tinjauan yuridis terhadap perjanjian sewa …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/wahyu widi...

94
TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA APLIKASI SERVER PULSA ISI ULANG ELEKTRONIK ANTARA CV. RAYA MEDIA DENGAN AS TRONIK SKRIPSI Oleh: WAHYU WIDHI ATMOKO E1A005028 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS HUKUM PURWOKERTO 2012

Upload: hakhue

Post on 07-Feb-2018

226 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA APLIKASI SERVER PULSA ISI ULANG ELEKTRONIK ANTARA

CV. RAYA MEDIA DENGAN AS TRONIK

SKRIPSI

Oleh:

WAHYU WIDHI ATMOKO E1A005028

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS HUKUM PURWOKERTO

2012

Page 2: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA APLIKASI SERVER PULSA ISI ULANG ELEKTRONIK ANTARA

CV. RAYA MEDIA DENGAN AS TRONIK

SKRIPSI

Disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum

Universitas Jenderal Soedirman

Oleh:

WAHYU WIDHI ATMOKO E1A005028

KEMENTERIAN PENDIDIICAN DAN ICEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS HUKUM PURWOKERTO

2012

Page 3: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

Lembar Pengesahan Skripsi TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA APLIKASI SERVER PULSA ISI ULANG ELEKTRONIK ANTARA

CV. RAYA MEDIA DENGAN AS TRONIK

Disusun Oleh: WAHYU WIDHI ATMOKO

E1A005028

Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum

Universitas Jenderal Soedirman

Diterima dan disahkan pada tanggal Agustus 2012

Pembimbing I Pembimbing II Penguji

Budiman Setyo H., S.H., M.H.

NIP. 1963906201989011001

Nur Wakhid, S.H., M.H. NIP. 196212251989031003

Edi Waluyo, S.H., M.H. NIP. 195812221988101001

Mengetahui, Dekan Fakultas Hukum

Universitas Jenderal Soedirman

Hj. Rochani Urip Salami, S.H., M.S. NIP. 195206031980032001 SURAT PERNYATAN

Dengan ini saya, Nama : WAHYU WIDHI ATMOKO NIM : E1A005028 Judul Skripsi : TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN

SEWA MENYEWA APLIKASI SERVER PULSA ISI ULANG ELEKTRONIK ANTARA CV. RAYA MEDIA DENGAN AS TRONIK

Page 4: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

Menyatakan bahwa skripsi yang saya buat ini adalah betul-betul hasil karya saya sendiri dan tidak menjiplak hasil karya orang lain maupun dibuatkan oleh orang lain. Dan apabila terbukti ternyata saya melakukan pelanggaran sebagaimana tersebut di atas, maka saya bersedia dikenakan sanksi apapun dari fakultas.

Purwokerto, Agustus 2012

Wahyu Widhi Atmoko El A005028

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis menyelesaikan skripsi yang berjudul:

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA

APLIKASI SERVER PULSA ISI ULANG ELEKTRONIK ANTARA CV.

RAYA MEDIA DENGAN AS TRONIK. Skripsi ini merupakan salah satu

persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum

Universitas Jenderal Soedirman.

Berbagai kesulitan dan hambatan penulis hadapi dalam penyusunan sendiri

namun berkat bimbingan, arahan, bantuan, masukan, dan dukungan baik moral

maupun spiritual dari berbagai pihak, hingga skripsi ini dapat terselesaikan

dengan baik Oleh karena itu, penulis sampaikan terima kasih sebesar-besarnya

kepada:

1. Ibu Hj. Rochani Urip Salami, S.H., M.S. selaku dosen pembimbing akademik.

Page 5: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

2. Bapak Budiman Setyo Haryanto, S.H., M.H. selaku dosen pembimbing

skripsi I.

3. Bapak Nur Wakhid, S.H., M.H. selaku dosen pembimbing skripsi II.

4. Bapak Edi Waluyo, S.H., M.H. selaku dosen penguji skripsi.

5. Dekan, Pemimpin, StafAkademik, Administrasi dan Tata Usaha, serta

Karyawan Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman.

6. Segenap dosen dan civitas akademika Fakultas Universitas Jenderal

Soedirman yang tidak disebut satu-persatu.

7. CV. Raya Media dan AS TRONIK atas datanya.

8. Bunda Eni Suyanti, Bapak Waidi, dan para mentor yang tak tersebutkan.

9. Ayah, Ibu, adik-adik penulis tercinta dan seluruh keluarga besar penulis.

10. Teman-teman penulis dimanapun berada.

11. Semua pihak yang terlibat selama proses.

12. ...and cheers to myself, for "2.77 and 99%" wish fulfillment.

Semoga kebaikan dan bantuan mereka mendapat balasan dari Allah SWT.

Skripsi ini adalah karya manusia biasa yang memiliki banyak kekurangan oleh

karenannya kritik dan masukan demi kesempurnaan skripsi ini sangat penulis

harapkan.

Purwokerto, Agustus 2012

Wahyu Widhi Amoko ElA005028

Page 6: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA APLIKASI SERVER PULSA ISI ULANG ELEKTRONIK ANTARA

CV. RAYA MEDIA DENGAN AS TRONIK

Oleh: Wahyu Widhi Atmoko

E1A005028

ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk membahas hubungan hukum antara CV. Raya Media dengan As Tronik dalam rangka perjanjian sewa menyewa server untuk isi ulang pulsa elektronik, dan akibat hukum apabila salah satu pihak melakukan wanprestasi atau terjadi keadaan memaksa (force majeur). Metode pendekatan yuridis normatif dengan spesifikasi penelitian deskriptif dan analisis kualitatif.

Berdasarkan hasil analisis dapat diambil kesimpulan bahwa hubungan hukum dalam perjanjian sewa menyewa server dapat dikelompokkan menjadi tiga , yaitu : unsur essensialia, unsur naturalia dan unsur assidentalia. Sedangkan akibat hukum apabila salah satu pihak melakukan wanprestasi adalah berupa kewajiban membayar ganti kerugian; dan apabila terjadi kerugian akibat keadaan memaksa (force majeur) maka ditanggung oleh masing-masing pihak yang menderita kerugian (debitur).

Kata Kunci : sewa menyewa, wanprestasi, keadaan memaksa (force majeur).

Page 7: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

ABSTRACT

This research purposed to discuss legal relations between CV Raya Media and As Tonik in case server leasing agreement for electronic reload and what the liability if someone fails their obligations or force majeure happened. The methods used are juridical normative approach with descriptive specification and qualitative analysis.

Based from analytical result, legal relations on server leasing agreement can be divided into three groups: essentially element, naturally element, and accidentally element. Otherwise, if somebody failed do an obligation, they charge to pay compensation; if force majeure caused of loss, anyone who take damage will responsible (the debtor).

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii

SURAT PERNYATAAN ............................................................................................iii

KATA PENGANTAR .......................................................................... iv

ABSTRAKSI ................................................................................................. vi

ABSTRACT .......................................................................................... vii

DAFTAR ISI .............................................................................................. viii

BAB I : PENDAHULUAN

Page 8: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

A. Latar Belakang Masalah .............................. 1

B. Perumusan Masalah ......................................... 4

C. Tujuan Penelitian ............................................ 5

D. Kegunaan Penelitian ........................................ 5

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

A. Perjanjian Pada Umumnya .................................................................... 6

1. Pengertian Perjanjian .............................. 6

2. As as-Asas Perjanjian ............................... 7

3. Jenis Perjanjian ................................ ...... 10

4. Syarat Sahnya Perjanjian ......................... 11

5. Prestasi Dalam Suatu Perjanjian .................. 15

6. Akibat Hukum Suatu Perjanjian .................. 20

7. R i s i k o . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 21

8. Unsur-unsur Perjanjian ............................. 25

B. Tentang Perjanjian Sewa Menyewa .................................................29

1. Pengertian Perjanjian Sewa Menyewa .............. 29

2. Subyek dan Obyek Perjanjian Sewa Menyewa ..... 31

3. Hak dan Kewajiban ................................... 33

4. Risiko Dalam Perjanjian Sewa Menyewa ......... 36

5. Mengulangsewakan dan Melepas Sewa Kepada Pihak Ke

Tiga ....................................................................................... 37

6. Berakhirnya Perjanjian Sewa Menyewa ........... 38

Page 9: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

C. Komputer, Internet, dan Asas-Asas Tentang Trasaksi

Elektronik ....................................................................... 41

1. Pengantar Untuk Pemahaman Komputer ....... 41

2. Pengertian Internet ............................... 42

3. Sejarah Internet . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 43

4. Asas-Asas Hukum Dalam Transaksi Elektronik ....... 46

BAB III : METODE PENELITIAN

A. Metode Pendekatan ................................ ... 48

B. Spesifikasi Penelitian ................................ 48 C. Sumber Data ..................................................... 48

D. Metode Pengumoulan Data ......................... 49

E. Metode Penyajian Data ............................... 49

F. Metode Analisis Data ................................ 49

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian................................................................... 50 B. Pembahasan .............................................................. 56

1. Pembahasan Umum ......................................... 56

2. Hubungan Hukum yang Timbul dalam Hubungan

Hukum Sewa Menyewa Antara CV Raya Media dengan

PT AS Tronik ................................................................... 60

Page 10: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

3. Akibat Hukum Apabila Salah Satu Pihak Melakukan

Wanprestasi atau Terjadi Keadaan Memaksa (Force

M a j e u r e ) 7 1

BAB V: PENUTUP

A. Simpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 75

B. Saran ..................................................................... 77 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

BABI PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Era globalisasi dewasa ini telah membawa dampak yang sangat luas

dalam kehidupan manusia, baik dampak yang bersifat positif maupun dampak

negatif. Salah satu dampak pisitifnya adalah dengan semakin berkembangnya

sarana komunikasi dan informasi, sehingga orang dapat berkomunikasi dengan

orang lain secara cepat, mudah, murah tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.

Begitu pula orang dapat dengan cepat, mudah dan murah untuk mendapatkan

atau mengirimkan berbagai informasi tanpa dibatasi pula oleh ruang dan

waktu.

Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 (UUT 36/1999)

tentang Telekomunikasi, maka yang disebut dengan telekomunikasi adalah

setiap pemancaran, pengiriman, atau penerimaan dan setiap informasi dalam

bentuk tanda-tanda, isyarat, tulisan, gambar, suara, dan bunyi melalui sistem

kabel, optik, radio, atau sistem elektromagnetik lainya. Pembangunan

telekomunikasi di Indonesia mengemban misi salah satunya sebagai alat

pemersatu bangsa dan pendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan

secara keseluruhan. Oleh karena itu perluasan dan pemerataan sarana

telekomunikasi merupakan suatu keharusan, mengingat luasnya wilayah

geografis Indonesia. Hal ini juga ditandaskan dalam Pasal 3 UUT 36/1999

bahwa: "Penyelenggaraan telekomunikasi mempunyai arti strategis dal am

Page 12: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

2

upaya memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, memperlancar kegiatan

pemerintah, mendukung terciptanya tujuan pemerataan pembangunan dan

hasil-hasilnya, serta meningkatkan hubungan antar bangsa".

Penggunaan jaringan dan jasa telekomunikasi baik untuk kegiatan bisnis

maupun untuk kegiatan hidup sehari-hari sudah menjadi kebutuhan pokok bagi

masyarakat Indonesia. Penggunaan jaringan dan jasa telekomunikasi tidak

lepas dari adanya penyelenggara telekomunikasi, yaitu penyedia jaringan dan

jasa telekomunikasi. Layanan jaringan dan jasa telekomunikasidi Indonesia,

pada mulanya menjadi monopoli pemerintah, namun dalam perkembangannya

dewasa ini pihak swasta juga ikut berperan serta. Gauzali Saydan

menyebutkan bahwa sarana komunikasi yang paling menonjol dan paling

banyak menguasai kehidupan masyarakat adalah telepon, khususnya di kota-

kota besar karena penyaluran informasi melalui telepon mampu melebihi

kecepatan komunikasijenis apapun selain terwujudnya komunikasi dua arah

yang hemat, tepat, mudah dan murah.1

Pesawat telepon sebagai sarana telekomunikasi pertama kali diciptakan

pada tahun 1876, kemudian mengalami perkembangan yang luar biasa seiring

kemajuan teknologi dan menyebar ke seluruh dunia. Bila sebelumnya para

pengguna sarana telekomunikasi barn diperkenalkan dengan penggunaan

sistem telepon tetap (fixed telephone), telegram, faximile, dan radio (wireless),

kini dikenal pula adanya jaringan interne, VoIP, televisi dan telepon nirkabel/

seluler baik yang berbasis analog maupun digital. Teknologi nirkabel ini

Page 13: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

3

berupa pesawat bergerak (mobilephone), yang istilah populernya di media

massa disebut "handphone" atau HP dan dikenal dengan bahasa Indonesianya

adalah telepon seluler.2

Selain sebagai kebutuhan, kepemilikan telepon seluler sudah menjadi

bagian dari gaya hidup. Apabila dilihat dari ke efisiensinya, telepon seluler

memberikan berbagai kemudahan melalui fasilitas Short Message Service

(SMS) sebagai salah satu dan keunggulan teknologi seluler, yaitu komunikasi

tidak melalui suara, melainkan melalui tulisan atau teks yang dapat langsung

dikirim dan diterima oleh para pengguna layanan dengan biaya yang relatif

murah dibandingkan melalui telepon.

Dewasa ini sarana komunikasi dan telekomunikasi dengan menggunakan

handphone sudah menjadi kebutuhan primer bagi sebagian besar masyarakat

dunia, termasuk di Indonesia, tidak hanya pejabat atau konglomerat, tetapi

rakyat jelata juga memiliki dan menggunakan handphone. Tidak hanya kaum

kaya yang memiliki dan menggunakan handphone, akan tetapi kaum apapun

memiliki dan menggunakan handphone; dari supir taxi maupun supir becak

dan pedati, dan pejabat tinggi sampai cleaning service, dan pengusaha besar

sampai tukang rongsok, semuanya memiliki dan menggunakan handphone. Hal

ini menunjukkan bahwa handphone sudah menjadi sarana komunikasi yang

dibutuhkan semua orang, karena berbagai kemudahan, kecepatan, kepraktisan

untuk melakukan komunikasi.

Komunikasi menggunakan handphone tidak dapat dilepaskan dari kebutuhan tersedianya pulsa elektronik, sehingga berkembang pula bidang

Page 14: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

42 Litbang Indosat Regional Jateng dan DIY.

Page 15: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

5

usaha penyedia pulsa elektronik; salah satunya adalah AS Tronik Oleh karena

itu komunikasi menggunakan hand phone melibatkan peran serta berbagai

pihak terkait seperti: penyedia layanan interne, penyedia server pulsa isi ulang,

penyedia pulsa elektronik

Dalam rangka memberikan layanan kepada pengguna pulsa, pihak AS

Tronik mengadakan perjanjian sewa menyewa dengan CV. Raya Media,

berupa penggunaan fasilitas server untuk pengisian pulsa pra bayar.

Berdasarkan survey pendahuluan terhadap perjanjian sewa menyewa tersebut,

penulis tertarik melakukan penelitian untuk menjelaskan aspek-aspek hukum

terkait dengan perjanjian sewa menyewa server. Mengingat hal ini jarang

dilakukan pengkajian dari aspek hukum, sehingga dengan penelitian ini

diketahui hubungan-hubungan hukumnya, hak dan kewajiban para pihak, serta

akibat hukum apabila salah satu pihak melakukan wanprestasi ataupun

terjadinya keadaan memaksa (force majeure). Selanjutnya penulis akan

melakukan penelitian dengan judul: "Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian

Sewa Menyewa Aplikasi Server Pulsa Isi Ulang Elektronik antara CV. Raya

Media dengan AS Tronik"

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka disusun perumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah hubungan hukum yang timbul dalam perjanjian sewa menyewa aplikasi server pulsa isi ulang elektronik antara CV. RAYA MEDIA dan AS TRONIK?

