tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

178
TESIS TINGKAT KENYAMANAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI DI KOTA DENPASAR NI LUH GEDE AMBARAWATI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015

Upload: voquynh

Post on 31-Dec-2016

229 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

i

TESIS

TINGKAT KENYAMANAN LINGKUNGAN BELAJAR

SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI

DI KOTA DENPASAR

NI LUH GEDE AMBARAWATI

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2015

Page 2: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

i

TESIS

TINGKAT KENYAMANAN LINGKUNGAN BELAJAR

SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI

DI KOTA DENPASAR

NI LUH GEDE AMBARAWATI

NIM 1391261016

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI ILMU LINGKUNGAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2015

Page 3: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

ii

TINGKAT KENYAMANAN LINGKUNGAN BELAJAR

SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI

DI KOTA DENPASAR

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister pada Program Magister,

Program Studi Ilmu Lingkungan, Program Pascasarjana Universitas Udayana

NI LUH GEDE AMBARAWATI

NIM 1391261016

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2015

Page 4: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

iii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

TESIS INI TELAH DISETUJUI

PADA TANGGAL 5 AGUSTUS 2015

Mengetahui

Pembimbing I,

Prof. Ir. I Wayan Arthana, MS, Ph.D

NIP. 196007281986091001

Pembimbing II,

Prof. Dr. Ir. I Wayan Suarna, MS

NIP. 195905191986011001

Ketua Program Studi

Magister Ilmu Lingkungan Program

Pascasarjana Universitas Udayana

Prof. Dr. I Wayan Budiarsa Suyasa, MS.

NIP. 196703031994031002

Direktur

Program Pascasarjana

Universitas Udayana,

Prof. Dr. dr.A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K)

NIP. 195902151985102001

Page 5: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

iv

PENETAPAN PANITIA PENGUJI

Tesis iniTelah Diuji dan Dinilai Oleh Panitia Penguji pada

Program Pascasarjana Universitas Udayana

pada Tanggal 30 Juli 2015

Berdasarkan SK Rektor UniversitasUdayana

No : 2234/UN.144/HK/2015

Tanggal : 27 Juli 2015

Panitia Penguji Tesis adalah:

Ketua :Prof. Ir. I Wayan Arthana, MS, PhD

Anggota :

1. Prof. Dr. Ir. I Wayan Suarna, MS

2. Prof. Dr. Ir. I Gede Mahardika, MS

3. Prof. Made Sudiana Mahendra, Ph.D

Page 6: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

v

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Ni Luh Gede Ambarawati

NIM : 1391261016

Program Studi : Magister Ilmu Lingkungan

Judul Tesis : Tingkat Kenyamanan Lingkungan Sekolah Menengah

Atas (SMA) Negeri di Kota Denpasar.

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat.

Apabila dikemudian hari terbukti plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya

bersedia menerima sanksi sesuai Peraturan Mendiknas RI No. 17 tahun 2012 dan

Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, 1 Juli 2015

Hormat saya,

Ni Luh Gede Ambarawati

NIM 1391261016.

Page 7: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji Syukur Penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widi Waca /

Tuhan Yang Maha Kuasa, atas anugrah-Nya Tesis yang berjudul “ Tingkat

Kenyamanan Lingkungan Belajar Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Kota

Denpasar “ dapat diselesaikan.

Dalam penyususnan Tesis ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Ir. I Wayan Arthana, MS, PhD selaku Pembimbing Iyang dengan

penuh perhatian telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan dan saran

dalam menyelesaikan tesis ini.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. I Wayan Suarna, MS selaku Pembimbing II yang juga

dengan penuh perhatian dan kesabaran memberikan bimbingan dan saran

kepada penulis.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. I Gede Mahardika, MS selaku pembahas yang telah

memberikan masukan-masukan juga saran untuk menyempurnakan tesis ini.

4. Bapak Prof. Made Sudiana Mahendra, PhD selaku Penguji yang telah banyak

memberikan saran dan masukan guna perbaikan penyelesaian tesis ini.

5. Bapak Prof. Dr. I Wayan Budiarsa Suyasa, M.S, selaku Ketua Program Studi

Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana Universitas Udayana atas izin yang

diberikan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan program magister serta

dorongan agar segera dapat menyelesaikan tesis.

6. Bapak dan Ibu dosen pengajar di Program Studi Magister Ilmu Lingkungan,

Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar yang telah memperluas

wawasan dalam bidang Ilmu Lingkungan.

7. Staf sekretariat PSMIL (Mbok Putu, Bli Made Karsika dan Bli Ardi) yang telah

banyak membantu demi kelancaran administrasi dalam pembuatan tesis ini.

8. Teman-teman S-2 lingkungan atas kebersamaan, dorongan dan semangatnya

untuk menyelesaikan penelitian tesis ini.

9. Keluarga tercinta, suami dan anak-anak tersayang Wika dan Tara, terima kasih

atas motivasi dan kasih sayang yang tak terhingga.

Page 8: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

vii

Penulis menyadari sepenuhnya atas ketidaksempurnaan dalam penulisan

penelitian tesis ini, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan penelitian tesis ini.

Denpasar, 1 Juli 2015.

Penulis.

Page 9: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

viii

ABSTRACT

THE COMFORT LEVEL OF STATE

SENIOR HIGH SCHOOLLEARNING ENVIRONMENT

IN DENPASAR CITY

A healthy andcomfortable school environmentis necessary,besidessupporting the

learning process, it can also improve student achievement. Noiseisdisturbingin

the learning process, as well as theavailability offacilities and infrastructure will

greatly affectthe comfort ofthe studentsinthe school. The purpose ofthis research

is to determinethe comfort level ofstate senior highschoolstudyinthe city of

Denpasarin termsofnoise levels, the availability andmanagement ofschool

facilities and infrastructure and student perception against school envirumental

level. The research methodused isdescriptivequantitativemethod. The locationof

the research wasconductedin 8 State Senior High Schoolinthe city of Denpasar.

Measurements ofnoise levelsateach schoolis capturedfromninesample

pointsbyusing asound level meterand surveyof schoolfacilities and

infrastructurethat are environmentally friendly. The comfort level of public high

school learning environment in the city of Denpasar based on the level of noise

has exceeded the qualty standard 55 dB, with the highest noise in the school yard

of 73,0 dB, which motor vechicles as the main caused. Temperature and

humidity do not affect the level of comfort, because they already meet the

standards. Lighting of class room in eight public high school in the city of

Denpasar very well. Because it meets the quality standard. Availability and

management infrastructure is optimal and adequate to support mostly high school

in the city of Denpasar. Support in the facilities and infrastructure have been seen

in SMAN 3 Denpasar. Almost all students in eight high school in the city of

Denpasar stated that the school environment is comfortable, even SMAN 3

Denpasar stated very comfotable at around 62,85 per cent.

Keywords :Noise, Infrastructure, SchoolLearning Environment.

Page 10: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

ix

ABSTRAK

TINGKAT KENYAMANAN LINGKUNGAN BELAJAR

SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI

DI KOTA DENPASAR

Lingkungan sekolah yang sehat dan nyaman sangat diperlukan, selain dapat

mendukung proses pembelajaran, juga dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa.Kebisingan merupakan hal yang mengganggu dalam proses belajar

mengajar demikian pula dengan sarana dan prasarana yang tersedia sangat

mempengaruhi kenyamanan siswa di sekolah.Tujuan penelitian ini untuk

mengetahui tingkat kenyamanan lingkungan belajar Sekolah Menengah Atas

(SMA) Negeri di Kota Denpasar ditinjau dari tingkat Kebisingan, ketersediaan

pengelolaan sarana prasaranaserta persepsi siswa terhadap tingkat kenyamanan

lingkungan sekolah. Metode Penelitian yang digunakan yaitu metode kuantitatif

deskriptif. Lokasi Penelitian di delapan SMAN di Kota Denpasar. Pengukuran

tingkat kebisingan di masing-masingsekolah dengan mengambil sembilan titik

sampel dengan menggunakan alat Sound Level Meter serta survei sarana dan

prasarana sekolah yang ramah lingkungan.Tingkat kenyamanan lingkungan

belajar SMA Negeri di Kota Denpasar berdasarkan tingkat kebisingan telah

melebihi baku mutu 55 dB, dengan kebisingan tertinggi di halaman sekolah

sebesar 73,0 dB dengan penyebab utamanya adalah kendaraan bermotor. Suhu

dan kelembaban udara tidak berpengaruh terhadap tingkat kenyamanan, karena

masih memenuhi standar. Pencahayaan ruang kelas di delapan SMAN di Kota

Denpasar sangat baik karena sudah memenuhi baku mutu.Ketersediaan dan

pengelolaan sarana dan prasarana yang sudah optimal dan memadai memberikan

dukungan yang sangat besar di semua SMAN di Kota Denpasar. Dukungan sarana

dan prasarana terlihat nyata pada SMAN 3 Denpasar.Hampir semua siswa di

delapan SMAN di Kota Denpasar menyatakan bahwa lingkungan sekolahnya

adalah nyaman, bahkan SMAN 3 Denpasar menyatakan sangat nyaman sebesar

62,85 %.

Kata Kunci : Kebisingan, SaranaPrasarana, Lingkungan Belajar sekolah.

Page 11: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

x

RINGKASAN

Perkembangan aktivitas masyarakat perkotaan dalam berbagai kegiatan disektor

kehidupan seperti pemukiman, transportasi,industri dan berbagai sektor

pendukung lainnya merupakan kegiatan yang potensial dapat mengubah kualitas

lingkungan. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kenyamanan lingkungan

kawasan pendidikan (sekolah) yang berlokasi di kota-kota besar seperti Kota

Denpasar. Pemilihan lokasi sekolah pada awalnya didasarkan atas pertimbangan

strategis sehingga sekolah berada pada jalur trasportasi utama kota atau dipinggir

jalan besar yang menguntungkan bagi sekolah karena lokasi sekolah mudah

dicapai oleh siswa.Namun seiring dengan perkembangan kota dan meningkatnya

kebutuhan trasportasi, lokasi sekolah dinilai tidak strategis lagi dengan

kenyamanan belajar siswa di sekolah. Lingkungan sekolah yang sehat dan nyaman

sangat diperlukan, selain dapat mendukung proses pembelajaran, juga dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa.Kebisingan merupakan hal yang mengganggu

dalam proses belajar mengajar demikian pula dengan sarana dan prasarana yang

tersedia sangat mempengaruhi kenyamanan siswa di sekolah.

Jenis Penelitian ini dengan menggunakan metode kuantitatif

deskriptif.Pengambilan sampel dilakukan di delapan SMAN di Kota Denpasar.

Pengukuran tingkat kebisingan di masing-masingsekolah dengan mengambil

sembilan titik sampel antara lain : tiga sampel di halaman sekolah saat siswa

datang sekolah, saat siswa istirahat dan saat siswa pulang sekolah sesuai jadwal

masing-masing sekolahdanenam sampel pada ruang kelasdengan menggunakan

alat Sound Level Meter dan melakukan survei ketersediaan serta pengelolaan

sarana dan prasarana pendukung yang ramah lingkungan dengan mengacu pada

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor : 01 Tahun 2013 tentang

Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 07 Tahun

2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adipura, Pedoman Teknis

Pengendalian Faktor Resiko Kesehatan Lingkungan Di Sekolah Direktorat

Jenderal, DEP.KES RI, 2004 dan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

:1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja

Perkantoran dan Industri, Lampiran 1. Dilakukan juga pembagian kuesioner

kepada para siswa dan guru di setiap sekolah sebanyak 35 kuesioner.

Kebisingan SMA Negeri 4 Denpasar di ruang kelas terendah yaitu 57,7 dB hal ini

disebabkan ruang belajar kelas siswa tertutup dan ber AC, ada dua buah AC 1PK

sehingga suara yang ada di luar kelas tidak terlalu mengganggu.Kebisingan SMA

Negeri 6 Denpasar di halaman sekolah terendah di antara sekolah yang lain yaitu

sebesar 68 dB. Hal ini karena SMA Negeri 6 Denpasar berada di kawasan yang

tidak padat lalulintas, sekolah masuk ke Jl. Tukad nyali dan mempunyai pintu

gerbang dua buah sehingga pada saat siswa datang ke sekolah melalui dua pintu

masuk yang mengakibatkan bising terpapar menyebar di dua lokasi. Kebisingan

SMA Negeri 8 Denpasar diruang kelas tertinggi diantara sekolah lain yaitu 63 dB,

karena di selatan/depan sekolah terdapat perumahan yang padat penduduk.

Pengukuran hari sabtu tanggal 10 januari 2015 ada kelas tidak belajar sehingga

mempengaruhi hasil pengukuran yang dilakukan. Sedangkan di halaman sekolah

paling tinggi dari sekolah lain yaitu 73 dB, karena SMA Negeri 8 Denpasar tidak

Page 12: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

xi

mempunyai tempat parkir khusus sehingga siswa parkir di depan ruang kelas.

Hampir semua areal sekolah ada motor yang parkir.

Berdasarkan survei sarana dan prasarana yang dlakukan pada delapan SMA

Negeri di Kota Denpasar di peroleh hasil SMA Negeri 3 Denpasar mendapat nilai

tertinggi dengan kategori sangat nyaman karena sarana dan prasarana yang ada

di sekolah rata-rata ketersediaannya sangat baik. SMA Negeri 6 Denpasar

mendapat nilai terendah diantara sekolah lain tetapi masih kategori nyaman, dari

delapan sekolah hanya SMA Negeri 6 Denpasar yang belum menggunakan kipas

angin ataupun AC.Hasil pengukuran di SMA Negeri 2 Denpasar suhunya tertinggi

dari sekolah lain karena saat melakukan pengukuran pada tanggal 6 Maret 2015

pukul 08.45 - 09.25 wita cuaca cerah dan sinar matahari terang sehingga suhu

rata-rata 28,600 C, sedangkan suhu terendah di SMA Negeri 4 Denpasar yaitu

23,500 C karena ruang kelas menggunakan AC sebanyak dua buah dengan

kekuatan 1 PK. Kelembaban tertinggi pada SMA Negeri 5 Denpasar 84,48 %.

Kerapatan vegetasi di areal SMAN 5 Denpasar mengakibatkan banyaknya tutupan

lahan sehingga sinar matahari tidak sampai pada muka tanah meskipun

pengukuran dilakukan pukul 11.00-11.30 wita sehingga kelembaban meningkat.

Pencahayaan tertinggi di ruang kelas yaitu pada SMA Negeri 8 Denpasar dengan

rata-rata 597,0 lux, karena ruang kelas rata-rata disebelah kanan dan kirinya

adalah halaman sekolah. Sedangkan pencahayaan terendah pada SMA Negeri 2

Denpasar yaitu190,4 lux.

Berdasarkan persepsi siswa di sekolah yang dipandang paling nyaman dari

delapan SMAN di Kota Denpasar adalah SMAN 3 Denpasar sebesar 62,85%

dengan pernyataan tidak nyaman 0 %, dan sekolah tidak nyaman pada SMAN 6

Denpasar sebesar 11,43% dengan pernyataan sangat nyaman paling rendah

sebesar 25,71 % sama dengan persepsi siswa pada SMAN 2

Denpasar.Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan kepada pihak sekolah

yaitu untuk mengurangi pengaruh kebisingan terhadap tingkat kenyamanan

belajar siswa diperlukan penanaman pohon pada pagar sekolah upaya yang

berfungsi sebagai peredam kebisingan seperti menanam pohon bambu jakarta atau

bambu kuning.Sarana dan prasarana sekolah perlu perawatan dan perhatian upaya

keberlanjutan pengelolaan sarana dan prasarana yang memadai serta dalam

melakukan pemilihan lokasi sekolah perlu memperhatikan faktor kebisingan.

Tingkat kenyamanan lingkungan belajar SMA Negeri di Kota Denpasar

berdasarkan tingkat kebisingan telah melebihi baku mutu 55 dB, dengan

kebisingan tertinggi di halaman sekolah sebesar 73,0 dB dengan penyebab

utamanya adalah kendaraan bermotor. Suhu dan kelembaban udara tidak

berpengaruh terhadap tingkat kenyamanan, karena masih memenuhi standar.

Pencahayaan ruang kelas di delapan SMAN di Kota Denpasar sangat baik karena

sudah memenuhi baku mutu.Ketersediaan dan pengelolaan sarana dan prasarana

yang sudah optimal dan memadai memberikan dukungan yang sangat besar di

semua SMAN di Kota Denpasar. Dukungan sarana dan prasarana terlihat nyata

pada SMAN 3 Denpasar.Hampir semua siswa di delapan SMAN di Kota

Denpasar menyatakan bahwa lingkungan sekolahnya adalah nyaman, bahkan

SMAN 3 Denpasar menyatakan sangat nyaman sebesar 62,85 %.

Page 13: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

xii

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ................................................................................................ i

PRASYARAT GELAR ......................................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI ..................................................................... vi

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ..................................................... v

UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................................vi

ABSTRACT ........................................................................................................ viii

ABSTRAK ............................................................................................................ ix

RINGKASAN ........................................................................................................ x

DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. xii

DAFTAR TABEL ........……………………………………………………….. xvii

DAFTAR GAMBAR…...……………………………………………………...xix

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xx

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………….....…… 1

1.1. Latar Belakang ……………………………………………................... 1

1.2. Rumusan Masalah …………………………………………………….. 4

1.3. Tujuan Penelitian ………………………………………………………4

1.4. Manfaat Penelitian ……………………………………………………. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..……………………………………………….5

2.1. Lingkungan Sekolah .........................................…………………….... 5

2.1.1. Pengertian Lingkungan Sekolah................................................... 5

Page 14: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

xiii

2.1.2. Ruang Lingkup Lingkungan Sekolah ..........................................7

2.1.3. Lingkungan PekaranganSekolah yang Nyaman ……….……..... 7

2.2. Syarat-Syarat Lingkungan Sekolah yang Sehat ..................................... 7

2.2.1. Lapangan Bermain ....…..............………………………..….…..7

2.2.2. Pepohonan Rindang ……..……............……………...……........ 8

2.2.3. Sistem Sanitasi dan Sumur Resapan Air ...........……………….. 8

2.2.4. Tempat Pembuangan Sampah …………………...........…....…. 9

2.2.5.Lingkungan sekitar sekolah yang mendukung ……….................9

2.2.6. Bangunan sekolah yang kokoh dan sehat ……………................ 9

2.3. Ruang Terbuka Hijau (RTH) ................................................................10

2.4. Tingkat Kenyamanan Belajar .…………………………………..……10

2.4.1. Pengertian Belajar ............……………………………............ 11

2.4.2. Definisi Kenyamanan …..………………………...……...........11

2.4.3. Kenyamanan Termal ............................................…………….. 12

2.4.3.1.Suhu .......…………………………………..…..……..... 12

2.4.3.2.Kecepatan Angin (Pergerakan Udara..…….................... 13

2.4.3.3.Kelembaban Udara ...................…………....................... 14

2.4.3.4. Aktivitas Manusia .......................……………………... 14

2.4.3.5. Pakaian ........................................................................... 14

2.4.4. Pencahayaan .............................................................................. 15

2.5. Pengertian Kebisingan...........................................................................15

2.5.1. Jenis-jenis Kebisingan ................................................................. 15

2.5.2. Baku Mutu Tingkat Kebisingan Provinsi Bali ............................ 16

Page 15: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

xiv

BAB III KERANGKA BERFIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS ……….…….18

3.1.Kerangka Berfikir ……………………………………...………...….. 18

3.2. Kerangka Konsep Penelitian ……………………………….…………20

3.3.Hipotesis …………………..…………………..…………………….21

BAB IV METODE PENELITIAN ……………………………………………. 22

4.1. Rancangan Penelitian ……………………………………………...... .22

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ………………………………………... 23

4.3. Penentuan Sumber Data ……………………………………………... 24

4.3.1. Populasi dan Sampel Penelitian ………………………………. 24

4.3.2. Sumber Data ………………………………………………….. 25

4.3.2.1. Data Primer ……………………………………………25

4.3.2.2. Data Sekunder …………………………………………25

4.4. Variabel Penelitian ………….……………………………………….. 26

4.5. Bahan dan Alat Penelitian ……….………………………………….. 26

4.6. Instrumen Penelitian ……………………………………………….…26

4.7. Prosedur Penelitian .............................................................................. 27

4.7.1. Observasi Kawasan Lingkungan Belajar ................................... 27

4.7.2. Pengukuran Tingkat Kenyamanan Lingkungan Belajar ............ 28

4.7.2.1. Tingkat Kebisingan ......................................................... 28

4.7.2.2. Survei Pengelolaan Saranadan Prasarana ....................... 29

4.8. Analisis Data ………………………………………………………… 30

BAB V HASIL PENELITIAN ............................................................................ 32

5.1. Hasil Pengukuran Kebisingan dan Survei SMAN 1 Denpasar ........... 32

Page 16: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

xv

5.1.1. Di halaman SMAN 1 Denpasar ................................................. 32

5.1.2. Di ruang kelas SMAN 1 Denpasar ........................................... 32

5.1.3. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 1 Denpasar ............ 33

5.2. Hasil Pengukuran Kebisingan dan Survei SMAN 2 Denpasar ............ 35

5.2.1. Di halaman SMAN 2 Denpasar ................................................. 35

5.2.2. Di ruang kelas SMAN 2 Denpasar ............................................ 36

5.2.3. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 2 Denpasar ........... 37

5.3. Hasil Pengukuran Kebisingan dan Survei SMAN 3 Denpasar ............ 38

5.3.1. Di halaman sekolah SMAN 3 Denpasar .................................... 38

5.3.2. Di ruang kelas SMAN 3 Denpasar ............................................ 39

5.3.3. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 3 Denpasar ............ 40

5.4. Hasil Pengukuran Kebisingan dan Survei SMAN 4 Denpasar .......... 41

5.4.1. Di halaman SMAN 4 Denpasar ................................................ 41

5.4.2. Di ruang kelas SMAN 4 Denpasar ........................................... 42

5.4.3. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 4 Denpasar ........... 43

5.5. Hasil Pengukuran Kebisingan dan Survei SMAN 5 Denpasar ......... 44

5.5.1. Di halaman sekolah SMAN 5 Denpasar .................................. 44

5.5.2.Di ruang kelas SMAN 5 Denpasar .......................................... 45

5.5.3. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 5 Denpasar .......... 46

5.6. Hasil Pengukuran Kebisingan dan Survei SMAN 6 Denpasar ........... 48

5.6.1. Di halaman sekolah SMAN 6 Denpasar .................................... 48

5.6.2. Di ruang kelas SMAN 6 Denpasar ........................................... 48

5.6.3. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 6 Denpasar .......... 49

Page 17: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

xvi

5.7. Hasil Pengukuran Kebisingan dan Survei SMAN 7 Denpasar ........... 51

5.7.1. Di halaman sekolah SMAN 7 Denpasar ................................... 51

5.7.2. Di ruang kelas SMAN 7 Denpasar ........................................... 52

5.7.3. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 7 Denpasar ........... 53

5.8. Hasil Pengukuran Kebisingan dan Survei SMAN 8 Denpasar ............ 54

5.8.1. Di halaman sekolah SMAN 8 Denpasar .................................... 54

5.8.2. Di ruang kelas SMAN 8 Denpasar .............................................55

5.8.3. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 8 Denpasar ............ 56

5.9. Rangkuman Hasil Pengukuran Kebisingan ....................................... 57

5.10. Rekapitulasi Hasil Survei Sarana dan Prasarana .............................. 58

5.11. Rekapitulasi Hasil Kuesioner siswa SMAN di Kota Denpasar ........ 61

BAB VI PEMBAHASAN ................................................................................... 63

6.1. Tingkat Kebisingan pada SMA Negeri di Kota Denpasar. .................. 63

6.2. Ketersediaan dan Pengelolaan Sarana dan Prasarana ......................... 65

6.3.Suhu, Kelembaban dan Pencahayaan ................................................. 68

6.4. Persepsi Siswa .................................................................................... 70

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 71

7.1. Simpulan.................................................................................................. 71

7.2. Saran ......................................................................................................... 71

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………...73

LAMPIRAN– LAMPIRAN ........…….......……………………....……….….....76

Page 18: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Baku Mutu Kebisingan ................................................................................ 17

5.1. TingkatKebisingan di Halaman SMAN 1 Denpasar ................................... 32

5.2. Tingkat Kebisingan di ruang kelas SMAN 1 Denpasar ................................ 33

5.3. Jenis-jenis Tanaman Peneduh di SMAN 1 Denpasar .................................. 34

5.4. Hasil Pengukuran Suhu, Kelembaban dan Pencahayaan SMAN 1 Dps ...... 35

5.5.Tingkat Kebisingan di Halaman SMAN 2 Denpasar ..................................... 35

5.6. Tingkat Kebisingan di ruang kelas SMAN 2 Denpasar ................................ 36

5.7. Jenis-jenis Tanaman Peneduh di SMAN 2 Denpasar .................................. 37

5.8. Hasil Pengukuran Suhu, Kelembaban dan Pencahayaan SMAN 2 Dps ....... 38

5.9. Tingkat Kebisingan di Halaman SMAN 3 Denpasar .................................... 38

5.10. TingkatKebisingan di ruang kelas SMAN 3 Denpasar .............................. 39

5.11. Jenis-jenis Tanaman Peneduh di SMAN 3 Denpasar ................................ 40

5.12. Hasil Pengukuran Suhu, Kelembaban dan Pencahayaan SMAN 3 Dps ..... 41

5.13. TingkatKebisingan di Halaman SMAN 4 Denpasar .................................. 42

5.14. TingkatKebisingan di ruang kelas SMAN 4 Denpasar ...............................42

5.15. Jenis-jenis Tanaman Peneduh di SMAN 4 Denpasar ................................ 43

5.16. Hasil Pengukuran Suhu, Kelembaban dan Pencahayaan SMAN 4 Dps ..... 44

5.17. TingkatKebisingan di Halaman SMAN 5 Denpasar .................................. 45

5.18. TingkatKebisingan di ruang kelas SMAN 5 Denpasar .............................. 45

5.19. Jenis-jenis Tanaman Peneduh di SMAN 5 Denpasar ................................ 46

5.20. Hasil Pengukuran Suhu, Kelembaban dan Pencahayaan SMAN 5 Dps ..... 47

Page 19: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

xviii

5.21. TingkatKebisingan di Halaman SMAN 6 Denpasar ...................................48

5.22. Tingkat Kebisingan di ruang kelas SMAN 6 Denpasar .............................. 49

5.23. Jenis-jenis Tanaman Peneduh di SMAN 6 Denpasar ................................ 50

5.24. Hasil Pengukuran Suhu, Kelembaban dan PencahayaanSMAN 6 Dps ...... 51

5.25. TingkatKebisingan di Halaman SMAN 7 Denpasar .................................. 51

5.26. Tingkat Kebisingan di ruang kelas SMAN 7 Denpasar .............................. 52

5.27. Jenis-jenis Tanaman Peneduh di SMAN 7 Denpasar ............................... 53

5.28. Hasil Pengukuran Suhu, Kelembaban dan Pencahayaan SMAN 7 Dps ..... 54

5.29. TingkatKebisingan di Halaman SMAN 8 Denpasar................................... 55

5.30. Tingkat Kebisingan di ruang kelas SMAN 8 Denpasar .............................. 55

5.31. Jenis-jenis Tanaman Peneduh di SMAN 8 Denpasar ............................... 56

5.32. Hasil Pengukuran Suhu, Kelembaban dan Pencahayaan SMAN 8 Dps ..... 57

5.33. Rangkuman Tingkat kebisingan SMAN di Kota Denpasar ....................... 58

5.34. Rekapitulasi Hasil Survei Sarana dan Prasarana ........................................ 59

5.35. Hasil Jumlah Skor Survei Sarana dan Prasarana ....................................... 60

5.36. Kategori Tingkat Kenyamanan Lingkungan Belajar ................................ 61

Page 20: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.2. Diagram Alir Konsep Penelitian ................................................................... 20

4.1. Bagan Alir Tahapan Penelitian .................................................................... 22

4.2. Peta Lokasi Penelitian .................................................................................. 23

5.1. Skema Titik Sampel Pengukuran pada ruang kelas ..................................... 29

6.1. Grafik Hasil Pengukuran Kebisingan di semua sekolah .............................. 63

6.2. Grafik Hasil Survei Sarana dan Prasarana di semua sekolah ...................... 65

Page 21: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN I Denpasar ................................. 77

2. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 2 Denpasar...................................84

3. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 3 Denpasar ................................. 91

4. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 4 Denpasar ................................. 98

5. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 5 Denpasar................................ 105

6. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 6 Denpasar................................ 112

7. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 7 Denpasar................................ 119

8. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 8 Denpasar................................ 126

9. Peta Lokasi Penelitian.................................................................................... 133

10.Alat-alat Penelitian....................................................................................... 137

11.Foto kondisi kelas SMAN 4 Denpasar.......................................................... 139

12. Foto pintu gerbang SMAN 6 Denpasar........................................................ 140

13. Foto areal parkir sepeda motor SMAN 8 Denpasar..................................... 141

14. Foto halaman dan kebun SMAN 3 Denpasar.............................................. 142

15. Fotorenovasi pager SMAN 6 Denpasar..................................................... 143

16. Fotokaca jendela yang pecah SMAN 6 Denpasar ..................................... 144

17. Foto Suasana cerah pada SMAN 2 Denpasar ............................................. 145

18. Fotovegetasi di SMAN 5 Denpasar.............. ............................................. 146

19.Foto halaman SMAN 2 denpasar yang kurang vegetasi.............................. 147

20. Fotosuasana di ruang kelas dan di luar kelas SMAN 8 Denpasar ...............148

21. Foto ruang kelas SMAN 2 denpasar yang kurang pencahayaan ................. 149

Page 22: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

xxi

22. Fotokolam ikan dan tong sampah yang tidak terawat ................................ 150

23. Hasil Rekapitulasi Kuesioner SMAN di Kota Denpasar ........................... 151

24. Hasil Pengukuran iklim kerja ruangan kelas ............................................... 155

Page 23: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

xxii

Page 24: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.

Perkembangan aktivitas masyarakat perkotaan dalam berbagai kegiatan

disektor kehidupan seperti pemukiman, transportasi, industri dan berbagai sektor

pendukung lainnya merupakan kegiatan yang potensial dapat mengubah kualitas

lingkungan. Semakin besar aktivitas perkotaan maka makin besar beban

pencemaran udara yang dilepaskan ke atmosfer perkotaan. Hal ini sangat

berpengaruh terhadap kenyamanan lingkungan kawasan pendidikan (sekolah)

yang berlokasi di kota-kota besar seperti Kota Denpasar. Pemilihan lokasi

sekolah pada awalnya didasarkan atas pertimbangan strategis sehingga sekolah

berada pada jalur trasportasi utama kota atau dipinggir jalan besar yang

menguntungkan bagi sekolah karena lokasi sekolah mudah dicapai oleh siswa.

Namun seiring dengan perkembangan kota dan meningkatnya kebutuhan

trasportasi, lokasi sekolah dinilai tidak strategis lagi dengan kenyamanan belajar

siswa di sekolah (Prawira, 2011).

