poros Takalar, Jeneponto, Bantaeng. Gedung baru ini berjarak sekitar lima kilo menter dari gedung pondok pesantren lama. Secara geografis, lokasinya sangat strategis dan mudah dijangkau oleh berbagai jenis kendaraan, baik roda dua maupun roda empat.

Pembangunan gedung baru ini terdiri dari sejumlah ruang belajar dengan ukuran standar yang diperkirakan memiliki daya tampung lima ratusan santri. Gedung baru ini diperuntukkan untuk Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK) Pondok Pesantren Darul I’tisham. SMK yang membuka Jurusan Lokomotif (perbengkelan) dan Las dengan tujuan untuk memperkuat keterampilan perbengkelan dan las yang saat ini sedang tumbuh dan berkembang di pondok pesantren ini. Karena itu, bangunan ini dilengkapi dengan sebuah bangunan yang didesain sebagai tempat perbengkelan dan las.

Pendidikan GratisPada dasarnya, Pondok Pesantren Darul I’tisham

bukanlah semata-mata merupakan lembaga pendidikan keagamaan. Pondok ini juga dapat dikategorikan sebagai lembaga kemasyarakatan dalam pengertian memiliki pranata tersendiri. Selain itu, pondok memiliki hubungan fungsional dengan masyarakat dan hubungan tata nilai dengan tradisi dan budaya masyarakat, khususnya masyarakat di sekitar pondok pesantren.

Sejak berdiri sampai sekarang, Pondok Pesantren Darul Itisham memprioritaskan anak yatim-piatu, anak miskin, anak telantar, bahkan anak jalanan untuk diterima sebagai santri. Pimpinan pondok sadar tidak mudah mendidik dan mengurus anak-anak telantar dan anak-anak jalanan dari keluarga broken

Page 87: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

73

home. Sangat berbeda dengan mendidik dan mengurus siswa di sekolah umum yang diterima melalui seleksi berdasarkan kualitas akademik.

Karena itu, pondok pesantren ini bagaikan bengkel. Sebelum masuk ke pondok, banyak santri memiliki sikap dan perilaku yang cenderung nakal dan tidak mengenal aturan. Pondok pesantren berkewajiban untuk membina dan mendidiknya sehingga anak tersebut kelak menjadi manusia yang bemanfaat, baik terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat maupun terhadap bangsa.

Pada umumnya masyarakat memiliki “animo” yang kuat untuk memasukkan putra-putrinya belajar di pondok pesantren ini. Sebab, pondok pesantren ini sejak berdiri sampai sekarang dan yang akan datang telah memiliki komitmen kuat bahwa seluruh santrinya bebas dari segala macam bentuk iuran pendidikan (belajar gratis). Namun, santrinya tetap menerima berbagai fasilitas yang memadai, seperti: mukim di pemondokan dan mendapat makanan sebanyak tiga kali sehari. Pada saat ini, karena keterbatasan daya tampung pemondokan santri, maka santri yang mukim hanya mencapai 143 orang (10 persen). Santri yang mukim diutamakan santri yang terdiri dari: anak-anak yatim-piatu, anak berasal dari luar daerah, anak ditelantarkan oleh orang tua atau keluarganya.

Adapun 90 persen santri lain (1.283 orang) yang berasal dari desa ini atau sekitar pondok pesantren tidak mukim di pemondokan. Tapi, para santri tersebut mendapat “layanan jemput-antar” setiap hari (pagi dijemput dan siang diantar) dengan menggunakan mobil. Terkecuali santri yang mukim sekitar dua kilometer dari pondok pesantren. Alasannya, para santri masih bisa berjalan kaki ke pondok atau mengendarai

Page 88: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

74

sepeda ontel. Kini, Pondok Pesantren Darul I’tisham menginjak

usia ke-18. Ibarat seorang gadis desa yang cantik rupawan, pondok kerap mempesona masyarakat setempat. Pada 2017 pondok pesantren ini memiliki santri sebanyak 1.426 orang terdiri dari laki-laki 727 orang (51 persen) dan perempuan 699 orang (49 persen). Selama ini ukuran “besar, sedang, atau kecil” pesantren dinilai dari banyak-sedikit santrinya (Dhofier: 2011:29). Karena itu, jumlah santri yang demikian ini, termasuk banyak untuk ukuran pondok pesantren di Jeneponto, bahkan ukuran pondok pesantren di Sulawesi Selatan.

Pondok Pesantren Darul I’tisham selama ini menyelenggarakan berbagai jenis, jenjang, dan jalur pendidikan. Namun, dari jumlah santri tersebut “sebagian besar” belajar pada pendidikan formal yang terdiri dari MI 347 orang (24 persen), MTs 408 orang (29 persen), dan MA 254 orang (19 persen). Menurut pimpinan pondok pesantren ini, keberadaan pendidikan formal di sini tetap berbasis pondok pesantren.

Pesantren ini pun menyelenggarakan jalur pendidikan non formal, seperti: TPA, RA, Salafiyah (Pendidikan Diniyah ‘Ula dan Wustha’), Diniyah Takmiliyah, Program Paket C jumlah santrinya hanya sebagian kecil, umumnya hanya mencapai sekitar 5 persen. Bahkan, Pendidikan Tahfidz Qur’an dan Pendidikan Kader Muballigh jumlah santrinya tidak mencapai satu persen. Beragamnya layanan pendidikan yang diselenggarakan di pondok pesantren ini menjadikan Pondok Pesantren Darul I’tisham Embo sebagai Pondok Pesantren Terpadu yang disingkat menjadi “Persada Embo”.

Page 89: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

75

Layanan pendidikan, baik formal maupun non formal yang diselenggarakan Pondok Pesantren Darul I’tisham ini ditangani oleh pendidik (ustaz/ah) sebanyak 39 orang, terdiri dari laki-laki 21 orang (54 persen) dan perempuan 18 orang (46 persen). Data ini menunjukkan, bahwa hampir seimbang antara jumlah pendidik (ustaz) laki-laki dengan perempuan. Semua guru merupakan lulusan sarjana (S1). Bahkan terdapat tiga guru lulusan S-2 dan satu orang S-3. Ini berarti, bahwa semua guru/ustaz telah memenuhi kualifikasi akademik dan semuanya sudah bersertifikasi. Artinya, semua guru-guru tersebut dapat menerima tunjangan guru dari pemerintah. Hal ini, sedikit-banyaknya dapat meningkatkan “kesejahteraan guru”. Guru-guru tersebut memiliki daya inovasi dan motivasi yang tinggi dalam memberikan layanan pendidikan, baik kepada santri maupun masyarakat.

Di samping itu, semua pendidik adalah guru tetap yayasan, yaitu ustaz/ustazah yang diangkat oleh Yayasan Pendidikan Al-Mutammim. Hal ini menunjukkan, bahwa para pendidik telah memiliki segudang pengalaman mendidik, sehingga kompetensinya tidak meragukan lagi. Hampir sebagian besar dari guru-guru ini turut serta secara aktif dalam membina dan mengembangkan program entrepreneurship yang diluncurkan pondok pesantren ini.

Sementara itu, layanan pendidikan keagamaan (pendidikan kepesantrenan) yang lebih berorientasi kepada tafaqquh fiddin ditangani oleh lima ustaz. Semuanya memiliki latar belakang pendidikan pesantren yang sangat memadai. Mereka mengajarkan kitab kuning seperti tafsir Ibnu Katsir, Riyadhushshalihin, Fathul Qarib, Subulussalam, Fiqih Sunnah, hingga Hadis Arbain. Kini pondok pesantren ini sedang menuju puncak “kejayaannya”, terutama dalam

Page 90: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

76

memberikan layanan pendidikan baik kepada santri maupun masyarakat. Semua layanan pendidikan ini bermuara kepada memberdayakan umat, baik dari aspek ekonomi maupun keagamaan.

Page 91: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

77

Gagahnya Santri Menjadi Petani

Nunu Ahmad An-Nahidl

“Santri-santri Darul Fallah ini belajar langsung dari alam terkembangGuru-guru itu cuma membantuCinangneng, airnya gemericik, alang-alang daunnya berdesirTernak berbunyi sunyi, bukit dan pohon bergumamSemua berzikir bersama santriBersama guru bersama kiai pada gelap Subuh pagiDi dalam masjid di atas bukit.. “ TaufiqIsmail

Ada yang berbeda dengan Pesantren Pertanian Darul Fallah Bogor. Saat penulis bersilaturahim pada Maret 2017, pada pintu gerbang kedua di samping lapangan bola itu tertulis “Pondok Pesantren an-Nur.” Penulis sempat dihinggapi keraguan. Apakah ada lembaga pendidikan lain di dalam komplek pesantren bersejarah itu? Sebab dirasa tidak

Page 92: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

78

mungkin nama pesantren mendadak berubah begitu saja. Apalagi untuk pesantren sepopuler Darul Fallah.

Teka-teki itu tak lama terjawab. Dalam kesempatan bincang-bincang, KH. Abdul Hanan Abbas (60 tahun) sang pengasuh utama pesantren menjelaskan bahwa sebagian sarana pada lembaga pendidikan yang dikelolanya tengah dijadikan tempat shooting untuk program paket Ramadhan 1438 H. oleh sebuah grup musik religi populer Tanah Air. Menurut kiai asal Lamongan ini, awalnya ia keberatan tempatnya digunakan. Sebab bisa saja ia tidak sependapat sepenuhnya dengan isi acara yang direncanakan tayang pada stasiun televisi itu. Maka diambillah jalan tengah dengan membuat plang nama baru pada gerbang pesantren.

Pesantren Pertanian Darul Fallah Bogor tetap kokoh berdiri. Tidak ada yang berubah. Siapapun yang mengunjungi lembaga pendidikan ini akan selalu merasakan suasana beda. Lingkungan pesantren sangat asri layaknya tempat wisata alam karena rimbunnya pepohonan. Di berbagai sudut pesantren tampak pepohonan dari berbagai jenis dengan penataan yang rapi. Udara pun berembus sejuk dan segar. Seperti yang dikutip dalam puisi Taufiq Ismail di atas, udara pagi di Darul Fallah selalu basah dengan zikir. Bersama santri, guru dan kiai.

Kiai Abdul Hanan Abbas, Lc. adalah Ketua Dewan Pengurus sekaligus merangkap sebagai pimpinan umum Pesantren Pertanian Darul Fallah, didampingi oleh Ustaz Maman sebagai Kepala Madrasah Aliyah Terpadu, Ustaz Adih Supratman sebagai Waka Bid. Humas, dan Ustadz Ismail Saleh sebagai Waka Bid. Kurikulum, menyambut peneliti dan memaparkan segala hal tentang pesantren. Dijelaskan pula mengenai usaha-usaha seluruh pengelola pesantren dalam

Page 93: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

79

mempertahankan dan mengembangkan Pesantren Pertanian Darul Fallah, sejak lebih dari limapuluh tahun silam didirikan hingga tetap mampu survive sampai sekarang.

Didirikan Oleh Para Pahlawan Yayasan Pesantren Pertanian Darul Fallah merupakan

pesantren bersejarah yang berlokasi di Jalan Raya Bogor-Ciampea km 12, Desa Benteng, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. R.H.O. Djunaedi mewakafkan lahan seluas 26,6 Ha untuk dimanfaatkan demi pendidikan Islam. Dua blok lahan yakni blok Lemahduhur dan blok Gunung Leutik pun dimanfaatkan untuk pembangunan pesantren. Kini, dua blok itu disebut sebagai Bukit Darul Fallah.

Pendiri pesantren ini adalah KH. Sholeh Iskandar (alm), KH. Abdul Ghoffar Ismail (alm), Djanamar Adjam (alm) dan R.H.O. Djunaedi (alm) sebagai muwakif. Pembangunan sarana pesantren dilakukan sejak Juni 1960. Namun, karut marut kondisi sosial dan politik nasional era Orde Lama ternyata ikut berdampak terhadap keberlangsungan pendidikan di pesantren saat itu. Mengingat para pemimpin pesantren merupakan tokoh berpengaruh nasional bahkan sejak era penjajahan kolonial Belanda.

KH. Sholeh Iskandar sang muassis (pendiri) pesantren adalah tokoh pejuang kemerdekaan yang sangat disegani. Kiai kelahiran Cibungbulang Bogor tahun 1922 ini tercatat sebagai komandan Hizbullah di wilayah Bogor Barat. Almarhum diakui sebagai salah seorang ahli strategi perang gerilya di masa perang merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Pemerintah pun mengakui jasa sang kiai dengan menyematkan

Page 94: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

80

gelar pahlawan nasional sebagai penghargaan. Sejak bergabung dengan Partai Masyumi pada tahun

1950-an, ia bersama sejumlah tokoh ulama seperti Muhammad Natsir dan lainnya harus menerima resiko perjuangan sebagai tahanan politik. Garis politik Masyumi yang berseberangan dengan gagasan Nasakom yang diinisiasi Presiden Soekarno membuatnya harus menjadi oposan. Namun demikian, pengabdiannya kepada bangsa usai kemerdekaan tidak pernah berhenti. Perjuangannya terus berlanjut di ranah sosial dan pendidikan dengan mendirikan Universitas Ibn Khaldun Bogor tahun 1961 dan Rumah Sakit Islam Bogor tahun 1982.

Di tengah lembaga pendidikan Darul Fallah yang didirikannya, KH. Sholeh Iskandar mendirikan satuan pendidikan dengan konsentrasi pertanian yang disebut Sekolah Teknologi Pertanian Menengah (STPM) tahun 1968. Lembaga ini lantas berubah bentuk menjadi Madrasah Aliyah yang menggunakan kurikulum lokal hingga tahun 1994 dengan masa pembelajaran selama 3,5 tahun.

Dalam perkembangannya, minat masyarakat pengguna pendidikan terhadap satuan pendidikan terakhir ini menghendaki penyesuaian dari sisi kelembagaan. Pada tahun 1994 pihak pesantren mendaftarkannya pada Departemen Agama (saat ini Kementerian Agama) dengan nama Madrasah Aliyah Umum. Lembaga ini memadukan kurikulum Kementerian Agama, Departemen Pendidikan Nasional dan kurikulum pesantren dengan masa belajar empat tahun.

Selanjutnya, sejak tahun 2006 hingga sekarang berkembang menjadi Madrasah Aliyah Terpadu Darul Fallah dengan masa belajar tiga tahun. Selain kurikulum nasional,

Page 95: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

81

lembaga ini menerapkan kurikulum pesantren tentang pengembangan kemandirian dan kewirausahaan. Sementara satuan pendidikan lainnya yang dikelola adalah TK/Raudhatul Athfal dan Madrasah Tsanawiyah.

Yayasan Pesantren Pertanian Darul Fallah juga mengelola Pendidikan dan Pelatihan (Diklat), Agrowisata Rohani, dan Unit Usaha, seperti PT Dafa Tekno Agro Mandiri yang terbilang pertama dan satu-satunya di tanah air yang menekuni teknologi kultur jaringan (tissue culture) secara komersil, dimana manfaatnya banyak dirasakan oleh para petani. Unit usaha lainnya adalah koperasi (unit simpan pinjam, warung, dan wartel), peternakan (sapi perah, kambing perah), perikanan, pertukangan dan perbengkelan.

Tercatat sejumlah tokoh pernah terlibat langsung mengelola lembaga Pesantren Pertanian Darul Fallah, antara lain; Ir. M. Saleh Widodo (alm.), KH. Abdul Ghaffar Ismail (alm.), Dr. Muhammad Natsir (alm.), KH. Hasan Basri (alm.), Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin MS, Dr. Anwar Haryono (alm.), Prof. Dr. AM. Saefuddin (alm.), Prof. Dr. Zuhal A. Qodir, Taufiq Ismail, dll. Sedangkan tokoh yang pernah menjadi ketua yayasan adalah K.H. Sholeh Iskandar (1960-1992), Prof. Dr. Ir. H. A. Aziz Darwis, M.Sc. (1992-2003), dan Dr. Ir. H. Meika S. Rusli (2003-2013).

Komunitas pertanianRatusan santri asal Jawa Barat, Banten, Lampung,

Palembang, Riau, dan daerah lainnya ditempa di Pesantren Pertanian Darul Fallah. Darul Fallah dapat berarti komunitas pertanian. Dari sisi nama saja, lembaga ini jelas ingin mengembangkan sebuah visi pendidikan yang lebih spesifik.

Page 96: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

82

Bukan hanya pendidikan dan dakwah semata. Melainkan pengembangan masyarakat. Di sini santri dan masyarakat menjadi pelaku langsung dalam upaya penguatan ilmu pengetahuan dan keterampilan tentang pertanian dan kewirausahaan.

Sebagaimana pesantren pada umumnya yang ingin membentuk muslim yang beriman, berilmu, dan berakhlak mulia, begitu pula Pesantren Darul Fallah. Pondok ini secara khusus ingin melahirkan umat muslim yang mandiri. Kemandirian menjadi nilai dasar dan karakter penting yang niscaya dimiliki oleh lulusan pesantren dalam konteks peningkatan harkat kehidupan diri pribadi, keluarga dan masyarakat. Dalam hal ini, penegakan agama (iqomatuddin) akan lebih kuat dan kokoh manakala dilakukan oleh para lulusan pesantren yang kreatif, inovatif, dan mandiri.

Dengan demikian, personifikasi santri yang mandiri secara ekonomi adalah cita-cita luhur KH. Sholeh Iskandar. Itulah yang menjadi salah satu alasan mengapa Pesantren Pertanian Darul Fallah, antara lain fokus kepada bidang pertanian. Baginya, kemampuan santri mengelola ranah pertanian merupakan media penting untuk melakukan dakwah bil-hal. Santri pun dituntut untuk terus mengembangkan kemampuannya dalam menjaga kemandirian agar dia dapat bermanfaat lebih banyak bagi umat dan bangsa.

Lalu apa yang dilakukan oleh Pesantren Pertanian Darul Fallah dalam proses persemaian sikap dan perilaku kemandirian di tengah lingkungan pesantren, khususnya para santri? Bagaimana langkah dan tahapannya? Siapa saja yang berperan aktif di dalamnya? Bagaimana pula implikasinya?

Untuk menjawab sekian banyak pertanyaan penting tadi, tulisan ini akan mendeskripsikan paling tidak terdapat tiga

Page 97: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

83

upaya dan aktivitas yang dilakukan santri Pesantren Pertanian Darul Fallah untuk meraih kemandirian, yaitu praktik pertanian, praktik magang, dan program pascamagang. Tiga hal inilah modal dasar yang diberikan pesantren agar santri siap menapak jejak kehidupan, tidak saja bekal ilmu agama yang kuat, melainkan juga bekal berkiprah dalam kehidupan sosial dan ekonomi di tengah masyarakat.

Melatih Santri MandiriMenumbuhkan semangat kemandirian di kalangan santri

bukanlah pekerjaan mudah dan sederhana, bahkan bisa dikatakan berat. Sekadar contoh, membiasakan santri ke kebun setiap pagi itu perlu upaya yang luar biasa. Dulu, sebelum mengikuti kurikulum Kementerian Agama, santri Darul Fallah memang diharuskan ke kebun atau lahan pertanian milik pesantren setiap hari di pagi hari. Namun, kewajiban itu mengalami penyesuaian waktu setelah pesantren mulai mengadopsi kurikulum Pemerintah.

Saat ini santri yang duduk di kelas X dan XI, sebanyak tiga kali dalam seminggu masih diharuskan ke kebun atau lahan pertanian setiap pagi. Namun kesulitan itu pun masih tetap dirasakan, meski hanya tiga kali dalam seminggu. Selepas pengajian Tafsir Jalalain yang diikuti seluruh santri pada ba’da Subuh, sebagian dari mereka mulai digerakkan menuju kebun pada pukul 06.00 WIB. Posisi kebun rata-rata tidak terlalu jauh dari pesantren, sehingga dapat ditempuh dengan jalan kaki sambil berolahraga. Pesantren memang memiliki sejumlah lahan di beberapa wilayah sekitar pesantren sebagai tempat praktik pertanian.

Selama kisaran satu jam, para santri dididik praktik pertanian sesuai dengan programnya pada setiap semester

Page 98: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

84

di bawah bimbingan guru praktik. Misalnya, pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2016-2017, santri kelas X diberikan pelatihan tentang menanam sayuran atau palawija. Mereka pun membawa berbagai perlengkapan tani seperti pacul dan lainnya menuju kebun. Di sana santri diajarkan tata cara menanam sayuran atau palawija.

Jenis praktik pertanian yang dipelajari santri akan berganti komoditasnya pada setiap semester, seperti menanam bayam, cabe, budidaya lele, memelihara ternak, dan lainnya.

Lalu apa yang menjadi alasan para santri dipaksa untuk bertani? Pertama, tujuan dari kegiatan ini untuk melatih dan membiasakan santri dengan lingkungan pertanian. Hal ini dipandang penting, mengingat visi dan misi pesantren adalah melaksanakan pembelajaran yang mengintegrasikan nilai-nilai keislaman, ilmu pengetahuan, dan teknologi serta kemandirian dalam berwirausaha.

Dalam pembiasaan praktik pertanian dimana santri digerakkan ke kebun pada pagi hari itu, pesantren juga sesungguhnya sedang melaksanakan pembelajaran yang mendorong santri peduli terhadap lingkungan. Dalam hal ini, lingkungan dimana santri berada, terutama setelah mereka kembali ke tempatnya masing-masing.

Oleh karena pesantren berharap agar santri alumni Pesantren Darul Fallah memiliki kesadaran penuh untuk kembali ke kampung halamannya. Mereka bisa berperan serta membangun daerahnya dengan mengelola dan mengembangkan berbagai kecakapan dan keterampilan berdasarkan ilmu dan pengalaman yang diperolehnya di pesantren.

Kedua, santri diberikan pengalaman langsung tentang

Page 99: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

85

praktik bertani dengan belajar menanam kangkung, menanam cabe, dan membudidayakan lele, misalnya. Praktik ini tidak diarahkan untuk memperoleh nilai keuntungan (profit), melainkan lebih ditekankan kepada prosesnya ketimbang hasil yang didapatkan.

Mengapa proses itu penting? Proses atau kondisi dimana santri berupaya secara terus-menerus untuk menghasilkan sesuatu dengan fokus kepada target pencapaian adalah ruang pembelajaran yang luas untuk menjadi dan menghasilkan apapun. Sementara hasil praktik pertanian santri itu sendiri bahkan bisa saja tidak terlihat atau gagal. Namun, pembiasaan yang dialami santri memberikan pengalaman dan pengaruh yang luar biasa terhadap pengetahuan santri tentang pertanian.

Ketiga, praktik pertanian akan melatih kedisiplinan santri. Faktanya, tidak hanya santri yang merasa segan atau berat untuk pergi ke kebun, bahkan perasaan serupa juga terkadang menimpa guru praktiknya. Di sinilah semangat dan kedisiplinan tampaknya menjadi ujian yang berharga. Tidak hanya kepada santri, bahkan juga gurunya. Jika orang lain berangkat ke kantor di pagi hari, justeru pada saat yang bersamaan, guru dan santri Darul Fallah pergi ke kebun.

Namun, pengalaman ke kebun terbukti memberikan pengaruh yang luar biasa, baik secara mental dan terutama bertambahnya pengetahuan santri. Hal ini pasti dirasakan langsung oleh santri setelah mereka menyelesaikan pendidikannya di Darul Fallah dan mulai mengembangkan diri di tengah masyarakat. Bergaul dengan berbagai pihak di luar pesantren.

Page 100: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

86

Praktik Kerja NyataUsai bertani di pesantren, skill para santri kian diasah saat

magang. Kali ini, mereka diberikan pengalaman langsung mempraktikkan bekal ilmu pertanian yang diperoleh di pesantren pada berbagai unit usaha. Saat masuk masa liburan semester genap, yaitu ketika umumnya santri menikmati liburan sekolah, seluruh santri kelas XI pada Madrasah Aliyah Terpadu justru diwajibkan untuk mengikuti kegiatan praktik magang selama satu bulan di sejumlah unit atau kelompok usaha di luar pesantren. Terutama yang berhubungan dengan bidang pertanian secara luas.

Praktik magang sejatinya dilaksanakan di kelas XII. Namun, karena santri kelas XII akan sibuk dengan persiapan Ujian Nasional (UN), maka kegiatan santri tersebut akhirnya dilakukan di kelas XI. Bahkan, praktik magang ini menjadi prasyarat kenaikan santri dari kelas XI ke kelas XII. Oleh karena itu, sebagus apapun nilai raport santri di kelas XI, dia tidak akan bisa naik ke kelas XII jika santri tersebut belum mengikuti praktik magang.

Ada beberapa tahapan yang dilakukan santri saat magang hendak dilakukan. Santri kelas XI diberikan sebuah formulir isian oleh pihak pesantren. Di dalam lembar tersebut, tergambar sebuah rencana kerja praktik magang. Terutama terkait dengan jenis komoditas dimana santri diberikan kebebasan untuk memilih satu dari tiga alternatif jenis komoditas yang akan ditekuni.

Sebelumnya, formulir tersebut harus dibawa pulang ke rumah untuk didiskusikan dengan orang tua masing-masing santri. Atas persetujuan orang tua pula santri menetapkan satu dari tiga pilihan yang ada. Bukti persetujuan orang tua

Page 101: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

87

diberikan dengan menandatangani formulir tersebut.Di sinilah pesantren memandang penting dilakukannya

komunikasi antara santri dengan orang tua. Bagaimanapun harapan orang tua terhadap perkembangan kehidupan dan masa depan si anak amat tinggi. Maka peran orang tua tidak saja dalam hal pembiayaan pendidikan anak. Mereka bahkan ikut merencanakan, mengarahkan, dan mengawal rencana masa depan yang akan diraih anaknya.

