tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas
TRANSCRIPT
i
TESIS
TINGKAT KENYAMANAN LINGKUNGAN BELAJAR
SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI
DI KOTA DENPASAR
NI LUH GEDE AMBARAWATI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015
i
TESIS
TINGKAT KENYAMANAN LINGKUNGAN BELAJAR
SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI
DI KOTA DENPASAR
NI LUH GEDE AMBARAWATI
NIM 1391261016
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU LINGKUNGAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015
ii
TINGKAT KENYAMANAN LINGKUNGAN BELAJAR
SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI
DI KOTA DENPASAR
Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister pada Program Magister,
Program Studi Ilmu Lingkungan, Program Pascasarjana Universitas Udayana
NI LUH GEDE AMBARAWATI
NIM 1391261016
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015
iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
TESIS INI TELAH DISETUJUI
PADA TANGGAL 5 AGUSTUS 2015
Mengetahui
Pembimbing I,
Prof. Ir. I Wayan Arthana, MS, Ph.D
NIP. 196007281986091001
Pembimbing II,
Prof. Dr. Ir. I Wayan Suarna, MS
NIP. 195905191986011001
Ketua Program Studi
Magister Ilmu Lingkungan Program
Pascasarjana Universitas Udayana
Prof. Dr. I Wayan Budiarsa Suyasa, MS.
NIP. 196703031994031002
Direktur
Program Pascasarjana
Universitas Udayana,
Prof. Dr. dr.A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K)
NIP. 195902151985102001
iv
PENETAPAN PANITIA PENGUJI
Tesis iniTelah Diuji dan Dinilai Oleh Panitia Penguji pada
Program Pascasarjana Universitas Udayana
pada Tanggal 30 Juli 2015
Berdasarkan SK Rektor UniversitasUdayana
No : 2234/UN.144/HK/2015
Tanggal : 27 Juli 2015
Panitia Penguji Tesis adalah:
Ketua :Prof. Ir. I Wayan Arthana, MS, PhD
Anggota :
1. Prof. Dr. Ir. I Wayan Suarna, MS
2. Prof. Dr. Ir. I Gede Mahardika, MS
3. Prof. Made Sudiana Mahendra, Ph.D
v
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Ni Luh Gede Ambarawati
NIM : 1391261016
Program Studi : Magister Ilmu Lingkungan
Judul Tesis : Tingkat Kenyamanan Lingkungan Sekolah Menengah
Atas (SMA) Negeri di Kota Denpasar.
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat.
Apabila dikemudian hari terbukti plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai Peraturan Mendiknas RI No. 17 tahun 2012 dan
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Denpasar, 1 Juli 2015
Hormat saya,
Ni Luh Gede Ambarawati
NIM 1391261016.
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji Syukur Penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widi Waca /
Tuhan Yang Maha Kuasa, atas anugrah-Nya Tesis yang berjudul “ Tingkat
Kenyamanan Lingkungan Belajar Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Kota
Denpasar “ dapat diselesaikan.
Dalam penyususnan Tesis ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,
Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Ir. I Wayan Arthana, MS, PhD selaku Pembimbing Iyang dengan
penuh perhatian telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan dan saran
dalam menyelesaikan tesis ini.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. I Wayan Suarna, MS selaku Pembimbing II yang juga
dengan penuh perhatian dan kesabaran memberikan bimbingan dan saran
kepada penulis.
3. Bapak Prof. Dr. Ir. I Gede Mahardika, MS selaku pembahas yang telah
memberikan masukan-masukan juga saran untuk menyempurnakan tesis ini.
4. Bapak Prof. Made Sudiana Mahendra, PhD selaku Penguji yang telah banyak
memberikan saran dan masukan guna perbaikan penyelesaian tesis ini.
5. Bapak Prof. Dr. I Wayan Budiarsa Suyasa, M.S, selaku Ketua Program Studi
Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana Universitas Udayana atas izin yang
diberikan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan program magister serta
dorongan agar segera dapat menyelesaikan tesis.
6. Bapak dan Ibu dosen pengajar di Program Studi Magister Ilmu Lingkungan,
Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar yang telah memperluas
wawasan dalam bidang Ilmu Lingkungan.
7. Staf sekretariat PSMIL (Mbok Putu, Bli Made Karsika dan Bli Ardi) yang telah
banyak membantu demi kelancaran administrasi dalam pembuatan tesis ini.
8. Teman-teman S-2 lingkungan atas kebersamaan, dorongan dan semangatnya
untuk menyelesaikan penelitian tesis ini.
9. Keluarga tercinta, suami dan anak-anak tersayang Wika dan Tara, terima kasih
atas motivasi dan kasih sayang yang tak terhingga.
vii
Penulis menyadari sepenuhnya atas ketidaksempurnaan dalam penulisan
penelitian tesis ini, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan penelitian tesis ini.
Denpasar, 1 Juli 2015.
Penulis.
viii
ABSTRACT
THE COMFORT LEVEL OF STATE
SENIOR HIGH SCHOOLLEARNING ENVIRONMENT
IN DENPASAR CITY
A healthy andcomfortable school environmentis necessary,besidessupporting the
learning process, it can also improve student achievement. Noiseisdisturbingin
the learning process, as well as theavailability offacilities and infrastructure will
greatly affectthe comfort ofthe studentsinthe school. The purpose ofthis research
is to determinethe comfort level ofstate senior highschoolstudyinthe city of
Denpasarin termsofnoise levels, the availability andmanagement ofschool
facilities and infrastructure and student perception against school envirumental
level. The research methodused isdescriptivequantitativemethod. The locationof
the research wasconductedin 8 State Senior High Schoolinthe city of Denpasar.
Measurements ofnoise levelsateach schoolis capturedfromninesample
pointsbyusing asound level meterand surveyof schoolfacilities and
infrastructurethat are environmentally friendly. The comfort level of public high
school learning environment in the city of Denpasar based on the level of noise
has exceeded the qualty standard 55 dB, with the highest noise in the school yard
of 73,0 dB, which motor vechicles as the main caused. Temperature and
humidity do not affect the level of comfort, because they already meet the
standards. Lighting of class room in eight public high school in the city of
Denpasar very well. Because it meets the quality standard. Availability and
management infrastructure is optimal and adequate to support mostly high school
in the city of Denpasar. Support in the facilities and infrastructure have been seen
in SMAN 3 Denpasar. Almost all students in eight high school in the city of
Denpasar stated that the school environment is comfortable, even SMAN 3
Denpasar stated very comfotable at around 62,85 per cent.
Keywords :Noise, Infrastructure, SchoolLearning Environment.
ix
ABSTRAK
TINGKAT KENYAMANAN LINGKUNGAN BELAJAR
SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI
DI KOTA DENPASAR
Lingkungan sekolah yang sehat dan nyaman sangat diperlukan, selain dapat
mendukung proses pembelajaran, juga dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa.Kebisingan merupakan hal yang mengganggu dalam proses belajar
mengajar demikian pula dengan sarana dan prasarana yang tersedia sangat
mempengaruhi kenyamanan siswa di sekolah.Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui tingkat kenyamanan lingkungan belajar Sekolah Menengah Atas
(SMA) Negeri di Kota Denpasar ditinjau dari tingkat Kebisingan, ketersediaan
pengelolaan sarana prasaranaserta persepsi siswa terhadap tingkat kenyamanan
lingkungan sekolah. Metode Penelitian yang digunakan yaitu metode kuantitatif
deskriptif. Lokasi Penelitian di delapan SMAN di Kota Denpasar. Pengukuran
tingkat kebisingan di masing-masingsekolah dengan mengambil sembilan titik
sampel dengan menggunakan alat Sound Level Meter serta survei sarana dan
prasarana sekolah yang ramah lingkungan.Tingkat kenyamanan lingkungan
belajar SMA Negeri di Kota Denpasar berdasarkan tingkat kebisingan telah
melebihi baku mutu 55 dB, dengan kebisingan tertinggi di halaman sekolah
sebesar 73,0 dB dengan penyebab utamanya adalah kendaraan bermotor. Suhu
dan kelembaban udara tidak berpengaruh terhadap tingkat kenyamanan, karena
masih memenuhi standar. Pencahayaan ruang kelas di delapan SMAN di Kota
Denpasar sangat baik karena sudah memenuhi baku mutu.Ketersediaan dan
pengelolaan sarana dan prasarana yang sudah optimal dan memadai memberikan
dukungan yang sangat besar di semua SMAN di Kota Denpasar. Dukungan sarana
dan prasarana terlihat nyata pada SMAN 3 Denpasar.Hampir semua siswa di
delapan SMAN di Kota Denpasar menyatakan bahwa lingkungan sekolahnya
adalah nyaman, bahkan SMAN 3 Denpasar menyatakan sangat nyaman sebesar
62,85 %.
Kata Kunci : Kebisingan, SaranaPrasarana, Lingkungan Belajar sekolah.
x
RINGKASAN
Perkembangan aktivitas masyarakat perkotaan dalam berbagai kegiatan disektor
kehidupan seperti pemukiman, transportasi,industri dan berbagai sektor
pendukung lainnya merupakan kegiatan yang potensial dapat mengubah kualitas
lingkungan. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kenyamanan lingkungan
kawasan pendidikan (sekolah) yang berlokasi di kota-kota besar seperti Kota
Denpasar. Pemilihan lokasi sekolah pada awalnya didasarkan atas pertimbangan
strategis sehingga sekolah berada pada jalur trasportasi utama kota atau dipinggir
jalan besar yang menguntungkan bagi sekolah karena lokasi sekolah mudah
dicapai oleh siswa.Namun seiring dengan perkembangan kota dan meningkatnya
kebutuhan trasportasi, lokasi sekolah dinilai tidak strategis lagi dengan
kenyamanan belajar siswa di sekolah. Lingkungan sekolah yang sehat dan nyaman
sangat diperlukan, selain dapat mendukung proses pembelajaran, juga dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.Kebisingan merupakan hal yang mengganggu
dalam proses belajar mengajar demikian pula dengan sarana dan prasarana yang
tersedia sangat mempengaruhi kenyamanan siswa di sekolah.
Jenis Penelitian ini dengan menggunakan metode kuantitatif
deskriptif.Pengambilan sampel dilakukan di delapan SMAN di Kota Denpasar.
Pengukuran tingkat kebisingan di masing-masingsekolah dengan mengambil
sembilan titik sampel antara lain : tiga sampel di halaman sekolah saat siswa
datang sekolah, saat siswa istirahat dan saat siswa pulang sekolah sesuai jadwal
masing-masing sekolahdanenam sampel pada ruang kelasdengan menggunakan
alat Sound Level Meter dan melakukan survei ketersediaan serta pengelolaan
sarana dan prasarana pendukung yang ramah lingkungan dengan mengacu pada
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor : 01 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 07 Tahun
2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adipura, Pedoman Teknis
Pengendalian Faktor Resiko Kesehatan Lingkungan Di Sekolah Direktorat
Jenderal, DEP.KES RI, 2004 dan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
:1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran dan Industri, Lampiran 1. Dilakukan juga pembagian kuesioner
kepada para siswa dan guru di setiap sekolah sebanyak 35 kuesioner.
Kebisingan SMA Negeri 4 Denpasar di ruang kelas terendah yaitu 57,7 dB hal ini
disebabkan ruang belajar kelas siswa tertutup dan ber AC, ada dua buah AC 1PK
sehingga suara yang ada di luar kelas tidak terlalu mengganggu.Kebisingan SMA
Negeri 6 Denpasar di halaman sekolah terendah di antara sekolah yang lain yaitu
sebesar 68 dB. Hal ini karena SMA Negeri 6 Denpasar berada di kawasan yang
tidak padat lalulintas, sekolah masuk ke Jl. Tukad nyali dan mempunyai pintu
gerbang dua buah sehingga pada saat siswa datang ke sekolah melalui dua pintu
masuk yang mengakibatkan bising terpapar menyebar di dua lokasi. Kebisingan
SMA Negeri 8 Denpasar diruang kelas tertinggi diantara sekolah lain yaitu 63 dB,
karena di selatan/depan sekolah terdapat perumahan yang padat penduduk.
Pengukuran hari sabtu tanggal 10 januari 2015 ada kelas tidak belajar sehingga
mempengaruhi hasil pengukuran yang dilakukan. Sedangkan di halaman sekolah
paling tinggi dari sekolah lain yaitu 73 dB, karena SMA Negeri 8 Denpasar tidak
xi
mempunyai tempat parkir khusus sehingga siswa parkir di depan ruang kelas.
Hampir semua areal sekolah ada motor yang parkir.
Berdasarkan survei sarana dan prasarana yang dlakukan pada delapan SMA
Negeri di Kota Denpasar di peroleh hasil SMA Negeri 3 Denpasar mendapat nilai
tertinggi dengan kategori sangat nyaman karena sarana dan prasarana yang ada
di sekolah rata-rata ketersediaannya sangat baik. SMA Negeri 6 Denpasar
mendapat nilai terendah diantara sekolah lain tetapi masih kategori nyaman, dari
delapan sekolah hanya SMA Negeri 6 Denpasar yang belum menggunakan kipas
angin ataupun AC.Hasil pengukuran di SMA Negeri 2 Denpasar suhunya tertinggi
dari sekolah lain karena saat melakukan pengukuran pada tanggal 6 Maret 2015
pukul 08.45 - 09.25 wita cuaca cerah dan sinar matahari terang sehingga suhu
rata-rata 28,600 C, sedangkan suhu terendah di SMA Negeri 4 Denpasar yaitu
23,500 C karena ruang kelas menggunakan AC sebanyak dua buah dengan
kekuatan 1 PK. Kelembaban tertinggi pada SMA Negeri 5 Denpasar 84,48 %.
Kerapatan vegetasi di areal SMAN 5 Denpasar mengakibatkan banyaknya tutupan
lahan sehingga sinar matahari tidak sampai pada muka tanah meskipun
pengukuran dilakukan pukul 11.00-11.30 wita sehingga kelembaban meningkat.
Pencahayaan tertinggi di ruang kelas yaitu pada SMA Negeri 8 Denpasar dengan
rata-rata 597,0 lux, karena ruang kelas rata-rata disebelah kanan dan kirinya
adalah halaman sekolah. Sedangkan pencahayaan terendah pada SMA Negeri 2
Denpasar yaitu190,4 lux.
Berdasarkan persepsi siswa di sekolah yang dipandang paling nyaman dari
delapan SMAN di Kota Denpasar adalah SMAN 3 Denpasar sebesar 62,85%
dengan pernyataan tidak nyaman 0 %, dan sekolah tidak nyaman pada SMAN 6
Denpasar sebesar 11,43% dengan pernyataan sangat nyaman paling rendah
sebesar 25,71 % sama dengan persepsi siswa pada SMAN 2
Denpasar.Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan kepada pihak sekolah
yaitu untuk mengurangi pengaruh kebisingan terhadap tingkat kenyamanan
belajar siswa diperlukan penanaman pohon pada pagar sekolah upaya yang
berfungsi sebagai peredam kebisingan seperti menanam pohon bambu jakarta atau
bambu kuning.Sarana dan prasarana sekolah perlu perawatan dan perhatian upaya
keberlanjutan pengelolaan sarana dan prasarana yang memadai serta dalam
melakukan pemilihan lokasi sekolah perlu memperhatikan faktor kebisingan.
Tingkat kenyamanan lingkungan belajar SMA Negeri di Kota Denpasar
berdasarkan tingkat kebisingan telah melebihi baku mutu 55 dB, dengan
kebisingan tertinggi di halaman sekolah sebesar 73,0 dB dengan penyebab
utamanya adalah kendaraan bermotor. Suhu dan kelembaban udara tidak
berpengaruh terhadap tingkat kenyamanan, karena masih memenuhi standar.
Pencahayaan ruang kelas di delapan SMAN di Kota Denpasar sangat baik karena
sudah memenuhi baku mutu.Ketersediaan dan pengelolaan sarana dan prasarana
yang sudah optimal dan memadai memberikan dukungan yang sangat besar di
semua SMAN di Kota Denpasar. Dukungan sarana dan prasarana terlihat nyata
pada SMAN 3 Denpasar.Hampir semua siswa di delapan SMAN di Kota
Denpasar menyatakan bahwa lingkungan sekolahnya adalah nyaman, bahkan
SMAN 3 Denpasar menyatakan sangat nyaman sebesar 62,85 %.
xii
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM ................................................................................................ i
PRASYARAT GELAR ......................................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI ..................................................................... vi
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ..................................................... v
UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................................vi
ABSTRACT ........................................................................................................ viii
ABSTRAK ............................................................................................................ ix
RINGKASAN ........................................................................................................ x
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. xii
DAFTAR TABEL ........……………………………………………………….. xvii
DAFTAR GAMBAR…...……………………………………………………...xix
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xx
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………….....…… 1
1.1. Latar Belakang ……………………………………………................... 1
1.2. Rumusan Masalah …………………………………………………….. 4
1.3. Tujuan Penelitian ………………………………………………………4
1.4. Manfaat Penelitian ……………………………………………………. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..……………………………………………….5
2.1. Lingkungan Sekolah .........................................…………………….... 5
2.1.1. Pengertian Lingkungan Sekolah................................................... 5
xiii
2.1.2. Ruang Lingkup Lingkungan Sekolah ..........................................7
2.1.3. Lingkungan PekaranganSekolah yang Nyaman ……….……..... 7
2.2. Syarat-Syarat Lingkungan Sekolah yang Sehat ..................................... 7
2.2.1. Lapangan Bermain ....…..............………………………..….…..7
2.2.2. Pepohonan Rindang ……..……............……………...……........ 8
2.2.3. Sistem Sanitasi dan Sumur Resapan Air ...........……………….. 8
2.2.4. Tempat Pembuangan Sampah …………………...........…....…. 9
2.2.5.Lingkungan sekitar sekolah yang mendukung ……….................9
2.2.6. Bangunan sekolah yang kokoh dan sehat ……………................ 9
2.3. Ruang Terbuka Hijau (RTH) ................................................................10
2.4. Tingkat Kenyamanan Belajar .…………………………………..……10
2.4.1. Pengertian Belajar ............……………………………............ 11
2.4.2. Definisi Kenyamanan …..………………………...……...........11
2.4.3. Kenyamanan Termal ............................................…………….. 12
2.4.3.1.Suhu .......…………………………………..…..……..... 12
2.4.3.2.Kecepatan Angin (Pergerakan Udara..…….................... 13
2.4.3.3.Kelembaban Udara ...................…………....................... 14
2.4.3.4. Aktivitas Manusia .......................……………………... 14
2.4.3.5. Pakaian ........................................................................... 14
2.4.4. Pencahayaan .............................................................................. 15
2.5. Pengertian Kebisingan...........................................................................15
2.5.1. Jenis-jenis Kebisingan ................................................................. 15
2.5.2. Baku Mutu Tingkat Kebisingan Provinsi Bali ............................ 16
xiv
BAB III KERANGKA BERFIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS ……….…….18
3.1.Kerangka Berfikir ……………………………………...………...….. 18
3.2. Kerangka Konsep Penelitian ……………………………….…………20
3.3.Hipotesis …………………..…………………..…………………….21
BAB IV METODE PENELITIAN ……………………………………………. 22
4.1. Rancangan Penelitian ……………………………………………...... .22
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ………………………………………... 23
4.3. Penentuan Sumber Data ……………………………………………... 24
4.3.1. Populasi dan Sampel Penelitian ………………………………. 24
4.3.2. Sumber Data ………………………………………………….. 25
4.3.2.1. Data Primer ……………………………………………25
4.3.2.2. Data Sekunder …………………………………………25
4.4. Variabel Penelitian ………….……………………………………….. 26
4.5. Bahan dan Alat Penelitian ……….………………………………….. 26
4.6. Instrumen Penelitian ……………………………………………….…26
4.7. Prosedur Penelitian .............................................................................. 27
4.7.1. Observasi Kawasan Lingkungan Belajar ................................... 27
4.7.2. Pengukuran Tingkat Kenyamanan Lingkungan Belajar ............ 28
4.7.2.1. Tingkat Kebisingan ......................................................... 28
4.7.2.2. Survei Pengelolaan Saranadan Prasarana ....................... 29
4.8. Analisis Data ………………………………………………………… 30
BAB V HASIL PENELITIAN ............................................................................ 32
5.1. Hasil Pengukuran Kebisingan dan Survei SMAN 1 Denpasar ........... 32
xv
5.1.1. Di halaman SMAN 1 Denpasar ................................................. 32
5.1.2. Di ruang kelas SMAN 1 Denpasar ........................................... 32
5.1.3. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 1 Denpasar ............ 33
5.2. Hasil Pengukuran Kebisingan dan Survei SMAN 2 Denpasar ............ 35
5.2.1. Di halaman SMAN 2 Denpasar ................................................. 35
5.2.2. Di ruang kelas SMAN 2 Denpasar ............................................ 36
5.2.3. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 2 Denpasar ........... 37
5.3. Hasil Pengukuran Kebisingan dan Survei SMAN 3 Denpasar ............ 38
5.3.1. Di halaman sekolah SMAN 3 Denpasar .................................... 38
5.3.2. Di ruang kelas SMAN 3 Denpasar ............................................ 39
5.3.3. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 3 Denpasar ............ 40
5.4. Hasil Pengukuran Kebisingan dan Survei SMAN 4 Denpasar .......... 41
5.4.1. Di halaman SMAN 4 Denpasar ................................................ 41
5.4.2. Di ruang kelas SMAN 4 Denpasar ........................................... 42
5.4.3. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 4 Denpasar ........... 43
5.5. Hasil Pengukuran Kebisingan dan Survei SMAN 5 Denpasar ......... 44
5.5.1. Di halaman sekolah SMAN 5 Denpasar .................................. 44
5.5.2.Di ruang kelas SMAN 5 Denpasar .......................................... 45
5.5.3. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 5 Denpasar .......... 46
5.6. Hasil Pengukuran Kebisingan dan Survei SMAN 6 Denpasar ........... 48
5.6.1. Di halaman sekolah SMAN 6 Denpasar .................................... 48
5.6.2. Di ruang kelas SMAN 6 Denpasar ........................................... 48
5.6.3. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 6 Denpasar .......... 49
xvi
5.7. Hasil Pengukuran Kebisingan dan Survei SMAN 7 Denpasar ........... 51
5.7.1. Di halaman sekolah SMAN 7 Denpasar ................................... 51
5.7.2. Di ruang kelas SMAN 7 Denpasar ........................................... 52
5.7.3. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 7 Denpasar ........... 53
5.8. Hasil Pengukuran Kebisingan dan Survei SMAN 8 Denpasar ............ 54
5.8.1. Di halaman sekolah SMAN 8 Denpasar .................................... 54
5.8.2. Di ruang kelas SMAN 8 Denpasar .............................................55
5.8.3. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 8 Denpasar ............ 56
5.9. Rangkuman Hasil Pengukuran Kebisingan ....................................... 57
5.10. Rekapitulasi Hasil Survei Sarana dan Prasarana .............................. 58
5.11. Rekapitulasi Hasil Kuesioner siswa SMAN di Kota Denpasar ........ 61
BAB VI PEMBAHASAN ................................................................................... 63
6.1. Tingkat Kebisingan pada SMA Negeri di Kota Denpasar. .................. 63
6.2. Ketersediaan dan Pengelolaan Sarana dan Prasarana ......................... 65
6.3.Suhu, Kelembaban dan Pencahayaan ................................................. 68
6.4. Persepsi Siswa .................................................................................... 70
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 71
7.1. Simpulan.................................................................................................. 71
7.2. Saran ......................................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………...73
LAMPIRAN– LAMPIRAN ........…….......……………………....……….….....76
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1. Baku Mutu Kebisingan ................................................................................ 17
5.1. TingkatKebisingan di Halaman SMAN 1 Denpasar ................................... 32
5.2. Tingkat Kebisingan di ruang kelas SMAN 1 Denpasar ................................ 33
5.3. Jenis-jenis Tanaman Peneduh di SMAN 1 Denpasar .................................. 34
5.4. Hasil Pengukuran Suhu, Kelembaban dan Pencahayaan SMAN 1 Dps ...... 35
5.5.Tingkat Kebisingan di Halaman SMAN 2 Denpasar ..................................... 35
5.6. Tingkat Kebisingan di ruang kelas SMAN 2 Denpasar ................................ 36
5.7. Jenis-jenis Tanaman Peneduh di SMAN 2 Denpasar .................................. 37
5.8. Hasil Pengukuran Suhu, Kelembaban dan Pencahayaan SMAN 2 Dps ....... 38
5.9. Tingkat Kebisingan di Halaman SMAN 3 Denpasar .................................... 38
5.10. TingkatKebisingan di ruang kelas SMAN 3 Denpasar .............................. 39
5.11. Jenis-jenis Tanaman Peneduh di SMAN 3 Denpasar ................................ 40
5.12. Hasil Pengukuran Suhu, Kelembaban dan Pencahayaan SMAN 3 Dps ..... 41
5.13. TingkatKebisingan di Halaman SMAN 4 Denpasar .................................. 42
5.14. TingkatKebisingan di ruang kelas SMAN 4 Denpasar ...............................42
5.15. Jenis-jenis Tanaman Peneduh di SMAN 4 Denpasar ................................ 43
5.16. Hasil Pengukuran Suhu, Kelembaban dan Pencahayaan SMAN 4 Dps ..... 44
5.17. TingkatKebisingan di Halaman SMAN 5 Denpasar .................................. 45
5.18. TingkatKebisingan di ruang kelas SMAN 5 Denpasar .............................. 45
5.19. Jenis-jenis Tanaman Peneduh di SMAN 5 Denpasar ................................ 46
5.20. Hasil Pengukuran Suhu, Kelembaban dan Pencahayaan SMAN 5 Dps ..... 47
xviii
5.21. TingkatKebisingan di Halaman SMAN 6 Denpasar ...................................48
5.22. Tingkat Kebisingan di ruang kelas SMAN 6 Denpasar .............................. 49
5.23. Jenis-jenis Tanaman Peneduh di SMAN 6 Denpasar ................................ 50
5.24. Hasil Pengukuran Suhu, Kelembaban dan PencahayaanSMAN 6 Dps ...... 51
5.25. TingkatKebisingan di Halaman SMAN 7 Denpasar .................................. 51
5.26. Tingkat Kebisingan di ruang kelas SMAN 7 Denpasar .............................. 52
5.27. Jenis-jenis Tanaman Peneduh di SMAN 7 Denpasar ............................... 53
5.28. Hasil Pengukuran Suhu, Kelembaban dan Pencahayaan SMAN 7 Dps ..... 54
5.29. TingkatKebisingan di Halaman SMAN 8 Denpasar................................... 55
5.30. Tingkat Kebisingan di ruang kelas SMAN 8 Denpasar .............................. 55
5.31. Jenis-jenis Tanaman Peneduh di SMAN 8 Denpasar ............................... 56
5.32. Hasil Pengukuran Suhu, Kelembaban dan Pencahayaan SMAN 8 Dps ..... 57
5.33. Rangkuman Tingkat kebisingan SMAN di Kota Denpasar ....................... 58
5.34. Rekapitulasi Hasil Survei Sarana dan Prasarana ........................................ 59
5.35. Hasil Jumlah Skor Survei Sarana dan Prasarana ....................................... 60
5.36. Kategori Tingkat Kenyamanan Lingkungan Belajar ................................ 61
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.2. Diagram Alir Konsep Penelitian ................................................................... 20
4.1. Bagan Alir Tahapan Penelitian .................................................................... 22
4.2. Peta Lokasi Penelitian .................................................................................. 23
5.1. Skema Titik Sampel Pengukuran pada ruang kelas ..................................... 29
6.1. Grafik Hasil Pengukuran Kebisingan di semua sekolah .............................. 63
6.2. Grafik Hasil Survei Sarana dan Prasarana di semua sekolah ...................... 65
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN I Denpasar ................................. 77
2. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 2 Denpasar...................................84
3. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 3 Denpasar ................................. 91
4. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 4 Denpasar ................................. 98
5. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 5 Denpasar................................ 105
6. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 6 Denpasar................................ 112
7. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 7 Denpasar................................ 119
8. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 8 Denpasar................................ 126
9. Peta Lokasi Penelitian.................................................................................... 133
10.Alat-alat Penelitian....................................................................................... 137
11.Foto kondisi kelas SMAN 4 Denpasar.......................................................... 139
12. Foto pintu gerbang SMAN 6 Denpasar........................................................ 140
13. Foto areal parkir sepeda motor SMAN 8 Denpasar..................................... 141
14. Foto halaman dan kebun SMAN 3 Denpasar.............................................. 142
15. Fotorenovasi pager SMAN 6 Denpasar..................................................... 143
16. Fotokaca jendela yang pecah SMAN 6 Denpasar ..................................... 144
17. Foto Suasana cerah pada SMAN 2 Denpasar ............................................. 145
18. Fotovegetasi di SMAN 5 Denpasar.............. ............................................. 146
19.Foto halaman SMAN 2 denpasar yang kurang vegetasi.............................. 147
20. Fotosuasana di ruang kelas dan di luar kelas SMAN 8 Denpasar ...............148
21. Foto ruang kelas SMAN 2 denpasar yang kurang pencahayaan ................. 149
xxi
22. Fotokolam ikan dan tong sampah yang tidak terawat ................................ 150
23. Hasil Rekapitulasi Kuesioner SMAN di Kota Denpasar ........................... 151
24. Hasil Pengukuran iklim kerja ruangan kelas ............................................... 155
xxii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.
Perkembangan aktivitas masyarakat perkotaan dalam berbagai kegiatan
disektor kehidupan seperti pemukiman, transportasi, industri dan berbagai sektor
pendukung lainnya merupakan kegiatan yang potensial dapat mengubah kualitas
lingkungan. Semakin besar aktivitas perkotaan maka makin besar beban
pencemaran udara yang dilepaskan ke atmosfer perkotaan. Hal ini sangat
berpengaruh terhadap kenyamanan lingkungan kawasan pendidikan (sekolah)
yang berlokasi di kota-kota besar seperti Kota Denpasar. Pemilihan lokasi
sekolah pada awalnya didasarkan atas pertimbangan strategis sehingga sekolah
berada pada jalur trasportasi utama kota atau dipinggir jalan besar yang
menguntungkan bagi sekolah karena lokasi sekolah mudah dicapai oleh siswa.
Namun seiring dengan perkembangan kota dan meningkatnya kebutuhan
trasportasi, lokasi sekolah dinilai tidak strategis lagi dengan kenyamanan belajar
siswa di sekolah (Prawira, 2011).
