th penerapan prinsip arsitektur ekologis pada …

10
Cyelfa Ragil Indira, Widi Suroto, Maya Andria Nirawati/ Jurnal SENTHONG 2019 499 PENERAPAN PRINSIP ARSITEKTUR EKOLOGIS PADA PERENCANAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DI KELURAHAN JOHAR BARU Cyelfa Ragil Indira, Widi Suroto, Maya Andria Nirawati Prodi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta [email protected] Abstrak Manusia sebagai makhluk hidup memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi. Saat elemen kebutuhan terpenuhi, maka manusia dapat dikatakan hidup dengan layak. Tiap manusia tentunya memerlukan tempat tinggal (hunian) yang dapat digunakan sebagai tempat berlindung dari berbagai kondisi dan permasalah di lingkungan. Menurut Badan Pusat Statistik tahun 2014, terdapat defisit penyediaan hunian sewa terbesar yang terjadi di kota-kota metropolitan, salah satunya Jakarta. Jakarta sebagai pusat pemerintahan, tidak terlepas dari kepadatan penduduk seperti pada Kelurahan Johar Baru, Jakarta Pusat. Hal ini dipengaruhi oleh jumlah pendatang yang setiap harinya berpindah ke ibukota untuk bekerja, sehingga berdampak pada peningkatan kebutuhan hunian dan semakin terbatasnya lahan di Jakarta. Berdasarkan data yang dihimpun, Kota Jakarta berpeluang untuk memiliki hunian vertikal berupa Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) dengan penerapan prinsip arsitektur ekologis sebagai upaya penyelesaian masalah kebutuhan hunian yang layak. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif melalui tahapan eksplorasi ide, pengumpulan data, studi literatur, serta tahap analisis dengan penerapan arsitektur ekologis. Artikel ini menyajikan pembahasan mengenai penerapan prinsip arsitektur ekologis pada perencanaan dan perancangan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) di Kelurahan Johar Baru. Hasil penelitian berupa penerapan prinsip desain arsitektur ekologis yang meliputi pengolahan tapak, peruangan, bentuk, tata massa, tampilan, struktur, serta material bangunan. Kata kunci: hunian, rumah susun sederhana sewa, arsitektur ekologis, DKI Jakarta, Kelurahan Johar Baru. 1. PENDAHULUAN Menurut Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia Butir 25 yaitu setiap orang berhak atas taraf hidup yang menjamin kesehatan dan kesejahteraan untuk dirinya dan keluarganya, termasuk tempat tinggal. Namun menurut Badan Pusat Statistik (2014), terjadi backlog atau defisit penyediaan hunian yang mencapai 13,5 juta unit dan bertambah kira-kira 500.000 unit setiap tahunnya. Tak bisa dipungkiri bahwa backlog terbesar terjadi utamanya di kota-kota metropolitan, salah satunya adalah Jakarta. Jakarta sebagai pusat pemerintahan, tidak terlepas dari kepadatan penduduk. Hal ini tentu saja dipengaruhi oleh jumlah pendatang yang setiap harinya berpindah ke ibukota untuk bekerja, sehingga berdampak pada peningkatan jumlah kebutuhan hunian dan semakin terbatasnya lahan di Jakarta. Selain itu, penurunan kualitas lingkungan akibat pembangunan pun juga tidak dapat dihindari. Fenomena tersebut mengakibatkan munculnya pemukiman - permukiman liar yang dapat memberikan dampak negatif terhadap kondisi lingkungan di daerah ibukota. Pada sensus penduduk Badan Pusat Statistik (2010) DKI Jakarta, Johar Baru merupakan kecamatan terpadat di Jakarta. Menurut Camat Johar Baru, kepadatan penduduk di Johar Baru memiliki masalah yang beragam salah satunya permasalahan permukiman. Permasalahan permukiman memenuhi setidaknya 70% wilayah Johar Baru, bahkan sebagian rumah dihuni tidak hanya satu kepala keluarga, melainkan beberapa keluarga. Permukiman warga Johar Baru cenderung menyebar dan padat, bahkan hingga ke gang-gang kecil yang lebarnya hanya sekitar satu meter. Berdasarkan data yang telah dihimpun, Kota Jakarta khususnya Kelurahan Johar Baru sangat berpeluang untuk memiliki wadah hunian vertikal berupa Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) sebagai solusi dari keterbatasan lahan permukiman dan upaya penyelesaian masalah kebutuhan

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

21 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TH PENERAPAN PRINSIP ARSITEKTUR EKOLOGIS PADA …

CyelfaRagilIndira,WidiSuroto,MayaAndriaNirawati/JurnalSENTHONG2019

499

PENERAPANPRINSIPARSITEKTUREKOLOGISPADAPERENCANAANRUMAHSUSUNSEDERHANASEWA(RUSUNAWA)DIKELURAHANJOHARBARU

CyelfaRagilIndira,WidiSuroto,MayaAndriaNirawatiProdiArsitekturFakultasTeknikUniversitasSebelasMaretSurakarta

