tipe quiz team

18
Tipe Quiz Team adalah model pembelajaran aktif yang mana siswa dibagi kedalam tiga kelompok besar dan dan semua anggota bersama-sama mempelajari materi tersebut, mendiskusikan materi, saling memberi arahan, saling memberikan pertanyaan dan jawaban, setelah materi selesai diadakan suatu pertandingan akademis. Model pembelajaran aktif Tipe quiz team yang dikemukakan oleh Dalvi (2006:68) bahwa: “Merupakan salah satu tipe pembelajaran yang mampu meningkatkan keaktif an siswa dalam proses belajar” Dalam tipe ini siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil dengan masing-masing anggota kelompok mempunyai tanggung jawab yang sama atas keberhasilan kelompoknya dalam memahami materi dan menjawab soal. Dalam tipe quiz team ini, diwali dengan guru menerangkan materi secara klasikal, lalu siswa dibagi kedalam tiga kelompok besar. Semua anggota kelompok bersama-sama mempelajari materi tersebut, saling memberi arahan, saling memberikan pertanyaan dan jawaban untuk memahami mata pelajaran tersebut. Setelah selesai materi maka diadakan suatu pertandingan akademis. Dengan adanya pertandingan akademis ini maka terciptalah kompetisi antar kelompok, para siswa akan senantiasa berusaha belajar dengan motivasi yang tinggi agar dapat memperoleh nilai yang tinggidalam pertandingan. Prosedur Tipe Quiz Team Silberman dalam Dalvi (2006:70) mengungkapkan prosedur pembelajaran dengan menggunakan tipe Quiz Team adalah sebagai berikut: a. Guru memilih topik yang biasa disajikan dalam tiga segmen. b. Siswa dibagi ke dalam tiga kelompok besar. c. Guru menjelaskan skenario pembelajaran. d. Guru menyajikan materi pelajaran. e. Guru meminta tim A untuk menyiapkan kuis jawaban singkat, sementara tim B ,tim C dan tim D menggunakan waktu untuk

Upload: yunisara21

Post on 14-Aug-2015

262 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tipe Quiz Team

Tipe Quiz Team adalah model pembelajaran aktif yang mana siswa dibagi kedalam tiga

kelompok besar dan dan semua anggota bersama-sama mempelajari materi tersebut,

mendiskusikan materi, saling memberi arahan, saling memberikan pertanyaan dan jawaban,

setelah materi selesai diadakan suatu pertandingan akademis.

Model pembelajaran aktif Tipe quiz team yang dikemukakan oleh Dalvi (2006:68) bahwa:

“Merupakan salah satu tipe pembelajaran yang mampu meningkatkan keaktif an siswa

dalam proses belajar”

Dalam tipe ini siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil dengan masing-masing

anggota kelompok mempunyai tanggung jawab yang sama atas keberhasilan kelompoknya

dalam memahami materi dan menjawab soal. Dalam tipe quiz team ini, diwali dengan guru

menerangkan materi secara klasikal, lalu siswa dibagi kedalam tiga kelompok besar. Semua

anggota kelompok bersama-sama mempelajari materi tersebut, saling memberi arahan,

saling memberikan pertanyaan dan jawaban untuk memahami mata pelajaran tersebut.

Setelah selesai materi maka diadakan suatu pertandingan akademis. Dengan adanya

pertandingan akademis ini maka terciptalah kompetisi antar kelompok, para siswa akan

senantiasa berusaha belajar dengan motivasi yang tinggi agar dapat memperoleh nilai yang

tinggidalam pertandingan.

