therese, sr. cb - penerapan model praktik keperawatan profes.doc

26
PENERAPAN MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL PELAYANAN KESEHATAN ST. CAROLUS Oleh: Sr. Therese Maura Hardjanti, CB MSN P.K. St. Carolus – J A K A R T A PENDAHULUAN Keperawatan sangat dinamis dari abad ke abad, secara terus menerus berkembang, berubah, dan mengadaptasikan dengan respon berbagai wawasan tanda jaman dan masyarakat yang luas. Pada era globalisasi rumah sakit menghadapi tantangan mutu pelayanan dan tuntutan yang semakin meningkat pada akontabilitas keperawatan yang professional. Untuk memantapkan pemberian pelayanan terbaik dengan meningkatkan mutu asuhan keperawatan merupakan salah satu bentuk upaya yang ditekankan, sebagai salah satu kewajiban utama dalam pelayanan keperawatan secara menyeluruh. Oleh karena itu Model Praktek Keperawatan Professional diterapkan sebagai suatu system yang memungkinkan petugas professional dapat meningkatkan pelayanan di Rumah Sakit St. Carolus pada umumnya, dan penataan pemberian asuhan keperawatan pada khususnya. Dalam meningkatkan praktek keperawatan yang bermutu tinggi dan memuaskan pasien / klien / pelanggan, kualitas perawat yang berperan aktif dalam praktek sangat menentukan, termasuk perilaku penuh “caring” dalam tugas dan tanggung jawabnya. Setiap anggota profesi harus

Upload: riuhardana

Post on 15-Dec-2014

79 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

bahan seminar

TRANSCRIPT

Page 1: Therese, Sr. CB - Penerapan Model Praktik Keperawatan Profes.doc

PENERAPAN MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

PELAYANAN KESEHATAN ST. CAROLUS

Oleh: Sr. Therese Maura Hardjanti, CB MSNP.K. St. Carolus – J A K A R T A

PENDAHULUAN

Keperawatan sangat dinamis dari abad ke abad, secara terus menerus berkembang,

berubah, dan mengadaptasikan dengan respon berbagai wawasan tanda jaman dan

masyarakat yang luas. Pada era globalisasi rumah sakit menghadapi tantangan mutu

pelayanan dan tuntutan yang semakin meningkat pada akontabilitas keperawatan

yang professional. Untuk memantapkan pemberian pelayanan terbaik dengan

meningkatkan mutu asuhan keperawatan merupakan salah satu bentuk upaya yang

ditekankan, sebagai salah satu kewajiban utama dalam pelayanan keperawatan secara

menyeluruh. Oleh karena itu Model Praktek Keperawatan Professional diterapkan

sebagai suatu system yang memungkinkan petugas professional dapat meningkatkan

pelayanan di Rumah Sakit St. Carolus pada umumnya, dan penataan pemberian

asuhan keperawatan pada khususnya.

Dalam meningkatkan praktek keperawatan yang bermutu tinggi dan memuaskan

pasien / klien / pelanggan, kualitas perawat yang berperan aktif dalam praktek sangat

menentukan, termasuk perilaku penuh “caring” dalam tugas dan tanggung jawabnya.

Setiap anggota profesi harus memiliki ketrampilan / kompetensi yang memadai;

kematangan dan integritas pribadi yang tinggi, kemampuan berpikir kritis secara

menyeluruh / kompleks, serta kemampuan teknikal dan interpersonal yang diperlukan

dalam penyelesaian masalah dan pembuatan suatu pengambilan keputusan klinik

dalam pemberian asuhan (Eddy, Elfrik. Weis, & Schank, 1994). Hal tersebut

merupakan keutamaan dalam keperawatan professional sebagai tanggung jawab

moral terhadap pasien / keluarga /masyarakat.

PERKEMBANGAN PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL DI PKSC

Pelayanan Kesehatan St. Carolus (PKSC) sejak November 1993 telah menerapkan

sistem “Primary Nursing”/”Keperawatan Primer” yang bertujuan dapat memantapkan

Page 2: Therese, Sr. CB - Penerapan Model Praktik Keperawatan Profes.doc

praktek keperawatan professional, khususnya dalam pemberian asuhan keperawatan.

Penerapan sistem dimulai di tiga unit keperawatan medical-bedah, hingga pada tahun

1996 berkembang ke tiga belas (13) unit perawatan yang lain, yaitu medical-bedah,

anak, dan jiwa. Selama kurang lebih delapan (8) tahun pekerjaan ini sangat

menantang perawat untuk bertanggung jawab dengan dasar nilai-nilai professional

dan keutamaan organisasi secara optimal. Perawat profesional selama dua puluh

empat (24) jam bertanggung jawab dan tanggung gugat dalam pemberian asuhan dan

pengelolaan keperawatan yang sangat berfaedah / bermanfaat (Manthey, 1980).