[email protected]

AbstrakManusiasebagaimakhlukhidupmemilikikebutuhanyangharusdipenuhi.Saatelemenkebutuhanterpenuhi,maka manusia dapat dikatakan hidup dengan layak. Tiap manusia tentunya memerlukan tempat tinggal(hunian)yangdapatdigunakansebagaitempatberlindungdariberbagaikondisidanpermasalahdilingkungan.MenurutBadanPusatStatistiktahun2014,terdapatdefisitpenyediaanhuniansewaterbesaryangterjadidikota-kota metropolitan, salah satunya Jakarta. Jakarta sebagai pusat pemerintahan, tidak terlepas darikepadatan penduduk seperti pada Kelurahan Johar Baru, Jakarta Pusat. Hal ini dipengaruhi oleh jumlahpendatangyangsetiapharinyaberpindahke ibukotauntukbekerja, sehinggaberdampakpadapeningkatankebutuhanhuniandansemakinterbatasnyalahandiJakarta.Berdasarkandatayangdihimpun,KotaJakartaberpeluanguntukmemilikihunianvertikalberupaRumahSusunSederhanaSewa(Rusunawa)denganpenerapanprinsiparsitekturekologissebagaiupayapenyelesaianmasalahkebutuhanhunianyanglayak.Penelitianinimenggunakanmetodedeskriptifkualitatifmelaluitahapaneksplorasiide,pengumpulandata,studiliteratur, serta tahap analisis dengan penerapan arsitektur ekologis. Artikel ini menyajikan pembahasanmengenaipenerapanprinsiparsitekturekologispadaperencanaandanperancanganRumahSusunSederhanaSewa(Rusunawa)diKelurahanJoharBaru.Hasilpenelitianberupapenerapanprinsipdesainarsitekturekologisyangmeliputipengolahantapak,peruangan,bentuk,tatamassa,tampilan,struktur,sertamaterialbangunan.

Katakunci:hunian,rumahsusunsederhanasewa,arsitekturekologis,DKIJakarta,KelurahanJoharBaru.

1.PENDAHULUANMenurutDeklarasiUniversalHakAsasiManusiaButir25yaitusetiaporangberhakatastaraf

hidupyangmenjaminkesehatandankesejahteraanuntukdirinyadankeluarganya,termasuktempattinggal.NamunmenurutBadanPusatStatistik(2014),terjadibacklogataudefisitpenyediaanhunianyang mencapai 13,5 juta unit dan bertambah kira-kira 500.000 unit setiap tahunnya. Tak bisadipungkiribahwabacklogterbesarterjadiutamanyadikota-kotametropolitan,salahsatunyaadalahJakarta.Jakartasebagaipusatpemerintahan,tidakterlepasdarikepadatanpenduduk.Halinitentusaja dipengaruhi oleh jumlah pendatang yang setiap harinya berpindah ke ibukota untuk bekerja,sehinggaberdampakpadapeningkatanjumlahkebutuhanhuniandansemakinterbatasnyalahandiJakarta.Selainitu,penurunankualitaslingkunganakibatpembangunanpunjugatidakdapatdihindari.Fenomena tersebut mengakibatkan munculnya pemukiman - permukiman liar yang dapatmemberikandampaknegatifterhadapkondisilingkungandidaerahibukota.

Pada sensus penduduk Badan Pusat Statistik (2010) DKI Jakarta, Johar Baru merupakankecamatan terpadat di Jakarta. Menurut Camat Johar Baru, kepadatan penduduk di Johar Barumemiliki masalah yang beragam salah satunya permasalahan permukiman. Permasalahanpermukimanmemenuhi setidaknya 70%wilayah Johar Baru, bahkan sebagian rumah dihuni tidakhanyasatukepalakeluarga,melainkanbeberapakeluarga.PermukimanwargaJoharBarucenderungmenyebardanpadat,bahkanhinggakegang-gangkecilyanglebarnyahanyasekitarsatumeter.

Berdasarkandatayangtelahdihimpun,KotaJakartakhususnyaKelurahanJoharBarusangatberpeluanguntukmemilikiwadahhunianvertikalberupaRumahSusunSederhanaSewa(Rusunawa)sebagai solusi dari keterbatasan lahan permukiman dan upaya penyelesaian masalah kebutuhan

Page 2: TH PENERAPAN PRINSIP ARSITEKTUR EKOLOGIS PADA …

CyelfaRagilIndira,WidiSuroto,MayaAndriaNirawati/JurnalSENTHONG2019

500

hunianyanglayak.Penerapanprinsiparsitekturekologispadarusunawainiutamanyabertujuanagarkegiatanyangmenunjangkehidupanpenghuninyadapatterusberlanjutpadahunianbarunya.