Prosedur Tipe Quiz Team

Silberman dalam Dalvi (2006:70) mengungkapkan prosedur pembelajaran dengan

menggunakan tipe Quiz Team adalah sebagai berikut:

a. Guru memilih topik yang biasa disajikan dalam tiga segmen.

b. Siswa dibagi ke dalam tiga kelompok besar.

c. Guru menjelaskan skenario pembelajaran.

d. Guru menyajikan materi pelajaran.

e. Guru meminta tim A untuk menyiapkan kuis jawaban singkat, sementara tim B ,tim C

dan tim D menggunakan waktu untuk memeriksa catatan mereka.

f. Tim A memberikan kuis kepada ti B. jika tim B tidak dapat menjawab pertanyaan, tim C

atau tim D segera menjawabnya.

g. Tim A mengarahkan pertanyaan berikutnya kepada anggota tim C atau tim D, dan

mengulang proses tersebut.

h. Ketika kuisnya selesai, lanjutkan segmen kedua dari pelajaran dan mintalah tim B

sebagai pemandu kuis.

i. Setelah tim B menyelesaikan kuisnya, lanjutkan dengan segmen ketiga dari pelajaran dan

tunjuklah tim C sebagai pemandu kuis.

Page 2: Tipe Quiz Team

BAB IPENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG MASALAH

Menurut Undang–Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003 pasal 1

menyatakan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif  mengembangkan potensi diri untuk memiliki kebutuhan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, Bangsa, dan Negara. Kegiatan belajar mengajar

merupakan aktivitas paling penting dalam keseluruhan upaya pendidikan. Hal ini

dikarenakan dengan melalui kegiatan belajar mengajar tujuan pendidikan dapat tercapai

yaitu dalam bentuk perubahan perilaku pada siswa. Selanjutnya, undang-undang System

Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pasal 3 mengemukakan tujuan Pendidikan

Nasional adalah untuk  berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman, bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Guna mencapai tujuan pendidikan tersebut diperlukan proses pendidikan.

Pendidikan dapat ditempuh melalui jalur formal dan jalur non formal. Pendidikan formal

merupakan pendidikan yang dimulai dari jenjang terendah hingga tertinggi yang harus

ditempuh dengan serangkaian persyaratan tertentu jika naik kejenjang selanjutnya.

Pendidikan nonformal merupakan jenjang pendidikan yang diperoleh dalam sebuah

lembaga pendidikan yang berorentasi memberi dan meningkatkan keterampilan yang

dibutuhkan untuk berkopetensi dalam meraih kesuksesan hidup.

Keberhasilan suatu pendidikan salah satunya ditentukan oleh bagaimana proses

belajar mengajar itu berlangsung. Selain itu, proses interaksi belajar pada prinsipnya

tergantung pada siswa dan guru. Guru dituntut untuk menerapkan suasana belajar

mengajar yang efektif. Sedangkan siswa dituntut adanya semangat dan dorongan untuk

aktif dalam proses belajar mengajar. Sehingga keberhasilan belajar dalam

bidang kognitif, afektif, danpskomotorik dapat tercapai.

Pelajaran matematika merupakan salah satu pelajaran wajib yang diajarkan di

sekolah, mulai dari jenjang pendidikan sekolah dasar, bahkan mulai diperkenalkan pada

siswa taman kanak–kanak sampai kejenjang perguruan tinggi. Hal ini dimaksud agar

siswa tidak merasa asing dengan materi ajar matematika dan mampu merealisasikannya

dalam kehidupan sehari–hari. Oleh karena itu matematika mempunyai peranan besar

Page 3: Tipe Quiz Team

dalam menunjang ilmu pengetahuan dan teknologi serta diharapkan dapat memberikan

kosntribusi yang berarti terutama untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pembangunan dalam bidang pendidikan juga telah banyak dilakukan oleh

pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan, seperti peningkatan kopetensi

guru, penataran, seminar-seminar, dan melengkapi sarana dan prasarana sekolah agar

proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik, sehingga tujuan pendidikan dapat

tercapai sesuai yang diharapkan, namun realitanya sekarang, mutu pendidikan

matematika dirasakan masih kurang dan belum mencapai standar yang diharapkan. Hal

ini terlihat dari hasil ujian mid semester ganjil kelas VIII SMP Negeri 7 Bukittinggi

tahun pelajaran 2011/2012, sebagian besar hasil belajar siswa masih belum mencapai

standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 70.Tabel 1: Presentase Ketuntasan Nilai Ujian Mid SemesterGanjil Pada Pelajaran

