tinjauan pustaka isk

18
TINJAUAN PUSTAKA Definisi ISK adalah keadaan adanya infeksi (pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri) dalam saluran kemih, meliputi infeksi di parenkim ginjal sampai infeksi di kandung kemih dengan jumlah bakteriuria yang bermakna.1 Bakteriuria adalah ditemukannya bakteri dalam urin yang berasal dari ISK atau kontaminasi dari uretra, vagina ataupun dari flora di periuretral. Dalam keadaan normal, urin baru dan segar adalah steril. Bakteriuria bermakna yaitu bila ditemukan jumlah koloni > 105/ml spesies yang sama pada kultur urin dari sampel mid-stream urine. Ini merupakan gold standard untuk diagnostik ISK.1 Tabel 1. Interpretasi Hasil Biakan Urin 1 Cara penampungan Jumlah Koloni Kemungkinan Infeksi Pungsi supra pubik Kateterisasi kandung kemih Urin pancar tengah - Laki-laki - Perempuan Bakteri gram negatif : asal ada kuman Bakteri gram positif : beberapa ribu > 10 5 10 4 - 10 5 10 3 - 10 4 < 10 3 > 10 4 3x biakan > 10 5 2x biakan > 10 5 1x biakan > 10 5 5 x 10 4 - 10 5 10 4 – 5 x 10 4 : Klinis simtomatik Klinis asimtomatik >99% 95% Diperkirakan ISK Diragukan, ulangi Tidak ada ISK/ Kontaminasi Diperkirakan ISK 95% 90% 80% Diragukan, ulangi Diperkirakan ISK, ulangi Tidak ada ISK Tidak ada ISK

Upload: mas-aditya-senaputra

Post on 28-Nov-2015

21 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

ISK

TRANSCRIPT

Page 1: Tinjauan Pustaka Isk

TINJAUAN PUSTAKA

DefinisiISK adalah keadaan adanya infeksi (pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri) dalam saluran kemih, meliputi infeksi di parenkim ginjal sampai infeksi di kandung kemih dengan jumlah bakteriuria yang bermakna.1Bakteriuria adalah ditemukannya bakteri dalam urin yang berasal dari ISK atau kontaminasi dari uretra, vagina ataupun dari flora di periuretral. Dalam keadaan normal, urin baru dan segar adalah steril. Bakteriuria bermakna yaitu bila ditemukan jumlah koloni > 105/ml spesies yang sama pada kultur urin dari sampel mid-stream urine. Ini merupakan gold standard untuk diagnostik ISK.1

Tabel 1. Interpretasi Hasil Biakan Urin1

Cara penampungan Jumlah Koloni Kemungkinan Infeksi

Pungsi supra pubik

Kateterisasi kandung kemih

Urin pancar tengah- Laki-laki- Perempuan

Bakteri gram negatif : asal ada kumanBakteri gram positif : beberapa ribu

> 105

104 - 105

103 - 104

< 103

> 104

3x biakan > 105

2x biakan > 105

1x biakan > 105

5 x 104 - 105

104 – 5 x 104 :Klinis simtomatikKlinis asimtomatik< 104

>99%

95%Diperkirakan ISKDiragukan, ulangiTidak ada ISK/ KontaminasiDiperkirakan ISK95%90%80%Diragukan, ulangi

Diperkirakan ISK, ulangiTidak ada ISKTidak ada ISK

2.2 EpidemiologiISK terjadi pada 3-5% anak perempuan dan 1% dari anak laki-laki. Pada anak perempuan, ISK pertama biasanya terjadi pada umur 5 tahun, dengan puncaknya pada bayi dan anak-anak yang sedang toillete training. Setelah ISK pertama, 60%-80% anak perempuan akan mengembangkan ISK yang kedua dalam 18 bulan. Pada anak laki-laki, ISK paling banyak terjadi selama tahun pertama kehidupan; ISK jauh lebih sering terjadi pada anak laki-laki yang tidak disunat. Prevalensi ISK bervariasi berdasarkan usia. Selama tahun pertama kehidupan, rasio penderita laki-laki: rasio wanita adalah 2,8-5,4 : 1. Sedangkan dalam tahun pertama sampai tahun kedua

Page 2: Tinjauan Pustaka Isk

kehidupan, terjadi perubahan yang mencolok, dimana rasio laki-laki: rasio perempuan adalah 1:10.2

Pada anak-anak prasekolah usia, prevalensi anak perempuan dengan infeksi tanpa gejala yang akhirnya didiagnosa oleh aspirasi suprapubik adalah 0,8% dibandingkan dengan 0,2% pada anak laki-laki. Pada kelompok usia sekolah, angka insidensi bakteriuria pada perempuan lebih banyak 30 kali dibandingkan pada anak laki-laki.3Remaja putri lebih cenderung memiliki vaginitis (35%) dibandingkan ISK (17%). Selain itu, gadis remaja yang didiagnosis dengan sistitis sering memiliki vaginitis bersamaan.3

