tinjauan pustaka peternakan rakyat · mengidentifikasi dan ... semakin sempurna atau meyakinkan...

12
TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Rakyat Peternakan rakyat masih memegang peranan sebagai aset terbesar dalam pembangunan peternakan nasional, tetapi sampai saat ini tipologinya masih bersifat sambilan (tradisional) yang dibatasi oleh usaha kecil, teknologi sederhana, dan produknya berkualitas rendah (Soehadji, 1995). Menurut Aziz (1993), peternakan rakyat mempunyai ciri-ciri, yaitu skala usahanya relatif kecil, merupakan usaha rumah tangga, dilakukan sebagai usaha sampingan, menggunakan teknologi sederhana sehingga produktivitas rendah dan mutu produk tidak seragam, serta bersifat padat karya dan basis organisasi kekeluargaan. Menurut Sudardjat dan Pambudy (2000), dalam peternakan rakyat sapi, kerbau dan ternak lainnya dipelihara dengan cara-cara sederhana tradisional. Sepanjang hari digembalakan di ladang sendiri atau di tanah gembalaan umum, di tepi jalan, dan di pinggir sungai dimana banyak tumbuhan rumput. Kadang-kadang dimandikan di sungai dan sore hari dibawa pulang dan dikandangkan di kandang yang sederhana. Pekerjaan di dalam usaha ternak ini dilakukan oleh anggota keluarga. Kebanyakan ternak yang sudah mencapai umur tertentu dijual. Disamping untuk diperjual-belikan, ternak besar (sapi, kerbau) juga diambil manfaatnya sebagai tenaga kerja atau disewakan kepada orang lain untuk mengerjakan sawah atau ladang, Sedangkan kotorannya dimanfaatkan sebagi pupuk tanaman. Strategi Pengembangan Usaha Ternak Sapi Strategi merupakan rencana yang disatukan, luas dan terintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis dengan tantangan lingkungan dan dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat (Glueck dan Jauch, 1994). Esensi strategi merupakan keterpaduan dinamis faktor eksternal dan faktor internal yang berisikan strategi. Strategi merupakan respon yang secara terus-menerus atau adaptif terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal (Rangkuti, 1997). Manajemen strategi dapat didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan untuk merumuskan, mengimplementasikan dan mengevaluasi suatu keputusan sehingga mampu mencapai tujuan obyektifnya. Proses manajemen strategi terdiri atas tiga tahap yaitu perumusan strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi.

Upload: dangtu

Post on 10-Mar-2019

286 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Rakyat · mengidentifikasi dan ... semakin sempurna atau meyakinkan bila dilanjutkan dengan pengukuran bagian-bagian ... Bahan pakan ternak sapi pada

TINJAUAN PUSTAKA

Peternakan Rakyat

Peternakan rakyat masih memegang peranan sebagai aset terbesar dalam

pembangunan peternakan nasional, tetapi sampai saat ini tipologinya masih bersifat

sambilan (tradisional) yang dibatasi oleh usaha kecil, teknologi sederhana, dan

produknya berkualitas rendah (Soehadji, 1995). Menurut Aziz (1993), peternakan

rakyat mempunyai ciri-ciri, yaitu skala usahanya relatif kecil, merupakan usaha

rumah tangga, dilakukan sebagai usaha sampingan, menggunakan teknologi

sederhana sehingga produktivitas rendah dan mutu produk tidak seragam, serta

bersifat padat karya dan basis organisasi kekeluargaan.

Menurut Sudardjat dan Pambudy (2000), dalam peternakan rakyat sapi,

kerbau dan ternak lainnya dipelihara dengan cara-cara sederhana tradisional.

Sepanjang hari digembalakan di ladang sendiri atau di tanah gembalaan umum, di

tepi jalan, dan di pinggir sungai dimana banyak tumbuhan rumput. Kadang-kadang

dimandikan di sungai dan sore hari dibawa pulang dan dikandangkan di kandang

yang sederhana. Pekerjaan di dalam usaha ternak ini dilakukan oleh anggota

keluarga. Kebanyakan ternak yang sudah mencapai umur tertentu dijual. Disamping

untuk diperjual-belikan, ternak besar (sapi, kerbau) juga diambil manfaatnya sebagai

tenaga kerja atau disewakan kepada orang lain untuk mengerjakan sawah atau

ladang, Sedangkan kotorannya dimanfaatkan sebagi pupuk tanaman.

