the kids detective2
TRANSCRIPT
1
THE KIDS DETECTIVE
EPISODE 2
( FOLLOW THE SYMBOLS )
Aam dan teman – temannya kembali bertemu dengan komplotan terosis yang
mereka jumpai di rumah kosong. Dan gulungan misterius mereka berhasil direbut oleh
komplotan tersebut. Namun Aam sudah hafal dengan symbol – symbol yang menjadi
petunjuk mereka. Akhirnya mereka pun mengikuti seluruh petunjuk yang ditunjukkan dari
symbol – symbol itu. Tak disangka ternyata mereka dibuntuti oleh komplotan teroris yang
menyembunyikan barang rampokannya yang sedang dituju oleh Aam dan kawan – kawan.
Kali ini aku tidak ikut dalam cerita ini karena ku mendapat hukuman. Jadi petualangan ini
hanya antara Adekku ( Aam ) dan kawan – kawan detektifnya.
DAFTAR ISI :
PETUNJUK DI CARNAVAL…………………………………………………………2
SYMBOL YANG HARUS TERPECAHKAN………………………………………..7
KOMPLOTAN YANG TERSISA……………………………………………………..10
2
PETUNJUK DI CARNAVAL
“Aaaam….” Panggil Riski dari sela keramaian sambil berlari menghampiri Aam.
“Ada apa…?” Dengan muka sok cuek Aam bertanya.
“Dasar kamu, berlagak cuek… kamu bawa gulungan dengan kode rahasia kemarin tidak
?” Tanya Riski.
“Tentu saja… Eh, ngomong – omong dimana teman – teman ?” Tanya Aam.
“Heiii kalian…!!!” Terdengar suara teriakan di tengah – tengah pawai karnaval.
“Dasar mereka berdua…” Gumam Aam.
Lalu Indra dan Zaky segera bergabung dengan Aam dan Riski.
“Lhooh… kamu sendirian Am…? Kakakmu mana ?” Tanya Indra.
“Dia tidak bisa ikut, kena hukuman dari Ibuk dan Bapak. Sementara ini dia tidak ikut
dalam cerita kali ini. Episode kali ini kakakku tidak lolos casting, jadi tidak menjadi tokoh.”
Jawab Aam.
“Lhoo, kenapa ?” Tanya Riski.
“Kan tadi sudah ku bilang, kakak dihukum Ibuk tidak boleh ikut dalam cerita kali ini,
lagi pula di naskah juga tidak ada tokoh dengan nama kakakku kan…” Aam menjelaskan
panjang lebar.
“Yaah… padahal kakakmu juga ahli detektif dari pada kamu Am, tapi saying dia sedang
dihukum… haha.” Sahut Zaky.
“Lebih ahli detektif dari pada aku kamu bilang, kakakku tu selalu muncul tiba – tiba dan
mengagetkanku pas aku sedang berfikir untuk memecahkan misteri.” Jawab Aam.
“Tapi kakakmu kan juga membantu kita kemarin pas kita diserang di rumah kosong
sampng sekolah.” Kata Zaky.
“Iya juga sih… Tapi sudahlah, lagi pula kakakku tidak ada di naskah cerita kali ini, kita
jangan mengharapkan bantuan kakak untuk sekarang” Kata Aam.
…
“O iya, Am… kode rahasia itu tidak lupa kamu bawa kan ?” Tanya Indra.
“Jangan khawatir… ini…” Sambil dikeluarkannya gulungan rahasia itu.
“Lihat….” Kata Indra sambil merebut gulungan itu dari tangan Aam dan berlari
menjauh.
“Heiii….!!! Dasar…” Teriak Aam sambil mengejar Indra.
…
“Duugghhh…”
3
“Aduh… “ Indra terjatuh karena menabarak seseorang.
“Lhoooh…. Dimana gulungan rahasianya…??!!!” Kata Indra dengan panic karena
menghilangkan gulungan yang penting itu.
“Eh in.. kamu ngapain ? Dimana gulungan kode rahasianya ?!” Tanya Aam.
“Aku nggak tahu, tadi aku terjatuh karena bertabrakan dengan seseorang.” Jawab Indra.