Page 16: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

6

2. Bagaimanakah akibat hukumnya apabila salah satu pihak melakukan wanprestasi atau terjadi keadaan memaksa (force majeure) ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui hubungan hukum yang timbul dalam perjanjian sewa menyewa aplikasi server pulsa isi ulang elektronik antara CV. RAYA MEDIA dan AS TRONIK.

2. Untuk mengetahui akibat hukumnya apabila salah satu pihak melakukan wanprestasi atau terjadi keadaan memaksa (force majeure).

D. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan bagi

pengembangan ilmu pengetahuan hukum, khususnya dibidang hukum

perjanjian.

2. Kegunaan Praktis

Hasil akhir dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi para pihak yang ingin membuat perjanjian sejenis.

Page 17: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Perjanjian pada umumnya

1. Pengertian Perjanjian

Dalam undang-undang, hukum perjanjian diatur di dalam Buku III

KUH Perdata yang mengatur tentang perikatan. Hal ini karena perjanjian

merupakan salah satu peristiwa yang melahirkan hubungan hukum dalam

lapangan harta kekayaan antara dua pihak yang disatu pihak ada hak dan di

lain pihak ada kewajiban (perikatan).

Pasal 1313 KUH Perdata merumuskan perjanjian sebagai:

"Suatu perjanjian adalah perbuatan dengan mana satu orang atau lebih

mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih."

Dengan pertimbangan agar perbuatan-perbuatan yang tidak

mengandung unsur kehendak atas akibatnya tidak masuk dalam cakupan

perumusan, seperti perbuatan melawan hukum (onrechtmatige daad),

perwakilan sukarela (zaakwarneming) dan agar perjanjian timbal balik bisa

tercakup dalam perumusan tersebut, J. Satrio merevisi perumusan tersebut

menjadi demikian•

"Perjanjian adalah perbuatan hukum dengan mana satu orang atau lebih

mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih atau dimana

satu orang lain atau lebih saling mengikatkan dirinya."3

Page 18: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

8

Suatu perjanjian tidak terjadi seketika atau serta merta dan perjanjian dibuat

untuk dilaksanakan, oleh karena itu dalam suatu perjanjian yang dibuat selalu

terdapat tiga tahapan, yaitu4:

a) Pra-contractual, yaitu perbuatan-perbuatan yang tercakup dalam

negosiasi dengan kajian tentang penawaran dan penerimaan;

b) Contractual, yaitu tentang bertemunya dua pernyataan kehendak yang

saling mengisi dan mengikat kedua belah pihak;

c) Post-contractual, yaitu tahap pada pelaksanaan hak-hak dan

kewajiban-kewajiban yang hendak diwujudkan melalui perjanjian

tersebut.

2. Asas-asas Perjanjian

KUH Perdata menentukan dengan jelas mengenai beberapa asas-asas

perjanjian, diantaranya dalam Pasal 1315 menentukan asas personalia

perjanjian; Pasal 1337 menentukan asas kesusilaan dan ketertiban umum;

Pasal 1338 ayat (1) menentukan asas mengikatnya perjanjian; Pasal 1338 ayat

(3) menentukan asas iktikad baik; sedangkan Pasal 1339 menentukan asas

kepatutan dan kebiasaan. Namun menurut Rutten, hanya ada tiga asas yang

paling pokok dalam hukum perjanjian, yaitu asas konsensualisme, asas

kekuatan mengikatnya perjanjian dan asas kebebasan berkontrak.5

4Salim HS, 2003, Perkembangan Hukum Kontrak innominaat di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, hal. 16.

5 Purwakhid Patrik, 1982. Asas Iktikad Baik dan Kepatutan dalam Perjanjian, Fakultas

Page 19: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

Hukum Universitas Diponegoro, Semarang, hal.3.

9

Page 20: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

10

a. Asas kebebasan berkontrak

Asas kebebasan berkontrak (contacts vrijheid atau partij-autonomie)

adalah suatu asas yang menetapkan bahwa setiap orang bebas untuk

mengadakan perjanjian apa saja, bebas untuk menentukan isi, luas dan

bentuk perjanjian. Asas ini disimpulkan juga dari Pasal 1338 ayat (1) KUH

Perdata yang menyatakan: "Semua perjanjian yang dibuat secara sah

berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya." Subekti

mengatakan, bahwa dengan menekankan pada kata "semua", maka

ketentuan tersebut seolah-olah berisikan pernyataan pada masyarakat

bahwa, setiap orang diperbolehkan membuat perjanjian yang berupa dan

berisi apa saja baik yang sudah diatur ataupun yang belum diatur dalam

undang-undang.6

b. Asas konsensualisme

Asas konsensualisme adalah suatu asas yang menyatakan bahwa perjanjian

telah terjadi atau lahir sejak tercapainya sepakat para pihak, artinya suatu

perjanjian telah ada dan mempunyai akibat hukum dengan tercapainya

kata sepakat dari para pihak mengenai hal-hal pokok dan tidaklah

diperlukan suatu formalitas.7 Asas kesepakatan ini disimpulkan dari Pasal

1320 KUH Perdata yang menyatakan, bahwa untuk sahnya suatu

perjanjian diperlukan empat syarat yaitu: sepakat mereka yang

mengikatkan diri, kecakapan untuk membuat suatu perjanjian, suatu hal

tertentu dan suatu sebab yang halal. Pada saat ini ada kecenderungan

6 Subekti, 1983, Hukum Perjanjian, PT. Internusa, Jakarta, hal. 14. 7 Ibid. hal. 15.

Page 21: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

9

mewujudkan perjanjian konsensuil dalam bentuk perjanjian tertulis, baik

dibawah tangan maupun dengan akta otentik. Hal ini dimaksudkan untuk

mempermudah pembuktian jika dalam pelaksanaannya nanti salah satu

pihak melakukan pelangggaran.

c. Asas mengikatnya perjanjian (pacta sunt servanda)

Asas mengikatnya perjanjian adalah suatu asas yang menyatakan bahwa

perjanjian yang dibuat secara sah, mengikat mereka yang membuat

sebagai undang-undang. Dengan demikian para pihak terikat dan hams

melaksanakan perjanjian yang telah disepakati bersama, seperti hal

keharusan untuk mentaati undang-undang.8 Asas kekuatan mengikatnya

perjanjian ini disimpulkan dari Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata yang

menyatakan "Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai

undang-undang bagi mereka yang membuatnya." Dijelaskan oleh Sudikno

Mertokusumo, bahwa bunyi lengkap adagium tersebut adalah Pacta nuda

servanda sunt, yang mempunyai arti bahwa kata sepakat tidak perlu

dirumuskan dalam bentuk sumpah, perbuatan atau formalitas tertentu agar

menjadi kewajiban yang mengikat.9

3. Jenis Perjanjian 8 J. Satrio, Hukum Perikatan, Perikatan Yang Lahir Dart Perjanjian Buku I, PT. Citra

Aditya Bakti, Bandung, 1995, hal. 142. 9 Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum (Suatu Pengantar), Liberty, Yogyakarta,

1986, hal. 97.

Page 22: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

12

D

alam Hukum Perjanjian, perjanjian dibedakan ke dalam beberapa kelompok

pembedaan berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, beberapa pembedaan

pembedaan dimaksud akan diuraikan dalam uraian berikut.

a. Perjanjian Konsensuil dan Rill

Berdasarkan cara lahirnya perjanjian dibedakan atas perjanjian konsensuil

dan perjanjian riil. Perjanjian konsensuil adalah perjanjian dimana adanya

kata sepakat antara para pihak saja sudah cukup untuk timbulnya

perjanjian yang bersangkutan, dan timbulnya perjanjian tersebut

ditentukan sejak detik tercapainya kesepakatan.1° Akibat hukum dan

timbulnya perjanjian adalah lahirnya kewajiban bagi salah satu atau kedua

belah pihak, oleh karena itu perjanjian yang bersifat konsensuil juga

merupakan perjanjian "obligatoir" (baru melahirkan kewajiban), sehingga

sering dikenal dengan perjanjian yang konsensuil obligatoir. Perjanjian riil

adalah perjanjian yang barn lahir kalau barang yang menjadi pokok

prestasi telah diserahkan,11 artinya dengan tercapainya sepakat para pihak

saja belum cukup untuk melahirkan perjanjian rill, sehingga untuk adanya

perjanjian riil hams temenuhi adanya dua unsur yaitu sepakat dan

penyerahan benda pokok perjanjian. Contohnya: pinjam meminjam,

pinjam pakai dan penitipan barang. Pada umumnya, perjanjian-perjanjian

khusus yang diatur dalam Buku III KUH Perdata bersifat konsensuil

obligatoir, kecuali beberapa perjanjian tertentu yang bersifat riil.

10 Subekti, Op.cit.hal. 48 11 Ibid.hal. 49

Page 23: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

13

b. Perjanjian Sepihak dan Timbal-balik

Berdasarkan perikatan yang timbul dari suatu perjanjian, mengikat satu

pihak saja ataukah mengikat kedua belah pihak, perjanjian dapat

dibedakan atas perjanjian sepihak dan perjanjian timbal balik, yakni

"Perjanjian sepihak adalah perjanjian yang menimbulkan kewajiban pada

salah satu pihak saja sedangkan pada pihak yang lain hanya ada hak saja,

seperti: hibah, pinjam pakai, perjanjian pinjam mengganti, penitipan

barang cuma-cuma; Sedangkan Perjanjian timbal balik adalah perjanjian

yang menimbulkan kewajiban dan hak kepada kedua belah pihak, dengan

mana hak dan kewajiban itu mempunyai hubungan satu sama lainnya,

seperti: perjanjianjual beli, sewa menyewa, tukar menukar dan lain-lain.12

4. Syarat Sahnya Perjanjian

Setiap orang yang mengadakan perjanjian selalu dimaksudkan untuk

menimbulkan akibat hukum yang dikehendaki atau yang dianggap

dikehendaki. Agar maksud itu tercapai dan bila perlu pelaksanaannya dapat

dipaksakan melalui pengadilan, maka perjanjian yang dibuat hams perjanjian

yang memenuhi syarat sahnya perjanjian. Melalui Pasal 1320 KUH Perdata,

pembuat undang-undang telah menetapkan syarat-syarat pokok yang hams

dipenuhi agar perjanjian yang mereka adakan menjadi perjanjian yang sah,

yakni:

a. Sepakat mereka yang mengikatkan diri;

b. Kecakapan untuk membuat perjanjian,

c. Suatu hal tertentu, 12 Mid , hal. 42

Page 24: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

14

d. Suatu sebab yang halal.

Kata sepakat merupakan dasar lahirnya suatu perjanjian. Suatu

perjanjian dianggap lahir atau terjadi pada saat dicapainya kata sepakat antara

para pihak yang mengadakan perjanjian. Sepakat atau konsensus mengandung

pengertian bahwa para pihak saling menyatakan kehendak masing-masing

untuk menutup sebuah perjanjian dan kehendak pihak yang satu sesuai secara

timbal balik dengan kehendak pihak lainnya. Pernyataan kehendak tersebut

tidak hams dinyatakan secara tegas dengan kata-kata, tetapi dapat juga

dilakukan dengan perbuatan atau sikap yang mencerminkan adanya kehendak

untuk mengadakan perjanjian. Pernyataan kehendak yang menghasilkan

kesepakatan dapat dibedakan antara pernyataan kehendak untuk menawarkan

dan pernyataan kehendak untuk melakukan penerimaan.

Syarat kedua untuk sah perjanjian adalah kecakapan para pihak untuk

membuat perjanjian. Menurut Pasal 1329 KUH Perdata, "Setiap orang adalah

cakap untuk membuat perikatan-perikatan, jika is oleh undang-undang tidak

dinyatakan tidak cakap". Dan ketentuan tersebut dapat diketahui bahwa

menurut undang-undang pada asasnya setiap orang adalah cakap untuk

membuat perjanjian. Ketidakcakapan merupakan suatu perkecualian atas asas

tersebut dan orang hanya tidak cakap kalau undang-undang menentukan

demikian Perkecualian atas prinsip tersebut terdapat dalam Pasal 1330 KUH

Perdata yang menyebutkan secara berturut-turut bahwa tidak cakap untuk

membuat suatu perjanjian adalah:

3 1). Orang-orang belum dewasa,

Page 25: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

15

42). Mereka yang ditaruh dibawah pengampuan,

3). Orang-orang perempuan, dalam hal-hal yang ditetapkan oleh undang-

undang dan pada umumnya semua orang kepada siapa undang-undang

telah melarang membuat perjanjian-perjanjian tertentu.

Syarat ketiga untuk sahnya perjanjian adalah adanya suatu hal tertentu.

Suatu hal tertentu hams ditafsirkan bahwa obyek perjanjian hams "tertentu".

Sekalipun masing-masing obyek tidak hams individual tertentu. Mengenai

syarat bahwa obyeknya hams tertentu, Pasal 1333 ayat (2) menyatakan bahwa

jumlahnya semula boleh belum tertentu asal kemudian hari dapat ditentukan.

Tetapi jika pada saat perjanjian ditutup obyek sama sekali tidak tertentu atau

tidak ada adalah tidak boleh. Jadi, yang dimaksud dengan "suatu hal tertentu"

adalah bahwa paling tidak macam atau jenis benda dalam perjanjian sudah

ditentukan pada saat lahirnya perjanjian.'

Syarat keempat untuk sahnya perjanjian adalah adanya suatu "sebab

(Latin: causa) yang halal (Geoorloofde orzaak). KUH perdata tidak

memberikan perumusan mengenai apa yang dimaksud dengan "sebab yang

halal." Hanya dijelaskan dalam Pasal 1337 KUH Perdata bahwa "suatu sebab

adalah terlarang, apabila dilarang oleh undang-undang, atau apabila

berlawanan dengan kesusilaan atau ketertiban umum." Dari penjelasan

tersebut dapat ditarik pengertian bahwa untuk sahnya suatu perjanjian

causanya hams diperbolehkan, dan sebaliknya causa yang tidak diperbolehkan

13J. Satrio, Hukum Perikatan Buku II, op.cit., hal. 31.

Page 26: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

16

adalah apabila dilarang oleh undang-undang atau bertentangan dengan

kesusilaan dan ketertiban umum.

Menurut pendapat Hamaker dan Hofman serta Hoge Raad dalam

Arrestnya tanggal 17 November 1922, yang dimaksud dengan causa

perjanjian adalah tujuan perjanjian, yakni apa yang menjadi tujuan bersama

para pihak dalam membuat perjanjian. Dengan demikian maka yang dimaksud

dengan sebab atau causa yang halal adalah bahwa tujuan perjanjian tidak

bertentangan denganundang-undang, kesusilaan dan ketertiban umum.14

Dikatakan bertentangan dengan undang-undang apabila tujuan para

pihak mengadakan perjanjian secara jelas melanggar ketentuan undang-

undang; Dan dikatakan bertentangan dengan kesusilaan adalah apabila tujuan

para pihak mengadakan perjanjian bertentangan dengan nilai-nilai positif yang

hidup dalam masyarakat; Sedangkan dikatakan bertentangan dengan

ketertiban umum adalah apabila tujuan para pihak dalam mengadakan

perjanjian bertentangan dengan hal-hal yang berkaitan dengan masalah

kepentingan umum yakni kedamaian, ketentraman dan keamanan hidup

bermasyarakat.15

Dua syarat yang pertama, dinamakan syarat subyektif, karena

mengenai orang-orangnya atau subyeknya yang mengadakan perjanjian,

sedangkan dua syarat yang terakhir dinamakan syarat-syarat obyektif , karena

mengenai obyek dari perbuatan hukum yang dilakukan itu. Tidak

terpenuhinya syarat-syarat tersebut atau salah satu syarat dari syarat tersebut

14 Ibid. hal. 60-72. 15 Ibid. hal. 98-127.

Page 27: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

17

adalah perjanjian tidak sah atau batal. Dalam hal syarat obyektif tidak

terpenuhi, perjanjian adalah itu batal demi hukum; artinya sejak semula

tidak pernah dilahirkan suatu perjanjian dan tidak pernah ada perikatan.

