tinjauan dalam menyusun kertas kerja pemeriksaan …

85
TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN YANG INFORMATIF PADA INSPEKTORAT KABUPATEN MUNA LAILATUL SHAFITRI 10573 03605 12 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2016

Upload: others

Post on 01-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJAPEMERIKSAAN YANG INFORMATIF PADA

INSPEKTORAT KABUPATEN MUNA

LAILATUL SHAFITRI10573 03605 12

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR2016

Page 2: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

SKRIPSI

TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJAPEMERIKSAAN YANG INFORMATIF PADA

INSPEKTORAT KABUPATEN MUNA

LAILATUL SHAFITRI10573 03605 12

Untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelarSarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR2016

i

Page 3: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

ix

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi Dengan judul :Tinjauan Dalam Menyusun Kertas Kerja

Pemeriksaan Yang Informatif Pada Inspektorat

Kabupaten Muna

Nama Mahasiswa : Lailatul Shafitri

NIM : 105730360512

Jurusan/Program Studi : Akuntansi

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar

Makassar, Oktober 2016

Disetujui oleh,

Pembimbing I Pembimbing II

Hj. Naidah, SE.,M.Si Ismail Badollahi,SE.,M.Si.Ak.CA

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ketua Jurusan Akuntansi

Dr.H.Mahmud Nuhung,SE.,MA Ismail Badollahi,SE.,M.Si.Ak.CA

Page 4: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

ix

Page 5: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menciptakan langit dan bumi,

kepunyaan-Nyalah apa yang ada di dalamnya. Allah SWT mengadakan gelap dan

terang , memberi rezki kepada seluruh makhluk yang diciptakan, memberi

hidayah kepada hambanya. Penulis bersukur atas segala yang telah di

anugerahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat merampungkan hasil

penelitian ini. Shalawat dan salam atas junjungan Nabi besar Rasulullah

Muhammad SAW sebagai suri teladan bagi semua umat manusia dalam segala

bentuk aspek kehidupan.

Secara khusus skripsi ini penulis persembahkan kepada ayahanda tercinta

Sugeng Jawali dan ibunda tercinta Sitti Nuriati Batullah yang selalu mengirimkan

doa dan kasih sayang yang tulus di setiap kaki ini melangkah sehingga penulis

dapat menyelesaikan hasil penelitian ini dengan tepat waktu.

Pada kesempatan ini, penulis dengan tulus dan kerendahan hati

menghanturkan banyak terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada Ibu Hj. Naidah, Se.M.Si dan Bapak Ismail Badollahi,SE.M.Si.Ak.CA

sebagai pembimbing satu dan pembimbing dua atas segala arahan, perhatian dan

bimbingan dengan penuh ketulusan dan kesabaran yang telah di berikan kepada

penulis.

Page 6: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

ix

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tak terhimgga tak lupa penulis

sampaikan kepada :

1. Bapak Dr.H.Mahmud Nuhung,SE.MA, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis, para pembantu dekan, staf pengajar dan seluruh karyawan yang

memberikan bantuan semangat kepada penulis selama mengikuti

pendidikan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Makassar.

2. Bapak Ismail Badollahi,SE.M.Si.Ak.CA Sebagai Ketua jurusan Akuntansi

beserta staf atas segala bimbinganya dan bantuannya.

3. Bupati Kabupaten Muna yang telah memberikan izin kepada saya selaku

penulis, untuk melakukan penelitian di kantor Inspektorat Kabupaten

Muna.

4. L.M Syarif Andi Muna SH.MM Sebagai Inspektur dan seluruh staf

Inspektorat Kabupaten Muna yang telah membantu dan memfasilitasi

selama melakukan penelitian.

5. Keluarga Besar Batullahood sepupu, tante, paman yang tidak bisa

disebutkan satu per satu yang senantiasa mendukung serta menyemangati

penulis dengan rasa kehangatan keluarga

6. Sahabat-sahabat ku yang terbaik Kejora Alay, yang senantiasa menghibur

saya saat stres karena menulis skripsi.

7. Terima kasih kepada teman-teman seperjuangan selama 4 tahun

menempuh pendidikan kelas AK 2-12 semoga sukses untuk kalian semua

Page 7: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

ix

8. Semua pihak yang telah turut membantu yang tidak dapat disebutkan satu

per satu saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Tak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak,

baik itu kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja. Penulis juga tahu

kesempurnaan itu hanyalah milik Allah SWT dan kekurangan itu milik penulis

sebagai makhluk ciptaan-Nya. Maka diharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun guna sebagai perbaikan agar lebih baik lagi dalam penyusunan

skripsi selanjutnya.

Akhir kata, penulis ucapkan banyak terima kasih semoga skripsi ini dapat

memberikan manfaat bagi siapa saja yang membutuhkan. Lebih dan kurangnya

mohon dimaafkan. Amin Ya Rabbal’alamin.

Wabillahi Taufik Walhidayah

Wassalamualaikum Wr. Wb

Makassar, 14 Agustus 2016

Lailatul Shafitri

Page 8: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

ix

ABSTRAK

LAILATUL SHAFITRI, 2016. Tinjauan Dalam Menyusun Kertas KerjaPemeriksaanYang Infirmatif pada Inspektorat Kabupaten Muna dibimbing olehHj. Naidah dan Ismail Badollahi.

Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif. Metode ini dilakukandengan cara melakukan observasi langsung terhadap objek penelitian yaitu KertasKerja Pemeriksaan yang dibuat oleh auditor di instansi Inspektorat KabupatenMuna.

Data berupa dokumen Kertas Kerja Pemeriksaan, Laporan hasilPemeriksaan, dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan yangmerupakan gambaran umum Inspektorat Kabupaten Muna.

Hasil penelitian disimpulkan bahwa penulisan Kertas Kerja Pemeriksaanoleh auditor instansi Inspektorat Kabupaten Muna didasarkan atas Standar AuditAparat Pengawasan Intern Pemerintah.

Kata Kunci : Kertas Kerja Pemeriksaan, Auditor, Inspektorat

Page 9: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iii

KATA PENGANTAR.................................................................................... iv

ABSTRAK ...................................................................................................... vii

DAFTAR ISI................................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1

A. Latar Belakang.......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian...................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian.................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 4

A. Auditing ..................................................................................... 4

B. Audit Internal .............................................................................. 10

C. Bukti Audit ................................................................................. 15

D. Kertas Kerja Pemeriksaan .......................................................... 17

E. Inspektorat .................................................................................. 21

F. Kerangka Pikir ............................................................................ 25

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 26

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 26

B. Jenis dan Sumber Data ............................................................... 26

C. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 27

Page 10: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

ix

D. Motode Analisis .......................................................................... 28

BAB IV GAMBARAN UMUM INSPEKTORAT KAB. MUNA .............. 30

A. Sejarah Singkat ........................................................................... 30

B. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran ................................................. 31

C. Struktur Organisasi .................................................................... 33

D. Tugas, Fungsi, dan Rincian Tugas.............................................. 34

E. Cara Pencapaian Tujuan Dan Sasaran ........................................ 41

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 44

A. Kualitas Kertas Kerja Pemeriksaan ............................................ 44

B. Mekanisme dan alur proses pemeriksaan yang dilakukan oleh

Inspektorat Kab. Muna ............................................................... 48

C. Kertas Kerja Pemeriksaaan Inspektorat Pada Dinas Sosial ........ 52

D. Kesimpulan dan Rekomendasi Auditor ..................................... 55

E. Review Kertas Kerja Pemeriksaan ............................................. 58

F. Kertas Kerja Pemeriksaan Merupakan Konsep Pembuatan Laporan

Hasil Pemeriksaan....................................................................... 60

BAB VI PENUTUP ........................................................................................ 64

A. Kesimpulan .......................................................................................... 64

B. Saran .................................................................................................... 65

C. Implikasi dan Keterbatasan Penelitian ................................................ 65

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

ix

RIWAYAT HIDUP

Page 12: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Audit sektor publik berbeda dengan audit sektor bisnis atau sektor swasta.

Audit sektor publik dilakukan pada organisasi pemerintahan yang bersifat nirlaba

seperti sektor pemerintahan daerah (pemda), BUMN, BUMD, instansi lain yang

berkaitan dengan pengelolaaan aset kekayaan negara, dan organisasi sektor publik

lainnya seperti Yayasan, LSM, serta Partai Politik. Sedangkan audit sektor bisnis

dilakukan pada perusahaan milik swasta yang berorientasi laba.

Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan

pemerintahan yang bersih, adil, transparan, dan akuntabel harus disikapi dengan

serius dan sistematis. Segenap jajaran penyelenggara negara, baik dalam tataran

eksekutif, legislatif, dan yudikatif harus memiliki komitmen bersama untuk

menegakkan good governance dan clean government.

Inspektorat selaku auditor internal pemerintah daerah memegang peranan

yang sangat penting dalam proses terciptanya akuntabilitas dan transparansi

pengelolaan keuangan di daerah.

Peran dan fungsi Inspektorat Provinsi, Kabupaten/Kota secara umum

diatur dalam pasal 4 Peraturan Menteri Dalam Negeri No 64 Tahun 2007. Dalam

pasal tersebut dinyatakan bahwa dalam melaksanakan tugas pengawasan urusan

pemerintahan, Inspektorat Provinsi, Kabupaten/Kota mempunyai fungsi sebagai

berikut: pertama, perencanaan program pengawasan; kedua, perumusan kebijakan

1

Page 13: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

2

dan fasilitas pengawasan; dan ketiga, pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan

penilaian tugas pengawasan.

Berkaitan dengan peran dan fungsi tersebut, Inspektorat Kabupaten Muna

sebagaimana yang diatur mempunyai tugas pokok membantu Kepala Daerah

dalam menyelenggarakan Pemerintah Daerah di bidang pengawasan. Tugas pokok

tersebut adalah untuk: pertama, merumuskan kebijaksanaan teknis di bidang

pengawasan; kedua, menyusunrencana dan program di bidang pengawasan;

ketiga, melaksanakan pengendalian teknis operasional pengawasan; dan keempat,

melaksanakan koordinasi pengawasan dan tindak lanjut hasil pengawasan.

Dalam melaksanakan tugasnya Inspektorat melalui pegawainya

melakukan tugas auditor yang mengharuskan mendapatkan dan mengevaluasi

bukti audit. Relevansi, objektifitas ketepatan waktu dan keberadaan bukti audit

lain yang menguatkan kesimpulan.Bukti audit kemudian disusun dalam bentuk

Kertas Kerja Pemeriksaan.

Pembuatan Kertas Kerja Pemeriksaan yang diawali pada pengumpulan

data yang dapat berupa dokumen atau berkas, dilanjutkan pembuatan berita acara

pemeriksaan yakni wawancara langsung antara pemeriksa dengan objek

pemeriksaan serta pihak yang terkait dalam pelaksanaan pemeriksaan. Setelah

seluruh prosedur audit telah lengkap auditor membuat kriteria temuan atau jenis

temuan dan rekomendasi yang dituangkan ke dalam Kertas Kerja Pemeriksaan.

Dengan melihat Kertas Kerja Pemeriksaan Inspektorat pada Dinas Sosial

Kab. Muna yang bersifat informatif. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis

melakukan penelitian yang berjudul “TINJAUAN DALAM MENYUSUN

Page 14: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

3

KERTAS KERJA PEMERIKSAAN YANG INFORMATIF PADA

INSPEKTORAT KABUPATEN MUNA ”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Apakah yang menjadi tinjauan auditor dalam menyusun

Kertas Kerja Pemeriksaan yang informatif “

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui yang menjadi tinjauan auditor dalam menyusun Kertas Kerja

Pemeriksaan yang informatif.

D. Manfaat Hasil Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil Penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran dalam memperkaya wawasan auditing terutama tentang

penyusunan Kertas Kerja Pemeriksaan yang informatif.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat menyumbangkan

pemikiran terhadap pemecahan masalah yang berkaitan dengan Kertas Kerja

Pemeriksaan yang salah saji.

Page 15: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. AUDITING

1. Definisi Auditing

Auditing adalah suatu proses pemeriksaan laporan keuangan yang telah

disusun oleh manajemen yang dilakukan oleh pihak yang kompeten dan

independen, agar dapat mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang

berkepentingan dan pemberian pendapat (opini) atas kewajaran laporan keuangan

tersebut. Maka unsur-unsur dalam auditing, yaitu proses yang sistematis

(systematical process), menghimpun dan mengevaluasi bukti secara obyektif,

asersi (assertion) tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi, menentukan

tingkat kesesuaian, kriteria yang ditentukan yang merupakan standar-standar

pengukuran untuk mempertimbangkan asersi-asersi, kompeten, independensi, dan

objektif, menyampaikan hasil-hasilnya, dan para pemakai yang berkepentingan.