Tabel 1. Frekuensi Rata-Rata Miksi Pada Bayi dan Anak9

Umur Frekuensi Miksi/ 24 Jam

3-6 bulan 20

6-12 bulan 16

1-2 tahun 12

2-3 tahun 10

3-4 tahun 9

12 tahun 4-6

Tabel 2. Jumlah Urin Pada Neonatus dan Anak9

Umur Jumlah Urin (ml)

1 hari 0-20

2 hari 20-50

3 hari 20-60

4 hari 30-70

5-7 hari 40-90

1 bulan 200-400

2 bulan 300-500

3 bulan 500-700

1-2 tahun 600-800

3-5 tahun 800-1200

6-10 tahun 800-1400

Page 3: Tinjauan Pustaka Isk

10-14 tahun 800-1500

EtiologiPenyebab terbanyak ISK pada anak (sekitar 80-90%), baik yang simtomatik maupun yang asimtomatik adalah kuman gram negatif Escherichia coli (E. Coli). Penyebab lainnya adalah Klebsiella, Proteus, Staphylococcus Saphrophyticus. ISK nosokomial sering disebabkan E. coli, Pseudomonas sp, Coagualase-negatif Staphylococcus, Klebsiella sp, Aerobacter sp jarang ditemukan.1,3Pada uropati obstruktif dan pada kelainan struktur saluran kemih pada anak laki-laki sering ditemukan Proteus. ISK nosokomial sering disebabkan E.coli, Pseudomonas sp, coagulase-negative Staphylococcus, Klebsiella sp, dan Aerobacter species.1Infeksi virus, terutama adenovirus,juga dapat terjadi, terutama sebagai penyebab sistitis.1,2

Faktor RisikoBila ISK didiagnosis pada anak, upaya harus dilakukan untuk mengidentifikasi faktor risiko pada anak (misalnya, anomali anatomi, disfungsi berkemih, dan sembelit). Anak yang menerima antibiotik spektrum luas (misalnya, amoxicillin, cephalexin) yang bisa mengganggu kondisi fisiologis gastrointestinal (GI) dan periurethral flora, hal tersebut akan meningkatkan risiko untuk ISK, karena obat ini mengganggu pertahanan alami saluran kemih dalam menghadapi kolonisasi oleh bakteri patogen.3Lamanya inkubasi urin dalam kandung kemih akibat beberapa hal merupakan salah satu faktor terjadinya ISK. Inkubasi urin ini bisa terjadi akibat anak memiliki disfungsi berkemih atau anak memilih untuk menahan pipisnya. Berbagai keadaan bisa menjadi penyebab disfungsi berkemih. Sembelit, dengan pembesaran rectum oleh feses merupakan penyebab penting terjadinya disfungsi berkemih. Kelainan neurogenik atau kelainan anatomi kandung kemih juga dapat menyebabkan disfungsi berkemih. Sedangkan kebiasaan menahan pipis biasanya terjadi pada anak usia prasekolah dan sekolah.3,10

Bayi laki-laki yang disunat bisa mengurangi risiko ISK sekitar 90% khususnya selama tahun pertama kehidupan. Risiko ISK pada bayi disunat adalah sekitar 1 dari 1000 jika mereka disunat selama tahun pertama,dan bayi yang tidak disunat memiliki 1 dari 100 risiko terjadinya ISK. Secara keseluruhan, tingkat ISK pada anak laki-laki yang telah disunat diperkirakan 0,2%-0,4%, dengan tingkat faktor risiko anak laki-laki tidak disunat menjadi 5-20 kali lebih tinggi dibandingkan dengan anak laki-laki yang disunat.3

Klasifikasi- ISK Atas (upper UTI) merupakan ISK bagian atas terutama parenkim ginjal, lazimnya disebut sebagai pielonefritis.1,3- ISK bawah (lower UTI): bila infeksi di vesika urinaria (sistitis) atau uretra. Batas antara atas dan bawah adalah hubungan vesikoureter. Untuk membedakan ISK atas dengan bawah.1,3

Page 4: Tinjauan Pustaka Isk

- ISK simpleks: ISK sederhana (uncomplicated UTI), ada infeksi tetapi tanpa penyulit (lesi) anatomik maupun fungsional saluran kemih.1- ISK kompleks: ISK dengan komplikasi (complicated UTI), adanya infeksi disertai lesi anatomik ataupun fungsional, yang menyebabkan obstruksi mekanik maupun fungsional saluran kemih, misalnya sumbatan muara uretra, refluks vesikoureter, urolitiasis, parut ginjal, buli-buli neurogenik, dan sebagainya. Dalam kelompok ini termasuk ISK pada neonatus dan sebagian besar kasus dengan pielonefritis akut.1

