tnc

23
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmatnya kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang pengaruh globalisasi di bidang ekonomi. Tugas makalah ini di ajukan untuk memenuhi standar kompetensi dalam pelajaran PKn. Di dalam pengaruh globalisasi di bidang ekonomi banyak organisasi-organisasi international yang bermunculan untuk mengatu ekonomi internasional dan menguasai perusahaan- perusahaan yang ada di seluruh dunia ini. Kami uucapkan terima kasih kepada guru-guru ysng telah memberikan tugas makalah ini karena kami dapat mengetahui pengaruh globalisasi terutama di bidang ekonomi ini. Kami berharap tugas makalah ini mendapatkan respon yang baik dari guru-guru, apabila ada kesalahan penulisan dan penyusunan kalimat di dalam tugas makalah ini, kami mengharapkan kritik dan saran dan dapat membangun semangat serta kreatifitas untuk kami agar dapat menyempurnakannya.

Upload: faizal-fiqri

Post on 09-Nov-2015

217 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

FGG

TRANSCRIPT

Globalisasi sebagai suatu proses pengintegrasian ekonomi nasional ke dalam sistem ekonomi dunia pada dasarnya diperankan oleh tiga aktor utama proses tersebut

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmatnya kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang pengaruh globalisasi di bidang ekonomi. Tugas makalah ini di ajukan untuk memenuhi standar kompetensi dalam pelajaran PKn.

Di dalam pengaruh globalisasi di bidang ekonomi banyak organisasi-organisasi international yang bermunculan untuk mengatu ekonomi internasional dan menguasai perusahaan-perusahaan yang ada di seluruh dunia ini.

Kami uucapkan terima kasih kepada guru-guru ysng telah memberikan tugas makalah ini karena kami dapat mengetahui pengaruh globalisasi terutama di bidang ekonomi ini.

Kami berharap tugas makalah ini mendapatkan respon yang baik dari guru-guru, apabila ada kesalahan penulisan dan penyusunan kalimat di dalam tugas makalah ini, kami mengharapkan kritik dan saran dan dapat membangun semangat serta kreatifitas untuk kami agar dapat menyempurnakannya.

Globalisasi sebagai suatu proses pengintegrasian ekonomi nasional ke dalam sistem ekonomi dunia pada dasarnya diperankan oleh tiga aktor utama proses tersebut. Yang pertama adalah TNC (Trans-National Corporation), yakni perusahaan multinasional yang besar yang dengan dukungan negara-negara yang diuntungkan oleh TNC tersebut membentuk suatu dewan perserikatan perdagangan global yang dikenal dengan WTO (World Trade Organization) yang menjadi aktor kedua. Selama dua dekade menjelang berakhirnya abad lalu perusahan TNC tersebut meningkat secara kuantitas dari sekitar 7000 TNC pada 1970 menjadi 37.000 TC pada 1990. Pada saat tersebut mereka menguasai 67% perdagangan dunia antar TNC dan menguasai 34,1% dari total perdagangan global. Kini ada 100 TNC yang mampu mengontrol sampai 75% perdagangan global (Peter Marcus, The Language Of Globalization, 2000). Ketiga, adalah lembaga keuangan global IMF, dan World Bank. Ketiga aktor globalisasi tersebut menetapkan aturan-aturan di seputar investasi, intelectual Property Rights dan kebijakan internasional. Kewenangan lainnya adalah mendesak atau mempengaruhi serta memaksa negara-negara untuk melakukan penyesuaian kebijakan nasionalnya bagi kelancaran proses pengintegrasian ekonomi nasional kedalam ekonomi global.

Neoliberalisme dan Mitos Pasar Bebas

Seluruh mekanisme dan proses globalisasi yang diperjuangkan oleh aktor-aktor globalisasi yakni TNC, Bank Dunia dan IMF melalui kesepakatan yang dibuat di WTO sesungguhnya dilandaskan pada suatu ideologi yang dikenal dengan neoliberalisme. Paham neoliberalisme secara prinsipil berbeda denga paham liberalisme yang lama, hanya saja karena waktu, konteks pemunculannya kembali serta skala dan strateginya yang berbeda sudah tentu jawabannya berlainan. Dengan demikian neoliberalisme merupakan kembalinya paham liberalisme lama di era yang baru.

Para penganut paham ekonomi neoliberalisme percaya bahwa pertumbuhan ekonomi dicapai sebagai hasil normal dari kompetisi bebas. Kompetisi yang agresif adalah hasil dari kepercayaan bahwa pasar bebas adalah cra yang efisien dan tepat untuk mengalokasikan suber daya alam rakyat yang langka untuk memenuhi kebutuhan manusia. Harga barang dan jasa selanjutnya menjadi indikator apakah sumber daya telah habis atau masih banyak. Jika harganya murah, maka itu berarti persediaan masih memadai. Harga mahal artinya produknya mulai langka. Harga tinggi maka orang akan menanam modal disana. Oleh sebab itu, harga menjadi tanda apa yang harus diproduksi. Itulah sebabnya ekonomi neoliberal ridak menginginkan pemerintah untuk ikut campur, serahkan saja pada mekanisme dan hukum pasar untuk bekerja. Keputusan individual atas interest pribadi diharapkan mendapat bimbingan dari invisible hand sehingga masyarakat akan mendapat berkah dari ribuan keputusan individual tersebut. Pada akhirnya kekayaan yang dikuasai oleh segelintir orang tersebut akan trickel down kepada anggota masyarakat yang lain. Oleh karena itu, sedikit orang tersebut perlu difasilitasi dan dilindungi dan kalau perlu jangan dibebani pajak. Pendirian neoliberal ini pada prinsipnya tidak bergeser dari paham liberalisme yang di pikirkan oleh Adam Smith dalam bukunya the Wealth of Nations (1776).