Dalam kegiatan praktik magang pun, persetujuan orang tua menjadi keharusan. Apalagi seluruh biaya praktik magang ditanggung sendiri oleh santri, sejak perencanaan menyiapkan bahan penulisan paper praktik pra magang, biaya teknis saat magang selama satu bulan, hingga penulisan laporan dan presentasinya di depan tim penilai. Biaya praktik magang terhitung sebagai biaya tertinggi dari seluruh komponen biaya operasional selama santri menempuh pendidikan di Pesantren Pertanian Darul Fallah.

Pentingnya komunikasi santri dengan orang tua saat menentukan pilihan komoditas terlihat pada contoh kasus yang pernah terjadi pada seorang santri Pesantren Pertanian Darul Fallah era 90-an. Ada orang tua yang berharap agar anaknya mengikuti praktik magang dalam bidang usaha perikanan. Alasannya karena potensi perikanan cukup menjanjikan di desa tempatnya tinggal. Diharapkan jika suatu saat nanti si anak telah menamatkan pendidikannya di pesantren, maka ia akan mengembangkan usaha perikanan itu. Tampaknya, si anak tidak konsultasi lagi dengan orang tuanya dan memilih kerja magang dalam bidang perdagangan. Anak tersebut memilih sebuah usaha pakaian di Pasar Tanah Abang. Di sana ia kerja magang selama satu bulan. Namun demikian, meski hasil magangnya cukup baik, namun tak urung latihannya di

Page 102: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

88

Pasar Tanah Abang itu tidak memuaskan orang tuanya.Saat kembali ke pesantren dengan form yang sudah terisi,

santri diwawancara guru pembimbing untuk memastikan ketepatan pilihannya. Di sini guru pembimbing mengonfirmasi pilihan komoditas yang akan diambil santri. Santri pun memaparkan alasannya dari berbagai aspek, seperti minat santri dalam pengembangan keahliannya ke depan, urgensi komoditas yang dipilih dari sisi kebutuhan masyarakat setempat, potensi wilayah dan lingkungan dimana komoditas akan dikembangkan, serta hal-hal lain yang mendukung pilihannya.

Dengan demikian, indikator pemilihan obyek atau komoditas dalam praktek magang santri didasarkan kepada beberapa kriteria, antara lain; komoditas usaha yang akan dipilih memang diminati oleh santri dan sudah dikonsultasikan dengan orang tua masing-masing. Komoditas tersebut sangat potensial untuk dikembangkan di suatu wilayah tertentu, atau tepatnya kampung halamannya. Pada saat santri tersebut telah menyelesaikan pendidikannya di Darul Fallah, maka ia dapat mempraktekkan pengalaman dan keahlian yang ia peroleh saat praktik magang itu untuk dikembangkan secara sungguh-sungguh.

Pengalaman dan keahlian itu diharapkan menjadi bekal dasar bagi santri untuk mengembangkan keilmuannya selama belajar di pesantren. Hal ini sejalan dengan misi Darul Fallah dimana lulusannya diharapkan kembali ke tempat dimana santri dilahirkan. Mengabdi di sana dan membangun kampung halamannya.

Selama wawancara berlangsung, guru pembimbing memberikan saran dan masukan kepada santri. Tujuannya,

Page 103: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

89

rencana praktik magang dapat berjalan dengan baik dan hasilnya maksimal.Selanjutnya, berbagai pikiran dan pandangan yang berkembang saat interview tersebut dituangkan oleh santri ke dalam paper usulan praktik lapangan atau paper pra magang.

Ada tradisi yang khas dari paper pra magang ini. Awalnya paper disiapkan oleh santri dengan tulisan tangan langsung di atas kertas folio. Maksud penulisan paper dengan tulisan tangan ini adalah untuk menjaga orisinalitas pikiran dan karya santri. “Sejak awal, santri sudah dibekali kebiasaan untuk mengembangkan sendiri ide dan pikirannya, bukan meng-copy-paste dari orang lain,” demikian Adih Supratman, Waka Bidang Humas menjelaskan alasannya.

Setelah paper tersebut memperoleh persetujuan dari guru pembimbing, segera santri menyalin ulang dan mengetiknya dengan rapi dilengkapi dengan hardcover. Selanjutnya, santri mengajukan paper tersebut secara resmi kepada pihak pesantren. Lembar persetujuan rencana praktek magang ditandatangani oleh panitia magang, guru pembimbing, dan Kepala Madrasah Aliyah Terpadu Darul Fallah.

Penulisan paper pra magang memuat sejumlah poin penting layaknya sebuah proposal kegiatan ilmiah. Pada bab pendahuluan memuat latar belakang, tujuan dan kegunaan, metode, tempat atau lokasi magang, serta waktu pelaksanaan. Pada bab dua, santri mengulas secara konseptual tentang jenis komoditas yang akan dipilih.

Misalnya, Dewi Yosa Anggraini, seorang santri putri Tahun Pelajaran 2013-2014 menyiapkan paper pra magang tentang budidaya jamur tiram. Rencananya dia akan melakukan praktek magang pada sebuah unit usaha agrobisnis budidaya jamur tiram yang dikelola oleh Ibu Yuli di Kampung Palagan,

Page 104: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

90

Desa Bojong Kokosan, Parung Kuda, Kabupaten Sukabumi.Berikutnya, Dewi menjelaskan secara konseptual tentang

komoditas budidaya jamur tiram. Pembahasannya dimulai dari pemilihan lahan, pembuatan bibit, pembuatan media produksi, pengendalian hama dan penyakit, pemeliharaan baglog, masa panen dan pasca panen, pengelolaan hasil, dan diakhiri dengan bahasan pemasaran. Informasi tentang hal tersebut diperoleh, baik dari pembelajaran kurikuler dan ekstra-kurikuler di dalam dan luar kelas, maupun dengan merujuk kepada sejumlah buku referensi di perpustakaan pesantren.

Artinya, sebelum santri melakukan praktik magang di lapangan, sesungguhnya dia telah memiliki bekal pengetahuan yang cukup tentang jenis komoditas yang dipilihnya. Saat santri tersebut telah berada di lapangan, dia tidak lagi merasa asing dengan apa yang dihadapinya. Dia justru dapat membandingkan dan sekaligus mencocokkan antara pengetahuan akademik yang diperolehnya di pesantren dengan pengalaman riil di lapangan. Tentu akan banyak informasi terbaru yang diperolehnya dari lapangan, dan akan bertambah pula pengetahuan santri tentang komoditas tersebut.

Selanjutnya, Dewi memuat sebuah skema atau rancangan tahapan kegiatan praktik magang pada unit usaha agrobisnis budidaya jamur tiram. Bahasannya dimulai dari gambaran umum usaha, sejarah pembentukan usaha, SDM karyawan, teknologi yang diterapkan, serta profil pemilik atau pengelola usaha tersebut. Di sini dia mendeskripsikan gambaran umum kehidupan pengelola, kiat-kiatnya dalam memajukan usaha, kontak dan jaringannya dengan pihak mana saja, dan peran serta pengelola dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.

Page 105: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

91

Pada bab keempat, Dewi menganalisis gambaran usaha selama satu tahun pada usaha agrobisnis budidaya jamur tiram. Mulai biaya usaha, pendapatannya berapa serta laba ruginya. Pada bagian terakhir, papernya diakhiri dengan bab penutup serta daftar pustaka.

Adapun lokasi praktek magang dipersiapkan oleh tim khusus yang dibentuk oleh pesantren. Sebelumnya, tim melakukan survei lapangan untuk memastikan dimana saja lokasi yang potensial dan sesuai dengan komoditas usaha yang akan menjadi pilihan santri. Lokasi ini tidak hanya meliputi wilayah Bogor dan Cianjur bahkan sampai ke Bekasi, Jakarta, Bandung, dan Banten.

Selama ini pihak pesantren memang telah menjalin kerjasama dengan berbagai unit atau bahan usaha di berbagai bidang dimana para santri telah melaksanakan praktik magang di tempat usaha mereka. Selanjutnya, pihak pesantren melakukan sosialisasi kepada seluruh santri kelas XI yang akan mengikuti magang.

Kriteria lokasi magang yang dipilih oleh pesantren ternyata tidak sederhana. Pertama, praktik magang santri tidak boleh dilakukan pada bidang atau unit usaha yang dikelola pesantren. Kedua, pesantren hanya memilih dan mengambil kelompok-kelompok usaha yang diidentifikasi sebagai usaha rintisan, dimana dia merintis usaha tersebut dari awal hingga mampu berkembang. Jadi, bukan berbentuk badan usaha yang sejak awal pendiriannya sudah cukup survive karena infrastrukturnya telah ditata sedemikian rupa, seperti PT.

Mengapa demikian? Menurut Maman, Kepala Madrasah Aliyah Terpadu Darul Fallah, dalam kegiatan praktek magang, pesantren berpandangan bahwa para santri sejatinya

Page 106: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

92

tidak hanya dididik untuk belajar tentang tata cara atau teknis mengembangkan sebuah usaha. Hal lain yang yang tidak kalah pentingnya adalah santri perlu mempelajari, memahami bahkan ikut merasakan bagaimana seluk beluk, jerih payah, bahkan mungkin suka duka dan jatuh bangunnya seseorang yang merintis sebuah usaha dari awal. “Di sana pasti ditemukan adanya kendala dan rintangan yang perlu dihadapi,” tambahnya.

Dari berbagai realitas yang ada dan ditemukan di lapangan itu, maka secara langsung maupun tidak, santri sesungguhnya sedang dididik dan dibekali pemahaman yang kuat. Dalam mengembangkan sebuah usaha, dibutuhkan adanya kegigihan, keuletan, kesabaran, serta semangat yang terus terjaga. Semua itu, mutlak diperlukan seiring upaya-upaya atas usaha itu sendiri.

Selama praktik magang, santri harus mengikuti seluruh proses dan kegiatan usaha yang dilakukan induk semang atau pengelola usaha tersebut. “Santri benar-benar terlibat dalam setiap pekerjaan selama satu bulan. Ibaratnya, selama satu bulan penuh santri ‘ngintil’ kepada induk semang, karena memang santri tinggal di rumahnya dan bergaul dengan seluruh keluarganya,” ujar Maman, alumnus Darul Fallah era 1980-an. Jika pada siang harinya santri bekerja, maka pada malam harinya santri diperbolehkan untuk berdiskusi dengan induk semang tentang hal-hal teknis pekerjaan.

Dengan adanya santri magang, maka induk semang pun merasa senang hati dan memperoleh keuntungan karena mendapatkan bantuan gratis dari santri. Selain itu, induk semang akan mendapatkan penghargaan berupa sertifikat dari pesantren setelah santri menyelesaikan praktik magang.

Page 107: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

93

Seluruh aktivitas santri selama mengikuti pekerjaan pada induk semang, seperti perilaku, kerajinan, semangat, motivasi, dan lainnya akan menjadi bahan pertimbangan bagi induk semang untuk melakukan penilaian. Pihak pesantren memang menyiapkan secara khusus sebuah form penilaian yang akan diisi oleh induk semang dan dia diberikan kewenangan untuk menilai seluruh kinerja santri selama bekerja kepadanya. Form penilaian tersebut akan menjadi bahan pertimbangan tim penilai saat menguji laporan magang siswa.

Setelah satu bulan penuh menjalani magang, selanjutnya santri kembali ke pesantren dan diwajibkan untuk menyusun laporan hasil magang. Laporan ini menggambarkan secara utuh seluruh hal ihwal yang berhubungan dengan seluk-beluk usaha pada induk semang.

Misalnya, Falah Rizaldy dan Abdul Aziz Ibrahim telah menyelesaikan praktik magang selama satu bulan, yaitu pada 29 Juli sampai dengan 29 Agustus 2015. Keduanya mengambil komoditas usaha agrobisnis pengolahan tanaman obat pada CV Toga Nusantara sebagai tempat praktek magang. Usaha ini dikelola oleh Aceng Sofyan, seorang usahawan tamatan Fakultas Syariah UIN Syarif Hidayatullah. Lokasi usaha bertempat di Kampung Raden, Jatiranggon, Jatisampurna, Bekasi Selatan.

Kedua santri Pesantren Pertanian Darul Fallah ini menyusun laporan hasil praktik magang. Laporannya diajukan kepada pihak pesantren untuk memperoleh pengesahan pada tanggal 29 Februari 2016.

Sebagaimana biasa, pada bab pendahuluan di dalam laporan tersebut dijelaskan latar belakang kegiatan, tujuan dan kegunaannya, metode, tempat, dan waktu magang. Pada

Page 108: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

94

bab kedua, dijelaskan usaha tanaman obat di bawah bendera CV Toga Nusantara, mulai gambaran umum usaha, tahapan kegiatan usaha, teknologi yang diterapkan, penyimpanan, dan pemasaran. Pada bab ketiga, memuat analisis usaha selama periode satu bulan, dari pengeluaran, pemasukan, hingga laba dan kerugian usaha.

Pada bab berikutnya, dijelaskan secara rinci tentang profil Aceng Sofyan, pengelola usaha agrobisnis pengolahan tanaman obat CV Toga Nusantara. Di sini dibahas tentang kehidupan keluarganya, pengalaman pendidikan, pengalaman pekerjaan, jaringan serta kiat-kiat dalam menjalankan usahanya. Tak ketinggalan, kehidupan sosial sang pengelola memperoleh bahasan khusus. Pada bagian akhir laporan, terdapat kesimpulan dan saran. Sementara sebagai lampirannya, terdapat agenda kegiatan santri selama berada di tempat magang serta dokumentasi foto kegiatan santri.

Menguji Mental dengan Seminar Waktu efektif santri bekerja pada induk semang selama

satu bulan penuh. Namun demikian, sesungguhnya seluruh rangkaian praktik magang itu membutuhkan waktu satu semester. Sebab, sejak awal semester genap pada kelas XI, santri sudah terlibat dalam penyusunan paper pra magang. Selanjutnya, pada akhir semester, mereka diwajibkan menyusun laporan setelah menyelesaikan praktik magang.

Setelah penyusunan laporan hasil praktik magang selesai dilakukan, maka laporan tersebut diajukan kepada pihak pesantren untuk dilakukan penilaian atau pengujian. Pihak pesantren pun membentuk tim khusus yang ditugaskan untuk melakukan penilaian atas hasil kerja praktek magang santri.

Page 109: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

95

Tim ini terdiri dari para dewan asatiz yang memang expert di bidang pertanian serta para akademisi perguruan tinggi dari luar pesantren yang akan menjadi narasumber pembahas.

Sidang penilaian dilaksanakan dalam sebuah seminar terbuka di sebuah aula berukuran cukup luas di dalam lingkungan pesantren. Seluruh civitas akademika pesantren dari kalangan santri, ustaz serta pengasuh pesantren ikut menghadiri acara ini. Kehadiran para pengasuh pesantren tidak saja menunjukkan tanggungjawabnya memastikan keberlangsungan proses pendidikan pesantren, namun juga menjadi tambahan motivasi bagi para santri untuk menampilkan performance yang lebih baik, baik dari sisi konten laporan maupun saat sesi pemaparan.

Dalam seminar terbuka, santri mempresentasikan laporan hasil praktik magang layaknya seorang kandidat doktor mempertahankan disertasinya di hadapan tim penguji. Sebab presentasi laporan hasil magang ini juga merupakan latihan dan ujian mental yang luar biasa bagi santri.

Santri memaparkan secara detail dan sistematis seluruh tahapan praktek magang sesuai dengan jenis komoditas yang dipilih. Ia juga diuji pengetahuannya tentang komoditas tersebut, serta peran apa saja yang dilakukan dalam proses magang tersebut.

Jika seorang santri magang tentang budidaya lele, misalnya, maka ia akan membawa contoh fisik ikan lele dan mempraktekkan tata cara ternak lele di dalam ruangan seminar tersebut. Di situ santri menjelaskan secara cermat dengan contoh-contohnya seluruh tahapan praktek budidaya lele mulai dari langkah yang paling awal hingga ikan lele tersebut tumbuh berkembang dengan baik pada jenjang waktu

Page 110: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

96

tertentu atau saat panen bisa dilakukan. Selanjutnya, para narasumber selaku pembahas

mengonfirmasi data-data yang ada di dalam laporan santri, dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan penting terkait hasil praktik magang. Para peserta seminar pun diberikan sesi khusus untuk melakukan diskusi. Selanjutnya, pada akhir presentasi, santri memproleh nilai hasil praktek magang yang menjadi prasyarat utama kenaikannya ke kelas XII atau kelas akhir studi.

Belajar Tanpa AkhirPesantren Pertanian Darul Fallah ingin memastikan

pengalaman, kemampuan, dan pengetahuan santri tentang pertanian pasca magang tetap kuat dan kokoh. Maka pesantren mendesain sebuah kegiatan untuk santri yang disebut program pasca magang.

Program ini secara khusus diperuntukkan bagi para santri pasca magang dimana pesantren memberikan fasilitas kepada santri untuk mengembangkan pengalamannya saat praktik magang secara langsung di lahan pertanian atau fasilitas peternakan milik pesantren.

Misalnya, santri yang pernah mengambil magang perikanan dengan mengelola ikan gurame, maka pesantren memberikan kesempatan kepada santri tersebut untuk mengelola kolam ikan gurame milik pesantren. Demikian seterusnya. Berbagai komoditas yang dipilih santri saat praktik magang, seperti berkebun tanaman obat, peternakan ayam, peternakan kelinci, peternakan sapi, dan lainnya. Pesantren juga memberikan fasilitas yang sama di lahan milik pesantren.

Page 111: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

97

Kegiatan santri pasca magang ini memang difasilitasi, baik lahan maupun pembiayaannya oleh pesantren sampai mereka lulus di kelas XII. Adapun hasil atau keuntungan dari kegiatan tersebut dibagi dua untuk santri dan pesantren.

Rida Mardliyah, misalnya. Santri kelas XII asal Bandung ini mengambil pilihan komoditas ternak kelinci saat praktik magang. Saat ini dia memanfaatkan program pasca magang dengan memelihara kelinci yang difasilitasi oleh pesantren. Setiap pagi ba’da Subuh, dia mencari pakan daun talas untuk makanan hewan peliharaannya itu. “Ada lima ekor kelinci yang lucu-lucu yang aku pelihara,” ujarnya. “kayaknya ngga tega kalo’ dilepas (jual). Soalnya aku sayang banget sama mereka,” tambah Rida.

Jika santri ingin mengambil hasil atau keuntungan dari penjualan komoditas pada program pasca magang ini, maka pihak pesantren pun memberikan izin. Bahkan pesantren mengarahkan santri untuk kembali berkomunikasi dengan induk semang saat mereka praktek magang sebelumnya.

Pesantren memang mendorong para santri agar mereka tetap menjalin hubungan komunikasi dengan para induk semang, meskipun praktek magang telah selesai dilakukan. Alasannya, karena induk semang akan menjadi koneksi pertama bagi santri saat mereka ingin memanfaatkan penjualan produk yang dihasilkan dari kegiatan program pasca magang santri di pesantren.

Maksudnya, santri dapat menjual hasil kegiatan pasca magangnya kepada mereka, atau menghubungkan santri dengan pihak lain yang telah bermitra dengan induk semang mereka. Para induk semang tentu memiliki banyak jaringan kerjasama dengan berbagai pihak, baik dalam hal pengadaan komoditas, pemeliharaan maupun penjualannya pada unit

Page 112: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

98

usaha masing-masing. Nah, para mitra induk semang ini juga dapat dimanfaatkan oleh para santri berkat terjaganya hubungan baik antara santri dengan induk semang.

“Hubungan komunikasi antara santri dengan induk semang harus tetap berlanjut dan tidak boleh terputus,” demikian saran dan arahan Maman, kepala MAT Darul Fallah. Menurut Maman, santri justeru bisa berkoordinasi dengan induk semang jika ingin menjual atau memanfaatkan hasil dari komoditas program pasca magang.

Maka hubungan komunikasi antara santri dengan induk semang, sesungguhnya layaknya hubungan anak dengan Bapak. Terkadang bahkan melebihi hubungan santri dengan gurunya sendiri di pesantren. Para induk semang dapat dipastikan merasa senang hati membantu para santri. Oleh karena itu, sudah menjadi tradisi yang baik bagi santri untuk memanfaatkan waktu liburan pesantren dengan berkunjung dan bersilaturahim ke rumah induk semang.

* * *Rata-rata orang tua bahkan mungkin sebagian besar dari

mereka, saat menyekolahkan anaknya di sebuah lembaga pendidikan termasuk di Pesantren Pertanian Darul Fallah, mereka ingin agar anaknya memperoleh pendidikan yang baik, khususnya nilai plus pendidikan agama di pesantren. Selanjutnya, setelah tamat pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi, anaknya bisa bekerja dan memperoleh kehidupan yang layak. Sulit –untuk tidak mengatakan tidak mungkin– ada orang tua saat ini yang berkeinginan agar anaknya hidup bertani setelah lulus pendidikan.

Pesantren Pertanian Darul Fallah menempa anak didiknya dengan pengetahuan agama dan pengalaman tentang pertanian

Page 113: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

99

bukanlah untuk menjadi buruh, pegawai, apalagi karyawan dari sebuah perusahaan. Sesungguhnya, lembaga ini ingin mencetak seorang tamatan pesantren yang justeru menjadi pengelola dan pemilik dari sebuah usaha itu. Tegasnya, santri alumni Pesantren Pertanian Darul Fallah adalah seorang yang benar-benar mandiri secara ekonomi dan memberikan manfaat bagi masyarakat di sekitarnya. []

Page 114: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

100

Page 115: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

101

Pondok Pesantren Al-IshlahMenggali Potensi Batu Alam

Tarif

Keberadaan Kopontren sebagai badan usaha yayasan, memberikan kontribusi bagi pendidikan yang dikelola

yayasan seluruhnya.

Dentuman suara palu godam belum berhenti. Entah sudah berapa kali palu-palu itu menghujam bumi. Senja yang menjelang membuat mereka lebih cepat lagi memecah bebatuan di sebuah gunung di Desa Bobos, Kecamatan Dukuhpuntang, Cirebon, Jawa Barat.

Para penambang itu adalah anggota Koperasi Pesantren Al-Ishlah. Sehari-hari, mereka menggunakan alat tradisional berupa palu godam untuk memperoleh batuan alam. Batu-batu ini memiliki nilai ekonomi tinggi. Bebatuan tersebut bisa diolah menjadi Feldspar (pelebur/perekat pada industri keramik, dan gelas), Kaolin (Filer dalam industri cat, ban, kertas dan farmasi), Whisper untuk olahan semen, hingga diolah menjadi porselin dan keramik.

Page 116: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

102

Penambangan batu alam menjadi usaha pokok Koperasi Pesantren (Kopontren) Al-Ishlah. Salah satu badan usaha pesantren tertua di Cirebon. Koperasi sudah memegang lisensi sebagai pengelola Galian C di Gunung Kuda sejak 1990. Tidak heran jika kopontren memilih batu alam sebagai bisnis mereka.

Gunung Kuda yang terletak dalam habitat Pesantren Al-Ishlah menjadi anugerah bagi para santri dan masyarakat sekitar. Batu alam dari pegunungan di wilayah Bobos ini bahkan pernah menjadi yang terbaik di Indonesia. Pesantren dengan jelinya memanfaatkan potensi ini sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan lembaga-lembaga pendidikan dan ekonomi masyarakat di sekitarnya.

Lingkup penambangan Kopontren Al-Ishlah ada di tiga desa yakni Desa Bobos, Lengkong, dan Cipanas. Mereka memiliki anggota para pengrajin batu alam yang menggunakan alat-alat sederhana.

Aktivitas ekonomi kopontren tak sekadar melibatkan pesantren dan santri. Mereka pun menghimpun masyarakat dalam koperasi. Pihak kopontren membantu memasarkan produknya dengan harga yang baik. Di dalam koperasi, mereka juga mendapat pembinaan untuk meningkatkan kualitas produk sehingga memiliki mutu tinggi.

Untuk meningkatkan kapasitas produksi, koperasi juga menjalin mitra dengan pabrik pemotongan batu alam. Jumlahnya mencapai lebih dari 150 pabrik atau home industri yang tersebar di beberapa desa di wilayah Gunung Kuda.

Kualitas batu alam asal Bobos tak hanya diminati di dalam negeri namun juga mancanegara. Dari tahun ke tahun, permintaan ekspor batu alam hasil kerajinan masyarakat

Page 117: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

103

Bobos, terus meningkat. Usaha pengolahan batu alam pun semakin menggairahkan. “Ekspor batu alam tujuan Malaysia, Jepang, Korea dan Eropa, terus meningkat, karena produk olahan kerajinan Cirebon cukup diminati pasar,” kata salah seorang perajin batu alam di Cirebon.

Perajin itu mengatakan, biasanya hanya dua kontainer kiriman berbagai jenis batu alam untuk Malaysia. Kini bisa mencapai empat kontainer, sedangkan pasar Jepang didominasi pesanan batu kuningan desain natural. Ia menambahkan, olahan batu alam putih khas Desa Bobos cukup diminati pasar Malaysia, sedangkan untuk batu kuningan desain minimalis permintaan cukup tinggi datang dari Eropa dan Jepang.

Produk yang mereka sukai adalah Sand Stone, Lime Stone, Rastic Lading, dan Handycraft Stone. Sedangkan konsumen dalam negeri berasal dari Bandung, Batam, Bali, Cirebon, Jakarta, Lampung, Medan dan Surabaya. Produk yang diminati adalah jenis Batu Ukir, Ornamen dan Batu Ukur.

Konsumen Jakarta yang kerap membeli batu asal Bobos dapat dijumpai di Golf Course Pantai Indah Kapuk, Bank Indonesia, Gedung PLN Trunojoyo Kebayoran Baru, dan Wisma Tugu Rasuna Said. Di Bali, produk batu asal Bobos juga dipajang di Hotel Nusa Dua, Bali Beach Hotel.

