tingkat pengetahuan wanita usia subur usia 18 – 35...

52
TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR USIA 18 – 35 TAHUN TENTANG KISTA DI DESA PELANG KIDUL NGAWI KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun oleh : Pipit Catur Agustina NIM B12146 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015

Upload: phungthu

Post on 03-Mar-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR

USIA 18 – 35 TAHUN TENTANG KISTA

DI DESA PELANG KIDUL NGAWI

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir

Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun oleh :

Pipit Catur Agustina

NIM B12146

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2015

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR

USIA 18 – 35 TAHUN TENTANG KISTA

DI DESA PELANG KIDUL NGAWI

Diajukan Oleh :

Pipit Catur Agustina

NIM B12 146

Telah diperiksa dan disetujui

Pada tanggal ………...

Pembimbing

Rahajeng Putriningrum,S.ST,M.Kes

NIK 201083059

iii

HALAMAN PENGESAHAN

TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR

USIA 18 – 35 TAHUN TENTANG KISTA

DI DESA PELANG KIDUL NGAWI

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan Oleh:

Pipit Catur Agustina

NIM B12 146

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Ujian Akhir Program DIII Kebidanan

Pada Tanggal ..............

PENGUJI I

Riadini Wahyu Utami ,SST

NIK 201189094

PENGUJI II

Rahajeng Putriningrum,S.ST,M.Kes

NIK 201083059

Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan

untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan

Mengetahui,

Ka.Prodi DIII Kebidanan

Retno Wulandari, S.S.T

NIK.200985034

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Usia

18-35 Tahun Tentang Kista Di Desa Pelang Kidul Ngawi”. Karya Tulis Ilmiah ini

disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat

kelulusan dari Program Studi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada

Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai

pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena

itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu dra.Agnes Sri Harti M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta.

2. Ibu Retno Wulandari,S.ST, Selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan

Kusuma Husada Surakarta

3. Ibu Rahajeng Putriningrum,SST.,M.Kes selaku Dosen Pembimbing yang

telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada

penulis.

4. Bapak Manto, selaku Kepala Desa Pelangkidul, yang telah bersedia

memberikan izin pada penulis untuk melakukan penelitian di Desa

Pelangkidul.

5. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada

Surakarta atas segala bantuan yang diberikan.

6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,

oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, …. 2015

Penulis

v

Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015

Pipit Catur Agustina

B12 146

TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR

USIA 18 – 35 TAHUN TENTANG KISTA

DI DESA PELANG KIDUL NGAWI

ABSTRAK

Latar Belakang : Kista adalah penyakit yang super halus, rumit dan unik bila

terpaksa harus kita sebut, sebab keberadaannya mirip dengan kandungan, dan

semua perempuan sangat rentan akan hadirnya penyakit tersebut. Kista adalah

kantung abnormal yang berisi cairan abnormal yang tumbuh tak hanya di indung

telur (ovarium) atau ujung-ujung saluran telur (fimbria), tapi juga di kulit, paru-

paru,bahkan otak. Pada wanita, organ yang paling sering menjadi kista adalah

indung telur. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 13 November

2014 dari 10 wanita usia subur usia 18-35 tahun di Desa Pelang kidul

Ngawiternyata di dapatkan 3 ibu bisa menjawab 3 pertanyaan, 3 ibu dapat

menjawab 2 pertanyaan dan sebanyak 4 ibu hanya dapat menjawab 1 pertanyaan.

Tujuan : Mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia subur usia 18 – 35 tahun

tentang kista di desa pelang kidul ngawi.

Metode Penelitian : Jenis penelitian diskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian di

desa pelang kidul Ngawi, lama penelitian 1 bulan. Jumlah sampel sebanyak 40

wanita usia subur dengan teknik pengambilan sampel sampling jenuh, alat

pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis data adalah

analisis univariat dengan program SPSS.

Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan wanita usia subur usia 18 – 35 tahun di

desa Pelang Kidul Ngawi. Di dapatkan hasil wanita usia subur usia 18 – 35 tahun

berpengetahuan baik 8 responden (20 %), pengetahuan cukup sebanyak 26

responden (65 %), pengetahuan kurang sebanyak 6 responden (15 %).

Kesimpulan : Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Usia 18 – 35 Tahun

Tentang Kista di Desa Pelang Kidul Ngawi sebagian besar dalam kategori cukup

yaitu sebanyak 26 responden (65 %).

Kata Kunci : Pengetahuan, wanita usia 18 – 35 tahun, Kista

Kepustakaan :17 Literatur (Tahun 2007 s/d 2013)

vi

MOTTO

“Terus belajar tanpa mengenal rasa malas untuk masa depan yang cerah”

“Terus berusaha sampai sukses tanpa melupakan kegagalan yang pernah terjadi”

“Belajar sederhana karena ta semua yang mewah itu akan membuatmu jadi nomer

satu ”

PERSEMBAHAN

Dengan segala rendah hati, Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan :

1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga tercipta

karya tulis ini.

2. Ibu, Ayah dan Adek ku tercinta yang selalu memberikan dukungan disetiap

langkahku.

3. Seluruh dosen dan staff almamater ku tercinta, yaitu STIKes Kusuma Husada

Surakarta.

4. Teman-teman seperjuangan D III Kebidanan yang telah memberikan semangat

serta dukungannya, dan seseorang yang selalu memberi semangat dan doa

untuk ku dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

vii

CURICULUM VITAE

Nama : Pipit Catur Agustina

Tempat / Tanggal Lahir : Karanganyar, 04 Agustus 1994

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Sembuh RT 03 RW 06 Jatirejo, Jumapolo,

Karanganyar

Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri 1 Jatirejo : Lulus tahun 2006

2. SMP Negeri 2 Jumapolo : Lulus tahun 2009

3. SMA Negeri 1 Jumapolo : Lulus tahun 2012

4. Prodi D III Kebidanan STIkes Kusuma Husada Angkatan 2012-2015

viii

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iv

ABSTRAK ....................................................................................................... v

MOTTO ........................................................................................................... vi

CURICULUM VITAE ................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Perumusan Masalah .................................................................... 2