“Gara – gara kamu sih…!!!” Teriak Riski.
“Iya maaf…” Indra meminta maaf kepada teman – temannya akibat ulahnya sekarang
gulungan itu hilang.
“Percuma minta maaf, sekarang kita berpencar dua kelompok, kita cari orang yang
menabrak Indra tadi. Pasti belum begitu jauh dari sini.” Ajak Aam.
“Gimana cirri – cirri orang itu In ?” Tanya Zaky.
“Badannya tinggi besar, memakai topi dan kacamata, baju hitam… pokoknya semua
serba hitam. Ada tato bunga teratai di tangan kirinya.” Indra menjelaskan dengan detail.
“Ok… Aku sama Zaky kea rah timur, Indra dan Riski ke barat sampai di alun – alun.”
Aam menginstruksikan teman – temannya.
Mereka pun berpencar menjadi dua tim untuk mencari orang yang menabrak indra dan
mengambil gulungan rahasia mereka.
…
“Sial… aku belum menemukan orang dengan cirri – cirri seperti yang dijelaskan Indra.”
Kata Aam dalam hati sambil terus mencari bersama Zaky.
“Am… tunggu.” Ucap Zaky.
“Ada apa Zak ? Bukan saatnya main – main…!!!” Kata Aam.
“Kita percuma begini terus, kita persempit petunjuk dari Indra tadi.” Kata Zaky.
“Benar juga, kalau tak salah, orang itu tinggi besar kan, seharusnya kita akan mudah
menemukan orang itu. Sebab rata – rata orang di sini kan bertinggi rata. Kita cari dari tempat
yang lebih tinggi Zak…” Kata Aam.
Mereka berdua pun berpencar mencari tempat yang lebih tinggi dari jalanan.
…
“Masih terlalu susah dengan orang sebanyak ini dan terus berjalan, bisa – bisa orang itu
akan keburu kabur. Mmm… kalau tidak salah orang itu bertato bunga teratai. Eh tunggu…
aku seperti pernah melihat tanda itu. Tapi dimana..??” Pikir Aam.
…
“Aaa… benar juga. Zaky… ikuti aku cepat…!!” Teriak Aam.
“Apa Am…??!! Apa kamu sudah menemukan orang itu ?” Tanya Zaky.
4
“Tidak, aku belum menemukannya. Tapi aku tahu tempat yang akan mereka tuju…”
Jawab Aam.
“Mereka ? Bukanya dia hanya seorang diri ?” Tanya Zaky.
“Tidak, Tidak mungkin dia seorang diri. Dia akan selalu memiliki partner untuk beraksi.
Jadi kemungkinan dia lebih dari satu orang, bahkan mungkin lebih dari dua orang jika
kondisi ramai seperti ini.” Jelaskan Aam.
“Ooo…” Sahut Zaky.
…
“Naaah…. Lihat sepeda motor itu.” Pinta Aam.
“Waooo… keren motornya…” Kata Zaky dengan kagum.
“Dasar… bukan itu maksudku…!!! Motif striping di body motor itu. Kalau sekilas
memang tidak ada yang aneh, tapi jika diamati sengan teliti, motif itu adalah motif bunga
teratai bukan…” Aam menjelaskan kepada Zaky.
“Benar juga kamu Am…” Kata Zaky sambil terus mengamati.
…
“Hei kalian… Sudah ketemu belum ? Kalian sedang ngapain…??” Tanya Indra.
“Eh… Waaooo… Motornya keren.” Kata Riski.
“Waww… iya Ris, keren…” kata Indra.
“Dasar… eh lihat, itu orang yang menabrak kamu tadi kan In ?” Tanya Aam.
“Eh.. iya Am. Kamu tahu… Lhoo… kok jadi tiga orang.” Kata Indra kaget.
…
“Mbrruuuum….” ( Suara motor )
…
“Kalian tetap di sini…!” Ucap Aam sambil berlari mengejar kelompok Men in Black
tersebut.
“Hei…!! Tunggu… Jangan beraksi sendiri… Ayo teman – teman kita juga…!!” Ajak
Indra sambil berlari mengikuti Aam.
…
“Hei.. dimana mereka Am…?!” Tanya Indra.