Geliat usaha batu alam membuat omzet kopontren terdongkrak. Jangan heran jika hasil pen dapatan bruto koperasi dari unit batu alam pada 2016 mencapai Rp 4,36 miliar. Dari jumlah tersebut, unit batu alam mampu memperoleh keuntungan bersih sebesar Rp. 2,6 miliar. Laba bersih ini pun meningkat dibanding pada 2015 yang mencapai angka Rp 1,9 miliar.

Page 118: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

104

Menjadi “BUMN” PesantrenAsal mula pengembangan ekonomi pesantren Al-Ishlah

diinisiasi beberapa tokoh. Di antaranya Bapak H. Mahfudz, Bapak Tarma Salamiharja (alm.), dan Syamsuri WS. Pada tahun 90-an, mereka mendirikan sebuah Warung Serba Ada (Waserda) pesantren. Waserda itu mengalami perkembangan cukup baik dalam mengembangkan potensi ekonomi internal pesantren.

Ketua kopontren Ustaz Usep Saefudin Zuhri menjelas-kan, para tokoh dalam Waserda kemudian berikhtiar untuk mengembangkan sumber pendapatan lain. Salah satunya usaha batu alam yang lokasinya berada di lingkungan pesantren. Mereka lantas mendirikan sebuah koperasi pondok pesantren untuk menaungi usaha tersebut.

Pendirian koperasi juga didasarkan pada potensi alam di lingkungan Bo bos yang kaya hasil tambang, serta ma syarakat sekitar yang telah lama menjadi pengrajin batu alam. Jumlah pengrajin yang menggantungkan kehidupan eko nomi dari batu alam Gunung Kuda sekitar 800 orang. Pesantren berusaha mewadahi mereka dalam usaha yang legal dan bermartabat. Dampaknya, pema saran lancar dan harga menjadi lebih baik. Koperasi pun dipilih untuk menaungi mereka. Apalagi para pengasuh maupun pengajar, alumni di pesantren itu juga menjadi pelaku usaha yang tergolong sukses.

Pengembangan usaha pengolahan berbagai macam batu alam di Desa Bobos Kecamatan Dukupuntang pada tahun 90-an pun masih potensial karena bahan baku tersedia melimpah. Selain itu permintaan konsumen dari luar kota terus meningkat. Menurut Apung Furqon, wakil ketua yayasan, pasar pengolahan batu alam masih terbuka luas hingga

Page 119: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

105

sekarang. Dia menjelaskan, batu alam semakin diminati konsumen terutama untuk akseksoris bangunan. Contohnya, batu alam suntiri yang kerap dicari baik konsumen dalam kota juga luar daerah.

Dengan berbagai pertimbangan di atas, kopontren berdiri lewat akta pen dirian tertanggal 31 Mei tahun 1990, de ngan Badan Hukum Koperasi Nomor 9289/BH/PAD/KWK-10/IV/1997. SIPD: 503/Kep.517/Dis LH Hut Tamb/2007, se -mentara SIUP: 013/10-23/PM/II/ 2004, TDP: 102226500083, SITU/HO : 503/402-Disperindag/2006, SK Menhut: SK.469-Men-Hut/II/2006. Bidang usa ha yang dijalankan kopontren adalah: penambangan batu alam, felspar, tanah urug, atras. Sementara usaha-usaha lain adalah : Unit Simpan Pinjam Swamitra, Unit Jasa Keuangan Syariah, Unit Minimarket Smescomart, Unit Alfamart, Unit Warnet, ATK dan Fotokopi.

Pada awalnya, Apung Furqon men jelaskan, keberadaan kopontren digagas oleh Yayasan Al-Ishlah. Hanya, dalam perkembangannya mengalami perubahan seiring dengan adanya aturan tentang yayasan dan undang-undang tentang koperasi. Isi dari beleid itu di antaranya yayasan tidak diperkenankan mengelola langsung badan usaha. Karena itu, untuk memenuhi regulasi tersebut, seluruh usaha ekonomi pesantren diberikan mandat kepada kopontren dengan mem-berikan keuntungan setiap tahunnya berupa sisa hasil usaha (SHU). “Sehingga dapat dikatakan keberadaan kopontren merupakan “BUMN”nya yayasan al-Ishlah,” kata Prof. Dr. Adang Djumhur selaku ketua Yayasan Al-Ishlah saat ini.

Kopontren Al-Ishlah pun menyusun visinya yakni potensi sumber daya alam dan potensi sumber daya manusia sebagai sektor yang terpadu sepenuhnya dalam proses pemberdayaan

Page 120: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

106

dan pembangunan ekonomi umat. Visi lainnya adalah mengembangkan konsep pemberdayaan ekonomi melalui suatu unit usaha yang dapat menyerap dan melibatkan masyarakat dalam suatu pola kemitraan usaha berdasarkan potensi masing-masing pihak.

Keanggotaan KoperasiAnggota koperasi adalah pemilik dan pengguna jasa

koperasi. Maju mundurnya koperasi bergantung dari peran anggota koperasi. Bilamana anggota dan pengurus merasa berkepentingan terhadap ke majuan koperasi. Perkembangan jumlah anggota Kopontren Al-Ishlah mengalami pasang surut sesuai dengan dinamika keanggotaannya pada tahun buku 2015 jumlah anggota mencatat rekor terbanyak yakni 1.493 orang.

Karakteristik anggota kopontren berasal dari berbagai profesi yang beragam. Mereka terdiri dari karyawan, guru/tenaga pengajar, kiai/sesepuh, wiraswasta, pe dagang, pegawai negeri sipil (PNS), ibu rumah tangga, jasa angkutan/ojek, dan lain-lain. Grafik keanggotaan sejak 1996 cenderung fluktuatif. Hanya, pada 2015 jumlah anggota meningkat tajam. Pening katan jumlah anggota yang besar terutama terjadi sejak tahun 1999, yaitu sejak dimulainya operasi penambangan batu alam dan beroperasinya USP Swamitra. Untuk mengoptimalkan pela yanan ke pada anggota, kopontren sedikitnya mempekerjakan sebanyak 85 orang.

Perkembangan dan partisipasi anggota koperasi yang lebih maksimal berdampak pada perkembangan koperasi yang lebih baik. Kopontren Al-Ishlah melakukan perekrutan anggota berdasarkan adanya prinsip keinginan dan kepentingan

Page 121: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

107

antara anggota dengan koperasi. Perkembangan anggota dari tahun ke tahun terus bertambah maka harus diikuti dengan prinsip-prinsip tata kelola koperasi yang lebih baik (GCG). Sebagaimana yang diharapkan pemerintah agar lembaga harus dibangun menjadi tangguh, efisien, dan menguntungkan berkesinambungan dalam jangka waktu panjang. Koperasi pun diharapkan mampu memberi pelayanan yang baik dan berkualitas kepada anggota.

Kontribusi Kopontren dalam PendidikanKoperasi Al-Ishlah yang telah berdiri puluhan tahun lalu

mengembangkan berbagai jenis usaha. Dari perdagangan kebutuhan pokok hingga pengolahan batu alam ada di koperasi ini. Kopontren dari tahun ke tahun mengalami kemajuan, baik dalam kelembagaan, keanggotaan, jumlah aset maupun dari jumlah pendapatannya. Ustaz Usep menjelaskan, sampai saat ini, jumlah aset dari kopontren saja berkisar di atas Rp 27 miliar (2016). Aset ini berasal dari aset Unit simpan pinjam syariah atau BMT sekitar Rp 11 miliar Swamitra Syariah sekitar Rp 7 miliar dan koperasi sendiri sekitar Rp 9 miliar. Sementara aset yayasan dan lembaga belum terintegrasi dengan koperasi. Ustaz Usep menjelaskan, kedepannya diharapkan ada neraca konsolidasi, yang berfungsi untuk melihat berapa jumlah aset yang dimiliki yayasan termasuk tanah-tanah wakaf juga menjadi aset yayasan.

Keberadaan kopontren sebagai badan usaha yayasan, memberikan kontribusi bagi pendidikan yang dikelola yayasan seluruhnya. Pada akhir tahun 2016, kontribusinya mencapai Rp 1, 6 miliar. Kontribusi tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yang berkisar Rp 1,2 miliar. Dana terbesar

Page 122: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

108

berasal dari unit galian C. Dana kontribusi kopontren kepada yayasan selanjutnya

didistribusikan untuk kegiatan-kegiatan yayasan seperti lembaga pendidikan dan sosial. Menurut Nida Nurjunaidah selaku bendahara yayasan menyebutkan, pada tahun buku 2017 akan diberikan persentase SHU kepada yayasan sebesar 40 %. Sebanyak 10 persen dari SHU diberikan secara langsung kepada para guru-guru setiap bulannya dalam bentuk pembelian natura (barang belanjaan). Dana itu diambil dari alfamart yang menjadi unit usaha dari kopontren.

Lembaga-lembaga pendidikan yang ada di bawah yayasan diberikan secara otonom, namun tidak seluruh lembaga diberikan subsidi yayasan. Contohnya lembaga yang sudah mapan seperti RA, MI, dan MTs. Sementara itu, pesantren, MA. dan STEI masih mendapatkan subsidi. Menurut Nida Nurjunaidah, nilai rerata yang diperoleh dari kopontren yakni Rp 150 juta perbulan. Untuk menjaga akuntabilitas, setiap lembaga yang mengajukan anggaran ke yayasan harus membuat rancangan anggaran belanja (RAB).

Selain adanya kontribusi kopontren untuk pendidikan, kopontren juga menyalurkan dana CSR kepada para mustadafin. Pemberian beasiswa pendidikan dan penyaluran sosial lainnya dari para anggota, keluarga besar Al-Ishlah dan masyarakat sekitarnya juga dilakukan. Hasil pendapatan kopontren ini dapat memberikan manfaat bagi anggota dan masyarakat sekitarnya.

Demi mendukung pembiayaan para pengrajin dan unit-unit usaha lain, koperasi membuka unit Swamitra bekerjasama dengan Bank Bu kopin. Sejak 2001 unit usaha Batu Alam mengalami reposisi sesuai per kembangan,

Page 123: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

109

dinamika, dan orientasi bisnis kopontren menjadi satu unit tersendiri dan otonom. Setelah unit-unit lain mengalami perkembangan, maka unit-unit tersebut juga bersifat otonom. Istilahnya, koperasi hanya berfungsi sebagai corporate (induk organisasi).

Melihat kinerja Kopontren Al-Ishlah yang sangat positif terhadap per gerakan ekonomi pun mengundang decak kagum pihak luar. Bukti itu da pat terlihat dari beberapa piagam peng hargaan yang pernah diraihnya. Pada 1997, misalnya, menerima pia gam penghargaan, The Interna-tional Cooperative and small Enterprise Exhibition, tahun beri kutnya mengan tongi predikat kopontren terbaik tingkat Jawa Barat, sejak 1993-1999 selalu menjadi koperasi kelas A (sa ngat baik). Tahun buku 2001 kembali penghargaan Kementerian Koperasi dan UKM sebagai koperasi ber pres tasi tingkat nasional. Khusus untuk USP Swamitra ju ga meraih penghargaan sebagai unit USP terbaik II periode 1999-2000 se-wilayah Cirebon – Brebes tahun berikutnya masuk dalam sepuluh besar (top ten) Swamitra terbaik tingkat nasional. Piagam penghargaan pembinaan pengusaha ekonomi kecil dan koperasi (PPELK) PLN kerja sama dengan Bank Bukopin.

Al-Ishlah : Pesantren Tertua di CirebonKeberadaan Pesantren Darut Tauhid Al-Ishlah berawal

dari aktivitas dakwah yang dilakukan oleh ulama asal Banten dan Cirebon tepatnya Desa Bobos. Pada 1850, mereka membuka kawasan perkampungan dan pondok pesantren. Beberapa tokoh ikut menjadi pelopor dibukanya kawasan ini seperti K. Adro’i bin Kalamuddin, Bapak Iyoh, Bapak Kuwu Sajim, dan H. Idris bin K Adro’i.

Page 124: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

110

Pembukaan kawasan lalu dilanjutkan oleh generasi penerusnya yang merupakan ahli waris atau keturunan dan murid dari tokoh-tokoh pendiri. Setidaknya, ada tiga periode perkembangan Pesantren Al-Ishlah yang bisa dibagi sebagai berikut

Periode kebangkitan I berkisar tahun 1920-1950; yaitu periode kebangkitan Pesantren Al-Ishlah yang saat itu dipimpin oleh KH. Ahmad Suja’i bin H. Idris (wafat tahun 1940), Abu Barkawi bin Abdul Qohar bin Iyoh (wafat tahun 1977), H. Solihin (wafat tahun 1979), H. Sobur (wafat tahun1982) KH. Asyikin Suja’I (1982), K. Abdulloh (wafat 1984).

Selanjutnya masa periode kebangkitan II yang berkisar tahun 1950-1990; pada masa ini dipelopori oleh K. Emet Ahmad Khotib (1925-1990), Syamsuri Ws, K. Hulaimi, K. Zainal Arifin bin H. Solihin, Abdul Kohar bin Abu Barkawi, H. Asy’ari bin K. Jazuli, H. Bahri bin Abdul Mu’in dan H. Dimi Dimyati bin H. Sobur. Pada periode kebangkitan II, tepat tahun 1970 berdirinya Lembaga Pendidikan Madrasah Tsanawiyah pertama di Kabupaten Cirebon, menunjukkan peran Pondok Pesantren Al-Ishlah dalam dunia pendidikan di Kabupaten Cirebon dan empat tahun berselang yaitu tahun 1974.

Berdirinya Madrasah Aliyah pertama di kabupaten Cirebon dan berdirinya YAYASAN ISLAM AL-ISHLAH resmi tercatat pada akta notaris Iskandar Wiramihardja, SH. No. 45 tahun 1974, dengan nama YAYASAN ISLAM AL-ISHLAH, sebagai induk kegiatan penyelenggaraan pendidikan di Kabupaten Cirebon dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi.

Page 125: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

111

Sebagai lembaga pendidikan, sosial, dan ekonomi, pesantren ini berada dalam naungan Yayasan Islam Al-Ishlah, yang tercatat secara resmi pada akta notaris Iskandar Wiramihardja, SH. No. 45 tahun 1974. Yayasan ini menjadi induk kegiatan penyelenggaraan pendidikan di Kabupaten Cirebon dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi.

Visi dari yayasan ini adalah “Mencetak generasi muslim paripurna (Khoerulfard) yang sehat fisik, sehat akal, dan sehat hati menuju terciptanya masyarakat idaman (Khoerulfard). Sementara itu, misi dari yayasan ini adalah Mengelola lembaga Pendidikan, Sosial, Dakwah dan Ekonomi dari tingkat paling rendah (mikro) sampai tingkat paling tinggi (makro) sebagai pengejawantahan konsep Ishlah -Tsamaniyah yaitu Ishlah al-Aqidah, Ishlah al-Ibadah, Ishlah al-Muamalah, Ishlah Iqtisodiyah, Ishlah al-Ijtimaiyyah, Ishlah as-Siyasah, Ishlah al-Usroh, dan Ishlah at-Tarbiyah.

Pesantren al-Ishlah dalam meng gerakkan roda organisiasi telah membentuk dewan pembina, pengurus harian, majelis-majelis dan pengawas. Mereka dipilih melalui musyawarah keluarga besar Al-Ishlah yang dilakukan setiap lima tahun sekali.

Struktur Yayasan Al-Ishlah terdiri dari dewan pembina. Saat ini diketuai oleh Dr. Achmad Kholiq, MA. sekretaris Oon Konaah, MM. dengan anggota dewan pembina sebanyak 9 orang dari berbagai lintas profesi dan keilmuan. Dewan pengawas dipimpin oleh Drs. H. Budiman Mahfudz, BA, Sekrteris Drs. H. Abd. Rosyid, M.Pd. yang dibantu dua anggota pengawas.

Dalam menjalankan roda kepengurusan yayasan adalah pengurus harian terdiri dari ketua : Prof. Dr. Adang Djumhur,

Page 126: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

112

MA, Wakil Ketua : Apung Furqan, SE, Prof. Dr. Abdussalam, MM sebagai sekretaris, dan M. Khoozinul Huda sebagai wakil sekretaris. Sementara Bendahara dipegang Nida Nurjunaidah, MA. dan Wakil bendahara Iyah Sopiah, SE.Sy.

Pengurus harian dalam menjalankan organisasinya dibantu tiga majelis, yaitu: majelis tarbiyah (pendidikan), Majelis Ijtimaiyah (Kemasyarakatan), dan Majelis Iqtisodiyah (Ekonomi dan Pembangunan). Majelis Tarbiyah diketuai oleh Ahcmad Abd. Khozin, MA dan Dr. Yayah Nurhidayah, M.Si, Majelis Ijtimaiyah dipimpin oleh Udin Komarudin, SE dan Achmad Faozi, SHI, dan Majelis Iqtisodiyah dipimpin oleh Budiman MA dan Duding Khoerudin.

Ketiga majelis tersebut masing-masing membawahi beberapa unit lembaga, majelis pendidikan terdapat 8 (delapan) unit lembaga pendidikan yang memilki kepala pimpinan masing-masing, yaitu: pondok pesantren, Raudhatul Athfal (RA), Diniyah Takmiliyah Awaliah (DTA), Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliah (MA) dan Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI). Majelis Ijtimaiyah (sosial) memiliki unit lembaga yaitu : lembaga Kesejahteraan sosial Anak (LKSA), Majelis taklim, Dewan Kemakmuran Masjid (DKM), dan Baitul Maal.

Majelis ekonomi dan pembangunan (Iqtisodiyah) yayasan Al-Ishlah memiliki badan usaha yang berperan sentral dalam mendapatkan sumber-sumber dana pembiayaan untuk kegiatan operasional yayasan. Badan usaha ini yang melak sanakan sepenuhnya Kopontren (Koperasi Pondok Pesantren). Setiap tahun, majelis ekonomi dan pembangunan mendapatkan Sisa Hasil Usaha (SHU) dari Kopontren. Pada 2017, SHU untuk pendidikan dianggarkan sebesar 30–40 %.

Page 127: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

113

Kopontren Al-Ishlah sebagai “BUMN”-nya yayasan mendapatkan amanah untuk menggali, mengelola dan mengembangkan sumber-sumber finansial. Saat ini, Kopontren diketuai oleh H. Usep Saefudin Zuhri, M.Pd.I dengan sekretaris Agus Hasanudin, ST dan bendahara Dian Komarudin.

Kegiatan pemberdayaan ekonomi me rupakan upaya dalam meningkatkan kesejahteraan, baik di lingkungan pe-santren maupun di lingkungan ma sya rakat sekitar pesantren. Dengan meng optimalkan penggunaan sumber daya di lingkungan sekitar pesantren, rangsangan usaha-usaha baru yang menguntungkan pun lahir. Kegiatan ekonomi juga bisa menyerap tenaga kerja dari lingkungan masyarakat pesantren.

Model Kemandirian Pesantren Al-Ishlah termasuk kategori pesantren yang

mengembangkan poten si ekonomi pesantren melalui tenaga profesional. Dari hasil usaha tersebut keuntungannya dimanfaatkan untuk kepentingan di lembaga-lembaga pen-didikan yang ada di Yayasan Islam Al-Ishlah.

Keterlibatan para santri atau siswa secara langung dalam kegiatan ekonomi masih minim atau boleh dibilang belum ada. Ustaz Usep Syaefuddin Zuhri menjelaskan, “Memang masih belum dilakukan, belum sampai menjadi sarana praktik bagi anak-anak atau santri, hanya untuk magang untuk perguruan tinggi memang ada, PPL misalnya beberapa mahasiswa STEI yang melakukan magang di unit-unit usaha koperasi sudah mulai, tetapi kalau anak-anak santri belum.”

Ide kemandirian pesantren muncul pada masa

Page 128: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

114

kepemimpinan KH. Emet Achmad Khotib (Almarhum) pada tahun 1988. Dia menggagas berdirinya lembaga pesantren khusus yang dikenal dengan Pesantren Daruttauhid Al-Ishlah. Output lembaga ini diharapkan nantinya santri menguasai ilmu-ilmu agama Islam sekaligus juga memiliki ketrampilan hidup atau life skill, berbeda pada santri pada umumnya. Para santri DT ini tidak belajar pada pendidikan sekolah formal. Mereka fokus mengaji kitab-kitab kuning dan pembelajaran life skill.

Para santri selain diajarkan kitab-kitab turas, mereka juga belajar langsung bercocok tanam melalui materi pertanian, berkebun, dan beternak. Seiring dengan kepergian Kiai Emet, pengembangan DT pun tidak berlangsung lama sebagaimana yang dicita-citakan oleh Kiai Emet.

Pendidikan yang DikembangkanTarbiyah atau pendidikan merupakan kegiatan utama dari

Yayasan Islam Al-Ishlah. Pendidikan yang diselenggarakan berbentuk formal maupun non formal, dari tingkat TK sampai perguruan tinggi. Untuk memperlancar penyelenggaraan pendidikan tersebut Yayasan Islam Al-Ishlah dibantu 180 orang guru dan staf yang terdiri dari guru tetap, guru bantu dari pemerintah serta guru tidak tetap.

Pendidikan pesantren yang semula hanya menyelenggara-kan pengajian se cara non formal perlahan berubah. Selain belajar di pesantren, santri juga belajar sekolah formal di Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah yang ada di lingkungan pondok. Pimpinan pesantren atau rois ma’had dipimpin KH. Solahudin AR alumni dari PTIQ Jakarta, yang dibantu 20 ustaz.

Page 129: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

115

Ada enam kelas di pesantren. Bangunannya dilengkapi berbagai fasilitas, antara lain gedung asrama putra dan putri, ruang belajar, sarana olahraga, masjid, kelas multimedia dan lain-lain.

Pengelola pesantren mengharapkan penyelenggaraan pendidikan mampu melahirkan santri yang sholeh secara mandiri, terampil, dan kreatif. Tak hanya itu, mereka pun ditargetkan bisa menghafal dan dekat dengan Al-Qur’an, berakidah salimah, beribadah salihah, berakhlak mulia, berpikir cerdas, berbadan sehat, berwawasan baik, giat bekerja, dan berguna bagi masyarakat.

Keberadaan santri Al-Ishlah mengalami fluktuasi, umumnya berasal dari Indramayu, Kuningan, Cirebon, Majalengka, Bogor, Jakarta, Bekasi, Tangerang.

Sementara itu, lembaga yang lahir belakangan adalah perguruan tinggi. Institusi berupa Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI). Sekolah tinggi ini dibentuk untuk merespon pengembangan ekonomi Islam yang berkembang di masyarakat. STEI yang didirikan tahun 2005 saat ini berakreditasi B. Program studi yang diselenggarakan meliputi program Ekonomi Syariah, Perbankan Syariah dan manajemen bisnis syariah. Ada 300 mahasiswa yang kuliah di STEI.

Selain mengembangkan pendidikan, Yayasan al-Ishah juga melakukan perbaikan dalam bidang sosial atau Ijtimaiyah (ishlahul Ijtimaiyah). Bidang ini meliputi syiar dan dakwah, yaitu pembinaan dan pendidikan, baik langsung maupun tidak langsung ke masyarakat melalui majelis taklim, masjid, penerbitan tabloid dakwah atau pendidikan. Mereka juga melakukan santunan atau bantuan sosial ke desa-desa.

Page 130: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

116

Pembinaan panti sosial anak juga salah satu program bidang ini. Contohnya santunan fakir miskin atau orangtua, pemberian beasiswa kepada santri/siswa tak mampu, bantuan kuliah kepada guru/karyawan berprestasi melalui lembaga LKSA atau baitul mal. Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Al-Ishlah saat ini telah membantu 40 anak binaan khususnya bagi mereka yang kurang mampu (anak yatim piatu) mulai tingkat ibtidaiyah hingga aliyah.

ZIS : Penopang Awal Pendidikan PesantrenPesantren Al-Ishlah dikenal sebagai pesantren modern

yang berdiri di atas semua kelompok dan golongan. Banyak di antara para santri dan siswanya berasal dari Nahdhatul Ulama, Muhammadiyah, Persis, PUI, dan yang tidak berafiliasi. Dalam melaksanakan aktifitas pendi dikannya banyak tertumpu pada swadya masyarakat, wali santri dan para donatur. Selain itu sebelum tahun 90-an seluruh kegiatan lembaga pendidikan seringkali ditopang dari pengumpulan dana yang berasal dari zakat, infak dan sedekah (ZIS) dari keluarga besar Al-Ishlah yang berkecukupan. Mereka berasal dari berbagai daerah seperti di Jakarta, Bekasi, Tegal, Cirebon, Cilacap, Yogyakarta, Medan, Palembang, dan sebagainya.

Setiap bulan, ada petugas ZIS dari yayasan diberi amanah untuk keliling ke berbagai lokasi dimana ada warga atau alumni yang memiliki usaha yang sudah mapan. Menurut Ustaz Usep yang pernah dua tahun melakukan pengumpulan dana ZIS, ada Rp 100 juta lebih yang terkumpul setiap bulan. Dari hasil pengumpulan dana tersebut dapat mencukupi operasional kegiatan belajar mengajar dan membangun sarana dan prasarana di lingkungan Pesantren Al-Ishlah.

Page 131: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

117

Lebih lanjut, Ustaz Usep juga menyebutkan bahwa memang waktu itu seratus persen pembiayaan operasional yayasan berasal dari dana infak. Saat itu, jumlah para wali santri belum begitu banyak dan kondisi SPP warga Bobos belum begitu maju. Karena itu, dana infak untuk pesantren agak besar. Ustaz Usep bahkan menjelaskan, hampir tiga tahun dia berkeliling ke Jakarta, Solo, Yogyakarta, Cilacap, Tegal, dan lain-lain. Untuk operasional yayasan saat itu sudah dianggap cukup, termasuk bisa menggaji guru-guru dan karyawan Al-Ishlah.