Lingkungan sekolah yang sehat dan nyaman sangat diperlukan, selain dapat

mendukung proses pembelajaran, juga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

dan diharapkan juga dapat membudayakan prilaku hidup bersih dan sehat, tidak

hanya pada peserta didik, tetapi diharapkan juga dapat meluas pada keluarga dan

masyarakat sekitar. Djunaedi (2003) dalam Maknun J, dkk (2010)

mengungkapkan ada dua syarat agar murid dapat mendengarkan pelajaran

dengan baik. Pertama, lingkungan yang tidak bising. Bising bisa datang dari lalu

Page 25: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

2

lintas di jalan, aktivitas di sekitar sekolah, suara dari kelas sebelah, dan bising

dari mesin penyejuk udara. Kedua adalah waktu dengung yang rendah. Waktu

dengung adalah ukuran yang menunjukkan seberapa cepat suara akan

menghilang. Semakin tinggi waktu dengung akan semakin lama suara itu

bertahan di dalam ruangan. Belajar tidak dipengaruhi oleh faktor internal saja,

tetapi juga dipengaruhi oleh faktor eksternal, yaitu kondisi lingkungan

sekitarnya. Kebisingan merupakan hal yang mengganggu dalam proses belajar

mengajar, pada intensitas yang lama dan tingkat tertentu dapat berbahaya bagi

kesehatan. Sumber kebisingan di dalam kelas terjadi karena aktivitas kelas dan

pengaruh kebisingan yang terjadi di luar kelas misalnya dari trasportasi, industri,

pepohonan dan manusia, sebagai tambahan tetesan hujan di atas atap juga

menimbulkan kebisingan menurut Shield and Dockrell (2003).

Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Bhinnety, et al. (1994), dalam

Suarna, et al. (2012) menyatakan bahwa intensitas bising (bunyi) mempunyai

pengaruh yang nyata terhadap memori jangka pendek; semakin tinggi intensitas

kebisingan akan menurun memori jangka pendek seseorang, variasi

intensitasnya antara 30 dB sampai dengan 95 dB. Pengaruh kebisingan terhadap

manusia secara fisik tidak saja mengganggu organ pendengaran, tetapi juga

dapat menimbulkan gangguan pada organ-organ tubuh lain, seperti penyempitan

pembuluh darah dan sistem jantung (Sasongko, et al. 2000).

Berdasarkan laporan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) Kota

Denpasar 2008 menunjukkan bahwa Kota Denpasar telah mengalami penurunan

kualitas udara. Dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi dan terus bertambahnya

Page 26: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

3

jumlah penduduk membuat kebutuhan akan pembangunan perumahan, gedung-

gedung perkantoran dan gedung-gedung sekolah semakin meningkat. Secara

fisik, kantor ataupun sekolah adalah suatu ruangan atau bagian dari suatu

bangunan tempat melaksanakan aktivitas pekerjaan baik itu bekerja ataupun

belajar. Tata ruang kantor dan ruang sekolah merupakan salah satu hal penting

karena terdapat suatu sistem yang membutuhkan keseimbangan dari tiga aspek

yaitu manusia, alat dan lingkungan ruangan. Salah satu faktor kenyamanan

proses belajar mengajar ditentukan oleh keadaan lingkungan tempat dimana

proses tersebut dilakukan. Temperatur dan kelembaban ruangan belajar dinilai

sangat mempengaruhi kelancaran proses tersebut. Temperatur yang terlalu panas

atau dingin dan tingkat kelembaban yang tinggi atau rendah dapat menyebabkan

ketidaknyamanan bagi pengguna ruangan. Hasil yang didapatkan bahwa pada

temperatur udara 23o C, pelajar tetap dapat melakukan aktivitas secara optimal

berapapun tingkatan kelembaban relatif udaranya, sedangkan untuk temperatur

udara 27oC, kelembaban relatif udara yang optimal adalah di bawah 40%

(Marsidi dan Kusmindari, 2009) dalam Nainggolan (2013).

Tingkat kenyamanan lingkungan belajar di sekolah juga mencakup

lingkungan fisik, sosial, budaya, politis, dan nilai-nilai. Lingkungan fisik terdiri

atas lingkungan alam dan lingkungan buatan manusia. Adanya pengelolaan dan

ketersediaan sarana dan prasarana pendukung yang memadai di lingkungan belajar

sekolah, akan mempengaruhi tingkat kenyamanan belajar siswa, baik kwalitas

maupun kwantitas yang diupayakan secara terus menerus termasuk perawatan dan

pemeliharaannya dengan melibatkan semua potensi yang ada di lingkungan

Page 27: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

4

belajar sekolah. Berdasarkan hal di atas, maka penelitian ini penting dilakukan

untuk mengetahui tingkat kenyamanan siswa dalam mengikuti pembelajaran di

sekolah.

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dirumuskan masalah yaitu :

Bagaimana tingkat kenyamanan lingkungan belajar Sekolah Menengah Atas

(SMA) Negeri di Kota Denpasar ditinjau dari tingkat kebisingan, ketersediaan

dan pengelolaan sarana prasarana serta persepsi siswa terhadap tingkat

kenyamanan lingkungan sekolah ?

1.3. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk :

Mengetahui tingkat kenyamanan lingkungan belajar Sekolah Menengah Atas

(SMA) Negeri di Kota Denpasar ditinjau dari tingkat kebisingan, ketersediaan

dan pengelolaan sarana prasarana serta persepsi siswa terhadap tingkat

kenyamanan lingkungan sekolah ?

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara langsung

maupun tidak langsung bagi berbagai pihak, antara lain :

a. Dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam pengkajian lebih

lanjut mengenai tingkat kenyamanan lingkungan belajar Sekolah Menengah

Atas (SMA) Negeri di Kota Denpasar.

b. Memberikan saran juga sebagai rekomendasi kepada pihak terkait dalam

upaya peningkatan lingkungan belajar sekolah yang nyaman.

Page 28: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Lingkungan Sekolah

2.1.1. Pengertian Lingkungan Sekolah

Berdasarkan UU RI Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup menjelaskan bahwa Lingkungan hidup adalah

kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan mahluk hidup, termasuk

manusia dan perilaku, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan

perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lain. Lingkungan

sekolah terdiri dari dua kata yaitu, lingkungan dan sekolah. Menurut Darajat

(2008) lingkungan adalah segala sesuatu yang tampak dan terdapat dalam alam

kehidupan yang senantiasa berkembang. Lingkungan adalah seluruh yang ada,

baik manusia maupun benda buatan manusia, atau alam yang bergerak atau tidak

bergerak. Kejadian-kejadian atau hal-hal yang mempunyai hubungan dengan

seseorang. Menurut Anshari (1982), lingkungan adalah segala sesuatu yang ada

disekitar anak baik berupa benda, peristiwa, maupun kondisi masyarakat,

terutama yang dapat memberi pengaruh kuat pada anak yaitu lingkungan dimana

proses pendidikan berlangsung dan dimana anak bergaul sehari-hari.

Oleh karenanya lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar kita

yang berupa fisik maupun non fisik. Yang mana keduanya sangat berpengaruh

terhadap perkembangan pola tingkah laku dan berfikir seseorang. Sekolah

adalah suatu lembaga yang didirikan untuk proses pembelajaran anak dibawah

pengawasan guru dengan tujuan untuk meningkatkan kecerdasan serta

Page 29: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

6

pembentukan moral dan karakter anak agar menjadi individu yang lebih

berkualitas.

Sekolah merupakan sarana yang sengaja dirancang untuk melaksanakan

pendidikan, seperti yang dikemukakan bahwa karena kemajuan zaman keluarga

tidak mungkin lagi memenuhi seluruh kebutuhan dan aspirasi generasi muda

terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Semakin maju masyarakat semakin

penting peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk

kedalam proses pembangunan masyarakat itu. Oleh karena itu sekolah sebagai

pusat pendidikan mampu melaksanakan fungsi pendidikan secara optimal yaitu

mengembangkan kemampuan meningkatkan mutu kehidupan dan martabat

bangsa Indonesia (Ericson, 2013) dalam (Rahmawati, 2014).

Lingkungan belajar sekolah adalah seluruh komponen atau bagian yang

terdapat di dalam sekolah, yang mana seluruh komponen dan bagian tersebut

ikut berpengaruh dan menunjang dalam proses pencapaian tujuan pendidikan

yang ada di sekolah. Secara garis besar lingkungan sekolah sangatlah

berpengaruh terhadap sebuah proses pembelajaran bagi anak didik, karena

bagaimanapun lingkungan sekitar yang dengan sengaja digunakan sebagai alat

dalam proses pendidikan. Pada dasarnya lingkungan mencakup :

a. Tempat (lingkungan fisik) ; keadaaan iklim, keadaan tanah, keadaan alam.

b. Kebudayaan (lingkungan budaya) ; dengan warisan budaya tertentu bahasa,

seni, ekonomi, ilmu pengetahuan, pandangan hidup, keagamaan

c. Kelompok hidup bersama (lingkungan sosial atau masyarakat) ; keluarga,

kelompok bermain, desa, perkumpulan (Rahmawati, 2014).

Page 30: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

7

2.1.2. Ruang Lingkup Lingkungan Sekolah

(Hasbullah, 2006) menjelaskan bahwa ruang lingkup sekolah adalah :

a. Lingkungan fisik sekolah : bangunan sekolah, sarana dan prasarana sekolah,

keadaan geografis di sekitar sekolah.

b. Lingkungan budaya sekolah : intrakurikuler dan ekstrakurikuler.

c. Lingkungan sosial sekolah : kelompok belajar siswa, ekstrakurikuler dan

intrakurikuler, proses belajar mengajar di dalam kelas.

2.1.3. Lingkungan Pekarangan Sekolah yang Nyaman

Suasana yang nyaman dan menyenangkan pada umumnya dapat bersumber

dari lingkungan fisik sekolah. Lingkungan fisik sekolah yang bersih, sejuk dan

asri serta jauh dari kebisingan. Kondisi lingkungan sekolah yang ditata dengan

rapi akan membuat suasana menyenangkan dan menggairahkan bagi semua

warga sekolah. Lingkungan fisik yang bagus hendaknya di topang dengan

lingkungan sosial yang harmonis, sehingga dapat terjalin hubungan komunikasi

dan pergaulan yang baik terhadap seluruh siswa.

Hasbullah (2006) menyebutkan bahwa dengan kondisi lingkungan fisik

yang sehat dan sosial yang baik, sekolah akan menjadi tempat ternyaman kedua

setelah di rumah.

2.2. Syarat – Syarat Lingkungan Sekolah yang Sehat

Adapun syarat-syarat lingkungan sekolah yang sehat menurut Azizah (2013) :

2.2.1. Lapangan bermain

Fasilitas lapangan bermain adalah sesuatu hal yang sangat penting bagi

kegiatan belajar mengajar di sekolah, khususnya yang berhubungan dengan

Page 31: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

8

ketangkasan dan pendidikan jasmani. Selain itu lapangan bermain juga dapat

digunakan untuk kegiatan bermain siswa, kegiatan upacara/apel pagi, dan

kegiatan perayaan/pentas seni yang memerlukan tempat yang luas.

2.2.2. Pepohonan rindang

Oksigen adalah salah satu pendukung kecerdasan anak. Kadar oksigen yang

sedikit pada manusia akan menyebabkan suplai darah ke otak menjadi lambat.

Karena itulah dibutuhkan banyaknya pohon rindang di lingkungan pekarangan

sekolah dan lingkungan sekitar sekolah. Vegetasi atau komunitas tumbuhan

yang tersedia dialam merupakan solusi yang paling menjanjikan untuk

mengatasi pencemaran udara. Semua tumbuhan hijau akan mengubah gas CO2

menjadi O2 melalui proses fotosintesis, pemilihan jenis tanaman penghijauan

sejogyanya juga mempertimbangkan fungsinya sebagai peneduh yang dapat

memperbaiki iklim mikro dan juga dapat berfungsi sebagai barrier/penahan

terhadap penyebaran polusi udara dari kendaraan. (Anatari dan Sandra, 2002

dalam Martuti, 2013).

2.2.3. Sistem sanitasi dan sumur resapan air

Sistem sanitasi yang bersih maka seluruh warga sekolah akan dapat lebih

tenang dalam mengadakan proses belajar mengajar. Selain itu diperlukan juga

sistem sumur resapan air untuk mengaliri air hujan agar tidak menjadi genangan

air yang dapat menjadikan kotor lingkungan sekolah, atau bahkan

membahayakan apabila didiami oleh jentik-jentik nyamuk.

Page 32: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

9

2.2.4. Tempat pembuangan sampah

Azizah (2013) juga menyebutkan bahwa sampah adalah salah satu musuh

utama yang mempengaruhi kemajuan suatu peradaban. Terbukti dari kesadaran

penduduk-penduduk di negara maju yang sadar untuk tidak membuang sampah

sembarangan. Caranya adalah dengan menyediakan tempat pembuangan sampah

berupa tong-tong sampah dan tempat pengumpulan sampah akhir di sekolah dan

memberikan contoh kepada siswa untuk selalu membuang sampah pada

tempatnya.

2.2.5. Lingkungan sekitar sekolah yang mendukung.

Sekolah yang letaknya berdekatan dengan tempat pembuangan sampah atau

sungai yang tercemar sampah sehingga menimbulkan ketidak nyamanan akibat

bau-bau tak sedap. Lingkungan sekitar sekolah yang seperti itu akan dapat

menyebabkan siswa cenderung tidak nyaman belajar, atau bahkan penurunan

kualitas kecerdasan akibat polusi tersebut.

2.2.6. Bangunan sekolah yang kokoh dan sehat.

Banyak sekali adanya kasus tentang bangunan sekolah yang roboh di

Indonesia. Entah itu karena bangunannya sudah tua, atau pun bangunan baru

yang dibangun dengan asal-asalan. Ini juga adalah kewajiban pemerintah untuk

mengatasinya. Bangunan sekolah sudah semestinya dibangun dengan kokoh dan

memiliki syarat-syarat bangunan yang sehat, seperti ventilasi yang cukup dan

luas masing-masing ruang kelas yang ideal.

Page 33: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

10

2.3. Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Ruang terbuka hijau sebagai peneduh yang akan menciptakan kenyamanan

karena unsure vegetasi berupa pohon misalnya dapat memodifikasi iklim mikro

yaitu penurunan suhu dan peningkatan kelembaban udara (Nussanti dan Elly IS,

2013). Untuk upaya rehabilitasi RTH harus diperhatikan jenis dan keragaman

vegetasi yang ditanam disarankan untuk memprioritaskan pohon-pohon yang

memiliki daya dukung terhadap pengurangan polusi udara, terdapat lima jenis

pohon yang biasa mengurangi polusi udara sekitar 47 – 60%. Pohon dimaksud

antara lain adalah pohon felicium (Filicium decipiens) atau kerai payung,

mahoni (Swientenia mahagoni), kenari (canarium commune), salam (Syzygium

polyanthum), dan anting-anting (Elaeocapus grandiforus), sementara itu jenis

tanaman perdu yang baik untuk mengurangi polusi udara adalah puring

(Codiaeum variegiatum), werkesiana, nusa indah (mussaenda sp), soka (ixora

javanica), dan kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis). Lembaga Kajian

Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (2003) dalam Suparwoko dan Firdaus

(2007).

Tanaman peneduh merupakan tanaman yang ditanam sebagai penghijauan.

Tanaman peneduh yang ditanam dipinggir jalan raya selain berfungsi sebagai

penyerap unsur kimia, juga berfungsi sebagai peredam suara baik kualitatif

maupun kuantitatif (Anatari dan Sandra, 2002 dalam Martuti, 2013).

2.4. Tingkat Kenyamanan Belajar

Tingkat kenyamanan belajar merupakan perasaan nyaman yang dirasakan

seseorang ketika mengalami proses perubahan tingkah laku individu yang

Page 34: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

11

relative menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan

(Slameto, 2003). Tingkat kenyamanan belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa

faktor salah satunya adalah kondisi termal ruang.

2.4.1. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu yang relative

menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan. Perubahan

yang terjadi setelah seseorang melakukan kegiatan belajar dapat berupa

pengertian atau pengetahuan, keterampilan atau sikap. Belajar merupakan

peristiwa yang disengaja atau terjadi secara sadar. Juga disertai dengan tindakan-

tindakan mental, seperti berfikir, berimajinasi, artinya orang yang terlihat pada

peristiwa belajar pada akhirnya menyadari bahwa ia telah mempelajari sesuatu.

Perubahan tingkah laku yang terjadi merupakan kegiatan yang diperoleh dari

kegiatan yang disadari dan sengaja dilakukan. Belajar merupakan suatu proses

usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003).

2.4.2. Definisi Kenyamanan

Kenyamanan dan perasaan nyaman adalah penilaian komprehensif

seseorang terhadap lingkungannya. Kenyamanan tidak dapat diwakili oleh satu

angka tunggal. Manusia menilai kondisi lingkungan berdasarkan rangsangan

yang masuk kedalam dirinya melalui keenam indera melalui syarat dan dicerna

otak untuk dinilai. Dalam hal ini yang terlibat tidak hanya masalah fisik biologis,

namun juga perasaan. Suara, cahaya, bau, suhu, dll rangsangan ditangkap

Page 35: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

12

sekaligus, lalu diolah oleh otak. Kemudian otak akan memberikan penilaian

relative apakah kondisi itu nyaman atau tidak. Ketidaknyamanan disatu faktor

dapat ditutupi oleh faktor lain (Satwiko, 2009:21-22) dalam Mavalino, (2013).

2.4.3. Kenyaman Termal

Kenyamanan termal adalah suatu kondisi termal yang dirasakan oleh

manusia yang dikondusikan oleh lingkungan dan benda-benda disekitar

arsitekturnya. Kenyamanan termal dalam suatu ruangan tergantung dari banyak

hal termasuk kebudayaan dan adat istiadat manusia masing-masing terhadap

suhu, kelembaban, dan iklim. Selain itu bau dan pencemaran udara, radiasi alam

dan buatan serta bahan bangunan warna dan pencahayaan ikut mempengaruhi

kenyamanan secara fisik maupun fisikologis (Frick, 2008:74) dalam Mavalino

(2013).

Faktor-faktor alam yang pasti mempengaruhi kenyamanan termal bagi

manusia adalah suhu udara, kelembaban udara, dan pergerakan udara. Tiga

faktor alam ini biasanya telah tersedia sebagai bagian dari lingkungan hidup

seseorang dan sangat mempengaruhi kenyamanan termal bagi dirinya. Tiga

faktor dominan tersebut biasanya juga sudah dikondisikan oleh desain ruangan

(Frick, 2008: 28). Standar kenyamanan termal dapat diukur dari lima faktor yang

terdiri dari tiga faktor lingkungan dan dua faktor manusia, diantaranya:

2.4.3.1. Suhu udara

Suhu udara terdiri dari dua macam suhu udara yaitu suhu udara biasa (air

tempature) dan suhu radiasi rata-rata/rata-rata suhu permukaan ruang (Mean

Radiant Temperature = MRT). Persyaratan Suhu udara mengacu pada

Page 36: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

13

Kepmenkes RI Nomor : 1405/MENKES/SK/X/2002, Kesehatan Lingkungan

Kerja Perkantoran yaitu suhu 18-28 0C. Suhu udara diukur dengan thermometer

bola kering yang diletakkan 120 cm di atas permukaan tanah. MRT adalah

radiasi rata-rata dari permukaan-permukaan bidang yang mengelilingi seseorang

hingga 66% (Frick, 2008:47) dalam Mavalino (2013).

2.4.3.2. Kecepatan Angin (Pergerakan Udara)

Angin adalah udara yang bergerak karena adanya gaya yang diakibatkan

oleh perbedaan tekanan dan perbedaan suhu (Satwiko, 2009:5) dalam Mavalino

(2013). Angin pada daerah iklim tropis lembab cenderung minim; biasanya

berhembus agak kuat di siang hari atau pada musim pancaroba. Kenyamanan di

daerah tropis lembab hanya dapat dicapai dengan bantuan aliran angin yang

cukup pada tubuh manusia.

Pergerakan udara adalah aspek yang penting untuk kenyamanan termal

terlebih daerah panas, seperti halnya di daerah tropis. Di daerah dingin

pergerakan udara tidak terlalu terpengaruh karena biasanya jendela-jendela

ditutup untuk mencegah masuknya angin yang dingin. Pergerakan udara atau

angin yang menyapu permukaan kulit mempercepat pelepasan panas secara

konveksi. Bila permukaan kulit basah, maka penguapan yang terjadi

mengakibatkan pelepasan panas yang lebih besar (Frick, 2008:48). Gerakan

udara tidak dapat mencegah terjadinya radiasi dari lapisan luar kelapisan dalam

tetapi dapat menyaluran panas yang terbentuk di dalam ruang kosong tersebut.

Kecepatan angin dapat diukur dengan anemometer.

Page 37: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

14

2.4.3.3. Kelembaban Udara

Kelembaban udara adalah kandungan uap air dalam udara. Biasanya

kelembaban udara menjadi penting saat suhu udara mendekati atau melampaui

ambang batas daerah kenyamanan termal dan kelembaban udara mencapai lebih

dari 70% atau kurang dari 40% (Mangunwijaya, 1997:144). Kelembaban udara

yang tinggi mengakibatkan sulit terjadinya penguapan dipermukaan kulit

sehingga mekanisme pelepasan panas bisa terganggu. Dalam pergerakan seperti

itu pergerakan udara akan sangat membantu penguapan. Kelembaban yang

tinggi dapat menyebabkan terjadinya ketidaknyamanan termal sehingga harus

diimbangi dengan kecepatan angin yang cukup dan menerus. Persyaratan

Kelembaban udara mengacu pada Kepmenkes RI Nomor :

1405/MENKES/SK/X/2002, Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran yaitu 40

% -60 %. Kelembaban udara dapat diukur langsung dengan hygrometer.

2.4.3.4. Aktivitas Manusia

Aktivitas manusia menimbulkan energi atau panas tertentu dalam tubuh

yang bersangkutan. Makin tinggi aktivitas seseorang, makin besar pula

kecepatan metabolisme di dalam tubuhnya sehingga makin besar energi atau

panas yang dihasilkan.

2.4.3.5. Pakaian

Faktor pilihan yang lazim dan mudah diterapkan untuk mencapai

kenyamanan termal adalah cara berpakaian. Manusia bisa memilih dan

menentukan jenis pakaian yang dkenakan demi mencapai kenyamanan termal

bagi dirinya (Mavalino, 2013).

Page 38: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

15

2.4.4. Pencahayaan

Pencahayaan ruang sekolah terutama kelas, laboratorium dan perpustakaan

harus mempunyai intensitas yang cukup dan merata sesuai dengan fungsinya.

Persyaratan Pencahayaan di ruangan mengacu pada Kepmenkes RI Nomor :

1405/MENKES/SK/X/2002, Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran yaitu

intensitas di ruang kerja minimal 100 lux.

2.5. Pengertian kebisingan

Kebisingan adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyatakan suatu

bunyi yang intensitasnya tidak diinginkan, termasuk bunyi yang merupakan hasil

samping dari kegiatan-kegiatan lain seperti kegiatan industri dan transportasi.

Bunyi yang dianggap mengganggu, termasuk kegiatan bercakap-cakap dan

music yang tidak dikehendaki oleh pendengar (Wilson, 1989) dalam

(Warastuthi, 2003). Berdasarkan SK Menteri Negara Lingkungan Hidup No:

Kep.Men-48/MEN.LH/11/1996, kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan

dari suatu usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat

menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan,

termasuk ternak, satwa, dan sistem alam.

2.5.1. Jenis-jenis Kebisingan

Bising pada umumnya merupakan bunyi yang terdiri dari sejumlah

frekwensi dengan tingkat bunyi yang berbeda-beda, yang dinyatakan dalam

besaran dB (desibel). Jenis-jenis kebisingan menurut (Siswanto, 1991 dalam

Irawan F, 2012), dibedakan atas :

Page 39: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

16

1. Kebisingan kontinyu (steady state noise) adalah kebisingan yang fluktuasi

intensitasnya tidak lebih dari 6 dB contohnya adalah suara yang ditimbulkan

oleh kompresor, kipas angin, suara mesin-mesin gergaji sirkuler dan suara

yang ditimbulkan oleh katup gas.

2. Impulsif Noise adalah kebisingan dimana waktu yang diperlukan untuk

mencapai puncaknya (peak intensity) tidak lebih dari 35 milidetik dan waktu

yang dibutuhkan untuk penurunan intensitas sampai 20 dB dibawah

puncaknya tidak lebih dari 500 milidetik. Contohnya adalah suara tembakan

meriam.

3. Intermittent Noise adalah kebisingan dimana suara mengeras kemudian

melemah secara perlahan-lahan, Contohnya kebisingan yang ditimbulkan

oleh lalu lintas pesawat udara yang tinggal landas.

2.5.2. Baku Mutu Tingkat Kebisingan Provinsi Bali

Baku mutu kebisingan yang berlaku di Provinsi Bali mengacu pada

Keputusan Gubernur Bali Nomor 8 Tahun 2007 tentang Baku Mutu Lingkungan

Hidup dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup. Baku mutu tingkat

kebisingan Provinsi Bali telah ditentukan bahwa ambang batas tingkat

kebisingan untuk Lingkungan kegiatan pendidikan (sekolah dan sejenisnya)

adalah sebesar 55 dB pada Tabel 2.1.

Page 40: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

17

Tabel 2.1

Baku Mutu Tingkat Kebisingan Provinsi Bali.

Peruntukan Kawasan/Lingkungan Kegiatan

Tingkat

Kebisingan

(dB)

A Peruntukan Kawasan

1 Perumahan dan Pemukiman 55

2 Perdagangan dan Jasa 70

3 Perkantoran dan Perdagangan 65

4 Ruang Terbuka Hijau 55

5 Industri

70

6 Pemerintahan dan Fasilitas Umum 60

7 Rekreasi

70

8 Khusus :

- Pelabuhan Laut

70

- Cagar Budaya

60

- Bandar Udara*)

75-75 WECPNL

B Lingkungan Kegiatan

1 Rumah Sakit atau Sejenisnya 55

2 Sekolah atau Sejenisnya**) 55

3 Tempat Ibadah dan Sejenisnya 55

Sumber : Peraturan Gubernur Bali No : 8 Tahun 2007.

Keterangan :

*) = disesuaikan dengan ketentuan Menteri Perhubungan.

dB = decibel.

WECPNL = Weighted Equivalent Continuous Perceived Noise Level.

**) Khusus Sekolah, Tingkat kebisingannya sebagai berikut:

Sampai 55 dB (tidak bising), diatas 55 dB (bising).

Page 41: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

18

BAB III

KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1. Kerangka Berpikir

Dengan semakin berkembangnya aktivitas masyarakat perkotaan di

sektor kehidupan seperti makin bertambahnya pemukiman, padatnya trasportasi,

dan berbagai kegiatan industri yang sangat potensial dapat mengubah kualitas

lingkungan. Kota Denpasar merupakan kota yang telah mengalami penurunan

kualitas udara dimana penyebab utamanya adalah kegiatan transportasi. Hal ini

juga berpengaruh terhadap kawasan sekolah yang ada di Kota Denpasar. Hasil

pemantauan kebisingan oleh Suarna, et al. (2012). Kawasan pendidikan sekolah

yang berlokasi di tempat-tempat strategis di Kota Denpasar yaitu di SMA Negeri

1 Denpasar tingkat kebisingan sudah melebihi baku mutu lingkungan yaitu 59,69

dB sedangkan baku mutu peruntukan kawasan sekolah adalah 55 dB. Hal tersebut

mengakibatkan kebisingan dan pencemaran udara semakin memprihatinkan.

Kawasan sekolah memerlukan lingkungan yang tenang dan nyaman jauh

dari kebisingan dan pencemaran udara, serta adanya pengelolaan dan

ketersediaan sarana dan prasarana pendukung yang ramah lingkungan, sehingga

proses belajar mengajar berjalan dengan baik. Pada kenyataannya untuk daerah

di Kota Denpasar sulit untuk mendapatkan lokasi sekolah yang tenang, karena

di perkotaan yang padat lalu lintasnya kebisingan bukan merupakan masalah

baru lagi. Kebisingan merupakan hal yang mengganggu dalam proses belajar

mengajar, pada intensitas yang lama dan tingkat tertentu dapat berbahaya bagi

kesehatan. Earthman (2004) dalam Metawati (2013), menyatakan bahwa

Page 42: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

19

kebisingan suatu kelas pasti mengganggu proses belajar. Hal ini akan

menimbulkan kesulitan bagi siswa untuk mencerna informasi yang diperoleh.

Selanjutnya dikatakan pula bahwa belajar dalam lingkungan bising akan lebih

sulit bagi siswa untuk fokus dalam belajar.

Adanya ketersediaan serta pengelolaan sarana dan prasarana pendukung yang

memadai dan ramah lingkungan, dapat mendukung lingkungan sekolah yang

sehat dan nyaman. Selain dapat mendukung proses pembelajaran, juga dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa dan diharapkan juga dapat membudayakan

prilaku hidup bersih dan sehat, tidak hanya pada peserta didik, tetapi diharapkan

juga dapat meluas pada keluarga dan masyarakat sekitar.

Dengan melakukan penelitian ini akan dapat diketahui tingkat kenyamanan

lingkungan belajar siswa SMA Negeri di Kota Denpasar dengan mengukur tingkat

kebisingan, dan ketersediaan serta pengelolaan sarana dan prasarana yang ramah

lingkungan.

Page 43: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

20

3.2. Kerangka Konsep Penelitian

Gambar 3.2

Diagram Alir Kerangka Konsep Penelitian.

Gambar 3.2 dijelaskan bahwa tingkat kenyamanan lingkungan belajar

SMAN di Kota Denpasar semakin tidak nyaman karena meningkatnya

kebisingan dan Ketersediaan serta pengelolaan sarana dan prasarana sekolah

Kebisingan Sarana dan prasarana

sekolah

Aktivitas

sekolah

Ketersediaan Pengelolaan

- Volume kendaraan .

- Kegiatan yang

dilakukan di dalam

sekolah.

- Tempat sampah.

- Keleluasaan ruang kelas.

- Kebersihan toilet

- Ketersediaan RTH

- Temperatur dan

kelembaban ruang kelas

- Pencahayaan

- Kantin sekolah

Transportasi

Tingkat Kenyamanan Lingkungan

Belajar Sekolah Menengah Atas

(SMA) Negeri di Kota Denpasar.

Page 44: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

21

yang kurang optimal. Semakin dekat sekolah dengan sumber bising dan sarana

prasarana yang kurang mendukung maka akan menurunkan tingkat kenyamanan

lingkungan belajar. Managemen sekolah yang kurang baik seperti penataan

ruang kelas, ruang terbuka hijau yang sempit, toilet yang kotor dan jumlah yang

kurang mencukupi dengan jumlah siswa, pengelolaan sampah yang kurang baik,

akan mengakibatkan ketidaknyamanan lingkungan belajar di sekolah.

3.3. Hipotesis Penelitian

Tingkat kenyamanan lingkungan belajar SMA Negeri di Kota Denpasar

semakin menurun dengan meningkatnya kebisingan dan belum optimalnya

ketersediaan serta pengelolaan sarana dan prasarana lingkungan belajar yang

ramah lingkungan.

Page 45: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

22

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk penelitian dengan metode kuantitatif deskriptif

dengan rancangan tahapan penelitian pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1

Bagan Alir Tahapan Penelitian.