Lingkungan sekolah yang sehat dan nyaman sangat diperlukan, selain dapat
mendukung proses pembelajaran, juga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
dan diharapkan juga dapat membudayakan prilaku hidup bersih dan sehat, tidak
hanya pada peserta didik, tetapi diharapkan juga dapat meluas pada keluarga dan
masyarakat sekitar. Djunaedi (2003) dalam Maknun J, dkk (2010)
mengungkapkan ada dua syarat agar murid dapat mendengarkan pelajaran
dengan baik. Pertama, lingkungan yang tidak bising. Bising bisa datang dari lalu
2
lintas di jalan, aktivitas di sekitar sekolah, suara dari kelas sebelah, dan bising
dari mesin penyejuk udara. Kedua adalah waktu dengung yang rendah. Waktu
dengung adalah ukuran yang menunjukkan seberapa cepat suara akan
menghilang. Semakin tinggi waktu dengung akan semakin lama suara itu
bertahan di dalam ruangan. Belajar tidak dipengaruhi oleh faktor internal saja,
tetapi juga dipengaruhi oleh faktor eksternal, yaitu kondisi lingkungan
sekitarnya. Kebisingan merupakan hal yang mengganggu dalam proses belajar
mengajar, pada intensitas yang lama dan tingkat tertentu dapat berbahaya bagi
kesehatan. Sumber kebisingan di dalam kelas terjadi karena aktivitas kelas dan
pengaruh kebisingan yang terjadi di luar kelas misalnya dari trasportasi, industri,
pepohonan dan manusia, sebagai tambahan tetesan hujan di atas atap juga
menimbulkan kebisingan menurut Shield and Dockrell (2003).
Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Bhinnety, et al. (1994), dalam
Suarna, et al. (2012) menyatakan bahwa intensitas bising (bunyi) mempunyai
pengaruh yang nyata terhadap memori jangka pendek; semakin tinggi intensitas
kebisingan akan menurun memori jangka pendek seseorang, variasi
intensitasnya antara 30 dB sampai dengan 95 dB. Pengaruh kebisingan terhadap
manusia secara fisik tidak saja mengganggu organ pendengaran, tetapi juga
dapat menimbulkan gangguan pada organ-organ tubuh lain, seperti penyempitan
pembuluh darah dan sistem jantung (Sasongko, et al. 2000).
Berdasarkan laporan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) Kota
Denpasar 2008 menunjukkan bahwa Kota Denpasar telah mengalami penurunan
kualitas udara. Dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi dan terus bertambahnya
3
jumlah penduduk membuat kebutuhan akan pembangunan perumahan, gedung-
gedung perkantoran dan gedung-gedung sekolah semakin meningkat. Secara
fisik, kantor ataupun sekolah adalah suatu ruangan atau bagian dari suatu
bangunan tempat melaksanakan aktivitas pekerjaan baik itu bekerja ataupun
belajar. Tata ruang kantor dan ruang sekolah merupakan salah satu hal penting
karena terdapat suatu sistem yang membutuhkan keseimbangan dari tiga aspek
yaitu manusia, alat dan lingkungan ruangan. Salah satu faktor kenyamanan
proses belajar mengajar ditentukan oleh keadaan lingkungan tempat dimana
proses tersebut dilakukan. Temperatur dan kelembaban ruangan belajar dinilai
sangat mempengaruhi kelancaran proses tersebut. Temperatur yang terlalu panas
atau dingin dan tingkat kelembaban yang tinggi atau rendah dapat menyebabkan
ketidaknyamanan bagi pengguna ruangan. Hasil yang didapatkan bahwa pada
temperatur udara 23o C, pelajar tetap dapat melakukan aktivitas secara optimal
berapapun tingkatan kelembaban relatif udaranya, sedangkan untuk temperatur
udara 27oC, kelembaban relatif udara yang optimal adalah di bawah 40%
(Marsidi dan Kusmindari, 2009) dalam Nainggolan (2013).
Tingkat kenyamanan lingkungan belajar di sekolah juga mencakup
lingkungan fisik, sosial, budaya, politis, dan nilai-nilai. Lingkungan fisik terdiri
atas lingkungan alam dan lingkungan buatan manusia. Adanya pengelolaan dan
ketersediaan sarana dan prasarana pendukung yang memadai di lingkungan belajar
sekolah, akan mempengaruhi tingkat kenyamanan belajar siswa, baik kwalitas
maupun kwantitas yang diupayakan secara terus menerus termasuk perawatan dan
pemeliharaannya dengan melibatkan semua potensi yang ada di lingkungan
4
belajar sekolah. Berdasarkan hal di atas, maka penelitian ini penting dilakukan
untuk mengetahui tingkat kenyamanan siswa dalam mengikuti pembelajaran di
sekolah.
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dirumuskan masalah yaitu :
Bagaimana tingkat kenyamanan lingkungan belajar Sekolah Menengah Atas
(SMA) Negeri di Kota Denpasar ditinjau dari tingkat kebisingan, ketersediaan
dan pengelolaan sarana prasarana serta persepsi siswa terhadap tingkat
kenyamanan lingkungan sekolah ?
1.3. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk :
Mengetahui tingkat kenyamanan lingkungan belajar Sekolah Menengah Atas
(SMA) Negeri di Kota Denpasar ditinjau dari tingkat kebisingan, ketersediaan
dan pengelolaan sarana prasarana serta persepsi siswa terhadap tingkat
kenyamanan lingkungan sekolah ?
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara langsung
maupun tidak langsung bagi berbagai pihak, antara lain :
a. Dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam pengkajian lebih
lanjut mengenai tingkat kenyamanan lingkungan belajar Sekolah Menengah
Atas (SMA) Negeri di Kota Denpasar.
b. Memberikan saran juga sebagai rekomendasi kepada pihak terkait dalam
upaya peningkatan lingkungan belajar sekolah yang nyaman.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Lingkungan Sekolah
2.1.1. Pengertian Lingkungan Sekolah
Berdasarkan UU RI Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup menjelaskan bahwa Lingkungan hidup adalah
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan mahluk hidup, termasuk
manusia dan perilaku, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan
perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lain. Lingkungan
sekolah terdiri dari dua kata yaitu, lingkungan dan sekolah. Menurut Darajat
(2008) lingkungan adalah segala sesuatu yang tampak dan terdapat dalam alam
kehidupan yang senantiasa berkembang. Lingkungan adalah seluruh yang ada,
baik manusia maupun benda buatan manusia, atau alam yang bergerak atau tidak
bergerak. Kejadian-kejadian atau hal-hal yang mempunyai hubungan dengan
seseorang. Menurut Anshari (1982), lingkungan adalah segala sesuatu yang ada
disekitar anak baik berupa benda, peristiwa, maupun kondisi masyarakat,
terutama yang dapat memberi pengaruh kuat pada anak yaitu lingkungan dimana
proses pendidikan berlangsung dan dimana anak bergaul sehari-hari.
Oleh karenanya lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar kita
yang berupa fisik maupun non fisik. Yang mana keduanya sangat berpengaruh
terhadap perkembangan pola tingkah laku dan berfikir seseorang. Sekolah
adalah suatu lembaga yang didirikan untuk proses pembelajaran anak dibawah
pengawasan guru dengan tujuan untuk meningkatkan kecerdasan serta
6
pembentukan moral dan karakter anak agar menjadi individu yang lebih
berkualitas.
Sekolah merupakan sarana yang sengaja dirancang untuk melaksanakan
pendidikan, seperti yang dikemukakan bahwa karena kemajuan zaman keluarga
tidak mungkin lagi memenuhi seluruh kebutuhan dan aspirasi generasi muda
terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Semakin maju masyarakat semakin
penting peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk
kedalam proses pembangunan masyarakat itu. Oleh karena itu sekolah sebagai
pusat pendidikan mampu melaksanakan fungsi pendidikan secara optimal yaitu
mengembangkan kemampuan meningkatkan mutu kehidupan dan martabat
bangsa Indonesia (Ericson, 2013) dalam (Rahmawati, 2014).
Lingkungan belajar sekolah adalah seluruh komponen atau bagian yang
terdapat di dalam sekolah, yang mana seluruh komponen dan bagian tersebut
ikut berpengaruh dan menunjang dalam proses pencapaian tujuan pendidikan
yang ada di sekolah. Secara garis besar lingkungan sekolah sangatlah
berpengaruh terhadap sebuah proses pembelajaran bagi anak didik, karena
bagaimanapun lingkungan sekitar yang dengan sengaja digunakan sebagai alat
dalam proses pendidikan. Pada dasarnya lingkungan mencakup :
a. Tempat (lingkungan fisik) ; keadaaan iklim, keadaan tanah, keadaan alam.
b. Kebudayaan (lingkungan budaya) ; dengan warisan budaya tertentu bahasa,
seni, ekonomi, ilmu pengetahuan, pandangan hidup, keagamaan
c. Kelompok hidup bersama (lingkungan sosial atau masyarakat) ; keluarga,
kelompok bermain, desa, perkumpulan (Rahmawati, 2014).
7
2.1.2. Ruang Lingkup Lingkungan Sekolah
(Hasbullah, 2006) menjelaskan bahwa ruang lingkup sekolah adalah :
a. Lingkungan fisik sekolah : bangunan sekolah, sarana dan prasarana sekolah,
keadaan geografis di sekitar sekolah.
b. Lingkungan budaya sekolah : intrakurikuler dan ekstrakurikuler.
c. Lingkungan sosial sekolah : kelompok belajar siswa, ekstrakurikuler dan
intrakurikuler, proses belajar mengajar di dalam kelas.
2.1.3. Lingkungan Pekarangan Sekolah yang Nyaman
Suasana yang nyaman dan menyenangkan pada umumnya dapat bersumber
dari lingkungan fisik sekolah. Lingkungan fisik sekolah yang bersih, sejuk dan
asri serta jauh dari kebisingan. Kondisi lingkungan sekolah yang ditata dengan
rapi akan membuat suasana menyenangkan dan menggairahkan bagi semua
warga sekolah. Lingkungan fisik yang bagus hendaknya di topang dengan
lingkungan sosial yang harmonis, sehingga dapat terjalin hubungan komunikasi
dan pergaulan yang baik terhadap seluruh siswa.
Hasbullah (2006) menyebutkan bahwa dengan kondisi lingkungan fisik
yang sehat dan sosial yang baik, sekolah akan menjadi tempat ternyaman kedua
setelah di rumah.
2.2. Syarat – Syarat Lingkungan Sekolah yang Sehat
Adapun syarat-syarat lingkungan sekolah yang sehat menurut Azizah (2013) :
2.2.1. Lapangan bermain
Fasilitas lapangan bermain adalah sesuatu hal yang sangat penting bagi
kegiatan belajar mengajar di sekolah, khususnya yang berhubungan dengan
8
ketangkasan dan pendidikan jasmani. Selain itu lapangan bermain juga dapat
digunakan untuk kegiatan bermain siswa, kegiatan upacara/apel pagi, dan
kegiatan perayaan/pentas seni yang memerlukan tempat yang luas.
2.2.2. Pepohonan rindang
Oksigen adalah salah satu pendukung kecerdasan anak. Kadar oksigen yang
sedikit pada manusia akan menyebabkan suplai darah ke otak menjadi lambat.
Karena itulah dibutuhkan banyaknya pohon rindang di lingkungan pekarangan
sekolah dan lingkungan sekitar sekolah. Vegetasi atau komunitas tumbuhan
yang tersedia dialam merupakan solusi yang paling menjanjikan untuk
mengatasi pencemaran udara. Semua tumbuhan hijau akan mengubah gas CO2
menjadi O2 melalui proses fotosintesis, pemilihan jenis tanaman penghijauan
sejogyanya juga mempertimbangkan fungsinya sebagai peneduh yang dapat
memperbaiki iklim mikro dan juga dapat berfungsi sebagai barrier/penahan
terhadap penyebaran polusi udara dari kendaraan. (Anatari dan Sandra, 2002
dalam Martuti, 2013).
2.2.3. Sistem sanitasi dan sumur resapan air
Sistem sanitasi yang bersih maka seluruh warga sekolah akan dapat lebih
tenang dalam mengadakan proses belajar mengajar. Selain itu diperlukan juga
sistem sumur resapan air untuk mengaliri air hujan agar tidak menjadi genangan
air yang dapat menjadikan kotor lingkungan sekolah, atau bahkan
membahayakan apabila didiami oleh jentik-jentik nyamuk.
9
2.2.4. Tempat pembuangan sampah
Azizah (2013) juga menyebutkan bahwa sampah adalah salah satu musuh
utama yang mempengaruhi kemajuan suatu peradaban. Terbukti dari kesadaran
penduduk-penduduk di negara maju yang sadar untuk tidak membuang sampah
sembarangan. Caranya adalah dengan menyediakan tempat pembuangan sampah
berupa tong-tong sampah dan tempat pengumpulan sampah akhir di sekolah dan
memberikan contoh kepada siswa untuk selalu membuang sampah pada
tempatnya.
2.2.5. Lingkungan sekitar sekolah yang mendukung.
Sekolah yang letaknya berdekatan dengan tempat pembuangan sampah atau
sungai yang tercemar sampah sehingga menimbulkan ketidak nyamanan akibat
bau-bau tak sedap. Lingkungan sekitar sekolah yang seperti itu akan dapat
menyebabkan siswa cenderung tidak nyaman belajar, atau bahkan penurunan
kualitas kecerdasan akibat polusi tersebut.
2.2.6. Bangunan sekolah yang kokoh dan sehat.
Banyak sekali adanya kasus tentang bangunan sekolah yang roboh di
Indonesia. Entah itu karena bangunannya sudah tua, atau pun bangunan baru
yang dibangun dengan asal-asalan. Ini juga adalah kewajiban pemerintah untuk
mengatasinya. Bangunan sekolah sudah semestinya dibangun dengan kokoh dan
memiliki syarat-syarat bangunan yang sehat, seperti ventilasi yang cukup dan
luas masing-masing ruang kelas yang ideal.
10
2.3. Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Ruang terbuka hijau sebagai peneduh yang akan menciptakan kenyamanan
karena unsure vegetasi berupa pohon misalnya dapat memodifikasi iklim mikro
yaitu penurunan suhu dan peningkatan kelembaban udara (Nussanti dan Elly IS,
2013). Untuk upaya rehabilitasi RTH harus diperhatikan jenis dan keragaman
vegetasi yang ditanam disarankan untuk memprioritaskan pohon-pohon yang
memiliki daya dukung terhadap pengurangan polusi udara, terdapat lima jenis
pohon yang biasa mengurangi polusi udara sekitar 47 – 60%. Pohon dimaksud
antara lain adalah pohon felicium (Filicium decipiens) atau kerai payung,
mahoni (Swientenia mahagoni), kenari (canarium commune), salam (Syzygium
polyanthum), dan anting-anting (Elaeocapus grandiforus), sementara itu jenis
tanaman perdu yang baik untuk mengurangi polusi udara adalah puring
(Codiaeum variegiatum), werkesiana, nusa indah (mussaenda sp), soka (ixora
javanica), dan kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis). Lembaga Kajian
Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (2003) dalam Suparwoko dan Firdaus
(2007).
Tanaman peneduh merupakan tanaman yang ditanam sebagai penghijauan.
Tanaman peneduh yang ditanam dipinggir jalan raya selain berfungsi sebagai
penyerap unsur kimia, juga berfungsi sebagai peredam suara baik kualitatif
maupun kuantitatif (Anatari dan Sandra, 2002 dalam Martuti, 2013).
2.4. Tingkat Kenyamanan Belajar
Tingkat kenyamanan belajar merupakan perasaan nyaman yang dirasakan
seseorang ketika mengalami proses perubahan tingkah laku individu yang
11
relative menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan
(Slameto, 2003). Tingkat kenyamanan belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor salah satunya adalah kondisi termal ruang.
2.4.1. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu yang relative
menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan. Perubahan
yang terjadi setelah seseorang melakukan kegiatan belajar dapat berupa
pengertian atau pengetahuan, keterampilan atau sikap. Belajar merupakan
peristiwa yang disengaja atau terjadi secara sadar. Juga disertai dengan tindakan-
tindakan mental, seperti berfikir, berimajinasi, artinya orang yang terlihat pada
peristiwa belajar pada akhirnya menyadari bahwa ia telah mempelajari sesuatu.
Perubahan tingkah laku yang terjadi merupakan kegiatan yang diperoleh dari
kegiatan yang disadari dan sengaja dilakukan. Belajar merupakan suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003).
2.4.2. Definisi Kenyamanan
Kenyamanan dan perasaan nyaman adalah penilaian komprehensif
seseorang terhadap lingkungannya. Kenyamanan tidak dapat diwakili oleh satu
angka tunggal. Manusia menilai kondisi lingkungan berdasarkan rangsangan
yang masuk kedalam dirinya melalui keenam indera melalui syarat dan dicerna
otak untuk dinilai. Dalam hal ini yang terlibat tidak hanya masalah fisik biologis,
namun juga perasaan. Suara, cahaya, bau, suhu, dll rangsangan ditangkap
12
sekaligus, lalu diolah oleh otak. Kemudian otak akan memberikan penilaian
relative apakah kondisi itu nyaman atau tidak. Ketidaknyamanan disatu faktor
dapat ditutupi oleh faktor lain (Satwiko, 2009:21-22) dalam Mavalino, (2013).
2.4.3. Kenyaman Termal
Kenyamanan termal adalah suatu kondisi termal yang dirasakan oleh
manusia yang dikondusikan oleh lingkungan dan benda-benda disekitar
arsitekturnya. Kenyamanan termal dalam suatu ruangan tergantung dari banyak
hal termasuk kebudayaan dan adat istiadat manusia masing-masing terhadap
suhu, kelembaban, dan iklim. Selain itu bau dan pencemaran udara, radiasi alam
dan buatan serta bahan bangunan warna dan pencahayaan ikut mempengaruhi
kenyamanan secara fisik maupun fisikologis (Frick, 2008:74) dalam Mavalino
(2013).
Faktor-faktor alam yang pasti mempengaruhi kenyamanan termal bagi
manusia adalah suhu udara, kelembaban udara, dan pergerakan udara. Tiga
faktor alam ini biasanya telah tersedia sebagai bagian dari lingkungan hidup
seseorang dan sangat mempengaruhi kenyamanan termal bagi dirinya. Tiga
faktor dominan tersebut biasanya juga sudah dikondisikan oleh desain ruangan
(Frick, 2008: 28). Standar kenyamanan termal dapat diukur dari lima faktor yang
terdiri dari tiga faktor lingkungan dan dua faktor manusia, diantaranya:
2.4.3.1. Suhu udara
Suhu udara terdiri dari dua macam suhu udara yaitu suhu udara biasa (air
tempature) dan suhu radiasi rata-rata/rata-rata suhu permukaan ruang (Mean
Radiant Temperature = MRT). Persyaratan Suhu udara mengacu pada
13
Kepmenkes RI Nomor : 1405/MENKES/SK/X/2002, Kesehatan Lingkungan
Kerja Perkantoran yaitu suhu 18-28 0C. Suhu udara diukur dengan thermometer
bola kering yang diletakkan 120 cm di atas permukaan tanah. MRT adalah
radiasi rata-rata dari permukaan-permukaan bidang yang mengelilingi seseorang
hingga 66% (Frick, 2008:47) dalam Mavalino (2013).
2.4.3.2. Kecepatan Angin (Pergerakan Udara)
Angin adalah udara yang bergerak karena adanya gaya yang diakibatkan
oleh perbedaan tekanan dan perbedaan suhu (Satwiko, 2009:5) dalam Mavalino
(2013). Angin pada daerah iklim tropis lembab cenderung minim; biasanya
berhembus agak kuat di siang hari atau pada musim pancaroba. Kenyamanan di
daerah tropis lembab hanya dapat dicapai dengan bantuan aliran angin yang
cukup pada tubuh manusia.
Pergerakan udara adalah aspek yang penting untuk kenyamanan termal
terlebih daerah panas, seperti halnya di daerah tropis. Di daerah dingin
pergerakan udara tidak terlalu terpengaruh karena biasanya jendela-jendela
ditutup untuk mencegah masuknya angin yang dingin. Pergerakan udara atau
angin yang menyapu permukaan kulit mempercepat pelepasan panas secara
konveksi. Bila permukaan kulit basah, maka penguapan yang terjadi
mengakibatkan pelepasan panas yang lebih besar (Frick, 2008:48). Gerakan
udara tidak dapat mencegah terjadinya radiasi dari lapisan luar kelapisan dalam
tetapi dapat menyaluran panas yang terbentuk di dalam ruang kosong tersebut.
Kecepatan angin dapat diukur dengan anemometer.
14
2.4.3.3. Kelembaban Udara
Kelembaban udara adalah kandungan uap air dalam udara. Biasanya
kelembaban udara menjadi penting saat suhu udara mendekati atau melampaui
ambang batas daerah kenyamanan termal dan kelembaban udara mencapai lebih
dari 70% atau kurang dari 40% (Mangunwijaya, 1997:144). Kelembaban udara
yang tinggi mengakibatkan sulit terjadinya penguapan dipermukaan kulit
sehingga mekanisme pelepasan panas bisa terganggu. Dalam pergerakan seperti
itu pergerakan udara akan sangat membantu penguapan. Kelembaban yang
tinggi dapat menyebabkan terjadinya ketidaknyamanan termal sehingga harus
diimbangi dengan kecepatan angin yang cukup dan menerus. Persyaratan
Kelembaban udara mengacu pada Kepmenkes RI Nomor :
1405/MENKES/SK/X/2002, Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran yaitu 40
% -60 %. Kelembaban udara dapat diukur langsung dengan hygrometer.
2.4.3.4. Aktivitas Manusia
Aktivitas manusia menimbulkan energi atau panas tertentu dalam tubuh
yang bersangkutan. Makin tinggi aktivitas seseorang, makin besar pula
kecepatan metabolisme di dalam tubuhnya sehingga makin besar energi atau
panas yang dihasilkan.
2.4.3.5. Pakaian
Faktor pilihan yang lazim dan mudah diterapkan untuk mencapai
kenyamanan termal adalah cara berpakaian. Manusia bisa memilih dan
menentukan jenis pakaian yang dkenakan demi mencapai kenyamanan termal
bagi dirinya (Mavalino, 2013).
15
2.4.4. Pencahayaan
Pencahayaan ruang sekolah terutama kelas, laboratorium dan perpustakaan
harus mempunyai intensitas yang cukup dan merata sesuai dengan fungsinya.
Persyaratan Pencahayaan di ruangan mengacu pada Kepmenkes RI Nomor :
1405/MENKES/SK/X/2002, Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran yaitu
intensitas di ruang kerja minimal 100 lux.
2.5. Pengertian kebisingan
Kebisingan adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyatakan suatu
bunyi yang intensitasnya tidak diinginkan, termasuk bunyi yang merupakan hasil
samping dari kegiatan-kegiatan lain seperti kegiatan industri dan transportasi.
Bunyi yang dianggap mengganggu, termasuk kegiatan bercakap-cakap dan
music yang tidak dikehendaki oleh pendengar (Wilson, 1989) dalam
(Warastuthi, 2003). Berdasarkan SK Menteri Negara Lingkungan Hidup No:
Kep.Men-48/MEN.LH/11/1996, kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan
dari suatu usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan,
termasuk ternak, satwa, dan sistem alam.
2.5.1. Jenis-jenis Kebisingan
Bising pada umumnya merupakan bunyi yang terdiri dari sejumlah
frekwensi dengan tingkat bunyi yang berbeda-beda, yang dinyatakan dalam
besaran dB (desibel). Jenis-jenis kebisingan menurut (Siswanto, 1991 dalam
Irawan F, 2012), dibedakan atas :
16
1. Kebisingan kontinyu (steady state noise) adalah kebisingan yang fluktuasi
intensitasnya tidak lebih dari 6 dB contohnya adalah suara yang ditimbulkan
oleh kompresor, kipas angin, suara mesin-mesin gergaji sirkuler dan suara
yang ditimbulkan oleh katup gas.
2. Impulsif Noise adalah kebisingan dimana waktu yang diperlukan untuk
mencapai puncaknya (peak intensity) tidak lebih dari 35 milidetik dan waktu
yang dibutuhkan untuk penurunan intensitas sampai 20 dB dibawah
puncaknya tidak lebih dari 500 milidetik. Contohnya adalah suara tembakan
meriam.
3. Intermittent Noise adalah kebisingan dimana suara mengeras kemudian
melemah secara perlahan-lahan, Contohnya kebisingan yang ditimbulkan
oleh lalu lintas pesawat udara yang tinggal landas.
2.5.2. Baku Mutu Tingkat Kebisingan Provinsi Bali
Baku mutu kebisingan yang berlaku di Provinsi Bali mengacu pada
Keputusan Gubernur Bali Nomor 8 Tahun 2007 tentang Baku Mutu Lingkungan
Hidup dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup. Baku mutu tingkat
kebisingan Provinsi Bali telah ditentukan bahwa ambang batas tingkat
kebisingan untuk Lingkungan kegiatan pendidikan (sekolah dan sejenisnya)
adalah sebesar 55 dB pada Tabel 2.1.
17
Tabel 2.1
Baku Mutu Tingkat Kebisingan Provinsi Bali.
Peruntukan Kawasan/Lingkungan Kegiatan
Tingkat
Kebisingan
(dB)
A Peruntukan Kawasan
1 Perumahan dan Pemukiman 55
2 Perdagangan dan Jasa 70
3 Perkantoran dan Perdagangan 65
4 Ruang Terbuka Hijau 55
5 Industri
70
6 Pemerintahan dan Fasilitas Umum 60
7 Rekreasi
70
8 Khusus :
- Pelabuhan Laut
70
- Cagar Budaya
60
- Bandar Udara*)
75-75 WECPNL
B Lingkungan Kegiatan
1 Rumah Sakit atau Sejenisnya 55
2 Sekolah atau Sejenisnya**) 55
3 Tempat Ibadah dan Sejenisnya 55
Sumber : Peraturan Gubernur Bali No : 8 Tahun 2007.
Keterangan :
*) = disesuaikan dengan ketentuan Menteri Perhubungan.
dB = decibel.
WECPNL = Weighted Equivalent Continuous Perceived Noise Level.
**) Khusus Sekolah, Tingkat kebisingannya sebagai berikut:
Sampai 55 dB (tidak bising), diatas 55 dB (bising).
18
BAB III
KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1. Kerangka Berpikir
Dengan semakin berkembangnya aktivitas masyarakat perkotaan di
sektor kehidupan seperti makin bertambahnya pemukiman, padatnya trasportasi,
dan berbagai kegiatan industri yang sangat potensial dapat mengubah kualitas
lingkungan. Kota Denpasar merupakan kota yang telah mengalami penurunan
kualitas udara dimana penyebab utamanya adalah kegiatan transportasi. Hal ini
juga berpengaruh terhadap kawasan sekolah yang ada di Kota Denpasar. Hasil
pemantauan kebisingan oleh Suarna, et al. (2012). Kawasan pendidikan sekolah
yang berlokasi di tempat-tempat strategis di Kota Denpasar yaitu di SMA Negeri
1 Denpasar tingkat kebisingan sudah melebihi baku mutu lingkungan yaitu 59,69
dB sedangkan baku mutu peruntukan kawasan sekolah adalah 55 dB. Hal tersebut
mengakibatkan kebisingan dan pencemaran udara semakin memprihatinkan.
Kawasan sekolah memerlukan lingkungan yang tenang dan nyaman jauh
dari kebisingan dan pencemaran udara, serta adanya pengelolaan dan
ketersediaan sarana dan prasarana pendukung yang ramah lingkungan, sehingga
proses belajar mengajar berjalan dengan baik. Pada kenyataannya untuk daerah
di Kota Denpasar sulit untuk mendapatkan lokasi sekolah yang tenang, karena
di perkotaan yang padat lalu lintasnya kebisingan bukan merupakan masalah
baru lagi. Kebisingan merupakan hal yang mengganggu dalam proses belajar
mengajar, pada intensitas yang lama dan tingkat tertentu dapat berbahaya bagi
kesehatan. Earthman (2004) dalam Metawati (2013), menyatakan bahwa
19
kebisingan suatu kelas pasti mengganggu proses belajar. Hal ini akan
menimbulkan kesulitan bagi siswa untuk mencerna informasi yang diperoleh.
Selanjutnya dikatakan pula bahwa belajar dalam lingkungan bising akan lebih
sulit bagi siswa untuk fokus dalam belajar.
Adanya ketersediaan serta pengelolaan sarana dan prasarana pendukung yang
memadai dan ramah lingkungan, dapat mendukung lingkungan sekolah yang
sehat dan nyaman. Selain dapat mendukung proses pembelajaran, juga dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa dan diharapkan juga dapat membudayakan
prilaku hidup bersih dan sehat, tidak hanya pada peserta didik, tetapi diharapkan
juga dapat meluas pada keluarga dan masyarakat sekitar.
Dengan melakukan penelitian ini akan dapat diketahui tingkat kenyamanan
lingkungan belajar siswa SMA Negeri di Kota Denpasar dengan mengukur tingkat
kebisingan, dan ketersediaan serta pengelolaan sarana dan prasarana yang ramah
lingkungan.
20
3.2. Kerangka Konsep Penelitian
Gambar 3.2
Diagram Alir Kerangka Konsep Penelitian.
Gambar 3.2 dijelaskan bahwa tingkat kenyamanan lingkungan belajar
SMAN di Kota Denpasar semakin tidak nyaman karena meningkatnya
kebisingan dan Ketersediaan serta pengelolaan sarana dan prasarana sekolah
Kebisingan Sarana dan prasarana
sekolah
Aktivitas
sekolah
Ketersediaan Pengelolaan
- Volume kendaraan .
- Kegiatan yang
dilakukan di dalam
sekolah.
- Tempat sampah.
- Keleluasaan ruang kelas.
- Kebersihan toilet
- Ketersediaan RTH
- Temperatur dan
kelembaban ruang kelas
- Pencahayaan
- Kantin sekolah
Transportasi
Tingkat Kenyamanan Lingkungan
Belajar Sekolah Menengah Atas
(SMA) Negeri di Kota Denpasar.
21
yang kurang optimal. Semakin dekat sekolah dengan sumber bising dan sarana
prasarana yang kurang mendukung maka akan menurunkan tingkat kenyamanan
lingkungan belajar. Managemen sekolah yang kurang baik seperti penataan
ruang kelas, ruang terbuka hijau yang sempit, toilet yang kotor dan jumlah yang
kurang mencukupi dengan jumlah siswa, pengelolaan sampah yang kurang baik,
akan mengakibatkan ketidaknyamanan lingkungan belajar di sekolah.
3.3. Hipotesis Penelitian
Tingkat kenyamanan lingkungan belajar SMA Negeri di Kota Denpasar
semakin menurun dengan meningkatnya kebisingan dan belum optimalnya
ketersediaan serta pengelolaan sarana dan prasarana lingkungan belajar yang
ramah lingkungan.
22
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk penelitian dengan metode kuantitatif deskriptif
dengan rancangan tahapan penelitian pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1
Bagan Alir Tahapan Penelitian.
Persiapan
Lokasi Penelitian di Delapan Lingkungan Belajar
SMAN di Kota Denpasar.
