tingkat pengetahuan siswa / siswi sma negeri 2 …

73
SKRIPSI 2018 TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 MAKASSAR TENTANG PERSONAL HYGIENE TERHADAP PENYAKIT PANU (PITYRIASIS VERSICOLOR) Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Kedokteran Alifah Syafiqah Zata Ismah Zulkifli C11115008 Pembimbing: Dr. dr. Siswanto Wahab, Sp.KK(K), FINSDV, FAADV PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2018

Upload: others

Post on 17-Nov-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

SKRIPSI

2018

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2

MAKASSAR TENTANG PERSONAL HYGIENE TERHADAP

PENYAKIT PANU (PITYRIASIS VERSICOLOR)

Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar

Sarjana Kedokteran

Alifah Syafiqah Zata Ismah Zulkifli

C11115008

Pembimbing:

Dr. dr. Siswanto Wahab, Sp.KK(K), FINSDV, FAADV

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2018

Page 2: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

ii

Page 3: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

iii

Page 4: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

iv

Page 5: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

v

Page 6: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berka rahmat dan izin-Nya, penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat penyelesaian pendidikan Sarjana (S1)

Kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Umum Fakultas Kedokteran Universitas

Hasanuddin dengan judul :” "Tingkat Pengetahuan Siswa / Siswi SMA Negeri 2

Makassar Tentang Personal Hygiene Terhadap Penyakit Panu (Pityriasis

Versicolor)".

Penyusunan skripsi dapat selesai dikarenakan berkat bimbingan, kerjasama, serta

bantuan moril dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih yang sebesarrnya secara tulus dan ikhlas kepada yang

terhormat:

1. Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, M.A selaku Rektor Universitas Hasanuddin

2. Dekan dan Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

3. Dr. dr. Siswanto Wahab, Sp.KK(K), FINSDV, FAADV selaku Dosen Pembimbing

yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan penulis

dalam penyusunan skripsi ini.

4. Dr. dr. Faridha Ilyas, Sp.KK dan Dr. dr. Suryani Tawali, MPH selaku penguji pada

ujian skripsi yang telah banyak memberikan saran yang membangun terhadap

penelitian ini.

5. Kepala Sekolah SMAN 2 Makassar yang telah memberi ijin kepada penulis untuk

mengambil data dalam pembuatan skripsi ini, serta Guru-guru dan Staff SMAN 2

Makassar yang telah membantu melaksanakan penelitian ini.

Page 7: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

vii

6. Kedua orang tua penulis dan keluarga yang selalu memberikan dorangan doa dan

penyemangat dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Seluruh Responden yang telah berpartisipasi dalam pengambilan dara penelitian

skripsi ini.

8. Seluruh dosen dan staff program studi pendidikan dokter Universitas Hasanuddin

atas ilmu yang telah diberikan kepada penulis untuk menambah wawasan

9. Sejawat Angkatan 2015 pendidikan dokter Universitas Hasanuddin dan KKN-PK

Desa Bontoparang yang telah memberikan masukan dan arahan serta dukungan

sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik

10. Teman-teman EXPOSIFOUR SMADA 2015 sebagai inspirasi dan penyemangat

dalam penyelesaian skripsi ini.

11. Semua pihak yang telah memberikan bantuan secara langsung maupun tidak

langsung yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis bernilai

pahala dari Allah SWT. Penulis menyadari, skripsi ini tidak luput dari

ketidaksempurnaan, mulai dari tahap persiapan sampai tahap penyelesaian. Semoga dapat

menjadi bahan introspeksi dan motivasi bagi penulis kedepannya. Akhir kata, semoga

yang penulis lakukan ini dapat bermanfaat dan mendapat berkah dari Allah SWT.

Makassar, Desember 2018

Penulis

Page 8: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

viii

ABSTRAK

Latar belakang: Kulit adalah bagian tubuh yang terletak paling luar, yang membatasi

lingkungan dalam dan luar tubuh manusia. Penyakit kulit dapat disebabkan oleh berbagai

hal seperti jamur, virus, dan lain-lain. Indonesia merupakan negara kepulauan yang

berada pada garis khatulistiwa dan beriklim tropis, sehingga memungkinkan untuk

berkembangnya penyakit infeksi yang di sebabkan oleh jamur. Penyakit kulit yang sering

timbul adalah Penyakit kulit akibat jamur superficialis contohnya penyakit panu (

Pityriasis versicolor ) . Infeksi oleh pityriasis versicolor biasanya menginfeksi pada

remaja dan dewasa muda karena peningkatan produksi sebum oleh kelenjar sebaceous

yang memungkinkan untuk lingkungan yang lebih kaya lipid di mana Malassezia dapat

tumbuh dan ditambah dengan tidak memperhatikan personal hygiene (kebersihan diri),

dapat dipastikan akan menjadi faktor pemicu terinfeksinya penyakit panu Tujuan

penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa / siswi

SMA Negeri 2 Makassar tentang personal hygiene terhadap penyakit panu (Pityriasis

versicolor). Metode: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif

menggunakan desain cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah siswa / siswi

kelas II SMAN 2 Makassar. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode total sampling.

Jumlah sampel sebanyak 244 orang . Pengumpulan data menggunakan data primer

berupa kuesioner yang terdiri dari 20 pertanyaan. Hasil Penelitian : Hasil Penelitian ini

menunjukkan tingkat pengetahuan siswa SMA Negeri 2 Makassar tentang Penyakit Panu

adalah baik sebanyak 153 responden(62,7%), cukup sebanyak 87 responden (35,7%)

dan kurang sebanyak 4 orang (1,6%). Setelah dilakukan penghitungan secara statistic

dengan uji Chi-Square, diperoleh suatu kesimpulan bahwa tidak terdapat hubungan yang

bermakna antara tingkat pengetahuan responden terhadap penyakit panu, yang terlihat

pada nilai p-Value = 0,289 >0,05. Sedangkan Pengetahuan Hygiene personal siswa /

siswi SMAN 2 Makassar terhadap panu menunjukkan sebanyak 22 orang (9,0% )

memiliki pengetahuan yang kurang dan sebanyak 86 orang (35,2%) memiliki

pengetahuan cukup serta 136 orang (55,7%) memiliki pengetahuan baik. setelah

dilakukan penghitungan secara statistic dengan uji Chi-Square, diperoleh suatu

kesimpulan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna mengenai hygiene personal

responden terhadap penyakit panu, yang terlihat pada nilai p-Value = 0,943 > 0,05.

Kesimpulan : Dari hasil penelitian yang dilakukan, Tingkat pengetahuan siswa / siswi

SMA Negeri 2 Makassar tentang Hygiene Personal terhadap penyakit panu menunjukkan

bahwa sebagian besar pengetahuan siswa / siswi berada dalam ketegori baik.

Kata kunci : Pengetahuan, Hygiene Personal, Penyakit Panu.

Page 9: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

ix

ABSTRACT

Background: Skin is the outermost body part, which limits the inner and outer

environment of the human body. Skin diseases can be caused by various things such as

fungi, viruses, etc. Indonesia is an archipelagic country located on the equator and has a

tropical climate, allowing for the development of infectious diseases caused by fungi.

Skin diseases that often arise are superficial fungal skin diseases, for example, Pityriasis

versicolor. Infection by pityriasis versicolor usually infects teenagers and young adults

due to increased sebum production by the sebaceous glands which allows for a lipid-

richer environment where Malassezia can grow and add to not paying attention personal

hygiene can certainly be a trigger factor for infection with pityriasis versicolor. Research

Objectives: This study aims to study the level of knowledge of Makassar 2 High School

students about personal hygiene towards Pityriasis Versicolor. Method: This study uses a

type of descriptive research using a cross-sectional design. The population in this study

was the second grade of students of SMAN 2 Makassar. Sample selection is done by total

sampling method. The number of samples is 244 people. Data collection uses primary

data in the form of a questionnaire consisting of 20 questions. Research Results: The

results of this study indicate that the level of knowledge of Makassar 2 Senior High

School students about pityriasis versicolor is good as many as 153 respondents (62.7%),

enough as many as 87 respondents (35.7%) and less than 4 people (1.6%). After a

statistical calculation using the Chi-Square test, a conclusion is reached that there is no

significant relationship between the level of knowledge of respondents to pityriasis

versicolor seen in p-Value = 0.289> 0.05. While the personal hygiene knowledge of

students of SMAN 2 Makassar towards pityriasis versicolor showed as many as 22

people (9.0%) had less knowledge and as many as 86 people (35.2%) had sufficient

knowledge and 136 people (55.7%) had good knowledge. after a statistical calculation

using the Chi-Square test, it was concluded that there was no significant relationship

regarding the personal hygiene of respondents to pityriasis versicolor, which was seen in

the p-Value = 0.943> 0.05.

Conclusion: From the results of the research conducted, the level of knowledge of

students of Makassar 2 High School about Personal Hygiene towards Pityriasis

Versicolor shows that most of the students' knowledge is in the good category.

Keywords: Knowledge, Personal Hygiene, Pityriasis Versicolor

Page 10: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL i

HALAMAN PENGESAHAN ii

HALAMAN ORISINALITAS KARYA v

KATA PENGANTAR vi

ABSTRAK viii

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR LAMPIRAN xv

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 3

1.3 Tujuan Penulisan 3

1.3.1 Tujuan Umum 3

1.3.2 Tujuan Khusus 3

1.4 Manfaat Penulisan 3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan 5

2.1.1 Pengertian Pengetahuan 5

2.1.2 Tingkat Pengetahuan 5

2.2 Pityriasis Versicolor 6

Page 11: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

xi

2.2.1 Definisi Pityriasis Versicolor 6

2.2.2 Patogenesis 7

2.2.3 Gambaran Klinis 8

2.2.4 Diagnosis 9

2.2.5 Diagnosis Banding 9

2.2.6 Pengobatan 10

2.2.7 Prognosis 10

2.3 Personal Hygiene 11

2.3.1 Definisi 11

2.3.2 Tujuan Personal Hygiene 11

2.3.3 Macam-Macam Personal Hygiene 12

2.3.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene 15

2.3.5 Dampak Personal Hygiene 16

III. KERANGKA KONSEPTUAL HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Teori…………………………………………………...…17

3.2 Kerangka Konsep……………………………………………………18

3.3 Hipotesis…………………………………………………………….18

3.4 Definisi Operasional dan Kriteria Objektif…………………………19

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian 20

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian 20

4.1.1 Populasi 20

4.1.2 Sampel 20

Page 12: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

xii

4.3 Waktu dan Lokasi Penelitian 21

4.4 Pengumpulan Data 21

4.5 Pengolahan dan Penyajian Data 21

4.6 Etika Penelitian 21

4.7 Alur Penelitian 22

V. HASIL

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitia…………………………...…...23

5.2 Deskripsi Karakteristik Responden………………………………..23

5.3 Hasil Analisis Data……………………………………………......25

VI. PEMBAHASAN

6.1 Analisis Univariat dan Bivariat…………………………………...31

6.2 Keterbatasan Penelitian..………………………………….………34

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan………………………………………………………..36

7.2 Saran……..………………………………………………………..36

DAFTAR PUSTAKA 38

LAMPIRAN 41

Page 13: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.4 Definisi Operasional dan Kriteria Objektif 19

