tingkat pengetahuan kader tentang posyandu di … · v jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan...

65
TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI DESA GENTAN BAKI SUKOHARJO TAHUN 2014 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun oleh : Nurema Wijayanti NIM B11098 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2014

Upload: lyanh

Post on 08-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU

DI DESA GENTAN BAKI SUKOHARJO

TAHUN 2014

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir

Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun oleh :

Nurema Wijayanti

NIM B11098

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2014

Page 2: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,
Page 3: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,
Page 4: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Kader Tentang

Posyandu di Desa Gentan Baki Sukoharjo Tahun 2014”. Karya Tulis Ilmiah ini

disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat

kelulusan dari Program Studi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai

pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena

itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu dra. Agnes Sri Harti, M.Si selaku Ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta.

2. Ibu Retno Wulandari, SST selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan

Kusuma Husada Surakarta.

3. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada

penulis.

4. Ibu Nurul Fajar Ardiani, Amd.Keb selaku Bidan Desa Gentan, Baki,

Sukoharjo yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam

pengambilan data dan penelitian.

5. Ibu Ligna Dwi Ambarwati, Amd.Keb selaku Bidan Desa Waru, Sukoharjo

yang telah bersedia memberikan ijin dan membantu penulis dalam uji

validitas penelitian.

6. Semua kader posyandu Desa Waru dan Desa Gentan, Baki, Sukoharjo yang

telah berpartisipasi dalam pengambilan data penelitian.

7. Semua staff Kelurahan Desa Gentan, Baki, Sukoharjo yang telah bersedia dan

memberikan ijin membantu dalam penelitian penulis.

8. Semua dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada

Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.

Page 5: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

9. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,

oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Mei 2014

Penulis

Page 6: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014

Nurema Wijayanti

B11098

TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU

DI DESA GENTAN BAKI SUKOHARJO

TAHUN 2014

Xiii + 50 halaman + 19 lampiran + 4 tabel + 2 gambar

ABSTRAK

Latar Belakang : Kegiatan posyandu merupakan kegiatan nyata yang melibatkan

partisipasi masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dari masyarakat yang

dilaksanakan oleh kader-kader kesehatan yang telah mendapatkan pendidikan dan

pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar. Pengetahuan

penting dalam memberikan pengaruh terhadap sikap dan tingkah laku kader

terhadap pelayanan posyandu. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di

Bidan Desa Gentan, Baki, Sukoharjo pada tanggal 2 November 2013, hasil

wawancara kepada 8 kader didapatkan 3 kader mengerti tentang posyandu dan 5

kader cukup mengerti tentang posyandu.

Tujuan : Mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang Posyandu di Desa

Gentan Baki Sukoharjo pada kategori baik, cukup dan kurang.

Metode Penelitian : Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif.

Lokasi Penelitian dilakukan di Desa Gentan, Baki, Sukoharjo pada tanggal 5 April

2014. Jumlah sampel sebanyak 33 kader posyandu, dengan teknik pengambilan

sampel simple random sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner,

variabel tunggal, analisa data meggunakan analisa data univariat.

Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukan tingkat pengetahuan kader tentang

Posyandu di Desa Gentan, Baki, Sukoharjo yaitu sebanyak 23 responden (69,7%)

memiliki pengetahuan cukup, 5 responden (15,15%) memiliki pengetahuan baik,

dan 5 responden (15,15%) memiliki pengetahuan kurang.

Kesimpulan : Tingkat pengetahuan kader tentang Posyandu di Desa Gentan,

Baki, Sukoharjo sebagian besar dalam kategori cukup yaitu sebesar 23 responden

(69,7%) yang kemungkinan dipengaruhi pengalaman dan informasi.

Kata Kunci : Pengetahuan, Kader, Posyandu.

Kepustakaan : 26 literatur (Tahun 2004-2011)

Page 7: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

MOTTO

v Sesungguhnya setiap kesulitan disertai dengan kemudahan (QS. Al-Insyirah)

v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha.

v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri.

v Jika suatu saat engkau gagal, jangan hanya berhenti pada keterpurukan mu,

bangkit dan coba lagi !

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati, karya tulis

ilmiah ini penulis persembahkan untuk :

1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat

dan hidayah-Nya sehingga tercipta karya

kecil ini.

2. Ayah, Ibu dan adik ku tercinta yang selalu

memberikan dukungan disetiap langkahku.

3. Seseorang yang selalu memberi semangat

dan doa untuk ku.

4. Teman-teman dan juga sahabat ku Ranny

dan Novi yang juga memberi support.

5. Seluruh dosen dan staff almamater ku

tercinta, yaitu STIKes Kusuma Husada

Surakarta.

Page 8: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

CURICULUM VITAE

Nama : Nurema Wijayanti

Tempat/ Tanggal Lahir : Sukoharjo, 9 Agustus 1993

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jetis RT 02/ 02 Gentan, Baki, Sukoharjo

Riwayat Pendidikan

1. SD N Bratan I Lulus tahun 2005

2. SMP N 9 Surakarta Lulus tahun 2008

3. SMA N 4 Surakarta Lulus tahun 2011

4. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Angkatan 2011

Page 9: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ………………………………………….…………… i

HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………...…. ii

HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………...…….. iii

KATA PENGANTAR ……………………………………………….…… iv

ABSTRAK ………………………………………………………………… vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ………………………………….......... vii

CURICULUM VITAE …………………………………………………... viii

DAFTAR ISI ………………………………………………………...…….. ix

DAFTAR TABEL ……………………………………………………….... xi

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………... xii

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………. ………. xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ……………………………………………... 1

B. Perumusan Masalah ………………………………………... 4

C. Tujuan Penelitian …………………………………………... 4

D. Manfaat Penelitian …………………………………………. 4

E. Keaslian Penelitian ……………………………………….… 5

F. Sistematika Penulisan ………………………………………. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori ……………………………………………… 8

B. Kerangka Teori ……………………………………….……. 30

C. Kerangka Konsep Penelitian ……………………………..… 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ……………………………. 32

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ………………………………. 32

Page 10: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambialan Sampel ……… 33

D. Variabel Penelitian ……………………………………….… 34

E. Definisi Operasional ……………………….…………….…. 34

F. Instrumen Penelitian ………………………….…….………. 35

G. Teknik Pengumpulan Data ………………….….…….…….. 38

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ……….….……….... 39

I. Etika Penelitian ………………………………...…………... 41

J. Jadwal Penelitian …………………………...…………….... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ………………….…… 44

B. Hasil Penelitian ………………………………………….…. 44

C. Pembahasan ………………………………………………... 46

D. Keterbatasan ……………………………………………….. 47

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………... 49

B. Saran ………………………………………………………. 49

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Definisi Operasional ……………………………………………… 35

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner ……………………………………………….. 36

Tabel 4.1 Mean dan Standar Deviasi …………………………………….….. 46

Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Kader tentang Posyandu …………………… 46

Page 12: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Teori ……….……………………………………….. 30

Gambar 2.2 Kerangka Konsep ……………………………………………….. 31

Page 13: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 6. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan

Lampiran 7. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan

Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 9. Surat Persetujuan Responden (Informed Concent)

Lampiran 10. Kuesioner Penelitian

Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesioner

Lampiran 12. Data Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 13. Data Hasil Uji Validitas dan Nilai r Product Moment

Lampiran 14. Data Hasil Uji Reliabilitas

Lampiran 15. Data Tabulasi Hasil Penelitian

Lampiran 16. Mean dan Standar Deviasi Perhitungan SPSS

Lampiran 17. Perhitungan Manual Mean dan Standar Deviasi

Lampiran 18. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden

Lampiran 19. Lembar Konsultasi

Page 14: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehadiran Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di Indonesia telah

memberikan andil yang cukup besar dalam menurunkan angka kematian ibu

dan anak. Posyandu juga mempunyai kontribusi yang besar dalam pencapaian

tujuan pembangunan kesehatan. Dalam hal ini diperlukan upaya untuk

meningkatakan pembangunan kesehatan masyarakat yang dilakukan melalui

pemberdayaan masyarakat, termasuk masyarakat swasta. Salah satu wujud

dari pemberdayaan masyarakat tersebut adalah Posyandu (Kusnani, 2011).