Lebih lanjut, Ustaz Usep menjelaskan dari kondisi tersebut, pihak pesantren akhirnya membuat satu sikap bagaimana bisa mandiri. Sebuah iktikad bersama disepakati bahwa yayasan harus punya sebuah usaha. Dengan demikian, didirikanlah sebuah koperasi dengan berbagai macam unitnya.

Koperasi yang sudah dijelaskan di atas yakni Koperasi Pesantren Al-Ishlah pun berkembang pesat. Dengan usaha penambangan batu alam, kopontren itu bisa menjadi semacam badan usaha yang menopang biaya operasional di pesantren.

Meneropong Potensi PesantrenPesantren merupakan institusi pendidikan yang pada awal

pendiriannya diorientasikan pada penguasaan pendidikan agama Islam atau tafaqquh fiddin. Dalam perkembangannya, pesantren mengalami pergeseran seiring dengan dinamika dan perubahan masyarakat yang semakin kompleks. Selain sebagai intitusi pendidikan pesantren juga menjadi pusat kebudayaan, sosial dan ekonomi. Karena itu, perkembangan pesantren mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan,

Page 132: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

118

baik secara kuantitas maupun kualitas.Keberadaan pondok pesantren masih tetap eksis di

tengah masyarakat. Di antaranya faktor adanya kemandirian pesantren. Berawal dari figur kiai sebagai tokoh sentral yang disegani oleh masyarakat pesantren berkembang. Kiai merupakan pendiri dan sekaligus pemilik pesantren, sehingga seluruh aktifitasnya selama ini ditopang oleh kiai dan keluarganya. Seiring dengan perkembangannya kemandirian pesantren mengalami pergeseran, baik secara kelembagaan maupun sebagai lembaga sosial dan ekonomi.

Kemandirian kelembagaan dan ekonomi pesantren menjadi penting untuk dapat menggerakkan pesantren menjadi pusat gerakan dan keunggulan umat terutama dalam bidang dakwah, dan pendidikan. Karenanya, pesantren harus kuat dan mandiri baik dari segi kelembagaan maupun ekonomi, agar pesantren dapat tegak berdiri dan leluasa mengembangkan dakwah kepada umat.

Secara umum terdapat tiga potensi ekonomi yang bisa dikembangkan di pondok pesantren. Pertama adalah potensi internal dari santri; kedua potensi masyarakat sekitar pesantren, dan ketiga potensi zakat, infak, serta wakaf umat. Ketiganya harus diolah dan diberdayakan oleh pesantren. Tulisan ini diharapkan mampu meneropong potensi Pondok Pesantren Al-Ishlah Bobos dalam mengembangkan kemandirian ekonomi pesantren dan lingkungan masyarakat sekitarnya.

Keberadaan Pondok Pesantren al-Ishlah yang berlokasi di Jalan Raya Imam Bonjol Desa Bobos, Kecamatan Dukuhpuntang Kabupaten Cirebon Jawa Barat, melahirkan para alumninya sebagai intelektual, pengusaha, dan profesi lainnya. Pesantren pun dikenal memiliki potensi luar biasa dengan adanya Gunung Kuda.

Page 133: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

119

Pesantren dengan jelinya memanfaatkan potensi ini sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan lembaga-lembaga pendidikan dan ekonomi masyarakat di sekitarnya.

Tamatan pesantren memang banyak melahirkan para ustaz, ustazah atau kiai. Namun jika para alumninya banyak menjadi pebisnis merupakan pencapaian yang luar biasa. Di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Ishlah, para santrinya pun diharapkan terinspirasi menjadi wirausahawan. Sebab, para pengajarnya juga rata-rata menekuni dunia bisnis. Di dalam pesantren yang beralamat di Jalan Imam Bonjol Bobos, Dukupuntang, Cirebon, Jawa Barat ini, terbentuk koperasi yang lumayan berkembang. Bahkan dibanding koperasi-koperasi di kalangan pesantren, koperasi tersebut termasuk paling maju.

Pengembangan kemandirian ekonomi di pesantren pun merupakan sesuatu yang harus menjadi prioritas utama dalam mengembangkan pesantren ke depan. Pesantren yang jeli membaca memanfaatkan sumber-sumber potensi ekonomi pesantren baik akan semakin survive dalam menggerakan tujuan pendidikan, dakwah dan ekonomi umat.

Untuk meningkatkan kemandirian ekonomi Pesantren Al-Ishlah, dan umumnya pesantren perlu kiranya: 1) memberikan materi kurikulum dan praktek kewirausahaan bagi para santri yang diharakan nantinya dapat menjadi bekal hidup setelah lulus, dari pesantren dan terjun mengabdi di tengah masyarakat, 2) menjadikan pesantren sebagai pusat gerakan dan keunggulan umat terutama dalam pendidikan dan dakwah, karenanya pesantren harus kuat dan mandiri secara kelembagaan dan ekonomi, 3) memaksimalkan potensi ekonomi santri, potensi ekonomi sekitar pesantren,

Page 134: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

120

dan potensi zakat dan wakaf umat.

Page 135: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

121

Pondok Pesantren Ma’hadul ‘Ulum Asy-Syar’iyyah (MUS)

Mengelola Pabrik Es Hingga Warung Apung

Achmad Dudin

Di pesantren tidak diajarkan teori bisnis/wirausaha. Namun, santri terlibat langsung dalam praktik wirausaha.

Di tepi Laut Sarang, ratusan kapal sedang merapat. Kapal beragam ukuran itu baru saja selesai mencari ikan. Menjelang senja, lampu-lampu kecil kapal dinyalakan. Kelap-kelipnya menjadi pe mandangan eksotis di pantai utara Kabu paten Rembang, Jawa Tengah.

Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, masyhur dengan kemaritimannya. Terbukti dengan melimpahnya hasil laut yang ada di kawasan itu. Tak hanya itu, usaha penggalangan kapal di daerah ini benar-benar hidup. Setiap hari, mereka memproduksi kapal-kapal baru. Sarang, merupakan wilayah ujung paling timur Rembang yang berbatasan dengan Jawa Timur. Di wilayah pantai utara itu, mayoritas penduduknya

Page 136: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

122

berprofesi sebagai nelayan. Kehidupan maritim di Sarang dilihat sebagai peluang

usaha bukan hanya oleh pengusaha. Ide itu justru datang dari kalangan pesantren. Adalah KH. Said AR, pengasuh Pondok Pesantren Ma’hadul ‘Ulum Asy-Syar’iyyah (MUS), sebuah pesantren salafiyah yang ada di wilayah Sarang. Kiai Said melihat kebutuhan nelayan akan es balok di daerah Sarang juga Kragan belum terpenuhi. Padahal, es balok sangat penting untuk menjaga kesegaran ikan di kapal hingga ke pelelangan.

Kiai Said pun menginisiasi kehadiran pabrik es untuk menjawab kebutuhan pasar. Adanya pabrik es dinilai strategis sehingga dapat memenuhi permintaan para nelayan untuk mendinginkan ikan hasil tangkapannya. Pabrik es balok lantas dimasukkan dalam bidang usaha ekonomi yang dikelola oleh Kopontren Dwi Bhakti.

Dalam struktur organisasi pabrik es batu Kopontren Dwi Bhakti, Kiai Said bertindak sebagai pengasuh. Sedangkan jabatan lain seperti ketua, sekretaris, bendahara, dan anggota dipegang oleh santri, alumni, dan masyarakat terutama untuk tenaga ahli.

Pabrik es ini memiliki aset meliputi bangunan seluas1000 m2 terdiri dari bangunan inti gedung es balok, gedung kantor pemasaran, dan bangunan kamar mandi. Termasuk aset berupa tiga buah dumtruk. Pabrik ini pun berdiri di atas tanah sekitar 2000 m2.

Selain membangun konstruksi fisik pabrik es, kopontren melakukan pelatihan untuk pengurus pabrik es terkait manajemen, kepemimpinan, dan berbagai pelatihan lain untuk keberlanjutan usaha tersebut. Untuk mencegah gagalnya bisnis

Page 137: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

123

ini dilakukan pengawasan ketat terhadap proses konstruksi sehingga peralatan sesuai standar. Pengelolaan pabrik es pun diserahkan kepada pengurus bidang usaha pabrik es balok Kopontren Dwi Bhakti. Dengan memilih para santri dan alumni pesantren MUS yang sanggup mengelola pabrik es dengan baik.

Struktur organisasi pabrik es batu Kopontren Dwi Bhakti yakni Pengasuh KH. M. Said AR, Ketua Khamim, Sekretaris Anik Maftuh, dan Bendahara Miftahul Huda. Adapun untuk manajer bidang usaha terdiri dari manajer pabrik es M. Igna Badni Falah, dan manajer armada Amar Muslih. Mereka dibantuk oleh enam karyawan.

Pabrik Es Batu Kopontren Dwi Bhakti termasuk perusahaan yang berbadan hukum. Legalitasnya mengikuti badan hukum Kopontren Dwi Bhakti. Unit usaha ini berlokasi di Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Jaraknya sekitar empat kilometer dari pesantren. Keberadaan pabrik es Dwi Bhakti dipandang strategis karena berada di tepi laut.

Pabrik es dibangun untuk memenuhi kebutuhan es bagi nelayan dan pedagang ikan di daerah itu dan wilayah sekitar. Selama ini, kebutuhan es balok dipasok dari tempat lain dengan harga relatif lebih mahal. Kadang-kadang, pasokan es balok tidak mencukupi bila hasil tangkapan nelayan melimpah. Dengan adanya pabrik es balok itu, tentu harganya bisa ditekan sehingga pendapatan nelayan setempat meningkat.

Es balok yang diproduksi pabrik kemudian diangkut ke tempat tertentu. Produk kemudian dikirim sesuai pesanan di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Sarang dan Kecamatan Kragan di Kabupaten Rembang. Karena sifatnya kebutuhan

Page 138: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

124

rutin, maka sistem pengambilan keputusan memproduksi dan mendistribusikan relatif tidak ada masalah. Semua keputusan produksi dan pendistribusian diserahkan kepada ketua bidang usaha pabrik es dan jajarannya dan melaporkan hasilnya pada setiap akhir bulan. Termasuk sistem pelaporan keuangannya

Pada awalnya, Kopontren MUS Dwi Bhakti mendirikan beberapa pabrik es di beberapa titik di daerah Rembang. Hanya, pabrik-pabrik tersebut hampir saja gulung tikar. Hal ini dikarenakan pabrik es balok masih membutuhkan daya listrik yang sangat besar. Biaya operasional pun lebih besar dari pada penghasilan yang didapatkan.

Untuk itu, pihak koperasi pun mengubah daya listrik bagi pabrik es. Pabrik yang tadinya menggunakan listrik untuk usaha perusahaan menjadi listrik dengan daya usaha perumahan. Pembiayaannya pun menjadi murah. Cara ini mampu menyelamatkan pabrik es dari kebangkrutan. Ditambah lagi, mesin pabrik sudah dirancang dengan sistem knock down. Konsumsi daya listriknya menjadi lebih kecil dari pada mesin pabrik es yang lain. Karena itu, mesin ini sangat cocok digunakan di daerah yang memiliki kapasitas daya terbatas. Dengan konsumsi daya yang kecil, mesin ini mampu menghasilkan kapasitas output besar sehingga hasilnya dapat memberikan keuntungan maksimal.

Kini, usaha pabrik es Kopontren MUS Dwi Bhakti kian berkembang. Dalam sebulan, es yang diproduksi mencapai skala 30 Ton. Es balok produk kopontren pun mampu memenuhi kebutuhan 500 kapal nelayan dalam sebulan. Khususnya untuk wilayah Sarang dan Kragan dan terkadang nelayan-nelayan lain seputar Rembang.

Page 139: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

125

Warung Apung Tugu AsriInovasi Kiai Said untuk mengem bang kan ekonomi

pesantren tidak terbatas pada pabrik es. Sarang yang notabene masuk dalam wilayah pantai juga menyimpan potensi kuliner. Dia pun menggagas lahirnya sebuah bisnis restoran yang bisa menawarkan makanan tradisional nan lezat.

Warung Apung Tugu Asri kemudian didirikan dengan modal usaha dari kantong pribadi Kiai Said. Pembangunan rumah makan dilakukan para santri dan alumni. Prosesnya membutuhkan waktu hingga enam tahun.

Rumah makan ini berada di Jalan Tuban-Semarang KM 50, Sukolilo, Bancar, Tuban, Jawa Timur (sebelah timur perbatasan Jatim-Jateng). Lokasinya yang berada di ujung barat Pantai Utara Kabupaten Tuban, membuat Warung Apung lekas dikenal orang. Berdiri di atas tanah seluas dua hektar dan luas bangunan 4000 m2, Warung Apung ini menjadi tempat yang cukup luas untuk keluarga.

Resto ini menawarkan 10-15 menu utama — di antaranya menu makanan laut — yang mengambil resep tradisional dari masakan Jawa. Beragam menu ini ditampilkan dengan harga yang terjangkau tetapi tetap mengutamakan cita rasa. Karena itu, tidak heran jika Warung Apung Tugu Asri memiliki pengunjung dari beragam kelas ekonomi. Mulai menengah ke bawah hingga konsumen level atas. Tidak salah jika Warung Apung Tugu Asri memiliki motto tempatnya makan semua kalangan. Tak hanya itu, Warung Apung juga dijadikan tempat sebagai jajanan dan makanan ringan oleh-oleh khas Sarang.

Ada 30 pegawai yang bekerja di rumah makan tersebut. Hampir semua pegawai Warung Apung merupakan santri Pesantren MUS. Hanya, untuk beberapa bidang yang

Page 140: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

126

memerlukan keahlian, rumah makan ini pun melibatkan santri senior, alumni pesantren, dan masyarakat. Rekruitmen pegawai ditentukan oleh pengusaha sekaligus pengasuh pesantren MUS, yaitu KH. Muhammad Said AR atas pertimbangan masukan dari pengurus pesantren MUS, santri-santri senior, dan alumni pesantren MUS.

Para pegawai bekerja dalam tiga shift. Tiga shift itu yakni Shift I : pukul 00.00 WIB – 12.00 WIB, Shift II : Mulai pukul 12.00 WIB– 18.00 WIB, dan Shift III : Pukul 18.00 WIB– 24.00 WIB. Hari kerja normal untuk jangka waktu satu pekan adalah enam hari kerja dengan satu hari libur. Jumlah jam kerja untuk masing-masing shift adalah enam jam.

Usaha ini bermodalkan kreativitas dan inovasi dalam menyajikan resep makanan. Dengan begitu, ada rasa yang berbeda dengan yang ada di rumah makan lainnya. Pengelola pun memperhatikan kualitas rasa, standar gizi maupun tampilan. Tidak ketinggalan higenitas menu makanan.

Untuk menjamin kualitas, perencanaan anggaran belanja rumah makan Warung Apung Tugu Asri dilakukan untuk pengadaan bahan. Tujuannya adalah tersedianya taksiran anggaran belanja makanan yang diperlukan untuk memenuhi berbagai macam bahan makanan yang dibutuhkan rumah makan. Adanya anggaran belanja membuat tersedianya data standar makanan, standar harga bahan makanan, dan anggaran makanan yang terpisah dari biaya perawatan.

Harga bahan makanan dikumpulkan setelah survei pasar dilakukan. Kemudian, harga rata-rata bahan makanan ditentukan. Standar kebutuhan gizi (standar porsi) pun dibuat ke dalam berat kotor hitung indeks harga makanan perorangan per hari sesuai dengan konsumen. Anggaran belanja makanan dan hasil perhitungan anggaran dilaporkan kepada pengambil

Page 141: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

127

keputusan (sesuai dengan struktur organisasi masing-masing). Rencana anggaran diusulkam secara standar porsi dan standar resep standar bumbu,

Tidak lupa, pihak rumah makan mengumpulan tanggapan/keluhan kon su men mengenai menu denga cara menyebarkan kuisioner. Mereka lantas membuat rincian macam dan jumlah data peralatan dan perlengkapan dapur yang tersedia.

Tersedianya dana hasil perhitungan diserahkan ke bagian logistik. Bagian gudang menyiapkan bahan makanan sesuai dengan permintaan sedangkan bagian pengolahan mengambil bahan makanan yang dipesan (order). Kemudian bahan makanan disimpan di gudang penyimpanan sesuai dengan jenis barang. Esok harinya masing-masing bagian pengolahan mengambil bahan makanan sesuai kebutuhannya di ruang penyimpanan barang. Pihak rumah makan pun membuat kartu stok/buku catatan keluar masuknya bahan makanan. Apabila bahan makanan akan langsung digunakan, bagian penyimpanan bahan makanan akan menimbang dan mengawasi tanggal penerimaan. Jika lolos, bahan makanan tersebut masuk ruang persiapan bahan makanan.

Rumah makan ini juga memiliki sistem evaluasi yang ketat setiap malam. Pada malam hari, biasanya kondisi pikiran sudah tenang, sehingga bisa berpikir lebih objektif. Selain evaluasi, pihak manajemen dan karyawan membuat perencanaan untuk produksi esok harinya, dengan mempertimbangkan permintaan pasar.

Dari kegiatan evaluasi, manajemen bisa memantau perkembangan usaha dan membuat langkah tepat yang diperlukan. Misalnya, soal efisiensi perlu tidaknya menambah alat baru, dan sebagainya. Frekuensi evaluasi sangat tergantung pada jenis produknya dengan melihat perkembangan dan

Page 142: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

128

peta persainggan pasar yang ada. Kegiatan evaluasi harian juga bermanfaat untuk melakukan perubahan-perubahan target secara cepat. Target yang ditetapkan akan disesuaikan perkembangan situasi usaha ekonomi terakhir saat itu.

Menjejak Profil Pesantren MUSBaik pabrik es maupun Warung Apung Tugu Asri berasal

dari satu induk. Dua unit usaha ini sama-sama bersumber dari Pondok Pesantren Ma’hadul ‘Ulum Asy-Syar’iyyah (MUS) Rembang. Jika pabrik es ada di bawah naungan koperasi pesantren, maka Warung Apung berinduk langsung kepada pengasuh pesantren, dalam hal ini KH. Said AR. Lantas, bagaimana sebenarnya profil pesantren yang menjadi induk dari dua usaha tersebut?

Pondok Pesantren Ma’hadul ‘Ulum Asy-Syar’iyyah (MUS), terletak di Desa Karangmangu, Kecamatan Sarang, K a bupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Sarang secara geografis, terletak di ujung timur Pantai Utara Kabu paten Rembang, Jawa Tengah. Ada beberapa desa di sepanjang Pantai Utara Sarang, yaitu Desa Temperak, Karangmangu, Bajingjowo, Bajingmeduro, Sarangmeduro, Sendangmulyo, dan paling barat desa Kalipang. Jarak antara Kota Sarang dengan Kabupaten Rembang adalah + 45 Km. dan dengan ibu kota provinsi Jawa Tengah (Semarang) + 156 Km. Di kecamatan ini terdapat beberapa pondok pesantren yang sebagian besar berada di desa Karangmangu. Salah satunya Pondok Pesantren Ma’hadul ‘Ulum Asy-Syar’iyyah (MUS). Tidak heran jika Kecamatan Sarang juga dikenal sebagai kota santri.

Di Sarang, bangunan sekitar 2000 m2 yang dimiliki

Page 143: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

129

Pesantren MUS berdiri. Bangunan tersebut tegak di atas tanah seluas 3280 m2. Pesantren yang dibangun pada 1928 itu didirikan KH. Achmad bin KH. Syu’aib dan KH. Zubair bin KH. Dahlan. Sejarah pendirian pesantren bermula dari sebuah pengajian masyarakat pada 1850 di sebuah surau (mushalla) oleh KH. Ghozali bin Lanah. Beliau adalah seorang tokoh di lingkungan masyarakat nelayan (Sarang) yang melihat kondisi masyarakat belum sepenuhnya melaksanakan ajaran-ajaran Islam.

Dari pengajian tersebut, lahirlah sebuah lembaga pendidikan non formal yang menjadi cikal bakal pondok pesantren di Karangmangu Sarang. Seiring perkembangannya, lembaga ini menjadi salah satu prioritas bagi mereka yang ingin mendalami ilmu agama Islam. Murid-murid beliau tidak hanya berasal dari wilayah Sarang, akan tetapi banyak yang berasal dari luar daerah. Di antara murid beliau yang berpotensi adalah KH. Syua’ib bin KH. Abdurrozzaq yang selanjutnya dijadikan menantu oleh KH. Ghozali untuk meneruskan perjuangan dengan dibantu oleh KH. Fathurrohman (putera KH. Ghozali). Sepeninggal KH. Ghozali tongkat estafet perjuangan dipegang oleh menantu beliau (KH. Syua’ib bin KH. Abdurrozzaq) dengan dibantu oleh dua putra KH. Syua’ib, yaitu KH. Achmad dan KH. Imam Kholil). Dan pada tahun 1928 M. KH. Syua’ib wafat dengan menorehkan sejarah panjang perjuangan.

Tahun demi tahun, jumlah santri yang masuk pesantren semakin bertambah. Hal ini menggugah keprihatinan KH. Achmad Syu’aib mengingat kurangnya fasilitas tempat bermukim bagi para santri dari luar daerah. Akhirnya, Kiai Achmad dengan dukungan dan bantuan menantu beliau KH. Zubair Dahlan (ayahanda KH. Maimoen Zubair), berinisiatif

Page 144: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

130

untuk mendirikan pondok pesantren baru yang diberi nama Ma’hadul ‘Ulum Asy-Syari’yyah (MUS).

Pondok Pesantren MUS ini terus me nerus mengalami perkembangan yang signifikan dari generasi ke generasi. Dari asuhan KH. Achmad bin Syua’ib (wafat pada 1967) diteruskan oleh putra beliau, KH. Abdurrochim Achmad (wafat pada 2001). Tongkat estafet kepemimpinan pondok selanjutnya diteruskan oleh putra nya KH. M. Sa’id Abdurrochim dan dibantu oleh KH. M. Adib Abdurrochim serta KH. M. Ahdal Abdurrochim (ketua umum) yang merupakan generasi ketiga. Mereka dibantu Ketua satu Ustaz M. Salim, Sekretaris M. Izzudin, dan Bendahara M. Aniq Thobari.

Santri yang mondok di Pondok Pesantren Ma’hadul ‘Ulum Asy-Syar’iyyah berkisar 1400 orang. Terdiri dari 900 santri putra dan 500 santri putri. Mereka berasal dari sekitar Sarang dan beberapa kabupaten yang berada di wilayah Jawa dan luar Jawa seperti Kalimantan dan Sumatra. Dalam pembagian pengasuhan, santri putra diasuh oleh KH. M. Sa’id Abdurrochim dan untuk santri putri diasuh oleh KH. M. Ahdal Abdurrochim. Para santri terdiri dari beragam usia mulai anak-anak, remaja hingga dewasa.

Pada umumnya, santri harus memba yar uang syariah pesantren. Untuk santri baru dalam setahun membayar uang syariah pesantren sebesar Rp 300.000,- dan untuk santri lama membayar uang syariah pesantren sebesar Rp 275.000,- Pembayaran uang syariah bisa dicicil selama setahun. Sedangkan untuk peng urus tidak dipungut biaya syariah. Untuk yang terlibat dalam kegiatan usaha eko nomi pesantren diberi bisyaroh (gaji) de ngan rata-rata diberi gaji Rp 500.000,- dan tidak dipungut biaya syariah pesantren.

Page 145: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

131

Untuk menjaga kualitas belajar para santri, khususnya kalangan anak-anak, maka timbul inisiatif untuk membuat Ma’had Tarbiyatul Athfa pada 2007. Hingga sekarang, program pendidikan yang diselenggarakan Pesantren MUS, meliputi, Dirosah Khoshshoh Tingkat 1-6. Pondok juga menyelenggarakan Ma’had Aly Fadhlul Jamil, Ta’lim Al-Qur’an, Tahfidzul Qur’an Putri, Pengajian Kitab Salaf, Diskusi Per Pekan Majma’ Mubahatsah anil Masail Asy-Syar’iyyah (M3S) tiap jumat dan Selasa pagi, dan Musyawaroh Harian Kitab Fathul Qorib, Fathul Mu’in, dan Minhaj.

Adapun kajian utama yang merupakan ciri khas dari pesantren salaf MUS adalah kutubus salaf. Untuk belajar pendidikan formal santri diwajibkan sekolah di Madrasah Ibtida’iyyah (di MI ini ada mapel umum sebagai dasar), Madrasah Tsanawiyyah dan Madrasah Aliyah (khusus agama). Ketiga madrasah tersebut dikelola oleh Pondok Pesantren Ghozaliyah Syafiiyyah dengan nama madrasah Ghozaliyah Syafiiyyah. Masya yih yang mengajar di madrasah Ghozaliyah Syafiiyyah berasal dari semua pondok pesantren yang ada di Sarang.

Program Ekonomi PondokPondok Pesantren MUS sampai saat ini masih eksis

mengajarkan kitab-kitab kuning dan pembelajaran ulama salaf. Namun, pesantren tidak hanya mengajar mengaji kitab. Para santri juga dibekali bagaimana cara berbisnis dan bertata usaha yang baik dan benar sesuai dengan syari’at agama Islam. Ilmu wirausaha dipandang perlu diterapkan sebagai bekal di kehidupan bermasyarakat setelah lulus dari pesantren.

Di pesantren tidak diajarkan teori bisnis/wirausaha.

Page 146: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

132

Namun, santri terlibat langsung dalam praktik wirausaha. Santri bisa mengikuti kegiatan di kopontren dan usaha ekonomi yang dikelola peng asuh pesantren MUS. Mereka akan mem praktikkan secara bersamaan ilmu kewirausahaan dengan bimbingan santri senior. Termasuk dalam mengelola keuangannya.

