tinjauan hukum islam terhadap arisan...

81
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBAN (Studi Kasus di Keluarga H. Moh. Nur Cipete Utara Jakarta Selatan) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Syari’ah (S. Sy) OLEH : Achmad Fatih NIM : 1110043100041 PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MADZHAB FIQH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016 M / 1437 H

Upload: phamtuong

Post on 28-Apr-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBAN

(Studi Kasus di Keluarga H. Moh. Nur Cipete Utara Jakarta Selatan)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Syari’ah (S. Sy)

OLEH :

Achmad Fatih

NIM : 1110043100041

PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MADZHAB FIQH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016 M / 1437 H

Page 2: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

i

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBAN

(Studi Kasus di Keluarga H. Moh. Nur Cipete Utara Jakarta Selatan)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Syari’ah (S. Sy)

OLEH :

Achmad Fatih

NIM : 1110043100041

Dibawah Bimbingan:

KONSENTRASI PERBANDINGAN MADZHAB FIQH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016 M / 1437 H

Page 3: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

ii

Page 4: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

iii

Page 5: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

iv

ABSTRAK

Achmad Fatih, NIM 1110043100041, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Arisan

Kurban (Studi Kasus H. Moh. Noer, di Cipete Utara) Kosentrasi Perbandingan

Mazhab Fikih, Program Studi Perbandingan Mazhab dan Hukum, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 1437 / 2015.

Skripsi ini merupakan sebuah upaya untuk menjelaskan permaslahan ketika sebagian

keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk melestarikan

kegiatan orang tuanya dengan cara mengadakan arisan kurban, karena kita telah

ketahui bahwasannya orang yang dituntut untuk berkurban adalah orang yang mampu

dalam segi materi, sedangakan bagi mereka yang belum berlapang materi tidak bisa

dipaksakan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peraktek pelaksanaan arisan kurban yang

dilaksanakan oleh keluarga H. Moh. Noer seluruhnya melaksanakan hukum Islam,

dari penelitian ini supaya keluarga yang berkurban melaksanakan arisan kurban

dengan cara mengadakan arisan kurbvan guna untuk melestarikan dapat mengetahui

pendapat para ulama mengenai melestarikan ibadah kurban dengan cara berhutang,

karena setelah peristiwa ibrahimiyah kurban ini ditekankan berbentuk materi pada

perkembangan zaman yang semakin maju kebutuhan ekonomi dapat diupayakan baik

untuk kebutuhan sehari-hari maupun keperluan ibadah yang memerlukan uang yang

tidak sedikit, salah satu lembaga yang memberikan suatu manfaat untuk memenuhi

kebutuhan pada zaman ini adalah arisan, arisan juga adalah lembaga yang dapat

meringankan atau memperlancar kehidupan perekonomian baik secara langsung

maupun tidak langsung.

Adapun alasan mendasar diadakan prosesi arisan kurban ini adalah untuk

melestarikan kegiatan yang telah dilaksanakan H. Moh. Noer setiap tahunnya agar

selalu tetap terlaksana kegiatan tersebut dan berjalan walaupun H. Moh. Noer sudah

tiada.

Kata kunci, Arisan, Kurban dan Melestarikan.

Pebimbing 1 : DR. H. Ahmad Mukri Aji, MA.

Pebimbing 2 : Drs. Ahmad Yani, M.Ag.

Daftar Pustaka : 1983 s.d tahun 2007.

Page 6: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

v

Page 7: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

vi

Page 8: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

vii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ................................................................................................ v

DAFTAR ISI ............................................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah .................................................... 4

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian .............................................................. 5

D. Metode penelitian ................................................................................... 6

E. Kajian Pustaka ........................................................................................ 9

F. Sistematika Penulisan ........................................................................... 10

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG IBADAH KURBAN DAN

ARISAN

A. Kurban .................................................................................................. 12

1. Defini Kurban ................................................................................. 12

2. Dasar Hukum Kurban ..................................................................... 13

3. Sejarah Pensyariatan Kurban .......................................................... 16

4. Syarat – syarat Kurban .................................................................... 23

5. Waktu Berkurban ............................................................................ 28

B. Arisan .................................................................................................... 38

1. Definisi Arisan ................................................................................ 38

Page 9: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

viii

2. Dasar Hukum Arisan ...................................................................... 38

3. Metode Arisan ................................................................................. 40

BAB III PROFIL KELUARGA H. MUHAMMAD NOER DI CIPETE

UTARA KECAMATAN CILANDAK JAKARTA SELATAN

A. Sekilas Tentang Kelurahan Cipete UTara ............................................ 42

B. Sejarah Kampung Cipete ...................................................................... 44

C. Jumlah Keluarga ................................................................................... 44

D. Kondisi Sosial Ekonomi ....................................................................... 44

E. Struktur Organisasi ............................................................................... 45

BAB IV ARISAN QURBAN KELUARGA BESAR H. MUHAMMAD

NOER

A. Sejarah Arisan Kurban .......................................................................... 48

B. Praktek Pelaksanaan Arian Kurban ...................................................... 51

C. Manfaat Arisan Kurban ....................................................................... 53

D. Pandangan Ulama Terhadap Hutang Beribadah Dalam Berkurban ..... 54

E. Analisis ................................................................................................ 58

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................... 68

B. Saran ..................................................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 71

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 10: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peribadatan peribadatan dalam agama Islam disamping memiliki nilai positif

bagi pelakunya juga memiliki dampak sosial,baik yang bersifat moral spiritual

maupun fisik material. Hal tersebut berlaku untuk semua ibadah,baik ibadah wajib

seperti solat, puasa, zakat dan haji maupun ibadah sunahseperti sedekah,

aqiqah,kurban,dan lain sebagainya1.

Kurban merupakan bentuk ibadah dalam Islam yang banyak ditemukan

dalam berbagai agama dunia,yang biasanya dilakukan sebagai tanda kesediaan si

pemeluknya untuk meyerahkan sesuatu kepada tuhannya. Ibadah kurban bukanlah

syariat yang baru di zaman Nabi Muhamad SAW, sebaliknya ia adalah ibadah

yangtelah lama diperkenalkan sejak zaman nabi Adamsendiri,ketika peristiwa

konflik antara Habil dan Qabil. Kurban merupakan salahsatu ritual ibadah

pemeluk agama Islam, dimana dilakukan peyembelihan binatang ternak untuk

dipersembahkan kepada Allah. Ritual kurban dilakukan pada bulan Dzulhijjah

pada penanggalan Islam,yakni pada tanggal 10 (hari nahar) dan11,12 (hari tasyrik)

bertepatan dengan hari raya Idul Adha.2

1 Huzaimah Tahido Yanggo, Masail Fiqhiyah, (Bandung: Angkasa Bandung,2005), h. 24.

2 Muhammad Bin Ahmad Al-Hanafi, Uz-zuhur Fi Waqa‟i Ad-duhur Penerjemah Mahfud

Hidayat & Ali Efendi, Kisah Para Rasul Hiburan Bagi Orang-orang Yang Berakal, (Jakarta: Rihlah

Press, 2006), h. 104.

Page 11: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

2

Kurban merupakan sebagai suatu jenis peribatan yang hukumnya sunnah

muakadah, merupakan bentuk ritual yang memiliki peranan penting dalam

meningkatkan kesejahteraan masyarakat, Hikmah dan tujuan berkurban bukan

hanya ditujukan pada pembinaan diri peribadi mereka yang menjalankannya,tetapi

juaga bagi masyarakat pada umumnya bagi pelaku ibadah kurban akan tentram

dalam dirinya keimanan dan ketakwaanyang mendalam,adapun sifat patriotisme,

suka menolong dan membantu sesama, serta meningkatkan kepedulian sosial yang

tinggi. Sedangkan bagi kepentingan masyarakat Islam pada umumnya,kurban

dapat menimbulkan syiar dan kesemarakan Islam pada gilirannya nanti dapat

menimbulkan kebanggaan umat terhadap agama yang di anutnya. Bahwasannya

dapat disadari pembagian daging kurban kepada fakir dan miskin dapat

merangsang peningkatan gizi dan mutu kesehatan yang berarti juga membina

kesejahtraan masyarakat pada umumnya.diharapkan juga dari ajaran qurban ini

akan mewujudkan silaturahmi antara sikaya dan si miskin yang berhak menerima

daging kurban. Dengan demikian, terbina ukuwah Islamiyah dengan sebaik

baiknya.3

Dalam kehidupan umat Islam kesadaran beragama semakin meningkat,

termasuk kesadaran umat Islam yang berkemampuan dalam berkurban sangat

besar pada waktu peyembelihan dilakukan. Oleh karenanya dalam istilah syar‟i

seseorang yang mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan cara berkurban

bertujuan untuk memberikan nikmat atas harta bendanya kepada orang yang

3 Sayid Sabiq, Fiqih Al-Sunah, Jilid III, (Beirut: Daar al-Fikr, 1983), h. 274.

Page 12: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

3

berhak menerimana kurban untuk mendapatkan ridha Allah SWT, karena Islam

menyadari di daerah lain yang kondisi sosial ekonominya sangat minim jumlah

daging kurban sangat sedikit bila dibandingkan dengan jumlah fakir dan miskin

yang sangat membutuhkan.4

Mengingat pada umumnya menunaikan ibadah kurban harus memerlukan

biaya yang tidak sedikit, keluarga yang ekonominya menengah kebawah merasa

tidak mampu namun keinginannya sangat besar untuk melestarikan kebiasaan

orangtuanyatimbullah solusi bagi keluarga, dengan faktor-faktor yang dapat

memberikan suatu solusi bagi terlaksananya suatu keinginanKeluarga H.

Muhamad Noer agar dapat terlaksananya suatu keinginan yang dapat melanjutkan

pelaksanaan ibadah kurban, di tengah masalah kemampuan materi kemampuan

untuk berkurban dilakukan terobosan-terobosan yang dapat memberikan keinginan

keluarga yang sangat besar untuk melakukam suatu ibadah kurban, yang mana

ibadah tersebut harus memiliki uang yang cukup besar. Diadakanya arisan kurban

dapat membantu bagi keluarga yang tidak mampu, namun keinginan ibadah adalah

suatu dambaan bagi setiap muslim kedatipun Ibadah tersebut harus memiliki uang

yang tidak sedikit namun dengan adanya arisan tersebut dapat membantu. Arisan

kurban merupakan yang paling tepat untuk melestarikan ibadah kurban yang ada

di Cipete Utara. Hal ini disebabkan karena arisan merupakan hal yang sudah

sangat populer dan sudah tumbuh sebagai bagian dari budaya masyarakat

4 Ibnu Mas‟ud dan zainal Abidin, Fiqih Mazhab Syaf‟i, cet II, (Bandung: Pustaka Setia,

2005), h. 682.

Page 13: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

4

Indonesia, arisan sudah menjadi gaya hidup bagi sekelompok orang-orang tertentu

dan menjadi sebuah kebutuhan untuk memperoleh sesuatu yang diinginkan. Di

Cipete Utara terdapat Keluarga H. Muhamad Noer yang mengadakan arisan

kurban untuk meringankan bagi anggota keluarga yang kurang mampu, untuk

dapat melestarikan ibadah kurban yang biasa dilakukan H. Muhamad Noer.5

Arisan kurban yang diadakan di Cipete Utara ini dilaksanakan seperti arisan-

arisan pada umumnya, dengan cara meyetorkan sejumlah uang yang telah

disepakati, dalam waktu yang telah di tentukan. arisan kurban ini di khususkan

hanya diperuntukan untuk keluarga H. Muhamad Noer guna melestarikan

kebiasaan orangtua.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penulis tertarik mengetahui lebih

jauh terhadap hukum arisan kurban yang berada di Cipete Utara sehingga penulis

ingin menjadikan sebuah judul skripsi yang berjudul. ” Tinjauan Hukum Islam

Terhadap Arisan Qurban Di Keluarga Bessar H. Muhammad Noer”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Pembatasan dalam skripsi ini akan berkisar terhadap Pelaksanaan arisan

kurban yang dilakukan oleh sebuah keluarga H. Muhamad Noer di daerah Cipete

Utara pada Tahun 2014 M, sehingga penulis ingin mempelajari lebih dalam

tentang kepastian hukumnya. Untuk memudahkan penulisan dalam menyusun

5 Wawancara Dengan Bpk. Mashuri Selaku Ketua Sekaligus Perwakilan Dari Keluarga Bpk.

H. Moh Nur. Pada tanggal 25 Mei 2015.

Page 14: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

5

karya ilmiahnya, penulis membatasi lokasi yang dijadikan objek penelitian hanya

di keluarga besar H. Muhamad Noer yang berada di Cipete Utara.

Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah dipaparkan di atas dengan

inti dari permasalahan itu adalah :

1. Bagaimana praktek Arisan kurban yang berada di keluarga besar H.

Muhammad Noer?

2. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap arisan kurban yang berada di di

keluarga besar H. Muhammad Noer?

C. Tujuan dan ManfaatPenelitian

Tujuan yang hendak dicapai agar penelitian ini lebih terarah dan tidak

meyimpang dari tujuan yang sebenarnya. Oleh karena itu, berdasarkan latar

belakang masalah yang di kemukakan diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian

skripsi ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tata cara pelaksanaan arisan kurban yang berada di

keluarga besar H. Muhammad Noer.

2. Untuk mengetahui bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap pelaksanaan

arisan kurban yang berada di Cipete Utara yang di lakukan oleh keluarga H.

Muhamad Noer.

a. Secara akademis

Manfaat penulis skripsi ini secara akademis adalah untuk

menambah pengetahuan dan penjelasan bagi masyarakat pada umumnya

Page 15: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

6

dan bagi para anggota arisan kurban tersebut.

b. Secara praktis

Manfaat penulisan skripsi ini secara praktis adalah memberikan

penjelasan kepada masyarakat tentang hukum arisan kurban yang berada

di Cipete Utara.

D. Metode Penelitian

Hal-hal yang perlu di jelaskan berkaitan dengan metode penelitian ini

adalah sebagai berikut.

1. Jenis penelitian

Ditinjau dari jenis data yang di teliti penelitian ini termasuk

penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan (field research)

yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari

lapangan yaitu dengan cara wawancara.6 Dimana penelitian melakukan

penelitian berupa wawancara langsung secara mendalam dengan peserta

arisan kurban di Cipete Utara dengan cara tanya jawab secara lisan yang

berpedoman pada pertanyaan. Selain data lapangan penulis juga melakukan

penelitian keperpustakaan (library research) penelitian keperpustakaan,

(library research) yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara

mengumpulkan data- data, buku buku atau teks-teks tulisan lain.7

Ditinjau dari pembahasan masalahnya penelitian ini merupakan

6Muhammad Nasir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia,1985), h. 53.

7Muhammad Nasir, Metode Penelitian, h. 53.

Page 16: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

7

penelitian Deskriptif yaitu penelitian menggambarkan dan menjelaskan

masalah masalah yang ada sekarang dengan cara mengumpulkan data

meyusun mengklasifikasikan dan menginterprestasikan.

2. Sumber Data

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan

langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang

bersangkutan yang memerlukannya. Data primer disebut juga data asli

atau data baru.

b. Sumber Data Sekunder

Data yang diperoleh dengan cara mengadakan studi

keperpustakaan atau dokumen dokumen yang berhubungan dengan

masalah yang penulis angkat, adapun dokumen yang dimaksud adalah

Al-Quran, Al hadits dan buku buku karya ilmiyah serta buku buku yang

ada kaitanya pada masalah ini. Data sekunder disebut juga dengan data

tersedia.8

3. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yaitu upaya pengumpulan data-data

yang relevan dengan kajian penelitian, yang diperoleh dengan cara:

a. Interview

Metode interview atau wawancara yaitu teknik

8Muhammad Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya,

(Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), h.82.

