tibs berguna naonatal tips
DESCRIPTION
neonatal careTRANSCRIPT
Jumat, 12-September-2003 08:00 WIB
Vaksinasi MMR Tidak Berkaitan Dengan Timbulnya Autisme
Apakah autisme itu?
Autisme adalah istilah yang digunakan untuk sekumpulan gangguan perkembangan
secara neurologik dimana individu yang mengalaminya akan mengalami gangguan pada
kemampuan interaksi sosialnya dan keterampilan komunikasinya, serta kecenderungan
untuk mengulangi suatu perilaku tertentu. Terdapat berbagai macam bentuk autisme, dari
seseorang yang dapat berperilaku baik pada berbagai keadaan, sampai seseorang yang
mengalami gangguan bicara dan keterampilan harian sederhana. Autisme biasanya
didiagnosa pada usia balita atau usia prasekolah, walaupun ada juga yang didiagnosa
pada usia yang lebih tua. Menurut laporan, sekitar 20% anak yang mengalami autisme
mengalami sesuatu yang disebut sebagai “regresi”, yaitu mereka tampaknya mengalami
suatu perkembangan normal tetapi kemudian kehilangan keterampilan komunikasi dan
sosial. Anak laki-laki mempunyai resiko tiga sampai empat kali lipat untuk mengalami
autisme dari pada anak perempuan. Autisme dapat terjadi pada semua kelompok ras,
etnik, dan sosial manapun. Berbagai macam faktor yang diduga berhubungan dengan
autisme antara lain faktor infeksi, metabolisme, genetik, neurologik, dan lingkungan.
Faktor genetik dan kelainan otak pada saat lahir dianggap sebagai penyebab utama
autisme.
Apakah vaksin measles-mumps-rubella (MMR) / campak-gondong-rubella dapat
menyebabkan autisme?
Menurut bukti-bukti ilmiah yang ada saat ini tidak ada satupun hipotesis yang
mendukung pernyataan bahwa vaksin MMR, atau kombinasinya, dapat menyebabkan
terjadinya autisme maupun bentuk autisme regresif. Pertanyaan-pertanyaan akan adanya
kemungkinan kaitan antara vaksin MMR dan autisme telah diteliti secara luas oleh
National Academy of Sciences, Institute of Medicine, Amerika. Penelitian ini
menyimpulkan berdasarkan bukti-bukti epidemiologi yang ada saat ini bahwa tidak ada
hubungan sebab akibat antara vaksin MMR dan autisme.
Apa saja yang telah dapat disimpulkan melalui penelitian tersebut?
Penelitian epidemiologi telah menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara vaksinasi
MMR pada anak dengan terjadinya autisme.
Apakah ada penelitian yang menyatakan bahwa ada kemungkinan kaitan antara
autisme dan vaksin MMR?
Beberapa penelitian yang menyatakan ada kemungkinan hubungan sebab akibat antara
vaksin MMR dan autisme sebenarnya memiliki kekurangan dan kelemahan signifikan
dan tidak dapat dibuktikan dengan nyata. Penelitian-penelitian semacam ini telah gagal
dalam menunjukkan adanya hubungan sebab akibat antara vaksin MMR dan autisme.
Penelitian tersebut meneliti dengan menggunakan jumlah kasus yang terlalu sedikit yang
diperlukan untuk dapat menyimpulkan sesuatu secara umum. Selain itu, kasus yang
diteliti bukan merupakan sampel yang representatif dan tidak menggunakan kelompok
kontrol sebagai perbandingan.
Apakah vaksinasi MMR yang diberikan secara terpisah berdasarkan komponen
individualnya, dengan kata lain menyuntik anak tiga kali secara terpisah, akan
lebih aman dari pada satu suntikan kombinasi?
Tidak ada penelitian ilmiah atau data yang menunjukkan bahwa ada manfaat dalam
pemberian vaksinasi MMR secara terpisah menurut komponen individualnya. Komite
Institute of Medicine, Amerika yang menganalisa keamanan imunisasi telah
menyimpulkan bahwa tidak ada bukti yang mendukung pernyataan bahwa sistem
kekebalan bayi belum mampu menghadapi sejumlah antigen yang disuntikkan saat
imunisasi rutin. Memisahkan vaksinasi MMR menjadi tiga dosis terpisah yang diberikan
sebanyak tiga kali akan menambah ketidaknyamanan.
Apakah adik dari seorang anak autistik, atau anak dari seorang autistik dapat
diberi vaksinasi MMR?
Ya. Bukti-bukti ilmiah saat ini tidak menunjukkan bahwa vaksin MMR, atau kombinasi
apapu vaksin tersebut, dapat menyebabkan terjadinya autisme, termasuk bentuk autisme
regresif.
Apakah vaksinasi sebaiknya ditunda sampai akibat negatif dari vaksin ini
diketahui?
Tidak. Tidak ada bukti yang meyakinkan bahwa vaksin yang diberikan pada imunisasi
dapat menyebabkan akibat jangka panjang. Sebaliknya, seseorang dapat jatuh sakit dan
meninggal dari penyakit yang dapat dicegah oleh vaksin ini. (cfs/cdc.gov)