tinjauan hukum islam terhadap praktek...

78
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK XENOTRANSPLANTASI ORGAN BABI KE MANUSIA Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy) Oleh : Ervin Nazarli NIM: 204044103024 K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM STUDI AKHWAL SYAKHSIYYAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1431 H/2010 M

Upload: dinhminh

Post on 29-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK

XENOTRANSPLANTASI ORGAN BABI KE MANUSIA

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh :

Ervin Nazarli NIM: 204044103024

K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A

PROGRAM STUDI AKHWAL SYAKHSIYYAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1431 H/2010 M

Page 2: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Xenotransplantasi

Organ Babi Ke Manusia telah diujikan dalam sidang Munaqasyah Fakultas Syariah

dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada 18

Maret 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Syariah (S.Sy) pada Program Studi Ahwal Syakhsiyyah

Jakarta, 18 Maret 2010 Mengesahkan, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Prof. Dr. HM. Amin Suma, SH., MA., MM NIP. 195505051982031012

PANITIA UJIAN

1. Ketua : Drs. Djawahir Hejazziey, SH. MA (…...……..……) NIP. 195510151979031002

2. Sekretaris : Drs. H. Ahmad Yani, MA. (…...……..……) NIP. 196404121994031004

3. Pembimbing : Dr. H. Mujar Ibnu Syarif, M.Ag (…...……..……) NIP. 19711212 1995031001

4. Penguji I : Dr. H. Mukri Adji, MA (…...……..……) NIP. 195703121985031003

5. Penguji II : Drs. H. Husni Thoyyar, M.Ag (…...……..……) NIP. 19450101964101001

Page 3: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK

XENOTRANSPLANTASI ORGAN BABI KE MANUSIA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah Dan Hukum

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh:

ERVIN NAZARLI

NIM : 204044103024

Di Bawah Bimbingan

Dr. H. Mujar Ibnu Syarif, M.Ag NIP. 19711212199503 1 001

K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM STUDI AKHWAL SYAKHSIYYAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A

1431 H/2010 M

Page 4: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri

Syarif (UIN) Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang digunakan dalam penulisan ini saya cantumkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

manerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 10 Desember 2009

ERVIN NAZARLI

ii

Page 5: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas ridha dan

rahmat-Nya-lah skripsi ini dapat diselesaikan dalam rangka memenuhi persyaratan

mencapai gelar Sarjana Hukum Islam pada Fakultas Syariah dan Hukum Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Salawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan umat Islam Nabi

Muhammad SAW, beserta segenap keluarga, Sahabat, dan juga umatnya. Yang

InsyaAllah kita termasuk di dalamnya.

Selama proses penyelesaian skripsi ini, penulis sangat menyadari bahwa

dalam proses tersebut tidaklah terlepas dari segala bantuan, bimbingan dan motivasi

dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH. MA. MM, Dekan Fakultas Syariah

dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sekaligus juga sebagai Dosen

Pembimbing yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan

selama penyusunan skripsi.

2. Drs. H. A. Basiq Djalil, SH. MA, dan Kamarusdiana S.Ag. MH, masing-

masing sebagai ketua dan sekretaris Program Studi Akhwal Syakhsiyyah

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. H. Mujar Ibnu Syarif, M.Ag, yang banyak meluangkan waktu dan pikiran

bagi penulis dalam membimbing penulis menyelesaikan penulisan skripsi ini.

iii

Page 6: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

4. Drs. Djawahir Hejazziey, SH, MA, dan Drs. H. Ahmad Yani, M.Ag yang

keduanya adalah Koordinator Teknis Non Reguler Fakultas Syariah dan

Hukum UIN SYarif Hidayatullah Jakarta.

5. Kepada seluruh staff pengajar Fakultas Syariah, yang telah banyak

memberikan banyak ilmu, wawasan, serta kesabarannya dalam mendidik

penulis selama dibangku perkulihan. Semoga akan menjadi manfaat dan

berkah untuk penulis.

6. Segenap staff perpustakaan Syariah dan Hukum maupun perpustakaan utama

yang telah menfasilitasi penulis untuk melengkapi referensi dalam penulisan

skripsi ini.

7. Kedua orang tua tercinta yang terhormat Ayanda Abubakar Rumpet dan

Ibunda Wigayanti yang telah mendidik, membesarkan, memberikan kasih

sayang yang tidak ternilai harganya, semangat serta doanya kepada penulis.

8. Bundaku Widyaningsih serta om Aji yang banyak memberikan bantuan

kepada penulis, baik moril maupun materil selama penulis menempuh studi di

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Adik kecil penulis, Rajwa Gadiza Dwi Aji,

yang menjadi tempat penulis melepaskan kepenatan dalam pengerjaan skripsi.

Semoga jadi anak yang soleh ya dik….!

9. Saudara-saudaraku tercinta Erli Andri Ristiyana, Erdhit Anggri Prasetiya,

yang memberikan dorongan serta semangatnya ketika penulis mulai

mengalami kejenuhan dalam penyelesaian skripsi ini. Saudara penulis (alm)

iv

Page 7: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

v

Rioana Effraut, semoga mendapatkan ampunan atas segala dosa yang telah

diperbuat dan mendapatkan pahala dari setiap amal yang dikerjakan, amin.

10. Sahabat-sahabatku di konsentrasi Peradilan Agama (A), Vidah, SH.I, Icha,

Rizky, Ote, Hadi, Arpan, Imen, Melky, Aris Munandar, SH.I, yang telah

banyak mencurahkan waktu dan tenaganya untuk membantu dalam proses

penyelesaian skripsi ini.

11. Serta rekan-rekan dan semua pihak yang mungkin tidak dapat penulis

sebutkan satu-persatu dalam skripsi ini.

Besar harapan skripsi ini dapat memberikan konstribusi yang positif bagi

pihak-pihak yang memberikan bantuan kepada penulis terutama bagi rekan-rekan

mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Program Studi Ahwal Syakhsiyyah

konsentrasi Peradilan Agama.

Penulis sangat sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini,

karena manusia bukanlah makhluk yang sempurna. Demikian sedikit pengantar dan

ucapan terima kasih. Atas semua perhatian yang diberikan, penulis sampaikan ucapan

terima kasih.

Jakarta, 10 Desember 2009

Penulis

Page 8: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. i

LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. ii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................... 6

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah .......................................... 7

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 8

E. Review Studi Terdahulu............................................................... 9

F. Metode Penelitian ....................................................................... 11

G. Sistematika Penulisan ................................................................. 13

BAB II LANDASAN TEORI

A. Definisi Transplantasi ................................................................. 15

B. Sejarah Transplantasi .................................................................. 17

C. Jenis-jenis Transplantasi ............................................................. 21

D. Tujuan dan Manfaat Xenotransplantasi ...................................... 24

vi

Page 9: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

vii

BAB III GAMBARAN UMUM PRAKTEK XENOTRANSPLANTASI

ORGAN BABI PADA MANUSIA

A. Teknik Praktik Xenotransplantasi ............................................... 26

B. Kajian Xenotransplantasi Organ Tubuh

Manusia Yang Dapat Diganti Dengan Babi ................................ 31

C. Xenotransplantasi Organ Tubuh Babi ke

Manusia dalam Perspektif Ilmu Kedokteran................................ 34

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK

XENOTRANSPLANTASI ORGAN BABI KE MANUSIA

A. Pandangan Hukum Islam Terhadap Babi .................................... 39

B. Perbedaan Pendapat Ulama Mengenai Xenotransplantasi .......... 44

C. Analisis......................................................................................... 59

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 65

B. Saran-saran .................................................................................. 66

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 68

Page 10: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perubahan dari perjalanan waktu bukan hanya membuktikan

perkembangan zaman, hal yang lebih penting dari itu adalah munculnya berbagai

macam bentuk penemuan yang secara revolusioner sangat berpengaruh terhadap

kehidupan manusia salah satu bentuk dari penemuan tersebut ialah transplantasi

yang amat berpengaruh dalam dunia kedokteran. 1

Pada dasarnya dengan adanya penemuan mengenai transplantasi ini

sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

perbaikan pada kondisi organ atau jaringan yang telah rusak dengan cara

pencangkokan organ atau jaringan yang dari donor yang masih berfungsi.

Sehingga dengan dilakukannya pencangkokan tersebut diharapkan kinerja organ

atau jaringan yang digantikan akan lebih maksimal.

Dalam praktek transplantasi dikenal ada dua jenis transplantasi, yaitu

monotransplantasi penggantian organ atau jaringan yang dilakukan sesama

spesies, yang dalam prakteknya yakni organ atau jaringan manusia digantikan

1 M. Sa’ad Ih., “Transplantasi dan Hukum Qiyas Delik Pelukaan Studi tentang Reformasi

dan Perubahan Eksekusi” dalam Chuzaimah T. Yanggo (ed), “Problematika Hukum Islam Kontemporer”, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2002), Cet. III, h. 86

1

Page 11: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

2

dengan organ atau jaringan manusia pula. Serta penggantian organ atau jaringan

yang dilakukan antar spesies yang dikenal dengan sebutan xenotransplantasi. 2

Sejauh perjalanan monotransplantasi yang biasa dilakukan dengan

pencangkokan sesama organ manusia dalam prakteknya terbukti bisa mengatasi

berbagai gangguan kesehatan, hanya saja Sumber jaringan atau organ manusia

untuk di transplantasikan sangat terbatas, sehingga hanya ada sedikit

kemungkinan untuk mendapatkan jaringan atau organ donor.

Transplantasi dari manusia ke manusia telah banyak dilakukan, dan resiko

utama pada penerima transplantasi adalah hanya penolakan karena adanya

respons imun, namun penolakan ini sebagian besar dapat diatasi dengan

penyesuaian donor dari penerima, yang kemudian disertai dengan pemberian obat

yang menekan respons imun tadi. Hanya saja mengenai keterbatasan organ

jaringan dari pendonor adalah suatu masalah yang tidak dapat dihindarkan,

Sehingga kenyataan tersebut membuat para ahli dalam bidang kedokteran mencari

solusinya dengan menggabungkan transplantasi antar spesies yakni

pencangkokan organ atau jaringan yang dilakukan dengan obyek hewan sebagai

sumber donor transplantasinya.

Sehingga keuntungan dari transplantasi ini adalah tidak terbatasnya

sumber donor untuk jangka panjang kedepan. Xenotransplantasi adalah proses

pencangkokan organ atau jaringan hewan kepada organ atau jaringan manusia

yang sudah tidak berfungsi, dalam prakteknya organ atau jaringan diambil dari

2 http:// jerry 703 multiply.com//journal/item/206 (diakses 23/09/09)

Page 12: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

3

obyek hewan seperti halnya sapi, kambing, kera. babon dan tidak terkecuali

dengan babi.

Pada prinsipnya resiko penolakan pada Xenotransplantasi lebih berat

karena perbedaan antara donor dan penerima jauh lebih besar, jika

Xenotransplantasi menjadi pilihan untuk terapi pada manusia, maka diperlukan

penelitian yang meliputi preklinik dan klinik. Pada tahap preklinik dilakukan

penelitian dari binatang ke binatang, jadi prosuder xenotransplantasi diuji pada

binatang terlebih darhulu, kemudian pada penelitian klinik, diuji produk binatang

pada manusia, namun prosedur ini memang harus dilakukan secara teliti dan hati-

hati sesuai standar yang ditetapkan Nasional Health and Medical Research

Council (NHMRC).3

Dari sekian banyak Negara yang meneliti Xenotransplantasi Australia

adalah salah satu negara yang cukup berkembang dalam penelitiannya, hasil dari

penelitiannya harus diakui bahwasannya binatang donor yang paling

menguntungkan dan memungkinkan untuk Xenotransplantasi organ atau jaringan

manusia adalah babi, 4 di samping hewan ini berproduksi secara cepat dan

anaknya banyak, organ yang terdapat dalam tubuh babi kurang lebih berukuran

sama dengan yang ada pada tubuh manusia. Kemudian organ tubuh babi lebih

mudah untuk membuatnya dalam kondisi bebas patogen bahkan rendahnya resiko

membawa patogen yang menginfeksi ketubuh manusia lebih kecil daripada donor

3 http://www.kompas.co.id/kesehatan/news/0305/07/101301.htm

4 http:// jerry 703 multiply.com//journal/item/206 (diakses 23/09/09)

Page 13: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

4

yang diperoleh dari kera dan spesiesnya, metabolisme babi yang mirip manusia

serta babi yang secara genetik dapat dimanipulasi untuk mengurangi resiko

penolakan pada tubuh manusia menjadikan babi sebagai hewan pilihan teratas

sebagai obyek Xenotransplantasi.

Kenyataannya tersebut adalah sebuah titik terang pada dunia kesehatan

hanya saja dalam hukum Islam hal tersebut merupakan sebuah permasalahan yang

harus di analisa dan dikaji lagi mengenai kemaslahatan atau mudhorotnya,

mubadzir atau manfaatnya serta halal atau halalnya pandangan Islam mengenai

Xenotransplantasi berdasarkan syariat Islam yang inti ajarannya adalah

berpedoman al-Qur’an dan as-Sunnah. Mempunyai hukum dari telaah babi dalam

Islam adalah merujuk pada firman Allah dan Hadits Nabi yang berbunyi :

)3: 5/ المائدة( Artinya: Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, dan daging babi (QS.

Al-Maidah/ 5: 3).

طهور اناع احدآم اذا ولغ فيه الكلب ان يغسله سبع مرات او الهن )رواه مسلم(بالتراب

Artinya: Cara mencuci bejana seseorang dari kamu apabila dijilat anjing hendaklah dibasuh tujuh kali, salah satunya hendaklah dicampur dengan tanah (HR. Muslim).

Page 14: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

5

Dari hadits di atas pada dasarnya tidak secara eksplisit menghukumi babi

menjadi salah satu hewan yang najis, hanya saja hukum dari babi itu sendiri

diqiyaskan pada anjing, karena keadaan babi yang lebih buruk dari pada anjing. 5

Hal tersebut diperkuat dengan hasil penelitian komisi sains WHO (World

Health Organization) di Denmark yang menyatakan babi lebih berselera makan

makanan yang kotor dan membawa bakteri. Dari fakta tersebut dapat

dipersentasekan bahwa hanya terdapat 60% daging babi yang di Denmark yang

seteril, sedang 40% lainnya mengandung berbagai bakteri yang berbahaya6.

