perbandingan model pembelajaran tipe team assisted
TRANSCRIPT
PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN
TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DENGAN
TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP
MINAT BELAJAR BIOLOGI SISWA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan
Sonya Asokawati
NIM. 207173034
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2021
PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN
TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DENGAN
TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP
MINAT BELAJAR BIOLOGI SISWA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan
Sonya Asokawati
NIM. 207173034
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2021
ii
iii
iv
v
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada kedua orang tuaku yang tercinta Ayahanda
Kasiono dan Ibunda Kurnyawati yang telah mengasuhku mulai dari lahir hingga
dewasa sekarang ini, semoga kedua orang tuaku selalu mendapat rahmat dari Allah
Subhanahu wa Ta’ala, Amiin. Teruntuk saudara laki-lakiku Muhammad Solahuddin
Al-Ayyubi dan Muhammad Al-Fatih, serta rekan yang selalu mensuport saya ketika
dalam penyelesaian skripsi ini yakni Saudara Ahmad Fadholi. Terima kasih atas
dukungan dan do’a kalian sehingga saya dapat menyelesaikan studi pendidikan
diperguruan tinggi ini, sahabat-sahabat seperjuanganku khususnya Program Studi
Tadris Biologi, umumnya Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi serta orang-orang yang mencintai ilmu pengetahuan. Terima kasih
untuk semua yang telah membantuku dalam penyelesaian skripsi ini, semoga Allah
Subhanahu wa Ta’ala selalu memberi taufiq dan hidayah kepada kita semua. Amin
yaa Robbal ‘Alamin.
vii
MOTTO
Artinya : “Sesungguhnya kesulitan itu selalu disertai dengan kemudahan. Maka
apabila kamu telah selesai dari suatu urusan, kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh urusan yang lain dan hanya kepada Tuhanlah
hendaknya kamu berharap “ (QS Al-Insyiroh : 6-8)”.
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, Rabb yang
Maha ‘Alim yang kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkan-Nya, atas iradah-
Nya hingga skripsi ini dapat dirampungkan. Shalawat dan salam atas Nabi
Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam, pembawa risalah pencerahan bagi
manusia.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa penyelesaian skripsi ini banyak melibatkan pihak yang telah memberikan
motivasi baik moril maupun materil, untuk itu melalui kesempatan ini, penulis
menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan kelancaran dan kekuatan dalam penyusunan
tugas akhir penulisan karya tulis ilmiah skripsi.
2. Bapak Prof. Dr. Su’aidi, Ph.D, selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
3. Ibu Dr. Hj. Fadlilah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan.
4. Ibu Reny Safita, M.Pd selaku Ketua Program Studi Tadris Biologi dan Ibu Dwi
Gusfaranie, M.Pd selaku Sekretaris Program Studi Tadris Biologi.
5. Bapak Khalid Musyaddad, M.Ag selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Reny
Safita, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan
mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan Penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
6. Ibu Nining Nuraida, M.Pd selaku dosen validator instrument penelitian.
7. Ibu Meiyeni, M.Pd selaku kepala Sekolah SMP N 8 Muara Bungo dan Ibu
Widya Astuti, S.Pd. Selaku Guru mata pelajaran IPA yang telah memberikan
kemudahan kepada peneliti dalam memperoleh data di lapangan.
ix
8. Sahabat-sahabat mahasiswa Program Studi Tadris Biologi angkatan 2017 yang
telah menjadi patner diskusi dalam penyusunan skripsi ini.
9. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan motivasi tiada henti hingga
menjadi kekuatan pendorong bagi Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Sahabat-sahabatku dikelas Tadris Biologi A/B/C/D angkatan tahun 2017
11. Sahabat-sahabatku Rezha Juniandra, Miftahhurrahmah, Mawaddah Gusriani,
Rina Suryani, Nanda Rayani,
Akhirnya semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala berkenan membalas segala
kebaikan dan amal semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi pengembangan ilmu.
Jambi, Januari 2020
Penulis,
Sonya Asokawati
NIM. 207173034
x
ABSTRAK
Nama : Sonya Asokawati
Jurusan : Tadris Biologi
Judul : Perbandingan Model Pembelajaran Tipe Team Assisted
Individulization (TAI) Dengan Model Pembelajaran Tipe Team Games
Tournament (TGT) Terhadap Minat Belajar Biologi Siswa Sekolah
Menengah Pertama.
Skripsi ini membahas mengenai perbandingan model pembelajaran Tipe Team
Assisted Individualization (TAI) dengan model pembelajaran Tipe Team Games
Tournament (TGT) terhadap minat belajar siswa sekolah menengah pertama Negeri 8
Muara Bungo yang bertujuan untuk mengetahui model pembelajaran yang lebih
unggul terhadap minat belajar siswa SMP N 8 Ma.Bungo. Pada penelitian ini
menggunakan dua kelas, yaitu kelas VIII-A (Eksperimen I) dan kelas VIII-B
(Eksperimen II). Penelitian ini merupakan penelitian Kuantitatif dengan pengumpulan
data dilakukan dengan metode observasi, wawancara dokumentasi dan
angket/kuisioner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran tipe
Team Assisted Individualization (TAI) yang diberi perlakuan pada kelas VIII-A
(Eksperimen I) lebih unggul dibandingkan dengan model pembelajaran tipe Team
Games Tournament (TGT) terhadap minat belajar siswa kelas VIII SMP N 8 Ma.
Bungo. Hal ini dapat dilihat dari indikatator dari minat belajar yang tampak pada
kelas eksperiman I dan hasil analisis untuk uji hipotesis yang dilakukan oleh peneliti,
dimana nilai signifikansi pada uji hipotesis 0,200 lebih besar dari ketentuan yang
berlaku dengan SPSS taraf signifikan < α (nilai sign < 0,05), maka H1 diterima dan H0
ditolak.
Kata kunci : Perbandingan, Model Pembelajaran, Minat Belajar Siswa
xi
ABSTRACT
Name : Sonya Asokawati
Department : Biology Education
Title : Comparison of Team Assisted Individulization (TAI) Learning
Model and Team Games Tournament (TGT) Type Learning Model
Against Junior High School Students' Biology Learning Interest.
This thesis discusses the comparison of the Team Assisted Individualization (TAI)
type learning model with the Team Games Tournament (TGT) type learning model
on the learning interest of junior high school students of Negeri 8 Muara Bungo
which aims to determine the learning model that is superior to the learning interest of
SMP N students. 8 Ma.Bungo. This study uses two classes, namely class VIII-A
(Experiment I) and class VIII-B (Experiment II). This research is a quantitative
research with data collection carried out by the method of observation, interview
documentation and questionnaires. The results of this study indicate that the Team
Assisted Individualization (TAI) type of learning model treated in class VIII-A
(Experiment I) is superior to the Team Games Tournament (TGT) type of learning
model on the learning interest of class VIII students of SMP N 8 Ma. Bungo. This can
be seen from the indicators of interest in learning that appear in experimental class I
and the results of the analysis for hypothesis testing conducted by researchers, where
the significance value of the hypothesis test is 0.200 greater than the applicable
provisions with SPSS with a significant level of <α (sign value <0 , 05), then H1 is
accepted and H0 is rejected.
Keywords: Comparison, Learning Model, Student Learning Interest
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL. .......................................................................................... i
NOTA DINAS PEMBIMBING I. ..................................................................... ii
NOTA DINAS PEMBIMBING II ..................................................................... iii
PENGESAHAN ................................................................................................. iv
PERNYATAAN ORISINALITAS. ................................................................... v
PERSEMBAHAN. ............................................................................................. vi
MOTO. ............................................................................................................... vii
KATA PENGATAR. ......................................................................................... viii
ABSTRAK. ........................................................................................................ x
ABSTRACT. ...................................................................................................... xi
DAFTAR ISI. ..................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL. ............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR. ........................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN. ..................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 5
C. Pembatasan Masalah. ........................................................................... 5
D. Rumusan Masalah. ................................................................................... 6
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ......................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoretik. ................................................................................... 8
B. Penelitian Relevan. ................................................................................. 29
C. Kerangka Berpikir. ................................................................................. 30
D. Hipotesis Penelitian. ............................................................................... 31
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian, ............................................................... 33
B. Pendekatan dan Desain Penelitian ......................................................... 33
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ............................................ 34
xiii
1. Populasi. ........................................................................................... 34
2. Teknik Pengambilan Sampel............................................................ 35
D. Variabel dan Perlakuan Penelitian. ........................................................ 36
E. Teknik Pengumpulan Data. .................................................................... 36
F. Instrumen Penelitian............................................................................... 38
G. Teknik Analisis data. .............................................................................. 42
H. Hipotesis statistik. .................................................................................. 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 45
1. Deskripsi Data .................................................................................. 45
a. Hasil Minat Belajar Dengan Menggunakan Model Pembelajaran
Tipe Team Assisted Individualization (TAI) ............................. 46
b. Hasil Minat Belajar Dengan Menggunakan Model Pembelajaran
Tipe Team Games Tournament (TGT) ..................................... 49
c. Perbandingan Minat Belajar Siswa Dengan Menggunakan
Model Pembelajaran Tipe Team Assisted Individualization
(TAI) dan Team Games Tournament (TGT) ............................. 52
2. Uji Validitas Instrumen .................................................................... 54
3. Uji Reabilitas Instrumen................................................................... 55
4. Uji Normalitas .................................................................................. 56
5. Uji Homogenitas .............................................................................. 58
6. Uji Hipotesis ..................................................................................... 58
B. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................. 59
1. Minat Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Tipe Team
Assisted Individualization (TAI) ...................................................... 59
2. Minat Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Tipe Team
Games Tournament (TGT) ............................................................... 60
3. Perbandingan Minat Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Tipe Team Assisted Indiviualization (TAI) Dengan
Tipe Team Games Tournament (TGT)............................................. 62
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan. ............................................................................................ 65
B. Saran. ....................................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perhitungan Poin Pemain. .................................................. 27
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian. ........................................................ 34
Tabel 3.2 Jumlah siswa kelas VIII-A dan VIII-B .............................. 35
Tabel 3.3 Kisi-kisi instrumen angket sebelum menggunakan model
Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) ....... 39
Tabel 3.4 Kisi-kisi instrumen angket sebelum menggunakan model
Pembelajaran Team Games Tournamanet (TGT) .............. 39
Tabel 3.5 Kisi-kisi instrumen angket setelah menggunakan model
Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) ...... 40
Tabel 3.6 Kisi-kisi instrumen angket sebelum menggunakan model
Pembelajaran Team Games Tournamanet (TGT) .............. 41
Tabel 4.1 Hasil nilai rata-rata angket sebelum menggunakan model
pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)........ 47
Tabel 4.2 Hasil nilai rata-rata angket setelah menggunakan model
pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)........ 48
Tabel 4.3 Hasil nilai rata-rata angket sebelum menggunakan model
Pembelajaran Team Games Tournamanet (TGT) .............. 49
Tabel 4.4 Hasil nilai rata-rata angket setelah menggunakan model
Pembelajaran Team Games Tournamanet (TGT) .............. 51
Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas Kelas VIII-A. ................................... 54
Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas Kelas VIII-B. ................................... 54
Tabel 4.7 Uji Normalitas Sebelum menggunakan model pembelajaran
tipe Team Assisted Individualization (TAI) dan tipe Team
Games Tournamanet (TGT). .............................................. 56
Tabel 4.8 Uji Normalitas Setelah menggunakan model pembelajaran
tipe Team Assisted Individualization (TAI) dan tipe Team
xv
Games Tournamanet (TGT).. ............................................. 57
Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas ....................................................... 57
Tabel 4.10 Hasil Uji Hipotesis ............................................................. 58
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ............................................................ 31
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Wawancara ................................................................................. 70
Lampiran 2 Angket Minat Belajar Siswa Sebelum Menggunakan Model
Pembelajaran Tipe Team Asissted Individuali (TAI) .............................. 72
Lampiran 3 Lembar validasi Angket Minat Belajar Siswa Sebelum Menggunakan
Model Pembelajaran Tipe Team Asissted Individualization (TAI) ........ 75
Lampiran 4 Angket Minat Belajar Siswa Sebelum Menggunakan Model
Pembelajaran Tipe Team Games Tournament (TGT) ............................ 78
Lampiran 5 Lembar validasi Angket Minat Belajar Siswa Sebelum Menggunakan
Model Pembelajaran Tipe Team Games Tournament (TGT) ................. 81
Lampiran 6 Angket Minat Belajar Siswa Setelah Menggunakan Model Pembelajaran
Tipe Team Asissted Individualization (TAI) .......................................... 84
Lampiran 7 Lembar validasi Angket Minat Belajar Siswa Setelah Menggunakan
Model Pembelajaran Tipe Team Asissted Individualization (TAI) ........ 87
Lampiran 8 Angket Minat Belajar Siswa Setelah Menggunakan Model
Pembelajaran Tipe Team Games Tournament (TGT) ............................ 90
Lampiran 9 Lembar validasi Angket Minat Belajar Siswa Setelah Menggunakan
Model Pembelajaran Tipe Team Games Tournament (TGT) ................. 93
Lampiran 10 Hasil Angket Minat Belajar Siswa Sebelum Menggunakan Model
Pembelajaran Tipe Team Asissted Individualization (TAI) ................... 96
Lampiran 11 Hasil Angket Minat Belajar Siswa Sebelum Menggunakan Model
Pembelajaran Tipe Team Games Tournament (TGT) ............................ 97
Lampiran 12 Hasil Angket Minat Belajar Siswa Setelah Menggunakan Model
Pembelajaran Tipe Team Asissted Individuali (TAI) ............................. 98
Lampiran 13 Hasil Angket Minat Belajar Siswa Setelah Menggunakan Model
Pembelajaran Tipe Team Games Tournament (TGT) ............................... 99
xviii
Lampiran 14 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Untuk Model Pembelajaran
Tipe Team Asissted Individualization (TAI) ........................................ 100
Lampiran 15 Lembar Validasi RPP Untuk Model Pembelajaran Tipe Team Asissted
Individualization (TAI) ........................................................................ 110
Lampiran 16 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Untuk Model Pembelajaran
Tipe Team Games Tournament (TGT) ................................................. 114
Lampiran 17 Lembar Validasi RPP Untuk Model Pembelajaran Tipe Team Games
Tournament (TGT) ............................................................................... 124
Lampiran 18 Kartu Konsultasi Pembimbing I ............................................................ 128
Lampiran 19 Kartu Konsultasi Pembimbing II ........................................................... 129
Lampiran 20 Dokumentasi. ......................................................................................... 130
Lampiran 21 Daftar Riwayat Hidup (Curriculum Vitae) ............................................ 140
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah pokok pembicaraan yang selalu menarik dan bermakna untuk
diperbincangkan bagi siapa saja tanpa kenal waktu. Secara umum tujuan pendidikan
yaitu, untuk meluaskan segala kemampuan yang ada pada diri manusia secara utuh, dan
berkesinambungan sehingga manusia bisa melaksanakan kewajiban dan tugasnya pada
kehidupan demi menggapai kebahagiaan pada masa sekarang dan masa depan (Rulam
Ahmadi, 2016 : 49). Pada dasarnya pendidikan selalu diberi tugas untuk menciptakan
dan mengembangkan inovasi sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan
peserta didik, yang bertujuan sesuai dengan kurikulum yang telah disusun dan
ditetapkan pada kegiatan yang dilaksanakan secara terstruktur (Ahdiyat, 2014)
Fungsi pendidikan adalah untuk mempersiapkan peserta didik, dalam artian bahwa
peserta didik pada hakikatnya belum siap untuk melaksanakan pembelajaran, namun
harus mempersiapkan dirinya sendiri. Hal tersebut menunjukkan bahwa peserta didik
harus mempersiapkan diri sebelum mengikuti proses pembelajaran, serta dikehidupan
nyata. Persiapan yang dilakukan sejalan dengan kedudukan peserta didik sebagai warga
negara yang taat dan calon untuk membentuk keluarga baru, serta untuk menjalankan
tugas dan pekerjaannya nanti dimasa depan (Oemar Hamalik, 2014 : 2). Menurut
Suyatno (2002 : 45), pendidikan pada masa sekarang ini tidak memberi peluang kepada
siswa untuk menjadi subjek, namun pada dasarnya setiap siswa itu memiliki keunikan
tersendiri yang memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing, oleh karena itu dari
keunikan tersebut harus diberikan peluang untuk mengembangkannya. Siswa bukanlah
seperti orang dewasa yang tampil dalam wujud kecil, pola pikirannya tak selalu sama
dengan pola pikir orang dewasa. Untuk itu guru tidak harus memberikan materi hanya
dalam bentuk ceramah yang menyebabkan kebosanan bagi siswa. Hal tersebut dapat
diatasi dengan permainan yang dipadukan dengan proses pembelajaran. Proses kegiatan
belajar mengajar yang dipandu oleh guru terhadap siswa tentunya memiliki tujuan.
2
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka seluruh kegiatan hendaknya mengarah
terhadap tujuan yang telah ditetapkan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan mutu pendidikan, yaitu dengan memperbaiki keberlangsungan proses
belajar mengajar. Proses pembelajaran itu sendiri merupakan suatu hal yang penting
pada proses pendidikan, karena dengan adanya interaksi di dalam suatu
pembelajaran merupakan kegiatan inti yang menjadi sarana yang dapat digunakan
untuk kegiatan transfer ilmu dari guru kepada siswa secara terstruktur dan terencana,
sehingga dapat menjadikan siswa mengerti terhadap materi pelajaran yang
disampaikan oleh guru (Suryabrata, 2012 :14).
Berdasarkan hasil grandtour awal dan wawancara yang telah peneliti
laksanakan pada hari Senin tanggal 27 April 2020 di Sekolah Menengah Pertama
Negeri 8 Muara Bungo, terlihat proses pembelajaran sangat terlaksana dengan baik,
akan tetapi masih ada kelemahan dalam proses pembelajaran tersebut pada aspek
aktivitas belajar siswa yang negatif pada proses pembelajaran, model pembelajaran
yang digunakan belum sesuai dengan karakteristik siswa karena kurang
bervariasinya model pembelajaran yang digunakan, sehingga menyebabkan proses
pembelajaran tidak berjalan dengan baik. Pada proses penyampaian materi ajar
siswa kurang berkonsentrasi menerima pembelajaran sehingga siswa sulit
memahami dan menguasai materi yang disampaikan oleh guru. Salah satu cara
mengatasi permasalahan diatas adalah menggunakan model pembelajaran yang
sesuai dengan karakteristik siswa, seperti yang sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki siswa, tingkat kecerdasan, motivasi untuk belajar dan emosional pada saat
proses pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan wawancara yang telah peneliti lakukan dengan guru dan beberapa
orang siswa, siswa tersebut mengatakan bahwa pembelajaran Biologi merupakan
pelajaran yang sulit karena materinya yang sangat banyak dan berupa hafalan,
belum lagi pada materi yang mencantumkan nama-nama ilmiah yang tidak terbiasa
didengar ataupun diucapkan dalam bahasa sehari-hari, yang dapat berakibat siswa
merasa jenuh dan malas dalam mengikuti proses pembelajaran Biologi, karena
3
mereka tidak mengerti dengan materi yang disampaikan oleh guru, ada beberapa
siswa yang keluar kelas karena tidak ingin mengikuti pembelajaran, sebagian siswa
lainnya tetap di dalam kelas tetapi tidak memperhatikan pembelajaran, mereka
menggangu temannya, bergurau, bercerita yang bukan pembahasan mengenai
pembelajaran dan mayoritas siswa laki-laki yang seringkali membuat keributan.
Ketika diberi tugas oleh guru, terkadang siswa sulit untuk mengerjakannya yang
mengakibatkan siswa mencontek temannya dan tidak semua siswa mengumpulkan
tugas. Ketika siswa melanggar aturan seperti membuat keributan dan tidak
mengerjakan tugas, maka guru memberikan sanksi berupa berdiri didepan kelas
sampai waktu pembelajaran berakhir, tetapi siswa masih tidak jera dan masih
mengulangi kesalahan yang sama. Guru mata pelajaran juga mengatakan, bahwa ia
telah berusaha melakukan perbaikan dari proses pembelajaran dengan berbagai
cara, yaitu dengan menggunakan berbagai model pembelajaran, seperti model
pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD), Jigsaw, Team Games
Tournament (TGT), Group Investigation (GI), dan Team Assisted Individualization
(TAI) yang merupakan model pembelajaran kooperatif, metode pembelajaran
seperti, metode ceramah, diskusi dan demonstrasi, pendekatan pembelajaran
kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL), serta media
pembelajaran, seperti media pembelajaran video animasi, gambar, dan torso, akan
tetapi masih juga menimbulkan permasalahan pada minat belajar siswa dikelas VIII
SMP N 8 Muara Bungo. Ketika guru menggunakan model, strategi, metode,
pendekatan dan media pembelajaran tersebut, tidak semua siswa dapat mengerti
dengan model, strategi, metode, pendekatan dan media pembelajaran yang telah
digunakan, karena siswa masih merasa bingung dan bertanya-tanya dengan kegiatan
yang akan dilakukan. Minat belajar siswa pada kelas VIII SMP N 8 Muara Bungo
dapat dikatakan rendah, yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti
kurangnya dukungan dan motivasi dari keluarga, adanya pengaruh negatif dari
lingkungan dan kurangnya fasilitas yang memadai. Ketika siswa tidak berminat
dalam mengikuti proses pembelajaran, maka akan berpengaruh terhadap aktivitas
4
yang terjadi pada saat proses pembelajaran berlangsung, karena kegiatan yang
semestinya tidak dilakukan dapat menggangu proses pembelajaran di dalam kelas.
Aktivitas belajar siswa pada situasi proses pembelajaran yang membosankan akan
mengakibatkan interaksi dua arah tidak berjalan dengan baik yang merupakan
penyebab kualitas pembelajaran menjadi tidak baik. Kualitas pembelajaran dapat
diperbaiki dengan berjalannya interaksi dua arah antara guru dan siswa yang
terstruktur dan terencana sehingga siswa dapat memahami materi pembelajaran
yang disampaikan. Aktivitas belajar merupakan efek dari minat belajar siswa. Minat
belajar adalah kecenderungan jiwa pada siswa untuk tetap memperhatikan dan
mengingat aktivitas proses pembelajaran di dalam kelas yang bertujuan memahami
proses pembelajaran. Aktivitas belajar merupakan cerminan dari minat belajar
siswa pada proses pembelajaran maka aktivitas belajar yang baik akan
menimbulkan minat belajar yang baik pula.
Berdasarkan permasalahan yang terjadi pada siswa kelas VIII SMP N 8 Muara
Bungo, untuk itu peneliti tertarik untuk mencarikan solusi dengan membandingkan
model pembelajaran yang baik digunakan terhadap minat belajar Biologi siswa
kelas VIII SMP N 8 Muara Bungo. Adapun model pembelajaran yang peneliti
bandingkan adalah model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dan
model pembelajaran tipe Team Games Tournament (TGT), dari perbandingan
kedua model tersebut, akan diketahui model mana yang baik digunakan terhadap
minat belajar siswa pada materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan pada kelas
VIII SMP N 8 Muara Bungo. Alasan peneliti membandingkan kedua model
pembelajaran tersebut karena, kedua model ini termasuk model kooperatif yang
sama-sama menekankan pada kerja sama antar siswa, sedikit perbedaan pada kedua
model ini, yaitu pada model pembelajaran tipe Team Assisted Individualization
(TAI) hanya mengandalkan kerja sama antar siswa yang pandai membantu
temannya yang kurang pandai, sedangkan pada model pembelajaran tipe Team
Games Tournament (TGT) disamping adanya kerja sama antar siswa, model ini
juga menerapkan tournament/games yang digunakan dalam proses pembelajaran
5
yang diharapkan perpaduan kerja sama dan games dapat mempengaruhi minat
belajar siswa.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan suatu
penelitian dalam bentuk tulisan skripsi yang berjudul “Perbandingan Model
Pembelajaran Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Dengan Tipe Team
Games Tournament (TGT) Terhadap Minat Belajar Biologi Siswa Sekolah
Menengah Pertama”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan paparan latar belakang diatas, maka dapat di identifikasi masalah-
masalah sebagai berikut :
1. Aktivitas belajar siswa yang rendah menyebabkan rendahnya minat belajar siswa.
2. Kesulitan siswa memahami dan menguasai materi yang disampaikan menyebabkan
rendahnya minat belajar siswa.
3. Model pembelajaran yang digunakan dapat mempengaruhi siswa untuk terlibat
secara aktif yang nantinya akan membangkitkan minat belajar siswa.
4. Siswa beranggapan materi ajar Biologi sangat banyak dan berupa hafalan
menyebabkan siswa tidak berminat untuk belajar.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, peneliti membatasi masalah penelitian
sebagai berikut :
1. Mengetahui minat belajar siswa dalam proses pembelajaran Biologi untuk materi
struktur dan fungsi jaringan tumbuhan.