Page 17: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

8

pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya jawab dalam

penelitian yang berlangsung secara lisan antara dua orang atau

lebih, bertatap muka mendengarkan secara langsung mengenai

informasi atau keterangan keterangan yang berkaitan dengan

arisan kurban di Cipete Utara. Keluaraga bapak H. Noer Untuk

mendapatkan data dari responden, maka penulis mengadakan

wawancara dengan yang mengatur dalam menjalankan

pelaksanaan arisan kurban tersebut agar mendapat berita yang

lebih jelas.

b. Dokumentasi

Tehnik ini akan dilakukan untuk mengumpulkan data-data

yang bersumber dari dokumen dan arsip, dimana bahan

dokumenter tersebut dapat diperoleh dari pihak-pihak yang ter

libat langsung dalam arisan kurban yang berada di Cipete Utara,

dan lain sebagainya.

4. Tehnik Analisis Data

Metode analisis data yang akan penulis uraikan adalah metode

deskriptif, yaitu suatu teknis analisis data di mana penulis menjabarkan

data-data yang diperoleh dari hasil wawancara di lapangan, kemudian

menganalisisnya dengan merujuk pada buku buku yang berkaitan dengan

permasalahan yang akan dipaparkan dalam skripsi ini.

Page 18: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

9

5. Teknik Penulisan

Adapun teknik penulisan data yang digunakan adalah berpedoman

kepada buku pedoman penulisan skripsi yang dikeluarkan oleh Fakultas

Syariah dan Hukum tahun 2013.

E. Kajian Pustaka

Dari beberapa literatur skripsi yang berada di fakultas Syariah dan Hukum

serta Perpustakaan Utama, penulis menemukan sejumlah skripsi yang membahas

masalah qurban. Adapun daftar skripsi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Suhaimi, dengan judul skripsi Pemotongan Hewan Kurban Urgensi Tujuan

dan Pemanfaatannya Bagi Pribadi dan Masyarakat. Skripsi ini membahas

tentang Pemotongan Hewan Kurban dan Pemanfa‟atan bagi pribadi dan

masyarakat, Tela‟ah Ayat-ayat suci Al-Qur‟an dan Hadits. Disini dijelaskan

nilai dagingnya itu untuk yang berkurban dan yang di berikan kepada

masyarakat apakah sudah sesuai dengan penerapan Al-Quran dan Hadits.

2. Sri Wahyuningsih, dengan judul skripsi Tinjauan Hukum Islam terhadap

Pelaksanaan Arisan Haji di Desa Kideung Hilir Ciampea Bogor.

Konsentrasi Perbandingan Mazhab Hukum Fakultas Syariah dan Hukum

tahun 2014. Disini dijelaskan bahwa sempurnanya Ibadah Haji adalah

mampu dalam segi biaya.

3. Mashuri, dengan judul skripsi Pandangan Fiqih Muamalat tentang Strategi

Pengelolaan Tabungan Ibadah Qurban pada BMT Al-Kautsar di Bidara

Page 19: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

10

Cina Jakarta Timur. Konsentrasi Ekonomi Syriah tahun 2012. Skripsi ini

lebih membahas bagaimana menurut fikih strategi yang diaplikasi oleh BMT

Al-Kautsar pada strategi pengelolaan menurut fikih dan bagaimana

pengelolaan tabungan ibadah Kurban menurut fikih.

Dari beberapa judul tersebut, maka jelas berbeda pembahasannya dengan

skripsi yang akan dibahas oleh penulis. Penulis akan mencoba membahas Hukum

Arisan Kurban yang ada di Cipete Utara untuk Melestarikan Kebiasaan orang tua.

F. Sistematika Penulisan

Agar lebih memudahkan penyusunan dan pemahaman, maka sengaja materi

yang terdapat dalam skripsi dikelompokkan dalam lima bab, setiap dipilih menjadi

beberapa bab. Lengkapnya adalah sebagai berikut :

Bab I : Merupakan bab pendahuluan, terbagi kepada sub bab, yaitu :

Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah,

Tujuan dan Manfaat Penelitian, Studi Terdahulu, Metode

Penelitian, Sistematika Penulisan.

Bab II : Berisikan gambaran umum tentang ibadah kurban dan Arisan

yang meliputi tentang Definisi Kurban, Dasar Hukum Kurban,

Syarat-syarat Kurban, Sejarah Pensyariatan Kurban, Waktu

Berkurban, Definisi Arisan, Dasar Hukum Arisan, dan Metode

Arisan.

Page 20: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

11

Bab III : Berisi gambaran umum profil keluarga besar H. Muhammad

Noer di Cipete Utara Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan

meliputi: Letak Astronomis, Luas Wilayah, Pendidikan, Jumlah

Keluarga, Keadaan Sosial Ekonomi dan Struktur Organisasi.

Bab IV : Bab ini berisi tentang analisis penulis tentang kurban keluarga

besar H. Muhammad Noer yang meliputi: Sejarah Arisan

Kurban, Praktek, Manfaat, Pandangan Ulama, Analisis.

Bab V : Bab ini merupakan bab yang terakhir yang berisi Penutup yang

terdiri dari kesimpulan dan saran-saran dan disertai juga dengan

Daftar Pustaka dan Lampiran-lampiran Wawancara.

Page 21: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

12

BAB II

GAMBARAN UMUM TENTANG IBADAH KURBAN DAN ARISAN

A. Kurban

1. Definisi Berkurban

Secara etimologis, kurban berarti sebutan bagi hewan yang dikurbankan

atau sebutan bagi hewan yang disembelih pada hari raya Idul Adha. Adapun

definisi secara fiqih adalah perbuatan menyembelih hewan tertentu dengan niat

mendekatkan diri kepada Allah swt dan dilakukan pada waktu tertentu, atau

bisa juga didefinisikan dengan hewan-hewan yang disembelih pada hari raya

Idul Adha dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah.9

Ibadah kurban disyariatkan pada tahun ketiga Hijriyah, sama halnya

dengan zakat dan shalat hari raya,10

landasan pensyariatannya dapat ditemukan

dalam Al-Qur‟an, As-sunnah dan ijma.

Artinya:” Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah

sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah. (QS. Al-

Kautsar: 2)

Adapun landasan As-sunnah tersebar dalam beberapa hadits. Diantaranya

hadits yang diriwayatkan Aisyah R.A, yaitu Rasulullah SAW:

9Wahbah Az-zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, Terj. Abd. Hayyie Al-kattani, (Kuala

Lumpur: Darul Fikri, 2011), h. 254.

10

Abu Ishak Ibrahim Bin Ali Bin Yusuf, Al-muhazzab Jilid I, (Semarang: Dar Ihya Al-

Kutub Al-Arabiyah, Tth), h. 237.

Page 22: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

13

Artinya: „‟Tidak ada suatu amalan pun yang dilakukan anak cucu adam pada

hari raya kurban yang lebih dicintai Allah swt dibandingkan

amalan menumpahkan darah (hewan) sesungguhnya ia (hewan-

hewan yang dikurbankan itu ) pada hari kiamat kelak akan datang

dengan diiringi tanduk, kuku, dan bulu-bulunya.sesungguhnya

darah yang ditumpahkan dari hewan itu telah diletakan Allah swt

ditempat khusus sebelum ia jatuh kepermukaan tanah . oleh karena itu doronglah diri kalian untuk suka berkurban.(HR. Hakim dan

Ibnu Majah)

Seluruh umat Islam sepakat bahwa berkurban merupakan perbuatan yang

disyariatkan Islam pada zaman Nabi Ibrahim AS. Banyak hadits yang

meyatakan bahwa berkurban adalah sebaik-baik perbuatan disisi Allah SWT

yang dilakukan seorang hamba pada hari raya kurban. Demikian juga bahwa

hewan kurban itu akan datang pada hari kiamat kelak persis seperti kondisi

ketika ia disembelih di dunia.12

2. Dasar Hukum Kurban

Para fuqaha berselisih pendapat tentang hukum menyembelih kurban Ia

wajib atau sunah. Abu Hanifah dan sahabat-sahabatnya berpendapat,

menyembelih kurban adalah wajib sekali dalam setahun bagi orang-orang yang

11

Muhammad Bin Ali Bin Muhammad Bin Abdullah, Nailul Authar, (Mesir: Dar El-Misri,

1993), h. 108

12

Hassen Saleh, Kajian FIQH Nabawi & FIQH Kontemporer, (Jakarta: Rajawali Pers,

2008), h. 252.

Page 23: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

14

bermukim daripada penduduk penetapan, Al-Tahawi pula menyebut, mengikut

pendapat Abu Hanifah, dia adalah wajib, tetapi mengikuti pendapat dua

sahabatnya Muhamad dan Abu Yusuf, dia adalah sunah muakadah.13

Ulama yang lain dari pada Abu Hanifah mengatakan; hukum adalah

sunnah muakadah. Ia tidak wajib, bagaimanapun adalah makruh

meninggalkannya bagi mereka yang mampu. Hukum ini mengikut pendapat

yang masyhur dikalangan ulama Maliki bagi selain mereka yang mengerjakan

haji di Mina. Mengikuti mereka, sebaiknya satu kurban hendaklah dilakukan

oleh orang yang mampu untuk setiap orang di sisinya. Disisi ulama Syafi‟i

Ibadah kurban ini menjadi sunat aini bagi setiap orang sekali dalam seumur

hidupnya.Ia merupakan sunat kifayah jika bilangan keluarga dalam satu rumah

ramai. Jika salah seorang daripada anggota keluarga berkenaan melakukanya,

maka memadai untuk mencukupi semua orang yang lain.14

Adapun Dalil Ulama Hanafi yang menunjukan hukum wajib ialah sabda

nabi saw:

.

13

Moh.Rifa‟I, TerjamahKhuashasKifayatulAkhyar, (Semarang: CV. TOHA PUTRA

SEMARANG, 1978), h. 421.

14

Hassan Shaleh, KajianFiqhNabawi&FiqhKontemporer, (Jakarta: Raja WaliPers, 2008), h.

252. 15

Abu Abdullillah bin Ahmad Ibn Muhammad IbnHanbalIbnHilal, Musnad Al-imam Ahmad

bin HanbalJilid 24, (Ttp, MuassasahAr-risalah, 2001), h. 24.

Page 24: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

15

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Abu „Abdi Arrahman, telah

menceritakan kepada kami Abdullah bin „Ayyasy dari „Abdul

Arrahman bin Hurmaz Al-A‟raj dari Abi Hurairah berkata,

bersabda Nabi SAW: Barang siapa yang ada kelapangan belanja

tetapi tidak melakukan kurban, maka janganlah ia menghampiri

masjid kami.” (HR. Al-Hakim)

Menurut mereka, ancaman yang seperti ini tidak akan diucapkan Nabi

saw. Terhadap orang yang meninggalkan suatu perbuatan yang tidak wajib.

Disamping itu, berkurban adalah satu bentuk ibadah yang ditentukan waktunya

secara khusus, yaitu yang disebut dengan” hari ber kurban”. Penisbatannya

pada hari tertentu seperti itu mengindikasikan kewajiban hukum

melaksanakannya. Sebab, penisbatan tersebut berarti pengkhususan adanya

penyembelihan hewan pada hari itu. Padahal, hanya status wajib sajalah yang

bisa memaksa masyarakat secara umum untuk mewujudkan kurban pada hari

itu.16

Ulama jumhur pula mengemukakan beberapa hadits sebagai dalil

menunjukan ia hanya sunah ke atas orang yang mampu melakukannya.

Antarnya hadits Ibnu Salamah menyebut:

Artinya: “Jika kalian melihat hilal tanda masuknya bulan zulhijjah lalu

salah seorang kalian ingin berkurban, maka hendaklah ia tidak

memotong rambut dari kukunya (hingga datang hari berkurban) “.

16

WahbahAz-zuhaili, Al-fiqh Al-islamiWaAillatuhujuz 4, Penerjemah Abdul Hayyie Al-

kattani h. 256-257.

Page 25: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

16

3. Syarat Syarat Kurban

Adapun syarat- syarat kurban adalah sebagaimana berikut:

a. Syarat-syarat diwajibkan atau disunatkan Kurban

Agar berkurban menjadi wajib(mengikut madzhab Hanafi) atau

menjadi sunah (mengikut pendapat imam-imam madzhab selain

Hanafi), maka disyaratkan adanya kemampuan dari sipelaku untuk

melakukan kurban, Dengan demikian, berkurban pada hari Idul Adha

tidaklah dituntut dari orang yang tidak mampumelakukannya.17

Menurut mazhab Hanafi, yang dimaksud dengan kemampuan itu

adalah adanya kelapangan, yaitu kelapangan yang bersifat fitrah, orang

yang akan berkurban hendaklah memiliki uang minimal 200 dirham,

yaitu sebanyak nisab zakat, atau memiliki barang yang senilai dengan

nominal uang tersebut, Baik uang atau barang dimaksud haruslah diluar

kebutuhan pokok orang itu, seperti untuk tempat tinggal atau

pakaiannya, serta diluar kebutuhan orang-orang yang dibawah

tanggungannya.18

Menurut madzhab Maliki, orang yang disebut mampu adalah

orang yang tidak membutuhkan uang yang akan digunakan membeli

hewan kurban itu untuk kebutuhan pokok hidupnya pada tahun itu,

17

Wahbah Az-zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu Jilid 4, Terj. Abd. Hayyie Al-kattani,

(Kuala Lumpur: Darul Fikri, 2011), h. 256.

18

FakhruAd-dinAz-zaila‟IAlhanafiy, Tabyinu Al-haqaid SyarhuKanzi Ad-daqaiqJilid 6,

(Lebanon: Dar El-Kitab Al-Islamiy, t.th), h. 3.

Page 26: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

17

Bahkan apabila orang itu bisa berhutang (dengan keyakinan akan bisa

membayarnya) maka dibolehkan baginya berhutang (guna membeli

hewan kurban).19

Menurut madzhab Syafi‟i, orang yang disebut mampu dalam hal

ini adalah orang yang memiliki uang untuk membeli hewan kurban

diluar kebutuhannya, dan kebutuhan orang-orang yang berada dibawah

tanggunganya selama hari raya dan hari-hari Tasyriq, yaitu selama

waktu pelaksanaan kurban. Pendapat Syafi‟iyah ini senada dengan

pendapat mereka tentang zakat fitrah, yaitu hendaklah zakat yang akan

dikeluarkan itu merupakan makanan yang berlebih dari kebutuhan yang

bersangkutan pada siang dan malam hari raya.20

Menurut madzhab Hambali, orang yang disebut mampu adalah

orang yang bisa mendapatkan uang untuk membeli hewan kurban itu,

sekalipun dengan berhutang, asalkan orang itu yakin akan bisa

melunasinya di kemudian hari.21

b. Syarat-syarat Sah Berkurban

Untuk menjadikan sesuatu Kurban itu sah adalah disyariatkan

perkara-perkara berikut:

19

Wahbah Az-zuhaili, Terjamah Al-Fiqh Al-Islami Wa Adillatuhu, (Kuala Lumpur: Darul Fikri, 2011), h. 263.