Persiapan

Lokasi Penelitian di Delapan Lingkungan Belajar

SMAN di Kota Denpasar.

Pengukuran Kebisingan

Ketersediaan

/Pengelolaan

sarana dan

prasarana

pendukung yang

ramah lingkungan

Baku Mutu yang berlaku

Pengumpulan data, analisis

dan Pembahasan

Simpulan dan Saran

Survei dan Kuisioner

Penyediaan alat

dan bahan

Penelitian

Pengamatan

Page 46: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

23

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah lingkungan belajar SMA Negeri di Kota

Denpasar. Waktu penelitian selama tiga bulan dimulai pada bulan Januari 2015

s/d Maret 2015. Adapun lokasi penelitian di delapan SMA Negeri di Kota

Denpasar (Gambar 4.2) .

Gambar 4.2

Peta Lokasi Penelitian.

Page 47: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

24

4.3. Penentuan Sumber Data

4.3.1. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dari penelitian ini adalah lingkungan belajar sekolah dan siswa dari

delapan SMAN di Kota Denpasar yang merasakan dampak langsung dari tingkat

kenyamann lingkungan belajar. Adapun alamat Sekolah Menengah Atas (SMA)

Negeri di Kota Denpasar sebagai berikut :

1. SMA Negeri 1 Denpasar dengan alamat Jl. Kamboja No.4 Denpasar.

2. SMA Negeri 2 Denpasar dengan alamat Jl. Jend. Sudirman Denpasar.

3. SMA Negeri 3 Denpsar dengan alamat Jl. Nusa Indah No.20 X Denpasar.

4. SMA Negeri 4 Denpasar dengan alamat Jl. Gn Rinjani Monang-Maning

Denpasar.

5. SMA Negeri 5 Denpasar dengan alamat Jl. Sanitasi No.2 Sidakarya

Denpasar.

6. SMA Negeri 6 Denpsar dengan alamat Jl. Tukad Nyali Sanur Denpasar.

7. SMA Negeri 7 Denpasar dengan alamat Jl. Kamboja No.9 Denpasar.

8. SMA Negeri 8 Denpasar dengan alamat Jl. DAM Peraupan Penguyangan

Denpasar.

Sampel penelitian untuk setiap sekolah akan diambil setiap hari jam

sekolah yaitu pada hari senin, selasa, rabu, kamis, jumat dan sabtu sebanyak

sembilan kali sampel kebisingan dengan alat pengukur tingkat kebisingan dan

survei ketersediaan serta pengelolaan sarana dan prasarana pendukung yang

ramah lingkungan dengan mengacu pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan

Hidup RI Nomor : 01 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri

Page 48: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

25

Negara Lingkungan Hidup Nomor : 07 Tahun 2011 tentang Pedoman

Pelaksanaan Program Adipura, Pedoman Teknis Pengendalian Faktor Resiko

Kesehatan Lingkungan Di Sekolah Direktorat Jenderal, PPM & PL DEP.KES

RI, 2004 dan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

:1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja

Perkantoran dan Industri, Lampiran 1. Dilakukan juga pembagian kuesioner

kepada para siswa dan guru di setiap sekolah sebanyak 35 kuesioner.

4.3.2. Sumber Data

4.3.2.1. Data Primer

Pelaksanaan pengambilan data akan dilakukan di delapan lingkungan belajar

Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Kota Denpasar, terhadap tingkat

kebisingan, survei sarana dan prasarana serta membagikan kuisioner mengenai

ketersediaan serta pengelolaan sarana dan prasarana pendukung yang ramah

lingkungan.

4.3.2.2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari setiap sekolah meliputi: denah sekolah,

keadaan eksisting sekolah, jumlah siswa, guru dan pegawai. Hasil-hasil

penelitian terdahulu serta sumber - sumber lain yang berhubungan dengan topik

penelitian baik berupa peta, buku buku, jurnal, dari internet dan lain lain.

Page 49: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

26

4.4. Variabel Penelitian.

1. Kebisingan lingkungan belajar sekolah.

2. Ketersediaan serta pengelolaan sarana dan prasarana lingkungan belajar

sekolah.

4.5. Alat dan Bahan Penelitian :

1. Jam dan Stop Watch, untuk mengetahui waktu

2. Sound Level Meter sebagai alat pengukur tingkat kebisingan

3. Lux meter sebagai alat pengukuran pencahayaan

4. Calor Stress Monitor sebagai alat pengukur suhu dan kelembaban

5. GPS sebagai alat untuk menentukan titik sampel penelitian

6. Meteran, sebagai alat ukur panjang dan jarak

7. Alat tulis dan papan clipboard

8. Kamera digital, untuk mendokumentasikan pelaksanaan penelitian

9. Komputer untuk kompilasi dan analisis data

10. Lembar Kuisioner yang berfungsi sebagai daftar pertanyaan yang harus

dijawab dan diisi oleh siswa dan guru yang ada di sekolah tersebut

11. Lembar survei sarana dan prasarana SMA Negeri di Kota Denpasar sebagai

alat pencatatan hasil pengukuran dan pengamatan.

4.6. Instrumen Penelitian

Sebelum melakukan pengumpulan data primer maka terlebih dahulu

dilakukan survei pendahuluan. Hal ini bertujuan agar dalam pengambilan data

primer lebih akurat serta pengolahan dan analisis data tidak mengalami

kesulitan.

Page 50: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

27

Adapun pengumpulan data yang dibutuhkan pada setiap sekolah adalah

melakukan pengukuran pada hari senin sampai sabtu di sembilan titik sampel

tingkat kebisingan dan melakukan survei serta membagikan kuesioner kepada

siswa dan guru antara lain :

1) Satu orang mengukur tingkat kebisingan dengan Sound Level Meter

sebanyak sembilan titik sampel yaitu tiga titik sampel diambil di halaman

sekolah pada waktu siswa datang sekolah, waktu instirahat siswa dan waktu

pulang sekolah dalam satu hari dan enam titik sampel lagi diambil di ruang

kelas pada waktu siswa menerima pelajaran atau jam pelajaran

menyesuaikan pada sekolah masing-masing.

2) Satu orang melakukan pembagian kuesioner sebanyak 35 lembar kuesioner

di setiap sekolah antara lain : 10 lembar untuk kelas X, 10 lembar untuk

kelas XI, 10 lembar untuk kelas XII dan lima lembar lagi untuk guru dan

pegawai sekolah.

3) Satu orang melakukan observasi dibantu dua orang lagi untuk melakukan

survei langsung terhadap kondisi fisik lingkungan belajar sekitar sekolah

dan ketersediaan serta pengelolaan sarana dan prasarana yang ramah

lingkungan pada setiap sekolah.

4.7. Prosedur Penelitian

Prosedur Penelitian meliputi beberapa tahapan :

4.7.1. Observasi kawasan lingkungan belajar

Prosedur penelitian yang pertama dilakukan adalah observasi awal ke

delapan SMA Negeri yang ada di Kota Denpasar. Menentukan titik sampel

Page 51: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

28

untuk melakukan pengukuran kebisingan, menentukan survei terhadap

lingkungan sekolah dan ruang kelas yang akan menjadi sampel dan membagikan

kuesioner di setiap sekolah antara lain :

4.7.2. Pengukuran tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah dengan

mengukur :

4.7.2.1. Tingkat kebisingan

Pengukuran tingkat kebisingan di masing-masing sekolah dengan

mengambil sembilan titik sampel antara lain :

1. Pukul : 07.00 Wita (sesuai jadwal sekolah) saat siswa datang ke sekolah.

2. Pukul 09.00 Wita (sesuai jadwal sekolah) saat siswa menerima pelajaran di

ruang kelas. Observasi yang dilakukan sebelum melakukan pengukuran

menentukan kelas yang menjadi titik sampel pengukuran, ada enam kelas

yang akan menjadi sampel yaitu kelas yang diperkirakan sangat nyaman,

nyaman dan tidak nyaman, kelas tersebut ditentukan oleh murid kelas XII di

sekolah masing-masing dan tiga kelas lagi yaitu kelas X, Kelas XI dan

kelas XII. Berdasarkan observasi diperoleh enam kelas yang menjadi lokasi

pengukuran kebisingan di ruang kelas yaitu : kelas X menjadi kelas A, kelas

XI menjadi kelas B dan kelas XII menjadi kelas C, kelas sangat nyaman

menjadi kelas D, kelas nyaman menjadi kelas E, dan kelas tidak nyaman

menjadi kelas F.

3. Pukul 10.30 Wita (sesuai jadwal sekolah) saat siswa istirahat.

4. Pukul 13.30 Wita (sesuai jadwal sekolah) saat siswa pulang sekolah dan

pengambilan sampel dilakukan di halaman sekolah dengan menggunakan

alat Sound Level Meter.

Page 52: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

29

Pengukuran yang dilakukan di ruang kelas setiap SMAN di Kota Denpasar

diambil seperti Gambar 5.1.

Gambar 5.1.

Skema titik sampel pengukuran di ruang kelas.

4.7.2.2. Survei Ketersediaan dan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendukung

yang Ramah Lingkungan.

Pengukuran suhu dan kelembaban menggunakan alat Calor Stress Monitor

serta mengukur pencahayaan dengan menggunakan Lux Meter juga melakukan

survei langsung ke lokasi mengenai kondisi lingkungan fisik setiap sekolah

dengan membawa lembar survei dan memberikan nilai skor berdasarkan

kriteria yang mengacu pada :

1. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor : 01 Tahun 2013

tentang perubahan atas Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor

: 07 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adipura.

Keterangan :

: Titik

sampel

Pengukuran

kebisingan

Page 53: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

30

2. Pedoman Teknis Pengendalian Faktor Resiko Kesehatan Lingkungan Di

Sekolah Direktorat Jenderal, PPM & PL DEP.KES RI, 2004.

3. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :1405/MENKES/SK/XI/2002

tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri,

Lampiran 1.

Adapun sarana dan prasarana yang di survei antara lain :

1. Sarana prasarana untuk mengatasi permasalahan lingkungan hidup di sekolah

seperti : air bersih, sampah (penyediaan tempat sampah terpisah), toilet dan

ruang kelas (luas, temperatur, suhu, kelembaban dan pencahayaan kelas).

2. Sarana prasarana pendukung pembelajaran lingkungan hidup di sekolah

seperti : ruang terbuka hijau (RTH), pemanfaatan dan pengolahan air,

taman/kebun sekolah, tanaman peneduh dan kantin sekolah.

Sebanyak 35 lembar kuesioner dibagikan kepada siswa dan guru untuk

mengetahui persepsi siswa terhadap lingkungan belajarnya.

4.8. Analisis Data

Adapun analisis data yang dilakukan antara lain :

1) Mengumpulkan hasil pengukuran Kebisingan, hasil survei sarana dan

prasarana sekolah serta kuesioner.

2) Membandingkan hasil pengukuran kebisingan dengan baku mutu yang

mengacu pada Peraturan Gubernur Bali nomor : 8 Tahun 2007.

3) Survei yang dilakukan secara langsung (mengukur, mencatat, memantau di

lokasi) akan dianalisa dan disesuaikan dengan kriteria yang mengacu pada

(Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor : 01 Tahun 2013

Page 54: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

31

tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup

Nomor : 07 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adipura,

Pedoman Teknis Pengendalian Faktor Resiko Kesehatan Lingkungan Di

Sekolah, Direktorat Jenderal, PPM & PL DEP.KES RI, dan Keputusan

Menteri Kesehatan RI Nomor :1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang

Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri,

Lampiran 1 dan hasil kuesioner yang berjumlah 280 (35x8) di persentasekan

di tiap sekolah sebagai persepsi siswa dan pendukung dari survei yang

dilakukan.

4). Setelah semua hasil diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan grafik

untuk menggambarkan hasil pengukuran dari masing-masing sekolah

menegah atas (SMA) Negeri di Kota Denpasar, dianalisis menggunakan

metode deskriptif untuk mencari jawaban permasalahan dari penelitian.

Page 55: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

32

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1. Hasil Pengukuran Kebisingan dan Survei di SMAN 1 Denpasar

5.1.1. Hasil pengukuran kebisingan di halaman SMAN 1 Denpasar.

Pada hari rabu, tanggal 21 Januari 2015 dilakukan pengukuran per-5 detik

dalam satu menit. Jarak dari pintu masuk ke titik sampel adalah 15 m.

Pengukuran dilakukan pada saat siswa datang ke sekolah pukul 06.45 - 07.00

wita dan pulang sekolah pukul 13.30 – 13.45 pada titik koordinat S=08042’16,3”,

E=115013’14,0” dan pukul 09.40-09.55 wita, di halaman sekolah pada koordinat

S=08042’18,3”, E=115013’14,1” saat siswa istirahat (Tabel 5.1) .

Tabel 5.1

Tingkat Kebisingan di Halaman SMAN 1 Denpasar

Kegiatan Waktu Terendah Tertinggi Rata-rata

dB dB dB

Siswa Datang 06.45 - 07.00 wita 67,1 73,4 70,4

Siswa Istirahat 09.40 - 09.55 Wita 67,4 73,4 70,1

Siswa pulang 13.30 - 13.45 Wita 67,6 73,2 70,7

Rata-rata : 70,4

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa kondisi kebisingan antara siswa datang,

istirahat dan pulang sekolah masih dalam kisaran nilai yang sama.

5.1.2. Hasil pengukuran kebisingan di ruang kelas SMAN 1 Denpasar.

Pada hari rabu, tanggal 21 Januari 2015 dengan menggunakan alat

Sound Level Meter yang disimpan dititik-titik pengukuran per-5 detik dalam satu

menit, sebanyak empat titik sampel di setiap sudut ruang kelas seperti Tabel 5.2.

Page 56: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

33

Tabel 5.2

Tingkat Kebisingan di ruang kelas SMAN 1 Denpasar

N

o Kelas Waktu

Titik Sampel Rata-

rata

(dB) 1 2 3 4

1 A 08.58 - 09.12 Wita 58, 0 58,4 64,3 68,6 62,4

2 B 10.20 - 10.35 Wita 57,4 57,6 58,9 60,7 58,7

3 C 08.38 - 08.53 Wita 61,5 62,3 62,0 63,5 62,5

4

D

08.01 - 08.16 Wita

57,8

58,5

57,7

57,0

57,8

5

E

10.00 - 10 15 Wita

58,6

57,4

57,8

59,3

58,3

6

F

09.20 - 09.35 Wita

59,3

60,2

64,1

64,7

62,1

Rata-rata : 60,3

Keterangan : A= kelas X; B = kelas XI; C = kelas XII,D = kelas sangat nyaman;

E = kelas nyaman; F = kelas tidak nyaman.

Tabel 5.2 di atas menunjukkan bahwa pengukuran kebisingan di semua

ruang kelas melebihi baku mutu yaitu 55 dB, yang artinya tidak memenuhi

standar. Hasil pengukuran di atas memperlihatkan kebisingan terendah rata-

rata pada kelas yang sangat nyaman yaitu 57.8 dB, dimana kelas berada di

lantai dua pojok utara sekolah dan yang paling tinggi yaitu pada kelas C yaitu

62.5 dB, kelas berada di dekat tembok Sekolah Perguruan Saraswati Denpasar

yang ramai dan padat lalulintas.

5.1.3. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 1 Denpasar.

Luas lahan SMA Negeri 1 Denpasar 16.219 m2 dimana luas bangunan

6.096 m2, luas kebun/halaman dan parkir 6.843 m2, lapangan olah raga 3.280 m2

dengan jumlah ruang kelas 24 kelas, jumlah toilet/wc 34 toilet dan jumlah

tempat sampah 48 buah. SMAN 1 Denpasar mempunyai tenaga tukang kebun

Page 57: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

34

empat orang dan tenaga cleaning service sebanyak lima orang. Pengelolaan

sampah sekolah di lakukan dari tempat sampah kelas masing-masing sebanyak

dua buah untuk organik dan non organik yang sampahnya di angkut setiap hari

ke TPS. Untuk sampah organik tidak diolah menjadi kompos tetapi dibuang ke

TPA maksimal 1 x 24 jam. Lingkungan SMA Negeri 1 Denpasar rindang dan

bersih serta asri dan terdapat pohon peneduh seperti terlihat dalam Tabel 5.3.

Tabel 5.3

Jenis-Jenis Tanaman Peneduh di SMA Negeri 1 Denpasar

No Nama lokal Nama latin

1 Cempaka Michelia alba

2 Cemara Casuarina

3 Mangga Mangifera indica

4 Palem putri Veitchia merillii

5 Palem botol Revaogehaganii

6 Beringin Ficus benyamina

7 Kamboja Plumeria obtusa

8 Kelapa gading Cocos nucifera

9 Akasia Acacia auriculiformis

10 Tanjung Mimusops elengi

11 Kelapa Sawit Elaeis guineensis

12 Dadap merah Ertyhrina cristagalli

13 Glodokan Polyalthia longifolia

Pengukuran dengan menggunakan alat calor stress monitor di tiga kelas

diperoleh hasil rata-rata untuk suhu dan kelembaban serta dengan mengunakan

alat Lux meter diperoleh hasil pengukuran pencahayaan dalam Tabel 5.4.

Page 58: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

35

Tabel 5.4

Hasil Pengukuran Suhu, Kelembaban dan Pencahayaan di SMAN 1 Denpasar

Hari/tgl/

pukul

Suhu Kelembaban Pencahayaan Keterangan

( rata-rata)

Senin, 2

maret 2015

pukul :

10.00 -

10.30 wita

27,00°C 71,38% 277,1 lux

Di ruang kelas

menggunakan kipas

angin 2 (dua) buah

dan bola lampu, tetapi

pada saat pengukuran

bola lampu tidak

dihidupkan.

5.2. Hasil Pengukuran Kebisingan dan Survei di SMAN 2 Denpasar

5.2.1. Hasil pengukuran kebisingan di halaman SMAN 2 Denpasar.

Pada hari selasa, tanggal 13 Januari 2015 dengan menggunakan alat Sound

Level Meter yang disimpan di titik-titik pengukuran per-5 detik dalam satu

menit, dimana jarak dari pintu masuk ke titik sampel adalah 20 m, yaitu pada

saat siswa datang ke sekolah pukul 06.45 - 07.00 wita dan pulang sekolah pukul

13.30 – 13.45 wita di titik koordinat S=08040’37,2”, E=115013’04,1” dan pukul

10.10-10.25 wita pada koordinat S=08040’37,8”, E=115013’07,9” saat siswa

istirahat, dihasilkan angka-angka pada Tabel 5.5.

Tabel 5.5

Tingkat Kebisingan di Halaman SMAN 2 Denpasar

Kegiatan Waktu Terendah Tertinggi Rata-rata

dB dB dB

Siswa Datang 06.45 - 07.00 wita 67,8 78,5 67,2

Siswa Istirahat 10.10 - 10.25 wita 68,2 75,3 71,4

Siswa pulang 13.30 - 13.45 Wita 68,4 78,5 72,1

Rata-rata : 70,2

Page 59: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

36

5.2.2. Pengukuran kebisingan di ruang kelas SMAN 2 Denpasar.

Pada hari selasa, tanggal 13 Januari 2015 dengan menggunakan alat Sound

Level Meter dengan mengukur enam sampel kelas yang disimpan di titik-titik

pengukuran per-5 detik dalam satu menit seperti Tabel 5.6.

Tabel 5.6

Tingkat Kebisingan di ruang kelas SMAN 2 Denpasar

No Kelas Waktu

Titik Sampel Rata-

rata

(dB) 1 2 3 4

1 A 14.00 - 14.15 Wita 58,9 60,7 58,9 58,9 59,4

2 B 07.24 - 07.34 Wita 64,2 67,2 70,1 70,2 67,9

3 C 09.12 - 09.27 Wita 61,7 66,3 62,6 66,3 64,2

4

D

08.46 - 08.60 Wita

56,3

55,2

57,2

56,1

56,2

5

E

10.30 - 10.45 Wita

58,0

58,6

58,8

59,4

58,7

6

F

07.41 - 07.58 Wita

60,3

64,0

59,6

64,5

62,1

Rata-rata : 61,4

Keterangan :A = kelas X; B = kelas XI; C = kelas XII, D = kelas sangat nyaman;

E = kelas nyaman; F = kelas tidak nyaman.

Tabel 5.6 di atas memperlihatkan bahwa pengukuran kebisingan di ruang

kelas melebihi baku mutu yaitu 55 dB, sekitar 100% di kelas ini tidak memenuhi

standar. Hasil pengukuran di atas menunjukkan kebisingan terendah rata-rata

56,2 dB pada kelas yang sangat nyaman, dimana kelas berada di selatan sekolah

dan di depannya terdapat pohon akasia yang rindang, dan yang paling bising

yaitu 67,9 dB pada kelas B yang berada di pojok kanan sekolah dekat tembok

yang menghubungkan ke Jl. Waturenggong.

Page 60: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

37

5.2.3. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 2 Denpasar.

SMA Negeri 2 Denpasar mempunyai luas lahan 7.960 m2, bangunan 3.065

m2, halaman/kebun/parkir 4.894 m2, dengan jumlah ruang kelas 33 kelas,

jumlah toilet/wc 11 ruang dan jumlah tempat sampah 75 buah. SMA Negeri 2

Denpasar mempunyai tukang kebun satu orang, dengan luas halaman untuk

kebun dan parkir dibersihkan oleh satu orang sangat kurang, sehingga

pengelolaan kebun dan halaman kurang optimal, banyak terdapat sampah di

kolam dan toilet/wc yang kurang bersih sehingga menimbulkan bau yang tidak

enak. Untuk membersihkan ruang kelas oleh cleaning service sebanyak lima

orang, cukup baik karena dibantu piket kelas yang dilakukan siswa.

Lingkungan SMA Negeri 2 Denpasar belum terlihat asri karena ada

pembangunan gedung baru tiga lantai di sebelah utaranya, sehingga

menimbulkan debu, bising dan lingkungan yang kurang nyaman. Beberapa jenis

tanaman peneduh seperti pada Tabel 5.7.

Tabel 5.7

Jenis-Jenis Tanaman Peneduh di SMA Negeri 2 Denpasar

No Nama lokal Nama latin

1 Palem kuning Chrysalidocarpus lutescens

2 Angsana Pterocarpus indicus

3 Ketapang Terminalia catapa

4 Palem putri Veitchia merillii

6 Kamboja Plumeria obtusa

7 Kelapa Gading Cocos nucifera

8 Glodokan Polyalthia longifolia

Page 61: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

38

Pengukuran di tiga kelas diperoleh hasil rata-rata untuk suhu, kelembaban

dan pencahayaan diperoleh angka-angka (Tabel 5.8).

Tabel 5.8

Hasil Pengukuran Suhu, Kelembaban dan Pencahayaan SMAN 2 Denpasar

Hari/tgl/

pukul Suhu Kelembaban Pencahayaan Keterangan

( rata-rata)

Jumat, 6

maret 2015

pukul :

08.45 -

09.25 wita

28,60°C 68,43% 190,4 lux

Di ruang kelas

menggunakan kipas

angin 2 (dua) buah dan

bola lampu, tetapi pada

saat pengukuran bola

lampu tidak dihidupkan.

5.3. Hasil Pengukuran Kebisingan dan Survei di SMA Negeri 3 Denpasar

5.3.1. Hasil pengukuran kebisingan di halaman SMAN 3 Denpasar.

Pada hari kamis, tanggal 22 Januari 2015 Pengukuran per-5 detik dalam

satu menit. Jarak dari pintu masuk ke titik sampel adalah 45 m pada saat siswa

datang ke sekolah pukul 06.45 - 07.00 wita dan pulang sekolah pukul 13.30 -

13.45 wita di titik koordinat S=08039’05,2”, E=115013’28,3” dan pukul 09.30-

09.45 wita pada koordinat S=08039’02,7”, E=115013’51,0” saat siswa istirahat,

dihasilkan angka-angka pada Tabel 5.9.

Tabel 5.9

Tingkat Kebisingan di Halaman SMAN 3 Denpasar

Kegiatan Waktu Terendah Tertinggi Rata-rata

dB dB dB

Siswa Datang 06.45 - 07.00 wita 65,8 75,1 70,6

Siswa Istirahat 09.30 - 09.45 Wita 65,3 74,9 69,8

Siswa pulang 13.30 - 13.45 Wita 67,2 73,3 70,3

Rata-rata : 70,2

Page 62: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

39

5.3.2. Hasil pengukuran kebisingan di ruang kelas SMAN 3 Denpasar.

Pada hari kamis, tanggal 22 Januari 2015 mengukur enam kelas sebagai

sampel yang disimpan di titik-titik pengukuran per-5 detik dalam satu menit,

sebanyak empat titik sampel di setiap sudut ruang kelas dengan menggunakan

alat Sound Level Meter seperti Tabel 5.10.

Tabel 5.10

Tingkat Kebisingan di ruang kelas SMAN 3 Denpasar

No Kelas Waktu

Titik Sampel Rata-

rata

(dB) 1 2 3 4

1 A 10.10 - 10.24 Wita 56,3 58,1 58,3 58,7 57,9

2 B 08.13 - 08.28 Wita 55,3 57,0 57,6 56,5 56,6

3 C 08.30 - 08.45 Wita 60,1 59,6 57,8 57,1 58,7

4

D 07.57 - 08.00 Wita 55,1 54,5 56,3 57,8 55,9

5 E 08.47 - 09.01 Wita 59,6 62,7 57,8 56,8 59,2

6

F 07.40 - 07.55 Wita 56,9 56,9 60,5 58,4 58,2

Rata-rata : 57,8

Keterangan : A = kelas X; B = kelas XI; C = kelas XII, D = kelas sangat nyaman;

E = kelas nyaman; F = kelas tidak nyaman.

Tabel 5.10 di atas memperlihatkan bahwa pengukuran kebisingan di luar

ruang kelas melebihi baku mutu yaitu 55 dB. Hasil pengukuran di atas

menunjukkan rata-rata 57,8 dB. Kelas yang dianggap sangat nyaman oleh siswa

dengan kebisingan 55,9 dB, karena kelas berada di belakang/dibarat sekolah dan

jarang dilalui siswa, dan kebisingan tertinggi ada di kelas C yaitu 58,7 dB,

dimana kelas dekat dengan gedung pertemuan dan sering dilalui siswa olahraga.

Page 63: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

40

5.3.3. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 3 Denpasar.

SMA Negeri 3 Denpasar dengan luas lahan : 9.541 m2, bangunan 3.137 m2,

halaman/kebun/parkir 5.168 m2, lapangan olahraga : 1.236 m2, dengan jumlah

ruang kelas 22 kelas, jumlah toilet/wc 22 toilet dan jumlah tempat sampah 32

buah. SMA Negeri 3 Denpasar mempunyai tukang kebun dan cleaning service

sebanyak 10 orang. Pengolahan sampah sekolah sangat baik karena pemilahan

sampah dilakukan mulai dari tempat sampah yang terpisah, dimana sampah

organik di olah menjadi kompos dan dimanfaatkan kembali untuk kesuburan

tanaman. Lingkungan SMA Negeri 3 Denpasar terlihat rindang, bersih dan asri

karena banyak tanaman peneduh seperti (Tabel 5.11).

Tabel 5.11

Jenis-Jenis Tanaman Peneduh di SMA Negeri 3 Denpasar

No Nama lokal Nama latin

1 Cempaka Michelia alba

2 Cemara Casuarina

3 Mangga Mangifera indica

4 Palem putri Veitchia merillii

5 Palem botol Revaogehaganii

6 Palem kuning Chrysalidocarpus lutescens

7 Tanjung Mimusops elengi

8 Rambutan Nephellium lappacium

9 Beringin Ficus benyamina

10 Kamboja Plumeria obtusa

11 Kelapa sawit Elaeis guineensis

12 Kelapa Gading Cocos nucifera

13 Ketapang Terminalia catapa

Page 64: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

41

14 Jeruk Bali Citrus x paradisi

15 Dadap merah Ertythrina cristagalli

16 Glodokan Polyalthia Longifolia

Hasil pengukuran di tiga kelas diperoleh hasil rata-rata untuk suhu adalah

26,96°C dan kelembaban 79,84%. Sedangkan pencahayaannya 468,2 lux,

seperti Tabel 5.12.

Tabel 5.12

Hasil Pengukuran Suhu, Kelembaban dan Pencahayaan SMAN 3 Denpasar

Hari/tgl/

pukul Suhu Kelembaban Pencahayaan Keterangan

( rata-rata)

Selasa, 3

maret 2015

pukul :

08.30 -

09.00 wita

26,96°

C 79,84% 318,2 lux

Di ruang kelas

menggunakan kipas

angin 2 (dua) buah dan

bola lampu, tetapi pada

saat pengukuran bola

lampu tidak

dihidupkan.

5.4. Hasil pengukuran kebisingan dan Survei di SMA Negeri 4 Denpasar

5.4.1. Hasil Pengukuran Kebisingan di halaman SMAN 4 Denpasar.

Pada hari rabu, tanggal 14 Januari 2015 pengukuran per-5 detik dalam

satu menit. Jarak dari pintu masuk ke titik sampel adalah 25 m, pada saat

siswa datang ke sekolah pukul 06.45 - 07.00 wita dan pulang sekolah pukul

17.45 - 16.00 wita pada titik koordinat S=08039’51,2”, E=115011’56,9” dan

pukul 09.30-09.45 wita pada koordinat S=08039’51,9”, E=115011’57,9” saat

siswa istirahat ( Tabel 5.13) :

Page 65: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

42

Tabel 5.13

Tingkat Kebisingan di Halaman SMAN 4 Denpasar

Kegiatan Waktu Terendah Tertinggi Rata-rata

dB dB dB

Siswa Datang 06.45 - 07.00 wita 65,4 77,7 73,8

Siswa Istirahat 09.30 - 09.45 Wita 67,3 74,2 70,5

Siswa pulang 17.45 - 16.00 wita 65,7 75,1 69,5

Rata-rata : 71,3

5.4.2. Hasil Pengukuran Kebisingan di luar ruang kelas SMAN 4 Denpasar.

Pada hari rabu, tanggal 14 Januari 2015 dengan menggunakan alat Sound

Level Meter sebanyak empat titik sampel di setiap sudut ruang kelas yang

disimpan di titik-titik pengukuran per-5 detik dalam satu menit, seperti Tabel

5.14.

Tabel 5.14

Tingkat Kebisingan di ruang kelas SMAN 4 Denpasar

No Kelas Waktu

Titik Sampel Rata-

rata

(dB) 1 2 3 4

1 A 07.26 - 07.45 Wita 55,9 55,8 53,9 55,0 55,2

2 B 08.01 - 08.16 Wita 58,2 55,5 61,3 62,2 59,3

3 C 08.31 - 08.46 Wita 61,5 62,4 61,5 59,6 58,9

Rata-rata : 57,7

Keterangan : A = kelas X; B = kelas XI; C = kelas XII.

Tabel 5.14 di atas memperlihatkan bahwa pengukuran kebisingan di ruang

kelas melebihi baku mutu yaitu 55 dB, sekitar 100% di kelas ini tidak memenuhi

standar. Hasil pengukuran di atas menunjukkan rata-rata (dB) yaitu 57,7. Pada

Page 66: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

43

SMA Negeri 4 Denpasar pengambilan sampel dilakukan pada tiga kelas saja

karena menurut siswa -siswa SMA Negeri 4 Denpasar seluruh ruang kelas

nyaman dan tidak bising karena setiap ruang kelas menggunakan dua buah AC

dengan kekuatan 1PK.

