tinjauan pustaka pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4996/6/karsinah bab...

35
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb (hemoglobin) darah atau hitung eritrosit lebih rendah dari harga normal. Dikatakan sebagai anemia bila Hb < 14 g/dl dan Ht < 41% pada pria, Hb < 12 g/dl dan Ht < 37% pada wanita (Mansjoer, 2001). Anemia adalah kekurangan sel darah merah yang dapat disebabkan oleh kehilangan darah yang terlalu cepat atau karena terlalu lambatnya produksi sel darah merah (Guyton, 1997). Anemia adalah penurunan kuantitas sel-sel darah merah dalam sirkulasi, abnormalitas kandungan hemoglobin sel darah merah, atau keduanya (Corwin, 2009). Anemia secara fungsional dapat didefinisikan sebagai penurunan jumlah massa eritrosit (red cell mass) sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer (penurunan oxygen carrying capacity) (Sudoyo, 2006). Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dalam tubuh di bawah batas normal karena dipengaruhi oleh berbagai hal yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah. 6 Asuhan Keperawatan pada..., Karsinah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010

Upload: vunga

Post on 02-Mar-2019

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINJAUAN PUSTAKA Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4996/6/Karsinah BAB II.pdf · darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb (hemoglobin) darah atau

hitung eritrosit lebih rendah dari harga normal. Dikatakan sebagai anemia bila

Hb < 14 g/dl dan Ht < 41% pada pria, Hb < 12 g/dl dan Ht < 37% pada wanita

(Mansjoer, 2001).

Anemia adalah kekurangan sel darah merah yang dapat disebabkan oleh

kehilangan darah yang terlalu cepat atau karena terlalu lambatnya produksi sel

darah merah (Guyton, 1997).

Anemia adalah penurunan kuantitas sel-sel darah merah dalam sirkulasi,

abnormalitas kandungan hemoglobin sel darah merah, atau keduanya

(Corwin, 2009).

Anemia secara fungsional dapat didefinisikan sebagai penurunan jumlah

massa eritrosit (red cell mass) sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya

untuk membawa oksigen dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer

(penurunan oxygen carrying capacity) (Sudoyo, 2006).

Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa anemia adalah

suatu keadaan dimana kadar Hb dalam tubuh di bawah batas normal karena

dipengaruhi oleh berbagai hal yang mengakibatkan penurunan kapasitas

pengangkut oksigen darah.

6

Asuhan Keperawatan pada..., Karsinah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010

Page 2: TINJAUAN PUSTAKA Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4996/6/Karsinah BAB II.pdf · darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru

B. Anatomi dan Fisiologi

1. Anatomi darah

(dedepatologicklinik.jpg)

(cancer.umn.edu)

Gambar 1.1 sel darah

Asuhan Keperawatan pada..., Karsinah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010

Page 3: TINJAUAN PUSTAKA Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4996/6/Karsinah BAB II.pdf · darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru

Bagian-bagian darah menurut Syaifuddin (1997) meliputi :

a. Air : 91%

b. Protein : 3% (albumin, globulin, protombin, dan

fibrinogen)

c. Mineral : 0,9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam

fosfat, magnesium, kalsium dan zat besi)

d. Bahan organik : 0,1% (glukosa, lemak, asam urat, kreatinin,

kolesterol, dan asam amino)

Darah terdiri dari 2 bagian yaitu :

a. Sel-sel darah ada 3 macam, yaitu :

1) Eritrosit (sel darah merah)

Eritrosit berbentuk cakram bikonkav, tanpa inti sel,

berdiameter 8 mikron, tebalnya 2 mikron dan ditengah tebalnya 1

mikron. Eritrosit mengandung hemoglobin, yang memberinya

warna merah.

2) Leukosit (sel darah putih)

Leukosit dibagi menjadi 2, yaitu :

a) Granulosit adalah leukosit yang didalam sitoplasmanya

memiliki butir-butir kasar (granula). Jenisnya adalah eosinofil,

basofil, dan netrofil.

b) Agranulosit adalah leukosit yang sitoplasmanya tidak memiliki

granula, jenisnya adalah limfosit (sel T dan sel B) dan monosit.

c) Trombosit/platelet (sel pembeku darah)

Asuhan Keperawatan pada..., Karsinah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010

Page 4: TINJAUAN PUSTAKA Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4996/6/Karsinah BAB II.pdf · darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru

b. Plasma darah

Terdiri dari air dan protein darah yaitu albumin, globulin, dan

fibrinogen. Cairan yang tidak mengandung unsur fibrinogen disebut

serum darah.

2. Fisiologi darah

Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya

adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel diseluruh tubuh.

Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat

sisa metabolisme dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun

yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-

hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah.

Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya

oksigen sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada

darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory

protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan

tempat terikatnya molekul-molekul oksigen. Manusia memiliki sistem

peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam pembuluh

darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung

menuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa

karbondioksida dan menyerap oksigen melalui pembuluh darah aorta.

Darah mengedarkan oksigen melalui pembuluh darah pulmonalis, lalu

dibawa lagi ke jantung melalui vena pulmonalis. Darah juga mengangkut

Asuhan Keperawatan pada..., Karsinah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010

Page 5: TINJAUAN PUSTAKA Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4996/6/Karsinah BAB II.pdf · darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru

bahan-bahan sisa metabolisme obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati

untuk dibuang sebagai urine.

Komponen darah manusia terdiri dari dua komponen :

1. Korpuskular adalah unsur padat darah yaitu sel-sel darah eritrosit,

leukosit, dan trombosit.

a. Eritrosit (sel darah merah)

Sel ini berbentuk cakram bikonkav, tanpa inti sel,

berdiameter 7-8 mikrometer. Eritrosit mengandung hemoglobin,

yang memberinya warna merah. Hemoglobin (Hb) adalah protein

kompleks terdiri atas protein, globin, dan pigmen hem (besi). Jadi

besi penting untuk Hb. Besi ditimbun di jaringan sebagai ferritin

dan hemosiderin. Eritrosit dibentuk di sumsum tulang merah, dari

proeritroblas, kemudian normoblas. Keduanya masih memiliki inti.