Menurut Mayangsari dan Wandanarum (2013:68) bahwa, “Audit

merupakan proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan

secara independen, objektif, dan profesional berdasarkan standar pemeriksaan,

untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, dan keandalan informasi

mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara”.

Auditing memiliki tujuan utama untuk memberi pendapat atau opini atas

wajar tidaknya laporan keuangan yang disajikan oleh klien agar bisa dijadikan

acuan bagi pihak-pihak yang berkepentingan untuk melakukan keputusan

4

Page 16: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

5

ekonomi. Dalam melakukan audit untuk menjaga dan meningkatkan profesinya,

seorang akuntan publik diharuskan untuk selalu bersikap profesinal dan

independen dalam arti dalam menjalankan tugasnya seorang akuntan publik tidak

boleh memihak kepada siapapun, bersikap obyektif, dan jujur.

“Suatu proses sistematik yang secara objektif terkait evaluasi bukti-bukti

berkenaan dengan asersi tentang kegiatan dan kejadian ekonomi guna memastikan

derajat atau tingkat hubungan antara asersi tersebut dengan kriteria yang ada, serta

mengomunikasikan hasil yang diperoleh kepada pihak-pihak yang

berkepentingan”.(Auditing Concepts Committee, “Report of the Committee on

Basic Auditing Concepts,” The Accounting Review. Vol. 47, Supp. 1972, hal.18)

Dari definisi tersebut, beberapa bagian perlu mendapat perhatian yaitu:

1. Proses Sistematik – Audit merupakan aktivitas terstruktur yang mengikuti

suatu urutan yang logis.

2. Objektivitas – Hal ini berkaitan dengan kualitas informasi yang disediakan

serta kualitas orang yang melakukan audit. Secara esensial, objektivitas

berarti bebas dari prasangka (freedom from bias).

3. Penyediaan dan Evaluasi Bukti – Hal ini berkaitan dengan pengujian yang

mendasari dukungan terhadap asersi ataupun representasi.

4. Asersi tentang Kegiatan dan Kejadian Ekonomi – Hal ini merupakan

deskripsi yang luas tentang subyek permasalahan yang diaudit. Asersi

merupakan proporsi yang secara esensial dapat dibuktikan atau tidak

dapat dibuktikan.

Page 17: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

6

5. Derajat Hubungan Kriteria yang Ada – Hal ini berarti suatu audit

memberikan kecocokan antara asersi dan kriteria yang ada.

6. Mengomunikasikan Hasil – Secara sederhana, agar bermanfaat hasil audit

perlu dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Komunikasi dapat dilakukan baik secara lisan maupun tertulis.

Menurut Randal J. Elder dkk dalam buku Amir Abadi Yusuf (2011:4),

mendefinisikan auditing adalah pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai

informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi

tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Audit harus dilakukan oleh orang

yang kompeten dan independen.

2. Audit Sektor Publik

Pengertian audit sektor publik menurut Rahayu dan Suhayati (2010:14)

adalah, “Audit yang berasal dari lembaga pemeriksa pemerintah, di Indonesia

lembaga yang bertanggungjawab secara fungsional atas pengawasan terhadap

kekayaan atau keuangan negara adalah badan pemeriksa keuangan (BPK) sebagai

lembaga pada tingkat tertinggi, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

(BPKP) dan Inspektorat Jendral (Itjend) yang ada pada departemen-departemen

pemerintah”.

Di organisasi pemerintahan di Indonesia, keuangan negara wajib dikelola

secara tertib,taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif,

transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan serta

kepatutan.Oleh karena itu untuk mewujudkan itu semua, Undang-undang No 15

Page 18: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

7

Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan

Negara ditetapkan.

Secara garis besar, dalam undang-undang tersebut diatur kegiatan

pemeriksaan, yaitu proses identifikasi masalah dan evaluasi yang dilakukan secara

independen, objektif, serta profesional sesuai Standar Pemeriksaan Keuangan

Negara (SPKN) untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas,dan keadilan

informasi mengenai pengelolaan serta tanggung jawab keuangan Negara.

3. Tahapan Audit

Proses atau tahapan dalam pemeriksaan atas laporan keuangan menurut

Mayangsari dan Wandanarum (2013:69) terdiri dari empat tahapan kegiatan,

yaitu:

1. Tahapan penerimaan penugasan pemeriksaan

Tahap awal dalam suatu pemeriksaan laporan keuangan adalah mengambil

keputusan untuk menerima atau menolak suatu kesempatan menjadi

pemeriksa untuk klien baru, atau untuk melanjutkan sebagai pemeriksa

bagi klien yang sudah ada.

2. Tahap perencanaan pemeriksaan

Pada tahap ini menyangkut penetapan strategi pemeriksaan untuk

pelaksanaan dan penentuan lingkup pemeriksaan.

3. Tahap pelaksanaan pengujian pemeriksaan

Pada tahap ini seorang auditor melaksanakan pemeriksaan (audit test).

Tahap ini sering disebut juga sebagai pelaksanaan pekerjaan lapangan.

Tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan bukti pemeriksaan mengenai

Page 19: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

8

efektifitas struktur pengendalian internal (SPI) klien dan kewajaran

laporan keuangannya.

4. Tahap pelaporan temuan

Tahap keempat atau tahap terakhir dari suatu pemeriksaan atas laporan

keuangan adalah laporan temuan.

4. Prosedur Audit

Sebuah prosedur audit merupakan instruksi-instruksi terperinci yang

menjelaskan bahan bukti audit yang harus diperoleh selama melaksanakan

pengauditan. Merupakan hal yang umum untuk menyebutkan prosedur audit

tersebut secara terperinci dan jelas sehingga auditor dapat mengikuti instruksi-

instruksi yang diharuskan selama melakukan pengauditan.

Prosedur audit yang biasa dilakukan oleh auditor meliputi:

a) Inspeksi

Inspeksi merupakan pemeriksaan secara rinci terhadap dokumen atau

kondisi fisik sesuatu. Dengan melakukan inspeksi terhadap kondisi fisik

suatu aktiva tetap misalnya, auditor akan dapat memperoleh informasi

mengenai eksistensi fisik aktiva tersebut.

b) Pengamatan

Pengamatan atau observasi merupakan prosedur audit yang digunakan

oleh auditor untuk melihat pelaksanaan suatu kegiatan.

c) Konfirmasi

Konfirmasi merupakan bentuk penyelidikan yang memungkinkan auditor

memperoleh informasi secara langsung dari pihak ketiga yang bebas.

Page 20: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

9

d) Permintaan keterangan

Permintaan keterangan merupakan prosedur audit yang dilakukan dengan

meminta keterangan secara lisan. Bukti audit yang dihasilkan dari

prosedur ini adalah bukti lisan dan dokumenter.

e) Penelusuran

Dalam melaksanakan prosedur audit ini, auditor melakukan penelurusan

informasi sejak mula-mula data tersebut direkam pertama kali dalam

dokumen, dilanjutkan dengan pelacakan pengolahan data tersebut dalam

proses akuntansi.

f) Pemeriksaan dokumen pendukung.

Pemeriksaan dokumen pendukung merupakan prosedur audit yang

meliputi:

i. Inspeksi terhadap dokumen-dokumen yang mengdukung suatu

transaksi atau data keuangan untuk menentukan kewajaran dan

kebenarannya.

ii. Pembandingan dokumen tersebut dengan catatan akuntansi yang

berkaitan.

g) Perhitungan

Prosedur audit ini meliputi (1) Perhitungan fisik terhadap sumber daya

berwujud seperti kas atau sediaan di tangan dan (2) pertanggungjawaban

semua formulir bernomor urut tercetak.

Page 21: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

10

h) Scanning

Scanning merupakan review secara cepat terhadap dokumen, catatan dan

daftar untuk mendeteksi unsur-unsur yang tampak tidak biasa yang

memerlukan penyelidikkan lebih mendalam.

i) Pelaksanaan ulang

Prosedur audit ini merupakan pengulangan aktivitas yang dilaksanakan

oleh klien. Umumnya pelaksanaan ulang diterapkan pada perhitungan dan

rekonsiliasi yang telah dilakukan oleh klien.

j) Teknik audit berbantuan komputer (computer-assisted audit techniques)

Bilamana catatan akuntansi klien diselenggarakan dalam media elektronik,

auditor perlu menggunakan teknik audit berbentuan komputer dalam

menggunakan berbagai prosedur audit yang dijelaskan diatas.

B. AUDIT INTERNAL

1. Definisi Audit Internal

Audit internal merupakan kegiatan penilaian bebas, dipersiapkan dalam

organisasi sebagai suatu jasa organisasi. Kegiatan audit internal memeriksa dan

menilai efektifitas dan kecukupan dari sistem pengendalian internal yang ada

dalam organisasi, dengan tujuan untuk membantu semua anggota manajemen

dalam mengelola secara efektif pertanggungjawabannya dengan cara

menyediakan analisis, penilaian, evaluasi, komentar-komentar, rekomendasi dan

konsultasi yang berhubungan dengan kegiatan yang telah dianalisis.

Definisi audit intern berikut ini, diciptakan untuk menggambarkan lingkup

audit intern modern yang luas dan tidak terbatas eksternal. Audit intern adalah

Page 22: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

11

sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal

terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk

menentukan apakah:

1. Informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan

2. Resiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan

diminimalisasi

3. Peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa

diterima telah diikuti

4. Kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi

5. Sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis

6. Tujuan organisasi telah dicapai secara efektif semua dilakukan

dengan tujuan dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu

anggota organisasi dalam menjalankantanggungjawab secara

efektif.

Perbedaan auditor eksternal bertanggung jawab kepemakai laporan

keuangan yang mengandalkan auditor untuk memberikan kredibilitas terhadap

laporan keuangan, sedangkan auditor internal bertanggung jawab ke manajemen.

Keputusan mengenai materialitas dan resiko.

Kesamaannya sebagai auditor harus kompeten dan selalu objektif dalam

melaksanakan pekerjaan dan melaporkan hasil auditnya Selalu menggunakan

model resiko audit dalam menetapkan luasnya pengujian dan mengevaluasi hasil

auditnya.

Page 23: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

12

2. Fungsi dan Kedudukan Audit Internal

Fungsi pemeriksaan intern hendaknya ditetapkan secara tertulis dan

dirumuskan secara jelas. Uraian mengenai fungsi pemeriksaan intern harus secara

formal ditetapkan Oleh pimpinan. Idealnya yang menetapkan adalah pimpinan

tertinggi organisasi atau setidak-tidaknya pejabat tinggi yang cukup berwenang.

Selanjutnya pernyataan mengenai fungsi pemeriksaan intern tersebut perlu

diinformasikan ke seluruh jajaran pimpinan.

Kebanyakan orang menganggap bahwa konsep mengenai audit interal

sama dengan audit yang dilaksanakan oleh akuntan publik. Perbedaannya

hanyalah bahwa pelaksananya adalah pegawai itu sendiri.

Jangkauan audit internal lebih luas dari sekedar verifikasi terhadap buku

besar dan catatan-catatan yang berkaitan dengan lainnya. Selain itu juga jauh lebih

besar dari sekedar menilai kualitas pencapaian berbagai orang dalam organisasi

dalam melaksanakan tanggung jawab yang dibebankan kepada mereka. Internal

auditor tidak harus membatasi diri hanya pencapaian nilai untuk menemukan

kesalahan pekerjaan dalam dokumen akuntansi, akan tetapi juga harus

melaksanakan sesuatu atas berbagai fungsi operasional atas nama puncak

pimpinan.

Audit intern menyediakan jasa-jasa yang mencakup pemeriksaan dan

penilaian atas kontrol, kinerja, resiko, dan tata kelola (governance) perusahaan

public maupun privat/pemerintahan. Aspek keuangan hanyalah salah satu aspek

saja dalam lingkup pekerjaan audit intern. Fungsi audit intern adalah:

Page 24: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

13

a. Menentukan baik tidaknya internal auditor dengan memperhatikan

pemisah fungsi dan apakah prinsip akuntansi benar-benar telah

dilaksanakan

b. Bertanggung jawab dan menentukan apakah pelaksanaannya menaati

peraturan, rencana dan prosedur yang telah ditentukan sampai menilai

apakah hal-hal tersebut perlu diperbaiki atau tidak

c. Memverifikasi adanya kebutuhan kekayaan termasuk mencegah dan

menemukan penyelewengan

d. Memverifikasi dan menilai tingkat kepercayaan terhadap sistem akuntansi

dan pelaporan

e. Menilai kehematan, efisiensi, dan efektifitas kegiatan

f. Melaporkan secara objektif apa yang diketahuinya kepada manajemen

disertai rekomendasi perbaikannya.