5.4.3. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 4 Denpasar.

SMA Negeri 4 Denpasar berada di kawasan yang padat lalulintas karena di

depan sekolah terdapat warung makan, mini market juga di sebelah kiri sekolah

terdapat lapangan basket dan di sebelah lapangan basket terdapat SMP Negeri 7

Denpasar. Luas lahan : 8.200 m2, bangunan 4.250 m2, halaman/kebun 2,620 m2,

lapangan olahraga : 630 m2, dengan jumlah ruang kelas 28 kelas, jumlah

toilet/wc 20 toilet dan jumlah tempat sampah 56 buah. SMA Negeri 4 Denpasar

mempunyai tukang kebun tiga orang dan cleaning service sebanyak tiga orang.

Ada beberapa tanaman peneduh antara lain pada Tabel 5.15.

Tabel 5.15

Jenis-Jenis Tanaman Peneduh di SMA Negeri 4 Denpasar

No Nama lokal Nama latin

1 Cemara Casuarina

2 Palem putri Veitchia merillii

3 Palem kuning Chrysalidocarpus lutescens

4 Palem botol Revaogehaganii

5 Nangka Artocarpus

6 Kamboja Plumeria obtusa

7 Kembang kertas Bougainvillea spectabilis

8 Kelapa gading Cocos nucifera

9 Kepala sawit Elaeis guineensis

Page 67: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

44

10 Angsana Pterocarpus indicus

11 Tanjung Mimusops elengi

12 Glodokan Polyalthia longifolia

13 Sawo kecik Manikara kauki

Pengukuran di tiga kelas diperoleh hasil rata-rata untuk suhu adalah 23,50C,

dan kelembaban 84,45%,. Sedangkan pencahayaannya 318,2 lux, dapat dilihat

pada Tabel 5.16.

Tabel 5.16

Hasil Pengukuran Suhu, Kelembaban dan Pencahayaan SMAN 4 Denpasar

Hari/tgl/

pukul Suhu Kelembaban Pencahayaan Keterangan

( rata-rata)

Selasa, 3

maret 2015

pukul :

11.10 -

11.40 wita

23,50°C 84,45% 394,5 lux

Di ruang kelas ada

kipas angin dua buah

dan menggunakan dua

buah AC 1 PK juga

bola lampu.

5.5. Hasil pengukuran kebisingan dan Survei di SMA Negeri 5 Denpasar

5.5.1. Hasil Pengukuran Kebisingan di halaman SMAN 5 Denpasar.

Pada hari rabu, tanggal 14 Januari 2015. Pengukuran per-5 detik dalam

satu menit, jarak dari pintu masuk ke titik sampel adalah 30 m, pada saat siswa

datang ke sekolah pukul 07.00 - 07.15 wita dan pulang sekolah pukul 12.00 -

12.15 wita di titik koordinat S=08042’16,3”, E=115013’41,0” dan pukul 09.30-

09.45 wita pada koordinat S=08042’18,3”, E=115013’41,1” saat siswa istirahat

pada Tabel 5.17.

Page 68: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

45

Tabel 5.17

Tingkat Kebisingan di Halaman SMAN 5 Denpasar

Kegiatan Waktu Terendah Tertinggi Rata-rata

dB dB dB

Siswa Datang 07.00 - 07.15 wita 64,5 75 69,8

Siswa Istirahat 09.30 - 09.45 Wita 65,7 76,2 71,2

Siswa pulang 12.00 - 12.15 Wita 68,4 74,2 70,6

Rata-rata : 70,5

5.5.2. Hasil Pengukuran Kebisingan di ruang kelas SMAN 5 Denpasar.

Pada hari rabu, tanggal 14 Januari 2015 mana pengukuran disimpan di

titik-titik pengukuran per-5 detik dalam satu menit, dengan menggunakan alat

Sound Level Meter sebanyak empat titik sampel di setiap sudut ruang kelas

seperti Tabel 5.18.

Tabel 5.18

Tingkat Kebisingan di ruang kelas SMAN 5 Denpasar

No Kelas Waktu

Titik Sampel Rata-

rata

(dB) 1 2 3 4

1 A 07.40 - 07.55 Wita 58,8 54,5 55,4 58,0 56,7

2 B 07.58 - 08.13 Wita 56,9 56,4 63,0 62,9 59,8

3 C 09.00 - 09.15 Wita 59,4 58,9 58,2 56,8 58,3

4

D 08.43 - 08.58 Wita 53,9 54,4 53,7 54,5 54,1

5 E 08.14 - 08.29 Wita 57,4 57,9 58,4 59,4 58,3

6

F 10.00 - 10.15 Wita 59,5 59,0 58,8 59,8 59,3

Rata-rata:

57,8

Keterangan : A= kelas X; B = kelas XI; C = kelas XII,D = kelas sangat nyaman;

E = kelas nyaman; F = kelas tidak nyaman.

Page 69: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

46

Tabel 5.18 di atas menunjukkan bahwa pengukuran kebisingan di ruang

kelas melebihi baku mutu yaitu 55 dB, sekitar 100% di kelas ini tidak memenuhi

standar. Hasil pengukuran di atas memperlihatkan rata-rata (dB) yaitu 57,8.

Kebisingan tertinggi pada kelas B yaitu 59,8 dB, dimana pada saat pengukuran

terdengar suara guru dan murid melakukan tanya jawab soal, dan kebisingan

terendah pada kelas sangat nyaman sebesar 54,1 dB, dimana kelas berada

dipojok kanan/ selatan, juga terdapat pohon mangga dan ketapang yang rindang

sehingga kelas menjadi sejuk.

5.5.3. Hasil Survei Sarana dan Prasarana Sekolah

SMA Negeri 5 Denpasar berada di kawasan yang tidak padat lalulintas

karena sekolah masuk kedalam di depan sekolah terdapat perumahan yang tidak

padat penduduk. SMA Negeri 5 Denpasar memiliki luas lahan terluas di SMA

yang ada di kota Denpasar yaitu 25.000 m2, bangunan 12.459 m2,

halaman/kebun: 12.541 m2, dengan jumlah ruang kelas 32 kelas, jumlah

toilet/wc 35 toilet dan jumlah tempat sampah 128 buah. SMA Negeri 5 Denpasar

mempunyai tukang kebun tujuh orang dan cleaning service sebanyak dua orang.

Lingkungan sekolah dengan kondisi asri dengan tanaman peneduh yang rindang

dan beragam seperti dalam Tabel 5.19.

Tabel 5.19

Jenis-Jenis Tanaman Peneduh di SMA Negeri 5 Denpasar

No Nama lokal Nama latin

1 Cempaka Michelia alba

2 Cemara Casuarina

3 Mangga Mangifera indica

Page 70: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

47

4 Palem putri Veitchia merillii

5 Palem kuning Chrysalidocarpus lutescens

6 Palem botol Revaogehaganii

7 Beringin Ficus benyamina

8 Kamboja Plumeria obtusa

9 Kelapa gading Cocos nucifera

10 Kelapa sawit Elaeis guineensis

11 Glodokan Polyalthia longifolia

12 Flamboyan Delonix regia

13 Tanjung Mimusops elengi

14 Angsana Pterocarpus indicus

15 Ketapang Terminalia catapa

16 Akasia Acacia magium

Hasil pengukuran di tiga kelas memperlihatkan hasil rata-rata untuk suhu

adalah 27,30 C dan kelembaban 84,48 %, untuk pencahayaannya 287,7 lux pada

Tabel 5.20.

Tabel 5.20

Hasil Pengukuran Suhu, Kelembaban dan Pencahayaan SMAN 5 Denpasar

Hari/tgl/

pukul Suhu Kelembaban Pencahayaan Keterangan

( rata-rata)

Jumat, 3

maret 2015

pukul :

10.00 -

10.30 wita

27,30°C 84,48% 287,7 lux

Di ruang kelas

menggunakan kipas

angin dua buah dan

bola lampu, tetapi pada

saat pengukuran bola

lampu tidak

dihidupkan.

Page 71: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

48

5.6. Hasil pengukuran kebisingan dan Survei di SMA Negeri 6 Denpasar

5.6.1. Hasil Pengukuran Kebisingan di halaman SMAN 6 Denpasar.

SMAN 6 Denpasar pada hari jumat, tanggal 9 Januari 2015. Pengukuran

per-5 detik dalam satu menit, dimana jarak dari pintu masuk ke titik sampel

adalah 17 m. Pada pada saat siswa datang ke sekolah pukul 07.00 - 07.15 wita

dan pulang sekolah pukul 12.00 - 12.15 wita di titik koordinat S=08040’44,7”,

E=115013’41,0” dan pukul 09.00-09.15 wita pada koordinat S=08014’15,8”,

E=115015’00,8” saat siswa istirahat, ( Tabel 5.21).

Tabel 5.21

Tingkat Kebisingan di Halaman SMAN 6 Denpasar

Kegiatan Waktu Terendah Tertinggi Rata-rata

dBA dBA dBA

Siswa Datang 06.45 - 07.00 wita 54,3 76,8 64,6

Siswa Istirahat 09.00 - 09.15 Wita 65,4 72,1 69,8

Siswa pulang 12.00 - 12.15 Wita 63,0 74,1 69,6

Rata-rata : 68,0

5.6.2. Hasil Pengukuran Kebisingan di ruang kelas

Pada hari jumat, tanggal 9 Januari 2015 dengan enam kelas sebagai sampel

yang disimpan di titik-titik pengukuran per-5 detik dalam satu menit, sebanyak

empat titik sampel di setiap sudut ruang kelas seperti Tabel 5.22.

Page 72: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

49

Tabel 5.22

Tingkat Kebisingan di ruang kelas SMAN 6 Denpasar

No Kelas Waktu

Titik Sampel Rata-

rata

(dB) 1 2 3 4

1 A 09.30 - 09.45 Wita 58,2 59,9 57,6 58,3 58,5

2 B 08.21 - 08.36 Wita 57,7 56,6 55,7 58,6 57,2

3 C 10.00 - 10.15 Wita 59,3 59,1 57,1 54,8 57,6

4

D 08.02 - 08.17 Wita 56,3 56,7 58,3 59,0 57,6

5 E 08.39 - 08.54 Wita 56,6 55,7 62,8 64,7 59,9

6

F 10.25 - 10.40 Wita 61,3 56,5 59,6 59,6 59,3

Rata-rata : 58,4

Keterangan : A = kelas X; B = kelas XI; C = kelas XII, D = kelas sangat nyaman;

E = kelas nyaman; F = kelas tidak nyaman.

Tabel 5.22 di atas menunjukkan bahwa pengukuran kebisingan di ruang

kelas melebihi baku mutu yaitu 55 dB. Hasil pengukuran di atas memperlihatkan

rata-rata yaitu 58,4 dB. Kelas paling bising pada kelas yang nyaman yaitu 59,9

dB, dimana kelas dekat dengan kantin dan kelas B terendah yaitu 57,2 dB karena

kelas berada di pojok kanan sekolah tetapi dekat dengan lapangan olahraga,

pada waktu pengukuran tidak ada kegiatan olahraga sehinggga kebisingan bisa

rendah.

5.6.3. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 6 Denpasar.

SMA Negeri 6 Denpasar berada di kawasan yang tidak padat lalulintas

karena sekolah masuk ke dalam di depan sekolah terdapat perumahan yang tidak

padat penduduk. Luas lahan : 10.000 m2, bangunan 2.200 m2, halaman/kebun:

3.361 m2, lapangan olahraga : 1000 m2, kebun dan taman 3.439 m2 dengan

jumlah ruang kelas 25 kelas, jumlah toilet/wc 22 toilet dan jumlah tempat

Page 73: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

50

sampah 50 buah. Sampah yang dihasilkan sekolah setiap hari di buang langsung

ke depo cemara dekat dengan sekolah. SMA Negeri 6 Denpasar mempunyai

enam orang tukang kebun dan cleaning service, juga petugas yang

membersihkan wc/toilet ada satu orang. Terdapat beberapa jenis tanaman

peneduh antara lain pada Tabel 5.23.

Tabel 5.23

Jenis-Jenis Tanaman Peneduh di SMA Negeri 6 Denpasar

No Nama lokal Nama latin

1 Cempaka Michelia alba

2 Cemara Casuarina

3 Mangga Mangifera indica

4 Palem putri Veitchia merillii

5 Palem bismakia Bismarckia mobillis

6 Ceremai Phyllanthus acidus

7 Beringin Ficus benyamina

8 Kamboja Plumeria obtusa

9 Kelapa gading Cocos nucifera

10 Belimbing Wuluh Arerrahoa bilimbi

Hasil pengukuran di tiga kelas dikethui hasil rata-rata untuk suhu adalah

27,270 C dan kelembaban 81,47 %. Sedangkan pencahayaannya 445,8 lux, pada

Tabel 5.24.

Page 74: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

51

Tabel 5.24

Hasil Pengukuran Suhu, Kelembaban dan Pencahayaan SMAN 6 Denpasar

Hari/tgl/

pukul Suhu Kelembaban Pencahayaan Keterangan

( rata-rata)

Rabu, 4

maret

2015

pukul :

80.00 -

08.30 wita

27,27°C 81,47% 445,8 lux

Di ruang kelas ada

bola lampu dan tidak

ada kipas angin

tetapi pada saat

pengukuran bola

lampu tidak

dihidupkan.

5.7. Hasil Pengukuran Kebisingan dan Survei di SMA Negeri 7 Denpasar

5.7.1. Hasil Pengukuran Kebisingan di Halaman SMAN 7 Denpasar.

Hasil pengukuran kebisingan di halaman SMAN 7 Denpasar pada hari

jumat, tanggal 23 Januari 2015. Pengukuran per-5 detik dalam satu menit, jarak

dari pintu masuk ke titik sampel adalah 15 m, pada saat siswa datang ke

sekolah pukul 06.45 - 07.00 wita dan pulang sekolah pukul 13.30 – 13.45 wita di

titik koordinat S=08040’44,7”, E=115013’41,0” dan pukul 09.40-09.55 wita pada

koordinat S=08039’03,2”, E=115013’28,7” saat siswa istirahat, pada Tabel 5.25.

Tabel 5.25

Tingkat Kebisingan di Halaman SMAN 7 Denpasar

Kegiatan Waktu Terendah Tertinggi Rata-rata

dB dB dB

Siswa Datang 06.45 - 07.00 wita 68,4 78,5 72,1

Siswa Istirahat 09.40 - 09.55 Wita 65,8 81,5 74,6

Siswa pulang 13.30 - 13.45 Wita 65,5 78 71,4

Rata-rata : 72,7

Page 75: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

52

5.7.2. Hasil pengukuran kebisingan di ruang kelas SMAN 7 Denpasar.

Pada hari jumat, tanggal 23 Januari 2015 sebanyak enam kelas sebagai

sampel yang disimpan di titik-titik pengukuran per-5 detik dalam satu menit,

perkelas diambil sebanyak empat titik sampel di setiap sudut ruang kelas seperti

Tabel 5.26.

Tabel 5.26

Tingkat Kebisingan di ruang kelas SMAN 7 Denpasar

No Kelas Waktu

Titik Sampel Rata-

rata

(dB) 1 2 3 4

1 A 10.00 - 10.15 wita 59,3 58,8 58,3 59,6 59,0

2 B 08.45 - 08.60 Wita 59,1 56,1 59,5 57,3 58,0

3 C 09.20 - 09.35 Wita 59,9 59,2 60,4 60,8 60,1

4

D 09.00 - 09.15 Wita 55,5 60,2 56,9 59,4 58,0

5 E 08.20 - 08.35 Wita 56,9 60,9 65,6 65,6 62,3

6

F 07.30 - 07.45 Wita 62.6 63,0 63,5 63,7 63,2

Rata-rata : 60,1

Keterangan : A = kelas X; B = kelas XI; C = kelas XII, D = kelas sangat nyaman;

E = kelas nyaman; F = kelas tidak nyaman.

Tabel 5.26 di atas menunjukkan bahwa pengukuran kebisingan di luar

ruang kelas melebihi baku mutu yaitu 55 dBA, sekitar 100% di kelas ini tidak

memenuhi standar. Hasil pengukuran di atas memperlihatkan rata-rata yaitu

60,1 dB. Rata-rata kebisingan tertinggi pada kelas tidak nyaman yaitu 63,2 dB

karena kelas berada didekat Jl. Kamboja dan parkir sepeda motor. Sedangkan

bising terendah pada kelas B dan kelas sangat nyaman yaitu 58,0 dB, dimana

Page 76: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

53

kelas B dan kelas sangat nyaman berada di satu deret gedung di sebelah

kanan/selatan sekolah yang banyak vegetasi dan taman yang asri.

5.7.3. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 7 Denpasar.

SMA Negeri 7 Denpasar berada di kawasan yang padat lalulintas karena

sekolah berada di depan jalan kamboja. Sebelah kanan sekolah terdapat rumah

susun polisi dan di sebelah kirinya jalan yang menghubungkan dengan jalan

gadung dan terdapat SMP Negeri 3 Denpasar. Luas lahan : 15.552 m2, bangunan

4.891,20 m2, dengan jumlah ruang kelas 34 kelas, jumlah toilet/wc 19 toilet dan

jumlah tempat sampah 80 buah. SMA Negeri 7 Denpasar mempunyai tukang

kebun lima orang dan cleaning service sebanyak delapan orang. Terdapat

beberapa pohon peneduh antara lain seperti dalam Tabel 5.27.

Tabel 5.27

Jenis-Jenis Tanaman Peneduh di SMA Negeri 7 Denpasar

No Nama lokal Nama latin

1 Cempaka Michelia alba

2 Cemara Casuarina

3 Mangga Mangifera indica

4 Palem putri Veitchia merillii

5 Beringin Ficus benyamina

6 Kamboja Plumeria obtusa

7 Majegau Dysoxylum densiflorum

8 Palem kuning Chrysalidocarpus lutescens

9 Kelapa sawit Elaeis guineensis

10 Kelapa gading Cocos nucifera

11 Tanjung Mimusops elengi

Page 77: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

54

12 Angsana Pterocarpus indicus

13 Ketapang Terminalia catapa

14 Glodokan Polyalthia longifolia

Hasil pengukuran di tiga kelas diperoleh hasil rata-rata untuk suhu adalah

27,83° C dan kelembaban 75,60 % sedangkan pencahayaannya yaitu 214,9 lux

pada Tabel 5.28.

Tabel 5.28

Hasil Pengukuran Suhu, Kelembaban dan Pencahayaan SMAN 7 Denpasar

Hari/tgl/

pukul Suhu Kelembaban Pencahayaan Keterangan

( rata-rata)

Senin, 2

maret

2015

pukul :

80.00 -

08.40 wita

27,83°C 75,60% 214,9 lux

Di ruang kelas

menggunakan kipas

angin dua buah dan

bola lampu, tetapi

pada saat pengukuran

bola lampu tidak

dihidupkan.

5.8. Hasil pengukuran kebisingan dan Survei di SMA Negeri 8 Denpasar

5.8.1. Hasil Pengukuran Kebisingan di halaman SMAN 8 Denpasar.

SMAN 8 Denpasar pada hari sabtu, tanggal 10 Januari 2015. Pengukuran

per-5 detik dalam satu menit. Dilakukan saat siswa datang ke sekolah pukul

06.45 - 07.00 wita dan pulang sekolah pukul 13.30 – 13.45 wita di titik koordinat

S=08035’54,0”, E=115013’22,5”. Pukul 09.40-09.55 wita pada koordinat

S=08039’03,2”, E=115013’28,7” saat siswa istirahat, terlihat pada Tabel 5.29.

Page 78: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

55

Tabel 5.29

Tingkat Kebisingan di Halaman SMAN 8 Denpasar

Kegiatan Waktu Terendah Tertinggi Rata-rata

dB dB dB

Siswa Datang 06.45 - 07.00 wita 65,0 80,6 72,1

Siswa Istirahat 09.40 - 09.55 Wita 65,9 82,1 74,5

Siswa pulang 13.30 - 13.45 Wita 68,7 80,2 72,5

Rata-rata : 73,0

5.8.2. Hasil Pengukuran Kebisingan di ruang kelas SMAN 8 Denpasar.

Hari sabtu tanggal 10 Januari 2015, pengukuran per-5 detik dalam satu

menit, sebanyak empat titik sampel di setiap sudut ruang kelas seperti tabel 5.30.

Tabel 5.30

Tingkat Kebisingan di ruang kelas SMAN 8 Denpasar

No Kelas Waktu

Titik Sampel Rata-

rata

(dB) 1 2 3 4

1 A 07.40 - 07.55 Wita 65,4 69,2 65,8 64,1 66,3

2 B 07.56 - 08.11 Wita 61,9 58,8 58,2 59,5 59,6

3 C 08.12 - 08.27 Wita 59,9 65,1 62,3 62,6 62,5

4

D 10.05 - 10.20 Wita 58,5 58,2 57,8 55,5 57,5

5 E 09.41 - 09.56 Wita 64,9 66,3 67,1 65,0 65,9

6

F 09.22 - 09.37 Wita 68,1 70,2 63,3 63,7 66,3

Rata-rata : 63,0

Keterangan : A = kelas X; B = kelas XI; C = kelas XII, D = kelas sangat nyaman;

E = kelas nyaman; F = kelas tidak nyaman.

Kebisingan tertinggi pada kelas A dan kelas tidak nyaman sebesar 66,3 dB

karena kelas A berada di sebelah kanan pintu gerbang dan dekat sepeda motor

parkir. Kelas tidak nyaman berada di tengah - tengah areal sekolah yang didepan

Page 79: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

56

ruang kelasnya banyak sepeda motor yang parkir. Sedangkan kebisingan

terendah adalah kelas sangat nyaman yaitu 57,5 dB yang berada di pojok

belakang sebelah kiri/utara sekolah dan dekat dengan sawah.

5.8.3. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 8 Denpasar.

SMA Negeri 8 Denpasar berada di kawasan yang tidak padat lalulintas

karena sekolah masuk ke dalam di depan sekolah terdapat perumahan yang tidak

padat penduduk. Luas lahan : 16.549 m2, bangunan 2.000 m2, halaman/kebun:

13.119 m2, Lapangan olahraga : 1.340 m2, dengan jumlah ruang kelas 36 kelas,

jumlah toilet/wc 24 toilet dan jumlah tempat sampah 72 buah. SMA Negeri 8

Denpasar mempunyai tukang kebun tiga orang dan cleaning service sebanyak

tiga orang. SMA Negeri 8 Denpasar mempunyai beberapa jenis tanaman

peneduh antara lain pada Tabel 5.31.

Tabel 5.31

Jenis-Jenis Tanaman Peneduh di SMA Negeri 8 Denpasar

No Nama lokal Nama latin

1 Cempaka Michelia alba

2 Cemara Casuarina

3 Mangga Mangifera indica

4 Palem putri Veitchia merillii

5 Beringin Ficus benyamina

6 Kamboja Plumeria obtusa

7 Majegau Dysoxylum densiflorum

8 Palem kuning Chrysalidocarpus lutescens

9 Kelapa sawit Elaeis guineensis

10 Kelapa gading Cocos nucifera

Page 80: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

57

11 Tanjung Mimusops elengi

12 Angsana Pterocarpus indicus

13 Ketapang Terminalia catapa

14 Glodokan Polyalthia longifolia

Hasil pengukuran dengan menggunakan alat calor stress monitor dan Lux

meter di tiga kelas menunjukkan hasil pada Tabel 5.32.

Tabel 5.32

Hasil Pengukuran Suhu, Kelembaban dan Pencahayaan di SMAN 8 Denpasar

Hari/tgl/

pukul Suhu Kelembaban Pencahayaan Keterangan

( rata-rata)

Rabu, 4

maret

2015

pukul :

10.45 -

11.30 wita

26,67°C 68,93% 597,0 lux

Di ruang kelas

menggunakan kipas

angin dua buah dan

bola lampu, tetapi pada

saat pengukuran bola

lampu tidak

dihidupkan.

5.9. Rangkuman Hasil Pengukuran Kebisingan

Hasil pengukuran kebisingan yang dilakukan pada bulan Januari 2013 pada

SMA Negeri di Kota Denpasar dirangkum dalam Tabel 5.33.

Page 81: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

58

Tabel : 5.33

Rangkuman Tingkat Kebisingan SMAN di Kota Denpasar

No Sekolah

Kebisingan (dB)

Rata-rata

Penyebab Utama Kebisingan Di

halaman

Di

ruang

kelas

1

SMAN 1

70,4

60,3 - Kendaraan Bermotor

2 SMAN 2 70,2 61,4 - Kendaraan Bermotor

3 SMAN 3 70,2 57,8 - Siswa lain

4 SMAN 4 71,3 57,7 - Kegiatan diluar sekolah (disebelah

timur/kanan sekolah menempel

lapangan olahraga umum)

5 SMAN 5 70,5 57,8 - siswa lain

6 SMAN 6 68,0 58,4 - Kegiatan diluar sekolah

7 SMAN 7 72,7 60,1 - Kendaraan Bermotor

8

SMAN 8

73,0

63,0

- Kendaraan Bermotor (karena

parkir yang ada kurang cukup

sehingga siswa parkir di depan

ruang kelas)

Hasil pengukuran kebisingan di delapan SMAN di Kota Denpasar pada

Tabel 5.33 menunjukkan bahwa kebisingan tertinggi di halaman sekolah sebesar

73,0 dB pada SMAN 8 Denpasar dan kebisingan tertinggi di ruang sekolah

sebesar 63,0 dB juga di SMAN 8 Denpasar yang penyebab utamanya adalah

Kendaraan bermotor.

5.10 . Rekapitulasi Hasil Survei Sarana dan Prasarana Sekolah

Berdasarkan survei sarana dan prasarana yang dlakukan pada delapan SMA

Negeri di Kota Denpasar di peroleh hasil dalam rekaputulasi hasil survei sarana

dan prasarana pada Tabel 5.34.

Page 82: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

59

Tabel 5.34

Rekapitulasi Hasil Survei Sarana dan Prasarana Sekolah

Keterangan :

SB : Sangat Baik dengan Nilai Skor = 40, B : Baik dengan Nilai Skor = 30

C : Cukup dengan Nilai Skor = 20, TB : Tidak Baik dengan Nilai Skor = 10

Hasil survei pada masing-masing sekolah dalam rekapitulasi pada Tabel

5.34 dapat ditentukan tingkat kenyamanan lingkungan belajar siswa terhadap

ketersediaan dan pengelolaan sarana dan prasarana sekolah dengan

menjumlahkan nilai skor di setiap sekolah dan menunjukkan hasil survei seperti

Tabel 5.35.

Page 83: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

60

Tabel 5.35

Jumlah Skor Survei Sarana dan Prasarana pada delapan SMAN

di Kota Denpasar

No Sekolah Jumlah Skor

1 SMAN 1 Denpasar 540

2 SMAN 2 Denpasar 480

3 SMAN 3 Denpasar 630

4 SMAN 4 Denpasar 590

5 SMAN 5 Denpasar 540

6 SMAN 6 Denpasar 470

7 SMAN 7 Denpasar 550

8 SMAN 8 Denpasar 530

Hasil jumlah survei sarana dan prasarana pada Tabel 5.35 menunjukkan

bahwa SMAN 3 Denpasar memperlihatkan jumlah skor tertinggi yaitu 630 dan

terendah pada SMAN 6 Denpasar yaitu 470.

Untuk menentukan tingkat kenyamanan lingkungan sekolah berdasarkan

ketersediaan dan pengelolaan sarana dan prasarana, dilakukan penyusunan

kategori yang memadukan jumlah parameter dengan jumlah skor yang

diperoleh. Berdasarkan jumlah skor dari 19 parameter sarana dan prasarana

pada masing-masing sekolah, apabila dikategorisasi menjadi empat kategori

maka dihasilkan Tabel 5.36.

Page 84: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

61

Tabel 5.36

Kategori Tingkat Kenyamanan Lingkungan Belajar

Berdasarkan Sarana dan Prasarana

No Jumlah Skor Kategori

1 571 - 760 Sangat Nyaman

2 381 - 570 Nyaman

3 191 - 380 Cukup Nyaman

4 0 - 190 Tidak Nyaman

Berdsarkan empat kategori tersebut diawali dari menetapkan nilai terendah

yaitu 190 kategori tidak nyaman yang diperoleh dari 19 parameter dikalikan

dengan nilai skor terendah yaitu 10 sehingga menghasilkan 190. Kategori

selanjutnya ditentukan dengan mengalikan jumlah parameter dengan nilai skor

20, 30, dan 40.

Berdasarkan empat kategori sesuai Tabel 5.36 bahwa kondisi sekolah

dengan jumlah skor di atas 571-760 tergolong sangat nyaman, jumlah skor 381-

570 tergolong nyaman, 191-380 tergolong cukup nyaman. Sedangkan sekolah

dengan jumlah skor di 190 ke bawah tergolong tidak nyaman. Hasil survei

menunjukkan SMA Negeri 3 Denpasar tergolong kategori sangat nyaman dan

selebihnya tergolong kategori nyaman.

5.11. Hasil kuesioner siswa

Hasil kuesioner menunjukkan bahwa siswa sangat terganggu oleh suara

bising pada SMAN 2 Denpasar sebesar 34,28% dan siswa tidak terganggu oleh

suara bising adalah SMAN 4 Denpasar sebesar 77,14%. Rata-rata pada tiap

sekolah siswa terganggu oleh suara bising yang disebabkan oleh kendaraan

Page 85: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

62

bermotor. Sekolah yang menunjukkan tertinggi terganggu oleh bising kendaraan

bermotor adalah pada SMAN 1 Denpasar sebesar 51,43%.

Ruang kelas sangat nyaman tertinggi pada SMAN 4 Denpasar sebesar

25,71%, ruang kelas nyaman pada SMAN 4 dan SMAN 5 Denpasar sebesar

65,71% dan ruang kelas tidak nyaman pada SMAN 6 Denpasar yaitu sebesar

34,28%.

Berdasarkan hasil kuesioner terhadap kenyamanan siswa di sekolah bahwa

SMAN 1 Denpasar menyatakan sangat nyaman 57,14 %, SMAN 2 Denpasar

menyatakan sangat nyaman 25,71 %, SMAN 3 Denpasar 62,85 % menyatakan

sangat nyaman, SMAN 4 Denpasar menyatakan sangat nyaman 57,14 %, SMAN

5 Denpasar menyatakan sangat nyaman 37,14 %, SMAN 6 Denpasar

menyatakan 25,71 % sangat nyaman, SMAN 7 Denpasar menyatakan sangat

nyaman 60 % dan SMAN 8 Denpasar menyatakan nyaman 22,85 %. Sekolah

sangat nyaman tertinggi dari delapan SMAN di Kota Denpasar adalah SMAN 3

Denpasar sebesar 62,85% dengan pernyataan tidak nyaman 0 %, dan sekolah

tidak nyaman pada SMAN 6 Denpasar sebesar 11,43% dengan pernyataan

sangat nyaman paling rendah sebesar 25,71 % sama dengan persepsi siswa pada

SMAN 2 Denpasar.

Page 86: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

63

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1. Tingkat Kebisingan pada SMA Negeri di Kota Denpasar.