Tabel 5.2.1 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 23

Tabel 5.2.2 Data Responden Berdasarkan Umur 24

Tabel 5.2.3 Data Responden Berdasarkan Tempat Tinggal 24

Tabel 5.2.4 Data Kejadian Panu Pada Responden 25

Tabel 5.3.1.1 Pengetahuan Siswa / Siswi Terhadap Penyakit Panu 26

Tabel 5.3.1.2 Hygiene Personal Siswa / Siswi Terhadap Panu 26

Tabel 5.3.2.1 Data Frekuensi Jawaban Pada Variabel Pengetahuan Panu 27

Tabel 5.3.3.1 Data Frekuensi Jawaban Pada Variabel Hygiene Personal 28

Tabel 5.3.4.1 Hubungan Tingkat Pengetahuan Siswa / Siswi Terhadap Panu 29

Tabel 5.3.4.2 Hubungan Hygiene Personal Siswa / Siswi Terhadap Panu 30

\

Page 14: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Teori 17

Gambar 3.2 Kerangka Konsep 18

Gambar 4.7 Alur Penelitian 22

Page 15: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Biodata Peneliti 41

Lampiran 2 Naskah Penjelasan Untuk Mendapatkan Izin Meneliti 42

Lampiran 3 Lembar Persetujuan Menjadi Responden 43

Lampiran 4 Kuesioner Penelitian 44

Lampiran 5 Analisis Data 47

Lampiran 6 Surat Izin Penelitian 54

Page 16: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kulit adalah bagian tubuh yang terletak paling luar, yang membatasi lingkungan

dalam dan luar tubuh manusia. Kulit merupakan lapisan utama untuk melindungi tubuh

dari penyakit. Salah satu fungsi kulit adalah melindungi jaringan dari kerusakan fisik,

pengatur panas, alat indera peraba ,dan membantu kerja ginjal melalui mekanisme

pengeluaran keringat. Penyakit kulit dapat disebabkan oleh berbagai hal sepetu jamur,

virus , kuman, parasit, hewan, dan lain-lain (Hayati, I & Handayani, Z.P, 2014).

Indonesia merupakan negara kepulauan yang berada pada garis khatulistiwa dan

beriklim tropis, sehingga memungkinkan untuk berkembangnya penyakit infeksi yang di

sebabkan oleh jamur. Daerah tropis dengan suhu udara dan kelembaban udara yang tinggi

menjadi lahan yang subur tumbuhnya jamur. Penyakit-penyakit akibat jamur seringkali

menjangkiti masyarakat. Banyak masyarakat tak menyadari bahwa dirinya terinfeksi oleh

jamur. Jamur bisa menginfeksi manusia dari kepala hingga ujung kaki, bayi, orang

dewasa dan orang lanjut usia. Banyak orang meremehkan penyakit karena jamur, seperti

panu. Penyakit ini bisa menular lewat persentuhan kulit, atau juga dari pakaian yang

terkontaminasi spora jamur (Hayati, I & Handayani, Z.P, 2014).

Penyakit kulit yang sering timbul adalah Penyakit kulit akibat jamur superficialis

contohnya penyakit panu ( Pityriasis versicolor ) . Malassezia furfur adalah spesies

tunggal yang menyebabkan penyakit Pityriasis versikolor (panu). Jamur ini menyerang

stratum korneum dari epidermis kulit, biasanya diderita oleh seseorang yang sudah mulai

Page 17: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

2

banyak beraktifitas dan mengeluarkan keringat. Jamur Malassezia furfur sangat mudah

menginfeksi kulit orang yang selalu terkontaminasi dengan air dalam waktu yang lama

dan disertai dengan kurangnya kesadaran akan kebersihan diri dan lingkungan disekitar.

Pityriasis versikolor merupakan infeksi jamur di permukaan kulit yang ditandai dengan

adanya macula di kulit, skuama halus dan disertai rasa gatal ringan (Hayati, I &

Handayani, Z.P, 2014).

Infeksi kulit ini memiliki distribusi di seluruh dunia, terutama di daerah tropis.

Infeksi oleh pityriasis versicolor biasanya menginfeksi pada remaja dan dewasa muda

karena peningkatan produksi sebum oleh kelenjar sebaceous yang memungkinkan untuk

lingkungan yang lebih kaya lipid di mana Malassezia dapat tumbuh dan ditambah

dengan tidak memperhatikan personal hygiene (kebersihan diri) , dapat dipastikan akan

menjadi faktor pemicu terinfeksinya penyakit panu (pityriasis versicolor) .Penyakit kulit

mudah menginfeksi bila kebiasaan tidak menjaga kebersihan, terutama kebersihan

pribadi. Penerapan kebersihan pribadi dapat memutuskan mata rantai penularan agen

penyebab penyakit kulit dari tempat hidupnya ke host. Penyakit kulit akan lebih mudah

menyerang apabila imun seseorang turun. Prevalensi penyakit ini 30-40% telah

dilaporkan di daerah tropis di seluruh dunia. Faktor risiko terjadinya penyakit ini adalah

musim panas, banyak berkeringat, malnutrisi, penyakit Cushing, kehamilan, dan

penggunaan pil kontrasepsi oral (Kannur & Kerala, 2017).

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan

judul "Tingkat pengetahuan siswa / siswi SMA Negeri 2 Makassar tentang personal

hygiene terhadap penyakit panu (Pityriasis Versicolor)".

Page 18: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

3

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah

bagaimanakah tingkat pengetahuan siswa / siswi SMA Negeri 2 Makassar tentang

personal hygiene terhadap penyakit panu (Pityriasis versicolor) ?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai tujuan umum dan tujuan khusus.

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa / siswi SMA Negeri 2

Makassar tentang personal hygiene terhadap penyakit panu (Pityriasis versicolor).

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui tingkat pengetahuan siswa / siswi SMA Negeri 2 Makassar

tentang personal hygiene

2. Mengetahui tingkat pengetahuan siswa / siswi SMA Negeri 2 Makassar

tentang penyakit panu (Pityriasis versicolor)

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yaitu untuk :

1. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengetahuan dan kemampuan menggali tentang personal

hygiene terhadap penyakit panu (Pityriasis versicolor).

Page 19: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

4

2. Bagi Pelajar

Dapat menambah pengetahuan tentang bagaimana menjaga personal hygiene

dan juga tentang Penyakit kulit yang disebabkan oleh kurangnya menjaga

personal hygiene khususnya Penyakit Panu (Pityriasis versicolor).

3. Bagi Pihak Sekolah

Sebagai bahan masukan untuk memberikan penyuluhan tentang personal

hygiene terhadap penyakit panu (Pityriasis versicolor)

4. Bagi Pengembangan Ilmu

Sebagai masukan bagi pihak yang akan melanjutkan penelitian ini ataupun

melakukan penelitian yang ada hubungannya dengan penelitian ini.

Page 20: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

2.1.1 Pengertian Pengetahuan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengetahuan berarti segala

sesuatu yg diketahui; kepandaian: atau segala sesuatu yg diketahui berkenaan dengan hal

(mata pelajaran). Pengetahuan adalah suatu fakta yang bersifat empiris atau gagasan

rasional yang dibangun oleh individu melalui percobaan dan pengalaman yang teruji

kebenarannya (Izzatur R & Zakiul , 2015).

2.1.2 Tingkat Pengetahuan

Menurut Sunaryo (2004) ada 6 (enam) tingkatan pengetahuan yang dicakup dalam

domain kognitif, yaitu:

1. Tahu (know)

Tahu merupakan tingkat pengetahuan paling rendah. Tahu artinya dapat mengingat

kembali suatu materi yang telah di pelajari sebelumnya. Ukuran bahwa seseorang ia tahu,

adalah ia dapat menyebutkan , menguraikan, mendefinisikan dan menyatakan

2. Memahami (comprehension)

Memahami, artinya kemapuan untuk menjelaskan dan mengintepretasikan dengan benar

tentang objek yang diketahui. Seseorang yang teah paham tentang sesuatu harus dapat

menjelaskan, memberikan contoh, dan menyimpulkan

3. Aplikasi (application)

Page 21: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

6

Aplikasi , yaitu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi

dan kondisi nyata

4. Analisis (analysis)

Analisi, artinya kemampuan untuk menguraikan atau memisahkan , kemudian mencari

hubungan antara komponen yang terdapat dalam satu masalah atau objek yang diketahui

5. Sintesis (synthesis).

Sintesis yaitu suatu kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru . Ukuran kemampuan adalah ia dapat menyusun,

Meringkaskan, merencanakan, menyesuaikan suatu teori atau rumusan yang telah ada.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi adalah kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu objek. Evaluasi

dapat menggunakan kriteria yang telah ada atau disusun sediri.

2.2 Pityriasis Versicolor

2.2.1 Definisi

Pityriasis versicolor (PV) adalah infeksi jamur kulit kronis yang disebabkan oleh

proliferasi ragi lipofilik (Malassezia spesies) di stratum korneum . Spesies Malassezia

yang paling umum yang terkait dengan PV adalah M. globosa, dengan M. sympodialis

dan M. furfur juga sering terlihat. Dalam kebanyakan kasus PV, Malassezia, sebagai

bagian dari flora kulit normal, tidak bersifat patogenik kecuali mereka menganggap

bentuk miselium. ini mungkin dipicu oleh berbagai faktor, termasuk kelembaban dan

suhu tinggi, hiperhidrosis, kerentanan keluarga, dan imunosupresi Akibatnya, PV lebih

Page 22: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

7

sering terjadi di iklim tropis (sebanyak 40%) dibandingkan dengan daerah beriklim

sedang (Aditya & Kelly, 2015).

Penyakit ini lebih umum terjadi antara masa pubertas dan usia menengah, ketika

ada jumlah maksimum ragi Malassezia pada kulit yaitu dengan peningkatan produksi

kelenjar sebaseous. Pasien dengan PV ditandai dengan lesi bulat atau oval yang berbatas

jelas pada batang tubuh, leher, dan PV ditandai dengan makula yang lebih rendah hingga

lebih bersisik yang dapat muncul.sebagai hiperpigmentasi pada jenis kulit yang lebih

terang dan hipopigmentasi pada kulit yang lebih gelap atau kecokelatan dan dapat

bervariasi dalam warna. Selain itu, spesies Malassezia adalah agen etiologi penyaki kulit

lain seperti; fungemia, dermatitis seboroik, folikulitis (Aditya & Kelly, 2015), (Farzad et

al, 2014).