Normoblas kehilangan intinya dan masuk peredaran darah sebagai

eritrosit dewasa (Tambayong, 2001).

Fungsi utama sel darah merah adalah untuk mentransfer

hemoglobin, yang selanjutnya membawa oksigen dari paru-paru ke

jaringan. Sel darah merah merupakan cakram biconkav yang

mempunyai garis tengah rata-rata sekitar 8 mikron, tebalnya 2

mikron dan di tengahnya mempunyai tebal 1 mikron atau kurang,

bentuk sel normal adalah suatu ”kantong” yang dapat berubah

menjadi hampir semua bentuk karena sel normal mempunyai

membran, dan akibatnya tidak merobek sel seperti yang akan

terjadi pada sel-sel lainnya. Pada laki-laki normal, jumlah rata-rata

Asuhan Keperawatan pada..., Karsinah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010

Page 6: TINJAUAN PUSTAKA Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4996/6/Karsinah BAB II.pdf · darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru

sel darah merah permili liter kubik adalah 5.200.000 dan pada

wanita normal 4.700.000. Jumlah hemoglobin dalam sel dan

transforoksigen, bila hematokrit (prosentase darah yang berupa sel

darah merah norma) darah mengandung rata-rata 15 gram

hemoglobin. Tiap gram hemoglobin mampu mengikat kira-kira

1.39 ml oksigen. Oleh karena itu, pada orang normal lebih dari 20

ml oksigen dapat diangkut dalam ikatan dengan hemoglobin dalam

tiap-tiap 100 ml darah. Faktor utama yang dapat merangsang

produksi sel-sel darah merah adalah hormon di dalam sirkulasi

yang disebut sebagai eritropoetin, yang merupakan suatu

glikoprotein. Pada orang normal 90 sampai 95 persen dari seluruh

eritropoietin di bentuk di dalam ginjal. Namun sampai sekarang

belum pasti di bagian ginjal yang mana. Jumlah yang dapat

diekstraksikan dari bagian korteks ginjal ternyata jauh lebih banyak

dari pada yang bagian medula (Guyton, 1997).

b. Leukosit (sel darah putih)

Jumlah sel pada orang dewasa berkisar antara 6000 – 9000

sel/cc darah. Fungsi utama dari sel tersebut adalah untuk fagosit

(pemakan) bibit penyakit/benda asing yang masuk tubuh.

Peningkatan jumlah leukosit merupakan petunjuk adanya infeksi

misalnya radang paru-paru. Leukopenia berkurangnya jumlah

leukosit sampai dibawah 6000 sel/cc darah. Leukositosis

bertambahnya jumlah leukosit melebihi normal (di atas 9000 sel/cc

darah).

Asuhan Keperawatan pada..., Karsinah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010

Page 7: TINJAUAN PUSTAKA Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4996/6/Karsinah BAB II.pdf · darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru

Faktor fagosit sel darah tersebut terkadang harus mencapai

benda asing atau kuman jauh di luar pembuluh darah. Kemampuan

leukosit untuk menembus dinding pembuluh darah (kapiler) untuk

mencapai daerah tertentu disebut diapedesis. Gerakan leukosit

mirip dengan amoeba disebut gerak amuboid.

Granulosit adalah leukosit yang didalam sitoplasmanya

memiliki butir-butir kasar (granula). Jenisnya adalah eosinofil,

basofil, dan netrofil.

Agranulosit adalah leukosit yang sitoplasmanya tidak

memiliki granula, jenisnya adalah limfosit dan monosit.

- Eosinofil mengandung granula berwarna merah (warna eosin)

disebut juga asidofil berfungsi pada reaksi alergi (terutama

infeksi cacing).

- Basofil mengandung granula berwarna biru (warna basa)

berfungsi pada reaksi alergi.

- Netrofil ada 2 jenis sel yaitu netrofil batang dan netrofil

segmen disebut juga sebagai sel-sel PMN (Poly Morpho

Nuclear) berfungsi sebagai fagosit.

- Limfosit (ada dua jenis sel yaitu sel T dan sel B) keduanya

berfungsi untuk menyelenggarakan imunitas (kekebalan tubuh).

Sel T adalah imunitas seluler dan sel B adalah imunitas

humoral.

- Monosit merupakan leukosit dengan ukuran paling besar.

Asuhan Keperawatan pada..., Karsinah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010

Page 8: TINJAUAN PUSTAKA Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4996/6/Karsinah BAB II.pdf · darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru

c. Trombosit (keping darah)

Disebut juga sel darah pembeku, jumlah sel pada orang

dewasa sekitar 200.000 – 500.000 sel/cc. Didalam trombosit

terdapat banyak sekali faktor pembeku (hemostasis) antara lain

adalah faktor VIII (anti haemophilic factor), jika seseorang secara

genetis trombositnya tidak mengandung faktor tersebut, maka

orang tersebut menderita hemofili.

Proses pembekuan darah yaitu jika trombosit menyentuh

permukaan yang kasar akan pecah dan mengeluarkan enzim

trombokinase (tromboplastin).

Pada masa embrio sel-sel darah dibuat di limpa dan hati

(extra medullarry haemopoesis) setelah embrio sudah cukup usia ,

fungsi itu diambil alih oleh sumsung tulang.

d. Plasma darah

Terdiri dari air dan protein darah yaitu albumin, globulin,

dan fibrinogen, cairan yang tidak mengandung unsur fibrinogen

disebut serum darah. Protein dalam serum inilah yang berfungsi

sebagai antibodi terhadap adanya benda asing (antigen).

Zat antibodi adalah senyawa gama yang disebut globulin.

Tiap antibodi bersifat spesifik terhadap antigen dan reaksimya

bermacam-macam.

- Antibodi yang dapat menggumpalkan antigen disebut

presipitin.

- Antibodi yang dapat menguraikan antigen adalah lisin.

- Antibodi yang dapat menawarkan racun adalah antitoksin.

Asuhan Keperawatan pada..., Karsinah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010

Page 9: TINJAUAN PUSTAKA Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4996/6/Karsinah BAB II.pdf · darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru

C. Etiologi

1. Anemia mikrositik hipokrom

a. Anemia defisiensi besi

Adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya mineral Fe

sebagai bahan yang diperlukan untuk pematangan eritrosit.