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3

D. Keaslian Penelitian ...................................................................... 3

E. Manfaat Penelitian ...................................................................... 4

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori ............................................................................. 6

B. Kerangka Teori ............................................................................ 17

C. Kerangka Konsep ........................................................................ 18

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................. 19

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 19

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ................... 20

D. Variabel Penelitian ...................................................................... 21

E. Definisi Operasional .................................................................... 21

F. Instrumen Penelitian ................................................................... 21

ix

G. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 25

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ....................................... 26

I. Etika Penelitian ........................................................................... 29

J. Jadwal Penelitian ......................................................................... 30

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................... 31

B. Hasil Penelitian .......................................................................... 31

C. Pembahasan ................................................................................. 34

D. Keterbatasan ............................................................................... 36

BAB VPENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................ 37

B. Saran ............................................................................................ 38

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

x

DAFTAR GAMBAR

1. KerangkaTeori ........................................................................................... 17

2. KerangkaKonsep ....................................................................................... 18

xi

DAFTAR TABEL

1. Tabel 3.1 Definisi Operasional .................................................................. 21

2. Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Uji Coba Instrumen ................................... 22

3. Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Penelitian ................................................... 23

4. Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan ..................... 31

5. Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan ........................ 32

6. Tabel 4.3 Karakteristik responden berdasarkan media massa ................... 32

7. Tabel 4.4. Mean dan Standar Deviasi ....................................................... 32

8. Tabel 4.5. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan wanita usia subur

usia 18-35 tahun tentang kista di Desa Pelang kidul Ngawi tahun 2015 .. 33

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 3. Surat Balasan Studi Pendahuluan

Lampiran 4. Surat Permohonan Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 5. Surat Balasan Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 6. Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 7. Surat Persetujuan Responden (Informed Consent)

Lampiran 8. Kuesioner Penelitian

Lampiran 9. Pedoman Penskoran Kuesioner

Lampiran 10. Data Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 11. Data Hasil Uji Validitas

Lampiran 12. . Data Hasil Uji Reliabilitas

Lampiran 13. Data Tabulasi Hasil Penelitian

Lampiran 14. Tabel nilai-nilai r Product Moment

Lampiran 15. Dokumentasi Penelitian

Lampiran 16. Lembar Konsultasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keadaan kesehatan reproduksi di Indonesia dewasa ini masih belum

seperti yang diharapkan. Bila dibandingkan dengan keadaan di negara

ASEAN lainnya, Indonesia masih tertinggal dalam banyak aspek kesehatan

( Hanim, 2013).

Kesehatan perempuan mendapat perhatian khusus dalam

pembangunan kesehatan dikarenakan perempuan memiliki peranan yang

penting di dalam keluarga. Selain itu perempuan juga akan mengalami masa

pubertas dan menopause yang artinya organ reproduksi perempuan rawan

terhadap infeksi mikroorganisme yang banyak menyebabkan penyakit pada

perempuan. Hal ini juga didukung oleh struktur anatomis organ reproduksi

perempuan yang mempermudah infeksi. Kesehatan reproduksi adalah

kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh dan bukan hanya tidak

adanya penyakit atau kelemahan, dalam segala hal yang berhubungan dengan

sistem reproduksi dan fungsi-fungsinya serta proses-prosesnya, masalah yang

terdapat dalam kesehatan reproduksi adalah salah satunya kanker sistem

reproduksi (Depkes, 2012).

Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia angka kejadian

kista ovarium di Indonesia mencapai 37,2%, dan paling sering terdapat

pada wanita berusia antara 20-50 tahun, dan jarang sekali pada masa pubertas

2

(Taufiqoh, 2012 ). Sedangkan menurut data dari Puskesmas Kedunggalar

Ngawi menunjukkan bahwa angka kejadian kista ovarium pada bulan Januari

- September 2014, sebanyak 8 orang (20%) dengan kelompok umur 18- 35

tahun.

Risiko yang paling ditakuti dari kista ovarium yaitu mengalami

degenerasi keganasan, disamping itu bisa mengalami torsi atau terpuntir

sehingga menimbulkan nyeri akut, perdarahan atau infeksi, sehingga kista

ovarium memerlukan penanganan yang profesional dan multi disiplin (Yatim

2008).Pada saat dilakukan wawancara sebanyak 3 pertanyaan yaitu

pengertian kista, penyebab kista dan pengobatan kista. Dari 10 wanita usia

subur usia 18-35 tahun di Desa Pelang kidul Ngawiternyata di dapatkan 3 ibu

bisa menjawab 3 pertanyaan, 3 ibu dapat menjawab 2 pertanyaan dan

sebanyak 4 ibu hanya dapat menjawab 1 pertanyaan. Dari hasil diatas di

peroleh 4 ibu yang tingkat pengetahuan tentang kista masih kurang.

Berdasarkan data diatas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang ” Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur dengan Usia

18 – 35 Tahun tentang Kista di Desa Pelang Kidul Ngawi Jawa Timur”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “ Bagaimana Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur

Usia 18 – 35 Tahun tentang Kista di Desa Pelang Kidul Ngawi Jawa

Timur?“.

3

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur dengan Usia 18 –

35 Tahun tentang Kista di desa Pelang Kidul Ngawi Jawa Timur.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Kista

di desa Pelang Kidul Ngawi Jawa Timur dengan kategori baik.

b. Mengetahui Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Kista

di desa Pelang Kidul Ngawi Jawa Timur dengan kategori cukup.

c. Mengetahui Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Kista

di desa Pelang Kidul Ngawi Jawa Timur dengan kategori kurang.

d. Mengetahui Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Kista

di desa Pelang Kidul Ngawi Jawa Timur dengan faktor penghambat

dan pendukung.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Ilmu Pengetahuan

Sebagai sarana perkembangan ilmu pengetahuan dan penelitian

selanjutnya tentang kista.

2. Peneliti

Menerapkan ilmu yang diperoleh dalam pendidikan dan menambah

wawasan serta pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian

khususnya tentang kista.

4

3. Polindes

Untuk meningkatkan pelayanan pada wanita usia subur dengan

memberikan pendidikan kesehatan tentang kista di forum pertemuan ibu

– ibu di desa Pelang kidul Ngawi agar mereka mengetahui tentang kista .