Berdasarkan baku mutu tingkat kebisingan sesuai keputusan Peraturan

Gubernur Bali nomor : 8 Tahun 2007 ditetapkan untuk tingkat kebisingan yang

diperbolehkan untuk bangunan sekolah adalah 55 dB. Hasil pengukuran

kebisingan menunjukkan bahwa kebisingan di SMA Negeri di Kota Denpasar

melebihi baku mutu terlihat pada Gambar 6.1.

Gambar 6.1

Grafik hasil pengukuran kebisingan

Grafik 6.1 di atas menerangkan bahwa kebisingan SMA Negeri 4 Denpasar

di ruang kelas terendah yaitu 57,7 dB hal ini disebabkan oleh ruang belajar kelas

Page 87: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

64

siswa tertutup dan ber AC, ada dua buah AC dengan kekuatan 1PK sehingga

suara yang ada di luar kelas tidak terlalu mengganggu. Kondisi kelas dapat di

lihat pada lampiran 11 hal 139.

Kebisingan SMA Negeri 6 Denpasar di halaman sekolah terendah di antara

sekolah yang lain yaitu sebesar 68 dB. Hal ini karena SMA Negeri 6 Denpasar

berada di kawasan yang tidak padat lalulintas, sekolah masuk ke Jl. Tukad nyali

dan mempunyai pintu gerbang dua buah sehingga pada saat siswa datang ke

sekolah melalui dua pintu masuk yang mengakibatkan bising terpapar menyebar

di dua lokasi. Seperti terlihat pada lampiran 12 hal 140. Di depan/utara sekolah

terdapat perumahan yang tidak padat penduduk, warung dan bengkel sepeda

motor. Sebelah barat sekolah jalan buntu dan ada kali kecil. Dalam proses

belajar mengajar di ruang kelas tidak hanya dipengaruhi oleh faktor internal saja

tetapi juga dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu kondisi lingkungan sekitarnya

(Maknun J, dkk, 2010).

Kebisingan SMA Negeri 8 Denpasar di ruang kelas tertinggi diantara

sekolah lain yaitu 63 dB. Walaupun sekolah tersebut berada di kawasan yang

tidak padat lalulintas karena sekolah masuk ke Jl. DAM Peraupan Penguyangan

tetapi di selatan/depan sekolah terdapat perumahan yang padat penduduk.

Pengukuran hari sabtu tanggal 10 januari 2015 ada kelas tidak belajar sehingga

mempengaruhi hasil pengukuran yang dilakukan. Sedangkan di halaman sekolah

paling tinggi dari sekolah lain yaitu 73 dB, karena SMA Negeri 8 Denpasar

tidak mempunyai tempat parkir khusus sehingga siswa parkir di depan ruang

kelas. Hampir semua areal sekolah ada sepeda motor yang parkir, dapat dilihat

Page 88: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

65

pada lampiran 13 hal 141. Terdapat dua pintu masuk/keluar ke sekolah dan

salah satu pintu menghubungkan ke SMP Negeri 12 Denpasar. Widyantoro dan

Razif (2011), yang melakukan penelitian di Jl.Arif Rachman Hakim Surabaya

juga mendapatkan nilai kebisingan tertinggi rata-rata 73 dB. Menurut

(Wardhana, 1995 dalam Sri Indah K, 2010) kebisingan antara 61-80 dapat

menyebabkan kerusakan alat pendengaran bila kontak terjadi dalam waktu lama.

6.2. Ketersediaan dan pengelolaan sarana dan prasarana sekolah.

Berdasarkan survei sarana dan prasarana yang dilakukan pada delapan SMA

Negeri di Kota Denpasar di peroleh hasil yang dituangkan dalam Gambar 6.2.

Gambar 6.2

Grafik hasil survei sarana dan prasarana sekolah

Page 89: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

66

Gambar 6.2 di atas dijelaskan bahwa SMA Negeri 3 Denpasar mendapat

nilai tertinggi dengan kategori sangat nyaman, hal ini karena sarana dan

prasarana yang ada di sekolah rata-rata ketersediaannya sangat baik antara lain :

jumlah kelas SMAN 3 Denpasar adalah 22 kelas dengan jumlah tempat sampah

32 buah, dimana rasio tempat sampah 1:1, berarti sudah sangat baik, berdasarkan

Pedoman Teknis Pengendalian faktor resiko kesehatan lingkungan di sekolah

dari Depkemenkes RI 2004 bahwa proporsi jumlah WC terhadap siswa

perempuan dan laki-laki cukup baik yaitu 1:39, untuk kebersihan toilet dinilai

bersih karena tidak ada lumut dan sarang laba-laba, tidak ada bekas bocor lama

pada dinding dan langit-langit dan tersedia desinfektan dan lantai toilet dari

keramik dengan luas rata-rata 2,52 m2, tempat sampah di toilet ada dengan

kondisi baik dan tertutup. Lokasi kantin sekolah sangat baik karena tidak

berhubungan/ berhadapan langsung dengan WC/ kamar mandi, kebersihan

kantin pun bersih karena tidak ada debu, tidak ada sarang laba-laba, dan tidak

ada bekas bocor pada dinding langit-langit kantin. Kualitas air secara fisik baik

dan saluran pembuangan air limbah di alirkan keluar lingkungan sekolah.

Adapun kondisi lingkungan sekolah rindang, asri dan bersih seperti terlihat pada

lampiran 14 hal 142, mempunyai parkir khusus yang berada jauh dari ruang

kelas siswa, terdapat papan sekretariat UKS dan KTR di halaman sekolah juga

ada tanaman obat keluarga seperti mahkota dewa dan kayu manis.

Pengelolaan sampah sekolah baik sekali karena pemilahan dimulai dari

pemisahan sampah organik dan anorganik, sampah anorganik dari masing-

masing kelas diangkut ke TPS setiap hari, sampah di TPS diangkut ke TPA

Page 90: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

67

maksimal 1x24 jam. SMA Negeri 3 Denpasar mengolah sampah organik

menjadi kompos ditempat khusus dan tidak di lingkungan halaman sekolah

sehingga tidak menggangu keasrian dari sekolah dan hasil kompos

dimanfaatkan kembali untuk kesuburan tanaman di lingkungan SMAN 3

Denpasar. Kondisi ruang kelas sangat baik karena dindingnya tidak lembab, atap

tidak bocor, lantainya utuh, penataan ruangan bagus dan jarak antara langit-

langit dan lantai minimal 2,5 m. Kepadatan ruang kelas 1,74 m2.

Berdasarkan KepMenkes No. 1405/ Menkes/ SK XI / 2002 tanggal 19

November 2002 dalam, lampiran 1, tentang persyaratan dan tata cara

penyelenggaraan kesehatan lingkungan kerja perkantoran dimana ventilasi ruang

kelas yang memenuhi standar adalah jika ventilasi ≥ 15% dari luas lantai atau

pakai AC dan berfungsi, untuk SMAN 3 Denpasar ventilasi ruang kelas rata-rata

26,65% yang berarti sudah memenuhi standar.

SMA Negeri 6 Denpasar mendapat nilai terendah diantara sekolah lain

tetapi masih kategori nyaman, hal ini dikarenakan proporsi jumlah WC terhadap

siswa perempuan dan laki-laki tidak baik yaitu 1:43, dimana proporsi

standarnya berdasarkan Pedoman Teknis Pengendalian faktor resiko kesehatan

lingkungan di sekolah dari Depkes RI 2004 yaitu 1:40, tidak ada tempat sampah

di toilet dan untuk kebersihan toilet dinilai cukup bersih karena tidak ada lumut

dan sarang laba-laba, ada bekas bocor lama pada dinding dan langit-langit dan

lantai toilet dari keramik dengan luas rata-rata 3,4 m2, Adapun kondisi

lingkungan sekolah kurang nyaman karena ada renovasi pagar pengengker

/pengaman sekolah seperti terlihat dalam lampiran 15 hal 143, mempunyai

Page 91: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

68

tempat parkir tetapi masih kurang menampung jumlah yang ada, Kondisi ruang

kelas kurang baik karena ada beberapa ruang kelas yang kurang layak seperti

jendela yang pecah dan jendela yang lubang tanpa kaca (lampiran 16 hal 144).

Kerapatan kelas memenuhi standar 2,03 m2. Pengelolaan sampah cukup baik

karena sampah dari masing-masing kelas diangkut ke TPS setiap hari, sampah di

TPS diangkut ke TPA maksimal 1x24 jam. Dari delapan sekolah hanya SMA

Negeri 6 Denpasar yang belum menggunakan kipas angin ataupun AC.

6.3. Suhu, Kelembaban dan Pencahayaan

Hasil pengukuran di SMA Negeri 2 Denpasar suhunya tertinggi dari sekolah

lain karena saat melakukan pengukuran pada tanggal 6 Maret 2015 pukul 08.45 -

09.25 wita cuaca cerah dan sinar matahari terang sehingga suhu rata-rata 28,000

C dapat dilihat pada lampiran 17 hal 145, hal ini sama dengan penelitian yang

dilakukan oleh (Rangsiraksa P, 2006) di Bangkok bahwa bangunan yang hanya

menggunakan ventilasi suhu nyaman pada 28.000 C. Suhu terendah di SMA

Negeri 4 Denpasar yaitu 23,500 C karena ruang kelas menggunakan AC

sebanyak dua buah dengan kekuatan 1 PK. Hasil pengukuran suhu yang

dilakukan di delapan sekolah masih nyaman hal ini dapat dibandingkan dengan

berbagai penelitian kenyamanan suhu yang dilakukan di daerah iklim tropis

basah seperti halnya Mom (1937) dan Wiesebron (1950) di Bandung, Ellis

(1953), de Dear (1990) di Singapura, Busch (1988) di Bangkok, Ballabtyne

(1967 dan 1979) di Port Moresby, kemudian Karyono (1993) di Jakarta dalam

(Basaria T, 2005), memperlihatkan tentang rentang suhu antara 240 C hingga 300

C yang dianggap nyaman bagi manusia yang berdiam pada daerah iklim tersebut.

Page 92: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

69

Kelembaban tertinggi pada SMA Negeri 5 Denpasar 84,48 %, dimana SMA

Negeri 5 Denpasar memiliki luas lahan paling luas yaitu 25.000 m2 dengan luas

halaman dan kebun 12.541 m2. Ruang terbuka hijau (RTH) berfungsi sebagai

peneduh yang akan menciptakan kenyamanan karena unsur vegetasi berupa

pohon misalnya dapat memodifikasi iklim mikro yaitu penurunan suhu dan

peningkatan kelembaban udara (Nursanti dan Elly IS, 2013). Kerapatan vegetasi

di areal SMAN 5 Denpasar mengakibatkan banyaknya tutupan lahan sehingga

sinar matahari tidak sampai pada muka tanah meskipun pengukuran dilakukan

pukul 11.00-11.30 wita sehingga kelembaban meningkat, dapat terlihat pada

lampiran 18 hal 146, hal ini masih nyaman karena menurut (Basaria T, 2005)

Indonesia mempunyai iklim tropis dengan karakteristik kelembaban udara relatif

tinggi, dapat mencapai angka 80%. Sedangkan kelembaban terendah pada SMA

Negeri 2 Denpasar yaitu 68,43 % terjadi karena pohon peneduh pada SMAN 2

Denpasar hanya 25% saja yang memenuhi areal sekolah, karena masih ada

proyek pembangunan gedung lantai 3 di areal sekolah terlihat pada lampiran 19

hal 147.

Pencahayaan tertinggi di ruang kelas yaitu pada SMA Negeri 8 Denpasar

dengan rata-rata 597,0 lux, karena ruang kelas rata-rata di sebelah kanan dan

kirinya adalah halaman sekolah, terlihat pada lampiran 20 hal 148. Sedangkan

pencahayaan terendah pada SMA Negeri 2 Denpasar, karena ruang kelas

terhalang tembok pengaman yang tinggi di selatannya sehingga ruang kelas

tidak terang oleh pencahayaan alami (sinar matahari) terlihat pada lampiran 21

hal 149 dan memperoleh 190,4 lux, ruang kelas bisa lebih terang oleh

Page 93: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

70

penerangan bola lampu. Dalam SNI 03-6575-2001 yang mengacu kepada

Standar National Electric Code (NEC), Iluminating Engeneering Society (IES),

International Electrotechnical Commision (IEC) dan Australian Standard

(Widyaningrum N D, 2014) di sebutkan tingkat terang yang direkomendasikan

di titik pandang ruang kelas adalah sekitar 250 Lux dan hasil pengukuran

menunjukkan diatas 250 Lux.

6.4. Persepsi Siswa

Berdasarkan persepsi siswa di sekolah yang dipandang paling nyaman dari

delapan SMAN di Kota Denpasar adalah SMAN 3 Denpasar sebesar 62,85%

dengan pernyataan tidak nyaman 0 %, dan sekolah tidak nyaman pada SMAN

6 Denpasar sebesar 11,43%. Sarana dan prasarana di SMAN 6 Denpasar kurang

optimal seperti ada kaca yang pecah dan jendela tanpa kaca (lubang), juga tidak

ada kipas angin atau AC yang digunakan di ruang kelas.

SMA Negeri 2 Denpasar juga menyatakan persepsi siswa tidak nyaman

sebesar 2,86 % karena perilaku siswa kurang ramah lingkungan, seperti terdapat

dua tempat sampah untuk sampah organik dan nonorganik tapi kenyataannya

sampah dibuang tidak berdasarkan tempat sampahnya. Toilet tidak bersih

sehingga bau menyengat tersebar sampai keluar toilet. Perilaku siswa

membuang sampah sembarangan terlihat pada kolam ikan yang tidak terawat

pada lampiran 22 hal 150.

Page 94: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

71

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1. Simpulan

Tingkat kenyamanan lingkungan belajar SMA Negeri di Kota Denpasar

berdasarkan tingkat kebisingan telah melebihi baku mutu 55 dB, dengan

kebisingan tertinggi terjadi di halaman sekolah sebesar 73,0 dB, dengan

penyebab utamanya adalah kendaraan bermotor. Suhu dan kelembaban udara

tidak berpengaruh terhadap tingkat kenyamanan, karena masih memenuhi

standar. Pencahayaan ruang kelas di delapan SMAN di Kota Denpasar sangat

baik karena sudah memenuhi baku mutu.

Ketersediaan dan pengelolaan sarana dan prasarana yang sudah optimal dan

memadai memberikan dukungan yang sangat besar di semua SMAN di Kota

Denpasar. Dukungan sarana dan prasarana terlihat nyata pada SMAN 3

Denpasar.

Hampir semua siswa di delapan SMAN di Kota Denpasar menyatakan

bahwa lingkungan sekolahnya adalah nyaman, bahkan SMAN 3 Denpasar

menyatakan sangat nyaman sebesar 62,85 %.

7.2. Saran

1. Untuk mengurangi pengaruh kebisingan terhadap tingkat kenyamanan

belajar siswa, di sarankan penanaman pohon pada pagar sekolah yang

berfungsi sebagai peredam kebisingan seperti menanam pohon bambu

jakarta atau bambu kuning.

Page 95: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

72

2. Disarankan memperhatikan perawatan sarana dan prasarana sekolah

keberlanjutan berupa pengelolaan sarana dan prasarana yang memadai.

3. Pemilihan lokasi sekolah perlu memperhatikan faktor kebisingan.

Page 96: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

73

DAFTAR PUSTAKA

Anshari dan Hafi. 1982, Pengantar Ilmu Pendidikan, Usaha Nasional Surabaya.

Azizah. L.N. 2013, Lingkungan Sehat Disekolah (http://lingkungansehat-

mts3mojoroto.blogspot.com/)

Basaria T, 2005, Menciptakan Kenyamanan Thermal dalam Bangunan, Jurnal

Sistem Tehnik Industri Volume 6 No. 3 Program Studi Arsitektur

Universitas Sumatera Utara.

Bhinnety E., M. Sugiyanto, dan Pudjono M. 1994. Pengaruh Intensitas

Kebisingan terhadap Memori Jangka Pendek, Jurnal Psikologi, XXI, 1,

Juni h. 28-38.

Darajat. Z. 2008, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, cet. VII.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa

Indonesia, (Jakarta ; Balai Pustaka), h. 526.

Earthman, G. I. 2004, Prioritazion of 31 Criteria for School Building

Adequance.

Ericson D. 2013, Pengertian sekolah (http://sondyi.blogspot.com/2013/05/nilai-

estetika-pendidikan.html)

Hasbullah. 2013, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, cetakan 11 edisi revisi Jakarta:

PT Raja Grafindo persada.

Irawan F, 2012, Skripsi Perbedaan Ambang Pendengaran Sebelum dan Sesudah

Terpapar Kebisingan Pada Pekerja Teknis Lapangan Sektor Gus Turbin

PLTGU PT. PJB UP.Gresik, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Airlangga Surabaya 2012

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor ;

1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan

Kerja Perkantoran dan Industri.

Maknun J., Hananto dan Busono. 2010, Pengaruh Kebisingan Lalu Lintas

terhadap Efektifitas Proses Belajar Mengajar (Studi Kasus pada sekolah

Menengah Atas Negeri 6 Bandung, Jurnal Jurusan Pend.Teknik Arsitektur

FPTK Universitas Pendidikan Indonesia.

Martuti N K T. 2013, Peranan Tanaman terhadap Pencemaran Udara Dijalan

Protokol Kota Semarang, Jurnal Jurusan Biologi Fakultas Matematika

dan Ilmu Alam ,Universitas Negeri Semarang.

Page 97: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

74

Metawati N.,Tjahyani B dan Suhandy S. 2013, Evaluasi Pemenuhan Standar

Tingkat Kebisingan Kelas Di SMPN 23 Bandung, Jurnal Program Studi

Pendidikan Teknik Arsitektur FPTK Universitas Pendidikan Indonesia,

Bandung.

Movalino C, 2013, Analisis Kenyamanan Belajar Siswa di Ruang Laboratorium

Komputer SMKN 2 Garut Berdasarkan Standar Kenyamanan Termal

Ruang dan Persepsi Siswa, Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur (S1)

Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan

Indonesia.

Nainggolan H dan Mequrry yusfi., 2013, Rancang Bangun Sistem Kendali

temperature Dan Kelembaban Relatif Pada Ruangan Dengan

Menggunakan Motor DC Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535, Jurnal

Fisika FMIPA Universitas Andalas.

Nursanti dan Elly IS, 2013, Potensi Keanekaragaman Hayati,Iklim dan Serapan

Karbon pada Ruang Terbuka Hijau Kampus Mendalo Universitas Jambi,

Jurnal Fakultas Pertanian, Universitas Jambi, Mendalo Darat, Vol.2 No.

2 April-Juni 2013.

Pedoman Teknis Pengendalian Faktor Resiko Kesehatan Lingkungan di

Sekolah, 2004, Direktort Penyehatan Lingkungan DIRJEN PPM dan PL

DEP.KES. RI.

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor : 01 Tahun 2013

tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup

Nomor : 07 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program

Adipura.

Peraturan Gubernur Bali Nomor : 8 Tahun 2007 tentang Baku Mutu Kebisingan

Provinsi Bali.

Prawira A. P. 2011, Tingkat Pencemaran Udara Kawasan Sekolah Berdasarkan

Parameter Total Suspended Particulate (TSP) dan Kebisingan Akibat

Kendaraan yang melintas (Studi Kasus : SMP 29, SMP11 Dan SMP 19

Jakarta Selatan) Skripsi Fakultas Tehnik Universitas Indonesia.

Rahmawati E. 2014, Pengaruh Lingkungan Sekolah terhadap Motivasi Belajar

Siswa Kelas VIII3 SMP Muhammadiyah 22 Pamulang, Jurnal Fakultas

lmu Tarhiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Rangsiraksa P, 2006, Thermal Comfort in Bangkok Residential Buildings

Thailand, Architecture Program, Departement Of Architecture. King

Mongkut”s Institute Of Technology, Ladkrabang, (KMITL) Bangkok,

Page 98: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

75

Thailand.

Sasongko D.P dan Hadiyarto A. 2000, Kebisingan Lingkungan : Univ.

Diponegoro Semarang.

Shield B. M and J. E Dockrell. 2003, The Effects Of Noise On Children At

School, Division Of Building Service,Faculty Of Engineering Science

and Techology, South Bank University,London SEI OAA and

Psychology and Human Development, Institute Of Education, London

University,25 Waburn Square, London WC1H OAA(32,33).

Slameto, 2003, Belajar dan faktor – faktor yang mempengaruhinya, Jakarta

Renika Cipta.

Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) Kota Denpasar Bab IV. Tahun 2008.

Suarna. I W., C.IP., Kusuma K dan I M. Sara Wijana. 2012, Permasalahan

Kebisingan di Kota Denpasar, Jurnal Bumi Lestari Vol. 7 Tahun 2012,

hlm 4.

Sugiarta A.A.G. 2008, Dampak Kebisingan dan Kualitas Udara pada

Lingkungan Kota Denpasar, Jurnal Bumi Lestari Vol.8 2 Agustus 2008,

Hlm 162-167.

Suparwoko dan Firdaus F. 2007, Profil Pencemaran Udara Kawasan Perkotaan

Yogyakarta : Studi Kasus di Kawasan Malioboro, Kridosono, dan UGM

Yogyakarta.

Undang - Undang Republik Indonesia Nomor : 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Warastuthi M. R. 2003, Analisis Tingkat Kebisingan Akibat Mobilitas

Kendaraan Bermotor di Kabupaten Badung, Bali, Tesis Program Studi

Ilmu Lingkungan, Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar.

Widyaningrum N D dan Wahyuni S, 2014, Perfoma Penerangan Interior Ruang

Kelas Politehnik Negeri Jakarta Menuju Standar Internasional, Jurnal

Jurusan teknik Sipil Politehnik Negeri Jakarta (PNJ) Kampus Baru UI

Depok 16425.

Widyantoro B dan Mohammad R, 2011, Pemetaan Tingkat Kebisingan Akibat

Aktivitas Transportasi Dikaitkan dengan Tata Guna Lahan di Jl. Arif

Rachman Hakim Surabaya, Jurnal Jurusan Tehnik Lingkungan F TSP-

ITS.

Wilson,C.E. 1989, Noise Control, Harpes & RowPublisher, New York.

Page 99: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

76

LAMPIRAN- LAMPIRAN

Page 100: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

77

Lampiran 1 :

HASIL SURVEI

SARANA DAN PRASARANA

SMA NEGERI DI KOTA DENPASAR

Nama Sekolah : SMAN 1 Denpasar

Alamat Sekolah : Jl. Kamboja no.4 Denpasar

Tanggal Survei : 21 Januari 2015

Item Yang Dinilai Skor Indikator

Toilet / WC Hasil

1. Proporsi jumlah

WC terhadap

siswa:

Sangat baik: 1:(20-25)

Baik: 1:(26-30)

Cukup baik: 1:(31-40)

Tidak baik: 1: ≥41

Ket. Jika tidak dipisah,

gunakan proporsi wc/jamban

terhadap peserta didik

perempuan.

Missal: jumlah siswa laki-laki

100, siswa perempuan 200,

WC 10, maka perbandingan

WC dengan peserta didik

adalah 10:300 = 1:30

1. Sangat baik

2. Baik

3. Cukup baik

4. Tidak Baik

40

30

20

10

20

2. Kebersihan Toilet /

WC :

1. Sangat bersih

2. Bersih

3. Cukup bersih

4. Tidak bersih

40

30

20

10

1. tidak ada lumut dan

sarang laba-laba

2. tidak ada jentik

3. tdk ada bekas bocor lama

pd dinding & langit2

4. Tersedia alat pembersih

(sikat Wc, sikat lantai,

desinfektan)

Sangat bersih: memenuhi

semua kriteria

Bersih: Jika memenuhi tiga

kriteria

Cukup bersih: Jika memenuhi

dua kriteria

Tidak bersih: Jika memenuhi

satu kriteria

30

Jml Skor : 540

Page 101: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

78

3. Ventilasi ruang

kelas

1. Memenuhi

standar

2. Tidak memenuhi

standar

40

20

Memenuhi standar : Jika

luas ventilasi > 15% dari luas

lantai atau pakai AC dan

berfungsi

Tidak memenuhi standar :

Jika luas lubang ventilasi <

15% dari luas lantai

40

4. Tempat sampah

diToilet

1. Sangat Baik

2. Baik

3. Cukup

4. Tidak ada

40

30

20

10

Sangat Baik: Ada, kondisi

baik, dan tertutup

Baik: Ada, kondisi baik dan

terbuka

Cukup: ada, kondisi tidak

baik, rusak

Tidak ada: Tidak ada tempat

sampah

30

KANTIN SEKOLAH

5. Lokasi :

1. Sangat baik

2. Cukup baik

3. Tidak baik

40

20

10

1. Terlindung dari sumber

pencemaran: debu, asap,

bau, serangga dan tikus.

2. Tidak

berhubungan/berhadapan

langsung dengan

WC/Kamar mandi

Sangat baik : memenuhi

semua kriteria

Cukup baik: hanya memenuhi

1 kriteria

Tidak baik: Jika tidak

memenuhi criteria

20

6. Bahan makanan :

1. Baik

2. Tidak baik

30

10

1. Bahan makanan dalam

kondisi segar, tidak busuk/

tidak rusak

2. Bahan makanan kemasan

tidak kadaluwarsa, tidak

mengandung

penyedap/MSG berlebihan

dan pemanis buatan dan

terdaftar di Dinas

30

Page 102: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

79

Kesehatan atau Badan

Pengawas Obat dan

Makanan (Badan POM).

Baik: terpenuhi semua kriteria

Tidak Baik : tidak memenuhi

2 kriteria tersebut

7. Kebersihan

Kantin

1. Sangat

bersih

2. Bersih

3. Cukup bersih

4. Tidak bersih

40

30

20

10

1. Tidak ada debu,tidak ada

coretan

2. Tidak ada sarang laba-

laba

3. Tidak ada bekas bocor

lama pada dinding dan

langit-langit

4. Tidak ada sampah (kecuali

ditempat sampah)

Sangat bersih: memenuhi

semua kriteria

Bersih: Jika memenuhi 3

kriteria

Cukup bersih: Jika memenuhi

2 kriteria

Tidak bersih: Jika memenuhi

1 kriteria

30

AIR BERSIH

8. Kualitas Air Secara

Fisik

1. Baik

2. Tidak Baik

30

10

1. air tidak berwarna

2. air tidak berbau

3. air tidak berasa

Baik: memenuhi semua syarat

Tidak baik: bila salah satu

syarat atau lebih tidak

terpenuhi

30

9. Saluran

pembuangan air

limbah

1. Sangat Baik

2. Baik

3. Cukup

40

30

20

Sangat Baik: Bila dialirkan ke

sumur resapan yg tertutup

Baik: Dialirkan ke saluran

parit umum

Cukup: Dialirkan ke kolam di

lingkungan sekolah atau di

luar lingkungan sekolah

20

Page 103: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

80

4. Tidak Baik

10 Tidak Baik: Dialirkan dgn

saluran air ke sungai / badan

air

KONDISI

LINGKUNGAN

SEKOLAH

10 Lingkungan

Sekolah

1. Sangat Baik

2. Baik

3. Cukup

4. Tidak Baik

40

30

20

10

Lingkari untuk masing-

masing kriteria sesuai

kondisi di lapangan.

1. Rindang dan bersih serta

asri

2. Tidak ada genangan air di

halaman

3. Pagar pengaman sekolah

4. Tempat parkir

5. Terdapat Papan

secretariat UKS dan KTR

dihalaman sekolah yang

permanen

6. Tanaman obat keluarga

7. Tidak ditemukan jentik

Sangat Baik: memenuhi

semua kriteria

Baik: Jika memenuhi 6 kriteria

Cukup: Jika memenuhi 5

kriteria

Tidak Baik : Jika memenuhi 4

kriteria

40

SAMPAH

11 Rasio tempat

sampah dengan

jumlah kelas :

1. Sangat Baik

2. Baik

3. Cukup

4. Tidak Baik

40

30

20

10

Sangat Baik: Jika rasio

tempat sampah dengan

jumlah kelas 1 : 1

Baik: Jika rasio tempat sampah

dengan jumlah kelas 1 : 2

Cukup: Jika rasio tempat

sampah dengan jumlah kelas 1

: 3

Tidak Baik : Jika rasio tempat

sampah dengan jumlah kelas 1

: > 4

40

Page 104: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

81

12 Pengelolaan

sampah sekolah

1. Sangat Baik

2. Baik

3. Cukup

4. Tidak Baik

40

30

20

10

1. Pemilahan mulai dari

sumber (tempat sampah

terpisah untuk organik dan

anorganik)

2. Sampah dari masing-

masing ruangan/kelas

diangkut ke TPS setiap hari

3. Sampah di TPS diangkut

ke TPA maksimal 1x24 jam

4. Sampah sebelum masuk

TPS dimanfaatkan dengan

metode 3R (Reduce, Reuse,

Recycling), misalnya :

sampah organik kompos;

sampah anorganikdibuat

kerajinan/hasta karya

Sangat Baik: memenuhi

semua kriteria

Baik: Jika memenuhi 3 kriteria

Cukup:Jika memenuhi 2

kriteria

Tidak Baik : Jika memenuhi 1

kriteria

30

RUANG KELAS

13 Kondisi

1. Sangat Baik

2. Baik

3. Cukup

4. Tidak Baik

40

30

20

10

1. Dinding (tidak lembab)

2. Atap (kuat, tidak bocor)

3. Lantai (utuh/rata, tidak

retak, tidak licin)

4. Penataan (ruang gerak

leluasa)

5. Jarak papan tulis dengan

murid terdepan > 2,5m)

Sangat Baik : memenuhi

semua kriteria

Baik : Jika memenuhi empat

kriteria

Cukup: Jika memenuhi tiga

kriteria

Tidak Baik: Jika memenuhi

dua kriteria

30

Page 105: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

82

14 Kepadatan ruang

kelas

1. Memenuhi

standar

2. Tidak

memenuhi

standar

40

20

Memenuhi standar : Jika

setiap murid mendapat ruang

kelas ≥ 1,75 m2 permurid.

Tidak memenuhi standar :

Jika setiap murid mendapat

ruang kelas < 1,75 m2

permurid

20

15 Kebersihan

1. Sangat

Bersih

2. Bersih

3. Cukup

4. Tidak Baik

40

30

20

10

1. Tidak ada debu, tidak ada

coretan

2. Tidak ada sarang laba-

laba

3. Tidak ada bekas bocor

lama pada dinding dan

langit-langit

4. Tidak ada sampah (kecuali

ditempat sampah)

Sangat Bersih : memenuhi

semua kriteria

Bersih : Jika memenuhi tiga

kriteria

Cukup: Jika memenuhi dua

kriteria

Tidak Bersih: Jika memenuhi

satu kriteria

30

16 Pencahayaan 1. Memenuhi

Baku Mutu

2. Tidak

Memenuhi

Baku Mutu

40

20

Memenuhi Baku Mutu :

Pencahayaan 100 Lux

Tidak memenuhi Baku Mutu

: Pencahayaan di bawah atau

diatas 100 Lux

40

17 Kelembaban

Udara

1. Memenuhi

Baku Mutu

2. Tidak

Memenuhi

Baku Mutu

40

20

Memenuhi Baku Mutu :

Kelembaban 40 – 60 %

Tidak memenuhi Baku Mutu :

Kelembaban di bawah atau

diatas 40 – 60 %

20

Page 106: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

83

18 Suhu Udara

1. Memenuhi

Baku Mutu

2. Tidak

Memenuhi

Baku Mutu

40

20

Memenuhi Baku Mutu :

Suhu 18- 28 0C

Tidak memenuhi Baku Mutu :

Suhu di bawah atau diatas

18- 28 0C

20

RUANG

TERBUKA

HIJAU

19 Kerapatan Pohon

Peneduh :

1. Sangat Baik

2. Baik

3. Cukup

4. Tidak Baik

40

30

20

0

Sangat Baik : Pohon peneduh

ada di seluruh lokasi.