Kemudian bila dibandingkan jika daging kambing mengandung bakteri hanya 3%

sedangkan kandungan bakteri pada babi adalah 14%, ini artinya ada sebanyak 4

kali lipat kandungan bakteri yang terdapat dalam tubuh babi.

Pertentangan penemuan transplantasi dengan konsep xenotransplantasi

dengan menggunakan organ atau jaringan babi sebagai obyek pendonornya

dengan keadaan hukum Islam yang menyatakan bahwasannya babi adalah salah

satu hewan najis dan bahkan diharamkan dalam syariatnya, tidak memberikan

titik temu untuk pelaksanaan xenotransplantasi. Sehingga memerlukan kajian

lebih luas dalam bidang hukum Islam yang nantinya akan meninjau baik

transplantasi maupun xenotransplantasi dari berbagai aspek, juga kajian lebih

dalam mengenai hukum xenotransplantasi yang melibatkan organ atau jaringan

5 Sulaiman Rasjid, “Fiqih Islam”, (Bandung : PT Sinar baru Algesindo, 1994), Cet.ke-39,

hal. 19 6 Ahmad Syauqi, Al-Fanjari, “Nilai Kesehatan dalam Syariat Islam” (Jakarta : Bumi Aksara,

1996), Cet. Ke-I, hal. 246

Page 15: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

6

babi yang pada dasarnya dalam syariat Islam sendiri babi telah mempunyai

hukum tegas sebagai pengecualian. Berdasarkan kenyataan tersebutlah sehingga

penulis tertarik untuk mengangkat dan mengkaji mengenai Tinjauan Hukum

Islam Terhadap Praktek Xenotransplantasi Organ Babi ke Manusia dengan

analisa dari dunia medis maupun syara’ yang merupakan pedoman hukum Islam.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan mengenai transplantasi

adalah suatu hal yang sangat penting untuk dibahas, karena transplantasi yang

bertujuan untuk memberikan solusi dalam ilmu kedokteran atau bidang kesehatan

sampai saat ini masih digali serta dikasih hukum pelaksanaannya, terlebih setelah

Transplantasi dikembangkan menjadi Xenotransplantasi yang kemudian muncul

fakta obyek yang lebih cenderung cocok untuk menggantikan organ atau jaringan

tubuh manusia adalah organ atau jaringan babi yang jelas-jelas mempunyai

hukum hewan najis dan berkedudukan haram dalam Islam.

Oleh karenanya Transplantasi yang dianggap sebagai jalan keluar untuk

memperoleh kesehatan yang lebih baik ternyata berbenturan dengan syariat

hukum Islam, sehingga banyak orang yang tidak memahami betul persoalan

agama tidak mengetahui secara pasti bahkan tidak menghiraukan kedudukan

hukumnya dari Transplantasi terlebih Xenotransplantasi yang menggunakan

organ atau jaringan babi sebagai organ pertukarannya.

Page 16: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

7

Berdasarkan analisa diatas penulis ingin mengetahui kedudukan hukum

Transplantasi berikut Xenotransplantasi yang dilakukan dengan menggunakan

organ atau jaringan babi, dengan mengkaji sumber hukum untuk Transplantasi

maupun Xenotransplantasi serta hukum dari obyek yang digunakan dalam

pertukarannya yang menuju pada al-Qur’an dan as-Sunnah.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka pembatasan

permasalah dalam skripsi ini dibatasi hanya pada lingkup sejauh mana Islam

memandang Transplantasi yang digunakan dalam ilmu kedokteran serta

bagaimana Islam menyikapi Xenotransplantasi organ atau jaringan babi terhadap

tubuh manusia, sedangkan perumusan permasalahan dalam skripsi ini dirumuskan

ke dalam :

1. Bagaimana pandangan ahli biologi tentang persamaan organ atau jaringan

tubuh manusia dengan babi?

2. Bagaimana praktek Transplantasi serta Xenotransplantasi dalam dunia

kedokteran?

3. Bagaimana ikhtilaf ulama dan hukum Islam tentang Xenotransplantasi yang

menggunakan organ tubuh babi sebagai obyek pertukarannya?

Page 17: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

8

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan umum yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui ketetapan serta pandangan hukum Islam terhadap transplantasi

berikut kedudukan hukum xenotransplantasi yang menggunakan organ atau

jaringan babi sebagai obyek petukarannya, sedangkan tujuan khususnya adalah

agar penulis mampu menjawab permasalahan yang telah dikemukakan dalam

perumusan masalah diatas

1. Mengetahui persamaan organ atau jaringan tubuh manusia dengan babi

melalui analisa ilmuan medis.

2. Mengetahui secara jelas mengenai praktek transplantasi serta

xenotransplantasi dalam dunia kedokteran

3. untuk mengkaji pendapat para ulama mengenai khilafiyah hukum

transplantasi dan xenotransplantasi serta mencari ketetapan hukum Islam

terhadap praktek xenotransplantasi organ babi terhadap organ manusia.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dapat memberikan informasi bagi masyarakat mengenai pendapat para ahli

biologi mengenai transplantasi dan xenotransplantasi.

2. Memberikan gambaran bagi masyarakat tentang pelaksanaan transplantasi dan

xenotransplantasi dalam dunia kedokteran.

3. Sebagai bahan informasi bagi berbagai pihak yang ingin mengetahui ikhtilaf

ulama dan hukum Islam mengenai xenotransplantasi dengan menggunakan

organ babi.

Page 18: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

9

E. Review Studi Terdahulu

Pembahasan mengenai transplantasi sudah pernah dibahas sebelumnya

oleh beberapa orang. Yang pertama adalah Puji Winarsih, dengan judul Wasiat

Transplantasi dan Donor Organ Tubuh Manusia dalam Perspektif Islam,

Perbandingan Mazhab Hukum Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, tahun 2003.

Dalam skripsinya ini Puji berusaha untuk menjelaskan mengenai wasiat

seseorang agar nantinya salah satu organ tubuh orang tersebut didonorkan bagi

yang membutuhkan. Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan, dapat

disimpulkan bahwa Islam membolehkan wasiat tersebut karena dapat membantu

orang lain yang sangat membutuhkan.

Skripsi kedua adalah skripsi yang ditulis oleh Aris Dedy dengan judul

Transplantasi Organ Tubuh Manusia menurut Pandangan Hukum Islam dan

Hukum Positif, Jurusan Perbandingan dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, tahun 2003.

Dalam skripsi ini penulis menjelaskan pandangan hukum Islam dan

hukum positif terhadap masalah transplantasi organ tubuh manusia. Ada

persamaan dan perbedaannya. Persamaannya ialah baik hukum Islam maupun

hukum positif membolehkan transplantasi organ tubuh manusia untuk tujuan

kemanusiaan. Melarang untuk tujuan komersial (diperjual-belikan).

Perbedaannya adalah bahwa hukum positif membolehkan transplantasi organ

tubuh dari sesama manusia, baik dalam keadaan hidup sehat, dalam keadaan

Page 19: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

10

koma, maupun dalam keadaan sudah meninggal. Sedangkan dalam hukum Islam

membolehkan transplantasi organ tubuh manusia dari donor yang hidup sehat

dan donor yang sudah dinyatakan meninggal secara klinis dan yuridis.

Berikutnya adalah Ahmad Fauzi, dengan judul skripsi Transplantasi

Kornea dalam Agama Budha, Perbandingan Agama Fakultas Ushuluddin dan

Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2006.

Dalam skripsinya ini Fauzi menjelaskan bagaimana pandangan agama

Budha dalam menyikapi transplantasi kornea. Berdasarkan hasil analisa, dapat

disimpulkan bahwa agama Budha tidak melarang transplantasi organ tubuh,

karena menolong penderita cacat/kelainan organ tubuh adalah perbuatan baik.

Dengan adanya perkembangan teknologi transplantasi kini terbuka kesempatan

untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan umat manusia. Sang Budha

mengajarkan kepada umatnya untuk selalu berbuat baik yang membawa manfaat

bagi kesejahteraan semua makhluk hidup.

Transplantasi organ dari orang hidup juga dapat dilakukan dengan tujuan

yang baik. Jadi, transplantasi organ tubuh yang berasal dari jenazah dan orang

hidup dapat dilakukan dengan tujuan yang baik. Baik berarti tidak bertentangan

dengan etika Budhis.

Dalam pelaksanaan transplantasi organ tubuh tidak boleh dilakukan

dengan kekerasan dan dengan diperdagangkan. Kekerasaan bertentangan dengan

ajaran cinta kasih dan kasih sayang. Dalam anguttara nikaya dijelaskan bahwa

organ tubuh merupakan salah satu barang yang tidak boleh diperdagangkan.

Page 20: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

11

Adapun perbedaan skripsi penulis dengan skripsi-skripsi terdahulu

terletak pada spesifikasi transplantasi yang dilakukan, yaitu transplantasi dengan

menggunakan organ tubuh hewan babi atau yang lebih dikenal dengan

xenotransplantasi. Dalam pembahasan ini penulis menggunakan pandangan

hukum Islam.

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan jenis penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif,

yaitu penelitian yang lebih ditekankan pada bagaimana gejala tersebut

muncul. Dengan kata lain peneliti bukan mencari jawab atas pertanyaan “apa”

tetapi “mengapa”.7

Sedangkan jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library

research). Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan

berbagai data untuk kemudian dianalisa sehingga menghasilkan sebuah

kesimpulan.

2. Teknik pengumpulan data

Dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan data-data yang berasal

dari berbagai literatur, teks book, surat kabar, majalah, artikel internet, tulisan

atau karya ilmiah dan sebagainya, yang menunjang keaktualan serta kefalidan

7 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,

2006), Cet. Ke-13, h. 16

Page 21: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

12

informasi yang akan diperoleh sebagai data primer dalam skripsi ini, yang

kemudian dari data yang telah ada kaidah diolah dan dikaji serta dirujukan

pada kaidah Islam untuk mengetahui sumber hukum dari pokok permasalahan

dalam pembahasan skripsi ini.

Adapun data primer dalam penelitian ini adalah: Muladno dan Abidin,

Zainal, Memanusiakan Babi, Transplantasi Organ Babi Pada Manusia,

Bagaimana Umat Islam Menyikapi, Jakarta, Britz Publisher, 2004. Muladno,

Seputar Teknologi Rekayasa Genetik, Bogor: Pustaka Wirausaha Muda, 2002.

Sedangkan data sekunder yang mendukung kelengkapan data dalam

penelitian ini di antaranya adalah: Djamaluddin (penerjemah), Ahkamul

Fuqaha; Solusi Problematika Aktual Hukum Islam, Keputusan Mukhtamar,

Munas dan Konbes Nahdhatul Ulama 1926-1999, Surabaya: LTN NU Jawa

Timur dan Diantama, 2004. Abul Fadl Mohsin Ebrahim, Fikih Kesehatan

Kloning, Eutanasia, Tranfusi Darah, Transplantasi Organ, dan Eksperimen

Pada Hewan, Jakarta: Serambi, 2001. Yanggo, Chuzaimah, T. dan Anshary,

HA. Hafiz, (ed.) Problematika Hukum Islam Kontemporer Edisi keempat,

Jakarta : PT. Pustaka Firdaus, 2002, Cet. Ke-3, serta berbagai artikel internet

yang berkaitan dengan tema penelitian.

3. Teknik analisis data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis data

deskriptif analitis, yaitu menyajikan data-data yang ada kemudian

menganalisanya. Setelah peneliti mengumpulkan data-data yang sesuai

Page 22: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

13

dengan tema penelitian, penulis melakukan analisa terhadap data-data tersebut

kemudian membuat kesimpulan dari data-data yang didapat.

Sedangkan dalam teknik penulisan laporan penelitian, penulis berpedoman

kepada ketentuan yang telah diatur dalam buku “pedoman penulisan skripsi

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007/2008.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini dibagi menjadi lima Bab. Dengan uraian

sistematika pembahasan sebagai berikut:

Bab I : Merupakan bagian pendahuluan yang memuat latar belakang

masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian, review studi terdahulu, metode penelitian

serta sistematika penulisan.

Bab II : Membahas mengenai landasan teori, yaitu gambaran umum

tentang transplantasi, dimulai dari pengertian

xenotransplantasi, sejarah xenotransplantasi, jenis-jenis

transplantasi, serta tujuan dan manfaat dari

xenotransplantasi. Karena dengan mengetahui hal-hal yang

akan dikemukakan diatas maka kita akan memperoleh

informasi lebih jauh tentang xenotransplantasi, sejarah

pertama kali di temukannya hingga sekarang.

Page 23: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

14

Bab III : Bab ini menguraikan mengenai kajian xenotransplantasi

mulai dari Struktur organ tubuh manusia dan babi kemudian

penulis mengurai juga mengenai Kajian xenotransplantasi

organ tubuh Manusia yang dapat diganti dengan babi, dan

yang terakhir penulis mengurai tentang Xenotransplantasi

organ tubuh babi ke Manusia dalam perspektif ilmu

kedokteran

Bab IV : Pada bab ini dibahas mengenai tinjauan hukum Islam

terhadap praktek xenotransplantasi yakni Pandangan hukum

Islam terhadap babi, Perbedaan pendapat mengenai

xenotransplantasi, dan yang terakhir penulis mengurai

tentang Tinjauan ulama mengenai praktek Xenotransplantasi

terhadap babi

Bab V : Adalah penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.