Strategi Pengembangan Usaha Ternak Sapi

Strategi merupakan rencana yang disatukan, luas dan terintegrasi yang

menghubungkan keunggulan strategis dengan tantangan lingkungan dan dirancang

untuk memastikan bahwa tujuan utama dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat

(Glueck dan Jauch, 1994). Esensi strategi merupakan keterpaduan dinamis faktor

eksternal dan faktor internal yang berisikan strategi. Strategi merupakan respon yang

secara terus-menerus atau adaptif terhadap peluang dan ancaman eksternal serta

kekuatan dan kelemahan internal (Rangkuti, 1997).

Manajemen strategi dapat didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan untuk

merumuskan, mengimplementasikan dan mengevaluasi suatu keputusan sehingga

mampu mencapai tujuan obyektifnya. Proses manajemen strategi terdiri atas tiga

tahap yaitu perumusan strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi.

Page 2: TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Rakyat · mengidentifikasi dan ... semakin sempurna atau meyakinkan bila dilanjutkan dengan pengukuran bagian-bagian ... Bahan pakan ternak sapi pada

Perumusan strategi adalah mengenali peluang dan ancaman eksternal, menetapkan

kekuatan dan kelemahan internal dan memilih strategi tertentu untuk dilaksanakan.

Implementasi strategi sering disebut tahap tindakan manajemen strategi dengan

mengubah strategi yang telah dirumuskan menjadi suatu tindakan. Evaluasi strategi

adalah tahap akhir dari manajemen strategi dengan melakukan tiga macam aktivitas

mendasar untuk mengevaluasi strategi yaitu meninjau faktor-faktor eksternal dan

internal yang menjadi dasar strategi, mengukur prestasi dan mengambil tindakan

korektif (David, 2001).

Menurut Wahyudi (1996) tahap perumusan atau pembuatan strategi

merupakan tahap yang paling menantang dan menarik dalam proses manajemen

strategi. Inti pokok dari tahapan ini adalah menghubungkan suatu organisasi dengan

lingkungannya dan menciptakan strategi-strategi yang cocok untuk dilaksanakan.

Proses pembuatan strategi terdiri dari empat elemen sebagai berikut :

1. Identifikasi masalah-masalah strategis yang dihadapi meliputi lingkungan

eksternal dan internal.

2. Pengembangan alternatif-alternatif strategi yang ada dengan mempertimbangkan

strategi yang lain.

3. Evaluasi tiap alternatif strategi.

4. Penentuan atau pemilihan strategi terbaik dari berbagai alternatif yang tersedia.

Perumusan strategi digunakan alat formulasi yaitu analisis SWOT (Strengths-

Weaknesses-Opportunities-Threats). Analisis SWOT adalah analisis identifikasi

berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi yang didasarkan pada

logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, secara bersamaan dapat

meminimalkan kelemahan dan ancaman (Hax dan Majluf, 1991).

Pengembangan usaha merupakan tujuan dari setiap pengusaha. Usaha yang

cukup menjanjikan untuk dikembangkan adalah usaha ternak sapi. Pengembangan ini

dilakukan karena masih banyak kesenjangan antara tingkat konsumsi daging dengan

tingkat produksi daging (Gunawan et al., 1998). Dengan meningkatnya kesadaran

masyarakat akan gizi yang baik, maka kecenderungan masyarakat untuk

mengkonsumsi daging (sumber protein) semakin besar dan pemerintah berupaya

untuk mencukupi kebutuhan daging tersebut.

Page 3: TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Rakyat · mengidentifikasi dan ... semakin sempurna atau meyakinkan bila dilanjutkan dengan pengukuran bagian-bagian ... Bahan pakan ternak sapi pada

Pengembangan ternak bertujuan untuk memenuhi permintaan daging daerah

atau menambah produksi daging untuk mencukupi kebutuhan daerah, untuk

menghidupkan kembali wilayah ekspor daging sapi sekaligus meningkatkan

perekonomian daerah (Rahardi et al., 1993). Dengan demikian dapat meningkatkan

pendapatan petani agar kehidupan dan kesejahteraannya lebih baik. Dalam upaya

pengembangan usaha ternak sapi diperlukan data-data yang mendukung usaha ternak

sapi tersebut. Dari data tersebut dapat dilakukan suatu analisis yang tepat untuk

menyusun strategi pengembangan yang baik.

Analisis SWOT

Dalam upaya pengembangan ternak sapi perlu melakukan identifikasi

terhadap usaha ternak sapi sehingga dapat dibuat suatu strategi pengembangan yang

baik. Upaya penyusunan strategi ini dilakukan melalui suatu analisis yang disebut

analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Oportunities, Threats).

