tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai bayi...

61
i TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI USIA 9-11 BULAN TENTANG IMUNISASI CAMPAK DI POSYANDU DESA PERENG MOJOGEDANG KARANGANYAR TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk Memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun oleh : WULAN ISWANTARI B 10 179 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013

Upload: lamhanh

Post on 06-Feb-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek

i

TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI

USIA 9-11 BULAN TENTANG IMUNISASI CAMPAK

DI POSYANDU DESA PERENG MOJOGEDANG

KARANGANYAR TAHUN 2013

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk Memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir

Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun oleh :

WULAN ISWANTARI

B 10 179

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2013

Page 2: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek
Page 3: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek
Page 4: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek

iv

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Alhamdulillahirobilalamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT, yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayat-Nya serta kesehatan,

kekuatan serta kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Bayi Usia 9-11

Bulan Tentang Imunisasi Campak di Posyandu Desa Pereng Mojogedang

Karanganyar”.

Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi ketentuan sebagai salah satu

syarat menyelesaikan program studi DIII kebidanan di STIKes Kusuma Husada

Surakarta. Peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta.

2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan STIKes

Kusuma Husada.

3. Ibu Erlyn Hapsari, S.ST selaku dosen pembimbing Karya Tulis Ilmiah yang

telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan petunjuk kepada

penulis.

4. Ibu Estri Kusumawati, S. ST selaku dosen pembimbing Akademik yang telah

banyak memberikan dukungan dan nasihat kepada penulis.

5. Bapak Sugiyana, selaku Kepala Lurah Desa Pereng Mojogedang Karanganyar

yang telah bersedia memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan

penelitian di desa tersebut.

Page 5: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek

v

6. Bidan Desa ibu Mira Esti R, Amd.Keb yang bersedia memberikan ijin dalam

pengambilan data.

7. Ibu-ibu di Desa Pereng Mojogedang Karanganyar yang telah bersedia

memberikan informasi tentang pengetahuan para ibu untuk keperluan

pengambilan data awal studi pendahuluan.

8. Seluruh Dosen dan Staf STIKes Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas

segala bantuan yang telah diberikan.

9. Rekan-rekan mahasiswa angkatan tahun 2010/2011 Prodi D III Kebidanan

STIKes Kusuma Husada Surakarta.

10. Semua pihak yang terkait dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis IImiah masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian

selanjutnya. Semoga ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, Juli 2013

Penulis

Page 6: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek

vi

Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013

Wulan Iswantari

10 179

TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI USIA 9-11

BULAN TENTANG IMUNISASI CAMPAK DI POSYANDU

DESA PERENG, MOJOGEDANG,

KARANGANYAR

TAHUN 2013

xiv+46 halaman+19 lampiran+2 gambar+4 tabel

ABSTRAK

Latar Belakang : Berdasarkan laporan Direktorat Jenderal Pengendalian

Penyakit & Penyehatan Lingkungan (Dirjen PP&PL) DepKes RI tahun 2009,

pada tahun 2008 masih terdapat banyak kasus campak diseluruh provinsi di

Indonesia. Kejadian Luar Biasa (KLB) campak masih sering terjadi di Indonesia.

Pada tahun 2008, beberapa KLB terjadi terutama pada daerah dengan cakupan

imunisasi campak yang rendah, misalnya di Bangka Belitung terjadi 6 kali KLB,

di Jawa Barat 31 kali KLB, Jawa Tengah 12 kali KLB dan Jawa Timur 32 kali

KLB. Campak adalah penyakit virus akut yang disebabkan oleh virus campak.

Penyakit ini sangat infeksius, menular sejak awal masa prodromal sampai lebih

kurang 4 hari setelah munculnya ruam. Infeksi disebarkaan lewat udara

(airborne). Imunisasi campak untuk mencegah anak tidak tertular penyakit

campak atau sering disebut penyakit tampek yang disebabkan oleh virus morbili.

Tujuan Penelitian : untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai

bayi usia 9-11 bulan tentang imunisasi campak di Posyandu desa Pereng,

Mojogedang, Karanganyar dalam tingkat baik, cukup, kurang.

Metode Penelitian : jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilakukan

di Posyandu desa Pereng, Mojogedang, Karanganyar, pada tanggal 10 Maret – 15

April 2013. Dalam penelitian ini jumlah populasi sebanyak 60 ibu, dengan jumlah

sampel 60 responden, dengan tehnik pengambilan sampel sampling jenuh. Alat

pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, variabel yang digunakan

untuk penelitian ini adalah variabel tunggal.

Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai bayi usia 9-11

bulan tentang imunisasi campak di Posyandu Desa Pereng, Mojogedang,

Karanganyar tahun 2013 pada kategori baik sebanyak 10 responden (16,7%),

kategori cukup 40 responden (66,6%), kategori kurang 10 responden (16,7%).

Kesimpulan : Tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai bayi usia 9-11 bulan

tentang imunisasi campak di desa Pereng, Mojogedang, Karanganyar terbanyak

pada kategori cukup yaitu sebanyak 40 responden (66,6%).

Kata kunci : Pengetahuan, Ibu, Bayi, dan Imunisasi Campak

Kepustakaan : 18 literatur (Tahun 2005-2012)

Page 7: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek

vii

MOTTO

© Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalatmu sebagai

penolongmu, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar

(QS. Al-Baqarah : 153)

© Berangkat dengan penuh keyakinan berjalan dengan penuh keikhlasan

istiqomah dalam menghadapi cobaan

© Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan

boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah

mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui (QS. Al-Baqarah 2:216)

© Tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan selama ada komitmen

bersama untuk menyelesaikannya

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur dan dengan segala kerendahan

hati, Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan :

1. Ayah tersayang, bunda tercinta, mas Aris, mas Sugeng,

mbak Nuri, eyang kakung, eyang uti serta keluarga

besar tersayang yang selalu memberikan perhatian,

dukungan dan selalu memberikan doa restu.

2. Endah Tsalasari, Sarwini, mas Ari, serta teman-teman

sepermainan yang selalu membantu, memberikan

dukungan dan semangatnya.

3. Kanjeng mas majikan ndoro juragan AD 2810 KZ yang

selama ini telah memberikan banyak motivasi, do’a

restu dan membantu serta mendukung penuh dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

4. Sahabat-sahabatku terkasih dan rekan-rekan satu

angkatan terutama kelas IIIC yang banyak memberikan

torehan cerita, dukungan dan semangatnya bahwa kita

bisa melalui segala sesuatunya dengan baik dan penuh

keyakinan.