5
“Sudah ku bilang kalian tetap disana…!!! Ini terlalu berbahaya untuk kalian…!!” Teriak
Aam menasihati teman – temannya.
“Dasar kamu selalu ingin melakukan sesuatu seorang diri, mana mungkin kami
membiarkanmu beraksi sendirian. Kita ini kan satu tim.” Ucap Zaky.
“Sudah sudah…! Kalian jangan bertengkar. Sekarang kita harus bagaimana mencari
tempat yang ditunjuk oleh kode – kode rahasia tersebut ? Kita sudah tidak memiliki gulunga
yang berisi kode rahasia tersebut lagi.” Riski berucap sambil mondar mandir sok memikirkan
sesuatu.
…
“Bukan itu yang aku khawatirkan, bukan masalah kode – kode rahasia yang akan
menuntun kita ke tempat rahasia. Aku lebih penasaran siapa sebenarnya kelompok berbaju
hitam tersebut. Penjahat biasa, ataukah jaringan teroris yang terorganisir. Kalau dilihat dari
cara mereka beraksi, sepertinya mereka bukan komplotan penjahat biasa.” Aam menjelaskan
sambil berfikir untuk memecahkan misteri ini.
“Jadi maksudmu mereka adalah kelompok teroris yang terorganisir ?” Tanya Zaky.
“Bisa jadi, tapi aku belum yakin. Tapi dari berita – berita yang dimuat di surat kabar dan
media televise, memuat jaringan teroris yang mulai menjamur di daerah – daerah. Dan bukan
tidak mungkin daerah kita ini juga menjadi sasaran mereka.” Lanjut Aam.
“Sial… kalau itu benar, semua dalam bahaya. Kita harus segera mencari bantuan dan
lapor ke polisi.” Saran Riski.
“Tidak… Tunggu, percuma saja. Polisi tidak akan percaya dengan perkataan anak – anak
seperti kita. Bisa – bisa kita hanya daanggap bercanda.” Sahut Aam.
“Betul juga, kalau begitu tidak ada jalan lain. Kita sendiri yang harus mencari tahu. Baru
kita lapor ke polisi.” Kata Indra dengan penuh semangat.
…
“Sekarang kemana kita harus mencari mereka ? Kita tidak punya petunjuk apa – apa…”
Tanya Zaky.
6
“Iya… Andai kakak Aam ada dalam naskah cerita kali ini, pasti dia tahu harus berbuat
apa.” Ucap Indra.
“Kode itu… Ya, kita pecahkan kode – kode rahasia itu terlebih dahulu.” Kata Aam.
“Kita kan tidak punya gulungan itu Am…” Sahut Riski kecewa.
“Memang kita tidak punya gulungan itu. Tapi aku punya memori bagus untuk mengingat
kode – kode itu.” Kata Aam sedikit menyombongkan diri.
“Dasar… mulai menyombongkan otaknya yang ber-IQ 180 lagi…” Ucap Riski.
…
7
SYMBOL YANG HARUS TERPECAHKAN
Aam pun kemudian mengeluarkan buku yang selalu ia bawa beserta pulpen dari dalam
tasnya.
“Simbol pertama adalah “segitiga”, lalu “lingkaran”, berturut – turut adalah “persegi
panjang”, “bintang”, “garis lurus”, dan terakhir adalah symbol “Ikan”. Mmmm… Aneh, apa
maksud symbol – symbol ini aku sama sekali tidak mengerti. Teman – teman, bantu aku
mencari apa saja di sekitar sini yang berbentuk segitiga…!” Pinta Aam.
“Baiklaah… Ayo semua mencari…!!” Seru Zaky dengan semangat.
Akhirnya mereka mencari benda berbentuk segitiga di sekitar alun – alun.
…
Sesaat kemudian…
“Bagaimana hasilnya ?” Tanya Aam.
“Tidak ada… kami tidak menemukan symbol yang dibuat berbentuk segitiga.” Ucap
Indra.
“Apa sebenarnya ini…?” Tanya Aam dalam hati.
“Eh… tunggu dulu.” Seru Aam sambil berlari ke suatu tempat.