Fungsi audit internal yang terperinci dan relatif lengkap menunjukkan

bahwa aktifitas audit internal harus diterapkan secara menyeluruh terhadap

seluruh aktifitas perusahaan atau pemerintahan, sehingga tidak hanya terbatas

pada audit atas catatan-catatan akuntansi. Tujuan, kewenangan dan

tanggungjawab divisi audit internal harus dinyatakan dalam dokumen tertulis

yang formal, misalnya dalam anggaran organisasi. Anggaran organsasi harus

menerangkan tentang tujuan divisi audit internal, menegaskan lingkup pekerjaan

yang tidak dibatasi, dan menyatakan bahwa divisi audit internal tidak memiliki

kewenangan atau tanggung jawab dalam kegiatagn yang mereka periksa.

Page 25: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

14

3. Tujuan Audit Internal

Tujuan audit internal adalah untuk membantu anggota dalam organisasi

dan dalam melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Dalam hal ini audit

internal memberi bantuan berupa analisis, penilaian, rekomendasi, konsultasi,

aktifitas perencanaan, serta memeriksa dan mengevaluasi informasi, kemudian

mengkomunikasikan hasil aktifitas yang telah disertai tindak lanjut.

Secara umum tujuan audit internal adalah membantu semua anggota

organisasi dalam melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif, dilengkapi

dengan analisis-analisis yang berhubungan dengan setiap aktifitas usaha yang

telah ditelaah oleh audit internal dan mengevaluasi pengendalian dalam organisasi

tersebut.

Tujuan pemeriksaan intern membantu organisasi dalam mencapai

tujuannya dengan melakukan pendekatan yang sistematis, disiplin untuk

mengevaluasi dan melakukan perbaikan atas keefektifan manajemen resiko,

pengendalian dan proses yang jujur, bersih dan baik. Dilakukan dengan cara

pengujian yang memberikan tingkat keandalan terhadap kegiatan-kegiatan

organisasi dan aktifitas pemberian konsultasi kepada manajemen organisasi yang

memerlukannya.

Pada dasarnya pemeriksaan intern diarahkan untuk membantu seluruh

anggota pimpinan, agar mereka dapat melaksanakan kewajiban-kwajibannya

dalam mencapai tujuan organisasi secara hemat, efisien, dan efektif. Bantuan ini

dilakukan oleh pemeriksa intern dengan cara menyampaikan kepada para anggota

Page 26: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

15

pimpinan berbagai analisa, penilaian, kesimpulan, dan rekomendasi mengenai

kegiatan yang diperiksa dan konsultasi yang dilakukannya.

Audit intern tidak hanya bertanggung jawab sebatas penilaian yang

dilaksanakan tetapi juga mendorong dilakukannnya tindakan korektif dan

memastikan manajemen mengetahui resiko apa yang diterima jika tindakan

korektif tidak dilakukan, karena manajemenlah yag bertanggung jawab terhadap

efektifitas pengendalian intern.

C. BUKTI AUDIT

Standar pekerjaan lapangan ketiga IAPI (2011:326.1) berbunyi:

“Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,

pemgamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai

untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan”.

Bukti audit sangat besar pengaruhnya terhadap kesimpulan yang ditarik

oleh auditor dalam rangka memberikan pendapat atas laporan keuangan yang

diauditnya. Oleh karena itu auditor harus mengumpulkan dan mengevaluasi bukti

yang cukup dan kompeten agar kesimpulan yang diambilnya tidak menyesatkan

bagi pihak pemakai dan juga untuk menghindar dari tuntutan pihak – pihak yang

berkepentingan di kemudian hari apabila pendapat yang diberikannya tidak

pantas. Tipe bukti audit berupa dokumentasi (bukti dokumenter) juga penting bagi

auditor. Namun, dokumentasi pendukung yang dibuat dan hanya digunakan dalam

organisasi klien merupakan bukti audit yang kualitasnya lebih rendah karena tidak

adanya pengecekan dari pihak luar yang bebas.

Page 27: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

16

Terdapat empat jenis keputusan mengenai bahan bukti apakah yang harus

diperoleh dan berapa banyak harus dikumpulkan

a. Prosedur pengauditan yang mana yang akan digunakan

b. Berapa ukuran sampel yang dipilih untuk prosedur tertentu

c. Unsur-unsur mana yang akan dipilih dari populasi

d. Kapan menjalankan prosedu audit tersebut

Bukti audit yang mendukung laporan keuangan terdiri dari data akuntansi

dan semua informasi penguat (corroborating information) yang tersedia bagi

auditor.

1. Data akuntansi berupa jurnal, buku besar, dan buku pembantu, serta

buku pedoman akuntansi, memorandum, dan catatan tidak resmi,

seperti daftar lembaran kerja (work sheet) yang mendukung alokasi

biaya, perhitungan dan rekonsiliasi secara keseluruhan merupakan

bukti yang mendukung laporan keuangan.

2. Informasi penguat meliputi segala dokumen seperti cek, faktur, surat

kontrak, notulen rapat, konfirmasi, dan pernyataan tertulis dari pihak

yang mengetahui; informasi yang diperoleh auditor melalui permintaan

keterangan, pengamatan, inspeksi, dan pemeriksaan fisik; serta

informasi lain yang dikembangkan oleh atau tersedia bagi auditor yang

memungkinkannya untuk menarik kesimpulan berdasarkan alasan

yang kuat.

Penggunaan bahan bukti tidak hanya digunakan oleh para auditor.Bahan

bukti juga digunakan secara meluas oleh para ilmuwan, pengacara, ahli

Page 28: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

17

sejarah.Misalnya setiap orang yang suka menonton serial drama hokum di televisi

mengetahui bahwa bahan bukti dikumpulkan dan digunakan untuk berdebat

mengenai siapayang benar dan siapa yang salah di pengadilan.Dalam kasus-kasus

hukum, terdapat aturan mengenai bahan bukti yang didefinisika secara jelas dan

diterapkan oleh para hakim sebagai perlindungan terhadap pihak yang tidak

bersalah. Dalam percobaan ilmiah, para peneliti mendapatkan bahan bukti untuk

menguji hipotesis dengan menggunakan eksperimen-eksperimen yang diatur,

misalnya percobaan obat untuk menguji efektivitas perawatan medis terbaru.

Serupa dengan hal itu, mendapatkan bahan bukti merupakan bagian besar

aktivitas yang dilakukan auditor. Meskipun para profesional ini menggunakan

jenis-jenis bahan bukti yang berbeda, dan menggunakan bahan bukti dalam

kondisi yang berbeda dengan cara berbeda, para pengacara, ilmuwan, dan auditor

akan menggunakan bahan bukti untuk embantunya menarik kesimpulan.

Bukti audit yang diperoleh selama pekerjaan lapangan harus

didokumentasi- kan dengan baik dalam kertas kerja audit, disertai dengan

keterangan mengenai klasifikasi bukti auditnya. Hal tersebut dimaksudkan agar

auditor mudah dalam melakukan analsisis dan evaluasi lebih lanjut, sehingga

proses pengembangan temuan audit dapat dilakukan dengan baik berdasarkan

unsur-unsurnya.

D. KERTAS KERJA PEMERIKSAAN

a. Definisi Kertas Kerja Pemeriksaan

Kertas kerja adalah catatan yang dipersiapkan dan disimpan oleh auditor

yang isinya meliputi prosedur audit yang diterapkan, pengujian yang dilakukan,

Page 29: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

18

informasi yang diperoleh serta kesimpulan yang dicapai dalam penugasan audit

(PSA No.15, SA Seksi 339).

Kertas kerja pemeriksaan adalah semua berkas-berkas yang dikumpulkan

oleh auditor dalam menjalankan pemeriksaan, yang berasal dari:

1. Pihak klien

2. Analisis yang dibuat oleh auditor

3. Pihak ketiga

Kertas kerja pemeriksaan yang merupakan dokumentasi atas prosedur-

prosedur audit yang dilakukannya, tes-tes yang diadakan, informasi-informasi

yang didapat dan kesimpulan yang dibuat atas pemeriksaan, analisis,

memorandum, surat-surat konfirmasi dan representasi, ikhtisar dokumen-

dokumen klien, serta komentar-komentar yang dibuat atauyang diperoleh auditor.

b. Tujuan Kertas Kerja Pemeriksaan

Auditor internal menyiapkan kertas kerja untuk beberapa tujuan :

1. Mendukung opini auditor mengenai kewajaran laporan keuangan.

Opini yang diberikan harus sesuai dengan kesimpulan pemeriksaan yang

dicantumkan dalam kertas kerja klien.

2. Sebagai bukti bahwa auditor telah melaksanakan pemeriksaan sesuai

dengan standar.

Dalam Kertas Kerja Pemeriksaan harus terlihat bahwa apa yang diatur

dalam standar sudah diikuti dengan baik oleh auditor. Misalnya melakukan

penilaian terhadap pengendalian intern dengan menggunakan koesioner

Page 30: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

19

pengendalian intern, mengirimkan konfirmasi piutang, meminta Surat

Pernyataan Langganan dan lain-lain.

3. Sebagai referensi daam hal ada pertanyaan dari:

a) Pihak Pajak

b) Pihak Bank

c) Pihak klien

Jika kertas kerja pemeriksaan lengkap, pertanyaan apapun yang diajukan

dari pihak-pihak tersebut, yang berkaitan dengan laporan audit, bias

dijawab dengan mudah oleh auditor, dengan menggunakan kertas kerja

pemeriksaan sebagai referensi.

4. Sebagai salah satu dasar penilaian asisten (seluruh tim audit) sehingga

dapat dibuat evaluasi mengenai kemampuan asisten sampai dengan

partner, sesudah selesai suatu penugasan.

Evaluasi tersebut biasa digunakan sebagai salah satu dasar pertimbangan

untuk kenaikan jenjang jabatan dan kenaikan gaji.

5. Sebagai pegangan untuk audit tahun berikutnya.

Untuk persiapan audit tahun berikutnya kertas kerja tersebut dapat

dimanfaatkan antara lain:

1) Untuk menecek saldo awal

2) Untuk dipelajari oleh audit staf yang baru ditugaskan untuk

memeriksa klien tersebut

3) Untuk mengetahui masalah-masalah yang terjadi di tahun lalu dan

berguna untuk penyusunan audit plan berikutnya.

Page 31: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

20

c. Kriteria Untuk Pembuatan Kertas Kerja Pemeriksaan yang Baik

Agar kertas kerja pemeriksaan mempunyai manfaat yang optimal, harus

dipenuhi kriteria berikut ini:

a) Kertas kerja pemeriksaan harus mempunyai tujuan.

Misalnya: cash count sheet dapat ditaksir dengan angka pada neraca.

b) Harus dicegah menulis kembali kertas kerja pemeriksaan sebab banyak

kerugiannya, antara lain membuang waktu dan dapat salah menyalin

c) Dalam kertas keja pemeriksaan harus dijelaskan prosedur audit apa yang

dilakukan dengan menggunakan audit tick mark.

Misalnya:

i. Periksa aging schedule

ii. Cek penjumlahan dengan cara footing dan cross footing

Penggunaan tick mark antara lain:

^ =Footing/cross footing

C.B =Confirmed Balance <bila cocok>

R.D =Reporting Difference <bila tidak cocok>

d) Kertas kerja pemeriksaan harus diindex/cross index.

Ada beberapa cara penggunaan index:

1) Alphabetis = A – Z

2) Numerical = I – II dan seterusnya

3) Gabungan = A1, A2 dan seterusnya

Page 32: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

21

e) Kertas kerja harus diparaf oleh orang yang membuat dan me-review

working papers sehingga dapat diketahui siapa yang bertanggung jawab.

f) Setiap pertanyaan yang timbul pada review notes harus terjawab, tidak

boleh ada “open question”(pertanyaan yang belum terjawab).

g) Pada kertas kerja pemeriksaan harus dicantumkan:

1) Sifat dari perkiraan yang diperiksa

2) Prosedur pemeriksaan yang dilakukan

3) Kesimpulan mengenai kewajaran perkiraan yang diperiksa

h) Hal-hal tambahan

I. Kertas kerja pemeriksaan harus rapi dan bersih

II. Kertas kerja pemeriksaan harus mudah dibaca (jelas)

III. Bahasa yang digunakan (Indonesia atau Inggris) harus baik

IV. Jangan hanya memphoto copy data dari klien tanpa diberi suatu

penjelasan

i) Dibagian muka file kertas kerja pemeriksaan harus dimaukkan Daftar Isi

dan Index kertas kerja pemriksaan dan contoh paraf seluruh tim pemeriksa

yang terlibat dalam penugasan audit tersebut.

