tk 1-2
DESCRIPTION
gvgjb uuhn ubniniTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan kota-kota di dunia, pada umumnya banyak dibentuk
berdasarkan warisan sejarah masa sebelumnya. Dalam kajian tentang masalah
perkotaan, beberapa aspek yang memainkan peran penting dalam perkembangan
sebuah kota adalah keadaan demografi, geografis, budaya, agama, teknologi,
organisasi, dan lingkungan.
Kota Liverpool merupakan kota yang terletak di bagian barat laut Inggris.
Letak dari kota Liverpool yang sangat strategis ini menjadikan kota Liverpool
berkembang menjadi sebuah kota pelabuhan (pusat perdagangan) terbesar kedua
di Inggris setelah kota London sampai dengan pertengahan abad ke-20.
Akibat dari kondisi keamaan dunia yang memanas (akibat perang dunia
pertama dan kedua) dan munculnya masalah-masalah sosial yang kompleks di
kota Liverpool, akhirnya kota Liverpool tumbuh sebagai kota budaya yang
dimulai sekitar tahun 1980-an. Pertumbuhan kota Liverpool sebagai kota budaya
ini diawali dengan dibukanya Museum Maritim Merseyside pada tahun 1980.
Selain itu perkembangan kota Liverpool sebagai kota budaya juga didukung
dengan karakteristik-karakteristik kota Liverpool yang sangat menarik dan sejarah
dari kota Liverpool itu sendiri.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk membahas dan atau
mengetahui perkembangan kota Liverpool sejak abad ke-13, yang berkembang
sebagai kota pelabuhan (pusat perdagangan) terbesar kedua setelah kota London
dan perubahannya secara signifikan menjadi kota budaya pada pertengahan abad
ke-20.
1
1.2. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah
metode studi literatur. Data-data (sejarah perkembangan kota) dalam penulisan
makalah ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari literatur dan berbagai
sumber lainnya, seperti internet.
Data-data (sejarah perkembangan kota) yang terkumpul kemudian
dikorelasikan dengan teori-teori perkembangan kota yang diperoleh dari literatur
yang ada.
1.3. Pilihan Kota dan Perkembangannya
Kota yang akan dibahas dalam makalah ini adalah kota Liverpool.
Liverpool adalah sebuah kota di bagian Barat Laut Inggris, terletak di sebelah
tebing Timur Muara Sungai Mersey, Liverpool sendiri merupakan bagian dari
kawasan Merseyside.
Perkembangan kota Liverpool setelah tahun 1980 hingga sekarang, kota
Liverpool berkembang menjadi kota Pusat Kebudayaan di Inggris bahkan di
seluruh dunia. Semua ini berawal dari adanya pemulihan (pembangunan) kembali
kota Liverpool setelah mengalami permasalahan sosial pada tahun 1980-an yang
sangat berdampak pada perekonomian, dengan membuka Museum Maritim
Merseyside pada tahun 1980 yang menjadi daya tarik turis dari mancanegara
untuk datang sehingga diharapkan dapat memulihkan perekonomian kota
Liverpool.
Selain membuka Museum Maritim Merseyside, guna memulihkan
perekonomian dibuka pula pusat-pusat kebudayaan lainnya. Dan puncak dari
perkembangan kota Liverpool sebagai pusat kebudayaan adalah pada tahun 2003
terpilih sebagai Ibukota Budaya Eropa tahun 2008.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Tinjauan Teori
Berkembangnya suatu kota dapat disebabkan oleh 3 hal, antara lain :
1. Kota berkembang sebagai akibat pusat kegiatan agama
penduduknya.
2. Kota berkembang sebagai akibat pusat permukiman,
3. Kota berkembang sebagai akibat pusat perdagangan.
2.1.11 Kota Sebagai Pusat Agama
Perkembangan kota yang disebabkan oleh kegiatan keagamaan
penduduknya berjalan seiring dengan pengaruh perkembangan pemeluk agama di
kota tersebut.