20

Ibrahim Al-Bajuri, Hasyiyah Al-Bajuri Ala Ibn Al-Qasim Jilid II, (Surabaya: Dar El-Ilm, Tth), h. 304.

21

Abdurrahm Al-Jaziri, Kitabu Al-Fiqh „ala Mazahib Al-arba‟ah Jilid II Terj. Drs. H. Moh. Zuhri, (Semarang: CV Asy-syifa, 1994), h. 707.

Page 27: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

18

1) Hewan yang dikurbankan itu terbebas dari cacat-cacat yang nyata

dan biasanya bahwa pada berkurang dagingnya atau timbulnya

penyakit yang membahayakan kesehatan orang-orang yang

memakannya. Adapun 4 macam cacat yang disepakati ulama

sebagai penghalang suatu hewan yang dikurbankan, yaitu buta

parah disalah satu mata, sakit parah, pincang dan kondisi badan

yang sangat kurus. Larangan berkurban dengan hewan-hewan

yang mengalami kondisi-kondisi ini didasrakan dalam penjelesan

salah satu hadits.22

Dengan demikian sesuai penegasan dalam hadits tidak

dibolehkan berkurban dengan hewan yang buta parah sebelah

matanya, yang menderita sakit parah, yang jelas kepincangan

salah satu kakinya, dan yang sangat kurus badannya tidak terlihat

bersumsum tulang kakinya.Adapun penjelasan tentang cacat-cacat

selain 4 hal diatas yang juga jadi penghalang suatu hewan yang

dikurbankan, berdasarkan pendapat keempat mazhab fiqih yang

ada.23

2) Kurban tersebut dilaksanakan pada waktu yang ditentukan.

Menurut mazhab Hanafi, waktu berkurban adalah tanggal 10, 11,

22

Imam Ad-dardiri, Asy-syarhush shagiir Jilid 2, (Ttp: Dar El-Ma‟arif, t.th), h. 141 & 144.

23

Muhammad bin Ali Bin Muhammad bin Abdullah As-syaukani, Nailu Al-Authar Jilid 5,

(Mesir: DarEl-hadits, 1993), h. 115 & 117.

Page 28: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

19

12, 13 Dzulhijjah, mencakup malam-malamnya, yaitu yang terdiri

malam 11 ke 12, dengan demikian, tidak sah dilakukan kurban

pada malam hari raya, yaitu malam tanggal 10, begitu pula malam

tanggal 13 Dzulhijjah. Hal itu didasarkan ucapan sekolompok

sahabat yang menyatakan bahwa hari untuk berkurban hanya tiga

hari, lafal hari disini secara kebahasaan tentu saja mencakup

malamnya namun dipandang makruh hukumnya menyembelih

pada malam hari.24

Dalam mazhab Maliki, bahkan disyaratkan bahwa

penyembelihan itu dilakukan pada siang hari. Lebih lanjut mazhab

Maliki juga menambahkan dua persyaratan lain yaitu:

a) Seseorang yang melakukan penyembelihan hendaklah orang

muslim. Dengan demikian, tidak sah penyembelihan yang

dilakukan orang kafir, sekalian dari ahlul kitab, dan

walaupun yang bersangkutan dapat mandapat dari pemilik

kurban untuk melakukan penyembelihan kurban, jika

penyembelihan tetap terjadi maka daging hewan tersebut

tidak boleh dimakan.25

Menurut mazhab selain malikiyah hukum hanya

24

FakhruAd-dinAz-zaila‟IAlhanafiy, Tabyinu Al-haqaid SyarhuKanzi Ad-daqaiqJilid 6,

(Lebanon: Dar El-Kitab Al-Islamiy, t.th), h. 9.

25

Abu Ishak Ibrahim Bin Ali, Al-muhazab Jilid 1, (Lebanon: Dar El-kutub Al-alamiyah,

Tth), h.239.

Page 29: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

20

dianjurkan agar penyembelihan itu tidak dilakukan oleh

selain muslim sebagaiman makruh hukumnya

penyembelihan yang dilakukan oleh seorang kafir

dzimmidari ahhlul kitab. Alasannya, penyembelihan kurban

adalah sebuah ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah

SWT, sementara orang kafir tidak berkompeten untuk

melakukan aktivitas seperti itu.26

b) Pembelian hewan kurban itu hendaklah tidak melalui

patungan, dengan demikian, jika beberapa orang bergabung

untuk membeli suatu hewan atau hewan itu dimiliki oleh

orang lalu disembelih sebagai kurban bersama, maka kurban

tersebut tidak sah bersama bagi seluruh peserta patungan.

Akan tetapi dibolehkan patungan dalam pahala berkurban

apabila diniatkan sebelum dilakukan penyembelihan dan

setelahnya. Yaitu, dalam kurban yang berupa unta atau sapi,

bukan yang berupa kambing patungan pahala ini boleh

diperuntukan sampai tujuh orang akan tetapi, dalam hal

seperti ini, menurut pandangan yang populer dalam mazhab

ini diharusakan memenuhi tiga syarat sebagai berikut:

(1) Pihak yang diikutkan dalam pahala ini adalah keluarga

dekat orang yang berkurban. Itu seperti anak, pamannya.

26

Ibrahim Al-ghanimi Ad-Dimasyqi, Allubab Fi Syarhi Al-kitab Jilid 3, (Lebanon: Al-

Maktabah Al-„alamiyah, Tth), h 236.

Page 30: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

21

Termasuk juga dalam hal ini isteri yang bersangkutan.

(2) Pihak-pihak dimaksud hendakalah orang-orang yang

dinafkahi oleh orang yang berkurban itu, baik

penafkahan dimaksud bersifat wajib baginya seperti

orang tua dan anaknya yang hidup dalam kondisi miskin.

(3) Pihak-pihak yang dimaksud hendaklah tinggal bersama

dengan orang yang berkurban itu dalam satu rumah.

Menurut mazhab selain Malikiyah, patungan dalam

berkurban itu sendiri dibolehkan jika hewan yang

dikurbankan adalah unta atau sapi. Artinya sah hukumnya

kurban yang diperoleh dari hasil patungan tujuh orang

terhadap hewan yang berupa unta atau sapi, dengan syarat

masing-masing pihak bersaham sepertujuh bagian. Apabila

peserta patungan lebih dari tujuh atau pihak yang bersaham

kurang dari sepertujuh bagain maka kurban tersebut tidak

sah.27

c. Persyaratan bagi pihak-pihak yang Mendapat Beban Melakukan

Kurban

Para fuqaha menyepakati bahwa orang yang dituntut untuk

menunaikan Kurban adalah seorang muslim, mereka balig, berakal,

27

Ahmad Khatib As-syabini As-syafi‟I, Mugni Al-MuhtajIlaMa‟rifatiMa‟aniAlfazJilid 6

(Lebanon: Dar Al-kutub, 1994) H. 126.

Page 31: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

22

menetap dinegrinya, serta mampu untuk berkurban. Akan tetapi, mereka

berbeda pendapat dalam hal tuntutan berkurban dari orang orang yang

dalam perjalanan dan dari anak kecil.28

Tentang golongan yang pertama, yaitu musafir, dalam madzhab

Hanafi dinyatakan bahwa tidak wajib bagi mereka berkurban. Hal itu

dikuatkan dengan tindakan Abu Bakar dan Umar yang tidak berkurban

jika mereka telah melakukan perjalanan. Ali bin Abi Thalib juga

berkata, seorang musafir tidak dituntut untuk shalat jum‟at dan

berkuban.29

Menurut Madzhab Maliki, disunatkan berkurban bagi orang yang

tidak menunaikan ibadah haji, alasanya, Ibadah yang disunatkan bagi

orang jamaah haji adalah meyembelih hadyu. Adapun bagi yang tidak

berhaji disunatkan berkurban.30

Menurut madzhab Syafi‟i dan Hambali, berkurban disunatkan bagi

setiap muslim, baik mereka yang musafir, sedang menunaikan haji, atau

yang selain dari yang keduanya, alasanya, Rasulullah saw. Sendiri

menyembelih kurban berupa seekor sapi di Mina mewakili istri-istri

28

Ibnu „Arafah Ad-dusuki Al-Maliki, Hasyiyah Ad-dusukiAlaAs-syarhi Al-Kabir Jilid

II,(Lebanon: Dar El-Fikr, Tth), h. 118.

29

FakhruAd-dinAz-zaila‟I Al-Hanafi, Tabyin Al-haqaiq Syarh Kanzu Ad-daqaiq Wa

Hasyiyatu As-syilbini Jilid 6,(Lebanon: Dar El-Kutub Al-Islami, tth), h. 3

30

Ahmad Bin Rasyad Al-kurtubi, Bidayah Al-MujtahibWaNihayatu Al-muqtasidJilid II, (Lebanon: Dar El-Hadits, 2004) h. 212.

Page 32: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

23

beliau, sebagai mana yang disebutkan dalam hadits yang disebutkan

dalam hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari danmuslim.31

Adapun tentang golongan kedua, yaitu anak kecil.Menurut

pendapat Imam Abu Hanifah dan Abu Yusuf, pendapat yang lebih kuat

adalah bahwa wajib kurban bagi anak kecil, Adapun uang untuk

membelinya diambil dari harta anak itu, pihak yang melaksanakan

adalah bapaknya atau walinya, anak tadi di bolehkan memakan daging

kurban itu sejauh yang ia mampu. Akan tetapi, menurut pendapat

Muhammad dan Zafar, orang tua atau wali anak kecil itu hendaklah

berkurban dengan hartanya sendiri, bukan drngan memakai harta

sianak.32

Adapun pendapat Madzhab Hanafi dan yang sering difatwakan,

berkurban hanya dianjurkan, bukan diwajibkan, bagi seorang anak

kecil.Demikian juga, orang tuanya tidak berhak mempergunakan harta

sianak untuk membeli hewan kurban tersebut. Alasanya, berkurban

jenis ibadah mahdhah.Begitu pula menurut madzhab Maliki, sunah

hukumnya berkurban bagi seorang anak kecil.Adapun dalam madzhab

Syafi‟ih dan Hambali tidak disunatkan berkurban bagi anak kecil dan

31

Ahmad Khatib As-syabini As-syafi‟I, Mugni Al-MuhtajIlaMa‟rifatiMa‟aniAlfazJilid 6 (Lebanon: Dar Al-kutub, 1994) h. 135.

32

Ustman Bin Ali bin Muhjin Al-Bara‟i, Tabyiynu Al-Haqaiq Jilid 6, (Lebanon: Dar El-Kutub, 1313 H), h. 3.

Page 33: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

24

Hambali tidak disunahkan berkurban bagi anak kecil.33

Dari kesimpulan masalah ini adalah, bahwa menurut Madzhab

Hanafi dan Maliki, dianjurkan berkurban bagi anak kecil dan uang

pembelian hewan bermaksud dari harta walinya itu, sementara dari

madzhab syafi‟i dan ham bali tersebut tidak dianjurkan.

4. Sejarah Pensyariatan Kurban

a. Kurban di masa Nabi Adam As

Allah telah memberikan anugrah kepada Nabi Adam As dan Hawa

dengan diberi keturunan berupa anak kembar yaitu yang diberi nama Qabil

dan saudara kembarnya Habil.setelah dewasa Allah memerintahkan Nabi

Adam As agar mengawinkan Qabil dengan saudara perempuan kembar

habil yang bernama lubaba yang tidak bagus rupa dan mengawinkan habil

dengan saudara perempuan kembar Qabil yang bernama Iqlimah yang

cantik rupa. Namun Qabil menolak hal ini, sementara habil menerima.

Qabil ingin kawin dengan saudara perempuannya kembaranya sendiri yang

cantik rupa.34

Pada saat itu Nabi Adam berkata, wahai anakku! Janganlah ingkar

kepada Allah, Qabil menjawab, aku tidak merelakan saudaraku Habil

mengambil Iqlimah dariku. Maka Nabi Adam berkata, Baiklah, pergilah

33

Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid Wa Nihayatul Muqtashid, Terj. Abdul Rasyid Shiddiq, (Jakarta: Akbar Media, 2013) h. 627.

34

Shalah Al-Khalidy, Ma‟a Qashashis Sabiqina Fi Al-qur‟an Penerjemah Setiawan Budi Utomo, Kisah-kisah Al-Qur‟an pelajaran dari Orang-orang Dahulu, Cetakan ke-1, (Jakarta: Gema Insani Press, Jilid 3, 2000), h. 85.

Page 34: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

25

kau bersama sadaramu persembahkan kurban kepada Allah SWT dan

hendaklah kurban itu harta yangterbaik yang kalian miliki kemudian

tunggulah dan lihatlah kurban siapa yang bakal diterima. Maka ia berhak

menikahi Iqlimah.35

Kemudian kedua anak Nabi Adam itu diminta untuk mendekatkan

diri kepada Allah dengan mempersembahkan kurban, maka Habil adalah

seorang peternak kambing dan ia berkurban dengan kambing qibas dan

Qabil tukang bercocok tanam, ia berkurban dengan mempersembahkan

gandum yang berasal dari hasil pertaniannya. Pada saat itu Habil mendapat

bagian yang melimpah dan sepak terjangnya mendapat taufik sesuai

dengan aturan yang ada. Maka diterima kurbannya Habil dan tidak

diterima kurbannya Qabil. Karena Qabil menentang keputusan ayahnya

dan tidak mempunyai niat ikhlas didalam mempersembahkan

kurban.36

Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah (2) ayat 27:

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang melanggar Perjanjian Allah sesudah

Perjanjian itu teguh, dan memutuskan apa yang diperintahkan

Allah (kepada mereka) untuk menghubungkannya dan membuat

kerusakan di muka bumi. mereka Itulah orang-orang yang rugi.”

(QS.2 (Al-Baqarah): 27)

35

Muhammad bin Ahmad Al-Hanafi, Bada‟uz Zuhur Fi Qawaid Ad-dhur, Penerjemah

Mahfud Hidayat & Ali Efendi, Kisah Para Rasul Hiburan Bagi Orang-orang yang Berakal, Cet. IV,

(Jakarta: Rihlah Press, 2006), h. 104.

36

Ali Muhammad al-Bajawi, dkk. Qashash Al-Qur‟an, Penerjemah Abdul Hamid, Untaian

Kisah Dalam Al-Qur‟an, cet. Ke 1, (Jakarta: Dar al-Haq, 2007), h. 15.

Page 35: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

26

b. Kurban dimasa Nabi Ibrahim

Kurban yang dipersembahkan Nabi Ibrahim sebelum peyembelihan

anaknya Nabi Ismail, ia juga pernah berkurban dengan bersedekah dengan

roti dan Allah memerintahkan kepadanya supaya meyembelih lembu

betina, kibas dan lain-lainnya.37

Adapun ibadah kurban yang disunahkan dalam islam itu berawal dari

peristiwa kurban Nabi Ibrahim bersama anaknya yaitu Nabi Ismail.

Perintah Allah SWT kepada Nabi Ibrahim untuk meyembelih putrannya

yang diawali dari mimpi Nabi Ibrahim yang mendapat perintah dari Allah

SWT untuk meyembelih anaknya, Nabi Ismail. NabI Ibraim berkeyakinan

mimpi yang dialami adalah mimpi yang benar,38

Allah SWT berfirman

surat Ashafat‟ (37) ayat 102:

Artinya: “Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha

bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku

Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku

menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia

menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan

kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku Termasuk

orang-orang yang sabar". (QS. As-shafat (37):102)

37

Fuad Sa‟id, Kurban dan Akikah Menurut Ajaran Islam, h.76.

