tgc/ci/2018/1 menelaah lahan gambut e ergr...

2
E ERGR N A S P I R A S I H I J A U N Y A B U M I BULETIN TREE GROWER COMMUNITY Edisi Pertama Maret 2018 TGC/CI/2018/1 4 1 SILVIKULTUR Edisi Pertama | Maret 2018 Wisudawan Terbaik Asal Silvikultur Raih Prestasi Wisuda tahap v sebagai ajang unjuk prestasi karena salah satu mahasiswa silvikultur berhasil meraih predikat wisudawan terbaik. epartemen Silvikultur merupakan departemen yang paling muda (21/02) salah satu mahasiswa departemen Silvikultur yang berprestasi ialah Ganis Citra Purmadewi yang mengharumkan nama baik departemen Silvikultur karena berhasil menjadi wisudawan terbaik pada wisuda tahap v periode tahun ajaran 2017/2018 dengan IPK 3.93. Ia berhasil membuktikan bahwa mahasiswa Silvikultur dapat unjuk D diantara semua departemen yang ada di fakultas kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB), meskipun menyandang gelar departemen paling muda, namun dalam hal prestasi yang ditorehkan mahasiswanya tidak kalah dari departemen lainnya. Rabu Benarkah kita tidak boleh menyiram tanaman pada siang hari? enyiram tanaman pada siang hari M sangat berbahaya bagi tanaman. Kenapa? Karena pada siang hari, proses penguapan yang terjadi pada tanaman berlangsung cepat. Tingkat penguapan cenderung tinggi, yaitu lebih cepat sebesar 60% yang artinya bahwa air tidak akan bertahan lama di tanah karena akan cepat menguap. Sinar matahari akan membuat air menguap terlebih dahulu, bahkan sebelum tanaman sempat menyerap demi kebutuhannya sendiri. Sel-sel pada tanaman pun akan mengkerut karena disiram dalam keadaan panas. Sel-sel tersebut akan menggelembung karena terisi air lalu akan pecah karena panas. Waktu yang tepat untuk menyiram tanaman idealnya adalah pada pagi hari, karena pada pagi hari sinar matahari mulai muncul dan memiliki kesempatan untuk mengeringkan kelembapan. Waktu terbaik untuk menyiram adalah pukul 5.00-9.00, pada waktu tersebut penguapan berada pada posisi terendah. (AFRIDA RIZKA FARZANA) Sumber : I-Photograph Menelaah Lahan Gambut aman Nasional ini terdiri dari lahan T gambut basah dari 50% total kawasan sebagai areal tumbuh berbagai jenis tumbuhan seperti jelutung rawa (Dyera lowii), ramin (Gonystyllus bancanus), dan kantong semar (Nepenthes spp). Lokasi ini juga termasuk lahan kritis karena di sekitar kawasan terdapat Mengkaji Hutan Rawa Gambut Pondok AmbungTaman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan Tengah aktivitas penambangan, penebangan liar dan perkebunan kelapa sawit. Tanah gambut Tanjung Puting termasuk dalam kawasan yang harus dilindungi karena memiliki kedalaman diatas 3 m. Gambut Tanjung Puting juga tergolong dalam gambut topogen, artinya gambut berada di sekitar pedalaman sungai sehingga relatif lebih subur karena mengandung mineral yang berasal dari limpasan air pasang sungai. Tanah gambut Tanjung Puting tidak mengandung pirit, artinya gambut tidak memiliki lapisan suldik yang mengandung racun. Kandungan C organik dalam tanah sekitar 53.02%. Nilai pH dan kandungan C-organik tanah menujukkan tingkat kesuburan tanah gambut, yang menunjukkan rendahnya nilai derajat kemasaman dan kandungan abu pada tanah mengindikasikan tanah mendukung pertumbuhan tanaman tertentu. (ADE NOVITASARI) Sumber : TIM EKSFLORASI 2017 Sumber : Afrida

Upload: haxuyen

Post on 20-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

E ERGR N A S P I R A S I H I J A U N Y A B U M I

BULETIN TREE GROWER COMMUNITYEdisi PertamaMaret 2018

TGC/CI/2018/1

4 1

SILVIKULTUREdisi Pertama | Maret 2018

Wisudawan Terbaik AsalSilvikultur Raih Prestasi

Wisuda tahap v sebagai ajang unjuk prestasi karena salah satu mahasiswasilvikultur berhasil meraih predikat wisudawan terbaik.