Kota seperti ini pada umumnya memiliki tingkat kerentanan yang cukup
besar atau memilik potensi menjadi kota nekropolis (kota yang menuju kematian
atau kehancuran). Hal itu dapat terjadi apabila kota tersebut sudah dipengaruhi
oleh keberadaan agama lain.
2.1.2. Kota Sebagai Pusat Permukiman
Jenis kota ini berkembang akibat suatu wilayah menjadi pusat
permukiman. Biasanya penduduk pada kota seperti ini adalah para pendatang dari
wilayah disekitarnya yang melakukan migrasi ke wilayah ini.
Migrasi itu sendiri dapat tejadi akibat berbagai hal seperti alasan
keamanan, politik, kepentingan ekonomi, dan lain-lain.
Permukiman-permukiman ini nantinya akan berkembagn seiring dengan
kegiatan kekotaan yang terjadi untuk memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-hari
3
yang dilakukan oleh penduduk-penduduk yang tinggal di permukiman-
permukiman ini.
2.1.3. Kota Sebagai Pusat Perdagangan
Kota jenis ini adalah kota yang terbentuk akibat wilayah tersebut menjadi
pusat perdagangan. Kota seperti ini paling banyak ditemukan di dunia.
Perkembangan kota ini biasanya terjadi pada kota yang terletak di pinggir
pantai (laut) atau di lembah sungai besar.
Lokasi strategis yang dimiliki kota di pinggir pantai merupakan
karakteristik perkembangan kota pelabuhan yang banyak terjadi di Eropa Barat
sejak abad ke-13. Kota ini menjadi pelabuhan yang ramai dikunjungi oleh
pedagang-pedagang dari wilayah disekitarnya. Atas dasar itulah, nantinya
kegiatan ekonomi di kota tersebut berkembang dengan dibukanya penginapan-
penginapan, toko-toko pemenuhan kebutuhan, dan fasilitas-fasilitas pendukung
lainnya.
Pola kekotaan mulai terbentuk dengan adanya pusat perdagangan di dekat
pelabuhan, lalu disambung dengan pemukiman-pemukiman penduduk yang
berkembang dengan cara difusi ke wilayah di belakangnya.
2.2. Kasus Kota
2.2.1. Livepool di Pertengahan Abad
Pada tahun 1207 seorang berkebangsaan Inggris yang bernama King John
menemukan sebuah pelabuhan kecil di Liverpool, setelah ia menaklukkan
Irlandia.
Pada mulanya pelabuhan di Liverpool digunakan untuk pengiriman
pasukan serta pengiriman kebutuhan pasukan ke seberang Irlandia. Kemudian
fungsi dari pelabuhan berkembang setelah didirikan pasar, dimana pasar tersebut
berfungsi sebagai tempat kegiatan jual-beli. Seiring dengan berjalanannya waktu,
4
berbagai pedagang dan orang-orang yang memiliki keahlian tertentu datang dan
menetap di Liverpool.
King John mengeluarkan banyak kebijakan yang bertujuan untuk
mengembangkan kota Liverpool itu sendiri. Pertama, King John memperbolehkan
rakyat untuk mengadakan festival tahunan, dengan harapan dapat menarik para
penjual dan pembeli di seluruh Inggris bagian barat laut untuk datang dan
akhirnya menetap di Liverpool. Kedua, King John membagi kota Liverpool
menjadi wilayah-wilayah yang diperuntukkan sebagai pemukiman dan
mengundang orang-orang untuk datang dan menetap di Liverpool.
Mata pencaharian penduduk kota Liverpool adalah petani, nelayan, dan
pedagang (orang yang memiliki keahlian tertentu) seperti pembuat bir, penjual
daging, tukang besi, dan tukang kayu.
Seiring dengan berjalannya waktu, perdagangan di kota Liverpool
meningkat pesat. Hal ini ditandai dengan aktivitas ekspor-impor yang terjadi
seperti impor anggur dari Perancis, impor kulit dari Irlandia, ekspor besi dan
wool.