Page 24: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Definisi Transplantasi

Kata transplantasi berasal dari bahasa Inggris, transplant. Dalam Oxford

Advanced Learner’s Dictionary diksebutkan bahwa kata transplant diartikan

sebagai to take an organ, skin, etc. from one person, animal, part of the body, etc.

and put it into or onto another (mengambil organ, kulit dan lain sebagainya dari

seseorang, hewan, anggota tubuh dan lain sebagainya lalu meletakkannya ke

tubuh orang lain).1 Dalam ilmu kedokteran, transplantasi diartikan sebagai

pemindahan jaringan atau organ dari satu tempat ke tempat lain. Pada awalnya

‘tempat’ dalam pengertian ini adalah tubuh manusia, tapi dalam

perkembangannya, tempat tersebut bisa berarti tubuh manusia dan atau tubuh

binatang. Yang dipindahkan adalah bagian tubuh manusia atau binatang, seperti

jaringan dan organ.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia2 transplantasi diartikan sebagai

pemindahan jaringan tubuh dari satu tempat ke tempat lain (seperti menutup luka

yang tidak berkulit dengan jaringan kulit dari bagian tubuh yang lain). Sedangkan

dalam kamus kedokteran Dorlland, transplantasi didefinisikan dengan penanaman

1 A.S. Hornby, Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English, London: Osford

University Press, 2000, Cet. Ke-6, h. 1438 2 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), h. 960

15

Page 25: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

16

jaringan yang diambil dari tubuh yang sama atau dari individu lain. Adapun

menurut Etika kedokteran di Indonesia mendefinisikan Transplantasi sebagai

pemindahan suatu jaringan atau organ manusia tertentu dari suatu tempat ke

tempat lain pada tubuhnya sendiri atau tubuh orang lain dengan persyaratan dan

kondisi tertentu.3

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa transplantasi

adalah pemindahan organ atau jaringan tubuh baik dari suatu tempat ke tempat

lain dalam tubuhnya sendiri maupun tubuh seseorang ke tubuh orang lain melalui

prosedur medis dengan persyaratan dan kondisi tertentu. Perlu digaris bawahi

disini bahwa hampir semua definisi menyebutkan transplantasi hanya terjadi antar

manusia antara manusia sebagai donor dan manusia lain sebagai resepien. Seiring

dengan kemajuan teknologi, transplantasi dilakukan tidak hanya terbatas antar

manusia saja, melainkan juga manusia dapat menerima donor dari hewan untuk

mengganti organ atau jaringan tubuhnya yang rusak sehingga diharapkan dapat

berfungsi sebagaimana layaknya organ atau jaringan yang normal. Sedangkan

cabang dari transplantasi yang menggunakan donor dari hewan dinamakan

dengan xenotransplantasi yang masuk ke dalam jenis Heterotransplantasi dalam

jenis transplantasinya.

3 Ratna Suprapti Samil, Etika Kedokteran Indonesia, (Jakarta: FKUI, 1994), hal. 121

Page 26: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

17

B. Sejarah Transplantasi

Dalam abad modern ini, perkembangan ilmu pengetahuan demikian

pesatnya, sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan yang sangat

pesat didalam kehidupan sosial dan budaya manusia, hal tersebut disebabkan oleh

semakin banyaknya penemuan-penemuan teknologi modern yang tentunya

bertujuan untuk kemanfaatan kehidupan dan kepentingan umat manusia dengan

segala konsekuensinya.

Di antara sekian banyak penemuan-penemuan teknologi tersebut, yang

tidak kalah penting dan pesat dalam perkembangannya adalah di bidang

kedokteran, melalui perkembangan teknologi kedokteran yang semakin maju

diagnosa mengenai suatu penyakit dapat dilakukan lebih sempurna dan

pengobatan penyakitpun dapat dilakukan secara efektif. Kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi ini sangat nyata terlihat dalam abad ke 20 kemajuan

ini jauh melampaui 19 abad sebelumnya.

Dalam ilmu kedokteran sarana penunjang berupa peralatan dan

metodelogi yang canggih menunjukkan perkembangan yang sangat bermakna

bagi upaya pelayanan kesehatan, salah satu dari penemuan tersebut ialah

transplantasi organ tubuh yang amat berpengaruh dalam dunia kedokteran,

dimana para dokter modern dapat menghasilkan hasil yang sangat menakjubkan

dalam memindahkan anggota badan dari orang yang hidup atau yang sudah mati

dan menyangkokannya pada orang lain yang kehilangan anggota tubuhnya atau

rusak karena sakit dan sebagainya yang dapat berfungsi persis seperti semula.

Page 27: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

18

Transplantasi jaringan mulai dipikirkan oleh dunia sejak 4000 tahun silam

menurut manuscrip yang ditemukan di Mesir yang memuat uraian mengenai

eksperimen transplantasi jaringan yang pertama kali dilakukan di Mesir sekitar

2000 tahun sebelum diutusnya Nabi Isa as. Sedang di India beberapa puluh tahun

sebelum lahirnya Nabi Isa as. seorang ahli bedah bangsa Hindu telah berhasil

memperbaiki hidung seorang tahanan yang cacat akibat siksaan, dengan cara

mentransplantasikan sebagian kulit dan jaringan lemak yang diambil dari

lengannya. Pengalaman inilah yang merangsang Gaspare Tagliacosi, seorang ahli

bedah Itali, pada tahun 1597M untuk mencoba memperbaiki cacat hidung

seseorang dengan menggunakan kulit milik kawannya.

Pada ujung abad ke-19 M para ahli bedah, baru berhasil

mentransplantasikan jaringan, namun sejak penemuan John Murphy pada tahun

1897 yang berhasil menyambung pembuluh darah pada binatang percobaan,

barulah terbuka pintu percobaan mentransplantasikan organ dari manusia ke

manusia lain. Percobaan yang telah dilakukan terhadap binatang akhirnya

berhasil, meskipun ia menghabiskan waktu cukup lama yaitu satu setengah abad.

Pada tahun 1954 M Dr. J.E. Murray berhasil mentransplantasikan ginjal kepada

seorang anak yang berasal dari saudara kembarnya yang membawa

perkembangan pesat dan lebih maju dalam bidang transplantasi.4

4 Sejarah Transplantasi dan Hukum Donor Jaringan Tubuh menurut Islam, artikel diakses tanggal 20 Oktober 2009 dari http://buyung30.wordpress.com/2009/02/27/sejarah-transplantasi-dan-hukum-donor-jaringan-tubuh-menurut-islam/

Page 28: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

19

Pencangkokan organ tubuh manusia dalam kasus pendonoran mata, donor

mata diartikan dengan pemberian kornea mata kepada orang yang

membutuhkannya, kornea mata tersebut, berasal dari mayat yang telah

diupayakan oleh dokter ahli, sehingga dapat digunakan oleh orang yang sangat

membutuhkannya. Karena itu dokter Arab menerjemahkannya dengan perkataan

pemindahan mata; sebagaimana terlihat pada definisi yang dirumuskan oleh Asy-

Syekh Husnain Muhammad Makhluf yang mengatakan:

5حياءاال ةنيقر لترقيع الموتى عيون نقل هو العيون نقل Artinya: Pemindahan mata adalah memindahkan kornea mata mayat (kepada

orang) hidup (yang membutuhkannya)

Transplantasi untuk pertama kalinya mulai diujicobakan pada awal abad

XX yakni percobaan transplantasi jaringan atau organ pada dua individu yang

tidak membuat reaksi imunitas yang secara biologis dapat dianggap oleh satu

individu, sehingga transplantasi jaringan atau organ tidak akan menimbulkan

reaksi penolakan. Hal ini disebabkan karena dalam tubuh resepien terjadi proses

imunitas akibat adanya transplantasi jaringan dari donor. Berdasarkan hal

tersebut, pada tahun 1954 Prof. Joseph E. Murray melakukan transplantasi pada

seorang anak yang menderita penyakit ginjal, sedangkan donor adalah saudara

kembar penderita. Transplantasi ini berjalan dengan baik dan anak tersebut

berhasil diselamatkan. Selain transplantasi kornea mata yang sudah biasa

dilakukan, bidang kedokteran terus mengadakan eksperimen dalam transplantasi

5 Mahjudin, “Masail Fiqhiyah Berbagai Kasus Yang di Hadapi Hukum Islam Masa Kini”, (Jakarta: Penerbit Kalam Mulia, 2000), Cet. IV, h. 125

Page 29: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

20

organ-organ tubuh lainnya seperti hati, sum-sum, paru-paru dan jantung. Pada

bulan Januari tahun 1968 di Afrika Selatan, Dr. Bernard melakukan transplantasi

jantung yang pertama yang hasilnya sungguh menggembirakan.6

Sejak saat itu transplantasi dianggap sebagai alternatif pengobatan yang

memberikan harapan kesembuhan bagi penderita penyakit yang membutuhkan

penggantian organ tubuh, sekalipun untuk memperoleh kesempatan transplantasi

harus masuk daftar tunggu yang begitu panjang tanpa ada kepastian waktu,

bahkan kematian merenggut jiwa, dikarenakan calon penerima donor semakin

panjang, dan untuk memperoleh donor tersebut sangat sulit sekali. Penantian

panjang para penderita penyakit ini mendorong para ahli kedokteran untuk terus-

menerus melakukan penelitian dan eksperimen pengobatan oleh karenanya

sebagai alternatif para ahli kedokteran mencari organ tubuh dari hewan.

Pada dasarnya donor dari hewan ini bukanlah suatu gagasan yang baru

tetapi sejak tahun 1960-an telah dilakukan proses transplantasi yang

menggunakan organ tubuh hewan yang dipilih umumnya dari kerabat dekat

dengan manusia yakni kera tanpa ekor seperti gorila, simpanse, dan orang utan

bahkan babon. Penelitian dan eksperimen selanjutnya memungkinkan pula organ

babi dipergunakan untuk ditransplantasikan ke manusia, keadaan ini merupakan

rangkaian yang tidak terputus dari percobaan-percobaan yang telah lama

dilakukan dibidang transplantasi organ tubuh.

6 Muladno, Zainal Abidin “Memanusiakan Babi: Transplantasi Organ Babi ke Manusia;

Bagaimana Umat Islam Menyikapi”, (Jakarta, Britz Publisher, 2004), h. 19-20

Page 30: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

21

C. Jenis-jenis Transplantasi

Di tinjau dari segi transplantasi yang dipakai, transplantasi dibedakan dua

bagian :

1. Transplantasi jaringan, seperti pencangkokan cornea mata,

2. Transplantasi organ, seperti pencangkokan ginjal, jantung dan sebagainya.7

Dintinjau dari segi hubungan genetik antara donor dan resipien,

tranplantasi dapat dibedakan menjadi :

1. Autotransplantasi, yaitu transplantasi di mana resipien dan donor adalah satu

individu, tipe ini meliputi praktek-praktek transplantasi yang menggunakan

bagian-bagian tubuh atau organ dari, dan pada, tubuh si pasien itu sendiri.

Dalam hal ini transplantasi kulit, tulang rawan, otot dan tulang merupakan

praktek-praktek yang sering dilakukan dalam bedah ortopedis, yang dalam

prakteknya juga dapat disebut dengan transplantasi autologi.

2. Homotransplantasi (Allottransplantasi) yaitu transplantasi di mana resipien

dan donor adalah individu yang sama jenisnya, tipe ini meliputi transplantasi

organ pada spesies yang sama seperti sesama manusia atau sesama binatang

dari spesies yang sama

3. Heterotransplantasi (Xenotransplantasi) yaitu transplantasi di mana resipien

dan donor adalah dua individu yang berbeda jenis. Misalnya,

7 Ahkamul Fuqaha, “Solusi Problematika Aktual Hukum Islam, Keputusan Mukhtamar,

Munas dan Konbes Nahdhatul Ulama 1926-1999”, (Surabaya: LTN NU Jawa Timur dan Diantama, 2004, h. 484

Page 31: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

22

mentransplantasikan jaringan atau organ dari binatang ke manusia, tipe ini

merupakan transplantasi dari hewan kepada manusia atau antara hewan satu

dengan hewan lain dari spesies yang berbeda. Sejauh ini sebuah upaya

transplantasi gagal dilakukan oleh California’s Lome Linda University

Medical Center yang berusaha mengganti jantung babi dengan jantung seekor

babon (kera genus papio yang terdapat di Asia dan Afrika). Searah dengan itu

eksperimen telah dimulai di Inggris dengan target awal mentransplantasikan

ginjal babi pada kambing dan akhirnya pada manusia.8

4. Isotransplantasi adalah Transplantasi antar dua individu dengan genetic yang

sama, dalam prakteknya transplantasi ini juga disebut dengan transplantasi

isologi. Praktek transplantasi pada jenis ini dilakukan untuk setiap organ pada

saudara kembar satu telur seperti praktek yang dilakukan untuk pertama

kalinya dalam dunia kedokteran di bidang transplantasi.9

Largiarder (1970:14-15) mengemukakan macam-macam transplant yang

dapat dijadikan landasan untuk pembedaan transplantasi, macam-macam

transplantasi tersebut adalah :

1. Allotransplan (allogeneictransplant, allograft, homotransplant, homograft) :

transplant diperoleh dari donor yang sejenis;

8 Abul Fadl Mohsin Ebrahim, “Fikih Kesehatan Kloning, Eutanasia, Tranfusi Darah,

Transplantasi Organ, dan Eksperimen Pada Hewan”, terj. Mujiburohman, (Jakarta: Serambi, 2001), hal. 16-17

9 Kampong mesin-http://mavia-lontong.blogspot.com, diakses 3 Juli 2009

Page 32: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

23

2. Autotransplant (autogeneictransplant, autologoustransplant, autograft):

transplant diperoleh dari individu yang sama;

3. Xenotransplant (xenogeneictransplant, heterologus transplant, heterograft

xenograft) : transplant diperoleh dari donor yang tak sejenis.10

Sehingga dalam pembahasan skripsi ini penulis akan membahas

transplantasi yang diperoleh dari donor yang tak sejenis, atau disebut dengan

xenotransplantasi dengan obyek organ babi yang ditransplantkan kepada tubuh

manusia menurut kajian hukum Islam. Sedangkan macam-macam organ yang

dapat ditransplantasikan adalah:

a. Transplantasi ginjal;

b. Transplantasi hati;

c. Transplantasi paru;

d. Transplantasi jantung;

e. Transplantasi kulit;

f. Transplantasi kornea;

g. Transplantasi tulang;

h. Transplantasi pembuluh darah;

i. Transplantasi pankreas.11

D. Tujuan dan Manfaat Xenotransplantasi

10 Chuzaimah T. Yanggo dan Hafiz Anshary, (ed.), Problematika Hukum Islam Kontemporer

(Jakarta: Lembaga Studi Islam dan Kemasyarakatan, 2002), hal. 85 11 Diakses dari http://rudyct.com/PPS702-ipb/02201/anita_esfandiari.htm., pada tanggal 20

Oktober 2009

Page 33: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

24

Xenotransplantasi sebagai satu upaya untuk melepaskan manusia dari

penderitaan yang secara biologis mengalami ke abnormalan atau menderita satu

penyakit yang mengakibatkan rusaknya fungsi satu organ, jaringan atau sel

dengan menggunakan donor organ, jaringan atau sel dari hewan atau dengan kata

lain transplantasi yang dilakukan antar spesies. Pada dasarnya bertujuan untuk :

1. Kesembuhan dari suatu penyakit, misalnya rusaknya jantung, ginjal, dan lain

sebagainya.