Dalam perjalan kapitalisme selanjutnya di akhir abad 20, pertumbuhan dan akumulasi kapital dari golongan kapitalis menjadi lambat dan salah satu hambatannya adalah proteksi, paham keadilan sosial, kesejahteraan bagi rakyat, dan berbagai tradisi adat pengelolaan sumber daya alam berbasis rakyat dan sebagainya. Untuk itu, kapitalisme memerlukan suatu strategi baru untuk mempercepat pertumbuhan dan akumulasi kapital dan strategi yang ditempuh adalah menyingkirkan segenap rintangan bagi investasi dan pasar bebas. Gagasan perlindungan hak milik intelektual, good governance, penghapusan subsidi, program proteksi pada rakyat, deregulasi, penguatan civil society, program anti-korupsi, dianggap sebagai program yag akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Untuk itu diperlukan suatu tatanan perdagangan global, dan sejak itulah gagasan globalisasi dimunculkan. Denagn demikian globalisasi pad dasarnya berpijak pada kebangkitan kembali paham liberalisme, suatu paham yang dikenal sebagai neoliberalisme.

Perusahaan multinasional

From Wikipedia, the free encyclopedia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas

Jump to: navigation , search Langsung ke: navigasi , cari

This article has multiple issues. Please help improve it or discuss these issues on the talk page . Artikel ini memiliki beberapa masalah. Silakan bantu memperbaikinya atau mendiskusikan masalah ini di halaman pembicaraan .

It is missing citations or footnotes . Tersebut tidak ada kutipan atau catatan kaki . Please help improve it by adding inline citations . Tagged since July 2010. Harap membantu memperbaikinya dengan menambahkan inline citations . Tagged sejak Juli 2010.

Its neutrality is disputed . Tagged since May 2010. Its netralitas yang diperdebatkan . Tagged sejak Mei 2010.

It reads like a personal reflection or essay . Tagged since March 2009. Bunyinya seperti refleksi pribadi atau esai . Tagged sejak Maret 2009.

A multinational corporation (MNC), also called a Trans-National Co-operation,( TNC ) or multinational enterprise ( MNE ), [ 1 ] is a corporation or an enterprise that manages production or delivers services in more than one country. Sebuah perusahaan multinasional (MNC), juga disebut Trans-Nasional Kerjasama, (TNC) atau perusahaan multinasional (MNE), [1] adalah sebuah perusahaan atau perusahaan yang mengelola produksi atau memberikan layanan di lebih dari satu negara. It can also be referred to as an international corporation . Hal ini juga dapat disebut sebagai perusahaan internasional. The International Labour Organization (ILO) has defined [ citation needed ] an MNC as a corporation that has its management headquarters in one country, known as the home country , and operates in several other countries, known as host countries . The Organisasi Buruh Internasional (ILO) telah ditetapkan [ rujukan? ] suatu MNC sebagai sebuah perusahaan yang memiliki kantor pusat manajemen di satu negara, yang dikenal sebagai negara asal, dan beroperasi di beberapa negara lain, yang dikenal sebagai negara tuan rumah.

The Dutch East India Company was the first multinational corporation in the world and the first company to issue stock . [ 2 ] It was also arguably the world's first megacorporation , possessing quasi-governmental powers, including the ability to wage war, negotiate treaties, coin money, and establish colonies. [ 3 ] Para Perusahaan India Timur Belanda adalah perusahaan multinasional pertama di dunia dan perusahaan pertama yang menerbitkan saham . [2] Ini juga bisa dibilang pertama di dunia yang megacorporation , memiliki-pemerintah kekuasaan kuasi, termasuk kemampuan untuk berperang, menegosiasikan perjanjian, koin uang, dan mendirikan koloni. [3]

The first modern multinational corporation is generally thought to be the East India Company . [ 4 ] Many corporations have offices, branches or manufacturing plants in different countries from where their original and main headquarters is located. The multinasional korporasi modern pertama umumnya dianggap sebagai East India Company . [4] Banyak perusahaan memiliki kantor, cabang atau pabrik di negara yang berbeda dari tempat asli dan utama kantor pusat mereka berada.

Some multinational corporations are very big, with budgets that exceed some nations' GDPs . Beberapa perusahaan multinasional yang sangat besar, dengan anggaran yang melebihi beberapa negara ' PDB . Multinational corporations can have a powerful influence in local economies, and even the world economy , and play an important role in international relations and globalization . perusahaan multinasional dapat memiliki pengaruh yang kuat dalam ekonomi lokal, dan bahkan ekonomi dunia , dan memainkan peran penting dalam hubungan internasional dan globalisasi .