Pengukuran Kebisingan
Ketersediaan
/Pengelolaan
sarana dan
prasarana
pendukung yang
ramah lingkungan
Baku Mutu yang berlaku
Pengumpulan data, analisis
dan Pembahasan
Simpulan dan Saran
Survei dan Kuisioner
Penyediaan alat
dan bahan
Penelitian
Pengamatan
23
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian adalah lingkungan belajar SMA Negeri di Kota
Denpasar. Waktu penelitian selama tiga bulan dimulai pada bulan Januari 2015
s/d Maret 2015. Adapun lokasi penelitian di delapan SMA Negeri di Kota
Denpasar (Gambar 4.2) .
Gambar 4.2
Peta Lokasi Penelitian.
24
4.3. Penentuan Sumber Data
4.3.1. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dari penelitian ini adalah lingkungan belajar sekolah dan siswa dari
delapan SMAN di Kota Denpasar yang merasakan dampak langsung dari tingkat
kenyamann lingkungan belajar. Adapun alamat Sekolah Menengah Atas (SMA)
Negeri di Kota Denpasar sebagai berikut :
1. SMA Negeri 1 Denpasar dengan alamat Jl. Kamboja No.4 Denpasar.
2. SMA Negeri 2 Denpasar dengan alamat Jl. Jend. Sudirman Denpasar.
3. SMA Negeri 3 Denpsar dengan alamat Jl. Nusa Indah No.20 X Denpasar.
4. SMA Negeri 4 Denpasar dengan alamat Jl. Gn Rinjani Monang-Maning
Denpasar.
5. SMA Negeri 5 Denpasar dengan alamat Jl. Sanitasi No.2 Sidakarya
Denpasar.
6. SMA Negeri 6 Denpsar dengan alamat Jl. Tukad Nyali Sanur Denpasar.
7. SMA Negeri 7 Denpasar dengan alamat Jl. Kamboja No.9 Denpasar.
8. SMA Negeri 8 Denpasar dengan alamat Jl. DAM Peraupan Penguyangan
Denpasar.
Sampel penelitian untuk setiap sekolah akan diambil setiap hari jam
sekolah yaitu pada hari senin, selasa, rabu, kamis, jumat dan sabtu sebanyak
sembilan kali sampel kebisingan dengan alat pengukur tingkat kebisingan dan
survei ketersediaan serta pengelolaan sarana dan prasarana pendukung yang
ramah lingkungan dengan mengacu pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup RI Nomor : 01 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
25
Negara Lingkungan Hidup Nomor : 07 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pelaksanaan Program Adipura, Pedoman Teknis Pengendalian Faktor Resiko
Kesehatan Lingkungan Di Sekolah Direktorat Jenderal, PPM & PL DEP.KES
RI, 2004 dan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
:1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran dan Industri, Lampiran 1. Dilakukan juga pembagian kuesioner
kepada para siswa dan guru di setiap sekolah sebanyak 35 kuesioner.
4.3.2. Sumber Data
4.3.2.1. Data Primer
Pelaksanaan pengambilan data akan dilakukan di delapan lingkungan belajar
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Kota Denpasar, terhadap tingkat
kebisingan, survei sarana dan prasarana serta membagikan kuisioner mengenai
ketersediaan serta pengelolaan sarana dan prasarana pendukung yang ramah
lingkungan.
4.3.2.2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari setiap sekolah meliputi: denah sekolah,
keadaan eksisting sekolah, jumlah siswa, guru dan pegawai. Hasil-hasil
penelitian terdahulu serta sumber - sumber lain yang berhubungan dengan topik
penelitian baik berupa peta, buku buku, jurnal, dari internet dan lain lain.
26
4.4. Variabel Penelitian.
1. Kebisingan lingkungan belajar sekolah.
2. Ketersediaan serta pengelolaan sarana dan prasarana lingkungan belajar
sekolah.
4.5. Alat dan Bahan Penelitian :
1. Jam dan Stop Watch, untuk mengetahui waktu
2. Sound Level Meter sebagai alat pengukur tingkat kebisingan
3. Lux meter sebagai alat pengukuran pencahayaan
4. Calor Stress Monitor sebagai alat pengukur suhu dan kelembaban
5. GPS sebagai alat untuk menentukan titik sampel penelitian
6. Meteran, sebagai alat ukur panjang dan jarak
7. Alat tulis dan papan clipboard
8. Kamera digital, untuk mendokumentasikan pelaksanaan penelitian
9. Komputer untuk kompilasi dan analisis data
10. Lembar Kuisioner yang berfungsi sebagai daftar pertanyaan yang harus
dijawab dan diisi oleh siswa dan guru yang ada di sekolah tersebut
11. Lembar survei sarana dan prasarana SMA Negeri di Kota Denpasar sebagai
alat pencatatan hasil pengukuran dan pengamatan.
4.6. Instrumen Penelitian
Sebelum melakukan pengumpulan data primer maka terlebih dahulu
dilakukan survei pendahuluan. Hal ini bertujuan agar dalam pengambilan data
primer lebih akurat serta pengolahan dan analisis data tidak mengalami
kesulitan.
27
Adapun pengumpulan data yang dibutuhkan pada setiap sekolah adalah
melakukan pengukuran pada hari senin sampai sabtu di sembilan titik sampel
tingkat kebisingan dan melakukan survei serta membagikan kuesioner kepada
siswa dan guru antara lain :
1) Satu orang mengukur tingkat kebisingan dengan Sound Level Meter
sebanyak sembilan titik sampel yaitu tiga titik sampel diambil di halaman
sekolah pada waktu siswa datang sekolah, waktu instirahat siswa dan waktu
pulang sekolah dalam satu hari dan enam titik sampel lagi diambil di ruang
kelas pada waktu siswa menerima pelajaran atau jam pelajaran
menyesuaikan pada sekolah masing-masing.
2) Satu orang melakukan pembagian kuesioner sebanyak 35 lembar kuesioner
di setiap sekolah antara lain : 10 lembar untuk kelas X, 10 lembar untuk
kelas XI, 10 lembar untuk kelas XII dan lima lembar lagi untuk guru dan
pegawai sekolah.
3) Satu orang melakukan observasi dibantu dua orang lagi untuk melakukan
survei langsung terhadap kondisi fisik lingkungan belajar sekitar sekolah
dan ketersediaan serta pengelolaan sarana dan prasarana yang ramah
lingkungan pada setiap sekolah.
4.7. Prosedur Penelitian
Prosedur Penelitian meliputi beberapa tahapan :
4.7.1. Observasi kawasan lingkungan belajar
Prosedur penelitian yang pertama dilakukan adalah observasi awal ke
delapan SMA Negeri yang ada di Kota Denpasar. Menentukan titik sampel
28
untuk melakukan pengukuran kebisingan, menentukan survei terhadap
lingkungan sekolah dan ruang kelas yang akan menjadi sampel dan membagikan
kuesioner di setiap sekolah antara lain :
4.7.2. Pengukuran tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah dengan
mengukur :
4.7.2.1. Tingkat kebisingan
Pengukuran tingkat kebisingan di masing-masing sekolah dengan
mengambil sembilan titik sampel antara lain :
1. Pukul : 07.00 Wita (sesuai jadwal sekolah) saat siswa datang ke sekolah.
2. Pukul 09.00 Wita (sesuai jadwal sekolah) saat siswa menerima pelajaran di
ruang kelas. Observasi yang dilakukan sebelum melakukan pengukuran
menentukan kelas yang menjadi titik sampel pengukuran, ada enam kelas
yang akan menjadi sampel yaitu kelas yang diperkirakan sangat nyaman,
nyaman dan tidak nyaman, kelas tersebut ditentukan oleh murid kelas XII di
sekolah masing-masing dan tiga kelas lagi yaitu kelas X, Kelas XI dan
kelas XII. Berdasarkan observasi diperoleh enam kelas yang menjadi lokasi
pengukuran kebisingan di ruang kelas yaitu : kelas X menjadi kelas A, kelas
XI menjadi kelas B dan kelas XII menjadi kelas C, kelas sangat nyaman
menjadi kelas D, kelas nyaman menjadi kelas E, dan kelas tidak nyaman
menjadi kelas F.
3. Pukul 10.30 Wita (sesuai jadwal sekolah) saat siswa istirahat.
4. Pukul 13.30 Wita (sesuai jadwal sekolah) saat siswa pulang sekolah dan
pengambilan sampel dilakukan di halaman sekolah dengan menggunakan
alat Sound Level Meter.
29
Pengukuran yang dilakukan di ruang kelas setiap SMAN di Kota Denpasar
diambil seperti Gambar 5.1.
Gambar 5.1.
Skema titik sampel pengukuran di ruang kelas.
4.7.2.2. Survei Ketersediaan dan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendukung
yang Ramah Lingkungan.
Pengukuran suhu dan kelembaban menggunakan alat Calor Stress Monitor
serta mengukur pencahayaan dengan menggunakan Lux Meter juga melakukan
survei langsung ke lokasi mengenai kondisi lingkungan fisik setiap sekolah
dengan membawa lembar survei dan memberikan nilai skor berdasarkan
kriteria yang mengacu pada :
1. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor : 01 Tahun 2013
tentang perubahan atas Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
: 07 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adipura.
Keterangan :
: Titik
sampel
Pengukuran
kebisingan
30
2. Pedoman Teknis Pengendalian Faktor Resiko Kesehatan Lingkungan Di
Sekolah Direktorat Jenderal, PPM & PL DEP.KES RI, 2004.
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :1405/MENKES/SK/XI/2002
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri,
Lampiran 1.
Adapun sarana dan prasarana yang di survei antara lain :
1. Sarana prasarana untuk mengatasi permasalahan lingkungan hidup di sekolah
seperti : air bersih, sampah (penyediaan tempat sampah terpisah), toilet dan
ruang kelas (luas, temperatur, suhu, kelembaban dan pencahayaan kelas).
2. Sarana prasarana pendukung pembelajaran lingkungan hidup di sekolah
seperti : ruang terbuka hijau (RTH), pemanfaatan dan pengolahan air,
taman/kebun sekolah, tanaman peneduh dan kantin sekolah.
Sebanyak 35 lembar kuesioner dibagikan kepada siswa dan guru untuk
mengetahui persepsi siswa terhadap lingkungan belajarnya.
4.8. Analisis Data
Adapun analisis data yang dilakukan antara lain :
1) Mengumpulkan hasil pengukuran Kebisingan, hasil survei sarana dan
prasarana sekolah serta kuesioner.
2) Membandingkan hasil pengukuran kebisingan dengan baku mutu yang
mengacu pada Peraturan Gubernur Bali nomor : 8 Tahun 2007.
3) Survei yang dilakukan secara langsung (mengukur, mencatat, memantau di
lokasi) akan dianalisa dan disesuaikan dengan kriteria yang mengacu pada
(Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor : 01 Tahun 2013
31
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor : 07 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adipura,
Pedoman Teknis Pengendalian Faktor Resiko Kesehatan Lingkungan Di
Sekolah, Direktorat Jenderal, PPM & PL DEP.KES RI, dan Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor :1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri,
Lampiran 1 dan hasil kuesioner yang berjumlah 280 (35x8) di persentasekan
di tiap sekolah sebagai persepsi siswa dan pendukung dari survei yang
dilakukan.
4). Setelah semua hasil diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan grafik
untuk menggambarkan hasil pengukuran dari masing-masing sekolah
menegah atas (SMA) Negeri di Kota Denpasar, dianalisis menggunakan
metode deskriptif untuk mencari jawaban permasalahan dari penelitian.
32
BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1. Hasil Pengukuran Kebisingan dan Survei di SMAN 1 Denpasar
5.1.1. Hasil pengukuran kebisingan di halaman SMAN 1 Denpasar.
Pada hari rabu, tanggal 21 Januari 2015 dilakukan pengukuran per-5 detik
dalam satu menit. Jarak dari pintu masuk ke titik sampel adalah 15 m.
Pengukuran dilakukan pada saat siswa datang ke sekolah pukul 06.45 - 07.00
wita dan pulang sekolah pukul 13.30 – 13.45 pada titik koordinat S=08042’16,3”,
E=115013’14,0” dan pukul 09.40-09.55 wita, di halaman sekolah pada koordinat
S=08042’18,3”, E=115013’14,1” saat siswa istirahat (Tabel 5.1) .
Tabel 5.1
Tingkat Kebisingan di Halaman SMAN 1 Denpasar
Kegiatan Waktu Terendah Tertinggi Rata-rata
dB dB dB
Siswa Datang 06.45 - 07.00 wita 67,1 73,4 70,4
Siswa Istirahat 09.40 - 09.55 Wita 67,4 73,4 70,1
Siswa pulang 13.30 - 13.45 Wita 67,6 73,2 70,7
Rata-rata : 70,4
Tabel 5.1 menunjukkan bahwa kondisi kebisingan antara siswa datang,
istirahat dan pulang sekolah masih dalam kisaran nilai yang sama.
5.1.2. Hasil pengukuran kebisingan di ruang kelas SMAN 1 Denpasar.
Pada hari rabu, tanggal 21 Januari 2015 dengan menggunakan alat
Sound Level Meter yang disimpan dititik-titik pengukuran per-5 detik dalam satu
menit, sebanyak empat titik sampel di setiap sudut ruang kelas seperti Tabel 5.2.
33
Tabel 5.2
Tingkat Kebisingan di ruang kelas SMAN 1 Denpasar
N
o Kelas Waktu
Titik Sampel Rata-
rata
(dB) 1 2 3 4
1 A 08.58 - 09.12 Wita 58, 0 58,4 64,3 68,6 62,4
2 B 10.20 - 10.35 Wita 57,4 57,6 58,9 60,7 58,7
3 C 08.38 - 08.53 Wita 61,5 62,3 62,0 63,5 62,5
4
D
08.01 - 08.16 Wita
57,8
58,5
57,7
57,0
57,8
5
E
10.00 - 10 15 Wita
58,6
57,4
57,8
59,3
58,3
6
F
09.20 - 09.35 Wita
59,3
60,2
64,1
64,7
62,1
Rata-rata : 60,3
Keterangan : A= kelas X; B = kelas XI; C = kelas XII,D = kelas sangat nyaman;
E = kelas nyaman; F = kelas tidak nyaman.
Tabel 5.2 di atas menunjukkan bahwa pengukuran kebisingan di semua
ruang kelas melebihi baku mutu yaitu 55 dB, yang artinya tidak memenuhi
standar. Hasil pengukuran di atas memperlihatkan kebisingan terendah rata-
rata pada kelas yang sangat nyaman yaitu 57.8 dB, dimana kelas berada di
lantai dua pojok utara sekolah dan yang paling tinggi yaitu pada kelas C yaitu
62.5 dB, kelas berada di dekat tembok Sekolah Perguruan Saraswati Denpasar
yang ramai dan padat lalulintas.
5.1.3. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 1 Denpasar.
Luas lahan SMA Negeri 1 Denpasar 16.219 m2 dimana luas bangunan
6.096 m2, luas kebun/halaman dan parkir 6.843 m2, lapangan olah raga 3.280 m2
dengan jumlah ruang kelas 24 kelas, jumlah toilet/wc 34 toilet dan jumlah
tempat sampah 48 buah. SMAN 1 Denpasar mempunyai tenaga tukang kebun
34
empat orang dan tenaga cleaning service sebanyak lima orang. Pengelolaan
sampah sekolah di lakukan dari tempat sampah kelas masing-masing sebanyak
dua buah untuk organik dan non organik yang sampahnya di angkut setiap hari
ke TPS. Untuk sampah organik tidak diolah menjadi kompos tetapi dibuang ke
TPA maksimal 1 x 24 jam. Lingkungan SMA Negeri 1 Denpasar rindang dan
bersih serta asri dan terdapat pohon peneduh seperti terlihat dalam Tabel 5.3.
Tabel 5.3
Jenis-Jenis Tanaman Peneduh di SMA Negeri 1 Denpasar
No Nama lokal Nama latin
1 Cempaka Michelia alba
2 Cemara Casuarina
3 Mangga Mangifera indica
4 Palem putri Veitchia merillii
5 Palem botol Revaogehaganii
6 Beringin Ficus benyamina
7 Kamboja Plumeria obtusa
8 Kelapa gading Cocos nucifera
9 Akasia Acacia auriculiformis
10 Tanjung Mimusops elengi
11 Kelapa Sawit Elaeis guineensis
12 Dadap merah Ertyhrina cristagalli
13 Glodokan Polyalthia longifolia
Pengukuran dengan menggunakan alat calor stress monitor di tiga kelas
diperoleh hasil rata-rata untuk suhu dan kelembaban serta dengan mengunakan
alat Lux meter diperoleh hasil pengukuran pencahayaan dalam Tabel 5.4.
35
Tabel 5.4
Hasil Pengukuran Suhu, Kelembaban dan Pencahayaan di SMAN 1 Denpasar
Hari/tgl/
pukul
Suhu Kelembaban Pencahayaan Keterangan
( rata-rata)
Senin, 2
maret 2015
pukul :
10.00 -
10.30 wita
27,00°C 71,38% 277,1 lux
Di ruang kelas
menggunakan kipas
angin 2 (dua) buah
dan bola lampu, tetapi
pada saat pengukuran
bola lampu tidak
dihidupkan.
5.2. Hasil Pengukuran Kebisingan dan Survei di SMAN 2 Denpasar
5.2.1. Hasil pengukuran kebisingan di halaman SMAN 2 Denpasar.
Pada hari selasa, tanggal 13 Januari 2015 dengan menggunakan alat Sound
Level Meter yang disimpan di titik-titik pengukuran per-5 detik dalam satu
menit, dimana jarak dari pintu masuk ke titik sampel adalah 20 m, yaitu pada
saat siswa datang ke sekolah pukul 06.45 - 07.00 wita dan pulang sekolah pukul
13.30 – 13.45 wita di titik koordinat S=08040’37,2”, E=115013’04,1” dan pukul
10.10-10.25 wita pada koordinat S=08040’37,8”, E=115013’07,9” saat siswa
istirahat, dihasilkan angka-angka pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5
Tingkat Kebisingan di Halaman SMAN 2 Denpasar
Kegiatan Waktu Terendah Tertinggi Rata-rata
dB dB dB
Siswa Datang 06.45 - 07.00 wita 67,8 78,5 67,2
Siswa Istirahat 10.10 - 10.25 wita 68,2 75,3 71,4
Siswa pulang 13.30 - 13.45 Wita 68,4 78,5 72,1
Rata-rata : 70,2
36
5.2.2. Pengukuran kebisingan di ruang kelas SMAN 2 Denpasar.
Pada hari selasa, tanggal 13 Januari 2015 dengan menggunakan alat Sound
Level Meter dengan mengukur enam sampel kelas yang disimpan di titik-titik
pengukuran per-5 detik dalam satu menit seperti Tabel 5.6.
Tabel 5.6
Tingkat Kebisingan di ruang kelas SMAN 2 Denpasar
No Kelas Waktu
Titik Sampel Rata-
rata
(dB) 1 2 3 4
1 A 14.00 - 14.15 Wita 58,9 60,7 58,9 58,9 59,4
2 B 07.24 - 07.34 Wita 64,2 67,2 70,1 70,2 67,9
3 C 09.12 - 09.27 Wita 61,7 66,3 62,6 66,3 64,2
4
D
08.46 - 08.60 Wita
56,3
55,2
57,2
56,1
56,2
5
E
10.30 - 10.45 Wita
58,0
58,6
58,8
59,4
58,7
6
F
07.41 - 07.58 Wita
60,3
64,0
59,6
64,5
62,1
Rata-rata : 61,4
Keterangan :A = kelas X; B = kelas XI; C = kelas XII, D = kelas sangat nyaman;
E = kelas nyaman; F = kelas tidak nyaman.
Tabel 5.6 di atas memperlihatkan bahwa pengukuran kebisingan di ruang
kelas melebihi baku mutu yaitu 55 dB, sekitar 100% di kelas ini tidak memenuhi
standar. Hasil pengukuran di atas menunjukkan kebisingan terendah rata-rata
56,2 dB pada kelas yang sangat nyaman, dimana kelas berada di selatan sekolah
dan di depannya terdapat pohon akasia yang rindang, dan yang paling bising
yaitu 67,9 dB pada kelas B yang berada di pojok kanan sekolah dekat tembok
yang menghubungkan ke Jl. Waturenggong.
37
5.2.3. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 2 Denpasar.
SMA Negeri 2 Denpasar mempunyai luas lahan 7.960 m2, bangunan 3.065
m2, halaman/kebun/parkir 4.894 m2, dengan jumlah ruang kelas 33 kelas,
jumlah toilet/wc 11 ruang dan jumlah tempat sampah 75 buah. SMA Negeri 2
Denpasar mempunyai tukang kebun satu orang, dengan luas halaman untuk
kebun dan parkir dibersihkan oleh satu orang sangat kurang, sehingga
pengelolaan kebun dan halaman kurang optimal, banyak terdapat sampah di
kolam dan toilet/wc yang kurang bersih sehingga menimbulkan bau yang tidak
enak. Untuk membersihkan ruang kelas oleh cleaning service sebanyak lima
orang, cukup baik karena dibantu piket kelas yang dilakukan siswa.
Lingkungan SMA Negeri 2 Denpasar belum terlihat asri karena ada
pembangunan gedung baru tiga lantai di sebelah utaranya, sehingga
menimbulkan debu, bising dan lingkungan yang kurang nyaman. Beberapa jenis
tanaman peneduh seperti pada Tabel 5.7.
Tabel 5.7
Jenis-Jenis Tanaman Peneduh di SMA Negeri 2 Denpasar
No Nama lokal Nama latin
1 Palem kuning Chrysalidocarpus lutescens
2 Angsana Pterocarpus indicus
3 Ketapang Terminalia catapa
4 Palem putri Veitchia merillii
6 Kamboja Plumeria obtusa
7 Kelapa Gading Cocos nucifera
8 Glodokan Polyalthia longifolia
38
Pengukuran di tiga kelas diperoleh hasil rata-rata untuk suhu, kelembaban
dan pencahayaan diperoleh angka-angka (Tabel 5.8).
Tabel 5.8
Hasil Pengukuran Suhu, Kelembaban dan Pencahayaan SMAN 2 Denpasar
Hari/tgl/
pukul Suhu Kelembaban Pencahayaan Keterangan
( rata-rata)
Jumat, 6
maret 2015
pukul :
08.45 -
09.25 wita
28,60°C 68,43% 190,4 lux
Di ruang kelas
menggunakan kipas
angin 2 (dua) buah dan
bola lampu, tetapi pada
saat pengukuran bola
lampu tidak dihidupkan.
5.3. Hasil Pengukuran Kebisingan dan Survei di SMA Negeri 3 Denpasar
5.3.1. Hasil pengukuran kebisingan di halaman SMAN 3 Denpasar.
Pada hari kamis, tanggal 22 Januari 2015 Pengukuran per-5 detik dalam
satu menit. Jarak dari pintu masuk ke titik sampel adalah 45 m pada saat siswa
datang ke sekolah pukul 06.45 - 07.00 wita dan pulang sekolah pukul 13.30 -
13.45 wita di titik koordinat S=08039’05,2”, E=115013’28,3” dan pukul 09.30-
09.45 wita pada koordinat S=08039’02,7”, E=115013’51,0” saat siswa istirahat,
dihasilkan angka-angka pada Tabel 5.9.
Tabel 5.9
Tingkat Kebisingan di Halaman SMAN 3 Denpasar
Kegiatan Waktu Terendah Tertinggi Rata-rata
dB dB dB
Siswa Datang 06.45 - 07.00 wita 65,8 75,1 70,6
Siswa Istirahat 09.30 - 09.45 Wita 65,3 74,9 69,8
Siswa pulang 13.30 - 13.45 Wita 67,2 73,3 70,3
Rata-rata : 70,2
39
5.3.2. Hasil pengukuran kebisingan di ruang kelas SMAN 3 Denpasar.
Pada hari kamis, tanggal 22 Januari 2015 mengukur enam kelas sebagai
sampel yang disimpan di titik-titik pengukuran per-5 detik dalam satu menit,
sebanyak empat titik sampel di setiap sudut ruang kelas dengan menggunakan
alat Sound Level Meter seperti Tabel 5.10.
Tabel 5.10
Tingkat Kebisingan di ruang kelas SMAN 3 Denpasar
No Kelas Waktu
Titik Sampel Rata-
rata
(dB) 1 2 3 4
1 A 10.10 - 10.24 Wita 56,3 58,1 58,3 58,7 57,9
2 B 08.13 - 08.28 Wita 55,3 57,0 57,6 56,5 56,6
3 C 08.30 - 08.45 Wita 60,1 59,6 57,8 57,1 58,7
4
D 07.57 - 08.00 Wita 55,1 54,5 56,3 57,8 55,9
5 E 08.47 - 09.01 Wita 59,6 62,7 57,8 56,8 59,2
6
F 07.40 - 07.55 Wita 56,9 56,9 60,5 58,4 58,2
Rata-rata : 57,8
Keterangan : A = kelas X; B = kelas XI; C = kelas XII, D = kelas sangat nyaman;
E = kelas nyaman; F = kelas tidak nyaman.
Tabel 5.10 di atas memperlihatkan bahwa pengukuran kebisingan di luar
ruang kelas melebihi baku mutu yaitu 55 dB. Hasil pengukuran di atas
menunjukkan rata-rata 57,8 dB. Kelas yang dianggap sangat nyaman oleh siswa
dengan kebisingan 55,9 dB, karena kelas berada di belakang/dibarat sekolah dan
jarang dilalui siswa, dan kebisingan tertinggi ada di kelas C yaitu 58,7 dB,
dimana kelas dekat dengan gedung pertemuan dan sering dilalui siswa olahraga.
40
5.3.3. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 3 Denpasar.
SMA Negeri 3 Denpasar dengan luas lahan : 9.541 m2, bangunan 3.137 m2,
halaman/kebun/parkir 5.168 m2, lapangan olahraga : 1.236 m2, dengan jumlah
ruang kelas 22 kelas, jumlah toilet/wc 22 toilet dan jumlah tempat sampah 32
buah. SMA Negeri 3 Denpasar mempunyai tukang kebun dan cleaning service
sebanyak 10 orang. Pengolahan sampah sekolah sangat baik karena pemilahan
sampah dilakukan mulai dari tempat sampah yang terpisah, dimana sampah
organik di olah menjadi kompos dan dimanfaatkan kembali untuk kesuburan
tanaman. Lingkungan SMA Negeri 3 Denpasar terlihat rindang, bersih dan asri
karena banyak tanaman peneduh seperti (Tabel 5.11).
Tabel 5.11
Jenis-Jenis Tanaman Peneduh di SMA Negeri 3 Denpasar
No Nama lokal Nama latin
1 Cempaka Michelia alba
2 Cemara Casuarina
3 Mangga Mangifera indica
4 Palem putri Veitchia merillii
5 Palem botol Revaogehaganii
6 Palem kuning Chrysalidocarpus lutescens
7 Tanjung Mimusops elengi
8 Rambutan Nephellium lappacium
9 Beringin Ficus benyamina
10 Kamboja Plumeria obtusa
11 Kelapa sawit Elaeis guineensis
12 Kelapa Gading Cocos nucifera
13 Ketapang Terminalia catapa
41
14 Jeruk Bali Citrus x paradisi
15 Dadap merah Ertythrina cristagalli
16 Glodokan Polyalthia Longifolia
Hasil pengukuran di tiga kelas diperoleh hasil rata-rata untuk suhu adalah
26,96°C dan kelembaban 79,84%. Sedangkan pencahayaannya 468,2 lux,
seperti Tabel 5.12.
Tabel 5.12
Hasil Pengukuran Suhu, Kelembaban dan Pencahayaan SMAN 3 Denpasar
Hari/tgl/
pukul Suhu Kelembaban Pencahayaan Keterangan
( rata-rata)
Selasa, 3
maret 2015
pukul :
08.30 -
09.00 wita
26,96°
C 79,84% 318,2 lux
Di ruang kelas
menggunakan kipas
angin 2 (dua) buah dan
bola lampu, tetapi pada
saat pengukuran bola
lampu tidak
dihidupkan.
5.4. Hasil pengukuran kebisingan dan Survei di SMA Negeri 4 Denpasar
5.4.1. Hasil Pengukuran Kebisingan di halaman SMAN 4 Denpasar.
Pada hari rabu, tanggal 14 Januari 2015 pengukuran per-5 detik dalam
satu menit. Jarak dari pintu masuk ke titik sampel adalah 25 m, pada saat
siswa datang ke sekolah pukul 06.45 - 07.00 wita dan pulang sekolah pukul
17.45 - 16.00 wita pada titik koordinat S=08039’51,2”, E=115011’56,9” dan
pukul 09.30-09.45 wita pada koordinat S=08039’51,9”, E=115011’57,9” saat
siswa istirahat ( Tabel 5.13) :
42
Tabel 5.13
Tingkat Kebisingan di Halaman SMAN 4 Denpasar
Kegiatan Waktu Terendah Tertinggi Rata-rata
dB dB dB
Siswa Datang 06.45 - 07.00 wita 65,4 77,7 73,8
Siswa Istirahat 09.30 - 09.45 Wita 67,3 74,2 70,5
Siswa pulang 17.45 - 16.00 wita 65,7 75,1 69,5
Rata-rata : 71,3
5.4.2. Hasil Pengukuran Kebisingan di luar ruang kelas SMAN 4 Denpasar.
Pada hari rabu, tanggal 14 Januari 2015 dengan menggunakan alat Sound
Level Meter sebanyak empat titik sampel di setiap sudut ruang kelas yang
disimpan di titik-titik pengukuran per-5 detik dalam satu menit, seperti Tabel
5.14.
Tabel 5.14
Tingkat Kebisingan di ruang kelas SMAN 4 Denpasar
No Kelas Waktu
Titik Sampel Rata-
rata
(dB) 1 2 3 4
1 A 07.26 - 07.45 Wita 55,9 55,8 53,9 55,0 55,2
2 B 08.01 - 08.16 Wita 58,2 55,5 61,3 62,2 59,3
3 C 08.31 - 08.46 Wita 61,5 62,4 61,5 59,6 58,9
Rata-rata : 57,7
Keterangan : A = kelas X; B = kelas XI; C = kelas XII.
Tabel 5.14 di atas memperlihatkan bahwa pengukuran kebisingan di ruang
kelas melebihi baku mutu yaitu 55 dB, sekitar 100% di kelas ini tidak memenuhi
standar. Hasil pengukuran di atas menunjukkan rata-rata (dB) yaitu 57,7. Pada
43
SMA Negeri 4 Denpasar pengambilan sampel dilakukan pada tiga kelas saja
karena menurut siswa -siswa SMA Negeri 4 Denpasar seluruh ruang kelas
nyaman dan tidak bising karena setiap ruang kelas menggunakan dua buah AC
dengan kekuatan 1PK.
5.4.3. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 4 Denpasar.