Tujuan para pihak yang mengadakan perjanjian tersebut untuk melahirkan

suatu perikatan hukum adalah gagal. Sedangkan dalam hal syarat subyektif

tidak terpenuhi, perjanjian tidak batal demi hukum, tetapi dapat dibatalkan,

artinya perjanjian itu oleh hukum dianggap ada sampai salah satu pihak yang

tidak cakap atau yang memberikan sepakat secara tidak bebas meminta

pembatalan.16

5. Prestasi dalam suatu Perjanjian

a. Prestasi dan Wanprestasi dalam Perjanjian

Perjanjian obligator senantiasa terdapat kewajiban yang hams

dipenuhi oleh salah satu pihak dan kewajiban tersebut merupakan hak

yang pemenuhannya dapat dituntut oleh pihak yang lain. Pihak yang

berhak menuntut disebut pihak berpiutang atau kreditur dan pihak yang

wajib memenuhi tuntutan disebut sebagai pihak berutang atau debitur,

sedang apa yang menjadi hak dari kreditur dan kewajiban bagi debitur

dinamakan prestasi.

Dalam perjanjian prestasi dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

1) Memberikan sesuatu,

2) Melakukan suatu perbuatan,

3) Tidak melakukan suatu perbuatan.

16Subekti, Hukum Perjanjian, op.cit., hal. 20.

Page 28: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

18

Jika seorang debitur telah melaksanakan kewajibannya dengan

sempurna, tepat sesuai dengan apa yang diperjanjikan oleh kedua belah

pihak, maka dikatakan bahwa debitur telah menunaikan prestasi atau

berprestasi. Sebaliknya jika debitur tidak memenuhi kewajibannya dengan

sempurna tepat sesuai dengan apa yang diperjanjikan oleh kedua belah

pihak,menurut hukum debitur tersebut dikatakan wanprestasi atau cidera

janji.

Ada tiga kemungkinan bentuk-bentuk tindakan wanprestasi

sebagaimana dikatakan oleh J. Satrio , yaitujika:

1) Debitur sama sekali tidak berprestasi;

2) Debitur keliru berprestasi;

3) Debitur terlambat berprestasi.17

Wanprestasi ini ada kalau debitur tidak dapat membuktikan

bahwa tidak terlaksananya prestasi sebagaimana yang diperjanjikan adalah

diluar kesalahannya, jadi wanprestasi itu terjadi karena debitur mempunyai

kesalahan.18

Kesalahan dapat berupa kesengajaan dan kelalaian; kesengajaan

terjadi jika ada niat dan kehendak pada debitur untuk tidak memenuhi

prestasi, sedangkan kelalaian ada jika debitur dapat menghindari penyebab

tidak terjadi prestasi dan ia dapat dipersalahkan karena ia tidak

menghindarinya. Dengan demikian, seorang debitur dapat dinyatakan

17 J. Satrio, 1993, opcit., hal. 122. 18 A. Qirom Syamsudin Meliala, Pokok-pokok Hukum Perjanjian Beserta

Perkembangannya, Liberty, Yogyakarta, 1985, hal. 26.

Page 29: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

19

w

anprestasi manakala is tidak melaksanakan kewajibannya untuk

memenuhi prestasi, dan tidak terlaksananya kewajiban tersebut

dikarenakan faktor kesengajaan atau kelalaian.

Apabila terjadi wanprestasi, maka kreditur mempunyai beberapa

pilihan atas berbagai macam kemungkinan tuntutan. Kemungkinan

pilihan tersebut adalah berupa tuntutan: 19

1) Pemenuhan perjanjian; 2) Pemenuhan perjanjian disertai ganti rugi;

3) Ganti rugi saja;

4) Pembatalan perjanjian;

5) Pembatalan perjanjian disertai ganti rugi.

Tuntutan-tuntutan tersebut tidak lain dimaksudkan untuk

memberikan perlindungan bagi kreditur, agar dapat mempertahankan

kepentingannya terhadap debitur yang tidak jujur. Namun demikian,

hukum juga memperhatikan dan memberikan perlindungan bagi debitur

yang tidak memenuhi kewajibannya, jika hal itu terjadi bukan karena

kesalahan atau akibat kelalaiannya.

Subekti2°mengemukakan bahwa seorang debitur yang dinyatakan

wanprestasi masih dimungkinkan untuk melakukan pembelaan berupa:

1) Mengajukan tuntutan adanya keadaan memaksa (overmacht atauforce

majeure);

19 Subekti, op.cit., hal. 53. 20 Subekti, op.cit., hlm. 53.

Page 30: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

20

2) Mengajukan bahwa si kreditur sendiri juga telah lalai (exeptio non

adimpleti contractus);

3) Mengajukan bahwa kreditur telah melepaskan haknya untuk menuntut

ganti rugi (rechtsverwerking).

b. Keadaan memaksa (overmacht atau force majeure)

Sebagaimana dikemukakan bahwa wanprestasi adalah tidak

terlaksananya prestasi sebagaimana mestinya karena adanya faktor

kesalahan pada debitur. Dengan ini berarti, ada kemungkinan tidak

terlaksananya prestasi tanpa ada kesalahan pada debitur, tetapi

dikarenakan adanya suatu sebab di luar diri debitur yang menghalang -

halangi pemenuhan prestasi.

Tentang sebab yang menghalang-halangi pemenuhan prestasi

yang demikian itu, disebut "keadaan memaksa" (overmacht atau force

majeure) yang didalam KUH Perdata diatur dalam Pasal 1244 dan Pasal

1245.

Pasal 1244 KUH Perdata:

"Jika ada alasan untuk itu, si berhutang harus dihukum mengganti biaya, rugi dan bunga apabila is tidak dapat membuktikan, bahwa hal tidak atau tidak pada waktu yang tepat dilaksanakan perikatan itu, disebabkan karena suatu hal yang tak terduga, pun tak dapat dipertanggungjawabkan kepadanya, kesemuanya itupun jika iktikad buruk tidaklah ada pada pihaknya" Pasal 1245 KUH Perdata:

"Tidaklah biaya, rugi dan bunga, hams digantinya, apabila

lantaran keadaan memaksa atau lantaran suatu kejadian tak

Page 31: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

19

disengaja si berhutang berhalangan memberikan atau berbuat

sesuatu yang diwajibkan, atau lantaran hal-hal yang sama telah

melakukan perbuatan yang terlarang."

Dari kedua Pasal tersebut dapat disimpulkan bahwa: keadaan

memaksa (overmacht) adalah suatu keadaan atau kejadian yang tak

dapat diduga-duga terjadinya, sehingga menghalangi seorang debitur

untuk melakukan prestasinya sebelum is lalai dan keadaan mana tidak

dapat dipersalahkan kepadanya.

Dari batasan tersebut dapat diketahui adanya bebarapa unsur dari

keadaan memaksa yaitu:

1) Hal tidak dapat diduga sebelumnya;

2) Diluar kesalahan debitur;

3) Menghalangi debitur untuk berprestasi;

4) debitur belum lalai.

Keadaan memaksa dapat bersifat tetap dan dapat bersifat

sementara. Keadaan memaksa adalah bersifat tetap manakala keadaan

yang mengakibatkan terhalangnya prestasi berlangsung untuk selamanya;

contohnya benda yang menjadi obyek prestasi terbakar diluar salahnya

debitur. Sebaliknya keadaan memaksa adalah bersifat sementara jika

keadaan yang menyebabkan terhalangnya prestasi hanya berlangsung

dalamjangka waktu tertentu saj a; contohnya banjir.

Akibat dari adanya keadaan memaksa ditentukan dalam Pasal

Page 32: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

22

debitur membayar ganti rugi. Hal itu berarti bahwa debitur tidak wajib

membayar ganti rugi, bilamana is terhalang oleh keadaan memaksa dalam

melaksanakan prestasi.

Hapusnya kewajiban membayar ganti rugi hanyalah merupakan

konsekuensi lebih lanjut dari pada hapusnya kewajiban prestasi, oleh

karena itu akibat dari adanya keadaan memaksa, yang paling pokok

sebenarnya adalah menghapuskan kewajiban prestasi debitur.

Dengan mengingat adanya dua macam bentuk keadaan memaksa

yang bersifat tetap dan sementara, maka hams disimpulkan bahwa akibat

adanya keadaan memaksa adalah: debitur tidak diwajibkan melaksanakan

prestasi jika keadaan memaksanya bersifat tetap atau debitur hanya

diwajibkan menunda pelaksanaan prestasi sampai keadaan memaksanya

yang bersifat sementara itu selesai.

6. Akibat Hukum Perjanjian

KUH Perdata Buku III titel 2 bagian 3 yang berjudul tentang akibat

hukum perjanjian, dibuka dengan Pasal 1338 yang menyatakan: "semua

perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi

mereka yang membuatnya."

Dengan demikian setiap perjanjian yang dibuat" secara sah " berarti

memenuhi syarat untuk sahnya perjanjian yaitu ada kesepakatan untuk

membuat perjanjian, mereka yang bersepakat adalah orang yang cakap untuk

membuat perjanjian, prestasinya tertentu dan tujuan para pihak mengadakan

perjanjian secarajelas tidak melanggar ketentuan undang-undang, kesusilaan

Page 33: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

23 dan ketertiban umum, maka perjanjian mengikat para pihak yang membuat

perjanjian, seperti undang-undang yang mengikat orang terhadap siapa

undang-undang berlaku.

Perjanjian yang dibuat secara sah tidak dapat dibatalkan secara

sepihak. Pembatalan hanya dapat dilakukan atas dasar kesepakatan antara

para pihak yang membuatnya untuk membatalkan perjanjian yang telah ada

tersebut. Dengan demikian perjanjian yang dibuat secara sah berlaku

mengikat dan para pihak wajib melaksanakan ketentuan-ketentuan yang ada

dalam perjanjian.

Sampai kapankah perjanjian mengikat atau sampai kapan suatu

perjanjian itu berakhir? Pada asasnya perjanjian berakhir kalau akibat-akibat

hukum yang dituju telah selesai terpenuhi.

7. Risiko

Yang dimaksud dengan risiko adalah suatu kewajiban untuk

menanggung kerugian sebagai akibat dan adanya suatu peristiwa atau

kejadian yang menimpa obyek perjanjian dan bukan karena kesalahan dari

salah satu pihak.21 Hal itu berarti risiko berpokok pangkal pada suatu

peristiwa diluar kesalahan salah satu pihak yang mengadakan perjanjian, atau

dengan kata lain berpokok pangkal pada kejadian yang didalam hukum

dinamakan: keadaan memaksa. Dengan demikian maka risiko adalah

merupakan kelanjutan darikeadaan memaksa.

a. Resiko pada Perjanjian Sepihak

21 A. Qirom Syamsudin Meiala, op.cit, hlm. 49.

Page 34: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

24

Pasal 1237 KUH Perdata: "Dalam hal adanya perikatan untuk

memberikan sesuatu kebendaan tertentu, kebendaan itu semenjak

perikatan dilahirkan, adalah atas tanggungan si berpiutang". Ketentuan ini

terletak pada bab tentang perikatan pada umumnya; jadi disini diatur

tentang perikatan dalam bentuk dasarnya yaitu hubungan dalam lapangan

hukum kekayaan, dimana disatu pihak ada hak (kreditur) dan dilain pihak

ada kewajiban (debitur). Bentuk perikatan seperti ini muncul pada

perjanjian sepihak, seperti pada hibah.

Berdasarkan ketentuan tersebut benda yang harus diserahkan

menjadi tanggungan kreditur. Disini tidak dibicarakan siapa yang bersalah,

tetapi hanya dikatakan yang menanggung kerugian adalah kreditur; maka

---ditafsirkan bahwa--- kalau terjadi kerugian pada benda tertentu yang

harus diserahkan dan tidak ada yang bersalah atas kerugian itu, yang

menanggung adalah kreditur. Dengan begitu, dalam perikatan untuk

memberikan suatu barang tertentu, jika barang ini sebelum diserahkan,

musnah atau rusak karena suatu peristiwa di luar kesalahan salah satu

pihak, kerugian ini hams dipikul oleh "si berpiutang" (kreditur), yaitu

pihak yang berhak menerima barang itu. Dalam bahasa hukum dikatakan

pada perikatan untuk memberikan suatu barang tertentu, yang timbul dari

suatu perjanjian yang sepihak resiko ada pada kreditur.

b. Resiko pada Perjanjian Timbal Balik

Page 35: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

25

Dalam perjanjian timbal balik prestasi yang satu berkaitan erat

sekali dengan prestasi yang lain; dijanjikannya prestasi yang satu adalah

dengan memperhitungkan akan diterimanya prestasi yang lain. Pengaturan

resiko dalam perjanjian timbal-balik, dimana kedua belah pihak sama-

sama berkewajiban memenuhi prestasi, dapat kita simpulkan dari

pengaturan yang terdapat dalam Pasal 1444 ayat (1) KUH Perdata yang

menyatakan:

"Jika barang tertentu yang menjadi bahan persetujuan, musnah, tak lagi dapat diperdagangkan, atau hilang, sedemikian hingga samasekali tak diketahui apakah barang itu masih ada, maka hapuslah perikatannya, asal barang itu musnah atau hilang di luar salahnya si berutang, dan sebelum is lalai menyerahkannya."

Disini ditentukan, apabila suatu barang tertentu yang menjadi

bahan perjanjian musnah tak dapat lagi diperdagangkan atau hilang diluar

salahnya si berutang maka perikatan antara pihak-pihak yang membuat

perjanjian menjadi hapus; dan karena seluruh perikatan hapus, maka

dengan sendirinya pihak yang membuat perjanjian tidak dapat menuntut

sesuatu apapun antara yang satu terhadap yang lain.

Hal itu berarti apabila barang yang menjadi obyek perjanjian

timbal-balik selama belum diserahkan telah musnah tak lagi dapat

diperdagangkan atau hilang diluar salahnya salah satu pihak, maka

risikonya ditanggung oleh pemilik; Karena terhadap barang miliknya,

pemilik yang hams menyerahkan barangnya, berkedudukan sebagai

debitur, maka disini dikatakan risiko kerugian dipikul oleh debitur.

Page 36: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

26

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan Pasal 1444 KUH Perdata, resiko pada perjanjian timbal-balik ditanggung oleh pemilik atau debitur.

Karena Pasal 1444 KUH Perdata ini termuat dalam Bagian Umum

Buku III KUH Perdata, maka pasal tersebut merupakan ketentuan umum

tentang resiko yang menjadi pedoman bagi perjanjian-perjanjian pada

umumnya. Pasal 1237 KUH Perdata sebagai pedoman tentang resiko bagi

perjanjian sepihak. Sedangkan Pasal 1444 KUH Perdata sebagai pedoman

tentang resiko bagi perjanjian timbal-balik.

Kecuali perihal resiko ini diatur dalam pasal-pasal Bagian Umum

Buku III KUH Perdata yang menjadi pedoman bagi perjanjian pada

umumnya, yang dirasakan mengatur tentang resiko itu sudah seadilnya,

perihal resiko juga diatur dalam pasal-pasal Bagian Khusus Buku III KUH

Perdata tentang perjanjian-perjanjian tertentu pada pasal-pasal tertentu

pula. Misalnya dalam perjanjian jual-beli resikonya diatur pada Pasal

1460, 1461 dan 1462 KUH Perdata, dalam perjanjian tukar-menukar

resikonya diatur pada Pasal 1545 KUH Perdata, selanjutnya dalam

perjanjian sewa-menyewa resikonya diatur dalam Pasal 1553 KUH

Perdata dan lain sebagainya.