2. Proses pembelajaran yang digunakan dalam model pembelajaran tipe Team
Assisted Individualization (TAI) dan model pembelajaran tipe Team Games
Tournament (TGT).
3. Variabel Y adalah minat belajar siswa dan variabel X1 adalah model pembelajaran
tipe Team Assisted Individualization (TAI) dan variabel X2 model pembelajaran
6
tipe Team Games Tournament (TGT).
4. Kelas penelitian menggunakan kelas eksperimen I adalah kelas VIII-A dan
kelas eksperimen II adalah kelas VIII-B.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah yang dapat diambil, yaitu :
1. Seberapa tinggi minat belajar Biologi siswa dengan menggunakan model
pembelajaran tipe Team Assisted Individualization (TAI) pada siswa kelas VIII
SMP N 8 Muara Bungo?
2. Seberapa tinggi minat belajar Biologi siswa dengan menggunakan model
pembelajaran tipe Team Games Tournament (TGT) pada kelas VIII SMP N 8
Muara Bungo?
3. Apakah terdapat perbandingan minat belajar Biologi siswa dengan menggunakan
model Team Assisted Individualization (TAI) dengan Team Games Tournament
(TGT) pada kelas VIII SMP N 8 Muara Bungo?
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut :
a. Ingin mengetahui minat belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran
tipe Team Assisted Individualization (TAI).
b. Ingin mengetahui minat belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran
tipe Team Games Tournament (TGT).
c. Ingin mengetahui perbandingan minat belajar siswa antara model pembelajaran
tipe Team Assisted Individualization (TAI) dan Team Games Tournament
(TGT) yang diteliti.
2. Kegunaan Penelitian
a. Bagi guru, hasil penelitian dapat memberikan bahan masukan dan pijakan
empirik serta pengetahuan dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan
7
model pembelajaran di SMP N 8 Muara Bungo.
b. Bagi siswa, penelitian dapat bermanfaat dalam mempengaruhi minat belajar
siswa dengan hasil dari model pembelajaran yang lebih unggul.
c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan pemikiran bagi
SMP N 8 Muara Bungo.
d. Bagi peneliti, untuk memenuhi syarat untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan
dalam ilmu pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
8
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA FIKIR DAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretik
1. Minat Belajar
a. Pengertian Minat Belajar
Menurut Sukardi (1998 : 61) minat dapat diartikan sebagai suatu kesukaan,
kegemaran atau kesenangan terhadap sesuatu hal. Menurut Sardiman (2008 : 77)
minat adalah cerminan dari sikap seseorang apabila sesuai dengan sesuatu yang di
inginkannya terhadap dirinya sendiri. Minat artinya merasa tertarik dan terjun di
dalam suatu aktivitas (The Liang Gie, 2014 : 28). Minat adalah suatu
kecenderungan yang tidak berubah-ubah untuk memperhatikan dan memahami
suatu kegiatan yang dilakukan (Slameto, 2009 :180). Minat adalah timbulnya rasa
suka dan tertarik terhadap suatu kegiatan atau aktivitas tanpa adanya perintah dari
luar (Djaali, 2008 : 121). Minat adalah kecenderungan yang menetap pada diri
seseorang untuk memperhatikan dan mengingat suatu aktivitas (Syaiful Bahri, 2008
: 132). Minat merupakan sikap yang timbul dari jiwa seseorang yang berkaitan
dengan kesatuan dari perasaan yang erat (Ahmadi, 2009 ; 148). Minat merupakan
salah satu kecenderungan yang timbul pada diri seseorang yang nantinya akan
menghasilkan ketertarikan terhadap suatu kegiatan atau objek tertentu (Sumardi
Suryabrata, 1988 : 109). Minat akan menyebabkan seseorang memiliki perhatian
yang terpusat, yang tidak akan datang secara tiba-tiba (spontan), biasanya akan
timbul dari bakat dan lingkungan (Agus Sujanto, 2013 : 92). Minat adalah
ketersediaan jiwa yang aktif untuk mampu menerima hal-hal baru (Poerbawatja dan
Harahap, 2012 : 214). Minat akan berhubungan dengan daya gerak yang dapat
mendorong seseorang untuk menghadapi kegiatan, orang, benda, pengalaman yang
mendapat rangsangan dari kegiatan itu sendiri (Crow & Crow, 2007 : 248). Menurut
Bernard dan Sardiman (2007 : 76) minat tidak akan timbul begitu saja, harus ada
partisipasi, kebiasaan, pengalaman yang ditimbulkan dari proses belajar atau
9
mengerjakan sesuatu. Minat akan selalu terkait dengan persoalan kebutuhan dan
keinginan dari dalam diri seseorang. Dalam kaitannya dengan pendidikan, minat
belajar siswa erat hubungannya dengan kepribadian, motivasi, ekspresi dan konsep
diri atau identifikasi, faktor keturunan dan pengaruh eksternal atau lingkungan
(Hansen, 1955 : 1). Minat harus selalu dijaga di dalam proses pembelajaran
berlangsung, karena minat dapat hilang sewaktu-waktu ketika di dalam proses
pembelajaran (Ahmad Tafsir, 1992 : 24). Minat akan menimbulkan kecenderungan
yang muncul pada jiwa seseorang, bisa saja menetap yang biasanya diiringi dengan
perasaan menenangkan (Muhammad Fathurrahman, 2012 : 173). Minat akan
menimbulkan sebuah perhatian yang melibatkan perasaan yang dapat menjadikan
seseorang lebih aktif pada sesuatu yang dikerjakannya atau dapat dikatakan bahwa
minat dapat menjadikan seseorang melaksanakan suatu kegiatan (Mahfud, 2009 :
173). Minat merupakan suatu perasan yang disertai dengan kegairahan terhadap
suatu aktivitas atau kegiatan (Muhibbin, 2010). Minat merupakan suatu kemauan
yang timbul dari dalam diri seorang siswa sehingga menimbulkan perilaku belajar
yang baik (Lestari, 2013 : 120).
Seseorang dapat dikatakan berminat terhadap sesuatu aktivitas, maka akan
memperhatikannya secara sungguh-sungguh dengan rasa senang. Minat dapat
menjadi penyebab seseorang dalam mengikuti suatu kegiatan dan hasil dalam
mengikuti kegiatan tersebut. Oleh karena itu minat belajar adalah kecenderungan
hati untuk belajar untuk mendapatkan informasi, pengetahuan, kecakapan melalui
usaha, pengajaran atau pengalaman. Menurut Bloom dalam Susanto Ahmad (2013 :
57), minat adalah apa yang disebutnya sebagai subject-related affect,di dalamnya
termasuk minat dan sikap terhadap materi pelajaran. Namun pada kenyataannya
sulit menemukan pembatas antara minat dan sikap terhadap materi pelajaran, yang
tampak adalah sebuah kontinum yang terentang dari suatu efek negatif terhadap
suatu pelajaran. Hal ini dapat diukur dengan menanyakan pada siswa apakah ia
mempelajari itu, apa yang ia sukai atau tidak disukainya mengenai pelajaran dan
berbagai pendekatan dengan menggunakan kuisioner yang berupaya meningkatkan
10
berbagai pendapat, pandangan, dan preferensi yang mungkin menunjukkan suatu
efek positif atau negatif terhadap suatu pelajaran (Nasution, 1999 : 1). Belajar
sebagai perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan, dengan belajar tindakan
atau perilaku siswa berubah menjadi baik. Berhasil atau tidaknya perubahan baik itu
tergantung pada siswa itu sendiri dan tergantung pula oleh beberapa faktor yang
mempengaruhinya. Kondisi kejiwaan sangat dibutuhkan dalam proses belajar
mengajar, itu berarti bahwa minat sebagai suatu aspek kejiwaan menimbulkan daya
tarik tersendiri untuk memperhatikan suatu objek tertentu. Ketika siswa memiliki
perasaan yang khusus mengenai suatu mata pelajaran atau tugas-tugas yang
diberikan guru, akan berpengaruh terhadap pemahamannya mengenai mampu atau
tidaknya siswa tersebut dalam menyelesaikan tugas-tugas tersebut. Hal tersebut
berdasarkan pada proses pembelajaran sebelumnya dan mengenai penilaian yang
didapatkan sebelumnya dari tugas-tugas tersebut (Ahmad Susanto, 2013 : 60).
Kondisi belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat dan perhatian siswa
dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri
seseorang. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap belajar sebab dengan minat
seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya, tanpa minat
seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu (Slameto, 2009 : 180).
b. Indikator Minat Belajar
Menurut Slameto (2010 : 180) terdapat beberapa indikator siswa yang memiliki
minat belajar, yaitu :
1) Memiliki Perasaan Senang
Apabila seorang siswa telah memiliki rasa senang terhadap suatu pelajaran
tertentu, maka tidak akan ada rasa paksaan untuk melakukan hal tersebut.
Misalnya, seorang siswa menyukai pelajaran Biologi, maka akan selalu terlibat
di dalam proses pembelajara tersebut dan tidak akan pernah ingin bolos dari
pelajaran tersebut.
11
2) Siswa Selalu Ingin Terlibat
Seorang siswa yang tertarik terhadap suatu kegiatan atau aktivitas akan
membuat seseorang akan mengerjakan kegiatan tersebut dengan senang hati
dan ingin selalu terlibat didalamnya. Misalnya, siswa akan selalu aktif dalam
proses pembelajaran, aktif bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru
ataupun teman sekelasnya.
3) Siswa Memiliki Ketertarikan
Ketertarikan akan selalu berhubungan dengan dorongan yang timbul di dalam
diri seseorang, pada sesuatu hal atau aktivitas yang biasanya berupa
pengalaman yang dialami siswa, biasanya dirangsang oleh aktivitas itu sendiri.
Misalnya, siswa mengumpulkan tugas-tugas yang diberikan oleh gurunya
dengan tepat waktu.
4) Adanya Perhatian Siswa
Perhatian siswa yang muncul dapat berupa konsentrasi terhadap suatu aktivitas
yang diamatinya dengan menjadikan hal tersebut sebagai prioritas, sehingga
siswa akan terus memperhatikan hal-hal yang telah diminatinya. Misalnya,
siswa sangat fokus dengan penjelasan guru pada saat proses pembelajaran.
Sedangkan menurut Ali Imran (2006 : 88) adapun siswa yang mencerminkan
dirinya berminat terhadap suatu pembelajaran, yaitu :
1) Menimbulkan Perasaan Senang
Seorang siswa yang memiliki kecenderungan perasaan senang terhadap
pelajaran Biologi, maka siswa tersebut harus terus menerus mempelajari ilmu
yang berhubungan dengan Biologi. Siswa tersebut tidak akan merasa terpaksa
dalam mendalami ilmu yang berkaitan dengan pelajaran Biologi, maka akan
timbul rasa sukarela.
2) Menimbulkan Perhatian Siswa
Adanya perhatian juga menjadi salah satu indikator minat. Perhatian merupakan
konsentrasi atau aktivitas jiwa terhadap pengamatan, pengertian, dan
sebagainya dengan mengesampingkan hal yang lain.
12
3) Bidang Studi dan Perilaku Guru Yang Baik
Siswa akan menyukai suatu bidang studi pelajaran yang dapat disebabkan oleh
minatnya sendiri, ada yang mengembangkan minat tersebut dari rangsangan
lain, seperti pengaruh guru, teman sekelas ataupun bahan ajar yang menarik.
Seiring dengan berjalannya waktu, jika siswa tersebut memiliki tekad yang kuat
dalam memahami suatu pembelajaran, walaupun kemampuannya biasa saja,
maka dapat memperoleh nilai dan prestasi yang bagus.
c. Fungsi Minat Dalam Belajar
Minat merupakan salah satu faktor pendorong bagi siswa untuk memahami materi
pada proses pembelajaran, yang sangat berpengaruh di dalam pendidikan, karena
bersumber sendiri dari pencapaian yang dicapai oleh siswa itu sendiri (Wayan, N dan
Sumantana, 1986 : 230). Menurut The Liang Gie (2014: 29) adapun peran atau fungsi
minat dalam belajar, yaitu :
1) Menimbulkan Perhatian Pada Siswa
Jika seseorang berminat terdapat sesuatu hal maka akan cenderung
memperhatikan hal tersebut. Perhatian seseorang terhadap sesuatu hal dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu perhatian yang serta merta dan perhatian
yang dipaksakan, perhatian yang serta merta akan timbul secara tiba-tiba, bersifat
wajar, mudah bertahan, yang tumbuh tanpa adanya paksaan dan kemauan dalam
diri seseorang, sedangkan perhatian yang dipaksakan harus menggunakan
kekuatan untuk berkembang dan kelangsungannya.
2) Memudahkan Timbulnya Konsentrasi Siswa
Minat memudahkan terciptanya konsentrasi dalam pikiran seseorang. Perhatian
serta merta yang diperoleh secara wajar dan tanpa adanya paksaan, tenaga dan
kemampuan dari seseorang yang memudahkan berkembangnya konsentrasi, yaitu
memusatkan pemikiran terhadap sesuatu pelajaran. Tanpa adanya minat
konsentrasi terhadap pelajaran sulit untuk diperhatikan.
13
3) Mencegah Gangguan Lain
Minat terhadap suatu pelajaran akan mencegah terjadinya gangguan perhatian
dari sumber luar, misalnya orang berbicara. Seseorang mudah terganggu
perhatiannya atau sering mengalami pengalihan perhatian dari pelajaran kepada
suatu hal yang lain, jika minat studinya kecil. Gangguan-gangguan perhatian
seringkali disebabkan oleh sikap bathin karena sumber-sumber gangguan itu
sendiri.
4) Memperkuat Ingatan Bahan Ajar
Jika seseorang menyukai dan berminat terhadap suatu mata pelajaran, maka akan
sangat erat hubungannya dengan perhatian penuh terhadap pelajaran itu, yaitu
kekuatan daya untuk mengingat pelajaran tersebut. Kekuatan pengingat itu dapat
dijalankan ketika seseorang menyukai dan berminat dengan pelajaran yang
sangat disukainya, dengan itu maka pelajaran tersebut terus melekat pada
ingatannya.
5) Meminimalisir Rasa Bosan Pada Siswa
Ketika seseorang memiliki minat pada suatu pelajaran yang sangat disukainya,
maka ia akan sangat memahami pelajaran tersebut dengan senang hati, tanpa
merasa terbebani. Rasa bosan yang timbul pada seseorang itu adalah hal yang
wajar dan manusiawi. Kejenuhan yang di rasa itu dapat diatasi apabila seseorang
tersebut sudah sangat menyukai dan berminat terhadap suatu pelajaran tersebut
d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar
Menurut Syah (2003 : 132) memaparkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
minat belajar terbagi menjadi tiga, yaitu :
1) Faktor Internal
a) Aspek Fisiologis
Pada aspek fisiologis menunjukkan ketika kondisi jasmani seorang siswa
menjadi sehat dan baik, maka akan mempengaruhi tingkat kebugaran atau
14
kesehatan siswa yang berpengaruh terhadap semangat dan tingkat ketekunan
siswa dalam aktivitas pembelajaran.
b) Aspek Psikologis
Pada aspek psikologis merupakan suatu aspek yang timbul dari dalam diri
siswa, yang melibatkan kemampuan siswa, sikap siswa, minat siswa, motivasi
siswa dan tingkat kepandaian siswa.
2) Faktor Eksternal
a) Lingkungan Sosial
Pada lingkungan sosial mencakup beberapa ruang lingkup, seperti lingkungan
sekolah, keluarga, masyarakat dan teman sejawat atau sepantaran.
b) Lingkungan Non-Sosial
Pada lingkungan non-sosial mencakup kepada letak geografis, gedung
sekolah, materi pembelajaran, alokasi waktu pelajaran, keadaan tempat tinggal
dan alat-alat yang digunakan untuk belajar.
3) Faktor Pendekatan Belajar
Pada faktor pendekatan belajar ini, segala sesuatu cara yang akan digunakan atau
dipakai untuk mendukung keberlangsungan proses pembelajaran secara efektif
dan efisien.
Sedangkan menurut Sardiman (2015 : 74) faktor-faktor yang mempengaruhi minat
belajar, yaitu :
1) Motivasi
Minat seseorang akan semakin tinggi bila disertai motivasi, baik yang bersifat
internal ataupun eksternal. Minat merupakan, perpaduan antara keinginan dan
kemampuan yang dapat berkembang jika ada motivasi. Seorang siswa yang ingin
memperdalam Ilmu Pengetahuan tentang Biologi, misalnya tentu akan terarah
minatnya untuk membaca buku-buku yang terkait dengan Biologi,
mendiskusikannya, dan sebagainya.
15
2) Keluarga
Keluarga adalah tempat pendidikan pertama bagi seorang anak. Hal-hal dasar
akan diketahui dari keluarga. Khususnya untuk orang tua adalah orang yang
memiliki pengaruh yang sangat besar dan merupakan orang terdekat dalam
keluarga, oleh karenanya keluarga sangat berpengaruh dalam menentukan minat
seorang siswa terhadap pelajaran. dan jiwa seorang anak. Dalam proses
perkembangan seorang minat seorang akan diperlukan dukungan, perhatian dan
bimbingan yang penuh dari keluarga khususnya orang tua, yang dapat menjadi
motivasi bagi anak untuk memahami suatu pembelajaran.
3) Peran Guru
Peran guru sangat memberikan dampak terhadap timbulnya minat belajar pada
siswa. Apabila guru dapat menarik perhatian dan hati siswa dengan caranya
sendiri, akan menyebabkan siswa menjadi tertarik kepada guru tersebut dan dapat
merangsang minat belajar pada siswa.
4) Pengaruh Teman
Teman pergaulan memiiki dampak yang besar dalam mempengaruhi minat
seseorang, khususnya teman akrabnya. Pengaruh yang dibawa oleh temannya
dapat berdampak positif apabila melakukan hal-hal yang baik dalam
mendongkrak minat sesorang, sebaliknya pengaruh yang dibawa oleh temannya
akan berdampak negatif apabila melakukan hal-hal yang buruk yang dapat
merugikan seseorang, bahkan dapat menurunkan minat belajar seseorang.
5) Cita-cita
Setiap manusia pasti memiliki cita-cita yang hendak dicapai didalam hidupnya,
begitu pula dengan para siswa. Cita-cita memiliki pengaruh terhadap minat
belajar siswa, bahkan dapat dikatakan sebagai pengimplementasian dari minat
seseorang dalam perencanaan hidup dimasa depan. Cita-cita ini akan selalu
diperjuangkan, bahkan sekalipun berat rintangannya akan ditempuh. Jadi
seseorang yang memiliki cita-cita untuk menjadi seorang Guru Biologi, akan
menyukai dan memperdalam pelajaran Biologi untuk menunjang cita-citanya.
16
6) Media Massa
Media massa dapat memberikan dampak bagi seseorang untuk memperhatikan
atau menirunya, baik yang ditampilkan pada media sosial, elektronik ataupun
media cetak, yang dapat mempengaruhi kehidupan seseorang. Jika seseorang
telah memperhatikan bahkan menirunya, dapat dikatakan orang tersebut telah
berminat untuk mengikuti hal tersebut.
7) Fasilitas
Berbagai fasilitas berupa sarana dan prasarana, baik yang berada di rumah, di
sekolah, maupun yang ada dimasyarakat memberikan pengaruh yang positif dan
negatif. Misalnya, apabila ada fasilitas yang mendukung upaya pendidikan itu
lengkap, maka timbul minat anak untuk menambah wawasannya. Tetapi apabila
fasilitas yang ada justru menurunkan minat pendidikannya, seperti tempat game
yang menjamur dan tempat-tempat hiburan yang ada di kota-kota besar, tentu hal
ini berdampak negatif bagi pertumbuhan minat tersebut.
e. Peran Minat Dalam Belajar Dan Pembelajaran
Peran minat bagi kegiatan belajar mengajar merupakan suatu alat untuk
mengalihkan pemikiran dan untuk menimbulkan rasa senang dalam proses
pembelajaran, yang dapat menimbulkan gairah dari hati sehingga dapat memperluas
kemampuan belajar dan membantunya agar terus mengingat yang telah dipelajarinya.
Sehingga belajar dengan penuh kemauan, minat akan menimbulkan kesenangan dan
kepuasan terhadap diri sendiri. Perhatian penuh atau konsentrasi tidak timbul jika
tidak adanya minat yang memadai, maka seseorang tidak akan mengerjakan suatu
kegiatan jika tidak berminat terhadap kegiatan tersebut (William Amstrong, 2008).
Lester dan Alice Crow (2010) juga menyebutkan bahwa minat sangat krusial untuk
mencapai kesuksesan di dalam hidup sesorang. Ada beberapa peran minat dalam
belajar antara lain :
a) Menciptakan konsentrasi atau perhatian penuh dalam belajar.
b) Merangsang timbulnya perasaan suka cita dalam belajar.
17
c) Menjadikan ingatan siswa lebih tajam terhadap pelajaran yang telah diberikan.
d) Menimbulkan sikap belajar yang kontruktif dan positif
e) Meminimalisir rasa jenuh siswa pada suatu pelajaran.
Setiap manusia akan memiliki minat yang dapat mempengaruhi kehidupannya,
sehingga memiliki dampak yang sangat besar dalam bersikap dan berperiaku.
Disamping itu minat akan begitu besar pengaruhnya dalam proses pembelajaran,
karena jika siswa dari awal sudah tidak berminat untuk mengikuti proses
pembelajaran, maka siswa akan tidak serius dalam mengikuti proses tersebut, karena
sudah tidak adanya lagi hal yang membuatnya nyaman, siswa cenderung akan merasa
malas. Pelajaran yang menarik lebih disukai siswa dan dipahaminya sehingga mudah
untuk diterima siswa, sehingga minat belajar sangat besar pengaruhnya terhadap
proses belajar mengajar. Guru sebagai seorang pendidik yang hampir setiap hari
bersama dengan siswa, tentu sering mengeluhkan kondisi siswanya yang tidak ingin
mengerjakan pekerjaan rumah (PR), tidak mau mendengarkan penjelasan yang
disampaikan kepadanya, mengobrol dengan teman terdekat pada saat guru
menjelaskan materi pembelajaran, sering bolos pada jam pelajaran, tidak mau
melakukan kegiatan pembelajaran atau kalau pun ingin melakukannya, siswa yang
bersangkutan tidak begitu bersemangat dan gejala-gejala perilaku siswa lainnya. Apa
yang menjadi kesulitan ini bisa jadi sebagai pertanda bahwa siswa tersebut sedang
mengalami penurunan minat belajar. Sebagaimana diketahui bahwa peranan minat
sangat besar pengaruhnya terhadap kemauan seseorang dalam menerima dan
melakukan suatu perbuatan. Demikian halnya jika minat belajar siswa sudah atau
mulai menurun, maka dapat dipastikan siswa yang bersangkutan kurang antusias
dalam mengikuti rangkaian kegiatan belajar, baik kegiatan belajar yang dilakukan di
dalam kelas, maupun kegiatan belajar yang dilakukan di luar kelas (di rumah).
Keluhan-keluhan para guru diatas hanya sebagian kecil saja yang nampak dari
perilaku siswa. Jika keadaan tersebut berlangsung secara terus-menerus dan
berlangsung cukup lama dalam diri siswa, maka akan mempengaruhi efektivitas
kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, mutu pendidikan pada sekolah tertentu
18
yang dihasilkannya dan keutuhan perkembangan diri siswa itu sendiri.
Minat merupakan rasa ketertarikan seseorang terhadap sesuatu hal, baik itu benda,
objek atau terhadap manusia itu sendiri. Dalam kegiatan belajar, minat siswa terhadap
kegiatan belajar adalah ketertarikan, kemauan dan kesediaan siswa melakukan setiap
kegiatan pembelajaran, baik kegiatan belajar yang dilakukan siswa di dalam kelas,
maupun kegiatan belajar yang dilakukan siswa di luar kelas (di rumah). Dengan
demikian minat menjadi hal yang mendasar yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu yang disenangi. Pengertian minat di atas terihat jelas bahwa,
seseorang yang memiliki minat terhadap sesuatu akan menyenangi dan menerima
sesuatu tersebut. Minat tidak diperoleh melalui bawaan sejak lahir. Minat seseorang
terhadap sesuatu tumbuh dan berkembang melalui pengalaman dan persepsinya
terhadap suatu objek. Dari pengalaman tersebut seseorang dapat menilai dan
menentukan untuk menerima atau menolak. Dengan demikian, guru sebagai pendidik
hendaknya dapat memberikan suatu pengalaman belajar yang dapat membuat dan
menumbuhkan minatnya terhadap seluruh kegiatan pendidikan, yaitu kegiatan
pengajaran, pembimbingan dan kegiatan pelatihan.
f. Aspek-Aspek Minat Belajar
Menurut Hurlock (2002 : 422) memaparkan aspek-aspek yang ada didalam minat
belajar yaitu :
1) Aspek Kognitif
Aspek kognitif memiliki dasar atas konsep yang ada pada diri seseorang yang
akan berkaitan dengan minatnya, yang didasarkan pada sesuatu yang dialaminya
dan dipelajarinya dari berbagai lingkungan. Ketika seseorang melakukan suatu
kegiatan akan menginginkan hasil yang didapat dari melaksanakan kegiatan
tersebut, yang akan menjadikan seseorang tersebut memiliki kesukaan atau minat
terhadap kegiatan yang dilakukan menjadi mengerti dan mendapatkan banyak
hasil atau manfaat dari kegiatan yang telah dilakukan. Waktu dan tenaga yang
19
telah dikeluarkan pun akan mendapat kepuasan dari kegiatan yang telah
dilakukan, agar kegiatan tersebut akan dilakukan secara konsisten.