“Ada apa Am…?” Tanya Zaky.
“Coba kalian berdiri ke sini dan lihat kea rah gerbang gedung kantor Bupati…” Jelaskan
Aam sambil menyunggingkan bibir.
“Aneh… Kenapa tanda panah keluar masuk itu diletakkan di sana. Biasanya kan di luar
kanan kiri gerbang.” Kata Riski penasaran.
“Itulah yang kumaksud. Coba kalian perhatikan, masing – masing tanda panah itu cukup
besar bukan. Kalau dari sudut pandang di sini, hanya akan terlihat bagian segitiga ujung saja.
Keduanya mengarah lurus ke sini.” Aam menjelaskan.
8
“Berarti… kalau kita mengikuti petunjuk dari symbol ini akan menuntun kita ke symbol
selanjutnya. Benar kan Am…?” Tanya Riski.
“Tepatnya symbol – symbol ini akan menuntun kita ke suatu tempat rahasia. Dan
mungkin saja tempat itu adalah lokasi pertemuan komplotan teroris tadi siang. Bagus…”
Aam menambahkan.
“Baiklah… Ayo kita ikuti petunjuk symbol ini…!!” Seru Zaky.
Mereka pun segera mencari petunjuk selanjutnya.
…
“Payah… Kita sudah berputar – putar di sekitar sini, tapi symbol kedua belum juga
ketemu.” Keluh Indra.
“Kita harus segera, sudah terlalu sore, sebentar lagi waktu maghrib.” Kata Aam.
„Eh… Itu dia. Simbol di depan billboard took roti itu.” Seru Aam sambil berlari
mendekati took roti yang ada symbol kedua.
“Iya… donat kan berbentuk lingkaran. Harusnya Riski yang doyan makan tahu
dong…haha.” Ledek Indra.
“Apaan sih kamu In…??!‟‟ Sahut Riski jengkel.
“Sudahlah kalian jangan bertengkar…” Kata Zaky sambil melerai.
…
“Simbol ketiga adalah persegi panjang. Jangan – jangan…”
“Jangan – jangan apa Am ? Jangan bikin kami penasaran dong..” Seru Zaky.
“Ayo ikuti aku…” Ajak Aam sambil berlari.
“Ngapain kita ke sekolah Am ? Ini kan sudah jam setengah tujuh, lagi pula lampu
sekolah kan dimatikan.” Kata Riski.
“Coba lihat kea rah kiri kalian.” Pinta Aam.
9
“Tidak ada apa – apa ?” Tanya Indra.
“Lihan papan iklan yang besar itu. Cuma itu yang disorot dengan lampu sorort yang
terang. Kalau perkiraabku benar, di papan iklan itu pasti terdapat tanda bunga teratai. Untuk
membuktikannya, ayo kita ke sana.” Ajak Aam sambil berlari.
…
“Aneh… tidak ada gambar bunga teratai sama sekali Am…?” Tanya Indra.
“He he he…” Aam tertawa kecil.
“Memang tidak ada gambar bunga teratai sama sekali di papan iklan itu…” Kata Aam.
“Lalu apa maksudmu ?” Tanta Zaky tak sabar.
“Tidak ada gambar sama sekali, melainkan bunga teratai asli yang memberntuk pola
panah di dekatnya yang akan menuntun kita ke symbol berikutnya.” Aam menjelaskan.
“Waah… benar kata Aam. Ayo sekarang kita ikuti tanda itu.” Seru Riski semangat.
Mereka pun dengan semangat mengikuti semua petunjuk, termasuk bunga teratai ini.
…
“Apa symbol berikutnya Am ?” Tanya Riski.
“Garis lurus.” Jawab Aam singkat.
“Tapi banyak sekali pola garis lurus di sini Am…” Kata Indra.
“Benar, tapi tidakkah kalian menyadari ada sesuatu yang anaeh ?” Tanya Aam.
“Aneh…? Apanya ?” Tanya Zaky.