Model Praktek Profesi ini diterapkan sebagai peningkatan system praktek

keperawatan sebelumnya, yakni pemberian asuhan melalui upaya kooperatif dan

kolaboratif atau Metode Tim.

Adanya ketenagaan yang sangat bervariasi, kompetensi kurang memadai dalam

pendekatan managemen maupun dalam pengelolaan pemberian asuhan keperawatan

sejak pasien masuk sampai pulang, mengakibatkan kolaborasi dan tanggung jawab

dan tanggung gugat atas asuhan menjadi kurang optimal. Oleh karena itu

penyempurnaan penerapan sistem yang lebih berkesinambungan diupayakan dengan

meningkatkan unsur-unsur yang meliputi: informasi maupun pemberian asuhan,

komunikasi/pengarahan antar “primary nurse” dan “associates”, interaksi perawat-

pasien, dan kolaborasi dengan dokter. Pada tahun 2002 PKSC mengimplementasikan

sistem “Keperawatan Tim Primer” sebagai modifikasi sistem keperawatan primer.

Secara nyata keutamaan professional yang merupakan “core” pelayanan keperawatan

profesional dapat terwujud dalam mekanismenya. Sistem keperawatan tim-primer

adalah sistem pemberian asuhan keperawatan dimana sekelompok perawat

professional dan non-professional bertanggung jawab dalam memberikan asuhan

secara individual, komprehensif dan berkesinambungan kepada sekelompok pasien,

sejak pasien dirawat sampai pulang dari rumah sakit atau pindah ke institusi lain

dengan dukungan koordinasi dan kepemimpinan yang efektif.

PERSI-SEMNAS VII/Th.MH,CB/PK St.Carolus 2005

2

Page 3: Therese, Sr. CB - Penerapan Model Praktik Keperawatan Profes.doc

Sistem keperawatan tim primer merupakan hasil adopsi dan adaptasi dari kedua

Metode, Keperawatan Primer dan Tim. Uji terap model Modifikasi Keperawatan

Primer / Keperawatan Tim Primer sebagai unit percontohan dimulai dari dua (2) unit

medical surgical selama 3 bulan sejak 18 September sampai dengan 19 Desember

2002. Konsep penerapan dan sarana penunjang disosialisasikan keseluruh satuan

unit keperawatan sebelum uji terap dilaksanakan. Dalam waktu yang cukup singkat,

penerapan diikuti oleh unit-unit yang secara bertahap siap mengupayakan unsur-unsur

penting dalam keperawatan professional sebagaimana telah disepakati. Dalam

perjalanan penerapan, follow-up dan evaluasi didapat perolehan bahwa Keperawatan

Tim Primer memberikan manfaat yang sangat berarti dalam pelayanan keperawatan

professional; adalah sebagai berikut:

Pemberian asuhan keperawatan dan informasi yang berkesinambungan dapat

lebih terpelihara, demikian juga dukungan koordinasi dan supervisi dari perawat

dengan pasien, sehingga meningkatkan tanggung jawab dan tanggung gugat.

Berdasarkan kompetensinya, perawat mengaktualisasikan otonomi dalam

pengambilan keputusan asuhan pasien. Tanggung jawab dalam tugas ini

menantang perawat untuk peningkatan kualitas dan lebih holistik kepada individu.

Dengan demikian partisipasi perawat dalam pemberian asuhan meningkatkan

kepuasan pasien.

Tanggung jawab pemberian asuhan keperawatan yang ditugaskan dengan jelas

sebagai peran otonomi perawat yang meningkatkan cara berpikir secara kritis

sehingga menunjukkan akuntabilitasnya.

Waktu beraktifitas dan berinteraksi langsung dengan pasien menjadi lebih banyak,

dengan demikian tanggung jawab perawat pada pasien lebih terfokus secara

individual secara menyeluruh.

Kolaborasi dan kemitraan antara perawat dan dokter lebih berbobot. Perawat

menguasai asuhan yang diberikan kepada pasien termasuk kondisi / klinisnya,

demikian juga pada waktu perawat primer tidak disamping pasien / tidak dinas.

PERSI-SEMNAS VII/Th.MH,CB/PK St.Carolus 2005

3

Page 4: Therese, Sr. CB - Penerapan Model Praktik Keperawatan Profes.doc

Kerjasama dan mekanisme komunikasi dalam tim lebih terjamin, baik melalui

perencanaan, implementasi hingga konferensi tentang asuhan keperawatan.

Kritik / umpan balik di antara perawat sebagai anggota tim dapat meningkatkan

peran kepemimpinan perawat / setiap anggota profesi dan pendekatan fungsi

managemen dalam pelayanan keperawatan.