2.2.2 Patogenesis

Pityriasis versikolor disebabkan oleh infeksi jamur Malassezia spp. organisme ini

sering hadir dalam bentuk ragi sebagai penjajah kulit normal . spora organisme ini

berkembang biak di lapisan luar stratum korneum, sering dimulai di area folikel., infeksi

terjadi ketika bentuk spora berubah bentuk menjadi struktur hypha (James & Fitzpatrick,

2007). Kondisi atau faktor predisposisi yang diduga dapat menyebabkan perubahan

tersebut berupa suhu, kelembaban lingkungan yang tinggi, dan tegangan CO2 tinggi

permukaan kulit akibat oklusi, faktor genetik, hiperhidrosis, kondisi imunosupresif, dan

malnutrisi (Linuwih S, 2016). Ketika telah berubah bentuk menjadi struktur hifa maka

organisme ini menyerang lebih dalam ke stratum korneum, tetapi mereka tidak dapat

menembus lapisan epidermis dengan sempurna. mereka menyebabkan penebalan dan

Page 23: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

8

gangguan stratum korneum, dinyatakan secara klinis sebagai skuama halus (James &

Fitzpatrick, 2007).

Beberapa mekanisme dianggap merupakan penyebab perubahan warna pada lesi

kulit, yakni hipopigmentasi dapat dihasilkan dari dua mekanisme:

1. Enzim jamur bertindak pada lipid permukaan dan menghasilkan asam

dikarboksilat yang berdifusi ke epidermis. asam ini menghambat tyrosinase,

enzim dalam melanosit yang bertanggung jawab untuk produksi melanin.

2. Infeksi menebal stratum korneum dapat berfungsi sebagai tabir surya, sehingga

mencegah sinar ultraviolet mencapai dan merangsang melanosit underlaying.

Sedangkan Mekanisme terjadinya lesi hiperpigmentasi belum jelas, tetapi satu

studi menunjukkan pada pemeriksaan mikroskop elektron didapati ukuran melanosom

yang lebih besar dari normal dan Lapisan keratin yang lebih tebal juga dijumpai pada lesi

hiperpigmentasi (Linuwih S, 2016).

2.2.3 Gambaran klinis

Umumnya bersifat asymptomatic, meskipun beberapa pasien mengeluhkan

pruritus ringan sebab organisme malassezia furfur membutuhkan daerah yang hangat dan

lembab tinggi dalam lipid,. Pityriasis versicolor umumnya tidak muncul sebelum

pubertas (Frankel, David H. 1999). Lesi Pityriasis versicolor terdiri atas skuama halus

dan mempunyai bervariasi warna yaitu dari putih dan merah muda ke coklat terang atau

coklat kekuningan. tanda awal yang khas yaitu terdapat banyak 3 hingga 5 mm makula

bundar atau oval di lapisan superfisial kulit (Kenneth A, 2014) ditandai oleh

hiperpigmetasi atau hipopigmetasi yang berbatas tegas pada badan bagian atas , leher,

dan perut, lengan proksimal , kadang ditemukan pada wajah dan scalp, aksila, lipat paha,

Page 24: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

9

serta genitalia (Linuwih S, 2016). pasien sering tidak menyadari kondisi penyakit PV ini

sampai lesi mereka coklat atau hypopigmentasi yang menyebabkan pityriasis vescicolor

lebih terlihat. faktor predisposisi penyakit Pityriasis versicolor yaitu iklim hangat dan

lembab, paparan sinar matahari, predisposisi genetik, immunisupression, hiperhidrosis,

kehamilan, malnutrion, aplikasi steroid topikal (Kenneth A, 2014).

2.2.4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gambaran klinis, pemeriksaan mikroskopis,

dan pemeriksaan menggunakan lampu wood. Ditemukannya gambaran klinis seperti yang

sudah dijelakaskan sebelumnya. Pemeriksaan mikroskopis yaitu Lesi Pityriasis

Versicolor di ambil kemudian di warnai dengan potassium hydroxide untuk dilihat

secara mikroskopis gambaran yang akan menunjukkan banyak hypae yang cenderung

pecah menjadi fragmen-fragmen pendek berbentuk batang yang tercampur dengan spora-

spora bundar dalam kelompok-kelompok seperti anggur, memberikan apa yang disebut

pola " spagetti and meatballs” (Frankel, David H. 1999). Pemeriksaan dengan lampu

wood yaitu pemeriksaan yang dilakukan di ruangan gelap yan gmana pada daerah yang

terkena infeksi akan memperlihatkan fluoresensi warna kuning keemasan sampai orange

(James & Fitzpatrick, 2007).

2.2.5 Diagnosis Banding

Penyakit pityriasis versicolor harus dibedakan dengan penyakit lain seperti

vitiligo, pitiriasis rosea , pityriasis alba, eritrasma, dermatitis seboroik, Morbus hansen

tipe tuberkoloid, postinflammatory hypopigmentation (Linuwih S, 2016).

Page 25: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

10

2.2.6 Pengobatan

Mengidentifikasi factor predisposisi dan menyingkirkan yang dapat dihindari

merupkan hal yang penting dalam tatalaksana pityriasis versicolor selain terapi. Terapi

dapat menggunakan terapi topical atau sistemik, dengan beberapa pertimbangan, antara

lain luas lesi, biaya, kepatuhan pasien, kontraindikasi, dan efek samping

Pengobatan topical :

Topical shampoos : Ketoconazole 2 % (Nizoral) shamppo , atau selenium sulfide, atau

cirlopirox shampoo, atau zinc pyrithione (head and shoulders) shampoo. Dosis untuk

kepala atau kulit untuk setiap hari sampai 14 hari , di diamkan selama 5 -10 menit

sebelum mandi

Topical antifungals : Imidazole creams ( ketoconazole, bitonazole, miconazole,

econazole, dan clottimazole) , Allylamine creams ( naftifine dan terbinafine), Cilopirox

cream , Tolnaftate cream, Haloprogin cream. Dosis : dioleskan di area yang terkena

penyakit setiap sehari 1-2 kali sehabis mandi selama 1-4 minggu

Pengobatan sistemik :

Obat sistemik dipertimbangkan pada lesi luas, kambuhan dan merupkan lini kedua untuk

pengobatan setelah pengobatan dengan terapi topical yaitu Ketoconazole 200 mg/ hari

selama 10 hari atau itraconazole 200 g/ hari selama 5-7 hari atau dengan Fluconazole

200-400 mg / minggu selama 2-4 minggu (Aditya & Kelly, 2015) , (Kenneth A, 2014).

2.2.7.Prognosis

Prognosis baik jika pengobatan dilakukan secar ekun dan kosisten, serta factor

predisposisi dihindari .skuama menghilang dalam beberapa minggu, tetapi pigmentasi

tidak kembali normal selama beberapa bulan. Sayangnya, meskipun pityriasis versicolor

Page 26: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

11

dapat diperlakukan dengan sangat efektif, tetapi dapat penyakit ini dapat terjadi lagi.

rekurensi dapat terjadi setiap tahun hingga 20 tahun. pasien harus diperingatkan tentang

kekambuhan di bulan musim panas atau selama musim dingin jika mereka adalah

pengamat olahraga yang setia (Frankel, David H. 1999).

2.3 Personal Hygiene

2.3.1 Definisi

Mengingat pentingnya kulit sebagai organ terluar dan terluas di tubuh yang juga

berfungsi sebagai pelindung organ-organ di dalamnya, maka kulit perlu dijaga

kesehatannya. Penyakit pada kulit dapat disebabkan oleh jamur, virus, kuman, parasit

hewani, dan lainnya. Salah satu jamur yang sering menyebabkan gangguan kesehatan

kulit ialah PV (Khrisnamurti, 2014).

Personal hygiene adalah salah satu kemampuan individu dalam memenuhi

kebutuhan dasar untuk mempertahankan hidupnya, kesehatan, dan kesejahteraan sesuai

dengan kondisi kesehatannya. Seseorang dikatakan terganggu keperawatan dirinya jika

tidak dapat melakukan perawatan diri ( Direja, 2003).

2.3.2 Tujuan personal hygiene

Menurut Isro’in dan Andarmoyo (2012) tujuan personal hygiene diantaranya :

Meningkatkan derajad kesehatan seseorang

Memelihara kebersihan diri seseorang

Memperbaiki personal hygiene yang kurang

Pencegahan penyakit

Memperbaiki percaya diri seseorang

Page 27: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

12

Menciptakan keindahan

2.3.3 Macam-macam personal hygiene

Menurut Potter (2009) macam-macam higiene personal dan tujuannya, antara

lain:

a. Perawatan kulit

Kulit merupakan organ aktif yang berfungsi sebagai pelindung dari berbagai

kuman atau trauma, sekresi, eksresi, pengatur temperature, dan sensasi, sehingga

diperlukan perawatan yang adekuat dalam mempertahankan fungsinya. Kebersihan kulit

merupakan cerminan kesehatan yang paling pertama memberi kesan, oleh karena itu

perlu memelihara kulit sebaik-sebaiknya. Pemeliharaan kesehatan kulit tidak dapat

terlepas dari kebersihan lingkungan, makanan yang dimakan serta kebiasaan hidup

sehari-hari. Untuk selalu memelihara kebersihan kulit, kebiasaan sehat yang harus selalu

diperhatikan seperti:

Menggunakan barang-barang keperluan sehari-hari milik sendiri

Mandi minimal 2x sehari

Mandi memakai sabun

Menjaga kebersihan pakaian

Makan yang bergizi terutama sayur dan buah

Menjaga kebersihan lingkungan.

b. Hygiene mulut

Perawatan mulut harus dilakukan setiap hari dan bergantung terhadap keadaan

mulut seseorang. Gigi dan mulut merupakan bagian penting yang harus dipertahankan

kebersihannya sebab melalui organ ini berbagai kuman dapat masuk. Hygiene mulut

Page 28: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

13

membantu mempertahankan status kesehatan mulut, gigi, gusi, dan bibir, menggosok

membersihkan gigi dari partikel – partikel makanan, plak, bakteri, memasase gusi, dan

mengurangi ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa yang tidak nyaman.

c. Perawatan mata, hidung dan telinga

Higiene telinga mempunyai implikasi untuk ketajaman pendengaran. Bila benda

asing berkumpul pada kanal telinga luar, maka akan mengganggu konduksi suara. Tujuan

perawatan mata, hidung, dan telinga adalah untuk memiliki organ sensorik yang

berfungsi normal, mata, hidung, dan telinga pasien akan bebas dari infeksi, dan pasien

akan mampu melakukan perawatan mata, hidung, dan telinga seharihari. Hal-hal yang

perlu diperhatikan dalam kebersihan mata adalah :

Membaca di tempat yang terang

Memakan makanan yang bergizi

Istirahat yang cukup dan teratur

Memakai peralatan sendiri dan bersih ( seperti handuk dan sapu tangan)

Memelihara kebersihan lingkungan.