Disebabkan karena :

- Diet yang tidak mencukupi

- Absorbsi yang menurun

- Kebutuhan yang meningkat pada kehamilan/lantasi

- Perdarahan pada saluran cerna, menstruasi, dan donor darah

- Hemoglobinuaria

- Penyimpanan besi yang kurang seperti pada hemosiderosis paru

b. Anemia penyakit kronik

Adalah anemia yang disebabkan oleh berbagai panyakit

infeksi-infeksi kronik (seperti abses, empisema dan lain-lain) dan

neoplasma (seperti limfoma, nekrosis jaringan)

2. Anemia makrositik

a. Defisiensi vitamin B12/pernisiosa

- Absorbsi vit B12 menurun

b. Defisiensi asam folat

- Gangguan metabolisme asam folat

Asuhan Keperawatan pada..., Karsinah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010

Page 10: TINJAUAN PUSTAKA Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4996/6/Karsinah BAB II.pdf · darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru

3. Anemia karena perdarahan

Karena adanya pengeluaran darah yang sedikit-sedikit/cukup banyak

yang baik diketahui/tidak.

4. Anemia hemolitik

a. Intrinsik

- Kelainan membran seperti sferositosis hereditis, hemoglobinuria

makturnal pamosimal.

- Kelainan glikolisis

- Kelainan enzim, seperti defisiensi glukosa -6 fosfat dehidrogenase

(GEDP)

b. Ektrinsik

- Gangguan sistem imun

- Infeksi

- Luka bakar

5. Animia aplastik

Penyebabnya bisa kongenital (jarang), idiopatik (kemungkinan

autoimun) LES, kemoterapi, radioterapi, toksin seperti berzen, foluen,

insektisid. Obat-obatan seperti kloramfenikol, sulfenomid analgesik, anti

epileptik (hidantoin), pasca hepatisis (Masjoer, 2001).

Asuhan Keperawatan pada..., Karsinah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010

Page 11: TINJAUAN PUSTAKA Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4996/6/Karsinah BAB II.pdf · darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru

Pembagian anemia menurut Mansjoer (2001), antara lain :

1. Anemia mikrositik

a. Anemia defisiensi besi

Anemia yang disebabkan oleh kekurangan intake zat

besi/absorbsi zat besi yang menurun yang dibutuhkan untuk

diproduksi hemoglobin dalam sel darah merah.

b. Anemia penyakit kronik

Anemia yang disebabkan karena penyakit kronik/penyakit

infeksi. Anemia ini dikenal dengan nama sidereponik anemia

endothelial siderosis.

2. Anemia makrositik/megaloblastik

Anemia ini adalah sekelompok anemia yang ditandai oleh

adanya eritroblas yang besar terjadi akibat gangguan maturasi inti sel

tersebut, sel tersebut dinamakan megaloblas (Sarwono, 2001).

Anemia ini dibagi menjadi 2, yaitu :

a. Defisiensi vitamin B12/pernisiosa

Adalah kekurangan vitamin B12 yang bisa disebabkan oleh

faktor intrinsik.

b. Defisiensi asam folat

Adalah anemia kekurangan asam folat terutama terdapat

dalam daging, susu dan daun-daunan yang hijau.

Asuhan Keperawatan pada..., Karsinah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010

Page 12: TINJAUAN PUSTAKA Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4996/6/Karsinah BAB II.pdf · darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru

3. Anemia karena perdarahan, terbagi atas :

a. Perdarahan akut

Timbul renjatan bila pengeluaran darah cukup banyak,

terjadinya penurunan kadar HB baru terjadi beberapa hari

kemudian.

b. Perdarahan kronik

Perdarahan yang timbul sedikit-sedikit sehingga tidak

diketahui pasien.

4. Anemia Hemolitik

Terjadi karena penurunan sel darah merah (normal 120 hari)

baik sementera atau terus menerus. Salah satu jenis anemia ini adalah

anemia hemolitik autoimun (Auto Imun Hemolitik Anemia/ALHA)

dimana auto antibodi IgG dibentuk terkait pada membran sel darah

merah (SDM).

5. Anemia Aplastik

Terjadi karena ketidakseimbangan sumsum tulang untuk

membentuk sel-sel darah.

D. Patofisiologi

Sel darah merah (eritrosit) tidak memiliki inti sel, mitokondria, atau

ribosom. Sel darah merah tidak dapat bereproduksi atau melakukan fosforilasi

oksidatif sel atau sintesis protein. Sel darah merah mengandung protein

hemoglobin, yang mengangkut sebagian besar oksigen dari paru ke sel-sel

diseluruh tubuh. Hemoglobin menempati sebagian besar ruang intrasel

Asuhan Keperawatan pada..., Karsinah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010

Page 13: TINJAUAN PUSTAKA Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4996/6/Karsinah BAB II.pdf · darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru

eritrosit. Sel darah merah diproduksi di dalam sumsum tulang yang berespon

terhadap faktor pertumbuhan hemopoietik, terutama eritropoietin, dan

memerlukan zat besi, asam folat serta vitamin B12 untuk melakukan sintesis.

Pada saat sel darah merah hampir matang, sel akan dilepas keluar dari

sumsung tulang, dan mencapai fase matang di dalam aliran darah, dengan

masa hidup sekitar 120 hari. Selanjutnya, sel ini akan mengalami disintegrasi

dan mati. Sel-sel darah merah yang mati diganti sel-sel yang baru yang

dihasilkan dari sumsum tulang. Jika sel darah merah yang mati dalam jumlah

berlebih, sel darah merah yang belum matang akan dilepas dalam jumlah yang

lebih banyak dari normal, akibatnya meningkatkan kadar retikulosit yang

bersirkulasi yang dikenali sebagai salah satu jenis anemia. Anemia akibat

gangguan pembentukan sel darah merah terjadi jika jumlah besi tidak adekuat

atau tidak dapat diakses, atau kekurangan asam folat, vitamin B12, atau

globulin. Produksi sel darah merah juga dapat tidak mencukupi jika

mengalami penyakit sumsum tulang lainya. Defisiensi eritropoetin, yang dapat

terjadi pada gagal ginjal, juga dapat menyebabkan penurunan produksi sel

darah merah. Anemia akibat gangguan pembentukan sel darah merah

berukuran terlalu kecil (mikrositik) atau terlalu besar (makrositik), dan

kandungan hemoglobin yang secara abnormal rendah (hipokromik) (Corwin,

2009).

Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau

kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum

(misal berkurangnya eritropoesis) dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi,

Asuhan Keperawatan pada..., Karsinah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010

Page 14: TINJAUAN PUSTAKA Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4996/6/Karsinah BAB II.pdf · darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru

pajanan toksik, invasi tumor, atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak

diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis

(destruksi). Pada kasus yang disebut terakhir, masalahnya dapat akibat defek

sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal

atau akibat beberapa faktor di luar sel darah merah yang menyebabkan

destruksi sel darah merah. Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama

dalam sel fagositik atau dalam sistem retikuloendotelial, terutama dalam hati

dan limpa. Sebagai hasil samping proses ini, bilirubin yang terbentuk dalam

fagosit, akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah

merah (hemolisis) segera direflesikan dengan peningkatan bilirubin plasma

(konsentrasi normalnya 1 mg/dl atau kurang, kadar di atas 1,5 mg/dl

mengakibatkan ikterik pada sklera). Apabila sel darah merah mengalami

penghancuran dalam sirkulasi, seperti yang terjadi pada berbagai kelainan

hemolitik, maka hemoglobin akan muncul pada plasma (hemoglobinemia).

Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma

(protein pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya (misal

apabila jumlahnya lebih dari sekitar 100mg/dl), hemoglobin akan berdifusi

dalam glomerulus ginjal dan kedalam urine (hemoglobinuria). Jadi ada atau

tidak adanya hemoglobinemia dan hemoglobinuria dapat memberikan

informasi mengenai lokasi penghancuran sel darah merah abnormal pada

pasien dengan hemolisis dan dapat merupakan petunjuk untuk mengetahui

sifat proses hemolitik tersebut. Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia

pada pasien tertentu disebabkan oleh penghancuran sel darah merah atau

Asuhan Keperawatan pada..., Karsinah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010

Page 15: TINJAUAN PUSTAKA Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4996/6/Karsinah BAB II.pdf · darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru

produksi sel darah merah yang tidak mencukupi, biasanya dapat diperoleh

dengan dasar hitung retikulosit dalam sirkulasi darah, derajat proliferasi sel

darah merah muda dalam sumsum tulang dan cara pematanganya, seperti

terlihat pada biopsi, dan ada atau tidaknya hiperbilirubinemia dan

hemoglobinemia (Smeltzer, 2002).

Anemia yang terkait dengan kehilangan darah dapat menjadi akut dan

kronis, anemia akut adalah mempunyai peredaran RBC dalam jumlah besar.

Pada orang dewasa dapat kehilangan darah sebanyak 500 ml (di luar jumlah

yang 6000 ml) tanpa berakibat yang seluas, tetapi bila kehilangan sebanyak

1000 ml atau lebih maka dapat menyebabkan konsentrasi akut. Macam

gejalanya tergantung pada hilangnya darah dan pada tingkat akibat

hypoxiannya (kurangnya oksigen pada jaringan), bila jumlah RBC-nya

menurun maka sedikit oksigen yang bisa dikirim ke jaringan. Kehilangan

volume darah sebanyak 30% atau lebih akan menimbulkan gejala seperti

diaphoresis, gelisah, tacycardia, tersengal-sengal dan shock.

Respon kompensasi tubuh terhadap hypoxia antara lain :

1. Tingkat out cardial dan pernafasan akan memperbanyak jumlah oksigen

yang dikirim ke jaringan.

2. Tingkatkan pelepasan oksigen oleh hemaglobin

3. Tambahkan volum plasma dengan cara pengeluarkan cairan dari jaringan

4. Distribusi ulang darah ke organ-organ vital

Vasokontriksi pengganti darah pada organ-organ vital adalah

bergantung yang bertanggung jawab terhadap beberapa tanda gejala anemia,

Asuhan Keperawatan pada..., Karsinah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010

Page 16: TINJAUAN PUSTAKA Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4996/6/Karsinah BAB II.pdf · darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru

misalnya kepulatan/kedinginan, atau lembab berlebihan. Cerebral hypoxia

menimbulkan gejala gangguan mental mengantuk, sakit kepala, pusing, dan

finitus (telinga berdengung). Penyebab paling umum anemia kekurangan zat

besi terhadap kehilangan darah adalah merupakan anemia kronis ke dua, tubuh

memiliki daya adaptasi yang luar biasa dan dapat mengatur dengan sangat

baik terhadap pengurangan RBC dan Hb, dengan membentuk kondisi secara

perlahan. Seseorang bisa saja tidak menampakan gejala walaupun jumlah total

RBC-nya telah turun. Hampir separuh dari tingkat normal atau tingkat Hb-nya

di bawah 7 gram/ml, bila jumlah kehilangannya darah berlanjut secara

perlahan maka sumsum kurang tidak dapat mengimbangi dengan cara

meningkatkan produksi RBC-nya. Bila penyebab kehilangan darah kronis

tidak diketahui dan tidak segera ditanggulangi, maka lambat laun sumsum

tulang tidak dapat mengimbangi kehilangan tersebut, dan gejala anemia pun

akan segera muncul, akibat dari hipoksia chronis dapat juga terjadi gejala

gastrointestinal (anorexia, nausea, contipasi, atau diarhea, dan stomatitis)

(Long, 1996).