2.2.2. Liverpool Abad ke-16 dan Abad ke-17
Pada abad ke-16, Irlandia masih merupakan partner dagang utama yang
banyak memberikan pemasukan ke kota Liverpool.
Selain dari kegiatan perdagangan, kota Liverpool juga memperoleh
pemasukan dari kegiatan pengiriman pemberontak di Inggris yang diasingkan ke
Irlandia melalui pelabuhan yang ada di Liverpool.
Kota Liverpool terus berkembang, namun hanya memiliki penduduk
sekitar 2.000 jiwa. Baru pada saat terjadinya perang sipil pada tahun 1642 jumlah
penduduk Liverpool bertambah menjadi sekitar 2.500 jiwa.
Perang sipil terjadi pada tahun 1642 antara pihak Royalis (kerajaan) dan
pihak Parlemen. Perang ini terjadi selama dua tahun, yang pada akhirnya
dimenangkan oleh pihak Parlemen.
5
Pada akhir abad ke-17, kota Liverpool tumbuh dengan sangat cepat
layaknya koloni Inggris di Amerika. Bahkan kota Liverpool menjadi kota
perdagangan yang baik untuk melayani perdagangan antar koloni Inggris yang
dipisahkan oleh samudera Atlantik (perdagangan Inggris-Amerika).
Sebuah catatan sejarah yang ditulis oleh Celia Fiennes yang berkunjung ke
kota Liverpool disebutkan bahwa kota Liverpool tampak seperti kota yang baru
dibangun. Semua bangunannya menggunakan batu bata yang terlihat kokoh dan
indah. Bahkan jalan-jalan di kota Liverpool juga tertata dengan rapih. Ia juga
melihat sekelompok orang dengan pakaian yang bagus dan fashionable.dan
bangunan yang sangat mengesankan menurutnya ialah Town Hall, yang didirikan
dari 8 pilar yang kokoh.
Dipenghujung abad ke-17 mulai banyak dibangun bangunan seperti
perumahan di Dale Street dan di Shaws Brow, dan gereja St.Peters.
2.2.3. Liverpool Abad ke-18
Pada abad ke-18, kegiatan perdagangan Kota Liverpool terus meningkat,
hingga skala yang sangat besar. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya
frekuensi perdagangan ke Virginia dan Koloni Inggris lainnya di Amerika..
Mereka juga mengirim kapal-kapal ke Norwegia, Hamburg, Belanda dan Belgia.
Penduduk kota Liverpool terus berkembang pesat, mencapai 5.000 jiwa
pada awal abad ke-18.Pada tahun 1750 penduduk kota Liverpool sudah mencapai
20.000 jiwa, dan pada tahun 1801 mencapai 77.000 jiwa.
Mayoritas penduduk kota Liverpool adalah imigran dari Irlandia dan
Wales.
Galangan kapal pertama kali dibangun pada tahun 1715, namun dengan
bertambahnya permintaan terhadap kebutuhan kapal untuk perdagangan maka
kota Liverpool menambah sebanyak 4 galangan kapal. Sehingga menjadikan kota
Liverpool sebagai kota pelabuhan ketiga terbesar di Inggris setelah London dan
Bristol.
6
2.2.4. Liverpool Abad ke-19
Pada tahun 1821, populasi kota Liverpool mencapai 118.000 jiwa dan
ditahun 1835 batas wilayah Liverpool mencapai wilayah Kirkdale dan sebagian
dari kota Toxteth and Derby barat. Pada tahun 1851 populasi kota Liverpool
kembali bertambah hingga mencapai 376.000 jiwa, yang sebagian besar
merupakan imigran dari Irlandia.