E. INSPEKTORAT

Dalam tata aturan pemerintahan kita kenal adanya lembaga Pengawasan

Pembangunan, baik pengawasan Internal maupun Eksternal. Untuk tingkat

kementrian kita kenal adanya Irjen (Inspektoratral Jendral), sebagai pengawas

internal. Sedangkan pengawas eksternal adalah BPK dan BPKP. Sedang di

Pemerintah Provinsi dan Kabupaten pengawasan internal dilakukan oleh

Page 33: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

22

Inspektorat Daerah yang merupakan unsur pengawas penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah. Inspektorat Daerah dipimpin oleh Inspektur dan dalam

melaksanakan tugasnya bertanggung jawab langsung kepada Gubernur atau

Bupati dan secara teknis administratif mendapat pembinaan dari Sekretaris

Daerah, diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur atau Bupati sesuai

ketentuan/peraturan perundang-undangan.

Inspektorat Daerah mempunyai fungsi perencanaan program pengawasan,

perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan, pemeriksaan, pengusutan,

pengujian dan penilaian tugas pengawasan, pemeriksaan serta pelaksanaan tugas

lain yang diberikan oleh Bupati di bidang pengawasan.

Untuk menyelenggarakan fungsi , Inspektorat mempunyai tugas :

1. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan

pemerintahan;

2. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan

perekonomian;

3. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan

kesejahteraan sosial;

4. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan

keuangan dan asset; dan

5. Melaksanakan kegiatan ketatausahaan.

Inspektorat Daerah sebagai Aparat Pengawas Internal PemerintahDaerah

memiliki peran dan posisi yang sangat strategis baik ditinjau dari aspek fungsi-

fungsi manajemen maupun dari segi pencapaian visi dan misi serta program-

Page 34: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

23

program pemerintah. Dari segi fungsi-fungsi dasar manajemen, ia mempunyai

kedudukan yang setara dengan fungsi perencanaan atau fungsi pelaksanaan.

Sedangkan dari segi pencapaian visi, misi dan program-program pemerintah,

Inspektorat daerah menjadi pilar yang bertugas sebagai pengawas sekaligus

pengawal dalam pelaksanaan program yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah.

Sebagai pengawas internal, Inspektorat Daerah yang bekerja dalam

organisasi pemerintah daerah tugas pokoknya dalam arti yang lain adalah

menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen

puncak (Kepala Daerah) telah dipatuhi dan berjalan sesuai dengan rencana,

menentukan baik atau tidaknya pemeliharaan terhadap kekayaan daerah,

menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur dan kegiatan pemerintah daerah,

serta yang tidak kalah pentingnya adalah menentukan keandalan informasi yang

dihasilkan oleh berbagai Unit/Satuan Kerja sebagai bagian yang integral dalam

organisasi Pemerintah Daerah. Dari penjelasan itu dapat dikatakan bahwa

Inspektorat Daerah sebagai pengawas internal memiliki karakteristik yang

spesifik, dan ia memiliki ciri antara lain adalah:

1. Alat dalam organisasi Pemerintah Daerah yang menjalankan fungsi quality

assurance.

2. Pengguna laporan pengawas internal adalah top manajemen (Kepala

Daerah) dalam organisasi Pemerintah Daerah yang bersangkutan.

Page 35: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

24

3. Dalam pelaksanaan tugas seperti halnya pengawas eksternal dapat

menggunakan prosedur pemeriksaan bahkan harus memiliki prosedur yang

jelas.

4. Kegiatan pemeriksaan bersifat pre-audit atau build-in sepanjang proses

kegiatan berlangsung.

5. Fungsi pemeriksaan yang dilakukan lebih banyak bersifat pembinaan dan

dalam praktiknya memberikan saran dan pertimbangan kepada Kepala

Daerah, ia tidak berwenang untuk menghakimi apalagi menindak.

Pasal 537:

1. Inspektorat Utama adalah unsur pembantu Kepala dalam penyelenggaraan

pengawasan di lingkungan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.

2. Inspektorat Utama dipimpin oleh seorang Inspektur Utama.

Pasal 538:

Inspektorat Utama mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap

pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan

Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.

Pasal 539:

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 538,

Inspektorat Utama menyelenggarakan fungsi:

1. pengawasan dan pemeriksaan atas pelaksanaan kegiatan administrasi

umum dan keuangan di lingkungan Kementerian Negara Perencanaan

Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional;

Page 36: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

25

2. pengawasan dan pemeriksaan kinerja pelaksanaan tugas pokok dan fungsi

kelembagaan di lingkungan Kementerian Negara Perencanaan

Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional;

3. pelaporan hasil pengawasan dan pemeriksaan, serta pemberian usulan

tindak lanjut temuan pengawasan dan pemeriksaan;

4. pemantauan dan evaluasi atas tindak lanjut temuan pengawasan dan

pemeriksaan;

5. pengembangan dan penyempurnaan sistem pengawasan.

F. KERANGKA PIKIR

Kertas KerjaPemeriksaan

Berkas-Berkas dariPihak Klien

Berkas-berkas dariAnalisis yang Dibuat

oleh Auditor

Berkas-Berkas dariPihak Ketiga

Page 37: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian mengenai Tinjauan Dalam menyusun Kertas Kerja Pemeriksaan

yang Informatif oleh Inspektorat Kab. Muna yang berada di Jalan Paelangkuta

No.69. Tlp/Fax (0403) 2521401 dilakukan di lingkungan Pemerintahan Daerah

Kab. Muna. Untuk mengetahui tinjauan auditor dalam proses menyusun Kertas

Kerja Pemeriksaan yang informatif.

Dalam melaksanakan penelitian peneliti memerlukan waktu kurang lebih dua

bulan. Yakni dimulai dari bulan Mei 2016 hingga bulan Juni 2016.

B. Jenis dan Sumber Data

Adapun jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah :

1. Data primer adalah data atau informasi yang berkaitan dengan penelitian

ini dan diperoleh secara langsung tanpa melalui perantara dari sumber

asli/utama untuk menjawab pertanyaan penelitian, yang kemudian

dikembangkan dengan pemahaman sendiri oleh penulis di dalam

mengambil kesimpulan. Misalnya: wawancara dan observasi langsung di

lapangan.

2. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dengan sumber lain dengan

pendekatan studi kepustakaan melalui literatur-literatur, buku-buku,

catatan dan laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data

dokumenter) yang dipublikasikan maupun data instansi/badan yang

26

Page 38: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

27

berhubungan dengan obyek penelitian. Misalnya: dokumen Kertas Kerja

Pemeriksaan yang dapat diperlihatkan.

C. Teknik Pengumpulan Data

Di dalam metode penelitian kualitatif, lazimnya data dikumpulkan dengan

beberapa teknik pengumpulan data kualitatif yaitu:

1. Wawancara

Wawancara ialah proses komunikasi atau interaksi untuk mengumpulkan

informasi dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan informan atau

subjek penelitian. Dengan kemajuan teknologi informasi seperti saat ini,

wawancara bisa saja dilakukan tanpa tatap muka, yakni melalui media

telekomunikasi. Pada hakikatnya wawancara merupakan kegiatan untuk

memperoleh informasi secara mendalam tentang sebuah isu atau tema yang

diangkat dalam penelitian. Atau, merupakan proses pembuktian terhadap

informasi atau keterangan yang telah diperoleh lewat teknik yang lain

sebelumnya.

Karena merupakan proses pembuktian, maka bisa saja hasil wawancara

sesuai atau berbeda dengan informasi yang telah diperoleh sebelumnya.

2. Observasi

Selain wawancara, observasi juga merupakan salah satu teknik

pengumpulan data yang sangat lazim dalam metode penelitian kualitatif.

Observasi hakikatnya merupakan kegiatan dengan menggunakan pancaindera,

bisa penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk memperoleh informasi yang

diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Hasil observasi berupa

Page 39: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

28

aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu, dan

perasaan emosi seseorang. Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran

riil suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian.

3. Dokumentasi

Selain melalui wawancara dan observasi, informasi juga bisa diperoleh

lewat fakta yang tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian, arsip foto, hasil

rapat, cenderamata, jurnal kegiatan dan sebagainya. Data berupa dokumen

seperti ini bisa dipakai untuk menggali infromasi yang terjadi di masa silam.

Peneliti perlu memiliki kepekaan teoretik untuk memaknai semua dokumen

tersebut sehingga tidak sekadar barang yang tidak bermakna.

D. Metode Analisis

Proses analisis data kualitatif dimulai dengan menelaah seluruh data yang

tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah

dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen-dokumen, gambar foto dan

sebagainya. Setelah ditelaah, langkah selanjutnya adalah reduksi data, penyusunan

satuan, kategorisasi dan yang terakhir adalah penafsiran data.

Kegiatan analisis data dapat dilakukan melalui beberapa tahapan, antara

lain:

a. Reduksi data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan

perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan transformasi data

kasar yang muncul dari catatan-catatan tulisan di lapangan, dimana

Page 40: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

29

reduksi data berlangsung secara terus menerus selama penelitian

yang beriorientasi kualitatif berlangsung.

b. Penyajian Data

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang

memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan keputusan yang terus berkembambang menjadi

sebuah siklus dan penyajian data dan dilakukan dalam sebuah

matrik.

c. Verifikasi

Verifikasi atau penarikan kesimpulan merupakan sebagian dari

suatu kegiatan dan konfigurasi yang utuh. Dimana, kesimpulan-

kesimpulan di verifikasi selama penelitian berlangsung

Page 41: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

30

BAB IV

GAMBARAN UMUM INSPEKTORAT KAB. MUNA

A. Sejarah Singkat

Inspektorat Kabupaten Muna dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah

Nomor 16 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi Lembaga Teknis Daerah

Kabupaten Muna dan sebgaimana telah dirubah dengan Peraturan Daerah Nomor

02 Tahun 2008 serta ditindak lanjuti dengan Peraturan Bupati Muna Nomor 35

Tahun 2012 tentang Penjabaran Yugas Pokok, Fungsi, dan Tata Kerja Inspektorat

Kabupaten Muna.

Tugas Pokok Inspektorat Kabupaten Muna sebagaimana tersebut pada

pasal 3 Peraturan Bupati Muna Nomor 35 Tahun 2012 adalah melakukan

pengawasan terhadap pelaksanaan urusan Pemerintahan Daerah, pelaksanaan

pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan Desa dan pelaksanaan

Pemerintahan Desa.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal 3

Peraturan Bupati Muna Nomor 35 Tahun 2012 bahwa Inspektorat Kabupaten

menyelenggarakan fungsi:

a. Perencanaan program pengawasan

b. Perumusan kebijakan dan fasilitas pengawasan

c. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

30

Page 42: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

31

B. Visi, Misi, Tujuan, Dan Sasaran

Inspektorat Kabupaten Muna sesuai tugas dan fungsi yang di berikan

yaitu sebagai unit pengawasan peyelenggaraan pemerintahan daerah pada masa

mendatang tugas-tugasnya semakin dibutuhkan perannya seiring dengan

berkembangnya tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan serta meningkatkan

tuntutan masyarakat, dapat menjadi media dalam upaya mencapai tujuan

tercapainya penyelenggraan pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi,

kolusi, nepotisme, transparan, akuntabel, efektif dan efesien.

Untuk memberikan arah tercapainya peran tersebut, maka Inspektorat

Kabupaten Muna merumuskan visi yaitu :

“Pengawas dan pengarah terselenggaranya pemerintahan daerah

yang efektif, efesien, bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme melalui

pengawasan yang profesional”.

Kemudian untuk dapat mewujudkan pencapain tujuan dan arah

penyelenggaraan tugas/pada setiap jajaran aparatur Inspektorat Kabupaten Muna,

serta untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai keberadaan

inspektorat, maka di tetapkan misi Inspektorat Kabupaten Muna yaitu :

“Melakukan pengawasan dan memberikan arah penyelenggaran

pemerintahan dan pembangunan daerah melalui pengadilan pengawasan,

pelayanan informasi, pengukuran kinerja satuan unit kerja daerah guna

terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas dari KKN.”

Tujuan yang dicapai oleh Inspektorat Kabupaten Muna adalah sebagai

berikut :

Page 43: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

32

1. Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan serta

kemasyarakatan yang efektif dan efesien.

2. Meningkatkan pelaksanaan tugas pelayanan kepada masyarakat dengan

biaya rendah.

3. Meningkatkan pencegahan tenjadinya KKN.

4. Mewujudkan pencapaian kinerja instansi pemerintah yang optimal.

5. Meningkatkan sistem pengawasan/strategi pengawasan yang handal.

Kemudian sasaran yang akan di capai oleh Inspektorat Kabupaten Muna

adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan pelayanan masyarakat di bidang pengawasan pada unit-unit

kerja Daerah /SKPD dan BUMD.

2. Berkurangnya Hambatan-hambatan, dalam penyelenggaraan

pemerintahan, kemasyarakatan dan pembangunan daerah.

