tikus yang rakus dan musang

4
Tikus yang Rakus dan Musang Seekor tikus yang lapar, menemukan sebuah keranjang yang penuh dengan jagung. Ia lalu berusaha untuk masuk ke keranjang tersebut melalui satu celah yang sangat sempit yang menutupi mulut keranjang. Jagung tersebut begitu menggiurkan sehingga sang Tikus memaksa dirinya untuk masuk ke dalam keranjang. Akhirnya dengan susah payah, sang Tikus berhasil masuk dan langsung makan dengan rakusnya hingga perutnya menjadi sangat kenyang, dan bahkan membuat badannya tiga kali lebih besar dibandingkan sebelum masuk ke dalam keranjang tadi. Akhirnya sang tikus merasa puas dan menarik dirinya yang berat untuk keluar dari keranjang, tetapi hal yang bisa ia lakukan, hanyalah mengeluarkan kepalanya dari celah sempit itu. Di sanalah ia mengerang-ngerang dan mengeluh karena tidak bisa keluar. Saat itulah seekor musang lewat, dan ketika sang Musang melihat tikus tersebut, ia langsung mengerti kejadian yang dialami oleh sang Tikus. "Teman," kata sang Musang, "Saya mengerti semua kejadian yang menimpa kamu. Kamu benar-benar kekenyangan sampai tidak bisa keluar. Itulah hukuman bagi kamu. Kamu akan tetap tinggal di sana sampai badanmu sekurus sebelum kamu masuk tadi - apabila kamu

Upload: agus-ansori

Post on 27-Dec-2015

44 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tikus Yang Rakus Dan Musang

Tikus yang Rakus dan Musang

Seekor tikus yang lapar, menemukan sebuah keranjang yang penuh dengan

jagung. Ia lalu berusaha untuk masuk ke keranjang tersebut melalui satu celah

yang sangat sempit yang menutupi mulut keranjang. Jagung tersebut begitu

menggiurkan sehingga sang Tikus memaksa dirinya untuk masuk ke dalam

keranjang. Akhirnya dengan susah payah, sang Tikus berhasil masuk dan

langsung makan dengan rakusnya hingga perutnya menjadi sangat kenyang, dan

bahkan membuat badannya tiga kali lebih besar dibandingkan sebelum masuk ke

dalam keranjang tadi.

Akhirnya sang tikus merasa puas dan menarik dirinya yang berat untuk keluar

dari keranjang, tetapi hal yang bisa ia lakukan, hanyalah mengeluarkan kepalanya

dari celah sempit itu. Di sanalah ia mengerang-ngerang dan mengeluh karena

tidak bisa keluar.

Saat itulah seekor musang lewat, dan ketika sang Musang melihat tikus tersebut,

ia langsung mengerti kejadian yang dialami oleh sang Tikus.

"Teman," kata sang Musang, "Saya mengerti semua kejadian yang menimpa

kamu. Kamu benar-benar kekenyangan sampai tidak bisa keluar. Itulah hukuman

bagi kamu. Kamu akan tetap tinggal di sana sampai badanmu sekurus sebelum

kamu masuk tadi - apabila kamu ingin keluar."

Pesan Moral: Keserakahan membawa nasib buruk.

Page 2: Tikus Yang Rakus Dan Musang

Serigala dan Anjing Penjaga Rumah

Di suatu masa ada seekor serigala yang kurus dan sangat jarang mendapatkan mangsa akibat anjing-anjing desa yang menjaga desa dan ternak, sangatlah sigap dan tangkas. Serigala itu begitu kurusnya sehingga terlihat seperti tulang yang terbungkus kulit saja, dan hal ini membuat serigala tersebut menjadi sedih.

Suatu malam, sang Serigala berpapasan dengan seekor anjing rumah yang gemuk dan sehat, yang berkeliaran sedikit jauh dari rumah tinggalnya. Sang Serigala berpikiran untuk memangsa sang Anjing, tetapi sang Anjing terlihat sangat kuat dan susah untuk dikalahkan. Sang Serigala akhirnya hanya memuji-muji penampilan sang Anjing yang terlihat sehat itu.

"Kamu bisa juga menjadi sehat dan cukup makan seperti saya apabila kamu mau," kata sang Anjing. "Tinggalkanlah hutan, karena di sana kamu hidup menderita. Mengapa? karena kamu harus bertarung untuk mendapatkan makanan. Contohilah saya dan kamu akan menjadi sehat dan cantik."

"Apa yang harus saya lakukan?" tanya sang Serigala.

"Hampir dikatakan tidak berat," jawab sang Anjing penjaga rumah. "Mengejar-ngejar orang yang membawa tongkat dan menangkap tongkat yang dilemparkannya, menggonggongi pengemis yang lewat, menggosok-gosokkan badan pada kaki orang-orang di rumah. Sebagai gantinya kamu akan mendapatkan segala-galanya sedikit-sedikit, tulang ayam, sedikit daging, gula, kue dan lain-lainnya, kamu juga akan mendapatkan kata-kata pujian dan elusan."

Sang Serigala yang membayangkan segala keindahan itu, membuatnya hampir menangis. Tetapi saat itu dia menyadari bahwa bulu di sekeliling leher sang Anjing sedikit rontok dan kulitnya seperti terdapat bekas-bekas luka.

"Apa yang terjadi dengan lehermu?"

"Ah, tidak apa-apa," jawab sang Anjing.

"Coba katakan apa yang terjadi pada lehermu itu." kata sang Serigala.

"Mungkin yang kamu lihat di leher ku adalah bekas kalung di mana biasanya pada kalung tersebut diikatkan pada seutas tali atau rantai." jawab sang Anjing.

"Apa! sebuah rantai!" tanya sang Serigala. "Jadi kamu tidak dapat bebas ke mana-mana?"

"Tidak selalu! Tetapi apa bedanya?" jawab sang Anjing.

"Semuanya berbeda! Saya tidak peduli akan nikmatnya hidangan yang kamu makan dan saya pasti tidak akan dapat menikmati nikmatnya daging domba yang lembut apabila kebebasan saya dihalangi." kata sang Serigala sambil berlari masuk ke hutan.

Pesan Moral: Tidak ada yang lebih berharga dibandingkan dengan kebebasan.

Page 3: Tikus Yang Rakus Dan Musang