Contents Isi

[hide] 1 Market imperfections 1 Pasar ketidaksempurnaan

2 International power 2 Internasional daya

2.1 Tax competition 2.1 Pajak persaingan

2.2 Market withdrawal 2.2 Pasar penarikan

2.3 Lobbying 2.3 Melobi

2.4 Patents 2.4 Paten

2.5 Government power 2.5 Pemerintah daya

3 Micro-multinationals 3 Micro-perusahaan multinasional

4 Criticism of multinationals 4 Kritik terhadap perusahaan multinasional

5 See also 5 Lihat juga

6 References 6 Referensi

7 External links 7 Pranala luar

[ edit ] Market imperfections [ sunting ] ketidaksempurnaan Pasar

It may seem strange that a corporation can decide to do business in a different country, where it does not know the laws, local customs or business practices. [ 1 ] Why is it not more efficient to combine assets of value overseas with local factors of production at lower costs by renting or selling them to local investors? [ 1 ] Ini mungkin tampak aneh bahwa sebuah perusahaan dapat memutuskan untuk melakukan bisnis di negara berbeda, di mana ia tidak mengetahui hukum-hukum, adat istiadat setempat atau praktik bisnis. [1] Mengapa tidak lebih efisien untuk menggabungkan nilai aset di luar negeri dengan faktor lokal produksi dengan biaya yang lebih rendah dengan menyewa atau menjual mereka kepada investor lokal? [1]

One reason is that the use of the market for coordinating the behaviour of agents located in different countries is less efficient than coordinating them by a multinational enterprise as an institution. [ 1 ] The additional costs caused by the entrance in foreign markets are of less interest for the local enterprise. [ 1 ] According to kunna sasi, Kindleberger and Caves, the existence of MNEs is reasoned by structural market imperfections for final products. [ 5 ] In Hymer's example, there are considered two firms as monopolists in their own market and isolated from competition by transportation costs and other tariff and non-tariff barriers. Salah satu alasannya adalah bahwa penggunaan pasar untuk mengkoordinasi perilaku agen yang berlokasi di negara yang berbeda adalah kurang efisien dari koordinasi mereka dengan sebuah perusahaan multinasional sebagai sebuah institusi. [1] Biaya tambahan yang disebabkan oleh pintu masuk di pasar asing kurang menarik untuk perusahaan lokal. [1] Menurut kunna sasi, Kindleberger dan Gua, keberadaan MNEs adalah beralasan oleh ketidaksempurnaan pasar struktural untuk produk akhir. [5] Dalam contohnya Hymer, ada dianggap dua perusahaan sebagai monopolis di pasar mereka sendiri dan terisolasi dari persaingan dengan biaya transportasi dan tarif lain dan hambatan non-tarif. If these costs decrease, both are forced to competition; which will reduce their profits. [ 5 ] The firms can maximize their joint income by a merger or acquisition,which will lower the competition in the shared market. [ 5 ] Due to the transformation of two separated companies into one MNE the pecuniary externalities are going to be internalized. [ 5 ] However, this doesn't mean that there is an improvement for the society. [ 5 ] Jika menurunkan biaya, keduanya dipaksa untuk kompetisi; yang akan mengurangi keuntungan mereka. [5] Perusahaan-perusahaan dapat memaksimalkan pendapatan bersama mereka dengan merger atau akuisisi, yang akan menurunkan kompetisi di pasar bersama. [5] Karena transformasi dua perusahaan yang terpisah menjadi satu MNE eksternalitas berupa uang yang akan diinternalisasi. [5] Namun, ini tidak berarti bahwa ada perbaikan masyarakat. [5]

This could also be the case if there are few substitutes or limited licenses in a foreign market. [ 6 ] The consolidation is often established by acquisition, merger or the vertical integration of the potential licensee into overseas manufacturing. [ 6 ] This makes it easy for the MNE to enforce price discrimination schemes in various countries. [ 6 ] Therefore Humyer considered the emergence of multinational firms as "an (negative) instrument for restraining competition between firms of different nations". [ 7 ] Hal ini juga bisa terjadi jika ada beberapa pengganti atau lisensi terbatas dalam pasar luar negeri. [6] konsolidasi sering didirikan oleh akuisisi, merger atau integrasi vertikal dari lisensi potensi menjadi industri di luar negeri. [6] Hal ini akan memudahkan untuk MNE untuk menegakkan skema diskriminasi harga di berbagai negara. [6] Oleh karena itu dianggap Humyer munculnya perusahaan multinasional sebagai "sebuah negatif) instrumen (untuk menahan persaingan antara perusahaan dari negara yang berbeda". [7]

Market imperfections had been considered by Hymer as structural and caused by the deviations from perfect competition in the final product markets. [ 8 ] Further reasons are originated from the control of proprietary technology and distribution systems, scale economies, privileged access to inputs and product differentiation. [ 8 ] In the absence of these factors, market are fully efficient. [ 1 ] The transaction costs theories of MNEs had been developed simultaneously and independently by McManus (1972), Buckley & Casson (1976) Brown (1976) and Hennart (1977, 1982). [ 1 ] All these authors claimed that market imperfections are inherent conditions in markets and MNEs are institutions that try to bypass these imperfections. [ 1 ] The imperfections in markets are natural as the neoclassical assumptions like full knowledge and enforcement don't exist in real markets. [ 9 ] ketidaksempurnaan pasar telah dianggap oleh Hymer sebagai struktural dan disebabkan oleh penyimpangan dari persaingan sempurna di pasar produk akhir. [8] alasan lebih lanjut berasal dari penguasaan teknologi eksklusif dan sistem distribusi, skala ekonomi, akses istimewa untuk input dan diferensiasi produk . [8] Dengan tidak adanya faktor-faktor ini, pasar sepenuhnya efisien. [1] biaya transaksi yang teori MNEs telah dikembangkan secara simultan dan independen oleh McManus (1972), Buckley & Casson (1976) Brown (1976) dan Hennart ( 1977, 1982). [1] Semua ini penulis mengklaim bahwa ketidaksempurnaan pasar adalah kondisi yang melekat pada pasar dan MNEs adalah lembaga yang mencoba untuk mem-bypass ketidaksempurnaan ini. [1] The ketidaksempurnaan di pasar adalah alam sebagai asumsi neoklasik seperti pengetahuan penuh dan penegakan don 't ada di pasar nyata. [9]