Matematika siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Bukittinggi Tahun Pelajaran2011/2012

kelas JumlahSiswa

Nilai rata – rata kelas

Persentase KKM  70

Persentase KKM < 70

VIII.A 32 55,31 19% 81%VIII.B 32 56,88 22% 78%VIII.C 30 49,6 0% 100%VIII.D 32 52,25 5% 95%VIII.E 32 52,63 16% 84%

 ( Sumber: guru bidang studi matematika kelas VIII SMP N 7 Bukittinggi)

Saat peneliti melakukan observasi di SMP N 7 Bukittinggi pada bulan november

2011, bahwa dalam penyampaian materi, guru menggunakan pembelajaran konvensional

yaitu pada awal pembelajaran dilaksanakan dengan ceramah, kemudian Tanya jawab,

lalu diberikan beberapa soal dan siswa diminta penyelesaian soal tersebut. Model

pembelajaran ini membuat siswa bersifat pasif, hanya sebahagian siswa yang dapat

memahami materi dengan baik sedangkan sebahagian besar yang lainnya hanya

menerima apa yang disampaikan oleh guru. Karena banyaknya yang kurang memahami,

sehingga aktivitas belajar matematika siswa berkurang, siswa banyak melakukan

aktivitas lain yang tidak berkaitan dengan pembelajaran matematika misalnya

bermenung, membolak balik buku tanpa tahu apa yang harus dikerjakan, berbicara

dengan teman sebangkunya karena sama–sama tidak mengerti. Pembelajaran yang

seperti ini akan membuat siswa tidak mampu untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuan

baru yang telah dijelaskan oleh guru, bahkan siswa tidak mendapatkan konsep inti dari

pelajaran yang baru dipelajari, dan mereka tidak mampu melakukan pemahaman

Page 4: Tipe Quiz Team

secarakomprehensif, berfikir secara logis, kritis, dan sistematis. Selain menggunakan

pembelajaran konvensional, kurang adanya pendekatan antara guru dengan siswa dalam

proses belajar mengajar dan sebagian siswa juga tidak ingin tau tentang materi yang

diberikan oleh guru padahal guru telah memberikan materi sebaik mungkin.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang guru bidang studi matematika,

beliau mengatakan bahwa materi dasar siswa sewaktu SD kurang dipahami sehingga

susah untuk memberikan materi awal, banyak siswa yang tidak ingin tau tentang materi

yang diberikan, dan dalam belajar kelompok siswa yang ingin belajar hanyalah siswa

yang pintar saja sedangkan siswa yang lain hanya menerima nilai dari teman yang pintar

saja.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa, mereka berpendapat bahwa

matematika merupakan momok yang sangat menakutkan, terlalu banyak rumus sehingga

susah untuk dihafal, dalam menyelesaikan soal cerita, Soalnya susah untuk dipahami.

Untuk mengatasi permasalahan di atas, maka seorang guru diharapkan mampu

menciptakan proses pembelajaran yang dapat melibatkan para siswa secara aktif,

membantu mereka untuk dapat mengaitkan materi pelajaran dengan konteks kehidupan

nyata siswa serta dapat meningkatkan minat, aktivitas dan hasil belajar siswa.

Menurut Slameto tugas guru berpusat pada :1.    Mendidik dengan titik berat memberikan arah dan motifasi pencapaian tujuan

baik jangka pendek maupun jangka panjang,2.    Memberi fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar yang

memedai,3.    Membantu perkembangan aspek–aspek pribadi seperti sikap, nilai–nilai, dan

penyesuaian diri. Demikian lah, dalam proses belajar mengajar guru tidak terbatas sebagai penyampai ilmu pengetahuan akan tetapi lebih dari itu, ia bertanggung jawab akan keseluruhan perkembangan kepribadian siswa. Ia harus mampu menciptakan proses belajar yang sedemikian rupa sehingga dapat meransang sisiswa untuk belajar secara aktif dan dinamis dalam memenuhi kebutuhan dan menciptakan tujuan[1].