E. Keaslian Penelitian

Penelitian serupa yang sudah di lakukan yaitu :

1. Linawati (2013), penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Wanita

Usia Subur Tentang Kista Ovarium di Desa Jabung Sragen”. Desain

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif -

Kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita

usia subur tantang kista ovarium di desa Jabung Sragen Periode 2005 –

2012 melalui teknik pengambilan sampel dengan total sampling dengan

jumlah responden 70 wanita usia subur, instrumen penelitian ini

menggunakan kuesioner, sedangkan untuk analisis data dilakukan dengan

analisis univariat dengan bantuan SPSS. Tingkat pengetahuan wanita usia

subur tentang kista ovarium di desa Jabung Sragen dapat di kategorikan

pengetahuan baik sebanyak 17 responden (24,2%), pengetahuan cukup

sebanyak 39 responden (55,8%), dan pengetahuan kurang sebanyak 14

responden (20%).

2. Ratnawati (2007), penelitian dengan judul “Studi Karakteristik Wanita

Penderita Kista Ovarium di RSUD Dr. R. Koesma Tuban”. Desain

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif.

5

Populasinya adalah semua kasus kista ovarium di RSUD Dr. R Koesma

Tuban tahun 2007 yang di peroleh dari mengumpulkan data melalui

rekam medik. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling.

Hasil penelitian didapatkan jumlah penderita kista ovarium di RSUD Dr.

Koesma Tuban Tahun 2007 sebanyak 75 orang (41,89%). Mayoritas

penderita kista ovarium adalah dengan usia 22-40 tahun Mayoritas

penderita kista ovarium memiliki paritas ≤ 1. Mayoritas pendidikan

penderita kista ovarium adalah pendidikan dasar (SD, SMP / sederajat).

Mayoritas pekerjaan penderita kista ovarium adalah ibu yang bekerja.

Perbedaan dengan penelitian ini adalah waktu, tempat penelitian

dan jumlah responden. Sedangkan persaman dengan penelitian ini adalah

pada jenis penelitian yaitu deskriptif kuantitatif dan teknik pengambilan

sampel.

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengetahuan

a. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manusia

terhadap suatu objek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui

panca indra manusia, yaitu indra pengelihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang (over behavior) (Notoatmodjo, 2011).

b. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmojdo (2011), dalam domain kognitif

berkaitan dengan pengetahuan yang bersifat intelektual (cara

berfikir, berinteraksi, analisa, memecahkan masalah, dan lain-lain)

yang berjenjang sebagai berikut :

1) Tahu (knowledge)

Menunjukkan keberhasilan mengumpulkan keterangan

apa adanya. Termasuk dalam kategori ini adalah kemampuan

mengenali atau mengingat kembali hal-hal atau keterangan

yang pernah berhasil dihimpun atau dikenali sebelumnya

(recall of facts).

7

2) Memahami (comperhension)

Pemahaman diartikan dicapainya pengertian

(understanding) tentang hal yang sudah kita kenali. Karena

sudah memahami hal yang bersangkutan maka juga sudah

mampu mengenali hal tadi meskipun diberi bentuk lain.

Termasuk dalam jenjang kognitif ini misalnya kemampuan

menterjemahkan, menginterpretasikan, menafsirkan,

meramalkan dan mengeksplorasikan.

3) Menerapkan (Aplication)

Penerapan diartikan sebagai kemampuan menerapkan hal

yang sudah dipahami kedalam situasi dan kondisi yang sesuai.

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menguraikan hal tadi

menjadi rincian yang terdiri unsur-unsur atau komponen-

komponen yang berhubungan antara yang satu dengan yang

lainnya dalam suatu susunan bentuk yang berarti.

5) Sintesis (Syntesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

kembali bagian-bagian atau unsur-unsur tadi menjadi suatu

keseluruhan yang mengandung arti tertentu.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk

membandingkan hal yang bersangkutan dengan hal-hal serupa

8

atau setara lainnya, sehingga diperoleh kesan yang lengkap dan

menyeluruh tentang hal yang sedang dinilainya.

c. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Fakor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Mubarak

(2007), sebagai berikut :

1) Pendidikan

Menurut Undang - Undang pasal 31 ayat 2 dijelaskan

bahwa setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar

dan pemerintah wajib membiayai. Pendidikan berarti bimbingan

yang diberikan seseorang pada orang lain terhadap sesuatu hal

agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa

makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka

menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula

pengetahuan yang dimilikinya.

2) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang

memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung

maupun tidak langsung.

3) Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi

perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental).

4) Minat

Sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi

9

terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba

dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh

pengetahuan yang lebih mendalam.

5) Pengalaman

Merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan, baik dari pengalaman diri sendiri maupun orang

lain. Hal tersebut dilakukan dengan cara pengulangan kembali

pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan

yang dihadapi. Bila berhasil maka orang akan menggunakan

cara tersebut dan bila gagal tidak akan mengulangi cara itu.

6) Kebudayaan lingkungan sekitar

Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan

mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap

kita.Apabila dalam mempunyai budaya untuk menjaga

kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat

sekitarnya mempunyai sikap selalu menjaga kebersihan

lingkungan, karena lingkungan sangat berpengaruh dalam

pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang.

7) Informasi

Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat

membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh

pengetahuan yang baru.

10

d. Cara pengukuran pengetahuan

Menurut Riwidikdo (2013), digunakan perhitungan sebagai

berikut :

1) Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean +1 SD

2) Cukup : Bila nilai mean -1SD ≤ x ≤ mean + 1 SD

3) Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x)< mean – 1 SD

2. Wanita Usia Subur

Wanita usia subur adalah wanita yang keadaan reproduksinya

berfungsi dengan baik antara umur 20-45 tahun. Pada wanita usia subur

ini berlangsung lebih cepat dari pada pria, puncak kesuburan ada pada

usia 20-29 tahun. Pada usia ini wanita memiliki kesempatan 95 % untuk

hamil. Pada usia 30 tahun prosentasenya menurun hingga 90 % (Jong,

2012).