Hal yang perlu diperhatikan dalam kebersihan telinga adalah :

Membersihkan telinga secara teratur

Jangan mengorek-ngorek telinga dengan benda tajam.

d. Kebersihan rambut

Rambut yang terpelihara dengan baik akan membuat membuat terpelihara dengan

subur dan indah sehingga akan menimbulkan kesan cantik dan tidak berbau apek. Dengan

selalu memelihara kebersihan kebersihan rambut dan kulit kepala, maka perlu

diperhatikan sebagai berikut:

Page 29: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

14

Memperhatikan kebersihan rambut dengan mencuci rambut sekurang -

kurangnya 2x seminggu.

Mencuci ranbut memakai shampoo atau bahan pencuci rambut lainnya.

Sebaiknya menggunakan alat-alat pemeliharaan rambut sendiri.

e. Kebersihan gigi

Menggosok gigi dengan teratur dan baik akan menguatkan dan membersihkan

gigi sehingga terlihat cemerlang. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menjaga

kesehatan gigi adalah:

Menggosok gigi secara benar dan teratur dianjurkan setiap

sehabis makan

Memakai sikat gigi sendiri

Menghindari makan-makanan yang merusak gigi

Membiasakan makan buah-buahan yang menyehatkan gigi

Memeriksa gigi secara teratur

f. Kebersihan tangan, kaki dan kuku

Seperti halnya kulit, tangan,kaki dan kuku harus dipelihara dan ini tidak terlepas

dari kebersihan lingkungan sekitar dan kebiasaan hidup sehari-hari. Selain indah

dipandang, mata, tangan, kaki, dan kuku yang bersih juga menghindarkan kita dari

berbagai penyakit. Kuku dan tangan yang kotor dapat menyebabkan bahaya kontaminasi

dan menimbulkan penyakit-penyakit tertentu. Untuk menghindari hal tersebut maka perlu

diperhatikan sebagai berikut :

Page 30: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

15

Membersihkan tangan sebelum makan

Memotong kuku secara teratur

Membersihkan lingkungan

Mencuci kaki sebelum tidur

2.3.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene

Menurut Potter (2009), sikap seseorang melakukan higiene personal dipengaruhi

oleh sejumlah faktor, antara lain:

a. Citra tubuh (body image)

Menurut Wartonah (2003), citra tubuh merupakan gambaran individu terhadap

dirinya yang mempengaruhi kebersihan diri, misalnya dengan adanya perubahan fisik

sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya. Penampilan umum dapat

menggambarkan pentingnya higiene personal pada orang tersebut. Citra tubuh merupakan

konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Higiene personal yang baik akan

mempengaruhi terhadap peningkatan citra tubuh individu.

b. Praktik sosial

Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan

terjadi perubahan pola higiene personal sedangkan pada kelompok - kelompok sosial,

wadah seseorang berhubungan dapat mempengaruhi bagaimana orang tersebut dalam

pelaksanaan praktik higiene personal (Wartonah, 2003).

c. Status sosial ekonomi

Higiene personal memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,

sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.

d. Pengetahuan

Page 31: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

16

Pengetahuan tentang higiene personal sangat penting, karena pengetahuan yang

baik dapat meningkatkan kesehatan. Pengetahuan tentang pentingnya higiene dan

implikasinya bagi kesehatan mempengaruhi praktik higiene.

e. Kebudayaan

Kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi kemampuan perawatan higiene

personal. Seseorang dari latar belakang kebudayaan yang berbeda, mengikuti praktek

perawatan higiene personal yang berbeda.

f. Kebiasaan dan kondisi fisik

Kebiasaan seseorang, yaitu ada kebiasaan orang yang menggunakan produk

tertentu dalam perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain – lain. Kondisi

fisik atau psikis, yaitu pada keadaan tertentu atau sakit kemampuan untuk merawat diri

berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya (Wartonah, 2003).

2.3.5 Dampak Personal Hygiene

Hygiene personal yang kurang baik dapat memberikan dampak terhadap fisik

maupun psikososial seseorang. Menurut Isro’in dan Andarmoyo (2012) dampak personal

hygiene diantaranya :

a) Dampak Fisik

Dampak fisik personal hygiene berupa gangguan integrasi kulit, gangguan

membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku

b) Gangguan Psikososial

Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan

kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, aktualisasi diri menurun, dan

gangguan dalam interaksi sosial

Page 32: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

17

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL HIPOTESIS PENELITIAN

3. 1 Kerangka Teori

Pityriasis Versicolor

AgentMalassezia

spp

Lingkungan

Kelembapan Udara

Suhu Tinggi

Kepadatan Penduduk

Host

Personal Hygiene

Kebersihan Kulit

Kebersihan Rambut

Kebersihan Gigi dan Mulut

Tingkat Imunitas

Produksi Keringat

Kondisi sosial

ekonomiPengetahuan

Tingkat Pengetahuan

Tahu

Memahami

Aplikasi

Analisis

Sintesis

Evaluasi

Faktor yang mempengaruhi

Pendidikan

Pekerjaan

Budaya

Jenis Kelamin

Umur

Malnutrisi

Page 33: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

18

3.2 Kerangka Konsep

Keterangan :

: Variabel dependen

: Variabel Independen

3.3 Hipotesis

Hipotesis penilitian ini adalah :

1. Ada hubungan tingkat pengetahuan siswa / siswi SMA Negeri 2 Makassar dengan

angka kejadian penyakit panu (Pityriasis versicolor)

2. Ada hubungan antara personal hygiene dengan kejadian penyakit panu pada siswa

/ siswi SMA Negeri 2 Makassar

Tingkat Pengetahuan

Hygiene Personal terhadap Penyakit Panu (Pityriasis

Versicolor)

Page 34: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

19

3.4 Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala

1 Penyakit

Panu

(Pityriasis

Versicolor)

Penyakit yang

disebabkan oleh jamur

superficial

yang kronik, tidak

memberikan keluhan

subjektif, berupa

bercak berskuama

halus yang berwarna

putih sampai coklat

hitam, terutama

meliputi badan dan

kadang-kadang dapat

menyerang ketiak,

lipat paha, lengan,

muka dan kulit kepala

yang berambut

2 Tingkat

Pengetahuan

Pengetahuan adalah

segala sesuatu yang

diketahui tentang

personal hygiene

terhadap penyakit

panu

Kuisioner

a. Baik : Nilai

yang didapat 8

– 10

b. Cukup : Nilai

yang didapat 5

– 7

c. Kurang: Nilai

yang didapat 0

– 4

Ordinal

3

Personal

Hygiene

Personal hygiene

adalah kemampuan

seseorang dalam

menjaga kebersihan

dirinya sehingga tidak

mudah terserang

penyakit

Kuisioner a. Baik : Nilai

yang didapat 8

– 10

b. Cukup : Nilai

yang didapat 5

– 7

c. Kurang: Nilai

yang didapat 0

– 4

Ordinal

Page 35: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

20

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan studi Cross-sectional.

Deskriptif adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau

menggambarkan suatu fenomena yang terjadi di dalam masyarakat. Crosssectional adalah

studi penelitian yang melakukan pengukuran variabel pada satu saat tertentu

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian

4.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah Siswa / Siswi SMA Negeri 2 Makassar

4.2.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini Siswa / Siswi SMA Negeri 2 Makassar yang memenuhi

kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria eksklusi.

o Kriteria inklusi

siswa / siswi kelas II SMA Negeri 2 Makassar

o Kriteria ekslusi

Tidak bersedia diberi dan mengisi lembar kuesioner

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti. Pada penelitian ini,

sampel ditentukan dengan cara Total Sampling yaitu semua sampel yang

memenuhi kriteria penelitian akan dimasukkan semua sebagai sampel

penelitian.

Page 36: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

21

4.3 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober- Desember tahun 2018 di SMA

Negeri 2 Makassar

4.4 Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan data primer, yaitu data

yang berasal dari sampel penelitian dan pengumpulan data dilakukan dengan metode

kuisioner yang dibagikan kepada responden.

4.5 Pengolahan dan Penyajian Data

Untuk mendapatkan hasil yang akurat, dibutuhkan pengolahan dan analisis data

secara tepat. Pada penelitian ini, setelah data terkumpul, data akan diolah dan disajikan

dalam tabel distribusi frekuensi, dan dianalisis. Pengolahan data dilakukan dengan

menggunakan program komputer SPSS.

4.6 Etika Penelitian

Sebelum melaksanakan penelitian, proposal ini akan diajukan ke pembimbing

akademik, staf dosen metodologi penelitian, komisi etik fakultas kedokteran unhas untuk

mendapatkan persetujuan etik. Hal ini bertujuan untuk memperoleh legitimasi secara etik.

Setelah mendapat persetujuan,maka peneliti akan memberikan pemberitahuan dan

penjelasan kepada subjek yang terpilih sebagai sampel mengenai gambaran penelitian ini,

baik secara lisan maupun tulisan, yaitu melalui inform consent. Yang dimana inform

Page 37: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

22

consent tersebut menyatakan lembaran persetujuan subjek peneliti untuk keikutsertaan

dalam penelitian, dan peneliti menjaga kerahasiaan indentitas masing-masing subjek

penelitian.

4.7 Alur Penelitian

Peneiliti melakukan penarikan kesimpulan dari penelitian

Peneliti merakapitulasi dan mengarsipkan seluruh hasil penelitian yang telah terkumpul untuk disusun menjadi laporan penelitian

Baik : Nilai yang didapat 8 –10

Cukup : Nilai yang didapat 5 – 7

Kurang: Nilai yang didapat 0 – 4

Hasil penilaian kemudian di bagi sesuai dengan kategori

Kuisioner yang telah di isi kemudian diperiksa oleh peneliti untuk diberikan penilaian

Peneliti mengumpulkan kuisioner yang telah diisi

Peneliti membagikan kuisioner kepada calon subjek penelitian yang telah setuju

Peneliti meminta kesediaan partisipan untuk mengisi kuisioner penelitian (inform Consent)

Peneliti melakukan penjelasan mengenai penelitian ini kepada calon subjek penelitian

Peneliti berkunjung ke lokasi penelitian yang telah ditetapkan

Mengusulkan perizinan berupa izin etik penelitian dan perizinan pengambilan data di lokasi penelitian

Penyusunan Proposal Penelitian dan mengajukannya ke pada pembimbing

Page 38: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

23

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Makassar yang terletak di jalan Baji

Gau 3 No. 41, Makassar, Sulawesi Selatan pada tanggal 16 November 2018. Sekolah ini

merupakan sekolah dengan akreditasi A. Selain memiliki segudang prestasi dibidang

akademik, sekolah ini juga memiliki banyak prestasi di bidang ekstrakulikuler yaitu

olahraga (futsal dan basket), Paskibra (Pasukan Pengibar Bendera), dan PMR (Palang

Merah Remaja)

5.2 Deskripsi Karakteristik Responden

Responden pada peniltian ini adalah siswa / siswi SMAN 2 Makassar sebanyak

244 orang. Tabel di bawah ini memperlihatkan data responden yang berasal dari

kuisioner penelitian yang telah dilakukan pada sekolah ini.