SMA Negeri 4 Denpasar berada di kawasan yang padat lalulintas karena di
depan sekolah terdapat warung makan, mini market juga di sebelah kiri sekolah
terdapat lapangan basket dan di sebelah lapangan basket terdapat SMP Negeri 7
Denpasar. Luas lahan : 8.200 m2, bangunan 4.250 m2, halaman/kebun 2,620 m2,
lapangan olahraga : 630 m2, dengan jumlah ruang kelas 28 kelas, jumlah
toilet/wc 20 toilet dan jumlah tempat sampah 56 buah. SMA Negeri 4 Denpasar
mempunyai tukang kebun tiga orang dan cleaning service sebanyak tiga orang.
Ada beberapa tanaman peneduh antara lain pada Tabel 5.15.
Tabel 5.15
Jenis-Jenis Tanaman Peneduh di SMA Negeri 4 Denpasar
No Nama lokal Nama latin
1 Cemara Casuarina
2 Palem putri Veitchia merillii
3 Palem kuning Chrysalidocarpus lutescens
4 Palem botol Revaogehaganii
5 Nangka Artocarpus
6 Kamboja Plumeria obtusa
7 Kembang kertas Bougainvillea spectabilis
8 Kelapa gading Cocos nucifera
9 Kepala sawit Elaeis guineensis
44
10 Angsana Pterocarpus indicus
11 Tanjung Mimusops elengi
12 Glodokan Polyalthia longifolia
13 Sawo kecik Manikara kauki
Pengukuran di tiga kelas diperoleh hasil rata-rata untuk suhu adalah 23,50C,
dan kelembaban 84,45%,. Sedangkan pencahayaannya 318,2 lux, dapat dilihat
pada Tabel 5.16.
Tabel 5.16
Hasil Pengukuran Suhu, Kelembaban dan Pencahayaan SMAN 4 Denpasar
Hari/tgl/
pukul Suhu Kelembaban Pencahayaan Keterangan
( rata-rata)
Selasa, 3
maret 2015
pukul :
11.10 -
11.40 wita
23,50°C 84,45% 394,5 lux
Di ruang kelas ada
kipas angin dua buah
dan menggunakan dua
buah AC 1 PK juga
bola lampu.
5.5. Hasil pengukuran kebisingan dan Survei di SMA Negeri 5 Denpasar
5.5.1. Hasil Pengukuran Kebisingan di halaman SMAN 5 Denpasar.
Pada hari rabu, tanggal 14 Januari 2015. Pengukuran per-5 detik dalam
satu menit, jarak dari pintu masuk ke titik sampel adalah 30 m, pada saat siswa
datang ke sekolah pukul 07.00 - 07.15 wita dan pulang sekolah pukul 12.00 -
12.15 wita di titik koordinat S=08042’16,3”, E=115013’41,0” dan pukul 09.30-
09.45 wita pada koordinat S=08042’18,3”, E=115013’41,1” saat siswa istirahat
pada Tabel 5.17.
45
Tabel 5.17
Tingkat Kebisingan di Halaman SMAN 5 Denpasar
Kegiatan Waktu Terendah Tertinggi Rata-rata
dB dB dB
Siswa Datang 07.00 - 07.15 wita 64,5 75 69,8
Siswa Istirahat 09.30 - 09.45 Wita 65,7 76,2 71,2
Siswa pulang 12.00 - 12.15 Wita 68,4 74,2 70,6
Rata-rata : 70,5
5.5.2. Hasil Pengukuran Kebisingan di ruang kelas SMAN 5 Denpasar.
Pada hari rabu, tanggal 14 Januari 2015 mana pengukuran disimpan di
titik-titik pengukuran per-5 detik dalam satu menit, dengan menggunakan alat
Sound Level Meter sebanyak empat titik sampel di setiap sudut ruang kelas
seperti Tabel 5.18.
Tabel 5.18
Tingkat Kebisingan di ruang kelas SMAN 5 Denpasar
No Kelas Waktu
Titik Sampel Rata-
rata
(dB) 1 2 3 4
1 A 07.40 - 07.55 Wita 58,8 54,5 55,4 58,0 56,7
2 B 07.58 - 08.13 Wita 56,9 56,4 63,0 62,9 59,8
3 C 09.00 - 09.15 Wita 59,4 58,9 58,2 56,8 58,3
4
D 08.43 - 08.58 Wita 53,9 54,4 53,7 54,5 54,1
5 E 08.14 - 08.29 Wita 57,4 57,9 58,4 59,4 58,3
6
F 10.00 - 10.15 Wita 59,5 59,0 58,8 59,8 59,3
Rata-rata:
57,8
Keterangan : A= kelas X; B = kelas XI; C = kelas XII,D = kelas sangat nyaman;
E = kelas nyaman; F = kelas tidak nyaman.
46
Tabel 5.18 di atas menunjukkan bahwa pengukuran kebisingan di ruang
kelas melebihi baku mutu yaitu 55 dB, sekitar 100% di kelas ini tidak memenuhi
standar. Hasil pengukuran di atas memperlihatkan rata-rata (dB) yaitu 57,8.
Kebisingan tertinggi pada kelas B yaitu 59,8 dB, dimana pada saat pengukuran
terdengar suara guru dan murid melakukan tanya jawab soal, dan kebisingan
terendah pada kelas sangat nyaman sebesar 54,1 dB, dimana kelas berada
dipojok kanan/ selatan, juga terdapat pohon mangga dan ketapang yang rindang
sehingga kelas menjadi sejuk.
5.5.3. Hasil Survei Sarana dan Prasarana Sekolah
SMA Negeri 5 Denpasar berada di kawasan yang tidak padat lalulintas
karena sekolah masuk kedalam di depan sekolah terdapat perumahan yang tidak
padat penduduk. SMA Negeri 5 Denpasar memiliki luas lahan terluas di SMA
yang ada di kota Denpasar yaitu 25.000 m2, bangunan 12.459 m2,
halaman/kebun: 12.541 m2, dengan jumlah ruang kelas 32 kelas, jumlah
toilet/wc 35 toilet dan jumlah tempat sampah 128 buah. SMA Negeri 5 Denpasar
mempunyai tukang kebun tujuh orang dan cleaning service sebanyak dua orang.
Lingkungan sekolah dengan kondisi asri dengan tanaman peneduh yang rindang
dan beragam seperti dalam Tabel 5.19.
Tabel 5.19
Jenis-Jenis Tanaman Peneduh di SMA Negeri 5 Denpasar
No Nama lokal Nama latin
1 Cempaka Michelia alba
2 Cemara Casuarina
3 Mangga Mangifera indica
47
4 Palem putri Veitchia merillii
5 Palem kuning Chrysalidocarpus lutescens
6 Palem botol Revaogehaganii
7 Beringin Ficus benyamina
8 Kamboja Plumeria obtusa
9 Kelapa gading Cocos nucifera
10 Kelapa sawit Elaeis guineensis
11 Glodokan Polyalthia longifolia
12 Flamboyan Delonix regia
13 Tanjung Mimusops elengi
14 Angsana Pterocarpus indicus
15 Ketapang Terminalia catapa
16 Akasia Acacia magium
Hasil pengukuran di tiga kelas memperlihatkan hasil rata-rata untuk suhu
adalah 27,30 C dan kelembaban 84,48 %, untuk pencahayaannya 287,7 lux pada
Tabel 5.20.
Tabel 5.20
Hasil Pengukuran Suhu, Kelembaban dan Pencahayaan SMAN 5 Denpasar
Hari/tgl/
pukul Suhu Kelembaban Pencahayaan Keterangan
( rata-rata)
Jumat, 3
maret 2015
pukul :
10.00 -
10.30 wita
27,30°C 84,48% 287,7 lux
Di ruang kelas
menggunakan kipas
angin dua buah dan
bola lampu, tetapi pada
saat pengukuran bola
lampu tidak
dihidupkan.
48
5.6. Hasil pengukuran kebisingan dan Survei di SMA Negeri 6 Denpasar
5.6.1. Hasil Pengukuran Kebisingan di halaman SMAN 6 Denpasar.
SMAN 6 Denpasar pada hari jumat, tanggal 9 Januari 2015. Pengukuran
per-5 detik dalam satu menit, dimana jarak dari pintu masuk ke titik sampel
adalah 17 m. Pada pada saat siswa datang ke sekolah pukul 07.00 - 07.15 wita
dan pulang sekolah pukul 12.00 - 12.15 wita di titik koordinat S=08040’44,7”,
E=115013’41,0” dan pukul 09.00-09.15 wita pada koordinat S=08014’15,8”,
E=115015’00,8” saat siswa istirahat, ( Tabel 5.21).
Tabel 5.21
Tingkat Kebisingan di Halaman SMAN 6 Denpasar
Kegiatan Waktu Terendah Tertinggi Rata-rata
dBA dBA dBA
Siswa Datang 06.45 - 07.00 wita 54,3 76,8 64,6
Siswa Istirahat 09.00 - 09.15 Wita 65,4 72,1 69,8
Siswa pulang 12.00 - 12.15 Wita 63,0 74,1 69,6
Rata-rata : 68,0
5.6.2. Hasil Pengukuran Kebisingan di ruang kelas
Pada hari jumat, tanggal 9 Januari 2015 dengan enam kelas sebagai sampel
yang disimpan di titik-titik pengukuran per-5 detik dalam satu menit, sebanyak
empat titik sampel di setiap sudut ruang kelas seperti Tabel 5.22.
49
Tabel 5.22
Tingkat Kebisingan di ruang kelas SMAN 6 Denpasar
No Kelas Waktu
Titik Sampel Rata-
rata
(dB) 1 2 3 4
1 A 09.30 - 09.45 Wita 58,2 59,9 57,6 58,3 58,5
2 B 08.21 - 08.36 Wita 57,7 56,6 55,7 58,6 57,2
3 C 10.00 - 10.15 Wita 59,3 59,1 57,1 54,8 57,6
4
D 08.02 - 08.17 Wita 56,3 56,7 58,3 59,0 57,6
5 E 08.39 - 08.54 Wita 56,6 55,7 62,8 64,7 59,9
6
F 10.25 - 10.40 Wita 61,3 56,5 59,6 59,6 59,3
Rata-rata : 58,4
Keterangan : A = kelas X; B = kelas XI; C = kelas XII, D = kelas sangat nyaman;
E = kelas nyaman; F = kelas tidak nyaman.
Tabel 5.22 di atas menunjukkan bahwa pengukuran kebisingan di ruang
kelas melebihi baku mutu yaitu 55 dB. Hasil pengukuran di atas memperlihatkan
rata-rata yaitu 58,4 dB. Kelas paling bising pada kelas yang nyaman yaitu 59,9
dB, dimana kelas dekat dengan kantin dan kelas B terendah yaitu 57,2 dB karena
kelas berada di pojok kanan sekolah tetapi dekat dengan lapangan olahraga,
pada waktu pengukuran tidak ada kegiatan olahraga sehinggga kebisingan bisa
rendah.
5.6.3. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 6 Denpasar.
SMA Negeri 6 Denpasar berada di kawasan yang tidak padat lalulintas
karena sekolah masuk ke dalam di depan sekolah terdapat perumahan yang tidak
padat penduduk. Luas lahan : 10.000 m2, bangunan 2.200 m2, halaman/kebun:
3.361 m2, lapangan olahraga : 1000 m2, kebun dan taman 3.439 m2 dengan
jumlah ruang kelas 25 kelas, jumlah toilet/wc 22 toilet dan jumlah tempat
50
sampah 50 buah. Sampah yang dihasilkan sekolah setiap hari di buang langsung
ke depo cemara dekat dengan sekolah. SMA Negeri 6 Denpasar mempunyai
enam orang tukang kebun dan cleaning service, juga petugas yang
membersihkan wc/toilet ada satu orang. Terdapat beberapa jenis tanaman
peneduh antara lain pada Tabel 5.23.
Tabel 5.23
Jenis-Jenis Tanaman Peneduh di SMA Negeri 6 Denpasar
No Nama lokal Nama latin
1 Cempaka Michelia alba
2 Cemara Casuarina
3 Mangga Mangifera indica
4 Palem putri Veitchia merillii
5 Palem bismakia Bismarckia mobillis
6 Ceremai Phyllanthus acidus
7 Beringin Ficus benyamina
8 Kamboja Plumeria obtusa
9 Kelapa gading Cocos nucifera
10 Belimbing Wuluh Arerrahoa bilimbi
Hasil pengukuran di tiga kelas dikethui hasil rata-rata untuk suhu adalah
27,270 C dan kelembaban 81,47 %. Sedangkan pencahayaannya 445,8 lux, pada
Tabel 5.24.
51
Tabel 5.24
Hasil Pengukuran Suhu, Kelembaban dan Pencahayaan SMAN 6 Denpasar
Hari/tgl/
pukul Suhu Kelembaban Pencahayaan Keterangan
( rata-rata)
Rabu, 4
maret
2015
pukul :
80.00 -
08.30 wita
27,27°C 81,47% 445,8 lux
Di ruang kelas ada
bola lampu dan tidak
ada kipas angin
tetapi pada saat
pengukuran bola
lampu tidak
dihidupkan.
5.7. Hasil Pengukuran Kebisingan dan Survei di SMA Negeri 7 Denpasar
5.7.1. Hasil Pengukuran Kebisingan di Halaman SMAN 7 Denpasar.
Hasil pengukuran kebisingan di halaman SMAN 7 Denpasar pada hari
jumat, tanggal 23 Januari 2015. Pengukuran per-5 detik dalam satu menit, jarak
dari pintu masuk ke titik sampel adalah 15 m, pada saat siswa datang ke
sekolah pukul 06.45 - 07.00 wita dan pulang sekolah pukul 13.30 – 13.45 wita di
titik koordinat S=08040’44,7”, E=115013’41,0” dan pukul 09.40-09.55 wita pada
koordinat S=08039’03,2”, E=115013’28,7” saat siswa istirahat, pada Tabel 5.25.
Tabel 5.25
Tingkat Kebisingan di Halaman SMAN 7 Denpasar
Kegiatan Waktu Terendah Tertinggi Rata-rata
dB dB dB
Siswa Datang 06.45 - 07.00 wita 68,4 78,5 72,1
Siswa Istirahat 09.40 - 09.55 Wita 65,8 81,5 74,6
Siswa pulang 13.30 - 13.45 Wita 65,5 78 71,4
Rata-rata : 72,7
52
5.7.2. Hasil pengukuran kebisingan di ruang kelas SMAN 7 Denpasar.
Pada hari jumat, tanggal 23 Januari 2015 sebanyak enam kelas sebagai
sampel yang disimpan di titik-titik pengukuran per-5 detik dalam satu menit,
perkelas diambil sebanyak empat titik sampel di setiap sudut ruang kelas seperti
Tabel 5.26.
Tabel 5.26
Tingkat Kebisingan di ruang kelas SMAN 7 Denpasar
No Kelas Waktu
Titik Sampel Rata-
rata
(dB) 1 2 3 4
1 A 10.00 - 10.15 wita 59,3 58,8 58,3 59,6 59,0
2 B 08.45 - 08.60 Wita 59,1 56,1 59,5 57,3 58,0
3 C 09.20 - 09.35 Wita 59,9 59,2 60,4 60,8 60,1
4
D 09.00 - 09.15 Wita 55,5 60,2 56,9 59,4 58,0
5 E 08.20 - 08.35 Wita 56,9 60,9 65,6 65,6 62,3
6
F 07.30 - 07.45 Wita 62.6 63,0 63,5 63,7 63,2
Rata-rata : 60,1
Keterangan : A = kelas X; B = kelas XI; C = kelas XII, D = kelas sangat nyaman;
E = kelas nyaman; F = kelas tidak nyaman.
Tabel 5.26 di atas menunjukkan bahwa pengukuran kebisingan di luar
ruang kelas melebihi baku mutu yaitu 55 dBA, sekitar 100% di kelas ini tidak
memenuhi standar. Hasil pengukuran di atas memperlihatkan rata-rata yaitu
60,1 dB. Rata-rata kebisingan tertinggi pada kelas tidak nyaman yaitu 63,2 dB
karena kelas berada didekat Jl. Kamboja dan parkir sepeda motor. Sedangkan
bising terendah pada kelas B dan kelas sangat nyaman yaitu 58,0 dB, dimana
53
kelas B dan kelas sangat nyaman berada di satu deret gedung di sebelah
kanan/selatan sekolah yang banyak vegetasi dan taman yang asri.
5.7.3. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 7 Denpasar.
SMA Negeri 7 Denpasar berada di kawasan yang padat lalulintas karena
sekolah berada di depan jalan kamboja. Sebelah kanan sekolah terdapat rumah
susun polisi dan di sebelah kirinya jalan yang menghubungkan dengan jalan
gadung dan terdapat SMP Negeri 3 Denpasar. Luas lahan : 15.552 m2, bangunan
4.891,20 m2, dengan jumlah ruang kelas 34 kelas, jumlah toilet/wc 19 toilet dan
jumlah tempat sampah 80 buah. SMA Negeri 7 Denpasar mempunyai tukang
kebun lima orang dan cleaning service sebanyak delapan orang. Terdapat
beberapa pohon peneduh antara lain seperti dalam Tabel 5.27.
Tabel 5.27
Jenis-Jenis Tanaman Peneduh di SMA Negeri 7 Denpasar
No Nama lokal Nama latin
1 Cempaka Michelia alba
2 Cemara Casuarina
3 Mangga Mangifera indica
4 Palem putri Veitchia merillii
5 Beringin Ficus benyamina
6 Kamboja Plumeria obtusa
7 Majegau Dysoxylum densiflorum
8 Palem kuning Chrysalidocarpus lutescens
9 Kelapa sawit Elaeis guineensis
10 Kelapa gading Cocos nucifera
11 Tanjung Mimusops elengi
54
12 Angsana Pterocarpus indicus
13 Ketapang Terminalia catapa
14 Glodokan Polyalthia longifolia
Hasil pengukuran di tiga kelas diperoleh hasil rata-rata untuk suhu adalah
27,83° C dan kelembaban 75,60 % sedangkan pencahayaannya yaitu 214,9 lux
pada Tabel 5.28.
Tabel 5.28
Hasil Pengukuran Suhu, Kelembaban dan Pencahayaan SMAN 7 Denpasar
Hari/tgl/
pukul Suhu Kelembaban Pencahayaan Keterangan
( rata-rata)
Senin, 2
maret
2015
pukul :
80.00 -
08.40 wita
27,83°C 75,60% 214,9 lux
Di ruang kelas
menggunakan kipas
angin dua buah dan
bola lampu, tetapi
pada saat pengukuran
bola lampu tidak
dihidupkan.
5.8. Hasil pengukuran kebisingan dan Survei di SMA Negeri 8 Denpasar
5.8.1. Hasil Pengukuran Kebisingan di halaman SMAN 8 Denpasar.
SMAN 8 Denpasar pada hari sabtu, tanggal 10 Januari 2015. Pengukuran
per-5 detik dalam satu menit. Dilakukan saat siswa datang ke sekolah pukul
06.45 - 07.00 wita dan pulang sekolah pukul 13.30 – 13.45 wita di titik koordinat
S=08035’54,0”, E=115013’22,5”. Pukul 09.40-09.55 wita pada koordinat
S=08039’03,2”, E=115013’28,7” saat siswa istirahat, terlihat pada Tabel 5.29.
55
Tabel 5.29
Tingkat Kebisingan di Halaman SMAN 8 Denpasar
Kegiatan Waktu Terendah Tertinggi Rata-rata
dB dB dB
Siswa Datang 06.45 - 07.00 wita 65,0 80,6 72,1
Siswa Istirahat 09.40 - 09.55 Wita 65,9 82,1 74,5
Siswa pulang 13.30 - 13.45 Wita 68,7 80,2 72,5
Rata-rata : 73,0
5.8.2. Hasil Pengukuran Kebisingan di ruang kelas SMAN 8 Denpasar.
Hari sabtu tanggal 10 Januari 2015, pengukuran per-5 detik dalam satu
menit, sebanyak empat titik sampel di setiap sudut ruang kelas seperti tabel 5.30.
Tabel 5.30
Tingkat Kebisingan di ruang kelas SMAN 8 Denpasar
No Kelas Waktu
Titik Sampel Rata-
rata
(dB) 1 2 3 4
1 A 07.40 - 07.55 Wita 65,4 69,2 65,8 64,1 66,3
2 B 07.56 - 08.11 Wita 61,9 58,8 58,2 59,5 59,6
3 C 08.12 - 08.27 Wita 59,9 65,1 62,3 62,6 62,5
4
D 10.05 - 10.20 Wita 58,5 58,2 57,8 55,5 57,5
5 E 09.41 - 09.56 Wita 64,9 66,3 67,1 65,0 65,9
6
F 09.22 - 09.37 Wita 68,1 70,2 63,3 63,7 66,3
Rata-rata : 63,0
Keterangan : A = kelas X; B = kelas XI; C = kelas XII, D = kelas sangat nyaman;
E = kelas nyaman; F = kelas tidak nyaman.
Kebisingan tertinggi pada kelas A dan kelas tidak nyaman sebesar 66,3 dB
karena kelas A berada di sebelah kanan pintu gerbang dan dekat sepeda motor
parkir. Kelas tidak nyaman berada di tengah - tengah areal sekolah yang didepan
56
ruang kelasnya banyak sepeda motor yang parkir. Sedangkan kebisingan
terendah adalah kelas sangat nyaman yaitu 57,5 dB yang berada di pojok
belakang sebelah kiri/utara sekolah dan dekat dengan sawah.
5.8.3. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 8 Denpasar.
SMA Negeri 8 Denpasar berada di kawasan yang tidak padat lalulintas
karena sekolah masuk ke dalam di depan sekolah terdapat perumahan yang tidak
padat penduduk. Luas lahan : 16.549 m2, bangunan 2.000 m2, halaman/kebun:
13.119 m2, Lapangan olahraga : 1.340 m2, dengan jumlah ruang kelas 36 kelas,
jumlah toilet/wc 24 toilet dan jumlah tempat sampah 72 buah. SMA Negeri 8
Denpasar mempunyai tukang kebun tiga orang dan cleaning service sebanyak
tiga orang. SMA Negeri 8 Denpasar mempunyai beberapa jenis tanaman
peneduh antara lain pada Tabel 5.31.
Tabel 5.31
Jenis-Jenis Tanaman Peneduh di SMA Negeri 8 Denpasar
No Nama lokal Nama latin
1 Cempaka Michelia alba
2 Cemara Casuarina
3 Mangga Mangifera indica
4 Palem putri Veitchia merillii
5 Beringin Ficus benyamina
6 Kamboja Plumeria obtusa
7 Majegau Dysoxylum densiflorum
8 Palem kuning Chrysalidocarpus lutescens
9 Kelapa sawit Elaeis guineensis
10 Kelapa gading Cocos nucifera
57
11 Tanjung Mimusops elengi
12 Angsana Pterocarpus indicus
13 Ketapang Terminalia catapa
14 Glodokan Polyalthia longifolia
Hasil pengukuran dengan menggunakan alat calor stress monitor dan Lux
meter di tiga kelas menunjukkan hasil pada Tabel 5.32.
Tabel 5.32
Hasil Pengukuran Suhu, Kelembaban dan Pencahayaan di SMAN 8 Denpasar
Hari/tgl/
pukul Suhu Kelembaban Pencahayaan Keterangan
( rata-rata)
Rabu, 4
maret
2015
pukul :
10.45 -
11.30 wita
26,67°C 68,93% 597,0 lux
Di ruang kelas
menggunakan kipas
angin dua buah dan
bola lampu, tetapi pada
saat pengukuran bola
lampu tidak
dihidupkan.
5.9. Rangkuman Hasil Pengukuran Kebisingan
Hasil pengukuran kebisingan yang dilakukan pada bulan Januari 2013 pada
SMA Negeri di Kota Denpasar dirangkum dalam Tabel 5.33.
58
Tabel : 5.33
Rangkuman Tingkat Kebisingan SMAN di Kota Denpasar
No Sekolah
Kebisingan (dB)
Rata-rata
Penyebab Utama Kebisingan Di
halaman
Di
ruang
kelas
1
SMAN 1
70,4
60,3 - Kendaraan Bermotor
2 SMAN 2 70,2 61,4 - Kendaraan Bermotor
3 SMAN 3 70,2 57,8 - Siswa lain
4 SMAN 4 71,3 57,7 - Kegiatan diluar sekolah (disebelah
timur/kanan sekolah menempel
lapangan olahraga umum)
5 SMAN 5 70,5 57,8 - siswa lain
6 SMAN 6 68,0 58,4 - Kegiatan diluar sekolah
7 SMAN 7 72,7 60,1 - Kendaraan Bermotor
8
SMAN 8
73,0
63,0
- Kendaraan Bermotor (karena
parkir yang ada kurang cukup
sehingga siswa parkir di depan
ruang kelas)
Hasil pengukuran kebisingan di delapan SMAN di Kota Denpasar pada
Tabel 5.33 menunjukkan bahwa kebisingan tertinggi di halaman sekolah sebesar
73,0 dB pada SMAN 8 Denpasar dan kebisingan tertinggi di ruang sekolah
sebesar 63,0 dB juga di SMAN 8 Denpasar yang penyebab utamanya adalah
Kendaraan bermotor.
5.10 . Rekapitulasi Hasil Survei Sarana dan Prasarana Sekolah
Berdasarkan survei sarana dan prasarana yang dlakukan pada delapan SMA
Negeri di Kota Denpasar di peroleh hasil dalam rekaputulasi hasil survei sarana
dan prasarana pada Tabel 5.34.
59
Tabel 5.34
Rekapitulasi Hasil Survei Sarana dan Prasarana Sekolah
Keterangan :
SB : Sangat Baik dengan Nilai Skor = 40, B : Baik dengan Nilai Skor = 30
C : Cukup dengan Nilai Skor = 20, TB : Tidak Baik dengan Nilai Skor = 10
Hasil survei pada masing-masing sekolah dalam rekapitulasi pada Tabel
5.34 dapat ditentukan tingkat kenyamanan lingkungan belajar siswa terhadap
ketersediaan dan pengelolaan sarana dan prasarana sekolah dengan
menjumlahkan nilai skor di setiap sekolah dan menunjukkan hasil survei seperti
Tabel 5.35.
60
Tabel 5.35
Jumlah Skor Survei Sarana dan Prasarana pada delapan SMAN
di Kota Denpasar
No Sekolah Jumlah Skor
1 SMAN 1 Denpasar 540
2 SMAN 2 Denpasar 480
3 SMAN 3 Denpasar 630
4 SMAN 4 Denpasar 590
5 SMAN 5 Denpasar 540
6 SMAN 6 Denpasar 470
7 SMAN 7 Denpasar 550
8 SMAN 8 Denpasar 530
Hasil jumlah survei sarana dan prasarana pada Tabel 5.35 menunjukkan
bahwa SMAN 3 Denpasar memperlihatkan jumlah skor tertinggi yaitu 630 dan
terendah pada SMAN 6 Denpasar yaitu 470.
Untuk menentukan tingkat kenyamanan lingkungan sekolah berdasarkan
ketersediaan dan pengelolaan sarana dan prasarana, dilakukan penyusunan
kategori yang memadukan jumlah parameter dengan jumlah skor yang
diperoleh. Berdasarkan jumlah skor dari 19 parameter sarana dan prasarana
pada masing-masing sekolah, apabila dikategorisasi menjadi empat kategori
maka dihasilkan Tabel 5.36.
61
Tabel 5.36
Kategori Tingkat Kenyamanan Lingkungan Belajar
Berdasarkan Sarana dan Prasarana
No Jumlah Skor Kategori
1 571 - 760 Sangat Nyaman
2 381 - 570 Nyaman
3 191 - 380 Cukup Nyaman
4 0 - 190 Tidak Nyaman
Berdsarkan empat kategori tersebut diawali dari menetapkan nilai terendah
yaitu 190 kategori tidak nyaman yang diperoleh dari 19 parameter dikalikan
dengan nilai skor terendah yaitu 10 sehingga menghasilkan 190. Kategori
selanjutnya ditentukan dengan mengalikan jumlah parameter dengan nilai skor
20, 30, dan 40.
Berdasarkan empat kategori sesuai Tabel 5.36 bahwa kondisi sekolah
dengan jumlah skor di atas 571-760 tergolong sangat nyaman, jumlah skor 381-
570 tergolong nyaman, 191-380 tergolong cukup nyaman. Sedangkan sekolah
dengan jumlah skor di 190 ke bawah tergolong tidak nyaman. Hasil survei
menunjukkan SMA Negeri 3 Denpasar tergolong kategori sangat nyaman dan
selebihnya tergolong kategori nyaman.
5.11. Hasil kuesioner siswa
Hasil kuesioner menunjukkan bahwa siswa sangat terganggu oleh suara
bising pada SMAN 2 Denpasar sebesar 34,28% dan siswa tidak terganggu oleh
suara bising adalah SMAN 4 Denpasar sebesar 77,14%. Rata-rata pada tiap
sekolah siswa terganggu oleh suara bising yang disebabkan oleh kendaraan
62
bermotor. Sekolah yang menunjukkan tertinggi terganggu oleh bising kendaraan
bermotor adalah pada SMAN 1 Denpasar sebesar 51,43%.
Ruang kelas sangat nyaman tertinggi pada SMAN 4 Denpasar sebesar
25,71%, ruang kelas nyaman pada SMAN 4 dan SMAN 5 Denpasar sebesar
65,71% dan ruang kelas tidak nyaman pada SMAN 6 Denpasar yaitu sebesar
34,28%.
Berdasarkan hasil kuesioner terhadap kenyamanan siswa di sekolah bahwa
SMAN 1 Denpasar menyatakan sangat nyaman 57,14 %, SMAN 2 Denpasar
menyatakan sangat nyaman 25,71 %, SMAN 3 Denpasar 62,85 % menyatakan
sangat nyaman, SMAN 4 Denpasar menyatakan sangat nyaman 57,14 %, SMAN
5 Denpasar menyatakan sangat nyaman 37,14 %, SMAN 6 Denpasar
menyatakan 25,71 % sangat nyaman, SMAN 7 Denpasar menyatakan sangat
nyaman 60 % dan SMAN 8 Denpasar menyatakan nyaman 22,85 %. Sekolah
sangat nyaman tertinggi dari delapan SMAN di Kota Denpasar adalah SMAN 3
Denpasar sebesar 62,85% dengan pernyataan tidak nyaman 0 %, dan sekolah
tidak nyaman pada SMAN 6 Denpasar sebesar 11,43% dengan pernyataan
sangat nyaman paling rendah sebesar 25,71 % sama dengan persepsi siswa pada
SMAN 2 Denpasar.