PatogenesisPatogenesis dari ISK ditentukan oleh mekanisme proteksi dan faktor predisposisi. Mekanisme proteksi yaitu pengosongan vesika urinaria berkala dan pertahanan tubuh penjamu. Faktor predisposisi termasuk pengosongan vesika urinaria yang tidak komplit menyebabkan urin residu (contohnya neurogenic bladder dan refluks vesikoureter), terapi antibiotik sebelumnya (yang mana dapat mengeradikasi bakteri komensal dan menyebabkan bakteri yang virulen dapat menyerang), anak laki-laki yang tidak disirkumsisi (disebabkan kolonisasi bakteri di foreskin), dan faktor virulensi uropatogen. Parut ginjal atau refluks nefropati telah ditemukan pada 12-58% pasien yang diperiksa setelah tahap awal ISK. Faktor risiko parut termasuk: uropati obstruktif,refluks vesikouretra khususnya dengan refluks intra renal, ISK pada usia muda, diagnosis dan terapi yang lambat, ISK rekuren.11Anak dengan traktus urinarius yang abnormal lebih banyak menderita ISK yang disebabkan organisme dengan virulensi lebih rendah seperti Pseudomonas atau Staphylococcus aureus. Bakteri-bakteri ini merupakan flora yang sering mengkontaminasi genital dan kulit.11Anak yang terinfeksi bakteri Proteus memiliki risiko terbentuknya batu di saluran urinarius. Ini terjadi karena bakteri memproduksi amoniak melalui metabolisme urea. Hal ini meningkatkan pH urin, yang mana menyebabkan pembentukan presipitat garam kalsium dan magnesium fosfat. Ini dapat muncul pada mukus dan debris sel yang disebabkan proses inflamasi dan membuat lendir tebal yang mengisi saluran drainase lalu presipitat kimia dapat membuatnya menjadi lebih padat. Pada sistem pelvikaliks dapat menjadi stag-horn calculi, dan pada ureter menjadi bentuk seperti date stone.12

Bakteri patogen asalnya dari flora usus (E.coli) pasien sendiri yang berkoloni di area periuretra. Lalu naik ke vesika urinaria dan memulai proses proliferasi dan invasi jaringan. Toksin bakteri menyebabkan kemotaksis dan mengaktivasi granulosit. Ini diikuti pelepasan radikal bebas dan produk lisosomal yang mana menyebabkan kerusakan jaringan dan kematian dan fibrosis lanjut dan scarring.11

Inti bakteri E.coli terdiri dari sitoplasma dan nukleus dari material DNA. Materi genetik tambahan dapat muncul pada 1 plasmid atau lebih yang mana seluruhnya terpisah dari inti sel. Plasmid-plasmid ini dapat mengkode resistensi tipe antibiotik tertentu dan kepentingan klinis karena plasmid replikasi sendiri dan dapat ditransmisi dari bakteri ke yang lain dan bahkan dari satu spesies ke yang lain. Dinding sel mengelilingi sitoplasma. Antigen dinding sel telah didesain “antigen O”. Ada lebih dari 150 antigen O. Antigen O terdiri dari lapisan lemak, lipid A, yang mana melekat di membran, berkaitan dengan lapisan polisakarida terluar

Page 5: Tinjauan Pustaka Isk

bertanggung jawab pada serotip O individu. Bakteri lisis berikut, lipid A dilpeaskan sebagai endotoksin. Roberts telah menunjukkan endotoksin menurunkan peristaltik ureter. Ini aktivator penting untuk respon inflamasi penjamu dan mengaktifasi alur komplemen klasik.11Dinding sel yang mengelilingi adalah kapsul polisakarida yang bertanggung jawab pada antigenitas K. Antigen K dikaitkan dengan virulensi E.coli pada pielonefritis akutdan infeksi lain. Bakteri pembawa antigen K lebih dapat melakukan kolonisasi di vesika urinaria dan menginvasi ginjal daripada bakteri yang lain.13Beberapa E. coli memiliki antigen “H” atau “flagella” yang membuat organisme bergerak. Fimbriae juga penting untuk adhesi ke permukaan.13Reseptor P terdapat pada membran mukosa manusia, termasuk sel epitel vesika urinaria dan ureter. Fimbriae tipe 1 dapat menginisiasi kerusakan respiratori dari leukosit polimorfonuklear dan pada penelitian hewan telah menunjukkan dapat menyebabkan parut. Peran fimbriae tipe II yang terbentuk dari M, S, dan X masih dalam penelitian.1