Perlakuan pendidikan di pesantren ini berbeda dengan pesantren dan lembaga pendidikan lain pada umumnya. Model yang dilakukan di pesantren ini yakni membangun karakter berwirausaha. Karakter entrepreneur harus dibentuk hingga melahirkan wawasan wirausahawan yang tangguh dan andal. Orang berdagang (berwirausaha) landasan utamanya adalah ibadah. Spirit berdagang terilhami dari Al-Qur’an, Sunah dan meneladani konsep dan pikiran ulama salaf dan khalaf (modern) tentang konsep tijarah (perdagangan).

Semua program usaha ekonomi yang dikembangkan Pesantren MUS dikelola oleh santri dan alumni santri. Program usaha ekonomi yang dikembangkan pe santren MUS itu terwadahi dalam bentuk usaha sebagai berikut:

Kopontren Dwi Bhakti PP MUSPabrik Es (skala 30 Ton) 500 kapal sebulan (Sarang •Kragan)Toko Barokah (kebutuhan sehari-hari)•Pengolahan Pasir Silika•Armada•Usaha ekonomi pengasuh Pesantren MUS•Rumah Makan Tugu Asri•Ternak Sapi (sudah • off)Percetakan • Offset (kitab kuning) untuk konsumsi

Page 147: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

133

pesantren sekitar SarangAir Minum Galon•Pertokoan Risquna Group (busana, grosir sembako, •elektronik, ma kanan ringan)Toko Kitab Al-Barokah•Kegiatan usaha Pondok Pesantren Ma’hadul ‘Ulum

Asy-Syar’iyyah (Ponpes MUS) yang tergabung dalam usaha ekonomi Kopontren Dwi Bhakti telah ada sejak 1974. Hingga saat ini Koperasi Pesantren Dwi Bhakti telah memiliki berbagai unit usaha seperti Toko Barokah/MUS untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari para santri dan masyarakat sekitar pondok pesantren. Di samping itu terdapat usaha pengelolaan pasir silica, Pabrik Es, dan armada.

Sebagai contoh untuk usaha ekonomi yang dikelola oleh Kopontren Dwi Bhakti adalah Toko Barokah/MUS. Toko ini merupakan salah satu bidang dari Kopontren Dwi Bhakti yang di manageri oleh Abdillah. Toko tersebut berada di kawasan Ponpes MUS. Pengelolanya adalah para santri yang masih aktif di pondok. Ada sekitar enam santri yang mengelola toko tersebut. Mereka berjaga secara bergantian. Dalam sehari, ada tiga termin waktu buka toko. Dari pukul 07.00 WIB sampai 12.00 WIB, 15.30 WIB sampai 17.00 WIB dan 18.30 WIB sampai dengan 21.00 WIB. Tujuan didirikannya toko ini ialah untuk memudahkan para santri dan masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya setiap hari.

Barang-barang yang dijual adalah kebutuhan setiap hari seperti peralatan mandi, sekolah, nelayan, makanan ringan, peci, minyak wangi, dan lain-lain. Nilai manfaatnya adalah untuk memudahkan para santri dan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan membantu

Page 148: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

134

perekonomian pesantren.Di antara pendapatan usaha ekonomi pengelolaan pasir

silika Kopontren Dwi Bhakti perbulan, kurang lebih sebagai berikut:

Pendapatan •Penjualan ke PO. SB. CON 11 Rit 48.363.480Pengeluaran •Beban belanja 11 Rit 25.647.300Beban Transport kirim 11 Rit 20.762.100Beban Transport ke SB. CON 350.000Beban Administrasi 47.492.180Laba bersih 871.300•Selanjutnya untuk usaha ekonomi pesantren yang

dikembangkan oleh pengasuh Pesantren MUS adalah rumah makan, usaha percetakan, toko kitab Al-Barokah, fotokopi, dan air minum galon. Usaha ekonomi pesantren yang dilakukan pengasuh pesantren lainnya adalah Rizkuna Group. Terdapat lima toko Rizquna dengan bangunan yang cukup megah dengan bangunan dua lantai. Toko yang dikelola Rizquna Group meliputi toko pakaian laki-laki, toko pakaian perempuan, toko buku kitab, toko sembako dan elektronik, dan warung makanan dan jus. Semua usaha ekonomi ini melibatkan para santri Pesantren MUS. Rizquna Grup berada di bawah naungan Pondok Pesantren Ma’hadul Ulum Asy-Syar’iyyah (MUS). Rekrutmen pegawai dilakukan para santri dan alumni Pondok Pesantren MUS. Tidak disyaratkan karyawan harus mempunyai ijazah jenjang pendidikan formal tertentu. Rekrutmen pegawai mengedepankan kecakapan.

Tujuan usaha sembako dan elektronik adalah

Page 149: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

135

menyediakan kebutuhan sembako dan elektronik masyarakat skala besar. Unit usaha ini berorientasi kepada pemenuhan kebutuhan pasar, peduli kepada kepentingan masyarakat, dan terpenuhinya akses pangan masyarakat terhadap pangan. Adanya usaha ini juga mengurangi angka pengangguran dan mendidik santri untuk berwirausaha.

Rizquna Group dalam bentuk usaha sembako termasuk usaha yang paling diminati oleh hampir semua kalangan, baik yang bermodal kecil, maupun yang bermodal besar. Sebagai kebutuhan pokok masyarakat yang tidak pernah habis, sembako sudah barang tentu dibutuhkan semua kalangan.

Begitu pula dengan penjualan barang elektronik yang saat ini sudah meninggalkan status sebagai barang mewah. Faktanya, hampir setiap rumah sudah memiliki barang elektronik. Hal ini menjelaskan bahwa barang elektronik kini sudah digunakan oleh semua orang dari berbagai kalangan, baik masyarakat menengah ke atas, maupun masyarakat menengah. Karena itu, banyak kalangan menilai usaha dalam bidang sembako dan elektronik mempunyai prospek cerah yang tidak akan luntur dimakan zaman. Tidak heran jika omzet per bulan usaha sembako dan elektronik senilai Rp. 162.200.000,-. Adapun laba bersih perbulan Rp.6.450.000,-.

Page 150: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

136

Page 151: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

137

Pondok Pesantren Al-BasyariyahSegarnya Air Mina Tumbuhkan

Ekonomi Pondok

Munawiroh

Ekonomi protektif mampu menjaga pesantren dalam memenuhi kualitas produknya

Gadis bersafari cokelat itu sedang mengatur barisan. Belasan perempuan se ba ya berbaris mengikuti instruksinya. Yasmin yang baru berusia belasan tahun merupakan leader dari tim di sebuah kelompok Pramuka. Dia sedang merapikan banjar-banjar para remaja putri dari Pondok Pesantren Al-Basyariyah, Bandung.

Bukan cuma itu aktifitas outdoor Yasmin. Gadis belia itu pun menjadikan fotografi sebagai hobinya. Dengan kamera hitam menggantung di leher, dia tampak menjepret objek-objek foto di hadapannya. Bagi remaja yang punya kesibukan seperti Yasmin, butuh asupan mineral untuk menjaga kesegaran tubuhnya. Karena itu, Yasmin tak pernah lupa untuk membawa Air Mina sebagai bekal di setiap aktifitasnya. “Air Mina menjawab kebutuhanku,” ujar Yasmin.

Page 152: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

138

Cuplikan di atas merupakan iklan berdurasi dua menit yang tayang di media sosial berbasis video, Youtube. Air Mina menjadi merek yang diperkenalkan di dalam iklan itu. Dengan kemasan gelas, botol hingga galon, Air Mina menjadi kegemaran santri di Pondok Pesantren Al-Basyariyah dan masyarakat sekitar. Tak cuma air mineral, Air Mina pun tampil dengan bentuk teh kemasan. Kesegaran teh Air Mina juga tak kalah dengan teh produk merek ternama di Tanah Air.

Air Mina merupakan produk air kemasan yang diproduksi oleh Pesantren Al-Basyariyah. Sebuah pesantren yang terletak di Jalan Cigondewah Hilir, Marga Asih, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Pada mulanya, Air Mina dibuat untuk memenuhi kebutuhan santri di lingkungan pesantren. Jumlah santri yang kian bertambah setiap tahunnya membuat kebutuhan air minum menjadi masalah utama bagi pimpinan pondok. Seorang santri yang membutuhkan air untuk minum harus memasak satu hari berkisar antar tiga hingga lima liter. Kayu bakar yang dibutuhkan santri untuk memasak pun membludak. Begitu juga asapnya yang akan merusak lingkungan pondok. Selain menjadi polusi, asap tersebut bisa mengganggu kesehatan santri yang bermukim.

Dari keresahan itu, muncul ide pim pinan pondok untuk membuat sebuah depot air minum untuk kebutuhan para santri. Pesantren mulai menggagas dengan membuat pengolahan air mineral. Dengan modal Rp 50 juta, pihak pondok membeli sebuah mesin water treatment dan alat mengolah air sumur/kran. Untuk sementara, mesin tersebut dapat mengatasi kebutuhan minum santri. Hanya, jumlah santri yang terus membludak membuat pimpinan pondok kembali harus memutar otak. Pasalnya, mesin yang dibeli sudah tidak mencukupi untuk kebutuhan air ribuan santri pondok.

Page 153: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

139

Untuk menjawab permasalahan tersebut, PT Armina pun didirikan pada pertengahan 2015. Armina yang merupakan singkatan dari Darul Miyah Naqiyah dibangun sebagai eksekusi dari ide pembangunan ekonomi protektif di lingkungan Pondok Pesantren Al-Basyariyah. Ekonomi protektif merupakan buah pemikiran dari putra pimpinan pondok yang pertama yaitu H. Zen Anwar Syaiful Basyari. Ide tersebut disambut baik oleh pimpinan pondok yaitu ayahnya sendiri, Buya Drs. KH. Saeful Azhar. Konsep ekonomi protektif yang dikembangkan oleh pondok yakni bekerjasama dengan masyarakat di lingkungan pondok untuk kepentingan pondok dinilai efektif diterapkan di Pesantren Al-Basyariyah. Ada berbagai jenis unit usaha yang hendak didirikan, dari makanan siap saji sampai dengan kebutuhan pokok santri seperti air. Dengan kerjasama tersebut penduduk di lingkungan pondok juga bisa merasakan keuntungan yang diperoleh dari pondok.

Untuk mendirikan perusahaan air mineral dan teh kemasan, pesantren mengucurkan modal sebesar Rp 5 miliar. Modal tersebut digunakan untuk berbagai keperluan, baik dalam hal biaya pendirian perusahaan, penyiapan prasarana dan sarana, pembangunan pabrik, peralatan perkantoran dan biaya lainnya berkaitan dengan pendirian sebuah perusahaan. Modal diperoleh dari iuran bulanan santri dan sumbangan dari masyarakat (donatur). Sementara untuk mesin pengolah air kemasan diperoleh sumbangan dari Dirjen IKAM Kementerian Perdagangan pada waktu itu, yaitu Ibu Euis saedah,

PT Armina pun membangun tempat produksi sendiri di Pondok Pesantren Al-Basyariyah 2 Jl. Cigondewah Hilir Margaasih, Kabupaten Bandung. Pada awal produksi,

Page 154: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

140

perusahaan tersebut menggunakan alat seadanya. Air minum dalam kemasan yang diproduksi pun baru sebanyak 300 gelas dengan menghabiskan waktu sekitar delapan jam.

Lambat laun, perusahaan pun mampu berkembang seiring dengan adanya mesin baru. Produksi Air Mina bisa mencapai seratus dus air mineral dalam kemasan gelas/botol, seratus dus air minum teh dalam kemasan gelas/botol, dan seratus galon air mineral per hari. Setiap unit memiliki harga beragam. Untuk air mineral gelas kemasan senilai Rp12 ribu rupiah /dus, air mineral kemasan botol Rp 24 ribu/dus, air galon Rp 14 ribu/galon, minuman teh dalam kemasan gelas Rp 25 ribu/dus.

Biaya produksi yang diperlukan secara tidak langsung atau berupa bahan baku untuk penyediaan dua tangki air/hari, galon untuk kemasan air mineral, botol dan gelas untuk kemasan minuman, gula dan teh. Untuk keperluan penyediaan bahan-bahan tersebut diperlukan anggaran berkisar Rp 250 juta/bulan. Sedang anggaran untuk upah karyawan sebesar Rp. 3,3 juta/ bulan sesuai UMR dan disesuaikan dengan masa kerja dan jabatan. Produk yang dihasilkan perusahaan setiap hari berkisar 100 dus air mineral, 50 dus teh dalam kemasan, dan 75 galon air mineral. Jumlahnya berfluktuasi untuk setiap harinya.

Pangsa pasar produk ini ditujukan untuk semua kalangan dan semua umur. Awal pemasaran produk ini di kawasan pesantren dan mendapat respon yang baik oleh para santri. Terlebih masyarakat yang menginginkan produk Islami. Dalam waktu satu tahun, produk air minum dalam kemasan mencapai rata-rata sepuluh ribu dus setiap bulannya dengan omzet mencapai Rp 100 juta.

Page 155: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

141

Lambat laun, pasar Air Mina meluas tidak sekadar di lingkungan pondok. Adanya jaringan sepuluh pondok pe-santren di Jawa Barat, keluarga alumni pondok pesantren di sekitar Jawa Barat dan Jabodetabek membuat omzet Air Mina melonjak hingga Rp 500 juta per bulan.

BOXPT Armina sepenuhnya milik pe santren. Karena itu,

sistem pengambilan keputusan dilakukan secara bersama antara pimpinan pondok, direktur utama, dan direktur umum. Untuk menjalankan tugas-tugas perusahaan, manajemen butuh sumber daya manusia (SDM) dengan keahlian yang sesuai dengan bidang kerja perusahaan, yakni produk minuman.

Pondok Pesantren Al-Basyariyah memiliki alumni yang ahli dalam bidang tersebut dan mau mengabdikan diri dan ilmunya di pondok. Perusahaan pun melibatkan santri yang sesuai dengan kriteria. Karena itu, pihak manajemen tidak perlu mencari SDM di luar pondok. Namun demikian, untuk tenaga produksi dan pemasaran, manajemen mengambil dari kalangan luar pesantren dengan pertimbangan untuk memberdayakan masyarakat kurang mampu di lingkungan pondok. Perusahaan juga hendak memberikan peluang bagi masyarakat dalam memperoleh pekerjaan.

PT Armina juga melakukan rekruitmen tenaga kerja yang memenuhi persyaratan sesuai dengan pekerjaannya. Kualifikasi setiap jenis pekerjaan mengacu kepada persyaratan tenaga kerja yang disusun oleh menejer atau direksi ketenagakerjaan. Standar kelayakan SDM dibahas oleh dewan direksi serta ditetapkan untuk kemudian dijadikan persyaratan dalam merekrut tenaga kerja.

Page 156: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

142

Selain persyaratan sesuai dengan ketentuan tersebut, secara teknis dalam perekrutan tenaga kerja dilakukan melalaui beberapa tahapan. Mulai tes keahlian sesuai bidangnya juga wawancara untuk mengetahui kepribadian calon karyawan agar bisa mendukung kinerja dan produktifitas perusahaan.

Tentang BuyaBuya Drs. KH. Saeful Azhar mendirikan Pondok Pesantren

Al-Basyariyah pada 1982. Letaknya ada di perkampungan Cigondewah Hilir, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Pada zamannya, Cigondewah Hilir merupakan tempat ulama ‘sohor’ di daerah Bandung Selatan, yaitu Eyang Cimindi keturunan Waliyullah Eyang Mahmud.

Buya, begitulah sang kiai disapa. Tak banyak yang tahu namanya saat dilahirkan. Masyarakat hanya mengenal Drs. KH. Saeful Azhar. Sebuah nama yang beliau tetapkan sendiri untuknya jauh setelah hari kelahiran. Buya lahir pada 13 Muharram 1362 H, bertepatan dengan 1943. Dia lahir dari rahim Hj. Nafisah (Ma Aji) yang bersuamikan KH. Ijazi di Jalan Cibaduyut, Kabupaten Bandung. Pada hari lahirnya, wafat pula KH. Muhammad Zaenal Hasan, buyut Buya yang merupakan tokoh ulama pesantren Bandung Selatan. Sosok yang sangat populer dari ilmu lahir dan batinnya saat itu.

Awal perjalanan pendidikan Buya adalah saat masuk ke dalam Sekolah Rakyat Rahayu (sekarang SD) pada tahun 1950. Setiap hari, Buya mesti menempuh dengan jarak tiga kilometer untuk bersekolah dengan jalan kaki. Setahun berikutnya, Buya kecil dibawa ke tempat ayah tirinya untuk pindah sekolah ke SR Lumbung. Namun, tetap saja dia harus berjalan kaki.

Page 157: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

143

Pada 1956, Buya lulus SR dan melanjutkan proses pembelajarannya ke SMP Muslimin di Jalan Ciateul. Buya mengaku tidak pernah memiliki ijazah SMP Muslimin. Meski telah mencapai kelas IX Buya tidak pernah mengikuti ujian akhir. Setelah keluar dari SMP tersebut, Buya melanjutkan studinya di Pesantren Al-Jawami yang berada di Cileunyi selama dua tahun. Pada 1961, dia memutuskan untuk berkelana ke Gontor, Ponorogo, Jawa Timur. Berita tentang kebesaran Gontor tersampaikan mulut ke mulut. Informasi itu berhasil membawa Buya muda merantau jauh ke pondok modern tersebut. Dia pergi hanya berbekal tekad dan nekat. Tak ada keluarga atau sekadar kenalan di Gontor. Dia hanya mengetahui bahwa Ponorogo, daerah perbatasan dua provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Nasib dan keinginan tak selalu berjalan beriringan. Setelah jauh jarak ditempuh, keinginan Buya malah tidak bisa terlaksana. Buya yang saat itu sudah mencapai Gontor tidak bisa langsung diterima. Sistem penerimaan santri Gontor tidak sesuai dengan waktu kedatangan Buya ke sana.

Terlalu jauh jarak telah disisir, terlalu naif rasanya untuk mundur. Meski harus menunggu setahun lagi, Buya memutuskan untuk mondok terlebih dahulu di Pesantren Wali Songo yang terletak dekat dari Gontor. Setelah setahun di sana, akhirnya Buya bisa lulus ke Gontor dan langsung dinaikkan ke kelas 2 KMI melalui tes. Entah berapa saat itu umurnya, Buya yang seharusnya duduk di kelas 3 SMA harus mengulang usia belajarnya mundur ke deretan 2 SMP. Namun, tekad Buya sudah kadung bulat. Buat dia, umur hanyalah bilangan angka. Buya berprinsip investasi terbaik bagi harta bernama waktu adalah dengan memanfaatkannya untuk hal yang hanya mengenal guna, bukan usia saja.

Page 158: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

144

Setelah lulus dari Gontor pada 1966, Buya tidak langsung lanjut ke tahap sekolah tinggi. Merasa kurang dalam menguasai ilmu kitab kuning, Buya pun memutuskan mondok di Pondok Pesantren Cipasung, sebuah pesantren salaf terkenal saat itu di Tasikmalanya, Jawa Barat, pimpinan KH. Ruhiyat. Dari Cipasung, Buya kembali ke tempatnya mondok setahun sebelum di Gontor, yaitu ke Cileunyi. Bedanya, kali ini Buya merangkap sebagai mahasiswa di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Jati. Setelah itu, Buya diangkat menjadi pegawai negeri di kantor dinas urusan agama. Pada 1968, dia menikahi Hj. Saja’ah, yang sekarang dikenal sebagai Ummi. Di sinilah perjalanan sumbangsihnya terhadap pendidikan dimulai.

Mendirikan PondokKarir Buya sebagai PNS di lingkungan Kementerian

Agama tergolong moncer. Latar belakang pengalaman 12 tahun mondok membuat kepercayaan orang sekitarnya saat itu perlahan terbangun. Hingga akhirnya dia diangkat menjadi kepala seksi. Di samping tanggung jawabnya terhadap tugas dinas, kepercayaan petinggi saat itu juga membuatnya diberi kesempatan untuk mengalirkan ilmu-ilmu agamanya kepada segenap karyawan dan staf di Kementerian Agama.

Rujukan Buya dalam membantu perluasan ilmu karyawan Kemenag saat itu adalah kitab kuning. Khususnya dalam bab-bab munakahat yang mengkaji masalah-masalah pernikahan. Tempatnya pun tak hanya di kantor saja, bahkan rumah Buya pun direlakan untuk dijadikan ‘kelas’ belajar bagi mereka.

Seiring berjalannya waktu, kelas itu pun disulap menjadi majelis taklim untuk masyarakat dan madrasah diniyah untuk

Page 159: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

145

anak-anak. Namun, semua itu hanya dilakukan di paruh waktunya saat sedang tidak berdinas. Terkadang dilakukan sesaat setelah Subuh, kadang pula setiap ba’da Maghrib.

Setelah bertahun-tahun menjalani rutinitas tersebut, akhirnya Buya diamanati sebidang tanah di Cibaduyut dengan masjid terbangun di atasnya. Di atas tanah tersebut pun sudah dibangun madrasah peninggalan Abah H. Basyari. Dari situlah Buya mendirikan madrasah diniyah dengan nama Sirna Jaya. Dari sini, Buya lantas membentuk ‘Ma’hadiyah’ atau kepesantrenan yang muridnya adalah para lulusan madrasah diniyah.

Perkembangan terus berlanjut, Ma’hadiyah akhirnya membuka tingkatan bagi para mahasiswa. Muridnya adalah para mahasiswa dari berbagai macam perguruan tinggi yang meluangkan waktu senggangnya di luar waktu kuliah.

Sampai di situ, Buya mulai berpikir untuk mewujudkan kaderisasi dalam bidang keilmuan berjangka panjang. Apa yang beliau rasa selama ini hanya bersifat sementara dan terbatas pada bidang keagamaan. Ketidakpuasan itulah yang membawa Buya untuk menggunakan tenaga para mahasiswa yang sudah bisa mengembangkan ilmunya dari program Ma’hadiyah dengan membangun TK hingga SD. Maka, pada 1982 didirikanlah Al-Basyariyah.

Pada awalnya, sebelum Al-Basyariyah kental dengan Tarbiyatul Mu’allimin wal Mu’allimat al-Islamiyah (TMI), Buya sempat mendirikannya dengan nama MTs dan MA. Jumlah murid saat itu sudah mencapai angka 300, angka yang sangat besar untuk lembaga usia muda.

Dengan melihat bahwa santri hanya memiliki tiga tahun masa belajar juga beragam keterikatan dengan pemerintah,

Page 160: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

146

Buya menganggap bahwa kaderisasi tidak bisa berjalan sesuai dengan keinginannya jika terus menggunakan sistem MTs dan MA. Saat itulah Buya teringat bahwa Gontor telah mempersilakan kepada alumni-alumninya untuk mendirikan pondok pesantren. Hingga akhirnya pada tahun 1987 TMI resmi menjadi sistem pembelajaran di Al-Basyariyah.

Perubahan haluan sistem ke TMI berdampak besar. Khususnya karena TMI hanya menyediakan enam tahun waktu belajar. Waktu yang lama tersebut menuai protes hingga membuat jumlah santri drastis merosot. Namun, Buya tetap konsisten dengan keputusannya.

Dengan murid yang bisa dihitung oleh jari, Buya mendidik mereka sampai menjadi alumni. Kualitas alumni yang saat itu sangat diperhitungkan akhirnya membuat masyarakat yang sebelumnya tidak setuju dengan sistem TMI berubah sikap. Mereka pun mau memasukkan anak-anaknya untuk belajar di Al-Basyariyah.

Jumlah santri yang tidak mampu lagi ditampung di Cibaduyut memaksa Buya untuk melebarkan sayap kelembagaan. Pada 1989 Buya membeli tanah sebanyak 20 tumbak di daerah Cigondewah Hilir yang kini merupakan Al-Basyariyah Kampus 2.

Di tahun itu, dengan tanah yang sangat terbatas di Cigondewah, Buya akhirnya meminta kesediaan masyarakat untuk menampung santri-santri pindahan dari Cibaduyut. Animo masyarakat yang cukup tinggi saat itu memudahkan langkah perpindahan santri. Seiring waktu berjalan, Buya sedikit demi sedikit mendirikan gubuk-gubuk kecil sederhana yang dipakai untuk kegiatan santri.

Dalam mengembangkan pesantren, Buya selalu

Page 161: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

147

melakukan pendekatan kepada masyarakat. Buya ikut memperjuangkan agar Cigondewah mendapat pasokan listrik yang cukup. Selain itu, Buya berhasil dalam upayanya menabrak ‘tembok’ komunikasi perkampungan dengan mengadakan warung telepon di Al-Basyariyah. Peran positif Buya membuat masyarakat yang tadinya kerap mengganggu pondok berbalik. Mereka justru memberi bantuan untuk pondok.

Santri yang semakin banyak, juga tanah di Cigondewah yang penuh mendorong Buya untuk melakukan investasi jangka panjang. Buya kembali membeli tanah 20 km dari kampus 2 pada tahun 1997, tepatnya di Arjasari yang sekarang kita kenal dengan kampus 3. Hingga kini, Buya sudah memiliki 17 hektar tanah di sana.

Selain kampus di Cibaduyut, Cigondewah, dan Arjasari, Al-Basyariyah pun memiliki kampus 4 di Cikungkurak. Kampus 4 ini adalah khusus untuk Madrasah Ibtidaiyyah (MI) yang sebenarnya merupakan kampus paling tua di antara yang lainnya. Di sana, Buya awalnya mendirikan majelis taklim dan madrasah diniyah sebelum diberikan tanah wakaf di Cibaduyut.