3. Meningkatnya penyelesaian tindak lanjut hasil temuan pengawasan sampai

dengan 90%.

4. Tercapainya kinerja instansi pemerintah daerah yang baik.

5. Terwujudnya pelaksanaan pengawasan yang cepat dan akurat.

Page 44: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

33

C. Struktur Organisasi

D.E.Susunan Organisasi Inspektorat Kabupaten Muna

INSPEKTUR

LM. SYARIF ANDI MUNA, SH., MM

Lampiran : Peraturan Bupati MunaNomor : 35 Tahun 2012Tanggal : 26 November 2012

IRBAN WILAYAH IALIMIN

IRBAN WILAYAH IIDrs. LA ODE RIKA

IRBAN WILAYAH IIIMUH. RIZAL, S.Sos

SEKRETARIS

Jabatan Fungsional Auditor

IRBAN WILAYAH IV Drs.LA ODE DAWUA

Kelompok JabatanFungsional

Jabatan Fungsional P2UPD

Sub Bag. Administrasi &Umum

Wa Ode Patola

Sub Bag. Evaluasi &Pelaporan

Sub Bag. PerencanaanMARDIANA, S.Si

SITTI NURIATI BATULLAH,SE

La Ode Laidi, A.Md

La Ode Kana

Wa Ode Andribone. D, Ba

L.M. AGUNG NUGRAHA.A,ST

RIDZALUL FIKRI, SE

WD CHUSNUL CHATIMAH,SE

SYAHARUDDIN. S,S.Hut.,M.si

MUNARNI HURA, S.Sos

SAMSIDAR, SE 33

Page 45: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

34

F. Tugas Pokok, Fungsi, Dan Rincian Tugas

a. Inspektur

Tugas pokok dan fungsi Inspektur Inspektorat Kab. Muna sesuai

peraturan Bupati Muna Nomor 35 Tahun 2012 :

Tugas :

Fungsi :

Membantu Bupati dalam memimpin, membina,

mengkoordinasikan mengendalikan dan

menentukan kebijakan teknis pelaksanaan

pengawasan umum serta melaksanakan tugas lain

yang diberikan oleh Bupati.

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang

pengawasan;

b. Pengkoordinasian program kegiatan operasional

pengawasan dengan pihak terkait;

c. Pembinaan dan penetapan kebijakan teknis di

bidang pengawasan yang meliputi :

pemeriksaan dalam rangka berakhirnya masa

jabatan Kepala Daerah,pemeriksaan terpadu,

pengujian terhadap capaian berkala/ atau

sewaktu – waktu dari unit/ satuan kerja,

pengusutan atas kebenaran laporan mengenai

adanya indikasi terjadinya penyimpanagn,

korupsi, kolusi, dan nepotisme, penilaian atas

manfaat dan keberhasilan kebijakan,

Page 46: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

35

pelaksanaan program dan kegiatan;

d. Pembinaan penyelenggaraan administrasi umum

kesekretariatan;

e. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan urusan

pemerintahan di Kabupaten Muna dan

Pemerintah Desa/ Kelurahan;

f. Membina tenaga fingsional pengawasan

dilingkungan Inspektorat Kab. Muna;

g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh

Bupati

b. Sekretaris

Tugas pokok dan fungsi Sekretaris Inspektorat Kab, Muna sesuai dengan

Perturan Bupati Nomor 35 Tahun 2012 :

Tugas :

Fungsi :

Membantu Inspektur dalam menyiapkan bahan

koordinasi pengawasan, memberikan pelayanaan

administrative dan fingsional kepada semua unsure

dilingkungan Inspektorat Kab. Muna, serta

melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh

Inspektur.

a. Penyiapan bahan koordinasi dan pengendalian

rencana dan program kerja pengawasan;

b. Penghimpunan, pengelolaan, penilaian dan

Page 47: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

36

penympanan laporan hasil pemeriksaa/

pengawasan aparat pengawas fungsional

daerah;

c. Menyusun bahan dan data dalam rangka

pembinaan teknis fungsional;

d. Penyusunan dan penginventarisan bahan dan

data dalam rangka [enatausahaan proses

penanganan pengaduan;

e. Pelaksanaan urusan administrasi yang meliputi

kepegawaian, keuangan, surat menyurat,

rumah kepegawaian dan keprotokoleran

Inspektorat Kab. Muna;

f. Pelaksanaan tugas lain yang dinerikan oleh

inspektur.

c. Sub. Bag. Perencanaan

Tugas pokok dan fungsi Sub. Bag. Perencanaan sesuai Peraturan Bupati

Muna Nomor 35 Tahun 2012 :

Tugas : a. Menyiapkan penyusunan dan pengendalian

rencana/ program kerja pengawasan;

b. Menghimpun peraturan perundang – undangan;

c. Dokumentasi dan pengolahan data pengawasan;

Page 48: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

37

S

u

b

.

a.

d. Sub.Bag. Evaluasi dan Pelaporan

Tugas pokok dan fungsi Sub. Bag. Evaluasi dan Pelaporan sesuai dengan

Peraturan Bupati Muna Nomor 35 Tahun 2012 :

Tugas

:

Menyiapkan bahan penyusunan, penghimpun,

mengolah, menilai dan menyimpan laporan hasil

pemeriksaan aparat pengawasan dan melakukan

administrasi atas pengaduan masyarakat serta

menyusun laporan kegiatan pengawasan serta

melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh

pimpinan

Fungsi : a. Pengkoordinasian penyiapan rencana/ program

kerja pengawasan dan fasilitas;

b. Pendistribusian tugas – tugas kepada staf;

c. Penyusunan anggaran Inspektorat;

d. Penyiapan laporan dan statistic Inspektorat;

e. Penyiapan peraturan perundang – undangan;

f. Pentiapan dokumentasi dan pengolahan data

pengawasan;

g. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemeritahan (LAKIP) Inspektorat;

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh

pimpinan.

Page 49: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

38

Fungsi

:

a. Menginventarisasi hasil pengawasan dan tindak

lanjut hasil pengawasan;

b. Pendistribusian tugas – tugas kepada staf;

c. Pengadministrasian, laporan hasil pengawasan;

d. Melaksanakan evaluasi laporan hasil

pengawasan;

e. Penyusunan statistik hasil pengawasan;

f. Penyelenggaraan kerja sama pengawasan;

g. Pelaksanaan tugasn lain yang diberikan oleh

pimpinan.

e. Sub. Bag. Umum Dan Kepegawaian

Tugas pokok dan fungsi Sub. Bag. Evaluasi dan Pelaporan sesuai dengan

Peraturan Bupati Muna Nomor 35 Tahun 2012 :

Tugas

:

Fungsi

:

Melaksanakan pengelolaan dan pelayana

administrasi yang meliputi ketatausahaan, surat –

menyurat, kenuangan, kepegawaian dan urusan

rumah tangga serta keprotokoleran serta

melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh

pimpinan.

a. Pengelolaan urusan tata usaha surat menyurat

dan kearsipan;

b. Pendistribusian tugas – tugas kepada staf;

Page 50: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

39

c. Pengelolaan administrasi, inventaris, pengkajian,

analis pelaporan;

d. Pengelolaan urusan kepegawaian;

e. Pengelolaan urusan perlengkapan dan rumah

tangga;

f. Pengelolaan urusan keuangan;

g. Penyusunan laporan pertanggungjawaban

keuangan Inspektorat;

h. Pelaksanaan tugasn lain yang diberikan oleh

pimpinan.

f. Inspektur Pembantu

Tugas pokok fungsi Inspektur Pembantu sesuai Peraturan Bupati Muna

Nomor 35 Tahun 2012 :

Tugas :

Fungsi :

Membantu Inspektur dalam melaksanakan

pengawasan terhadap pelaksanaan urusan

pemerintahan daerah dan kasus pengaduan.

a. Pengusulan program pengawasan di wilayah

kerja pemeriksaan dan pengawasan;

b. Pengkoordinasian pelaksanaan pengawasan

terhadap Instansi terkai;

Page 51: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

40

c. Pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan

pemerintahan daerah;

d. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan

penilaian tugas pengawasan;

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh

pimpinan.

g. Kelompok Jabatan Fungsional

1. Jabatan Fungsional Auditor (JFA)

Jabatan Fungsional Auditor (JFA) melakukan tugas – tugas

pemeriksaan bidang keuangan.

2. Pejabat Pengawas Urusan Pemerintahan Daerah (P2UPD)

Pejabat Pengawas Urusan Pemerintahan Daerah (P2UPD) melakukan

pengawasan atas penyelenggaraan teknis urusan pemerintahan di daerah

diluar pengawasan keuangan yang meliputi:

1) Pengawasan atas pelaksanaan urusan pemerintahan,meliputi :

a. Pembinaan atas pelaksanaan urusan pemerintahan;dan

b. Pelaksanaan atas urusan pemerintahaan.

2) Pengawasan atas peraturan daerah dan peraturan kepala daerah,

meliputi:

a. Pengawasan atas rencangan peraturan daerah dan rancangan

peraturan kepala daerah; dan

b. Pegawasan atas peraturan daerah dan peraturan kepala daerah.

3) Pengawasan dekonsentrasi dan tugas pembantuan, meliputi :

a. Pengawasan dekonsentrasi dan tugas pembangunan di provinsi;

dan

b. Pengawasan dan tugas pembantuan di kabupaten/kota.

4) Pengawasan untuk tujuan tertentu, meliputi :

Page 52: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

41

a. Pengawasan akhir urusan jabatan kepala daerah; dan

b. Pengawasan atas pengaduan masyarakat.

5) Evaluasi penyelenggaraan pemerintahan, meliputi :

a. Evaluasi kinerja penyelenggaraan otonomi daerah; dan

b. Evaluasi kemampuan penyelenggaraan otonomi daerah;

c. Evaluasi daerah otonomi baru;

d. Evaluasi pemerintahan kecamatan dan kelurahan/desa; dan

e. Evaluasi laporan akuntabilitas.

G. Cara Pencapaian Tujuan Dan Sasaran

Untuk mencapai tujuan dan sasaran, Inspektorat Kabupaten Muna

menetapkan langkah-langkah pencapainya melalui penetapan kebijakan, program

dan kegiatan yaitu :

1) Kebijakan yang di tempuh adalah :

a. Kebijakan pengawasan tahunan secara komprehnsif;

b. Kebijakan kordinasi dengan pengawasan lainya;

c. Kebijakan oprasional tindak lanjut hasil pengawasan;

d. Kebijakan pengadaan sarana/prasarana;

e. Kebijakan peningkatan pelayanan administrasi kepegawaian dan

kordinasi antara unit kerja daerah, provinsi dan pemerintah pusat.

2) Program dan Kegiatan yang dilaksanakan yaitu :

Program : Pelayanan Administrasi Perkantoran :

Kegiatan : a. Penyediaan jasa surat menyurat;

b. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik;

c. Penyediaan jasa administrasi keuangan;

d. Penyediaan jasa kebersihan kantor;

Page 53: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

42

e. Penyediaan alat tulis kantor;

f. Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor;

g. Penyediaan logistik kantor;

h. Penyediaan makan dan minum;

i. Rapat-rapat kordinasi dan konsultasi keluar daerah;

j. Rapat-rapat kordinasi dan konsultasi dalam daerah;

k. Penyediaan jasa administrasi perkantoran.

1. Program : Peningkatan sarana dan prasarana aparatur :

Kegiatan : a. Pengadaan meubeler;

b. Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor;

c. Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional;

d. Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung kantor;

e. Pengadaan notebook/laptop.

2. Program : Peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja

dan keuangan :

Kegiatan : Penyusunan laporan keuangan semesteran.

3. Program : Peningkatan kapasitas perencanaan :

Kegiatan : a. Penyusunan Rencana Kerja SKPD;

b. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA);

c. Penyusunan Renstra;

d. Penyusunan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA);

4. Program : Peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian

pelaksanaan kebijakan kepada daerah :

Page 54: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

43

Kegiatan : a. Pelaksanaan pengawasan internal secara berkala;

b. Penanganan kasus pengaduan di lingkungan pemerintah

daerah;

c. Pengendalian manajemen pelaksanaan kebijakan kepala

daerah;

d. Tindak lanjut temuan hasil pengawasan;

e. Evaluasi berkala temuan hasil pengawasan.

5. Program : Peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur

pengawasan :

Kegiatan : a. Pelatihan pengembangan tenaga pemeriksa dan aparatur

pengawasan;

b. Koordinasi pengawasan dalam rangka penyusunan

Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT).

6. Program : Peningkatan kapasitas kelembagaan dan tatalaksana aparatur:

Kegiatan : Review Lakip SKPD.

7. Program : Peningkatan akuntabilitas kinerja aparatur :

Kegiatan : Penyusunan LAKIP.