IMPLEMENTASI MPKP : “KEPERAWATAN TIM PRIMER” PKSC

Implementasi Keperawatan Tim Primer di Pelayanan Kesehatan St. Carolus dimulai

dengan perubahan struktur dan proses yang ditekankan pada nilai-nilai professional

serta unsur-unsur pokok organisasi sebagai peningkatan ethic-moral profesional.

Bermula dari pengalaman dalam perwujudan komitmen yang merupakan kesepakatan

untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Kita menyadari bahwa semakin lama

semakin banyak hambatan yang dihadapi dan menuntut segera untuk diselesaikan.

Berdasarkan fakta tersebut serta masukan-masukan dari profesi lain yang

berkolaborasi menyarankan dan mendukung adanya model lain yang dikembangkan

sebagai perubahan dalam peningkatan pelayanan secara nyata.

Dasar Pemikiran

Pemberian asuhan keperawatan langsung pada pasien belum menyeluruh

dilaksanakan oleh perawat primer. Tersedianya pembimbing klinik dengan jumlah

yang minimal mengakibatkan supervisi yang dibutuhkan bagi perawat yunior

kurang terpenuhi. Ditambahkan bahwa staf perawat / asosiet tidak bertanggung

jawab ataupun akan mengganti kerugian saat diluar jam kerja perawat primer,

serta kurang menyadari akan tanggung jawab dan pentingnya informasi tentang

asuhan keperawatan pasien (Sullivan & Decker, 2001).

Kesinambungan pemberian asuhan keperawatan kurang optimal, karena

pemahaman metode keperawatan primer dan mekanismenya tidak tertangkap

secara menyeluruh oleh ketenagaan perawat yang ada. Nilai-nilai profesi kurang /

belum terintegrasi dalam pelaksanaan praktek pemberian asuhan keperawatan.

Akibatnya peningkatan mutu keperawatan kurang sesuai dengan harapan.

PERSI-SEMNAS VII/Th.MH,CB/PK St.Carolus 2005

4

Page 5: Therese, Sr. CB - Penerapan Model Praktik Keperawatan Profes.doc

Jumlah tenaga perawat April 2002 sebanyak 385 orang untuk 13 unit perawatan

medical, bedah, dan anak. Mereka terdiri dari 3 (0.8%) Penjenang Kesehatan, 89

(23.1%) PK/PR, 274 (71.2%) D3 Keperawatan, dan 19 (4.9%) SKp/SKM. Jumlah

tersebut kurang memenuhi syarat sebagai perawat primer, jika menangani + 400

orang pasien di unit-unit perawatan tersebut.

Komposisi ketenagaan perawat PKSC memerlukan sistem yang dapat

mengakomodasi karakteristik tenaga yang bervariasi dengan menyediakan

supervisi, pembelajaran, pengarahan, dan koordinasi. Ketrampilan keperawatan

dan tenaga yang bervariasi sangat bertendensi pada model praktek keperawatan

modular, melaksanakan tugas sebagai kebersatuan, dan mempunyai perspektif

yang menyeluruh pada kebutuhan setiap pasien ( Magargal, 1987).

Unsur-Unsur dalam Sistem Keperawatan Tim Primer

Model Praktek Keperawatan Professional di Pelayanan Kesehatan St. Carolus merupakan penataan system pemberian asuhan keperawatan yang meliputi unsur-unsur sebagai berikut:

a. Ketenagaan

Jenis tenaga perawat setiap unit terdiri dari: Kepala Unit (Ka.U), Supervisor

Klinik (SK), Ketua Tim (Ka.T), Perawat Primer (PP), Perawat Asosiet (PA) dan

Perawat Asisten (PAs). Hingga saat ini sistem Keperawatan Tim Primer di PKSC

diterapkan / dilaksanakan di lima belas (15) unit perawatan.

PERSI-SEMNAS VII/Th.MH,CB/PK St.Carolus 2005

5

Page 6: Therese, Sr. CB - Penerapan Model Praktik Keperawatan Profes.doc

b. Tanggungjawab Asuhan Perawatan

Tim bertanggungjawab seluruh asuhan perawatan pada sekelompok pasien. Tim

dipimpin oleh Ketua Tim (Ka.Tim) yakni seorang perawat profesional yang

menerima delegasi otoritas untuk menugaskan asuhan langsung terhadap 4

sampai 6 pasien kepada setiap Perawat Primer (PP). Ka.Tim bertanggung jawab

atas keputusan dan praktek profesional pada pasien; mengarahkan dan

mengkoordinir pelaksanaan asuhan, termasuk asuhan medik; mendampingi PP

maupun perawat Asisten (PAs) yunior dalam intervensi keperawatan beresiko;

mengevaluasi, dan menindak-lanjuti penanganan masalah yang tidak dapat

diselesaikan PP, serta mengontrol dokumentasi asuhan.