“Garis lurus di tengah jalan raya itu. Ini kan jalan lurus, tapi garis tengah ini
menyambung tanda tidak boleh menyalip kendaraan lain. Tapi jalan lurus seperti ini tidak
mungkin jika garis ini tersambung. Berarti ada orang yang sengaja menyambung garis yang
semula putus – putus ini. Lagi pula, warnanya juga tidak sama. Lihat warna yang lebih terang
itu. Tidak lain itu adalah garis yang baru dibuat belum lama ini.” Aam menjelaskan.
10
“Jadi, dengan kata lain, komplotan berbaju hitam itulah yang membuat garis ini
menyambung. Benar kan Am ?” Sahut Riski.
“Tepat sekali. Sekarang jika aku berdiri di tengah jalan dengan pola garis lurus itu…”
Kata Aam sambil berjalan menuju tengah jalan raya yang sepi itu.
“Tiiiiiiiiiiiiiitttthhhhhhh……!!!!!!!!!” ( Suara klakson mobil )
….
“Hwaa…!!! Hampir saja.” Gumam Aam.
“Hati – hati Am.” Teriak Zaky dari pinggir jalan.
…
“Aneh… tidak ada yang aneh di sini.” Pikir Aam.
“…Eh, tunggu. Apa yang berputar di sana. He he he… jadi begitu. Aku sudah
memecahkan teka – teki ini sekarang.” Gumam Aam dalam Hati.
“Ayo teman – teman ikuti aku…!!” Ajak Aam.
…
“Eh, ini kan gedung kosong Am …?” Tanya Indra.
“Iya, memang. Tapi hanya dari sinilah kita akan bisa melihat symbol terakhir dengan
jelas. Sekarang yang harus kita lakukan hanya mencari titik yang tepat agar symbol terakhir
ini terlihat jelas. Nah… di sini.” Kata Aam.
“Waah… benar, ada tanda bunga teratai.” Kata Indra.
“Tapi bukankah tadi Aam bilang symbol ini akan menuntun kita ke tempat pertemuan
para teroris, tapi kita tidak menjumpai mereka di sini.” Sahut Zaky.
“Tidak, aku yakin sekali mereka akan berkumpul di sini, atau bahkan mereka sudah tiba
di sini terlebih dahulu dari kita.” Ucap Aam.
…
11
KOMPLOTAN YANG TERSISA
“Prok prok prok…” ( Suara tepuk tangan )
“Anak – anak pintar…” Terdengar suara laki – laki yang berjalan dari kegelapan.
“Siapa di sana…??!!” Tanya Indra.
…
“Gawat… Ternyata mereka membuntuti kita.” Kata Aam.
…
“Seharusnya aku yang bertanya kepada kalian, sedang apa anak – anak berada di tempat
seperti ini, ini bukan tempat yang tepat untuk bermain bukan ?” Sahut laki – laki berbaju
hitam tersebut.
“Kau… Kau yang menabrakku tadi sore. Dia orangnya Am…!” Seru Indra.
“Sudah ku duga…” Kata Aam.
…
“Kalau kalian ingin bermain, sekarang akan aku kirim kalian ke tempat yang indah di
sana.” Kata orang tersebut dengan nada dingin sambil mengeluarkan pistol dari balik
badannya.
…
“Artos Santos, benar kamu bukan…!” Kata Aam.
“Dari mana kamu tahu namaku…?” Tanya laki – laki tersebut terkejut namanya
diketahui oleh Aam.
“Kamu adalah buronan teroris yang kabur bukan…? Ketua komplotan kalian sekarang
sudah tertangkap, dan seharusnya ada dua orang lagi bersamamu. Tapi entah dimana
sekarang mereka aku tidak tahu. Kedatanganmu ke sini adalah untuk mengambil barang
rampokan yang kelompok kalian rampok sebelum ketua kalian tertangkap. Dan barang
rampokan itu tidak lain berada di sini.” Kata Aam.
12
“Dari mana kamu tahu Am ? Kita harus bagaimana sekarang ? tidak aka nada kakmu
yang akan menolong kita sekarang ini.” Ucap Riski.
“Diamlah…!!” Kata Aam.
“Kamu terlalu banyak tahu, anak kecil. Kalau begitu aku tidak punya pilihan lain.
Sekarang juga akan ku kirim kalian ke tempat bermain yang indah di sana.” Ucap laki – laki
itu.