2) Aspek Afektif
Aspek afektif dapat juga dikatakan sebagai pembentuk konsep dari aspek
kognitif, yang tampak pada sikap terhadap aktivitas seseorang yang
menimbulkan minat, yang sangat berpengaruh terhadap motivasi yang ada pada
aktivitas seseorang, seperti pada aspek kognitif, aspek afektif yang akan
dikembangkan dari pengalaman pribadi, sikap orang tua, guru dan masyarakat
yang mendukung kegiatan yang menjadi minatnya. Seseorang akan berminat
terhadap sesuatu jika terdapat kepuasan dan kegunaan yang telah diperolehnya,
dan tidak lain mendapatkan pengaruh timbal balik dari orang tua, guru, dan
masyarakat yang ada dilingkungannya, sehingga seseorang akan menekuni
kegiatan yang diminatinya dan akan mempunyai kesempatan khusus terhadap
kegiatan yang menjadi minatnya.
g. Minat Belajar Menentukan Aktivitas Belajar
Konsentrasi penuh yang timbul memiliki akibat yang penting pada berlangsungnya
proses pembelajaran yang baik, maka hal ini akan berdampak terhadap minat belajar
siswa. Konsentrasi yang penuh merupakan banyaknya rasa sadar yang mengiringi
aktivitas yang dikerjakan (Sumardi Suryabrata, 2012 : 14). Perhatian merupakan
sedikit perhatian adalah konsentrasi daya jiwa dan tenaga terhadap objek tertentu atau
daya guna untuk menimbulkan kesadaran seseorang dalam suatu aktivitas (Wasti
Sumanto, 2014 : 32). Aktivitas belajar yang diiringi dengan konsentrasi penuh akan
cenderung lebih berhasil dan prestasi yang diraih pun akan lebih baik. Seorang guru
juga harus mengerahkan seluruh tenaganya dalam menarik minat belajar siswa. yang
akan menjadikan siswa menyukai pelajaran yang diajarkan oleh guru. Seseorang yang
mempunyai kecenderungan menyukai sesuatu atau memiliki minat terhadap suatu
aktivitas akan menyumbangkan konsentrasi penuh. Hal-hal yang akan tampak salah
satunya, tidak merasa malas untuk mengorbankan tenaga dan waktu untuk
20
menjalankan aktivitas tersebut. Sebuah unsur yang juga dianggap penting adalah dari
perasaan siswa yang timbul saat diajarkan gurunya, yang juga dapat diartikan dengan
perubahan perilaku dan sikap, baik dapat dilihat siswa merasa senang atau tidaknya
diberbagai kategori (Suryabrata, 2012 : 66). Proses pembelajaran itu akan
berlangsung dengan baik apabila adanya minat didalamnya (Sardiman, 2007 : 95).
Hal tersebut juga sesuai dengan teori yang diungkapkan William James (2000 : 27)
bahwa minat belajar adalah faktor utama yang sangat penting dalam menentukan
tingkat aktivitas belajar siswa.
2. Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)
a. Pengertian Model Pembelajaran Tipe Team Assisted Individualization (TAI)
Menurut Slavin dalam Anela (2014 : 39), dasar teori model pembelajaran Team
Assisted Individualization (TAI) adalah untuk membiasakan pembelajaran
dengan perbedaan kemampuan individu siswa maupun untuk mencapai prestasi
akademik yang dimiliki siswa. Model pembelajaran Team Assisted
Individualization (TAI) merupakan salah satu jenis dari model pembelajaran
kooperatif yang mencampurkan pembelajaran yang dilakukan siswa secara
berkelompok dengan pembelajaran yang dilakukan secara individu, yang
bertujuan untuk memberikan solusi kepada siswa yang memiliki kesulitan
belajar secara individu (Ramlan, 2013 : 113). Model pembelajaran tipe Team
Assisted Individualization (TAI) pada mulanya merupakan pembelajaran
kooperatif yang dilaksanakan dengan mengelompokkan siswa menjadi 3-4
kelompok dibagi secara heterogen, artinya setiap anggota memiliki kemampuan
berbeda-beda. Pada setiap kelompok siswa akan saling bekerja sama untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan guru secara tepat dan cepat. Setelah itu
guru akan memberikan penghargaan kepada kelompok yang dapat
menyelesaikan tugasnya dengan baik (Asmadi, 2011 : 83). Menurut Robert
Slavin (dalam Miftahul, 2013 : 200), model pembelajaran tipe Team Assisted
Individualization (TAI) adalah salah program untuk mengatasi kesulitan pedagogik
21
yang membiasakan pembelajaran dengan keberagaman siswa secara akademik.
Model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI)
memadukan dua jenis keunggulan pembelajaran kooperatif (belajar yang
dilaksanakan secara berkelompok) dan jenis pembelajaran individual, dengan
harapan untuk mencaapai tujuan mengatasi siswa yang sulit belajar secara individu
(Ramlan, 2013 : 113). Model pembelajaran ini memadukan model pembelajaran
kooperatif dan individual, yang berpusat kepada proses pembelajaran di dalam
kelompok, dimana siswa akan bekerja secara berkelompok untuk sama-sama
memecahkan masalah dan saling memberi semanagat (Slavin, 2009 : 189).
b. Karakteristik Model Pembelajaran Tipe Team Assisted Individualization (TAI)
Menurut Robert Slavin, model pembelajaran tipe Team Assisted Individualization
(TAI) memiliki beberapa karakteristik (dalam Miftahul Huda, 2013). Adapun
karakteristik model pembelajaran tipe Team Assisted Individualization (TAI), yaitu
sebagai berikut :
1) Setiap siswa secara individu akan mempelajari materi pembelajaran yang sudah
dipersiapkan guru.
2) Hasil belajar secara individu akan di diskusikan dan akan dibahas secara
berkelompok.
3) Seluruh anggota kelompok akan bertanggung jawab terhadap jawaban yang telah
didapat dari hasil diskusi secara berkelompok.
4) Membuat siswa lebih aktif pada proses pembelajaran.
5) Siswa akan saling bertukar pikiran dan pendapat dengan seluruh anggota
kelompok.
c. Kelebihan dan Kekurangan Model Tipe Team Assisted Individualization (TAI)
Seluruh model pembelajaran yang dipaparkan oleh para ahli tidak akan ada yang
sempurna, tak terkecuali untuk model pembelajaran tipe Team Assisted
Individualization (TAI) pun juga terdapat kelebihan dan kekurangan (Miftahul Huda,
22
2013). Model pembelajaran tipe Team Assistsed Individualization (TAI) memiliki
beberapa kelebihan, yaitu:
1) Model pembelajaran tipe Team Assisted Individualization (TAI) dapat
merangsang hasil belajar dan minat siswa.
2) Model pembelajaran tipe Team Assisted Individualization (TAI) dapat mengatasi
pemikiran yang ada pada siswa bahwa materi pembelajaran yang dipelajarinya
itu sulit.
3) Membantu siswa yang suka menganggu temannya pada proses pembelajaran.
4) Membiasakan siswa untuk bekerja sama secara kelompok, melatih rasa saling
menghargai dan ketenangan pada proses pembelajaran.
5) Pada model pembelajaran ini siswa akan diberikan reward atau penghargaan atas
usaha siswa.
6) Pada model pembelajaran ini dapat membantu siswa yang sulit memahami materi
pembelajaran, sedangkan siswa yang sudah memiliki kemampuan yang cukup
tinggi dapat lebih mendalami keterampilan dan kemampuannya.
7) Timbulnya rasa tanggung jawab kelompok dalam penyelesaian masalah yang ada
pada proses pembelajaran.
8) Dapat mempersingkat waktu guru dalam menjelaskan materi pembelajaran, agar
proses pembelajaran menjadi lebih efektif.
Sedangkan menurut Trianto (2007 : 14) adapun kelebihan yang terdapat pada
model pembelajaran tipe Team Assisted Individualization (TAI), yaitu :
1) Dapat membimbing siswa untuk melaksanakan kerja sama untuk memahami
materi pembelajaran.
2) Siswa lebih semangat untuk saling membantu atau merangsang timbulnya jiwa
saling tolong-menolong antar siswa.
3) Siswa yang memiiki kemampuan lebih pada pemahaman materi akan membantu
temannya yang memiliki kemampuan yang sedikit kurang memahami materi
pembelajaran.
4) Model pembelajaran ini dapat membantu guru karena sintaksnya yang sederhana.
23
5) Siswa menjadi terlibat di dalam tugas yang diberikan guru pada proses
pembelajaran.
Disamping memiliki kelebihan, model pembelajaran tipe Team Assisted
Individualization (TAI) juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu sebagai berikut :
1) Siswa yang kurang memahami materi akan bergantung kepada siswa yang lebih
memahami materi pembelajaran.
2) Terdapat anggota kelompok yang tidak aktif, sehingga hanya bergantung dengan
teman sekelompoknya.
3) Tidak ada kompetisi antar kelompok satu dengan lainnya.
4) Jika model pembelajaran ini baru diketahui oleh siswa, terdapat dua
kemungkinan, yang pertama siswa akan bingung dan yang kedua siswa akan
kehilangan rasa percaya diri dan dapat mengganggu temannya.
5) Jika guru kurang pandai dalam mengelola kelas maka pembelajaran tidak akan
berlangsung dengan baik.
Sedangkan menurut Trianto (2011: 83) kekurangan yang ada pada model
pembelajaran tipe Team Assisted Individualization (TAI), yaitu :
1) Jika dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional seperti ceramah,
lebih membutuhkan waktu yang lebih panjang.
2) Siswa di dalam suatu kelompok rentan mengalami ketergantungan kepada
temannya, karena mereka membahas materi yang sama.
d. Sintaks Model Pembelajaran Tipe Team Assisted Individualization (TAI)
Menurut Miftahul (2013) dalam pelaksanaan model pembelajaran tipe Team
Assisted Individualization (TAI), yaitu :
1) Guru telah mempersiapkan materi ajar untuk dipelajari siswa secara individu
dirumah.
2) Guru akan memberikan pre-test kepada siswa untuk melihat nilai rata-rata harian
siswa pada materi tersebut, dengan tujuan untuk mengetahui kesediaan siswa dan
24
mengukur pengetahuan yang telah dicapai siswa sesuai materi yang akan
diajarkan, atau dapat disebut dengan test penempatan.
3) Guru akan memberikan materi seacara ringkas (mengambil komponen
pembelajran secara berkelompok).
4) Guru akan membentuk beberapa kelompok kecil secara heterogen yang diambil
berdasarkan hasil nilai rata-rata harian siswa. Setiap kelompok akan
beranggotakan 4-6 orang siswa syang dikelompokkan secara heterogen
(mengadopsi komponen teams/ kelompok)
5) Guru akan memberikan LKS sebagai penugasan untuk siswa, dan akan
membantu siswa membuat rangkuman, memberikan dan mengarahkan siswa jika
masih ada yang bertanya dan belum mengerti terhadap pembelajaran
(mengadopsi komponen belajar secara berkelompok).
6) Ketua kelompok akan memberikan laporan dan memaparkan hasil diskusi
kelompoknya dan telah siap untuk diberikan post-test (mengadopsi komponen
kreativitas siswa).
7) Guru akan memberikan post-test yang tepat dengan kompetensi yang akan
dikerjakan secara individual (mengadopsi komponen test secara cepat)
8) Setelah itu guru memberikan skor dan nilai hasil kerja sama secara berkelompok
dan memberikan karakterstik penghargaan atau rewards terhadap kelompok
sesuai dengan hasil kerjanya dalam menyelesaikan tugas (mengadopsi komponen
rekognisi kelompok dan skor).
3. Model Pembelajaran Tipe Team Games Tournament (TGT)
a. Pengertian Model Pembelajaran Tipe Team Games Tournament (TGT)
Pada mulanya model pembelajaran tipe Team Games Tournament (TGT)
dikembangkan oleh David De Vries dan Keith Edwars, yang merupakan model
pembelajaran pertama oleh John Hopkins (Slavin, 2005 : 15). Menurut Slavin dalam
Rusman (2012) model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT)
terdiri dari lima sintaks atau tahapan, yaitu yang pertama tahap penyajian kelas (Class
25
presentasion), kedua belajar dalam kelompok (Teams), ketiga permainan (games),
keempat pertandingan (Tournament) dan kelima penghargaan (Team recognition).
Menurut Supriono dan Setiawan (2014 : 47) model pembelajaran tipe Team Games
Tournament (TGT) merupakan model pembelajaran pada proses pembelajarannya
dipandu oleh guru, pada akhir pembelajaran siswa akan diberikan pertanyaan atau
kuis yang nantinya akan didiskusikan secara berkelompok, setelah itu siswa akan
beradu kemampuan di meja turnamen. Model pembelajaran tipe Team Games
Tournament (TGT) adalah model pembelajaran kooperatif yang memiliki ciri khas
adanya permainan atau turnamen di dalam pembelajaran, yang terdiri dari kelompok-
kelompok kecil yang beranggotakan 3-5 orang siswa setiap kelompok, yang dibentuk
secara heterogen (Idawati, 2017 : 133). Model pembelajaran tipe Team Games
Tournament (TGT) adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang
didalamnya menyisipkan turnamen akademik dan adanya pertanyaan atau kuis-kuis
yang dilaksanakan oleh siswa yang nantinya siswa akan berkompetisi dengan
lawannya yang memiliki kemampuan sama (Purnomosari, 2013 : 34).
Model pembelajaran tipe Team Games Tournament (TGT) merupakan salah satu
model pembelajaran kooperatif, dimana pada model pembelajaran ini memadukan
turnamen akademik dan menggunakan kuis-kuis, siswa akan berlomba-lomba sebagai
perwakilan dari kelompok atau tim mereka dengan anggota kelompok lain dengan
kemampuan akademiknya sama atau homogen, atau dapat dikatakan siswa akan
dipasangkan secara homogen dari segi kemampuan akademiknya (Slavin, 2005 :
163). Model pembelajaran tipe Team Games Tournament (TGT) merupakan salah
satu model pembelajaran kooperatif, dimana guru sebagai pemandu pada saat proses
pembelajaran berlangsung dan pada akhir pembelajaran guru akan memberikan
pertanyaan-pertanyaan ke seluruh siswa, kemudian pertanyaan-pertanyaan tersebut
akan dibawa ke dalam masing-masing kelompok, setelah itu siswa akan melakukan
tes tertulis yang juga dapat digantikan dengan siswa secara berpasangan dengan
kelompok lawan akan berkompetisi dimeja turnamen. Oleh karena itu model
pembelajaran ini hanya berfokus terhadap tingkat kemampuan saja (Asma, 2006 :
26
54). Pada model pembelajaran ini, siswa akan dibagi menjadi beberapa kelompok,
masing-masing kelompok terdiri dari 3-6 orang siswa untuk berkompetisi dengan
anggota kelompok lainnya untuk memperolah nilai atau skor bagi kelompok masing-
masing siswa (Trianto, 2010 : 83). Dalam pelaksanaan model pembelajaran ini, siswa
akan merasakan dan menikmati suasana yang terjadi di dalam turnamen dan mereka
akan berkompetisi dengan anggota kelompok yang memiliki kemampuan yang sama
atau homogen, sehingga menjadikan model pembelajaran tipe Team Games
Tournament (TGT) menjadi lebih imbang dibandingkan kompetisi dalam
pembelajaran konvensional seperti pada umumnya (Huda, 2011 : 117)
b. Karakteristik Model Pembelajaran Tipe Team Games Tournament (TGT)
Menurut Yuni Gayatri (2009) adapun karakteristik yang terdapat pada model
pembelajaran tipe Team Games Tournament (TGT), yaitu :
1) Kerja sama antar siswa pada kelompok kecil
Siswa akan dikelompokkan menjadi 5-6 orang yang dibentuk secara heterogen,
dengan anggota yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan kebiasaan yang
berbeda. Untuk itu siswa akan diminta untuk berdiskusi dan bekerja sama, siswa
yang pandai akan membantu siswa yang kurang pandai dengan cara ini akan
timbul sikap kerja sama dan tanggung jawab antar siswa.
2) Games Tournament
Setiap siswa akan mewakili masing-masing kelompoknya untuk melaksanakan
tournamen atau permainan. Setiap meja akan ditempati 4-5 orang siswa dari
setiap kelompok yang berbeda. Peserta akan dipasangkan secara homogen dari
segi akademik siswa agar memiliki kesetaraan untuk mengetahui hal tersebut,
guru akan melaksanakan pre-test. Pada awal permainan mula-mula guru akan
membacakan peraturan dan setelah itu akan membagikan kartu soal yang
digunakan untuk bermain dan kunci jawabannya diletakkan secara terbalik agar
tidak terbaca. Setelah siswa menjawab pertanyaan, siswa akan menghitung
berapa point yang didapatkan serta akan melaporkan kepada masing-masing
27
kelompok, setelah itu siswa akan mengisi tabel untuk mengetahui kriteria
penghargaan yang diperoleh.
3) Penghargaan Kelompok
Guru bersama siswa akan menghitung rata-rata skor yang di dapat dari setiap
kelompok, yang terdapat pada tabel poin. Penentuan poin memiliki ketentuan
sebagai berikut :
Tabel 2.1 Perhitungan Poin Permainan
Pemain Poin
Skor Tertinggi
(Top Scorer)
80
Skor Tengah
(High Middle Score)
70
Skor Menengah Kebawah
(Low Middle Scorer)
60
Skor Terendah
(Low Scorer)
50
c. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Tipe Team Games
Tournament (TGT)
Menurut Slavin dalam Septian (2001 : 35) model pembelajaran Team Games
Tournament (TGT) mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan. Adapun
beberapa kelebihan model pembelajaran tipe Teams Games Tournament (TGT),
sebagai berikut :
1) Siswa memiliki kebebasan untuk berinteraksi dan menggunakan pendapatnya.
2) Rasa percaya diri siswa menjadi tinggi.
3) Siswa memiliki kemungkinan kecil menggangu temannya.
4) Motivasi belajar siswa bertambah.
5) Pemahaman yang lebih mendalam terhadap materi pelajaran.
28
6) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan, toleransi antara siswa dengan siswa dan
antara siswa dengan guru.
7) Kerjasama antar siswa akan membuat interaksi belajar dalam kelas menjadi
hidup dan tidak membosankan.
Disamping kelebihan yang dimiliki, model pembelajaran tipe Team Games
Tournament (TGT) juga memiliki kelemahan dalam penerapannya, antara lain:
1) Sering terjadi dalam kegiatan pembelajaran tidak semua siswa ikut serta
menyumbangkan pendapatnya.
2) Kekurangan waktu untuk proses pembelajaran
3) Jika guru tidak pandai mengelola kelas akan terjadi kegaduhan.
4) Siswa terbiasa untuk mengharapkan hadiah.
d. Sintaks Pada Model Pembelajaran Tipe Team Games Tournament (TGT)
Beberapa sintaks dalam penggunaan model pembelajaran tipe Team Games
Tournament (TGT) yang perlu diperhatikan. Sintaks dalam penggunaan model
pembelajaran ini menurut Slavin dalam Rusman (2005 : 225), sebagai berikut:
1) Presentasi di kelas. Guru akan memberikan materi secara ringkas kepada siswa
sebelum memulai pembelajaran.
2) Belajar secara berkelompok. Seluruh siswa akan mengerjakan lembar kerja siswa
(LKS) yang telah diberikan secara berkelompok untuk lebih memahami materi
yang akan dipelajari.
3) Turnamen. Seluruh siswa akan berperan dalam memainkan permainan akademik
siswa yang dipasangkan dengan kemampuan yang sama (homogen).
4) Rekognisi tim. Skor tim atau secara berkelompok akan dihitung berdasarkan skor
atau nilai yang nantinya akan mendapatkan penghargaan sesuai dengan kriteria
yang telah ditetapkan.
Menurut Trianto (2010 : 84) adapun sintaks yang terdapat pada model
pembelajaran tipe Team Games Tournament (TGT), yaitu:
29
1) Siswa akan dikelompokkan di dalam suatu tim atau kelompok belajar yang terdiri
dari empat orang siswa secara heterogen, dari segi suku, ras dan budaya.
2) Sebelum turnamen dimulai, terlebih dahulu guru akan mempersiapkan
pembelajaran dan memastikan seluruh siswa telah melaksanakan tugasnya
dengan baik serta telah memahami materi pembelajaran.
3) Setelah itu guru akan memberikan pertanyaan atau kuis kepada siswa secara
individu.
B. Penelitian Yang Relevan
Untuk menguatkan alasan penelitian ini dilakukan, maka peneliti memaparkan
hasil penelitian terdahulu sebagai penelitian yang relevan dengan penelitian sebagai
berikut :
1. Penelitian Yana Susilawati (2019), yang berjudul “Komparasi Model
Pembelajaran Team Games Tournament dan Team Assisted Individualization
Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Pada Materi
Perbandingan Ditinjau dari Minat Belajar Siswa”. Pada penelitian ini
menunjukkan hasil bahwa pada model pembelajaran Team Games Tournament
lebih memiliki peran yang cukup tinggi pada pemecahan masalah yang terlihat
pada minat belajar siswa secara matematis lebih baik dibandingkan dengan
model pembelajaran Team Assisted Individualization.
2. Penelitian Azizah Binti Nur (2019), yang berjudul “Efektivitas model
pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament dan Team Assisted
Individualization terhadap minat dan hasil belajar ekonomi kelas XII IIS SMA
1 Kepanjen”. Pada penelitian ini menunjukkan hasil bahwa pada minat dan
hasil belajar dengan dua model yang berbeda terdapat perbedaan yang
signifikan, yaitu model pembelajaran Team Games Tournament lebih unggul
dibandingkan dengan model pembelajaran Team Assisted Individualization
pada mata pelajaran tersebut.
3. Penelitian Sarwendah RH (2013), yang berjudul “Studi Komparasi
30
Pembelajaran Kimia Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Metode
Team Games Tournament (TGT) dan Team Assisted Individualization (TAI)
Pada Materi Pokok Sistem Koloid Kelas IX IPA SMA Negeri 2 Sukoharjo
Tahun Pelajaran 2011/2012”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada
analisis data menunjukkan perbedaan hasil belajar Matematika siswa antara
model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dan Team Games
Tournamanet (TGT). Pada kelas dengan menggunakan model pembelajaran
Team Assisted Individualization (TAI) mendapat hasil rata-rata 75,75
sedangkan pada model pembelajaran Team Games Tournamanet (TGT)
mendapatkan hasil 68,20. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa model
pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) lebih unggul.
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan deskripsi teoritis yang telah dijelaskan diatas, selanjutnya diajukan
kerangka berfikir dan hubungan masing-masing variabel dalam penelitian ini yang
sesuai dengan ruang lingkup penelitian, yaitu perbandingan minat belajar siswa yang
menggunakan model pembelajaran tipe Team Assisted Individualization (TAI)
dengan tipe Team Games Tournament (TGT) di kelas VIII SMP N 8 pada materi
struktur dan fungsi jaringan tumbuhan, maka dapat digambarkan kerangka
konseptual sebagai berikut :
31
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah ini telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan. Peneliti menggunakan hipotesis asosatif yang merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah asosiatif yaitu yang menanyakan hubungan
kedua variabel atau lebih (Sugiyono, 2019 : 103).
Hi : Adanya perbedaan yang signifikan antara penggunakan model
pembelajaran tipe Team Assisted Individualization (TAI) dengan model
pembelajaran tipe Team Games Tournamanet (TGT) terhadap minat belajar
Biologi siswa SMP N 8 Muara Bungo.
H0 : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara penggunakan model
pembelajaran tipe Team Assisted Individualization (TAI) dengan model
MINAT BELAJAR
MODEL
PEMBELAJARAN
KELAS EKSPERIMEN I
MODEL PEMBELAJARAN
TAI
KELAS EKSPERIMEN II
MODEL PEMBELAJARAN
TGT
KUISIONER/ANGKET MINAT
BELAJAR SISWA
ANALISIS KUISIONER/ANGKET
MINAT BELAJAR SISWA
KESIMPULAN
32
pembelajaran tipe Team Games Tournamanet (TGT) terhadap minat belajar
Biologi siswa SMP N 8 Muara Bungo.