PP bertanggungjawab merencanakan dan memastikan implementasi asuhan sejak

menerima pasien baru / sepanjang tujuh (7) hari seminggu, meliputi: mengkaji,

merencanakan asuhan, dan melakukan intervensi langsung. Selain itu PP

mengkoordinasikan rencana asuhan secara interdisipliner, memberikan obat-

obatan, menyiapkan rencana pulang, memberikan penyuluhan, dan mengevaluasi

efektifitas intervensi asuhan pasien yang ditugaskan. Dalam keadaan kompleks /

mendesak, PP mendelegasikan sebagian aktifitas asuhan kepada perawat Asosiet

(PA) sepengetahuan Ka.Tim atau Supervisor Klinik (SK). Diluar jam dinas,

pelaksanaan asuhan pasien didelegasikan kepada PA yang ditunjuk Ka.Tim

dalam periode 7-7-10 jam (PP tetap siap dihubungi jika terjadi masalah serius

pada pasiennya). PP bertanggungjawab & bertanggung gugat atas hasil

pelaksanaan asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien. PA

mengarahkan PAs dalam tugas / bekerja, dan PAs bertanggung jawab

melaksanakan asuhan pasien sesuai rencana asuhan yang telah ditentukan.

c. Pelaporan Asuhan dan Ronde

Pelaporan asuhan dilaksanakan sebelum memulai tugas guna memastikan bahwa

asuhan yang diberikan kepada pasien berjalan baik dan aman. Perawat

memberikan informasi dengan mengawali dan menyebutkan dari pasien yang

berkondisi kompleks ke ringan. Hal ini meliputi nama pasien, nomor kamar,

dokter, diagnosa medik, termasuk rencana dan pelaksanaan tindakan medik,

tindakan keperawatan serta evaluasi (SOAP) dan hal khusus lainnya. Pelaporan

dilakukan dengan menggunakan sarana: status pasien, daftar obat, rencana

PERSI-SEMNAS VII/Th.MH,CB/PK St.Carolus 2005

6

Page 7: Therese, Sr. CB - Penerapan Model Praktik Keperawatan Profes.doc

kegiatan harian dan buku informasi tim. Dalam pelaporan anggota tim

melaporkan kepada Ka.Tim sesuai dengan penugasan. Ka.Tim memberikan

laporan kepada Ka.U minimal satu kali setiap shift dan kepada anggota tim pada

shift berikutnya.

Penanggung Jawab shift malam yang berperan sebagai Ka.Tim melaporkan

pasien yang mempunyai keadaan istimewa kepada Ka.U dan semua perawat shift

pagi, diteruskan pengarahan singkat dari Ka.U yang diawali dengan doa bersama.

Selanjutnya Ka.Tim dan anggota menerima laporan asuhan pasien dalam timnya.

Laporan dari shift pagi ke sore dan dari shift sore ke malam, dimulai dari tim

masing-masing dilanjutkan dengan penyampaian hal-hal yang memerlukan

perhatian semua perawat.

d. Pendokumentasian

Setiap perawat melaksanakan pendokumentasian asuhan sesuai dengan perannya

dengan menggunakan format yang telah siap pakai dan disediakan, meliputi:

pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Ka.Tim / PP membuat

evaluasi pada shift pagi dan sore, sedangkan shift malam dibuat oleh PAs yang

akan diperiksa dan disyahkan / ditandatangani oleh Ka.Tim.

e. Komunikasi

Komunikasi yang terbuka dan baik akan mendukung terjadinya kesinambungan

asuhan keperawatan kepada pasien, yang meliputi laporan, pengarahan,

koordinasi, penugasan, dan konferensi. Ini merupakan salah satu kunci

pendelegasian dalam keperawatan tim primer, adalah sebagai berikut:

Perawat dengan pasien / keluarga

Perawat yang terlibat dalam pemberian asuhan pasien, memperkenalkan diri

dan perannya. Sehingga pasien mengetahui siapa yang bertanggung jawab atas

asuhan keperawatan terhadap dirinya, penyampaian ide, perasaan, maupun

masalahnya. Demikian juga bahwa dengan mengenal pasien, PP dapat

memberi respon dengan cepat terhadap setiap kebutuhan termasuk informasi

keperawatan.