epartemen Silvikultur merupakan departemen yang pal ing muda

(21/02) salah satu mahasiswa departemen Silvikultur yang berprestasi ialah Ganis Citra Purmadewi yang mengharumkan nama baik departemen Silvikultur karena berhasil menjadi wisudawan terbaik pada wisuda tahap v periode tahun ajaran 2017/2018 dengan IPK 3.93. Ia berhasil membuktikan bahwa mahasiswa Silvikultur dapat unjuk

Ddiantara semua departemen yang ada di fakultas kehutanan Institut Pertanian Bogor ( IPB), meskipun menyandang gelar departemen paling muda, namun dalam hal prestasi yang ditorehkan mahasiswanya tidak kalah dari departemen lainnya. Rabu

Benarkah kita tidakboleh menyiram tanaman

pada siang hari?

enyiram tanaman pada siang hari

Msangat berbahaya bagi tanaman. Kenapa? Karena pada siang hari,

proses penguapan yang terjadi pada tanaman berlangsung cepat. Tingkat penguapan

cenderung tinggi, yaitu lebih cepat sebesar 60% yang artinya bahwa air tidak akan bertahan lama di tanah karena akan cepat menguap. Sinar matahari akan membuat air menguap terlebih dahulu, bahkan sebelum tanaman sempat menyerap demi kebutuhannya sendiri. Sel-sel pada tanaman pun akan mengkerut karena disiram dalam keadaan panas. Sel-sel tersebut akan menggelembung karena terisi air lalu akan pecah karena panas.

Waktu yang tepat untuk menyiram

tanaman idealnya adalah pada pagi hari,

karena pada pagi hari sinar matahari mulai

muncul dan memiliki kesempatan untuk

mengeringkan kelembapan. Waktu terbaik

untuk menyiram adalah pukul 5.00-9.00, pada

waktu tersebut penguapan berada pada posisi

terendah. (AFRIDA RIZKA FARZANA)

Sum

ber

: I-

Photo

gra

ph

Menelaah Lahan Gambut

aman Nasional ini terdiri dari lahan

Tgambut basah dari 50% total kawasan sebagai areal tumbuh berbagai jenis

tumbuhan seperti jelutung rawa (Dyera lowii), ramin (Gonystyllus bancanus), dan kantong semar (Nepenthes spp). Lokasi ini juga termasuk lahan kritis karena di sekitar kawasan terdapat

Mengkaji Hutan Rawa GambutPondok AmbungTaman Nasional

Tanjung Puting, Kalimantan Tengah

aktivitas penambangan, penebangan liar dan perkebunan kelapa sawit.

Tanah gambut Tanjung Puting termasuk dalam kawasan yang harus dilindungi karena memiliki kedalaman diatas 3 m. Gambut Tanjung Puting juga tergolong dalam gambut topogen, artinya gambut berada di sekitar pedalaman sungai sehingga relatif lebih subur karena mengandung mineral yang berasal dari limpasan air pasang sungai.

Tanah gambut Tanjung Puting tidak mengandung pirit, artinya gambut tidak memiliki lapisan suldik yang mengandung racun. Kandungan C organik dalam tanah sekitar 53.02%. Nilai pH dan kandungan C-organik tanah menujukkan tingkat kesuburan tanah gambut, yang menunjukkan rendahnya nilai derajat kemasaman dan kandungan abu pada tanah mengindikasikan tanah mendukung per tumbuhan tanaman ter ten tu . (ADE NOVITASARI)

Sumber : TIM EKSFLORASI 2017

Sumber : Afrida

2 3

SILVIKULTUREdisi Pertama | Maret 2018 EVERGREEN Edisi Pertama | Maret 2018

prestasi dalam hal akademik di ranah IPB. Beberapa prestasi yang berhasil dicapai diantaranya menjadi pembicara pada Seminar Nasional Hasil Ekspedisi Flora dan Studi Ilmiah (EKSFLORASI) di Taman Nasional Gunung Merbabu pada tahun 2016 sekaligus menjadi ketua group dari pathologi salah satu bidang keilmuwan dari himpunan profesi Tree Grower Community (TGC). Prestasi lainnya yaitu meraih IPK 4 pada tingkat TPB, juara 1 Aerobik Semarak Bidikmisi pada tahun 2014 dan 2015, juara 2 Aerobik Forester cup 2015 dan juara 2 Aerobik pada Olimpiade Mahasiswa IPB (OMI) 2016. Tidak hanya aktif dan berprestasi d i b i d a n g a k a d e m i k , n a m u n a k t i f berorganisasi selama menempuh pendidikan di IPB. Selama menjadi mahasiswa ia aktif sebagai pengurus himpunan profesi TGC sebagai s taf d iv is i Human Resource Development (HRD) .