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan di SMP N 8 Muara Bungo, dilaksanakan pada
semester ganjil tahun 2020 selama 3 (tiga) bulan, dari bulan September-November
2020, untuk materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan dikelas VIII-A dan VIII-B.
Proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran tipe Team Assisted
Individualization (TAI) dan model pembelajaran tipe Team Games Tournament
(TGT).
B. Pendekatan dan Desain Penelitian
Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian kuantitatif eksperimen. Metode
penelitian kuantitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada suatu
populasi atau sampel tertentu, pada teknik pengambilan sampel umumnya dilakukan
secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif/statistik yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan (Sugiyono, 2013 : 76). Pendekatan penelitian yang digunakan, yaitu jenis
eksperimen semu (Quasi Eksperimental) yang terdiri atas dua kelompok siswa.
Masing-masing kelompok siswa akan dibelajarkan dengan menggunakan model
pembelajaran tipe Team Assisted Individualization (TAI) dan model pembelajaran
tipe Team Games Tournament (TGT).
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dimana menggunakan dua kelas
VIII-A dan VIII-B menggunakan model pembelajaran tipe Team Assisted
Individualization (TAI) dan pembelajaran tipe Team Games Tournament (TGT)
sebagai kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. Rancangan penelitian yang
digunakan yaitu, pre-test dan post-test control design.
34
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian
Jenis Kelas Pre-test Angket Post-test Angket
X1 O1 O2
X2 O1 O2
*(Sumber : Sugiyono, 2013 : 76)
Keterangan :
X1 = Kelompok eksperimen 1 yang menggunakan model pembelajaran tipe Team
Assisted Individualization (TAI)
X2 = Kelompok eskperimen 2 yang menggunakan model pembelajaran tipe Team
Games Tournament (TGT)
O1 = Pre-test angket minat belajar
O2 = Post-test angket minat belajar
Desain penelitian berdasarkan masalah dan tujuan penelitian maka desain
penelitian yang sesuai adalah Time Series Design, yang merupakan pengembangan
dari true experimental design yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai
kelompok kontrol, tetapi tidak berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-
variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Quasi Eksperiment ini
digunakan karena pada kenyataannya sulit untuk mendapatkan kelompok kontrol
yang digunakan untuk penelitian.
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah suatu wilayah secara umum yang terdiri dari objek atau subjek
yang memikiki karakteristik dan kualitas tertentu yang dapat dijadikan peneliti
sesuai dengan masalah yang akan ditelitinya (Sugiyono, 2012 : 80). Populasi
merupakan objek atau subjek yang ada di suatu wilayah tertentu yang memiliki
kriteria yang masuk kedalam masalah penelitian seseorang (Ridwan, 2008 : 11).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N 8 Muara
35
Bungo dengan jumlah 42 orang dari dua kelas pada semester ganjil tahun ajaran
2020/2021.
Tabel 3.2 jumlah siswa kelas VIII-A dan VIII-B SMP N 8 Muara Bungo
Kelas Jumlah Siswa
Kelas VIII-A 20
Kelas VIII-B 21
*(Sumber : Tata Usaha SMP N 8 Muara Bungo)
Jumlah kelas dalam tabel diatas terlebih dahulu telah di uji homogenitasnya
menggunakan rumus atau dari aplikasi SPSS 22.00 dan perlu diketahui kelas
tersebut adalah homogen.
2. Teknik Pengambilan Sampel
Sampel adalah bagian yang ada dari total karakteristik dan jumlah yang ada di
dalam suatu populasi yang akan diteliti, apabila di dalam suatu populasi berjumlah
besar, peneliti juga tidak akan mampu dalam mengkaji semua yang ada pada
populasi tersebut, misalnya dapat disebabkan oleh terbatasanya waktu, tenaga dan
biaya, sehingga peneliti dapat mengambil sampelnya saja dari populasi tersebut.
Suatu kesimpulan yang akan diambil dari sampel akan berlaku untuk populasi,
oleh karena itu pengambilan sampel harus akurat agar mewakili dari populasi yang
akan diteliti (Sugiyono, 2012 : 81).
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti menggunakan teknik pengambilan
sampel, yaitu simple random sampling, karena pegambilan anggota sampel dari
populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan tingkatan yang ada pada
populasi tersebut (Sugiyono, 2012 :82). Menurut Arikunto (2012 : 104) jika
sampel kurang dari 100 orang maka, dapat diambil atau digunakan seluruhnya dan
sebaliknya apabila sampel lebih dari 100 orang maka diambil 10-15% sampai 20-
25% dari jumlah populasinya. Jadi peneliti mengambil seluruh sampel untuk
mewakili populasi yang ada dalam rangka untuk mempermudah dalam pengolahan
36
data yang nyata dan relevan dari sampel yang ada, yaitu dari kelas VIII-A sebagai
kelas eksperimen I yang berjumlah 20 peserta didik dan kelas VIII-B sebagai kelas
eksperimen II yang berjumlah 21 peserta didik. Jadi jumlah sampel adalah 41
orang. Masing-masing kelas dibelajarkan menggunakan model pembelajaran tipe
Team Assisted Induvidualization (TAI) dan tipe Team Games Tournament (TGT).
D. Variabel-Variabel dan Perlakuan Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu sifat yang ditetapkan oleh orang, objek atau suatu
kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013). Dalam penelitian ini terdapat
dua variabel, yaitu :
1. Variabel Bebas (Independent variabel) diberi notasi X adalah suatu variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau diduga memberi
suatu pengaruh timbulnya variabel terikat (dependent). Variabel X pada
penelitian ini adalah X1 kelompok siswa dengan menggunakan model
pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dan variabel X2 kelompok
siswa dengan menggunakan model pembelajaran Team Games Tournament
(TGT).
2. Variabel terikat (Dependent variabel) diberi notasi Y adalah variabel yang
dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel Y
dalam penelitian ini adalah minat belajar siswa.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang dilaksanakan untuk mengolah data
yang telah dikumpulkan oleh peneliti. Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan pada penelitian ini, yaitu :
1. Wawancara
Wawancara dapat digunakan oleh peneliti jika ingin melaksanakan studi awal
untuk mengetahui permasalahan yang ada pada suatu tempat yang akan dijadikan
37
tempat penelitian. Teknik ini menempatkan seseorang pada dasar laporan
mengenai diri sendiri (self report) atau bisa juga dikatakan sebagai pengetahuan
dasar. Wawancara dapat dilaksanakan secara terstruktur dan tidak terstrukur
dapat dilakukan secara langsung (face to face) atau melalui telepon. Pada
wawancara terstruktur peneliti menyiapkan instrumen sebagai pedoman dalam
melaksanakan wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan
kepada narasumber, selain itu peneliti juga membawa alat bantu berupa catatan
kecil. Sedangkan wawancara tak terstruktur merupakan wawancara yang
dilakukan secara bebas, tidak menggunakan instrumen wawancara yang telah
disusun secara terstruktur (Sugiyono, 2012 : 140).
2. Metode Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik pegumpulan data yang memiliki
karakteristik yang khusus dibandingkan jenis teknik lainnya, seperti pada
kuisioner dan wawancara. Teknik ini dapat digunakan apabila penelitian tersebut
berhubungan dengan gejala alam, perilaku manusia, proses pembelajaran, yang
memiliki responden tidak terlalu banyak (Sugiyono, 2012 : 145). Menurut Hadi
(1986), observasi merupakan salah satu proses kompleks, yang tersusun dari
proses-proses yang dihasilkan dari penglihatan dan pengamatan seseorang.
3. Angket
Angket merupakan salah satu jenis teknik pengumpulan data yang dilaksanakan
dengan memberi beberapa pertanyaan yang akan dijawab oleh responden.
Angket sangat sesuai digunakan jika jumlah responden yang cukup luas dan
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dapat berupa pertanyaan tertutup ataupun
terbuka yang dapat diberikan secara langsung ataupun melalui internet
(Sugiyono, 2012 : 142). Skala pengukuran instrumen yang digunakan untuk
penelitian ini adalah skala likert, yang digunakan untuk mengukur sikap, opini
dan pandangan seseorang terhadap masalah yang terjadi.
38
4. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dapat
mengumpulkan data-data berupa catatan, buku, agenda, foto dan sebagainya
(Suharsimi, A. 20 : 120)
F. Instrumen Penelitian
1. Defenisi Konseptual
a. Minat Belajar
Minat adalah suatu kecenderungan yang tidak berubah-ubah untuk
memperhatikan dan memahami suatu kegiatan yang dilakukan (Slameto, 2009).
b. Model Pembelajaran Tipe Team Assisted Individualization (TAI)
Model pembelajaran tipe Team Assisted Individualization (TAI) adalah salah
satu program untuk mengatasi kesulitan pedagogik yang membiasakan
pembelajaran dengan keberagaman siswa secara akademik (Miftahul, 2013 :
200),
c. Model Pembelajaran Tipe Team Games Tournament (TGT)
Model pembelajaran tipe Team Games Tournament (TGT) merupakan model
pembelajaran yang pada proses pembelajarannya dipandu oleh guru, pada akhir
pembelajaran siswa akan diberikan pertanyaan atau kuis yang nantinya akan
didiskusikan secara berkelompok, setelah itu siswa akan beradu kemampuan di
meja turnamen (Supriono dan Setiawan, 2014).
2. Kisi-Kisi Instrumen
a. Kisi-kisi instrument angket minat belajar Biologi siswa sebelum menggunakan
model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dan Team Games
Tournamanet (TGT)
b. Kisi-kisi instrument angket minat belajar Biologi siswa setelah menggunakan
model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dan Team Games
Tournamanet (TGT).`
39
Tabel 3.3 Kisi-kisi instrumen angket sebelum dengan model pembelajaran TAI
Tabel 3.4 Kisi-kisi instrumen angket sebelum dengan model pembelajaran TGT
Indikator Keterangan Pernyataan Jumlah
item Positif Negatif
Perasaan
Senang
Pendapat siswa tentang pembelajaran Biologi
3, 4
1,2,5
5 Kesan siswa terhadap guru Biologi
Perasaan siswa selama
mengikuti pembelajaran
Biologi
Perhatian Perhatian saat mengikuti pembelajaran Biologi
7,8,10
6, 9
5 Perhatian siswa saat
diskusi pelajaran
Biologi
Ketertarikan Rasa ingin tahu siswa saat
mengikuti pembelajaran Biologi
11, 13,
24
12, 15
5
Penerimaan siswa saat diberi tugas/PR oleh guru.
Keterlibatan
siswa
Kesadaran tentang belajar di rurmah
16, 18
17,19,20
5 Kegiatan siswa setelah dan
sebelum masuk sekolah
Jumlah keseluruhan 20
Indikator Keterangan Pernyataan Jumlah
item Positif Negatif
Perasaan
Senang
Pendapat siswa tentang pembelajaran Biologi
3, 4
1,2,5
5 Kesan siswa terhadap guru Biologi
Perasaan siswa selama
mengikuti pembelajaran
Biologi
Perhatian Perhatian saat mengikuti pembelajaran Biologi
40
Tabel 3.5 Kisi-kisi instrumen angket setelah dengan model pembelajaran TAI
Perhatian siswa saat
diskusi pelajaran
Biologi
7,8,10
6, 9
5
Ketertarikan Rasa ingin tahu siswa saat
mengikuti pembelajaran
Biologi
11, 13,
24
12, 15
5
Penerimaan siswa saat diberi tugas/PR oleh guru.
Keterlibatan
siswa
Kesadaran tentang belajar di rurmah
16, 18
17,19,20
5 Kegiatan siswa setelah dan
sebelum masuk sekolah
Jumlah keseluruhan 20
Indikator Keterangan Pernyataan Jumlah
item Positif Negatif
Perasaan
Senang
Pendapat siswa tentang pembelajaran Biologi
10, 14
13,
15,16
5 Kesan siswa terhadap guru Biologi
Perasaan siswa selama
mengikuti pembelajaran
Biologi
Perhatian Perhatian saat mengikuti pembelajaran Biologi
11, 12
8, 9, 19
5 Perhatian siswa saat
diskusi pelajaran
Biologi
Ketertarikan Rasa ingin tahu siswa saat
mengikuti pembelajaran Biologi
3, 4, 14
7, 8, 9
5
Penerimaan siswa saat diberi tugas/PR oleh guru.
Keterlibatan
siswa
Kesadaran tentang belajar di rurmah
1, 18, 20
2, 17
5 Kegiatan siswa setelah dan
sebelum masuk sekolah
41
Tabel 3.6 Kisi-kisi instrumen angket setelah dengan model pembelajaran TGT
3. Kalibrasi Instrumen
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau
kebenaran pada suatu instrumen. Validitas instrumen tes yang digunakan adalah
validitas isi, yakni ditinjau dari kesesuaian isi instrument dengan yang hendak
diukur (Arikunto, 2013). Untuk menghitung uji validitas ini juga dapat
Jumlah keseluruhan 20
Indikator Keterangan Pernyataan Jumlah
item Positif Negatif
Perasaan
Senang
Pendapat siswa tentang pembelajaran Biologi
10, 14
13,
15,16
5 Kesan siswa terhadap guru Biologi
Perasaan siswa selama
mengikuti pembelajaran
Biologi
Perhatian Perhatian saat mengikuti pembelajaran Biologi
11, 12
8, 9, 19
5 Perhatian siswa saat
diskusi pelajaran
Biologi
Ketertarikan Rasa ingin tahu siswa saat
mengikuti pembelajaran
Biologi
3, 4, 14
7, 8, 9
5
Penerimaan siswa saat diberi tugas/PR oleh guru.
Keterlibatan
siswa
Kesadaran tentang belajar di rurmah
1, 18, 20
2, 17
5 Kegiatan siswa setelah dan
sebelum masuk sekolah
Jumlah keseluruhan 20
42
menggunakan bantuan aplikasi SPSS 22.00 dengan nilai signifikansi apabila
sign >0,05 maka instrumen tersebut dapat dikatakan valid.
b. Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa untuk suatu instrumen
dapat dikatakan cukup dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan
data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2013). Apabila
dinyatakan benar sesuai dengan kenyataan, maka beberapa kali pun diambil
tetap sama. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk mengukur
reliabilitas suatu instrumen penelitian, tergantung dari skala yang digunakan.
Untuk menghitung reliabilitas ini juga dapat menggunakan bantuan aplikasi
SPSS 22.00 dengan nilai signifikansi apabila sign >0,7 artinya reliabilitas telah
mencukupi.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini, yaitu :
1) Uji Normalitas Data
Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui data-data yang digunakan
berdistribusi normal atau tidak. Uji ini dapat menggunakan chi kuadrat atau
menggunakan bantuan aplikasi SPSS versi 22.00 dengan ketentuan jika sign >
0,05 maka data berdistribusi normal, dan jika sign < 0,05 maka data tidak
berdistribusi normal (Sudjana, 2005 : 273).
2) Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui data yang digunakan pada suatu
penelitian sudah mempunyai variasi yang sama atau homogen, dapat dilakukan
salah satunya menggunakan uji levene dengan bantuan aplikasi SPSS versi 22.00
dengan ketentuan apabila sign >0,05 maka data homogen dan jika sign <0,05
maka data tidak homogen (Sudjana, 2005 : 250).
43
H. Hipotesis Statistik
Menurut Sugiyono (2012 : 68) hipotesis adalah jawaban sementara yang ada pada
rumusan masalah pada penelitian, yang dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Hipotesis dikatakan sebagai jawaban sementara, karena jawaban tersebut hanya
berdasarkan teori relevan yang belum diketahui kebenarannya pada saat telah
dilakukannya proses penelitian. Hipotesis statistik dapat dirumuskan sebagai berikut :
H0 : μ1 = μ2 lawan H1 : μ1 ≠ μ2
Keterangan:
H0: μ1 = μ2 : Tidak ada perbedaan sigifikan pada model pembelajaran tipe Teams
Asissted Individualization (TAI) dengan model pembelajaran tipe Team Games
Tournament (TGT) terhadap minat belajar Biologi siswa kelas VIII SMP N 8
Muara Bungo.
H1 : μ1 ≠ μ2 : Terdapat perbedaan signifikan pada model pembelajaran tipe Teams
Asissted Individualization (TAI) dengan model pembelajaran tipe Team Games
Tournament (TGT) terhadap minat belajar Biologi siswa kelas VIII SMP N 8
Muara Bungo.
μ1 : Rata-rata minat belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran tipe
Teams Asissted Individualization (TAI).
μ2 : Rata-rata minat belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran tipe
Team Games Tournament (TGT).
Pada pengujian hipotesis dilakukan dengan memakai uji t-test. Untuk itu
terdapat beberapa rumus untuk menggunakan uji tersebut dengan kriteria yang
diperoleh n1 = n2 dengan variasi yang sama, maka untuk itu peneliti menggunakan
uji t-test Separated Varian dua pihak dengan rumus :
44
Keterangan :
t : Jumlah konstan
x1 : Rata-rata nilai kelompok eksperimen 1
x2 : Rata-rata nilai kelompok eksperimen 2
S1 : Varians kelompok eksperimen 1
S2 : Varians kelompok eksperimen 2
n1 : Jumlah sampel kelompok eksperimen 1
n2 : Jumlah sampel kelompok eksperimen 2
Adapun kriteria dalam pengujian hipotesis penelitian, sebagai berikut :
1. Jika thitung > ttabel dengan SPSS pada taraf signifikan < α (nilai sign < 0,05)
maka H0 ditolak atau H1 diterima, terdapat pebandingan model pembelajaran
tipe Teams Asissted Individualization (TAI) dengan model pembelajaran tipe
Team Games Tournament (TGT) terhadap minat belajar Biologi siswa kelas
VIII Muara Bungo.
2. Jika thitung < ttabel dengan SPSS pada taraf signifikan > α (nilai sign > 0,05)
maka H0 diterima atau H1 ditolak, berarti tidak terdapat perbandingan model
pembelajaran tipe Teams Asissted Individualization (TAI) dengan model
pembelajaran tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap minat belajar
Biologi siswa kelas VIII Muara Bungo (Sugiyono, 2012 : 71).
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data
Penelitian ini dilakukan pada 2 (dua) kelas yaitu kelas VIII-A sebagai kelas
eksperimen I dan kelas VIII-B sebagai kelas eksperimen II. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N 8 Muara Bungo pada semester
ganjil tahun 2019/2020. Seluruh kelas VIII SMP N 8 Muara Bungo dijadikan
sampel karena hanya terdapat II rombongan belajar dan kedua sampel tersebut
berdistribusi normal, maka hal tersebut dapat menentukan kelas eksperimen I dan
kelas eksperimen II, dengan materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan.
Mengingat situasi dan kondisi sedang maraknya pandemi virus Covid-19 maka dari
itu peneliti menerapkan dan mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan
oleh pemerintah.
Pelaksanaan pembelajaran dikelas eksperimen I menggunakan model
pembelajaran tipe Team Assisted Individualization (TAI) dan pada kelas eksperimen
II menggunakan model pembelajaran tipe Team Games Tournament (TGT). Kedua
model pembelajaran tersebut berbasis Scientific, yang dilakukan peneliti pada
materi yang diajarkan oleh satu sumber dari peneliti itu sendiri. Namun seperti pada
kondisi pandemi virus Covid-19 pada saat ini, karena lokasi sekolah ini berada di
Kabupaten Bungo yang tergolong pada zona hijau, untuk itu sekolah diperbolehkan
untuk melaksanakan pembelajaran secara offline dari kelas VII-IX, hanya saja dari
satu kelas harus dibagi dua secara shift atau bergantian dalam jangka waktu satu
minggu sekali shift 1 masuk dan untuk shift 2 dimulai pada minggu berikutnya,
dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan yang sesuai dengan standarisasi
Covid-19, yang mengharuskan siswa sebelum memasuki area sekolah harus
mencuci tangan, nantinya ada guru yang bertugas untuk mengecek suhu, apabila
46
diatas 37°C maka siswa dipersilahkan untuk pulang, begitu pula jika ada siswa yang
sakit maka akan di izinkan untuk mengikuti pembelajaran secara daring, siswa juga
wajib memakai masker, membawa handsanitizer, membawa bekal masing-masing
dari rumah karena seluruh kantin tidak diperbolehkan beroperasi karena
menghindari kerumunan. Posisi duduk siswa di dalam kelas pun juga berjarak
antara satu siswa dengan siswa lainnya, dengan waktu pembelajaran hanya 25 menit
saja untuk menjelaskan materi, untuk penugasan nantinya diberikan lewat aplikasi
pembelajaran daring seperti goggle classroom. Siswa yang datang ke sekolah dan
mengikuti pembelajaran secara offline tersebut harus mendapat izin dari orang
tuanya masing-masing, jika tidak diberi izin maka siswa melanjutkan pembelajaran
secara daring.
a. Hasil Minat Belajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Tipe
Team Assisted Individualization (TAI)
Hasil penelitian minat belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran tipe Team Assisted Individualization (TAI) yang sudah diterapkan
peneliti pada saat penelitian di SMP N 8 Muara Bungo pada kelas VIII-A yang
menjadi eksperimen I, dengan menggunakan teknik pengumpulan data seperti
observasi, angket dan dokumentasi. Pada saat peneliti memulai penelitian pada
kelas ini dengan menggunakan model pembelajaran tipe Team Assisted
Individualization (TAI), siswa tampak masih belum tertarik untuk mengikuti
pembelajaran, masih terlihat perilaku seperti yang peneliti paparkan pada saat
grandtour awal. Sebelum peneliti memulai pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran tipe Team Assisted Individualization (TAI), peneliti
memberikan pre-test kepada siswa untuk mengetahui pengetahuan awal siswa
sebelum mengikuti pembelajaran dengan model ini dan untuk mengelompokkan
siswa sesuai dengan kemampuan yang dimikinya secara heterogen atau berbeda-
beda dari segi kemampuan, dan kebiasaan. Peneliti juga memberikan angket
mengenai minat belajar siswa sebelum menggunakan model pembelajaran Team
47
Asissted Individualization (TAI) dan mendapatkan hasil perhitungan rata-rata
angket minat belajar seperti tabel berikut.
Tabel 4.1 Hasil nilai rata-rata angket sebelum menggunakan model
pembelajaran tipe Team Asissted Individualization (TAI)
No Nama Siswa Jumlah Skor Maks Persentase (%)
1 Anita Rahmawati 59 100 59 %
2 Dayinta Putri Listya A 52 100 52 %
3 Devi Safitri 59 100 59 %
4 Dina Julianto 59 100 59 %
5 Farid Surya Mukhsin 62 100 62 %
6 Gersang Putra Andika 53 100 53 %
7 Intan Mutiara Sari 49 100 49 %
8 M. Luri S Niam 52 100 52 %
9 Michael Darius. S 41 100 41 %
10 Nicholas Desman 50 100 50 %
11 Purwasih 41 100 41%
12 Putri Nurvika Sari 52 100 52 %
13 Risti Yulita 48 100 48 %
14 Rohmad Romadhoni 60 100 60 %
15 Rosmayanti 54 100 54 %
16 Salwa Ramadhani 60 100 60 %
17 Selvia Agustina 60 100 60 %
18 Sinta Pionita 47 100 47 %
19 Siti Nuraisyah 46 100 46 %
20 Wildan Sholahudin
Wahid
53 100 53 %
Jumlah persentase (%) rata-rata 52,85%
Berdasarkan tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa jumlah nilai persentase rata-
rata dari angket minat belajar sebelum menggunakan model pembelajaran tipe
Team Asissted Individualization (TAI), yaitu 52,85%.
Setelah peneliti melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI), siswa tersebut terlihat
sangat antusias untuk mengikuti proses pembelajaran dengan baik, yang tampak
pada saat siswa yang pandai membantu temannya yang kurang pandai dalam
48
mengerjakan suatu tugas yang diberikan untuk di diskusikan bersama, sehingga
antara siswa satu dengan yang lainnya saling bekerja sama untuk membahas
materi tersebut, tidak terjadi lagi suatu penyimpangan yang biasa terjadi pada
siswa, seperti siswa yang pandai tidak mau memberi tahu kepada siswa yang
kurang pandai ataupun siswa yang kurang pandai menjadi malas mengikuti
proses pembelajaran karena tidak mengerti dan malu untuk bertanya kepada
guru. Ketika diakhir pembelajaran peneliti memberikan post-test untuk
mengetahui kemampuan siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran tipe Team Assisted Individualization (TAI).
Peneliti mengamati siswa sangat menikmati pembelajaran dengan model
pembelajaran ini. Selanjutnya peneliti memberikan angket mengenai minat
belajar Biologi siswa, pada kelas eksperimen I dari hasil perhitungan nilai rata-
rata angket minat belajar yang telah peneliti berikan kepada siswa dan di
dapatkan hasil seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.2 Hasil nilai rata-rata angket setelah menggunakan model
pembelajaran tipe Team Asissted Individualization (TAI).