MenurutUUNo.16 tahun1985Bab IIIpasal3 tentang rumahsusun, terdapat tiga tujuandalampembangunanrumahsusunyaitu:1)Memenuhikebutuhanperumahanyanglayakbagirakyat(terutamagolonganmasyarakatberpenghasilanrendah),2)Meningkatkandayagunatanahdidaerahperkotaan dengan memperhatikan kelestarian sumber daya alam, 3) Menciptakan lingkunganpermukiman yang lengkap, serasi dan seimbang, dan memenuhi kebutuhan untuk kepentinganlainnyayangbergunabagikehidupanmasyarakat.

Pada rumahsusun, ruang-ruangharusmemenuhi fungsiutamanyasebagai tempat tinggal,tempat usaha atau fungsi ganda. Semua ruang yang digunakan sehari-hari harus disediakanpenghawaanalamiataubuatan,pencahayaansecaraalamiataubuatan,memenuhiambangbatasatausuarabaikdaridalamkeluarmaupundariluarkedalam.Penggunakanstruktur,komponendanbahan bangunan harus memperhatikan prinsip-prinsip koordinasi modular dan memenuhipersyaratan konstruksi danmemperhitungkan kekuatanmaupun ketahanannya. Selain itu, rumahsusunmemiliki ruang bersama berupa prasarana lingkungan atau fasilitas lingkungan. Sedangkan,bagianbersamadapatberuparuanguntukumum,strukturdankelengkapanrumahsusun,prasaranalingkungandanfasilitaslingkunganyangmenyatudenganbangunanrumahsusun.Ruangbersamainidapat berupa koridor, selasar dan ruang tangga. Rumah susun harus dilengkapi dengan alattransportasi bangunan, pintu dan tangga darurat kendaraan, alat dan sistem kebakaran, alatpemadamkebakaran,penangkalpetir,jaringanairbersih,saluranpembuanganairkotordanlimbah,tempatpembuangansampah,tempatjemuran,kelengkapanpemeliharaanbangunan, jaringandaninstalasilistrik,jaringankomunikasidansebagainya.(PeraturanMenteriPekerjaanUmum,1992)

Menurut Frick & Suskiyanto (2007), dalam perencanaan rumah susun, prinsip arsitekturekologis harus mempertimbangkan waktu, lingkungan alam, sosial-budaya, ruang, serta teknikbangunan. Arsitektur ekologis bersifat lebih kompleks, padat, dan vital dibandingkan denganarsitektur pada umumnya, karena dalam perencanaannya arsitektur ekologis mempertimbangkanbeberapa aspek seperti arsitektur biologis (arsitektur kemanusiaan yang mempertimbangankankesehatanpenghuni),arsitekturalternatif,arsitekturmatahari(denganmemanfaatkanenergisurya),arsitektur bionik (teknik sipil dan konstruksi yang memperhatikan pembangunan alam), sertapembangunanberkelanjutan.

Pada pembangunan berkelanjutan, tentunya erat kaitannya dengan desain yangberkelanjutan(sustainabledesign).Sustainabledesignmerupakandesainyangmenciptakansebuahsolusi yang menjawab tantangan ekonomi (economy), sosial (community), dan lingkungan(environment)padaproyeksecarasimultan,dansolusinyadigerakkanolehenergiyangberkelanjutan.(Williams,2007).

Berdasarkanpertimbangankeefektifanpenerapan, terdapat4aspekyangditerapkanpadaRumahSusunSederhanaSewa(Rusunawa),yaituTataGunaTapakdanLahanBerkelanjutan(LandUseandSustainableSite),EnergiBerkelanjutan(SustainableEnergy),MaterialBerkelanjutan(SustainableMaterial),danMasyarakatBerkelanjutan(SustainableCommunity).

Pertama, Tata Guna Tapak dan Lahan Berkelanjutan (Land Use and Sustainable Site)merupakan strategi desain meliputi tapak sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah Kota (RTRW),terjangkau transportasi dan fasilitas publik, penyediaan ruang terbuka hijau, dan penyediaanpedestrian. Penerapan dilakukan pada pemilihan lokasi dan pengolahan tapak. Kedua, EnergiBerkelanjutan (Sustainable Energy) merupakan strategi desain meliputi penerapan sistempencahayaandanpenghawaanalamisertapenerapanenergiterbarukan,penerapandilakukanpadapenentuanbentuk,tatamassa,dantampilanbangunan.Ketiga,MaterialBerkelanjutan(SustainableMaterial)merupakanstrategidesainyangmeliputidurabilitaskualitasmaterial,penggunaanmaterialalam,materialdaurulangatauyangbisadidaurulangsertamaterialyang tidakmengandungVOC(Voltile Organic Compound). Keempat, Masyarakat Berkelanjutan (Sustainable Community)merupakan strategi desain yang meliputi penyediaan fasilitas untuk mengasah keterampilan,pendidikan,kesehatan,danhiburan;lingkunganyangalamibagipenggunaberuparuangterbukahijau

Page 3: TH PENERAPAN PRINSIP ARSITEKTUR EKOLOGIS PADA …

CyelfaRagilIndira,WidiSuroto,MayaAndriaNirawati/JurnalSENTHONG2019

501

atautaman,penyediaanruangbersamayangmenarik,aman,dannyaman.Penerapandilakukanpadapenyediaankebutuhanruangdanpengolahanlansekappadatapak.