Urin memiliki konsentrasi zat besi yang rendah dan menunjukkan bahwa zat besi penting untuk perlengketan ke permukaan. Kolisin V adalah plasmid yang juga memiliki kemampuan untuk meningkatkan ambilan zat besi oleh bakteri.13Pada anak perempuan, bakteri gram negatif muncul pada area dari anus ke uretra. Pada bayi laki-laki, di mana organisme berkolonisasi di prepusium, kejadian ISK dapat diturunkan dengan sirkumsisi.13Mayoritas ISK pada bayi baru lahir menyebar melalui darah. Septikemia akibat E.coli gram negatif sering terjadi pada masa ini. Manifestasi klinis akan terlihat beberapa hari berupa bakteriuria. Immunoglobulin yang terdapat dalam air susu ibu mempunyai efek proteksi dan masuknya organisme ini sering pada bayi yang tidak disusui. Hal ini juga terjadi pada Salmonella, Tuberculosis, Histoplasmosis, dan parasit.13

Manifestasi KlinisManifestasi klinis dari ISK pada anak terbagi atas dua macam yaitu manifestasi klinis yang berasal dari traktur urinarius serta manifestasi klinis sistemiknya.3Manifestasi klinis yang berasal dari traktus urinarius3,10 :· Disuria· Perubahan frekuensi buang air kecil· Mengompol padahal anak telah diajarkan toilete training· Urin yang sangat berbau· Hematuri· Scoatting· Nyeri abdomen atau supra pubik

Manifestasi klinis sistemik3,10 :· Demam· Muntah/ diare· Nyeri pinggang

Sedangkan manifestasi klinis menurut usia, bisa dibedakan atas:

Page 6: Tinjauan Pustaka Isk

1. Usia antara 1 bulan sampai kurang dari 1 tahun, tidak menunjukkan gejala yang khas, dapat berupa1 :· Demam· Irritable· Kelihatan sakit· Nafsu makan berkurang· Muntah, diare, dan lainnya· Ikterus dan perut kembung bisa juga ditemukan.2. Usia prasekolah dan sekolah gejala ISK umumnya terlokalisasi pada saluran kemih.

ISK Bawah (Lower UTI)1 :· Disuria· Polakisuria· Urgency.ISK Atas (Upper UTI)1 :· Enuresis diurnal ataupun nocturnal terutama pada anak wanita· Sakit pinggang· Demam· Menggigil· Sakit pada daerah sudut kostovertebra.

DiagnosisUntuk menegakkan diagnosis pada ISK pada anak bisa berdasarkan gejala atau temuan pada urine, atau bahkan keduanya, tetapi kultur urin sangat diperlukan untuk konfirmasi dan pemberian terapi yang sesuai.2Kecurigaan yang tinggi harus dipikirkan pada anak demam, terutama ketika demam yang tidak jelas berlangsung selama dua sampai tiga hari, ini bisa mengurangi angka kejadian ISK yang tidak terdeteksi. Pedoman terbaru yang dikeluarkan oleh American Academy of Pediatrics (AAP) untuk evaluasi demam (39,0 ° C [102,2 ° F] atau lebih tinggi) yang tidak diketahui penyebabnya dianjurkan melakukan pemeriksaan urinalisis dan kultur urine untuk semua kasus pada semua anak laki-laki dengan usia kurang dari enam bulan dan semua anak perempuan dengan usia kurang dari dua tahun. Diagnosis ISK yang tepat tergantung pada pengambilan sampel urin yang tepat 2,3

Pengumpulan dan Analisa UrinStandar kriteria untuk mendiagnosis ISK adalah isolasi kuman patogen dari kultur urin yang diperoleh melalui aspirasi suprapubik. Meskipun aspirasi suprapubik adalah metode kriteria standar untuk mendapatkan urin, namun kateterisasi adalah teknik yang paling umum digunakan pada bayi dan anak-anak muda. Selain untuk pengambilan urin, kateterisasi juga dapat digunakan untuk mengetahui volume residu urin sehingga dapat mengetahui klinis pasien seperti kemungkinan adanya neuropati bladder. Pengambilan spesimen urin midstream untuk anak-anak yang lebih tua dinilai cukup adekuat untuk menegakkan ISK. ISK didefenisikan jika ditemukan sejumlah 100.000 CFU/ mL dalam spesimen mid stream urine.