Baik : Pohon peneduh ada di

tiga perempat Lokasi

(+ 75 % ).

Cukup : Pohon peneduh ada

di setengah Lokasi

(+ 50 % ).

Tidak Baik : Pohon peneduh

ada di seperempat

( < 25 % ) lokasi.

20

Keterangan : Huruf yang tercetak tebal dan miring adalah hasil survei.

Sumber :

1. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI

Nomor 01 Tahun 2013, tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri

Negara Lingkungan Hidup Nomor : 07 Tahun 2011 tentang Pedoman

Pelaksanaan Program Adipura.

2. Pedoman Teknis Pengendalian Faktor

Resiko Kesehatan Lingkungan di Sekolah (Departemen Kementerian

Kesehatan RI) tahun 2004.

3. Kepmenkes No.1405/Menkes/SK/XI/2002

tanggal 19 Nopember 2002, lampiran 1 Persyaratan dan Tata Cara

Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran.

Page 107: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

84

Lampiran 2 :

HASIL SURVEI

SARANA DAN PRASARANA

SMA NEGERI DI KOTA DENPASAR

Nama Sekolah : SMAN 2 Denpasar

Alamat Sekolah : Jl. Jenderal Sudirman Denpasar

Tanggal Survei : 20 Januari 2015

Item Yang Dinilai Skor Indikator

Toilet / WC Hasil

1. Proporsi jumlah

WC terhadap

siswa :

Sangat baik: 1:(20-25)

Baik: 1:(26-30)

Cukup baik: 1:(31-40)

Tidak baik: 1: ≥41

Ket. Jika tidak dipisah,

gunakan proporsi wc/jamban

terhadap peserta didik

perempuan.

Missal: jumlah siswa laki-laki

100, siswa perempuan 200,

WC 10, maka perbandingan

WC dengan peserta didik

adalah 10:300 = 1:30

1. Sangat baik

2. Baik

3.Cukup baik

4 Tidak Baik

40

30

20

10

10

2. Kebersihan Toilet /

WC :

1. Sangat bersih

2.Bersih

3.Cukup bersih

4. Tidak bersih

40

30

20

10

1. tidak ada lumut dan sarang

laba-laba

2. tidak ada jentik

3. tdk ada bekas bocor lama

pd dinding & langit2

4. Tersedia alat pembersih

(sikat Wc, sikat lantai,

desinfektan)

Sangat bersih: memenuhi

semua kriteria

Bersih: Jika memenuhi tiga

kriteria

Cukup bersih: Jika memenuhi

dua kriteria

Tidak bersih: Jika memenuhi

satu kriteria

10

Jml Skor : 480

Page 108: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

85

3. Ventilasi ruang

kelas

1. Memenuhi

standar

2. Tidak memenuhi

standar

40

20

Memenuhi standar : Jika luas

ventilasi > 15% dari luas

lantai atau pakai AC dan

berfungsi

Tidak memenuhi standar :

Jika luas lubang ventilasi <

15% dari luas lantai

40

4. Tempat sampah

diToilet

1.Sangat Baik

2.Baik

3.Cukup

4.Tidak ada

40

30

20

10

Sangat Baik: Ada, kondisi

baik, dan tertutup

Baik: Ada, kondisi baik dan

terbuka

Cukup: ada, kondisi tidak

baik, rusak

Tidak ada: Tidak ada tempat

sampah

10

KANTIN SEKOLAH

5. Lokasi :

1. Sangat baik

2. Cukup baik

3. Tidak baik

40

20

10

1. Terlindung dari sumber

pencemaran: debu, asap,

bau, serangga dan tikus.

2. Tidak

berhubungan/berhadapan

langsung dengan

WC/Kamar mandi

Sangat baik : memenuhi

semua kriteria

Cukup baik: hanya memenuhi

1 kriteria

Tidak baik: Jika tidak

memenuhi criteria

20

6. Bahan makanan :

1. Baik

2. Tidak baik

30

10

1. Bahan makanan dalam

kondisi segar, tidak

busuk/ tidak rusak

2. Bahan makanan

kemasan tidak

kadaluwarsa, tidak

mengandung

penyedap/MSG

berlebihan dan pemanis

buatan dan terdaftar di

Dinas Kesehatan atau

30

Page 109: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

86

Badan Pengawas Obat

dan Makanan (Badan

POM).

Baik: terpenuhi semua kriteria

Tidak Baik : tidak memenuhi

2 kriteria tersebut

7. Kebersihan

Kantin

1. Sangat

bersih

2.Bersih

3.Cukup bersih

4. Tidak bersih

40

30

20

10

1. Tidak ada debu,tidak ada

coretan

2. Tidak ada sarang laba-laba

3. Tidak ada bekas bocor lama

pada dinding dan langit-

langit

4. Tidak ada sampah (kecuali

ditempat sampah)

Sangat bersih: memenuhi

semua kriteria

Bersih: Jika memenuhi 3

kriteria

Cukup bersih: Jika memenuhi

2 kriteria

Tidak bersih: Jika memenuhi

1 kriteria

20

AIR BERSIH

8. Kualitas Air Secara

Fisik

1.Baik

2. Tidak Baik

30

10

1. air tidak berwarna

2. air tidak berbau

3. air tidak berasa

Baik: memenuhi semua syarat

Tidak baik: bila salah satu

syarat atau lebih tidak

terpenuhi

30

9. Saluran

pembuangan air

limbah

1. Sangat Baik

2. Baik

3. Cukup

40

30

20

Sangat Baik: Bila dialirkan ke

sumur resapan yg tertutup

Baik: Dialirkan ke saluran

parit umum

Cukup: Dialirkan ke kolam di

lingkungan sekolah atau di

luar lingkungan sekolah

Tidak Baik: Dialirkan dgn

saluran air ke sungai / badan

20

Page 110: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

87

4. Tidak Baik

10 air

KONDISI

LINGKUNGAN

SEKOLAH

10 Lingkungan

Sekolah

1. Sangat Baik

2. Baik

3. Cukup

4. Tidak Baik

40

30

20

10

Lingkari untuk masing-

masing kriteria sesuai

kondisi di lapangan.

1. Rindang dan bersih serta

asri

2. Tidak ada genangan air di

halaman

2. Pagar pengaman sekolah

Tempat parkir

3. Terdapat Papan

secretariat UKS dan KTR

dihalaman sekolah yang

permanen

4. Tanaman obat keluarga

5. Tidak ditemukan jentik

Sangat Baik: memenuhi

semua kriteria

Baik: Jika memenuhi 5 kriteria

Cukup: Jika memenuhi 4

kriteria

Tidak Baik: Jika memenuhi 3

kriteria

20

SAMPAH

11 Rasio tempat

sampah dengan

jumlah kelas :

1. Sangat Baik

2. Baik

3. Cukup

4. Tidak Baik

40

30

20

10

Sangat Baik: Jika rasio

tempat sampah dengan

jumlah kelas 1 : 1

Baik: Jika rasio tempat sampah

dengan jumlah kelas 1 : 2

Cukup: Jika rasio tempat

sampah dengan jumlah kelas 1

: 3

Tidak Baik : Jika rasio tempat

sampah dengan jumlah kelas 1

: > 4

40

Page 111: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

88

12 Pengelolaan

sampah sekolah

1. Sangat Baik

2. Baik

4. Cukup

4. Tidak Baik

40

30

20

10

1. Pemilahan mulai dari

sumber (tempat sampah

terpisah untuk organik dan

anorganik)

2. Sampah dari masing-

masing ruangan/kelas

diangkut ke TPS setiap

hari

3. Sampah di TPS diangkut

ke TPA maksimal 1x24

jam

4. Sampah sebelum masuk

TPS dimanfaatkan dengan

metode 3R (Reduce,

Reuse, Recycling),

misalnya : sampah organik

kompos; sampah

anorganikdibuat

kerajinan/hasta karya

Sangat Baik: memenuhi

semua kriteria

Baik: Jika memenuhi 3 kriteria

Cukup:Jika memenuhi 2

kriteria

Tidak Baik: Jika memenuhi 1

kriteria

20

RUANG KELAS

13 Kondisi

1. Sangat Baik

2. Baik

3.Cukup

5. Tidak Baik

40

30

20

10

1. Dinding (tidak lembab)

2. Atap (kuat, tidak bocor)

3. Lantai (utuh/rata, tidak

retak, tidak licin)

4. Penataan (ruang gerak

leluasa)

5. Jarak papan tulis dengan

murid terdepan > 2,5m)

Sangat Baik: memenuhi

semua kriteria

Baik : Jika memenuhi empat

kriteria

Cukup: Jika memenuhi tiga

kriteria

Tidak Baik: Jika memenuhi

dua kriteria

30

Page 112: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

89

14 Kepadatan ruang

kelas

1.Memenuhi

standar

2.Tidak

memenuhi

standar

40

20

Memenuhi standar : Jika

setiap murid mendapat ruang

kelas ≥ 1,75 m2 permurid.

Tidak memenuhi standar :

Jika setiap murid mendapat

ruang kelas < 1,75 m2

permurid

40

15 Kebersihan

1. Sangat Bersih

6. Bersih

7. Cukup

8. Tidak Bersih

40

30

20

10

1. Tidak ada debu, tidak ada

coretan

2. Tidak ada sarang laba-laba

3. Tidak ada bekas bocor lama

pada dinding dan langit-

langit

4. Tidak ada sampah (kecuali

ditempat sampah)

Sangat Bersih : memenuhi

semua kriteria

Bersih : Jika memenuhi tiga

kriteria

Cukup: Jika memenuhi dua

kriteria

Tidak Bersih: Jika memenuhi

satu kriteria

30

16 Pencahayaan 1.Memenuhi Baku

Mutu

2.Tidak memenuhi

Baku Mutu

40

20

Memenuhi Baku Mutu :

Pencahayaan 100 Lux

Tidak memenuhi Baku Mutu

: Pencahayaan di bawah atau

diatas 100 Lux

40

17 Kelembaban

Udara

3. Memenuhi

Baku Mutu

4. Tidak

Memenuhi

Baku Mutu

40

20

Memenuhi Baku Mutu :

Kelembaban 40 – 60 %

Tidak memenuhi Baku Mutu :

Kelembaban di bawah atau

diatas 40 – 60 %

20

Page 113: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

90

18 Suhu Udara

1. Memenuhi Baku

Mutu

2.Tidak Memenuhi

Baku Mutu

40

20

Memenuhi Baku Mutu :

Suhu 18- 28 0C

Tidak memenuhi Baku Mutu

: Suhu di bawah atau diatas

18- 28 0C

40

RUANG

TERBUKA

HIJAU

19 Kerapatan Pohon

Peneduh :

1. Sangat Baik

2. Baik

3. Cukup

4. Tidak Baik

40

30

20

10

Sangat Baik : Pohon peneduh

ada di seluruh lokasi.

Baik : Pohon peneduh ada di

tiga perempat Lokasi

(+ 75 % ).

Cukup : Pohon peneduh ada

di setengah Lokasi (+

50 % ).

Tidak Baik: Pohon peneduh

ada di seperempat

( < 25 % ) lokasi.

10

Keterangan : Huruf yang tercetak tebal dan miring adalah hasil survei.

Sumber :

1. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 01 Tahun 2013, tentang

Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 07

Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adipura.

2. Pedoman Teknis Pengendalian Faktor Resiko Kesehatan Lingkungan di

Sekolah (Departemen Kementerian Kesehatan RI) tahun 2004.

3. Kepmenkes No.1405/Menkes/SK/XI/2002 tanggal 19 Nopember 2002,

lampiran 1 Persyaratan dan Tata Cara Penyelenggaraan Kesehatan

Lingkungan Kerja Perkantoran.

Page 114: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

91

Lampiran 3 :

HASIL SURVEI

SARANA DAN PRASARANA

SMA NEGERI DI KOTA DENPASAR

Nama Sekolah : SMAN 3 Denpasar

Alamat Sekolah : Jl. Nusa Indah No. 20X Denpasar

Tanggal Survei : 3 Maret 2015

Item Yang Dinilai Skor Indikator

Toilet / WC Hasil

1. Proporsi jumlah

WC terhadap

siswa :

Sangat baik: 1:(20-25)

Baik: 1:(26-30)

Cukup baik: 1:(31-40)

Tidak baik: 1: ≥41

Ket. Jika tidak dipisah,

gunakan proporsi wc/jamban

terhadap peserta didik

perempuan.

Missal: jumlah siswa laki-laki

100, siswa perempuan 200,

WC 10, maka perbandingan

WC dengan peserta didik

adalah 10:300 = 1:30

1. Sangat

baik

2. Baik

3. Cukup

baik

4. Tidak

Baik

5. 40

30

20

10

20

2. Kebersihan Toilet /

WC :

1. Sangat bersih

2. Bersih

3. Cukup bersih

4. Tidak bersih

40

30

20

10

1. tidak ada lumut dan

sarang laba-laba

2. tidak ada jentik

3. tdk ada bekas bocor lama

pd dinding & langit2

4. Tersedia alat pembersih

(sikat Wc, sikat lantai,

desinfektan)

Sangat bersih: memenuhi

semua kriteria

Bersih: Jika memenuhi tiga

kriteria

Cukup bersih: Jika memenuhi

dua kriteria

Tidak bersih: Jika memenuhi

satu kriteria

30

Jml Skor : 630

Page 115: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

92

3. Ventilasi ruang

kelas

1. Memenuhi

standar

2. Tidak

memenuhi

standar

40

20

Memenuhi standar : Jika luas

ventilasi > 15% dari luas

lantai atau pakai AC dan

berfungsi

Tidak memenuhi standar :

Jika luas lubang ventilasi <

15% dari luas lantai

40

4. Tempat sampah

diToilet

1. Sangat Baik

2. Baik

3. Cukup

4. Tidak ada

40

30

20

10

Sangat Baik: Ada, kondisi

baik, dan tertutup

Baik: Ada, kondisi baik dan

terbuka

Cukup: ada, kondisi tidak

baik, rusak

Tidak ada: Tidak ada tempat

sampah

40

KANTIN SEKOLAH

5. Lokasi :

1. Sangat baik

2. Cukup baik

3. Tidak baik

40

20

10

1. Terlindung dari sumber

pencemaran: debu, asap,

bau, serangga dan tikus.

2. Tidak

berhubungan/berhadapan

langsung dengan

WC/Kamar mandi

Sangat baik : memenuhi

semua kriteria

Cukup baik: hanya memenuhi

1 kriteria

Tidak baik: Jika tidak

memenuhi criteria

40

6. Bahan makanan :

1. Baik

2. Tidak baik

30

10

1. Bahan makanan dalam

kondisi segar, tidak

busuk/ tidak rusak

2. Bahan makanan kemasan

tidak kadaluwarsa, tidak

mengandung

penyedap/MSG berlebihan

dan pemanis buatan dan

terdaftar di Dinas

Kesehatan atau Badan

30

Page 116: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

93

Pengawas Obat dan

Makanan (Badan POM).

Baik: terpenuhi semua kriteria

Tidak Baik : tidak memenuhi

2 kriteria tersebut

7. Kebersihan

Kantin

1. Sangat

bersih

2. Bersih

3. Cukup

bersih

4. Tidak

bersih

40

30

20

10

1. Tidak ada debu,tidak ada

coretan

2. Tidak ada sarang laba-laba

3. Tidak ada bekas bocor lama

pada dinding dan langit-

langit

4. Tidak ada sampah (kecuali

ditempat sampah)

Sangat bersih: memenuhi

semua kriteria

Bersih: Jika memenuhi 3

kriteria

Cukup bersih: Jika memenuhi

2 kriteria

Tidak bersih: Jika memenuhi

1 kriteria

30

AIR BERSIH

8. Kualitas Air Secara

Fisik

1. Baik

2. Tidak Baik

30

10

1. air tidak berwarna

2. air tidak berbau

3. air tidak berasa

Baik: memenuhi semua syarat

Tidak baik: bila salah satu

syarat atau lebih tidak

terpenuhi

30

9. Saluran

pembuangan air

limbah

1. Sangat Baik

2. Baik

3. Cukup

4. Tidak Baik

40

30

20

10

Sangat Baik: Bila dialirkan ke

sumur resapan yg tertutup

Baik: Dialirkan ke saluran

parit umum

Cukup: Dialirkan ke kolam di

lingkungan sekolah atau di

luar lingkungan sekolah

Tidak Baik: Dialirkan dgn

saluran air ke sungai / badan

air

20

Page 117: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

94

KONDISI

LINGKUNGAN

SEKOLAH

10 Lingkungan

Sekolah

1. Sangat Baik

2. Baik

3. Cukup

4. Tidak Baik

40

30

20

0

Lingkari untuk masing-

masing kriteria sesuai

kondisi di lapangan.

1. Rindang dan bersih serta

asri

2. Tidak ada genangan air di

halaman

3. Pagar pengaman sekolah

4. Tempat parkir

5. Terdapat Papan

secretariat UKS dan KTR

dihalaman sekolah yang

permanen

6. Tanaman obat keluarga

7. Tidak ditemukan jentik

Sangat Baik: memenuhi

semua kriteria

Baik: Jika memenuhi 6 kriteria

Cukup: Jika memenuhi 5

kriteria

Tidak Baik : Jika memenuhi 2

kriteria

40

SAMPAH

11 Rasio tempat

sampah dengan

jumlah kelas :

1. Sangat Baik

2. Baik

3. Cukup

4. Tidak Baik

40

30

20

10

Sangat Baik: Jika rasio

tempat sampah dengan

jumlah kelas 1 : 1

Baik: Jika rasio tempat sampah

dengan jumlah kelas 1 : 2

Cukup: Jika rasio tempat

sampah dengan jumlah kelas 1

: 3

Tidak Baik : Jika rasio tempat

sampah dengan jumlah kelas 1

: > 4

40

Page 118: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

95

12 Pengelolaan

sampah sekolah

1. Sangat Baik

2. Baik

3. Cukup

4. Tidak Baik

40

30

20

10

1. Pemilahan mulai dari

sumber (tempat sampah

terpisah untuk organik dan

anorganik)

2. Sampah dari masing-

masing ruangan/kelas

diangkut ke TPS setiap hari

3. Sampah di TPS diangkut ke

TPA maksimal 1x24 jam

4. Sampah sebelum masuk

TPS dimanfaatkan dengan

metode 3R (Reduce, Reuse,

Recycling), misalnya :

sampah organik

kompos; sampah

anorganikdibuat

kerajinan/hasta karya

Sangat Baik: memenuhi

semua kriteria

Baik: Jika memenuhi 3 kriteria

Cukup:Jika memenuhi 2

kriteria

Tidak baik : Jika memenuhi 1

kriteria

40

RUANG KELAS

13 Kondisi

1. Sangat Baik

2. Baik

3. Cukup

4. Tidak Baik

40

30

20

10

1. Dinding (tidak lembab)

2. Atap (kuat, tidak bocor)

3. Lantai (utuh/rata, tidak

retak, tidak licin)

4. Penataan (ruang gerak

leluasa)

9. Jarak papan tulis dengan

murid terdepan > 2,5m)

Sangat Baik: memenuhi

semua kriteria

Baik : Jika memenuhi tiga

kriteria

Cukup: Jika memenuhi dua

kriteria

Tidak Baik: Jika memenuhi

satu kriteria

40

Page 119: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

96

14 Kepadatan ruang

kelas

1. Memenuhi

standar

2. Tidak

memenuhi

standar

40

20

Memenuhi standar : Jika

setiap murid mendapat ruang

kelas ≥ 1,75 m2 permurid.

Tidak memenuhi standar :

Jika setiap murid mendapat

ruang kelas < 1,75 m2

permurid

20

15 Kebersihan

1. Sangat Bersih

2.Bersih

3.Cukup

4.Tidak Bersih

40

30

20

10

1. Tidak ada debu, tidak ada

coretan

2. Tidak ada sarang laba-

laba

3. Tidak ada bekas bocor

lama pada dinding dan

langit-langit

4. Tidak ada sampah (kecuali

ditempat sampah)

Sangat Bersih : memenuhi

semua kriteria

Bersih : Jika memenuhi tiga

kriteria

Cukup: Jika memenuhi dua

kriteria

Tidak Bersih: Jika memenuhi

satu kriteria

30

16 Pencahayaan 1. Memenuhi

Baku Mutu

2. Tidak

Memenuhi

Baku Mutu

40

20

Memenuhi Baku Mutu :

Pencahayaan 100 Lux

Tidak memenuhi Baku Mutu

: Pencahayaan di bawah atau

diatas 100 Lux

40

17 Kelembaban

Udara

1. Memenuhi

Baku Mutu

2. Tidak

Memenuhi

Baku Mutu

40

20

Memenuhi Baku Mutu :

Kelembaban 40 – 60 %

Tidak memenuhi Baku Mutu :

Kelembaban di bawah atau

diatas 40 – 60 %

20

Page 120: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

97

18 Suhu Udara

1. Memenuhi

Baku Mutu

2. Tidak

Memenuhi

Baku Mutu

40

20

Memenuhi Baku Mutu :

Suhu 18- 28 0C

Tidak memenuhi Baku Mutu

: Suhu di bawah atau diatas

18- 28 0C

40

RUANG

TERBUKA

HIJAU

19 Kerapatan Pohon

Peneduh :

1. Sangat Baik

2. Baik

3. Cukup

4. Tidak Baik

40

30

20

10

Sangat Baik: Pohon peneduh

ada di seluruh lokasi.

Baik : Pohon peneduh ada di

tiga perempat Lokasi

(+ 75 % ).

Cukup : Pohon peneduh ada

di setengah Lokasi (+

50 % ).

Tidak Baik : Pohon peneduh

ada di seperempat

( < 25 % ) lokasi.

40

Keterangan : Huruf yang tercetak tebal dan miring adalah hasil survei.

Sumber :

1. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 01 Tahun 2013, tentang

Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 07

Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adipura.

2. Pedoman Teknis Pengendalian Faktor Resiko Kesehatan Lingkungan di

Sekolah (Departemen Kementerian Kesehatan RI) tahun 2004.

3. Kepmenkes No.1405/Menkes/SK/XI/2002 tanggal 19 Nopember 2002,

lampiran 1 Persyaratan dan Tata Cara Penyelenggaraan Kesehatan

Lingkungan Kerja Perkantoran.

Page 121: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

98

Lampiran 4 :

HASIL SURVEI

SARANA DAN PRASARANA

SMA NEGERI DI KOTA DENPASAR

Nama Sekolah : SMAN 4 Denpasar

Alamat Sekolah : Jl. Gn. Rinjani Perumnas monang-

maning Denpasar

Tanggal Survei : 3 Maret 2015

Item Yang Dinilai Skor Indikator

Toilet / WC Hasil

1. Proporsi jumlah

WC terhadap

siswa :

Sangat baik: 1:(20-25)

Baik: 1:(26-30)

Cukup baik: 1:(31-40)

Tidak baik: 1: ≥41

Ket. Jika tidak dipisah,

gunakan proporsi wc/jamban

terhadap peserta didik

perempuan.

Missal: jumlah siswa laki-laki

100, siswa perempuan 200,

WC 10, maka perbandingan

WC dengan peserta didik

adalah 10:300 = 1:30

1. Sangat

baik

2. Baik

3. Cukup

baik

4. Tidak

Baik

40

30

20

10

10

2. Kebersihan Toilet /

WC :

1. Sangat bersih

2. Bersih

3. Cukup bersih

4. Tidak bersih

40

30

20

10

1. tidak ada lumut dan sarang

laba-laba

2. tidak ada jentik

3. tdk ada bekas bocor lama pd

dinding & langit2

4. Tersedia alat pembersih

(sikat Wc, sikat lantai,

desinfektan)

Sangat bersih: memenuhi

semua kriteria

Bersih: Jika memenuhi tiga

kriteria

Cukup bersih: Jika memenuhi

dua kriteria

20

Jml Skor : 590

Page 122: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

99

Tidak bersih: Jika memenuhi

satu kriteria

3. Ventilasi ruang

kelas

1. Memenuhi

standar

2. Tidak

memenuhi

standar

40

20

Memenuhi standar : Jika luas

ventilasi > 15% dari luas

lantai atau pakai AC dan

berfungsi

Tidak memenuhi standar :

Jika luas lubang ventilasi <

15% dari luas lantai

40

4. Tempat sampah

diToilet

1. Sangat Baik

2. Baik

3. Cukup

4. Tidak ada

40

30

20

10

Sangat Baik: Ada, kondisi

baik, dan tertutup

Baik: Ada, kondisi baik dan

terbuka

Cukup: ada, kondisi tidak

baik, rusak

Tidak ada: Tidak ada tempat

sampah

30

KANTIN SEKOLAH

5. Lokasi :

1. Sangat baik

2. Cukup baik

3. Tidak baik

40

20

10

1. Terlindung dari sumber

pencemaran: debu, asap,

bau, serangga dan tikus.

2. Tidak

berhubungan/berhadapan

langsung dengan

WC/Kamar mandi

Sangat baik : memenuhi

semua kriteria

Cukup baik: hanya memenuhi

1 kriteria

Tidak baik: Jika tidak

memenuhi criteria

40

6. Bahan makanan :

1. Baik

2. Tidak baik

30

10

1. Bahan makanan dalam

kondisi segar, tidak

busuk/ tidak rusak

2. Bahan makanan kemasan

tidak kadaluwarsa, tidak

mengandung

penyedap/MSG berlebihan

dan pemanis buatan dan

terdaftar di Dinas

30

Page 123: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

100

Kesehatan atau Badan

Pengawas Obat dan

Makanan (Badan POM). Baik: terpenuhi semua kriteria

Tidak Baik : tidak memenuhi

2 kriteria tersebut

7. Kebersihan

Kantin

1. Sangat

bersih

2. Bersih

3. Cukup

bersih

4. Tidak

bersih

40

30

20

10

1. Tidak ada debu,tidak ada

coretan

2. Tidak ada sarang laba-

laba

3. Tidak ada bekas bocor

lama pada dinding dan

langit-langit

4. Tidak ada sampah

(kecuali ditempat sampah)

Sangat bersih: memenuhi

semua kriteria

Bersih: Jika memenuhi 3

kriteria

Cukup bersih: Jika memenuhi

2 kriteria

Tidak bersih: Jika memenuhi

1 kriteria

40

AIR BERSIH

8. Kualitas Air Secara

Fisik

1. Baik

2. Tidak Baik

30

10

1. air tidak berwarna

2. air tidak berbau

3. air tidak berasa

Baik: memenuhi semua syarat

Tidak baik: bila salah satu

syarat atau lebih tidak

terpenuhi

30

9. Saluran

pembuangan air

limbah

1. Sangat Baik

2. Baik

3. Cukup

4. Tidak Baik

40

30

20

10

Sangat Baik: Bila dialirkan ke

sumur resapan yg tertutup

Baik: Dialirkan ke saluran

parit umum

Cukup: Dialirkan ke kolam di

lingkungan sekolah atau di

luar lingkungan sekolah

Tidak Baik: Dialirkan dgn

saluran air ke sungai / badan air

20

Page 124: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

101

KONDISI

LINGKUNGAN

SEKOLAH

10 Lingkungan

Sekolah

1. Sangat Baik

2. Baik

3. Cukup

4. Tidak Baik

40

30

20

10

Lingkari untuk masing-

masing kriteria sesuai

kondisi di lapangan.

1. Rindang dan bersih serta

asri

2. Tidak ada genangan air di

halaman

3. Pagar pengaman sekolah

4. Tempat parkir

5. Terdapat Papan

secretariat UKS dan KTR

dihalaman sekolah yang

permanen

6. Tanaman obat keluarga

7. Tidak ditemukan jentik

Sangat Baik: memenuhi

semua kriteria

Baik: Jika memenuhi 6 kriteria

Cukup: Jika memenuhi 5

kriteria

Tidak Baik : Jika memenuhi 2

kriteria

30

SAMPAH

11 Rasio tempat

sampah dengan

jumlah kelas :

1. Sangat Baik

2. Baik

3. Cukup

4. Tidak Baik

40

30

20

10

Sangat Baik: Jika rasio

tempat sampah dengan

jumlah kelas 1 : 1

Baik: Jika rasio tempat sampah

dengan jumlah kelas 1 : 2

Cukup: Jika rasio tempat

sampah dengan jumlah kelas 1

: 3

Tidak Baik : Jika rasio tempat

sampah dengan jumlah kelas 1

: > 4

40

Page 125: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

102

12 Pengelolaan

sampah sekolah

1. Sangat Baik

2. Baik

3. Cukup

4. Tidak Baik

40

30

20

10

1. Pemilahan mulai dari

sumber (tempat sampah

terpisah untuk organik

dan anorganik)

2. Sampah dari masing-

masing ruangan/kelas

diangkut ke TPS setiap

hari

3. Sampah di TPS diangkut

ke TPA maksimal 1x24

jam

4. Sampah sebelum masuk

TPS dimanfaatkan

dengan metode 3R

(Reduce, Reuse,

Recycling), misalnya :

sampah organik

kompos; sampah

anorganikdibuat

kerajinan/hasta karya Sangat Baik: memenuhi

semua kriteria

Baik: Jika memenuhi 3 kriteria

Cukup:Jika memenuhi 2

kriteria

Tidak Baik : Jika memenuhi 1

40

RUANG KELAS

13 Kondisi

1. Sangat Baik

2. Baik

3. Cukup

4. Tidak Baik

40

30

20

10

10. Dinding (tidak lembab)

11. Atap (kuat, tidak

bocor)

12. Lantai (utuh/rata,

tidak retak, tidak licin)

13. Penataan (ruang gerak

leluasa)

14. Jarak papan tulis

dengan murid terdepan >

2,5m)

Sangat Baik : memenuhi

semua kriteria

Baik : Jika memenuhi empat

kriteria

Cukup: Jika memenuhi tiga

kriteria

Tidak Baik: Jika memenuhi

dua kriteria

30

Page 126: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

103

14 Kepadatan ruang

kelas

1. Memenuhi

standar

2. Tidak

memenuhi

standar

40

20

Memenuhi standar : Jika

setiap murid mendapat ruang

kelas ≥ 1,75 m2 permurid.