Pasal-pasal KUH Perdata yang megatur resiko dalam perjanjian-

perjanjian jual-beli, tukar-menukar, dan sewa-mnyewa itu dirasakan

sebagai sudah seadilnya sesuai dengan Pasal 1444 KUH Perdata. Kecuali

Pasal 1460 KUH Perdata yang mengatur resiko secara tidak adil, sehingga

Page 37: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

27 Mahkamah Agung dengan Surat Edarannya No. 3 tahun 1963 menyatakan

Pasal 1460 tersebut tidak berlaku lagi

Kemudian bilamana ketentuan mengenai resiko ini kita hubungkan

dengan asas kebebasan berkontrak yang menentukan bahwa semua orang

dapat membuat perjanjian yang bagaimanapun isinya asal tidak

bertentangan dengan undang-undang, kesusilaan dan ketertiban umum,

maka dapat dikatakan bahwa pengaturan mengenai resiko ini inkonkreto

diserahkan kepada para pihak yang membuat perjanjian untuk mengatur

dan menentukan sendiri sedemikian rupa, bagaimana perihal resiko itu

diinginkan mereka.

8. Unsur-Unsur Perjanjian

a. Unsur Essensialia

Menurut J. Satrio, unsur essensialia adalah unsur perjanjian yang

selalu hams ada dalam suatu perjanjian, unsur mutlak, yang tanpa adanya

unsur tersebut perjanjian tidak mungkin ada.22 Kausa yang halal

merupakan unsur essensialia untuk adanya perjanjian.'

Pembicaraan tentang unsur essensialia terhadap adanya perjanjian

dalam uraian di atas adalah pembicaraan perjanjian dalam pengertian

pada umumnya, yang bisa berlaku terhadap perjanjian khusus (bernama)

maupun perjanjian tidak bernama secara umum. Dengan mendasarkan

pemahaman pada ketentuan Pasal 1320 KUH Perdata maka unsur

essensialia yang menjadikan adanya perjanjian secara umum adalah:

22J. Satrio, Buku Kedua, Op. Cit., hal. 67 23 Ibid., hal. 68.

Page 38: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

28

24 Ibid. 25 Ibid.

s

epakat para pihak baik sepakat itu sah atau tidak sah; adanya para pihak

baik cakap atau tidak cakap; obyek prestasi yang tertentu atau dapat

ditentukan; kausa yang halal, yang kesemuanya merupakan sekelompok

unsur essensialia yang hams ada secara komulatif. Selanjutnya J. Satrio

menjelaskan bahwa pada perjanjian riil, syarat penyerahan obyek prestasi

perjanjian merupakan essensialia; sama seperti bentuk tertentu

merupakan essensialia dari perjanjian formil; demikian pula harga dan

barang merupakan unsur essensialia dari perjanjianjual beli24.

Berdasarkan penjelasan diatas dapatlah di deskripsikan bahwa

essensialia suatu perjanjian secara umum akan membedakan terhadap

suatu perbuatan itu sebagai suatu perjanjian atau bukan; sedangkan

essensialia suatu perjanjian tertentu akan membedakan terhadap

keberadaan antara perjanjian khusus tertentu dengan perjanjian tertentu

yang lain.

Pada umumnya, meskipun tidak dinyatakan secara tegas, unsur

essensialia seperti tersebut di atur dalam Buku III KUH Perdata melalui

pengaturan yang bersifat memaksa (dwigend recth) yang dapat dikenali

dengan ciri, apabila ketentuan tersebut tidak dipenuhi akan berakibat

batal demi hukum atas perjanjian yang bersangkutan.

b. Unsur Naturalia

Unsur naturalia adalah unsur perjanjian yang oleh undang-undang

diatur tetapi yang oleh para pihak dapat di singkirkan atau diganti. 25

Page 39: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

29

26 ib id .

Unsur ini sebenarnya merupakan bagian-bagian isi perjanjian yang secara

umum patut, dan adil bagi para pihak karena merupakan konsekuensi

logis dari perjanjian yang bersangkutan. Dalam keadaan normal orang

pada umumnya pun akan menghendaki pengaturan demikian

sebagaimana logisnya.

Unsur naturalia ini oleh undang-undang diatur dengan hukum yang

bersifat mengatur atau menambah (regelend rech atau aanvullend rech).

Jadi, melalui aturan yang bersifat menambah ini pembuat undang-undang

telah menfiksikan kehendak para pihak rata-rata umumnya orang dalam

membuat perjanjian. Secara logis (natural) seseorang yang dalam suatu

perjanjian misal nya jual beli diwajibkan untuk menyerahkan hak milik

atas kebendaan tertentu, sebagai konsekuensi logisnya is diwajibkan pula

untuk menjamin bahwa kebendaan yang diserahkan tersebut aman dari

tuntutan pihak ketiga dan bebas dari cacat tersembunyi (Pasal 1491 KUH

Perdata). Tanpa memperjanjikan hal ini pun ketentuan pasal tersebut

berlaku secara otomatis menambah isi perjanjian yang dibuat oleh para

pihak. Namun demikian ketentuan tersebut dapat disingkirkan dengan

mengaturnya secara lain melalui kesepakatan kedua belah pihak.

c. Unsur Accidentalia

Unsur Accidentalia adalah unsur perjanjian yang ditambahkan oleh

para pihak karena undang-undang tidak mengatur tentang hal tersebut.26

Semuajanji-janji dalam suatu perjanjian yang sengaja dibuat untuk

Page 40: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

30

menyimpangi ketentuan hukum yang menambah merupakan unsur

accidentalia.27

Pemahaman tentang unsur accidentalia ini akan menjadi jelas bila

dikaitkan dengan perjanjian khusus atau perjanjian bernama yang

umumnya telah mendapatkan pengaturan secara relatif lengkap melalui

ketentuan yang bersifat menambah. Meskipun demikian kadang-kadang

terkandung hal-hal tertentu undang-undang tidak atau lupa mengaturnya

sehingga diserahkan kepada para pihak untuk mengaturnya sendiri.

Dengan demikian unsur accidentalia ini dapat berupa janji-janji yang

dibuat oleh para pihak karena undang-undang (yang bersifat menambah)

tidak mengaturnya atau berupajanji-janji yang dibuat para pihak dalam

hal mereka menyimpangi ketentuan yang bersifat menambah tersebut.

B. Tentang Perjanjian Sewa Menyewa

1. Pengertian perjanjian sewa menyewa

Perjanjian sewa-menyewa diatur di dalam babVII Buku III KUH

Perdata yang berjudul "Tentang Sewa-Menyewa" yang meliputi pasal 1548

sampai dengan pasal 1600 KUH Perdata. Definisi perjanjian sewa-menyewa

menurut Pasal 1548 KUH Perdata menyebutkan bahwa: "Perjanjian sewa-

menyewa adalah suatu perjanjian, dengan mana pihak yang satu

Page 41: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

190.

.Ibid., hal 73.

Page 42: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

32

mengikatkan dirinya untuk memberikan kepada pihak yang lainya

kenikmatan dari suatu barang, selama waktu tertentu dan dengan

pembayaran suatu harga, yang oleh pihak tersebut belakangan telah

disanggupi pembayaranya."

Sewa-menyewa dalam bahasa belanda disebut dengan

huurenverhuur dan dalam bahasa Inggris disebut dengan rent atau hire.

Sewa-menyewa merupakan salah satu perjanjian timbal balik.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sewa berarti pemakaian sesuatu

dengan membayar uang sewa dan menyewa berarti memakai dengan

membayar uang sewa.' Yahya Harahap menyebutkan b ahwa: "sewa-

menyewa adalah persetujuan antara pihak yang menyewakan dengan pihak

penyewa. Pihak yang menyewakan menyerahkan barang yang hendak

disewa kepada pihak penyewa untuk dinikmati sepenuhnya".29

Menurut Wiryono Projodikoro sewa-menyewa barang adalah suatu

penyerahan barang oleh pemilik kepada orang lain itu untuk memulai dan

memungut hasil dari barang itu dan dengan syarat pembayaran uang sewa

oleh pemakai kepada pemilik"

Berdasarkan beberapa pengertian perjanjian sewa-menyewa di atas

dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri dari perjanjian sewa-menyewa, yaitu:

a. Ada dua pihak yang saling mengikatkan din

28 Kamus Besar Bahasai Indonesia, hal 833. 29 Harahap, Segi-segi Hukum Perjanjian, hal 240.

Page 43: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

" Wiryono Projodikoro, Hukum Perdata Tentang Persetujuan -Persetujuan Tertentu, hal

Page 44: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik
Page 45: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

Pihak yang pertama adalah pihak yang menyewakan yaitu pihak yang

mempunyai barang. Pihak yang kedua adalah pihak penyewa, yaitu pihak

yang membutuhkan kenikmatan atas suatu barang. Para pihak dalam

perjanjian sewa-menyewa dapat bertindak untuk diri sendiri, kepentingan

pihak lain, atau kepentingan badan hukum tertentu.

b.Ada unsur pokok yaitu barang, harga, danjangka waktu sewa

Barang adalah harta kekayaan yang berupa benda material,baik bergerak

maupun tidak bergerak. Harga adalah biaya sewa yang berupa sebagai

imbalan atas pemakaian benda sewa. Dalam perjanjian sewa-menyewa

pembayaransewatidakhamsberupauangtetapidapatjugamengunakan

barang ataupunjasa (pasal 1548 KUH Perdata). Hak untuk menikmati

barang yang diserahkan kepada penyewahanya terbatas padajangka

waktu yang ditentukan kedalam perjanjian.'

c. Ada kenikmatan yang diserahkan

Kenikmatan dalam hal ini adalah penyewa dapat menggunakan barang

yang disewa serta menikmati hasil dari barang tersebut. Bagi pihak yang

menyewakan akan memperoleh kontra prestasi berupa uang, barang, atau

jasa menurut apa yang diperjanjikan sebelumnya.

Perjanjian sewa-menyewa merupakan perjanjian konsensuil, yang

berarti perjanjian tersebut sah dan mengikat apabila sudah tercapai kata

sepakat diantara para pihak tentang unsur pokok perjanjian sewa-menyewa

31 Subekti, 1995, Aneka Perjanjian, cetakan ke sepuluh, CV. Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm 40.

Page 46: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

yaitu barang dan harga. Di dalam KUH Perdata tidak dijelaskan secara tegas

Page 47: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

31

tentang bentuic perjanjian sewa-menyewa sehingga perjanjian sewa-

menyewa dapat dibuat secara lisan maupun tertulis. Bentuic perjanjian sewa-

menyewa dalam praicteic ichususnya sewa-menyewa bangunan dibuat dalam

bentuic tertulis.

2. Subyek dan Obyek Perjanjian Sewa menyewa Pihaic-pihaic yang terlibat dalam Perjanjian sewa-menyewa adalah:

a. Pihaic yang menyewaican

Pihaic yang menyewaican adalah orang atau badan huicum yang

menyewaican barang atau benda icepada pihaic lainya untuic diniicmati

icegunaan benda tersebut icepada penyewa. Pihaic yang menyewaican

barang atau benda tidaic hams pemiliic benda sendiri tetapi semua orang

yang atas dasar haic penguasaan untuic memindahican pemaicaian barang

ice tangan orang lain. Hal tersebut diicarenaican didalam sewa-menyewa

yang diserahican icepada pihaic penyewa buicanlah haic miliic atas suatu

barang melainican hanya pemaicaian atau pemungutan atas hasil dari

barang yang disewaican.

b. Pihaic Penyewa

Pihaic penyewa adalah orang atau badan huicum yang menyewa barang atau benda dari pihaic yang menyewaican.

Obyeic barang yang dapat disewaican menurut Hofmann dan De Burger, yang dapat di sewa adalah barang bertubuh saja, namun ada pendapat

lain yaitu dari Asser dan Van Brekel serta Vollmar berpendapat bahwa

Page 48: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

36

tidak hanya barang-barang yang bertubuh saja yang dapat menjadi obyek

sewa melainkan hak-hak juga dapat disewa, pendapat ini diperkuat

dengan adanya putusan Hoge Raad tanggal 8 Desember 1922 yang

menganggap kemungkinan ada persewaan suatu hak untuk memburu

hewan (j achtrecht).32

Tujuan dari diadakanya perjanjian sewa-menyewa adalah untuk

memberikan hak pemakaian kepada pihak penyewa sehingga benda yang

bukan bersetatus hak milik dapat disewakan oleh pihak yang mempunyai

hak atas benda tersebut. Jadi benda yang dapat disewakan oleh pihak yang

menyewakan dapat berupa hak milik, hak guna usaha, hak pakai, hak

mengunakan hasil, hak pakai, hak sewa (hak sewa kedua) dan hak guna

bangunan.

Perjanjian sewa-menyewa menurut Van Brekel, bahwa harga sewa

dapat berwujud barang-barang lain selain uang, namun barag-barang

tersebut hams merupakan barang-barang bertubuh, karena sifat dari

perjanjian sewa-menyewa akan hilang jika harga sewa dibayar dengan suatu

jasa. Pendapat tersebut bertentangan dengan pendapat dari Subekti yang

berpendapat bahwa dalam perjanjian sewa-menyewa tidaklah menjadi

keberatan apabila harga sewa tersebut berupa uang, barang ataupun jasa.'

Jadi obyek dari perjanjian sewa-menyewa adalah segala jenis benda, baik

benda bergerak maupun benda tidak bergerak, benda berwujud maupun

benda tidak berwujud.

' Wiryono Projodikoro, Op. cit, hlm 50. 33 Subekti, Op. cit, hlm 91.

Page 49: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

33

3. Hak dan Kewajiban

a. Hak dan Kewajiban Para pihak

Perjanjian sewa-menyewa merupakan perjanjian timbal balik

sehingga ada hak dan kewajiban yang membebani para pihak yang

melakukan perjanjian. Kewajiban pihak yang menyewakan dapat

ditemukan di dalam pasal 1550 KUH Perdata. Kewajiban-kewajiban

tersebut, yaitu:

1) Menyerahkan barang yang disewakan kepada penyewa.

2) Memelihara barang yang disewakan sedemikian rupa sehingga barang tersebut dapat dipakai untuk keperluan yang dimaksudkan.

3) Memberikan si penyewakenikmatan yang terteram daripada barang yang disewakan selama berlangsungnya sewa-menyewa.

Kewajiban pihak yang menyewakan adalah menyerahkan barang

yang disewa untuk dinikmati kegunaan barang tersebut bukan hak

miliknya Tentang pemeliharaan barang yang disewakan pihak yang

menyewakan barang diwajibkan untuk melakukan perbaikan-perbaikan

yang diperlukan atas barang yang disewakan. Ketentuan tersebut diatur

di dalam Pasal 1551 ayat (2) KUH Perdata yang berbunyi: "Ia hams

selama waktu sewa menyuruh melakukan pembetulan-pembetulan pada

barang yang disewakan, yang perlu dilakukan kecuali pembetulan-

pembetulan yang menjadi wajibnya si penyewa."

Pasal 1552 KUH Perdata mengatur tentang cacat dari barang yang disewakan. Pihak yang menyewakan diwajibkan untuk menanggung

Page 50: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

38

semua cacat dari barang yang dapat merintangi pemakaian barang yang

disewakan walaupun sewaktu perjanjian dibuat pihak-pihak tidak

mengetahui cacat tersebut. Jika cacat tersebut mengakibatkan kerugian

bagi pihak penyewa maka pihak yang menyewakan diwajibkan untuk

menganti kerugian.