E. Manifestasi Klinis

Menurut Mansjoer (2001) manifestasi klinis anemia sebagai berikut :

1. Anemia mikrositik hipokrom

a. Anemia defisiensi besi

- Perubahan kulit

- Mukosa yang progresif

- Lidah yang halus

Asuhan Keperawatan pada..., Karsinah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010

Page 17: TINJAUAN PUSTAKA Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4996/6/Karsinah BAB II.pdf · darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru

b. Anemia penyakit kronik

- Penurunan hematokrit

- Penurunan kadar besi

2. Anemia makrositik

a. Defisiensi vit B12/penisiosa

- Anoreksia, diare, dispepsia, lidah yang licin, pucat dan agak ikterik

b. Defisiensi asam folat

- Neurologi

- Hilangnya daya ingat

- Gangguan kepribadian

3. Anemia karena perdarahan

a. Perdarahan akut

- Timbul renjatan bila pengeluaran darah cukup banyak

- Penurunan kadar Hb baru terjadi beberapa hari kemudian

b. Perdarahan kronik

- Kadar Hb menurun

4. Anemia aplastik

- Tampak pucat

- Lemah

- Demam

- Purpura

- Perdarahan

Asuhan Keperawatan pada..., Karsinah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010

Page 18: TINJAUAN PUSTAKA Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4996/6/Karsinah BAB II.pdf · darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru

5. Anemia hemolitik

- Hemolisis

- Ikterus

- Splenomegali

Berdasarkan manifestasi klinis di atas dapat ditarik kesimpulan

tanda dan gejala anemia secara umum.

a). Tanda-tanda

- Pucat

- Takikardia

- Tekanan nadi yang melebar dengan pulsasi kapiler

- Murhoemik, tanda-tanda jantung kongestif

- Perdarahan

- Penonjolan retina

- Demam ringan

- Gangguan fungsi ginjal ringan

b). Gejala

- Lesu, mudah lelah, dispnea

- Palpitasi, angina

- Sakit kepala, vertigo, kepala terasa ringan

- Gangguan penglihatan, perasaan mengantuk

- Anoreksia nausea, gangguan pencernaan

- Hilangnya lipidos

Asuhan Keperawatan pada..., Karsinah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010

Page 19: TINJAUAN PUSTAKA Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4996/6/Karsinah BAB II.pdf · darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru

Menurut Sudoyo (2006) tanda dan gejala umum anemia, yaitu :

a. Gejala umum anemia adalah rasa lemah, lesu, cepat lelah, telinga

mendenging (tinitus), mata berkunang-kunang, kaki terasa dingin,

sesak nafas dan dispepsia, serta konjungtiva anemis.

b. Gejala khas masing-masing anemia, meliputi :

1. Anemia defisiensi besi : disfagia, atrofi papil lidah, stomatitis

angularis, dan kuku sendok (koilonychia).

2. Anemia megaloblastik : glositis, gangguan neurologik pada

defisiensi vitamin B12.

3. Anemia hemolitik : ikterus, splenomegali, dan hepatomegali.

4. Anemia aplastik : perdarahan dan tanda-tanda infeksi.

Menurut Mansjoer (2001) masing-masing jenis anemia memiliki

manifestasi klinik yang berbeda, yaitu sebagai berikut :

a. Anemia defisiensi besi

Perubahan kulit dan mukosa yang progresif, seperti lidah yang

halus, keilesis dan didapatkan tanda-tanda malnutrisi.

b. Anemia pada penyakit kronik

Yang sangat karakteristik adalah berkurangnya sideroblas dalam

sumsum tulang, sedangkan deposit besi dalam sistem retikulo

endotelial (Res) normal/bertambah, berat ringannya anemia

berbanding lurus dengan aktifitas penyakitnya.

c. Anemia pernisiosa dan anemia asam folat

Di dapatkan adanya anoreksia, diare, dispnea, lidah licin, pucat,

dan agak ikterik. Terjadi gangguan neurologis, biasanya dimulai

Asuhan Keperawatan pada..., Karsinah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010

Page 20: TINJAUAN PUSTAKA Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4996/6/Karsinah BAB II.pdf · darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru

dengan parastesia, lalu gangguan keseimbangan dan pada kasus

yang berat terjadi perubahan fungsi cerebral, dimensia dan

perubahan neuropsikatrik lainnya.

d. Anemis hemolitik

Tanda-tanda hemolisis antara lain ikterus dan spenomegali.

e. Anemia aplastik

Paster tampak pucat, lemah, mungkin timbul demam, purpura dan

perdarahan.

F. Pemeriksaan Penunjang/Diagnostik

Menurut Doengoes (2000) pemeriksaan diagnostik untuk diagnosa

anemia antara lain :

1. Jumlah darah lengkap (JDL) : Hemoglobin dan hematokrit menurun

2. Jumlah eritrosit : Menurun (A /aplastik), menurun berat

MCV (mean corpuskuler volum) dan MCH (mean corpuskuler

hemoglobin) menurun dan mikrositik dengan eritrosit hipokromik (DB/

defisiensi besi), peningkatan (AP) pansitopenia (aplastik).

3. Jumlah retikulosit : Bervariasi misal menurun (AP) meningkat (respon

sumsum tulang terkadang kehilangan darah (hemolisis).

4. Pewarnaan SDM : Mendeteksi perubahan warna dan bentuk (dapat

mengidentifikasi tipe khusus anemia).

5. LED : Peningkatan kerusakan SDM atau penyakit malignasi.

6. Masa hidup SDM : Berguna dalam membedakan diagnosa anemia, misal :

pada tipe anemia tertentu, SDM mempunyai waktu hidup lebih pendek,

Asuhan Keperawatan pada..., Karsinah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010

Page 21: TINJAUAN PUSTAKA Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4996/6/Karsinah BAB II.pdf · darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru

7. Tes perapuhan eritrosit : Menurun (DB).

8. SDP : Jumlah sel total sama dengan SDM (diferensial) mungkin

meningkat (hemolitik) atau menurun (aplastik).

9. Jumlah trombosit : Menurun (aplastik), meningkat (DB) normal atau tinggi

(hemolitik)

10. Hemoglobin elektroforesis : Mengidentifikasi tipe struktur Hb.

11. Bilirubin serum (tak terkonjugasi) : Meningkat (AP Hemolitik)

12. Folat serum dan vitamin B12 : Membantu mendiagnosa anemia

sehubungan dengan diferensi masukan/absorbsi.

13. Besi serum : Tak ada (DB), tinggi (hemolitik).

14. TIBC serum : Meningkat (DB).

15. Feritin serum : Menurun (DB).

16. Masa perdarahan : Memanjang (aplastik).

17. LDH serum : Mungkin meningkat (AP).

18. Tes schilling : Penurunan ekskresi vitamin B12 urine (AP).

19. Gualak : Mungkin positif untuk darah pada urine, feses, dan isi gaster,

menunjukan perdarahan akut/kronis (DB).

