tinjauan kebijakan moneter - bi.go.id · pola historis inflasi volatile food bulan ramadan. hal...

39
TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Juni 2018 Ekonomi, Moneter, dan Keuangan

Upload: nguyencong

Post on 03-Apr-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · pola historis inflasi volatile food bulan Ramadan. Hal tersebut didukung terjaganya pasokan dan harga pangan global yang menurun. Sementara

TINJAUANKEBIJAKAN MONETER

Juni 2018

Ekonomi, Moneter, dan Keuangan

Page 2: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · pola historis inflasi volatile food bulan Ramadan. Hal tersebut didukung terjaganya pasokan dan harga pangan global yang menurun. Sementara
Page 3: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · pola historis inflasi volatile food bulan Ramadan. Hal tersebut didukung terjaganya pasokan dan harga pangan global yang menurun. Sementara

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 2018 1

Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Januari, Maret, April, Juni, Juli, September, Oktober dan Desember. Laporan ini dimaksudkan sebagai media bagi Dewan Gubernur Bank Indonesia untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat luas mengenai evaluasi kondisi moneter terkini atas asesmen dan prakiraan perekonomian Indonesia serta respons kebijakan moneter Bank Indonesia yang dipublikasikan dalam Laporan Kebijakan Moneter (LKM) secara triwulanan pada setiap bulan Februari, Mei, Agustus, dan November. Secara rinci, TKM menyampaikan hasil evaluasi atas perkembangan terkini mengenai in� asi, nilai tukar, dan kondisi moneter selama bulan laporan, serta keputusan respons kebijakan moneter yang ditempuh Bank Indonesia.

Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 2018

Dewan GubernurPERRY WARJIYO Gubernur

MIRZA ADITYASWARA Deputi Gubernur Senior

ERWIN RIJANTODeputi Gubernur

SUGENG Deputi Gubernur

ROSMAYA HADI Deputi Gubernur

DODY BUDI WALUYO Deputi Gubernur

Page 4: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · pola historis inflasi volatile food bulan Ramadan. Hal tersebut didukung terjaganya pasokan dan harga pangan global yang menurun. Sementara

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Juni 20182

Daftar Isi

1. Statement Kebijakan Moneter

2. Perkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter

Perkembangan Ekonomi Dunia

Risiko Pasar Keuangan Global

Pasar Komoditas Global

Perkembangan Ekonomi

Neraca Pembayaran Indonesia

Nilai Tukar Rupiah

Inflasi

Pasar keuangan

Transmisi Suku Bunga

Likuiditas Perekonomian

Intermediasi Perbankan

Pembiayaan NonPerbankan

Pasar Saham

Pasar Surat Berharga Negara

08

12

13

15

19

21

23

26

26

28

29

31

32

33

03

08

Page 5: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · pola historis inflasi volatile food bulan Ramadan. Hal tersebut didukung terjaganya pasokan dan harga pangan global yang menurun. Sementara

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 2018 3

11111111111 Statement Kebijakan MoneterRapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 28-29 Juni 2018 memutuskan untuk menaikkan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 50 bps menjadi 5,25%, suku bunga Deposit Facility sebesar 50 bps menjadi 4,50%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 50 bps menjadi 6,00%, berlaku efektif sejak 29 Juni 2018. Keputusan kenaikan suku bunga tersebut merupakan langkah lanjutan Bank Indonesia untuk secara pre-emptive, front-loading, dan ahead of the curve menjaga daya saing pasar keuangan domestik terhadap perubahan kebijakan moneter sejumlah negara dan ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi. Kebijakan tersebut tetap ditopang dengan kebijakan intervensi ganda di pasar valas dan di pasar Surat Berharga Negara serta strategi operasi moneter untuk menjaga kecukupan likuiditas khususnya di pasar uang Rupiah dan pasar swap antarbank. Bank Indonesia meyakini sejumlah kebijakan yang ditempuh tersebut dapat memperkuat stabilitas ekonomi khususnya stabilitas nilai tukar Rupiah. Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati perkembangan dan prospek perekonomian baik domestik maupun global, untuk memperkuat respons bauran kebijakan yang perlu ditempuh.

Bank Indonesia juga menempuh kebijakan makroprudensial yang akomodatif melalui relaksasi Loan to Value Ratio (LTV) guna menjaga momentum pemulihan ekonomi dan stabilitas sistem keuangan dengan tetap memperhatikan aspek kehati-hatian dan perlindungan konsumen. Kebijakan diterapkan pada sektor properti dan berlaku 1 Agustus 2018 melalui beberapa aspek yakni (i) pelonggaran rasio LTV untuk kredit properti dan rasio FTV untuk pembiayaan properti, (ii) pelonggaran jumlah fasilitas kredit atau pembiayaan melalui mekanisme inden, serta (iii) penyesuaian pengaturan tahapan dan besaran pencairan kredit/pembiayaan. Kebijakan diharapkan dapat mendukung kinerja sektor properti yang saat ini masih memiliki potensi akselerasi dan dampak pengganda cukup besar terhadap perekonomian nasional (Lampiran 1). Kebijakan makroprudensial ini memperkuat kebijakan makroprudensial sebelumnya terkait Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) dan Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM), yang bertujuan untuk mendorong fungsi intermediasi perbankan dan memperkuat manajemen likuiditas perbankan. Kebijakan makroprudensial juga bersinergi dengan kebijakan Giro Wajib Minimum (GWM) Rata-rata Rupiah sebagai bagian dari reformulasi kerangka operasional kebijakan moneter, yang juga bertujuan untuk meningkatkan fleksibilitas pengelolaan likuiditas perbankan dan mendorong fungsi intermediasi perbankan, serta untuk mendukung upaya pendalaman pasar keuangan. Ketiga kebijakan tersebut akan berlaku mulai 16 Juli 2018 untuk perbankan konvensional dan mulai 1 Oktober 2018 untuk perbankan syariah (Lampiran 2 dan 3).

Page 6: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · pola historis inflasi volatile food bulan Ramadan. Hal tersebut didukung terjaganya pasokan dan harga pangan global yang menurun. Sementara

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Juni 20184

Perekonomian global ditandai likuiditas global yang mengetat dan ketidakpastian pasar keuangan tetap tinggi, ditengah kenaikan pertumbuhan ekonomi global 2018 yang diprakirakan terus berlanjut. Pertumbuhan ekonomi global 2018 diperkirakan tetap mencapai 3,9%, lebih tinggi dari prakiraan sebelumnya sebesar 3,8%, didorong berlanjutnya akselerasi ekonomi AS, masih kuatnya pertumbuhan ekonomi Eropa serta tetap tingginya pertumbuhan ekonomi Tiongkok. Prospek pemulihan ekonomi global yang membaik meningkatkan volume perdagangan dunia, yang kemudian berdampak pada harga komoditas yang tetap kuat. Namun pada saat yang sama, kondisi likuiditas global mengetat dan ketidakpastian pasar keuangan global masih tinggi dipicu oleh prakiraan kenaikan FFR yang lebih agresif pasca FOMC Juni 2018 dan volatilitas imbal hasil surat utang AS yang masih tinggi. Ketidakpastian global yang masih tinggi juga dipengaruhi kebijakan bank sentral Uni Eropa (ECB) yang menurunkan net pembelian aset, kebijakan bank sentral Tiongkok (PBoC) yang menurunkan GWM, harga minyak yang naik, serta ketegangan hubungan dagang AS-Tiongkok yang kembali meningkat. Ketidakpastian tersebut pada gilirannya memicu penguatan mata uang dolar secara global dan memicu pembalikan modal dari negara berkembang sehingga memperlemah mata uang banyak negara, termasuk Rupiah. Kondisi demikian memerlukan respons kebijakan yang tepat untuk memelihara imbal hasil pasar keuangan di negara berkembang agar tetap menarik bagi investor.

Nilai tukar Rupiah pada Juni 2018 mendapat tekanan terutama sejak pertengahan bulan dipicu penguatan dolar AS yang terjadi dalam skala global. Nilai tukar Rupiah sempat berada dalam tren menguat sampai dengan pertengahan Juni 2018, bahkan sempat tercatat Rp13.853 per USD pada 6 Juni 2018 sebagai respons atas kebijakan pre-emptive, front-loading, dan ahead of the curve Bank Indonesia pada akhir Mei 2018. Namun, perubahan stance kebijakan the Fed pada FOMC pertengahan Juni 2018 yang lebih agresif, respons kebijakan bank sentral lain yang berubah khususnya bank sentral Uni Eropa dan Tiongkok, serta ketidakpastian pasar keuangan global yang kembali meningkat, memicu pelemahan hampir seluruh mata uang dunia tidak terkecuali Rupiah. Pada tanggal 28 Juni 2018, Rupiah tercatat Rp14.390 per USD, melemah 3,44% (ptp) dibandingkan dengan level akhir Mei 2018. Sementara dibandingkan dengan akhir Desember 2017, Rupiah melemah 5,72% (ytd), lebih rendah dibandingkan dengan pelemahan mata uang negara berkembang lainnya seperti Filipina, India, Afrika Selatan, Brazil, dan Turki. Ke depan, Bank Indonesia terus mewaspadai risiko ketidakpastian pasar keuangan global dengan tetap melakukan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar sesuai nilai fundamentalnya, serta menjaga bekerjanya mekanisme pasar dan didukung upaya-upaya pengembangan pasar keuangan.

Page 7: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · pola historis inflasi volatile food bulan Ramadan. Hal tersebut didukung terjaganya pasokan dan harga pangan global yang menurun. Sementara

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 2018 5

Inflasi tetap terkendali dalam kisaran sasaran ditopang oleh stabilnya harga pangan dan ekspektasi yang terjaga. Inflasi IHK pada Mei 2018 mencapai 0,21% (mtm), meningkat dibandingkan inflasi bulan lalu sebesar 0,10% (mtm) seiring datangnya bulan Ramadan. Meskipun meningkat, inflasi IHK pada Mei 2018 secara historis lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata inflasi IHK bulan Ramadan empat tahun terakhir. Secara tahunan, inflasi mencapai 3,23% (yoy), lebih rendah dari inflasi bulan lalu sebesar 3,41% (yoy).Terkendalinya inflasi IHK didukung oleh stabilnya inflasi inti yang tidak terlepas dari konsistensi kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi, termasuk dalam menjaga pergerakan nilai tukar Rupiah agar sesuai dengan fundamentalnya. Selain itu, kelompok volatile food mengalami inflasi, namun lebih rendah dibandingkan dengan pola historis inflasi volatile food bulan Ramadan. Hal tersebut didukung terjaganya pasokan dan harga pangan global yang menurun. Sementara itu, inflasi kelompok administered prices meningkat bersumber dari tarif angkutan udara. Ke depan, inflasi diprakirakan tetap terkendali dan berada pada sasaran inflasi 2018, yaitu 3,5±1% (yoy). Koordinasi kebijakan Pemerintah dan Bank Indonesia dalam mengendalikan inflasi akan terus diperkuat.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2018 tetap baik didukung oleh permintaan domestik. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga diperkirakan tetap terjaga didukung perbaikan pendapatan dari stimulus fiskal dan inflasi yang terjaga, serta kenaikan keyakinan konsumen menengah atas. Konsumsi yang kuat tercermin dari penjualan kendaraan bermotor dan penjualan ritel yang membaik. Sementara itu, investasi diperkirakan tetap kuat terutama didukung oleh investasi bangunan swasta dan proyek infrastruktur, serta investasi nonbangunan terkait infrastruktur dan pertambangan. Investasi yang tetap kuat tergambar pada indikator penjualan semen dan alat berat yang meningkat. Kuatnya permintaan domestik kemudian mendorong pertumbuhan impor, khususnya impor barang modal dan bahan baku. Sementara itu, ekspor tetap tumbuh seiring dengan perbaikan ekonomi global. Ke depan, Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi 2018 tetap berada pada kisaran 5,1-5,5%.

Neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2018 mencatat defisit yang menurun didukung perbaikan neraca perdagangan nonmigas. Defisit neraca perdagangan Mei 2018 tercatat 1,52 miliar dolar AS, menurun dibandingkan dengan defisit neraca perdagangan bulan sebelumnya sebesar 1,63 miliar dolar AS. Perbaikan tersebut didorong oleh penurunan defisit neraca perdagangan nonmigas yang lebih besar dibandingkan dengan peningkatan defisit neraca perdagangan migas. Neraca perdagangan nonmigas mencatat penurunan defisit didukung oleh naiknya ekspor nonmigas, terutama didorong kenaikan ekspor mesin dan peralatan listrik, bijih, kerak, dan abu logam, besi dan baja, barang-barang rajutan, dan timah. Sementara itu, impor nonmigas juga mengalami peningkatan seiring dengan kegiatan produksi dan investasi yang menguat. Secara kumulatif Januari-Mei 2018, neraca perdagangan nonmigas masih mencatat surplus yakni 2,20 miliar dolar AS. Posisi cadangan devisa pada Mei 2018 tercatat 122,9 miliar dolar AS, setara dengan pembiayaan 7,4 bulan impor atau 7,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Ke depan, defisit transaksi berjalan pada 2018 diprakirakan tetap berada dalam batas yang aman yaitu tidak melebihi 3,0% dari PDB.