 Minat atau aktivitas siswa dapat di tumbuhkembangkan sendiri oleh masing–

masing siswa dan guru. Apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan

minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya

sendiri[2]. Jika minat belajar siswa tinggi, sehingga aktivitas belajar siswa meningkat

dengan demikian hasil belajar siswa akan lebih baik. Seorang siswa seharusnya tidak

hanya mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru, tetapi seorang siswa harus

terampil dalam proses belajar mengajar. Menurut John Holt (1967), belajar akan

semakin baik jika siswa diminta untuk melakukan hal–hal berikut:1.    Mengungkapkan informasi dengan bahasa mereka sendiri

Page 5: Tipe Quiz Team

2.    Memberi contoh–contoh3.    Mengenalnya dalam berbagai samaran dan kondisi4.    Melihat hubungan antara satu fakta atau gagasan dengan yang lain5.    Menggunakannya dengan berbagai cara6.    Memperkirakannya berapa konsekuensinya7.    Mengungkapkan lawan atau kebalikannya[3]

 Keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar menyebabkan

pelajaran itu lebih berarti dan bermakna. Salah satu cara yang dapat digunakan yaitu

dengan mempergunakan model pembelajaran yang dapat membangkitkan aktivitas siswa

belajar dan aktif dalam proses belajar mengajar.

Banyak sekali model pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses belajar

mengajar, salah satu model pembelajaran yang dapat dilakukan yaitu dengan

menerapkan model pembelajaran aktif  tipe quiz team.

Model pembelajaran aktif tipe quiz team merupakan salah satu pembelajaran aktif

yang dikembangkan oleh Mel Silberman, dimana siswa dibagi kedalam beberapa team.

Pada awal pembelajaran guru mengenalkan materi kepada siswa, setelah materi

diperkenalkan maka Semua aggota team bersama-sama mempelajari materi yang

diberikan oleh guru, saling memberikan arahan, saling memberikan pertanyaan dan

jawaban untuk memahami materi tersebut. Setiap team bertanggung jawab untuk

menyiapkan quiz  jawaban, kemudian diadakan suatu quiz (pertandingan) akademis

antar team, team A memberikan quiz kepada team B, team B kepada team C, begitu

seterusnya sehingga setiap team mendapatkan quiz dan menjawab quiz dari team yang

lain. Jika quiz yang diberikan tidak mampu dijawab oleh suatu team tertentu maka team

yang lain diperbolehkan untuk menjawabnya, dan jika team yang lain juga tidak mampu

untuk menjawabnya maka team yang memberikan quiz yang akan menjelaskan

jawabannya. Jika siswa yang pandai mengajari siswa yang kurang pandai dan siswa

yang mengerti memberi tahu kepada siswa yang belum mengerti, maka tidak akan ada

siswa yang merasa segan untuk bertanya, tidak akan ada siswa yang merasa paling

pintar, dan semua siswa akan saling mendengarkan serta akan saling memberikan

arahan.

Jika model pembelajaran tipe quiz team ini dilaksanakan secara tepat dan benar,

maka akan menghasilkan peserta didik yang mampu memahami dan memaknai suatu

peristiwa. Serta, apabila dalam proses pembelajaran dibuat menyenangkan, dimana

menggunakan model pembelajaran yang tepat dan dapat membangkitkan minat belajar

siswa serta pemahaman siswa pada pelajaran matematika, maka siswa akan merasa lebih

senang dan tidak bosan dalam mengikuti kegiatan belajar. Selain itu, siswa akan

Page 6: Tipe Quiz Team

senantiasa aktif belajar dengan motivasi yang tinggi agar dapat memperoleh nilai yang

tinggi dalam pertandingan, siswa akan mampu mengaitkan pelajaran dalam kehidupan

mereka sehari–hari dan siswa akan memiliki minat untuk belajar matematika sehingga

aktivitas dan hasil belajar matematika siswa akan meningkat.p

Berdasarkan latar belakang masalah, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul : “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF (ACTIVE