Menurut Yuniuntari (2010), wanita usia subur sangat penting

untuk memperhatikan kesehatan reproduksi, karena kesuburan alat

reproduksi seorang wanita sering kali dikaitkan dengan berbagai macam

jenis penyakit antara lain adalah keputihan, kista ovarium, kanker

serviks, dan tumor endometrium.

3. Kista

a. Definisi Kista

Kista adalah penyakit yang super halus, rumit dan unik bila

terpaksa harus kita sebut, sebab keberadaannya mirip dengan

11

kandungan, dan semua perempuan sangat rentan akan hadirnya

penyakit tersebut. Kista adalah kantung abnormal yang berisi cairan

abnormal yang tumbuh tak hanya di indung telur (ovarium) atau

ujung-ujung saluran telur (fimbria), tapi juga di kulit, paru-

paru,bahkan otak. Pada wanita, organ yang paling sering menjadi

kista adalah indung telur (Chyntia, 2010)

b. Kanker Ovarium (Kista Ovarium)

Kanker ovarium merupakan penyebab kematian terbanyak dari

semua kanker ginekologi. Angka kematian yang tinggi ini di

sebabkan karena penyakit ini pada awalnya bersifat asimptomatik

dan baru menimbulkan keluhan apabila sudah terjadi metastatis,

sehingga 60%-70% pasien datang pada stadium lanjut, sehingga

penyakit ini disebut juga “silent killer” (Chyntia, 2010).

c. Jenis kista

Menurut Chyntia 2010, jenis kista dapat di kenali dengan empat

jenis, di antaranya;

1) Kista Serosum

Kista ini berisi cairan bening yang bentuk dan warnanya seperti

air perasan kunyit. Bila terserang di indung telur maka kista ini

mudah pecah. Jenis kista ini sering berubah menjadi penyakit

ganas (di sebut kanker).

2) Kista Musinosum

Kista ini berisi cairan berupa lendir kental yang lengket.

12

Bentuknya menyerupai ingus tapi sifat pelekatannya mirip kanji.

Sama seperti serosum, kista musinosum pun akan membesar

akibat adanya kehamilan. Oleh sebab itu, saat kista musinosum

terdeteksi harus segera di angkat.

3) Kista Dermoid

Bentuk cairan kista ini seperti mentega. Kandungannya tak

hanya berupa cairan tapi juga ada partikel lain seperti rambut,

gigi, tulang, atau sisa-sisa kulit. Teorinya, dermoid timbul dari

sisa-sisa sel embrio yang terpental ke organ genital sewaktu

yang bersangkutan masih dalam kandungan. Jadi kista ini

merupakan bawaan sejak lahir dan bisa di alami pria atau

wanita.

4) Kista Endometriosis

Kista ini berasal dari sel-sel selaput perut yang disebut

peritoneum. Penyebabnya bisa karena infeksi kandungan

menahun, misalnya keputihan yang tidak di tangani sehingga

kuman-kumannya masuk ke dalam selaput perut melalui saluran

indung telur. Gejala kista ini sangat khas karena berkaitan

dengan haid. Seperti diketahui, saat haid, tidak semua darah

akan tumpah dari rongga rahim ke liang vagina, tapi ada yang

memercik ke rongga perut.

5) Kista Fungsional

Kista yang terbentuk dari jaringan yang berubah pada saat

13

fungsi normal haid. Kista normal ini akan mengecil dan

menghilang sendirinya dala kurun 2-3 siklus haid. Terdapat 2

macam kista fungsional yaitu:

a) Kista folikular

Folikel sebagai penyimpan sel telur akan mengeluarkan sel

telur pada saat ovulasi bilamana ada rangsangan LH

(Luteinizing Hormone). Pengeluaran hormon ini di atur oleh

kelenjar hipofisis di otak. Kista folikular terbentuk jika

lonjakan LH tidak terjadi dan reaksi rantai ovulasi tidak

dimulai, sehingga folikel tidak pecah atau melepaskan sel

telur, dan bahkan folikel tumbuh terus hingga menjadi

sebuah kista.

b) Kista korpus luteum

Bilamana lonjakan LH terjadi dan sel telur di lepaskan,

rantai peristiwa lain di mulai. Folikel kemudian bereaksi

terhadap LH dengan menghasilkan hormone estrogen dan

progesterone dalam jumlah besar sebagai persiapan untuk

pembuahan. Perubahan dalam folikel ini disebut korpus

luteum. Tetapi, kadang setelah sel telur dilepaskan, lubang

keluarnya tertutup dan jaringan-jaringan menggumpal di

dalamnya, menyebabkan korpus luteum membesar dan

menjadi kista.

14

6) Kista Denoma

Kista yang berkembang dari sel-sel pada lapisan luar permukaan

ovarium, biasanya bersifat jinak. Kista denoma dapat tumbuh

menjadi besar dan mengganggu organ perut lainnya dan

menimbulkan nyeri.

d. Beberapa macam kista sesuai tingkat keganasannya

Menurut Mumpuni (2013), kista bisa di bedakan menjadi;

1) Kista non-neoplastik

Kista ini jinak dan biasanya bisa mengempis dengan sendirinya

dalam waktu dua hingga tiga bulan.

2) Kista neoplastik

Kista ini seringnya harus di operasi karena sifatnya yang

membahayakan.

e. Faktor yang menyebabkan gejala kista yaitu:

1) Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat

2) Zat tambahan pada makanan

3) Kurang olahraga

4) Merokok dan mengkonsumsi alkohol

5) Terpapar dengan populasi dan agen infeksi

6) Sering stres

7) Faktor genetik

15

f. Pengkajian umum kista

1) Ada tidaknya keluhan nyeri diperut bagian bawah

2) Ada tidaknya gangguan BAB dan BAK

3) Ada tidaknya perut membuncit

4) Ada tidaknya gangguan nafsu makan

5) Ada tidaknya kembung

6) Ada tidaknya sesak nafas

g. Pengkajian diagnostis kista

1) USG : ada tidaknya benjolan berdiameter > 5 cm

2) CT scan : ada tidaknya benjolan dan ukuran benjolan

h. Pengobatan

Beberapa macam cara pengobatan penyakit kista sesuai dengan

tingkat keparahannya, menurut Mumpuni (2013) adalah :

1) Pengobatan dengan cara operasi. Operasi atau pengangkatan

kista biasanya dilakukan pada kista yang tumbuh di organ

dalam, misalnya kista hati atau kista ovarium.