Page 7: Tinjauan Pustaka Isk

Sedangkan pengambilan spesimen melalui urine bag dinilai tidak cukup valid untuk menilai ISK pada anak karena tingginya angka positif palsu.7Meskipun kultur urin adalah standar kriteria untuk diagnosis UTI, mungkin diperlukan waktu selama 48 jam untuk budaya menjadi positif. Oleh karena itu, urine sering dibutuhkan untuk membantu membuat diagnosis awal ISK.3Untuk penapisan pertama adanya ISK atau untuk mengetahui adanya ISK berulang dapat digunakan1:a. Cara dip slide yaitu suatu gelas objek yang dilapisi media biakan diatasnya, direndam kedalam pot yang berisi urin didalamnya dan siintubasi sebelum 24 jam.b. Plastik dip stick test (Multistix, Ames Company) yaitu suatu batang plastic tipis yang pada ujungnya terdapat reagent pads.1. Untuk mengetahui adanya nitrit dalam urin. Bakteri gram negatif dalam urin di kandung kemih mengubah nitrat (yang berasal dari makanan) menjadi nitrit. Nitrit paling baik ditemukan bila urin dalam kandung kemih sudah tertahan lebih dari 4 jam.1

2. Menghitung bakteri gram negatif (bacteri count)Leukosit granulosit mengandung esterase yang merupakan katalisator hydrolysis pyrole aminoacid ester yang menghasilkan 3-hydroxy 5-phenyl pyrrole; pyrrole ini bereaksi dengan gram diazonium, yang memberikan warna ungu pada reagent pads.1Dengan dip-stick ini diketahui 1,6% kulturnya positif palsu. (IDAI) Penghitungan jumlah bakteri dari sediaan langsung urin tanpa sentrifugasi yang diwarnai dengan pewarnaan gram dengan satu tetes urin diletakkan diatas gelas objek dan sesudah kering diwarnai dengan pewarnaan gram, memberikan korelasi yang tinggi dengan biakan urin. Bila ditemukan suatu bakteri gram negatif/ lapang pandang dengan minyak emersi (oil immersion field = oil); maka 88% daripadanya ditemukan hasil biakan kuman yang bermakna (significant bacteriuria). Weinberg menyatakan bila ditemukan dua atau lebih bakteri/oif 97,6% dari padanya ditemukan biakan bakteri yang bermakna. Pyuria, proteinuria dan hematuria dapat terjadi dengan atau tanpa ISK. Sebaliknya, ISK dapat terjadi tanpa pyuria.1,3

Sebagian besar ISK disebabkan oleh organisme tunggal, kehadiran dua atau lebih organisme biasanya menunjukkan adanya kontaminasi. Sebuah kultur urin tidak wajib pada perempuan remaja, khususnya dengan episode pertama. Pada episode ISK berulang, episode yang gagal terapi dan pada anak perempuan dengan pyuria tanpa bakteriuria, pemeriksaan kultur urin dianjurkan 3

Pemeriksaan PencitraanTujuan dari studi pencitraan pada anak-anak dengan ISK adalah mengidentifikasi kelainan anatomi yang mempengaruhi terhadap infeksi. Namun pemilihan pmeriksaan dengan imaging yang sesuai untuk ISK pada anak masih merupakan kontroversi. 1. UltrasonografiUltrasonografi telah menggeser urografi intravena sebagai pemeriksaan awal untuk ISK pada anak. Ultrasonografi saja umumnya tidak adekuat untuk investigasi ISK pada anak-anak, karena tidak dapat diandalkan dalam mendeteksi refluks

Page 8: Tinjauan Pustaka Isk

vesicoureteral, parut ginjal ataupun perubahan akibat peradangan. Jika refluks atau kelainan morfologi dapat diidentifikasi, renal scintigraphy and voiding cystourethrography dianjurkan untuk pemeriksaan lebih lanjut untuk melihat kelainan ginjal atau jaringan parut pada saluran kemih. Sebuah rekomendasi saat ini adalah bahwa USG harus dihilangkan pada ISK pada anak-anak jika demam pada bayi dan anak-anak menanggapi pengobatan (afebril dalam waktu 72 jam), hasil follow up baik, dan tidak ada kelainan berkemih atau bahkan massa intra abdomen.3,10

2. Urografi IntravenaUrografi Intravena menampilkan gambar anatomi yang tepat dari ginjal dan dapat dengan mudah mengidentifikasi beberapa kelainan saluran kemih (misalnya, kista, hidronefrosis). Kelemahan utama dari urografi intravena adalah kurangnya sensitifitas dibandingkan dengan skintigrafi ginjal dalam deteksi pielonefritis maupun jaringan parut pada ginjal. Tingginya dosis radiasi dan respon tubuh terhadap kontras sangat perlu diperhatikan khususnya pada anak-anak. Mengingat kelemahan tersebut, urografi intravena tampaknya memiliki peran yang kecil dalam mendeteksi ISK pada anak.3

Diagnosis banding pada anak yang dicurigai ISK10

· Appendisitis pada anak· Gastroenteritis· Cacingan· Batu ginjal· Obstruksi saluran kemih· Vaginitis· Vulvovaginitis· Tumor Wilms

PengobatanHock-Boon (1988) mengemukakan beberapa prinsip penanggulangan ISK pada anak sbb :1

1. Konfirmasi diagnosis ISK2. Eradikasi infeksi pada waktu serangan atau relaps3. Evaluasi saluran kemih4. Perlu tindakan bedah pada uropati obstruktif, batu, buli-buli neurogenik5. Cegah infeksi berulang6. Perlu tindak lanjutAlgoritma penanggulangan ISK pada anak dapat dilihat pada Gambar 9, 10, 11.1,6Sistitis akut harus ditangani segera untuk mencegah perkembangan mungkin untuk pielonefritis. Jika gejalanya berat, spesimen urine kandung kemih diperoleh untuk kultur, dan pengobatan segera dimulai. Jika gejala yang ringan atau diagnosis diragukan, perawatan dapat ditunda sampai hasil kultur diketahui, dan kultur dapat diulang jika hasil tidak pasti. Jika pengobatan dimulai sebelum hasil kultur dan sensitivitas yang tersedia, terapi dengan trimetoprim-sulfametoksazol selama 5 hari efektif terhadap sebagian besar strain E. coli. Nitrofurantoin (5-7 mg/kg/24 jam dalam 3 sampai 4 dosis terbagi) juga efektif dan memiliki keuntungan yang aktif

Page 9: Tinjauan Pustaka Isk

terhadap organisme-Enterobacter Klebsiella. Amoksisilin (50 mg/kg/24 jam) juga efektif sebagai pengobatan awal tetapi tidak memiliki keunggulan yang jelas atas sulfonamid atau nitrofurantoin.3Pada infeksi demam akut dengan kemungkinan pielonefritis, penggunaan antibiotik spektrum luas selama 14 hari mampu mencapai tingkat jaringan yang signifikan. Anak-anak yang dehidrasi, karena muntah, atau tidak dapat minum cairan kemungkinan harus dirawat di rumah sakit untuk rehidrasi intravena dan terapi antibiotik intravena. Pengobatan parenteral dengan ceftriaxone (50-75 mg/kg/24 jam, tidak lebih dari 2 g) atau ampisilin (100 mg/kg/24 jam) dengan aminoglikosida seperti gentamisin (3-5 mg/kg/24 jam dalam 1 untuk 3 dosis terbagi) adalah lebih baik. Potensi otoxicity dan nefrotoksisitas dari aminoglikosida harus dipertimbangkan, dan kadar kreatinin serum harus diperoleh sebelum memulai pengobatan dengan gentamisin harus diperoleh sebelum memulai pengobatan. Pengobatan dengan aminoglikosida terutama efektif terhadap Pseudomonas spp. Oral sefalosporin generasi ke-3 seperti cefixime efektif terhadap berbagai organisme gram negatif selain Pseudomonas, dan obat ini dianggap oleh beberapa pihak menjadi pilihan perawatan untuk terapi oral. Nitrofurantoin tidak boleh digunakan secara rutin pada anak-anak dengan demam ISK karena tidak mencapai tingkat yang signifikan terhadap jaringan ginjal. Ciprofloxacin yang merupakan fluorokuinolon yang digunakan secara oral adalah agen alternatif untuk mikroorganisme resisten, terutama Pseudomonas, pada pasien yang lebih tua dari 17 tahun. Ini juga telah digunakan pada anak dengan cystic fibrosis dan infeksi paru sekunder untuk Pseudomonas. Keamanan dan efektivitas ciprofloxacin oral pada anak diteliti. Pada beberapa anak-anak dengan ISK demam, injeksi intramuskular dosis loading ceftriaxone diikuti dengan terapi oral dengan sefalosporin generasi ke-3 efektif.3Anak dengan abses ginjal atau perirenal atau dengan infeksi pada saluran kemih terhambat sering memerlukan drainase bedah atau perkutan selain terapi antibiotik dan langkah-langkah pendukung lainnya.Pada anak dengan ISK berulang, identifikasi faktor predisposisi sangat bermanfaat. Profilaksis terhadap infeksi ulang, menggunakan-trimetoprim sulfametoksazol, trimetoprim, atau nitrofurantoin pada dari dosis terapi normal sekali sehari,⅓ sering efektif.3Pada bayi dan anak usia 2 bulan sampai 2 tahun dengan demam pertama, dengan menampakkan gejala klinis ISK, maka spesimen urine untuk urinalisis dan kultur harus diperoleh dengan aspirasi suprapubik atau kateterisasi sebelum pengobatan dimulai.3Beberapa bukti menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan dalam keberhasilan antara terapi IV diberikan antibiotik selama 3 hari diikuti dengan terapi oral selama 11 hari dan 14 hari terapi oral. Data ini didasarkan pada percobaan kontrol secara acak dari 306 anak usia 1-24 bulan bahwa dibandingkan sefiksim oral selama 14 hari dengan cefotaxime IV selama 3 hari diikuti oleh sefiksim oral selama 11 hari. Tidak ada perbedaan penting diamati pada hasil jangka pendek atau jangka panjang. Jadi direkomendasi bahwa anak-anak dengan demam ISK harus menerima pengobatan oral dengan sefalosporin-kedua atau generasi ketiga, amoksisilin klavulanat, atau sulfametoksazol-trimetoprim (TMP-SMZ).3

Page 10: Tinjauan Pustaka Isk

Rawat Inap pengobatan anak-anak dengan pielonefritis rumit.Berikan cairan parenteral yang tepat, biasanya pada 1-1,5 kali tingkat pemeliharaan biasa, berikan pengobatan parenteral dengan sefalosporin generasi ketiga, seperti ceftriaxone atau cefotaxime. Tambahkan ampisilin jika terdapat cocci gram positif dalam sedimen urin atau jika tidak ada organisme yang ditemukan. Gentamisin merupakan alternatif untuk bayi yang lebih tua dari 7 hari, untuk anak-anak yang lebih tua, dan bagi remaja yang alergi terhadap sefalosporin. Monitor fungsi ginjal dan pembuluh darah jika obat ini diperlukan untuk lebih dari 48 jam.3Hasil studi kultur urin dan sensitivitas biasanya tersedia dalam waktu 48 jam. Jika patogen sensitif terhadap antibiotik yang digunakan dan jika anak itu membaik, maka teruskan pengobatan dengan rute parenteral sampai anak tidak demam selama 24-36 jam.Pasien dirawat di rumah sakit biasanya dapat pulang ke rumah setelah 48-72 jam. Lanjutkan dosis terapi antibiotik selama 10-14 hari terapi antibiotik.

Antibiotik Agen untuk parenteral Pengobatan ISKObat Dosis dan Rute Pemberian KeteranganCeftriaxone 50-75 mg/kg/d IV/IM sebagai dosis

tunggal atau dibagi setiap 12 jam.Tidak digunakan pada bayi < 6 minggu; antibiotic parenteral dengan waktu paruh panjang.

Cefotaxime 150 mg/kg/d IV/IM dibagi setiap 6-8 jam.

Aman digunakan pada bayi < 6 minggu, digunakan dengan ampisilin pada bayi usia 2 – 8 minggu.

Ampicillin 100 mg/kg/d IV/IM dibagi setiap 8 jam

Digunakan bersama gentamisin pada neonatus <2 minggu, untuk kuman enterokokus dan pasien yang alergi dengan sefalosporin.

Gentamicin Neonatus < 7 hari: 3.5-5 mg/kg/dosis IV setiap 24 jamBayi dan anak < 5 tahun: 2.5 mg/kg/dosis IV setiap 8 jam atau dosis tunggal dengan fungsi ginjal normal yaitu 5-7.5 mg/kg/dosis IV setiap 24 jamAnak =5 tahun: 2-2.5 mg/kg/dosis IV setiap 8 jam atau dosis tunggal dengan fungsi ginjal normal 5-7.5 mg/kg/dosis IV setiap 24 jam

Monitor darah dan fungsi ginjal.

Agen antibiotik untuk Pengobatan Oral ISKAgen Antibakteri Dosis HarianSulfisoxazole 120-150 mg/kg dibagi setiap 4–6 jam.Sulfamethoxazole and trimethoprim

6-12 mg/kg TMP, 30-60 mg/kg SMZ, dibagi stiap 12 jam

Page 11: Tinjauan Pustaka Isk

Amoxicillin and clavulanic acid 20-40 mg/kg dibagi tiap 8 jamCephalexin 20-50 mg/kg dibagi tiap 6 jamCefixime 8 mg/kg dibagi tiap 12-24 jamCefpodoxime 10 mg/kg dibagi tiap 12 jamNitrofurantoin* 5-7 mg/kg dibagi tiap 6 jam*Nitrofurantoin dapat digunakan pada infeksi saluran saluran kemih bawah. Tapi, karena daya penetrasi terhadap jaringan yang terbatas, nitrofurantoin tidak cocok digunakan untuk pengobatan infeksi pada ginjal.