[ edit ] International power [ sunting ] kekuatan Internasional

[ edit ] Tax competition [ sunting ] persaingan Pajak

Multinational corporations have played an important role in globalization. perusahaan multinasional telah memainkan peran penting dalam globalisasi. Countries and sometimes subnational regions must compete against one another for the establishment of MNC facilities, and the subsequent tax revenue, employment, and economic activity. Negara dan kadang-kadang daerah tingkat daerah harus bersaing terhadap satu sama lain untuk pembangunan fasilitas MNC, dan selanjutnya pajak pendapatan, pekerjaan, dan kegiatan ekonomi. To compete, countries and regional political districts sometimes offer incentives to MNCs such as tax breaks, pledges of governmental assistance or improved infrastructure, or lax environmental and labor standards enforcement. Untuk bersaing, negara dan distrik politik regional seringkali menawarkan insentif kepada perusahaan multinasional seperti keringanan pajak, jaminan bantuan pemerintah atau infrastruktur ditingkatkan, atau lemah lingkungan dan standar perburuhan penegakan hukum. This process of becoming more attractive to foreign investment can be characterized as a race to the bottom , a push towards greater autonomy for corporate bodies, or both. Proses menjadi lebih menarik bagi investasi asing dapat dicirikan sebagai ras ke dasar , dorongan menuju otonomi lebih besar bagi badan-badan hukum, atau keduanya.

However, some scholars for instance the Columbia economist Jagdish Bhagwati, have argued that multinationals are engaged in a 'race to the top.' Namun, beberapa ulama misalnya ekonom Columbia Jagdish Bhagwati, berpendapat bahwa perusahaan multinasional terlibat dalam sebuah 'perlombaan ke puncak. " While multinationals certainly regard a low tax burden or low labor costs as an element of comparative advantage, there is no evidence to suggest that MNCs deliberately avail themselves of lax environmental regulation or poor labour standards. Sedangkan perusahaan multinasional tentu menganggap beban pajak rendah atau biaya tenaga kerja yang rendah sebagai unsur keunggulan komparatif, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa perusahaan multinasional sengaja memanfaatkan diri dari peraturan lingkungan kendur atau standar buruh miskin. As Bhagwati has pointed out, MNC profits are tied to operational efficiency, which includes a high degree of standardisation. Seperti Bhagwati telah menunjukkan, keuntungan MNC terikat pada efisiensi operasional, yang mencakup tingkat tinggi standardisasi. Thus, MNCs are likely to tailor production processes in all of their operations in conformity to those jurisdictions where they operate (which will almost always include one or more of the US, Japan or EU) that has the most rigorous standards. Dengan demikian, perusahaan multinasional cenderung menyesuaikan proses produksi dalam semua operasi mereka sesuai dengan yang yurisdiksi dimana mereka beroperasi (yang hampir selalu mencakup satu atau lebih dari AS, Jepang atau Uni Eropa) yang memiliki standar paling ketat. As for labor costs, while MNCs clearly pay workers in, eg Vietnam, much less than they would in the US (though it is worth noting that higher American productivitylinked to technologymeans that any comparison is tricky, since in America the same company would probably hire far fewer people and automate whatever process they performed in Vietnam with manual labour), it is also the case that they tend to pay a premium of between 10% and 100% on local labor rates. [ 10 ] Finally, depending on the nature of the MNC, investment in any country reflects a desire for a long-term return. Sedangkan untuk biaya tenaga kerja, sementara perusahaan multinasional jelas membayar pekerja di, misalnya Vietnam, jauh lebih sedikit dibandingkan mereka akan di AS (meskipun perlu dicatat bahwa tinggi Amerika produktivitas-terkait dengan teknologi berarti bahwa perbandingan apapun rumit, karena di Amerika yang sama perusahaan mungkin akan mempekerjakan orang yang jauh lebih sedikit dan mengotomatisasi proses apapun mereka tampil di Vietnam dengan tenaga kerja manual), juga kasus yang mereka cenderung untuk membayar premi antara 10% dan 100% dari harga tenaga kerja lokal. [10] Akhirnya, tergantung pada sifat dari MNC, investasi di negara mana saja mencerminkan keinginan untuk kembali jangka panjang. Costs associated with establishing plant, training workers, etc., can be very high; once established in a jurisdiction, therefore, many MNCs are quite vulnerable to predatory practices such as, eg, expropriation, sudden contract renegotiation, the arbitrary withdrawal or compulsory purchase of unnecessary 'licenses,' etc. Thus, both the negotiating power of MNCs and the supposed 'race to the bottom' may be overstated, while the substantial benefits that MNCs bring (tax revenues aside) are often understated Biaya yang terkait dengan mendirikan pabrik, pekerja pelatihan, dll, bisa sangat tinggi, satu kali didirikan pada yurisdiksi, karena itu, banyak perusahaan multinasional cukup rentan terhadap praktek-praktek predator seperti, misalnya, pengambilalihan, renegosiasi kontrak tiba-tiba, penarikan sewenang-wenang atau pembelian wajib dari 'lisensi,' yang tidak perlu dll demikian, baik kekuatan negosiasi dari perusahaan multinasional dan seharusnya 'ras ke bawah' mungkin berlebihan, sedangkan manfaat yang signifikan bahwa perusahaan multinasional membawa (pajak pendapatan selain) sering bersahaja