Pihak yang menyewakan diwajibkan untuk menjamin tentang

gangguan atau rintangan yang menggangu penyewa menikmati obyek

sewa yang disebabkan suatu tuntutan hukum yang bersangkutan dengan

hak milik atas barangnya. Hal tersebut sesuai dengan ketentuan pasal

1556 dan 1557 KUH Perdata. Jika terjadi yang demikian, maka penyewa

berhak menuntut suatu pengurangan harga sewa menurut imbangan,

asalkan ganguan dan rintangan tersebut telah di beritahukan kepada

pemilik Akan tetapi pihak yang menyewakan tidak diwajibkan untuk

menjamin sipenyewa terhadap rintangan-rintangan dalam menggunakan

barang sewa yang dilakukan oleh pihak ketiga dengan peristiwa yang

tidak berkaitan dengan tuntutan atas hak milik atas barang sewa.

Pihak yang menyewakan disamping dibebani dengan kewajiban

juga menerima hak. Hak-hak yang diperoleh pihak yang menyewakan

dapat disimpulkan dan ketentuan pasal 1548 KUH Perdata, yaitu:

1) Menerima uang sewa sesuai denganjangka waktu yang telah ditentukan dalam perjanjian;

2) Menegur penyewa apabila penyewa tidak menjalankan kewajibanya dengan baik

Page 51: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

39

Pasal 1560, 1564, dan 1583 KUH Perdata menentukan bahwa pihak

penyewa memiliki kewajiban-kewajiban, yaitu:

1) Memakai barang yang disewa sebagai bapak rumah yang baik,

sesuai dengan tujuan yang diberikan pada barang itu menurut

perjanjian sewanya, atau jika tidak ada perjanjian mengenai itu,

menurut tujuan yang dipersangkakan berhubungan dengan keadaan

2) Membayar harga sewa pada waktu-waktu yang telah ditentukan.

3) Menanggung segala kerusakan yang terjadi selama sewa-menyewa,

kecuali jika penyewa dapat membuktikan bahwa kerusakan tersebut

terjadi bukan karena kesalahan si penyewa.

4) Mengadakan perbaikan-perbaikan kecil dan sehari-hari sesuai

dengan isi perjanjian sewa-menyewa dan adat kebiasaan setempat.

Pihak penyewa memiliki hak, yaitu:

1) Menerima barang yang disewa

2) Memperoleh kenikmatan yang terteram atas barang yang disewanya

selama waktu sewa.

3) Menuntut pembetulan-pembetulan atas barang yang disewa, apabila

pembetulan-pembetulan tersebut merupakan kewajiban pihak yang

menyewakan.

4. Risiko dalam Perjanjian Sewa-Menyewa

Risiko adalah kewajiban untuk memikul kerugian yang disebabkan

oleh suatu peristiwa yang terjadi diluar kesalahan salah satu pihak, yang

menimpa barang yang menjadi obyek dari suatu perjanjian.' Risiko

' Subekti, Op. cit, hlm 92

Page 52: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

40

merupakan suatu akibat dari suatu keadaan yang memaksa (Overmacht) sedangkan ganti rugi merupakan akibat dari wanprestasi.

Pembebanan risiko terhadap obyek sewa didasarkan terjadinya suatu

peristiwa diluar dari kesalahan para pihak yang menyebabkan musnahnya

barang / obyek sewa. Musnahnya barag yang menjadi obyek perjajian sewa-

menyewa dapat dibagi menjadi dua macam yaitu:

a. Musnah secara total (seluruhnya)

Jika barang yang menjadi oyek perjanjian sewa-menyewa musnah

yang diakibatkan oleh peristiwa di luar kesalahan para pihakmaka

perjanjian tersebut gugur demi hukum. Pengertian musnah disini berarti

barang yang menjadi obyek perjanjian sewa-menyewa tidak lagi bisa

digunakan sebagai mana mestinya, meskipun terdaat sisa atau bagian

kecil dari barang tersebut masih ada.

Ketentuan tersebut diatur di dalam pasal 1553 KUH Perdata yang

menyatakan jika musnahnya barang terjadi selama sewa-menyewa

berangsung yang diakibatkan oleh suatu keadaan yang diakibatkan oleh

suatu keadaan yang tidak bisa dipertanggung jawabkan pada salah satu

pihak maka perjanjian sewa-menyewa dengan sendirinya batal.

b. Musnah sebagian

Barang yang menjadi obyek perjanjian sewa-menyewa disebut

musnah sebagian apabila barang tersebut masih dapat di gunakan dan

dinikmati kegunaanya walaupun bagian dari barang tersebut telah

Page 53: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

41

musnah. Jika obyek perjanjian sewa-menyewa musnah sebagian maka penyewa mempunyai pilihan, yaitu:

1) Meneruskan perjanjian sewa-menyewa dengan meminta pengurangan harga sewa.

2) Meminta pembatalan perjanjian sewa-menyewa.

5. Mengulang sewakan dan melepas sewa kepada pihak ke tiga

Pihak penyewa dilarang untuk mengulang sewakan obyek sewa

kepada pihak ketiga tapa sepengetahuan dan persetujuan dari pemilik obyek

sewa. Mengenai hal ini diatur di dalam pasal 1559 ayat (1) KUH Perdata

yang menyatakan bahwa:

"Si penyewa, jika kepadanya tidak telah diperzinkan, tidak diperbolehkan

mengulang sewakan barang, yang disewanya, ataupun melepas sewanya

kepada orang lain, atas ancaman pembatalan perjanjian sewa dan pengantian

biaya, rugi, dan bunga, sedangkan pihak yang menyewakan, setelah

pembatalan itu, tidak diwajibkan mentaati perjanjian ulang sewa."

Dari ketentuan Pasal 1559 ayat (1) KUH Perdata dapat diketahui bahwa:

a. Mengulang sewakan obyek sewa kepada pihak ketiga hanya dapat

dilakukan oleh seorang penyewa, apabila diperbolehkan di dalam

perjanjian sewa menyewa atau disetujui oleh para pihak;

b. Jika pihak penyewa mengulang sewakan obyek sewa tanpa ijin, pihak

yang menyewakan dapat menuntut pembatalan perjanjian sewa dan

setelah pembatalan tidak tunduk pada perjanjian ulang sewa.

Page 54: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

42

Perbuatan hukum berupa melakukan sewa ulang atau melepaskan

sewa, keduanya adalah dilarang; kecuali memang telah diperjanjikan

sebelumnya antara pihak penyewa dengan pihak yang menyewakan. Yang

dimaksud dengan mengulang sewakan adalah pihak penyewa bertindak

sendiri sebagai pihak yang menyewakan obyek sewa dalam suatu perjanjian

sewa menyewa yang diadakan olehnya dengan pihak ketiga. Sedangkan

yang dimaksud dengan melepaskan sewanya adalah pihak penyewa

mengundurkan din sebagai pihak yang menyewa dan menyuruh pihak

ketiga untuk menggantikan kedudukannya sebagai penyewa , sehingga pihak

ketiga berhadapan sendiri dengan pihak yang menyewakan.

6. Berakhirya perjanjian sewa menyewa

Dalam KUH Perdata pengaturan mengenai berakhirnya perjanjian

sewa menyewa dibedakan berdasarkan bentuk perjanjiannya , yaitu apakah

sewa menyewa itu dibuat secara tertulis ataukah dilakukan secara lisan, dan

juga apakah perjanjian sewa menyewa itu dibuat dengan batas waktu

ataukah tidak. Dengan demikian pembedaan itu didasarkan pada dua hal,

yaitu bentuk perjanjian dan ketentuan waktu. Berikut ini uraian mengenai

berakhirnya perjanjian sewa menyewa.

a. Perjanjian sewa menyewa dengan batas waktu.

1) Perjanjian sewa menyewa tertulis.

Dalam Pasal 1570 KUH Perdata disebutkan bahwa: "jika sewa dibuat dengan tulisan, maka sewa tersebut berakhir demi hukum,

Page 55: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

43

apabila waktu yang ditentukan telah lampau tanpa diperlukanya suatu pemberitahuan untuk itu".

Dengan demikian apabila perjanjian sewa menyewa dibuat secara

tertulis, maka perjanjian itu berakhir setelah jangka waktu sewa

selesai. Untuk pengakhirannya tanpa hams didahului adanya

pemberitahuan atau somasi.

2) Perjanjian sewa menyewa lisan.

Diatur dalam pasal 1571 KUH Perdata yang berbunyi: "jika sewa

tidak dibuat dengan tulisan, maka sewa tersebut tidak berakhir pada

waktu yang telah ditentukan, melainkanjika pihak lain menyatakan

bahwa is hendak menghentikan sewanya, dengan mengindahkan

tenggang waktu yang diharuskan menurut kebiasaan setempat."

b. Batas akhir sewa-menyewa tidak ditentukan waktunya.

Penghentian atau berakhirnya waktu sewa dalam perjanjian sewa-

menyewa seperti ini didasarkan pada pedoman bahwa berakhirnya

sewa-menyewa pada saat yang dianggap pantas oleh para pihak.

Undang-undang tidak mengatur berakhirnya perjanjian sewa-menyewa

tanpa batas waktu, sehingga penghentianya diserahkan pada

kesepakatan kedua belah pihak.

c. Berakhirnya sewa-menyewa dengan ketentuan khusus

1) Permohonan / pernyataan dari salah satu pihak

Penghentian perjanjian sewa-menyewa hanya dapat dilakukan atas persetujuan dua belah pihak yaitu pihak yang menyewakan dengan

Page 56: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

44

pihak penyewa. Penghentian karena kehendak para pihak ini bisa

dilakukan tanpa putusan dari pengadilan. Di atur di dalam pasal

1579 KUH Perdata yang menyatakan bahwa pemilik barang tidak

dapat menghentikan sewa dengan mengatakan bahwa is akan

mengunakan sendiri barangnya, kecuali apabila waktu membentuk

perjanjian sewa-menyewa ini diperbolehkan.

2) Putusan Pengadilan

Penghentian hubungan sewa-menyewa yang dikehendaki oleh salah

satu pihak saja, hanya dapat dilakukan dengan putusan pengadilan

seperti yang diatur di dalam pasal 10 ayat (3) PP No. 49 Tahun

1963 jo PP No.55 Tahun 1981.

3) Benda obyek sewa-menyewa musnah

Pasal 1553 KUH Perdata mengatur apabila benda sewaan musnah

sama sekali bukan karena kesalahan salah satu pihak, maka

perjanjian sewa-menyewa gugur demi hukum. Dengan demikian

perjanjian berakhir bukan karena kehendak para pihak melainkan

karena keadaan memaksa (Overmacht).

C. Komputer, Internet Dan Asas-Asas Transaksi Elektronik

1. Pengantar Untuk Pemahaman Computer

Komputer berasal dari bahasa latin computare yang berarti

menghitung. Karena luasnya ruang lingkup ilmu komputer, maka banyak

perbedaan pendapat dari para ahli dalam mendefmisikan termininologi

komputer, antara lain:

Page 57: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

45

1) Hamacher: komputer adalah mesin penghitung elektronik yang cepat

dan dapat menerima informasi input digital, kemudian memprosesnya

sesuai dengan program yang tersimpan di memorinya, dan menghasilkan

output berupa informasi.

2) Blissmer: komputer adalah suatu alat elektonik yang mampu melakukan beberapa tugas sebagai berikut:

a) Menerima input

b) Memproses input tadi sesuai dengan programnya

c) Menyimpan perintah-perintah dan hasil dan pengolahan

d) Menyediakan output dalam bentuk informasi

3) Sedangan Fuori berpendapat: komputer adalah suatu pemroses data yang

dapat melakukan perhitungan besar secara cepat, termasuk perhitungan

aritmetika dan operasi logika, tanpa campur tangan dari manusia.

Untuk mewujudkan konsepsi komputer sebagai pengolah data

menghasilkan suatu informasi, maka diperlukanlah yang namanya

computer-system atau sistem komputer terdiri dari elemen hardware,

software dan brainware. Ke-3 elemen sistem komputer tersebut hams saling

berhubungan dan membentuk satu kesatuan. Hardware tidak bisa berfungsi

tanpa software, demikian juga sebaliknya, dimana kedua elemen tadi juga

tidak tiada akan bermanfaat jika tidak ada manusia (brainware) yang

mengoperasikan dan mengendalikannya. Guna memberikan pemahaman

sederhana, maka penulis menyederhanakan ke-3 elemen computer diatas,

sebagai berikut:

Page 58: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

46

a. Hardware (Perangkat Keras) yaitu peralatan computer dalam bentuk apapun yang fisiknya bisa terlihat dan tersentuh manusia.

b. Software (Perangkat Lunak) yang berupa program yang berisi

instruksi/perintah untuk melakukan pengolahan data, program inilah

yang menjadikan sebuah hardware bisa berjalan atau berfungsi.

c. Brainware : yaitu manusia itu sendiri yang memiliki buah pikiran dan

satu-satunya mahluk yang mampu menginstruksikan, mengoperasikan

serta mengendalikan sistem komputer dimaksud sesuai kehendak dan

keinginannya.

2. Pengertian Internet

Internet adalah jaringan komputer yang saling terhubung ke seluruh

dunia tanpa mengenal batas teritorial, hukum dan budaya. Secara fisik

dianalogikan sebagai jaring laba-laba (The Web) yang menyelimuti bola

dunia dan terdiri dari titik-titik (node) yang saling berhubungan. Node bisa

berupa komputer, jaringan lokal atau peralatan komunikasi, sedangkan garis

penghubung antar simpul disebut sebagai tulang punggung (backbone) yaitu

media komunikasi terestrial (kabel, serat optik, microwave, radio link)

maupun satelit. Node ini terdiri dari:

1) Pusat informasi dan database

2) Peralatan komputer dan

3) Perangkat interkoneksi jaringan serta

4) Peralatan yang dipakai pengguna (user) untuk mencari, menempatkan dan atau bertukar informasi di Internet.

Page 59: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

47

Menurut Lani Sidharta, walaupun secara fisik Internet adalah

interkoneksi antar jaringan komputer namun secara umum Internet hams

dipandang sebagai sumber daya informasi. Isi Internet adalah informasi,

bahkan Internet bisa dipandang sebagai dunia dalam bentuk lain (maya-

dalam Bahasa Indonesia atau cyber / cybernetics dalam bahasa Inggris)

karena hampir seluruh aspek kehidupan yang ada dalam dunia nyata

terdapat pada Internet ini.

3. Sejarah Internet

Drew Heywood menerangkan mengenai sejarah internet, sebagai berikut:

1) Sejarah Internet bermula pada akhir dekade 1960-an saat US Department

of Defense (DoD) memerlukan standar bam untuk komunikasi

Internetworking. Yaitu standar yang mampu menghubungkan segala

jenis komputer di DoD dengan komputer milik kontrakto r militer,

organisasi penelitian dan ilmiah di universitas. Jaringan ini hams kuat,

aman dan tahan kerusakan sehingga mampu beroperasi di dalam kondisi

minimum akibat bencana atau perang.

2) Tahun 1969 Advanced Research Project Agency (ARPA) dibentuk,

tugasnya untuk melakukan penelitian jaringan komputer mempergunakan

teknologi packet switching. Jaringan pertama dibangun menghubungkan

4 tempat yaitu: UCLA, UCSB, Utah dan SRI International.

3)Hingga tahun 1972 jaringan ini telah menghubungkan lebih dan 20 host dan disebut sebagai ARPANet. ARPANet kemudian menjadi backbone

Page 60: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

48

Internetworking institusi pendidikan, penelitian, industri dan kontraktor terutama yang berkaitan denganjaringan militer (MILNet).

4) Tahun 1986 ARPANet mulai dikomersialkan dengan mengisolasikan

jaringan militer. National Science Foundation (NFS) kemudian

membiayai pembongkaran backbone ARPANet menjadi backbone

Internet komersial dan dikelola oleh Advanced Network Service (ANS).