Tabel 5.2.1 Distibusi Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi %

Perempuan 164 67,2

Laki-Laki 80 32,8

Total 244 100

Page 39: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

24

Berdasarkan table 5.2.1 menunjukkan bahwa 244 siswa / siswi SMAN 2 Makassar

sebagai responden pada penelitian ini sebanyak 164 orang (67,2%) responden berjenis

kelamin perempuan dan 80 orang (32,8%) adalah laki-laki.

Tabel 5.2.2 Distibusi Karakteristik Berdasarkan Umur

Umur Frekuensi %

15 Tahun 39 16,0

16 Tahun 171 70,1

17 Tahun 33 13,5

18 Tahun 1 0,4

Total 244 100

Berdasarkan tabel 5.2.2 menunjukkan bahwa umur terendah siswa / siswi SMAN 2

Makassar adalah 15 tahun dan tertinggi adalah 18 tahun. Responden yang terbanyak

adalah berumur 16 tahun yakni sebanyak 171 orang (70,1%) ,kemudian berumur 15 tahun

yakni 39 orang (16%), lalu berumur 17 tahun yakni 33 orang (13,5%) serta berumur 18

tahun yakni 1 orang (0,4%).

Tabel 5.2.3 Distibusi Karakteristik Berdasarkan Tempat Tinggal

Tempat Tinggal Frekuensi %

Rumah Orang Tua 236 96,7

Rumah Saudara 1 0,4

Kos 1 0,4

Lain-Lain 6 2,5

Total 244 100

Page 40: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

25

Pada umumnya responden tinggal bersama orang tua, seperti yang terlihat pada table

5.2.3. Responden yang bertempat tinggal dengan orang tua sebesar 236 orang (96,7%),

sedangkan yang bertempat tinggal dengan rumah saudara sebanyak 1 orang (0,4%) ,

bertempat tinggal di tempat kos sebanyak 1 orang (0,4%) dan bertempat tinggal selain

tiga tempat tersebut ada 6 orang (2,5%).

Tabel 5.2.4 Distibusi Kejadian Panu

Penyakit Panu Frekuensi %

Ada 2 0,8

Tidak Ada 242 99,2

Total 244 100

Untuk mengetahui tentang kejadian panu, penulis tidak melakukan pemeriksaan langsung

namun dengan memberikan arahan kepada respoden agar respon dapat memeriksa sendiri

dan mampu menyimpulkan bahwa responden terkna panu, kemudian jika ditemukan ada

panu maka responden dapat mengisi kuesioner pada pertanyaan kejadian panu dengan

pilihan Ya. Dari 244 responden terdapat 2 kejadian panu (0,8%) sedangkan pada 242

respoden lainnya tidak ditemukan panu (99,2%).

5.3 Hasil Analisis Data

5.3.1 Tingkat Pengetahuan Responden

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa / siswi SMAN 2 Makassar tentang

pengetahuan terkait penyakit panu ada pada pertanyaan nomor 1-10 sedangkan pada

pertanyaan nomor 11-20 merupakan pertanyaan tentang hygiene personal tentang

penyakit panu yang diberikan melalui kuesioner, dimana responden mencentang pada

Page 41: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

26

kolom benar atau kolom salah yang tersedia pada kuesioner. Dari hasil isian kusioner

untuk jawaban yang nilainya mendapat 0 – 4 poin maka dikategorikan sebagai kurang, 5

- 7 poin dikategorikan cukup, dan untuk 8 – 10 poin dikategorikan sebagai baik.

Pengisian kuesioner oleh responden lalu direkap dengan exel kemudian di olah di SPSS.

Tabel 5.3.1.1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Siswa / Siswi terhadap Penyakit

Panu

Tingkat Pengetahuan Frekuensi %

Kurang 4 1,6

Cukup 87 35,7

Baik 153 62,7

Total 244 100

Berdasarkan tabel 5.3.1.1, Pengetahuan siswa / siswi SMAN 2 Makassar tentang panu

(Pytirasis Versicolor) menunjukkan bahwa hanya 4 orang (1,6%) responden yang tingkat

pengetahuannya tentang panu kurang sedangkan 87 responden (35,7%) memiliki tingkat

pengetahuan yang cukup dan 153 responden(62,7%) memiliki tingkat pengetahuannya

baik.

Table 5.3.1.2 Distribusi Frekuensi Hygiene Personal Siswa / Siswi Terhadap Panu

Personal Hygiene Frekuensi %

Kurang 22 9,0

Cukup 86 35,2

Baik 136 55,7

Total 244 100

Page 42: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

27

Berdasarkan tabel 5.3.1.2, Pengetahuan Hygiene personal siswa / siswi SMAN 2

Makassar terhadap panu menunjukkan sebanyak 22 orang (9,0% ) memiliki pengetahuan

yang kurang dan sebanyak 86 orang (35,2%) memiliki pengetahuan cukup serta 136

orang (55,7%) memiliki pengetahuan baik.

5.3.2 Pengetahuan Responden Terhadap Penyakit Panu

Tabel 5.3.2.1 Distribusi Frekuensi Jawaban Pada Pengetahuan Panu

No Pertanyaan

Jawaban Responden Total

Benar Salah

n % n % n %

1 Pengertian Panu 241 99 3 1 244 100

2

Penularan Panu lewat

penggunaan pakaian bersama 211 86 33 14 244 100

3 Mandi dua Kali sehari 232 95 12 5 244 100

4

Usia sebagai Faktor Pendukung

panu 122 50 122 50 244 100

5

Suhu > 28 celsius sebagai

penyebab panu 197 81 47 19 244 100

6

Sinar matahari sebagai penyebab

panu 158 65 86 35 244 100

7

Gizi dan keturunan faktor

pemberat panu 98 40 146 60 244 100

8

Sehabis banyak keringat,

langsung mandi 172 70 72 30 244 100

9 Bagian tubuh yang berkeringat 226 93 18 7 244 100

10

Penyakit panu dapat di

sembuhkan dengan menjaga

kebersihan diri dan melakukan

pengobatan 237 97 7 3 244 100

Page 43: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

28

Berdasarkan tabel 5.3.2.1 diatas dapat dilihat bahwa pertanyan yang paling banyak di

jawab benar oleh responden adalah pertanyaan nomor 1 yaitu dengan presentase 99%

sedangkan pertanyaan yang paling banyak dijawab salah oleh responden adalah

pertanyaan nomor 7 dengan presentase sebesar 60%.

5.3.3 Hygiene Personal Responden Terhadap Penyakit Panu

Tabel 5.3.3.1 Distribusi Frekuensi Jawaban Pada Hygiene Personal

No Pertanyaan

Jawaban

Responden Total

Benar Salah

n % n % n %

1

Anda mandi setidaknya dua kali

sehari 219

90 25 10 244 100

2

Anda mandi dengan menggunakan

perlatan bersama 83 34 161 66 244 100

3

Anda mengganti pakaian dua kali

sehari dan mengganti setiap habis

mandi 221 91 23 9 244 100

4

Anda sering bertukar pakaian

dengan orang lain 48 20 196 80 244 100

5

Anda sering bertukar handuk

dengan orang lain 38 16 206 84 244 100

6

Anda mencuci tangan setelah

beraktivitas 219 90 25 10 244 100

7

Anda menggunting kuku apabila

sudah panjang 215 88 29 12 244 100

8

Anda menjemur kasur tempat

tidur anda sekali seminggu 81 33 163 67 244 100

9

Anda mengganti sprei tidur anda

sekali seminggu 132 54 112 46 244 100

10

Anda sering bertukar tempat tidur

dengan orang lain 80 33 164 67 244 100

Page 44: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

29

Berdasarkan tabel 5.3.3.1 diatas dapat dilihat bahwa pertanyaan yang paling banyak di

dilakukan responden dengan benar adalah pertanyaan nomor 3 yaitu dengan presentase

91% sedangkan pertanyaan yang paling banyak dilakukan responden dengan salah

adalah pertanyaan nomor 8 dengan presentase sebesar 67%.

5.3.4 Karakterstik Responden Dan Tingkat Pengetahuan Siswa / Siswi Terhadap

Panu

Table 5.3.4.1 Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Siswa / Siswi Terhadap Panu

Panu

Total

x2

hitung

df

x2

tabel

P Tidak Ada Ada

Pengetahuan Kurang n 4 0 4

1,199

2

5,99

0,289

% 100 0 100

Cukup n 87 0 87

% 100 0 100

Baik n 151 2 153

% 98,7 1,3 100

Total n 242 2 244

% 99,2 0,8 100

Chi-Square

Berdasrkan Tabel diatas terlihat bahwa setelah dilakukan penghitungan secara statistic

dengan uji Chi-Square, didapatkan pada chi hitung (x2 hitung) sebesar 1,199 yang lebih

kecil dari chi tabel (x2 tabel), yaitu 5,99 Selain itu diperoleh nilai p-value sebesar 0,289

yang lebih besar dari 0,05. Oleh karena itu, cukup alasan untuk menolak H1 maka H0

diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna

antara tingkat pengetahuan responden terhadap penyakit panu.

Page 45: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

30

Table 5.3.4.2 Hubungan Antara Hygiene Personal Siswa / Siswi Terhadap Panu

Panu

Total

x2

hitung

df

x2

tabel

P Tidak

Ada Ada

Hygiene

Personal

Kurang n 22 0 22

0,318

2

5,99

0,94

3

% 100 0 100

Cukup n 85 1 86

% 98,8 1,2 100

Baik n 135 1 136

% 99,3 0,7 100

Total n 242 2 244

% 99,2 0,8 100

Berdasrkan Tabel diatas terlihat bahwa setelah dilakukan penghitungan secara statistic

dengan uji Chi-Square, didapatkan pada chi hitung (x2 hitung)csebesar 0,318 yang lebih

kecil dari chitabel (x2 tabel), yaitu 5,99 Selain itu diperoleh nilai p-value sebesar 0,943

yang lebih besar dari 0,05. Oleh karena itu, cukup alasan untuk menolak H1 maka H0

diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna

antara hygiene personal responden terhadap penyakit panu

Page 46: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

31

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Analisis Univariat Dan Bivariat

Di SMAN 2 Makassar, subjek penelitian dengan pityriasis versicolor didapatkan

pada usia 16 tahun dan 17 tahun. %. Hal serupa juga ditemukan oleh Ebrahimadeh

(2009) di Iran 60% pada usia 10-20 tahun, menurun pada usia 20 -30 tahun. Kumar

(2005) mendapatkan bahwa 31,7% penderita pityriasis versicolor berusia 8-12 tahun.

sendangkan Banerjee (2011) menyebutkan bahwa frekuensi terbanyak penderita pityriasis

versicolor adalah anak usia 11 hingga 14 tahun. Menurut WHO, kejadian pityriasis

versicolor di negara berkembang 16% pada usia 13 tahun, 8-18% pada usia 14-15 tahun,

dan 1% pada usia 5-9 tahun. Infeksi pityriasis versicolor akan meningkat sesuai usia

akibat produksi sebum dan aktivitas fisik. Di SMAN 2 Makassar banyak dilakukan

aktivitas fisik seperti kegiatan ektrakurikuler (PMR dan Paskibraka) dan olahraga pagi,

yaitu sepak bola, jogging, dan voli , serta tennis.