63
BAB VI
PEMBAHASAN
6.1. Tingkat Kebisingan pada SMA Negeri di Kota Denpasar.
Berdasarkan baku mutu tingkat kebisingan sesuai keputusan Peraturan
Gubernur Bali nomor : 8 Tahun 2007 ditetapkan untuk tingkat kebisingan yang
diperbolehkan untuk bangunan sekolah adalah 55 dB. Hasil pengukuran
kebisingan menunjukkan bahwa kebisingan di SMA Negeri di Kota Denpasar
melebihi baku mutu terlihat pada Gambar 6.1.
Gambar 6.1
Grafik hasil pengukuran kebisingan
Grafik 6.1 di atas menerangkan bahwa kebisingan SMA Negeri 4 Denpasar
di ruang kelas terendah yaitu 57,7 dB hal ini disebabkan oleh ruang belajar kelas
64
siswa tertutup dan ber AC, ada dua buah AC dengan kekuatan 1PK sehingga
suara yang ada di luar kelas tidak terlalu mengganggu. Kondisi kelas dapat di
lihat pada lampiran 11 hal 139.
Kebisingan SMA Negeri 6 Denpasar di halaman sekolah terendah di antara
sekolah yang lain yaitu sebesar 68 dB. Hal ini karena SMA Negeri 6 Denpasar
berada di kawasan yang tidak padat lalulintas, sekolah masuk ke Jl. Tukad nyali
dan mempunyai pintu gerbang dua buah sehingga pada saat siswa datang ke
sekolah melalui dua pintu masuk yang mengakibatkan bising terpapar menyebar
di dua lokasi. Seperti terlihat pada lampiran 12 hal 140. Di depan/utara sekolah
terdapat perumahan yang tidak padat penduduk, warung dan bengkel sepeda
motor. Sebelah barat sekolah jalan buntu dan ada kali kecil. Dalam proses
belajar mengajar di ruang kelas tidak hanya dipengaruhi oleh faktor internal saja
tetapi juga dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu kondisi lingkungan sekitarnya
(Maknun J, dkk, 2010).
Kebisingan SMA Negeri 8 Denpasar di ruang kelas tertinggi diantara
sekolah lain yaitu 63 dB. Walaupun sekolah tersebut berada di kawasan yang
tidak padat lalulintas karena sekolah masuk ke Jl. DAM Peraupan Penguyangan
tetapi di selatan/depan sekolah terdapat perumahan yang padat penduduk.
Pengukuran hari sabtu tanggal 10 januari 2015 ada kelas tidak belajar sehingga
mempengaruhi hasil pengukuran yang dilakukan. Sedangkan di halaman sekolah
paling tinggi dari sekolah lain yaitu 73 dB, karena SMA Negeri 8 Denpasar
tidak mempunyai tempat parkir khusus sehingga siswa parkir di depan ruang
kelas. Hampir semua areal sekolah ada sepeda motor yang parkir, dapat dilihat
65
pada lampiran 13 hal 141. Terdapat dua pintu masuk/keluar ke sekolah dan
salah satu pintu menghubungkan ke SMP Negeri 12 Denpasar. Widyantoro dan
Razif (2011), yang melakukan penelitian di Jl.Arif Rachman Hakim Surabaya
juga mendapatkan nilai kebisingan tertinggi rata-rata 73 dB. Menurut
(Wardhana, 1995 dalam Sri Indah K, 2010) kebisingan antara 61-80 dapat
menyebabkan kerusakan alat pendengaran bila kontak terjadi dalam waktu lama.
6.2. Ketersediaan dan pengelolaan sarana dan prasarana sekolah.
Berdasarkan survei sarana dan prasarana yang dilakukan pada delapan SMA
Negeri di Kota Denpasar di peroleh hasil yang dituangkan dalam Gambar 6.2.
Gambar 6.2
Grafik hasil survei sarana dan prasarana sekolah
66
Gambar 6.2 di atas dijelaskan bahwa SMA Negeri 3 Denpasar mendapat
nilai tertinggi dengan kategori sangat nyaman, hal ini karena sarana dan
prasarana yang ada di sekolah rata-rata ketersediaannya sangat baik antara lain :
jumlah kelas SMAN 3 Denpasar adalah 22 kelas dengan jumlah tempat sampah
32 buah, dimana rasio tempat sampah 1:1, berarti sudah sangat baik, berdasarkan
Pedoman Teknis Pengendalian faktor resiko kesehatan lingkungan di sekolah
dari Depkemenkes RI 2004 bahwa proporsi jumlah WC terhadap siswa
perempuan dan laki-laki cukup baik yaitu 1:39, untuk kebersihan toilet dinilai
bersih karena tidak ada lumut dan sarang laba-laba, tidak ada bekas bocor lama
pada dinding dan langit-langit dan tersedia desinfektan dan lantai toilet dari
keramik dengan luas rata-rata 2,52 m2, tempat sampah di toilet ada dengan
kondisi baik dan tertutup. Lokasi kantin sekolah sangat baik karena tidak
berhubungan/ berhadapan langsung dengan WC/ kamar mandi, kebersihan
kantin pun bersih karena tidak ada debu, tidak ada sarang laba-laba, dan tidak
ada bekas bocor pada dinding langit-langit kantin. Kualitas air secara fisik baik
dan saluran pembuangan air limbah di alirkan keluar lingkungan sekolah.
Adapun kondisi lingkungan sekolah rindang, asri dan bersih seperti terlihat pada
lampiran 14 hal 142, mempunyai parkir khusus yang berada jauh dari ruang
kelas siswa, terdapat papan sekretariat UKS dan KTR di halaman sekolah juga
ada tanaman obat keluarga seperti mahkota dewa dan kayu manis.
Pengelolaan sampah sekolah baik sekali karena pemilahan dimulai dari
pemisahan sampah organik dan anorganik, sampah anorganik dari masing-
masing kelas diangkut ke TPS setiap hari, sampah di TPS diangkut ke TPA
67
maksimal 1x24 jam. SMA Negeri 3 Denpasar mengolah sampah organik
menjadi kompos ditempat khusus dan tidak di lingkungan halaman sekolah
sehingga tidak menggangu keasrian dari sekolah dan hasil kompos
dimanfaatkan kembali untuk kesuburan tanaman di lingkungan SMAN 3
Denpasar. Kondisi ruang kelas sangat baik karena dindingnya tidak lembab, atap
tidak bocor, lantainya utuh, penataan ruangan bagus dan jarak antara langit-
langit dan lantai minimal 2,5 m. Kepadatan ruang kelas 1,74 m2.
Berdasarkan KepMenkes No. 1405/ Menkes/ SK XI / 2002 tanggal 19
November 2002 dalam, lampiran 1, tentang persyaratan dan tata cara
penyelenggaraan kesehatan lingkungan kerja perkantoran dimana ventilasi ruang
kelas yang memenuhi standar adalah jika ventilasi ≥ 15% dari luas lantai atau
pakai AC dan berfungsi, untuk SMAN 3 Denpasar ventilasi ruang kelas rata-rata
26,65% yang berarti sudah memenuhi standar.
SMA Negeri 6 Denpasar mendapat nilai terendah diantara sekolah lain
tetapi masih kategori nyaman, hal ini dikarenakan proporsi jumlah WC terhadap
siswa perempuan dan laki-laki tidak baik yaitu 1:43, dimana proporsi
standarnya berdasarkan Pedoman Teknis Pengendalian faktor resiko kesehatan
lingkungan di sekolah dari Depkes RI 2004 yaitu 1:40, tidak ada tempat sampah
di toilet dan untuk kebersihan toilet dinilai cukup bersih karena tidak ada lumut
dan sarang laba-laba, ada bekas bocor lama pada dinding dan langit-langit dan
lantai toilet dari keramik dengan luas rata-rata 3,4 m2, Adapun kondisi
lingkungan sekolah kurang nyaman karena ada renovasi pagar pengengker
/pengaman sekolah seperti terlihat dalam lampiran 15 hal 143, mempunyai
68
tempat parkir tetapi masih kurang menampung jumlah yang ada, Kondisi ruang
kelas kurang baik karena ada beberapa ruang kelas yang kurang layak seperti
jendela yang pecah dan jendela yang lubang tanpa kaca (lampiran 16 hal 144).
Kerapatan kelas memenuhi standar 2,03 m2. Pengelolaan sampah cukup baik
karena sampah dari masing-masing kelas diangkut ke TPS setiap hari, sampah di
TPS diangkut ke TPA maksimal 1x24 jam. Dari delapan sekolah hanya SMA
Negeri 6 Denpasar yang belum menggunakan kipas angin ataupun AC.
6.3. Suhu, Kelembaban dan Pencahayaan
Hasil pengukuran di SMA Negeri 2 Denpasar suhunya tertinggi dari sekolah
lain karena saat melakukan pengukuran pada tanggal 6 Maret 2015 pukul 08.45 -
09.25 wita cuaca cerah dan sinar matahari terang sehingga suhu rata-rata 28,000
C dapat dilihat pada lampiran 17 hal 145, hal ini sama dengan penelitian yang
dilakukan oleh (Rangsiraksa P, 2006) di Bangkok bahwa bangunan yang hanya
menggunakan ventilasi suhu nyaman pada 28.000 C. Suhu terendah di SMA
Negeri 4 Denpasar yaitu 23,500 C karena ruang kelas menggunakan AC
sebanyak dua buah dengan kekuatan 1 PK. Hasil pengukuran suhu yang
dilakukan di delapan sekolah masih nyaman hal ini dapat dibandingkan dengan
berbagai penelitian kenyamanan suhu yang dilakukan di daerah iklim tropis
basah seperti halnya Mom (1937) dan Wiesebron (1950) di Bandung, Ellis
(1953), de Dear (1990) di Singapura, Busch (1988) di Bangkok, Ballabtyne
(1967 dan 1979) di Port Moresby, kemudian Karyono (1993) di Jakarta dalam
(Basaria T, 2005), memperlihatkan tentang rentang suhu antara 240 C hingga 300
C yang dianggap nyaman bagi manusia yang berdiam pada daerah iklim tersebut.
69
Kelembaban tertinggi pada SMA Negeri 5 Denpasar 84,48 %, dimana SMA
Negeri 5 Denpasar memiliki luas lahan paling luas yaitu 25.000 m2 dengan luas
halaman dan kebun 12.541 m2. Ruang terbuka hijau (RTH) berfungsi sebagai
peneduh yang akan menciptakan kenyamanan karena unsur vegetasi berupa
pohon misalnya dapat memodifikasi iklim mikro yaitu penurunan suhu dan
peningkatan kelembaban udara (Nursanti dan Elly IS, 2013). Kerapatan vegetasi
di areal SMAN 5 Denpasar mengakibatkan banyaknya tutupan lahan sehingga
sinar matahari tidak sampai pada muka tanah meskipun pengukuran dilakukan
pukul 11.00-11.30 wita sehingga kelembaban meningkat, dapat terlihat pada
lampiran 18 hal 146, hal ini masih nyaman karena menurut (Basaria T, 2005)
Indonesia mempunyai iklim tropis dengan karakteristik kelembaban udara relatif
tinggi, dapat mencapai angka 80%. Sedangkan kelembaban terendah pada SMA
Negeri 2 Denpasar yaitu 68,43 % terjadi karena pohon peneduh pada SMAN 2
Denpasar hanya 25% saja yang memenuhi areal sekolah, karena masih ada
proyek pembangunan gedung lantai 3 di areal sekolah terlihat pada lampiran 19
hal 147.
Pencahayaan tertinggi di ruang kelas yaitu pada SMA Negeri 8 Denpasar
dengan rata-rata 597,0 lux, karena ruang kelas rata-rata di sebelah kanan dan
kirinya adalah halaman sekolah, terlihat pada lampiran 20 hal 148. Sedangkan
pencahayaan terendah pada SMA Negeri 2 Denpasar, karena ruang kelas
terhalang tembok pengaman yang tinggi di selatannya sehingga ruang kelas
tidak terang oleh pencahayaan alami (sinar matahari) terlihat pada lampiran 21
hal 149 dan memperoleh 190,4 lux, ruang kelas bisa lebih terang oleh
70
penerangan bola lampu. Dalam SNI 03-6575-2001 yang mengacu kepada
Standar National Electric Code (NEC), Iluminating Engeneering Society (IES),
International Electrotechnical Commision (IEC) dan Australian Standard
(Widyaningrum N D, 2014) di sebutkan tingkat terang yang direkomendasikan
di titik pandang ruang kelas adalah sekitar 250 Lux dan hasil pengukuran
menunjukkan diatas 250 Lux.
6.4. Persepsi Siswa
Berdasarkan persepsi siswa di sekolah yang dipandang paling nyaman dari
delapan SMAN di Kota Denpasar adalah SMAN 3 Denpasar sebesar 62,85%
dengan pernyataan tidak nyaman 0 %, dan sekolah tidak nyaman pada SMAN
6 Denpasar sebesar 11,43%. Sarana dan prasarana di SMAN 6 Denpasar kurang
optimal seperti ada kaca yang pecah dan jendela tanpa kaca (lubang), juga tidak
ada kipas angin atau AC yang digunakan di ruang kelas.
SMA Negeri 2 Denpasar juga menyatakan persepsi siswa tidak nyaman
sebesar 2,86 % karena perilaku siswa kurang ramah lingkungan, seperti terdapat
dua tempat sampah untuk sampah organik dan nonorganik tapi kenyataannya
sampah dibuang tidak berdasarkan tempat sampahnya. Toilet tidak bersih
sehingga bau menyengat tersebar sampai keluar toilet. Perilaku siswa
membuang sampah sembarangan terlihat pada kolam ikan yang tidak terawat
pada lampiran 22 hal 150.
71
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
7.1. Simpulan
Tingkat kenyamanan lingkungan belajar SMA Negeri di Kota Denpasar
berdasarkan tingkat kebisingan telah melebihi baku mutu 55 dB, dengan
kebisingan tertinggi terjadi di halaman sekolah sebesar 73,0 dB, dengan
penyebab utamanya adalah kendaraan bermotor. Suhu dan kelembaban udara
tidak berpengaruh terhadap tingkat kenyamanan, karena masih memenuhi
standar. Pencahayaan ruang kelas di delapan SMAN di Kota Denpasar sangat
baik karena sudah memenuhi baku mutu.
Ketersediaan dan pengelolaan sarana dan prasarana yang sudah optimal dan
memadai memberikan dukungan yang sangat besar di semua SMAN di Kota
Denpasar. Dukungan sarana dan prasarana terlihat nyata pada SMAN 3
Denpasar.
Hampir semua siswa di delapan SMAN di Kota Denpasar menyatakan
bahwa lingkungan sekolahnya adalah nyaman, bahkan SMAN 3 Denpasar
menyatakan sangat nyaman sebesar 62,85 %.
7.2. Saran
1. Untuk mengurangi pengaruh kebisingan terhadap tingkat kenyamanan
belajar siswa, di sarankan penanaman pohon pada pagar sekolah yang
berfungsi sebagai peredam kebisingan seperti menanam pohon bambu
jakarta atau bambu kuning.
72
2. Disarankan memperhatikan perawatan sarana dan prasarana sekolah
keberlanjutan berupa pengelolaan sarana dan prasarana yang memadai.
3. Pemilihan lokasi sekolah perlu memperhatikan faktor kebisingan.
73
DAFTAR PUSTAKA
Anshari dan Hafi. 1982, Pengantar Ilmu Pendidikan, Usaha Nasional Surabaya.
Azizah. L.N. 2013, Lingkungan Sehat Disekolah (http://lingkungansehat-
mts3mojoroto.blogspot.com/)
Basaria T, 2005, Menciptakan Kenyamanan Thermal dalam Bangunan, Jurnal
Sistem Tehnik Industri Volume 6 No. 3 Program Studi Arsitektur
Universitas Sumatera Utara.
Bhinnety E., M. Sugiyanto, dan Pudjono M. 1994. Pengaruh Intensitas
Kebisingan terhadap Memori Jangka Pendek, Jurnal Psikologi, XXI, 1,
Juni h. 28-38.
Darajat. Z. 2008, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, cet. VII.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta ; Balai Pustaka), h. 526.
Earthman, G. I. 2004, Prioritazion of 31 Criteria for School Building
Adequance.
Ericson D. 2013, Pengertian sekolah (http://sondyi.blogspot.com/2013/05/nilai-
estetika-pendidikan.html)
Hasbullah. 2013, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, cetakan 11 edisi revisi Jakarta:
PT Raja Grafindo persada.
Irawan F, 2012, Skripsi Perbedaan Ambang Pendengaran Sebelum dan Sesudah
Terpapar Kebisingan Pada Pekerja Teknis Lapangan Sektor Gus Turbin
PLTGU PT. PJB UP.Gresik, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Airlangga Surabaya 2012
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor ;
1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Kerja Perkantoran dan Industri.
Maknun J., Hananto dan Busono. 2010, Pengaruh Kebisingan Lalu Lintas
terhadap Efektifitas Proses Belajar Mengajar (Studi Kasus pada sekolah
Menengah Atas Negeri 6 Bandung, Jurnal Jurusan Pend.Teknik Arsitektur
FPTK Universitas Pendidikan Indonesia.
Martuti N K T. 2013, Peranan Tanaman terhadap Pencemaran Udara Dijalan
Protokol Kota Semarang, Jurnal Jurusan Biologi Fakultas Matematika
dan Ilmu Alam ,Universitas Negeri Semarang.
74
Metawati N.,Tjahyani B dan Suhandy S. 2013, Evaluasi Pemenuhan Standar
Tingkat Kebisingan Kelas Di SMPN 23 Bandung, Jurnal Program Studi
Pendidikan Teknik Arsitektur FPTK Universitas Pendidikan Indonesia,
Bandung.
Movalino C, 2013, Analisis Kenyamanan Belajar Siswa di Ruang Laboratorium
Komputer SMKN 2 Garut Berdasarkan Standar Kenyamanan Termal
Ruang dan Persepsi Siswa, Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur (S1)
Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan
Indonesia.
Nainggolan H dan Mequrry yusfi., 2013, Rancang Bangun Sistem Kendali
temperature Dan Kelembaban Relatif Pada Ruangan Dengan
Menggunakan Motor DC Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535, Jurnal
Fisika FMIPA Universitas Andalas.
Nursanti dan Elly IS, 2013, Potensi Keanekaragaman Hayati,Iklim dan Serapan
Karbon pada Ruang Terbuka Hijau Kampus Mendalo Universitas Jambi,
Jurnal Fakultas Pertanian, Universitas Jambi, Mendalo Darat, Vol.2 No.
2 April-Juni 2013.
Pedoman Teknis Pengendalian Faktor Resiko Kesehatan Lingkungan di
Sekolah, 2004, Direktort Penyehatan Lingkungan DIRJEN PPM dan PL
DEP.KES. RI.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor : 01 Tahun 2013
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor : 07 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program
Adipura.
Peraturan Gubernur Bali Nomor : 8 Tahun 2007 tentang Baku Mutu Kebisingan
Provinsi Bali.
Prawira A. P. 2011, Tingkat Pencemaran Udara Kawasan Sekolah Berdasarkan
Parameter Total Suspended Particulate (TSP) dan Kebisingan Akibat
Kendaraan yang melintas (Studi Kasus : SMP 29, SMP11 Dan SMP 19
Jakarta Selatan) Skripsi Fakultas Tehnik Universitas Indonesia.
Rahmawati E. 2014, Pengaruh Lingkungan Sekolah terhadap Motivasi Belajar
Siswa Kelas VIII3 SMP Muhammadiyah 22 Pamulang, Jurnal Fakultas
lmu Tarhiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Rangsiraksa P, 2006, Thermal Comfort in Bangkok Residential Buildings
Thailand, Architecture Program, Departement Of Architecture. King
Mongkut”s Institute Of Technology, Ladkrabang, (KMITL) Bangkok,
75
Thailand.
Sasongko D.P dan Hadiyarto A. 2000, Kebisingan Lingkungan : Univ.
Diponegoro Semarang.
Shield B. M and J. E Dockrell. 2003, The Effects Of Noise On Children At
School, Division Of Building Service,Faculty Of Engineering Science
and Techology, South Bank University,London SEI OAA and
Psychology and Human Development, Institute Of Education, London
University,25 Waburn Square, London WC1H OAA(32,33).
Slameto, 2003, Belajar dan faktor – faktor yang mempengaruhinya, Jakarta
Renika Cipta.
Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) Kota Denpasar Bab IV. Tahun 2008.
Suarna. I W., C.IP., Kusuma K dan I M. Sara Wijana. 2012, Permasalahan
Kebisingan di Kota Denpasar, Jurnal Bumi Lestari Vol. 7 Tahun 2012,
hlm 4.
Sugiarta A.A.G. 2008, Dampak Kebisingan dan Kualitas Udara pada
Lingkungan Kota Denpasar, Jurnal Bumi Lestari Vol.8 2 Agustus 2008,
Hlm 162-167.
Suparwoko dan Firdaus F. 2007, Profil Pencemaran Udara Kawasan Perkotaan
Yogyakarta : Studi Kasus di Kawasan Malioboro, Kridosono, dan UGM
Yogyakarta.
Undang - Undang Republik Indonesia Nomor : 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Warastuthi M. R. 2003, Analisis Tingkat Kebisingan Akibat Mobilitas
Kendaraan Bermotor di Kabupaten Badung, Bali, Tesis Program Studi
Ilmu Lingkungan, Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar.
Widyaningrum N D dan Wahyuni S, 2014, Perfoma Penerangan Interior Ruang
Kelas Politehnik Negeri Jakarta Menuju Standar Internasional, Jurnal
Jurusan teknik Sipil Politehnik Negeri Jakarta (PNJ) Kampus Baru UI
Depok 16425.
Widyantoro B dan Mohammad R, 2011, Pemetaan Tingkat Kebisingan Akibat
Aktivitas Transportasi Dikaitkan dengan Tata Guna Lahan di Jl. Arif
Rachman Hakim Surabaya, Jurnal Jurusan Tehnik Lingkungan F TSP-
ITS.
Wilson,C.E. 1989, Noise Control, Harpes & RowPublisher, New York.
76
LAMPIRAN- LAMPIRAN
77
Lampiran 1 :
HASIL SURVEI
SARANA DAN PRASARANA
SMA NEGERI DI KOTA DENPASAR
Nama Sekolah : SMAN 1 Denpasar
Alamat Sekolah : Jl. Kamboja no.4 Denpasar
Tanggal Survei : 21 Januari 2015
Item Yang Dinilai Skor Indikator
Toilet / WC Hasil
1. Proporsi jumlah
WC terhadap
siswa:
Sangat baik: 1:(20-25)
Baik: 1:(26-30)
Cukup baik: 1:(31-40)
Tidak baik: 1: ≥41
Ket. Jika tidak dipisah,
gunakan proporsi wc/jamban
terhadap peserta didik
perempuan.
Missal: jumlah siswa laki-laki
100, siswa perempuan 200,
WC 10, maka perbandingan
WC dengan peserta didik
adalah 10:300 = 1:30
1. Sangat baik
2. Baik
3. Cukup baik
4. Tidak Baik
40
30
20
10
20
2. Kebersihan Toilet /
WC :
1. Sangat bersih
2. Bersih
3. Cukup bersih
4. Tidak bersih
40
30
20
10
1. tidak ada lumut dan
sarang laba-laba
2. tidak ada jentik
3. tdk ada bekas bocor lama
pd dinding & langit2
4. Tersedia alat pembersih
(sikat Wc, sikat lantai,
desinfektan)
Sangat bersih: memenuhi
semua kriteria
Bersih: Jika memenuhi tiga
kriteria
Cukup bersih: Jika memenuhi
dua kriteria
Tidak bersih: Jika memenuhi
satu kriteria
30
Jml Skor : 540
78
3. Ventilasi ruang
kelas
1. Memenuhi
standar
2. Tidak memenuhi
standar
40
20
Memenuhi standar : Jika
luas ventilasi > 15% dari luas
lantai atau pakai AC dan
berfungsi
Tidak memenuhi standar :
Jika luas lubang ventilasi <
15% dari luas lantai
40
4. Tempat sampah
diToilet
1. Sangat Baik
2. Baik
3. Cukup
4. Tidak ada
40
30
20
10
Sangat Baik: Ada, kondisi
baik, dan tertutup
Baik: Ada, kondisi baik dan
terbuka
Cukup: ada, kondisi tidak
baik, rusak
Tidak ada: Tidak ada tempat
sampah
30
KANTIN SEKOLAH
5. Lokasi :
1. Sangat baik
2. Cukup baik
3. Tidak baik
40
20
10
1. Terlindung dari sumber
pencemaran: debu, asap,
bau, serangga dan tikus.
2. Tidak
berhubungan/berhadapan
langsung dengan
WC/Kamar mandi
Sangat baik : memenuhi
semua kriteria
Cukup baik: hanya memenuhi
1 kriteria
Tidak baik: Jika tidak
memenuhi criteria
20
6. Bahan makanan :
1. Baik
2. Tidak baik
30
10
1. Bahan makanan dalam
kondisi segar, tidak busuk/
tidak rusak
2. Bahan makanan kemasan
tidak kadaluwarsa, tidak
mengandung
penyedap/MSG berlebihan
dan pemanis buatan dan
terdaftar di Dinas
30
79
Kesehatan atau Badan
Pengawas Obat dan
Makanan (Badan POM).
Baik: terpenuhi semua kriteria
Tidak Baik : tidak memenuhi
2 kriteria tersebut
7. Kebersihan
Kantin
1. Sangat
bersih
2. Bersih
3. Cukup bersih
4. Tidak bersih
40
30
20
10
1. Tidak ada debu,tidak ada
coretan
2. Tidak ada sarang laba-
laba
3. Tidak ada bekas bocor
lama pada dinding dan
langit-langit
4. Tidak ada sampah (kecuali
ditempat sampah)
Sangat bersih: memenuhi
semua kriteria
Bersih: Jika memenuhi 3
kriteria
Cukup bersih: Jika memenuhi
2 kriteria
Tidak bersih: Jika memenuhi
1 kriteria
30
AIR BERSIH
8. Kualitas Air Secara
Fisik
1. Baik
2. Tidak Baik
30
10
1. air tidak berwarna
2. air tidak berbau
3. air tidak berasa
Baik: memenuhi semua syarat
Tidak baik: bila salah satu
syarat atau lebih tidak
terpenuhi
30
9. Saluran
pembuangan air
limbah
1. Sangat Baik
2. Baik
3. Cukup
40
30
20
Sangat Baik: Bila dialirkan ke
sumur resapan yg tertutup
Baik: Dialirkan ke saluran
parit umum
Cukup: Dialirkan ke kolam di
lingkungan sekolah atau di
luar lingkungan sekolah
20
80
4. Tidak Baik
10 Tidak Baik: Dialirkan dgn
saluran air ke sungai / badan
air
KONDISI
LINGKUNGAN
SEKOLAH
10 Lingkungan
Sekolah
1. Sangat Baik
2. Baik
3. Cukup
4. Tidak Baik
40
30
20
10
Lingkari untuk masing-
masing kriteria sesuai
kondisi di lapangan.
1. Rindang dan bersih serta
asri
2. Tidak ada genangan air di
halaman
3. Pagar pengaman sekolah
4. Tempat parkir
5. Terdapat Papan
secretariat UKS dan KTR
dihalaman sekolah yang
permanen
6. Tanaman obat keluarga
7. Tidak ditemukan jentik
Sangat Baik: memenuhi
semua kriteria
Baik: Jika memenuhi 6 kriteria
Cukup: Jika memenuhi 5
kriteria
Tidak Baik : Jika memenuhi 4
kriteria
40
SAMPAH
11 Rasio tempat
sampah dengan
jumlah kelas :
1. Sangat Baik
2. Baik
3. Cukup
4. Tidak Baik
40
30
20
10
Sangat Baik: Jika rasio
tempat sampah dengan
jumlah kelas 1 : 1
Baik: Jika rasio tempat sampah
dengan jumlah kelas 1 : 2
Cukup: Jika rasio tempat
sampah dengan jumlah kelas 1
: 3
Tidak Baik : Jika rasio tempat
sampah dengan jumlah kelas 1
: > 4
40
81
12 Pengelolaan
sampah sekolah
1. Sangat Baik
2. Baik
3. Cukup
4. Tidak Baik
40
30
20
10
1. Pemilahan mulai dari
sumber (tempat sampah
terpisah untuk organik dan
anorganik)
2. Sampah dari masing-
masing ruangan/kelas
diangkut ke TPS setiap hari
3. Sampah di TPS diangkut
ke TPA maksimal 1x24 jam
4. Sampah sebelum masuk
TPS dimanfaatkan dengan
metode 3R (Reduce, Reuse,
Recycling), misalnya :
sampah organik kompos;
sampah anorganikdibuat
kerajinan/hasta karya
Sangat Baik: memenuhi
semua kriteria
Baik: Jika memenuhi 3 kriteria
Cukup:Jika memenuhi 2
kriteria
Tidak Baik : Jika memenuhi 1
kriteria
30
RUANG KELAS
13 Kondisi
1. Sangat Baik
2. Baik
3. Cukup
4. Tidak Baik
40
30
20
10
1. Dinding (tidak lembab)
2. Atap (kuat, tidak bocor)
3. Lantai (utuh/rata, tidak
retak, tidak licin)
4. Penataan (ruang gerak
leluasa)
5. Jarak papan tulis dengan
murid terdepan > 2,5m)
Sangat Baik : memenuhi
semua kriteria
Baik : Jika memenuhi empat
kriteria
Cukup: Jika memenuhi tiga
kriteria
Tidak Baik: Jika memenuhi
dua kriteria
30
82
14 Kepadatan ruang
kelas
1. Memenuhi
standar
2. Tidak
memenuhi
standar
40
20
Memenuhi standar : Jika
setiap murid mendapat ruang
kelas ≥ 1,75 m2 permurid.
Tidak memenuhi standar :
Jika setiap murid mendapat
ruang kelas < 1,75 m2
permurid
20
15 Kebersihan
1. Sangat
Bersih
2. Bersih
3. Cukup
4. Tidak Baik
40
30
20
10
1. Tidak ada debu, tidak ada
coretan
2. Tidak ada sarang laba-
laba
3. Tidak ada bekas bocor
lama pada dinding dan
langit-langit
4. Tidak ada sampah (kecuali
ditempat sampah)
Sangat Bersih : memenuhi
semua kriteria
Bersih : Jika memenuhi tiga
kriteria
Cukup: Jika memenuhi dua
kriteria
Tidak Bersih: Jika memenuhi
satu kriteria
30
16 Pencahayaan 1. Memenuhi
Baku Mutu
2. Tidak
Memenuhi
Baku Mutu
40
20
Memenuhi Baku Mutu :
Pencahayaan 100 Lux
Tidak memenuhi Baku Mutu
: Pencahayaan di bawah atau
diatas 100 Lux
40
17 Kelembaban
Udara
1. Memenuhi
Baku Mutu
2. Tidak
Memenuhi
Baku Mutu
40
20
Memenuhi Baku Mutu :
Kelembaban 40 – 60 %
Tidak memenuhi Baku Mutu :
Kelembaban di bawah atau
diatas 40 – 60 %
20
83
18 Suhu Udara
1. Memenuhi
Baku Mutu
2. Tidak
Memenuhi
Baku Mutu
40
20
Memenuhi Baku Mutu :
Suhu 18- 28 0C
Tidak memenuhi Baku Mutu :
Suhu di bawah atau diatas
18- 28 0C
20
RUANG
TERBUKA
HIJAU
19 Kerapatan Pohon
Peneduh :
1. Sangat Baik
2. Baik
3. Cukup
4. Tidak Baik
40
30
20
0
Sangat Baik : Pohon peneduh
ada di seluruh lokasi.
