tiga tipe dalam keluarga

17
Tiga Tipe dalam Keluarga KELUARGA adalah tempat mencurahkan kasih sayang baik kepada orangtua ataupun sebaliknya. Keluarga yang bahagia adalah keluarga yang harmonis mempunyai komunikasi yang baik antaranggota di dalamnya, saling mengerti kebutuhan dan keinginan satu sama lain. menciptakan keluarga harmonis itu mudah jika di antara komponen keluarga itu mempunyai keterbukaan yang sehat, saling mendukung dalam hal kebaikan, dan berani mengaku salah jika memang bersalah. Ada tiga tipe keluarga yang umum di masyarakat. Tipe yang pertama adalah keluarga yang otoriter yaitu keputusan mutlak hanya ada pada satu tangan. Biasanya keluarga yang otoriter itu karena sikap orangtua yang terlalu tegas, selalu memaksakan kehendak. Anak diberi aturan-aturan hingga kadang merasa dikekang. Orangtua seperti ini hanya akan mengatakan "ya" pada keinginan anak jika keinginan itu benar dimata orangtua. Keluarga yang seperti ini akan memberikan dampak psikologis yang buruk bagi anak karena ketidaknyamanannya di rumah. Karena anak merasa dikekang, tidak mempunyai kebebasan untuk berekspresi. Seringkali di dalam hati anak ingin berontak yang di tunjukkan dengan perlakuan yang tidak mengenakkan di hati orang tuanya. Padahal, didalam diri anak mungkin dia berkata."Bukan seperti itu yang aku maksud Ma, Pa. Aku hanya ingin menunjukkan keinginan ku. Papa harus tahu itu." Sikap keluarga seperti ini bisa mematikan kreativitas karena untuk berekspresi saja tidak mendapat dukungan. Begitu juga dengan tipe keluarga yang kedua yaitu keluarga bebas. Mungkin karena orang tua yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya, sehingga tidak ada waktu di rumah untuk memerhatikan anaknya. Terlebih jika tanggung jawab anak hanya di limpahkan kepada pembantu. Keluarga yang seperti ini biasanya juga tidak peduli dengan apa yang terjadi dengan anaknya, sehingga anak merasa kurang mendapat kasih sayang dari orang tua. Dampak psikologis dari keluarga seperti ini adalah anak mempunyai sikap keras kepala dan mau menang sendiri. Tipe yang ketiga adalah keluarga yang demokratis, tidak terlalu otoriter ataupun terlalu bebas. Keluarga yang seperti ini adalah keluarga yang di dambakan anak-anak . Yaitu kebebasan yang tidak mengekang kreativitasnya. Komponen dalam keluarga ini semuanya memiliki sikap terbuka. Anak bisa mengungkapkan pendapatnya dan orang tua juga bisa menerimanya.

Upload: zahra-tazkiatun-nafs

Post on 02-Oct-2015

4 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

makalah

TRANSCRIPT

Tiga Tipe dalam KeluargaKELUARGAadalah tempat mencurahkan kasih sayang baik kepada orangtua ataupun sebaliknya. Keluarga yang bahagia adalah keluarga yang harmonis mempunyai komunikasi yang baik antaranggota di dalamnya, saling mengerti kebutuhan dan keinginan satu sama lain. menciptakan keluarga harmonis itu mudah jika di antara komponen keluarga itu mempunyai keterbukaan yang sehat, saling mendukung dalam hal kebaikan, dan berani mengaku salah jika memang bersalah.Ada tiga tipe keluarga yang umum di masyarakat. Tipe yang pertama adalah keluarga yang otoriter yaitu keputusan mutlak hanya ada pada satu tangan. Biasanya keluarga yang otoriter itu karena sikap orangtua yang terlalu tegas, selalu memaksakan kehendak. Anak diberi aturan-aturan hingga kadang merasa dikekang.Orangtua seperti ini hanya akan mengatakan "ya" pada keinginan anak jika keinginan itu benar dimata orangtua. Keluarga yang seperti ini akan memberikan dampak psikologis yang buruk bagi anak karena ketidaknyamanannya di rumah. Karena anak merasa dikekang, tidak mempunyai kebebasan untuk berekspresi.Seringkali di dalam hati anak ingin berontak yang di tunjukkan dengan perlakuan yang tidak mengenakkan di hati orang tuanya. Padahal, didalam diri anak mungkin dia