38

Hasan Mu‟arif Ambary, dkk, ed., Ensiklopedia Islam, cet. IV, Vol. II, (Jakarta: PT. Ichtiar

Baru Van Hoeve Jilid 5, 1997), h. 82.

Page 36: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

27

Dalam ayat ini imam Syafi‟i berkata, sunah Rasulullah memilki dua

sisi, yang pertama, sunah yang dijelaskan dalm kitabullah. Sunah ini

menjelaskan makna yang dikehendaki oleh Allah, baik secara husus dan

secara umum. Kedua, hikmah yang Allah berikan kepada Nabi-Nya adalah

wahyu. Olehkarena itu para musafir berkata bahwa mimpi para Nabi adalah

wahyu berdasarkan perkataan putra Nabi Ibrahim yang Allah SWT

peritahkan untuk meyembelihnys. Pengetahuan Nabi Ismail bahwa mimpi

ayahnya adalah perintah, menunjukan bahwa dirinya harus melaksanakan

perintah itu.39

Dengan kerelaan Nabi Ibrahim untuk meyembelih anaknya sebagai

kurban atas perintah Allah SWT lalu diabadikan menjadi sunnah sampai

kezaman Nabi Muhammmad SAW dan bahkan sampai akhir zaman.40

c. Kurban Nabi Muhammmad SAW

Ibadah kurban disyariatkan pada tahun kedua hijriyah. Saat itu nabi

Muhammad SAW melaksanakan shalat Idul Adha dan membaca khutbah

Idul Adha. Setelah itu beliau berkuban dengan dua ekor kambing yang

bertanduk dan berbulu putih sedikit ada loreng hitam.41

39

Ahmad Musthafa Al-farran, Tafsir Al-imam As-syafi‟i Penerjemah Ghazali Masykur,

Tafsir Imam Syafi‟i Cet. 1, (Jakarta: Al-mahira, 2008), h. 332.

40

T.A Latief Rousyidiy, Qurban dan Aqiqah Menurut Sunah Rasulullah, Cet. III, (Medan:

Rimbow, 1996), h. 10.

41

M. Husain Nasir, Fikih Dzabihah Kurban, Aqiqah, Khitan, Cet ke -1,(Jatim: Pustaka Sidogiri, 2005), h. 10.

Page 37: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

28

Tradisi kurban sebetulnya telah menjadi kebiasaan umat- umat

terdahulu, hanya saja prosesi dan ketentuannya tidak sama persis dengan

kurban yang ada dalam syariat Nabi kita. Allah berfirman surat Al-Haj ayat

67:

Artinya: “Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syari'at tertentu yang

mereka lakukan, Maka janganlah sekali-kali mereka membantah

kamu dalam urusan (syari'at) ini dan serulah kepada (agama)

Tuhanmu. Sesungguhnya kamu benar-benar berada pada jalan

yang lurus. (QS. Al-Haj (22): 67).

Dalam banyak literatur diterangkan bahwa kurbanumat-umat

terdahulu tidak dibagikan kepada fakir miskin sebagaimana yang ada

dalam syariat Nabi kita muhammad SAW akan tetapi langsung

dipersembahkan pada Allah SWT dengan disambar api yang datang dari

langit.42

Oleh karena itu kurban yang disyariatkan bagi umat Nabi

Muhammad SAW untuk mengingatkan kembali ni‟mat Allah SWT kepada

Nabi Ibrahim AS karena taat dan patuhnya kepada Allah SWT dan untuk

bertakarub kepada Allah SWT.43

42

M. Husain Nashir, Fikih Dzabihah Kurban, Aqiqah, Khitan, h. 27 43

Mohammad Rifa‟i, Ilmu Fiqih islam Lengkap, (Semarang: CV. Thoha Putra, t.th),h. 445.

Page 38: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

29

5. Waktu Berkurban

a. Tentang Awal Waktu Peyembelihan

Fuqaha telah sependapat bahwa peyembelihan yang dilakukan

sebelum shalat Idul Adha itu tidak boleh, berdasarkan sabda Nabi SAW.

Yang diriwayatkan dengan shahih.

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya telah

mengabarkan kepada kami Khalid bin „Abdullah dari

Mutharraf dari „Amir dari Al-Barai telah berkata Al-

Baraitelah berkurban Khali Abu Burdah sebelum shalat Idul

Adha kemudian bersabda Nabi SAW kurban itu hanya daging biasa” (HR. Muslim)

b. Akhir Waktu Meyembelih

Imam Malik berpendapat bahwa akhir waktu penyembelihan adalah

hari ketiga dari hari-hari Nahr, yaitu dengan terbenamnya matahari. Jadi,

baginya, penyembelihan itu dilakukan pada hari-hari yang telah

ditentukan, yaitu pada hari Nahr (Idul adha ) dan dua hari sesudahnya.

Pendapat ini juga di kemukakan oleh Imam Abu Hanifah, Ahmad dan

segolongan fuqaha.45

44

Muslim bin Hijaj Abu Al-Hasan Al-Qusyairi An-Naisaburi, Shahih Muslim Jilid 3, (Saudi

Arabiyah: Dar El-Ihya At-Turats Al-„Arabiy, Tth) h. 1552 45

Muhammad bin Ali bin Muhammad Al-Syaukani, Nailul Authar Jilid 5. h. 142.

Page 39: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

30

Imam Syafi‟i dan al-Auza‟i berpendapat bahwa kurban itu empat

hari, yaitu hari Nahr dan tiga hari sesudahnya. Dari segolongan fuqaha

diriwayatkan pula bahwa kurban itu satu hari saja, yaitu hari Nahr (tanggal

10 Dzulhijjah).46

Diriwayatkan pula pendapat lain yang mengatakan bahwa

peyembelihan itu bisa dilakukan hingga hari terakhir bulan Dzul hijjah,

tetapi pendapat ini ganjil dan tidak berlandaskan dalil. Semua pendapat ini

juga diriwayatkan dari para ulama salaf.

Para fuqaha juga meyepakati tidak bolehnya melakukan

penyembelihan sebelum sholat Idul Adha atau pada malam Hari Raya Idul

Adha. Hal itu didasarkan pada kandungan Hadits diatas.47

Pada uraian berikut ini akan mengetengahkan pendapat-pendapat

yang dikemukakan para Ulama berkenaan dengan masalah yang mereka

perselisihkan tersebut.

a. Menurut Madzhab Hanafi

Waktu berkurban baru masuk dengan terbitnya fajar hari raya

dan terus berlangsung hingga sesaat sebelum terbenamnya mata hari

pada hari ketiga (tanggal 12 Dzulhijah). Hanya saja, tidak

dibolehkan bagi penduduk seluruh negri yang dibebankan untuk

46Sayid Saabiq, Fikih Sunah, h.154.

47

Wahbah Az-zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuh jilid 4, h. 265

Page 40: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

31

melaksanakan sholat Idul Adha untuk meyembelih pada hari

pertama kecuali setelah selesai sholat Idul Adha, sekalipun sebelum

khatib berkhutbah. Adapun bagi orang yang berhalangan mengikuti

sholat Idul Adha, baru dibolehkan meyembelih pada hari itu setelah

berlalunya kadar waktu yang cukup untuk melakukan sholat Idul

Adha. sementara itu, orang-orang perdalaman yang tidak

berkewajiban melaksanakan shalat Idul Adha, dibolehkan

melakukan peyembelihan kurban langsung setelah terbit fajar hari

raya. Adapun jika seorang yang kaya tidak menyembelih kurban

pada hari raya, menurut pendapat yang lebih kuat dalam madzhab

Hanafi seperti disebutkan dalam kitab al-badaa‟i orang itu mesti

menggantinya dengan sedekah uang seharga satu ekor domba.

Pendapat seperti ini dikemukakan oleh imam Abu Hanifah dan

kedua sahabatnya. Alasanya, kurban itu hukumnya wajib bagi orang

kaya, sebagai mana juga waji bagi seorang yang miskin apabila ia

membeli hewan tertentu dengan maksud untuk dikurbankan.48

Landasan madzhab Hanafi ketika membolehkan

dilakukannya penyembelihan setelah shalat Idul Adha, padahal

khotbah belum disampaikan adalah hadits yang diriwayatkan oleh

48

Fakhru Ad-din Az-zaila‟I Al-Hanafi, Tabyin Al-haqaiq Syarh Kanzu Ad-daqaiq Wa

Hasyiyatu As-syilbini Jilid 6, (Lebanon: Dar El-Kutub Al-Islami, tth) h. 4.

Page 41: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

32

al-Barra‟ bin azib terdahulu, khususnya pada penggalan hadits:

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya telah

mengabarkan kepada kami Khalid bin „Abdullah dari Mutharraf

dari „Amir dari Al-Baraitelah berkata Al-Barai telah berkurban

Khali Abu Burdah sebelum shalat Idul Adha kemudian bersabda

Nabi SAW kurban itu hanya daging biasa kemudian berkata Al-

Baraiya Rasulullah aku mempunyai kambing dari ma‟zi

kemudian bersabdaNabi SAW berkurbanlah kamu dan tidaklah

layak selainmu kemudian bersabdaNabi SAW “Siapa yang

menyembelih sebelum shalat, maka sesungguhnya hasilnya

hanya untuk makanan dirinya saja sementara yang menyembelih

setelah shalat maka sah dan semburnalah ibadah kurban yang

dilakukannya dan iapun telah menjalankan sunah kaum

muslimin”(HR. Muslim)

Dari hadits diatas, terlihat bahwa Rasulullah SAW.

Meletakkanya urutan penyembelihan-penyembelihan kurban setelah

shalat, bukan setelah khatbah. Dengan demikian, yang menjadi

patokan dalam halini adalah shalat Id itu sendiri, bukanya khatbah.

49

Muslim bin Hijaj Abu Al-Hasan Al-Qusyairi An-Naisaburi, Shahih Muslim Jilid 3, (Saudi

Arabiyah: Dar El-Ihya At-Turats Al-„Arabiy, Tth) h. 1552

Page 42: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

33

b. Menurut madzhab Maliki

Bagi Imam shalat Idul Adha, waktu berkurban dimulai

setelah shalat dan Khotbah Idul Adha. Jika ia menyembelih

sebelum itu, maka tidak sah. Adapun selain imam shalat, maka baru

boleh menyembelih pada hari pertama itu setelah sang imam

menyembelih atau berlalunya waktu yang diperkirakan sang imam

telah selesai menyembelih, yaitu dalam hal imam shalat memang

tidak menyembelih kurban. Jadi, jika seseorang dengan sengaja

menyembelih kurbanya sebelum imam menyembelih, maka

kurbanya tidak sah dan Ia harus menyembelih hewan lain sebagai

pengganti.50

Kesimpulanya, tidak sah meyembelih hewan kurban sebelum

shalat dan sebelum imam meyembelih. Hanya saja, jika seseorang

telah berusaha memantau aktifitas yang dilakukan imam terdekat (

dari tempat tinggalnya) dan sang imam tidak terlihat melakukan

peyembelihan lantas orang itu mengira bahwa sang imam sudah

meyem belih sehingaga ia pun kemudian menyembelih kurbanya,

maka sembelihanya itu sah.

Apabila pada hari pertama kurban (10 Dzulhijah) seserang

50

Assyarhul kabir jilid 2 h. 120-122,

Page 43: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

34

tidak sepat meyembelih sebelum tergelicirnya mata hari, maka yang

lebih utama baginya adalah melakukan peyembelihan pada siang

yang masi tersisah. Sementara itu, jika hingga tergelicirnya

matahari di hari kedau ( tanggal 11 Dzulhijah) orang itu belum

sempat meyembelih kurbanta, maka yang lebih utama baginya

adalah menunda peyembelihan hingga pada hari ke tiga (tanggal 13

Dzulhijah). Adapun jika tidak sempat meyembelih hingga matahari

tergelincir dihari ke tiga maka hendaknya yang bersangkutan

meyembelih setelah matahari tergilincir. Seba, tidak ada lagi waktu

untuk menunggu atau menunda peyembelihan.51

Dalam madzhab Maliki, waktu peyembelihan berlanjut

hingga terbenamnya mata hari tanggai 12 Dzulhijjah. Dengan

demikian, pendapat mereka dalam hal ini sama dengan yang

dikemukakan nadzhab Hanafi juga madzhab Hambali, seperti yang

akan dijelaskan nanti. Hal itu dikarnakan penafsiran yang populer

terhadap lafal „‟hari-hari yang tertentu‟‟ yang terdapat pada ayat,

agar mereka meyaksikan berbagai manfaat untuk mereka dan agar

mereka meyebut nama Allah pada beberapa hari yang telah

ditentukan atas rezeki yang diaberikan kepada mereka berupa

hewan ternak...‟(QS. al-Hajj : 28)

51

Wahbah Az-zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, Terj. Abd. Hayyie Al-kattani, (Kuala

Lumpur: Darul Fikri, 2011), H. 269.

Page 44: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

35

c. Dalam madzhab Syafi’i

Waktu penyembelihan kurban dimulai dengan berlalunya

waktu seukuran pelaksanaan yang setandar dari dua rakaat shalat

dan dua khutbah Idul Adha, lebih utama ketika matahari beranjak

naik hingga seukuran tombak, yaitu waktu dimulainya shalat

Dhuha.Dengan demikian, apabila penyembelihan kurban dilakukan

sebelum shalat dan khatbah, maka hukumnya tidak sah hal ini

berdasarkan hadits yang diriwatatkan imam Bukhari dan Muslim

dari al-Barra bin Azib seperti telah disebutkan terdahulu dimana

Rasulullah saw bersabda:52

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin

Mutsana dan Ibn Basyar. Berkata keduanya telah

menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja‟far telah

menceritakan kepada kami Syu‟bah dari zabaid Al-

52

Abu Ishak Ibrahim Bin Ali Bin Yusuf, Al-muhazzab Jilid I, (Semarang: Dar Ihya Al-

Kutub Al-Arabiyah, Tth), H. 237.

53

Muslim bin Hijaj Abu Al-Hasan Al-Qusyairi An-Naisaburi, Shahih Muslim Jilid 3, (Saudi

Arabiyah: Dar El-Ihya At-Turats Al-„Arabiy, Tth) H. 1553

Page 45: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

36

iyyami dari Sya‟bidari Bara bin „Azib, telah bersabda

Nabi SAW Aktifitas pertama yang dilakukan untuk

memulai hari Idul adha adalah melaksanakan shalat dan

pulang kerumah lalu menyembelih kurban maka barang

siapa yang melakukan hal tersebut maka ia mendapatkan

sunahku”

Adapun pengecualian dari hukum diatas hanyalah apabila

para jamaah haji keliru melaksanakan wukuf di arafa, dimana

mereka melaksanakanya pada tanggal 8 Dzulhijjah lalu orang-orang

yang meyembelih kurban keesokan harinya. Sementara itu, keliru

tadi baru diketahui setelah itu. Dalam hal seperti ini, menurut

pendapat yang lemah dala madzhab Syafi‟i, kurban yang mereka

lakukan dianggap sah karena berpatokan pada peroses haji.

Selanjutnya, waktu peyembelihan kurban berlanjut siang dan

malam hingga akhirvhari Tasyrik yang menurut Imam Syafi‟i

adalah sampai tanggal 13 Dzulhijjah.

d. Dalam madzhab Hambali

Waktu penyembelihan kurban dimulai dari hari raya, yaitu

dengan berlalunya waktu seukuran pelaksanaan yang paling

minimal dari shalat dan dua khatbah Idul Adha. Dengan demikian,

pendapatnya sama seperti yang dikemukakan madzhab Syafi‟i.