Page 8: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · pola historis inflasi volatile food bulan Ramadan. Hal tersebut didukung terjaganya pasokan dan harga pangan global yang menurun. Sementara

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Juni 20186

Kondisi sistem keuangan tetap stabil disertai intermediasi perbankan yang membaik. Stabilitas sistem keuangan yang terjaga tercermin pada rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan yang cukup tinggi mencapai 22,1% dan rasio likuiditas (AL/DPK) yang masih aman yaitu sebesar 20,3% pada April 2018. Di samping itu, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) tetap rendah yaitu sebesar 2,79% (gross) atau 1,28% (net) pada April 2018. Stabilitas sistem keuangan yang terjaga ini berkontribusi positif pada perbaikan fungsi intermediasi perbankan. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada April 2018 tercatat 8,1% (yoy), naik dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya yang mencapai 7,7% (yoy). Pertumbuhan kredit pada April 2018 tercatat sebesar 8,9% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 8,5% (yoy) serta diperkirakan akan terus meningkat. Sementara itu, pembiayaan ekonomi melalui pasar modal, seperti penerbitan saham (IPO dan rights issue), obligasi korporasi, Medium Term Notes (MTN), dan Negotiable Certificate of Deposit (NCD) meningkat 15,8% (yoy) pada April 2018. Dengan perbaikan ekonomi dan kemajuan konsolidasi korporasi dan perbankan, Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan Kredit dan DPK akan lebih baik pada 2018, masing-masing dalam kisaran 10,0-12,0% (yoy) dan 9,0-11,0% (yoy). Sejumlah langkah perlu ditempuh untuk mengoptimalkan pertumbuhan kredit melalui kebijakan makroprudensial yang akomodatif.

Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada tanggal 30 Mei 2018 memutuskan untuk menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps menjadi 4,75%, suku bunga Deposit Facility (DF) sebesar 25 bps menjadi 4,00%, dan suku bunga Lending Facility (LF) sebesar 25 bps menjadi 5,50%, berlaku efektif tanggal 31 Mei 2018. Kebijakan ini sebagai langkah pre-emptive, front-loading, dan ahead of the curve Bank Indonesia untuk memperkuat stabilitas khususnya stabilitas nilai tukar terhadap perkiraan kenaikan suku bunga AS yang lebih tinggi dan meningkatnya risiko di pasar keuangan global. Bank Indonesia meyakini kondisi ekonomi Indonesia secara keseluruhan cukup baik dan kuat. Tekanan terhadap stabilitas sejak awal Februari lebih karena tren kenaikan suku bunga AS dan meningkatnya ketidakpastian global akibat perubahan kebijakan AS dan sejumlah risiko geopolitik. Ke depan, Bank Indonesia akan terus mengkalibrasi perkembangan baik domestik maupun global untuk memanfaatkan masih adanya ruang untuk kenaikan suku bunga secara terukur.

Keputusan kenaikan suku bunga tersebut merupakan bagian dari langkah kebijakan jangka pendek Bank Indonesia yang memprioritaskan kebijakan moneter pada stabilitas khususnya untuk nilai tukar rupiah. Pertama, respons kebijakan suku bunga akan tetap ditempuh secara pre-emptive, front-loading, dan ahead of the curve untuk stabilisasi nilai tukar rupiah, di samping tetap konsisten dengan upaya menjaga inflasi 2018-2019 agar terkendali sesuai sasaran 3,5±1%. Kedua, intervensi ganda (dual intervention) di pasar valas dan di pasar surat berharga negara (SBN) terus dioptimalkan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah, penyesuaian harga di pasar keuangan secara wajar, dan menjaga kecukupan likuiditas di pasar uang. Ketiga, strategi operasi moneter diarahkan untuk menjaga kecukupan likuiditas khususnya di pasar uang rupiah dan pasar swap antar bank. Keempat, komunikasi yang intensif khususnya kepada pelaku pasar, perbankan, dunia usaha, dan para ekonom untuk membentuk ekspektasi yang rasional sehingga dapat memitigasi kecenderungan nilai tukar rupiah yang terlalu melemah (overshooting) dibandingkan dengan level fundamentalnya.

Page 9: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · pola historis inflasi volatile food bulan Ramadan. Hal tersebut didukung terjaganya pasokan dan harga pangan global yang menurun. Sementara

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 2018 7

Tekanan terhadap stabilitas khususnya nilai tukar Rupiah lebih karena perubahan kebijakan di AS yang berdampak ke seluruh negara, termasuk Indonesia. Semakin membaiknya perekonomian dan meningkatnya inflasi di AS akan mendorong peningkatan suku bunga the Fed, yang oleh sebagian pelaku pasar keuangan diperkirakan dapat lebih agresif menjadi 4 kali kenaikan dalam tahun ini. Kenaikan suku bunga yang lebih tinggi juga disebabkan oleh defisit fiskal pemerintah AS yang diperkirakan akan mencapai sekitar 4% dari PDB tahun ini dan 5% tahun 2019. Kedua perubahan kebijakan AS tersebut telah memicu kenaikan yield US Treasury Bond dan penguatan mata uang dolar AS terhadap hampir seluruh mata uang dunia. Ketidakpastian global juga meningkat sehubungan dengan ketegangan hubungan dagang antara AS dan Tiongkok, serta beberapa ketegangan geopolitik regional. Berbagai faktor global tersebut telah memicu pembalikan modal asing (capital outflow) dan memberikan tekanan pada pasar keuangan di negara maju dan EMEs, termasuk Indonesia, baik penurunan harga saham, meningkatnya yield obligasi, maupun melemahnya nilai tukar terhadap dolar AS. Ekonomi Indonesia menunjukkan ketahanan yang cukup kuat terhadap tekanan eksternal pada saat ini sebagaimana ditunjukkan pula pada periode-periode tekanan global sebelumnya.

Kondisi ekonomi Indonesia secara keseluruhan cukup baik sebagaimana asesmen pada RDG Bulanan tanggal 16-17 Mei 2018. Inflasi cukup rendah dan terkendali pada kisaran sasaran 3,5±1%. Pertumbuhan ekonomi tetap baik didukung oleh meningkatnya investasi baik bangunan maupun nonbangunan. Defisit transaksi berjalan membaik dari triwulan sebelumnya dan untuk keseluruhan tahun 2018 diperkirakan akan di bawah 2,5% dari PDB. Stabilitas sistem keuangan juga terjaga dengan penyaluran kredit yang mulai membaik. Pemerintah, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan dan Lembaga Penjamin Simpanan semakin memperkuat koordinasi dan implementasi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas ekonomi dan keberlangsungan pembangunan. Dari sisi Bank Indonesia, sejumlah langkah lanjutan sedang dipersiapkan untuk pelonggaran kebijakan makroprudensial dan akselerasi upaya pendalaman pasar keuangan khususnya untuk pembiayaan infrastruktur dari swasta.

Page 10: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · pola historis inflasi volatile food bulan Ramadan. Hal tersebut didukung terjaganya pasokan dan harga pangan global yang menurun. Sementara

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Juni 20188

Perkembangan Ekonomi dan Kebijakan MoneterPERKEMBANGAN EKONOMI DUNIA

Kenaikan pertumbuhan ekonomi global 2018 diprakirakan terus berlanjut meskipun masih ditandai oleh likuiditas global yang mengetat dan ketidakpastian pasar keuangan yang tetap tinggi. Pertumbuhan ekonomi global pada 2018 diperkirakan sebesar 3,9%, membaik dibandingkan dengan tahun sebelumnya (3,8%). Kondisi tersebut terutama didukung oleh akselerasi pertumbuhan ekonomi AS yang diprakirakan terus berlanjut. Ekonomi Eropa juga diprakirakan masih tumbuh solid didukung oleh masih solidnya konsumsi dan investasi. Sementara itu di negara berkembang, perekonomian Tiongkok diprakirakan masih tetap solid, ditopang oleh masih kuatnya konsumsi dan investasi swasta serta proses penyesuaian ekonomi yang berjalan dengan baik. Prospek pemulihan ekonomi global yang membaik tersebut diharapkan dapat meningkatkan volume perdagangan dunia, yang kemudian berdampak pada harga komoditas yang tetap kuat. Namun demikian, masih terdapat risiko yang mempengaruhi perekonomian global antara lain kenaikan FFR yang lebih agresif dari perkiraan, tingginya ketidakpastian global yang dipengaruhi oleh kebijakan bank sentral Uni Eropa (ECB) yang menurunkan net pembelian aset, kebijakan bank sentral Tiongkok (PBoC) yang menurunkan GWM, meningkatnya harga minyak, serta ketegangan hubungan dagang AS-Tiongkok yang kembali meningkat.

Akselerasi pertumbuhan ekonomi AS diprakirakan terus berlanjut didukung oleh penguatan konsumsi dan investasi (Grafik 2.1). Menguatnya kinerja konsumsi tercermin dari meningkatnya pertumbuhan pendapatan dan indeks Conference Board

2

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi AS Triwulan II 2018

Gra� k 2.1

Sumber: Bloomberg, diolah

-2

-1

0

1

2

3

4

5

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II-F

2013 2014 2015 2016 2017 2018

% yoy

Konsumsi Investasi Tetap Net EksporPengeluaran Pemerintah Inventori PDB

Page 11: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · pola historis inflasi volatile food bulan Ramadan. Hal tersebut didukung terjaganya pasokan dan harga pangan global yang menurun. Sementara

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 2018 9

Consumer yang menunjukkan kinerja positif. Selain itu, solidnya konsumsi juga ditopang oleh kinerja positif tenaga kerja serta dampak positif kebijakan fiskal. Di sisi lain, investasi pada triwulan II 2018, baik investasi residensial maupun investasi nonresidensial, diprakirakan tetap kuat. Kondisi tersebut ditunjukkan oleh meningkatnya indikator izin mendirikan bangunan (building permits) dan indikator permintaan manufaktur yang terjaga pada level yang tinggi. Kebijakan pemotongan rasio pajak korporasi diperkirakan akan mendukung akselerasi investasi pada triwulan II 2018. Indikasi positif kinerja produksi juga diperkirakan berlanjut pada triwulan II 2018. Hal tersebut terkonfirmasi dari indikator pada April 2018 seperti ISM All Economy yang masih berada pada level yang tinggi dan PMI Manufaktur serta kapasitas utilisasi yang melanjutkan tren kenaikan. Sejalan dengan perkembangan tersebut, aktivitas ekspor dan impor juga tercatat masih kuat ditunjukkan oleh tingginya ISM new orders dan ISM new export orders pada Mei 2018.

Tekanan inflasi AS meningkat sejalan dengan kondisi tenaga kerja yang terus membaik. Inflasi IHK dan inflasi inti AS pada Mei 2018 masing-masing tercatat sebesar 2,8% (yoy) dan 2,2% (yoy), meningkat dibandingkan dengan inflasi pada Maret 2018 sebesar 2,4% (yoy) dan 2,1% (yoy) (Grafik 2.2). Meningkatnya tekanan inflasi tersebut terutama didorong oleh tingginya inflasi biaya sewa rumah, jasa kesehatan, pakaian, komunikasi, dan energi. Di samping itu, ekspektasi inflasi dalam jangka pendek terus meningkat dan berada di atas target 2%. Meningkatnya tekanan inflasi AS tersebut juga sejalan dengan berlanjutnya perbaikan di pasar tenaga kerja AS. Hal itu tercermin dari tingkat pengangguran pada April dan Mei 2018 yang berada dibawah NAIRU (Nonaccelerating Inflation Rate of Unemployment) dan merupakan yang terendah semenjak tahun 1969.