Perawat – dokter / tenaga kesehatan lain

PERSI-SEMNAS VII/Th.MH,CB/PK St.Carolus 2005

7

Page 8: Therese, Sr. CB - Penerapan Model Praktik Keperawatan Profes.doc

PP bertanggung jawab menciptakan komunikasi langsung dengan dokter /

tenaga kesehatan lain dengan bimbingan Ka.Tim dan SK. Mereka menyiapkan

dan menyediakan informasi klinik yang dibutuhkan meliputi keadaan pasien

atau yang berhubungan, dan membantu pasien menyampaikan kebutuhan

informasi medik yang diterima dari dokter.

Ka.U dan Ka.Tim

Ka.U merupakan pusat informasi tentang pengelolaan unit dan rumah sakit.

Ka.Tim menjadi sumber informasi dalam timnya. Dengan berkomunikasi

mereka melaksanakan penugasan, pengarahan, dan laporan lisan atau tertulis

yang berhubungan secara langsung kepada anggota stafnya.

Ka.Tim dengan Anggota dan Antar Anggota

Ka.Tim memperoleh data informasi melalui laporan dan hasil observasi

langsung, serta memberi masukan penting kepada anggota secara

informal/formal. PP anggota menyediakan dan memberi informasi klinik

kepada PA atau PAs yang terlibat dalam asuhan yang dibutuhkan setiap saat.

Tim dengan Tim lain di unit dan satuan kerja lain

Laporan pergantian shift dalam tim adalah penting, karena merupakan sentral

komunikasi bagi seluruh perawat, dan memindahkan informasi dari perawat

shift sebelumnya secara berkesinambungan. Ka.Tim memberikan laporan dan

menyampaikan atau menerima informasi dari atau ke satuan kerja lain.

Mekanisme Penerapan Keperawatan Tim Primer

Berawal dari uji terap yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran implementasi

sistem tim primer yang akan menjadi percontohan di unit keperawatan. Keseluruhan

proses uji terap dan implementasi keperawatan tim primer melibatkan Direktur

Keperawatan, Staf Direktur Keperawatan, Komite Keperawatan, Kepala Unit, dan

seluruh perawat di unit perawatan.

Direktur Keperawatan

Menjamin dan bertanggung jawab terselenggaranya uji terap, serta penerapan

keperawatan tim primer di lima belas (15) unit keperawatan.

PERSI-SEMNAS VII/Th.MH,CB/PK St.Carolus 2005

8

Page 9: Therese, Sr. CB - Penerapan Model Praktik Keperawatan Profes.doc

Memberikan penugaskan kepada komite keperawatan untuk melaksanakan

koordinasi proses uji terap dan implementasi keperawatan tim primer sampai

dengan evaluasi, setelah disetujui konsepnya dan pengkajian unit keperawatan

untuk kepentingan tersebut.

Mendelegasikan kepada komite keperawatan untuk mengkoordinir pelatihan-

pelatihan termasuk kepemimpinan / managemen asuhan dalam tim primer,

dan sosialisasi sehubungan uji terap dan implementasi keperawatan tim

primer.

Secara bertahap mengatur ulang komposisi perawat di setiap unit. Komposisi

perawat di salah satu unit uji terap yang berkapasitas 35 tempat tidur, BOR:

80% sebagai berikut: 1 orang Ka.Unit, 1 orang SK, 5 orang PP-III, 5 orang

PP-II, 13 orang PP-I, 6 orang PAs sehingga jumlah keseluruhan adalah 31

orang perawat.

Menyediakan supervisor klinik secara bertahap di setiap unit, khususnya di

unit uji terap. Bagi SK syarat dasarnya sarjana keperawatan dan mempunyai

kemampuan melakukan supervisi. Sedangkan sarjana keperawatan / DIII

berkemampuan setara, mempunyai keterampilan tinggi sebagai praktisi,

mampu memimpin maupun mengkoordinir dan supervisi anggota tim adalah

merupakan syarat Ka.Tim.

Komite Keperawatan (bersama Staf Direktur Keperawatan)

Mengkoordinir penyusunan konsep uji terap dan persiapan sarana penunjang

meliputi: rencana keperawatan, revisi format evaluasi, angket kepuasan

pasien, angket evaluasi Supervisor Klinik, Ka.Tim, dan Anggota Tim.

Mengkoordinir presentasi rencana uji terap kepada Direktur Keperawatan dan

jajaran keperawatan.

Mensosialisasikan konsep uji terap sebanyak empat (4) kali bagi 120 perawat,

masing-masing delapan (8) jam. Sosialisasi meliputi; sistem keperawatan tim

primer, uraian tugas PP, PA, PAs, dan SK, penggunaan format-format,

memimpin konferensi rencana asuhan bersama dan pedoman pelaporan.