Adapun waktu yang lebih utama adalah melaksanakan

peyembelihan itu setelah shalat, khotbah, dan iamam shalat selesai

menyembelih. Hal itu dalam rangka menghindari perselisihan

Page 46: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

37

pendapat dikalangan madzhab-madzhab yang ada.54

Selanjutnya, apabila suatu masyarakat tidak dapat

melaksanakan shalat Id karena uzhur tertentu, sehingga habis

waktunya dengan tergelincirnya matahari, maka orang-orang yang

sudah mempersiapkan kurbanya boleh melakukan penyembelihan

pada waktu matahari telah tergelincir.Hal itu dikarnakan telah

hilangnya keharusan mengurutkan kurban dengan shalat Id dengan

telah habisnya waktu shalat.55

Jika seorang menyembelih sebelum shalat, maka kurbanya itu

tidak sah. Dalam hal kurbanya itu bersifat wajib dikarnakan nadzar

atau adanya penetapan sebelumnya, maka diwajibkan dengan

hewan lain. Dikarkan ibadah yang akan dilakukan itu bersifat wajib,

sementara ia telah sembrono melakukan penyembelihan sebelum

waktunya sehingga harus menggantinya. Adapun pada hari

berikutnya, maka penyembelihan boleh dilakukan sejak terbitnya

fajar dikarnakan tidak adanya kewajiban melaksanakan shalat Idul

Adha pada hari tersebut.

Waktu berkurban juga berlanjut hingga hari kedua setelah

hari Idul Adha. Dengan demikian, hari-hari untuk berkurban ada

54

Muhammad Bin Ali Bin Muhammad Bin Abdullah, Nailul AutharJilid 5, (Mesir: Dar El-

Misri, 1993) h. 5

55

Wahbah Az-zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, Terj. Abd. Hayyie Al-kattani, (Kuala

Lumpur: Darul Fikri, 2011), h. 270.

Page 47: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

38

tiga, yakni hari raya dan dua hari setelahnya, persis seperti pendapat

Hanafi dan Maliki.

Yang lebih utama adalah menyembelih siang hari. Boleh juga

meyembelih pada malam hari, tetapi hukumnya makruh. Hal ini

dalam rangka menghindari perselisihan pendapat dikalangan ulama

dalam hal in, Dari rasulullah saw. Sendiri pernah diriwayatkan

bahwa beliaw melarang penyembelihan pada malam hari. Tapi

hukumnya makruh, halini dalam rangka menghindariperselisihan

pendapat para ulama dalam hal ini Dari Rasulullah SAW. Sendiri

pernah meriwayatkan bahwa beliau melarang penyembelihan pada

malam hari. Disamping itu, biasanya pada malam hari sangat susah

untuk mendistribusikan daging kurban, sehingga baru dilakukan

pada siangnya. Akibatnya, kondisi daging sudah berkurang

kesegaranya sehingga hilang beberapa hal yang semula diinginkan

oleh para pelaku kurban.56

Dalam hal setatus kurban bersifat wajib, jika sampai akhir

waktu kurban belum juga dilakukan penyembelihan, maka si pelaku

harus tetap menyembelih setelahnya dengan niat mengqadha.

Selanjutnya, ia juga diharuskan melakukan hal-hal yang harus

dilakukan ketika kurban itu dilaksanakan dalam waktunya. Akan

56

Muhammad Bin Ali Bin Muhammad Bin Abdullah, Nailul AutharJilid 5, (Mesir: Dar El-

Misri, 1993) h. 126.

Page 48: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

39

tetapi dalam hal kurban yang bersetatus sukarela (tdak wajib), maka

seorang dibolehkan memilih antara mendistribusikan dagingnya

atau tidak.

Dalam setatus kurban bersifat wajib disebabkan si pelaku

mewajibkan pada dirinya untuk berkurban, lantas hewan yang

sudah dipersiapkan tadi hilang atau dicuri orang, bukan karena

kelalaiannya, maka yang bersangkutan tidak dikenakan sangsi apa

pun, hal itu dikarenakan hewan tadi adalah amanat yang berada

ditangannya, selanjutnya, jika hewan tadi ditemukan kembali, maka

ia harus segera meyembelihnya, baik penemuan itu masi pada

waktu atau hari peyembelihan ataupun sudah lewat.

B. Arisan

1. Definisi

Arisan menurut arti bahasanya bertemu (berkumpul).Adapun secara

istilah adalah kegiatan mengumpulkan uang atau barang yang bernilai sama

oleh beberapa orang kemudian diundi di antara mereka untuk menentukan

siapa yang memperolehnya, undian dilaksanakan dalam sebuah pertemuan

secara berkala sampai semua anggota memperolehnya.57

Hakikat arisan adalah setiap orang dari anggota meminjamkan uang

kepada anggota yang menenerimanya dan meminjam dari orang yang sudah

57

Poerwadarminta, KamusUmumBahasa Indonesia, (PN BalaiPustaka, 1967), h. 57.

Page 49: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

40

menerimanya kecuali orang yang pertama mendapatkam arisan maka ia

menjadi orang yang berhutang terus setelah mendapatkan arisan, dan orang

yang terakhir mendapatkan arisan, maka ia selalu menjadi pemberi hutang

kepada anggotanya.58

2. Dasar Hukum Arisan

Membicarakan arisan berarti membicarakan di dalamnya perkumpulan

beberapa orang yang mengadakan suatu perjanjian atau akad untuk

dilaksanakan, agar tercapai pada suatu tujuan yang diharapkan. Perjanjian

dalam rangka mewujudkan keadilan, dapat terwujud jika beberapa pihak yang

bersangkutan melaksanakan perjanjian yang telah ada disepakati bersama.

Dengan adanya perjanjian berarti telah di mulai suatu hubungan dalam sebuah

kegiatan, yang di dalamnya akan menimbulkan hak-hak dan kewajiban-

kewajiban bagi pihak yang bersangkutan, dimana pihak-pihak tersebut dituntut

untuk bertanggungjawab atas hak dan kewajiban masing-masing. Seperti

disebutkan dalam firman Allah:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu.

Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan

kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu

ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.”(QS. al

Maidah ayat: 1)

58

PengertianArisan :TinjauandariSisi Media, Wikipedia.com. artikeldiaksespadatanggal 25

November 2015, pukul 15. 45 WIB darihttp://id.wikipedia.org/wiki/Arisan.

Page 50: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

41

Islam telah mewajibkan dikuatkannya akad-akad demi terjaminya hak-

hak dan tegaknya keadilan di antara sekalian manusia, maka Islam juga

memperhatikan agar akad-akad itu dapat dilakukan dengan tulisan dan saksi

agar masing-masing orang dapat terjamin, terhindar dari perbuatan kekhilafan

serta mereka dapat menegakkan keadilan manakala terjadi perselisihan faham

dan pertentangan.59

Mengingat arisan juga merupakan kegiatan muamalat, maka dalam

pelaksanaan arisan hendaknya berpegang pada perinsip-perinsip muamalat.

Dan prinsip-prinsip muamalat yang dirumuskan Ahmad Azhar Basyir antara

lain sebagai berikut:

a. Pada dasarnya segala bentuk mu‟amalat adalah mubah, kecuali yang

ditentukan lain oleh Al-Qur‟an dan As-sunah.

b. Mua‟amalah dilakukan atas dasar sukarela, tanpa ada mengandung unsur

paksaan.

c. Mu‟amalat dilakukan atas dasar pertimbangan mendatangkan manfaat

dan menghindari madharat dalam hidup masyarakat.

d. Mu‟amalat dilaksanakan dengan memelihara keadilan, menghindari

unsur-unsur penganiayaan, unsur-unsur pengambilan kesempatan dan

kesempitan.60

59

Abu Ahmadidan Ansari Umar Sitanggal, SistemEkonomi Islam, Prinsip-

prinsipdanTujuan-tujuannya, (Surabaya: PT. BinaIlmu Offset, 1980), h. 187-188. 60

Ahmad AzharBasyir, Asas-asasHukumMu‟amalat, (Yogyakarta: FakultasHukum UII,

1993), h. 10.

Page 51: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

42

3. Metode Arisan

Sejatinya arisan merupakan perkumpulan dari sekelompok orang.

Dimana mereka berinsiatif untuk tetap bertemu dan bersosialisasi. Digagaslah

sebuah acara dimana mengumpulakan barang atau uang dalam jumlah tertentu

yang telah disepakati bersama. Lalu jika uang atau barang tersebut sudah

terkumpul, hanya akan ada satu orang yang bisa mendapatkannya

melaluiundian. Hal ini terus berjalan hingga semua anggotamendapatkannya.

Mekanisme penentuan pemenang dilakukan dengan cara diundi ataudi

kocok. Dengan lintingan-lintingan kertas bertuliskan nama para anggota di

dalamnya, salah satu anggota (biasanya ketua arisan) mengocok lintingan-

lintingan tersebut menggunakan gelas plastik berlubang sampai salah satunya

(atau dua) keluar dari gelas. Peserta yang dibacakan namanyalah yang menjadi

pemenangnya. Jumlah (amount) yang didapat tiap-tiap peserta dalam arisan ini

selalu sama. Sedangkan untuk jumlah putaran dalam satu periodenya,

biasanya disesuaikan dengan jumlah peserta yang ada. Jika jumlah peserta

mencapai sepuluh orang maka arisan pun akan dilakukan selama sepuluh

putaran (biasanya satu putaran per bulan). Namun, dalam kasus jumlah peserta

terlampau banyak, katakanlah 30 peserta, maka biasanya putaran arisan

disesuaikan dengan membagi jumlah peserta ke dalam beberapa bagian sesuai

dengan kesepakatan banyaknya putaran yang diinginkan (biasanya paling lama

sepuluh bulan).61

61

PengertianArisan :TinjauandariSisi Media,

http://aldigozali.com/?p=2491diaksespadatanggal 25 November 2015, pukul 15. 45 WIB

Page 52: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

43

BAB III

PROFIL KELUARGA HAJI MUHAMMAD NOER DI CIPETE UTARA

KECAMATAN CILANDAK JAKARTA SELATAN

A. Sekilas Tentang Kelurahan Cipete Utara

1. Letak Astronomis

Perkembangan pembangunan yang sedemikian pesatnya, terutama

pembanguna fisik menjadi wilayah kelurahan Cipete Utara memiliki arti

strategis bagi pertumbuhan sektor perdagangan, jasa dan pemukiman. Maka

luas wilayah Kelurahan Cipete Utara adalah 1,83 KM. Terbagi menjadi 7 RW,

berikut batas-batas wilayah :

a. Sebelah Utara : berbatasan dengan kelurahan Pulo

b. Sebelah Timur : berbatasan dengan kelurahan Bangka

c. Sebelah Selatan : berbatasan dengan kelurahan Cipete Selatan

Kecamatan Cilandak.

d. Sebelah barat : berbatasan dengan Jl. Fatmawati di Kelurahan

Gandaria Utara.

2. Luas Wilayah

Berdasarkan keputusan Gubernur DKI Jakarta tahun 2015, Kelurahan

Cipete Selatan memiliki luas : 1,83 KM.

Jumlah penduduk : 25.520

Laki-laki : 26.118

Page 53: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

44

Perempuan : 12.857

Jumlah Kepala Keluarga : 7.297 jiwa

Jumlah RW : 11 RW

Jumlah RT : 103 RT

Wilayah kelurahan Cipete Utara yang sangat luas disatu sisi

menguntungkan terutama dalam kaitannya dengan pemasukan pendapatan asli

daerah (PAD), namun disisi lain luas wilayahnya juga menuntut

profesionalisme yang tinggi di bidang pelayanan, mengingat jumlah penduduk

yang dilayani tentunya lebih banyak dengan latar belakang yang beragam.

Secara Historis penduduk Kelurahan Cipete Selatan memeluk Agama

Islam yang sampai saat ini masih dipegang teguh. Hasil prentase pemeluk

agama Islam 23.542 orang, Kristen 1.753 orang, Budha 45 orang, Aliran

kepercayaan 180 orang. Sejalan dengan mayoritas penduduk yang beragama

Islam, demikian halnya ketersedian fasilitas peribadatan didominasi oleh

Masjid dan Musholla, dengan jumlah keseluruhan mencapai 45 Masjid dan

Mushola. Fasilitas peribadatan lainnya ialah 4 Gereja.

3. Pendidikan

Untuk bidang pendidikan di Kelurahan Cipete Utara cukup memadai

dengan berkembangnya beberapa pusat pendidikan, seperti telah terdapat 15

sekolah dasar, 8 SLTP swasta atau negri, 3 SMTA swasta atau negri dan 4

perguruaan tinggi.

Page 54: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

45

B. Sejarah Kampung Cipete

Cipete merupakan satu kawasan Jakarta Selatan yang wilayahnya terbagi dua

yaitu Cipete Utara dan Cipete Selatan. Daerah tersebut dulunya sebagai

perkampungan yang semulanya mayoritas penghuninya orang Betawi. Namun

seiring dengan perkembangan ibu kota maka tempat-tempat tersebut mulai dihuni

para pendatang termasuk etnis Tionghowa, nama Cipete diambil dari nama buah

yang biasa dijadikan lalapan atau sayuran yang ketika dikunyak menimbulkan bau

tidak sedap. Konon, asal muasal nama kampung Cipete berasal dari pohon pete.

Kata ci dalam bahasa Sunda berarti air atau sungai. Diyakini dahulunya didaerah

seputar sungai tersebut banyak tumbuhan pohon pete yang tumbuh, sehingga

akhirnya kawasan tersebut dinamai Cipete.

C. Jumlah Keluarga

Jumlah keluarga yang diketahui mengikuti arisan kurban saat ini dari hasil

pernikahan Bpk. H. Muhammad Noer dan Hj. Maryam dikaruniai anak 12 yang

terdiri dari 6 orang laki-laki dan 6 anak perempuan semua keturunan beliau sudah

berumah tangga, kemudian mempunyai menantu sebanyak 12 orang terdiri dari

laki-laki dan perempuan, 49 cucu (Laki-laki dan perempuan) dan cicit 63 (Laki-

laki dan perempuan), adik dan keponakan 54 orang terdiri (Laki-laki dan

perempuan).

Page 55: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

46

D. Kondisi Sosial Ekonomi

1. Mata Pencaharian

Keluarga Bpk. H. Muhammad Noer mayoritas keluarganya berprofesi

mata pencahariannya dalam berdagang. Namun dari keturunannya tersebut

tidaklah semuanya berdagang, ada yang berprofesi menjadi guru, dokter, aparat

negara, dan eksekutif. Namun meskipun keturunan dan keluarga beliau begitu

banyak, mereka tidak meninggalkan tradisi yang ditinggalkan oleh orang

tuanya.

2. Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam

pembangunan, baik pendidikan formal maupun non formal. Adapun jumlah

keluarga yang mengikuti arisan kurban dilihat dari segi status pendidikannya

berjumlah 87 orang. Sekolah Rakyat (SR) 8 orang, Sekolah lanjut Tingkat Atas

56 orang, Strata Satu 20 orang, PascaSarjana 3 orang.