PrinsiparsitekturekologiseratkaitannyadenganperencanaandanperancanganRumahSusunSederhanaSewa(Rusunawa)diKelurahanJoharBaru.Pendekatanarsitekturekologissebagaistrategidesain dinilai tepat untuk mendukung aspek sustainable design dalam perencanaan danperancangannya. Prinsip tersebut diterapkan untuk membuat lingkungan hunian yang nyaman,bersih,danberkelanjutansehinggapenghuni(wargaKelurahanJoharBaruyangsebelumnyamemilikihuniantidaklayak)mampuhidupnyamandanteraturdidalamlingkunganrusunawa.

Berdasarkan analisis yang telah disebutkan, tujuan dari penelitian ini adalah untukmengembangkanprinsip arsitektur ekologis sebagai strategi desain padaRumah Susun SederhanaSewa (Rusunawa) di Kelurahan Johar Baru. Arsitektur ekologis berupa sustainable design padabangunanditerapkanpadabeberapaaspekantaralainpadapengolahantapak,peruangan,bentuk,material, sertastrukturbangunanrusunawa.SehinggadihasilkanstrategidesainbangunandenganpenerapanprinsiparsitekturekologispadaRumahSusunSederhanaSewa(Rusunawa)diKelurahanJoharBarusebagaiwadahhunianyanglayakbagiwargaKelurahanJoharBaru.Selanjutnya,hasildaripenelitianiniberupapenerapanprinsiparsitekturekologispadadesainRumahSusunSederhanaSewa(Rusunawa)diKelurahanJoharBaru.

2.METODEPENELITIAN

Desain Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) di Kelurahan Johar Baru menerapkanprinsip-prinsip arsitektur ekologis untuk memecahkan permasalahan dalam pengolahan tapak,peruangan,bentuk,tatamassa,tampilan,struktur,sertamaterialbangunanrusunawa.Metodedesainyangdigunakanadalahmetodedeskriptifkualitatifyangmelaluibeberapatahapan.TahappertamayaitueksplorasiideyangdidapatkanbahwaKelurahanJoharBarumembutuhkanhunianyanglayakditengah keterbatasan lahan di wilayah Jakarta Pusat. Rumah susun sederhana sewa (Rusunawa)dinilai sebagai jawaban atas kebutuhan wadah hunian dalam bentuk vertikal sebagai solusi dariketerbatasanlahanhunian.

Tahapankeduayaitupengumpulandataberupadataprimermelaluimetodeobservasiterkaitkondisifisikdanlingkungansekitartapak.Data-datatersebutkemudiandikajiagardapatmenentukanrespon yang ekologis terhadap kondisi/potensi yang ada, seperti respon pada iklim (angin danmatahari),pencapaian,orientasi,danview.

Setelahmelakukanobservasilapangan,dilakukanstudiliteraturmengenaiprinsiparsitekturekologis yang akan diterapkan pada bangunan rusunawa. Hal ini dapat dilakukan denganmengumpulkan data-data sekunder berupa tinjauan teori terkait dengan desain rusunawa danpendekatanarsitekturekologisdariberbagaisumberreferensiberupabuku,jurnal,danartikelbaiksecarakonvensionalmaupunonline.Referensidiambildaribukudan jurnalpenelitiandanwebsiteyang berkaitan dengan permasalahan permukiman, permasalahan lingkungan, rusunawa, danarsitekturekologis.

Tahapanketigayaituanalisisyangmenggunakanduacara,yaituanalisispresedendananalisisinterpretasi data. Analisis studi preseden dilakukan dengan cara menemukan kesesuaian antaraprinsipsustainabledesignpadaarsitekturekologisdenganpengolahantapak,peruangan,bentuk,tatamassa, tampilan bangunan, struktur, serta material bangunan rusunawa. Sedangkan pada prosesinterpretasidatadigunakandengancaramenafsirkandatadalambentukkata.

Tahapankeempatyaituperumusanstrategidalampenerapanprinsiparsitekturekologispadabangunanrusunawa.Tahapini,menghasilkanpenerapanpengelompokanfungsikegiatanberupapolapenataanspasialpadatatamassa,danpenggunaanbentukdasarpersegipanjangyangmengalamipenguranganmassapersegipadabangunan,kemudianpenerapanmaterialbetonpracetakdanbataringan,sertapemilihanstrukturpondasitiangpancangdangridkolomsebagaimaterialutamadalamstrukturbangunan.