…
“Tunggu…” Kemudian dua orang lagi keluar dari balik kegelapan.
“Eh… kamu.” Sahut laki – laki yang pertama.
“Tidak adil rasanya jika mereka tidak terlebih dahulu melihat harta karun yang susah
payah mereka temukan. Sekarang kesinilah anak – anak.” Kata salah seorang lagi sambil
mengeluarkan tali.
Anak – anak pun kemudian diikat olek komplotan tersebut.
…
“Am… kita harus bagaimana ?” Kata Indra.
“Aku tidak tahu…” Jawab Aam.
“Apa kamu menyerah ?” Tanya Zaky.
“Tapi kenyataannya kita hanya anak – anak. Tidak mungkin kita berempat melawan
orang – orang dewasa seperti mereka. Maafkan aku teman – teman, sudah melibatkan kalian
di petualangan yang berbahaya seperti ini” Lanjut Aam.
“Andai ada kakakmu, pasti dia akan menolong kita sekarang. Dulu di episode pertama,
kakakmu yang menolong kita dari penjahat ini.” Kata Zaky.
…
“Kakak… kenapa disaat seperti ini kakak tidak menolong kami. Kami membutuhkanmu
kak.” Kata Aam dalam hati sambil membayangkan kakaknya.
13
…
“He he he…” Aam tersenyum kecil.
“Kenapa kamu malah tertawa Am ? Di situasai seperti ini bisa – bisanya kamu tertawa…
?” Tanya Indra.
“Aku jadi teringat pesan kakakku sebelumnya. Memang saat ini kakak tidak bersama
kita, tapi dia akan selalu melindungiku. Dia akan selalu bersama semangatku. Kakakku
pernah berpesan, jangan pernah menyerah, dalam kondisi terdesak lingkungan kita akan
menolong kita. Sekarang bisakah kalian menggiring mereka bertiga menuju tanda silang di
sana… ?” Ucap Aam kembali bersemangat.
“Hei kalian… sekarang tunjukkan kami dimana harta yang kalian rampok itu kalau
kalian tahu ?” Kata Riski.
“Dasar anak – anak bandel, tentu saja kami tahu. Di tanda silang ini kan.” Kata salah
seorang sambil berdiri tepat di tengah tanda silang itu, disusul kedua temannya.
“Sekaraang…” Aam memberikan instruksi ke teman – temannya untuk membungkukkan
badannya dan mengangkat tubuh Aam. Lalu Aam pun meraih sebuah panel yang terikat oleh
tali.
…
“Bruaaaaakkk….!!!” ( Suara benda terjatuh sangat keras )
Emas batangan yang sangat banyak hasil rampokan komplotan tersebut jatuh menimpa
penjahat – penjahat itu sampai pingsan.
…
Beberapa saat kemudian polisi dating dan menangkap para penjahat tersebut. Aam dan
teman – temannya pulang diantar menggunakan mobil polisi sampai ke rumah masing –
masing.
…
14
“Jadi dari awal kamu sudah tahu kalau tanda silang yang di sana tepat diatasnya adalah
emas rampokan tersebut Am ?” Tanya Zaky.
“Tidak, bukan aku. Kakakku yang member tahu… he he he.” Jawab Aam senang.
Meskipun kakaknya tidak dating menolong mereka, tapi ia tahu kakaknya akan selalu
bersamanya.
“He… kok bisa ? Kan kakakmu tidak ikut di episode ini ?” Tanya Riski.
“Hanya aku dan kakakku yang tahu… ha ha ha.” Jawab Aam.
“Dasar kamu… Omong – omong, episode berikutnya kakakmu ada tidak ya ? Kalau
tidak lolos casting lagi berarti kakakmu tidak akan ikut di episode ketiga dong ?” Tanya
Indra.
“Entahlah…” Sahut Aam.
…
Hari yang melelahkan itu pun akhirnya berakhir dengan kegembiraan dan rasa ingin tahu
yang membara dalam diri mereka. Meski di episode ini kakak Aam tidak ada dalam naskah,
namun Aam tetap senang karena merasa kakaknya selalu bersamanya dalam setiap
petualangan menguak mesteri.
…
To be Continued…