E. Struktur Organisasi

Dalam sebuah ikatan arisan tentu membutuhkan pengurus-pengurus yang

dapat bertanggung jawab terhadap peserta atau anggota yang mengikuti arisan

tersebut. Dalam peraktek arisan kurban yang berada di keluarga bapak H.

Muhammad Nur Cipete Utara banyak menggunakan kepengurusan yang

bertanggung jawab terhadap terlaksananya arisan kurban di keluarga bapak H.

Muhammad Nur Cipete Utara. Struktur organisasi arisan terdiri dari ketua,

sekertaris, bendahara dan anggota arisan kurban. Jumlah anggota arisan kurban

Page 56: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

47

tersebut terdiri dari 56 orang yang terdiri dari anak, cucu, ponakan, menantu, dan

saudara kandung, kemudian peserta yang terdiri dari 60 orang ini dibagi menjadi 8

kelompok, setiap kelompok terdiri dari 7 orang, dikarenakan kurban ini hanya

khusus binatang sapi dan kerbau maka ditetapkan setiap kelompok 7 orang.

Selain itu seluruh anggota arisan kurban tersebut diwajibkan mengikuti

perkumpulan yang selalu diadakan setiap satu bulan sekali yang mana

perkumpulan tersebut sudah disepakati bersama, perkumpulan tersebut sekaligus

memberikan setoran bulanan yang mana yang jumlahnya sudah ditentukan sebesar

Rp. 75.000 rupiah perbulan biasanya, perkumpulan ini bukan semata-mata untuk

keperluan penyetoran arisan kurban saja, melainkan perkumpulan ini sekaligus

diadakannya perkumpulan bulanan yang rutinitasnya tersebut guna mempererat

tali silaturahmi antara satu sama lainnya.

Adapun cara pengundian nama dilakukan dua bulan sebelum datangnya

hari raya Idul Adha. Semua anggota mendapatkan giliran arisan tersebut, tentu hal

ini berjalan sampai anggota arisan tersebut mendapat giliran untuk berkurban.

Adapun bagi nama kelompok yang keluar disaat pengundian ia berhak berkurban

pada tahun ini. Apabila seorang peserta yang telah mendapat giliran berkurban

tersebut telah meninggal dunia sebelum setorannya terlunasi, maka pihak ahliwaris

yang bertanggung jawab atas cicilannya tersebut sampai selesai.

Page 57: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

48

BAB IV

ARISAN QURBAN KELUARGA BESAR HAJI MUHAMMAD NOERDI

CIPETE UTARA KECAMATAN CILANDAKJAKARTA SELATAN

A. Sejarah Arisan Kurban

Bpk H, Moh Nur adalah salah seorang putra dari Bpk H. Soleh dan ibu Hj.

Suryanih yang memiliki tiga bersaudara Bpk. H.Moh Nur adalah anak kedua dari

tiga bersaudara beliau adalah sosok orang yang sangat taat didalam menjalankan

ibadah baik melaksanakan ibadah wajib maupun ibadah-ibadah sunnah beliau juga

memiliki sifat dermawan.Bpk.H.Moh.Nur dilahirkan dari keluarga yang kurang

begitu mampu dari segi ekonomi, tetapi semangat perjuangan dan kegigihannya

sangat kuat didalam menjalani kehidupan. Bpk H. Moh Nur semasa mudanya

selain waktunya dihabiskan berdagang beliau juga tidak melupakan untuk

menuntut ilmu agama Islam, hampir setiap malem beliau selalu berangkat untuk

menuntut ilmu. Diantara guru beliau yang beliau ngaji adalah KH. Moh Naim dan

KH .Hamim. kedua guruini terkenal kealimannya dan kesederhanaannnya, hampir

setiap hari selesai berdagang beliau langsung mengaji kepada guru-guru beliau,

Bpk H.Moh Nur termasuk murid yang disayang oleh guru-gurunya karena

kerajinannya.62

Bpk H.Moh Nur menikah dengan HJ Mariam dengan

perkawinannya dikaruniai 11 orang anak, 6 orang putra dan 5 orang putri semua

anak-anaknya sudah berkeluarga, Bpk H.Moh Nur adalah sosok orang tua yang

62

Wawancara dengan Hj. Maeryam selaku Isteri Bpk. H. Muhammad Noer. (25 mei 2015)

Page 58: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

49

sangat tegas dan disiplin dalam mendidik anak-anaknya dalam pengetahuan agama

dan selalu menganjurkan dan memberi pengarahan agar selalu menjalankan

perintah Allah SWT. beliau juga selalu memberikan contoh kepada anak-anaknya

dalam beribadah seperti melakukan ibadah-ibadah wajib maupun ibadah-ibadah

sunah, seperti mencontohkan anak-anaknya dalam melakukan ibadah kurban,

beliau hampir setiap tahun selalu meyisihkan sebagian hartanya untuk membeli

hewan kurban, dikediamam Bpk. H. Moh Nur hampir setiap perayaan Hari Raya

Idul Adha selalu ada pemotongan hewan kurban yang diadakan dikediamannya,

selain itu terkadang beliau juga menganjurkan bagi anak-anaknya yang sudah

mampu atau yang sudah memiliki penghasilan dianjurkan untuk mengikuti

patungan untuk membeli hewan kurban agar membiasakan berkurban sekaligus

mengajarkan anak-anaknya untuk meyisihkan hartanya untuk kepentingan ibadah

setiap tahunnya.

Pada tanggal 25 bulan Juni Thn 2013 Bpk H. Moh Nur berpulang

kerahmatullah dengan Usia 80 Tahun. Dengan rasa cintanya anak-anaknya ingin

sekali anak-anaknya melanjutkan kebiasaan al-marhum Bpk.H.Moh Nur dengan

melanjutkan kebiasaan rutinitas tahunan yang mana pada setiap hari raya Idul

Adha selalu diadakan penyembelih hewan kurban yang dilaksanakan dikediaman

almarhum. Adapun salah satu caran yang ditempuh oleh anak-anaknya agar

kegiatan tersebut dapaat berjalan secara optimal dan tidak memberatkan dan dapat

mempermudah dan memberikan keringanan agar terlaksananya kegiatan tersebut

Page 59: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

50

maka terpikir sebuah ide dari salah satu anaknya agar mengadakan arisan kurban

tetapi ide tersebut disepakati oleh keluarga .63

Awal mulanya terbentuknya arisan kurban ini terbentuk karena keinginan

anak-anaknya dan keluarga baik dari pihak anak cucu maupun adik agar kurban

dikediaman Bpk H. Moh Nur terus diadakan dan terus dilestarikan yang mana

selama hidupnya beliau selalu mengadakan peyembelihan kurban dikediamannya.

kemudian sebuah ide-ide tersebut untuk mengadakan arisan kurban terlaksana,

bagi anak yang kurang begitu mampu dapat ikut berpartisipasi dalam

terlaksananya kegiatan tersebut secara optimal, dengan ada arisan ini bagi yang

kurang begitu mampu juga merasakan lebih ringan dengan diadakan arisan

tersebut.64

Arisan kurban sudah berdiri selama kurang lebih 2 tahun yaitu tepatnya

pada awal tahun 2014 yang mana pada saat itu di pimpin oleh saudara Mashuri,

arisan kurban ini baru 2 kali angkatan. Awal mulanya terbentuk arisan kurban ini

karena keinginan keluarga agar selalu terlaksananya kegiatan pemotongan hewan

kurban di kediaman Almarhum Bpk H.Moh Nur. sekaligus mengenang jasa-jasa

seorang bapak yang telah memberikan bimbingan semasa hidupnya agar setelah

beliau tidak ada kegiatan ini terus diadakan.65

63

Wawancara dengan Bpk Masyhuri Selaku Anak Bpk. H. Muhammad Noer, Sekaligus

Ketua Arisan Kurban. (25 mei 2015) 64

Wawancara Dengan Hj. Khairiyah Selaku Anak Sekaligus Anggota Arisan Kurban. (25

mei 2015) 65

Wawancara Dengan H. Mardani Selaku Adik dari Isteri Bpk. H. Muhammad Noer. (25

mei 2015)

Page 60: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

51

B. Praktek Pelaksanaan Arisan Kurban

Arisan kurban ini diadakan atau dihususkan oleh para anggota keluarga Bpk

H. Moh Nur arisan ini dilakukan sebagaimana seperti arisan-arisan pada umumnya

dengan cara para peserta arisan kurban meyetorkan sejumlah uang yang telah

ditentukan jumlahnya dan waktu yang telah ditentukan pula, pertemuan ini

merupakan suatu upaya agar terkumpulnya jumlah setoran perorangan.66

Setiap bulan para anggota arisan kurban baik yang sudah mengikuti arisan

maupun yang belum dapat kesempatan mengikuti arisa diwajibkan untuk

menghadiri pada waktu peyetoran, dikarenakan pada waktu peyetoran sekaligus

diadakanya acara kumpul-kumpul acara silaturahmi bulanan yang mana kegiatan

silaturahmi bulanan tersebut sudah terbentuk lebih dahulu dibandingkan acara

arisan kurban tersebut.

Arisan ini terdiri dari 56 orang peserta dari 56 orang peserta ini dibagi

menjadi 8 kelompok setiap kelompok terdiri dari 7 orang. Karena kurban ini hanya

dihususkan untuk binatang sapi dan kerbau saja maka ditetapkan setiap

kelompoknya 7 orang.67

Selain itu seluruh anggota arisan kurban tersebut diwajibkan mengikuti

perkumpulan yang selalu diadakan setiap satu bulan sekali yang mana

perkumpulan tersebut sudah disepakati bersama, perkumpulan tersebut sekaligus

66

Wawancara Dengan Bpk. Muhammad Yamin Selaku Sekretaris Arisan Kurban. (25 mei

2015) 67

Wawancara Dengan Hj. Maryam Selaku Isteri Bpk. H. Muhammad Noer. (25 mei 2015)

Page 61: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

52

memberikan setoran bulanan yang mana yang jumlahnya sudah ditentukan sebesar

Rp. 75.000 rupiah perbulan biasanya perkumpulan ini bukan semata-mata untuk

keperluan penyetoran arisan kurban saja, melainkan perkumpulan ini sekaligus

diadakannya perkumpulan bulanan yang mana rutinitas tersebut guna mempererat

tali silaturahmi antara satu sama lainnya.

Adapun waktu Pengundian nama dilakukan dua bulan sebelum datangnya

hari raya Idul Adha, semua anggota mendapatkan giliran arisan tersebut, tentu hal

ini terus berjalan sampai semua anggota arisan kurban tersebut mendapat giliran

untuk berkurban. adapun bagi nama kempok yang sudah keluar disaat melakukan

pengundian dia berhak berkurban pada tahun ini.

Akan tetapi arisan ini hanya diperuntukan khusus ibadah kurban saja, semua

uang yang terkumpul langsung dibelikan hewan kurban. Adapun jumlah uang

yang diterima oleh pemenang undian untuk membeli hewan kurban dengan jumlah

yang disimpan pada arisan tersebut. Uang yang dibelikan hewan kurban tersebut

merupakan hutang atau pinjaman kepada para anggota yang harus dikembalikan

secara berangsur-angsur melalui tabungan tiap bulannya sampai jumlah hutang

tersebut terlunasi.

Apabila seorang peserta yang telah mendapat giliran berkurban tersebut

telah meninggal dunia sebelum setorannya terlunasi, maka pihak ahliwaris yang

bertanggung jawab atas cicilannya tersebut sampai selesai. Mungkin hal ini sering

terjadi didalam peraktik arisan, tetapi alhamdulilah hal tersebut belum terjadi

selama arisan tersebut berjalan mungkin apabila hal ini terjadi selaku ahliwaris

Page 62: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

53

dari pihak yang mengikuti arisan tersebut bersedia melanjutkan cicilan tersebut

sampai terlunasi. Begitu juga para setiap anggota yang mengikuti arisan kurban

tersebut maupun dari pihak ketua angotanya masih keluarga. Maka dengan begitu

jika terjadi peristiwa yang tidak diinginkan terjadi. Adapun dalam pengundian

nama dilakukan dua bulam sebelum hari Raya idul adha, arisan kurban ini selama

satu tahun dilakukan dua pengocokan.

C. Manfaat Arisan Kurban

Banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh dari kalangan keluarga, yang

mana masing-masing keluarga tidak jauh berbeda mengungkapkan manfaat-

manfaat yang diperoleh dengan diadakannya arisan kurban tersebut, dimana arisan

tersebut dapat memberi manfaat yang sangat besar yang dapat dirasakan oleh

peserta arisan tersebut diantaranya adalah.68

1. Meringgankan untuk terlaksananya ibadah kurban

2. Dapat memberikan kesempatan atau kemudahan bagi keluarga yang belum

mampu sepenuhnya tapi keinginan untuk berkurban

3. Dapat mempererat talisilaturahmi kekeluargaan antara para keluarga

4. Agar membiyasakan meyisihkan sebagian harta yang dimiliki untuk

kepentingan ibadah

5. Agar membiyasakan berbagi

6. Agar terlaksananya kegiatan rutinitas tahunan yang berada dikediaman

Bpk.H.Moh Nur.

68

Wawancara Dengan Siti Rahma Selaku Anggota Arisan Kurban. (25 mei 2015)

Page 63: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

54

D. Pandangan Ulama Terhadap Hutang Beribadah Dalam Berkurban

Pelaksanaan arisan kurban, sepengetahuan penyusun, belum ada didalam

masyarakat awal Islam (masa nabi dan saahabat), dan belum dijumpai dalam kitab-

kitab fikih. Hal tersebut menjadi dinamika baru didalam hukum Islam. Selama ini

yang terjadi didalam masyarakat pada umumnya ibadah kurbanhanya dilaksanakan

oleh orang yang mampu saja. Namun yang menjadi permasalahan adalah bagaimana

status hukum hutang didalam berkurban?

Menurut Ust. Rasyid Ridha selaku ulama setempat di cipete utara mengatakan

bahwa kurban dengan cara mengutang itu diperbolehkan jika syarat-syarat dalam

berkurban terpenuhi dan tidak ada unsur garar.69 Menurut penulis pendapat ust. Rasyid

Ridha sesuai dengan pendapat Imam Ahmad bin Hambal mengatakan tentang orang

yang tidak mampu aqiqah, ”Jika seseorang tidak mampu aqiqah, maka hendaknya ia

mencari utangan dan berharap Allah akan menolong melunasinya. Karena seperti ini

akan menghidupkan ajaran Rasulullah shallallahu ‟alaihi wa sallam.”70

Begitupun pendapat dari Sufyan Ats Tsauri mengatakan, ”Dulu Abu Hatim

pernah mencari utangan dan beliau pun menggiring unta untuk disembelih. Lalu

dikatakan padanya, ”Apakah betul engkau mencari utangan dan telah menggiring unta

untuk disembelih?” Abu Hatim menjawab, ”Aku telah mendengar firman Allah:71

69

Wawancara Dengan Ulama Setempat Pada Tanggal 12 Oktober 2015 Jam 08.30 WIB. 70

Wizarah Al-Auqaf wa As-Syu‟unu Al- Islamiyah, Mawsu‟ah Al Fiqhiyyah Al

Kuwaitiyyah jilid 38, (Al-Kuwait: Thab‟u Al-wazarah, 1427 H), H. 285. 71

Abul Fida‟ Ibnu Katsir, Tafsir Al Qur‟an Al „Azhim Jilid 5, (Lebanon:Dar Thoyibah

420H), H.426

Page 64: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

55

”Kamu akan memperoleh kebaikan yang banyak padanya.”