[ edit ] Market withdrawal [ sunting ] Pasar penarikan

Because of their size, multinationals can have a significant impact on government policy , primarily through the threat of market withdrawal. [ 11 ] For example, in an effort to reduce health care costs, some countries have tried to force pharmaceutical companies to license their patented drugs to local competitors for a very low fee, thereby artificially lowering the price. Karena ukuran mereka, perusahaan multinasional dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap kebijakan pemerintah , terutama melalui ancaman penarikan pasar. [11] Sebagai contoh, dalam upaya untuk mengurangi biaya perawatan kesehatan, beberapa negara telah mencoba memaksa farmasi perusahaan untuk lisensi mereka dipatenkan obat untuk lokal pesaing untuk biaya yang sangat rendah, sehingga secara artifisial menurunkan harga. When faced with that threat, multinational pharmaceutical firms have simply withdrawn from the market, which often leads to limited availability of advanced drugs. Ketika dihadapkan dengan ancaman itu, perusahaan farmasi multinasional telah hanya diambil dari pasar, yang sering menyebabkan terbatasnya ketersediaan obat-obatan canggih. In these cases, governments have been forced to back down from their efforts. Dalam kasus ini, pemerintah telah dipaksa untuk mundur dari usaha mereka. Similar corporate and government confrontations have occurred when governments tried to force MNCs to make their intellectual property public in an effort to gain technology for local entrepreneurs. konfrontasi perusahaan dan pemerintah yang sama juga terjadi ketika pemerintah mencoba untuk memaksa perusahaan multinasional untuk membuat mereka kekayaan intelektual publik dalam upaya untuk mendapatkan teknologi untuk pengusaha lokal. When companies are faced with the option of losing a core competitive technological advantage or withdrawing from a national market, they may choose the latter. Ketika perusahaan dihadapkan dengan pilihan kehilangan keunggulan teknologi inti kompetitif atau menarik diri dari pasar nasional, mereka dapat memilih yang terakhir. This withdrawal often causes governments to change policy. Penarikan ini sering menyebabkan pemerintah untuk mengubah kebijakan. Countries that have been the most successful in this type of confrontation with multinational corporations are large countries such as United States and Brazil [ citation needed ] , which have viable indigenous market competitors. Negara-negara yang telah paling berhasil dalam jenis ini konfrontasi dengan perusahaan multinasional negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Brazil [ rujukan? ], yang memiliki adat pesaing pasar yang layak.

[ edit ] Lobbying [ sunting ] Melobi

Multinational corporate lobbying is directed at a range of business concerns, from tariff structures to environmental regulations . Perusahaan multinasional lobi diarahkan pada berbagai badan usaha, dari tarif struktur untuk peraturan lingkungan . There is no unified multinational perspective on any of these issues. Tidak ada perspektif multinasional terpadu pada salah satu masalah ini. Companies that have invested heavily in pollution control mechanisms may lobby for very tough environmental standards in an effort to force non-compliant competitors into a weaker position. Perusahaan yang telah melakukan investasi besar-besaran dalam mekanisme pengendalian pencemaran dapat melobi untuk standar lingkungan yang sangat tangguh dalam upaya untuk memaksa pesaing non-compliant ke posisi yang lebih lemah. Corporations lobby tariffs to restrict competition of foreign industries. tarif lobi Korporasi untuk membatasi persaingan industri asing. For every tariff category that one multinational wants to have reduced, there is another multinational that wants the tariff raised. Untuk setiap kategori tarif yang satu multinasional ingin telah mengurangi, ada lagi multinasional yang menginginkan tarif yang diajukan. Even within the US auto industry, the fraction of a company's imported components will vary, so some firms favor tighter import restrictions, while others favor looser ones. Bahkan di dalam industri otomotif AS, fraksi komponen perusahaan impor akan bervariasi, sehingga beberapa perusahaan mendukung pembatasan impor ketat, sementara yang lain mendukung yang longgar. Says Ely Oliveira, Manager Director of the MCT/IR: This is very serious and is very hard and takes a lot of work for the owner.pk Kata Ely Oliveira, Direktur Manajer MCT / IR: ini sangat serius dan sangat keras dan membutuhkan banyak pekerjaan untuk owner.pk yang

Multinational corporations such as Wal-mart and McDonald's benefit from government zoning laws, to create barriers to entry . perusahaan multinasional seperti Wal-mart dan McDonald's manfaat dari pemerintah zonasi hukum, untuk menciptakan hambatan untuk masuk .

Many industries such as General Electric and Boeing lobby the government to receive subsidies to preserve their monopoly. [ 12 ] Banyak industri seperti General Electric dan Boeing melobi pemerintah untuk menerima subsidi untuk mempertahankan monopoli mereka. [12]

[ edit ] Patents [ sunting ] Paten

Many multinational corporations hold patents to prevent competitors from arising. Banyak perusahaan multinasional memegang paten untuk mencegah pesaing dari timbul. For example, Adidas holds patents on shoe designs, Siemens AG holds many patents on equipment and infrastructure and Microsoft benefits from software patents . [ 13 ] The pharmaceutical companies lobby international agreements to enforce patent laws on others. Sebagai contoh, Adidas memegang paten atas desain sepatu, Siemens AG memegang banyak paten peralatan dan infrastruktur dan Microsoft manfaat dari paten perangkat lunak . [13] Perusahaan-perusahaan farmasi lobi kesepakatan internasional untuk menegakkan hukum paten pada orang lain.