Baik : Pohon peneduh ada di
tiga perempat Lokasi
(+ 75 % ).
Cukup : Pohon peneduh ada
di setengah Lokasi
(+ 50 % ).
Tidak Baik : Pohon peneduh
ada di seperempat
( < 25 % ) lokasi.
20
Keterangan : Huruf yang tercetak tebal dan miring adalah hasil survei.
Sumber :
1. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI
Nomor 01 Tahun 2013, tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor : 07 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pelaksanaan Program Adipura.
2. Pedoman Teknis Pengendalian Faktor
Resiko Kesehatan Lingkungan di Sekolah (Departemen Kementerian
Kesehatan RI) tahun 2004.
3. Kepmenkes No.1405/Menkes/SK/XI/2002
tanggal 19 Nopember 2002, lampiran 1 Persyaratan dan Tata Cara
Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran.
84
Lampiran 2 :
HASIL SURVEI
SARANA DAN PRASARANA
SMA NEGERI DI KOTA DENPASAR
Nama Sekolah : SMAN 2 Denpasar
Alamat Sekolah : Jl. Jenderal Sudirman Denpasar
Tanggal Survei : 20 Januari 2015
Item Yang Dinilai Skor Indikator
Toilet / WC Hasil
1. Proporsi jumlah
WC terhadap
siswa :
Sangat baik: 1:(20-25)
Baik: 1:(26-30)
Cukup baik: 1:(31-40)
Tidak baik: 1: ≥41
Ket. Jika tidak dipisah,
gunakan proporsi wc/jamban
terhadap peserta didik
perempuan.
Missal: jumlah siswa laki-laki
100, siswa perempuan 200,
WC 10, maka perbandingan
WC dengan peserta didik
adalah 10:300 = 1:30
1. Sangat baik
2. Baik
3.Cukup baik
4 Tidak Baik
40
30
20
10
10
2. Kebersihan Toilet /
WC :
1. Sangat bersih
2.Bersih
3.Cukup bersih
4. Tidak bersih
40
30
20
10
1. tidak ada lumut dan sarang
laba-laba
2. tidak ada jentik
3. tdk ada bekas bocor lama
pd dinding & langit2
4. Tersedia alat pembersih
(sikat Wc, sikat lantai,
desinfektan)
Sangat bersih: memenuhi
semua kriteria
Bersih: Jika memenuhi tiga
kriteria
Cukup bersih: Jika memenuhi
dua kriteria
Tidak bersih: Jika memenuhi
satu kriteria
10
Jml Skor : 480
85
3. Ventilasi ruang
kelas
1. Memenuhi
standar
2. Tidak memenuhi
standar
40
20
Memenuhi standar : Jika luas
ventilasi > 15% dari luas
lantai atau pakai AC dan
berfungsi
Tidak memenuhi standar :
Jika luas lubang ventilasi <
15% dari luas lantai
40
4. Tempat sampah
diToilet
1.Sangat Baik
2.Baik
3.Cukup
4.Tidak ada
40
30
20
10
Sangat Baik: Ada, kondisi
baik, dan tertutup
Baik: Ada, kondisi baik dan
terbuka
Cukup: ada, kondisi tidak
baik, rusak
Tidak ada: Tidak ada tempat
sampah
10
KANTIN SEKOLAH
5. Lokasi :
1. Sangat baik
2. Cukup baik
3. Tidak baik
40
20
10
1. Terlindung dari sumber
pencemaran: debu, asap,
bau, serangga dan tikus.
2. Tidak
berhubungan/berhadapan
langsung dengan
WC/Kamar mandi
Sangat baik : memenuhi
semua kriteria
Cukup baik: hanya memenuhi
1 kriteria
Tidak baik: Jika tidak
memenuhi criteria
20
6. Bahan makanan :
1. Baik
2. Tidak baik
30
10
1. Bahan makanan dalam
kondisi segar, tidak
busuk/ tidak rusak
2. Bahan makanan
kemasan tidak
kadaluwarsa, tidak
mengandung
penyedap/MSG
berlebihan dan pemanis
buatan dan terdaftar di
Dinas Kesehatan atau
30
86
Badan Pengawas Obat
dan Makanan (Badan
POM).
Baik: terpenuhi semua kriteria
Tidak Baik : tidak memenuhi
2 kriteria tersebut
7. Kebersihan
Kantin
1. Sangat
bersih
2.Bersih
3.Cukup bersih
4. Tidak bersih
40
30
20
10
1. Tidak ada debu,tidak ada
coretan
2. Tidak ada sarang laba-laba
3. Tidak ada bekas bocor lama
pada dinding dan langit-
langit
4. Tidak ada sampah (kecuali
ditempat sampah)
Sangat bersih: memenuhi
semua kriteria
Bersih: Jika memenuhi 3
kriteria
Cukup bersih: Jika memenuhi
2 kriteria
Tidak bersih: Jika memenuhi
1 kriteria
20
AIR BERSIH
8. Kualitas Air Secara
Fisik
1.Baik
2. Tidak Baik
30
10
1. air tidak berwarna
2. air tidak berbau
3. air tidak berasa
Baik: memenuhi semua syarat
Tidak baik: bila salah satu
syarat atau lebih tidak
terpenuhi
30
9. Saluran
pembuangan air
limbah
1. Sangat Baik
2. Baik
3. Cukup
40
30
20
Sangat Baik: Bila dialirkan ke
sumur resapan yg tertutup
Baik: Dialirkan ke saluran
parit umum
Cukup: Dialirkan ke kolam di
lingkungan sekolah atau di
luar lingkungan sekolah
Tidak Baik: Dialirkan dgn
saluran air ke sungai / badan
20
87
4. Tidak Baik
10 air
KONDISI
LINGKUNGAN
SEKOLAH
10 Lingkungan
Sekolah
1. Sangat Baik
2. Baik
3. Cukup
4. Tidak Baik
40
30
20
10
Lingkari untuk masing-
masing kriteria sesuai
kondisi di lapangan.
1. Rindang dan bersih serta
asri
2. Tidak ada genangan air di
halaman
2. Pagar pengaman sekolah
Tempat parkir
3. Terdapat Papan
secretariat UKS dan KTR
dihalaman sekolah yang
permanen
4. Tanaman obat keluarga
5. Tidak ditemukan jentik
Sangat Baik: memenuhi
semua kriteria
Baik: Jika memenuhi 5 kriteria
Cukup: Jika memenuhi 4
kriteria
Tidak Baik: Jika memenuhi 3
kriteria
20
SAMPAH
11 Rasio tempat
sampah dengan
jumlah kelas :
1. Sangat Baik
2. Baik
3. Cukup
4. Tidak Baik
40
30
20
10
Sangat Baik: Jika rasio
tempat sampah dengan
jumlah kelas 1 : 1
Baik: Jika rasio tempat sampah
dengan jumlah kelas 1 : 2
Cukup: Jika rasio tempat
sampah dengan jumlah kelas 1
: 3
Tidak Baik : Jika rasio tempat
sampah dengan jumlah kelas 1
: > 4
40
88
12 Pengelolaan
sampah sekolah
1. Sangat Baik
2. Baik
4. Cukup
4. Tidak Baik
40
30
20
10
1. Pemilahan mulai dari
sumber (tempat sampah
terpisah untuk organik dan
anorganik)
2. Sampah dari masing-
masing ruangan/kelas
diangkut ke TPS setiap
hari
3. Sampah di TPS diangkut
ke TPA maksimal 1x24
jam
4. Sampah sebelum masuk
TPS dimanfaatkan dengan
metode 3R (Reduce,
Reuse, Recycling),
misalnya : sampah organik
kompos; sampah
anorganikdibuat
kerajinan/hasta karya
Sangat Baik: memenuhi
semua kriteria
Baik: Jika memenuhi 3 kriteria
Cukup:Jika memenuhi 2
kriteria
Tidak Baik: Jika memenuhi 1
kriteria
20
RUANG KELAS
13 Kondisi
1. Sangat Baik
2. Baik
3.Cukup
5. Tidak Baik
40
30
20
10
1. Dinding (tidak lembab)
2. Atap (kuat, tidak bocor)
3. Lantai (utuh/rata, tidak
retak, tidak licin)
4. Penataan (ruang gerak
leluasa)
5. Jarak papan tulis dengan
murid terdepan > 2,5m)
Sangat Baik: memenuhi
semua kriteria
Baik : Jika memenuhi empat
kriteria
Cukup: Jika memenuhi tiga
kriteria
Tidak Baik: Jika memenuhi
dua kriteria
30
89
14 Kepadatan ruang
kelas
1.Memenuhi
standar
2.Tidak
memenuhi
standar
40
20
Memenuhi standar : Jika
setiap murid mendapat ruang
kelas ≥ 1,75 m2 permurid.
Tidak memenuhi standar :
Jika setiap murid mendapat
ruang kelas < 1,75 m2
permurid
40
15 Kebersihan
1. Sangat Bersih
6. Bersih
7. Cukup
8. Tidak Bersih
40
30
20
10
1. Tidak ada debu, tidak ada
coretan
2. Tidak ada sarang laba-laba
3. Tidak ada bekas bocor lama
pada dinding dan langit-
langit
4. Tidak ada sampah (kecuali
ditempat sampah)
Sangat Bersih : memenuhi
semua kriteria
Bersih : Jika memenuhi tiga
kriteria
Cukup: Jika memenuhi dua
kriteria
Tidak Bersih: Jika memenuhi
satu kriteria
30
16 Pencahayaan 1.Memenuhi Baku
Mutu
2.Tidak memenuhi
Baku Mutu
40
20
Memenuhi Baku Mutu :
Pencahayaan 100 Lux
Tidak memenuhi Baku Mutu
: Pencahayaan di bawah atau
diatas 100 Lux
40
17 Kelembaban
Udara
3. Memenuhi
Baku Mutu
4. Tidak
Memenuhi
Baku Mutu
40
20
Memenuhi Baku Mutu :
Kelembaban 40 – 60 %
Tidak memenuhi Baku Mutu :
Kelembaban di bawah atau
diatas 40 – 60 %
20
90
18 Suhu Udara
1. Memenuhi Baku
Mutu
2.Tidak Memenuhi
Baku Mutu
40
20
Memenuhi Baku Mutu :
Suhu 18- 28 0C
Tidak memenuhi Baku Mutu
: Suhu di bawah atau diatas
18- 28 0C
40
RUANG
TERBUKA
HIJAU
19 Kerapatan Pohon
Peneduh :
1. Sangat Baik
2. Baik
3. Cukup
4. Tidak Baik
40
30
20
10
Sangat Baik : Pohon peneduh
ada di seluruh lokasi.
Baik : Pohon peneduh ada di
tiga perempat Lokasi
(+ 75 % ).
Cukup : Pohon peneduh ada
di setengah Lokasi (+
50 % ).
Tidak Baik: Pohon peneduh
ada di seperempat
( < 25 % ) lokasi.
10
Keterangan : Huruf yang tercetak tebal dan miring adalah hasil survei.
Sumber :
1. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 01 Tahun 2013, tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 07
Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adipura.
2. Pedoman Teknis Pengendalian Faktor Resiko Kesehatan Lingkungan di
Sekolah (Departemen Kementerian Kesehatan RI) tahun 2004.
3. Kepmenkes No.1405/Menkes/SK/XI/2002 tanggal 19 Nopember 2002,
lampiran 1 Persyaratan dan Tata Cara Penyelenggaraan Kesehatan
Lingkungan Kerja Perkantoran.
91
Lampiran 3 :
HASIL SURVEI
SARANA DAN PRASARANA
SMA NEGERI DI KOTA DENPASAR
Nama Sekolah : SMAN 3 Denpasar
Alamat Sekolah : Jl. Nusa Indah No. 20X Denpasar
Tanggal Survei : 3 Maret 2015
Item Yang Dinilai Skor Indikator
Toilet / WC Hasil
1. Proporsi jumlah
WC terhadap
siswa :
Sangat baik: 1:(20-25)
Baik: 1:(26-30)
Cukup baik: 1:(31-40)
Tidak baik: 1: ≥41
Ket. Jika tidak dipisah,
gunakan proporsi wc/jamban
terhadap peserta didik
perempuan.
Missal: jumlah siswa laki-laki
100, siswa perempuan 200,
WC 10, maka perbandingan
WC dengan peserta didik
adalah 10:300 = 1:30
1. Sangat
baik
2. Baik
3. Cukup
baik
4. Tidak
Baik
5. 40
30
20
10
20
2. Kebersihan Toilet /
WC :
1. Sangat bersih
2. Bersih
3. Cukup bersih
4. Tidak bersih
40
30
20
10
1. tidak ada lumut dan
sarang laba-laba
2. tidak ada jentik
3. tdk ada bekas bocor lama
pd dinding & langit2
4. Tersedia alat pembersih
(sikat Wc, sikat lantai,
desinfektan)
Sangat bersih: memenuhi
semua kriteria
Bersih: Jika memenuhi tiga
kriteria
Cukup bersih: Jika memenuhi
dua kriteria
Tidak bersih: Jika memenuhi
satu kriteria
30
Jml Skor : 630
92
3. Ventilasi ruang
kelas
1. Memenuhi
standar
2. Tidak
memenuhi
standar
40
20
Memenuhi standar : Jika luas
ventilasi > 15% dari luas
lantai atau pakai AC dan
berfungsi
Tidak memenuhi standar :
Jika luas lubang ventilasi <
15% dari luas lantai
40
4. Tempat sampah
diToilet
1. Sangat Baik
2. Baik
3. Cukup
4. Tidak ada
40
30
20
10
Sangat Baik: Ada, kondisi
baik, dan tertutup
Baik: Ada, kondisi baik dan
terbuka
Cukup: ada, kondisi tidak
baik, rusak
Tidak ada: Tidak ada tempat
sampah
40
KANTIN SEKOLAH
5. Lokasi :
1. Sangat baik
2. Cukup baik
3. Tidak baik
40
20
10
1. Terlindung dari sumber
pencemaran: debu, asap,
bau, serangga dan tikus.
2. Tidak
berhubungan/berhadapan
langsung dengan
WC/Kamar mandi
Sangat baik : memenuhi
semua kriteria
Cukup baik: hanya memenuhi
1 kriteria
Tidak baik: Jika tidak
memenuhi criteria
40
6. Bahan makanan :
1. Baik
2. Tidak baik
30
10
1. Bahan makanan dalam
kondisi segar, tidak
busuk/ tidak rusak
2. Bahan makanan kemasan
tidak kadaluwarsa, tidak
mengandung
penyedap/MSG berlebihan
dan pemanis buatan dan
terdaftar di Dinas
Kesehatan atau Badan
30
93
Pengawas Obat dan
Makanan (Badan POM).
Baik: terpenuhi semua kriteria
Tidak Baik : tidak memenuhi
2 kriteria tersebut
7. Kebersihan
Kantin
1. Sangat
bersih
2. Bersih
3. Cukup
bersih
4. Tidak
bersih
40
30
20
10
1. Tidak ada debu,tidak ada
coretan
2. Tidak ada sarang laba-laba
3. Tidak ada bekas bocor lama
pada dinding dan langit-
langit
4. Tidak ada sampah (kecuali
ditempat sampah)
Sangat bersih: memenuhi
semua kriteria
Bersih: Jika memenuhi 3
kriteria
Cukup bersih: Jika memenuhi
2 kriteria
Tidak bersih: Jika memenuhi
1 kriteria
30
AIR BERSIH
8. Kualitas Air Secara
Fisik
1. Baik
2. Tidak Baik
30
10
1. air tidak berwarna
2. air tidak berbau
3. air tidak berasa
Baik: memenuhi semua syarat
Tidak baik: bila salah satu
syarat atau lebih tidak
terpenuhi
30
9. Saluran
pembuangan air
limbah
1. Sangat Baik
2. Baik
3. Cukup
4. Tidak Baik
40
30
20
10
Sangat Baik: Bila dialirkan ke
sumur resapan yg tertutup
Baik: Dialirkan ke saluran
parit umum
Cukup: Dialirkan ke kolam di
lingkungan sekolah atau di
luar lingkungan sekolah
Tidak Baik: Dialirkan dgn
saluran air ke sungai / badan
air
20
94
KONDISI
LINGKUNGAN
SEKOLAH
10 Lingkungan
Sekolah
1. Sangat Baik
2. Baik
3. Cukup
4. Tidak Baik
40
30
20
0
Lingkari untuk masing-
masing kriteria sesuai
kondisi di lapangan.
1. Rindang dan bersih serta
asri
2. Tidak ada genangan air di
halaman
3. Pagar pengaman sekolah
4. Tempat parkir
5. Terdapat Papan
secretariat UKS dan KTR
dihalaman sekolah yang
permanen
6. Tanaman obat keluarga
7. Tidak ditemukan jentik
Sangat Baik: memenuhi
semua kriteria
Baik: Jika memenuhi 6 kriteria
Cukup: Jika memenuhi 5
kriteria
Tidak Baik : Jika memenuhi 2
kriteria
40
SAMPAH
11 Rasio tempat
sampah dengan
jumlah kelas :
1. Sangat Baik
2. Baik
3. Cukup
4. Tidak Baik
40
30
20
10
Sangat Baik: Jika rasio
tempat sampah dengan
jumlah kelas 1 : 1
Baik: Jika rasio tempat sampah
dengan jumlah kelas 1 : 2
Cukup: Jika rasio tempat
sampah dengan jumlah kelas 1
: 3
Tidak Baik : Jika rasio tempat
sampah dengan jumlah kelas 1
: > 4
40
95
12 Pengelolaan
sampah sekolah
1. Sangat Baik
2. Baik
3. Cukup
4. Tidak Baik
40
30
20
10
1. Pemilahan mulai dari
sumber (tempat sampah
terpisah untuk organik dan
anorganik)
2. Sampah dari masing-
masing ruangan/kelas
diangkut ke TPS setiap hari
3. Sampah di TPS diangkut ke
TPA maksimal 1x24 jam
4. Sampah sebelum masuk
TPS dimanfaatkan dengan
metode 3R (Reduce, Reuse,
Recycling), misalnya :
sampah organik
kompos; sampah
anorganikdibuat
kerajinan/hasta karya
Sangat Baik: memenuhi
semua kriteria
Baik: Jika memenuhi 3 kriteria
Cukup:Jika memenuhi 2
kriteria
Tidak baik : Jika memenuhi 1
kriteria
40
RUANG KELAS
13 Kondisi
1. Sangat Baik
2. Baik
3. Cukup
4. Tidak Baik
40
30
20
10
1. Dinding (tidak lembab)
2. Atap (kuat, tidak bocor)
3. Lantai (utuh/rata, tidak
retak, tidak licin)
4. Penataan (ruang gerak
leluasa)
9. Jarak papan tulis dengan
murid terdepan > 2,5m)
Sangat Baik: memenuhi
semua kriteria
Baik : Jika memenuhi tiga
kriteria
Cukup: Jika memenuhi dua
kriteria
Tidak Baik: Jika memenuhi
satu kriteria
40
96
14 Kepadatan ruang
kelas
1. Memenuhi
standar
2. Tidak
memenuhi
standar
40
20
Memenuhi standar : Jika
setiap murid mendapat ruang
kelas ≥ 1,75 m2 permurid.
Tidak memenuhi standar :
Jika setiap murid mendapat
ruang kelas < 1,75 m2
permurid
20
15 Kebersihan
1. Sangat Bersih
2.Bersih
3.Cukup
4.Tidak Bersih
40
30
20
10
1. Tidak ada debu, tidak ada
coretan
2. Tidak ada sarang laba-
laba
3. Tidak ada bekas bocor
lama pada dinding dan
langit-langit
4. Tidak ada sampah (kecuali
ditempat sampah)
Sangat Bersih : memenuhi
semua kriteria
Bersih : Jika memenuhi tiga
kriteria
Cukup: Jika memenuhi dua
kriteria
Tidak Bersih: Jika memenuhi
satu kriteria
30
16 Pencahayaan 1. Memenuhi
Baku Mutu
2. Tidak
Memenuhi
Baku Mutu
40
20
Memenuhi Baku Mutu :
Pencahayaan 100 Lux
Tidak memenuhi Baku Mutu
: Pencahayaan di bawah atau
diatas 100 Lux
40
17 Kelembaban
Udara
1. Memenuhi
Baku Mutu
2. Tidak
Memenuhi
Baku Mutu
40
20
Memenuhi Baku Mutu :
Kelembaban 40 – 60 %
Tidak memenuhi Baku Mutu :
Kelembaban di bawah atau
diatas 40 – 60 %
20
97
18 Suhu Udara
1. Memenuhi
Baku Mutu
2. Tidak
Memenuhi
Baku Mutu
40
20
Memenuhi Baku Mutu :
Suhu 18- 28 0C
Tidak memenuhi Baku Mutu
: Suhu di bawah atau diatas
18- 28 0C
40
RUANG
TERBUKA
HIJAU
19 Kerapatan Pohon
Peneduh :
1. Sangat Baik
2. Baik
3. Cukup
4. Tidak Baik
40
30
20
10
Sangat Baik: Pohon peneduh
ada di seluruh lokasi.
Baik : Pohon peneduh ada di
tiga perempat Lokasi
(+ 75 % ).
Cukup : Pohon peneduh ada
di setengah Lokasi (+
50 % ).
Tidak Baik : Pohon peneduh
ada di seperempat
( < 25 % ) lokasi.
40
Keterangan : Huruf yang tercetak tebal dan miring adalah hasil survei.
Sumber :
1. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 01 Tahun 2013, tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 07
Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adipura.
2. Pedoman Teknis Pengendalian Faktor Resiko Kesehatan Lingkungan di
Sekolah (Departemen Kementerian Kesehatan RI) tahun 2004.
3. Kepmenkes No.1405/Menkes/SK/XI/2002 tanggal 19 Nopember 2002,
lampiran 1 Persyaratan dan Tata Cara Penyelenggaraan Kesehatan
Lingkungan Kerja Perkantoran.
98
Lampiran 4 :
HASIL SURVEI
SARANA DAN PRASARANA
SMA NEGERI DI KOTA DENPASAR
Nama Sekolah : SMAN 4 Denpasar
Alamat Sekolah : Jl. Gn. Rinjani Perumnas monang-
maning Denpasar
Tanggal Survei : 3 Maret 2015
Item Yang Dinilai Skor Indikator
Toilet / WC Hasil
1. Proporsi jumlah
WC terhadap
siswa :
Sangat baik: 1:(20-25)
Baik: 1:(26-30)
Cukup baik: 1:(31-40)
Tidak baik: 1: ≥41
Ket. Jika tidak dipisah,
gunakan proporsi wc/jamban
terhadap peserta didik
perempuan.
Missal: jumlah siswa laki-laki
100, siswa perempuan 200,
WC 10, maka perbandingan
WC dengan peserta didik
adalah 10:300 = 1:30
1. Sangat
baik
2. Baik
3. Cukup
baik
4. Tidak
Baik
40
30
20
10
10
2. Kebersihan Toilet /
WC :
1. Sangat bersih
2. Bersih
3. Cukup bersih
4. Tidak bersih
40
30
20
10
1. tidak ada lumut dan sarang
laba-laba
2. tidak ada jentik
3. tdk ada bekas bocor lama pd
dinding & langit2
4. Tersedia alat pembersih
(sikat Wc, sikat lantai,
desinfektan)
Sangat bersih: memenuhi
semua kriteria
Bersih: Jika memenuhi tiga
kriteria
Cukup bersih: Jika memenuhi
dua kriteria
20
Jml Skor : 590
99
Tidak bersih: Jika memenuhi
satu kriteria
3. Ventilasi ruang
kelas
1. Memenuhi
standar
2. Tidak
memenuhi
standar
40
20
Memenuhi standar : Jika luas
ventilasi > 15% dari luas
lantai atau pakai AC dan
berfungsi
Tidak memenuhi standar :
Jika luas lubang ventilasi <
15% dari luas lantai
40
4. Tempat sampah
diToilet
1. Sangat Baik
2. Baik
3. Cukup
4. Tidak ada
40
30
20
10
Sangat Baik: Ada, kondisi
baik, dan tertutup
Baik: Ada, kondisi baik dan
terbuka
Cukup: ada, kondisi tidak
baik, rusak
Tidak ada: Tidak ada tempat
sampah
30
KANTIN SEKOLAH
5. Lokasi :
1. Sangat baik
2. Cukup baik
3. Tidak baik
40
20
10
1. Terlindung dari sumber
pencemaran: debu, asap,
bau, serangga dan tikus.
2. Tidak
berhubungan/berhadapan
langsung dengan
WC/Kamar mandi
Sangat baik : memenuhi
semua kriteria
Cukup baik: hanya memenuhi
1 kriteria
Tidak baik: Jika tidak
memenuhi criteria
40
6. Bahan makanan :
1. Baik
2. Tidak baik
30
10
1. Bahan makanan dalam
kondisi segar, tidak
busuk/ tidak rusak
2. Bahan makanan kemasan
tidak kadaluwarsa, tidak
mengandung
penyedap/MSG berlebihan
dan pemanis buatan dan
terdaftar di Dinas
30
100
Kesehatan atau Badan
Pengawas Obat dan
Makanan (Badan POM). Baik: terpenuhi semua kriteria
Tidak Baik : tidak memenuhi
2 kriteria tersebut
7. Kebersihan
Kantin
1. Sangat
bersih
2. Bersih
3. Cukup
bersih
4. Tidak
bersih
40
30
20
10
1. Tidak ada debu,tidak ada
coretan
2. Tidak ada sarang laba-
laba
3. Tidak ada bekas bocor
lama pada dinding dan
langit-langit
4. Tidak ada sampah
(kecuali ditempat sampah)
Sangat bersih: memenuhi
semua kriteria
Bersih: Jika memenuhi 3
kriteria
Cukup bersih: Jika memenuhi
2 kriteria
Tidak bersih: Jika memenuhi
1 kriteria
40
AIR BERSIH
8. Kualitas Air Secara
Fisik
1. Baik
2. Tidak Baik
30
10
1. air tidak berwarna
2. air tidak berbau
3. air tidak berasa
Baik: memenuhi semua syarat
Tidak baik: bila salah satu
syarat atau lebih tidak
terpenuhi
30
9. Saluran
pembuangan air
limbah
1. Sangat Baik
2. Baik
3. Cukup
4. Tidak Baik
40
30
20
10
Sangat Baik: Bila dialirkan ke
sumur resapan yg tertutup
Baik: Dialirkan ke saluran
parit umum
Cukup: Dialirkan ke kolam di
lingkungan sekolah atau di
luar lingkungan sekolah
Tidak Baik: Dialirkan dgn
saluran air ke sungai / badan air
20
101
KONDISI
LINGKUNGAN
SEKOLAH
10 Lingkungan
Sekolah
1. Sangat Baik
2. Baik
3. Cukup
4. Tidak Baik
40
30
20
10
Lingkari untuk masing-
masing kriteria sesuai
kondisi di lapangan.
1. Rindang dan bersih serta
asri
2. Tidak ada genangan air di
halaman
3. Pagar pengaman sekolah
4. Tempat parkir
5. Terdapat Papan
secretariat UKS dan KTR
dihalaman sekolah yang
permanen
6. Tanaman obat keluarga
7. Tidak ditemukan jentik
Sangat Baik: memenuhi
semua kriteria
Baik: Jika memenuhi 6 kriteria
Cukup: Jika memenuhi 5
kriteria
Tidak Baik : Jika memenuhi 2
kriteria
30
SAMPAH
11 Rasio tempat
sampah dengan
jumlah kelas :
1. Sangat Baik
2. Baik
3. Cukup
4. Tidak Baik
40
30
20
10
Sangat Baik: Jika rasio
tempat sampah dengan
jumlah kelas 1 : 1
Baik: Jika rasio tempat sampah
dengan jumlah kelas 1 : 2
Cukup: Jika rasio tempat
sampah dengan jumlah kelas 1
: 3
Tidak Baik : Jika rasio tempat
sampah dengan jumlah kelas 1
: > 4
40
102
12 Pengelolaan
sampah sekolah
1. Sangat Baik
2. Baik
3. Cukup
4. Tidak Baik
40
30
20
10
1. Pemilahan mulai dari
sumber (tempat sampah
terpisah untuk organik
dan anorganik)
2. Sampah dari masing-
masing ruangan/kelas
diangkut ke TPS setiap
hari
3. Sampah di TPS diangkut
ke TPA maksimal 1x24
jam
4. Sampah sebelum masuk
TPS dimanfaatkan
dengan metode 3R
(Reduce, Reuse,
Recycling), misalnya :
sampah organik
kompos; sampah
anorganikdibuat
kerajinan/hasta karya Sangat Baik: memenuhi
semua kriteria
Baik: Jika memenuhi 3 kriteria
Cukup:Jika memenuhi 2
kriteria
Tidak Baik : Jika memenuhi 1
40
RUANG KELAS
13 Kondisi
1. Sangat Baik
2. Baik
3. Cukup
4. Tidak Baik
40
30
20
10
10. Dinding (tidak lembab)
11. Atap (kuat, tidak
bocor)
12. Lantai (utuh/rata,
tidak retak, tidak licin)
13. Penataan (ruang gerak
leluasa)
14. Jarak papan tulis
dengan murid terdepan >
2,5m)
Sangat Baik : memenuhi
semua kriteria
Baik : Jika memenuhi empat
kriteria
Cukup: Jika memenuhi tiga
kriteria
Tidak Baik: Jika memenuhi
dua kriteria
30
103
14 Kepadatan ruang
kelas
1. Memenuhi
standar
2. Tidak
memenuhi
standar
40
20
Memenuhi standar : Jika
setiap murid mendapat ruang
kelas ≥ 1,75 m2 permurid.