PERSI-SEMNAS VII/Th.MH,CB/PK St.Carolus 2005

9

Page 10: Therese, Sr. CB - Penerapan Model Praktik Keperawatan Profes.doc

Menyelenggarakan pelatihan “Asuhan keperawatan berwawasan “caring”

sebanyak 3 kali bagi 71 perawat, masing-masing empat (6) jam.

Mereview dan melatih ketrampilan pemeriksaan fisik sebanyak 2 kali

Mengkoordinir pelaksanaan dan evaluasi di dua (2) unit uji terap

Mengkoordinir presentasi rencana implementasi dan evaluasi di tiga belas unit

lainnya.

Pelatihan ketua tim tentang pengelolaan asuhan dalam tim.

Pelatihan peran kepemimpinan dan fungsi managemen dalam pelayanan

kesehatan termasuk nilai-nilai inti PKSC.

Memantau penerapan Sistem Tim Primer di lima belas (15) unit perawatan.

Mengkoordinir presentasi hasil penerapan system tersebut kepada Direktur

Keperawatan.

Kepala Unit Keperawatan

Kepala Unit menata / mengatur tenaga menjadi dua (2) tim dan mencatat dalam daftar

dinas, penugasan harian, dan papan alokasi pasien. Setiap tim terdiri dari Ketua Tim

(Ka.tim), Perawat Primer (PP) anggota, dan Perawat Asisten (Pas) anggota yang

menetap kurang lebih 2 bulan dalam tim yang sama. Contoh; Dalam Tim I ada 14

perawat yang merawat 14 pasien dan Tim II ada 15 perawat yang merawat 21

pasien.

Tim I terdiri dari 3 PP-III, 2 PP-II, 6 PP-I dan 3 PAs, seorang diantara PP-III

adalah ketua tim. Tim II terdiri dari 15 perawat adalah sbb.: 2 PP-III, 3 PP-II,

7 PP-I dan 3 PAs, seorang diantara PP-III adalah ketua tim. Mereka merawat

21 pasien.

Membuat juadwal dinas pagi, sore, maupun dinas malam, dan mengatur ulang

jika ada hal-hal yang memerlukan perubahan karena kesibukan ataupun

bantuan yang diperlukan.

Menyiapkan format kegiatan harian untuk digunakan di masing-masing tim.

Mensosialisasikan ulang konsep system keperawatan tim-primer di unit

masing-masing kepada setiap orang yang terlibat dalam perubahan.

Memimpin langsung uji coba dan implementasi selanjutnya di unit masing-

masing.

Melakukan evaluasi implementasi di unit masing-masing

PERSI-SEMNAS VII/Th.MH,CB/PK St.Carolus 2005

10

Page 11: Therese, Sr. CB - Penerapan Model Praktik Keperawatan Profes.doc

Mempresentasikan hasil evaluasi kepada Direktur Keperawatan dan Staf

Direktur Keperawatan, Komite Keperawatan dan panitia kerja.

Melakukan tindak lanjut evaluasi dari hasil angket tentang asuhan

keperawatan yang menjadi tolok ukur kepuasan pelanggan.

Supervisor Klinik

Bertanggung jawab melakukan supervisi asuhan, merencanakan dan melaksanakan

supervisi bagi Ka.Tim, PP, atau PA yang membutuhkan.

Ketua Tim

Bertanggung jawab mengkoordinir pelaksanaan asuhan sekelompok pasien dan

memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam timnya. Sebagai Ka.Tim mendapat

penugasan asuhan langsung satu atau dua pasien.

Perawat Primer (PP)

Bertanggung jawab merawat empat (4) sampai enam (6) pasien sejak pasien masuk

hingga pasien keluar atau pindah rumah sakit.

Perawat Asosiet (PA)

Bertanggung jawab melaksanakan asuhan pasien satu shift saat PP tidak dinas sesuai

rencana yang disusun PP.

Perawat Asisten (PAs)

Membantu perawat primer yang mempunyai kebutuhan asuhan pasien yang sangat

kompleks, meliputi asuhan pasien, menjawab bel dan menyampaikan pesan

kebutuhan pasien kepada perawat primer.

EVALUASI

Sejak awal April 2003 hingga sekarang secara bertahap Model Praktek Keperawatan

Profesional diterapkan di lima belas (15) unit perawatan. Hasil evaluasi hingga saat

ini adalah sebagai berikut:

Tanggung jawab PP terhadap asuhan pasien mulai meningkat / berkembang

sampai pasien pulang, tidak seperti pada awal yang terbatas satu shift saja.

PERSI-SEMNAS VII/Th.MH,CB/PK St.Carolus 2005

11

Page 12: Therese, Sr. CB - Penerapan Model Praktik Keperawatan Profes.doc

Penugasan perawat terhadap asuhan dan kondisi pasien lebih baik karena

penugasan asuhan yang menetap, terfokus pada individu dan maksimal. Ada

peningkatan pelaksanaan rencana pasien pulang yang didukung dengan

adanya pendokumentasian lebih lengkap.