5. Almamater tercinta.

Page 8: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek
Page 9: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iv

ABSTRAK ...................................................................................................... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vii

CURICULUM VITAE ................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ........................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ............................................................... 3

D. Manfaat Penelitian ............................................................. 4

E. Keaslian Penelitian ............................................................. 5

F. Sistematika Penelitian ........................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori .................................................................... 8

B. Pengetahuan ....................................................................... 8

C. Ibu ...................................................................................... 14

D. Bayi .................................................................................... 15

E. Imunisasi. ........................................................................... 16

F. Imunisasi campak ............................................................... 19

G. Kerangka Teori................................................................... 24

H. Kerangka Konsep Penelitian .............................................. 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ................................................................... 26

B. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................. 26

Page 10: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek

x

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .......... 27

D. Instrumen Penelitian ........................................................... 28

E. Tehnik Pengumpulan Data ................................................. 31

F. Variabel Penelitian ............................................................. 32

G. Definisi Operasional ........................................................... 32

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ............................... 33

I. Etika Penelitian................................................................... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ................................. 37

B. Hasil Penelitian .................................................................. 38

C. Pembahasan ........................................................................ 40

D. Keterbatasan Penelitian ...................................................... 43

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................ 45

B. Saran .......................................................................................... 45

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek

xi

DAFTAR TABEL

Gambar 3.1. Kisi-kisi Kuesioner ...................................................................... 29

Gambar 3.2. Definisi Operasional .................................................................... 33

Gambar 4.1 Hasil Pengolahan Data ................................................................ 38

Gambar 4.2 Kuantitas responden berdasarkan 3 kategori ............................... 40

Page 12: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka Teori ............................................................................... 24

Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian .......................................................... 25

Page 13: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 3. Surat Keterangan Studi Pendahuluan

Lampiran 4 Surat Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 5 Surat Keterangan Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 6. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan

Lampiran 7. Surat Keterangan Penggunaan Lahan

Lampiran 8. Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 9. Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 10. Lembar Koesioner Penelitian

Lampiran 11. Kunci Jawaban Koesioner

Lampiran 12. Tabulasi Kuesioner Uji Validitas Tingkat Pengetahuan Ibu yang

Mempunyai Bayi Usia 9-11 Bulan Tentang Imunisasi Campak

Lampiran 13. Hasil Uji Validitas Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mempunyai

Bayi Usia 9-11 Bulan Tentang Imunisasi Campak

Lampiran 14. Hasil Reliabilitas Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mempunyai

Bayi Usia 9-11 Bulan Tentang Imunisasi Campak

Lampiran 15. Tabulasi Kuesioner Penelitian Tingkat Pengetahuan Ibu yang

Mempunyai Bayi Usia 9-11 Bulan Tentang Imunisasi Campak

Lampiran 16. Hasil Uji Statistik Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mempunyai

Bayi Usia 9-11 Bulan Tentang Imunisasi Campak

Page 14: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek

xiv

Lampiran 17. Perhitungan Manual Uji Statistik Tingkat Pengetahuan Ibu yang

Mempunyai Bayi Usia 9-11 Bulan Tentang Imunisasi Campak

Lampiran 18. Tabel Nilai r Product Moment

Lampiran 19. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Page 15: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia menurun dari 25,3 dari

1000 kelahiran hidup pada tahun 2010 menjadi 22 dari 1000 kelahiran

hidup pada tahun 2011 (Depkes R.I, 2012). AKB di Jawa Tengah tahun

2009 yaitu 9,7/1.000 kelahiran hidup. Target kematian bayi nasional pada

tahun 2010 adalah 40/1.000 kelahiran hidup, sehingga sudah jauh

melampaui target yang ditetapkan (Dinkes Jateng, 2009).

Diperkirakan 1,7 juta kematian pada anak atau 5% pada balita di

Indonesia adalah akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi

(PD3I). Agar target nasional dan global untuk mencapai eradikasi,

eliminasi dan redukasi terhadap PD3I dapat dicapai, cakupan imunisasi

harus dipertahankan hingga mencapai tingkat Population Immunity

(kekebalan masyarakat) yang tinggi. Salah satu program yang telah

terbukti efektif untuk menekan angka kesakitan dan kematian akibat PD3I

adalah imunisasi (Depkes RI, 2007).

Berdasarkan laporan Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit &

Penyehatan Lingkungan (Dirjen PP&PL) DepKes RI tahun 2009, pada

tahun 2008 masih terdapat banyak kasus campak diseluruh provinsi di

Indonesia. Kejadian Luar Biasa (KLB) campak masih sering terjadi di

Indonesia. Pada tahun 2008, beberapa KLB terjadi terutama pada daerah

Page 16: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek

2

dengan cakupan imunisasi campak yang rendah, misalnya di Bangka

Belitung terjadi 6 kali KLB, di Jawa Barat 31 kali KLB, Jawa Tengah 12

kali KLB dan Jawa Timur 32 kali KLB (IDAI, 2011).

Campak atau sering disebut dengan measles atau rubella adalah

penyakit virus akut yang disebabkan oleh virus campak. Penyakit ini

sangat infeksius, menular sejak awal masa prodromal sampai lebih kurang

4 hari setelah munculnya ruam. Infeksi disebarkaan lewat udara

(airborne). Pemberian vaksin campak diberikan satu kali, dilakukan pada

umur 9-11 bulan, dengan dosis 0,5 cc (Proverawati, 2010).

Berdasarkan catatan bidan Desa Pereng Mojogedang Karanganyar

tahun 2012 cakupan imunisasi dasar lengkap di Desa Pereng, Mojogedang,

Karanganyar adalah 610 bayi sebesar 86%, sedangkan untuk imunisasi

BCG 65 bayi sebesar 75,5%, Imunisasi DPT1 60 bayi sebesar 69,7%,

Imunisasi DPT2 58 bayi sebesar 67,4%, Imunisasi DPT3 54 bayi sebesar

62,7%, Imunisasi Polio1 66 bayi sebesar 76,7%, Imunisasi Polio2 59 bayi

sebesar 68,6%, Imunisasi Polio3 58 bayi sebesar 67,4%, Imunisasi Polio4

57 bayi sebesar 66,2%, Imunisasi Hb1 73 bayi sebesar 84,8% dan

Imunisasi campak 60 bayi sebesar 69,7%.

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan pada tanggal

10 November 2012 di salah satu posyandu Desa Pereng, Mojogedang,

Karanganyar, kepada 11 ibu yang mempunyai bayi usia 9-11 bulan

didapatkan hasil wawancara 3 ibu dalam tingkat pengetahuan baik dengan

mengetahui pengertian dari imunisasi campak dan umur pemberian

Page 17: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek

3

imunisasi campak, 5 ibu dalam tingkat pengetahuan cukup dengan

mengetahui pengertian dari imunisasi campak, 3 ibu dalam tingkat

pengetahuan kurang dengan mengetahui pengertian dari imunisasi campak

namun tidak tepat. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengambil judul

penelitian “Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Bayi Usia 9-11

bulan tentang Imunisasi Campak di Posyandu Desa Pereng, Mojogedang,

Karanganyar tahun 2013”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Bagaimana Tingkat Pengetahuan Ibu yang

Mempunyai Bayi Usia 9-11 bulan Tentang Imunisasi Campak di Posyandu

Desa Pereng, Mojogedang, Karanganyar?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu

yang mempunyai bayi usia 9-11 bulan tentang imunisasi campak di

Posyandu Desa Pereng, Mojogedang, Karanganyar.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai bayi usia

9-11 bulan tentang imunisasi campak pada tingkat baik.

Page 18: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek

4

b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai bayi usia

9-11 bulan tentang imunisasi campak pada tingkat cukup.

c. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai bayi usia

9-11 bulan tentang imunisasi campak pada tingkat kurang.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi ilmu pengetahuan

Hasil Penelitian ini dapat digunakan untuk informasi dalam

pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan yang lebih

luas khususnya mengenai tingkat pengetahuan tentang imunisasi

campak.

2. Bagi diri sendiri

Melatih kemampuan peneliti untuk menerapkan ilmu pengetahuan

yang diperoleh dari institusi pendidikan yaitu metodologi penelitian,

statistik kesehatan, ilmu kesehatan anak, serta melatih keterampilan

berfikir secara kritis dan analisis.

3. Bagi Posyandu desa Pereng

Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dalam

program peningkatan pengetahuan tentang imunisasi campak oleh

tenaga kesehatan kepada para ibu yang mempunyai bayi usia 9-11

bulan tentang pentingnya imunisasi campak.