2. Pemulihan kembali suatu organ, jaringan atau sel yang telah rusak atau

mengalami kelainan tetapi sama sekali tidak terjadi kesakitan biologis, seperti

pencangkokan sel atau jaringan dari hewan untuk pemulihan bibir sumbing.12

Jika ditinjau dari segi tingkatan tujuannya, maka transplantasi bermaksud:

1. Semata-mata pengobatan dari sakit atau cacat yang kalau tidak dilakukan

dengan pencangkokan tidak akan menimbulkan kematian, seperti transplantasi

kornea dan bibir sumbing.

2. Sebagai jalan terakhir, jika tidak dilakukan menimbulan kematian, seperti

transplantasi ginjal, hati dan jantung.13

Dengan demikian, manfaat Xenotransplantasi adalah sebagai suatu

alternatif besar sebagai antisipasi terbatasnya pendonor terhadap pasien sehingga

dapat digantikan dengan pendonor antar spesies.

12 M. Sa’ad Ih., “Transplantasi dan Hukum Qiyas Delik Pelukaan Studi tentang Reformasi

dan Perubahan Eksekusi” dalam Chuzaimah T. Yanggo Problematika Hukum Islam Kontemporer, hal. 86

13 Ibid., h. 87

Page 34: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

25

Di balik manfaat dan tujuan transplantasi yang merupakan suatu solusi

bagi mereka yang membutuhkan transplantasi juga mempunyai beberapa kendala

dan salah satu kendala yang signifikan dari praktek transplantasi ini biasanya

adalah terjanya rejeksi (penolakan) pada tubuh pasien terlebih pada praktek

xenotransplantasi yang obyek transnya adalah antar spesies, sehingga

transplantasi sederharna paling baik dilakukan bila organ atau jaringan

penggantinya berasal dari tubuh sendiri karena memiliki struktur yang sama

sehingga meminimalisir dari respon rejeksi akibat praktek transplantasi itu

sendiri.

Page 35: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

BAB III

GAMBARAN UMUM PRAKTEK

XENOTRANSPLANTASI ORGAN TUBUH

A. Teknik Xenotransplantasi Organ

Secara teknik bedah, transplantasi organ dapat dilakukan dengan cara:

1. Ortopik yaitu memasang organ yang akan dicangkokan di tempat asli dari

organ yang akan diganti, dengan terlebih dahulu mengambil organ yang asli;

2. Heterotopik yaitu pencangkokan yang dipasang pada tempat organ yang lain

sedangkan organ yang rusak tidak dikeluarkan pada teknik ini.

Dalam melakukan pencangkokan suatu organ, terdapat beberapa teknik

dalam praktek pembedahannya, biasanya teknik ini dilakukan pada saat operasi,

baik terhadap donor maupun terhadap pasien. Setiap teknik pembedahan pada

macam-macam organ dilakukan dengan cara yang berbeda seperti contoh pada

praktek transplantasi organ ginjal teknik pembedahan yang digunakan adalah

nefrektomi dan jenisnya pembedahan dari nefrektomi:

1. Nefrektomi donor sukarelawan

Teknik ini dilakukan melalui lusisi flank. Iga bisa direseksi

(dikeluarkan) untuk mempercepat pengupasan setelah memotong kulit

jaringan subkutis dan otot flank kemudian ginjal didekati retropenitoneum

melalui fascia gerota setelah itu pembuluh darah revalis diberi rangka dan

dipotong pada sambungannya dengan aorta dan vena cava. Aorta di potong

26

Page 36: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

27

pada pinggir pelivis kemudian bila ginjal telah di mobilisasi sementara,

pembuluh darah dipotong dan ginjal dikeluarkan, setelah itu ginjal baru

ditransplantasi, pada praktek transplantasi ini memerlukan operasi besar

dimana banyak organ yang dilibatkan dalam prosesnya.1

2. Nefrektomi donor kadaver

Teknik ini dilakukan untuk mengeluarkan salah satu organ dari tubuh

seseorang, dalam praktek transplantasi ginjal yakni kedua ginjal dikeluarkan

secara bersamaan dengan segmen sorta dan vena cava untuk menghindari

cedera pada pembuluh darah revalis.

Secara teknik bedah dalam praktek transplantasi dan xenotransplantasi

tidak memiliki perbedaan yang sangat urgen yang mana dalam prakteknya

terdapat beberapa teknik untuk mencangkok organ dalam tubuh manusia akan

tetapi dalam praktek xenotransplantasi harus lebih diperhatikan, karena objek

dari pendonor yang berbeda spesies yang secara pasti pula akan terjadi penolakan

dari sistem imun recepiens sehingga perlu adanya strategi yang dilakukan untuk

memperkecil atau apabila mungkin meniadakan peran obat-obat penekan sistem

imun atau efek rejeksi yakni dengan:

1 Artikel diakses dari kampung mesin-http://mavia-lontong.blogspot.com/ pada tanggal 23 Juli 2009

Page 37: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

28

1. Menyisipkan gen yang dapat menghentikan penolakan hiperakut, respons

imuns lapis pertama yang akan menyerang organ hewan pada beberapa saat

setelah implantasi.

2. Menghilangkan gen pada objek pendonor yang menandai organ sebagai

benda asing dan membuat sistem kekebalan menjadi melemah.

3. Indentifikasi faktor-faktor yang mengarah kepada penolakan vaskuler dan

sistem kekebalan lapis kedua yang dapat menghancurkan organ yang

ditransplantasikan dalam hitungan minggu atau bulan.2

Adapun pedoman pemanfaatan organ, sel, dan jaringan hewan dalam

praktek xenotransplantasi perlu dipersiapkan untuk mengurangi resiko terhadap

resepiens, pedoman tersebut berlaku untuk semua jenis xenotransplantasi yang

meliputi pencangkokan organ tubuh, serta transplantasi sel atau jaringan,

mengingat potensi rejeksi atau potensi infeksi dampak dari implantasi organ

dalam praktek xenotransplantasi misalnya bakteri yang dapat menginfeksi atau

virus yang dapat menimbulkan penyakit bagi resipiens organ hewan. Pedoman

xenotransplantasi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

2 Artikel diakses dari kampung mesin-http://mavia-lontong.blogspot.com/ pada tanggal 23 Juli 2009

Page 38: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

29

Tabel 1 Pedoman Pelaksanaan Xenotransplantasi3

Perencanaan klinis 1. Tim harus melibatkan ahli bedah, dokter ahli

penyakit menular, dokter hewan, imunologis,

spesialis pengendali infeksi, dan mikrobiolog.

2. Pusat atau rumah sakit pelaksana harus terkait

dengan laboratorium virologi dan mirobiologi.

3. Pedoman transplantasi harus ditelaah oleh komisi

keamanan hayati, komisi penggunaan dan perawatan

hewan, dan suatu badan penelaah. Pedoman harus

ditelaah dan disahkan oleh FDA

4. Pedoman harus menjelaskan metode screening

terhadap agen infeksi sebelum dilakukan

transplantasi.

5. Informasi kepada khalayak harus meliputi resiko

potensial bagi resipien, keluarga, atau jenis

hubungan dekat (misalnya hubungan seksual), dan

perlunya mendokumentasikan spesimen serum

sebelum dan sesudah transplantasi untuk suatu

tindak lanjut jangka panjang.

Sumber Hewan 1. Hewan sebaiknya berasal dari kelompok yang telah

3 Ibid.

Page 39: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

30

tersaring, dari peternakan atau koloni yang tertutup,

dan bebas dari kemungkinan infeksi.

2. Hewan harus berasal dari galur yang tercatat dan

dikawinkan dan dibesarkan pada penangkaran.

Aspek klinis 1. Status kesehatan dari resipien xenotransplantasi

harus dimonitor secara klinis dan menjalani uji

laboratorium.

2. Metode pengujian laboratorium harus dipantau dan

didokumentasikan sebelum transplantasi dilakukan.

3. Resipien sebaiknya diberitahu terhadap

kemungkinan potensi terjadinya resiko penyakit

infeksi bagi dirinya maupun bagi orang-orang

dekatnya.

4. Prosedur pengendalian infeksi di rumah sakit harus

dijalankan dengan sebaik-baiknya.

5. Laboratorium yang ada harus mampu mengkultur

dan mengidentifikasi baik agen infeksi yang sudah

banyak diketahui maupun yang baru.

6. Tim kesehatan harus dididik terhadap kemungkinan

resiko penyakit infeksi.

7. Sampel serologis sebaiknya diarsipkan untuk

Page 40: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

31

investigasi lanjutan terhadap kemungkinan infeksi.

8. Catatan kesehatan sebaiknya dipelihara secara

sistematis sehingga tetap memperhatikan dan

melindungi kerahasiaan pasien.

Kesehatan

Masyarakat

1. Panitia pendaftar disarankan dapat menyediakan

informasi untuk keamanan jangka panjang dan

mampu membantu investigasi epidemiologis.

2. Pencatatan atau pendaftaran yang baik dapat

membantu mengidentifikasi xenotransplantasi

dihubungkan dengan masalah kesehatan yang

mempunyai cakupan kesehatan masyarakat.

B. Kajian Xenotransplantasi Organ Tubuh Yang Dapat Diganti dengan Babi

Sejarah aplikasi klinis transplantasi antar spesies pertama tercatat pada

awal abad 204, yakni ketika dilakukan cangkok ginjal dari kelinci, kambing,

domba, primata dan babi namun demikian semua rangkaian uji coba tersebut

menemui kegagalan. Sejak kegagalan tersebut para ilmuan sering melakukan uji

coba hingga pada tahun 1963 Reemtsma dan kawan-kawan berhasil

mencangkokan ginjal simpase ke sejumlah resipien manusia, dan pasien yang

sanggup bertahan hidup paling lama adalah 9 bulan.

4 http://rudy ct.com/pp5702-ipb/02201/mita esfandianti. Htm

Page 41: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

32

Kemudian xenotransplantasi jantung untuk pertama kali dilakukan oleh

Hardy dan kawan-kawan dari University of Missisippi pada tahun 19645 dengan

mencangkokan jantung simpase ke manusia sejak itu delapan kali

xenotransplantasi telah dilakukan, lima menggunakan jantung donor primata, tiga

simpase dan dua baboon.

Pada tahun 1992, yang merupakan perkembangan terbaru dari uji coba

pencangkokan dengan organ babi, Zaplicki dan kawan-kawan mencangkokan

jantung babi kepada seorang penderita sindroma marfan kemudian tim ini

mengidintifikasi tidak terbentuknya respon penolakan hiperakut selama masa

bertahan hidup yang hanya mencapai 24 jam saja. Protokol tersebut melibatkan

juga teknik perfusi jantung babi yang akan digunakan dengan darah resipien

dalam rangka menghilangkan anti-bodi anti babi sebelum pencangkokan jantung

babi secara orthotopik tersebut.

Harian Japan Times yang terbit di Jepang pada tahun 1995 memberitakan

keberhasilan transplantasi katub jantung babi ke tubuh seorang anggota senat di

Amirika Serikat6. Dan sang Senator hingga tahun 2004 masih bertahan hidup,

penggunaan katup jantung babi sebagai pengganti katup jantung manusia menjadi

sering dilakukan dalam praktiknya di Amirika Serikat. Keberhasilan ini tentu

5 Ibid. (23/07/2009) 6 Muladno dan Zainal Abidin, Memanusiakan Babi, Transplantasi Organ Babi Pada

Manusia, Bagaimana Umat Islam Menyikapi, (Jakarta, Britz Publisher, 2004), h. 24

Page 42: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

33

menyulut semangat para peneliti untuk melanjutkan penelitiannya dalam hal

transplantasi organ babi ke manusia.

Babi sebagai sumber organ donor bukanlah merupakan pilihan yang asal

jadi, banyak pertimbangan yang digunakan sebagai landasan yang cukup kuat

dalam menentukan pilihan pada binatang tersebut. Organ babi berdasarkan fakta

ilmiah yang ada memiliki kemiripan dengan organ manusia, beberapa organ

tubuhnya memiliki bentuk dan ukuran yang sama dengan organ manusia, seperti

halnya hati babi yang memiliki kemiripan dengan hati manusia kemudian ukuran

dan fungsi-fungsinya nyaris identik. Didasarkan pada tingkat ketersediaannya

organ dari babi jauh lebih mudah diperoleh dibandingkan dengan organ yang

berasal dari manusia atau primata lainnya.

Harus diakui, binatang donor yang menguntungkan dan memungkinkan

adalah babi, karena babi bereproduksi dengan cepat dan anaknya banyak, dan

organ babi yang berukuran sama dengan organ manusia, namun juga mudah

membuat organ babi dalam kondisi bebas patogen7 rendahnya resiko membawa

patogen hewan babi yang dapat menginfeksi manusia lebih kecil dari pada

menggunakan kera atau monyet. Kemudian disamping metabolisme babi yang

mirip manusia, babi secara genetik juga dapat dimanipulasi untuk mengurangi

resiko penolakan.

7 http://agorsiloku.wordpress.com/2007/01/03/trasplantasi-organ demi-kelangsungan-hidup-manusia (20/02/2009)

Page 43: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

34

Dari sekian banyak keuntungan yang akan didapat jika xenotransplantasi

dilakukan dengan obyek babi, tetap tim medis harus selalu berhati-hati dan terus

melakukan uji coba, karena dalam praktek xenotransplantasi dengan organ babi

virus yang paling perlu diperhatikan adalah Porcine Endogenorons Retrovirus

(PERU) karena PERU ada dalam hampir semua straik babi dan tidak dapat

dihilangkan dengan meningkatkan babi dalam kondisi steril. Meskipun PERU

inaktif, dan tidak berbahaya di dalam tubuh babi, namun dikhawatirkan

transplantasi kemanusia dapat mengaktifkan virus, dan bahkan mungkin dapat

menimbulkan penyakit baru dan dapat membahayakan jiwa resipien atau

penerima transplantasi.