2) Laparoskopi. Laparoskopi adalah teknik pembedahan di mana

dua atau tiga lubang kecil berdiameter 5-10 mm dibuat di sekitar

perut penderita. Satu lubang untuk memasukkan kamera, dua

lubang untuk peralatan bedah lain.

3) Pengobatan yang bisa dilakukan sendiri oleh penderita jika kista

tidak terlalu parah, misalnya kista bartholini (kista yang

disebabkan oleh adanya penyumbatan di kelenjar bartholini).

16

Penderita kista ini cukup hanya berendam pada air hangat secara

rutin 10-15 menit per hari, 3 kali dalam seminggu. Selain itu

pengobatan secara alami juga bisa di lakukan dengan cara

mengkonsumsi tomat. Zat likopen pada tomat di percaya mampu

menghentikan aktivitas sel kista hingga 90%. Tomat juga

mampu memulihkan luka bekas operasi serta mencegah penuaan

dini.

17

B. Kerangka Teori

Gambar 1 Kerangka Teori

Sumber : Notoadmodjo dari Wawan (2011)

Indikator : Wanita usia subur

tentang kista

1. Definisi kista

2. Kanker ovarium

3. Jenis kista

4. Macam kista sesuai tingkat

keganasan

5. Faktor penyebab gejala kista

6. Pengkajian umum kista

7. Pengkajian diagnostis kista

8. Pengobatan

Tingkat pengetahuan wanita

usia subur usia 18-35 tahun

tentang kista

Faktor yang mempengaruhi

Pengetahuan :

1. Definisi pengetahuan

2. Tingkat pengetahuan

3. Faktor yang

mempengaruhi

pengetahuan

4. Carapengukuran

pengetahuan

18

C. Kerangka Konsep

Keterangan :

= diteliti

= tidak diteliti

Gambar 2 Kerangka Konsep

Sumber : Notoadmodjo dari Wawan (2011)

Tingkat pengetahuan

wanita usia subur usia

18-35 tahun tentang

kista

Faktor yang mempengaruhi

Pengetahuan :

1. Definisi pengetahuan

2. Tingkat pengetahuan

3. Faktor yang mempengaruhi

pengetahuan

4. Cara pengukuran pengetahuan

Baik

Cukup

Kurang

19

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian atau desain penelitian yang digunakan adalah

jenis penelitian deksriptif kuantitatif. Deksriptif yaitu metode penelitian yang

bertujuan untuk menerangkan atau menggambarkan masalah penelitian yang

terjadi berdasarkan karakteristik tempat, waktu, umur, jenis kelamin, sosial,

ekonomi, pekerjaan, status perkawinan, cara hidup (pola hidup), dan lain-lain

(Hidayat, 2007).

Deksriptifkuantitatif apabila dalam mendeskripsikan, peneliti

menggunakan angka-angka dengan analisis univariat berupa persentase dan

ukuran tendesi sentral seperti rerata, maupun standar deviasi, kemudian

disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi (Saryono, 2011).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat atau lokasi penelitian tersebut akan

dilakukan. Lokasi ini sekaligus membatasi ruang lingkup penelitian tersebut

(Notoatmodjo, 2012 ). Lokasi penelitian ini dilakukan di desa Pelang Kidul

Ngawi, Jawa Timur. Waktu penelitian adalah waktu penelitian tersebut akan

dilakukan (Notoatmodjo, 2012). Pengambilan data ini dilakukan pada bulan

April 2015.

20

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010).

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah wanita usia subur

usia 18 – 35 tahun di desa Pelang Kidul Ngawi, Jawa Timur pada bulan

April 2015 sebanyak 40 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Arikunto, 2010). Jumlah

sampel yang diambil jika populasi kurang dari 100 lebih baik diambil

semua, tetapi jika populasi lebih dari 100 dapat diambil 10% -15% atau

20% -25% atau lebih (Arikunto, 2010). Sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah wanita usia subur usia 18 – 35 tahun di Desa Pelang

Kidul Ngawi, Jawa Timur yang berjumlah 40 orang.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel merupakan cara atau teknik-teknik

tertentu sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi

yang ada dapat mewakili keseluruhan populasi (Notoatmodjo, 2012).

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sampel jenuh yaitu cara pengambilan sampel dengan mengambil semua

anggota populasi menjadi anggota sampel (Notoatmodjo, 2012).

21

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota

suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain

(Notoatmojo, 2010). Dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel

tunggal yaitu pengetahuan wanita usia subur usia 18-35 tahun tentang kista.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional

berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk

melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek

atau fenomena ( Hidayat, 2007).

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi operasional Alat ukur Skala

ukur

Hasil ukur

1 Pengetahuan

wanita usia

subur dengan

usia 18 – 35

tahun tentang

kista

Kemampuan atau

pengetahuan wanita

usia subur menjawab

pernyataan tentang

kista antara lain :

pengertian, tanda

dan gejala kista,

tanda bahaya, cara

mengatasi kista

Kuesioner Ordinal a. Baik : bila nilai

responden (x) >

mean +1 SD

b. Cukup : bila

nilai mean – 1

SD ≤ x ≤ mean

+ 1 SD

c. Kurang : bila

nilai responden

(x) < mean – 1

SD

(Riwidikdo, 2013)

F. Instrumen Penelitian

Alat pengumpul data yang digunakan untuk mengukur tingkat

pengetahuan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Menurut Arikunto (2010),

22

kuesioner adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya

atau hal-hal yang diketahui dan sudah disediakan jawabannya.

Penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup. Menurut Arikunto

(2010), kuesioner tertutup adalah kuesioner yang sudah disediakan

jawabannya sehingga responden tinggal memilih jawabannya. Responden

diminta untuk memilih salah satu jawaban (Benar atau Salah) atas pernyataan

tentang bahaya kista.