Tidak memenuhi standar :

Jika setiap murid mendapat

ruang kelas < 1,75 m2

permurid

40

15 Kebersihan

1. Sangat

Bersih

2. Bersih

3. Cukup

4. Tidak Bersih

40

30

20

10

1. Tidak ada debu, tidak ada

coretan

2. Tidak ada sarang laba-

laba

3. Tidak ada bekas bocor

lama pada dinding dan

langit-langit

4. Tidak ada sampah (kecuali

ditempat sampah)

Sangat Bersih : memenuhi

semua kriteria

Bersih : Jika memenuhi tiga

kriteria

Cukup: Jika memenuhi dua

kriteria

Tidak Bersih: Jika memenuhi

satu kriteria

30

16 Pencahayaan 1. Memenuhi

Baku Mutu

2. Tidak

Memenuhi

Baku Mutu

40

20

Memenuhi Baku Mutu :

Pencahayaan 100 Lux

Tidak memenuhi Baku Mutu :

Pencahayaan di bawah atau

diatas 100 Lux

40

17 Kelembaban

Udara

1. Memenuhi

Baku Mutu

2. Tidak

Memenuhi

Baku Mutu

40

20

Memenuhi Baku Mutu :

Kelembaban 40 – 60 %

Tidak memenuhi Baku Mutu :

Kelembaban di bawah atau

diatas 40 – 60 %

20

Page 127: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

104

18 Suhu Udara

1. Memenuhi

Baku Mutu

2. Tidak

Memenuhi

Baku Mutu

40

20

Memenuhi Baku Mutu :

Suhu 18- 28 0C

Tidak memenuhi Baku

Mutu :

Suhu di bawah atau diatas 18-

28 0C

40

RUANG

TERBUKA

HIJAU

19 Kerapatan Pohon

Peneduh :

1. Sangat Baik

2. Baik

3. Cukup

4. Tidak Baik

40

30

20

10

Sangat Baik : Pohon peneduh

ada di seluruh lokasi.

Baik : Pohon peneduh ada di

tiga perempat Lokasi

(+ 75 % ).

Cukup : Pohon peneduh ada

di setengah Lokasi

(+ 50 % ).

Tidak Baik: Pohon peneduh

ada di seperempat

( < 25 % ) lokasi.

20

Keterangan : Huruf yang tercetak tebal dan miring adalah hasil survei.

Sumber :

1. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 01 Tahun 2013, tentang

Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 07

Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adipura.

2. Pedoman Teknis Pengendalian Faktor Resiko Kesehatan Lingkungan di

Sekolah (Departemen Kementerian Kesehatan RI) tahun 2004.

3. Kepmenkes No.1405/Menkes/SK/XI/2002 tanggal 19 Nopember 2002,

lampiran 1 Persyaratan dan Tata Cara Penyelenggaraan Kesehatan

Lingkungan Kerja Perkantoran.

Page 128: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

105

Lampiran 5 :

HASIL SURVEI

SARANA DAN PRASARANA

SMA NEGERI DI KOTA DENPASAR

Nama Sekolah : SMAN 5 Denpasar

Alamat Sekolah : Jl. Sanitasi Denpasar

Tanggal Survei : 6 Maret 2015

Item Yang Dinilai Skor Indikator

Toilet / WC Hasil

1. Proporsi jumlah

WC terhadap

siswa :

Sangat baik: 1:(20-25)

Baik: 1:(26-30)

Cukup baik: 1:(31-40)

Tidak baik: 1: ≥41

Ket. Jika tidak dipisah,

gunakan proporsi wc/jamban

terhadap peserta didik

perempuan.

Missal: jumlah siswa laki-laki

100, siswa perempuan 200,

WC 10, maka perbandingan

WC dengan peserta didik

adalah 10:300 = 1:30

1. Sangat

baik

2. Baik

3. Cukup

baik

4. Tidak

Baik

40

30

20

10

10

2. Kebersihan Toilet /

WC :

1. Sangat bersih

2. Bersih

3. Cukup bersih

4. 4. Tidak bersih

40

30

20

10

1. tidak ada lumut dan sarang

laba-laba

2. tidak ada jentik

3. tdk ada bekas bocor lama

pd dinding & langit2

4. Tersedia alat pembersih

(sikat Wc, sikat lantai,

desinfektan)

Sangat bersih: memenuhi

semua kriteria

Bersih: Jika memenuhi tiga

kriteria

Cukup bersih: Jika memenuhi

dua kriteria

Tidak bersih: Jika memenuhi

satu kriteria

20

Jml Skor : 540

Page 129: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

106

3. Ventilasi ruang

kelas

1. Memenuhi

standar

2. Tidak

memenuhi

standar

40

20

Memenuhi standar : Jika luas

ventilasi > 15% dari luas

lantai atau pakai AC dan

berfungsi

Tidak memenuhi standar :

Jika luas lubang ventilasi <

15% dari luas lantai

40

4. Tempat sampah

diToilet

1. Sangat Baik

2. Baik

3. cukup

4. Tidak ada

40

30

20

10

Sangat Baik: Ada, kondisi

baik, dan tertutup

Baik: Ada, kondisi baik dan

terbuka

Cukup: ada, kondisi tidak

baik, rusak

Tidak ada: Tidak ada tempat

sampah

20

KANTIN SEKOLAH

5. Lokasi :

1. Sangat baik

2. Cukup baik

3. Tidak baik

40

20

10

1. Terlindung dari sumber

pencemaran: debu, asap,

bau, serangga dan tikus.

2. Tidak

berhubungan/berhadapan

langsung dengan

WC/Kamar mandi

Sangat baik : memenuhi

semua kriteria

Cukup baik: hanya memenuhi

1 kriteria

Tidak baik: Jika tidak

memenuhi criteria

20

6. Bahan makanan :

1. Baik

2. Tidak baik

30

10

1. Bahan makanan dalam

kondisi segar, tidak

busuk/ tidak rusak

2. Bahan makanan kemasan

tidak kadaluwarsa, tidak

mengandung

penyedap/MSG berlebihan

dan pemanis buatan dan

terdaftar di Dinas

Kesehatan atau Badan

Pengawas Obat dan

30

Page 130: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

107

Makanan (Badan POM).

Baik: terpenuhi semua kriteria

Tidak Baik : tidak memenuhi

2 kriteria tersebut

7. Kebersihan

Kantin

1. Sangat

bersih

2. Bersih

3. Cukup

bersih

4. Tidak

bersih

40

30

20

10

1. Tidak ada debu,tidak ada

coretan

2. Tidak ada sarang laba-

laba

3. Tidak ada bekas bocor

lama pada dinding dan

langit-langit

4. Tidak ada sampah (kecuali

ditempat sampah)

Sangat bersih: memenuhi

semua kriteria

Bersih: Jika memenuhi 3

kriteria

Cukup bersih: Jika memenuhi

2 kriteria

Tidak bersih: Jika memenuhi

1 kriteria

30

AIR BERSIH

8. Kualitas Air Secara

Fisik

1. Baik

2. Tidak Baik

30

10

1. air tidak berwarna

2. air tidak berbau

3. air tidak berasa

Baik: memenuhi semua syarat

Tidak baik: bila salah satu

syarat atau lebih tidak

terpenuhi

30

9. Saluran

pembuangan air

limbah

1. Sangat Baik

2. Baik

3. Cukup

4. Tidak Baik

40

30

20

10

Sangat Baik: Bila dialirkan ke

sumur resapan yg tertutup

Baik: Dialirkan ke saluran

parit umum

Cukup: Dialirkan ke kolam di

lingkungan sekolah atau di

luar lingkungan sekolah

Tidak Baik: Dialirkan dgn

saluran air ke sungai / badan

air

20

Page 131: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

108

KONDISI

LINGKUNGAN

SEKOLAH

10 Lingkungan

Sekolah

1. Sangat Baik

2. Baik

3. Cukup

4. Tidak Baik

40

30

20

10

Lingkari untuk masing-

masing kriteria sesuai

kondisi di lapangan.

1. Rindang dan bersih serta

asri

2. Tidak ada genangan air di

halaman

3. Pagar pengaman sekolah

4. Tempat parkir

5. Terdapat Papan

secretariat UKS dan KTR

dihalaman sekolah yang

permanen

6. Tanaman obat keluarga

7. Tidak ditemukan jentik

Sangat Baik: memenuhi

semua kriteria

Baik: Jika memenuhi 6 kriteria

Cukup: Jika memenuhi 5

kriteria

Tidak Baik : Jika memenuhi 2

kriteria

30

SAMPAH

11 Rasio tempat

sampah dengan

jumlah kelas :

1. Sangat Baik

2. Baik

3. Cukup

4. Tidak Baik

40

30

20

10

Sangat Baik: Jika rasio

tempat sampah dengan

jumlah kelas 1 : 1

Baik: Jika rasio tempat sampah

dengan jumlah kelas 1 : 2

Cukup: Jika rasio tempat

sampah dengan jumlah kelas 1

: 3

Tidak Baik : Jika rasio tempat

sampah dengan jumlah kelas 1

: > 4

40

Page 132: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

109

12 Pengelolaan

sampah sekolah

1. Sangat Baik

2. Baik

3. Cukup

4. Tidak Baik

40

30

20

10

1. Pemilahan mulai dari

sumber (tempat sampah

terpisah untuk organik

dan anorganik)

2. Sampah dari masing-

masing ruangan/kelas

diangkut ke TPS setiap

hari

3. Sampah di TPS diangkut

ke TPA maksimal 1x24

jam

4. Sampah sebelum masuk

TPS dimanfaatkan dengan

metode 3R (Reduce,

Reuse, Recycling),

misalnya : sampah organik

kompos; sampah

anorganikdibuat

kerajinan/hasta karya

Sangat Baik: memenuhi

semua kriteria

Baik: Jika memenuhi 3 kriteria

Cukup:Jika memenuhi 2

kriteria

Tidak Baik : Jika memenuhi 1

kriteria

30

RUANG KELAS

13 Kondisi

1. Sangat Baik

2. Baik

3. Cukup

4. Tidak Baik

40

30

20

10

1. Dinding (tidak lembab)

2. Atap (kuat, tidak bocor)

3. Lantai (utuh/rata, tidak

retak, tidak licin)

4. Penataan (ruang gerak

leluasa)

5. Jarak papan tulis dengan

murid terdepan > 2,5m)

Sangat Baik : memenuhi

semua kriteria

Baik : Jika memenuhi empat

kriteria

Cukup: Jika memenuhi tiga

kriteria

Tidak Baik: Jika memenuhi

dua kriteria

30

Page 133: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

110

14 Kepadatan ruang

kelas

1. Memenuhi

standar

2. Tidak

memenuhi

standar

40

20

Memenuhi standar : Jika

setiap murid mendapat ruang

kelas ≥ 1,75 m2 permurid.

Tidak memenuhi standar :

Jika setiap murid mendapat

ruang kelas < 1,75 m2

permurid

20

15 Kebersihan

1. Sangat

Bersih

2. Bersih

3. Cukup

4. Tidak Bersih

40

30

20

10

1. Tidak ada debu, tidak ada

coretan

2. Tidak ada sarang laba-

laba

3. Tidak ada bekas bocor

lama pada dinding dan

langit-langit

4. Tidak ada sampah

(kecuali ditempat sampah)

Sangat Bersih : memenuhi

semua kriteria

Bersih : Jika memenuhi tiga

kriteria

Cukup: Jika memenuhi dua

kriteria

Tidak Bersih: Jika memenuhi

satu kriteria

30

16 Pencahayaan 1. Memenuhi Baku

Mutu

2. Tidak

Memenuhi Baku

Mutu

40

20

Memenuhi Baku Mutu :

Pencahayaan 100 Lux

Tidak memenuhi Baku Mutu :

Pencahayaan di bawah atau

diatas 100 Lux

40

17 Kelembaban

Udara

1. Memenuhi Baku

Mutu

2. Tidak

Memenuhi Baku

Mutu

40

20

Memenuhi Baku Mutu :

Kelembaban 40 – 60 %

Tidak memenuhi Baku Mutu :

Kelembaban di bawah atau

diatas 40 – 60 %

20

Page 134: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

111

18 Suhu Udara

1. Memenuhi Baku

Mutu

2. Tidak

Memenuhi Baku

Mutu

40

20

Memenuhi Baku Mutu :

Suhu 18- 28 0C

Tidak memenuhi Baku Mutu

:

Suhu di bawah atau diatas 18-

28 0C

40

RUANG

TERBUKA

HIJAU

19 Kerapatan Pohon

Peneduh :

1. Sangat Baik

2. Baik

3. Cukup

4. Tidak Baik

40

30

20

10

Sangat Baik : Pohon

peneduh ada di seluruh

lokasi.

Baik : Pohon peneduh ada di

tiga perempat Lokasi

(+ 75 % ).

Cukup : Pohon peneduh ada

di setengah Lokasi (+

50 % ).

Tidak Baik : Pohon peneduh

ada di seperempat

( < 25 % ) lokasi.

40

Keterangan : Huruf yang tercetak tebal dan miring adalah hasil survei.

Sumber :

1. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 01 Tahun 2013, tentang

Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 07

Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adipura.

2. Pedoman Teknis Pengendalian Faktor Resiko Kesehatan Lingkungan di

Sekolah (Departemen Kementerian Kesehatan RI) tahun 2004.

3. Kepmenkes No.1405/Menkes/SK/XI/2002 tanggal 19 Nopember 2002,

lampiran 1 Persyaratan dan Tata Cara Penyelenggaraan Kesehatan

Lingkungan Kerja Perkantoran.

Page 135: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

112

Lampiran 6 :

HASIL SURVEI

SARANA DAN PRASARANA

SMA NEGERI DI KOTA DENPASAR

Nama Sekolah : SMAN 6 Denpasar

Alamat Sekolah : Jl. Tukad Nyali Sanur Denpasar

Tanggal Survei : 4 Maret 2015

Item Yang Dinilai Skor Indikator

Toilet / WC Hasil

1. Proporsi jumlah

WC terhadap

siswa :

Sangat baik: 1:(20-25)

Baik: 1:(26-30)

Cukup baik: 1:(31-40)

Tidak baik: 1: ≥41

Ket. Jika tidak dipisah,

gunakan proporsi wc/jamban

terhadap peserta didik

perempuan.

Missal: jumlah siswa laki-laki

100, siswa perempuan 200,

WC 10, maka perbandingan

WC dengan peserta didik

adalah 10:300 = 1:30

1. Sangat

baik

2. Baik

3. Cukup

baik

4. Tidak

Baik

40

30

20

10

10

2. Kebersihan Toilet /

WC :

1. Sangat bersih

2. Bersih

3. Cukup bersih

4. Tidak bersih

40

30

20

10

1. tidak ada lumut dan sarang

laba-laba

2. tidak ada jentik

3. tdk ada bekas bocor lama pd

dinding & langit2

4. Tersedia alat pembersih

(sikat Wc, sikat lantai,

desinfektan)

Sangat bersih: memenuhi

semua kriteria

Bersih: Jika memenuhi tiga

kriteria

Cukup bersih: Jika memenuhi

dua kriteria

Tidak bersih: Jika memenuhi

satu kriteria

30

Jml Skor : 470

Page 136: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

113

3. Ventilasi ruang

kelas

1. Memenuhi

standar

2. Tidak

memenuhi

standar

40

20

Memenuhi standar : Jika luas

ventilasi > 15% dari luas

lantai atau pakai AC dan

berfungsi

Tidak memenuhi standar :

Jika luas lubang ventilasi <

15% dari luas lantai

40

4. Tempat sampah

diToilet

1. Baik sekali

2. Baik

3. kurang

4. Tidak ada

40

30

20

10

Baik sekali: Ada, kondisi baik,

dan tertutup

Baik: Ada, kondisi baik dan

terbuka

Kurang: ada, kondisi tidak

baik, rusak

Tidak ada: Tidak ada tempat

sampah

10

KANTIN SEKOLAH

5. Lokasi :

1. Sangat baik

2. Cukup baik

3. Tidak baik

40

20

10

1. Terlindung dari sumber

pencemaran: debu, asap,

bau, serangga dan tikus.

2. Tidak

berhubungan/berhadapan

langsung dengan WC/Kamar

mandi

Sangat baik : memenuhi

semua kriteria

Cukup baik: hanya memenuhi

1 kriteria

Tidak baik: Jika tidak

memenuhi criteria

20

6. Bahan makanan :

1. Baik

2. Tidak baik

30

10

1. Bahan makanan dalam

kondisi segar, tidak

busuk/ tidak rusak

2. Bahan makanan kemasan

tidak kadaluwarsa, tidak

mengandung

penyedap/MSG berlebihan

dan pemanis buatan dan

terdaftar di Dinas

30

Page 137: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

114

Kesehatan atau Badan

Pengawas Obat dan

Makanan (Badan POM).

Baik: terpenuhi semua kriteria

Tidak Baik : tidak memenuhi

2 kriteria tersebut

7. Kebersihan

Kantin

1. Sangat bersih

2.Bersih

3.Cukup bersih

4. Tidak bersih

40

30

20

10

1. Tidak ada debu,tidak ada

coretan

2. Tidak ada sarang laba-laba

3. Tidak ada bekas bocor

lama pada dinding dan

langit-langit

4. Tidak ada sampah (kecuali

ditempat sampah)

Sangat bersih: memenuhi

semua kriteria

Bersih: Jika memenuhi 3

kriteria

Cukup bersih: Jika memenuhi

2 kriteria

Tidak bersih: Jika memenuhi

1 kriteria

10

AIR BERSIH

8. Kualitas Air Secara

Fisik

1. Baik

2. Tidak Baik

30

10

1. air tidak berwarna

2. air tidak berbau

3. air tidak berasa

Baik: memenuhi semua syarat

Tidak baik: bila salah satu

syarat atau lebih tidak

terpenuhi

30

9. Saluran

pembuangan air

limbah

1. Sangat Baik

2. Baik

3. Cukup

40

30

20

Sangat Baik: Bila dialirkan ke

sumur resapan yg tertutup

Baik: Dialirkan ke saluran

parit umum

Cukup: Dialirkan ke kolam di

lingkungan sekolah atau di

luar lingkungan sekolah

20

Page 138: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

115

4. Tidak Baik

10 Tidak Baik: Dialirkan dgn

saluran air ke sungai / badan

air

KONDISI

LINGKUNGAN

SEKOLAH

10 Lingkungan

Sekolah

1. Sangat Baik

2. Baik

3. Cukup

4. Tidak Baik

40

30

20

10

Lingkari untuk masing-

masing kriteria sesuai

kondisi di lapangan.

1. Rindang dan bersih serta

asri

2. Tidak ada genangan air di

halaman

3. Pagar pengaman sekolah

4. Tempat parkir

5. Terdapat Papan

secretariat UKS dan KTR

dihalaman sekolah yang

permanen

6. Tanaman obat keluarga

7. Tidak ditemukan jentik

Sangat Baik: memenuhi

semua kriteria

Baik: Jika memenuhi 6 kriteria

Cukup: Jika memenuhi 5

kriteria

Tidak Baik : Jika memenuhi 2

kriteria

20

SAMPAH

11 Rasio tempat

sampah dengan

jumlah kelas :

1. Sangat Baik

2. Baik

3. Cukup

4. Tidak Baik

40

30

20

10

Sangat Baik: Jika rasio

tempat sampah dengan

jumlah kelas 1 : 1

Baik: Jika rasio tempat sampah

dengan jumlah kelas 1 : 2

Cukup: Jika rasio tempat

sampah dengan jumlah kelas 1

: 3

Tidak Baik : Jika rasio tempat

sampah dengan jumlah kelas 1

: > 4

40

Page 139: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

116

12 Pengelolaan

sampah sekolah

1. Sangat Baik

2. Baik

3. Cukup

4. Tidak Baik

40

30

20

10

1. Pemilahan mulai dari

sumber (tempat sampah

terpisah untuk organik dan

anorganik)

2. Sampah dari masing-

masing ruangan/kelas

diangkut ke TPS setiap

hari

3. Sampah di TPS diangkut

ke TPA maksimal 1x24

jam

4. Sampah sebelum masuk

TPS dimanfaatkan dengan

metode 3R (Reduce,

Reuse, Recycling),

misalnya : sampah organik

kompos; sampah

anorganikdibuat

kerajinan/hasta karya

Sangat Baik: memenuhi

semua kriteria

Baik: Jika memenuhi 3 kriteria

Cukup:Jika memenuhi 2

kriteria

Tidak Baik : Jika memenuhi 1

kriteria

20

RUANG KELAS

13 Kondisi

1. Sangat Baik

2. Baik

3. Cukup

4. Tidak Baik

40

30

20

10

1. Dinding (tidak lembab)

2. Atap (kuat, tidak bocor)

3. Lantai (utuh/rata, tidak

retak, tidak licin)

4. Penataan (ruang gerak

leluasa)

5. jarak papan tulis dengan

murid terdepan > 2,5m)

Sangat Baik: memenuhi

semua kriteria

Baik : Jika memenuhi empat

kriteria

Cukup: Jika memenuhi tiga

kriteria

Tidak Baik: Jika memenuhi

dua kriteria

10

Page 140: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

117

14 Kepadatan ruang

kelas

1.Memenuhi

standar

2.Tidak

memenuhi

standar

40

20

Memenuhi standar : Jika

setiap murid mendapat ruang

kelas ≥ 1,75 m2 permurid.

Tidak memenuhi standar :

Jika setiap murid mendapat

ruang kelas < 1,75 m2

permurid

40

15 Kebersihan

1. Sangat Bersih

2.Bersih

3. Cukup

4. Tidak Bersih

40

30

20

10

1. Tidak ada debu, tidak ada

coretan

2. Tidak ada sarang laba-

laba

3. Tidak ada bekas bocor

lama pada dinding dan

langit-langit

4. Tidak ada sampah (kecuali

ditempat sampah)

Baik Sekali : memenuhi

semua kriteria

Baik : Jika memenuhi tiga

kriteria

Cukup: Jika memenuhi dua

kriteria

Tidak Bersih: Jika memenuhi

satu kriteria

20

16 Pencahayaan 1. Memenuhi Baku

Mutu

2. Tidak

Memenuhi Baku

Mutu

40

20

Memenuhi Baku Mutu :

Pencahayaan 100 Lux

Tidak memenuhi Baku Mutu :

Pencahayaan di bawah atau

diatas 100 Lux

40

17 Kelembaban

Udara

1. Memenuhi

Baku Mutu

2. Tidak

Memenuhi

Baku Mutu

40

20

Memenuhi Baku Mutu :

Kelembaban 40 – 60 %

Tidak memenuhi Baku Mutu :

Kelembaban di bawah atau

diatas 40 – 60 %

20

Page 141: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

118

18 Suhu Udara

1. Memenuhi

Baku Mutu

2. Tidak

Memenuhi

Baku Mutu

40

20

Memenuhi Baku Mutu :

Suhu 18- 28 0C

Tidak memenuhi Baku Mutu

:

Suhu di bawah atau diatas 18-

28 0C

40

RUANG

TERBUKA

HIJAU

19 Kerapatan Pohon

Peneduh :

1. Sangat Baik

2. Baik

3. Cukup

4. Tidak Baik

40

30

20

10

Sangat Baik : Pohon peneduh

ada di seluruh lokasi.

Baik : Pohon peneduh ada di

tiga perempat Lokasi

(+ 75 % ).

Cukup : Pohon peneduh ada

di setengah Lokasi

(+ 50 % ).

Tidak Baik : Pohon peneduh

ada di seperempat

( < 25 % ) lokasi.

20

Keterangan : Huruf yang tercetak tebal dan miring adalah hasil survei.

Sumber :

1. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 01 Tahun 2013, tentang

Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 07

Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adipura.

2. Pedoman Teknis Pengendalian Faktor Resiko Kesehatan Lingkungan di

Sekolah (Departemen Kementerian Kesehatan RI) tahun 2004.

3. Kepmenkes No.1405/Menkes/SK/XI/2002 tanggal 19 Nopember 2002,

lampiran 1 Persyaratan dan Tata Cara Penyelenggaraan Kesehatan

Lingkungan Kerja Perkantoran.

Page 142: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

119

Lampiran 7 :

HASIL SURVEI

SARANA DAN PRASARANA

SMA NEGERI DI KOTA DENPASAR

Nama Sekolah : SMAN 7 Denpasar

Alamat Sekolah : Jl. Kamboja Denpasar

Tanggal Survei : 2 Maret 2015

Item Yang Dinilai Skor Indikator

Toilet / WC Hasil

1. Proporsi jumlah

WC terhadap

siswa :

Sangat baik: 1:(20-25)

Baik: 1:(26-30)

Cukup baik: 1:(31-40)

Tidak baik: 1: ≥41

Ket. Jika tidak dipisah,

gunakan proporsi wc/jamban

terhadap peserta didik

perempuan.

Missal: jumlah siswa laki-laki

100, siswa perempuan 200,

WC 10, maka perbandingan

WC dengan peserta didik

adalah 10:300 = 1:30

1. Sangat

baik

2. Baik

3. Cukup

baik

4. Tidak

Baik

5. 40

30

20

10

10

2. Kebersihan Toilet /

WC :

1. Sangat bersih

2. Bersih

3. Cukup bersih

4. Tidak bersih

40

30

20

10

1. tidak ada lumut dan

sarang laba-laba

2. tidak ada jentik

3. tdk ada bekas bocor lama

pd dinding & langit2

4. Tersedia alat pembersih

(sikat Wc, sikat lantai,

desinfektan)

Sangat bersih: memenuhi

semua kriteria

Bersih: Jika memenuhi tiga

kriteria

Cukup bersih: Jika memenuhi

dua kriteria

Tidak bersih: Jika memenuhi

satu kriteria

30

Jml Skor : 550

Page 143: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

120

3. Ventilasi ruang

kelas

1. Memenuhi

standar

2. Tidak

memenuhi

standar

40

20

Memenuhi standar : Jika luas

ventilasi > 15% dari luas

lantai atau pakai AC dan

berfungsi

Tidak memenuhi standar :

Jika luas lubang ventilasi <

15% dari luas lantai

40

4. Tempat sampah

diToilet

1. Sangat Baik

2. Baik

3. Cukup

4. Tidak ada

40

30

20

10

Sangat Baik: Ada, kondisi

baik, dan tertutup

Baik: Ada, kondisi baik dan

terbuka

Cukup: ada, kondisi tidak

baik, rusak

Tidak ada: Tidak ada tempat

sampah

30

KANTIN SEKOLAH

5. Lokasi :

1. Sangat baik

2. Cukup baik

3. Tidak baik

40

20

10

1. Terlindung dari sumber

pencemaran: debu, asap,

bau, serangga dan tikus.

2.Tidak

berhubungan/berhadapan

langsung dengan

WC/Kamar mandi

Sangat baik : memenuhi

semua kriteria

Cukup baik: hanya memenuhi

1 kriteria

Tidak baik: Jika tidak

memenuhi criteria

40

6. Bahan makanan :

1. Baik

2. Tidak baik

1. B

a

i

k

30

10

1. Bahan makanan dalam

kondisi segar, tidak

busuk/ tidak rusak

2. Bahan makanan

kemasan tidak

kadaluwarsa, tidak

mengandung

penyedap/MSG

berlebihan dan pemanis

buatan dan terdaftar di

30

Page 144: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

121

2. k

b

a

i

k

Dinas Kesehatan atau

Badan Pengawas Obat

dan Makanan (Badan

POM).

Baik: terpenuhi semua

121riteria

Tidak Baik : tidak memenuhi

2 kriteria tersebut

7. Kebersihan

Kantin

1. Sangat

bersih

2. Bersih

3. Cukup

bersih

4. Tidak

bersih

40

30

20

10

1. Tidak ada debu,tidak ada

coretan

2. Tidak ada sarang laba-

laba

3. Tidak ada bekas bocor

lama pada dinding dan

langit-langit

4. Tidak ada sampah (kecuali

ditempat sampah)

Sangat bersih: memenuhi

semua 121riteria

Bersih: Jika memenuhi 3

kriteria

Cukup bersih: Jika memenuhi

2 kriteria

Tidak bersih: Jika memenuhi

1 kriteria

30

AIR BERSIH

8.

Kualitas Air Secara

Fisik

1. Baik

2. Tidak Baik

30

10

1. air tidak berwarna

2. air tidak berbau

3. air tidak berasa

Baik: memenuhi semua syarat

Tidak baik: bila salah satu

syarat atau lebih tidak

terpenuhi

30

9. Saluran

pembuangan air

limbah

1. Sangat Baik

2. Baik

40

30

Sangat Baik: Bila dialirkan ke

sumur resapan yg tertutup

Baik: Dialirkan ke saluran

parit umum

Cukup: Dialirkan ke kolam di

lingkungan sekolah atau di

luar lingkungan sekolah

20

Page 145: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

122

3. Cukup

4.Tidak Baik

20

10

Tidak Baik: Dialirkan dgn

saluran air ke sungai / badan

air

KONDISI

LINGKUNGAN

SEKOLAH

10 Lingkungan

Sekolah

1. Sangat Baik

2.Baik

3.Cukup

4. Tidak Baik

40

30

20

10

Lingkari untuk masing-

masing kriteria sesuai

kondisi di lapangan.

1. Rindang dan bersih serta

asri

2. Tidak ada genangan air di

halaman

3. Pagar pengaman sekolah

4. Tempat parkir

5. Terdapat Papan

secretariat UKS dan KTR

dihalaman sekolah yang

permanen

6. Tanaman obat keluarga

7. Tidak ditemukan jentik

Sangat Baik: memenuhi

semua 122riteria

Baik: Jika memenuhi 6 kriteria

Cukup: Jika memenuhi 5

kriteria

Tidak Baik : Jika memenuhi 4

kriteria

30

SAMPAH

11 Rasio tempat

sampah dengan

jumlah kelas :

1. Sangat Baik

2. Baik

3. Cukup

4. Tidak Baik

40

30

20

10

Sangat Baik: Jika rasio

tempat sampah dengan

jumlah kelas 1 : 1

Baik: Jika rasio tempat sampah

dengan jumlah kelas 1 : 2

Cukup: Jika rasio tempat

sampah dengan jumlah kelas 1

: 3

Tidak Baik : Jika rasio tempat

sampah dengan jumlah kelas 1

: > 4

40

Page 146: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

123

12 Pengelolaan

sampah sekolah

1. Sangat Baik

2. Baik

3. Cukup

4. Tidak Baik

40

30

20

10

1. Pemilahan mulai dari

sumber (tempat sampah

terpisah untuk 123riteri

dan anorganik)

2. Sampah dari masing-

masing ruangan/kelas

diangkut ke TPS setiap

hari

3. Sampah di TPS diangkut

ke TPA maksimal 1x24

jam

4. Sampah sebelum masuk

TPS dimanfaatkan dengan

metode 3R (Reduce,

Reuse, Recycling),

misalnya : sampah

123riteri kompos;

sampah anorganikdibuat

kerajinan/hasta karya

Sangat Baik: memenuhi

semua 123riteria

Baik: Jika memenuhi 3 kriteria

Cukup:Jika memenuhi 2

kriteria

Tidak Baik : Jika memenuhi 1

kriteria

30

RUANG KELAS

13 Kondisi

1. Sangat Baik

2. Baik

3. Cukup

4. Tidak Baik

40

30

20

10

1. Dinding (tidak lembab)

2. Atap (kuat, tidak bocor)

3. Lantai (utuh/rata, tidak

retak, tidak licin)

4. Penataan (ruang gerak

leluasa)

5. Jarak papan tulis dengan

murid terdepan > 2,5m)

Sangat Baik : memenuhi

semua 123riteria

Baik : Jika memenuhi empat

kriteria

Cukup: Jika memenuhi tiga

kriteria

Tidak Baik: Jika memenuhi

dua kriteria

30

Page 147: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

124

14 Kepadatan ruang

kelas

1. Memenuhi

standar

2. Tidak

memenuhi

standar

40

20

Memenuhi standar : Jika

setiap murid mendapat ruang

kelas ≥ 1,75 m2 permurid.