Menurut Rangkuti (1997), analisis SWOT tak lain adalah melakukan

auditing agribisnis wilayah dengan menggunakan 2 faktor penilaian yakni

internal dan eksternal agribisnis. Faktor internal agribisnis terdiri atas kekuatan

atau Strengths (S), kelemahan atau Weaknesses (W) sedangkan faktor eksternal

terdiri atas peluang atau Opportunities (O) dan ancaman atau Threats (T). Faktor S

terdiri atas variabel-variabel internal yang merupakan kemampuan yang

dikuasai dan dimiliki misalnya tingkat pendidikan, ketersediaan lahan dan air dan

sebagainya. Arah vektor adalah positif. Sedangkan faktor W adalah sama dengan

variabel S hanya arahnya negatif. Faktor O merupakan variabel-variabel yang

bersifat ekternal namun diperkirakan dapat dikuasai dan dimiliki dengan arah

vektor adalah positif. Sedangkan faktor T mempunyai variabel-variabel yang

sama dengan O hanya arah vektor negatif.

Analisis SWOT merupakan prosedur sistematis untuk mengidentifikasi

faktor-faktor keberhasilan kritis (Critical Succes Factors) yang dimiliki oleh

perusahaan, meliputi kekuatan dan kelemahan internalnya, dan peluang serta

ancaman yang bersifat eksternal. Dengan kata lain analisis SWOT digunakan untuk

mengidentifikasi dan menganalisis kekuatan dan kelemahan dari suatu usaha,

termasuk peluang dan ancaman yang dilihat sebagai informasi yang diperoleh dari

lingkungan eksternal.

Page 4: TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Rakyat · mengidentifikasi dan ... semakin sempurna atau meyakinkan bila dilanjutkan dengan pengukuran bagian-bagian ... Bahan pakan ternak sapi pada

Strengths (kekuatan) adalah keahlian dan sumber daya utama yang dimiliki

oleh suatu usaha, sedangkan weaknesses (kelemahan) menunjukkan kekurangan

suatu usaha dalam keahlian atau kompetensi tertentu. Oportunities (peluang)

merupakan situasi yang menguntungkan yang penting dalam lingkungan usaha,

sedangkan threats (ancaman) merupakan situasi yang tidak menguntungkan di

lingkungan usaha.

Analisis SWOT penting untuk mengembangkan suatu rencana yang dibuat

atau diambil dengan mempertimbangkan berbagai perbedaan faktor internal dan

eksternal, dan memaksimumkan potensi atau kemampuan dari kekuatan dan peluang

serta meminimalkan pengaruh dari kelemahan dan ancaman.

Penggunaan analisis SWOT dalam merumuskan strategi, yaitu berupaya

(memaksa) memadukan hasil analisis situasi di luar dan dan di dalam suatu usaha

(Anonimous, 1995). Teknik memaksa ini dimaksudkan untuk melihat keterkaitan

antara situasi/faktor tersebut, jadi penggunaan analisis SWOT tidak dimaksudkan

terutama untuk mengganti analisa-analisa yang lain. Sasaran utama analisis SWOT

adalah untuk mempertemukan faktor-faktor luar (oportunities dan threats) dengan

faktor-faktor dalam (strengths dan weaknesses).

Faktor-Faktor Internal Usaha Ternak Sapi Potong

Modal

Modal diartikan sebagai barang-barang bernilai ekonomi yang digunakan

untuk menghasilkan tambahan kekayaan atau untuk meningkatkan produksi

(Soehardjo dan patong, 1973). Modal digunakan untuk menghasilkan barang-barang

konsumsi atau jasa, atau untuk menghasilkan modal baru yang dapat digunakan

dalam proses produksi berikutnya. Menurut Mubyarto (1989), modal dalam

pengertian ekonomi adalah barang atau uang yang bersama–sama faktor produksi

tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang-barang baru, yaitu dalam hal ini hasil

pertanian.