Tidak memenuhi standar :
Jika setiap murid mendapat
ruang kelas < 1,75 m2
permurid
40
15 Kebersihan
1. Sangat
Bersih
2. Bersih
3. Cukup
4. Tidak Bersih
40
30
20
10
1. Tidak ada debu, tidak ada
coretan
2. Tidak ada sarang laba-
laba
3. Tidak ada bekas bocor
lama pada dinding dan
langit-langit
4. Tidak ada sampah (kecuali
ditempat sampah)
Sangat Bersih : memenuhi
semua kriteria
Bersih : Jika memenuhi tiga
kriteria
Cukup: Jika memenuhi dua
kriteria
Tidak Bersih: Jika memenuhi
satu kriteria
30
16 Pencahayaan 1. Memenuhi
Baku Mutu
2. Tidak
Memenuhi
Baku Mutu
40
20
Memenuhi Baku Mutu :
Pencahayaan 100 Lux
Tidak memenuhi Baku Mutu :
Pencahayaan di bawah atau
diatas 100 Lux
40
17 Kelembaban
Udara
1. Memenuhi
Baku Mutu
2. Tidak
Memenuhi
Baku Mutu
40
20
Memenuhi Baku Mutu :
Kelembaban 40 – 60 %
Tidak memenuhi Baku Mutu :
Kelembaban di bawah atau
diatas 40 – 60 %
20
104
18 Suhu Udara
1. Memenuhi
Baku Mutu
2. Tidak
Memenuhi
Baku Mutu
40
20
Memenuhi Baku Mutu :
Suhu 18- 28 0C
Tidak memenuhi Baku
Mutu :
Suhu di bawah atau diatas 18-
28 0C
40
RUANG
TERBUKA
HIJAU
19 Kerapatan Pohon
Peneduh :
1. Sangat Baik
2. Baik
3. Cukup
4. Tidak Baik
40
30
20
10
Sangat Baik : Pohon peneduh
ada di seluruh lokasi.
Baik : Pohon peneduh ada di
tiga perempat Lokasi
(+ 75 % ).
Cukup : Pohon peneduh ada
di setengah Lokasi
(+ 50 % ).
Tidak Baik: Pohon peneduh
ada di seperempat
( < 25 % ) lokasi.
20
Keterangan : Huruf yang tercetak tebal dan miring adalah hasil survei.
Sumber :
1. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 01 Tahun 2013, tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 07
Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adipura.
2. Pedoman Teknis Pengendalian Faktor Resiko Kesehatan Lingkungan di
Sekolah (Departemen Kementerian Kesehatan RI) tahun 2004.
3. Kepmenkes No.1405/Menkes/SK/XI/2002 tanggal 19 Nopember 2002,
lampiran 1 Persyaratan dan Tata Cara Penyelenggaraan Kesehatan
Lingkungan Kerja Perkantoran.
105
Lampiran 5 :
HASIL SURVEI
SARANA DAN PRASARANA
SMA NEGERI DI KOTA DENPASAR
Nama Sekolah : SMAN 5 Denpasar
Alamat Sekolah : Jl. Sanitasi Denpasar
Tanggal Survei : 6 Maret 2015
Item Yang Dinilai Skor Indikator
Toilet / WC Hasil
1. Proporsi jumlah
WC terhadap
siswa :
Sangat baik: 1:(20-25)
Baik: 1:(26-30)
Cukup baik: 1:(31-40)
Tidak baik: 1: ≥41
Ket. Jika tidak dipisah,
gunakan proporsi wc/jamban
terhadap peserta didik
perempuan.
Missal: jumlah siswa laki-laki
100, siswa perempuan 200,
WC 10, maka perbandingan
WC dengan peserta didik
adalah 10:300 = 1:30
1. Sangat
baik
2. Baik
3. Cukup
baik
4. Tidak
Baik
40
30
20
10
10
2. Kebersihan Toilet /
WC :
1. Sangat bersih
2. Bersih
3. Cukup bersih
4. 4. Tidak bersih
40
30
20
10
1. tidak ada lumut dan sarang
laba-laba
2. tidak ada jentik
3. tdk ada bekas bocor lama
pd dinding & langit2
4. Tersedia alat pembersih
(sikat Wc, sikat lantai,
desinfektan)
Sangat bersih: memenuhi
semua kriteria
Bersih: Jika memenuhi tiga
kriteria
Cukup bersih: Jika memenuhi
dua kriteria
Tidak bersih: Jika memenuhi
satu kriteria
20
Jml Skor : 540
106
3. Ventilasi ruang
kelas
1. Memenuhi
standar
2. Tidak
memenuhi
standar
40
20
Memenuhi standar : Jika luas
ventilasi > 15% dari luas
lantai atau pakai AC dan
berfungsi
Tidak memenuhi standar :
Jika luas lubang ventilasi <
15% dari luas lantai
40
4. Tempat sampah
diToilet
1. Sangat Baik
2. Baik
3. cukup
4. Tidak ada
40
30
20
10
Sangat Baik: Ada, kondisi
baik, dan tertutup
Baik: Ada, kondisi baik dan
terbuka
Cukup: ada, kondisi tidak
baik, rusak
Tidak ada: Tidak ada tempat
sampah
20
KANTIN SEKOLAH
5. Lokasi :
1. Sangat baik
2. Cukup baik
3. Tidak baik
40
20
10
1. Terlindung dari sumber
pencemaran: debu, asap,
bau, serangga dan tikus.
2. Tidak
berhubungan/berhadapan
langsung dengan
WC/Kamar mandi
Sangat baik : memenuhi
semua kriteria
Cukup baik: hanya memenuhi
1 kriteria
Tidak baik: Jika tidak
memenuhi criteria
20
6. Bahan makanan :
1. Baik
2. Tidak baik
30
10
1. Bahan makanan dalam
kondisi segar, tidak
busuk/ tidak rusak
2. Bahan makanan kemasan
tidak kadaluwarsa, tidak
mengandung
penyedap/MSG berlebihan
dan pemanis buatan dan
terdaftar di Dinas
Kesehatan atau Badan
Pengawas Obat dan
30
107
Makanan (Badan POM).
Baik: terpenuhi semua kriteria
Tidak Baik : tidak memenuhi
2 kriteria tersebut
7. Kebersihan
Kantin
1. Sangat
bersih
2. Bersih
3. Cukup
bersih
4. Tidak
bersih
40
30
20
10
1. Tidak ada debu,tidak ada
coretan
2. Tidak ada sarang laba-
laba
3. Tidak ada bekas bocor
lama pada dinding dan
langit-langit
4. Tidak ada sampah (kecuali
ditempat sampah)
Sangat bersih: memenuhi
semua kriteria
Bersih: Jika memenuhi 3
kriteria
Cukup bersih: Jika memenuhi
2 kriteria
Tidak bersih: Jika memenuhi
1 kriteria
30
AIR BERSIH
8. Kualitas Air Secara
Fisik
1. Baik
2. Tidak Baik
30
10
1. air tidak berwarna
2. air tidak berbau
3. air tidak berasa
Baik: memenuhi semua syarat
Tidak baik: bila salah satu
syarat atau lebih tidak
terpenuhi
30
9. Saluran
pembuangan air
limbah
1. Sangat Baik
2. Baik
3. Cukup
4. Tidak Baik
40
30
20
10
Sangat Baik: Bila dialirkan ke
sumur resapan yg tertutup
Baik: Dialirkan ke saluran
parit umum
Cukup: Dialirkan ke kolam di
lingkungan sekolah atau di
luar lingkungan sekolah
Tidak Baik: Dialirkan dgn
saluran air ke sungai / badan
air
20
108
KONDISI
LINGKUNGAN
SEKOLAH
10 Lingkungan
Sekolah
1. Sangat Baik
2. Baik
3. Cukup
4. Tidak Baik
40
30
20
10
Lingkari untuk masing-
masing kriteria sesuai
kondisi di lapangan.
1. Rindang dan bersih serta
asri
2. Tidak ada genangan air di
halaman
3. Pagar pengaman sekolah
4. Tempat parkir
5. Terdapat Papan
secretariat UKS dan KTR
dihalaman sekolah yang
permanen
6. Tanaman obat keluarga
7. Tidak ditemukan jentik
Sangat Baik: memenuhi
semua kriteria
Baik: Jika memenuhi 6 kriteria
Cukup: Jika memenuhi 5
kriteria
Tidak Baik : Jika memenuhi 2
kriteria
30
SAMPAH
11 Rasio tempat
sampah dengan
jumlah kelas :
1. Sangat Baik
2. Baik
3. Cukup
4. Tidak Baik
40
30
20
10
Sangat Baik: Jika rasio
tempat sampah dengan
jumlah kelas 1 : 1
Baik: Jika rasio tempat sampah
dengan jumlah kelas 1 : 2
Cukup: Jika rasio tempat
sampah dengan jumlah kelas 1
: 3
Tidak Baik : Jika rasio tempat
sampah dengan jumlah kelas 1
: > 4
40
109
12 Pengelolaan
sampah sekolah
1. Sangat Baik
2. Baik
3. Cukup
4. Tidak Baik
40
30
20
10
1. Pemilahan mulai dari
sumber (tempat sampah
terpisah untuk organik
dan anorganik)
2. Sampah dari masing-
masing ruangan/kelas
diangkut ke TPS setiap
hari
3. Sampah di TPS diangkut
ke TPA maksimal 1x24
jam
4. Sampah sebelum masuk
TPS dimanfaatkan dengan
metode 3R (Reduce,
Reuse, Recycling),
misalnya : sampah organik
kompos; sampah
anorganikdibuat
kerajinan/hasta karya
Sangat Baik: memenuhi
semua kriteria
Baik: Jika memenuhi 3 kriteria
Cukup:Jika memenuhi 2
kriteria
Tidak Baik : Jika memenuhi 1
kriteria
30
RUANG KELAS
13 Kondisi
1. Sangat Baik
2. Baik
3. Cukup
4. Tidak Baik
40
30
20
10
1. Dinding (tidak lembab)
2. Atap (kuat, tidak bocor)
3. Lantai (utuh/rata, tidak
retak, tidak licin)
4. Penataan (ruang gerak
leluasa)
5. Jarak papan tulis dengan
murid terdepan > 2,5m)
Sangat Baik : memenuhi
semua kriteria
Baik : Jika memenuhi empat
kriteria
Cukup: Jika memenuhi tiga
kriteria
Tidak Baik: Jika memenuhi
dua kriteria
30
110
14 Kepadatan ruang
kelas
1. Memenuhi
standar
2. Tidak
memenuhi
standar
40
20
Memenuhi standar : Jika
setiap murid mendapat ruang
kelas ≥ 1,75 m2 permurid.
Tidak memenuhi standar :
Jika setiap murid mendapat
ruang kelas < 1,75 m2
permurid
20
15 Kebersihan
1. Sangat
Bersih
2. Bersih
3. Cukup
4. Tidak Bersih
40
30
20
10
1. Tidak ada debu, tidak ada
coretan
2. Tidak ada sarang laba-
laba
3. Tidak ada bekas bocor
lama pada dinding dan
langit-langit
4. Tidak ada sampah
(kecuali ditempat sampah)
Sangat Bersih : memenuhi
semua kriteria
Bersih : Jika memenuhi tiga
kriteria
Cukup: Jika memenuhi dua
kriteria
Tidak Bersih: Jika memenuhi
satu kriteria
30
16 Pencahayaan 1. Memenuhi Baku
Mutu
2. Tidak
Memenuhi Baku
Mutu
40
20
Memenuhi Baku Mutu :
Pencahayaan 100 Lux
Tidak memenuhi Baku Mutu :
Pencahayaan di bawah atau
diatas 100 Lux
40
17 Kelembaban
Udara
1. Memenuhi Baku
Mutu
2. Tidak
Memenuhi Baku
Mutu
40
20
Memenuhi Baku Mutu :
Kelembaban 40 – 60 %
Tidak memenuhi Baku Mutu :
Kelembaban di bawah atau
diatas 40 – 60 %
20
111
18 Suhu Udara
1. Memenuhi Baku
Mutu
2. Tidak
Memenuhi Baku
Mutu
40
20
Memenuhi Baku Mutu :
Suhu 18- 28 0C
Tidak memenuhi Baku Mutu
:
Suhu di bawah atau diatas 18-
28 0C
40
RUANG
TERBUKA
HIJAU
19 Kerapatan Pohon
Peneduh :
1. Sangat Baik
2. Baik
3. Cukup
4. Tidak Baik
40
30
20
10
Sangat Baik : Pohon
peneduh ada di seluruh
lokasi.
Baik : Pohon peneduh ada di
tiga perempat Lokasi
(+ 75 % ).
Cukup : Pohon peneduh ada
di setengah Lokasi (+
50 % ).
Tidak Baik : Pohon peneduh
ada di seperempat
( < 25 % ) lokasi.
40
Keterangan : Huruf yang tercetak tebal dan miring adalah hasil survei.
Sumber :
1. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 01 Tahun 2013, tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 07
Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adipura.
2. Pedoman Teknis Pengendalian Faktor Resiko Kesehatan Lingkungan di
Sekolah (Departemen Kementerian Kesehatan RI) tahun 2004.
3. Kepmenkes No.1405/Menkes/SK/XI/2002 tanggal 19 Nopember 2002,
lampiran 1 Persyaratan dan Tata Cara Penyelenggaraan Kesehatan
Lingkungan Kerja Perkantoran.
112
Lampiran 6 :
HASIL SURVEI
SARANA DAN PRASARANA
SMA NEGERI DI KOTA DENPASAR
Nama Sekolah : SMAN 6 Denpasar
Alamat Sekolah : Jl. Tukad Nyali Sanur Denpasar
Tanggal Survei : 4 Maret 2015
Item Yang Dinilai Skor Indikator
Toilet / WC Hasil
1. Proporsi jumlah
WC terhadap
siswa :
Sangat baik: 1:(20-25)
Baik: 1:(26-30)
Cukup baik: 1:(31-40)
Tidak baik: 1: ≥41
Ket. Jika tidak dipisah,
gunakan proporsi wc/jamban
terhadap peserta didik
perempuan.
Missal: jumlah siswa laki-laki
100, siswa perempuan 200,
WC 10, maka perbandingan
WC dengan peserta didik
adalah 10:300 = 1:30
1. Sangat
baik
2. Baik
3. Cukup
baik
4. Tidak
Baik
40
30
20
10
10
2. Kebersihan Toilet /
WC :
1. Sangat bersih
2. Bersih
3. Cukup bersih
4. Tidak bersih
40
30
20
10
1. tidak ada lumut dan sarang
laba-laba
2. tidak ada jentik
3. tdk ada bekas bocor lama pd
dinding & langit2
4. Tersedia alat pembersih
(sikat Wc, sikat lantai,
desinfektan)
Sangat bersih: memenuhi
semua kriteria
Bersih: Jika memenuhi tiga
kriteria
Cukup bersih: Jika memenuhi
dua kriteria
Tidak bersih: Jika memenuhi
satu kriteria
30
Jml Skor : 470
113
3. Ventilasi ruang
kelas
1. Memenuhi
standar
2. Tidak
memenuhi
standar
40
20
Memenuhi standar : Jika luas
ventilasi > 15% dari luas
lantai atau pakai AC dan
berfungsi
Tidak memenuhi standar :
Jika luas lubang ventilasi <
15% dari luas lantai
40
4. Tempat sampah
diToilet
1. Baik sekali
2. Baik
3. kurang
4. Tidak ada
40
30
20
10
Baik sekali: Ada, kondisi baik,
dan tertutup
Baik: Ada, kondisi baik dan
terbuka
Kurang: ada, kondisi tidak
baik, rusak
Tidak ada: Tidak ada tempat
sampah
10
KANTIN SEKOLAH
5. Lokasi :
1. Sangat baik
2. Cukup baik
3. Tidak baik
40
20
10
1. Terlindung dari sumber
pencemaran: debu, asap,
bau, serangga dan tikus.
2. Tidak
berhubungan/berhadapan
langsung dengan WC/Kamar
mandi
Sangat baik : memenuhi
semua kriteria
Cukup baik: hanya memenuhi
1 kriteria
Tidak baik: Jika tidak
memenuhi criteria
20
6. Bahan makanan :
1. Baik
2. Tidak baik
30
10
1. Bahan makanan dalam
kondisi segar, tidak
busuk/ tidak rusak
2. Bahan makanan kemasan
tidak kadaluwarsa, tidak
mengandung
penyedap/MSG berlebihan
dan pemanis buatan dan
terdaftar di Dinas
30
114
Kesehatan atau Badan
Pengawas Obat dan
Makanan (Badan POM).
Baik: terpenuhi semua kriteria
Tidak Baik : tidak memenuhi
2 kriteria tersebut
7. Kebersihan
Kantin
1. Sangat bersih
2.Bersih
3.Cukup bersih
4. Tidak bersih
40
30
20
10
1. Tidak ada debu,tidak ada
coretan
2. Tidak ada sarang laba-laba
3. Tidak ada bekas bocor
lama pada dinding dan
langit-langit
4. Tidak ada sampah (kecuali
ditempat sampah)
Sangat bersih: memenuhi
semua kriteria
Bersih: Jika memenuhi 3
kriteria
Cukup bersih: Jika memenuhi
2 kriteria
Tidak bersih: Jika memenuhi
1 kriteria
10
AIR BERSIH
8. Kualitas Air Secara
Fisik
1. Baik
2. Tidak Baik
30
10
1. air tidak berwarna
2. air tidak berbau
3. air tidak berasa
Baik: memenuhi semua syarat
Tidak baik: bila salah satu
syarat atau lebih tidak
terpenuhi
30
9. Saluran
pembuangan air
limbah
1. Sangat Baik
2. Baik
3. Cukup
40
30
20
Sangat Baik: Bila dialirkan ke
sumur resapan yg tertutup
Baik: Dialirkan ke saluran
parit umum
Cukup: Dialirkan ke kolam di
lingkungan sekolah atau di
luar lingkungan sekolah
20
115
4. Tidak Baik
10 Tidak Baik: Dialirkan dgn
saluran air ke sungai / badan
air
KONDISI
LINGKUNGAN
SEKOLAH
10 Lingkungan
Sekolah
1. Sangat Baik
2. Baik
3. Cukup
4. Tidak Baik
40
30
20
10
Lingkari untuk masing-
masing kriteria sesuai
kondisi di lapangan.
1. Rindang dan bersih serta
asri
2. Tidak ada genangan air di
halaman
3. Pagar pengaman sekolah
4. Tempat parkir
5. Terdapat Papan
secretariat UKS dan KTR
dihalaman sekolah yang
permanen
6. Tanaman obat keluarga
7. Tidak ditemukan jentik
Sangat Baik: memenuhi
semua kriteria
Baik: Jika memenuhi 6 kriteria
Cukup: Jika memenuhi 5
kriteria
Tidak Baik : Jika memenuhi 2
kriteria
20
SAMPAH
11 Rasio tempat
sampah dengan
jumlah kelas :
1. Sangat Baik
2. Baik
3. Cukup
4. Tidak Baik
40
30
20
10
Sangat Baik: Jika rasio
tempat sampah dengan
jumlah kelas 1 : 1
Baik: Jika rasio tempat sampah
dengan jumlah kelas 1 : 2
Cukup: Jika rasio tempat
sampah dengan jumlah kelas 1
: 3
Tidak Baik : Jika rasio tempat
sampah dengan jumlah kelas 1
: > 4
40
116
12 Pengelolaan
sampah sekolah
1. Sangat Baik
2. Baik
3. Cukup
4. Tidak Baik
40
30
20
10
1. Pemilahan mulai dari
sumber (tempat sampah
terpisah untuk organik dan
anorganik)
2. Sampah dari masing-
masing ruangan/kelas
diangkut ke TPS setiap
hari
3. Sampah di TPS diangkut
ke TPA maksimal 1x24
jam
4. Sampah sebelum masuk
TPS dimanfaatkan dengan
metode 3R (Reduce,
Reuse, Recycling),
misalnya : sampah organik
kompos; sampah
anorganikdibuat
kerajinan/hasta karya
Sangat Baik: memenuhi
semua kriteria
Baik: Jika memenuhi 3 kriteria
Cukup:Jika memenuhi 2
kriteria
Tidak Baik : Jika memenuhi 1
kriteria
20
RUANG KELAS
13 Kondisi
1. Sangat Baik
2. Baik
3. Cukup
4. Tidak Baik
40
30
20
10
1. Dinding (tidak lembab)
2. Atap (kuat, tidak bocor)
3. Lantai (utuh/rata, tidak
retak, tidak licin)
4. Penataan (ruang gerak
leluasa)
5. jarak papan tulis dengan
murid terdepan > 2,5m)
Sangat Baik: memenuhi
semua kriteria
Baik : Jika memenuhi empat
kriteria
Cukup: Jika memenuhi tiga
kriteria
Tidak Baik: Jika memenuhi
dua kriteria
10
117
14 Kepadatan ruang
kelas
1.Memenuhi
standar
2.Tidak
memenuhi
standar
40
20
Memenuhi standar : Jika
setiap murid mendapat ruang
kelas ≥ 1,75 m2 permurid.
Tidak memenuhi standar :
Jika setiap murid mendapat
ruang kelas < 1,75 m2
permurid
40
15 Kebersihan
1. Sangat Bersih
2.Bersih
3. Cukup
4. Tidak Bersih
40
30
20
10
1. Tidak ada debu, tidak ada
coretan
2. Tidak ada sarang laba-
laba
3. Tidak ada bekas bocor
lama pada dinding dan
langit-langit
4. Tidak ada sampah (kecuali
ditempat sampah)
Baik Sekali : memenuhi
semua kriteria
Baik : Jika memenuhi tiga
kriteria
Cukup: Jika memenuhi dua
kriteria
Tidak Bersih: Jika memenuhi
satu kriteria
20
16 Pencahayaan 1. Memenuhi Baku
Mutu
2. Tidak
Memenuhi Baku
Mutu
40
20
Memenuhi Baku Mutu :
Pencahayaan 100 Lux
Tidak memenuhi Baku Mutu :
Pencahayaan di bawah atau
diatas 100 Lux
40
17 Kelembaban
Udara
1. Memenuhi
Baku Mutu
2. Tidak
Memenuhi
Baku Mutu
40
20
Memenuhi Baku Mutu :
Kelembaban 40 – 60 %
Tidak memenuhi Baku Mutu :
Kelembaban di bawah atau
diatas 40 – 60 %
20
118
18 Suhu Udara
1. Memenuhi
Baku Mutu
2. Tidak
Memenuhi
Baku Mutu
40
20
Memenuhi Baku Mutu :
Suhu 18- 28 0C
Tidak memenuhi Baku Mutu
:
Suhu di bawah atau diatas 18-
28 0C
40
RUANG
TERBUKA
HIJAU
19 Kerapatan Pohon
Peneduh :
1. Sangat Baik
2. Baik
3. Cukup
4. Tidak Baik
40
30
20
10
Sangat Baik : Pohon peneduh
ada di seluruh lokasi.
Baik : Pohon peneduh ada di
tiga perempat Lokasi
(+ 75 % ).
Cukup : Pohon peneduh ada
di setengah Lokasi
(+ 50 % ).
Tidak Baik : Pohon peneduh
ada di seperempat
( < 25 % ) lokasi.
20
Keterangan : Huruf yang tercetak tebal dan miring adalah hasil survei.
Sumber :
1. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 01 Tahun 2013, tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 07
Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adipura.
2. Pedoman Teknis Pengendalian Faktor Resiko Kesehatan Lingkungan di
Sekolah (Departemen Kementerian Kesehatan RI) tahun 2004.
3. Kepmenkes No.1405/Menkes/SK/XI/2002 tanggal 19 Nopember 2002,
lampiran 1 Persyaratan dan Tata Cara Penyelenggaraan Kesehatan
Lingkungan Kerja Perkantoran.
119
Lampiran 7 :
HASIL SURVEI
SARANA DAN PRASARANA
SMA NEGERI DI KOTA DENPASAR
Nama Sekolah : SMAN 7 Denpasar
Alamat Sekolah : Jl. Kamboja Denpasar
Tanggal Survei : 2 Maret 2015
Item Yang Dinilai Skor Indikator
Toilet / WC Hasil
1. Proporsi jumlah
WC terhadap
siswa :
Sangat baik: 1:(20-25)
Baik: 1:(26-30)
Cukup baik: 1:(31-40)
Tidak baik: 1: ≥41
Ket. Jika tidak dipisah,
gunakan proporsi wc/jamban
terhadap peserta didik
perempuan.
Missal: jumlah siswa laki-laki
100, siswa perempuan 200,
WC 10, maka perbandingan
WC dengan peserta didik
adalah 10:300 = 1:30
1. Sangat
baik
2. Baik
3. Cukup
baik
4. Tidak
Baik
5. 40
30
20
10
10
2. Kebersihan Toilet /
WC :
1. Sangat bersih
2. Bersih
3. Cukup bersih
4. Tidak bersih
40
30
20
10
1. tidak ada lumut dan
sarang laba-laba
2. tidak ada jentik
3. tdk ada bekas bocor lama
pd dinding & langit2
4. Tersedia alat pembersih
(sikat Wc, sikat lantai,
desinfektan)
Sangat bersih: memenuhi
semua kriteria
Bersih: Jika memenuhi tiga
kriteria
Cukup bersih: Jika memenuhi
dua kriteria
Tidak bersih: Jika memenuhi
satu kriteria
30
Jml Skor : 550
120
3. Ventilasi ruang
kelas
1. Memenuhi
standar
2. Tidak
memenuhi
standar
40
20
Memenuhi standar : Jika luas
ventilasi > 15% dari luas
lantai atau pakai AC dan
berfungsi
Tidak memenuhi standar :
Jika luas lubang ventilasi <
15% dari luas lantai
40
4. Tempat sampah
diToilet
1. Sangat Baik
2. Baik
3. Cukup
4. Tidak ada
40
30
20
10
Sangat Baik: Ada, kondisi
baik, dan tertutup
Baik: Ada, kondisi baik dan
terbuka
Cukup: ada, kondisi tidak
baik, rusak
Tidak ada: Tidak ada tempat
sampah
30
KANTIN SEKOLAH
5. Lokasi :
1. Sangat baik
2. Cukup baik
3. Tidak baik
40
20
10
1. Terlindung dari sumber
pencemaran: debu, asap,
bau, serangga dan tikus.
2.Tidak
berhubungan/berhadapan
langsung dengan
WC/Kamar mandi
Sangat baik : memenuhi
semua kriteria
Cukup baik: hanya memenuhi
1 kriteria
Tidak baik: Jika tidak
memenuhi criteria
40
6. Bahan makanan :
1. Baik
2. Tidak baik
1. B
a
i
k
30
10
1. Bahan makanan dalam
kondisi segar, tidak
busuk/ tidak rusak
2. Bahan makanan
kemasan tidak
kadaluwarsa, tidak
mengandung
penyedap/MSG
berlebihan dan pemanis
buatan dan terdaftar di
30
121
2. k
b
a
i
k
Dinas Kesehatan atau
Badan Pengawas Obat
dan Makanan (Badan
POM).
Baik: terpenuhi semua
121riteria
Tidak Baik : tidak memenuhi
2 kriteria tersebut
7. Kebersihan
Kantin
1. Sangat
bersih
2. Bersih
3. Cukup
bersih
4. Tidak
bersih
40
30
20
10
1. Tidak ada debu,tidak ada
coretan
2. Tidak ada sarang laba-
laba
3. Tidak ada bekas bocor
lama pada dinding dan
langit-langit
4. Tidak ada sampah (kecuali
ditempat sampah)
Sangat bersih: memenuhi
semua 121riteria
Bersih: Jika memenuhi 3
kriteria
Cukup bersih: Jika memenuhi
2 kriteria
Tidak bersih: Jika memenuhi
1 kriteria
30
AIR BERSIH
8.
Kualitas Air Secara
Fisik
1. Baik
2. Tidak Baik
30
10
1. air tidak berwarna
2. air tidak berbau
3. air tidak berasa
Baik: memenuhi semua syarat
Tidak baik: bila salah satu
syarat atau lebih tidak
terpenuhi
30
9. Saluran
pembuangan air
limbah
1. Sangat Baik
2. Baik
40
30
Sangat Baik: Bila dialirkan ke
sumur resapan yg tertutup
Baik: Dialirkan ke saluran
parit umum
Cukup: Dialirkan ke kolam di
lingkungan sekolah atau di
luar lingkungan sekolah
20
122
3. Cukup
4.Tidak Baik
20
10
Tidak Baik: Dialirkan dgn
saluran air ke sungai / badan
air
KONDISI
LINGKUNGAN
SEKOLAH
10 Lingkungan
Sekolah
1. Sangat Baik
2.Baik
3.Cukup
4. Tidak Baik
40
30
20
10
Lingkari untuk masing-
masing kriteria sesuai
kondisi di lapangan.
1. Rindang dan bersih serta
asri
2. Tidak ada genangan air di
halaman
3. Pagar pengaman sekolah
4. Tempat parkir
5. Terdapat Papan
secretariat UKS dan KTR
dihalaman sekolah yang
permanen
6. Tanaman obat keluarga
7. Tidak ditemukan jentik
Sangat Baik: memenuhi
semua 122riteria
Baik: Jika memenuhi 6 kriteria
Cukup: Jika memenuhi 5
kriteria
Tidak Baik : Jika memenuhi 4
kriteria
30
SAMPAH
11 Rasio tempat
sampah dengan
jumlah kelas :
1. Sangat Baik
2. Baik
3. Cukup
4. Tidak Baik
40
30
20
10
Sangat Baik: Jika rasio
tempat sampah dengan
jumlah kelas 1 : 1
Baik: Jika rasio tempat sampah
dengan jumlah kelas 1 : 2
Cukup: Jika rasio tempat
sampah dengan jumlah kelas 1
: 3
Tidak Baik : Jika rasio tempat
sampah dengan jumlah kelas 1
: > 4
40
123
12 Pengelolaan
sampah sekolah
1. Sangat Baik
2. Baik
3. Cukup
4. Tidak Baik
40
30
20
10
1. Pemilahan mulai dari
sumber (tempat sampah
terpisah untuk 123riteri
dan anorganik)
2. Sampah dari masing-
masing ruangan/kelas
diangkut ke TPS setiap
hari
3. Sampah di TPS diangkut
ke TPA maksimal 1x24
jam
4. Sampah sebelum masuk
TPS dimanfaatkan dengan
metode 3R (Reduce,
Reuse, Recycling),
misalnya : sampah
123riteri kompos;
sampah anorganikdibuat
kerajinan/hasta karya
Sangat Baik: memenuhi
semua 123riteria
Baik: Jika memenuhi 3 kriteria
Cukup:Jika memenuhi 2
kriteria
Tidak Baik : Jika memenuhi 1
kriteria
30
RUANG KELAS
13 Kondisi
1. Sangat Baik
2. Baik
3. Cukup
4. Tidak Baik
40
30
20
10
1. Dinding (tidak lembab)
2. Atap (kuat, tidak bocor)
3. Lantai (utuh/rata, tidak
retak, tidak licin)
4. Penataan (ruang gerak
leluasa)
5. Jarak papan tulis dengan
murid terdepan > 2,5m)
Sangat Baik : memenuhi
semua 123riteria
Baik : Jika memenuhi empat
kriteria
Cukup: Jika memenuhi tiga
kriteria
Tidak Baik: Jika memenuhi
dua kriteria
30
124
14 Kepadatan ruang
kelas
1. Memenuhi
standar
2. Tidak
memenuhi
standar
40
20
Memenuhi standar : Jika
setiap murid mendapat ruang
kelas ≥ 1,75 m2 permurid.