[ edit ] Government power [ sunting ] kekuasaan Pemerintah

In addition to efforts by multinational corporations to affect governments, there is much government action intended to affect corporate behavior. Selain upaya yang dilakukan oleh perusahaan multinasional untuk mempengaruhi pemerintah, ada tindakan pemerintah banyak dimaksudkan untuk mempengaruhi perilaku perusahaan. The threat of nationalization (forcing a company to sell its local assets to the government or to other local nationals) or changes in local business laws and regulations can limit a multinational's power. Ancaman nasionalisasi (memaksa perusahaan untuk menjual aset lokal kepada pemerintah atau warga lokal lainnya) atau perubahan dalam hukum bisnis lokal dan peraturan dapat membatasi kekuatan multinasional. These issues become of increasing importance because of the emergence of MNCs in developing countries. [ 14 ] Isu-isu ini menjadi sangat meningkat karena munculnya perusahaan multinasional di negara berkembang. [14]

[ edit ] Micro-multinationals [ sunting ] Micro-perusahaan multinasional

Enabled by Internet based communication tools, a new breed of multinational companies is growing in numbers.( Copeland, Michael V. (2006-06-29). "How startups go global" . CNN . http://money.cnn.com/2006/06/28/magazines/business2/startupsgoglobal.biz2/index.htm . Retrieved 2010-05-13 . Dimungkinkan oleh perangkat komunikasi berbasis Internet, generasi baru perusahaan multinasional yang berkembang dalam jumlah.. (Copeland, Michael V. (2006-06-29) "Bagaimana startups go global" . CNN. http://money.cnn.com / 2006/06/28/magazines/business2/startupsgoglobal.biz2/index.htm . Diperoleh 2010/05/13. ) These multinationals start operating in different countries from the very early stages. ) Perusahaan multinasional ini mulai beroperasi di negara-negara berbeda dari tahap awal. These companies are being called micro-multinationals. ( Varian, Hal R. (2005-08-25). "Technology Levels the Business Playing Field" . The New York Times . http://www.nytimes.com/2005/08/25/business/25scene.html . Retrieved 2010-05-13 . Perusahaan-perusahaan ini dipanggil mikro-perusahaan multinasional.. (Varian, Hal R. (2005/8/25) "Teknologi Tingkat Usaha Playing Field" . The New York Times. http://www.nytimes.com/2005/08 / 25/business/25scene.html . Diperoleh 2010/05/13. ) What differentiates micro-multinationals from the large MNCs is the fact that they are small businesses. ) Apa yang membedakan mikro-perusahaan multinasional dari perusahaan multinasional besar adalah kenyataan bahwa mereka adalah usaha kecil. Some of these micro-multinationals, particularly software development companies, have been hiring employees in multiple countries from the beginning of the Internet era. Beberapa mikro-perusahaan multinasional, khususnya perusahaan pengembangan software, telah mempekerjakan karyawan di beberapa negara dari awal era internet. But more and more micro-multinationals are actively starting to market their products and services in various countries. Tetapi lebih dan lebih mikro-perusahaan multinasional secara aktif mulai memasarkan produk dan jasa di berbagai negara. Internet tools like Google, Yahoo, MSN, Ebay and Amazon make it easier for the micro-multinationals to reach potential customers in other countries. Internet tool seperti Google, Yahoo, MSN, Ebay dan Amazon membuatnya lebih mudah bagi-mikro perusahaan multinasional untuk menjangkau pelanggan potensial di negara lain.

Service sector micro-multinationals, like Facebook, Alibaba etc. started as dispersed virtual businesses with employees, clients and resources located in various countries. Layanan sektor mikro-perusahaan multinasional, seperti Facebook, dll Alibaba dimulai sebagai tersebar bisnis virtual dengan karyawan, klien dan sumber daya yang terletak di berbagai negara. Their rapid growth is a direct result of being able to use the internet, cheaper telephony and lower traveling costs to create unique business opportunities. pertumbuhan yang cepat mereka adalah akibat langsung dari yang dapat menggunakan internet, telepon lebih murah dan biaya perjalanan yang lebih rendah untuk menciptakan peluang bisnis yang unik.

Low cost SaaS (Software As A Service) suites make it easier for these companies to operate without a physical office. Biaya rendah SaaS (Software Sebagai Service) suite memudahkan perusahaan-perusahaan untuk beroperasi tanpa kantor fisik.

Hal Varian, Chief Economist at Google and a professor of information economics at UC Berkeley , said in April 2010, "Immigration today, thanks to the Web, means something very different than it used to mean. There's no longer a brain drain but brain circulation. People now doing startups understand what opportunities are available to them around the world and work to harness it from a distance rather than move people from one place to another." Hal Varian, Chief Economist di Google dan seorang profesor ekonomi informasi di UC Berkeley , mengatakan pada bulan April 2010, ", hari ini berkat ke Web, berarti Imigrasi sesuatu yang sangat berbeda dari yang digunakan untuk berarti. Tidak ada lagi menguras otak, tetapi sirkulasi otak startups Orang-orang sekarang. melakukan memahami apa peluang yang tersedia untuk mereka di seluruh dunia dan bekerja untuk memanfaatkan dari kejauhan daripada orang berpindah dari satu tempat ke tempat lain. "

[ edit ] Criticism of multinationals [ sunting ] Kritik perusahaan multinasional

Main article: Anti-corporate activism Artikel utama: -perusahaan aktivisme Anti

Anti-corporate activism in New York Anti-perusahaan aktivisme di New York

The rapid rise of multinational corporations has been a topic of concern among intellectuals , activists and laypersons who have seen it as a threat of such basic civil rights as privacy . Kenaikan pesat dari perusahaan-perusahaan multinasional telah menjadi topik keprihatinan di kalangan intelektual , aktivis dan awam yang melihatnya sebagai ancaman dasar seperti hak-hak sipil sebagai privasi . They have pointed out that multinationals create false needs in consumers and have had a long history of interference in the policies of sovereign nation states . Mereka telah menunjukkan bahwa perusahaan multinasional menciptakan kebutuhan palsu di konsumen dan sudah memiliki sejarah panjang gangguan dalam kebijakan dari kedaulatan negara bangsa . Evidence supporting this belief includes invasive advertising (such as billboards , television ads, adware , spam , telemarketing , child-targeted advertising, guerrilla marketing ), massive corporate campaign contributions in democratic elections, and endless global news stories about corporate corruption ( Martha Stewart and Enron , for example). Bukti yang mendukung keyakinan ini termasuk iklan invasif (seperti billboard , iklan televisi, adware , spam , telemarketing , iklan bertarget anak, pemasaran gerilya ), kampanye kontribusi perusahaan besar-besaran dalam pemilu demokratis, dan berita cerita global tak berujung tentang korupsi korporasi ( Martha Stewart dan Enron , misalnya). Anti-corporate protesters suggest that corporations answer only to shareholders , giving human rights and other issues almost no consideration. [ 15 ] Films and books critical of multinationals include Surplus: Terrorized into Being Consumers , The Corporation , The Shock Doctrine , Downsize This and others. Pengunjuk rasa Anti-perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan-satunya jawaban untuk pemegang saham , memberikan hak asasi manusia dan isu-isu lainnya hampir tidak ada pertimbangan. [15] Film dan buku-buku kritis terhadap perusahaan multinasional termasuk Surplus: diteror ke Konsumen Menjadi , The Corporation , Shock Doktrin , berhemat ini dan lain-lain .

[ edit ] See also [ sunting ] Lihat pula

[ edit ] References [ sunting ] Referensi

1. ^ a b c d e f g h Pitelis, Christos; Roger Sugden (2000). The nature of the transnational firm . ^ a b c d e f g h Pitelis, Christos; Roger Sugden (2000). Sifat dari perusahaan transnasional . Routledge. Routledge. p.72. ISBN 0415167876 . http://books.google.com/books?id=mXjeiQYR088C&printsec=frontcover#PPA72,M1 . p. 72. ISBN 0415167876 . http://books.google.com/books?id=mXjeiQYR088C&printsec=frontcover # PPA72, M1 .

2. ^ Mondo Visione web site: Chambers, Clem. ^ Mondo Visione situs web: Chambers, Clem. "Who needs stock exchanges?" Exchanges Handbook . "Siapa yang membutuhkan bursa saham?" Bursa Handbook. -- retrieved 1 February 2008. - Diambil 1 Februari 2008.

3. ^ Ames, Glenn J. (2008). The Globe Encompassed: The Age of European Discovery, 1500-1700 . ^ , Glenn J. (2008). Ames Globe ini meliputi: The Age of Discovery Eropa, 1500-1700. pp.102103. hal 102-103.

4. ^ The Register of Letters &c. ^ The Register Sastra & c. of the Governor and Company of Merchants of London trading into the East Indies, 16001619 . Gubernur dan Perusahaan Merchant perdagangan London ke Hindia Timur, 1600-1619 . On page 3, a letter written by Elizabeth I on January 23, 1601 ("Witnes o r selfe at Westminster the xxiiij th of Ianuarie in the xliij th yeare of o r Reigne.") states, "Haue been pleased to giue lysence vnto o r said Subjects to proceed in the said voiadgs, & for the better inabling them to establish a trade into & from the said East Indies Haue by o r tres Pattents vnder o r great seale of England beareing date at Westminster the last daie of december last past incorporated o r said Subjecte by the name of the Gou r no r & Companie of the me r chaunts of London trading into the East Indies , & in the same tres Pattents haue geven them the sole trade of theast Indies for the terme of XV teen yeares ..." Pada halaman 3, surat yang ditulis oleh Elizabeth I pada 23 Januari 1601 ("Witnes selfe o r di Westminster tanggal xxiiij dari Ianuarie di yeare ke xliij o r Reigne.") Menyatakan, "Haue sudah senang giue vnto lysence r o mengatakan Subjek untuk melanjutkan dalam kata voiadgs, & menjadi lebih baik inabling mereka untuk mendirikan perdagangan ke dalam & dari kata Hindia Haue oleh r o tres o vnder Pattents r besar Seale Inggris beareing tanggal di Westminster yang daie terakhir Desember didirikan o r terakhir lalu mengatakan Subjecte dengan nama r tidak Gou r & companie dari chaunts r saya tentang perdagangan London ke Hindia Timur, dan di tres sama Pattents haue geven mereka perdagangan tunggal theast Hindia untuk Terme dari XV remaja yeares ... "

5. ^ a b c d e Pitelis, thomman; Roger Sugden (2000). The nature of the transnational firm . ^ a b c d e Pitelis, thomman; Roger Sugden (2000). Sifat dari perusahaan transnasional . Hymer (1960, published in 1976), Kindleberger (1969) & Caves (1971). Hymer (1960, diterbitkan tahun 1976), Kindleberger (1969) & Gua (1971). Routledge. Routledge. p.74. ISBN 0415167876 . http://books.google.com/books?id=mXjeiQYR088C&printsec=frontcover#PPA74,M1 . p. 74. ISBN 0415167876 . http://books.google.com/books?id=mXjeiQYR088C&printsec=frontcover # PPA74, M1 .