berkata."Bukan seperti itu yang aku maksud Ma, Pa. Aku hanya ingin menunjukkan keinginan ku. Papa harus tahu itu."Sikap keluarga seperti ini bisa mematikan kreativitas karena untuk berekspresi saja tidak mendapat dukungan.Begitu juga dengan tipe keluarga yang kedua yaitu keluarga bebas. Mungkin karena orang tua yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya, sehingga tidak ada waktu di rumah untuk memerhatikan anaknya. Terlebih jika tanggung jawab anak hanya di limpahkan kepada pembantu. Keluarga yang seperti ini biasanya juga tidak peduli dengan apa yang terjadi dengan anaknya, sehingga anak merasa kurang mendapat kasih sayang dari orang tua. Dampak psikologis dari keluarga seperti ini adalah anak mempunyai sikap keras kepala dan mau menang sendiri.Tipe yang ketiga adalah keluarga yang demokratis, tidak terlalu otoriter ataupun terlalu bebas. Keluarga yang seperti ini adalah keluarga yang di dambakan anak-anak . Yaitu kebebasan yang tidak mengekang kreativitasnya.Komponen dalam keluarga ini semuanya memiliki sikap terbuka. Anak bisa mengungkapkan pendapatnya dan orang tua juga bisa menerimanya. Keinginan masing-masing bisa di ungkapkan dan diterima tanpa emosi, sehingga tidak menumbuhkan beban psikologis bagi anak dan tidak membuat rasa kecewa di hati orang tua.

KONSEP KELUARGA (TIPE KELUARGA, TUGAS KELUARGA, FUNGSI KELUARGA)07DEC2010No CommentsHEROdes.SolutionPosted inUncategorizedA.Konsep Keluarga1. 1.PengertianKeluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling tergantung.(Depkes RI, 1988).Keluarga adalah dua orang atau lebih yang bergabung karena ikatan tertentu untuk berbagi pengalaman dan pendekatan emosional serta mengodentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga.(Friedman, 1998).1. 2.Tipe/Bentuk KeluargaDalam masyarakat ditemukan tipe/bentuk keluarga:1. Keluarga Inti(Nuclear Family): keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.2. Keluarga Besar(Extended Family): keluarga inti ditambah sanak saudara misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dsb.3. Keluarga Berantai(Serial Family): keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.4. Keluarga Duda/Janda(Single Family): keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.5. Keluarga Berkomposisi(Composite): keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama-sama.6. Keluarga Kabitas(Cahabitation): dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.7. 3.Peran KeluargaPeran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal yang berhubungan dengan posisi dan situasi tertentu. Berbagai peran ayng terdapat dalam keluarga adalah sebagai berikut:1. Peran ayah sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, kepala rumah tangga, anggota dari kelompok sosialnya dan anggota masyarakat.2. Peran ibu sebagai isteri, ibu dari anaknya, mengurus rumah tangga, pengasuh, pendidik dan pelindung bagi anak-anaknya, anggota kelompok social dan anggota masyarakat serta berperan sebagai pencari nafkah tambahan bagi keluarga.3. Peran anak-anak sebagai pelaksana peran psikososial sesuai dengan tingkat perkembangan baik fisik, mental dan spiritual.4. 4.Fungsi KeluargaFungsi dari keluarga adalah memenuhi kebutuhan anggota individu keluarga dan masyarakat yang lebih luas, fungsi keluarga adalah:1. a.Fungsi AfektifMerupakan suatu basis sentral bagi pembentukan dan kelangsungan keluarga. Kebahagiaan keluarga diukur dengan kekuatan cinta keluarga. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak kegembiraan dan kebahagiaan seluruh anggota keluarga, tiap anggota keluarga mempertahankan hubungan yang baik.1. b.Fungsi SosialisasiSosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial. Proses sosialisasi dimulai sejak lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, belajar tentang norma-norma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi dalam keluarga.1. c.Fungsi reproduksiKeluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia.1. d.Fungsi EkonomiMerupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti makanan, pakaian dan tempat tinggal.1. e.Fungsi Perawatan KesehatanKeluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan yaitu mencegah terjadi gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kesanggupan keluarga untuk melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga untuk mengenal masalah kesehatan, membuat keputusan tindakan, memberikan perawatan, memelihara lingkungan dan menggunakan fasilitas kesehatan.B.TahapPerkembangan KeluargaPerkembangan keluarga adalah proses perubahan dari sistem keluarga yang terjadi dari waktu ke waktu meliputi perubahn interaksi dan hubungan di antara keluarga dari waktu ke waktu. Perkembangan ini terbagi dalam beberapa tahapan, setiap tahapan memiliki tugas perkembangan yang harus dipenuhi agar tahapan tersebut dapat dilalui denagn sukses.MenurutDuvall(1977) siklus kehidupan keluarga terdiri dari 8 tahapan yang mempunyai tugas dan resiko tertentu pada setiap tahapan perkembangannya. Adapun 8 tahapan perkembangan tersebut adalah:1. Tahap 1keluarga pemula: dimulai saat individu membentuk keluarga melalui perkawinan.Tugas perkembangan:1. Membina hubungan intim yang memuaskan kehidupan baru.2. Membina hubungan dengan teman lain, keluarga lain.3. Membina keluarga berencana.Masalah kesehatan:masalah seksual, peran perkawinan, kehamilan yang kurang direncanakan.1. Tahap 2keluarga dengan kelahiran anak pertama: dimulai sejak anak pertama lahir sampai berusia 30 bulan.Tugas perkembangan:1. Perubahan peran menjadi orang tua.2. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga.3. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangannya.Masalah kesehatan:pendidikan meternitas, perawatan bayi yang baik, pengenalan dan penanganan masalah kesehatan fisik secara dini, imunisasi, tumbuh kembang dan lain-lain.1. Tahap 3keluarga dengan anak pra sekolah: dimulai anak pertama berusia 2,5 tahun sampai dengan 5 tahun.Tugas perkambangan:1. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga.2. Membantu anak bersosialisasi, beradaptasi dengan lingkungan.3. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara kebutuhan anak yang lain juga harus dipenuhi.4. Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam maupun di luar keluarga.5. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak-anak.6. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.7. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak.Masalah kesehatan:1. a.Masalah kesehatan fisik: penyakit menular pada anak.2. b.Masalah kesehatan psikososial: hubungan perkawinan, perceraian.3. c.Persaingan antara kakak adik.4. d.Pengasuhan anak.5. Tahap 4keluarga dengan anak usia sekolah: dimulia saat anak pertama berusia 6 tahun samapi 13 tahun.Tugasperkembangan:1. Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan.2. Mempertahankan hubungan perkawinan bahagia.3. Memenuhi kebutuhan dan biaya hidup yang semakin meningkat.4. Meningkatkan komunikasi terbuka.5. Tahap 5keluarga dengan anak remaja: dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun sampai 19-20 tahun.Tugas perkembangan:1. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, meningkatkan otonominya.2. Mempererat hubungan yang intim dalam keluarga.3. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dn orang tua.4. Perubahan sistem peran dan peraturan tumbuh kembang keluarga.Masalah kesehatan:penyalahgunaan obat-obatan dan penyakit jantung.1. Tahap 6keluarga dengan anak dewasa: dimulai saat anak pertama meninggalkan rumah sampai anak terakhir, lamanya tergantung dengan jumlah anak atau banyaknya anak belum menikah dan tinggal dalam rumah:Tugas perkembangan:1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.2. Mempertahankan keintiman pasangan.3. Membantu orang tua yang sedang sakit dan memasuki masa tua4. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat5. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tanggaMasalah kesehatan:1. a.Masa komunikasi dewasa muda dengan orang tua tidak lancar.2. b.Transisi peran suami istri.3. c.Memberi perawatan.4. d.Kondisi kesehatan kronis5. e.Masalah menopause6. f.Efek dari obat-obatan, merokok, diet dan lain-lain.7. Tahap 7keluarga dengan usia pertengahan: dimulai saat anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiunan atau salah satu pasangan meninggal.Tugas perkembangan:1. Mempertahankan kesehatan.2. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak.3. Meningkatkan keakraban pasangan.Masalah kesehatan:1. a.Promosi kesehatan.2. b.Masalah hubungan dengan perkawinan.3. c.Komunikasi dan hubungan dengan anak cucu dan lain-lain.4. d.Masalah hubungan dengan perawatan.5. Tahap 8keluarga dengan usia lanjut: dimulai salah satu meninggal atau pension sampai dengan dua-duanya meninggal.C.Konsep Keperawatan Keluarga1. 1.PengertianKeperawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai sarana(Salviction G. Bailon dan Araciles Maglaya), 1978).1. 2.Keluarga sebagai Unit PelayananBeberapa hal berikut ini adalah alasan mengapa harus menjadi fokus sentral dari perawatan:1. Dalam sebuah unit keluarga disfungsi apa saja akan mempengaruhi satu atau lebih anggota keluarga.2. Ada hubungan yang kuat antara keluarga dan status kesehatan anggotanya.3. Melalui perawatan kesehatan keluarga akan meningkat derajat kesehatan secara menyeluruh.4. Upaya menemukan kasus dalam keluarga dan faktor resiko pada anggota keluarga yang lain.5. Pemahaman terhadap individu dan fungsinya dipandang dalam konteks keluarga mereka.6. Keluarga merupakan sistem pendukung vital bagi individu.7. 3.Peran PerawatPeran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah:1. a.PendidikPerawat memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar keluarga dapat melakukan program Asuhan Keperawatan Keluarga secara mandiri dan bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan.1. b.KoordinatorKoordinasi diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan.1. c.PelaksanaPerawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah, klinik, maupun di rumah sakit bertanggung jawab memberikan perawatan langsung.1. d.Pengawas KesehatanPerawat harus melakukan kunjungan rumah yang teratur untuk mengidentifikasi tentang kesehatan keluarga.1. e.KonsultanPerawat sebagai narasumber bagi keluarga di dalam mengatasi masalah kesehatan.1. f.KolaborasiPerawat harus bekerja sama dengan pelayanan rumah sakit atau anggota tim kesehatan lain untuk mencapai tahap kesehatan yang optimal.1. g.FasilitatorPeran disini adalah membantu keluarga di dalm menghadapi kendala untuk meningkatkan derajat kesehatannya.1. h.Modifikasi LingkunganPerawat dapat memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun lingkungan masyarakat agar tercipta lingkungan yang sehat.1. 4.Proses Keperawatan KeluargaProses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistematis untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan keluarga, merencanakan asuhan keperawatan, melakukan intervensi keperawatan sesuai dengan rencana yang telah disusun dan mengevaluasi asuhan yang telah diberikan terhadap keluarga.Tahap-tahap dalam proses keperawatan:1. a.PengkajianPengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat untuk mengukur keadaan klien atau keluarga dengan memakai norma-norma kesehatan maupun sosial yang merupakan sistem terintegrasi dan kesanggupan keluarga untuk mengatasinya.1. b.Diagnosa KeperawatanDalam menetapkan diagnosa keperawatan keluarga ditetapkan berdasarkan faktor resiko dan faktor potensial terjadinya penyakit atau masalah kesehatan keluarga serta mempertimbangkan kemampuan dalam mengatasi masalah kesehatannya.1. c.PelaksanaanPelaksanaan tindakan didasarkan pada rencana asuhan yang telah disusun. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan adalah sumber daya (keuangan), tingkat pendidikan keluarga, adat istiadat yang berlaku, respon dan penerimaan keluarga serta sarana yang dimiliki keluarga.1. d.EvaluasiEvaluasi adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai. Apabila dalam penilaian tujuan tidak tercapai, maka perlu dicari penyebabnya. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor yaitu tujuan tidak realistis, tindakan keperawatan yang tidak tepat dan faktor yang tidak dapat diatasi.D.Hipertensi1. PengertianHypertensi adalah meningkatnya tekanan darah baik tekanan sistolik dan diastolic serta merupakan suatu factor terjadinya kompilikasi penyakitt kardiovaskuler ( Soekarsohardi,1999 : 151 ).Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolic diatas standar dihubungkan dengan usia ( Gede Yasmin,1993 : 191 ).Dari definisidefinisi diatas dapat disimpulkan bahwa : Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah baik sistolik maupun diastolic diatas normal sesuai umur dan merupakan salah satu factor resiko terjadinya kompilkasi penyakit kardiovaskuler.1. EtiologiHipertensi dapat dikelompokan dalam dua kategori :1. Hipertensi primer artinya belum diketahui penyebabnya yang jelas.Berbagai faktor yang turut berperan sebagai penyebab hipertensi seperti berrtambahnya usia , factor psikologis , dan keturunan. Sekitar 90 % hipertensi tidak diketahui penyebabnya .1. Hipertensi sekunder telah diketahui penyebabnya seperti stenosis arteri renalis, penyakit parekim ginjal, Koartasio aorta. Hiperaldosteron, pheochromositoma dan pemakaian oral kontrasepsi. Adapun factor pencetus hipertensi seperti, keturunan, jenis kelamin, umur, kegemukan, lingkungan, pekerjaan, merokok, alkohol dan social ekonomi (Susi Purwati , 2000 : 25 )2. Patofisiologi.Jantung adalah sistim pompa yang berfungsi untuk memompakan darah keseluruh tubuh, tekanan teresebut bergantung pada factor cardiac output dan tekanan peririfer. Pada keadaan normal untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan tubuh yang meningkat diperlukan peningkatan cardiac output dan tekanan perifer menurun .Konsumsi sodium (garam) yang berlebihan akan mengakibatkan meningkatnya volume cairan dan pre load sehingga meningkatkan cardiac aouput . Dalam sistim Renin - Angiotensien aldosteron pada patogenesis hipertensi, , glandula supra renal juga menjadi factor penyebab oleh karena faktor hormonSistim Renin mengubah angiotensin menjadi angiotensin I kemudian angitensin I menjad angiotensin II oleh Angitensi Convertion Ensym (ACE)Angiotensin II mempengaruhi Control Nervus Sistim dan nervus pereifer yang mengaktifkan sistim simpatik dan menyebabkan retensi vaskuler perifer meningkat . Disamping itu angiotensin II mempunyai efek langsung terhadap vaskuler smoot untuk vasokonstruksi renalis. Hal tersebut merangsang adrenal untuk mengeluarkan aldosteron yang akan meningkatkan extra Fluid volume melalui retensi air dan natrium. Hal ini semua akan meningkatkan tekanan darah melalui peningkatan cardiac output. (Jurnlistik international cardiovaskuler,1999 ).1. KomplikasiKomplikasi yang mungkin terjadi akibat hipertensi seperti , penyakit jntung koroner, gagal jantung ,gagal ginjal ,kerusakan mata, dan kerusakan pembuluh darah otak ( Sri Rahayu, 2000 : 22,23 dan patologi penyakit jantung RSUD.dr Soetomo,1997).1. PerawatanPerawatan pada penderita hipertensi adalah sebagai berikut :1. Pengaturan diit2. Berolah raga secara teratur3. Obat-obatan penurun takanan darah antara lain :1) Diuretik : Hidrochlortiasid,Furosemid dll.2) Betablokerroparnolol, dll.3) Alfabloker : Prazosin dll.4) Penghambat ACE : Kaptopril dll.5) Antagonis Kalsium : Diltiasem dll.