C. Xenotransplantasi Organ Tubuh Babi Ke Manusia Dalam Perspektif Ilmu

Kedokteran

Untuk meningkatkan keberhasilan xenotransplantasi dari organ babi ke

tubuh manusia, saat ini banyak dilakukan pengembangan babi transgenik yakni

melalui teknologi rekayasa dengan harapan organ babi dapat dikenali oleh sistem

imun (kekebalan) tubuh manusia, dengan demikian reaksi penolakan tubuh

manusia terhadap masuknya organ babi trasgenik tersebut menjadi tidak ada.

Data dari United Network For Organ Sharing (UNOS) menunjukkan

bahwa pada tahun 1999, jumlah operasi transplantasi berbagai organ yang

berhasil dilakukan pada manusia sebanyak 21.679. Pada tahun yang sama, jumlah

pasien yang membutuhkan operasi transplantasi organ sebanyak 72.834. artinya,

Page 44: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

35

hanya 29,7% dari total pasien yang membutuhkan transplantasi (pencangkokan)

organ dapat terpenuhi. Jumlah pasien akan cenderung meningkat dengan

pertambahan jumlah penduduk dari waktu ke waktu maupun karena berbagai

faktor yang mempengaruhi kesehatan seseorang.8 Berikut ini tabel kebutuhan

organ bagi kelangsungan hidup manusia, yang dikutip dari Muladno:

Tabel 2

Kebutuhan organ bagi kelangsungan hidup manusia

No. Jenis Transplantasi

Jumlah transplantasi pada tahun 1999

Jumlah pasien menunggu

transplantasi 1. Ginjal 12.483 45.758

2. Hati 4.698 15.681

3. Pankreas (utuh) 363 937

4. Pankreas (islet cell) 946 2.361

5. Usus 70 135

6. Jantung (keduanya) 21,185 4.115

7. Jantung paru-paru 49 207

8. Paru-paru 885 3.640

Jumlah Total 21.679 72.834

8 Muladno, Seputar Teknologi Rekayasa Genetik, (Bogor: Pustaka Wirausaha Muda:2002), hal. 83

Page 45: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

36

Kebutuhan akan organ sebagaimana yang tercantum dalam tabel di atas

menunjukkan bahwa hal tersebut menjadi masalah besar dalam dunia kedokteran

manusia. Hanya mengharapkan donor dari orang lain tidak akan pernah

mencukupi kebutuhan. Melalui cara komersial, apalagi ilegal, jelas bertentangan

dengan norma dan etika dilihat dari sudut pandangan agama apapun di dunia. Para

ilmuwan berusaha keras untuk mencari alternatif. Monyet dan babi menjadi

pilihan. Dari berbagai percobaan dan penelitian yang dilakukan secara terus

menerus, tampaknya babi lebih menjanjikan daripada monyet. Pada tahun 1995,

The Japan Times edisi 1 Juli 1995, sebagaimana yang dikutip oleh Muladno,

menulis cerita tentang seorang senator Amerika Serikat yang katup jantungnya

berasal dari babi. Ini merupakan salah satu contoh keberhasilan dari transplantasi

organ babi ke manusia.9

Namun pencangkokan organ babi ke manusia masih mengalami banyak

kendala sehingga belum dapat digunakan sebagai operasi rutin. Diketahui bahwa

salah satu di antara kendalanya adalah adanya alpha 1,3-galactose pada

permukaan sel babi. Adanya senyawa ini membuat kegagalan pencangkokan

jaringan atau organ babi ke tubuh manusia karena sel manusia mempunyai

antibodi yang mampu mengusir senyawa tersebut. Sistem penolakan ini dikenal

dengan nama Hyperacute Rejection atau disingkat HAR. Tidaklah mengherankan

9 Muladno, Seputar Teknologi Rekayasa Genetik, hal. 84-85

Page 46: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

37

apabila setiap perusahaan yang bergerak dalam bidang pencangkokan organ selalu

berupaya keras merancang strategi untuk dapat mengatasi HAR tersebut. 10

Perkembangan biologi molekuler yang spektakuler memberi harapan bagi

para ilmuan, pembuatan hewan transgenik bukan merupakan suatu hal yang sulit

lagi, berbagai jenis hewan telah disisipi gen asing termasuk gen manusia. Hal ini

berkaitan dengan Hyperacute Rejection atau biasa disingkat dengan HAR.

Kemudian jika kembali ke pembahasan awal mengenai babi hasil transgenik

bukanlah suatu isapan jempol hal ini nyata seperti halnya tim peneliti dari

nextram (perusahaan bioteknologi) yang membuat babi transgenik yang mampu

mengekpresikan protein manusia, karena protein ini sangat berperan penting

dalam sistem pertahanan tubuh (immune system). Dengan terekspresikannya

protein tersebut dalam organ babi, maka organ itu dapat di terima oleh sistem

pertahanan tubuh manusia sehingga pencangkokan organ babi ke tubuh manusia

dapat dilakukan dengan minimnya respect rejeksi dari tubuh manusia itu

sendiri.11

Kajian babi hasil transgenik serta telaah lebih dalam praktik

xenotransplantasi organ babi ketubuh manusia harus dipelajari lebih dalam lagi

karena tanpa babi transgenik dalam arti xenotransplantasi yang dilakukan dengan

babi biasa bukan hasil transgenik sudah akan pasti menimbulkan rejeksi atau

10 Ibid., h. 85 11 Ibid., h. 85

Page 47: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

38

penolakan, penolakan utama yang mungkin terjadi ada penolakan hiperakut,

penolakan ini bisa terjadi karena hiperakut menolak gula galaktosa yang

diproduksi babi sehingga dampak dari penolakan tersebut mengakibatkan

rusaknya pembuluh darah manusia.12

Pada kasus xenotransplantasi, untuk memperkecil atau jika perlu

meniadakan peran obat-obatan penekan sistem kekebalan, strategi yang dilakukan

di antaranya adalah:

1. Menghilangkan gen yang menandai organ sebagai benda asing dan membuat

sistem kekebalan menjadi melemah.

2. Identifikasi berbagai faktor yang mengarah kepada penolakan vaskuler dan

sistem kekebalan lapis kedua yang dapat menghancurkan organ yang

ditransplantasikan dalam hitungan minggu atau bulan.13

12 Muladno dan Zainal Abidin, Memanusiakan Babi, Transplantasi Organ Babi Pada Manusia, hal. 23

13 Ibid. hal. 23

Page 48: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

BAB IV

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK

XENOTRANSPLANTASI ORGAN BABI KE MANUSIA

A. Pandangan Hukum Islam Terhadap Babi

Seluruh pemeluk agama Islam percaya tentang kesempurnaan,

kelengkapan, dan fungsi universal ajaran Islam yang termaktub dalam kitab al-

Qur’an dan sunnah Rasul, Islam diyakini sebagai الدين (agama) terakhir dan

penyempurna dari seluruh agama yang pernah diturunkan di muka bumi yakni

agama yang telah dibawa oleh para Nabi dan Rasul-Nya mulai Nabi pertama

Adam AS hingga Nabi paling akhir yaitu Muhammad SAW.1

Kesempurnaan agama Islam tercermin dalam segala hal terkait dalam

bentuk apapun tidak terkecuali mengenai kesucian atau kebersihan firman Allah

SWT:

.....

/ البقرة( ☺ 2 :222(

Artinya: ……Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. (QS. Al-Baqarah/ 2: 222)

Berbicara pandangan Islam mengenai kesucian banyak hal yang menjadi

sorotan mulai dari air, tempat, benda hal itu dimaksudkan untuk menjaga

1 M. Amin Suma, 5 Pilar Islam Membentuk Pribadi Tunggal, (Ciputat: Kholam Publishing,

2007), hal. 31

39

Page 49: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

40

kebersihan guna tercepainya kesehatan, tidak luput pula salah satu yang dianggap

benda najis dari jenis hewan adalah anjing dan babi Sabda Rasul:

ن واله ولغ فيه الكلب ان يغسله سبع مرات اطهور اناء احدآم اذ 2)رواه مسلم(بالتراب

Artinya: “Cara mencuci bejana seseorang dari kamu apabila dijilat anjing, hendaklah dibasuh tujuh kali, salah satunya hendaklah dicampur dengan tanah”. (HR. Muslim)

☺ ☺ ☺

⌧ ☺

⌧ ⌧ ⌧

☺ ☺

☺ ☺

⌧ ⌧

⌦ )3: 5/ المائدة( ⌧Artinya: Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging

hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. dan (diharamkan juga) mengundi nasib

2, Muslim al-Hajâj al-Husain al-Qusyairî Al-Naisâbûrî, Sahîh al-Muslim (Beirut: Dâr Ihyâ’ al-

Turâtsi al-‘Arabi, t. th), Juz 1, hal. 234

Page 50: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

41

dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir Telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. pada hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan Telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa Karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS: Al-Maidah/ 5: 3)

Dalam hadits di atas diperintahkan untuk mencuci sesuatu yang telah

dijilat anjing dengan cara yang istimewa, hal tersebut bukan dikarenakan mulut

anjing yang berhadas melainkan karena najis pengecualian hewan dalam Islam,

demikian halnya babi yang dikiaskan dengan anjing karena keadaannya lebih

kotor dari pada anjing3, hadits tersebut tidak menerangkan secara eksplisit

perlakuan istimewa juga terhadap babi namun surat al-Maidah dalam ayat 3 di

atas sudah cukup jelas menyebutkan babi termasuk hewan yang diharapkan

seperti halnya anjing.

Pemanfaatan babi hukumnya haram, baik atas daging, lemak maupun

bagian-bagian lainnya, hal ini ditegaskan dalam beberapa ayat misalnya QS. 5:3,

QS, 6:14 dan QS, 16:115,4 yang menyatakan pengharaman konsumsi bangkai,

3 H. Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, (Yogyakarta: Sinar Baru Algensindo, 1994), Cet. Ke- 27,

hal. 19 4 Surat Al-‘An’am ayat 14 disebutkan:

⌧ ☺

Artinya: Katakanlah: "Apakah akan Aku jadikan pelindung selain dari Allah yang menjadikan langit dan bumi, padahal dia memberi makan dan tidak memberi makan?" Katakanlah: "Sesungguhnya Aku diperintah supaya Aku menjadi orang yang pertama kali menyerah diri

Page 51: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

42

darah dan daging babi. Dalil-dalil pada beberapa ayat ini merupakan nash yang

jelas, yang menegaskan tentang keharaman, antara lain mengkonsumsi babi. Al-

Qur’an menggunakan kata “lahman” (daging) karena sebagian besar

pengambilan manfaat dari babi adalah daging, selain itu dalam daging babi juga

banyak mengandung lemak yang kurang baik untuk kesehatan manusia.

Dokter-dokter sekarang telah membuktikan bahwa memakan daging babi

itu sangat membahayakan pada semua iklim, terutama yang beriklim panas.

Sebagaimana juga telah dibuktikan melalui tes ilmiah bahwa memakan daging

babi bisa menyebabkan timbulnya cacing pita yang sangat mematikan, juga

cacing-cacing lainnya.5

Pada dasarnya Islam mempunyai rahasia besar mengenai penciptaan babi

hingga kemudian mengapa babi diharamkan hal ini dapat diketahui dari kronologi

dimana kita sebagai umat Islam diwajibkan untuk menyembelih hewan dengan

menyebut asma Allah SWT dan membuat irisan memotong urat nadi leher

hewan, dengan cara ini menyebabkan kematian hewan dengan sempurna karena

kehabisan darah dari tubuh hewan tersebut, namun pada kenyataannya babi tidak

(kepada Allah), dan jangan sekali-kali kamu masuk golongan orang musyrik."(QS. Al-An’am/ 6: 14).

Kemudian dalam surat An-Nahl ayat 115 disebutkan ☺ ☺

☺ ⌧

⌦ ⌧ Artinya: Sesungguhnya Allah Hanya mengharamkan atasmu (memakan) bangkai, darah, daging babi

dan apa yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah; tetapi barangsiapa yang terpaksa memakannya dengan tidak menganiaya dan tidak pula melampaui batas, Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. An-Nahl/ 16: 115). 5 Yusuf Al-Qaradhawi, Halal Haram dalam Islam, terj. Abu Hana Zulkarnain dan

Abdurrahim Mu’thi (Jakarta: Akbar, 2004), Cet. Ke-1, hal. 58

Page 52: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

43

memiliki leher yang kemudian menjadikan manusia memotong atau mematikan

babi dengan cara berbeda dengan hewan lain yang mengakibatkan darah tidak

keluar secara sempurna dan darah tersebut akan menyatu dengan daging. Hal

inilah yang pada dasarnya akan menjadi racun pada tubuh manusia.

Hikmah lain yang diungkap oleh Syaikh Fauzi Muhammad Abu Zaid6,

adalah babi dikenal sebagai hewan yang mempunyai kehidupan yang bebas

disamping babi dikenal sebagai hewan yang kotor dan menjijikkan, jika

dibandingkan dengan ayam, dua ekor ayam jantan dan satu ayam betina kita

satukan dalam kandang dan dua ekor babi jantan dan satu ekor babi betina kita

satukan dalam kandang maka yang akan terjadi adalah ayam jantan akan

berkelahi untuk mendapatkan ayam betina. Sedangkan dalam kandang babi, babi

jantan berkelahi untuk mendapatkan babi betina tetapi yang terjadi adalah dua

babi jantan tersebut akan saling membantu untuk memenuhi hajat seksualnya dan

bahkan lebih dari itu babi jantan mempunyai prilaku homoseksual hal inilah yang

jelas-jelas bertentangan dengan fitrah umat manusia, dan dari itulah Islam

mengharamkan babi untuk menjaga perangai sifat manusia yang merupakan

makhluk mulia agar tidak seperti babi.

Ada lima faktor medis dan ilmiah yang mendorong diharamkannya

daging babi, yaitu:

6 http:// al fasentosa.blogspot.com/2009/07 kenapa babi haram dalam Islam. Htm/comment-

form, diakses Tgl, 27 Juni 2009

Page 53: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

44

1. Daging babi mengandung berbagai jenis cacing yang sangat berbahaya (bagi

tubuh), seperti: cacing pita (taenea) dan trichinea (cacing rambut; cacing bulat

yang tergulung mengalir ke dalam otot, penyebab penyakit trichinosis).

2. Daging babi lebih banyak memungkinkan untuk memindahkan segala jenis

bakteri penyakit daripada daging lainnya.

