tinjauan bahan
TRANSCRIPT
Diagram Alir
Pembuatan pre-culture dan seed culture (starter)
1 ose L. lactis
Dimasukkan dalam MRSB 5 ml
Diinkubasi suhu 30oC, 20 jam
Pre-culture
Diambil sebanyak 3% dari vol. media seed culture
Ditambahkan pada media seed culture
Diinkubasi suhu 30oC, 105 rpm, 10 jam
Seed culture/ starter
Imobilisasi sel Lactococcus lactis
3% starter L.lactis
Disentrifugasi 10.000 rpm, 4oC, 10 menit
pellet
Supernatan
Diresuspensi dengan NaCl 0,9% (w/v)
Dimasukkan dalam NaCl 0,9% (w/v) 100 ml
Na-alginat 4% (w/v) (1:1)
Dicampur dan dihomogenisasi
Diambil dengan syringe
Diletakkan pada larutan CaCl2 0,05 M dingin
(4oC)
Didiamkan 30 menit
Beads L. lactisAnalisa:
Total BAL
Fermentasi
Media Fermentasi
3% starterLarutan glukosa
sesuai perlakuan
Diinkubasi suhu 30oC, 20 jam
Hasil
Analisa setiap 5 jam:
- TPC
- pH
- Total asam
- Total gula pereduksi
Pembuatan kurva standard glukosa metode DNS
Larutan glukosa stock 1 mg/mL
Diencerkan menjadi 0,05 , 0,10 , 0,15 , 0,20 mg/mL
@2 mL dalam tabung reaksi
Ditambahkan DNS @ 2 mL
Dipanaskan pada air T = 100oC, 10 menit
Diabsorbansi dengan λ= 540 nm
Data absorbansi
Diplotting konsentrasi vs absorbansi
Persamaan kurva standar
Tinjauan Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum “Imobilisasi Sel dan Enzim” ini yaitu:
Kultur L. lactis Lactococcus lactis merupakan bakteri asam laktat yang dapat menghasilkan bakteriosin berupa nisin. L. lactis merupakan bakteri probiotik. Bakteri ini merupakan bakteri yang akan diimobilisasi dengan menggunakan Na-alginat (Saparianti, 2001).
MRS broth (deMan Rogossa Sharp broth) Merupakan media fermentasi kultur bakteri yang digunakan untuk mengetahui metabolit sel atau enzim setelah diimobilisasi (Saparianti, 2001).
MRS agar Merupakan media padat yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba terimobilisasi dalam penghitungan jumlah sel terimobilisasi (Kusnadi dkk., 2014)
Aquades Pada praktikum ini aquades digunakan sebagai komponen media aktivasi/starter (Rajawali, 2012).
CaCO3 L. lactis yang akan diimobilisasi merupakan bakteri probiotik, oleh karena itu, untuk mempertahankan viabilitas probiotik ditambahkan bahan-bahan pendukung viabilitas probiotik ke dalam larutan Na-alginat. Bahan-bahan pendukung viabilitas ini salah satunya adalah CaCO3. Penambahan bahan ini dilakukan selama proses mikroenkapsulasi (Indriati, 2009).
NaCl NaCl merupakan komponen dari buffer peptone water yang digunakan untuk membilas manik-manik (beads). Persentase NaCl dalam buffer peptone water ini adalah 5 gr/ mL.
Na-alginat Natrium alginat merupakan bahan yang digunakan sebagai penjerat sel yang memiliki
bentuk serbuk berwarna putih atau kekuningan, tidak berbau, dan tidak berasa, serta secara umum memiliki susut pengeringan tidak lebih dari 22 %. Na-alginat ini dapat larut dalam air membentuk larutan koloid yang kental dengan warna putih pucat sampai coklat kekuningan namun kelarutannya dalam air ini lambat. Akan tetapi, Na-alginat ini tidak larut dalam alkohol, kloroform dan eter, serta larutan air yang mengandung lebih besar dari 30 % alkohol. Alginate dalam bentuk larutan stabil pada pH 4 hingga 10, dan tidak boleh disimpan dalam wadah logam. Na-alginat ini haruslah disimpan dalam wadah yang terlindung dari cahaya. Spesifikasi lain dari alginate adalah sebagai berikut (Rajawali, 2012): Alginat merupakan koloid ganggang (fikokoloid) yang dapat diekstrak dari
ganggang coklat (phasophyceae), terutama anggota laminariates, berbentuk asam alginat atau natrium alginat
Asam alginat adalah suatu getah selaput membran (membrane mucilage). Garam alginat dapat larut dalam air, seperti natrium alginat, potassium alginat,
dan ammonium alginat, sedikit larut dalam air, sedang kalsium alginat tidak larut dalam air.