Page 19: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek

5

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan hasil penelusuran perpustakaan didapat penelitian yang sama

yaitu :

Widiyaningsih D (2011), dengan judul “Gambaran tingkat

pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar di Desa Sewurejo,

Mojogedang, Karanganyar”.

Rancangan penelitian yang digunakan yaitu cross sectional. Tehnik

pengambilan sampel dilakukan secara total sampling dengan jumlah

sampel yang digunakan sebanyak 45 responden. Tingkat pengetahuan baik

sebanyak 45%, yang berpengetahuan cukup 39% dan yang berpengetahuan

kurang 16%.

Perbedaan penelitian yang telah peneliti lakukan dengan penelitian

yang terdahulu adalah tempat dan waktu penelitian, jumlah responden

yang digunakan dalam penelitian serta hasil penelitian serta persamaannya

yaitu teknik pengambilan sampel dan variabel penelitian.

F. Sistematika Penelitian

Untuk mengetahui secara menyeluruh Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis

menguraikan sistematik penulisan BAB I sampai dengan BAB V yang

saling berhubungan. Adapun gambaran sistematikanya adalah sebagai

berikut :

Page 20: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek

6

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian,

sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang landasan teori yang meliputi teori

medis yang terdiri pengetahuan, ibu, bayi, imunisasi,

imunisasi campak, kerangka teori, kerangka konsep.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu

penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan

sampel, instrumen penelitian, teknikpengumpulan data,

variabel penelitian, definisi operasional, metode pengolahan

data dan analisis data, serta etika penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang gambaran umum posyandu

Desa Pereng Mojogedang Karanganyar, hasil penelitian,

pembahasan, dan keterbatasan penelitian.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian yang

meliputi tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai bayi

usia 9-11 bulan dalam kategori baik, cukup dan kurang

serta saran yang menanggapi kesenjangan pada butir-butir

Page 21: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek

7

kesimpulan yang berupa alternatif pemecahan masalah

yang bersifat dapat diterima secara realita dan dapat

dilaksanakan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 22: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah

orang melakukan pengindraan terhadap sesuatu objek tertentu.

Pengindraan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera

pengelihatan, penciuman, pendengaran, perasa dan peraba.

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003).

b. Tingkat pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003), ada 6 tingkatan pengetahuan yang

tercakup dalam kognitif, antara lain :

1) Tahu (Know)

Tahu dapat diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang

telah dipelajari sebelumnya, termasuk mengingat kembali

(recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan

yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami merupakan suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui

Page 23: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek

9

dan dapat menginterpretasikan suatu materi tersebut terasa

secara benar.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau

kondisi riil/sebenarnya.

4) Analisis (Analysis)

Analisis merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi

masih didalam stuktur organisasi dan masih ada kaitannya satu

sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari

penggunaan kata kerja.

5) Sintesis (Syntesis)

Sintensis merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru, atau dengan kata lain sintensis adalah

suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari

informasi-informasi yang ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

penilaian terhadap suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

objek yang didasarkan pada suatu kriteria.

Page 24: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek

10

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan :

Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan

menurut Notoatmodjo (2010), yaitu :

1) Umur

Bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada

pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada

umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan

penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.

2) Intelegensi

Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk belajar

dan berfikir abstrak guna menyesuaikan diri secara mental

dalam situasi baru. Intelegensi merupakan salah satu faktor

yang mempengaruhi hasil dari proses belajar. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa perbedaan intelegensi dari seseorang

akan berpengaruh pula terhadap tingkat pengetahuan.

3) Lingkungan

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh

pertama bagi seseorang, dimana seseorang dapat mempelajari

hal-hal yang baik dan juga hal-hal yang buruk tergantung pada

sifat kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang akan

memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada cara

berfikir seseorang.

Page 25: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek

11

4) Sosial Budaya

Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan

seseorang. Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam

hubungannya dengan orang lain, karena hubungan ini

seseorang mengalami suatu proses belajar dan memperoleh

suatu pengetahuan.

5) Pendidikan

Pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang semakin

baik pula pengetahuannya.

6) Informasi

Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan

seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang

rendah tetapi jika mendapatkan informasi yang baik dari

berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal

itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.

7) Pengalaman

Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut

dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber

pengetahuan, atau pengalaman itu suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu

pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk

memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara

Page 26: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek

12

mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam

memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.

d. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), cara memperoleh pengetahuan

dibagi menjadi dua cara, yaitu cara tradisional atau non ilmiah dan

cara modern atau ilmiah.

1) Cara tradisional atau non ilmiah

Ada 10 cara tradisional yang digunakan yaitu :

a) Cara coba salah (trial and error)

Cara ini dilakukan dengan mencoba-coba beberapa

kemungkinan. Bila kemungkinan tersebut tidak berhasil,

dicoba cara yang lain sampai berhasil.

b) Secara kebetulan

Terjadi karena tidak disengaja oleh orang yang

bersangkutan.

c) Cara kekuasaan atau otoritas

Pengetahuan dari hasil menerima pendapat yang

dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa

terlebih dulu menguji atau membuktikan kebenarannya.

d) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman seseorang dapat digunakan sebagai upaya

memperoleh pengetahuan.

Page 27: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek

13

e) Cara akal sehat

Cara akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat

menemukan teori atau kebenaran.

f) Kebenaran melalui wahyu

Pengetahuan dari ajaran agama yang di yakini oleh

pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari

pengetahuan tersebut rasional atau tidak.

g) Kebenaran secara intuitif

Pengetahuan yang diperoleh seseorang hanya berdasarkan

intuisi atau suara hati atau bisikan hati saja.

h) Melalui jalan pikiran

Menggunakan penalaran untuk memperoleh pengetahuan.

Dengan berkembangnya jaman, cara berpikir manusia juga

berkembang.

i) Induksi

Proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan

khusus ke pernyataan yang bersifat umum.

j) Deduksi

Proses penarikan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan

umum ke khusus.

2) Cara Modern

Cara untuk memperoleh pengetahuan dengan mengadakan

pengamatan langsung, kemudian hasil pengamatan tersebut

Page 28: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek

14

dikumpulkan dan diklasifikasikan kemudian diambil

kesimpulan umum. Dalam memperoleh kesimpulan dilakukan

dengan mengadakan observasi langsung, dan membuat

pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek

yang diamatinya (Notoatmodjo, 2010).

e. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara

atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur

dari subjek penelitian atau responden ke dalam pengetahuan yang

ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan

tingkatan diatas (Notoatmodjo, 2007).

Menurut Riwidikdo (2010), tingkat pengetahuan dapat

dikategorikan, seperti baik, cukup dan kurang yang menggunakan

rata-rata (mean) dan simpangan baku (standar deviation) :

1) Baik, bila nilai yang diperoleh (x) > mean + 1 SD

2) Cukup, bila nilai mean – 1 SD < x < mean + 1 SD

3) Kurang, bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD

2. Ibu

Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang dan sebutan untuk

wanita yang sudah bersuami (Kuncoro, 2005).

Page 29: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek

15

3. Bayi

a. Pengertian

1) Bayi adalah anak berusia 29 hari hingga usia 1 tahun

(Ratih, 2007).

2) Bayi adalah masa tahapan pertama kehidupan seorang manusia

setelah terlahir dari rahim seorang ibu hingga berumur 1 tahun

(Ma’sum, 2010).

b. Tingkat perkembangan bayi

Menurut Riyadi, S (2012), tahap perkembangan bayi

1) Umur 8-9 bulan sebagai berikut :

Fisik : sudah bisa duduk dengan sendirinya, koordinasi

tangan ke mulut sangat sering, bayi mulai

tengkurap sendiri dan mulai belajar untuk

merangkak, sudah bisa mengambil benda

dengan menggunakan jari-jarinya.