Perkembangan In� asi ASGra� k 2.2

Sumber: Bloomberg, diolah

1,81,7

2,1

2,8

2,0

0,2

2,2

1,8

-0,5

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

2 4 6 8 10 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 2016

2017

2018

2015 2016 2017 2018PCE Proyeksi IHK (yoy) PCE (yoy) PCE (mtm)Target 2% IHK Inti (yoy) PCE Inti (yoy)

%

Page 12: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · pola historis inflasi volatile food bulan Ramadan. Hal tersebut didukung terjaganya pasokan dan harga pangan global yang menurun. Sementara

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Juni 201810

Perekonomian Eropa diprakirakan masih tumbuh cukup kuat ditopang oleh konsumsi dan investasi. Konsumsi yang tetap kuat sejalan dengan kinerja positif tenaga kerja dan upah, serta tingkat keyakinan konsumen yang menunjukkan kinerja positif. Selain itu, kinerja investasi diprakirakan masih tumbuh cukup baik yang tercermin dari indikator terkini construction output yang mengalami peningkatan. PMI Manufaktur juga tetap solid ditandai oleh meningkatnya produksi industri, produktivitas, serta kapasitas utilisasi (Grafik 2.3). Sejalan dengan hal tersebut, kinerja ekspor juga diprakirakan masih mengalami peningkatan meskipun akan sedikit tertahan dengan berakhirnya Asset Purchases Program (APP) dan dimulainya normalisasi kebijakan moneter Eropa yang akan berdampak pada apresiasi nilai tukar. Sementara itu, risiko politik di Eropa mulai berdampak pada pasar keuangan. Namun, kondisi tersebut diharapkan dapat bersifat sementara seiring dengan terpilihnya perdana menteri yang baru di Italia dan Spanyol sehingga dapat menopang pertumbuhan ekonomi Eropa.

Sementara itu, inflasi Eropa bergerak naik mendekati target ECB. Inflasi IHK Eropa pada April 2018 mencapai 1,9%, lebih tinggi dibandingkan inflasi Maret 2018 yang sebesar 1,2%. Tingkat inflasi Eropa tersebut mendekati target inflasi IHK ECB sebesar 2% (Grafik 2.4). Peningkatan inflasi terutama disebabkan oleh naiknya harga kelompok energi akibat harga minyak, dan kenaikan harga kelompok makanan. Sejalan dengan itu, inflasi IHK inti pada April 2018 tercatat 1,1%, lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi IHK Maret 2018 (0,7%) sejalan dengan mulai meningkatnya tingkat upah.

Ekonomi Jepang diprakirakan tetap tumbuh cukup baik, ditopang oleh konsumsi, investasi, dan net ekspor. Ekonomi Jepang pada triwulan I 2018 tercatat melambat, yakni hanya tumbuh 1,0%, lebih rendah dibandingkan dengan

Pertumbuhan Kapasitas Utilisasi EropaGra� k 2.3

Sumber: Bloomberg, diolah

84,3

87,885,8

72747678808284868890

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6

2013 2014 2015 2016 2017 2018

Uni Eropa Jerman Prancis

%

Perkembangan In� asi EropaGra� k 2.4

Sumber: Bloomberg, diolah

0,5

1,9

1,1

-2

-1

0

1

2

3

5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5

2013 2014 2015 2016 2017 2018

IHK mtm IHK yoy IHK inti yoy

%

Target ECB In�asi IHK 2%

Page 13: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · pola historis inflasi volatile food bulan Ramadan. Hal tersebut didukung terjaganya pasokan dan harga pangan global yang menurun. Sementara

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 2018 11

Pertumbuhan Ekonomi JepangGra� k 2.5

In� asi JepangGra� k 2.6

pertumbuhan triwulan sebelumnya 1,8%. Namun, indikator terkini menunjukkan pertumbuhan ekonomi Jepang akan kembali meningkat pada triwulan II 2018 (grafik 2.5). Peningkatan tersebut ditopang oleh kinerja positif konsumsi, investasi, dan net ekspor. Kinerja positif konsumsi ditunjukkan oleh meningkatnya penjualan ritel, masih tingginya tingkat keyakinan konsumen, serta tingkat pengangguran yang terus menurun dan diikuti oleh meningkatnya pendapatan. Selain itu, tax reform FY 2018 (berlaku 1 April 2018) diperkirakan juga mulai berdampak mendorong konsumsi. Kinerja investasi juga diperkirakan tetap kuat didukung oleh kinerja positif sektor industri. Hal itu tercermin dari tren kenaikan tingkat keyakinan bisnis. Selain itu, PMI Manufaktur dan permintaan mesin pada April 2018 juga mengalami peningkatan. Sementara itu, neraca perdagangan mencatat surplus pada April 2018 sehingga diperkirakan mendukung kinerja positif net ekspor pada Triwulan II 2018.

Inflasi IHK Jepang terus menurun. Inflasi IHK Jepang pada April 2018 tercatat sebesar 0,6%, menurun dibandingkan dengan inflasi Maret 2018 sebesar 1,1% (yoy). Menurunnya inflasi IHK sejalan dengan menurunnya inflasi barang, baik barang tahan lama maupun barang tidak tahan lama. Sama halnya dengan inflasi IHK, inflasi inti juga menurun menjadi sebesar 0,7% (yoy), dibandingkan dengan inflasi inti bulan sebelumnya 0,9% (yoy) dan bergerak menjauh dari target Bank of Japan sebesar 2% (Grafik 2.6).

Perekonomian Tiongkok diprakirakan masih tetap kuat, ditopang oleh konsumsi dan investasi swasta, serta proses penyesuaian ekonomi yang berjalan dengan baik. Masih kuatnya konsumsi terkonfirmasi dari penjualan ritel dan pinjaman rumah tangga yang masih tumbuh tinggi. Selain itu, disposable income diperkirakan masih tumbuh positif karena adanya program reformasi pajak pendapatan

Sumber: Bloomberg, diolah

2,0 2,1

1,2

0,60,8 0,9

1,51,3

1,61,9

1,8

1,0

1,3

-0,5

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2-F

20162015 2017 2018

%

Konsumsi Investasi PemerintahNet Ekspor Total

Sumber: Bloomberg

-1

0

1

2

3

Tokyo IHKIHKIHK Selain Makanan SegarIHK Selain Makanan dan Energi

% yoy

20162015

3 51 7 9 11 3 51 7 9 11 3 51 417 9 11

2017 2018

Page 14: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · pola historis inflasi volatile food bulan Ramadan. Hal tersebut didukung terjaganya pasokan dan harga pangan global yang menurun. Sementara

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Juni 201812

(income tax reform) yang akan mengurangi beban pajak rumah tangga. Solidnya ekonomi Tiongkok juga didorong oleh masih tingginya pertumbuhan investasi swasta, di tengah menurunnya investasi publik khususnya investasi infrastruktur. Hal itu sejalan dengan dilakukannya pengetatan sumber pendanaan finansial pemerintah daerah dalam rangka deleveraging (Grafik 2.7). Kinerja industri juga mengalami peningkatan yang terindikasi dari PMI Manufaktur Mei 2018 dan output industri April 2018 yang meningkat. Dari sisi eksternal, neraca perdagangan Tiongkok pada April 2018 masih mengalami surplus sejalan dengan kembali normalnya aktivitas industri pascaliburan Tahun Baru China. Di sisi lain, tensi hubungan dagang Tiongkok dan AS kembali meningkat setelah AS menyatakan akan melanjutkan pengenaan tarif. Namun, dampak perang dagang (trade war) bagi Tiongkok masih relatif terbatas sejalan dengan pangsa ekspor Tiongkok ke AS terhadap ekspor Tiongkok secara keseluruhan yang tidak terlalu besar.

Berbeda dengan bulan sebelumnya, inflasi Tiongkok pada April 2018 tumbuh melambat. Inflasi IHK Tiongkok pada April 2018 tercatat sebesar 1,8%, lebih rendah dibandingkan Maret 2018 yang sebesar 2,1%. Menurunnya inflasi makanan menjadi faktor utama melambatnya inflasi IHK Tiongkok pada periode tersebut (Grafik 2.8).

Pertumbuhan ekonomi India diprakirakan tetap tinggi didukung kinerja konsumsi dan investasi. Perekonomian India pada triwulan I 2018 tumbuh melebihi perkiraan yakni mencapai 7,6%, didukung oleh akselerasi kinerja konsumsi dan investasi. Namun, akselerasi kinerja konsumsi dan investasi tersebut diprakirakan tertahan yang tercermin pada beberapa indikator konsumsi dan investasi yakni penjualan kendaraan dan Industrial Production (IP) yang tumbuh melambat (Grafik 2.9). Di samping itu, kenaikan suku bunga akibat tingginya harga

Fixed Asset Investment (FAI) Berdasarkan SektorGra� k 2.7

Sumber: Bloomberg, diolah

0

5

10

15

20

25

30

5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

2015 2016 2017 2018

%

FAI ytd yoyFAI Real Estate ytd yoyFAI Infrastruktur ytd yoyFAI Manufaktur ytd yoy

Perkembangan In� asi TiongkokGra� k 2.8

Sumber: Bloomberg, diolah

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

2015 2016 2017 2018

% yoy

IHK PanganIHKIHK Non-PanganIHK Inti

Penjualan Kendaraan di IndiaGra� k 2.9

Sumber: Bloomberg

-20

-10

0

10

20

30

40

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 2 4

2015 2016 2017 2018

18,37

% yoy

Page 15: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · pola historis inflasi volatile food bulan Ramadan. Hal tersebut didukung terjaganya pasokan dan harga pangan global yang menurun. Sementara

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 2018 13

Perkembangan In� asi IndiaGra� k 2.10

Sumber: Bloomberg

-2

0

2

4

6

8

10

9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3

2015 2016 2017 2018

%

Makanan dan Minuman Rokok dan MirasBahan Bakar dan Lampu IHK IntiIHK

minyak dunia dan depresiasi INR terhadap USD yang cukup dalam diperkirakan akan menghambat konsumsi dan investasi ke depan. Di sisi eksternal, defisit neraca perdagangan masih tinggi akibat besarnya impor. Namun, tingginya defisit neraca perdagangan tersebut tertahan oleh perbaikan ekspor pada April 2018 akibat depresiasi INR terhadap USD.

Inflasi India meningkat didorong oleh kenaikan harga minyak. Inflasi IHK India pada April 2018 tercatat sebesar 4,58% (yoy), lebih tinggi dari Maret 2018 yang sebesar 4,28% (yoy) (Grafik 2.10). Peningkatan inflasi tersebut terutama didorong oleh meningkatnya inflasi kelompok bensin dan listrik akibat tingginya harga minyak. Sementara itu, inflasi inti (tidak termasuk makanan, tembakau dan energi) juga mencatat kenaikan dari 5,2% (yoy) di Maret 2018 menjadi 5,77% (yoy) di April 2018. Penyumbang terbesar kenaikan inflasi inti bersumber dari kelompok perumahan serta transportasi dan komunikasi.

RISIKO PASAR KEUANGAN GLOBAL

Kondisi terkini menunjukkan masih tingginya risiko ketidakpastian pasar keuangan global (Grafik 2.11). Risiko ketidakpastian pasar keuangan global yang tetap tinggi dipicu oleh berlanjutnya kenaikan FFR yang lebih agresif dari perkiraan, kebijakan bank sentral Uni Eropa (ECB) yang menurunkan net pembelian aset, serta kebijakan bank sentral Tiongkok (PBoC) yang menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM). Selain itu, faktor geopolitik di Eropa dan semenanjung Korea, volatilitas harga minyak dan ketegangan hubungan dagang AS-Tiongkok yang kembali meningkat menambah dinamika ketidakpastian pasar keuangan global. Kebijakan moneter global juga mulai mengetat dimana beberapa bank sentral mulai menaikkan suku bunga kebijakan.

Meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global tersebut secara umum berdampak pada penguatan DXY dan Risiko Pasar KeuanganGra� k 2.11

Sumber: Bloomberg

94,73

2,84

2,0

2,2

2,4

2,6

2,8

3,0

3,2

8587899193959799

101103105

Jan-17 Mar-17 May-17 Jul-17 Sep-17 Nov-17 Jan-18 Mar-18 May-18

%Indeks

DXY US Yield 10Yr

1 3 5 7 9 11 1 3 5

2017 2018

Page 16: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · pola historis inflasi volatile food bulan Ramadan. Hal tersebut didukung terjaganya pasokan dan harga pangan global yang menurun. Sementara

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Juni 201814

naiknya yield UST10Y. Perkembangan ekonomi global juga berdampak pada aliran modal negara Emerging Market (EM) (Grafik 2.12). Tingginya ketidakpastian dan risiko global tersebut juga berpotensi berdampak pada pasar keuangan domestik dan meningkatkan tekanan terhadap nilai rupiah sehingga perlu dicermati dan diantisipasi.

PASAR KOMODITAS GLOBAL

Prospek pemulihan ekonomi global yang membaik diprakirakan akan mendorong kinerja volume perdagangan dunia yang berdampak pada tetap kuatnya harga komoditas global. Volume perdagangan dunia diperkirakan masih tumbuh sesuai perkiraan sejalan dengan momentum perbaikan ekonomi global yang didukung oleh pertumbuhan Amerika dan Eropa. Namun demikian, terdapat potensi volume perdagangan dunia tumbuh lebih rendah yang terutama disebabkan oleh melambatnya ekspor dan impor terutama di negara berkembang khususnya India. Kondisi tersebut juga tercermin dari indikator World Trade Volume (WTV) ekspor, WTV impor, dan indikator PMI Manufaktur yang tumbuh melambat cukup signifikan.