Umumnya alginat berbentuk serbuk putih kekuningan dan kadang-kadang dalam bentuk pasta yang merupakan senyawa organik kompleks dengan selulosa atau
polisakarida. Senyawa alginat dapat dimurnikan sebagai garam natrium alginat dengan alginat atau garam alginat yang lain.
Bead L. Lactis Beads atau matriks dibentuk dari pencampuran media aktivasi dan matriks pendukung (Natrium Alginat) yang disuntikkan ke dalam larutan CaCl. Beads yang terbentuk harus uniform agar mikroba dapat dilokalisasi secara merata. Selama proses berlangsung beads tidak boleh dibiarkan kering (tidak stabil). Oleh karena itu,digunakan larutan CaCl untuk menjaga kestabilan beads.
Larutan glukosa Sama dengan aquades, larutan glukosa juga merupakan komponen media aktivasi/starter (Rajawali, 2012).
Reagen Nelson Reagen ini digunakan pada proses spektrofometri yang mana reagen ini berfungsi untuk mereduksi kupri oksida menjadi kupro oksida yang mana K-Na-tartrat yang ada dalam reagen Nelson berfungsi untuk mencegah terjadinya pengendapan kupri oksida sehingga nantinya kupri oksida bisa direduksi menjadi kupro oksida (Kurniawati, 2012).
Reagen Arsenomolybdat Sama dengan reagen Nelson, reagen ini juga digunakan pada proses spektrofotommetri. Reagen ini ditambahkan setelah penambahan reagen Nelson dengan tujuan agar bisa bereaksi dengan endapan kupro oksida. Pada peristiwa ini kupro oksida akan mereduksi kembali arsenomolybdat menjadi molibdene blue yang berwarna biru, warna biru inilah yang nantinya akan diukur absorbansinya dengan spektrofotometer (Kurniawati, 2012).
Larutan glycylglycine buffer Larutan ini berfungsi sebagai buffer/ komponen yang menjaga pH pada suatu keadaan (Kurniawati, 2012).
Buffer sitrat Buffer sitrat ini dapat melumatkan manik-manik gel alginate yang akan digunakan dalam penentuan densitas sel pada manik-manik (beads). Penentuan densitas ini perlu karena adanya perbedaan jumlah sel yang akan diimobilisasi dapat mempengaruhi densitas sel pada manik-manik. Semakin tinggi jumlah sel yang akan diimobilisasi berbanding lurus dengan densitas sel pada manik-manik atau beads (Saparianti, 2001).
Larutan pengencer pepton Larutan pepton ini digunakan sebagai pembilas manik-manik atau beads (Saparianti, 2001).
DNS DNS merupakan reagen yang digunakan untuk membantu mengukur aktivitas sel/enzim yang telah terimobilisasi sehingga dapat digunakan untuk analisa data menggunakan spektrofotometer visible. DNS bereaksi dengan fruktosa dan sukrosa menghasilkan warna yang dapat dideteksi dengan spektrofotometri visible (Dhiya’ul, 2008).
Daftar pustaka
Anonymous. 2013. Immobilized Whole Cell. Diakses tanggal 23 Mei 2014. < http://en.wikipedia.org/wiki/Immobilized_whole_cell>.
Dhiya’ul, M. 2008. Amobilisasi Enzim. Malang: FAPET – UB.
Indriati, M. 2009. Karakteristik Mikrobiologis Kultur Starter Bakteri Indigenous Dadih Susu Kerbau dengan Sinbiotik Terenkapsulasi dalam Bentuk Granul. Skripsi. Bogor: IPB.
Kurniawati, A. F. 2012. Spektrofotometri. Diakses tanggal 23 Mei 2014. <http://anescheers. blogspot.com/2012/05/spektrofotometri.html>.
Kusnadi, J., A. Sutrisno, A. K. Wardani, M. Nurcholis, F. H. Sriherfyna, dan I. S. Rachmawati. 2014. Modul Praktikum Bioteknologi Terpadu. Malang: FTP-UB.
Rajawali, P. 2012. Sel Imobilisasi. Diakses tanggal 23 Mei 2014. <http://putrarajawali76. blogspot.com/2012/11/sel-imobilisasi.html>.
Saparianti, E. 2001. Amobilisasi Sel Pediococcus acidilactici F11 Penghasil Bakteriosin pada Gel Kalsium Alginat. Dalam Jurnal Teknologi Pertanian. Vol. 2 (1) : 1-9.
Sebayang, F. 2006. Pembuatan Etanol dari Molase secara Fermentasi menggunakan Sel Saccharomyces cerevisiae yang Terimobilisasi pada Kalsium Alginat. Jurnal Teknologi Proses. Vol.5 (2): 68-74.