3. Minyak babi sulit dicerna dan kemungkinannya bertambah untuk terserang

penyakit pada pencernaan, level atau saraf menjadi beku.

4. Influensa yang ganas.7

B. Perbedaan Pendapat Ulama Mengenai Xenotransplantasi

Sejak awal tahun 2000 di Amerika Serikat para ahli medis meneliti

potensi keberhasilan transplantasi organ babi kepada manusia. Proses

transplantasi organ babi ke manusia di ilhami dari tinjauan bentuk dan ukuran

yang mendekati mirip dengan organ manusia. Dimana dalam hal ini organ babi

juga dapat digunakan dalam kondisi bebas patogen dan organ babi dipercaya

tidak menginfeksi manusia karena membawa patogen yang berbahaya bagi

manusia dengan jumlah yang rendah sehingga aman bagi manusia.

Selain itu, organ babi dapat dimanipulasi untuk mengurangi resiko

penolakan. Dalam proses transplantasi organ, acapkali tubuh recipient (penerima

organ) menolak organ transplantasi. Dimana dalam hal ini dapat membahayakan

7 Ahmad Sauki al-Fanjari, Nilai Kesehatan Dalam Syariat Islam terj. Ahsin Wijaya dkk,

(Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hal. 243-254

Page 54: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

45

tubuh recipient. Dalam aspek geo-ekosistem, pemakaian hewan babi dipilih

karena hewan babi merupakan hewan yang dapat bereproduksi secara cepat

sehingga secara populasi, hewan ini mudah dibudidayakan.8

Berkenaan dengan masalah transplantasi, dalam buku Fiqih Kontemporer

membahas tentang pemindahan anggota tubuh yang najis ke tubuh manusia

seperti bangkai binatang ternak dan hewan seperti babi. Para ahli medis telah

menyebutkan bahwa tulang babi adalah salah satu tulang yang paling bagus untuk

mengobati tulang manusia. Di mana tulang itu selain menyembuhkan dengan

cepat, dia tidak mempunyai efek samping yang mengakibatkan tulang menjadi

bengkok.

Apabila tulang babi dipindahkan ke manusia atau bangkai kambing

diambil tulangnya dan dipindahkan untuk mengganti tulang manusia yang

pecah/rusak, bagaimana hukumnya?

Menurut penulis buku tersebut, ia berpendapat bahwa hukum asalnya

diharamkan dan tidak boleh dilakukan, sebab bangkai itu najis dan babi juga

binatang yang diharamkan. Meskipun demikian Syaikhul Islam Ibn Taimiyah

untuk tulang bangkai binatang beliau berpendapat suci. Akan tetapi, berdasarkan

pendapat jumhur ulama mengatakan najis, mereka mengambil ketentuan tidak

8 Dikutip dari http://www.klikdokter.com/page/Babi%20Dengan%20Kesehatan pada tanggal

20 Oktober 2009

Page 55: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

46

boleh memindahkan anggota tubuh yang najis, seperti kulit, tulang, gigi, tulang

babi.9

Menurut Khalid bin Ali Al-Musyaiqih, apabila seseorang terpaksa

melakukan xenotransplantasi, maka boleh dengan dua syarat:

1. Dilakukan setelah mencari dan mendalami, dia sudah mencari obat yang

cocok untuk penyakitnya. Dan dia telah bersungguh-sungguh dalam mencari

dan mendalami penyakitnya, namun belum didapatkan obat yang suci, maka

tidak boleh kemudian dia kembali kepada barang yang najis.

2. Kondisinya sangat mendesak, yaitu amat sangat membutuhkannya, jika tidak

mendesak maka tidak diperkenankan.10

Berhubung transplantasi termasuk dalam permasalahan fiqih kontemporer,

maka penulis berusaha mengemukakan pandangan-pandangan para fuqaha

kontemporer tentang permsalahan tersebut. Berdasarkan hasil penelusuran

penulis, ada 2 pandangan tentang transplantasi organ tubuh hewan ini, yaitu yang

menentang dan yang mendukung.

1. Pandangan-pandangan yang menentang

Dua ulama terkemuka yang menulis penolakan terhadap transplantasi

organ manusia adalah almarhum Muftî Muhammad Sayfî’ dari Pakistan dan

Dr. ‘Abd al-Salâm al-Syukrî dari Mesir.

9 Khalid bin Ali Al-Musyaiqih, Fiqih Kontemporer, terj. Ibn Rasyid, (Klaten: Inas Media,

2008), Cet. I, h. 67 10 Khalid bin Ali Al-Musyaiqih, Fiqih Kontemporer, h. 68

Page 56: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

47

Muftî Syafî’ berpendapat bahwa transplantasi organ tidak

diperbolehkan berdasarkan atas tiga konsep:

a. Kesucian hidup/tubuh manusia

Dari ajaran-ajaran yang teradapat dalam al-Qur’an, dapat ditarik

kesimpulan bahwa manusia diperintahkan untuk melindungi dan

melestarikan kehidupannya sendiri serta kehidupan orang lain. Sebagai

contoh, manusia dilarang melakukan bunuh diri:11

⌧ ☺

)29: 3/ النساء(Artinya: Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah

adalah Maha Penyayang kepadamu. (QS. An-Nisâ’/ 3: 29)

b. Tubuh manusia sebagai amanah

Allah SWT telah melengkapi manusia dengan segala apa yang

dibutuhkannya berkenaan dengan organ-organ tubuh. Seperti yang

tercantum dalam al-Qur’an:

⌧ )9-8: 90/ البلد( ⌧Artinya: Bukankah kami Telah memberikan kepadanya dua buah mata.

Lidah dan dua buah bibir. (QS. Al-Balad/ 90: 8-9)

11 Abul Fadl Mohsin Ebrahim, Fikih Kesehatan: Kloning, Eutanasia, Transfusi Darah,

Transplantasi Organ, dan Eksperimen pada Hewan, Penerjemah Mujiburohman, (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2007, Cet. Ke-1, hal. 82-83

Page 57: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

48

Pemahaman ini akan menuntun seseorang pada kesimpulan bahwa

manusia tidak memiliki hak untuk mendonorkan satu bagian pun dari

tubuhnya karena organ-organ tersebut pada dasarnya bukan miliknya,

melainkan amanah yang dititpkan kepadanya.12

c. Memperlakukan tubuh manusia sebagai benda material

Ketidakbolehan memperlakukan tubuh manusia sebagai benda material

semata dapat dideduksikan dari dua contoh berikut:

Pertama, jika seseorang berada di ambang maut akibat kelaparan, dan ia

tidak dapat menemukan bahkan daging bangkai binatang sekalipun untuk

dimakan, dan yang ada hakikatnya hanyalah daging manusia, maka ia

tetap tidak boleh memakannya.

Kedua, Allah SWT mencela atau mengutuk orang yang menggabungkan

rambut seorang wanita dengan rambut wanita lain untuk menjadikannya

tampak panjang, dan Dia juga mengutuk wanita yang rambutnya dipotong

untuk tujuan itu. Wanita diperbolehkan menambah gelungan rambutnya

dengan bulu binatang (wol). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa

penggunaan rambut manusia untuk tujuan ini dianggap melanggar hukum,

dan pemanfaatan organ tubuh manusia juga dianggap melanggar hukum.13

Al-Syukrî menguraikan penentangannya terhadap transplantasi organ

berdasarkan atas pertimbangan-pertimbangan berikut:

12 Abul Fadl Mohsin Ebrahim, Fikih Kesehatan, hal. 84-85 13 Ibid., h.85

Page 58: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

49

a. Kesucian tubuh manusia

Ulama menetapkan kewajiban untuk menguburkan kembali tulang-tulang atau

sisa-sisa tubuh mayat manusia jika, atas dasar alasan tertentu, mayat itu

dikeluarkan dari kubur. Sama wajibnya pula dengan mengubur tangan atau

kaki yang dipotong dari seorang terpidana, begitu pula dengan kuku-kuku

manusia, rambut, dan lain-lain, dalam rangka memuliakan tubuh manusia.

b. Larangan menggunakan benda terlarang sebagai obat

Pemanfaatan organ tubuh manusia dalam praktik penyembuhan menjadi

sesuatu yang terlarang berdasarkan pada fatwa bahwa mazhab Hanafi

memandang pemanfaatan tulang manusia dalam pengobatan sebagai

perbuatan keji.

c. Menjaga kemuliaan hidup manusia

‘Abd al-Rahmân ibn ‘Utsmân r.a. meriwayatkan bahwa seorang tabib datang

kepada Nabi SAW dan bertanya tentang kebolehan memanfaatkan katak

sebagai obat. Nabi SAW lalu melarang tabib itu untuk melakukannya. Karena

riwayat ini mengecam pembunuhan katak untuk digunakan dalam pengobatan,

maka dalam upaya menjaga kemuliaan hidup manusia, bukanlah lebih patut

bila penggunaan organ tubuh manusia dalam praktik pengobatan tidak

diperbolehkan.

d. Menghindari keraguan

Pemanfaatan organ tubuh manusia dalam praktik transplantasi bisa disamakan

dengan bergumul dengan hal-hal yang meragukan. Dengan demikian, jika

Page 59: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

50

seseorang menghindari praktik transplantasi organ, ia akan memperoleh

keuntungan dari dua sisi. Pertama, jika transplantasi organ ternyata tergolong

sebagai sesuatu yang terlarang, berarti ia telah menjaga dirinya dari

melampaui batas yang telah ditetapkan Allah SWT. Kedua, jika transplantasi

organ termasuk dalam kategori yang diperbolehkan, maka ia akan mendapat

pahala karena telah menghindari sesuatu yang dikhawatirkan termasuk yang

terlarang.14

2. Pandangan yang mendukung

Para ulama yang mendukung pembolehan transplantasi organ

berpendapat bahwa transplantasi organ harus dipahami sebagai salah satu

bentuk layanan altruistik bagi sesama muslim. Pendirian mereka tentang

transplantasi organ dapat diringkas sebagai berikut:

a. Kesejahteraan publik

Dalam Islam ada beberapa kaidah yang menyatakan:

15 13المحظورات بيحت الضرورات (1 Keterpaksaan membuat sesuatu yang terlarang menjadi boleh. Maksudnya, apabila terjadi suatu keterpaksaan menggunakan sesuatu

yang diharamkan dan tidak mungkin menghindar darinya, maka

penggunaan yang diharamkan ini diperbolehkan. Namun, ini bukan

14 Ibid, hal. 86-88 15 Walid bin Rasyid as-Sa’idan, Fikih Kedokteran, terj. Muhammad Syafii Masykur,

(Yogyakarta: Pustaka Fahima, 2007), hal. 100

Page 60: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

51

berarti boleh secara mutlak, melainkan terbatas dengan kaidah kelima

belas yaitu:

16هالوزب لطب رذعل ازج امSesuatu yang dibolehkan karena udzur, maka kebolehan itu menjadi batal jika udzurnya sudah hilang.

1717حالصمال نم ىلعاأل مديق حالصمال ددع ماحزت اذإف (2 Ketika dua kepentingan yang saling bertentangan bertemu, maka kepentingan yang dapat membawa manfaat yang lebih besarlah yang didahulukan.

18 18امهفخأ ابكتارب امهدشأ يعور انتدسفم تضارعت اذإ (3 Jika terpaksa harus memilih di antara dua hal, maka pilihlah yang paling ringan keburukannya. Hukum Islam akan mengizinkan pembedahan perut seseorang yang

telah mati jika diketahui bahwa orang itu telah menelan sekeping intan

atau sepotong emas sehingga benda berharga itu dapat dikembalikan

kepada pemiliknya yang sah. Penjelasan logis untuk hal ini adalah

bahwa jika benda tersebut ternyata memang milik orang yang sudah

mati itu, maka ahli warislah yang akan menerima benda berharga

tersebut.

Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa setelah seseorang mati,

dibenarkan mengambil salah satu organ yang dikehendaki dari tubuh

orang itu untuk ditransplantasikan pada tubuh orang lain yang masih

hidup. Tindakan ini bisa dianggap sebagai langkah terpuji karena

16 Walid bin Rasyid as-Sa’idan, Fikih Kedokteran, hal. 104 17 Ibid. 18 Ibid.

Page 61: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

52

berkat praktek ini, kualitas hidup orang yang masih hidup itu bisa

ditingkatkan.

Kebolehan transplantasi organ harus dibatasi dengan ketentuan-

ketentuan berikut:

1) Transplantasi organ tersebut adalah satu-satunya bentuk (cara)

penyembuhan yang bisa ditempuh;

2) Derajat keberhasilan dari prosedur ini diperkirakan tinggi;

3) Ada persetujuan dari pemilik organ yang akan ditransplantasikan atau

dari ahli warisnya;

4) Kematian orang yang organnya akan diambil itu telah benar-benar

diakui oleh dokter yang reputasinya terjamin, sebelum diadakan

operasi pengambilan organ;

5) Resipien organ tersebut sudah diberitahu tentang operasi transplantasi

berikut implikasinya.

b. Altruisme (al-Îtsâr)

Tindakan seseorang yang masih hidup untuk mendonorkan salah satu

organ tubuhnya kepada saudara kandungnya atau orang lain yang sangat

membutuhkan harus dipandang sebagai tindakan altruisme dan orang-

orang yang menyadari bahwa mereka memiliki sesuatu yang bermanfaat

bagi orang lain. Namun ada batasan-batasan yang harus diperhatikan:

1) Harus ada persetujuan dari si donor;

Page 62: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

53

2) Transplantasi itu merupakan satu-satunya jalan penyembuhan yang

bisa ditempuh;

3) Tidak ada bahaya yang mengancam kehidupan si donor;

4) Transplantasi itu sendiri telah terbukti berhasil dilakukan di masa lalu.

“Dia tidak menemukan lainnya”. Kalimat tersebut berlaku, jika dia

mendapatkan tawaran tulang najis meghaladzah (berat) dan tulang najis lain.

Maka yang harus didahulukan adalah tulang yang tidak najis mughaladzah.

