Dari Hewan Kemudian Menjadi Fosil

Fosil dapat diartikan sebagai sisa-sisa binatang dan tumbuhan yang telah membantu. Fosil juga dapat berupa jejak atau kotoran suatu jenis binatang. Dengan mempelajari fosil dapat memperoleh petunjuk adanya evolusi. Dengan membandingkan struktur tubuh hewan yang menjadi fosil dan hewan  sekarang, dapat disimpulkan bahwa keadaan lingkungan pada masa sekarang berbeda.Leonardo da Vinci(1452-1519) pertama kali berpendapat bahwa fosil merupakan suatu bukti adanya mahluk hidup pada masa yang lampau. Carles Robert Darwin (1809-1882) berpendapat bahwa perubahan bentuk disesuaikan dengan lapisan bumi yang lebih mudah. Oleh sebab itu,fosil pada lapisan bumi yang mudah berbeda dengan fosil di lapisan bumi yang lebih tua.

Hilangnya FosilPenemuan fosil sering membuat pusing perunut evolusi. Hal ini karena fosil mahluk

hidup jarang ditemukan dalam keadaan lengkap. Penemuan fosil hanya berupa bagian atau beberapa bagian tubuh mahluk hidup. Keadaan fosil yang demikian disebabkan oleh beberapa faktor,yaitu:

Terjadinya lipatan batuan bumi. Pengaruh air,angin,dan bakteri pembusukan. Hewan pemakan bangkai dan Jenis organism ( ada organisme yang tida bias menjadi fosil).

Ringkasan

Pembentukan fosil yang lama membuat fosil dapat terbentuk atau tidak terbentuk. Namun, sangat luar biasa bahwa catatan fosil dapat selengkap sekarang ini. Penemuan dinosaurus menjadi suatu masalah praktis. Banyak uang dihabiskan untuk menghasilkan dinosaurus buatan dalam film Jurassic Park untuk memulihkan beberapa fosil nyata di tempat asalnya. Namun demikian, catatan fosil menjadi lebih dikenal sepanjang waktu sebagai karya ahli paleontology yang terus berlanjut. Sebuah fosil yang ditemukan menandai usia paleontologi minimum dari suatu spesies atau kelompok yang mewakilinya, yang kemungkinan bahwa peningkatan temuan fosil akan mengungkapkan nenek moyang bahkan lebih tua dari pada itu. Dan tentu saja berbagai pandangan pada abad ke 19 yang keliru tentang usia bumi telah dikoreksi. Bumi telah menjadi planet yang begitu baik bagi munculnya kehidupan dan evolusi. Meskipun belum terselesaikan selama hidupnya, asumsi Darwin bahwa Bumi sudah sangat tua telah dibenarkan. Mekanisme pewarisan yang aneh belum dapat diperbaiki sehingga prinsip dari pewarisan sifat menjadi suatu hal yang teka-teki sampai akhirnya para ilmuwan menemukan jawabannya.

HEREDITAS (PEWARISAN SIFAT)

Pengantar

Ketika Darwin akhirnya menyelesaikan tulisannya mengenai The Origin of Species, dia melihat adanya masalah mengenai pewarisan sifat yang belum dapat dipahami karena adanya seleksi alam.

Keistimewaan sumbangan Darwin terhadap pemikiran evolusioner terletak pada mekanisme yang menurutnya menentukan evolusi tersebut. Mekanisme ini ia sebut seleksi alam. Gagasan tentang evolusi melalui seleksi alam ini merupakan gagasan utama dalam bukunya yang sangat terkenal, Origin of Species, dan prinsip teoritis ini akhirnya diterima oleh semua biolog dan antropolog fisik modern sebagai kunci untuk menjelaskan proses-proses evolusioner.

Darwin telah mencapai pemahaman yang koheren, meski tidak lengkap, tentang evolusi, walaupun dia tidak mengetahui tentang proses hereditas (pewarisan karakter). Ketika dia menerbitkan bukunya itu (1859), ilmu genetika belum ada.

Pewarisan sifat melalui intuisi

1. Intuisi awal

Adanya pengaturan pewarisan sifat akan terjadi sepanjang sejarah manusia. Tidak hanya manusia namun juga hewan dan tumbuhan yang dihasilkan dari proses fertilisasi. Pada tumbuhan dari family palmae, mempunyai alat perkembangbiakan yang unik dimana alat perkembangbiakan jantan akan tumbuh lebih dulu dan persisten kemudian digantikan dengan tumbuhnya alat perkembangbiakan betina. Selain itu, van leeuwenhoek menemukan spermatozoa yang berenang. Animalkulisma, pada saat itu sudah ditemukan microskop dan ketika melihat cairan dari sperma itu beliau melihat hewan-hewan kecil yang pada waktu itu dikenal dengan nama animalkulus atau sekarang lebih dikenal dengan nama spermatozoa. Sedangkan ovisma, yaitu anggapan bahwa yang memiliki sifat keturunan itu hanyalah yang betina,atau sel telur yang dihasilkan oleh individu betina ,sedangkan sperma atau sel kelamin jantan hanya sebagai penggiat perkembangan sel telur.

2. Campuran Dari Pewarisan Sifat

Pola dari pewarisan sifat begitu membingungkan. Seringkali sifat yang dihasilkan ke keturunan seakan hilang namun akan muncul lagi untuk keturunan berikutnya. Adanya penggabungan karakter dari hasil persilangan. Secara sederhana pewarisan sifat antara gamet jantan dan betina akan menghasilkan variasi pada keturunannya.

Pewarisan Sifat Mendel Gregor Mendel

Pada tahun 1822-1884, Gregor Mendel mengemukakan prinsip-prinsip yang menentukan pewarisan karakter berdasarkan serangkaian eksperimen terhadap tanaman kacang, dan menerbitkan temuannya itu pada tahun 1865. Namun hasil karyanya tidak mendapatkan

perhatian serius, dan Darwin serta para ilmuwan pengikutnya terpaksa mempertahankan teori seleksi alamnya  dari kritik yang menyerangnya tanpa pengetahuan  yang memadai tentang proses hereditas. Kenyataan ini mengakibatkan teori ini berada dalam posisi mudah diserang sepanjang abad XIX, dan mengakibatkan ia tidak banyak mendapat dukungan secara intelektual.

Namun, kenyataan ini segera berubah.pada pergantian ke abad XX, prinsip-prinsip hereditas yang telah dikemukakan Mendel dibangkitkan kembali dan diterapkan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih definitif tentang bagaimana seleksi alam berlangsung secara nyata. Pada awal 1930-an, ilmu genetika telah meluas ke kajian tentang sifat hereditas dalam seluruh populasi makhluk hidup, dan ilmu yang sekarang dikenal dengan genetika populasi terbentuk. Hal ini memberikan dorongan yang sangat kuat bagi teori seleksi alam, dan gagasan besar Darwin sejak saat itu dapat dipertahankan dan diuraikan secara jauh lebih definitif.

Pada hukum mendel disebutkan bahwa adanya persilangan yang monohibrid, dihibrid dan seterusnya berdasarkan jumlah gamet yang memiiki ciri khas pada fenotip yang terlihat. Dari hasil penelitian Mendel, pada tahun 1900 beberapa ilmuwan juga melakukan penelitian pada pewarisan sifat makhluk hidup yang menjadi titik awal dalam perkembangan genetika.

Helda Dumayanti 3415122161