Sensoris : bayi tertarik dengan benda-benda kecil yang ada

disekitarnya.

Sosialisasi : bayi mengalami stranger anxiety/merasa cemas

terhadap hal-hal yang belum dikenalnya

(orang asing) sehingga dia akan menangis

dan mendorong serta meronta-ronta,

merangkul/memeluk orang yang dicintainya,

jika dimarahi dia sudah bisa memberikan reaksi

Page 30: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek

16

menangis dan tidak senang, mulai mengulang

kata-kata “dada..dada: tetapi belum punya arti.

2) Umur 10-12 bulan sebagai berikut :

Fisik : berat badan 3 kali berat badan waktu lahir, gigi

bagian atas dan bawah sudah tumbuh.

Motorik : sudah mulai belajar berdiri tetapi tidak bertahan

lama, belajar berjalan dengan bantuan, sudah bisa

berdiri dan duduk sendiri, mulai belajar akan

dengan menggunakan sendok akan tetapi lebih

senang menggunakan tangan, sudah bisa bermain

ci..luk...ba..., mulai senang mencoret-coret kertas.

Sensoris : visual aculty 20-50 positif, sudah dapat

membedakan bentuk.

Sosialisasi : emosi positif, cemburu, marah, lebih senang pada

lingkungan yang sudah diketahuinya, merasa

takut pada situasi yang asing, mulai mengartikan

perintah sederhana, sudah mengerti namanya

sendiri, sudah bisa menyebut umi dan abi.

4. Imunisasi

a) Pengertian

Imunisasi adalah cara untuk meningkatkan kekebalan

seseorang terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak terpapar

Page 31: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek

17

pada penyakit tersebut tidak akan menjadi sakit. Kekebalan yang

diperoleh dari imunisasi dapat berupa kekebalan pasif maupun

aktif (IDAI, 2011).

b) Tujuan imunisasi

Menurut Proverawati (2010), tujuan umum dari imunisasi, antara

lain :

1) Melalui imunisasi, tubuh tidak mudah terserang penyakit

menular

2) Imunisasi sangat efektif mencegah penyakit menular

3) Imunisasi menurunkan angka morbiditas (angka kesakitan) dan

mortalitas (angka kematian) pada balita

c) Manfaat imunisasi

Menurut Proverawati (2010), manfaat imunisasi diantaranya

sebagai berikut :

1) Untuk anak : mencegah penderitaan yang disebabkan

oleh penyakit dan kemungkinan cacat atau

kematian.

2) Untuk keluarga : menghilangkan kecemasan dan psikologi

pengobatan bila anak sakit. Mendorong

pembentukan keluarga apabila orang tua

yakin bahwa anaknya akan menjalani masa

kanak-kanak yang nyaman.

Page 32: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek

18

3) Untuk negara : memperbaiki, tingkat kesehatan,

menciptakan bangsa yang kuat dan berakal

untuk melanjutkan pembangunan negara.

d) Macam-macam imunisasi dasar

Menurut Purnamaningrum (2012), macam-macam imunisasi dasar

untuk bayi yaitu sebagai berikut :

1) Hepatitis B

Vaksin Virus Hepatitis B (VHB) diberikan secara

intramuskular di anterolateral paha bayi. Jadwal imunisasi HB

sangat fleksibel, yang dianjurkan adalah segera setelah lahir, 1

bulan dan 6 bulan.

2) Polio

Vaksin polio memberikan perlindungan terhadap virus polio. Di

Indonesia pemberian imunisasi polio dilakukan secara peroral

dengan dosis 2 tetes.

3) BCG

Vaksinasi BCG (Bacille Calmete Guerin) memberikan

perlindungan terhadap penyakit tuberculosis yang disebabkan

oleh mycobacterium tuberculosis dan mycobacterium bovis.

Vaksinasi BCG diberikan pada umur kurang lebih 2 bulan.

Dosis BCG 0,05cc dan diberikan secara intrakutan.

Page 33: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek

19

4) DPT

Vaksin DPT-HB merupakan gabungan antigen-antigen D-P-T

dengan antigen HB untuk mencegah penyakit difteria, pertusis,

tetanus dan infeksi hepatitis B. Vaksin DPT-HB diberikan

dengan jadwal imunisasi 2, 3 dan 4 bulan. Dosis DPT-HB 0,5cc

diberikan secara intramuskular.

5) Campak

Vaksin campak memberikan perlindungan terhadap penyakit

campak. Vaksin campak diberikan saat bayi berumur 9 bulan.

Dosis vaksin campak 0,5cc diberikan secara subcutan pada

lengan kiri atas bayi.

5. Imunisasi campak

a. Pengertian

Peningkatan kekebalan bayi terhadap penyakit campak yang

disebabkan oleh virus morbili (Purnamaningrum, 2012).

b. Tujuan

Tujuan diberikannya imunisasi campak adalah untuk mencegah

anak tidak tertular penyakit campak atau sering disebut penyakit

tampek yang disebabkan oleh virus morbili (Proverawati, 2010).

c. Jadwal imunisasi campak

Pemberian vaksin campak diberikan satu kali, dilakukan pada

umur 9-11 bulan pada bayi (Proverawati, 2010).

Page 34: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek

20

d. Dosis dan cara pemberian

Vaksin campak diberikan dengan dosis 0,5cc. Sebelum

disuntikan vaksin campak terlebih dahulu dilarutkan dengan

pelarut steril yang telah tersedia yang berisi 5 ml cairan pelarut.

Kemudian suntikan diberikan pada lengan kiri atas secara

subkutan. Menurut Proverawati (2010), cara pemberiannya

sebagai berikut :

1) Atur posisi bayi dengan miring di atas pangkuan ibu dengan

seluruh lengan terbuka.

2) Orang tua sebaiknya memegang kaki bayi dan gunakan jari-

jari tangan untuk menekan ke atas lengan bayi.

3) Cepat tekan jarum ke dalam kulit yang menonjol keatas

dengan sudut 45°.

4) Usahakan kestabilan posisi jarum.

e. Cara kerja

Vaksin mengandung bibit penyakit yang telah mati atau

dinonaktifkan, bibit penyakit tersebut masih mempunyai antigen

yang kemudian akan direspon oleh sistem imun dengan cara

membentuk antibodi. Cara kerja antibodi dalam mengikat antigen

ada empat macam. Prinsipnya adalah terjadi pengikatan antigen

oleh antibodi, yang selanjutnya antigen yang telah diikat antibodi

akan dimakan oleh sel makrofag.

Page 35: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek

21

Menurut Edukasi (2011), cara pengikatan antigen oleh antibodi

sebagai berikut :

1) Netralisasi

Antibodi menonaktifkan antigen dengan cara memblok

bagian tertentu antigen. Antibodi juga menetralisasi virus

dengan cara mengikat bagian tertentu virus pada sel inang.

Dengan terjadinya netralisasi maka efek merugikan dari

antigen atau toksik dari patogen dapat dikurangi.

2) Penggumpalan

Penggumpalan partikel-partikel antigen dapat dilakukan

karena struktur antibodi yang memungkinkan untuk

melakukan pengikatan lebih dari satu antigen. Molekul

antibodi memiliki sedikitnya dua tempat pengikatan antigen

yang dapat bergabung dengan antigen-antigen yang

berdekatan. Gumpalan atau kumpulan bakteri akan

memudahkan sel fagositik (makrofag) untuk menangkap dan

memakan bakteri secara cepat.