Modal dapat dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu modal tetap (fixed capital)

dan modal tidak tetap (variable capital). Modal tetap dapat dipakai berkali-kali

dalam produksi, misalnya tanah, bangunan, dan alat pertanian. Modal tidak tetap

terpakai habis dalam satu kali proses produksi, seperti bibit, pupuk, obat-obatan,

bahan mentah, dan minyak (Soehardjo dan Patong, 1973). Modal tetap dalam usaha

Page 5: TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Rakyat · mengidentifikasi dan ... semakin sempurna atau meyakinkan bila dilanjutkan dengan pengukuran bagian-bagian ... Bahan pakan ternak sapi pada

peternakan adalah kandang dan peralatan-peralatan yang digunakan untuk eperluan

usahanya, seperti parang dan sabit untuk mengambil rumput. Sedangkan modal tidak

tetap untuk usaha ini adalah obat-obatan.

Teknologi (Panca Usaha Ternak)

Teknologi usahatani berarti bagaimana cara melakukan pekerjaan usahatani.

Didalamnya termasuk cara-cara bagimana petani menyebarkan benih, memelihara

tanaman dan memungut hasil serta memelihara ternak. Termasuk didalamnya benih,

pupuk pestisida, obat-obatan serta makanan ternak yang dipergunakan, perkakas, alat

dan sumber tenaga, berbagai kombinasi cabang usaha, agar tenaga petani dan

tanahnya dapat digunakan sebaik mungkin (Mosher, 1991).

Menurut Karafir (2002), teknologi biasanya tersirat dalam alat, bahan dan

cara atau metode. Selain itu teknologi berkaitan dengan kerja, upaya atau usaha

manusia untuk mencapai tujuan tertentu. Teknologi tidak terkait dengan tujuan yang

ingin dicapai manusia tetapi dengan cara, upaya untuk mencapai tujuan. Teknologi

tertentu tersedia bagi kita dalam berbagai alternatif alat, bahan dan cara atau metode.

Untuk usaha peternakan, teknologi dilihat dari “Panca Usaha Ternak” yang

terdiri dari bibit, pemeliharaan, pakan ternak, kesehatan hewan, dan perkandangan.

Bibit

Bibit ternak, dari segi usaha peternakan sapi potong mempunyai arti penting

dalam mendukung keberhasilan usaha (Murtidjo,1990). Sedangkan dari segi

pemeliharaan sendiri, tujuan ternak sapi potong dikenal dua alternatif, yaitu:

Usaha pemeliharaan sapi potong bibit bertujuan pengembangbiakan sapi potong.

Keuntungan yang diharapkan adalah hasil keturunannya.

Usaha pemeliharaan sapi potong bakalan bertujuan memelihara sapi potong

dewasa, untuk selanjutnya digemukkan. Keuntungan yang diharapkan adalah hasil

penggemukkan.

Pada umumnya usaha peternak masih terbatas pada usaha mencari calon bibit

walaupun baru seadanya saja sehingga sapi yang mereka ternakkan pun berasal dari

bibit yang kurang baik yang diusahakan secara ekstensif atau semi ekstensif (Sugeng,

1999).

Sebagai peternak yang telah maju tentu akan memilih bibit yang berasal dari

sapi potong yang baik. Sehubungan dengan pemilihan bibit, peternak perlu

Page 6: TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Rakyat · mengidentifikasi dan ... semakin sempurna atau meyakinkan bila dilanjutkan dengan pengukuran bagian-bagian ... Bahan pakan ternak sapi pada

mengetahui kriteria pemilihan sapi dan pengukuran sapi. Pemilihan sapi sebagai

calon bibit pengganti ataupun calon penggemukkan sering dirasa sulit. Sebab pada

saat peternak melakukan pemilihan diperlukan pengetahuan kecakapan yang cukup,

serta kriteria dasar. Kriteria dasar tersebut meliputi bangsa dan sifat genetis, bentuk

luar, serta kesehatan. Pemilihan bibit berdasarkan penilaian bentuk luar akan

semakin sempurna atau meyakinkan bila dilanjutkan dengan pengukuran bagian-

bagian tertentu seperti panjang tubuh, lebar dan dalam dada, lingkar dada, dan

sebagainya. Sedangkan pengukuran bagian-bagian tubuh itu akan berhasil baik bila

ada persiapan, urutan, dan cara kerja yang benar. Bangsa sapi tropis yang sudah

cukup populer yang banyak terdapat di Indonesia dan merupakan jenis unggul

sampai saat ini ialah sapi bali, sapi madura, sapi ongole, dan sapi america brahman

(Sugeng, 1999).

Pemeliharaan

Pemeliharaan dan perawatan sapi, merupakan salah satu penunjang utama

sukses usaha ternak dalam mencapai keuntungan. Oleh karena itu diperlukan

penanganan menajemen yang baik (Murtidjo, 1990).