Sebagaimana Al-Barmawi mengatakan: “Jika dia menemukan tulang anjing dan

babi maka yang dia dahulukan adalah tulang babi sebab anjing mempunyai

tingkat najis yang lebih berat.19

Adapun mengenai transplantasi organ tubuh binatang, Dewan Akademi

Fikih Islam Liga Dunia Muslim, Mekah, pada rapat kerjanya yang ke-4 (1405

H/1985 M), menetapkan bahwa menurut syariat diperbolehkan transplantasi

organ tubuh binatang yang telah disembelih menurut tata cara Islam dan/atau

organ tubuh binatang yang haram di makan pada tubuh manusia bila terdapat

situasi yang mendesak. Resolusi tentang heterotransplantasi ini juga ditetapkan

oleh Akademi Fikih Islam India dalam seminar fikihnya yang pertama (Delhi,

Maret 1989). Seorang muslim boleh menjadi resipien organ manusia maupun

organ binatang.20

19 Muhammad SR, “Pengobatan dari Aneka Binatang” (Jombang: Lintas Media, 2007), Cet.

I, h. 21 20 Walid bin Rasyid as-Sa’idan, Fikih Kedokteran, h. 98-99

Page 63: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

54

Transplantasi dengan menggunakan binatang najis/ haram seperti, babi

atau bangkai binatang dikarenakan mati tanpa disembelih secara Islami terlebih

dahulu. Dalam hal ini tidak dibolehkan kecuali dalam kondisi yang benar-benar

gawat darurat. dan tidak ada pilihan lain. Dalam sebuah riwayat atsar disebutkan:

“Berobatlah wahai hamba-hamba Allah, namun janganlah berobat dengan barang

haram.” Dalam kaedah fiqh disebutkan “Adh Dharurat Tubihul Mahdhuraat”

(darurat membolehkan pemanfaatan hal yang haram) atau kaedah “Adh Dhararu

Yuzaal” (Bahaya harus dihilangkan) yang mengacu surat Al Maidah: 3. “Adh

Dharurat Tuqaddar Biqadarihaa” (Pertimbangan kondisi darurat harus dibatasi

sekedarnya) Al Baqarah: 173 (Majma’ Annahr : II/535, An-Nawawi dalam Al-

Majmu’ : III/138 )21

Untuk transplantasi dari organ tubuh binatang hukumnya boleh dengan

syarat: binatang tersebut tidak najis/halal, (sapi, kerbau, kambing). Dan tidak

diperbolehkan transplantasi dari binatang yang najis (babi, dll) atau binatang

yang mati dengan tidak disembelih dengan cara yang Islami, dikecualikan dalam

kondisi sangat darurat dan tidak ada pilihan lain. Dalam sebuah riwayat atsar

disebutkan: “Berobatlah wahai hamba-hamba Allah, namun janganlah berobat

dengan barang haram.”22

21 Sejarah Transplantasi dan Hukum Donor Jaringan Tubuh menurut Islam, artikel diakses

tanggal 20 Oktober 2009 dari http://buyung30.wordpress.com/2009/02/27/sejarah-transplantasi-dan-hukum-donor-jaringan-tubuh-menurut-islam/

22 Setiawan Budi Utomo, “Fikih Kontemporer”, (Jakarta: Pustaka Saksi, 2000), Cet. I., h.

216

Page 64: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

55

Dalam kajian kitab-kitab klasik, telah disebutkan mengenai transplantasi.

Meskipun pada waktu itu ilmu kedokteran belum berkembang sepesat seperti

yang sekarang ini, namun permasalahan pencangkokan organ tubuh sudah

dibahas oleh para ulama. Salah satu bentuk pencangkokan yang dibahas dalam

kitab-kitab klasik di antaranya adalah mengenai pencangkokan tulang.

Dalam kitab Hâsyiah al-Jamal ‘alâ syarh al-Minhaj,

من) بنجس (وصله إلى) لحاجة (بقولي زدته بقيد) عظمه وصل ولو() عذر (الطاهر لفقد قوله من أولى هو) غيره (للوصل) اليصلح (عظم العضو في آخلل) وصله إلى لحاجة قوله (معه صالته فتصح ذلك في) عظم من قوله (نجس بخياطة الجرح هوخياط. ماوي بر اهـ. حوهن أو إرادته وقت أصال أي) غيره للوصل يصلح ال قوله (مغلظا ولو أي الوصل يجز لم الجبر إلى وأسرع أصلح هذا وآان غيره صلح ول حتى ينحبر لا الأدمي لحم إن الخبرة أهل قال حيث حيث للسبكي خالفا به

وأقره الخطيب العلامة وتبعه عذر أنه فيتجه الكلب بعظم إلا سريعا راهفالظ مغلظ ونجس مغلظ غير نجس تعارض ولو. هـ ا رأيه العلامة

23 .ةعيرس ظلغمال نوآو ءربال ئطب هنوآ عم ظلغمال ريغ ميدقت

Artinya: “(Seandainya penyambugan tulang) dengan sesuatu (karena kebutuhan yang mendesak) untuk menyambungnya (dengan yang najis) di mana selainnya (tidak bisa) untuk menyambungnya karena tidak ada yang suci, maka ia (dimaafkan) dan boleh dipakai untuk shalat. Menurut Barmawi, pengertian kebutuhan yang mendesak tersebut, misalnya salah satu anggota tubuhnya pecah dan dijahit dengan benang najis. (Pengertian tulang yang najis tersebut) mencakup najis mughalladzah (najis berat, seperti anjing) selama selainnya (tidak ada yang bisa sama sekali untuk menyambungnya). Berbeda dengan pendapat al-Subuki, seandainya ada yang tidak najis namun yang najis lebih tepat dan lebih cepat menutup dan menyembuhkan, maka tidak boleh menambal dengan yang najis tersebut. Seandainya para pakar berpendapat, bahwa daging manusia tidak bisa tertambal dengan cepat kecuali dengan tulang anjing, maka

23 Imam Syâfi’î, Hâsyiah al-Jumal ‘alâ Syarh al-Minhaj, (Beirut: Dar al-Ma’arif, t.th), Juz I,

hal. 416-417

Page 65: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

56

ia termaafkan. Pendapat ini dianut oleh Imam al-Khatib dan senada dengan pendapat saya. Seandainya terjadi kontradiksi antara najis mughalladzah dan yang bukan mughalladzah, maka yang didahulukun yang bukan mughalladzah walaupun menyebabkan kesembuhannya agak lama, sementara yang mughalladzah bisa cepat”

Kemudian dalam kitab Mughnî al-Muhtâj dikatakan bahwa:

دقفل سجنب (لصوال ىلإ هاجيتاحو الثم هارسنكال) همظع لصو ولو( هلصوو عفني ال هنأ ةربخال لهأ القو هدحو وأ لصولل حالالص) راهالط نأ ىلإ....ةرورضلل هعم هتالص حصتف كلذ ىف) روذعمف (سجالنب وحن مظعب الإ اعيرس ربجي ال يمدأال محل نأ ةربخال لهأ الق ولو... الق نإو يأ) الإو.... (الق نأ ىلإ... رذع هنأ يونسأال الق امآ هجتيف بلآ هيلع مرح لصوال ىلإ جتحي مل وأ حالالص راهالط دوجو عم هب لصو ااررض فخي مل نإ (كلذ هيلع باجو هعزن هيلع) بجو (و هب دعتل 24 ).اراهظ

Artinya: “(Kalau seandainya tulang tersebut disambung) karena retak misalnya, sehingga perlu disambung (dengan sesuatu yang najis karena tidak ada yang suci) yang layak untuk menyambungnya, atau yang ada memang yang najis saja, maka penyambungan tersebut termaafkan, dan shalatnya (dengan membawa sambungan najis tersebut) sah karena darurat. ….sampai pada perkataan …. Seandainya para pakar bedah berkata, bahwa daging manusia tidak akan tertambal secara cepat kecuali dengan tulang anjing, maka menurut al-Asnawî, ia termaafkan…sampai pada perkataan…. Namun jika terdapat sesuatu yang tidak najis dan layak untuk disambungkan, ataupun tidak terlalu mendesak untuk disambung, maka haram menyambungnya dengan sesuatu yang najis tersebut, dan wajib untuk mencabutnya kembali jika memang tidak menimbulkan sesuatu bahaya yang nyata”.

Dalam simposium Nasional II mengenai masalah Transplantasi organ

yang telah diselenggarakan oleh Yayasan Ginjal Nasional pada tanggal 8

September 1995 di arena PRJ Kemayoran, telah ditandatangani sebuah

24 Al-Khatib al-Shirbini, Mughnî al-Muhty Sharh al-Minhaj, (Beirut: Dar a;-Ma’arif, t.th), Juz

I, hal. 195

Page 66: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

57

persetujuan mengenai bolehnya transplantasi organ. Hal ini disetujui antara lain

wakil dari PBNU, MUI, PP Muhammadiyah, dan lain-lain.25

Fatwa dari Bahtsul Masail yang diputuskan pada muktamar ke-29

(Tasikmalaya, 4 Desember 1994). Fatwa ini merupakan respons atas isu dari

kesimpulan disertasi di Universitas Airlangga yang menyimpulkan

dimungkikannya dilakukan transplantasi bagi manusia dengan gigi babi, juga

adanya wacana yang berkembang di kalangan ahli medis tentang kemungkinan

akan digunakannya organ babi sebagai pengganti organ manusia. Beriku tini

petikan butir fatwa Bahtsul Masail yang berkaitan langsung dengan isu

transplantasi dengan babi, sebagaimana yang dikutip dari Zuhroni:

a. Transplantasi gigi dengan gigi babi dan sejenisnya hukumnya tidak boleh. Sebab masih banyak benda lain yang bisa digunakan sebagai pengganti dan karena belum sampai pada tingkat kebutuhan yang mendesak.

b. Transplantasi dengan organ babi untuk menggantikan organ sejenis pada manusia, hukumnya tidak boleh, kecuali sangat diperlukan dan tidak ada organ lain yang seefektif organ babi tersebut. Maka hukumnya boleh menurut pendapat Romli, Imam Asnawi, dan Imam Subki. Adapun menurut Imam Ibnu Hajar, orang yang menerima transplantasi tersebut harus ma’shum.26

Inti fatwa Bahtsul Masail di atas sama dengan fatwa MPKS bahwa

transplantasi menggunakan organ babi haram hukumnya, kecuali jika benar-

25 Serajah Transplantasi dan hukum donor jaringan tubuh dalam Islam, artikel diakses dari

http://buyung30.wordpress.com/2009/02/27/sejarah-transplantasi-dan-hukum-donor-jaringan-tubuh-menurut-islam/, pada tanggal 23 Januari 2010

26 Zuhroni, Respon Ulama Indonesia terhadap Isu-isu Kedokteran dan Kesehatan Indonesia,

Tesis (Jakarta: Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tidak diterbitkan, 2007), hal. 298

Page 67: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

58

benar dalam keadaan darurat. Dalam keputusan yang membolehkannya dalam

keadaan darurat dipersyaratkan ma’shum (terjaga) sebagaimana dipersyaratkan

oleh Ibn Hajar. Maksud ma’shum di sini, di antaranya adalah orang Islam yang

taat, bukan pelaku maksiat seperti pezina, bukan orang murtad, bukan orang kafir

harbi. Dasar yang digunakan argumen oleh oleh bahtsul masail merujuk pada

teks 9 kitab mu’tabarat, pada pendapat sejumlah ulama Syâfi’iyyat.27

Hingga akhir tahun 2005, MUI dan Majlis tarjih belum terdengar

mengeluarkan fatwa khusus tentang hukum melakukan transplantasi dengan

organ atau bagian dari tubuh babi.

Merujuk pada batasan sejumlah ayat tentang haramnya makan babi,

keharamannya bersifat mutlak, karena zatnya. Namun, jika dalam keadaan

darurat maka tidak berdosa mengkonsumsinya. Dalam isu tentang hukum

transplantasi dengan organ babi ini nampaknya ulama menyelesaikannya dengan

cara mengkiaskannya dengan mengkonsumsinya tersebut, hukum mengkonsumsi

dan mentransplantasikannya sama, yaitu haram kecuali jika tidak ada pilihan lain

n(darurat). Pembolehan melaksankan yang diharamkan dalam keadaan darurat ini

sejalan dengan kaidah hukum Islam “kedaruratan menghalalkan yang terlarang”.

Pembolehannya tersebut dibatasi pada batas-batas yang sangat diperlukan, tidak

27 Zuhroni, Respon Ulama Indonesia…., hal. 298

Page 68: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

59

boleh melebihinya. Batasan ini sesuai dengan kaidah hukum Islam ما ابيح للضرورة

28.(darurat diukur berdasarkan kadarnya) يقدر بقدرها

Bolehnya transplantasi organ tersebut juga ditegaskan oleh Quriasy

Shihab bahwa: “prinsipnya, maslahat orang yang hidup lebih didahulukan”.

Selain itu, Ali Yafie juga menguatkan bahwa ada kaedah ushul fiqh yang dapat

dijadikan penguat pemboleh transplantasi yaitu “kehormatan orang hidup lebih

besar keharusan pemeliharaannya daripada yang mati.29

Dari apa yang dikemukakan oleh beberapa ulama kontemporer yang

membolehkan xenotransplantasi, penulis menyimpulkan bahwa hal tersebut

dilakukan sebagai upaya penghormatan kepada manusia, terutama bagi mereka

yang masih memiliki harapan untuk hidup lebih lama dengan melakukan

pencangkokan.

C. Analisis

Permasalahan transplantasi yang akhir-akhir ini diklaim oleh kedokteran

dapat menyelamatkan manusia dari kematian, maupun dari rasa sakit yang

berkepanjangan, harus dilihat dengan bijaksana. Transplantasi dengan

menggunakan organ tubuh hewan, yang lebih dikenal dengan xenotransplantasi,

memberikan solusi alternatif bagi manusia yang ingin mengganti organ

tubuhnya, agar dapat bertahan hidup lebih lama.

28 Ibid., hal. 299 29 Setiawan Budi Utomo, Fiqih Kontemporer, (Jakarta: Pustaka Saksi, 2000), Cet. Ke-1, hal.

213

Page 69: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

60

Yang menjadi pemasalahan di sini adalah penggunaan hewan najis yang

diharamkan oleh Islam, yaitu hewan babi. Alasan penggunaan babi dalam

xenotransplantasi dikarenakan organ tubuh babi memiliki kesamaan dengan

organ tubuh manusia, sehingga keberhasilan dalam proses pencangkokan

dianggap lebih besar dibandingkan dengan menggunakan organ binatang lainnya.