Di sisi lain, harga minyak masih sesuai perkiraan dengan volatilitas yang meningkat. Harga minyak mengalami fluktuasi dengan tren yang meningkat (Grafik 2.13). Kenaikan harga minyak tersebut merupakan dampak dari adanya kebijakan sanksi nuklir AS terhadap Iran yang melarang semua negara untuk melakukan impor minyak dari Iran. Pada pertemuan Vienna 22-23 Juni 2018, OPEC dan Non-OPEC sepakat meningkatkan produksi sehingga berpotensi menurunkan harga minyak. Namun, ketidakpastian harga 2018-2019 diperkirakan masih tetap tinggi terkait ketidakpastian pencapaian produksi OPEC dan Non-OPEC pascapertemuan Vienna, risiko penurunan pasokan Venezuela, Iran dan negara lain yg semakin dalam, penentuan waktu

Aliran Modal Negara EMGra� k 2.12

Sumber: Bloomberg

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60Arus Utang

Miliar Dolar AS

Arus Saham Arus Total

3 6 9

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 3 69 12 3 6 9 12

Harga MinyakGra� k 2.13

Sumber: Bloomberg

74,576,57

67,0

61,4

20

30

40

50

60

70

80

2015 2016 2017 2018

Dolar AS per Barel

Harga Minyak BrentRata-Rata Triwulanan

Page 17: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · pola historis inflasi volatile food bulan Ramadan. Hal tersebut didukung terjaganya pasokan dan harga pangan global yang menurun. Sementara

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 2018 15

Harga Batu BaraGra� k 2.14

Sumber: Bloomberg, diolah

40

50

60

70

80

90

100

110

120Dolar AS/MT

96

2015

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 3 69 12

2016 2017 2018

penjualan saham ARAMCO, keberlanjutan peningkatan produksi AS, serta peningkatan kapasitas pipa di Permian AS.

Harga batu bara terus meningkat setelah tertekan cukup dalam. Harga batubara terus menunjukkan peningkatan setelah sempat turun dalam hingga mencapai titik terendahnya di USD 79/MT tgl 2 Maret 2018. Pada Mei 2018, harga batubara rata-rata meningkat ke USD 89,2/MT seiring naiknya permintaan dan terbatasnya pasokan di Tiongkok, India, dan Afrika Selatan (Grafik 2.14). Namun, kebijakan pemerintah Tiongkok yang berupaya untuk menekan harga batubara dan menjaga pasokan batubara serta kebijakan pemerintah India untuk meningkatkan produksi lokalnya diprakirakan akan membuat harga termoderasi secara gradual sesuai prakiraan.

Sebagian besar harga komoditas non-energi menurun dipengaruhi oleh pasokan yang meningkat. Perkembangan terkini menunjukkan bahwa rata-rata harga komoditas CPO dan karet masih mengalami penurunan. Harga CPO menurun disebabkan melimpahnya pasokan meskipun tertahan oleh kuatnya permintaan di bulan Ramadan. Namun, tekanan terhadap harga CPO diperkirakan akan berasal dari produksi CPO yang meningkat mulai bulan April hingga November, terbatasnya permintaan India, dan meningkatnya pasokan komoditas subtitusi (kedelai). Sementara itu, rata-rata bulanan harga karet juga menurun akibat pasokan yang melimpah sejalan dengan meningkatnya produksi karet Indonesia dan dampak dari adanya barang substitusi. Di sisi lain, harga tembaga dan nikel meningkat, sedangkan harga timah menurun. Peningkatan harga tembaga dan nikel disebabkan oleh adanya gangguan produksi dan kuatnya permintaan. Sebaliknya, menurunnya harga timah disebabkan oleh meningkatnya pasokan di tengah masih kuatnya permintaan.

Page 18: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · pola historis inflasi volatile food bulan Ramadan. Hal tersebut didukung terjaganya pasokan dan harga pangan global yang menurun. Sementara

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Juni 201816

PERTUMBUHAN EKONOMI

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2018 meningkat didukung oleh permintaan domestik. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga diperkirakan tetap terjaga didukung perbaikan pendapatan dari stimulus fiskal dan inflasi yang terjaga, serta kenaikan keyakinan konsumen menengah atas (Tabel 2.1). Konsumsi yang kuat tercermin dari penjualan kendaraan bermotor, indeks keyakinan konsumen, dan nilai tukar petani (NTP). Sementara itu, investasi diperkirakan tetap kuat terutama didukung oleh investasi bangunan swasta dan proyek infrastruktur, serta investasi nonbangunan terkait infrastruktur dan pertambangan. Investasi yang tetap kuat tergambar pada indikator penjualan semen dan alat berat yang meningkat. Kuatnya permintaan domestik kemudian mendorong pertumbuhan impor, khususnya impor barang modal dan bahan baku. Sementara itu, ekspor tetap tumbuh seiring dengan perbaikan ekonomi global. Ke depan, Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi 2018 tetap berada pada kisaran 5,1-5,5%.

Pertumbuhan konsumsi rumah tangga diperkirakan tetap terjaga, didukung perbaikan pendapatan dan meningkatnya keyakinan konsumen. Konsumsi rumah tangga tumbuh meningkat didukung oleh daya beli yang membaik sejalan dengan pendapatan rumah tangga, baik kelompok bawah maupun kelompok menengah, yang

Persen, yoy

Sumber: BPS

I III III IVKonsumsi Rumah TanggaKonsumsi Lembaga Nonpro�t Melayani Rumah TanggaKonsumsi PemerintahInvestasi

Investasi BangunanInvestasi Nonbangunan

EksporImporPDB

5,016,64

-0,144,475,182,43

-1,57-2,455,03

4,948,072,694,775,871,468,414,81

5,01

4,958,52

-1,925,346,073,232,800,20

5,01

4,936,023,487,086,289,47

17,0115,465,06

4,975,243,817,276,689,038,50

11,815,19

4,956,912,146,156,245,909,098,06

5,07

4,958,092,737,956,16

13,566,17

12,755,06

Komponen PDB Pengeluaran 20162017 2018

2017

Pertumbuhan Ekonomi Sisi PengeluaranTabel 2.1

Page 19: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · pola historis inflasi volatile food bulan Ramadan. Hal tersebut didukung terjaganya pasokan dan harga pangan global yang menurun. Sementara

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 2018 17

meningkat di tengah inflasi yang terjaga pada level yang rendah. Pendapatan rumah tangga kelompok bawah yang membaik terindikasi dari nilai tukar petani (NTP) dan upah riil buruh tani yang tumbuh positif hingga Mei 2018 (Grafik 2.15). Perbaikan pendapatan turut didukung oleh stimulus fiskal dalam bentuk bantuan sosial (bansos) Pemerintah yang berlanjut pada triwulan II 2018. Sementara itu, pendapatan kelas menengah khususnya gaji karyawan swasta terindikasi membaik, tercermin pada kenaikan beban gaji korporasi (salary expense) pada triwulan I 2018 (Grafik 2.16). Pendapatan pegawai sektor publik juga terindikasi meningkat yang berasal dari kenaikan Tunjangan Hari Raya (THR), sejalan dengan perluasan komponen THR dan cakupan penerimaan THR, dan program remunerasi kementerian dan lembaga. Kinerja positif konsumsi rumah tangga sejalan dengan tingkat keyakinan konsumen khususnya kelompok menengah-atas yang menguat. Indeks keyakinan konsumen (IKK) menengah ke atas (pengeluaran di atas 5 juta) menunjukkan perbaikan pada triwulan II 2018, ditopang oleh keyakinan akan kondisi ekonomi saat ini. Sementara itu, keyakinan konsumen kelompok menengah ke bawah cenderung stabil (Grafik 2.17).

Konsumsi yang tetap kuat tercermin dari penjualan kendaraan bermotor dan penjualan eceran yang membaik. Penjualan kendaraan bermotor tumbuh tinggi pada triwulan II 2018, ditopang oleh penjualan kendaraan jenis Multi Purpose Vehicle (MPV) dan Commercial Vehicles (CV) sejalan dengan aktivitas pembangunan infrastruktur dan terkait kebutuhan mudik lebaran. Sejalan dengan penjualan mobil, penjualan sepeda motor juga tumbuh tinggi (Grafik 2.18). Sementara itu, penjualan ritel juga menunjukkan perbaikan hingga Mei 2018, ditopang oleh penjualan kelompok pakaian dan peralatan rumah tangga. Penjualan ritel yang meningkat tersebut sesuai dengan pola musiman hari raya Idul Fitri.

NTP dan Upah Buruh TaniGra� k 2.15

Sumber: BPS, diolah

-3

-2

-1

0

1

2

3

I II III IV I II III IV I II* 1 2 3 4 52016 2017 2018 2018

Nilai Tukar Petani Upah Buruh Tani (riil)

% yoy

Indeks Keyakinan KonsumenGra� k 2.17

Sumber: Bank Indonesia; *Data s.d. Mei 2018

95

100

105

110

115

120

125

130

135

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II* 1 2 3 4 5

2014 2015 2016 2017 2018 2018

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

% yoy

Pengeluaran Rp2-5 JutaPengeluaran Rp1-2 JutaPengeluaran >Rp5 Juta

Penjualan Eceran dan Kendaraan BermotorGra� k 2.18Sumber: Bank Indonesia, Gaikindo, AISI; *Data s.d. Mei 2018

-40-30-20-100102030405060

I II III IV I II III IV I II III IV* I II 1 2 3 4 5

2015 2016 2017 2018 2018

Penjualan Eceran (Total)Penjualan MobilPenjualan Motor

% yoy

Salary Expense dan Disposable IncomeGra� k 2.16

Sumber: Bloomberg

012345678910

-4-202468

10121416

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 I II III IV I2017 2018

Salary Expense (Riil)Disposable Income (Riil) - skala kanan

% yoy % yoy

Page 20: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · pola historis inflasi volatile food bulan Ramadan. Hal tersebut didukung terjaganya pasokan dan harga pangan global yang menurun. Sementara

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Juni 201818

Investasi diperkirakan tetap kuat terutama didukung oleh investasi bangunan swasta dan proyek infrastruktur, serta investasi nonbangunan terkait infrastruktur dan pertambangan. Di sisi investasi bangunan, realisasi proyek fisik baik oleh pemerintah maupun swasta tercatat tumbuh tinggi hingga Mei 2018. Sementara itu, kinerja investasi bangunan didukung oleh pemulihan secara bertahap pasar properti swasta, khususnya jenis properti residensial. Peningkatan aktivitas konstruksi tersebut dikonfirmasi oleh data penjualan semen yang tumbuh meningkat (Grafik 2.19). Selain itu, impor terkait infrastruktur seperti bitumen, besi, dan baja juga meningkat. Akselerasi investasi diprakirakan juga bersumber dari investasi nonbangunan terkait infrastruktur dan pertambangan. Hal tersebut terindikasi dari penjualan alat berat pada triwulan II 2018 yang masih tinggi, khususnya untuk sektor pertambangan dan konstruksi (Grafik 2.20). Perkembangan tersebut seiring dengan ekspansi korporasi untuk mengantisipasi permintaan terkait ekspor komoditas dan pembangunan infrastruktur. Investasi nonbangunan yang tetap tinggi sejalan dengan impor barang modal yang meningkat (Grafik 2.21). Selain itu, prospek investasi didukung oleh tendensi bisnis yang membaik sejalan dengan iklim bisnis/investasi yang semakin kondusif.

Sejalan dengan prakiraan permintaan yang meningkat, pertumbuhan impor juga diproyeksikan naik. Pertumbuhan impor diprakirakan meningkat terutama bersumber dari jenis barang modal dan bahan baku. Kenaikan impor barang modal terutama dalam bentuk mesin dan perlengkapan untuk industri yang meningkat. Impor mesin dan peralatan maupun alat angkut tumbuh lebih tinggi sejalan dengan pembangunan proyek ketenagalistrikan dan transportasi. Sementara itu, impor alat angkut dan alat berat yang meningkat juga terkait dengan aktivitas di sektor pertambangan dan konstruksi yang terkait infrastruktur.

Penjualan SemenGra� k 2.19

Sumber: Asosiasi Semen Indonesia, *Data s.d. Mei 2018

-10

-5

0

5

10

15

20

25

I II III IV I II III IV I II*2016 2017 2018

% yoy

Penjualan Alat BeratGra� k 2.20

Sumber: United Tractors

0

100

200

300

400

500

600

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 52015 2016 2017 2018

KehutananKonstruksiPertanianPertambangan

Unit

Impor Nonmigas RiilGra� k 2.21

Sumber: Bank Indonesia; * Data s.d. Mei 2018

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

I II III IV I II III IV I II III IV I II*2015 2016 2017 2018

Total Impor Barang KonsumsiBahan Baku Barang Modal

% yoy

Page 21: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · pola historis inflasi volatile food bulan Ramadan. Hal tersebut didukung terjaganya pasokan dan harga pangan global yang menurun. Sementara

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 2018 19

Pertumbuhan Ekspor Nonmigas RiilGra� k 2.22

Belanja pemerintah pada triwulan II 2018 diperkirakan tumbuh lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Berdasarkan realisasi anggaran hingga Mei 2018, lebih tingginya konsumsi pemerintah bersumber terutama dari belanja pemerintah pusat dalam bentuk belanja barang dan belanja pegawai. Belanja pemerintah juga diperkirakan lebih baik dengan adanya akselerasi penyaluran bansos dan transfer ke daerah dalam bentuk Dana Desa yang juga meningkat.

Dari sisi eksternal, ekspor tetap tumbuh seiring dengan perbaikan ekonomi global. Prakiraan pertumbuhan ekspor didukung oleh proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang meningkat sehingga mendorong volume perdagangan dunia dan harga komoditas. Kinerja ekspor tersebut bersumber dari ekspor produk manufaktur yang membaik dan ekspor pertambangan yang masih positif di tengah masih lemahnya ekspor komoditas pertanian (Grafik 2.22). Kinerja ekspor manufaktur membaik terutama pada ekspor besi baja dan kimia. Sementara itu, ekspor pertambangan masih positif terutama ditopang oleh positifnya kinerja ekspor batubara dan ekspor mineral selain besi. Namun, ekspor CPO melambat, sejalan dengan pelemahan harga CPO global. Di sisi lain, harga komoditas ekspor Indonesia yang tetap tinggi diprakirakan akan mendukung kinerja ekspor (Grafik 2.23).

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

Neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2018 mencatat defisit sebesar 1,52 miliar dolar AS, menurun dibandingkan dengan defisit neraca perdagangan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 1,63 miliar dolar AS. Perbaikan tersebut didorong oleh penurunan defisit neraca perdagangan nonmigas yang lebih besar dibandingkan dengan peningkatan defisit neraca

Pertumbuhan Harga Ekspor NonmigasGra� k 2.23

Sumber: Bank Indonesia

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

I II III IV I II III IV I II*

2016 2017 2018

Total ManufakturPertambangan Pertanian

% yoy

Sumber: Bank Indonesia

-20

-10

0

10

20

30

40

I II III IV I II III IV I II*

2016 2017 2018

Total PertanianPertambangan Manufaktur

% yoy

Page 22: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · pola historis inflasi volatile food bulan Ramadan. Hal tersebut didukung terjaganya pasokan dan harga pangan global yang menurun. Sementara

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Juni 201820

perdagangan migas (Grafik 2.24). Dengan perkembangan tersebut, secara kumulatif Januari-Mei 2018, neraca perdagangan Indonesia mencatat defisit sebesar 2,83 miliar dolar AS. Bank Indonesia memandang defisit neraca perdagangan tersebut tidak terlepas dari peningkatan kegiatan produksi dan investasi sejalan dengan membaiknya prospek perekonomian domestik, serta pengaruh kenaikan harga barang impor.

Neraca perdagangan nonmigas pada Mei 2018 mencatat penurunan defisit menjadi 0,28 miliar dolar AS, dari bulan sebelumnya yang tercatat defisit 0,52 miliar dolar AS. Perbaikan defisit neraca perdagangan nonmigas tersebut terutama terjadi karena naiknya ekspor nonmigas. Ekspor nonmigas pada Mei 2018 meningkat sebesar 1,23 miliar dolar AS, terutama didorong kenaikan ekspor mesin dan peralatan listrik, bijih, kerak, dan abu logam, besi dan baja, barang-barang rajutan, dan timah. Sementara itu, impor nonmigas naik 0,99 miliar dolar AS terutama karena meningkatnya impor mesin dan peralatan mekanik, mesin dan peralatan listrik, serealia, gula dan kembang gula, serta kapal laut dan bangunan terapung. Peningkatan impor nonmigas tersebut dipengaruhi oleh kegiatan produksi dan investasi yang tetap kuat. Secara kumulatif Januari-Mei 2018, neraca perdagangan nonmigas masih mencatat surplus yakni 2,20 miliar dolar AS.

Defisit neraca perdagangan migas meningkat seiring naiknya impor yang melebihi peningkatan ekspor. Defisit neraca perdagangan migas pada Mei 2018 tercatat 1,24 miliar dolar AS, naik dari 1,11 miliar dolar AS pada April 2018. Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh kenaikan impor sebesar 0,49 miliar dolar AS pada Mei 2018, didorong oleh impor minyak mentah, hasil minyak, dan gas, yang lebih tinggi dari peningkatan ekspor migas sebesar 0,35 miliar dolar AS. Secara kumulatif Januari-Mei 2018, neraca perdagangan migas mengalami defisit 5,03 miliar dolar AS, lebih

Neraca PerdaganganGra� k 2.24

-3

-2

-1

0

1

2

3

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

2016 2017 2018

Miliar dolar ASNonmigas Migas Total

Sumber: BPS, diolah

Page 23: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · pola historis inflasi volatile food bulan Ramadan. Hal tersebut didukung terjaganya pasokan dan harga pangan global yang menurun. Sementara

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 2018 21

tinggi dari defisit pada periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 3,68 miliar dolar AS.

Sementara itu, pada Mei 2018, investasi portofolio asing mencatat aliran keluar yang relatif terbatas. Aliran dana keluar mencapai 1,3 miliar dolar AS pada Mei 2018, menurun dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat 1,7 miliar dolar AS. Berdasarkan jenis instrumen, aliran keluar dana nonresiden terjadi di baik di instrumen SUN, Saham, maupun SBSN (Grafik 2.25). Aliran keluar modal asing terjadi terutama pada awal hingga pertengahan bulan Mei 2018, sejalan dengan dinamika isu perang dagang (trade war) dan meningkatnya isu geopolitik AS. Meski demikian, pada akhir bulan Mei 2018, terjadi aliran dana masuk pada instrumen SUN sejalan dengan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI7DRR).

Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa Indonesia pada Mei 2018 tetap tinggi. Posisi cadangan devisa Indonesia akhir Mei 2018 tercatat 122,9 miliar dolar AS, masih cukup tinggi meskipun lebih rendah dibandingkan dengan posisi akhir April 2018 sebesar 124,9 miliar dolar AS (Grafik 2.26). Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 7,4 bulan impor atau 7,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Penurunan cadangan devisa pada Mei 2018 terutama dipengaruhi oleh penggunaan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan stabilisasi nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi. Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai didukung keyakinan terhadap stabilitas dan prospek perekonomian domestik yang membaik, serta kinerja ekspor yang tetap positif.

Sumber: Bank Indonesia, IDX, Bloomberg, diolah; Data s.d. 31 Mei 2018

12.000

12.500

13.000

13.500

14.000

14.500

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 52015 2016 2017 2018

SBSN Saham SUNSBI IDR/USD (skala kanan)

Miliar dolar AS Rupiah per dolar AS

Gra� k 2.25 Aliran Dana Nonresiden

122,9

4

5

6

7

8

9

0

30

60

90

120

150

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 52016 2017 2018

BulanMiliar Dolar AS

Cadangan DevisaBulan Impor dan Pembayaran Utang Pemerintah (Skala kanan)

Sumber: Bank Indonesia

Gra� k 2.26 Perkembangan Cadangan Devisa

Page 24: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · pola historis inflasi volatile food bulan Ramadan. Hal tersebut didukung terjaganya pasokan dan harga pangan global yang menurun. Sementara

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Juni 201822

NILAI TUKAR RUPIAH

Nilai tukar Rupiah pada Juni 2018 mendapat tekanan terutama sejak pertengahan bulan dipicu penguatan dolar AS yang terjadi dalam skala global. Nilai tukar Rupiah sempat berada dalam tren menguat sampai dengan pertengahan Juni 2018, bahkan sempat tercatat Rp13.853 per USD pada 6 Juni 2018 sebagai respons atas kebijakan pre-emptive, front-loading, dan ahead of the curve Bank Indonesia pada akhir Mei 2018 (Grafik 2.27). Pada tanggal 28 Juni 2018, Rupiah tercatat Rp14.390 per USD, melemah 3,44% (ptp) dibandingkan dengan level akhir Mei 2018. Pelemahan nilai tukar rupiah tersebut terjadi disebabkan oleh perubahan stance kebijakan The Fed pada FOMC pertengahan Juni 2018 yang lebih agresif, respons kebijakan bank sentral lain yang berubah khususnya bank sentral Uni Eropa dan Tiongkok, serta ketidakpastian pasar keuangan global yang kembali meningkat.

Kondisi eksternal yang mengalami perubahan memicu pelemahan hampir seluruh mata uang dunia, tidak terkecuali Rupiah. Depresiasi nilai tukar rupiah secara point-to-point pada Juni 2018 lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara peers lain, di antaranya Won Korea 4,15% dan Rand Afrika Selatan 8,85% (Grafik 2.28). Sementara itu, sejak awal tahun hingga 28 Juni 2018, Rupiah melemah 5,72% (ytd) bila dibandingkan dengan akhir Desember 2017. Depresiasi nilai tukar rupiah secara ytd tersebut lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara peers lain, di antaranya Peso Filipina 6,84%, Rupee India 7,15%, Rand Afrika Selatan 10,19%, Real Brazil 11,05%, dan Lira Turki 17,33% (Grafik 2.29). Sementara itu, volatilitas rupiah meningkat sejalan dengan tekanan terhadap nilai tukar rupiah yang terjadi pada bulan Juni 2018. Volatilitas nilai tukar rupiah hingga 28 Juni 2018 tercatat sebesar 7,2% (ytd), lebih rendah dibandingkan dengan volatilitas nilai tukar yang dialami negara-negara peers, di

Nilai Tukar RupiahGra� k 2.27

Sumber: Reuters, diolah

13895

13.378

13.603

13.760

13.809

14.043

14.031

13576

13944

13.250

13.450

13.650

13.850

14.050

14.250

14.450IDR/USD

IDR/USDRata-rata BulananRata-rata Triwulanan

Data s.d 28 Juni 2018

1 2 3

2018

4 5 6

Apresiasi/Depresiasi Nilai Tukar KawasanGra� k 2.28

Sumber: Reuters, Bloomberg, diolah

0,09

-0,19

-0,68

-0,89

-1,54

-1,44

-1,54

-4,12

-4,96

-3,44

-2,01

-2,05

-1,55

-3,16

-4,15

-3,24

-1,95

-8,85

-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1

IDR

INR

SGD

MYR

CNY

KRW

THB

TRY

ZAR

Point-to-pointRata-rata

Jun vs Mei 2018

%

Data s.d. 28 Juni 2018

Apresiasi/Depresiasi Nilai Tukar Kawasan (YTD)Gra� k 2.29

Sumber: Reuters, Bloomberg, diolah

9,19

6,23

5,28

4,25

-0,51

-2,60

-2,78

-5,74

-9,85

-10,19

-1,71

-5,03

-2,22

-7,15

-5,72

-6,84

-11,05

- 17,33

-20 -15 -10 -5 0 5 10 15

ZAR

CNY

KRW

SGD

INR

IDR

PHP

BRL

TRY

Point-to-pointRata-rata

YTD 2018 vs 2017

%

Data s.d. 28 Jun 18

Page 25: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · pola historis inflasi volatile food bulan Ramadan. Hal tersebut didukung terjaganya pasokan dan harga pangan global yang menurun. Sementara

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 2018 23

antaranya Won Korea 8,6% dan Rupee India 7,4%. Meskipun demikian, secara tahunan volatilitas rupiah berada di atas rata-rata kawasan (Grafik 2.30).

Kondisi penawaran dan permintaan valuta asing pada Juni 2018 masih mengalami net demand seiring dengan aliran keluar modal asing dari pasar keuangan. Pada Juni 2018 pasca FOMC, pasar spot valas tercatat net demand tipis, setelah sebelumnya mencatat net supply (Grafik 2.31). Pelaku residen masih mencatat net supply tipis, sedangkan pelaku nonresiden mencatat net demand yang lebih besar dari periode sebelum FOMC. Kondisi ini seiring dengan aliran keluar modal asing dari pasar keuangan, terutama pasar saham (Grafik 2.25). Tekanan aliran keluar modal asing dari pasar saham terjadi seiring dengan pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi setelah keputusan the Fed untuk menaikkan FFR pada Juni 2018.