Usaha menjaga kelangsungan hidup ternak sapi yang sehat dan pertumbuhan

yang baik, kita harus memelihara dan merawat ternak sapi itu dengan baik. Dalam

hal ini, setiap peternak pasti sudah memiliki sasaran dan tujuan tertentu yang hendak

dicapai, misalnya menginginkan hasil akhir berupa daging atau karkas yang

persentase dan mutunya bagus (Sugeng, 1999).

Tahap-tahap perawatan semenjak baru lahir atau masih pedet hingga menjadi

sapi dewasa harus diperhitungkan. Untuk memperoleh sukses, peternak harus bisa

melewati setiap tahap pemeliharaan dengan selamat. Semua sapi yang diusahakan

harus bisa dicapai kondisi yang sehat. Sebab hanya sapi yang sehatlah yang bisa

mempertahankan kelangsungan pertumbuhan. Kesehatan sapi bisa dicapai dengan

tindakan higine, sanitasi lingkungan, vaksinasi, pemberian pakan, dan teknis yang

tepat.

Keberhasilan tahap pemeliharaan sebelumnya merupakan pangkal

pemeliharaan berikutnya. Jadi usaha pemeliharaan pada umumnya selalu disesuaikan

dengan fase hidup sapi yang bersangkutan, mulai dari pedet, sapi muda, sapi dewasa

(finishing).

Page 7: TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Rakyat · mengidentifikasi dan ... semakin sempurna atau meyakinkan bila dilanjutkan dengan pengukuran bagian-bagian ... Bahan pakan ternak sapi pada

Pemeliharaan ternak sapi menyangkut pemberian pakan, pembersihan

kandang dan memberikan tilam, memandikan sapi, menimbang berat badan,

mengendalikan penyakit, memisahkan antara sapi betina dan jantan, dan

mengawinkan sapi. Untuk sapi-sapi di Indonesia bisa dikawinkan pada umur 2-2,5

tahun (AAK, 1991). Sebab pada saat itu kedewasaan tubuh sudah tercapai, sehingga

pada waktu terjadi kebuntingan tidak akan mengganggu induk yang bersangkutan.

Dalam hal pemeliharaan ini masih banyak peternak yang belum melakukan

pemeliharaan secara intesif.

Pakan Ternak

Makanan merupakan salah satu faktor penting di dalam usaha peternakan,

lebih-lebih terhadap tinggi rendahnya produksi (AAK, 1979). Makanan ternak sapi

potong dari sudut nutrisi merupakan salah satu unsur yang sangat penting untuk

menunjang kesehatan, pertumbuhan, dan reproduksi ternak. Makanan sangat esensial

bagi ternak sapi. Makanan yang baik akan menjadikan ternak sanggup menjalankan

fungsi proses dalam tubuh secara normal. Kebutuhan makanan akan meningkat

selama ternak masih dalam pertumbuhan berat tubuh pada saat kebuntingan

(Murtidjo, 1990).

Bahan pakan ternak sapi pada pokoknya bisa digolongkan menjadi 3 (tiga),

yaitu pakan hijauan, pakan penguat (konsentrat), dan pakan tambahan. Menurut

Sugeng (1999), pakan hijauan adalah bahan pakan yang berasal dari tanaman

ataupun tumbuhan berupa daun-daunan, terkadang termasuk batang, ranting, dan

bunga.

Hijauan sebagai bahan makanan ternak bisa diberikan dalam dua macam

bentuk, yakni hijauan segar dan hijauan kering. Hijauan segar ialah makanan yang

berasal dari hijauan yang diberikan dalam bentuk segar. Termasuk hijauan segar

adalah rumput segar, leguminosa segar dan silase. Hijauan kering ialah makanan

yang berasal dari hijauan yang sengaja dikeringkan (hay) ataupun jerami kering.

Sebagai makan ternak, hijauan memegang peranan sangat penting, sebab hijauan

mengandung hampir semua zat yang diperlukan ternak. Di Indonesia bahan makanan

hijauan memegang peranan istimewa, karena bahan tersebut diberikan dalam jumlah

yang besar.

Page 8: TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Rakyat · mengidentifikasi dan ... semakin sempurna atau meyakinkan bila dilanjutkan dengan pengukuran bagian-bagian ... Bahan pakan ternak sapi pada

Lahan pengembalaan merupakan sumber penyediaan hijauan yang lebih

ekonomis dan murah. Lahan pengembalaan merupakan tanaman hijauan yang secara

langsung bisa dimakan oleh ternak. Lahan pengembalaan tersebut bisa terdiri dari

rumput seluruhnya atau luguminosa saja, ataupun campuran, tetapi suatu lahan

rumput yang baik dan ekonomis ialah yang terdiri atas campuran dari rumput dan

leguminosa (AAK, 1983).