LEARNING) TIPEQUIZ TEAM  PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7

BUKITTINGGI TAHUN PELAJARAN 2011/2012”

B.  Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasikan masalah

sebaggai berikut:

1.    Hasil belajar matematika siswa rendah

2.    Pembelajaran masih menggunakan metode konvensional

3.    Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran matematika kurang

4.    Minat siswa dalam belajar matematika kurang.

C.   Batasan Masalah

Agar lebih terfokus dan terperincinya pembahasan ini, maka penulis membatasi

masalah pada aktivitas belajar siswa kurang dan hasil belajar matematika siswa rendah.

D.   Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masah dan batasan masalah yang telah di uraikan

diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah :

1.    Bagaimanakah aktivitas belajar siswa selama mengikuti model pembelajaran aktif

(active learning) tipe quiz team di Kelas VIII SMP Negeri 7 Bukittinggi?

2.    Apakah hasil belajar siswa yang mengikuti model pembelajaran aktif (active

learning) tipe quiz team  lebih baik dari pada hasil belajar siswa yang mengikuti

pemblajaran konvensional di Kelas VIII SMP Negeri 7 Bukittinggi ?

E.  Defenisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahan dalam memahami proposal ini,maka peneliti akan

menjelaskan beberapa istilah dibawah ini:

1.    Pembelajaran Aktif (Active Learning)

Pembelajaran aktif (active learning merupakan pembelajaran yang mengarahkan

kepada pengoptimalisasian pelibatan intelektual-emosional siswa dalam proses

pembelajaran, dengan pelibatan fisik siswa apabila diperlukan”.[4]

Page 7: Tipe Quiz Team

2.      Tipe Quiz Team

Model Pembelajaran tipe quiz team merupakan model pembelajaran aktif yang

dikembangkan oleh Mel Silberman, yang mana dalam pembelajaran tipe quiz

team ini siswa dibagi menjadi beberapa team. Setiap siswa dalam team bertanggung

jawab untuk menyiapkan quiz jawaban singkat, dan team yang lain menggunakan

waktunya untuk memeriksa catatan[5].

3.    Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang sangat didominasi oleh guru,

guru menentukan semua kegiatan pembelajaran. Banyak materi yang akan diajarkan,

urutan materi pelajaran, kecepatan guru mengajar, dan lain–lain sepenuhnya ada

ditangan guru[6]. Pembelajaran konvensional yang penulis maksud disini adalah

pembelajaran dengan metode ekspositori yang nantinya akan diterapkan dikelas

kontrol.

4.    Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar adalah keikut sertaan siswa secara aktif dalam pembelajaran.

Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi

aktivitas psikis seperti aktivitas mental[7]. pada penelitian ini, aktivitas yang diteliti

meliputi : Mendengarkan/memperhatikan, bertanya, menjawab pertanyaan, dan

meringkas materi pembelajaran.

5.    Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan suatu gambaran tentang kemampuan siswa dalam memenuhi

tahapan dalam pencapaian pengalaman yang dia peroleh ketika seseorang telah

selesai mengikuti suatu pembelajaran[8]. Hasil belajar yang penulis maksud disini

adalah gambaran kemampuan siswa dalam memenuhi suatu tahapan pencapaian

pengalaman belajar siswa, dimana tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana

siswa menguasai, memaknai dari pelajaran yang diberikan setelah menerapkan model

pembelajaran tipe quiz team.

F.   Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan penelitian yang akan diteliti, maka penelitian ini

bertujuan untuk :

1.    Mengetahui aktivitas belajar siswa selama mengikuti model pembelajaran aktif

(active learning) tipe quiz team di Kelas VIII SMP Negeri 7 Bukittinggi

Page 8: Tipe Quiz Team

2.    Mengetahui hasil belajar siswa yang mengikuti model pembelajaran aktif (active

learning) tipe quiz team lebih baik dari pada siswa yang mengikuti pembelajaran

konvensional di Kelas VIII SMP Negeri 7 Bukittinggi.