Ke depan, Bank Indonesia terus mewaspadai risiko ketidakpastian pasar keuangan global. Langkah-langkah stabilisasi akan terus dilakukan untuk menjaga agar nilai tukar rupiah sesuai dengan nilai fundamentalnya. Selain itu, Bank Indonesia juga akan terus menjaga bekerjanya mekanisme pasar dan didukung upaya-upaya pengembangan pasar keuangan.

INFLASI

Inflasi pada Mei 2018 tetap terkendali dalam kisaran sasaran. Inflasi IHK pada Mei 2018 tercatat 0,21% (mtm), sedikit meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang tercatat 0,17% (mtm). Meskipun mengalami peningkatan, inflasi IHK pada Mei 2018 secara historis lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata IHK bulan Ramadan empat tahun terakhir yang sebesar 0,63% (mtm). Secara bulanan, peningkatan inflasi IHK pada bulan ini didorong oleh kenaikan seluruh komponen inflasi sesuai dengan pola musimannya. Terkendalinya

Volatilitas Rupiah dan PeersGra� k 2.30

Sumber: Reuters, Bloomberg, diolah; Data s.d. 28 Juni 2018

8,8 5,1 3,0 5,1 4,5 5,3 4,6

8,6

7,4 7,2 7,16,5 6,4

5,6

6,97

012345678910

KRW INR IDR MYR THB PHP SGD

2017YTD 2018Rata-rata YTD-18

%

Permintaan-Penawaran Neto Valas di Pasar SpotGra� k 2.31

Sumber: Bank Indonesia, diolah; Data s.d. 26 Juni 2018

12.50012.70012.90013.10013.30013.50013.70013.90014.10014.30014.500

-5-4-3-2-1012345

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 52015 2016 2017 2018

Net S(+)/D(-) NonresidenNet S(+)/D(-) ResidenNet S(+)/D(-) TotalIDR/USD (skala kanan)

Miliar dolar AS IDR/USD

Page 26: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · pola historis inflasi volatile food bulan Ramadan. Hal tersebut didukung terjaganya pasokan dan harga pangan global yang menurun. Sementara

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Juni 201824

inflasi IHK didukung oleh stabilnya inflasi inti yang tidak terlepas dari konsistensi kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi, termasuk dalam menjaga pergerakan nilai tukar rupiah agar sesuai dengan fundamentalnya. Selain itu, kelompok volatile food mengalami inflasi, namun lebih rendah dibandingkan dengan pola historis inflasi volatile food pada bulan Ramadan. Hal tersebut didukung terjaganya pasokan dan harga pangan global yang menurun. Sementara itu, inflasi kelompok administered prices meningkat bersumber dari tarif angkutan udara. Dengan perkembangan tersebut, sampai dengan bulan Mei, inflasi IHK telah mencapai 1,30% (ytd) atau 3,23% (yoy), lebih rendah dari inflasi bulan lalu sebesar 3,41% (yoy) (Grafik 2.32) . Ke depan, inflasi diprakirakan tetap berada pada sasaran inflasi 2018, yaitu 3,5±1% (yoy).

Inflasi inti yang stabil mendukung terkendalinya inflasi IHK. Inflasi inti tercatat sebesar 0,21% (mtm), lebih tinggi dibandingkan inflasi bulan lalu sebesar 0,19% (mtm), namun lebih rendah dari rata-rata inflasi inti bulan Ramadan empat tahun terakhir sebesar 0,32% (mtm). Komoditas utama penyumbang inflasi kelompok inti adalah kelompok makanan jadi dan minuman serta sandang sejalan dengan bulan Ramadan. Secara tahunan, inflasi inti tercatat sebesar 2,75% (yoy), lebih tinggi dari inflasi bulan lalu sebesar 2,69% (yoy), didorong oleh meningkatnya inflasi inti kelompok traded di tengah inflasi inti kelompok nontraded yang relatif stabil (Grafik 2.33). Inflasi inti kelompok traded secara tahunan tercatat mengalami kenaikan seiring dengan perkembangan harga global dan nilai tukar rupiah. Sementara itu, perkembangan inflasi inti kelompok nontraded secara tahunan relatif stabil, tercermin dari perlambatan inflasi kelompok jasa. Inflasi inti yang terkendali juga dipengaruhi oleh semakin terjangkarnya ekspektasi inflasi tahun 2018 yang berada dalam kisaran sasarannya (Grafik 2.34).

Perkembangan In� asiGra� k 2.32

Sumber: BPS, diolah

3,232,754,33

3,61

-4

0

4

8

12

16

20

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

2015 2016 2017 2018

IHK Inti Volatile Food Administered Prices

% yoy

Inti Traded vs NontradedGra� k 2.33

Sumber: BPS, diolah

0

1

2

3

4

5

6

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

2015 2016 2017 2018

Inti Inti Traded Inti Non-traded

% yoy

Ekspektasi In� asi CF dan SPIMEGra� k 2.34

Sumber: Bank Indonesia dan Consensus Forecast

3,0

3,5

4,0

4,5

5,0

5,5

6,0

I II III IV I II III IV I II III IV

2016 2017 2018

% yoy

SPIME Consensus Forecast

Page 27: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · pola historis inflasi volatile food bulan Ramadan. Hal tersebut didukung terjaganya pasokan dan harga pangan global yang menurun. Sementara

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 2018 25

Kelompok volatile food pada Mei 2018 kembali mengalami inflasi, namun lebih rendah dibandingkan dengan historis inflasi volatile food bulan Ramadan. Kelompok volatile food kembali mengalami inflasi sebesar 0,19% (mtm) setelah mencatat deflasi 0,29% (mtm) pada bulan sebelumnya (Grafik 2.35). Inflasi tersebut sejalan dengan dimulainya bulan Ramadan pada minggu kedua Mei 2018, meskipun lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata inflasi volatile food pada bulan Ramadan dalam empat tahun terakhir sebesar 1,59% (mtm). Inflasi volatile food terutama bersumber dari komoditas daging ayam ras dan telur seiring dengan meningkatnya permintaan saat Ramadan dan naiknya harga pangan. Sementara itu, komoditas cabai merah, bawang putih, beras dan cabai rawit mencatat deflasi seiring dengan stabilnya pasokan (Tabel 2.2). Secara tahunan, inflasi volatile food tercatat sebesar 4,33% (yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 5,08% (yoy). Perlambatan tersebut didorong oleh deflasi pada komoditas bawang putih seiring bertambahnya pasokan impor dan komoditas cabai rawit sejalan dengan masa panen raya.

Inflasi kelompok administered prices meningkat terutama bersumber dari tarif angkutan udara. Inflasi administered prices pada Mei 2018 mencapai 0,27% (mtm), sedikit lebih tinggi dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,24% (mtm) (Grafik 2.36). Inflasi bulanan tersebut lebih rendah dari rata-rata bulan Mei maupun rata-rata bulan Ramadan. Inflasi administered prices terutama didorong oleh kenaikan inflasi angkutan udara menjelang libur hari raya Idul Fitri (Tabel 2.3). Tarif angkutan udara meningkat sebesar 2,89% (mtm) pada Mei 2018, lebih tinggi dari bulan lalu yaitu sebesar 0,12% (mtm), namun lebih rendah dari historis saat Ramadan yaitu 3,42% (mtm). Secara tahunan, komponen administered prices mencatat inflasi sebesar 3,61% (yoy), lebih rendah dari inflasi bulan

Penyumbang In� asi/De� asi Komoditas Volatile FoodTabel 2.2

Komoditas VF In�asi/De�asi

Sumber: BPS, diolah

(% mtm)Sumbangan

(%)

Daging Ayam RasTelur Ayam RasBawang MerahJerukBayamKembung/Gembung/BanyarLayang/BenggolCabai MerahBawang PutihBerasCabai Rawit

5,268,803,022,374,862,425,15

-11,05-16,03-1,10

-13,60

0,070,060,020,010,010,010,01-0,08-0,04-0,04-0,03

Perkembangan In� asi Administered PricesGra� k 2.36

Sumber: BPS, diolah

-10

-5

0

5

10

15

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

2015 2016 2017 2018

Administered Prices (%, mtm)Administered Prices (%, yoy)

%

Perkembangan In� asi Volatile FoodGra� k 2.35

Sumber: BPS, diolah

-2

0

2

4

6

8

10

12

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

2015 2016 2017 2018

Volatile food (mtm) Volatile food (yoy)

%

Page 28: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · pola historis inflasi volatile food bulan Ramadan. Hal tersebut didukung terjaganya pasokan dan harga pangan global yang menurun. Sementara

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Juni 201826

sebelumnya sebesar 4,04% (yoy). Perlambatan tersebut terutama didorong perlambatan inflasi tarif listrik sejalan dengan berlalunya dampak kenaikan tarif listrik nonsubsidi daya 900 VA pada tahun 2017.

Secara spasial, terkendalinya perkembangan inflasi terjadi di seluruh daerah. Pada Mei 2018, Kawasan Sumatera mencatat deflasi 0,1% (mtm) terutama disumbang oleh deflasi di Sumut dan Babel masing-masing sebesar 0,74% (mtm) dan 0,53% (mtm). Inflasi di kawasan Jawa terkendali 0,27% (mtm), lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya. Sementara itu, inflasi di wilayah Kawasan Timur Indonesia (KTI) tetap terkendali didukung deflasi wilayah Balnustra sebesar 0,01% (mtm), di tengah inflasi di wilayah Sulampua sebesar 0,56% (mtm) dan wilayah Kalimantan sebesar 0,33% (mtm). Sementara itu, Secara nasional, provinsi yang mengalami inflasi tertinggi terjadi di Maluku (1,25% mtm), Sulawesi Tenggara (1,05%, mtm), Papua (0,79% mtm), Gorontalo (0,70% mtm) dan Aceh (0,69% mtm). Secara tahunan, perkembangan realisasi inflasi di berbagai daerah secara agregat masih dalam rentang sasaran inflasi nasional 2018 sebesar 3,5%±1%. Inflasi terendah berturut-turut terjadi di KTI (3,17% yoy), Jawa (3,19% yoy), dan Sumatera (3,37% yoy) (Gambar 2.1).

Penyumbang In� asi/De� asi Administered PricesTabel 2.3

Komoditas AP In�asi/De�asi

Sumber: BPS, diolah

(% mtm)Sumbangan

(%)

Angkutan UdaraRokok Kretek Filter

2,890,56

0,030,01

Page 29: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · pola historis inflasi volatile food bulan Ramadan. Hal tersebut didukung terjaganya pasokan dan harga pangan global yang menurun. Sementara

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 2018 27

PASAR KEUANGAN

Transmisi perubahan arah kebijakan moneter melalui jalur suku bunga mulai berlangsung. Hal ini tercermin dari mulai meningkatnya suku bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB) O/N di pertengahan Mei 2017 merespon kenaikan BI7DRR. Namun demikian, pergeseran suku bunga PUAB tetap terkendali seiring dengan masih memadainya likuiditias perbankan untuk memenuhi peningkatan kebutuhan likuditas jangka pendek. Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh relatif stabil meskipun sedikit melambat yang dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan aktiva luar negeri bersih. Intermediasi perbankan membaik sejalan dengan pertumbuhan kredit perbankan yang meningkat disertai dengan risiko kredit yang tetap terjaga. Sementara itu, pembiayaan ekonomi melalui pasar keuangan, seperti penerbitan saham, obligasi korporasi, Medium

Sumber: BPS, diolah

3,78 3,47 3,42 3,19

2017 Tw I Apr Mei

Aceh 3,9Sumut 3,6Riau 3,5Sumbar 3,1Lampung 2,4

Kepri 4,0Bengkulu 3,5Kep. Babel 2,3Sumsel 3,2Jambi 3,4

SUMATERA

Kalbar 3,3Kalsel 2,8Kaltim 2,8 Kalteng 2,6Kaltara 2,2

KALIMANTAN

Gorontalo 3,4Sulut 4,0Sulteng 2,5Sulbar 2,8Sulsel 4,2Sultra 3,0

SULAWESI

Maluku 1,9Maluku Utara 3,8Papua 3,9Papua Barat 3,4

MAPUABanten 3,4Jakarta 3,3Jawa Barat 3,5Jawa Tengah 2,6Jawa Timur 2,7Yogyakarta 2,9

JAWA

Bali 3,0NTB 2,8NTT 2,7

BALINUSRA

Inf ≥ 5,0%

4,0% ≤ Inf < 5,0%

3,0% ≤ Inf < 4,0%

Inf < 3,0%

3,30 3,70 3,82

3,37

2017 Tw I Apr Mei

3,45 2,81 2,85 2,83

2017 Tw I Apr Mei

3,94 2,99 3,12 3,76

2017 Tw I Apr Mei

3,20 3,01 3,15 2,90

2017 Tw I Apr Mei

1,53 2,16 2,33

3,13

2017 Tw I Apr Mei

Peta In� asi Daerah Mei 2018 (%,yoy)Gambar 2.1

Page 30: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · pola historis inflasi volatile food bulan Ramadan. Hal tersebut didukung terjaganya pasokan dan harga pangan global yang menurun. Sementara

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Juni 201828

Term Notes (MTN), dan Negotiable Certificate of Deposit (NCD) juga terus menunjukkan peningkatan.