Pakan penguat adalah pakan yang berkonsentrasi tinggi dengan kadar serat

kasar yang relatif rendah dan mudah dicerna. Bahan pakan penguat ini meliputi

bahan makanan yang berasal dari biji-bijian seperti jagung giling, menir, bulgur,

hasil ikutan pertanian atau pabrik seperti dedak, katul, bungkil kelapa, tetes, dan

berbagai umbi (Sugeng, 1999).

Pakan tambahan bagi ternak sapi biasanya berupa vitamin, mineral, dan urea.

Pakan tambahan ini dibutuhkan oleh sapi yang dipelihara secara intensif, yang

hidupnya di dalam kandang terus-menerus. Pakan yang diberikan pada ternak sapi

pada dasarnya hanyalah berupa pakan hijauan, sedangkan untuk pakan tambahan

jarang atau bahkan tidak pernah diberikan.

Kesehatan Hewan

Keberhasilan peternakan sapi potong tidak hanya terletak pada usaha

pengembangan jumlah ternak yang dipelihara, namun juga pada perawatan dan

pengawasan sehingga kesehatan ternak sapi tetap terjaga. Perawatan dan pengobatan

pada ternak sapi memerlukan pertimbangan dari berbagai segi, baik dari segi

penyakit (ringan, tidak menular, atau menular) maupun dari segi ekonomis

(Murtidjo, 1990).

Penyakit yang sulit ditanggulangi atau disembuhkan, serta berbahaya bagi

ternak yang lain karena bisa menular, harus dijauhi. Dari segi ekonmis, bila biaya

pengobatan lebih tinggi daripada nilai ternaknya, maka lebih baik ternak sapi

tersebut dijual sebagai ternak potong, dengan catatan sapi tersebut tidak

membahayakan konsumen.

Menurut Sugeng (1999), penyakit menular sungguh merupakan ancaman bagi

para peternak. Walaupun penyakit menular tidak langsung mematikan, akan tetapi

bisa merusak kesehatan ternak sapi secara berkepanjangan, mengurangi

pertumbuhan, dan bahkan menghentikan pertumbuhan sama sekali.

Page 9: TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Rakyat · mengidentifikasi dan ... semakin sempurna atau meyakinkan bila dilanjutkan dengan pengukuran bagian-bagian ... Bahan pakan ternak sapi pada

Dalam hal ini, peternak tidak dituntut harus tahu masalah-masalah kedokteran

hewan, akan tetapi mereka perlu ditumbuhkan minatnya dalam usaha pencegahan

dan pembasmian penyakit-penyakit yang biasa berjangkit di daerahnya sesuai

petunjuk dinas terkait. Sebab semuanya menyangkut kepentingan umum, bukan

kepentingan pribadi semata. Sehubungan dengan hal ini, peternak harus mengetahui

penyebab, gejala, dan akibat serangan berbagai macam penyakit, serta cara-cara

pencegahan dan pembasmiannya.

Perkandangan

Kandang sebagai tempat tinggal sapi pada sepanjang waktu harus

diperhatikan oleh peternak (Sugeng, 1999). Di dalam hal ini, peternak harus sadar

bahwa kehidupan ternak sapi sepenuhnya berada di bawah pengawasan manusia.

Segala kebutuhan ternak itu pun di bawah pengaturan dan tanggung jawab peternak

itu sendiri, sehingga perlindungan terhadap lingkungan yang mereka hadapi seperti

terik matahari, hujan, angin kencang, dan sebagainya yang menimpa ternak menjadi

pemikiran peternak. Oleh karena itu bangunan kandang sebagai salah satu faktor

lingkungan hidup ternak harus bisa memberikan jaminan hidup yang sehat dan

nyaman, sesuai dengan tuntutan hidup ternak tersebut. Jadi bangunan kandang

diupayakan pertama-tama untuk melindungi sapi terhadap gangguan luar yang

merugikan, baik terhadap sengatan terik matahari, kedinginan, kehujanan, dan tiupan

angin yang kencang.