Subjek penelitian dengan pityriasis versicolor terjadi pada laki-laki (100%),

berdasarkan hasil observasi karena kebiasaan siswa laki-laki banyak melakukan aktivitas

olaharaga yang banyak mengeluarkan keringat tanpa memperhatikan kebersihaan dirinya.

Kecenderungan jenis kelamin pada penyakit pityriasis versicolor masih belum jelas.

Penelitian sebelumnya yaitu Benarjee (2011) dan Elsanata (2015) menunjukkan kejadian

pityriasis versicolor lebih banyak pada laki-laki. pada penelitian Ebrahimzadeh (2009),

perempuan memiliki insidens lebih tinggi; tidak ditemukan perbedaan signifikan kejadian

pityriasis versicolor antar gender.

Page 47: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

32

Subjek penelitian dengan pityriasis versicolor semuanya tinggal bersama orang

tuanya. Observasi perilaku kebiasaan seperti mandi satu kali sehari, tidak segera

mengganti pakaian lembap setelah berolahraga, dan kurangnya kesadaran berobat apabila

terinfeksi pityriasis versicolor juga dapat berpengaruh. Perilaku tersebut dapat menjadi

faktor risiko pityriasis versicolor. (Kannur & Kerala, 2017)

Pengetahuan seorang terhadap objek mempunyai tingkatan yang berbeda-beda

dan secara garis besarnya terbagi dalam beberapa tingkat pengetahuan yakni tahu,

memahami, mengamplikasikan, hingga evaluasi yakni berkaitan dengan kemampuan

sesorang untuk melakukan penilaian terhadap objek tertentu. Pengetahuan adalah hasil

dari tahu setelah orang tersebut melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu,

terjadinya penginderaan melalui penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman diri

sendiri maupun pengalaman orang lain, media massa, dan lingkungan. Pengetahuan atau

kognitif merupakan hal yang sangat penting untuk membangun tindakan seseorang .

(Notoadmojo ,2010)

Pengetahuan tentang penyakit pityriasis versicolor tergolong kategori baik pada

62,4% subjek penelitian tidak berpenyakit pityriasis versicolor dan pada 100% subjek

berpenyakit pityriasis versicolor (p >0,05), menunjukkan tidak ada hubungan antara

pengetahuan pityriasis versicolor dan kejadian pityriasis versicolor pada SMAN 2

Makassar. Hasil ini sama dengan penelitian Diana (2018) yang dimana pengetahuan

santri MTs di Pondok Pesantren X Kecamatan Mempawah Hilir tentang penyakit

pityriasis versicolor tergolong kategori baik pada 60,4% subjek penelitian tidak

berpenyakit pityriasis versicolor dan pada 57,8% subjek berpenyakit pityriasis versicolor

Page 48: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

33

(p >0,05), menunjukkan tidak ada hubungan antara pengetahuan pityriasis versicolor dan

kejadian pityriasis versicolor.

Sedangkan Hasil ini berbeda dari penelitian Ramdan (2013) yang mendapatkan

bahwa mayoritas santri yang berperilaku tidak sehat karena kurangnya pengetahuan santri

terhadap kesehatan pribadi ataupun lingkungan. Pengetahuan santri tentang penyakit

panu atau pityriasis versicolor tergolong kategori baik karena penyakit ini mudah dikenali

berupa bercakbercak hipopigmentasi atau hiperpigmentasi di kulit, juga menyebabkan

masalah kosmetik.

Panu menandakan kebersihan badan kurang baik, meliputi: mandi kurang dari dua

kali sehari, bertukar pakaian dengan teman sekamar, tidak mengganti pakaian yang basah

oleh keringat, dan tidak menjemur handuk dan kasur di sinar matahari. Higiene personal

adalah suatu sikap dan praktik yang dilakukan oleh seseorang untuk meningkatkan

derajat kesehatan, memilihara kebersihan diri, meningkatkan rasa percaya diri,

menciptakan keindahan dan mencegah timbulnya penyakit. Adapun tujuan dari higiene

personal untuk meningkatkan derajat kesehatan, memilihara kebersihan diri, mencegah

timbulnya penyakit penyakit, menciptakan keindahan dan meningkatkan rasa percaya diri

(Mardani, 2000)

Hygiene personal siswa / siswi SMAN 2 Makassar tergolong kategori baik pada

55.7% seluruh subjek penelitian dan 50 % pada subjek dengan pityriasis versicolor.

Sedangkan yang tergolong cukup pada seluruh subjek penelitian yaitu 35.2% dan 50 %

pada subjek dengan pityriasis versicolor ; tidak terdapat hubungan antara Personal

Hygiene dan kejadian pityriasis versicolor pada siswa / siswi di SMAN 2 Makassar (p

>0,05). Pada penelitian Diana (2018) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tergolong

Page 49: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

34

kategori baik pada 90,6% seluruh subjek penelitian dan pada 93,3% subjek dengan

pityriasis versicolor; tidak terdapat hubungan antara PHBS dan kejadian pityriasis

versicolor pada santri MTs di Pondok Pesantren X.

Sedangkan pada penelitian Soni (2017) menunjukkan bahwa 58,6% responden

memiliki higiene personal yang buruk dan 21,4% responden mengalami Tinea versicolor

yang mana dari analisis uji chi square, diperoleh bahwa ada hubungan antara higiene

personal dengan kejadian Tinea versicolor pada santri pondok pesantren Darussa’adah

Mojo Agung. Hal tersebut karena perilaku kebersihan diri dipengaruhi oleh beberapa

factor yaitu Citra tubuh (body image), Praktik social, Status sosial ekonomi,

Pengetahuan, Kebudayaan, Kebiasaan dan kondisi fisik. (Potter, 2009)

Dari uraian-urain diatas maka didapatkan pengetahuan siswa / siswi tentang

pityriasis versicolor dan hygiene personal termasuk kategori baik. Hasil uji statistik

menunjukkan tidak terdapat hubungan antara pengetahuan pityriasis versicolor dan

hygiene personal dengan kejadian pityriasis versicolor pada siswa / siswi SMAN 2

Makassar . Hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa factor yang mempengaruhi

pengetahuan dan hygiene personal. Factor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu faktor

internal (Pendidikan ,Pekerjaan, Umur), Faktor Eksternal (Lingkungan dan Sosial

Budaya). (Notoatmodjo, 2003)

6.2 Keterbatasn Penelitian

1. Penelitian ini dilakukan pada saat jam istirahat sehingga dikhawatirkan siswa

tidak fokus dalam pengisian kuesioner penelitian karena ingin cepat keluar untuk

beristirhat

Page 50: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

35

2. Peneliti menggunakan kuesioner tertutup sehingga kurang dapat menggali

pengetahuan responden karena memungkinkan responden untuk asal menjawab

dan kebetulan memilih jawaban dengan pilihan benar.

Page 51: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

36

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan

oleh peneliti, maka dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Pengetahuan siswa / siswi SMAN 2 Makassar tentang penyakit panu mayoritas

berada dalam kategori baik, yaitu 62,7%.

2. Pengetahuan siswa / siswi SMAN 2 Makassar tentang hygiene personal terhadap

penyakit panu mayoritas berada dalam ketegori baik, yaitu 55,7%

3. Kejadian penyakit panu (Pytiriasis Versicolor) pada siswa / siswi SMAN 2

Makassar adalah 0,8%

4. Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian penyakit panu

(Pytiriasis Versicolor) pada siswa / siswi SMAN 2 Makassar

5. Tidak ada hubungan antara hygiene personal dengan kejadian penyakit panu

(Pytiriasis Versicolor) pada siswa / siswi SMAN 2 Makassar

7.2 Saran

Berdasarkan dari kesimpulan diatas, peneliti memberikan saran, yaitu :

1. Bagi siswa / siswi SMAN 2 Makassar diharapkan agar bisa lebih meningkatkan

pengetahuannya mengenai hygiene personal khususnya terhadap penyakit panu

serta membangikan ilmu yang telah didapatnya tersebut kepada teman serta orang

terdekatnya yang lain yang masih kurang pengetahuannya

Page 52: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

37

2. Bagi peneliti selanjutnya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan metode

penelitian yang berbeda, variabel yang berbeda, tempat dan jumlah populasi

berbeda sehingga diperoleh hasil yang lebih baik

Page 53: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

38

DAFTAR PUSTAKA

Aditya K. Gupta and Kelly A. Foley.2015. Antifungal Treatment for Pityriasis

Versicolor. Jurnal of fungi. University of Toronto,Canada.

Banerjee S. Clinical profile of pityriasis versicolor in a referral hospital West Bengal.

J PAD. 2011;21(4):248–52.

Diana Natalia, Sari R, Riska N. Hubungan antara Pengetahuan mengenai Pityriasis

versicolor dan PHBS dengan Kejadian Pityriasis versicolor pada Santri

Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren X Kecamatan Mempawah Hili.

CDK-260/ vol. 45 no. 1 th. 2018.

Direja. 2003, asuhan keperawatan jiwa, Salemba Medika, Yogyakarta

Ebrahimzadeh A. A survey on pityriasis versicolor in the University Students in

Southeast of Iran.2009;29(1):1–5

Elsanata U. Hubungan praktik kebersihan terhadap kejadian pityriasis versicolor studi

observasi analitik pada santri laki-laki di Pondok Pesantren Asy-Syarifah Demak.

Semarang: Universitas Sultan Agung; 2015.

Farzad et al. 2014. Molecular Identification and Prevalence of Malassezia Species in

Pityriasis Versicolor Patients From Kashan. Dermatology Department, Kashan.

7(8): e11561

Frankel, David H. 1999. Field Guide to Clinical Dermatology. Philadelphia :

Lippicott Williams & Wilkins.66-67p

Page 54: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

39

Hayati,I., & Handayani, Z. P. 2014. Identifikasi Jamur Malassezia Furufur pada

nelayan penderita penyakit kulit di RT 09 Kelurahan Malabro Kota

Bengkulu. Jurnal Gradien, 10(1), 972-975.

Isro’in, L. dan Andarmoyo, S., 2012. Personal Hygiene. In Yogyakarta: Graha Ilmu,

pp. 1– 51.

Izzatur R, Zakiul F. 2015. Ilmu Pengetahuan dari John Locke ke Al-Attas. Takengon

Aceh Tengah. Jurnal Pencerahan Volume 9, Nomor 1, Halaman 12-22 .