Posyandu merupakan upaya peningkatan kualitas sumber daya

manusia sejak dini melalui layanan sosial dasar masyarakat untuk menunjang

pembangunan. Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat

sehingga pembentukan, penyelenggaraan, dan pemanfaatannya memerlukan

peran serta aktif masyarakat dalam bentuk partisipasi dalam penimbangan

balita setiap bulannya, sehingga dapat meningkatkan status gizi balita.

Kegiatan ini membutuhkan partisipasi aktif ibu-ibu yang memiliki anak balita

untuk membawa balita-balita mereka ke posyandu sehingga mereka dapat

memantau tumbuh kembang balita melalui penimbangan berat badannya

setiap bulan (Permendagri, 2011).

Page 15: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

Secara kuantitas, perkembangan jumlah posyandu sangat

menggembirakan, karena disetiap desa ditemukan sekitar 3-4 posyandu. Pada

saat posyandu dicanangkan pada tahun 1986 jumlah posyandu tercatat

sebanyak 25.000 posyandu, pada tahun 2008 meningkat menjadi 238.699

posyandu, dan pada tahun 2010 menjadi 269.202 posyandu. Ditinjau dari

aspek kualitas masih ditemukan banyak masalah, antara lain kelengkapan

sarana dan keterampilan kader yang belum memadai (Handayani, 2011).

Kegiatan posyandu merupakan kegiatan nyata yang melibatkan

partisipasi masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dari masyarakat

yang dilaksanakan oleh kader-kader kesehatan yang telah mendapatkan

pendidikan dan pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan kesehatan

dasar (Kusnani, 2011).

Kemampuan kader posyandu dalam melakukan konseling dan

penyuluhan gizi ternyata masih kurang sehingga aktifitas pendidikan gizi

menjadi macet. Akhirnya balita yang datang hanya datang ditimbang, dicatat

atau dituliskan hasil penimbangannya di KMS (Buku KIA) tanpa

dimaknakan, kemudian mengambil jatah PMT (Pemberian Makanan

Tambahan) dan pulang. Balita yang sudah selesai mendapatkan imunisasi

lengkap tidak bersedia lagi datang ke posyandu, karena merasa tidak

memperoleh manfaat apa-apa. Jadi, dampak pengetahuan kader terhadap

posyandu yaitu posyandu akan semakin berkualitas sehingga minat

masyarakat ke posyandu meningkat (Ismawati dkk, 2010).

Page 16: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

Keaktifan kader dalam kegiatan posyandu akan meningkatkan

keterampilan karena dengan selalu hadir dalam kegiatan, kader mendapat

tambahan keterampilan dari pembinaan petugas maupun dari teman

sekerjanya. Pengetahuan penting dalam memberikan pengaruh terhadap sikap

dan tingkah laku kader terhadap pelayanan posyandu. Oleh karena itu,

pengetahuan tentang posyandu sangat diperlukan (Sofyawati, 2011).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Bidan Desa

Gentan, Baki, Sukoharjo pada tanggal 2 November 2013 di dapatkan jumlah

posyandu yang ada di wilayah tersebut ada 14 posyandu yaitu Posyandu

Lestari I sampai Posyandu Lestari XIV. Jumlah kader sebanyak 110 orang

dan rata-rata setiap posyandu ada 7 sampai 8 orang kader. Setelah dilakukan

wawancara kepada 8 kader didapatkan 3 kader mengerti tentang posyandu

dan 5 kader cukup mengerti tentang posyandu, dilihat dari ketepatan jawaban

yang diajukan penulis kepada masing-masing kader tersebut.

Berdasarkan studi pendahuluan tersebut dan mengingat pengetahuan

kader yang masih belum maksimal serta pentingnya Posyandu bagi

peningkatan kesehatan masyarakat, peneliti tertarik untuk mengambil judul

“Tingkat Pengetahuan Kader tentang Posyandu di Desa Gentan Baki

Sukoharjo”.

Page 17: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis merumuskan

masalah sebagai berikut : “Bagaimana Tingkat Pengetahuan Kader tentang

Posyandu di Desa Gentan Baki Sukoharjo?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang Posyandu di Desa

Gentan Baki Sukoharjo.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang Posyandu di

Desa Gentan Baki Sukoharjo pada kategori baik.

b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang Posyandu di

Desa Gentan Baki Sukoharjo pada kategori cukup.

c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang Posyandu di

Desa Gentan Baki Sukoharjo pada kategori kurang.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ilmu pengetahuan

Dapat menambah kajian ilmu pengetahuan tentang posyandu.

2. Bagi Peneliti

Dapat menambah dan mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari

perkuliahan dan pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian.

Page 18: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

3. Bagi Institusi

a. Pendidikan

Sebagai bahan referensi bagi pendidikan dan peneliti lain untuk

mengadakan penelitian lebih lanjut tentang posyandu.

b. Posyandu

Dapat meningkatkan kinerja kader dan kualitas posyandu di Desa

Gentan Baki Sukoharjo sehingga derajat kesehatan masyarakat

setempat menjadi lebih baik.

E. Keaslian Penelitian

1. Nur Rahman (2005), dengan judul “Pengetahuan Kader tentang Posyandu

di Desa Kudu Sukoharjo Tahun 2005”. Jenis penelitian deskriptif. Populasi

penelitian ini adalah kader posyandu di Desa Kudu Sukoharjo yang

berjumlah 30 orang, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

dengan total sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Hasil

penelitian menggambarkan pengetahuan kader tentang posyandu di Desa

Kudu Sukoharjo, pengetahuan kader yang dikategorikan baik adalah 40%,

cukup 46%, dan kategori kurang adalah 14%.

2. Ika Ayuning Tyas (2010), dengan judul “Pengetahuan Kader tentang

Posyandu di Purwosari Surakarta Tahun 2010”. Jenis penelitian adalah

deskriptif. Populasi penelitian ini adalah kader posyandu di Purwosari

Surakarta pada bulan Juni tahun 2010 sejumlah 30 responden dengan

menggunakan teknik accidental sampling. Alat pengumpulan data

Page 19: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

menggunakan format kuesioner. Hasil penelitian yaitu gambaran

pengetahuan kader tentang posyandu dengan 6 responden (20%)

mempunyai pengetahuan baik, 20 responden (66,67%) mempunyai

pengetahuan cukup, dan 4 responden (13,33%) mempunyai pengetahuan

kurang.

Persamaan penelitian ini dengan keaslian terletak pada instrumen

penelitian yang digunakan yaitu kuesioner. Sedangkan perbedaan keaslian

dengan penelitian ini antara lain pada waktu penelitian April 2014, dan

tempat penelitian di Desa Gentan Baki Sukoharjo. Jenis penelitian

deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah seluruh kader di Desa

Gentan Baki Sukoharjo yang berjumlah 110 orang dengan sampel 33

responden dan teknik pengambilan sampel yang digunakan simple random

sampling. Hasil penelitian ini menggambarkan pengetahuan kader tentang

posyandu di Desa Gentan Baki Sukoharjo, dimana pengetahuan kader

yang dikategorikan baik sebanyak 5 responden (15,15%), cukup 23

responden (69,7%), dan kurang sebanyak 5 responden (15,15%).

F. Sistematika Penulisan

Untuk mengetahui secara menyeluruh, penulis akan menguraikan

Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah terdiri dari BAB I sampai BAB V

yang saling berhubungan. Adapun sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah

adalah sebagai berikut :

Page 20: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian

penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini menjelaskan teori-teori dari masalah yang akan

diteliti yaitu teori tentang pengetahuan, kader, dan posyandu,

kerangka teori serta kerangka konsep penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini berisi tentang jenis dan rancangan penelitian,

lokasi dan waktu penelitian, populasi sampel dan teknik

pengambilan sampel, instrumen penelitian, teknik pengumpulan

data, variabel penelitian, definisi operasional, metode pengolahan

dan analisa data, dan etika penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini berisikan gambaran umum tempat penelitian, hasil

penelitian, pembahasan hasil penelitian dan keterbatasan

penelitian.

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 21: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera

pengelihatan, pendengaran, penciuman, perasaan, dan peraba. Sebagian

besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

(Notoatmodjo, 2010).

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007), faktor -faktor yang mempengaruhi

pengetahuan adalah :

1) Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan

kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan

berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses

belajar, semakin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang

tersebut untuk menerima informasi. Semakin banyak informasi yang

masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang

kesehatan.