Page 4: TH PENERAPAN PRINSIP ARSITEKTUR EKOLOGIS PADA …

CyelfaRagilIndira,WidiSuroto,MayaAndriaNirawati/JurnalSENTHONG2019

502

3.HASILDANPEMBAHASAN

Penerapan prinsip arsitektur ekologis pada Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) diKelurahanJoharBaruselanjutnyaakandijabarkandalambeberapapoinperancanganyaitusebagaiberikut:

a. PengolahanTapak1) AnalisisLokasiTerpilih

Pemilihan tapak disesuaikan dengan Rencana Tata RuangWilayah DKI Jakarta Tahun2010-2030 bahwa tapak terpilih termasuk pada zona hunian. Analisis ini bertujuan untukmenentukan lokasi yang strategis sesuai kebutuhan rusunawa. Dasar pertimbangan dalammenentukanlokasitapakyaituluasantapakyangmencukupi,kemudahanaksesdariberbagaiarah, terjangkau sarana dan prasarana publik, terjangkau jalur dan sarana transportasi.SehinggadidapatkanlokasitapakterpilihdiJalanPercetakanNegaraII,KelurahanJoharBaru,KecamatanJoharBaru,KotaJakartaPusat,ProvinsiDKIJakarta(lihatGambar1).

Gambar1

LokasiTapak

2) AnalisisPencapaianAnalisis inibertujuanuntukmenentukanletakMainEntrance(ME),SideEntrance(SE),

dansirkulasidalamtapak.DasarpertimbangandalammenentukanMEdanSEyaitukemudahanaksesbagikendaraandanpenjalankaki,sirkulasitapakaksesibel,aruskendaraandanpotensijalan,tingkatkeamanan.Prosesanalisisdanhasil(lihatGambar2).

Gambar2

PencapaiandanSirkulasipadaTapak

Page 5: TH PENERAPAN PRINSIP ARSITEKTUR EKOLOGIS PADA …

CyelfaRagilIndira,WidiSuroto,MayaAndriaNirawati/JurnalSENTHONG2019

503

Kriteria penempatanMain Entrance (ME) yaitumudah dijangkau dan terlihat denganjelas, kemudian menghadap langsung ke arah jalan untuk kemudahan sirkulasi kendaraanmasuk dan ke luar tapak, serta dekat dengan jalur kendaraan umum.ME berada pada sisiselatan tapak dengan penambahan jalur lambat. Padapenempatan Side Entrance (SE) yaitutidakmengganggukeberadaanME,sertamembantuaksessirkulasipenghunidanservis(trukangkutsampah).SEberadadisisiselatantapak.Kemudianpadasirkulasidalamsite,sirkulasikendaraanmaupunpedestriandidalamtapakmengelilingibangunanuntukkemudahanaksespenggunadanmobilpemadamkebakaran.

3) AnalisisZoning

Analisis ini bertujuan untuk menentukan zoning yang sesuai dengan kelompok zonaruang.Dasarpertimbangandalammenentukanzoningyaitufaktorpencapaiankedalamtapak,fungsikegiatantiapkelompokruang,tingkatprivasidanhubunganruangsecaramakro.Prosesanalisis zoning berdasarkan identifikasi persyaratan zona ruang yang terkait dasarpertimbangan. Terdapat lima zona pada bangunan rusunawa ini, yaitu: zona entrance,penghuni,pengelola,fasilitaspendukung,danlandscape(lihatGambar3).

Gambar3

ZoningpadaTapak

Pertama,zonaentrancebangunanutamaberadamenghadapsisibagianbaratsehinggalangsungmenghadap jalanutama.Kedua, zonapenghuni yangmerupakanbangunanutamarusunawayangterdiridari2blok,yaituBlokA(padasisiutara)danBlokB(padasisiselatan).Ketiga,zonapengelolasebagaiwadahkegiatanpengelolaanrusunawayangberadadisisitimurtapak.Keempat, zona fasilitas pendukung sebagai pelengkap fasilitas umum rusunawa yangberada di sisi timur tapak. Kelima, zona landscape berupa taman dan jalur hijau yangmengelilingitapakbangunanrusunawa.

4) AnalisisLansekap

Analisisinibertujuanuntukmenentukanlansekappadatapakbangunanrusunawa.Dasarpertimbangandalammenentukanlansekapyaituadanyavegetasisebagaipeneduh,peredamkebisingan,penyerappolusi,dandapatdimanfaatkanpenghuni,perkerasanyangjugaberfungsisebagaiperesapan, komponen lansekapmenyesuaikankebutuhanpenghunidanpendukungbangunanrusunawa.