Pondok yang didirikan dari gubuk kini telah menjelma menjadi sebuah lembaga pendidikan dengan empat kampus berbeda. Kamar santri yang asalnya hanyalah gubuk sederhana, kini berubah menjadi puluhan lokal asrama santri untuk kapasitas 3000 orang. Dengan izin Allah, dalam perjalanan perjuangannya pondok pesantren ini telah meluluskan para alumni yang tersebar di seluruh wilayah Jawa Barat khususnya dan wilayah nusantara umumnya.

Eksistensi Pondok Pesantren Al-Basyariyah sebagai

Page 162: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

148

lembaga pendidikan formal telah diakui oleh negara sesuai dengan keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 2852 Tahun 2015 tentang penetapan status kesetaraan satuan pendidikan mu’adalah pada pondok pesantren dengan Madrasah Tsanawiyah/sederajat dan Madrasah Aliyah/sederajat. Penyetaraan juga sudah dilakukan terhadap TMI Pondok Pesantren Al-Basyariyah dengan SMA Negeri sesuai SK MENDIKNAS Nomor 240/C/Kep/2003 dan telah diakreditasi dengan peringkat A berdasarkan SK penetapan hasil akreditasi BAP-S/M Nomor: 02.00/322/BAP-SM/XI/2010. Karena itu, ijazah yang dikeluarkan TMI Pondok Pesantren Al-Basyariyah sebagai tanda kelulusan bisa digunakan untuk salah satu kelengkapan persyaratan melanjutkan studi ke berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta di dalam maupun luar negeri.

Pengembangan Ekonomi ProtektifSeperti telah dikemukakan terdahulu, Pesantren Al-

Basyariyah yang didirikan oleh Buya Drs KH. Saeful Azhar, pada tahun 1982 telah maju dengan pesat. Salah satu indikatornya, pesantren ini berada di areal tanah seluas 17 ha dengan jumlah santri 3.798 yang tersebar di empat kampus yaitu, di Kampus Cibaduyut, Cigondewah Hilir, Arjasari, dan Kampus Cikungkurak, semuanya berada di Bandung.

Dengan potensi tersebut bila dikaitkan dengan usaha atau perekonomian tentu memiliki prospek yang baik untuk masa depan dalam rangka mengembangkan kelembagaan pesantren melalui kemam puan ekonomi mandiri. Karena itu untuk memulai usaha ini pimpinan pesantren melihatnya dari empat aspek.

Page 163: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

149

Konteks. Usaha ekonomi dilihat da ri konteksnya yaitu untuk pe ngembangan ekonomi protektif di lingkungan pondok. Dimaksud dengan ekonomi protektif, yaitu kegiatan usaha untuk kepentingan pesantren dengan melindungi hak-hak konsumen terutama dalam hal kualitas produksi yang dibutuhkan.

Urgensi air minum sebagai kebutuhan pokok bagi manusia menjadi satu faktor ekonomi yang potensial. Manusia bisa tahan hidup bila tidak mendapatkan makan dalam beberapa hari terhenti. Sebaliknya, manusia tidak bisa bertahan jika tidak memperoleh air untuk diminum. Dengan demikan maka usaha awal yang dirintis adalah di bidang air mineral untuk kebutuhan air minum bagi santri.

Potensi pasar dari air mineral ini pun cukup bagus dan prospektif. Pangsa pasar yang sudah tergambar dengan kongkrit adalah untuk memenuhi kebutuhan 10 pondok pesantren di Jawa Barat, alumni pondok, dan lingkungan sekitar.

Konseptor atau perintis. Gagasan untuk mendirikan usaha ini dikemukan oleh H. Zen Anwar Basyari, putra pertama Buya Syaiful Azhar, selaku pendiri Pondok Pesantren Al-Basyariyah. Beliau secara jeli melihat prospek usaha ini ke depan sehingga gagasan ini sangat tepat dan prospektif untuk dikembangkan.

Fungsi GandaPesantren sebagai lembaga pen di dikan agama dan

keagamaan yang berada dan hidup di tengah-tengah masyarakat mempunyai peran yang sangat penting, baik terkait dengan persoalan keagamaan (moral force) maupun

Page 164: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

150

terkait dengan pembangunan sosial kemasyarakatan (social development). Dengan peran yang dimilikinya itu, pesantren dituntut untuk melakukan dua hal sekaligus. Pertama pembangunan keagamaan masyarakat, -dan itu tugas utama lahirnya pesantren-, dan kedua pembangunan sosial kemasyarakat. Artinya, pesantren sebagai lembaga yang hidup dan tumbuuh di tengah masyarakat memiliki tanggung jawab sosial sendiri.

Untuk hal pertama, pesantren tetap berperan sesuai jati dirinya, mengajarkan ilmu-ilmu agama dan keagamaan terhadap masyarakat. Upaya yang dilakukan melalui pendidikan di pesanatren dalam bentuk pengajian kitab kuning (kutub at-turats) dengan tujuan dapat melahirkan alumni pesantren yang ahli dalam bidang agama atau biasa disebut dengan tafaqquh fiddiin. Sedang untuk masyarakat secara umum memberikan bimbingan ke agamaan dan soal kemasyarakatan. Bentuknya berupa pengajian umum, pengajian kaum ibu, pembimbingan dan konsultasi terkait persoalan kehidupan keagamaan yang dialami masyarakat dan sosial kemasyarakatan yang di dalamnya terkandung nilai-nilai ke agamaan, misalnya hubungan sosial antar warga yang beragam kepercayaan dan keyakinannya. Hal ini biasanya dilakukan melalui pengajian-pengajian atau kon seling.

Berkenaan sosial kemasyarakatan, pesantren ikut berperan dalam pem berdayaan masyarakat antara lain, melalui persiapan para santri dengan mem berikan bekal keahlian-keahlian ter tentu. Contohnya pertanian, cara berdagang, bengkel dan lain seba gainya sehingga ketika mereka keluar dari pesantren mempunyai bekal untuk bekerja.

Penanaman jiwa wirausaha pada santri, dengan memberikan wawasan kepada mereka sejak dini. Bahkan

Page 165: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

151

bekerja sekalipun merupakan kebutuhan sosial untuk bekal hidup. Namun pada hakikatnya merupakan perintah agama. Karena mencari nafkah untuk menghidupi diri sendiri dan keluarga merupakan bagian yang tak terpisah dari ajaran agama.

Pemahaman kepada masyarakat, bahwa persoalan sosial di masyarakat seperti kemiskinan, ketidakadilan, juga merupakan tanggung jawab pesantren. Ini tak lain menjadi bagian tidak terpisahkan dari hablum min al-nas dan dakwah bil hal.

Oleh karena itu, persepsi bahwa pesantren hanya dianggap lembaga pendidikan tradisional tanpa nilai strategis dalam bidang ekonomi, harus diubah oleh pesantren sendiri. Dan ternyata bahwa pesantren memiliki potensi yang belum banyak diperhatikan, baik oleh pemerintah maupun pesantren sendiri.

Pemerintah selama ini jarang melihat potensi ekonomi yang dimiliki oleh pesantren. Sementara itu pihak pesantren sendiri menganggap bahwa persoalan ekonomi bukanlah urusan pesantren, tetapi tugas para pengusaha. Sejatinya persoalan ekonomi dan usaha, dimiliki pula oleh pihak pesantren, dalam rangka mengimplementasikan pengetahun agama yang selama ini dikajinya di pesantren, sebagai implementasi dari tanggung jawab sosial kemasyarakatan yang diembannya. Penyebabnya, urusan ekonomi bukan merupakan persoalan duniawi semata, tapi di dalamnya ada aspek pembimbingan ajaran agama dalam upaya mensejahterakan masyarakat melalui perekonomian.

Paradigma baru ini sekaligus untuk menyanggah pihak-pihak yang beranggapan bahwa pesantren hanya merupakan

Page 166: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

152

lembaga tradisional tanpa melihat kepada kebutuhan ekonomi masyarakat. Pondok Pesantren Al-Basyariyah dalam hal ini menjalankan fungsi sebagai agent of development dengan skema ekonomi protektif yang dijalankan. Respons pimpinan Pondok Pesantren Al-Basyariyah terhadap masalah kehidupan yang dihadapi santri dan masyarakat sekitar membuat pimpinan mencari solusi. Dengan demikian, secara sistematis dan konsisten pesantren menjalankan program pengembangan ekonomi protektif. Program ini sangat tepat, dalam rangka menjamin mutu produk yang dijalankan. Karena itu, program pengembangan ekonomi protektif yang digelindingkan oleh pondok pesantren melalui strategi pendekatan yang Islami, mendapat sambutan hangat oleh masyarakat sekitar. Faktor ini mendukung program pengembangan ekonomi protektif mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang signifikan sehingga meluas pada usaha air mineral dan teh dalam kemasan lewat PT Armina.

Pendirian perusahan tersebut didasarkan atas keprihatinan pimpinan pondok akan kebutuhan air minum santri yang tidak dapat terpenuhi. Lewat produk air kemasan, pesantren bisa menjawab secara jitu tantangan tersebut sekaligus memperluas manfaat ke lingkungan sekitar. Dengan program pengembangan ekonomi protektif yang digagas oleh Pimpinan Pondok Pesantren Al-Basyariyah diharapkan eksistensi Pondok Pesantren Al-Basyariyah semakin diperhitungkan, baik di dalam dan di luar negeri.

Page 167: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

153

Pondok Pesantren Ath-ThohariyyahMendidik Santri Terampil dan Mandiri

Nunu Ahmad An-Nahidhl

Demi mengasah kemandirian santri, Umi Eha memilih jalan wirausaha

Kesadaran di benak Hj. Eha Shofa Zuleha tumbuh semakin kuat manakala melihat citra pesantren di masyarakat. Sebagian orang justeru memanfaatkan lembaga pesantren sebagai ‘bengkel’ untuk ‘mereparasi’ perilaku anak-anak mereka karena sudah kewalahan menanganinya. Jika demikian, peran pesantren pun sudah dianggap melampaui apa yang menjadi tugasnya.

Pikiran itu menjadi dasar Umi Eha, demikian dia akrab dipanggil, dalam mengembangkan Pondok Pesantren Ath-Thohariyyah 3 yang beralamat di Kampung Pasar Sodong, Desa Sindanghayu, Kecamatan Saketi, Kabupaten Pandeglang, Banten. Umi Eha tak ingin pesantren yang dibangunnya kelak hanya sebagai ‘tempat reparasi santri’. Pondok besutannya mesti mampu melahirkan manusia unggul

Page 168: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

154

yang bisa berkontribusi di masyarakat.Umi Eha menjadi satu dari sedikit perempuan yang

menjadi pemimpin pesantren. Tidak sekadar berpuas dengan status keperempuanannya, Umi Eha ingin menjadi salah satu pemimpin yang berhasil mengubah pesantren menjadi institusi baru. Tak sekadar tempat menuntut ilmu, pesantren pun harus mampu membuat santrinya memiliki ketrampilan sebagai bekal hidup di masyarakat. Wirausaha Lewat Keceprek Super dan Abon Lele

Umi Eha memilih jalan wirausaha untuk mengasah kemandirian santri. Lewat jalan itu, Umi Eha bertekad mental dan ketrampilan santri binaannya bisa terasah. Dia pun mengembangkan beberapa produk untuk diolah di pesantren. Salah satunya Keceprek Super. Dipilihnya kudapan ini sebagai produk unggulan pesantren bukan dengan sengaja.

Pada 2010 lalu, Umi Eha memperoleh oleh-oleh keceprek dari salah satu orangtua santri yang datang silaturahim. Dia memperhatikan jenis dan rasanya yang tidak seperti biasanya. Produk ini berbeda dengan keceprek pada umumnya. Umi Eha tertarik untuk mengetahui Keceprek Super lebih jauh. Tanpa buang waktu, dia mendatangi rumah orang tua santri tersebut. Di situ, dia memperoleh penjelasan secara rinci tentang jenis yang disebut dengan Keceprek Super. Umi Eha langsung mengajak kerjasama dan mengundang orangtua santri tersebut untuk berbagai ilmu. Tanpa sungkan, Umi Eha meminta agar orang tua santri mengajarkan cara membuat keceprek secara berkala kepada para santri di pesantren.

Pilihan Umi Eha untuk mengembangkan Keceprek Super bukan tanpa alasan. Wilayah Pandeglang sebelah

Page 169: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

155

Barat, seperti Bojong, Saketi, Menes hingga Labuan dan sekitarnya merupakan daerah sentra penghasil emping atau keceprek. Bahan baku produk ini adalah buah melinjo atau ‘sake’ dalam istilah bahasa lokal. Pohon melinjo yang daun dan buahnya biasa dibuat bahan sayur asem ini memang seringkali ditemukan di sekitar wilayah Menes. Tidak hanya isi dan daunnya, kulit buah melinjo yang berwarna merah juga kerap dijadikan bahan sayuran. Di daerah itu, biasanya dikenal dengan istilah ‘angeun sake’.

Di Menes, masih banyak pohon melinjo yang ditemukan di pekarangan rumah penduduk, baik sebagai peneduh atau pembatas pekarangan. Namun buah yang dihasilkannya dirasakan semakin berkurang. Biasanya, orang tidak membedakan jenis keceprek. Mereka pun tidak tahu persis keunggulan pada setiap jenisnya. Padahal keceprek super berbeda dengan keceprek pada umumnya. Keceprek super yang diolah oleh santri Pondok Pesantren Ath-Thohariyyah hanya diambil dari bahan baku pilihan.

Keceprek ini berasal dari buah melinjo yang baru dipetik. Bukan stok lama yang biasanya sudah cacat dan berlubang. Bentuknya pun lebih besar ketimbang biasanya. Buah melinjo yang sudah dipetik lama dan bentuk bijinya yang kecil tidak bisa diolah menjadi keceprek super. Ciri-ciri keceprek super adalah ketika digoreng, maka bentuknya mengembung cenderung bulat dan renyah waktu dimakan. Sementara keceprek biasa, bentuknya agak kempes dan keras.

Bahan baku buah melinjo untuk membuat keceprek super ini ternyata tidak mudah diperoleh. Umi Eha sendiri merasakan adanya kendala dalam memperoleh bahan baku tersebut. Selama ini Umi Eha menjalin kerjasama dengan

Page 170: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

156

sejumlah pengepul di Pasar Sodong yang menampung sejumlah hasil pertanian. Posisi Pasar Sodong kebetulan berseberangan persis dengan pesantren. Umi Eha meminta pengepul untuk memisahkan buah melinjo yang kualitasnya bagus dan bentuknya besar.

Di samping itu, Umi Eha juga bekerjasama dengan orangtua santri yang mayoritas petani.Umi kerap berpesan kepada para santri agar menyampaikan informasi kepada orangtuanya masing-masing bahwa pesantren akan membeli buah melinjo yang kualitasnya baik. Melinjo itu pun akan diolah oleh para santri sebagai hasil produksi pesantren.

Usaha yang dilakukan Umi Eha ini ternyata tidak mudah tetapi harus dilakukan, semata-mata untuk menjaga kualitas produksi. Upaya mendatangkan ahli pun dapat dilihat hasilnya. Setelah dididik secara khusus, para santri mulai terampil mengelola keceprek super. Keterampilan ini didukung oleh prasarana yang cukup memadai. Umi Eha menyiapkan sebuah tempat khusus di bagian belakang komplek pesantren. Tempat ini diperuntukkan sebagai dapur produksi, dan dilengkapi dengan sejumlah alat yang dibutuhkan. Sesekali Umi Eha mengawasi kegiatan para santri.

Produksi keceprek super melalui beberapa tahapan. Dimulai dari mengupas kulit luar buah melinjo yang rata-rata sudah berwarna merah tua. Ciri bahwa buah tersebut sudah tua dan siap diolah. Setelah kulit luarnya dibuka, buah melinjo di-sanggrai atau digoreng kering di atas penggorengan yang terbuat dari tanah liat. Proses penggorengan dengan menggunakan pasir ini harus terus dibolak-balik agar tingkat kepanasannya merata. Setelah matang, biasanya kulit buah melinjo bagian dalam yang keras itu akan pecah, sehingga memudahkan untuk dikupas. Isi buah melinjo lantas diletakkan

Page 171: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

157

di atas batu yang lebar dan rata untuk ditumbuk secara manual. Bentuk biji itu menjadi rata dan bulat. Keceprek itu kemudian dipindahkan ke atas tampah.

Tahap selanjutnya adalah proses pemanggangan di atas bara arang agar bahan keceprek hampir jadi ini kering. Setelah tampak kering, buah melinjo yang telah berubah bentuk itu siap digoreng dengan minyak dan menjadi Keceprek Super. Berikutnya, para santri Pondok Pesantren Ath-Thohariyyah mengemas keceprek ke dalam bungkus plastik dan menimbangnya masing-masing sesuai ukuran yang dikehendaki. Bungkus plastik ini sudah diberi label khusus. Di bagian atasnya tertulis; Keceprek Melinjo Super: Enak dan Renyah. Diproduksi oleh Pondok Pesantren Ath-Thohariyyah. Ditulis pula nomor P-IRT yang diperoleh pada 2011. Biasanya, keceprek super yang sudah dikemas apik itu dititipkan di sejumlah toko atau warung. Kemasan kecil keceprek super ukuran setengah ons hasil olahan santri Pondok Pesantren Ath-Thohariyyah ini dihargai lima ribu rupiah.

Namun demikian, Keceprek Super masih diproduksi temporal. Tidak rutin. Pertama, tergantung adanya bahan baku. Kedua tergantung kepada pesanan. Faktanya, mencari buah melinjo dengan kualitas baik ternyata tidak mudah. Ketika bahan baku sedang kosong, maka kegiatan produksi pun tidak berjalan. Namun, ketika bahan bakunya ada, meskipun sedang tidak ada pesanan, Keceprek Super akan tetap diproduksi.

Keceprek super menjadi oleh-oleh khas Banten. Pesanan musiman ini akan melonjak terutama pada bulan Syawal. Bahkan biasanya sejak Ramadhan sudah banyak pesanan masuk melalui para santri yang menjadi anggota keluarga

Page 172: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

158

mereka. Tak jarang, asisten rumah tangga yang pulang kampung ke Pandeglang akan kembali ke Jakarta berbekal keceprek. Para pengelola unit usaha tata boga yang merupakan para santri pun melayaninya dengan semangat.

Untuk menjaga mutu produksi, Umi Eha mendaftarkan Keceprek Super olahan para santri Pondok Pesantren Ath-Thohariyyah ini ke Dinas Kesehatan Pandeglang. Keceprek Super ini memperoleh P-IRT atau Pangan Industri Rumah Tangga. Tanda sertifikasi sebagai izin produksi untuk skala rumahan ini dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang sejak tahun 2011. P-IRT harus perbaharui setiap lima tahun.

Ternyata memperoleh P-IRT tidak mudah. Bagi Umi Eha dan Pondok Pesantren Ath-Thohariyyah, ini adalah perjuangan dan sekaligus tantangan. Tetapi konsumen juga memang perlu memperoleh jaminan kesehatan dan keamanan atas produk yang dibeli. Bahkan untuk abon lele, Umi Eha perlu berjuang lumayan ketat. Pasalnya, pernah ada zat berwarna yang diduga formalin pada produksi abon. Setelah ditelisik secara cermat, ternyata warna tersebut berasal dari bumbu kunir yang memang warnanya kuning.

Selain Keceprek Super, unit usaha lain yang dikembang-kan oleh Pondok Pesantren Ath-Thohariyyah adalah abon lele. Keterampilan santri mengolah abon dari bahan baku ikan lele dimulai pada tahun 2014. Seperti halnya Keceprek Super, usaha abon lele juga menghadapi kendala bahan baku. Tetapi itu dulu. Cerita sulitnya memperoleh ikan lele berakhir setelah para santri justeru membudayakan ikan lele sendiri.

Di bagian belakang sebelah samping area pesantren, terdapat sejumlah kolam ikan ukuran sedang yang dikelola

Page 173: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

159

oleh para santri. Tidak hanya ikan lele, melainkan gurame dan nila. Lingkungan sekeliling pesantren yang sangat asri, dengan berbagai jenis pepohonan yang cukup tinggi dan rindang menjadi daya tarik sendiri. Kehadiran beberapa kolam ikan di dalamnya menambah suasana semakin membuat betah para santri untuk refreshing. Peneliti pernah merasakan langsung suasana itu. Menikmati makan siang dengan ikan dan ayam bakar, lalapan dan sambel di atas alas daun pisang, bersama para pengasuh dan ratusan santri. Luar biasa nikmat yang diberikan Allah swt.

Para santri secara bergantian mencari daun talas dan keong emas untuk pakan ikan. Tidak ada yang diwajibkan. Semuanya atas kesadaran sendiri. Umi Eha selaku pengasuh juga tidak akan pernah memaksa santri untuk mencari pakan. Santri sudah meyakini bahwa apa yang dilakukannya adalah untuk kepentingan bersama. Beruntung, belum lama pesantren memperoleh hibah dua buah mesin pembuat pakan ikan. Kondisinya memang rusak dan perlu perbaikan. Tetapi suatu saat nanti, jika mesin tersebut telah normal dan dapat digunakan, pesantren tidak akan lagi tergantung kepada pakan yang dibeli di pasaran yang harganya lumayan tinggi.

Sama halnya dengan Keceprek Super, abon lele dibuat tanpa pengawet. Hasil olahan santri Pondok Pesantren Ath-Thohariyyah ini dibuat berdasarkan pesanan. Pesantren tidak terus menerus memproduksi abon lele. Bagi Umi Eha, ini semua adalah sebuah proses. Tidak ada suatu hal yang dirugikan. Ilmu dan keterampilan yang diperoleh santri saja sudah luar biasa. Nikmat Allah SWT yang wajib disyukuri. Pesantren memang belum membangun jaringan kerjasama secara resmi dan luas dengan banyak pihak. Baru memanfaatkan kontak-kontak terbatas. Termasuk dengan

Page 174: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

160

alumni pesantren yang tersebar di berbagai daerah.Ketika Umi Eha diundang untuk memberikan pengajian

umum di RSU Pandeglang, misalnya, ternyata pihak RS juga berminat dengan abon lele olahan para santri itu. Sementara konsumen lainnya adalah mereka yang menjadikan abon lele sebagai oleh-oleh. Abon lele ini telah memperoleh P-IRT dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang dan sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) sejak 2015.

Nilai tambah P-IRT bagi Pondok Pesantren Ath-Thohariyyah adalah diikutkannya produk para santri ini dalam setiap pameran yang diselenggarakan oleh pihak Pemda tingkat Kabupaten Pandeglang dan Provinsi Banten. Pameran tersebut jelas merupakan media publikasi yang sangat efektif untuk mengenalkan produk para santri kepada masyarakat luas.

Mengasah KetrampilanSantri Pondok Pesantren Ath-Thohariyyah juga mendapat

keterampilan atau life skill di bidang lain. Umumnya keterampilan untuk santri putri. Mereka rutin belajar menjahit, tata rias, rias pengantin, membuat bros, membuat bunga hiasan, serta aksesori hiasan pada berbagai wadah.

Berbagai keterampilan ini adalah pilihan yang dapat diambil oleh para santri sesuai minat dan potensi yang dimiliki masing-masing. Tahap pertama, pesantren mendaftar masing-masing santri sesuai pilihannya. Selanjutnya, Umi Eha mengundang para ahli di bidangnya dari luar pesantren. Ada beberapa sanggar kegiatan belajar yang bisa diajak kerjasama. Para santri diberikan pelatihan keterampilan selama beberapa waktu tatap muka sampai mereka dipandang mampu untuk

Page 175: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

161

mulai mengembangkan sendiri. Para ahli biasanya memiliki target waktu yang akan digunakan sampai tujuan pelatihan tercapai.

Keterampilan rias pengantin, misalnya. Umi Eha mendatangkan ahlinya untuk mengajar para santri. Seluruh biaya pengadaan pengajar atau guru keterampilan ini sepenuhnya dibiayai dana pribadi Umi Eha, bukan dari pesantren. Umi Eha sudah mengikhlaskan apa yang dimilikinya untuk pengembangan pendidikan pesantren. Jika guru keterampilan tersebut memiliki target waktu selama tiga bulan, misalnya, maka selama itu pula santri mengikuti pendidikan keterampilan.

Nah, bagi santri yang sudah diberikan pelatihan, maka dia harus siap menjadi mentor bagi santri lainnya. Karena tidak mungkin selamanya mendatangkan guru dari luar yang memang tidak murah biayanya. Di sini, ilmu dan keahlian menjadi berkembang sedemikian rupa. Generasi pertama akan melatih generasi kedua, demikian seterusnya. Intinya, seluruh santri memiliki pengalaman untuk belajar keterampilan.

Hasilnya sudah dapat dilihat. Masyarakat di sekitar pesantren mulai memanfaatkan keahlian spesial para santri ini dalam perayaan pernikahan putra-putri mereka. Santri menjadi penata rias atau asisten penata rias dalam acara pernikahan. Meski belum sampai kepada tingkatan profesional, tetapi kegiatan tersebut telah menjadikan keluarga besar pesantren terutama para santri bisa membaur secara baik dengan kehidupan sehari-hari masyarakat. Pesantren juga melayani jasa menghias parsel pernikahan, plus sewa wadah atau tempat parsel yang saat ini dimiliki pesantren sebanyak 30 buah. Selain menghias tempat air minum mineral.

Page 176: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

162

Tak hanya pernikahan, mereka pun melayani kegiatan wisuda, pawai, haflah, dan khataman. Selain penata rias, pesantren juga menyewakan berbagai pakaian khusus yang dapat digunakan dalam acara tersebut, seperti pakaian seragam marawis, seragam hadrah, seragam qasidah, dan seragam tari-tarian. Masing-masing kostum khusus tersebut tersedia untuk 12 orang dengan model sebanyak 5 stel. Seluruh kostum yang ada, desainnya disesuaikan dengan tingkat usianya, yaitu kostum khusus ibu-ibu, remaja, dan anak-anak.