Page 55: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

44

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kualitas Kertas Kerja Pemeriksaan

Kertas kerja pemeriksaan harus tepat waktu, lengkap, akurat, objektif,

meyakinkan, serta jelas, dan seringkas mungkin.

a. Tepat waktu

Agar suatu informasi bermanfaat secara maksimal, maka kertas kerja

pemeriksaan harus tepat waktu. Kertas kerja pemeriksaan yang dibuat dengan

hati-hati tetapi terlambat disampaikan, nilainya menjadi kurang bagi

pengguna. Selama pemeriksaan berlangsung, auditor harus

mempertimbangkan adanya kertas kerja pemeriksaan sementara untuk hal

yang material kepada objek pemeriksaan atau pihak terkait. Kertas kerja

pemeriksaan sementara tersebut bukan merupakan pengganti kertas kerja

pemeriksaan akhir, tetapi mengingatkan kepada pihak auditor terhadap hal

yang membutuhkan perhatian segera dan memungkinkan auditor untuk

memperbaikinya sebelum melaporkan kertas kerja pemeriksaan sebenarnya.

b. Lengkap

Kertas kerja pemeriksaan harus memuat semua informasi dari bukti yang

dibutuhkan untuk memenuhi sasaran audit, memberikan pemahaman yang

benar dan memadai atas hal yang dilaporkan, dan memenuhi persyaratan isi

kertas kerja pemeriksaan. Kertas kerja pemeriksaan harus memasukan

informasi mengenai latar belakang permasalahan secara memadai,

memberikan perspektif yang wajar mengenai aspek kedalaman dan

44

Page 56: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

45

signifikansi temuan audit, seperti frekuensi terjadinya penyimpangan

dibandingkan dengan jumlah kasus atau transaksi yang diuji, serta hubungan

antara temuan audit dengan kegiatan entitas yang diaudit. Umumnya, satu

kasus kekurangan saja tidak cukup untuk mendukung suatu simpulan yang

luas atau rekomendasi yang berhubungan dengan simpulan tersebut. Satu

kasus itu hanya dapat diartikan sebagai adanya kelemahan, kesalahan, atau

kekurangan data pendukung. Oleh karena itu, informasi yang terinci perlu

diungkapkan dalam kertas kerja pemeriksaan untuk meyakinkan pengguna

kertas kerja pemeriksaan tersebut.

c. Akurat

Akurat berarti bukti yang disajikan benar dan temuan itu disajikan dengan

tepat. Keakuratan diperlukan untuk memberikan keyakinan kepada pengguna

laporan bahwa apa yang dilaporkan memiliki kredibilitas dan dapat

diandalkan. Satu ketidakakuratan dalam kertas kerja pemeriksaan dapat

menimbulkan keraguan atas keandalan seluruh kertas kerja pemeriksaan

tersebut dan dapat mengalihkan perhatian pengguna kertas kerja pemeriksaan

dari substansi kertas kerja pemeriksaan tersebut. Kertas kerja pemeriksaan

yang tidak akurat dapat merusak kredibilitas auditor dan mengurangi

efektivitas kertas kerja pemeriksaan.

Kertas kerja pemeriksaan harus memuat informasi yang didukung oleh bukti

yang kompeten dan relevan. Apabila terdapat data yang material terhadap

temuan audit tetapi auditor tidak melakukan pengujian terhadap data tersebut,

maka auditor harus secara jelas menunjukkan bahwa data tersebut tidak

Page 57: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

46

diperiksa dan tidak membuat temuan atau rekomendasi berdasarkan data

tersebut.

Bukti yang dicantumkan dalam kertas kerja pemeriksaan harus masuk akal

dan mencerminkan kebenaran mengenai masalah yang dilaporkan.

Penggambaran yang benar berarti penjelasan secara akurat tentang lingkup

dan metodologi audit, serta penyajian temuan yang konsisten dengan lingkup

audit. Salah satu cara meyakinkan bahwa kertas kerja pemeriksaan telah

memenuhi standar adalah dengan menggunakan proses pengendalian mutu,

seperti proses referensi. Proses referensi adalah proses dimana seorang

auditor yang tidak terlibat dalam proses audit tersebut menguji bahwa suatu

fakta, angka, atau tanggal telah dilaporkan dengan benar, bahwa temuan telah

didukung dengan dokumentasi audit, dan bahwa simpulan dan rekomendasi

secara logis didasarkan pada data pendukung.

d. Objektif

Objektivitas berarti penyajian seluruh kertas kerja pemeriksaan harus

seimbang dalam isi dan redaksi. Kredibilitas suatu kertas kerja pemeriksaan

ditentukan oleh penyajian bukti yang tidak memihak, sehingga pengguna

kertas kerja pemeriksaan dapat diyakinkan oleh fakta yang disajikan.

Kertas kerja pemeriksaan harus adil dan tidak menyesatkan. Ini berarti auditor

harus menyajikan hasil audit secara netral dan menghindari kecenderungan

melebih-lebihkan kekurangan yang ada.

Page 58: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

47

e. Meyakinkan

Agar meyakinkan, maka kertas kerja pemeriksaan harus dapat menjawab

sasaran audit, menyajikan temuan, kesimpulan, dan rekomendasi yang logis.

Informasi yang disajikan harus cukup meyakinkan pengguna kertas kerja

pemeriksaan untuk mengakui validitas temuan tersebut dan manfaat

penerapan rekomendasi.

f. Jelas

Kertas kerja pemeriksaan harus mudah dibaca dan dipahami serta ditulis

dengan bahasa yang jelas dan sesederhana mungkin. Penggunaan bahasa yang

lugas dan tidak teknis sangat penting untuk menyederhanakan penyajian. Jika

digunakan istilah teknis, singkatan, dan akronim yang tidak begitu dikenal,

maka hal tersebut harus didefinisikan dengan jelas. Akronim agar digunakan

sejarang mungkin.

Apabila diperlukan, auditor dapat membuat ringkasan laporan untuk

menyampaikan informasi yang penting sehingga diperhatikan oleh pengguna

kertas kerja pemeriksaan. Ringkasan tersebut memuat jawaban terhadap

sasaran audit, temuan-temuan yang paling material, dan rekomendasi.

Pengorganisasian kertas kerja pemeriksaan secara logis, akurat, dan tepat

dalam menyajikan fakta, merupakan hal yang penting untuk memberi

kejelasan dan pemahaman bagi pengguna kertas kerja pemeriksaan.

Penggunaan judul, subjudul, dan kalimat topik utama akan membuat kertas

kerja pemeriksaan lebih mudah dibaca dan dipahami.

Page 59: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

48

g. Ringkas

Kertas kerja pemeriksaan yang ringkas adalah yang tidak lebih panjang

daripada yang diperlukan untuk menyampaikan dan mendukung pesan.

Kertas kerja pemeriksaan yang terlalu rinci dapat menurunkan kualitas kertas

kerja pemeriksaan, bahkan dapat menyembunyikan pesan yang sesungguhnya

dan dapat membingungkan atau mengurangi minat pembaca. Pengulangan

yang tidak perlu juga harus dihindari. Meskipun banyak peluang untuk

mempertimbangkan isi, kertas kerja pemeriksaan yang lengkap tetapi ringkas,

akan mencapai hasil yang lebih baik.

B. Mekanisme dan alur proses pemeriksaan yang dilakukan oleh

Inspektorat Kab. Muna

SURAT TUGAS PENGUMPULAN DATA(DOKUMEN/BERKAS)

BERITA ACARA(WAWANCARA AUDITOR

TERHADAP OBJEKPEMERIKSAAN)

KERTAS KERJAPEMERIKSAAN

(KESIMPULAN TEMUANDAN REKOMENDASI)

Page 60: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

49

A. SURAT TUGAS

Surat tugas adalah surat yang dikeluarkan oleh instansi atau pihak yang

lebih tinggi dan ditujukan kepada pihak bawahan untuk melaksanakan

suatu tugas tertentu.Surat tugas diperlukan agar pengemban tugas

memperoleh pengesahan formal terhadap tugas yang harus dilaksanakan.

Surat tugas juga berguna untuk instansi yang dituju untuk memperlancar

tugas pegawai atau pejabat yang berhubungan dengan lembaga atau

instansi yang berkaitan dengan tugasnya.

Seluruh proses pemeriksaan yang akan dilakukan diawali dengan surat

penugasan untuk melakukan yang memuat hal-hal yang menjadi acuan

auditor. Surat penugasan ini dibuat dalam bentuk Kartu Penugasan. Kartu

Penugasan berisikan :

1. Objek Pemeriksaan

2. Auditor yang melaksanakan auditor

3. Tanggal pelaksanaan serta tanggal penyelesaian audit

4. Program, sasaran, dan tujuan pemeriksaan

5. Perkiraan besarnya biaya yang dikeluarkan selama pemeriksaan

berlangsung

B. PENGUMPULAN DATA

Sebagian besar usaha audit dihabiskan untuk mengumpulkan bukti.

Berikut ini adalah metode-metode yang paling umum digunakan untuk

mengumpulkan bukti audit:

Page 61: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

50

1. Pengamatan atas berbagai kegiatan yang diaudit (contohnya,

memperhatikan bagaimana cara para pegawai meaksanakan tugas

berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan)

2. Melakukan tinjauan atas dokumentasi untuk memahami bagaimana

suatu sistem pengendalian internal berfungsi.

3. Diskusi dengan para pegawai mengenai pekerjaan mereka dan

bagaimana mereka melaksanakan beberapa prosedur tertentu.

4. Kuesioner yang dapat mengumpulkan data mengenai sistem terkait.

5. Pemeriksaan fisik jumlah dan/atau kondisi aset berwujud seperti

perlengkapan, persediaan, atau kas.

6. Melakukan konfirmasi atas ketepatan informasi tertentu, seperti saldo

rekening pelanggan, melalui komunikasi dengan pihak ketiga yang

independen.

7. Melakukan ulang prosedur pilihan perhitungan tertentu untuk

memverifikasi informasi kuantitatif dari beberapa catatan dan laporan

(contohnya, auditor dapat menghitung kembali suatu total batch atau

menghitung kembai beban depresiasi tahunan}.

8. Pembuktian untuk mendapatkan validitas sebuah transaksi dengan cara

memeriksa seluruh dokumen pendukungnya, seperti nota pembelian alat

tulis kantor, kartu tagihan iuran dan bukti transaksi lainnya yang sah

dan asli.

9. Tinjauan analitis atas hubungan dan tren antar informasi untuk

mendeteksi hal-hal yang harus diselidiki lebih lanjut (contohnya,

Page 62: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

51

temuan adanya pengadaan kegiatan yang dirasa tidak perlu yang

menggunakan biaya secara tidak wajar atau berlebihan)

C. BERITA ACARA WAWANCARA

Wawancara merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan

berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara

adalah untuk mendapatkan informasi dari narasumber yang dilakukan oleh

pewawancara.

Pelaksanaan audit memerlukan berbagai bentuk teknik komunikasi

audit, yang salah satunya adalah teknik wawancara. Selain kegiatan audit

seperti observasi, wawancara juga selalu digunakan oleh auditor untuk

memperoleh data ataupun fakta yang diperlukan untuk mencapai tujuan.

Wawancara merupakan alat yang sangat baik untuk memperoleh

informasi, pendapat, keyakinan, perasaan, motivasi, atau tanggapan

seseorang mengenai suatu hal. Untuk itu auditor perlu membaca reaksi

yang timbul dari auditee, sehingga dapat membantu dalam pencarian

informasi yang diinginkan.

Struktur wawancara terbagi dalam 3 tahapan besar, yaitu :

1. Opening

Dalam opening terdapat 2 tahapan yaitu : tahapan membangun rapport

dan tahapan orientasi. Tahapan membangun rapport merupakan hal

awal yang sangat penting, karena akan berpengaruh terhadap

keakuratan informasi yang selanjutnya akan didapatkan. Yang perlu

diperhatikan adalah auditor harus mampu menyeimbangkan perbedaan

Page 63: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

52

status antara auditor itu sendiri dengan auditan, sehingga pihak auditan

merasa 'terbuka' untuk menyampaikan informasi. Tahapan orientasi

merupakan tahapan auditor untuk memberitahukan tujuan dilakukan

wawancara, manfaat dilakukannya wawancara ini sehingga auditan

merasa penting untuk mengikuti wawancara ini.

2. TheBody.

Merupakan tahapan dimana auditor masuk ke dalam pokok masalah

yang akan dibicarakan. Langkah-langkah yang harus dilakukan auditor

adalah mulai mengembangkan area penyelidikan, mengingat jawaban

yang diberikan auditan, memilah jawaban yang relevan atau tidak, dan

menentukan pertanyaan selanjutnya.

3. Closing.

Merupakan tahap mengakhiri wawancara tetapi bukan berarti

mengakhiri hubungan kepada auditan karena bila terdapat informasi

yang kurang, auditor dapat sewaktu-waktu menghubungi auditan

kembali.