Page 22: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

2) Informasi/ Media Massa

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun

non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate

impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan

pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam

media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat

tentang inovasi baru.

3) Sosial Budaya dan Ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa

melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan

demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak

melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan

tersediannya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu,

sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan

seseorang.

4) Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu,

baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan

berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan kedalam

individu yang berada dalam lingkungan tersebut.

5) Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang

Page 23: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah

yang dihadapi masa lalu.

6) Umur

Umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir

seseorang. Semakin bertambah umur akan semakin berkembang pula

daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang

diperolehnya semakin membaik.

c. Tingkat Pengetahuan

Tingkat pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif

mempunyai 6 tingkatan menurut Notoatmodjo (2005), yaitu :

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Tahu merupakan tingkatan pengetahuan

yang paling rendah karena tingkatan ini hanya mengingat kembali

(recall) terhadap suatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari

atau rangsangan yang diterima.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

Page 24: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

3) Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menerapkan atau

menggunakan materi yang sudah dipelajari pada situasi kondisi riil

(sebenarnya).

4) Analisis (Analysis)

Analisis diartikan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih

didalam satu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya

satu sama lain.

5) Sintesis (Synthesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru

dari formulasi-formulasi yang ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau suatu objek

berdasarkan kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan

kriteria-kriteria yang telah ada.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan

wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang

ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman

pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dapat disesuaikan

dengan tingkatan-tingkatan diatas (Notoatmodjo, 2007).

Page 25: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

d. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), ada beberapa cara untuk

memperoleh pengetahuan, yaitu :

1) Cara Coba-Salah (Trial and Error)

Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan mungkin

sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini dilakukan dengan

menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan

apabila kemungkinan itu tidak berhasil, maka dicoba kemungkinan

yang lain sampai masalah tersebut dapat dipecahkan.

2) Cara Kekuasaan atau Otoritas

Sumber pengetahuan dengan cara ini dapat berupa pimpinan-

pimpinan masyarakat baik formal atau informal, ahli agama,

pemegang pemerintah, dan berbagai prinsip orang lain yang

mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau

membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris maupun

penalaran sendiri.

3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh

pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang

pernah diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi

masa lalu.

Page 26: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

4) Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan

Cara baru dalam memperoleh pengetahuan dewasa ini lebih

sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut “metode penelitian

ilmiah”, atau lebih popular disebut metodologi penelitian (research

methodology).

e. Kriteria Tingkat Pengetahuan

Menurut Riwidikdo (2009), pengetahuan seseorang dapat

diketahui dan diinterpretasikan dengan perhitungan sebagai berikut :

a) Baik, bila nilai yang diperoleh responden adalah (x) > mean + 1SD

b) Cukup, apabila nilai yang diperoleh responden adalah

mean – 1SD ≤ (x) ≤ mean + 1SD

c) Kurang, apabila nilai yang diperoleh responden adalah

(x) < mean - 1SD

2. Kader

a. Pengertian Kader

Kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan

untuk masyarakat, yang bertugas membantu kelancaran pelayanan rutin

di posyandu. Sehingga seorang kader posyandu harus mau bekerja

secara sukarela dan ikhlas, mau dan sanggup melaksanakan kegiatan

posyandu, serta mau dan sanggup menggerakkan masyarakat untuk

melaksanakan dan mengikuti kegiatan posyandu (Ismawati dkk, 2010).

Page 27: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

Kader kesehatan adalah tenaga sukarela yang dipilih oleh

masyarakat dan bertugas mengembangkan masyarakat. Dalam hal ini

kader disebut juga sebagai penggerak atau promotor kesehatan

(Yulifah dan Yuswanto, 2009).

Menurut Ismawati dkk (2010), seorang warga masyarakat dapat

diangkat menjadi seorang kader Posyandu apabila memenuhi

persyaratan sebagai berikut :

1) Dapat membaca dan menulis

2) Berjiwa sosial dan mau bekerja secara relawan

3) Mengetahui adat istiadat serta kebiasaan masyarakat

4) Mempunyai waktu yang cukup

5) Bertempat tinggal di wilayah Posyandu

6) Berpenampilan ramah dan simpatik

7) Mengikuti pelatihan-pelatihan sebelum menjadi kader posyandu

b. Peran Kader

Menurut Meilani dkk (2009), peran dan fungsi kader sebagai

pelaku penggerakan masyarakat :

1) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

2) Pengamatan terhadap masalah kesehatan di desa

3) Upaya penyehatan lingkungan

4) Peningkatan kesehatan ibu, bayi, dan anak balita

5) Pemasyarakatan keluarga sadar gizi (Kadarzi)

Page 28: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

c. Fungsi Kader

Menurut Depkes (2010), fungsi kader adalah :

1) Melakukan pencatatan, memantau, dan evaluasi kegiatan

Poskesdes bersama bidan

2) Mengembangkan dan mengelola Upaya Kesehatan Bersumberdaya

Masyarakat (PHBS, Kesling, Kadarzi, Dana Sehat, TOGA, dan

lain-lain)

3) Mengidentifikasi dan melaporkan kejadian masyarakat yang

berdampak terhadap kesehatan masyarakat (surveilance berbasis

masyarakat)

4) Pemecahan masalah bersama masyarakat

d. Tugas Kader

Menurut Fallen dan Dwi (2010), kegiatan pokok yang dilakukan

kader adalah sebagai berikut :

1) Kegiatan di Posyandu

(a) Melaksanakan pendaftaran

(b) Menimbang bayi dan balita, ibu hamil, ibu menyusui, Pasangan

Usia Subur (PUS) atau Wanita Usia Subur (WUS)

(c) Melaksanakan pencatatan hasil penimbangan

(d) Mengisi KMS

(e) Memberikan penyuluhan

(f) Memberi dan membantu pelayanan

Page 29: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

2) Kegiatan diluar Posyandu

(a) Mengajak ibu-ibu untuk datang pada hari kegiatan Posyandu

(b) Melaksanakan kegiatan yang menunjang upaya kesehatan

lainnya yang sesuai dengan permasalahan kesehatan yang ada,

misalnya :

(1) Pemberantasan penyakit menular

(2) Penyehatan rumah dan pembuangan sampah

(3) Pembersihan sarang nyamuk

(4) Penyediaan sarana air bersih

(5) Penyediaan saran jamban keluarga

(6) Pembuatan sarana pembuangan air limbah

Menurut Wiku (2007), tugas kader adalah sebagi berikut :

1) Pada hari buka Posyandu :

(a) Menyiapkan tempat pelaksanaan, peralatan, sarana dan

prasarana Posyandu termasuk menyiapkan dan memberikan

makanan tambahan.

(b) Melaksanakan pendaftaran pengunjung Posyandu

(c) Melaksanakan penimbangan balita dan ibu hamil yang

berkunjung ke Posyandu.

(d) Mencatat hasil penimbangan di KMS atau buku KIA dan

mengisi buku register Posyandu.

(e) Memberikan pelayanan kesehatan dan KB sesuai dengan

kewenangannya. Misalnya memberikan vitamin A,

Page 30: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

pemberian tablet zat besi, oralit, pil KB, Kondom. Apabila

pada hari buka tenaga kesehatan Puskesmas datang

berkunjung, penyelenggaraan pelayanan dan KB ini

dilakukan bersama petugas kesehatan.

(f) Setelah pelayanan kesehatan Posyandu selesai, kader bersama

petugas melengkapi pencatatan dan membahas hasil kegiatan

tindak lanjut

2) Diluar hari Posyandu antara lain :

(a) Mengadakan kemutakhiran data sasaran Posyandu : bayi,

anak balita, ibu hamil, dan ibu menyusui.

(b) Membuat grafik SKDN, yaitu S : Seluruh balita yang

bertempat tinggal di wilayah kerja posyandu, K : Jumlah

balita yang mempunyai Kartu Menuju Sehat atau buku KIA,

D : Jumlah balita yang datang dan ditimbang pada hari buka

Posyandu, N : Jumlah balita yang ditimbang berat badannya

dan berat badannya naik.

(c) Melakukan tindak lanjut terhadap : sasaran yang tidak datang,

sasaran yang memerlukan penyuluhan lebih lanjut,

memberitahukan kepada kelompok sasaran agar berkunjung

ke Posyandu pada hari buka, melakukan kunjungan tatap

muka ke tokoh masyarakat, dan menghadiri pertemuan rutin

kelompok masyarakat atau organisasi keagamaan.