20. Analisa gaster : Penurunan sekresi dengan peningkatan pH dan tak adanya

asam hidroklorik bebas (AP)

21. Aspirasi sumsum tulang/pemeriksaan biopsi : Sel mungkin tampak

berubah dalam jumlah ukuran dan bentuk membentuk membedakan tipe

anemia, misalnya : peningkatan megaloblas (AP) lemak sumsum dengan

penurunan sel darah (Aplastik).

Asuhan Keperawatan pada..., Karsinah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010

Page 22: TINJAUAN PUSTAKA Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4996/6/Karsinah BAB II.pdf · darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru

22. Pemeriksaan endoskopik dan radiografik : Memeriksa sisi perdarahan

(perdarahan GI).

Sedangkan pemeriksaan penunjang menurut Soeparman (2001) di

dasarkan pada jenis anemia, yaitu :

a. Anemia aplastik

Pemeriksaan laboratorium :

1) Sel darah merah

2) Laju endapan darah

3) Sumsum tulang

b. Anemia hemolitik

Pemeriksaan laboratorium

1) Peningkatan jumlah retikulasi

2) Peningkatan kerapuhan sel darah merah

3) Pemendekan masa hidup eritrosit

4) Peningkatan bilirubin

c. Anemia megaloblastik

1) Anemia absorbsi vitamin B12

2) Endoscopi

d. Anemia defisiensi zat besi

1) Morfologi sel darah merah

2) Jumlah besi dalam serum dan ferritin dalam serum berkurang

Asuhan Keperawatan pada..., Karsinah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010

Page 23: TINJAUAN PUSTAKA Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4996/6/Karsinah BAB II.pdf · darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru

G. Penatalaksanaan

1. Penatalaksanaan medis

a. Anemia Mikrositik Hipokrom

1). Anemia Defisiensi Besi

Mengatasi penyebab pendarahan kronik, misalnya pada

ankilostomiasis diberikan antelmintik yang sesuai.

Pemberian preparat Fe :

a) Fero sulfat 3 x 3,25 mg secara oral dalam keadaan perut kosong,

dapat dimulai dengan dosis yang rendah dan dinaikkan bertahap

pada pasien yang tidak kuat dapat diberikan bersama makanan.

b) Fero Glukonat 3 x 200 mg secara oral sehabis makan. Bila

terdapat intoleransi terhadap pemberian preparat Fe oral atau

gangguan pencernaan sehingga tidak dapat diberikan oral, dapat

diberikan secara parenteral dengan dosis 250 mg Fe (3 mg/kg

BB). Untuk tiap gram % penurun kadar Hb di bawah normal.

c) Iron Dextran mengandung Fe 50 mg/l, diberikan secara intra

muskular mula-mula 50 mg, kemudian 100-250 mg tiap 1-2 hari

sampai dosis total sesuai perhitungan dapat pula diberikan

intravena, mula-mula 0,5 ml sebagai dosis percobaan. Bila

dalam 3-5 menit menimbulkan reaksi boleh diberikan 250-500

mg.

Asuhan Keperawatan pada..., Karsinah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010

Page 24: TINJAUAN PUSTAKA Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4996/6/Karsinah BAB II.pdf · darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru

2) Anemia Penyakit Kronik

Terapi terutama ditunjukkan pada penyakit dasarnya. Pada

anemia yang mengancam nyawa, dapat diberikan transfusi darah

merah seperlunya. Pengobatan dengan suplementasi besi tidak

diindikasikan kecuali untuk mengatasi anemia pada artritis

rheumatoid. Pemberian kobalt dan eritropoetin dikatakan dapat

memperbaiki anemia pada penyakit kronik.

b. Anemia Makrositik

1) Defisiensi Vitamin B12/Pernisiosa

Pemberian Vitamin B12 1000 mg/hari IM selama 5-7 hari 1 x/bulan.

2) Defisiensi asam folat

Meliputi pengobatan terhadap penyebabnya dan dapat dilakukan

pula dengan pemberian/suplementasi asam folat oral 1 mg/hari.

c. Anemia karena Perdarahan

1) Perdarahan Akut

a) Mengatasi perdarahan

b) Mengatasi renjatan dengan transfusi darah atau pemberian

cairan perinfus

2) Perdarahan Kronik

a) Mengobati sebab perdarahan

b) Pemberian preparat Fe

Asuhan Keperawatan pada..., Karsinah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010

Page 25: TINJAUAN PUSTAKA Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4996/6/Karsinah BAB II.pdf · darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru

d. Anemia Hemolitik

Penatalaksanaan anemia hemolitik disesuaikan dengan

penyebabnya. Bila karena reaksi toksik imunologik yang dapat

diberikan adalah kortikosteroid (prednison, prednisolon), kalau perlu

dilakukan splenektomi apabila keduanya tidak berhasil dapat diberikan

obat-obat glostatik, seperti klorobusil dan siklophosfamit.

e. Anemia Aplastik

Tujuan utama terapi adalah pengobatan yang disesuaikan

dengan etiologi dari anemianya.

Berbagai teknik pengobatan dapat dilakukanm seperti :

1) Transfusi darah, sebaiknya diberikan packed red cell. Bila

diperlukan trombosit, berikan darah segar/platelet concencrate.

2) Atasi komplikasi (infeksi) dengan antibiotik, dan higiene yang baik

perlu untuk mencegah timbulnya infeksi.

3) Kortikosteroid dosis rendah mungkin bermanfaat pada perdarahan

akibat trombositopenia berat.

4) Androgen, seperti pluokrimesteron, testosteron, metandrostenolon

dan nondrolon. Efek samping yang mungkin terjadi virilisasi,

retensi air dan garam, perubahan hati dan amenore.

5) Imunosupresif, seperti siklosporin, globulin antitimosit. Champlin

dkk menyarankan penggunaannya pada pasien lebih dari 40 tahun

yang tidak dapat menjalani transplantasi sumsum tulang dan pada

pasien yang telah mendapat transfusi berulang.

6) Transplantasi sumsum tulang.