Page 6: TH PENERAPAN PRINSIP ARSITEKTUR EKOLOGIS PADA …

CyelfaRagilIndira,WidiSuroto,MayaAndriaNirawati/JurnalSENTHONG2019

504

Lansekapterdiridarisoftscapedanhardscape.Softscapeberupatamanyangdilengkapidenganvegetasijenispeneduhatauperedamkebisinganyangsebagianbesarberadapadatepitapakyangberbatasandenganjalan.Softscapeberupatanamanhias&apotekhidupberadapada taman antaramassa bangunan.Hardscape berupamaterial paving digunakan sebagaiperkerasan lansekap pada jalur kendaraan dan pedestrian, serta penggunaan pergola padapedestrian.Komponenlansekapberupagazebosebagaiwadahprosessosialpenghunidiluarbangunan(lihatGambar4).

Gambar4

LansekappadaTapak

b. PeruanganAnalisisinibertujuanuntukmengetahuikebutuhandankelompokzonaruangapasajapada

rusunawa.Dasarpertimbangandalammenentukanperuanganrusunawayaitupadajenispelakudankegiatanyangdilakukanolehpelaku.

Berdasarkanjenispelakukegiatannya,makadapatdibagimenjadi4pelakukegiatanyaitupenghuni, pengelola, penyewa, dan pengunjung. Pertama, penghuni melakukan kegiatanbermukim dan menggunakan fasilitas pendukung rusunawa. Kegiatan bermukim ini tentunyamembutuhkanruanghunianyangmencakupruangtidur,ruangmakan,dapur,kamarmandi,sertaruangbersama.Ruanghuniantersebuttermasukdalamkelompokzonaruanghunian.Kemudianpenghuni jugamembutuhkanruangserbaguna,koperasi,kantin,musholla,areabermainanak,serta ruang terbuka publik untuk menunjang kegiatan berhuninya. Kebutuhan ruang tersebuttermasukdalamkelompokzonaruangfasilitaspendukung.

Kedua, pengelola melakukan kegiatan pengelolaan, kegiatan servis, dan kegiatanpendukung.Kegiatanpengelolaaninitentunyamembutuhkanruangyangmenyesuaikandenganjenis pekerjaannya seperti ruang kepala unit, ruang kepala sub bagian, ruang staf, serta ruangrapat. Kebutuhan ruang tersebut termasuk dalam kelompok zona ruang pengelola. Kemudiankegiatanservisjugamembutuhkanruangyaituareaparkir,posjaga,ruangME,shaftair,sertabanksampah. Kebutuhan ruang tersebut termasuk dalam kelompok zona ruang servis. Selain itu,pengelola juga membutuhkan koperasi, kantin, musholla, serta ruang terbuka publik untukmenunjangkegiatanpengelolaannya.Kebutuhanruangtersebuttermasukdalamkelompokzonaruangfasilitaspendukung.

Elemensoftscapeberupa vegetasipeneduh atauperedamkebisingan

Elemensoftscapeberupatanaman hiaspadataman.

Elemenhardscapeberupapedestriansertapenggunaanpergola

Page 7: TH PENERAPAN PRINSIP ARSITEKTUR EKOLOGIS PADA …

CyelfaRagilIndira,WidiSuroto,MayaAndriaNirawati/JurnalSENTHONG2019

505

Ketiga,penyewamelakukankegiatanpenyewaan fasilitasniagadankegiatanpendukung.Kegiatanpenyewaanfasilitasniagainitentunyamembutuhkanruangsebagaiwadahkegiatanyangakan dilakukan yaitu berupa kios maupun retail. Kebutuhan ruang tersebut termasuk dalamkelompokzonaruangpenyewa.Selainitu,penyewajugamembutuhkankoperasi,kantin,musholla,area bermain anak, serta ruang terbuka publik untuk menunjang kegiatan penyewaannya.Kebutuhanruangtersebuttermasukdalamkelompokzonaruangfasilitaspendukung.

Keempat, pengunjung melakukan kegiatan kunjungan terhadap penghuni rusunawa.Kegiatanberkunjunginitentunyamembutuhkanruangsebagaiwadahkegiatankunjunganberuparuangterbukapublik.Selainitu,pengunjungjugamembutuhkankoperasi,kantin,sertamushollauntukmenunjangkegiatannya.Kebutuhanruangtersebuttermasukdalamkelompokzonaruangfasilitaspendukung.

c. Bentuk,TataMassa,danTampilanBangunanPertimbanganutamaadalahpenerapanaspekenergiberkelanjutan (sustainableenergy) terkaitpertimbanganklimatologisdanpemanfaatanpencahayaandanpenghawaanalami.1) AnalisisBentukBangunan

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui bentuk dasar bangunan rusunawa. Dasarpertimbangan dalam menentukan bentuk bangunan yaitu sebisa mungkin simetris,memungkinkan terciptanya ruang sosial dan ruang terbuka hijau, orientasi bangunan yangtepat,memanfaatkanpencahayaan,danpenghawaanalami.