Dari apa yang penulis peroleh melalui penelitian kepustakaan, terdapat

beberapa pendapat di kalangan ulama mengenai xenotransplantasi tersebut.

Masing-masing pendapat memiliki alasan dan landasan dalil-dalil tersendiri,

yang menguatkan penolakan dan persetujuan mereka terhadap xenotransplantasi.

Para ulama yang menyatakan menolak terhadap praktik xenotransplantasi,

menurut penulis, dilakukan karena penghormatan mereka terhadap kesucian

tubuh manusia, yang oleh Allah diciptakan dengan sebaik-baik bentuk. Selain itu

juga untuk menghilangkan keragu-raguan di dalam benak kaum muslimin

mengenai hukum xenotransplantasi yang akan atau yang sudah mereka lakukan.

Dalam salah satu hadis disebutkan, bahwasannya Allah SWT tidak

menjadikan kesembuhan suatu penyakit yang diderita oleh manusia dengan

sesuatu yang haram.

30)البخارى رواه. (يكمعل حرم فيما شفاءآم يجعل لم اهللا إنArtinya: Sesungguhnya Allah tidak menjadikan kesembuhanmu pada sesuatu

yang telah Ia haramkan atasmu. (HR. Bukhari).

30 Bukhari, Muhammad ibn Isma'il Abu Abdillah, al-Jamû' ash-Sahîh al-Mukhtasar, (Beirut:

Dâr Ibn Katsir : 1987) Juz 5, h. 2129

Page 70: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

61

Hadits di atas menyatakan bahwa Allah tidak akan menjadikan sesuatu

yang haram sebagai obat untuk suatu penyakit. Sedangkan praktik

xenotransplantasi yang menggunakan salah satu organ hewan yang diharamkan

yaitu babi, tentu bukanlah pilihan yang tepat. Karena Allah SWT telah

menjadikan tiap-tiap penyakit obatnya yang berasal dari sesuatu yang halal.

Sebagaimana yang telah diketahui, bahwa mengkonsumsi makanan dan

minuman haram, memiliki dampak bagi tubuh manusia itu sendiri. Dalam salah

satu ayat al-Qur’an diceritakan mengenai dampak minuman khamr bagi manusia.

Meskipun ada manfaat dari minuman tersebut, ternyata bahaya yang ada lebih

besar dari pada manfaat yang ditimbulkannya, sehingga minuman tersebut

dilarang oleh Allah SWT.

☺ ☺

☺ ☺

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah[434], adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (QS. Al-Maidah/ 5: 90)

Lalu disebutkan dalam ayat yang lainnya:

Jika ayat tersebut ditarik ke dalam permasalahan xenotransplantasi, maka

dapat dikatakan bahwa dengan melakukan pencangkokan organ tubuh babi ke

dalam tubuh manusia, hal tersebut menjadikan organ tubuh yang najis tadi akan

selalu berada di dalam tubuh, sehingga akan menghalangi saat akan melakukan

Page 71: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

62

ibadah kepada Allah SWT, karena ketidaksucian organ tubuh yang dicangkokkan

ke dalam badan.

Makanan dan minuman yang diharamkan diperbolehkan untuk

mengkonsumsinya jika dalam keadaan terpaksa. Seperti yang ada dalam ayat al-

Qur’an:

☺ ……… ⌧ ⌧

⌦ : 2/ البقرة( ⌧173(

Artinya: Maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Baqarah/ 2: 173)

Kemudian disebutkan dalam salah satu kaidah fiqhiyah yang

menyebutkan bahwa:

المحظورات تبيح الضروراتKeterpaksaan membuat sesuatu yang terlarang menjadi boleh.

Kaidah ini membolehkan mengkonsumsi sesuatu yang sebelumnya

dilarang. Sehingga barang yang diharamkan oleh Islam, akan menjadi halal jika

dalam keadaan yang mendesak.

Sedangkan mengenai xenotransplantasi, kaidah yang digunakan ulama

yang mendukung praktik tersebut adalah kaidah sebagai berikut:

امهفخأ ابكتارب امهدشأ يعور انتدسفم تضارعت اذإJika terpaksa harus memilih di antara dua hal, maka pilihlah yang paling ringan keburukannya.

Page 72: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

63

Hal ini berarti bahwa praktik transplantasi dengan menggunakan sesuatu

yang dilarang oleh agama, seperti memakai organ binatang haram (babi) lebih

dikedepankan karena menyangkut nyawa manusia.

Sedangkan pendapat ulama yang membolehkan praktik xenotransplantasi,

banyak alasan yang dikemukakan. Di antaranya adalah kaidah dalam ushul fiqh

yang mengatakan:

1. Keterpaksaan membuat sesuatu yang terlarang menjadi boleh;

2. Ketika dua kepentingan yang saling bertentangan bertemu, maka kepentingan

yang dapat membawa manfaat yang lebih besarlah yang didahulukan;

3. Jika terpaksa harus memilih di antara dua hal, maka pilihlah yang paling

ringan keburukannya.

Kaidah tersebut memberikan keringanan kepada umat Muslim mengenai

sesuatu yang jika berada dalam keterpaksaan, maka larangan terhadap sesuatu

menjadi gugur, seperti ketiadaan makanan sehingga membolehkan memakan

binatang atau makanan haram tanpa berlebih. Demikian halnya jika seseorang

yang menderita suatu penyakit, dan penyakit tersebut tidak akan dapat sembuh

kecuali dilakukan transplantasi dengan menggunakan organ tubuh binatang yang

najis/haram, hal tersebut menurut sebagian ulama diperbolehkan.

Islam memberikan aturan-aturan yang jelas mengenai bagaimana seorang

muslim menjalani hidup. Demikian juga dalam hal kesehatan, Islam memberikan

aturan-aturan yang jelas mengenai penyembuhan berbagai penyakit yang

mengganggu tubuh manusia. Xenotransplantasi sebagai salah satu hasil

Page 73: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

64

penemuan di bidang kedokteran, memang masih menyisakan permasalahan di

dalam benak umat muslim mengenai hukumnya, mengingat organ tubuh yang

digunakan adalah binatang najis/haram.

Tanpa mengesampingkan argumen yang telah dikemukakan oleh ulama-

ulama yang menolak xenotransplantasi, menurut hemat penulis, Islam sangat

menghargai nyawa manusia. Untuk itu, usaha-usaha untuk menyelamatkan

nyawa manusia harus disikapi dengan bijaksana, meskipun salah satu solusi yang

ditawarkan adalah dengan mengganti organ tubuh manusia dengan organ tubuh

hewan yang najis/haram. Yang patut dijadikan perhatian bagi mereka yang ingin

melakukan xenotransplantasi adalah keterpaksaan atau keadaan yang sudah tidak

bisa dicarikan solusi lainnya. Sehingga, menurut penulis, xenotransplantasi dapat

dilakukan jika memang sudah tidak ada lagi solusi dalam menyembuhkan suatu

penyakit, sedangkan orang yang menyandang penyakit tersebut akan menemui

ajal jika tidak segera dilakukan xenotransplantasi.

Page 74: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian pustaka yang telah penulis lakukan, dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Para ahli biologi berpandangan bahwa organ atau jaringan tubuh manusia

memiliki kesamaan dengan babi. Beberapa organ tubuh babi memiliki bentuk

dan ukuran yang sama dengan organ tubuh manusia, seperti hati babi yang

memiliki kemiripan dengan hati manusia, ukuran dan fungsi-fungsinya yang

nyaris identik. Didasarkan pada tingkat ketersediaannya organ dari babi jauh

lebih mudah diperoleh dibandingkan dengan organ yang berasal dari manusia

atau primata lainnya.

2. Praktek transplantasi dan xenotransplantasi dalam dunia kedokteran beberapa

kali mengalami kesuksesan di antaranya transplantasi katub jantung babi ke

tubuh seorang anggota senat Amerika Serikat pada tahun 1995. Proses

pelaksanaan xenotransplantasi dilakukan dengan cara:

a. Ortopik yaitu memasang organ yang akan dicangkokan di tempat asli dari

organ yang akan diganti, dengan terlebih dahulu mengambil organ yang

asli

b. Heterotopik yaitu pencangkokan yang dipasang pada tempat organ yang

lain sedangkan organ yang rusak tidak dikeluarkan pada teknik ini.

65

Page 75: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

66

3. Mengenai xenotransplantasi, terdapat beberapa pendapat di kalangan ulama,

yaitu yang melarang dan yang mendukung. Masing-masing pihak

memberikan argumentasinya mengenai sikap mereka terhadap

xenotransplantasi. Ulama yang menolak pelaksanaan xenotransplantasi

menyatakan bahwa hal tersebut bertentangan dengan fitrah bahwa tubuh

manusia adalah suci, tubuh manusia sebagai amanah, serta menghindari

keragu-raguan.

Adapun pihak yang mendukung pelaksanaan xenotransplantasi

berasalan bahwa dalam Islam terdapat kaidah yang menyatakan:

1) Keterpaksaan membuat sesuatu yang terlarang menjadi boleh.

2) Ketika dua kepentingan yang saling bertentangan bertemu, maka kepentingan

yang dapat membawa manfaat yang lebih besarlah yang didahulukan.

3) Jika terpaksa harus memilih di antara dua hal, maka pilihlah yang paling ringan

keburukannya.

B. Saran-saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan berkenaan pelaksanaan

xenotransplantasi di antaranya adalah:

1. Bagi mereka yang ingin melaksanakan xenotransplantasi, hendaknya

dipertimbangkan dengan masak-masak terlebih dahulu. Hendaknya dicari

obat yang dapat menyembuhkan/mengatasi penyakit yang diderita tersebut.

Page 76: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

67

Karena pada dasarnya Allah SWT telah menyediakan obat bagi setiap

penyakit yang ada.

2. Bagi para ahli kedokteran yang lebih paham tentang xenotransplantasi,

hendaknya memberikan keterangan yang menyeluruh tentang

xenotransplantasi, baik dari segi manfaat maupun resiko yang ada. Dengan

demikian, pihak-pihak yang ingin melaksanakan xenotransplantasi

memperoleh informasi yang memadai sebelum melakukan xenotransplantasi.

Page 77: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’anul Karim Arikunto, Suharsini, Prof., Dr., Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik,

Jakarta: Rineka Cipta, 2006, Cet. Ke-13 Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2008,

Cet. Ke-6 Djamaluddin (penerjemah), Ahkamul Fuqaha; Solusi Problematika Aktual Hukum

Islam, Keputusan Mukhtamar, Munas dan Konbes Nahdhatul Ulama 1926-1999, Surabaya: LTN NU Jawa Timur dan Diantama, 2004

Ebrahim, Abul Fadl Mohsin, Fikih Kesehatan Kloning, Eutanasia, Tranfusi Darah,

Transplantasi Organ, dan Eksperimen Pada Hewan, penerjemah Mujibuorohman, Jakarta: Serambi, 2001

Fanjari, Al, Ahmad Syauqi, Nilai Kesehatan dalam Syariat Islam, Jakarta : Bumi

Aksara, 1996 Hornby, A.S., Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English, London:

Osford University Press, 2000, Cet. Ke-6 Mahjudin, Drs., M.Pd.I, “Masail Fiqhiyah Berbagai Kasus Yang di Hadapi Hukum

Islam Masa Kini, (Jakarta: Kalam Mulia, 2000), Cet. Ke-IV Muhammad, SR., Pengobatan dari Aneka Binatang (Jombang: Lintas Media, 2007),

Cet. I Muladno dan Abidin, Zainal, Memanusiakan Babi, Transplantasi Organ Babi Pada

Manusia; Bagaimana Umat Islam Menyikapi, Jakarta, Britz Publisher, 2004 Muladno, Seputar Teknologi Rekayasa Genetik, Bogor: Pustaka Wirausaha

Muda:2002 Musyaiqih, Al, Khalid bin Ali, Fiqih Kontemporer, penerjemah Ibn Rasyid, Klaten:

Inas Media, 2008 Qaradhawi, Al, Yusuf, Halal dan Haram dalam Islam, penerjemah Abu Hana

Zulkarnain dan Abdurrahim Mu’thi, Jakarta: Akbar, 2004, Cet. Ke-1

68

Page 78: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5739/1/ERVIN... · sangat menguntungkan manusia, karena manusia dapat berharap labih untuk

69

Rasjid, Sulaiman, Fiqih Islam, Bandung : PT Sinar Baru Algesindo, 1994 Sa’idan, As, Walid bin Rasyid, Fikih Kedokteran, terj. Muhammad Syafii Masykur,

Yogyakarta: Pustaka Fahima, 2007 Shirbini, Al, Al-Khatib, Mughnî al-Muhty Sharh al-Minhaj, Beirut: Dar a;-Ma’arif,

t.th, Juz I Suma, Muhammad Amin, Prof., Dr., SH., MH., 5 Pilar Islam Membentuk Pribadi

Tunggal, Jakarta: Kholam Publishing, 2007 Syâfi’î, Imam, Hâsyiah al-Jumal ‘alâ Syarh al-Minhaj, (Beirut: Dar al-Ma’arif, t.th),

Juz I Tim penyusun kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988) Utomo, Setiawan Budi, Fiqih Kontemporer, Jakarta: Pustaka Saksi, 2000 Yanggo, Chuzaimah T., Prof. Dr., dan Anshary, A. Hafiz, (ed.) Problematika Hukum

Islam Kontemporer Edisi keempat, Jakarta : PT. Pustaka Firdaus, 2002, Cet. Ke-3

Zuhroni, Respon Ulama Indonesia terhadap isu-isu kedokteran dan kesehatan

Indonesia, Tesis (Jakarta: Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tidak diterbitkan, 2007)

Website: http:// jerry 703 multiply.com//journal/item/206 (diakses 23/09/09) Kampong mesin-http://mavia-lontong.blogspot.com, diakses 3 Juli 2009 http://rudy ct.com/pp5702-ipb/02201/mita esfandianti. htm http://agorsiloku.wordpress.com/2007/01/03/trasplantasi-organdemi kelangsungan

- hidup - manusia (20/02/2009) http:// al fasentosa.blogspot.com/2009/07 kenapa babi haram dalam Islam.

Htm/comment-form, diakses Tgl, 27 Juni 2009 http://www.kompas.co.id/kesehatan/news/0305/07/101301.htm