3) Pengendapan

Prinsip pengendapan hampir sama dengan penggumpalan,

tetapi pada pengendapan antigen yang dituju berupa antigen

yang larut. Pengikatan antigen-antigen tersebut membuatnya

dapat diendapkan, sehingga sel-sel makrofag mudah dalam

menangkapnya.

Page 36: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek

22

4) Aktifasi komplemen

Antibodi akan bekerja sama dengan protein komplemen

untuk melakukan penyerangan terhadap sel asing.

Pengaktifan protein komplemen akan menyebabkan

terjadinya luka pada membran sel asing dan dapat terjadi

lisis. Sistem imun dapat mengenali antigen yang sebelumnya

pernah dimasukkan ke dalam tubuh, disebut memori

imunologi. Dikenal respon primer dan respon sekunder dalam

sistem imun yang berkaitan dengan memori imun.

f. Indikasi

Untuk imunisasi aktif terhadap penyakit campak (Dewi L, 2010).

g. Kontra indikasi

Menurut Dewi L (2010), kontra indikasi imunisasi campak

sebagai berikut :

1) Demam tinggi

2) Sedang memperoleh pengobatan imunosupresi

3) Memiliki riwayat alergi

4) Sedang memperoleh pengobatan imunoglobulin atau kontak

dengan darah

h. Reaksi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)

Menurut IDAI (2011), reaksi kejadian ikutan pasca imunisasi

campak sebagai berikut :

Page 37: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek

23

1) Reaksi KIPI imunisasi campak yang banyak dijumpai terjadi

pada imunisasi ulang pasca seorang yang telah memiliki

imunitas sebagian akibat imunisasi dengan vaksinasi campak

dari virus yang dimatikan. Kejadian KIPI imunisasi campak

telah menurun dengan digunakannya vaksin campak yang

dilemahkan.

2) Gejala KIPI yang berupa demam yang lebih dari 39,5 °C

yang terjadi pada 5%-15% kasus, demam mulai dijumpai

pada hari ke 5-6 sesudah imunisasi dan berlangsung selama 5

hari.

3) Berbeda dengan infeksi alami demam tidak tinggi, walaupun

demikian peningkatan suhu tubuh tersebut dapat merangsang

terjadinya kejang demam.

4) Ruam dapat dijumpai pada 5% resipien timbul pada hari ke

7-10 sesudah imunisasi dan berlangsung selama 2-4 hari. Hal

ini sulit dibedakan dengan akibat imunisasi yang terjadi jika

seseorang telah memperoleh imunisasi pada saat masa

inkubasi penyakit alami.

5) Reaksi KIPI berat jika ditemukan gangguan fungsi sistem

saraf pusat seperti ensefalitis dan ensofalopati pasca

imunisasi. Diperkirakan risiko terjadi kedua efek samping

tersebut 30 hari sesudah imunisasi sebanyak 1 diantara 1

milyar dosis vaksin.

Page 38: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek

24

i. Efek samping

Menurut Proverawati (2010), 15% bayi setelah diimunisasi

campak dapat mengalami demam ringan dan kemerahan selama 3

hari yang dapat terjadi 8-12 hari setelah vaksinasi.

f. Kerangka Teori

Tabel 2.1 Kerangka teori Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Bayi Usia

9-11 bulan Tentang Imunisasi Campak

Modifikasi (Sumber Notoatmodjo, 2010)

Tingkat pengetahuan ibu

yang mempunyai bayi

usia 9-11 bulan

Faktor yang

Mempengaruhi

Pengetahuan :

1. Umur

2. Intelegensi

3. Lingkungan

4. Sosial Budaya

5. Pendidikan

6. Informasi

7. Pengalaman

Imunisasi campak 1. Pengertian

2. Tujuan

3. Jadwal

4. Dosis dan cara

pemberian

5. Cara kerja

6. Indikasi

7. Kontra indikasi

8. Reaksi KIPI

9. Efek samping

Page 39: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek

25

g. Kerangka Konsep

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

Tabel 2.2 Kerangka konsep

Tingkat pengetahuan ibu

tentang imunisasi campak

Baik

Cukup

Kurang

Faktor yang

Mempengaruhi

Pengetahuan :

1. Umur

2. Intelegensi

3. Lingkungan

4. Sosial

Budaya

5. Pendidikan

6. Informasi

7. Pengalaman

Page 40: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif

kuantitatif. Menurut Notoatmodjo (2010), penelitian deskriptif adalah

penelitian yang diarahkan untuk mendiskripsikan atau menguraikan suatu

keadaan di dalam suatu komunitas atau masyarakat. Kuantitatif adalah data

yang berhubungan dengan angka-angka, baik yang diperoleh dari hasil

pengukuran, maupun dari nilai suatu data yang diperoleh. Penelitian ini

menggambarkan tentang tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai bayi usia

9-11 bulan tentang imunisasi campak di Desa Pereng Kecamatan Mojogedang

Kabupaten Karanganyar.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat yang digunakan oleh peneliti dalam

melaksanakan kegiatan penelitian (Hidayat, 2007). Penelitian ini dilakukan

di Posyandu Desa Pereng, Mojogedang, Karanganyar.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah jadwal yang digunakan oleh peneliti

dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya (Hidayat, 2007).

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 Maret-15 April 2013.

Page 41: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek

27

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010).

Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah semua ibu yang

mempunyai bayi usia 9-11 bulan di Posyandu Desa Pereng Mojogedang

Karanganyar sebanyak 60 ibu.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti

(Notoatmodjo, 2010). Jika populasi kurang dari 100 lebih baik diambil

semua, tetapi jika populasi lebih dari 100 dapat diambil 10%-15% atau

20%-25% atau lebih (Arikunto, 2006). Sampel dalam penelitian ini adalah

ibu yang mempunyai bayi usia 9-11 bulan di Posyandu Desa Pereng,

Mojogedang, Karanganyar sebanyak 60 responden.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan sampling jenuh. Sampling jenuh adalah cara pengambilan

sampel dengan mengambil semua anggota populasi menjadi sampel

(Hidayat, 2010). Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini

sebanyak 60 ibu yang mempunyai bayi usia 9-11 bulan.

Page 42: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek

28

D. Instrumen Penelitian

1. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang

diisi oleh responden dengan jumlah 30 soal. Kuesioner adalah daftar

pernyataan yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang, dimana

responden tinggal memberikan jawaban atau memberikan tanda tertentu

(Notoatmodjo, 2010). Jenis kuesioner yang peneliti gunakan adalah

kuesioner tertutup, dimana responden hanya memilih jawaban “Benar”

atau “Salah”. Kuesioner ini menggunakan pernyataan favorable

(pernyataan positif) jika menjawab “Benar” mendapat nilai 1 dan

menjawab “Salah” mendapat nilai 0, dan pernyataan unfavorable

(pernyataan negatif) jika menjawab “Salah” mendapatkan nilai 1 dan

menjawab “Benar” mendapatkan nilai 0. Pengisian kuesioner tersebut

dengan memberi tanda centang (√) pada jawaban yang dianggap benar

(Hidayat, 2007).