Kandang harus dibuat dengan memperhatikan beberapa syarat teknis, antara

lain dibuat dari bahan yang berkualitas, luas kandang harus sesuai dengan jumlah

sapi, konstruksi lantai kandang harus dibuat dengan memperhatikan kemudahan

dalam melakukan pembersihan, memandikan, dan tidak licin, sinar matahari harus

bisa masuk secara langsung ke dalam kandang, sistem ventilasi udara harus

memungkinkan sirkulasi udara tidak terhambat, memperhatikan arah angin yang

dominan, dekat dengan sumber air, dan atap kandang sedapat mungkin dibuat dari

bahan-bahan yang ringan (Abidin, 2002).

Selain itu, kandang yang dibangun harus bisa menunjang peternak, baik dari

segi ekonomis maupun segi kemudahan dalam pelayanan. Dengan demikian

diharapkan bahwa dengan adanya kandang ini sapi tidak berkeliaran di sembarang

tempat dan kotorannya pun bisa dimanfaatkan seefisien mungkin.

Page 10: TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Rakyat · mengidentifikasi dan ... semakin sempurna atau meyakinkan bila dilanjutkan dengan pengukuran bagian-bagian ... Bahan pakan ternak sapi pada

Sumberdaya Tenaga Kerja

Faktor manusia sebagai tenaga pemelihara ternak adalah mempunyai peranan

yang sangat penting untuk keberhasilan usaha pengembangan ternak. Tenaga kerja

atan man power menurut Simanjuntak (1998) adalah kelompok penduduk dalam usia

kerja (working-age population). Secara praktis pengertian tenaga kerja dan bukan

tenaga kerja yang dibedakan hanya oleh batasan umur. Berdasarkan undang-undang

no. 25 tahun 1997 tentang ketenagakerjaan telah menetapkan batas usia kerja

menjadi 15 tahun, sehingga tenaga kerja didefinisikan sebagai penduduk yang

berumur 15 tahun atau lebih.

Mubyarto (1989) menyatakan bahwa faktor produksi pertanian terdiri lahan,

tenaga kerja, dan modal. Tenaga kerja dalam usaha tani merupakan faktor penting

khususnya tenaga kerja tani dan anggota keluarga, dimana tenaga kerja menjadi

unsur penentu terutama usaha tani komersil (Tohir, 1991). Tenaga kerja dalam usaha

tani sebagian besar berasal dari keluarga petani sendiri. Tenaga kerja yang berasal

dari luar keluarga dapat berupa tenaga kerja borongan atau harian tergantung pada

keperluan (Mubyarto, 1989).

Sama halnya dengan usaha peternakan, faktor tenaga kerja harus

diperhitungkan karena biaya tenaga kerja merupakan biaya produksi terbesar kedua

setelah biaya pakan yaitu 20-30% dari biaya produksi (Sudono et al., 2003). Menurut

Soewardi dan Suryahadi (1988), di daerah-daerah padat penduduk yang menjadi

kendala efektif peningkatan populasi ternak ruminansia adalah sumber daya lahan

sedangkan untuk daerah yang jarang penduduk yang berperan sebagai kendala efektif

adalah jumlah Kepala Keluarga (KK) pemelihara.

Pemasaran

Menurut Soekartawi (1991), aspek pemasaran memeang disadari bahwa

aspek ini adalah penting. Bila mekanisme pemsaran berjalan baik, maka semua pihak

yang terlibat akan diuntungkan. Oleh karen itu peranan lembaga pemasaran yang

biasanya terdiri dari produsen, tengkulak, pedagang pengumpul, broker, eksportir,

importir atau lainnya menjadi sangat penting. Lembaga pemasaran ini, khususnya

bagi negara berkembang, yang dicirikan oleh lemahnya pemasaran hasil pertanian

atau lemahnya kompetisi pasar yang sempurna, akan menentukan mekanisme pasar.

Page 11: TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Rakyat · mengidentifikasi dan ... semakin sempurna atau meyakinkan bila dilanjutkan dengan pengukuran bagian-bagian ... Bahan pakan ternak sapi pada

Limbong dan Sitorus (1987), mengatakan dalam pemasaran barang atau jasa

telibat beberapa badan mulai dari produsen, lembaga-lembaga perantara dan

konsumen. Karena jarak antara produsen yang menghasilkan barang atau jasa sering

berjauhan dengan konsomen, maka fungsi badan perantara sangat diharapkan

kehadirannya kehadirannya untuk menggerakkan barang-barang dan jasa-jasa

tersebut dari titik produksi ke titik konsumsi.