No Nama Siswa Jumlah Skor Maks Persentase
(%)
1 Anita Rahmawati 98 100 98 %
2 Dayinta Putri Listya A 98 100 98 %
3 Devi Safitri 96 100 96 %
4 Dina Julianto 82 100 82 %
5 Farid Surya Mukhsin 85 100 85 %
6 Gersang Putra Andika 79 100 79 %
7 Intan Mutiara Sari 97 100 97 %
8 M. Luri S Niam 88 100 88 %
9 Michael Darius. S 81 100 81 %
10 Nicholas Desman 81 100 81 %
11 Purwasih 97 100 97 %
12 Putri Nurvika Sari 95 100 95 %
13 Risti Yulita 90 100 90 %
14 Rohmad Romadhoni 85 100 85 %
49
Berdasarkan tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa jumlah nilai persentase rata-
rata dari angket minat belajar setelah menggunakan model pembelajaran Team
Assisted Individualization (TAI), yaitu sebesar 90,05%.
b. Hasil Minat Belajar Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Tipe Team
Games Tournament (TGT)
Hasil penelitian minat belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran tipe Team Games Tournament (TGT) yang telah diterapkan pada
saat penelitian di SMP N 8 Muara Bungo pada kelas VIII-B yang menjadi
eksperimen II, dengan menggunakan teknik pengumpulan data seperti observasi,
angket dan dokumentasi. Pada saat peneliti memulai penelitian, siswa tampak
masih belum tertarik untuk mengikuti pembelajaran, seperti yang terlihat pada
saat peneliti melaksanakan grandtour awal pada lokasi penelitian tersebut.
Sebelum memulai proses pembelajaran peneliti memberikan angket minat belajar
sebelum menggunakan model pembelajaran tipe Team Games Tournament
(TGT) seperti pada tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3 Hasil nilai rata-rata angket sebelum menggunakan model
pembelajaran tipe Team Games Tournament (TGT)
15 Rosmayanti 92 100 92 %
16 Salwa Ramadhani 98 100 98 %
17 Selvia Agustina 83 100 83 %
18 Sinta Pionita 96 100 96 %
19 Siti Nuraisyah 93 100 93 %
20 Wildan Sholahudin
Wahid
87 100 87 %
Jumlah pesentase (%) rata-rata 90,05 %
50
No Nama Siswa Jumlah Skor Maks Persentase
(%)
1 Ali Zuhut 42 100 42
2 Bella Ismatul Khozroh 45 100 45
3 Dinda Safira 45 100 45
4 Deni Novriandi 52 100 52
5 Dio Romadhon 68 100 68
6 Dwi Prasetyo 72 100 72
7 Iis Susilawati 69 100 69
8 Ilham Ilhan Okta 61 100 61
9 Imelia Junianti 63 100 63
10 Laelatun Nikmah 62 100 62
11 Linda Alviani 51 100 51
12 M. Saidina Ali 59 100 59
13 Merlina Lefi Aryanti 55 100 55
14 Muhammad Yusuf 61 100 61
15 Revalina Karnaensyah 57 100 57
16 Rosmalina 59 100 59
17 Suci Renita Febriani 59 100 59
18 Toni Gunawan 62 100 62
19 Wendi Kusuma 61 100 61
20 Zulhadi 69 100 69
21 Ilham 65 100 65
Jumlah persentase (%) rata-rata 58,6%
Berdasarkan tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa jumlah nilai persentase rata-
rata sebelum menggunakan model pembelajaran tipe Team Games Tournament
(TGT) yaitu, 58,6%.
Pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model
pembelajaran tipe Team Games Tournament (TGT), terlihat hanya beberapa
siswa yang aktif dan bersungguh-sungguh dalam berdiskusi sebelum memulai
tournament/games, karena pada model ini diselingi dengan sebuah
tournament/games yang dimainkan siswa secara berkelompok terdiri dari siswa
yang memiliki kemampuan yang bervariasi (heterogen). Nantinya siswa
dipasangkan dengan siswa yang memiliki kemampuan yang sama. Sesuai dengan
51
yang peneliti amati, siswa yang memiliki kemampuan tinggi cenderung terlihat
menonjol dan aktif dalam menjawab pertanyaan dari kartu permainan tersebut,
sedangkan untuk siswa yang memiliki kemampuan rendah cenderung tidak serius
dalam proses tersebut, mereka membahas suatu persoalan diluar pertanyaan yang
disediakan, ada yang tertawa, mengobrol dengan lawan permainannya dan ada
yang hanya diam saja karena tidak mengerti mengenai pertanyaan yang diajukan
oleh lawannya. Setelah permainan/games berakhir maka peneliti memberikan
kuis yang harus dijawab secara individu. Pada akhir pembelajaran peneliti
memberikan angket mengenai minat belajar siswa setelah menggunakan model
pembelajaran Team Games Tournament (TGT), seperti pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.4 Hasil nilai rata-rata angket setelah menggunakan model
pembelajaran tipe Team Games Tournament (TGT)
No Nama Siswa Jumlah Skor Maks Persentase (%)
1 Ali Zuhut 47 100 47%
2 Bella Ismatul Khozroh 37 100 37%
3 Dinda Safira 42 100 42%
4 Deni Novriandi 44 100 44%
5 Dio Romadhon 42 100 42%
6 Dwi Prasetyo 37 100 37%
7 Iis Susilawati 37 100 37%
8 Ilham Ilhan Okta 44 100 44%
9 Imelia Junianti 47 100 47%
10 Laelatun Nikmah 50 100 50%
11 Linda Alviani 45 100 45%
12 M. Saidina Ali 47 100 47%
13 Merlina Lefi Aryanti 46 100 46%
14 Muhammad Yusuf 40 100 40%
15 Revalina Karnaensyah 49 100 49%
16 Rosmalina 46 100 46%
17 Suci Renita Febriani 45 100 45%
18 Toni Gunawan 44 100 44%
19 Wendi Kusuma 41 100 41%
20 Zulhadi 48 100 48%
21 Ilham 55 100 55%
52
Jumlah persentase (%) rata-rata 43,9 %
Berdasarkan tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa jumlah nilai persentase rata-
rata dari angket minat belajar setelah menggunakan model pembelajaran Team
Games Tournament (TGT), yaitu 43,9%.
c. Perbandingan Minat Belajar Siswa dengan Menggunakan Model
pembelajaran tipe Team Games Tournament (TGT) dan Team Assisted
Individualization (TAI)
Data yang dikumpulkan peneliti dalam penelitian ini yaitu berupa data yang
diperoleh dengan menggunakan instrumen angket mengenai minat belajar Biologi
siswa yang diberikan kepada siswa sebagai tolak ukur untuk mengetahui
peningkatan minat belajar siswa apakah setelah membandingkan model
pembelajaran tipe Team Asissted Individualization (TAI) dan Team Games
Tournament (TGT), peneliti dapat mengetahui model pembelajaran tipe apa yang
lebih unggul terhadap minat belajar siswa. Dari penelitian yang telah dilaksanakan,
kedua model tersebut dapat diketahui bahwa dari paparan hasil minat belajar
dengan model pembelajaran tipe Team Asissted Individualization (TAI) dan Team
Games Tournament (TGT) telah dijabarkan dan dapat kita ketahui bahwa model
pembelajaran tipe Team Asissted Individualization (TAI) lebih baik dibandingkan
dengan model pembelajaran tipe Team Games Tournament (TGT), yang ditinjau
dari aktivitas siswa yang terlihat dan juga sesuai dengan teori pendukung
mengenai minat belajar itu sendiri.
Pada model pembelajaran tipe Team Asissted Individualization (TAI) aktivitas
siswa yang terlihat lebih baik dibandingkan sebelum menggunakan model
pembelajaran ini yang dapat diketahui dari sebelum melaksanakan pembelajaran
siswa diberikan angket mengenai minat belajar sebelum menggunakan model
pembelajaran Team Asissted Individualization (TAI), yaitu sebesar 52,85% dan
diakhir pembelajaran juga diberikan angket mengenai minat belajar setelah
53
menggunakan model pembelajaran Team Asissted Individualization (TAI), yang
menunjukkan hasil sebesar 90,05%, menandakan bahwa model pembelajaran ini
dapat dikatakan efektif terhadap minat belajar siswa karena hal ini juga sesuai
dengan yang peneliti amati pada proses pembelajaran yang telah berlangsung
seperti, siswa selalu ingin terlihat di dalam pembelajaran, lebih aktif, ingin
mengemukakan pendapatnya, fokus terhadap pembelajaran, dapat menikmati
pembelajaran dan hal ini juga sesuai dengan indikator minat belajar dan kelebihan
yang terdapat pada model pembelajaran Team Asissted Individualization (TAI).
Sedangkan hasil pemberian angket sebelum menggunakan model pembelajaran
Team Games Tournament (TGT), yaitu sebesar 58,6% dan hasil angket minat
belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran Team Games Tournament
(TGT), yaitu sebesar 43,9% yang dapat diketahui lebih rendah daripada hasil
angket sebelum menggunakan model Team Games Tournament (TGT) atau dapat
dikatakan model pembelajaran ini kurang efektif terhadap minat belajar Biologi
siswa, karena sesuai dengan yang peneliti amati pada proses pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran ini, hanya beberapa siswa saja yang menikmati
pembelajaran, selebihnya lagi ada yang bermain dengan lawan untuk menjawab
pertanyaan, mengobrol dan tidak fokus terhadap pembelajaran, karena siswa
terlihat kebingungan dengan apa yang harus dilakukannya. Untuk itu hal ini sesuai
dengan kekurangan yang ada pada model pembelajaran Team Games Tournament
(TGT). Dari hasil perbandingan pemberian angket minat belajar dengan
menggunakan model pembelajaran tipe Team Asissted Individualization (TAI)
dengan model pembelajaran tipe Team Games Tournament (TGT), telah diketahui
model yang lebih unggul terhadap minat belajar Biologi siswa, yaitu terdapat pada
model pembelajaran tipe Team Asissted Individualization (TAI).
54
2. Uji Validitas Instrumen
Untuk mengumpulkan data dibutuhkan instrumen atau alat yang tepat supaya
data yang dikumpulkan memiliki kualitas yang baik. Pada penelitian instrumen
mempunyai peranan yang sangat penting karena kualitas data sangat ditentukan atau
dipengaruhi oleh kualitas instrumen yang digunakan. Oleh karena itu, untuk
mendapatkan hasil penelitian yang dapat dipertanggung jawabkan pula, maka
instrumen penelitian harus memenuhi kriteria validitas agar penggunaannya dalam
suatu penelitian dapat menghasilkan data atau informasi yang akurat. Jadi instrumen
yang valid merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid.
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu
valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur. Uji validitas yang telah dilaksanakan dengan jumlah butir soal
angket pada masing-masing variabel, yaitu 20 butir soal angket yang disebarkan
pada siswa yang berjumlah 41 orang siswa yang telah divalidasi sebelumnya dengan
dosen validator, yaitu berupa lembar validasi angket minat belajar siswa sebelum
menggunakan model pembelajaran tipe Team Asissted Individualization (TAI)
dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 75, lembar validasi angket minat belajar
siswa sebelum menggunakan model pembelajaran tipe Team Games Tournament
(TGT) pada lampiran 5 halaman 81, lembar validasi angket minat belajar siswa
setelah menggunakan model pembelajaran tipe Team Asissted Individualization
(TAI) pada lampiran 7 halaman 87, lembar validasi angket minat belajar siswa
setelah menggunakan model pembelajaran tipe Team Games Tournament (TGT)
pada lampiran 9 halaman 93, dan lembar validasi Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) untuk model pembelajaran tipe Team Asissted
Individualization (TAI) pada lampiran 14 halaman 100, serta lembar validasi
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk model pembelajaran tipe Team
Games Tournamanet (TGT) pada lampiran 15 halaman 110.
55
3. Uji Reliabilitas Instrumen
Menurut Sugiyono (2005), reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau
serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan
dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang. Menurut Sukadji (2000), uji
reliabilitas adalah seberapa besar derajat tes mengukur secara konsisten sasaran
yang diukur. Reliabilitas dinyatakan dalam bentuk angka biasanya sebagai
koefesien. Koefisien yang tinggi berarti reliabilitas yang tinggi. Menurut Anastasia
dan Susana (1997), reliabilitas adalah sesuatu yang merujuk pada konsistensi skor
yang dicapai oleh orang yang sama ketika mereka diuji ulang dengan tes yang
sama pada kesempatan yang berbeda, atau dengan seperangkat butir-butir
ekuivalen (equivalent items) yang berbeda, atau di bawah kondisi pengujian yang
berbeda.
Tabel 4.5 Hasil Uji Reabilitas Kelas VIII-A
N %
Valid 20 100
Pengecualian 0 0
Jumlah 20 100%
Cronbach’s Alpha 0,894
Dari tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai dari uji reabilitas pada kelas
VIII-A sebesar 0,894 yang berarti nilai tersebut reliabel.
Tabel 4.6 Hasil Uji Reabilitas Kelas VIII-B
N %
Valid 21 100
Pengecualian 0 0
Jumlah 21 100%
Cronbach’s Alpha 0,895
56
Dari tabel 4.6 diatas terlihat bahwa nilai reliabilitas, yaitu 0,895 menggunakan
uji cronbach’s alpha sudah reliabel.
4. Uji Normalitas
Sebelum uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus uji-t dilakukan,
terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dengan metode klomogorov-smirnov yang
diambil dari data hasil rata-rata angket minat belajar siswa. Tujuan uji normalitas
adalah untuk mengetahui apakah sampel yang diambil berdistribusi normal atau
tidak. Tes satu sampel Kolmogorov-Smirnov adalah suatu tes goodness-of-fit
artinya, yang diperhatikan adalah tingkat kesesuaian antara distribusi teoritis
tertentu. Tes ini menetapkan apakah skor pada sampel dapat secara masuk akal
dianggap berasal dari suatu populasi dengan distributif tertentu. Tes mencakup
perhitungan distribusi frekuensi kumulatif yang terjadi dibawah distribusi
teoritisnya, serta membandingan distribusi frekuensi itu dengan distribusi
frekuensi kumulatif hasil observasi. Distribusi teoriti tersebut merupakan
representasi dari apa yang diharapkan dibawah H0. Tes ini menerapkan suatu titik
dimana kedua distribusi itu, yakni teoritis dan terobservasi memiliki perbedaan
terbesar, dengan melihat distribusi samplingnya dapat kita ketahui apakah
perbedaan yang besar itu mungkin terjadi hanya karena kebetulan saja, artinya
distribusi sampling menunjukan apakah perbedaan besar yang diamati itu mungkin
terjadi apabila observasi itu benar-benar suatu sampel random dari distribusi
teoritis itu. Berikut hasil dari uji normalitas :
Tabel 4.7 Uji normalitas sebelum menggunakan model pembelajaran Team
Assisted Individualization (TAI) dan Team Games Tournament (TGT)
Unstandardized
Residual
57
N
Normal Paramater Mean
Std. Deviation
Most Extreme Differences Absolute
Positif
Negative
Test Statictic
Asymp. Sig. (2-tailed)
20
.00000000
6.69431511
.192
.138
-1.92
.192
.052
Berdasarkan tabel 4.7 Uji normalitas sebelum menggunakan model
pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dan Team Games
Tournament (TGT), maka diperoleh hasil 0,52 sebagai tolak ukur dengan kriteria
yaitu jika sign > 0,05 maka data berdistribusi normal, dan jika sign < 0,05 maka
data tidak berdistribusi normal. Pada nilai uji normalitas ini lebih besar dari nilai
sign, maka nilai tersebut berdistribusi normal.
Tabel 4.8 Uji normalitas setelah menggunakan model pembelajaran Team
Assisted Individualization (TAI) dan Team Games Tournament (TGT)
Unstandardized
Residual
N
Normal Paramater Mean
Std. Deviation
Most Extreme Differences
Absolute
Positif
Negative
Test Statictic
Asymp. Sig. (2-tailed)
20
.00000000
8.21460386.192
.162
.127
.-162
.162
.179
58
Berdasarkan tabel 4.8 setelah menggunakan model pembelajaran Team Assisted
Individualization (TAI) dan Team Games Tournament (TGT), yaitu sebesar 0,179
jika ditinjau dari nilai sign > 0,05 maka data berdistribusi normal, oleh karena itu
maka data tersebut berdstribusi normal.
5. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk menguji kesamaan atau homogenitas
beberapa bagian sampel, yaitu seragam atau tidaknya variasi sampel-sampel yang
diambil dari populasi yang sama. Pada analisis regresi, persyaratan analisis yang
dibutuhkan adalah bahwa alat regresi untuk setiap pengelompokan berdasarkan
variabel terikatnya memiliki variasi yang sama. Untuk uji homogenitas ini, peneliti
menggunakan uji levene dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 22.0.
Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Pada Kelas VIII-A dan VIII-B
Uji Levene df1 df2 Sig
1.819 1 39 0.185
Pada tabel 4.9 hasil dari uji levene untuk pengujian homogenitas terdapat nilai
sebesar 1.819 yang berarti lebih besar dari nilai sign >0,05, maka pada kelas VIII-
A dan VIII-B data terbukti homogen.
6. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui dugaan sementara atau
dirumuskan dalam hipotesis penelitian dengan menggunakan uji dua pihak. Uji t-
berpasangan (paired t-test) adalah salah satu metode pengujian hipotesis dimana
data yang digunakan tidak bebas (berpasangan). Ciri-ciri yang paling sering ditemui
pada kasus yang berpasangan adalah satu individu (objek penelitian). Berikut
merupakan hasil dari uji hipotesis :
59
Tabel 4.10 Uji Hipotesis
Df Sig (2-tailed)
Pair a-b 19 .002
Pada tabel 4.10 terdapat hasil uji hipotesis sebesar 0,002 sesuai dengan nilai
signifikansi jika nilai sign < 0,05 maka H0 ditolak atau Ha diterima, berarti terdapat
perbedaan signifikansi perbandingan model pembelajaran tipe Teams Asissted
Individualization (TAI) dengan tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap
minat belajar Biologi siswa kelas VIII Muara Bungo.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Minat belajar Siswa Yang Menggunakan Model Pembelajaran Tipe Teams
Asissted Individualization (TAI)
Pada kelas eksperimen I yaitu kelas VIII-A, peneliti memulai kegiatan belajar
dan mengajar dengan mengucapkan salam dan berdo’a bersama. Peneliti memulai
apersepsi dengan bertanya mengenai materi pembelajaran pada hari itu. Kemudian
peneliti memperlihatkan chart/gambar macam-macam tumbuhan. Peneliti
menjelaskan tujuan pembelajaran serta menjelaskan garis besar materi struktur dan
fungsi jaringan tumbuhan. Sebelum memulai pembelajaran peneliti memberikan
angket minat belajar siswa sebelum menggunakan model pembelajaran Team
Assisted Individualization (TAI) yang didapatkan hasil rata-ratanya sebesar 58,6%,
setelah itu peserta didik akan diberi pre-test untuk mengukur kemampuannya
dalam memahami materi pembelajaran Biologi dan untuk mengelompokkan secara
heterogen sebanyak 4-5 orang di dalam satu kelompok. Pada kesempatan ini
peneliti membagi siswa menjadi 4 kelompok dengan masing-masing 5 orang di
dalam satu kelompok. Kemudian peneliti memberikan lembar kerja siswa terkait
materi, siswa berdiskusi memahami materi tersebut. Bagi siswa yang kurang
mengerti dengan materi pembelajaran ini, siswa tersebut dibantu dan dibimbing
60
oleh temannya yang lebih pandai. Setelah itu hasil diskusi siswa dipresentasikan
ke depan kelas secara bergantian dengan perwakilan masing-masing kelompok.
Setelah pembelajaran selesai, peneliti kembali memberikan post-test untuk
mengetahui pemahaman siswa mengenai penggunaan model pembelajaran tipe
Team Assisted Individualization (TAI). Pada akhir pembelajaran peneliti
memberikan rewards kepada kelompok yang memiliki kinerja yang baik selama
proses pembelajaran berlangsung, kemudian peneliti kembali memberikan angket
minat belajar setelah menggunakan model pembelajaran Team Assisted
Individualization (TAI) yang didapatkan rata-ratanya sebesar 90,05%. Nilai rata-
rata setelah menggunakan model pembelajaran tipe Team Assisted
Individualization (TAI) yang cenderung tinggi dibandingkan dengan sebelum
menggunakan model pembelajaran ini, menandakan bahwa siswa berminat
menggunakan model pembelajaran tipe Team Assisted Individualization (TAI)
yang telah peneliti amati selama proses pembelajaran berlangsung siswa terlihat
sangat antusias dan aktif dalam mengikuti pembelajaran. Sikap yang tampak saat
proses pembelajaran berlangsung, yaitu siswa lebih perhatian dalam mengikuti
pembelajaran, tidak bercanda atau bermain-main dengan temannya, menikmati
pembelajaran dengan baik, lebih aktif dan tidak malu lagi dalam bertanya serta
mengemukakan pendapat. Sehingga hal tersebut mencerminkan indikator minat
belajar seperti, siswa memiliki perasaan senang, siswa ingin selalu terlibat didalam
pembelajaran, siswa memiliki ketertarikan dan adanya perhatian pada siswa.
2. Minat Belajar Siswa Yang Menggunakan Model Pembelajaran Tipe Team
Games Tournament (TGT)
Pada kelas eksperimen II yaitu, kelas VIII-B peneliti memulai kegiatan belajar
dan mengajar dengan mengucapkan salam dan berdo’a bersama. Peneliti memulai
apersepsi dengan bertanya mengenai materi pembelajaran pada hari itu. Kemudian
peneliti memperlihatkan chart/gambar macam-macam tumbuhan. Peneliti
menjelaskan tujuan pembelajaran pada hari itu. Sebelum melaksanakan
61
pembelajaran peneliti memberikan angket mengenai minat belajar sebelum
menggunakan model pembelajaran tipe Team Games Tournament (TGT) dan
diperoleh hasil rata-rata angket sebesar 58,6%. Peneliti mengelompokkan siswa
secara heterogen sebanyak 4-6 orang di dalam satu kelompok. Pada kesempatan ini
siswa dibagi menjadi 4 kelompok dengan masing-masing 5 orang di dalam satu
kelompok. Siswa berdiskusi mengenai materi yang dibahas sebelum
tournament/permainan dimulai. Saat tournament/permainan dimulai siswa duduk
berhadapan dengan lawannya yang dipasangkan secara homogen dengan siswa yang
memiliki kemampuan sama, seperti siswa yang pandai dipasangkan dengan siswa
yang pandai dan sebaliknya. Setelah itu siswa diberi kartu pertanyaan, secara
bergantian bertanya dan menjawab sesuai dengan yang ada pada kartu yang telah
disediakan oleh peneliti. Setelah itu peneliti memberikan kuis yang dijawab secara
individu untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai penggunaan model
pembelajaran tipe Team Games Tournament (TGT). Pada akhir pembelajaran
peneliti menyimpulkan materi bersama siswa dan memberikan rewards kepada
kelompok yang memiliki kinerja yang baik selama proses pembelajaran berlangsung
dan peneliti memberikan angket mengenai minat belajar setelah menggunakan
model pembelajaran tipe Team Games Tournament (TGT), maka diperoleh hasil
nilai rata-rata sebesar 43,9% yang lebih kecil dibandingkan dengan nilai rata-rata
sebelum menggunakan model pembelajaran tipe Team Games Tournament (TGT),
maka model pembelajaran ini kurang efektif dalam merangsang minat belajar siswa,
karena sesuai yang peneliti amati selama proses pembelajaran berlangsung siswa
terlihat kurang antusias dan aktif dalam mengikuti pembelajaran. Sikap yang
tampak seperti, siswa tampak kebingungan, tidak semua siswa perhatian dalam
mengikuti pembelajaran, masih ada siswa yang bercanda atau bermain-main dengan
temannya, siswa cenderung tidak menikmati pembelajaran dengan baik, siswa lebih
banyak berdiskusi mengenai masalah pribadi dibandingkan dengan masalah terkait
dengan pembelajaran yang sedang berlangsung.
62
3. Perbandingan Minat Belajar Siswa Yang Menggunakan Model Pembelajaran
Team Assisted Individualization (TAI) dengan Team Games Tournament (TGT)
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif kausal komparatif, yang
bertujuan untuk mengetahui perbandingan minat belajar Biologi siswa kelas VIII-A
dan VIII-B SMP N 8 Muara Bungo. Adapun hasil dari pengujian normalitas tersebut
diketahui bahwa hasil dari uji normalitas sebelum menggunakan model pembelajaran
Teams Asissted Individualization (TAI) dan tipe Team Games Tournament (TGT)
yaitu sign 0,52 dengan standar deviasi sebesar 6,694, sedangkan hasil dari uji
normalitas sebelum menggunakan model pembelajaran Teams Asissted
Individualization (TAI) dan tipe Team Games Tournament (TGT) yaitu 1,79 dengan
standar deviasi 8,214. Langkah selanjutnya sebelum dilakukan uji hipotesis maka
dilakukan pengujian homogenitas, dari hasil uji homogenitas dengan menggunakan
uji levene didapatkan hasil sign 0,185 ini menandakan bahwa data homogen.