Transmisi Suku Bunga

Suku bunga PUAB O/N terkendali pada Mei 2018 seiring terpenuhinya kebutuhan likuiditas perbankan. Rata-rata harian (RRH) suku bunga PUAB O/N pada Mei 2018 tercatat sebesar 4,02%, relatif stabil dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 4,03% (Grafik 2.37). Pada Mei 2018, suku bunga PUAB O/N bergerak dalam kisaran 3,90%-4,28%, lebih stabil dibandingkan bulan sebelumnya yang bergerak dalam kisaran 3,91%-4,76%. Stabilnya suku bunga PUAB O/N didorong oleh masih terpenuhinya kebutuhan likuditas perbankan di tengah kondisi likuiditas yang cenderung ketat, terutama dalam pemenuhan kebutuhan jangka pendek menghadapi penarikan uang kartal yang tinggi menjelang lebaran dan libur panjang. Merespon kenaikan BI7DRR, suku bunga PUAB O/N pada pertengahan Mei 2018 mulai bergerak meningkat. Hal ini tercermin dari meningkatnya RRH suku bunga PUAB O/N pada periode awal hingga 17 Mei 2018 sebesar 3,99% menjadi 4,06% pada periode 18 Mei hingga akhir Mei 2018. Kenaikan tersebut juga dipengaruhi oleh ekspektasi kenaikan suku bunga kebijakan yang terjadi pada akhir Mei 2018.

Volatilitas suku bunga PUAB O/N menurun seiring dengan volume yang tinggi. Membaiknya volatilitas suku bunga PUAB O/N tercermin dari menurunnya rentang spread min-max suku bunga PUAB O/N menjadi 15-50 bps pada Mei 2018, dari bulan sebelumnya dengan spread 15-120 bps. Kebutuhan likuiditas rupiah yang tinggi masih didukung oleh volume PUAB yang juga tinggi, dengan RRH volume PUAB mencapai Rp18,2 triliun pada Mei 2018 (Grafik 2.38).

Suku bunga deposito masih mengalami penurunan meskipun mulai melambat pada April 2018. Rata-rata tertimbang (RRT) suku

Sumber: Bank Indonesia

3,0

3,5

4,0

4,5

5,0

5,5

6,0

6,5

7,0

7,5

8,0

2016 2017 2018

%

PUAB O/N BI 7DRR Rate DF Rate LF Rate BI Rate

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 3 510 11 12

BI 7DRR, DF Rate dan Suku Bunga PUAB O/NGra� k 2.37

Suku Bunga PUAB O/N & Volume PUABGra� k 2.38

Sumber: Bank Indonesia

0

10

20

30

40

50

3

4

5

6

7

8

9

10

11%

Vol. PUAB (Skala kanan) Vol. PUAB O/N (Skala kanan)Suku Bunga PUAB O/N DF RateBI Rate BI 7DRR Rate

Rp Triliun

1 4 7

2013 2014 2015 2016 2017 2018

10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 1 57 10

Page 31: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · pola historis inflasi volatile food bulan Ramadan. Hal tersebut didukung terjaganya pasokan dan harga pangan global yang menurun. Sementara

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 2018 29

bunga deposito pada April 2018 menurun 3 bps menjadi 5,81%, lebih lambat dibandingkan dengan penurunan suku bunga deposito bulan sebelumnya sebesar 7 bps (Grafik 2.39). Berdasarkan tenornya, penurunan deposito terjadi pada hampir seluruh tenor, dengan penurunan terbesar pada tenor 6 bulan sebesar 13 bps. Dengan perkembangan tersebut, sejak awal penurunan suku bunga kebijakan pada Januari 2016, penurunan suku bunga deposito telah mencapai 213 bps atau turun 106% dari kumulatif penurunan suku bunga kebijakan sebesar 200 bps. Namun, seiring kondisi likuiditas perbankan yang cenderung ketat menyebabkan mulai tertahannya penurunan suku bunga. Hal ini tercermin pada penurunan suku bunga deposito 1 bulan yang mulai melambat, yaitu hanya mengalami penurunan sebesar 1 bps pada April 2018.

Sementara itu, penurunan suku bunga kredit pada April 2018 masih berlanjut (Grafik 2.40). RRT suku bunga kredit pada April 2018 menurun sebesar 7 bps menjadi 11,10%, relatif sama dengan penurunan pada bulan sebelumnya. Berdasarkan penggunaan, penurunan suku bunga kredit terbesar terjadi pada kredit investasi (KI) dan kredit konsumsi (KK), yang masing-masing menurun 8 bps menjadi 10,30% dan 12,40%. Suku bunga kredit modal kerja (KMK) juga mengalami penurunan sebesar 6 bps sebesar 10,53%. Dengan penurunan tersebut, akumulasi penurunan suku bunga kredit tercatat menjadi 173 bps atau mencapai 87% dari total penurunan suku bunga kebijakan pada periode Januari 2016 – April 2018.

Likuiditas Perekonomian

Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada April 2018 tumbuh relatif stabil meskipun sedikit melambat dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Posisi M2 pada April 2018 tumbuh 7,4% (yoy), sedikit lebih

Sumber: Bank Indonesia

0

1

2

3

4

5

6

4

2

6

8

10

12

14

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 53

2015 2016 2017 2018

% %%

Spread Kredit -Depo (Skala kanan) RRT Sb Depo RRT Sb KreditLF Rate DF Rate BI Rate BI 7DRR Rate

Selisih Suku Bunga PerbankanGra� k 2.39

Suku Bunga KMK, KI dan KKGra� k 2.40

Sumber: Bank Indonesia

10

11

12

13

14

15

1 3 5 7 9 11 53 71 9 11 31 5 7 9 11 1 3 5

2015 2016 2017 2018

%

RRT Suku Bunga Kredit Suku Bunga KMKSuku Bunga KI Suku Bunga KK

Page 32: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · pola historis inflasi volatile food bulan Ramadan. Hal tersebut didukung terjaganya pasokan dan harga pangan global yang menurun. Sementara

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Juni 201830

rendah dibandingkan pada bulan sebelumnya yang tumbuh 7,5% (yoy) - (Grafik 2.41). Pertumbuhan M2 yang melambat pada April 2018 dipengaruhi oleh komponen M1 yang tumbuh 10,2% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 11,9% (yoy). Perlambatan pertumbuhan M1 disebabkan oleh uang kartal maupun simpanan giro rupiah yang tumbuh lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya. Namun, perlambatan pertumbuhan M2 sedikit tertahan oleh meningkatnya pertumbuhan uang kuasi dari 6,2% (yoy) pada Maret 2018 menjadi 6,6% (yoy) pada April 2018, didorong oleh meningkatnya pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) di perbankan.

Berdasarkan faktor-faktor yang memengaruhi, perlambatan pertumbuhan M2 pada April 2018 dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan aktiva luar negeri bersih (Net Foreign Assets atau NFA). Pertumbuhan NFA melambat dari 9,3% (yoy) pada Maret 2018 menjadi 6,4% (yoy) pada April 2018 (Grafik 2.42). Perlambatan NFA tersebut juga tercermin dari melambatnya pertumbuhan tagihan luar negeri, khususnya pada instrumen surat berharga asing sejalan dengan penurunan cadangan devisa dan pelemahan nilai tukar rupiah. Peningkatan pertumbuhan Aktiva Dalam Negeri Bersih (Net Domestic Assets atau NDA) menjadi 7,5% (yoy) pada April 2018 dari 6,9% (yoy) pada periode sebelumnya menahan perlambatan pertumbuhan M2 lebih dalam. Meningkatnya pertumbuhan NDA didorong oleh ekspansi operasi keuangan Pemerintah Pusat dan penyaluran kredit perbankan yang masih tumbuh.

Intermediasi Perbankan

Intermediasi perbankan membaik didukung kredit investasi. Penyaluran kredit pada April 2018 tumbuh 8,9% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya

Pertumbuhan Komponen M2Gra� k 2.41

Sumber: Bank Indonesia

0

5

10

15

20%

M2 M1 Kuasi

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 4

2015 2016 2017 2018

Pertumbuhan Faktor yang Memengaruhi M2Gra� k 2.42

Sumber: Bank Indonesia

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 4

2015 2016 2017 2018

%

NFA NDA M2

Page 33: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · pola historis inflasi volatile food bulan Ramadan. Hal tersebut didukung terjaganya pasokan dan harga pangan global yang menurun. Sementara

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 2018 31

yang tumbuh 8,5% (yoy) - (Grafik 2.43). Peningkatan pertumbuhan kredit terutama terjadi pada kredit investasi (KI) yang tumbuh 6,9% (yoy) pada April 2018, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 4,9% (yoy). Sementara itu, kredit modal kerja (KMK) dan kredit konsumsi (KK) juga tetap tumbuh tinggi meskipun sedikit melambat, yaitu masing-masing sebesar 8,7% (yoy) dan 11,2% (yoy) pada April 2018, dari bulan sebelumnya yang tumbuh 8,8% (yoy) dan 11,5% (yoy).

Stabilitas sistem keuangan tetap terjaga tercermin dari rasio kecukupan modal dan rasio likuiditas yang cukup tinggi. Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan pada April 2018 tetap tinggi pada level 22,1% (Grafik 2.44). Ketahanan likuiditas perbankan juga tetap kuat, sebagaimana ditunjukkan oleh rasio likuditas (AL/DPK) yang berada pada level aman sebesar 20,3% pada April 2018. Di samping itu, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) tetap rendah, yaitu sebesar 2,79% (gross) atau 1,28% (net) pada April 2018.

Dari sisi sektoral, peningkatan pertumbuhan kredit terutama didorong oleh penyaluran kredit ke sektor perdagangan yang memiliki pangsa terbesar. Pertumbuhan kredit ke sektor perdagangan meningkat menjadi 7,1% (yoy) pada April 2018 dari pertumbuhan bulan sebelumnya 5,6% (yoy) - (Grafik 2.45). Peningkatan pertumbuhan kredit pada April 2018 juga ditopang oleh tingginya pertumbuhan kredit ke sektor non-tradable, antara lain penyaluran kredit ke sektor konstruksi yang tumbuh 16,7% (yoy), sektor pengangkutan tumbuh 14,2% (yoy), dan sektor listrik, air dan gas sebesar 18,4% (yoy). Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan kredit pada 2018 diperkirakan masih sesuai dengan kisaran proyeksi 10,0-12,0% (yoy). Hal ini sejalan dengan masih terus berlangsungnya perbaikan ekonomi, kemajuan program konsolidasi korporasi dan perbankan,

Pertumbuhan Kredit Menurut PenggunaanGra� k 2.43

Sumber: Bank Indonesia

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 4

2015 2016 2017 2018

% yoy

Total Kredit KMK KI KK

Rasio Kecukupan Modal dan Rasio LikuiditasGra� k 2.44

Sumber: Bank Indonesia, diolah

10

12

14

16

18

20

22

24

26

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3

2015 2016 2017 2018

%

AL/DPK CAR

Pertumbuhan Kredit Menurut Sektor EkonomiGra� k 2.45

Sumber: Bank Indonesia

-20 -15 -10 -5 0 5 10 15 20 25-25

PerdaganganLain-lain

IndustriPengangkutan

KonstruksiPertanian

Jasa Dunia UsahaJasa Sosial

PertambanganListrik

Total

%

5,6211,57

4,8612,29

18,3212,23

8,39

14,71

-16,07

11,588,54

7,12

11,264,85

14,17

16,6811,53

9,1817,48

20,69

18,45

8,94

Apr-18Mar-18

Page 34: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · pola historis inflasi volatile food bulan Ramadan. Hal tersebut didukung terjaganya pasokan dan harga pangan global yang menurun. Sementara

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Juni 201832

serta sejumlah langkah yang ditempuh untuk mengoptimalkan pertumbuhan kredit melalui kebijakan makroprudensial yang akomodatif.

Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan meningkat. DPK pada April 2018 tumbuh 8,1% (yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 7,7% (yoy) - (Grafik 2.46). Berdasarkan jenis simpanan, peningkatan pertumbuhan DPK bersumber dari meningkatnya pertumbuhan giro dan tabungan yang pada April 2018, yang masing-masing tumbuh 10,0% (yoy) dan 10,8% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 7,7% (yoy) dan 10,3% (yoy). Di sisi lain, deposito tumbuh lebih rendah, dari semula tumbuh 5,9% (yoy) pada Maret 2018 menjadi 5,3% (yoy) pada April 2018. Berdasarkan jenis mata uang, tumpuan pertumbuhan DPK bersumber dari DPK rupiah yang tetap tumbuh tinggi, sedangkan DPK valas masih mengalami kontraksi. Ke depan, pertumbuhan DPK pada tahun 2018 diperkirakan berada dalam kisaran 9,0-11,0% (yoy).