Andrew S. Tanenbaum (1996): andil besar dalam perwujudan Internet

adalah tergabungnya jaringan regional seperti SPAN (jaringan fisika

energi tinggi), BITNET (jaringan mainframe IBM), EARN (jaringan

akademis Eropa dan digunakan pula di Eropa Timur) dan ditambah

dengan sejumlah link transatlantik yang beroperasi pada 64 Kbps - 2

Mbps pada tahun 1988. Menurut Khoe Yao Tung (1997), jaringan

pendukung Internet di seluruh dunia adalah:

a) Amerika didorong oleh NFS - ANSNet dan CO+RE (jaringan non

profit terbatas) yang bekerjasama dengan Commercial Internet

Exchange (CIX) serta Sprint (perusahaan telekomunikasi umum)

tahun 1990.

b) Pengesahaan RUU NREN (National Research and Education

Network) oleh Kongres Amerika pada Desember 1991. Ditambah 8

aliansi jaringan regional yang tergabung dalam The Corporation for

Regional an Enterprise Networking (CoREN) yaitu: BARRNet,

CICNet, MIDNet , EARNet, NorthWestNet, MYSERNet , SURANet

Page 61: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

49

dan WestNet. CoREN bekerjasama dengan perusahaan telekomunikasi komersial MCI.

c) Kanada dengan jaringan backbone nasional CA*Net

d) Australian Academic and Research Network (AARNET)

e) The Europe Backbone (EBONE) dan The European UNIX Network (EUNet) dan RIPE organisasi jaringan e-mail Eropa

f) Jepang memiliki Widely Integrated Distributed Environtment

(WIDE), Today International Science Network (TISN), Japan

Academic Interuniversity Network (JAIN) dan Japan UNIX Network

(JUNET). Kebanyakan bekerjasama dengan jaringan telekomunikasi

komersial AT&T perwakilan Jepang yang disebut dengan SPIN.

g) Pelayanan lain yang bersifat internasional adalah InterCon

International KK (IIKK) dan Internet Initiative Japan (IIJ) yang

berasosiasi dengan WIDE untuk menyediakan jaringan Internet

dikawasan Asia, termasuk jaringan penelitian dan pendidikan untuk

kawasan Asia (disponsori oleh NEC, IIJ dan WIDE) yang disebut AI3

(Asia Internet Interconnection Initiative) yang mengembangkan

teknologi satelit komunikasi Ku Band

h) Belakangan muncul ABONE (Asia Backbone) yang didirikan oleh

konsorsium negara-negara di Asia seperti Jepang, Korea, Thailand,

Malaysia, Singapura, Indonesia dan Hongkong. Interkoneksi dunia

tersebut memakai jaringan seratoptik antar benua berkapasitas + 45

Mbps. (T3 +) danjaringan satelit telekomunikasi.

Page 62: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

50

4. Asas-asas Hukum Dalam Transaksi Elektronika

Dalam Pasal 3 UU ITE disebutkan mengenai Asas dan Tujuan,

bahwa: "Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik

dilaksanakan berdasarkan asas kepastian hukum, manfaat, kehati-hatian dan

kebebasan memilih teknologi atau netral teknologi".

Selanjutnya dalam Penjelasan Pasal 3 UU ITE diuraikan pengertian dan masing-masing asas, sebagai berikut:

a. Asas kepastian hukum berarti landasan hukum bagi pemanfaatan

Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronika serta segala sesuatu

yang mendukung penyelenggaraannya yang merupakan pengakuan

hukum di dalam dan di luar pengadilan.

b. Asas manfaat berarti asas bagi pemanfaatan Teknologi Informasi dan

Transaksi Elektronika diupayakan mendukung proses berinformasi

sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

c.Asas kehati-hatian berarti landasan bagi para pihak yang bersangkutan

hams memperhatikan segenap asp ek yang berpotensi mendatangkan

kerugian, baik bagi din sendirinya maupun bagi pihak lain dalam

pemanfaatan Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronika.

d. Asas iktikad baik berate asas yang digunakan para pihak dalam

melakukan Transaksi Elektronika tidak bertujuan untuk secara sengaja

dan tanda hak atau melawan hukum mengakibatkan kerugian bagi pihak

lain tanpa sepengetahuan pihak lain tersebut.

Page 63: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

51

e. Asas kebebasan memilih teknologi atau netral teknologi berarti asas

pemanfaatan Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronika tidak

terfokus pada penggunaan teknologi tertentu sehingga dapat mengikuti

perkembangan pada masa yang akan datang.

Page 64: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Pendekatan

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

pendekatan yuridis normatif, yaitu pendekatan yang menggunakan konsepsi

legisme positivisme yang berpendapat bahwa hukum identik dengan norma-

norma tertulis yang dibuat dan diundangkan oleh lembaga atau pejabat negara

yang berwenang. Selain itu konsepsi juga memandang hukum sebagai sistem

normatif yang bersifat otonom, tertutup dan terlepas dan masyarakat.'

B. Spesifikasi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu suatu

penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau gejala dari

objek yang akan diteliti tanpa bermaksud mengambil kesimpulan yang berlaku

umum. Suatu penelitian deskriptif dimaksudkan untuk memberikan data yang

seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala —gejala lainnya dengan

membatasi permasalahan dan pendekatannya.36

C. Sumber Data

Data-data yang diperlukan dan dipakai dalam penelitian ini adalah data

sekunder. Data sekunder diperlukan dalam penelitian ini mengingat

pendekatan yang akan digunakan adalah pendekatan yuridis normatif. Data

sekunder di bidang hukum dipandang dari sudut mengikat dapat dibedakan:

' Roni Hanitijo Soemitro, 1988, Metodologi Penelitian Hukum Dan Jurumetri, Ghalia Indonesia, Jakarta, Hal 13 36 Ibid, Hal 166

Page 65: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

53

1) Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat, antara lain:

a. Surat perjanjian sewa menyewa aplikasi server pulsa isi ulang elektronik antara CV. RAYA MEDIA dan AS TRONIK.

b. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata khususnya Buku III Bab I sampai IV dan VII.

2) Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang erat kaitannya dan memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer yaitu:

a. Hasil karya ilmiah para sarjana

b. Hasil - hasil penelitian

D. Metode Pengumpulan Data

Data sekunder diperoleh dengan mempelajari klausula-klausula dalam

surat perjanjian untuk mengetahui aspek perbuatan hukumnya, dan dengan

melakukan inventarisasi hukum dibidang hukum perjanjian.

E. Metode Penyajian Data

Hasil penelitian disajikan dalam bentuk uraian uraian yang disusun

secara sistematis disini maksudnya adalah keseluruhan data sekunder yang

diperoleh akan dihubungkan antara satu dengan yang lainnya dengan pokok

permasalahan yang diteliti sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh.

F. Metode Analisis Data

Data yang diperoleh akan di analisis secara kualitatif yang dilakukan melalui proses reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Page 66: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

BAB IV HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap data sekunder berupa surat perjanjian

Sewa Menyewa Server Pulsa Isi Ulang Elektronik No. 023/AS

TRONIK/RM/V/2007. Selanjutnya akan disajikan berdasarkan unsur-unsur

perjanjiannya.

1. Subyek Perjanjian

1.1. CV. RAYA MEDIA, suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang

jasa "Isi Ulang Voucher Elektronik", beralaman di Jln. M. Panjaitan

247 Ruko Bethek Permai Kay. 9 Malang Jawa Timur, diwakili oleh

Wawan Sumantri selaku General Manager, yang selanjutnya disebut

sebagai pihak yang menyewakan.

1.2. Anas Izzudin selaku Pemilik AS Tronik, beralamat di Jl. Raya Singosari Malang, yang selanjutnya disebut sebagai pihak penyewa.

2. Kesepakatan Bersama: Para pihak dalam berjanjian ini telah mencapai kata

sepakat untuk mengadakan perjanjian sewa menyewa sistem isi ulang

voucher elektronik, dengan ketentuan-ketentuan tersebut di bawah ini.

3. Obyek Perjanjian

3.1. Econos yaitu software yang disewakan untuk melakukan isi ulang voucher elektronik

Page 67: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

55

3.2. Deposit minimal Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) dengan saldo

minimal mengendap Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah), dan saldo

akan didebet secara otomatis pada saat penyewa melakukan transaksi E-

Reload.

4. Hak dan Kewajiban CV. Raya Media:

4.1. Wajib menyerahkan software Econos dan berhak menarik uang sewa per transaksi Rp. 50,- (lima puluh rupiah) untuk setiap transaksi dengan status sukses.

4.2. Wajib memberikan 7 hari masa percobaan tanpa dikenakan uang sewa berlaku mulai instalasi server.

4.3. Wajib menyediakan support TI (tidak termasuk support teknis hardware dan infrastruktur pendukung) apabila terdapat kerusakan sistem software e-conos.

4.4. Wajib menyediakan fasilitas pendukung yang terdiri dari:

a) Fasilitas Input-Output GSM-SMS, GSM-USSD, GSM-SAT, CDMA-SMS, HOST2HOST SM2.

b) Fasilitas Administrasi.

4.5. Berhak mengenakan biaya tambahan penggunaan fasilitas tambahan

yang tidak disebutkan dalam surat perjanjian, seperti: WEB

REPORTING, HOSTING dan lain-lain sesuai permintaan penyewa.

4.6. Wajib melaksanakan isi perjanjian dan mematuhi ketentuan hukum yang berlaku dalam melaksanakan perjanjian ini.

Page 68: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

56

4.7. Wajib membayar ganti rugi apabila terjadi kesalahan pemrograman

yang mengakibatkan kerugian bagi penyewa, kecuali kesalahan yang

diakibatkan oleh kerusakan alat (aus).

5. Hak dan Kewajiban AS. TRONIK

5.1. Wajib menyediakan koneksi internet guna terlaksananya transaksi E-

Reload.

5.2. Wajib menyediakan sistem operasi computer dan aplikasi pendukung e-

conos, yang terdiri dari:

a) 1 buah PC Server dengan spec: Proc = P4, Memory 512 M,

Connector USB 4 buah, HDD 80 GB, dan OS Windows 2000/XP.

b) 3 buah kabel data HP.

c) 2 buah HP untuk sms center (penerima) dan sms sender (pengirim).

d) 1 buah HP untuk koneksi internet (Gprs).

5.3. Wajib menyediakan hardware (PC) dan peralatan pendukung lainnya.

5.4. Berhak atas fasilitas-fasilitas pendukung untuk transaksi e-conos.

5.5. Wajib menbayar biaya akomodasi dengan ketentuan:

a) Jam kerja TI: Senin — Jumat Jam 09.00 - 17.00 Sabtu Jam 09.00—14.00

Minggu dan Hari Besar Libur

b) Diluarjam kerja akan dikenakan charge yang besarnya Rp. 20.000,-

per jam.

c) Jangkauan: 0—15km Free Of Charge (Gratis)

Page 69: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

57

> 15 km akan dikenakan charge tambahan

per km = Rp. 2.500,- dihitung

sekali jalan bila server dikirim ke

CV Raya Media.

6. Informasi Rahasia:

6.1. Segala informasi, keterangan dan/data milik masing-masing pihak,

termasuk tetapi tidak terbatas pada informasi yang berkaitan dengan

kegiatan usaha, produk, keuangan, strategi perusahaan, strategi

pemasaran, hak atas kekayaan intelektual, data pelanggan, isi dan

pelaksanaan perjanjian ini, baik yang disampaikan oleh salah satu pihak

kepada pihak lainnya secara tertulis, lisan, elektronik, melalui disket,

compact disc dan/atau bentuk lainnya adalah bersifat rahasia dan

disebut informasi rahasia.

6.2. Salah satu pihak dilarang untuk meng -copy, menyebarkan,

membocorkan dan/ atau memberitahukan informasi rahasia kepada

pihak ketiga tanpa persetujuan tertulis dari pihak yang memiliki

informasi rahasia tersebut, kecuali:

a) Deberikan kepada pihak ketiga atas perintah pengadilan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b) Informasi rahasia tersebut sudah diketahui oleh masyarakat umum,

sebelum diserahkannya informasi rahasia tersebut dari satu pihak

kepada pihak lainnya.

Page 70: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

58

c) Informasi rahasia tersebut sudah diketahui oleh pihak ketiga dari pihak selain salah satu pihak dalam perjanjian ini.

6.3. Informasi rahasia hanya dapat diberikan kepada karyawan ataupun

pejabat yang berdasarkan jabatan dan profesinya perlu mengetahui

informasi rahasia tersebut, dengan ketentuan bahwa karyawan maupun

pejabat tersebut hams terikat pada kewajiban untuk menjaga

kerahasiaan informasi.

6.4. Ketentuan ini tetap berlaku dan mengikat para pihak meskipun perjanjian ini telah berakhir dan/ atau dibatalkan.

7. Kesalahan Pengisian Ulang Pulsa

Dalam hal pada saat transaksi E-Reload terjadi kesalahan pengisian ulang

pulsa, baik kesalahan pada nomor ponsel yang diinput maupun kesalahan

denominasi voucher yang diinput, baik kesalahan yang dilakukan oleh

pelanggan maupun penyewa, maka penyewa tidak berhak meminta

pengkreditan kembali dari saldo penyewa yang telah didebet akibat

kesalahan tersebut. Penyewa bertanggung jawab sepenuhnya atas segala

akibat yang ditimbulkan dari kesalahan tersebut dan tidak akan mengajukan

tuntutan, gugatan, ganti rugi dan/atau klaim dalam bentuk apapun dan

dengan cara apapun kepada CV. Raya Media.

8. Jangka Waktu Perjanjian

8.1. Perjanjian ini berlaku efektif selama 1 (satu) tahun, dimulai pada tanggal 22 Mei 2007 sampai dengan 21 Mei 2008.

Page 71: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

59

8.2. Perjanjian ini dapat diperpanjang atas persetujuan para pihak, yang diwujudkan dalam perjanjian tersendiri

8.3. Apabila perjanjian tidak diperpanjang, maka segala bentuk data, baik

data konsumen maupun data transaksi menjadi milik penyewa,

sedangkan CV. Raya Media akan menghapus e-conos dari computer

penyewa.

8.4. Migrasi data ke sistem yang barn akan dikenakan biaya yang besarnya

disepakati kemudian. 9. Force Majeure:

9.1. Yang dimaksud dengan force majeure dalam perjanjian ini adalah

kejadian-kejadian di luar kekuasaan para pihak yang mengakibatkan

terhentinya atau tertundanya pelaksanaan perjanjian ini, seperti dan

tidak terbatas pada: bencana alam, wabah penyakit, peraturan dan/atau

larangan pemerintah yang tidak dapat dituntut.

9.2. Setiap terjadinya force majeure hams diberitahukan secara tertulis oleh

pihak yang mengalami force majeure kepada pihak lainnya, paling

lambat 30 (tiga puluh) hari kalender setelah kejadian tersebut, begitu

puyla saat berakhirnya.

9.3. Semua kerugian dan biaya yang diderita oleh salah satu pihak sebagai

akibat terjadinya force majeure bukan merupakan tanggung jawab pihak

yang lain.

Page 72: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

60

B. Pembahasan

Guna menjawab perumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini,

maka dilakukan pembahasan yang terdiri dari pembahasan umum, dan

pembahasan khusus yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang diteliti.

Sedangkan aturan hukum yang digunakan untuk melakukan pembahasan

adalah ketentuan mengenai hukum perjanjian yang terdapat dalam KUH

Perdata sebagai aturan hukum umum (lex generale), dan juga asas-asas hukum

dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan

Transaksi Elektronik (UU ITE) sebagai aturan hukum khusus (lex specialist).