Page 43: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek

29

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Kuesioner

Variable

Penelitian Indikator

No. Kuesioner Jumlah

soal Favorable Unfavorable

Pengetahuan

ibu yang

mempunyai

bayi usia 9-

11 bulan

tentang

imunisasi

campak

1. Pengertian imunisasi

campak

2. Tujuan imunisasi

campak

3. Jadwal imunisasi

4. Dosis dan cara

pemberian

5. Cara kerja

6. Indikasi

7. Kontra indikasi

8. Reaksi KIPI

9. Efek samping

1, 12

2, 3

7, 8

10, 15

16,

23

13, 18

22, 26

20, 27

5, 17

6

9, 11, 19, 24

25

21

4, 14

4

3

2

6

2

2

4

4

Jumlah Total Soal 27

Alat ukur atau instrumen penelitian yang dapat diterima sesuai

standar adalah alat ukur yang telah melalui uji validitas dan reliabilitas

(Hidayat, 2007). Uji validitas dan reliabilitas kuesioner ini dilakukan pada

tanggal 11 Februari – 7 Maret 2013 di Posyandu Desa Gentungan,

Mojogedang, Karanganyar dengan jumlah 30 orang ibu yang mempunyai

bayi usia 9-11 bulan. Menurut Riwidikdo (2010), untuk melakukan uji

validitas uji coba di lakukan minimal 30 orang.

1. Uji Validitas

Menurut Riwidikdo (2010), validitas didefinisikan sebagai ukuran

seberapa cermat suatu test melakukan fungsi ukurnya. Test hanya dapat

melakukan fungsinya dengan cermat kalau ada sesuatu yang di ukurnya.

Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus product moment,

Page 44: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek

30

dengan penghitungan komputer dengan SPSS. Instrumen dikatakan valit

jika nilai r hitung > r tabel (0,361) dengan nilai signifikasi 0,05.

Setelah dilakukan uji validitas dari 30 pernyataan yang tidak valid 3

pernyataan yaitu nomer kuesioner 2, 18 dan 28 karena r hitung dari

ketiga pernyataan tersebut lebih kecil daripada r tabel (0,361). Ketiga

pernyataan tersebut tidak dipakai sehingga jumlah pernyataan yang

digunakan menjadi 27 pernyataan.

Rumus pearson product moment :

Keterangan :

N : Jumlah responden.

r : Koefisien korelasi product moment.

X : Skor pertanyaan.

Y : Skor total.

XY : Skor pertanyaan dikalikan skor total.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah hal yang dapat dipercaya, hasil pengukuran

harus reliabel dalam artian harus memiliki tingkat konsistensi dan

kematengan (Riwidikdo, 2010).

Penelitian ini menggunakan uji reliabilitas dengan rumus alpha

cronbach dengan bantuan computer SPSS for windows. Kuesioner atau

angket dikatakan reliabel jika memiliki alpha minimal 0,75

Page 45: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek

31

(Riwidikdo, 2010). Nilai alpha cronbach ini yaitu 0,864, sehingga

instrumen dinyatakan reliabel.

Rumus Alpha Croboach adalah sebagi berikut :

Keterangan :

ri : Reliabilitas instrument.

k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal.

s : Variabel total.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan pencatatan peristiwa atau hal dengan

sebagai atau seluruh elemen populasi yang akan mendukung penelitian

(Arikunto, 2010). Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan

lembar pernyataan persetujuan dan membagikan lembar kuesioner pada ibu

yang mempunyai bayi usia 9-11 bulan, kemudian menjelaskan tentang cara

pengisiannya. Responden diminta untuk mengisi kuesioner sampai selesai dan

kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri

dari:

1. Data primer

Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari objek

atau subyek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi

Page 46: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek

32

(Riwidikdo, 2010). Data primer pada penelitian ini berasal dari

responden yang berupa jawaban kuesioner responden.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang didapatkan tidak secara langsung dari

objek penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang

dikumpulkan oleh pihak lain (Riwidikdo, 2010). Data sekunder pada

penelitian ini bersumber dari data rekam medis bidan desa di Desa Pereng

Mojogedang Karanganyar berupa jumlah bayi usia 9-11 bulan di desa

tersebut.

F. Variabel Penelitian

Variabel merupakan ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota–anggota

suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain

(Notoatmodjo, 2010). Variabel pada penelitian ini adalah variabel tunggal

yaitu pengetahuan ibu yang mempunyai bayi usia 9-11 bulan tentang

imunisasi campak.

G. Definisi Operasional

Definisi operasianal adalah definisi yang membatasi ruang lingkup atau

variabel-variabel yang diteliti (Notoatmodjo, 2010).

Page 47: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek

33

Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan data

Langkah yang dilakukan setelah data terkumpul yaitu pengolahan data.

Menurut Notoatmodjo (2010), proses pengumpulan data ini terdiri dari :

a. Editing

Editing adalah merupakan kegiatan untuk mengecek dan perbaikan

isian dari kuesioner. Hasil wawancara, angket atau pengamatan dari

lapangan harus dilakukan penyutingan (Editing) terlebih dahulu.

Variabel Defenisi

operasional

Skala Skala ukur Alat ukur

Pengetahuan

tentang

imunisasi

campak

Kemampuan

ibu dalam

menjawab

pertanyaan

tentang

imunisasi

campak yang

meliputi

pengertian,

tujuan, jadwal

imunisasi,

dosis dan cara

pemberian,

cara kerja,

indikasi, kontra

indikasi, reaksi

KIPI, dan efek

samping

Ordinal 1. Baik bila

nilai responden

yang diperoleh (x)

> mean + 1 SD

2. Cukup bila

nilai responden

yang diperoleh

mean – 1 SD < x

<mean + 1 SD

3. Kurang

bila nilai

reponden yang

diperoleh (x) <

mean – 1 SD

Kuesioner

Page 48: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek

34

b. Coding

Setelah kuesioner di edit, selanjutnya dilakukan peng “kodean” atau

“coding”, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi

data angka atau bilangan.

c. Memasukan Data (Data Entry) atau processing

Data yaitu jawaban-jawaban dari masing-masing responden dalam

bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program

“software” komputer. Salah satu program yang paling sering digunakan

untuk “entri data” penelitian adalah program SPSS for window.

d. Pembersihan Data (cleaning)

Apabila semua data dari setiap responden selesai dimasukkan, perlu

dicek kembali untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan

kode, tidak lengkap dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan

atau koreksi. Proses ini disebut pembersihan data (cleaning).

e. Analisis data

Data yang telah diolah baik pengolahan secara manual maupun

menggunakan bantuan komputer, tidak ada makna tanpa dianalisis.

Analisis yang digunakan oleh peneliti adalah analisis univariat.

Menurut Notoatmodjo (2010), analisis univariat bertujuan untuk

menjelaskan atau mendiskripsikan karakteristik setiap variabel

penelitian.

Menurut Riwidikdo (2010), tingkat pengetahuan dibagi menjadi 3

tingkat yaitu :

Page 49: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek

35

1) Baik, bila responden (x) > mean + 1 SD.

2) Cukup, bila nilai responden yang diperoleh mean - 1 SD < x <

mean + 1 SD.

3) Kurang, bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD.

Mean dan Standar Deviasi dapat dihitung dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:

Mean =

Keterangan :

∑xi : Jumlah nilai semua responden

n : Banyaknya responden

SD =

Keterangan :

xi∑ : Jumlah nilai responden dikuadratkan

∑x : Jumlah nilai responden

n : Banyaknya responden

Untuk memperoleh skor prosentase menurut Riwidikdo (2010), yaitu

sebagai berikut:

Jumlah ibu menurut tingkat pengetahuan

Skor prosentase = –––––––––––––––––––––––––––––––––––– x 100%

Jumlah responden

Page 50: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek

36

I. Etika Penelitian

Menurut Hidayat (2007), etika penelitian merupakan masalah yang sangat

penting dalam penelitian, mengingat penelitian kebidanan berhubungan

langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan, yang

perlu diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut :

a. Informed consen (Lembar persetujuan)

Informed consen merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan

responden dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consen

diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar

persetujuan untuk menjadi responden.

b. Anonymity (Tanpa Nama)

Penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau

mencamtumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya

menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang

akan disajikan.

c. Confidentiality (Kerahasiaan)

Confidentiality memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik

informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah

dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok tertentu

yang akan dilaporkan pada hasil riset.