Kesinambungan laporan / informasi tentang asuhan atau yang berhubungan

dari satu shift ke shift lebih lancar dan terjamin. PA melaksanakan tindakan

asuhan sesuai rencana terutama pada saat PP diluar dinas.

Gambaran lengkap kondisi dan situasi unit dan pasien diperoleh lebih cepat.

Peran supervisi meningkat terutama dalam “memantau perkembangan dan

kejadian pasien” sementara mengoptimalkan pembimbingan perawat secara

langsung.

Peran Ka.Tim yang paling dominan adalah mengkoordinir dan

mengalokasikan anggota tim, maka Ka.Tim lebih bertanggung jawab dan

mandiri. Koordinasi Ka.Tim mempunyai dampak positif yakni adanya

kompetisi yang meningkatkan upaya perbaikan kinerja tim.

Perawat merasa lebih mantap dan nyaman dengan menerima bimbingan dan

koordinasi langsung, angka penyimpangan dalam standar menjadi berkurang.

Angket Kepuasan Pelanggan: Rata-rata harapan pasien terhadap sikap,

pengetahuan, dan ketrampilan perawat lebih tinggi dibandingkan kenyataan.

Pada dasarnya hasil angket tersebut sangat bervariasi dan tidak mutlak

menjadi tolok ukur.

Pasien lebih mudah beradaptasi karena asuhan dari perawat tidak sering

berganti.

Aspek yang perlu diperhatikan dan perbaikan

Dalam implementasi sistem keperawatan tim primer, ketua tim mengambil tanggung

jawab lebih besar. Pemberian penugasan pasien dari ketua tim kepada PP masih

sering diingatkan, dan masih ada PP yang mengelola asuhan hanya untuk satu shift.

Penulisan SOAP oleh PAs pada shift malam kurang terpantau dan dibubuhi tanda

tangan karena kesibukan. Hal ini disebabkan karena sebagian aspek mendasar

tentang konsep dari sistem keperawatan tim primer belum dapat dipahami secara

menyeluruh dan mendalam oleh beberapa perawat terutama yang baru..

PERSI-SEMNAS VII/Th.MH,CB/PK St.Carolus 2005

12

Page 13: Therese, Sr. CB - Penerapan Model Praktik Keperawatan Profes.doc

Ka.Unit harus memproses pemberdayaan perawat. Pelaksanaan pemberdayaan dalam

sistem ini menjadi tidak mudah, terutama saat perpindahan tim yang tidak dapat

dilakukan serempak. Sementara Ka.U harus tetap menjaga keseimbangan dan

komposisi tenaga. Demikian juga pergantian jadwal dinas tidak dapat dilakukan

dengan mudah karena ada keterikatan dalam tim. Untuk mengantisipasi beban kerja

setiap tim perlu cepat dan secara intensif melaksanakan job evaluasi untuk

menghindari hal-hal tidak kita inginkan.

Pada dasarnya adalah penting bahwa optimisme dalam mewujudkan Model Praktek

Keperawatan Profesional harus tetap diberdayakan dan ditingkatkan sejalan dengan

komitmen individual perawat dalam mengembangkan praktek profesionalnya yang

berlandaskan unsur pokok organisasi pelayanan kesehatan.

Hambatan dalam Penerapan Praktek Keperawatan Profesional

Jumlah PP Ka.Tim / PP-III sangat terbatas jumlahnya; sehingga perlu

penambahan sebagai persyaratan pelaksanaan praktek profesional.

Supervisor klinik belum sepenuhnya melaksanakan perannya; maka terus

dioptimalkan untuk beradaptasi dengan peran pembimbingan, dan lingkungan

maupun uraian tugasnya.

Formulir sebagai alat pemeriksa antara kesesuaian asuhan dengan standar

yang ada masih terus perlu disempurnakan.

Optimalisasi managemen waktu belum sepenuhnya berjalan, khususnya

konferensi dalam tim dalam mencapai koordinasi yang lebih baik.

Faktor yang mendukung implementasi

Ka.U merangkap anggota panitia implementasi, maka pemahaman konsep dan

strategi implementasi sangat memadai, dengan demikian sangat mendukung

dalam peningkatan komitmen dan penerapannya.

Pengadaan pedoman kerja yang diberlakukan sangat memadai, sehingga

pemantauan Staf Direktur Keperawatan yang dilakukan secara terus menerus,

meningkatkan perbaikan lintas departemen .

Peralatan, buku, komunikasi, lembar acara tim dan format asuhan yang sangat

memadai.