Tidak memenuhi standar :

Jika setiap murid mendapat

ruang kelas < 1,75 m2

permurid

20

15 Kebersihan

1. Sangat

Bersih

2. Bersih

3. Cukup

4. Tidak Bersih

40

30

20

10

1. Tidak ada debu, tidak ada

coretan

2. Tidak ada sarang laba-laba

3. Tidak ada bekas bocor

lama pada dinding dan

langit-langit

4. Tidak ada sampah (kecuali

ditempat sampah)

Sangat Bersih : memenuhi

semua kriteria

Bersih : Jika memenuhi tiga

kriteria

Cukup: Jika memenuhi dua

kriteria

Tidak Bersih: Jika memenuhi

satu kriteria

30

16 Pencahayaan 1. Memenuhi Baku

Mutu

2. Tidak Memenuhi

Baku Mutu

40

20

Memenuhi Baku Mutu :

Pencahayaan 100 Lux

Tidak memenuhi Baku Mutu

:

Pencahayaan di bawah atau

diatas 100 Lux

40

17 Kelembaban

Udara

1. Memenuhi Baku

Mutu

2. Tidak

Memenuhi Baku

Mutu

40

20

Memenuhi Baku Mutu :

Kelembaban 40 – 60 %

Tidak memenuhi Baku Mutu :

Kelembaban di bawah atau

diatas 40 – 60 %

20

Page 148: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

125

18 Suhu Udara

1. Memenuhi Baku

Mutu

2. Tidak

Memenuhi Baku

Mutu

40

20

Memenuhi Baku Mutu :

Suhu 18- 28 0C

Tidak memenuhi Baku Mutu :

Suhu di bawah atau diatas

18- 28 0C

20

RUANG

TERBUKA

HIJAU

19 Kerapatan Pohon

Peneduh :

1. Sangat Baik

2. Baik

3. Cukup

4. Tidak Baik

40

30

20

10

Sangat Baik: Pohon peneduh

ada di seluruh lokasi.

Baik : Pohon peneduh ada di

tiga perempat Lokasi

(+ 75 % ).

Cukup : Pohon peneduh ada

di setengah Lokasi (+

50 % ).

Tidak Baik : Pohon peneduh

ada di seperempat

( < 25 % ) lokasi.

30

Keterangan : Huruf yang tercetak tebal dan miring adalah hasil survei.

Sumber :

1. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 01 Tahun 2013, tentang

Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 07

Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adipura.

2. Pedoman Teknis Pengendalian Faktor Resiko Kesehatan Lingkungan di

Sekolah (Departemen Kementerian Kesehatan RI).

3. Kepmenkes No.1405/Menkes/SK/XI/2002 tanggal 19 Nopember 2002,

lampiran 1 Persyaratan dan Tata Cara Penyelenggaraan Kesehatan

Lingkungan Kerja Perkantoran.

Page 149: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

126

Lampiran 8 :

HASIL SURVEI

SARANA DAN PRASARANA

SMA NEGERI DI KOTA DENPASAR

Nama Sekolah : SMAN 8 Denpasar

Alamat Sekolah : Jl. DAM Peraupan Peguyangan Denpasar

Tanggal Survei : 4 Maret 2015

Item Yang Dinilai Skor Indikator

Toilet / WC Hasil

1. Proporsi jumlah

WC terhadap

siswa :

Sangat baik: 1:(20-25)

Baik: 1:(26-30)

Cukup baik: 1:(31-40)

Tidak baik: 1: ≥41

Ket. Jika tidak dipisah,

gunakan proporsi wc/jamban

terhadap peserta didik

perempuan.

Missal: jumlah siswa laki-laki

100, siswa perempuan 200,

WC 10, maka perbandingan

WC dengan peserta didik

adalah 10:300 = 1:30

1. Sangat

baik

2. Baik

3. Cukup

baik

4. Tidak

Baik

5. 40

30

20

10

10

2. Kebersihan Toilet /

WC :

1. Sangat bersih

2. Bersih

3. Cukup bersih

4. Tidak bersih

40

30

20

10

1. tidak ada lumut dan sarang

laba-laba

2. tidak ada jentik

3. tdk ada bekas bocor lama

pd dinding & langit2

4. Tersedia alat pembersih

(sikat Wc, sikat lantai,

desinfektan)

Sangat bersih: memenuhi

semua kriteria

Bersih: Jika memenuhi tiga

kriteria

Cukup bersih: Jika memenuhi

dua kriteria

Tidak bersih: Jika memenuhi

satu kriteria

20

Jml Skor : 530

Page 150: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

127

3. Ventilasi ruang

kelas

1. Memenuhi

standar

2. Tidak

memenuhi

standar

40

20

Memenuhi standar : Jika luas

ventilasi > 15% dari luas

lantai atau pakai AC dan

berfungsi

Tidak memenuhi standar :

Jika luas lubang ventilasi <

15% dari luas lantai

40

4. Tempat sampah

diToilet

1. Sangat Baik

2. Baik

3. Cukup

4. Tidak ada

40

30

20

10

Sangat Baik: Ada, kondisi

baik, dan tertutup

Baik: Ada, kondisi baik dan

terbuka

Cukup: ada, kondisi tidak

baik, rusak

Tidak ada: Tidak ada tempat

sampah

20

KANTIN SEKOLAH

5. Lokasi :

1. Sangat baik

2. Cukup baik

3. Tidak baik

40

20

10

1. Terlindung dari sumber

pencemaran: debu, asap,

bau, serangga dan tikus.

2. Tidak

berhubungan/berhadapan

langsung dengan

WC/Kamar mandi

Sangat baik : memenuhi

semua kriteria

Cukup baik: hanya memenuhi

1 kriteria

Tidak baik: Jika tidak

memenuhi criteria

20

6. Bahan makanan :

1. Baik

2. Tidak baik

30

10

1. Bahan makanan dalam

kondisi segar, tidak

busuk/ tidak rusak

2. Bahan makanan kemasan

tidak kadaluwarsa, tidak

mengandung

penyedap/MSG berlebihan

dan pemanis buatan dan

terdaftar di Dinas

Kesehatan atau Badan

Pengawas Obat dan

Makanan (Badan POM).

30

Page 151: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

128

Baik: terpenuhi semua kriteria

Tidak Baik : tidak memenuhi

2 kriteria tersebut

7. Kebersihan

Kantin

1. Sangat

bersih

2. Bersih

3. Cukup

bersih

4. Tidak

bersih

40

30

20

10

1. Tidak ada debu,tidak ada

coretan

2. Tidak ada sarang laba-

laba

3. Tidak ada bekas bocor

lama pada dinding dan

langit-langit

4. Tidak ada sampah (kecuali

ditempat sampah)

Sangat bersih: memenuhi

semua kriteria

Bersih: Jika memenuhi 3

kriteria

Cukup bersih: Jika memenuhi

2 kriteria

Tidak bersih: Jika memenuhi

1 kriteria

30

AIR BERSIH

8. Kualitas Air Secara

Fisik

1. Baik

2. Tidak Baik

30

10

1. air tidak berwarna

2. air tidak berbau

3. air tidak berasa

Baik: memenuhi semua syarat

Tidak baik: bila salah satu

syarat atau lebih tidak

terpenuhi

30

9. Saluran

pembuangan air

limbah

1. Sangat Baik

2. Baik

3. Cukup

4. Tidak Baik

40

30

20

10

Sangat Baik: Bila dialirkan ke

sumur resapan yg tertutup

Baik: Dialirkan ke saluran

parit umum

Cukup: Dialirkan ke kolam di

lingkungan sekolah atau di

luar lingkungan sekolah

Tidak Baik: Dialirkan dgn

saluran air ke sungai / badan

air

20

Page 152: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

129

KONDISI

LINGKUNGAN

SEKOLAH

10 Lingkungan

Sekolah

1. Sangat Baik

2. Baik

3. Cukup

4. Tidak Baik

40

30

20

10

Lingkari untuk masing-

masing kriteria sesuai

kondisi di lapangan.

1. Rindang dan bersih serta

asri

2. Tidak ada genangan air di

halaman

3. Pagar pengaman sekolah

4. Tempat parkir

5. Terdapat Papan

secretariat UKS dan KTR

dihalaman sekolah yang

permanen

6. Tanaman obat keluarga

7. Tidak ditemukan jentik

Sangat Baik: memenuhi

semua kriteria

Baik: Jika memenuhi 6 kriteria

Cukup: Jika memenuhi 5

kriteria

Tidak Baik : Jika memenuhi 4

kriteria

30

SAMPAH

11 Rasio tempat

sampah dengan

jumlah kelas :

1. Sangat Baik

2. Baik

3. Cukup

4. Tidak Baik

40

30

20

10

Sangat Baik: Jika rasio

tempat sampah dengan

jumlah kelas 1 : 1

Baik: Jika rasio tempat sampah

dengan jumlah kelas 1 : 2

Cukup: Jika rasio tempat

sampah dengan jumlah kelas 1

: 3

Tidak Baik : Jika rasio tempat

sampah dengan jumlah kelas 1

: > 4

40

Page 153: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

130

12 Pengelolaan

sampah sekolah

1. Sangat Baik

2. Baik

3. Cukup

4. Tidak Baik

40

30

20

10

1. Pemilahan mulai dari

sumber (tempat sampah

terpisah untuk organik

dan anorganik)

2. Sampah dari masing-

masing ruangan/kelas

diangkut ke TPS setiap

hari

3. Sampah di TPS diangkut

ke TPA maksimal 1x24

jam

4. Sampah sebelum masuk

TPS dimanfaatkan dengan

metode 3R (Reduce,

Reuse, Recycling),

misalnya : sampah organik

kompos; sampah

anorganikdibuat

kerajinan/hasta karya

Sangat Baik: memenuhi

semua kriteria

Baik: Jika memenuhi 3 kriteria

Cukup:Jika memenuhi 2

kriteria

Tidak Baik : Jika memenuhi 1

kriteria

30

RUANG KELAS

13 Kondisi

1. Sangat Baik

2. Baik

3. Cukup

4. Tidak Baik

40

30

20

10

6. Dinding (tidak lembab)

7. Atap (kuat, tidak bocor)

8. Lantai (utuh/rata, tidak

retak, tidak licin)

9. Penataan (ruang gerak

leluasa)

10. Jarak papan tulis

dengan murid terdepan >

2,5m)

Sangat Baik : memenuhi

semua kriteria

Baik : Jika memenuhi empat

kriteria

Cukup: Jika memenuhi tiga

kriteria

Tidak Baik: Jika memenuhi

dua kriteria

30

Page 154: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

131

14 Kepadatan ruang

kelas

1. Memenuhi

standar

2. Tidak memenuhi

standar

40

20

Memenuhi standar : Jika

setiap murid mendapat ruang

kelas ≥ 1,75 m2 permurid.

Tidak memenuhi standar :

Jika setiap murid mendapat

ruang kelas < 1,75 m2

permurid

20

15 Kebersihan

1. Sangat

Bersih

2. Bersih

3. Cukup

4. Tidak Bersih

40

30

20

10

1. Tidak ada debu, tidak ada

coretan

2. Tidak ada sarang laba-

laba

3. Tidak ada bekas bocor

lama pada dinding dan

langit-langit

4. Tidak ada sampah (kecuali

ditempat sampah)

Sangat Bersih : memenuhi

semua kriteria

Bersih : Jika memenuhi tiga

kriteria

Cukup: Jika memenuhi dua

kriteria

Tidak Bersih: Jika memenuhi

satu kriteria

30

16 Pencahayaan 1. Memenuhi

Baku Mutu

2. Tidak

Memenuhi

Baku Mutu

40

20

Memenuhi Baku Mutu :

Pencahayaan 100 Lux

Tidak memenuhi Baku Mutu

:

Pencahayaan di bawah atau

diatas 100 Lux

40

17 Kelembaban

Udara

1. Memenuhi

Baku Mutu

2. Tidak

Memenuhi

Baku Mutu

40

20

Memenuhi Baku Mutu :

Kelembaban 40 – 60 %

Tidak memenuhi Baku Mutu :

Kelembaban di bawah atau

diatas 40 – 60 %

20

Page 155: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

132

18 Suhu Udara

1. Memenuhi Baku

Mutu

2. Tidak

Memenuhi Baku

Mutu

40

20

Memenuhi Baku Mutu :

Suhu 18- 28 0C

Tidak memenuhi Baku Mutu

:

Suhu di bawah atau diatas 18-

28 0C

40

RUANG

TERBUKA

HIJAU

19 Kerapatan Pohon

Peneduh :

1. Sangat Baik

2. Baik

3. Cukup

4. Tidak Baik

40

30

20

10

Sangat Baik : Pohon peneduh

ada di seluruh lokasi.

Baik : Pohon peneduh ada di

tiga perempat Lokasi

(+ 75 % ).

Cukup : Pohon peneduh ada

di setengah Lokasi (+

50 % ).

Tidak Baik : Pohon peneduh

ada di seperempat

( < 25 % ) lokasi.

30

Keterangan : Huruf yang tercetak tebal dan miring adalah hasil survei.

Sumber :

1. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 01 Tahun 2013, tentang

Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 07

Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adipura.

2. Pedoman Teknis Pengendalian Faktor Resiko Kesehatan Lingkungan di

Sekolah (Departemen Kementerian Kesehatan RI) tahun 2004.

3. Kepmenkes No.1405/Menkes/SK/XI/2002 tanggal 19 Nopember 2002,

lampiran 1 Persyaratan dan Tata Cara Penyelenggaraan Kesehatan

Lingkungan Kerja Perkantoran.

Page 156: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

133

Lampiran 9 : PETA LOKASI PENELITIAN

SMA NEGERI 1 DENPASAR.

SMA NEGERI 2 DENPASAR

Page 157: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

134

SMA NEGERI 3 DENPASAR

D

SMA NEGERI 4 DENPASAR

Page 158: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

135

SMA NEGERI 5 DENPASAR

Page 159: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

136

Page 160: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

137

Lampiran 10 : Alat – Alat Penelitian.

Kamera GPS

Meteran Sound Level Meteran

Page 161: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

138

Calor Stress Monitor Lux Meter

Page 162: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

139

Lampiran 11. Foto-foto

Kondisi ruang kelas SMA Negeri 4 Denpasar yang tertutup dan menggunakan

AC dua buah.

Page 163: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

140

Lampiran 12.

Dua pintu gerbang SMA Negeri 6 Denpasar dan suasana di depan sekolah.

Page 164: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

141

Lampiran 13.

Tempat parkir sepeda motor dan mobil di areal SMA Negeri 8 Denpasar.

Page 165: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

142

Lampiran 14.

Halaman dan kebun SMA Negeri 3 Denpasar.

Page 166: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

143

Lampiran 15.

Renovasi pagar penyengker/pengaman di SMA Negeri 6 Denpasar.

Page 167: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

144

Lampiran 16.

Kaca jendela diruang kelas SMA Negeri 6 Denpasar yang pecah dan lubang

tanpa kaca.

Page 168: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

145

Lampiran 17.

Suasana cerah pada saat melakukan pengukuran suhu dan kelembaban di SMA

Negeri 2 Denpasar.

Page 169: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

146

Lampiran 18.

Banyaknya vegetasi di SMAN 5 Denpasar yang menyebabkan kelembaban

meningkat.

Page 170: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

147

Lampiran 19.

Halaman SMA Negeri 2 Denpasar yang kurang vegetasi dan kebun di areal

sekolah, serta adanya renovasi gedung sekolah yang menyebabkan rendahnya

kelembaban.

Page 171: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

148

Lampiran 20.

Suasana di luar kelas dan ruang kelas yang terang tanpa bola lampu di SMA

Negeri 8 Denpasar.

Page 172: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

149

Lampiran 21.

Ruang kelas SMA Negeri 2 Denpasar yang terhalang tembok di sebelah selatan

sekolah menyebabkan sinar matahari tidak bisa masuk untuk penerangan alami.

Page 173: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

150

Lampiran 22.

Kondisi SMA Negeri 2 Denpasar, toilet yang kurang bersih sehingga

menyebabkan bau dan kondisi kolam ikan akibat perilaku siswa buang sampah

sembarangan.

Page 174: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

151

Lampiran 23

151

HASIL REKAPITULASI KUESIONER PADA SMA NEGERI DI KOTA DENPASAR.

No Pertanyaan Jawaban SMAN 1 SMAN 2 SMAN 3 SMAN 4 SMAN 5 SMAN 6 SMAN 7 SMAN 8

Jml (%) Jml (%) Jml (%) Jml (%) Jml (%) Jml (%) Jml (%) Jml (%)

1

Bagaimana keadaan

ruang kelas anda saat

menerima pelajaran ?

Sangat Bersih 5 14,28 3 8,57 - - 5 14,28 2 5,71 7 20 10 28,57 - -

Bersih 21 60 17 48,57 13 37,14 21 60 22 62,86 12 34,28 16 45,71 14 40

Cukup Bersih 9 25,71 15 42,86 20 57,14 9 25,71 11 31,43 16 45.71 8 22,85 19 54,28

Tidak Bersih - - - - 2 5,71 - - - - - - 1 2,86 2 5,71

2

Menurut anda

bagaimana ventilasi

udara di ruang kelas

anda?

Sangat Baik 10 28,57 11 31,43 4 11,43 10 28,57 10 28,47 6 17,14 10 28,57 8 22,85

Baik 19 54,28 19 54,28 21 60 19 54,28 18 51,42 18 51,42 17 48,57 20 57,14

Cukup Baik 6 17,14 4 11,43 10 28,57 6 17,14 5 14,28 11 31,42 8 22,85 6 17,14

Tidak Baik - - - - - - - - 2 5,71 - - - - 1 2,86

3

Menurut anda sudah

cukupkah tempat

sampah di sekolah

anda?

Sangat Cukup 8 22,85 9 25,71 11 31,43 8 22,85 8 22,85 5 14,28 18 51,42 1 2,86

Cukup Bersih 20 57,14 20 57,14 20 57,14 20 57.14 21 60 20 57,14 14 40 26 74,28

Kurang 6 17,14 6 17,14 3 8,57 6 17,14 6 17,14 5 14,28 2 5,71 7 20

Tidak Cukup 1 2,86 - - 1 2,86 1 2,86 - - 5 14,28 1 2,86 1 2,86

4

Apakah air bersih

selalu tersedia di

sekolah anda?

Sangat Tersedia 8 22,85 9 25,71 14 40 8 22,85 8 22,85 4 11,43 5 14,28 5 14,38

Tersedia 20 57,14 17 48,57 16 45,71 20 57,14 18 51,42 17 48.57 16 45,71 13 37.14

Cukup Tersedia 6 17,14 6 17,14 5 14,28 6 17,14 8 22,85 11 31,43 12 34,28 14 40

Tidak Tersedia 1 2,86 3 8.57 - - 1 2,86 1 2,86 3 8,57 2 5,71 3 8,57

5 Bersihkah toilet di

sekolah anda?

Sangat Bersih 1 2,85 3 8,57 1 2,86 1 2,86 - - 1 2,86 5 14,28 - -

Bersih 10 28,57 9 25,71 15 42,86 10 28,57 6 17,14 9 54,28 11 31,42 10 28,57

Cukup Bersih 18 51,42 14 40 13 37,14 18 51,42 22 62,85 21 60 16 45,71 18 51,42

Tidak Bersih 6 17,14 9 25,71 6 17,14 6 17,14 7 20 4 11,43 3 8,57 7 20

Page 175: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

152

No Pertanyaan Jawaban SMAN 1 SMAN 2 SMAN 3 SMAN 4 SMAN 5 SMAN 6 SMAN 7 SMAN 8

Jml (%) Jml (%) Jml (%) Jml (%) Jml (%) Jml (%) Jml (%) Jml (%)

6

Menurut anda

cukupkah jumlah toilet

dengan jumlah siswa

di sekolah anda?

Sangat Cukup 10 28,57 2 5,71 6 17,14 10 28,57 4 11,43 5 14,28 5 14,28 5 14,38

Cukup 18 51,42 18 51,42 17 48,57 18 51,42 21 60 14 40 22 62,85 16 45,71

Kurang 5 14,28 10 28,57 6 17,14 5 14,28 5 14,28 14 40 7 20 8 22,85

Tidak Cukup 2 5,71 5 14,28 - - 2 5,71 5 14,28 2 5,71 1 2,86 6 17,14

7 Luaskah ruang terbuka

hijau di sekolah anda?

Sangat Luas 25 71,42 3 8,57 20 57,14 25 71,42 28 80 5 14,28 26 74,28 18 51,42

Luas 10 28,57 16 45,71 9 25,71 10 28,57 7 20 17 48,57 9 25,71 16 45,71

Kurang Luas - - 13 37,14 6 17,14 - - - - 12 34,28 - - 1 2,86

Tidak Luas - - 3 8,57 - - - - - - 1 2,86 - - - -

8

Bagaimana keadaan

taman/kebun di

sekolah anda?

Sangat Terawat 18 51,42 5 14,38 25 71,42 18 51,42 17 48,57 2 5,71 27 77,14 9 25,71

Terawat 17 48,57 25 71,42 10 28,57 17 48,57 17 48,57 23 65,71 8 22,85 26 74,28

Kurang Terawat - - 4 11,43 - - - - 1 2,86 9 25,71 - - - -

Tidak Terawat - - 1 2,86 - - - - - - 1 2,86 - - - -

9

Menurut anda

cukupkah tanaman

peneduh/penghijauan

di sekolah anda?

Sangat Cukup 17 48,57 8 22,85 28 80 17 48,57 26 74,28 7 20 18 51,42 15 42,86

Cukup 14 40 15 42,86 7 20 14 40 9 25,71 19 54,28 12 34,28 18 51,42

Kurang 4 11,43 10 28.57 - - 4 11,43 - - 9 25,71 5 14,28 2 5,71

Tidak Cukup - - 2 5,71 - - - - - - - - - - - -

10

Apakah anda

terganggu dengan

suara bising di sekolah

anda?

Sangat

Terganggu 11 31,42 12 34,28 - - - - 4 11,43 7 20 7 20 2 5,71

Terganggu 14 42,86 11 31,42 8 22,85 5 14,28 5 14,28 7 20 11 31,42 8 22,85

Cukup

Terganggu 7 20 4 11,43 10 28.57 3 8,57 7 20 10 28,57 4 11,42 8 22,85

Tidak Terganggu 3 8,57 8 22,85 17 48,57 27 77,14 19 54,28 11 31,42 15 42,85 17 48,57

Page 176: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

153

No Pertanyaan Jawaban SMAN 1 SMAN 2 SMAN 3 SMAN 4 SMAN 5 SMAN 6 SMAN 7 SMAN 8

Jml (%) Jml (%) Jml (%) Jml (%) Jml (%) Jml (%) Jml (%) Jml (%)

11

Menurut anda apakah

penyebab kebisingan

di sekolah anda?

Kendaraan

Bermotor 18 51,43 8 22,85 1 2,85 5 14,28 - - 10 28,57 10 28,57 8 22,85

Kegiatan

Sekolah 2 5,71 10 28,57 8 22,85 2 5.71 9 25,71 4 11,43 2 5,71 6 17,14

Kegiatam di

Luar Sekolah 10 28,57 12 34,28 1 2,86 23 65,71 1 2,86 15 42,86 1 2,86 4 11,43

Siswa Lain 5 14,28 4 11,43 25 71,42 5 14,28 25 71,43 6 17,14 23 65,71 17 48,57

12 Menurut anda kantin di

sekolah anda bersih?

Sangat Bersih 2 5,71 - - 5 14,28 2 5,71 3 8,57 5 14,28 7 20 2 5,71

Bersih 20 57,14 20 57,14 20 57,14 20 57,14 20 57,14 15 42,86 16 45,71 19 54,28

Cukup Bersih 11 31,42 11 31,42 10 28,57 11 31,42 12 34,28 13 37,14 10 28,57 14 40

Tidak Bersih 2 5,71 4 11,43 - - 2 5,71 - - 2 5,71 2 5,71 - -

13 Apakah ruang kelas

anda nyaman?

Sangat Nyaman 9 25,71 7 20 8 22,85 9 25,71 3 8,57 2 5,71 4 11,42 5 14,28

Nyaman 16 45,71 16 45,71 15 42,86 23 65,71 23 65,71 7 20 16 45,71 21 60

Cukup Nyaman 9 25,71 12 34,28 12 34,28 3 8,57 8 22,85 14 40 15 42,86 9 25,71

Tidak Nyaman 1 2,86 - - - - - - 1 2,86 12 34,28 - - - -

14 Apakah taman di

sekolah anda nyaman?

Sangat Nyaman 16 45,71 8 22,85 20 57,14 16 45,71 13 37,14 6 17,14 24 68,57 9 25,71

Nyaman 18 51,42 10 28,57 10 28,57 18 51,42 19 54,28 15 42,86 10 28,57 20 57,14

Cukup Nyaman 1 2,86 15 42,86 1 2,86 1 2,86 2 5,71 9 25,71 1 2,86 7 20

Tidak Nyaman - - 2 5,71 - - - - 1 2,86 5 14,28 - - - -

15 Apakah sekolah anda

nyaman?

Sangat Nyaman 20 57,14 9 25,71 22 62,85 20 57,14 13 37,14 9 25,71 21 60 8 22,85

Nyaman 14 40 16 45,71 12 34,28 14 40 17 48,57 14 40 9 25,71 17 48,57

Cukup Nyaman 1 2,86 9 25,71 1 2,86 1 2,86 5 14,38 8 22,85 4 11,42 10 28,57

Tidak Nyaman - - 1 2,86 - - - - - - 4 11,43 1 2,86 - -

Page 177: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

154

Page 178: tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah menengah atas

155

Lampiran 24.

I II III IV V SUHU (˚C)

KELEMBABA

N (%)

SMU NEGERI 1 DENPASAR 1. R. X MEA 2 112 135 715 149 193 260,8 A - pencahayaan alami 26,7 72,91 B/B kipas angin

Jl. Kamboja Denpasar 2. R. XII IPA 9 231 470 499 453 465 423,6 A - pencahayaan alami 27,3 73,44 A/B kipas angin

Pukul : 10.00-10.30 WT 3. R.IPA XI 110 132 261 131 101 147 A - pencahayaan alami 27 67,8 A/B kipas angin

277,1 27 71,38 A/B

SMU NEGERI 2 DENPASAR 1.R. XII IPS 1 161 125 149 172 120 145,4 A - pencahayaan alami 28,7 69,78 A/B kipas angin

Jl. PB. Sudirman Denpasar 2.R. XII IPA 2 111 227 467 101 169 215 A - pencahayaan alami 29,3 67,3 A/B kipas angin

Pukul : 08.45-09.25 WT 3.R. XII IPA 7 200 144 213 336 161 210,8 A - pencahayaan alami 27,8 68,2 A/B kipas angin

190,4 28,6 68,43 B/B

SMU NEGERI 3 DENPASAR 1. R. MEA 7 170 175 187 198 182 182,4 A - Pencahayaan alami 26,9 81,98 A/B kipas angin

Jl. Nusa Indah 20x Denpasar 2. R. MEA 4 1032 172 147 1194 215 552 A - Pencahayaan alami 26,8 79 A/B kipas angin

Pukul : 08.30-09.00 WT 3. R. X IPA 2 284 767 881 500 920 220,3 A - Pencahayaan alami 27,2 78,53 A/B kipas angin

318,2 26,96 79,84 A/B

SMU NEGERI 4 DENPASAR 1. R. X IPA 2 720 1098 306 257 352 546,6 A -Menggunakan lampu 23,5 85,72 A/B dengan AC (2 bh)

Jl. Gn Batukaru Denpasar 2. R XII IPS 4 450 230 302 250 170 280,4 A -Menggunakan lampu 22,8 85,29 A/B dengan AC (2 bh)

Pukul : 11.10-11.40 WT 3. R XI IPA 7 331 202 710 330 210 356,6 A -Menggunakan lampu 24,2 82,35 A/B dengan AC (2 bh)

394,5 23,5 84,45 A/B

SMU NEGERI 5 DENPASAR 1. R. XII IPA 2 180 233 223 478 147 252,2 A -pencahayaan alami 27,5 86,46 A/B kipas angin

Jl. Sanitasi Sidakarya 2.R. XI IPA 4 120 548 230 391 126 283 A -pencahayaan alami 27,4 84,99 A/B kipas angin

Pukul : 10.00-10.30 WT 3.R. X IPA 8 750 189 277 223 201 328 A -pencahayaan alami 27,1 81,98 A/B kipas angin

287,7 27,3 84,48 A/B

SMU NEGERI 6 DENPASAR 1. R. XII IPA 1 240 113 145 149 115 152,4 A - Pencahayaan alami 27,1 83,26 A/B kipas/AC (-)

Jl. Tukad Nyali Denpasar 2. R. XI IPS 2 738 315 593 1109 372 625,4 A - Pencahayaan alami 27,2 81,22 A/B kipas/AC (-)

Pukul :08.00-08.30 WT 3. R. XII IPS 2 878 944 247 429 300 559,6 A - Pencahayaan alami 27,5 79,92 A/B kipas/AC (-)

445,8 27,27 81,47 A/B

SMU NEGERI 7 DENPASAR 1. R. XII IPS S 87 146 183 134 89 127,8 A - Pencahayaan alami 27,8 75,52 A/B kipas angin

Jl. Kamboja Denpasar 2. R. XI IPA 7 228 244 197 249 186 220,8 A - Pencahayaan alami 27,5 76,36 A/B kipas angin

Pukul : 08.00-08.40 WT 3. R. X IPA 1 538 264 177 300 202 296,2 A - Pencahayaan alami 28,2 74,93 B/B kipas angin

214,9 27,83 75,6 A/B

SMU NEGERI 8 DENPASAR 1. R. XI IPA 6 752 205 296 1540 210 600,6 A - Pencahayaan alami 26,9 75,18 A/B kipas angin

2. R. X IPS 3 1935 598 681 426 351 798,2 A - Pencahayaan alami 26,8 68,42 A/B kipas angin

3. XII IPA 10 211 647 578 207 318 392,2 A - Pencahayaan alami 26,3 63,2 A/B kipas angin

597 26,67 68,93 A/B

KETERANGAN :

1.

HASIL PENGUKURAN IKLIM KERJA RUANGAN KELAS

KETERANGAN KETERANGAN

INTERP

RETASI

(*)

INTERP

RETASI

(*)

NO NAMA SEKO LAH TANG

GALRUANGAN PENCAHAYAAN (lux)

SUHU DAN

KELEMBABAN NILAI

RATA-

RATA (lux)

VARIABEL YG DIUKUR

SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI DI KOTA DENPASAR

1

2

3 Maret

2015

2 Maret

2015

3 Maret

2015

6 Maret

2015

3

4

Baku mutu didasarkan pada Lampiran I Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1405/ Menkes / SK / XI/2002 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Penyelenggaraan

Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran (*) A = sesuai dengan baku mutu (*) B = tidak sesuai dengan baku mutu

7

8

2 Maret

2015

6

MAret

2015

5

Jl. DAM Peraupan Peguyangan Denpasar Pukul :

10.45-11.30 WT4 Maret

2015

4 Maret

2015

6

Rata- Rata :

Rata- Rata :

Rata- Rata :

Rata- Rata :

Rata- Rata :

Rata- Rata :

Rata- Rata :

Rata- Rata :