J. Jadwal

Terlampir

Page 51: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Desa Pereng merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan

Mojogedang, Kabupaten Karanganyar. Disebelah timur desa Pereng berbatasan

dengan desa Pendem, sebelah barat berbatasan dengan desa Munggur, sebelah

selatan berbatasan dengan desa Gentungan, dan sebelah utara berbatasan

dengan Karang pelem, Kedawung, Sragen.

Desa Pereng, Mojogedang, Karanganyar memiliki 1 bidan desa. Di

Posyandu Desa Pereng, Mojogedang, Karanganyar penyelenggaraan posyandu

dengan sistem lima meja. Masing-masing posyandu selalu mengadakan

penyuluhan serta melayani Kesehatan Ibu dan anak (KIA), Keluarga Berencana

(KB), imunisasi, Peningkatan gizi, Penanggulangan diare, Penyediaan obat

esensial. Di Desa Pereng, Mojogedang, Karanganyar memiliki 8 posyandu

diantaranya yaitu posyandu dukuh Sambirejo, memiliki 5 kader, terdapat 13

ibu yang mempunyai bayi usia 9-11 bulan dan jadwal posyandunya tiap

tanggal 10. Posyandu dukuh Dani memiliki 5 kader, terdapat 7 ibu yang

mempunyai bayi usia 9-11 bulan dan jadwal posyandunya tiap tanggal 14.

Posyandu dukuh Jambangan memiliki 5 kader, terdapat 9 ibu yang mempunyai

bayi usia 9-11 bulan dan jadwal posyandunya tiap tanggal 18. Posyandu dukuh

Karang memiliki 5 kader, terdapat 4 ibu yang mempunyai bayi usia 9-11 bulan

dan jadwal posyandunya tiap tanggal 22. Posyandu dukuh Sidodadi memiliki 5

Page 52: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek

38

kader, terdapat 11 ibu yang mempunyai bayi usia 9-11 bulan dan jadwal

posyandunya tiap tanggal 27. Posyandu dukuh Pojok memiliki 5 kader, tidak

ibu yang mempunyai bayi usia 9-11 bulan dan jadwal posyandunya tiap

tanggal 1. Posyandu dukuh Bedoyo memiliki 5 kader, terdapat 6 ibu yang

mempunyai bayi usia 9-11 bulan dan jadwal posyandunya tiap tanggal 5. Dan

posyandu dukuh Sidoharjo memiliki 5 kader, terdapat 10 ibu yang mempunyai

bayi usia 9-11 bulan dan jadwal posyandunya tiap tanggal 8. Untuk tiap

posyandu diselenggarakan setiap 1 bulan sekali.

B. Hasil Penelitian

Setelah data penelitian terkumpul, langkah yang dilakukan selanjutnya

adalah pengolahan data. Pengolahan data ini dilakukan dengan bantuan

program SPSS versi 16.0. Hasil penghitungan dengan program SPSS

sebagai berikut :

Tabel 4.1

Hasil pengolahan data

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

Pengetahuan Ibu yang

mempunyai bayi Usia

9-11 bulan Tentang

Imunisasi Campak

Valid N (Listwise)

27

27

12 24 18,05 3,321

Page 53: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek

39

Berdasarkan tabel 4.1 Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Bayi Usia 9-11 bulan

Tentang Imunisasi campak dapat dikategorikan dalam 3 kategori yaitu :

1. Baik : ( x ) > mean + 1. SD

( x ) > 18,05 + 1. 3,321

( x ) > 21,371

Jadi pengetahuan ibu yang mempunyai bayi usia 9-11 bulan

dikatakan baik apabila nilai ibu > 21,371.

2. Cukup : mean – 1. SD < x < mean + 1. SD

18,05 – 1. 3,321 < x < 18,05 + 1. 3,321

14,729 < x < 21,371

Jadi pengetahuan ibu yang mempunyai bayi usia 9-11 bulan

dikatakan cukup apabila nilai ibu 14,729 < x < 21,371

3. Kurang : ( x ) < mean – 1. SD

( x ) < 18,05 – 1. 3,321

( x ) < 14,729

Jadi pengetahuan ibu yang mempunyai bayi usia 9-11

bulan dikatakan kurang apabila nilai ibu < 14,729.

Page 54: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek

40

Dari data yang diperoleh diatas, kemudian disajikan dalam sebuah tabel sebagai

berikut :

Tabel 4.2

Tabel kuantitas responden berdasarkan 3 kategori pengetahuan ibu yang

mempunyai bayi usia 9-11 bulan tentang imunisasi campak

Kategori Jumlah Responden Prosentase

Baik 10 16,7%

Cukup 39 66,6%

Kurang 11 16,7%

Jumlah 60 100%

Sumber : Data primer (2013)

Berdasarkan penelitian dapat diuraikan bahwa dari 60 responden terdapat

10 responden (16,7%) memiliki pengetahuan baik tentang imunisasi

campak, 40 responden (66,6%) memiliki pengetahuan cukup tentang

imunisasi campak dan 10 responden (16,7%) memiliki pengetahuan

kurang tentang imunisasi campak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat

pengetahuan ibu yang mempunyai bayi usia 9-11 bulan tentang imunisasi

campak di Posyandu Desa Pereng Mojogedang Karanganyar dalam kategori

cukup.

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian diketahui bahwa tingkat

pengetahuan ibu yang mempunyai bayi usia 9-11 bulan pada kategori baik

sebanyak 10 responden (16,7%), pada kategori cukup sebanyak 40 responden

(66,6%) dan pada kategori kurang sebanyak 10 responden (16,7%).

Pengetahuan merupakan hasil dari penjelasan yang telah diketahui dan

terjadi setelah seseorang tersebut melakukan pengindraan suatu objek

Page 55: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek

41

tertentu. Pengindraan terhadap objek terjadi melalui panca indra manusia,

yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar

pengetahuan, manusia diperoleh melalui mata dan telinga

(Notoatmodjo, 2007). Beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan

seseorang diantaranya yaitu umur, intelegensi, lingkungan, sosial budaya,

pendidikan, informasi dan pengalaman. Semakin bertambahnya umur dan

kemantapan dalam pekerjaan maka tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.

Dari hasil penelitian bahwa responden berpengetahuan baik kemungkinan

karena para ibu tersebut sadar akan pentingnya imunisasi campak, karena

banyak memperoleh informasi tentang imunisasi khususnya imunisasi

campak dari media informasi maupun media cetak dan dari informasi bidan

desa setempat. Para ibu yang berpengetahuan baik sebanyak 10 responden

(16,7%) mengetahui banyak hal tentang imunisasi campak, dilihat dari

pernyataan yang mampu dijawab di kuesioner hampir semua dijawab benar

kecuali ada beberapa indikator mengenai reaksi KIPI dan efek samping dari

imunisasi campak tidak tepat dalam menjawabnya.