Dalam penelitian ini ada dua pernyataan yaitu pernyataan favorabel

(positif) dan pernyataan unfovarabel (negatif). Adapun kriteria penskoran

pada pernyataan favorabel adalah skor 1 jika jawaban benar dan skor 0 jika

jawaban salah. Sedangkan penskoran pada pernyataan unfavorabel adalah

skor 0 jika jawaban benar dan skor 1 jika jawaban salah.

Untuk memudahkan dalam menyusun instrumen, maka diperlukan kisi-

kisi dari instrumen dalam penelitian ini :

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Uji Coba Instrumen

Variabel Indikator Favorable Unfavorable Jumlah

Item

Tingkat

pengetahuan

wanita usia

subur dengan

usia 18 – 35

tahun tentang

kista

a. Pengertian

kista

b. Kanker

ovarium

c. Jenis kista

d. Penyebab

gejala kista

e. Pengobatan

1,2,3

7,8,9

15.16,17*

21,22,23,24

27,28*,29,30

4,5,6

10,11

12,13*,14

18*,19,20

25,26,31,32,

33,34

6

5

6

7

6

Jumlah Item 17 17 34

Keterangan * : Pernyataan yang tidak valid

23

Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Penelitian

Variabel Indikator Favorable Unfavorable Jumlah

Item

Tingkat

pengetahuan

wanita usia

subur dengan

usia 18 – 35

tahun tentang

kista

a. Pengertian

kista

b. Kanker

ovarium

c. Jenis kista

d. Penyebab

gejala kista

e. Pengobatan

1,2,3

7,8,9

15.16,

21,22,23,24

27,29,30

4,5,6

10,11

12,14

19,20

25,26,31,32,

33,34

6

5

4

6

9

Jumlah Item 15 15 30

Kuisioner untuk penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan

reliabilitas dengan karateristik seperti sejenis diluar lokasi penelitian. Uji

validitas dan reliabilitas pada penelitian ini dilakukan di desa Kedunggalar

Ngawi sejumlah 40 responden menggunakan 34 pernyataan.

Kuesioner penelitian ini terlebih dahulu dilakukan uji validitas

danreliabilitas untuk mendapatkan hasil yang berkualitas. Responden

yangdigunakan untuk uji coba sebaiknya memiliki ciri-ciri responden dari

tempatdimana penelitian tersebut akan dilaksanakan (Notoatmodjo, 2012).

Uji Validitas dan uji Reliabilitas penelitian ini dilakukan di desa

Kedunggalar Ngawi, Jawa Timur pada bulan Maret 2015.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu

benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2012). Sebuah

instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang

seharusnya hendak diukur. Untuk mengetahui validitas item digunakan

24

rumus Pearson Product Moment. Suatu item dikatakan valid apabila nilai

r hitung > r tabel (0,312) pada penelitian ini menggunakan taraf

signifikasi (0,05) dari rhitung (Hidayat, 2011). Rumus Pearson Product

Moment adalah sebagai berikut:

rxy =

Keterangan :

rxy : Koefisienkorelasi

x : Skor item atau pertanyaan

y : Skor total (item)

N : Jumlah responden

Setelah dilakukan uji validitas yang dilakukan di Desa

Kedunggalar Ngawi dengan 40 responden, dari 34 soal yang di ujikan

diperoleh 30 pernyataan yang dinyatakan valid. Sedangkan untuk nomor

13 (0,141), 17 (0,253), 18 (0,153), dan 28 (0,193) tidak valid dikarenakan

nilai product moment hasil r hitung < r tabel. Untuk selanjutnya nomor

yang tidak valid tidak digunakan dalam penelitian.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu

alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo,

2012). Untuk menguji reliabilitas pada instrumen ini menggunakan

Alpha Cronbach.

25

Rumus Alpha Cronbach adalah sebagai berikut:

r11 =

Keterangan :

r11 : Reabilitas instrumen

k : Jumlah butir pertanyaan atau banyaknya soal

: Jumlah varian butir

: Jumlah variantotal

Dinyatakan reliabel bila nilai alpha cronbach’s> r kriteria (0,70)

(Riwidikdo, 2013). Dari hasil perhitungan didapatkan nilai alpha (α) 0,876

>alpha (α) 0,7, sehingga instrumen ini dikatakan reliabel.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dari data

primer dan data sekunder, yaitu :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek

penelitian (Riwidikdo, 2013). Data primer dalam penelitian ini adalah

pengetahuan wanita usia subur dengan usia 18 – 35 tahun tentang kista di

desa Pelang Kidul Ngawi, Jawa Timur yang didapat dari pengisian

kuesioner oleh responden.

26

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung,

data tersebut merupakan data yang sudah jadi dan dikumpulkan oleh

pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara komersil

ataupun non komersil (Riwidikdo, 2013). Data sekunder pada penelitian

ini adalah jumlah seluruh wanita usia subur pada bulan Januari -

September sebanyak 40 orang, yang diperoleh dari pengambilan data di

desa Pelang Kidul Ngawi, Jawa Timur.

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data

1. Metode Pengolahan Data

Setelah pengumpulan data selesai, langkah selanjutnya adalah

penggolahan data. Menurut Notoatmodjo (2010), langkah-langkah

pengolahan data adalah sebagai berikut :

a. Editing (Penyuntingan Data)

Hasil angket atau pengamatan dari lapangan harus dilakukan

penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Secara umum editing adalah

kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau

kuesioner tersebut.

b. Coding

Coding adalah mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi

data angka atau bilangan.

27

c. Data Entry (Memasukan Data) atau Processing

Data entry yaitu mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar

kode atau kartu kode sesuai dengan jawaban masing-masing

pertanyaan.

d. Tabulasi

Tabulasi yaitu membuat tabel-tabel data sesuai dengan tujuan

penelitian atau yang diinginkan oleh peniliti.

e. Cleaning (Pembersihan Data)

Cleaning yaitu mengecek kembali data dari sumber data atau

responden untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan kode,

ketidaklengkapan, dan sebagainya kemudian dilakukan pembetulan

dan koreksi.

2. Analisis Data

Dalam penelitian yang akan dilakukan pengolahan dan analisis data

akan dilakukan dengan komputer menggunakan software SPSS. Analisis

data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat (

Analisis Deskriptif) yang bertujuan untuk mendiskripsikan atau

menjelaskan karakteristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya

analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari

setiap variabel (Notoatmodjo, 2012).