G.  Manfaat Penelitian

1.    Pedoman bagi penulis sebagai calon guru dalam pembelajaran matematika dimasa

mendatang khususnya dalam menerapkan model pembelajaran aktif (active learning)

tipe quiz team.

2.    Sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan dalam usaha meningkatkan mutu

pendidikan matematika dimasa yang akan datang.

3.    Sebagai masukan bagi guru matematika khususnya dalam meningkatkan mutu

proses belajar mengajar di SMP N 7 Bukittinggi.

4.    Memberikan pengalaman belajar bagi siswa, dimana biasanya gurulah yang

menyajikan materi dan penjelasan penyelesaian soal kepada mereka, namun dengan

menerapkan model pembelajaran aktif (active learning) tipe quiz team ini siswa

diberi kesempatan untuk menunjukkan kemampuan mereka dengan cara mereka

sendiri dibawah bimbingan guru.

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

A.  Belajar Dan Pembelajaran

1.    Belajar

Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan sehari-hari, kecakapan,

pengetahuan, keterampilan, dan sikap seseorang terbentuk dan berkembang. Belajar

merupakan proses perubahan tingkah laku pada diri individu karena adanya interaksi

antara individu dengan lingkungannya yang memberikan manfaat pada dirinya.

Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sardiman, “bahwa belajar

merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan

misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain

sebagainya”.[9]

Menurut Ahmadi, “belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman

dan pelatihan, yang artinya tujuan kegiatan belajar adalah perubahan tingkah laku

yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap, bahkan meliputi segenap aspek

kehidupan”.[10]

Menurut Slameto, “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

Page 9: Tipe Quiz Team

sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan”.

[11]

Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan

suatu proses perubahan dalam tingkah laku, aspek pengetahuan, keterampilan, dan

perubahan sikap dalam diri siswa.

2.    Pembelajaran Matematika

Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks. Kompleksitas

pembelajaran tersebut dipandang dari dua sabjek yaitu dari siswa sebagai pelaku dan

dari guru sebagai sebagai pembelajar. Menurut Mudjiono, menjelaskan bahwa

“pembelajaran merupakan suatu proses yang melibatkan manusia secara orang

perorang sebagai suatu kesatuan organisasi sehingga terjadi perubahan pada

pengetahuan, keterampilan, dan sikap”.[12]

Pembelajaran menurut Suherman, dkk adalah “ upaya penataan lingkungan

yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara

opteamal”[13]. Sehingga proses pembelajaran bersifat eksternal yang sengaja

direncanakan dan bersifat rekayasa perilaku. Selanjutnya menurut Wina Sanjaya,

“pembelajaran adalah suatu proses yang dinamis, berkembang secara terus–menerus

sesuai dengan pengalaman siswa”.[14]

Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

adalah suatu proses belajar yang terancana, dinamis dan berkembang secara optimal

sesuai dengan pengalaman siswa.

Berdasarkan etimologi Perkataan matematika berarti ilmu pengetahuan yang

diperoleh dengan bernalar. Menurut Eli Tinggih dalam Suherman, “ilmu diperoleh

dengan bernalar akan tetapi matematika lebih menekankan aktivitas dalam

dunia rasio(penalaran) sedangkan ilmu lain lebih menekankan pada hasil observasi

atau eksperimen disamping penalaran”.[15]

Menurut Kline dalam Suherman, mengemukakan “matematika itu bukanlah

pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya

matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai

permasalahan sosial, ekonomi dan alam”.[16]

Pada pembelajaran khususnya pembelajaran matematika, hendaknya siswa

dapat terlibat aktif didalamnya, sehingga tujuan pembelajaran dapat

tercapai.  Menurut Cobb dalam Suherman, “belajar matematika bukanlah suatu proses

(pengepakan) pengetahuan secara hati-hati, melainkan hal mengorganisir aktivitas,

Page 10: Tipe Quiz Team

dimana kegiatan ini diinterprestasikan secara luas termasuk aktivitas dan berfikir

konseptual”.[17]