Dari hasil pengumpulan data penelitian kemudian dianalisis menggunakan t-test
separated varian uji dua pihak, setelah dilakukan test tersebut maka di dapatkan hasil
sign 0,002 yang berarti jika thitung > ttabel atau thitung berada di luar daerah antara –
ttabel sampai ttabel dan dengan SPSS taraf signifikan < α (nilai sign < 0,05) maka H0
ditolak atau H1 diterima, berarti terdapat perbedaan signifikansi dalam perbandingan
model pembelajaran tipe Teams Asissted Individualization (TAI) dengan tipe Team
Games Tournament (TGT) terhadap minat belajar Biologi siswa kelas VIII Muara
Bungo, sehingga dapat dinyatakan bahwa Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan,
bahwa ada perbandingan minat belajar Biologi Siswa kelas VIII SMP N 8 Muara
Bungo dan model pembelajaran yang lebih unggul terhadap minat siswa yaitu, pada
model pembelajaran tipe Teams Asissted Individualization (TAI) pada kelas VIII-A
yang terbukti dari peningkatan nilai hasil rata-rata angket minat belajar sebelum dan
setelah menggunakan model pembelajaran tipe Teams Asissted Individualization
(TAI). Pada penelitian yang telah dilakukan maka telah didapat model pembelajaran
yang lebih unggul dalam terhadap minat belajar Biologi siswa kelas VIII SMP N 8
Muara Bungo, yaitu model pembelajaran tipe Teams Asissted Individualization
63
(TAI). Hal tersebut sesuai dengan teori mengenai indikator minat belajar yang
peneliti amati dari siswa ada saat melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran tipe Teams Asissted Individualization (TAI), seperti : (1)
Memiliki perasaan senang, (2) Siswa selalu ingin terlibat, (3) Siswa memiliki
ketertarikan, (4) Adanya perhatian siswa. Jika ditinjau dari kelebihan yang ada pada
model tersebut, seperti : (1) Dapat membimbing siswa untuk melaksanakan kerja
sama untuk memahami materi pembelajaran, (2) Siswa lebih semangat untuk saling
membantu atau merangsang timbulnya jiwa saling tolong-menolong antar siswa, (3)
Siswa yang memiiki kemampuan lebih pada pemahaman materi akan membantu
temannya yang memiliki kemampuan yang sedikit kurang memahami materi
pembelajaran, (4) Model pembelajaran ini dapat membantu guru karena sintaksnya
yang sederhana, (5) Siswa menjadi terlibat di dalam tugas yang diberikan guru pada
proses pembelajaran. Jadi dapat dikatakan bahwa, model pembelajaran kooperatif tipe
Teams Assisted Individualization (TAI) menerapkan pola belajar bimbingan antar
teman, yaitu siswa yang pandai bertanggung jawab terhadap siswa yang lemah atau
kurang memahami materi pembelajaran dalam suatu kelompok, sehingga model ini
sangat efektif terhadap minat belajar siswa kelas VIII SMP N 8 Muara Bungo.
Sedangkan pada model pembelajaran tipe Team Games Tournament (TGT) masih
kurang efektif dalam meningkatkan minat belajar siswa, seperti yang peneliti amati
pada proses pembelajaran yang sedang berlangsung mengakibatkan situasi belajar
menjadi tidak kondusif karena siswa tidak fokus mengikuti pembelajaran tersebut dan
siswa kebingungan untuk mengerjakan tugasnya. Peneliti juga mengamati bahwa
tidak ada satu pun yang menampakkan indikator minat siswa, yang tampak malah
sebaliknya, seperti beberapa siswa menjadi tidak fokus, siswa cenderung bermain-
main, siswa terlihat jenuh, siswa menjadi bingung menjawab pertanyaan pada kartu
yang disediakan, siswa cenderung tidak nyaman dan tidak menikmati pembelajaran
dengan baik. Namun jika kita tinjau dari teorinya ada beberapa kekurangan pada
model pembelajaran ini seperti : (1) Sering terjadi dalam kegiatan pembelajaran tidak
semua siswa ikut serta menyumbangkan pendapatnya, (2) Kekurangan waktu untuk
64
proses pembelajaran, (3) Kemungkinan terjadinya kegaduhan kalau guru tidak dapat
mengelola kelas, (4) Siswa terbiasa untuk mengharapkan hadiah. Sesuai dengan teori
tersebut, kesulitan-kesulitan itu nyata adanya dan peneliti sendiri melihat serta
merasakan hal tersebut, yang menjadikan model pembelajaran tipe Team Games
Tournament (TGT) kurang efektif terhadap minat belajar siswa kelas VIII SMP N 8
Muara Bungo.
65
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah dan hasil analisis dalam penelitian ini maka dapat
disimpulkan, bahwa :
1. Minat belajar Biologi siswa dengan model pembelajaran tipe Team Assisted
Individualization (TAI) sebelum menggunakan model pembelajaran ini
mendapatkan hasil rata-rata angket minat belajar Biologi sebesar 52,85%,
sedangkan setelah menggunakan model pembelajaran ini yaitu, 90,05%, terdapat
peningkatan nilai hasil rata-rata angket minat belajar Biologi setelah
menggunakan model pembelajaran tipe Team Assisted Individualization (TAI).
2. Minat belajar Biologi siswa dengan model pembelajaran tipe Team Games
Tournament (TGT) sebelum menggunakan model pembelajaran ini mendapatkan
hasil rata-rata angket minat belajar Biologi sebesar 58,6%, sedangkan setelah
menggunakan model pembelajaran ini yaitu, 43,9%, terdapat penurunan nilai
hasil rata-rata angket minat belajar Biologi setelah menggunakan model
pembelajaran tipe Team Games Tournament (TGT)
3. Untuk perbandingan model pembelajaran tipe Team Assisted Individualization
(TAI) dengan tipe Team Games Tournament (TGT), menunjukkan bahwa model
pembelajaran tipe Team Assisted Individualization (TAI) lebih unggul daripada
model pembelajaran tipe Team Games Tournament (TGT), yang terlihat dari
perbandingan hasil rata-rata angket minat belajar Biologi sebelum dan setelah
menggunakan model pembelajaran tersebut, pada model pembelajaran tipe Team
Assisted Individualization (TAI) lebih unggul, yaitu 90,05%. Hal ini juga sesuai
dengan yang telah dipaparkan pada kelebihan yang terdapat pada model
pembelajaran tipe Team Assisted Individualization (TAI), sehingga model
pembelajaran tipe Team Assisted Individualization (TAI) lebih efektif terhadap
66
minat belajar Biologi siswa kelas VIII SMP N 8 Muara Bungo dibandingkan
dengan model pembelajaran tipe Team Games Tournament (TGT).
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas serta hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti
memberikan saran-saran sebagai berikut :
1. Bagi kepala sekolah agar selalu mendorong para guru untuk meningkatkan
kualitas proses belajar mengajar melalui peningkatan kemampuan dalam
menggunakan model pembelajaran dalam mengajar, sehingga prestasi maupun
motivasi serta minat belajar siswa dapat ditingkatkan.
2. Untuk guru khususnya guru IPA kelas VIII agar lebih meningkatkan lagi kualitas
mengajarnya dengan menggunakan model yang bervariasi sehingga minat belajar
siswanya lebih baik.
3. Bagi siswa selama mengikuti proses belajar supaya lebih aktif dan lebih
meningkatkan perhatiannya, agar setiap materi yang diberikan dapat di pahami
dengan baik.
4. Bagi pembaca khususnya para mahasiswa/i dapat melakukan penelitian lanjut
mengenai minat belajar siswa.
67
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A., & Supriyono, W. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Ahmadi, A., & Uhbiyati, N. 2001. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Ali, M. 2010. Metodologi Dan Aplikasi Riset Pendidikan. Bandung : Pustaka
Cendikia Utama.
Amirul, Hadi & Haryono, H. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung :
Pustaka Setia.
D, P. Tampubolon, 1993. Mengembangkan Minat Dan Kebiasaan Membaca Pada
Anak. Bandung : Angkasa.
D, Singgih dan D, S Singgih. 2006. Psikologi Praktis : Anak, Remaja Dan Keluarga.
Jakarta : BPK Gunung Mulia.
Depag. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Madrasah Aliyah.
Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Djamarah, S. B. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, S. B. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Fathurrohman, P. 2009. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep
Umum dan Konsep Islami. Bandung: Refika Aditama.
Faturrohman, M., dan Sulistiowati. 2012. Belajar dan pembelajaran. Yogyajarta :
Teras.
Gayatri, Y. 2009. Cooperative Learning Tipe Team Game Tournaments (TGT)
Sebagai Alternative Model Pembelajaran Biologi. Didaktis. (8). 3 : 1-67.
Gie The Liang, 2014. Cara Belajar Yang Efektif. Yogyakarta : PUDIB
Gunarto, 2013. Model dan Metode Pembelajaran di Sekolah. Semarang : Unissula
Press.
Hamalik, O. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamalik, O. 2014. Kesulitan Belajar. Jakarta : PT Bumi Aksara.
68
Hamdani, N. A. 2008. Classroom Action Research; Teknik Penulisan dan Contoh
Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta: Rahayasa.
Hasbullah. 1997. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Hurlock, 2002. Psikologi pengembangan. Jakarta : Erlangga.
Imran, A. 2006. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta : Dunia Pustaka Jaya.
Iskandar. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Dan Sosial (Kuantitatif Dan
Kualitatif). Jakarta : GP Press Group.
Jihad. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta : Multi Persindo.
Juhaya, S., dan Usman, E. 1984. Pengantar Psikologi. Bandung : Angkasa.
Kurt, S. 2003. Membina Hasrat Belajar di Sekolah. Bandung : Rosda Karya Remaja.
Mahfud, S. 2001. Pengantar Psikologi Pendidikan. Surabaya : PT Bina Ilmu.
Moleong lexy. j, 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi: PT.Remaja
Rosdakarya. Bandung.
Muhibbin, S. 1997. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung : Rosda
Karya.
Mukhtar. 2013. Metode Penelitian Deskriftif Kualitatif. Jakarta : GP Press Group.
Nasution, S. 1999. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Nurhasanah, S, dan Sobandi, A. 2016. Minat Belajar Sebagai Determinan Hasil
Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran. (1). 1 : 128-135.
Nurkolis. 2013. Pendidikan Dalam Upaya Memajukan Teknologi. (1). 1 : 23-24.
Poerbakawatja, S, dan Harahap. 2012. Ensiklopedia Pendidikan. Jakarta : Gunung
Agung.
Ridwan. 2013. Metode dan teknik menyusun proposal penelitian. Bandung: Alfabeta.
Rusmiati. 2017. Pengaruh minat belajar terhadap prestasi belajar Bidang studi
ekonomi siswa ma al Fattah Sumbermulyo. Jurnal Ilmiah Pendidikan dan
Ekonomi. (1). 1 : 21-36.
S. L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sardiman. 2007. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo
Persada.
69
Sardiman. 2015. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : CV. Rajawali.
Septian, F. 2010. Perbedaan Hasil Belajar Mengggunakan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe TGT dengan Time Assisted Individualization. Jurnal
Pendidikan. 06, 754.
Slameto, 1991. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka
cipta.
Slameto, 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka
Cipta.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Sudijono, A. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Remaja Rosdakarya
Sudirman. 2007. Komponen-Komponen Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Sugiyono. 2013. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R & D. Bandung: Al
fabeta.
Sugiyono. 2006. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Suharsimi., A. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Bumi
Aksara.
Sujanto, A. 2004. Psikologi Umum. Jakarta : Aksara Baru.
Suryabrata, S. 1988. Psikologi Kepribadian. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Susanto, A. 2016. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta :
Prenada Media Group.
Suwarno. 1985. Pengantar Umum Pendidikan. Jakarta : Aksara Baru.
Syaiful, F. Dkk. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran tipe Team Games Tournament
(TGT) dan Number Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa
SMP. Program studi fisika, FKIP, Universitas PGRI Madiun. ISSN : 2527-
6670.
Trianto, 2011. Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas (Classroom
70
Lampiran 1
LEMBAR WAWANCARA
A. Proses Pembelajaran
Pertanyaan kepada siswa :
1. Bagaimana proses pembelajaran Biologi siswa kelas VIII ?
2. Bagaimana kehadiran siswa siswa kelas VIII di saat proses pembelajaran ?
3. Bagaimana keaktifan dan minat belajar Biologi siswa kelas VIII pada saat proses
pembelajaran?
4. Apakah siswa memperhatikan guru pada saat proses pembelajaran?
5. Apakah siswa sering ribut dan tidak memperhatikan ketika proses pembelajaran
sedang berlangsung?
6. Apa penyebab siswa menjadi ribut ketika proses pembelajaran berlangsung?
7. Apakah siswa sering izin keluar disaat proses pembelajaran berlangsung?
8. Adakah siswa yang makan, menjahili kawanya ketika proses pembelajaran
berlangsung?
9. Adakah siswa yang memprovokasi teman- temannya untuk ribut pada proses
pembelajaran?
10. Bagaimana metode/strategi/model yang digunakan guru dalam mengajar kelas
VIII?
11. Apakah ada kendala ketika menggunakan metode/strategi/model tersebut?
12. Bagaimana sistem ulangan siswa kelas VIII?
13. Bagaimana sistem remedial siswa kelas VIII?
14. Bagaimana sistem penilaian pada siswa kelas VIII?
15. Apa saja peraturan yang dibuat untuk siswa ketika di dalam kelas?
16. Apakah ada siswa yang melanggar peraturan tersebut?
17. Apakah siswa yang melanggar akan diberi sanksi?
18. Sanksi apa yang akan diberikan oleh siswa yang melanggar peraturan tersebut?
71
19. Apakah ada persetujuan antara pihak guru/wali kelas dan siswa untuk masalah
pemberian sanksi?
B. Model Pembelajaran
Pertanyaan kepada guru :
1. Apa saja model pembelajaran yang ibu gunakan dalam proses pembelajaran di
kelas VIII?
2. Apakah siswa dapat mengerti dengan model pembelajaran yang ibu gunakan?
3. Bagaimana respon siswa terhadap model yang ibu terapkan?
4. Apakah terdapat kesulitan dalam menerapkan model pembelajaran yang ibu
terapkan?
5. Jika ada kesulitan apakah kesulitan itu dapat ibu atasi?
C. Minat Belajar
Pertanyaan kepada guru :
1. Bagaimana minat belajar Biologi siswa di kelas VIII?
2. Apakah minat siswa kelas VIII dalam pembelajaran Biologi rendah?
3. Apa yang menyebabkan rendahnya minat pembelajaran Biologi siswa kelas VIII?
4. Bagaimana langkah yang ibu tempuh dalam mengatasi rendahnya minat belajar
Biologi siswa?
5. Apakah minat belajar Biologi siswa berpengaruh kepada proses pembelajaran
siswa kelas VIII?
72
Lampiran 2
Kisi-Kisi Angket Minat Belajar
Indikator Keterangan Pernyataan Jumlah
item Positif Negatif
Perasaan
Senang
Pendapat siswa tentang
pembelajaran Biologi
19, 20
1,2,3
5 Kesan siswa terhadap guru
Biologi
Perasaan siswa selama
mengikuti pembelajaran
Biologi
Perhatian Perhatian saat mengikuti
pembelajaran Biologi
14, 17, 18
4, 5
5 Perhatian siswa saat
diskusi pelajaran
Biologi
Ketertarikan Rasa ingin tahu siswa saat
mengikuti pembelajaran
Biologi
13, 15, 16
6, 7
5
Penerimaan siswa saat
diberi tugas/PR oleh guru.
Keterlibatan
siswa
Kesadaran tentang belajar
di rurmah
11, 12
8,9,10
5 Kegiatan siswa setelah dan
sebelum masuk sekolah
Jumlah keseluruhan 20
73
ANGKET INSTRUMEN PENELITIAN
(Angket Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Team Assisted Indiviualization)
Identitas Responden
Nama :
Kelas :
Petunjuk Pengisian
1. Angket terdiri dari 20 pertanyaan. Pertimbangkan baik-baik setiap pertaannya dengan
pelajaran Biologi, berikan jawaban yang benar-benar sesuai dengan kondisi Anda.
2. Berikan tanda ceklis (√) pada kolom yang disediakan sesuai jawaban Anda.
Keterangannya :
STS = Sangat tidak setuju (1 point)
TS = Tidak setuju (2 point)
KS = Kurang setuju (3 point)
S = Setuju (4 point)
SS = Sangat setuju (5 point)
Selamat Mengerjakan
No
PERTANYAAN
PILIHAN JAWABAN
STS TS KS S SS
1 Bagi saya biologi merupakan pelajaran yang sulit.
2 Saya menjadi mudah bosan karena guru kurang
menarik dalam menjelaskan pembelajaran.
3 Ketika guru menjelaskan materi saya tidak
memperhatikan dan tidak mencatat.
4 Saya kurang aktif dalam proses pembelajaran
5 Ketika sedang berdiskusi saya berbicara dengan
teman diluar materi pelajaran.
6 Saya suka menunda dalam mengerjakan PR/Tugas
yang diberikan guru.
7 Saya kurang tertarik dalam pelajaran ini karena
sering diberi tugas.
74
8 Saya lebih senang bermain daripada mengulangi
pelajaran ketika sudah sampai dirumah.
9 Saya tidak akan belajar dirumah jika tidak di perintah
oleh orang tua saya.
10 Bagi saya mengulangi pelajaran saat dirumah adalah
sesuatu yang membosankan.
11 Saya selalu mengulangi pelajaran ketika sudah
sampai dirumah.
12 Tanpa adanya yang menyuruh saya belajar sendiri
dirumah.
13 Saya sudah belajar biologi pada malam hari sebelum
pelajaran esok hari.
14 Tugas yang diberikan guru membuat saya semakin
tertarik dengan pelajaran biologi.
15 Saya selalu tepat waktu dalam mengerjakan
PR/Tugas yang diberikan guru.
16 Apabila saya mengalami kesulitan dalam memahami
materi saya akan bertanya.
17 Saya tidak asyik sendiri saat proses pembelajaran.
18 Saya merasa senang ketika berdiskusi dengan teman
terkait materi pembelajaran.
19 Saya selalu memperhatikan guru menjelaskan
pelajaran biologi.
20 Saya sangat bersemangat belajar biologi karena guru
menjelaskan pembelajaran dengan sangat
menyenangkan.
75
Lampiran 3
LEMBAR VALIDASI
ANGKET MINAT BELAJAR SISWA
Petunjuk :
a. Untuk memberikan penilaian terhadap format angket/kuesioner tentang minat
belajar siswa, Bapak/Ibu cukup memberikan tanda ceklis (√) pada kolom yang
tersedia
b. Aspek yang di nilai sebagai berikut:
1. Format angket minat belajar siswa
2. Kesesuaian pernyataan dengan indikator yang di ukur
3. Kesesuaian antara pernyataan dan tujuan
4. Menggunakan bahasa yang baik dan benar
c. Angka-angka yang terdapat pada kolom yang dimaksud berarti
0 = tidak valid
1 = kurang valid
2 = cukup valid
3 = valid
4 = sangat valid
d. Huruf-huruf yang terdapat pada kolom yang dimaksud berarti
A = dapat digunakan tanpa revisi
B = dapat digunakan dengan revisi sedikit
C= dapat digunakan dengan revisi sedang
D = dapat digunakan dengan revisi banyak sekali
E = tidak dapat digunakan
76
Penilaian
No.
Item
Aspek yang Dinilai
Format angket
minat belajar
siswa
Kesesuaian
pernyataan
dengan
indikator yang
di ukur
Kesesuaian
antara
pernyataan dan
tujuan
Menggunakan
bahasa yang
baik dan benar
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 √
1. √ √ √ √
2. √ √ √ √
3. √ √ √ √
4. √ √ √ √
5. √ √ √ √
6. √ √ √ √
7. √ √ √ √
8. √ √ √ √
9. √ √ √ √
10. √ √ √ √
11. √ √ √ √
12. √ √ √ √
13. √ √ √ √
14. √ √ √ √
15. √ √ √ √
16. √ √ √ √
17. √ √ √ √
18. √ √ √ √
19. √ √ √ √
20. √ √ √ √
77
Penilaian Secara Umum
Aspek yang Dinilai Skala Penilian
A B C D E
Penilaian secara umum terhadap format
angket/kuesioner motivasi belajar siswa
√
Saran-saran :
................................................................................................................................
...............................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
Jambi, Agustus 2020
Validator,
(Nining Nuraida, M.Pd)
78
Lampiran 4
Kisi-Kisi Angket Minat Belajar
Indikator Keterangan Pernyataan Jumlah
item Positif Negatif
Perasaan
Senang
Pendapat siswa tentang
pembelajaran Biologi
19, 20
1,2,3
5 Kesan siswa terhadap guru
Biologi
Perasaan siswa selama
mengikuti pembelajaran
Biologi
Perhatian Perhatian saat mengikuti
pembelajaran Biologi
14, 17, 18
4, 5
5 Perhatian siswa saat
diskusi pelajaran
Biologi
Ketertarikan Rasa ingin tahu siswa saat
mengikuti pembelajaran
Biologi
13, 15, 16
6, 7
5
Penerimaan siswa saat
diberi tugas/PR oleh guru.
Keterlibatan
siswa
Kesadaran tentang belajar
di rurmah
11, 12
8,9,10
5 Kegiatan siswa setelah dan
sebelum masuk sekolah
Jumlah keseluruhan 20
79
ANGKET INSTRUMEN PENELITIAN
(Angket Sebelum Menggunkaan Model Pembelajaran Team Games Tournament)
Identitas Responden
Nama :
Kelas :
Petunjuk Pengisian
1. Angket terdiri dari 20 pertanyaan. Pertimbangkan baik-baik setiap pertaannya dengan
pelajaran Biologi, berikan jawaban yang benar-benar sesuai dengan kondisi Anda.
2. Berikan tanda ceklis (√) pada kolom yang disediakan sesuai jawaban Anda
Keterangannya :
STS = Sangat tidak sejutu (1 Point)
TS = Tidak setuju (2 Point)
KS = Kurang Setuju (3 Point)
S = Setuju (4 Point)
SS = Sangat Setuju (5 Point)
Selamat Mengerjakan
No
PERTANYAAN
PILIHAN JAWABAN
STS TS KS S SS
1 Bagi saya biologi merupakan pelajaran yang sulit.
2 Saya menjadi mudah bosan karena guru kurang
menarik dalam menjelaskan pembelajaran.
3 Ketika guru menjelaskan materi saya tidak
memperhatikan dan tidak mencatat.
4 Saya kurang aktif dalam proses pembelajaran
5 Ketika sedang berdiskusi saya berbicara dengan
teman diluar materi pelajaran.
6 Saya suka menunda dalam mengerjakan PR/Tugas
yang diberikan guru.
7 Saya kurang tertarik dalam pelajaran ini karena
sering diberi tugas.
80
8 Saya lebih senang bermain daripada mengulangi
pelajaran ketika sudah sampai dirumah.
9 Saya tidak akan belajar dirumah jika tidak di perintah
oleh orang tua saya.
10 Bagi saya mengulangi pelajaran saat dirumah adalah
sesuatu yang membosankan.
11 Saya selalu mengulangi pelajaran ketika sudah
sampai dirumah.
12 Tanpa adanya yang menyuruh saya belajar sendiri
dirumah.
13 Saya sudah belajar biologi pada malam hari sebelum
pelajaran esok hari.
14 Tugas yang diberikan guru membuat saya semakin
tertarik dengan pelajaran biologi.
15 Saya selalu tepat waktu dalam mengerjakan
PR/Tugas yang diberikan guru.
16 Apabila saya mengalami kesulitan dalam memahami
materi saya akan bertanya.
17 Saya tidak asyik sendiri saat proses pembelajaran.
18 Saya merasa senang ketika berdiskusi dengan teman
terkait materi pembelajaran.
19 Saya selalu memperhatikan guru menjelaskan
pelajaran biologi.
20 Saya sangat bersemangat belajar biologi karena guru
menjelaskan pembelajaran dengan sangat
menyenangkan.
81
Lampiran 5
LEMBAR VALIDASI
ANGKET MINAT BELAJAR SISWA
Petunjuk :
a. Untuk memberikan penilaian terhadap format angket/kuesioner tentang minat
belajar siswa, Bapak/Ibu cukup memberikan tanda ceklis (√) pada kolom yang
tersedia
b. Aspek yang di nilai sebagai berikut:
1. Format angket minat belajar siswa
2. Kesesuaian pernyataan dengan indikator yang di ukur
3. Kesesuaian antara pernyataan dan tujuan
4. Menggunakan bahasa yang baik dan benar
c. Angka-angka yang terdapat pada kolom yang dimaksud berarti
0 = tidak valid
1 = kurang valid
2 = cukup valid
3 = valid
4 = sangat valid
d. Huruf-huruf yang terdapat pada kolom yang dimaksud berarti
A = dapat digunakan tanpa revisi
B = dapat digunakan dengan revisi sedikit
C = dapat digunakan dengan revisi sedang
D = dapat digunakan dengan revisi banyak sekali
E = tidak dapat digunakan
82
Penilaian
No.
Item
Aspek yang Dinilai
Format angket
minat belajar
siswa
Kesesuaian
pernyataan
dengan
indikator yang
di ukur
Kesesuaian
antara
pernyataan dan
tujuan
Menggunakan
bahasa yang
baik dan benar
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 √
1. √ √ √ √
2. √ √ √ √
3. √ √ √ √
4. √ √ √ √
5. √ √ √ √
6. √ √ √ √
7. √ √ √ √
8. √ √ √ √
9. √ √ √ √
10. √ √ √ √
11. √ √ √ √
12. √ √ √ √
13. √ √ √ √
14. √ √ √ √
15. √ √ √ √
16. √ √ √ √
17. √ √ √ √
18. √ √ √ √
19. √ √ √ √
20. √ √ √ √
83
Penilaian Secara Umum
Aspek yang Dinilai Skala Penilian
A B C D E
Penilaian secara umum terhadap format
angket/kuesioner motivasi belajar siswa
√
Saran-saran :
................................................................................................................................
...............................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
Jambi, Agustus 2020
Validator,
(Nining Nuraida, M.Pd)
84
Lampiran 6
Kisi-kisi Angket Minat Belajar
Indikator Keterangan Pernyataan Jumlah
item Positif Negatif
Perasaan
Senang
Pendapat siswa tentang pembelajaran Biologi
10, 14
13,
15,16
5 Kesan siswa terhadap guru Biologi
Perasaan siswa selama
mengikuti pembelajaran
Biologi
Perhatian Perhatian saat mengikuti pembelajaran Biologi
11, 12
8, 9, 19
5 Perhatian siswa saat
diskusi pelajaran
Biologi
Ketertarikan Rasa ingin tahu siswa saat
mengikuti pembelajaran Biologi
3, 4, 14
7, 8, 9
5
Penerimaan siswa saat diberi tugas/PR oleh guru.
Keterlibatan
siswa
Kesadaran tentang belajar di rurmah
1, 18, 20
2, 17
5 Kegiatan siswa setelah dan
sebelum masuk sekolah
Jumlah keseluruhan 20
85
ANGKET INSTRUMEN PENELITIAN
(Angket Setelah Menggunakan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization)
Identitas Responden
Nama :
Kelas : VIII
Petunjuk Pengisian
1. Angket terdiri dari 20 pertanyaan. Pertimbangkan baik-baik setiap pertaannya dengan
pelajaran Biologi, berikan jawaban yang benar-benar sesuai dengan kondisi Anda.
2. Berikan tanda ceklis (√) pada kolom yang disediakan sesuai jawaban Anda.
Keterangannya :
STS = Sangat tidak sejutu (1 Point)
TS = Tidak setuju (2 Point)
KS = Kurang Setuju (3 Point)
S = Setuju (4 Point)
SS = Sangat Setuju (5 Point)
No
PERTANYAAN
PILIHAN JAWABAN
STS TS KS S SS
1 Saya sampai disekolah sebelum jam 07.00 WIB
2 Saya suka duduk dibelakang karena jauh dari
pantauan guru
3 Saya tidak pernah mencontek pada saat ulangan
4 Saya selalu belajar di malam hari
5 Saya selalu mengerjakan PR Biologi
6 Saya selalu bolos di pelajaran Biologi
7 Saya selalu mengulangi pembelajaran biologi ketika
sudah dirumah
8 Saya tidak peduli dengan pembelajaran Biologi
9 Saya lebih suka bermain daripada belajar biologi
10 Biologi adalah pembelajaran yang menyenangkan
11 Model pembelajaran yang TAI diterapkan sangat
membuat saya semangat belajar
12 Model pembelajaran TAI membuat saya mengerti
86
materi pembelajaran
13 Model pembelajaran yang lama membuat saya
bosan
14 Saya lebih suka dengan model Pembelajaran TAI
yang baru diterapkan
15 Saya tidak suka dengan model pembelajaran TAI
yang baru diterapkan
16 Model Pembelajaran TAI yang baru membuat saya
tidak mengerti
17 Saya kebingungan memahami model pembelajaran
TAI yang baru diterapkan
18 Saya sangat berminat belajar biologi dengan model
pembelajaran TAI
19 Saya tidak peduli dengan model pembelajaran TAI
20 Saya tetap semangat belajar biologi dengan model
apapun
87
Lampiran 7
LEMBAR VALIDASI
ANGKET MINAT BELAJAR SISWA
Petunjuk :
a. Untuk memberikan penilaian terhadap format angket/kuesioner tentang minat
belajar siswa, Bapak/Ibu cukup memberikan tanda ceklis (√) pada kolom yang
tersedia
b. Aspek yang di nilai sebagai berikut:
1. Format angket minat belajar siswa
2. Kesesuaian pernyataan dengan indikator yang di ukur
3. Kesesuaian antara pernyataan dan tujuan
4. Menggunakan bahasa yang baik dan benar
c. Angka-angka yang terdapat pada kolom yang dimaksud berarti
0 = tidak valid
1 = kurang valid
2 = cukup valid
3 = valid
4 = sangat valid
d. Huruf-huruf yang terdapat pada kolom yang dimaksud berarti
A = dapat digunakan tanpa revisi
B = dapat digunakan dengan revisi sedikit
C = dapat digunakan dengan revisi sedang
D = dapat digunakan dengan revisi banyak sekali
E = tidak dapat digunakan
88
Penilaian
No.
Item
Aspek yang Dinilai
Format angket
minat belajar
siswa
Kesesuaian
pernyataan
dengan
indikator yang
di ukur
Kesesuaian
antara
pernyataan dan
tujuan
Menggunakan
bahasa yang
baik dan benar
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 √
1. √ √ √ √
2. √ √ √ √
3. √ √ √ √
4. √ √ √ √
5. √ √ √ √
6. √ √ √ √
7. √ √ √ √
8. √ √ √ √
9. √ √ √ √
10. √ √ √ √
11. √ √ √ √
12. √ √ √ √
13. √ √ √ √
14. √ √ √ √
15. √ √ √ √
16. √ √ √ √
17. √ √ √ √
18. √ √ √ √
19. √ √ √ √
20. √ √ √ √
89
Penilaian Secara Umum
Aspek yang Dinilai Skala Penilian
A B C D E
Penilaian secara umum terhadap format
angket/kuesioner motivasi belajar siswa
√
Saran-saran :
................................................................................................................................
...............................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
Jambi, Agustus 2020
Validator,
(Nining Nuraida, M.Pd)
90
Lampiran 8
Kisi-kisi Angket Minat Belajar
Indikator Keterangan Pernyataan Jumlah
item Positif Negatif
Perasaan
Senang
Pendapat siswa tentang pembelajaran Biologi
10, 14
13,
15,16
5 Kesan siswa terhadap guru Biologi
Perasaan siswa selama
mengikuti pembelajaran
Biologi
Perhatian Perhatian saat mengikuti pembelajaran Biologi
11, 12
8, 9, 19
5 Perhatian siswa saat
diskusi pelajaran
Biologi
Ketertarikan Rasa ingin tahu siswa saat
mengikuti pembelajaran Biologi
3, 4, 14
7, 8, 9
5
Penerimaan siswa saat diberi tugas/PR oleh guru.
Keterlibatan
siswa
Kesadaran tentang belajar di rurmah
1, 18, 20
2, 17
5 Kegiatan siswa setelah dan
sebelum masuk sekolah
Jumlah keseluruhan 20
91
ANGKET INSTRUMEN PENELITIAN
(Angket Setelah Menggunakan Model Pembelajaran Team Games Tournament)
Identitas Responden
Nama :
Kelas : VIII
Petunjuk Pengisian
1. Angket terdiri dari 20 pertanyaan. Pertimbangkan baik-baik setiap pertaannya dengan
pelajaran Biologi, berikan jawaban yang benar-benar sesuai dengan kondisi Anda.
2. Berikan tanda ceklis (√) pada kolom yang disediakan sesuai jawaban Anda.
Keterangannya :
STS = Sangat tidak sejutu (1 Point)
TS = Tidak setuju (2 Point)
KS = Kurang Setuju (3 Point)
S = Setuju (4 Point)
SS = Sangat Setuju (5 Point)
No
PERTANYAAN
PILIHAN JAWABAN
STS TS KS S SS
1 Saya sampai disekolah sebelum jam 07.00 WIB
2 Saya suka duduk dibelakang karena jauh dari
pantauan guru
3 Saya tidak pernah mencontek pada saat ulangan
4 Saya selalu belajar di malam hari
5 Saya selalu mengerjakan PR Biologi
6 Saya selalu bolos di pelajaran Biologi
7 Saya selalu mengulangi pembelajaran biologi ketika
sudah dirumah
8 Saya tidak peduli dengan pembelajaran Biologi
9 Saya lebih suka bermain daripada belajar biologi
10 Biologi adalah pembelajaran yang menyenangkan
11 Model pembelajaran yang TGT diterapkan sangat
membuat saya semangat belajar
12 Model pembelajaran TGT membuat saya mengerti
92
materi pembelajaran
13 Model pembelajaran yang lama membuat saya
bosan
14 Saya lebih suka dengan model Pembelajaran TGT
yang baru diterapkan
15 Saya tidak suka dengan model pembelajaran TGT
yang baru diterapkan
16 Model Pembelajaran TGT yang baru membuat saya
tidak mengerti
17 Saya kebingungan memahami model pembelajaran
TGT yang baru diterapkan
18 Saya sangat berminat belajar biologi dengan model
pembelajaran TGT
19 Saya tidak peduli dengan model pembelajaran TGT
20 Saya tetap semangat belajar biologi dengan model
apapun
93
Lampiran 9
LEMBAR VALIDASI
ANGKET MINAT BELAJAR SISWA
Petunjuk :
a. Untuk memberikan penilaian terhadap format angket/kuesioner tentang minat
belajar siswa, Bapak/Ibu cukup memberikan tanda ceklis (√) pada kolom yang
tersedia
b. Aspek yang di nilai sebagai berikut:
1. Format angket minat belajar siswa
2. Kesesuaian pernyataan dengan indikator yang di ukur
3. Kesesuaian antara pernyataan dan tujuan
4. Menggunakan bahasa yang baik dan benar
c. Angka-angka yang terdapat pada kolom yang dimaksud berarti
0 = tidak valid
1 = kurang valid
2 = cukup valid
3 = valid
4 = sangat valid
d. Huruf-huruf yang terdapat pada kolom yang dimaksud berarti
A = dapat digunakan tanpa revisi
B = dapat digunakan dengan revisi sedikit
C = dapat digunakan dengan revisi sedang
D = dapat digunakan dengan revisi banyak sekali
E = tidak dapat digunakan
94
Penilaian
No.
Item
Aspek yang Dinilai
Format angket
minat belajar
siswa
Kesesuaian
pernyataan
dengan
indikator yang
di ukur
Kesesuaian
antara
pernyataan dan
tujuan
Menggunakan
bahasa yang
baik dan benar
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 √
1. √ √ √ √
2. √ √ √ √
3. √ √ √ √
4. √ √ √ √
5. √ √ √ √
6. √ √ √ √
7. √ √ √ √
8. √ √ √ √
9. √ √ √ √
10. √ √ √ √
11. √ √ √ √
12. √ √ √ √
13. √ √ √ √
14. √ √ √ √
15. √ √ √ √
16. √ √ √ √
17. √ √ √ √
18. √ √ √ √
19. √ √ √ √
20. √ √ √ √
95
Penilaian Secara Umum
Aspek yang Dinilai Skala Penilian
A B C D E
Penilaian secara umum terhadap format
angket/kuesioner motivasi belajar siswa
√
Saran-saran :
................................................................................................................................
...............................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
Jambi, Agustus 2020
Validator,
(Nining Nuraida, M.Pd)
96
Lampiran 10
97
Lampiran 11
98
Lampiran 12
99
Lampiran 13
100
Lampiran 14
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KURIKULUM 2013
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 8 Muara Bungo
Mata Pelajaran : IPA
Kelas / Semester : VIII / 1
Materi Pokok/Topik : Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan serta
Pemanfaatannya dalam Teknologi
Sub Topik : 1. Struktur Jaringan Tumbuhan
2. Fungsi Jaringan Tumbuhan
3. Jaringan Tumbuhan dan Pemanfaatannya dalam
Teknologi
Alokasi Waktu : 3 Tatap Muka /15 Jam Pelajaran @ 40 Menit
A. Kompetensi Inti
1.1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
1.2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
1.3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena
dan kejadian tampak mata.
1.4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi,dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar/Indikator Pencapaian Kompetensi
No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
1
1.1.Mengagumi keteraturan dan
kompleksitas ciptaan Tuhan
tentang aspek fisik dan kimiawi,
kehidupan dalam ekosistem, dan
peranan manusia dalam
lingkungan serta
mewujudkannya dalam
pengamalan ajaran agama yang
dianutnya.
1.1.1. Dapat mengucap syukur atas ciptaan
Tuhan Yang Maha Esa yang
beraneka ragam
1.1.2. Menyebutkan beberapa macam
kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
2
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah
(memiliki rasa ingin tahu;
objektif; jujur; teliti; cermat;
tekun; hati-hati; bertanggung
2.1.1. menjelaskan tiga komponen
keterampilan proses: pengamatan,
inferensi, dan komunikasi
2.1.2. menjelaskan kegunaan mempelajari
101
No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
jawab; terbuka; kritis; kreatif;
inovatif dan peduli lingkungan)
dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi
sikap dalam melakukan
pengamatan, percobaan, dan
berdiskusi.
IPA
2.1.3. menyebutkan objek yang dipelajari
dalam IPA
3
3.2. Menjelaskan keterkaitan
struktur jaringan tumbuhan dan
fungsinya, serta berbagai
pemanfaatannya dalam teknologi
yang terilhami oleh struktur
tersebut.
3.2.1. Mendeskripsikan struktur jaringan
yang menyusun akar jaringan pada
tumbuhan
3.2.2 Mendeskripsikan struktur jaringan
yang menyusun batang
3.2.3 Mengidentifikasi struktur jaringan
yang menyusun daun
3.2.4 Menjelaskan hubungan antara struktur
dan fungsi jaringan di akar
3.2.5 Menjelaskan hubungan antara struktur
dan fungsi jaringan di batang
3.2.6 Menjelaskan hubungan antara struktur
dan fungsi jaringan di daun
3.2.7 Membandingkan struktur jaringan
yang menyusun akar, batang dan daun
3.2.8. Menunjukkan pemanfaatan teknologi
yang terilhami struktur tumbuhan
4
4.2 Melakukan pengamatan terhadap
struktur jaringan tumbuhan, serta
menghasilkan ide teknologi
sederhana yang terilhami oleh
struktur tersebut (misalnya
desain bangunan)
4.2.1 Mengumpulkan data berdasarkan hasil
pengamatan struktur jaringan
tumbuhan (akar, batang, daun) dan
membuat laporannya
4.2.2 mengidentifikasi berbagai fakta
mengenai berbagai ide teknologi
sederhana yang terilhami oleh struktur
jaringan tumbuhan
C. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
1. Peserta didik dapat menunjukkan struktur jaringan yang menyusun akar, batang, dan
daun pada tumbuhan.
2. Peserta didik dapat menjelaskan fungsi dari struktur jaringan yang menyusun akar,
batang, dan daun pada tumbuhan.
Pertemuan Kedua
1. Peserta didik dapat membandingkan perbedaan struktur jaringan yang menyusun akar,
batang, dan daun pada tumbuhan.
2. Peserta didik dapat memberi contoh dengan tumbuhan yang ada di sekitar sekolah.
102
Pertemuan Ketiga 1. Peserta didik dapat melakukan diskusi berbagai ide teknologi yang terilhami dari
struktur dari jaringan tumbuhan.
2. Peserta didik dapat menguraikan aplikasi ilmu dari ide teknologi yang terilhami dari
struktur dari jaringan tumbuhan.
D. Materi
1. Struktur dan Fungi Jaringan Tumbuhan
2. Perbedaan struktur jaringan penyusun tumbuhan
3. Jaringan Tumbuhan dan Pemanfaatannya dalam Teknologi
E. Pendekatan/Strategi/Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific
2. Metode : Diskusi dan tanya jawab
3. Model : Team Assisted Individualization (TAI)
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media
Papan tulis dan gambar
2. Sumber Belajar
a. Buku IPA SMP kelas VIII Puskurbuk 2013
b. Buku IPA SMP Kelas VIII yang relevan
c. LKS
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan Guru mengucapkan salam dan mengajak
berdoa’a sebelum kegiatan pembelajaran
dimulai
Mengkondisikan siswa dengan cara presensi
siswa
Guru memberikan apersepsi dan motivasi
kepada siswa
Apersepsi dan motivasi:
Guru menunjukkan fenomena atau
menunjukkan tanaman didepan kelas dan
membandingkan dengan salah satu peserta
didik, apa mereka sama-sama makhluk
hidup? Bagaimana mereka dapat hidup untuk
memenuhi kebutuhannya? Apakah terdapat
perbedaan?
10 menit
103
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Guru menyampaikan kepada peserta didik
tujuan pembelajaran dan nilai yang diperoleh
setelah mempelajari bab III yang tertera pada
bagian "Mengapa Penting?"
Guru menginformasikan pada peserta didik
tentang kegiatan yang akan dilakukan.
Kegiatan Inti Guru memberikan pretest sebagai tolak ukur
kesiapan siswa.
Guru memberikan materi secara singkat.
Guru membentuk siswa secara heterogen yang
berjumlah 4-6 orang siswa.
Guru membagikan tugas kepada siswa berupa
LKS yang nantinya dikerjakan secara
berkelompok.
Guru membimbing peserta didik jika ada yang
bertanya mengenai tugasnya.
Masing-masing ketua kelompok maju untuk
mempresentasikan hasil diskusinya.
20 menit
Penutup Guru melakukan umpan balik/refleksi dan review
mengenai materi yang telah dikembangkan.
Guru memberikan posttest yang dikerjakan secara
individu.
Guru memberikan penghargaan pada kelompok
peserta didik yang berkinerja baik & memberikan
penugasan untuk mempelajari materi pertemuan
berikutnya, serta mengucapkan salam penutup.
10 menit
Pertemuan Kedua
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan Guru mengucapkan salam dan mengajak
berdoa’a sebelum kegiatan pembelajaran
dimulai
Mengkondisikan siswa dengan cara presensi
siswa
Guru memberikan apersepsi dan motivasi
10 menit
104
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
kepada siswa
Apersepsi dan motivasi:
mengaitkan materi pada pertemuan 1 tentang
struktur dan fungsi organ tumbuhan dengan
dangan materi yang akan dipelajari yaitu
struktur dan fungsi akar, dengan menanyakan
organ yang harus dimiliki oleh tumbuhan
adalah akar, bagaimana struktur anatomi akar
untuk menjalankan fungsinya?
Guru menginformasikan pada peserta didik
tentang kegiatan yang akan dilakukan.
Kegiatan Inti Guru memberikan pretest sebagai tolak ukur
kesiapan siswa.
Guru memberikan materi secara singkat.
Guru membentuk siswa secara heterogen yang
berjumlah 4-6 orang siswa.
Guru membagikan tugas kepada siswa berupa
LKS yang nantinya dikerjakan secara
berkelompok.
Guru membimbing peserta didik jika ada yang
bertanya mengenai tugasnya.
Masing-masing ketua kelompok maju untuk
mempresentasikan hasil diskusinya.
20 menit
Penutup Guru melakukan umpan balik/refleksi dan review
mengenai materi yang telah dikembangkan.
Guru memberikan posttest yang dikerjakan secara
individu.
Guru memberikan penghargaan pada kelompok
peserta didik yang berkinerja baik & memberikan
penugasan untuk mempelajari materi pertemuan
berikutnya, serta mengucapkan salam penutup.
10 menit
Pertemuan Ketiga
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan Guru mengucapkan salam dan mengajak
berdoa’a sebelum kegiatan pembelajaran
dimulai
10 menit
105
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Mengkondisikan siswa dengan cara presensi
siswa
Guru memberikan apersepsi dan motivasi
kepada siswa
Apersepsi dan motivasi:
“Dari berbagai struktur jaringan yang kamu
ketahui, ternyata struktur penyusunan dinding
rumah juga meniru susunan sel pada
tumbuhan, coba jelaskan mengapa struktur
dinding rumah menggunakan hal itu?
Guru menyampaikan tujuan dan manfaat
pembelajaran.
Kegiatan Inti Guru memberikan pretest sebagai tolak ukur
kesiapan siswa.
Guru memberikan materi secara singkat.
Guru membentuk siswa secara heterogen yang
berjumlah 4-6 orang siswa.
Guru membagikan tugas kepada siswa berupa
LKS yang nantinya dikerjakan secara
berkelompok.
Guru membimbing peserta didik jika ada yang
bertanya mengenai tugasnya.
Masing-masing ketua kelompok maju untuk
mempresentasikan hasil diskusinya.
30 menit
Penutup Guru melakukan umpan balik/refleksi dan review
mengenai materi yang telah dikembangkan.
Guru memberikan posttest yang dikerjakan secara
individu.
Guru memberikan penghargaan pada kelompok
peserta didik yang berkinerja baik & memberikan
penugasan untuk mempelajari materi pertemuan
berikutnya, serta mengucapkan salam penutup
10 menit
H. Penilaian
1. Metode dan Bentuk Instrumen
Metode Bentuk Instrumen
Sikap Lembar pengamatan sikap dan rubrik
106
Tes unjuk kerja Tes penilaian kinerja
Tes tertulis Tes uraian dan pilihan ganda
2. Contoh Instrumen
a. Lembar Pengamatan Sikap
Pengamatan Perilaku Ilmiah
No. Aspek yang dinilai 1 2 3 Keterangan
1. Rasa ingin tahu (curiosity)
2. Ketelitian dalam melakukan kerja
individu
3. Ketelitian dan kehati-hatian dalam kerja
kelompok
4. Ketekunan dan tanggung jawab dalam
bekerja secara individu maupun
kelompok
5. Ketrampilan saat berkomunikasi dalam
diskusi kelompok
Rubrik Penilaian Perilaku
No Aspek yang dinilai Rubrik
1. Menunjukkan rasa
ingin tahu
1. Tidak menunjukkan rasa ingin tahu, tidak
antusias, pasif
2. Menunjukkan rasa ingin tahu, tidak
antusias, pasif
3. Menunjukkan rasa ingin tahu yang besar,
antusias, aktif
2. Ketelitian dalam
melakukan diskusi
1. Melakukan diskusi tidak serius dengan
tergesa-gesa, hasil tidak tepat.
2. Melakukan diskusi dengan konsentrasi
penuh, tetapi tidak tapat.
3. Melakukan diskusi dengan konsentrasi, teliti
dalam bekerja, hasil tepat.
4. Ketekunan dan
tanggung jawab
dalam bekerja secara
individu maupun
kelompok
1. Tidak bersungguh-sungguh dalam
menjalankan tugas, tidak mendapatkan hasil
2. Tekun dalam menjalankan tugas, tidak
mendapatkan hasil terbaik
3. Tekun dalam menjalankan tugas,
mendapatkan hasil terbaik dan tepat waktu
5. Ketrampilan saat
berkomunikasi dalam
1. Tidak aktif bertanya, tidak mengemukakan
gagasan, menghargai pendapat orang lain
107
No Aspek yang dinilai Rubrik
diskusi kelompok 2. Aktif bertanya, tidak mengemukakan
gagasan, menghargai pendapat orang lain
3. Aktif bertanya, aktif berpendapat,
menghargai pendapat orang lain
Lembar Penilaian Perilaku Ilmiah
No. Nama Siswa Aspek yang dinilai Jumlah
Skor Nilai
1 2 3 4 5
Kriteria Penilaian:
Jumlah Skor Nilai
13 – 15 95
10 – 12 90
7 – 9 85
4 – 6 80
1 – 3 75
Instrumen Soal Pengetahuan
Pertemuan Pertama :
LEMBAR KERJA SISWA
STRUKTUR JARINGAN AKAR, BATANG DAN DAUN PENYUSUN TUMBUHAN
Jaringan adalah kumpulan sel yang mempunyai bentuk, asal, fungsi dan struktur yang sama.
Jaringan ini sangat penting bagi tumbuhan yang memiliki fungsi dan tugasnya masing-
masing dalam melakukan fungsinya.