Dari data tentang hasil pengukuran tingkat pengetahuan tersebut

dapat dikategorikan dalam beberapa kategori, seperti baik, cukup dan

kurang. Ketentuan tersebut menggunakan aturan normatif yang

28

menggunakan rata-rata (mean) dan simpangan baku (standarddeviation)

(Riwidikdo, 2013).

a. Pengetahuan baik : Bila nilai responden (x) > mean + 1 SD

b. Pengetahuan cukup : Bila nilai mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD

c. Pengetahuan kurang : Bila nilai responden (x) < mean – 1 SD

Menurut Riwidikdo (2013), rumus untuk menghitung nilai mean

danStandard Deviation yaitu :

1. Mean

Keterangan :

x : Responden

xi : Nilai responden

n : Jumlah responden

2. Standard Deviation

SD =

Keterangan :

SD : Standard Deviation

xi : Nilai responden

n : Jumlah responden

Sedangkan untuk rumus prosentase untuk jumlah ibu hamil

primigravida berdasarkan tingkat pengetahuannya (Riwidikdo, 2013)

adalah sebagai berikut :

29

Skor Prosentase :

I. Etika Penelitian

Menurut Hidayat (2011), masalah etika dalam penelitian ini yang harus

diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut:

1. Informed consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan Responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.

Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan

memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan

Informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan

penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka

harus menandatangani lembar persetujuan.

2. Anonimity (Tanpa Nama)

Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan

dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau

mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya

menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian

yang akan disajikan.

3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah

lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin

30

kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan

dilaporkan pada hasil riset.

J. Jadwal Penelitian

Dalamjadwal kegiatan diuraikan langkah-langkah kegiatan dari

mulai menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan

penelitian, beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut

(Notoatmodjo, 2010). Jadwal kegiatan dan penelitian ini terlampir.

31

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Desa Pelangkidul Ngawiadalah sebuah desa di wilayah kec.

Kedunggalar Kabupaten Ngawi Provisinsi Jawa Timur. Sebelah selatan

berbatasan dengan desa Katikan, sebelah barat berbatasan dengan desa

Kedunggalar, sebelah utara berbatasan dengan desa Wonokerto, sedangkan

sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Paron. Secara umum, keadaan

lingkungan di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi terlihat bersih dan rapi,

dengan luas bangunan ±300m2.

B. Hasil Penelitian

Gambaran pengetahuan responden

1. Karakteristik responden

a. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Kategori Pendidikan Responden Prosentase (%)

SD 3 7.5

SMP 18 45

SMA 17 42.5

D3 2 5

Jumlah 40 100

Sumber : Data primer, 2015

32

b. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Kategori Pekerjaan Responden Prosentase (%)

IRT 10 25

SWASTA 24 60

WIRASWASTA 6 15

Jumlah 40 100

Sumber : Data primer, 2015

c. Karakteristik responden berdasarkan media massa

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Media Massa

Kategori Media Massa Responden Prosentase (%)

Tidak pernah 6 15

Televisi 24 60

Internet 7 17.5

Radio 3 7.5

Jumlah 40 100

Sumber : Data primer, 2015

2. Analisis Data

Setelah dilakukan analisis data terhadap tingkat pengetahuan wanita usia

subur usia 18-35 tahun tentang kista di Desa Pelangkidul Ngawi tahun

2015 didapatkan mean16,73 dan standar deviasi 7,104

Tabel 4.4. Mean dan Standar Deviasi

Variabel Mean Standar deviasi

tingkat pengetahuan

wanita usia subur usia

18-35 tahun di desa

pelang kidul Ngawi

tahun 2015

16,73 7,104

Sumber : Data primer, 2015

33

Berikut ini perhitungan kategori pengetahuan responden :

a. Baik, bila nilai yang diperoleh :

(x) >mean + 1 SD

(x) >16,7 + 1 x (7,1)

(x) > 23,8

b. Cukup, bila nilai yang diperoleh :

mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD

-1 (7,1) ≤ x ≤ 16,7 + 1 (7,1)

9,6 ≤ x ≤ 23,8

c. Kurang, bila nilai yang diperoleh :

(x) <mean – 1 SD

(x) <16,7 – 1 (7,1)

(x) < 9,6

Di bawah ini tabel distribusi frekuensi tingkat pengetahuan wanita usia

subur usia 18-35 tahun tentang kista di Desa Pelang kidul Ngawi tahun

2015.

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Tingkat PengetahuanWanita Usia Subur

Usia 18-35 Tahun Tentang Kista di Desa Pelang kidul Ngawi tahun 2015.

Tingkat Pengetahuan Jumlah Responden prosentase (%)

Baik 8 20

Cukup 26 65

Kurang 6 15

Total 40 100

Sumber : Data Primer, 2015

34

C. Pembahasan

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat

pengetahuan wanita usia subur usia 18-35 tahun tentang kista di Desa Pelang

Kidul Ngawi terbanyakpada kategori baik yaitu 8 responden(20%), kemudian

pada kategoricukup yaitu 26 responden (65%) dan paling sedikit pada

kategori kurang sebanyak 6 responden (15%).

Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan merupakan hasil “tahu”

danini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu. Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang

didasari oleh pengetahuan akan lebih memuaskan daripada perilaku yang

tidak didasari oleh pengetahuan.

Dibandingkan dengan penelitian sejenis, penelitian pengetahuan

wanita usia subur usia 18-35 tahun tentang kista di Desa Pelang kidul Ngawi

tahun 2015 memiliki responden lebih banyak yaitu 40 responden. Dari segi

hasil penelitian, kategori responden di Desa Pelang kidul Ngawi tahun 2015

terbanyak pada kategori cukup yaitu 26 responden(65%).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Mubarak

(2007), yaitu pendidikan, pekerjaan, informasi.

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang pada orang

lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat

dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula

mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula

pengetahuan yang dimilikinya.