TIM REDAKSI

Pimpinan Redaksi

Editor

Reporter

Fotogra

Desain dan Layouter

Afrida Rizka Farzana

Tasya Chotimah

Devy Putri Nur OktaviaAfrida Rizka FarzanaSalmah Ulfa HidayatAde Novitasari

Afrida Rizka Farzana

Adam Hasrul Amir

ALAMAT REDAKSI

Sekretariat Tree Grower Community(Bedeng), Gedung Departemen Silvikultur Lt.3Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor

Email : [email protected] : tgc.lk.ipb.ac.id

Instagram : treegrowercommunityYoutube : Tree Grower Community TGC

ambut menjadi isu penting dalam

Gbeberapa tahun terakhir, ketika dunia mulai menyadari fungsinya

sebagai pengendali perubahan iklim global karena kemampuannya dalam menyerap dan menyimpan karbon dunia. Gambut Indonesia menyimpan karbon sebesar 46

9GT (atau 46x10 ton), sehingga memiliki peran yang cukup besar sebagai penjaga iklim global. Apabila gambut tersebut terbakar atau mengalami kerusakan, materi ini akan mengeluarkan gas terutama CO2, N2O, dan CH4 ke udara dan siap menjadi perubah iklim dunia. Hamparan lahan gambut yang sangat luas, umumnya menempati depresi-depresi yang terdapat di antara aliran sungai-sungai besar di dekat muara, dimana gerakan naik turunnya air tanah dipengaruhi pasang surut harian air laut. Pola penyebaran dataran dan kubah gambut adalah terbentang pada cekungan luas di antara sungai-sungai besar, dari dataran pantai ke arah hulu sungai.

Indonesia merupakan negara keempat dengan luas lahan rawa gambut terluas di dunia (Euroconsult 1984), yaitu sekitar 20 juta ha, setelah Kanada (170 juta ha), Rusia (150 juta ha), dan Amerika Serikat (40 juta ha). Berdasarkan data dari Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian,

Kementerian Pertanian Tahun 2011, luas lahan gambut di Indonesia diperkirakan seluas 14.905.574 Ha dengan rincian Sumatera 6.436.649 Ha (43.18 %), Kalimantan 4.778.004 Ha (32.06 %), dan Papua 3.690.921 Ha (24.76 %).

Di dalam suatu KHG tanggul sungai, rawa, dan kubah gambut berinteraksi secara dinamis dimana lingkungan biosik, unsur kimia, dan organisme saling mempengaruhi membentuk keseimbangan. Sehubungan dengan hal tersebut maka KHG harus diperlakukan sebagai satu kesatuan pengelolaan ekosistem gambut yang tidak boleh dipisahkan oleh batas administrasi. Indonesia memiliki Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG) seluas 32.656.106 Ha. Sumatera memiliki KHG terluas di Indonesia yaitu sebesar 10.888.199 Ha (33.34 %), kemudian disusul dengan Papua 10.682.262 Ha (32.71 %), Kalimantan 10.385.047 Ha (31.80 %), Sulawesi 611.162 Ha (1.87 %), dan Jawa 89.446 Ha (0.28 %). Adanya perbedaan pendapat tentang luasan lahan gambut di Indonesia seharusnya mendorong berbagai instansi yang berkaitan untuk melakukan riset bersama-sama sehingga diperoleh data yang valid dan akan memudahkan penge lo laan gambu t kedepannya. (SALMAH ULFA HIDAYAT)

Problematika Lahan Gambut di IndonesiaGambut merupakan isu penting dalam dunia karena memiliki fungsi

menyerap dan menyimpan karbon di dunia.

Sum

ber

: pontianak.

trib

unnew

s.co

m

Sumber : I-Photograph

“Niat, usaha dan doa itu intinya untuk menjadi mahasiswa yang berprestasi, ujar Ganis”. Selain itu ia juga menambahkan bahwa untuk dapat meraih prestasi,

diperlukan faktor pendukung lain yaitu dengan mengenali potensi diri dan berani keluar dar i zona nyaman, dengan mengenali potensi diri sehingga akan mengetahui bakat dan minat yang dimiliki dan dapat menghasilkan prestasi yang membanggakan. Prestasi yang dicapai dapat berupa prestasi akademik maupun non akademik. “Apapun prestasinya tidak menjadi masalah asalkan kita telah mengembangkan potensi diri kita dengan semaksimal mungkin, keluar dari zona nyaman juga berarti kita berani tampil beda daripada yang lain yang penting untuk member i kan iden t i ta s bahwa k i ta merupakan pribadi yang unik dan memiliki ciri khas tersendiri,” ujar Ganis. (DEVY PUTRI

TIM REDAKSI