Bentukmassarusunawaberawaldaripenentuanbentukdasarsertapenataanperuanganunit-unit hunian, selasar, dan ruang komunal. Ruang komunal akan berada di tiap lantairusunawaagarmemaksimalkanwadahinteraksisosialpenghunidandimungkinkannyawadahekonomidenganpenataanruangkomunalyangberlawananarahsekaligusditempatkanbukaansehinggamemungkinkansistemventilasisilangpadabangunan.Sehinggadidapatkanbentukdasarbangunan yangpalingcocokpadabangunanrusunawaadalahpersegipanjang.Hal inididukungolehpolasirkulasiyangdigunakanadalahbentuklinearsertabanyaknyaruang-ruangyangtidakbisadilewati(lihatGambar5).

Gambar5

BentukDasarBangunanRusunawa

2) AnalisisTataMassaBangunanAnalisis inibertujuanuntukmenentukanpenataanmassabangunanpadatapak.Dasar

pertimbangan dalam menentukan tata massa bangunan yaitu kelompok ruang danpenzoningan.

Massabangunanditempatkansesuaidenganhasilzoningpadatapak(lihatGambar6).Massa utama (Rusunawa) ditempatkan dibagian tengah sebagai area kegiatan utama yangdiorientasikan disisi utara-selatan guna memanfaatkan pergerakan angin dan menghindariradiasimatahariberlebih.Massapenunjangberadadibagiansekelilingmassautama.Massautamayangterdiridariduamassa(ketinggian4lantai)diperhitungkanjaraknyaagarmenjadicelah bagi sirkulasi udara dan cahaya matahari masuk ke dalam bangunan. Ruang yangterbentukakibatjarakantarbangunandapatdimanfaatkansebagairuangterbukapublikdanhijau.Massautamayangterpisah-pisahdihubungkanolehmassapenghubungyangberfungsisebagaijembatandanareahidroponikuntukwadahbercocoktanampenghuniRusunawa.

Page 8: TH PENERAPAN PRINSIP ARSITEKTUR EKOLOGIS PADA …

CyelfaRagilIndira,WidiSuroto,MayaAndriaNirawati/JurnalSENTHONG2019

506

Gambar6

TataMassaBangunanRusunawapadaTapak

3) AnalisisTampilanBangunanAnalisis ini bertujuan untuk menentukan tampilan bangunan rusunawa. Dasar

pertimbangan dalammenentukan tampilan bangunan yaitu penerapan bukaan, sunshading,sistemventilasisilang,danatapyangringan.Tampilanbangunanyangakandianalisisterbagimenjaditigakomponenyaitudinding,bukaan,danatap.

Pertama,elemendindingmenggunaanmaterialbetonpracetakpadadindingdalamdanmaterial bata ekspose pada dinding luar sebagai finishing tampilan bangunan karena dinilairingan,kuatsertadapatdidaurulang,sehinggacenderungramahterhadaplingkungan.Kedua,elemenbukaanmenggunakanpenerapanberupa jendeladanventilasipadaunit-unithuniandansemuaruang.ElemenvertikalshadingberupamaterialkayuditerapkanpadajendelabagianluarunithunianRusunawa.Padasisibaratdantimurbangunansebagairesponradiasipanasmatahari berlebih, bukaan juga diberi elemen vertikal shading dengan penambahanwadahtanaman sebagai peredam panas dan filter udara. Ketiga, Atap Bangunan Rusunawa yangmenerapkan void di dalam bangunan memiliki pertimbangan mampu memasukkan cahayasebagaipeneranganalamidansebagaisirkulasiudarakedalamataukeluarbangunansebagaipenghawaanalami.Sedangkanatapbangunanrusunawamenggunakanmaterialgentengmetalkarenarentanwaktupemakaianyangpanjangdanramahlingkungan.Bentukatapbangunanrusunawaberupaatappelanayangdilipatmerupakanadaptasidarirumahadatbetawi(lihatGambar7).

Gambar7

TampilanBangunanRusunawa

Materialgentengmetal

Material kayusebagaisunshadingvertikal

Page 9: TH PENERAPAN PRINSIP ARSITEKTUR EKOLOGIS PADA …

CyelfaRagilIndira,WidiSuroto,MayaAndriaNirawati/JurnalSENTHONG2019

507

d. StrukturBangunanAnalisisinibertujuanuntukmenentukansistemstruktursesuaidenganbangunanrusunawa.

Dasar pertimbangan dalam menentukan struktur bangunan yaitu kemudahan dan waktupengerjaan yang cepat saat konstruksi, bersifat kuat dan tahan lama, tidak mengganggu ataumerusaklingkungansekitar.