Pengadaan sejumlah kostum acara ini muncul dalam pikiran Umi Eha. Pada beberapa kali penyelenggaraan acara di pesantren, ternyata santri mengalami kerepotan sendiri dalam hal seragam acara. Santri harus menjahit atau menyewa pakaian dari luar dengan biaya yang tidak sedikit. Padahal terdapat berbagai kegiatan rutin yang digelar pesantren dalam setiap tahun. Akhirnya, Umi Eha memanfaatkan keahlian para santri yang mengambil keterampilan menjahit untuk membuat sejumlah seragam yang pada saatnya bisa digunakan oleh santri sendiri, bahkan disewakan kepada pihak lain.

Pilihan yang diambil Umi Eha ini secara langsung melibatkan santri dalam seluruh kegiatan pesantren. Dengan demikian, santri merasa memiliki dan berperan penuh sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Bagi mereka yang sekolah di luar pesantren, misalnya, atau dalam setiap acara-acara tertentu, seperti wisuda, maka santri tidak perlu keluar dari lingkungan pesantren, bahkan justeru siap menghadiri acara di luar dalam kondisi yang sudah rapi.

Saat ini Pondok Pesantren Ath-Thohariyyah memiliki lima mesin jahit ditambah mesin bordir. Mesin ini biasa digunakan oleh para santri yang mengambil keterampilan menjahit. Bahkan keterampilan ini merupakan pilihan favorit

Page 177: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

163

para santri dan banyak peminatnya. Menjahit berhubungam langsung dengan kebutuhan harian, maka banyak dipilih oleh santri.

Secara khusus, Umi Eha mendatangkan guru menjahit dari luar pesantren untuk mengajarkan keterampilan menjahit kepada para santri. Bagi mereka yang telah mahir menjahit, selanjutnya mengajarkannya kepada santri yang lain. Demikian seterusnya. Hasilnya, Pondok Pesantren Ath-Thohariyyah memiliki banyak santri yang terampil menjahit. Misalnya, seragam dan bordir bed nama dan logo sekolah untuk anak-anak RA dibuat sendiri oleh para santri. Beberapa waktu yang lalu, santri juga menerima pesanan dari kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH) untuk membuat syal yang dibordir apik sebagai penanda khusus rombongan jamaah umrah. Jamaah merasa puas karena desainnya yang unik dan menarik.

Ke depan, Umi Eha ingin anak-anak santri bisa membuat seragam marching band, sehingga madrasah dan sekolah lain bisa memanfaatkannya, selain tentunya digunakan oleh pesantren sendiri. Selama ini umumnya masyarakat telah mengetahui bahwa pesantren memiliki sejumlah seragam yang bisa disewakan kepada mereka.

Nyai PesantrenHj. Eha Shofa Zulaeha menjadi satu dari sedikit

perempuan yang menginisiasi pendirian pondok pesantren di Indonesia, khususnya di wilayah Banten. Ibu Nyai tamatan sebuah pesantren salafiyah, Tasikmalaya, Jawa Barat ini mengelola pondok yang diisi 500 santri. Pondok pesantren yang terletak 23 km dari alun-alun Kota Pandeglang tersebut berkonsentrasi kepada pendidikan takhassus kitab kuning.

Page 178: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

164

Mulai tingkat dasar, menengah hingga tinggi. Istimewanya, sulit diperoleh –untuk tidak mengatakan

tidak ada– sebuah informasi dan data di dalam sejarah Banten yang menjelaskan eksistensi sebuah pesantren salafiyah dimana seorang Ibu Nyai mengajarkan kitab kuning di hadapan para santrinya. Artinya, apa yang dilakukan Umi Eha di Pondok Pesantren Ath-Thohariyyah adalah sebuah tradisi yang unik dan cerdas di tengah derasnya semangat kalangan pondok pesantren mengembangkan pendidikan formal dengan mendirikan madrasah dan sekolah.

Lahir dari kalangan saudagar kaya, Umi Eha adalah anak keempat dari sembilan bersaudara. Kakaknya yang tertua, saat ini duduk sebagai Ketua Yayasan Pondok Pesantren Ath-Thohariyyah, sementara tiga adiknya yang lain, membantu Umi Eha mengelola pesantren sebagai guru.

Sejak kecil, Umi Eha sudah ditempa oleh pendidikan agama yang memadai. Ayahnya, KH. Emed Ibrahim (alm.) meski bukan orang yang aktif di dunia pendidikan, tetapi sangat memperhatikan pendidikan agama bagi anak-anaknya. Mengaji adalah tuntutan yang wajib dipenuhi oleh semuanya.

Selepas tamat dari pendidikan Tsanawiyah, Umi Eha menempuh takahssus pendidikan diniyah di Pondok Pesantren Ath-Thohariyyah di Kota Tasikmalaya yang diasuh KH. Musaddad Farid. Di pesantren ini, dua orang adiknya juga menempuh pendidikan. Nama Ath-Thohariyyah, selanjutnya digunakan sebagai nama untuk pesantren yang didirikannya, setelah mendapatkan restu dan doa dari gurunya.

Tahun 1995, Umi Eha menyelesaikan pendidikan pesantrennya di Tasikmalaya. Selepas ‘nyantri,’ Umi Eha

Page 179: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

165

tidak berdiam diri di rumah. Dia mengembangkan ilmu yang dimilikinya dengan mengajar di Madrasah Ibtidaiyah, RA, dan TPQ di sekitar tempat tinggalnya. Di sela-sela mengajar itu, dia terus memupuk pengetahuannya dengan mengikuti berbagai workshop dan seminar dalam berbagai isu dan tema, atas biaya sendiri.

Selanjutnya, Umi Eha mulai membuka pengajian di tempat tinggalnya. Dia memanfaatkan garasi rumah orangtuanya untuk kegiatan tersebut. Ash-Shofa, demikian nama pengajian yang diselenggarakannya. Nama itu merupakan bagian dari penggalan namanya.

Tahun 1999, Umi Eha menikahi seorang guru PNS di Dinas Pendidikan atas pilihan orang tuanya. Dia percaya, ketentuan Allah telah mempertemukannya dengan pasangan hidupnya itu. Sebab pada saatnya, sang suami pula yang bertugas mengawal administrasi Pondok Pesantren Ath-Thohariyyah. Sebagai alumni pesantren tulen, Umi Eha merasa tidak terlalu cakap dengan urusan administrasi yang seringkali membuat kening berkerut. Dia pun bisa saling melengkapi dengan suaminya yang sering membantu administrasi pesantren.

Saat menikah tahun 1999, Umi Eha telah memiliki santri ‘ngalong’ sebanyak 200 orang. ‘Ngalong’ artinya santri tersebut tidak mukim, tetapi pulang ke rumah masing-masing setelah pengajian selesai. Di tahun yang sama, dia mulai merintis bangunan pondok pesantren dengan biaya sendiri. Tanah pribadi seluas 2 hektar di kawasan Cibaliung diikhlaskannya untuk dilepas demi membiayai pembangunan pesantren.

Pondok Pesantren Ath-Thohariyyah secara resmi berdiri pada tahun 2001 di atas tanah milik pribadi seluas 12.449

Page 180: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

166

M2. Sementara bangunan pesantren seluas 3.511 M2 terdiri dari beberapa bagian, seperti asrama santri putra dan putri, perpustakaan, mushalla, ruang pengajian, ruang poskestren, ruang tamu, dan kantor.

Satuan pendidikan yang dikelola oleh Pondok Pesantren Ath-Thohariyyah adalah pendidikan salafiyah, RaudlatulAthfal, TPQ, Madrasah Diniyah Awaliyah, Wajar Dikdas tingkat wushto, Program Paket C, SLB, dan Majelis Taklim Muslimat. Adapun jumlah santri yang diasuh sebagaimana dalam tabel berikut:Tabel 1. Data Statistik Santri Tahun 2017

No Satuan Pendidikan Jumlah L P1 Santri Salafi Mukim 485 175 3102 Santri Salafi non Mukim 27 19 83 Raudlatul Athfal 56 25 314 TPQ dan MDA 185 73 1125 Wustho/ Paket B 65 * 31 346 Peserta Paket C 61* 23 387 Siswa SLB 45 21 248 Majelis Taklim Muslimat 192 - 192

Jumlah 990 292 689

* * * *Seringkali ketika para alumni Pondok Pesantren Ath-

Thohariyyah datang silaturahim ke pesantren, mereka berterimakasih kepada Umi Eha atas ilmu dan pengalaman yang diperoleh ketika ‘nyantri.’ Apa yang mereka dapatkan benar-benar menjadi bekal yang sangat berguna, tidak saja bagi diri pribadi masing-masing, bahkan juga masyarakat di sekeliling mereka. Ketika santri memanfaatkan ilmu yang dimiliki dengan mengajarkannya kepada masyarakat

Page 181: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

167

luas, maka hal itu adalah keniscayaan yang harus dipenuhi. Demikian syariat agama berpesan. Ilmu memang harus diajarkan, karenanya pula pahala diberikan. Itulah ilmu yang berkah dalam keyakinan para santri.

Namun demikian, bekal keterampilan yang juga diperoleh para santri di pesantren ternyata menempati ruang lain yang tak kalah pentingnya dalam kehidupannya sehari-hari. Bekal itu justeru menjadi modal awal bagi santri agar tidak gagap ketika menapak jejak kehidupan yang lebih riil. Agama juga mengajarkan umatnya untuk berusaha. Tidak hanya berdoa. Ada keseimbangan di antara keduanya.

Ketika para santri harus meninggalkan pesantren, baik karena lulus pendidikan pada suatu jenjang tertentu, atau karena mengikuti sabda Rasulullah SAW bahwa ‘nikah itu sunnahku,’ maka terkadang Umi Eha menahan nafas. Bagaimanapun, keluar masuknya santri akan berpengaruh terhadap kesinambungan pendidikan keterampilan yang diajarkan.

Mereka yang keluar pesantren, terkadang tidak bisa begitu saja digantikan oleh yang lainnya. Di sini, Umi Eha kembali meyakini jalan dan ketentuan Allah Yang Maha Kuasa. Inilah tantangan yang harus dihadapi. Umi Eha harus kembali ekstra keras menempa bakat para santri, sambil menengadahkan tangan memohon kekuatan kepada Dzat Yang Menciptakannya.

Page 182: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

168

Page 183: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

169

Pondok Pesantren QudsiyyahMenggagas Jejaring Pusat Grosir

Pesantren Nusantara

Abdul Jalil

Jejaring distribusi ekonomi yang dipegang PGP-N membuat harga barang kebutuhan pesantren lebih murah. Produk-

produk pesantren juga bisa diserap santri dan warga sekitar

Ribuan santri dan alumni Madrasah Qudsiyyah, Kudus, berkumpul di Lapangan Al-Qudsiyyah, Jalan KHR. Asnawi, 2 Agustus 2016. Hari itu menjadi istimewa. Mereka hendak melakukan deklarasi Santri Mandiri pada puncak peringatan satu abad Qudsiyyah. Deklarasi pun semakin bermakna dengan penulisan mushaf Al-Qur’an oleh lebih dari seribu santri. Adanya penulisan tangan mushaf Al-Qur’an dinilai sebagai bentuk konkret kemandirian santri.

Santri Nusantara menyatakan ke mandirian ekonomi untuk mewujudkan per adaban yang berkeadilan dalam kehi-dupan berbangsa dan bernegara

Santri Nusantara selalu menjalin ukhu wah taawuniyah

Page 184: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

170

untuk menumbuh kembangkan berbagai potensi demi tercapainya izzul islam wal muslimin dalam panji-panji ahlussunnah waljamaah.

Santri Nusantara menolak berbagai hegemoni tekanan dan pemanfaatan yang dapat merusak tatanan ekonomi santri.

Begitu deklarasi itu digaungkan, isi deklarasi lantas disahkan oleh KH. Nadjib Hasan, mewakili Yayasan Menara dan Yayasan Qudsiyyah serta KH. Miftah Faqih yang mewakili PBNU dan Asosiasi Pesantren Seluruh Indonesia.

Sebelum deklarasi dihelat, kegiatan kemandirian kewirausahaan santri dilak sanakan di Hotel Griptha selama dua hari. Total ada lima putaran halaqah dan tiga kali training tim teknis yang dilakukan menjelang hari deklarasi. Acara itu dimaksudkan agar santri memiliki jaringan yang luas dan memiliki keterampilan untuk berkarya, baik di bidang agama maupun ekonomi.

Tidak hanya itu, halaqah dan deklarasi santri mandiri menjadi cikal bakal lahirnya satu gerakan ekonomi pesantren yang guyub. Dari sini, muncul kesadaran dari pesantren untuk bersama-sama melakukan aksi ekonomi demi kemandirian masing-masing pondok.

Inisiasi itu muncul dari Pondok Pesantren Qudsiyyah. Sebuah pesantren yang memiliki sejumlah kegiatan ekonomi. Potensi ini tumbuh tanpa adanya insentif artifisial apapun. Dengan kata lain, mereka hanya mengandalkan naluri usaha dan kelimpahan sumber daya alam, sumber daya manusia, serta peluang pasar.

Kehadiran toko kelontong, kantin, dan toko kitab adalah bentuk konkret respon pesantren dalam perjumpaannya dengan potensi ekonomi di sekelilingnya. Omzet Rp 250-

Page 185: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

171

300 juta perbulan dengan santri 2000-an orang bukanlah sesuatu yang istimewa karena jika dihitung per-orang hanya membelanjakan sekitar Rp 5.000,- perhari.

Setelah dilakukan studi mendalam, ada potensi kerugian dalam skema distribusi bisnis pesantren, mulai kebutuhan ATK, seragam, makanan dan hampir seluruh kebutuhan pesantren. Hal ini karena pesantren selalu di-supply orang lain. Harga yang dinikmati pesantren adalah harga ke-lima setelah distributor nasional, distributor area, agen, dan toko besar.

Pada saat yang sama, pesantren juga mengalami potential loss lagi karena komoditas milik jaringan pesantren (Kiai, Alumni, wali santri, jamaah pengajian) selalu dimainkan tengkulak sehingga tidak bisa mengakses pasar secara langsung.

Akibat langsung dari bocornya sumber daya ekonomi ini adalah pesantren terbelit dengan beragam masalah. Mulai sumber daya manusia (SDM) yang skill ekonominya terbatas, kurangnya aset, alternatif lapangan kerja tidak berkualitas, akses terhadap sumber-sumber produktif (modal, teknologi, informasi pasar komoditas) dan sebagainya. Turunan dari fenomena itu adalah sarana pendidikan, kesehatan, permukiman, dan infrastruktur pesantren sangat terbatas,

Posisi tawar dalam proses pengambilan keputusan di berbagai tingkatan pemerintahan juga kurang memadai. Alhasil, kelembagaan dan organisasi ekonomi lemah, dan yang paling memilukan pesantren selalu jadi obyek, baik secara ekonomi maupun politik.

Masalah sebanyak ini tidak mungkin dilakukan Qudsiyyah sendirian. Qudsiyyah mesti bersinergi dengan pesantren lain

Page 186: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

172

untuk bahu membahu mengatasinya. Kultur pesantren di Indonesia sangat unik. Beda daerah

beda kultur dan karakter. Masing-masing pesantren, berikut potensi wilayahnya juga tidak sama. Selama ini fokus mereka masih pada pengembangan ilmu keagamaan, sementara pengembangan potensi ekonomi yang terorganisir secara sistemik bealum berjalan.

Membangun EkonomiMindset bahwa pesantren menjadi pusat pengembangan

ekonomi masya rakat masih asing. Masih terekam kuat bahwa pesantren adalah pusat pengembangan agama an sich. Padahal lahirnya Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi keagamaan dan organizers masyarakat juga dimaksudkan untuk mengorganisir perekonomian masyarakat, sebagaimana fungsi dan peran Nahdlatut Tujjar (Kebangkitan Perekonomian me lalui Perdagangan) sebagai asas pe ngembangan NU pada awal mula didirikan.

Pengembangan pesantren ha rus diarahkan untuk menjadi-kan pereko no mian pesantren menjadi kuat, besar, modern, dan berdaya saing tinggi dalam mekanisme pasar yang be-nar. Pemberdayaan ini bisa secara langsung (misalnya: pemberian modal usaha, pendidikan ketrampilan ekonomi, pemberian dana konsumsi), maupun secara tidak langsung (misalnya: pendidikan ketrampilan ekonomi, perlindungan dan dukungan terhadap pesantren yang masih dalam kondisi lemah, dan lain-lain).

Pengembangan ini dilakukan melalui serangkaian langkah. Mulai pemetaan potensi perekonomian di lingku-ngan pesantren, akses dan pengembangan sumber daya,

Page 187: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

173

ketajaman membaca pe luang dana pihak ketiga. Outputnya yakni perubahan pola pikir bahwa mereka harus berdaya, independen, dan mandiri dengan potensi yang dimilikinya. Pesantren pun mampu menangkal berbagai kepentingan yang ingin memanfaatkannya.

Selama ini, untuk menunjang keber langsungan operasional, pesantren hidup mandiri dari partisipasi wali santri dan donasi dari jamaah pengajian maupun warga. Sesekali, pesantren mendapatkan dana CSR dari perusahaan atau bantuan program pemerintah. Hal ini tentu tidak cukup dengan tuntutan kemajuan dan dinamika peradaban yang berkembang. Padahal sejatinya pesantren mempunyai mental kemandirian yang hebat. Mereka mampu bertahan hidup dalam kondisi serba terbatas. Hanya dengan mengandalkan naluri usaha dan peluang pasar, mereka mencoba terus bergerak.

Namun, karena tidak diimbangi dengan skill, infrastruktur, dan kebijakan yang memadai, mereka akhirnya terbelit problem sumber daya manusia (SDM) dan akses terhadap sumber-sumber produktif (modal, teknologi, informasi pasar komoditas, dll). Di sini perlunya pendamping pesantren yang kredibel dan bekerja secara intensif. Mereka butuh fasilitator yang kuat dan strategis agar dapat mengakses semua sumber daya dan sumber dana yang ada unit pengembangan potensi demi kemandiriannya.

Ikhtiar untuk ke arah sana sudah sering dilakukan. Namun, sering juga gagal. Mengapa? Karena tidak sistemik. Mereka dibantu dengan program, namun pada saat yang sama, mereka tidak didampingi oleh pihak yang kuat, tangguh, dan kredibel. Kalaupun ada, tidak mampu bertahan lama karena tidak sistemik. Mereka tidak dibangun atas dasar potensi yang

Page 188: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

174

dimiliki. Tidak diciptakan kultur usaha dan tidak dirumuskan sistem yang kompatibel dengan perencanaan program ekonomi yang sustainable.

Belajar dari pengalaman di atas, Qudsiyyah kemudian bergabung dengan Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) untuk melakukan pem berdayaan pesantren dengan membentuk jaringan pengembangan ekonomi pesantren berbasis perdagangan. Qudsiyyah pun membentuk PGP Nusantara (Pusat Grosir Pesantren Nusantara).

Pengembangan sektor perekonomian melalui perdagangan yang terorganisir, berupa grosir, menjadi strategis karena dimaksudkan untuk membumikan fungsi dan peran Nahdlatut Tujjar sebagai bagian dari concern perjuangan NU saat itu. Dari sini, banyak peran dan fungsi dapat diterjemahkan. Dengan demikian Pusat Grosir adalah artikulasi dari istilah komunitas tujjar dari peran dan fungsi Nahdlatut Tujjar.

Mengingat tali-temali pengembangan perekonomian dan perdagangan dari waktu ke waktu semakin kompleks dan melibatkan banyak institusi, bahkan struktur negara, maka kehadiran institusi yang lebih besar untuk mengayomi dan dengan banyak struktur menjadi sebuah keniscayaan.

Pada titik inilah Pengurus Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (PP RMINU) melalui Divisi Kemandirian dan Kemasyarakatan hadir sebagai endorser (pendukung) sekaligus sebagai Bapak. PPRMNU yang akan merawat, mendampingi, menguatkan, menciptakan iklim, dan sekaligus melindunginya serta memediasai berbagai pihak. Dengan demikian, semua kepentingan dapat diakomodasi demi ter wujudnya kemandirian pesantren me-lalui pengembangan ekonomi berbasis per dagangan.

Page 189: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

175

Bidang perdagangan sengaja dipilih karena bidang inilah yang akan menjadi katalisator pesantren, baik dalam posisi mereka sebagai konsumen atau produsen.Untuk bisa menggandeng pesantren secara bersama-sama bukanlah perka ra mudah. RMI tidak memiliki garis instruksional kepada pesantren, maka yang bisa dilakukan adalah melakukan penyadaran kolektif dengan silaturrahim dan halaqah-halaqah.

Inti dari halaqah yang dilakukan adalah membangun kesadaran kolektif akan kemandirian sekaligus menyusun action plan (agenda aksi) PGP-N. Komunitas pesantren dalam definisi operasional PGP Nusantara terdiri dari empat pilar utama, yakni kiai, santri, alumni, dan jamaah pengajian. Karena itu, PGPN memulai kegiatan dengan memetakan potensi pasar.

Pasar di sini bermakna proses sosial dan manajerial individu dan kelompok. Mereka pun memperoleh apa yang dibutuhkan dan inginkan dengan cara mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain, sehingga antara penawaran dan permintaan terjadi keseimbangan (equilibrium).

Analisis pasar dimulai dengan survei potensi pasar agar mendapatkan gambaran keadaan pasar, potensi daya beli, dimensi dan atribut produk/jasa yang disukai dan sensitivitas harga yang dapat diterima konsumen terhadap produk atau jasa. Hasil survei menjadi input bagi PGP-N untuk mengidentifikasi, memprediksi, menetapkan pasar sasaran membangun decision support system.

Untuk menjamin pasar pesantren tidak tereduksi oleh pihak lain, maka dibutuhkan manajemen terpadu yang menjamin keberlangsungan usaha, kepastian pem belian,

Page 190: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

176

dan kepastian pembayaran. Untuk itu perlu manajemen dan standar ope rasional prosedur (SOP), standar yang harus dilakukan oleh pesantren Network PGP-N.

Demi mendongkrak kemampuan SDM, setiap pesantren mengirimkan lima personel pengelolanya untuk dididik mengenai manajemen umum, pergudangan, pelayanan, keuangan dan perpajakan. Yang perlu digarisbawahi pada poin pelatihan manajemen pengelola ini adalah bahwa santri setiap harinya sudah disibukkan dengan berbagai aktivitas belajar atau mengaji. Untuk memberinya tugas tambahan aktivitas ekonomi malah dianggap memberatkan.

Ada sebagian pesantren menganggap sebagai sebuah keharusan sementara sebagian pesantren lain belum mengirim santrinya dan lebih memilih alumninya untuk belajar. Selain karena kesibukan, beberapa pesantren lebih memprioritaskan kegiatan akademik ketimbang untuk pengembangan ekonomi.

Apapun pilihan pesantren, yang jelas faktor kualitas SDM tidak bisa ditawar. Terlebih Indonesia sudah menyepakati kehadiran MEA (Masyarakat Ekonomi Asean). Kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan menyediakan SDM yang equal dan kompetitif terkait erat dengan adanya lima hal yang tidak boleh dibatasi peredarannya di seluruh negara ASEAN, yakni arus barang, arus jasa, arus modal, arus investasi, dan arus tenaga kerja terlatih.

Komunitas pesantren pun mutlak membutuhkan tenaga kerja yang berdaya saing, peka, memiliki kompetensi profesi dan produktivitas kerja. Untuk itulah PGP-N network sepakat melaksanakan program pelatihan di lima titik: Hotel @home Kudus, Hotel Griptha Kudus, Pesantren Al-Itqan Semarang,

Page 191: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

177

Pesantren API Magelang dan Hotel Lor In Solo.Langkah pasca pelatihan pengelola adalah memetakan

perilaku konsumen. Pemahaman terhadap perilaku konsumen akan sangat menentukan segmentasi pasar sasaran. Materi ini akan sangat membantu mereka mengembangkan dan menjaga agar pasar sasaran, serta sumber daya yang dimiliki pesantren sesuai dengan peluang pasar.

Mengingat pasar pesantren sangat eksklusif, maka tenaga marketing pesantren diarahkan untuk meningkatkan kemungkinan pembelian produk tertentu. Hal ini dapat dicapai dengan mengembangkan bauran pemasaran strategis yang dipilih dan diarahkan pada pasar sasaran. Model yang dipakai adalah basic marketing untuk selanjutnya difokuskan pada marketing mix (produk, price, place, promotion) untuk target pasar pesantren.

Langkah terakhir, dan yang sangat menentukan adalah kepastian harga dan kepastian supply barang. Untuk itu PGP-N harus melakukan negosisasi bisnis agar mendapatkan harga khusus sebagai distrubutor dan atau grosir. Proses ini membutuhkan waktu dan persyaratan yang cukup rumit terkait dengan manajemen masing-masing perusahaan, mulai penyiapan gudang, display produk, sistem teknologi sampai penyiapan kepastian pembayaran melalui bank garansi dan SKBDN (Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri).

Proses yang sama juga dilakukan ketika berkomunikasi dengan eksportir. Poin terpenting dalam ekspor adalah kepastian kualitas produk dengan melampirkan hasil laboratorium. Pada poin ini banyak komoditas kita yang gugur karena dikerjakan secara manual dan tidak didampingi tenaga ahli yang bersertifikat.