Menurut Dr. Sudirman Abbas mengatakan bahwa kurban bermula dari

firman Allah SWT surat Al-kautsar ayat 1-3:

(٣-٨: ٨٠١/الكوثر (Artinya: “(1) Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang

banyak. (2) Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan

berkorbanlah (3) Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu Dialah yang terputus. (QS. Al-kautsar: 1-3)

Kurban adalah hari raya besar karena ada pengorbanan didalamnya bukan

hanyapengorbanan materi melainkan kurban nonmateri, hanya setelah peristiwa

Nabi Ibrahim AS itu justruyang lebih ditekankan adalah pengorbanan

materi.Berkurbandengan materi tentunya bagi mereka yang berlapang materi,

bagi mereka yang belum berlapang materi tidak bisa dipaksakan karena

sesungguhnya idul kurban itu hanyaberlakubagi orangyang berlapang materi.

Hanya saja ada orang yang memiliki pemahaman bahwa pengurbanan

materi bisa diupayakan sejak awal maka dibentuklah sebuah upayabagisebuah

keluarga menabung untuk satu tahun kedepan, sehingga kita dapat memberikan

kebahagiaan bagi mereka yang belum merasakan kebahagiaan dihari raya Idul

kurban.Menurut Dr. Sudirman Abbas mengatakan pula jika perbulan mereka cicil

tidak ada masalah bagi orang tuayang sudah mampu maupun belum mampu sama

saja, maka dalam perinsip ini tidak memndang orang kaya dan orang miskin,

Page 65: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

56

karena sifat pengorbananan untuk diri sendiri, bukan untuk orang lain. Adapun

bagi mereka yang menyamakan orang kaya dengan orang miskin yang seharusnya

ia bisa ia hendel sendiri untuk satu sapi 7 orang kemudian mereka tetap memberi

kesempatan itu tidak menjadi masalah juga, karena masing-masing mempunyai

niat sebagaimana kaidah ushul fiqih mengatakan:

Ini menguji kita untuk selalu mensyukuri nikmat Allah dengan cara

bersedekah (berkurban) maka karena tradisi ini wajib dilestarikan keluarga harus

menteladani itu, karena tradisi itu pula menunjukan berkasih sayang kita kepada

orang lain karena kelapangan riski itu bukan diukur ketika kita tidak ada, siapa

tahu kita sudah niat baik sampai kita berhutang sesungguhnya Allah SWT yang

menanggung hutangnya. Sehingga kita diberikan kelapangan rizki, bukankah nabi

SAW ketika dirawat oleh Abu Thalib dalam keadaan tidak punya tapi beliau

sudah ikhlas bukan karena bagaimana memberi makan kepada anak yatim begitu

diberikan kelapangan rizki datang. Demikianhalini, ketika diberikan kelapangan

rizki datang karena kurban itu bukan untuk orang lain tetapi untuk diri kita

danuntukorang lain. Jadi keluarga yang kita anggap mampu jangan-jangan fakta

dilapangan tidak mampu, sebenarnya sama saja karena keperluan berbeda-beda,

kalau ia kaya tetapi tidak mampu menghendel sudah bersyukur artinya ia

Page 66: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

57

memberikan kesempatan kepada yang lain coba kalau iayang menghendel dan

orang lain tidak mendapat kesempatan berkuraban berarti tradisi itu hilang. Itu

alasannya jadi jangan memandang realitanya saja dan memandang sepihak kita

memberikan ksempatan bahwa orang kaya walaupun ia punya tidak dihakimi

sendiri tapi saudaranya yang lain masih diberi kesempatan. Oleh karenanya

hukum melestarikannya mubah dan dinilai menjadi sedakah jariyah atau amal

yangharus dilestarikan. Jadi sudah jelas tradisi yang baik harus dilestarikan, yang

baik harus dibina sebagaimanakaidah fiqiyah mengatakan:

Adat kebiasaan baik yang didukung oleh agama itu harus dilestarikan,

karena sesuai dengan aturan syariat, jika tidak baik kebiasaan itu maka harus

dibuang. Danjangan lupa ada kaidah yang mengatakan:

Keyakinan kita seperti itu bahwa adat yang baik perlu dilestarikan bukan

karena mendukung tercapainya tujuansyariatyg mutlak harus dilakukan, janganlah

ragukan lagi. Kita tidak boleh menerka-nerka orang kayakarena ukuran kayaitu

bukan materinya, jangan-jangan materi yang terlihat tetapi ia kreditdiputarkan

karena pertaruhannya besar.

E. Analisis

Bahwasannya kita sadari atau tidak arisan telah banyak dilaksanakan oleh

masyarakat baik dari kalangan bawah hingga kalangan atas, arisan dilaksanakan

Page 67: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

58

dalam rangka memenuhi kebutuhan keuangan yaitu dengan cara menabung yang

kita sebut juga arisan, apabila peserta telah mendapat keberuntungan didalam

arisan tersebut akan memperoleh uang yangsebenarnya uang mereka sendiri yang

mereka tabung, selain mendapat uang peserta juga dapat mendekatkan hubungan

kekerabatan dalam masyarakat atau keluarga.

Arisan didalam perkembangan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan.

Arisan juga suatu lembaga yang dapat meringankan atau memperlancar

kehidupan perekonomian masyarakat baik secara langsung maupun secara tidak

langsung, salah satu cara masyarakat mendekatkan masyarakat dengan

masyarakat baik keluarga dengan keluarga yaitu salah satunya adalah dengan cara

diadakannya arisan.

Pengertian yang disampaikan Ulama dunia dengan istilah jum‟iyyah al-

Muwazhzhafin atau al-qardhu al-ta‟awuni. Jum‟iyyah al-muwazhzhafin

dijelaskan para Ulama sebagai bersepakatnya sejumlah orang dengan ketentuan

setiap orang membayar sejumlah uang yang sama dengan yang dibayarkan yang

lainnya.72

Arisan termasuk masalah yang konterporer yang telah lama ditekuni oleh

banyak kaum muslimin mengingat manfaat yang mereka dapat rasakan dari arisan

tersebut para ulama juga berbeda pendapat didalam masalah arisan tersebut.

Adapun Hakekat arisan ini adalah setiap orang dari anggotanya

72

http://almanhaj.or.id/content/3818/slash/0/arisan-dalam-pandangan-islam/ diakses pada

tanggal 16 Oktober 2015 PadaPukul 13.00 WIB

Page 68: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

59

meminjamkan uang kepada anggota yang menerimanya dan meminjam dari orang

yang sudah menerimanya kecuali orang yang pertama mendapatkan arisan maka

ia menjadi orang yang berhutang terus setelah mendapatkan arisan, juga orang

yang terakhir mendapatkan arisan, maka ia selalu menjadi pemberi hutang kepada

anggota.

Menurut pendapat Ali Mustofa Yakub dalam salah satu bukunnya

mengatakan bahwa arisan menurut agama diperbolehkan, dengan catatan tidak

ada salah satu pihak yang dirugikan dan tidak adannya unsur perjudian didalam

arisan tersebut.73

Adapun pendapat ulama yang mengharam kan arisan, mereka merujuk

kepada pendapat Syaikh sholih al-fauzan, syaikh Abdul Aziz alu, dengan dalil

bahwasannya tiap-tiap peserta sama halnya meminjamkan sesuatu kepada yang

lain dengan persaratan adanya orang lain meminjamkan sesuatu, maka dalan hal

ini pinjaman yang meng hasilkan suatu manfaat bagi orang yang meminjami

maka hal tersebua adalah riba. Arisan juga bisa dikatakan haram, jika didalamnya

terdapat unsur kezoliman satu samalainnya maka arisan ini menjadi haram.

Arisan kurban ini menjadi salah satu sarana yang dapat ditempuh bagi

keluarga Bpk H.Moh. Nur untuk mewujudkan terlaksananya pemotongan hewan

kurban dikediaman orang tua kami. Arisan kurban ini menjadi perbincangan yang

sangat menarik yang dapat memberikan wawasan terhadap penulis pribadi

maupun pendapat para ulama. Yakni pendapat yang mengatakan tidak ada

73

Ali Musthafa Ya‟kub, Fatwa-fatwa Imam Besar Masjid Istiqlal, Cet I, (Jakarta:PT.

Pustaka Firdaus, 2007), H. 209

Page 69: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

60

masalah karena tidak ada dalil yang melarangnya baik dari Al-Qur‟an maupun

Assunah selama hal tersebut tidak melanggar kaidah-kaidah hukum yang berlaku,

serta pendapat yang menilai tidak sahnya ibadah kurban dengan cara arisan

karena didalamnya terdapat unsur-unsur yang dilarang dalam islam antara lain

adalah adannya unsur utang yag haltersebut menjadi permasalahan pada penulis

yang ingin sekali penulis ketahui dasar hukumnya, adanya unsur mengundi nasib

didalan ibadah.74

Ulama juga telah memberikan persaratan-persaratan bagi pihak-pihak yang

mendapatkan beban dalam melaksanakan kurban baik diwajibkan maupun

disunatkan.

Adapun pendapat imam Abu Hanifah yang dimaksud dengan mampu itu

adalah adanya kelapangan bagi pihak yang berkurban yaitu kelapangan yang

bersifat fitrah, orang yang ingi berkurban minimal memiliki uang sebesar 200

dirham yaitu sebanyak nisab zakat, atau memiliki barang yang senilai dengan

nominal uang tersebut, baik uang atau barang tersebut diluar kebutuhan pokok

orang yang ingin berkurban, seperti untuk tempat tinggal atau pakayan, serta dilur

kebutuhan orang-orang dibawah tanggungannya.75

Adapun pendapat Imam Malik orang yang disebut mampu adalah orang

yang tidak membutuhkan uang yang akan dibelikan hewan kurban, dan apabila

orang yang ingin berkurban bisa berhutang dengan keyakinan akan bisa

74

Wawancara Dengan Bpk. Masyhuri Selaku Ketua Arisan Kurban pada tanggal 13 Oktober

2015. 75

Fakhru Ad-din Az-zailaAl-hanfi, Tabyinu Al-Haqaiq Syarhu Al-Khanzi Ad-daqaiq Jilid 6,

(Lebanon: Dar El-Kitub Al-Islami, Tth), h. 3.

Page 70: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

61

membayarnya maka diperbolehkan baginya berhutang guna membeli hewan

kurban.76

Adapun mendapat Imam Syafi‟i orang yang disebut mampu dalam hal ini

adalah orang yang memiliki uang untuk membeli hewan kurban diluar

kebutuhannya, dan kebutuhan orang-orang yang berada dibawah tanggungannya

selama hari raya dan hari-hari tasyriq, yaitu selama waktu pelaksanaan kurban,

pendapat ini senada dengan pendapat mereka tentang zakat fitrah, hendaknya

zakat yang akan dikeluarkan itu merupakan makanan yang berlebih dari

kebutuhan yang bersangkutan pada siang dan malam pada hari raya.77

Adapun pendapat Imam Ibn Hambal yang disebut mampu adalah orang

yang bisa mendapatkan uang untuk membeli hewan kurban itu, sekalipun dengan

berhutang asalkan orang yang meminjam uang untuk membeli hewan kurban

yakin akan bisa melunasinya dikemudian hari.78

Bahwasannya kita ketahui arisan merupakan peraktik sosial yang

merupakan suatu bentuk urf atau yang kita sebut tradisi masyarakat yang

salahsatu bentuk tradisi masyarakat yang mana arisan tersebut menjadi suatu adat

yang dapat memenuhi kebutuhan perekonomian. Urf atau bisa juga diartikan

suatu kebiasaan baik haltersebut berlaku umum atau khusus bisa dijadikan aturan

76

Wahbah Az-zuhaili, Terjemah Al-Fiqh Al-Islamiy Wa Adillatuhu, (Kuala Lumpur: Dar El-

Fikri, 2011), h. 263.

77

Ibrahim Al-bajuri, Hasyiyah Al-Bajuri „Ala Ibn Qasim Jilid 2, (Surabaya: Dar El-Ilmu,

Tth), h. 304. 78

Abdurrahman Al-Jaziri, Kitab Al-Fiqh „Ala Mazhahib Al-Arba‟ah Jilid II, Terjemah H.

Muhammad Zuhri, (Semarang: CV. Ass-syifa, 1994), h. 707.

Page 71: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

62

atau hukum selama kebiasaan tersebut tidak ada Nash yang melarangnya,79

yang

menjadi permasalahan yang dapat menjadikan hukum didalam perbicangan yang

dapat diangkat penulis adalah arisan yang biasanya dijadikan sebagai suatu sarana

untuk memenuhi kebutuhan perekonomian dalam kehidupan malah di keluarga

Bpk H. Moh.Nor arisan tersebut dijadikan sebagai salah satu jalan untuk

terlaksananya ibadah kurban.

Di dalam arisan tersebut harus ada beberapa ketentuan-ketentuan yang perlu

kita perhatikan yang pertama adalah apakah didalan arisan ini ada unsur riba atau

tidak, jika arisan tersebut mengandung unsur riba maka arisan tersebut tidak

diperbolehkan. Namun dalam arisan yang diadakan dikediaman Bpk H.Moh Nur

ini tidak ada unsur riba semua peserta sudah rela sama rela karena arisan ini

bukan salah satu bentuk kebutuhan perekonomian melainkan bentuk ibadah, yang

dikatakan tidak adanya unsu ribanya adalah tidak ada tambahan setiap tahunya

sehingga tidak ada peserta yang dirugikan, maka hal ini menurut penulis apabila

memang tidak ada tambahan haltersebut diperbolehkan.Adapun hal yang harus

kita perhatikan adalah harus adanya suatu perjanjian yang tertulis, walaupun

arisan ini anggotanya terdiri dari keluarga tetap harus ada perjanjian yang tertulis,

sebagai mana Allah berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 283:

79

Ahmad Sudirman Abbas, Qawaid Fiqhiyah Dalam Perspektif Fiqih Cetakan ke 1,

(Jakarta: RadarJaya, 2004), h. 164.

Page 72: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

63

(٢٨٢ : ٢/)البقرة

Artinya: “Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai)

sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, Maka hendaklah ada

barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). akan tetapi

jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, Maka hendaklah

yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu

(para saksi) Menyembunyikan persaksian. dan Barangsiapa yang

menyembunyikannya, Maka Sesungguhnya ia adalah orang yang

berdosa hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS. 2 (al-Baqarah) 286)

Didalam ayat ini bisa kita memberikam kesimpulan dikatakan bahwa Allah

SWT memerintahkan kepada orang yang berhutang maupum ber muamalah

dalam waktu tertentu hendaklah ditulis perjanjian serta mendatangkan saksi,

haltersebut menjaga terjadinya sengketa pada waktu-waktu yang akan datang,

maka jika kita akan bertransaksi maka harus adanya suatu perjanjian yang jelas

dan tertulis, disertakan dengan saksi, apabila suatusaat terjadi perselisihan kita

bisa memberikan bukti secara jelas, selain itu mencegah dari unsur kedzoliman

antara satu sama lainnya.

Arisan di keluarga Bpk H. Moh.Nor terletak di cipete utara.Arisan tersebut

terdapat suatu perjanjian secara tertulis, gunanya adalah untuk mengikat antara

satuanggota dengan anggota keluarga lainnya, karena arisan ini diadakan atas

dasar kepercayaan. Disebabkan hal tersebut maka penulis memahamiarisan

keluarga Bpk. H. Moh Nur sesuai dengan hukum syara, Sehingga menurut penulis

haltersebut tidak jadi permasalahan karena ada unsur kejelasan.

Dalam Arisan ini harus adanya penanggungjawab atas jaminan yang

diberikan kepada peserta arisan, hal ini dilakukan sebagai bentuk antisipasi jika

Page 73: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

64

satu saat nanti peserta yang bersangkutan telah mendapatkan arisan meninggal

dunia, sehingga diharuskan adanya penanggung jawab yang melunasi pembayaran

iurang yang belum terlunasi.

Di dalam ibadah kurban yang harus di perhatikan adalah jumlah binatang

kurban yang cukup bagi orang-orang yang berkurban.Didalam hal ini para ulama

berselisih pendapat, menurut Imam Malik, seorang boleh berkurban seekor

kambing kibas atau seekor sapi atau seekor unta untuk dirinya sendiri dan

keluargannya berdasarkan aturan syariat nafkah mereka menjadi

tanggungannya.80

Imam Syafi‟i, Imam Abu Hanifah dan ulama lainnya memperbolehkan

seseorang menyembelih seekor unta atau seekor sapi untuk tuju orang, baik untuk

berkurban atau untuk sembelihan dalam pelaksanaan ibadah haji, para ulama

sepakat, seekor kambinggibas hanya untuk satu orang, tetapi pendapat yang

dikutip oleh Imam Malik meyatakan bahwa seorang menyembelih seekor

kambing untuk dirinya sendiri dan keluarganya, asalkan tidak secara gotong

royong melainkan membelinya sendiri.

Dalam hal ini Abu Hanifah dan Tsauri punya pendapat yang berbeda kata

mereka, berkurban seekor kambing untuk tujuh orang itu bukan masalah tidak

cukup tetapi makruh.

Silang pendapat tersebut karena ada pertentangan ada hukum asal antara

qiyas yang didasarkan pada hadits yang menerangkan binatang sembelihan terkait

80

Ibnu Rusyd, Bidayatul Al-Mujtahid Penerjemah Abdu Al-Rasyad Siddiq, (Jakarta: Akbar

Media, 2013), h. 634.

Page 74: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

65

pelaksanaan ibadah haji. Adapun menurut ketentuan hukum asal, seekor binatang

kurban hanya untuk satu orang. Itulah sebabnya mereka sepakat melarang

berkurban seekor kambing untuk beberapa orang.didalam hadits disebutkan.

Kenapa penulis katakan bahwasanya satu ekor kambing untuk satu orang saja,

karena perintah berkurban tidak boleh berupa potong-potongan, tetapi arus utuh,

sebab kalau tidak utuh maka tidak bisa disebut kurban, kecuali ada dalil syar‟i

yang menunjukan atas hal itu.

Hadits yang dibuat dasar oleh qiyas yang kontra dengan hukum asal ini

ialah hadits Nabi Muhammad SAW ketika di Hudaibiyah:

.

Artinya: “Telah Menceritakan kepada kami Muhammad bin Yahya telah

menceritakan kepada kami Abdu Ar-razak dari Malik bin Anas dari Abi

Zubair dari Jabir berkata jabir “Kami berkurban bersama Nabi

seekor unta untuk tujuh orang & sapi juga untuk tujuh orang ketika berada di Hudaibiyyah.” (HR. Ibnu Maajah)

Imam Malik berbeda pendapat dengan ulama lain dengan mengartika

berkurba secara gabungan. Kesepakatan ulama berlaku dalam masalah berkurban

secara kolektif bersama orang lain. Jadi dalam hal ini gabungan sekeluarga harus

diqiyaskan dengan gabungan dengan orang lain.ia menggunakan hadits tadi

81

Ibrahim Al-Khatab, Ma‟alimu As-sunan Juz 2, (Beirut: Matba‟ah Al-A‟lamiyah, 1932), h.

229.

Page 75: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

66

sebagai dasar qiyas antara berkurban secara umum dengan kurban yang terkait

dengan pelaksanaan ibadah haji, sebenarnya perselisian para ulama dalam

masalah ini kembali lagi pada pertentangan antara qiyas-qiyas dalam pembahasan

ini.

Namun dalam pemaparan tersebut penulis menganalisis bahwasannya

didalam pelaksanaan arisan kurban yang berada di cipete utara yang berada

dikediaman Bpk H, Moh,Nur tidak ada unsur melenceng dari pemaparan yang

telah dipaparkan oleh penulis, hanya saja yang menjadi suatu permasalahan dalam

hal ini adalah berhutang dalam beribadah. namun tidak ada unsur pembebanan

antara satu dan lainnya, karena pada dasarnya para peserta arisan kurban ini

masing-masing mendapat haknya yang sama, dan arisan ini tidak ada unsur

ribanya kana peserta sudah rel sama rela, terlaksana ariasan ini juga atas

keinginan keluarga jadi satu sama lainnya saling meridhoi. maka arisan tersebut

diperbolehkan.

Selain itu arisan kurban ini terdapat unsur tolong menolong dan terdapat

unsur ketaatan anak terhadap orang tuanya, karena arisan ini bermaksud agar

terlaksananya kegiatan pemotongan hewan kurban yang berada dikediaman Bpk.

H. Moh. Nur yang mana selalu ada pemotongan setiap tahunnya selama beliau

masi hidup.

Page 76: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

67

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis menjelaskan dan menguraikan mengenai praktek arisan

kurban yang berada di keluarga besar Muhammad Noer, maka penulis

menyimlpulkan sebagai berikut:

1. Praktik arisan kurban yang terjadi dikeluarga besar Bpk.H.Muhammad Noer

menurut penulis melaksanakan hukum Islam sepenuhnya karena terdapat

beberapa faktor tidak memenuhi persyaratan berkurban: pertama,dengan

cara berhutang kedua,bagi keluarga yang mampu tetap mengikuti kegiatan

ini (berkurban dengan cara berhutang), karena diadakannya arisan ini

bertujuan untuk membantu kepada anggota keluarga yang belum sanggup

membeli hewan kurban secara seutuhnya.

Karena kurban adalah pengorbanan yang berbentuk materi, tentu

hanya diperuntukkan bagi mereka yang berlapang materi, sedangkan bagi

mereka yang belum berlapang materi tidak bisa dipaksakan.

Sesungguhnyan orang disunahkan berkurban adalah kemampuan

sipelaku sepenuhnya untuk membeli hewan kurban, dengan demikian

berkurban pada hari raya tidak dituntut bagi orang yang tidak mampu dan

seharusnya bagi orang yang mampu berkurban secara seutuhnya tidak perlu

berhutang dalam ibadah karena kemampuan yang ia miliki mewajibkan

seseorang untuk berkurban.

Page 77: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

68

2. Menurut hukum Islam kegiatan arisan seperti ini diperbolehkan. karena

setelah peristiwa Ibrahim AS ibadah kurban ini lebihditekankan dalam

bentuk materi. Penulis berkesimpulan arisan kurban di keluarga Bpk. H.

Muhammad Noer terdapat suatu carayang dapat diupayakan sejak

awal,sehingga seseorang yang belum mampu dapat berkurban. Adapun tata

caranya yaitu mereka mencicil perbulannya. Tata cara tersebut menurut Dr.

sudirman Abbas itu tidak masalah karena sifat pengorbanan ini untuk dirinya

sendiri bukan untuk orang lain, dan bagi keluarga yang dianggap mampu

juga diperbolehkan mencicil. Diperbolehkannya disini karena tergantung

dengan niatnya, jika ia berniat untuk memberikan kebahagiaan keluarga

yang belum pernah merasakan kebahagiaan untuk berkurban maka itu

diperbolehan, karena kelapangan rizki itu bukan diukur ketika tidak adanya

harta, siapa tahu kita sudah niat baik sehingga kita berhutangAllah SWT

yang menanggungnya kemudian Allah memberikan kelapangan rizki kepada

kita.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah penulis sampaikan

diatas maka penulis ingin memberikan saran dan alasan sebagai berikut:

Apa yang dilakukan oleh keluarga Bpk. H. Moh. Nor berdasarkan hasil

wawancara penulis kepada segenap keluarga bahwasannya bagi penulis

menghimbau apabila suatu saat khususnya bagi keluarga besar apabila ingin

Page 78: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

69

melestarikan kebiasaan orang tua dalam melaksanakan ibadah kurban sebaiknya

tidak harus mengadakan arisan kurban, lebih baik perwakilan saja dari pihak

keluarga yang mempu untuk melakukan arisan tersebut tetap memliki nilai

kebaikan tetap tidak masuk kategori kurban secara syariat.

Page 79: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

70

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Ahmad Sudirman, Qawaid Fiqhiyah Dalam Perspektif Fiqih Cetakan ke 1,

Jakarta: RadarJaya, 2004.

Abu Al-Hasan Al-Qusyairi An-Naisaburi, Muslim bin Hijaj, Shahih Muslim Jilid 3,

Saudi Arabiyah: Dar El-Ihya At-Turats Al-„Arabiy, Tth.

ad-Dimasyqi Ibrahim Al-ghanimi, Allubab Fi Syarhi Al-kitab Jilid 3, Lebanon: Al-

Maktabah Al-„alamiyah, Tth.

ad-Dusuki Al-Maliki, Ibnu „Arafah, Hasyiyah Ad-dusukiAlaAssyarhi Al-KabirJilid

II,Lebanon: Dar El-Fikr, Tth.

Ali Bin Yusuf, Abu Ishak Ibrahim Bin, Al-muhazzab Jilid I, Semarang: Dar Ihya Al-

Kutub Al-Arabiyah, Tth.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi

IV, Jakarta: Rineka Ciptta,1998.

as-Syabini As-syafi‟i, Ahmad Khatib, Mugni Al-MuhtajIlaMa‟rifatiMa‟aniAlfazJilid

6, Lebanon: Dar Al-kutub, 1994.

as-Syu‟unu Al- Islamiyah, Wizarah Al-Auqaf wa, Mawsu‟ah Al Fiqhiyyah Al

Kuwaitiyyah jilid 38, Al-Kuwait: Thab‟u Al-wazarah, 1427 H.

az-Zaila Al-hanfi, Fakhru Ad-din, Tabyinu Al-Haqaiq Syarhu Al-Khanzi Ad-daqaiq

Jilid 6, Lebanon: Dar El-Kitub Al-Islami, Tth.

az-Zaila‟i Alhanafiy, FakhruAd-din, Tabyinu Al-haqaid SyarhuKanzi Ad-daqaiqJilid

6, Lebanon: Dar El-Kitab Al-Islamiy, tth.

az-Zuhaili, Wahbah, Terjemah Al-Fiqh Al-Islamiy Wa Adillatuhu, Kuala Lumpur:

Dar El-Fikri, 2011.

Bajawi, Ali Muhammad, Al, dkk. Qashash Al-Qur‟an, Penerjemah Abdul Hamid,

Untaian Kisah Dalam Al-Qur‟an, cet. Ke 1, Jakarta: Dar al-Haq, 2007.

Bajuri, Ibrahim, al-, Hasyiyah Al-Bajuri „Ala Ibn Qasim Jilid 2, Surabaya: Dar El-

Ilmu, Tth.

Bin Abdullah, Muhammad Bin Ali Bin Muhammad, Nailul Authar, Mesir: Dar El-

Misri, 1993.

Page 80: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

71

Bin Ahmad Al-Hanafi, Muhammad, Bada‟iu Az-Zuhur Fi Qawaid Ad-dhur,

Penerjemah Mahfud Hidayat & Ali Efendi, Kisah Para Rasul Hiburan

Bagi Orang-orang yang Berakal, Cet. IV, Jakarta: Rihlah Press, 2006.

Bin Ali Bin Yusuf, Abu Ishak Ibrahim, Al-muhazzab Jilid I, Semarang: Dar Ihya Al-

Kutub Al-Arabiyah, Tth.

Farran, Ahmad Musthafa,Al,Tafsir Al-imam As-syafi‟i Penerjemah Imam Ghazali

Masykur, Tafsir Imam Syafi‟i Cet. 1, Jakarta: Al-mahira, Tth.

Hanafi, Fakhru Ad-din Az-zaila‟I,Al,Tabyin Al-haqaiqSyarhKanzuAd-

daqaiqWaHasyiyatu As-syilbini Jilid 6, Lebanon: Dar El-Kutub Al-Islami,

tth.

Hasan, Muhammad Iqbal, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan

Aplikasinya, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002.

http://almanhaj.or.id/content/3818/slash/0/arisan-dalam-pandangan-islam/ diakses

pada tanggal 16 Oktober 2015 PadaPukul 13.00 WIB

Husain Nasir, Muhammad, Fikih Dzabihah Kurban, Aqiqah, Khitan, Cet ke -1,Jatim:

Pustaka Sidogiri, 2005.

Ibnu Katsir, Abul Fida‟, Tafsir Al Qur‟an Al „Azhim Jilid 5, Lebanon: Dar Thoyibah

420 H.

Jaziri, Abdurrahman,Al, Kitab Al-Fiqh „Ala Mazhahib Al-Arba‟ah Jilid II, Terjemah

H. Muhammad Zuhri, Semarang: CV. Ass-syifa, 1994.

Khalidy, Shalah,Al,Ma‟a Qashashis Sabiqina Fi Al-qur‟an Penerjemah Setiawan

Budi Utomo, Kisah-kisah Al-Qur‟an pelajaran dari Orang-orang Dahulu, Cetakan ke-1, Jakarta: Gema Insani Press, Jilid 3, 2000.

Kurtubi, Ahmad Bin Rasyad, al-, Bidayah Al-MujtahibWaNihayatu Al-muqtasidJilid

II, Lebanon: Dar El-Hadits, 2004.

Mu‟arif Ambary, Hasan, dkk, ed., Ensiklopedia Islam, cet. IV, Vol. II, Jakarta: PT.

Ichtiar Baru Van Hoeve Jilid 5, 1997.

Muhammad Bin Abdullah, Muhammad Bin Ali Bin, Nailul AutharJilid 5, Mesir: Dar

El-Misri, 1993.

Muhammad Ibn Hanbal Ibn Hilal, Abu Abdullillah bin Ahmad Ibn, Musnad Al-imam

Ahmad bin HanbalJilid 24, Ttp, MuassasahAr-risalah, 2001.

Page 81: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ARISAN QURBANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43399/1/ACHMAD... · keluarga besar mengadakan prosesi pemotongan hewan kurban untuk

72

Nasir, Muhammad, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia,1985.

Rifa‟i, Mohammad, Ilmu Fiqih islam Lengkap, Semarang: CV. Thoha Putra, tth.

Rousyidiy, T.A Latief, Qurban dan Aqiqah Menurut Sunah Rasulullah, Cet.

III,Medan: Rimbow, 1996.

Rusyd, Ibnu, Bidayatu Al-Mujtahid Penerjemah Abdu Al-Rasyad Siddiq, Jakarta:

Akbar Media, 2013.

Sabiq, Sayid, Fiqih Al-Sunah, Jilid III, Beirut: Daar al-Fikr, 1983.

Tahido Yanggo, Huzaimah, Masail Fiqhiyah, Bandung: Angkasa Bandung, 2005.

Wawancara Dengan Bpk. Masyhuri Selaku Ketua Arisan Kurban pada tanggal 13

Oktober 2015.

Ya‟kub, Ali Musthafa, Fatwa-fatwa Imam Besar Masjid Istiqlal, Cet I,

Jakarta:PT.Pustaka Firdaus, 2007.