(farmakologi FKUI,1995)1. NutrisiDalam merencanakan menu makanan untuk penderita hipertensi ada beberapa factor yang perlu diperhatikan yaitu keadaan berat badan, derajat hipertensi,aktifitas dan ada tidaknya komplikasi. Sebelum pemberian nutrisi pada penderita hipertensi ,diperlukan pengetahuan tentang jumlah kandungan natrium dalam bahan makanan. Makan biasa ( untuk orang sehat rata-rata mengandung 2800 6000 mg per hari ). Sebagian besar natrium berasal dari garam dapur.Untuk mengatasi tekanan darah tinggi harus selalu memonitor kadaan tekanan darah serta cara pengaturan makanan sehari-hari. Secara garis besar ada 4 (empat) macam diit untuk menanggulangi atau minimal mempertahankan tekanan darah yaitu :1. Diet rendah garamDiet rendah garam pada hakekatnya merupakan diet dengan mengkonsumsi. Makanan tanpa garam.Garam dapur mempunyai kandungan 40% Natrium. Sumber sodium lainnya antara lain makanan yang mengandung soda kue, baking powder, MSG (Mono Sodium Glutamat), Pengawet makanan atau natrium bensoat biasanya terdapat dalam saos, kecap, selai, jelli, makanan yang terbuat dari mentega. Penderita tekanan darah tinggi yang sedang menjalankan diet pantang garam memperhatikan hal sebagai berikut :1) Jangan menggunakan garam dapur.2) Hindari makanan awetan seperti kecap, margarie, mentega, keju, trasi, petis, biscuit, ikan asin, sardensis, sosis dan lain-lain.3) Hindari bahan makanan yang diolah dengan menggunakan bahan makanan tambahan atau penyedap rasa seperti saos.4) Hindari penggunaan beking soda atau obat-obatan yang mengandung sodium.5) Batasi minuman yang bersoda seperti cocacola, fanta, sprite1. Diet rendah kolesterol / lemak.Didalam tubuh terdapat tiga bagian lemak yaitu kolesterol, trigliserida, dan pospolipid. Sekitar 25 50 % kolesterol berasal dari makanan dapat diarsorbsi oleh tubuh sisanya akan dibuang lewat faeces. Beberapa makanan yang mengandung kolestero tinggi yaitu daging, jeroan, keju keras, susu, kuning telur, ginjal, kepiting, hati dan kaviar. Tujuan diet rendah kolesterol adalah menurunkan kadar kolestero serta menurunkan berat badan bila gemuk. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengatur nutrisi pada hypertensi adalah :1) Hindari penggunaan minyak kelapa, lemak, margarine dan mentega.2) Batasi konsumsi daging, hati, limpa dan jenis jeroan.3) Gunakan susu full cream.4) Batasi konsumsi kuning telur, paling banyak tiga butir per minggu.5) Lebih sering mengkonsumsi tahu, tempe, dan jenis kacang-kacang lainnya.6) Batasi penggunaan gula dan makanan yang manis-manis seperti sirup, dodol.7) Lebih banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah buahan.1. Diet kalori bila kelebihan berat badan.Hypertensi tidak mengenal usia dan bentuk tubuh seseorang. Meski demikian orang yang kelebihan berat badan akan beresiko tinggi terkena hypertensi. Salah satu cara untuk menanggulanginya dengan melakukan diet rendah kalori, agar berat badannya menurun hingga normal. Dalam pengaturan nutrisi perlu diperhatikan hal berikut :1) Asupan kalori dikurangi sekitar 25 % dari kebutuhan energi atau 500 kalori untuk penurunan 0,5 kg berat badab per minggu.2) Menu makanan harus seimbang dan memenuhi kebutuhan zat gizi.3) Perlu dilakukan aktifitas olah raga ringan.Contoh menu untuk penderita hypertensi:1 piring nasi ( 100 gram ), 1 potong daging ( 50 gram ), 1 mangkok sup ( 130 gram ), 1 potong tempe ( 50 gram ), 1 potong pepaya ( 100 gram ), ( Sri Rahayu, 2000 ).1. Dampak masalah.1. Terhadap individu.1) Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat.