tinpus - tambahan

6
Cera Alba (FI IV hal 186, Excipient hal 560) Pemerian : Padatan berwarna kuning sampai coklat keabuan, berbau enak seperti madu, agak rapuh bila dingin dan bilapatah membentuk granul, patahan non hablur menjadi lunak oleh suhu tangan. Kelarutan : Tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol dingin, etanol mendidih. Konsentrasi : 52 – 55 % Stabilitas : Kurang stabil, ketika disimpan diruang tertutup, dibotol dan terlindung dari cahaya Kegunaan : pengeras basis suppositoria OTT : Bahan pengoksida Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik. Hidrokortison Asetat Khasiat penggunaan : Anti inflamasi, anti alergi, anti pruritus Sifat kimia Sinonim : Cortisol Acetate; Hidrocortisona, acetato de; Hidrokortizon-acetat, Hidrokortizono acetatas Chemical name : Hydrocortisone 21-acetate Struktur molekul : C 23 H 32 O 6 Berat molekul : 404.5 pH : 6-8 Sifat organoleptis

Upload: badriyatun-nimah

Post on 15-Feb-2016

236 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

.

TRANSCRIPT

Page 1: tinpus - tambahan

Cera Alba (FI IV hal 186, Excipient hal 560)

Pemerian : Padatan berwarna kuning sampai coklat keabuan, berbau enak seperti

madu, agak rapuh bila dingin dan bilapatah membentuk granul,

patahan non hablur menjadi lunak oleh suhu tangan.

Kelarutan : Tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol dingin, etanol

mendidih.

Konsentrasi : 52 – 55 %

Stabilitas : Kurang stabil, ketika disimpan diruang tertutup, dibotol dan

terlindung dari cahaya

Kegunaan : pengeras basis suppositoria

OTT : Bahan pengoksida

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.

Hidrokortison Asetat

Khasiat penggunaan : Anti inflamasi, anti alergi, anti pruritus

Sifat kimia

Sinonim : Cortisol Acetate; Hidrocortisona, acetato de; Hidrokortizon-

acetat, Hidrokortizono acetatas

Chemical name : Hydrocortisone 21-acetate

Struktur molekul : C23H32O6

Berat molekul : 404.5

pH : 6-8

Sifat organoleptis

Bentuk : Serbuk kristal

Warna : Putih

Bau : Tidak berbau

Rasa : Tidak berasa

Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, sukar larut dalam etanol dan dalam

kloroform

Page 2: tinpus - tambahan

Sifat Fisika

Titik Lebur : Melebur pada suhu lebih kurang 220˚ disertai peruraian.

Penyimpanan : Simpan dalam wadah terlindung dari cahaya

Sifat Farmakologi

a) Indikasi : gigitan serangga, dermatitis atopic atau kontak, intertrigo,

disidrosis, luka bakar, xerosis pada fase inflamasi .

b) Cara penggunaan : topikal

c) Waktu Paruh : 8- 12 jam

d) Peringatan :Hindari kontak dengan mata.

Hindari penggunaan jangka panjang terutama pada bayi

e) Efek Samping : Atrofi

Tafilaksis

Dermatitis perioral

Purpura,

Dermatosis acneformis

Hipertrikosis setempat

Hipopigmentasi

f) Interaksi Obat : Obat-obat yang menginduksi enzim-enzim hepatik, seperti

fenobarbital, fenitoin, dan rifampisin dapat meningkatkan klirens

kortikosteroid.

Aspirin harus digunakan secara berhati-hati apabila diberikan bersama-sama

dengan kortikosteroid pada pasien yang menderita hipoprotrombinemia

g) Kontra indikasi : Penderita hipersensitivitas terhadap kortikosteroid

dapat menimbulkan dermatitis kontak alergi, tidak boleh diberikan pada

keadaan infeksi jamur yang sistemik, herpes simpleks keratitis,

hipersensitivitas biasanya kortikotropin dan preparat intravena

(Voight, 1995)

Page 3: tinpus - tambahan

Teofilin

a.       Golongan : Alkaloida

b.      Penggunaan : Berdaya spasmolitis terhadap otot polos, khususnya otot

bronchi, menstimulasi jantung dan mendilatasinya. Teofilin juga menstimulasi SSP dan

pernapasan, serta bekerja diuretis lemah dan singkat.

c.       Identifikasi bahaya : Efek broncohodilatasinya tidak berkolelasi baik dengan

dosis, tetapi tidak  memperlihatkan hubungan jelas dengan kadar darahnya (dan kadar di air

liur).

d.      Toksisitas : Luas terapeutisnya sempit, artinya dosis efektifnya terletak

berdekatan dengan dosis toksisnya. Untuk efek optimal diperlukan kadar dalam darah dari

10-15 mcg/ml, sedangkan pada 20 mcg/ml sudah terjadi efek toksis. Oleh karena itu di

anjurkan untuk menetapkan dosis secara individual berdasarkan tuntutan kadar dalam darah.

Hal ini terutama perlu pada anak-anak usia 2 tahun  dan pada manula di atas 60 tahun, yang

sangat peka terhadap overdosis, juga pada pasien gangguan hati dan ginjal.

e.       Efek Samping : Efek sampingnya yang terpenting berupa mual dan muntah,

baik penggunaan oral maupun rektal atau parenteral. Pada overdoses terjadi efek sentral

(gelisah, sukar tidur, tremor, dan konvulsi) serta gangguan pernapasan, juga efek

kardiovaskuler, sepati tachycardia, aritmia, dan hipotensi.

f.       Mekanisme : merelaksasi secara langsung otot polos bronki dan pembuluh

darah, pulmonal, merangsang SSP, menginduksi diuresis, meningkatkan sekresi asam

lambung, menurunkan tekanan sfinkter esofageal bawah dan menghambat kontraksi uterus.

Teofilin juga merupakan stimulan pusat pernafasan. Aminofilin mempunyai efek kuat pada

kontraktilitas diafragma pada orang sehat dan dengan demikian mampu menurunkan

kelelahan serta memperbaiki kontraktilitas pada pasien dengan penyakit obstruksi saluran

pernapasan kronik.

Tabel Pemberian dosis Teophyllin berdasarkan umur.

Usia Dosis Harian Maksimum1-9 tahun 24 mg/kg/hari9-12 tahun 20 mg/kg/hari12-16 tahun 18 mg/kg/hari> 16 tahun 13 mg/kg/hari

Page 4: tinpus - tambahan

Alasan Pemilihan Bahan :

Salah satu senyawa yang berfungsi sebagai pengeras atau stiffening agent adalah Cera

alba (malam putih) yang dapat digunakan untuk menaikkan dan menurunkan titik leleh oleum

cacao. Kurang dari 3% malam putih dapat menurunkan titik leleh Oleum cacao, sedangkan

pada penambahan lebih dari 5% dapat menaikkan titik leleh di atas suhu tubuh, dan

disarankan penggunaan sebesar 4%.

Daftar Pustaka

Voigt. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Yogyakarta : UGM Press

Lachman dkk. 1994. Teori Dan Praktek Farmasi Industri. Jakarta : UI Press

Van Duin. 1947. Ilmu Resep. Jakarta : Soeroengan

Soetopo dkk. 2002. Ilmu Resep Teori. Jakarta : Departemen Kesehatan