Page 31: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

e. Pelatihan Kader

Menurut Ismawati dkk (2010), seorang calon kader wajib

mengikuti pelatihan-pelatihan sebelum menjadi kader posyandu. Hal

ini di karenakan ketika menjadi seorang kader dalam tugasnya akan

sering melakukan berbagai penyuluhan. Sehingga kader harus

menguasai berbagai teknik keterampilan dan pengetahuan, yaitu :

1) Keterampilan komunikasi interpersonal

Keterampilan ini penting karena dalam melaksanakan tugasnya

seorang kader perlu memahami kebutuhan masyarakat, serta perlu

menguasai teknik-teknik komunikasi yang efektif agar informasi

dan pesan yang disampaikan kepada masyarakat dapat dimengerti

dengan baik dan dilaksanakan.

2) Keterampilan yang berhubungan dengan kegiatan di posyandu

(pencatatan, pelaporan, penimbangan, dan lain-lain).

Kader perlu memahami sistem pencatatan dan pelaporan yang

benar, agar dapat memperoleh data yang mampu membantu kader

mengidentifikasi masyarakat yang perlu dikunjungi dan memeroleh

perhatian khusus.

3) Pengetahuan kesehatan dasar dan gizi

Pemahaman kader yang baik mengenai kesehatan dasar dan gizi

dapat membantu kader untuk lebih efektif dalam memberikan

informasi dengan benar. Calon kader wajib mengikuti pelatihan-

Page 32: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

pelatihan sebelum menjadi dan melaksanakan kewajiban sebagai

kader posyandu.

Calon kader wajib mengikuti pelatihan-pelatihan tentang konsep

pelaksanaan posyandu serta materi-materi yang berkaitan dengan

kesehatan dasar dan gizi, antara lain :

1) Konsep posyandu balita

2) Gizi seimbang, penentuan status gizi balita, cara penentuan Bawah

Garis Merah (BGM), serta pengukuran status gizi dengan

menggunakan KMS (Kartu Menuju Sehat)

3) Pemanfaatan dan pemberian ASI Eksklusif

4) Makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang sehat

5) Penyakit yang sering diderita oleh balita, Pertolongan Pertama

Pada Kecelakan (PPPK) dan pengobatan balita di rumah

6) Stimulasi tumbuh kembang anak

7) Pengukuran antropometri

3. Posyandu

a. Pengertian Posyandu

Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan

dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan

disuatu wilayah kerja Puskesmas, dimana program ini dapat

dilaksanakan di balai dusun, balai kelurahan, maupun tempat-tempat

lain yang mudah di datangi oleh masyarakat (Ismawati, 2010).

Page 33: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

b. Tujuan Penyelenggaraan Posyandu

Menurut Sembiring (2004), tujuan penyelenggaraan Posyandu

antara lain :

1) Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu

(Ibu hamil, melahirkan, dan nifas).

2) Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk

mengembangkan kegiatan kesehatan dan Keluarga Berencana (KB)

serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya

masyarakat sehat sejahtera.

3) Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga

Sejahtera, Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi

Keluarga Sejahtera.

c. Manfaat Posyandu

Menurut WHO dalam Ismawati dkk (2010), manfaat posyandu

antara lain :

1) Bagi Masyarakat

Adapun manfaat posyandu bagi masyarakat adalah memperoleh

kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan

bagi anak balita dan ibu, pertumbuhan anak balita terpantau

sehingga tidak menderita gizi kurang atau gizi buruk. Bayi dan

anak balita mendapatkan kapsul vitamin A, bayi memperoleh

imunisasi lengkap, ibu hamil juga akan terpantau berat badannya

dan memperoleh tablet tambah darah serta imunisasi TT, ibu nifas

Page 34: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

memperoleh kapsul vitamin A dan tablet tambah darah serta

memperoleh penyuluhan kesehatan yang berkaitan tentang

kesehatan ibu dan anak.

2) Bagi Kader

Mendapatkan berbagai informasi kesehatan lebih dahulu dan lebih

lengkap. Ikut berperan secara nyata dalam tumbuh kembang anak

balita dan kesehatan ibu. Citra diri meningkat dimata masyarakat

sebagai orang yang terpercaya dalam bidang kesehatan menjadi

panutan karena telah mengabdi demi pertumbuhan anak dan

kesehatan ibu.

d. Pembinaan Posyandu

Menurut Sembiring (2004), Pembinaan Posyandu ada 3 intervensi

yaitu :

1) Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival) yang

ditujukan untuk menjaga kelangsungan hidup anak sejak janin

dalam kandungan ibu sampai usia balita.

2) Pembinaan perkembangan anak (Child Development) yang

ditujukan untuk membina tumbuh kembang anak secara sempurna,

baik fisik maupun mental sehingga siap menjadi tenaga kerja

tangguh.

3) Pembinaan kemampuan kerja (Employment) yang dimaksud untuk

memberikan kesempatan berkarya dan berkreasi dalam

pembangunan bangsa dan Negara.

Page 35: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

Intervensi 1 dan 2 dapat dilaksanakan sendiri oleh masyarakat

dengan sedikit bantuan dan pengarahan dari petugas penyelenggara

dan pengembangan posyandu merupakan strategi yang tepat untuk

intervensi ini. Intervensi ke 3 perlu dipersiapkan dengan

memperhatikan aspek-aspek politik, ekonomi, sosial budaya

(Sembiring, 2004).

e. Kegiatan Pokok Posyandu

Menurut Sembiring (2004), kegiatan pokok posyandu antara lain :

1) KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)

2) KB (Keluarga Berencana)

3) Pemberian Imunisasi

4) Penyuluhan Gizi

5) Penanggulangan Diare

f. Sasaran Posyandu

Menurut Intanghina (2009), sasaran dalam pelayanan kesehatan di

Posyandu adalah :

1) Bayi berusia kurang dari 1 tahun

2) Anak balita berusia 1-5 tahun

3) Ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu nifas

4) WUS (Wanita Usia Subur)

5) PUS (Pasangan Usia Subur)

Page 36: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

g. Dana Pelaksanaan Posyandu

Dana pelaksanaan Posyandu berasal dari swadaya masyarakat

melalui gotong royong dengan kegiatan jimpitan beras dan hasil

potensi desa lainnya serta sumbangan dari donatur yang tidak mengikat

yang dihimpun melalui kegiatan Dana Sehat (Ismawati, 2010).

h. Jenjang Posyandu

Menurut Konsep Arrif dalam Ismawati (2010), jenjang Posyandu

dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu sebagai berikut :

1) Posyandu Pratama (warna merah)

Posyandu Pratama memiliki ciri-ciri :

(a) Kegiatan belum mantap

(b) Kegiatan belum rutin

(c) Jumlah kader terbatas

2) Posyandu Madya (warna kuning)

Posyandu Madya memiliki ciri-ciri :

(a) Kegiatan lebih teratur

(b) Jumlah kader 5 (lima) orang

3) Posyandu Purnama (warna hijau)

Posyandu Purnama memiliki ciri-ciri :

(a) Kegiatan sudah teratur

(b) Cakupan program atau kegiatannya baik

(c) Jumlah kader 5 orang

(d) Mempunyai program tambahan

Page 37: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

4) Posyandu Mandiri (warna biru)

Posyandu Mandiri memiliki ciri-ciri :

(a) Kegiatan secara teratur dan mantap

(b) Cakupan program atau kegiatannya baik

(c) Memiliki Dana Sehat dan JPKM (Jaminan Pemeliharaan

Kesehatan Masyarakat) yang mantap

i. Sistem Lima Meja di Posyandu

Menurut Aprilia (2009), sistem lima meja di Posyandu yaitu :

1) Meja I (Pendaftaran)

(a) Balita didaftar dalam formulir pencatatan balita.

(b) Bila anak sudah memiliki KMS, berarti bulan yang lalu anak

sudah ditimbang. Minta KMSnya, namanya dicatat pada

secarik kertas. Kertas ini diselipkan di KMS kemudian ibu

balita diminta membawa anaknya menuju tempat penimbangan.

(c) Bila anak belum punya KMS, berarti baru bulan ini ikut

penimbangan. Maka, ambil KMS baru. Kolomnya didisi secara

lengkap. Nama anak dicatat pada secarik kertas.