C. Kertas Kerja Pemeriksaan Inspektorat Pada Dinas Sosial

Kesimpulan hasil pemeriksaan pada Dinas Sosial atas pemeriksaan lapoaran

pertanggungjawaban keuangan Tahun Anggaran 2015 ditemukan hal-hal sebagai

berikut :

1. Berdasarkan hasil audit terhadap pengelolaan keuangan rutin tahun

anggaran 2015 pada Dinas Sosial, yang dikelolah oleh bendahara

pengeluaran a.n. Fitriani, ternyata di temukan adanya penatausahaan

Page 64: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

53

keuangan rutin tahun anggaran 2015 kurang dilaksanakan secara

tertib, yaitu belum menyampaikan laporan pertanggung jawaban

keuangan (SPJ) bulan juli.

Kondisi tersebut belum sesuai dengan ketentuan pasa 4 ayat (1), ayat

(2), ayat (8) dan ayat (10) peraturan Pemerintah Dalam Negeri Nomor

13 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri

Dalam Nomor 59 Tahun 2007 tentang pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah, menyatakan :

a. Ayat (1) : Keuangan Daerah dikelolah secara tertib, taat pada

peraturan Perundang-undangan, efektif, efisien, ekonomis,

transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan azas

keadilan kepatutan dan manfaat untuk masyarakat.

b. Ayat (2) : Secara tertib sebagaimana di maksud pada ayat (1)

adalah bahwa keuangan Daerah dikelola secara tepat waktu dan

tepat guna yang didukung dengan bukti-bukti administrasi yang

dapat dipertanggung jawabkan.

c. Ayat (8) : Bertanggung jawab sebagamana di maksud pada

ayat (1) merupakan perwujudan kewajiban seseorang untuk

mempertanggung jawabkan pengelolaan dan pengendalian sumber

daya dan pelaksanaan kewajiban yang dipercayakan kepadanya

dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

2. Berdasarkan hasil audit terhadap pengelolaan keuangan rutin tahun

anggaran 2015 pada Dinas Sosial, yang dikelolah oleh Bendahara

Page 65: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

54

Pengeluaran a.n. Fitriani, ternyata ditemukan adanya keterlambatan

pembayaran jasa kebersian dan pengurusan tanam makam pahlawan

selama 5 bulan yaitu dari bulan maret sampai juli tahun 2015 sebesar

Rp. 6.000.000,-

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan pasal 4 Ayat (1) Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang pedoman

pengelolaan Keuangan Daerah yang menyatakan bahwa” keuangan

daerah dikelola secara tertib, taat pada aturan perundang-undangan,

efektif, efesien, ekonomis, transparan dan bertanggung jawab dengan

memperhatikan keadilan, kepatuhan dan manfaat untuk masyarakat.

3. Berdasarkan hasil audit terhadap struktur organisasi dan tata kerja

Dinas Sosial tahun 2015 ternyata di temukan adanya 1 (satu) jabatan

structural yang masih lowong atau belum terisi yaitu Kasi

kepahlawanan, keperintisan dan keperjuangan.

Kondisi tersebut belum sesuai dengan Keputusan Bupati Muna No.44

Tahun 2008 tentang kedudukan,tugas pokok dan fungsi, kewenangan,

susunan organisasi dan tata kerja Dinas Sosial.

4. Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap pengelolaan barang

inventaris pada Dinas Sosial tahun 2015, ternyata ditemukan adanya

pengelolaan barang inventaris tidak tertib karena bendahara barang

tidak membuat buku inventaris barang, belum diberi nomor kode

barang dan belum di buat kartu inventaris Ruangan.

Page 66: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

55

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan ketentuan pada romawi II poin

(6) huruf (g) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007

yang menyatakan bahwa pengurus barang bertugas mencatat seluruh

barang milik daerah yang berasal dari APBD maupun perolehan lain

yang sah kedalam Kartu Inventaris Barang, Kartu Inventaris Ruangan,

Buku Inventaris dan Buku Induk Inventaris Barang sesuai kode

Klasifikasi dan pengelolaan barang milik daerah.

Berdasarkan pemaparan kesimpulan hasil pemeriksaan Inspektorat Kab.

Muna terhadap Dinas Sosial Kab. Muna, atas laporan pertanggung jawaban tahun

anggaran 2015.Maka, kertas kerja pemeriksan yang telah dibuat dapat dikatakan

informatif karena telah dirincikan secara singkat dan jelas.

Hal tersebut dikarenakan pada setiap temuan disertai dengan alasan yang

jelas tanpa menimbulkan pertanyaan baru bagi para pengguna kertas kerja

pemeriksaan.

D. Kesimpulan Dan Rekomendasi Auditor

Kesimpulan dan rekomendasi auditor pada kertas kerja pemeriksaan

merupakan hal yang juga menjadi penentu untuk menentukan kualitas audit.

Kesimpulan dan rekomendasi auditor berfungsi sebagai sarana komunikasi antara

auditor dan objek pemeriksaan.

1. Kesimpulanan Auditor

Kesimpulan adalah pendapat ataupun reaksi seseorang setelah

melihat,mendengar ataupun merasakan sesuatu. Kesimpulan dapat berupa

Page 67: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

56

persetujuan, sanggahan dan pendapat. Semua kesimpulan harus disampaikan

dengan sopan. Dalam menanggapi suatu permasalahan harus disertai jalan keluar

atau solusi.

A. Persetujuan

Persetujuan merupakan suatu kesepakatan dari semua pihak terkait untuk

mencapai hasil yang di harapkan oleh setiap auditor dalam melaksanakan

tugas.

B. Sanggahan

Sanggahan pengungkapan ketidaksetujuan terhadap suatu masalah atau

hal untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan oleh setiap auditor.

C. Pendapat

Pendapat merupakan suatu buah pemikiran dari setiap auditor untuk

mengoreksi suatu masalah secara obyektif demi mencapai tujuan dan

kesepakatan bersama.

2. Rekomendasi Auditor

Rekomendasi audit merupakan usulan atau solusi atau saran alternatif

untuk menyelesaikan atau mengatasi masalah tertentu yang digambarkan

dalam setiap unsur temuan audit.

Auditor harus memperhatikan atau memberikan tanggapan atas temuan

audit, tetapi objek pemeriksaan atau auditan tidak harus menerima setiap

rekomendasi auditor. Setiap rekomendasi yang diajukan oleh auditor harus

dilengkapi dengan analisis yang menyangkut adanya peningkatan

ekonomisasi, efisiensi dan efektivitas yang akan dicapai pada pelaksanaan

Page 68: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

57

program atau aktivitas serupa di masa yang akan datang atau berbagai

kemungkinan kerugian yang akan terjadi pada perusahaan jika rekomendasi

tersebut tidak dilaksanakan.

Terdapat faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan adalah:

1. Berdasarkan pertimbangan profesional, rekomendasi tersebut

mengatasi masalah.

2. Objek pemeriksaan mampu mengimplementasikan rekomendasi

yang diberikan oleh auditor.

3. Rekomendasi harus mempertimbangkan asas biaya dan manfaat.

4. Rekomendasi harus mempresentasikan jangka waktu dalam

menyelesaikan atau mengatasi masalah.

Kesimpulan dan rekomendasi secara detil, yang diklasifikasikan ke

dalam skala prioritas. Prioritas tersebut terdiri dari:

a. Prioritas Utama. Kelemahan signifikan yang dapat membahayakan

pengendalian internal dan harus segera diatasi sebagai masalah yang

mendesak. Jangka waktu perbaikan: segera.

b. Prioritas Menengah. Kelemahan pengendalian yang dapat

mengganggu sistem pengendalian internal dan harus diatasi dalam

waktu dekat.

Jangka waktu perbaikan: maksimal dalam jangka waktu tiga bulan.

c. Prioritas Rendah. Kelemahan yang tidak berarti pada sistem

pengendalian internal, akan tetapi harus diperbaiki oleh manajemen.

Jangka waktu perbaikan: maksimal dalam jangka waktu enam bulan.

Page 69: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

58

Paragraf terakhir pada kertas kerja pemeriksaan merupakan rekomendasi

auditor atas pemerikaan yang telah dilakukan. Pada kertas kerja pemeriksaan

terhadap Dinas Sosial terdapat rekomendasi agar objek pemeriksaan atau

auditan memberikan tanggapan serta komentar atas pemeriksaan dengan batas

waktu yang telah ditentukan

E. Review Kertas Kerja Pemeriksaan

Review Kertas Kerja Pemeriksaan adalah catatan yang diselenggarakan oleh

auditor mengenai prosedur audit yang ditempuhnya, pengujian yang

dilakukannya, informasi yang diperolehnya, dan simpulan yang dibuatnya

sehubungan dengan auditnya.

Review Kertas Kerja Pemeriksaan pada intinya dilaksanakan dengan tujuan

untuk memenuhi persyaratan Standar Audit Aparat Pengawasan Intern

Pemerintah. Selain itu dalam review kertas kerja pemeriksaan juga sebagai salah

satu cara komunikasi antara sesama auditor guna terlaksananya pemeriksaan tanpa

kesalahan. Sarana dan alat bantu yang biasa digunakan dalam review kertas kerja

pemeriksaan mencakup:

1. Program Kerja Pemeriksaan Tahunan (PKPT)

Program Kerja Pemeriksaan Tahunan digunakan sebagai dasar review,

sehingga pereview dapat mengetahui Program Kerja Pemeriksaan

Tahunan telah dijalankan, yang tidak dapat dijalankan, dan prosedur atau

teknik audit pengganti yang diambil.

Contoh Program Kerja Pemeriksaan Tahunan dapat dilihat pada lampiran

Page 70: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

59

2. Pena dengan warna tinta yang berbeda

Penggunaan tinta yang berbeda warna diantara anggota tim, ketua tim,

pengendali teknis, dan pengendali mutu akan lebih memudahkan

identifikasi pihak yang menyusun kertas kerja pemeriksaan, yang

mereview kertas kerja pemeriksaan, dan materi atau substansi yang

direview. Pembedaan warna tinta juga menandakan persetujuan secara

berjenjang tentang isi kertas kerja pemeriksaan, simpulan audit, temuan

audit, dan rekomendasi sesuai dengan tingkat kewenangan, serta dapat

menghindari duplikasi kegiatan review.

Contoh pembedaan penggunaan warna tinta sebagai berikut :

Hitam : Anggota Tim

Biru : Ketua Tim

Hijau : Pengendali Teknis (Pengawas)

Biru Magenta : Pengendali Mutu (Wakil Penanggung Jawab)

Penentuan warna tinta yang digunakan masing-masing tingkatan review

ditentukan oleh instansi auditor yang bersangkutan.

3. Format Kertas Kerja Pemeriksaan

Pada umumnya seluruh Aparat Pengawas Intern Pemerintah telah

memiliki ketentuan atau pedoman tentang tata cara penyusunan kertas

kerja pemeriksaan, termasuk ketentuan mengenai format isi kertas kerja

pemeriksaan yang bersifat umum. Review dimulai dengan mengamati

secara sekilas format kertas kerja pemeriksaan secara umum dan isi yang

Page 71: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

60

harus ada serta mengamati kerapihan fisik. Kemudian review dilanjutkan

dengan menguji kebenaran butir-butir isi kertas kerja pemeriksaan

tersebut. Namun dalam review ini belum menyangkut substansi materi

kertas kerja pemeriksaan.

Kertas kerja pemeriksaan bentuk surat, sama dengan surat biasa, tidak

perlu menggunakan kulit laporan (cover). Kertas kerja pemeriksaan

bentuk surat tetap wajib memenuhi standar isi laporan. Susunan

mengikuti pedoman administrasi umum yang berlaku pada instansi yang

bersangkutan.

Contoh format Kertas Kerja Pemeriksaan terdapat pada lampiran

F. Kertas Kerja Pemeriksaan Merupakan Konsep Pembuatan Laporan

Hasil Pemeriksaan

Kertas kerja pemeriksaan terdiri dari semua dokumen yang dibuat sendiri dan

juga yang diperoleh dari hasil kerja auditor sebagai dasar informasi yang dipakai

untuk membuat suatu kesimpulan laporan hasil pemeriksaan.

Setelah Kertas Kerja Pemeriksaaan terhadap Dinas Sosial yang dibuat telah

memenuhi standar, isi daripada kertas kerja pemeriksaan kemudian diuraikan

secara rinci kedalam Laporan Hasil Pemeriksaan pada Dinas Sosial Kab. Muna.

Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) harus menyajikan hal-hal yang penting

secara jelas, teliti dan wajar dan minimal memuat:

a. Lingkup Pekerjaan. Sesuai dengan penugasan yang diterima dari

Pengurus, bagian ini mendeskripsikan lingkup pemeriksaan yang

Page 72: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

61

dilakukan, dan auditable unit yang dipilih, jumlah personil yang

diturunkan untuk melakukan pemeriksaan, estimasi waktu

pengerjaan, dan metode yang digunakan.Pada lingkup pekerjaan

memuat tentang :

1. Instansi yang menjadi objek pemeriksaan atau auditan yaitu

Dinas Sosial.

2. Tentang perihal yang diaudit yaitu temuan pada saat

pelaksanaan pemeriksaan.

3. Tahun Anggaran yang diaudit yakni laporan pertanggung

jawaban pada tahun 2014

b. Klasifikasi Jenis Temuan Pemeriksaan. Temuan seluruh jenis

pemeriksaan yang ada diikhtisarkan ke dalam suatu tabel berdasarkan

skala prioritasnya, disertai paparan keterangan yang dibutuhkan.

Klasifikasi kode jenis temuan yang ditentukan oleh ketua tim

pemeriksa.

Contoh terdapat pada lampiran

c. Kesimpulan Pemeriksaan dan Rekomendasi Umum. Kesimpulan

berupa area yang membutuhkan perhatian khusus objek pemeriksaan

atau auditan. Pelaksana diikuti rekomendasi umum yang diberikan

oleh Pemeriksa.

Laporan Hasil Pemeriksaan juga menjelaskan uraian hasil pemeriksaan,

yang memuat:

Page 73: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

62

a. Dasar pemeriksaan

2. Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Inspektorat

Kabupaten Muna Tahun Anggaran

3. Surat Tugas dari Bupati Muna

b. Tujuan pemeriksaan

1. Menilai apakah pelaksanaan tugas pokok dan fungsi telah

dilakukan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan

2. Menilai apakah pengelolaan sumber dana dan daya telah

dilaksanakan secara ekonomis, efisien dan efektif

3. Memberikan saran untuk diadakan perbaikan atau

penyempurnaan bila ditemukan adanya kelemahan-kelemahan.

c. Ruang Lingkup pemeriksaan

1. Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi

2. Pengelolaan dan pemanfaatan anggaran

3. Pembinaan Aparatur Sipil Negara (ASN)

4. Pengelolaan barang atau kekayaan negara

d. Sifat pemeriksaan

Pemeriksaan bersifat regular dengan susunan tim.

e. Batasan atau periode pemeriksaan

Tanggal mulai pelaksanaan pemeriksaan hingga tanggal

berakhirnya pemeriksaan. Serta periode tahun anggaran objek audit.

f. Pendekatan pemeriksaan

Page 74: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

63

Metode yang digunakan saat pelaksanaan pemeriksaan serta

kegiatan yang dilakukan selama pelaksanaan pemeriksaan.

g. Strategi Pelaporan.

1. Laporan hasil pemeriksaan memuat penilaian secara umum

terhadap kinerja instansi objek audit

2. Seluruh hasil pemeriksaan telah didiskusikan dengan objek

pemeriksaan atau auditan

h. Informasi singkat

1. Objek yang diperiksa atau auditan

2. Keadaan personil

3. Anggaran rutin tahun objek pemeriksaan atau auditan

Dua pola dasar yang dikembangkan oleh auditor untuk hasil laporan

pemeriksaan yang logis sebagai hasil dari audit kinerja, yaitu:

1. Mengikuti aliran informasi yang ada pada laporan hasil pemeriksaan

yang memiliki banyak kesamaan dengan yang ada pada audit.

2. Mengikuti aliran informasi yang ada pada laporan hasil pemeriksaan

berdasar urutan kebutuhan pengguna laporan.

Page 75: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

64

BAB VI

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hal apa saja yang menjadi tinjauan

auditor Inspektorat Kabupaten Muna. Dengan melakukan penelitian secara

langsung tanpa melalui perantara dari narasumber langsung.

Berdasarkan hasil penelitian penulis mendapatkan beberapa kesimpulan sebagai

berikut.

Penulisan Kertas Kerja Pemeriksaan harus memperhatikan berbagai hal

secara penulisan yang singkat, padat, dan jelas. Kerapian dan tidak melakukan

pengulangan merupakan syarat penting agar kertas kerja pemeriksaan yang dibuat

menarik perhatian bagi pembaca.

Standar pembuatan kertas kerja pemeriksaan yaitu Standar Audit Aparat

Pengawasan Intern Pemerintah merupakan salah satu dasar yang digunakan

auditor dalam melakukan penyusunan.

Program Kerja Pemeriksaan Tahunan (PKPT) menjadi landasan utama

pelaksanaan audit.

Kesimpulan dan rekomendasi auditor pada kertas kerja pemeriksaan pada

Dinas Sosial Kab. Muna dibuat berdasarkan fakta dan bukti yang jelas agar tidak

terjadi kesalahan dalam melakukan pemeriksaan.

Setelah membuat kertas kerja pemeriksaan perlu dilakukan review kertas

kerja pemeriksaan hal ini dimaksudkan sebagai salah satu cara komunikasi antara

sesama auditor guna terlaksananya pemeriksaan tanpa kesalahan.

64

Page 76: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

65

Ketas kerja pemeriksaan yang telah sesuai kemudian dimuat ke dalam

Laporan Hasil Pemeriksaan, namun pada penulisan Laporan Hasil Pemeriksaan

(LHP) agak sedikit berbeda. Hanya saja pada penulisan Laporan Hasil

Pemeriksaan lebih terperinci tentang hal-hal yang menjadi objek pemeriksaan atau

auditan.

Dengan melihat berbagai kesimpulan yang dipaparkan penulis mengambil

kesimpualan bahwa kertas kerja pemeriksaan pada Dinas Sosial Kab. Muna telah

informatif Karena memenuhi apa yang menjadi standar pemeriksaan.

B. SARAN

Penelitian ini hanya melibatkan satu institusi saja, yaitu Inspektorat

Kabupaten Muna dan kesimpulan yang diambil mungkin hanya berlaku pada

Inspektorat Kabupaten Muna dan tidak dapat digeneralisasikan ke Inspektorat

Daerah lainnya.

Dalam penelitian ini peneliti hanya langsung melakukan proses wawancara

dengan narasumber secara random, sehingga masih ada kemungkinan kelemahan-

kelemahan yang ditemui, seperti jawaban narasumber yang sedikit kurang

dipahami.

C. IMPLIKASI DAN KETERBATASAN PENELITIAN

Dikarenakan Kertas Kerja Pemeriksaan yang dimiliki oleh Inspektorat kab.

Muna yang bersifat rahasia dan hanya dapat digunakan untuk keperluan kalangan

Inspektorat menyebabkan saya sebagai peneliti cukup mengalami kendala yakni

keterbatasan informasi yang dapat dipaparkan pada penulisan skripsi.

Page 77: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

66

Objek penelitian yang tertuju hanya pada satu contoh kasus Kertas Kerja

Pemeriksaan Inspektorat Kab. Muna yakni pada Dinas Sosial tidak menjadi

masalah bagi peneliti dikarenakan pembuatan Kertas Kerja Pemeriksaan pada

Inspektorat Kab. Muna memiliki mekanisme yang sama dalam membuat Kertas

Kerja Pemeriksaan. Perbedaan yang terjadi hanyalah hasil audit yang berdasarkan

kenyataan pada pemeriksaan masing-masing objek audit.

Page 78: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

67

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. 2012. Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh

Akuntan Publik. Edisi Keempat Buku 1. Jakarta: Salemba Empat

Asdar, Afrianty. 2014. Penerapan Audit Intern Untuk Menunjang Efektifitas

Pengelolaan Dana Proyek Pembangunan Daerah Pada Dinas Pekerjaan

Umum Kabupaten Gowa

Bastian, Indra. 2010. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Edisi Ketiga.

Jakarta: Penerbit Erlangga

Fuad, Anis. 2014. Panduan Praktis Penelitian Kualitatif. Yogyakarta. Graha Ilmu

Jusuf, Amir Abadi. 2011. Jasa audit dan assurance: pendekatan terpadu(adaptasi Indonesia). Jakarta: Salemba Empat

Mayangsari S. ; Puspa Wandanarum. 2013. Pendekatan Sektor Publik danPrivat. Buku 1, Jakarta: Media Bangsa

Mulyadi. 2011. Auditing. Edisi ke-6. Jakarta: PT Salemba Empat

Suryabrata, Sumadi. 2014. Metodologi Penelitian. Jakarta. PT. Rajawali

Ulum, Ihyaul. 2012. Audit Sektor Publik Suatu Pengantar. Edisi 1, Cetakan 2.

Jakarta. PT. Bumi Aksara

Yusri, Arif. 2013. Pengaruh Faktor Kompetensi, Indepedensi Dan SikapProfesional Auditor Terhadap Kualitas Audit Dalam MeningkatkanKinerja Inspektorat (Studi Empiris Pada Inspektorat Provinsi SulawesiSelatan) Fakultas Ekonomi Universitas Hasanudin

Page 79: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

68

Situs yang digunakan:

http://dokumen.tips/download/link/makalah-audit-sektor-publik di akses pada

tanggal 8 April 2016

https://www.google.co.id/#q=materi+kertas+kerja+audit di akses pada tanggal 8

April 2016

http://www.kompasiana.com/ema_surya/audit-internal-audit-operasional-audit-

sektor-publik_556c4665589373c6038b4567 di akses pada tanggal 8 April2016

https://www.google.co.id/#q=makala+bukti+audit

Page 80: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …
Page 81: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

Formulir KM.9

PEMERINTAH KABUPATEN MUNAINSPEKTORAT

Alamat : Jl. Paelangkuta No. 69

NO. PKA : …………

PROGRAM PEMERIKSAAN

Nama obyek yang diperiksa :

Kegiatan yang diperiksa :

Lokasi :

Periode yang diperiksa : 1 Januari 2015 sd. 31 Desember 2015

II DATA UMUM

TUJUAN PENDAMPINGANUntuk memperoleh pemahaman danpenilaian singkat tentang aset Kab. Pangkepserta mekanisme pencatatanyaProsedur Pendampingan1. Dapatkan dokumen dokumen serta

peraturan dan pedoman yang berlakusebagai dasar audit, :

1) DPA/SPM/SP2D dan revisi (jika ada)untuk belanja Modal

2) Strukturur organisasi dan uraian tugasatau mekanisme pencatatan aset danBuku Investaris dan KIB

3) Bandingkan data aset pada SKPDdengan bagian Akutansi dan BidangAset

2. Buat kesimpulan dan komentar hasilpendampingan

Uraian Tujuan danPosedur Pemeriksaan

Rencana

Dilaksana Anggarankan oleh Waktu

Realisasi

Dilaksana waktu Refkan oleh

Kkp

Ket

1 2 3 4 5 6 7 8I PERENCANAAN AUDIT

TUJUAN PENDAMPINGAN- Untuk mendapatkan gambaran umum- Sebagai dasar penyusunan program audit

Prosedur Pendampingan1. Lakukan pembicaraan awal dengan

pimpinan obrik2. Dapatkan struktur organisasi/uraian

tugasnya pengelola aset dan pencatatanaset

3. Dapatkan informasi mengenai aset Kab.Pangkep

4. Buat kesimpulan dan komentar hasilpendampingan

Page 82: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

RAHA … Desember 2015

Pengendali Teknis Ketua Tim

______________ __________________NIP. NIP.

Inspektur

______________NIP.

III PENYELESAIAN PENDAMPINGANTUJUAN PENDAMPINGAN

Untuk menyakinkan bahwa pendampingantelah dilaksanakan secara lengkap dan telahmenempu prosedur yang telah di tetapkan

PROSEDUR PENDAMPINGAN1) Telah dan teliti kelengkapan Kertas

Kerja, terutama yang berhubungandengan masalah yang di jumpaidalam pendampingan

2) Lakukan pembahasan intem dengan3) Susun konsep LHP4) Bicarakan konsep LHP dengan obrik5) Selesaikan konsep LHP

Page 83: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Lailatul Shafitri, Lahir di Raha, 10 Maret 1994. Penulis

adalah anak tunggal dari pasangan Ayahanda Sugeng

Jawali dan Ibunda Sitti Nuriati Batullah,SE. Jenjang

pendidikan mulai Sekolah tingkat dasar SDN 15 Katobu

tamat tahun 2006, kemudian lanjut ke SMP Negeri 2 Raha

dan lulus pada tahun 2009, kemudian lanjut ke SMA

Negeri 1 Raha dan tamat pada tahun 2012. Pada tahun 2012 penulis melanjutkan

studi di Makassar tepatnya di Universitas Muhammadiyah Makassar mengambil

jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, selesai pada tahun 2016.

Page 84: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …
Page 85: TINJAUAN DALAM MENYUSUN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN …

DOKUMENTASI