Produksi daging dari usaha sapi potong akan cepat maju apabila pemasaran

berjalan cukup pesat, baik dalam negeri maupun luar negeri sebagai bahan ekspor

(Sugeng, 1999). Adanya perkembangan kota-kota besar, kemajuan ilmu

pengetahuan, peningkatan taraf hidup rakyat, dan peningkatan pendidikan di negara

kita ini secara tidak langsung pula akan membawa pengaruh baik terhadap perubahan

menu makan yang banyak mengandung protein. Hal ini berarti kebutuhan atau

permintaan daging, khususnya daging sapi akan meningkat.

Dalam hal pemasaran perlu diperhatikan syarat-syarat sapi yang akan

dipotong dan perlakuannya seperti sapi harus dalam keadaan tenang, sapi telah

beristirahat cukup, sapi tidak boleh diberlakukan dengan kasar, dan sapi harus dalam

keadaan sehat dan gemuk (AAK, 1991). Hal ini dilakukan karena bagi para peternak

dan tukang potong (jagal) menghendaki sapi yang persentase hasil potongannya

bagus, yakni sapi yang memiliki ukuran atau porsi isi perut, kepala, cakar sedikit,

dagingnya halus, tidak banyak lemak, warnanya merah muda. Dalam hal pemasaran,

pemerintah berupaya untuk mengendalikan pemotongan sapi betina produktif untuk

mengurangi penurunan populasi.

Faktor-Faktor Eksternal Usaha Ternak Sapi Potong

Iklim

Iklim merupakan kombinasi fisis daripada lingkungan yang terdiri dari curah

hujan, kelembapan, penyinaran matahari, arus angin, tekanan udara dan lain-lain

(AKK, 1979). Iklim yang besar pengaruhnya terhadap kehidupan ternak, terutama

curah hujan dan kelembapan, penyinaran matahari dan temperatur, serta tekanan

udara. Menurut Abidin (2002), pada umumnya sapi potong dapat tumbuh optimal di

daerah dengan kisaran suhu 10-27o

C, dengan curah hujan 800-1500 mm/tahun, dan

kelembapan udara 60-80 %.

Page 12: TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Rakyat · mengidentifikasi dan ... semakin sempurna atau meyakinkan bila dilanjutkan dengan pengukuran bagian-bagian ... Bahan pakan ternak sapi pada

Dukungan Pemerintah

Peranan pemerintah dalam pengembangan usaha ternak sapi diperlukan agar

dapat meningkatkan produksi daging yang masih rendah untuk memenuhi

permintaan pasar. Beberapa undang-undang dan peraturan pemerintah yang

mengatur kegiatan usaha peternakan harus dipatuhi jika suatu usaha pemerintah ingin

langgeng (Abidin, 2002).

Dukungan pemerintah dalam bidang petrnakan dapat berupa infrastruktur

(jalan raya, sarana transportasi, komunikasi, listrik untuk penerangan), penyuluhan,

kebijakan-kebijakan menyangkut peraturan-peraturan atau keputusan-keputusan yang

dibuat untuk meningkatkan kualitas bidang peternakan, dan dapat juga berupa

bantuan pemberian bibit sapi agar peternak mampu mengembangkan usahanya dan

meningkatkan pendapatan.

Permintaan (Konsumen)

Permintaan adalah jumlah barang/jasa yang ingin dibeli konsumen (Limbong

dan Sitorus, 1987). Jumlah yang ingin dibeli tidak selalu sama dengan jumlah yang

benar-benar dibeli konsumen. Jumlah yang ingin dibeli sering disebut permintaan

potensial, sedangkan jumlah yang benar-benar dibeli disebut permintaan riil atau

permintaan yang efektif. Jadi yang dimaksud dengan permintaan potensial adalah

permintaan yang belum diikuti daya beli, sedangkan yang dimaksud dengan

permintaan yang efektif adalah permintaan yang diikuti daya beli. Permintaan

potensial umumnya lebih besar dari permintaan yang efektif, tetapi dapat pula sama

besar.

Menurut Woran (1999), permintaan pada dasarnya adalah jumlah barang atau

jasa yang sanggup dibeli oleh konsumen pada tempat dan waktu tertentu dengan

harga yang berlaku. Permintaan suatu komoditi termasuk produk pertanian,

jumlahnya sangat tergantung pada kebutuhan konsumen sebagai pembeli atau

pengguna. Jadi, permintaan daging sapi berarti jumlah daging sapi yang sanggup

dibeli oleh konsumen pada tempat dan waktu tertentu dengan harga yang berlaku.