James E, Fitzpatrick, Joseph. 2007. Dermatology secrets in color. 3rd edition,

Philadelphia : Elsevier. 190p

Kannur, Kerala, 2017. A Clinical and Epidemiological Study of Pityriasis Versicolor.

International Journal of Scientific Study .Vol 5 India.

Kenneth A. Arndt. Jeffrey, 2014. Manual of Dermatologic therapeutics. 8th

edition,Philadelphia : Lippicott Williams & Wilkins.136p

Khrisnamurti, A., 2014. Tingkat pengetahuan siswa SMAN 1 Semarang tentang

Hygiene personal terhadap penyakit panu‟,

Kumar JD, Sengupta S, Dwari BC, Ram MK. Pityriasis versicolor in the pediatric

group. Indian J Dermatol Venerol Leprol. 2005;71(4):259–61.

Mahe A, Hay RJ. Epidemiology and management of common skin diseases in

children in developing countries. 12th ed. Geneva: World Health

Organization; 2005. p. 1-8.

Mardani A. 2000. Infeksi Jamur Kulit. Dalam : Harahap M, editor. Ilmu Penyakit

Kulit. Jakarta : Hipokrates.

Notoadmojo. 2003, Pendidikan perilaku kesehatan,Rineka cipta, Jakarta

Page 55: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

40

Notoadmojo. 2010, Promosi kesehatan teori dan aplikasi, Rineka cipta, Jakarta

Potter PA, Perry AG. 2009. Buku Ajar Fundamental Keperawtan: Konsep, Proses dan

Praktik Edisi 4. Jakarta: EGC

Ramdan AA, Iswari R, Wijaya A. Pola penyakit santri di pondok pesantren modern

Asslamah. J Unnes. 2013;2(1):1–8.

Soni Setiya Wardana. Hubungan hygiene personal terhadap kejadian tinea versicolor

pada santri pria di pondok pesantren darussa’adah mojo agung, lampung

tengah. Fakultas kedokteran universitas lampung Bandar. 2007.

Sri Linuwih, Kusmarinah B, Wresti I. 2016. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi

ke-7. Jakarta : Badan Penerbit UI.103-105p

Sunaryo, 2004. Psikologi untuk keperawatan. Jakarta: EGC. 25-27p

Wartonah, Tarwoto. 2003. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medik.

Page 56: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

41

Lampiran 1

BIODATA PENELITI

Nama Lengkap : Alifah Syafiqah Zata Ismah Zulkifli

Nama Panggilan : Alifah / Fiqah

NIM : C111 15 008

Tempat, Tanggal Lahir : Ujung Pandang, 14 Januari 1998

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Jurusan/Fakultas : Pendidikan Dokter

Nama Orang Tua

Ayah : Zulkifli Djafar

Ibu : Fithriyah Arief Wangsa

Anak Ke : 4

Alamat : Perumahan Dosen UNHAS Tamalanrea Blok AB 25

Telepon : 082296760800

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

SDI Kampus Unhas 1 (2009)

SMPN 12 Makassar (2012)

SMAN 2 Makassar (2015)

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin ( 2015-

Sekarang)

Page 57: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

42

Lampiran 2

NASKAH PENJELASAN UNTUK MENDAPATKAN PERSETUJUAN DARI SUBJEK

PENELITIAN

Assalamualaikum Wr Wb / Salam sejahtera. Saya Alifah Syafiqah Zata Ismah Zulkifli

adalah mahasiswa angkatan 2015 dari Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin . Saya ini

sedang melakukan penelitian mengenai ”Tingkat Pengetahuan Siswa / Siswi SMA Negeri 2

Makassar tentang Personal Hygiene terhadap Penyakit Panu”. Subjek dalam penelitian ini

merupakan siswa / siswi SMA yang sedang mengikuti pembelajaran di SMA Negeri 2 Makassar.

Saya meminta waktunya saudara/i untuk mengisi lembar kuesioner yang hanya

mengambil masa sekitar 5-10 menit. Diharapkan agar saudara/i bersedia untuk menjadi sampel

penelitian saya secara sukarela dan tanpa paksaan. Selama dalam penelitian ini, saudara/i dapat

mengundurkan diri sepanjang waktu penelitian dijalankan tanpa mengurangi pelayanan saudara/i

selama di SMA Negeri 2 Makassar.Manfaat yang bisa diperoleh adalah mendapat pengetahuan

tentang personal hygiene terhadap penyakit panu (Pityriasis versicolor) yang mempengaruhi

kehidupan masyarakat khususnya golongan remaja

Mohon maaf sebelumnya, selama penelitian ini saya tidak memberikan sebarang bentuk

kompensasi kepada saudara/i. Saya mohon kerjasamanya kepada responden dalam memberikan

data yang dibutuhkan dan informasi responden yang diberikan merupakan rahasia.

Sekiranya saudara/i bersetuju untuk menjadi sampel penelitian saya, diminta agar saudara/i dapat

mengisi surat persetujuan responden atau Informed Consent. Terima kasih atas kerjasamanya.

Page 58: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

43

Lampiran 3

FORMULIR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : .............................................................

Umur : .............................................................

Alamat : ............................................................

Setelah mendengar dan mengerti penjelasan yang diberikan mengenai tujuan, manfaat apa yang

akan dilakukan pada penelitian ini, menyatakan setuju untuk ikut dalam penelitian ini secara

sukarela tanpa paksaan.

Saya tahu bahwa keikutsertaan saya ini bersifat sukarela tanpa paksaan, sehingga saya bisa

menolak ikut atau mengundurkan diri dari penelitian ini tanpa kehilangan hak saya untuk

mendapat pelayanan kesehatan. Juga saya berhak bertanya atau meminta penjelasan pada peneliti

bila masih ada hal yang belum jelas atau masih ada hal yang ingin saya ketahui tentang

penelitian ini.

Bila terjadi perbedaan pendapat dikemudian hari kami akan menyelesaikannya secara

kekeluargaan.

NAMA TANDA TANGAN TGL/BLN/THN

Responden

…………………… ……………………… ……………………

Saksi 1

…………………… ……………………… ……………………

Saksi 2

…………………… ……………………… ……………………

Page 59: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

44

Lampiran 4

FORMULIR KUESIONER

I. Karakteristik Responden

Isilah sesuai pernyataan yang di ajukan dan berilah tanda silang (X) terhadap jawaban

yang sesuai

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Perempuan

Laki-laki

Kota Asal :

Makassar

Luar Makassar …………………………

Tempat Tinggal :

Rumah Orang Tua

Kos

Rumah Saudara

Lain-lain …………………………

Riwayat Penyakit Kulit :

Tidak

Ya …………………………

P

L

Page 60: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

45

II. Pertanyaan

Petunjuk pengisian : centang (V) jawaban yang dianggap tepat.

No Pertanyaan Benar Salah

1 Penyakit panu adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi

jamur yang bersifat kronik, memberikan tanda serupa bercak

halus yang berwarna putih sampai coklay hitam, terutama

meliputi badan dan kadang- kadang dapat menyerang ketiak,

lipat paha, lengan dan muka

2. Penyakit panu dapat menular dari seseorang ke orang lain

melaui penggunaan baju ataupun handuk yang sama

3 Menurut para ahli mandi sebaiknya dilakukan 2 kali dalam

sehari

4 Usia merupakan salah satu faktor yang berperan terhadap

terjadinya penyakit panu, remaja merupakan usia yang paling

berpotensi terkena penyakit panu

5 Bersuhu hangat dan lembab (>28 C) merupakan suhu yang

sangat cocok untuk pertumbuhan penyakit panu

6 Terlalu lama terpapar oleh sinar ultraviolet atau sinar

matahari dapat menjadi salah satu penyebab terkenanya

penyakit panu

7 Ada beberapa faktor yang memperberat infeksi penyakit panu

yaitu gizi buruk dan faktor keturunan

8 Sehabis melalukan aktifitas ekstrakulikuler dan kegiatan

lainnya yang mengeluarkan banyak keringat sebaiknya mandi

untuk menghindari perkembangbiakan dari mikrooganisme

dan penyebab penyakit panu

9 Bagian tubuh yang paling sering terkena panu adalah bagian

tubuh yang sering berkeringat

10 Penyakit panu dapat di sembuhkan dengan menjaga

kebersihan diri dan melakukan pengobatan yang teratur

Page 61: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

46

dengan menggunakan obat anti jamur

11 Anda mandi setidaknya dua kali sehari

12 Anda mandi dengan menggunakan perlatan bersama

(handuk / sabun batang)

13 Anda mengganti pakaian dua kali sehari dan mengganti setiap

habis mandi

14 Anda sering bertukar pakaian dengan orang lain

15 Anda sering bertukar handuk dengan orang lain

16 Anda mencuci tangan setelah beraktivitas

17 Anda menggunting kuku apabila sudah panjang

18 Anda menjemur kasur tempat tidur anda sekali seminggu

19 Anda mengganti sprei tidur anda sekali seminggu

20 Anda sering bertukar tempat tidur dengan orang lain

Page 62: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

47

Lampiran 5

Analisis Data

Jenis_Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Perempuan 164 67.2 67.2 67.2

Laki-Laki 80 32.8 32.8 100.0

Total 244 100.0 100.0

umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 15 Tahun 39 16.0 16.0 16.0

16 Tahun 171 70.1 70.1 86.1

17 Tahun 33 13.5 13.5 99.6

18 Tahun 1 .4 .4 100.0

Total 244 100.0 100.0

Tempat_Tinggal

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Rumah Orang Tua 236 96.7 96.7 96.7

Rumah Saudara 1 .4 .4 97.1

Kos 1 .4 .4 97.5

Lain-Lain 6 2.5 2.5 100.0

Total 244 100.0 100.0

panu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Tidak Ada 242 99.2 99.2 99.2