1. Pembahasan Umum

Hubungan hukum sewa menyewa sudah menjadi hubungan yang banyak

dilakukan oleh anggota masyarakat untuk menjembatani kebutuhan hidupnya;

disatu pihak adanya orang yang membutuhkan pemakaian atas suatu barang

yang bukan miliknya sendiri, dan di pihak lain adanya orang yang

membutuhkan dana. Bagi penyewa mendapatkan keuntungan berupa

terpenuhinya kebutuhan akan suatu barang tanpa hams menjadi pemilik

barang, khususnya yang hanya membutuhkan suatu barang yang sifatnya untuk

sementara waktu. Sedangkan bagi pihak yang menyewakan juga mendapatkan

keuntungan berupa mendapatkan dana (uang) tanpa hams melepaskan barang

yang telah menjadi miliknya

Barang-barang yang menjadi obyek sewa pada mulanya adalah barang-

barang berwujud, baik berupa tanah, rumah atau barang-barang kebutuhan

hidup lainnya. Namun dalam perkembangan selanjutnya, sejalan dengan

Page 73: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

61

perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan juga perkembangan ilmu

hukum itu sendiri, maka barang-barang tak berwujudpun dapat menjadi obyek

perjanjian, termasuk perjanjian sewa menyewa; seperti halnya sarana atau

fasilitas server untuk koneksitas internet dewasa ini sudah menjadi komoditi

yang sangat dibutuhkan oleh anggota masyarakat. Hal ini sebagai efek positif

dari era globalisasi di segala bidang kehidupan, akibat kemajuan ilmu

pengetahuan, teknologi, komunikasi dan arus informasi yang tanpa batas ruang

dan waktu.

Era globalisasi telah menjadikan komunikasi dan arus informasi dapat

diterima maupun dikirimkan secara langsung, cepat, murah, dan aman.

Berbagai teknologi dikembangkan untuk memberikan kemudahan, kecepatan,

ketepatan, untuk melakukan komunikasi dua arah. Kalau pada mulanya hanya

melalui media pengiriman suara (telepon) atau tulisan (telegraf), maka

sekarang dapat dilakukan melalui pengiriman teks lengkap (SMS), suara dan

gambar (chatting), webcam dan lain sebagainya.

Adapun sistem kerja server isi ulang pulsa elektronik adalah sebagai berikut:

1. Perangkat yang dibutuhkan untuk melakukan transaksi isi ulang pulsa elektronik adalah:

Page 74: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

62

2. Pihak-pihak terkait dalam bekerjanya server isi ulang pulsa elektronik

KONTER

OPERA mit SELLULAR

DE_A_LLR

SUB DEALERI T

Page 75: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

63

Penjelasan:

Anda mempunyai usaha jual beli pulsa elektrik. Anda membeli pulsa

elektrik dan distributor dalam bentuk chip Mhos, Mtronik, Simpati

Autorefill, Dompet Pulsa atau dari pengusaha isi pulsa / sub distributor

lewat SMS dan kemudian anda mengecerkannya kembali ke toko -toko Hp/

pengecer pulsa elektrik.

Toko/ pengecer pulsa elektrik itu menaruh deposit sebelum memulai

transaksi. Dalam pemesanannya toko/ pengecer pulsa elektik itu

mengirimkan pulsa SMS dalam format tertentu dan Anda memprosesnya

secara manual.

Karena proses manual tersebut mengandalkan tenaga manusia yang rentan

terhadap kekeliruan maka anda membutuhkan software yang berfungsi

menggantikan operator sehingga fungsi menerima sms mencatat transaksi

3. Sistem kerja server isi ulang pulsa elektronik

Page 76: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

64

mengirimkan pesanan, membuat laporan bisa ditangani oleh software tersebut.

Keterangan: 1. Konsumen membeli voucher ke outlet/ downl ine Anda

2. Outlet/ downline melakukan transaksi via sms ke server pulsa

3. Request transaksi akan diteruskan oleh server pulsa ke supplier/ vendor bersangkutan

4. Supplier memberitahukan status berhasil atau gagalnya transaksi

5. Supplier akan mengisikan pulsa ke nomor konsumen

6. Server pulsa akan memberitahukan status transaksi ke outlet/ downline anda.

Catatan:

Semua transaksi downline/ outlet yang telah terdaftar di server akan diproses jika saldo mereka mencukupi untuk melakukan transaksi tersebut.

2. Hubungan hukum yang timbul dalam hubungan hukum sewa menyewa antara CV. Raya Media dengan PT. AS TRONIK.

Hubungan hukum (rechtbetrekking) adalah hubungan antara subyek

hukum dengan subyek hukum atau antara subyek hukum dengan obyek hukum

yang menimbulkan akibat hukum. Hubungan hukum pada dasarnya merupakan

akibat dari suatu peristiwa hukum (rechtsfeit) yang dapat disebut sebagai

sebab, jadi merupakan hubungan sebab akibat. Berdasarkan timbulnya suatu

peristiwa hukum dapat dibedakan menjadi dua yaitu peristiwa hukum sebagai

Page 77: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

65

akibat dari perbuatan manusia atau peristiwa hukum yang bukan akibat dari

perbuatan manusia. Peristiwa hukum sebagai akibat dari perbuatan manusia

juga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu berdasarkan perbuatan menurut

hukum dan perbuatan melawan hukum. Salah satu peristiwa hukum yang

timbul karena perbuatan manusia dan merupakan perbuatan menurut hukum

adalah perjanjian.

Perjanjian dilihat dari kata dasarnya "janji", yang berarti perbuatan

berupa "mebebankan kewajiban bagi dirinya sendiri", sehingga orang yang

berjanji berarti membebankan kewajiban bagi dirinya sendiri, sehingga is

menjadi terikat dengan janjinya sendiri. Perjanjian selalu merupakan perbuatan

hukum dua pihak, sehingga dalam suatu perjanjian selalu terdapat satu pihak

yang berjanji dan pihak lain sebagai lawan janjinya. Hubungan hukum yang

timbul dari suatu perjanjian dinamakan perikatan. Oleh karena itu perjanjian

merupakan sumber perikatan, di samping sumber yang lain yaitu undang-

undang. Perjanjian melahirkan perikatan, atau sebaliknya perikatan merupakan

akibat atau isi perjanjian. Pembahasan mengenai hubungan hukum dalam suatu

perjanjian, tidak lain membahas perikatan-perikatan yang timbul dari

perjanjian tersebut, yang dapat dikelompokkan menjadi tiga unsur, yaitu:

unsur essensialia, naturalia dan accidentalia.

Perikatan pada dasamya adalah hubungan antara dua pihak dalam

lapangan hukum kekayaan, dimana pada pihak yang satu mempunyai

kewajiban untuk beiprestasi; dan pada pihak lain mempunyai hak untuk

menuntut pemenuhan prestasi. Pihak yang wajib beiprestasi dinamakan debitur

Page 78: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

66

dan pihak yang berhak menuntut pemenuhan prestasi dinamakan kreditur.

Berdasarkan isi perikatannya perjanjian dapat dibedakan menjadi perjanjian

sepihak dan perjanjian timbal balik, dikatakan perjanjian sepihak apabila

perjanjian itu hanya melahirkan kewajiban pada pihak yang satu dan hak pada

pihak lainnya; dan dikatakan perjanjian timbal balik apabila perjanjian itu

melahirkan hak dan kewajiban pada kedua belah pihak. Salah satu contoh

perjanjian timbal balik adalah perjanjian sewa menyewa. Selanjutnya akan

dibahas ketiga unsur perjanjian sewa menyewa dan dihubungkan dengan data

hasil penelitian.

a. Unsur essensialia

Unsur essensialia adalah unsur pokok yang hams ada dalam suatu

perjanjian dan merupakan ciri yang membedakan antara perjanjian yang

satu dengan perjanjian yang lain. Untuk mengetahui unsur essensialia dari

perjanjian sewa menyewa dengan mendasarkan pengertian perjanjian sewa

menyewa dalam Pasal 1548 KUH Perdata, yaitu: "suatu perjanjian, dengan

mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk memberikan kepada pihak

yang lainnya kenikmatan dari sesuatu barang, selama suatu waktu tertentu

dan dengan pembayaran sesuatu harga, yang oleh pihak tersebut belakangan

itudisanggupi pembayarannya".

Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui bahwa dalam perjanjian

sewa menyewa melahirkan hubungan perikatan yang terdiri dari :

1) Pihak yang satu (yang menyewakan) wajib menyerahkan hak untuk

menikmati kemanfaatan suatu barang;

Page 79: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

67

2) Dan pihak lain (penyewa) wajib membayar harga sewa.

Ke dua perikatan di atas merupakan perikatan pokok atau merupakan

unsur essensialia dalam perjanjian sewa menyewa yaitu adanya barang dan

harga. Barang yang dimaksud diserahkan kepada si penyewa untuk

dinikmati kegunaannya, atau mengambil manfaat dari kegunaan barang itu.

Hal inilah yang membedakan antara perjanjian sewa menyewa dengan

perjanjian jual beli, penyerahan barang dalam perjanjian sewa menyewa

hanya untuk diambil manfaatnya, sedangkan dalam jual beli penyerahan

barang untuk mengalihkan hak milik Selanjutnya adalah adanya

pembayaran harga sewa, penyewa wajib membayar harga sewa dan pihak

yang menyewakan berhak menerima harga sewa.

Apabila dihubungkan dengan data hasil penelitian nomor 3 tentang

obyek perjanjian, dan data 4 tentang hak dan kewajiban CV. Raya Media,

dapat diketahui unsur essensialianya yaitu data nomor 3.1 tentang barang

berupa software e-conos, dan data 3.2 tentang harga sewa berupa

pembayaran deposit minimal sebesar Rp. 5.000.000,-. Dapat

dideskruipsikan bahwa CV. Raya Media selaku pihak yang menyewakan

mempunyai hak dan kewajiban pokok berupa:

1) Menyerahkan software econos (data 3) berserta fasilitas pendukungnya (data 4.4) yang terdiri dari:

a) Fasilitas Input-Output GSM-SMS, GSM-USSD, GSM-SAT, CDMA- SMS, HOST2HOST SM2. dan

b) Fasilitas Administrasi.

Page 80: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

68

2) Berhak menarik harga sewa sebesar Rp. 50,- pertransaksi dengan ststus sukses. (data 4.1).

Kewajiban penyerahan barang sewa tersebut di atas, melekat kewajiban lain

berdasarkan sifat perjanjian sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 1550

KUH Perdata, yaitu hams memelihara barang yang disewa sedemikian rupa

sehingga dapat dipakai sesuai dengan fungsinya dan juga hams menjamin

pemakaian barang secara aman selama berlangsungnya sewa.

Selanjutnya berdasarkan data 3.1 tentang obyek penelitian, dan data 5

tentang hak dan kewajiban AS. TRONIK, maka dapat dideskripsikan

bahwa AS. TRONIK selaku pihak penyewa mempunyai hak dan kewajiban

pokok berupa:

1) Berhak menerima penyerahan software econos beserta fasilitas pendukung untukjalannya software tersebut.

2) Wajib menyediakan koneksi internet, dan fasilitas pendukung software e-conos yang terdiri dari:

a) Sistem operasi computer dan aplikasi pendukung e-conos, yang terdiri

dari: a) 1 buah PC Server dengan spec: Proc = P4, Memory 512 M,

Connector USB 4 buah, HDD 80 GB, dan OS Windows 2000/XP, b) 3

buah kabel data HP, c) 2 buah HP untuk sms center (penerima) dan

sms sender (pengirim), d) 1 buah HP untuk koneksi internet (Gprs).

b) Wajib menyediakan hardware (PC) dan peralatan pendukung lainnya.

3) Wajib membayar harga sewa berupa pembayaran deposit mini mal sebesar Rp. 5.000.000,- dengan saldo mengendap minimal Rp. 500.000, -

Page 81: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

69

Berdasarkan uraian mengenai hak dan kewajiban penyewa, maka

pelaksanaan hak-hak penyewa hanya dapat dilakukan apabila penyewa telah

melaksanakan semua kewajibannya sendiri berupa menyediakan semua

perangkat pendukung untuk berjalannya software econos, serta telah

membayar deposit minimal Rp. 5.000.000,- dengan saldo mengendap

minimal Rp. 500.000,-. Apabila kewajiban-kewajiban di atas tidak

terpenuhi, maka secara otomatis program software econos tidak dapat

difungsikan, sehingga penyewa juga tidak dapat menggunakan hak-haknya.

Pelaksanaan kewajiban penyewa tersebut di atas tunduk pada ketentuan

Pasal 1560 KUH Perdata yang mengatur mengenai dua kewajiban utama

seorang penyewa, yaitu: memakai barang yang disewa dengan sebaik-

baiknya sesuai dengan tujuan atau fungsinya serta membayar harga sewa

padawaktuyangtelahditentukan.

b. Unsur naturalia

Unsur naturalia adalah unsur perjanjian yang berasal dari ketentuan

undang-undang yang bersifat hukum pelengkap (regelendrecht/

aanvullendrecht), aturan tersebut sepanjang tidak diperjanjikan lain oleh

para pihak, berlaku dan mengikat dalam perjanjian. Selanjutnya akan

dibahas mengenai hak dan kewajiban pihak yang menyewakan dan penyewa

yang termasuk dalam unsur naturalia.

1) Hak dan kewajiban pihak yang menyewakan

Dalam Pasal 1551 KUH Perdata disebutkan bahwa pihak yang menyewakan wajib menyerahkan barang yang disewakan dalam keadaan

Page 82: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

70

baik , dan melakukan perbaikan-perbaikan terhadap barang sewa, kecuali

terhadap perbaikan yang menjadi kewajiban penyewa. Dalam Pasal 1552

KUH Perdata disebutkan bahwa pihak yang menyewakan wajib

menanggung adanya cacat tersembunyi, yang mengakibatkan

berkurangnya atau tidak berfungsinya barang sewa, dan menanggung

kerugian apabila akibat adanya cacat tersebut menimbulkan kerugian

pada pihak penyewa. Dalam Pasal 1553 KUH Perdata disebutkan bahwa

perjanjian sewa menyewa gugur demi hukum apabila barang sewa

musnah karena keadaan yang tidak disengaja; dan apabila musnahnya

hanya sebagian, si penyewa dapat memilih untuk meminta pengurangan

harga sewa atau menuntut pembatalan perjanjian. Dalam Pasal 1554

KUH Perdata disebutkan bahwa selama waktu sewa, pihak yang

menyewakan dilarang mengubah wujud maupun tataan barang yang

disewakan. Dalam Pasal 1555 KUH Perdata disebutkan bahwa jika

selama waktu sewa harus dilakukan pembetulan/ perbaikan yang tidak

dapat ditunda sampai selesainya waktu sewa, maka penyewa harus

menerima keadaan itu dengan segala resikonya, kecuali apabila

perbaikan itu berlangsung lebih dari empat puluh hari, maka si penyewa

dapat menuntut pengurangan harga sewa atau menuntut pembatalan

sewa.

Berdasarkan uraian di atas dengan dihubungkan pada data hasil

penelitian, dimana para pihak tidak mengecualikan berlakunya

ketentuan-ketentuan dalam pasal-pasal yang mengatur tentang hak dan

Page 83: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

71

kewajiban, maka unsur naturalia berupa hak dan kewajiban pihak yang menyewakan adalah:

a) Menyerahkan barang berupa software econos dalam keadaan baik sesuai dengan fungsinya;

b) Melakukan perbaikan-perbaikan barang berupa software e-conos sehingga dapat berfungsi sebagai server pulsa isi ulang elektronik;

c) Menanggung cacat tersembunyi terhadap software econos dan

perangkat pendukungnya dan membayar kerugian yang

ditimbulkannya;

d) Tidak melakukan perubahan sistem dan fungsi software e -conos. 2) Hak dan kewajiban penyewa

Dalam Pasal 1553 KUH Perdata disebutkan bahwa jika barang

sewa musnah sebagia maka penyewa berhak menuntut pengurangan

harga sewa atau menuntut pembatalan perjanjian. D alam Pasal 1555

KUH Perdata disebutkan bahwa penyewa berhak menuntutpengurangan

harga sewa atau pembatalan sewa, apabila terhadap barang sewa

dilakukan perbaikan selama lebih dari empat puluh hari. Dalam Pasal

1559 ditentukan bahwa penyewa dilarang melakukan sewa ulang tanpa

ijin pihak yang menyewakan. Dalam Pasal 1564 KUH Perdata

disebutkan bahwa penyewa bertanggung jawab terhadap kerusakan yang

terjadi pada barang yang disewa selama waktu sewa.