Sedangkan responden dengan kategori cukup sebanyak 40 responden

(66,6%) secara umum sudah cukup memahami tentang imunisasi campak

kemungkinan banyak dipengaruhi oleh peran serta tenaga kesehatan yang

berada di wilayah tersebut serta kemauan ibu untuk menambah wawasan dari

berbagai hal misalnya dari lingkungan sekitar dan lingkungan pekerjaan

dilihat dari pernyataan yang mampu dijawab di kuesioner diketahui

Page 56: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek

42

pengetahuan mereka meliputi pengetahuan, tujuan, jadwal imunisasi,

indikasi, kontra indikasi dari imunisasi campak namun untuk beberapa

penyataan mengenai dosis dan cara pemberian, cara kerja, reaksi KIPI dan

efek samping dari imunisasi campak tidak tepat dalam menjawabnya.

Kategori pengetahuan kurang sebanyak sebanyak 10 responden (16,7%)

karena ibu belum mengetahui betul tentang imunisasi campak kemungkinan

karena ibu kurang aktif dalam mencari informasi tentang imunisasi campak

bahkan tidak hadir dalam pelaksanaan posyandu, dilihat dari pernyataan yang

mampu dijawab di kuesioner diketahui pengetahuan mereka meliputi

pengetahuan, tujuan, jadwal imunisasi, untuk beberapa pernyataan yang lain

tidak mampu dijawab dengan benar.

Campak adalah penyakit virus akut yang disebabkan oleh virus campak.

Penyakit ini sangat infeksius, menular sejak awal masa prodromal sampai

lebih kurang 4 hari setelah munculnya ruam. Infeksi disebarkaan lewat udara

(airborne). Pemberian imunisasi campak untuk bayi sangatlah penting karena

imunisasi campak untuk meningkatkan kekebalan bayi terhadap penyakit

campak yang disebabkan oleh virus morbili (Purnamaningrum, 2012).

Pemberian vaksin campak diberikan satu kali, dilakukan pada umur 9-11

bulan, dengan dosis 0,5 cc (Proverawati, 2010).

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ibu

yang mempunyai bayi usia 9-11 bulan tentang imunisasi campak di Posyandu

Desa Pereng Mojogedang Karanganyar mayoritas cukup sebanyak 40 orang

(66,6%) kemungkinan banyak dipengaruhi oleh peran serta tenaga kesehatan

Page 57: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek

43

yang berada di wilayah tersebut serta kemauan ibu untuk menambah

wawasan dari berbagai hal misalnya dari lingkungan sekitar dan lingkungan

pekerjaan.

D. Keterbatasan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, penulis memiliki beberapa kendala dan

keterbatasan yaitu :

1. Kendala Penelitian

a. Ada seorang responden yang tidak dapat membaca dan menulis

sehingga penulis harus membantu membacakan pernyataan dan

mengisi jawaban yang dianggap benar.

b. Ada beberapa responden yang kesulitan dalam pengisian kuesioner,

dikarenakan bayinya rewel dan ingin melakukan apa yang sedang

ibunya kerjakan.

c. Ada beberapa responden yang tergesa-gesa ingin pulang sehingga

tidak terlalu serius dalam mengisi kuesioner.

d. Pada saat proses pelaksaan penelitian, ada 4 posyandu yang peneliti

tidak dapat secara langsung melakukan penyebaran kuesioner

dikarenakan jadwal posyandu bersamaan dengan jadwal ujian di

institusi sehingga kuesioner dititipkan pada tenaga kesehatan yang

berada di wilayah tersebut.

Page 58: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek

44

2. Keterbatasan Penelitian

a. Variabel dalam penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga

tingkat pengetahuan saja yang diteliti.

b. Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup

dengan jawaban benar dan salah, sehingga responden hanya dapat

memberi tanda centang dan responden tidak dapat memberikan

jawaban atau pendapat tentang pernyataan dalam kuesioner tersebut.

Page 59: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek

45

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dapat disimpulkan bahwa Tingkat

Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Bayi Usia 9-11 bulan Tentang Imunisasi

Campak dapat dikategorikan menjadi 3 kategori, yaitu :

1. Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Bayi Usia 9-11 bulan Tentang

Imunisasi Campak di Posyandu Desa Pereng Mojogedang Karanganyar

dalam kategori baik sebanyak 10 responden ibu (16,7%).

2. Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Bayi Usia 9-11 bulan Tentang

Imunisasi Campak di Posyandu Desa Pereng Mojogedang Karanganyar

dalam kategori cukup sebanyak 40 responden ibu (66,6%).

3. Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Bayi Usia 9-11 bulan Tentang

Imunisasi Campak di Posyandu Desa Pereng Mojogedang Karanganyar

dalam kategori kurang sebanyak 10 responden ibu (16,7%).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Tingkat Pengetahuan Ibu yang

Mempunyai Bayi Usia 9-11 Bulan Tentang Imunisasi Campak Di Posyandu

Desa Pereng, Mojogedang, Karanganyar, maka saran yang dapat peneliti

sampaikan adalah :

Page 60: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek

46

1. Bagi Posyandu Desa Pereng

Bidan setempat atau petugas kesehatan diharapkan untuk mengadakan

penyuluhan agar para ibu yang mempunyai bayi usia 9-11 bulan

mengetahui lebih dalam mengenai imunisasi khususnya imunisasi

campak.

2. Bagi Responden

Diharapkan meningkatkan pengetahuan tentang imunisasi campak

dengan mengikuti penyuluhan dan mencari sumber-sumber informasi dari

media masa, berkonsultasi dengan bidan, atau tenaga kesehatan yang lain.

3. Bagi peneliti lain

Bagi peneliti lain yang tertarik dan berminat untuk melakukan

penelitian tentang imunisasi campak diharapkan melakukan penelitian

dengan mengembangkan variabel penelitian serta menggunakan metode

dan teknik yang berbeda sehingga didapatkan hasil yang lebih baik.

Page 61: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-wulaniswan... · pada tahun 2008 ... campak atau sering disebut penyakit tampek

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :

Rineka Cipta.

. 2007. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :

Rineka Cipta.

. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :

Rineka Cipta.

Depkes RI. 2007. JumlahAngkaKematianIbu Dan Angka Kematian

Bayi.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28260/4/Chaptr%201.pdf.D

iakses tanggal 16 November 2012.

Depkes, RI. 2012. Angka Kematian Bayi dan Balita. Jakarta: Departemen

Kesehatan.

Dewi, L. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta : Salemba

Medika.

Dinkes, Jateng. 2009. Angka Kematian Bayi dan Balita di Jawa Tengah.

Semarang : Dinas Kesehatan.

Edukasi. 2011. Pembentukan Macam Struktur Cara Kerja. (http://www.sentra-

edukasi.com/2011/09/pembentukan-macam-struktur-cara-

kerja.html#.ULkIY1JHXvA). Diakses pada tanggal 18 November 2012

Hidayat, A. A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data.

Jakarta: Salemba Medika.

. 2010. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data.

Jakarta: Salemba Medika.

IDAI. 2011. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Edisi keempat.Jakarta

:DepartemenIlmuKesehatanAnak.

Kuncoro. 2005. KBBI. Jakarta: Balai Pustaka.

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka

Cipta.

.2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:

Rineka Cipta.

.2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka

Cipta.

Proverawati, A. 2010.Imunisasi dan Vaksinasi. Yogyakarta: Nuha Medika

Purnamaningrum, Y. A. 2012. Buku Saku penuntun Imunisasi Dasar. Yogyakarta

: Fitramaya

Riwidikdo, H. 2010. Statistik Kesehatan untuk Penelitian Kesehatan dengan

Aplikasi Program R dan SPSS. Yogyakarta : Pustaka Rihama.