(d) Dalam pendaftaran diusahakan semua warga dalam cakupan

posyandu tersebut terdaftar, baik pendaftar lama maupun

pendaftar baru.

(e) KMS yang diterima harus diteliti terlebih dahulu oleh kader

agar KMS yang dibawa ibu adalah KMS yang benar dan bukan

KMS milik balita lain.

Page 38: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

(f) KMS harus diberikan kembali kepada ibu setelah pelaksanaan

posyandu selesai dan berpesan kepada ibu agar menyimpan dan

membawanya kembali pada posyandu berikutnya.

2) Meja II (Penimbangan Balita)

(a) Dacin disiapkan oleh kader sebelum posyandu dimulai

sehingga ketika posyandu dimulai dacin sudah siap digunakan.

Kemudian anak ditimbang oleh kader yang bertugas. Kader

harus mengetahui cara penimbangan yang benar dan aman.

Penimbangan dibaca hingga tingkat ketelitian 0,1 kg.

Perhatikan bandul dacin agar tidak mengenai balita yang

ditimbang dan balita disekitar dacin.

(b) Hasil penimbangan berat anak dicatat pada secarik kertas yang

telah diselipkan oleh kader pada meja pendaftaran tepatnya

dibawah nama yang tertera pada secarik kertas tersebut.

Selipkan kembali kertas yang telah tertera nama dan berat

badan ini ke dalam KMS. Pastikan kertas ini tidak jatuh atau

hilang.

3) Meja III (Pencatatan)

(a) Buka KMS balita yang bersangkutan dengan hati-hat, pastikan

secarik kertas yang telah tertera nama dan berat bandan balita

terdapat didalamnya.

Page 39: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

(b) Pastikan nama yang tertera dalam secarik kertas tersebut sesuai

dengan KMSnya kemudian pindahkan hasil penimbangan anak

dari secarik kertas ke KMS-nya.

(c) Pada penimbangan pertama, isilah semua kolom yang tersedia

pada KMS dengan lengkap sesuai dengan keadaan balita

tersebut.

(d) Bila ada kartu kelahiran, catatlah bulan lahir anak dari kartu

tersebut.

(e) Bila tidak ada kartu kelahiran tetapi ibu ingat, catatlah bulan

lahir anak sesuai ingatan ibunya.

(f) Bila ibu tidak ingat semua, dan hanya tahu umur anaknya yang

sekarang, perkirakan bulan lahir dan catat.

(g) Cantumkan bulan lahir anak pada kolom.

(h) Kemudian, isilah semua kolom bulan secara berurutan.

(i) Setelah anak ditimbang, tuliskan TITIK (.) berat badannya pada

TITIK TEMU garis tegak (sesuai dengan bulan penimbangan)

dengan garis datar (sesuai dengan garis penimbangan dalam

kilogram). Pada penimbangan selanjutnya, kedua TITIK

dihubungkan dengan garis. Pada bulan berikutnya tidak

ditimbang, dan bulan berikutnya ditimbang maka kedua TITIK

tidak dihubungkan.

Page 40: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

(j) Selain titik berat badan dan garis hubung, catat juga semua

kejadian yang diderita anak. Kejadian itu dicatat dalam garis

tegak, sesuai dengan bulan yang bersangkutan.

4) Meja IV (Penyuluhan)

Mintalah KMS anak. Perhatikan umur dan hasil penimbangan pada

bulan ini. Ibu balita diberi penyuluhan :

(a) Pentingnya menimbang balita setiap bulan untuk mengetahui

pertumbuhan balita. Balita BGM harus dirujuk ke tenaga

kesehatan.

(b) Pentingnya ASI saja (ASI Eksklusif) sampai anak berumur 6

bulan.

(c) Pentingnya pemberian makanan pendamping ASI bagi anak

berumur diatas 4 bulan.

(d) Pentingnya ibu memberikan ASI sampai anak berumur 2 tahun.

(e) Pentingnya imunisasi lengkap untuk pencegahan penyakit pada

balita (lihat kolom imunisasi pada KMS-nya)

(f) Pentingnya pemberian vitamin A untuk pencegahan kebutaan

dan daya tahan tubuh anak. Setiap bulan Februari dan Agustus,

bayi 6-12 bulan dan anak balita 1-5 tahun diberi 1 kapsul

vitamin A.

(g) Pentingnya latihan atau stimulasi perkembangan anak balita di

rumah.

Page 41: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

(h) Tentang bahaya diare bagi balita. ASI terus diberikan seperti

biasa, walaupun anak sedang diare.

(i) Tentang bahaya infeksi saluran pernafasan akut, balita batuk

pilek dengan napas sesak atau sukar bernafas harus dirujuk ke

tenaga kesehatan.

(j) Tentang demam pada balita sering merupakan tanda-tanda

malaria, campak, demam berdarah dapat membahayakan jiwa

anak. Anak demam, rujuk ke tenaga kesehatan.

(k) Tentang pentingnya memelihara gigi dan mulut.

5) Meja V (Pelayanan KB dan Kesehatan)

(a) Imunisasi

Imunisasi dilakukan oleh tenaga kesehatan yang hadir dalam

posyandu tersebut, kader tidak diperbolehkan melakukan

imunisasi kepada balita. Penyuntikan imunisasi dilakukan pada

balita dalam kondisi sehat, apabila terdapat balita sakit

imunisasi ditunda hingga balita tersebut sembuh.

(b) Pemberian vitamin A

Pemberian vitamin A dosis tinggi berupa obat tetes ke mulut

tiap bulan Februari dan Agustus. Vitamin A harus diberikan

oleh tenaga kesehatan di posyandu, vitamin A tidak

diperbolehkan diberikan kepada ibu dibawa pulang untuk

memastikan cara memberikan obat tetes dengan benar.

Page 42: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

(c) Pembagian pil atau kondom

Pil atau kondom diberikan pada Pasangan Usia Subur yang

ingin menunda kehamilan ataupun tidak ingin mempunyai anak

lagi, sebelum dibagikan Pasangan Usia Subur diberi tahu cara

penggunaannya agar dapat digunakan secara tepat.

(d) Pengobatan Ringan

Pengobatan yang diadakan pada posyandu sebatas obat yang

ringan seperti : batuk, pilek, panas, dan lain-lain. Apabila

dijumpai penyakit yang agak serius segera dirujuk ke

pelayanana kesehatan yang lebih tinggi.

(e) Konsultasi KB-Kesehatan

Konseling KB diberikan pada Pasangan Usia Subur yang ingin

menjadi akseptor KB, konsultasi KB yang diberikan dimulai

dari kontrasepsi sederhana, kontrasepsi pil, suntik, susuk, IUD,

kontrasepsi darurat hingga kontrasepsi mantap. Diberikan pula

cara penggunaan, efek samping, indikasi, serta kontra

indikasinya.

(f) Pemeriksaan Kehamilan

Pemeriksaan kehamilan dilakukan oleh bidan dalam ruang

periksa yang telah disediakan. Pemeriksaan di posyandu tetap

mengikuti standar minimal 5T (Timbang, Tensi, TFU, TT,

Tablet Besi).

Page 43: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

B. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori

(Sumber : Modifikasi Notoatmodjo (2007), Ismawati dkk (2010), Aprilia (2009)

dan Sembiring (2004))

Pengetahuan

Faktor-faktor yang

mempengaruhi

pengetahuan :

1. Pendidikan

2. Informasi/ media

Massa

3. Sosial Budaya dan

Ekonomi

4. Lingkungan

5. Pengalaman

6. Umur

Posyandu meliputi :

1. Pengertian Posyandu

2. Tujuan

penyelenggaraan

Posyandu

3. Manfaat Posyandu

4. Pembinaan Posyandu

5. Kegiatan pokok

Posyandu

6. Sasaran Posyandu

7. Dana pelaksanaan

Posyandu

8. Jenjang Posyandu

9. Sistem 5 Meja

Tingkat

pengetahuan :

1. Tahu

2. Memahami

3. Aplikasi

4. Analisis

5. Sintesis

6. Evaluasi

Kader meliputi :

1. Pengertian

Kader

2. Peran Kader

3. Fungsi Kader

4. Tugas Kader

5. Pelatihan Kader

Page 44: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

C. Kerangka Konsep

Keterangan :

= Variabel yang diteliti

= Variabel yang tidak diteliti

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Tingkat Pengetahuan Kader

tentang Posyandu

Baik

Cukup

Kurang

Faktor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan :

1. Pendidikan

2. Informasi/ media Massa

3. Sosial Budaya dan

Ekonomi

4. Lingkungan

5. Pengalaman

6. Umur

Page 45: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif

kuantitatif. Menurut Notoatmodjo (2010), penelitian deskriptif yaitu

penelitian yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya

bertujuan untuk melihat gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang

terjadi di dalam suatu populasi tertentu. Menurut Riduwan (2008), kuantitatif

adalah data yang berwujud angka. Dalam penelitian ini penulis

mendiskripsikan pengetahuan kader tentang Posyandu.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Lokasi adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data

selama kasus berlangsung (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilakukan

di Desa Gentan, Baki, Sukoharjo.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah rentang waktu yang digunakan untuk

pelaksanaan penelitian (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilaksanakan

pada tanggal 5 April 2014.