Asuhan Keperawatan pada..., Karsinah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010

Page 26: TINJAUAN PUSTAKA Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4996/6/Karsinah BAB II.pdf · darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru

31

Asuhan Keperawatan pada..., Karsinah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010

Page 27: TINJAUAN PUSTAKA Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4996/6/Karsinah BAB II.pdf · darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru

b. Fokus intervensi keperawatan

1. Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan sel

darah merah yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrien ke sel.

(Doengoes, 2000).

Tujuan : Menunjukan perfusi jaringan perifer adekuat

Kriteria hasil : - Tanda vital stabil

- Membran mukosa warna merah muda

- Pengisian kapiler baik

- Haluran urine baik

Intervensi :

a) Awasi tanda-tanda vital, kaji pengisian kapiler, warna kulit, membran

mukosa dan dasar kuku.

Rasional : Memberikan informasi tentang derajat/keadekuatan

perfusi jaringan dan membantu menentukan kebutuhan

intervensi.

b) Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi.

Rasional : Meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan

oksigenasi untuk kebutuhan seluler.

c) Awasi upaya pernafasan dengan auskultasi bunyi nafas dan selidiki

keluhan nyeri dada, palpitasi.

Rasional : Dispnea, gemericik menunjukan GJK karena regangan

jantung lama/peningkatan kompensasi curah jantung.

Asuhan Keperawatan pada..., Karsinah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010

Page 28: TINJAUAN PUSTAKA Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4996/6/Karsinah BAB II.pdf · darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru

d) Kaji untuk respon melambat, mudah terangsang, agitasi, bingung

gangguan memori.

Rasional : Dapat mengidentifikasi gangguan fungsi serebral

karena hipoksia atau defisiensi vitamina B12.

e) Catat keluhan rasa dingin, pertahankan suhu lingkungan dan tubuh

hangat sesuai indikasi.

Rasional : vasokontriksi (ke organ vital) menurunkan sirkulasi

perifer.

f) Kolaborasi :

1) Awasi pemeriksaan laboratorium, misal Hb/Ht.

Rasional : Mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan

pengobatan/respons terhadap nyeri.

2) Berikan SDM darah lengkap/packed, produk darah sesuai indikasi,

awasi ketat untuk komplikasi tranfusi.

Rasional : Meningkatkan sel pembawa oksigen, memperbaiki

defisiensi untuk menurunkan risiko perdarahan.

3) Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi.

Rasional : Memaksimalkan transpor oksigen ke

jaringan.

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai

oksigen (pengirim) dan kebutuhan (Doengoes, 2000).

Tujuan gangguan intoleransi aktifitas dapat berkurang/hilang

KH : - Melaporkan peningkatan toleransi aktifitas

Asuhan Keperawatan pada..., Karsinah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010

Page 29: TINJAUAN PUSTAKA Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4996/6/Karsinah BAB II.pdf · darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru

- Pemahaman tentang pembatasan terapeutik yang diperlukan

- Menunjukkan penurunan tanda fisiologis intoleransi : misal

TTV dalam batas normal.

Intervensi :

a. Kaji kemampuan pasien untuk melakukan tugas/aktifitas (catat laporan

kelelahan/gangguan keseimbangan gaya berjalan kelemahan otot).

Rasional : Mempengaruhi pilihan intervensi/bantuan.

b. Kaji kehilangan/gangguan keseimbangan gaya jalan, kelemahan otot.

Rasional : Menunjukan perubahan neurologi karena defisiensi

vitamin B12.

c. Awasi TTV selama dan sesudah aktifitas.

Rasional : Manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan

paru untuk membawa jumlah oksigen adekuat ke jaringan.

d. Ubah posisi pasien dengan perlahan dan pantau terhadap pusing.

Rasional : Hipotensi postural atau hipoksia serebral dapat

menyebabkan pusing, berdenyut, dan peningkatan

resiko cedera.

e. Berikan lingkungan tenang, pertahankan tirah baring bila

diindikasikan, batasi pengunjung.

Rasional : Meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan

oksigen tubuh dan menurunkan regangan jantung dan

paru.

Asuhan Keperawatan pada..., Karsinah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010

Page 30: TINJAUAN PUSTAKA Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4996/6/Karsinah BAB II.pdf · darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru

f. Anjurkan pasien untuk menghentikan aktivitas bila nyeri dada, nafas

pendek, kelemahan, atau pusing terjadi.

Rasional : Regangan atau stres kardiopulmonal berlebihan/stres

dapat menimbulkan dekompensasi/kegagalan.

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

kegagalan untuk mencerna/absorbsi nutrien yang diperlukan untuk

pembentukan SDM normal (Doengoes, 2000).

Tujuan : Gangguan nutrisi dapat berkurang/hilang

KH : - Tidak mengalami tanda malnutisi

- Menunjukan perilaku perubahan pola hidup untuk

meningkatkan dan atau mempertahankan berat badan yang

sesuai berat badan ideal.

- BB meningkat.

Intervensi :

a) Kaji riwayat nutrisi termasuk makanan yang disukai.

Rasional : Mengidentifikasi defisiensi, menduga kemungkinan

intervensi.

b) Timbang berat badan tiap hari.

Rasional : Mengawasi penurunan berat badan atau efektivitas

intervensi sendiri.

c) Berikan makanan sedikit dan frekuensi sering/makan di antara waktu

makan.

Asuhan Keperawatan pada..., Karsinah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010

Page 31: TINJAUAN PUSTAKA Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4996/6/Karsinah BAB II.pdf · darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru

Rasional : Makan sedikit dapat menurunkan kelemahan dan

meningkatkan pemasukan juga mencegah distensi gaster.

d) Observasi dan catat kejadian mual/muntah dan gejala lain yang

berhubungan.

Rasional : gejala GI dapat menunjukan efek anemia (hipoksia) pada

organ

e) Berikan dan bantu higiene mulut sesudah dan sebelum makan.

Rasional : Meningkatkan nafsu makan dan pemasukan oral,

menurunkan pertumbuhan bakteri.

f) Pantau pemeriksaan laboratorium Hb/Ht , BUN, albumin, protein,

transferin, besi serum.

Rasional : Meningkatkan efektifitas program pengobatan termasuk

sumber diet nutrisi yang dibutuhkan.

4. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan gangguan mobilitas,

perubahan sirkulasi dan neurologis, devisit nutrisi (Doengoes, 2000).

Tujuan : Gangguan integritas kulit teratasi

KH : - Dapat mempertahankan integritas kulit

- Mengidentifikasikan faktor resiko/perilaku untuk

mencegah udara edema

Intervensi :

a) Kaji integral kulit, catat pada perubahan turgor gangguan warna kulit,

hangat, lokal eritema, ekskorlasi, dan imobilisasi jaringan dapat

menjadi rapuh dan cenderung untuk infeksi.

Asuhan Keperawatan pada..., Karsinah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010

Page 32: TINJAUAN PUSTAKA Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4996/6/Karsinah BAB II.pdf · darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru

Rasional : Kondisi kulit dipengaruhi oleh sirkulasi nutrisi dan

imobilisasi.

b) Ubah posisi secara periodik dan pijat permukaan tulang bila pasien

tidak bergerak atau ditempat tidur.

Rasional : Meningkatkan sirkulasi kesemua aliran kulit, membatasi

iskemia jaringan/mempengaruhi hipoksia seluler.

c) Anjurkan permukaan kulit kering dan batasi penggunaan sabun

Rasional : Untuk mencegah iritasi

d) Bantu untuk latihan rentang gerak pasif/aktif.

Rasional : Meningkarkan sirkulasi jaringan, mencegah stasis.

5. Konstipasi berhubungan dengan penurunan masukan diit, perubahan

proses pencernaan, efek samping terapi obat (Doengoes, 2000).

Tujuan : Konstipasi dapat teratasi

Kriteria hasil : - Menunjukkan pola BAB normal

- Menunjukkan pola hidup yang berubah yang

diperlukan sebagai penyebab/faktor pemberat.

Intervensi :

a) Observasi warna feses, konsistensi, frekuensi dan jumlah.

Rasional : Membantu mengidentifikasi penyebaran/faktor pemberat

danintervensi yang tepat.

b) Auskultasi bunyi usus

Rasional : Bunyi usus secara umum meningkat pada diare dan

menurun pada konstipasi.

Asuhan Keperawatan pada..., Karsinah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010

Page 33: TINJAUAN PUSTAKA Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4996/6/Karsinah BAB II.pdf · darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru

c) Awasi masukan dan haluran dengan perhatian khusus pada

makanan/cairan.

Rasional : Dapat mengidentifikasi dehidrasi.

d) Hindarkan makanan yang mengandung gas.

Rasional : Menurunkan distres gastrik dan distensi abdomen.

e) Anjurkan makanan-makanan yang berserat.

Rasional : Memperlancar proses pencernaan.

f) Berikan pelembek feses, stimulan ringan, atau enema sesuai indikasi,

pantau keefektifan.

Rasional : Mempermudah defekasi bila konstipasi terjadi.

g) Berikan obat antidiare.

Rasional : Menurunkan motilitas usus bila diare terjadi.

6. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan pertahanan skunder

tifak adekuat, misal : penurunan hemoglobin leukopenia, atau penurunan

granulosit (respon inflamasi tertekan) (Doengoes, 2000).

Tujuan : Tidak terjadi infeksi

Kriteria hasil : - Dapat mengidentifikasi prilaku untuk mencegah

- Menurunkan resiko infeksi

- Meningkatkan penyembuhan luka, bebas drainase

purulent atau eritema dan demam.

Intervensi :

a) Tingkatkan cuci tangan yang baik oleh pemberian perawatan dan

pasien.

Rasional : Mencegah kontaminasi silang/kolonisasi bakterial.

Asuhan Keperawatan pada..., Karsinah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010

Page 34: TINJAUAN PUSTAKA Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4996/6/Karsinah BAB II.pdf · darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru

b) Pertahankan teknik aseptik ketat pada prosedur/perawatan luka.

Rasional : Menurunkan risiko kolonosasi/infeksi bakteri.

c) Dorong perubahan posisi/ambulasi yang sering, latihan batuk dan

nafas dalam.

Rasional : Meningkatkan ventilasi semua segmen paru dan

membantu memobilisasi sekresi untuk mencegah

pneumonia.

d) Tingkatkan masukan cairan adekuat.

Rasional : Membantu dalam pengenceran sekret pernapasan unruk

mempermudah pengeluaran dan mencegah stasis cairan

tubuh.

e) Pantau/batasi pengunjung.

Rasional : Membatasi pemajanan pada bakteri/infeksi.

f) Pantau suhu, catat adanya menggigil dan takikardi dengan atau tanpa

demam.

Rasional : Adanya proses inflamasi/infeksi membutuhkan

evaluasi/pengobatan.

g) Berikan antibiotik sesuai indikasi.

Rasional : Digunakan secara propilaktik untuk menurunkan

kolonisasi atau untuk pengobatan proses infeksi lokal.

7. Kurang pengetahuan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan

berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi (Doengoes, 2000).

Tujuan : Kurang pengetahuan dapat teratasi

Kritesia hasil : - Menyatakan pemahaman terhadap proses penyakit

Asuhan Keperawatan pada..., Karsinah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010

Page 35: TINJAUAN PUSTAKA Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4996/6/Karsinah BAB II.pdf · darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru

- Tampak mengerti

Intervensi :

a) Beri informasi tentang anemia spesifik.

Rasional : Memberikan dasar pengetahuan sehingga pasien dapat

membuat pilihan yang tepat.

b) Tinjau tujuan dan persiapan untuk pemeriksaan diagnostik.

Rasional : Ansietas/takut tentang ketidaktahuan meningkatkan

tingkat stres.

c) Jelaskan bahwa darah diambil untuk pemeriksaan laboratorium tidak

akan memperburuk anemia.

Rasional : Ini sering merupakan kekhawatiran yang tidak

diungkapkan yang dapat memperkuat ansietas pasien.

d) Dorong untuk menghentikan merokok (jika merokok).

Rasional : Menurunkan ketersediaan oksigen dan menyebabkan

vasokontriksi.

e) Instruksikan dan peragaan pemberian mandiri preparat besi oral.

Rasional : Penggantiaan besi biasanya waktu.

Asuhan Keperawatan pada..., Karsinah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010