Pada abad ke-19 banyak dilakukan pembangunan fasilitas-fasilitas kota
seperti The Philharmonic hall (1849), The Central Library (1852), St.Georges
Hall (1854), William Brown Library (1860), Picton Reading Room (1879), The
Royal Southern Hospital (1814), The Northern Hospital (1834), Stanley Hospital
(1867) The Walker Art Gallery (1877), Stanley Park (1870), Sefton Park (1872),
The Palm House (1896), dan kereta listrik (1898-1901) .
Secara resmi Liverpool menjadi Kota (city) pada tahun 1880. Pada tahun
1881 populasi Liverpool mencapai 611.000 jiwa.
2.2.5. Liverpool Abad ke-20 sampai Sekarang
Sampai dengan awal abad ke-20, pertumbuhan populasi di kota Liverpool
terus meningkat hingga mencapai 685.000 jiwa. Dan pembangunan fasiltas-
fasilitas kota terus dilakukan. Hal ini dibuktikan dengan dibangunnya The Tower
Building (1908), The Liver Building (1911), The Cunard Building (1916), dan
The Lady Lever gallery (1922).
Sekitar tahun 1920-an, terjadi perang dunia pertama. Dampak yang
ditimbulkan akibat perang dunia pertama sangat besar. Selain menyebabkan
13.000 warga Liverpool (atau biasa disebut Liverpudlian) meninggal dunia,
terjadi banyak masalah sosial seperti hilangnya banyak tempat tinggal bagi warga
Liverpool, meningkatnya angka pengangguran, dan meningkatnya kemiskinan.
Keadaan tersebut diperparah lagi, ketika terjadi perang dunia kedua. Yang
mengakibatkan 3.875 warga Liverpool menginggal dunia, banyak warga yang
7
mengalami cedera serius, sekitar 10.000 rumah hancur, banyak industri yang
hancur, dan kondisi ekonomi memburuk
Setelah perang dunia kedua terjadi, kota Liverpool mengalami depresi
(kejatuhan) setelah berjaya menjadi kota pelabuhan kedua terbesar di Inggris
(setelah London) sampai dengan akhir abad ke-19. Untuk memulihkan keadaan
ini, dewan kota Liverpool mencoba membangun kembali kota Liverpool.
Salah satu langkah yang diambil dewan kota Liverpool dalam membangun
kembali kota Liverpool adalah dengan membuka sebuah Museum Maritim
Merseyside pada tahun 1980 dan The Tate Gallery of Modern Art pada tahun
1988. Pembukaan kedua bangunan ini diharapkan oleh dewan kota Liverpool bisa
menjadi daya tarik bagi wisatawan dari mancanegara untuk datang.
Hal inilah yang merupakan awal pertumbuhan kota Liverpool menjadi
kota budaya. Dengan terdapatnya bangunan-bangunan tua yang indah, arsitektur
bangunan (gedung-gedung) yang sangat indah dan ditambah dengan sejarah dari
kota Liverpool sendiri, merupakan dasar dari dewan kota Liverpool mengubah
kota Liverpool dari kota pelabuhan (pusat perdagangan) menjadi kota budaya.
Seiring dengan berjalannya waktu, guna mendukung berkembangnya kota
budaya, dibagun Museum Kehidupan Liverpool (1993), Museum Adat dan Pajak
(1994), Pusat Konservasi (1996), Institusi seni (1996), The National Wild Flowers
Center (2001), dan lain-lain.
Dan puncak dari perkembangan Kota Liverpool sebagai kota budaya
adalah pada tahun 2003 kota Liverpool terpilih sebagai Ibukota Budaya Eropa
tahun 2008.
2.3. Hasil dan Pembahasan
Perkembangan kota Liverpool diakibatkan oleh kegiatan perdagangan
yang terjadi di kota Liverpool itu sendiri.
Kota Liverpool merupakan sebuah kota di Barat laut Inggris, di sebelah
tebing Timur muara Sungai Mersey, atau terletak di pantai barat laut Inggris.