PERSI-SEMNAS VII/Th.MH,CB/PK St.Carolus 2005

13

Page 14: Therese, Sr. CB - Penerapan Model Praktik Keperawatan Profes.doc

Pelatihan-pelatihan pemahaman dan aktualisasi unsur nilai organisasi yang

dilaksanakan secara bertahap sangat membantu keterlibatan seluruh anggota

dalam keperawatan.

KESIMPULAN

Penerapan Model Praktek Keperawatan Profesional di PKSC merupakan pokok

perhatian yang terus menerus menjadi landasan peningkatan kualitas pelayanan

keperawatan. Perwujudan nyata terealisasi dalam Sistem Keperawatan Tim Primer

yang dialami lebih sesuai dan sangat diterima di kelimabelas (15) unit keperawatan.

Itu semua merupakan anugerah berubahan yang terwujud dari komunitas perawat dan

berbagai pihak lain yang terkait. Secara resmi Sistem Keperawatan Tim Primer di

PKSC telah diberlakukan di lima belas unit keperawatan. Proses restrukturisasi peran

kepemimpinan, pendekatan fungsi managemen, dan peningkatan nilai-nilai

profesional terjadi dari Ka.U hingga para anggota perawat. Setiap kepala unit

berkontribusi dalam penyusunan rencana strategi penerapannya. Oleh sebab itu

mereka mempunyai harapan akan adanya peningkatan kualitas dan komitmen untuk

keberhasilan dalam penerapan model praktek keperawatan profesional tersebut.

Sistem ini mendesentralisasikan otoritas penugasan dan tanggungjawab asuhan pasien

kepada ketua tim, otonomi pengambilan keputusan asuhan individu dan tanggung

jawab pelaksanaannya kepada perawat primer. Penerapan model sistem ini perlu terus

menerus dipelihara, dipantau, dan dievaluasi, agar harapan pasien akan asuhan

perawatan yang diberikan benar-benar prima dan mengemukakan kepentingan klien /

keluarga dan masyarakat yang dilayani.

Aspek penting yang perlu diperhatikan dan hambatan yang dihadapi dapat

diidentifikasi termasuk didalamnya variabilitas latar belakang kompetensi / kualitas

pemberian asuhan, jumlah tenaga, kurangnya penguasaan konsep sistem keperawatan

primer, terlebih dalam pengambilan keputusan, situasi ini mencerminkan perlunya

pemberdayaan dan pengembangan kualitas kepemimpinan perawat yang komit

terhadap profesi yang berethic-moral. Oleh karena itu, demi kelancaran penerapan

Model Praktek Keperawatan Profesional yang lebih sempurna, disamping kualitas

sangat perlu penambahan lulusan S1 keperawatan.

PERSI-SEMNAS VII/Th.MH,CB/PK St.Carolus 2005

14

Page 15: Therese, Sr. CB - Penerapan Model Praktik Keperawatan Profes.doc

-oo0oo-

PERSI-SEMNAS VII/Th.MH,CB/PK St.Carolus 2005

15

Page 16: Therese, Sr. CB - Penerapan Model Praktik Keperawatan Profes.doc

Daftar Kepustakaan

Eddy, D.M., Elfrink, V., Weis, D., & Schank, M.J. (1994). Importance of

professional values. A national study of baccalaureate programs. Journal of Nursing

Education. Vol 33/6

Gillies, D. (1989). Nursing management a system approach (2nd ed.). Philadelphia:

W.B. Saunders.

Gillies, D. (1994). Nursing management a system approach (3rd ed.). Philadelphia:

W.B. Saunders.

Magargal, P. (1987). Modular nursing: Nursing rediscovers nursing, Nursing

management, 18 (11), 98 – 104.

Manthey, M. (1980). The practice of primary nursing. St. Louis: Mosby.

Marquis, B.L. & Huston, C.J. (2003). Leadership roles and management functions in

nursing: Theory & application (4th ed.). Philadephia: Lippincot.

Marrelli, T.M. (1997). The nurse manager’s survival guide: Practical answers to

everyday problems (2nd ed.). St. Louis: Mosby.

Mayer, G.G. (1990). Patient Care Delivery Models. An Aspen Publication, Inc.

McGuffin, J. (1999). The nurse’s guide to successful management. St. Louise:

Mosby.

Sullivan, Eleanor J., & Decker, Phillip J. (2001). Effective leadership and

management in nursing (5th ed.). New Jersey: Prentice Hall, Inc.

http:www/vcsun.org

PERSI-SEMNAS VII/Th.MH,CB/PK St.Carolus 2005

16

Page 17: Therese, Sr. CB - Penerapan Model Praktik Keperawatan Profes.doc

PERSI-SEMNAS VII/Th.MH,CB/PK St.Carolus 2005

17