Agen antibiotik untuk mencegah infeksi ulangAgent Single Daily DoseNitrofurantoin 1-2 mg/kg POSulfamethoxazole and trimethoprim 1-2 mg/kg TMP, 5-10 mg/kg SMZ POTrimethoprim 1-2 mg/kg PO

KomplikasiReaksi alergi terhadap terapi antibiotik sering terjadi. Pada anak-anak dengan pielonefritis dapat terjadi radang lobar dari ginjal (lobar atau nephronia fokal) atau abses ginjal. Setiap peradangan pada parenkim ginjal dapat menyebabkan pembentukan parut. Komplikasi jangka panjang pielonefritis adalah hipertensi, gangguan fungsi ginjal, penyakit ginjal kronik, dan komplikasi kehamilan (misalnya, uti, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan, neonatus berat lahir rendah). Dehidrasi adalah komplikasi yang paling umum dari isk pada populasi anak-anak. Pengganti cairan intravena diperlukan dalam kasus yang lebih parah.16Angka kesakitan terkait dengan pielonefritis ditandai dengan gejala sistemik seperti demam, nyeri perut, muntah dan dehidrasi. Bakterimia dan sepsis dapat terjadi. Anak dengan pielonefritis dapat juga terdapat sistitis. Kematian akibat ISK jarang terjadi pada anak sehat pada negara berkembang.16ISK menyebabkan morbiditas yang signifikan dan penderitaan untuk anak-anak, ketidaknyamanan dan kecemasan bagi keluarga, dan kebutuhan pengobatan yang cukup tinggi. Meskipun kebanyakan anak dengan ISK memiliki prognosis jangka panjang yang sangat baik, ada risiko komplikasi yang serius dalam sebagian kecil penderita, terutama pada mereka dengan anomali kongenital hipoplasia atau displastik dan refluks melebar. Gangguan fungsi ginjal mungkin terjadi, kadang-kadang menyebabkan gagal ginjal kronis dan bahkan end stage dari renal disease, hipertensi, dan komplikasi kehamilan.16

Gagal Ginjal KronisPendekatan diagnostik dan terapi lebih agresif yang digunakan pada masa bayi dan anak usia dini selama dekade terakhir tampaknya memiliki penurunan risiko ISK menyebabkan gagal ginjal kronis. Sebuah laporan di Inggris mencerminkan manajemen ISK tahun 1960-an dan 1970-an, penyebab utama dari end stage renal failure adalah pielonefritis dengan atau tanpa adanya refluks sebanyak 21% (60).

Page 12: Tinjauan Pustaka Isk

Dalam studi Prancis dari tahun 1975 sampai 1990, pielonefritis dengan refluks merupakan penyebab 12% anak dengan Gagal Ginjal Kronis. Untuk periode 1986 sampai 1995, hanya 1 dari 102 anak-anak yang mencapai end stage renal failure di Kansas memiliki diagnosis utama ISK dengan refluks. Di Swedia, dengan total populasi 8,5 juta, situasinya bahkan lebih baik dimana tidak seorang pun anak dengan insufisiensi ginjal kronis, yang didefinisikan dengan GFR di bawah 30 mL/min/1.73 m2, karena ISK baru terdeteksi pada tahun 1986. Smellie dan kawan-kawan. mempelajari suatu kelompok 226 orang dewasa setelah tindak lanjut dari 10 sampai 35 tahun yang lalu. Mereka awalnya dirujuk ke klinik ISK karena memiliki gejala ISK selama masa kanak-kanak. Sebagian besar telah mengalami ISK yang berulang dan refluks vesicoureteral. Dari 226 pasien, 85 orang memiliki temuan jaringan parut pada ginjal di hasil pemeriksaan radiologis pada usia 10 tahun, dan tidak ada bekas luka yang terdeteksi setelahnya. Di antara 72 orang dewasa dengan jaringan parut ginjal yang diperiksa kembali pada usia rata-rata 27 tahun, 18 (25%) orang mengalami peningkatan nilai plasma kreatinin; tiga dari mereka telah mencapai end stage renal failure.16

Hipertensi Dalam studi di Australia dan Inggris, pengembangan hipertensi ditunjukkan pada 10% dari anak-anak dan dewasa muda dengan pyelonephritic renal scarring (reflux nephropathy). Risiko berhubungan dengan tingkat kerusakan; 15% sampai 30% anak dengan hipertensi akibat jaringan parut bilateral dalam waktu 10 tahun. Dalam studi 27 tahun setelah identifikasi jaringan parut ginjal nonobstructive focal, 30 orang dewasa diperiksa kembali ; 7 orang (23%) memiliki hipertensi > 140/90 mm Hg. Smellie dan kawan-kawan, pada follow up jangka panjang mereka menunjukkan adanya 14 orang (19%) dari 72 orang yang dari hasil pemeriksaan radiologisnya memiliki jaringan parut pada ginjal. Sehingga paling tidak dalam perspektif 20 tahun dari masa kanak-kanak, perawatan yang baik mungkin efektif untuk meminimalkan risiko jangka panjang.16