Karena lokasi yang strategis, perkembangan kota Liverpool dimulai dari kegiatan
8
perdagangan setelah dibukanya pelabuhan di kota Liverpool yang pada awalnya
oleh seorang berkebangsaan Inggris bernama King John digunakan untuk
memudahkan pengiriman pasukan dan kebutuhan pasukan ke seberang Irlandia
(melintasi Selat St. George) pada abad ke-13.
Kemudian fungsi dari pelabuhan itu sendiri akhirnya diperluas setelah
didirikannya pasar di dekat pelabuhan guna pengadaan kegiatan jual-beli di kota
Liverpool. Seiring dengan berjalannya waktu, mulai berdatangan para pedagang
dan orang-orang yang memiliki keahlian tertentu dari wilayah sekitar kota
Liverpool untuk melakukan kegiatan jual-beli dan akhirnya mereka menetap di
kota Liverpool.
Guna mengembangkan kota Liverpool, King John mengeluarkan beberapa
kebijakan seperti diperbolehkannya rakyat mengadakan festival-festival tahunan
dan membagi wilayah-wilayah di kota Liverpool yang diperuntukkan sebagai
pemukiman. Hal ini dilakukan untuk mengundang orang-orang di sekitar kota
Liverpool untuk datang dan menetap di kota Liverpool.
Seiring dengan berjalannya waktu, pola atau sifat kekotaan di kota
Liverpool mulai terbentuk, yang ditandai dengan adanya pusat perdagangan di
dekat pelabuhan, mulai berkembangnya permukiman-permukiman akibat
pendatang-pendatang dari wilayah sekitar kota Liverpool (terutama dari Irlandia
dan Wales) dengan cara difusi ke wilayah belakangnya, perluasan-perluasan batas
kota Liverpool ke wilayah-wilayah di sekitar kota Liverpool, dan meluasnya
daerah pengaruh (perdagangan) sampai Belanda, Norwegia, Hamburg, Belgia, dan
Virginia.
Perkembangan yang terjadi begitu pesat, membawa kota Liverpool
menjadi kota pelabuhan terbesar kedua setelah kota London sampai dengan
pertengahan abad ke-20.
Terjadinya perang dunia pertama dan kedua menyebabkan kota Liverpool
hancur. Hal ini disebabkan kota Liverpool menjadi sasaran utama penyerangan,
karena letaknya yang sangat strategis dan merupakan pusat perdagangan.
Dampak yang diakibatkan dari perang dunia pertama dan kedua sangatlah
parah, seperti banyaknya warga Liverpool yang meninggal dunia dan luka-luka,
9
rumah-rumah hancur sehingga banyak warga Liverpool yang kehilangan rumah,
banyak industri yang hancur sehingga banyak warga Liverpool yang kehilangan
pekerjaan, dan berbagai masalah sosial lainnya. Pada masa ini kota Liverpool
menjadi sebuah kota nekropolis (kota yang menuju kehancuran).
Untuk membangkitkan kembali kota Liverpool yang mengalami kejatuhan
ini, Dewan kota Liverpool mengambil langkah dengan membuka Museum
Maritim Merseyside (tahun 1980) dan The Tate Gallery of Modern Art (tahun
1988) yang diharapkan menjadi daya tarik wisatawan mancanegara untuk datang
ke kota Liverpool.
Ini adalah awal perkembangan kota Liverpool sebagai kota budaya.
Perkembangan kota Liverpool sebagai kota budaya dilakukan karena kota
Liverpool memiliki karakteristik bangunan-bangunan yang indah, tata kota yang
tersusun rapih, terdapatnya seniman-seniman terkenal yang berasal dari Liverpool
(seperti The Beatles) dan sejarah kota Liverpool sebagai pusat perdagangan di
Eropa bagian barat atau cikal bakal perdagangan di Eropa. Disini terjadi suatu
suksesi kota (peremajaan kota).
Suksesi dilakukan akibat kota tersebut menjadi kota nekropolis yang
berarti kota yang menuju kehancuran karena perang, atau kekacauan. Tujuannya
untuk memperbaharui fungsi kota dengan merancang kembali kota seperti
awalnya atau juga dengan merancang kembali fungsi kota dengan tema kota yang
baru.