Ada 2 .8 .8 100.0

Total 244 100.0 100.0

Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Kurang 4 1.6 1.6 1.6

Cukup 87 35.7 35.7 37.3

Baik 153 62.7 62.7 100.0

Total 244 100.0 100.0

Page 63: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

48

Hygiene_Personal

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Kurang 22 9.0 9.0 9.0

Cukup 86 35.2 35.2 44.3

Baik 136 55.7 55.7 100.0

Total 244 100.0 100.0

Frekuensi jawaban responden pada pengetahuan panu

No Pertanyaan

Jawaban

Responden Total

Benar Salah

n % n % n %

1 Pengertian Panu 241 0.99 3 0.01 244 1.0

2 Penularan Panu lewat penggunaan pakaian bersama 211 0.86 33 0.14 244 1.0

3 Mandi dua Kali sehari 232 0.95 12 0.05 244 1.0

4 Usia sebagai Faktor Pendukung panu 122 0.50 122 0.50 244 1.0

5 Suhu > 28 celsius sebagai penyebab panu 197 0.81 47 0.19 244 1.0

6 sinar matahari sebagai penyebab panu 158 0.65 86 0.35 244 1.0

7 gizi dan keturunan faktor pemberat panu 98 0.40 146 0.60 244 1.0

8 sehabis banyak keringat, langsung mandi 172 0.70 72 0.30 244 1.0

9 bagian tubuh yang berkeringat 226 0.93 18 0.07 244 1.0

10

Penyakit panu dapat di sembuhkan dengan

menjaga kebersihan diri dan melakukan

pengobatan 237 0.97 7 0.03 244 1.0

Frekuensi jawaban responden pada hygiene personal

No Pertanyaan

Jawaban

Responden Total

Benar Salah

n % n % n %

1 Anda mandi setidaknya dua kali sehari 219 0.90 25 0.10 244 1.0

2

Anda mandi dengan menggunakan perlatan

bersama 83 0.34 161 0.66 244 1.0

3

Anda mengganti pakaian dua kali sehari dan

mengganti setiap habis mandi 221 0.91 23 0.09 244 1.0

4 Anda sering bertukar pakaian dengan orang lain 48 0.20 196 0.80 244 1.0

5 Anda sering bertukar handuk dengan orang lain 38 0.16 206 0.84 244 1.0

6 Anda mencuci tangan setelah beraktivitas 219 0.90 25 0.10 244 1.0

7 Anda menggunting kuku apabila sudah panjang 215 0.88 29 0.12 244 1.0

8

Anda menjemur kasur tempat tidur anda sekali

seminggu 81 0.33 163 0.67 244 1.0

Page 64: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

49

9

Anda mengganti sprei tidur anda sekali

seminggu 132 0.54 112 0.46 244 1.0

10

Anda sering bertukar tempat tidur dengan orang

lain 80 0.33 164 0.67 244 1.0

Pengetahuan * panu Crosstabulation

panu

Total Tidak Ada Ada

Pengetahuan Kurang Count 4 0 4

% within Pengetahuan 100.0% 0.0% 100.0%

Cukup Count 87 0 87

% within Pengetahuan 100.0% 0.0% 100.0%

Baik Count 151 2 153

% within Pengetahuan 98.7% 1.3% 100.0%

Total Count 242 2 244

% within Pengetahuan 99.2% 0.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic

Significance (2-sided)

Pearson Chi-Square 1.199a 2 .549

Likelihood Ratio 1.877 2 .391

Linear-by-Linear Association 1.125 1 .289 N of Valid Cases 244

a. 4 cells (66.7%) have expected count less than 5. The minimum expected

count is .03.

Symmetric Measures

Value

Asymptotic

Standardized

Errora Approximate Tb

Approximate

Significance

Interval by Interval Pearson's R .068 .024 1.061 .290c Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .070 .025 1.088 .278c

N of Valid Cases 244 a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

c. Based on normal approximation.

Hygiene_Personal * panu Crosstabulation

panu

Total Tidak Ada Ada

Hygiene_Personal Kurang Count 22 0 22

% within Hygiene_Personal 100.0% 0.0% 100.0%

Cukup Count 85 1 86

% within Hygiene_Personal 98.8% 1.2% 100.0%

Baik Count 135 1 136

% within Hygiene_Personal 99.3% 0.7% 100.0%

Total Count 242 2 244

% within Hygiene_Personal 99.2% 0.8% 100.0%

Page 65: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

50

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic Significance (2-

sided)

Pearson Chi-Square .318a 2 .853

Likelihood Ratio .485 2 .785 Linear-by-Linear Association .005 1 .943

N of Valid Cases 244 a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected

count is .18.

Symmetric Measures

Value

Asymptotic

Standardized

Errora Approximate Tb

Approximate

Significance

Interval by Interval Pearson's R .005 .049 .071 .944c Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.002 .057 -.034 .973c

N of Valid Cases 244 a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

c. Based on normal approximation.

Pengetahuan * Umur

umur

Total 15 Tahun 16 Tahun 17 Tahun 18 Tahun

Pengetahuan Kurang Count 1 3 0 0 4

% within Pengetahuan 25.0% 75.0% 0.0% 0.0% 100.0%

Cukup Count 13 61 13 0 87

% within Pengetahuan 14.9% 70.1% 14.9% 0.0% 100.0%

Baik Count 25 107 20 1 153

% within Pengetahuan 16.3% 69.9% 13.1% 0.7% 100.0%

Total Count 39 171 33 1 244

% within Pengetahuan 16.0% 70.1% 13.5% 0.4% 100.0%

Pengetahuan * Jenis Kelamin

Jenis_Kelamin

Total Perempuan Laki-Laki

Pengetahuan Kurang Count 4 0 4

% within Pengetahuan 100.0% 0.0% 100.0%

Cukup Count 54 33 87

% within Pengetahuan 62.1% 37.9% 100.0%

Baik Count 106 47 153

% within Pengetahuan 69.3% 30.7% 100.0%

Total Count 164 80 244

% within Pengetahuan 67.2% 32.8% 100.0%

Page 66: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

51

Pengetahuan * Tempat Tinggal

Tempat_Tinggal

Total

Rumah

Orang Tua

Rumah

Saudara Kos Lain-Lain

Pengetahuan Kurang Count 3 0 0 1 4

% within Pengetahuan 75.0% 0.0% 0.0% 25.0% 100.0%

Cukup Count 84 0 1 2 87

% within Pengetahuan 96.6% 0.0% 1.1% 2.3% 100.0%

Baik Count 149 1 0 3 153

% within Pengetahuan 97.4% 0.7% 0.0% 2.0% 100.0%

Total Count 236 1 1 6 244

% within Pengetahuan 96.7% 0.4% 0.4% 2.5% 100.0%

Hygiene Personal * Umur

umur

Total 15 Tahun 16 Tahun 17 Tahun 18 Tahun

Hygiene_Personal Kurang Count 7 11 4 0 22

% within Hygiene_Personal 31.8% 50.0% 18.2% 0.0% 100.0%

Cukup Count 10 64 12 0 86

% within Hygiene_Personal 11.6% 74.4% 14.0% 0.0% 100.0%

Baik Count 22 96 17 1 136

% within Hygiene_Personal 16.2% 70.6% 12.5% 0.7% 100.0%

Total Count 39 171 33 1 244

% within Hygiene_Personal 16.0% 70.1% 13.5% 0.4% 100.0%

Hygiene Personal *Jenis Kelamin

Jenis_Kelamin

Total Perempuan Laki-Laki

Hygiene_Personal Kurang Count 11 11 22

% within Hygiene_Personal 50.0% 50.0% 100.0%

Cukup Count 57 29 86

% within Hygiene_Personal 66.3% 33.7% 100.0%

Baik Count 96 40 136

Page 67: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

52

% within Hygiene_Personal 70.6% 29.4% 100.0%

Total Count 164 80 244

% within Hygiene_Personal 67.2% 32.8% 100.0%

Hygiene Personal *Tempat Tinggal

Tempat_Tinggal

Total

Rumah

Orang Tua

Rumah

Saudara Kos

Lain-

Lain

Hygiene_Personal Kurang Count 21 0 0 1 22

% within Hygiene_Personal

95.5% 0.0% 0.0% 4.5% 100.0%

Cukup Count 83 0 1 2 86

% within

Hygiene_Personal 96.5% 0.0% 1.2% 2.3% 100.0%

Baik Count 132 1 0 3 136

% within

Hygiene_Personal 97.1% 0.7% 0.0% 2.2% 100.0%

Total Count 236 1 1 6 244

% within

Hygiene_Personal 96.7% 0.4% 0.4% 2.5% 100.0%

Panu*Umur

umur

Total 15 Tahun 16 Tahun 17 Tahun 18 Tahun

panu Tidak Ada Count 39 170 32 1 242

% within panu 16.1% 70.2% 13.2% 0.4% 100.0%

Ada Count 0 1 1 0 2

% within panu 0.0% 50.0% 50.0% 0.0% 100.0%

Total Count 39 171 33 1 244

% within panu 16.0% 70.1% 13.5% 0.4% 100.0%

Panu*Jenis Kelamin

Jenis_Kelamin

Total Perempuan Laki-Laki

panu Tidak Ada Count 164 78 242

% within panu 67.8% 32.2% 100.0%

Ada Count 0 2 2

% within panu 0.0% 100.0% 100.0%

Total Count 164 80 244

% within panu 67.2% 32.8% 100.0%

Panu*Tempat Tinggal

Tempat_Tinggal

Total

Rumah Orang

Tua Rumah Saudara Kos Lain-Lain

panu Tidak Ada Count 234 1 1 6 242

% within panu 96.7% 0.4% 0.4% 2.5% 100.0%

Ada Count 2 0 0 0 2

% within panu 100.0% 0.0% 0.0% 0.0% 100.0%

Total Count 236 1 1 6 244

% within panu 96.7% 0.4% 0.4% 2.5% 100.0%

Page 68: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

53

Pengetahuan * Hygiene_Personal Crosstabulation

Hygiene_Personal

Total Kurang Cukup Baik

Pengetahuan Kurang Count 1 0 3 4

% within Pengetahuan 25.0% 0.0% 75.0% 100.0%

Cukup Count 10 34 43 87

% within Pengetahuan 11.5% 39.1% 49.4% 100.0%

Baik Count 11 52 90 153

% within Pengetahuan 7.2% 34.0% 58.8% 100.0%

Total Count 22 86 136 244

% within Pengetahuan 9.0% 35.2% 55.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic

Significance (2-sided)

Pearson Chi-Square 5.283a 4 .259

Likelihood Ratio 6.298 4 .178

Linear-by-Linear Association 1.917 1 .166 N of Valid Cases 244

a. 3 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected

count is .36.

UJI BIVARIAT

umur Jenis_Kelamin Tempat_T

inggal panu Pengetahuan Hygiene_Personal

umur Pearson Correlation 1 .114 -.055 .084 .006 .021

Sig. (2-tailed) .074 .388 .190 .923 .745

N 244 244 244 244 244 244

Jenis_Kelamin Pearson Correlation .114 1 .020 .130* -.031 -.112

Sig. (2-tailed) .074 .755 .042 .629 .082

N 244 244 244 244 244 244

Tempat_Tinggal Pearson Correlation -.055 .020 1 -.016 -.095 -.036

Sig. (2-tailed) .388 .755 .802 .140 .572

N 244 244 244 244 244 244

panu Pearson Correlation .084 .130* -.016 1 .068 .005

Sig. (2-tailed) .190 .042 .802 .290 .944

N 244 244 244 244 244 244

Pengetahuan Pearson Correlation .006 -.031 -.095 .068 1 .089

Sig. (2-tailed) .923 .629 .140 .290 .167

N 244 244 244 244 244 244

Hygiene_Personal Pearson Correlation .021 -.112 -.036 .005 .089 1

Sig. (2-tailed) .745 .082 .572 .944 .167 N 244 244 244 244 244 244

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 69: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

54

Lampiran 6

Page 70: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

55

Page 71: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

56

Page 72: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

57

Page 73: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA / SISWI SMA NEGERI 2 …

58