Page 84: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

72

Berdasarkan uraian di atas apabila dihubungkan dengan data hasil

penelitian, dapat diketahui bahwa unsur naturalia berupa hak dan

kewajiban penyewa adalah:

a) Berhak menuntut pengurangan harga sewa atau menuntut pembatalan

perjanjian sewa apabila software e-conos dan perangkat

pendukungnya mengalami perbaikan selama lebih dari empat puluh

hari;

b) Dilarang melakukan sewa ulang terhadap software e-conos tanpa ijin dari CV. Raya Media;

c) Bertanggung jawab bertahap kerusakan yang terjadi pada software e-

conos yang ada pada perangkat computer penyewa yang terjadi akibat

kesalahan operasional yang dilakukan oleh penyewa.

c. Unsur accidentalia

Unsur accidentalia adalah unsur-unsur perjanjian yang bukan unsur

essensialia dan bukan unsur naturalia, yang dibuat oleh para pihak dalam

perjanjian. Selanjutnya akan dibahas mengenai hak dan kewajiban pihak

yang menyewakan dan pihak penyewa dan hak-hal lain yang termasuk

dalam unsur accidentalia.

1) Hak dan kewajiban pihak yang menyewakan

Berdasarkan data 4.2 dapat dideskripsikan bahwa pihak yang

menyewakan wajib memberikan 7 hari masa percobaan tanpa dikenakan

uang sewa berlaku mulai instalasi server, dan berdasarkan data 4.3 dapat

dideskripsikan bahwa pihak yang menyewakan wajib menyediakan

Page 85: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

73

support TI (tidak termasuk support teknis hardware dan infrastruktur

pendukung) apabila terdapat kerusakan sistem software e-conos,

berdasarkan data 4.6 dapat dideskripsikan bahwa apabila setelah 15 hari

setelah instalasi tidak ada aktifitas server, maka pihak yang menyewakan

berhak menarik software econos dari computer penyewa dan selanjutnya

berdasar data 4.7 dapat dideskripsikan bahwa pihak yang menyewakan

wajib membayar ganti rugi apabila terjadi kesalahan pemrograman yang

mengakibatkan kerugian bagi penyewa, kecuali kesalahan yang

diakibatkan oleh kerusakan alat (aus). Oleh karena itu dapat disebutkan

bahwa hak dan kewajiban CV Raya Media yang merupakan unsur

naturalia adalah:

a) Memberikan masa percobaan selama 7 hari kerja secara cuma-cuma.

b) Menyediakan pengganti sistem software apabila terjadi kerusakan pada software e-conos.

c) Berhak menarik software e-conos dari computer penyewa apabila setelah 15 hari instalasi tidak ada aktifitas server.

d) Membayar kerugian pada penyewa apabila terjadi kerugian akibat kesalahan pemrograman software e-conos.

2) Hak dan kewajiban penyewa

Berdasarkan data 6 tentang data kerahasiaan perusahaan dan data 7

tentang kesalahan dalam pengisian ulang pulsa dapat dideskripsikan

bahwa para pihak hams menjaga kerahasiaan perusahaan pihak lain dan

penyewa hams menanggung sendiri kerugian yang timbul akibat adanya

Page 86: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

74

kesalahan pengisian ulang pulsa, maka dapat diketahui bahwa hak dan kewajiban penyewa yang merupakan unsur accidentalia adalah:

a) Menjaga kerahasiaan informasi rahasia berupa sistem software e - conos.

b) Menanggung kerugian akibat kesalahan pengisian isi ulang pulsa.

Perbuatan hukum yang dijadikan obyek penelitian berupa sewa menyewa

server pulsa isi ulang adalah perbuatan hukum yang dilakukan melalui

koneksitas internet, sehingga termasuk pula dalam pengaturan hukum

dalam UU ITE 11/2008 yang salah satunya mengatur tentang asas kehati -

hatian. Dalam penjelasan Pasal 3 UU ITE dijelaskan tentang asas kehati-

hatian yaitu: "Asas kehati-hatian berarti landasan bagi para pihak yang

bersangkutan hams memperhatikan segenap aspek yang berpotensi

mendatangkan kerugian, baik bagi diri sendirinya maupun bagi pihak lain

dalam pemanfaatan Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronika."

Dalam transaksi elektronika dituntut adanya ketelitian, kecermatan,

keahlian di bidang operasional computer, karena segala sesuatu sudah

diprogram secara otomatis. Kesalahan kecil dalam operasional computer

akan berakibat luas terhadap hasil keluarannya. Begitu pula dalam

pengisian pulsa isi ulang juga dituntut untuk melakukan transaksi secara

tepat dan benar, baik menyangkut nomor dan nominal pulsanya. Oleh

karena itu pembuat kesalahan hams menanggung kerugian akibat dari

kesalahannya sendiri.

Page 87: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

75

3. Akibat hukum apabila salah satu pihak melakukan wanprestasi atau

terjadi keadaan memaksa (force majeure).

a. Dalam hal terjadi wanprestasi

Wanprestasi adalah peristiwa dimana debitur tidak melakukan

kewajiban prestasi sebagaimana mestinya, yang dapat berupa: tidak

berprestasi sama sekali, keliru dalam berprestasi atau terlambat berprestasi;

dan semuanya itu dapat dipersalahkan kepada debitur. Akibat adanya

wanprestasi, maka kreditur dapat menuntut berupa: pemenuhan perjanjian,

pemenuhan perjanjian dengan disertai ganti rugi, ganti rugi saja, pembatalan

perjanjian dan pembatalan perjanjian dengan disertai ganti rugi.

Kewajiban prestasi dalam penelitian ini adalah berupa prestasi untuk

memberikan sesuatu, pada pihak yang menyewakan (CV. Raya Media)

berkewajiban memberikan software e-conos untuk keperluan pengisian

pulsa isi ulang elektronik berserta perangkat pendukungnya, dan pihak lain

berkewajiban membayar harga sewa berupa pembayaran deposit minimal

Rp. 5.000.000,-. Oleh karena itu dikatakan telah terjadi wanprestasi dalam

penelitian ini adalah apabila salah satu pihak tidak melakukan prestasi sama

sekali atau terlambat dalam melakukan prestasi. Apabila dihubungkan

dengan hasil penelitian, wanprestasinya pihak yang menyewakan adalah

tidak memberikan software e-conos atau terlambat memberikan, sedangkan

wanprestasinya pihak penyewa adalah tidak membayar harga sewa berupa

pembayaran deposit atau terlambat membayar harga sewa.

Page 88: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

76

Akibat hukum apabila debitur melakukan wanprestasi, kreditur dapat

memilihsalah satu tuntutan, yaitu: hanya menuntut pemenuhan prestasi saja,

menuntut pemenuhan prestasi dengan disertai pembayaran ganti rugi,

menuntut ganti rugi saja, menuntut pembatalan perjanjian ataupun menuntut

pembatalan perjanjian dengan disertai pembayaran ganti rugi.

b. Dalam hal terjadi keadaan memaksa (overmacht atau force majeure)

Keadaan memaksa (overmacht) adalah suatu keadaan atau kejadian

yang tak dapat diduga-duga terjadinya, sehingga menghalangi seorang

debitur untuk melakukan prestasinya sebelum is lalai dan keadaan mana

tidak dapat dipersalahkan kepadanya. Dari batasan tersebut dapat diketahui

adanya bebarapa unsur dari keadaan memaksa yaitu: hal tidak dapat diduga

sebelumnya, diluar kesalahan debitur, menghalangi debitur untuk

berprestasi, dan debitur belum lalai.

Dalam Pasal 1245 KUH Perdata ditentukan bahwa debitur tidak

diwajibkan membayar ganti kerugian apabila tidak berprestasi atau

terlambat berprestasinya debitur adalah karena adanya faktor keadaan

memaksa (overmacht atau force majeure). Dengan kata lain bahwa keadaan

memaksa merupakan alasan yang menghapus kewajiban debitur untuk

membayar ganti kerugian.

Apabila dihubungkan dengan data 9, dalam surat perjanjian sewa

menyewa disepakati tentang kemungkinan terjadinya keadaan memaksa

(overmacht atau force majeure). Telah diberikan pengertian keadaan

memaksa yaitu semua kejadian di luar kekuasaan atau kesalahan debitur

Page 89: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

77

yang mengakibatkan terhenti atau tertundanya pelaksanaan perjanjian,

seperti dan tidak terbatas pada: bencana alam, wabah penyakit, peraturan

dan/atau larangan pemerintah yang tidak dapat dituntut.

Bekerjanya semua peralatan pendukung untuk kegiatan pengisian

ulang pulsa elektronik, membutuhkan banyak faktor, baik faktor teknis

maupun faktor non teknis. Faktor teknis seperti: tersedianya arus listrik yang

mencukupi, beroperasinya semua perangkat untuk koneksitas interne dan

sebagainya; sedangkan faktor non teknis dapat berupa keamanan, kondisi

alam atau cuaca maupun kebijakan pemerintah melalui peraturan

perundang-undangan. Semua itu dapat berpotensi menjadi terhalangnya

pelaksanaan perjanjian.

Pembahasan mengenai keadaan memaksa selalu terkait dengan

pembahasan mengenai risiko. Yang dimaksud dengan risiko adalah suatu

kewajiban untuk menanggung kerugian sebagai akibat dari adanya suatu

peristiwa atau kejadian yang menimpa obyek perjanjian dan bukan karena

kesalahan dari salah satu pihak.37 Pengaturan mengenai risiko dalam KUH

Perdata dibedakan antara risiko dalam perjanjian sepihak dan risiko dalam

perjanjian timbal baik. Pada prinsipnya berdasarkan Pasal 1237 KUH

Perdata bahwa risiko dalam perjanjian sepihak ditanggung oleh kreditur;

sedangkan berdasarkan Pasal 1444 ayat (1) KUH Perdata, risiko dalam

perjanjian timbal balik ditanggung oleh debitur.

37 A. Qirom Syamsudin Meiala, op.cit, hlm. 49.

Page 90: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

78

Apabila dihubungkan dengan data 9.3 dimana disebutkan bahwa

semua kerugian yang diderita oleh salah satu pihak sebagai akibat terjadinya

keadaan memaksa (overmacht atau force majeure) bukan menjadi tanggung

jawab pihak yang lainnya. Artinya, apabila masing-masing pihak tidak dapat

pihak berprestasi karena keadaan memaksa, tidak dapat dituntut membayar

kerugian yang diderita oleh pihak lawan janjinya. Hal ini sesuai dengan

ketentuan Pasal 1444 ayat (1) KUH Perdata yang mengajarkan bahwa risiko

dalam perjanjian timbal balik ditanggung oleh dibitur.

Page 91: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

BABV PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan uraian dalam pembahasan, dapat ditaruik kesimpulan sebagai berikut:

1. Hubungan hukum yang timbul dalam perjanjian sewa menyewa aplikasi

server pulsa isi ulang elektronik antara CV. Raya Media dan AS Tronik

yang terdiri dan unsur essensialia, unsur naturalia dan unsur accidentalia

adalah:

a. Unsur Essensialia:

1) Penyerahan kenikmatan barang dalam hal ini berupa software e -

conos (data 3) berikut fasilitas pendukungnya (data 4.4) yang terdiri

dari: a) Fasilitas Input-Output GSM-SMS, GSM-USSD, GSM-SAT,

CDMA-SMS, HOST2HOST SM2. dan b) Fasilitas Administrasi.

2) Uang pembayaran harga sewa yakni, pembayaran deposit minimal

sebesar Rp. 5.000.000,- dengan saldo mengendap minimal Rp.

500.000,-.

b. Unsur Naturalia:

1) Penyerahan barang berupa software e -conos dalam keadaan baik

sesuai dengan fungsinya, melakukan perbaikan -perbaikan barang

berupa software e-conos sehingga dapat berfungsi sebagai server

pulsa isi ulang elektronik, menanggung cacat tersembunyi

Page 92: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

80

terhadap software e-conos dan perangkat pendukungnya dan

membayar kerugian yang ditimbulkannya, dan tidak melakukan perubahan sistem dan fungsi software e-conos.

2) Pengurangan harga sewa atau menuntut pembatalan perjanjian sewa

apabila software e-conos dan perangkat pendukungnya mengalami

perbaikan selama lebih dari empat puluh hari, dilarang melakukan

sewa ulang terhadap software e-conos tanpa ijin dari CV. Raya

Media, bertanggung jawab bertahap kerusakan yang terjadi pada

software e-conos yang ada pada perangkat komputer penyewa yang

terjadi akibat kesalahan operasional yang dilakukan oleh penyewa.

c.Unsur Accidentalia:

Pemberian masa percobaan bagi AS Tronik untuk mengoperasikan

sistem e-conos selama tujuh hari, dan pembebanan pada AS Tronik untuk menjaga kerahasiaan informasi terkait sistem e-conos.

2. Akibat hukum apabila terjadi wanprestasi atau keadaan memaksa (overmacht atau force majeure) adalah:

Akibat hukum apabila debitur melakukan wanprestasi, kreditur dapat

memilih salah satu tuntutan, yaitu: hanya menuntut pemenuhan prestasi

saja, menuntut pemenuhan prestasi dengan disertai pembayaran ganti rugi,

menuntut ganti rugi saja, menuntut pembatalan perjanjian ataupun

menuntut pembatalan perjanjian dengan disertai pembayaran ganti rugi

Sedangkan akibat hukum terjadinya kerugian karena keadaan memaksa (overmacht atau force majeure) adalah ditanggung oleh masing-masing

Page 93: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

81

pihak atau ditanggung oleh debitur, hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 1444 ayat (1) KUH Perdata.

B. Saran

Suatu yang sangat penting dan merupakan salah satu ciri khas dalam

setiap transaksi elektronik adalah tentang kewajiban menjaga rahasia sistem,

akan tetapi hal ini justru tidak diatur dalam perjanjian; oleh karena itu berlaku

ketentuan dalam Bab W Buku III KUH Perdata.

Page 94: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/WAHYU WIDI WEB_0001.pdf · TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA ... penulis tertarik

DAFTAR PUSTAKA

A. Qirom Syamsudin Meliala, 1985, Pokok-pokokHukum Perjanjian Beserta Perkembangannya, Liberty, Yogyakarta.

Gauzali Aaydan, 2005, Teknologi Telekomunikasi Perkembangan dan Aplikasi, CV. Alfabeta, Bandung.

J. Satrio, 1995, Hukum Perikatan, Perikatan Yang Lahir Dari Perjanjian, Buku Kesatu, Citra Aditya Bakti, Bandung.

........... , 1995, Hukum Perikatan, Perikatan Yang Lahir Dari Perjanjian Buku I, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung

Purwakhid Patrik, 1982. Asas Iktikad Baik dan Kepatutan dalam Perjanjian, Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, Semarang.

Roni Hanitijo Soemitro, 1988, Metodologi Penelitian Hukum Dan Jurumetri, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Salim HS, 2003, Perkembangan Hukum Kontrak innominaat di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta.

Subekti, 1983, Hukum Perjanjian, PT. Internusa, Jakarta.

........... , 1995, Aneka Perjanjian, cetakan ke sepuluh, CV. Citra Aditya Bakti, Bandung.

Sudikno Mertokusumo, 1986, Mengenal Hukum (Suatu Pengantar), Liberty, Yogyakarta.

Wiryono Proj odikoro, 1981, Hukum Perdata Tentang Persetujuan-Persetujuan Tertentu, Sumur Bandung, Bandung.