Bila melihat sejarah perkembangan kota Liverpool dari lima tema
geografi, antara lain : place, location, movement, interaction, dan region, maka
bila dilihat dari tema lokasi, lokasi yang strategis dari kota Liverpool di Pantai
Barat laut Inggris dan terletak ditengah-tengah Britania Raya menjadikan kota
Liverpool menjadi pusat kegiatan perdagangan di Inggris bahkan di Eropa.
Dilihat dari tema tempat, kota Liverpool memiliki karakteristik bangunan-
bangunan tua yang indah, tata ruang kota yang rapih, terdapatnya seniman-
seniman terkenal yang berasal dari kota Liverpool, dan sejarah dari kota Liverpool
itu sendiri yang menjadikan kota Liverpool berkembang sebagai kota budaya
sejak pertengahan abad ke-20 sampai dengan sekarang.
10
Dilihat dari tema pergerakan, penduduk kota Liverpool sebagian besar
merupakan pendatang (terutama dari Irlandia dan Wales) yang datang untuk
melakukan kegiatan ekonomi dan akhirnya menetap di kota Liverpool.
Dilihat dari tema interaksi, interaksi yang terjadi antara pedagang dan
orang-orang yang memiliki keahlian tertentu dalam melakukan kegiatan jual-beli,
meningkatkan kegiatan perdagangan (ekonomi) dan terspeasilasinya kegiatan
ekonomi di kota Liverpool.
Dilihat dari tema wilayah, daerah pengaruh (hinerland) kegiatan ekspor-
impor kota Liverpool sebagai kota pelabuhan (pusat perdagangan) antara lain
Irlandia, Wales, Belanda, Belgia, Virginia, Hamburg, dan Norwegia.
11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan makalah di atas, dapat disimpulkan bahwa kota
Liverpool berkembang sebagai kota pelabuhan (pusat perdagangan). Hal ini
terjadi karena pengaruh dari lokasi kota Liverpool sendiri yang sangat strategis,
yaitu di Pantai Barat Laut Inggris dan terletak di tengah-tengah Britania Raya.
Perkembangan kota Liverpool sebagai kota pelabuhan (pusat
perdagangan) berakhir setelah terjadinya perang dunia kedua pada pertengahan
abad ke-20 yang menghancurkan kota Liverpool. Pada saat ini kota Liverpool
menjadi sebuah kota nekropolis (kota yang mengalami kehancuran)
Hal menarik yang terjadi pada sejarah perkembangan kota Liverpool
adalah terjadinya transisi perkembangan (terjadi suksesi kota) dari kota pelabuhan
(pusat perdagangan) menjadi kota budaya. Yang berkembang sejak pertengahan
abad ke-20 atau setelah perang dunia kedua.
Keputusan transisi tersebut dilakukan oleh dewan kota Liverpool
mengingat kota Liverpool memiliki karakteristik bangunan-bangunan tua yang
indah yang telah berdiri sejak abad ke-17, tata ruang kota yang rapih, terdapatnya
seniman-seniman terkenal (seperti The Beatles), dan sejarah kota Liverpool
sebagai cikal bakal perdagangan di Inggris, Eropa, bahkan sampai Amerika.
12
DAFTAR PUSTAKA
Ardhana, I. Ketut, Denpasar : Perkembangan dari Kota Kolonial Hingga Kota Wisata. Makalah : The First International Conference on Urban History Indonesia.
Herold, M., Hemphill, J., Dietzel, C. Clarke, K, C. Remote Sensing Derived Mapping to Support Urban Growth Theory. International Journal of Geographic Information Sciences.
http://britannia.comhttp://www.localhistory.orghttp://www.liverpool.gov.ukhttp://www.statistic.gov.ukhttp://www.wikipedia.comMichael, Pacione. 2000. Urban Geography. Routledge.
13