108
1. Tentukanlah jenis jaringan dari gambar dibawah ini !
(A) (B)
( C )
2. Sebutkan dan jelaskan 5 macam jaringan pada tumbuhan !
3. Uraikan lah struktur penyusun jaringan tumbuhan !
4. Jelaskan masing-masing fungsi dari jaringan pada tumbuhan!
PERTEMUAN KEDUA :
LEMBAR KERJA SISWA
PERBEDAAN STRUKTUR JARINGAN AKAR, BATANG DAN DAUN PENYUSUN
TUMBUHAN
1. Jelaskan perbedaan struktur pada gambar jaringan dibawah ini !
(A) (B)
(C)
109
2. Uraikanlah dengan pendapatmu sendiri mengenai perbedaan struktur akar, batang
dan daun !
3. Berikan contoh dari perbedaan struktur akar, batang dan daun dengan tumbuhan
yang ada disekitar lingkungan sekolah. Jelaskan !
PERTEMUAN KETIGA :
LEMBAR KERJA SISWA
IDE TEKNOLOGI YANG TERINSPIRASI DARI STRUKTUR DARI
JARINGAN TUMBUHAN
Kamu sudah memelajari bagaimana struktur jaringan yang menyusun organ
yang terdapat pada tumbuhan. Setiap tumbuhan memiliki struktur yang disesuaikan
dengan fungsinya. Kamu sudah mengetahui bukan? Ada berbagai teknologi yang
meniru makhluk hidup. Misalnya, pada helicopter yang meniru prinsip kerja pada
capung, pembangkit listrik tenaga surya meniru prinsip daun, atau pesawat yang
meniru prinsip kerja dari burung. Kalau kondisi rumah kira-kira meniru organ apa?
Kalau susunan batu bata rumah dibuat meniru jaringan apa? Apakah kondisi rumah
dibuat meniru organ akar dan susunan batu rumah meniru jaringan kambium? Coba
diskusikan beberapa pemanfaatan teknologi di lingkunganmu, dengan meniru
struktur tumbuhan.
110
Lampiran 15
LEMBAR VALIDASI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
A. TUJUAN
Tujuan penggunaan instrumen ini adalah untuk mengukur kevalidan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam pelaksanaan pembelajaran Biologi untuk
melihat minat siswa dengan menggunakan model pembelajaran tipe Team
Assisted Individualization (TAI).
B. PETUNJUK
1) Bapak/Ibu dapat memberikan penilaian dengan memberikan tanda cek (√)
pada kolom yang tersedia.
2) Makna poin validasi adalah 1 (tidak baik); 2 (kurang baik); 3 (cukup baik); 4
(baik); 5 (sangat baik).
C. PENILAIAN
No.
Aspek yang Dinilai
Skala Penilaian
1 2 3 4 5
I. Perumusan Tujuan Pembelajaran
1) Kejelasan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Inti.
√
2) Kejelasan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Inti serta Tujuan Pembelajaran.
√
3) Kejelasan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar.
√
4) Kesesuaian Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar dan Tujuan Pembelajaran.
√
111
5) Ketetapan penjabaran Kompetensi Dasar ke
dalam Indikator.
√
6) Kesesuaian Indikator dengan Tujuan
Pembelajaran.
√
7) Kesesuaian Indikator dengan tingkat
perkembangan siswa.
√
II. Isi yang Disajikan
1) Sistematika penyusunan RPP. √
2) Kesesuaian urutan pembelajaran Biologi yang
implementasinya menggunakan model
pembelajaran Eksperimen.
√
3) Kesesuaian urutan kegiatan siswa dan guru
untuk setiap tahap pembelajaran dengan
aktivitas pembelajaran Biologi yang
implementasinya menggunakan model
pembelajaran Eksperimen
√
4) Kejelasan skenario pembelajaran (tahap-tahap
kegiatan pembelajaran; pendahuluan; inti;
penutup).
√
III. Bahasa
1) Penggunaan bahasa sesuai dengan EYD.
2) Bahasa yang digunakan komunikatif.
3) Kesederhaaan struktur kalimat.
IV. Waktu
1) Kejelasan alokasi waktu setiap tahap kegiatan √
112
pembelajaran.
2) Rasionalitas alokasi waktu untuk setiap
kegiatan pembelajaran.
√
V. Metode Sajian
1) Dukungan strategi pembelajaran dalam
pencapaian indikator.
√
2) Dukungan metode dan kegiatan pembelajaran
terhadap pencacapaian indikator.
√
3) Dukungan metode dan kegiatan pembelajaran
terhadap proses komunikasi.
√
VI. Sarana dan Alat Bantu Pembelajaran
Kesesuaian alat bantu dengan materi
pembelajaran.
√
D. Kategori Penunjukan Kevalidan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
VII. Penilaian (Validasi Umum) Skala Penilaian
A B C D
Penilaian √
Keterangan:
a. Valid
b. Valid dengan revisi kecil
c. Valid dengan revisi besar
d. Tidak valid
113
Saran-saran
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
.............................................................................................................
Jambi, Agustus 2020
Validator,
(Nining Nuraida, M.Pd)
114
Lampiran 16
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KURIKULUM 2013
Satuan Pendidikan : SMP N 8 Muara Bungo
Mata Pelajaran : IPA
Kelas / Semester : VIII / 1
Materi Pokok/Topik : Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan serta
Pemanfaatannya dalam Teknologi
Sub Topik : 1. Struktur Jaringan Tumbuhan
2. Fungsi Jaringan Tumbuhan
3. Jaringan Tumbuhan dan Pemanfaatannya dalam
Teknologi
Alokasi Waktu : 3 Tatap Muka /15 Jam Pelajaran @ 40 Menit
A. Kompetensi Inti
1.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
1.2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
1.3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena
dan kejadian tampak mata.
1.4 Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi,dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar/Indikator Pencapaian Kompetensi
No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
1 1.2.Mengagumi keteraturan dan
kompleksitas ciptaan Tuhan
tentang aspek fisik dan kimiawi,
kehidupan dalam ekosistem, dan
peranan manusia dalam
lingkungan serta mewujudkannya
dalam pengamalan ajaran agama
yang dianutnya.
1.1.3. Dapat mengucap syukur atas
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
yang beraneka ragam
1.1.4. Menyebutkan beberapa macam
kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
2 3.1 Menunjukkan perilaku ilmiah
(memiliki rasa ingin tahu;
2.1.4. menjelaskan tiga komponen
keterampilan proses: pengamatan,
115
objektif; jujur; teliti; cermat;
tekun; hati-hati; bertanggung
jawab; terbuka; kritis; kreatif;
inovatif dan peduli lingkungan)
dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi
sikap dalam melakukan
pengamatan, percobaan, dan
berdiskusi.
inferensi, dan komunikasi
2.1.5. menjelaskan kegunaan
mempelajari IPA
2.1.6. menyebutkan objek yang
dipelajari dalam IPA
3 3.2. Menjelaskan keterkaitan struktur
jaringan tumbuhan dan
fungsinya, serta berbagai
pemanfaatannya dalam teknologi
yang terilhami oleh struktur
tersebut.
3.2.1. Mendeskripsikan struktur jaringan
yang menyusun akar jaringan pada
tumbuhan
3.2.2 Mendeskripsikan struktur jaringan
yang menyusun batang
3.2.3 Mengidentifikasi struktur jaringan
yang menyusun daun
3.2.4 Menjelaskan hubungan antara
struktur dan fungsi jaringan di akar
3.2.5 Menjelaskan hubungan antara
struktur dan fungsi jaringan di
batang
3.2.6 Menjelaskan hubungan antara
struktur dan fungsi jaringan di daun
3.2.7 Membandingkan struktur jaringan
yang menyusun akar, batang dan
daun
3.2.8. Menunjukkan pemanfaatan
teknologi yang terilhami struktur
tumbuhan
4 4.2 Melakukan pengamatan terhadap
struktur jaringan tumbuhan, serta
menghasilkan ide teknologi
sederhana yang terilhami oleh
struktur tersebut (misalnya desain
bangunan)
4.2.1 Mengumpulkan data berdasarkan
hasil pengamatan struktur jaringan
tumbuhan (akar, batang, daun) dan
membuat laporannya
4.2.2 mengidentifikasi berbagai fakta
mengenai berbagai ide teknologi
sederhana yang terilhami oleh
struktur jaringan tumbuhan
C. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
1. Peserta didik dapat menunjukkan struktur jaringan yang menyusun akar, batang, dan
daun pada tumbuhan.
116
2. Peserta didik dapat menjelaskan fungsi dari struktur jaringan yang menyusun akar,
batang, dan daun pada tumbuhan.
Pertemuan Kedua
1. Peserta didik dapat membandingkan perbedaan struktur jaringan yang menyusun
akar, batang, dan daun pada tumbuhan.
2. Peserta didik dapat memberi contoh dengan tumbuhan yang ada di sekitar sekolah.
Pertemuan Ketiga
1. Peserta didik dapat melakukan diskusi berbagai ide teknologi yang terilhami dari
struktur dari jaringan tumbuhan.
2. Peserta didik dapat menguraikan aplikasi ilmu dari ide teknologi yang terilhami dari
struktur dari jaringan tumbuhan.
D. Materi
1. Struktur dan Fungi Jaringan Tumbuhan
2. Perbedaan struktur jaringan penyusun tumbuhan
3. Jaringan Tumbuhan dan Pemanfaatannya dalam Teknologi
E. Pendekatan/Strategi/Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific
2. Metode : Diskusi dan tanya jawab
3. Model : Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT)
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media
2. Papan tulis dan gambar
3. Sumber Belajar:
a. Buku IPA SMP kelas VIII Puskurbuk 2013
b. Buku IPA SMP Kelas VIII yang relevan
c. LKS
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan Guru mengucapkan salam dan mengajak
berdoa’a sebelum kegiatan pembelajaran
dimulai
Mengkondisikan siswa dengan cara presensi
siswa
Guru memberikan apersepsi dan motivasi
kepada siswa
Apersepsi dan motivasi:
10 menit
117
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Guru menunjukkan fenomena atau
menunjukkan tanaman didepan kelas dan
membandingkan dengan salah satu peserta
didik, apa mereka sama-sama makhluk
hidup? Bagaimana mereka dapat hidup untuk
memenuhi kebutuhannya? Apakah terdapat
perbedaan?
Guru menyampaikan kepada peserta didik
tujuan pembelajaran dan nilai yang diperoleh
setelah mempelajari bab III yang tertera pada
bagian "Mengapa Penting?"
Guru menginformasikan pada peserta didik
tentang kegiatan yang akan dilakukan.
Kegiatan Inti
Guru membentuk siswa secara heterogen yang
berjumlah 3-4 orang siswa.
Guru memberikan materi secara singkat
Siswa memainkan game dengan duduk
berhadapan dengan kelompok lain dengan
kemampuan yang homogen.
Guru membagikan tugas kepada siswa berupa
Lembar kegiatan/kartu.
Guru membimbing peserta didik jika ada yang
bertanya mengenai tugasnya.
20 menit
Penutup Guru melakukan umpan balik/refleksi dan review
mengenai materi yang telah dikembangkan.
Guru memberikan penghargaan pada kelompok
peserta didik yang berkinerja baik & memberikan
penugasan untuk mempelajari materi pertemuan
berikutnya, serta mengucapkan salam penutup.
10 menit
Pertemuan Kedua
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan Guru mengucapkan salam dan mengajak
berdoa’a sebelum kegiatan pembelajaran
dimulai
Mengkondisikan siswa dengan cara presensi
10 menit
118
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
siswa
Guru memberikan apersepsi dan motivasi
kepada siswa
Apersepsi dan motivasi:
mengaitkan materi pada pertemuan 1 tentang
struktur dan fungsi organ tumbuhan dengan
dangan materi yang akan dipelajari yaitu
struktur dan fungsi akar, dengan menanyakan
organ yang harus dimiliki oleh tumbuhan
adalah akar, bagaimana struktur anatomi akar
untuk menjalankan fungsinya?
Guru menginformasikan pada peserta didik
tentang kegiatan yang akan dilakukan.
Kegiatan Inti Guru membentuk siswa secara heterogen yang
berjumlah 3-4 orang siswa.
Guru memberikan materi secara singkat
Siswa memainkan game dengan duduk
berhadapan dengan kelompok lain dengan
kemampuan yang homogen.
Guru membagikan tugas kepada siswa berupa
Lembar kegiatan/kartu.
Guru membimbing peserta didik jika ada yang
bertanya mengenai tugasnya.
20 menit
Penutup Guru melakukan umpan balik/refleksi dan review
mengenai materi yang telah dikembangkan.
Guru memberikan penghargaan pada kelompok
peserta didik yang berkinerja baik & memberikan
penugasan untuk mempelajari materi pertemuan
berikutnya, serta mengucapkan salam penutup.
10 menit
Pertemuan Ketiga
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan Guru mengucapkan salam dan mengajak berdoa’a
sebelum kegiatan pembelajaran dimulai
Mengkondisikan siswa dengan cara presensi siswa
Guru memberikan apersepsi dan motivasi kepada
siswa
10 menit
119
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Apersepsi dan motivasi:
“Dari berbagai struktur jaringan yang kamu ketahui,
ternyata struktur penyusunan dinding rumah juga
meniru susunan sel pada tumbuhan, coba jelaskan
mengapa struktur dinding rumah menggunakan hal
itu?
Guru menyampaikan tujuan dan manfaat
pembelajaran.
Kegiatan
Inti
Guru membentuk siswa secara heterogen yang berjumlah
3-4 orang siswa.
Guru memberikan materi secara singkat
Siswa memainkan game dengan duduk berhadapan dengan
kelompok lain dengan kemampuan yang homogen.
Guru membagikan tugas kepada siswa berupa Lembar
kegiatan/kartu.
Guru membimbing peserta didik jika ada yang bertanya
mengenai tugasnya.
20 menit
Penutup Guru melakukan umpan balik/refleksi dan review
mengenai materi yang telah dikembangkan.
Guru memberikan penghargaan pada kelompok peserta
didik yang berkinerja baik & memberikan penugasan
untuk mempelajari materi pertemuan berikutnya, serta
mengucapkan salam penutup.
10 e
n
i
t
H. Penilaian
1) Metode dan Bentuk Instrumen
Metode Bentuk Instrumen
Sikap Lembar pengamatan sikap dan rubrik
Tes unjuk kerja Tes penilaian kinerja
Tes tertulis Tes uraian dan pilihan ganda
2) Contoh Instrumen
Lembar Pengamatan Sikap
Pengamatan Perilaku Ilmiah
No. Aspek yang dinilai 1 2 3 Keterangan
1. Rasa ingin tahu (curiosity)
2. Ketelitian dalam melakukan kerja individu
120
3. Ketelitian dan kehati-hatian dalam kerja
kelompok
4. Ketekunan dan tanggung jawab dalam
bekerja secara individu maupun kelompok
5. Ketrampilan saat berkomunikasi dalam
diskusi kelompok
Rubrik Penilaian Perilaku
No Aspek yang dinilai Rubrik
1. Menunjukkan rasa ingin
tahu
4. Tidak menunjukkan rasa ingin tahu, tidak
antusias, pasif
5. Menunjukkan rasa ingin tahu, tidak
antusias, pasif
6. Menunjukkan rasa ingin tahu yang besar,
antusias, aktif
2. Ketelitian dalam
melakukan diskusi
4. Melakukan diskusi tidak serius dengan
tergesa-gesa, hasil tidak tepat.
5. Melakukan diskusi dengan konsentrasi
penuh, tetapi tidak tapat.
6. Melakukan diskusi dengan konsentrasi, teliti
dalam bekerja, hasil tepat.
4. Ketekunan dan tanggung
jawab dalam bekerja
secara individu maupun
kelompok
4. Tidak bersungguh-sungguh dalam
menjalankan tugas, tidak mendapatkan hasil
5. Tekun dalam menjalankan tugas, tidak
mendapatkan hasil terbaik
6. Tekun dalam menjalankan tugas,
mendapatkan hasil terbaik dan tepat waktu
5. Ketrampilan saat
berkomunikasi dalam
diskusi kelompok
4. Tidak aktif bertanya, tidak mengemukakan
gagasan, menghargai pendapat orang lain
5. Aktif bertanya, tidak mengemukakan
gagasan, menghargai pendapat orang lain
6. Aktif bertanya, aktif berpendapat,
menghargai pendapat orang lain
Lembar Penilaian Perilaku Ilmiah
No
. Nama Siswa
Aspek yang dinilai Jumlah
Skor Nilai
1 2 3 4 5
121
Kriteria Penilaian:
Jumlah Skor Nilai
13 – 15 95
10 – 12 90
7 – 9 85
4 – 6 80
1 – 3 75
Instrumen Soal Pengetahuan
Pertemuan Pertama :
LEMBAR KEGIATAN SISWA
STRUKTUR JARINGAN AKAR, BATANG DAN DAUN PENYUSUN TUMBUHAN
Jaringan adalah kumpulan sel yang mempunyai bentuk, asal, fungsi dan struktur yang sama.
Jaringan ini sangat penting bagi tumbuhan yang memiliki fungsi dan tugasnya masing-
masing dalam melakukan fungsinya.
1. Tentukanlah jenis jaringan dari gambar dibawah ini !
(A) (B)
(C
122
2. Sebutkan dan jelaskan 5 macam jaringan pada tumbuhan !
3. Uraikan lah struktur penyusun jaringan tumbuhan !
4. Jelaskan masing-masing fungsi dari jaringan pada tumbuhan
PERTEMUAN KEDUA :
LEMBAR KEGIATAN SISWA
PERBEDAAN STRUKTUR JARINGAN AKAR, BATANG DAN DAUN PENYUSUN
TUMBUHAN
4. Jelaskan perbedaan struktur pada gambar jaringan dibawah ini !
(B) (B))
5. Uraikanlah dengan pendapatmu sendiri mengenai perbedaan struktur akar, batang
dan daun !
6. Berikan contoh dari perbedaan struktur akar, batang dan daun dengan tumbuhan
yang ada disekitar lingkungan sekolah. Jelaskan !
123
PERTEMUAN KETIGA :
LEMBAR KEGIATAN SISWA
IDE TEKNOLOGI YANG TERINSPIRASI DARI STRUKTUR DARI
JARINGAN TUMBUHAN
Kamu sudah memelajari bagaimana struktur jaringan yang menyusun organ yang terdapat
pada tumbuhan. Setiap tumbuhan memiliki struktur yang disesuaikan dengan fungsinya.
Kamu sudah mengetahui bukan? Ada berbagai teknologi yang meniru makhluk hidup.
Misalnya, pada helicopter yang meniru prinsip kerja pada capung, pembangkit listrik tenaga
surya meniru prinsip daun, atau pesawat yang meniru prinsip kerja dari burung. Kalau
kondisi rumah kira-kira meniru organ apa? Kalau susunan batu bata rumah dibuat meniru
jaringan apa? Apakah kondisi rumah dibuat meniru organ akar dan susunan batu rumah
meniru jaringan kambium? Coba diskusikan beberapa pemanfaatan teknologi di
lingkunganmu, dengan meniru struktur tumbuhan.
124
Lampiran 17
LEMBAR VALIDASI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
A. TUJUAN
Tujuan penggunaan instrumen ini adalah untuk mengukur kevalidan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam pelaksanaan pembelajaran Biologi untuk
melihat minat siswa dengan menggunakan model pembelajaran tipe Team Games
Tournament (TGT).
B. PETUNJUK
1) Bapak/Ibu dapat memberikan penilaian dengan memberikan tanda cek (√)
pada kolom yang tersedia.
2) Makna poin validasi adalah 1 (tidak baik); 2 (kurang baik); 3 (cukup baik); 4
(baik); 5 (sangat baik).
C. PENILAIAN
No.
Aspek yang Dinilai
Skala Penilaian
1 2 3 4 5
I. Perumusan Tujuan Pembelajaran
1) Kejelasan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Inti.
√
2) Kejelasan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Inti serta Tujuan Pembelajaran.
√
3) Kejelasan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar.
√
4) Kesesuaian Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar dan Tujuan Pembelajaran.
√
125
5) Ketetapan penjabaran Kompetensi Dasar ke
dalam Indikator.
√
6) Kesesuaian Indikator dengan Tujuan
Pembelajaran.
√
7) Kesesuaian Indikator dengan tingkat
perkembangan siswa.
√
II. Isi yang Disajikan
1) Sistematika penyusunan RPP. √
2) Kesesuaian urutan pembelajaran Biologi yang
implementasinya menggunakan model
pembelajaran Eksperimen.
√
3) Kesesuaian urutan kegiatan siswa dan guru
untuk setiap tahap pembelajaran dengan
aktivitas pembelajaran Biologi yang
implementasinya menggunakan model
pembelajaran Eksperimen
√
4) Kejelasan skenario pembelajaran (tahap-tahap
kegiatan pembelajaran; pendahuluan; inti;
penutup).
√
III. Bahasa
1) Penggunaan bahasa sesuai dengan EYD.
2) Bahasa yang digunakan komunikatif.
3) Kesederhaaan struktur kalimat.
IV. Waktu
1) Kejelasan alokasi waktu setiap tahap kegiatan √
126
pembelajaran.
2) Rasionalitas alokasi waktu untuk setiap
kegiatan pembelajaran.
√
V. Metode Sajian
1) Dukungan strategi pembelajaran dalam
pencapaian indikator.
√
2) Dukungan metode dan kegiatan pembelajaran
terhadap pencacapaian indikator.
√
3) Dukungan metode dan kegiatan pembelajaran
terhadap proses komunikasi.
√
VI. Sarana dan Alat Bantu Pembelajaran
Kesesuaian alat bantu dengan materi
pembelajaran.
√
3. Kategori Penunjukan Kevalidan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
VII. Penilaian (Validasi Umum) Skala Penilaian
A B C D
Penilaian √
Keterangan:
e. Valid
f. Valid dengan revisi kecil
g. Valid dengan revisi besar
h. Tidak vali
127
Saran-saran
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
.............................................................................................................
Jambi, Agustus 2020
Validator,
(Nining Nuraida, M.Pd)
128
Lampiran 18
129
Lampiran 19
130
Lampiran 20
DOKUMENTASI
Gambar 1 Membuka pembelajaran pada kelas eksperimen-1 dengan model TAI
Gambar 2 Pembagian
kelompok siswa
sesuaidengan protokol
kesehata
131
Gambar 3 Peneliti membantu siswa yang bertanya
Gambar 4 Salah satu siswa maju mempresentasikan hasil diskusinya
132
Gambar 5 Salah satu siswa maju mempresentasikan hasil diskusinya
Gambar 6 Foto bersama siswa kelas Eksperimen-1 (VIII-A/Shift I)
133
Gambar 7 Suasana belajar dengan model TAI pada kelas Eksperimen I (Shift II)
Gambar 8 Siswa pada kelas eksperimen 1 (Shift II) sedang berdiskusi
134
Gambar 9 Perwakilan Siswa pada kelas eksperimen 1 (Shift II) maju ke depan kelas
Gambar 10 Foto bersama siswa kelas Eksperimen I (VIII-A/Shift II)
135
Gambar 11 Peneliti memulai pembelajaran di kelas Eksperimen II (VIII-B/Shift II)
Gambar 12 Peneliti menjelaskan kepada siswa yang bertanya
136
Gambar 13 Perwakilan
Siswa pada kelas
eksperimen 2 (Shift I) maju
ke depan kelas.
Gambar 14 Foto bersama siswa kelas eksperimen 2 (VIII-B/Shift I)
137
Gambar 15 Suasana sebelum memulai pembelajaran di kelas Eksperimen 2 (VIII-B/Shift II)
Gambar 16 Siswa kelas eksperimen 2 (VIII-B/Shift 2) sedang berdiskusi
138
Gambar 17 Perwakilan Siswa pada kelas eksperimen 2 (Shift II) maju ke depan kelas
Gambar 18 Foto bersama siswa kelas eksperimen 2 (VIII-B/Shift II)
139
Gambar 19 Dokumentasi bersama guru mata pelajaran
140
Lampiran 21
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(CURRICULUM VITAE)
Nama : Sonya Asokawati
Tempat/Tgl. Lahir : Jambi, 23 Oktober 1999
Alamat Asal : Graha Sungai Buluh Indah, No. 9E, Kel.
Sungai Buluh, Kec. Rimbo Tengah, Kab. Bungo, Kode Pos
37215.
Alamat Sekarang : JL. Jambi, Kel. Simpang III Sipin, Kec. Kota Baru, Prov. Jambi, Kode Pos
36126
Pekerjaan : -
Alamat Email : [email protected]
No. Kontak : 0822-5259-4243
RIWAYAT PENDIDIKAN :
1) SD/MI, Tahun tamat : SD N 95/II Ma. Bungo, 2011
2) SMP/MTS, Tahun tamat : SMP N 3 Lubuk Pakam, 2014
3) SMA/MA, Tahun tamat : MA Diniyyah Al-Azhar Bungo, 2017
PENGALAMAN ORGANISASI :
1) HMP-TBIO
2) LDK Al-Uswah