Page 46: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

C. Populasi, Sampel dan Teknik Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Arikunto, 2010).

Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah semua kader

di Desa Gentan, Baki, Sukoharjo. Populasi kader di desa tersebut adalah

sebanyak 110 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010).

Apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga

penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika subjeknya

besar atau lebih dari 100 maka dapat diambil 10-15% atau 20-30% atau

lebih (Arikunto, 2010). Pengambilan sampel pada penelitian ini

menggunakan 30% dari populasi yang ada, sehingga sampel yang didapat

yaitu :

30

100110 = 33

Jadi sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 33 kader.

3. Teknik Pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel merupakan suatu proses seleksi

sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada,

sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada

(Hidayat, 2009).

Page 47: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

Teknik simple random sampling yaitu dengan cara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi, pengambilannya

dilakukan dengan cara dilotere dari seluruh jumlah populasi. Pada

penelitian pengambilannya menggunakan nomor dan nama dengan cara

dilotere (Hidayat, 2009). Teknik pengambilan sampel yang digunakan

pada penelitian ini adalah menggunakan simple random sampling,

dengan cara dilotre pada 14 posyandu, masing-masing posyandu diambil

2 sampai 3 orang sebagai sampel.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010).

Dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat

pengetahuan kader tentang posyandu.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang

lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti

(Notoatmodjo, 2010).

Page 48: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala Ukur Variasi

Pengukuran

Pengetahuan

kader tentang

Posyandu

Kemampuan kader

dalam menjawab

pernyataan yang

dituangkan dalam

kuesioner mengenai

Posyandu meliputi :

Pengertian,Tujuan,

Manfaat,

Pembinaan,Kegiatan

pokok,Sasaran,

Dana pelaksanaan,

Jenjang Posyandu,

Sistem 5 meja

Kuesioner Ordinal a. Baik = (x) >

mean + 1 SD

b. Cukup = mean

– 1 SD ≤ x ≤

mean + 1 SD

c. Kurang = (x)

< mean – 1

SD

(Riwidikdo, 2009)

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk

pengumpulan data (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini instrumen

yang digunakan adalah lembar kuesioner. Menurut Notoatmodjo (2010),

Kuesioner diartikan sebagai daftar pernyataan yang sudah tersusun dengan

baik, sudah matang, dimana responden hanya memberi tanda-tanda tertentu.

Kuesioner yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah

kuesioner tertutup mengenai pengetahuan kader tentang posyandu. Menurut

Arikunto (2010), kuesioner tertutup adalah kuesioner yang sudah disediakan

jawabannya, sehingga responden tinggal memilih. Responden hanya tinggal

memberi tanda check (√) pada jawaban benar atau salah pada lembar

kuesioner yang telah disediakan. Dalam pernyataan terdapat 2 pernyataan

yaitu pernyataan favorable (+) dan unfavorable (-). Untuk pernyataan

Page 49: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

favorable (+) jawaban benar diberi nilai 1 dan jawaban salah diberi nilai 0.

Untuk pernyataan unfavorable (-) jawaban benar diberi nilai 0 dan jawaban

salah diberi nilai 1. Adapun kisi-kisi kuesioner pengetahuan tentang

Posyandu sebagai berikut :

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner

Indikator Soal

Jumlah Favorable Unfavorable

Pengertian Posyandu 1 2 2

Tujuan penyelenggaraan Posyandu 3*, 4 5 3

Manfaat Posyandu 6 7 2

Pembinaan Posyandu 8 9,10 3

Kegiatan pokok Posyandu 11*,13,14 12 4

Sasaran Posyandu 15*,18 16*,17,19 5

Dana pelaksanaan Posyandu 21 20 2

Jenjang Posyandu 22,24 23,25 4

Sistem 5 meja 26,27,30,32 28,29,31* 7

Total 32

Keterangan :

* : Pernyataan yang tidak valid

Untuk megetahui kuesioner penelitian ini berkualitas, terlebih dahulu

dilakukan uji validitas dan uji rehabilitas dengan karakteristik yang sejenis di

luar lokasi penelitian. Uji validitas dan reliabililitas pada penelitian ini

dilakukan pada tanggal 1 April 2014 di Desa Waru Sukoharjo dengan jumlah

kader 30 orang dan menggunakan 32 item pernyataan.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukan tingkat

kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2010). Instrumen

dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya hendak

Page 50: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus product

moment dibantu program SPSS (Statistical Product and Service Solution)

for Windows. Instrument dikatakan valid jika nilai p-value lebih kecil (<)

0,05 dengan taraf signifikan 0,05. Instrumen dikatakan valid jika nilai

rhitung > rtabel dengan taraf signifikan 0,361 (Riwidikdo, 2010).

Rumus product moment adalah :

Keterangan :

N : Jumlah Responden

rxy : Koefisien Korelasi product moment

X : Skor pertanyaan

Y : Skor Total

Berdasarkan uji validitas yang dilakukan di Desa Waru Sukoharjo

dengan 30 responden, dari 32 soal yang di ujikan diperoleh 27 pernyataan

yang dinyatakan valid. Sedangkan untuk nomor 3, 11, 15, 16 dan 31 tidak

valid, sehingga untuk 5 item pernyataan tersebut tidak digunakan karena

sudah ada item yang mewakili.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan suatu indeks yang menunjukan sejauh

mana suatu instrumen penelitian atau alat ukur dalam mengumpulkan data

untuk bisa diandalkan dan dipercaya keabsahannya serta uji reliabilitas

Page 51: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

untuk mengetahui tingkat data yang bias dinyatakan reliabel dalam data

yang dikumpulkan dalam waktu yang berbeda (Arikunto, 2010).

Menurut Riwidikdo (2010), rumus dari Alpha Cronbach adalah

sebagai berikut :

ri= k

k-1 1-

∑σb2

σ2t

Keterangan :

ri : Reabilitas Instrumen

k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑ b2 : Jumlah varian butir

2t : Varians total

Uji reliabilitas penelitian ini menggunakan rumus Alpha Cronbach.

Dinyatakan reliabel apabila rkriteria > 0,7 (Riwidikdo, 2009). Setelah 27 soal

dilakukan uji reliabilitas terhadap 30 responden di Desa Waru Sukoharjo,

dapat diperoleh hasil reliabel karena besar Alpha Cronbach 0,867 > 0,7

sehingga instrumen penelitian ini dapat digunakan sebagai alat pengumpul

data.

G. Teknik Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar

pernyataan persetujuan dan membagikan kuesioner pada kader Posyandu di

Desa Gentan Baki Sukoharjo, kemudian menjelaskan tentang cara

pengisiannya. Responden di anjurkan untuk mengisi kuesioner hingga selesai

dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti.

Page 52: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

Teknik pengumpulan data adalah cara peneliti untuk mengumpulkan

data yang akan dilakukan dalam penelitian (Riwidikdo, 2010). Data yang

diperoleh terdiri dari :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti

dari yang sebelumnya tidak ada dan tujuannya disesuaikan dengan

keperluan penelitian (Hidayat, 2007). Data primer diperoleh dari

responden, yaitu melalui lembar kuesioner yang diisi langsung oleh

responden dan hasil wawancara dari studi pendahuluan.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain

dan data sudah ada (Hidayat, 2007). Cara mendapat data sekunder ini

adalah dari studi dokumentasi. Data sekunder diperoleh dari data bidan

desa Gentan, Baki, Sukoharjo yaitu jumlah kader di Desa Gentan. Baki,

Sukoharjo dengan jumlah 110 kader.