35

Dari hasil penelitian tingkat pendidikan responden yang paling besar

adalah pendidikan dasar yaitu SD – SMP 21 responden (52,5%), tetapi

terdapat 6 responden yang berpengetahuan kurang dari yang berpendidikan

SD dan SMP, menurut Undang – Undang Dasar pasal 31 ayat 2 dijelaskan

bahwa setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar. Pendidikan

tersebut tergolong pada pendidikan yang rendah, tetapi hasil pengetahuan

tergolong pada kategori cukup. Tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan

oleh Mubarak (2007), yaitu semakin tinggi pendidikan seseorang semakin

mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak

pula pengetahuan yang dimilikinya.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan mayoritas pekerjaan wanita

di Desa Pelang Kidul Ngawi adalah IRT, Swasta, dan Wiraswasta yaitu IRT

sebanyak 10 responden (25%), Swasta sebanyak 24 responden (60 %), dan

wiraswasta sebanyak 6 responden (12%). Lingkungan pekerjaan dapat

menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara

langsung maupun tidak langsung. Terbukti dari data pekerjaan responden

sebagian besar memiliki pekerjaan sebagai peluang untuk mendapatkan

informasi lebih banyak.

Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan wanita usia subur usia 18 –

35 tahun yang mendapat informasi melalui internet adalah 7 orang (17,5 %),

yang mendapat informasi melalui televisi sebanyak 24 orang (60 %), yang

mendapat informasi melalui radio sebanyak 3 orang (7,5 %), dan yang tidak

mendapat informasi sama sekali adalah 6 orang (15 %). Informasi adalah

36

kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu

mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru.

D. Keterbatasan

Dalam penelitian ini mempunyai kelemahan, yaitu ;

1. Dalam penelitian ini ada kelemahan dalam menyusun alat (kuesioner)

yang menggunakan jawaban tertutup sehingga responden tidak dapat

menguraikan jawaban selain jawaban yang tersedia.

2. Dalam penelitian ini hanya menggambarkan pengetahuan wanita usia

subur usia 18-35 tahun tentang kista tanpa adanya tindak lanjut terhadap

hasil penelitian yang diperoleh.

3. Metode yang digunakan peneliti adalah kunjungan rumah tanpa

pemberitahuan sebelumnya, sehingga banyak dijumpai responden yang

tidak ada di tempat.

37

BAB V

PENUTUP

Sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh peneliti yaitu untuk

mengetahui Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Usia 18-35 tahun tentang

Kista di Desa Pelangkidul Ngawi tahun 2015 maka peneliti mengambil sampel 40

responden, dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan

saran sebagai berikut :

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Usia

18-35 tahun tentang Kista di Desa Pelangkidul Ngawi tahun 2015 dapat

disimpulkan bahwa :

1. Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Usia 18-35 tahun tentang Kista

di Desa Pelang Kidul Ngawi tahun 2015 termasuk dalam kategori baik

yaitu 8 responden (20%).

2. Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Usia 18-35 tahun tentang Kista

di Desa Pelang Kidul Ngawi tahun 2015 termasuk dalam kategori cukup

yaitu 26 responden(65%).

3. Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Usia 18-35 tahun tentang Kista

di Desa Pelang Kidul Ngawi tahun 2015 termasuk dalam kategori kurang

yaitu 6 responden (15%).

4. Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Usia 18-35 tahun tentang Kista di

Desa Pelang Kidul Ngawi tahun 2015. Pada faktor pendorong dalam

38

penelitian ini yaitu pendidikan dan media massa dan faktor penghambat

dalam penelitian ini yaitu pekerjaan sebagai IRT.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan Wanita

Usia Subur Usia 18-35 tahun tentang Kista di Desa Pelangkidul Ngawi, maka

saran yang dapat penulis sampaikan adalah ;

1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk dapat mengembangkan

variabel penelitian dan sampel penelitian lebih banyak tentang

pengetahuan Wanita Usia Subur Usia 18-35 tahun tentang Kista.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat mengembangkan penelitian yang lebih lanjut mengenai

pengetahuan Wanita Usia Subur Usia 18-35 tahun tentang Kista.

3. Bagi Responden

Diharapkan menambah informasi tentang kista yang terjadi pada wanita

usia subur, supaya lebih siap dalam menghadapi wanita usia subur yang

mengalami kista.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Chyntia, E. 2010. Pahami Kista Anda Akan Terbebaskan. Yogyakarta : Maximus

Depkes RI. 2012. Kesehatan Reproduksi.

Hidayat, A.A.A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisa Data.

Jakarta : Salemba Medika

Hanim, D. 2013. JurnalKesehatan Reproduksi. Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Jong, D. 2012. Wanita Usia Subur. Available online:

http://ayicuwie.wordpress.com/about-wanita-usia-subur.html.Diakses

tanggal 22 November 2012

Lely ,L. 2013. Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Kista Ovarium

di Desa Jabung Sragen. Karya Tulis Ilmiah. STIKES Kusuma Husada

Surakarta

Mubarak. 2007. PromosiKesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Mumpuni, Y. 2013. 45 Penyakit Musuh Kaum Perempuan. Yogyakarta : Andi

Offset

Notoatmodjo, S. 2010. MetodologiPenelitianKesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta

_____________. 2011. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta :

Nuha Medika

_____________. 2012.Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka

Cipta

Ratnawati, E.D.Y. 2007. Studi Karakteristik Wanita Penderita Kista Ovarium di

RSUD Dr.R. Koesma Tuban. Karya Tulis Ilmiah. Fakultas Kedokteran

Universitas Brawijaya Malang

Riwidikdo, H. 2013. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : CV. Rihama-Rohima

Saryono, 2011. Metodologi Penelitian KebidananDIII, DIV, S1, dan S2. Jakarta :

Nuha Medika

Taufiqoh. S. 2012. Jurnal Hubungan Antara Umur Ibu Dengan Tingkat

Keganasan Kista Ovarium. Universitas Muhammadiyah Surabaya

Wawan, A. 2011. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha

Medika

Yatim, F. 2008. Penyakit Kandungan. Jakarta : Pustaka Populer Obor

Yuniuntari. 2010. Wanita Usia Subur. Available online: http://www.wanita-usia-

subur.html. Diakses tanggal 12 Desember 2012 ,