Page 192: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

178

Setelah melalui sekian proses yang melelahkan, akhirnya PGP-N mendapatkan kepercayaan dari beberapa perusahaan principle dan exportir dan berhasil memotong setidaknya tiga mata rantai distribusi. Pesantren pun bukan lagi sekadar toko yang menjual produk, akan tetapi sebagai supplier terhadap alumni dan jamaahnya. Pada saat yang sama, ketika jaringan alumni dan jamaah memiliki produk, pesantren juga berposisi sebagai distributor untuk pasar yang lebih besar dan tidak tergantung lagi dengan tengkulak ataupun broker.

Jejaring distribusi ekonomi yang dipegang PGP-N membuat produk-produk pesantren bisa diserap oleh para santri dan warga sekitar. Tak hanya itu, produk berbagai kebutuhan pesantren dari beragam merek bisa didapatkan dengan harga lebih murah. Berikut ini adalah bisnis yang dilakukan Pusat Grosir Pesantren Nusantara beserta Pesantren network-nya.

Untuk bisnis barang, PGP Nusantara bertindak sebagai distributor consumer good & food dari principal nasional kepada komunitas pesantren (santri/pelajar, walisantri, alumni, jamaah pengajian, dan warga di lingkungan sekitar) untuk sementara baru melayani pesantren di Jawa Tengah.

Barang yang didistribusi PGP-N adalah barang-barang yang cepat laku (fast moving good’s). Begitu pula barang-barang kebutuhan santri atau komunitas yang diperoleh langsung dari principal atau distributor nasional. Harga yang sampai ke pesantren adalah harga grosir, bukan harga retail. Principal yang sudah menyepakati kerja sama grosir dengan PGP-N adalah Wing’s Group, Indo Food Group, Garuda Food Group, Arta Boga Cemerlang (ABC), PT. Nissin Group, PT. Behaestex Group, dan PT. King Hasan Group. Total item yang tersedia sekitar 1800 produk.

Page 193: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

179

Omzet produk ini variatif antara pesantren besar dan pesantren kecil. Nilainya bervariasi bergantung populasi santri dan waktu. Untuk waktu normal, omzet berkisar antara 10-100 juta per pesantren. Namun pada saat tertentu, misalnya menjelang penerimaan santri baru atau lebaran, omzetnya bisa naik 10 kali lipat. Untuk produk Behaestex saja tahun 2017 ini nilai kontrak melebihi Rp 3 Miliar.

Dari Tani Hingga LaundryCeruk pasar di pesantren sangat variatif. Karena itu,

PGN-P membuat beberapa ragam bisnis untuk menyesuaikan dengan pasar. a. Komoditas tani dan perkebunan

Komoditas pesantren sejauh ini berupa produk pertanian, perkebunan, dan kerajinan. Komoditas tersebut antara lain adalah beras, jagung, gula, kunyit, jahe, kencur, lada, daun jeruk, dan sebagainya.

Untuk komoditas tertentu yang langka (seperti cabe jamu), PGP-N beserta pesantren yang dekat sentra penghasil langsung melakukan pembinaan dan kontrak penjualan. Di Karesidenan Pati penanaman cabe jamu dikomandani Pesantren Qudsiyyah, Karesidenan Solo dipegang oleh Pesantren Daruzzahro Wonogiri, dan Karesidenan Banyumas dikelola oleh Pesantren Tibo Urip.

Penjualan produk beras PGP-N bekerja sama dengan perusahaan di bawah Dewan Beras Nasional, HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia), dan Bulog. Sementara untuk produk gula dan rempah PGP-N langsung mengikat kontrak dengan principal yang selama

Page 194: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

180

ini memasok consumer good’s dan beberapa eksportir. Eksportir yang sudah melakukan kerja sama antara

lain adalah PT. Pulau Rempah Nusantara, PT. Agro Inti Premium,PT.SouthPacific,PT.FilbraAgriInternasional,PT. Bumi Adhya Kerta Raharja, PT. Mitra Tani Agro Unggul, PT. Rejeki Langgeng Makmur, PT. Agro Unggul Rejeki Abadi, dan PT. Agro Artha Abadi.

Omzet bisnis ini sangat bergantung dengan musim, kondisipasarglobaldanfluktuasipasar.Permintaanpasarsangat tinggi, tetapi pihak pesantren sering tidak mampu memenuhi kebutuhan pasar. Contohnya adalah vanilla, lada, laos, jahe, kencur, pala, kapulaga, mete, kakao, dll.

b. KateringKatering merupakan bentuk usaha jasa boga, di

mana produk utamanya adalah penyediaan dan penjualan makanan dan minuman dengan pelayanan jasa lainnya yang berorientasi pada kepuasan konsumen. Usaha jasa katering menangani penyediaan makanan dan minuman di tempat di mana produk usaha itu diselenggarakan atau produk makanan dan minuman dibawa ke luar tempat produksinya. Bisnis jasa katering fokus pada makanan dan minuman yang aman, sehat, higienis dengan standar tenagaAhliJasaBogaPGP-NyangbersertifikatsanitasihigienisdariDinasKesehatandansertifikatkeahliandarihotel.

Skema bisnis usaha ini masing-masing pesantren network menyediakan tempat memasak dan SDM pelaksananya, untuk selanjutnya PGP-N bertindak sebagai trainer dan konsultan manajemen. Omzet bisnis catering PGP-N berdasarkan kontrak dengan Polres

Page 195: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

181

Kudus, Jepara, Demak, dan Rembang pada tahun 2017 adalah Rp. 1.7 miliar rupiah.

c. Laundry Syar’iPergeseran gaya hidup, pola pikir, dan adanya

tuntutan kebutuhan ekonomi menyebabkan masyarakat super sibuk dengan berbagai aktivitas kerjanya. Pekerjaan mencuci dan menyetrika baju, seringkali menjadi urusan yang merepotkan dan banyak menyita waktu, sehingga dibutuhkan bantuan orang lain, baik melalui jasa asisten rumah tangga ataupun dengan menggunakan jasa laundry. Untuk perhotelan, rumah sakit, kini semuanya menggunakan jasa laundry.

Tidak hanya konsumen rumahan yang membutuhkan laundry. Hotel, rumah sakit, panti, kost, masjid, musholla, dan para santri di pesantren juga tidak sempat lagi mencuci. Khusus pesantren, gerakan pesantrenku bersih, tingginya tuntutan belajar dan minimnya fasilitas kebersihan menjadikan mereka sangat membutuhkan laundry.

Sayangnya, banyak pengelola laundry tidak begitu memahami aspek syari’ah, sehingga mereka hanya menawarkan kebersihan, bukan kesucian. Bersih belum tentu suci secara syar’i. Oleh karena itulah PGP Nusantara kemudian mengambil peran dengan mendirikan unit bisnis laundry. 1557 pesantren di Jawa Tengah beserta lembaga pendidikan di bawahnya, dari PAUD hingga Perguruan Tinggi, adalah pasar yang siap menunggu.

Dalam melaksanakan bisnis ini, PGP-N bekerja sama dengan Asosissi Laundry Indonesia, sehingga kualitas kebersihannya terjamin sesuai standar profesi laundry.

Page 196: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

182

Sementara untuk aspek syar’i-nya PGP-N menggunakan standarmencucimodelimamRofi’idanImamNawawi.

Pesantren PGP-N network yang telah melakukan usaha ini adalah Pondok Pesantren Qudsiyyah, Pondok Pesantren Banat, Pondok Pesantren Ulumul Qur’an, Pondok Pesantren al-Anisiyyah, dan Pondok Pesantren Al-Fil.

Omzet bisnis ini bergantung pada populasi santri dan kebijakan pesantren untuk laundry. PGP-N menerapkan skema fix cost Rp. 50.000,-/santri/bulan. Dengan dasar pengalaman pesantren peserta, mereka hanya mampu melayani sekitar 200-400 santri dengan omzet 10-20 Juta perbulan. Kelebihan santri dilayani alumni atau jamaah pesantren tersebut.

Selayang Pandang tentang Pesantren QudsiyyahSebagai satu-satunya kota di Indonesia yang menggunakan

kata Arab “Quds”, Kudus tercatat pernah mampu menanamkan nilai-nilai salaf. Kota ini bahkan melahirkan tokoh-tokoh intelektual yang diakui secara regional dan internasional. Mereka menjadi ulama besar yang benar-benar produktif dalam berkarya serta tetap tidak kehilangan orientasi praksis mereka.

Mereka mampu memadukan antara iman dan amal soleh, serta antara rasionalitas dan spiritualitas. Lebih dari itu, mereka tetap tidak kehilangan kesederhanaan dan kerendahatian mereka.

Pondok Pesantren Qudsiyyah awalnya adalah sebuah pendidikan informal di serambi Masjid Menara Kudus. Nama Qudsiyyah diambil dari kata Quds yang berarti suci. Nama

Page 197: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

183

tersebut digunakan dengan maksud agar apa yang diajarkan serta diamalkan dalam madrasah menjadi benar-benar suci dari hal-hal yang kurang baik.

Tercatat sejak 1917 M, kegiatan belajar mengajar telah dimulai, walaupun saat itu belum memiliki nama dan tempat belajar yang permanen. Dua tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1919 M, yang bertepatan dengan tahun 1337 H, Madrasah Qudsiyyah resmi didirikan oleh KHR. Asnawi.

KHR. Asnawi merupakan keturunan dari Sunan Kudus yang ke XIV dan keturunan kelima dari KH.A Mutamakin, Kajen, Pati, Jawa Tengah. Nama asli KHR. Asnawi adalah Ahmad Syamsi, kemudian berganti nama lagi menjadi Ilyas.

Gelar Raden yang juga disebut sebelum nama Asnawi juga mempunyai arti sendiri. Raden sebagaimana ditentukan oleh keluarga adalah sebutan bagi keturunan (dzurriyah) Nabi Muhammad yang sudah terpotong oleh nasab putri. Berbeda dengan sayyid, kalau sayyid semuanya sambung dari Nabi hingga sampai yang bersangkutan dari anak laki-laki.

Dalam perkembangan selanjutnya, penanganan lembaga pendidikan oleh Belanda yang ditangani Departemen voor Inlandsche Zaken selalu melakukan pressure terhadap pesantren. Qudsiyyah-pun terkena imbas, namun tetap bertahan dan tidak terpengaruh dengan lembaga pemerintah Belanda tersebut. Justru KHR. Asnawi sering melakukan perlawanan terhadap kebijakan pemerintahan Belanda.

Di era penjajahan Dai Nippon Jepang, kontrol pendidikan dilakukan sangat ketat. Saat itu Qudsiyyah mengalami kemunduran drastis, bahkan hingga dilakukan penutupan. Hal ini karena Jepang tidak hanya sekedar curiga, tapi dengan tegas melarang mengajarkan pelajaran Arab dengan tulisan Arab.

Page 198: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

184

Jadi, saat itu semua pelajaran agama di madrasah-madrasah harus ditulis dengan huruf latin. Dengan pertimbangan yang matang, akhirnya keputusan pahit pun diambil dan untuk sementara waktu Qudsiyyah ditutup.

Setelah tujuh tahun, akhirnya Qudsiyyah kembali bangun dengan denyut yang semakin stabil. Tidak hanya pendidikan informal, pada tanggal 25 Mei 1952 Qudsiyyah membuka Sekolah Menengah Pertama Islam Qudsiyyah (SMPIQ) dan Pendidikan Guru Agama (PGA) Qudsiyyah. Pada tahun 1957, PGA Qudsiyyah dihapuskan dan SMPI Qudsiyyah diubah namanya menjadi Madrasah Tsanawiyyah Qudsiyyah, pada tahun 1973 M, Qudsiyyah mendirikan jenjang Aliyah.

Sebagai ikhtiar untuk mempertahankan visi tersebut melawan gerusan peradaban, maka didirikanlah Pondok Pesantren Qudsiyyah yang berkonsentrasi pada aspek ulumul fiqh.

Konsentrasi ini menjadi signifikan karena dari waktu ke waktu masyarakat terus dihadapkan pada problem hukum Islam. Seiring dengan percepatan peradaban, umat pun dapat melakukan pembacaan kreatif terhadap khazanahnya, mampu melakukan kontekstualisasi dalam peradaban modern yang terus mengepung, tidak terjebak pada pengentalan normatif dan romantisme masa lalu sehingga menyeretnya ke dalam perubahan yang tidak antisipatif.

Dengan populasi santri sebesar 1986 pada tahun 2016, Qudsiyyah selalu berbenah membenahi kurikulumnya. Kurikulum Qudsiyyah mencerminkan integrasi agama dan umum yang diperkaya dengan kekhasan yang efektif dan fungsional dengan visi dan misi Yayasan Islam Qudsiyyah. Komponennya mencakup empat ranah, yaitu: kognitif,

Page 199: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

185

afektif, psikomotorik, dan intuitif. Untuk mencapai misi dan tujuan yang telah ditetapkan,

maka pelaksanaan pembelajaran di Qudsiyyah di-manage dengan memadukan antara metode tradisional pesantren dan metode perkuliahan akademik dengan mengintegralkan aspek-aspek proses pendidikan.

Gen Mandiri Bernama GusjigangTradisi ekonomi di Pesantren Qudsiyyah ditanamkan oleh

Sunan Kudus, Kakek pendiri Qudsiyyah sendiri, yakni KHR. Asnawi. Tradisi ini dimulai sejak perjumpaannya dengan The Ling Sing, tokoh Cina mantan nakhoda panglima Cheng Hoo, yang menyepakati lahirnya kota Kudus yang merdeka, tidak terikat dengan kerajaan tertentu dan tidak dimonopoli oleh suku atau agama tertentu.

Kota ini dibangun atas dasar kebersamaan, multi etnis (Arab-China-Jawa), multi religi (Islam-Hindu-Budha), dan bertumpu pada sektor perdagangan dan industri.

Untuk memulai langkah besar itu, wilayah Loram menjadi pilihan. Wilayah ini dipilih karena subur dan dekat dengan jalur transportasi. The Ling Sing yang memiliki keahlian mengukir (sungging) menularkan ilmunya kepada warga lokal. Hingga kini, jejak ukiran dan semangat bisnisnya masih nampak.

Sementara Sayyid Ja’far Shadiq yang berlatar belakang militer dan ahli agama mencoba merangkul masyarakat untuk bersatu, ber-tepaselira, dan menghargai perbedaan suku, agama, dan ras. Semua pihak mesti merevolusi perilaku, meningkatkan spiritualitas dan menata basis ekonominya. Semangat ini secara tutur tinular dikenal masyarakat dengan

Page 200: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

186

istilah Gusjigang (Bagus, Kaji, Dagang). Untuk bisa disebut sebagai wong Kudus, seseorang

harus memiliki perilaku dan penampilan yang bagus, bagus rupa, dan bagus laku. Begitu seseorang buruk lakunya, tentu akan berakibat panjang, paling tidak akan mengurangi kepercayaan orang lain terhadap dirinya, dan pada gilirannya akan merugikan usaha dagangnya.

Orang yang bagus perilakunya disebut saleh. Kesalehan seseorang disimbolisasikan dengan kaji. Mengapa kaji? Karena haji adalah simbol spiritualitas seseorang yang sudah melewati berbagai tahapan sebelumnya, seperti syahadat, salat, puasa dan zakat. Dan tentu saja secara ekonomi seorang kaji sudah masuk kategori mampu, karena ongkos naik haji terbilang tidak murah, sehingga status kaji identik dengan identitas pengusaha.

Sementara dagang merupakan karakter khas yang hendak dibangun oleh Sayyid Ja’far Shadiq. Bisnis perdagangan yang hendak ditradisikan oleh Sayyid Ja’far Shadiq adalah perdagangan yang jujur: jika berbicara tidak bohong, jika berjanji tidak mengingkari, jika dipercaya tidak berkhianat, jika membeli tidak mencela, jika menjual tidak memuji, jika berutang tidak lalai, dan jika punya piutang tidak mempersulit.

Tradisi ini seolah sudah menjadi gen dalam seluruh civitas Qudsiyyah. Tradisi Gusjigang tidak dipahami Civitas Qudsiyyah sebagai sebuah norma saja, akan tetapi mesti diperlakukan sebagai sebuah “organisme” yang hidup, berkembang, dan mempengaruhi orang yang dihinggapi. Nilai-nilai tersebut tidak lagi diperlakukan sebagai pepatah suci yang hanya dihafalkan belaka, tapi benar-benar dipraktikkan dalam perilaku konkret sebagai bentuk religiusitas mereka.

Page 201: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

187

Teologi Kemandirian Pesantren sebagai bagian integral dari masyarakat

mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan dan memberdayakan mereka, termasuk dalam bidang ekonomi. Hal ini merupakan tugas tambahan bagi pesantren yang sementara ini lebih terkonsentrasi pada bidang ilmu keagamaan.

Walaupun dengan potensi ala kadarnya, modal minimalis, akses terbatas, gerakan sporadis dan manajemen yang kurang terkoordinasi, hal tersebut bukan alasan bagi pesantren untuk mengelak dari tantangan bermetamorfosa ke peradaban masyarakat dengan berbagai dimensinya.

Fungsi pesantren tidak hanya sebagai pusat pengkaderan pemikir-pemikir agama (center of exellence), sebagai lembaga yang mencetak sumber daya manusia (human resources), tetapi sekaligus sebagai lembaga yang dapat melakukan pemberdayaan pada masyarakat (agent of development).

Apa yang telah dilakukan oleh Pusat Grosir Pesantren Nusantara (PGP-N) menunjukkan bahwa jika formasi pengembangan ekonomi pesantren disemai, dirawat, dan dipupuk dalam sebuah kultur jaringan ideologis (kami menyebutnya teologi kemandirian). Kemudian aspek manajemennya dita ta secara modern dengan tetap mem-pertimbangkan kekuatan lokal masing-masing pesantren.

Fenomena Nahdlatut Tujjar (kebangkitan pedagang) pada 1918 akan terulang kembali. Seluruh komunitas pesantren, mulai pengasuh, santri, alumni, orang tua, dan jamaah pengajian bersatu padu dalam satu irama kemandirian ekonomi komunitas pesantren.

Page 202: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

188

Page 203: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

189

Biodata Penulis

Dra. Hj. Munawiroh, M.Pd Lahir di Karanganyar 06 November 1964, Jabatan Peneliti pada Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI., meraih gelar Sarjana Pendidikan di Jakarta 1998. Magister Program Penelitian dan Evaluasi Pendidikan berhasil diselesaikan tahun 2008 di Jakarta. Saat ini sedang menyelesaikan gelar Doktor Manajemen Pendidikan di Universitas Negeri Jakarta. Sejak tahun 2001 s.d tahun 2010 menekuni penelitian bidang lektur keagamaan, diantara karya tulis yang pernah terpublikasi di jurnal adalah “Kajian Naskah Syekh Maulana Mansyur Banten”. Pada tahun 2010 hingga sekarang, bidang penelitian yang ditekuni adalah bidang pendidikan agama dan keagamaan, diantara karya tulis yang pernah terpublikasi di Jurnal adalah “Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga”. Pengalaman visiting study ke berbagai negara: Singapura, Malaysia, Thailand, Philiphina, Italia, Swiszerland, Austria, Jerman, Belanda, Belgia dan Perancis. email address: mun.asrori@gmail. com/ [email protected]

Dra. Hj. Faiqoh, M.Hum Dilahirkan di Lasem Rembang. Studi S1 diselesaikan di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,

Page 204: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

190

S2 Program Studi Wanita di Universitas Indonesia. Pernah menjabat Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama RI, Direktur PAU Departemen Pendidikan Nasional. Saat ini peneliti Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan. Tahun 2016 melakukan visiting study Penguatan Pendidikan Keagamaan pada Masyarakat Indonesia di London Inggris.

Drs. H. Abd. Muin M, M.Pd Lahir di Pinrang 17 Mei 1954, meraih gelar Sarjana Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam di IAIN (sekarang UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 1982. Magister Program Penelitian dan Evaluasi Pendidikan berhasil diselesaikan tahun 2004 di Universitas Negeri Jakarta. Pernah mengikuti beberapa pelatihan penelitian, antara lain: Pelatihan Peneliti Agama, Pelatihan Peningkatan Kemampuan Peneliti Keagamaan dan Pelatihan Metodologi Penelitian. Pernah visiting study Penguatan Pendidikan Keagamaan pada Masyarakat Indonesia di London Inggris (2016). Sejak 1985 sampai sekarang aktif melakukan kegiatan penelitian bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan pada Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama.

Husen Hasan Basri, M.Si Lahir di Sukabumi, 24 Oktober 1976. Pendidikan S1 diselesaikan pada jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam Fakultas Adab UIN Jakarta. Gelar S2 diraih dari Program Studi Timur Tengah dan Islam Universitas Indonesia Jakarta. Tahun 2013 ikut belajar metodologi riset di Gottingen University Jerman. Sejak tahun 2008 sampai sekarang, bekerja sebagai peneliti di Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Jakarta. Korespondensi melalui: [email protected]

Page 205: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

191

Ta’rif, MA Dilahirkan di Indramayu, 2 April 1975. Saat ini bekerja sebagai peneliti (PNS) di Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI pada program kajian pendidikan non formal dan informal. Pendidikan dasar dan menengah di selesaikan di kelahirannya, Indramayu. Pendidikan S1 diselsesaikan di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 1999, S2 Program Studi Kajian Agama 2008 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada tahun 2014 penulis berkesempatan mengikuti Program Short Course Goethe Universitat Frankfurt Jerman, Selain itu penulis pernah mengenyam pendidikan pesantren di Cirebon. Karya tulis yang pernah terpubilkasikan di Jurnal diantaranya: Memaksimalkan Potensi EI dan AQ dalam Kelas (2006), Pelayanan Pendidikan Keagamaan Komunitas Muslim Minoritas di Bali (2008), Pemberdayaan Perempuan di Majelis Taklim: Studi Kasus MT Al-Nur Cibinong Bogor (2009), Orientasi Pendidikan Salafiyah: Studi Kasus Pesantren Benda Kerep Cirebon (2012), Pendidikan Islam Alternatif : Studi Pada SD Plus Islamic Center Manado (2013).

H. Nunu Ahmad An-Nahidl, M.Si Lahir di Bandung, 20 Oktober 1971. Menyelesaikan MI NU di Menes Banten (1984), MTs NU di Menes Banten (1984), dan MA NU di PP. Buntet Cirebon. Selanjutnya, ‘nyantri’ di PP. Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta sambil menamatkan pendidikan S1 pada Fak. Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 1996. Mengikuti Program Dirosat ‘Ulya (Pascasarjana) pada Univ. Imam al-Auza’i, Beirut Lebanon, 2000-2002. Tahun 2011 menyelesaikan pendidikan Pascasarjana Kajian Timur-tengah dan Islam, Universitas Indonesia. Saat ini bekerja sebagai peneliti pada Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan. E-mail : [email protected]

Page 206: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

192

Dr. H. Muhamad Murtadho, M.Ag Dilahirkan di Yogyakarta, peneliti yang satu ini menyelesaikan pendidikan dasar hingga pendidikan S2 ditempuh di kota kelahirannya. Pernah nyantri di Pesantren Miftahul Husna dan Pesantren Pandanaran Sleman. Pada tahun 2003, ia hijrah ke Jakarta untuk menjadi peneliti di Badan Litbang Kementerian Agama RI dan melanjutkan studi di S3 Antropologi, Universitas Indonesia (UI). Pernah mengikuti shortcourse selama 3 bulan di National University of Singapore (NUS), 2009. Pernah menjadi pengurus Rabithah Ma’ahidil Islamiyah (RMI) Nahdlatul Ulama (NU) Pusat. Sebagai peneliti dia juga dipercaya untuk memimpin beberapa bidang penelitian dan pengembangan secara bergantian, meliputi bidang kajian pendidikan formal, khazanah keagamaan, pendidikan nonformal/informal. Berbagai karya tulisnya berupa artikel pernah dimuat di berbagai jurnal seperti Edukasi, Dialog, Lektur, Harmoni, Al-Qalam, Heritage dan tulisan di buku banyak terkait dengan tema pendidikan Islam, sejarah dan budaya keagamaan. email [email protected].

Drs. Ahmad Dudin Peneliti Madya pada Puslitbang Penda, Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI Jl MH Thamrin No 6 Jakpus, lahir di Brebes 6 Agustus 1968, pendidikan S.1 Fak. Tarbiyah PAI IAIN sekarang UIN Walisongo Semarang, S.2 Program Studi Teknologi Pendidikan (peselesaian tesis) UNJ, alamat Kampung Rawa Bogo No 48 Rt 04 Rw 018 Kel Jatimekar Jatiasih Kota Bekasi No Hp 081329722218. Penelitian terakhir tentang pendidikan agama dan keagamaan Islam yang dilakukan Kamboja (2017)

Dr. H. Abdul Jalil, M.Ag Lahir di Dukuh Jetis, Desa Kaliwungu, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten kudus pada 19 Juni 1972. Meski dilahirkan penuh dengan keterbatasan

Page 207: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

193

ekonomi, Abdul Jalil tak mau menyerah. Abdul Jalil mondok di Situbondo pada 1999 dan bergabung dengan LKIS Yogyakarta sebagai penulis dan editor. Dia pun menjadi peneliti di The Asia Foundation dan Balitbang Kementerian Agama. Jalil juga aktif di Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Page 208: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

194

Page 209: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

195

DEWAN EDITOR PENERBIT Litbangdiklat Press

KETUA :Prof. Dr. Imam Tholkhah

SEKRETARIS : Dr. Fakhriati

ANGGOTA : 1. Dr. Hj. Kustini, M.Si.2. Dr. Hayadin, M.Pd.3. Asep Saefullah, M.Ag.4. Husen Hasan Basri, M.Si.5. Arif Syibromalisi, Lc.

WAKIL : Dra. Hj. Anik Farida, M.Hum.

Page 210: TOP 10 EKOSANTRI...lain, bahkan santri dan masyarakat sekitar. Berkah kemandi-rian dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Buku ini men-ginspirasi. Inskripsi Keagamaan Nusantara,

196