Pembiayaan NonPerbankan

Pembiayaan dari pasar keuangan terus menunjukkan peningkatan (Tabel 2.4). Hingga Mei 2018, pembiayaan melalui pasar keuangan, seperti penerbitan saham (IPO dan rights issue), obligasi korporasi, medium term notes (MTN), dan negotiable certificate of deposit (NCD) mencapai Rp99,6 triliun. Berdasarkan jenis instrumen, pembiayaan

Pertumbuhan Dana Pihak KetigaGra� k 2.46

Sumber: Bank Indonesia

-5

0

5

10

15

20

25

30

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 4

2015 2016 2017 2018

% yoy

Total DPKGiroTabunganDeposito

Tabel 2.4 Pembiayaan NonPerbankan

Sumber: OJK, diolah

Rp Triliun

Total Pembiayaan Non Bank Total o/w Emiten Sektor Keuangan

Saham o/w Emiten Sektor Keuangan

Obligasi o/w Emiten Sektor Keuangan

MTN dan Promissory Notes + NCD o/w Emiten Sektor Keuangan

2017 20181 2 3 I 4 5 6 II 7 8 9 III 10 11 12 IV Total 1 2 3 I 4 5 Total

1,1 20,5 22,5 44,1 14,5 19,0 85,4 118,9 15,6 17,9 26,3 59,8 38,5 31,3 20,8 90,6 313,5 2,0 24,0 42,90,4 17,0 11,2 28,7 9,1 9,3 29,3 47,7 5,1 10,4 12,3 27,8 15,2 7,3 4,7 27,3 131,5 0,0 15,4 26,20,0 1,5 8,6 10,1 0,6 3,5 43,4 47,5 0,3 5,0 5,8 11,2 2,6 15,0 11,5 29,1 97,8 0,5 0,2 1,60,0 0,7 1,6 2,3 0,2 3,1 4,4 7,6 0,0 0,0 1,0 1,0 0,0 0,5 1,0 1,5 12,5 0,0 0,0 0,10,0 15,7 10,2 25,9 12,5 10,5 38,4 61,3 13,2 11,2 16,8 41,3 26,4 11,1 2,6 40,0 168,5 0,0 21,3 29,40,0 13,6 6,5 20,0 8,6 2,2 22,7 33,5 4,0 9,9 8,3 22,1 8,3 4,8 1,5 14,6 90,2 0,0 14,6 21,21,1 3,3 3,7 8,2 1,5 5,0 3,6 10,0 2,0 1,7 3,7 7,4 9,5 5,2 6,8 21,5 47,1 1,5 2,6 12,00,4 2,8 3,1 6,3 0,3 4,1 2,2 6,6 1,1 0,6 3,0 4,7 6,9 2,1 2,2 11,2 28,8 0,0 0,9 4,0

16,910,70,90,18,16,67,94,0

22,214,52,40,2

13,311,36,53,0

34,615,419,46,4

10,57,14,71,9

99,656,123,66,7

53,339,722,89,7

Page 35: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · pola historis inflasi volatile food bulan Ramadan. Hal tersebut didukung terjaganya pasokan dan harga pangan global yang menurun. Sementara

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 2018 33

dari pasar keuangan terutama bersumber dari peningkatan instrumen saham serta penerbitan MTN dan NCD yang masing-masing hingga Mei 2018 dapat tumbuh lebih dari 50% (yoy). Penerbitan saham baik melalui IPO dan rights issue hingga Mei 2018 mencapai Rp23,6 triliun, sementara penerbitan MTN dan NCD mencapai Rp22,8 triliun. Pembiayaan melalui instrumen saham tetap mengalami kenaikan di tengah kinerja di pasar sekunder yang mengalami koreksi. Minat korporasi untuk melakukan IPO yang tetap tinggi di tengah koreksi IHSG mengindikasikan adanya ekspektasi positif korporasi terhadap kinerja pasar saham ke depan dan ekonomi domestik secara keseluruhan. Sementara itu, penerbitan MTN semakin diminati dibandingkan penerbitan instrumen lainnya sejak tahun 2017 seiring dengan prosedur yang lebih mudah, baik dari sisi proses, administrasi dan persyaratan yang harus dipenuhi.

Pembiayaan nonbank masih didominasi oleh penerbitan obligasi korporasi. Hingga Mei 2018, total dana yang dihimpun melalui penerbitan obligasi korporasi secara kumulatif mencapai Rp53,3 triliun. Secara komposisi, pangsa obligasi korporasi mencapai 53% dari keseluruhan pembiayaan nonbank pada Mei 2018. Penerbitan obligasi didorong oleh meningkatnya kebutuhan pendanaan terutama oleh korporasi di sektor keuangan. Faktor suku bunga obligasi korporasi yang masih bergerak di bawah suku bunga kredit perbankan dengan kecenderungan yang menurun turut mendorong berlanjutnya minat penerbitan obligasi. Pendanaan dengan menerbitkan obligasi korporasi relatif lebih kompetitif di tengah suku bunga kredit yang masih tinggi dan lending standard yang masih ketat. Dengan tren peningkatan penerbitan instrumen pembiayaan dari pasar keuangan tersebut, hal ini mengindikasikan mulai meningkatnya kebutuhan ekspansi usaha oleh korporasi di samping untuk memenuhi pembiayaan yang jatuh tempo (replacement).

Page 36: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · pola historis inflasi volatile food bulan Ramadan. Hal tersebut didukung terjaganya pasokan dan harga pangan global yang menurun. Sementara

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Juni 201834

Pasar Saham

Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi dipengaruhi oleh sentimen eksternal. IHSG pada akhir Mei 2018 berada di level 5.983,59 atau terkoreksi 0,18% (mtm) - (Grafik 2.47). Perkembangan ini searah dengan pergerakan bursa di kawasan regional yang mayoritas mengalami koreksi. Kondisi ini dipengaruhi oleh sentimen eksternal seiring ekspektasi pasar terhadap berlanjutnya peningkatan FFR pada 2018. Koreksi IHSG mulai sedikit tertahan seiring dengan apresiasi nilai tukar pada akhir Mei 2018 dan semakin berkurangnya net jual asing. Investor nonresiden masih melakukan net jual namun dengan nilai yang semakin kecil. Pada Mei 2018, investor nonresiden mencatatkan net jual sebesar Rp6,5 triliun, lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar Rp10,4 triliun. Dengan perkembangan tersebut, porsi investor nonresiden dalam perdagangan saham pada Mei 2018 naik menjadi 42% dari bulan sebelumnya sebesar 31,3% (Grafik 2.48).

Perkembangan pasar saham domestik sejalan dengan pergerakan bursa global yang mengalami pelemahan pada Mei 2018 (Grafik 2.49). Pelemahan IHSG relatif terbatas dibandingkan dengan koreksi yang terjadi pada mayoritas global, terutama di emerging markets. Pelemahan pasar saham terbesar pada Mei 2018 terjadi di Vietnam yang mencapai -7,5% (mtm), disusul Malaysia sebesar -6,9% (mtm). Sementara itu, perkembangan bursa di kawasan Asia yang mencatatkan peningkatan hanya terjadi di India dan Tiongkok, yaitu masing-masing meningkat tipis 0,5% (mtm) dan 0,4% (mtm).

Indeks saham di beberapa sektor tradable maupun non-tradable pada Mei 2018 mengalami pelemahan (Grafik 2.50). Pelemahan kinerja saham terjadi di beberapa sektor yang rentan terhadap gejolak nilai tukar sehingga mendorong investor nonresiden untuk melakukan aksi jual saham. Pelemahan

IHSG dan Net Jual/Beli AsingGra� k 2.47

Sumber: BEI, diolah; Data s.d. Mei 2018

-25

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

4.000

4.500

5.000

5.500

6.000

6.500

7.000

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

2015 2016 2017 2018

Rp TriliunIndeks

Net Jual/Beli Asing (Skala kanan) IHSG

Porsi Kepemilikan Saham AsingGra� k 2.48

IHSG dan Indeks Bursa Global Mei 2018 (mtm)Gra� k 2.49

Sumber: Bloomberg, diolah; Data s.d. Mei 2018

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

2015 2016 2017 2018

%

Residen Nonresiden

Sumber: Bloomberg, diolah

-10 -8 -6 -4 -2 0 2 4

IndonesiaAmerika Serikat

InggrisTiongkokMalaysia

Hong KongJepang

SingapuraVietnamThailand

IndiaFilipina

%

-0,21,0

2,2

0,4-6,9

-1,1-1,2

-5,1-7,5

-3,00,5

-4,1

Indeks Sektoral Mei 2018 (mtm)Gra� k 2.50

Sumber: Bloomberg, diolah

-10 -5 0 5 10%

IHSG

Main

Infrastruktur

Keuangan

Aneka Industri

Perdagangan

Properti

LQ45

Development

Pertambangan

Industri Dasar

Konsumsi

Pertanian

-0,2-0,5-0,2-0,4

-4,56,0

-0,12,5

-2,51,1

-1,3-4,2

-1,8

Page 37: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · pola historis inflasi volatile food bulan Ramadan. Hal tersebut didukung terjaganya pasokan dan harga pangan global yang menurun. Sementara

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 2018 35

terbesar terjadi pada sektor infrastruktur yang mengalami koreksi sebesar 4,5%, diikuti oleh sektor pertanian dan sektor aneka industri yang masing-masing terkoreksi sebesar 4,2% dan 2,5%. Di sisi lain, ekpektasi akan semakin membaiknya kinerja investasi nonbangunan dan aktivitas di sektor pertambangan mendorong peningkatan indeks saham di sektor industri dasar dan sektor pertambangan pada Mei 2018, yaitu masing-masing meningkat sebesar 2,5% dan 6,0%.

Pasar Surat Berharga Negara (SBN)

Kinerja pasar SBN mengalami penurunan seiring dengan peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global. Menurunnya kinerja pasar SBN tercermin dari kenaikan yield SBN (Grafik 2.51). Pada Mei 2018, yield SBN secara keseluruhan naik cukup besar mencapai 35 bps ke level 7,11%. Kenaikan terjadi di semua tenor, terutama tenor pendek yang naik sebesar 55 bps. Sementara itu, yield benchmark 10 tahun naik 7 bps ke level 6,99%. Kenaikan yield SBN domestik tersebut searah dengan tren kenaikan yield secara global yang dipengaruhi oleh kenaikan yield UST yang telah mencapai level 3% pada akhir Mei 2018.

Investor nonresiden melakukan net jual SBN pada Mei 2018. Investor nonresiden tercatat melakukan net jual SBN sebesar Rp14,42 triliun, lebih tinggi dibandingkan net jual SBN pada bulan sebelumnya sebesar Rp10,56 triliun. Dengan demikian, secara kumulatif hingga Mei 2018 investor nonresiden telah mencatatkan net jual di pasar SBN domestik sebesar Rp2,34 triliun. Net jual yang terus berlanjut menyebabkan posisi aliran investor nonresiden mengalami arah pembalikan dibandingkan perkembangan dalam tiga tahun terakhir yang konsisten mencatatkan net beli. Dengan perkembangan tersebut, kepemilikan investor nonresiden di pasar SBN tercatat menjadi sebesar 37,8% pada Mei 2018, menurun dibandingkan dengan porsi bulan sebelumnya sebesar 38,6% (Grafik 2.52).

Sumber: Bloomberg, diolah

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

0

2

4

6

8

10

12

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

2015 2016 2017 2018

% Rp Triliun

Net Jual/Beli Asing (Skala kanan) Yield SBN 10 Tahun

SBN dan Net Jual/Beli AsingGra� k 2.51

Perubahan Kepemilikan SBN AsingGra� k 2.52

Sumber: Bloomberg, diolah

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

2015 2016 2017 2018

%Rp Triliun

Pangsa Asing (Skala kanan) Total Asing Total SBN

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

Page 38: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · pola historis inflasi volatile food bulan Ramadan. Hal tersebut didukung terjaganya pasokan dan harga pangan global yang menurun. Sementara
Page 39: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · pola historis inflasi volatile food bulan Ramadan. Hal tersebut didukung terjaganya pasokan dan harga pangan global yang menurun. Sementara

Untuk informasi lebih lanjut hubungi:Divisi Koordinasi dan Komunikasi Kebijakan MoneterGrup Kebijakan MoneterDepartemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter

Telp : +62 21 2981 6836/5919 Fax : +62 21 345 2489Email : [email protected] Website : http://www.bi.go.id