Tidak memenuhi standar :
Jika setiap murid mendapat
ruang kelas < 1,75 m2
permurid
20
15 Kebersihan
1. Sangat
Bersih
2. Bersih
3. Cukup
4. Tidak Bersih
40
30
20
10
1. Tidak ada debu, tidak ada
coretan
2. Tidak ada sarang laba-laba
3. Tidak ada bekas bocor
lama pada dinding dan
langit-langit
4. Tidak ada sampah (kecuali
ditempat sampah)
Sangat Bersih : memenuhi
semua kriteria
Bersih : Jika memenuhi tiga
kriteria
Cukup: Jika memenuhi dua
kriteria
Tidak Bersih: Jika memenuhi
satu kriteria
30
16 Pencahayaan 1. Memenuhi Baku
Mutu
2. Tidak Memenuhi
Baku Mutu
40
20
Memenuhi Baku Mutu :
Pencahayaan 100 Lux
Tidak memenuhi Baku Mutu
:
Pencahayaan di bawah atau
diatas 100 Lux
40
17 Kelembaban
Udara
1. Memenuhi Baku
Mutu
2. Tidak
Memenuhi Baku
Mutu
40
20
Memenuhi Baku Mutu :
Kelembaban 40 – 60 %
Tidak memenuhi Baku Mutu :
Kelembaban di bawah atau
diatas 40 – 60 %
20
125
18 Suhu Udara
1. Memenuhi Baku
Mutu
2. Tidak
Memenuhi Baku
Mutu
40
20
Memenuhi Baku Mutu :
Suhu 18- 28 0C
Tidak memenuhi Baku Mutu :
Suhu di bawah atau diatas
18- 28 0C
20
RUANG
TERBUKA
HIJAU
19 Kerapatan Pohon
Peneduh :
1. Sangat Baik
2. Baik
3. Cukup
4. Tidak Baik
40
30
20
10
Sangat Baik: Pohon peneduh
ada di seluruh lokasi.
Baik : Pohon peneduh ada di
tiga perempat Lokasi
(+ 75 % ).
Cukup : Pohon peneduh ada
di setengah Lokasi (+
50 % ).
Tidak Baik : Pohon peneduh
ada di seperempat
( < 25 % ) lokasi.
30
Keterangan : Huruf yang tercetak tebal dan miring adalah hasil survei.
Sumber :
1. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 01 Tahun 2013, tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 07
Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adipura.
2. Pedoman Teknis Pengendalian Faktor Resiko Kesehatan Lingkungan di
Sekolah (Departemen Kementerian Kesehatan RI).
3. Kepmenkes No.1405/Menkes/SK/XI/2002 tanggal 19 Nopember 2002,
lampiran 1 Persyaratan dan Tata Cara Penyelenggaraan Kesehatan
Lingkungan Kerja Perkantoran.
126
Lampiran 8 :
HASIL SURVEI
SARANA DAN PRASARANA
SMA NEGERI DI KOTA DENPASAR
Nama Sekolah : SMAN 8 Denpasar
Alamat Sekolah : Jl. DAM Peraupan Peguyangan Denpasar
Tanggal Survei : 4 Maret 2015
Item Yang Dinilai Skor Indikator
Toilet / WC Hasil
1. Proporsi jumlah
WC terhadap
siswa :
Sangat baik: 1:(20-25)
Baik: 1:(26-30)
Cukup baik: 1:(31-40)
Tidak baik: 1: ≥41
Ket. Jika tidak dipisah,
gunakan proporsi wc/jamban
terhadap peserta didik
perempuan.
Missal: jumlah siswa laki-laki
100, siswa perempuan 200,
WC 10, maka perbandingan
WC dengan peserta didik
adalah 10:300 = 1:30
1. Sangat
baik
2. Baik
3. Cukup
baik
4. Tidak
Baik
5. 40
30
20
10
10
2. Kebersihan Toilet /
WC :
1. Sangat bersih
2. Bersih
3. Cukup bersih
4. Tidak bersih
40
30
20
10
1. tidak ada lumut dan sarang
laba-laba
2. tidak ada jentik
3. tdk ada bekas bocor lama
pd dinding & langit2
4. Tersedia alat pembersih
(sikat Wc, sikat lantai,
desinfektan)
Sangat bersih: memenuhi
semua kriteria
Bersih: Jika memenuhi tiga
kriteria
Cukup bersih: Jika memenuhi
dua kriteria
Tidak bersih: Jika memenuhi
satu kriteria
20
Jml Skor : 530
127
3. Ventilasi ruang
kelas
1. Memenuhi
standar
2. Tidak
memenuhi
standar
40
20
Memenuhi standar : Jika luas
ventilasi > 15% dari luas
lantai atau pakai AC dan
berfungsi
Tidak memenuhi standar :
Jika luas lubang ventilasi <
15% dari luas lantai
40
4. Tempat sampah
diToilet
1. Sangat Baik
2. Baik
3. Cukup
4. Tidak ada
40
30
20
10
Sangat Baik: Ada, kondisi
baik, dan tertutup
Baik: Ada, kondisi baik dan
terbuka
Cukup: ada, kondisi tidak
baik, rusak
Tidak ada: Tidak ada tempat
sampah
20
KANTIN SEKOLAH
5. Lokasi :
1. Sangat baik
2. Cukup baik
3. Tidak baik
40
20
10
1. Terlindung dari sumber
pencemaran: debu, asap,
bau, serangga dan tikus.
2. Tidak
berhubungan/berhadapan
langsung dengan
WC/Kamar mandi
Sangat baik : memenuhi
semua kriteria
Cukup baik: hanya memenuhi
1 kriteria
Tidak baik: Jika tidak
memenuhi criteria
20
6. Bahan makanan :
1. Baik
2. Tidak baik
30
10
1. Bahan makanan dalam
kondisi segar, tidak
busuk/ tidak rusak
2. Bahan makanan kemasan
tidak kadaluwarsa, tidak
mengandung
penyedap/MSG berlebihan
dan pemanis buatan dan
terdaftar di Dinas
Kesehatan atau Badan
Pengawas Obat dan
Makanan (Badan POM).
30
128
Baik: terpenuhi semua kriteria
Tidak Baik : tidak memenuhi
2 kriteria tersebut
7. Kebersihan
Kantin
1. Sangat
bersih
2. Bersih
3. Cukup
bersih
4. Tidak
bersih
40
30
20
10
1. Tidak ada debu,tidak ada
coretan
2. Tidak ada sarang laba-
laba
3. Tidak ada bekas bocor
lama pada dinding dan
langit-langit
4. Tidak ada sampah (kecuali
ditempat sampah)
Sangat bersih: memenuhi
semua kriteria
Bersih: Jika memenuhi 3
kriteria
Cukup bersih: Jika memenuhi
2 kriteria
Tidak bersih: Jika memenuhi
1 kriteria
30
AIR BERSIH
8. Kualitas Air Secara
Fisik
1. Baik
2. Tidak Baik
30
10
1. air tidak berwarna
2. air tidak berbau
3. air tidak berasa
Baik: memenuhi semua syarat
Tidak baik: bila salah satu
syarat atau lebih tidak
terpenuhi
30
9. Saluran
pembuangan air
limbah
1. Sangat Baik
2. Baik
3. Cukup
4. Tidak Baik
40
30
20
10
Sangat Baik: Bila dialirkan ke
sumur resapan yg tertutup
Baik: Dialirkan ke saluran
parit umum
Cukup: Dialirkan ke kolam di
lingkungan sekolah atau di
luar lingkungan sekolah
Tidak Baik: Dialirkan dgn
saluran air ke sungai / badan
air
20
129
KONDISI
LINGKUNGAN
SEKOLAH
10 Lingkungan
Sekolah
1. Sangat Baik
2. Baik
3. Cukup
4. Tidak Baik
40
30
20
10
Lingkari untuk masing-
masing kriteria sesuai
kondisi di lapangan.
1. Rindang dan bersih serta
asri
2. Tidak ada genangan air di
halaman
3. Pagar pengaman sekolah
4. Tempat parkir
5. Terdapat Papan
secretariat UKS dan KTR
dihalaman sekolah yang
permanen
6. Tanaman obat keluarga
7. Tidak ditemukan jentik
Sangat Baik: memenuhi
semua kriteria
Baik: Jika memenuhi 6 kriteria
Cukup: Jika memenuhi 5
kriteria
Tidak Baik : Jika memenuhi 4
kriteria
30
SAMPAH
11 Rasio tempat
sampah dengan
jumlah kelas :
1. Sangat Baik
2. Baik
3. Cukup
4. Tidak Baik
40
30
20
10
Sangat Baik: Jika rasio
tempat sampah dengan
jumlah kelas 1 : 1
Baik: Jika rasio tempat sampah
dengan jumlah kelas 1 : 2
Cukup: Jika rasio tempat
sampah dengan jumlah kelas 1
: 3
Tidak Baik : Jika rasio tempat
sampah dengan jumlah kelas 1
: > 4
40
130
12 Pengelolaan
sampah sekolah
1. Sangat Baik
2. Baik
3. Cukup
4. Tidak Baik
40
30
20
10
1. Pemilahan mulai dari
sumber (tempat sampah
terpisah untuk organik
dan anorganik)
2. Sampah dari masing-
masing ruangan/kelas
diangkut ke TPS setiap
hari
3. Sampah di TPS diangkut
ke TPA maksimal 1x24
jam
4. Sampah sebelum masuk
TPS dimanfaatkan dengan
metode 3R (Reduce,
Reuse, Recycling),
misalnya : sampah organik
kompos; sampah
anorganikdibuat
kerajinan/hasta karya
Sangat Baik: memenuhi
semua kriteria
Baik: Jika memenuhi 3 kriteria
Cukup:Jika memenuhi 2
kriteria
Tidak Baik : Jika memenuhi 1
kriteria
30
RUANG KELAS
13 Kondisi
1. Sangat Baik
2. Baik
3. Cukup
4. Tidak Baik
40
30
20
10
6. Dinding (tidak lembab)
7. Atap (kuat, tidak bocor)
8. Lantai (utuh/rata, tidak
retak, tidak licin)
9. Penataan (ruang gerak
leluasa)
10. Jarak papan tulis
dengan murid terdepan >
2,5m)
Sangat Baik : memenuhi
semua kriteria
Baik : Jika memenuhi empat
kriteria
Cukup: Jika memenuhi tiga
kriteria
Tidak Baik: Jika memenuhi
dua kriteria
30
131
14 Kepadatan ruang
kelas
1. Memenuhi
standar
2. Tidak memenuhi
standar
40
20
Memenuhi standar : Jika
setiap murid mendapat ruang
kelas ≥ 1,75 m2 permurid.
Tidak memenuhi standar :
Jika setiap murid mendapat
ruang kelas < 1,75 m2
permurid
20
15 Kebersihan
1. Sangat
Bersih
2. Bersih
3. Cukup
4. Tidak Bersih
40
30
20
10
1. Tidak ada debu, tidak ada
coretan
2. Tidak ada sarang laba-
laba
3. Tidak ada bekas bocor
lama pada dinding dan
langit-langit
4. Tidak ada sampah (kecuali
ditempat sampah)
Sangat Bersih : memenuhi
semua kriteria
Bersih : Jika memenuhi tiga
kriteria
Cukup: Jika memenuhi dua
kriteria
Tidak Bersih: Jika memenuhi
satu kriteria
30
16 Pencahayaan 1. Memenuhi
Baku Mutu
2. Tidak
Memenuhi
Baku Mutu
40
20
Memenuhi Baku Mutu :
Pencahayaan 100 Lux
Tidak memenuhi Baku Mutu
:
Pencahayaan di bawah atau
diatas 100 Lux
40
17 Kelembaban
Udara
1. Memenuhi
Baku Mutu
2. Tidak
Memenuhi
Baku Mutu
40
20
Memenuhi Baku Mutu :
Kelembaban 40 – 60 %
Tidak memenuhi Baku Mutu :
Kelembaban di bawah atau
diatas 40 – 60 %
20
132
18 Suhu Udara
1. Memenuhi Baku
Mutu
2. Tidak
Memenuhi Baku
Mutu
40
20
Memenuhi Baku Mutu :
Suhu 18- 28 0C
Tidak memenuhi Baku Mutu
:
Suhu di bawah atau diatas 18-
28 0C
40
RUANG
TERBUKA
HIJAU
19 Kerapatan Pohon
Peneduh :
1. Sangat Baik
2. Baik
3. Cukup
4. Tidak Baik
40
30
20
10
Sangat Baik : Pohon peneduh
ada di seluruh lokasi.
Baik : Pohon peneduh ada di
tiga perempat Lokasi
(+ 75 % ).
Cukup : Pohon peneduh ada
di setengah Lokasi (+
50 % ).
Tidak Baik : Pohon peneduh
ada di seperempat
( < 25 % ) lokasi.
30
Keterangan : Huruf yang tercetak tebal dan miring adalah hasil survei.
Sumber :
1. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 01 Tahun 2013, tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 07
Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adipura.
2. Pedoman Teknis Pengendalian Faktor Resiko Kesehatan Lingkungan di
Sekolah (Departemen Kementerian Kesehatan RI) tahun 2004.
3. Kepmenkes No.1405/Menkes/SK/XI/2002 tanggal 19 Nopember 2002,
lampiran 1 Persyaratan dan Tata Cara Penyelenggaraan Kesehatan
Lingkungan Kerja Perkantoran.
133
Lampiran 9 : PETA LOKASI PENELITIAN
SMA NEGERI 1 DENPASAR.
SMA NEGERI 2 DENPASAR
134
SMA NEGERI 3 DENPASAR
D
SMA NEGERI 4 DENPASAR
135
SMA NEGERI 5 DENPASAR
136
137
Lampiran 10 : Alat – Alat Penelitian.
Kamera GPS
Meteran Sound Level Meteran
138
Calor Stress Monitor Lux Meter
139
Lampiran 11. Foto-foto
Kondisi ruang kelas SMA Negeri 4 Denpasar yang tertutup dan menggunakan
AC dua buah.
140
Lampiran 12.
Dua pintu gerbang SMA Negeri 6 Denpasar dan suasana di depan sekolah.
141
Lampiran 13.
Tempat parkir sepeda motor dan mobil di areal SMA Negeri 8 Denpasar.
142
Lampiran 14.
Halaman dan kebun SMA Negeri 3 Denpasar.
143
Lampiran 15.
Renovasi pagar penyengker/pengaman di SMA Negeri 6 Denpasar.
144
Lampiran 16.
Kaca jendela diruang kelas SMA Negeri 6 Denpasar yang pecah dan lubang
tanpa kaca.
145
Lampiran 17.
Suasana cerah pada saat melakukan pengukuran suhu dan kelembaban di SMA
Negeri 2 Denpasar.
146
Lampiran 18.
Banyaknya vegetasi di SMAN 5 Denpasar yang menyebabkan kelembaban
meningkat.
147
Lampiran 19.
Halaman SMA Negeri 2 Denpasar yang kurang vegetasi dan kebun di areal
sekolah, serta adanya renovasi gedung sekolah yang menyebabkan rendahnya
kelembaban.
148
Lampiran 20.
Suasana di luar kelas dan ruang kelas yang terang tanpa bola lampu di SMA
Negeri 8 Denpasar.
149
Lampiran 21.
Ruang kelas SMA Negeri 2 Denpasar yang terhalang tembok di sebelah selatan
sekolah menyebabkan sinar matahari tidak bisa masuk untuk penerangan alami.
150
Lampiran 22.
Kondisi SMA Negeri 2 Denpasar, toilet yang kurang bersih sehingga
menyebabkan bau dan kondisi kolam ikan akibat perilaku siswa buang sampah
sembarangan.
151
Lampiran 23
151
HASIL REKAPITULASI KUESIONER PADA SMA NEGERI DI KOTA DENPASAR.
No Pertanyaan Jawaban SMAN 1 SMAN 2 SMAN 3 SMAN 4 SMAN 5 SMAN 6 SMAN 7 SMAN 8
Jml (%) Jml (%) Jml (%) Jml (%) Jml (%) Jml (%) Jml (%) Jml (%)
1
Bagaimana keadaan
ruang kelas anda saat
menerima pelajaran ?
Sangat Bersih 5 14,28 3 8,57 - - 5 14,28 2 5,71 7 20 10 28,57 - -
Bersih 21 60 17 48,57 13 37,14 21 60 22 62,86 12 34,28 16 45,71 14 40
Cukup Bersih 9 25,71 15 42,86 20 57,14 9 25,71 11 31,43 16 45.71 8 22,85 19 54,28
Tidak Bersih - - - - 2 5,71 - - - - - - 1 2,86 2 5,71
2
Menurut anda
bagaimana ventilasi
udara di ruang kelas
anda?
Sangat Baik 10 28,57 11 31,43 4 11,43 10 28,57 10 28,47 6 17,14 10 28,57 8 22,85
Baik 19 54,28 19 54,28 21 60 19 54,28 18 51,42 18 51,42 17 48,57 20 57,14
Cukup Baik 6 17,14 4 11,43 10 28,57 6 17,14 5 14,28 11 31,42 8 22,85 6 17,14
Tidak Baik - - - - - - - - 2 5,71 - - - - 1 2,86
3
Menurut anda sudah
cukupkah tempat
sampah di sekolah
anda?
Sangat Cukup 8 22,85 9 25,71 11 31,43 8 22,85 8 22,85 5 14,28 18 51,42 1 2,86
Cukup Bersih 20 57,14 20 57,14 20 57,14 20 57.14 21 60 20 57,14 14 40 26 74,28
Kurang 6 17,14 6 17,14 3 8,57 6 17,14 6 17,14 5 14,28 2 5,71 7 20
Tidak Cukup 1 2,86 - - 1 2,86 1 2,86 - - 5 14,28 1 2,86 1 2,86
4
Apakah air bersih
selalu tersedia di
sekolah anda?
Sangat Tersedia 8 22,85 9 25,71 14 40 8 22,85 8 22,85 4 11,43 5 14,28 5 14,38
Tersedia 20 57,14 17 48,57 16 45,71 20 57,14 18 51,42 17 48.57 16 45,71 13 37.14
Cukup Tersedia 6 17,14 6 17,14 5 14,28 6 17,14 8 22,85 11 31,43 12 34,28 14 40
Tidak Tersedia 1 2,86 3 8.57 - - 1 2,86 1 2,86 3 8,57 2 5,71 3 8,57
5 Bersihkah toilet di
sekolah anda?
Sangat Bersih 1 2,85 3 8,57 1 2,86 1 2,86 - - 1 2,86 5 14,28 - -
Bersih 10 28,57 9 25,71 15 42,86 10 28,57 6 17,14 9 54,28 11 31,42 10 28,57
Cukup Bersih 18 51,42 14 40 13 37,14 18 51,42 22 62,85 21 60 16 45,71 18 51,42
Tidak Bersih 6 17,14 9 25,71 6 17,14 6 17,14 7 20 4 11,43 3 8,57 7 20
152
No Pertanyaan Jawaban SMAN 1 SMAN 2 SMAN 3 SMAN 4 SMAN 5 SMAN 6 SMAN 7 SMAN 8
Jml (%) Jml (%) Jml (%) Jml (%) Jml (%) Jml (%) Jml (%) Jml (%)
6
Menurut anda
cukupkah jumlah toilet
dengan jumlah siswa
di sekolah anda?
Sangat Cukup 10 28,57 2 5,71 6 17,14 10 28,57 4 11,43 5 14,28 5 14,28 5 14,38
Cukup 18 51,42 18 51,42 17 48,57 18 51,42 21 60 14 40 22 62,85 16 45,71
Kurang 5 14,28 10 28,57 6 17,14 5 14,28 5 14,28 14 40 7 20 8 22,85
Tidak Cukup 2 5,71 5 14,28 - - 2 5,71 5 14,28 2 5,71 1 2,86 6 17,14
7 Luaskah ruang terbuka
hijau di sekolah anda?
Sangat Luas 25 71,42 3 8,57 20 57,14 25 71,42 28 80 5 14,28 26 74,28 18 51,42
Luas 10 28,57 16 45,71 9 25,71 10 28,57 7 20 17 48,57 9 25,71 16 45,71
Kurang Luas - - 13 37,14 6 17,14 - - - - 12 34,28 - - 1 2,86
Tidak Luas - - 3 8,57 - - - - - - 1 2,86 - - - -
8
Bagaimana keadaan
taman/kebun di
sekolah anda?
Sangat Terawat 18 51,42 5 14,38 25 71,42 18 51,42 17 48,57 2 5,71 27 77,14 9 25,71
Terawat 17 48,57 25 71,42 10 28,57 17 48,57 17 48,57 23 65,71 8 22,85 26 74,28
Kurang Terawat - - 4 11,43 - - - - 1 2,86 9 25,71 - - - -
Tidak Terawat - - 1 2,86 - - - - - - 1 2,86 - - - -
9
Menurut anda
cukupkah tanaman
peneduh/penghijauan
di sekolah anda?
Sangat Cukup 17 48,57 8 22,85 28 80 17 48,57 26 74,28 7 20 18 51,42 15 42,86
Cukup 14 40 15 42,86 7 20 14 40 9 25,71 19 54,28 12 34,28 18 51,42
Kurang 4 11,43 10 28.57 - - 4 11,43 - - 9 25,71 5 14,28 2 5,71
Tidak Cukup - - 2 5,71 - - - - - - - - - - - -
10
Apakah anda
terganggu dengan
suara bising di sekolah
anda?
Sangat
Terganggu 11 31,42 12 34,28 - - - - 4 11,43 7 20 7 20 2 5,71
Terganggu 14 42,86 11 31,42 8 22,85 5 14,28 5 14,28 7 20 11 31,42 8 22,85
Cukup
Terganggu 7 20 4 11,43 10 28.57 3 8,57 7 20 10 28,57 4 11,42 8 22,85
Tidak Terganggu 3 8,57 8 22,85 17 48,57 27 77,14 19 54,28 11 31,42 15 42,85 17 48,57
153
No Pertanyaan Jawaban SMAN 1 SMAN 2 SMAN 3 SMAN 4 SMAN 5 SMAN 6 SMAN 7 SMAN 8
Jml (%) Jml (%) Jml (%) Jml (%) Jml (%) Jml (%) Jml (%) Jml (%)
11
Menurut anda apakah
penyebab kebisingan
di sekolah anda?
Kendaraan
Bermotor 18 51,43 8 22,85 1 2,85 5 14,28 - - 10 28,57 10 28,57 8 22,85
Kegiatan
Sekolah 2 5,71 10 28,57 8 22,85 2 5.71 9 25,71 4 11,43 2 5,71 6 17,14
Kegiatam di
Luar Sekolah 10 28,57 12 34,28 1 2,86 23 65,71 1 2,86 15 42,86 1 2,86 4 11,43
Siswa Lain 5 14,28 4 11,43 25 71,42 5 14,28 25 71,43 6 17,14 23 65,71 17 48,57
12 Menurut anda kantin di
sekolah anda bersih?
Sangat Bersih 2 5,71 - - 5 14,28 2 5,71 3 8,57 5 14,28 7 20 2 5,71
Bersih 20 57,14 20 57,14 20 57,14 20 57,14 20 57,14 15 42,86 16 45,71 19 54,28
Cukup Bersih 11 31,42 11 31,42 10 28,57 11 31,42 12 34,28 13 37,14 10 28,57 14 40
Tidak Bersih 2 5,71 4 11,43 - - 2 5,71 - - 2 5,71 2 5,71 - -
13 Apakah ruang kelas
anda nyaman?
Sangat Nyaman 9 25,71 7 20 8 22,85 9 25,71 3 8,57 2 5,71 4 11,42 5 14,28
Nyaman 16 45,71 16 45,71 15 42,86 23 65,71 23 65,71 7 20 16 45,71 21 60
Cukup Nyaman 9 25,71 12 34,28 12 34,28 3 8,57 8 22,85 14 40 15 42,86 9 25,71
Tidak Nyaman 1 2,86 - - - - - - 1 2,86 12 34,28 - - - -
14 Apakah taman di
sekolah anda nyaman?
Sangat Nyaman 16 45,71 8 22,85 20 57,14 16 45,71 13 37,14 6 17,14 24 68,57 9 25,71
Nyaman 18 51,42 10 28,57 10 28,57 18 51,42 19 54,28 15 42,86 10 28,57 20 57,14
Cukup Nyaman 1 2,86 15 42,86 1 2,86 1 2,86 2 5,71 9 25,71 1 2,86 7 20
Tidak Nyaman - - 2 5,71 - - - - 1 2,86 5 14,28 - - - -
15 Apakah sekolah anda
nyaman?
Sangat Nyaman 20 57,14 9 25,71 22 62,85 20 57,14 13 37,14 9 25,71 21 60 8 22,85
Nyaman 14 40 16 45,71 12 34,28 14 40 17 48,57 14 40 9 25,71 17 48,57
Cukup Nyaman 1 2,86 9 25,71 1 2,86 1 2,86 5 14,38 8 22,85 4 11,42 10 28,57
Tidak Nyaman - - 1 2,86 - - - - - - 4 11,43 1 2,86 - -
154
155
Lampiran 24.
I II III IV V SUHU (˚C)
KELEMBABA
N (%)
SMU NEGERI 1 DENPASAR 1. R. X MEA 2 112 135 715 149 193 260,8 A - pencahayaan alami 26,7 72,91 B/B kipas angin
Jl. Kamboja Denpasar 2. R. XII IPA 9 231 470 499 453 465 423,6 A - pencahayaan alami 27,3 73,44 A/B kipas angin
Pukul : 10.00-10.30 WT 3. R.IPA XI 110 132 261 131 101 147 A - pencahayaan alami 27 67,8 A/B kipas angin
277,1 27 71,38 A/B
SMU NEGERI 2 DENPASAR 1.R. XII IPS 1 161 125 149 172 120 145,4 A - pencahayaan alami 28,7 69,78 A/B kipas angin
Jl. PB. Sudirman Denpasar 2.R. XII IPA 2 111 227 467 101 169 215 A - pencahayaan alami 29,3 67,3 A/B kipas angin
Pukul : 08.45-09.25 WT 3.R. XII IPA 7 200 144 213 336 161 210,8 A - pencahayaan alami 27,8 68,2 A/B kipas angin
190,4 28,6 68,43 B/B
SMU NEGERI 3 DENPASAR 1. R. MEA 7 170 175 187 198 182 182,4 A - Pencahayaan alami 26,9 81,98 A/B kipas angin
Jl. Nusa Indah 20x Denpasar 2. R. MEA 4 1032 172 147 1194 215 552 A - Pencahayaan alami 26,8 79 A/B kipas angin
Pukul : 08.30-09.00 WT 3. R. X IPA 2 284 767 881 500 920 220,3 A - Pencahayaan alami 27,2 78,53 A/B kipas angin
318,2 26,96 79,84 A/B
SMU NEGERI 4 DENPASAR 1. R. X IPA 2 720 1098 306 257 352 546,6 A -Menggunakan lampu 23,5 85,72 A/B dengan AC (2 bh)
Jl. Gn Batukaru Denpasar 2. R XII IPS 4 450 230 302 250 170 280,4 A -Menggunakan lampu 22,8 85,29 A/B dengan AC (2 bh)
Pukul : 11.10-11.40 WT 3. R XI IPA 7 331 202 710 330 210 356,6 A -Menggunakan lampu 24,2 82,35 A/B dengan AC (2 bh)
394,5 23,5 84,45 A/B
SMU NEGERI 5 DENPASAR 1. R. XII IPA 2 180 233 223 478 147 252,2 A -pencahayaan alami 27,5 86,46 A/B kipas angin
Jl. Sanitasi Sidakarya 2.R. XI IPA 4 120 548 230 391 126 283 A -pencahayaan alami 27,4 84,99 A/B kipas angin
Pukul : 10.00-10.30 WT 3.R. X IPA 8 750 189 277 223 201 328 A -pencahayaan alami 27,1 81,98 A/B kipas angin
287,7 27,3 84,48 A/B
SMU NEGERI 6 DENPASAR 1. R. XII IPA 1 240 113 145 149 115 152,4 A - Pencahayaan alami 27,1 83,26 A/B kipas/AC (-)
Jl. Tukad Nyali Denpasar 2. R. XI IPS 2 738 315 593 1109 372 625,4 A - Pencahayaan alami 27,2 81,22 A/B kipas/AC (-)
Pukul :08.00-08.30 WT 3. R. XII IPS 2 878 944 247 429 300 559,6 A - Pencahayaan alami 27,5 79,92 A/B kipas/AC (-)
445,8 27,27 81,47 A/B
SMU NEGERI 7 DENPASAR 1. R. XII IPS S 87 146 183 134 89 127,8 A - Pencahayaan alami 27,8 75,52 A/B kipas angin
Jl. Kamboja Denpasar 2. R. XI IPA 7 228 244 197 249 186 220,8 A - Pencahayaan alami 27,5 76,36 A/B kipas angin
Pukul : 08.00-08.40 WT 3. R. X IPA 1 538 264 177 300 202 296,2 A - Pencahayaan alami 28,2 74,93 B/B kipas angin
214,9 27,83 75,6 A/B
SMU NEGERI 8 DENPASAR 1. R. XI IPA 6 752 205 296 1540 210 600,6 A - Pencahayaan alami 26,9 75,18 A/B kipas angin
2. R. X IPS 3 1935 598 681 426 351 798,2 A - Pencahayaan alami 26,8 68,42 A/B kipas angin
3. XII IPA 10 211 647 578 207 318 392,2 A - Pencahayaan alami 26,3 63,2 A/B kipas angin
597 26,67 68,93 A/B
KETERANGAN :
1.
HASIL PENGUKURAN IKLIM KERJA RUANGAN KELAS
KETERANGAN KETERANGAN
INTERP
RETASI
(*)
INTERP
RETASI
(*)
NO NAMA SEKO LAH TANG
GALRUANGAN PENCAHAYAAN (lux)
SUHU DAN
KELEMBABAN NILAI
RATA-
RATA (lux)
VARIABEL YG DIUKUR
SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI DI KOTA DENPASAR
1
2
3 Maret
2015
2 Maret
2015
3 Maret
2015
6 Maret
2015
3
4
Baku mutu didasarkan pada Lampiran I Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1405/ Menkes / SK / XI/2002 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Penyelenggaraan
Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran (*) A = sesuai dengan baku mutu (*) B = tidak sesuai dengan baku mutu
7
8
2 Maret
2015
6
MAret
2015
5
Jl. DAM Peraupan Peguyangan Denpasar Pukul :
10.45-11.30 WT4 Maret
2015
4 Maret
2015
6
Rata- Rata :
Rata- Rata :
Rata- Rata :
Rata- Rata :
Rata- Rata :
Rata- Rata :
Rata- Rata :
Rata- Rata :