Matematika salah satu bidang studi yang diajarkan dalam dunia pendidikan juga

sangat berperan dalam menunjang kemajuan ilmu pengetahuan dan pendidikan itu

sendiri. Menurut Suherman, “bahwa dua hal penting yang merupakan bagian dari

tujuan pembelajaran matematika adalah pembentukan sifat yaitu pola pikir kritis dan

kreatif”.[18] Menurut suherman karekteristik matematika itu adalah :a.    pembelajaran matematika adalah berjenjang ( bertahap).b.    pembelajaran matematika mengikuti metoda spiral.c.    pembelajaran matematika menekankan pola pikirdeduktif.d.   pembelajaran matematika menganut kebenarankonsistensi[19]

Untuk lebih jelasnya karakteristik yang dikemukakan oleh Suherman ini akan

dijelaskan dengan rinci sebagai berikut:

a.    Pembelajaran matematika adalah berjenjang ( bertahap)

Bahan kajian matematika diajarkan secara berjenjang atau berharap yaitu

dimulai dari hal yang konkrit dilanjutkan ke hal yang abstrak, dari yang sederhana

ke hal yang kompleks, atau bisa dikatakan dari konsep yang mudah menuju

konsep yang lebih sukar.

b.    Pembelajaran  matematika mengikuti metoda spiral

Dalam setiap memperkenalkan konsep atau bahan yang baru perlu

memperhatikan konsep atau bahan yang telah dipelajari siswa sebelumnya. Bahan

yang baru selalu dikaitkan dengan bahan yang telah dipelajari, sekaligus untuk

mengingatkannya kembali. Pengulangan konsep dalam bahan ajar dengan cara

memperluas dan memperdalam adalah perlu dalam pelajaran matematika. Metoda

spiral bukanlah mengajarkan konsep hanya pengulangan atau perluasan saja, tetapi

harus ada peningkatan. Spiralnya harus spiral naik bukan spiral datar.

c.    pembelajaran matematika menekankan pola pikir deduktif

Matematika adalah ilmu deduktif, matematika tersusun secara deduktif

aksiomatik. Namun demikian kita harus dapat memilih pendekatan yang cocok

dengan kondisi anak didik yang kita ajar. Pemahaman konsep–konsep matematika

melalui contoh–contoh tentang sifat–sifat yang sama, yang sama dimiliki dan yang

tidak memiliki oleh konsep–konsep tersebut merupakan tuntutan pembelajaran

matematika.

d.   pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi.

Kebenaran dalam matematika sesuai dengan strukturdeduktif aksiomatiknya.

Kebenaran–kebenaran dalam matematika pada dasarnya merupakan

Page 11: Tipe Quiz Team

kebenarankonsistensi, Tidak ada bertentangan antara kebenaran suatu konsep

dengan yang lainnya. Suatu pernyataan dianggap benar bila didasarkan atas

pernyataan–pernyataan terdahulu yang telah diterima kebenarannya.

Jadi pembelajaran matematika adalah suatu proses pembelajaran yang sengaja

dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suatu lingkungan yang memungkinkan

siswa melaksanakan kegiatan belajar matematika dimana siswa diberikan peluang

untuk berusaha dan memahami dalam mencari pengalaman tentang matematika

secara mendalam dan terstruktur.

3.    Model Pembelajaran Aktif

a.    Pengertian Pembelajar Aktif

Pembelajaran aktif merupakan kegiatan belajar dikelas yang bergantung

pada kelompok-kelompok kecil, dimana siswa bekerja sama sebagai team untuk

menyelesaikan masalah, tugas, atau penyelesaian sesuatu untuk mencapai tujuan

bersama.