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, langkah yang dilakukan berikutnya adalah

pengolahan data. Menurut Notoatmodjo (2010), proses pengolahan data

antara lain :

a. Seleksi Data (Editing)

Memeriksa data hasil jawaban dari kuesioner yang telah diberikan

kepada responden dan kemudian dilakukan koreksi apakah telah

Page 53: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

terjawab dengan lengkap. Editing dilakukan dilapangan sehingga bila

terjadi kekurangan atau tidak sesuai dapat segera dilengkapi.

b. Pemberian Kode (Coding)

Setelah dilakukan editing, selanjutnya penulis memberikan kode

tertentu pada tiap-tiap data sehingga memudahkan dalam melakukan

analisis data.

c. Memasukkan Data (Data Entry)

Jawaban dari masing-masing responden dalam bentuk kode (angka

atau bilangan) dimasukkan ke dalam program atau software computer.

d. Tabulasi (Tabulating)

Pada tahap ini, jawaban responden yang sama dikelompokkan dengan

teliti dan teratur lalu dihitung dan dijumlahkan, kemudian dituliskan

dalam bentuk tabel-tabel.

e. Pembersihan Data (Cleaning)

Setelah semua data dimasukkan perlu di cek kembali untuk melihat

kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan

dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.

2. Analisis Data

Analis data yang digunakan dalam pengolahan hasil data ini

menggunakan analisa univariat yaitu menganalisis variabel yang ada

secara deskriptif dengan menghitung distribusi dan presentasi dari tiap

variabel (Notoatmodjo, 2007). Analisa data yang digunakan dalam

Page 54: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

pengolahan hasil data ini menggunakan analisa univariat karena variabel

dalam penelitian ini adalah variabel tunggal.

Selanjutnya, menurut Riwidikdo (2009), tingkat pengetahuan kader

tentang Posyandu diukur melalui keterangan sebagai berikut :

a. Baik, bila nilai yang diperoleh responden adalah (x) > mean + 1SD

b. Cukup, bila nilai yang diperoleh responden adalah

mean – 1SD ≤ (x) ≤ mean + 1SD

c. Kurang, bila nilai yang diperoleh responden adalah (x) < mean - 1SD

Menurut Riwidikdo (2009), rumus mean yaitu :

X = x

n

Keterangan :

X : Rata-rata (mean)

∑x : Jumlah seluruh jawaban responden

n : Jumlah maksimal yang harus diperoleh responden

Simpangan baku (standard deviation) adalah ukuran yang dapat

dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai (data) terhadap

rata-ratanya (Riwidikdo, 2009). Rumus Simpangan baku, yaitu :

SD = xi

2 -( xi)

2

n

n-1

Keterangan :

SD : Simpangan baku (Standard Deviation)

xi : Nilai responden

Page 55: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

n : Jumlah responden

Menurut Riwidikdo (2010), rumus untuk mengetahui skor

prosentase adalah sebagai berikut :

Skor Prosentase = Jumlah responden pada setiap kategori

Total jumlah respondenx 100%

I. Etika Penelitian

Etika adalah ilmu atau pengetahuan tentang apa yang dilakukan orang

atau pengetahuan tentangb adat kebiasaan orang (Notoatmodjo, 2010).

Standar etika dalam melakukan penelitian menurut Hidayat (2008),

antara lain :

1. Anonimity (Kerahasiaan nama/ Identitas)

Anonimity, berarti tidak perlu mencantumkan nama pada lembar

pengumpulan data (kuesioner). Peneliti hanya menuliskan kode pada

lembar pengumpulan data tersebut. Pada penelitian ini peneliti tidak

mencamtumkan nama subyek pada lembar pengumpulan data.

2. Informed Concent (Lembar persetujuan menjadi responden)

Informed concent diberikan sebelum melakukan penelitian berupa

lembar persetujuan untuk menjadi responden. Pemberian informed

concent ini bertujuan agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian

dan mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus

menandatangani lembar persetujuan dan jika responden tidak bersedia,

maka peneliti harus menghormati keputusan tersebut. Pada penelitian ini

semua responden diberi lembar persetujuan.

Page 56: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

3. Confidentiality (Kerahasiaan hasil)

Sub bab ini menjelaskan masalah-masalah responden yang harus

dirahasiakan dalam penelitian. Kerahasiaan informasi yang telah

dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data

tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil penelitian. Pada penelitian ini

kerahasiaan hasil atau informasi yang telah dikumpulkan dari setiap

subyek dijamin oleh peneliti.

J. Jadwal Penelitian

Dalam bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai

menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian,

beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut. Biasanya

jadwal kegiatan disusun dalam suatu “gant’s chart” (Notoatmodjo, 2010).

Jadwal penelitian terlampir.

Page 57: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Gentan, Kecamatan Baki, Kabupaten

Sukoharjo. Desa Gentan mempunyai luas wilayah 137,43 hektar. Desa

Gentan terdiri atas 14 RW dan 71 RT. Batas wilayah Desa Gentan antara lain

sebelah timur berbatasan dengan Desa Sanggrahan, sebelah utara berbatasan

Desa Makam Haji dan Pajang, sebelah barat berbatasan Desa Purbayan, dan

sebelah selatan berbatasan dengan Desa Manang dan Purbayan.

Jumlah total penduduk Desa Gentan adalah 113.000 jiwa, dengan

perincian : Penduduk laki-laki sebanyak 4.696 orang, dan penduduk

perempuan sebanyak 6.604 orang.

Desa Gentan memiliki 14 Posyandu yang dikelola oleh seorang Bidan.

Posyandu tersebut diberi nama Posyandu Lestari I - XIV. Jumlah total kader

dalam 14 Posyandu tersebut adalah 110 orang dan rata-rata setiap posyandu

ada 7 sampai 8 orang kader.

B. Hasil Penelitian

Setelah dilakukan analisa terhadap tingkat pengetahuan kader tentang

Posyandu dengan jumlah sampel sebanyak 33 responden, didapatkan hasil

tingkat pengetahuan kader tentang Posyandu. Namun sebelum diketaui

tingkat pengetahuan dalam kategori baik, cukup dan kurang maka terlebih

dahulu diketahui Mean dan Standar Deviasi (SD) dalam tabel berikut ini,

Page 58: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

1. Data Hasil Perhitungan Mean dan Standar Deviasi

Tabel 4.1 Mean dan Standar Deviasi

Variabel Penelitian Mean Standar Deviasi

Tingkat Pengetahuan

Kader tentang Posyandu

21,64 2,88

2. Hasil Penelitian Tingkat Pengetahuan Kader tentang Posyandu

Tabel 4.2

Tingkat Pengetahuan Kader tentang Posyandu

No Pengetahuan Responden Prosentasi (%)

1

2

3

Baik

Cukup

Kurang

5

23

5

15,15%

69,7%

15,15%

Jumlah 33 100%

Tabel tersebut menunjukan bahwa tingkat pengetahuan kader tentang

Posyandu di Desa Gentan, Baki, Sukoharjo adalah 23 responden (69,7%)

memiliki pengetahuan cukup, 5 responden (15,15%) memiliki pengetahuan

baik, 5 responden (15,15%) memiliki pengetahuan kurang. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa mayoritas tingkat pengetahuan kader tentang Posyandu di

Desa Gentan, Baki, Sukoharjo pada kategori cukup yaitu sebesar 23

responden (69,7%).

Page 59: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 33 responden

menunjukan hasil tingkat pengetahuan kader tentang Posyandu pada kategori

baik sebanyak 5 responden (15,15%), kategori cukup sebanyak 23 responden

(69,7%) dan kategori kurang sebanyak 5 responden (15,15%). Sehingga dapat

disimpulkan bahwa mayoritas tingkat pengetahuan kader tentang posyandu di

Desa Gentan pada kategori cukup yaitu sebesar 23 responden (69,7%).

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Faktor yang

mempengaruhi pengetahuan seseorang antara lain Tingkat Pendidikan,

Informasi/ Media Massa, Sosial Budaya dan Ekonomi, Lingkungan,

Pengalaman, dan Umur (Notoatmodjo, 2010). Kader adalah seorang tenaga

sukarela yang direkrut dari, oleh dan untuk masyarakat, yang bertugas

membantu kelancaran pelayanan rutin di posyandu (Ismawati dkk, 2010).

Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh

dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan disuatu wilayah

kerja Puskesmas, dimana program ini dapat dilaksanakan di balai dusun, balai

kelurahan, maupun tempat-tempat lain yang mudah di datangi oleh

masyarakat (Ismawati, 2010).

Responden dalam kategori berpengetahuan baik rata-rata sudah

memahami tentang Posyandu, baik dari pengertian posyandu, tujuan

posyandu, sampai dengan sistem 5 meja, namun kurang memahami tentang

pembinaan posyandu. Untuk responden yang berpengetahuan cukup,

Page 60: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

mayoritas sudah mengetahui tentang hal-hal yang berhubungan tentang

Posyandu, namun masih kurang memahami tentang pembinaan posyandu,

jenjang posyandu, dan sistem 5 meja. Sedangkan responden dengan kategori

berpengetahuan kurang, rata-rata hanya mengerti namun belum paham benar

tentang posyandu terutama pada pembinaan posyandu, sasaran posyandu,

jenjang posyandu dan sistem 5 meja.

Berdasarkan hasil analisa diatas, dapat disimpulkan bahwa sebagian

besar kader posyandu di Desa Gentan, Baki, Sukoharjo berpengetahuan

cukup mengenai posyandu. Mayoritas kader berpengetahuan cukup ini karena

banyaknya kader yang masih baru, sehingga pengalaman kader tentang

posyandu belum maksimal. Selain pengalaman kader, informasi yang

diperoleh kader kemungkinan dipengaruhi karena belum aktifnya kader

dalam mengikuti perkumpulan kader, seperti penyuluhan dari bidan atau

puskesmas setempat yang berhubungan dengan kegiatan posyandu. Dari hasil

penelitian tersebut sangatlah penting memberikan pengalaman yang

didapatkan kader yang lama sebelumnya kepada kader-kader yang baru agar

pengetahuan kader yang baru menjadi bertambah, serta pentingnya seorang

kader dalam mengikuti perkumpulan atau penyuluhan yang diselenggarakan

oleh puskesmas atau bidan desa setempat agar kualitas posyandu semakin

maksimal, sehingga minat masyarakat untuk datang ke posyandu setiap

bulannya akan meningkat.

Page 61: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

D. Keterbatasan

1. Kendala Penelitian

Kendala dalam penelitian ini adalah waktu mengumpulkan kader.

Dalam dua bulan sekali diadakan acara perkumpulan kader di Balai Desa,

dan peneliti harus menyesuaikan dengan jadwal perkumpulan kader

tersebut. Namun tidak menjamin seluruh kader bisa hadir. Sedangkan

untuk beberapa kader yang belum bisa hadir, peneliti harus berkunjung ke

rumah kader tersebut untuk memberikan kuesioner.

2. Kelemahan Penelitian

a. Variabel dalam penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga

penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan saja.

b. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner

tertutup. Sehingga responden hanya dapat menjawab benar atau salah

saja dan tidak dapat menguraikan jawaban selain jawaban yang tersedia.

Page 62: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian Tingkat Pengetahuan Kader Tentang

Posyandu di Desa Gentan, Baki, Sukoharjo dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut :

1. Pengetahuan kader tentang posyandu di Desa Gentan, Baki, Sukoharjo

pada kategori baik sebanyak 5 responden (15,15%).

2. Pengetahuan kader tentang posyandu di Desa Gentan, Baki, Sukoharjo

pada kategori cukup sebanyak 23 responden (69,7%).

3. Pengetahuan kader tentang posyandu di Desa Gentan, Baki, Sukoharjo

pada kategori baik sebanyak 5 responden (15,15%).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Tingkat Pengetahuan Kader

tentang Posyandu di Desa Gentan, Baki, Sukoharjo maka saran yang dapat

penulis sampaikan adalah :

1. Bagi Kader

Diharapkan kader posyandu lebih aktif dalam mengikuti pengarahan atau

pertemuan yang diselenggarakan oleh puskesmas atau bidan desa

setempat, serta kesediaan dari kader yang lama untuk saling berbagi ilmu

dan pengalaman dengan rekan kader yang baru, sehingga pengetahuan dan

Page 63: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

pengalaman kader bisa bertambah dan berdampak pada minat masyarakat

terhadap posyandu yang meningkat

2. Bagi Bidan Desa

Diharapkan dengan adanya penelitian ini, bidan desa bersama puskesmas

meningkatkan intensitas pertemuan dan memberikan ilmu baru bagi kader

serta melakukan regenerasi kader untuk meningkatkan peran serta

masyarakat terhadap posyandu.

3. Bagi Institusi

a. Pendidikan

Diharapkan akan lebih mengembangkan penelitian lebih lanjut

mengenai posyandu sehingga dapat dijadikan referensi dan bahan

bacaan.

b. Desa Gentan

Diharapkan pemerintahan Desa Gentan lebih memberikan dukungan

terhadap kegiatan posyandu yang ada dengan bekerjasama dengan

bidan desa dan para kader agar kegiatan posyandu yang sudah

terlaksana hasilnya bisa semakin maksimal.

4. Bagi Peneliti Lain

Diharapkan dapat dilakukan penelitian lebih lajut dengan metode

penelitian yang berbeda, variabel yang berbeda, sehingga akan diperoleh

hasil yang lebih baik.

Page 64: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

DAFTAR PUSTAKA

Aprilia. 2009. Posyandu di Masyarakat. Jakarta : Medika Citra.

Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka

Cipta.

Depkes RI. 2010. Buku Pedoman Desa Siaga Aktif. Jakarta : Depkes RI

Fallen, R, et al. 2010. Catatan Kuliah Keperawatan Komunitas. Jakarta : Nuha

Medika.

Handayani. 2011. Peran Serta Ibu Balita dalam Kegiatan Penimbangan.

http://www.peransertaibubalita.intanghina.co.id. Diakses tanggal 11

Oktober 2013.

Hidayat, A. 2007. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta :

Salemba Medika.

. 2008. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data.

Jakarta : Salemba Medika.

. 2009. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknis Analisis Data.

Jakarta : Salemba Medika.

Intan, G. 2009. Sasaran Posyandu. http://www.peransertaibubalita.co.id. Diakses

tanggal 11 Oktober 2013.

Ismawati, C, et al. 2010. Posyandu dan Desa Siaga. Yogjakarta : Nuha Medika.

Kusnani. 2011. Posyandu. http://www.posyandu.com. Diakses tanggal 11 Oktober

2013.

Meilani, N. dkk. 2009. Kebidanan Komunitas. Yogyakarta : Fitramayu.

Notoatmodjo, S. 2005. Metode Penelitian Kesehatan Masyarakat. Jakarta :

Rineka Cipta.

. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka

Cipta.

. . . . 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Permendagri. 2011. No. 115/MENDAGRI/PER/2010

Rahman, N. 2005. Tingkat Pengetahuan Kader tentang Posyandu. Jawa Tengah :

Bagian Kependidikan dan Biostatistik Universitas Sebelas Maret.

Page 65: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI … · v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri. v Jika suatu saat engkau gagal,

Riduwan. 2008. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti

Pemula. Bandung : Alfabeta.

Riwidikdo, H. 2009. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendekia Press.

. 2010. Statistik Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi Program R

dan SPSS. Yogyakarta : Pustaka Rihama.

Sembiring, N. 2004. Posyandu sebagai Sarana Peran Serta Masyarakat dalam

Usaha Meningkatkan Kesehatan Masyarakat : Bagian Kependudukan

dan Biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatra

Utara.

Sofyawati. 2011. Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Pengetahuan Kader

tentang KMS di Posyandu. Bagian Kependidikan dan Biostatistik

Fakultas Kesehatan Universitas Sebelas Maret.

Sugiyono. 2010. Statistik untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Tyas, I.A. 2010. Tingkat Pengetahuan tentang Posyandu. Jawa Tengah : Bagian

Kependidikan dan Biostatistik Universitas Sebelas Maret.

Wiku, A. 2007. Kriteria Kader Posyandu. Jakarta : Medika Press.

Yulifah, R. Yuswanto, T.JA. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta :

Salemba Medika.