6. ^ a b c Pitelis, Christos; Roger Sugden (2000). The nature of the transnational firm . ^ a b c Pitelis, Christos; Roger Sugden (2000). Sifat dari perusahaan transnasional . Hymer, 1976: 4950. Hymer, 1976: 49-50. Routledge. Routledge. p.74. ISBN 0415167876 . http://books.google.com/books?id=mXjeiQYR088C&printsec=frontcover#PPA74,M1 . p. 74. ISBN 0415167876 . http://books.google.com/books?id=mXjeiQYR088C&printsec=frontcover # PPA74, M1 .

7. ^ Pitelis, Christos; Roger Sugden (2000). The nature of the transnational firm . ^ Pitelis, Christos; Roger Sugden (2000). Sifat dari perusahaan transnasional . Hymer, 1970: 433. Hymer, 1970: 433. Routledge. Routledge. p.74. ISBN 0415167876 . http://books.google.com/books?id=mXjeiQYR088C&printsec=frontcover#PPA74,M1 . p. 74. ISBN 0415167876 . http://books.google.com/books?id=mXjeiQYR088C&printsec=frontcover # PPA74, M1 .

8. ^ a b Pitelis, Christos; Roger Sugden (2000). The nature of the transnational firm . ^ a b Pitelis, Christos; Roger Sugden (2000). Sifat dari perusahaan transnasional . Bain, 1956. Bain, 1956. Routledge. Routledge. p.74. ISBN 0415167876 . http://books.google.com/books?id=mXjeiQYR088C&printsec=frontcover#PPA74,M1 . p. 74. ISBN 0415167876 . http://books.google.com/books?id=mXjeiQYR088C&printsec=frontcover # PPA74, M1 .

9. ^ Pitelis, Christos; Roger Sugden (2000). The nature of the transnational firm . ^ Pitelis, Christos; Roger Sugden (2000). Sifat dari perusahaan transnasional . Dunning & Rugman (1985), Teece (1981). Dunning & Rugman (1985), Teece (1981). Routledge. Routledge. p.74. ISBN 0415167876 . http://books.google.com/books?id=mXjeiQYR088C&printsec=frontcover#PPA74,M1 . p. 74. ISBN 0415167876 . http://books.google.com/books?id=mXjeiQYR088C&printsec=frontcover # PPA74, M1 .

10. ^ Jagdish Bhagwati, In Defense Oxford: Oxford University Press, 2004, esp. ^ Jagdish Bhagwati, Pertahanan Di Oxford: Oxford University Press 2004,, esp. 122195. 122-195.

11. ^ Barnett, Richard, 1975: Global Reach: The Power of the Multinational Corporations. ^ Barnett, Richard, 1975: Global Reach: Kekuatan dari Korporasi Multinasional.

12. ^ HOLMAN W. JENKINS (2008-07-02). "What Is GM Thinking?" . ^ Holman W. JENKINS (2008/07/02). "Apa Berpikir GM?" . Business World . http://online.wsj.com/article/SB121495482307421193.html . Bisnis Dunia. http://online.wsj.com/article/SB121495482307421193.html .

13. ^ Kevin Carson, Tucker's Big Four: Patents. , A Mutualist FAQ , http://www.mutualist.org/id74.html ^ Kevin Carson, Tucker Big Four: Paten. , A FAQ Mutualist, http://www.mutualist.org/id74.html

14. ^ Aggarwal, Raj and JK Weekly, "Western Firms Face Challenge of Third World Multinationals." ^ Aggarwal, Raj dan JK Mingguan, "Wajah Barat Perusahaan Multinasional Tantangan Dunia Ketiga." Modern Asia (October 1982): 5152. Modern Asia (Oktober 1982): 51-52. (with JK Weekly). (Dengan JK Mingguan). (How 1,000 new multinationals in the developing world are pressuring US and European trading giants) (Bagaimana 1.000 perusahaan multinasional baru di dunia berkembang menekan AS dan raksasa perdagangan Eropa)

15. ^ Marc Abeles, 'Globalization, Power, and Survival: an Athropological Perspective', pg 484486. Anthropological Quarterly Vol.79, No. 3. ^ Abeles Marc, 'Globalisasi, Power, dan Survival: sebuah Perspektif Athropological', pg 484-486 3 Triwulanan Antropologi. Vol.79, No. Institute for Ethnographic Research, 2006 Lembaga Penelitian Etnografi, 2006

[ edit ] External links [ sunting ] Pranala luar

Data on transnational corporations Data perusahaan transnasional

CorpWatch CorpWatch

UNCTAD publications on multinational corporations UNCTAD publikasi tentang perusahaan multinasional

UNCTADLists of largest TNCs UNCTAD-Daftar perusahaan-perusahaan transnasional terbesar

ILOMultinational Corporations ILO-Multinasional Korporasi

List of multinational companies Daftar perusahaan multinasional

Retrieved from " http://en.wikipedia.org/wiki/Multinational_corporation " Diperoleh dari " http://en.wikipedia.org/wiki/Multinational_corporation "

Categories : Multinational companies | International business | International economics Kategori : Perusahaan Multinasional | bisnis internasional | ekonomi internasional