Menurut Silberman, “ketika belajar secara pasif, peserta didik mengalami

proses tanpa rasa ingin tahu, tanpa pertanyaan dan tanpa daya tarik pada hasil,

seketika balajar aktif, siswa mencari sesuatu, dia ingin menjawab pertanyaan,

memerlukan informasi untuk menyelesaikan masalah, atau menyelidiki cara untuk

menyelidiki pekerjaan”.[20]

Menurut Dimyati, “pembelajaran aktif merupakan pembelajaran yang

mengarahkan kepada pengoptimalisasian pelibatan intelektual-emosional siswa

dalam proses pembelajaran, dengan pelibatan fisik siswa apabila diperlukan”.[21]

Belajar aktif menuntut siswa untuk bersemangat, gesit, menyenangkan, dan

penuh gairah, bahkan siswa sering meninggalkan tempat duduk untuk bergerak

leluasa dan berfikir keras. Selama proses belajar siswa dapat beraktivitas, bergerak

dan melakukan sesuatu dengan aktif, keaktifan siswa tidak hanya keaktifan fisik,

tapi juga keaktifan psikis.

Berdasarkan penelitian Grinder (1991), “mencatat bahwa  pada setiap grup

dari 30 siswa, rata-rata 22 siswa belajar secara aktif selama pengajar

menyediakan visual, auditory, dan aktivitas kinestik”.[22]

Menurut Anita Lie, “penyusunan pengetahuan yang terus menerus

menempatkan siswa sebagai peserta yang aktif”.[23]

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan  bahwa pembelajaran aktif

adalah suatu model pembelajaran yang mana siswa tidak hanya sekedar

Page 12: Tipe Quiz Team

mendengarkan informasi yang dijelaskan oleh guru, tapi melakukan atau

mencobakan lansung yang telah dipelajari untuk memperoleh hasil belajar.

b.   kelompok Belajar Aktif

Pengelompokkan dalam belajar aktif ini adalah pengelompokkan yang

heterogen baik dari kemampuan maupun karekteristik lainnya, dengan tujuan

dapat memberikan keuntungan bagi siswa yang berkemampuan rendah dan

sedang. Sedangkan kepada siswa yang berkemampuan tinggi, kemampuan verbal

dalam matematikanya akan meningkat.

Suatu metode pembelajaran terutama dalam belajar aktif, maka kita

menggunakan waktu. Menur Silberman, Agar waktu tidak terbuang dengan sia-sia,

hal-hal yang perlu dilakukan oleh seorang guru adalah:1.      Mulailah tepat waktu2.      Berilah instruksi secara jelas3.      Persiapkan informasi visual pada waktunya4.      Bagikan materi pelajaran dengan cepat5.      Perlancar laporan team kecil6.      Jangan biarkan diskusi berjalan sangat lamban7.      Dapatkan sukarelawan dengan cepat8.      Bersiaga terhadap team-team yang capek atau lesu9.      Percepatlah langkah aktivitas dari waktu ke waktu10.  Dapatkan perhatian kelas yang cepat[24]

Menurut Lie, “pengelompokkan heterogenitasberdasarkan kemampuan

akademis dapat dilakukan dengan langkah-langkah seperti yang dikemukakan

pada diagram berikut”:[25]

Tabel 2. Prosedur Penelompokkan HeterogenitasBeradasarkan Kemampuan Akdemis.

Page 13: Tipe Quiz Team

Langkah IMengurutkan siswa berdasarkan kemampuan akademis

Langkah IIMembentuk team pertama

Langkag IIIMembentuk team selanjuttnya

1.      Ani2.      David3.     4.     5.     6.     7.     8.     9.     10.               11.              Yusuf12.              Citra13.              Rini14.              Basuki15.               16.               17.               18.               19.               20.               21.               22.               23.               24.              Slamet25.              Dian

1.         Ani2.        David3.    4.                     Citra   Ani5.    6.    

7.                       Dian Rini

8.    9.    10.               

11.              Yusuf12.              Citra13.              Rini14.              Basuki15.               16.               17.               18.               19.               20.               21.               22.               23.               24.              Slamet25.              Dian

1.    Ani2.    David3.     4.           Yusuf  david5.     6.    

7.        Slamet basuki8.    9.    

10.    Yusuf11.    Citra12.    Rini13.    Basuki14.     15.     16.     17.     18.     19.     20.     21.     22.     23.     24.    Slamet25.    Dian