Struktur bangunan rusunawa terbagimenjadi tiga yaitu Struktur Pondasi (Sub Structure),StrukturBadan(SupperStructure),danStrukturAtap(UpperStructure).Pertama,strukturpondasi(substructure)menggunakanjenispondasitiangpancang,halinibertujuanuntukmenyesuaikandengan karakteristikdantipetanahpadalingkungansite.Kedua,strukturbadan(supperstructure)pada bangunan rusunawa menggunakan struktur rangka dengan grid kolom dan balokmenyesuaikandimensiunit-unithunian.Ketiga,strukturatap(upperstructure)menggunakanjenisstrukturkuda-kudayangringanyangsesuaidenganbentukatappelanayangdilipatsepertirumahadatbetawi,namuntetapkuatmenahanbeban.Strukturrangkabajaringandipilihkarenasesuaidengankriteriatersebut.

Gambar8

StrukturBangunanRusunawa

e. MaterialBangunanAnalisis ini bertujuan untuk menentukan material yang digunakan pada bangunan

Rusunawa.Dasarpertimbangandalammenentukanmaterialbangunanyaitumemilikidayatahanataumasapakai lama sehinggamengurangi kegiatanataubiayaperawatan,bersifat ekonomis,memungkinkan dapat didaur ulang, tidak menghasilkan polusi atau tidak membahayakankesehatanpenggunabangunan.

Material bangunan rusunawa ini terbagi menjadi 4 komponen yaitu material struktur,dinding, lantai,danatap.Pertama,materialstrukturyangdigunakanadalahkolom,balok,plan,dan pondasi yang memerlukan daya ketahanan dan masa pakai jangka panjang memerlukanmaterial yang kuat sehinggadigunakanbetondanbaja sebagai tulanganpengisi beton.Kedua,materialdindingyangdigunakanadalahmaterialbetonpracetakpadadindingdalamdanmaterialbataeksposepadadinding luar sebagai finishing tampilanbangunankarenadinilai ringan, kuatserta dapat didaur ulang, sehingga cenderung ramah terhadap lingkungan. Ketiga, materialpenutup lantai yang digunakan adalah keramik dengan pertimbangan mudah perawatan ataudibersihkan, tidak lembab, aman terhadap pengguna, dan tahan lama. Lantai semen jugadigunakan untuk area servis dan pendukung.Keempat,material penutup atap yang digunakanpada bangunan Rusunawa yang menerapkan void di dalam bangunan memiliki pertimbangan

Pondasi tiangpancang

Rangkakuda-kudabajaringan

Strukturkolommodular

Page 10: TH PENERAPAN PRINSIP ARSITEKTUR EKOLOGIS PADA …

CyelfaRagilIndira,WidiSuroto,MayaAndriaNirawati/JurnalSENTHONG2019

508

mampumemasukkancahayasebagaipeneranganalamidansebagaisirkulasiudarakedalamataukeluarbangunansebagaipenghawaanalami.Sedangkanatapbangunanrusunawamenggunakanmaterial gentengmetal karena rentan waktu pemakaian yang panjang dan ramah lingkungan.Bentukatapbangunanrusunawaberupaatappelanayangdilipatyangmerupakanadaptasidarirumahadatbetawi.

4.KESIMPULANDANSARAN

RancanganRumahSusunSederhanaSewa(Rusunawa)inimemilikikonseparsitekturekologisberupa penerapan prinsip - prinsip sustainable design yang diharapkanmampumenyeimbangkanfaktorsosial,ekonomi,danlingkungan.Penerapanprinsip–prinsiptersebutdiaplikasikandalamsuaturancangbangunanyangantaraainmeliputipenyediaanruang-ruangbersamamelaluiselasar/koridor,ruangserbaguna,danruangkomunalpadazonahunian,sertaretailsebagaiwadahperekonomianpenghuni. Selain itu adanya penyediaan ruang terbuka hijau dan publik; bentuk, tatamassa, dantampilanbangunanyangmeresponiklimdanmemanfaatkansistempencahayaandanpenghawaanalami;sertapenggunaanstrukturdanmaterialyangmempertimbangkanketahananpemakaiandandanramahlingkungan.

REFERENSI

BadanPusatStatistik.(2010).BadanPusatStatistik.(2014).Frick,H.,&Suskiyanto,B.(2007).Dasar-DasarArsitekturEkologis.Yogyakarta:Kanisius.PBB,M.U.(1948).DeklarasiUniversalHak-HakAsasiManusia.PBB,(hal.5).PeraturanMenteriPekerjaanUmumNo.60tentangPersyaratanTeknisPembangunanRumahSusun.

(1992).KementrianPekerjaanUmum.Undang-UndangNo.16BABIIItentangRumahSusun.(1985).WilIiams,D.E.(2007).SustainableDesign:Ecology,Architecture,andPlanning.